analisis pengaruh rasio keuangan camel, tingkat...

30
ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN CAMEL, TINGKAT INFLASI, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA BANK UMUM SWASTA NASIONAL DAN BANK ASING DI INDONESIA PERIODE 2004-2008 FULANAH IKA PURNAMADEWI DRS. H. PRASETIONO, M.SI Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro ABSTRACT This study is conducted to examine and analyze effect of CAR (Capital Adequacy Ratio), NPL (Non Performing Loan), NPM (Net Profit Margin), BOPO (Operational Cost toward Return), LDR (Loan to Deposit Ratio), inflation level, and Firm Size toward finance performance that is represented by a proxy of ROA (Return On Asset) on national private banking and foreign banking located in Indonesia in period of 2004-2008. Besides, it is also aimed to examine whether existed a different toward variable of CAR, NPL, NPM, BOPO, LDR, inflation level, and Firm Size toward finance performance which represented by a proxy of ROA toward both banking industry. To determine sampling collection in this study, it was conducted by using purposive sampling method based on determined criteria. The sample selected was 14 national private banking and 7 foreign banking. It is also using data analysis techniques, namely, classical assumption test, multiple linear regression test, and hypothesis testing which included Goodness of Fit’ testing, R2 testing, determinant’s testing and T-test’ Testing. This study also used Chow’s testing to examine difference on effect of CAR, NPL, NPM, BOPO, LDR, inflation level, and Firm Size toward finance performance which is represented by a proxy of a ROA (Return on Asset) on the sample of national private banking and foreign banking in period of 2004-2008. The study result shown that classical assumption testing has no problem and data of entire variable considered normal that eligible entered to the multiple linear regression equation. Therefore, the Goodness of Fit’s testing (F) yielded that entire independent variables collectively are significant toward ROA (Return on Asset) for national private banking and foreign banking. The R2 testing result also shown that ability of independent variable in explaining/predicting the dependent variable was 88,7%, and remaining 11,3% explained by other variables which excluded from this study. T-test result also shown that NPM, BOPO, and LDR influence significantly toward ROA bank, whereas CAR, NPL, inflation and Firm Size influence insignificantly toward ROA’s bank. Thus, Chow test’s result shown there was difference effect of CAR, NPL, NPM, BOPO, LDR, inflation level, and Firm Size toward finance performance which represented by proxy of ROA between national private banking and foreign banking. Keywords : CAR (Capital Adequacy Ratio), NPL (Non Performing Loan), NPM (Net Profit Margin), BOPO (Operational Cost toward Return), LDR (Loan to Deposit Ratio), inflation level, Firm Size, ROA (Return On Asset)

Upload: hatu

Post on 20-Aug-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN CAMEL, TINGKAT …eprints.undip.ac.id/28749/1/JURNAL_FULANAH_IKA_PURNAMADEWI__C2A60706… · analisis pengaruh rasio keuangan camel, tingkat inflasi,

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN CAMEL, TINGKAT INFLASI, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA BANK UMUM

SWASTA NASIONAL DAN BANK ASING DI INDONESIA PERIODE 2004-2008

FULANAH IKA PURNAMADEWI DRS. H. PRASETIONO, M.SI

Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro

ABSTRACT

This study is conducted to examine and analyze effect of CAR (Capital Adequacy Ratio), NPL (Non Performing Loan), NPM (Net Profit Margin), BOPO (Operational Cost toward Return), LDR (Loan to Deposit Ratio), inflation level, and Firm Size toward finance performance that is represented by a proxy of ROA (Return On Asset) on national private banking and foreign banking located in Indonesia in period of 2004-2008. Besides, it is also aimed to examine whether existed a different toward variable of CAR, NPL, NPM, BOPO, LDR, inflation level, and Firm Size toward finance performance which represented by a proxy of ROA toward both banking industry.

To determine sampling collection in this study, it was conducted by using purposive sampling method based on determined criteria. The sample selected was 14 national private banking and 7 foreign banking. It is also using data analysis techniques, namely, classical assumption test, multiple linear regression test, and hypothesis testing which included Goodness of Fit’ testing, R2 testing, determinant’s testing and T-test’ Testing. This study also used Chow’s testing to examine difference on effect of CAR, NPL, NPM, BOPO, LDR, inflation level, and Firm Size toward finance performance which is represented by a proxy of a ROA (Return on Asset) on the sample of national private banking and foreign banking in period of 2004-2008.

The study result shown that classical assumption testing has no problem and data of entire variable considered normal that eligible entered to the multiple linear regression equation. Therefore, the Goodness of Fit’s testing (F) yielded that entire independent variables collectively are significant toward ROA (Return on Asset) for national private banking and foreign banking. The R2 testing result also shown that ability of independent variable in explaining/predicting the dependent variable was 88,7%, and remaining 11,3% explained by other variables which excluded from this study. T-test result also shown that NPM, BOPO, and LDR influence significantly toward ROA bank, whereas CAR, NPL, inflation and Firm Size influence insignificantly toward ROA’s bank. Thus, Chow test’s result shown there was difference effect of CAR, NPL, NPM, BOPO, LDR, inflation level, and Firm Size toward finance performance which represented by proxy of ROA between national private banking and foreign banking.

Keywords : CAR (Capital Adequacy Ratio), NPL (Non Performing Loan), NPM (Net Profit

Margin), BOPO (Operational Cost toward Return), LDR (Loan to Deposit Ratio), inflation level, Firm Size, ROA (Return On Asset)

Page 2: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN CAMEL, TINGKAT …eprints.undip.ac.id/28749/1/JURNAL_FULANAH_IKA_PURNAMADEWI__C2A60706… · analisis pengaruh rasio keuangan camel, tingkat inflasi,

PENDAHULUAN

Bank memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan pembangunan ekonomi yaitu

sebagai financial intermediary atau perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki dana

(surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (defisit unit) serta sebagai lembaga

yang berfungsi memperlancar aliran lalu lintas pembayaran (Lely Aryani, 2007). Untuk dapat

menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi, maka bank membutuhkan kepercayaan

dari masyarakat. Kepercayaan masyarakat dapat dijaga dan dipelihara jika kinerja suatu bank

baik. Salah satu pihak yang berkepentingan untuk mengetahui kinerja dari suatu bank adalah

investor. Sebelum menanamkan modalnya, investor melakukan penilaian terhadap kinerja bank.

Dengan demikian, investor akan mengetahui kinerja suatu bank semakin membaik atau

memburuk. Semakin membaiknya kinerja bank maka jaminan keamanan atas modal yang

ditanamkan investor juga meningkat.

Penilaian kinerja suatu bank ini sangat penting dilakukan karena kinerja bank merupakan

salah satu dasar penilaian terhadap kemampuan bank dalam menjalankan fungsinya sebagai

penghimpun dan pengelola dana masyarakat. Untuk menilai kinerja perbankan umumnya

digunakan lima aspek penilaian, yaitu CAMEL (Capital, Assets, Quality, Management,

Earnings, dan Liquidity). CAMEL merupakan aspek yang paling banyak berpengaruh terhadap

kondisi keuangan bank serta berpengaruh juga terhadap kinerja dan tingkat kesehatan bank

(Luciana dan Winny, 2005).

Kinerja suatu perbankan selain dipengaruhi oleh faktor internal bank juga dipengaruhi

oleh faktor eksternal (ekonomi). Faktor internal yang mempengaruhi kinerja bank salah satunya

adalah kemampuan manajemen dalam mengelola bank tersebut. Sedangkan salah satu faktor

eksternal yang mempengaruhi kinerja suatu bank yaitu tingkat inflasi dan juga dimasukkan

faktor lain yaitu ukuran perusahaan.

Bank yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Bank Umum Swasta Nasional dan

Bank Asing. Alasan pemilihan kedua bank tersebut adalah ditinjau dari segi kepemilikannya

yang berbeda. Sesuai dengan UU No.10 tahun 1998 tentang perbankan menunjukkan bahwa

bank umum swasta nasional yang mayoritas kepemilikannya dimiliki oleh swasta nasional

(Warga Negara Indonesia) sedangkan bank asing adalah bank yang dimiliki oleh investor asing

(bukan Warga Negara Indonesia) (Kasmir, 2004).

Page 3: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN CAMEL, TINGKAT …eprints.undip.ac.id/28749/1/JURNAL_FULANAH_IKA_PURNAMADEWI__C2A60706… · analisis pengaruh rasio keuangan camel, tingkat inflasi,

Hal ini juga terlihat dari meningkatnya jumlah kantor bank asing dari tahun ke tahun

untuk dapat bersaing merebut pangsa pasar dari bank umum swasta nasional. Berikut ini kajian

mengenai jumlah kantor bank umum swasta nasional dan bank asing yang ada di Indonesia

periode 2004 – 2008 :

Jumlah kantor bank umum swasta nasional dan bank asing periode 2004 – 2008

KELOMPOK BANK 2004 2005 2006 2007 2008

BUSN jumlah kantor 4635 4822 5154 5472 6071

perubahan jumlah kantor 1,04% 1,07% 1,06% 1,10% BANK ASING jumlah kantor 69 72 114 142 185

perubahan jumlah kantor 1,04% 1,58% 1,24% 1,30% Sumber : www.bi.go.id

Dilihat dari tabel di atas, jumlah kantor bank umum swasta nasional dan bank asing dari

tahun 2004 – 2008 mengalami peningkatan. Prosentase peningkatan jumlah kantor bank asing

lebih besar dari pada prosentase peningkatan jumlah kantor bank umum swasta nasional. Hal ini

akan menimbulkan persaingan perbankan di dalam negeri. Dengan demikian, ketatnya tingkat

persaingan akan memicu bank umum swasta nasional untuk memperbaiki kinerjanya serta

meningkatkan daya saing dan efisirensinya agar mampu bersaing dengan bank asing.

Salah satu indikator untuk menilai kinerja keuangan suatu bank adalah melihat tingkat

profitabilitasnya. Semakin tinggi profitabilitas bank, maka semakin baik pula kinerja suatu bank

tersebut. Salah satu rasio profitabilitas yang sering digunakan dalam pengukuran kinerja

perusahaan yaitu ROA. ROA memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning

dalam operasi perusahaan (Mawardi, 2005).

Penelitian ini akan menggunakan variabel dari faktor internal dan eksternal bank yang

berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank. Variabel dari faktor internal yaitu menggunakan

rasio keuangan CAMEL, sedangkan dari faktor eksternal menggunakan tingkat inflasi dan

ukuran perusahaan.

Aspek permodalan (capital) dalam penelitian ini akan diproksikan dengan menggunakan

Capital Adequacy Ratio (CAR). Rasio CAR merupakan rasio antara modal sendiri dibagi dengan

ATMR (Aktiva Tertimbang Menurut Resiko). CAR mempunyai hubungan positif dengan ROA

karena semakin tinggi angka rasio ini, akan semakin baik juga kinerja bank dalam mengelola

modalnya. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitri dan Dody (2007),

Page 4: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN CAMEL, TINGKAT …eprints.undip.ac.id/28749/1/JURNAL_FULANAH_IKA_PURNAMADEWI__C2A60706… · analisis pengaruh rasio keuangan camel, tingkat inflasi,

Edward (2009), dan Mabruroh (2004) di mana hasil yang menunjukkan bahwa rasio CAR

berpengaruh positif terhadap ROA. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Wisnu Mawardi

(2005), Ponttie Prasnanugraha (2007), dan Harianto dan Prayudo (2008) menunjukkan hasil yang

berbeda di mana rasio CAR tidak mempunyai pengaruh terhadap laba (ROA).

Aspek kualitas aktiva dalam penelitian ini diproksikan dengan menggunakan rasio Non

Performing Loan (NPL). Rasio NPL adalah rasio antara kredit bermasalah dengan total kredit.

Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan semakin semakin buruk kualitas kredit bank yang

menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar, hal ini menyebabkan kemungkinan suatu

bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Fitri dan Dody (2007) dan Wisnu (2005) yang hasil penelitiannya menunjukkan bahwa rasio

NPL berpengaruh negatif terhadap ROA. Sedangkan penelitian yang dilakukan Mabruroh (2004)

dan Ponttie Prasnanugraha (2007) menunjukkan bahwa rasio NPL berpengaruh positif terhadap

ROA.

Aspek manajemen ini diproksikan menggunakan rasio Net Profit Margin (NPM). Rasio

ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan net income dari kegiatan

operasi pokoknya (Kasmir, 2004). Sehingga semakin besar angka NPM, maka semakin bagus

kinerja bank. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Harianto dan Prayudo (2008)

yang hasil penelitiannya menunjukkan bahwa rasio NPM berpengaruh positif terhadap laba.

Sedangkan penelitian yang dilakukan Fitri dan Dody (2007) menunjukkan bahwa rasio NPM

berpengaruh negatif terhadap ROA.

Aspek rentabilitas ini diproksikan dengan rasio BOPO. Rasio ini digunakan untuk

mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap

pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang

dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi

bermasalah semakin kecil, maka dapat meningkatkan kinerja suatu bank. Hal ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Wisnu (2005), Edward (2009), dan Ponttie Prasnanugraha (2007)

yang hasil penelitiannya menunjukkan bahwa rasio BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Mabruroh (2004) dan Harianto dan Prayudo (2008)

menunjukkan hasil yang berbeda yaitu rasio BOPO berpengaruh positif terhadap laba (ROA).

Aspek likuiditas diproksikan dengan Loan to Deposit Ratio (LDR). Rasio LDR yaitu

rasio antara total kredit dibagi dengan total dana pihak ketiga (Dendawijaya, 2003). Semakin

Page 5: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN CAMEL, TINGKAT …eprints.undip.ac.id/28749/1/JURNAL_FULANAH_IKA_PURNAMADEWI__C2A60706… · analisis pengaruh rasio keuangan camel, tingkat inflasi,

tinggi rasio ini, maka semakin rendah kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Harianto dan Prayudo (2008) berbeda, yaitu LDR

berpengaruh negatif terhadap laba. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mabruroh

(2004) menunjukkan bahwa rasio LDR berpengaruh positif terhadap ROA.

Tingkat inflasi merupakan faktor ekonomi (eksternal) yang mempengaruhi kinerja bank.

Tingkat inflasi yang tinggi ini terjadi akibat naiknya impor dan meningkatnya jumlah uang yang

beredar. Hal ini berpengaruh terhadap pertumbuhan kredit yang tinggi yang terjadi karena bank

menyalurkan kredit yang melebihi pemasukan dana dari masyarakat. Sehingga hal ini akan

menimbulkan kredit bermasalah dan resiko likuiditas pada bank serta dapat mempengaruhi

kinerja bank tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Fitri dan Dody (2007) menunjukkan bahwa

tingkat inflasi berpengaruh negatif terhadap ROA. sedangkan penelitian yang dilakukan oleh

Athanasoglou (2005) mempunyai hasil yang berbeda yaitu tingkat inflasi berpengaruh positif

terhadap ROA.

Selain tingkat inflasi, faktor lainnya yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran

perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan salah satu tolak ukur yang menunjukkan besar

kecilnya perusahaan. Semakin besar ukuran bank maka semakin bagus kinerja bank (Fitri dan

Dody, 2007). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitri dan Dody (2007) menunjukkan bahwa

ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap ROA. Sedangkan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Athanasoglou (2005) menunjukkan hasil yang berbeda yaitu ukuran perusahaan

berpengaruh negatif terhadap ROA.

Rasio keuangan CAMEL, tingkat inflasi, dan total aset bank umum swasta nasional dan

bank asing berdasarkan hasil statistik perbankan Indonesia per Desember tahun 2004-2008, dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Rata-Rata Rasio Keuangan CAMEL, Tingkat Inflasi, Total Aset Bank Umum Swasta Nasional per Desember 2004 – 2008 (dalam %)

Indikator (%) 2004 2005 2006 2007 2008 CAR 17,19 16,12 19,55 20,67 19,63 NPL 3,5 3,78 3,4 2,27 2,23 NIM 6,93 5,29 6,23 6,7 6,28

BOPO 81,1 92,89 87,39 82,72 90,25 LDR 57,48 77,87 69,15 76,49 78,2 IHK 6,06 10,4 13,33 6,41 10,31

Total Asset(Rp Miliar)

238.304,50 194.693 311.094,50 366.120,50 423.583,50

ROA 2,94 1,56 2,22 2,72 1,73

Page 6: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN CAMEL, TINGKAT …eprints.undip.ac.id/28749/1/JURNAL_FULANAH_IKA_PURNAMADEWI__C2A60706… · analisis pengaruh rasio keuangan camel, tingkat inflasi,

Rata-Rata Rasio Keuangan CAMEL, Tingkat Inflasi, Total Aset Bank Asing per Desember 2004 – 2008 (dalam %)

Indikator (%) 2004 2005 2006 2007 2008 CAR 16,51 21,94 24,48 24,01 29,06 NPL 5,99 4,5 3,64 5,23 5,83 NIM 4,4 4,78 4,91 4,7 4,29

BOPO 75,71 82,8 81,18 79,98 83,38 LDR 51,25 54,89 79,56 74,09 88,31 IHK 6,06 10,4 13,33 6,41 10,31

Total Asset (RP Miliar)

96.816 132.524 148.597 166.598 199.670

ROA 5,22 2,9 4,35 3,83 3,89 Sumber : www.bi.go.id, diolah.

Menurut ketentuan Bank Indonesia, standar rasio CAR adalah 8%, artinya jika kurang

dari 8%, maka bank tersebut bermasalah. Berdasarkan standar tersebut, rasio CAR dari tahun

2004 sampai 2008 nilainya lebih dari 8%, artinya rasio CAR tidak bermasalah. Berdasarkan tabel

di atas, pada tahun 2005, rata-rata CAR bank asing turun, sedangkan rata-rata ROA naik. Hal ini

tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif terhadap ROA.

Standar yang ditetapkan bank Indonesia untuk rasio NPL adalah 5%. Artinya tidak boleh

melebihi 5%. Jika melebihi 5% maka rasio ini bermasalah. Pada tahun 2004 sampai 2008 rasio

NPL pada bank asing melebihi 5%, jadi rasio NPL ini bermasalah. Berdasarkan tabel di atas,

pada tahun 2005, rata-rata NPL bank asing turun, sedangkan rata-rata ROA turun dan pada tahun

2008, rata-rata NPL bank asing naik, sedangkan rata-rata ROA naik. Pada tahun 2008, rata-rata

NPL bank swasta turun, sedangkan rata-rata ROA turun. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang

menyatakan bahwa NPL berpengaruh negatif terhadap ROA.

Menurut ketentuan Bank Indonesia, standar rasio NPM adalah 22% artinya jika kurang

dari 22%, maka bank tersebut bermasalah. Berdasarkan tabel di atas, pada tahun 2005 rata-rata

NPM bank swasta turun, sedangkan rata-rata ROA naik. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang

menyatakan bahwa NPM berpengaruh positif terhadap ROA. Standar yang ditetapkan bank

Indonesia untuk rasio BOPO adalah 92%. Artinya rasio BOPO tidak boleh melebihi 92%, jika

melebihinya berarti rasio BOPO bermasalah. Namun pada tahun 2005, rasio BOPO pada bank

umum swasta nasional ini melebihi 92%, yang berarti rasio ini bermasalah.Berdasarkan tabel di

atas, pada tahun 2007, rata-rata BOPO bank asing turun, sedangkan rata-rata ROA turun dan

pada tahun 2008 rata-rata BOPO bank asing naik, sedangkan rata-rata ROA naik. Hal ini tidak

sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA.

Page 7: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN CAMEL, TINGKAT …eprints.undip.ac.id/28749/1/JURNAL_FULANAH_IKA_PURNAMADEWI__C2A60706… · analisis pengaruh rasio keuangan camel, tingkat inflasi,

Standar yang ditetapkan bank Indonesia untuk rasio LDR adalah antara 85% sampai

110%. Jika melebihi 110% maka rasio ini bermasalah dan bank akan mengalami kesulitan

likuiditas. Berdasarkan tabel di atas, pada tahun 2007 rata-rata LDR bank swasta naik, sedangkan

rata-rata ROA naik. Pada tahun 2006 dan 2008, rata-rata LDR bank asing naik, sedangkan rata-

rata ROA naik dan tahun 2006 rata-rata LDR turun, sedangkan rata-rata ROA naik. Hal ini tidak

sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa LDR berpengaruh negatif terhadap ROA.

Berdasarkan tabel di atas, tingkat inflasi dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008

mengalami fluktuasi. Pada tahun 2006, tingkat inflasi naik, sedangkan rata-rata ROA bank

swasta dan bank asing naik. Pada tahun 2007, tingkat inflasi turun, sedangkan rata-rata ROA

bank asing turun. Dan pada tahun 2008, tingkat inflasi naik, sedangkan rata-rata ROA bank asing

naik. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa inflasi berpengaruh negatif

terhadap ROA.

Berdasarkan tabel di atas pada tahun 2004 sampai dengan 2008, total asset kedua bank

mengalami fluktuasi. Pada tahun 2008, rata-rata total asset bank swasta naik, sedangkan rata-rata

ROA turun. Pada tahun 2005, rata-rata total asset bank asing naik, sedangkan rata-rata ROA

turun dan pada tahun 2007, rata-rata total asset bank asing naik, sedangkan rata-rata ROA turun.

Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif

terhadap ROA.

Dengan adanya perbedaan hasil penelitian-penelitian terdahulu dan ketidakkonsistenan

data antar variabel di atas, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh rasio

keuangan CAMEL, tingkat inflasi, dan ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan (ROA)

bank umum swasta nasional dan bank asing di Indonesia periode 2004-2008.

Page 8: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN CAMEL, TINGKAT …eprints.undip.ac.id/28749/1/JURNAL_FULANAH_IKA_PURNAMADEWI__C2A60706… · analisis pengaruh rasio keuangan camel, tingkat inflasi,

TELAAH PUSTAKA

Fungsi dan Peran Bank dalam Perekonomian

Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan

menyalurkannya kembali dalam berbagai alternatif investasi. Sehubungan dengan fungsi

penghimpunan dana ini, bank sering pula disebut lembaga kepercayaan. Sejalan dengan

karakteristik usahanya tersebut, maka bank merupakan suatu segmen usaha yang kegiatannya

banyak diatur oleh pemerintah. Pengaturan secara ketat oleh penguasa moneter terhadap kegiatan

perbankan ini tidak lepas peranannya dalam pelaksanaan kebijakan moneter. Bank dapat

mempengaruhi jumlah uang beredar yang merupakan salah satu sasaran pengaturan oleh

penguasa moneter dengan menggunakan berbagai piranti kebijakan moneter (Siamat, 2001).

Pengukuran Kinerja

Untuk mengukur kinerja suatu perusahaan yang nota bene adalah profit motif dapat

digunakan analisis profitabilitas (Wisnu, 2005). Profitabilitas dapat diukur dengan rasio Return

on Asset (ROA). ROA adalah rasio antara keuntungan bersih setelah pajak terhadap jumlah aset

secara keseluruhan, atau seberapa besar tingkat ukuran untuk menilai seberapa besar tingkat

pengembalian dari aset perusahaan (Widayanto, 1993 dalam Ghozali, 2002). Rasio ROA dapat

dirumuskan (SE No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004) sebagai berikut:

ROA =

Permodalan (proksi Capital Adequacy Ratio (CAR))

CAR menunjukkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko yang

harus disediakan jumlah modal sebesar presentase tertentu. Skala yang digunakan adalah rasio

CAR yang dapat dirumuskan sebagai berikut (SE No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004) :

CAR =

Laba sebelum pajak disetahunkan

Rata-rata total aset

Modal

ATMR

Page 9: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN CAMEL, TINGKAT …eprints.undip.ac.id/28749/1/JURNAL_FULANAH_IKA_PURNAMADEWI__C2A60706… · analisis pengaruh rasio keuangan camel, tingkat inflasi,

Kualitas Aktiva (Non Performing Loan (NPL))

NPL menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah

yang diberikan oleh bank. Skala yang digunakan adalah rasio NPL yang dapat dirumuskan

sebagai berikut (SE No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004):

NPL =

Manajemen (Net Profit Margin (NPM))

NPM untuk mengukur tingkat keuntungan yang diperoleh bank dibandingkan dengan

pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya. Skala yang digunakan adalah rasio NPM

yang dirumuskan sebagai berikut (Dendawijaya, 2003):

NPM =

Rentabilitas (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO))

BOPO digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan

biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Skala yang digunakan adalah rasio BOPO

yang dapat dirumuskan sebagai berikut (SE No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004) :

BOPO =

Likuiditas (Loan to Deposit Ratio (LDR))

LDR menunjukkan seberapa besar pinjaman yang diberikan atau didanai oleh pihak

ketiga. Skala yang digunakan adalah rasio LDR yang dapat dirumuskan sebagai berikut (SE

No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004) :

LDR =

Kredit dalam kualitas kurang lancar,diragukan,

Total kredit

Laba bersih

Pendapatan operasional

Total beban operasional

Total pendapatan operasional

Kredit

Dana Pihak Ketiga

Page 10: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN CAMEL, TINGKAT …eprints.undip.ac.id/28749/1/JURNAL_FULANAH_IKA_PURNAMADEWI__C2A60706… · analisis pengaruh rasio keuangan camel, tingkat inflasi,

Tingkat Inflasi

Ada beberapa cara untuk mengukur inflasi, salah satunya adalah dengan Indeks Harga

Konsumen (IHK). Penelitian ini menggunakan IHK karena sering digunakan untuk mengukur

tingkat inflasi (Fitri dan Dody, 2007).

Ukuran perusahaan

Dalam penelitian ini, penilaian terhadap ukuran perusahaan yang mengacu pada

penelitian yang dilakukan oleh Fitri dan Dody (2007), di mana ukuran perusahaan ditetapkan

berdasarkan fungsi logaritma terhadap nilai total aktiva. Dengan kata lain ukuran perusahaan

(firm size) = Ln (Total Asset).

Kerangka Pemikiran Teoristis

Uji Chow Test H8

ROA

Bank Umum Swasta

Nasional

ROA

Bank Asing

CAR

NPL

NPM

BOPO

LDR

inflasi

Firm Size

Firm Size

inflasi

LDR

BOPO

NPM

NPL

CAR

H1a

H2a

H3a

H4a

H5a

H6a

H7a

H1b

H2b

H3b

H4b

H5b

H6b

H7b

Page 11: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN CAMEL, TINGKAT …eprints.undip.ac.id/28749/1/JURNAL_FULANAH_IKA_PURNAMADEWI__C2A60706… · analisis pengaruh rasio keuangan camel, tingkat inflasi,

METODE PENELITIAN

Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, variabel dependen yang akan digunakan yaitu Return on Assets

(ROA). Sedangkan variabel independen yang akan digunakan yaitu rasio – rasio keuangan bank

serta faktor eksternal (makro ekonomi). Adapun rasio – rasio keuangan yang menjadi variabel

independen dalam penelitian ini adalah rasio keuangan CAMEL dan faktor eksternal (makro

ekonomi) yaitu tingkat inflasi serta ukuran perusahaan.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bank yaitu Bank Umum Swasta Nasional

dan Bank Asing yang tercatat Bursa Efek Indonesia dan Direktori Perbankan Indonesia selama

kurun waktu tahun 2004 – 2008. Adapun jumlah bank yang tercatat dan dipublikasikan dalam

Direktori Perbankan Indonesia selama kurun waktu tahun 2004 – 2008 yaitu sebanyak 77 bank,

yang terdiri dari 66 Bank Umum Swasta Nasional dan 11 Bank Asing. Pemilihan sampel

dilakukan dengan metode purposive sampling, dihasilkan sampel yaitu 21 bank yang terdiri dari

14 bank umum swasta nasional dan 7 bank asing.

Jenis dan Sumber Data

Sumber data yaitu laporan keuangan bank yang telah dipublikasikan oleh Direktori

Perbankan Indonesia dan situs www.bi.go.id.

Metode Analisis

1. Uji Asumsi Klasik

1.1 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya

korelasi antar variabel independen (bebas) (Ghozali, 2005).

1.2 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi

antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (Ghozali, 2005).

Page 12: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN CAMEL, TINGKAT …eprints.undip.ac.id/28749/1/JURNAL_FULANAH_IKA_PURNAMADEWI__C2A60706… · analisis pengaruh rasio keuangan camel, tingkat inflasi,

1.3 Uji Heterokedastisitas

Uji heterokesdastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi

terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali,

2005).

1.4 Uji Normalitas

Uji normalitas dapat digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi,

variabel dependen, variabel independen keduanya memiliki distribusi normal ataukah tidak

(Ghozali, 2005).

2. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen

(terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (bebas) (Ghozali, 2005). Adapun model

dasar dari analisis regresi linier berganda ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Y = α + β1X1+β2X2 + β3X3+β4X4+β5X5 + β6X6 + β7X7 +µ

Keterangan :

Y = ROA (Return on Asset)

α = Konstanta

β1 – β7 = Koefisien regresi

X1 = CAR (Capital Adequacy Ratio)

X2 = NPL (Non Performing Loan)

X3 = NPM (Net Profit Margin)

X4 = BOPO (Biaya Operasional Pendapatan Operasional)

X5 = LDR (Loan to Deposit Ratio)

X6 = Tingkat inflasi (IHK)

X7 = Ukuran perusahaan (Firm Size)

e = Nilai kesalahan (intercept)

Page 13: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN CAMEL, TINGKAT …eprints.undip.ac.id/28749/1/JURNAL_FULANAH_IKA_PURNAMADEWI__C2A60706… · analisis pengaruh rasio keuangan camel, tingkat inflasi,

3. Pengujian Hipotesis

3.1 Uji Goodness of Fit model (F- statistik)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau

bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap

variabel dependen/terikat (Ghozali, 2005).

3.2 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model

dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2005).

3.3 Uji t- statistik

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

independen/penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,

2005).

3.4 Uji Chow Test

Uji Chow test alat untuk menguji kesamaan koefisien dengan melihat hasil observasi

yang sedang kita teliti dapat dikelompokkan menjadi dua atau lebih kelompok yang merupakan

subyek proses ekonomi yang sama (Ghozali, 2005).

Rumus yang digunakan sebagai berikut :

F =

Keterangan :

r = jumlah parameter SSRr

k = jumlah parameter SSRRu

df = (n1+n2-2k)

n = jumlah observasi

Nilai F hitung dari rumus di atas dibandingkan dengan nilai F tabel, jika nilai F hitung >

dari nilai F tabel maka hipotesis yang diajukan diterima, berarti terdapat perbedaan pengaruh

antara variabel independen terhadap variabel dependen pada kedua kelompok sampel.

( RSSr – RSSur ) / k

( RSSur) / ( n1 + n2 – 2k)

Page 14: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN CAMEL, TINGKAT …eprints.undip.ac.id/28749/1/JURNAL_FULANAH_IKA_PURNAMADEWI__C2A60706… · analisis pengaruh rasio keuangan camel, tingkat inflasi,

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Asumsi Klasik

1. Uji Multikolinearitas

Gabungan Bank Umum Swasta Nasional dan Bank Asing periode 2004-2008

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 3.630 1.141 3.182 .002

CAR .000 .006 -.001 -.034 .973 .632 1.581

NPL .043 .015 .087 2.817 .006 .854 1.171

NPM .105 .013 .633 7.991 .000 .131 7.659

BOPO -.041 .008 -.370 -4.936 .000 .146 6.871

LDR -.005 .001 -.118 -3.414 .001 .681 1.469

inflasi .045 .020 .068 2.206 .030 .849 1.177

FirmSize .021 .043 .017 .497 .620 .692 1.444

a. Dependent Variable: ROA

Sumber : Output SPSS, data sekunder diolah

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di atas, uji tolerance menunjukkan tidak ada

satupun variabel independen yang memiliki nilai tolerance di bawah 0,10 begitu juga dengan

nilai VIF tidak ada satupun variabel independen yang memiliki nilai VIF di atas 10. Jadi terbukti

tidak adanya multikolinearitas yang serius pada model regresi.

2. Uji Autokorelasi

Gabungan Bank Umum Swasta Nasional dan Bank Asing periode 2004-2008

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .959a .921 .915 .52161 2.161

a. Predictors: (Constant), FirmSize, inflasi, CAR, NPL, LDR, BOPO, NPM

b. Dependent Variable: ROA

Page 15: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN CAMEL, TINGKAT …eprints.undip.ac.id/28749/1/JURNAL_FULANAH_IKA_PURNAMADEWI__C2A60706… · analisis pengaruh rasio keuangan camel, tingkat inflasi,

Berdasarkan hasil dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai DW sebesar 2,161. Nilai

ini akan dibandingkan dengan nilai tabel yang menggunakan tingkat signifikasi 5 %, jumlah

sampel atau N sebesar 105, dan jumlah variabel independen 7 (k = 7). Dengan demikian dapat

diketahui bahwa nilai DW 2,161 lebih dari nilai du yaitu 1,826 dan kurang dari (4-du) yaitu

2,174. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi pada model regresi.

3. Uji Heterokedastisitas

Gabungan Bank Umum Swasta Nasional dan Bank Asing periode 2004-2008

Berdasarkan gambar scatterplot di atas bahwa titik-titik menyebar secara acak serta

tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi dapat disimpulkan tidak

adanya heterokedastisitas pada model regresi.

4. Uji Normalitas

Gabungan Bank Umum Swasta Nasional dan Bank Asing periode 2004-2008

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 105

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .50374940

Most Extreme Differences Absolute .100

Positive .091

Negative -.100

Page 16: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN CAMEL, TINGKAT …eprints.undip.ac.id/28749/1/JURNAL_FULANAH_IKA_PURNAMADEWI__C2A60706… · analisis pengaruh rasio keuangan camel, tingkat inflasi,

Kolmogorov-Smirnov Z 1.022

Asymp. Sig. (2-tailed) .247

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa variabel yang digunakan dalam penelitian

ini memiliki nilai Asymp. Sig (2-tailed) dengan tingkat probabilitas 0,247 yang lebih besar dari

tingkat signifikan 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas

data.

Hasil Pengujian Hipotesis

1.1 Uji Goodness of Fit (F) pada Bank Umum Swasta Nasional

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 136.578 7 19.511 453.378 .000a

Residual 2.668 62 .043

Total 139.246 69

a. Predictors: (Constant), FirmSize, inflasi, LDR, CAR, NPL, BOPO, NPM

b. Dependent Variable: ROA

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Hal ini membuktikan dari nilai F hitung sebesar 453,378 dengan probabilitas 0,000.

1.2 Uji Goodness of Fit (F) pada Bank Asing

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 79.343 7 11.335 20.242 .000a

Residual 15.119 27 .560

Total 94.463 34

a. Predictors: (Constant), FirmSize, NPM, NPL, inflasi, CAR, LDR, BOPO

b. Dependent Variable: ROA

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel independen

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Hal ini membuktikan dari nilai F

hitung sebesar 20,242 dengan probabilitas 0,000.

Page 17: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN CAMEL, TINGKAT …eprints.undip.ac.id/28749/1/JURNAL_FULANAH_IKA_PURNAMADEWI__C2A60706… · analisis pengaruh rasio keuangan camel, tingkat inflasi,

2.1 Uji Determinasi R2 pada Bank Umum Swasta Nasional

Berdasarkan tabel 4.10 di atas, dapat diketahui bahwa nilai adjusted R square yaitu

0,979. Hal ini berarti 97,9% variabel ROA dapat dijelaskan oleh variabel independen CAR, NPL,

NPM, BOPO, LDR, inflasi, dan Firm Size, sedangkan sisanya sebesar 2,3% dijelaskan oleh

variabel yang lain yang tidak termasuk dalam kategori model regresi.

2.2 Uji Determinasi R2 pada Bank Asing

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 79.343 7 11.335 20.242 .000a

Residual 15.119 27 .560

Total 94.463 34

a. Predictors: (Constant), FirmSize, NPM, NPL, inflasi, CAR, LDR, BOPO

Berdasarkan tabel 4.11 di atas, dapat diketahui bahwa nilai adjusted R square yaitu

0,498. Hal ini berarti 49,8% variabel ROA dapat dijelaskan oleh variabel independen CAR,

NPL, NPM, BOPO, LDR, inflasi, dan Firm Size, sedangkan sisanya sebesar 50,2% dijelaskan

oleh variabel yang lain yang tidak termasuk dalam kategori model regresi.

3.1 Uji T pada Bank Umum Swasta Nasional

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 5.198 .990 5.251 .000

CAR .006 .005 .026 1.096 .277

NPL .010 .010 .023 1.033 .306

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 .990a .981 .979 .20745

a. Predictors: (Constant), FirmSize, inflasi, LDR, CAR, NPL, BOPO, NPM

Page 18: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN CAMEL, TINGKAT …eprints.undip.ac.id/28749/1/JURNAL_FULANAH_IKA_PURNAMADEWI__C2A60706… · analisis pengaruh rasio keuangan camel, tingkat inflasi,

NPM .090 .013 .610 7.000 .000

BOPO -.052 .009 -.446 -5.709 .000

LDR .005 .002 .062 3.222 .002

Inflasi .027 .010 .053 2.618 .011

FirmSize -.048 .021 -.056 -2.322 .024

a. Dependent Variable: ROA

a. Pengujian Hipotesis Pertama

Nilai beta unstandardized coefficients variabel CAR bertanda positif sebesar 0,006 dan

tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,277 yang berarti CAR berpengaruh

positif dan tidak signifikan terhadap ROA. Jadi hipotesis pertama ditolak. Hal ini menunjukkan

bahwa semakin tinggi CAR, maka ROA bank akan semakin besar dan kemampuan permodalan

bank dalam menjaga munculnya resiko kerugian akan semakin baik, sehingga kinerja bank juga

akan meningkat. Namun hal ini tidak terjadi pada semua bank yang digunakan dalam penelitian

ini karena hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CAR mempunyai pengaruh yang tidak

signifikan. Hasil ini sama dengan Wisnu (2005) dan Harianto dan Prayudo (2008).

b. Pengujian Hipotesis Kedua

Nilai beta unstandardized coefficients variabel NPL bertanda positif sebesar 0,010 dan

tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,306 yang berarti NPL berpengaruh

positif dan tidak signifikan terhadap ROA. Jadi hipotesis kedua ditolak. Hal ini menunjukkan

bahwa peningkatan NPL mempunyai pengaruh positif yang tidak terlalu besar terhadap ROA

bank. Tingginya angka NPL dapat diartikan bank yang mempunyai kredit macet yang tinggi dari

pencairan kreditnya, diharapkan dengan adanya pencairan kredit yang besar dapat meningkatkan

laba bank. Hasil ini sama dengan Harianto dan Prayudo (2008).

c. Pengujian Hipotesis Ketiga

Nilai beta unstandardized coefficients variabel NPM bertanda positif sebesar 0,090 dan

tingkat signifikansinya lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,000 yang berarti NPM berpengaruh

positif dan signifikan terhadap ROA. Jadi hipotesis ketiga diterima. Hal ini mengindikasikan

kinerja bank yang semakin baik dalam kegiatan operasional karena dapat menghasilkan laba

yang besar. Hasil ini sama dengan Harianto dan Prayudo (2008).

Page 19: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN CAMEL, TINGKAT …eprints.undip.ac.id/28749/1/JURNAL_FULANAH_IKA_PURNAMADEWI__C2A60706… · analisis pengaruh rasio keuangan camel, tingkat inflasi,

d. Pengujian Hipotesis Keempat

Nilai beta unstandardized coefficients variabel BOPO bertanda negatif sebesar -0,052

dan tingkat signifikansinya lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,000 yang berarti BOPO

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Jadi hipotesis keempat diterima. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi BOPO, maka akan semakin rendah kinerja

(ROA) bank. Hal ini disebabkan karena tingkat efisiensi bank dalam kegiatan operasionalnya

mempengaruhi tingkat pendapatan yang dihasilkan oleh bank. Hasil penelitian ini sama dengan

penelitian yang dilakukan oleh Wisnu (2005), Edward (2009), dan Ponttie (2007).

e. Pengujian Hipotesis Kelima

Nilai beta unstandardized coefficients variabel LDR bertanda positif sebesar 0,005 dan

tingkat signifikansinya lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,002 yang berarti LDR berpengaruh

positif dan signifikan terhadap ROA. Jadi hipotesis kelima ditolak. Dapat disimpulkan bahwa

bank umum swasta nasional mempunyai kinerja yang baik dengan asumsi bank tersebut sudah

dapat menyalurkan kredit dengan efektif sehingga jumlah kredit macet yang terjadi semakin

kecil. Oleh karena itu, semakin tinggi LDR, maka akan semakin tinggi pula ROA pada bank

umum swasta nasional. Hasil ini sama seperti hasil yang dilakukan oleh Mabruroh (2004).

f. Pengujian Hipotesis Keenam

Nilai beta unstandardized coefficients variabel inflasi bertanda positif sebesar 0,027 dan

tingkat signifikansinya lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,011 yang berarti inflasi berpengaruh

positif dan signifikan terhadap ROA. Jadi hipotesis keenam ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa

inflasi mempunyai pengaruh positif yang tidak terlalu besar terhadap ROA bank. Hal ini

mengindikasikan semakin tinggi tingkat inflasi, maka akan semakin baik kinerja bank dalam

menghasilkan laba. Hal ini dikarenakan tingkat inflasi yang terantisipasi oleh manajemen bank

dapat menunjukkan bahwa bank dapat menyesuaikan tingkat suku bunga dengan tepat dalam

rangka meningkatkan pendapatan lebih cepat dari biaya sehingga dapat menghasilkan laba yang

tinggi. Hasil ini sama dengan hasil yang dilakukan oleh Athanasoglou (2005).

g. Pengujian Hipotesis Ketujuh

Nilai beta unstandardized coefficients variabel Firm Size bertanda negatif sebesar -

0,048 dan tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,024 yang berarti Firm Size

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis

ketujuh ditolak. Hasil ini searah dengan Athanasoglou (2005) yang hasil penelitiannya

Page 20: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN CAMEL, TINGKAT …eprints.undip.ac.id/28749/1/JURNAL_FULANAH_IKA_PURNAMADEWI__C2A60706… · analisis pengaruh rasio keuangan camel, tingkat inflasi,

menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap laba. Hal ini dikarenakan

bank yang berukuran kecil biasanya mencoba untuk tumbuh lebih cepat, bahkan dengan

mengorbankan labanya.

3.2 Uji T pada Bank Asing

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -.019 3.579 -.005 .996

CAR -.004 .011 -.032 -.351 .728

NPL .053 .037 .123 1.457 .157

NPM .110 .022 .680 5.102 .000

BOPO -.027 .015 -.239 -1.792 .084

LDR -.006 .003 -.223 -2.123 .043

Inflasi .078 .052 .130 1.502 .145

FirmSize .177 .212 .094 .832 .413

a. Dependent Variable: ROA

A. Pengujian Hipotesis Pertama

Nilai beta unstandardized coefficients variabel CAR bertanda negatif sebesar -0,004 dan

tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,728 yang berarti CAR berpengaruh

negatif dan tidak signifikan terhadap ROA. Jadi hipotesis pertama ditolak. Hal ini menunjukkan

CAR berpengaruh tidak signifikan yang menunjukkan CAR berpengaruh tidak terlalu besar

terhadap ROA artinya bank belum dapat mengelola modalnya secara optimal untuk menyerap

resiko yang timbul dikarenakan penanaman aktivanya. Hal ini dikarenakan bank asing terlalu

berpegang pada prinsip kehati-hatian sehingga mengakibatkan ROA rendah. Hasil ini sama

dengan Wisnu (2005) dan Harianto dan Prayudo (2008).

B. Pengujian Hipotesis Kedua

Nilai beta unstandardized coefficients variabel NPL bertanda positif sebesar 0,053 dan

tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,157 yang berarti NPL berpengaruh

Page 21: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN CAMEL, TINGKAT …eprints.undip.ac.id/28749/1/JURNAL_FULANAH_IKA_PURNAMADEWI__C2A60706… · analisis pengaruh rasio keuangan camel, tingkat inflasi,

positif dan tidak signifikan terhadap ROA. Jadi hipotesis kedua tidak diterima (ditolak). Hasil ini

sama pada bank umum swasta nasional.

C. Pengujian Hipotesis Ketiga

Nilai beta unstandardized coefficients variabel NPM bertanda positif sebesar 0,110 dan

tingkat signifikansinya lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,000 yang berarti NPM berpengaruh

positif dan signifikan terhadap ROA. Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga diterima.

Hasil ini sama pada bank umum swasta nasional.

D. Pengujian Hipotesis Keempat

Nilai beta unstandardized coefficients variabel BOPO bertanda negatif sebesar -0,027

dan tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,084 yang berarti BOPO

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA. Jadi hipotesis keempat ditolak. Jika

biaya operasional dapat ditekan sehingga lebih rendah dari pendapatan operasional yang

dihasilkan, maka kinerja bank akan semakin baik karena dapat menghasilkan laba yang tinggi.

Namun hal ini tidak terjadi pada semua bank asing dalam penelitian ini karena pengaruhnya

tidak signifikan. Hasil ini sama dengan Wisnu (2005), Edward (2009), dan Ponttie (2007).

E. Pengujian Hipotesis Kelima

Nilai beta unstandardized coefficients variabel LDR bertanda negatif sebesar -0,006 dan

tingkat signifikansinya lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,043 yang berarti LDR berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap ROA. Jadi hipotesis kelima diterima. Berdasarkan hasil

penelitian ini ternyata perbankan belum mampu menjalankan fungsi intermediasinya, terbukti

dari hubungan negatif LDR terhadap kinerja bank dalam menghasilkan laba. Hasil ini sama

dengan Harianto dan Prayudo (2008).

F. Pengujian Hipotesis Keenam

Nilai beta unstandardized coefficients variabel inflasi bertanda positif sebesar 0,078 dan

tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,145 yang berarti inflasi berpengaruh

positif dan tidak signifikan terhadap ROA. Jadi hipotesis keenam ditolak. Hal ini dikarenakan

tingkat inflasi yang terantisipasi oleh manajemen bank dapat menunjukkan bahwa bank dapat

menyesuaikan tingkat suku bunga dengan tepat dalam rangka meningkatkan pendapatan lebih

cepat dari biaya sehingga dapat menghasilkan laba yang tinggi. Akan tetapi, inflasi pengaruhnya

tidak terlalu besar terhadap ROA. Hasil ini sama dengan Athanasoglou (2005).

Page 22: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN CAMEL, TINGKAT …eprints.undip.ac.id/28749/1/JURNAL_FULANAH_IKA_PURNAMADEWI__C2A60706… · analisis pengaruh rasio keuangan camel, tingkat inflasi,

G. Pengujian Hipotesis Ketujuh

Nilai beta unstandardized coefficients variabel Firm Size bertanda positif sebesar 0,017

dan tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,413 yang berarti Firm Size

berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA. Jadi hipotesis ketujuh ditolak. Hal ini

menunjukkan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang tidak terlalu besar terhadap

ROA bank. Bank yang berukuran besar pada umumnya mampu menghasilkan laba yang lebih

besar dari pada bank yang berukuran kecil. Semakin besar ukuran bank, maka semakin bagus

kinerja bank. Namun ukuran perusahaan ini tidak terlalu mempengaruhi kinerja bank dalam

menghasilkan laba karena pengaruhnya tidak signifikan. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa

bank asing yang mampu mengorbankan labanya untuk tumbuh lebih cepat dan memperluas

pangsa pasarnya. Hasil ini sama dengan Fitri dan Dody (2007).

4. Uji Chow Test Uji F

Gabungan Bank Umum Swasta Nasional dan Bank Asing

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 305.909 7 43.701 160.622 .000a

Residual 26.391 97 .272

Total 332.301 104

a. Predictors: (Constant), FirmSize, inflasi, CAR, NPL, LDR, BOPO, NPM

b. Dependent Variable: ROA

Uji F

Bank Umum Swasta Nasional

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 136.578 7 19.511 453.378 .000a

Residual 2.668 62 .043

Total 139.246 69

a. Predictors: (Constant), FirmSize, inflasi, LDR, CAR, NPL, BOPO, NPM

b. Dependent Variable: ROA

Page 23: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN CAMEL, TINGKAT …eprints.undip.ac.id/28749/1/JURNAL_FULANAH_IKA_PURNAMADEWI__C2A60706… · analisis pengaruh rasio keuangan camel, tingkat inflasi,

Uji F

Bank Asing

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 79.343 7 11.335 20.242 .000a

Residual 15.119 27 .560

Total 94.463 34

a. Predictors: (Constant), FirmSize, NPM, NPL, inflasi, CAR, LDR, BOPO

b. Dependent Variable: ROA

Maka dari ketiga hasil tersebut dapat diperoleh nilai F yaitu :

F =

= 1229,1429

= 6,2884131

Dengan besarnya df = 7 dan 105 nilai signifikan 0,05 dihasilkan nilai F tabel 2,0989. Hasil

penelitian menunjukkan F hitung sebesar 6,2884131 dan apabila F hitung > F tabel maka dapat

disimpulkan hipotesis kedelapan diterima yaitu menunjukkan bahwa ada perbedaan pengaruh

variabel CAR, NPL, NPM, BOPO, LDR, inflasi, ukuran perusahaan (Firm Size) terhadap

variabel ROA antara Bank Umum Swasta Nasional dan Bank Asing.

( 26.391 – 17.787) / 7

17.787 / ( 70 + 35 – ( 2 X 7) )

195,46154

Page 24: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN CAMEL, TINGKAT …eprints.undip.ac.id/28749/1/JURNAL_FULANAH_IKA_PURNAMADEWI__C2A60706… · analisis pengaruh rasio keuangan camel, tingkat inflasi,

PENUTUP

Simpulan

Hasil uji hipotesis

a. Berdasarkan hasil hipotesis 1a yang menunjukkan bahwa CAR berpengaruh positif dan

tidak signifikan terhadap ROA bank umum swasta nasional. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa CAR berpengaruh positif terhadap ROA bank umum swasta nasional tidak dapat

diterima.

b. Berdasarkan hasil hipotesis 2a yang menunjukkan bahwa NPL berpengaruh positif dan

tidak signifikan terhadap ROA bank umum swasta nasional. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa NPL berpengaruh negatif terhadap ROA bank umum swasta nasional tidak dapat

diterima.

c. Berdasarkan hasil hipotesis 3a yang menunjukkan bahwa NPM berpengaruh positif dan

signifikan terhadap ROA bank umum swasta nasional. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa NPM berpengaruh positif terhadap ROA bank umum swasta nasional dapat

diterima.

d. Berdasarkan hasil hipotesis 4a yang menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap ROA bank umum swasta nasional. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA bank umum swasta nasional dapat

diterima.

e. Berdasarkan hasil hipotesis 5a yang menunjukkan bahwa LDR berpengaruh positif dan

signifikan terhadap ROA bank umum swasta nasional.

f. Berdasarkan hasil hipotesis 6a yang menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap ROA bank umum swasta nasional. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa inflasi berpengaruh negatif terhadap ROA bank umum swasta nasional tidak dapat

diterima.

g. Berdasarkan hasil hipotesis 7a yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan (Firm Size)

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA bank umum swasta nasional. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap ROA bank

umum swasta nasional tidak dapat diterima.

Page 25: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN CAMEL, TINGKAT …eprints.undip.ac.id/28749/1/JURNAL_FULANAH_IKA_PURNAMADEWI__C2A60706… · analisis pengaruh rasio keuangan camel, tingkat inflasi,

h. Berdasarkan hasil hipotesis 1b yang menunjukkan bahwa CAR berpengaruh negatif dan

tidak signifikan terhadap ROA bank asing. Sehingga dapat disimpulkan bahwa CAR

berpengaruh positif terhadap ROA bank asing tidak dapat diterima.

i. Berdasarkan hasil hipotesis 2b yang menunjukkan bahwa NPL berpengaruh positif dan

tidak signifikan terhadap ROA bank asing. Sehingga dapat disimpulkan bahwa NPL

berpengaruh negatif terhadap ROA bank asing tidak dapat diterima.

j. Berdasarkan hasil hipotesis 3b yang menunjukkan bahwa NPM berpengaruh positif dan

signifikan terhadap ROA bank asing. Sehingga dapat disimpulkan bahwa NPM

berpengaruh positif terhadap ROA bank asing dapat diterima.

k. Berdasarkan hasil hipotesis 4b yang menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh negatif dan

tidak signifikan terhadap ROA bank asing. Sehingga dapat disimpulkan bahwa BOPO

berpengaruh negatif terhadap ROA bank asing tidak dapat diterima.

l. Berdasarkan hasil hipotesis 5b yang menunjukkan bahwa LDR berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap ROA bank asing. Sehingga dapat disimpulkan bahwa LDR

berpengaruh negatif terhadap ROA bank asing dapat diterima.

m. Berdasarkan hasil hipotesis 6b yang menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh positif dan

tidak signifikan terhadap ROA bank asing. Sehingga dapat disimpulkan bahwa inflasi

berpengaruh negatif terhadap ROA bank asing tidak dapat diterima.

n. Berdasarkan hasil hipotesis 7b yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan (Firm Size)

berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA bank asing. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap ROA bank asing

tidak dapat diterima.

o. Hasil uji Chow test menunjukkan F hitung sebesar 10,21704338 dan F tabel sebesar

2,0989 yang berarti F hitung > F tabel, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis

kedelapan diterima yaitu menunjukkan bahwa ada perbedaan pengaruh variabel CAR,

NPL, NPM, BOPO, LDR, inflasi, ukuran perusahaan (Firm Size) terhadap variabel ROA

antara Bank Umum Swasta Nasional dan Bank Asing.

Keterbatasan

1.) Adanya kemungkinan perbedaan model penelitian yang digunakan dalam mengukur

kinerja perusahaan perbankan, sehingga berpengaruh pada hasil analisis terhadap kinerja.

Page 26: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN CAMEL, TINGKAT …eprints.undip.ac.id/28749/1/JURNAL_FULANAH_IKA_PURNAMADEWI__C2A60706… · analisis pengaruh rasio keuangan camel, tingkat inflasi,

2.) Periode penelitian yang digunakan terlalu pendek yaitu selama lima tahun.

3.) Terbatasnya sampel penelitian yaitu hanya menggunakan Bank Umum Swasta Nasional

yang terdaftar di BEI dan yang mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap di

Direktorat Perbankan Indonesia.

4.) Faktor makro ekonomi yang digunakan dalam penelitian ini hanya sedikit dan apabila

faktor lainnya yang belum digunakan dalam penelitian ini ditambahkan, maka dapat

mempengaruhi hasil penelitian ini.

Saran

A. Implikasi kebijakan kategori Bank Umum Swasta Nasional

1.) Pada variabel NPM dapat dilihat bahwa kemampuan manajemen bank umum swasta

nasional dalam meningkatkan ROA yaitu mampu meningkatkan NPM yang

menunjukkan bank tersebut mampu meningkatkan laba dan pendapatan dari kegiatan

operasionalnya lebih besar dari pada biaya yang dikeluarkan.

2.) Pada variabel BOPO dapat dilihat bahwa kemampuan bank umum swasta nasional untuk

meningkatkan ROA yaitu dengan mengendalikan biaya atau beban operasional menjadi

sekecil mungkin dan lebih kecil dari pendapatan yang dihasilkan pada kegiatan

operasional. Jadi semakin kecil biaya operasional yang dikeluarkan bank tersebut, maka

akan semakin efisien bank dalam mengelola kegiatan operasionalnya, sehingga bank

mampu meningkatkan laba.

3.) Pada variabel LDR dapat dilihat bahwa kemampuan bank dalam meningkatkan ROA

yaitu dapat meningkatkan LDR dan menjaga LDR sesuai standar yang ditetapkan oleh

Bank Indonesia yaitu 80-110%. Standar tersebut adalah ketentuan pemberian kredit

maksimal karena jika melebihi 110%, maka akan menimbulkan resiko likuiditas. Dapat

disimpulkan bahwa bank umum swasta nasional mempunyai kinerja yang baik dengan

asumsi bank tersebut sudah dapat menyalurkan kredit dengan efektif sehingga jumlah

kredit macet yang terjadi semakin kecil.

4.) Pada variabel inflasi dapat dilihat bahwa dalam meningkatkan ROA, maka bank umum

swasta nasional sudah dapat mengantisipasi terjadinya inflasi yang tinggi sehingga bank

mampu menentukan suku bunga dengan tepat dalam rangka meningkatkan pendapatan

lebih cepat dari biaya sehingga dapat menghasilkan laba yang tinggi.

Page 27: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN CAMEL, TINGKAT …eprints.undip.ac.id/28749/1/JURNAL_FULANAH_IKA_PURNAMADEWI__C2A60706… · analisis pengaruh rasio keuangan camel, tingkat inflasi,

5.) Pada variabel ukuran perusahaan dapat dilihat bahwa bank yang ukurannya besar tidak

selalu menguntungkan. Hal ini dikarenakan bank yang berukuran kecil biasanya mencoba

untuk tumbuh lebih cepat, bahkan dengan mengorbankan labanya. Dan bank yang baru

membangun usahanya itu tidak menguntungkan karena tujuannya adalah untuk

memperluas pangsa pasar bukan untuk memperoleh laba.

B. Implikasi kebijakan kategori Bank Asing

1.) Pada variabel NPM dapat dilihat bahwa kemampuan manajemen bank asing dalam

meningkatkan ROA yaitu mampu meningkatkan NPM yang menunjukkan bank asing

mampu meningkatkan laba dan pendapatan dari kegiatan operasionalnya lebih besar dari

pada biaya yang dikeluarkan. Sehingga semakin tinggi NPM, maka akan semakin baik

kinerja bank asing dalam mengelola kegiatan operasionalnya.

2.) Pada variabel LDR dapat dilihat bahwa kemampuan bank asing dalam meningkatkan

ROA yaitu dengan meningkatkan LDR dan menjaga LDR sesuai standar yang ditetapkan

oleh Bank Indonesia yaitu 80-110%. Standar tersebut adalah ketentuan pemberian kredit

maksimal karena jika melebihi 110%, maka akan menimbulkan resiko likuiditas. Dapat

disimpulkan bahwa bank asing mempunyai kinerja yang baik dengan asumsi bank

tersebut sudah dapat menyalurkan kredit dengan efektif sehingga jumlah kredit macet

yang terjadi semakin kecil.

C. Penelitian yang akan datang

1.) Untuk penelitian yang akan datang sebaiknya jumlah sampel yang digunakan

ditingkatkan dan tidak hanya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2.) Sebaiknya jumlah rasio keuangan yang dimasukkan dalam model penelitian di

tambah yaitu seperti rasio Net Interest Margin (NIM), Giro Wajib Minimum (GWM),

kewajiban bersih call money terhadap aktiva lancar (CMR), dan lain sebagainya.

3.) Perlunya menambahkan variabel dari faktor lainnya seperti struktur kepemilikan,

Corporate Governance dan lain sebagainya untuk penelitian yang akan datang agar

hasilnya lebih bervariatif lagi.

Page 28: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN CAMEL, TINGKAT …eprints.undip.ac.id/28749/1/JURNAL_FULANAH_IKA_PURNAMADEWI__C2A60706… · analisis pengaruh rasio keuangan camel, tingkat inflasi,

DAFTAR PUSTAKA Almilia & Herdiningtyas, 2005, Analisis Rasio CAMEL Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah

Pada Lembaga Perbankan Periode 2000-2002, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.7, No.2, Nopember.

Bank Indonesia, 1993, Surat Edaran Bank Indonesia No.26/2/BPPP tanggal 29 Mei 1993 tentang

Kewajiban Penyediaan Modal Minimum.

Bank Indonesia, 1995, Surat Keputusan No. 27/KEP/DIR Tanggal 25 Januari 1995.

Bank Indonesia, 1997, Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/11/KEP/DIR tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, tanggal 30 April 1997.

Bank Indonesia, 2004, Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004

mengenai Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.

Bank Indonesia, April 2009, ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan I – 2009.

Bank Indonesia, 2009, Statistik Perbankan Indonesia, Bank Indonesia,Vol.8, No.1, Desember

2009.

Bank Indonesia, Laporan Keuangan Perbankan 2004, Direktori Perbankan Indonesia.

Bank Indonesia, Laporan Keuangan Perbankan 2005, Direktori Perbankan Indonesia.

Bank Indonesia, Laporan Keuangan Perbankan 2006, Direktori Perbankan Indonesia.

Bank Indonesia, Laporan Keuangan Perbankan 2007, Direktori Perbankan Indonesia.

Bank Indonesia, Laporan Keuangan Perbankan 2008, Direktori Perbankan Indonesia.

Dendawijaya, Lukman, 2003, Manajemen Perbankan, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.

Febryani, Anita & Rahadian Zulfadin, 2003, Analisis Kinerja Bank Devisa dan Bank Non Devisa Di Indonesia, Kajian Ekonomi dan Keuangan, Vol. 7, No. 4 Desember 2003.

Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi 3, Badan

Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Ghozali, Imam & Irwansyah, 2002, Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Alat Ukur EVA, MVA, dan ROA Terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur di BEJ, Jurnal Penelitian Akuntansi-Bisnis Dan Manajemen, Vol. 9, No. 1, April 2002, p.18-33.

Page 29: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN CAMEL, TINGKAT …eprints.undip.ac.id/28749/1/JURNAL_FULANAH_IKA_PURNAMADEWI__C2A60706… · analisis pengaruh rasio keuangan camel, tingkat inflasi,

Hanafi, Mamduh M. 2007, Analisis Laporan Keuangan, Edisi ketiga, cetakan pertama, UPP STIM YKPN, Yogyakarta.

Kasmir, 2004, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT Raja Grafindo Perkasa, Edisi 1

Cetakan ke enam, Jakarta.

Kuncoro, M. dan Suhardjono, 2002, Manajemen Perbankan: Teori dan Aplikasi, Edisi Pertama, Jogjakarta.

Kusuma, Hadri, 2005, SIZE Perusahaan dan Profitabilitas : Kajian Empiris terhadap

Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, Ekonomi Pembangunan, Vol.10. No.1, April 2005, p.81-93.

Mabruroh, 2004. ”Manfaat Dan Pengaruh Rasio Keuangan Dalam Analisis Kinerja Keuangan Perbankan”. Benefit, Vol. 8 No. 1 Juni.

Mawardi, Wisnu, 2005, Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank

Umum di Indonesia (Studi Kasus pada Bank Umum dengan Total Asset Kurang dari 1 Triliun), Jurnal Bisnis Strategi, Vol.14, No.1, Juli, p.83-94.

Merkusiwati, Ni Ketut Lely Aryani, 2007, Evaluasi Pengaruh CAMEL terhadap Kinerja

Perusahaan, Buletin Studi Ekonomi, Vol.12, No.1, p.100-108.

M. Nasser, Etty dan Aryati, Titik (2000), Model Analisis CAMEL untuk Memprediksi Financial Distress pada Sektor Perbankan yang Go Public, JAAI, volume 4, no. 2, p.111 – 127.

Nopirin, 1992, Ekonomi Moneter I, Edisi 4, BPFE, Yogyakarta. Nugraheni, Fitri & Dody Hapsoro, 2007, Pengaruh Rasio Keuangan CAMEL, Tingkat Inflasi

dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan di BEJ, Wahana, Vol. 10, No. 2, Agustus 2007.

Prasnanugraha, Ponttie, 2007, Analisis Pengaruh Rasio-rasio Keuangan terhadap Kinerja Bank

Umum di Indonesia (Studi Empiris Bank Umum Yang Beroperasi di Indonesia), Thesis Universitas Diponegoro Semarang (Dipublikasikan).

Purwana, Edward Gagah, 2009, Analisis Pengaruh CAR, SIZE, BOPO, LDR terhadap

profitabilitas (Studi Perbandingan Pada Bank Domestik dan Bank Asing Periode Januari 2003-Desember 2007), Thesis Universitas Diponegoro Semarang (Dipublikasikan).

Respati, Harianto & Prayudo Eri Yandono, 2008, Tinjauan Tentang Variabel – Variabel CAMEL Terhadap Laba Usaha Pada Bank Umum Swasta Nasional, Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 12, No.2, p.283-295.

Page 30: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN CAMEL, TINGKAT …eprints.undip.ac.id/28749/1/JURNAL_FULANAH_IKA_PURNAMADEWI__C2A60706… · analisis pengaruh rasio keuangan camel, tingkat inflasi,

Riyadi, Slamet, 2004, Banking Assets and Liability Management, Edisi ketiga, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Siamat, Dahlan, 2001, Manajemen Lembaga Keuangan. Edisi ketiga. Lembaga Penerbit

Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

----------------------, 2005, Manajemen Lembaga Keuangan. Edisi kelima. Lembaga Penerbit Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Siregar, Sylvia Veronica N.P. dan Siddharta Utama, 2006, Pengaruh Struktur Kepemilikan,

Ukuran Perusahaan, dan Praktek Governance terhadap Pengelolaan Laba, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.9, No.3, September 2006, p.307-326.

Usman, Bahtiar, 2003, “Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba pada

Bank-Bank di Indonesia”, Media Riset & Manajemen, Vol.3, No.1, p.59-74. Yuliadi, Imamudin, 2008, Ekonomi Moneter. Cetakan pertama. PT INDEKS, Jakarta.