analisis penilaian kesehatan usaha simpan pinjam dan...

182
ANALISIS PENILAIAN KESEHATAN USAHA SIMPAN PINJAM DAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA KOPERASI (Suatu Survey Pada Koperasi Syariah Tingkat Nasional) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE) Oleh : Syaiful Ashari 11140850000076 JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M / 1440 H

Upload: others

Post on 23-Oct-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    ANALISIS PENILAIAN KESEHATAN USAHA SIMPAN PINJAM DAN

    PEMBIAYAAN SYARIAH PADA KOPERASI

    (Suatu Survey Pada Koperasi Syariah Tingkat Nasional)

    SKRIPSI

    Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

    Gelar Sarjana Ekonomi (SE)

    Oleh :

    Syaiful Ashari

    11140850000076

    JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2019 M / 1440 H

  • ii

  • iii

  • iv

    LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

    Hari ini 25 Juli 2019 telah dilaksanakan jian Skripsi atas mahasiswa :

    1. Nama : Syaiful Ashari

    2. NIM : 11140850000076

    3. Jurusan : Perbankan Syariah

    4. Judul Skripsi : Analisis Penilaian Kesehatan Usaha Simpan Pinjam Dan

    Pembiayaan Syariah Pada Koperasi (Suatu Survey Pada Koperasi Syariah

    Tingkat Nasional)

    Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang

    bersangkutan selama ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di

    atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk

    memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Universitas Isam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Jakarta, 25 Juli 2019

    1. Cut Erika Ananda Fatimah, S.E., M.B.A. ( )

    NIP. 197410182014112001 Ketua

    2. Dr. Indo Yama Nasarudin, S.E., M.A.B ( )

    NIP. 197411272001121002 Sekretaris

    3. Dr. Suhenda Wiranata, M.E ( )

    NIP. 196104211990031002 Penguji Ahli

    4. Dr. Indo Yama Nasarudin, S.E., M.A.B ( )

    NIP. 197411272001121002 Pembimbing I

    5. Ade Ananto Terminanto, M.M ( )

    NIP. 196811252014111002 Pembimbing II

  • v

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ILMIAH

    Yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : Syaiful Ashari

    NIM : 11140850000076

    Program Studi : Perbankan Syariah

    Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

    Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

    1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

    mempertanggungjawabkan.

    2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.

    3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli

    ataupun tanpa izin pemilik karya.

    4. Tidak melakukan manipulasi dan pemalsuan data.

    5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggunjawab atas karya

    ini.

    Jika dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui

    pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti

    bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap dikenakan sanksi

    yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    Dengan demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

    Jakarta, Juli 2019

    Syaiful Ashari

    NIM. 11140850000076

  • vi

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    A. Identitas Pribadi

    Nama : Syaiful Ashari

    Alamat : Jl. H. Yusuf Pondok Lakah GG Hidayah II Paninggilan,

    Ciledug, Tangerang.

    Email : [email protected]

    B. Pendidikan

    1. SDN Paninggilan 04 2002-2008

    2. MTsN 27 Jakarta 2008-2011

    3. SMKN 2 Tangerang Selatan 2011-2014

    4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (S1) 2014-2019

    C. Pengalaman Organisasi

    HMJ Perbankan Syariah UIN Jakarta Dep. Kemahasiswaan (kordinator)

    Ikatan Remaja Musholla Al-Hidayah Wakil Ketua

  • vii

    ABSTRACT

    Cooperatives are instruments in building and developing the economy of

    society in general and members in particular to improve economic and social

    welfare. With the issuance of Fintech approved by 113, Sharia Cooperatives are

    required to provide good health loans. This study discusses to study and analyze

    the health of savings and loan businesses and sharia financing at the national level

    sponsored by 22 Islamic cooperatives. This assessment uses the measurements

    issued by the Ministry of Cooperatives through the Republic of Indonesia

    Ministry of Cooperatives and SMEs Ministry of Deputy Supervision Regulation

    No. 6 of 2016. And to know and analyze related to Capital Aspects, Earning Asset

    Quality, Management, Efficiency, Liquidity, Cooperative Identity and Principle

    Compliance Sharia Against Independence and rejected by the Cooperative. Based

    on the results of research from 22 sharia cooperatives which discussed 5 sharia

    cooperatives that met the healthy criteria, the criteria were quite healthy 16 sharia

    cooperatives, and 1 sharia cooperative that received criteria in supervision. And

    There Are Effects of Capital Aspects, Earning Assets Quality, Management,

    Efficiency, Liquidity, Cooperative Identity and Compliance of Sharia Principles

    Against Independence and Cooperative Agreements.

    Keywords: Health assessment, Islamic cooperative, Ministry of cooperatives,

    Cooperative profitability.

  • viii

    ABSTRAK

    Koperasi merupakan instrumen dalam membangun dan mengembangkan

    ekonomi masyarakat pada umumnya dan anggota pada khususnya untuk

    meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial. Dengan pesaingnya Fintech

    yang sudah berjumlah 113, Koperasi Syariah diharuskan untuk mampu mengelola

    penilaian kesehatan koperasinya dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk

    mengetahui dan menganalisis penilaian kesehatan usaha simpan pinjam dan

    pembiaayan syariah pada koperasi tingkat Nasional yang berjumlah 22 koperasi

    syariah. Penilaian ini menggunakan ukuran yang dikeluarkan oleh Kementerian

    Koperasi melalui Peraturan Deputi Pengawasan Kementerian Koperasi dan

    UKM Republik Indonesia no 6 tahun 2016. Dan untuk mengetahui dan

    menganalisis apakah terdapat Pengaruh Aspek Permodalan, Kualitas Aktiva

    Produktif, Manajemen, Efisiensi, Likuiditas, Jati Diri Koperasi dan Kepatuhan

    Prinsip Syariah Terhadap Kemandirian dan Pertumbuhan Koperasi. Berdasarkan

    hasil penelitian dari 22 koperasi syariah yang diteliti terdapat 5 koperasi syariah

    yang mencapai kriteria penilaian Sehat, kriteria penilaian Cukup Sehat berjumlah

    16 koperasi syariah, dan 1 koperasi syariah yang mendapat kiteria penilaian

    Dalam Pengawasan. Dan terdapat Pengaruh Aspek Permodalan, Kualitas Aktiva

    Produktif, Manajemen, Efisiensi, Likuiditas, Jati Diri Koperasi dan Kepatuhan

    Prinsip Syariah Terhadap Kemandirian dan Pertumbuhan Koperasi.

    Kata kunci : Penilaian kesehatan, Koperasi syariah, Kementerian koperasi,

    Profitabilitas koperasi.

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

    Alhamdulillahi alladzi bini’matihi tatimmu ashshaalihat, segala puji dan

    syukur bagi Allah subhanahu wa ta’ala. yang telah melimpahkan rahmat dan

    karunia-Nya serta segala kenikmatan kepada kita semua. Alhamdulillah atas kerja

    keras serta seizin Allah subhanahu wa ta’ala, peneliti dapat menyelesaikan skripsi

    yang berjudul “ANALISIS PENILAIAN KESEHATAN USAHA SIMPAN

    PINJAM DAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA KOPERASI (SUATU

    SURVEY PADA KOPERASI SYARIAH TINGKAT NASIONAL)”. Salawat

    dan salam semoga selalu tercurah kepada Baginda Nabi Besar Muhammad

    shalllallahu ‘alaihi wasallam, beserta para keluarga, sahabat, dan para

    pengikutnya yang insyaallah akan mendapat syafaat di akhir kelak.

    Selama proses penulisan dan penyusunan skripsi ini, peneliti menyadari

    bahwa terdapat berbagai kendala yang harus dihadapi serta terdapat kontribusi

    dari berbagai pihak berupa doa, arahan, motivasi, bantuan, dan bimbingan yang

    sangat berarti bagi peneliti. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih

    kepada:

    1. Kedua orang tua, yang telah memberikan doa, dukungan, semangat, serta

    telah mengajarkan banyak hal dalam hidup saya.

    2. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si., CA, QIA., BKP., CRMP selaku

    Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan kesempatan

    kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat meraih gelar

    sarjana ekonomi.

    3. Bapak Dr. Indo Yama Nasarudin, SE, M.A.B selaku Dosen Pembimbing I

    yang dengan sabar telah memberikan ilmu, arahan, saran, dan meluangkan

    waktunya dalam proses penyelesaian penelitian skripsi ini hingga selesai.

    4. Bapak Ade Ananto Terminanto, M.M selaku Dosen Pembimbing II yang

    telah berkenaan mendengarkan dan memberikan solusi, arahan, dan

    bimbingan atas permasalahan penelitian yang saya hadapi serta meluangkan

    waktu selama proses penelitian skripsi ini hingga selesai.

    https://staff.uinjkt.ac.id/profile.php?staff=4c2c6325-66ee-9176-8082-b0cad077c248

  • x

    5. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA., selaku Ketua Jurusan dan Ibu

    Yuke Rahmawati, MA., selaku Sekretaris Jurusan Perbankan Syariah

    Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

    membantu dalam pemenuhan berkas-berkas administrasi saya dan

    persetujuan proposal penelitian.

    6. Bapak Adhitya Ginanjar, SE., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik

    yang telah memberikan banyak masukan dan motivasi dari awal perkuliahan

    hingga akhir masa studi.

    7. Seluruh jajaran Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan

    ilmu dan pelajaran hidup yang berguna bagi saya selama perkuliahan.

    8. Seluruh saudara saya yang berkenan mendukung saya dalam menyelesaikan

    masa perkuliahan.

    9. Sahabat saya selama berkuliah, Sidik, Efendi, Umar, Faisal, Ilham yang telah

    banyak menghabiskan waktu bersama.

    10. Seluruh mahasiswa Perbankan Syariah Angkatan 2014 atas kebersamaannya

    selama 4 tahun belajar dan berteman dengan kalian.

    13. KKN SS 143 yang telah menghabiskan waktu bersama sebulan lamanya di

    kota Bogor serta Ibu Nurhansi yang tanpa kontribusi beliau, program

    pengabdian tidak akan terlaksana dengan baik.

    14. Serta seluruh pihak yang telah membantu peneliti yang tidak dapat peneliti

    sebut satu persatu. Semoga Allah membalas kebaikan kalian semua. Aamiin.

    Penelitin menyadari bahwa penelitian skripsi ini masih jauh dari kata

    sempurna karena keterbatasan pengetahuan maaupun pengalaman yang dimiliki

    peneliti. Oleh sebab itu peneliti mengharapkan segala bentuk saran dan masukan

    yang membangun untuk pencapaian yang lebih baik.

    Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

    Jakarta, 25 Juli 2019

    Syaiful Ashari

  • xi

    xi

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................... . ii

    LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................ . iii

    LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iv

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................. v

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi

    ABSTRACT ......................................................................................................... vii

    ABSTRAK .......................................................................................................... viii

    KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix

    DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

    DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv

    DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi

    DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii

    PENDAHULUAN .................................................................................... 1

    Latar Belakang ................................................................................................ 1

    Identifikasi Masalah ........................................................................................ 8

    1. Besarnya potensi pertumbuhan Lembaga Keuangan Mikro Syariah yaitu

    koperasi syariah, namun banyak juga koperasi syariah yang mengalami

    kebangkrutan. ............................................................................................ 8 2. Penilaian kesehatan menurut peraturan Kementerian Koperasi dan UKM

    dengan instrumen hukum Islam yaitu Zakat. ............................................ 8

    3. Manajemen koperasi syariah belum dapat mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki koperasi syariah. ................................................................. 8

    4. Banyaknya jumlah fintech yang menjadi tantangan bagi koperasi syariah didalam menjalankan kegiatan usahanya. ................................................. 8

    Pembatasan dan Perumusan Masalah.............................................................. 8

    1. Pembatasan Masalah ................................................................................. 8 2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 9

    Tujuan Penelitian ............................................................................................ 9

    Manfaat Penelitian ........................................................................................ 10

    TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 12

    Kinerja Keuangan.......................................................................................... 12

    Tujuan Penilaian Kerja .................................................................................. 13

  • xii

    Konsep Kesehatan ......................................................................................... 14

    Modal ............................................................................................................ 15

    Kualitas Aktiva Produktif ............................................................................. 17

    Manajemen .................................................................................................... 18

    Efisiensi ......................................................................................................... 19

    Likuiditas ...................................................................................................... 20

    Jati Diri Koperasi .......................................................................................... 21

    Kemandirian dan Pertumbuhan ..................................................................... 22

    Kepatuhan Prinsip Syariah ............................................................................ 24

    Rasio Likuiditas ............................................................................................ 24

    Rasio Profitabilitas ........................................................................................ 25

    Rasio Solvabilitas .......................................................................................... 25

    Pengertian Koperasi ...................................................................................... 26

    Metode Penilaian Kesehatan Koperasi.......................................................... 28

    Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 48

    Kerangka Pemikiran ...................................................................................... 52

    Hipotesis ........................................................................................................ 53

    1. Hipotesis Regresi Linier Berganda ........................................................ 53

    METODE PENELITIAN ..................................................................... 54

    Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................. 54

    Metode Penentuan Sampel ............................................................................ 55

    Metode Pengumpulan Data ........................................................................... 56

    Penilaian Tingkat Kesehatan Koperasi Syariah ............................................ 56

    Uji Asumsi Klasik ......................................................................................... 58

    Uji Hipotesis ................................................................................................. 60

    Uji Koefisien Determinasi (R2) .................................................................... 61

    HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 67

    Analisis Tingkat Kesehatan Menurut Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi dan UKM Nomor 6 tahun 2016 ............................... 67

    1. Aspek Permodalan .................................................................................. 67 2. Aspek Kualitas Aktiva Produktif ............................................................ 71 3. Aspek Manajemen ................................................................................... 76

    4. Aspek Efisiensi ....................................................................................... 84 5. Aspek Likuiditas ..................................................................................... 89

  • xiii

    6. Aspek Jatidiri Koperasi ........................................................................... 93

    7. Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan.................................................... 97 8. Aspek Kepatuhan Prinsip Syariah ......................................................... 102

    Uji Asumsi Klasik ....................................................................................... 104

    1. Uji normalitas ........................................................................................ 104 2. Uji Multikolinieritas .............................................................................. 106

    3. Uji Heteroskedasitas.............................................................................. 107

    Teknik Analisis Regresi Linier Berganda ................................................... 108

    1. Uji Determinasi (R2) ............................................................................. 108

    Uji F (Simultan) .......................................................................................... 109

    Uji T (Parsial) .............................................................................................. 110

    Uji Regresi Linier Berganda ....................................................................... 113

    Pembahasan ................................................................................................. 116

    1. Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi Syariah Menurut Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi dan UKM Nomor 6 tahun

    2016. ...................................................................................................... 116 2. Analisis Pengaruh Permodalan, Kualitas Aktiva Produktif, Manajemen,

    Efisiensi, Likuditas, Jadi Diri Koperasi, dan Kepatuhan Prinsip Syariah

    terhadap Kemandirian dan Pertumbuhan. ............................................. 121

    KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 132

    Kesimpulan ................................................................................................. 132

    Saran ............................................................................................................ 133

    1. Bagi Manajemen Koperasi Syariah ....................................................... 133 2. Bagi Akademisi ..................................................................................... 134 3. Bagi Pemerintah/ Regulator .................................................................. 134

    DAFTAR PUSTAKA .. .................................................................................... 135

    LAMPIRAN ………………………………………………………………….. 138

  • xiv

    DAFTAR TABEL

    Table 2.1 Perhitungan Kriteria Rasio Permodalan ............................................. 30

    Table 2.2 Perhitungan Kriteria Rasio CAR ........................................................ 31

    Table 2.3 Perhitungan Rasio Piutang dan Pembiayaan Bermasalah terhadap

    Piutang dan pembiayaan yang disalurkan .......................................... 32

    Table 2.4 Perhitungan Rasio PAR ...................................................................... 33

    Table 2.5 Perhitungan Rasio PPAP .................................................................... 34

    Table 2.6 Perhitungan Kriteria Manajemen Umum ........................................... 35

    Table 2.7 Perhitungan Kriteria Manajemen Kelembagaan ................................. 36

    Table 2.8 Perhitungan Kriteria Manajemen Permodalan ................................... 36

    Table 2.9 Perhitungan Kriteria Manajemen Aktiva ............................................ 37

    Table 2.10 Perhitungan Kriteria Manajemen Likuiditas ...................................... 38

    Table 2.11 Perhitugan Kriteria Rasio Biaya Operasional terhadap Pelayanan .... 39

    Table 2.12 Perhitungan Kriteria Rasio Aktiva Tetap Terhadap Total Modal ...... 39

    Table 2.13 Perhitungan Kriteria Rasio Efisiensi Pelayanan ................................. 40

    Table 2.14 Perhitungan Kriteria Rasio Kas .......................................................... 41

    Table 2. 15 Perhitungan Kriteria Rasio Pembiayaan ............................................. 41

    Table 2.16 Perhitungan Kriteria Rasio PEA ......................................................... 42

    Table 2.17 Perhitungan Kriteria Rasio Partisipasi Bruto ...................................... 43

    Table 2.18 Perhitungan Kriteria Rasio Rentabilitas Aset dan Ekuitas ................. 44

    Table 2.19 Perhitungan Kriteria Rasio Kemandirian Operasional ....................... 44

    Table 2.20 Pertanyaan Kepatuhan Prinsip Syariah ............................................... 45

    Table 2.21 Perhitungan Kriteria Aspek Kepatuhan Prinsip Syariah .................... 47

    Table 2.22 Predikat Tingkat Kesehatan ................................................................ 48

    Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian ......................................................... 63

    Tabel 4.1 Nilai skor Aspek Permodalan Rasio Modal Sendiri terhadap Total

    Aset Koperasi Syariah ........................................................................ 68

    Tabel 4.2 Nilai skor Aspek Permodalan Rasio Kecukupan Modal Sendiri

    Koperasi Syariah................................................................................. 69

    Tabel 4.3 Nilai skor Aspek Kualitas Aktiva Produktif Koperasi Rasio Piutang

    dan Pembiayaan Bermasalah ............................................................ 72

    Tabel 4.4 Nilai skor Aspek Kualitas Aktiva Produktif Koperasi Rasio

    Portofolio Pembiayaan Berisiko ......................................................... 73

  • xv

    Tabel 4.5 Nilai skor Aspek KAP Rasio PPAP terhadap PPAPWD ................... 75

    Tabel 4.6 Perhitungan dan skoring Aspek Manajemen Umum .......................... 77

    Tabel 4.7 Perhitungan dan skoring Aspek Manajemen Kelembagaan ............... 79

    Tabel 4.8 Perhitungan dan skoring Aspek Manajemen Permodalan .................. 80

    Tabel 4.9 Perhitungan dan skoring Aspek Manajemen Aktiva .......................... 81

    Tabel 4.10 Perhitungan dan skoring Aspek Manajemen Likuiditas ..................... 83

    Tabel 4.11 Perhitungan dan skoring Aspek Efisiensi Rasio BOP Terhadap

    Partisipasi Bruto ................................................................................. 85

    Tabel 4.12 Perhitungan dan skoring Aspek Efisiensi Rasio Aktiva tetap terhadap

    total Aset ............................................................................................. 86

    Tabel 4.13 Perhitungan Aspek Efisiensi Rasio Efisiensi Pelayanan ..................... 88

    Tabel 4.14 Nilai skor Aspek Likuiditas Koperasi Rasio kas dan bank terhadap

    kewajiban lancar ................................................................................. 90

    Tabel 4.15 Nilai Aspek Likuiditas Koperasi Rasio pembiayaan .......................... 92

    Tabel 4.16 Nilai skor Aspek Jati Diri Koperasi Rasio Partisipasi Bruto .............. 94

    Tabel 4.17 Nilai skor Aspek Jati Diri Koperasi Rasio Promosi Ekonomi Anggota

    (PEA) .................................................................................................. 95

    Tabel 4.18 Nilai skor Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan Koperasi Rasio

    Rentabilitas Aset ................................................................................. 98

    Tabel 4.19 Nilai skor Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan Koperasi Rasio

    Rentabilitas Ekuitas .......................................................................... 100

    Tabel 4.20 Nilai skor Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan ..................... 101

    Tabel 4.21 Nilai skor Aspek Kepatuhan Prinsip Syariah ................................... 103

    Tabel 4.22 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov- Smirnov One-Sample

    Kolmogorov-Smirnov Test ............................................................... 105

    Tabel 4.23 Hasil Uji Multikolinieritas ................................................................ 106

    Tabel 4.24 Uji Determinasi (R2) ......................................................................... 108

    Tabel 4.25 Hasil Uji F ........................................................................................ 109

    Tabel 4.26 Hasil Uji T ........................................................................................ 110

    Tabel 4.27 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ................................................... 113

    Tabel 4.28 Kategori Tingkat Kesehatan Koperasi Syariah ................................ 117

    Tabel 4.29 Hasil Penilaian Tingkat Kesehatan Koperasi Syariah ...................... 117

  • xvi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Alur Kerangka Pemikiran................................................................... 52

    Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedasitas ............................................................... 107

  • xvii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 : Hasil Perhitungan Penilaian Koperasi Syariah .............................. 138

    Lampiran 2 : Hasil Uji Data dengan SPSS.......................................................... 160

    Lampiran 3 : Data sebelum diolah ...................................................................... 165

  • 1

    1

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) merupakan upaya untuk

    mencapai tujuan menaikkan Market Share Syariah pada skala bisnis kecil, mikro

    dan menengah, bisa menjadi pilihan bagi masyarakat. BMT/KSPPS adalah salah

    satu wujud dari implementasi nilai syariah dalam bentuk lembaga keuangan

    mikro syariah. Kebutuhan microfinance yang kuat merupakan amanah undang-

    undang dan sekaligus perwujudan dari ekonomi kerakyatan yang dibagun sebagai

    dasar ekonomi bangsa (Astuti, 2011) Peran Koperasi sangat penting dalam

    menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat serta dalam

    mewujudkan kehidupan demokrasi ekonomi dengan ciri-ciri, demokratis,

    kebersamaan, kekeluargaan dan keterbukaan. Peran UMKM bagi perekonomian

    Indonesia sudah tidak diragukan lagi. UMKM mempunyai tingkat penyerapan

    tenaga kerja sekitar 97% dari seluruh tenaga kerja nasional dan mempunyai

    kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) sekitar 57%. Namun demikian,

    persoalan klasik seputar pembiayaan dan pengembangan usaha masih tetap

    melekat pada UMKM. Pemerintah mencatat, pada 2014, dari 56,4 juta UMK

    yang ada di seluruh Indonesia, baru 30% yang mampu mengakses pembiayaan.

    Dari persentase tersebut, sebanyak 76,1% mendapatkan kredit dari bank dan

    23,9% mengakses dari non bank termasuk usaha simpan pinjam seperti koperasi.

    Dengan kata lain, sekitar 60% - 70% dari seluruh sektor UMKM belum

  • 2

    mempunyai akses pembiayaan melalui perbankan (Laporan Bank Indonesia,

    2015).

    Berkaitan dengan hal tersebut maka Koperasi Syariah dapat dijadikan

    sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan taraf hidup perekonomian yang

    lemah, dengan memberikan pembiayaan untuk menambah modal Usaha Mikro

    Kecil Menengah (UMKM), sehingga usaha kecil mampu mengelola dan

    meningkatkan produktivitas pengusaha mikro.. Selain itu Koperasi Syariah juga

    merupakan financial inclusion ketika masyarakat kecil tidak mampu mengakses

    lembaga keuangan seperti Bank karena keterbatasan dan beberapa persyaratan

    yang harus dipenuhi dalam sistem perbankan. Koperasi Syariah atau BMT atau

    Baitul Maal Wat Tamwil merupakan padanan kata dari Balai Usaha Mandiri

    Terpadu. Baitul Maal berfungsi menampung dan menyalurkan dana zakat, infaq,

    shadaqah (ZIS) dan mengelola sesuai amanah. Sedangkan Baitul Tamwil adalah

    pengembangan usaha - usaha produktif investasi dalam meningkatkan kualitas

    kegiatan ekonomi pengusaha kecil serta mendorong kegiatan menabung dalam

    menunjang kebutuhan ekonomi (Widodo, 1999).

    Dalam hal ini, masih banyak pengusaha kecil yang belum bisa

    mendapatkan permodalan dengan baik. Seperti karena keterbatasan persyaratan

    dalam hal mengajukan pembiayaan untuk mendapatkan modal. Pemerintah

    melakukan perbaikan dalam masalah ini, dengan memudahkan para pengusaha

    kecil untuk mendapatkan modal usahanya melalui adanya Lembaga Keuangan

    Mikro. Consensus Guidelines Key Principle of Microfinance (CGAP) 2004,

    menyatakan bahwa keuangan mikro adalah instrumen yang berdaya guna untuk

  • 3

    melawan kemiskinan. Akses terhadap jasa keuangan berkelanjutan

    memungkinkan masyarakat miskin meningkatkan pendapatan, meningkatkan aset,

    dan mengurangi kerentanan mereka terhadap goncangan eksternal. Keuangan

    mikro memungkinkan rumah tangga berpendapatan rendah untuk beralih dari

    sekedar perjuangan untuk bertahan hidup dari hari ke hari menuju perencanaan

    masa depan, investasi untuk gizi yang lebih baik, peningkatan kondisi kehidupan,

    serta peningkatan kesehatan dan pendidikan anak - anak.

    Otoritas Jasa Keuangan menyatakan bahwa Lembaga Keuangan Mikro

    (LKM) atau micro finance institution adalah merupakan lembaga yang

    melakukan kegiatan penyediaan jasa keuangan kepada pengusaha kecil dan mikro

    serta masyarakat berpenghasilan rendah yang tidak terlayani oleh lembaga

    keuangan formal dan yang telah berorientasi pasar untuk tujuan teknis, kemudian

    ditambahkannya bahwa lembaga keuangan mikro (LKM ) adalah merupakan

    Salah satu penggerak roda perekonomian masyarakat dalam meningkatkan

    pendapatan, memperluas lapangan kerja, dan mengentaskan kemiskinan guna

    mewujudkan kesejahteraan masyarakat khususnya di pedesaan, serta memberikan

    kontribusi terhadap pendapatan daerah. Salah satu lembaga yang termasuk

    Lembaga keuangan mikro adalah Koperasi Syariah. Upaya pemerintah dalam

    mengembangkan Koperasi Syariah ini dilakukan dengan sangat serius dan

    membuahkan hasil yang signifikan.

    Dalam perkembangannya, berdasarkan data yang terdapat di PBMT pada

    tahun 2015 terdapat 4.500 BMT yang memberikan pelayanan terhadap 3,7 juta

    orang dengan aset sebesar Rp 16 triliun rupiah yang dikelola oleh sekitar 20 ribu

  • 4

    orang. Data yang terdapat di Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan

    jumlah unit usaha koperasi di Indonesia mencapai 150.223 unit usaha dimana

    terdapat 1,5 persen koperasi yang berbadan hukum KSPPS (Laporan Kementerian

    Koperasi, 2016).

    Secara kuantitas perkembangan Koperasi Syariah mengalami kemajuan

    yang cukup pesat, namun secara kualitas kondisinya belum tentu demikian.

    Masih banyak Koperasi Syariah yang awalnya telah tumbuh dan berkembang

    kemudian mengalami kemunduran akibat kerugian dan selanjutnya tidak dapat

    beroperasional kembali. Faktor utama yang menyebabkan terjadinya hal tersebut

    adalah kurangnya persiapan Sumber Daya Manusia (SDM) baik dari segi

    pengetahuan maupun keterampilan dalam mengelola Koperasi Syariah serta

    lemahnya pengawasan terhadap pengelola terutama dalam manajemen dana dan

    juga kurangnya rasa memiliki dari para pengurus Koperasi Syariah.

    Banyaknya lembaga keuangan mikro syariah yang tersebar di Indonesia

    ternyata masih belum memberikan sinyal positif, termasuk Koperasi Syariah.

    Sebagai lembaga keuangan mikro yang mempunyai keberpihakan terhadap

    masyarakat ekonomi lemah, banyak tantangan dan permasalahan yang timbul dan

    dihadapi dalam perkembangan Koperasi Syariah, baik yang bersifat internal

    maupun eksternal.

    Menurut Sadrah dkk (2004) tidak jarang bahwa pendirian Koperasi

    Syariah kurang diimbangi dengan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan

    yang profesional mengenai manajemen pengelolaan, servis, maupun sumber daya

    manusia (SDM) Oleh karena itu banyak diantara Koperasi Syariah tersebut yang

  • 5

    muncul kemudian mati dalam usia pendek atau tumbuh tetapi berdiri ditempat

    tidak bisa melangkah, dan sedikit yang dapat berjalan itupun dengan tertatih-tatih.

    Munculnya begitu banyak Koperasi Syariah di Indonesia tidak didukung

    oleh faktor faktor yang dapat mendukung suatu Koperasi Syariah untuk dapat

    terus berkembang dan berjalan dengan baik. Fakta di lapangan menunjukkan

    banyak Koperasi Syariah yang tenggelam dan bubar disebabkan berbagai hal,

    Ribuan koperasi yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota di Jawa Tengah

    kondisinya kini tidak aktif. Selain tidak bisa berkembang, sebagian koperasi

    tersebut dinilai abal-abal. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo

    mengungkapkan jumlah koperasi yang tidak aktif mencapai 3.859 unit. Ribuan

    koperasi itu harus ditutup karena keberadaannya sudah tidak aktif lagi.antara lain

    karena manajemen yang kurang profesional, terlebih dalam manajemen sumber

    daya manusia yang kurang dipersiapkan dalam menghadapi perubahan pekerjaan

    atau jabatan yang disebabkan oleh adanya teknologi baru atau pasar produk baru

    (Yusuf, 2015).

    Selain kelemahan internal Koperasi Syariah yang telah disebut diatas,

    Koperasi Syariah juga dihadapkan pada tantangan yang lebih berat. Koperasi

    Syariah tidak dapat lagi mengandalkan modal kepercayaan masyarakat tentang

    persoalan isu-isu syariah, seperti keharaman riba dan sistem bunga serta

    menjalankan sistem ekonomi berdasarkan syariah Islam (Sadrah dkk, 2004).

    Apalagi, Bank Syariah dan BPRS dengan fasilitas dan permodalannya yang kuat

    semakin mempersempit ruang gerak Koperasi Syariah. Ditambah lagi, pada saat

    ini mudahnya proses peminjaman dana melalui Fintech yang menawarkan proses

  • 6

    pencairan dalam waktu cepat. Sampai akhir Mei tahun 2019 kemarin, OJK merilis

    jumlah Fintech yang sudah terdaftar dan memiliki izin usaha sebanyak 113

    perusahaan Fintech. Tentunya ini pun akan menjadi tantangan besar bagi Koperasi

    Syariah didalam menjalankan operasionalnya sebagai ujung tombak Ekonomi

    Syariah tingkat UMKM.

    Tingkat kesehatan Koperasi Syariah adalah kinerja kualitas Koperasi

    Syariah dilihat dari faktor - faktor penting yang sangat berpengaruh bagi

    kelancaran, keberlangsungan, dan keberhasilan usaha Koperasi Syariah, baik

    untuk jangka pendek maupun keberlangsungan dalam jangka panjang (Yusuf,

    2016). Secara sederhana Koperasi Syariah yang sehat adalah Koperasi Syariah

    yang dapat menjalankan fungsi - fungsinya dengan baik. Dengan kata lain

    Koperasi Syariah yang sehat adalah Koperasi Syariah yang dapat menjaga dan

    memelihara kepercayaan masyarakat dan dapat menjalankan fungsi intermediasi.

    Untuk mengetahui tingkat kesehatan keuangan maka pengukuran kinerja

    keuangan perlu dilakukan pada tiap akhir periode tertentu. Dan ini merupakan

    salah satu tindakan penting yang harus dilakukan oleh koperasi untuk mengetahui

    prestasi dan keuntungan yang dicapainya melalui indikator - indikator pengukuran

    tingkat kesehatan Koperasi Syariah dengan harapan Koperasi Syariah dapat

    beroperasi secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya sesuai

    dengan peraturan yang berlaku (Pandi Afandi, 2014). Ada berbagai macam

    metode untuk mengukur tingkat kesehatan Koperasi Syariah, dalam melakukan

    penilaian terhadap Koperasi Syariah penulis akan mengacu pada sistem penilaian

    tingkat kesehatan yang mengacu pada Pedoman Penilaian Kesehatan oleh Deputi

  • 7

    Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

    Republik Indonesia Nomor: 07/Per/Dep.6/IV/2016.

    Koperasi Syariah dapat melakukan penilaian tingkat kesehatan

    berdasarkan Surat Keputusan Menteri Koperasi No 35.3/Per/M.KUKM/X/2007

    tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit

    Jasa Keuangan Syariah. Seiring dengan pembaharuan terhadap suatu peraturan

    yang dikeluarkan oleh Instansi Pemerintahan menyebabkan Peraturan

    Nomor:35.3/Per/M/KUKM/X/2007 sudah tidak digunakan lagi karena adanya

    sebuah peraturan baru yang dikeluarkan oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil

    dan Menengah Republik Indonesia. Peraturan terbaru mengenai pedoman

    penilaian kesehatan ini dikeluarkan oleh Deputi Bidang Pengawasan Kementerian

    Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor:

    07/Per/Dep.6/IV/2016 Tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan

    Pinjam dan Pembiayaan Syariah dan Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan

    Syariah koperasi. Ruang lingkup penilaian kesehatan koperasi simpan pinjam dan

    pembiayaan syariah dan unit simpan pinjam dan pembiayaan syariah koperasi ini

    dilakukan terhadap beberapa aspek, yaitu aspek permodalan, kualitas aktiva

    produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan, jati diri

    koperasi dan prinsip syariah. Hasil dari penilaian tersebut akan dibagi dalam 4

    (empat) golongan yaitu sehat, cukup sehat, dalam pengawasan dan dalam

    pengawasan khusus.

    Berdasarkan gambaran dan keterangan diatas maka peneliti tertarik

    mengambil judul “ANALISIS PENILAIAN KESEHATAN USAHA SIMPAN

  • 8

    PINJAM DAN PEMBIAYAAN SYARIAH PADA KOPERASI (Suatu Survey

    pada Koperasi Syariah Tingkat Nasional)”.

    Identifikasi Masalah

    Identifikasi masalah digunakan untuk menjelaskan potensi masalah pada

    penelitian. Oleh karena itu identifikasi masalah pada penelitian ini adalah sebagai

    berikut :

    1. Besarnya potensi pertumbuhan Lembaga Keuangan Mikro Syariah yaitu

    koperasi syariah, namun banyak juga koperasi syariah yang mengalami

    kebangkrutan.

    2. Penilaian kesehatan menurut peraturan Kementerian Koperasi dan UKM

    dengan instrumen hukum Islam yaitu Zakat.

    3. Manajemen koperasi syariah belum dapat mengoptimalkan sumber daya yang

    dimiliki koperasi syariah.

    4. Banyaknya jumlah fintech yang menjadi tantangan bagi koperasi syariah

    didalam menjalankan kegiatan usahanya.

    Pembatasan dan Perumusan Masalah

    1. Pembatasan Masalah

    Berdasarkan latar belakang penelitian dibuat pembatasan masalah,

    pembatasan masalah dimaksudkan untuk memproeleh pemahaman yang sesuai

    dengan tujuan yang ditetapkan agar masalah yang akan diteliti tidak terlalu

    meluas. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

  • 9

    a. Pengukuran Kesehatan Usaha Simpan Pinjam Dan Pembiayaan Syariah

    Pada Koperasi Syariah menggunakan Peraturan Deputi Bidang

    Pengawasan Kementerian Koperasi dan UKM nomor 6 tahun 2016.

    b. Periode yang digunakan adalah periode tahun 2017.

    c. Objek penelitian adalah Koperasi Syariah Nasional.

    2. Rumusan Masalah

    Dengan batasan masalah tersebut, hal ini akan menarik untuk dikaji

    sehingga timbul pertanyaan penelitian sebagai berikut :

    a. Bagaimana tingkat kesehatan pada Usaha Simpan Pinjam Dan Pembiayaan

    Syariah Pada Koperasi Syariah Tingkat Nasional menggunakan Peraturan

    Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi dan UKM nomor 6

    tahun 2016?

    b. Bagaimana Pengaruh Aspek Permodalan, Kualitas Aktiva Produktif,

    Manajemen, Efisiensi, Likuiditas, Jati Diri Koperasi dan Kepatuhan

    Prinsip Syariah Terhadap Kemandirian dan Pertumbuhan Koperasi?

    Tujuan Penelitian

    Dari rumusan masalah yang diuraikan, tujuan yang hendak dicapai pada

    penelitian ini adalah :

    1. Menganalisis tingkat kesehatan Usaha Simpan Pinjam Dan Pembiayaan

    Syariah Pada Koperasi Syariah menggunakan Peraturan Deputi Bidang

    Pengawasan Kementerian Koperasi dan UKM nomor 6 tahun 2016.

  • 10

    2. Menganalisis apakah terdapat Pengaruh Aspek Permodalan, Kualitas Aktiva

    Produktif, Manajemen, Efisiensi, Likuiditas, Jati Diri Koperasi dan Kepatuhan

    Prinsip Syariah secara simultan Terhadap Kemandirian dan Pertumbuhan

    Koperasi.

    Manfaat Penelitian

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai

    pihak yaitu:

    1. Bagi Akademis

    a. Manfaat Bagi Peneliti

    Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

    pengetahuan penulis tentang Usaha Simpan Pinjam Dan Pembiayaan

    Syariah Pada Koperasi Syariah dan metode analasis Usaha Simpan Pinjam

    Dan Pembiayaan Syariah Pada Koperasi Syariah menggunakan Peraturan

    Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi dan UKM nomor 6

    tahun 2016 serta untuk menyelesaikan tugas akhir kuliah.

    b. Manfaat Bagi Akademisi

    Penelitian ini diharapkan bisa menjadi pembanding dan referensi

    bagi penelitian yang akan datang.

    2. Manfaat Bagi Praktisi atau Operasional

    Manfaat bagi otoritas Usaha Simpan Pinjam Dan Pembiayaan

    Syariah Pada Koperasi Syariah (OJK, Kementrian Koperasi) sangat

    menaruh perhatian terhadap terpeliharanya suatu sistem Koperasi Syariah

  • 11

    yang sehat, kuat, sehat dan efektif dalam rangka pembangunan ekonomi

    dan kemakmuran masyarakat. Bagi Koperasi Syariah, agar bisa melakukan

    evaluasi kesehatan. Bagi manajemen Koperasi Syariah berfungsi sebagai

    referensi untuk menginkatkan kinerja Koperasi Syariah yang dipimpin

    dalam mengambil langkah strategis dan mengeluarkan kebijakan

    perusahaan.

    3. Manfaat bagi masyarakat dalam hal ini nasabah

    Penelitian ini diharapakan dapat meningkatkan kesadaran

    masyarakat pengguna jasa terhadap tingkat efisiensi lembaga Koperasi

    Syariah dan dapat dimanfaatkan sebagai acuan pemilihan penempatan

    dana dengan demikian, mereka dapat memilih Koperasi Syariah yang tepat

    untuk memenuhi kebutuhan transaksinya serta kinerja baik.

    4. Manfaat Penelitian selanjutnya

    Dapat menjadi rujukan atau tambahan pustaka dalam penelitian

    tugas akhir an juga dapat memperbaiki kekurangan analisis tingkat

    Kesehatan KSPPS dengan menggunakan metode Kementerian Koperasi

    terhadap Koperasi Syariah.

  • 12

    12

    TINJAUAN PUSTAKA

    Kinerja Keuangan

    Penilaian kinerja keuangan dilakukan dengan dua teori, yaitu teori

    keagenan dan teori dan teori signal. Pada teori keagenan (agency theory)

    dijelaskan bahwa pada sebuah perusahaan terdapat dua pihak yang saling

    berinteraksi. Pihak-pihak tersebut adalah pemilik perusahaan (pemegang saham)

    dan manajemen perusahaan. Pemegang saham disebut sebagai prinsipal,

    sedangkan manajemen orang yang diberi kewenangan oleh pemegang saham

    untuk menjalankan perusahaan yang disebut agen. Perusahaan yang memisahkan

    fungsi pengelolaan dan kepemilikan akan rentan terhadap konflik keagenan yang

    disebabkan karena masing-masing pihak mempunyai kepentingan yang saling

    bertentangan, yaitu berusaha mencapai kemakmurannya sendiri (Jensen dan

    Meckling, 1976).

    Menurut Sari dan Zuhrotun (2006), teori signal (signalling theory)

    menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan

    informasi laporan keuangan kepada pihak eksternal. Dorongan tersebut timbul

    karena adanya informasi asimetris antara perusahaan (manajemen) dengan pihak

    luar, dimana manajemen mengetahui informasi internal perusahaan yang relatif

    lebih banyak dan lebih cepat dibandingkan pihak luar seperti investor dan

    kreditor.

  • 13

    Pengertian kinerja menurut Bastian (2006) adalah gambaran pencapaian

    pelaksanaan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan

    visi suatu organisasi. Menurut Fahmi (2011) kinerja keuangan adalah suatu

    analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah

    melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara

    baik dan benar. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi

    keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alatalat analisis keuangan,

    sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu

    perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini

    sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi

    perubahan lingkungan.

    Tujuan Penilaian Kerja

    Menurut Munawir (2011), tujuan dari penilaian suatu perusahaan adalah:

    1. Untuk mengetahui tingkat Likuiditas suatu perusahaan, yaitu kemampuan

    perusahaan memenuhi kewajiban saat ditagih.

    2. Untuk mengetahui tingkat Leverage suatu perusahaan, yaitu kemampuan

    untuk memenuhi kewajiban keuangan bila perusahaan terkena likuidasi

    baik jangka panjang atau jangka pendek.

    3. Untuk mengetahui tingkat profitabilitas perusahaan, yaitu kemampuan

    perusahaan untuk memperoleh laba selama periode tertentu.

    4. Untuk mengetahui stabilitas usaha perusahaan,yaitu kemampuan untuk

    melakukan usahanya dengan stabil yang diukur dengan pertimbangan

    kemampuan perusahaan membayar beban bunga atas hutangnya, termasuk

  • 14

    kemampuan perusahaan membayar deviden secara teratur kepada

    pemegang saham tanpa mengalami hambatan.

    Konsep Kesehatan

    Menurut Fidhayatin (2012) “perusahaan yang sehat nantinya akan dapat

    memberikan laba bagi para pemilik modal, perusahaan yang sehat juga dapat

    membayar hutang dengan tepat waktu”. Selain itu, kinerja keaunagan dari suatu

    perusahaan yang telah dicapai dalam satu tahun atau satu periode waktu, adalah

    gambaran sehat atau tidaknya keadaan suatu perusahaan. penilaian kesehatan juga

    diperlukan untuk mengetahui bagaimana kondisi keuangan perusahaan apakah

    dalam keadaan surplus atau defisit. Perusahaan yang sehat nantinya akan

    memberikan dampak positif terhadap para pemegang saham dan karyawan, maka

    perlu bagi manajemen perusahaan untuk selalu menilai dan meningkatkan tingak

    kesehatan perusahaannya.

    Tingkat Kesehatan Koperasi Syariah adalah ukuran kinerja dan kualitas

    Koperasi Syariah dilihat dari faktor - faktor yang memengaruhi kelancaran,

    keberhasilan, dan keberlangsungan utama Koperasi Syariah, baik untuk jangka

    pendek maupun jangka panjang. Sebuah Koperasi Syariah perlu diketahui tingkat

    kesehatannya karena Koperasi Syariah merupakan sebuah lembaga keuangan

    pendukung kegiatan ekonomi rakyat. Penilaian kesehatan usaha simpan pinjam

    dan pembiayaan syariah adalah penilaian kinerja yang dilakukan pemerintah dan

    pemerintah daerah untuk mengukur tingkat KSPPS dan USPPS Koperasi serta

    setiap kantor cabang.Dijelaskan dalam Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha

    Kecil dan Menengah Nomor 16/Per/M.KUKM/I/2015 tentang pelaksanaan

  • 15

    kegiatan usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah oleh koperasi, bahwa

    kesehatan KSPPS dan USPPS Koperasi adalah kondisi kinerja usaha, keuangan

    dan manajemen koperasi yang dinyatakan Sehat, Cukup Sehat, Dalam

    Pengawasan dan Dalam Pengawasan Khusus (Pedoman KSPPS). Untuk

    mewujudkan KSPPS dan USPPS yang dikelola secara profesional dan sesuai

    dengan prinsip kehati - hatian dan kesehatan, sehingga diperlukannya penilaian

    kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah dan Unit Simpan

    Pinjam dan Pembiayaan Syariah demi meningkatkan kepercayaan dan

    memberikan manfaat yang sebesar - besarnya kepada anggota dan masyarakat

    sekitarnya.

    Modal

    Menurut Riyanto (2010) mengartikan modal sebagai “kolektivitas” dari

    barang-barang modal yang terdapat dalam neraca sebelah debit, sedangkan yang

    dimaksud dengan barang-barang modal adalah semua barang-barang yang ada

    dalam rumah tangga perusahaan dan fungsi produktifnya untuk membentuk

    pendapatan. Pengertian modal menurut Munawir (2006) adalah hak atau bagian

    Modal adalah kekayaan perusahaan yang terdiri atas kekayaan yang disetor atau

    yang berasal dari luar perusahaan dan kekeyaan itu hasil aktivitas usaha itu

    sendiri.

    Dalam Islam Modal disebut sebagai ro’sul maal, yaitu yang berarti pokok

    harta. Konsep modal dalam islam sama seperti Iman dalam tauhid, sehingga

    terdapat qoidah “Maa lam yakhsaru ro’sul maal, maa lam yuafarrithul ‘aamal”

  • 16

    jika modal suatu perusahaan kuat, walaupun tidak digunakan untuk mencari

    keuntungan maka modal tersebut tidak akan mengalami kerugian. Dalam

    QS Al Baqarah ayat 279 Allah menyebutkan Modal sebagai “ru’uus amwaalikum”.

    Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka

    ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu

    bertaubat (dari pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak

    Menganiaya dan tidak (pula) dianiaya (QS 2 :279)

    Pada zaman khalifah Sayyidina Umar ibnul Khottob terdapat satu bidang

    tanah yang dimiliki sahabat tetapi tidak digunakan untuk usaha atau dimanfaatkan

    maka sayyidina Umar ibnul Khottob memerintahkan sahabat tersebut untuk

    dimanfaatkan agar menjadi ro’sul maal yang bermanfaat demi perkembangan

    ekonomi ummat. Dalam riwayat tersebut dapat diketahui bahwa islam sangat

    memperhatikan kehidupan umatnya. Sehingga sebidang tanah pun yang belum

    dikelola atau dimanfaatkan oleh pemiliknya menjadi perhatian oleh khalifah saat

    itu yaitu Sayyidina Umar ibnul Khottob.

    Dari seluruh pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Modal adalah harta

    atau kekayaan yang berupa uang, asset, atau surat berharga lainnya yang menjadi

    milik suatu perusahaan yang digunakann untuk menjalankan operasional

    perusahaannya.

  • 17

    Kualitas Aktiva Produktif

    Kualitas Aktiva Produktif adalah penanaman dana baik dalam rupiah

    maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piutang, surat berharga,

    penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan

    kontijensi pada transaksi rekening administratif. Aktiva produktif adalah sumber

    pendapatan, sebagai sumber pendapatan pasti memiliki risiko terbesar. Potensi

    kerugian atas risiko tersebut dapat diantisipasi dengan cara membentuk

    Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) yang berupa cadangan umum

    dan cadangan khusus sehingga dapat menutup kemungkinan kerugian yang akan

    terjadi (Taswan, 2005)

    Aktiva atau Aset atau harta dalam pandangan Islam merupakan

    kepemilikan sementara yang diamanahkan Tuhan kepada manusia. Kepemilikan

    ini tidak bersifat mutlak, sebagaimana terdapat dalam ekonomi kapitalis, tetapi

    bukan berarti Islam tidak mengakui individu dalam pengelolan harta seperti

    ekonomi sosialis. Islam memberikan kebebasan kepada manusia mengelola harta,

    namun kebebasan tersebut tidak boleh melanggar etika dan nilai-nilai syariah.

    Islam sangat memperhatikan keadaan harta atau aset, karena dengan harta islam

    bisa tersebar keseluruh penjuru dunia, baik dari harta Sayyidatuna Khodijah yang

    membantu Rasulullah dan para sahabat yang kaya lainnya, dan ini menjadi tanda

    bahwa harta dalam islam harus menjadikan pemilik harta itu bisa melaksanakan

    kegiatan yang produktif (infaq). QS Alhadiid : 7 menyatakan bahwa orang yang

    beriman kepada Allah dan Rasul-Nya berinfaq maka akan mendapatkan pahala

    yang besar.

  • 18

    Dalam islam konsep kepemilikan harta adalah titipan. Sebagai khalifah

    didunia, manusia harus memanfaatkan dan juga menjaganya sesuai dengan syariat

    yang telah Allah syari’atkan kepada Nabi Muhammad melalui wahyu yang

    diturunkan kepadanya melalui Malaikat Jibril.

    Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah

    sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka

    orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari

    hartanya memperoleh pahala yang besar. (QS. Al-Hadid : 7)

    Manajemen

    Manajemen menurut pandangan Islam merupakan manajemen yang adil.

    Batasan adil adalah pimpinan tidak ''menganiaya'' bawahan dan bawahan tidak

    merugikan pimpinan maupun perusahaan yang di tempati. Manajemen islam harus

    didasari nilai-nilai dan etika islam. Islam yang ditawarkan berlaku universal tanpa

    mengenal ras dan agama. Nabi Muhammad SAW adalah seorang yang sangat

    terpercaya dalam menjalankan manajemen bisnisnya. Manajemen yang

    dicontohkan Nabi Muhammad SAW, adalah menempatkan manusia bukan

    sebagai faktor produksi yang semata diperas tenaganya untuk mengejar target

    produksi.

    Menurut Yusuf (2015) Manajemen adalah suatu proses yang khas yang

    terdiri dari tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan

    pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran sasaran

    yang telah ditentukan melalaui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-

    http://www.rumahfiqih.com/quran/surat.php?id=57

  • 19

    sumber lainnya. Dalam kaidah pun disebutkan bahwa untuk mencapai tujuan dan

    sasaran manusia harus melakukan pengorganisasian dan menjalankan usahanya

    sesuai aturan aturan yang telah ditetapkan. Dalam islam, mulai beraktifitas sejak

    manusia bangun dari tidur sampai tidur kembali Rasulullah telah mencotohkan

    akan adab adabnya. Terlebih didalam hal berniaga. Rasulullah adalah pedagang

    hebat yang mampu mengatur, mengelola aset dengan penuh amanah. Ketika

    Khalifah Harun Ar-Rasyid meminta nasihat ringkas, Abul ‘Atahiyah

    menasihatinya dalam beberapa untaian bait syair “Engkau mengharapkan

    tercapainya tujuanmu tetapi engkau tidak menempuh jalan atau aturannya,

    sesungguhnya perahu itu tidak akan bisa berjalan didaratan”.

    Efisiensi

    Budaya kerja Islami bertumpu pada akhlakul karimah, umat Islam akan

    menjadikan akhlak sebagai landasan dalam menajalani kehidupannya. Semangat

    dirinya adalah minallah, fi sabilillah, ilallah (dari Allah, di jalan Allah, dan untuk

    Allah). Dia akan selalu berhemat karena seorang mujtahid adalah seorang pelari

    maraton, lintas alam, yang harus berjalan dan lari jarak jauh. Karenanya, akan

    tampaklah dari cara hidupnya yang sangat efisien di dalam mengelola setiap

    sumber daya yang dimilikinya. Dia menjauhkan sikap yang tidak produktif dan

    mubazir karena mubazir adalah sekutunya setan. Allah berfirman dalam QS Al

    an’am : 41 “Makanlah dari buahnya bila dia berbuah dan tunaikanlah haknya di

    hari memetik hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya) dan janganlah kamu 25

    berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang

    berlebihan.”

  • 20

    Konsep Efisiensi dalam islam adalah menggunakan sumber daya dengan

    seminimal mungkin untuk menghindari terjadinya perbuatan mubazir. Efisiensi

    dalam islam tidaknya hanya menguntungkan bagi pelaku usaha saja dalam hal ini

    koperasi, akan tetapi juga untuk konsumen, ketika sumber daya yang digunakan

    koperasi hanya sedikit, maka biaya yang akan dikeluarkan konsumen pun sedikit,

    begitu pula sebaliknya. Konsep efisiensi ini sejalan dengan prinsip syariah yang

    bertujuan untuk mencapai dan menjaga maqashid syariah yaitu terpeliharanya al-

    maal. Konsep ini sebagaimana terkandung dalam AlQur’an Surat Al Israa’ ayat

    26-27 (Nabhani, 2000).

    Likuiditas

    Menurut Kasmir (2016), Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan

    kemampuan perusahaan dalam membayar utang-utang jangka pendeknnya yang

    jatuh tempo atau rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam

    membiayai dan memenuhi kewajiban pada saat ditagih.

    Berdasarkan hadist Nabi Muhammad, Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata:

    “Nabi mempunyai hutang kepada seseorang, (yaitu) seekor unta dengan usia

    tertentu. Orang itupun datang menagihnya. (Maka) beliaupun berkata, “Berikan

    kepadanya” kemudian mereka mencari yang seusia dengan untanya, akan tetapi

    mereka tidak menemukan kecuali yang lebih berumur dari untanya. Nabi (pun)

    berkata: “Berikan kepadanya”, Dia pun menjawab, “Engkau telah menunaikannya

    dengan lebih. Semoga Allah SWT membalas dengan setimpal”. Maka Nabi SAW

    bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik dalam pengembalian

  • 21

    (hutang)”. (HR. Bukhari, II/843, bab Husnul Qadha’ no. 2263.) Maka sepatutnya

    para pelaku usaha mencontoh Nabi dalam hal pembayaran utang ketika jatuh

    tempo atau kemampuan likuiditasnya.

    Jati Diri Koperasi

    Koperasi merupakan sebagai organisasi berdasarkan sistem kekeluargaan

    yang digunakan dalam meningkatkan ekonomi rakyat, menurut Undang-Undang

    nomor 25 tahun 1992, pengertian koperasi adalah badan usaha yang

    beranggotakan orang orang atau badan hokum koperasi dengan berlandaskan

    kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi

    rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Koperasi sebagai badan usaha

    merupakan organisasi ekonomi yang berwatak sosial yang harus mampu

    menjalankan kegiatannya secara seimbang,baik dari segi memperhatikan nilai

    nilai kemasyarakatannya maupun berdiri sendiri menjalankan kegiatan usahanya

    untuk mendapatkan laba sehingga dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya

    guna mensejahterakan para anggotanya. Demikian pula dengan jati diri koperasi

    ini yang makin kaya dan utuh karena praktek-praktek perkoperasian selama ini

    dan koperasi makin kokoh karena jati dirinya. Karena jati dirinya koperasi

    menjadi berbeda dari badan usaha lain dan perbedaan itu harus diakui dan

    diterima. Jati diri Koperasi adalah kesatuan dari definisi, nilai-nilai dan prinsip-

    prinsip koperasi yang tidak dapat dipisah-pisahkan.

    Secara berkala jati diri koperasi dikaji dan dirumus ulang oleh

    International Cooperative Alliance (ICA). Pada waktu ICA didirikan pada tahun

  • 22

    1895 di London prinsip-prinsip koperasi yang dianut adalah prinsip-prinsip

    koperasi Rochdale yang didirikan pada tahun 1844 sebagai koperasi konsumen

    oertama yang berhasil d dunia dan prinsip tersebut disempurnakan dalam kongres

    ICA di Paris tahun 1937, di Wina tahun 1966, dan Manchester tahun 1995.

    Perumusan jati diri koperasi oleh ICA di Manchester secara formal diberlakukan

    bagi seluruh koperasi seluruh dunia.

    Ada 3 (tiga) yang penting dalam mengenai jati diri koperasi yaitu:

    Definisi, nilai-nilai, dan prinsip-prinsip yang melekat di dalam tubuh organisasi

    koperasi yang senantiasa harus menjadi acuan bagi setiap gerakan koperasi dalam

    melakukan aktivitas kehidupan organisasinya.

    Dalam hadits diriwayatkan bahwa Allah menyukai seorang mukmin yang

    kuat dari pada mukmin yang lemah. Kekuatan dalam diri seorang mukmin dapat

    diketahui ketika adanya cobaan yang datang kepadanya tetapi tidak merubah sikap

    penghambaannya kepada Allah. Ini merupakan jati diri seorang mukmin yang

    kuat. Begitu juga manajemen koperasi syariah pun harus mampu memeprtahankan

    jati diri koperasi syariah. Meskipun banyak pesaing dari lembaga keuangan

    syariah lainnya maupun konevensional. Terlebih saat ini perkembangan fintech

    sangat pesat dan lebih berisiko bagi kemajuan koperasi syariah.

    Kemandirian dan Pertumbuhan

    Kemandirian dan pertumbuhan koperasi merupakan hal yang penting

    karena berkaitan dengan kemampuan koperasi untuk berkembang dalam

    pengelolaan usaha dan meningkatkan kemampuan koperasi untuk memberikan

    balas jasa terhadap anggota (SHU). Berdasarkan Peraturan Menteri Negara

  • 23

    Koperasi dan UKM RI No. 20/Per/M.KUKM/XI/2008, dijelaskan bahwa:

    “kemandirian dan pertumbuhan koperasi merujuk pada bagaimana kemampuan

    koperasi dalam melayani masyarakat secara mandiri dan seberapa besar

    pertumbuhan koperasi di tahun yang bersangkutan jika dibandingkan dengan

    tahun sebelumnya”.

    Hadits Rasulullah SAW berikut ini menjelaskan nilai tambah bagi mereka

    yang menjaga harga dirinya dari ketergantungan kepada orang lain. Hadist yang

    diriwayatkan Dari Abu Ubaid, hamba Sayyidina Abdurrahman bin Auf. Ia

    mendengar dari Sayyidina Abu Hurairah berkata, “Rasulullah SAW bersabda,

    ‘Sungguh, pikulan seikat kayu bakar di atas punggung salah seorang kamu (lantas

    dijual) lebih baik daripada ia meminta-minta kepada orang lain, entah itu diberi

    atau tidak diberi,” HR Bukhari.

    Dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa ada satu dosa yang tidak dapat

    dihapuskan dengan ibadah sholat, ibadah puasa, ibadah sedekah, dan ibadah yang

    lainnya, kecuali dengan lelah, letih, susah, dan payahnya seorang hamba didalam

    mencari rizki yang halal bagi kehidupannya sendiri tanpa mengharapkan bantuan

    dari orang lain. Maka riwayat-riwayat diatas dapat dijadikan sandaran bagi kaum

    muslimin untuk selalu menjadi pribadi yang mandiri didalam menjalankan

    usahanya.

  • 24

    Kepatuhan Prinsip Syariah

    Kepatuhan Syariah atau Sharia Compliance adalah pemenuhan kewajiban

    yang dilakukan oleh koperasi didalam melakukan operasional usahanya agar

    sesuai dengan fatwa DSN MUI dan Dewan Pengawas Syariah. Ini merupakan

    aspek terpenting dalam pandangan hukum islam. Hal ini dijelaskan oleh Imam

    Ibnu Ruslan dalam kitabnya Matnuz Zubad yang berbunyi “Maka siapa saja dari

    orang yang memiliki ilmu pengetahuan akan syariat, tetapi dia tidak me

    ngamalkannya maka dia akan disiksa sebelum parah penyembah berhala disiksa

    oleh Allah Ta’ala”. Ini merupakan suatu peringatan keras bagi siapa saja yang

    memiliki pengetahuan akan syariat tetapi tidak mau untuk tunduk patuh dalam

    mengamalkannya.

    Rasio Likuiditas

    Menurut Prastowo (2011) “rasio likuditas perusahaan menggambarkan

    kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada

    kreditor jangka pendek”. Hery (2015) rasio likuiditas adalah rasio yang

    menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau

    membayar utang jangka pendeknya. Dengan kata lain, rasio likuiditas adalah

    untuk mengukur sampai seberapa jauh tingkat kemampuan perusahaan dalam

    melunasi kewajiban jangka pendeknya yang akan segera jatuh tempo.

    Berdasarkan pendapat di atas maka Likuiditas adalah rasio untuk

    mengukur kemampuan perusahaan untuk memnuhi kewajiban jangka pendek

    kepada kreditur yang harus segera dipenuhi. Dalam penelitian ini, penilaian

  • 25

    terhadap rasio Likuiditas didasarkan pada dua rasio, yaitu, Current Ratio dan

    Cash Ratio.

    Rasio Profitabilitas

    Menurut Halim (2010) Rasio Profitabilitas adalah rasio yang mengukur

    kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentudan juga

    memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas manajemendalam melaksanakan

    kegiatan operasinya. Profitabilitas juga mempunyai hubungan positif dengan

    deviden pay out ratio, karena semakin tinggi tingkat profitabilitas maka semakin

    besar deviden yang dibagikan oleh perusahaan kepada investor. Jika perusahaan

    mampu menghasilkan laba terhadap penjualan dan investasi perusahaan, maka

    perusahaan dinilai sebagai perusahaan yang efisien. Sebaliknya, jika perusahaan

    tidak mampu menhasilkan laba terhadap penjualan dan investasi perusahaan maka

    perusahaan dinilai sebagai perusahaan yang tidak efisien.

    Rasio Solvabilitas

    Rasio solvabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan

    dalam memenuhi segala kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka

    panjang apabila perusahaan dilikuidasi. Perusahaan yang mempunyai

    aktiva/kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutangnya disebut

    perusahaan yang solvable, sedang yang tidak disebut insolvable. Perusahaan yang

    solvabel belum tentu ilikuid, demikian juga sebaliknya yang insolvable belum

    tentu ilikuid. Macam-macam rasio keuangan berkaitan dengan rasio solvabilitas

  • 26

    yang biasa digunakan adalah Rasio total hutang terhadap total aktiva, Rasio total

    hutang terhadap total modal.

    Pengertian Koperasi

    Menurut Kementrian Koperasi UKM RI tahun 2009 pasal 1, koperasi

    syariah adalah suatu bentuk koperasi yang segala kegiatan usahanya bergerak di

    bidang pembiayaan, simpanan, sesuai dengan pola bagi hasil (Syariah), dan

    investasi.

    Menurut Buchori (2012), pengertian koperasi syariahh adalah jenis

    koperasi yang mensejahterakan ekonomi para anggotanya sesuai norma dan moral

    Islam dan berguna untuk menciptakan persaudaraan dan keadilan yang sesuai

    dengan prinsip-prinsip Islam.

    Menurut Soemitra (2009), arti koperasi syariah adalah suatu lembaga

    keuangan mikro yang dioperasikan dengan sistem bagi hasil, guna menumbuh-

    kembangkan usaha mikro dan kecil anggotanya sehingga mampu mengangkat

    derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin.

    Koperasi Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.25 tahun 1992

    adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum

    koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus

    sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azas kekeluargaan.

    Dimana tujuan utama adanya koperasi di Indonesia adalah untuk menyejahterakan

    anggota. Menurut ILO (International Labour Organization) yang dimaksud

    koperasi adalah: Cooperative defined as an asiciation of persons usually of

  • 27

    limited means, who have voluntarily joined together to achive a common

    economic end through the formation of democratically controlled business

    organization, making equitable contribution to the capital required and accepting

    a fair share of the risk and benefits of the undertaking.

    Menurut Undang-Undang no. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal

    4, fungsi dan peran koperasi adalah sebagai berikut: pertama membangun dan

    mengembangkan kemampuan ekonomi masyarakat pada umumnya dan anggota

    pada khususnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial. Kedua

    Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan

    manusia dan masyarakat. Ketiga Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai

    dasar ketentuan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai

    soko gurunya. Keempat berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan

    perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas azas

    kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

    Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM (2009) “Kesehatan

    Koperasi maupun USP Koperasi adalah kondisi atau keadaan koperasi yang

    dinyatakan sehat, cukup sehat, kurang sehat, tidak sehat dan sangat tidak sehat”.

    Adapun aspek yang digunakan untuk penilaian kesehatan koperasi antara lain

    aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas,

    kemandirian dan pertumbuhan, dan jatidiri koperasi”. Penilaian tingkat kesehatan

    pada koperasi maupun USP Koperasi sangat bermanfaaat untuk memberikan

    gambaran mengenai kondisi koperasi itu sendiri kepada pihak-pihak yang

    berkepentingan, terutama bagi anggota koperasi dan pengelola. Selain itu,

  • 28

    penilaian tingkat kesehatan koperasi juga dilakukan agar koperasi dapat

    melakukan evaluasi serta mengetahui beberapa masalah dalam pelaksanaan

    usahanya.

    Peraturan Menteri ini kemudian diturunkan lebih spesifik dalam Peraturan

    Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi dan UKM nomor 6 Tahun

    2016 dengan membagi tingkat kesehatan koperasi menjadi kategori sehat, cukup

    sehat, dalam pengawasan dan dalam pengawasan khusus ( Nasarudin,2018).

    Metode Penilaian Kesehatan Koperasi

    Menurut Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi Dan

    Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 07/Per/Dep.6/1V/2016

    Tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Dan Pembiayaan

    Syariah dan Unit Simpan Pinjam Dan Pembiayaan Syariah Koperasi, Diperlukan

    adanya penilaian kesehatan minimal satu kali didalam satu tahun. (Perdep

    Koperasi,2016) Untuk mewujudkan KSPPS dan USPPS yang dikelola secara

    profesional dan sesuai dengan prinsip kehati - hatian dan kesehatan, sehingga

    diperlukannya penilaian kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan

    Syariah dan Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah demi meningkatkan

    kepercayaan dan memberikan manfaat yang sebesarbesarnya kepada anggota dan

    masyarakat sekitarnya. Ruang lingkup penilaian kesehatan KSPPS dan USPPS

    meliputi penilaian terhadap beberapa aspek sebagai berikut :

  • 29

    1. Aspek Permodalan

    Menurut Riyanto (2010) mengartikan modal sebagai “keloktifitas” dari

    barang-barang modal yang terdapat dalam neraca sebelah debit, sedangkan

    yang dimaksud dengan barang-barang modal adalah semua barang-barang

    yang ada dalam rumah tangga perusahaan dan fungsi produktifnya untuk

    membentuk pendapatan.

    Pengertian modal menurut Munawir (2006) adalah hak atau bagian

    Modal adalah kekayaan perusahaan yang terdiri atas kekayaan yang disetor

    atau yang berasal dari luar perusahaan dan kekeyaan itu hasil aktivitas usaha

    itu sendiri.

    Dari seluruh pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Modal adalah

    harta atau kekayaan yang berupa uang, asset, atau surat berharga lainnya yang

    menjadi milik suatu perusahaan yang digunakann untuk menjalankan

    operasional perusahaannya.

    Aspek pertama penilaian kesehatan KSPPS/USPPS koperasi adalah

    permodalan. Penilaian ini dilakukan dengan menggunakan dua rasio

    permodalan yaitu perbandingan modal sendiri dengan total aset dan rasio

    kecukupan modal (CAR). Dalam Peraturan Menteri KUKM No.16 Tahun

    2015 menjelaskan bahwa modal sendiri KSPPS adalah jumlah simpanan

    pokok, simpanan wajib, cadangan yang disisihkan dari sisa hasil usaha, hibah

    dan simpanan lain yang memiliki karakteristik sama dengan simpanan wajib.

    Rasio modal sendiri terhadap total aset dimaksudkan untuk mengukur

  • 30

    kemampuan KSPPS/USPPS koperasi dalam menghimpun modal sendiri

    dibandingkan dengan aset yang dimiliki. Pada KSPPS/USPPS koperasi rasio

    ini dianggap sehat apabila nilainya maksimal 20%. Artinya bahwa

    KSPPS/USPPS koperasi telah mampu menumbuhkan kepercayaan

    anggotanya, untuk menyimpan dana pada KSPPS/USPPS koperasi.

    Table 2.1 Perhitungan Kriteria Rasio Permodalan

    Rasio

    Permodalan

    (%)

    Nilai

    Kredit

    Bobot

    Skor

    (%)

    Skor Kriteria

    0-4 0 5 0

    0 – 1,25 Tidak Sehat

    5-9 25 5 1,25

    10-14 50 5 1,5 1,26–2,50 Kurang Sehat

    15-19 75 5 3,75 2,51–3,75 Cukup Sehat

    20 100 5 5 3,76–50 Sehat

    Sumber: Pedoman penilaian kesehatan KSPPS

    Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) pada

    lembaga keuangan seperti KSPPS/USPPS koperasi merupakan kewajiban

    penyediaan kecukupan modal (modal minimum) didasarkan pada risiko aktiva

    yang dimilikinya. Penggunaan rasio ini dimaksudkan agar para pengelola

    KSPPS/USPPS koperasi melakukan pengembangan usaha yang sehat dan

    dapat menanggung risiko kerugian dalam batas-batas tertentu yang dapat

    diantisipasi oleh modal yang ada.

  • 31

    Table 2.2 Perhitungan Kriteria Rasio CAR

    Rasio

    Permodalan

    (%)

    Nilai

    Kredit

    Bobot

    Skor

    (%)

    Skor Kriteria

    < 6 25 5 1,25 0 – 1,25 Tidak Sehat

    6 - < 7 50 5 1,5 1,26–2,50 Kurang Sehat

    7 - < 8 75 5 3,75 2,51–3,75 Cukup Sehat

    ≥ 8 100 5 5 3,76–50 Sehat

    Sumber: Pedoman penilaian kesehatan KSPPS

    2. Aspek Kualitas Aktiva Produktif

    Kualitas Aktiva Produktif adalah penanaman dana baik dalam rupiah

    maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piutang, surat berharga,

    penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan

    kontijensi pada transaksi rekening administratif. Aktiva produktif adalah

    sumber pendapatan, sebagai sumber pendapatan pasti memiliki risiko

    terbesar. Potensi kerugian atas risiko tersebut dapat diantisipasi dengan cara

    membentuk Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) yang berupa

    cadangan umum dan cadangan khusus sehingga dapat menutup kemungkinan

    kerugian yang akan terjadi (Taswan, 2005)

    Jadi, Kualitas Aktiva Produktif adalah aktiva yang diharapkan dapat

    memberikan penghasilan kepada perusahaan atas penggunaannya. Aktiva

    produktif adalah kekayaan KSPPS/USPPS Koperasi yang mendatangkan

    penghasilan. Penilaian terhadap kualitas aktiva produktif didasarkan pada

  • 32

    tiga rasio, yaitu Rasio tingkat piutang dan pembiayaan bermasalah terhadap

    jumlah piutang dan pembiayaan, Rasio Portofolio terhadap piutang berisiko

    dan pembiayaan berisiko PAR (Portfolio Asset Risk), dan Rasio Penyisihan

    Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) terhadap Penyisihan Penghapusan

    Aktiva Produktif Yang Wajib Dibentuk (PPAPWD).

    Untuk memperoleh rasio piutang dan pembiayaan bermasalah terhadap

    piutang dan pembiayaan yang disalurkan, untuk rasio lebih besar dari 12%

    sampai dengan 100% diberi nilai skor 25 dan untuk setiap penurunan rasio 3%

    nilai kredit ditambah dengan 5 sampai dengan maksimum 100 dan nilai kredit

    dikalikan bobot 10% maka diperoleh skor penilaian. Contoh perhitungan

    sebagai berikut :

    Table 2.3 Perhitungan Rasio Piutang dan Pembiayaan Bermasalah terhadap

    Piutang dan pembiayaan yang disalurkan

    Pembiayaan Bermasalah

    dan pembiayaan yang

    disalurkan

    Nilai Bobot Skor Kriteria

    >12 25 10 2,5 0 - < 2,5 Tidak Lancar

    9 - 12 50 10 5 2,5 - < 5,00 Kurang Lancar

    5 - 8 75 10 7,5 5,00 - < 7,50 Cukup Lancar

    < 5 100 10 10 7,50 - < 10,0 Lancar

    Sumber: Pedoman penilaian kesehatan KSPPS

  • 33

    Mengukur rasio portofolio piutang dan pembiayaan berisiko:

    Table 2.4 Perhitungan Rasio PAR

    Rasio PAR (%)

    Nilai

    Kredit

    Bobot

    (%)

    Skor Kriteria

    >30 25 5 1,25 0 -< 1,25 Sangat berisiko

    26 – 30 50 5 2,5 1,25 - < 2,50 Kurang

    Berisiko

    21 - < 26 75 5 3,75 2,50 - < 3,75

    Cukup

    Berisiko

    < 21 100 5 5 3,75 – 5,0 Tidak Berisiko

    Sumber: Pedoman penilaian kesehatan KSPPS

    Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) terhadap

    Penyisihan Aktiva Produktif yang wajib dibentuk (PPAPWD). Rasio ini

    menunjukkan kemampuan manajemen KSPPS/USPPS koperasi menyisihkan

    pendapatannya untuk menutupi risiko (penghapusan) aktiva produktif yang

    disalurkan dalam bentuk pembiayaan dan piutang.

  • 34

    Table 2.5 Perhitungan Rasio PPAP

    Rasio PPAP

    (%)

    Nilai Kredit Bobot (%) Skor Kriteria

    0 0 5 0

    10 10 5 0,5

    20 20 5 1 0 < 1,25 Macet

    30 30 5 1,5

    40 40 5 2 1,25 -

  • 35

    Penilaian aspek manajemen KSPPS/USPPS koperasi meliputi

    beberapa komponen yaitu:

    a) Manajemen umum

    Manajemen umum 12 pertanyaan (bobot 3 atau 0,25 nilai kredit untuk

    setiap jawaban pertanyaan positif.

    Table 2.6 Perhitungan Kriteria Manajemen Umum

    Positif Nilai Kredit Bobot Kriteria

    1 0,25

    2 0,50 0 – 0,75 Tidak Baik

    3 0,75

    4 1,00

    5 1,25 0,76 – 1,50 Kurang Baik

    6 1,50

    7 1,75

    8 2,00 1,51 – 2,25 Cukup Baik

    9 2,25

    10 2,50

    11 2,75 2,26 – 3,00 Baik

    12 3,00

    Sumber: Pedoman penilaian kesehatan KSPPS

  • 36

    b) Kelembagaan

    Kelembagaan 6 pertanyaan (bobot 3 atau 0,5 nilai kredit untuk setiap

    jawaban pertanyaan positif).

    Table 2.7 Perhitungan Kriteria Manajemen Kelembagaan

    Positif Nilai Kredit Bobot Kriteria

    1 0,50

    2 1,00 0 - 0,75 Tidak Baik

    3 1,50 0,76 – 1,50 Kurang Baik

    4 2,00 1,51 – 2,25 Cukup Baik

    5 2,50 2,25 – 3,00 Baik

    6 3,00

    Sumber: Pedoman penilaian kesehatan KSPPS

    c) Manajemen permodalan

    Manajemen permodalan 5 pertanyaan (bobot 3 atau 0,3 nilai kredit

    untuk setiap jawaban pertanyaan positif).

    Table 2.8 Perhitungan Kriteria Manajemen Permodalan

    Positif Nilai Kredit Bobot Kriteria

    1 0,60

    2 1,20 0 - 0,75 Tidak Baik

    3 1,80 0,76 – 1,50 Kurang Baik

    4 2,40 1,51 – 2,25 Cukup Baik

    5 3,00 2,25 – 3,00 Baik

    Sumber: Pedoman penilaian kesehatan KSPPS

  • 37

    d) Manajemen aktiva

    Manajemen aktiva 10 pertanyaan (bobot 3 atau 0,3 nilai kredit untuk

    setiap jawaban positif).

    Table 2.9 Perhitungan Kriteria Manajemen Aktiva

    Positif Nilai Kredit Bobot Kriteria

    1 0,30

    2 0,60 0 - 0,75 Tidak Baik

    3 0,90

    4 1,20 0,76 – 1,50 Kurang Baik

    5 1,50

    6 1,80 1,51 – 2,25 Cukup Baik

    7 2,10

    8 2,40 2,25 – 3,00 Baik

    9 2,70

    10 3,00

    Sumber: Pedoman penilaian kesehatan KSPPS

    e) Manajemen likuiditas

    Manajemen likuiditas 5 pertanyaan (bobot 3 atau 0,6 nilai kredit untuk

    setiap jawaban pertanyaan positif).

  • 38

    Table 2.10 Perhitungan Kriteria Manajemen Likuiditas

    Positif Nilai Kredit Bobot Kriteria

    1 0,6

    2 1,2 0 - 0,75 Tidak Baik

    3 1,8 0,76 – 1,50 Kurang Baik

    4 2,4 1,51 – 2,25 Cukup Baik

    5 3 2,25 – 3,00 Baik

    Sumber: Pedoman penilaian kesehatan KSPPS

    4. Aspek Efisiensi

    Menurut Taswan (2005) efisiensi berhubungan dengan pencapaian

    output maksimum dari seperangkat sumber daya, yang terdiri dari atas dua

    jenis efisiensi, yaitu efisiensi harga dan teknis. Efisiensi harga berhubungan

    dengan pengambilan keputusan manajerial tentang alokasi dari berbagai

    variasi faktor produksi, yaitu input produksi yang dapat di kontrol perusahaan.

    Efisiensi teknis berhubungan dengan sumber daya tetap dalam perusahaan,

    paling kurang dalam jangka pendek, keberadaannya secara eksogen dan

    bagian dari lingkungan yang tersedia. Bila efisiensi harga dan efisiensi teknis

    secara bersama terjadi, maka terdapat kondisi yang cukup bagi efisiensi

    ekonomis.

    Penilaian efisiensi KSPPS/USPPS koperasi didasarkan pada 3

    (tiga) rasio yaitu rasio biaya operasional terhadap pelayanan, rasio aktiva tetap

    terhadap total asset, rasio efisiensi pelayanan. Rasio-rasio ini menggambarkan

  • 39

    sampai seberapa besar KSPPS/USPPS koperasi mampu memberikan pelayanan

    yang efisien kepada anggotanya dari penggunaan asset yang dimilikinya, sebagai

    pengganti ukuran rentabilitas yang untuk badan usaha koperasi dinilai kurang

    tepat. Karena koperasi tujuan utamanya adalah memberikan pelayanan kepada

    anggota bukan mencari keuntungan. Meskipun rentabilitas sering digunakan

    sebagai ukuran efisiensi penggunaan modal. Rentabilitas koperasi hanyauntuk

    mengukur keberhasilan perusahaan koperasi yang diperoleh dari penghematan

    biaya pelayanan.

    Table 2.11 Perhitugan Kriteria Rasio Biaya Operasional terhadap Pelayanan

    Rasio Biaya Operasional

    Terhadap Pelayanan (%)

    Nilai

    Kredit

    Bobot

    (%) Skor Kriteria

    >100 25 4 1 Tidak Efisien

    86 – 100 50 4 2 Kurang Efisien

    71 – 85 75 4 3 Cukup Efisien

  • 40

    Rasio efisiensi pelayanan dihitung sebagai berikut:

    Table 2.13 Perhitungan Kriteria Rasio Efisiensi Pelayanan

    Rasio Efisiensi

    Pelayanan (%)

    Nilai Kredit

    Bobot

    (%)

    Skor Kriteria

    < 50 25 2 0,5 Tidak Baik

    50 – 74 50 2 1 Kurang Baik

    75 – 99 75 2 1,5 Cukup Baik

    >90 100 2 2 Baik

    Sumber: Pedoman penilaian kesehatan KSPPS

    5. Aspek Likuiditas

    Pengertian Rasio Likuiditas Menurut Arief (2016) “Rasio likuiditas

    adalah rasio yang bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

    memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Menurut periansya (2015) “Rasio

    likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk memenuhi kwajiban finansial

    jangka pendek”. Menurut Kasmir (2016), Rasio likuiditas adalah rasio yang

    menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar utangutang jangka

    pendeknnya yang jatuh tempo atau rasio untuk mengetahui kemampuan

    perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban pada saat ditagih. Jadi

    Lukuiditas dapat diartikan sebagai kemampuan sebuah Koperasi Syariah

    untuk dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

    Dalam usaha simpan pinjam, pemeliharaan likuiditas dimaksudkan

    untuk memenuhi kewajiban jangka pendek, baik untuk membayar penarikan

  • 41

    dana simpanan anggota koperasi maupun kewajiban jangka pendek lainnya.

    Penilaian kuantitatif terhadap likuiditas KSPPS/USPPS koperasi dilakukan

    terhadap 2 (dua) rasio, yaitu rasio kas dan rasio pembiayaan.

    Kas dan bank adalah alat likuid yang segera dapat digunakan, seperti

    uang tunai dan uang yang tersimpan lembaga keuangan syariah lain.

    Table 2.14 Perhitungan Kriteria Rasio Kas

    Rasio Kas (%) Nilai

    Kredit

    Bobot

    (%) Skor Kriteria

    < 14 dan > 56 25 10 2,5 Tidak Likuid

    (14 – 20) dan (46 – 56) 50 10 5 Kurang Likuid

    (21 – 25) dan (35 – 45) 75 10 7,5 Cukup Likuid

    (26-34) 100 10 10 Likuid

    Sumber: Pedoman penilaian kesehatan KSPPS

    Pengukuran rasio pembiayaan terhadap dana yang diterima ditetapkan

    sebagai berikut:

    Table 2. 15 Perhitungan Kriteria Rasio Pembiayaan

    Rasio Kas (%)

    Nilai

    Kredit

    Bobot

    (%)

    Skor Kriteria

    99 100 5 5 Likuid

    Sumber: Pedoman penilaian kesehatan KSPPS

  • 42

    6. Aspek Jati Diri Koperasi

    Penilaian aspek jati diri koperasi dimaksudkan untuk mengukur

    keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya yaitu mempromosikan

    ekonomi anggota. Aspek penilaian jati diri koperasi menggunakan 2 (dua)

    rasio, yaitu:

    a. Rasio Promosi Ekonomi Anggota (PEA). Rasio ini mengukur kemampuan

    koperasi memberikan manfaat efisiensi partisipasi dan manfaat efisiensi

    biaya koperasi dengan simpanan pokok dan simpanan wajib, semakin

    tinggi persentasenya semakin baik.

    b. Rasio Partisipasi Bruto. Rasio partisipasi bruto adalah tingkat kemampuan

    koperasi dalam melayani anggota, semakin tinggi/besar persentasenya

    semakin baik. Partisipasi bruto adalah kontribusi anggota kepada koperasi

    sebagai imbalan penyerahan jasa pada anggota yang mencakup beban

    pokok dan partisipasi netto.

    Pengukuran rasio Promosi Ekonomi Anggota ditetapkan sebagai

    berikut:

    Table 2.16 Perhitungan Kriteria Rasio PEA

    Rasio PEA (%) Nilai

    Kredit

    Bobot

    (%) Skor Kriteria

    < 5 25 5 1,25 Tidak Bermanfaat

    5 – 8 50 5 2,5 Kurang Bermanfaat

    9 – 12 75 5 3,75 Cukup Bermanfaat

    >12 100 5 5 Bermanfaat

    Sumber: Pedoman penilaian kesehatan KSPPS

  • 43

    Pengukuran rasio partisipasi bruto ditetapkan sebagai berikut :

    Table 2.17 Perhitungan Kriteria Rasio Partisipasi Bruto

    Rasio Partisipasi Bruto (%)

    Nilai

    Kredit

    Bobot

    (%)

    Skor Kriteria

    < 25 25 5 1,25 Rendah

    25< x < 50 50 5 2,5 Kurang

    50 < x < 75 75 5 3,75 Cukup

    >75 100 5 5 Tinggi

    Sumber: Pedoman penilaian kesehatan KSPPS

    7. Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan

    Pengertian profitabilitas menurut Hanafi (2012): “Rasio ini mengukur

    kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat

    penjualan, aset, dan modal saham yang tertentu. Ada tiga rasio yang sering

    dibicarakan yaitu profit margin, return on asset (ROA), dan return on equity

    (ROE).” Kasmir (2015) mengatakan bahwa: “Rasio Profitabilitas merupakan

    rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau

    laba dalam suatu periode tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat

    efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang

    dihasilkan dari penjualan atau dari pendapatan investasi.”

    Oleh karena Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan koperasi didapat

    melalui perhitungan ROA dan ROE yang sama untuk mencari rasio

  • 44

    profitabilitas, maka Kemandirian dan Pertumbuhan Koperasi dapat dikatan

    juga sebagai Aspek Profitabilitas.