analisis pengaruh perkembangan usaha …eprints.ums.ac.id/76268/12/naskah publikasi.pdfpenelitian...
TRANSCRIPT
ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN USAHA MIKRO
KECIL MENENGAH TERHADAP PERTUMBUHAN
EKONOMI DI INDONESIA TAHUN 1997-2017
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Oleh :
ROSYID NUR ROHMAN
B300140082
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
1
ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL
MENENGAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA
TAHUN 1997-2017
Abstrak
Penelitian ini berjudul “Analisis Pengaruh Perkembangan UMKM terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Tahun 1997-2017”. Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) merupakan salah satu bidang yang memberikan kontribusi
yang signifikan dalam memacu pertumbuhan ekonomi di Indonesia dikarenakan
daya serap UMKM terhadap tenaga kerja yang sangat besar dan memberikan
kontribusi yang positif terhadap PDB. Namun kenyataannya UMKM masih
mengalami berbagai hambatan dalam bidang internal maupun eksternal. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengembangan Usaha Kecil dan
Menengah (UKM) terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia periode 1997-
2017. Metode yang digunakan dalam melakukan analisis adalah metode estimasi
OLS (Ordinary Least Square). Data yang digunakan adalah data sekunder dari
PDB UMKM, Tenaga Kerja UMKM, Ekspor UMKM, Jumlah unit UMKM,
Investasi UMKM selama tahun 1997-2017 yang diperoleh dari Badan Pusat
Statistik. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel independen yang
memiliki pengaruh signifikan adalah variabel tenaga kerja UMKM, ekspor
UMKM, dan investasi UMKM. Dari penelitian ini variabel yang paling dominan
mempengaruhi PDB adalah variabel tenaga kerja. Hal ini sesuai dengan teori
bahwa semakin sedikit pengangguran berarti tingkat pertumbuhan ekonomi yang
dilihat dari pembentukan PDB akan semakin meningkat.
Kata kunci: Pertumbuhan Ekonomi, UMKM, PDB, Tenaga Kerja, Ekspor,
Jumlah unit, investasi.
Abstract
This study entitled “Analysis of the Influence of the Development of SMEs on
Economic Growth in Indonesia in 1997-2017”. Micro, Small and Medium
Enterprises (SMEs) are one of the fields that make a significant contribution in
spurring economic growth in Indonesia due to the absorption of SMEs to a very
large workforce and contribute positively to GDP. But in reality the MSMEs still
experience various obstacles in the internal and external fields. This study aims to
analyze the influence of the development of small and medium Enterprise (SME)
to economic growth in Indonesia period 1997-2017. The method used in
analyzing is the OLS (Ordinary Least Square) estimation method. The data used
were the secondary from the GDP of SME, Labours of SME, Exports of SME,
The number of units of SME, Investment of SME during 1997-2017 obtained
from Badan Pusat Statistik. The results of this study indicate that the independent
variables that have a significant influence are the variables of the Labor of SME,
Export of SME, and Investment of SME. From this study the most dominant
variable affecting GDP is the labor variable. This is in accordance with the theory
2
that the less unemployment means the rate of economic growth seen from the
formation of GDP will increase.
Keyword: Economic Growth, SME, GDP, Labor, Export, Number of unit,
Investment.
1. PENDAHULUAN
Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan kegiatan dalam perekonomian
yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah
sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat (Sukirno,1994).
Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan GDP/GNP tanpa memandang
apakah kenaikan tersebut lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan
penduduk, dan apakah terjadi perubahan struktur ekonomi atau tidak. Menurut
Schumpeter (Suryana, 2000), pembangunan ekonomi bukan merupakan proses
yang harmonis atau gradual, tetapi merupakan perubahan yang spontan dan tidak
terputus-putus. Pembangunan ekonomi disebabkan oleh perubahan terutama
dalam lapangan industri dan perdagangan. Menurut Todaro (2000) bahwa
pembangunan merupakan suatu proses multideminsiomal yang mencakup
berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap masyarakat, daninstitusi
nasional, ketimpangan pendapatan serta pengentasan kemiskinan. Pembangunan
daerah diharapkan akan membawa dampak positif pula terhadap pertumbuhan
ekonomi.
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dikatakan sebagai ujung
tombak pembangunan ekonomi karena UMKM dapat menyerap tenaga kerja yang
cukup besar dan berperan dalam pendistribusian hasil– hasil pembangunan, selain
itu UMKM juga telah diakui sebagai salah satu pemain paling penting dalam
perekonomian terlepas dari ukuran perekonomiannya (Saleh dan Nelson, 2006).
UMKM mempunyai peran yang penting dalam pertumbuhan tenaga kerja, inovasi
dan perdagangan di berbagai negara (Bagchi-Sen, 1999).
Dari perspektif seluruh dunia, telah diakui bahwa Usaha Kecil Menegah
(UMKM) memainkan peran penting dalam pembangunan ekonomi, karena
mereka telah menjadi sumber utama penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan
output, tidak hanya pada negara berkembang, tetapi juga di negara maju
3
(Tambunan, 2008). Menurut Levy, et al. (1999) tidak ada keraguan bahwa kinerja
UMKM sangat penting bagi pembangunan ekonomi pada negara berkembang.
Seiring dengan waktu, peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
semakin menjadi lebih penting dalam perkembangan ekonomi di dalam negeri
karena dampak mereka dalam lapangan kerja dan Produk Domestik Bruto (PDB).
Menurut Ayyagari, et al. (2003) pada negara berpendapatan rendah UMKM
mampu menghasilkan 31 persen untuk lapangan pekerjaan dan 15% terhadap
PDB, pada negara berpendapatan sedang, UMKM mampu memberikan kontribusi
sekitar 55% pada lapangan pekerjaan dan hampir sekitar 40% terhadap PDB,
Tetapi pada negara dengan pendapatan tinggi, membuat UMKM menjadi suatu
aspek penting. UMKM pun memberikan kontribusi sebesar 65% dalam
menghasilkan lapangan pekerjaan dan memberikan dampak sebesar 50% terhadap
PDB negara yang memiliki pendapatan tinggi.
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu bidang
yang memberikan kontribusi yang signifikan dalam memacu pertumbuhan
ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan daya serap UMKM terhadap tenaga kerja
yang sangat besar dan dekat dengan rakyat kecil. Statistik pekerja Indonesia
menunjukan bahwa 99,5 % tenaga kerja Indonesia bekerja di bidang UMKM
(Kurniawan, 2008). Hal ini sepenuhnya disadari oleh pemerintah, sehingga
UMKM termasuk dalam salah satu fokus program pembangunan yang
dicanangkan oleh pemerintah Indonesia. Pernyataan ini didukung data dari
Kementrian Koperasi dan UMKM yang terdapat pada Grafik 1, yang
menunjukkan bahwa dari tahun 2014-2018 jumlah unit UKM dan tenaga kerja
UMKM terus mengalami peningkatan.
4
Grafik 1. Perkembangan Jumlah Unit Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
dan Tenaga Kerja Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia Sumber : Kementrian Koperasi dan UMKM 2017, data diolah.
Dilihat dari dari grafik 1 dari tahun 2008 sampai 2013 tenaga kerja
UMKM terus mengalami kenaikan jumlah tenaga kerja terendah terjadi pada
tahun 2008 sebanyak 96.780.483 orang dan tertinggi pada tahun 2013 sebanyak
110.808.154 orang. Sedangkan untuk jumlah unit umkm dari tahun 2008 sampai
tahun 2013 juga mengalami kenaikan. Jumlah unit terendah terdapat pada tahun
2008 sebanyak 51.414.262 unit, dan jumlah unit UMKM tertinggi pada tahun
2013 sebanyak 56.539.560 unit.
UMKM memiliki potensi yang begitu besar namun kenyataannya UMKM
masih mengalami berbagai hambatan dalam bidang internal maupun eksternal
meliputi produksi, pengolahan, pemasaran, modal, dan lain-lain. Salah satu
strategi UMKM adalah kemitraan dan bantuan keuangan, maka perlu penelitian
yang berkaitan dengan UMKM yang diharapkan dapat membantu dan mengatasi
persoalan permasalahan dalam UMKM sehingga hasil penelitian membawa
dampak positif bagi pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi
selanjutnya. (Tejasari, 2008).
Melihat besarnya sumbangan UMKM terhadap perekonomian negara
terutama pada PDB dan penyerapan tenaga kerja, merupakan suatu keharusan bagi
5
semua pihak yang berkepentingan untuk mendorong kinerja dan ekspor UMKM
sebagai salah satu penyebab resistensi UMKM terhadap krisis ekonomi. Namun
demikian, ekspor UMKM bukannya tanpa masalah. Sejumlah penelitian
(diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Deputi Bidang Pengkajian
Sumberdaya UKMK, (2004) (Tambunan, 2003 dan Samosir, 2000).
Grafik 2. Perkembangan Ekspor UMKM dan Usaha Besar di Indonesia
Sumber: Kementrian Koperasi dan UMKM 2014, data diolah.
Dilihat dari grafik 2 dari tahun 2013 sampai tahun 2017 Ekspor UMKM
dan Ekspor Usaha besar mengalami fluktuasi. Tahun 2013 nilai Ekspor UMKM
sebesar 1.185.391,00 miliar sedangkan Ekspor Usaha besar 1.018.764,50 miliar.
Tahun 2014 sama-sama mengalami penurunan sebesar 1.161.327,50 miliar untuk
Ekspor UMKM dan 979.214,80 miliar untuk Ekspor Usaha Besar. Lalu tahun
2015 mengalami kenaikan sebesar 1.182.643,00 miliar untuk Ekspor UMKM
sedangkan Ekspor Usaha Besar sebesar 996.669,00 miliar. Tahun 2016 keduanya
mengalami kenaikan signifikan sebesar 1.774.626,90 miliar untuk Ekspor UMKM
dan 1.519.500,80 miliar untuk Ekspor Usaha Besar. Dan nilai Ekspor UMKM
terbesar terjadi pada tahun 2017 sebesar 2.104.433,90 miliar. Dan Ekspor Usaha
Besar tahun 2017 adalah 1.806.225,10 miliar.
Investasi adalah langkah awal kegiatan produksi dan menjadi faktor untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, investasi pada
hakekatnya juga merupakan langkah awal kegiatan pembangunan ekonomi.
Dinamika penanaman modal mempengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan
6
ekonomi, mencerminkan tinggi dan lesunya pembangunan. Isu mengenai investasi
sering mendapat banyak tanggapan oleh para teoritisi dan praktisi pembangunan.
Pandapat tentang pentingnya investasi dalam manunjang pembangunan negara-
negara berkembang dimulai dengan ditemukannya model pertumbuhan setelah
perang dunia ke II yaitu pada tahun 1950-an dan 1960-an oleh beberapa ahli
pembangunan seperti Rostow dan Harrod-Domar. Menurut Rostow bahwa setiap
upaya untuk tinggal landas mengharuskan adanya mobilitas tabungan dalam dan
luar negeri dengan maksud untuk menciptakan investasi yang cukup, untuk
mempercepat pertumbuhan ekonomi (Todaro, 2004 : 65). Masih kurangnya minat
investor asing ke Indonesia disebabkan oleh berbagai kendala, yang pada akhirnya
menghambat usaha para investor atau menyebabkan pemindahan usaha ke negara
lain.
Grafik 3. Perkembangan Investasi UMKM di Indonesia
Sumber: Kementrian Koperasi dan UMKM 2014, data diolah.
Dilihat dari grafik 3 dari tahun 2013 sampai tahun 2017 investasi UMKM
mengalami kanaikan secara terus menerus. Tahun 2013 investasi UMKM sebesar
583.426,40 miliar. Lalu tahun 2014 sebesar 607.879,30 miliar. Tahun 2015
mengalami kenaikan sebesar 651.728,00 miliar. Kemudian tahun 2016 mengalami
kenaikan signifikan sebesar 2.736.245,30 miliar. Dan nilai investasi UMKM
terbesar terjadi pada tahun 2017 sebesar 2.904.617,30 miliar.
Peranan UMKM dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia yaitu di
indikasikan dengan pertumbuhan PDB UMKM. Pertumbuhan PDB UMKM
dipengaruhi oleh beberapa variabel yang berkaitan dengan perkembangan UMKM
yang terdiri dari: tenaga kerja memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan
7
ekonomi, karena tenaga kerja dipandang sebagai faktor produksi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan daya guna faktor produksi lainnya seperti dalam
pengelolaan usaha dan pemanfaatan modal. Dan juga dengan semakin sedikit
jumlah pengangguran berarti tingkat pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari
pembentukan PDB akan semakin meningkat. (Tejasari, 2008)
Perdagangan luar negeri dapat memberikan beberapa sumbangan yang
pada akhirnya akan mempercepat perkembangan ekonomi suatu negara. Jika suatu
negara membuka perdagangan internasional dan menjadi pengekspor barang maka
produsen domestik barang tersebut akan diuntungkan dan konsumen domestik
akan dirugikan. apabila suatu negara sudah mencapai tingkat kesempatan kerja
penuh, perdagangan luar negeri memungkinkannya mencapai tingkat konsumsi
yang lebih tinggi daripada yang mungkin dicapai tanpa adanya kegiatan tersebut.
Smith dan Mill mengemukakan dua keuntungan, yaitu: memungkinkan suatu
negara memeperluas pasar atas hasil-hasil produksinya, memungkinkan negara
tersebut menggunakan teknologi yang dikembangkan di luar negeri, yang lebih
baik daripada yang terdapat di dalam negeri. (Sadono Sukirno, 2007)
Menurut data (BPS, 2017) jumlah unit UMKM sebanyak 62.928.077 unit
dengan 120.260.185 tenaga kerja yang diserap. Semakin banyak tenaga kerja yang
diserap maka semakin banyak output yang dihasilkan dan pendapatan yang
diperoleh semakin banyak.
Investasi memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
Peningkatan investasi akan meningkatkan nilai tambah atau penghasilan untuk
masa datang karena nilai tambah suatu investasi akan selalu mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. (Harrod-Domar, 2010). Dilihat dari rumus
pertumbuhan ekonomi diketahui bahwa investasi berkorelasi positif terhadap
PDB. Secara umum dapat dikatakan jika investasi naik maka PDB cenderung naik
maupun sebaliknya.
1.1 Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, maka pokok permasalahan dalam penelitian ini
adalah bagaimana pengaruh perkembangan UMKM melalui variabel tenaga kerja
UMKM, ekspor UMKM, jumlah unit UMKM, dan investasi UMKM dapat
8
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi melalui variabel PDB yang diambil
dari data tahun 1997 sampai 2017.
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan:
a) Mengetahui pengaruh tenaga kerja UMKM terhadap PDB tahun 1997 sampai
tahun 2017 di Indonesia.
b) Mengetahui pengaruh ekspor UMKM terhadap PDB tahun 1997 sampai tahun
2017 di Indonesia.
c) Mengetahui pengaruh jumlah unit UMKM terhadap PDB tahun 1997 sampai
tahun 2017 di Indonesia.
d) Mengetahui pengaruh investasi UMKM terhadap PDB tahun 1997 sampai
tahun 2017 di Indonesia.
2. METODE
Objek penelitian meliputi data UMKM di Indonesia dari tahun 1997-2017. Jenis
data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian
yang telah ada serta laporan-laporan dari instansi Badan Pusat Statistik ataupun
publikasi lainnya. Variabel dependen adalah PDB sektor UMKM (Y). Variabel
independen (bebas) terdiri atas tenaga kerja UMKM (TK), ekspor UMKM (EX),
jumlah unit UMKM (JU), dan investasi UMKM (IU). Alat analisis yang
digunakan adalah analisis regresi linier berganda adalah regresi ordinary least
square (OLS). Uji Asumsi Klasik terdiri dari Uji Multikolinieritas, Uji Normalitas
Residual (u_t), Uji Heteroskedastisitas, Uji Otokorelasi, Uji Spesifikasi Model.
Uji Kebaikan Model terdiri dari Uji Eksistensi Model (Uji F), Interpretasi , Uji
Validitas Pengaruh.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Analisis
Dari Tabel 1, terlihat nilai p, probabilitas, atau signifikansi empirik statistic uji
JB adalah sebesar 0.978539 > 0,10; jadi diterima. Kesimpulan yang dapat
diambil distribusi residual normal.
9
Dari Tabel 1, terlihat nilai p, probabilitas, atau signifikansi empirik
stastistik 2 uji BG sebesar 0.1425 (>0,10); jadi H0 diterima. Kesimpulan tidak
terdapat masalah autokorelasi dalam model.
Dari Tabel 1, terlihat nilai p, probabilitas, atau signifikansi empirik
statistik uji White adalah sebesar 0.1429 (>0,10) maka diterima.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah tidak terdapat masalah heteroskedastisitas
dalam model.
Nilai p (p value), probabilitas atau signifikansi empirik statistik F uji
Ramsey-Reset terlihat memiliki nilai sebesar 0.7615 (>0,10) maka diterima.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa model linier.
Dari Tabel 1, terlihat nilai p, probabilitas, atau signifikansi empirik
statistik F pada estimasi model memiliki nilai sebesar 0.000000 < 0,01 maka
ditolak. Kesimpulan yang dapat diambil yaitu model yang dipakai eksis.
Koefisien determinasi ( ) menunjukan daya ramal dari model ekonometri
yang dipakai dalam penelitian ini. Dari Tabel 1 terlihat nilai sebesar 0.997672
artinya 99,76% variasi variabel Pertumbuhan ekonomi (PDB) dapat dijelaskan
oleh variasi variabel Tenaga Kerja (TK), Ekspor (EKS), Jumlah Unit (JU), dan
Investasi (IU). Sisanya 0,24% dipengaruhi oleh variasi variabel-variabel atau
faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model.
Tabel 1. Hasil Estimasi Model Ekonometri Perkembangan UMKM terhadap
Pertumbuhan Ekonomi tahun 1997-2017 di Indonesia
logPDBi = -20.15590 + 0.906504 logTK + 0.170147 logEKS
(0.0067)* (0.0773)***
+0.562311 logJU +
(0.3606) (0.0002)*
= 0.997672; DW-Stat = 1.438203; F-Stat = 1499.785; Sig. F-Stat = 0.000000
Uji Diagnosis
1) Multikolinieritas (uji VIF)
log(TK) = 25.16099; log(EKS) = 25.08394; log(JU) = 86.76318;
log(IU) = 78.53688
2) Autokorelasi (uji Breusch-Godfrey)
(3)= 5.435889 ; Sig( )= 0.1425
3) Normalitas (uji Jarque Bera)
= 0.043389 ; Sig( )= 0.978539
10
4) Uji Heteroskedastisitas (uji White)
=12.19111 ; Sig( ) = 0.1429
5) Linieritas (Ramsey Reset)
F (2,12) = 0.278776 ; Sig(F)= 0.7615
Sumber: BPS, diolah.Keterangan: *Signifikan pada α = 0,01; **Signifikan pada
α = 0,05; ***Signifikan pada α = 0,10; Angka dalam kurung adalah probabilitas
empirik (p value) t statistik.
Tabel 2. Hasil Estimasi Model Ekonometri Uji VIF
Variabel VIF Kriteria Kesimpulan
LOG(TK) 25.16099 > 10 Terdapat masalah multikolineritas
LOG(EKS) 25.08394 > 10 Terdapat masalah
multikolinieritas
LOG(JU) 86.76318 > 10 Terdapat masalah
multikolinieritas
LOG(IU) 78.53688 > 10 Terdapat masalah
multikolinieritas
Sumber: BPS, diolah.Keterangan: *Signifikan pada α = 0,01; **Signifikan pada
α = 0,05; ***Signifikan pada α = 0,10; Angka dalam kurung adalah probabilitas
empirik (p value) t-statistik.
Dari Tabel 2 terlihat nilai VIF untuk variable Tenaga Kerja (TK), Ekspor
(EKS), Jumlah Unit (JU), dan Investasi (IU) nilai VIF masing-masing sebesar,
25.16099, 25.08394, 86.76318, dan 78.53688 nilainya masing-masing lebih dari
10 maka variabel Tenaga Kerja (TK), Ekspor (EKS), Jumlah Unit (JU), dan
Investasi (IU) terdapat masalah multikolinieritas dalam model.
Tabel 3. Hasil Uji Validitas Pengaruh Variabel Independen
Variabel Sig. t Kriteria Kesimpulan
log(TK) 0.0067 ≤ 0,01 signifikan pada α = 0,01
log (EKS) 0.0773 ≤0,10 Signifikan pada α = 0,10
log (JU) 0.3606 ≥0,10 Tidak Signifikan pada α = 0,10
log (IU) 0.0002 ≤ 0,01 Signifikan pada α = 0,01
Sumber: BPS, diolah.Keterangan: *Signifikan pada α = 0,01; **Signifikan pada
α = 0,05; ***Signifikan pada α = 0,10; Angka dalam kurung adalah probabilitas
empirik (p value) t-statistik
Dari hasil Uji Validitas Pengaruh di muka dapat disimpulkan bahwa
variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap PDB yaitu variabel Tenaga
Kerja (TK), Ekspor (EKS) , dan Investasi (IU). Adapun variabel yang tidak
memiliki pengaruh signifikan adalah variabel Jumlah Unit (JU).
11
Variabel tenaga kerja memiliki koefisien regresi sebesar 0.906504. Pola
hubungan antara variabel independen tenaga kerja UMKM dan PDB adalah
logaritma-logaritma sehingga apabila variabel tenaga kerja naik sebesar 1 persen
maka PDB akan naik sebesar 0.906504 persen. Sebaliknya apabila tenaga kerja
turun 1 persen maka PDB akan turun sebesar 0.906504 persen.
Variabel ekspor memiliki koefisien regresi sebesar 0.170147. Pola
hubungan antara variabel independen ekspor UMKM dan PDB adalah logaritma-
logaritma sehingga apabila variabel ekspor naik sebesar 1 persen maka PDB akan
naik sebesar 0.170147 persen. Sebaliknya apabila ekspor turun 1 persen maka
PDB akan turun sebesar 0.170147 persen.
Variabel investasi memiliki koefisien regresi sebesar 0.467035. Pola
hubungan antara variabel independen investasi dan PDB adalah logaritma-
logaritma sehingga apabila variabel investasi naik sebesar 1 persen maka PDB
akan naik sebesar 0.467035 persen. Sebaliknya apabila investasi turun 1 persen
maka PDB akan turun sebesar 0.467035 persen.
3.2 Pembahasan
Interpretasi ekonomi dilakukan untuk menginterpretasikan hasil analisis ilmu
ekonomi terhadap keseluruhan hasil analisis. Untuk mengetahui besarnya
pengaruh variabel tenaga kerja, ekspor, jumlah unit UMKM, investasi terhadap
PDB UMKM Indonesia dapat dilihat dari besarnya koefisien dalam masing
masing variabel. Besarnya koefisien regresi terlihat dalam lampiran. Interpretasi
koefisien regresi variabel independen terhadap variabel dependen dapat diuraikan
sebagai berikut:
Variabel Tenaga Kerja. Berdasarkan hasil analisa, bahwa tenaga kerja
berpengaruh signifikan terhadap PDB di Indonesia periode penelitian tahun 1997-
2017. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anwar Ali Shah
tahun 2012 bahwa tenaga kerja UMKM memiliki pengaruh signifikan terhadap
PDB. Hal ini sesuai dengan teori , yaitu bahwa semakin sedikit jumlah
pengangguran berarti tingkat pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari
pembentukan PDB akan semakin meningkat. Tejasari (2008) mengungkapkan
bahwa nilai tenaga kerja memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
12
pertumbuhan ekonomi, karena tenaga kerja dipandang sebagai faktor produksi
yang dapat digunakan untuk meningkatkan daya guna faktor produksi lainnya
seperti dalam pengelolaan usaha dan pemanfaatan modal.
Variabel Ekspor. Berdasarkan hasil analisa, bahwa ekspor berpengaruh
signifikan terhadap PDB di Indonesia periode penelitian tahun 1997-2017. Hasil
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ade Raselawati tahun 2012
bahwa ekspor UMKM memiliki pengaruh signifikan terhadap PDB.
Hal ini sejalan dengan teori beberapa ahli ekonomi David Ricardo, Adam
Smith dan Mill yang telah menunjukan bahwa perdagangan luar negeri dapat
memberikan beberapa sumbangan yang pada akhirnya akan mempercepat
perkembangan ekonomi suatu negara. Apabila pandangan dari ketiga ahli
ekonomi tersebut digabungkan, maka dapat dikatakan bahwa ahli ekonomi klasik
mengemukakan tiga sumbangan penting perdagangan luar negeri dalam
pembangunan ekonomi. Keuntungan yang pertama, yang dikemukakan oleh
Ricardo, menyatakan: apabila suatu negara sudah mencapai tingkat kesempatan
kerja penuh, perdagangan luar negeri memungkinkannya mencapai tingkat
konsumsi yang lebih tinggi daripada yang mungkin dicapai tanpa adanya kegiatan
tersebut. Sedangkan Smith dan Mill mengemukakan dua keuntungan lainya, yaitu:
(1) memungkinkan suatu negara memeperluas pasar atas hasil-hasil produksinya,
(2) memungkinkan negara tersebut menggunakan teknologi yang dikembangkan
di luar negeri, yang lebih baik daripada yang terdapat di dalam negeri. (Sadono
Sukirno, 2007)
Variabel Jumlah Unit. Berdasarkan hasil analisa, bahwa jumlah unit
UMKM tidak berpengaruh signifikan terhadap PDB di Indonesia periode
penelitian tahun 1997-2017. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Pradnya Paramita Hapsari tahun 2014 bahwa jumlah unit UMKM tidak
terdapat pengaruh signifikan terhadap PDB.
Jumlah unit UMKM yang meningkat dari tahun ke tahun ternyata tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap PDB. Hal ini disebabkan jumlah unit
UMKM di Indonesia memiliki hambatan-hambatan seperti produksi, pemasaran,
dan permodalan sehingga tidak mampu meningkatkan PDB secara maksimal.
13
Dukungan semua pihak terutama pemerintah diharapkan mampu menyelesaikan
masalah-masalah tersebut sehingga dapat meningkatkan PDB secara maksimal.
(Tejasari, 2008)
Variabel Investasi. Berdasarkan hasil analisa, bahwa investasi
berpengaruh signifikan terhadap PDB di Indonesia periode penelitian tahun 1997-
2017. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ade Raselawati
tahun 2012 bahwa investasi UMKM memiliki pengaruh signifikan terhadap PDB.
Hal ini sejalan dengan teori Harrod-Domar bahwa investasi mempunyai
pengaruh yang signifikan dengan pertumbuhan ekonomi. Peningkatan investasi
akan meningkatkan nilai tambah atau penghasilan untuk masa datang karena nilai
tambah suatu investasi akan selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
(Harrod-Domar, 2010)
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu bidang yang
memberikan kontribusi yang signifikan dalam memacu pertumbuhan ekonomi di
Indonesia dikarenakan daya serap UMKM terhadap tenaga kerja yang sangat
besar dan memberikan kontribusi yang positif terhadap PDB. Menurut
(Ayyagari,2013) pada negara berpendapatan rendah UMKM mampu
menghasilkan 31 persen lapangan pekerjaan dan 15 persen terhadap PDB, pada
negara berpendapatan sedang UMKM mampu memberikan kontribusi sekitar 55
persen pada lapangan pekerjaan dan hampir sekitar 40% terhadap PDB. Pada
negara dengan pendapatan tinggi, UMKM memberikan kontribusi sebesar 65%
terhadap lapangan pekerjaan dan memberikan dampak sebesar 50% terhadap PDB
negara yang memiliki pendapatan tinggi. Namun kenyataannya UMKM masih
mengalami berbagai hambatan dalam bidang internal maupun eksternal. seperti
produksi, pemasaran, dan permodalan sehingga tidak mampu meningkatkan PDB
secara maksimal.
Penelitian ini menggunakan metode estimasi OLS (Ordinary Least
Square). Digunakan untuk mengatahui pengaruh Tenaga Kerja UMKM, Ekspor
14
UMKM, Jumlah unit UMKM, dan Investasi UMKM terhadap pertuumbuhan
ekonomi yang dilihat dari PDB selama tahun 1997-2017. Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah PDB sektor UMKM (Y). Variabel independen (bebas)
adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab timbulnya variabel
dependen. Variabel independen dalam penelitian ini terdiri atas variabel yang
bersifat kuantitatif. Variabel independen kuantitatif yang digunakan adalah tenaga
kerja UMKM (TK), ekspor UMKM (EX), jumlah unit UMKM (JU), dan investasi
UMKM (IU).
Berdasarkan hasil regresi dengan ordinary least square (OLS) ditemukan
bahwa tenaga kerja UMKM, ekspor UMKM, dan investasi UMKM berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi pada sektor UMKM di Indonesia pada
tahun 1997 sampai tahun 2017. Sedangkan jumlah unit UMKM tidak berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi pada sektor UMKM di Indonesia pada tahun 1997
sampai tahun 2017. Berdasarkan Uji Asumsi Klasik model regresi yang lolos
antara lain adalah uji Normalitas, uji Heterokesdastisitas dan uji Spesifikasi
Model. Sedangkan uji multikolinieritas tidak lolos dan terdapat masalah dalam uji.
Berdasarkan uji kebaikan model variabel tenaga kerja (TK), ekspor (EKS),
jumlah unit (JU), dan investasi (IU) yang terdapat dalam persamaan regresi secara
simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap PDB di Indonesia tahun 2017.
Koefisien determinasi (R^2) menunjukan daya ramal dari model ekonometri yang
dipakai dalam penelitian ini. variasi variabel Tenaga Kerja(TK), Ekspor (EKS),
Jumlah Unit (JU), investasi (IU). Sisanya dipengaruhi oleh variabel-variabel atau
faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model. Uji Validitas Pengaruh
(Uji t) secara time series menunjukkan bahwa tenaga kerja (TK) memiliki
pengaruh positif signifikan terhadap PDB, ekspor (EKS) memiliki pengaruh
positif signifikan terhadap PDB, investasi (IU) memiliki pengaruh positif
signifikan terhadap PDB, dan jumlah unit (JU) memiliki tidak berpengaruh
signifikan terhadap PDB.
Dari penelitian di atas variabel yang paling dominan mempengaruhi PDB
adalah variabel tenaga kerja. Hal ini sesuai dengan teori yaitu, bahwa semakin
15
sedikit pengangguran berarti tingkat pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari
pembentukan PDB akan semakin meningkat.
4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan diatas peneliti memberikan beberapa
saran sebagai berikut:
a) Pemerintah harus lebih peduli terhadap pengembagan UMKM di Indonesia
terutama masalah permodalan. Terbukti UMKM tidak hanya meningkatkan
ekonomi rakyat tetapi juga meningkatkan perekonomian negara. Bantuan
permodalan yang cukup akan sangat membantu mereka dalam
mengembangkan usaha.
b) Pemerintah juga harus memberi pendampingan terhadap pelaku UMKM.
Sulitnya UMKM untuk berkembang tidak hanya dari masalah eksternal tetapi
juga internal seperti keterampilan kerja, pemasaran, dan pengelolaan
keuangan. Bantuan pemerintah seperti pelatihan akan meningkatkan
kemampuan mereka dalam bersaing dan mengembangkan produk.
c) Pemerintah selaku pembuat kebijakan harus menciptakan iklim yang kondusif
dalam perekonomian. Kebijakan-kebijakan yang berpihak pada pelaku
UMKM akan sangat membantu dalam pengembangan UMKM di Indonesia
yang mana akan berimplikasi pada meningkatnya perekonomian.
d) Pelaku UMKM harus lebih berinovasi dalam mengembangkan usahanya.
Kreatifitas adalah kunci bagi mereka untuk bersaing dengan umkm lain.
Penguasaan teknologi yang mumpuni akan membuat mereka selangkah lebih
maju dengan UMKM lain. Pengelolaan keuangan yang baik juga merupakan
kunci dalam berwirausaha dan membuat usaha mereka bertahan lebih lama.
DAFTAR PUSTAKA
Bank Indonesia. (2015). “Profil Bisnis Usaha Mikro Kecil dan Menengah”.
Jakarta: Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI)
Diwayana , Annisa, I. (2018). “Peranan UKM Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
di Indonesia”, Jurnal Kajian Ekonomi dan Kebijakan Publik, Vol. 3, No. 2
Ghozali, I. (2011). " Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS".
Semarang: Universitas Diponegoro.
16
Hapsari, Pradnya Paramita & Abdul Hakim, Saleh Soeaidy. (2014). “Pengaruh
Pertumbuhan Usaha Kecil Menengah (UKM) terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Daerah (Studi di Pemerintah Kota Batu)”, Jurnal Administrasi
Publik, Vol. 17, No. 2
Mankiw, N. Gregory. (2007), Makroekonomi: Edisi 6, terjemahan, Jakarta:
Erlangga
Reselawati, Ade. (2011).“Pengaruh Perkembangan Usaha Kecil Menengah
terhadap Pertumbuhan Ekonomi pada Sektor UKM di Indonesia”. Naskah
Publikasi FE UIN Hidayatullah Jakarta.
Santoso. (2012). “Analisis Determinan Pendapatan Tenaga Kerja Sektor
Perdagangan di Indonesia Tahun 2014”. Jurnal Pendidikan dan Ekonomi.
Vol. 6, No. 5
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukirno, S. (2003). Ekonomi Pembangunan , proses, masalah dan Dasar
Kebijakan Pembangunan . Jakarta: Ut- Press.
Tambunan, Tulus T.H. (2009). “Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia”
Salemba Empat
Tejasari, Maharani (2008), “Peranan Sektor Usaha dan Menengah dalam
Penyerapan Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia” Naskah
publikasi IPB
Todaro, Michael P. dan Stephen C. Smith. (2006). Pembangunan Ekonomi (edisi
kesembilan, jilid I). Jakarta : Erlangga
Utomo, Y. P. (2015). Ekplorasi Data dan Analisis Regresi Dengan SPSS.
Surakarta: Universitas Muhammadiyah Press.
www.bps.go.id
www.depkod.go.id