analisis perekonomian kabupaten kudus

35
Analisis Perekonomian Kabupaten Kudus pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tujuan penting dalam pembangunan nasional maupun daerah. Dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi perlu diketahui sektor – sektor apa saja yang paling mempengaruhi perekonomian suatu wilayah dan bagaimana keadaan sektor – sektor tersebut. Sektor – sektor tersebutlah merupakan sektor unggulan yang terus dipacu kualitas dan kuantitasnya sehingga dapat memberikan kontribusi yang maksimal dalam perekonomian wilayah tersebut. Hal lain yang juga penting untuk diperhatikan adalah masalah inflasi. Inflasi ini dapat digunakan untuk melihat apakah pertumbuhan ekonomi yang terjadi benar – benar menunjukkan pertumbuhan atau perbaikan perekonomian masyarakat diwilayah tersebut. Apabila inflasi yanng terjadi sangat tinggi melebihi pertumbuhan ekonomi. Maka perekonomian diwilayah tersebut bisa dikatakan mengkhawatirkan. Paper ini akan menganalisis pertumbuhan ekonomi dan struktur perekonomian di Kabupaten Kudus dan juga bagaimana inflasi yang terjadi diwilayah ini. Data yang digunakan adalah data PDRB kabupaten kudus berdasarkan harga berlaku tahun 2004 – 2012 dan juga PDRB kabupaten kudus berdasarkan harga konstan tahun 2004 – 2012. Seperti yang kita ketahui bersama pada tahun 2004 SBY terpilih menjadi presiden Republik Indonesia sampai periode 2009. SBY terpilih lagi dalam pemilu dan masih menjabat sampai sekarang. Hal yang serupa terjadi di kabupaten Kudus Musthofa terpilih menjadi Bupati kudus untuk dua kali masa jabatan yaitu 2004 – sekarang. A. Pendahuluan Sejak diberlakukanya otonomi daerah tahun 1999, pembangunan perekonomian diserahkan kepada masing – masing daerah. Menurut Blakely (1989), pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan seluruh 1

Upload: endah-susilowati

Post on 10-Sep-2015

91 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

ekonomi

TRANSCRIPT

Analisis Perekonomian Kabupaten Kudus

pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tujuan penting dalam pembangunan nasional maupun daerah. Dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi perlu diketahui sektor sektor apa saja yang paling mempengaruhi perekonomian suatu wilayah dan bagaimana keadaan sektor sektor tersebut. Sektor sektor tersebutlah merupakan sektor unggulan yang terus dipacu kualitas dan kuantitasnya sehingga dapat memberikan kontribusi yang maksimal dalam perekonomian wilayah tersebut. Hal lain yang juga penting untuk diperhatikan adalah masalah inflasi. Inflasi ini dapat digunakan untuk melihat apakah pertumbuhan ekonomi yang terjadi benar benar menunjukkan pertumbuhan atau perbaikan perekonomian masyarakat diwilayah tersebut. Apabila inflasi yanng terjadi sangat tinggi melebihi pertumbuhan ekonomi. Maka perekonomian diwilayah tersebut bisa dikatakan mengkhawatirkan. Paper ini akan menganalisis pertumbuhan ekonomi dan struktur perekonomian di Kabupaten Kudus dan juga bagaimana inflasi yang terjadi diwilayah ini. Data yang digunakan adalah data PDRB kabupaten kudus berdasarkan harga berlaku tahun 2004 2012 dan juga PDRB kabupaten kudus berdasarkan harga konstan tahun 2004 2012. Seperti yang kita ketahui bersama pada tahun 2004 SBY terpilih menjadi presiden Republik Indonesia sampai periode 2009. SBY terpilih lagi dalam pemilu dan masih menjabat sampai sekarang. Hal yang serupa terjadi di kabupaten Kudus Musthofa terpilih menjadi Bupati kudus untuk dua kali masa jabatan yaitu 2004 sekarang.

A. Pendahuluan

Sejak diberlakukanya otonomi daerah tahun 1999, pembangunan perekonomian diserahkan kepada masing masing daerah. Menurut Blakely (1989), pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan seluruh komponen masyarakat mengelola berbagai sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan untuk menciptakan suatu lapangan pekerjaan baru dan merangsang pertumbuhan ekonomi dalam wilayah tersebut.Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan perekonomian masyarakat. Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi diperlukan data PDB / PDRB. PDB mengukur aliran pendapatan dan pengeluaran dalam perekonomian selama periode tertentu. Nilai PDB yang digunakan adalah PDB berdasarkan harga konstan (PDB riil) sehingga angka pertumbuhan yang dihasilkan merupakan pertumbuhan riil yang terjadi karena adanya tambahan produksi (Akrom, 2010).Pertumbuhan ekonomi yang terjadi secara terus-menerus dapat menyebabkan terjadinya perubahan dalam struktur perekonomian wilayah. Struktur ekonomi dapat dilihat dari peran/kontribusi dari masing-masing sektor perekonomian. Pada tahap-tahap awal pembangunan menunjukkan bahwa sektor primer memiliki peran penting dalam pembentukan pendapatan suatu wilayah/negara. Pembangunan lebih lanjut membuat peran/kontribusi sektor primer berkurang dan peran ini berpindah ke sektor sekunder dan tersier. Turunnya peran/kontribusi sektor primer di semua wilayah tidaklah berarti sektor primer di semua wilayah nilai tambahnya turun. Pada kenyataannya nilai tambahnya selalu meningkat, akan tetapi pertumbuhan nilai tambah pada sektor lainnya juga meningkat lebih tinggi. Perubahan struktur ekonomi wilayah-wilayah di Indonesia dipengaruhi oleh potensi yang dipunyai wilayah yaitu sumber-sumber yang ada (Adi, 2001).Proses perubahan struktur ekonomi terkadang diartikan sebagai proses industrialisasi. Tahapan ini diwujudkan secara historis melalui kenaikan kontribusi sektor industri manufaktur dalam permintaan konsumen, total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), ekspor dan kesempatan kerja.Todaro, (1999) menjelaskan bahwa Proses perubahan struktur perekonomian ditandai dengan: (1) menurunnya pangsa sektor primer (pertanian), (2) meningkatnya pangsa sektor sekunder (industri), dan (3) pangsa sektor tersier (jasa) juga memberikan kontribusi yang meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi.Sukirno (2006) menjelaskan bahwa,berdasarkan lapangan usaha maka sektor-sektor ekonomi dalam perekonomian Indonesia dibedakan dalam tiga kelompok utama yaitu: 1. Sektor primer, yang terdiri dari sektor pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan, pertambangan dan penggalian. 2. Sektor sekunder, terdiri dari industri pengolahan, listrik, gas dan air, bangunan. 3. Sektor tertier, terdiri dari perdagangan, hotel, restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, sewa dan jasa perusahaan, jasa-jasa lain (termasuk pemerintahan)Proses pembangunan ekonomi harus memiliki dasar fondasi yang kuat. Hal ini diperlukan agar jika terjadi gejolak ekonomi, perekonomian suatu wilayah tidak mudah mengalami krisis. Fondasi yang dimaksud adalah stabilitas perekonomian. Menurut Engla (2013) Salah satu indikator ekonomi makro yang digunakan untuk melihat/mengukur stabilitas perekonomian suatu negara adalah inflasi. Perubahan dalam indikator ini akan berdampak terhadap dinamika pertumbuhan ekonomi.Dalam perspektif ekonomi, inflasi merupakan fenomena moneter dalam suatu negara dimana naik turunnya inflasi cenderung mengakibatkan terjadinya gejolak ekonomi.

B. Analisis perekonomian Kabupaten Kudus1. Pertumbuhan EkonomiRumus untuk menghitung Pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut :

Dimana :gt : PertumbuhanYt : PDRB Riil (Harga Konstan) tahun tYt-1 : PDRB Riil tahun t-1

\

Tabel 1: PDRB atas dasar harga konstan di kabupaten Kudus tahun 2003-2012TahunTotal PDRBPertumbuhan Ekonomi

20039.882.265,52

200410.198.387,973,20

200510.619.525,784,13

200610.881.159,812,46

200711.243.359,393,33

200811.683.819,733,92

200912.144.952,383,95

201012.651.591,644,17

201113.184.051,124,21

201213.754.585,174,33

Sumber: BPS, KUA kab Kudus diolah

Perhitungan :

2. Pertumbuhan ekonomi tahun 2006

= 3,20Dengan Cara yang sama pertumbuhan ekonomi tahun 2010 2012 dapat diketahui sebagai berikut :

Sumber : BPS, KUA kab Kudus

Berdasarkan Grafik 1 dan tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa, PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 pada tahun 2003 sebesar Rp. 9.882.265,52 juta meningkat menjadi sebesar Rp 13.754.585,17juta pada tahun 2012. Rata-rata pertumbuhan ekonomi tahun 2003 2012 adalah 3,74%. Kondisi ini menggambarkan perekonomian tetap berkembang meskipun lamban. Pertumbuhan yang paling besar terjadi pada tahun 2004 ke 2005. PDRB tahun 2004 sebesar 10.198.387,97 naik menjadi 10.619.525,78 pad tahun 2005. Sedangkan pertumbuhan paling lamban terjadi di tahun 2005 ke 2006. Kelambanan pertumbuhan ini diperkirakan karena efek kenaikan harga BBM yang terjadi pada awal dan akhir tahun 2005.kenaikan di akhir tahun 2005 yaitu pada bulan oktober masih memberikan dampak yang signifikan pada tahun 2006, karena kenaikan yang terjadi hampir mencapai 87%. Namun setelah tahun 2005 pertumbuhan ekonomi kembali menunjukkan kenaikan dari tahun ke tahun secara stabil sampai tahun 2012. Pada 2005, harga minyak dunia meroket dari 25 dollar AS per barrel menjadi sekitar 60 dollar AS per barrel dan beban subsidi BBM melonjak dari Rp 21 triliun menjadi Rp 120 triliun apabila harga BBM tidak dinaikkan.sehingga pemerintah Pada tahun itu telah dua kali menaikkan harga BBM, yakni Maret dan Oktober. Bulan Maret, harga BBM dinaikkan 32 persen untuk premium (dari Rp 1.810 menjadi Rp 2.400 per liter) dan solar dari Rp 1.650 menjadi Rp 2.100 per liter atau 27 persen. Pada 1 Oktober 2005, pemerintah kembali menaikkan harga BBM secara signifikan. Harga premium naik dari Rp 2.400 menjadi Rp 45.000 per liter (87 persen) dan harga solar naik dari Rp 2.100 menjadi Rp 4.300 per liter (105 persen) (kompas.com).Dilihat dari segi wilayah, kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi yang terjadi adalah sebagai berikut:

Sumber: RKPD Kab.Kudus 2013, diolah

Berdasarkan grafik 2 Kecamatan yang memberikan kontribusi terbesar adalah kecamatan kota, kecamatan jati, kecamatan Gebog dan kecamatn kaliwungu. Kecamatan kota memberikan kontribusi sebesar 32%. Di kecamatan kota terdapat sekitar 1700 perusahaan diantaranya pabrik rokok dan industri jenang. Di kecamatan kota inilah pusat pemerintahan Kabupaten kudus. Dikecamatan ini juga banyak didirikan supermarket, bank dan toko toko besar, bisa dikatakan kegiatan ekonomi di kabupaten Kudus terpusat di kecamatan kota. Di kecamatan jati berdiri sekitar 1200 perusahaan. Dikecamatan jati ini lah berdiri industri kertas yaitu PT pura Baru Tama, terdapat juga pabrik rokok, industri konveksi, PLN. Di kecamatan gebog terdapat pabrik rokok PT sukun. Sedangkan di kaliwungu terdapat PT Hartono Istana Elektronik yang memproduksi barang barang elektronik polytron.Sedangkan kecamatan yang memberikan kontribusi terkecil adalah kecamatan Undaan dan kecamatan dawe. Dua kecamatan ini masih mengandalkan sektor pertanian. Di Undaan adalah pertanian padi sedangkan di kecamatan Dawe lebih kepada perkebunan.

2. Struktur Ekonomi Kabubaten kudusStruktur Ekonomi dikur berdasarkan kontribusi tiap sektor terhadap total PDRB. PDRB atas dasar harga konstan menggambarkan tingkat pertumbuhan perekonomian suatu daerah baik secara agregat maupun sektoral. Struktur perekonomian suatu daerah dapat dilihat dari distribusi masing-masing sector ekonomi terhadap total nilai PDRB atas dasar harga berlaku (bappeda.pekanbaru.go.id)Berikut ini adalah grafik pangsa kontribusi tiap sektor terhadap PDRB kabupaten Kudus pada tahun 2012

Sumber: BPS diolah

Tabel 2: kontribusi sektoral PDRB Kabupaten Kudus Tahin 2004 - 2012

LAPANGAN USAHA200420052006200720082009201020112012rata2

PERTANIAN2,152,252,462,432,462,782,812,812,922,56

PERTAMBANGAN & PENGGALIAN0,030,030,030,040,030,030,030,030,030,03

INDUSTRI PENGOLAHAN64,7764,7965,3066,2563,9063,4662,7462,3861,4463,89

LISTRIK,GAS & AIR BERSIH0,450,380,390,380,370,400,420,440,440,41

BANGUNAN1,181,251,261,361,281,391,451,551,631,37

PERDAGANGAN,HOTEL & RESTORAN25,9625,8424,8923,9026,0725,9726,2926,3426,8725,79

PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI1,461,481,511,451,451,381,341,371,371,42

KEU.PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN1,791,881,961,982,042,162,262,352,442,10

JASA-JASA2,212,092,192,232,412,442,652,732,862,42

PDRB 100100100100100100100100100100

Sumber: BPS diolahDari tabel dan grafik diatas dapat diamati, bahwa struktur ekonomi Kabupaten Kudus ditopang oleh sektor industri dan didukung oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran. Pergeseran struktur ekonomi secara cepat dimotori oleh perkembangan sektor industri dan dipacu sektor keuangan dan jasa-jasa. Kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDRB rata -rata berkisar 62,78%. Hampir 89% nilai tambah sektor industri dihasilkan oleh industri Makanan,minuman dan tembakau dan 5% oleh industri Kertas dan barang cetakan. Pada tahun 2009 terdapat 15 perusahaan yang bergerak di Industri makanan dan minuman dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 910 orang. Sedangkan perusaahaan pengolahan tembakau ada 59 perusahaan yang tersebar hampir di seluruh kecamatan di kabupaten Kudus. Industri pengolahan tembakau mampu menyerap 81.787 pekerja. Iklim di kudus memang tidak memungkinkan untuk tanaman Tembakau jadi di Kudus hanya terdapat perusahaan / pabrik pengolahanya saja, tembakau yang digunakan mayoritas berasal dari Ngawi dan Temanggung. Industri kertas dan barang dari kertas mempunyai 12 perusahaan dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 4713 orang sedangkan industri penerbitan dan percetakan terdapat 15 perusahaan dengan 2330 pekerja.Kudus memang terkenal dengan sebutan kota Kretek, banyak sekali pabrik rokok yang berdiri di Kudus baik itu dari perusahaan besar seperti Djarum, Nojorono maupun perusahaan perusahaan kecil seperti Djohar manik dll. tak heran jika industri tembakau memberikan kontribusi yang besar pada PDRB kabupaten Kudus. Sedangkan industri kertas dikuasai oleh satu perusahaan besar yaitu PT. Pura Baru Tama.Sektor lain yang juga mempunyai kontribusi besar dalam PDRB adalah sektor perdagangan,hotel dan restoran. Sumbangan rata rata yang diberikan sektor ini adalah sebesar 25,79% dari total PDRB kabupaten Kudus. Pergeseran struktur ekonomi belum begitu kentara terjadi di kabupaten Kudus, kontribusi yang diberikan sektor pertanian tidak mengalami peurunan bahkan justru mengalami kenaikan prosentase setiap tahunya. Nilai yang diberikan juga masih di posisi ke tiga setelah sektor industri dan perdagangan yaitu sekitar 2,56. Kesembilan sektor ekonomi diatas dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok utama yaitu sektor Sektor primer, yang terdiri dari sektor pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan, pertambangan dan penggalian. Sektor sekunder, terdiri dari industri pengolahan, listrik, gas dan air, bangunan. Sektor tertier, terdiri dari perdagangan, hotel, restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, sewa dan jasa jasa.

Tabel 3: PDRB kelompok sektor ekonomi atas dasar harga konstan 2000 di kabupaten Kudus tahun 2004 -2012

TahunPDRB totalPrimerSekunderTersier

jumlah%jumlah%jumlah%

200416414929,34358012,442,1810898807,6866,405158109,2231,42

200519822794,26453025,602,2913165810,8266,426203957,8431,30

200621429350,71534352,782,4914347293,3366,956547704,6030,55

200723572005,00580582,092,4616024977,6867,986966445,2329,55

200827245392,30678738,722,4917856730,7865,548709922,8031,97

200928946886,48812310,932,8118888163,2165,259246412,3431,94

201031466464,94893160,552,8420331760,9264,6110241993,4832,55

201133848973,32960383,452,8421789655,8264,3711098934,0532,79

201236959414,041090639,842,9523474039,0363,5112394735,1633,54

rata rata2,5965,6731,73

Sumber: BPS diolah

Sumber: BPS diolah

Berdasarkan grafik 4, dapat kita lihat bahwa kelompok sektor yang mempunyai kontribusi terbesar adalah sektor sekunder yaitu sebanyak 66%, lalu kelompok sektor tersier dengan 32%. Sedangkan sektor primer hanya menyumbang 2% terhadap Total keseluruhan PDRB.

Grafik 5: perkembangan kontribusi kelompok sektor Ekonomi dikabupaten Kudus tahun 2004 - 2012

Sumber: BPS diolah

Berdasarkan grafik 5 dapat dilihat bahwa sektor primer cenderung stabil dari tahun ke tahun dengan kontribusi rata rata 2,59% per tahun. Sedangkan sektor sekunder justru cenderung mengalami penurunan dengan nilai kontribusi rata rata nya adalah sebesar 65,67%. Kontribusi sektor sekunder terus meningkat dari tahun 2004 samapi tahun 2007 yaitu dari 66,40 di tahun 2004 menjadi 67,98% di tahun 2007. Setelah tahun 2007 kontribusi sektor sekunder mulai menurun yaitu pada tahun 2008 menjadi 65,54% dan di tahun 2012 menjadi 63,51. Sektor yang mengalami peningkatan adalah sektor tersier. Peningkatan ini dimulai pada tahun 2008 yang meningkat menjadi 31,97 yang pada tahun sebelumnya hanya 29,55. Peningkatan terus terjadi di tahun 2012 kontribusi yang diberikan sektor tersier mencapai 33,54%. Peningkatan ini sebesar 2% jika dibandingkan dengan tahun 2004 yang hanya 31,42%.3. InflasiLaju inflasi merupakan gambaran tingkat harga rata-rata barang/jasa kebutuhan masyarakat secara umum. Inflasi yang tinggi , akan berdampak terhadap penurunan kemampuan daya beli masyarakat, kesenjangan distribusi pendapatan yang melebar, berkurangnya tabungan masyarakat yang merupakan sumber investasi, dan dapat menimbulkan ketidakstabilan perekonomian. Perhitungan inflasi menggunakan metode deflator PDRB yaitu dengan membagi PDRB nominal dengan PDRB riil. Perbedaan inflasi metode IHK, yang merupakan metode atau indikator sering digunakan dalam penghitungan inflasi dengan deflator PDRB adalah IHK mengukur tingkat harga untuk seluruh barang dan jasa tertentu yang dibeli konsumen, sedangkan deflator PDB mengukur tingkat haga untuk seluruh barang dan jasa yang dihasilkan perekonomian. Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang baru, barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa. Jika GDP nominal lebih tinggi dari PDB riil, kita dapat mengasumsikan bahwa harga barang dan jasa telah meningkat

Tabel 4: hasil perhitungan Inflasi menggunakan deflator PDRBTahunPDRB riilPDRB nominalinflasi

200410.198.387,9716.414.929,34160,96

200510.619.525,7819.822.794,26186,66

200610.881.159,8121.429.350,71196,94

200711.243.359,3923.572.005,00209,65

200811.683.819,7327.245.392,30233,19

200912.144.952,3828.946.886,48238,34

201012.651.591,6431.466.464,94248,72

201113.184.051,1233.848.973,32256,74

Sumber: BPS diolah201213.754.585,1736.959.414,04268,71

Perkembangan laju inflasi di Kabupaten Kudus tahun 2004 2011 dapat dilihat pada tabel . Berdasarkan angka inflasi tersebut, dapat kita lihat bahwa di Kabupaten Kudus pada tahun 2004 terjadi kenaikan harga sebesar 160,96%. Sedangkan di tahun 2012 peningkatan harga yang terjadi adalah sebesar 268,71%.

Perkembangan inflasi tahunan PDRB kabupaten kudus dapat digambarkan dalam grafik berikut:

Sumber: BPS diolah

Berikut ini adalah grafik perkembangan inflasi kabupaten kudus tahun 2008 2012 yang dirinci berdasarkan sektor ekonomi.Grafik 7: perkembangan Inflasi sektoral Kabupaten Kudus tahun 2008 - 2012

Sumber: BPS diolahBerdasarkan grafik diatas dapat kita lihat bahwa sektor yang mengalami kenaikan harga tertinggi adalah sektor jasa dan sektor Listrik air dan gas. Rata rata kenaikan harga yang terjadi pada sektor jasa adalah 297,91% sedangkan pada sektor Listrik, gas dan air bersih adalah sebesar 271,32%. Sedangkan sektor yang dapat dikatakan paling stabil harganya adalah sektor pengangkutan dan komunikasi. Sektor tersebut mengalami kenaikan harga rata rata adalah 168,43%

Daftar PustakaAprillia,H . Analisis Inflasi Di Sumatera Utara: Suatu Model Error Correction (Ecm). QE Journal| Vol.01-no.02-29.BPS kab.Kudus & Bappeda Kab.Kudus. PDRB Kabupaten Kudus 2011. Kudus.______________________________, Kudus Dalam Angka 2013. Kudus______________________________, Statistik Daerah Kabupaten Kudus 2013. KudusHasani, Akrom. 2010. Analisis Struktur Perekonomian Berdasarkan Pendekatan Shift Share Di Provinsi Jawa Tengah Periode Tahun 2003 2008. Semarang Universitas Diponegoro.Pambudi, Eko Wicaksono. 2013. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi (Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Tengah). Universitas Diponegoro semarang.Pemerintah Kab. Kudus. 2012. Kebijakan Umum APBD (KUA) Kabupaten Kudus Tahun 2013____________________, Industri dan perkembangannya. http://www.kuduskab.go.id/ ekonomi.php#. diakses 2 januari 20:40.____________________, RKPD Kab.Kudus Tahun 2013. KudusUndulifolia, Crossandra. 2012. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Dan Tingkat Ketimpangan Antar Kecamatan Di Kabupaten Kudus Tahun 2005-2009. Universitas Diponegorousya, nurlatifa.2006. Analisis Struktur Ekonomi Danidentifikasi Sektor Unggulan Di Kabupaten Subang. Institut Pertanian Bogor.Nugrahani,Tri. 2011. Perbedaan Pertumbuhan Ekonomi, Investasi Domestik Dan Ekspor Antara Sebelum Dan Sesudah Krisis. AKMENIKA, Volume 8, 2011

25

PDRB menurut Harga berlaku di Kab.Kudus tahun 2008 - 2012

LAPANGAN USAHA20082009201020112012

1.PERTANIAN669.646.60803.772.14884.591.11950.856.241.079.747.16

a.Tanaman Bahan Makanan490.816.25588.662.42637.419.81682.613.26783.845.67

b.Tanaman Perkebunan56.728.5060.128.9272.865.6277.015.1182.498.82

c.Peternakan dan Hasil-hasilnya116.537.25146.651.97160.371.15172.926.05193.702.44

d.Kehutanan315.83321.37348.53411.10458.41

e.Perikanan5.248.778.007.4613.585.9917.890.7219.241.83

2.PERTAMBANGAN & PENGGALIAN9.092.128.538.798.569.449.527.2110.892.68

a.Minyak dan Gas Bumi0.000.000.000.000.00

b.Pertambangan tanpa migas0.000.000.000.000.00

c.Penggalian9.092.128.538.798.569.449.527.2110.892.68

3.INDUSTRI PENGOLAHAN17.408.531.6318.369.527.9019.742.458.8821.114.288.7422.707.038.41

a.Industri Migas0.000.000.000.000.00

1.Pengilangan Minyak Bumi0.000.000.000.000.00

2.Gas Alam Cair0.000.000.000.000.00

b.Industri Tanpa Migas17.408.531,6318.369.527,9019.742.458,8821.114.288,7422.707.038,41

1.Makanan,minuman dan tembakau15.521.033,5216.369.071,9917.455.808,1518.647.593,0219.903.638,94

2.Tekstil,Brg.kulit & alas kaki294.199.40306.490.37335.679.93366.619.55404.499.41

3.Brg.kayu & hasil hutan lainnya78.616.8086.541.9288.204.7595.771.83110.908.29

4.Kertas dan barang cetakan901.085,23938.613,951.079.180,781.155.716,281.305.330,33

5.Pupuk,kimia dan barang karet134.422.68140.624.62161.527.07171.963.48199.861.63

6.Semen & barang galian bukan logam43.151.2347.319.4153.219.2057.984.8766.290.16

7.Logam dasar besi & baja0.000.000.000.000.00

8.Alat Angkut,mesin & peralatannya345.620.79380.894.03459.470.07499.888.01579.550.71

9.Barang lainnya90.401.9799.971.61109.368.94118.751.70136.958.95

4.LISTRIK,GAS & AIR BERSIH100.612.94116.049.08131.503.18150.122.75164.122.38

a.Listrik97.052.60111.890.80126.453.30144.495.24157.525.75

b.Gas0.000.000.000.000.00

c.Air Bersih3.560.344.158.285.049.895.627.516.596.63

5.BANGUNAN347.586.21402.586.23457.798.86525.244.33602.878.24

6.PERDAGANGAN,HOTEL & RESTORAN7.102.368.427.516.547.928.272.931.068.916.516.179.931.325.42

a.Perdagangan besar dan hotel6.793.006.197.158.714.397.713.514.758.314.045.619.248.094.13

b.Hotel3.819.243.565.153.766.374.064.454.474.86

c.Restoran305.542.99354.268.38555.649.94598.406.12678.756.44

7.PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI394.677.34399.107.10422.536.19464.543.58507.120.43

a.Pengangkutan277.267.21286.599.26308.918.04336.849.08365.036.88

1.Angkutan Rel0.000.000.000.000.00

2.Angkutan jalan raya273.421.26282.685.50304.795.30332.415.46360.134.60

3.angkutan laut0.000.000.000.000.00

4.Angkutan sungai,danau & penyeberangan0.000.000.000.000.00

5.Angkutan Udara0.000.000.000.000.00

6.Jasa penunjang angkutan3.845.9539.13.774.122.734.433.624.902.28

b.Komunikasi117.410.13112.507.84113.618.15127.694.50142.083.55

1.Pos dan telekomunikasi117.410.14112.507.85113.618.15127.694.50142.083.55

2.Jasa penunjang komunikasi0.000.000.000.000.00

8.KEU.PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN556.816.77624.356.50712.617.87795.029.03899.966.80

a.Bank247.612.81280.934.55303.196.50326.859.97373.503.80

b.Lembaga keuangan tanpa bank76.339.5590.089.4398.467.12108.987.83122.725.27

c.Jasa penunjang keuangan0.000.000.000.000.00

d.Sewa Bangunan230.786.59251.190.22307.904.65356.256.63400.525.36

e.Jasa perusahaan2.077.822.142.312.599.602.924.613.212.37

9.JASA-JAS656.060.27706.400.82833.908.36922.845.271.056.322.51

a.Pemerintahan Umum388.915.71429.653.45509.320.47565.345.72628.862.32

1.Adm.pemerintah & pertahanan388.915.72429.653.46509.320.47565.345.72628.862.32

2.Jasa pemerintah lainnya0.000.000.000.000.00

b.Swasta267.144.56276.747.38324.587.89357.499.55427.460.20

1.Sosial kemasyarakatan227.776.96236.078.41280.514.22308.461.47370.794.45

2.Hiburan & rekreasi1.057.661.281.751.460.151.932.902.153.09

3.Perorangan & rumahtangga38.309.9439.387.2142.613.5247.105.1854.512.67

PDRB 27.245.392.3028.946.886.4831.466.464.9433.848.973.3236.959.414.04

Sumber: PDRB kudus 2013

PDRB berdasarkan Harga Konstan 2000 di Kabupaten Kudus tahun 2008 - 2012

20082009201020112012

1.PERTANIAN369,112.83407,829.14426,675.70437,629.61461,633.05

a.Tanaman bahan makanan254,776.46271,799.51277,741.67280,063.04300,300.39

b.Tanaman perkebunan 32,164.2033,970.6335,577.0336,621.7137,023.62

c.Peternakan dan hasil-hasilnya78,783.9697,111.87104,944.43110,307.64112,888.63

d.Kehutanan151.84139.71143.26157.25164.35

e.Perikanan3,236.374,807.438,269.3010,479.9611,256.05

2.PERTAMBANGAN & PENGGALIAN4,666.994,134.664,029.444,293.624,760.44

a.Minyak dan gas bumi0.000.000.000.000.00

b.Pertambangan tanpa migas0.000.000.000.000.00

c.Penggalian4,666.994,134.664,029.444,293.624,760.44

INDUSTRI PENGOLAHAN7,145,779.117,421,852.427,651,696.277,938,351.148,168,625.63

a.Industri migas0.000.000.000.000.00

1.Pengilangan minyak bumi0.000.000.000.000.00

2.Gas alam cair0.000.000.000.000.00

b.Industri tanpa migas7,145,779.117,421,852.427,651,696.277,938,351.148,168,625.63

1.Makanan,minuman dan tembakau6,111,616.276,361,805.336,504,847.346,741,552.236,879,686.62

2.Tekstil,Brg.kulit & alas kaki167,766.28170,177.34170,531.32178,524.13189,805.07

3.Brg.kayu & hasil hutan lainnya43,292.6246,641.4646,175.0447,941.2451,407.39

4.Kertas dan barang cetakan472,862.63477,635.90524,709.08549,260.22597,665.98

5.Pupuk,kimia dan Brg.dari karet59,966.4860,855.5465,926.8468,340.5573,684.78

6.Semen & Brg.galian bukan logam24,130.1925,288.8927,185.5528,465.4030,397.92

7.Logam dasar besi & baja0.000.000.000.000.00

8.Alat angk,mesin & peralatannya201,056.81209,724.62238,135.44247,244.12262,820.50

9.Barang lainnya65,087.8269,723.3574,185.6577,023.2583,157.38

4.LISTRIK,GAS & AIR BERSIH39,434.7144,434.7149,831.9552,596.6756,398.39

a.Listrik38,096.0143,464.2248,204.6050,803.6054,384.93

b.Gas0.000.000.000.000.00

c.Air bersih1,338.701,421.891,627.351,793.072,013.45

5.BANGUNAN174,741.85191,988.88206,119.26223,680.62245,636.34

6.PERDAG,HOTEL & RESTORAN3,218,014.823,309,244.273,503,267.113,652,622.073,878,330.24

a.Perdagangan besar dan eceran3,051,169.863,121,724.823,230,598.103,369,638.583,576,871.36

b.Hotel1,381.211,256.831,287.311,337.551,408.51

c.Restoran165,463.75186,262.62271,381.70281,645.94300,050.37

7.PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI229,419.85239,571.43251,675.22279,798.75298,909.81

a.Pengangkutan132.921.98133,405.99133,867.95144,600.27151,590.07

1.Angkutan rel0.000.000.000.000.00

2.Angkutan jalan raya130,486.64130,948.60131,357.05141,919.53148,694.08

3.Angkutan laut0.000.000.000.000.00

4.Angk.sungai,danau & penyeberangan0.000.000.000.000.00

5.Angkutan udara0.000.000.000.000.00

6.Jasa penunjang angkutan2,435.342,457.392,510.902,680.742,895.99

b.Komunikasi96,497.87106,165.45117,807.27135,198.48147,319.74

1.Pos dan telekomunikasi96,497.87106,165.45117,807.27135,198.48147,319.74

2.jasa penunjang komunikasi0.000.000.000.000.00

8.KEU.PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN252,551.43270,065.28283,433.41300,048.55324,438.92

a.Bank122,751.55135,174.38136,661.30142,510.40154,182.00

b.Lembaga keuangan tanpa bank32,306.6934,887.0935,018.3536,541.4038,030.66

c.Jasa penunjang keuangan0.000.000.000.000.00

d.Sewa bangunan96,579.2999,026.22110,578.72119,726.43130,881.35

e.Jasa perusahaan949.91977.591,175.141,270.321,344.91

9.JASA-JASA250,098.15255,380.18274,863.29295,030.09315,852.35

a.Pemerintahan umum89,215.4191,891.8798,921.60106,182.44112,734.60

1.Adm.pemerintah & pertahanan89,215.4191,891.8798,921.60106,182.44112,734.60

2.Jasa pemerintah lainnya0.000.000.000.000.00

b.Swasta160,882.74163,488.31175,941.70188,847.65203,117.75

1.Sosial kemasyarakatan138,084.12140,078.35152,021.65163,583.99176,636.32

2.Hiburan & rekreasi529.54598.68624.83715.92751.11

3.Perorangan & rumahtangga22,269.0822,811.2923,295.2224,547.7425,730.32

PDRB11,683,819.7312,144,952.3812.651,591.6413,184,051.1213,754,585.17

Sumber : PDRB kudus 2013

Inflasi (deflator GDP) tahunan Kabupaten Kudus tahun 2004 - 2012

tahunPDRB riilPDRB nominalinflasi

200410.198.387,9716.414.929,34160,96

200510.619.525,7819.822.794,26186,66

200610.881.159,8121.429.350,71196,94

200711.243.359,3923.572.005,00209,65

200811.683.819,7327.245.392,30233,19

200912.144.952,3828.946.886,48238,34

201012.651.591,6431.466.464,94248,72

201113.184.051,1233.848.973,32256,74

201213.754.585,1736.959.414,04268,71

inflasi kabupaten kudus 2008 - 2012 menggunakan deflator GDP

20082009201020112012rata -rata

1.PERTANIAN181,421197,0855099207,321652217,2742233,8973207,3998

2.PERTAMBANGAN & PENGGALIAN194,818206,5173436212,6707433221,8922228,8167212,9429

3.INDUSTRI PENGOLAHAN243,62247,505971258,0141472265,9783277,9787258,6194

4.LISTRIK,GAS & AIR BERSIH255,138261,1676322263,8933054285,4225291,0054271,3254

5.BANGUNAN198,914209,6924728222,1038733234,8189245,4353222,1929

6.PERDAG,HOTEL & RESTORAN220,707227,1378994236,1490232244,1127256,0722236,8357

7.PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI172,033166,5921099167,8894688166,0278169,6567168,4398

8.KEU.PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN220,477231,1872522251,4233837264,9668277,3918249,0892

9.JASA-JASA262,321276,6075347303,3902272312,797334,4355297,9103

PDRB233,189238,3449978248,7154647256,7418268,7061249,1395