analisis pengaruh persepsi kemudahan transaksi dan nilai

33
i Analisis Pengaruh Persepsi Kemudahan Transaksi dan Nilai Pelanggan Terhadap Kepuasan Penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta Salis Rabindra Ishaya 1 , Edi Wahyu Wibowo 2 , Yoeliastuti 3 1,2,3 Politeknik LP3I Jakarta E-mail : [email protected] 1 , [email protected] 2 , yoeli_salis @yahoo.com 3 ABSTRAK Dalam era perkembangan transportasi dan kecanggihan teknologi menyebabkan manusia cenderung memilih transportasi yang cepat dan terjangkau. Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta, menjadi salah satu pilihan transpotasi masyarakat Jakarta dalam aktifitas nya. Diresmikan pada tanggal 24 Maret 2019, beberapa permasalahan dikeluhkan oleh para penumpang, yaitu mengenai persepsi kemudahan transaksi dan nilai pelanggan. Pengaruh Persepsi Kemudahan Transaksi terhadap kepuasan penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta berdasarkan hasil statistik dapat dikatakan bahwa penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta mempunyai kepuasan secara parsial signifikan untuk menggunakan Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta sesuai dengan Persepsi Kemudahan Transaksi. Kepuasan terhadap Persepsi Kemudahan Transaksi seperti mudah dipelajari, mudah digunakan, Jelas, mudah dimengerti, terampil. Pengaruh Nilai Pelanggan terhadap kepuasan penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta berdasarkan hasil statistik dapat dikatakan bahwa penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta mempunyai kepuasan secara parsial signifikan untuk menggunakan Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta sesuai dengan Harga Tiket yang telah dibayarkan. Kepuasan terhadap Nilai Pelanggan yang dibayarkan disebabkan nilai tambah, kesesuaian biaya dengan manfaat, kemudahan memperoleh jasa, emotional value. Pengaruh Persepsi Kemudahan Transaksi dan Nilai Pelanggan terhadap kepuasan penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta berdasarkan hasil statistik dapat dikatakan bahwa penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta mempunyai kepuasan secara simultan signifikan untuk menggunakan Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta sesuai dengan Harga Tiket, Fasilitas dan Persepsi Kemudahan Transaksi. Kepuasan penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta terhadap Persepsi Kemudahan Transaksi dan Nilai Pelanggan yang secara bersama-sama dirasakan yaitu kepuasan ketepatan waktu, kepuasan kelengkapan fasilitas, kepuasan kesesuaian harga, kepuasan jadwal keberangkatan, dan kepuasan fungsi dan fasilitas. Kata Kunci : Kereta Moda Raya Terpadu (MRT), Fasilitas, Persepsi Kemudahan Transaksi, Nilai Pelanggan

Upload: others

Post on 05-Oct-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

Analisis Pengaruh Persepsi Kemudahan Transaksi

dan Nilai Pelanggan Terhadap Kepuasan Penumpang

Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta

Salis Rabindra Ishaya1, Edi Wahyu Wibowo2, Yoeliastuti3

1,2,3Politeknik LP3I Jakarta

E-mail : [email protected], [email protected], yoeli_salis @yahoo.com3

ABSTRAK

Dalam era perkembangan transportasi dan kecanggihan teknologi menyebabkan

manusia cenderung memilih transportasi yang cepat dan terjangkau. Kereta Moda Raya

Terpadu (MRT) Jakarta, menjadi salah satu pilihan transpotasi masyarakat Jakarta

dalam aktifitas nya. Diresmikan pada tanggal 24 Maret 2019, beberapa permasalahan

dikeluhkan oleh para penumpang, yaitu mengenai persepsi kemudahan transaksi dan

nilai pelanggan. Pengaruh Persepsi Kemudahan Transaksi terhadap kepuasan

penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta berdasarkan hasil statistik

dapat dikatakan bahwa penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta

mempunyai kepuasan secara parsial signifikan untuk menggunakan Kereta Moda Raya

Terpadu (MRT) Jakarta sesuai dengan Persepsi Kemudahan Transaksi. Kepuasan

terhadap Persepsi Kemudahan Transaksi seperti mudah dipelajari, mudah digunakan,

Jelas, mudah dimengerti, terampil. Pengaruh Nilai Pelanggan terhadap kepuasan

penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta berdasarkan hasil statistik

dapat dikatakan bahwa penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta

mempunyai kepuasan secara parsial signifikan untuk menggunakan Kereta Moda Raya

Terpadu (MRT) Jakarta sesuai dengan Harga Tiket yang telah dibayarkan. Kepuasan

terhadap Nilai Pelanggan yang dibayarkan disebabkan nilai tambah, kesesuaian biaya

dengan manfaat, kemudahan memperoleh jasa, emotional value. Pengaruh Persepsi

Kemudahan Transaksi dan Nilai Pelanggan terhadap kepuasan penumpang Kereta

Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta berdasarkan hasil statistik dapat dikatakan bahwa

penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta mempunyai kepuasan secara

simultan signifikan untuk menggunakan Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta

sesuai dengan Harga Tiket, Fasilitas dan Persepsi Kemudahan Transaksi. Kepuasan

penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta terhadap Persepsi Kemudahan

Transaksi dan Nilai Pelanggan yang secara bersama-sama dirasakan yaitu kepuasan

ketepatan waktu, kepuasan kelengkapan fasilitas, kepuasan kesesuaian harga, kepuasan

jadwal keberangkatan, dan kepuasan fungsi dan fasilitas.

Kata Kunci : Kereta Moda Raya Terpadu (MRT), Fasilitas, Persepsi

Kemudahan Transaksi, Nilai Pelanggan

ii

ABSTRACT

In the era of transportation development and technological sophistication, humans tend

to choose transportation that is fast and affordable. The Mass Rapid Transit (MRT)

train of Jakarta, has become one of the choices for Jakarta public transportation in its

activities. Inaugurated on March 24, 2019, several problems were complained by

passengers, namely regarding the perception of ease of transaction and customer value.

The Influence of Perceived Ease of Transaction on the satisfaction of passengers of the

Mass Rapid Transit (MRT) Train of Jakarta based on statistical results it can be said

that Mass Rapid Transit (MRT) Train of Jakarta passengers have partially significant

satisfaction to use Mass Rapid Transit (MRT) Train of Jakarta in accordance with the

Transaction Ease Perception. Satisfaction with Perception of Ease of Transaction as

easy to learn, easy to use, clear, easy to understand, skilled. The Influence of Customer

Value on the satisfaction of passengers of Mass Rapid Transit (MRT) Train of Jakarta

based on statistical results it can be said that Mass Rapid Transit (MRT) Train of

Jakarta passengers have partially significant satisfaction to use Mass Rapid Transit

(MRT) Train of Jakarta in accordance with Ticket Prices that have been paid out.

Satisfaction of Customer Value paid is due to added value, suitability of costs with

benefits, ease of obtaining services, emotional value. The Influence of Perceived Ease

of Transaction and Customer Value on the satisfaction of passengers of Mass Rapid

Transit (MRT) Train of Jakarta based on statistical results can be said that Mass Rapid

Transit (MRT) Train of Jakarta passengers have significant simultaneous satisfaction

to use Mass Rapid Transit (MRT) Train of Jakarta in accordance with Ticket Prices,

Facilities and Ease of Transaction Ease. The satisfaction of passengers of the Mass

Rapid Transit (MRT) Train of Jakarta towards the Perception of Ease of Transaction

and Customer Value that are jointly felt are satisfaction of punctuality, satisfaction of

completeness of facilities, satisfaction of price suitability, satisfaction of departure

schedules, and satisfaction of functions and facilities.

Keywords: Mass Rapid Transit (MRT) Train of Jakarta, Facilities, Perception

Ease of Transaction, Customer Value

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dalam era perkembangan transportasi dan kecanggihan teknologi

menyebabkan manusia cenderung memilih transportasi yang cepat dan

terjangkau. Menyadari peranan transportasi darat khususnya pelayanan pada

kereta harus seimbang dengan tingkat kebutuhan dan tersedianya pelayanan

angkutan yang ramah, aman, cepat, lancar, tertib, teratur, nyaman, selamat dan

efisien. Penelitian Andayani (2010) dalam Dede Apriyadi (2017) [2] dengan

judul “Analisis Kualitas Pelayanan dan Pengaruhnya Terhadap Kepuasan

Konsumen (Studi Pada PT Kereta Api(Persero) DAOP 8 Surabaya)”

menunjukkan hasil bahwa ketepatan waktu dan fasilitas mempunyai pengaruh

meyakinkan terhadap kepuasan konsumen. Ketepatan waktu dalam transportasi

kereta api dapat diartikan keberangkatan dan kedatangan kereta sesuai dengan

jadwal yang telah di tentukan di Grafik Perjalanan Kereta Api (GAPEKA).

Perjalanan kereta api sesuai dengan jadwal yang ditetapkan, merupakan

indikator dari ketepatan waktu.

Menurut Woro (2013 : 68) [12] faktor yang mempengaruhi kepuasan

pelanggan adalah nilai pelanggan, hal ini mengindikasikan suatu hubungan

yang kuat terhadap kepuasan pelanggan. Dimana konsep tersebut

menggambarkan pertimbangan yang evaluatif pelanggan tentang produk / jasa

yang mereka gunakan, Nilai yang diinginkan pelanggan terbentuk ketika

mereka membentuk persepsi bagaimana baik buruknya suatu produk dimainkan

dalam situasi penggunaan. Mereka mengevaluasi pengalaman penggunaan

pada atribut yang sama.

Mengacu penelitian tersebut, pada tanggal 24 Maret 2019, Kereta Moda

Raya Terpadu (MRT) Jakarta telah resmi beroperasi. Beberapa permasalahan

dikeluhkan oleh para penumpang, yaitu mengenai persepsi kemudahan

transaksi dan nilai pelanggan, dimana hal-hal tersebut merupakan hal yang

sangat penting demi memenuhi kepuasan pelanggan. Kepuasan konsumen

2

merupakan fokus utama atau tujuan dari PT. Mass Rapid Transit Jakarta dalam

melayani kebutuhan konsumen. Konsumen yang merasa puas maka konsumen

akan terus menjadi pelanggan setia PT. Mass Rapid Transit Jakarta yang dapat

dijadikan media promosi gratis bagi perusahaan. Dari uraian diatas maka

peneliti berpendapat layak untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis

Pengaruh Persepsi Kemudahan Transaksi dan Nilai Pelanggan Terhadap

Kepuasan Penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta”.

B. Perumusan Masalah

1. Bagaimanakah Pengaruh Persepsi Kemudahan Transaksi dan Nilai

Pelanggan Terhadap Kepuasan Penumpang Kereta Moda Raya Terpadu

(MRT) Jakarta ?

2. Bagaimanakah Pengaruh Persepsi Kemudahan Transaksi Terhadap

Kepuasan Penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta ?

3. Bagaimanakah Pengaruh Nilai Pelanggan Terhadap Kepuasan Penumpang

Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta ?

3

2. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kepuasan Konsumen (Penumpang Kereta Api)

Kepuasan konsumen memegang peran yang penting dan kritis bagi

kelangsungan dan perkembangan kehidupan suatu perusahaan. Dengan

mendengarkan konsumen kemudian merespon keinginan atau permintaan maka

akan memberikan hasil yang lebih memuaskan dan membuat konsumen menjadi

loyal. Penelitian terdahulu mengenai kepuasan penumpang kereta api dengan judul

“Analisis pengaruh ketepatan waktu, fasilitas dan harga tiket terhadap kepuasan

penumpang kereta api di Stasiun Purwosari” (Dede Apriyadi, 2017) [2), hasilnya

didapat bahwa Ketepatan waktu, fasilitas, dan harga tiket secara simultan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan penumpang Kereta Api

Bengawan di Stasiun Purwosari.

Penelitian serupa mengenai kepuasan penumpang kereta api dengan judul

“Pengaruh faktor kepercayaan, kualitas layanan, dan fasilitas terhadap kepuasan

pelanggan kereta api” (Susanti, 2017) [9], hasilnya adalah bahwa kepercayaan

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan jasa

transportasi kereta api kelas ekonomi. Kualitas layanan berpengaruh secara positif

dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan jasa transportasi kelas ekonomi.

Fasilitas berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan

jasa transportasi kereta api kelas ekonomi.

B. Persepsi Kemudahan

Persepsi kemudahan merupakan suatu kepercayaan tentang proses

pengambilan keputusan. Jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi

mudah digunakan maka dia akan menggunakannya. Penelitian terdahulu mengenai

persepsi kemudahan transaksi dengan judul “Pengaruh persepsi manfaat, persepsi

kemudahan, fitur layanan dan kepercayaan terhadap minat menggunakan e-money

4

card, studi pada pengguna jasa commuterline di Jakarta” (Wibowo & Dede

Rosmauli, 2015) [10] hasilnya adalah variabel persepsi kemudahan berpengaruh

terhadap minat menggunakan produk e-money card secara signifikan dan

diharapkan pihak bank memberikan kesadaran kepada pihak nasabah pengguna e-

money card tentang kemudahan penggunaan e-money card sehingga terjadi

pemahaman pada nasabah akan kemudahan penggunaan pada fasilitas tersebut.

Penelitian yang sama mengenai persepsi kemudahan dengan judul

“Analisis Pengaruh Persepsi Kemudahan Penggunaan dan Persepsi Manfaat

terhadap Minat Beli dengan Kepercayaan Sebagai Variabel Intervening (Studi

pada Pengunjung Toko Online berrybenka.com di Kalangan Mahasiswa

Universitas Diponegoro)” (Faradila, 2016) [5], hasil penelitian menyatakan persepsi

kemudahan penggunaan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

kepercayaan.

C. Nilai Pelanggan

Menurut Balqis (2009) dalam Woro (2013:67) [12] Nilai penggan

merupakan perbandingan antara manfaat yang dirasakan oleh penggan dengan apa

yang pelanggan keluarkan untuk mendapatkan atau mengkonsumsi produk / jasa

tersebut. Dalam penelitiaanya Woro (2003) dalam judul “Pengaruh nilai pelanggan

dan kualitas layanan terhadap loyalitas pelanggan, melalui kepuasan pelanggan

pada pelanggan bus efisiensi (Studi PO Efisiensi Jurusan Yogyakarta-Cilacap)”

hasilnya adalah nilai pelanggan mempunyai pengaruh positif dan signifikan

terhadap kepuasan pelanggan.

Sementara penelitian serupa yang dilakukan oleh Ikasari et all (2013) [6]

yang berjudul Pengaruh Nilai Pelanggan dan Kualitas Pelayanan terhadap

Kepuasan Pelanggan (Studi Kasus pada Penumpang KA Kaligung Mas di Stasiun

Poncol Semarang). Hasilnya menyatakan Variabel Nilai Pelanggan mempunyai

pengaruh positif terhadap variabel Kepuasan Pelanggan sehingga hipotesis diterima.

5

Hasil ini membuktikan bahwa, responden yang puas disebabkan karena Nilai

Pelanggan tinggi. Oleh karena itu semakin tinggi (baik) Nilai Pelanggan yang

dihasilkan, maka akan memperkuat Kepuasan Pelanggan pada pelanggan, begitu

pula sebaliknya.

E.Kerangka Pemikiran & Hipotesis

Berdasarkan teori yang telah disajikan, makaalur kerangka pemikiran

dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam skema berikut:

Gambar 2.1. Kerangka Berfikir

Adapun Hipotesis adalah sebagai berikut :

a. Ada Pengaruh secara parsial antara variabel Kemudahan Transaksi terhadap

variabel Kepuasan Penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta

b. Ada Pengaruh secara parsial antara variabel Nilai Pelanggan terhadap variabel

Kepuasan Penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta

c. Ada Pengaruh secara simultan antara variabel Persepsi Kemudahan Transaksi,

dan Nilai Pelanggan terhadap variabel Kepuasan Penumpang Kereta Moda

Raya Terpadu (MRT) Jakarta

6

3. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, maka penellitian ini termasuk jenis penelitian

penjelasan (explanatoryresearch), yang akan menjelaskan hubungan kausal

variabel bebas atau independent variabel meliputi harga tiket, fasilitas, dan

persepsi kemudahan transaksi terhadap variabel terikat atau dependent variabel

yaitu kepuasan penumpang.

B. Lokasi , Waktu dan Obyek Penelitian

a. Lokasi Penelitian : Penelitian ini dilakukan di Stasiun Kereta Moda Raya

Terpadu (MRT) Jakarta

c. Obyek Penelitian : Obyek penelitian adalah penumpang kereta Moda Raya

Terpadu (MRT) Jakarta.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua penumpang Kereta Moda Raya

Terpadu (MRT) Jakarta yang jumlahnya tidak terhingga.

2. Sampel

Adapun sampel dalam penelitian ini adalah 100 penumpang Kereta Moda

Raya Terpadu (MRT) Jakarta

3. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan adalah teknik Accidental Sampling.

Menurut Sugiyono(2008: 92) menyatakan bahwa Accidental Sampling

merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja

yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai

sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai

sumber data. Responden tersebut adalah penumpang Kereta Moda Raya

Terpadu (MRT) Jakarta dan bersedia menjadi responden.

7

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan observasi,

wawancara, angket/kuesioner, dokumentasi, dan studi pustaka.

E. Sumber Data

Menurut Arikunto (2004: 107) sumber data adalah subjek dari mana data

diperoleh. Adapun dalam penelitian ini data diperoleh dari data primer dan data

sekunder.

F. Definisi Operasional Variabel dan Indikator

Dalam penelitian ini variabelnya adalah sebagai berikut:

1.Variabel Dependen

Variabel dependen (Y) atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah

kepuasan penumpang. Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan

konsumen setelah membandingkan antara apa yang dia terima dengan apa

yang diharapkan. Konsumen yang dimaksud adalah penumpang kereta api.

Indikator dari kepuasan penumpang adalah

1) Kepuasan terhadap ketepatan waktu kereta api.

2) Kepuasan terhadap kelengkapan fasilitas.

3) Kepuasan terhadap kesesuaian harga.

4) Kepuasan terhadap jadwal keberangkatan kereta api.

5) Kepuasan terhadap fungsi dari fasilitas.

2.Variabel Independen

Variabel X adalah variabel bebas atau variabelyang mempengaruhi, dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Persepsi Kemudahan Transaksi (X1) dalam transportasi kereta api yaitu

kemudahan dalam transaksi mendapatkan tiket Kereta Api.

8

Adapun indikator dari kemudahan transaksi adalah

1. ease to learn (mudah untuk dipelajari)

2. ease to use (mudah digunakan)

3. clear (jelas)

4. understandable (jelas dan mudah dimengerti)

5. become skillful (menjadi terampil).

b) Nilai Pelanggan (X2) menurut Monroe dalam Ikasari (2013) [6]

mengemukakan bahwa Nilai Pelanggan adalah trade off antara persepsi

pelanggan terhadap kualitas atau manfaat produk dan pengorbanan yang

dilakukan lewat harga yang di bayarkan. Sehingga indikator dari

kemudahan transaksi adalah:

1. Mempunyai nilai tambah

2. Kesesuian biaya dengan manfaat

3. Kemudahan memperoleh jasa

4. Emotional Value

7. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisa kuantitatif. Analisa kuantitatif dapat

dikatakan sebagai metode analisa yang menggambarkan hubungan antara

variabel dengan menggunakan statistik.

a. Tahap Pertama Analisis data dengan Uji Instrumen Penelitian yaitu uji

validitas dan uji reabilitas.

Uji validitas atau keabsahan digunakan untuk mengetahui seberapa tepat suatu

alat ukur melakukan fungsi. Alat ukur yang dapat digunakan dalam pengujian

validitas suatu kuesioner adalah angka hasil korelasi antar skor pertanyaan dan

skor keseluruhan pernyataan responden terhadap informasi dalam kuesioner.

Dari hasil perhitungan korelasi akan dibuat suatu koefisien korelasi yang

digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan

9

apakah suatu item layak digunakan atau tidak. Dalam penentuan layak atau

tidaknya suatu item yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikasi

koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05, artinya suatu item dianggap

valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total. Ketika melakukan

penilaian langsung terhadap koefisien korelasi, bisa digunakan batas

minimum valid jika r hitung >= 0,3.

Sedangkan uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur,

apakah alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika

pengujian tersebut diulang. Uji signifikansi dilakukan pada taraf signifikansi

0,05 artinya instrumen dapat dikatakan reliable bila nilai alpha lebih besar

dari nilai minimal cronbach alpha sebesar >= 0,6.

Pada penelitian ini, penulis melakukan uji validitas dan uji reliabilitas dengan

menggunakan program komputer SPSS 20.0 kepada 10% dari total responden

yang berjumlah 128 orang, yakni 10 orang. Jadi penulis melakukan

penyebaran kuesioner kepada 10 orang tersebut dan menghitung kevalidan

kuesioner serta kehandalan (reliability) kuesioner tersebut dengan hasil

terlampir).

b. Tahap Kedua Uji Asumsi Klasik dengan uji normalitas, Uji Multikolinearitas,

dan Uji Heteroskedastisitas.

1) Uji Normalitas

Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan One Sample

Kormogorov-Smirnov Test, dengan melihat tingkat signifikansi 5%. Dasar

pengambilan keputusan dari uji normalitas adalah dengan melihat

probabilitas asymp.sig (2-tailed) > 0.05 maka data mempunyai distribusi

normal dan sebaliknya jika probabilitas asymp.sig (2 tailed) < 0.05 maka

data mempunyai distribusi yang tidak normal.

10

2) Uji Multikolinearitas

Pengujian multikolinearitas dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan linear yang sempurna diantara variabel-variabel independen.

Akibat dari adanya multikolinearitas ini adalah koefisien regresinya tidak

tertentu atau kesalahan standarnya tidak terhingga. Multikolinearitas dapat

dilihat dengan VIF (variance inflation factor) bila nilai VIF kurang dari 10

dan nilai tolerance diatas 0,10, maka tidak terdapat gejala multikolinearitas

dan begitu pula sebaliknya.

3) Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu observasi ke

observasi lain. Uji heterokedastisitas dilakukan dengan meregresikan nilai

absolut residual dengan variabel independennya. Ada tidaknya

heterokedastisitas dapat diketahui dengan melihat tingkat signifikansinya

terhadap 5%.

Uji Heterokedasitas juga dapat diketahui dengan melihat gambar pola

scatterplots, dengan asumsi tidak terjadi gejala atau masalah

heterokedaistas jika :

a) Titik-titik penyebaran diatas dan di bawah atau di sekita angka 0

b) Titik-titik tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja

c) Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang

melebar, kemudia menyempit dan melebar kembali

d) Penyebaran titik-titik data tidak berpola

.

c. Tahap Ketiga Uji Regresi dengan Uji t Parsial dan Uji F Silmultan

Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan alat analisis

statistik yakni analisis regresi linear berganda (multiple regression analysis).

Y = + 1 X

1 +

2 X2 + e

11

Keterangan :

Y = Nilai Perusahaan = Konstanta

1 - 3 = Koefisien Regresi

X1

= Persepsi Kemudahan Transaksi

X2 = Nilai Pelanggan

E = Error Term, yaitu tingkat kesalahan penduga dalam

penelitian

Langkah-langkah yang akan dilakukan untuk menguji hipotesis dengan

menggunakan regresi linier berganda adalah sbb :

1) Uji F ( Uji Simultan), yaitu untuk menguji apakah variabel independennya

secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.

Terima Ho jika F hitung < F tabel ( = 0,05)

Terima Ha jika F hitung > F tabel ( = 0,05)

2) Uji t (Uji Parsial), yaitu untuk menguji apakah variabel independen,

secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen.

Terima Ho jika t hitung < t tabel ( = 0,05)

Terima Ha jika t hitung> t tabel ( = 0,05)

12

4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Profil / Gambaran Umum PT Mass Rapid Transit Jakarta (PT MRT

Jakarta)

PT Mass Rapid Transit Jakarta (PT MRT Jakarta) berdiri pada tanggal

17 Juni 2008, berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas dengan mayoritas

saham dimiliki oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (struktur kepemilikan:

Pemprov DKI Jakarta 99.98%, PD Pasar Jaya 0.02%). PT MRT Jakarta

memiliki ruang lingkup kegiatan di antaranya untuk pengusahaan dan

pembangunan prasarana dan sarana MRT, pengoperasian dan perawatan

(operation and maintenance/O&M) prasarana dan sarana MRT, serta

pengembangan dan pengelolaan properti/bisnis di stasiun dan kawasan

sekitarnya, serta Depo dan kawasan sekitarnya.

Dasar hukum pembentukan PT MRT Jakarta adalah Peraturan Daerah

Provinsi DKI Jakarta Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Badan Usaha

Milik Daerah (BUMD) Perseroan Terbatas (PT) MRT Jakarta (sebagaimana

diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas

Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Badan Usaha

Milik Daerah (BUMD) Perseroan Terbatas (PT) MRT Jakarta) dan Peraturan

Daerah Nomor 4 Tahun 2008 Tentang Penyertaan Modal Daerah Pada

Perseroan Terbatas (PT) MRT Jakarta (sebagaimana diubah dengan Peraturan

Daerah Nomor 8 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah

Nomor 4 Tahun 2008 Tentang Penyertaan Modal Daerah Pada Perseroan

Terbatas (PT) MRT Jakarta).

Rencana pembangunan MRT di Jakarta sesungguhnya sudah dirintis

sejak tahun 1985. Namun, saat itu proyek MRT belum dinyatakan sebagai

proyek nasional. Pada tahun 2005, Presiden Republik Indonesia menegaskan

bahwa proyek MRT Jakarta merupakan proyek nasional. Berangkat dari

13

kejelasan tersebut, maka Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi DKI

Jakarta mulai bergerak dan saling berbagi tanggung jawab. Pencarian dana

disambut oleh Pemerintah Jepang yang bersedia memberikan pinjaman.

Pada 28 November 2006 penandatanganan persetujuan pembiayaan

Proyek MRT Jakarta dilakukan oleh Gubernur Japan Bank for International

Cooperation (JBIC) Kyosuke Shinozawa dan Duta Besar Indonesia untuk

Jepang Yusuf Anwar. JBIC pun mendesain dan memberikan rekomendasi studi

kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Telah disetujui pula kesepakatan

antara JBIC dan Pemerintah Indonesia, untuk menunjuk satu badan menjadi

satu pintu pengorganisasian penyelesaian proyek MRT ini.

JBIC kemudian melakukan merger dengan Japan International

Cooperation Agency (JICA). JICA bertindak sebagai tim penilai dari JBIC

selaku pemberi pinjaman. Dalam jadwal yang dibuat JICA dan MRT Jakarta,

desain teknis dan pengadaan lahan dilakukan pada tahun 2008-2009, tender

konstruksi dan tender peralatan elektrik serta mekanik pada tahun 2009-2010,

sementara pekerjaan konstruksi dimulai pada tahun 2010-2014. Uji coba

operasional rencananya dimulai pada tahun 2014. Namun, jadwal tersebut tidak

terpenuhi. Desain proyek pun dilakukan mulai tahun 2008-2009, tahap

konstruksi dilakukan mulai Oktober 2013, dan dicanangkan selesai pada 2018.

Proyek MRT Jakarta dimulai dengan pembangunan jalur MRT Fase I

sepanjang ± 16 kilometer dari Terminal Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel

Indonesia yang memiliki 13 stasiun berikut 1 Depo. Untuk meminimalisir

dampak pembangunan fisik Fase I, selain menggandeng konsultan manajemen

lalu lintas, PT MRT Jakarta juga memiliki Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan (Amdal). Pengoperasian Fase I akan dimulai pada tahun 2019.

14

Pembangunan jalur MRT Fase I akan menjadi awal sejarah

pengembangan jaringan terpadu dari sistem MRT yang merupakan bagian dari

sistem transportasi massal DKI Jakarta pada masa yang akan datang.

Pengembangan selanjutnya meneruskan jalur Sudirman menuju Ancol (disebut

jalur Utara-Selatan) serta pengembangan jalur Timur-Barat.

a. Dalam tahap Engineering Service, PT MRT Jakarta bertanggung jawab

terhadap proses prakualifikasi dan pelelangan kontraktor.

b. Dalam tahap Konstruksi, PT MRT Jakarta sebagai atribusi dari Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta menandatangani kontrak dengan kontraktor pelaksana

konstruksi, dan konsultan yang membantu proses pelelangan kontraktor,

serta konsultan manajemen dan operasional.

c. Dalam tahap operasi dan pemeliharaan, PT MRT Jakarta bertanggung jawab

terhadap pengoperasian dan perawatan, termasuk memastikan agar

tercapainya jumlah penumpang yang cukup untuk memberikan pendapatan

yang layak bagi perusahaan.

Pelaksanaan pembangunan MRT melibatkan beberapa instansi, baik

pada tingkatan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dan PT

MRT Jakarta sendiri. Oleh karena itu, dokumen anggaran yang diperlukan juga

melibatkan lembaga-lembaga tersebut dengan nama program dan kegiatan

berbeda namun dengan satu keluaran yang sama, pembangunan MRT Jakarta.

B. Profil/Karakteristik Responden Penelitian

1. Jumlah Responden & Karakteristik Jenis Kelamin

Dalam penelitian ini pengambilan responden langsung dilakukan di

dalam Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta, jumlah responden yang

15

mengisi kuesioner secara penuh berjumlah 128 penumpang. Dalam gambar 5.1

dijelaskan melalui grafik jumlah responden laki-laki sebanyak 36 penumpang

atau sebensar 28.1%, dibandingkan responden wanita sebanyak 92 penumpang

atau sebesar sebesar 71.9%.

Gambar 5.1. : Grafik Responden Penelitian Kereta MRT

Berdasarkan Jenis Kelamin

2. Pekerjaan

Dalam gambar 5.2 dijelaskan melalui grafik berdasarkan pekerjaan

dapat dijelaskan bahwa 34.4% responden menjadi pegawai swasta, 1.4%

responden menjadi pegawai negeri, 56.5% masih berstatus pelajar / mahasiswa,

6.4% wiraswasta, dan 1.2% bekerja sebangai pedagang.

16

Gambar 5.2. : Grafik Responden Penelitian Kereta MRT

Berdasarkan Pekerjaan

3. Usia

Dalam gambar 5.4 dijelaskan melalui grafik berdasarkan usia dapat

dijelaskan bahwa 3.6% responden berusia 26-35 tahun, 69.5% responden

berusia 18-25 tahun, 6.8% responden berusia 36-45 tahun, 18% responden

berusia diatas 45 tahun, sedangkan 2.1 % responden berusia dibawah 17 tahun.

Gambar 5.4. : Grafik Responden Penelitian Kereta MRT

Berdasarkan Usia

4. Intensitas Menggunakan Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta

Dalam gambar 5.5 dijelaskan melalui grafik berdasarkan intensitas

menggunakan dapat dijelaskan bahwa 38.3% responden baru sekali

menggunakan Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta, 32.8% responden

sudah 2-3 kali menggunakan KA Bandara Soetta, , 5.5% responden sudah

menggunakan sebanyak 4-5 kali kali, 38.3% responden sudah menggunakan

sebanyak lebih dari 5 kali

17

Gambar 5.5. : Grafik Responden Penelitian Kereta MRT

Berdasarkan Intensitas

5. Alasan Perjalanan

Dalam gambar 5.6 dijelaskan melalui grafik berdasarkan alasan

perjalanan dapat dijelaskan bahwa 19.5% responden alasan perjalanan karena

pekerjaan, 63.6% responden alasan perjalanan karena keperluan pribadi,

sedangkan 17.2% responden alas an perjalanan karena belajar / kuliah.

Gambar 5.6. : Grafik Responden Penelitian Kereta MRT

Berdasarkan Alasan Perjalanan

C. Uji Validitas & Reabilitas Indikator Variabel

Dalam Uji Validitas penentuan layak atau tidaknya suatu item yang

akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikasi koefisien korelasi pada taraf

18

signifikansi 0,05, artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan

terhadap skor total. Ketika melakukan penilaian langsung terhadap koefisien

korelasi, bisa digunakan batas minimum valid jika r hitung >= 0,3. Sedangkan

dalam reabilitas dinyatakan Uji signifikansi dilakukan pada taraf signifikansi

0,05 artinya instrumen dapat dikatakan reliable bila nilai alpha lebih besar dari

nilai minimal cronbach alpha sebesar >= 0,6.

1. Variabel Persepsi Kemudahan Transaksi, mempunyai indikator T1=mudah

dipelajari, T2=mudah digunakan, T3=jelas, T4=mudah dimengerti,

T5=terampil. Dalam Gambar 5.7 seluruh indikator r hitung >=0.3, sehingga

seluruh indikator pada variabel Fasilitas dapat dianggap valid. Sedangkan

dalam Gambar 5.8, hasil hitung cronbach alpha sebesar >= 0,6, maka dapat

disimpulkan seluruh indikator variabel Fasilitas dianggap Reliable

Gambar 5.7. : Hasil Korelasi Uji Validitas Variabel Kemudahan Transaksi

19

Gambar 5.8. : Hasil Korelasi Uji Reabilitas Variabel Kemudahan Transaksi

2. Variabel Nilai Pelanggan mempunyai indikator N1=nilai tambah,

N2=kesesuaian biaya dengan manfaat, N3=kemudahan memperoleh jasa,

N4= emotional value. Dalam Gambar 5.9 seluruh indikator r hitung >=0.3,

sehingga seluruh indikator pada variabel Harga Persepsi Kemudahan

Transaksi dapat dianggap valid. Sedangkan dalam Gambar 5.10, hasil hitung

cronbach alpha sebesar >= 0,6, maka dapat disimpulkan seluruh indikator

variabel Persepsi Kemudahan Transaksi dianggap Reliable.

Gambar 5.9. : Hasil Korelasi Uji Validitas Variabel Nilai Pelanggan

20

Gambar 5.10. : Hasil Korelasi Uji Reabilitas Variabel Nilai Pelanggan

3. Variabel Kepuasan Penumpang, mempunyai indikator K1=ketepatan

waktu, K2=kelengkapan fasilitas, K3=kesesuaian harga, K4=jadwal

keberangkatan, K5=fungsi dan fasilitas. Dalam Gambar 5.11 seluruh

indikator r hitung >=0.3, sehingga seluruh indikator pada variabel

Kepuasan Penumpang dapat dianggap valid. Sedangkan dalam Gambar

5.12, hasil hitung cronbach alpha sebesar >= 0,6, maka dapat disimpulkan

seluruh indikator variabel Kepuasan Penumpang dianggap Reliable.

Gambar 5.11. : Hasil Korelasi Uji Validitas Variabel Kepuasan Penumpang

21

Gambar 5.12. : Hasil Korelasi Uji Reabilitas Variabel Kepuasan Penumpang

D. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan One

Sample Kormogorov-Smirnov Test, dengan melihat tingkat signifikansi 5%.

Dasar pengambilan keputusan dari uji normalitas adalah dengan melihat

probabilitas asymp.sig (2-tailed) > 0.05 maka data mempunyai distribusi

normal dan sebaliknya jika probabilitas asymp.sig (2 tailed) < 0.05 maka

data mempunyai distribusi yang tidak normal. Dari Gambar 5.13 dapat

dijelaskan hasil Uji Normalitas dengan menggunakan one sample

Kolmogorov Smirnov test adalah variabel fasilitas 0.404 > 0.05 maka

kesimpulannya data mempunyai distribusi normal.

22

Gambar 5.13. : Hasil Uji Normalitas One Sample Kolmogorov Smirnov Test

2. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas dapat dilihat dengan VIF (variance inflation

factor) bila nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance diatas 0,10, maka

tidak terdapat gejala multikolinearitas dan begitu pula sebaliknya. Dari

Gambar 5.14 dapat dijelaskan hasil Uji Multkolinearitas VIF < 10 dan

Tolerance > 0.1 sehingga kesimpulannya tidak terjadi gejala

multikolinearitas.

Gambar 5.14. : Hasil Uji Multikolinearitas

23

3. Uji Heterokedasitas

Gambar 5.15 merupakan hasil Uji Heterokedasitas melalui gambar

plots, dapat diketahui hasilnya disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala

heterokedasitas. Dengan melihat pola gambar sebagai berikut :

1. Titik-titik penyebaran diatas dan di bawah atau di sekita angka 0

2. Titik-titik tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja

3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang

melebar, kemudia menyempit dan melebar kembali

4. Penyebaran titik-titik data tidak berpola

Gambar 5.15. : Hasil Uji Heterokedasitas (Scatterplot)

E. Uji Regresi

Uji F ( Uji Simultan), yaitu untuk menguji apakah variabel independennya

secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.

Terima Ho jika F hitung < F tabel ( = 0,05)

Terima Ha jika F hitung > F tabel ( = 0,05)

24

Uji t (Uji Parsial), yaitu untuk menguji apakah variabel independen, secara

individu berpengaruh terhadap variabel dependen.

Terima Ho jika t hitung < t tabel ( = 0,05)

Terima Ha jika t hitung> t tabel ( = 0,05)

Gambar 5.16. : Hasil Regresi dengan Uji F & Uji t

Berdasarkan gambar 5.16 dapat dijelaskan hasil Uji regresi dengan Uji F dan

Uji t sebagai berikut :

25

1. Uji F ( Uji Simultan),

Didapatkan pengaruh Variabel Persepsi Kemudahan Transaksi, dan

nilai pelanggan terhadap kepuasan penumpang memperoleh nilai sig 0.000

< 0.05 yang berarti bahwa Variabel Persepsi Kemudahan Transaksi dan

Nilai Pelanggan secara simultan /bersama-sama bepengaruh positif terhadap

kepuasan penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta

2. Uji t (Uji Parsial)

a. Didapatkan Variabel Persepsi Kemudahan Transaksi terhadap kepuasan

penumpang memperoleh nilai sig 0.000 < 0.05 yang berarti bahwa

Variabel Persepsi Kemudahan Transaksi secara parsial bepengaruh

positif terhadap kepuasan penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT)

Jakarta.

b. Didapatkan Variabel nilai pelanggan terhadap kepuasan penumpang

memperoleh nilai sig 0.000 < 0.05 yang berarti bahwa Variabel nilai

pelanggan secara parsial bepengaruh positif terhadap kepuasan

penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta.

F. Pembahasan

1. Pengaruh kemudahan transaksi terhadap kepuasan penumpang Kereta

Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta

Dari hasil Uji t didapatkan Variabel Persepsi Kemudahan Transaksi

terhadap kepuasan penumpang memperoleh nilai sig 0.002 < 0.05 yang

berarti bahwa Variabel Persepsi Kemudahan Transaksi secara parsial

bepengaruh positif terhadap kepuasan penumpang Kereta Moda Raya

Terpadu (MRT) Jakarta.

Berdasarkan hasil tersebut maka dapat dikatakan bahwa penumpang

Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta mempunyai kepuasan untuk

menggunakan Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta sesuai dengan

Persepsi Kemudahan Transaksi. Kepuasan terhadap Persepsi Kemudahan

26

Transaksi seperti mudah dipelajari, mudah digunakan, Jelas, mudah

dimengerti, terampil.

Hasil penelitian mengenai pengaruh persepsi kemudahan transaksi

terhadap kepuasan penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta

serupa dengan yang dilakukan oleh (Wibowo & Dede Rosmauli, 2015)

hasilnya adalah variabel persepsi kemudahan berpengaruh terhadap minat

menggunakan produk e-money card secara signifikan dan diharapkan pihak

bank memberikan kesadaran kepada pihak nasabah pengguna e-money card

tentang kemudahan penggunaan e-money card sehingga terjadi pemahaman

pada nasabah akan kemudahan penggunaan pada fasilitas tersebut.

2. Pengaruh Nilai Pelanggan Transaksi terhadap kepuasan

penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta

Dari hasil Uji t didapatkan Variabel nilai pelanggan terhadap

kepuasan penumpang memperoleh nilai sig 0.000 < 0.05 yang berarti bahwa

Variabel nilai pelanggan secara parsial bepengaruh positif terhadap

kepuasan penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta.

Berdasarkan hasil tersebut maka dapat dikatakan bahwa penumpang

Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta mempunyai kepuasan untuk

menggunakan Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta sesuai dengan

nilai pelanggan. Kepuasan terhadap nilai pelanggan seperti mempunyai nilai

tambah, kesesuian biaya dengan manfaat, kemudahan memperoleh jasa,

emotional value

Hasil penelitian mengenai nilai pelanggan terhadap kepuasan

penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta serupa dengan yang

dilakukan oleh Wibowo (2013) [11], hasilnya adalah nilai pelanggan

mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen.

Penelitian dengan hasil sama juga dilakukan oleh Woro (2003) hasilnya

adalah nilai pelanggan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap

kepuasan pelanggan.

27

3. Pengaruh Persepsi Kemudahan Transaksi dan Nilai Pelanggan

terhadap kepuasan penumpang Kereta Moda Raya Terpadu

(MRT) Jakarta

Dari hasil uji F didapatkan pengaruh Variabel Harga Tiket, Fasilitas

dan Persepsi Kemudahan Transaksi terhadap kepuasan penumpang

memperoleh nilai sig 0.000 < 0.05 yang berarti bahwa Variabel Harga

Tiket, Fasilitas dan Persepsi Kemudahan Transaksi secara simultan

/bersama-sama bepengaruh positif terhadap kepuasan penumpang

Berdasarkan hasil tersebut maka dapat dikatakan bahwa penumpang

Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta mempunyai kepuasan untuk

menggunakan Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta sesuai dengan

Fasilitas, Persepsi Kemudahan Transaksi dan Nilai Pelanggan. Kepuasan

peumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta terhadap Persepsi

Kemudahan Transaksi dan Nilai Pelanggan yang secara bersama-sama

dirasakan yaitu kepuasan ketepatan waktu, kepuasan kelengkapan fasilitas,

kepuasan kesesuaian harga, kepuasan jadwal keberangkatan, dan kepuasan

fungsi dan fasilitas.

Hasil penelitian mengenai pengaruh persepsi kemuduhan transaksi

dan nilai pelanggan secara simultan terhadap kepuasan penumpang Kereta

Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta serupa dengan yang dilakukan oleh

(Dede Apriyadi, 2017), hasilnya didapat bahwa Ketepatan waktu, fasilitas,

dan harga tiket secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kepuasan penumpang Kereta Api Bengawan di Stasiun Purwosari. Hasil

penelitian yang sama dilakukan oleh (Desi Susanti, 2017), hasilnya adalah

bahwa kepercayaan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

kepuasan pelanggan jasa transportasi kereta api kelas ekonomi. Kualitas

layanan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan

pelanggan jasa transportasi kelas ekonomi. Fasilitas berpengaruh secara

positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan jasa transportasi kereta

api kelas ekonomi.

28

5.KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pengaruh Persepsi Kemudahan Transaksi terhadap kepuasan penumpang Kereta

Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta berdasarkan hasil statistik dapat dikatakan

bahwa penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta mempunyai

kepuasan secara parsial signifikan untuk menggunakan Kereta Moda Raya

Terpadu (MRT) Jakarta sesuai dengan Persepsi Kemudahan Transaksi. Kepuasan

terhadap Persepsi Kemudahan Transaksi seperti mudah dipelajari, mudah

digunakan, Jelas, mudah dimengerti, terampil.

2. Pengaruh Nilai Pelanggan terhadap kepuasan penumpang Kereta Moda Raya

Terpadu (MRT) Jakarta berdasarkan hasil statistik dapat dikatakan bahwa

penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta mempunyai kepuasan

secara parsial signifikan untuk menggunakan Kereta Moda Raya Terpadu (MRT)

Jakarta sesuai dengan Harga Tiket yang telah dibayarkan. Kepuasan terhadap

Nilai Pelanggan yang dibayarkan disebabkan nilai tambah, kesesuaian biaya

dengan manfaat, kemudahan memperoleh jasa, emotional value.

3. Pengaruh Persepsi Kemudahan Transaksi, dan Nilai Pelanggan terhadap

kepuasan penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta berdasarkan

hasil statistik dapat dikatakan bahwa penumpang Kereta Moda Raya Terpadu

(MRT) Jakarta mempunyai kepuasan secara simultan signifikan untuk

menggunakan Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta sesuai dengan Harga

Tiket, Fasilitas dan Persepsi Kemudahan Transaksi. Kepuasan penumpang

Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta terhadap Persepsi Kemudahan

Transaksi dan Nilai Pelanggan yang secara bersama-sama dirasakan yaitu

kepuasan ketepatan waktu, kepuasan kelengkapan fasilitas, kepuasan kesesuaian

harga, kepuasan jadwal keberangkatan, dan kepuasan fungsi dan fasilitas.

29

B. Saran

1. Kepuasan Penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta dengan

fasilitas yang diterima sudah sangat baik, tetapi perlu ditingkatkan kembali

terutama fasilitas untuk penyandang disabliitas dan perlu ditambahkan kursi

untuk menunggu.

2. Kepuasan Penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta dengan

persepsi kemudahan transaksi sudah sangat baik, tetapi perlu ditingkatkan

kembali dengan mendayagunakan aplikasi MRT Jakarta sehingga media

pembayaran denga QR Code serta memberikan kemudahan transaksi bisa

dilakukan dimana saja.

3. Kepuasan Penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta dengan nilai

pelanggan yang didapatkan sudah sangat baik, tetapi perlu ditingkatkan kembali

dengan membuat program paket integrasi seluruh transpotasi di Jakarta dalam

satu paket pembayaran.

4. Kepuasan Penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta dengan Harga

Tiket, Faislitas dan persepsi kemudahan transaksi sudah baik, tetapi perlu

ditingkatkan kembali dengan melakukan beberapa program kedepan untuk lebih

meningkatkan kepuasan konsumen yang harapannya meningkatkan jumlah

penumpang kereta Moda Raya Terpadu (MRT) nantinya, seperti memberikan

harga promo pada periode tertentu, meningkatkan fasilitas khususnya untuk

disabilitas serta kemudahan transaksi dengan menggunakan aplikasi MRT

Jakarta.

6. UCAPAN TERIMAKASIH

Penelitian ini merupakan Program Pengajuan Dana Hibah DIKTI Tahun 2019,

realisasi penelitian tahun 2020. Terimakasih kepada Kemenristek BRIN,

Kemendikbud, serta Politeknik LP3I Jakarta yang telah memberikan dukungan dalam

penelitian ini.

30

DAFTAR PUSTAKA

1. Anggraini, Rila.2015. Pengaruh Persepsi Kemudahan Penggunaan dan

Persepsi Kegunaan Terhadap Niat Untuk Menggunakan dan Penggunaan

Aktual Layanan Jejaring Sosial Berbasis Lokasi (Studi pada Mahasiswa

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang). Jurnal Ekonomi

dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang

2. Apriyadi. Dede. 2017. Analisis pengaruh ketepatan waktu, fasilitas dan harga

tiket terhadap kepuasan penumpang kereta api di stasiun purwosari. Jurnal

Magistra

3. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian:Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

4. Budianto, Aris. 2014. Pengaruh Ketepatan waktu, kualitas pelayanan dan

fasilitas terhadap kepuasan masyarakat pengguna kereta api masal cepat

Surabaya. Jurnal Ilmu Administrasi Negara Surabaya

5. Faradila, Rr.Selli Nisrina & Harry Soesanto. 2016. Analisis Pengaruh Persepsi

Kemudahan Penggunaan dan Persepsi Manfaat terhadap Minat Beli dengan

Kepercayaan Sebagai Variabel Intervening (Studi pada Pengunjung Toko

Online berrybenka.com di Kalangan Mahasiswa Universitas Diponegoro).

Jurnal studi manajemen & organisasi.Undip

6. Ikasari, A. U., Suryoko, S., & Nurseto, S. (2013). Pengaruh Nilai Pelanggan

dan Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pelanggan (Studi Kasus pada

Penumpang KA Kaligung Mas di Stasiun Poncol Semarang). Jurnal Ilmu

Administrasi Bisnis, 52-59.

7. Toriq, Muhammad. 2014. Pengaruh fasilitas dan kualitas layanan terhadap

kepuasan penggan pada SPBU Pertamina 54.612.64 Sidoarjo. Jurnal Ilmu

Riset Manajeman Surabaya

8. Srijani, Ninik & Achmad Sukma Hidayat. 2017. Pengaruh fasilitas terhadap

kepuasan pelanggan di Aston Madiun Hotel & Conference Center. Jurnal

Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA

9. Susanti, Desi.2017. Pengaruh faktor kepercayaan, kualitas layanan, dan

fasilitas terhadap kepuasan pelanggan kereta api. Jurnal Ilmu dan Riset

Manajemen. STIESIA

10. Wibowo, Setyo Ferry et all.2015. Pengaruh persepsi manfaat, persepsi

kemudahan, fitur layanan dan kepercayaan terhadap minat menggunakan e-

money Commuter line Jakarta. Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia

11. Wibowo, A. S. (2013). Pengaruh harga, kualitas pelayanan dan nilai

pelanggan terhadap kepuasan konsumen pada rumah makan di Kota

Purwokerto (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Semarang).

31

12. Woro, M., & Naili, F. (2013). Pengaruh nilai pelanggan dan kualitas layanan

terhadap loyalitas pelanggan, melalui kepuasan pelanggan pada pelanggan bus

efisiensi (Studi PO Efisiensi Jurusan Yogyakarta-Cilacap). Jurnal

Administrasi Bisnis, 2(1).