analisis perbandingan kinerja keuanganeprints.ums.ac.id/32084/9/02. naskah publikasi.pdf ·...

19
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIAPERIODE 2010-2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : MARIAM RUSTIADI NIM : B200100157 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

Upload: voquynh

Post on 08-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH

DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIAPERIODE 2010-2012

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh :

MARIAM RUSTIADI

NIM : B200100157

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH

DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA PERIODE 2010-2012

MARIAM RUSTIADI

NIM : B200100157

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja keuangan perbankan sysriah jika

dibandingkan dengan perbankan konvensional untuk masing-masing rasio keuangan dan

menganalisisis kinerja perbankan syariah jika dibandingkan dengan perbankan konvensional.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan

jenis data yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh dari ICMD dan wibside.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan syariat dan perbankan

konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2010-2012,

perusahaan perbankan dipilih dengan menggunakan purposive sampling, berdasarkan kriteria

yang telah ditetapkan maka didapatkan sampel 10 perusahaan perbankan syariah dan 30

perusahaan perbankan konvensional. Variabel yang digunakan yaitu rasio keuangan yang

meliputi Capital Adequacy Ratio (mewakili rasio permodalan), Non Performing Loan (mewakili

rasio kualitas aktiva produktif), Return on Asset dan Return on Equity (mewakili rasio

rentabilitas), Beban Operasional dibagi Pendapatan Operasional (mewakili rasio efisiensi), dan

Loan to Deposit Ratio (mewakili rasio likuiditas). Analisis data yang digunakan menggunakan

uji statistik independent samplet-test.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa secara keseluruhan dilihat dari kinerja yang

diwakili oleh rata-rata rasio yang ada maka terdapat perbedaan yang signifikan antara perbankan

syariah dengan perbankan konvensional, dan secara umum perbankan syariah mempunyai

kinerja dilihar dari rasio tersebut lebih baik bila dibandingkan dengan rasio pada perbankan

konvensional.

Kata kunci : Rasio keuangan, perbankan syariah, perbankan konvensional, kinerja.

PENDAHULUAN

Perbankan merupakan salah satu lembaga yang mempunyai peran strategis dalam

menyelaraskan, menyerasikan, serta menyeimbangkan berbagai unsur pembangunan. Peran yang

strategis tersebut terutama disebabkan oleh fungsi utama bank sebagai lembaga yang dapat

menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien, yang dengan

berdasarkan asas demokrasi ekonomi mendukung pelaksanaan pembangunan dalam rangka

meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan

taraf hidup rakyat banyak (Kasmir, 2004 : 25).

Bank dalam Pasal 1 ayat (2) UU No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7 Tahun

1992 tentang perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-

bentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Jenis bank di Indonesia

dibedakan menjadi dua jenis bank, yang dibedakan berdasarkan pembayaran bunga atau bagi

hasil usaha: (1) Bank yang melakukan usaha secara konvensional, dan (2) Bank yang melakukan

usaha secara syariah.

Hal mendasar yang membedakan antara lembaga keuangan konvensional dengan syariah

adalah terletak pada pengembalian dan pembagian keuntungan yang diberikan oleh nasabah

kepada lembaga keuangan dan/atau yang diberikan oleh lembaga keuangan kepada nasabah.

Kegiatan operasional bank syariah menggunakan prinsip bagi hasil (profit and loss sharing).

Bank syariah tidak menggunakan bunga sebagai alat untuk memperoleh pendapatan maupun

membebankan bunga atas penggunaan dana dan pinjaman karena bunga merupakan riba yang

diharamkan dalam Islam (Ananto, 2013).

Kemunculan bank dengan prinsip syariah, tentu saja memicu persaingan antar bank.

Keadaan tersebut menuntut manajemen bank untuk ekstra keras dalam meningkatkan kinerjanya.

Tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa indikator. Salah satu indikator utama yang

dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan. Berdasarkan laporan

keuangan akan dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian

tingkat kesehatan bank. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajemen untuk

mengidentifikasikan perubahan-perubahan pokok pada trend jumlah, dan hubungan serta alasan

perubahan tersebut. Untuk menilai kinerja perusahaan perbankan umumnya digunakan lima

aspek penilaian, yaitu: (1) capital, (2) assets, (3) management, (4) earnings, dan (5) liquidity

yang biasa disebut CAMEL. Aspek-aspek tersebut menggunakan rasio keuangan (Ruth, 2011).

Sebagai salah satu lembaga keuangan, bank perlu menjaga kinerjanya agar dapat

beroperasi secara optimal. Terlebih lagi bank syariah harus bersaing dengan bank konvensional

yang dominan dan telah berkembang pesat di Indonesia. Persaingan yang semakin tajam ini

harus dibarengi dengan manajemen yang baik untuk bisa bertahan di industri perbankan. Salah

satu faktor yang harus diperhatikan oleh bank untuk bisa terus bartahan hidup adalah kinerja

(kondisi keuangan) bank.

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kinerja keuangan perbankan sysriah jika

dibandingkan dengan perbankan konvensional untuk masing-masing rasio keuangan dan

menganalisisis kinerja perbankan syariah jika dibandingkan dengan perbankan konvensional.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perbankan

a. Pengertian Bank

Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima

simpanan giro, tabungan dan deposito.

Berdasarkan UU No.7 ntahun 1992 tentang perbankan menyebutkan:

“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf

hidup orang banyak”.

Sedangkan pengertian Bank berdasarkan UU No. 10 tahun 1998 yang

menyempurnakan UU No. 7 tahun1992, adalah

“Bank sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit

dan atau bentuk-bentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak” (

Kasmir 2002 : 23 ).

b. Fungsi Bank

Fungsi bank terdiri dari :

a. Agent of trust

Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam hal

penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat percaya bahwa uangnya

tidak akan disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak

akan bangkrut, dan pada saat yang telah dijanjikan simpanan tersebut dapat ditarik

kembali dari bank.

b. Agent of development

Kegiatan perekonomian masyarakat disektor moneter dan disektor rill tidak dapat

dipisahkan. Sektor rill tidak akan dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter

tidak bekerja dengan baik.kegiatan bank berupa penghimpunan dan penyaluran dana

sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian disektor rill. Kegiatan bank

tersebut memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, distribusi, serta

konsumsi barang dan jasa. Kegiatan investasi, distribusi, konsumsi ini tidak lain

adalah untuk kegiatan pembangunan perekonomian suatu masyarakat.

c. Agent of services

Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian

masyarakat secara umum. Jasa ini antara lain berupa jasa pengiriman uang, penitipan

barang berharga, pemberian jaminan bank, dan penyelesaian tagihan (Budisantoso dan

Triandaru, 2006: 9).

B. Bank Konvensional

Bank konvensional dapat didefinisikan seperti pada pengertian bank umum pada pasal

1 ayat 3 Undang-Undang No. 10 tahun 1998 dengan menghilangkan kalimat “dan atau

berdasarkan prinsip syariah”, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara

konvensional yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Dimana penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan

mengenakan imbalan berupa bunga atau sejumlah imbalan dalam persentase tertentu dari

dana untuk suatu periode tertentu. Keuntungan utama dari bisnis perbankan yang berdasarkan

prinsip konvensional diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada

penyimpan dengan bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan.

Keuntungan dari selisih bunga di bank dikenal dengan istilah spread based. Apabila

suatu bank mengalami kerugian dari selisih bunga, dimana suku bunga simpanan lebih besar

dari suku bunga kredit, maka istilah ini dikenal dengan nama negatif spread.

C. Bank Syari’ah

Berdasarkan Undang – Undang No 10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang – Undang

No 7 Tahun 1992 tentang perbankan, pengertian bank syariah itu sendiri adalah bank umum

dan Bank Perkreditan Syariah (BPR) yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan

prinsip syariah dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Prinsip

syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara pihak bank dan pihak lain

untuk menyimpan dana atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang sesuai

dengan syariah. Muhammad (2002 : 227 ) mengemukakan bahwa bank syariah sama halnya

dengan bank konvensional dalam kegiatannya menghimpun dana dan menyalurkan dana

kepada masyarakat.

D. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Rubitoh (2003), melakukan penelitian dengan membandingkan kinerja keuangan Bank

Muamalat sebagai bank syariah pertama dengan enam bank konvensional selama 1997-2001.

Kriteria yang digunakan dalam penelitian itu adalah RORA (profitabilitas), CAR (rasio

kecukupan modal), LDR (rasio penyaluran terhadap dana pihak ketiga), FBI, NNRF, hasil

kredit, dan produktifitas karyawan. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa secara

umum kinerja keuangan bank syariah lebih baik, walaupun ada juga kinerja bank syariah

dibawah bank konvensional. Bahkan perkembangan bank syariah mencapai 53 persen,

sedang bank konvensional hanya lima persen.

Umar Hamdhan (2006), penelitian tentang ”Analisis Komparatif Resiko Keuangan Bank

Perkreditan Rakyat (BPR) Konvensional dan BPR Syariah”. Tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui dan menganalisis tingkat resiko bisnis BPR konvensional dan BPR

syariah. Analisis yang digunakan dengan analisis-analisis rasio keuangan dan analisis

diskriminan keuangan. Hasil penelitian menyebutkan bahwa : (1) Secara umum rasio-rasio

likuiditas BPR Syariah “F” relatif lebih baik dibanding BPR Konvensional “S”. Rasio

kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) kedua BPR ketentuan minimum BI (8%).

CAR pada BPR Konvensional “S” tahun 2003 sebesar 23,95% dan BPR Syariah “F” sebesar

37,92%, angka tersebut ternyata rasio solvabilitas BPR Syariah relatif lebih baik

dibandingkan dengan rasio solvabilitas BPR Konvensional “S. Laba bersih terhadap

pendapat operasi (NPM) cukup baik, di mana pada BPR Konvensional sebesar 39,73% dan

pada BPR Syariah sebesar 35,37% pada tahun 2003.. Perbandingan tingkat resiko keuangan

berdasarkan hasil analisis diskriminan (Z-score) menunjukkan kedua BPR berada pada posisi

“gray”. Namun nilai Z BPR Syariah “F” relatif lebih tinggi dibanding BPR Konvensional

“S”, yang berarti resiko BPR “F” relatif lebih rendah dibanding BPR Konvensional “S”.

Ari Kuncara Widagdo, dan Siti Rochmah Ika (2008) tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui apakah kinerja keuangan bank syari’ah pada periode sebelum fatwa

berbeda dari yang pada periode setelah fatwa. Untuk menguji perbedaan kinerja bank, studi

ini digunakan perbandingan antar-temporal dan pendekatan antar bank. Dalam mengevaluasi

kinerja bank, penelitian ini menggunakan rasio akuntansi yaitu rasio profitabilitas (ROA,

ROE, PER, ROD), rasio likuiditas (CDR, CR, CAR), rasiko dan rasio solvabilitas (DER,

DTAR, EM, LDR), dan efisiensi rasio (AU, OE). Data yang digunakan data sekunder dari 2

bank syariah dan 8 bank konvensional. hasil pengujian menunjukkan Tidak ada perbedaan

yang signifikan antara bank syari’ah dan bank konvensional baik sebelum maupun sesudah

fatwa.

Abustan (2009), penelitian tentang : ”Analisa perbandingan kinerja keuangan perbankan

syariah dengan perbankan konvensional”. Informasi yang digunakan untuk mengukur kinerja

bank adalah berdasarkan Laporan Publikasi Keuangan Bank Selama periode Juni 2002-Maret

2008 dengan menggunakan rasio keuangan. Rasio keuangan yang digunakan terdiri dari

CAR, NPL, ROA, ROE, BOPO dan LDR. Berdasarkan dari kriteria sampel yang telah

ditentukan, diperoleh dua kelompok sampel penelitian, yaitu 2 Bank umum syariah yang

diwakili oleh Bank Muamalat dan Bank Syariah Mandiri dan 6 Bank umum konvensional

yang diwakili oleh Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Bank Mizuho Indonesia, BPD

Sumatera Utara, BPD Kalimantan Timur, BPD DKI Jakarta dan BPD Daerah Aceh. Hasil

dari analisa diketahui bahwa selama periode Juni 2002-Maret 2008 secara keseluruhan

perbankan syariah memiliki kinerja (CAR, NPL, ROA, ROE, BOPO, dan LDR) lebih baik

dibanding dengan perbankan konvensional. Terlihat juga bahwa t hitung untuk 50 “Kinerja”

dengan Equal variance assumed adalah 3.718, dengan probabilitas 0.000. Oleh karena 0.000

< 0.05, maka Ho ditolak atau dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan kinerja perbankan

syariah dan perbankan konvensional terdapat perbedaan yang signifikan. Oleh karena itu

perbankan syariah menunjukkan kinerja lebih baik dibandingkan perbankan konvensional.

Dalam industri perbankan, alat analisis yang digunakan untuk menilai kinerja sebuah

bank dengan menggunakan proksi rasio keuangan, yaitu himpunan indikator yang

berunsurkan variabel-variabel Capital, Assets Quality, Management, Eearning dan Liquidity.

Proksi rasio keuangan tidak sekedar mengukur tingkat kesehatan sebuah bank, tapi sering

pula sebagai indikator dalam menyusun peringkat dan memprediksi kebangkrutan bank.

Sebagaimana disinggung di atas, penulisan ini menyajikan tentang menganalisis kinerja

keuangan perbankan sysriah jika dibandingkan dengan perbankan konvensional untuk

masing-masing rasio keuangan dan menganalisisis kinerja perbankan syariah jika

dibandingkan dengan perbankan konvensional. Untuk menguji apakah masing-masing proksi

rasio keuangan berbeda signifikan untuk periode tahun 2008 - 2012 dirumuskan hipotesis

sebagai berikut:

H1 : Terdapat perbedaan kinerja keuanagan Bank Sayriah dengan Bank Konvensional

berdasarkan Capital Adequeency Ratio (CAR).

H2 : Terdapat perbedaan kinerja keuangan Bank Syariah dengan Bank Konvensional

berdasarkan Non Performing Loan (NPL).

H3 : Terdapat perbedaan kinerja keuangan Bank Syariah dengan Bank Konvensional

berdasarkan Return On Asset (ROA).

H4 : Terdapat perbedaan kinerja keuangan Bank Syariah dengan Bank Konvensional

berdasarkan Return On Equity (ROE).

H5 : Terdapat perbedaan kinerja keuangan Bank Syariah dengan Bank Konvensional

berdasarkanBiaya Operasional Pendapata Operasional (BOPO).

H6 : Terdapat perbedaan kinerja keuangan Bank Syariah dengan Bank Konvensional

berdasarkan Loan to Deposit Ratio (LDR).

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif.

Penelitian kuantitatif merupakan suatu penelitian yang menekankan terhadap pengujian pada

teori-teori dengan cara melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan

menggunakan angka dan melakukan suatu analisis data dengan menggunakan suatu prosedur

statistik.

B. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu

sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung yaitu melalui media

perantara atau data yang diperoleh dan dicatat oleh pihak lain (Indriantoro dan Bambang

Supomo, 2010: 147).

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data pada bank yang

mempublikasikan laporan keuangan tahunan yaitu Bank Syariah dan Bank Konvensional di

Indonesia dari tahun 2010-2012. Laporan keuangan tersebut berupa :

1. Neraca Keuangan dari tahun 2010- 2012.

2. Laporan Rugi Laba dari tahun 2010- 2012

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang dicatat dan dikumpulkan dari Indonesian Capital Market Directory tahun

2010 - 2012 dan www.idx.co.id. Selain itu untuk melengkapi landasan teori dan pemecahan

masalah secara hipotesis dilakukan dengan cara membaca literatur yang berhubungan

dengan penelitian ini melalui studi kepustakaan.

D. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel setelah semua data terkumpul, langkah selanjutnya adalah

pengolahan data yang diawali dengan menghitung variabel-variabel yang digunakan.

Variabel-variabel tersebut yaitu rasio keuangan yang meliputi Capital Adequency Ratio

(CAR), Non Performing Loan (NPL)Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Biaya

Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR).

E. Metode Analisis Data

Data yang sudah siap untuk diolah akan dilakukan pengujian statistik berikut ini :

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif di dalam penelitian pada dasarnya merupakan suatu proses

transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah untuk dipahami serta

diinterpretasikan. Analisis deskriptif digunakan untuk dapat mengetahui nilai mean, nilai

maksimum, nilai minimum, serta standar deviasi (Indriantoro, Nur dan Bambang

Supomo, 2010: 170). Analisis deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini untuk

menjelaskan dan menghitung angka rasio keuangan mengenai CAR (Capital Adequency

Ratio), Non Performing Loan (NPL ), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE),

Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR),

pada perusahaan perbankan yaitu Bank Syariah dan Bank Konvensional yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2010-2012.

2. Analisis Statistik

Langkah-langkah dalam analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini antara

lain:

a. Menentukan objek penelitian

Objek yang digunakan dalam penelitian ini ada dua perusahaan perbankan Syariah

dan Perbankan Konvensional.

b. Menghitung variabel-variabel yang digunakan dalam perbandingan kinerja keuangan

bank yang meliputi:

1) Rasio permodalan, yang diwakili oleh variabel rasio CAR (Capital Adequacy

Ratio)

CAR = Modal Bank/Aktiva Tertimbang Menurut Risiko

2) Rasio kualitas aktiva produktif, yang diwakili oleh NPL (Non Performing Loan).

NPL = Total Kredit Bermasalah/Total Seluruh Kredit

3) Rasio Rentabilitas, yang diwakili oleh variabel rasio ROA (Return on Asset) dan

ROE (Return on Equity)

ROA = Laba Bersih/Total Aktiva

ROE = Laba Bersih/Modal Sendir

4) Rasio Efisiesi, yang diwakili oleh variabel rasio BOPO (Biaya Operasional

Pendapatan Operasional)

BOPO = Total Biaya Operasional/ Total Pendapatan Operasional

5) Rasio Likuiditas, yang diwakili oleh variabel rasio LDR (Loan to Deposit Ratio).

LDR = Total Kredit yang Diberikan/Dana Pihak Ketiga

Setelah memasukkan rasio-rasio tersebut kedalam piranti lunak SPSS untuk

selanjutnya dianalisis menggunakan uji statistik independent sample t-test. Untuk

memberikan interpretasi terhadap hasil uji t dapat dijelaskan bahwa dengan melihat nilai t

hitung dan nilai probabilitas (), apabila value > 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

artinya terdapat perbedaan yang signifikan dan sebaliknya apabila value ≤ 0,05 maka

Ho diterima dan Ha ditolak sehingga dapat dikatakan tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional dengan tingkat signifikansi 0,05

(5%) (Ghozali, 2009: 89).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Perbedaan kinerja keuanagan Bank Sayriah dengan Bank Konvensional berdasarkan Capital

Adequeency Ratio (CAR).

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa rasio permodalan yang

diproksi oleh rasio CAR, perbankan syariah mempunyai rata-rata (mean) sebesar 22,21%

lebih besar jika dibandingkan dengan mean rasio CAR pada bank konvensional sebesar

0,89%. Hal ini berarti bahwa selama tahun 2010-2012, perbankan syariah memiliki CAR

lebih baik dibanding dengan perbankan konvensional, karena semakin tinggi nilai CAR

maka semakin bagus kualitasnya. Akan tetapi, jika mengacu pada ketentuan BI yang

menyatakan bahwa standar terbaik CAR adalah 8%, maka perbankan konvensional

berada pada kondisi kurang ideal karena nilai CAR di bawah ketentuan BI, sehingga

dalam hal ini terdapat perbedaan yang signifikan rasio dilihat dari CAR antara perbankan

syariah dan perbankan konvensional, dan bank syariah lebih baik dibandingkan dengan

perbankan konvensional dilihat dari CAR.

Hasil pengujian hipotesis diketahui bahwa nilai thit sebesar 13,433 yang mempunyai

nilai probabilitas sebesar 0,000, oleh karena nilai probabilitas (0,000) nilainya lebih kecil dari

0,05 maka H1 diterima kebenarannya sehingga dapat dikatakan terdapat perbedaan kinerja

secara signifikan antara perbankan syariah dan perbankan konvensional tersebut dilihat dari

rasio CAR.. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Abustan (2009)

yang meneliti tentang nalisa perbandingan kinerja keuangan perbankan syariah dengan

perbankan konvensional, hasil penelitiannya menyebutkan bahwa selama periode Juni 2002-

Maret 2008 secara keseluruhan perbankan syariah memiliki kinerja (CAR, NPL, ROA, ROE,

BOPO, dan LDR) lebih baik dibanding dengan perbankan konvensional. Terlihat juga bahwa

t hitung untuk 50 “Kinerja” dengan Equal variance assumed adalah 3.718, dengan

probabilitas 0.000. Oleh karena 0.000 < 0.05, maka Ho ditolak atau dapat dikatakan bahwa

secara keseluruhan kinerja perbankan syariah dan perbankan konvensional terdapat

perbedaan yang signifikan. Oleh karena itu perbankan syariah menunjukkan kinerja lebih

baik dibandingkan perbankan konvensional.

2. Perbedaan kinerja keuangan Bank Syariah dengan Bank Konvensional berdasarkan Non

Performing Loan (NPL).

Hasil deskripsi data terlihat bahwa Bank Syariah mempunyai rata-rata (mean)

rasio NPL sebesar 3,05% lebih kecil jika dibandingkan dengan mean rasio NPL pada

bank konvensional sebesar 15,16%. Hal ini berarti bahwa selama tahun 2010-2012,

perbankan syariah memiliki NPL lebih baik dibanding dengan perbankan konvensional ,

karema semakin tinggi nilai NPL maka semakin buruk kualitasnya. Walaupun begitu,

kualitas NPL pada bank konvensional berada pada kondisi yang kurang ideal jika dilihat

dari ketentuan BI yang menyatakan bahwa standar terbaik NPL adalah di bawah 5%.

Berdasarkan uji t-test diketahui bahwa nilai probabilitas sebesar 0,000 yang nilainya lebih

kecil dari 0,05 sehingga H2 diterima kebenarannya, hal ini berarti terdapat perbedaan kinerja

secara signifikan antara perbankan syariah dan perbankan konvensional tersebut dilihat dari

rasio NPL. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ari

Setyaningsih dan Setyaningsih Sri Utami (2013), yang meneliti tentang analisis perbandingan

kinerja keuangan perbankan syariah dengan perbankan konvensional, hasil penelitian

menyebutkan bahwa rasio NPL pada PT Bank Syariah Muamalat Indonesia Tbk lebih baik

dari PT Bank BRI Tbk, dan terdapat perbedaan signifikan rasio NPL antara bank syariah

muamalat Indonesia denngan PT. Bank BRI Tbk.

3. Perbedaan kinerja keuangan Bank Syariah dengan Bank Konvensional berdasarkan Return

On Asset (ROA).

Berdasarkan hasil analisis deskriptif diketahui bahwa Bank Syariah mempunyai

rata-rata (mean) rasio ROA sebesar 1,29% lebih kecil jika dibandingkan dengan mean

rasio ROA pada bank konvensional sebesar 1,33%. Hal ini berarti bahwa selama tahun

2010-2012, perbankan konvensional memiliki nilai ROA lebih tinggi dibanding dengan

perbankan konvensional, hal ini berarti perbankan konvensional memiliki nilai rasio yang

semakin baik dibandingkan bank syariah, karema semakin tinggi nilai ROA maka

semakin bagus kualitasnya. Akan tetapi, jika mengacu pada ketentuan BI yang

menyatakan bahwa standar terbaik ROA adalah 1,5%, maka perbankan syariah masih

berada pada kondisi ideal karena nilai ROA masih berada di bawah ketentuan BI.

Berdasarkan hasil uji t diketahui nilai probabilitas sebesar 0,903, oleh karena nilai

probabilitas (0,903) nilainya lebih besar dari 0,05 maka H3 ditolak kebenarannya sehingga

dapat dikatakan tidak terdapat perbedaan kinerja secara signifikan antara perbankan syariah

dan perbankan konvensional tersebut dilihat dari rasio ROA. Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Candra Puspita Ningtyas, Darminto dan Achmad

Husaini (2013) yang meneliti tentang perbandingan kinerja keuangan bank konvensional dan

bank syariah berdasarkan analisis rasio keuangan. rasio rentabilitas diwakili rasio Return On

Assets (ROA) bahwa rasio permodalan Bank Mandiri lebih baik daripada Bank Syariah

Mandiri, namun secara statistik tidak terdapat perbedaan signifikan kinerja keuangan antara

kedua bank tersebut.

4. Perbedaan kinerja keuangan Bank Syariah dengan Bank Konvensional berdasarkan Return

On Equity (ROE).

Hasil analisis deskriptif diketahui bahwa Bank Syariah mempunyai rata-rata

(mean) rasio ROE sebesar 12,02% lebih kecil jika dibandingkan dengan mean rasio ROE

pada bank konvensional sebesar 12,54%. Hal ini berarti bahwa selama tahun 2010-2012,

perbankan konvensional memiliki nilai ROE lebih tinggi dibanding dengan perbankan

konvensional, hal ini berarti perbankan konvensional memiliki nilai rasio yang semakin

baik dibandingkan bank syariah, karema semakin tinggi nilai ROE maka semakin bagus

kualitasnya. Akan tetapi, jika mengacu pada ketentuan BI yang menyatakan bahwa

standar terbaik ROE adalah 12%, maka perbankan syariah masih berada pada kondisi

ideal karena nilai ROE masih berada di sekitar ketentuan BI yaitu 12%.

Berdasarkan uji t-test diketahui bahwa nilai probabilitas sebesar 0,832, oleh

karena nilai probabilitas (0,832) nilainya lebih besar dari 0,05 maka dapat dikatakan tidak

terdapat perbedaan kinerja secara signifikan antara perbankan syariah dan perbankan

konvensional tersebut dilihat dari rasio ROE. Menurut Rusdin (2008), bahwa Return On

Equity (ROE) mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal

sendiri. Hasil penelitian tersebut mengindikasikan bahwa tidak ada pengaruh signifikan

antara ROE terhadap harga saham, artinya bahwa modal yang ditanam oleh pemegang saham

sesudah dipotong kewajiban kepada kreditur kurang mampu menunjukkan tingkat

keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri yang dihasilkan perusahaan perbankan

yang go publik di BEI.

5. Perbedaan kinerja keuangan Bank Syariah dengan Bank Konvensional berdasarkanBiaya

Operasional Pendapata Operasional (BOPO).

Berdasarkan hasil analisis terlihat bahwa Bank Syariah mempunyai rata-rata

(mean) rasio BOPO sebesar 93,432% lebih besar jika dibandingkan dengan mean rasio

BOPO pada bank konvensional sebesar 19,63%. Hal ini berarti bahwa selama tahun

2010-2012, perbankan konvensional memiliki nilai BOPO lebih rendah jika dibanding

dengan perbankan syariah, hal ini berarti perbankan konvensional memiliki nilai rasio

yang semakin baik dibandingkan bank syariah, karena semakin tinggi nilai BOPO maka

semakin buruk kualitasnya. Akan tetapi, jika mengacu pada ketentuan BI yang

menyatakan bahwa standar terbaik BOPO adalah 92%, maka perbankan syariah masih

berada pada kondisi ideal karena nilai BOPO masih berada di sekitar ketentuan BI yaitu

92%.

Hal ini diperkuat oleh hasil uji t diketahui bahwa nilai probabilitas sebesar 0,000,

oleh karena nilai probabilitas (0,000) nilainya lebih kecil dari 0,05 maka H5 diterima

kebenarannya sehingga dapat dikatakan terdapat perbedaan kinerja secara signifikan antara

perbankan syariah dan perbankan konvensional tersebut dilihat dari rasio BOPO. Hasil

penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Raditya Dwi Ananto (2013) yang

menganalisis kinerja keuangan Bank Syariah Mandiri dibandingkan dengan Bank UOB

Buana dilihat dari rasio keuangan bank yang meliputi CAR, NPL, PPAP, NPM, ROA,

BOPO, dan LDR. Hasil penelitian menyebutkan bahwa rasio BOPO mempunyai perbedaan

yang signifikan antara kedua bank tersebut dan rasio BOPO yang digunakan sebagai dasar

penghitungan nilai total rasio diketahui bahwa Bank UOB Buana memiliki kinerja yang lebih

baik daripada Bank Syariah Mandiri.

6. Perbedaan kinerja keuangan Bank Syariah dengan Bank Konvensional berdasarkan Loan to

Deposit Ratio (LDR).

Hasil deskripsi data terlihat bahwa Bank Syariah mempunyai rata-rata (mean)

rasio LDR sebesar 87,22% lebih besar jika dibandingkan dengan mean rasio LDR pada

bank konvensional sebesar 8,79%. Hal ini berarti bahwa selama tahun 2010-2012,

perbankan konvensional memiliki nilai LDR lebih rendah jika dibanding dengan

perbankan syariah, hal ini berarti perbankan syariah memiliki nilai rasio yang semakin

baik dibandingkan bank konvensional, karena semakin tinggi nilai LDR maka semakin

baik kualitasnya. Akan tetapi, jika mengacu pada ketentuan BI yang menyatakan bahwa

standar terbaik LDR adalah antara 85-110%, maka perbankan konvensional berada pada

kondisi yang kurang ideal karena nilai LDR masih berada di bawah ketentuan BI yaitu

85-110%.

Hasil uji t diketahui nilai probabilitas sebesar 0,000 yang nilainya lebih kecil dari

0,05 maka H6 diterima kebenarannya sehingga dapat dikatakan terdapat perbedaan kinerja

secara signifikan antara perbankan syariah dan perbankan konvensional tersebut dilihat dari

rasio LDR.. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Abustan (2009)

yang menyimpulkan bahwa selama periode Juni 2002-Maret 2008 perbankan konvensional

memiliki LDR lebih baik dibanding dengan perbankan syariah, karena semakin tinggi nilai

LDR maka semakin bagus kualitasnya. Akan tetapi, jika mengacu pada ketentuan BI yang

menyatakan bahwa standar terbaik LDR adalah 85-119%, maka perbankan syariah masih

berada pada kondisi ideal karena memiliki nilai CAR diatas ketentuan BI.

KESIMPULAN

1. Terdapat perbedaan kinerja keuangan secara signifikan dilihat dari rasio CAR antara

perbankan syariah dengan perbankan konvensional ( = 0,000), sehingga H1 diterima

kebenarannya dan diketahui bahwa rasio CAR lebih baik pada perbankan syariah yaitu

sebesar 22,213%, sedangkan CAR pada bank konvensional sebesar 0,889%.

2. Terdapat perbedaan kinerja keuangan secara signifikan dilihat dari rasio NPL antara

perbankan syariah dengan perbankan konvensional ( = 0,000) sehingga H2 diterima

kebenarannya, dan dilihat dari rasio NPL lebih baik pada perbankan konvensional yaitu

sebesar 15,155%, sedangkan NPL pada bank syariah sebesar 3,051%.

3. Tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan secara signifikan dilihat dari rasio ROA antara

perbankan syariah dengan perbankan konvensional ( = 0,903) sehingga H3 ditolak

kebenarannya, dilihat dari rasio ROA lebih baik pada perbankan syariah yaitu sebesar

1,326%, sedangkan ROA pada bank konvensional sebesar 1,293%.

4. Tidak terdapat perbedaan kinerja secara signifikan dilihat dari rasio ROE antara perbankan

syariah dengan perbankan konvensional ( = 0,832) sehingga H4 ditolak kebenarannya, dan

dilihat dari rasio ROE lebih baik pada perbankan konvensional yaitu sebesar 12,538%,

sedangkan ROE pada bank syariah sebesar 12,022%..

5. Terdapat perbedaan kinerja secara signifikan antara perbankan syariah dengan perbankan

konvensional ( = 0,000) sehingga H5 diterima kebenarannya, dan dilihat dari rasio BOPO

lebih baik pada perbankan syariah yaitu sebesar 93,431%, sedangkan BOPO pada bank

konvensional sebesar 19,632%.

6. Terdapat perbedaan kinerja secara signifikan antara perbankan syariah dengan perbankan

konvensional = 0,000) sehingga H6 diterima kebenarannya, dan dilihat dari rasio LDR

lebih baik pada perbankan syariah yaitu sebesar 87,218%, sedangkan LDR pada bank

konvensional sebesar 8,793%.

SARAN

Diharapkan kepada peneliti berikutnya untuk meneliti perusahaan yang tercatat di Bursa Efek

Indoensia selain perusahaan perbankan syariah dan konvensional, misalnya perusahaan

manufaktur, lembaga perbankan konvensional agar dapat diketahui tingkat kesehatan atau

dapat mendeteksi adanya kebangkrutan suatu perusahaan atau lembaga perbankan tersebut,

di samping itu juga tidak terbatas pada peirode pengamatan

DAFTAR PUSTAKA

Abustan. 2009. Analisa Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah dengan Perbankan

Konvensional. Jurnal Publikasi.

Almilia, Luciana Spica dan Herdiningtyas, Winny. 2005. Analisis Rasio Camel terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah pada Lembaga Perbankan perioda 2000-2002. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 7, No. 2, ISSN 1411 – 0288.

Ananto, Raditya Dwi. 2013. Analisas Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Dengan Bank Konvensioanal (Bank Syariah Mandiri dengan Bank UOB buana Periode 2007-2011).

Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani Press.

Ari, Kuncara Widagdo, dan Siti Rochmah Ika. 2008. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah dengan Bank Konvensional. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Surakarta: UNS.

Booklet Perbankan Indonesia. Vol. 4, Maret 2007.

Booklet Perbankan Indonesia. 2009.

Budisantoso, Totok dan Triandaru, Sigit. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat.

Candra Puspita Ningtyas, Darminto dan Husaini. 2013. Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Konvensional dan Bank Syariah berdasarkan Analisis Rasio Keuangan. Jurnal Akuntansi. Fakultas Ekonomi dan bisnis Universitas Brawijaya.

Dahlia, Andi. 2012. Analisis Pebandingan Kinerja Keuangan PT. Bank Syariah Mandiri dengan PT. Bank Muamalat Indonesia. Skripsi (tidak dipublikasikan). Makassar: Universitas Hassanudin.

Damayanti, Ria Tuzi. 2013. Analisis Perbandingan Knerja Keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional. Skripsi. Bogor: IPB.

Ghozali, Imam. 2009. Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: FE Undip.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2010. Metodologi Bisnis untuk Akuntansi & Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Kasmir. 2004. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Raja Grafindo Persadas.

Kusumo, Yunanto Adi. 2008. Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah Mandiri Periode 2002-2007 (dengan Pendekatan PBI No.9/PBI/2007). Vol. 2, No. 1

Lukman, Dendawijaya. 2003, Manajemen Perbankan, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Merentek, Kartika Citra Claudia. 2013. Analisis Kinerja Keuangan Antara Bank Negara Indonesia (BNI) Dan Bank Mandiri Menggunakan Metode CAMEL. Jurnal EMBA 645 Vol.1 No. 3 Juni 2013, Hal. 645-652.

Merkuswati, Ni Ketut Lely Aryani. 2007. Evaluasi Pengaruh CAMEL Terhadap Kinerja Peruahaan.Buletin Studi Ekonomi, Vol. 12, Nomor 1 Tahun 2007.

Mufidha Miranti dan Sadalia. 2012. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan antara Perbankan Syariah dengan Perbankan Umum Devisa Nasional di BEI. Dinamika Keuangan dan Perbankan”, Vol.6 (11), pp 111-124.

Muhammad. 2002. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Peraturan BI. 2010. Penilaian Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah No. 9/1/PBI/2007.

Ruth, Maulina dan Riadi Armas. 2011. Analisis Rasio CAMEL Bank-Bank Umum Swasta Nasional Periode 2005-2009. Pakbis Jurnal, Vol.3, November 2011: 569-578.

Sahara, Ratna dan Nunung Nurul Hidayah. 2007. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Muamalat Indonesia Periode 1992-1998 Dan 1999-2006. Simposium Nasional Akuntansi. Makassar.

Setyaningsih, Ari dan Setyaningsih Sri Utami. 2013. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan. Vol. 13, No. 1, April 100 2013: 100 – 115.

Subaweh, Imam. 2008. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Dan Bank Konvensional Preiode 2003-2007. Jurnal Ekonomi Bisnis No. 2 Vol. 13.

Sugiono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: alfabeta.

Suripto. 2013. Implimentasi Sistem Bunga dan Bagi Hasil terhadap Kinerja Keuangan Perbankan, Jurnal Perspektif Bisnis, Vol.1, No.1, Juni 2013, ISSN: 2338-5111.

Umar Hamdan dan Andi Wijaya. 2006. Analisis Komparatif Resiko Keuangan Bank Perkreditasn Rakyat (BPR) Konvensional dan BPR Syariah. Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya. Vol. 4, No 7 Juni 2006.

Yulia Nurul Aini dan Darmayanti. 2013. Analisis Kinerja Keuangan BCA dibandingkan dengan Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia. dengan Perbankan Konvensional. Jurnal Publikasi.

Zulhelda Mardaleni. 2012. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank dan Pertumbuhan Laba pada Bank Umum Konvensional dengan Bank Syariah yang terdaftar di BEI. Jurnal Ekonomi dan Akuntansi. Universitas Riau. repository.unri.ac.id.