analisis pengaruh variabel mikro dan makro ekonomi...

119
i ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI TERHADAP DAYA TARIK INVESTASI INDONESIA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Nurul Alifah NIM: 1111084000023 JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 M / 1439 H

Upload: voque

Post on 02-Aug-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

i

ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO

EKONOMI TERHADAP DAYA TARIK INVESTASI INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Nurul Alifah

NIM: 1111084000023

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018 M / 1439 H

Page 2: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel
Page 3: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel
Page 4: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel
Page 5: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel
Page 6: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. DATA PRIBADI

1. Nama Lengkap : Nurul Alifah

2. Jenis kelamin : Perempuan

3. Tempat & Tanggal Lahir : Bekasi, 30 Juni 1993

4. Alamat : Perumahan Ciriung Cemerlang Blok RU

No. 17 RT. 06 RW. 14 Kel.Ciriung Kec.

Cibinong Kab. Bogor Kode Pos: 16918

5. No. Hp : 087870228260

6. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN FORMAL

1. SD Negeri Ciriung 06 Lulus Tahun 2005

2. SMP Negeri 1 Cibinong Lulus Tahun 2008

3. SMA Negeri 1 Cibinong Lulus Tahun 2011

4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta S1 Lulus Tahun 2018

III. SEMINAR DAN WORKSHOP

1. Peserta Dialog jurusan dan seminar konsentrasi ―Mengenal Lebih Dekat

Dengan Jurusan Sendiri‖, diselenggarakan oleh HMJ IESP Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 3 Oktober 2013

2. Peserta dalam acara FST Enterpreneurship Week ―Kreasikan Idemu

Wujudkan Prestasi Usahamu‖ diselenggarakan oleh FST UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 18-20 Maret 2014.

Page 7: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

ii

IV. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Sukaryono

2. Tempat, Tanggal Lahir : Cilacap, 01 November 1960

3. Ibu : Nyai Trisna Suprihati

4. Tempat, Tanggal Lahir : Bekasi, 23 April 1968

5. Alamat : Perumahan Ciriung Cemerlang Blok RU

No. 17 RT. 06 RW. 14 Kel.Ciriung Kec.

Cibinong Kab. Bogor Kode Pos: 16918

6. Anak ke : 1 dari 2 Bersaudara

Page 8: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

iii

ABSTRACT

This research is aimed to analize the influence of microeconimic variable

(labour wages) and macroeconomic variables (inflation, BI rate, exchange rate,

gross domestic product). The analytical method is Ordinary Least Square (OLS).

Result of the analysi show that labor wage variable has not significant and

positive influence to the investment attractiveness of Indonesia. BI rate has not

significant and negative influence to the investment attractiveness of Indonesia.

The exchange rate has a negative and significant influence to the investment

attractiveness of Indonesia. Inflation and gross domestic product have a

significant and positive influence to the investment attractiveness of Indonesia.

The value of determination coefficient in this research is 0.6954. It means that

69.54 percent of Indonesia's investment attractiveness is influenced by the

independent variables in this study and the remaining 30.46 percent is influenced

by any variables outside this research.

Keywords: investment attractiveness of Indonesia, labour wage, Inflation, BI

Rate, Exchange Rate, Gross Domestic Product

Page 9: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

iv

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh

variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel makro ekonomi (inflasi, BI

rate, kurs, dan produk domestik bruto) terhadap daya tarik investasi Indonesia.

Metode analisis yang dilakukan adalah Ordinary Least Square (OLS)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel upah buruh berpengaruh

tidak signifikan dan positif terhadap daya tarik investasi Indonesia. BI rate

berpengaruh tidak signifikan dan negatif terhadap daya tarik investasi Indonesia.

Kurs berengaruh negatif dan signifikan terhadap daya tarik investasi Indonesia.

Inflasi dan produk domestik bruto berpengaruh signifikan dan positif terhadap

daya tarik investasi Indonesia. Nilai koefisien determinasi dalam penelitin ini

sebesar 0,6954. Hal ini berarti 69,54 persen daya tarik investasi Indonesia

dipengaruhi oleh variabel independen dalam penelitian ini dan sisanya 30,46

persen dipengaruhi oleh variabel di luar penelitian ini.

Kata Kunci: Daya Tarik Investasi, Upah Buruh, Inflasi, BI Rate, Kurs, Produk

Domestik Bruto

Page 10: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillahi rabbil alamin, segala puji bagi Allah SWT, Rabb semesta

alam yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Shalawat serta

Salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Baginda Rasulullah

Muhammad SAW, kepada para keluarganya, para sahabatnya serta kepada para

pengikutnya semoga kelak kita mendapat syafa’atnya dihari akhir kelak.

Ilmu yang kita miliki pada haikatnya adalah titipan dari Allah, yang sama

sekali tidak sulit bagi-Nya untuk mengambilnya kembali dari kita. Semoga kita

dimudahkan oleh Allah untuk meraih ilmu yang bisa menjadi penerang dalam

kegelapan dan dapat menjaga ilmu tersebut dengan penuh kerendahan hati. Tidak

ada yang tidak mungkin, selama kita mau berdoa dan berusaha, seperti hadits

Rasulullah “Man Jadda Wa Jadda” yang artinya barang siapa yang bersunguh-

sungguh akan mendapatkannya. Itulah sepenggal kalimat yang menjadi

penggugah demi terselesaikannya skripsi yang sederhana ini, yang berjudul

―Analisis Pengaruh Variabel Mikro Dan Makro Ekonomi Terhadap Daya

Tarik Investasi Indonesia”.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan berbagai pihak

dari mulai periode perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit

bagi penulis untuk dapat menyelesaikan dengan baik. Oleh karena itu, izinkanlah

penulis untuk dapat mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah

berjasa tersebut, antara lain kepada:

1. Allah SWT, karana berkat Ridho dan Karunia-Nya penulis mampu

menyealesaikan skripsi ini. Puji syukur atas segala nikmat iman islam dan

sehat yang telah Allah berikan kepada Penulis.

2. Kedua orang tuaku untuk segala pengorbanan hidupnya dan cinta kasih nya

yang tidak bisa gantikan oleh apapun. Terimakasih untuk ibu Nyai Trisna

Suptihati yang tercinta yang senantiasa selalu mendoakan, membesarkan,

Page 11: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

vi

mendidik, dan dengan sabar mengajarkan hal baik kepada saya dan bapak

Sukaryono yang selalu menjadikan aku anak yang harus dewasa dan kuat dan

segala jerih payah yang kau curahkan untukku. Terimakasih yang sangat

besar dan dalam atas segala dukungannya serya motivasinya yang membuat

saya bisa mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi ini, semoga kalian selalu sehat

dan panjang umur serta di lindungi oleh Allah SWT, doaku selalu

menyertaimu dan semoga kelak aku bisa membahagiakan kalian.

3. Terimakasih untuk adikku Wildan Nurfauzi yang menjadi penyemangat juga

dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga selalu selalu diberikan kebahagiaan

dan menjadi manusia yang sukses dunia akhirat.

4. Dr. Arief Mufraini selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, semoga dapat memajukan dan mengembangkan FEB

lebih baik lagi.

5. Bapak Arief Fitrijanto, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jakarta dan dosen pembimbing

skripsi. Terimakasih atas segala ilmu yang telah bapak berikan. Terimakasih

sudah mau meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan

pengarahan dan kesabarannya sehingga saya selalu termotivasi untuk dapat

menyelesaikan skripsi ini. Semoga bapak selalu sehat, panjang umur dan di

lindungi Allah SWT dan di balas atas kebaikan yang bapak berikan dengan

sebaik-baiknya balasan

6. Ibu Najwa Khairina, S.E., M.A selaku Sekertaris Jurusan Ilmu Ekonomi dan

Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jakarta yang telah

meluangkan waktu dan arahan-arahan yang baik selama saya berkonsultasi.

7. Seluruh jajaran dosen, staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang

telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat dan berharga bagi saya serta

kelancaran selama perkuliahan yang saya jalani. Semoga Allah SWT

membalas kebaikan kalian semua.

Page 12: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

vii

8. Terimakasih juga kepada keluarga besar D. Atma Wilastra dan keluarga besar

Mbah Suparman yang telah mendoakan dan mengingatkan terus untuk selalu

mengejar skripsinya dan cepat mengejar wisudanya.

9. Sahabat-sahabat terbaikku Femme Elegante Nilam Nurlaela, Yuliyanti, Farah

Fauziyah, Wihda Nur Afifah, Zul Khairani dan Annisa Febrianti terimakasih

banyak untuk segala kenangannya baik suka maupun duka yang udah kita

lewatin bersama dari awal semester sampai akhirnya terselesaikan skripsi ini,

terimakasih supportnya, seluruh canda kalian yang bakal aku kangen. Semoga

kita bisa sukses dan selalu menjaga tali silaturahim sampai tua nanti.

10. Teman Kostan Ibu Variawati, Nadia Santika Ayu sahabat dari SMA yg

akhirnya kuliah bareng, banyak hal yang kita lakuin sama-sama selama kuliah

terimakasih selalu menyemangati dan menghibur aku. Semoga kamu jadi

dokter yg sukses dan beguna bagi masyarakat yaa nad. Terimakasih Ka

Sheira, teh Dede, teh Sita, Rifa, Dini, teh Ima dan nur canda tawa selama kost

bareng kalian pasti akan selalu jadi kenangan.

11. Teman seperjuangan bimbingan skripsi Dwi Nuni, Aprian, Ridwan dan

Lukman, terimakasih sudah terus memberikan semangat dan membantu

memberikan masukan sehingga skripsi ini bisa terselesaikan. Semoga Allah

SWT selalu memudahkan jalan kita menuju kesuksesan.

12. Teman-teman seperjuangan IESP angkatan 2011 yang tidak bisa saya

sebutkan satu-persatu. Terimakasih atas waktu, tawa, senyum, pengalaman

baru selama ini. Setiap langkah adalah cerita maka lakukanlah yang terbaik

untuk setiap langkahmu.

13. Teman-teman KKN BERDIKARI Qashi, Lasma, Bintang, Tiyo, Ulva yang

selama sebulan memberikan makna tersendiri dan banyak sekali memberikan

pelajaran hidup. Terimakasih kebersamaannya tetep menjaga silaturahim dan

sukses untuk masa depan kalian semua.

Page 13: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

viii

14. Dan seluruh pihak yang mungkin terlewat dan lupa disebutkan terimakasih

banyak atas bantuan semangat serta motivasinya, semoga Allah SWT

mencatat dan membalas segala kebaikan kalian semua.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik

yang membangun dari berbagai pihak.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 31 Mei 2018

Nurul Alifah

Page 14: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

ix

DAFTAR ISI

Cover

Lembar Pengesahan Pembimbing

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah

Daftar Riwayat Hidup ............................................................................... i

Abstract ...................................................................................................... iii

Abstrak ....................................................................................................... iv

Kata Pengantar .......................................................................................... v

Daftar Isi ..................................................................................................... ix

Daftar Tabel ............................................................................................... xiii

Daftar Gambar .......................................................................................... xiv

Daftar Lampiran ....................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Perumusan Masalah ........................................................................... 16

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 17

D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 19

A. Landasan Teori................................................................................... 19

1. Investasi ...................................................................................... 19

2. Upah Buruh ................................................................................. 26

3. Inflasi .......................................................................................... 29

4. BI Rate ........................................................................................ 33

5. Kurs.............................................................................................. 37

6. Produk Domestik Bruto............................................................... 43

Page 15: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

x

B. Penelitian Terdahulu ......................................................................... 48

C. Kerangka Pemikiran ......................................................................... 54

D. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 55

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................. 56

A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................... 56

B. Metode Pengumpulan Data ................................................................... 56

C. Metode Analisis Data ............................................................................ 56

1. Metode Analisis ................................................................................ 56

2. Uji Asumsi Klasik ............................................................................ 57

a. Uji Normalitas .............................................................................. 57

b. Uji Multikolinieritas ..................................................................... 57

c. Uji Heterokedastisitas .................................................................. 59

d. Uji Autokorelasi .......................................................................... 59

3. Uji Hipotesis .................................................................................... 61

a. Uji t-statistik ................................................................................ 62

b. Uji F-statistik ............................................................................... 62

c. Koefisien Determinasi (R2) ......................................................... 63

D. Operasional Variabel Penelitian ........................................................... 64

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ......................................... 66

A. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................... 66

1. Daya Tarik Investasi Indonesia ........................................................ 66

2. Perkembangan Tingkat Upah ........................................................... 67

3. Perkembangan Inflasi ....................................................................... 69

4. Perkembangan BI Rate ..................................................................... 70

5. Perkembangan Kurs Dolar Amerika ................................................ 72

6. Perkembangan Produk Domestik Bruto........................................... 75

B. Analisis Hasil dan Pembahasan ........................................................... 77

1. Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 77

a. Uji Normalitas ............................................................................. 77

b. Uji Multikolinieritas .................................................................... 78

c. Uji Heterokedastisitas .................................................................. 78

d. Uji Autokorelesi .......................................................................... 79

Page 16: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

xi

2. Pengujian Hipotesis ......................................................................... 81

a. Uji-t dan Interpretasi Hasil Analisis ............................................ 82

b. Uji F dan Interpretasi Hasil Analisis ........................................... 85

c. Koefisien Determinasi (R2) ......................................................... 86

C. Analisis Ekonomi ................................................................................. 86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 91

A. Kesimpulan ........................................................................................... 91

B. Saran ..................................................................................................... 92

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 93

LAMPIRAN ............................................................................................. 97

Page 17: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Realisasi Penanaman Modal Luar Negeri Indonesia 4

Tabel 1.2 Rata-rata Upah Nominal per Bulan Buruh Produksi di Bawah

Mandor di Perusahaan Industri Besar dan Sedang Tahun 2013

dan 2014

7

Tabel 1.3 Perkembangan Kurs Rupiah terhadap Dolar AS Triwulan I

2013Triwulan IV 2015

10

Tabel 1.4 Perkembangan Inflasi Indonesia Triwulan I 2013-Triwulan IV

2015

11

Tabel 1.5 Perkembangan BI Rate Triwulan I 2013-Triwulan IV 2014 12

Tabel 1.6 Perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Atas

Dasar Harga Konstan Tahun 2011-2015

14

Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian 64

Tabel 4.1 Correlation Matrix 78

Tabel 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas 79

Tabel 4.3 Hasil Uji Autokorelasi 80

Tabel 4.4 Hasil Uji t 82

Tabel 4.5 Hasil Uji F 85

Tabel 4.6 Hasil Uji Adj R2 (Adj R Square) 86

Page 18: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran 54

Gambar 2.2 Paradigma Model Penelitian 55

Gambar 3.1 Uji Durbin Watson 61

Gambar 4.1 Daya Tarik Investasi Indonesia tahun 2007-2014 66

Gambar 4.2 Upah Perbulan Buruh Produksi pada Perusahaan Industri

Besar di Indonesia tahun 2007-2014

68

Gambar 4.3 Perkembangan Inflasi Indonesia Periode 2007-2014 69

Gambar 4.4 Perkembangan BI Rate Periode 2007-2014 70

Gambar 4.5 Perkembangan Kurs di Indonesia Tahun 2007-2015 72

Gambar 4.6 Perkembangan Produk Domestik Bruto Periode 2007-2014 75

Gambar 4.7 Hasil Uji Normalitas 77

Gambar 4.8 Statistik d Durbin - Watson 80

Page 19: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATARBELAKANG

Pembangunan dan pertumbuhan ekonomi negara berkembang tidak akan

lepas dari peranan sumber dana dari luar negeri. Hal ini terjadi karena hampir

semua negara berkembang tidak dapat mencukupi kebutuhan dana dari dalam

negeri. Masalah tipikal yang dihadapi negara berkembang adalah kelangkaan

dana domestik yang lazimnya ditutup dari dana luar negeri. Dana dari luar

negeri dapat diperoleh dari hutang luar negeri atau penanaman modal asing

(PMA).

Pada negara berkembang terjadi peningkatan masuknya investasi asing

yang sangat cepat beberapa dekade terakhir ini untuk menghadapi era

globalisasi. Pengembangan investasi asing sangat berperan bagi negara tuan

rumah, hal ini dikarenakan investasi asing membawa teknologi, keterampilan

manajerial, lapangan kerja beserta dengan modal masuk. Investasi asing

memiliki pengaruh yang sangat penting dalam pembangunan perekonomian

suatu negara, jika dipergunakan secara tepat guna. Investasi asing telah

memicu persaingan diantara negara-negara untuk menarik investor dengan

menawarkan berbagai insentif (Ritash, 2005:3).

Kata investasi memiliki pengertian yang lebih luas karena dapat

mencakup investasi asing langsung (direct investment) maupun investasi

tidak langsung (portofolio investment), sedangkan kata penanaman modal

lebih mempunyai konotasi kepada investasi langsung. Penanaman modal

asing memiliki pengertian yang berbeda diantara para pakar ekonomi.

Menurut Fuady (2008: 67) yang dimaksud penanaman modal asing secara

langsung dilihat dalam arti sempit adalah model penanaman asing yang

dilakukan dengan mana pihak asing atau perusahaan asing membeli langsung

(tanpa lewat pasar modal) saham perusahaan nasional atau mendirikan

perusahaan baru.

Page 20: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

2

Persaingan yang semakin ketat di antara negara-negara di dunia untuk

menarik Penanaman Modal Asing atau Foreign Direct Investment (FDI)

mendorong setiap negara termasuk Indonesia untuk lebih meningkatkan iklim

investasi melalui policy framework yang lebih komprehensif dan sesuai

dengan tuntutan investor. Hal ini harus didukung oleh economic determinant

dan non economic determinant yang lebih kondusif. Integrasi perekonomian

dunia akan mendorong setiap negara untuk menciptakan aktifitas ekonomi

yang didasarkan pada pasar (market oriented), Investor tidak lagi menjadikan

comparative advantage suatu negara sebagai pijakan dalam melakukan

investasi di negara lain sebagaimana yang terjadi pada dekade 1980-an.

Mereka lebih berfokus pada competitive advantage dalam pasar global. Harus

dipahami bahwa sesungguhnya investor asing sudah memahami kondisi dan

karakteristik suatu negara, sehingga kebijakan apapun yang digulirkan oleh

satu negara akan terpantau oleh investor. (Kholis, 2012:118)

Menurut Tambunan (2006) terdapat sejumlah faktor yang sangat

berpengaruh pada baiktidaknya iklim berinvestasi di Indonesia. Faktor-faktor

tersebut tidak hanya menyangkut stabilitas politik dan sosial, tetapi juga

stabilitas ekonomi, kondisi infrastruktur dasar (listrik, telekomunikasi dan

prasarana jalan dan pelabuhan), berfungsinya sektor pembiayaan dan pasar

tenaga kerja (termasuk isu-isu perburuhan), regulasi dan perpajakan, birokrasi

(dalam waktu dan biaya yang diciptakan), masalah good governance

termasuk korupsi, konsistensi serta adanya kepastian dari kebijakan

pemerintah.

Kebijakan untuk menarik investasi tidaklah berdiri sendiri. Terdapat

suatu keterkaitan antara suatu kebijakan dengan kebijakan lainnya. Bank

Dunia (2005) menyatakan bahwa untuk menciptakan suatu iklim investasi,

diperlukan suatu kebijakan investasi yang mampu menangani paling tidak

tiga hal berikut: biaya, risiko, dan pembatasan bagi persaingan. Jika

pemerintah tidak mampu menekan biaya, meminimalkan resiko, dan

membatasi persaingan, maka investasi baik domestik maupun asing akan sulit

untuk ditingkatkan. Tiga faktor lain yang juga amat penting adalah kestabilan

Page 21: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

3

politik dan ekonomi serta jaminan keamanan karena memiliki sangat

berpengaruh terhadap tingkat resiko usaha. Dalam kasus negara berkembang

dan negara miskin, ketiga bagian ini sering didengungkan, akan tetapi dalam

kenyataannya sering tidak sesuai. Sejumlah faktor lain yang juga berpengaruh

pada iklim berinvestasi adalah kondisi infrastruktur dasar (listrik,

telekomunikasi dan prasarana jalan dan pelabuhan), berfungsinya sektor

pembiayaan dan pasar tenaga kerja (termasuk isu-isu perburuhan), regulasi

dan perpajakan, birokrasi (dalam waktu dan biaya yang diciptakan), masalah

good governance termasuk korupsi, konsistensi dan kepastian dalam

kebijakan pemerintah yang langsung maupun tidak langsung mempengaruhi

keuntungan neto atas biaya resiko jangka panjang dari kegiatan investasi.

Investasi dapat masuk ke suatu wilayah apabila para investor merasa

aman dan nyaman dalam melakukan kegiatan investasi tersebut. Kegiatan

investasi di suatu daerah salah satunya ditentukan oleh potensi ekonomi dan

iklim usaha yang dimilikinya. Iklim usaha adalah kondisi yang dapat

merangsang munculnya usaha atau investasi. Oleh karena itu iklim usaha ini

sangat berpengaruh pada kesinambungan investasi. Iklim usaha dibentuk oleh

berbagai faktor yang saling berkait satu sama lain dalam membangun suasana

yang menyenangkan bagi semua pihak yang terkait dengan masalah investasi,

baik masyarakat sekitar lokasi, pelaku investasi (investor), maupun

pemerintah yang mewakili kepentingan negara. Berbagai hal yang berkaitan

dengan pembentukan iklim investasi diantaranya adalah kepastian berusaha

semisal kepastian hukum undang-undang dan peraturan pemerintah;

tersedianya sumber daya investasi berupa sumber daya alam, sumber daya

manusia dan sumber daya buatan yang kompetitif akan membantu

terbentuknya iklim investasi; sarana dan prasarana fisik untuk pengembangan

investasi yang mudah didapat, diakses, murah biayanya, serta prosesnya

lancar akan memberikan kontribusi signifikan pada pembentukan iklim

investasi ( Henry, 2009:76-78). Beberapa faktor tersebut menjadi daya tarik

investasi bagi suatu daerah. Setiap daerah berusaha menarik para investor

untuk dapat menanamkan modalnya di daerah mereka. Hal tersebut membuat

Page 22: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

4

pemerintah berusaha menjadikan wilayahnya potensial untuk kegiatan

investasi.

Asia Pasifik dipandang sebagai wilayah yang prospektif bagi investor

global. Di tengah lesunya kondisi ekonomi global pada semester I 2015, arus

investasi global yang masuk ke Asia Pasifik justru tumbuh 9,2 persen sebesar

US$137,3 miliar dibandingkan semester I 2014. Pada periode yang sama, arus

investasi asing/Foreign Direct Investment (FDI) yang masuk ke ASEAN

mencapai US$44 miliar. Investor di ASEAN tercatat berasal dari Tiongkok

(17%), Jepang (15%), Thailand (12%), Korea Selatan (12%), Singapura

(10%), dan Amerika Serikat (9%). Kesimpulan dari pembahasan di atas

adalah bahwa investasi memang sangat penting sebagai motor utama. (Zainun

Abidin, 2015)

Di ASEAN, Indonesia merupakan salah satu tujuan utama investor

global. Pada semester I 2015, Indonesia berhasil menarik investasi global

sebesar US$13,66 miliar, tertinggi di ASEAN. Variabel makro ekonomi

Indonesia dipandang cukup stabil. Penurunan nilai tukar rupiah dan

pelambatan ekonomi belum mempengaruhi arus investasi asing yang masuk

ke Indonesia. Makro ekonomi yang stabil mendukung potensi Indonesia

sebagai negara tujuan investasi utama di ASEAN. (Zainun Abidin, 2015)

Tabel 1.1

Realisasi Penanaman Modal Luar Negeri Indonesia1 (Juta US$)

Tahun 2013-2015

Negara Proyek

2 Investasi

2013 2014 2015 2013 2014 2015

Amerika 632 493 913 3.748,8 2.120,1 1.773,4

Eropa 1003 896 1.604 2.566,6 3.983,1 2.326,7

Asia 4.992 4.944 10.516 13.798,2 13.458,1 15.043,7

Australia 310 263 502 233,5 685,0 205,2

Afrika 86 83 161 801,7 664,0 192,9

Gabungan Negara 2.589 2.206 4.042 7.468,6 7.619,4 9.734,0

Jumlah 9.612 8.885 17.738 28.617,5 28.529,7 29.275,9

Catatan: 1. Tidak termasuk sektor minyak & bumi, perbankan, lembaga

Page 23: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

5

keuangan non bank, asuransi, sewa guna usaha, investasi yang

perizinannya dikeluarkan oleh instansi teknis atau sektor,

investasi portofolio (pasar modal) dan rumah tangga

2. Proyek dalam unit

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal

Berdasarkan tabel 1.1 data tersebut menunjukkan bagaimana kondisi

realisasi penanaman modal luar negeri Indonesia. Dari tiga tahun terakhir

yaitu dari tahun 2013 hingga tahun 2015 penanaman modal luar negeri yang

dilakukan oleh negara-negara yang berada di Amerika, Eropa, Asia,

Australia, Afrika dan Gabungan Negara cenderung berfluktuasi dapat dilihat

dari data jumlah proyek yang ada dan jumlah besarnya investasi mengalami

kenaikan bahkan penurunan.

Jika dilihat dari data negara yang melakukan penanaman modal, negara-

negara di Asia yang paling banyak melakukan penanaman modalnya di

Indonesia. Pada tahun 2013 ada 4.992 proyek yg dilakukan leh negara-negara

di Asia dengan total investasi mencapai 13.798,2 juta US$, lalu pada tahun

2014 meskipun jumlah proyek bertambah menjadi 4.944 akan tetapi nilai

investasi mengalami penurunan dengan total investasi sebesar 13.458,1 juta

US$ dan pada tahun 2015 jumlah proyek mengalami kenaikan yang sangat

signifikan hingga mencapai 10.516 unit dengan capaian nilai total investasi

hingga 15.043,7 juta US$. Lain halnya dengan negara-negara di Amerika

jumlah proyek yg terealisasi cenderung berfluktuasi tahun 2013 sebanyak 632

unit, tahun 2014 sebanyak 493 unit dan tahun 2015 mencapai 913 unit

proyek. Walaupun terjadi peningkatan jumlah proyek yang sangat tinggi pada

tahun 2015 namun dari total besarnya investasi yang ada mengalami

penurunan dari tahun 2013 hingga tahun 2015.

Bagi Indonesia foreign direct investment (FDI) memiliki peranan yang

besar dalam melengkapi kebutuhan investasi dalam negeri. FDI

meningkatkan kemampuan produksi dan menjadi media transfer teknologi

dari luar negeri ke dalam negeri. Dalam hal produksi, FDI bisa meningkatkan

produktivitas perusahaan dalam negeri dengan transfer teknologi yang dibawa

bersamaan dengan masuknya FDI. Kehadiran investasi asing dalam bentuk

Page 24: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

6

FDI juga bisa meningkatkan daya saing dan keunggulan produk

domestik.(Jufrida, dkk 2016:56)

Investasi asing langsung atau berupa penanaman modal asing merupakan

gambaran bagaimana daya tarik investasi Indonesia dimata negara lain.

Penting sekali untuk menjaga kestabilan faktor yang mempengaruhi daya

tarik investasi Indonesia. Pada dasarnya banyak sekali faktor yang

mempengaruhi investasi Indonesia. Pada penelitian ini yang diteliti adalah

dari segi faktor ekonomi yang dibagi menjadi mikro dan makro ekonomi.

Variabel yang masuk kedalam mikro ekonomi sangat banyak akan tetapi pada

penelitian ini hanya menggunakan tingkat upah buruh karena variabel ini

yang paling relevan dengan daya tarik investasi Indonesia. Upah buruh masih

menjadi perhatian bagi para investor untuk menanamkan modalnya karena

tinggi rendahnya upah buruh juga akan mempengaruhi modal yang akan

dikeluarkan untuk usaha di Indonesia. Upah yang lebih rendah dan diiringi

dengan kualitas sumber daya manusia yang baik akan menjadi faktor

pendorong investor untuk menanamkan modal dan meningkatkan investasi di

negara tersebut. Untuk variabel makro ekonomi yang diteliti adalah inflasi, BI

rate, kurs dan produk domestik bruto, dari variabel tersebut dapat terlihat

sejauhmana variabel makro ekonomi yang dipilih pada penelitian ini

mempengaruhi daya tarik investasi.

Investasi asing langsung meningkatkan permintaan tenaga kerja terampil

yang mengarah ke peningkatan pangsa dari total upah perusahaan. Upah

buruh yang rendah sebagai pendorong peningkatan investasi asing. Upah

tenaga kerja yang rendah akan menurunkan biaya produksi yang relatif

rendah, dengan demikian mengurangi beban biaya dan akan meningkatkan

laba perusahaan, sehingga investor melirik potensi dan meningkatkan

investasinya. (Yogatama dalam Kresna, 351)

Hal yang terjadi belakangan adalah timbul beberapa gejolak sosial yang

membuat iklim investasi di Indonesia menjadi buruk. Gejolak sosial tersebut

merupakan gangguan stabilitas kegiatan perekonomian di masyarakat. Salah

satu halnya berupa terjadinya demonstrasi besar-besaran para pekerja yang

Page 25: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

7

menuntut untuk meningkatkan upah minimum dan penghapusan sistem kerja

kontrak. Dengan adanya demonstrasi yang berujung pada menutup akses

jalan menyebabkan proses kegiatan perekonomian terganggu. Bahkan tak

jarang sampai membuat kelumpuhan aktivitas masyarakat. Selain itu dengan

kondisi pekerja yang mogok kerja meyebabkan tingkat produktivitas menjadi

menurun dan memaksa terjadinya beberapa kerugian. Kondisi ketidakstabilan

itu juga yang menyebabkan salah satu iklim investasi di Indonesia menjadi

memburuk dimata penanam modal asing.

Tujuan pekerja menuntut upah naik adalah didasari pada tingkat

kesejahteraan para pekerja yang kurang. Dengan semakin meningkatnya

biaya hidup, pemenuhan kebutuhan pekerja semakin sulit dicapai dengan

tidak adanya peningkatan upah. Hal itu dapat dilihat pada tabel 1.2

perkembangan rata-rata upah nominal per bulan buruh produksi di bawah

mandor di perusahaan industri besar dan sedang

Tabel 1.2

Rata-rata Upah Nominal per Bulan Buruh Produksi di Bawah Mandor

di Perusahaan Industri Besar dan Sedang Tahun 2013 dan 2014

Triwulan 2013

I II III IV

Industri

Besar1 1.880.200 1.912.600 1.925.300 1.943.900

Industri

Sedang2 1.577.100 1.597.900 1.612.300 1.600.000

Triwulan 2014

I II III IV

Industri

Besar 2.030.900 2.176.600 2.228.300 2.257.500

Industri

Sedang 1.687.600 1.728.500 1.748.800 1.786.300

Catatan: 1. 100 Pekerja atau lebih

2. 20–99 Pekerja

Masing-masing triwulan merujuk pada bulan Maret, Juni, September,

dan Desember

Sumber: Survei Upah Buruh, BPS

Page 26: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

8

Jika dilihat dari perkembangan pertriwulan tahun 2013 sampai 2014,

kondisi upah nominal buruh produksi dibawah mandor pada industri besar dan

sedang mengalami peningkatan, namun jumlahnya tidak signifikan. Hal yang

terjadi adalah penolakan keras dari pihak buruh dan serikat pekerja dengan

melakukan demonstrasi menuntut peningkatan upah layak dengan turun ke

jalan dan mogok kerja. Dengan begitu kondisi yang terjadi adalah

ketidaknyamanan akan iklim investasi di Indonesia. Hal itu disebabkan

produktivitas menurun dan mengakibatkan menurunnya keuntungan

perusahaan. Padahal dalam aspek produksi dikatakan, produksi dan

penggunaan modal mendorong produktivitas tenaga kerja dan umumnya

meningkatkan penawaran tenaga kerja dan mendorong upah naik (Case dan

Fair, 2007:261)

Modal yang cukup akan membawa pada pertumbuhan ekonomi dan akan

meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnya bagi para pengusaha yang

membutuhkan dukungan dana untuk mengembangkan usahanya. Melalui FDI,

modal asing dapat memberikan kontribusi yang lebih baik ke dalam proses

pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Investor tentunya akan mengadakan

feasibility study atau studi kelayakan, termasuk forecast, prediction, dan

projection atau proyeksi sebelum menanamkan modalnya disuatu tempat

(Sondakh, 2009:11). Dalam melakukan investasi investor tentunya ingin

mendapatkan keuntungan yang maksimal dengan jumlah pengeluaran yang

seminimal mungkin. Kemampuan investor dalam memahami dan meramalkan

kondisi ekonomi makro di masa depan sangat berguna dalam membuat

keputusan investasi yang menguntungkan. Ekonomi makro menjelaskan

perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak pihak seperti masyarakat,

perusahaan, pemerintah serta sektor luar negeri. Kuncoro (2009)

mengungkapkan bahwa untuk menunjukkan kinerja dan potensi suatu negara

terhadap PMA adalah dengan melihat berbagai indikator, salah satunya adalah

indikator makro ekonomi.

Page 27: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

9

Kurs merupakan salah satu harga yang penting dalam perekonomian

terbuka karena ditentukan oleh adanya keseimbangan antara permintaan dan

penawaran yang terjadi di pasar. Mengingat pengaruhnya yang besar bagi

neraca perdagangan, transaksi berjalan maupun bagi variabel-variabel makro

ekonomi lainnya. Kurs dapat dijadikan alat untuk mengukur kondisi

perekonomian suatu negara. Nilai mata uang yang stabil menunjukkan bahwa

negara tersebut memiliki kondisi ekonomi yang relatif baik atau stabil.

Ketidakstabilan nilai tukar ini mempengaruhi arus modal atau investasi dan

perdagangan internasional (Triyono, 2008:156).

Kurs yang berfluktuatif akan mengalami apresiasi atau depresiasi.

Apresiasi yaitu nilai mata uang domestik mengalami peningkatan terhadap

nilai mata uang asing sedangkan depresiasi yaitu nilai mata uang domestik

mengalami penurunan terhadap nilai mata uang asing. Pada tahun 2007 kurs

rupiah terhadap dolar AS bergerak stabil. Kestabilan kurs rupiah terhadap

dolar AS tersebut didukung oleh fundamental makroekonomi domestik yang

semakin membaik di tengah perkembangan ekonomi dan pasar keuangan

global yang bergejolak.

Pada saat tahun 2008 yang dikenal sebagai krisis keuangan global, kurs

rupiah terhadap dolar AS mengalami trend depresiasi atau melemah, kondisi

pasokan valas di dalam negeri yang semakin terbatas, kemudian berlanjutnya

pelemahan ekonomi global dan turunnya harga-harga komoditi telah menekan

ekspor Indonesia yang berdampak pada menurunnya kinerja neraca

pembayaran dan kurs Kondisi perekonomian yang diharapkan adalah kurs

rupiah yang stabil dan mengalami apresiasi.

Page 28: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

10

Tabel 1.3

Perkembangan Kurs Rupiah terhadap Dolar AS

Triwulan I 2013 - Triwulan IV 2015

Periode Nilai Tukar

Rupiah/Dolar (Rp)

2013.1 9.605

2013.2 9.698

2013.3 11.580

2013.4 12.210

2014.1 11.562

2014.2 11.855

2014.3 11.770

2014.4 12.244

2015.1 12.807

2015.2 13.131

2015.3 13.873

2015.4 13.785

Sumber: Bank Indonesia, Laporan Kebijakan Moneter

Berdasarkan tabel 1.3 nilai tukar Rupiah mengalami tekanan depresiasi

pada triwulan III 2013, kinerja transaksi berjalan yang diperkirakan masih

defisit mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah yang berada dalam tren

melemah. Fundamental ekonomi yang membaik mendorong nilai tukar rupiah

dalam tren menguat pada triwulan I 2014. Pada triwulan IV 2014 Rupiah

secara rata-rata melemah ke level Rp 12.244 per dolar. Nilai tukar Rupiah

melemah seiring dengan apresiasi dolar AS yang terjadi secara luas. Semakin

solidnya perekonomian Amerika Serikat mendorong penguatan dolar AS

terhadap seluruh mata uang dunia. Tekanan terhadap rupiah berlanjut hingga

tahun 2015, sejalan dengan terus berlangsungnya penguatan dolar AS. Pada

triwulan III 2015, Rupiah melemah ke level Rp 13.873 per dolar AS. Tekanan

terhadap Rupiah depengatuhi factor eksternal yauitu kekhawatiran terhadap

normalisasi kebijakan The Fed dan devaluasi Yuan. Pada triwulan IV 2015

Rupiah berhasil menguat dan ditutup di level Rp.13.775 per dolar AS. Tren

apresiasi Rupiah ditopang oleh meningkatnya aliran masuk modal asing ke

Indonesia.

Page 29: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

11

Inflasi adalah naiknya harga-harga komoditi secara umum yang

disebabkan oleh tidak sinkronnya antara program pengadaan komoditi

(produksi, penentuan harga, pencetakan uang, dan sebagainya) dengan tingkat

pendapatan yang dimiliki oleh masyarakat (Putong dalam Tri dkk, 2015:2).

Tingkat inflasi yang tinggi menyebabkan barang dan jasa menjadi kurang

kompetitif yang menyebabkan keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan

akan menurun, pada akhirnya akan menghambat investasi baru. Oleh sebab

itu dalam penelitiannya, Letarisky (2014) mengungkapkan bahwa semakin

tinggi tingkat inflasi akan mengakibatkan menurunnya jumlah Penanaman

Modal Asing Langsung yang masuk ke Indonesia.

Tabel 1.4

Perkembangan Inflasi Indonesia Triwulan I 2013 - Triwulan IV 2015

Periode Inflasi (%)

2013.1 5,9

2013.2 5,9

2013.3 8,4

2013.4 8,38

2014.1 7,32

2014.2 6,7

2014.3 4,53

2014.4 6,38

2015.1 6,79

2015.2 7,26

2015.3 6,83

2015.4 3,35

Sumber: Bank Indonesia, Laporan Kebijakan Moneter

Berdasarkan tabel 1.4 Inflasi selama triwulan III 2013 terdorong tinggi

sebesar 8,4% sebagai dampak dari kenaikan harga BBM bersubsidi. Inflasi

pada triwulan IV 2013 mencapai 8,38% , menurun dibandingkan triwulan

sebelumnya. Perkembangan yang membaik juga terlihat pada inflasi triwulan

I 2014 yang terus menurun. Inflasi terjaga dan berada dalam tren yang

menurun 6,70% pada triwulan sebelumnya. Inflasi yang terkendali berlanjut

di triwulan III 2014 sebesar 4,53% (yoy),cukup rendah bila dibandingkan

pola musiman Lebaran dalam tiga tahun terakhir. Inflasi selama 2015

Page 30: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

12

melambat dan mendukung prospek pencapaian sasaran inflasi 2016 yakni

4,0±1%. Inflasi triwulan IV tercatat sebesar 3,35%. Melambatnya inflasi

tersebut terutama disumbang oleh deflasi komponen harga barang yang diatur

Pemerintah (administered prices) terutama didorong oleh penurunan harga

BBM, tarif angkutan udara dan harga LPG 12 kg. Ke depan, tren penurunan

harga minyak dunia diharapkan dapat mendorong penurunan tekanan inflasi.

Pada prinsipnya berbagai kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah,

diarahkan untuk menjaga stabilitas makroekonomi, sistem keuangan, dan

daya tahan perekonomian Indonesia. Dalam menstabilkan perekonomian,

maka dilakukan berbagai kebijakan-kebijakan untuk mengontrol suatu

perekonomian. Bank Indonesia secara konsisten menerapkan Inflation

Targeting Framework (ITF) sebagai kerangka kebijakan moneter dalam

rangka pencapaian target inflasi jangka menengah yang ditetapkan

Pemerintah. BI Rate, sebagai sinyal respon (stance) kebijakan moneter,

digunakan untuk mengarahkan pergerakan inflasi dan ekonomi ke depan agar

tetap berada pada jalur pencapaian sasaran inflasinya. (Bank Indonesia, 2008

Tabel 1.5

Perkembangan BI Rate Triwulan I-2013 – Triwulan IV-2014

Periode BI Rate (%)

2013.1 5,75

2013.2 6,5

2013.3 7,25

2013.4 7,50

2014.1 7,50

2014.2 7,50

2014.3 7,50

2014.4 7,50

Sumber: Bank Indonesia, Laporan Kebijakan Moneter

Berdasarkan tabel 1.5 pada triwulan I 2013 Bank Indonesia memutuskan

untuk mempertahankan BI Rate pada level 5,75%.Triwulan II 2013 Bank

Indonesia memutuskan untuk menaikkan BI Rate menjadi 6,50%. Kebijakan

tersebut ditempuh untuk memastikan inflasi yang meningkat pasca kenaikan

BBM bersubsidi dapat segera kembali ke dalam lintasan sasarannya. Pada

Page 31: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

13

triwulan III Bank Indonesia kembali menaikkan BI Rate sebesar 7,25 untuk

memastikan bahwa tekanan inflasi tetap terkendali, stabilitas nilai tukar

Rupiah terjaga kondisi fundamentalnya, serta defisit transaksi berjalan

menurun ke tingkat yang sustainable. Dengan mempertimbangkan kondisi

terkini, serta prospek dan risiko perekonomian ke depan, Rapat Dewan

Gubernur (RDG) Bank Indonesia Bank Indonesia memutuskan untuk

mempertahankan BI Rate sebesar 7,50%. Fokus kebijakan Bank Indonesia

dalam jangka pendek diarahkan pada langkah-langkah untuk menjaga

stabilitas nilai tukar Rupiah, di tengah masih berlanjutnya ketidakpastian

perekonomian global, dengan mengoptimalkan operasi moneter baik di pasar

uang Rupiah maupun pasar valuta asing. Bank Indonesia juga akan terus

memperkuat koordinasi dengan Pemerintah untuk memastikan pengendalian

inflasi, penguatan stimulus pertumbuhan, dan reformasi struktural berjalan

dengan baik, sehingga mampu menopang pertumbuhan ekonomi yang

berkelanjutan ke depan dengan tetap menjaga stabilitas makroekonomi.

Tingkat suku bunga adalah biaya yang harus dibayarkan oleh peminjam

modal atas peminjaman atau penggunaan sejumlah uang kepada pemberi

pinjaman modal. Terdapat hubungan negatif antara suku bunga dan tingkat

investasi. Artinya apabila suku bunga tinggi, jumlah investasi akan

berkurang, sebaliknya suku bunga yang rendah akan mendorong lebih banyak

investasi. (Sukirno, 2010: 127).

Suku bunga dan prakiraan nilainya dimasa depan merupakan salah satu

pertimbangan penting sebelum melakukan investasi. Salah satu sumber dana

yang digunakan oleh investor untuk membiayai pengeluaran investasinya

yaitu pinjaman kepada bank. Investor akan mempertimbangkan dan

membandingkan beban bunga yang harus dibayarkan dengan harapan

keuntungan yang akan diperoleh dari jumlah investasi yang dilakukan. Suku

bunga yang tinggi akan membuat investor menunda peminjaman ke bank

sampai suku bunga kembali turun.

Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi jika

jumlah produksi barang dan jasanya meningkat. Dalam dunia nyata, amat

Page 32: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

14

sulit untuk mencatat jumlah unit barang dan jasa yang dihasilkan selama

periode tertentu, selain karena jenis barang dan jasa yang dihasilkan sangat

beragam, juga karena satuan ukurannya berbeda. Karena itu angka yang

digunakan untuk menaksir perubahan output adalah nilai moneternya yang

tercermin dalam nilai Produk Domestik Bruto (PDB). Untuk mengukur

pertumbuhan ekonomi, nilai PDB yang digunakan adalah PDB berdasarkan

harga konstan. (Prathama Rahardja, 2004: 117).

Tabel 1.6

Perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia

Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2011-2015

Tahun Produk Domestik Bruto

(miliar rupiah)

2011 7.287.635,3

2012 7.727.083,4

2013 8.156.497,8

2014 8.566.271,2

2015 8.976.931,5

Sumber: Badan Pusat Statistik

Dapat dilihat dari data pada tabel 1.6 perkembangan produk domestik

bruto dari tahun 2011 terus mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Hal

tersebut berarti tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia terus menunukkan

tren yang positif dan meningkat. Sementara itu, untuk mencapai tingkat

kemakmuran suatu negara, dibutuhkan pertumbuhan ekonomi yang dinamis,

yaitu suatu keadaan yang menggambarkan peningkatan produk domestik

bruto (PDB) dari masyarakat suatu negara tersebut. Pertumbuhan produk

domestik bruto yang kuat dapat meningkatkan aliran investasi asing, tetapi

suatu negara wajib memiliki kapasitas infrastruktur yang baik dalam rangka

mengambil keuntungan dari manfaatnya. Pertumbuhan ekonomi yang kuat

menyiratkan sebuah pengembalian yang lebih tinggi bagi investor asing

dalam peningkatan investasi.

Page 33: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

15

Beberapa studi menemukan beberapa hal yang menjadi permasalahan

investasi. Laporan Bank Dunia mengenai iklim investasi (World Bank, 2005)

mengatakan terdapat empat faktor terpenting dalam menarik investasi, antara

lain stabilitas ekonomi makro, tingkat korupsi, birokrasi, dan kepastian

kebijakan ekonomi. Begitu juga studi yang dilakukan oleh KPPOD (2003)

tentang Pemeringkatan Daya Tarik Investasi tahun terhadap 156

kabupaten/kota di Indonesia terdapat dari 5 (lima) faktor utama pembentuk

daya tarik investasi daerah yaitu faktor kelembagaan, faktor sosial politik,

faktor ekonomi daerah, faktor tenaga kerja dan produktifitas serta faktor

infrastruktur fisik.

Upaya untuk meningkatkan minat investor asing untuk berinvestasi di

Indonesia sangat diperlukan. Beberapa strategi kebijakan yang bisa

dipertimbangkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi adalah

berkaitan dengan upaya untuk memelihara kesinambungan pembangunan,

maka perlu prioritas untuk menjadikan FDI sebagai sesuatu yang urgent

untuk diupayakan peningkatannya. Multiplier effect yang ditimbulkan baik

dalam jangka pendek maupun jangka panjang akan dapat semakin meningkat

menuntut adanya perbaikan dalam segala aspek baik ekonomi maupun non-

ekonomi. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah menyangkut

perbaikan political risk, business conditions dan perbaikan variabel ekonomi

makro. Serta pertumbuhan FDI yang semakin pesat menunjukkan bahwa

potensi sumber pembiayaan asing ini relatif besar dan masih terbuka. Hal ini

sejalan dengan kemampuan dan keunggulan yang dimiliki yang terbukti

memberikan kontribusi bagi percepatan pembangunan di suatu negara. Oleh

karena itu Indonesia perlu memperbaiki infrastruktur, mengefisienkan

birokrasi untuk menarik minat investor asing. (Kholis, 2012:119)

Secara garis besar investasi asing langsung yang diharapkan yaitu bukan

hanya investasi jangka pendek melainkan investasi yang dapat mengurangi

adanya permasalahan pendanaan dalam pembangunan secara berkala dan

berkelanjutan, serta pada akhirnya mencapai pembangunan ekonomi dan

kesejahteraan yang merata. Gillis dalam Yogatama ( menyatakan bahwa dari

Page 34: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

16

pengalaman di banyak negara, apapun pandangan yang diyakini, investasi

asing langsung tetap bermanfaat bagi negara penerima.

Dengan meneliti hal-hal yang berpengaruh terhadap daya tarik investasi

Indonesia yang dilihat dari penanaman modal asing (PMA), maka penelitian

ini berusaha untuk menjawab analisis dari varibel mikro ekonomi yaitu

tingkat upah buruh serta variabel makro ekonomi yaitu inflasi, BI rate, kurs

Dollar Amerika dan produk domestik bruto (PDB) yang mempengaruhi dan

mengidentifikasi pengaruh faktor tersebut terhadap daya tarik investasi di

indonesia. Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam penulisan skripsi ini

penulis melakukan penelitian dengan judul:

“Analisis Pengaruh Variabel Mikro dan Makro Ekonomi Terhadap Daya

Tarik Investasi Indonesia”

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang dan penjelasan yang sudah diuraikan di atas

dengan variabel mikro ekonomi yaitu tingkat upah buruh serta variabel makro

ekonomi yaitu inflasi, BI rate, kurs Dollar Amerika dan produk domestik bruto

(PDB) yang mempengaruhi penanaman modal asing senagai daya tarik indonesia

maka perumusan masalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Berapa besar pengaruh tingkat upah terhadap daya tarik investasi

Indonesia?

2. Berapa besar pengaruh inflasi terhadap daya tarik investasi Indonesia?

3. Berapa besar pengaruh BI Rate terhadap daya tarik investasi Indonesia?

4. Berapa besar pengaruh kurs dollar Amerika terhadap daya tarik investasi

Indonesia?

5. Berapa besar pengaruh produk domestik bruto terhadap daya tarik

investasi Indonesia?

6. Berapa besar pengaruh variabel mikro dan makro ekonomi secara

bersamaan terhadap daya tarik investasi Indonesia

Page 35: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

17

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ―Analisis Pengaruh Variabel Mikro Ekonomi dan

Makro Ekonomi Terhadap Daya Tarik Investasi Indonesia‖ adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat upah terhadap daya

tarik investasi Indonesia.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh inflasi terhadap daya tarik

investasi Indonesia.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh BI rate terhadap daya tarik

investasi Indonesia.

4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel kurs Dollar Amerika

terhadap daya tarik investasi Indonesia.

5. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh produk domestik bruto

terhadap daya tarik investasi Indonesia.

6. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel mikro dan makro

ekonomi secara bersamaan terhadap daya tarik investasi Indonesia.

Page 36: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

18

D. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari hasil penelitian ―Analisis Pengaruh Variabel Mikro

Ekonomi dan Makro Ekonomi Terhadap Daya Tarik Investasi Indonesia‖ adalah

sebagai berikut:

1. Bagi Pemerintah

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk

mengambil kebijakan yang tepat untuk meningkatkan daya tarik investasi

dan memperbaiki iklim investasi di Indonesia.

2. Bagi Masyarakat

Bagi masyarakat penelitian ini dapat dijadikan sebagai bacaan dan

pedoman dalam memberikan gambaran mengenai tingkat upah, inflasi, BI

rate, kurs Dollar Amerika dan produk domestik bruto terhadap daya tarik

investasi Indonesia.

3. Bagi Akademisi

Bagi para akademisi penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan

sebagai bahan referensi, bahan perbandingan dan bahan masukan dalam

pengembangan untuk penelitian selanjutnya serta menambah wawasan

untuk kemajuan ilmu pengetahuan.

Page 37: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. INVESTASI

a. Pengertian Investasi

Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pengeluaran

penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang

modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah

kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia

dalam perekonomian. Pertambahan jumlah barang modal ini

memungkinkan perekonomian tersebut menghasilkan lebih banyak

barang dan jasa di masa yang akan datang serta untuk menggantikan

barang-barang modal yang telah haus dan perlu didepresiasikan.

Menurut Sadono Sukirno (2008: 121).

Menurut (Zakaria, 2009: 30) pengertian investasi adalah

pengeluaran yang di tujukan untuk menambah atau mempertahankan

persediaan capital (Capital Stock). Persediaan capital meliputi

pendirian gedung, pendirian pabrik baru, pengadaan mesin sebagai

peralatan modal, persediaan barang-barang dan barang tahan lama

yang lain yang dipakai dalam proses produksi. Dalam ilmu investasi

dibagi atas dua, yaitu autonomous investment dan induced

investment. Atau investasi yang tidak terpengaruh oleh besar

kecilnya pendapatan masyarakat tetapi dapat berubah oleh karena

adanya perubahan-perubahan faktor-faktor diluar pendapatan seperti

tingkat tekonologi, kebijaksanaan pemerintah ekonomi, harapan para

pengusaha, dan sebagainya, dikenal dengan autonomous investment,

sedangkan investasi yang sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya

pendapatan di kenal dengan induced investment.

Page 38: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

20

b. Jenis-Jenis Investasi

Modal asing dapat memasuki suatu negara dalam bentuk modal

swasta dan/atau modal negara. Modal asing swasta dapat mengambil

bentuk investasi langsung dan investasi tidak langsung. (Jhingan,

2010: 483)

Investasi langsung, berarti bahwa perusahaan dari negara

penanam modal secara de facto atau de jure melakukan pengawasan

atas asset (aktiva) yang ditanam di negara pengimpor modal dengan

cara investasi itu. Investasi langsung dapat mengambil beberapa

bentuk, yaitu pembentukan suatu cabang perusahaan di negara

pengimpor modal, pembentukan suatu perusahaan dalam mana

perusahaan dari negara penanam modal memiliki mayoritas saham,

pembentukan suatu perusahaan di negara pengimpor yang semata-

mata dibiayai oleh perusahaan yang terletak di negara penanam

modal, mendirikan suatu korporasi di negara penananam modal

untuk secara khusus beroperasi di negara lain, atau menaruh asset

(aktiva) tetap di negara lain oleh perusahaan nasional dari negara

penananam modal.

Investasi tidak langsung, lebih dikenal sebagai investasi

portfolio atau rentier yang sebagian besar terdiri dari penguasaan

atas saham yang dapat dipindahkan (yang dikeluarkan atau dijamin

oleh pemerintah negara pengimpor modal), atas saham atau surat

utang oleh warga negara dari beberapa negara lain. Penguasaan

saham tersebut tidaklah sama dengan hak untuk mengendalikan

perusahaan. Para pemegang saham hanya mempunyai hak atas

deviden saja.

Investasi menurut jenisnya (Rosyidi, 2001:171-174) :

1) Investasi otonom dan investasi terimbas

2) Investasi pemerintah dan investasi swasta

Page 39: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

21

Investasi pemerintah tidak dilaksanakan oleh pihak-pihak

yang bersifat personal sedangkan investasi swasta adalah

kebalikannya yaitu investasi yang dilaksanakan oleh swasta.

3) Investasi domestik dan investasi asing

Dengan jelas Investasi domestik (Domestic invesment)

adalah penanaman modal dalam negeri (PMDN) sedangkan

foreign invesment adalah penanaman modal asing (PMA).

Sebuah negara yang memiliki banyak faktor produksi alam atau

faktor produksi tenaga kerja manusia (human resources) namun

tidak memiliki faktor produksi modal (capital) yang cukup

untuk mengolah sumber-sumber daya yang dimiliki maka akan

mengundang modal asing agar sumber-sumber yang ada dalam

negeri tetapi belum termanfaatkan sepenuhnya bisa di gali

sehingga tidak mubazir.

4) Investasi bruto (gross investment) dan investasi netto (net

investment)

Investasi bruto adalah total seluruh investasi yang diadakan

atau yang dilaksanakan pada periode waktu tertentu atau semua

jenis investasi yang dilaksanakan suatu negara dengan tidak

peduli jenis investasi apa sajakah itu. Investasi neto adalah

selisih antara investasi bruto dengan penyusutan. Ada tiga

kriteria :

a. Jika investasi bruto lebih besar daripada penyusutan maka

perekonomian yang bersangkutan akan mengalami

kemajuan (progresing economy/investing economy).

b. Jika investasi bruto sama dengan penyusutan atau hanya

cukup menutup penyustan yang terjadi maka perekonomian

yang bersangkutan akan tetap berada pada keadaanya

semula, tidak maju dan tidak pula mundur (statsionary

economy).

c. Jika investasi bruto lebih kecil daripada penyusutan maka

perekonomian yang bersangkutan niscaya akan mengalami

Page 40: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

22

kemunduran (degredessing economy/disinvecting economy

/retrogressing economy).

c. Faktor-faktor yang menentukan Daya Tarik Investasi

Faktor-faktor yang menentukan Investasi : (Zakaria 2009:30-31)

Banyak pertimbangan bagi investor dalam melaksanakan investasi.

Pertimbangan yang merupakan penentu investasi sebagai berikut :

1) Harapan pendapatan di masa depan. Seorang pengusaha

membeli barang modal jika barang modal tersebut berguna

dalam proses produksi, artinya di masa depan dari pemberian

tersebut akan lebih besar dari harga pembelian barang modal itu.

2) Tingkat bunga. Tingkat bunga memainkan peranan penting

dalam pelaksanaan investasi. Makin rendah tingkat bunga makin

banyak investasi yang akan di lakukan, sebaliknya jika tingkat

bunga tinggi maka keinginan investasi akan kecil, karena tingkat

bunga tinggi akan merupakan beban biaya yang tinggi bagi

investor, yang harus di bayar kepada pihak bank. Disisi lain,

tingkat bunga yang tinggi akan membuat biaya produksi tinggi,

dan harga jual produk yang dihasilkan akan menjadi mahal dan

tidak dapat bersaing dipasaran.

3) Harga peralatan yan digunakan. Tinggi rendahnya harga

peralatan akan berpengaruh terhadap investasi.

4) Faktor kesiapan teknologi. Teknologi yang semakin maju akan

mendorong para investor untuk melakukan penanaman moda.

Teknik produksi canggih, efisien akan menekan biaya produksi.

Penanam modal melakukan investasi bukan untuk memenuhi

kebutuhan mereka tetapi untuk mencari keuntungan. Disamping

ditentukan oleh harapan di masa depan untuk memperoleh untung,

beberapa faktor lain juga memiliki peranan penting dalam

menentukan tingkat investasi yang akan dilakukan dalam

Page 41: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

23

perekonomian. Faktor-faktor utama yang menentukan tingkat

investasi adalah (Sadono Sukirno, 2008: 121):

1) Tingkat keuntungan yang diramalkan akan diperoleh

2) Suku bunga, semakin tinggi tingkat bunganya maka biaya

investasi akan semakin mahal, akibatnya minat berinvestasi

menjadi menurun (Prathama Rahardja, 2008: 279).

3) Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan

4) Kemajuan teknologi

5) Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya

6) Keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan.

Sedangkan menurut Harjono (2007), faktor yang mempengaruhi

investasi suatu negara terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu

faktor dalam negeri dan faktor luar negeri. Faktor dalam negeri

dijelaskan lebih lanjut antara lain:

1. Stabilitas politik dan ekonomi

2. Kebijakan dalam bentuk sejumlah deregulasi dan debirokrasi

3. Pembebasan dan pelonggaran terhadap beberapa pajak (insentif)

4. Tersedianya sumber daya alam yang melimpah

5. Iklim dan letak geografis serta kebudayaan dan keindahan alam

6. Sumber daya manusia dengan upah yang cukup kompetitif

Harjono (2007), menjelasakan beberapa faktor luar negeri yang

mempengaruhi kondisi investasi di dalam negeri, antara lain:

1. Apresiasi mata uang dari negara asal investasi. Terlebih bagi

negara-negara maju seperti Jepang, Korea, Hongkong , dan

Taiwan.

2. Pencabutan GSP (sistem Prefensi Umum) terhadap empat

negera industri baru di Asia seperti: Korea Selatan, Singapura,

Hongkong dan Taiwan.

3. Meningkatkan biaya produksi di luar negeri, terlebih pada faktor

tenaga kerja dan kesediaan sumberdaya alam.

Page 42: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

24

Daya saing menjadi hal penentu iklim investasi di daerah.

Beberapa indikator yang sering digunakan dalam melihat besaran

daya saing investasi daerah antara lain Institusi (kelembagaan),

ekonomi daerah, sosial budaya politik keamanan (sosbudpolkam),

infrastruktur fisik, dan tenaga kerja (BKPM, 2007). Indikator

institusi (kelembagaan) dapat dilakukan pendekatan melalui

pendekatan umum di tingkat negara, juga dapat dilakukan

pendekatan perilaku otoritas dalam ruang lingkup lokal dan regional.

Daya saing investasi didukung oleh tingginya perolehan skor pada

kategori keamanan, sosial budaya dan basis ekonomi daerah yang

kuat. Indikator ekonomi dapat didekati melalui iklim usaha secara

kewilayahan. Sedangkan indikator ketenaga kerjaan dapat dilihat

pada ketersediaan, kualitas dan sistem ketenaga kerjaan di tingkat

regional.

d. Penanaman Modal

Kata investasi memiliki pengertian yang lebih luas karena dapat

mencakup investasi asing langsung (direct investment) maupun

investasi tidak langsung (portofolio investment), sedangkan kata

penanaman modal lebih mempunyai konotasi kepada investasi

langsung. Penanaman modal asing memiliki pengertian yang

berbeda diantara para pakar ekonomi. Menurut Fuady (2008: 67)

yang dimaksud penanaman modal asing secara langsung dilihat

dalam arti sempit adalah model penanaman asing yang dilakukan

dengan mana pihak asing atau perusahaan asing membeli langsung

(tanpa lewat pasar modal) saham perusahaan nasional atau

mendirikan perusahaan baru.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 25 Tahun

2007 tentang Penanaman Modal, modal adalah aset dalam bentuk

uang atau bentuk lain yang bukan uang yang dimiliki oleh penanam

modal yang mempunyai nilai ekonomis. Penanam modal adalah

perseorangan atau badan usaha yang melakukan penanaman modal

Page 43: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

25

yang dapat berupa penanam modal dalam negeri dan penanam modal

asing. Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam

modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun asing untuk

melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia.

1) Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)

Menurut UU no. 25 Tahun 2007 tentang penanaman modal,

modal dalam negeri adalah modal yang dimiliki oleh negara

Republik Indonesia, perseorangan warga negara Indonesia, atau

badan usaha yang berbentuk badan hukum atau tidak berbadan

hukum. Penanam modal dalam negeri adalah perseorangan

warga negara Indonesia, badan usaha Indonesia, negara RI, atau

daerah yang melakukan penanaman modal di wilayah negara

Republik Indonesia. Penanaman modal dalam negeri adalah

kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah

negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal

dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri.

2) Penanaman Modal Asing (PMA)

Modal asing adalah modal yang dimiliki oleh negara asing,

perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, badan

hukum asing, dan/atau badan hukum Indonesia yang sebagian

atau seluruh modalnya dimiliki oleh pihak asing. Penanam

modal asing adalah perseorangan warga negara asing, badan

usaha asing, dan/atau pemerintah asing yang melakukan

penanaman modal di wilayah negara Republik Indonesia.

Penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk

melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang

dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan

modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan

penanam modal dalam negeri. (UU no. 25 Tahun 2007 tentang

penanaman modal).

Page 44: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

26

Berdasarkan UU no. 25 Tahun 2007 tentang penanaman modal,

pasal 3 ayat 2 tujuan penyelenggaraan penanaman modal, antara lain

untuk :

1.) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional

2.) Menciptakan lapangan kerja

3.) Meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan

4.) Meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional

5.) Meningkatkan kapasitas dan kemajuan teknologi nasional

6.) Mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan

7.) Mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil

dengan menggunakan dana yang berasal baik dari dalam negeri

maupun dari luar negeri

8.) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2. UPAH BURUH

a. Pengertian Buruh

Buruh/Karyawan/Pegawai, adalah seseorang yang bekerja pada

orang lain atau instansi/kantor/perusahaan secara tetap dengan

menerima upah/gaji baik berupa uang maupun barang. Buruh yang

tidak mempunyai majikan tetap, tidak digolongkan sebagai

buruh/karyawan, tetapi sebagai pekerja bebas. Seseorang dianggap

memiliki majikan tetap jika memiliki 1 (satu) majikan (orang/rumah

tangga) yang sama dalam sebulan terakhir, khusus pada sektor

bangunan batasannya tiga bulan. Apabila majikannya

instansi/lembaga, boleh lebih dari satu.

Karyawan produksi adalah karyawan yang terlibat secara

langsung dalam proses produksi diantaranya operator, pemeliharaan,

pengolahan, perakitan, pengepakan, penggudangan, laboratorium,

pesuruh di bagian produksi, dan sebagainya.

Page 45: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

27

b. Pengertian Upah

Pengertian upah tenaga kerja didefinisikan sebagai balas jasa

yang diperoleh tenaga kerja sebagai pembayaran atas tenaga dan jasa

oleh pengusaha kepada para tenaga kerja. Menurut Peraturan

Pemerintah No. 8 tahun 1981 upah dapat diartikan suatu penerimaan

sebagai imbalan dari pengusaha kepada tenaga kerja untuk sesuatu

pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan, dinilai dalam

bentuk uang akan ditetapkan berdasarkan suatu persetujuan atau

peraturan perundang-undangan, dan dibayarkan atas dasar perjanjian

kerja antara pengusaha dengan tenaga kerja, termasuk tunjangan baik

untuk tenaga kerja sendiri maupun keluarganya.

Upah menurut undang-undang tenaga kerja No. 13 Tahun 2000

pasal 1 ayat 30 adalah hak pekerja atau buruh uang diterima dan

dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau

pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan

menurut suatu perjanjian kerja kesepakatan atau peraturan

perundang-undangan termasuk tunjangan bagi pekerja/ buruh dan

keluarganya atas suatu pekerjaan dan atau jasa yang telah atau akan

dilakukan.

Mengenai upah pekerja, (Sukirno dalam Aditama, 2013:350)

menyatakan bahwa dalam teori ekonomi upah diartikan sebagai

pembayaran atas jasa-jasa fisik maupun mental yang disediakan oleh

tenaga kerja kepada para pengusaha.Upah dibedakan menjadi upah

uang dan upah riil. Upah uang adalah jumlah uang yang diterima

para pekerja dan para pengusaha sebagai pembayaran atas tenaga

mental maupun fisik para pekerja yang digunakan dalam proses

produksi. Sedangkan upah riil adalah tingkat upah para pekerja di

ukur dari sudut kemampuan upah tersebut membeli barang-barang

dan jasa yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan para pekerja.

BPS RI menyelenggarakan Survei Upah Buruh (SUB) sejak

awal dekade 1980-an melalui pendekatan perusahaan dan

Page 46: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

28

dilaksanakan empat kali dalam setahun di seluruh Indonesia. Survei

ini mengumpulkan berbagai informasi tentang upah secara rinci di

beberapa lapangan usaha, yaitu pertambangan non-migas, industri

pengolahan, perhotelan, lapangan usaha perdagangan dan lapangan

usaha pertanian(peternakan & perikanan).

c. Lapangan Pekerjaaan

Lapangan pekerjaan adalah bidang kegiatan dari pekerjaan/

usaha/perusahaan/kantor tempat seseorang bekerja. Lapangan

pekerjaan pada publikasi Badan Pusat Statistik didasarkan pada

Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI)

2009. Lapangan usaha dikelompokkan ke dalam 3 kelompok besar,

yaitu sebagai berikut:

1.) Pertanian terdiri atas sektor pertanian, termasuk didalamnya

pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, perternakan,

perikanan, perburuan dan jasa pertanian.

2.) Industri terdiri atas sektor pertambangan dan penggalian,

industri pengolahan, listrik, gas dan air, dan konstruksi.

3.) Jasa terdiri atas sektor perdagangan besar/eceran, rumah makan

dan restoran, transportasi, pergudangan dan komunikasi,

keuangan, asuransi usaha persewaan bangunan, tanah dan jasa

perusahaan, dan jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan.

d. Hubungan Upah dengan Daya Tarik Investasi

Upah pekerja diyakini memiliki pengaruh terhadap investasi

asing yang masuk dalam suatu wilayah. Biaya tenaga kerja

merupakan salah satu komponen dalam faktor produksi. Perlu

diingat bahwa Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk

yang besar walaupun belum semuanya merupakan tenaga kerja yang

sesuai dengan keinginan industri. Satu hal lain yang menjadi motif

negara-negara investor untuk merelokasi investasinya adalah biaya

tenaga kerja yang murah. (Brenda, dkk., 172:2013)

Page 47: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

29

Investasi asing langsung meningkatkan permintaan tenaga kerja

trampil yang mengarah ke peningkatan pangsa dari total upah

perusahaan. Upah buruh yang rendah sebagai pendorong

peningkatan investasi asing. Upah tenaga kerja yang rendah akan

menurunkan biaya produksi yang relatif rendah, dengan demikian

mengurangi beban biaya dan akan meningkatkan laba perusahaan,

sehingga investor melirik potensi dan meningkatkan investasinya.

(Bobby Kresna, 351:2013)

3. INFLASI

a. Pengertian Inflasi

Secara umum inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan tingkat

harga barang dan jasa yang bersifat umum dan terus menerus selama

waktu tertentu. (Prathama dan Mandala, 2008:359)

Inflasi dapat didefinsikan sebagai kecendrungan dari harga-

harga untuk naik secara umum dan terus menerus selama periode

tertentu. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut

sebagai inflasi, kecuali apabila kenaikan tersebut meluas kepada

sebagian besar dari harga-harga barang lainnya. (Boediono,1999)

Sedangkan menurut Nopirin (1987:25), inflasi merupakan

proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terus-

menerus. Ini tidak berarti bahwa harga-harga berbagai macam

barang itu naik dengan presentase yang sama, mungkin dapat teradi

kenaikan tersebut tidaklah bersamaan, yang penting terjadi kenaikan

harga-harga barang secara terus menerus selama suatu periode

tertentu. Adapun kenaikan yang terjadi hanya sekali saja (meskipun

dengan presentase yang cukup besar) bukanlah merupakan inflasi.

b. Jenis-Jenis Inflasi

Gejala inflasi berdasarkan faktor penyebabnya, yaitu inflasi

tarikan permintaan (demand-pull inflation), inflasi dorongan biaya

Page 48: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

30

(cost-push inflation), dan kombinasi keduanya (Prathama dan

Mandala, 2008:365)

1) Inflasi Tarikan Permintaan (demand-pull inflation)

Inflasi Tarikan Permintaan (demand-pull inflation) adalah

inflasi yang terjadi karena dominannya tekanan permintaan

agregat. Inflasi tarikan permintaan biasanya terjadi pada masa

perekonomian yang berkembang dengan pesat. Pada masa

perekonomian yang berkembang dengan pesat akan

menimbulkan kebutuhan tenaga kerja yang tinggi. Kebutuhan

tenaga kerja yang tinggi akan menciptakan pendapatan

masyarakat menjadi meningkat. Pendapatan masyarakat yang

meningkat menyebabkan pengeluaran agregat juga semakin

meningkat. Meningkatnya pengeluaran agregat ini, tidak

sebanding dengan keluaran output barang dan jasa sebagai

alokasinya. Sehingga produsen menaikkan harga secara terus –

menerus karena masyarakat cenderung berlomba untuk

mendapatkan ouput tersebut akibat dari keluaran ouput yang

tidak sebanding dengan uang yang akan dikonsumsikan.

2) Inflasi Dorongan Biaya (cost-push inflation)

Inflasi dorongan biaya (cost-push inflation) terjadi karena

kenaikan biaya produksi. Biasanya menyebabkan penawaran

agregat berkurang. Inflasi dorongan biaya ini juga disebabkan

karena masa perekonomian yang meningkat dengan pesat ketika

tingkat pengangguran sangat rendah. Apabila perusahaan -

perusahaan masih menghadapi permintaan yang bertambah

dalam perekonomian yang meningkat dengan pesat, mereka

akan berusaha menaikkan produksi dengan cara memberikan

gajih dan upah yang lebih tinggi kepada pekerjanya dan mencari

pekerja baru dengan tawaran yang lebih tinggi. Langkah ini

menyebabkan biaya produksi meningkat yang akan

menimbulkan kenaikan harga – harga berbagai barang.

Page 49: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

31

3) Stagflasi

Stagflasi merupakan kombinasi dari dua keadaan buruk,

yaitu stagnasi dan inflasi. Stagnasi adalah kondisi dimana

tingkat pertumbuhan ekonomi sekitar nol persen per tahun.

Jumlah output relatif tidak bertambah. Sayangnya, kondisi ini

disertai dengan inflasi.

c. Indikator Inflasi

Ada beberapa indikator ekonomi makro yang digunakan untuk

mengetahui laju inflasi selama satu periode tertentu, yaitu:

1) Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index)

Indeks harga konsumen (IHK) adalah angka indeks yang

menunjukan tingkat harga barang dan jasa yang harus dibeli

konsumendalam satu periode tertentu. IHK diperoleh dari

menghitung harga-harga barang dan jasa yang dikonsumsi

masyarakat dalam satu periode. Di Indonesia penghitungan IHK

dilakukan dengan mempertimbangkan sekitar beberapa ratus

komoditas pokok.

( )

2) Indeks Harga Perdagangan Besar (Wholesale Price Index)

Jika IHK melihat dari sisi konsumen, Indeks Harga Perdagangan

Besar (IHPB) melihat inflasi dari sisi produsen. Oleh karena itu

IHPB sering juga disebut sebagai indeks harga produsen

(producer price index). IHPB menunjukkan tingkat harga yang

diterima produsen pada berbagai tingkat produksi.

Prinsip menghitung inflasi berdasarkan data IHPB adalah sama

dengan cara bedasarkan IHK:

( )

Page 50: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

32

3) Indeks harga implisit (GDP deflator)

Walaupun sangat bermanfaat, IHK dan IHPB memberikan

gambaran laju inflasi yang sangat terbatas. Sebab dilihat dari

metode penghitungannya, kedua indikator tersebut hanya

melingkupi beberapa puluh atau mungkin ratusan jenis barang

jasa, di beberapa puluh kota saja. Padahal dalam kenyataan jenis

barang dan jasa yang diproduksi atau dikonsumsi dalam sebuah

perekonomian dapat mencapai ribuan, puluhan ribu bahkan

mungkin ratusan ribu jenis. Kegiatan ekonomi tidak terjadi di

beberapa tempat saja, melainkan keseluruh wilayah. Untuk

mendapatkan hasilgambaraninflasi yang paling

mewakilikeadaansebenarnya, ekonom mengguakan indeks harga

implisit (GDP deflator). Sama halnya dengan dua indikator

sebelumnya, penghitungan inflasi berdasarkan inflasi

berdasarkan IHI dilakukan dengan menghitung perubahan angka

indeks.

( )

d. Hubungan Inflasi dengan Daya Tarik Investasi

Inflasi adalah keadaan dimana harga-harga secara umum mengalami

peningkatan secara terus menerus sementara di sisi lain tingkat

pendapatan masyarakat relatif tetap dan bila itu terjadi maka proses

pemiskinan sedang terjadi. Ketidakstabilan perekonomian suatu negara

dapat menjadi penghalang masuknya investasi ke suatu negara. Inflasi

yang tinggi menggambarkan bahwa ekonomi negara tersebut tidak stabil

yang artinya pemerintah negara tersebut gagal dalam menyeimbangkan

perekonomian. Inflasi dapat menyebabkan tingkat resiko kegagalan

usaha semakin besar.

Page 51: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

33

Tingginya tingkat inflasi membuat konsumsi masyarakat berkurang

karena menurunnya kemampuan masyarakat untuk membeli barang

akibat harga yang melambung tinggi. Putong dalam Amida (2015)

menjelaskan apabila inflasi berkepanjangan, maka produsen banyak yang

bangkrut kerena produknya relatif akan semakin mahal sehingga tidak

ada yang mampu membeli. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

negatif antara inflasi dan investasi. Artinya, semakin tidak stabil ekonomi

makro suatu negara maka semakin rendah tingkat investasinya.

4. Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate)

a. Pengertian BI Rate

Sebagaimana yang disebutkan dalam Inflation Targeting

Framework bahwa BI Rate merupakan suku bunga acuan Bank

Indonesia dan merupakan sinyal (stance) dari kebijakan moneter

Bank Indonesia.

BI Rate adalah suku bunga dengan tenor satu bulan yang

diumumkan oleh Bank Indonesia secara periodik untuk jangka waktu

tertentu yang berfungsi sebagai sinyal (stance) kebijakan

moneter.(Dahlan siamat, 2005;139)

BI Rate adalah suku bunga instrumen sinyaling Bank Indonesia

yang ditetapkan pada RDG (Rapat Dewan Gubernur) triwulanan

untuk berlaku selama triwulan berjalan (satu triwulan), kecuali

ditetapkan berbeda oleh RDG bulanan dalam triwulan yang sama.

(Bank indonesia dalam Inflation Targeting Framework)

Pengertian tersebut menjelaskan bahwa BI Rate berfungsi

sebagai sinyal dari kebijakan moneter Bank Indonesia, dengan

demikian dapat diambil kesimpulan bahwa respon kebijakan moneter

dinyatakan dalam kenaikan, penurunan, atau tidak berubahnya BI

Rate tersebut.

Bi Rate digunakan sebagai acuan dalam operasi moneter untuk

mengarahkan agar rata-rata tertimbang suku bunga SBI-1 bulan hasil

Page 52: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

34

lelang OPT (Operasi Pasar Terbuka) berada disekitar BI Rate.

Selanjutnya suku bunga SBI-1 bulan tersebut diharapkan akan

mempengaruhi suku bunga pasar uang antar Bank (PUAB), suku

bunga deposito dan kredit serta suku bunga jangka waktu yang lebih

panjang

b. Mekanisme Penetapan BI Rate

BI Rate ditetapkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia dalam

Rapat Dewan Gubernur (RDG) triwulanan setiap bulan Januari,

April, Juli dan Oktober. Dalam kondisi tertentu, jika dipandang

perlu, Bi Rate dapat disesuaikan dalam RDG pada bulan-bulan yang

lain.

Pada dasarnya perubahan BI Rate menunjukkan penilaian Bank

Indonesia terhadap prakiraan Inflasi ke depan dibandingkan dengan

sasaran Inflasi yang ditetapkan. Pelaku pasar dan masyarakat akan

mengamati penilaian Bank Indonesia tersebut melalui penguatan dan

transparansi yang akan dilakukan, antara lain dalam Laporan

Kebijakan Moneteryang disampaikan secara triwulanan dan press

release bulanan.

Proses Penetapan respon kebijakan moneter dalam hal ini BI

Rate:

1) Penetapan respon kebijakan moneter dilakukan dalam RDG

triwulanan.

2) Respon kebijakan moneter diharapkan untuk periode satu

triwulan kedepan.

3) Penetapan respon kebijakan moneter dilakukan dengan

memperhatikan efek tunda (Lag) kebijakan moneter dalam

mempengaruhi inflasi.

4) Dalam kondisi yang luar biasa, penetapan respon kebijakan

moneter dapat dilakukan dalam RDG bulanan.

(Bank Indonesia dalam Inflation Targeting Framework)

Page 53: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

35

Selain itu yang menjadi pertimbangan dalam penetapan respon

kebijakan tersebut adalah :

1) BI Rate merupakan respon bank sentral terhadap tekanan inflasi

ke depan agar dapat tetap berada pada sasaran yang telah

dirtetapkan. Perubahan BI Rate dilakukan terutama jika deviasi

proyeksi inflasi terhadap targetnya dipandang telah bersifat

permanen dan konsisten dengan informasi dan indikator lainnya.

2) BI Rate ditetapkan oleh Dewan Gubernur secara diskresi dengan

mempertimbangkan:

a. Rekomendasi BI Rate yang dihasilkan oleh fungsi reaksi

kebijakan dalam model ekonomi untuk pencapaian sasaran

inflasi.

b. Berbagai informasi lainnya seperti leading indicators,

expert opinion, asesmen faktor resiko dan ketidakpastian

serta hasil-hasil riset ekonomi dan kebijakan moneter.

Penetapan respons (stance) kebijakan moneter dilakukan setiap

bulan melalui mekanisme RDG Bulanan dengan cakupan materi

bulanan.Respon kebijakan moneter (BI Rate) ditetapkan berlaku

sampai dengan RDG berikutnya. Penetapan respon kebijakan

moneter (BI Rate) dilakukan dengan memperhatikan efek tunda

kebijakan moneter (lag of monetary policy) dalam memengaruhi

inflasi. Dalam hal terjadi perkembangan di luar prakiraan semula,

penetapan stance kebijakan moneter dapat dilakukan sebelum RDG

bulanan melalui RDG mingguan.

Respon kebijakan moneter dinyatakan dalam perubahan BI Rate

(secara konsisten dan bertahap dalam kelipatan 25 basis poin (bps).

Dalam kondisi untuk menunjukkan intensi Bank Indonesia yang

Page 54: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

36

lebih besar terhadap pencapaian sasaran inflasi, maka perubahan BI

Rate dapat dilakukan lebih dari 25 bps dalam kelipatan 25 bps.

c. Hubungan BI Rate dengan Daya Tarik Investasi

Besarnya suku bunga suatu negara juga di yakini memiliki

pengaruh terhadap besarnya investasi asing langsung ke dalam

perekonomian. Sadono Sukirno (2000) menyatakan bahwa

terjadinya investasi harus mempertimbangkan akan besarnya suku

bunga, apabila suku bunga lebih tinggi dari tingkat pengembalian

modal, maka investasi yang direncanakan tidak menguntungkan,

oleh sebab itu rencana perusahaan untuk melakukan investasi akan

dibatalkan.

Tingkat suku bunga adalah biaya yang harus dibayarkan oleh

peminjam modal atas peminjaman atau penggunaan sejumlah uang

kepada pemberi pinjaman modal. Terdapat hubungan negatif antara

suku bunga dan tingkat investasi. Artinya apabila suku bunga

tinggi, jumlah investasi akan berkurang, sebaliknya suku bunga

yang rendah akan mendorong lebih banyak investasi, Sukirno

(2010: 127). Bila tingkat suku bunga naik, pinjaman akan menjadi

lebih mahal dan menyebabkan sedikit proyek yang dapat

dijalankan investor. Sebaliknya, apabila tingkat suku bunga turun,

biaya peminjaman lebih murah dan akan menaikkan jumlah proyek

yang dapat dijalankan oleh investor.

5. KURS

a. Pengertian Kurs

Kurs dapat didefinisikan sebagai jumlah uang domestik yang

dibutuhkan, yaitu banyaknya Rupiah yang dibutuhkan untuk

memperoleh satu unit mata uang asing. (Sadono Sukirno, 2004:397)

Page 55: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

37

Menurut Eachern (2000:75) kurs atau exchange rate mengukur

harga suatu mata uang atas dasar mata uang yang lain. Semakin

besar permintaan atas suatu mata uang atau semakin kecil

penawarannya, maka semakin tinggi pula exchange ratenya.

Exchange rate mempengaruhi harga barang impor, sehingga

mempengaruhi arus perdagangan luar negeri.

Menurut Todaro (2000:247) kurs adalah suatu tingkat, tarif, harga

dimana Bank Sentral bersedia menukar mata uang dari suatu negara

dengan mata uang dari negara-negara lain.

Kurs merupakan harga dari mata uang luar negeri. Kurs rupiah

terhadap dolar AS memainkan peranan sentral dalam perdagangan

internasional, karena kurs rupiah terhadap dolar AS memungkinkan

kita untuk membandingkan semua harga barang dan jasa yang

dihasikan berbagai negara (Triyono, 2008).

b. Sistem kurs

Tujuan sistem kurs adalah mempermudah perdagangan dan

keuangan Internasional. Menurut Madura (2006: 220-229), Sistem

kurs dapat dikategorikan dalam beberapa jenis berdasarkan pada

seberapa kuat tingkat pengawasan pemerintah pada kurs, yaitu:

1) Sistem kurs tetap (fixed exchange rate system) adalah kurs mata

uang dibuat konstan ataupun hanya diperbolehkan berfluktuasi

dalam kisaran yang sempit. Apabila kurs mulai berfluktuasi

terlalu besar maka pemerintah akan melakukan intervensi untuk

menjaga agar fluktuasi tetap berada pada kisaran yang

diinginkan. Keuntungan sistem kurs tetap yaitu pada kondisi

dimana kurs dibuat tetap, sebuah perusahaan internasional dapat

melakukan kegiatan bisnisnya tanpa perlu khawatir terhadap

perubahan nilai mata uang di kemudian hari. Kelemahannya

yaitu adanya risiko bahwa pemerintah akan melakukan

perubahan nilai mata uang secara mendadak, dan dari sisi makro

Page 56: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

38

sistem kurs tetap dapat membuat kondisi ekonomi sebuah

negara menjadi sangat tergantung dari kondisi ekonomi negara

lain.

2) Sistem kurs mengambang bebas (freely floating exchange rate

system) adalah kurs ditentukan sepenuhnya oleh pasar tanpa

intervensi dari pemerintah. Pada kondisi kurs yang mengambang,

kurs akan disesuaikan secara terus-menerus sesuai dengan kondisi

penawaran dan permintaan dari mata uang tersebut. Keuntungan

dari sistem ini yaitu kondisi ekonomi suatu negara akan lebih

terlindungi dari kondisi ekonomi di negara lain. Kelemahannya

tidak memerlukan campur tangan dari pemerintah.

3) Sistem kurs mengambang terkendali (managed float exchange

rate system), sistem ini berada pada sistem kurs tetap dan sistem

kurs mengambang bebas. Fluktuasi kurs dibiarkan mengambang

dari hari ke hari dan tidak ada batasan-batasan resmi, pada kondisi

tertentu pemerintah sewaktu-waktu dapat melakukan intervensi

untuk menghindarkan fluktuasi yang terlalu jauh dari mata

uangnya.

4) Sistem kurs terikat (pegged exchange rate syatem), dimana mata

uang lokal mereka diikatkan nilainya pada sebuah valuta asing

atau pada sebuah jenis mata uang tertentu. Nilai mata uang lokal

akan mengikuti fluktuasi dari nilai mata uang yang dijadikan

ikatan tersebut. Mata uang yang telah diikat pada valuta asing

tidak dapat diikat lagi pada mata uang yang lain. Bila telah diikat

dengan dolar AS maka mata uang tersebut harus mengikuti

pergerakan dolar AS terhadap mata uang lain. Karena suatu

negara tidak dapat mengikatkan mata uangnya terhadap seluruh

mata uang lain, maka negara tersebut akan terpengaruh oleh

pergerakan mata uang lain terhadap mata uang yang menjadi

ikatannya.

Page 57: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

39

c. Jenis-jenis kurs

Menurut Herlambang, dkk (2002:276) menyimpulkan bahwa

kurs dibedakan menjadi dua yaitu kurs nominal dan kurs riil. Kurs

nominal menunjukkan harga relatif mata uang dari dua negara,

contoh: mata uang asing per 1 (satu) mata uang domestik. Kurs riil

menunjukkan harga relatif barang dari dua negara dan tingkat ukuran

suatu barang dapat di perdagangkan antar negara. contoh: kurs riil

yang apresiasi di Indonesia berarti akan meningkatkan ekspor dan

menurunkan impor.

Menurut Mankiw (2006:128-131) ketika orang-orang mengacu

pada kurs diantara kedua negara, maka mengartikannya sebagai kurs

nominal. Kurs nominal adalah tingkat di mana orang-orang

memperdagangkan mata uang suatu negara untuk mata uang negara

lain, sedangkan kurs riil menyatakan tingkat dimana orang-orang

memperdagangkan barang-barang dari suatu negara untuk barang-

barang dari negara lain. Faktor-faktor penentu kurs riil antara lain,

kurs riil terkait dengan ekspor netto, apabila kurs riil lebih rendah

barang-barang domestik relatif lebih murah dibanding barang-barang

luar negeri dan ekspor netto lebih besar. Neraca perdagangan harus

sama dengan arus modal keluar netto yang sama dengan tabungan

dikurangi investasi.

Kurs didasari dua konsep yaitu pertama, konsep nominal

merupakan konsep untuk mengukur perbedaan harga mata uang

yang menyatakan berapa jumlah mata uang suatu negara yang

diperlukan guna memperoleh sejumlah mata uang dari negara lain.

Kedua yaitu konsep riil yang dipergunakan untuk mengukur daya

saing komoditi ekspor suatu negara di pasaran internasional

(Halwani, 2005:157).

Page 58: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

40

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi kurs

Menurut dasar pikiran ekonomi Keynes dalam buku ekonomi

moneter (Nopirin, 1987:173), faktor-faktor yang mempengaruhi

permintaan dan penawaran kurs valuta asing yaitu pendapatan,

harga, dan tingkat bunga. Makin tinggi tingkat pertumbuhan, makin

besar kemungkinan untuk impor yang berarti makin besar pula

permintaan akan valuta asing. Jika kurs valuta asing cenderung naik,

maka nilai mata uang domestik akan turun. Demikian juga inflasi,

akan menyebabkan impor naik dan ekspor turun yang akan

mengakibatkan kurs valuta asing naik dan kurs rupiah turun.

Kenaikan tingkat bunga dalam negeri akan cenderung menarik

modal asing untuk masuk dari luar negeri (capital inflow). Hal ini

menyebabkan kurs valuta asing akan turun karena nilai mata uang

domestik naik secara relatif terhadap valuta asing. Untuk itu semua

kegiatan ekonomi dan kebijakan pemerintah (moneter dan fiskal)

yang mempengaruhi pendapatan, harga, serta tingkat bunga secara

tidak langsung akan mempengaruhi kurs.

Perubahan dalam permintaan dan penawaran suatu valuta, akan

menyebabkan perubahan dalam kurs valuta yang disebabkan oleh

banyak faktor, antara lain: (Sukirno, 2004:402)

1) Perubahan dalam cita rasa masyarakat

Perubahan cita rasa masyarakat akan mengubah corak konsumsi

atas barang-barang yang di produksikan di dalam negeri maupun

yang di impor. Perbaikan kualitas barang di dalam negeri akan

menaikkan ekspor dan menurunkan impor, sebaliknya perbaikan

kualitas barang impor akan menyebabkan keinginan masyarakat

untuk mengimpor semakin bertambah. Perubahan ini akan

mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta asing.

2) Perubahan harga barang ekspor dan impor

Barang-barang yang ada di dalam negeri, jika dijual dengan

harga murah maka akan menaikkan ekspor dan jika harganya

Page 59: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

41

naik maka akan mengurangi ekspor. Pengurangan harga impor,

akan menaikkan jumlah barang impor dan kenaikan harga

barang impor akan mengurangi jumlah impor. Dengan demikian

perubahan harga barang ekspor dan impor akan menyebabkan

perubahan dalam penawaran dan permintaan mata uang negara

tersebut.

3) Kenaikan harga/ inflasi

Bahwa inflasi sangat besar pengaruhnya terhadap kurs

pertukaran valuta asing. Inflasi cenderung akan menurunkan

nilai suatu valuta asing. Inflasi menyebabkan harga-harga di

dalam negeri lebih mahal dibanding dengan harga barang di luar

negeri sehingga inflasi yang tinggi akan menambah impor, dan

menyebabkan permintaan atas valuta asing bertambah. Inflasi

menyebabkan harga barang ekspor lebih mahal, sehingga akan

mengurangi ekspor, ini menyebabkan penawaran valuta asing

berkurang maka harga valuta asing akan bertambah.

4) Perubahan suku bunga

Suku bunga yang rendah akan menyebabkan modal dalam

negeri mengalir ke luar negeri dan pada suku bunga yang tinggi

akan menyebabkan capital inflow. Jika lebih banyak modal yang

mengalir ke suatu negara, permintaan atas mata uang akan

bertambah dan nilai mata uang tersebut akan menguat. Nilai

mata uang suatu negara akan merosot, jika banyak modal yang

dialirkan ke luar negeri karena suku bunga yang ada di luar

negeri lebih tinggi daripada suku bunga di dalam negeri.

5) Pertumbuhan ekonomi

Efek yang diakibatkan oleh kemajuan ekonomi kepada nilai

mata uangnya tergantung pada corak pertumbuhan ekonomi

yang berlaku. Apabila kemajuan itu disebabkan karena

perkembangan ekspor, maka permintaan mata uang rupiah akan

Page 60: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

42

bertambah lebih cepat dari penawarannya dan nilai mata uang

rupiah akan naik. Tetapi, apabila kemajuan tersebut

menyebabkan impor lebih berkembang daripada ekspor, maka

penawaran mata uang rupiah lebih cepat bertambah dari

permintaannya dan akan menyebabkan nilai mata uang rupiah

melemah.

e. Hubungan Kurs dengan Daya Tarik Investasi

Nilai tukar rupiah adalah jumlah rupiah yang dibutuhkan untuk

memperoleh satu unit mata uang asing. Nilai tukar dapat menjadi

pendorong masuknya investasi ke negara tujuan, hal tersebut

dikarenakan penguatan mata uang negara tujuan akan meningkatkan

hasil investasi para investor. Sebaliknya, apabila mata uang negara

tujuan melemah akan menyebabkan menurunnya hasil investasi para

investor. Benassy-Quere, et al (2001) dalam Amida (2015)

menyatakan bahwa nilai tukar dapat mempengaruhi investasi dalam

berbagai cara, tergantung pada tujuan investor dalam menanamkan

modalnya.

Apabila tujuan investor adalah pasar lokal, apabila terjadi

apresiasi nilai tukar pada mata uang lokal, hal ini dapat meningkatkan

FDI karena meningkatnya daya beli konsumen lokal. Benassy Quere,

et al (2001) dalam Amida (2015) juga mengungkapkan apabila tujuan

investor adalah untuk mengekspor keluar negeri, maka apresiasi mata

uang lokal akan mengurangi arus masuk FDI melalui daya saing yang

rendah karena biaya tenaga kerja menjadi lebih tinggi. Pilihan

dimotivasi oleh adanya biaya yang lebih rendah seperti upah tenaga

kerja dan biaya transportasi. Keputusan tergantung kepada struktur

investor dari penjualannya, apakah perusahaan bermaksud menjual

barangnya di pasar lokal atau untuk diekspor.

Page 61: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

43

6. PRODUK DOMESTIK BRUTO

a. Pengertian Produk Domestik Bruto

Produk Domestik Bruto atau PDB adalah nilai pasar total output

suatu negara. PDB merupakan nilai pasar semua barang dan jasa

yang dihasilkan dalam satu periode waktu tertentu oleh faktor-faktor

produksi yang beralokasi dalam suatu negara. (Case & Fair,

2007:21).

b. Metode Penghitungan PDB

Menurut Case & Fair (2007: 24) PDB atau GDP bisa dihitung

dengan dua cara. Salah satunya adalah menjumlahkan semua jumlah

total yang dibelanjakan pada semua barang akhir selama periode

tertentu. Ini adalah pendekatan pengeluaran dalam menghitung GDP.

Pendekatan lainnya adalah menjumlahkan pendapatan upah, sewa,

bunga dan laba yang diterima oleh semua faktor produksi dalam

menghasilkan barang akhir. Ini adalah pendekatan pendapatan dalam

menghitung GDP. Kedua metode ini menghasilkan nilai GDP yang

sama.

1.) Pendekatan Pengeluaran

Pendekatan pengeluaran menghitung GDP dengan

menjumlahkan 4 komponen yang dinyatakan dalam bentuk

persamaan:

GDP = C+ I + G + (X-M) .....................................................(2.1)

GDP = Gross Domestic Product/ PDB

C = Konsumsi

G = Pengeluaran Pemerintah

X = Ekspor

M = Impor

Empat komponen tersebut, yaitu:

a) Pengeluaran konsumsi pribadi (C): belanja rumah tangga

atas barang konsumen.

Page 62: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

44

Bagian terbesar dari GDP meliputi pengeluaran

konsumsi pribadi (C). Terdapat tiga kategori utama

pengeluaran konsumen: barang tahan lama, seperti mobil,

perabotan, peralatan rumah tangga, relatif bertahan dalam

jangka panjang; Barang tidak tahan lama, seperti makanan,

pakaian, bensin dan rokok, dihabiskan dengan segera;

Pembayaran jasa—sesuatu yang kita beli yang tidak

meliputi produksi hal fisik—meliputi pengeluaran untuk

layanan dokter, pengacara dan lembaga pendidikan.

b) Investasi swasta dalam negeri bruto (I): belanja oleh

perusahaan dan rumah tangga atas modal baru, seperti

pabrik, peralatan, persediaan, dan struktur perumahan baru.

Investasi, menurut istilah ilmu ekonomi, mengacu pada

pembelian modal baru-perumahan, pabrik, peralatan dan

persediaan. Investasi total dalam modal oleh sektor swasta

disebut investasi swasta dalam negeri bruto (I). Pengeluaran

oleh perusahaan untuk mesin, alat-alat, pabrik, dan

seterusnya membentuk investasi nonperumahan.

Pengeluaran rumah baru dan bangunan apartemen

membentuk investasi perumahan. Komponen ketiga

investasi swasta bruto, perubahan persediaan bisnis, adalah

jumlah perubahan persediaan perusahaan selama suatu

periode.

c) Konsumsi dan investasi bruto pemerintah (G).

Meliputi pengeluaran barang akhir oleh pemerintah

lokal, negara bagian, dan federal (bom, pensil dan bangunan

sekolah), maupun pengeluaran jasa akhirnya (gaji militer,

gaji anggota kongres, gaji guru sekolah).

d) Ekspor neto (EX-IM): belanja neto oleh negara lain di

dunia, atau ekspor (EX) minus impor (IM).

Page 63: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

45

Nilai ekspor neto adalah selisih antara ekspor

(penjualan barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri

pada orang asing) dan impor (pembelian barang dan jasa

oleh suatu negara dari negara lain). Angka ini bisa positif

atau negatif. Alasan memasukkan ekspor neto dalam

definisi GDP adalah karena konsumsi, investasi dan belanja

pemerintah (C, I, dan G) memasukkan pengeluaran atas

barang yang diproduksi di dalam negeri maupun oleh orang

asing. Oleh sebab itu, C+I+G terlalu banyak menekankan

produksi dalam negeri karena meliputi pengeluaran barang

yang diproduksi oleh pihak asing—yakni, impor yang harus

dikurangkan dari GDP untuk mendapatkan angka yang

tepat. Pada saat yang sama, C+I+G kurang menekankan

produksi dalam negeri karena beberapa dari produksi

nasional dijual ke luar negeri sehingga tidak dimasukkan

dalam C, I atau G—ekspor harus ditambahkan.

2.) Pendekatan Pendapatan

Menurut Sadono Sukirno (2008: 44), faktor-faktor produksi

dibedakan menjadi 4 golongan, yaitu tanah, tenaga kerja, modal

dan keahlian keusahawanan. Apabila faktor-faktor produksi ini

digunakan untuk mewujudkan barang dan jasa, maka akan

diperoleh berbagai jenis pendapatan, yaitu tanah dan harta tetap

lainnya memperoleh sewa, tenaga kerja memperoleh gaji dan

upah, modal memperoleh bunga dan keahlian keusahawanan

memperoleh keuntungan. Dengan menjumlahkan pendapatan-

pendapatan tersebut akan diperoleh suatu nilai pendapatan

nasional lain, pendapatan nasional ini dinamakan Pendapatan

Nasional atau Produk Nasional Neto menurut harga faktor.

Page 64: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

46

Dengan demikian, besarnya pendapatan nasional atau PDB

adalah (Rahardja, 2008: 232):

PDB = w + i + r + π................................................................(2.2)

Di mana: w = upah/gaji (wages/salary)

i = pendapatan bunga (interest)

r = pendapatan sewa (rent)

π = keuntungan (profit)

Dalam penghitungan pendapatan nasional yang sebenarnya,

tidak dengan menghitung dan menjumlahkan seluruh gaji dan

upah, sewa, bunga dan keuntungan yang diterima oleh faktor-

faktor produksi dalam suatu tahun tertentu. Sebabnya adalah

karena dalam perekonomian terdapat banyak kegiatan di mana

pendapatannya merupakan gabungan dari gaji atau upah, sewa,

bunga, dan keuntungan. Oleh karenanya, penghitungan

pendapatan nasional dengan cara pendapatan pada umumnya

menggolongkan pendapatan yang diterima faktor-faktor

produksi secara berikut:

a. Pendapatan para pekerja, yaitu gaji dan upah.

b. Pendapatan dari usaha perseorangan.

c. Pendapatan dari sewa.

d. Bunga neto, yaitu seluruh nilai pembayaran bunga yang

dilakukan dikurangi bunga ke atas pinjaman konsumsi dan

bunga ke atas pinjaman pemerintah.

e. Keuntungan perusahaan.

Yang dinyatakan dalam (b) mencerminkan jumlah gaji dan

upah, bunga, sewa dan keuntungan yang diperoleh perusahaan-

perusahaan yang dijalankan oleh pemiliknya sendiri dan

keluarganya. Selain pendekatan pendapatan dan pendekatan

pengeluaran, (Sukirno,2008: 42) menyatakan terdapat

pendekatan lainnya, yaitu pendekatan produk neto.

Page 65: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

47

3.) Pendekatan Produk Neto

Produk neto (net output) berarti nilai tambah yang

diciptakan dalam suatu proses produksi. Dengan demikian, cara

ini adalah cara menghitung dengan menjumlahkan nilai tambah

yang diwujudkan oleh perusahaan-perusahaan diberbagai

lapangan usaha dalam perekonomian. Yang dimaksud dengan

nilai tambah adalah selisih antara nilai output dengan nilai

inputnya. Apabila nilai impor lebih kecil maka saldo ekspor neto

positif atau posisi neraca perdagangan luar negeri surplus,

sehingga Y (income) naik dan berarti pula PDB naik.

Sebaliknya, bila nilai ekspor lebih kecil dari nilai impor maka

saldo ekspor neto negatif atau posisi neraca perdagangan luar

negeri defisit, sehingga Y (income) turun dan berarti pula PDB

akan turun (Hady, 2001: 19)

c. Hubungan Produk Domestik Bruto dengan Daya Tarik Investasi

Untuk mencapai tingkat kemakmuran suatu negara, dibutuhkan

pertumbuhan ekonomi yang dinamis, yaitu suatu keadaan yang

menggambarkan peningkatan produk domestik bruto (PDB) dari

masyarakat suatu negara tersebut. Pertumbuhan produk domestik

bruto yang kuat dapat meningkatkan aliran investasi asing, tetapi

suatu negara wajib memiliki kapasitas infrastruktur yang baik dalam

rangka mengambil keuntungan dari manfaatnya. Pertumbuhan

ekonomi yang kuat menyiratkan sebuah pengembalian yang lebih

tinggi bagi investor asing dalam peningkatan investasi

Page 66: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

48

B. PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian tentang daya tarik investasi di Indonesia maupun di negara lain

telah banyak dilakukan, penelitian tesebut banyak digunakan sebagai

referensi penelitian dimasa yang akan datang. Berikut adalah penelitian-

penelitian terdahulu mengenai variabel penanaman modal asing (PMA), upah,

inflasi, BI rate, kurs dan Produk Domestik Bruto (PDB).

1. Amida Tri Septifany, R. Rustam Hidayat dan Sri Sulasmiyati (2015)

Penelitian dengan judul ―Analisis Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku

Bunga, Nilai Tukar Rupiah Dan Cadangan Devisa Terhadap Penanaman

Modal Asing Di Indonesia (Studi Pada Bank Indonesia Periode Tahun

2006-2014)‖. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui bagaimana

pengaruh variabel makroekonomi (inflasi, suku bunga SBI, nilai tukar

rupiah terhadap dollar, dan cadangan devisa) terhadap Penanaman Modal

Asing di Indonesia pada tahun 2006 sampai 2014. Metode yang digunakan

adalah regresi linier berganda dengan data time series dari Bank Indonesia.

Fungsi model dalam penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

Y = a+b1X1+b2X2+....+bkxk+e

Dimana :

Y = Penanaman Modal Asing

b1,b2,...,bk = Koefisien Regresi

a = Konstanta

X1 = Inflasi

X2 = Tingkat Suku Bunga SBI

X3 = Nilai Tukar Rupiah

X4 = Cadangan Devisa

e = Variabel Pengganggu

Page 67: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

49

Hasil penelitian ini adalah variabel inflasi, suku bunga SBI, nilai tukar

rupiah terhadap dollar, dan cadangan devisa secara bersamaan

berpengaruh signifikan terhadap Penanaman Modal Asing di Indonesia.

Variabel Suku bunga SBI dan cadangan devisa memiliki efek positif dan

signifikan terhadap Penanaman Modal Asing di Indonesia, sementara

variabel inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap dolar memiliki efek negatif

dan berpengaruh signifikan terhadap Penanaman Modal Asing di

Indonesia.

2. Rini Kurnia Sari (2015)

Penelitian dengan judul ―Analysis Of Factors That Affects The

Investors In Conducting Business In Indonesia‖. Penelitian tersebut untuk

mengetahui pengaruh faktor PDRB/Kapita, IPM dan infrastruktur terhadap

keputusan investor menanamkan modalnya di Indonesia Metode penelitian

yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan korelasi.Metode

analisis deskriptif dilakukan dengan cara mendeskripsikan data yang sudah

dikumpulkan untuk menemukan unsur-unsurnya dan kemudian dianalisis

dan diperbandingkan.Metode korelasi meneliti hubungan atau pengaruh

sebab akibat antar variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi.

Analisis ini menggunakan software Excel 2010.

Investasi daerah di Indonesia masih terfokus di Pulau Jawa.Data

menunjukkan sebesar 60% investasi berada di Pulau Jawa. Hal ini

menunjukkan bahwa tidak adanya distribusi investasi secara merata di

Indonesia.Dilihat dari persentasi total investasi di Indonesia, persentasi

terbesar berada di DKI Jakarta dan selanjutnya diikuti oleh Jawa Barat,

Jawa Timur dan Banten secara bergantian. Investasi yang masih terfokus

di Pulau Jawa ini dikarenakan PDRB/Kapita, IPM dan infrastruktur lebih

baik dibandingkan di luar Pulau Jawa. PDRB/Kapita dan IPM memiliki

korelasi atau hubungan yang negatif dengan Investasi di DKI

Jakarta.Artinya PDRB/Kapita dan IPM naik tetapi investasi turun.

Page 68: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

50

3. Bobby Kresna Dewata dan I Wayan Yogi Swara (2013)

Penelitian dengan judul ―Pengaruh Total Ekspor Libor dan Upah

Tenaga Kerja terhadap Investasi Asing Langsung di Indonesia‖. Penelitian

ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh total ekspor, LIBOR, dan

upah tenaga kerja terhadap investasi asing langsung di Indonesia. Teknis

analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda. Fungsi model

dalam penelitian tersebut adalah sebagai berikut

Y = α + β1lnX1 + β2X2 + β3lnX3 + μi

Y = Investasi asing langsung

α = Konstanta (Intersep)

X1 = Ekspor

X2 = LIBOR

X3 = Upah pekerja

ln = Logaritma natural

β 1,2,3,4 = Koefisien regresi

μi = error atau term

Hasil analisis data menunjukkan koefisien determinasi (R2) sebesar

0,861 berarti 81,6 persen variasi (naik turunnya) investasi asing langsung

di Indonesia tahun 1990-2012 dipengaruhi oleh variasi (naik turunnya)

total ekspor LIBOR dan upah tenaga kerja sedangkan sisanya sebesar 13,9

persen dipengaruhi oleh variasi (naik turunnya) variabel lain yang tidak

dimasukkan dalam model penelitian. Secara parsial total ekspor

berpengaruh positif dan signifikan, LIBOR tidak berpengaruh, dan upah

tenaga kerja berpengaruh negative dan signifikan terhadap investasi asing

langsung di Indonesia tahun 1990-2012.

4. Ach. Habibi dan Wahyu Hidayat R. (2017)

Penelitian dengan judul ―Analisis Pengaruh Economic Freedom

Terhadap Foreign Direct Investment Di Negara Asean‖. Tujuan penelitian

ini adalah untuk menguji pengaruh Economic Freedom yang terdiri dari

kebebasan perdagangan dan pajak terhadap FDI di negara ASEAN periode

2004-2015. Obyek dalam penelitian ini adalah sembilan negara anggota

Page 69: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

51

Association of South East Asian Nation (ASEAN), yaitu Kamboja,

Indonesia, Myanmar, Singapura, Thailand, Vietnam, Malaysia, Laos dan

Filipina selama kurun waktu 2004-2015. Alat analisis yang digunakan

regresi data panel.

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan dengan diawali

pemilihan model terbaik data panel menujukkan bahwa model yang tepilih

untuk digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Fixed Effect.

Hasil analisis data didapatkan nilai R2 sebesar0,769 artinya 76,9% variasi

FDI dijelaskan oleh variabel kebebasan perdagangan dan pajak, sedangkan

sisanya 23,1% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak tercantum dalam

penelitian ini. Secara parsial kebebasan perdagangan berpengaruh postif

dan signifikan terhadap Foreign Direct Investment di negara ASEAN dan

pajak berpengaruh postif dan signifikan terhadap Foreign Direct

Investment di negara ASEAN.

5. Brenda Aditama, Tripriyo dan Fatchun Hasyim (2013)

Penelitian dengan judul ―Analisis Nilai Ekspor, Suku Bunga, Upah

Pekerja, dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap Penanaman Modal

Asing Di Jawa Tengah (Periode 2004:1-2013:4)‖. Penelitian tersebut

bertuuan untuk menganalisis pengaruh nilai ekspor, suku bunga, upah

pekerja, dan produk domestik regional bruto terhadap Penanaman Modal

Asing di Jawa Tengah. Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah analisis regresi linier berganda. Persamaan regresi dalam

penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut:

Y=14915.61+33.78280X1+38.30955X2 +13.01093X3+27.00891X4

Keterangan:

Y = penanaman modal asing

X1= nilai ekspor

X2= suku bunga

X3= upah pekerja

X4= PDRB

e = standart eror

Page 70: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

52

Hasil analisis regresi dalam persamaan penanaman modal asing

memiliki nilai R-square 0.586384 yang berarti bahwa variabel nilai ekspor,

suku bunga, upah pekerja, dan PDRB memberikan kontribusi sebesar

58,63%. Sisanya sebesar 41,37% dijelaskan oleh variabel lain. Secara

parsial, nilai ekspor berpengaruh positif dan signifikan terhadap

penanaman modal asing di Jawa Tengah. Suku bunga berpengaruh positif

dan signifikan terhadap penanaman modal asing di Jawa Tengah. Upah

pekerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap penanaman modal

asing di Jawa Tengah. Dan juga PDRB berpengaruh positif dan signifikan

terhadap penanaman modal asing di Jawa Tengah.

6. Faisal Haris Pratama, Sri Marhaeni Salsiyah, Sri Wahyuni

Penelitian dengan judul ―Analisis Pengaruh Angkatan Kerja, Upah

Karyawan Domestik, dan Infrastruktur terhadap Penanaman Modal Asing

Di Jawa Tengah Melalui Badan Penanaman Modal Daerah (BPMD)

Provinsi Jateng (Periode 2000-2013)‖. Penelitian tersebut bertujuan untuk

menganalisis pengaruh angkatan kerja, upah karyawan domestik dan

infrastruktur terhadap penanaman modal asing di Jawa Tengah. Alat

analisis data yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah Analisis

Regresi Linier Berganda.

Persamaan regresi dalam penelitian tersebut dapat dilihat sebagai

berikut:

Y = 496926.173 + 0.377X1 + 0.135X2 - 21.5107X3

Keterangan:

Y = penanaman modal asing

X1= angkatan kerja

X2= upah karyawan domestik

X3= infrastruktur

e = standart eror

Page 71: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

53

Hasil dari penelitian tersebut didapatkan besarnya Adjusted R2 adalah

0.777. Hal ini berarti 77,7% variasi variabel dependent penanaman modal

asing dapat dijelaskan oleh variasi ketiga variabel independent yaitu

angkatan kerja, upah karyawan domestik, dan infrastruktur, sedangkan

sisanya 22,3% dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain diluar model. Secara

parsial dapat dilihat bahwa upah karyawan domestik mempunyai

pengaruh positif dan signifikan terhadap penanaman modal asing di Jawa

Tengah. Sedangkan angkatan kerja berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap penanaman modal asing di Jawa Tengah. Namun,

infrastruktur berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penanaman

modal asing di Jawa Tengah.

C. KERANGKA PEMIKIRAN

Indonesia sebagai negara berkembang harus mempunyai tujuan untuk

mengejar ketertinggalan dari segala hal dengan melakukan pembangunan di

segala bidang. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka Indonesia memerlukan

sumber dana baik dana dari dalam negeri maupun luar negeri. Salah satunya

adalah menarik Penanaman Modal Asing (PMA) ke Indonesia. Investasi bagi

suatu negara sangat penting sehingga dibutuhkan faktor-faktor yang menjadi

daya tarik investasi tersebut sehingga dapat menarik investor dalam negeri

maupun luar negeri untuk berinvestasi.

Investor asing akan mempertimbangkan berbagai hal sebelum

menginvestasikan modalnya di Indonesia. Di dalam penelitian ini akan

melihat bagaimana pengaruh faktor-faktor penarik investasi asing langsung

yang dimiliki Indonesia, baik faktor mikro ekonomi yaitu tingkat upah buruh

maupun faktor makro ekonomi yaitu inflasi, BI rate, kurs dan produk

domestik bruto terhadap daya tarik investasi Indonesia. Secara umum

kerangka berpikir yang melihat keterkaitan antar variabel dapat dilihat dari

skema berikut:

Page 72: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

54

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

Daya Tarik Investasi Indonesia

Mikro Ekonomi Makro Ekonomi

Tingkat Upah Inflasi

BI Rate

Kurs Dollar Amerika

Produk Domestik Bruto

Model Ekonometrika

Page 73: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

55

Gambar 2.2

Paradigma Model Penelitian

D. HIPOTESIS

Dari rumusan permasalahan yang ada, dirumuskan hipotesis yang

berkaitan untuk menjawab pertanyaan dari rumusan masalah sebagai berikut:

a. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat upah terhadap

daya tarik investasi Indonesia.

b. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara inflasi terhadap daya

tarik investasi Indonesia.

c. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara BI rate terhadap

investasi Indonesia.

d. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara kurs Dollar Amerika

terhadap daya tarik investasi Indonesia.

e. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara produk domestik bruto

terhadap daya tarik investasi Indonesia.

f. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel mikro dan

makro ekonomi secara bersamaan terhadap daya tarik investasi

Indonesia.

Tingkat Upah

(X1)

Inflasi

(X2)

BI Rate

(X3)

Kurs Dollar Amerika

(X4)

Produk Domestik Bruto

(X5)

Daya Tarik Investasi Indonesia

(Y)

Page 74: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

56

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini difokuskan pada satu variabel dependen

(terikat) dan lima variabel independen (bebas). Variabel dependen yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu daya tarik investasi Indonesia (Y).

sedangkan variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

upah (X1), inflasi (X2), BI rate (X3), kurs Dollar Amerika (X4) dan produk

domestik bruto (X5). Data yang digunakan adalah data time series

(triwulanan) periode 2007 sampai 2014.

B. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat

sekunder adalah data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung

melainkan data yang diperoleh melalui hasil pengolahan pihak kedua atau

data yang sudah dipublikasikan untuk menjelaskan gejala dari suatu

fenomena. Data penelitian ini diperoleh dari publikasi Badan Pusat Statistik,

dan Bank Indonesia dalam Laporan Perekonomian Indonesia dan Statistik

Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI)

C. Metode Analisis Data

1. Model Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

metode kuadrat terkecil atau sering disebut dengan Ordinary Least

Square (OLS) untuk regresi linier berganda. Analisis data dilakukan

dengan menguji secara statistik data dari variabel dengan menggunakan

perangkat lunak E-views 7.0 dan Microsoft Excel 2010.

Page 75: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

57

2. Uji Asumsi Klasik

Model regresi yang baik adalah model regresi yang menghasilkan

estimasi linier tidak bias (Best Liniear Unbias Estimator / BLUE ). Maka

harus dilakukan uji asumsi klasik antara lain uji normalitas data,

multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah model

regresi dalam hal ini variabel dependen dan indepanden memiliki

distribusi normal atau tidak. Uji normalitas diantaranya dilakukan

dengan dua cara, yaitu uji histogram dan uji Jarque-Bera (J-B). Cara

melihat adalah dengan membandingkan nilai probability pada uji

histogram dengan nilai probabilitas penelitian α=5% (0,05). Apabila

nilai probability hasil uji histogram lebih besar daripada 0,05 maka

data terdistribusi secara normal. Uji Jarque-Bera (J-B) melihat

koefisien J-B dan probabilitasnya dan jika nilai Jarque-Bera lebih

kecil dari dua maka data terdistribusi normal (Wing Wahyu,

2011:5.39).

b. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah adanya hubungan linear yang sempurna

atau pasti diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan

dari model regresi. Apabila pada model persamaan regresi

mengandung gejala multikolinieritas, terdapat korelasi yang

mendekati sempurna antar variabel bebas. Untuk mengetahuinya

dapat dilihat dari correlation matrix dan Uji VIF. Apabila hasil dari

correlation matrix berada diantara 0,8 sampai dengan 1, maka data

terindikasi gejala multikolinieritas. Apabila hasil dari correlation

matrix berada di bawah 0,8 maka data terbebas gejala

multikolinieritas. Apabila melakukan Uji VIF jika nilai VIF lebih

kecil dari 10,00 maka data terbebas dari gejala multikolinieritas.

(Wing Wahyu, 2011:5.5)

Page 76: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

58

Indikasi multikolinieritas ditunjukkan dengan beberapa

informasi antara lain:

1. Nilai R2 tinggi, tetapi variabel independen banyak yang tidak

signifikan.

2. Dengan menghitung koefisien korelasi antar variabel independen.

Apabila korelasi antar variabel independen diatas 0,85 atau 85%

maka mengandung multikolinieritas.

3. Dengan melakukan regresi auxiliary. Regresi jenis ini dapat

digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

independen atau lebih yang secara bersama-sama mempengaruhi

satu variabel independen lainnya.

Winarno (2011:5.7-5.8) menjelaskan ada beberapa alternatif

dalam menghadapi masalah multikolinieritas. Alternatif tersebut

adalah:

1. Biarkan saja model mengandung multikolinieritas, karena

estimasinya masih bersifat BLUE akan tetapi tingkat estimasi

akan semakin rendah. Sifat BLUE tidak terpengaruh oleh ada

atau tidaknya korelasi antar variabel independen.

2. Tambahkan datanya bila memungkinkan, karena masalah

multikolinieritas muncul karena jumlah observasinya sedikit

3. Menghilangkan Variabel Independen

Salah satu metode sederhana yang bisa dilakukan adalah dengan

menghilangkan salah satu variabel independen yang mempunyai

hubungan linier kuat. Namun menghilangkan variabel

independen di dalam suatu model akan menimbulkan bias

spesifikasi model regresi.

4. Transformasi Variabel

Transformasi variabel dapat dilakukan dengan cara melakukan

transformasi kedalam bentuk diferensi pertama (first difference).

Bentuk diferensiasi pertama ini akan mengurangi masalah

multikolinieritas. Transformasi variabel ini akan tetap

menimbulkan masalah berkaitan dengan masalah variabel

Page 77: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

59

gangguan. Kesalahan pengganggu Vt mungkin tidak memenuhi

salah satu asumsi daripada model regresi linier klasik yang

mengatakan bahwa kesalahan pengganggu tidak berkorelasi

antara yang satu dengan lainnya, akan tetapi kemungkinan besar

berkorelasi serial (serially correlated)

c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah suatu penyimpangan asumsi OLS

dalam bentuk varians gangguan estimasi yang dihasilkan oleh

estimasi OLS yang tidak bernilai konstan. Uji ini dilakukan untuk

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual atau

pengamatan ke pengamatan lainnya. Ada beberapa metode yang

dapat digunakan untuk mengidentifikasi ada tidaknya masalah

heterokedastisitas. Diantaranya dapat menggunakan Uji White, cara

mengetahuinya apabila nilai probabilitas dari obs*R-squared lebih

besar dari pada nilai probabilitas penelitian α=5% (0,05) maka dapat

dikatakan data terbebas dari gejala heteroskedastisitas. (Wing

Wahyu, 2011:5.16)

d. Uji Autokorelasi

Autokolerasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah

model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pada periode t-i (sebelumnya). Tentu saja

model regresi yang baik adalah regresi bebas dari autokolerasi

(Gujarati 2006:112).

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi

antara data observasi yang diuraiakan menurut waktu (time-series)

dan ruang (cross section). Autokorelasi lebih mudah timbul pada

data yang bersifat runtut waktu, karena berdasarkan sifatnya, data

masa sekarang dipengaruhi oleh data pada masa-masa sebelumnya.

Meskipun demikian, tetap dimungkinkan autokorelasi dijumpai pada

Page 78: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

60

data yang bersifat antar objek (cross section). Cara untuk mengetahui

gejala ini adalah dengan melihat nilai Durbin-Watson pada hasil

regresi. (Wing Wahyu, 2011:5.16)

Uji yang paling terkenal untuk pendeteksian autokorelasi adalah

uji yang dikembangkan oleh Durbin dan Watson yang dikenal

sebagai statistic d Durbin-Watson, yang didefinisikan sebagai

∑ ( )

(3.1)

yang sederhananya adalah rasio jumlah selisih kuadrat dalam

residu berurutan terhadap RSS. (Gujarati, 2007:119)

Untuk mekanisme aktual tes Durbin-Watson langkah-langkah yang

diperlukan dalan tes ini adalah sebagai berikut:

1. Lakukan regresi OLS sehingga mendapatkan residu

2. Hitung dari persamaan (3.1). (Sebagian program computer

sekarang sudah biasa melakukan hal ini.)

3. Cari dan kritis dari tabel-tabel Durbin-Watson untuk

ukuran sampel yang diketahui dan umah variabel penjelas yang

diketahui.

4. Ikuti aturan keputusan yang ditampilkan pada tabel 3.1 (Gujarati,

2007:121)

Page 79: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

61

Gambar 3.1

Uji Durbin Watson

Jika data penelitian mengandung autokorelasi, data harus segera

diperbaiki agar tetap dapat digunakan. Salah satu cara untuk

menghilangkan autokorelasi adalah dengan Uji Lagrange-Multiplier

atau nama lain dari uji Breusch-Godfrey. Jika nilai probability

Obs*R-squared > atau ≤ α = 5% berarti tidak ada auotkorelasi.

(Winarno, 2011:5.30)

3. Uji Hipotesis

Dalam melakukan pengujian terhadap hipotesis yang diajukan

dilakukan analisis regresi melalui uji t dan uji F untuk mengetahui

pengaruh variabel-variabel penelitian. Untuk mengetahui pengaruh

variabel mikro dan makro ekonomi terhadap daya tarik investasi

Indonesia, maka dirumuskan model regresi sebagai berikut:

Y = ƒ (X1,X2,X3,X4,X5)

PMA = β0 + β1 lnUPAH + β2 lnINFLASI + β3 lnBIRATE

+ β4 lnKURS + β5 lnPDB + ε

Page 80: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

62

Dimana :

PMA : Daya Tarik Investasi Indonesia

lnUPAH : Tingkat Upah

lnINFLASI : Inflasi

lnBIRATE : BI Rate

lnKURS : Kurs Dollar Amerika

lnPDB : Produk Domestik Bruto

β0 : Constanta

β1, β2, β3, β4, β5 : Koefisien regresi

ε : Error term

a. Uji-t Statistik

Uji-t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

independen secara individual dalam menerangkan variasi

independen (Ghozali 2011:98). Pengujian ini menggunakan taraf

signifikansi sebesar 0,05. Dasar pengambilan keputusan adalah

sebagai berikut:

1.) Jika nilai probabilitas lebih dari 0,05 maka Ho gagal ditolak dan

H1 ditolak, berarti bahwa secara individu variabel X tidak

berpengaruh terhadap variabel Y.

2.) Jika nilai probabilitas kurang dari 0,05 maka Ho ditolak dan H1

gagal ditolak, berarti bahwa secara individu variabel X

berpengaruh terhadap variabel Y.

b. Uji F

Uji F menunjukkan seberapa jauh pengaruh semua variabel

independen dalam menerangkan variasi variabel independen secara

bersama-sama. Pengujian ini menggunakan taraf signifikansi sebesar

0,05 (Ghozali, 2011:98). Dasar pengambilan keputusan adalah

sebagi berikut:

Page 81: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

63

1.) Jika nilai probabilitas lebih dari 0,05 maka Ho gagal ditolak dan

H1 ditolak, berarti bahwa semua variabel X tidak berpengaruh

terhadap variabel Y

2.) Jika nilai probabilitas kurang dari 0,05 maka Ho ditolak dan H1

gagal ditolak, berarti bahwa semua variabel X berpengaruh

terhadap variabel Y.

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi merupakan pengujian untuk mengetahui

seberapa besar kemampuan variabel independen dalam menjelaskan

variabel dependen dalam penelitian. Besaran koefisien determinasi

antara 0 sampai 1. Apabila R2 mendekati nilai 1, maka

menggambarkan variabel independen dapat memberikan banyak

informasi yang menjelaskan variabel dependen. Begitupun

sebaliknya jika mendekati nilai 0, maka menggambarkan variabel

independen belum memberikan banyak informasi yang menjelaskan

variabel dependen.

Uji ini digunakan untuk mengukur kedekatan hubungan dari

model yang dipakai. Koefisien determinasi (R2) merupakan angka

yang menunjukkan besarnya kemampuan varian atau penyebaran

dari variabel-variabel independen yang menerangkan variabel

dependen atau angka yang menunjukkan seberapa besar variasi

variabel dependen dipengaruhi oleh variabel-variabel independen.

Besarnya koefisien determinasi berkisar antara 0 sampai dengan 1

atau 0 ≤ R2 ≤ 1, yang berarti variasi dari variabel bebas semakin

dapat menjelaskan variasi dari variabel tidak bebas bila angkanya

semakin mendekati 1. Pada penelitian ini juga akan digunakan

koefisien determinasi yang telah disesuaikan dengan jumlah variabel

dan jumlah observasinya (adjusted R2) atau kemampuan yang

sebenarnya dari variabel independen untuk menjelaskan variabel

dependen.

Page 82: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

64

D. Operasional Variabel Penelitian

Tabel 3.1

Operasional Variabel Penelitian

Variabel Definisi Satuan

Daya Tarik

Investasi (Y)

Kegiatan menanam modal

untuk melakukan usaha di

wilayah negara Republik

Indonesia yang dilakukan oleh

penanam modal asing, baik

yang menggunakan modal

asing sepenuhnya maupun

yang berpatungan dengan

penanam modal dalam negeri.

Pada penelitian ini data daya

tarik Investasi di proksi dengan

menggunakan data penanaman

modal asing (PMA)

US $

Tingkat Upah

(X1)

Hak pekerja atau buruh uang

diterima dan dinyatakan dalam

bentuk uang sebagai imbalan

dari pengusaha atau pemberi

kerja kepada pekerja/buruh

yang ditetapkan dan

dibayarkan menurut suatu

perjanjian kerja kesepakatan

atau peraturan perundang-

undangan termasuk tunjangan

bagi pekerja/ buruh dan

Rupiah

Page 83: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

65

keluarganya atas suatu

pekerjaan dan atau jasa yang

telah atau akan dilakukan.

Pada penelitian ini

menggunakan data upah buruh

produksi di bawah mandor

pada industri besar.

Inflasi (X2) Kenaikan tingkat harga barang

dan jasa yang bersifat umum

dan terus menerus selama

waktu tertentu

Persen

BI Rate (X3) Suku bunga kebijakan yang

mencerminkan sikap atau

stance kebijakan moneter yang

ditetapkan oleh Bank Indonesia

dan diumumkan kepada publik.

Persen

Kurs (X4) Nilai tukar Rupiah terhadap

Dollar Amerika.

Harga dari satu mata uang

dalam mata uang yang lain dan

menunjukkan berapa rupiah

yang diperlukan untuk

mendapatkan satu dollar AS

Rupiah

PDB (X5) Nilai pasar semua barang dan

jasa yang dihasilkan dalam satu

periode waktu tertentu oleh

faktor-faktor produksi yang

beralokasi dalam suatu negara

Milyar Rupiah

Page 84: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

66

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Daya Tarik Investasi Indonesia

Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pengeluaran

penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal

dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan

memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam

perekonomian.(Sukirno, 2008:121)

Daya tarik investasi Indonesia dapat dilihat dengan memproksi dari

data penanaman modal asing yang ditunjukkan oleh grafik daya atarik

investasi Indonesia pada gambar 4.1. Berdasarkan UU no. 25 Tahun 2007

tentang penanaman modal, penanaman modal asing adalah suatu kegiatan

menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik

Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang

menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan

dengan penanam modal dalam negeri.

Page 85: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

67

Perkembangan daya tarik investasi Indonesia mengalami fluktuasi

selama tahun 2007 hingga tahun 2014, hal tersebut terlihat pada grafik

4.1 diatas. Pada mulanya perkembangan daya tarik investasi Indonesia

pada awal triwulan 1 2007 hingga akhir triwulan 4 2007 mengalami

perkembangan yg stabil pada kisaran 1000 – 2600 juta USD. Namun

pada awal tahun 2008 hingga akhir tahun 2009 daya tarik investasi

Indonesia mengalami penurunan yang sangat signifikan karena pada

tahun tersebut sedang terjadi krisis global yang menyebabkan nilai tukar

rupiah terhadap Dollar AS dan beberapa mata uang lainnya mengalami

depresiasi yang sangat tajam. Perlambatan kinerja investasi pada tahun

2008 sampai dengan 2009 mengindikasikan tantangan untuk memperkuat

peran investasi dalam struktur pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Menurut data terlihat peningkatan setelah tahun 2010 dan terus

mengalami fluktuasi, hal ini gambaran setelah itu pengembangan potensi

perekonomian Indonesia mulai berkembang disertai variabel makro

ekonomi Indonesia dipandang cukup stabil mempengaruhi arus investasi

asing yang masuk ke Indonesia.

Nilai daya tarik investasi Indonesia tertinggi pada triwulan 3 tahun

2014 sebesar 7443,88 juta USD. Sedangkan nilai daya tarik investasi

Indonesia terendah pada triwulan 4 tahun 2009 sebesar 539,7 juta USD.

Faktor yang menyebabkan bervariasinya daya tarik investasi Indonesia

antara lain disebabkan oleh tingkat upah buruh, inflasi, BI rate, kurs

Dollar Amerika dan produk domestik bruto.

2. Perkembangan Tingkat Upah

Upah menurut undang-undang tenaga kerja No. 13 Tahun 2000

pasal 1 ayat 30 adalah hak pekerja atau buruh uang diterima dan

dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau

pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetakan dan dibayarkan

menurut suatu perjanjian kerja kesepakatan atau peraturan perundang-

Page 86: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

68

undangan termasuk tunangan bagi pekerja/ buruh dan keluarganya atas

suatu pekerjaan dan atau jasa yang telah atau akan dilakukan.

Perkembangan upah buruh pada perusahaan indusri besar di

Indonesia selalu mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Jika

dilihat dari gambar 4.2 upah buruh pada tahun 2007 sebesar Rp

1.046.800 hingga tahun 2011 mencapai Rp 1.389.700 peningkatannya

cenderung stabil . Selepas tahun 2011 peningkatan upah buruh cenderung

lebih meningkat lebih tajam. Pada tahun 2012 upah buruh mengalami

peningkatan hingga mencapai Rp 1.673.600 lalu pada tahun 2013 juga

terus mengalami kenaikan hingga mencapai Rp 1.943.900 dan pada akhir

tahun 2014 tingkat upah buruh sebesar Rp 2.257.500.

Peningkatan upah buruh yang selalu meningkat disebabkan oleh

beberapa faktor. kebutuhan pokok yang dinilai cenderung naik setiap

tahunnya diakibaktan oleh kenaikan harga kebutuhan pokok akibat

inflasi. Standar kehidupan layak didalammya terdapat kebutuhan pokok

yang harus terpenuhi. Tekanan tersebut yang menjadi salah satu faktor

peningkatan nilai upah buruh industri di Indonesia dari tahun ke tahun.

Dalam perkembangannya upah buruh mengikuti banyaknya kebutuhan

minimum yang semakin meningkat . perkembangan kenaikan upah buruh

Page 87: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

69

terus mengarah pada peningkatan tajam yang diikuti pemenuhan

kebutuhan pokok dan biaya hidup yang semakin meningkat.

3. Perkembangan Inflasi

Secara umum inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan tingkat harga

barang dan jasa yang bersifat umum dan terus menerus selama waktu

tertentu.

Perkembangan inflasi Indonesia sangat fluktuatif, dapat dilihat

pada gambar 4.3 tingkat inflasi dari tahun 2007 ke tahun 2008 sangat

meningkat tajam. Secara keseluruhan, tekanan inflasi pada tahun 2008

adalah yang tertinggi. Sumber tekanan inflasi terutama berasal dari

tingginya lonjakan harga komoditas global terutama harga komoditas

minyak dan pangan. Lonjakan harga minyak dunia berdampak pada

kenaikan inflasi administered seiring dengan kebijakan pemerintah untuk

menyesuaikan harga BBM bersubsidi. Oleh karena itu, tingkat inflasi

tinggi pada pertengahan tahun 2008 yang pada akhirnya turun pada awal

tahun 2009.

Inflasi pada tahun 2009 yang minimal tidak terlepas dari pengaruh

kebijakan Bank Indonesia dalam memulihkan kepercayaan pasar

Page 88: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

70

sehingga nilai tukar Rupiah yang berada dalam tren menguat. Kondisi

tersebut dapat mendukung membaiknya ekspektasi inflasi. Tekanan

inflasi pada tahun 2010 mengalami peningkatan yang signifikan

dibandingankan dengan tahun sebelumnya. Namun pada tahun 2011

hingga 2012, inflasi menunjukkan tren yang menurun. Terkendalinya

inflasi didukung oleh penerapan kebijakan moneter yang tepat dan

koordinasi kebijakan dengan pemerintah yang semakin solid dalam

mendorong kestabilan harga.

4. Perkembangan BI Rate

BI Rate diartikan sebagai suku bunga yang dikeluarkan oleh BI

melalui Dewan Gubernur BI pada setiap Rapat Dewan Gubernur

bulanan, kemudian BI Rate diimplementasikan pada operasi moneter

yang dilakukan oleh BI melalui pengelolaan likuiditas (liquidity

management) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional

kebijakan moneter.

Berdasarkan gambar 4.4 grafik perkembangan BI rate

menunjukkan kondisi yang berfluktuasi. Sepanjang tahun 2007 Bank

Indonesia melakukan beberapa kali penurunan BI rate seiring dengan

meredanya tekanan inflasi. Penurunan BI rate ini juga diharapkan akan

Page 89: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

71

meningkatkan gairah usaha di sektor riil. Pada triwulan 2 dan 3 2008 BI

rate bertahan pada level 8,25%. Langkah mempertahankan suku bunga

tersebut direspon positif pelaku pasar dan disambut baik oleh dunia

usaha. Hal ini tercermin dari menurunnya suku bunga pinjaman dan suku

bungan simpanan. Akhir tahun 2007 dengan laju inflasi yang terkendali

Bank Indonesia memutuskan untuk menurunkan BI rate sebesar pada

akhir triwulan IV-2007 hingga mencapai level 8,0%.

Selama tahun 2008 upaya untuk menyeimbangkan antara

pengendalian inflasi dan risiko ketidakstabilan di pasar uang secara

umum terus menerus dilakukan. Untuk mengendalikan inflasi, Bank

Indonesia mengambil kebijakan pengetatan moneter dengn menaikan

tingkat suku bunga kebijakan BI Rate hingga mencapai level tertinggi

yaitu 9,25%. Selama 2009 BI rate cenderung mengalami penurunan

hingga mencapai level 6,5%. Keputusan yang diambil oleh Bank

Indonesia melihat sinyal kebijakan saat ini juga dipandang masih

kondusif bagi proses pemulihan perekonomian Indonesia akibat krisis

global. Pada tahun 2010 BI rate tetap berada ada level 6,50%. Kemudian

naik kembali diawal tahun 2011 menjadi level 6.75% dilanjutkan

penurunan yang stabil dilevel 5,75% hingga akhir tahun 2012.

Pada tahun 2013 Bank Indonesia menaikkan BI rate menjadi

6,75%. Kebijakan tersebut ditempuh untuk memastikan inflasi yang

meningkat pasca kenaikan harga BBM bersubsidi dapat segera kembali

ke lintasan sasarannya.pada Akhir tahun 2013 dan sepanjang tahun 2014

Bank Indonesia dengan mempertimbangkan kondisi terkini serta prospek

dan risiko perekonomian kedepan memutusakan untuk mempertahankan

BI rate sebesar 7,50%.

Page 90: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

72

5. Perkembangan Kurs Dolar Amerika

Kurs dapat didefinisikan sebagai jumlah uang domestik yang

dibutuhkan, yaitu banyaknya uang Rupiah yang dibutuhkan untuk

memperoleh satu unit uang asing . Kurs valuta diantara dua negara

kerapkali berbeda diantara satu masa dengan masa lainnya. (Sukirno,

2006:397)

Dari gambar 4.5 dapat dilihat nilai pergerakan kurs Rupiah terhadap

Dolar dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2015. Kurs Rupiah terhadap

Dolar tiap tahunnya mengalami fluktuasi tetapi nilai Rupiah lebih

cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 2009 nilai rupiah mengalami

depresiasi selanjutnya cenderung stabil hingga pada tahun 2013 sampai

tahun 2015 nilai rupiah terus mengalami penurunan.

Selama periode tahun 2008 nilai tukar rupiah begerak relatif stabil

hingga mendekati akhir periode tahun 2008 mengalami tekanan. Pada

triwulan I-2008 nilai tukar rupiah mencapai Rp. 9.258 dan bergerak

cukup stabil pada triwulan II-2008 dan triwulan III-2008. Nilai tukar

rupiah sepanjang triwulan IV-2008 terus mengalami tekanan akibat dari

meningkatnya intensitas krisis pasar keuangan global sejak September

2008, hal tersebut menyebabkan selama nilai tukar rupiah terdepresiasi

Page 91: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

73

hingga mencapai Rp. 10.914. Pelemahan rupiah selama tahun 2008

banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal terutama akibat semakin

memburuknya indikator ekonomi Amerika Serikat (AS) seiring dengan

berlanjutnya krisis di pasar kredit. Faktor lain yang turut menekan rupiah

adalah kenaikan harga minyak mentah yang mencapai rekor USD111 per

barel yang memicu timbulnya kekhawatiran terhadap peningkatan

permintaan valas untuk impor minyak mentah dan mengancam

kesinambungan fiskal. (Bank Indonesia, 2008:17)

Selama triwulan I-2009, tekanan terhadap rupiah masih cukup tinggi

terutama berasal dari faktor eksternal. Secara rata-rata, nilai tukar rupiah

terdepresiasi sebesar 5,7% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya,

dari Rp10.914 per dolar AS menjadi Rp11.578 per dolar AS. Selama

triwulan II-2009, nilai tukar rupiah cenderung bergerak menguat

meskipun sempat mengalami tekanan pada akhir triwulan. Kondisi

perekonomian global dan dalam negeri yang cukup kondusif memberikan

ruang gerak bagi penguatan rupiah. Masuknya dana asing yang didorong

oleh peningkatan optimism investor akan pemulihan ekonomi dunia

menyebabkan rupiah secara rata-rata terapresiasi sebesar 5,55% ke level

Rp9.973 per dolar AS dari Rp10.578 per dolar AS pada triwulan

sebelumnya. Kondisi perekonomian global yang terus membaik dan

perkembangan fundamental perekonomian domestik yang solid

diprakirakan masih akan mendorong penguatan rupiah hingga akhir

triwulan IV-2009. Kondusifnya kondisi eksternal terus mendorong

berlangsungnya apresiasi nilai tukar hingga akhir triwulan IV-2009.

Perbaikan indikator perekonomian terus berlanjut dan semakin merata di

berbagai kawasan baik Amerika, Eropa maupun Asia. Kondisi itu

semakin memperkuat indikasi bahwa perekonomian global mulai

memasuki fase stabilisasi. (Bank Indonesia 2009:19)

Rupiah menunjukkan kinerja yang positif pada tahun 2010. Terus

berlangsungnya proses pemulihan ekonomi global serta semakin kuatnya

kondisi fundamental ekonomi domestik memberikan dukungan yang

Page 92: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

74

positif bagi pergerakan nilai tukar. Berkembangnya sentimen negatif di

pasar keuangan global terkait masalah defisit fiskal yang dialami

beberapa negara di Eropa sempat memberikan tekanan pada mata uang

regional Asia, termasuk rupiah. Namun, perkembangan ekonomi global

yang terus membaik, terutama di kawasan Asia, pada gilirannya mampu

membuat mata uang regional Asia kembali stabil bahkan cenderung

menguat seiring dengan kepercayaan investor terhadap ekonomi regional

Asia yang terus meningkat. Di sisi domestik, penguatan rupiah juga turut

didukung oleh kinerja perekonomian domestik yang positif. Laju inflasi

yang terkendali, tingkat pertumbuhan PDB serta kinerja Neraca

Pembayaran Indonesia (NPI) yang positif mampu meredam dampak dari

sentimen negatif yang ditimbulkan dari kondisi eksternal. (Bank

Indonesia 2010:16)

Nilai tukar rupiah bergerak menguat sepanjang triwulan I 2011.

Selama triwulan I 2011, rata-rata nilai tukar rupiah terapresiasi sebesar

0,8% ke level Rp8.897 per dolar AS. Penguatan nilai tukar rupiah masih

berlanjut, di tengah meningkatnya risiko global terkait dengan

penanganan krisis di Eropa, rata-rata nilai tukar rupiah pada triwulan II

2011 terapresiasi. Namun pada triwulan III 2011 rupiah mengalami

derpesiasi hingga akhir triwulan IV 2011. Pelemahan rupiah terpengaruh

oleh sentimen negatif krisis AS dan kawasan Eropa. (Bank Indonesia,

2011:23)

Pasang surut sentimen terkait proses pemulihan ekonomi global

mewarnai pergerakan rupiah selama tahun 2011. Tekanan terhadap

rupiah menyebabkan nilai tukar Rupiah terus mengalami derpesiasi dari

mulai triwulan I 2011 hingga triwulan II 2011. Selama triwulan III 2012,

tekanan depresiasi pada rupiah masih berlanjut namun dengan intensitas

yang lebih rendah. Masih berlanjutnya pelemahan nilai tukar dipengaruhi

oleh faktor eksternal maupun domestik. Dari sisi eksternal, masih

tingginya ketidakpastian terkait penanganan krisis utang dan fiskal di

Eropa, pemulihan ekonomi AS yang belum solid, melemahnya

Page 93: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

75

perekonomian China serta koreksi harga komoditas global turut memberi

tekanan pada nilai tukar rupiah. Sementara itu, dari sisi domestik,

melambatnya pertumbuhan ekspor di tengah masih tingginya impor

menyebabkan masih tingginya permintaan valuta asing di pasar valuta

asing domestik. dan defisit neraca transaksi berjalan serta meningkatnya

ekspektasi depresiasi rupiah. (Bank Indonesia, 2012:26)

6. Produk Domestik Bruto

Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestik Product

(GDP) dapat diartikan sebagai nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan

oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu

setahun. PDB tidak mempertimbangkan kebangsaan perusahaan atau

warga negara yang menghasilkan barang atau jasa negara tersebut. PDB

dihitung berdasarkan nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga

negara yang berdomisili dinegara tersebut, baik pribumi maupun warga

negara asing. Nilai PDB yang digunakan biasanya PDB atas harga

konstan dimana menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut

dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu

sebagai dasar dan biasanya harga konstan digunakan untuk mengetahui

pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.

Page 94: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

76

Berdasarkan grafik 4.6 dapat diketahui bahwa produk domestik bruto

Indonesia selama periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2014 tiap

tahunnya berflukstuasi tetapi lebih cenderung mengalami peningkatan

dari tahun ke tahun. Selama tahun 2007 pertumbuhan ekonomi terus

membaik. Penguatan pertumbuhan ekonomi tersebut didukung oleh

meningkatnya daya beli masyarakat, peningkatan konsumsi swasta dan

kinerja ekspor yang terus meningkat. Kinerja perekonomian pada

triwulan 4 2007 masih menunjukkan perkembangan yang

menggembirakan Hal ini ditandai dengan ekspansi perekonomian yang

masih berlanjut serta stabilitas makroekonomi yang terkendali ditengah

kenaikan harga minyak dunia.

Kinerja perekonomian Indonesia pada tahun 2008 mengalami

perlambatan sejalan dengan perkembangan ekonomi global yang kurang

kondusif. Gejolak keuangan global telah menyebabkan tekanan pada

perekonomian Indonesia. Pada triwulan 4 2008 terjadi penurunan PBD

yang disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan ekspor akibat

melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia serta melemahnya daya beli

masyarakat sebagai akibat dari peningkatan tekanan inflasi dan

penurunan keyakinan konsumen.

Pada tahun 2009 diwarnai oleh munculnya tanda-tanda perbaikan

ekonomi dunia. Ekspektasi pemulihan ekonomi yang terjadi telah

mendorong sentimen positif di pasar keuangan global. Kecenderungan

perekonomian global yang membaik telah memberikan dampak positif

terhadap kinerja ekonomi Indonesia. Di sisi domestik, perekonomian

Indonesia menunjukkan perkembangan yang lebih baik seiring dengan

terus membaiknya perekonomian global. Pertumbuhan PDB yang terus

meningkat dikarenakan kinerja konsumsi meningkat ditopang oleh

pendapatan ekspor yang meningkat, keyakinan konsumen yang lebih

kuat.

Perekonomian Indonesia di tahun 2010 menunjukkan akselerasi

pertumbuhan yang cukup tinggi di tengah ketidakseimbangan pemulihan

Page 95: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

77

ekonomi global. Perkembangan ekonomi Indonesia memang tidak

terlepas dari kondisi perekonomian dunia. Dalam kurun waktu 2010

sampai dengan tahun 2014 pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap terjaga

nilai PDB Indonesia juga terus mengalami peningkatan. Pertumbuhan

ekonomi Indonesia terutama didukung oleh peningkatan investasi dan

daya beli masyarakat yang terjaga medorong konsumsi rumah tangga

terus tumbuh.

B. Analisis Hasil Dan Pembahasan

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah model regresi

dalam hal ini variabel dependen dan indepanden memiliki distribusi

normal atau tidak. Cara melihat hal tersebut adalah dengan

membandingkan nilai probability pada uji histogram dengan nilai

probabilitas penelitian α=5% (0,05). Apabila nilai probability hasil uji

histogram lebih besar daripada 0,05 maka data terdistribusi secara

normal (Wing Wahyu, 2011:5.39).

Gambar 4.7

Hasil Uji Histogram

*data setelah diolah dengan eviews

0

2

4

6

8

10

-0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6

Series: ResidualsSample 2007Q1 2014Q4Observations 32

Mean -5.77e-15Median 0.035228Maximum 0.603577Minimum -0.884692Std. Dev. 0.320325Skewness -0.400179Kurtosis 3.458701

Jarque-Bera 1.134642Probability 0.567043

Page 96: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

78

Pada Hasil uji histogram pada gambar 4.7 Menggambarkan nilai

Jaque Bera lebih kecil dari 2, yaitu sebesar 1,134642 dan nilai

probability 0,567043 lebih besar dari nilai probability penelitian dengan

taraf signifikansi α=5% (0,05). Dalam hal ini maka data terdistribusi

normal.

b. Multikolinearitas

Pengujian multikolinieritas berfungsi untuk mengetahui apakah

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Ada tidaknya

multikolinieritas dapat dilihat dari koefisien korelasi masing-masing

variabel bebas, jika koefisien korelasi diantara masing-masing variabel

bebas dari 0,85 maka terjadi multikolinieritas.

Berdasarkan tabel 4.1 correlation matrix menunjukkan hasil bahwa

korelasi antar variabel independen memiliki nilai yang lebih kecil dari

pada 0,85, hal ini menunjukkan bahwa antar variabel independen bebas

dari multikolinieritas.

c. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedasitas berfungsi untuk menguji apakah varian dari

dua observasi dalam penelitian sama (homogen) untuk semua variable

terikat dengan variable bebas sehingga hasil estimasinya tidak bias.

Identifikasi ada atau tidaknya permasalahan heteroskedasitas di lakukan

Page 97: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

79

melalui Uji White Heteroskedasticity. Dalam penelitian ini untuk

melihat ada atau tidaknya masalah heterokedasitas dalam data

penelitian dapat dilakukan uji white. Masalah heterokedasitas dalam

data ditunjukkan pada nilai probabilitas pada Obs*R-Squared pada

output. Jika nilai probabilitas pada Obs*R Squared lebih kecil dari

α=5%, maka data tersebut bersifat heterokedasitas (Wing Wahyu,

2011:5.16).

Berdasarkan hasil uji White yang dapat dilihat pada tabel 4.2 di

atas, nilai probabilitas dari obs*R-squared 0,1064 lebih besar dari pada

nilai probabilitas penelitian α=5% (0,05). Berdasarkan hal tersebut,

dapat disimpulkan bahwa data tersebut bebas dari gejala

heteroskedastisitas.

d. Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antara

data observasi yang diuraiakan menurut waktu (time-series) dan ruang

(cross section). Cara untuk mengetahui gejala ini adalah dengan melihat

nilai Durbin-Watson pada hasil regresi. Apabila nilai Durbin-Watson

terletak antara 1,54 dan 2,46 maka data terbebas dari gejala

autokorelasi. (Wing Wahyu, 2011:5.16)

Page 98: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

80

Tabel 4.3

Hasil Uji Autokorelasi

*data setelah diolah dengan eviews 7.0

Gambar 4.8

Statistik Durbin - Watson

Keterangan :

: Tidak ada autokorelasi positif

: Tidak ada autokorelasi negatif

Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan nilai sebesar 1,972. Hasil

tersebut menjelaskan bahwa nilai terletak di dalam batas antara 1,825

dan 2,175 yang dapat dilihat pada gambar 4.8, maka keputusannya

adalah terima dan. . Hal ini dapat disimpulkan bahwa data dalam

penelitian ini dapat terbebas dari gejala autokorelasi positif maupun

negatif.

2. Pengujian Hipotesis

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui hipotesis yang telah

ditetapkan diterima atau ditolak secara statistik. Pengujian statistik ini

dilakukan dengan uji statistik F, uji statistik dan uji Adj R2 (Adjusted R-

Page 99: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

81

Squared). Model penelitian yang menggunakan Ordinary Least Square ini

dapat dijelaskan dengan persamaan regresi berikut ini:

LNPMA= -1.8745 + 0.1565 LNUPAH + 0.7453 LNINFLASI - 0.2251

LNBIRATE - 2.0007 LNKURS + 1.8339 LNPDB

Dimana:

LNPMA : Daya Tarik Investasi Indonesia (Juta USD)

LNUPAH : Tingkat Upah (Ribu Rupiah)

LNINFLASI : Inflasi (Persen)

LNBIRATE : BI Rate (Persen)

LNKURS : Kurs Dollar Amerika (Rupiah)

LNPBD : Produk Domestik Bruto (Milyar Rupiah)

a.) Jika variabel-variabel independen dianggap konstan atau bernilai nol,

artinya variabel independen tidak terjadi penurunan atau peningkatan

maka besarnya daya tarik investasi Indonesia sebesar -1,8745 juta

USD.

b.) Nilai koefisien variabel tingkat upah adalah sebesar 0,1565 yang

berarti setiap peningkatan upah buruh sebesar 1 ribu Rupiah akan

meningkatkan daya tarik investasi Indonesia sebesar 0,1565 juta USD.

c.) Nilai koefisien variabel inflasi adalah sebesar 0,7453 yang berarti

setiap peningkatan inflasi sebesar 1 persen akan meningkatkan daya

tarik investasi Indonesia sebesar 0,7453 juta USD.

d.) Nilai koefisien variabel BI Rate adalah sebesar -0,2251 yang berarti

setiap peningkatan BI Rate sebesar 1 persen akan menurunkan daya

tarik investasi Indonesia sebesar 0,2251 juta USD.

e.) Nilai koefisien variabel kurs adalah sebesar -2,0007 yang berarti

setiap peningkatan kurs sebesar 1 Rupiah akan menurunkan daya tarik

investasi Indonesia sebesar 2,0007 juta USD.

f.) Nilai koefisien variabel produk domestik bruto adalah sebesar 1.8339

yang berarti setiap peningkatan produk domestik bruto sebesar 1

milyar Rupiah akan meningkatkan daya tarik investasi Indonesia

sebesar 1.8339 juta USD.

Page 100: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

82

a. Uji t dan Interpretasi Hasil Analisis

Uji t digunakan untuk menguji hubungan regresi secara parsial.

Pengujian ini dilakukan untuk mengukur tingkat signifikan pengaruh

setiap variabel bebas terhadap variabel terikatnya dalam model

regresi. Dengan cara melihat nilai probabilitas masing-masing variabel

independen. Jika nilai probabilitas < 0,05 maka variabel tersebut

signifikan dan sebaliknya jika nilai probabilitas > 0,05 maka variabel

tersebut tidak signifikan. Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh

variabel independen yaitu tingkat upah, inflasi, BI rate, kurs dan

produk domestik bruto terhadap daya tarik investasi Indonesia secara

parsial. Uji t digunakan untuk membuktikan hipotesis yang telah

dibuat. Uji t dapat dilihat dengan membandingkan t-statistik dan t-

tabel. Jika nilai t-statistik ˃ t-tabel maka keputusan menolak H0 dan

menerima H1, sebaliknya jika t-statistik < t- tabel maka keputusan

menerima H0 dan menolak H1.

Tabel 4.4

Uji t

*data setelah diolah dengan evies 7.0

Tabel 4.4 Merupakan hasil dari pengujian variabel independen

yaitu tingkat upah, inflasi, BI rate, kurs dan produk domestik bruto

terhadap daya tarik investasi Indonesia secara parsial. Penelitian ini

menggunakan α=5% atau α=0,05. Adapun hipotesisnya adalah sebagai

berikut:

Page 101: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

83

1. Tingkat Upah

H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

tingkat upah terhadap daya tarik investasi Indonesia.

H1 : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat

upah terhadap daya tarik investasi Indonesia.

Berdasarkan hasil regresi dari tabel 4.4 diperoleh nilai t-statistik

sebesar 0.162439, nilai t-tabel yaitu 2,055529 dan nilai

probabilitas 0,8722. Nilai t-statistik < t-tabel maka keputusan

menerima H0 dan menolak H1, yang berarti tidak terdapat

pengaruh antara variabel tingkat upah terhadap daya tarik

investasi Indonesia. Sedangakan nilai probabilitas 0,8722 > α=5%

menunjukkan bahwa variabel tingkat upah tidak berpengaruh

signifikan terhadap daya tarik investasi Indonesia.

2. Inflasi

H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

inflasi terhadap daya tarik investasi Indonesia.

H1 : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara inflasi

terhadap daya tarik investasi Indonesia.

Berdasarkan hasil regresi dari tabel 4.4 diperoleh nilai t-statistik

sebesar 2.866649, nilai t-tabel yaitu 2,055529 dan nilai

probabilitas 0.0081. Nilai t-statistik > t-tabel maka keputusan

menolak H0 dan menerima H1, yang berarti terdapat pengaruh

positif antara variabel inflasi terhadap daya tarik investasi

Indonesia. Sedangakan nilai probabilitas 0,0081 < α=5%

menunjukkan bahwa variabel inflasi berpengaruh signifikan

terhadap daya tarik investasi Indonesia.

3. BI Rate

H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara BI

Rate terhadap daya tarik investasi Indonesia.

H1 : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara BI Rate

terhadap daya tarik investasi Indonesia.

Page 102: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

84

Berdasarkan hasil regresi dari tabel 4.4 diperoleh nilai t-statistik

sebesar -0.213474, nilai t-tabel yaitu 2,055529 dan nilai

probabilitas 0.8326. Nilai t-statistik > t-tabel maka keputusan

menolak H0 dan menerima H1, yang berarti tidak terdapat

pengaruh antara variabel BI Rate terhadap daya tarik investasi

Indonesia. Sedangakan nilai probabilitas 0.8326 > α=5%

menunjukkan bahwa variabel BI Rate tidak berpengaruh

signifikan terhadap daya tarik investasi Indonesia.

4. Kurs

H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

kurs terhadap daya tarik investasi Indonesia.

H1 : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara kurs

terhadap daya tarik investasi Indonesia.

Berdasarkan hasil regresi dari tabel 4.4 diperoleh nilai t-statistik

sebesar -2.055930, nilai t-tabel yaitu 2,055529 dan nilai

probabilitas 0.0500. Nilai t-statistik > t-tabel maka keputusan

menolak H0 dan menerima H1, yang berarti terdapat pengaruh

negatif antara variabel kurs terhadap daya tarik investasi

Indonesia. Sedangakan nilai probabilitas 0,0500 < α=5%

menunjukkan bahwa variabel kurs berpengaruh signifikan

terhadap daya tarik investasi Indonesia

5. Produk Domestik Bruto

H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

produk domestik bruto terhadap daya tarik investasi Indonesia.

H1 : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara produk

domestik terhadap daya tarik investasi Indonesia.

Berdasarkan hasil regresi dari tabel 4.4 diperoleh nilai t-statistik

sebesar 2.196710, nilai t-tabel yaitu 2,055529 dan nilai

probabilitas 0.0372. Nilai t-statistik > t-tabel maka keputusan

menolak H0 dan menerima H1, yang berarti terdapat pengaruh

positif antara variabel produk domestik bruto terhadap daya tarik

Page 103: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

85

investasi Indonesia. Sedangakan nilai probabilitas 0.0372 < α=5%

menunjukkan bahwa variabel produk domestik bruto berpengaruh

signifikan terhadap daya tarik investasi Indonesia

b. Uji F dan Interpretasi Hasil Analisis

Untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh secara

simultan terhadap variabel pengikatnya, maka dilakukan uji F dengan

cara membandingkan F statistik dan F tabel. Jika F statistik ˃ F tabel

maka keputusan menolak H0 dan menerima H1, sebaliknya jika F

statistik < F tabel maka keputusan menerima H0 dan menolak H1.

Tabel 4.5

Hasil Uji F

F-Statistik Probabilitas (F-Statistik)

15,15718 0,000001

*data setelah diolah dengan eviews 7.0

Tabel 4.5 merupakan hasil pengujian variabel independen tingkat

upah inflasi, BI rate, kurs, dan produk domestik bruto terhadap daya

tarik investasai Indonesia secara simultan. Penelitian ini menggunakan

α=0,05. Adapun hipotesisnya sebagai berikut:

H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh tingkat upah, inflasi, BI rate, kurs

dan produk domestik bruto terhadap daya tarik investasi Indonesia.

H1 :Diduga terdapat pengaruh tingkat upah, inflasi, BI rate, kurs dan

produk domestik bruto terhadap daya tarik investasi Indonesia.

Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh nilai F-statistik sebesar 15,15718

nilai F tabel yaitu 1,929213 dan nilai probabilitas 0.000001. nilai F

statistik > dari F tabel maka keputusan menolak H0 dan menerima H1,

yang berarti dapat disimpulkan bahwa variabel tingkat upah, inflasi,

BI rate, kurs dan produk domestik bruto secara bersama berpengaruh

terhadap daya tarik investasi Indonesia. Sedangkan nilai probabilitas <

α=5% menunjukkan bahwa variabel tingkat upah, inflasi, BI rate, kurs

Page 104: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

86

dan produk domestik bruto secara bersama berpengaruh signifikan

terhadap daya tarik investasi Indonesia.

c. Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 4.6

Hasil Uji Adj R2 (Adj R Square)

Adj R-Squared 0,695439

*data setelah diolah dengan eviews 7.0

Berdasarkan tabel 4.6 didapatkan koefisien determinasi sebesar

0,695439. Hal ini berarti 69,54% daya tarik investasi Indonesia

periode 2007-2014 dapat dijelaskan oleh tingkat upah, inflasi BI rate,

kurs dan produk domestik bruto. Sedangkan 30,54% daya tarik

investasi Indonesia dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti

dalam penelitian ini.

C. Analisis Ekonomi

Berdasarkan hasil dari pengujian statistik dan ekonomi yang dilakukan,

dapat diketahui bahwa regresi yang dihasilkan cukup baik untuk

menerangkan variabel-variabel yang dapat mempengaruhi daya tarik investasi

Indonesia. Dari kelima variabel independen (tingkat upah, inflasi, BI rate,

kurs, dan produk domestik bruto) yang dimasukkan ke dalam pengujian

statistik ternyata tidak semua variabel berpengaruh secara signifikan.

1. Pengaruh Tingkat Upah terhadap Daya Tarik Investasi Indonesia

Berdasarkan hasil olah data menggunakan regresi tersebut

menunjukkan bahwa tingkat upah memiliki hubungan yang positif

namun tidak berpengaruh secara signifikan terhadap daya tarik investasi

Indonesia.

Menurut penelitian Brenda Aditama (2016:181) upah pekerja

berpengaruh positif terhadap PMA di Jawa Tengah. Hal ini dikarenakan

Page 105: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

87

jika upah pekerja di Jawa Tengah tinggi maka menunjukkan stabilitasi

ekonomi di Jawa Tengah bagus, sehingga masyarakat terpenuhi

kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, apabila upah pekerja rendah maka

resiko yang mungkin terjadi adalah demo para buruh/pekerja yang

mengancam mogok kerja karena menuntut kenaikan upah, sehingga

menyebabkan nama perusahaan menjadi tercoreng. Hasil yang sama juga

pada penelitian yang dilakukan oleh Faisal Haris, Sri Marhaeni dan Sri

wahyuni (2016:78) pada hasil olah data penelitian ini, upah karyawan

domestik secara individu mempunyai pengaruh positif dan signifikan

terhadap penanaman modal asing di Jawa Tengah.

Hasil pada penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu,

walaupun arah hubungan positif akan tetapi tidak berpengaruh signifikan.

Tingkat upah pada penelitian ini berpengaruh positif yang mencerminkan

ketika upah tinggi maka investor akan melakukan penanaman modal

asing yang lebih besar untuk membayar upah buruh. Akan tetapi

pengaruh upah tersebut tidak signifikan karena kemungkinan yang terjadi

peningkatan skill dan kompetensi para pekerja adalah yang di inginkan

oleh investor dan menjadi daya tarik bagi para investor asing nantinya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat upah tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap daya tarik investasi Indonesia.

2. Pengaruh Inflasi terhadap Daya Tarik Investasi Indonesia

Berdasarkan hasil olah data menggunakan regresi tersebut

menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

daya tarik investasi Indonesia. Dimana nilai koefisien adalah 0.745327.

Artinya jika terjadi peningkatan inflasi 1% akan meningkatkan daya tarik

investasi sebesar 0,745%. Jika inflasi naik maka daya tarik investasi juga

mengalami peningkatkan.

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh

Nabila (2015:7) inflasi mempunyai pengaruh langsung negatif dan

signifikan. Diebutkan dalam penelitiannya bahwa ingginya Inflasi suatu

Page 106: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

88

Negara akan menurunkan minat investor dalam menanamkan modalnya

akibat biaya investasi yang tinggi.

Hasil dari penelitian ini memiliki arah yang positif sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Tania Melinda dan Hendry (2016:6),

dalam penelitan yang dilakukannya ―Hasil dari analisis regresi linier

berganda secara parsial inflasi tidak berpengaruh secara signifikan

variabel memiliki arah yang positif terhadap penanaman investasi asing

langsung dan koefisien regresi memiliki tanda positif yang berarti bahwa

variabel inflasi dan investasi asing langsung memiliki hubungan searah.‖

Inflasi yang tinggi menyebabkan harga barang dalam negeri naik

dan jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan barang luar negeri.

Penanaman modal berupa bahan baku yang dilakukan investor kepada

perusahaan industri biasanya menggunakan bahan baku impor, yang

otomastis harganya lebih murah jika dibandingkan dengan harus

membeli bahan baku dari dalam negeri. Selisih harga tersebut membuat

keuntungan bagi investor asing sehingga investor asing lebih

menyukainya dan kondisi inflasi bukan menjadi penghalang investor

dalam menanamkan modalnya lebih besar.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa inflasi berpengaruh

positif dan signifikan terhadap daya tarik investasi Indonesia.

3. Pengaruh BI Rate terhadap Daya Tarik Investasi Indonesia

Berdasarkan hasil olah data menggunakan regresi tersebut

menunjukkan bahwa BI rate memiliki hubungan yang negatif namun

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap daya tarik investasi

Indonesia.

Penelitian yang dilakukan oleh Tania Melinda dan Hendry

(2016:5) mendapatkan hasil analisis regresi linear berganda, secara

parsial BI Rate berpengaruh secara signifikan terhadap Investasi Asing

Langsung. Tanda negartif tersebut berarti bahwa variabel BI Rate dan

Page 107: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

89

Investasi Asing Langsung memiliki hubungan tidak searah atau

berlawanan. Jadi ketika suku bunga naik, maka Investasi Asing Langsung

akan turun, dan jika suku bunga turum, maka Investasi Asing Langsung

akan naik. Ketika terjadi peningkatan suku bunga, para investor

cenderung memilih untuk menyimpan uangnya di bank daripada

melakukan sebuah investasi. Sehingga, ketika terjadi peningkatan suku

bunga tanpa diikuti dengan peningkatan tingkat return yang ditawarkan,

maka investor akan mencari sumber-sumber lain yang lebih menjanjikan

untuk iklim investasinya.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya bahwa BI Rate

memiliki hubungan negatif dengan daya tarik investasi Indonesia akan

tetapi dalam penelitian ini BI Rate tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap daya tarik investasi Indonesia.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa BI rate tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap daya tarik investasi Indonesia.

4. Pengaruh Kurs terhadap Daya Tarik Investasi Indonesia

Berdasarkan hasil olah data menggunakan regresi tersebut

menunjukkan bahwa kurs berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

daya tarik investasi Indonesia.

Produk import yang diukur dengan mata uang domestik akan

menaikkan harga barang ekspor terhadap barang barang yang tidak

diperdagangkan (Cahyanto 2012). Nilai tukar yang sedang mengalami

depresiasi (nilai tukar melemah) dapat meningkatkan FDI kerena para

investor dapat menanamkan modalnya dengan harga murah dengan hasil

yang tinggi (Madura 2009:463).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kurs berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap daya tarik investasi Indonesia.

Page 108: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

90

5. Pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB) terhadap Daya Tarik

Investasi Indonesia

Berdasarkan hasil olah data menggunakan regresi tersebut

menunjukkan bahwa prduk domestik bruto berpengaruh positif dan

signifikan terhadap daya tarik investasi Indonesia.

Hasil dari penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu,

berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Eliza (2013)

menunjukkan bahwa ―variabel produk domestik bruto mempengaruhi

investasi asing langsung di Indonesia dalam jangka pendek maupun

jangka panjang dengan pengaruh yang positif. Penelitian ini

menggunakan metode Error Correction Model (ECM)‖.

Produk domestik bruto sebagai faktor yang mempengaruhi daya

tarik investasi Indonesia memiliki hubungan yang positif dan

berpengaruh signifikan. Produk domestik bruto yang terus meningkat

menggambarkan adanya pertumbuhan ekonomi yang positif,

menyebabkan meningkatnya pendapatan masyarakan yang akhirnya

menaikan daya beli dan permintaan akan barang dan jasa. Maka dalam

hal ini akan meningkatkan investasi langsung karena akan meningkatkan

laba dan menjadi daya tarik investasi bagi investor.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa produk domestik

bruto berpengaruh positif dan signifikan terhadap daya tarik investasi

Indonesia.

Page 109: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

91

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dipaparkan

sebelumnya, penulis memperoleh kesimpulan yang dapat diambil dari

penelitian mengenai Analisis Pengaruh Variabel Mikro Ekonomi dan Makro

Ekonomi terhadap Daya Tarik Investasi Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Secara parsial berdasarkan hasil estimasi regresi linier berganda

menunjukkan bahwa tingkat upah berpengaruh tidak signifikan dan

positif terhadap daya tarik investasi Indonesia. Inflasi berpengaruh

signifikan dan positif terhadap daya tarik investasi Indonesia. BI Rate

berpengaruh tidak signifikan dan negatif terhadap daya tarik investasi

Indonesia. Kurs berengaruh negatif dan signifikan terhadap daya tarik

investasi Indonesia. Produk domestik bruto berpengaruh signifikan dan

positif terhadap daya tarik investasi Indonesia.

2. Berdasarkan hasil estimasi regresi linier berganda dapat diketahui dan

dijelaskan secara simultan variabel mikro ekonomi dan variabel makro

ekonomi berpengaruh signifikan terhadap daya tarik investasi Indonesia

B. Saran

1. Upah pekerja di Indonesia yang tergolong rendah merupakan salah satu

daya tarik bagi investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

Oleh karena itu pemerintah diharapkan mampu menciptakan iklim yang

kondusif untuk meningkatkan penanaman modal asing ke Indonesia agar

dapat menciptakan lapangan usaha yang semakin luas guna

mensejahterakan masyarakat.

Page 110: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

92

2. Pemerintah juga harus berupaya untuk meningkatkan kualitas SDM dan

meningkatkan keterampilan tenaga kerja yang ada sehingga akan terjadi

alih teknologi dan keahlian yang efektif dari pekerja asing ke pekerja

Indonesia selain itu juga dapat menciptakan pekerja-pekerja yang andal.

3. Pemertintah melalui Bank Indonesia sebagai bank sentral sebaiknya

dapat menstabilkan nilai rupiah, menjaga kestabilan tingkat inflasi serta

menetapkan suku bunga yang kompetitif agar investor asing tertarik

untuk melakukan Penanaman Modal di Indonesia namun tetap

memperhatikan pertumbuhan ekonomi.

4. Menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi terlaksananya berbagai

proyek investasi, penyederhanaan birokrasi, stabilitas ekonomi yang

mantap dan situasi keamanan yang kondusif serta kepastian hukum

merupakan faktor penting yang menarik minat investor untuk

menanamkan modalnya.

Page 111: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

93

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, Breda dkk. ““Analisis Nilai Ekspor, Suku Bunga, Upah Pekerja, dan

Produk Domestik Regional Bruto terhadap Penanaman Modal Asing Di Jawa

Tengah (Periode 2004:1-2013:4)” JOBS (Jurnal Of Business Studies) ISSN:

2461-0704 & e-ISSN: 2476-8790.

Boediono. ―Ekonomi Internasional” , Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta, 2000.

Case, Karl E. dan Fair, Ray C. ―Prinsip-prinsip Ekonomi”, Edisi kedelapan,

Penerbit Erlangga, Jakarta. 2007.

Dahlan Siamat. ―Manajemen Lembaga Keuangan Kebijakan Moneter &

Perbankan”, Jakarta, 2005.

Eliza, Mesayu. “Analisis Pengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap Investasi

Asing di Indonesia (Tahun 2000:1 – 2011:4)” Malang, Universitas

Brawijaya, 2013.

Ghozali, Imam. ―Analisis Multivariat dengan Program SPSs”. Edisi ke-3. Badan

Penerbit UNDIP, Semarang, 2005.

Gujarati, Damodar N. “Dasar-dasar Ekonometrika”, Edisi ketiga. Erlangga,

Jakarta, 2007.

Habibi, Achmad dan Wahyu Hidayat, “Analisis Pengaruh Economic Freedom

Terhadap Foreign Direct Investment Di Negara Asean” Jurnal Ekonomi

Pembangunan Vol.15, No.01 Juni 2017.

Hady, Hamdy. ―Ekonomi Internasional: Teori dan Kebijakan Perdagangan

Internasional”, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2001.

Haris, Faisal dkk. “Analisis Pengaruh Angkatan Kerja, Upah Karyawan

Domestik, dan Infrastruktur terhadap Penanaman Modal Asing Di Jawa

Tengah Melalui Badan Penanaman Modal Daerah (BPMD) Provinsi Jateng

(Periode 2000-2013)” JOBS (Jurnal Of Business Studies) ISSN: 2461-0704

& e-ISSN: 2476-8790

Page 112: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

94

Harjono, DK. “Hukum Penanaman Modal‖ PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

2007

Jhingan, M.L. “Ekonomi Pembangunan Dan Perencanaan”,Raja 119 Grafindo

Persada: Jakarta, 2010.

Jufrida, Firdaus dkk. “Analisis Pengaruh Investasi Asing Langsung (FDI) Dan

Investasi Dalam Negeri Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia”, Jurnal

Perspektif Ekonomi Darussalam Volume 2 Nomor 1, Maret 2016 ISSN.

2502-6976

Kholis, Muhammad. “Dampak Foreign Direct Investment Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia; Studi Makroekonomi Dengan Penerapan

Data Panel”, Jurnal Organisasi dan Manajemen, Volume 8, Nomor 2,

September 2012, 111-120

KPPOD. “Daya Tarik Investasi Kabupaten/Kota di Indonesia”, Jakarta, 2003.

Kresna Dewata, Bobby dan I Wayan Yogi Swara. “Pengaruh Total Ekspor Libor

dan Upah Tenaga Kerja terhadap Investasi Asing Langsung di Indonesia”,

E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana Vol. 2, No. 8, Agustus

2013

Kurnia Sari, Rini. ”Analysis Of Factors That Affects The Investors In Conducting

Business In Indonesia”, Binus Business Review Vol. 6 No. 3November 2015:

383-390

Letarisky, Monica. “Pengaruh Fundamental Makroekonomi terhadap

Penanaman Modal Asing di Indonesia (Studi pada Bank Indonesia Periode

Tahun 2004-2013)”, Malang: Universitas Brawijaya, 2014.

Mankiw, Gregory.N.”Teori Makroekonomi”, Erlangga, Jakarta, 2006.

Ningrum, Vanda. “Penanaman Modal Asing dan Penyerapan Tenaga Kerja Di

Sektor Industri‖, Jurnal Kependudukan Indonesia Vol.III, No.2. PPK-LIPI,

2008.

Page 113: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

95

Publikasi Badan Pusat Statistik. Statistik Indonesia, berbagai edisi.

Publikasi Bank Indonesia. Laporan Perekonomian Indonesia, berbagai edisi.

_____________. Laporan Neraca Pembayaran Indonesia, berbagai edisi.

_____________. Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia, berbagai edisi.

Putong, Iskandar. ―Ekonomi Makro & Mikro”, Edisi 2, Ghalia Indonesia, 2002.

Rahardja, Prathama dan Manurung, Mandala. ”Pengantar Ilmu Ekonomi

(Mikroekonomi & Makroekonomi)”, Edisi Ketiga, Lembaga Penerbit FE UI,

Jakarta, 2008.

Rosyidi, Suherman. “Pengantar Teori Ekonomi : Pendekatan kepada Teori

Ekonomi Mikro & Makro” Cetakan kelima, PT Raja Grafindo Persada,

Jakarta, 2001.

Sarna, Ritash. “The impact of core labour standards on Foreign Direct

Investment in East Asia. Dalam International Journal. Jepang: The Japan

Institute for Labour Policy and Training”, 2005.

Sarwedi. “Investasi Asing Langsung di Indonesia dan Faktor yang

Mempengaruhinya”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 4, No. 1,

Surabaya: FE Universitas Kristen Petra, 2002.

Sondakh, Teddy Reiner. ―Implementasi prinsip transparansi dalam praktik

penanaman modal di Indonesia‖ Bayumedia Publishing, Malang, 2009

Sukirno, Sadono. “Makro Ekonomi Teori Pengantar”, PT. Raja Grafindo

Perkasa, Jakarta, 2004.

____________. “Makro Ekonomi Teori Pengantar”, PT. Raja Grafindo Perkasa,

Jakarta, 2008.

____________. “Makroekonomi Modern” PT RajaGrafindo Persada, Jakarta,

2010

Page 114: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

96

Tambunan, Tulus. “Iklim Investasi Di Indonesia: Masalah, Tantangan Dan

Potensi”, Kadin-Indonesia – Jetro , 2006.

Todaro, Michael. P. “Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga”, Erlangga,

Jakarta, 1998.

Tri Septifany Amida, R. Rustam Hidayat dan Sri Sulasmiyati “Analisis Pengaruh

Inflasi, Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah Dan Cadangan Devisa

Terhadap Penanaman Modal Asing Di Indonesia (Studi Pada Bank Indonesia

Periode Tahun 2006-2014)”, Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 25 No. 2

Agustus 2015

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman

Modal

Winarno W Wahyu, 2009, “Ekonometrika dan Statistik dengan Eviews”, Edisi 3

Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Managemen YKPN.

World Bank. “Iklim Investasi yang Lebih Baik bagi Setiap Orang Laporan

Pembangunan Dunia 2005, The World Bank” Jakarta: Penerbit Salemba

Empat, 2005.

Yogatama Pande Mudara, I Made. ―Pengaruh Produk Domestik Bruto, Suku

Bunga, Upah Pekerja, dan Nilai Total Ekspor Terhadap Investasi Asing

Langsung di Indonesia (1990-2009)” Semarang, Universitas Diponegoro,

2011.

Zaenuddin, Muhammad. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Investasi

PMA di Batam”, Jurnal JEJAK, Volume 2, Nomor 2, Politeknik Batam,

2009.

Zakaria, Junaiddin. “Pengantar Teori Ekonomi Makro‖, Gaung Persada (GP

Press), Jakarta, 2009.

Page 115: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

97

Lampiran 1

Data Penelitian

Triwulan lnPMA lnUpah lnInflasi lnBIRate lnKurs lnPDB

Triwulan

PMA

(Juta

USD)

Tingkat

Upah

(Ribu

Rupiah)

Inflasi

(Persen)

BI Rate

(Persen)

Kurs

Dollar

Amerika

(Rupiah)

PDB

(Milyar Rupiah)

2007.1 1036,77 1046,8 6,52 9 9.102 920203,10

2007.2 1033,56 1037,6 5,77 8,5 8.968 963862,50

2007.3 2190,69 1051,2 6,95 8,25 9.250 1031408,70

2007.4 2667,45 1075,3 6,59 8 9.238 1035418,90

2008.1 2360,48 1147,1 8,17 8 9.258 1110032,30

2008.2 1632,97 1140,6 11,03 8,5 9.259 1220605,90

2008.3 3387,6 1147,1 12,14 9,25 9.216 1327509,60

2008.4 1937,41 1150 11,06 9,25 10.914 1290540,60

2009.1 1904,26 1177,1 7,92 7,75 11.578 1315272,00

2009.2 1446,62 1192,3 3,65 7 10.527 1381407,40

2009.3 987,29 1204 2,83 6,5 9.973 1458209,40

2009.4 539,7 1218,9 2,41 6,5 9.463 1451314,60

2010.1 2983,18 1231,9 3,43 6,5 9.254 1505857

2010.2 3350,02 1280,2 5,05 6,5 9.110 1588847,7

2010.3 2954,87 1448,9 5,8 6,5 8.998 1670567,1

2010.4 4482,51 1447,7 6,96 6,5 8.936 1681580,1

2011.1 5310,83 1402,6 6,65 6,75 8.897 1749386,9

2011.2 5033,56 1375,8 5,54 6,75 8.577 1822473,3

2011.3 3469,01 1381,6 4,61 6,5 8.790 1929006,2

2011.4 5427,85 1389,7 4,15 6 9.110 1918320,7

2012.1 4482,06 1665,4 3,97 5,75 9.144 1972890,8

2012.2 3200,94 1680,4 4,53 5,75 9.393 2047705,9

2012.3 5842,51 1669,2 4,31 5,75 8.990 2116302,1

2012.4 5612,37 1673,6 4,31 5,75 9.400 2094027,1

2013.1 3839,57 1880,2 5,9 5,75 9.605 2143260,1

2013.2 4558,42 1912,6 5,9 6,5 9.698 2212148,1

2013.3 5888,1 1925,3 8,4 7,25 11.580 2359100,3

2013.4 4530,56 1943,9 8,38 7,5 12.210 2372768

2014.1 3816,68 2030,9 7,32 7,5 11.562 2387055,8

2014.2 5720 2176,6 6,7 7,5 11.855 2478081,7

2014.3 7443,88 2228,3 4,53 7,5 11.770 2622612,6

2014.4 4829,95 2257,5 6,38 7,5 12.244 2607178,8

Page 116: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

98

2007.1 6,943865 6,953493 1,874874 2,197225 9,116249 13,73235

2007.2 6,940764 6,944666 1,752672 2,140066 9,101418 13,7787

2007.3 7,691972 6,957688 1,938742 2,110213 9,132379 13,84644

2007.4 7,888878 6,963474 1,885553 2,079442 9,131081 13,85032

2008.1 7,76662 7,044992 2,100469 2,079442 9,133243 13,9199

2008.2 7,398156 7,03931 2,400619 2,140066 9,133351 14,01486

2008.3 8,127877 7,044992 2,496506 2,224624 9,128696 14,09882

2008.4 7,569107 7,047517 2,403335 2,224624 9,297802 14,07057

2009.1 7,551849 7,070809 2,069391 2,047693 9,356862 14,08955

2009.2 7,276985 7,083639 1,294727 1,94591 9,261699 14,13861

2009.3 6,894964 7,093405 1,040277 1,871802 9,207637 14,19272

2009.4 6,291013 7,105704 0,879627 1,871802 9,155145 14,18798

2010.1 8,000745 7,116313 1,23256 1,871802 9,132811 14,22487

2010.2 8,116722 7,154772 1,619388 1,871802 9,117128 14,27852

2010.3 7,99121 7,27856 1,757858 1,871802 9,104758 14,32867

2010.4 8,407938 7,277731 1,940179 1,871802 9,097843 14,33524

2011.1 8,577503 7,246083 1,894617 1,909543 9,093469 14,37478

2011.2 8,523883 7,226791 1,711995 1,909543 9,056839 14,41571

2011.3 8,151625 7,230998 1,528228 1,871802 9,08137 14,47252

2011.4 8,599298 7,236843 1,423108 1,791759 9,117128 14,46696

2012.1 8,407838 7,417821 1,378766 1,7492 9,120853 14,49501

2012.2 8,0712 7,426787 1,510722 1,7492 9,14772 14,53223

2012.3 8,672916 7,4201 1,460938 1,7492 9,103868 14,56518

2012.4 8,632728 7,422732 1,460938 1,7492 9,148465 14,5546

2013.1 8,253116 7,539133 1,774952 1,7492 9,170039 14,57784

2013.2 8,424731 7,556219 1,774952 1,871802 9,179675 14,60947

2013.3 8,680689 7,562837 2,128232 1,981001 9,357035 14,67379

2013.4 8,418601 7,572452 2,125848 2,014903 9,410011 14,67957

2014.1 8,247136 7,616234 1,99061 2,014903 9,355479 14,68557

2014.2 8,651724 7,685519 1,902108 2,014903 9,380505 14,723

2014.3 8,915147 7,708994 1,510722 2,014903 9,373309 14,77968

2014.4 8,482591 7,722013 1,853168 2,014903 9,412791 14,77378

Page 117: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

99

Lampiran 2

Regresi Linier Berganda

Dependent Variable: LNPMA

Method: Least Squares

Date: 04/17/18 Time: 15:03

Sample: 2007Q1 2014Q4

Included observations: 32 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -1.874502 7.817604 -0.239780 0.8124

LNUPAH 0.156587 0.963974 0.162439 0.8722

LNINFLASI 0.745327 0.259999 2.866649 0.0081

LNBIRATE -0.225189 1.054879 -0.213474 0.8326

LNKURS -2.000745 0.973158 -2.055930 0.0500

LNPDB 1.833986 0.834879 2.196710 0.0372 R-squared 0.744562 Mean dependent var 8.017793

Adjusted R-squared 0.695439 S.D. dependent var 0.633795

S.E. of regression 0.349772 Akaike info criterion 0.904292

Sum squared resid 3.180859 Schwarz criterion 1.179118

Log likelihood -8.468679 Hannan-Quinn criter. 0.995389

F-statistic 15.15718 Durbin-Watson stat 1.972095

Prob(F-statistic) 0.000001

Page 118: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

100

Lampiran 3

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Uji Multikolinearitas

LNUPAH LNINFLASI LNBIRATE LNKURS LNPDB

LNUPAH 1.0000 -0.02819 -0.07478 -0.23113 -0.69535

LNINFLASI -0.02819 1.0000 -0.19379 0.08737 -0.02975

LNBIRATE -0.07478 -0.19379 1.0000 -0.67285 0.41829

LNKURS -0.23113 0.08737 -0.67285 1.0000 -0.13728

LNPDB -0.69535 -0.029752 0.418290 -0.137285 1.0000

0

2

4

6

8

10

-0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6

Series: ResidualsSample 2007Q1 2014Q4Observations 32

Mean -5.77e-15Median 0.035228Maximum 0.603577Minimum -0.884692Std. Dev. 0.320325Skewness -0.400179Kurtosis 3.458701

Jarque-Bera 1.134642Probability 0.567043

Page 119: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MIKRO DAN MAKRO EKONOMI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40371/1/NURUL ALIFAH-FEB.pdf · variabel mikro ekonomi (upah buruh) dan variabel

101

Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: White F-statistic 2.957416 Prob. F(18,13) 0.0259

Obs*R-squared 25.71919 Prob. Chi-Square(18) 0.1064

Scaled explained SS 20.87275 Prob. Chi-Square(18) 0.2859

Test Equation:

Dependent Variable: RESID^2

Method: Least Squares

Date: 06/07/18 Time: 08:29

Sample: 2007Q1 2014Q4

Included observations: 32

Collinear test regressors dropped from specification Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -265.1248 440.8986 -0.601328 0.5580

LNUPAH -71.20082 37.23636 -1.912132 0.0781

LNUPAH^2 0.418144 6.923566 0.060394 0.9528

LNUPAH*LNINFLASI -2.229335 3.954946 -0.563683 0.5826

LNUPAH*LNBIRATE 1.217241 7.410956 0.164249 0.8721

LNUPAH*LNKURS 3.268993 5.931650 0.551110 0.5909

LNUPAH*LNPDB 2.500206 10.86308 0.230156 0.8216

LNINFLASI -11.90065 23.01633 -0.517052 0.6138

LNINFLASI^2 1.485824 0.352469 4.215476 0.0010

LNINFLASI*LNBIRATE -4.492692 2.513706 -1.787278 0.0972

LNINFLASI*LNKURS 3.178558 2.138219 1.486545 0.1610

LNINFLASI*LNPDB 0.180737 3.489430 0.051796 0.9595

LNBIRATE -0.785060 72.77116 -0.010788 0.9916

LNBIRATE^2 -1.348544 9.237017 -0.145993 0.8862

LNBIRATE*LNKURS 1.945785 9.289653 0.209457 0.8373

LNBIRATE*LNPDB -0.958379 6.875670 -0.139387 0.8913

LNKURS 116.9530 88.95817 1.314696 0.2113

LNKURS^2 -8.183633 6.178219 -1.324594 0.2081

LNPDB^2 -0.566275 2.937450 -0.192778 0.8501 R-squared 0.803725 Mean dependent var 0.099402

Adjusted R-squared 0.531959 S.D. dependent var 0.158359

S.E. of regression 0.108339 Akaike info criterion -1.320396

Sum squared resid 0.152584 Schwarz criterion -0.450115

Log likelihood 40.12633 Hannan-Quinn criter. -1.031922

F-statistic 2.957416 Durbin-Watson stat 2.846072

Prob(F-statistic) 0.025876