analisis pengaruh perkembangan usaha …eprints.ums.ac.id/76268/12/naskah publikasi.pdfpenelitian...

20
ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA TAHUN 1997-2017 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Oleh : ROSYID NUR ROHMAN B300140082 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

Upload: others

Post on 06-Jan-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN USAHA MIKRO

KECIL MENENGAH TERHADAP PERTUMBUHAN

EKONOMI DI INDONESIA TAHUN 1997-2017

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Oleh :

ROSYID NUR ROHMAN

B300140082

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

i

ii

iii

1

ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL

MENENGAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

TAHUN 1997-2017

Abstrak

Penelitian ini berjudul “Analisis Pengaruh Perkembangan UMKM terhadap

Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Tahun 1997-2017”. Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM) merupakan salah satu bidang yang memberikan kontribusi

yang signifikan dalam memacu pertumbuhan ekonomi di Indonesia dikarenakan

daya serap UMKM terhadap tenaga kerja yang sangat besar dan memberikan

kontribusi yang positif terhadap PDB. Namun kenyataannya UMKM masih

mengalami berbagai hambatan dalam bidang internal maupun eksternal. Penelitian

ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengembangan Usaha Kecil dan

Menengah (UKM) terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia periode 1997-

2017. Metode yang digunakan dalam melakukan analisis adalah metode estimasi

OLS (Ordinary Least Square). Data yang digunakan adalah data sekunder dari

PDB UMKM, Tenaga Kerja UMKM, Ekspor UMKM, Jumlah unit UMKM,

Investasi UMKM selama tahun 1997-2017 yang diperoleh dari Badan Pusat

Statistik. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel independen yang

memiliki pengaruh signifikan adalah variabel tenaga kerja UMKM, ekspor

UMKM, dan investasi UMKM. Dari penelitian ini variabel yang paling dominan

mempengaruhi PDB adalah variabel tenaga kerja. Hal ini sesuai dengan teori

bahwa semakin sedikit pengangguran berarti tingkat pertumbuhan ekonomi yang

dilihat dari pembentukan PDB akan semakin meningkat.

Kata kunci: Pertumbuhan Ekonomi, UMKM, PDB, Tenaga Kerja, Ekspor,

Jumlah unit, investasi.

Abstract

This study entitled “Analysis of the Influence of the Development of SMEs on

Economic Growth in Indonesia in 1997-2017”. Micro, Small and Medium

Enterprises (SMEs) are one of the fields that make a significant contribution in

spurring economic growth in Indonesia due to the absorption of SMEs to a very

large workforce and contribute positively to GDP. But in reality the MSMEs still

experience various obstacles in the internal and external fields. This study aims to

analyze the influence of the development of small and medium Enterprise (SME)

to economic growth in Indonesia period 1997-2017. The method used in

analyzing is the OLS (Ordinary Least Square) estimation method. The data used

were the secondary from the GDP of SME, Labours of SME, Exports of SME,

The number of units of SME, Investment of SME during 1997-2017 obtained

from Badan Pusat Statistik. The results of this study indicate that the independent

variables that have a significant influence are the variables of the Labor of SME,

Export of SME, and Investment of SME. From this study the most dominant

variable affecting GDP is the labor variable. This is in accordance with the theory

2

that the less unemployment means the rate of economic growth seen from the

formation of GDP will increase.

Keyword: Economic Growth, SME, GDP, Labor, Export, Number of unit,

Investment.

1. PENDAHULUAN

Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan kegiatan dalam perekonomian

yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah

sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat (Sukirno,1994).

Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan GDP/GNP tanpa memandang

apakah kenaikan tersebut lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan

penduduk, dan apakah terjadi perubahan struktur ekonomi atau tidak. Menurut

Schumpeter (Suryana, 2000), pembangunan ekonomi bukan merupakan proses

yang harmonis atau gradual, tetapi merupakan perubahan yang spontan dan tidak

terputus-putus. Pembangunan ekonomi disebabkan oleh perubahan terutama

dalam lapangan industri dan perdagangan. Menurut Todaro (2000) bahwa

pembangunan merupakan suatu proses multideminsiomal yang mencakup

berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap masyarakat, daninstitusi

nasional, ketimpangan pendapatan serta pengentasan kemiskinan. Pembangunan

daerah diharapkan akan membawa dampak positif pula terhadap pertumbuhan

ekonomi.

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dikatakan sebagai ujung

tombak pembangunan ekonomi karena UMKM dapat menyerap tenaga kerja yang

cukup besar dan berperan dalam pendistribusian hasil– hasil pembangunan, selain

itu UMKM juga telah diakui sebagai salah satu pemain paling penting dalam

perekonomian terlepas dari ukuran perekonomiannya (Saleh dan Nelson, 2006).

UMKM mempunyai peran yang penting dalam pertumbuhan tenaga kerja, inovasi

dan perdagangan di berbagai negara (Bagchi-Sen, 1999).

Dari perspektif seluruh dunia, telah diakui bahwa Usaha Kecil Menegah

(UMKM) memainkan peran penting dalam pembangunan ekonomi, karena

mereka telah menjadi sumber utama penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan

output, tidak hanya pada negara berkembang, tetapi juga di negara maju

3

(Tambunan, 2008). Menurut Levy, et al. (1999) tidak ada keraguan bahwa kinerja

UMKM sangat penting bagi pembangunan ekonomi pada negara berkembang.

Seiring dengan waktu, peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

semakin menjadi lebih penting dalam perkembangan ekonomi di dalam negeri

karena dampak mereka dalam lapangan kerja dan Produk Domestik Bruto (PDB).

Menurut Ayyagari, et al. (2003) pada negara berpendapatan rendah UMKM

mampu menghasilkan 31 persen untuk lapangan pekerjaan dan 15% terhadap

PDB, pada negara berpendapatan sedang, UMKM mampu memberikan kontribusi

sekitar 55% pada lapangan pekerjaan dan hampir sekitar 40% terhadap PDB,

Tetapi pada negara dengan pendapatan tinggi, membuat UMKM menjadi suatu

aspek penting. UMKM pun memberikan kontribusi sebesar 65% dalam

menghasilkan lapangan pekerjaan dan memberikan dampak sebesar 50% terhadap

PDB negara yang memiliki pendapatan tinggi.

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu bidang

yang memberikan kontribusi yang signifikan dalam memacu pertumbuhan

ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan daya serap UMKM terhadap tenaga kerja

yang sangat besar dan dekat dengan rakyat kecil. Statistik pekerja Indonesia

menunjukan bahwa 99,5 % tenaga kerja Indonesia bekerja di bidang UMKM

(Kurniawan, 2008). Hal ini sepenuhnya disadari oleh pemerintah, sehingga

UMKM termasuk dalam salah satu fokus program pembangunan yang

dicanangkan oleh pemerintah Indonesia. Pernyataan ini didukung data dari

Kementrian Koperasi dan UMKM yang terdapat pada Grafik 1, yang

menunjukkan bahwa dari tahun 2014-2018 jumlah unit UKM dan tenaga kerja

UMKM terus mengalami peningkatan.

4

Grafik 1. Perkembangan Jumlah Unit Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

dan Tenaga Kerja Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia Sumber : Kementrian Koperasi dan UMKM 2017, data diolah.

Dilihat dari dari grafik 1 dari tahun 2008 sampai 2013 tenaga kerja

UMKM terus mengalami kenaikan jumlah tenaga kerja terendah terjadi pada

tahun 2008 sebanyak 96.780.483 orang dan tertinggi pada tahun 2013 sebanyak

110.808.154 orang. Sedangkan untuk jumlah unit umkm dari tahun 2008 sampai

tahun 2013 juga mengalami kenaikan. Jumlah unit terendah terdapat pada tahun

2008 sebanyak 51.414.262 unit, dan jumlah unit UMKM tertinggi pada tahun

2013 sebanyak 56.539.560 unit.

UMKM memiliki potensi yang begitu besar namun kenyataannya UMKM

masih mengalami berbagai hambatan dalam bidang internal maupun eksternal

meliputi produksi, pengolahan, pemasaran, modal, dan lain-lain. Salah satu

strategi UMKM adalah kemitraan dan bantuan keuangan, maka perlu penelitian

yang berkaitan dengan UMKM yang diharapkan dapat membantu dan mengatasi

persoalan permasalahan dalam UMKM sehingga hasil penelitian membawa

dampak positif bagi pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi

selanjutnya. (Tejasari, 2008).

Melihat besarnya sumbangan UMKM terhadap perekonomian negara

terutama pada PDB dan penyerapan tenaga kerja, merupakan suatu keharusan bagi

5

semua pihak yang berkepentingan untuk mendorong kinerja dan ekspor UMKM

sebagai salah satu penyebab resistensi UMKM terhadap krisis ekonomi. Namun

demikian, ekspor UMKM bukannya tanpa masalah. Sejumlah penelitian

(diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Deputi Bidang Pengkajian

Sumberdaya UKMK, (2004) (Tambunan, 2003 dan Samosir, 2000).

Grafik 2. Perkembangan Ekspor UMKM dan Usaha Besar di Indonesia

Sumber: Kementrian Koperasi dan UMKM 2014, data diolah.

Dilihat dari grafik 2 dari tahun 2013 sampai tahun 2017 Ekspor UMKM

dan Ekspor Usaha besar mengalami fluktuasi. Tahun 2013 nilai Ekspor UMKM

sebesar 1.185.391,00 miliar sedangkan Ekspor Usaha besar 1.018.764,50 miliar.

Tahun 2014 sama-sama mengalami penurunan sebesar 1.161.327,50 miliar untuk

Ekspor UMKM dan 979.214,80 miliar untuk Ekspor Usaha Besar. Lalu tahun

2015 mengalami kenaikan sebesar 1.182.643,00 miliar untuk Ekspor UMKM

sedangkan Ekspor Usaha Besar sebesar 996.669,00 miliar. Tahun 2016 keduanya

mengalami kenaikan signifikan sebesar 1.774.626,90 miliar untuk Ekspor UMKM

dan 1.519.500,80 miliar untuk Ekspor Usaha Besar. Dan nilai Ekspor UMKM

terbesar terjadi pada tahun 2017 sebesar 2.104.433,90 miliar. Dan Ekspor Usaha

Besar tahun 2017 adalah 1.806.225,10 miliar.

Investasi adalah langkah awal kegiatan produksi dan menjadi faktor untuk

meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, investasi pada

hakekatnya juga merupakan langkah awal kegiatan pembangunan ekonomi.

Dinamika penanaman modal mempengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan

6

ekonomi, mencerminkan tinggi dan lesunya pembangunan. Isu mengenai investasi

sering mendapat banyak tanggapan oleh para teoritisi dan praktisi pembangunan.

Pandapat tentang pentingnya investasi dalam manunjang pembangunan negara-

negara berkembang dimulai dengan ditemukannya model pertumbuhan setelah

perang dunia ke II yaitu pada tahun 1950-an dan 1960-an oleh beberapa ahli

pembangunan seperti Rostow dan Harrod-Domar. Menurut Rostow bahwa setiap

upaya untuk tinggal landas mengharuskan adanya mobilitas tabungan dalam dan

luar negeri dengan maksud untuk menciptakan investasi yang cukup, untuk

mempercepat pertumbuhan ekonomi (Todaro, 2004 : 65). Masih kurangnya minat

investor asing ke Indonesia disebabkan oleh berbagai kendala, yang pada akhirnya

menghambat usaha para investor atau menyebabkan pemindahan usaha ke negara

lain.

Grafik 3. Perkembangan Investasi UMKM di Indonesia

Sumber: Kementrian Koperasi dan UMKM 2014, data diolah.

Dilihat dari grafik 3 dari tahun 2013 sampai tahun 2017 investasi UMKM

mengalami kanaikan secara terus menerus. Tahun 2013 investasi UMKM sebesar

583.426,40 miliar. Lalu tahun 2014 sebesar 607.879,30 miliar. Tahun 2015

mengalami kenaikan sebesar 651.728,00 miliar. Kemudian tahun 2016 mengalami

kenaikan signifikan sebesar 2.736.245,30 miliar. Dan nilai investasi UMKM

terbesar terjadi pada tahun 2017 sebesar 2.904.617,30 miliar.

Peranan UMKM dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia yaitu di

indikasikan dengan pertumbuhan PDB UMKM. Pertumbuhan PDB UMKM

dipengaruhi oleh beberapa variabel yang berkaitan dengan perkembangan UMKM

yang terdiri dari: tenaga kerja memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan

7

ekonomi, karena tenaga kerja dipandang sebagai faktor produksi yang dapat

digunakan untuk meningkatkan daya guna faktor produksi lainnya seperti dalam

pengelolaan usaha dan pemanfaatan modal. Dan juga dengan semakin sedikit

jumlah pengangguran berarti tingkat pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari

pembentukan PDB akan semakin meningkat. (Tejasari, 2008)

Perdagangan luar negeri dapat memberikan beberapa sumbangan yang

pada akhirnya akan mempercepat perkembangan ekonomi suatu negara. Jika suatu

negara membuka perdagangan internasional dan menjadi pengekspor barang maka

produsen domestik barang tersebut akan diuntungkan dan konsumen domestik

akan dirugikan. apabila suatu negara sudah mencapai tingkat kesempatan kerja

penuh, perdagangan luar negeri memungkinkannya mencapai tingkat konsumsi

yang lebih tinggi daripada yang mungkin dicapai tanpa adanya kegiatan tersebut.

Smith dan Mill mengemukakan dua keuntungan, yaitu: memungkinkan suatu

negara memeperluas pasar atas hasil-hasil produksinya, memungkinkan negara

tersebut menggunakan teknologi yang dikembangkan di luar negeri, yang lebih

baik daripada yang terdapat di dalam negeri. (Sadono Sukirno, 2007)

Menurut data (BPS, 2017) jumlah unit UMKM sebanyak 62.928.077 unit

dengan 120.260.185 tenaga kerja yang diserap. Semakin banyak tenaga kerja yang

diserap maka semakin banyak output yang dihasilkan dan pendapatan yang

diperoleh semakin banyak.

Investasi memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.

Peningkatan investasi akan meningkatkan nilai tambah atau penghasilan untuk

masa datang karena nilai tambah suatu investasi akan selalu mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun. (Harrod-Domar, 2010). Dilihat dari rumus

pertumbuhan ekonomi diketahui bahwa investasi berkorelasi positif terhadap

PDB. Secara umum dapat dikatakan jika investasi naik maka PDB cenderung naik

maupun sebaliknya.

1.1 Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, maka pokok permasalahan dalam penelitian ini

adalah bagaimana pengaruh perkembangan UMKM melalui variabel tenaga kerja

UMKM, ekspor UMKM, jumlah unit UMKM, dan investasi UMKM dapat

8

berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi melalui variabel PDB yang diambil

dari data tahun 1997 sampai 2017.

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan:

a) Mengetahui pengaruh tenaga kerja UMKM terhadap PDB tahun 1997 sampai

tahun 2017 di Indonesia.

b) Mengetahui pengaruh ekspor UMKM terhadap PDB tahun 1997 sampai tahun

2017 di Indonesia.

c) Mengetahui pengaruh jumlah unit UMKM terhadap PDB tahun 1997 sampai

tahun 2017 di Indonesia.

d) Mengetahui pengaruh investasi UMKM terhadap PDB tahun 1997 sampai

tahun 2017 di Indonesia.

2. METODE

Objek penelitian meliputi data UMKM di Indonesia dari tahun 1997-2017. Jenis

data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian

yang telah ada serta laporan-laporan dari instansi Badan Pusat Statistik ataupun

publikasi lainnya. Variabel dependen adalah PDB sektor UMKM (Y). Variabel

independen (bebas) terdiri atas tenaga kerja UMKM (TK), ekspor UMKM (EX),

jumlah unit UMKM (JU), dan investasi UMKM (IU). Alat analisis yang

digunakan adalah analisis regresi linier berganda adalah regresi ordinary least

square (OLS). Uji Asumsi Klasik terdiri dari Uji Multikolinieritas, Uji Normalitas

Residual (u_t), Uji Heteroskedastisitas, Uji Otokorelasi, Uji Spesifikasi Model.

Uji Kebaikan Model terdiri dari Uji Eksistensi Model (Uji F), Interpretasi , Uji

Validitas Pengaruh.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Analisis

Dari Tabel 1, terlihat nilai p, probabilitas, atau signifikansi empirik statistic uji

JB adalah sebesar 0.978539 > 0,10; jadi diterima. Kesimpulan yang dapat

diambil distribusi residual normal.

9

Dari Tabel 1, terlihat nilai p, probabilitas, atau signifikansi empirik

stastistik 2 uji BG sebesar 0.1425 (>0,10); jadi H0 diterima. Kesimpulan tidak

terdapat masalah autokorelasi dalam model.

Dari Tabel 1, terlihat nilai p, probabilitas, atau signifikansi empirik

statistik uji White adalah sebesar 0.1429 (>0,10) maka diterima.

Kesimpulan yang dapat diambil adalah tidak terdapat masalah heteroskedastisitas

dalam model.

Nilai p (p value), probabilitas atau signifikansi empirik statistik F uji

Ramsey-Reset terlihat memiliki nilai sebesar 0.7615 (>0,10) maka diterima.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa model linier.

Dari Tabel 1, terlihat nilai p, probabilitas, atau signifikansi empirik

statistik F pada estimasi model memiliki nilai sebesar 0.000000 < 0,01 maka

ditolak. Kesimpulan yang dapat diambil yaitu model yang dipakai eksis.

Koefisien determinasi ( ) menunjukan daya ramal dari model ekonometri

yang dipakai dalam penelitian ini. Dari Tabel 1 terlihat nilai sebesar 0.997672

artinya 99,76% variasi variabel Pertumbuhan ekonomi (PDB) dapat dijelaskan

oleh variasi variabel Tenaga Kerja (TK), Ekspor (EKS), Jumlah Unit (JU), dan

Investasi (IU). Sisanya 0,24% dipengaruhi oleh variasi variabel-variabel atau

faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model.

Tabel 1. Hasil Estimasi Model Ekonometri Perkembangan UMKM terhadap

Pertumbuhan Ekonomi tahun 1997-2017 di Indonesia

logPDBi = -20.15590 + 0.906504 logTK + 0.170147 logEKS

(0.0067)* (0.0773)***

+0.562311 logJU +

(0.3606) (0.0002)*

= 0.997672; DW-Stat = 1.438203; F-Stat = 1499.785; Sig. F-Stat = 0.000000

Uji Diagnosis

1) Multikolinieritas (uji VIF)

log(TK) = 25.16099; log(EKS) = 25.08394; log(JU) = 86.76318;

log(IU) = 78.53688

2) Autokorelasi (uji Breusch-Godfrey)

(3)= 5.435889 ; Sig( )= 0.1425

3) Normalitas (uji Jarque Bera)

= 0.043389 ; Sig( )= 0.978539

10

4) Uji Heteroskedastisitas (uji White)

=12.19111 ; Sig( ) = 0.1429

5) Linieritas (Ramsey Reset)

F (2,12) = 0.278776 ; Sig(F)= 0.7615

Sumber: BPS, diolah.Keterangan: *Signifikan pada α = 0,01; **Signifikan pada

α = 0,05; ***Signifikan pada α = 0,10; Angka dalam kurung adalah probabilitas

empirik (p value) t statistik.

Tabel 2. Hasil Estimasi Model Ekonometri Uji VIF

Variabel VIF Kriteria Kesimpulan

LOG(TK) 25.16099 > 10 Terdapat masalah multikolineritas

LOG(EKS) 25.08394 > 10 Terdapat masalah

multikolinieritas

LOG(JU) 86.76318 > 10 Terdapat masalah

multikolinieritas

LOG(IU) 78.53688 > 10 Terdapat masalah

multikolinieritas

Sumber: BPS, diolah.Keterangan: *Signifikan pada α = 0,01; **Signifikan pada

α = 0,05; ***Signifikan pada α = 0,10; Angka dalam kurung adalah probabilitas

empirik (p value) t-statistik.

Dari Tabel 2 terlihat nilai VIF untuk variable Tenaga Kerja (TK), Ekspor

(EKS), Jumlah Unit (JU), dan Investasi (IU) nilai VIF masing-masing sebesar,

25.16099, 25.08394, 86.76318, dan 78.53688 nilainya masing-masing lebih dari

10 maka variabel Tenaga Kerja (TK), Ekspor (EKS), Jumlah Unit (JU), dan

Investasi (IU) terdapat masalah multikolinieritas dalam model.

Tabel 3. Hasil Uji Validitas Pengaruh Variabel Independen

Variabel Sig. t Kriteria Kesimpulan

log(TK) 0.0067 ≤ 0,01 signifikan pada α = 0,01

log (EKS) 0.0773 ≤0,10 Signifikan pada α = 0,10

log (JU) 0.3606 ≥0,10 Tidak Signifikan pada α = 0,10

log (IU) 0.0002 ≤ 0,01 Signifikan pada α = 0,01

Sumber: BPS, diolah.Keterangan: *Signifikan pada α = 0,01; **Signifikan pada

α = 0,05; ***Signifikan pada α = 0,10; Angka dalam kurung adalah probabilitas

empirik (p value) t-statistik

Dari hasil Uji Validitas Pengaruh di muka dapat disimpulkan bahwa

variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap PDB yaitu variabel Tenaga

Kerja (TK), Ekspor (EKS) , dan Investasi (IU). Adapun variabel yang tidak

memiliki pengaruh signifikan adalah variabel Jumlah Unit (JU).

11

Variabel tenaga kerja memiliki koefisien regresi sebesar 0.906504. Pola

hubungan antara variabel independen tenaga kerja UMKM dan PDB adalah

logaritma-logaritma sehingga apabila variabel tenaga kerja naik sebesar 1 persen

maka PDB akan naik sebesar 0.906504 persen. Sebaliknya apabila tenaga kerja

turun 1 persen maka PDB akan turun sebesar 0.906504 persen.

Variabel ekspor memiliki koefisien regresi sebesar 0.170147. Pola

hubungan antara variabel independen ekspor UMKM dan PDB adalah logaritma-

logaritma sehingga apabila variabel ekspor naik sebesar 1 persen maka PDB akan

naik sebesar 0.170147 persen. Sebaliknya apabila ekspor turun 1 persen maka

PDB akan turun sebesar 0.170147 persen.

Variabel investasi memiliki koefisien regresi sebesar 0.467035. Pola

hubungan antara variabel independen investasi dan PDB adalah logaritma-

logaritma sehingga apabila variabel investasi naik sebesar 1 persen maka PDB

akan naik sebesar 0.467035 persen. Sebaliknya apabila investasi turun 1 persen

maka PDB akan turun sebesar 0.467035 persen.

3.2 Pembahasan

Interpretasi ekonomi dilakukan untuk menginterpretasikan hasil analisis ilmu

ekonomi terhadap keseluruhan hasil analisis. Untuk mengetahui besarnya

pengaruh variabel tenaga kerja, ekspor, jumlah unit UMKM, investasi terhadap

PDB UMKM Indonesia dapat dilihat dari besarnya koefisien dalam masing

masing variabel. Besarnya koefisien regresi terlihat dalam lampiran. Interpretasi

koefisien regresi variabel independen terhadap variabel dependen dapat diuraikan

sebagai berikut:

Variabel Tenaga Kerja. Berdasarkan hasil analisa, bahwa tenaga kerja

berpengaruh signifikan terhadap PDB di Indonesia periode penelitian tahun 1997-

2017. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anwar Ali Shah

tahun 2012 bahwa tenaga kerja UMKM memiliki pengaruh signifikan terhadap

PDB. Hal ini sesuai dengan teori , yaitu bahwa semakin sedikit jumlah

pengangguran berarti tingkat pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari

pembentukan PDB akan semakin meningkat. Tejasari (2008) mengungkapkan

bahwa nilai tenaga kerja memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

12

pertumbuhan ekonomi, karena tenaga kerja dipandang sebagai faktor produksi

yang dapat digunakan untuk meningkatkan daya guna faktor produksi lainnya

seperti dalam pengelolaan usaha dan pemanfaatan modal.

Variabel Ekspor. Berdasarkan hasil analisa, bahwa ekspor berpengaruh

signifikan terhadap PDB di Indonesia periode penelitian tahun 1997-2017. Hasil

ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ade Raselawati tahun 2012

bahwa ekspor UMKM memiliki pengaruh signifikan terhadap PDB.

Hal ini sejalan dengan teori beberapa ahli ekonomi David Ricardo, Adam

Smith dan Mill yang telah menunjukan bahwa perdagangan luar negeri dapat

memberikan beberapa sumbangan yang pada akhirnya akan mempercepat

perkembangan ekonomi suatu negara. Apabila pandangan dari ketiga ahli

ekonomi tersebut digabungkan, maka dapat dikatakan bahwa ahli ekonomi klasik

mengemukakan tiga sumbangan penting perdagangan luar negeri dalam

pembangunan ekonomi. Keuntungan yang pertama, yang dikemukakan oleh

Ricardo, menyatakan: apabila suatu negara sudah mencapai tingkat kesempatan

kerja penuh, perdagangan luar negeri memungkinkannya mencapai tingkat

konsumsi yang lebih tinggi daripada yang mungkin dicapai tanpa adanya kegiatan

tersebut. Sedangkan Smith dan Mill mengemukakan dua keuntungan lainya, yaitu:

(1) memungkinkan suatu negara memeperluas pasar atas hasil-hasil produksinya,

(2) memungkinkan negara tersebut menggunakan teknologi yang dikembangkan

di luar negeri, yang lebih baik daripada yang terdapat di dalam negeri. (Sadono

Sukirno, 2007)

Variabel Jumlah Unit. Berdasarkan hasil analisa, bahwa jumlah unit

UMKM tidak berpengaruh signifikan terhadap PDB di Indonesia periode

penelitian tahun 1997-2017. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Pradnya Paramita Hapsari tahun 2014 bahwa jumlah unit UMKM tidak

terdapat pengaruh signifikan terhadap PDB.

Jumlah unit UMKM yang meningkat dari tahun ke tahun ternyata tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap PDB. Hal ini disebabkan jumlah unit

UMKM di Indonesia memiliki hambatan-hambatan seperti produksi, pemasaran,

dan permodalan sehingga tidak mampu meningkatkan PDB secara maksimal.

13

Dukungan semua pihak terutama pemerintah diharapkan mampu menyelesaikan

masalah-masalah tersebut sehingga dapat meningkatkan PDB secara maksimal.

(Tejasari, 2008)

Variabel Investasi. Berdasarkan hasil analisa, bahwa investasi

berpengaruh signifikan terhadap PDB di Indonesia periode penelitian tahun 1997-

2017. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ade Raselawati

tahun 2012 bahwa investasi UMKM memiliki pengaruh signifikan terhadap PDB.

Hal ini sejalan dengan teori Harrod-Domar bahwa investasi mempunyai

pengaruh yang signifikan dengan pertumbuhan ekonomi. Peningkatan investasi

akan meningkatkan nilai tambah atau penghasilan untuk masa datang karena nilai

tambah suatu investasi akan selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

(Harrod-Domar, 2010)

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu bidang yang

memberikan kontribusi yang signifikan dalam memacu pertumbuhan ekonomi di

Indonesia dikarenakan daya serap UMKM terhadap tenaga kerja yang sangat

besar dan memberikan kontribusi yang positif terhadap PDB. Menurut

(Ayyagari,2013) pada negara berpendapatan rendah UMKM mampu

menghasilkan 31 persen lapangan pekerjaan dan 15 persen terhadap PDB, pada

negara berpendapatan sedang UMKM mampu memberikan kontribusi sekitar 55

persen pada lapangan pekerjaan dan hampir sekitar 40% terhadap PDB. Pada

negara dengan pendapatan tinggi, UMKM memberikan kontribusi sebesar 65%

terhadap lapangan pekerjaan dan memberikan dampak sebesar 50% terhadap PDB

negara yang memiliki pendapatan tinggi. Namun kenyataannya UMKM masih

mengalami berbagai hambatan dalam bidang internal maupun eksternal. seperti

produksi, pemasaran, dan permodalan sehingga tidak mampu meningkatkan PDB

secara maksimal.

Penelitian ini menggunakan metode estimasi OLS (Ordinary Least

Square). Digunakan untuk mengatahui pengaruh Tenaga Kerja UMKM, Ekspor

14

UMKM, Jumlah unit UMKM, dan Investasi UMKM terhadap pertuumbuhan

ekonomi yang dilihat dari PDB selama tahun 1997-2017. Variabel dependen

dalam penelitian ini adalah PDB sektor UMKM (Y). Variabel independen (bebas)

adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab timbulnya variabel

dependen. Variabel independen dalam penelitian ini terdiri atas variabel yang

bersifat kuantitatif. Variabel independen kuantitatif yang digunakan adalah tenaga

kerja UMKM (TK), ekspor UMKM (EX), jumlah unit UMKM (JU), dan investasi

UMKM (IU).

Berdasarkan hasil regresi dengan ordinary least square (OLS) ditemukan

bahwa tenaga kerja UMKM, ekspor UMKM, dan investasi UMKM berpengaruh

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi pada sektor UMKM di Indonesia pada

tahun 1997 sampai tahun 2017. Sedangkan jumlah unit UMKM tidak berpengaruh

terhadap pertumbuhan ekonomi pada sektor UMKM di Indonesia pada tahun 1997

sampai tahun 2017. Berdasarkan Uji Asumsi Klasik model regresi yang lolos

antara lain adalah uji Normalitas, uji Heterokesdastisitas dan uji Spesifikasi

Model. Sedangkan uji multikolinieritas tidak lolos dan terdapat masalah dalam uji.

Berdasarkan uji kebaikan model variabel tenaga kerja (TK), ekspor (EKS),

jumlah unit (JU), dan investasi (IU) yang terdapat dalam persamaan regresi secara

simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap PDB di Indonesia tahun 2017.

Koefisien determinasi (R^2) menunjukan daya ramal dari model ekonometri yang

dipakai dalam penelitian ini. variasi variabel Tenaga Kerja(TK), Ekspor (EKS),

Jumlah Unit (JU), investasi (IU). Sisanya dipengaruhi oleh variabel-variabel atau

faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model. Uji Validitas Pengaruh

(Uji t) secara time series menunjukkan bahwa tenaga kerja (TK) memiliki

pengaruh positif signifikan terhadap PDB, ekspor (EKS) memiliki pengaruh

positif signifikan terhadap PDB, investasi (IU) memiliki pengaruh positif

signifikan terhadap PDB, dan jumlah unit (JU) memiliki tidak berpengaruh

signifikan terhadap PDB.

Dari penelitian di atas variabel yang paling dominan mempengaruhi PDB

adalah variabel tenaga kerja. Hal ini sesuai dengan teori yaitu, bahwa semakin

15

sedikit pengangguran berarti tingkat pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari

pembentukan PDB akan semakin meningkat.

4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan diatas peneliti memberikan beberapa

saran sebagai berikut:

a) Pemerintah harus lebih peduli terhadap pengembagan UMKM di Indonesia

terutama masalah permodalan. Terbukti UMKM tidak hanya meningkatkan

ekonomi rakyat tetapi juga meningkatkan perekonomian negara. Bantuan

permodalan yang cukup akan sangat membantu mereka dalam

mengembangkan usaha.

b) Pemerintah juga harus memberi pendampingan terhadap pelaku UMKM.

Sulitnya UMKM untuk berkembang tidak hanya dari masalah eksternal tetapi

juga internal seperti keterampilan kerja, pemasaran, dan pengelolaan

keuangan. Bantuan pemerintah seperti pelatihan akan meningkatkan

kemampuan mereka dalam bersaing dan mengembangkan produk.

c) Pemerintah selaku pembuat kebijakan harus menciptakan iklim yang kondusif

dalam perekonomian. Kebijakan-kebijakan yang berpihak pada pelaku

UMKM akan sangat membantu dalam pengembangan UMKM di Indonesia

yang mana akan berimplikasi pada meningkatnya perekonomian.

d) Pelaku UMKM harus lebih berinovasi dalam mengembangkan usahanya.

Kreatifitas adalah kunci bagi mereka untuk bersaing dengan umkm lain.

Penguasaan teknologi yang mumpuni akan membuat mereka selangkah lebih

maju dengan UMKM lain. Pengelolaan keuangan yang baik juga merupakan

kunci dalam berwirausaha dan membuat usaha mereka bertahan lebih lama.

DAFTAR PUSTAKA

Bank Indonesia. (2015). “Profil Bisnis Usaha Mikro Kecil dan Menengah”.

Jakarta: Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI)

Diwayana , Annisa, I. (2018). “Peranan UKM Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

di Indonesia”, Jurnal Kajian Ekonomi dan Kebijakan Publik, Vol. 3, No. 2

Ghozali, I. (2011). " Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS".

Semarang: Universitas Diponegoro.

16

Hapsari, Pradnya Paramita & Abdul Hakim, Saleh Soeaidy. (2014). “Pengaruh

Pertumbuhan Usaha Kecil Menengah (UKM) terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Daerah (Studi di Pemerintah Kota Batu)”, Jurnal Administrasi

Publik, Vol. 17, No. 2

Mankiw, N. Gregory. (2007), Makroekonomi: Edisi 6, terjemahan, Jakarta:

Erlangga

Reselawati, Ade. (2011).“Pengaruh Perkembangan Usaha Kecil Menengah

terhadap Pertumbuhan Ekonomi pada Sektor UKM di Indonesia”. Naskah

Publikasi FE UIN Hidayatullah Jakarta.

Santoso. (2012). “Analisis Determinan Pendapatan Tenaga Kerja Sektor

Perdagangan di Indonesia Tahun 2014”. Jurnal Pendidikan dan Ekonomi.

Vol. 6, No. 5

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukirno, S. (2003). Ekonomi Pembangunan , proses, masalah dan Dasar

Kebijakan Pembangunan . Jakarta: Ut- Press.

Tambunan, Tulus T.H. (2009). “Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia”

Salemba Empat

Tejasari, Maharani (2008), “Peranan Sektor Usaha dan Menengah dalam

Penyerapan Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia” Naskah

publikasi IPB

Todaro, Michael P. dan Stephen C. Smith. (2006). Pembangunan Ekonomi (edisi

kesembilan, jilid I). Jakarta : Erlangga

Utomo, Y. P. (2015). Ekplorasi Data dan Analisis Regresi Dengan SPSS.

Surakarta: Universitas Muhammadiyah Press.

www.bps.go.id

www.depkod.go.id