analisis pengaruh rasio keuangan terhadap kinerja keuangan pada pt. bank muamalat indonesia tbk

Upload: anto-tomodachirent-susilo

Post on 09-Oct-2015

280 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

This study examined the effect of financial ratios proxied by CAR), ROA, NPLand LDR on financial performance. Bank Muamalat Indonesia Tbk is proxied byReturn on Assets (ROA). The data collected in this study is a secondary data isdata where the financial statements as listed in the quarterly financial statementsin Indonesian Banking Directory of Bank Indonesia for five years (period 2007-2011). Data collection techniques used by researchers are using the approach ofdocuments where data collection is done by looking for sources of corporatedocuments required in discussing the issue. From the results of the studyshowed that: 1) There is a significant effect between CAR, ROA, NPL and LDRtogether on ROA, and 2) There is a significant effect on ROA ROA partially.Implementation is that a variable can be input CAR, ROA, NPL and LDR berelied upon, either by the management company in the management of thecompany, as well as by investors in determining the investment strategy.

TRANSCRIPT

  • JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan

    Pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk

    VOL. 3 NO. 1

    JAN 2013

    74

    ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP KINERJAKEUANGAN PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA TBK

    Nurhidayati RosadaSTIE-MURA Lubuklingau

    Abstract

    This study examined the effect of financial ratios proxied by CAR), ROA, NPLand LDR on financial performance. Bank Muamalat Indonesia Tbk is proxied byReturn on Assets (ROA). The data collected in this study is a secondary data isdata where the financial statements as listed in the quarterly financial statementsin Indonesian Banking Directory of Bank Indonesia for five years (period 2007-2011). Data collection techniques used by researchers are using the approach ofdocuments where data collection is done by looking for sources of corporatedocuments required in discussing the issue. From the results of the studyshowed that: 1) There is a significant effect between CAR, ROA, NPL and LDRtogether on ROA, and 2) There is a significant effect on ROA ROA partially.Implementation is that a variable can be input CAR, ROA, NPL and LDR berelied upon, either by the management company in the management of thecompany, as well as by investors in determining the investment strategy.

    Keywords: CAR, OER or ROA, NPLs, LDR, ROA.

    PENDAHULUAN

    Perbedaan yang pokok antara bank konvensional dengan bank yang menerapkansistem syariah adalah dalam hal pemungutan bunga atau riba yang merupakan sumberkeuntungan terbesar bagi bank konvensional. Dalam sudut pandang agama Islam, aktivitaskeuangan dan perbankan adalah suatu sarana bagi masyarakat dalam menerapkan ajaranAl-Quran yaitu prinsip At-Taawun (saling membantu dan bekerja sama diantara anggotamasyarakat untuk kebaikan) oleh sebab itulah pengambilan bunga (riba) diharamkan .Sebagai gantinya diterapkanlah sistem bagi hasil dalam pemberian pinjaman pada banksyariah. Indonesia adalah negara berkembang dengan penduduk beragama Islam terbesardi dunia, oleh karena itu dibutuhkan suatu sarana untuk menyimpan kelebihan dana denganjaminan keamanan, serta untuk mendapatkan pinjaman dana yang tentu saja semuanyadengan prinsip syariah. Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 7 tahun 1992tentang Perbankan yang kemudian secara rinci dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah No.72 tahun 1992 tentang bank berdasarkan prinsip bagi hasil. Ketentuan tersebut dijadikansebagai dasar pendirian bank syariah di Indonesia, sehingga lahirlah bank syariah pertamadi Indonesia yaitu PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (PT. BMI).

    Pada tahun 1998, Undang-Undang No. 7 tahun 1992 disempurnakan menjadiUndang-Undang No.10 tahun 1998 tentang perbankan syariah. Pendirian perbankansyariah pada awalnya meragukan, banyak pihak beranggapan bahwa sistem perbankanbebas bunga (interest free) merupakan sesuatu yang tidak mungkin dan tidak lazim, makamuncul pertanyaan tentang bagaimana perbankan syariah akan membiayai operasinya.Ketika Indonesia dilanda krisis moneter 1997, dan adanya kebijakan Bank Indonesia untuk

  • JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan

    Pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk

    VOL. 3 NO. 1

    JAN 2013

    75

    menerapkan tigh money policy dengan menetapkan bunga simpanan hingga 70%, membuatdunia perbankan panik. Di sisi lain, Bank Indonesia berhasil menyedot uang masukkembali sistem perbankan, sehingga bisa menekan spekulasi yang meningkat daripembelian dolar. Di lain pihak, kebijakan Bank Indonesia tersebut menjadi beban beratbagi dunia perbankan khususnya perbankan konvensional. Hal ini karena pihak perbankanharus membayar bunga simpanan masyarakat yang sangat tinggi, sementara bank tidakbisa menarik bunga kredit yang besar dari masyarakat. Akhirnya satu persatu bank mulaimengalami collapse akibat negative spread. Namun dampak negative spread tersebutternyata tidak mempengaruhi kinerja Bank Muamalat yang menjalankan zero interest atautanpa bunga. Bank Muamalat terhindar dari kerugian akibat spekulasi di pasar uang,karena tidak adanya transaksi derivatif. Dengan kenyataan ini bukan berarti Muamalattidak terkena dampak krisis ekonomi, Muamalat memang bisa bertahan dari krisis namunkinerjanya mengalami penurunan. Pada tahun 1998, Muamalat mengalami kerugianoperasional hingga Rp105 miliar. Namun dengan kerja keran segenap krunya, Muamalatberhasil mengembalikan modal yang merosot. Akhir tahun 2002, total ekuitas Muamalatmelebihi modal disetor menjadi sebesar Rp174,32 miliar. Sejak tahun 1998 hingga 2007,total asset Bank Muamalah meningkat mendekati 2.100% dan ekuitas tumbuh sebesar2.000%. Perkembangan tersebut menambah jumlah aset Bank Muamalah menjadi Rp10,57triliun di akhir tahun 2007, dengan modal pemegang saham mencapai Rp846,16 miliar danlaba bersih sebesar Rp145,33 miliar (Amin, 2009: 225). Fakta ini membuktikan bahwaperkembangan perbankan syariah di Indonesi memiliki peluang yang cukup besar.

    Perumusan Masalaha. Adakah pengaruh yang signifikan antara rasio keuangan capital adequacy ratio

    (CAR), operating efficiency ratio (OER) atau BOPO, non performing loan (NPL), danloan to reposit Ratio (LDR) secara bersama-sama terhadap kinerja keuangan pada PT.Bank Muamalat Indonesia Tbk?

    b. Adakah pengaruh yang signifikan antara capital adequacy ratio (CAR), operatingefficiency ratio (OER) atau BOPO, non performing loan (NPL), dan loan to depositratio (LDR) secara parsial terhadap kinerja keuangan pada PT. Bank MuamalatIndonesia Tbk?

    TINJAUAN PUSTAKA

    Kinerja PerbankanKinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang menunjukkan efektifitas dan efesiensisuatu organisasi dalam rangka mencapai tujuannya. Efektifitas apabila manajemenmemiliki kemampuan untuk memilih tujuan yang teapat atau suatu alat yang tepat untukmencapai tujuan yang telah ditetapkan, sedangkan efesiensi diartikan sebagai suatu rasio(perbandingan) antara masukan dan keluaran yaitu dengan masukan tertentu memperolehkeluaran yang optimal. Pengukuran kinerja didefinisikan sebagai performingmeasurement, yaitu kualifikasi dan efisiensi perusahaan atau segmen atau keefektifandalam pengoperasian bisnis selama periode akuntansi. Dengan demikian pengertian kinerjaadalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisien danefektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu(Hanafi, 2008: 69).Menurut Muslich (2003: 44) bahwa kinerja keuangan adalah prestasi keuangan yangtergambar dalam laporan keuangan perusahaan yaitu neraca rugi-laba dan kinerja

  • JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan

    Pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk

    VOL. 3 NO. 1

    JAN 2013

    76

    keuangan menggambarkan usaha perusahaan (operation income). Profitabilitas suatuperusahaan dapat diukur dengan menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari kegiatanpokok perusahaan dengan kekayaan asset yang digunakan untuk menghasilkankeuntungan.Kinerja keuangan dapat diukur dengan efisiensi, sedangkan efisiensi bisa diartikan rasioperbandingan antara masukan dan keluaran. Pengeluaran biaya tertentu diharapkanmemperoleh hasil yang optimal atau dengan hasil tertentu diharapkan mengeluarkan biayaseminimal mungkin. Kinerja keuangan perusahaan diukur dari efisiensinya diproksikandengan beberapa tolak ukur yang tercermin di dalam keuangan. Kinerja perusahaan dapatdinilai melalui berbagai macam variabel atau indikator, antara lain melalui laporankeuangan perusahaan yang bersangkutan. Berdasarkan laporan keuangan ini dapat dihitungsejumlah rasio keuangan yang umum digunakan sebagai dasar di dalam penilaian kinerjaperusahaan.Secara umum dapat dikatakan bahwa kinerja keuangan adalah prestasi yang dapat dicapaioleh perusahaan dibidang keuangan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkantingkat kesehatan perusahaan. Disisi lain kinerja keuangan menggambarkan kekuatanstruktur keuangan suatu perusahaan dan sejauh mana aset yang tersedia, perusahaansanggup meraih keuntungan. Hal ini berkaitan erat dengan kemampuan manajemen dalammengelola sumber daya yang dimiliki perusahaan secara efektif dan efisien.Tujuan Penilaian Kinerja KeuanganMunawir (2002: 31) menyatakan bahwa tujuan dari pengukuran kinerja keuanganperusahaan adalah :

    a) Mengetahui tingkat likuiditasLikuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhikewajiban keuangan yang harus segera diselesaikan pada saat ditagih.

    b) Mengetahui tingkat solvabilitasMenunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannyaapabia perusahaan tersebut dilikuidasi, baik keuangan jangka pendek maupunjangka panjang.

    c) Mengetahui tingkat rentabilitasRentabilitas atau yang sering disebut dengan profitabilitas menunjukkankemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

    d) Mengetahui tingkat stabilitasMenunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil,yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untukmembayar hutang-hutangnya serta membayar beban bunga atas hutang-hutangnya tepat pada waktunya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwapengukuran kinerja keuangan memberikan penilaian atas pengelolaan assetperusahaan oleh manajemen dan manajemen perusahaan dituntut untukmelakukan evaluasi dan tindakan perbaikan atas kinerja keuangan perusahaanyang tidak sehat.

    Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja PerusahaanSetiap perusahaan baik bank mau pun non bank pada suatu waktu (periode tertentu) akanmelaporkan semua kegiatan keuangannya. Laporan keuangan ini bertujuan memberikaninformasi keuangan perusahaan, baik kepada pemilik, manajemen, maupun pihak yangberkepentingan terhadap laporan tersebut. Laporan keuangan bank menunjukkan kondisikeuangan bank secara keseluruhan. Melalui laporan keuangan ini akan terbaca bagaimanakondisi bank sesungguhnya, termasuk kelemahan dan kekurangan yang dimiliki, laporan

  • JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan

    Pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk

    VOL. 3 NO. 1

    JAN 2013

    77

    ini juga menunjukkan kinerja manajemen bank selama satu periode (Kasmir, 2003:254).Laporan keuangan disamping menggambarkan kondisi keuangan suatu bank juga untukmenilai kinerja manajemen bank yang bersangkutan. Penilaian kinerja manajemen akanmenjadi patokan apakah manajemen berhasil atau tidak dalam menjalankan kebijakanyang telah digariskan oleh perusahaan.Jenis-jenis Rasio KeuanganKondisi keuangan suatu bank dapat dilihat melalui laporan keuangan yang disajikan olehsuatu bank secara periodic, agar laporan tersebut dapat dibaca sehingga menjadi berarti,maka perlu dilakukan analisis terlebih dahulu. Analisis yang digunakan adalah denganmenggunakan rasio-rasio keuangan sesuai standar yang berlaku. Menurut Sutrisno (2001:246) rasio-rasio keuangan dapat dibedakan sebagai berikut:

    a) Rasio menurut sumber dari mana rasio dibuat ,dapat dikelompokkan menjadi :1. Rasio rasio neraca (balance sheet ratio) merupakan rasio yang

    menghubungkan elemen-elemen yang ada pada neraca seperti: current rasio,cash ratio, debt to equity ratio dan sebagainya.

    2. Rasio-rasio laporan rugi laba (income statement ratio) rasio yangmenghubungkan elemen-elemen yang ada pada laporan rugi laba saja, seperti: profit margin, operating rasio dan lain-lain.

    3. Rasio-rasio antara laporan (inter statement ratio) rasio-rasio yangmenghubungkan elemen-elemen yang ada dua laporan yaitu: neraca dan labarugi, seperti: return on investment, return on equity, assets turn over dan lain-lain.

    b) Rasio menurut tujuan penggunaan rasio yang bersangkutan, rasio-rasio inidikelompokkan menjadi:a. Rasio likuditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

    kemampuan perusahaan dalam menbayar hutang-hutang jangka pendeknyab. Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

    kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnyaatau kewajiban-kewajiban apabila perusahaan dilikuidasi.

    c. Rasio aktivitas merupakan rasio untuk mengukur efektivitas perusahaandalam memanfaatkan sumber dana.

    d. Rasio rentabilitas merupakan rasio yang digunakan mengukur efektivitasperusahaan dalam mendapatkan keuntungan.

    e. Rasio penilaian merupakan rasio yang dugunakan untuk mengukurkemampuan manajemen untuk menciptakan nilai pasar agar melebihi biayamodalnya.

    Menurut Kasmir (2011:281) ada beberapa rasio keuangan bank yang dianggap pentingyaitu sebagai berikut:

    a. Rasio Likuiditas, terdiri dari: Quick Ratio, Banking Ratio, Cash Ratio, Loan toDeposit Ratio (LDR), Credit Risk Ratio, dan lain-lain.

    b. Rasio Solvabilitas, terdiri dari: Primary Ratio, Risk Assets Ratio, SecondaryRatio, Capital Ratio, Capital Adequacy Ratio.

    c. Rasio Rentabilitas, terdiri dari: Gross profit margin, Net Profit Margin, RateReturn on Loan, Operating Efficiency Ratio (OER) atau Rasio BiayaOperasional terhadap pendapatan Operasional (BOPO).

    Return On Asset (ROA)Tujuan dasar dari manajemen suatu unit usaha bisnis adalah untuk memaksimalkan nilaidari investasi yang ditanamkan oleh pemilik modal terhadap unit usaha bisnis tersebut

  • JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan

    Pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk

    VOL. 3 NO. 1

    JAN 2013

    78

    dalam hal ini adalah perusahaan yang dibangun oleh pemilik modal. Pada saat perusahaantersebut berkembang semakin besar dan lebih jauh lagi perusahaan tersebut sudah gopublic di pasar modal yang efisien, tujuan perusahaan tersebut berubah menjadi bagaimanaperusahaan tersebut memaksimalkan earning per sharenya.Return On Assets (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuanmanajemen bank dalam memperoleh profitabilitas dan mengelola tingkat efisiensi usahabank secara keseluruhan. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan semakinbaik, karena return semakin besar. Menurut Hempel, return diukur dengan menggunakanprofitability analysis, sedangkan risk diukur dengan menggunakan variabilitas sales, cost,dan difersifikasi portofolio. Pengukuran return dan risk tersebut dapat digunakan untukmembandingkan perusahaan yang sejenis. Secara garis besar, dapat disimpulkan bahwareturn yang tinggi dapat dicapai dengan menanggung resiko yang tinggi pula. Sehinggadalam rangka memaksimalkan nilai investasi dari pemilik, keseimbangan trade off antarareturn dan risk perlu selalu dijaga. Dengan manajemen yang efektif dan efisien, kita bisamengetahui risiko-risiko yang dihadapi saat kita menginginkan tingkat return tertentu.Dalam perbankan, besar kecilnya return dan risk yang melekat dalam perusahaan tersebut,tercermin dalam laporan keuangannya. Dengan membaca laporan keuangan suatuperusahaan kita dapat mengetahui bagaimana kinerja keuangan perusahaan tersebut (dalamhal ini perusahaan perbankan), sehingga keputusan-keputusan manajemen yang diambiltidak akan membawa perusahaan kepada kebangkrutan.Analisis profitabilitas dapat digunakan untuk mengukur kinerja suatu perusahaan yangdalam hal ini pasti berorientasi pada profit motif atau keuntungan yang diraih olehperusahaan tersebut. Return on asset bank juga digunakan untuk mengetahui hubunganantara organisasi dan kinerja keuangan bank-bank retail, sehingga strategi organisasidalam rangka menghadapi persaingan yang semakin ketat dapat diformulasikan.Menurut Bank Indonesia return on asset (ROA) merupakan perbandingan antara labasebelum pajak dengan rata-rata total asset dalam satu periode. Dalam penelitian ini returnon asset (ROA) dipilih sebagai indikator pengukur kinerja keuangan perbankan adalahkarena return on asset digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan didalammenghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Return on Assetmerupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap total asset. Semakin besar Return onAsset menunjukkan kinerja keuangan yang semakin baik, karena tingkat kembalian(return) semakin besar. Apabila Return on Asset meningkat, berarti profitabilitasperusahaan meningkat, sehingga dampak akhirnya adalah peningkatan profitabilitas yangdinikmati oleh pemegang saham.Capital Adequacy Rasio (CAR)CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bankuntuk menunjang aktiva yang mengandung resiko, misalnya kredit yang diberikan.Peranan modal sangat penting karena selain digunakan untuk kepentingan ekspansi, jugadigunakan sebagai buffer untuk menyerap kerugian kegiatan usaha. Dalam hal ini Bankwajib memenuhi ketentuan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) yangberlaku untuk peningkatan modal. Permodalan (capital adequacy) menunjukkankemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuanmanajemen bank dalam mengidentifikasi, mengawasi dan mengontrol resiko-resiko yangtimbul yang dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank. Rasio capital adequacyratio (CAR) digunakan untuk mengukur kemampuan permodalan yang ada untuk menutupkemungkinan kerugian didalam kegiatan perkreditan dan perdagangan surat-suratberharga.

  • JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan

    Pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk

    VOL. 3 NO. 1

    JAN 2013

    79

    Capital aequacy ratio (CAR) menurut Achmad dan Kusuno (2003) merupakan rasiopermodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untukkeperluan pengembangan usaha serta menampung kemungkinan risiko kerugian yangdiakibatkan dalam operasional bank. Semakin besar rasio tersebut akan semakin baikposisi modal. Sejalan dengan standar yang ditetapkan Bank of International Settlements(BIS), seluruh bank yang ada di Indonesia diwajibkan untuk menyediakan modalminimum sebesar 8% dari ATMR.Secara teknis, analisis tentang permodalan disebut juga sebagai analisis solvabilitas, ataujuga disebut capital adequacy analysis, yang mempunyai tujuan untuk mengetahui apakahpermodalan bank yang ada telah mencukupi untuk mendukung kegiatan bank yangdilakukan secara efisien, apakah permodalan bank tersebut akan mampu untuk menyerapkerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan, dan apakah kekayaan bank (kekayaanpemegang saham) akan semakin besar atau semakin kecil (Muljono, 2000:88). Lebih lanjutlagi menurut Muljono (2000:89), untuk mengukur kemampuan permodalan tersebutdigunakan : primary ratio, capital ratio dan capital adequacy ratio (CAR).Operating Efficiency Ratio (OER) atau BOPOOperating efficiency ratio atau rasio biaya operasional (BOPO) adalah perbandinganantara biaya operasional dan pendapatan operasional. Rasio ini digunakan untuk mengukurtingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Rasio biayaoperasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) sering disebut rasio efisiensidigunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biayaoperasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakinefisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan. Keberhasilan bankdidasarkan pada penilaian kuantitatif terhadap rentabilitas bank dapat diukur denganmenggunakan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (Kuncoro danSuhardjono, 2002:557).Menurut Bank Indonesia, efisiensi operasi diukur dengan membandingkan total biayaoperasi dengan total pendapatan operasi atau yang sering disebut BOPO. Rasio BOPO inibertujuan untuk mengukur kemampuan pendapatan operasional dalam menutup biayaoperasional. Rasio yang semakin meningkat mencerminkan kurangnya kemampuan bankdalam menekan biaya operasional dan meningkatkan pendapatan operasionalnya yangdapat menimbulkan kerugian karena bank kurang efisien dalam mengelola usahanya (SE.Intern BI, 2004). Bank Indonesia menetapkan angka terbaik untuk rasio BOPO adalahdibawah 90%, karena jika rasio BOPO melebihi 90% hingga mendekati angka 100% makabank tersebut dapat dikategorikan tidak efisien dalam menjalankan operasinya.Non Performing Loan (NPL)Seperti halnya perusahaan pada umumnya, bisnis perbankan juga dihadapkan padaberbagai risiko, salah satu risiko tersebut adalah risiko kredit. Pada penelitian ini rasiokeuangan yang digunakan sebagai proksi terhadap nilai suatu resiko kredit adalah rasionon performing loan (NPL). Rasio ini menunjukan bahwa kemampuan manajemen bankdalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Sehingga semakin tinggirasio ini maka akan semakin semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkanjumlah kredit bermasalah semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam kondisibermasalah semakin besar. Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihakketiga tidak termasuk kredit kepada bank lain.Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet.Standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia adalah kurang dari 5%, dengan rasiodibawah 5% maka penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) yang harus

  • JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan

    Pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk

    VOL. 3 NO. 1

    JAN 2013

    80

    disediakan bank guna menutup kerugian yang ditimbulkan oleh aktiva produktif non lancar(dalam hal ini kredit bermasalah) menjadi kecil. Non performing loan (NPL)merefleksikan besarnya risiko kredit yang dihadapi bank, semakin kecil NPL, makasemakin kecil pula resiko kredit yang ditanggung pihak bank. Bank dalam memberikankredit harus melakukan analisis terhadap kemampuan debitur untuk membayar kembalikewajibannya. Setelah kredit diberikan, bank wajib melakukan pemantauan terhadappenggunaan kredit serta kemampuan dan kepatuhan debitur dalam memenuhi kewajiban.Loan to Deposit Ratio (LDR)Loan to deposit ratio (LDR) menunjukkan perbandingan antara volume kreditdibandingkan volume deposit yang dimiliki oleh bank. Loan to deposit ratio (LDR)digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank dengan cara membagi jumlah kredit denganjumlah dana. Loan to deposit ratio (LDR) juga merupakan rasio yang menunjukkankemampuan suatu bank dalam menyediakan dana kepada debiturnya dengan modal yangdimiliki oleh bank maupun dana yang dapat dikumpulkan dari masyarakat. Ketentuan loanto deposit ratio (LDR) menurut Bank Indonesia adalah maksimum 110%.Ketersediaan dana dan sumber dana bank pada saat ini dan di masa yang akan datang,merupakan pemahaman konsep likuiditas dalam indikator ini. Likuiditas dinilai denganmengingat bahwa aktiva bank kebanyakan bersifat tidak liquid dengan sumber danadengan jangka waktu lebih pendek. Indikator likuiditas antara lain dari besarnya cadangansekunder (secondary reserve) untuk kebutuhan likuiditas harian, rasio konsentrasiketergantungan dari dana besar yang relatif kurang stabil, dan penyebaran sumber danapihak ketiga yang sehat, baik dari segi biaya maupun dari sisi kestabilan.Menurut Bank Indonesia, penilaian aspek likuiditas mencerminkan kemampuan bankuntuk mengelola tingkat likuiditas yang memadai guna memenuhi kewajibannya secaratepat waktu dan untuk memenuhi kebutuhan yang lain. Disamping itu bank juga harusdapat menjamin kegiatan dikelola secara efisien dalam arti bahwa bank dapat menekanbiaya pengelolaan likuiditas yang tinggi serta setiap saat bank dapat melikuidasi assetnyasecara cepat dengan kerugian yang minimal (Surat Edaran Intern BI, 2004).Peraturan Bank Indonesia menyatakan bahwa kemampuan likuiditas bank dapatdiproksikan dengan LDR yaitu perbandingan antara kredit dengan Dana Pihak Ketiga(DPK). Rasio ini digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank yang dengan caramembagi jumlah kredit yang diberikan oleh bank terhadap dana pihak ketiga. Loan todeposit ratio menunjukkan perbandingan antara volume kredit dibandingkan volumedeposit yang dimiliki oleh bank. Hal ini berarti menunjukkan tingkat likuiditas semakinkecil dan sebaliknya karena sumber dananya (deposit) yang dimiliki telah habis digunakanuntuk membiayai financing portofolio kreditnya. Semakin tinggi rasio ini, semakinrendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatubank dalam kondisi bermasalah akan semakin besar. Kredit yang diberikan tidak termasukkredit kepada bank lain sedangkan untuk dana pihak ketiga adalah giro, tabungan,simpanan berjangka, sertifikat deposito.Standar yang digunakan Bank Indonesia untuk rasio LDR adalah 80% hingga 110%. Jikaangka rasio LDR suatu bank berada pada angka dibawah 80% (misalkan 60%), maka dapatdisimpulkan bahwa bank tersebut hanya dapat menyalurkan sebesar 60% dari seluruh danayang berhasil dihimpun. Karena fungsi utama dari bank adalah sebagai intermediasi(perantara) antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana, makadengan rasio LDR 60% berarti 40% dari seluruh dana yang dihimpun tidak tersalurkankepada pihak yang membutuhkan, sehingga dapat dikatakan bahwa bank tersebut tidakmenjalankan fungsinya dengan baik. Kemudian jika rasio LDR bank mencapai lebih dari

  • JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan

    Pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk

    VOL. 3 NO. 1

    JAN 2013

    81

    110%, berarti total kredit yang diberikan bank tersebut melebihi dana yang dihimpun. Olehkarena dana yang dihimpun dari masyarakat sedikit, maka bank dalam hal ini juga dapatdikatakan tidak menjalankan fungsinya sebagai pihak intermediasi (perantara) denganbaik. Semakin tinggi LDR menunjukkan semakin riskan kondisi likuiditas bank,sebaliknya semakin rendah LDR menunjukkan kurangnya efektifitas bank dalammenyalurkan kredit. Jika rasio LDR bank berada pada standar yang ditetapkan oleh BankIndonesia, maka laba yang diperoleh oleh bank tersebut akan meningkat (dengan asumsibank tersebut mampu menyalurkan kreditnya dengan efektif). Dengan meningkatnya laba,maka return on asset (ROA) juga akan meningkat, karena laba merupakan komponen yangmembentuk return on asset (ROA)

    METODE PENELITIAN

    Sumber dan Teknik Penelitian DataData yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa

    data laporan keuangan sebagai mana yang tercantum di laporan keuangan Triwulanandalam Direktori Perbankan Indonesia dari Bank Indonesia selama lima tahun (periode2007 - 2011). Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti yaitu menggunakanpendekatan dokumen dimana pengumpulan data yang dilakukan dengan mencari sumber-sumber dokumen perusahaan yang diperlukan dalam membahas masalah.

    Metode AnalisisAnalisis Kinerja Perbankan

    Analisis kinerja perbankan dilakukan dengan menghitung rasio-rasio keuangan,yaitu CAR (capital adequacy ratio), operating efficiency ratio (OER) atau BOPO (biayaoperasional terhadap pendapatan operasional), NPL (non performing loan), dan LDR(loan to deposit ratio), yang kemudian masing-masing rasio tersebut diuji pengaruhnyaterhadap rasio ROA (return on asset).

    Analisis Regresi BergandaMetode analisis yang digunakan adalah model regresi linier berganda yang

    persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut:Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+ b4X4 + edimana:Y = return on asset (ROA)a = konstanta

    X1 = capital adequacy ratio (CAR)X2 = operating efficiency ratio (OER) Atau rasio biaya

    Operasi terhadap pendapatan operasi (BOPO)X3 = non performing loan (NPL)X4 = loan to deposit ratio (LDR)

    b1...bn = koefisien regresie = error term

    Nilai koefisien regresi disini sangat menentukan sebagai dasar analisis, mengingatpenelitian ini bersifat fundamental method. Hal ini berarti jika koefisien b bernilai positif(+) maka dapat dikatakan terjadi pengaruh searah antara variabel independen denganvariabel dependen, setiap kenaikan nilai variabel independen akan mengakibatkan

  • JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan

    Pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk

    VOL. 3 NO. 1

    JAN 2013

    82

    kenaikan variabel dependen. Demikian pula sebaliknya, bila koefisien nilai b bernilainegatif (-), hal ini menunjukkan adanya pengaruh negatif dimana kenaikan nilai variabelindependen akan mengakibatkan penurunan nilai variabel dependen.

    Pengujian HipotesisKetepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari

    goodness of fit nya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai statistik t, nilaistatistik F, dan nilai koefisien determinansi (R2). Perhitungan statistik disebut signifikansecara statistik, apabila uji nilai statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Hoditolak). Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila uji nilai statistiknya berada dalam daerahdimana Ho diterima.(1) Uji F

    Uji F digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh CAR (capital adequacyratio), operating efficiency ratio atau BOPO, NPL (non performing loan), dan LDR (loanto deposit ratio) terhadap return on asset (ROA) secara bersama-sama.Keterangan:Ho = Tidak ada pengaruh yang signifikan antara capital adequacy ratio (CAR),

    operating efficiency ratio (OER) atau BOPO, non performing loan (NPL), danloan to deposit ratio (LDR) secara bersama-sama terhadap kinerja keuanganpada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk.

    Ha = Ada pengaruh yang signifikan antara capital adequacy ratio (CAR),operating efficiency ratio (OER) atau BOPO, non performing loan (NPL), danloan to deposit ratio (LDR) secara bersama-sama terhadap kinerja keuanganpada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk.

    Dengan langkah-langkah sebagai berikut:(a) Merumuskan Hipotesis.(b) Menentukan tingkat signifikansi yaitu sebesar 0.05 (=0,05). (c) Membandingkan Fhitung dengan FtabelKriteria Pengujian:- Bila Fhitung < F tabel, maka Ho diterima, artinya tidak ada pengaruh yang

    signifikan secara bersama-sama CAR, OER atau BOPO, NPL, dan LDR terhadapROA.

    - Bila Fhitung F tabel, Ho ditolak, artinya ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama CAR, OER atau BOPO, NPL, dan LDR terhadap ROA.

    (2) Uji tUji t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh rasio keuangan perbankan syariahterhadap kinerja perbankan di Bursa Efek Indonesia. Oleh karena itu uji t ini digunakanuntuk menguji hipotesis.Keterangan:Ho =Tidak ada pengaruh yang signifikan antara capital adequacy ratio (CAR),

    operating efficiency ratio (OER) atau BOPO, non performing loan (NPL), danloan to deposit ratio (LDR) secara parsial terhadap kinerja keuangan pada PT.Bank Muamalat Indonesia Tbk.

    Ha = Ada pengaruh yang signifikan antara capital adequacy ratio (CAR), operatingefficiency ratio (OER) atau BOPO, non performing loan (NPL), dan loan todeposit ratio (LDR) secara parsial terhadap Kinerja Keuangan pada PT. BankMuamalat Indonesia Tbk.

    Kriteria Pengujian:

  • JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan

    Pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk

    VOL. 3 NO. 1

    JAN 2013

    83

    - Bila thitung < ttabel atau, maka Ho diterima , artinya tidak ada berpengaruh antaraCAR, OER atau BOPO, NPL, dan LDR secara parsial terhadap ROA.

    - Bila thitung ttabel, Ho ditolak , artinya ada berpengaruh antara CAR, OER atau BOPO, NPL, dan LDR secara parsial terhadap ROA.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Gambaran Umum Obyek Penelitian

    PT. Bank Muamalat, Tbk. Didirikan pada tahun 1412H atau tahun 1991 diprakarsaioleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah Indonesia. Melalui kegiatanoperasinya pada tanggal 27 syawal 1412 H atau tanggal 1 Mei 1992, dengan dukunganeksponen Ikatan Cendikiawan Muslim Se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusahaMuslim, pendirian bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti daridokumen pendirian sahan perseroan senilai Rp. 84 Milyar pada saat penandatanganan aktapendirian perseroan. Selanjutnya pada acara silaturahmi pendirian di Istana Bogordiperoleh tambahan komitmen dan masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modalsenilai Rp. 106 Milyar. Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikanbank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai bank devisa. Pengakuan inisemakin memperkokoh posisi perseroan sebagai bank syariah pertama dan terkemuka diIndonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus dikembangkan. Pada akhirtahun 90an, Indonesia dilanda krisis moneter yang memporak porandakan sebagaian besarperekonomian Asia Tenggara. Sektor perbankkan nasional tergulung oleh kredit macetdisekmen korporasi, bank Muamalat pun terimbas danpak krisis. Di tahun 1998 rasiopembayaran macet (NPF) mencapai lebih dari 60%, perseroan mencatat rugi sebesar Rp.105 Milyar. Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu Rp. 39,3 Milyar, kurang sepertigamodal setor awal. Dalam upaya memperkuat permodalannya, bank Muamalat mencaripemodal yang potensial dan ditanggapi secara positif oleh Islamic Development Bank(IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 1 Juni 1999 IDBsecara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat oleh karenanya kurunwaktu antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masamasa yang penuh tantangan sekaliguskeberhasilan bagi bank Muamalat, dalam kurun waktu tersebut bank Muamalat berhasilmembalikkan kondisi dari rugi menjadi laba berkat upaya dan dedikasi setiap kruMuamalat. Ditunjang oleh kepemimpinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yangtepat serta ketaatan terhadap pelaksanaan perbankan syariah secara murni.

    Kinerja PT. Bank Muamalat Indonesia TbkAdapun data rata-rata pergerakan rasio return on asset (ROA), capital adequacy ratio(CAR), operating efficiency ratio (OER) atau BOPO, non performing loan (NPL), danloan to deposit ratio (LDR) pada masing-masing periode 2007-2012 sebagai berikut:

    Tabel 1Rasio Keuangan Bank Muamalat Periode Triwulanan 2007-2012

    Periode Rasio Keuangan Bank MuamalatROA CAR OER NPL LDR

    2007 Maret 3.26 15.28 77.69 2.70 90.51Juni 3.03 13.00 84.52 3.93 97.06September 2.41 11.45 82.09 4.96 102.87Desember 2.27 10.79 82.75 1.33 99.16

  • JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan

    Pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk

    VOL. 3 NO. 1

    JAN 2013

    84

    2008 Maret 3.04 11.63 75.76 1.61 95.73Juni 2.77 9.64 78.05 3.72 102.94September 2.62 11.34 78.73 3.88 106.39Desember 2.60 11.44 78.94 3.85 104.41

    2009 Maret 2.76 12.29 78.10 5.82 98.44Juni 1.83 11.22 86.33 3.23 90.27September 0.53 10.85 95.71 7.32 92.93Desember 0.45 11.15 95.50 4.10 85.82

    2010 Maret 1.48 10.52 87.58 5.83 99.47Juni 1.07 10.12 90.52 3.93 103.71September 0.81 14.62 89.33 3.36 99.68Desember 1.36 13.32 87.38 3.51 91.52

    2011 Maret 1.38 12.42 84.72 3.99 95.82Juni 1.74 11.64 85.16 3.57 95.71September 1.55 12.59 86.54 3.71 92.45Desember 1.52 12.05 85.52 1.78 85.18

    2012 Maret 1.51 12.07 85.66 1.97 97.08Juni 1.61 14.54 84.56 1.94 99.85September 1.62 13.24 84.00 1.61 99.96

    Sumber: Bank Indonesia (diolah), 2013

    Pada Tabel I di atas terlihat bahwa ROA, CAR, OER atau BOPO, NPL dan LDR bankumum syariah selama periode penelitian yaitu tahun 2007-2012 mengalami fluktuasi. Halini dapat diketahui pada beberapa periode untuk masing-masing variabel. Pada Maret 2007PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk menunjukkan ROA tertinggi sebesar 3,26 %,sedangkan ROA terendah sebesar 0,45 % pada Desember 2009. Rasio CAR tertinggiterjadi pada periode Maret 2007 sebesar 15.28 %, sedangkan terendah pada periode Juni2008 sebesar 9,64 %. Rasio OER atau BOPO tertinggi pada periode September 2009sebesar 95,71 %, sedangkan OER atau BOPO terendah pada periode Maret 2008 sebesar75.76 %. Rasio NPL tertinggi terjadi pada periode September 2009 sebesar 7,32 %,sedangkan terendah sebesar 1,33 % Desember 2007. Rasio LDR tertinggi terjadi padaperiode September 2008 sebesar 106,39 %, sedangkan terendah LDR terjadi pada periodeDesember 2011 sebesar 85,18%.

    Pengujian Normalitas DataTujuan dilakukan uji normalitas data untuk mengetahui apakah data terdistribusi dengannormal atau tidak, sehingga apabila Pengujian normalitas ini dapat dilakukan melaluianalisis statistik. Analisis Statistik digunakan untuk mendeteksi normalitas data dapatdilakukan pula melalui analisis statistik yang salah satunya dapat dilihat melaluiKolmogorov-Smirnov test (K-S) dengan memperoleh angka probabilitas atau asymp.sig.Nilai ini dibandingkan dengan taraf signifikan 0,05, untuk pengambilan keputusan denganpedomen (Priyatno 2010: 42):

    - Jika signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka data tidak berdistribusinormal.

    - Jika signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka data berdistribusi normal.

  • JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan

    Pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk

    VOL. 3 NO. 1

    JAN 2013

    85

    Tabel 2Hasil Pengujian Normalitas Data

    ROA CAR OER NPL LDRN 23 23 23 23 23NormalParameters(a,b)

    Mean 1.8791 12.0526 84.5713 3.5500 96.8243Std. Deviation .81254 1.44028 5.27832 1.49439 5.71337

    Most ExtremeDifferences

    Absolute .147 .134 .118 .183 .118

    Positive .147 .134 .118 .183 .074Negative -.117 -.088 -.109 -.111 -.118

    Kolmogorov-Smirnov Z .704 .645 .565 .875 .568Asymp. Sig. (2-tailed) .704 .800 .907 .428 .904

    a Test distribution is Normal.b Calculated from data.Sumber: Hasil olahan data, 2013

    Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa Kolmogorov-Smirnov pada variabelvariabel ROA sebesar 0,147 dengan tingkat signifikan (Asymp.sig) sebesar 0,704, CARsebesar 0,134 dengan tingkat signifikan (Asymp.sig) sebesar 0,800, variabel OER atauBOPO sebesar 0,118 dengan tingkat signifikan (Asymp.sig) sebesar 0,907, variabel NPLsebesar 0,183 dengan tingkat signifikan (Asymp.sig) sebesar 0,428, dan variabel LDRsebesar 0,118 dengan tingkat signifikan (Asymp.sig) sebesar 0,904. Dengan demikian,berdasarkan kriteria pengujian bahwa nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05,distribusi data adalah normal, sehingga data dapat dikatakan berdistribusi normal.Pengujian Penyimpangan Asumsi Klasik

    1. Pengujian MultikolinearitasBertujuan menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel independen. Pada model regresi yang baik seharusnya antar variabelindependen tidak terjadi kolerasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitasdalam model regresi dapat dilihat dari tolerance value atau variance inflationfactor (VIF). Model regresi bebas multikolineritas adalah (Santoso, 2010:203),apabila:1. Jika nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 5, maka dapat disimpulkan bahwa

    tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.2. Jika nilai tolerance < 0,10 dan nilai VIF > 5, maka dapat disimpulkan bahwa

    ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

  • JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan

    Pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk

    VOL. 3 NO. 1

    JAN 2013

    86

    Tabel 3Hasil Pengujian Multikolinearitas

    Coefficientsa

    .848 1.179

    .693 1.442

    .772 1.296

    .741 1.349

    CAROERNPLLDR

    Model1

    Tolerance VIFCollinearity Statistics

    Dependent Variable: ROAa.

    Sumber: Hasil olahan data, 2013Dari hasil uji multikolinearitas diperoleh nilai masing-masing VIF untuk CAR

    (1,179), OER atau BOPO (1,442), NPL (1,296) dan LDR (1,349). Hal inimenunjukkan bahwa keempat variabel independen tidak terjadi multikolinearitaskarena nilai VIF lebih dari 0,10 dan kurang dari 5. Dengan demikian keempat variabelindependen tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam modelregresi.

    2. Pengujian HeteroskedastisitasUji heteroskedastisitas tujuannya untuk menguji apakah dalam model regresi

    terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.Model regresi yang baik adalah yang terjadi homokedastisitas atau tidak terjadiheteroskedastisitas. Untuk menentukan heteroskedastisitas juga dapat menggunakangrafik scatterplot, titik-titik yang terbentuk harus menyebar secara acak, tersebar baikdi atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hasil uji heteroskedastisitas dapatdi lihat melalui grafik Scatterplot, yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini:

    Gambar 1Hasil Pengujian Heteroskedastisitas

    Scatterplot

    Dependent Variable: ROA

    Regression Standardized Predicted Value

    210-1-2-3

    Reg

    ress

    ion

    Stud

    entiz

    edR

    esid

    ual

    4

    3

    2

    1

    0

    -1

    -2

    Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak sertatersebar baik di atas maupun di bawah angka nol (0) pada sumbu Y, tidak berkumpul di

  • JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan

    Pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk

    VOL. 3 NO. 1

    JAN 2013

    87

    satu tempat, serta tidak membentuk pola tertentu, ssehingga dapat disimpulkan bahwatidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi dalam artian bahwa semua variabelCAR, OER atau BOPO, NPL dan LDR menunjukkan variabel independen dapatdigunakan untuk memprediksi ROA pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk selamaperiode 2007-2012.

    3. Pengujian AutokorelasiUji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear adakorelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan periode t-1(sebelumnya). Ada atau tidaknya autokorelasi bisa di lihat pada tabel Durbin-Watsondengan kriteria penilaian (Santoso, 2010:215):

    - Angka DW kurang dari -2 berarti ada autokorelasi positif- Angka DW diantara -2 sampai 2, berarti tidak autokorelasi- Angka DW di atas 2 berarti ada autokorelasi negatif

    Tabel 4Hasil Pengujian Autokorelasi

    Model Summaryb

    .925a .856 .825 .34039 1.282Model1

    R R SquareAdjustedR Square

    Std. Error ofthe Estimate

    Durbin-Watson

    Predictors: (Constant), LDR, NPL, CAR, OERa.

    Dependent Variable: ROAb.

    Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan hasil uji Durbin-Watson sebesar 1,282 hal ini berartitidak ada autokorelasi.

    Analisis Regresi BergandaAnalisis regresi berganda untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu CAR,

    OER atau BOPO, NPL dan LDR terhadap variabel terikat yaitu ROA pada PT. BankMuamalat Indonesia. Adapun hasil uji regresi berganda dapat dilihat pada tabel di bawahini:

    Tabel 5

    Model Summaryb

    .925a .856 .825 .34039 1.282Model1

    R R SquareAdjustedR Square

    Std. Error ofthe Estimate

    Durbin-Watson

    Predictors: (Constant), LDR, NPL, CAR, OERa.

    Dependent Variable: ROAb.

    Dari Tabel 4 di atas angka R sebesar 0,925 menunjukkan bahwa hubungan antaraROA dan 4 variabel independennya adalah kuat. R Square sebesar 0,856 edangkanAdjusted R Square sebesar 0,825. Hal ini berarti 82,5 % variasi dari ROA bisa dijelaskanoleh variasi dari ke empat variabel independen, sedangkan sisanya (100% -82,5 % = 17,5%) dijelaskan oleh variabel-variabel lain.

  • JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan

    Pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk

    VOL. 3 NO. 1

    JAN 2013

    88

    Tabel 5Hasil Uji Regresi Berganda

    Coefficientsa

    16.025 2.589 6.190 .000-.008 .055 -.015 -.153 .880-.154 .017 -.999 -9.312 .000.072 .055 .132 1.300 .210

    -.013 .015 -.094 -.908 .376

    (Constant)CAROERNPLLDR

    Model1

    B Std. Error

    UnstandardizedCoefficients

    Beta

    StandardizedCoefficients

    t Sig.

    Dependent Variable: ROAa.

    Sumber: Hasil data olahan, 2013

    Dari tabel 5, dapat digambarkan persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:Y = 16,025 - 0,008 X1 - 0.154 X2 + 0,072 X3 - 0,013 X4Dari persamaan regresi di atas, dapat diterangkan sebagai berikut:1. Nilai konstanta yaitu sebesar 16,025. Hal ini menunjukkan bahwa apabila variabel

    CAR, OER atau BOPO, NPL dan LDR tidak mengalami perubahan atau nilainya nol,maka nilai dari variabel ROA (Y) adalah sebesar 16,025.

    2. Nilai koefisien regresi variabel CAR (X1) sebesar -0,008. Hal ini menunjukkanbahwa apabila nilai variabel CAR (X1) meningkat 1 satuan atau 100 %, maka nilaiROA (Y) akan mengalami perubahan secara negatif sebesar 0,008. Dengan asumsivariabel bebas lainnya konstan, sehingga dapat dikatakan jika variabel CARmeningkat maka ROA akan menurun begitu pun sebaliknya.

    3. Nilai koefisien regresi variabel OER atau BOPO (X2) sebesar -0,154, hal inimenunjukkan bahwa apabila nilai variabel OER atau BOPO (X2) meningkat sebesar 1satuan atau 100 % maka variabel ROA (Y) akan mengalami perubahan secara negatifsebesar 0,154. Dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan, sehingga dapatdikatakan jika variabel OER atau BOPO meningkat maka ROA akan menurun begitupun sebaliknya.

    4. Nilai koefisien regresi variabel NPL (X3) sebesar 0,072, hal ini menunjukkan bahwaapabila nilai variabel NPL (X3) meningkat sebesar 1 satuan atau 100 % maka nilaivariabel ROA (Y) akan mengalami perubahan secara positif sebesar 0,072. Denganasumsi variabel bebas lainnya konstan, sehingga dapat dikatakan jika variabel NPLmeningkat maka ROA akan meningkat begitu pula sebaliknya.

    5. Nilai koefisien regresi variabel LDR (X4) sebesar -0,013, hal ini menunjukkan bahwaapabila nilai variabel LDR (X4) meningkat sebesar 1 satuan atau 100 % maka nilaivariabel ROA (Y) akan mengalami perubahan secara negatif sebesar 0,013. Denganasumsi variabel bebas lainnya konstan, sehingga dapat dikatakan jika variabel LDRmeningkat maka ROA akan menurun begitu pula sebaliknya.

    Uji F (Uji Secara Bersama-sama)Uji F digunakan untuk menguji variabel bebas rasio keuangan capital adequacy ratio(CAR), operating efficiency ratio (OER) atau BOPO, non performing loan (NPL), danloan to deposit ratio (LDR) terhadap return on asset (ROA) secara bersama-sama.

  • JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan

    Pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk

    VOL. 3 NO. 1

    JAN 2013

    89

    Ho = Tidak ada pengaruh yang signifikan antara capital adequacy ratio (CAR), operatingefficiency ratio (OER) atau BOPO, non performing loan (NPL), dan loan to depositratio (LDR) secara bersama-sama terhadap kinerja keuangan pada PT. BankMuamalat Indonesia Tbk.

    Ha = Ada pengaruh yang signifikan antara capital adequacy ratio (CAR), operatingefficiency ratio (OER) atau BOPO, non performing loan (NPL), dan loan to depositratio (LDR) secara bersama-sama terhadap kinerja keuangan pada PT. BankMuamalat IndonesiaTbk.

    Kriteria Pengujian:- Bila Fhitung < F tabel, maka Ho diterima, artinya tidak ada pengaruh yang

    signifikan secara bersama-sama CAR, OER atau BOPO, NPL, dan LDR terhadapROA.

    - Bila Fhitung F tabel, Ho ditolak, artinya ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama CAR, OER atau BOPO, NPL, dan LDR terhadap ROA.

    Tabel 6Hasil Uji F

    ANOVAb

    12.439 4 3.110 26.839 .000a

    2.086 18 .11614.525 22

    RegressionResidualTotal

    Model1

    Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

    Predictors: (Constant), LDR, NPL, CAR, OERa.

    Dependent Variable: ROAb.

    Sumber: Hasil data olahan, 2013

    Dari tabel tersebut di atas, terlihat bahwa Fhitung adalah sebesar 26,839.Sedangkan Ftabel dengan level signifikan = 5% dengan penyebut (n-k-1 = 23-4-1) dan pembilang (k=4) adalah sebesar 2,93. Berdasarkan ketentuan pengujian, jika Fhitung Ftabel atau Sig F < (0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima, sedangkan jika Fhitung (0,05) maka Ho diterima dan Ha ditolak. Pada penelitian ini ternyata Fhitung (26,839) > Ftabel (2,93) atau Sig F (0,000) < (0,05) berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti pula bahwa ada pengaruh yang signifikan secara bersama-samaantara rasio CAR, OER atau BOPO, NPL dan LDR terhadap ROA.Uji t (Parsial)

    Uji t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh rasio keuangan perbankansyariah umum terhadap kinerja perbankan. Oleh karena itu uji t ini digunakan untukmenguji hipotesis.Keterangan:Ho = Tidak ada pengaruh yang signifikan antara capital adequacy ratio (CAR), operating

    efficiency ratio (OER) atau BOPO, non performing loan (NPL), danc loan todeposit ratio (LDR) secara parsial terhadap kinerja keuangan pada PT. BankMuamalat Indonesia Tbk.

    Ha = Ada pengaruh yang signifikan antara capital adequacy ratio (CAR), operatingefficiency ratio (OER) atau BOPO, non performing loan (NPL), dan loan to depositratio (LDR) secara parsial terhadap kinerja keuangan pada PT. Bank MuamalatIndonesia Tbk.

  • JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan

    Pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk

    VOL. 3 NO. 1

    JAN 2013

    90

    Kriteria Pengujian:- Bila thitung < ttabel, maka Ho diterima, artinya tidak ada berpengaruh antara

    CAR, OER atau BOPO, NPL, dan LDR secara parsial terhadap ROA.- Bila thitung ttabel, Ho ditolak , artinya ada berpengaruh antara CAR, OER

    atau BOPO, NPL, dan LDR secara parsial terhadap ROA.Tabel 7

    Hasil Uji t

    Coefficientsa

    16.025 2.589 6.190 .000-.008 .055 -.015 -.153 .880-.154 .017 -.999 -9.312 .000.072 .055 .132 1.300 .210

    -.013 .015 -.094 -.908 .376

    (Constant)CAROERNPLLDR

    Model1

    B Std. Error

    UnstandardizedCoefficients

    Beta

    StandardizedCoefficients

    t Sig.

    Dependent Variable: ROAa.

    Sumber: Hasil olahan data, 2013

    Dari tabel uji parsial diperoleh nilai thitung variabel CAR -0.153 dengan nilaisifnifikan sebesar 0,880, variabel OER atau BOPO sebesar -9,312 dengan nilai signifikansebesar 0,000, variabel NPL sebesar 1,300 dengan nilai signifikan sebesar 0,210, danvariabel LDR sebesar -0,908 dengan nilai signifikan sebesar 0,376, sedangkan nilai ttabeldengan level signifikan = 0,05, df = n-1 adalah sebesar 2,09, maka dapat diketahui darikeempat variabel bebas hanya variabel BOPO sebesar -9,312 dengan signifikan sebesar0,000 yang mempunyai pengaruh signifikan secara parsial terhadap ROA.

    Pengaruh Rasio CAR, OER atau BOPO, NPL dan LDR secara bersama-samaterhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan ROA.

    Hasil pengujian secara bersama-sama menunjukkan bahwa nilai Fhitung adalahsebesar 26,839. Sedangkan Ftabel dengan level signifikan = 5% dengan penyebut (n-k-1 = 23-4-1) dan pembilang (k=4) adalah sebesar 2,93. Berdasarkan ketentuan pengujian, jikaFhitung Ftabel atau Sig F < (0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima, sedangkan jika Fhitung < Ftabel atau Sig F > (0,05) maka Ho diterima dan Ha ditolak. Pada penelitian ini ternyata Fhitung (26,839) > Ftabel (2,93) atau Sig F (0,001) < (0,05) berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat dikatakan ada pengaruh yang signifikan secarabersama-sama antara rasio CAR, OER atau BOPO, NPL dan LDR terhadap ROA.

    Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh koefosien regresi variabel CAR (X1)sebesar 0.008. Hal ini menunjukkan bahwa apabila nilai variabel CAR (X1) meningkatsebesar 100%, maka nilai variabel ROA (Y) akan menurun sebesar 0,8 %, sebaliknya jikaterjadi penurunan terhadap variabel CAR (X1) sebesar 100%, nilai variabel ROA (Y) akanmengalami peningkatan sebesar 0,8 %. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakinbesar capital adequacy ratio (CAR) maka return on asset (ROA) yang diperoleh bankakan semakin kecil karena semakin besar capital adequacy ratoi (CAR) maka semakintinggi kemampuan permodalan suatu bank untuk mampu menyerap risiko kegagalan kredityang mungkin terjadi, sehingga semakin tinggi angka rasio ini, maka menunjukkan banktersebut semakin sehat begitu juga dengan sebaliknya. Dengan semakin meningkatnya

  • JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan

    Pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk

    VOL. 3 NO. 1

    JAN 2013

    91

    tingkat solvabilitas bank, maka secara tidak langsung akan berpengaruh padameningkatnya kinerja bank, karena kerugian-kerugian yang ditanggung bank dapat diserapoleh modal yang dimiliki bank tersebut. Kapital atau modal merupakan salah satu variabelyang dapat digunakan sebagai dasar pengukuran kinerja bank, yang tercermin dalamkomponen CAMEL rating (Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity). Oleh karenaitu besarnya modal suatu bank akan mempengaruhi jumlah aktiva produktif, sehinggasemakin tinggi asset utilizatio maka modal harus bertambah besar. Sehingga dapatdisimpulkan bahwa semakin besar capital adequacy ratio (CAR), maka return on asset(ROA) juga akan semakin besar, dalam hal ini kinerja keuangan bank menjadi semakinmeningkat atau membaik.

    Nilai koefosien regresi variabel BOPO (X2) sebesar -0,154, hal ini menunjukkanbahwa apabila nilai variabel BOPO (X2) meningkat 100 %, maka nilai variabel ROA (Y)akan mengalami penurunan sebesar 15.4 %, sebaliknya jika terjadi penurunan variabelBOPO (X2) sebesar 100%, maka nilai variabel ROA (Y) akan mengalami kenaikansebesar 15,4 %. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin kecil OER atau BOPOmaka semakin efisien bank dalam menjalankan aktivitas usahanya maka semakin sehatbank tersebut, sehingga memungkinkan bank dalam kondisi bermasalah kecil. Tingkatefisiensi bank menjalankan operasinya berpengaruh terhadap tingkat pendapatan yangdihasilkan bank tersebut. Jika kegiatan operasional dilakukan efisien maka pendapatanyang dihasilkan bank tersebut akan naik.

    Nilai koefosien regresi variabel NPL (X3) sebesar 0,072, hal ini menunjukkanbahwa apabila nilai variabel NPL (X3) meningkat 100 %, maka nilai variabel ROA (Y)akan mengalami kenaikan sebesar 7,2 %. Sebaliknya jika terjadi penurunan variabel NPL(X3) sebesar 100% maka nilai variabel ROA (Y) akan mengalami penurunan sebesar 7,2%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata tingkat Non Performing Loan (NPL)PT. Bank Muamalat Tbk masih rendah dibawah 5%, karena semakin rendah rasio ini makasemakin baik kualitas kredit yang diberikan kepada pihak ketiga, sehingga resiko kredityang akan ditanggung oleh bank semakin rendah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwasaat ini tingkat non performing loan (NPL) bank syariah masih tergolong rendah yaitu dibawah 5%. Bank selalu menjaga agar besarnya rasio NPL di bawah 5%, sehinggawalaupun rata-rata rasio non performing loan (NPL) PT. Bank Muamalat Tbk di bawah5%, namun terdapat satu periode yang menunjukkan besarnya rasio non performing loan(NPL) di atas 5% yaitu sebesar 7,32% pada bulan September 2009. Hal inilah yang tidakmenyebabkan naiknya Return on Asset (ROA). Hal ini juga yang menjadi penyebabmengapa pada penelitian ini non performing loan (NPL) tidak berpengaruh signifikanterhadap return on asset (ROA). Kredit yang disalurkan berkualitas buruk akanmeningkatkan resiko, terutama jika penyaluran kredit dilakukan tidak menggunakanprinsip kehati-hatian menyebabkan bank menanggung risiko yang besar. Risiko tersebutdapat berupa kesulitan pengembalian kredit oleh debitur, apabila jumlahnya cukup besardapat mempengaruhi kinerja bank.

    Nilai koefisien regresi variabel LDR (X4) sebesar -0,013, hal ini menunjukkanbahwa apabila nilai variabel LDR (X4) meningkat sebesar 100%, maka nilai variabel ROA(Y) akan mengalami penurunan sebesar 1,3 %. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwakemampuan bank dalam menyalurkan kreditnya dari pihak ketiga kepada pihak debiturberpengaruh terhadap tingkat pendapatan atau laba bank tersebut. Persentase penyalurankredit terhadap dana pihak ketiga berada diantara 80%-110% maka dapat disimpulkanbahwan PT. Bank Muamalat Indonesia memiliki tingkat likuiditas yang baik, sehinggakinerja keuangan bank tersebut juga baik. Apabila bank mampu menyalurkan kreditnya

  • JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan

    Pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk

    VOL. 3 NO. 1

    JAN 2013

    92

    dengan efektif, maka laba yang diperoleh bank tersebut akan meningkat. Denganmeningkatnya laba, maka return on asset (ROA) juga akan meningkat karena labamerupakan komponen yang membentuk return on asset (ROA).

    Pengaruh Rasio CAR, OER atau BOPO, NPL dan LDR secara parsial terhadapKinerja Keuangan yang diukur dengan ROA.

    Dari tabel uji parsial diperoleh nilai thitung variabel CAR -0.153 dengan nilaisifnifikan sebesar 0,880, variabel OER atau BOPO sebesar -9,312 dengan nilai signifikansebesar 0,000, variabel NPL sebesar 1,300 dengan nilai signifikan sebesar 0,210, danvariabel LDR sebesar -0,908 dengan nilai signifikan sebesar 0,376, sedangkan nilai ttabeldengan level signifikan = 0,05, df = n-1 adalah sebesar 2,09, maka dapat diketahui darikeempat variabel bebas hanya variabel OER atau BOPO sebesar -9,312 dengan signifikansebesar 0,000 yang mempunyai pengaruh signifikan secara parsial terhadap ROA. Darihasil perhitungan uji secara parsial diperoleh nilai thitung variabel OER atau BOPOsebesar -2,407 dengan nilai signifikan 0,029 dimana nilai ini signifikan dengan tingkatsignifikan 0,05 dan lebih kecil dari 0,05, sedangkan nilai ttabel dengan level signifikan =0,05, df = n-1 adalah sebesar 2,12. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa BOPOberpengaruh negative dan signifikan terhadap ROA.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa jika OER atau BOPO meningkat maka ROAyang diperoleh menurun. Hal ini disebabkan karena tingkat efisiensi bank dalammenjalankan operasi erpengaruh terhadap tigkat pendapatan yan diperoleh bank tersebut.Jika kegiatan operasional dilakukan dengan efisien maka pendapatan yang diperoleh banktersebut. Selain itu, besarnya rasio OER atau BOPO juga disebabkan karena tingginyabiaya dana yang dihimpun dan rendahnya pendapatan bunga dari penanaman dana.Sehingga semakin besar OER atau BOPO, maka akan semakin kecil atau menurun kinerjakeuangan bank, dan sebaliknya jika OER atau BOPO semakin kecil maka kinerjakeuangan bank semakin membaik atau meningkat.

    PENUTUP

    Berdasarkan dari pembahasan hasil penelitian mengenai pengaruh rasio capitaladequacy ratio (CAR), operating efficiency ratio (OER) atau BOPO, non performing loan(NPL) dan loan to deposit ratio (LDR) terhadap kinerja keuangan yang diukur denganreturn on asset (ROA) pada PT. Bank Muamalat Tbk periode tahun 2007-2012, dapatdiambil kesimpulan sebagai berikut: 1). Hasil pengujian hipotesis secara bersama-samamenunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara rasio CAR,OER atau BOPO, NPL dan LDR terhadap ROA. 2). Hasil pengujian hipotesis secaraparsial menunjukkan bahwa dari keempat variabel bebas tersebut, hanya variabel OERatau BOPO yang mempunyai pengaruh signifikan secara parsial terhadap ROA. BOPOberpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, sehingga semakin besar BOPO makaakan semakin kecil atau menurun kinerja keuangan bank, dan sebaliknya jika BOPOsemakin kecil maka dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan bank semakin meningkatatau membaik.

  • JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan

    Pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk

    VOL. 3 NO. 1

    JAN 2013

    93

    DAFTAR PUSTAKA

    Achmad, Tarmizi & Willyanto K. Kusumo, 2003. Analisis Rasio-Rasio Keuangan sebaaiIndikator dalam Memprediksi Potensi Kebangkrutan Perbankan di Indonesia.Media Ekonomi dan Bisnis. 15 (1): 54-75.

    Ahmad Riawan A, 2010. Menggagas Manajemen Syariah (Teori dan praktik The CeletialManagement). Jakarta: Salemba Empat.

    Bank Muamalat. 2013. Laporan Keuangan (online),(http://www.muamalatbank.com/home/investor/quarterly_report_new di akses 30Maret 2013).

    Denda Wijaya, Lukman, 2003. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.Duwi Priyatno, 2010. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisi Data Penelitian

    dengan SPSS. Yogyakarta: Gava Media.Gujarati, Damodar N., 2003, Basic Econometrics, Edisi 4. Singapura: Mc-Grawhill.Hempel, George H., Alan B. Coleman, Donald G. Simonson, 1986, Bank Management

    Text And Cases, John Wilry and Sons.Akuntan Indonesia, 1999, Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.Imam, Ghozali, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi 3.

    Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.Kasmir. 2011. Manajemen Perbankan, Edisi Pertama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.Koch, Timothy W. & S. Scott MacDonald, 2000, Bank Management, 4th Edition. New

    York: Harcout College Publishers.Kuncoro, M., Suhardjono, 2002. Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi Edisi

    Pertama. Yogyakarta: BPFE.Manduh Hanafi, 2008. Manajemen Keuangan, Edisi pertama. Yogyakarta: BPFE.Merkusiwati, Ni Ketut Aryani, 2002. Pengaruh Capital, Asset Quality, Management,

    Earning, dan Liquidity (CAMEL) Tehadap Kinerja Perbankan. Buletin EkonomiVolume 12 Nomor 1 tahun 2007.

    Muljono, Teguh Pudjo, 2000. Aplikasi Akuntansi Manajemen Dalam Praktik Perbankan,Edisi 3. Yogyakarta: BPFE.

    Munawir, 2000. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Cetakan Keempat belas.Liberty, Yogyakarta.

    Nuresya, Meliyanti, 2009. Analisis Kinerja Keuangan Bank: Pendekatan Rasio NPL, LDR,BOPO, dan ROA pada Bank privat dan Publik. Kajian Ekonomi dan keuangan,7(4): 1-15.

    Singgih Santoso, 2910. Statistik Parametrik : Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta:PT Elex Media Komputindo.

    Sutrisno, 2001. Manajemen Keuangan Teori Konsep dan Aplikasi, Edisi Keempat.Yogyakarta: Ekonisia Kampus Fakultas Ekonomi.

    Syofyan Sofriza, 2002. Pengaruh Struktur Pasar terhadap Kinerja Perbankan di Indonesia.Media Riset Bisnis & Manajemen. 2(3): 194-219.

    Surat Edaran Bank Indonesia No 6/73/Intern DPNP tgl 24 Desember 2004, PerihalPedoman Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum (CAMELS Rating).2004. Jakarta: Bank Indonesia.