analisis pengaruh struktur internal, eksternal...

140
ANALISIS PENGARUH STRUKTUR INTERNAL, EKSTERNAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL SAHAM SYARIAH (Studi Kasus 18 Emiten di Jakarta Islamic Index Periode 2010-2017) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Diajukan Oleh: RIZKY YULIAN MAULANA NIM: 11140860000028 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H / 2018 M

Upload: others

Post on 10-Feb-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • ANALISIS PENGARUH STRUKTUR INTERNAL, EKSTERNAL DAN

    RELIGIUSITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL SAHAM SYARIAH

    (Studi Kasus 18 Emiten di Jakarta Islamic Index

    Periode 2010-2017)

    SKRIPSI

    Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

    (S.E)

    Diajukan Oleh:

    RIZKY YULIAN MAULANA

    NIM: 11140860000028

    JURUSAN EKONOMI SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1439 H / 2018 M

  • i

    ANALISIS PENGARUH STRUKTUR INTERNAL, EKSTERNAL DAN

    RELIGIUSITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL SAHAM SYARIAH

    (Studi Kasus 18 Emiten di Jakarta Islamic Index

    Periode 2010-2017)

    SKRIPSI

    Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

    (S.E)

    Oleh:

    RIZKY YULIAN MAULANA

    NIM: 11140860000028

    Di Bawah Bimbingan:

    Dr. Ir. H. Roikhan Mochamad Aziz, MM. Hah.Slm.

    NIDN. 2025067001

    JURUSAN EKONOMI SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1439 H / 2018 M

    i

  • ii

    LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

    Pada Hari Kamis, 12 April 2018 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas

    Mahasiswa:

    1. Nama : Rizky Yulian Maulana

    2. NIM : 11140860000028

    3. Jurusan : Ekonomi Syariah

    4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Struktur Internal, Eksternal, Dan

    Religiusitas Terhadap Struktur Modal Saham Syariah (Studi

    Kasus 18 Emiten Di Jakarta Islamic Index Periode 2010-

    2017)

    Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

    bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa

    Mahasiswa tersebut dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk

    melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

    gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Jakarta, 12 April 2018

    1. Dr. Desmadi Saharuddin, Lc., M.A. ( _______________ )

    NIP. 197207112005011007 Penguji 1

    2. Dr. M. Nur Rianto Al-Arif, SE., M.Si. ( _______________ )

    NIP. 198110132008011006 Penguji 2

    ii

  • iii

    LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

    Hari ini, Rabu, Tanggal 23 Bulan Mei Tahun 2018 telah diadakan

    Ujian Skripsi atas mahasiswa :

    1. Nama : Rizky Yulian Maulana

    2. NIM : 11140860000028

    3. Jurusan : Ekonomi Syariah

    4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Struktur Internal, Eksternal Dan

    Religiusitas Terhadap Struktur Modal Saham Syariah (Studi Kasus 18

    Emiten Di Jakarta Islamic Index Periode 2010-2017)

    Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

    bersangkutan selama ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di

    atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk

    memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Jakarta, 23 Mei 2018

    1. Yoghi Citra Pratama., M.Si. ( ) NIP. 198307172011011011 Ketua

    2. Dr. Ir. H. Roikhan Mochamad Aziz., MM. ( ) NIDN. 2025067001 Sekretaris

    3. Nurul Ichsan., MA. ( ) NIP. 197311282005011004 Penguji Ahli

    4. Dr. Ir. H. Roikhan Mochamad Aziz., MM. ( ) NIDN. 2025067001 Pembimbing

    iii

  • iv

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

    Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

    Nama : Rizky Yulian Maulana

    NIM : 11140860000028

    Program Studi : Ekonomi Syariah

    Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

    Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi saya,

    1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

    mempertanggungjawabkan.

    2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.

    3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli

    atau tanpa izin pemilik karya.

    4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

    5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas

    karya ini.

    Apabila di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan

    telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang

    ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap

    dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

    Jakarta, April 2018

    Yang Menyatakan,

    Rizky Yulian Maulana

    iv

  • v

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    Data Pribadi:

    Nama : Rizky Yulian Maulana

    Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 4 Juli 1996

    Jenis Kelamin : Laki-Laki

    Agama : Islam

    Kewarganegaraan : Indonesia

    Nomor Telepon : 085695455407

    Email : [email protected]

    Pendidikan Formal:

    2002-2008 : SDS Perguruan Rakyat 04

    2008-2011 : SMP Negeri 109 Jakarta

    2011-2014 : SMA Negeri 91 Jakarta

    2014-Sekarang : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    Riwayat Organisasi:

    2013-2014 : Rohis SMA Negeri 91 Jakarta

    2014-2015 : HMJ Ekonomi Syariah Divisi Sosial Agama

    2015-2016 : Dema FEB UIN Jakarta Divisi Media

    2016-2018 : LiSEnSi UIN Jakarta Divisi Humas Media

  • vi

    ABSTRACT

    This study aims to examine the influence between Internal, External and

    Religiosity Variable on Sharia Capital Structure companies which listed in the

    Jakarta Islamic Index 2010-2017 period.

    The population in this study amounted to 30 companies which listed in the

    Jakarta Islamic Index period 2010-2017. The sampling technique using purposive

    sampling as much as 18 companies. This study using secondary data from the

    company's annual financial statements. This study using data panel regression

    method with fixed effect model approach using Eviews 9 and Microsoft Excel

    2010 program.

    The result shows that in partially, Profitability as internal variable has no

    significant effect to Capital Structure. Liquidity as internal variable has a

    negative significant effect to Capital Structure. Dividend Policy as internal

    variable has a positive significant effect to Capital Structure. Investment

    Development as external variable has a positive significant effect to Capital

    Structure. Zakat as religiosity variable has a negative significant effect to Capital

    Structure. The result in simultaneously, Profitability, Liquidity, Dividend Policy,

    Investment Development, and Zakat Variables have affect to the Capital

    Structure. In this study, the most influential variable is Dividend Policy.

    Keywords: Profitability, Liquidity, Dividend Policy, Investment Development,

    Zakat, Capital Structure

  • vii

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh antara Variabel Internal,

    Eksternal dan Religiusitas terhadap Struktur Modal Saham Syariah pada emiten-

    emiten yang terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun 2010-2017.

    Populasi dalam penelitian ini berjumlah 30 emiten yang terdaftar di

    Jakarta Islamic Index periode 2010-2017. Teknik pengambilan sampel

    menggunakan purposive sampling sebanyak 18 emiten. Data yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah data sekunder dari laporan keuangan tahunan emiten.

    Penelitian ini menggunakan metode regresi data panel dengan pendekatan model

    fixed effect menggunakan program Eviews 9 dan Microsoft Excel 2010.

    Hasil penelitian menunjukan bahwa secara parsial variabel internal

    Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal. Variabel

    internal Likuiditas berpengaruh negatif dengan Struktur Modal. Variabel internal

    Kebijakan Dividen memiliki hubungan positif dengan Struktur Modal. Variabel

    eksternal Perkembangan Penanaman Modal memiliki hubungan positif dengan

    Struktur Modal. Variabel religiusitas Zakat memiliki hubungan negatif dengan

    Struktur Modal. Secara simultan, Variabel Profitabilitas, Likuiditas, Kebijakan

    Dividen, Perkembangan Penanaman Modal, dan Zakat berpengaruh terhadap

    Struktur Modal. Pada penelitian ini, variabel yang memiliki pengaruh paling besar

    adalah Kebijakan Dividen.

    Kata Kunci: Profitabilitas, Likuiditas, Dividen, Penanaman Modal, Zakat,

    Struktur Modal

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan

    rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

    baik. Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi

    Muhammad Saw. yang telah menuntun kita dari zaman kegelapan ke zaman yang

    terang benderang ini.

    Alhamdulillah dengan hasil usaha dan kerja keras penulis, skripsi ini dapat

    terselesaikan. Skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Struktur Internal,

    Eksternal, Dan Religiusitas Terhadap Struktur Modal Saham Syariah (Studi Kasus

    18 Emiten Di Jakarta Islamic Index Periode 2010-2017)” disusun dalam rangka

    menyelesaikan Program Sarjana (S1) untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar

    Sarjana Ekonomi (SE) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Selama proses pembuatan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak

    pihak yang telah membantu memberikan doa dan dukungan kepada penulis. Oleh

    karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

    telah membantu dalam penulisan skripsi ini, terutama kepada:

    1. Allah Swt. yang telah memberikan kesempatan, rahmat, nikmat dan karunia-

    Nya kepada penulis untuk memudahkan menyelesaikan pembuatan skripsi

    ini.

    2. Kedua orang tua penulis, Ayah dan Ibu, serta adik penulis yang telah

    memberikan dukungan, motivasi, dorongan, doa, cinta dan kasih sayang

    kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

    3. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta.

    4. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    5. Bapak Dr. Ir. H. Roikhan Mochamad Aziz MM. Hah.Slm. selaku dosen

    pembimbing dan penemu teori H. Terima kasih atas waktu, bimbingan serta

    arahan dan motivasi yang Bapak berikan kepada penulis sehingga skripsi ini

    bisa terselesaikan dengan baik.

    6. Bapak Yoghi Citra Pratama., M.Si. selaku Ketua Prodi Ekonomi Syariah

    Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    7. Ibu RR Tini Anggraeni., M.Si. selaku Seketaris Prodi Ekonomi Syariah

    sekaligus Dosen Penasehat Akademik penulis. Terima kasih atas nasehat,

    arahan dan segala saran yang Ibu berikan kepada penulis selama menjalani

    perkuliahan di UIN.

    8. Seluruh Bapak/Ibu Dosen yang telah memberikan pengalaman belajar dan

    ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama menjalani perkuliahan di

    Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

  • ix

    9. Fatimah Zuhra, yang telah banyak membantu, berbagi cerita, memberi

    motivasi, cinta dan dukungan, serta menemani penulis sejak awal semester

    sampai saat ini.

    10. Sahabat-sahabat penulis, Anisa Nurul Hidayah, Muhammad Aminul Wahid,

    Gigih Ikhsani Utomo, Dwi Wahyu Ramadhan, Lauhul Maufudz, Nadiyah dan

    Fuad Salim yang selalu menjadi teman dekat, teman belajar, teman diskusi,

    teman bicara dan teman seperjuangan penulis selama kuliah di UIN.

    11. Keluarga besar LiSEnSi UIN Jakarta yang banyak memberikan pengalaman

    berorganisasi dan pengalaman berharga lainnya bagi penulis.

    12. Teman-teman seperjuangan Ekonomi Syariah angkatan 2014 yang tidak bisa

    penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan dukungan,

    cerita, cinta, canda tawa dan suka duka selama kuliah bersama di UIN.

    Semoga Allah Swt. memberikan kemudahan dan keberkahan bagi Kita

    semua.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh

    karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.

    Semoga skripsi ini memiliki manfaat dan dapat dipergunakan sebagai tambahan

    informasi dan pengetahuan bagi semua pihak yang membutuhkan.

    Jakarta, April 2018

    Penulis

    Rizky Yulian Maulana

  • x

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................. i

    LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................... ii

    LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iii

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................... iv

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. v

    ABSTRACT .......................................................................................................... vi

    ABSTRAK ........................................................................................................... vii

    KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

    DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

    DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

    DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

    DAFTAR GRAFIK ............................................................................................ xiv

    DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv

    BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1

    B. Perumusan Masalah .......................................................................................... 12

    C. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 13

    D. Batasan Masalah ............................................................................................... 13

    E. Kegunaan Penelitian ......................................................................................... 14

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 16

    A. Landasan Teori ................................................................................................. 16

    1. Filosofi Ekonomi Islam............................................................................ 16

    2. Pasar Modal Syariah ................................................................................ 22

    3. Saham Syariah ......................................................................................... 24

    4. Jakarta Islamic Index ............................................................................... 25

    5. Struktur Modal ......................................................................................... 26

    6. Teori Struktur Modal Tradisional ............................................................ 27

    7. Teori Struktur Modal Modern .................................................................. 28

    8. Struktur Modal Menurut Islam ................................................................ 32

  • xi

    9. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal................................ 33

    10. Teori HAhSLM ........................................................................................ 41

    B. Keterkaitan Antar Variabel............................................................................... 45

    C. Penelitian Terdahulu ......................................................................................... 47

    D. Kerangka Berpikir ............................................................................................ 50

    E. Hipotesis ........................................................................................................... 53

    BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 54

    A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................ 54

    B. Metode Penentuan Sampel ............................................................................... 54

    C. Metode Pengumpulan Data .............................................................................. 56

    D. Metode Analisis Data ....................................................................................... 57

    1. Analisis Deskriptif ................................................................................... 57

    2. Model Estimasi Regresi Panel Data ......................................................... 58

    3. Pemilihan Model Regresi Data Panel ...................................................... 61

    4. Uji Asumsi Klasik .................................................................................... 62

    5. Uji Statistik .............................................................................................. 66

    E. Operasi Variabel Penelitian .............................................................................. 71

    1. Variabel Dependen................................................................................... 71

    2. Variabel Independen ................................................................................ 71

    BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ....................................................... 74

    A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................................. 74

    B. Analisis dan Pembahasan ................................................................................. 75

    1. Pemilihan Model Regresi Data Panel ...................................................... 75

    2. Pengujian Asumsi Klasik ......................................................................... 81

    3. Pengujian Hipotesis ................................................................................. 86

    4. Hasil Interpretasi Penelitian ..................................................................... 94

    BAB V PENUTUP .............................................................................................. 103

    A. Kesimpulan .................................................................................................... 103

    B. Saran ............................................................................................................... 105

    DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 106

    LAMPIRAN ........................................................................................................ 114

  • xii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 47

    Tabel 3.1. Daftar Sampel Emiten ........................................................................... 56

    Tabel 4.1. Model Common Effect.......................................................................... 75

    Tabel 4.2. Model Fixed Effect ............................................................................... 76

    Tabel 4.3. Model Random Effect ........................................................................... 77

    Tabel 4.4. Uji Chow ............................................................................................... 78

    Tabel 4.5. Uji Hausman ......................................................................................... 79

    Tabel 4.6. Uji LM................................................................................................... 80

    Tabel 4.7. Uji Multikolinieritas .............................................................................. 83

    Tabel 4.8. Uji Heteroskedastisitas .......................................................................... 84

    Tabel 4.9 Uji Autokorelasi ..................................................................................... 85

    Tabel 4.10 Uji Autokorelasi setelah di Diferensiasi .............................................. 85

    Tabel 4.11 Model Penelitian Fixed Effect ............................................................. 86

    Tabel 4.12 Koefisien Masing-Masing Saham Syariah ........................................... 89

    Tabel 4.13 Uji t Parsial........................................................................................... 90

    Tabel 4.14 Uji F Simultan ...................................................................................... 92

    Tabel 4.15 Adjusted R2 .......................................................................................... 93

  • xiii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1. Diagram Kaffah Thinking Dalam Islam ........................................... 44

    Gambar 2.2. Kerangka Berpikir ............................................................................. 52

  • xiv

    DAFTAR GRAFIK

    Grafik 1.1. Kinerja Indeks JII 2010-2017 ................................................................ 3

    Grafik 1.2. Beberapa Struktur Modal dalam JII 2010-2017 .................................... 6

    Grafik 1.3. Perkembangan Investasi Pasar Modal di Indonesia............................... 8

    Grafik 1.4. Perbandingan Kapitalisasi Pasar JII dan IHSG ..................................... 9

    Grafik 1.5. Statistik Zakat Nasional 2010-2017 .................................................... 10

    Grafik 4.1. Uji Normalitas ..................................................................................... 82

  • xv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Lampiran 1. Data Penelitian ............................................................ 114

    Lampiran 2. Estimasi Model Data Panel.............................................................. 119

    Lampiran 3. Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 122

    Lampiran 4. Uji Statistik ...................................................................................... 124

  • 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Dunia teknologi mengalami kemajuan yang pesat dari tahun ke tahun.

    Indonesia yang merupakan negara yang besar, memiliki berbagai macam

    sumber daya, baik alam maupun manusia, sehingga menjadi daya tarik

    tersendiri bagi emiten asing maupun lokal untuk mengembangkan usahanya

    di Indonesia. Berbagai macam inovasi yang menarik harus dibuat oleh

    emiten-emiten agar mereka dapat bertahan di dalam kerasnya persaingan. Jika

    bisnis yang dijalankan emiten tidak inovatif, maka bisnis tersebut akan

    menghadapi risiko untuk sulit bertahan hidup dalam lingkungan persaingan

    yang ketat. Inovasi diakui sebagai faktor yang sangat penting dalam

    persaingan industri dan merupakan senjata yang tangguh untuk menghadapi

    persaingan (Urbancova 2013). Selain menghadirkan inovasi baru, pendanaan

    juga merupakan hal penting lainnya yang dibutuhkan emiten agar dapat terus

    mengembangkan usahanya. Pendanaan penting bagi emiten untuk

    melaksanakan aktivitas operasionalnya. Merupakan tugas seorang manajer

    keuangan untuk mengatur dan menghimpun dana yang dibutuhkan untuk

    operasional emiten.

    Bagi setiap emiten, hal yang perlu diperhatikan dalam menjalankan

    bisnis usahanya adalah pengelolaan pendanaan. Kebutuhan dana dalam

    sebuah emiten dapat dipenuhi melalui sumber dana eksternal maupun sumber

  • 2

    dana internal. Jika pendanaan emiten secara eksternal berarti emiten akan

    menambah jumlah utang yang menimbulkan kewajiban untuk membayar

    utang tersebut ditambah bunganya. Pendanaan secara internal berarti

    pemanfaatan laba emiten yang diperoleh dari hasil kegiatan operasional.

    (Stimpson dan Smith 2015). Manajer keuangan emiten dituntut harus bisa

    memaksimalkan sumber pendanaan emiten, baik secara internal dari atau

    secara eksternal.

    Bursa Efek Indonesia sebagai wadah bagi kegiatan seluruh transaksi

    di pasar modal Indonesia pada dasarnya diukur oleh suatu indeks, yaitu

    indeks harga saham. Indeks tersebut adalah salah satu indikator penting untuk

    mengamati pergerakan harga saham emiten. Salah satu indeks saham adalah

    Jakarta Islamic Index atau JII. JII digunakan sebagai tolak-ukur (benchmark)

    kinerja suatu investasi pada saham berbasis syariah. Melalui index JII

    diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk mengembangkan

    investasi di dalam pasar modal secara syariah (Azwar et al. 2010).

  • 3

    Grafik 1.1.

    Kinerja Indeks JII 2010-2017

    Sumber: www.ojk.go.id tahun 2018, data diolah

    Kinerja Jakarta Islamic Index (JII) mengalami grafik yang cukup

    menanjak antara tahun 2010 sampai 2017. Pada tahun 2010 sebesar 532,9

    mengalami kenaikan 0,77% menjadi 537,03 di tahun 2011. Sempat turun

    30,6% di tahun 2012 menjadi 372,29 dan mengalami kenaikan di tahun 2013

    dan 2014 menjadi 691,04. Lalu di tahun 2015 turun 12,6% menjadi 603,35

    dan dalam 2 tahun terakhir di 2016 dan 2017 mengalami kenaikan menjadi

    759,07 per Desember 2017.

    Selain dari indeks harga saham, tolak-ukur produktivitas dan kinerja

    emiten dapat dilihat dari struktur modalnya. Proporsi untuk menentukan

    kebutuhan belanja emiten digunakanlah struktur modal, dimana dana yang

    diperoleh menggunakan kombinasi sumber yang berasal dari dana jangka

    pendek dan jangka panjang yang terdiri dari dua sumber utama yakni yang

    berasal dari dalam dan luar emiten (Rodoni dan Ali 2010). Sumber dana dari

  • 4

    dalam emiten berupa modal (ekuitas), sedangkan sumber dana dari luar

    emiten berupa utang jangka pendek dan utang jangka panjang.

    Terdapat dua komponen struktur modal yaitu, modal dan utang.

    Besarnya modal menentukan perkembangan dan pertumbuhan suatu emiten.

    Modal adalah dana yang tersedia dan disediakan oleh para pemegang saham

    yang terdiri dari berbagai jenisnya, seperti saham preferen, saham biasa

    maupun laba ditahan. Sedangkan sejumlah utang yang ada di dalam neraca

    menunjukan besarnya modal pinjaman yang digunakan dalam operasi emiten.

    (Sundjaja et al. 2007).

    Keputusan menentuan struktur modal, sangat dipengaruhi oleh

    karakteristik dimana emiten tersebut berada dan keunikan tersendiri dari

    emiten tersebut. Apapun keputusan yang diambil akan sangat berpengaruh

    terhadap nilai keuangan emiten, yang dicerminkan pada harga saham emiten

    yang diperdagangkan di bursa. Dengan adanya reaksi harga saham tersebut

    terhadap perubahan struktur modal, menunjukan bahwa emiten-emiten

    bergerak sedikit atau lebih baik ke arah struktur modal yang lebih optimal

    atau seperti yang telah ditargetkan (Modugu 2013).

    Kemampuan manajer keuangan dalam memaksimalkan struktur modal

    sangat penting (Chandra 2008). Apabila manajer keuangan mampu

    menggunakan struktur modal secara optimal, maka hasilnya dapat

    menurunkan biaya modal, mengurangi risiko, menambah pemasukan emiten,

    sehingga dapat memaksimalkan harga saham. Sebaliknya, apabila keputusan

    menetapkan struktur modal yang tidak optimal, akan menimbulkan biaya

  • 5

    modal yang tinggi, karena apabila emiten mempunyai beban utang yang

    terlampau besar, maka dapat meningkatkan risiko kredit macet, karena emiten

    harus membayar utang beserta bunganya dengan dana yang tersedia atau

    dengan pinjaman utang lainnya. Risiko yang tinggi menyebabkan

    membesarnya utang dan dapat juga menurunkan harga saham dan bahkan

    bisa menyebabkan kebangkrutan emiten tersebut.

    Kebijakan pendanaan tercermin dalam besarnya debt to equity ratio

    (Nwaolisa dan Chijindu 2016). Debt to equity ratio merupakan rasio untuk

    menilai utang dengan ekuitas. Untuk menghitungnya dilakukan dengan cara

    membandingkan utang dengan ekuitas emiten. Rasio ini berguna untuk

    mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan

    pemilik emiten (Kashmir 2009).

    DER dapat menunjukkan tingkat risiko suatu emiten, dimana semakin

    tinggi rasio DER, maka emiten semakin tinggi resikonya karena pendanaan

    dari unsur utang lebih besar daripada modal sendiri (equity), sehingga rasio

    DER tersebut lebih dari satu (Al‐Najjar dan Taylor 2008). Investor lebih

    menyukai emiten yang memiliki rasio DER kurang dari satu, karena koefisien

    utang emiten lebih rendah dari modal ekuitasnya, sehingga penggunaan dana

    yang digunakan untuk aktivitas operasional emiten lebih banyak

    menggunakan dana internal emiten (Brigham dan Houston 2015). Emiten

    yang memiliki Debt to Equity Ratio, yang jika nilainya kurang dari / atau

    sama dengan 1, artinya emiten tersebut memiliki struktur modal yang

    dianggap baik.

  • 6

    Grafik 1.2.

    Beberapa Struktur Modal dalam JII 2010-2017

    Sumber: Berbagai sumber tahun 2018, data diolah

    Pada Grafik 1.2 berikut, beberapa emiten di JII memiliki struktur

    modal yang baik, seperti Emiten PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dan PT

    Emiten Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) memiliki grafik

    struktur modal yang cukup stabil di angka 0,20. Emiten PT Bumi Serpong

    Damai Tbk (BSDE) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)

    meskipun memiliki grafik struktur modal yang meningkat selama 8 tahun

    terakhir, tetapi nilainya masih dibawah 1. Sedangkan PT Adaro Energi Tbk

    (ADRO) memiliki grafik struktur modal yang menurun dan nilainya dibawah

    1, sehingga struktur modalnya dianggap baik.

    Penentuan kebijakan struktur modal selama ini hanya melibatkan

    faktor-faktor yang berasal dari dalam perusahaan saja tanpa melibatkan faktor

    eksternal maupun dari sisi religiusitasnya. Untuk itu, dalam penetapan

    struktur modal suatu emiten perlu mempertimbangkan berbagai variabel yang

  • 7

    mempengaruhinya, tidak hanya dari faktor internalnya saja, melainkan juga

    dari faktor eksternal dan dari sisi religiusitasnya.

    Diferensiasi faktor dalam tiga variabel internal, eksternal, dan dari sisi

    religiusitas ini merujuk dari Dyn Islam, yang bermakna bahwa

    pengelompokkan nilai Islam terdiri dari 3 (tiga) faktor utama sesuai dengan

    kaidah Islam tentang entitas manusia, Tuhan, dan ibadah (Aziz 2017). Dalam

    penelitian ini entitas tersebut diproksikan menjadi faktor internal, eksternal,

    dan religiusitas yang berarti bahwa penelitian ini memiliki kesesuaian dengan

    Dyn Islam sebagai landasan utama dan pertama.

    Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam, yaitu yang

    berhubungan dengan tingkat kinerja emiten yang dapat dikendalikan oleh

    manajemen emiten (Dragnić 2014). Faktor internal dalam penelitian ini antara

    lain profitabilitas, likuiditas dan kebijakan dividen.

    Selain faktor internal emiten, dianggap perlu melihat faktor eksternal,

    yaitu faktor yang berasal dari luar, seperti perkembangan investasi

    penanaman modal dalam negeri di Indonesia. Perkembangan investasi perlu

    diperhatikan oleh perusahaan untuk menentukan besaran modal yang akan

    dipergunakan untuk keberlangsungan usahanya (Zeituna dan Tian 2014).

    Dengan begitu, emiten dapat menyusun besaran modalnya dengan maksimal.

  • 8

    Grafik 1.3.

    Perkembangan Investasi Pasar Modal di Indonesia

    Sumber: www.bkpm.go.id tahun 2018, data diolah

    Pasar modal di Indonesia beberapa tahun terakhir dinilai berpotensi

    besar. Data yang diperoleh dari Badan Koordinasi Penanaman Modal

    (BKPM), total realisasi investasi penanaman modal dalam negeri di Indonesia

    dari berbagai sektor selama 8 tahun terakhir sejak 2010 terus mengalami

    peningkatan. Berdasarkan grafik 1.3, realisasi investasi dalam negeri sebesar

    Rp. 60.626,26 Milyar. Terus mengalami kenaikan rata-rata 28,5% pertahun,

    dan sampai Desember 2017, jumlahnya mencapai Rp. 340.000,00 Milyar. Hal

    ini karena saat ini ekonomi Indonesia juga sedang dalam tren positif,

    didorong adanya reformasi baik dari pemerintah maupun otoritas terkait,

    sehingga realisasi investasi bisa meningkat. Selain itu, jumlah investor

    domestik baru di bursa juga mencatatkan kenaikan yang besar. Dengan

    indikasi daya beli yang turun dan masyarakat cenderung lebih memilih

    melakukan investasi menjadi salah satu pendorong meningkatnya investasi.

  • 9

    Grafik 1.4.

    Perbandingan Kapitalisasi Pasar JII dan IHSG

    Sumber: www.ojk.go.id tahun 2018, data diolah

    Pada grafik 1.4, kapitalisasi pasar IHSG maupun JII sejak tahun 2010

    sampai 2017 mengalami tren yang menaik. Kapitalisasi IHSG pada tahun

    2010 sebesar Rp. 3.247,1 Milyar, mengalami tren menaik tiap tahunnya.

    Sampai Desember 2017, kapitalisasi pasar IHSG mencapai Rp. 7052,3

    Milyar. Sedangkan kapitalisasi pasar JII juga mengalami hal serupa. Besarnya

    kapitalisasi pasar JII 48,12% dibandingkan kapitalisasi pasar IHSG, sehingga

    dalam penelitian ini bisa diwakili dengan JII.

    Dan adapun yang perlu diperhatikan selain faktor internal dan

    eksternal adalah faktor religiusitas yaitu refleksi timbal balik atas kedua

    faktor sebelumnya, yaitu tentang zakat. Zakat merupakan bagian dari konsep

    CSR (Corporate Social Resposibility) yang akan memberikan panduan pada

    emiten untuk memperhatikan kepentingan sosial disamping kepentingan

    emiten itu sendiri (Bakar dan Yusof 2015). Pemerintah menyadari bahwa jika

  • 10

    pengelolaan zakat dilakukan dengan baik, transparan, dan bertanggungjawab,

    maka banyak persoalan sosial dan ekonomi dalam masyarakat dapat

    terpecahkan (Rhamadhani 2016).

    Grafik 1.5.

    Statistik Zakat Nasional 2010-2017

    Sumber: www.baznas.go.id tahun 2018, data diolah

    Statistik zakat nasional pada grafik 1.5 menunjukkan tren yang

    menaik. Pada tahun 2010, jumlah zakat nasional yang terkumpul di baznas

    sebesar Rp. 1.500,00 Milyar. Terus meningkat tiap tahunnya, sampai

    Desember 2017, tumbuh 304% menjadi sebesar Rp. 6.060 Milyar.

    Pertumbuhan yang besar tersebut tentunya baik bagi perkembangan ekonomi

    Indonesia.

    Berdasarkan fenomena-fenomena yang telah disebutkan di atas, maka

    perlu diuji pengaruh dari variabel internal, eksternal dan religiusitas dalam

    mempengaruhi struktur modal saham syariah di JII periode 2010-2017. Selain

    dari fenomena gap tersebut, ditemukan pula ketidak konsistenan penelitian

    http://www.baznas.go.id/

  • 11

    sebelumnya mengenai variabel profitabilitas, likuiditas, kebijakan dividen,

    investasi penanaman modal dan zakat sebagai variabel internal, eksternal dan

    religiusitas terhadap struktur modal.

    Penelitian mengenai profitabilitas terhadap struktur modal yang

    dilakukan oleh Danis dkk. (2014) dan Xu (2012) mengatakan bahwa

    profitabilitas memiliki pengaruh positif signifikan terhadap struktur modal.

    Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Oino (2015) mengatakan bahwa

    profitabilitas memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal.

    Namun, Kayhan dan Titman (2017) mengatakan bahwa profitabilitas

    berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap struktur modal.

    Penelitian mengenai likuiditas terhadap struktur modal yang dilakukan

    Ahmad dkk (2017) dan Naseem dkk. (2017) mengatakan bahwa likuiditas

    berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Sedangkan Nugroho (2016)

    mengatakan bahwa likuiditas berpengaruh positif dengan struktur modal.

    Penelitian mengenai kebijakan dividen terhadap struktur modal yang

    dilakukan Firmansyah (2010) mengatakan kebijakan dividen berpengaruh

    positif signifikan dengan struktur modal, sedangkan Faulkender dkk (2015)

    mengatakan bahwa kebijakan dividen berpengaruh negatif signifikan dengan

    struktur modal.

    Penelitian mengenai investasi yang dilakukan Crom (2011) dikatakan

    bahwa investasi memiliki pengaruh negatif signifikan dengan struktur modal.

    Sedangkan Rinofah (2011) mengatakan bahwa investasi memiliki pengaruh

    positif signifikan terhadap struktur modal.

  • 12

    Penelitian mengenai zakat yang dilakukan oleh Azura dkk (2014)

    Attar (2014) dan Ajmi dkk (2009) menyebutkan bahwa zakat memiliki

    pengaruh negatif signifikan dengan struktur modal. Sedangkan menurut Ilmi

    (2011), zakat memiliki pengaruh positif dan signifikan dengan struktur

    modal.

    Dari beberapa penelitian terdahulu, masih terdapat ketidak

    konsistenan hasil penelitian yang dilakukan dalam dunia pasar modal.

    Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka penulis tertarik

    untuk meneliti dengan judul “ANALISIS PENGARUH STRUKTUR

    INTERNAL, EKSTERNAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP

    STRUKTUR MODAL SAHAM SYARIAH (Studi Kasus 18 Emiten di

    Jakarta Islamic Index Periode 2010-2017)”. Penelitian ini mencoba untuk

    mengetahui bagaimana pengaruh dan seberapa besar pengaruh masing-

    masing variabel terhadap struktur modal emiten-emiten yang termasuk dalam

    indeks JII.

    B. Perumusan Masalah

    Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan, permasalahan

    yang akan dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut:

    1. Apakah faktor internal, eksternal dan religiusitas berpengaruh secara

    parsial terhadap Struktur Modal emiten yang terdaftar di JII selama

    periode 2010-2017?

  • 13

    2. Apakah faktor internal, eksternal dan religiusitas berpengaruh secara

    simultan terhadap Struktur Modal emiten yang terdaftar di JII selama

    periode 2010-2017?

    3. Variabel manakah yang paling signifikan bepengaruh terhadap Struktur

    Modal emiten yang terdaftar di JII selama periode 2010-2017?

    C. Tujuan Penelitian

    Sesuai dengan permasalahan yang akan di jelaskan, penelitian ini bertujuan:

    1. Untuk menganalisis seberapa besar faktor internal, eksternal dan

    religiusitas berpengaruh terhadap Struktur Modal emiten secara parsial

    yang terdaftar di JII selama periode 2010-2017.

    2. Untuk menganalisis seberapa besar faktor internal, eksternal dan

    religiusitas berpengaruh terhadap Struktur Modal emiten secara simultan

    yang terdaftar di JII selama periode 2010-2017.

    3. Untuk mengetahui variabel apa yang paling besar berpengaruh terhadap

    Struktur Modal emiten yang terdaftar di JII selama periode 2010-2017.

    D. Batasan Masalah

    Studi ini dibatasi oleh variabel yang sudah ditentukan, antara lain

    faktor internal yang merupakan variabel profitabilitas, likuiditas, dan

    kebijakan dividen; faktor eksternal yang merupakan variabel perkembangan

    investasi penanaman modal dalam negeri di Indonesia; faktor religiusitas

    yang merupakan variabel zakat. Periode penelitian dari Januari 2010 sampai

  • 14

    Desember 2017 pada emiten yang terdaftar di JII yang terdiri dari 18 saham

    pilihan yaitu PT Astra Agro Lestari Tbk, PT Adaro Energi Tbk, PT AKR

    Corporindo Tbk, PT Astra Internasional Tbk, PT Alam Sutera Realty Tbk, PT

    Bumi Serpong Damai Tbk, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, PT

    Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT

    Kalbe Farma Tbk, PT Lippo Karawaci Tbk, PT Emiten Perkebunan London

    Sumatra Indonesia Tbk, PT Perusahan Gas Negara (Persero) Tbk, PT Semen

    Indonesia (Persero) Tbk, PT Summarecon Agung Tbk, PT Telekomunikasi

    Indonesia Tbk, PT United Tractors Tbk, dan PT Uniliver Indonesia Tbk.

    E. Kegunaan Penelitian

    Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan dan manfaat:

    1. Bagi manajemen emiten dapat dijadikan pertimbangan dalam penentuan

    struktur modal yang optimal.

    2. Bagi akademisi, penelitian ini dapat memberikan bukti empiris mengenai

    faktor-faktor yang berpengaruh terhadap struktur modal, sehingga dapat

    memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai

    kebijakan struktur modal yang optimal.

    3. Bagi investor sebagai bahan pertimbangan yang bermanfaat untuk

    pengambilaan keputusan investasi pada emiten yang akan ditanamkan

    dananya dengan melihat struktur modal emiten tersebut dari tiga faktor

    utama, yaitu internal, eksternal dan religiusitas.

  • 15

    4. Bagi Penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

    penulis tentang struktur modal dan metode analisis struktur modal dilihat

    dari faktor internal, eksternal dan religiusitas serta untuk menyelesaikan

    tugas akhir kuliah. Selain itu, dalam penelitian ini, penulis mencoba

    menjelaskan tentang teori Hahslm.

    5. Bagi Penelitian selanjutnya, dapat menjadi rujukan atau tambahan

    pustaka dalam penelitian tugas akhir dan juga diharapkan dapat

    memperbaiki kekurangan penyusunan struktur modal emiten dengan

    menggunakan metode analisis yang dilihat dari faktor internal, eksternal

    dan religiusitas.

  • 16

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Landasan Teori

    1. Filosofi Ekonomi Islam

    Terdapat dua kata dari Ekonomi Islam yaitu, “Ekonomi” dan

    “Islam.” “Ekonomi” berasal dari bahasa Yunani yang bermakna “aturan

    rumah tangga.” Sedangkan “Islam” berasal dari bahasa Arab, akar kata

    dari “Sinlammim” yang memiliki makna “manusia diciptakan Allah

    untuk beribadah.”

    QS. Adz-Dzariat [51]: 56

    Artinya: “Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk

    beribadah kepada-Ku.”

    Makna dari kata “Islam” terdapat dalam 4 ayat dalam 3 surat yang

    berbeda di dalam Quran, yaitu:

    a. QS. Ali Imran [3]: 19.

    Artinya : “Sesungguhnya agama (din) di sisi Allah adalah Islam.”

    b. QS. Ali Imran [3]: 85.

  • 17

    Artinya : “Dan barang siapa yang mencari agama selain Islam, dia

    tidak akan diterima, dan dia di akhirat termasuk orang yang merugi.”

    c. QS. Al-Shaf [61]: 7.

    Artinya : “Dan siapakah yang lebih dzalim daripada orang yang

    mengada-ngadakan kebohongan terhadap Allah padahal dia diajak

    kepada (agama) Islam? Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada

    orang-orang yang dzalim.”

    d. QS. Al-Maidah [5]: 3.

    Artinya : “Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu,

    dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhoi

    Islam sebagai agamamu.”

    Menurut Aziz (2009), “Islam jika berasal dari kata jadian Salama

    yang bermakna keselamatan. Sehingga, jika digabungkan, Ekonomi

    Islam secara harfiah berarti aturan rumah tangga yang dibuat untuk

    keselamatan. Terdapat tiga hal yang terkandung dalam filosofi Ekonomi

    Islam yaitu Ontologi Ekonomi Islam, Epistemologi Ekonomi Islam, dan

    Aksologi Ekonomi Islam.”

    Ontologi Ekonomi Islam merupakan latar belakang keilmuan dari

    Ekonomi Islam yaitu berupa alasan mendasar tentang adanya Ekonomi

    Islam. Elemen dasar penciptaan sistem kehidupan yang ada pada diri

    manusia dan alam semesta terdiri dari 3 unsur, yaitu manusia, Allah, dan

  • 18

    ibadah. Perpaduan 3 hal inilah yang membentuk alasan besar penciptaan

    yaitu Islam, sehingga ontologi dari Ekonomi Islam adalah Islam.

    QS. Ali-Imran [3]: 19.

    Artinya: “Sesungguhnya sistem (Din) di sisi Allah adalah Islam.”

    Menurut Aziz (2009), “Sesuai dengan firman Allah Swt tersebut

    bahwa sistem atau Din yang diciptakan Allah itu hanya Islam. Sehingga

    sistem ekonomi yang ada seharusnya juga mengikuti aturan dalam sistem

    Islam.”

    Epistimologi dari keilmuan Ekonomi Islam terletak pada konsep

    dari Islam itu sendiri, yaitu Islam merupakan sebuah konsep besar dari

    suatu sistem yang menyeluruh (kaffah), sehingga Ekonomi Islam yang

    kaffah merupakan konsep dasar dari sistem ekonomi dengan batasan

    Islam adalah sebagai sistem dan ekonomi sebagai perilaku/tindakan yang

    diatur oleh sistem.

    QS. Al-Baqarah [2]: 208.

    Artinya: “Wahai orang-orang beriman masuklah kalian ke dalam Islam

    secara menyeluruh (kaffah).”

    “Konsep Ekonomi Islam yang kaffah didukung oleh Quran Surat

    Al-Baqarah [2]: 208 bahwa tujuan dari Ekonomi Islam dapat dijalankan

    oleh orang-orang yang beriman dan dilakukan secara sistematis dan

    menyeluruh atau kaffah yang berarti dimulai dari Islam sebagai kerangka

  • 19

    dasar kehidupan yang di dalamnya mengandung makna bahwa manusia

    dan alam semesta diciptakan Allah untuk beribadah. Kemudian

    dikembangkan ke berbagai aspek termasuk ekonomi,” menurut Aziz

    (2010).

    Lebih lanjut menurut Aziz (2010), “Kerangka dasar Islam dari

    konsep yang menyeluruh berupa kaffah ini perlu diterjemahkan ke dalam

    penerapan berekonomi secara makro dan mikro. Implementasi dari kedua

    hal tersebut dijabarkan dalam bentuk aksiologi yaitu keseimbangan

    sistem ekonomi yang terdiri dari 2 hal misalnya antara penawaran dan

    permintaan. Secara analogis, gambaran tentang keseimbangan antara 2

    hal dalam Quran disebutkan sebagai hubungan antara yang baik dan

    buruk.”

    QS. Saba [34]: 28.

    Artinya: “Dan Kami tidak mengutus Kamu (Muhammad), melainkan

    kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan

    sebagai pemberi peringatan.”

    Menurut Aziz (2009), “Berpikir secara menyeluruh dengan

    pendekatan akar kata Islam berupa Sinlammim adalah cara berpikir

    Kaffah Thinking.” Lebih lanjut, Aziz (2016) mengatakan bahwa “berpikir

    kaffah berarti sebuah sistem yang menyeluruh pasti selalu bernilai Islam,

    sehingga sebuah sistem yang kaffah akan terdiri dari tiga bagian utama,

    yaitu Manusia, Tuhan dan Ibadah. Tiga variabel ini dapat

  • 20

    bermetamorfosis sesuai dengan parameter yang sedang diteliti. Variabel

    utama ini terdiri dari variabel S,L,M yang merupakan akar kata dari

    Islam itu sendiri.” Dalam penelitian Ekonomi Islam pada Pasar Modal

    Syariah ini, tiga variabel utama tersebut muncul menjadi variabel

    internal, eksternal, dan religisuitas yang merupakan persamaan dari

    variabel manusia, Tuhan, dan ibadah.

    a. Manusia

    Manusia dan seluruh alam semesta diciptakan untuk hidup

    berlandaskan ketentuan-ketentuan dari pencipta-Nya. Pemeluk

    agama Islam (orang Muslim) dianggap kaffah dalam beragama

    dengan memahami tujuan diciptakannya manusia, yaitu hidup karena

    mencari ridho Allah Swt. Pada awalnya manusia diciptakan tidak

    memiliki apapun. Manusia hanya diberi hak untuk memanfaatkan

    dan menjaga bumi dan alam semesta sesuai dengan apa yang telah

    digariskan Allah Swt (Rozalinda 2014). Manusia ditugaskan sebagai

    khalifah, yaitu sebagai wakil Allah Swt dalam menjalankan amanah

    dan menegakkan hukum-hukum Allah Swt di muka bumi (Rahim

    2012). Pada kaitannya dengan pasar modal, unsur kemanusiaan

    (emiten) diparameterkan sebagai variabel S atau Sin (س) yang

    artinya dalam pasar modal, masing-masing emiten berkewajiban

    untuk sama-sama memberikan manfaat pada semua pihak, tanpa

    merugikan salah satu pihak diantaranya.

  • 21

    b. Tuhan

    Allah Swt merupakan pencipta alam semesta yang memiliki

    kekuasaan tertinggi, semuanya hanya milik-Nya. Allah Swt

    mengatur semuanya sesuai dengan cara yang dikehendaki-Nya.

    Dalam pendekatan pasar modal, perkembangan investasi penanaman

    modal diibaratkan sebagai Tuhan, dimana dapat mempengaruhi dan

    mengatur segala aspek, seperti pemerataan ekonomi, pembangunan

    infrastruktur, pengelolaan sumber daya, dan lain sebagainya.

    Memasukan unsur tauhid dalam pengembangan muamalah ekonomi

    yang diparameterkan dengan variabel L atau Lam (ل), berarti Lillah

    atau kembali ke Allah, yaitu bahwa pencipta tunggal dari kehidupan

    ini hanyalah Allah Swt.

    c. Ibadah

    Ibadah merupakan feedback atas apa yang telah manusia

    perbuat di muka bumi dan dikembalikan lagi kepada Allah Swt

    berupa manfaat kepada kehidupan manusia di bumi. Menurut

    Rozalinda (2014), “ibadah tidak hanya diarahkan untuk dunia dan

    akhirat saja, melainkan berkaitan dengan kepentingan perorangan

    dan kepentingan umum serta keseimbangan hak dan kewajiban.

    Faktor ibadah merupakan dimensi ketiga sebagai investasi di

    kehidupan selanjutnya, digambarkan dengan M atau Mim (م) sebagai

    feedback dari Tuhan kepada manusia sebagai penyeimbang berupa

  • 22

    nilai ibadah atau imbal hasil yang dicapai, yaitu manfaat yang akan

    dihasilkan dari dari sistem ekonomi yang terjadi.

    2. Pasar Modal Syariah

    Definisi pasar modal adalah tempat untuk bertransaksi jual beli

    berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka pendek, menengah,

    maupun jangka panjang, dalam bentuk utang maupun modal sendiri yang

    diterbitkan oleh emiten-emiten publik (Strumeyer 2017). Pasar modal

    berdasarkan Undang-Undang Pasar Modal (UUPM) Nomor 8 Tahun

    1995 adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan

    perdagangan efek yang diterbitkan oleh emiten publik, serta lembaga dan

    profesi yang berkaitan dengan efek. Sedangkan efek menurut UUPM

    Nomor 8 Tahun 1995 adalah surat berharga yang bernilai dan dapat

    diperdagangkan di bursa. Efek juga bisa dikategorikan sebagai surat

    pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti

    utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif (seperti reksadana,

    kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek) (Newton dan

    Liquerman 2012).

    Pasar modal pada umumnya dan pasar modal syariah tidak

    banyak memiliki perbedaan, tetapi pada pasar modal syariah lebih

    ditekankan pada kegiatan yang dilakukan di pasar modal yang

    prakteknya tidak bertentangan dengan hukum syariah Islam. Dengan kata

    lain, pasar modal syariah adalah pasar modal yang menerapkan prinsip-

    prinsip syariah (Manan 2009).

  • 23

    a. Prinsip-Prinsip Pasar Modal Syariah

    Saat dibukanya penawaran umum pada pasar perdana di

    pasar modal, terdapat berbagai hal yang harus diperhatikan oleh

    investor maupun emiten terkait prinsip-prinsip yang tidak

    bertentangan dengan syariah Islam (Maiyaki 2013), yaitu:

    1) Segala jenis instrumen atau efek yang diperjualbelikan harus

    sejalan dengan prinsip syariah, maksudnya segala bentuk jual

    beli instrumen pasar modal seperti saham, reksadana dan

    obligasi tidak terdapat unsur riba, maysir (perjudian) dan gharar

    (ketidakpastian).

    2) Emiten yang mengeluarkan efek syariah, baik berupa saham

    syariah ataupun sukuk harus mentaati semua aturan syariah,

    maka semua produk barang dan jasa emiten tersebut harus

    sejalan etika ajaran Islam. Maksudnya emiten tersebut tidak

    menjalankan usaha yang tidak sesuai prinsip syariah, seperti

    emiten yang menjual makanan haram (babi) dan minuman keras

    (alkohol), usaha perbankan (mengandung unsur riba), dan

    emiten rokok (Karim 2002).

    3) Semua efek harus berbasis pada harta (berbasis aset) atau

    transaksi riil („ain), bukan mengharapkan keuntungan dari

    kontrak utang piutang. Maksudnya efek yang diterbitkan emiten

    memiliki underlying asset.

  • 24

    4) Mematuhi semua aturan Islam yang berhubungan dengan utang

    piutang, seperti tidak diperbolehkan jual beli utang dengan cara

    diskon, emiten tidak boleh menerbitkan efek untuk membayar

    kembali utang, dan lain-lain (Obaidullah 2001).

    3. Saham Syariah

    Surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah emiten yang

    menunjukan kepemilikan dari emiten tersebut disebut saham (Pandey

    2011). Saham biasa dan saham syariah secara umum dibedakan menurut

    kegiatan usaha dan tujuan pembelian saham tersebut. Saham dikatakan

    syariah jika saham tersebut dikeluarkan oleh emiten yang kegiatan

    usahanya bergerak di bidang yang halal dan/ atau tujuan investor dalam

    membeli saham tersebut adalah untuk investasi, bukan untuk

    berspekulasi (Kettell 2011).

    Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.

    17/POJK.04/2015, penyaringan untuk saham syariah adalah sebagai

    berikut:

    a. Tidak melakukan kegiatan usaha antara lain sebagai berikut:

    1) Perjudian dan sejenisnya

    2) Perdagangan yang dilarang

    3) Jasa keuangan ribawi

    4) Jual beli beresiko yang mengandung unsur ketidakpastian

    (gharar) dan atau berjudi (maisir)

    5) Produk atau distribusi barang haram, merusak moral

  • 25

    6) Transaksi suap

    b. Total utang berbasis bunga dibanding total aset tidak lebih dari 45%

    c. Pendapatan non halal dibanding total pendapatan tidak lebih dari

    10%

    4. Jakarta Islamic Index

    Jakarta Islamic Index (JII) adalah indeks yang dikembangkan

    oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2000, yang pada saat itu

    masih bernama Bursa Efek Jakarta (BEJ), atas kerjasama dengan PT

    Danareksa Investment Management (DIM) untuk mengakomodir

    kebutuhan masyarakat yang berkaitan dengan investasi syariah. JII

    merupakan sub-indeks dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang

    diresmikan pada tanggal 3 Juli 2000 dan menggunakan data dari bulan

    Januari 1995 sebagai base date (dengan angka indeks dasar sebesar 100).

    JII melakukan penyaringan terhadap saham yang terdaftar (listing) yang

    merujuk pada fatwa syariah yang dikeluarkan Dewan Syariah Nasional

    (DSN MUI) (Rodoni 2009).

    Menurut sumber dari website BEI, saham syariah yang terdaftar

    di JII terdiri dari 30 saham-saham syariah pilihan yang paling likuid dan

    memiliki kapitalisasi pasar paling besar. BEI melakukan review JII setiap

    6 bulan sekali, yang disesuaikan dengan periode penerbitan Daftar Efek

    Syariah (DES) oleh OJK. Setelah dilakukan penyeleksian saham syariah

    oleh OJK yang dituangkan ke dalam DES, BEI melakukan proses seleksi

    lanjutan yang didasarkan kepada kinerja perdagangannya.

  • 26

    Adapun proses seleksi JII berdasarkan kinerja perdagangan saham

    syariah yang dilakukan oleh BEI adalah sebagai berikut:

    a. Saham-saham yang dipilih adalah saham-saham syariah yang

    termasuk ke dalam DES yang diterbitkan oleh OJK.

    b. Dari saham-saham syariah tersebut kemudian dipilih 60 saham

    berdasarkan urutan kapitalisasi terbesar selama 1 tahun terakhir.

    c. Dari 60 saham yang mempunyai kapitalisasi terbesar tersebut,

    kemudian dipilih 30 saham berdasarkan tingkat likuiditas yaitu

    urutan nilai transaksi terbesar di pasar reguler selama 1 tahun

    terakhir.

    5. Struktur Modal

    Struktur modal adalah bauran tertentu dari utang dan ekuitas yang

    digunakan emiten untuk mendanai kegiatan operasionalnya. Struktur

    modal diibaratkan sebagai sebuah porsi besar kue, dimana keputusan

    emiten menentukan struktur modalnya membuat porsi kue tersebut

    tersebut dibagi-bagi, berapa persentase dari arus kas emiten yang

    mengalir ke kreditur dan berapa presentase yang akan diterima oleh

    pemegang saham (Ross et al 2012).

    Hal terpenting bagi setiap emiten adalah keputusan menentukan

    struktur modal terbaik, karena setiap emiten pasti menginginkan

    penghasilan yang maksimal (Hull 2014). Pendanaan dari emiten-emiten

    di berbagai macam industri akan terlihat jelas perbedaannya. Beberapa

    emiten memiliki utang yang lebih besar dari emiten yang lain. Apakah

  • 27

    jenis pendanaan yang dipakai memiliki pengaruh terhadap perbedaan-

    perbedaan yang timbul dan apakah pendanaan gabungan tertentu dapat

    memberikan hasil terbaik (Nasaruddin dan Fauzan 2006).

    Teori-teori mengenai struktur modal yang telah ada dan

    dikembangkan oleh para ahli memiliki pengaruh terhadap faktor-faktor

    yang mempengaruhi struktur modal tersebut, baik itu berpengaruh besar

    ataupun kecil terhadap keberlangsungan operasional suatu emiten.

    6. Teori Struktur Modal Tradisional

    Dalam teori struktur modal tradisional, terdiri dari tiga

    pendekatan utama (Ghosh 2017), yaitu:

    a. Pendekatan Laba Bersih (Net Profit Approach)

    Pendekatan laba bersih beranggapan bahwa biaya modal-

    saham (cost of equity) dan biaya utang (cost of debt) adalah konstan,

    sehingga emiten dapat meningkatkan utang dengan biaya utang yang

    konstan. Semakin besar jumlah utang yang digunakan emiten, biaya

    modal rata-rata tertimbangnya akan semakin kecil karena tingkat

    biaya modal-saham dan biaya utang yang konstan.

    b. Pendekatan Laba Operasi Bersih (Net Operating Income

    Approach)

    Pendekatan laba operasi bersih, investor melihat dengan

    sudut pandang yang berbeda terhadap emiten yang banyak

    menggunakan utang. Investor akan meminta premi karena adanya

    resiko keuangan dari penambahan leverage utang emiten. Hal

  • 28

    tersebut mengakibatkan naiknya kapitalisasi emiten secara

    proporsional. Biaya utang dan biaya rata-rata modal dianggap tetap,

    sehingga biaya modal mengalami peningkatan sejalan dengan

    meningkatnya utang emiten karena resiko emiten semakin tinggi.

    c. Pendekatan Tradisional

    Pendekatan tradisional adalah pendekatan yang paling umum

    mendekati kenyataan (Abeywardhana 2017). Emiten akan

    mempunyai struktur modal yang optimal kertika mempunyai nilai

    perusahaan maksimum. Dengan kata lain, struktur modal yang

    optimal membuat biaya rata-rata modal menjadi minimum. Biaya

    modal dan biaya utang emiten akan meningkat pada tingkat leverage

    tertentu. Peningkatan biaya modal lebih besar daripada peningkatan

    biaya utang, karena biaya penggunaan utang yang lebih murah

    karena diasumsikan resiko emiten tidak mengalami perubahan

    sampai pada struktur modal tertentu atau leverage tertentu. Dengan

    demikian, setiap emiten dapat membuat struktur modal yang

    optimal.

    7. Teori Struktur Modal Modern

    a. Teori Trade Off

    Teori trade off mengatakan bahwa bila emiten menggunakan

    utang, maka akan memperoleh keuntungan berupa penghematan

    pajak (tax-shield) (Brigham dan Ehrhardt 2011). Namun disisi lain

    harus diperhitungkan pula biaya yang akan ditimbulkan dari

  • 29

    penggunaan utang tersebut. Manajer keuangan harus memilh

    menggunakan kerangka trade-off antara penghematan pajak atau

    biaya kesulitan keuangan dalam penentuan struktur modal.

    Struktur modal optimal terjadi jika terdapat keseimbangan

    antara biaya kebangkrutan (financial distress) dan dan biaya

    keagenan (agency problem) dan manfaat atas penggunaan utang

    (leverage) atau penghematan pajak (tax-shield), sehingga disebut

    model trade-off.

    Teori trade-off mengatakan semakin banyak suatu emiten

    berutang, semakin besar pula biaya kebangkrutan dan biaya

    keagenan yang ditanggung emiten tersebut. Hal demikian karena saat

    emiten berutang sampai pada tingkatan tertentu dimana penghematan

    pajak (tax-shield) dari tambahan utang sama dengan biaya kesulitan

    keuangan (financial distress) yang menyebabkan menurunnya

    kredibilitas emiten di mata investor.

    b. Teori Balancing

    Teori Balancing berkaitan dengan menyeimbangkan

    komposisi utang dan modal sendiri dari pendanaan suatu emiten,

    dengan memperhatikan manfaat dan pengorbanan akibat penggunaan

    utang (Baker dan Martin 2011).

    Perusahaan yang menggunakan utang biasanya harus

    mempertimbangkan biaya kebangkrutan dan biaya keagenan.

    Dengan adanya biaya kebangkrutan, biaya modal sendiri akan

  • 30

    meningkat dengan cepat seiring dengan banyaknya utang yang

    digunakan. Penggunaan utang yang besar akan menghemat

    pengeluaran pajak bagi emiten, tetapi mengakibatkan naiknya beban

    biaya emiten. Ketika penggunaan utang semakin besar mencapai

    batas maksimal, ditunjukkan dengan kemungkinan semakin besar

    emiten menjadi bangkrut dan utang tidak ada manfaatnya lagi. Saat

    itu, pengorbanan menggunakan utang sudah lebih besar, sehingga

    utang tidak boleh ditambah lagi.

    c. Teori Pecking Order

    Teori ini mengatakan bahwa emiten cenderung lebih

    mendahulukan pendanaan internal emiten daripada menggunakan

    dana dari eksternal. Ketika harus menggunakan pendanaan eksternal,

    maka emiten akan lebih dulu memilih menggunakan pendanaan yang

    paling kecil risikonya, yaitu menerbitkan sekuritas utang, kemudian

    baru menerbitkan sekuritas jenis ekuitas. Ketika membutuhkan lebih

    banyak pendanaan eksternal untuk mendanai proyek yang memiliki

    nilai sekarang yang positif, emiten akan menerapkan pendanaan

    bersusun (financial pecking order), yaitu penggunaan utang yang

    lebih berisiko seperti obligasi konversi, lalu saham preferen dan

    saham biasa sebagai pilihan terakhir (Titman et al 2017).

    Sesuai teori ini, urutan pendanaan yang diutamakan oleh

    emiten adalah laba ditahan, penggunaan utang dan penerbitan saham

    baru. Penggunaan laba ditahan lebih murah dan tidak perlu

  • 31

    mengungkapkan sejumlah informasi emiten seperti ketika

    menerbitkan obligasi maupun penerbitan saham baru. Penerbitan

    saham baru menjadi pilihan terakhir karena merupakan tanda

    atausinyal bagi pemegang saham dan calon investor tentang kondisi

    emiten saat ini dan prospek mendatang yang tidak baik.

    Emiten yang memiliki profitabilitas tinggi, umumnya lebih

    sedikit untuk meminjam dana, berdasarkan Teori Pecking Order

    (Surhone et al. 2011). Hal ini demikian karena emiten memiliki

    cadangan dana internal yang cukup dan hanya memerlukan

    pendanaan eksternal yang sedikit. Sebaliknya, emiten yang memiliki

    profitabilitas rendah, cenderung memiliki utang yang lebih besar

    karena pendanaan internal yang kurang dan dimungkinkan karena

    emiten tersebut lebih menyukai pendanaan dari utang yang lebih

    mudah dan praktis.

    d. Teori Signaling

    Teori Signaling merupakan petunjuk (sinyal) yang diberikan

    oleh manajer emiten kepada investor tentang bagaimana manajemen

    memandang prospek emiten kedepannya (Brigham dan Houston

    2015). Ciri-riri emiten dengan prospek yang bagus akan menghindari

    untuk menerbitkan saham baru dan lebih memilih menggunakan

    utang dari luar untuk struktur modal yang normal. Emiten yang

    prospeknya kurang bagus cenderung akan menerbitkan saham,

    tujuannya untuk menarik investor-investor baru untuk berbagi

  • 32

    kerugian bersama emiten. Penerbitan saham baru adalah sinyal yang

    diberikan manajemen tentang prospek emiten yang tidak terlalu baik.

    Kreditor lebih mempercayai emiten yang berprospek bagus

    untuk memberikan utang yang banyak dan dapat bertahan di

    dalamnya. Teori signaling mengatakan rasio utang emiten

    bergantung pada bagus tidaknya prospek emiten. Emiten yang

    berprospek bagus memiliki rasio utang yang besar, sedangkan

    emiten yang berprospek kurang bagus akan tetap memiliki rasio

    utang yang kecil.

    8. Struktur Modal menurut Islam

    Pengertian modal dalam ekonomi Islam berarti semua harta yang

    bernilai dalam pandangan syariah, dimana aktivitas manusia ikut

    berperan serta dalam usaha produksinya dengan tujuan pengembangan.

    Istilah modal tidak hanya dibatasi pada harta-harta ribawi saja, tetapi juga

    meliputi semua jenis harta yang bernilai yang terakumulasi selama proses

    aktivitas emiten dan pengontrolan perkembangan pada periode-periode

    tertentu (Ibrahim 2014).

    Pentingnya modal dalam kehidupan manusia ditujukan dalam

    Quran Surat Ali Imran [3]: 14

    ِتَواْلَخْيِلا ُزيِّنَلِلنَّاِسُحبُّالشَّهََىاتِِمنَالنَِّساِءَواْلبَنِينََىاْلقَنَاِطيِراْلُمقَْنطََرِةِمنَالرَّهَبَِىاْلفِضَّ

    َمِتَواْْلَْنَعاِمَىاْلَحْرثِا ااْلُمَسىَّ ْنيَاۗ لَِكَمتَاُعاْلَحيَاِةالدُّ ااَذَٰ َواللَّهُِعْنَدهُُحْسنُاْلَمآبِاۗ

    Artinya: “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada

    apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang

  • 33

    banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan

    sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah

    tempat kembali yang baik (surga).”

    Dalam ayat tersebut, kalimat “dijadikan indah pada pandangan

    manusia” memiliki pengertian makna pentingnya modal dalam

    kehidupan manusia. Kata “emas, perak, kuda dan binatang peliharaan”

    memiliki makna modal berupa harta benda yang berwujud.

    Modal harus berkembang dalam sistem ekonomi Islam, tidak

    boleh stagnan, apalagi sampai menganggur (idle). Artinya, modal harus

    berputar di dalam perekonomian. Memanfaatkan dan mengembangkan

    modal diutamakan dalam Islam, tetapi tetap memikirkan kepentingan

    orang lain (Hassan dan Mahlknecht 2011). Oleh karena itu, dalam

    penyusunan struktur modal, harus dilakukan secara berimbang antara

    pendapatan dan utangnya, memiliki tujuan investasi yang jelas, dan

    memperhatikan lingkungan sosialnya. Dengan cara seperti itu, modal dan

    bisnis akan terus terselamatkan, tanpa menimbulkan efek negatif bagi

    pihak manapun.

    9. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

    Dalam menentukan keputusan pendanaan, terdapat faktor-faktor

    yang patut dipertimbangkan emiten, yaitu faktor internal, eksternal dan

    religiusitas untuk memperoleh struktur modal terbaik.

  • 34

    a. Faktor Internal yang Mempengaruhi Struktur Modal

    Variabel internal adalah variabel yang dinilai dari dalam.

    Penilaian dari internal perlu dilakukan untuk memihat terlebih

    dahulu permasalahan yang terjadi di internal emiten itu sendiri

    sebelum melihat permasalahan yang diluar. Islam selalu

    mengajarkan manusia untuk senantiasa mengintropeksi diri, sebelum

    Yang Maha Kuasa mengintropeksi dirinya. Pada struktur modal,

    emiten pun demikian. Emiten harus mengoptimalkan struktur

    modalnya secara internal melalui beberapa indikator internalnya

    sebelum para investor dan pelaku pasar lainya menilai struktur

    modal emiten tersebut.

    1) Profitabilitas

    Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan

    emiten dalam mencari keuntungan dan memberikan ukuran

    efektifitas manajemennya, ditunjukkan dengan laba yang

    dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi (Wreden

    2007).

    Perhitungan profitabilitas dilakukan untuk mengukur

    seberapa efisien suatu emiten dalam memamfaatkan asetnya dan

    mengelola kegiatan operasinya untuk memperoleh laba. Oleh

    karena itu, profitabilitas dapat ditentukan dengan membagi laba

    dengan modal. Penghitungan profitabilitas paling umum melalui

  • 35

    cara Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) (Ross

    et al. 2015).

    ROE digunakan sebagai indikator profitabilitas dalam

    penelitian. Konsep ROE merupakan kriteria penilaian yang

    dianggap paling valid sebagai alat ukur mengenai sejauh mana

    efektifitas penggunaan modal suatu emiten (Cunningham 2006).

    Emiten lebih suka membiayai kegiatan operasionalnya

    menggunakan profit dalam bentuk laba ditahan jika memiliki

    profitabilitas yang tinggi, sehingga emiten akan menggunakan

    utang yang relatif kecil.

    2) Likuiditas

    Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan

    seberapa cepat suatu aset dapat diubah menjadi uang tunai atau

    kas yang dibutuhkan emiten (Gulati dan Singh 2013). Aset

    memiliki dua tipe, aset likuid, yaitu aset yang dapat dijual

    dengan cepat tanpa adanya kerugian nilai yang signifikan atau

    disebut aset lancar. Sedangkan aset yang tidak likuid adalah aset

    yang tidak dapat diubah dengan segera menjadi uang tunai tanpa

    adanya penurunan harga yang cukup besar, biasa disebut aset

    tetap (Tarantino 2010).

    Ukuran likuiditas mengukur kemampuan emiten untuk

    membayar tagihan-tagihannya dalam jangka pendek tanpa

    mengalami kesulitan keuangan. Konsep likuiditas juga diperluas

  • 36

    dengan memasukan unsur pinjaman, yaitu kemudahan

    mendapatkan likuiditas, baik tunai maupun non tunai melalui

    pinjaman dari sumber-sumber eksternal perusahaan (Ichsan

    2013). Konsekuensinya, rasio tersebut memberikan perhatian

    pada aset lancar dan liabilitas lancar. Rasio yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah Current Ratio (CR) yaitu rasio

    perbandingan antara aset lancar dengan liabilitas lancar.

    3) Kebijakan Dividen

    Emiten menentukan berapa banyak dari keuntungan yang

    harus dibayarkan kepada pemegang saham dan berapa banyak

    yang harus digunakan kembali sebagai pendanaan, hal tersebut

    tertuang dalam kebijakan dividen (Weston dan Brigham 1990).

    Aspek terpenting dari kebijakan dividen adalah menentukan

    alokasi laba yang sesuai antara pembayaran laba sebagai dividen

    dengan laba ditahan sebagai pendanaan. Kebijakan dividen

    emiten berbentuk rasio pembayaran dividen (Divident Payout

    Ratio atau DPR). Rasio ini menunjukan persentase laba yang

    dibayarkan kepada pemegang saham biasa berupa dividen kas.

    Masih menurut Weston dan Brigham (1990), “Dalam

    masalah dividen, besarnya utang yang dimiliki emiten

    mempengaruhi banyak sedikitnya dividen yang dibayarkan

    kepada pemegang saham, dimana semakin banyak utang emiten

    akan membuat jumlah laba ditahan emiten semakin sedikit,

  • 37

    sehingga dividen yang dibayarkan juga akan semakin kecil

    jumlahnya.”

    b. Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Struktur Modal

    Faktor ekternal merupakan variabel luar yang mempengaruhi

    sebuah sistem yang berasal dari luar variabel penelitian, seperti

    Tuhan terhadap manusia. Setiap tindakan yang dilakukan manusia

    harus memperhatikan dan melaksanakan aturan-aturan yang telah

    ditentukan oleh Penciptanya. Dalam penyusunan struktur modal,

    suatu emiten perlu melihat perkembangan investasi penanaman

    modal di Indonesia sebagai faktor eksternalnya.

    1) Investasi

    Investasi adalah penundaan konsumsi saat ini untuk

    digunakan dalam produksi yang efisien selama periode tertentu.

    (Cypher dan Dietz 2004). Setiap kegiatan investasi pastinya

    ingin mendapatkan untung di masa depan atas simpanan, uang

    atau usaha yang dilakukan pada saat ini.

    a) Investasi dalam Perekonomian

    Bentuk Investasi dalam perekonomian adalah

    penanaman modal, yaitu bentuk investasi yang dilakukan

    investor dalam negeri maupun luar negeri kepada emiten-

    emiten yang terdapat dalam bursa efek untuk menambah

    kemampuan memproduksi barang dan jasa yang tersedia

    untuk menumbuhkan perekonomian negara. Perekonomian

  • 38

    akan menghasilkan lebih banyak barang dan jasa yang lebih

    menguntungkan di masa mendatang dengan adanya

    penanaman modal (Adam dan Bevan 2014).

    b) Jenis-Jenis Investasi

    Secara garis besar, terdapat tiga jenis investasi

    dalam bentuk penanaman modal, yaitu (Pandya 2016), yaitu

    pinjaman luar negeri, penanaman modal asing langsung,

    dan investasi portofolio.

    Pinjaman luar negeri atau utang luar negeri

    dilakukan pemerintah secara bilateral maupun multilateral.

    Penanaman modal asing langsung atau Foreign Direct

    Investment (FDI) adalah bentuk investasi yang dilakukan

    swasta asing ke suatu negara dalam bentuk pendirian

    cabang perusahaan multinasional, anak perusahaan

    multinasional, lisensi, maupun joint venture dengan

    perusahaan dalam negeri yang dituju. Sedangkan investasi

    portofolio adalah bentuk investasi melalui pasar modal

    (Bursa).

    c) Model Pertumbuhan Ekonomi Harrod-Domar

    Model pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar

    menjelaskan bahwa investasi dalam pertumbuhan ekonomi

    punya peran yang sangat menentukan (Berg 2016). Tujuan

  • 39

    investasi dalam perekonomian menurut Harrod-Domar

    antara lain adalah:

    I. Investasi berperan sebagai faktor yang menciptakan

    pendapatan, sehingga disebut sebagai dampak

    permintaan.

    II. Investasi dapat memperbesar kapasitas produksi

    perekonomian dengan meningkatkan stok modal,

    yang artinya investasi mempengaruhi dari sisi

    penawaran.

    III. Investasi yang meningkat membuat modal yang

    tersedia dalam perekonomian lebih dari cukup,

    sehingga perusahaan dapat memproduksi barang dan

    jasa lebih banyak dari kapasitasnya, membuat

    penjualan perusahaan meningkat dan memiliki

    keuntungan yang lebih untuk digunakan sebagai stok

    modalnya.

    c. Faktor Religiusitas

    Sebagai penyempurna kedua faktor yang telah ada (faktor

    internal dan eksternal), faktor religiusitas hadir yang direfleksikan

    sebagai nilai ibadah, atau sebagai resultan dari faktor internal dan

    eksternal melalui media yang menghasilkan sesuatu. Dalam

    kaitainnya dengan penyusunan struktur modal, zakat digunakan

    sebagai nilai ibadah, dimana dalam pemanfaatannya, diyakini dapat

  • 40

    memberikan manfaat eksternal pada lingkungan sosialnya, sekaligus

    dapat memperbaiki kinerja internal penyusunan laporan keuangan

    emiten tersebut.

    1) Zakat

    Zakat adalah tindakan mengeluarkan sebagian harta yang

    diberikan kepada orang yang berhak menerimanya (mustahiq)

    apabila sudah mencapai nisab (waktunya) (Sloane-White 2017).

    Zakat berfungsi untuk membersihkan dan mensucikan harta,

    karena harta yang dimiliki oleh seseorang perlu dibersihkan dan

    disucikan. Sebagaimana dijelaskan dalam Quran Surat At-

    Taubah (9): 103 yang memiliki arti “Ambillah zakat dari harta

    mereka guna membersihkan dan menyucikan mereka dan

    berdoalah untuk mereka.”

    Zakat bisa terwujud dalam dua dimensi, berdimensi

    ibadah yang bersifat vertikal, sebagai kepatuhan manusia

    terhadap perintah Tuhan; dan berdimensi sosial yang juga

    pelaksanaannya dan penyalurannya bermanfaat bagi sosial yang

    bersifat horizontal (Jomo 2016). Zakat merupakan salah satu

    perintah bahwa seorang muslim harus saling tolong-menolong

    antar sesamanya. Yusuf Qardawi (2011) mengatakan bahwa

    “zakat merupakan salah satu instrumen sosial dan ekonomi yang

    memiliki potensi luar biasa besar, sehingga dapat dioptimalkan

    untuk pembangunan sebuah bangsa.” Para emiten menggunakan

  • 41

    zakat sebagai salah satu cara untuk berkontribusi sosial (CSR).

    Dengan para emiten menyalurkan zakatnya di masyarakat,

    artinya emiten-emiten tersebut ikut berkontribusi

    mensejahterakan ekonomi masyarakat Indonesia.

    10. Teori HAhSLM

    Quran sebagai rujukan utama dan pertama bagi semua penelitian

    yang bernilai Islam. Ayat yang dijadikan dasar teori adalah QS. Al-Hijr

    [15]: 87.

    Artinya: “Dan Aku berikan kepadamu 7 diulang dan Quran agung.”

    Yang memiliki akar persamaan pada kata tujuh dan Quran.

    Fundamental teori dari ayat ini yang menjadi penghubung bagi penelitian

    dengan pendekatan linier adalah Teori H.

    Makna dari Teori H bahwa setiap penelitian memiliki faktor-faktor

    berpengaruh terhadap sesuatu yang diteliti, dalam hal ini variabel

    dependen. Faktor-faktor yang berpengaruh tersebut bersifat heterogen

    sehingga memiliki sifat yang berbeda secara struktural.

    Dari bukti empiris terlihat bahwa setiap variabel memiliki

    diferensiasi yang dapat dikelompokkan dalam struktur yang berbeda-

    beda. Secara umum dan konsisten, struktur pengelompokkan tersebut

    dapat dibagi 3 (tiga) yaitu faktor internal, faktor eksternal, dan faktor

    refleksivitas. Faktor internal merupakan faktor yang berada di dalam

    variabel penelitian, sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang

  • 42

    berada di liingkungan variabel yang diteliti. Faktor ketiga yaitu

    refleksivitas dari input ke output kemudian kembali lagi ke input, bisa

    disebut sebagai feedback atau umpan balik. Umpan balik ini selanjutnya

    disebut sebagai faktor religiusitas untuk memberikan penekanan bahwa

    variabel ini bukan dari variabel internal maupun eksternal tetapi suatu

    variabel yang bernilai ibadah atau masuk kategori intangible variable.

    Tiga faktor utama ini terhubung dengan variabel terikat didukung

    oleh konstanta dan koefisien masing-masing faktor yang merupakan

    besaran dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

    Definisi Teori H dari kata Hahslm menurut Aziz (2015) adalah

    sebagai berikut:

    a. Secara sempit Teori H diartikan sebagai teori pola dasar dari super

    factors yang terdiri dari faktor internal, eksternal, dan religiusitas

    dengan differentiate variables sebagai variabel pelindung dan

    variabel penolong.

    b. Secara luas untuk penggunaan paling umum Teori H dapat diartikan

    sebagai teori konsep dasar pola penciptaan dengan hubungan

    tertentu. H berasal dari rumus Hahslm, Quran Surat Hijr, juga

    singkatan dari Huda (petunjuk).

    Filosofi dari Teori H memerlukan pemahaman yang mendalam

    mengenai ontologinya yang selalu dikaitkan dengan Islam, baik

    pengertiannya maupun maknanya. Dari pengembangan secara

  • 43

    epistemologi dalam institusi Islam yang kaffah itu menghadirkan

    terminologi baru menjadi suatu pendekatan lebih komprehensif.

    Filosofi Teori H secara umum dilogikakan bahwa latar belakang

    teori H adalah nilai Islam dengan konsep yang menyeluruh (kaffah)

    melalui cara yang seimbang dengan melibatkan makna ibadah dalam

    kehidupan.

    Dalam konteks penyusunan struktur modal emiten, pendekatan

    Teori H dimasukan dengan merubah elemen Tuhan atau faktor eksternal

    menjadi tingkat investasi penanaman modal di Indonesia, kemudian

    elemen manusia atau faktor internal masuk kelompok laporan keuangan

    internal emiten dan feedback-nya adalah ibadah, yaitu zakat untuk

    kesejahteraan lingkungan sosial.

    Secara teoritis penedekatan H diturunkan dari makna 7 (Tujuh) dan

    Quran. Tujuh dianggap sebagai bagian variabel, dan Quran sebagai

    variabel lain yang dapat dipecah menjadi 2,3,1,9. Bilangan tersebut

    merupakan hasil perkalian yang hasilnya 114 (=2x3x19). 114 adalah

    jumlah surat dalam Quran. Sehingga didapat lima karakter, yaitu

    7,2,3,1,9. Angka-angka tersebut diubah ke dalam huruf untuk

    memudahkan dalam persamaan (Aziz 2015).

    Setelah diubah menjadi huruf, angka 7 menjadi huruf A (Alif), 2

    menjadi huruf h (hanif), 3 menjadi huruf S (Sin/Manusia), 1 menjadi

    huruf L (Lam/Lillah) dan 9 menjadi huruf M (Mim/Masjid/Ibadah). Dari

    lima karakter tersebut membentuk variabel “AhSLM.” Variabel-variabel

  • 44

    tersebut membutuhkan variabel dependen untuk menjadikannya sebuah

    persamaan yaitu huruf H (Huda/petunjuk) sebagai variabel dependen.

    Variabel H didapatkan dari angka 4 yang berasal dari penjumlahan

    7+2+3+1+9 = 22 yaitu (22) menjadi 2+2 = 4. Dari angka-angka tersebut

    terbentuk sebuah persamaan, yaitu H=A.h(S,L,M). Keenam karakter

    tersebut dideskripsikan mejadi H sebagai variabel dependen, A sebagai

    konstanta, h sebagai tingkat kesalahan atau error, variabel S merupakan

    bagian dari faktor internal, variabel L meupakan bagian dari faktor

    eksternal, dan variabel M merupakan bagian dari faktor religiusitas.

    Variabel independen S, L, M jumlahnya tidak terbatas, sehingga bisa

    ditulis seperti S1, S2, S3...Sn untuk variabel S; L1, L2, L3...Ln untuk

    variabel L dan M1, M2, M3...Mn untuk variabel M (Aziz 2015).

    Gambar 2.1

    Diagram Kaffah Thinking Dalam Islam

    a. Rumus: Kaffah = Tuhan; Alam; Ibadah

    b. Rumus: Struktur Modal = Eksternal; Internal; Religiusitas

    c. Penjelasan: Dalam penyusunan struktur modal emiten, ada faktor

    eksternal yang menjadi inflow bagi penyusunan struktur modal ke

    faktor internal kemudian melalui faktor religiusitas pernyusunan

    Tuhan Alam

    Kaffah Thinking

    Eksternal Internal

    Struktur Modal

    Ibadahh

    Religiusitas

  • 45

    struktur modal dilakukan untuk terjadinya keberlanjutan ekonomi

    sosial yang lebih baik dan terus bertumbuh.

    B. Keterkaitan Antar Variabel

    1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Struktur Modal.

    Profit yang tinggi membuat emiten cenderung lebih sedikit untuk

    berutang, karena dengan memiliki laba ditahan yang tinggi,

    memungkinkan sebagian besar kebutuhan pendanaan dibiayai dengan

    dana yang dihasilkan secara internal dan emiten hanya memerlukan

    pendanaan eksternal yang sedikit. Hal tersebut sesuai dengan teori

    Pecking Order, dimana emiten yang memiliki profitabilitas tinggi,

    umumnya lebih sedikit untuk meminjam dana utang dari luar. Pendapat

    Brigham dan Houston (2015) dalam bukunya Fundamentals of Financial

    Management, “Dengan tingkat pengembalian yang tinggi (profit) dari

    keputisan investasi, memungkinkan emiten menggunakan utang relatif

    kecil.” Sehingga dapat dikatakan bahwa profitabilitas mempunyai

    hubungan negatif terhadap struktur modal.

    2. Pengaruh Likuiditas terhadap Struktur Modal

    Kemampuan emiten untuk membayar utang jangka pendek yang

    telah jatuh tempo diukur dengan rasio likuiditas. Emiten akan mendapat

    kepercayaan lebih dari kreditur untuk menerbitkan utang dalam jumlah

    besar jika mampu mengembalikan utang-utangnya sebelum jatuh tempo.

  • 46

    Menurut Riyanto (2001), “Kebutuhan dana untuk aktiva lancar

    pada prinsipnya dibiayai dengan kredit jangka pendek. Sehingga semakin

    likuid suatu perusahaan, maka semakin kecil penggunaan utangnya.”

    Ozkan (2001) juga mengatakan bahwa ada hubungan negatif antara

    likuiditas emiten dengan struktur modal, dimana semakin tinggi

    likuiditas, semakin kecil dan baik pula rasio struktur modalnya. Sehingga

    dalam penelitian ini, likuiditas mempunyai pengaruh negatif terhadap

    struktur modal.

    3. Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Struktur Modal

    Dalam menentukan besarnya keuntungan yang dibagi kepada

    pemegang saham, emiten juga mempertimbangkan besarnya utang yang

    dimiliki, dimana menurut Weston dan Brigham (1990), “Kewajiban

    membayar utang lebih diprioritaskan emiten daripada pembagian dividen

    kepada pemegang saham.” Jika emiten memiliki beban utang yang tinggi,

    akan membuat laba ditahan emiten semakin sedikit, sehingga

    kemampuan emiten untuk membagi dividen juga akan kecil nilainya.

    Dapat dikatakan kebijakan dividen mempunyai hubungan negatif dengan

    struktur modal.

    4. Pengaruh Perkembangan Penanaman Modal terhadap Struktur

    Modal

    Indonesia saat ini membutuhkan jumlah modal yang besar untuk

    pembangunan infrastruktur dan sarana prasarana pendukung lainnya.

    Investasi besar yang masuk akan sangat berarti bagi permodalan emiten-

  • 47

    emiten. Menurut teori pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar (Setnowati

    et al. 2008), investasi yang besar mendorong perusahaan meningkatkan

    kapasitas produksi barang dan jasanya, membuat penjualan perusahaan

    meningkat sehingga nantinya akan meningkatkan stok modal perusahaan.

    Dengan asumsi tingkat utang tetap, kenaikan investasi akan membuat

    struktur modal semakin optimal, sehingga tingkat investasi penanaman

    modal memiliki hubungan negatif dengan struktur modal.

    5. Pengaruh Zakat terhadap Struktur Modal

    Salah satu cara emiten untuk berkontribusi memberdayakan

    lingkungan sosialnya adalah dengan menyalurkan zakat. Bagi emiten,

    pemberian zakat kepada masyarakat, membuat perekonomian berputar

    semakin cepat, membuat turn over produksi semakin tinggi, membuat

    likuiditas perusahaan semakin membaik. Dengan kata lain, pembayaran

    zakat oleh perusahaan memicu daya beli konsumen naik dan berdampak

    baik bagi keuangan perusahaan, sehingga zakat memiliki hubungan

    negatif dengan struktur modal.

    C. Penelitian Terdahulu

    Tabel 2.1

    Penelitian Terdahulu

    No Nama Peneliti Judul Metode Hasil

    1

    Ni Wayan

    Aditya Putri

    Pertiwi dan

    Luh Gede Sri

    Pengaruh Risiko

    Bisnis,

    Profitabilitas, dan

    Keputusan

    Investasi terhadap

    Regresi Linier

    Berganda

    Secara parsial,

    risiko bisnis,

    profitabilitas dan

    keputusan investasi

    signifikan

  • 48

    Artini (2012) Struktur Modal

    pada Perusahaan

    Properti Tahun

    2009-2011

    berpengaruh

    positif terhadap

    Struktur Modal

    2 Yusi Susanti

    (2015)

    Pengaruh Dividend

    Payout Ratio,

    Profitabilitas,

    Struktur Aktiva,

    dan Ukuran

    Perusahaan

    terhadap Struktur

    Modal (Studi pada

    Perusahaan

    Manufaktur di BEI

    tahun 2011-2013)

    Regresi Linier

    Berganda