analisis potensi pajak, tax gap dan suatu usulan

16
ANALISIS POTENSI PAJAK, TAX GAP DAN SUATU USULAN UNTUK MENGUKUR ORGANISASI PAJAK DAERAH Azhari A Samudrai Abstract: Managemenl of road traffict which bad in some large cities nesia caused the emergence of vehicle limitation. Although, this idea makes the decline of tax which is received by local govennent. Kompas, gth and gth October 2007, inteNiewed local goverment olficial in jakaia and concluded that goverment had no way out to solve that problem, except immediately goverment realize the plan of vehicle ownership restriction. it is supported by lnstitut Studi Transpottasi ( lnstra ) research which state that in the year of 2014 many cities wi meet traffic problem. Kate-kata kunci: Tax gap, Compliance cosl, kinerja organisasi pajak daenh. PENDAHULUAN Di balik semua itu tidak dapat disangkal, sumber dana utama pendapatan asli daerah sungguh-sungguh mengandalkan pajak yang berasal dari kendaraan (PKB, BBNKB, dan PBBKB), dimana ketiga jenis pajak ini menyumbang 77,05% dari total penerimaan pajak daerah. Secara logika ide pembatasan kendaraan penumpang tentu saja akan menyebabkan menurunnya penerimaan pajak di masa mendatang. lldak hanya karena alasan rencana pembatasan kendaraan bermotor saja, dari sisi penerimaan pajak atas kendaraan bermotor dalam dua tahun belakangan ini teriadi penurunan penerimaan yang disebabkan oleh tidak maksimalnya jumlah pemilik yang melakukan balik nama kendaraan. Hal initentu saja menimbulkan berbagai pertanyaan terhadap kinerja organisasi Dinas Pendapatan Daerah. Penurunan penerimaan pajak tahun-tahun terakhir ini memperlihatkan fenomena dan perilaku yang memunculkan pertanyaan, faktor apa yang menyebabkan menaik atau menurunnya penerimaan pajak daerah. Menurut konsep system dynamics kecenderungan penerimaan pajak yang selalu meningkat kemudian menurun atau naik lagi mengandung makna yang berarti dan disebut sebagai behavioratau dinamika. Perilaku muncul dari mana atau oleh siapa (Warren, 2001:5-6). Pada system dynam- ics dipertanyakan berapa nilai/angka besaran itu pada suatu titik waktu yang akan daiang. Warren menjelaskan bahwa terdapat tiga pertanyaan yang harus dijawab, mengapa kinerja organisasi, dalam hal ini kinerja perpajakan terjadi seperti itu (why), dimana atau di posisi mana seharusnya tindakan dilakukan, sehingga penerimaan dapat lebih ditingkatkan (where), dan bagaimana cara mengubahnya (horry), pertianyaan terakhir ini lebih cenderung kepada kebijakan yang akan diambil. Pengukuran kinerja perpajakan tidak cukup hanya mengandalkan aspek keuangan yakni hanya dengan meningkatkan tax revenue belaka. Hal ini disebabkan bahwa I Azhari A Samudra adalah Ketua Konsenlrasi llmu Adminislrasi Psaajakan. Jurusan llmu Administrasi Negara, FISIP UMJ Jakaria 123

Upload: lybao

Post on 02-Jan-2017

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS POTENSI PAJAK, TAX GAP DAN SUATU USULAN

ANALISIS POTENSI PAJAK, TAX GAP DANSUATU USULAN UNTUK MENGUKUR

ORGANISASI PAJAK DAERAH

Azhari A Samudrai

Abstract: Managemenl of road traffict which bad in some large citiesnesia caused the emergence of vehicle limitation. Although, this idea makesthe decline of tax which is received by local govennent. Kompas, gth and gthOctober 2007, inteNiewed local goverment olficial in jakaia and concludedthat goverment had no way out to solve that problem, except immediatelygoverment realize the plan of vehicle ownership restriction. it is supported bylnstitut Studi Transpottasi ( lnstra ) research which state that in the year of2014 many cities wi meet traffic problem.

Kate-kata kunci: Tax gap, Compliance cosl, kinerja organisasi pajak daenh.

PENDAHULUAN

Di balik semua itu tidak dapat disangkal, sumber dana utama pendapatan aslidaerah sungguh-sungguh mengandalkan pajak yang berasal dari kendaraan (PKB,BBNKB, dan PBBKB), dimana ketiga jenis pajak ini menyumbang 77,05% dari totalpenerimaan pajak daerah. Secara logika ide pembatasan kendaraan penumpang tentusaja akan menyebabkan menurunnya penerimaan pajak di masa mendatang. lldakhanya karena alasan rencana pembatasan kendaraan bermotor saja, dari sisipenerimaan pajak atas kendaraan bermotor dalam dua tahun belakangan ini teriadipenurunan penerimaan yang disebabkan oleh tidak maksimalnya jumlah pemilik yangmelakukan balik nama kendaraan. Hal initentu saja menimbulkan berbagai pertanyaanterhadap kinerja organisasi Dinas Pendapatan Daerah.

Penurunan penerimaan pajak tahun-tahun terakhir ini memperlihatkan fenomenadan perilaku yang memunculkan pertanyaan, faktor apa yang menyebabkan menaikatau menurunnya penerimaan pajak daerah. Menurut konsep system dynamicskecenderungan penerimaan pajak yang selalu meningkat kemudian menurun ataunaik lagi mengandung makna yang berarti dan disebut sebagai behavioratau dinamika.Perilaku muncul dari mana atau oleh siapa (Warren, 2001:5-6). Pada system dynam-ics dipertanyakan berapa nilai/angka besaran itu pada suatu titik waktu yang akandaiang. Warren menjelaskan bahwa terdapat tiga pertanyaan yang harus dijawab,mengapa kinerja organisasi, dalam hal ini kinerja perpajakan terjadi seperti itu (why),dimana atau di posisi mana seharusnya tindakan dilakukan, sehingga penerimaandapat lebih ditingkatkan (where), dan bagaimana cara mengubahnya (horry), pertianyaanterakhir ini lebih cenderung kepada kebijakan yang akan diambil.

Pengukuran kinerja perpajakan tidak cukup hanya mengandalkan aspek keuanganyakni hanya dengan meningkatkan tax revenue belaka. Hal ini disebabkan bahwa

I Azhari A Samudra adalah Ketua Konsenlrasi llmu Adminislrasi Psaajakan. Jurusan llmu Administrasi Negara,FISIP UMJ Jakaria

123

Page 2: ANALISIS POTENSI PAJAK, TAX GAP DAN SUATU USULAN

124 JURNAL SOSIAL & POLITIK, VOLUME 18 NOMOR 2, TAHUN 2OO8

PEI{GUKURAN KINERJA

Dewasa ini pengukuran kinerja organisasitidak lagi bertumpu pada ukuran-ukuranlinansial. Di era sek;rang ini pengukuran kinerja dengan hanya mengandalkan rasio

Page 3: ANALISIS POTENSI PAJAK, TAX GAP DAN SUATU USULAN

Azhad A Samud@, Analisis Potensi Pajak, Tax Gap Dan Compliance Cost .... 125

finansial tidak lagi cocok dan relevan (Skinner 1992:28). Penelitian-penelitian mengenaikelemahan sistem pengukuran kinerja dengan hanya mengandalkan rasio finansialtelah banyak dilakukan. Kaplan (2001 : 11) dan Cooper (2204:38) menerangkan bahwapengukuran yang hanya berbasis finansial selain kurang relevan untuk digunakan padasaat inijuga sistemnya sudah ketinggalan zaman, berodentasi pada pelaporan kinerjamasa lalu (laging metrlcs), kebutuhan jangka pendek, kurang fleksibel (ntexlble), tidakmemicu perbaikan (does not foster improvement) dan rancu pada aspek biaya (cosldistotlion) .

Saat ini organisasi tidak lagi bertumpu pada aspek keuangan, karena bila hanyabertumpu pada aspek keuangan belaka, cenderung menghasilkan informasi yanglambat, kurang fokus dan tedalu terdistorsi sehingga sulit bagi manajer untuk melakukanproses perencanaan dan pengambilan keputusan yang akurat. Pernyataan Kaplandan Norton (1996:79) didukung oleh para ahli seperti Stoop (1996i118), Ferdow andDe Meyer (1990;68), Kenny and Dunk's, Globerson and Riggs. Pengukuran kinerjaorganisasi berbasis nonlinansial menjadi semakin penting karena meningkalnya minatmanajemen untuk menemukan permasalahan dari proses operasi organisasi. Setiaporganisasi mulai cenderung tertarik pada pengukuran kinerja dalam berbagai aspekkombinasi misalnya aspek keuangan, kepuasan pengguna, kepuasan pegawai,Kepuasan komunitas dan stakel,olders dan aspek waktu. Dalam perkembangannyadiantiara pengukuran kineria yang saat ini dipakai untuk mengukur kinerja organisasibisnis dan publik ialah model Pengukuran Kineria ISO 9001:2O0O, Total Quality Man-agement, Balance Scorecard dan Malcolm Baldrige.

Dari beberapa model pengukuran kinerja tersebut, dimensi yang dimanfaatkanuntuk mengintervensi model pengukuran kinerja dalam penelitian ini ialah paduankonsep dari beberapa pakar antara lain Heaphy, Gruska, Sloper dan Kaplan. Dimensiyang digunakan meliputi finansial, kepemimpinan, perencanaan stratejik, wajib pajaksebagai pelanggan, manajemen sumberdaya manusia, pengelolaan pengetahuan danmanajemen proses. lndikator dari ketujuh dimensitersebut diambildari ke empat metodepengukuran kinerja dan ditambah dengan konsep perpajakan, sehingga dapatdirumuskan indikator yang relevan. Sebagaimana penjelasan Kenny and Dunk'ssebelumnya, Kaplan dan Norton mengingatkan tujuan finansial bukan ukuran yangmemadai bagi organisasi pemerintah. Organisasi pemerintah perlu mengukurkeberhasilannya melalui kemampuan mengatur pengeluaran sejumlah anggaran dandapat meningkatkan kinerja dalam bentuk pemenuhan kebutuhan masyarakat atauberfokus pada pelayanan publik.

PENGUKURAN KINERJA PERPAJAKAN

Berbeda halnya dengan organisasi pajak, tujuan finansialjustru memerlukan uraiandan pendekatan tersendiri. Pada organisasi pajak daerah pendekatan finansialdijelaskan dengan pendekatan benefit received dan peningkatan penerimaan dariretribusi fuser charges). Pendekatan ini sudah dicetuskan sejak lama oleh Hobbes(1588), Locke (1632), Grotius (1645) dan Erik Lindahl (1960). Konsep ini kemudiandikembangkan pada pajak kendaraan bermotor.

Dari uraian tersebut memberikan pandangan, bahwa dimensi yang mana yangdapat dipakai untuk melakukan pengukuran kinerja pada instansi pajak. Pandanganpengukuran kinerja organisasi pajak secara internal dan eksternal memberikeseimbangan secara luas sehingga pengukuran kinerja yang dilakukan dapat lebih

Page 4: ANALISIS POTENSI PAJAK, TAX GAP DAN SUATU USULAN

I 26 JURNAL SOS'A L & POLITIK, VOLUME 1 8 NOMOR 2' TAHUN 2OO8

penerimaan daerah.

a. Local Taxing Power (Tax Assignment)

'too/".

Page 5: ANALISIS POTENSI PAJAK, TAX GAP DAN SUATU USULAN

Azhad A Samudra, Analisis Potensi Pajak, Tax Gap Dan Compliance Cosl .... 127

b. Tax Effott

Tax effott merupakan upaya pemerintah lokal untuk meningkatkan penerimaanpajak. Menurut Devas et a/1, (2001:61) salah satu tolok ukurnya ialah hasil (yteld)menyangkut tentang upaya untuk meningkatkan penerimaan pajak (tax effotT) karcnahasil itu membandingkan antara jumlah pajak yang dipungut dengan PORB. Stotskydan Mariam (1997:1) dalam studinya di 43 negara Sub Sahara menjelaskan fax effortnegara-negara bagian itu sangat rendah. Hal inidisebabkan oleh usaha untuk menggalipajaknya.iuga rendah. Upaya optimalisasi pajak negara itu dilakukan dengan upayameningkatkan tarif pajak, mengkaji ulang aturan paiak dan insentif petugas pajak.

c. Efektivitas P4ak (Tax Pertormance lndex)

Efektivitas pajak berupaya mendeskripsikan hubungan antara hasil pemungutanpajak dengan potensi pajak dengan anggapan semua wajib pajak membayar pajaknya-Analisis efektifitas pajak daerah dapatjuga menggunakan alat analisis seperti fax per-formance index (Sidik dan Soewondo, 2001-75). Alat analisis ini dapat menentukanupaya-upaya pelaksanaan administrasi pemungutan pajak untuk mencapai efektifitaskerja yang maksimal dan dapat meningkatkan penerimaan daerah. Untuk mendukungkonsep efektivitas pajak perlu pula dijelaskan mengenai konsep potensi pajak dankesenjangan patak (tax gap).

d. Potensi Pqak dan Tax Gap

Potensi pajak ialah kemampuan untuk menghasilkan pajak atau kemampuan yangpantas dikenakan pajak secara totialiias. Menurut Dalton potensi pajak mendeskripsikanseberapa besar pajak yang dapat dipungut dari masyarakat tanpa menimbulkan akibatketidaksenangan. Apabila ketidaksenangan muncul, hal ini membuktikan bahwapemungutan pajak telah melampaui kapasiias pajak yang ada.

Dalam menghitung pajak harus pula dipertimbangkan mengenai tax gap. fodetmenjelaskan, secara sederhana kesenjangan pajak (fax gap) merupakan perbedaanantara potensi pajak yang ada dengan jumlah pajak yang telah dibayar oleh wajibpajak, atau perbedaan antara pajak terhutang dengan pajak yang aktual (Nilitchell2007:1). Oalam pelaksanaan pemungutan pajak terdapat selisih atau gap yang terjadiantara jumlah penerimaan pajak dengan jumlah pajak terutang yang ada. Selisih jumlahpajak ini merupakan potensi pajak yang hilang, karena itu diperlukan pengelolaan pajakyang baik sehingga dapat dihimpun seluruh dana secara maksimal. Selisih pajak ataupotensi pajak yang hilang terebut dinamakan fax gap. Untuk melihat kepatuhan pajak,Toder (2007:14) membagi fax gap dalam 3 komponen yail|l nonfiling ialah apabilaterdapat wajib pajak tidak melaporkan jumlah pajak pada tepat waktu atau tidakmelaporkan diii undenepofting yaitu tindakan wajib pajak yang memperkecil jumlahpendapatan (understanding income) atau tindakan untuk memperbesar pengeluaran(overstsating deduction),se'ta underpayment merupakan pajak terhutang tidak dibayarsecara penuh atau terjadi kurang bayar pajak. Scheneider yang melakukan penelitianpada 145 kota menyimpulkan lax gap ditingkat federaltidak lebih dari 14% lRS, 2007:1).

e. Efisiensi Pajak

Efisiensi pajak merupakan upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk

Page 6: ANALISIS POTENSI PAJAK, TAX GAP DAN SUATU USULAN

128 JURNAL SOS/AL & POLITIK, VOLUME 18 NOMOR 2, TAHUN 2OO8

meminimalisasi biaya me aksud meliputibiaya langsungdan tidak langsung yang pemungutan pajak. Termasukdalam kontelis iniadalah si perpajakan dan sebagainya

seperti tabel berikut:

Tabel l.INDIKATOR KINERJA PERPAJAKAN

MENURUT PARA AHLI PAJAK

Pendapat Ahli lndikator

Hobbes (1588), Locke (1632),crotius (1645I dan Lindahl ('1960)

1. Tax Bases2 Tax Svstem (Benefits received Apo)

Locke ( 1632),Rozefi 2005 1. Local Taxing Powe.Nick Devas (1989) 1. Hasil (Veld)

2. Keadilan (Equity)3. Efisiensi Ekonomi4. Ability to implement5. Cocok sebaoai Sumber P€nerimaan

Joram Mayshar (1991) 1. Administration,2. Substitution3. Aclive compliance4 Passive comolian@

Pablo Sena (2000) 1. Efiectiveness lndicator2. Minimalisasi ComDliance Cost

Christoph Habammer (2005) 'l.Task fulfilment (type of income, tax compliance)2 Customer satisfaction (service management)3 Human re@urces management4 Efficiencv (financial manaqement)

Liu Hui (2005) 1. Tax Efectivitas2. Tax Efiicieno,/

Janet Gale Stotsky (1997) 1. Tarit pajak2. Mengkaji ulang peraturan pajak3. lnsentif petuoas paiak

Sumber: dari berbagai literatur

Page 7: ANALISIS POTENSI PAJAK, TAX GAP DAN SUATU USULAN

Azhai A Samuda, Analisis Potensi Pajak, Tax Gap Dan Compliance Cost .... 129

METODE YANG DIGUNAKAN

Metode yang digunakan pada simulasi penelitian ini adalah system dynamics.Model simulasi dengan sysfem dynamics mengacu pada pendekatan kualitatif-kuantitatif. Penggunaan pendekatan berpikir sistem kualitatif dalam prosesoperasionalnya difasilitasi dengan penggunaan program kompulet (software powersimconstructon sebagai alat bantu pengungkapan gagasan (cognitive mapping) alaumemformulasikan model sebagai pendekatan berpikir sistem kuantitatif. (system dy-namics).

Pendekatan berpikirsistem kualitatif digunakan untuk membangun struktur, untukmensimulasikan struktur menjadi suatu perilaku serta memahami kompleksitas sistemdan untuk mendukung proses berpikir intuitif-dialogis, sedangkan pendekatan berpikirsistem kuantitatif digunakan untuk mendukung proses berpikir rasional. Dalam prosespemanfaatan pendekatan berpikir sistem kuantitatif-kualitatif, dua pendekatan inidigunakan secara terpadu sesuai kebutuhan.

a. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

Data yang dipedukan dalam penelitian ini meliputi data primer yang diperoleh darihasil pengamatan atau observasi secara langsung terhadap obyek yang diteliti,sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait dan studi kepustakaan terutamayang berkaitan dengan masalah penelitian, sedangkan teknik pengumpulan datadilakukan dengan cara a). studi dokumentasi dan b). Pedoman Wawancara.

b. Pengukuran dan Pengamatan Variabel

Pengukuran dan pengamatan variabel dilakukan dalam beberapa tahap. Tahappertama ialah melakukan studieksplanasiyaitu mengungkapkan data mengenaikineriaorganisasi. Tahap ini bertujuan menemukan acuan teoritis dan fakta empiris untukmerumuskan indikator kinerja organisasi.

Tahap kedua, meminta pertimbangan ahli kinerja untuk memperoleh justilikasiilmiah kemungkinan penggunaan variabel, indikatordan mekanisme pengukuran kineriaDipenda. Tahap ketiga, merancang dan pendistribusian kuesioner pada respondenuntuk memperoleh informasi yang dapat mengungkap sejumlah indikator kinerja yangbersifat kualitatif, misalnya penilaian pegawaiterhadap renstra dan sebagainya. Tahapkeempat, melakukan studi dokumentasi pada Dipenda dan BPS dengan maksud agardiperoleh bahan uji causal effect tiap indikator kinerja organisasi dan juga untukmempelajari prilaku struktur dari waktu ke waktu. Tahap kelima, melakukan observasidan wawancara secara mendalam agar diperoleh data perbandingan yang lebih akuratantara data perolehan dari wawancara dengan data sekunder dari laporan. Tahap inidimaksudkan agar informasi yang diperoleh saling melengkapi.

c. Teknik Analisis Data

Untuk menjawab perlanyaan penelitian yang peftama:data yang diperoleh daristudi dokumentasi digunakan untuk mendeskripsikan kinerja keuangan daerahberdasarkan penilaian LAKIe derajat desentralisasi fiskal dan kinerja perpajakan.Kinerja dengan penilaian LAKIP dianalisis dengan membandingkan angka targetdenganrealisasi penerimaan pajak. Kemampuan keuangan daerah (derajat desentralisasi fiskal)

Page 8: ANALISIS POTENSI PAJAK, TAX GAP DAN SUATU USULAN

I 30 JURNAL SOS/A L & POLITIK VOLUME 1 8 NOMOR 2, TAHUN 2OO8

dD,s rJa

pandanhasil pajak.

HASIL PENELITIAN

a. Gambaran Kinerja Organisasi Berdasarkan LAKIP

tahun 2006. Sedangkan realisasi penerimaan tahun 2007 bila dibandingkan dengantarget 2OO7 lebih menurun lagi hingga -26,36%. Dengan memakai pengukuran LAKIeyaiiu membandingkan realisasi penerimaan daerah antara tahun anggaran 2007 denganiahun anggaran 2006. maka diperoleh tingkat kinerja keuangan organlsasi yang

menurut LAKIP selama tahun anggaran 2006 terdapat penurunan penerimaan pajakdaerah sebesar -9,32%, sedangkan untuk tahun 2007 diperoleh angka penurunan

peraturan ditingkat bawah dalam pemungutan pajak.

b. Deraiat Desentralisasi Fiskal

Menuderajat dedijelaskanrasio BHP

Page 9: ANALISIS POTENSI PAJAK, TAX GAP DAN SUATU USULAN

Azhai A Samudra, Analisis Potensi PajaK Tax Gap Dan Comptiance Cost .... 131

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan keuangan daerah selama kurunwaktu 7 tahun anggaran, baik rasio terhadap TPD maupun terhadap APBD memilikiselisih perbedaan angka yang kecil. Adapun PAD sebagai sumber penerimaan murnidaerah dapat digolongkan tinggi dengan rasio rata-rata perTPD 55% dan rata-rata perAPBD sebesar 49%, sedangkan penerimaan berupa sumbangan atau bantuan daripusat hanya 6% untuk rata-rata per TPD dan 5% untuk rata-rata per APBD. Hal inimenunjukkan tingkat ketergantungan pemerintah daerah terhadap pusat rendah. Derajatdesentralisasi fiskal DKI Jakarta dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.Derajat Desentralisasi Fiskal dan Posisi Fiskal

Propinsi DKI Jakarta Tahun 2001-2007

INDIKATOR HASIL

1. Derajat DesentralisasiFiskal

PAD / TPDBHPBP / TPDSumbangan / TPD

0,550,38o,06

2. Upaya / Posisi Fiskal (faxetrod)'\

Elastisitas PAD terhadap PDRB(ADHB) 1 ,06

Sumber : Hasil Olahan Data

c. Gambaran Kinerja Perpajakan Dipenda DKI Jakarta

n

cnn

Pajak Daerah.

Local Taxing Power

dkan untuk melihat besarnya kewenanganp ue denganAPBD daerah setempat. Sejaland daerah-daerah di lndonesia dimana daerah

Page 10: ANALISIS POTENSI PAJAK, TAX GAP DAN SUATU USULAN

132 JURNAL SOSIAL & POLITIK, VOLUME 18 NOMOR 2, TAHUN 2OO8

hanya memberikan kontribusi PAD terhadapAPBD rata-rata kurang dari 10%, maka diDKI Jakarta taxing power mencapai 51,35%.

Tax Effort

Pengkajian upaya/posisi fiskal (tax erTort) merupakan upaya pemerintah lokal untukmeningkatkan penerimaan pajak daerah. Pengkajian fax efforl dapat dilakukan denganmembandingkan hasil penerimaan pajak dengan PDRB non migas. MenurutReksohadiprojo (2001:156) yang mengutip pendapat Musgrave, upaya/posisi fiskaldapat dihitung dengan mencari koefisien elastisitas PAD terhadap PDRB, yakni dengancara menghitung rata-rata pertumbuhan selama tujuh tahun anggaran (2001-2007).Hasil penelitian menunjukkan perhitungan elastisitas PAD terhadap PDRB HargaBerlaku, dimana pertumbuhan PDRB atas dasar harga berlaku ikut mempengaruhipenerimaan pajak. Artinya apabila PDRB naik 1,0 % maka penerimaan pajak akanmeningkat sebesa|1,06%. Angka ini menunjukkan bahwa angka penerimaan pajakelastis terhadap PDRB harga berlaku.

Efektifitas Paiak (Tax Pedomance tndex)

Pengkajian Tax Peiormance /ndex bertujuan mendeskripsikan efektivitaspenerimaan pajak dengan cara membandingkan realisasi penerimaan pajak denganpotensi pajak. Semakin besar TPI menunjukkan bahwa semakin efektif pemunguianpajak. Tax Peiormance lndex juga bermanfaat mengukur hubungan antara hasilpemungutan pajak dengan potensi pajak dengan asumsi semua wajib pajak membayarpajak yang terhutang.

Dengan menggunakan angka potensi pajak yang telah dihitung secara cermatdapat dihitung efektivitas pemungutan empat jenis pajak (PKB, BBNKB, Pajak Hoteldan Pajak Restoran). Hasil penelitian menemukan efektivitas pajak kendaraan bermotor80,1470, BBNKB 58,71%, Pajak Hotel 52,13 dan Pajak Restoran 73,33%, sedangkanrata-rata angka efektivitas pajak atas 4 jenis pa.iak ini adalah 66,0870. Angka rata-rataini menunjukkan bahwa jumlah penerimaan pajak yang berhasil dipungut oleh DipendaDKI Jakarta baru mencapai 66,08% dari totial potensi pajak yang ada dengan potential/oss 33,92%. Adapun pajak hotel memiliki potens/b/ /oss paling tinggi sekit"t 47,87o/o,disusul BBNKB 41 ,29%, Pajak Restoran 26,67% dan Pajak Kendaraan Bermotor 19,86%.

Realisasi pajak terhadap potensi PKB sudah hampir maksimal, sebab menurutdata dari BPS dari total kendaraan yang ada sekiiar 18,1% berasal dari kendaraandinas pemerintah, corps diplomatik, kendaraan hilang, kendaraan mati dan mutasi.Polential /oss justru terjadi pada pada BBNKB, karena pemilik kendaraan cenderungmemperlambat atau tidak membaliknamakan kendaraan yang sudah dibeli, tapimemperpanjang kendaraan dengan cara meminjam kartu tanda penduduk pemilikkendaraan lama.

Efisiensi Pajak

Elisiensi pajak daerah diukur dari bagi hasil pajak yang digunakan untuk menutupbiaya memungut pajak. Pada penelitian ini diperoleh data dasar berupa angka riil biayayang dikeluarkan sehubungan dengan pemungutan pajak. Biaya-biaya dimaksud ialahbiaya pemeriksaan pajak yang digunakan pembiayaan pendaftaran ulang kendaraan,biaya kepatuhan pajak, biaya pungut, biaya pengelolaan data informasi dan biayapengendalian pungutan pajak. Berdasarkan data yang diperoleh secara umum alokasi

Page 11: ANALISIS POTENSI PAJAK, TAX GAP DAN SUATU USULAN

Azhai A Safiudtu, Analisis Potensi Pajak, Tax Gap Dan Compliance Cost .... 133

biaya total yang ditetapkan per jenis pajak harus diupayakan dibawah 7% dari iumlahpajak yang dipungut. Angka inimerupakan jumlah yang maksimaldiperuntukkan sebagaibiaya pemungutan pajak daerah. Alokasi biaya 7Vo ini hanya ditujukan untukpemungutan yang memang masuk akal dan dapat dipertanggung jawabkan.

Untuk menggambarkan tingkat efisiensi pajak dapat dihitung dengan perbandinganmarginal revenue dengan marginal cosl melalui persamaan: MR (Rev 42007 - Rev42003) : MC (Cost 42007 - Cost 42003), bila MR lebih besar dibandingkan denganMC, maka hasil penerimaan pajak dianggap baik. Dari hasil perbandingan tersebutmaka diperoleh nilai MR (6.834.572 - 4.412.615) : MC (4'18.276 -314.178).=2.42'1.957> 104.098, atau MR > MC. Bila dihitung secara preseniase, maka kenaikan marg,nalrevenue juga terlihat lebih tinggi (54,89%) dibanding marginal cost (33,13%).Perbandingan hasil tersebut memperlihatkan marginal revenue terlihat lebih tinggi danmengindikasikan tingkat efisiensi yang baik.

Namun dari analisis diperoleh informasi bahwa tax operating cost tahun 2007ialah sebesar 8,82%, dimana didalamnya terdapat cost of col/ection sebesar 5%. Jikadibandingkan dengan cost of collection negara-negara maju seperti Ukraina dan Rusiahanya berkisar sekitar 2% (Bird and Wallace, 1996:12), maka angka cosf of collectionsebesar 5% dianggap sangat tinggi, hal ini mengindikasikan bahwa organisasi Dipendabelum mencapai efisiensi yang seharusnya. Dengan menghitung tax operating costakan lebih terasa bahwa organisasi sungguh-sungguh belum melakukan tindakanefisiensi yang seharusnya.

Selanjutnya dengan mengacu pada hasil penelitian teniang biaya kepatuhan pajakyang dilakukan oleh Adinur (2008:86) dapat dinterpretasikan bahwa tax disfotTion costialah'. ar. Direct Money Cost 6,69oh, b).Time Cost 12,05%; serta cl. Psychological Cost11,11%. Dengan demikian total biaya kepatuhan pajak yang merupakan beban pajak(tax burdenl yang sesungguhnya harus dikeluarkan oieh wajib pajak ialah 37,96%.Angka ini merupakan toal biaya kepatuhan pajak ditambah tax operating cost

cost economy selain itu merupakan disinsentif bagi kepatuhan wajib pajak dalampemenuhan kewajiban pajak sebagaimana dijelaskan pada gambar berikut ini.

Gambar l.

COST OF TAXATION DI DKI JAKARTATAHUN 2OO7

P6ydolopl€l Td opoElinoC6tll,11 CGt A.l1

12,05

Sumber: Iax Dlslortlon Cos{ diadopsi dariAdinur (2008),Tax Operating Cost diolah sendiri.

Page 12: ANALISIS POTENSI PAJAK, TAX GAP DAN SUATU USULAN

I34 JURNAL SOS'A L & POLITIK, VOLUME 18 NOMOR 2' TAHUN 2OO8

hatd to tax' diminimalisasi

den genakan Pajakteru atan berseniata

dan otel melati dan

Tabel 4.2.Kinerja Dipenda DKI Jakarta

Berdasarkan lndikator Perpa.iakan Tahun 2001 -2007

lndikator Hslto/"1

1. Local TaxingPower

Kontribusi PAD terhadaPAPBD

51,35

2-f ax Effort Elastisitas PAD terhadaPPDRB (ADHB) 1,06

3. EfektivitasPdaW Tax

Peiormancelndex

Perbandingan PenerimaanPajak dgn Potensi PaiakDaerah*)

66,08

4. EfiisiensiPajak/ Cosl

Collection

Operating costCompliance cost:- Direct Money Cost-Time Cost- Psvcholoqv Cost

a,a2

6,6912,0511.11

Sumber: Hasil Olahan DataAngkainiterlihatsemakintaiams€t€lahdianahsisdengankonseptaxgapdimanadiperolehangkasebesarzgiO% .t u te.o.p.t rata-rata tax gap terhadap 4 jenis sebesar 20 59%

Page 13: ANALISIS POTENSI PAJAK, TAX GAP DAN SUATU USULAN

Azhai A Samudta, Analisis Potensi Pajak, Tax cap Dan Compliance Cost .... 135

KESIMPULAN

Secara keseluruhan penelitian menghasilkan beberapa temuan penting yang dapatdirumuskan dalam simpulan sebagai berikut:1. Pengukuran kinerja yang dipakai selama ini oleh Dipenda menggunakan model

LAKIP yang pada implikasinya dilapangan model initidak dapat menggambarkansecara baik dan rinci faktor-faktor yang menyebabkan kinerja suatu instansi dapatberjalan dengan benar, sebagai akibatnya organisasi tidak mampu merumuskankebijakan tax potential, fax gap, mendeteksi potertlal /oss, menghitung compr:-ance cosl dan menurunkan cost of taxalion.

2. Alternatif pengukuran kinerja organisasi di masa datang perlu dilakukan dengankonsep yang lebih signifikan dengan memakai indikator meliputi tax potential, taxgap, tax effectivity, tax efficiency (cost of collection dan compliance cost), tax ef-fott dan tax pedormance index.

lmplikasi Penelitian

lmplikasi teoritis dan praktis dari penelitian adalah:1. lmplikasi teoritis: Untuk mengukur kinerja organisasi di masa yang akan datang

disarankan agar organisasi tidak menggunakan perbandingan antara target danrealisasi pajak, tetapi menggunakan perbandingan potensi pajak dengan realisasipajak. Dala potensi pajak dapat merinci faktor-faktor yang menyebabkan kineriaorganisasi berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan. Pada fax gap, selaindapat mendeskripsikan potensi pajak yang nonfiling, undenepofting dan underpayment, penelitian ini menambahkan variabel lainnya yaitu invisible potentialyang berguna untuk menjelaskan potensi pajak yang tersembunyi dan belumdieksplorasi organisasi.

2. lmplikasi kebiiakan (praktis): Dari analisis tax gap teriihat potenf,a/ /oss pajak ho-tel dan pajak restoran sangat tinggi, karena itu disarankan agar organisasi di masadaiang merumuskan kebijakan untuk mengekplorasi potensi dimaksud. Untukmenanggulangi cost of taxation yang tinggi pemerintah perlu merumuskankebijakan pembenahan administrasi perpajakan dengan cara meminimalisasiaturan biaya pungut (fax operating cosl), mempermudah pengisian SPTPD,memperkirakan potensi pajak sesungguhnya (prcsumtive taxation) danmeminimalisasi fasilitas perpajakan. Pembenahan administrasi perpaiakan jugaharus dilakukan terhadap kelompok pembayar pajak (tax payer) dan kelompokyang bermain disekitar pusat kekuasaan yang memperoleh fasilitas perpajakan.Semua bentuk tax exemption harus dilaporkan sebagai pemasukan, walaupunpada akhirnya dikembalikan kepada pihak tertentu, namun tax exemption yangdilaporkan inidapat dijadikan sebagaibentuk bagian pengambilan keputusan yangakurat di masa mendatang. Alasan penting pemberlakuan tax exemption karcnadapat dipersamakan dengan pengenaan pajak penghasilan atas pembelian alattulis kantor yang dilakukan oleh pemerintah.

3. Acuan untuk wajib pajak; dalam rangka efisiensi pajak yakni dengan menekan taxcompliance tetut€ma time cost dan psychology cost pada pajak hotel dan pajakrestoran, wajib pajak dapat menyusun sistem pelaporan pajak denganmemanfaatkan /7/e elektronik (email) yang berguna untuk menekan biaya fotokopidokumen, biaya transportasi dan biaya penyimpanan dokumen.

Page 14: ANALISIS POTENSI PAJAK, TAX GAP DAN SUATU USULAN

1 36 JURNAL SOS'A L & POLITIK, VOLUME 1 8 NOMOR 2, TAHUN 2OO8

DAFTAR RUJUKAN

Bird, Richard M. and Francois Vaillancourt, 1988, Fisca/ Decentralization in Develop-

ing Countries, Cambridge University Press, UK-

Bird, Richard M., '1999, Tax Poticy and Economic Development, Baltimore, London,The John Hopkins University Press.

Brennan, Geoffrey and James M. Buchanan.' 1999, Tax Limits and the Logic of Consti-

tu;tional R;stiction in Democratic Choice and Taxation 'A Theoretical and Em'pirical Analysis", Cambridge University Press.

Cauley, Troy J,'1960. Pubtic Finance and Genent Welfare, (New York : Charles E

Menil Books lnc.).

Cresswell, John W, 1994. Research Design, Quatitative and Quantitative Aproaches,Sage Publications lnc.

Heaphy, Maureen S and Gregory F Gruska, 1995, Ihe Malcolm Baldige National' 'Quatity Award, A Yardstick'for Quality Growth, Addison Wesley Publishing'

Kaolan. Robert S and Norton, D.P, 1996, The Batanced Scorecard' Translating Stnt-egy into Action, Harvard Business School Press

Kaplan, Robert.S. dan DP Norton, 2001, The Stntegy Focused O.rganization: How' batanced Scorecad Companies Thrive in The Business Environment, Boston

Musgrave, RichardAdan Peggy B Musgjave, 1991'.Keuangan Negara Dalam Teori

dan Praktek, Edisi ke-s, Penerbit Erlangga, Jakarta'

Rogers, Slave, 1990 , Peiormance Management in Local Govemmenf, Jessica Kindsley

Publisher, London.

Sidik, Machfud dan Soewondo, 2001, Keuangan Daerah' Jakarta : Universitas Terbuka'

Skinner, W., 1992, Missrng the tinks in Manufacturing Strategy, ln Voss, CA (ed)'- Manufacturing Strat-egy: Process and Content, London Chapman and Hall'

Stephen, George,1992,The Batdige Quarty System, NewYork, John Willey and Sons'lnc.

Sterman, John D., 2oOO. "System Thinking and Modeling fot a Complex Word, Busi"

ness Dynamics, lrwin McGraw-Hill, Boston' USA'

, 2000, Business Dynamics, Systems thinking and Modeling for a------6nptex Worl4 Massachusetts lnstitute of Technology , Sloan School of Man-

agement, lrwin MacGraw-Hill.

Stewart, John, '1988, Understanding The Management of Local Governmenf, London'

Longman.

Tasrif, Muhammad, 2006, Analisis Kebijakan Menggunakan Model System Dynamics'

Program Magister Studi Pembangunan, lnstitut Teknologi Bandung'

Alm, James and Roy Bahln, 1ggg, Decentralization ini lndonesia: Prospect and Prob'

Page 15: ANALISIS POTENSI PAJAK, TAX GAP DAN SUATU USULAN

Azhai A Samudn, Analisis Potensi Pqak, Tax Gap Ddn Conpliance Cosl .... 137

/emg Agencyfor lntemational Development (USAID), PPC/CDIE/Dl Report, workpaper.

Bird, Richard M and Sally Wallace,2oO3, ls lt Rea y so Hard to Tax the Hardlo-Tax?The Context and Role of Presumptive Taxes, Depaftement of Economic, ldeas,Working Paper, Connecticut Univ.

Calingo, Luis MR., 2001, National Quality and Business Exellence Awards, Mappingthe Filed and Prospects forAsia, Published by The Asian Productivity Organiza-tion, 1-2-10 Hirakawacho, Tokyo, Japan.

Cooper, W.K, Kingshuk KS., and Robert SS, Measuing Complexity in High Technol-ogy Manufacturing. lndexes for Evaluation, lnterfaces, No.22.

Habammer, Christoph, 2oo5, Peiormance Comparison of Tax Offices in Germany,Management of The Tax Administration, Performance Evaluation and the NewTechnologies, A Project in The State of Bavaria, Rhineland-Palatinate, Saxonyand Thurangiea, CIAT Technical Conference, Paris, France, Oclober.

lRS, 2006, Ihe ,RS estimates are dlscussed rh Government Accountability Otrice, "TaxCompliance," GAO-07-391T, January 23, 2007. See also U.S. Department ofTreasury, "A Comprehensive Strategy for Reducing the Tax Gap," September

Kaplan, Robert S., Measuring Manufacturing Perfomance: ANew Challenge for Mana'gerial Accounting Research, The Accounting Review, Vol. 18,No. 4.

Kaplan, Robert S and David H Norton, 2002, dalam Performa, The Business of Gov-emment, Key Factorc in lmplementing a Peiormance Management System.

Kaplan, Robert S. dan David P Norton, 1992, The Balanced Scorecard - Measurcsthat Dive Pertormance, HBR, Januari/Februari.

, 1996, Using the Balanced Scorecard as a Strategic Management System(HBR, Januari/Februari.

, 1997, Why does a Bus,hess Need a Balanced Scorecard ? (Journal ofCost Management, Mei/Juni.

,2ooo, Having Trouble With Your grategy? Then Map lt (HBR, September-Oktober.

Kenny GK, and Dunk'sA.S., The Utility of Peiormance Measures;Production Manager'sPerception, IEEE Transactions Of Engineering Management.

Liu Hui, 2005, Achieving Revenue Administration Excellence in Shenzen, China,Shenzen State Tax, Article,Volume 1, July-

Mayshar, Joram, 1991 Taxation with Cost Administafion, Scandanavian Journal ofEconomic, article.

Mainer, Robert, The lmpact of Strategic Planning on Executive Behavior, SuatuKomentiar Khusus, Boston Consulting Group, tanpa tahun.

Mitchell, Daniel, 2OO7, The Tax Gap Mimge, Tax and Budget Buletin, No. 44, Maret,Cato lnstilute.

Page 16: ANALISIS POTENSI PAJAK, TAX GAP DAN SUATU USULAN

138 JURNAL SOS/AL & POLITIK, VOLUME 18 NOMOR 2, TAHUN 2OO8

Ott, Katarina, 1982, Tax Administration Reform in Transisition, fhe Case of Croatia

Rozeff, Michael S, 2005, How the Power to Tax Destroys, Working paper, [email protected].

Schmidt H Wanen and Finnigan JP, 1992: The Race Without a Finish Line, San Fran-cisco, Jossey Bass lnc.

Sidik, Machfud, 2002, Perimbangan Keuangan Pusat dan Oaerah sebagai PelaksanaanDesentralisasi Fiskal (antara Teori danAplikasinya di lndonesia), Makalah Semi-nar, 13 Maret

Serra, Pablo, 2ooo, Measuring the Performance Of Chile's Tax Administration,Documentos No Trabajo, Centro De Economia Aplicada, No. 77, Article.

Sterman, Jhon D, et.all,2002, System Dynamics Review, Vol 18/2, Wiley, England-

Sterman, John D.,2OO1. "System dynamics modeling: Tools for learning in a complexworld". Calilomia management review 43 ( l ).

Stotsky, Janet Gale and Walde Maniam , 1997, Tax Effott in Sub-Saharan Africa,lnleqnational Monetary Fund (lMF), Working Paper.

Toder. Eric, 2OO7, lMat is lax Gap? Tax Notes, October 22.

_,2007, Reducing the Tax Gap: The lllusions of Pain Free Deficit Reduction,Urban lnstitute and Urban Brookings Tax Policy Center.

Warren, Kim, 2001, Strategy Dynamics, Back to fact-based strategic management,world Congress on Systemic Management, Vienna, 4th May, Global StrategicDynamics, Lld, paper, London Business School,. (www.strategicdynamics.com).