analisis pengaruh pendapatan perkapita, tingkat...

167
1 ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT SUKU BUNGA, JUMLAH UANG BEREDAR (M2) DAN INFLASI TERHADAP JUMLAH TABUNGAN DI INDONESIA DisusunOleh: MUHAMMAD SOFYAN 106081002461 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011

Upload: hoangdien

Post on 02-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

1

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA,

TINGKAT SUKU BUNGA, JUMLAH UANG BEREDAR (M2)

DAN INFLASI TERHADAP JUMLAH TABUNGAN DI

INDONESIA

DisusunOleh:

MUHAMMAD SOFYAN

106081002461

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/2011

Page 2: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

2

Page 3: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

3

Page 4: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

4

Page 5: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

5

Page 6: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

6

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Muhammad Sofyan

Tempat/Tanggal lahir : Tanjung Tiram, 22 Juni 1987

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : PERUMKAR DKI Blok S1 No. 8 R.T./R.W.

017/002 Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta

Timur, 13450.

Agama : Islam

Warga negara : Indonesia

No. Telp : 081281144847

Alamat E-mail : [email protected]

Pendidikan :

1. SD 010162 Batubara-Sumatera Utara Tahun 2000

2. MTs. Darul Arafah-Deli Serdang Tahun 2003

3. MAN 9 Jakarta Tahun 2006

4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Manajemen FEB Tahun 2011

Page 7: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

7

ABSTRACT

The purpose of this study was to analyze the influence of per capita income, Interest Rates, Money Supply and Inflation to Total Savings in Indonesia. This study uses a method Error Correction Model (ECM). The results of this study indicate that the variable income per capita, Interest Rate and Inflation significant effect on the amount of savings in Indonesia in the short term. While in the long run only the variables that affect the Money Supply to Total Savings in Indonesia

Keywords: Savings, per capita income, Interest Rates, Money Supply, Inflation and Error Correction Model (ECM)

Page 8: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

8

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh Pendapatan Perkapita, Tingkat Suku Bunga, Jumlah Uang Beredar dan Inflasi terhadap Jumlah Tabungan Di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode Error Correction Model (ECM). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Pendapatan Perkapita, Tingkat Suku Bunga dan Inflasi berpengaruh signifikan terhadap Jumlah Tabungan Di Indonesia pada jangka pendek. Sedangkan pada jangka panjang hanya variabel Jumlah Uang Beredar yang berpengaruh terhadap Jumlah Tabungan Di Indonesia. Kata Kunci: Tabungan, Pendapatan Perkapita, Tingkat Suku Bunga, Jumlah

Uang Beredar, Inflasi dan Error Correction Model (ECM)

Page 9: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

9

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT. Atas berkat rahmat,

karunia, kudrat dan iradat, serta ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Analisis Pengaruh Pendapatan Perkapita, Tingkat Suku

Bunga, Jumlah Uang Beredar dan Inflasi Terhadap Jumlah Tabungan Di

Indonesia”. Tak lupa shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan

kita Rasulullah SAW yang membawa kita dari jaman jahiliyah ke jaman yang

penuh ilmu pengetahuan.

Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian

Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Konsentrasi Perbankan,

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Hal ini disebabkan karena terbatasnya kemampuan pengetahuan yang

penulis miliki. Untuk itu, kiranya pembaca dapat memaklumi atas kelemahan dan

kekurangan yang ditemui dalam skripsi ini.

Penulis juga menyadari bahwa sejak awal penyusunan hingga

terselesaikannya skripsi ini banyak pihak yang telah membantu dan memberi

dukungan baik moril maupun materil. Untuk itu, tak lupa pada kesempatan ini,

secara khusus, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1. Kedua Orang Tuaku yang tercinta yang selalu menguatkan diriku dengan do’a

dan memberi banyak bantuan baik moril maupun materil hingga skripsi ini

dapat selesai dengan baik.

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM, selaku Dosen Pembimbing I yang telah

berkenan meluangkan waktu, tenaga, pikiran, kesabaran serta ketulusannya

untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

Page 10: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

10

4. Bapak Herni Ali HT, SE,. MM, selaku Dosen Pembimbing II yang telah

berkenaan meluangkan waktu, tenaga, pikiran, kesabaran serta ketulusannya

untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Segenap dosen pengajar yang telah mengajarkan ilmu-ilmu manajemen

kepada peneliti dan para staf-staf di fakultas ekonomi yang telah

mempermudah dalam segala urusan kemahasiswaan.

6. Segenap keluarga besar ku yang memberikan motivasi tiada henti-hentinya

dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Teman-teman Manajemen FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan

2006 yang selalu ada dalam suka maupun duka serta memberikan motivasi

selama masa perkuliahan.

8. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, suatu kebahagiaan

telah dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua. Terima kasih

banyak atas motivasi yang telah diberikan selama ini.

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak

kekurangan. Dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan saran,

arahan maupun kritikan yang konstruktif demi penyempurnaan hasil penelitian

ini.

Skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, baik

manajer investasi, dunia bisnis, dunia akademisi, para pembaca yang tertarik

dengan penelitian tentang kinerja reksadana pendapatan tetap serta bagi penulis

sendiri sebagai proses pengembangan diri.

Jakarta, 27 Juli 2011

Muhammad Sofyan

Page 11: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

11

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Berfikir 91

Page 12: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

12

DAFTAR GRAFIK

Nomor Keterangan Halaman

4.1 Tingkat Tabungan 109

4.2 Pendapatan Perkapita 111

4.3 Tingkat Suku Bunga 113

4.4 Jumlah Uang Beredar 115

4.5 Inflasi 117

Page 13: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

13

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

1.1 Pekembangan Jumlah Tabungan 8

4.1 Tingkat Tabungan 108

4.2 Pendapatan Perkapita 110

4.3 Tingkat Suku Bunga 112

4.4 Jumlah Uang Beredar 114

4.5 Inflasi 116

4.6 Uji Stasioneritas Data Pada Tingkat Level 118

4.7 Uji Stasioneritas Data Pada Tingkat Diferensi Pertama 119

4.8 Uji Stasioneritas Data Pada Tingkat Diferensi Kedua 120

4.9 Uji Kointegrasi 121

4.10 Hasil Analisis Model ECM (Jangka Pendek pada

Tabungan)

122

4.11 Hasil Analisis Model ECM (Jangka Panjang pada

Tabungan)

124

Page 14: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

14

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................................. iv

ABSTRACT ................................................................................................................ v

KATA PENGANTAR ................................................................................................ vii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. ix

DAFTAR GRAFIK .................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xi

DAFTAR ISI ............................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Perumusan Masalah .................................................................... 11

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 11

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Lembagan Keuangan ................................................................... 13

B. Perbankan ..................................................................................... 19

C. Tabungan ...................................................................................... 45

D. Pendapatan Perkapita ................................................................. 52

E. Suku Bunga ................................................................................... 55

F. Uang Beredar ................................................................................ 62

G. Inflasi ............................................................................................. 64

H. Penelitian Terdahulu ................................................................... 78

I. Kerangka Berfikir ........................................................................ 88

J. Hipotesis ....................................................................................... 92

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 94

B. Metode Penentuan Sampel .......................................................... 94

Page 15: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

15

C. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 96

D. Metode Analisis ............................................................................ 97

E. Operasional Variabel Penelitian ................................................. 102

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian.............................. 105

B. Hasil Analisis dan Pembahasan .................................................. 107

1. Analisis Deskriptif ................................................................. 107

2. Hasil Uji Akar-Akar Unit ..................................................... 117

3. Hasil Uji Kointegrasi ............................................................ 120

4. Hasil Pengujian ECM dan Interpretasi ............................... 121

5. Hasil Pengujian Hipotesis ...................................................... 125

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................... 133

B. Implikasi ....................................................................................... 133

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 136

LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................................ 145

Page 16: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

16

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama mahasiswa : Muhammad Sofyan

NIM : 106081002461

Jurusan : Manajemen

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang

merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan

merupakan replikasi maupun saduran dari hasil penelitian orang lain.

Apabila terbukti skripsi ini plagiat atau replikasi maka skripsi dianggap gugur dan

harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

serta gelarnya dibatalkan.

Demikian surat ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari

menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, 27 Juli 2011

(Muhammad Sofyan)

Page 17: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu tujuan pembangunan ekonomi yang dilaksanakan oleh

masyarakat dan negara kita adalah mencapai keadilan dan kemakmuran

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Untuk mencapai

tujuan ini masyarakat dan pemerintah membuat perencanaan dan

melaksanakannya melalui pembangunan yang berkesinambungan, sehingga

kemakmuran masyarakat lambat laun makin meningkat meskipun tingkat

keadilannya belum terpenuhi (Ade Komaludin, Apip Supriadi dan Dede,

2008: 2).

Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan

makmur berdasarkan pancasila dan Undang-Undang 1945, kesinambungan

dan peningkatan pelaksanaan pembangunan nasional yang berasaskan

kekeluargaan, perlu senantiasa dipelihara dengan baik. Guna mencapai tujuan

tersebut, maka pelaksanaan pembangunan ekonomi harus lebih

memperhatikan keserasian, keselarasan, keseimbangan unsur-unsur

pemerataan pembangunan, pertumbuhan ekonomi dan stabilisasi nasional

(Poppy Marieska, 2009: 4).

Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya

pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam

Page 18: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

18

struktur ekonomi suatu negara. Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari

pertumbuhan ekonomi; pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan

ekonomi dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses

pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu

indikator yang sering digunakan suatu negara dalam menilai keberhasilan

pembangunan ekonominya. Pembangunan ekonomi dengan tujuan

meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mensejahterakan penduduk,

menjadi tolok ukur kemapanan suatu negara. Mempercepat pertumbuhan

ekonomi bagi negara-negara sedang berkembang merupakan upaya untuk

lebih mengejar ketertinggalan dengan negara lain serta dapat lebih

mensejajarkan diri dengan negara-negara yang lebih maju. Namun, sebagian

besar negara-negara sedang berkembang mengalami hambatan terutama

dalam hal dana untuk membiayai berbagai kegiatan pembangunan (Danu

Winoto, 2009: 6).

Salah satu masalah tipikal yang dihadapi negara sedang berkembang

adalah kurangnya modal untuk investasi. Sumber pembiayaan pembangunan

dapat berasal dari dalam negeri dan luar negeri. Salah satu alternatif

penggalian dana adalah sumber penerimaan domestik bagi pembiayaan

pembangunan. Sumber pembiayaan dalam negeri dapat bersumber dari

tabungan masyarakat, tabungan pemerintah, penerimaan pajak dan investasi

swasta. Oleh karena itu, keberadaan lembaga keuangan dalam pembiayaan

pembangunan sangat diperlukan (Indra Darmawan, 2007: 2).

Page 19: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

19

Rimsky K. Judisseno (2005: 25) menjelaskan bahwa pertumbuhan

ekonomi suatu bangsa memerlukan pola pengaturan pengelolaan sumber-

sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan

bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga perekonomian

harus dapat bekerja sama dan bahu-membahu mengelola serta menggerakkan

semua potensi ekonomi agar berhasil secara optimal. Lembaga keuangan

memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan dan pertumbuhan

kondisi ekonomi suatu negara.

Lembaga keuangan yang terlibat dalam suatu pembiayaan

pembangunan ekonomi dibagi dua yaitu Lembaga Keuangan Bank dan

Lembaga Keuangan Bukan Bank. Bank dibedakan menjadi dua jenis yaitu

bank umum dan bank perkreditan rakyat. Perbankan juga memiliki peranan

yang sangat strategis dalam menunjang berjalannya roda perekonomian dan

pembangunan nasional mengingat fungsinya sebagai lembaga intermediasi,

penyelenggaraan transaksi pembayaran, serta alat transmisi kebijakan

moneter (Rihlah, 2010: 8).

Salah satu sarana yang mempunyai peran strategis dalam menyerasikan

dan menyeimbangkan masing-masing unsur dari Trilogi Pembangunan adalah

perbankan. Peran yang strategis tersebut terutama disebabkan oleh fungsi

utama bank sebagai suatu wahana yang dapat menghimpun dan menyalurkan

dana masyarakat secara efektif dan efisien, yang dengan berasaskan

demokrasi ekonomi mendukung pelaksanaan pembangunan nasional. Dalam

rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya,

Page 20: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

20

pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan taraf hidup

rakyat banyak. (Kasmir, 2010: 260)

Di negara-negara seperti Indonesia, peranan bank cenderung lebih

penting dalam pembangunan karena bukan hanya sebagai pembiayaan untuk

kredit investasi kecil, menengah, dan besar. Tetapi juga mampu

mempengaruhi siklus usaha dalam perekonomian secara keseluruhan

(Alamsyah dalam Azhary Husni, 2009: 13).

Dalam kebijakan moneter bank memiliki posisi yang sangat penting

mengingat perbankan dalam perekonomian Indonesia mendominasi

keseluruhan sektor keuangan baik dilihat dari segi kepemilikan aset,

pengumpulan dana maupun penyaluran dana tersebut di dalam perekonomian

(Aulia Pohan, 2008: 85).

Seperti negara-negara berkembang lainnya, sektor perbankan masih

mempunyai orientasi utama pada pembiayaan kegiatan perdagangan dan jasa,

terutama melayani daerah perkotaan dan memberikan kredit yang umumnya

bersifat jangka pendek. Peranan system financial yang didominasi oleh

perbankan terlihat dari dana yang dihimpun dan digunakan untuk membiayai

kegiatan pembangunan. Khususnya di sektor swasta sebagian besar masih

berasal dari sektor perbankan. Sektor perbankan merupakan sektor yang

sangat penting peranannya di dalam pembangunan nasional baik sebagai

perantara sektor yang defisit dengan sektor yang surplus maupun sebagai

agen pembangunan (Poppy Marieskha, 2009: 2).

Page 21: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

21

Disamping itu peranan perbankan sangat mempengaruhi kegiatan

ekonomi suatu negara, bank dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian

suatu negara. Oleh karena itu kemajuan suatu bank disuatu negara dapat pula

dijadikan ukuran kemajuan negara yang bersangkutan. Semakin maju suatu

negara, maka semakin besar peranan perbankan dalam mengendalikan negara

tersebut. Artinya keberadaan dunia perbankan semakin dibutuhkan

pemerintah dan masyarakatnya. Dalam dunia modern sekarang ini peranan

perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar.

Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan keuangan

selalu membutuhkan jasa bank. Oleh karena itu, saat ini dan dimasa yang

akan datang kita tidak akan dapat lepas dari dunia perbankan. Jika hendak

menjalankan aktivitas keuangan, baik perorangan maupun lembaga, baik

sosial maupun perusahaan (Kasmir, 2010: 1).

Begitu pentingnya dunia perbankan, sehingga ada anggapan bahwa

bank merupakan “nyawa” untuk menggerakkan roda perekonomian suatu

negara. Anggapan ini tentunya tidak salah, karena fungsi bank sebagai

lembaga keuangan sangatlah vital, misalnya dalam hal penciptaan uang,

mengedarkan uang, menyediakan uang untuk menunjang kegiatan usaha,

tempat mengamankan uang, tempat melakukan investasi dan jasa keuangan

lainnya (Kasmir, 2010: 2).

Masalah pokok yang sering dihadapi oleh bank atau yang bergerak

dalam bidang usaha apapun selalu tidak terlepas dari kebutuhan akan dana

(modal) untuk membiayai usahanya. Kebutuhan akan dana ini diperlukan

Page 22: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

22

baik untuk modal investasi maupun modal kerja. Dalam hal ini, bank sebagai

lembaga keuangan mempunyai kegiatan utama yaitu membiayai permodalan

suatu bidang usaha disamping usaha lain seperti menampung uang yang

sementara waktu belum digunakan oleh pemiliknya. Jadi fungsi utama bank

merupakan perantara antara masyarakat yang membutuhkan dana dengan

masyarakat yang kelebihan dana. Oleh karena fungsi bank sebagai perantara

antara masyarakat kelebihan dana dengan masyarakat kekurangan dana, maka

usaha pokok yang dilaksanakan bank adalah kegiatan-kegiatan pada sektor

perkreditan atau penyaluran dana (Lisya Widyastuti dalam Nresna, 2010: 5).

Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan,

yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat

dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank di Indonesia menggunakan

dual system banking, yakni sistem konvensional dan sistem syariah (Azhary

Husni, 2009: 1).

Dalam kegiatannya terdapat tiga pemain dalam dunia perbankan yaitu

Bank, Deposan, dan Peminjam. Deposan menyimpan uangnya di bank

dengan harapan memperoleh return berupa bunga atas uang yang

dipinjamkannya kepada bank. Selanjutnya bank akan menawarkan uang

tersebut kepada peminjam dalam bentuk kredit, dalam rangka memperoleh

pendapatannya bank juga mengenakan bunga kepada peminjam. Tingkat suku

bunga yang ditetapkan bank kepada peminjam akan lebih tinggi dari pada

Page 23: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

23

tingkat suku bunga yang ditetapkan bank kepada deposan. Suku bunga yang

dikenakan bank atas uang yang ditawarkan disebut suku bunga kredit.

Sedangkan suku bunga yang ditetapkan bank kepada deposan disebut suku

bunga deposito (Nresna, 2010: 1).

Telah disebutkan bahwa salah satu fungsi bank adalah menghimpun

dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan yang merupakan sumber dana

terbesar yang paling diandalkan oleh bank. Sumber dana tersebut bisa

mencapai 80% sampai dengan 90% dari seluruh dana yang dikelola oleh

bank. Dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat biasanya disimpan dalam

bentuk giro, deposito, dan tabungan. Untuk menarik dana masyarakat ini,

Bank-bank sekarang memasang strategi dengan maksud meningkatkan minat

masyarakat untuk menabung antara lain berupa pemberian cendera mata,

hadiah, pelayanan dan balas jasa lainnya (Riki Ardiansyah, 2009: 1).

Penghimpunan dana pihak ketiga berupa tabungan dalam jumlah besar

merupakan hal yang amat berarti bagi bank, mengingat relatif lebih murahnya

biaya bunga yang dikeluarkan oleh bank dibandingkan dengan biaya bunga

deposito. Pasalnya, semakin besar porsi dana murah semakin rendah pula

biaya bunga yang harus dikeluarkan bank dan pada akhirnya akan berujung

pada makin tingginya keuntungan bank. Oleh karena itu, untuk

mempertahankan dan meningkatkan perolehan tabungan bank makin kreatif

dalam menciptakan produk dalam upaya memenuhi keinginan dan kebutuhan

nasabah tabungannya. Beragam produk tabungan diluncurkan antara lain

Page 24: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

24

tabungan berhadiah, tabungan bisnis atau tabungan pendidikan (Dinie

Suryani, 2009: 23).

Perkembangan jumlah tabungan dari tahun 1980 sampai tahun 2010

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Kecuali pada tahun 2005 jumlah

tabungan turun dengan nilai sebesar Rp. 284.485 miliar dibandingkan pada

tahun sebelumnya yaitu tahun 2004 dengan nilai tabungan sebesar Rp

298.898 miliar. Namun, kembali naik pada tahun 2006 dengan nilai tabungan

sebesar Rp 336.135 miliar. Untuk lebih jelas dalam melihat perkembangan

jumlah tabungan dapat dilihat pada tabel 1.1.

Tabel 1.1

Tabel Perkembangan Jumlah Tabungan

Tahun Tabungan (miliar Rp) Tahun Tabungan (miliar Rp)

1980 313,7 1996 61566

1981 419,5 1997 67990

1982 489 1998 69308

1983 583,9 1999 122981

1984 753,7 2000 154328

1985 1020,3 2001 172611

1986 1386,8 2002 193468

1987 1627,4 2003 244962

1988 2173,7 2004 298898

1989 3684,7 2005 284485

1990 9661 2006 336135

1991 15553 2007 443272

1992 25469 2008 503082

1993 35608 2009 603320

1994 40319 2010 713730

1995 47224 (sumber: Bank Indonesia)

Perkembangan tabungan ini dipengaruhi oleh peningkatan pendapatan

perkapita masyarakat. Hal ini sesuai pendapat Keynes yang menyatakan

Page 25: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

25

bahwa fungsi konsumsi didasari oleh perilaku yaitu apabila terjadi

peningkatan pada pendapatan, peningkatan tersebut tidak digunakan

seluruhnya untuk meningkatkan konsumsi tetapi dari sisa pendapatan tersebut

juga digunakan untuk menabung. Orang-orang dengan pendapatan tinggi

cenderung untuk menabung dengan proporsi yang lebih besar dari

pendapatannya dibandingkan dengan orang-orang yang berpendapatan

rendah. Lebih dari itu orang-orang dengan pendapatan rendah cenderung

mempunyai tabungan yang negatif karena pendapatannya tidak mencukupi

kebutuhan konsumsi minimum (Riki Ardiansyah, 2009: 4).

Tingkat inflasi juga ikut memiliki peran terhadap jumlah dana yang

disimpan masyarakat di bank. Di negara sedang berkembang seperti

Indonesia, inflasi dapat menekan tingkat tabungan karena adanya dorongan

melakukan pengeluaran untuk barang-barang tahan lama sehingga akan

menurunkan tingkat tabungan. Inflasi akan mendorong orang untuk

mengganti aset nominal menjadi aset riil (Indra Darmawan, 2007: 4).

Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-

harga secara umum dan terus-menerus. Secara umum tingkat inflasi yang

tinggi akan berdampak tidak baik bagi kegiatan perekonomian dalam jangka

panjang (Dahlan Siamat, 2005:75). Sedangkan Sadono Sukirno (2004; 85)

berpendapat bahwa, inflasi adalah kenaikan harga-harga secara umum berlaku

dalam suatu perekonomian dari suatu periode ke periode lainnya, sedangkan

tingkat inflasi adalah presentasi kenaikan harga-harga pada suatu tahun

tertentu berbanding dengan tahun sebelumnya.

Page 26: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

26

Salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya arus dana yang masuk

adalah tigkat suku bunga. Suku bunga mempunyai peranan yang sangat

penting dalam perekonomian, karena suku bunga merupakan salah satu faktor

yang dapat mempengaruhi perekonomian secara makro. Suku bunga

mencerminkan biaya yang harus dikeluarkan untuk meminjam sejumlah dana

serta pendapatan yang diperoleh karena meminjam dana tersebut. Teori

NeoKlasik menyebutkan bahwa tingkat suku bunga dan tingkat pendapatan

menentukan tinggi rendahnya tingkat tabungan. Tabungan yang besar penting

bagi pembentukan modal dan tabungan bergantung pada besarnya

pendapatan, dalam arti makin besar pendapatan makin besar pula tabungan.

Kemampuan untuk menabung dalam hal ini dipengaruhi oleh tingkat suku

bunga tabungan, dalam arti makin tinggi tingkat suku bunga tabungan maka

makin tinggi pula keinginan masyarakat untuk menabung (Sunlip Wibisono,

2004: 316).

Seluruh kegiatan ekonomi dan keuangan kita lakukan dengan uang.

Fungsi uang yang tidak lagi digunakan sebagai alat pembayaran, tetapi juga

sebagai media penyimpanan kekayaan dan bahkan untuk berspekulasi bagi

sebagian masyarakat (Perry Warjiyo, 2003: 43).

Dengan berbagai dasar dan latar belakang di atas, serta mengingat

betapa pentingnya fungsi bank saat ini sebagai agen untuk meningkatkan

pertumbuhan ekonomi. Maka penulis merasa tertarik untuk melakukan

penelitian melalui skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Pendapatan

Page 27: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

27

Perkapita, Tingkat Suku Bunga, Jumlah Uang Beredar Dan Inflasi

Terhadap Jumlah Tabungan Di Indonesia”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian-uraian sebagaimana dikemukakan dalam latar

belakang penelitian diatas, identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh pendapatan perkapita, tingkat suku bunga, jumlah

uang beredar dan inflasi dalam menentukan tabungan di Indonesia dalam

jangka pendek?

2. Bagaimana pengaruh pendapatan perkapita, tingkat suku bunga, jumlah

uang beredar dan inflasi dalam menentukan tabungan di Indonesia dalam

jangka panjang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada perumusan masalah di atas, maka penelitian ini

dilakukan dengan tujuan untuk:

1. Untuk menganalisa pengaruh pendapatan perkapita, tingkat suku bunga,

jumlah uang beredar dan inflasi dalam menentukan tabungan di Indonesia

dalam jangka pendek?

2. Untuk menganalisa pengaruh pendapatan perkapita, tingkat suku bunga,

jumlah uang beredar dan inflasi dalam menentukan tabungan di Indonesia

dalam jangka panjang?

Page 28: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

28

D. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat ganda,

yakni manfaat akademis maupun praktis.

1. Dari segi teoritis pada perspektif akademis, penelitian ini akan bermanfaat

untuk:

a) Bagi peneliti untuk mendapatkan pengembangan dan melatih diri dalam

menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh.

b) Bagi civitas akademika dapat menambah informasi sumbangan

pemikiran dan bahan kajian penelitian.

2. Kepentingan praktis hasil penelitian ini, bisa dipandang bermanfaat:

a) Bagi manajemen perusahaan perbankan itu sendiri, sehingga

diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang bermanfaat

bagi manajemen perbankan sebagai bahan acuan dalam menjalankan

fungsinya sebagai lembaga intermediasi.

b) Bagi pemerintah dan Bank Indonesia tentu saja sangat berpengaruh

dalam membuat kebijakan-kebijakan yang ingin mereka buat dalam hal

perbankan.

c) Untuk memberikan informasi tambahan bagi investor dan masyarakat

yang berkepentingan untuk menginvestasikan dananya dalam dunia

perbankan.

Page 29: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

29

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Lembaga Keuangan

1. Pengertian Lembaga Keuangan

Prathama Rahardja dan Mandala Manurung (2004: 109) lembaga

keuangan adalah lembaga yang kegiatan utamanya menghimpun dan

menyalurkan dana, dengan motif mendapatkan keuntungan. Porsi terbesar

asetnya merupakan finansial. Fungsi utama lembaga keuangan adalah sebagai

perantara pihak-pihak yang membutuhkan uang-modal (pemakai dana)

dengan pihak-pihak yang memilikinya (pemilik dana). Jika uang dapat

dianalogikan sebagai darah yang dibutuhkan untuk kehidupan ekonomi, maka

lembaga keuangan adalah jantungnya. Sebab melalui lembaga keuanganlah

uang yang ada dalam perekonomian dihimpun dan dialirkan ke sektor-sektor

kegiatan yang membutuhkan. Tanpa adanya lembaga keuangan, tidak

mungkin mengharapkan alokasi sumber daya keuangan yang efisien karena

pasar uang-modal tidak dapat bekerja efisien. Dari penjelasan di atas,

lembaga keuangan mempunyai fungsi dan peranan penting untuk

meningkatkan efisien pasar uang-modal. Lewat upaya lembaga-lembaga

keuangan, kekuatan penawaran dan permintaan uang dipertemukan.

Umar Basalim (2000: 17) menyatakan bahwa lembaga keuangan

memaikan peranan yang amat penting dalam proses transfer dana yang

diperlukan oleh unit-unit produksi dalam sektor ekonomi. Dalam memainkan

Page 30: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

30

peranan sebagai perantara, lembaga-lembaga keuangan menerbitkan berbagai

ragam instrumen finansial untuk dijual kepada mereka yang mempunyai dana

surplus dan membeli aneka ragam instrumen finansial dari para investor

berdasarkan pertimbangan portofolio.

Muchdarsyah Sinungan (1987: 111) lembaga keuangan terbagi atas dua

yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank, pada

dasarnya lembaga keuangan adalah sebagai perantara dari pihak yang

kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana sehingga peranan dari

lembaga keuangan sebenarnya adalah sebagai perantara keuangan masyarakat

(financial intermediary).

Lembaga keuangan, baik bank maupun lembaga keuangan bukan bank,

mempunyai peran yang penting bagi akivitas perekonomian. Peran strategis

bank dan lembaga keuangan bukan bank tersebut sebagai wahana yang

mampu menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan

efisien ke arah peningkatan taraf hidup rakyat. Bank dan lembaga keuangan

bukan bank merupakan lembaga perantara keuangan sebagai prasarana

pendukung yang amat vital untuk menunjang kelancaran perekonomian

(Susilo, 2000: 7).

Dahlan Siamat (2005: 5) lembaga keuangan adalah badan usaha yang

kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan atau tagihan (claims)

dibandingkan aset non finansial atau aset riil. Sedangkan Kasmir (2005: 9)

menyatakan bahwa lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang

bergerak di bidang keuangan di mana kegiatannya apakah hanya

Page 31: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

31

menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana atau kedua-duanya

menghimpun dan menyalurkan dana.

Ahmad Rodoni (2007: 1) Lembaga keuangan (financial institution)

merupakan suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama

dalam bentuk asset-asset keuangan (financial assets) maupun non-financial

asset atau asset riil. Menurut Pasal 1 Undang-Undang No. 14/1967 yang

kemudian diganti dengan Undang-Undang No. 7/1992 tentang perbankan di

Indonesia bahwa lembaga keuangan merupakan badan atau lembaga yang

kegiatannya menarik dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada

masyarakat.

Dalam keputusan SK Menkeu RI No. 792 Tahun 1990 dinyatakan

bahwa lembaga keuangan adalah semua badan usaha yang kegiatannya di

bidang keuangan melakukan penghimpunan dana, penyaluran dana kepada

masyarakat terutama dalam membiayai investasi pembangunan (Ade Arthesa,

2006: 7).

David C. Colander. (2006: 299) a financial institusion ia a business

whose primary activity is buying, selling or holding financial assets. For

example, some financial institusions (depository institusions and investment

intermediaries) sell promises to pay in the future. These promises can be their

own promises or someone else’e promises. When you open a savings account

at a bank, the bank is selling you its own promise that you can withdraw your

money, plus interest, at some unspecified time in the future.

Page 32: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

32

Menurutnya lembaga keuangan adalah bisnis yang kegiatan utamanya

adalah membeli, menjual atau memiliki aset keuangan. Sebagai contoh,

beberapa lembaga-lembaga keuangan (lembaga penyimpanan dan perantara

investasi) jual janji untuk membayar di masa depan. Janji-janji ini bisa janji-

janji mereka sendiri atau janji orang lain. Bila Anda membuka rekening

tabungan di bank, bank menjual janji anda sendiri bahwa anda dapat menarik

uang anda, ditambah bunga, pada beberapa waktu tidak tertentu di masa

depan.

Dari pengertian di atas, maka yang bisa dikatakan sebagai lembaga

keuangan adalah suatu badan usaha atau institusi yang memiliki kekayaan

utama dalam bentuk asset-asset baik financial maupun non-fiancial yang

aktivitasnya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali

kepada masyarakat terutama dalam membiayai investasi pembangunan.

Ahmad Rodoni (2007: 1) lembaga keuangan dapat dibedakan menjadi

dua, yaitu:

a. Lembaga Keuangan Depositori

Lembaga keuangan depositori (bank) mendapatkan dana yang bersumber

langsung dari masyarakat (unit surplus) dalam bentuk simpanan yaitu

tabungan, giro, deposito berjangka dan sertifikat deposito. Unit surplus dapat

berupa perusahaan, pemerintah, rumah tangga dan orang asing yang memiliki

kelebihan pendapatan setelah dikurangi kebutuhan untuk konsumsi. Lembaga

keuangan depositori (bank) merupakan komponen penting dari penawaran

uang (money supply). Yang termasuk depositori antara lain: Commercial

Page 33: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

33

Bank, Saving and Loan Associations (S&Ls), Mutual Saving Banks dan

Credit Unions.

b. Lembaga Keuangan Non-Depositori

Lembaga keuangan non-depositori (bukan bank) ini dikelompokkan

menjadi tiga bagian. Pertama, bersifat kontraktual (contractual institutions)

yaitu menarik dana dari masyarakat dengan menawarkan dana untuk

memproteksi penabung terhadap risiko ketidakpastian, misalnya perusahaan

asuransi dan dana pensiun. Kedua, lembaga keuangan investasi (investment

institutions) yaitu lembaga keuangan yang kegiatannya melakukan investasi

di pasar uang dan pasar modal, misalnya perusahaan efek dan reksadana. Dan

yang ketiga adalah tidak termasuk dalam kelompok kontraktual dan investasi

yaitu perusahaan modal ventura (venture capital) dan perusahaan pembiayaan

(finance company) yang menawarkan jasa pembiayaan sewa guna usaha

(leasing), anjak piutang (factoring), pembiayaan konsumen (consumer

company) dan kartu kredit (credit card).

Dahlan Siamat (2005: 5) lembaga keuangan (atau sering juga disebut

lembaga intermediasi) dapat dikelompokkan dalam berbagai cara.

Pengelompokkan yang paling umum dan mudah dimengerti adalah

mengelompokkan lembaga keuangan berdasarkan kemampuannya

menghimpun dana dari masyarakat secara langsung. Atas dasar tersebut

lembaga keuangan dapat dibedakan menjadi lembaga keuangan depositori

dan lembaga keuangan non depositori.

Page 34: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

34

1. Lembaga keuangan depositori merupakan lembaga keuangan ini

menghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk

simpanan misalnya giro, tabungan atau deposito berjangka yang diterima

dari penabung atau unit surplus. Unit surplus dapat berupa perusahaan,

pemerintah dan rumah tangga yang memiliki kelebihan pendapatan

setelah dikurangi kebutuhan untuk konsumsi. Lembaga keuangan yang

menawarkan jasa-jasa seperti ini adalah bank-bank.

2. Lembaga keuangan non depositori merupakan lembaga keuangan bukan

bank, lembaga keuangan yang masuk dalam kelompok ini adalah

lembaga keuangan yang kegiatan usahanya bersifat kontraktual

(contractual institutions) yaitu menarik dana dari masyarakat dengan

menawarkan kontrak untuk memproteksi penabung terhadap risiko

ketidakpastian misalnya polis asuransi dan program pensiunan. Lembaga

keuangan dalam kelompok investasi (investment institutions) yaitu

lembaga keuangan yang kegiatannya melakukan investasi di pasar uang

dan pasar modal misalnya perusahaan efek, reksa dana. Lembaga

keuangan bukan bank lainnya yang kegiatan usahanya tidak termasuk

dalam kelompok lembaga keuangan kontraktual dan investasi yaitu

perusahaan modal ventura dan perusahaan pembiayaan yang

menawarkan jasa pembiayaan sewa guna usaha, anjak piutang,

pembiayaan konsumen dan kartu kredit.

Page 35: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

35

Umar Basalim (2000: 18) menyatakan bahwa selain menjalankan fungsi

moneter dengan mengambil bagian dalam sistem pembayaran, lembaga

keuangan juga menjalankan fungsi-fungsi berikut:

1. Fungsi mobilisasi: lembaga finansial mengumpulkan dana-dana kecil

yang tersebar dan menyalurkannya ke dalam investasi yang lebih besar.

2. Fungsi likuiditas: lembaga finansial mempunyai kemampuan untuk

memelihara likuiditas alat-alat finansial dan menjamin supaya alat-alat

tersebut dapat dicairkan menjadi uang tunai. Pencairan dana dapat

dilakukan dengan segera tanpa menuggu alat-alat tersebut jatuh tempo.

3. Fungsi penyertaan maturity: bank-bank dan lembaga keuangan bukan

bank (LKBB) mampu menyediakan dana setiap saat, tanpa terikat pada

jatuh temponya portofolio alat-alat finansial.

B. Perbankan

1. Pengertian Bank

Secara sederhana bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang

kegiatan utamanya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam

bentuk pinjaman serta memberikan jasa perbankan lainnya.

Kata bank dapat kita telusuri dari kata banque dalam bahasa Prancis

dan dari kata banco dalam bahasa Italia, yang mana dapat berarti peti/lemari

atau bangku. Konotasi kedua kata ini menjelaskan dua fungsi dasar yang

ditunjukkan oleh bank komersial. Kata peti atau lemari menyiratkan fungsi

Page 36: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

36

sebagai tempat menyimpan benda-benda berharga, seperti peti emas, peti

berlian, peti uang, dan sebagainya. Pada abad ke-12 kata banco di Italia

merujuk pada meja, counter atau tempat usaha penukaran uang (money

changer). Sebab pada waktu itu para penukar uang melakukan pekerjaan di

pelabuhan-pelabuhan tempat para kelasi kapal datang dan pergi, para

pengembara, dan wiraswastawan yang turun naik kapal. Pelaku money

changer itu meletakkan uang penukaran diatas sebuah meja (banco)

dihadapan mereka. Aktivitas penukaran uang diatas banco inilah yang

menyebabkan para ahli ekonomi dalam menelusuri sejarah perbankan,

mengaitkan kata banco dengan lembaga keuangan yang bergerak dalam

bidang ini dengan nama bank. Bank disini berfungsi sebagai lembaga penukar

uang antar bangsa yang berbeda-beda dengan mata uang mereka (Enday

Triayana dalam Rihlah, 2010: 5).

Bank bukanlah suatu hal yang asing bagi masyarakat di negara maju.

Masyarakat di negara maju sangat membutuhkan keberadaan bank. Bank

dianggap sebagai suatu lembaga keuangan yang aman dalam melakukan

berbagai macam aktivitas keuangan. Aktivitas keuangan yang sering

dilakukan masyarakat di negara maju antara lain aktivitas penyimpanan dana,

investasi, pengiriman uang dari suatu tempat ke tempat lain atau dari satu

daerah ke daerah lain dengan cepat dan aman serta aktivitas keuangan

lainnya. Bank juga merupakan salah satu lembaga yang mempunyai peran

sangat penting dalam mendorong pertumbuhan perekonomian suatu negara,

Page 37: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

37

bahkan pertumbuhan bank di suatu negara dipakai sebagai ukuran

pertumbuhan perekonomian negara tersebut (Ismail, 2010: 1).

Faisal Afiff (1996: 4) menyatakan bahwa bank merupakan lembaga

yang bergerak di bidang uang, yang kegiatan usahanya membeli uang dan

menjual dalam bentuk produk jasa dan pemberian pinjaman (kredit).

Junaiddin Zakaria (2009: 82) menyatakan bahwa bank adalah salah satu

lembaga keuangan yang sangat penting dalam kehidupan ekonomi

masyarakat. Bank merupakan satu-satunya lembaga keuangan yang dapat

menciptakan uang melalui bank sentral.

M. Sinungan (1993: 87) menyatakan bahwa bank adalah pelayanan

masyarakat dan wadah perantara keuangan masyarakat. Karena itu bank harus

selalu berada di tengah masyarakat agar arus uang dari masyarakat yang

kelebihan dana dapat ditampung dan disalurkan pada masyarakat yang

kekurangan.

Rimsky K. Judisseno (2005: 94) menyatakan bahwa bahwa bank adalah

suatu lembaga yang lahir karena fungsinya sebagai agent of trust dan agent of

development. Sebagai agent of trust adalah suatu lembaga perantara yang

dipercaya untuk melayani segala kebutuhan keuangan dari dan untuk

masyarakat. Sedangkan sebagai agent of development, bank adalah suatu

lembaga perantara yang dapat mendorong kemajuan pembangunan melalui

fasilitas kredit dan kemudahan-kemudahan pembayaran dan penarikan dalam

proses transaksi yang dilakukan oleh para pelaku ekonomi.

Page 38: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

38

Ade Arthesa (2006: 7) menyatakan bahwa bank merupakan perusahaan

yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu

berkaitan dalam bidang keuangan. Sehingga berbicara mengenai bank tidak

terlepas dari masalah keuangan.

Ktut Silvanita (2009: 14) menyatakan bahwa bank adalah anggota

lembaga keuangan yang paling dominan, mampu memobilisasi dana-

mengumpulkan dan mengalokasikan dana-dalam jumlah besar dibandingkan

anggota lembaga keuangan lainnya.

Taswan (2010: 6) menyatakan bahwa bank adalah sebuah lembaga atau

perusahaan yang aktivitasnya menghimpun dana berupa giro, deposito,

tabungan dan simpanan lain dari pihak yang kelebihan dana kemudian

menempatkannya kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana

melalui penjualan jasa keuangan yang pada gilirannya dapat meningkatkan

kesejahteraan rakyat banyak.

Ferry N. Idroes (2008: 15) menyatakan bahwa bank merupakan satu-

satunya lembaga keuangan depositori. Sebagai lembaga keuangan depositori,

bank memiliki izin untuk menghimpun dana secara langsung dari masyarakat

dalam bentuk simpanan yaitu berupa giro, deposito dan tabungan. Dana yang

diperoleh kemudian dapat dialokasikan ke dalam aktiva dalam bentuk

pemberian pinjaman dan investasi. Kekhususan kegiatan yang dilakukan oleh

bank inilah yang membedakan bank dengan lembaga keuangan lain. Di

samping kekhususan dalam menghimpun dana masyarakat atau dana pihak

Page 39: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

39

ketiga tersebut, bank diperbolehkan untuk menjalankan usaha yang sama

dengan lembaga keuangan lain.

Iskandar Putong (2000: 160) menyatakan bahwa bank adalah suatu

perusahaan yang mengelola dana masyarakat (lembaga yang dipercaya oleh

masyarakat untuk mengamankan uangnya) dengan memberikan imbalan

berupa bagi hasil ataupun bunga untuk setiap periode yang ditentukan. Akan

tetapi, pada kenyataan di zaman modern seperti sekarang ini, bank tidak

hanya mengelola dana masyarakat, melainkan juga melakukan aktivitas

bisnis, seperti sebagai lembaga transfer dana, pembuat uang giral, jasa

penitipan barang penting/uang dan sebagainya. Menurut pengertian yang

lebih mendalam, bank adalah lembaga pengelola kepercayaan artinya bank

hanya bisa bertahan dan sukses bila bisa dipercaya oleh masyarakat.

Ahmad Rodoni (2007: 21) menyatakan bahwa bank dapat didefinisikan

sebagai suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai perantara (financial

intermediary) untuk menyalurkan penawaran dan permintaaan kredit pada

waktu yang ditentukan.

Sedangkan menurut Prianto Pandin (2005: 10) bank merupakan suatu

badan usaha yang bertujuan memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas

pembayaran dan peredaran uang. Pemberian kredit dilakukan dengan modal

sendiri atau dengan dana pihak ketiga yang dimpan di bank maupun dengan

mengedarkan alat-alat pembayaran berupa uang giral.

Bank atau perbankan adalah salah satu lembaga keuangan di Indonesia.

Lembaga keuangan menurut SK Menkeu RI No. 792/1990 “Lembaga

Page 40: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

40

keuangan adalah semua badan yang memiliki kegiatan di bidang keuangan

berupa penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama

untuk membiayai investasi perusahaan” (Ade Arthesa, 2006: 7).

Pengertian bank menurut UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan

yang kemudian diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 adalah:

a. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk

kredit dan atau dalam bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

taraf hidup masyarakat banyak.

b. Bank umum adalah bank yang melakukan kegiatan usaha secara

konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam

kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

c. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha

secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam

kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Banks are financial institusions that borrow from people (take in

deposits) and use the money they borrow to make loans to other individuals.

Banks make a profit by charging a higher interest on the money they lend out

than they pay for the money they borrow. Individuals keep their money in

banks, accepting lower interest rates, because doing so is safer and more

convenient than the alternatives David C. Colander (2006: 282).

Dari pengertian tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa bank

merupakan lembaga keuangan depositori yang aktivitasnya menghimpun

Page 41: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

41

dana berupa giro, deposito, tabungan dan simpanan lain dari pihak yang

kelebihan dana kemudian menempatkannya kembali kepada masyarakat yang

membutuhkan dana melalui penjualan jasa-jasa keuangan yang pada

gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak.

2. Fungsi dan tujuan bank

Menurut UU No. 10 tahun 1998 tentang perbankan menjelaskan bahwa

fungsi perbankan Indonesia adalah menghimpun dana dan kemudian

menyalurkan dana tersebut ke masyarakat. Adapun tujuan bank adalah

menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan

pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah

peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.

Zainul Arifin (2006: 2) fungsi dasar bank adalah:

a. Menyediakan tempat untuk menitipkan uang dengan aman (safe keeping

function)

b. Menyediakan alat pembayaran untuk membeli barang dan jasa

(transaction function).

Ahmad Rodoni (2007: 21-22) dan Dahlan Siamat (2001: 88) fungsi

bank umum adalah sebagai berikut:

a. Menyediakan mekanisme alat pembayaran yang lebih efisien dalam

kegiatan ekonomi.

b. Mencipta uang.

c. Menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat.

d. Menawarkan jasa-jasa keuangan.

Page 42: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

42

Ade Arthesa (2006: 11-12) fungsi bank meliputi: dalam pasal 3 UU No.

10/1998 tentang perbankan menjelaskan bahwa fungsi perbankan Indonesia

adalah menghimpun dana dan kemudian menyalurkana dana itu ke

masyarakat. Fungsi tersebut dikenal sebagai intermediasi keuangan (financial

intermediasry). Maksud dari fungsi intermediasi (perantara) adalah bahwa

perbankan memberikan kemudahan untuk mengalirkan dana dari nasabah

yang memiliki kelebihan dana kepada nasabah yang memerlukan dana untuk

berbagai kepentingan. Posisi bank adalah sebagai perantara untuk menerima

dan memindahkan/menyalurkan dana antara kedua belah pihak itu tanpa

mereka saling mengenal satu sama lainnya. Fungsi perbankan lebih spesifik

dijelaskan sebagai berikut:

a. Fungsi Pembangunan (Development)

Tugas bank sebagai penghimpun dan penyalur dana sangat menunjang

pertumbuhan perekonomian negara. Jika sistem dan kelembagaan industri

perbankan baik, perbankan akan sangat bermanfaat bagi pembangunan

Indonesia. Pemerintah dan masyarakat membutuhkan dana yang disediakan

bank sebagai perantara untuk menggerakkan sektor riil. Pembangunan negara

akan berjalan baik apabila perbankan turut telibat dalam bentuk pembiayaan

yang diperlukan. Dengan demikian, proses penyaluran pembiayaan perbankan

harus dilakukan secara aktif, berhati-hati, dan didasarkan pada pengetahuan

atau informasi yang tepat mengenai sektor industri usaha tertentu yang

produktif.

Page 43: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

43

b. Fungsi Pelayanan (Services)

Pelayanan ini dasarnya adalah memberikan semua kegiatan keuangan

yang dibutuhkan dan diingkan oleh nasabah, sehingga nasabah memperoleh

kemudahan dalam melakukan kegiatan transaksi.

c. Fungsi Transmisi

Fungsi transmisi merupakan kegiatan perbankan yang berkaitan dengan

lalu lintas pembayaran dan peredaran uang dengan menciptakan instrumen

keuangan yang disebut dengan uang giral.

Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso (2006: 9) menyatakan bahwa

secara umum fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat

dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau

sebagai financial intermediary. Secara lebih spesifik bank dapat berfungsi

sebagai agent of trust, agent of developmentand agent of services.

a. Agent of trust

Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam

hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau

menitipkan dananya di bank apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan.

Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank,

uangnya dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut, dan pada saat yang

telah dijanjikan simpanan tersebut dapat ditarik kembali dari bank.

Pihak bank sendiri akan mampu menempatkan atau menyalurkan

dananya pada debitor atau masyarakat apabila dilandasi dengan kepercayaan

pula. Pihak bank percaya bahwa debitur tidak akan menyalahgunakan

Page 44: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

44

pinjamannya, debitur akan mengelola dana pinjaman dengan baik, debitur

akan mempunyai kemampuan untuk membayar pada saat jatuh tempo dan

debitur mempunyai niat baik untuk mengembalikan pinjaman beserta

kewajiban lainnya pada saat jatuh tempo.

b. Agent of development

Kegiatan perekonomian masyarakat di sektor moneter dan di sektor riil

tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut selalu berinteraksi dan saling

mempengaruhi. Sektor riil tidak akan dapat berkinerja dengan baik apabila

sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Kegiatan bank berupa

penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan bagi lancarnya

kegiatan perekonomian di sektor riil.

Kegiatan tersebut memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan

investasi, kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa,

mengingat bahwa kegiatan investasi-distribusi-konsumsi tidak dapat

dilepaskan dari adanya penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi-

distribusi-konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan

perekonomian suatu masyarakat.

c. Agent of services

Di samping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana,

bank juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada

masyarakat. Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan

perekonomian masyarakat secara umum. Jasa ini antara lain dapat berupa jasa

Page 45: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

45

pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberian jaminan bank dan

penyelesaian tagihan.

3. Jenis-Jenis Bank

Dalam praktik perbankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis

perbankan yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan. Di dalam Undang-

Undang Perbankan nomor 10 tahun 1998 yang menggantikan Undang-

Undang nomor 14 tahun 1967, terdapat beberapa perbedaan jenis perbankan

yang dapat dilihat dari segi fungsi, kepemilikan, status dan dari segi cara

menentukan harga Kasmir (2010: 34).

a. Dilihat dari segi fungsinya

Dalam Undang-Undang Pokok Perbankan nomor 14 tahun 1967 jenis

perbankan menurut fungsinya terdiri dari: Bank umum, Bank pembangunan,

Bank tabungan, Bank pasar, Bank desa, Lumbung desa, Bank pegawai, dan

bank jenis lainnya.

Berdasarkan Undang-Undang nomor 14 tahun 1967 yang dimaksud

dengan bank umum ialah bank yang dalam pengumpulan dananya terutama

menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito dan dalam usahanya

terutama memberikan kredit jangka pendek. Bank-bank umum terdiri dari

bank-bank umum pemerintah, bank-bank umum swasta, bank-bank umum

asing dan bank umum koperasi (Suyatno Thomas, 1999: 7).

Berdasarkan Undang-Undang nomor 14 tahun 1967 yang dimaksud

dengan bank pembangunan adalah bank yang dalam pengumpulan dananya

terutama menerima simpanan dalam bentuk deposito dan/atau mengeluarkan

Page 46: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

46

kertas berharga jangka menengah dan panjang di bidang pembangunan.

Bank-bank pembangunan terdiri dari atas bank pembangunan pemerintah,

bank-bank pembangunan daerah dan bank pembangunan swasta (Suyatno

Thomas, 1999: 10-11).

Berdasarkan Undang-Undang nomor 14 tahun 1967 yang dimaksud

dengan bank tabungan ialah bank yang dalam pengumpulan dananya terutama

menerima simpanan dalam bentuk tabungan dan dalam usahanya terutama

memperbungakan dananya dalam kertas berharga. Bank-bank tabungan

terdiri atas bank tabungan negara dan bank-bank tabungan swasta (Suyatno

Thomas, 1999:11).

Namun setelah keluar Undang-Undang Pokok Perbankan nomor 7 tahun

1992 dan ditegaskan lagi dengan keluarnya Undang-Undang RI nomor 10

tahun 1998, jenis perbankan menjadi bank umum dan bank perkreditan rakyat

(BPR). Bank pembangunan dan bank tabungan berubah fungsi menjadi bank

umum, sedangkan bank desa, bank pasar, lumbung desa dan bank pegawai

menjadi bank perkreditan rakyat (BPR).

b. Dilihat dari segi kepemilikannya

Kepemilikan ini dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham

yang dimiliki bank yang bersangkutan. Jenis bank dapat dilihat dari segi

kepemilikannya adalah sebagai berikut:

Page 47: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

47

1) Bank Milik Pemerintah

Merupakan bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya

dimiliki oleh pemerintah, yang termasuk dalam bank pemerintah adalah

bank BUMN dan bank-bank yang dimiliki oleh pemerintah daerah.

2) Bank Milik Swasta Nasional

Bank swasta nasional adalah bank yang berbadan hukum Indonesia,

yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Warga Negara

Indonesia dan atau badan hukum Indonesia.

3) Bank Milik Asing

Bank asing merupakan kantor cabang dari suatu bank di luar

Indonesia, yang saat ini hanya diperkenankan beroperasi di Jakarta dan

membuka kantor cabang pembantu di beberapa ibukota provinsi selain

Jakarta.

4) Bank Milik Campuran

Bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan

pihak swasta nasional dimana kepemilikan sahamnya secara mayoritas

dipegang oleh Warga Negara Indonesia. Istilah bank campuran sejak

Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 sudah ditiadakan karena pada

prinsipnya bank swasta nasional dapat dimiliki oleh pihak asing,

sehingga penggunaan istilah bank campuran sudah tidak relevan lagi.

Penghapusan istilah tersebut sekaligus menghilangkan perlakuaan

diskriminatif yang dilakukan otoritas moneter antara pihak bank nasional

dan bank campuran selama ini.

Page 48: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

48

c. Dilihat dari segi statusnya

Pembagian jenis bank dari segi status merupakan pembagian berdasarkan

kedudukan atau status yang menunjukkan ukuran kemampuan bank dalam

melayani masyarakat dari segi jumlah produk, modal maupun kualitas

pelayanannya.

1. Bank Devisa

Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri

atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan,

misalnya transfer ke luar negeri, inkaso ke luar negri, travelers cheque

dan transaksi luar negeri lainnya.

2. Bank Non Devisa

Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan

transaksi sebagai bank devisa, jadi transaksi yang dilakukan masih dalam

batas-batas suatu negara

d. Dilihat dari segi cara menentukan harga

Ditinjau dari segi cara menentukan harganya, bank dapat dibedakan

menjadi:

1. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional

Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia dewasa ini adalah

bank yang berorientasi pada prinsip konvensionel. Hal ini tidak terlepas

dari sejarah bangsa Indonesia dimana asal mula bank di Indonesia

dibawa oleh kolonial belanda.

Page 49: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

49

Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para

nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional menggunakan

dua metode yakni menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk

simpanan seperti giro, deposito maupun tabungan. Demikian pula harga

untuk produk pinjamannya (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat

suku bunga tertentu. Sedangkan untuk jasa-jasa bank lainnya pihak barat

menggunakan atau menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau

persentase tertentu. Sisitem pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah

fee based.

2. Bank yang berdasarkan prinsip syariah

Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah dalam penentuan harga

produknya sangat berbeda dengan bank berdasarkan prinsip

konvensional. Bank prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan

hukum islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau

pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya. Sedangkan

penentuan biaya-biaya jasa bank lainnya bagi bank yang berdasarkan

prinsip syariah juga menentukan biaya sesuai syariah islam. Sumber

penentuan harga atau pelaksanaan kegiatan bank prinsip syariah dasar

hukumnya adalah alquran dan sunnah rasul. Bank berdasarkan prisip

syariah mengharamkan penggunaan harga produknya dengan bunga

tertentu. Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah bunga adalah riba.

Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso (2006: 93) membagi jenis bank

menurut target pasar. Sebagian bank memfokuskan pelayanan dan

Page 50: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

50

transaksinya pada jenis-jenis nasabah tertentu. Dengan pemfokusan ini

diharapkan bank-bank tersebut dapat lebih menguasai karakteristik

nasabahnya sehingga kegiatan usahanya dapat dilaksanakan dengan lebih

efisien dan menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi.

Secara umum, jenis bank atas dasar target pasarnya dapat digolongkan

menjadi tiga.

a. Retail Bank

Bank jenis ini memfokuskan pelayanan dan transaksi kepada nasabah-

nasabah retail. Pengertian ritail disini adalah nasabah-nasabah individual,

perusahaan dan lembaga lain yang skala nya kecil. Meskipun pengertian dari

kata “kecil atau ritail” adalah relatif, namun biasanya apabila ditinjau dari

jasa kredit yang diberikan. Nasabah debitur yang dilayani adalah yang

memerlukan fasilitas kredit tidak lebih besar daripada Rp 20 miliar. Angka

tersebut bukan merupakan angka standar atau baku tapi setidaknya dapat

memberikan gambaran tentang kelompok nasabah yang dilayani oleh bank

jenis ini.

b. Corporate Bank

Bank jenis ini memfokuskan pelayanan dan transaksi kepada nasabah-

nasabah yang berskala besar. Mengingat nasabah yang berskala besar ini

biasanya berbentuk suatu koperasi, maka bank kelompok ini disebut

corporate bank. Meskipun namanya bank korporat tidak berarti seluruh

nasabahnya berbentuk suatu perusahaan.

Page 51: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

51

Pelayanan dan transaksi yang diberikan kepada suatu perusahaan sering

kali membawa konsekuensi berupa pelayanan yang harus diberikan juga

kepada karyawan, direksi dan komisaris dari perusahaan tersebut secara

individual. Pelayanan yang diberikan secara perorangan disini diarahkan

untuk menjalin kerja sama yang lebih baik dengan nasbah-nasabah korporasi.

c. Retail-Corporate Bank

Disamping kedua jenis bank di atas, terdapat juga bank yang tidak

memfokuskan pada kedua pilihan jenis nasabah tersebut. Bank jenis ini

memberikan pelayanannya tidak hanya kepada nasabah ritail tetapi juga

kepada nasabah korporasi. Penyebab munculnya bank jenis ini tidaklah

seragam. Ada bank yang sejak awal sudah menentukan untuk menjadi bank

yang melayani baik nasabah ritail maupun korporasi. Bank jenis ini

memandang bahwa potensi baik pasar ritail dan korporasi harus dimanfaatkan

untuk mengoptimalkan keuntungan maksimal, meskipun terdapat

kemungkinan penurunan efisiensi.

Ada juga bank yang semula memfokuskan pada nasabah korporasi, tapi

kemudian juga memberikan pelayanan keoada nasabah ritail atau sebaliknya

karena berbagai alasan. Hal tersebut bisa terjadi karena manajemen

memandang telah terjadi perubahan kondisi pasar atau karena terjadi

pergantian manajemen sehingga terjadi perubahan strategi pemasaran. Hal

tersebut bisa juga terjadi karena adanya program pemerintah yang

menghendaki agar bank-bank tertentu melaksanakan program pemerintah

tertentu.

Page 52: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

52

4. Sumber Dana Bank

Pada umumnya motivasi utama orang menitipkan dana pada bank

adalah untuk keamanan dana mereka dan memperoleh keleluasan untuk

menarik kembali dananya sewaktu-waktu. Sebagai lembaga keuangan dana

merupakan persoalan utama bank, tanpa dana bank tidak dapat berbuat apa-

apa artinya tidak berfungsi sama sekali. Aktifitas perbankan yang pertama

adalah menghimpun dana dari masyarakat luas yang dikenal dengan istilah di

dunia perbankan adalah kegiatan funding. Pengertian menghimpun dana

maksudnya adalah mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli

dari masyarakat luas. Pembelian dana dari masyarakat ini dilakukan oleh

bank dengan cara memasang berbagai strategi agar masyarakat mau

menanamkan dananya dalam bentuk simpanan. Jenis simpanan yang dapat

dipilih oleh masyarakat adalah seperti giro, tabungan, sertifikat deposito dan

deposito berjangka (Kasmir, 2005: 24).

Faisal afiff (1996: 153) menyatakan bahwa dana bank adalah uang tunai

yang dimiliki bank ataupun aktiva lancar yang dikuasai bank dan setiap

waktu dapat diuangkan. Sedangkan menurut Kasmir (2008: 65) Sumber dana

bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari masyarakat. Untuk

membiayai operasinya, dana dapat diperoleh dari modal sendiri yaitu dengan

mengeluarkan atau menjual saham. Kebutuhan dana untuk kegiatan utama

bank diperoleh dalam berbagai simpanan, sedangkan jika kebutuhan dana

digunakan untuk investasi baru atau perluasan usaha maka diperoleh dari

modal sendiri.

Page 53: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

53

Secara garis besar sumber dana diperoleh dari:

a. Dana Pihak Pertama (dari bank itu sendiri)

Dana pihak pertama adalah dana yang diperoleh bank dari internal bank

itu sendiri (struktur modal bank). Biasanya berasal dari para pemegang saham

(Dahlan Siamat, 2005: 11).

Lukman Dendawijaya (2003: 54) menyatakan bahwa sumber dana pihak

pertama bank terdiri dari: Modal inti (core capital) adalah dana modal

sendiri, yaitu dana yang berasal dari para pemegang saham bank, yakni

pemilik bank.

Pada umumnya dana modal inti terdiri dari :

1) Modal yang disetor oleh para pemegang saham, sumber utama dari

perusahaan adalah saham. Sumber dana ini hanya akan timbul apabila

pemilik menyertakan dananya pada bank melalui pembelian saham dan

untuk penambahan dana berikutnya dapat dilakukan oleh bank dengan

mengeluarkan dan menjual tambahan saham baru.

2) Cadangan, yaitu sebagian laba bank yang tidak dibagi yang disisihkan

untuk menutup timbulnya risiko kerugian dikemudian hari.

3) Laba ditahan, yaitu sebagian laba yang seharusnya dibagikan kepada para

pemegang saham, tetapi para pemegang saham sendiri (melalui Rapat

Umum Pemegang Saham) diputuskan untuk ditanamkan kembali dalam

bank.

Page 54: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

54

b. Dana Pihak Kedua (dari pihak luar)

Sumber dana ini merupakan tambahan jika bank mengalami kesulitan

dalam pencarian sumber dana pertama. Pencarian dari sumber dana ini

relative lebih mahal dan sifatnya hanya sementara waktu.

Dahlan Siamat (2005: 116) menyatakan bahwa sumber dana pihak kedua

adalah dana bank yang diperoleh dari pinjaman eksternal pihak bank atau

pinjaman bank. Sedangkan menurut Kasmir (2008: 68) bahwa perolehan dana

dari sumber ini antara lain dapat diperoleh dari:

1) Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) merupakan kredit yang

diberikan Bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami kesulitan

likuiditasnya. Kredit likuiditas ini juga diberikan kepada pembiayaan

sektor-sektor usaha tertentu.

2) Pinjaman antar bank (call money). Biasanya pinjaman ini diberikan

kepada bank-bank yang mengalami kalah kliring di dalam lembaga

kliring dan tidak mampu untuk membayar kekalahannya. Pinjaman ini

bersifat jangka pendek dengan bunga yang relatif tinggi jika

dibandingkan dengan pinjaman lainnya.

3) Pinjaman dari bank-bank luar negri. Merupakan pinjaman yang diperoleh

bank oleh perbankan dari pihak luar negri.

4) Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) dalam hal ini pihak perbankan

menerbitkan SBPU kemudian diperjualbelikan kepada pihak yang

berminat, baik perusahaan keuangan maupun non keuangan. SBPU

Page 55: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

55

diterbitkan dan ditawarkan dengan tingkat suku bunga sehingga

masyarakat tertarik untuk membelinya.

c. Dana Pihak Ketiga (dari masyarakat luas)

Sumber dana ini merupakan sunber dana terpenting bagi kegiatan operasi

bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai

operasi dari sumber dana ini. Pencarian dana dari sumber ini relatif paling

mudah jika dibandingkan dengan sumber lainnya dan pencarian dana dari

sumber ini paling dominan asal dapat memberikan bunga dan fasilitas

menarik lainnya maka menarik dana dari sumber ini tidak terlalu sulit.

Ade Arthesa (2006: 63) sumber dana bank yang diperoleh dari

masyarakat yang umumnya berupa giro deposito dan tabungan. Selain itu

terdapat pula sumber dana lain yang sifatnya tidak langsung atau berupa

pengendapan dana bank yang didapatkan melalui pemberian jasa bank berupa

setoran jaminan dan dana transfer.

Dana pihak ketiga adalah dana yang memiliki bank secara tidak

permanen. Dana tersebut sewaktu-waktu dapat ditarik kembali berdasarkan

data empiris selama ini, dana yang berasal dari pemilik bank itu sendiri

ditambah dengan cadangan modal yang berasal dari akumulasi keuntungan

yang ditanamkan kembali pada bank baru mencapai 7 % dari total aktiva 8%

(Zainul Arifin, 2006: 50).

Sri Susilo (2000: 61) menyatakan bahwa pada dasarnya dana pihak

ketiga adalah dana yang diperoleh bank dari masyarakat. Dana tersebut dapat

Page 56: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

56

berupa giro, tabungan ataupun deposito yang berasal dari nasabah perorangan

atau badan hukum.

Sedangkan menurut Slamet Riyadi (2006: 79) mendefinisikan sumber

dana pihak ketiga sebagai dana yang berasal dari masyarakat biasa. Bentuk-

bentuk dana pihak ketiga antara lain:

1) Simpanan Giro

Menurut UU Perbankan No. 10 tahun 1998 simpanan giro adalah

simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan

menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau

dengan cara pemindah bukuan.

Pengertian dapat ditarik setiap saat, maksudnya bahwa uang yang sudah

disimpan di rekening giro tersebut dapat ditarik berkali-kali dalam sehari,

dengan catatan dana yang tersedia masih mencukupi. Kemudian juga harus

memenuhi persyaratan lain yang ditetapkan oleh bank yang bersangkutan.

Richard G. Lipsey (1993: 186) yang dimaksud dengan giro (demand

deposit) adalah jenis deposito yang bisa diambil sewaktu-waktu oleh nasabah

(misalnya, tanpa pemberitahuan apa pun untuk menariknya). Jenis giro ini

bisa ditransfer dengan cek. Cek ini menginstruksikan kepada bank untuk

segera membayar sejumlah uang kepada seseorang yang namanya tertulis

didalamnya. Meskipun bank sekarang ini memberikan bunga atas deposito

giro, tetapi di Amerika hal ini sebenarnya dilarang sampai dengan

pertengahan tahun 1980-an.

Page 57: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

57

Sedangkan pengertian penarikannya adalah diambil uang dari rekening

giro sehingga menyebabkan giro tersebut berkurang yang ditarik secara tunai

maupun ditarik secara non tunai (pemindah bukuan). Penarikan secara tunai

adalah dengan menggunakan cek dan penarikan non tunai adalah dengan

menggunakan bilyet giro (Kasmir, 2010: 70).

Taswan (2010: 177) menyatakan bahwa giro merupakan simpanan

masyarakat pada bank yang penarikannya dapat dilakukan dengan

menggunakan cek, surat perintah bayar yang lain, bilyet giro atau surat

pemindahbukuan yang lain. Giro dapat ditarik setiap saat sehingga giro

dikelompokkan sebagai sumber dana jangka pendek. Bank cenderung

memberikan jasa giro relatif lebih rendah dibandingkan dengan sumber dana

lainnya seperti tabungan dan deposito. Hal ini dapat dipahami karena semakin

berjangka waktu pendek dan semakin mudah ditarik sewaktu-waktu maka

semakin tidak produktif dana itu sehingga bank memberikan harga yang

relatif rendah. Penetapan bunga atau jasa giro merupakan otoritas bank-bank

yang bersangkutan.

Sedangkan menurut Ismail (2010: 24) simpanan giro disebut juga dengan

demand deposit, current account, checking account, merupakan simpanan

yang dapat ditarik setiap saat dengan menggunakan sarana penarikan berupa

cek dan bilyet giro serta sarana penarikan lainnya yang dipersamakan dengan

itu.

Sri Susilo (2000: 61) menyatakan bahwa rekening giro atau checking

account adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat

Page 58: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

58

dengan menerbitkan cek untuk penarikan tunai atau bilyet giro untuk

pemindahbukuan, sedangkan cek atau bilyet giro ini oleh pemiliknya dapat

digunakan sebagai alat pembayaran. Untuk itu, pemegang rekening giro

memperoleh buku cek dan bilyet giro.

Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso (2006: 97) menyatakan bahwa

rekenig giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat

dengan menerbitkan cek untuk penarikan tunai atau bilyet giro untuk

pemindahbukuan, sedangkan cek atau bilyet giro ini oleh pemiliknya dapat

digunakan sebagai alat pembayaran. Karena sifat penarikannya yang dapat

dilakukan setiap saat tersebut, maka sumber dana dari rekening giro ini

merupakan sumber dana jangka pendek yang jumlahnya relatif lebih dinamis

atau berfluktuasi dari waktu ke waktu.

Bagi nasabah pemegang rekenig giro, sifat penarikan tersebut sangat

membantu dalam membiayai kegiatan nasabah secar lebih efisien. Nasabah

dapat melakukan pembayaran sewaktu-waktu tanpa harus beresiko

mengunakan uang tunai dalam jumlah besar, tanpa harus datang langsung ke

bank dan tanpa harus menunggu suatu tanggal jatuh tempo tertentu.

Rimsky K. Judisseno (2005: 151) menyatakan bahwa salah satu dana

masyarakat-perorangan maupun badan-yang disimpan dan merupakan sumber

dana eksternal bank adalah giro. Simpanan jenis ini penarikan dananya dapat

dilakukan pada jam dan hari kerja dengan menggunakan cek, bilyat giro dan

sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan pemindahbukuan.

Page 59: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

59

Sedangkan menurut Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (2011) giro

adalah simpanan pada bank umum (saat ini BPR belum dapat menghimpun

dana dalam bentuk giro) dalam rupiah milik pihak ketiga bukan bank, yang

penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat

perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.

2) Simpanan Tabungan

Menurut UU Perbankan No. 10 tahun 1998 simpanan tabungan adalah

simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat

tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan

atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.

Syarat-syarat penarikan tertentu maksudnya adalah sesuai dengan

perjanjian yang telah dibuat antara bank dengan si penabung. Sebagai contoh

dalam hal frekuensi penarikan, apakah 2 kali seminggu atau setiap hari atau

mungkin setiap saat. Yang jelas haruslah sesuai dengan perjanjian

sebelumnya. Kemudian adalah hal sarana atau alat penarikan tergantung

dengan perjanjian antara keduanya yaitu bank dan penabung (Kasmir, 2010:

84).

3) Simpanan Deposito

Menurut UU Perbankan No. 10 tahun 1998 simpanan deposito adalah

simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu

berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.

Simpanan deposito merupakan simpanan jenis ketiga yang dikeluarkan

oleh bank. Berbeda dengan dua jenis simpanan sebelumnya di mana

Page 60: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

60

simpanan deposito memiliki jangka waktu yang relatif lebih panjang dan

frekuensi penarikan yang juga jarang, Penarikan hanya dapat dilakukan pada

waktu tertentu (Kasmir, 2010: 85).

Slamet Riyadi (2006: 80) menyatakan bahwa salah satu sumber dana

pihak ketiga adalah Deposito. Deposito adalah simpanan yang penarikannya

dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah

penyimpanan dengan bank. Dengan demikian pada hakekatnya jenis

simpanan ini tidak dapat dicairkan sebelum jatuh tempo.

Sedangkan menurut Taswan (2010: 181) deposito merupakan simpanan

masyarakat atau pihak ketiga yang penarikannya dapat dilakukan pada waktu

tertentu menurut perjanjian antara deposan dengan bank yang bersangkutan.

Jangka waktu deposito umumnya terdiri dari 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12

bulan, 18 bulan dan 24 bulan. Deposito berjangka tidak bisa diperdagangkan

namun bisa digunakan sebagai jaminan kredit.

Ismail (2010: 26) menyatakan bahwa deposito merupakan jenis simpanan

yang penarikannya sesuai dengan jangka waktu yang telah diperjanjikan

antara bank dan nasabah. Jenis simpanan ini merupakan simpanan yang

terdapat jangka waktu dalam penarikannya, sehingga dapat dikatakan sebagai

dana semi stabil.

Simpanan deposito akan mengendap di bank selama jangka waktu

tertentu sesuai dengan perjanjian antara bank dan pemilik deposito. Pemilik

deposito hanya dapat menarik dananya apabila depositonya telah jatuh tempo.

Page 61: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

61

C. Tabungan

1. Pengertian

Seperti yang telah dijelaskan diatas simpanan tabungan adalah

simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat

tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan

atau alat lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu.

Pengertian penarikan hanya dapat dapat dilakukan menurut syarat-

syarat tertentu yang disepakati maksudnya adalah untuk menarik uang yang

disimpan direkening tabungan antar satu bank dengan bank lainnya berbeda,

tergantung dari bank yang mengeluarkannya. Hal ini sesuai dengan perjanjian

yang telah dibuat antara bank dengan nasabah, apabila nasabah menyimpan

uang di bank maka nasabah tersebut secara otomatis menyetujui perjanjian

tersebut.

Berbeda dengan giro yang dapat digunakan oleh para pengusaha atau

para pedagang untuk melakukan transaksi, tabungan lebih ditujukan untuk

maksud berjaga-jaga atau keamanan dana oleh masyarakat luas. Selain itu

bila dibandingkan dengan giro atau deposito, peranan tabungan dalam

komposisi sumber dana perbankan relatif lebih kecil. Tingkat fluktuasi dana

tabungan ini dianggap sangat kecil dan tidak selabil dana yang bersumber dari

giro (Intan, 2006: 30).

Simurangkir (2004: 11) menyatakan bahwa tabungan adalah simpanan

pihak ketiga kepada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut

syarat-syarat yang ditentukan antara bank dan nasabah.

Page 62: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

62

Sedangkan menurut Kunarjo (2003: 320) tabungan adalah jumlah yang

disisihkan seorang individu dari pendapatannya untuk tujuan investasi. Atau

menurut teori ekonomi, pendapatan yang tidak dikonsumsi. Biasanya,

semakin tinggi pertumbuhan ekonomi dan semakin makmur suatu negara,

semakin tinggi pula tingkat tabungan masyarakatnya.

Sadono Sukirno (2004: 103) menyatakan bahwa tabungan merupakan

pendapatan rumah tangga yang disimpan dilembaga keuangan dan tidak

digunakan untuk membeli barang.

Sedangkan menurut Taswan (2010: 178) tabungan merupakan

simpanan masyarakat atau pihak lain yang penarikannya hanya dapat

dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang telah disepakati tetapi tidak

bisa ditarik dengan menggunakan cek, bilyet giro atau yang dipersamakan

dengan itu. Syarat-syarat tertentu misalnya harus ditarik secara tunai,

penarikan hanya dalam kelipatan nominal tertentu, jumlah penarikan tidak

boleh melebihi saldo nonimal tertentu.

Ismail (2010: 25) menyatakan bahwa tabungan merupakan simpanan

dana pihak ketiga yang dapat ditarik sesuai perjanjian antara bank dan

nasabah pemegang rekening tabungan. Tabungan meskipun merupakan dana

simpanan yang dapat ditarik setiap saat, akan tetapi pengendapannya relatif

lebih satbil dibanding dana yang berasal dari giro.

Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan

dengan syarat tertentu yang telah disepakati, dan tidak menggunakan cek atau

bilyet giro atau alat lain yang dapat dipersamakan oleh hal itu. Cara penarikan

Page 63: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

63

rekening tabungan ini biasanya menggunakan cash card atau kartu ATM, dan

debt card (Sri Susilo, 2000: 64).

Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso (2006: 98) menambahkan

tabungan dapat ditarik dengan cara-cara dan dalam waktu yang relatif lebih

fleksibel dibandingkan dengan deposito berjangka, namun masih kalah

fleksibel apabila dibandingkan dengan rekening giro. Sebagai

konsekuensinya, besarnya bunga yang diberikan atas saldo tabungan ini pun

berada di tengah-tengah antara giro dan deposito. Ditinjau dari sisi bank,

penghimpunan dana melalui tabungan termasuk lebih murah daripada depsito

tapi lebih mahal dibandingkan giro.

Jeffrey Edmund Curry (2001: 60) mendefinisikan bahwa tabungan

adalah porsi pendapatan yang tidak dihabiskan untuk konsumsi. Tabungan

juga merupakan suatu cara untuk memperoleh, menahan dan memperluas

aset.

In general, the saving of an economic unit-whether a household, a

business, a university, or a nation-may be defined as its current income minus

its spending on current needs. For exemple, if cinsuelo earns $300 per week,

spends $280 weekly on living expenses such as rent, food, clothes and

entertainment, and deposits the remaining $20 in the bank, her saving is $20

per week. The saving rate of any economy unit is its saving divided by its

income. Since consuelo saves $20 of her weekly income of $300, her saving

rate is $20/$300, or 6.7 percent (Robert H. Frank dan Ben S. Bernanke,

2004: 232).

Page 64: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

64

Menurutnya Secara umum, tabungan bagian unit ekonomi-apakah

rumah tangga, bisnis, universitas, atau negara-dapat didefinisikan sebagai

pendapatan saat ini dikurangi pengeluaran pada kebutuhan saat ini. Misalnya,

jika cinsuelo mendapatkan $300 per minggu, menghabiskan $280 mingguan

pada biaya hidup seperti sewa, makanan, pakaian dan hiburan, dan sisa

depositonya $20 di bank, tabungan nya adalah $20 per minggu. Tingkat

tabungan dari setiap unit ekonomi adalah tabungan dibagi dengan

pendapatan. Sejak consuelo menabung $20 dari pendapatan mingguan sebesar

$300, tingkat tabungannya adalah $20/$ 300, atau 6,7 persen.

Sedangkan menurut Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (2011)

tabungan adalah simpanan pada bank umum dan BPR dalam rupiah milik

pihak ketiga, yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat

tertentu yang disepakati tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang

dapat dipersamakan dengan itu.

Wikipedia bahasa Indonesia menyatakan bahwa tabungan adalah

simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu

yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan /atau

alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.

2. Penentu tabungan

a. Teori Klasik

Menurut teori klasik tabungan merupakan fungsi dari suku bunga, bahwa

semakin tinggi tingkat bunga akan semakin tinggi pula keinginan masyarakat

untuk menabung. Artinya pada tingkat bunga yang lebih tinggi masyarakat

Page 65: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

65

akan lebih terdorong untuk mengorbankan konsumsi guna menambah

tabungan. Investasi juga tergantung atau merupakan fungsi dari tingkat

bunga, semakin tinggi tingkat bunga keinginan untuk melakukan investasi

juga semakin kecil. Alasannya, seorang pengusaha akan menambah

pengeluaran investasinya apabila keuntungan yang diharapkan dari investasi

lebih besar dari tingkat bunga yang harus dia bayar. Semakin rendah tingkat

bunga, pengusaha akan lebih terdorong untuk melakukan investasi, sebab

biaya pengguna dana (cost of capital) juga semakin kecil (Sekti Wibowo

Listyoadi, 2005).

b. Teori Keynes

Dalam teori keynesian berpendapat bahwa tingkat bunga tidaklah

ditentukan oleh interaksi tabungan dan oleh investasi di pasar modal, akan

tetapi tingkat bunga merupakan fenomena moneter, artinya tingkat bunga

ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang di pasar uang. Uang akan

mempengaruhi kegiatan ekonomi (pendapatan domestik) sepanjang uang itu

mempengaruhi tingkat bunga. Perubahan tingkat bunga selanjutnya akan

mempengaruhi keinginan untuk berinvestasi sektor perusahaan karena

investasi sendiri sangat sensitif terhadap tingkat bunga. Tabungan sendiri

menurut mereka tidaklah ditentukan oleh tingkat bunga, namun lebih

ditentukan oleh tingkat pendapatan, semakin tinggi tingkat pendapatan akan

semakin tinggi pula tabungan yang dilakukan sektor rumah tangga (Vanieris

dalam Sekti Wibowo Listyoadi, 2005).

Page 66: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

66

3. Penentu-penentu lainnya

Sadono sukirno (2004: 119-121) menjelaskan ada faktor-faktor lain

yang menentukan tabungan selain dari pandangan Keynes dan Klasik diatas

diantaranya:

a. Kekayaan yang telah terkumpul

Sebagai akibat dari mendapat harta warisan atau tabungan yang banyak

sebagai akibat usaha dimasa lalu, maka seseorang berhasil mempunyai

kekayaan yang mencukupi. Dalam keadaan seperti itu ia sudah tidak

terdorong lagi untuk menabung lebih banyak. Maka lebih besar bagian dari

pendapatannya yang digunakan untuk konsumsi dimasa sekarang.

Sebaliknya, untuk orang yang tidak memperoleh warisan atau kekayaan;

mereka akan lebih bertekad untuk menabung. Untuk memperoleh kekayaan

yang lebih banyak dimasa yang akan datang atau untuk memenuhi kebutuhan

masa depan keluarganya seperti membeli rumah, membiayai pendidikan anak

atau membuat tabungan untuk persiapan di hari tua.

b. Sikap berhemat

Berbagai masyarakat mempunyai sikap yang berbeda dalam menabung

dan berbelanja. Ada masyarakat yang tidak suka berbelanja berlebih-lebihan

dan lebih mementingkan tabungan. Dalam masyarakat seperti itu APC dan

MPCnya adalah lebih rendah. Tetapi ada pula masyarakat yang mempunyai

kecendrungan menkonsumsi yang tinggi yang berarti APC dan MPCnya

adalah tinggi.

Page 67: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

67

c. Keadaan perekonomian

Dalam perekonomian yang tumbuh dengan teguh dan tidak banyak

pengangguran, masyarakat berkecendrungan melakukan pengeluaran yang

lebih aktif. Mereka mempunyai kecendrungan berbelanja lebih banyak pada

masa kini dan kurang menabung. Tetapi dalam keadaan kegiatan

perekonomian yang lambat perkembangannya, tingkat pengangguran

menunjukkan tendensi meningkat dan sikap masyarakat dalam menggunakan

uang dan pendapatannya menjadi makin berhati-hati.

d. Distribusi pendapatan

Dalam masyarakat yang distribusi pendapatannya tidak merata, lebih

banyak tabungan akan dapat diperoleh. Dalam masyarakat yang demikian (i)

sebagian besar pendapatan nasional dinikmati oleh segolongan kecil

penduduk yang sangat kaya dan (ii) golongan masyarakat ini mempunyai

kecendrungan menabung yang tinggi, maka mereka dapat menciptakan

tabungan yang banyak.

Segolongan besar penduduk mempunyai pendapatan yang hanya cukup

membiayai konsumsinya dan tabungannya adalah kecil. Dalam masyarakat

yang distribusi pendapatannya lebih seimbang, tingkat tabungannya relatif

sedikit karena mereka mempunyai kecondongan menkonsumsi yang tinggi.

e. Tersedia tidaknya dana pensiun yang mencukupi

Program dana pensiun dijalankan di berbagai negara, ada negara yang

memberikan pensiun yang cukup tinggi kepada golongan penduduknya yang

telah tua. Apabila pendapatan dari pensiun besar jumlahnya, para pekerja

Page 68: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

68

tidak terdorong untuk melakukan tabungan yang banyak pada masa bekerja

dan ini menaikkan tingkat konsumsi.

Sebaliknya, apabila pendapatan pensiun sebagai jaminan hidup di hari

tua sangat tidak mencukupi, masyarakat cenderung akan menabung lebih

banyak ketika mereka bekerja.

D. Pendapatan Perkapita

Tujuan akhir pembangunan dan kebijakan yang ingin dicapai oleh suatu

negara adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat. Secara sederhana

kebijaksanaan tersebut bertujuan meningkatkan pendapatan masyarakat,

dalam istilah ilmu ekonomi disebut sebagai pendapatan nasional.

Kesejahteraan masyarakat dapat pula diukur dengan cara membagi

pendapatan nasional dengan jumlah penduduk yang ada. Hasil bagi ini

disebut sebagai pendapatan perkapita atau pendapatan tiap orang. Semakin

tinggi pendapatan perkapita sebuah negara tertentu semakin tinggi pula

kesejahteraan masyarakatnya dan sebaliknya (Amra Ausri, 2007: 41).

Sadono Sukirno (2004: 28) menyatakan bahwa pendapatan nasional

adalah nilai barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan sesuatu negara

dalam suatu tahun tertentu. Pendapatan nasional pada harga berlaku adalah

pendapatan negara yang dihitung menurut harga-harga pada tahun yang

produksi nasionalnya dihitung.

Sedangkan pendapatan perkapita adalah pendapatan rata-rata penduduk

suatu negara pada suatu periode tertentu, yang biasanya satu tahun.

Page 69: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

69

Pendapatan perkapita bisa juga diartikan sebagai jumlah dari nilai barang dan

jasa rata-rata yang tersedia bagi penduduk suatu negara pada suatu periode

tertentu. Pendapatan per kapita diperoleh dari pendapatan nasional pada tahun

tertentu dibagi dengan jumlah penduduk suatu negara pada tahun tersebut

(Sadono Sukirno, 2004: 423).

Pendapatan nasional riil atau menurut harga tetap adalah pendapatan

nasional yang dihitung pada harga-harga di sesuatu tahun tertentu yang

berbeda dengan tahun dimana produksi nasionalnya dihitung. Pendapatan

nasional potensial adalah pendapatan nasional yang diciptakan apabila

perekonomian mencapai tingkat kesempatan kerja penuh. Manakala

pendapatan nasional sebenarnya adalah nilai produk nasional yang

sebenarnya diwujudkan oleh kegiatan ekonomi pada suatu tahun tertentu.

Produk nasional atau pendapatan nasional adalah istilah yang

menerangkan tentang nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan

sesuatu negara dalam suatu tahun tertentu. Dalam konsep yang lebih spesifik

pengertian produk nasional atau pendapatan nasional dibedakan kepada dua

pengertian: Produk Nasional Bruto (PNB) dan Produk Domestik Bruto

(PDB). Produk nasional yang diwujudkan oleh faktor-faktor produksi milik

warga negara sesuatu negara dinamakan Produk Nasional Bruto, sedangkan

Produk Domestik Bruto adalah produk nasional yang diwujudkan oleh faktor-

faktor produksi di dalam negeri (milik warga negara dan orang asing).

Purbayu Budi Santoso dan Muliawan Hamdani (2007: 68) menyatakan

bahwa ukuran kesejahteraan penduduk suatu negara biasanya juga didasarkan

Page 70: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

atas besarnya jumlah pendapa

bentuk rata-rata yang diperoleh dari pembagian jumlah produk nasional bruto

oleh jumlah keseluruhan penduduk. Semakin besar nilai pendapatan

perkapita, diasumsikan bahwa anggota masyarakat suatu negara makin

sejahtera dan pembangunan perekonomian dinilai makin berhasil.

Pendapatan perkapita adalah besarnya pendapatan rat

suatu negara. Pendapatan perkapita didapatkan dari hasil pembagian

pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah penduduk ne

pendapatan perkapita sering digunakan sebagai tolak

tingkat pembangunan sebuah negara, semakin

semakin makmur negara tersebut (

Sadono Sukirno (2004: 424) menyatakan bahwa salah s

dari pendapatan nasional yang selalu dilakukan perhitungannya adalah

pendapatan perkapita yaitu pendapatan rata

pada suatu masa tertentu. Nilainya diperoleh dengan membagi nilai Produk

Domestik Bruto atau Produk Na

dengan jumlah penduduk pada tahun tersebut. Dengan demikian pendapatan

perkapita dapat dihitung dengan menggunakan salah satu formula berikut:

atas besarnya jumlah pendapatan perkapita. Pendapatan perkapita merupakan

rata yang diperoleh dari pembagian jumlah produk nasional bruto

oleh jumlah keseluruhan penduduk. Semakin besar nilai pendapatan

perkapita, diasumsikan bahwa anggota masyarakat suatu negara makin

jahtera dan pembangunan perekonomian dinilai makin berhasil.

dapatan perkapita adalah besarnya pendapatan rata-rat

suatu negara. Pendapatan perkapita didapatkan dari hasil pembagian

pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah penduduk ne

pendapatan perkapita sering digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran dan

angunan sebuah negara, semakin besar pendapatan perkapitanya

semakin makmur negara tersebut (Wikipedia).

Sadono Sukirno (2004: 424) menyatakan bahwa salah s

dari pendapatan nasional yang selalu dilakukan perhitungannya adalah

pendapatan perkapita yaitu pendapatan rata-rata penduduk sesuatu negara

pada suatu masa tertentu. Nilainya diperoleh dengan membagi nilai Produk

Domestik Bruto atau Produk Nasional Bruto suatu tahun tahun tertentu

dengan jumlah penduduk pada tahun tersebut. Dengan demikian pendapatan

perkapita dapat dihitung dengan menggunakan salah satu formula berikut:

70

perkapita merupakan

rata yang diperoleh dari pembagian jumlah produk nasional bruto

oleh jumlah keseluruhan penduduk. Semakin besar nilai pendapatan

perkapita, diasumsikan bahwa anggota masyarakat suatu negara makin

jahtera dan pembangunan perekonomian dinilai makin berhasil.

rata penduduk di

suatu negara. Pendapatan perkapita didapatkan dari hasil pembagian

pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut.

ukur kemakmuran dan

pendapatan perkapitanya

Sadono Sukirno (2004: 424) menyatakan bahwa salah satu komponen

dari pendapatan nasional yang selalu dilakukan perhitungannya adalah

rata penduduk sesuatu negara

pada suatu masa tertentu. Nilainya diperoleh dengan membagi nilai Produk

sional Bruto suatu tahun tahun tertentu

dengan jumlah penduduk pada tahun tersebut. Dengan demikian pendapatan

perkapita dapat dihitung dengan menggunakan salah satu formula berikut:

Page 71: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

71

E. Suku Bunga

1. Pengertian

Dalam dunia perbankan, suku bunga itu sendiri ditentukan oleh dua

kekuatan yaitu penawaran tabungan dan permintaan investasi modal

(terutama dari sektor bisnis). Bunga pada dasarnya berperan sebagai

pendorong utama agar masyarakat bersedia menabung. Jumlah tabungan akan

ditentukan oleh tinggi rendahnya tingkat bunga. Semakin tunggi tingkat

bunga akan semakin tinggi pula minat masyarakat untuk menabung. Dan

sebaliknya, tinggi rendahnya penawaran dana investasi ditentukan oleh tinggi

rendahnya suku bunga tabungan masyarakat.

Salah satu alasan mengapa nasabah menyimpan dana yang dimilikinya

adalah dengan harapan mendapatkan bunga. Sedangkan bagi bank, bunga

merupakan hal yang penting dalam penarikan tabungan dan penyaluran

kreditnya. Bunga bagi bank bisa menjadi biaya yang harus dibayar kepada

penabung, tetapi dilain pihak bunga dapat juga merupakan pendapatan bank

yang diterima dari debitur karena kredit yang diberikan oleh bank (Poppy

Marieskha, 2009).

Kasmir (2010: 131) menyatakan bahwa suku bunga dapat diartikan

sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip

konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga

juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang

memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank

(nasabah yang memperoleh pinjaman).

Page 72: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

72

Sedangkan menurut Frank J. Fabozzi (1999: 204) suku bunga adalah

harga yang dibayar “peminjam (debitur)” kepada “pihak yang

meminjamkannya (kreditur)” untuk pemakaiaan sumber daya selama interval

waktu tertentu. Jumlah pinjaman yang diberikan disebut prinsipal dan harga

yang dibayar biasanya diekspresikan sebagai persentase dari prinsipal per unit

waktu (umumnya setahun).

Suku bunga merupakan sejumlah rupiah yang harus dibayarkan akibat

telah mempergunakan dana sebagai balas jasa. Perubahan suku bunga

merupakan perubahan dalam permintaan uang/kredit (Ni Nyoman

Aryaningsih, 2008).

Kunarjo (2003: 143) menyatakan bahwa suku bunga adalah harga yang

harus dibayar dari setiap dolar yang dipinjam per tahun: dinyatakan baik

dalam perbandingan (misalnya 0,06) atau dalam persentase (misalnya 6

persen).

Sedangkan menurut Sunariyah (2004: 80) suku bunga adalah harga dari

pinjaman. Suku bunga dapat dinyatakan sebagai persentase uang pokok per

unit waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang

digunakan oleh debitur dan harus dibayarkan kepada kreditur.

Sadono Sukirno (2004: 103) menyatakan bahwa suku bunga adalah

persentasi pendapatan yang diterima oleh para penabung dari tabungan uang

yang disisihkannya. Ia merupakan pula persentasi pendapatan yang harus

dibayar oleh para peminjam dana.

Page 73: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

73

Suku bunga adalah jumlah bunga yang dibayarkan per unit waktu yang

disebut sebagai persentase dari jumlah yang dipinjamkan. Modal dialokasikan

diantara para peminjam dengan tingkat bunga: perusahaan dengan peluang

investasi yang paling menguntungkan akan bersedia dan mampu untuk

membayar sebagian besar modal, sehingga perusahaan tersebut cenderung

menariknya dari perusahaan-perusahaan yang tidak efisien atau dari

perusahaan yang produknya sedang tidak dibutuhkan (Brigham dan Houston,

2006: 168).

Sedangkan menurut (Karl, 2001: 506) pada tingkat suku bunga yang

tinggi, makin tinggi pula biaya untuk menahan uang. Hal ini bisa diartikan

ketika suku bunga meningkat, masyarakat akan mengambil keuntungan yang

lebih tinggi dari yang ditanamkannya.

Eugene A. Duilio (1993: 42) menyatakan bahwa suku bunga adalah

harga yang dibebankan oleh unit ekonomi yang mengalami surplus (unit

surplus) pada unit ekonomi yang mengalami defisit (unit defisit) atas

pinjaman yang diberikan dari tabungannya.

Samuelson (2001: 190) menyatakan bahwa bunga adalah pembayaran

yang dilakukan untuk penggunaan uang. Suku bunga adalah jumlah bunga

yang dibayarkan per unit waktu yang disebut sebagai persentase dari jumlah

yang dipinjamkan. Dengan kata lain, orang harus membayar kesempatan

untuk meminjam uang. Biaya peminjaman uang, diukur dalam dolar per

tahun per dolar yang dipinjem adalah suku bunga.

Page 74: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

74

Price is the mechanism that equilibrates supply and demand in the real

sector. Interest rates are the mechanism that equilibrates supply and demand

in the financial sector. The channeling of savings into financial assets and the

willingness of individuals to incur financial liabilities is strongly influenced

by the interestrate on those financial assets and liabilities. In simple terms,

the interest rate is the price paid for the use of a financial assets. When you

deposit cash into a deposit account, the bank pays you interest for the use of

your financial asset. When the interest rate rises, people are less likely to

borrow-sell a financial asset-and more likely to save-buy a financial asset.

Thus, when interest rates fall, you often see more borrowing. The funds

acquired from the sale of a financial asset reenter the spending stream as

consumption and invesment (David C. Colander, 1998: 209).

Menurutnya harga adalah mekanisme yang menyeimbangkan

penawaran dan permintaan di sektor riil. Tingkat bunga adalah mekanisme

yang menyeimbangkan penawaran dan permintaan di sektor keuangan.

Penyaluran tabungan dalam aset keuangan dan kesediaan individu untuk

menanggung kewajiban keuangan sangat dipengaruhi oleh tingkat bunga atas

aset keuangan dan liabilitis. Secara sederhana, tingkat suku bunga adalah

harga yang dibayarkan untuk penggunaan aset keuangan. Bila anda setoran

tunai ke rekening deposito, bank membayar anda bunga penggunaan aset

keuangan anda. Ketika tingkat bunga naik, orang cenderung untuk

meminjam-menjual aset finansial-dan lebih mungkin untuk menyelamatkan-

membeli aset keuangan. Jadi, ketika suku bunga turun, Anda sering melihat

Page 75: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

75

pinjaman lebih. Dana yang diperoleh dari penjualan aset keuangan masuk

kembali aliran pengeluaran konsumsi dan investasi.

The interest rate is the borrower’s cost on loan and the lender’s reward

on the invesment. Interest rates affect individuals’ decisions about whether to

spend more or save to buy a house or for retirement. They also affect

bussinesspeople’s decisions about whether to expand operations by building

factories and purchasing new equipment or buy treasury bonds. Savers must

evaluate the interest they will earn, and the rate of return on their investment,

to select the financial instrument that offers them the best deal (R. Glenn

Hubbard, 2005: 60).

Menurutnya tingkat bunga adalah biaya peminjam pada pinjaman dan

hadiah kreditur pada investasi. Suku bunga mempengaruhi keputusan

individu mengenai apakah untuk menghabiskan lebih banyak atau

menyimpan untuk membeli rumah atau untuk pensiun. Mereka juga

mempengaruhi keputusan binsis masyarakat tentang apakah akan memperluas

operasi dengan membangun pabrik dan membeli peralatan baru atau membeli

obligasi. Penabung harus mengevaluasi bunga yang mereka akan

memperoleh, dan tingkat pengembalian investasi mereka, untuk memilih

instrumen keuangan yang menawarkan mereka kesepakatan terbaik.

2. Teori Suku Bunga

Berikut adalah beberapa teori yang berkaitan dengan tingkat bunga,

yaitu:

Page 76: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

76

a. Pendapat Kaum Klasik Mengenai Tingkat Suku Bunga

Menurut teori Klasik tabungan merupakan fungsi dari tingkat suku bunga

dimana pergerakan tingkat bunga pada perekonomian akan mempengaruhi

jumlah tabungan yang terjadi. Berarti keinginan masyarakat menabung sangat

tergantung pada tingkat bunga.

Semakin tinggi tingkat bunga, semakin besar keinginan masyarakat untuk

menabung atau masyarakat terdorong untuk mengorbankan pengeluarannya

guna menambah tabungan. Jadi tingkat suku bunga menurut kaum Klasik

adalah balas jasa yang diterima seseorang karena menabung atau hadiah yang

diterima seseorang karena menunda konsumsinya.

b. Pendapat Keynes Mengenai Tingkat Suku Bunga

Keynes menyatakan bahwa tingkat bunga adalah tingkat balas jasa yang

diterima seseorang karena orang tersebut tidak menimbun uang atau balas

jasa yang diterima seseorang karena orang tersebut mengorbankan liquidity

preferencenya. Makin besar liquidity preference seseorang makin besar

keinginan seseorang tersebut untuk menahan uang tunai, maka makin besar

tingkat suku bunga yang diterima orang tersebut bila dia meminjamkan uang

tersebut kepada orang lain.

Pendapat Keynes ini berbeda dengan pendapat aliran Klasik, dimana

tingkat suku bunga menurut Klasik adalah premi yang diterima karena

menunda konsumsinya pada masa yang akan datang.

Permintaan uang mempunyai hubungan yang negatif dengan tingkat suku

bunga. Hubungan negatif antara permintaan uang dengan tingkat suku bunga

Page 77: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

77

ini dapat diterangkan oleh Keynes. Keynes mengatakan bahwa masyarakat

mempunyai pendapat tentang adanya suku bunga nominal (natural rate).

Bila tingkat bunga turun dari tingkat bunga normal, dalam masyarakat

ada suatu keyakinan bahwa suku bunga akan naik di masa yang akan datang.

Bila masyarakat memegang obligasi (surat berharga) pada saat suku bunga

naik (harga obligasi akan mengalami penurunan) pemilik obligasi akan

mengalami kerugian (capital loss).

Untuk menghindari kerugian ini, tindakan yang dilakukan adalah dengan

menjual obligasinya, dengan sendirinya akan mendapat uang kas dan uang

kas ini yang dipegang pada saat suku bunga naik. Hubungan inilah yang

disebut motif spekulasi permintaan uang kas, karena masyarakat akan

melakukan spekulasi tentang obligasi dimasa yang akan datang.

Tanggapan Keynes yang kedua adalah berhubungan dengan ongkos

(harga) memegang uang kas karena makin tinggi tingkat bunga makin besar

ongkos memegang uang kas (sesuai dengan tingkat bunga yang diperoleh

karena kekayaan dinyatakan dalam bentuk uang kas). Hal ini akan

menyebabkan keinginan memegang uang kas juga akan menurun. Bila tingkat

bunga turun berarti ongkos memegang uang kas akan semakin rendah

sehingga permintaan uang kas naik.

c. Teori Bunga Moneter dan Teori Bunga Riil

Dalam teori Klasik suku bunga keseimbangan adalah satu-satunya suku

bunga yang terjadi karena tingkat suku bunga tersebut tergantung skedul

permintaan investasi dan tabungan full employment, maka suku bunga

Page 78: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

78

keseimbangan dianggap sebagai fenomena riil yang tergantung pada

produktivitas investasi dan kebiasaan menabung masyarakat.

Pandangan Klasik ini bertentangan dengan Keynes yang menyatakan

bahwa suku bunga merupakan fenomena moneter yang ditentukan

perpotongan antara skedul permintaan uang dan jumlah uang yang beredar.

F. Uang Beredar

Menurut Sadono Sukirno (2004) uang beredar adalah semua jenis uang

yang beredar didalam perekonomian, yaitu uang dalam peredarannya

ditambah dengan uang giral dalam bank-bank umum. Uang beredar memiliki

definisi yang berbeda sesuai dengan tingkat likuiditasnya biasanya uang

didefinisikan

1) M1 adalah uang kertas dan logam ditambah simpanan dalam bentuk

rekening koran

2) M2 adalah M1 + tabungan + deposito berjangka pada bank-bank umum

3) M3 adalah M2 + tabungan + deposito berjangka pada lembaga-lembaga

tabungan non bank

M1 adalah yang paling likuid karena proses menjadikannya uang kas

sangat cepat dan tanpa adanya kerugian nilai (artinya satu rupiah tetap satu

rupiah), sedangkan M2 mencakup deposito berjangka maka likuiditasnya

lebih rendah. Untuk menjadi uang kas deposito berjangka perlu waktu (3,6

atau 12 bulan) dan jika dijadikan uang kas sebelum waktu yang ditentukan

Page 79: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

79

maka akan terkena denda sehingga nilai satu rupiah akan menjadi lebih kecil

karena denda (Nopirin, 1994).

M1 merupakan uang dalam bentuk uang giral dan uang kartal yang

dipegang dan digunakan masyarakat sebagai alat transaksi pembayaran

sehari-hari (Boediono, 2000).

M2 meliputi mata uang dalam peredaran, uang giral dan uang kuasi.

Uang kuasi terdiri atas deposito berjangka dan tabungan dalam rupiah serta

rekening valuta asing milik swasta domestik. Penurunan M2 dapat

disebabkan oleh menurunnya jumlah uang kuasi, selain itu perlambatan

pertumbuhan M2 bersumber dari beberapa faktor antara lain lambatnya

penciptaan uang akibat belum optimalnya fungsi intermediasi perbankan,

berkembangnya alternatif penyimpanan dana lain dalam bentuk reksadana

yang menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih baik dan menurunnya

kapitalisasi bunga seiring dengan terus menurunnya tingkat suku bunga

sedangkan komponen yang memberi kontribusi pada peningkatan M2 adalah

peningkatan M1 dan peningkatan uang kuasi, peningkatan tersebut terutama

disumbang oleh naiknya jumlah kredit yang dikucurkan baik dalam mata

uang rupiah maupun valas (Reny Maharani, 2005).

Salah satu kebijakan moneter yang dilakukan oleh bank sentral adalah

jual beli surat berharga sehingga tinkat bunga akan turun. Pada saat tingkat

bunga mengalami penurunan maka return yang diberikan oleh obligasi akan

menurun pula (Monetary Portofolio Hypothesis) hal ini berakibat pemilik

dana akan mencari instrumen investasi lain yang lebih menguntungkan karena

Page 80: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

80

penurunan tingkat bunga akan menurunkan biaya produksi sehingga

pendapatan perusahaan akan meningkat maka hal tersebut mengakibatkan

berinvestasi pada saham menjadi lebih menarik sehingga harga saham akan

meningkat. Dengan kata lain peningkatan uang yang beredar akan membawa

peningkatan saham (Reny Maharani, 2005).

Jumlah uang beredar yang terlalu banyak ataupun terlalu sedikit dapat

mengakibatkan gangguan stabilitas moneter, hal ini disebabkan dengan

terlalu banyaknya jumlah uang yang beredar dapat menyebabkan kenaikan

inflasi karena terjadinya kenaikan permintaan sehingga kondisi moneter

terganggu, semakin stabilnya jumlah uang yang beredar maka semakin baik

pula kondisi stabilitas moneter (Faizal Hanaris Rivai, 2009).

G. Inflasi

1. Pengertian Inflasi

Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-

harga secara umum dan terus-menerus. Dengan kata lain, inflasi merupakan

proses menurunnya nilai mata uang secara terus-menerus. Inflasi adalah

proses dari suatu pristiwa, bukan tinggi rendahnya tingkat harga. Artinya,

tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukkan inflasi. Inflasi

dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus

dan saling mempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan

peningkatan persediaan uang yang kadang kala dilihat sebagai penyebab

meningkatnya harga (Wikipedia).

Page 81: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

81

Umar Basalim (2000: 17) menyatakan bahwa apabila inflasi diukur dari

indeks harga konsumsi (IHK) 200 jenis barang dan jasa, maka tinggi

rendahnya tingkat inflasi sangat tergantung pada tinggi rendanhya tingkat

harga 200 barang dan jasa itu pada suatu waktu tertentu. Perubahan harga

umum sangat tergantung pada permintaan dan penawaran agregat. Apabila

pada suatu tingkat harga tertentu permintaan agregat meningkat, maka tingkat

harga umum akan meningkat.

Muchdarsyah Sinungan (1987: 49) menyatakan bahwa inflasi adalah

kecendrungan dari harga-harga untuk naik secara terus menerus. Kenaikan

dari satu atau dua jenis barang saja dan tidak menyartakan harga barang lain

tidak bisa disebut inflasi. Kenaikan harga-harga secara musiman, misalnya

menjelang lebaran, natal dan tahun baru atau terjadi sekali saja, serta tidak

punya pengaruh lanjutan tidak bisa disebut inflasi. Kenaikan harga semacam

ini tidak dianggap sebagai suatu penyakit ekonomi yang memerlukan

penanganan khusus untuk menanggulanginya.

Adiwarman Karim (2007: 135) menyatakan bahwa secara umum inflasi

berarti kenaikan harga secara umum dari barang/komoditi dan jasa selama

suatu periode waktu tertentu. Inflasi dapat dianggap sebagai fenomena karna

terjadinya penurunan nilai unit perhitungan moneter terhadap suatu

komoditis. Definisi inflasi oleh para ekonom modern adalah kenaikan yang

menyeluruh dari jumlah uang yang harus dibayarkan (nilai unit perhitungan

moneter) terhadap barang-barang/komoditas dan jasa. Sebaliknya jika terjadi

Page 82: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

82

adalah penurunan nilai unit perhitungan moneter terhadap barang-

barang/komoditas dan jasa didefinisikan deflsi (deflation).

Inflasi adalah salah satu peristiwa moneter yang menunjukkan

kecendrungan akan naiknya harga-harga barang secara umum, yang berarti

terjadinya penurunan nilai uang. Penyebab utamanya dan satu-satunya yang

memungkinkan gejala ini muncul adalah akibat terjadinya kelebihan uang

yang beredar sebagai akibat penambahan jumlah uang di masyarakat (Poppy

Marieskha, 2009).

Prathama Rahardja dan Mandala Manurung (2004: 155) mendefinisikan

bahwa inflasi adalah gejala kenaikan harga barang-barang yang bersifat

umum dan terus menerus. Dari definisi ini, ada tiga komponen yang harus

dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi:

1. Kenaikan harga, harga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih

tinggi daripada harga periode sebelumnya.

2. Bersifat umum, kenaikan harga suatu komoditas belum dapat dikatakan

inflasi jika kenaikan tersebut tidak menyebabkan harga-harga secara

umum naik.

3. Berlangsung terus menerus, kenaikan harga yang bersifat umum juga

belum tentu akan memunculkan inflasi, jika terjadinya hanya sesaat.

Karena itu perhitungan inflasi dilakukan dalam rentang waktu minimal

bulanan. Sebab dalam sebulan akan terlihat apakah kenaikan harga

bersifat umum dan terus menerus.

Page 83: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

83

Sadono Sukirno (2004: 27) menyatakan bahwa inflasi adalah kenaikan

harga-harga secara umum berlaku dalam suatu perekonomian dari suatu

periode ke periode lainnya, sedangkan tingkat inflasi adalah presentasi

kenaikan harga-harga pada suatu tahun tertentu berbanding dengan tahun

sebelumnya.

Inflasi dapat juga bersumber dari kenaikan harga-harga barang yang

diimpor. Inflasi ini akan terjadi apabila barang-barang impor yang mengalami

kenaikan harga mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan

pengeluaran perusahaan-perusahaan (Sadono Sukirno, 2004: 336).

Sedangkan menururt Khalwaty (2001: 5) inflasi adalah suatu keadaan

yang mengindikasikan semakin melemahnya daya beli yang diikuti dengan

semakin merosotnya nilai riil mata uang suatu negara.

Inflasi adalah keadaan dimana terjadi peningkatan harga secara terus

menerus. Inflasi merupakan gejolak ekonomi yang sangat menarik untuk

diperhatikan karena setiap kali ada gejolak sosial, politik, atau ekonomi

didalam maupun diluar negeri, masyarakat selalu mengaitkannya dengan

masalah inflasi. Inflasi juga bisa menunjukkan kerentanan perekonomian

suatu negara sehingga hal ini sangat berpengaruh terhadap kepercayaan

penanaman modal, terutama modal asing akan prospek pendapatan yang akan

diperolehnya dinegara tersebut. Inflasi bisa terjadi karena adanya kelebihan

permintaan terhadap permintaan barang dan jasa di sektor riil atau karena

adanya kelebihan jumlah uang yang beredar (Ahmad Rodoni, 2008: 17).

Page 84: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

84

Junaiddin Zakaria (2009: 61) menyatakan bahwa inflasi merupakan

suatu keadaan perekonomian dimana tingkat harga dan biaya-biaya umum

naik; misalnya naiknya harga beras, harga bahan bakar, harga mobil, upah

tenaga kerja, sewa barang-barang modal.

Inflasi adalah kenaikan tingkat harga. Tetapi tidak berarti saat secara

keseluruhan harga-harga meningkat, seluruh barang dan jasa mengalami

kenaikan harga, malah sebaliknya harga-harga dari beberapa barang dan jasa

ada yang mengalami penurunan. Seperti pada tahun 1970 dan 1980an dimana

pada saat itu Amerika Serikat sedang mengalami inflasi, pada saat itu harga

barang-barang elektronik mengalami penurunan (Stephen L. Slavin, 1999:

197).

Sedangkan menurut Iskandar Putong (2000: 181) inflasi adalah proses

kenaikan harga-harga umum secara terus-menerus. Kebalikan dari inflasi

adalah deflasi yaitu penurunan harga secara terus menerus. Akibat deflasi

adalah daya beli masyarakat bertambah besar sehingga pada tahap awal

barang-barang menjadi langka. Akan tetapi, pada tahap berikutnya jumlah

barang makin banyak karena makin berkurangnya daya beli masyarakat.

Akibat dari inflasi secara umum adalah menurunnya daya beli masyarakat

karena secara riil tingkat pendapatannya juga menurun. Jadi misalnya

inflasiinflasi yang terjadi pada tahun yang bersangkutan naik sebesar 5%

sedangkan pendapatan tetap, itu berarti bahwa secara riil, pendapatan

mengalami penurunan sebesar 5% yang relatif akan menurunkan daya beli

5% juga.

Page 85: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

85

Adiwarman A. Karim (2008: 135) menyatakan bahwa inflasi adalah

kenaikan harga secara umum dari barang/komoditas dan jasa selama suatu

periode waktu tertentu. Inflasi dianggap sebagai fenomena moneter karena

terjadinya penurunan nilai unit perhitungan moneter terhadap suatu

komoditas. Definisi inflasi oleh para ekonom modern adalah kenaikan yang

menyeluruh dari jumlah uang yang harus dibayarkan (nilai unit penghitungan

moneter) terhadap barang-barang/komoditas dan jasa. Sebaliknya, jika yang

terjadi adalah penurunan nilai unit perhitungan moneter terhadap barang-

barang/komoditas dan jasa didefinisikan sebagai deflasi (deflasion).

Sedangkan menurut Nopirin (1989: 25) inflasi adalah suatu proses

kenaikan tingkat harga secara umum dan terus menerus yang disebabkan oleh

suatu kelebihan atas permintaan diatas kapasitas penawaran dan merupakan

suatu masalah yang sering dialami oleh berbagai negara.

Kunarjo (2003: 139) menyatakan bahwa inflasi adalah kemerosotan

nilai uang karena antara lain banyaknya uang yang beredar menyebabkan

naiknya harga umum secara terus menerus.

Inflasi adalah kenaikan tingkat harga secara keseluruhan yang

diakibatkan oleh naiknya harga-harga secara serempak. Inflasi dapat diukur

dengan melihat sejumlah besar barang dan jasa dan menghitung kenaikan

harga rata-rata selama beberapa periode waktu. Inflasi berkepanjangan adalah

kenaikan harga secara keseluruhan yang berlangsung terus selama satu

periode yang lama (Case dan Fair, 2004: 58).

Page 86: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

86

Inflation is a countinuous rise in the price level, all economists agree

on that. They also agree (1) that high inflation rates are inevitably

accompanied by a roughly proportional increase in the money supply and (2)

that high inflation rates are associated with expectations of inflation of

approximately those rates. Thus, most economists accept that when inflation

is really high, say 40 percent, that money supply will be increasing by about

40 percent and people will be expecting approximately 40 percent inflation

(David C. Colander, 1998: 359).

Menurutnya inflasi adalah peningkatan terus menerus dalam tingkat

harga, semua ekonom setuju akan hal itu. Mereka juga setuju (1) bahwa

tingkat inflasi yang tinggi pasti disertai dengan peningkatan sekitar

proporsional dalam jumlah uang beredar dan (2) bahwa tingkat inflasi yang

tinggi terkait dengan ekspektasi inflasi sekitar tarif tersebut. Dengan

demikian, sebagian besar ekonom menerima bahwa ketika inflasi sangat

tinggi, katakanlah 40 persen, bahwa jumlah uang beredar akan meningkat

sekitar 40 persen dan orang akan mengharapkan inflasi sekitar 40 persen.

Inflation is a rising general level of prices. This does not mean that all

price are rising. Even during priods of rapid inflation, some prices may be

relatively constant and others falling. For exemple, although the united states

experienced high rates of inflation in the 1970s and early 1980s, the prices of

video recorders, digital watches and personal computers declined. As we will

see, one of the troubelesomeaspects of inflation is that prices rise unevenly.

Page 87: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

87

Some streak upward: others ascend leisurely: others do not rise (Campbell R.

McConell dan Stanley L. Brue, 1996: 154).

Menurutnya inflasi merupakan menaiknya tingkat harga-harga secara

umum. Ini tidak berarti bahwa semua harga naik. Bahkan selama priode

inflasi yang cepat, beberapa harga mungkin relatif konstan dan lainnya jatuh.

Sebagai contoh, meskipun negara-negara AS mengalami tingkat inflasi yang

tinggi di tahun 1970 dan awal 1980-an, harga perekam video, jam tangan

digital dan komputer pribadi menurun. Sebagaimana akan kita lihat, salah

satu troubelesomeaspects inflasi adalah bahwa harga naik tidak merata.

Beberapa streak ke atas: yang lain naik santai: yang lain tidak bangkit.

Another important economic statistic is rate of inflation, which is the

rate at which prices in general are increasing over time. Inflation imposes a

variety of costs on the economy. And when the inflation rate is high, people

on fixed incomes, such as pensioners who recieve a fixed dollar payment each

month, can’t keep up with the rising cost of living (Robert H. Frank dan Ben

S. Bernanke, 2004: 98).

Menurutnya tingkat inflasi merupakan statistik ekonomi yang penting,

dimana tingkat pada harga-harga secara umum meningkat dari waktu ke

waktu. Inflasi membebankan berbagai biaya terhadap perekonomian. Dan

ketika tingkat inflasi tinggi, orang yang berpenghasilan tetap, seperti

pensiunan yang menerima pembayaran dolar tetap setiap bulan, tidak bisa

bersaing dengan meningkatnya biaya hidup.

Page 88: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

88

2. Teori Inflasi

a. Teori Kuantitas

Toeri kuantitas merupakan teori yang paling tua mengenai inflasi, dalam

teori ini membahas proses inflasi terutama dari jumlah uang beredar dan

harapan masyarakat terhadap harga barang dan jasa. Menurut teori ini hanya

bisa terjadi kalau ada tambahan volume uang yang beredar (kartal maupun

giral) tanpa diiringi oleh pasokan (suplai) barang-barang yang tersedia. Inflasi

juga dapat terjadi oleh harapan ekspektasi psikologi masyarakat mengenai

kenaikan harga dimasa datang.

b. Teori Keynes

Dalam teori ini, Keynes menyatakan faktor inflasi melalui pendekatan

teori ekonomi makro. Menurut Keynes, inflasi akan terjadi karena masyrakat

ingin hidup diluar batas kemampuan pendapatannya. Terjadinya inflasi

melalui proses, ada sekelompok masyarakat yang ingin bersaing untuk

merebut pendapatan nasional yang lebih besar daripada kemampuan

kelompok lain. Proses perebutan ini akhirnya diwujudkan dalam permintaan

efektif sehingga menyebabkan permintaan masyarakat akan barang-barang

lebih besar dari barang-barang yang sanggup disediakan oleh kapasitas yang

tersedia.

Hal ini dapat menimbulkan inflationary gap, yang timbul akibat

golongan masyarakat yang berhasil merebut bagian pendapatan nasional

secara nyata diwujudkan dalam permintaan di pasar barang-barang. Dengan

demikian akan menimbulkan kenaikan harga-harga. Kenaikan harga ini

Page 89: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

89

menyebabkan bertambahnya permintaan uang untuk transaksi dengan

demikian akan menaikkan suku bunga. Hal ini mencegah pertambahan

permintaan untuk investasi dan akan melunakkan tekanan inflasi.

c. Teori Struktural

Teori ini lebih menekankan penyebab inflasi berasal dari struktur

perekonomian yang tidak mampu mengantisipasi secara cepat dan fleksibel

atas perkembangan perekonomian yang ada terutama terjadi di negara-negara

berkembang. Negara berkembang biasanya hanya menghasilkan hasil alam

dan pertanian yang daya tukarnya tidak berkembang secepat produk industri

yang diimpor di negara maju. Negara berkembang juga menghadapi

permasalahan kependudukan.

d. Teori Klasik

Teori Klasik berpendapat bahwa tingkat harga terutama ditentukan oleh

jumlah uang yang beredar, yang dapat dijelaskan melalui hubungan antara

nilai dan jumlah uang serta nilai uang dengan harga. Bila jumlah uang

bertambah lebih cepat dari pertambahan barang, maka nilai uang akan

merosot dan ini sama dengan kenaikan harga.

Jadi menurut teori Klasik, inflasi berarti terlalu banyak uang yang

beredar atau terlalu banyak kredit dibandingkan dengan volume transaksi

maka solusinya adalah membatasi jumlah uang beredar dan kredit.

e. Teori monetarisme

Teori moneterisme mengemukakan bahwa inflasi timbul disebabkan oleh

kebijakan moneter dan fiskal yang ekspansif, sehingga jumlah uang beredar

Page 90: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

90

di masyarakat akan menyeabkan terjadinya kelebihan permintaan barang dan

jasa di sektor riil.

Inflasi dapat diturunkan dengan cara menahan dan menghilangkan

kelebihan permintaan melalui kebijaksanaan moneter dan fiskal yang bersifat

kontraktif atau melebihi kontrol terhadap peningkatan upah serta

penghapusan terhadap subsidi atas dasar nilai tukar valuta asing.

f. Teori Ekspektasi

Menurut teori ini dikatakan bahwa pelaku ekonomi membentuk

ekspektasi laju inflasi berdasarkan ekspektasi adaptif dan ekspektasi rasional.

Ekspektasi rasional adalah ramalan optimal mengenai masa depan dengan

menggunakan semua informasi yang ada. Pengertian rasional adalah suatu

tindakan yang logis untuk mencapai tujuan berdasarkan informasi yang ada.

3. Jenis-jenis Inflasi

Sadono Sukirno (2004) menyatakan bahwa berdasarkan derajatnya,

inflasi dibedakan menjadi sebagai berikut:

a. Inflasi ringan, terjadi apabila kenaikan harga berada dibawah angka 10%

setahun.

b. Inflasi sedang, terjadi apabila kenaikan harga berada antara 10%-30%

setahun.

c. Inflasi berat, terjadi apabila kenaikan harga berada antara 30%-100%

setahun.

d. Hiperinflasi (inflasi tak terkendali), terjadi apabila berada di atas 100%

setahun.

Page 91: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

91

4. Indikator Inflasi

Pratama Rahardja dan Mandala Manurung (2004: 164) menyatakan

bahwa ada beberapa indikator ekonomi makro yang digunakan untuk

mengetahui inflasi selama satu periode tertentu. Tiga diantaranya akan

dibahas dalam uraian berikut ini:

a. Indeks Harga Konsumen

Indeks harga konsumen (IHK) adalah rangka indeks yang menunjukkan

tingkat harga barang dan jasa harus dibeli konsumen dalam suatu periode

tertentu. Angka IHK diperoleh dengan menghitung harga-harga barang dan

jasa utama yang dikonsumsi masyarakat dalam satu periode tertentu. Masing-

masing harga barang dan jasa tersebut diberi bobot (weighted) berdasarkan

tingkat keutamaanya. Barang dan jasa yang dianggap paling penting diberi

bobot paling besar.

Di Indonesia, perhitungan IHK dilakukan dengan memperhitungkan

sekitar beberapa ratus komoditas pokok. Untuk lebih mencerminkan keadaan

yang sebenarnya, perhitungan IHK dilakukan dengan melihat perkembangan

regional, yaitu dengan mempertimbangkan tingkat inflasi kota-kota besar,

terutama ibukota provinsi-provinsi di Indonesia,

Inflasi = %100)(

1

1 xIHK

IHKIHK

b. Indeks Harga Perdagangan Besar (WholesalePrice Index)

Jika inflasi melihat dari sisi konsumen, maka Indeks Harga Perdagangan

Besar (IHPB) melihat inflasi dari sisi produsen. Oleh karena itu IHPB sering

juga disebut sebagai indeks harga produsen (producer price index). IHPB

Page 92: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

92

menunjukkan tingkat harga yang diterima produsen berbagai tingkat

produksi. Prinsip menghitung inflasi berdasarkan data IHPB adalah sama

dengan cara berdasarkan IHK:

Inflasi = %100)(

1

1 xIHPB

IHPBIHPB

c. Indeks Harga Implisist (GDP Deflator)

Walaupun sangat bermanfaat, IHK dan IHPB memberikan gambaran laju

inflasi yang terbatas. Sebab jika dilihat dari metode perhitungannya, kedua

indikator tersebut hanya melengkapi beberapa puluh kota saja. Sama halnya

dengan dua indikator sebelumnya, perhitungan inflasi berdasarkan IHI

dilakukan dengan menghitung perubahan angka indeks.

Inflasi = %100)(

1

1 xIHI

IHIIHI

5. Efek Buruk Inflasi

Sadono Sukirno (2004: 338) menyatakan bahwa efek-efek buruk dari

inflasi yaitu sebagai berikut:

a. Inflasi dan Perkembangan Ekonomi

Inflasi yang tinggi tingakatnya akan menghambat perkembangan

ekonomi. Biaya yang terus menerus naik menyebabkan kegiatan produktif

sangat tidak menguntungkan. Maka pemilik modal biasanya lebih suka

menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi. Investasi produktif akan

berkurang dan tingkat kegiatan ekonomi akan menurun. Sebagai akibatnya

lebih banyak pengangguran akan terwujud.

Page 93: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

93

Kenaikan harga-harga juga menimbulkan efek buruk pula ke atas

perdagangan. Kenaikan harga menyebabkan barang-barang negara itu tidak

dapat bersaing di pasaran internasional, selanjutnya ekspor akan menurun.

Sebaliknya, harga-harga produksi dalam negeri yang semakin tinggi sebagai

akibat inflasi menyebabkan barang-barang impor relatif murah, maka lebih

banyak impor yang dilakukan. Ekspor yang menurun dan diikuti oleh impor

yang bertambah menyebabkan ketidakseimbangan dalam aliran mata uang

asing. Kedudukan neraca pembayaran akan memburuk.

b. Inflasi dan Kemakmuran Rakyat

Disamping menimbulkan efek buruk ke atas kegiatan ekonomi negara

inflasi juga akan menimbulkan efek-efek terhadap individu dan masyarakat.

c. Inflasi akan menurunkan pendapatan riil orang-orang yang

berpendapatan tetap.

Pada umumnya kenaikan upah tidaklah secepat kenaikan harga-harga.

Maka inflasi akan menurunkan upah riil individu-individu yang

berpendapatan tetap. Sehingga daya beli masyarakat juga akan menurun.

d. Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang.

Sebagian kekayaan masyarakat disimpan dalam bentuk uang. Simpanan

di bank, simpanan tunai, dan simpanan dalam institusi-institusi keuangan lain

merupakan simpanan keuangan. Nilai riilnya akan menurun apabila inflasi

berlaku.

Page 94: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

94

e. Memperburuk pembagian kekayaan

Telah ditunjukkan bahwa penerima pendapatan tetap akan menghadapi

kemorosotan dalam nilai riil pandapatnya, dan pemilik kekayaan bersifat

keuangan mengalami penurunan dalam nilai riil kekayaannya. Juga sebagian

penjual/pedagang dapat mempertahankan nilai riil pendapatannya. Dengan

demikian inflasi menyebabkan pembagian pendapatan diantara golongan

berpendapatan tetap dengan pemilik-pemilik harta tetap dan penjual/

pedagang akan menjadi semakin tidak merata.

H. Penelitian Terdahulu

Sunlip Wibisono (2004) melakukan penelitian mengenai Pengaruh

Tingkat Bunga dan Produk Domestik Regional Bruto Terhadap Tabungan

Pada Bank Umum Di Kabupaten Jember Tahun 1994-2003 dengan

menggunakan Regresi linier berganda. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil

bahwa variabel tingkat bunga tabungan dan PDRB perkapita berpengaruh

terhadap jumlah tabungan masyarakat, serta berpengaruh secara bersama-

sama terhadap jumlah tabungan masyarakat.

Sri Isnowati (2005) meneliti tentang “Faktor-Faktor Penentu Tabungan

Di Indonesia” dengan menggunakan error correction model (ECM). Dari

penelitian tersebut menyimpulkan bahwa variabel suku bunga dalam jangka

pendek berpengaruh tetapi tidak signifikan sedangkan pada jangka panjang

berpengaruh dan signifikan terhadap tabungan. Varaiabel inflasi pada jangka

panjang berpengaruh dan siginfikan terhadap tabungan tetapi pada jangka

Page 95: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

95

pendek tidak signifikan. Variabel pendapatan perkapita memberikan

pengaruh dan signifikan pada jangka pendek dan panjang terhadap tabungan.

Variabel tingkat kekayaaan dalam jangka pendek berpengaruh terhadap

tabungan namun secara statisik tidak signifikan. Sedangkan dalam jangka

panjang variabel ini bertanda negatif.

Sekti Wibowo Listyoadi (2005) meneliti tentang “Analisis Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Perbankan Di Indonesia (Pendekatan

Error correction model)”. Variabel suku bunga nominal, agriculture share,

financial depth yang berpengaruh secara signifikan dalam jangka pendek,

sedangkan pendapatan perkapita tidak berpengaruh. Dalam jangka panjang

variabel yang berpengaruh secara signifikan yaitu suku bunga nominal,

agriculture share dan pendapatan perkapita.

Penelitian tentang “Perilaku Tabungan Masyarakat Antar Daerah Di

Indonesia” yang dilakukan Indra Darmawan (2007) dengan menggunakan

regresi. Diperoleh hasil bahwa variabel tingkat pendapatan masyarakat

berdampak positif terhadap tingkat tabungan di seluruh wilayah di Indonesia.

Variabel tingkat suku bunga deposito riil tahunan ditemukan mempunyai

dampak positif terhadap tabungan masyarakat antar daerah di Indonesia.

Variabel faktor demografi yang diwakili oleh beban tanggungan memberikan

pengaruh negatif terhadap tabungan hanya pada beban tanggungan usia muda.

Sedangkan faktor ketidakpastian yang diproksi dengan laju inflasi ternyata

mempunyai dampak positif di beberapa daerah.

Page 96: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

96

Ade Komaludin, Apip Supriadi dan Dede (2008) meneliti tentang

“Pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB), Inflasi dan Tingkat Suku Bunga

Terhadap Tabungan Di Indonesia Selama Periode 1985-2007” dengan

menggunakan analisis regresi dan korelasi. Berdasarkan hasil pengolahan dan

analisis data mengenai pengaruh inflasi, suku bunga deposito dan Produk

Domestik Bruto (PDB) terhadap tabungan di Indonesia periode tahun 1985-

2007, masing-masing adalah sebesar 1,529 untuk PDB, tingkat bunga dan

negatif untuk inflasi. Karena secara psycologis jika inflasi naik masyarakat

cenderung lebih menarik uangnya dan menggunakannya dengan

membelanjakan naik lagi. Dengan harapan barang yang dibeli lebih berharga.

Poppy Marieskha (2009) meneliti tentang “Analisis Pengaruh PDRB,

Suku Bunga dan Tingkat Inflasi Terhadap Simpanan Masyarakat Pada Bank-

Bank Umum Di Sumatera Utara” dengan menggunakan analisis Regresi

dengan Ordinary Least Square (OLS). Dari hasil penelitian tersebut

menyimpulkan bahwa variabel produk domestik regional bruto (PDRB),

variabel tingkat suku bunga dan variabel tingkat inflasi berpengaruh positif

terhadap Jumlah Simpanan Masyarakat pada bank-bank umum di Sumatera

Utara.

Rejeningsih, Try Wahyu dan Banatul Hayati (2004) melakukan

penelitian mengenai “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan

Daerah Di Kota Semarang”, dengan menggunakan model error correction

model. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa berdasarkan pendekatan

kointegrasi ternyata pengaruh variabel produk domestik regional bruto,

Page 97: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

97

tingkat bunga dan penerimaan ekspor netto terhadap tabungan daerah secara

agregat maupun tabungan pemerintah daerah dan tabungan masyarakat

daerah secara parsial hasilnya menunjukkan tingkat variasi yang berbeda.

Hasil estimasi ECM, dalam jangka pendek variabel PDRB hanya mampu

mempengaruhi variabel tabungan pemerintah daerah secara parsial. Dalam

jangka panjang variabel PDRB tidak mampu mempengaruhivariasi tabungan

daerah dan tabungan pemerintah daerah dan masyarakat daerah yang

ditunjukkan dengan tidak signifikannya variabel tersebut dalam model.

Variabel tingkat bunga (RD) mampu mempengaruhi variasi tabungan

daerah, tabungan pemerintah daerah dan tabungan masyarakat daerah dalam

jangka pendek, tetapi dalam jangka panjang hanya tabungan pemerintah

daerah saja yang dapat dipengaruhi variasinya. Untuk variabel penerimaan

ekspor netto (XN) tidak mampu mempengaruhi variasi tabungan daerah,

tabungan pemerintah daerah dan tabungan masyarakat daerah baik dalam

jangka pendek maupun jangka panjang, kecuali pada tabungan masyarakat

daerah yang ditunjukkan dengan signifikannya XN dalam jangka panjang.

Syafri (2009) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Masyarakat Pada Bank Umum”,

dengan menggunakan error correction model. Dari penelitian tersebut

diperoleh hasil bahwa dengan menggunakan data kuartalan 2000:2-2008:3

dan model kointegrasi dan model koreksi kesalahan diperoleh hasil tabungan

riil masyarakat di perbankan dipengaruhi oleh pendapatan riil, tingkat bunga

riil, nilai tukar riil dan jumlah kantor cabang bank umum. Semua variabel

Page 98: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

98

penjelas berpengaruh signifikan terhadap tabungan riil masyarakat di

perbankan. Tingkat bunga riil, nilai tukar riil dan jumlah kantor cabang bank

umum berpengaruh positif terhadap tabungan masyarakat di perbankan baik

dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Pendapatan riil berpengaruh

positif dalam jangka panjang dan berpengaruh negatif dalam jangka panjang

terhadap tabungan masyarakat.

Tochukwu. E. Nwachukwu dan Festus. O. Egwaikhide (2007) meneliti

tentang “An Error-Correction Model of the Determinants of Private Saving in

Nigeria”, dengan menggunakan error correction model. Hasil estimasi

tingkat pendapatan perkapita, tingkat tabungan masyarakat, rasio layanan

utang eksternal, tingkat inflasi dan TOT memiliki pengaruh positif pada

statistik tabungan domestik. Sedangkan tingkat bunga riil dan tingkat

pertumbuhan pendapatan tampaknya memiliki dampak negatif pada tingkat

tabungan.

Claudio Paiva dan Sarwat Jahan (2003) meneliti tentang “An Empirical

Study of Private Saving in Brazil”. Variable log PDB perkapita, rasio

tabungan masyarakat terhadap pdb, inflasi, log TOT, ratio M2 terhadap PDB,

dan tingkat urbanisasi tenaga kerja sebgai variabel independen dan variabel

dependen tabungan swasta terhadap pdb, menggunakan Ordinary Least

Square. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa dalam jangka panjang

log PDB dan log TOT signifikan dan positif. Tingkat urbanisai tenaga kerja

memiliki dampak negatif, inflasi signifikan dan positif meskipun kecil. Rasio

M2 terhadap PDB ditemukan memiliki koefisien yang positif, yang

Page 99: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

99

menyiratkan bahwa financial deepening memberikan kontribusi untuk

menaikkan tingkat tabungan jangka panjang. Sedangkan rasio tabungan

masyarakat terhadap pdb memiliki dampak negatif terhadap tabungan swasta.

Imran Sharif Chaudhry, Muhammad Zahir Faridi, Muhammad Abbas

dan Furrukh Bashir (2010) meneliti tentang “Short Run and Long Run Saving

Behavior in Pakistan: An Empirical Investigation”, dalam penelitian ini

menyelidiki berbagai faktor penentu tabungan nasional di Pakistan dan telah

membentuk hubungan mereka dalam jangka panjang serta dalam jangka

pendek. Dalam jangka panjang, studi ini menyimpulkan bahwa Indeks Harga

Konsumen, Ekspor sebagai persentase dari PDB, pengiriman uang pekerja

sebagai persentase dari PDB, pinjaman publik sebagai persentase dari PDB,

Pengeluaran Pemerintah sebagai persentase dari PDB dan perubahan tingkat

bunga menjadi faktor yang sangat signifikan dalam menentukan tabungan

Nasional. Indeks Harga Konsumen, Pekerja pengiriman uang, tingkat bunga,

ekspor dan konsumsi pemerintah berdampak positif sedangkan pinjaman

publik pengaruh negatif tabungan nasional Pakistan dalam jangka panjang.

DR. Patrick Kendall (2000) meneliti tentang “Interest Rates, Savings

and Growth In Guyana” dengan menggunakan two stage least squares

(2SLS). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tabungan dan

pertumbuhan, Sedangkan variabel terikatnya adalah suku bunga deposito riil

yang diharapkan, pertumbuhan dalam persediaan tenaga kerja, rasio expor

barang dan jasa terhadap GDP, rasio tabungan luar negeri terhadap GDP,

rasio tabungan domestik bruto terhadap GDP, Rasio tabungan pemerintah

Page 100: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

100

pusat terhadap GDP, rasio layanan hutang luar negeri, pertumbuhan riil dalam

konsumsi, Tingkat depresi nilai tukar, pertumbuhan GDP.

Hasil penelitian ini memberikan dukungan empiris hipotesis-McKinnon

dan Shaw menggarisbawahi ketidaktepatan kebijakan represi keuangan.

Indikasi liberalisasi suku bunga yang jauh lebih awal pada periode bisa

menyebabkan peningkatan tabungan, investasi dan pertumbuhan. Pada

tingkat yang lebih umum, studi ini juga menunjukkan rendahnya efisiensi

modal, sebuah isu yang perlu ditangani jika peningkatan tabungan pada

liberalisasi sektor keuangan adalah untuk memiliki dampak maksimal

terhadap kegiatan ekonomi secara umum. Dalam konteks ini, jelas ada

kebutuhan inisiatif untuk meningkatkan efisiensi dalam pembangunan,

operasi dan pemeliharaan infrastruktur ekonomi. Selain itu, kebijakan untuk

merangsang impor dan difusi teknologi baru seharusnya prioritas utama.

Shahbaz Nasir dan Mahmood Khalid (2004) meneliti tentang “Saving-

Investment Behaviour in Pakistan: An Empirical Investigation” penelitian ini

menggunakan regresi dengan metode ordinary least square (OLS). Variabel

bebas dalam penelitian ini adalah tingkat pertumbuhan tabungan nasional dan

tingkat pertumbuhan investasi nasional. Sedangkan variabel terikatnya adalah

defisit anggaran, tingkat pertumbuhan GDP, jangka waktu index

perdagangan, pengeluaran pemerintah, investasi pemerintah, suku bunga riil,

pertumbuhan pembayaran, pengembalian obligasi jatuh tempo 1 tahun tetapi

< 2 tahun, tingkat pertumbuhan tabungan asing, laju pertumbuhan kredit

Page 101: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

101

umum, log suku bunga, log perbedaan seluruh index harga jual, tingkat

pertumbuhan tabungan domestik.

Dari penelitian in didapat hasil bahwa defisit anggaran dan investasi

pemerintah tidak signifikan dalam menentukan tabungan di Pakistan. Dengan

peningkatan pengeluaran pemerintah lebih banyak bersumber dari transfer

kepada masyarakat dalam bentuk upah meningkat, dan kliring lebih

diwajibankan pada pihak pemerintah dan badan terkait lainnya sehingga

meningkatkan tabungan mereka juga.

Pendapatan tinggi menyebabkan tabungan tinggi, sehingga

mengkonfirmasi efek McKinnon. Menunjukkan bahwa jika ada dorongan

besar dalam pertumbuhan PDB untuk beberapa periode itu akan

menyebabkan tabungan lebih tinggi, yang akan positif mempengaruhi

investasi, dan meningkatkan investasi, akan meningkatkan PDB, yang akan

kembali meningkatkan Tabungan.

Perilaku tabungan tidak sensitif terhadap tingkat bunga. Kebanyakan

orang menyimpan untuk menutupi pengeluaran masa depan, yaitu

Pendidikan, Nikah dll Jadi ada kebutuhan restrukturisasi pasar keuangan

untuk memancing lebih hemat. Pembayaran mempengaruhi tabungan positif

dan signifikan.

Efek Harberger-Lawrson-Meltzer tidak dapat ditemukan untuk

tabungan nasional pakistan, yaitu meningkatnya TOT tidak mempengaruhi

tabungan secara signifikan. Investasi umum dan asing membatalkan pengaruh

negatif dari tingkat bunga pada investasi swasta.

Page 102: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

102

Imbal hasil investasi merupakan faktor penentu investasi. Ekspektasi

memainkan peran utama dalam pengambilan keputusan Investasi dalam kasus

Pakistan. Setiap jenis ketidakpastian tercermin melalui kenaikan harga

(misalnya baku bahan, biaya energi dll) akan menyebabkan penurunan

investasi. Tabungan domestik merupakan sumber utama dari Investasi, di sisi

lain tabungan asing tidak efektif untuk Investasi di Pakistan.

Paresh Narayan dan Saud AL Siyabi (2005) “An Empirical

Investigation of the Determinants of Oman's National Savings” dengan

menggunakan pendekatan kointegrasi menggunakan model ARDL. Variabel

bebas yang digunakan adalah tingkat tabungan nasional Sedangkan variabel

terikatnya adalah, pendapatan perkapita, tingkat urbanisasi, jumlah uang

beredar, kredit domestik.

Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor penentu

tingkat tabungan nasional Oman. Kami menguji hubungan antara tabungan

nasional dan faktor-faktor penentu tersebut, yaitu pendapatan per kapita,

tingkat urbanisasi, jumlah uang beredar dan kredit domestik menggunakan

data tahunan untuk periode 1977-2003. Kami menerapkan batas pengujian

pendekatan kointegrasi dan menemukan bahwa nasional tabungan dan yang

diusulkan penentu yang cointegrated. Kami menggunakan model lag

autoregresif didistribusikan kepada memperkirakan dampak jangka panjang

pendapatan per kapita, tingkat urbanisasi, uang beredar dan kredit domestik di

tabungan nasional dan menemukan bahwa saat ini, tingkat urbanisasi dan

Page 103: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

103

jumlah uang beredar secara signifikan berdampak pada tabungan nasional

Oman.

Charles Yuji Horioka dan Akiko Terada-Hagiwara (2010)

“Determinants and Long-term Projections of Saving Rates in Developing

Asia” menggunakan analisis ekonometrik dengan Fixed effects model dan

random effects model dengan kesalahan standar kuat. Variabel bebas yang

digunakan adalah tingkat tabungan domestik riil sedangkan variabel

terikatnya adalah rasio ketergantungan usia (usia 65 atau dari usia 15-64),

rasio ketergantungan pemuda (usia 14 tahun ke bawah), log GDP riil

perkapita, ratio kredit pribadi, tingkat pertumbuhan pdb riil perkapita, tingkat

inflasi, suku bunga nominal, keseimbangan fiskal, pendapatan kotor nasional,

tingkat bunga riil.

Dalam penelitian ini, kami melakukan analisis ekonometrik faktor

penentu tingkat tabungan domestik di negara berkembang di Asia selama

1960-2007 dan menemukan bahwa faktor penentu utama dari tingkat

tabungan domestik di negara berkembang di Asia selama periode ini

tampaknya struktur umur penduduk (terutama rasio ketergantungan usia),

tingkat pendapatan, dan tingkat perkembangan keuangan. Arah pengaruh

faktor masing-masing lebih atau kurang sebagai diharapkan

Kami kemudian memproyeksikan tren masa depan pada tingkat

tabungan domestik di negara berkembang di Asia selama Periode 2011-2030

dan menemukan bahwa umur penduduk akan menjadi penentu utama tren

masa depan di tingkat tabungan domestik. Namun, kami menemukan bahwa

Page 104: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

104

akan ada substansial variasi dari satu negara ke negara, dengan cepatnya

penuaan negara-negara menunjukkan penurunan tajam tarif tabungan

domestik mereka pada 2030 dan negara-negara yang kurang cepat

penuaannya hanya menunjukkan penurunan moderat atau tidak ada

penurunan pada 2030. Jadi, tentu akan ada penurunan tajam di tingkat

tabungan di negara berkembang di Asia secara keseluruhan, setidaknya

selama 2 dekade berikutnya, yang berarti, untuk lebih baik atau lebih buruk,

bahwa ketidakseimbangan global tidak mungkin dieliminasi dalam waktu

dekat.

I. Kerangka berpikir

Kerangka berpikir merupakan suatu proses dari peneliti memperoleh

data kemudian mengolah data tersebut dan menginterprestasikan hasil data

yang telah diolah.

Penelitian ini didasarkan atas penelitian-penelitian dan teori-teori yang

telah ada sebelumnya. Variabel yang diteliti adalah Tabungan, Pendapatan

Perkapita, Tingkat Suku Bunga, Rasio Kesejahteraan dan Inflasi. Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah tabungan, sedangkan

pendapatan, tingkat suku bunga, Rasio Kesejahteraan dan inflasi adalah

variabel dependen. Data variabel-variabel tersebut berupa data time series

yang kemudian diolah kembali dengan menggunakan program MS Excel dan

Eviews.

Page 105: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

105

Pengambilan data-data variabel tersebut melalui situs resmi seperti

Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik maupun dari situs-situs resmi lainnya

yang dapat dipertanggungjawabkan kebenaran datanya. Setelah memperoleh

data-data dari setiap variabel, peneliti mulai melakukan analisis. Langkah

selanjutnya menguji dengan Error correction model.

Sebelum diujikan dengan Error correction model variabel-variabel

penelitian data tersebut harus diyakini terlebih dahulu bersifat stasioner.

Untuk itu dilakukan uji akar-akar unit dan uji derajat integrasi dengan

menggunakan uji Augmented Dickkey Fuller Test.

Nachrowi (2006) data yang stasioner pada dasarnya tidak memiliki

variasi yang terlalu besar selama periode observasi dan memiliki

kecenderungan untuk mendekati nilai rata-ratanya juga data dapat dikatakan

stasioner jika nilai rata-rata dan varian dari data time series yang digunakan

tidak mengalami perubahan secara sistematik seoanjang waktu.

Jika semua variabel lolos dari uji akar unit, maka selanjutnya akan

dilakukan uji kointegrasi untuk mengetahui kemungkinan terjadinya

keseimbangan atau kestabilan jangka panjang diantara variabel-variabel yang

diamati.

Adapun metode analisis yang digunakan untuk mengestimasi model

penelitian adalah metode error correction model (model koreksi keasalahan),

untuk menganalisis hubungan jangka pendek dan jangka panjang. Metode

error correction model digunakan untuk melihat pengaruh jangka pendek dan

jangka panjangnya.

Page 106: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

106

Pendekatan atau model koreksi kesalahan (Error correction model –

ECM) telah diterapkan secara luas dalam analisis ekonometrika untuk data

runtun waktu (time series) sejak tahun 1960an. Hal ini disebabkan karena

kemampuan yang dimiliki oleh error correction model dalam meliput lebih

banyak variabel untuk menganalisis fenomena ekonomi jangka pendek dan

jangka panjang dan mengkaji konsisten tidaknya model empirik dengan teori

ekonomika, serta dalam usaha mencari pemecahan terhadap persoalan

variabel runtun waktu yang tidak stasioner (non stationarity) dan regresi

lancung (spurious regression) atau korelasi lancung (spurious correlation)

dalam analisis ekonometrika (Insukindro, Muhamad Riza Pradana Pradapa

(2010)).

Selanjutnya peneliti melakukan interpretasi untuk mengetahui

hubungan antar variabel yang satu dengan variabel lainnya dengan

berlandaskan teori.

Berikut ini adalah gambaran mengenai kerangka berfikir yang peneliti

bentuk secara sederhana untuk menjelaskan proses penelitian ini.

Page 107: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

107

Page 108: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

108

J. Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan awal yang masih bersifat sementara yang

akan dibuktikan kebenaranya setelah data empiris diperoleh. Berdasarkan

tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka hipotesis yang dikembangkan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H0: � = 0 tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dalam

hubungan jangka pendek antara variabel pendapatan perkapita,

tingkat suku bunga, jumlah uang beredar dan tingkat inflasi

terhadap variabel tabungan.

H1: � ≠ 0 terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dalam

hubungan jangka pendek antara variabel pendapatan perkapita,

tingkat suku bunga, jumlah uang beredar dan tingkat inflasi

terhadap variabel tabungan.

H0: � = 0 tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dalam

hubungan jangka panjang antara variabel pendapatan perkapita,

tingkat suku bunga, jumlah uang beredar dan tingkat inflasi

terhadap variabel tabungan.

H1: � ≠ 0 terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dalam

hubungan jangka panjang antara variabel pendapatan perkapita,

tingkat suku bunga, jumlah uang beredar dan tingkat inflasi

terhadap variabel tabungan.

H0: �1�2�3�4 = 0 tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-

sama dalam hubungan jangka pendek antara variabel pendapatan

Page 109: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

109

perkapita, tingkat suku bunga, jumlah uang beredar dan tingkat

inflasi terhadap variabel tabungan.

H1: �1�2�3�4 ≠ 0 terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama

dalam hubungan jangka pendek antara variabel pendapatan

perkapita, tingkat suku bunga, jumlah uang beredar dan tingkat

inflasi terhadap variabel tabungan.

H0: �1�2�3�4 = 0 tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-

sama dalam hubungan jangka panjang antara variabel

pendapatan perkapita, tingkat suku bunga, jumlah uang beredar

dan tingkat inflasi terhadap variabel tabungan.

H1: �1�2�3�4 ≠ 0 terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama

dalam hubungan jangka panjang antara variabel pendapatan

perkapita, tingkat suku bunga, jumlah uang beredar dan tingkat

inflasi terhadap variabel tabungan.

Page 110: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

110

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya pengaruh dari variabel

pendapatan perkapita, suku bunga, rasio kesejahteraan dan inflasi terhadap

penentuan tabungan di Indonesia. Data yang dipakai dalam penelitian ini

merupakan data primer runtun waktu (time series) yang diambil dari data

yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik dan laporan Bank Indonesia serta

data-data dari pihak-pihak yang dapat dipercaya.

Adapun data yang dibutuhkan adalah:

1. Data pendapatan perkapita

2. Data tingkat suku bunga

3. Data jumlah uang beredar

4. dan Data inflasi

Variabel-variabel tersebut merupakan variabel-variabel bebas

(independen) yang dapat menentukan jumlah tabungan sebagai variabel

terikat (dependen).

B. Metode Penentuan sample

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh suatu populasi, sehingga sampel harus dapat mewakili populasi. Sampel

Page 111: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

111

yang diteliti harus dapat memberikan gambaran yang tepat dari seluruh

populasi yang diteliti.

Dalam penelitian ini penulis mengunakan metode Judgement Sampling

dalam menentukan sampel. Metode judgement sampling adalah pengumpulan

data atas dasar strategi kecakapan atau pertimbangan pribadi semata.

Penggunaan metode ini adalah untuk mendapatkan sampel yang

representative sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan (Ahmad Rodoni

dkk, 2010: 17)..

Muhammad Teguh (2005: 156) menyatakan bahwa pada metode

judgement sampling atau purposive sampling ini peneliti menghubungi dan

melakukan pengumpulan datanya atas dasar strategi kecakapan atau

pertimbangan semata. Pada dasarnya jika pihak interviewer menganggap jika

calon responden yang dihubungi termasuk ke dalam obyek penelitian, tanpa

memperhatikan segi hubungannya dengan interviewer maka pihak

interviewer dapat langsung memilih calon responden tersebut sebagai bagian

unit sampel.

Penelitian ini menggunakan data runtun waktu (time series) dari tahun

1980-2010. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data

pendapatan perkapita, suku bunga, jumlah uang beredar (M2) dan inflasi.

Dengan data tersebut di atas, peneliti ingin menganalisa signifikansi pengaruh

pendapatan perkapita, suku bunga, rasio kesejahteraan dan inflasi.

Pengujian yang dilakukan pada data yang diperoleh yaitu:

Page 112: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

112

1. Uji Stasioneritas tingkat level dengan menggunakan metode Dickey

Fuller Test pada data pendapatan perkapita, tingkat suku bunga, jumlah

uang beredar dan tingkat inflasi.

2. Bila data belum stasioner maka dilakukan pengujian Derajat Integrasi

tingkat satu maupun dua hingga data menjadi stasioner.

3. Setelah semua data stasioner maka dilakukan uji Kointegrasi antar

variabel dependen dengan variabel-variabel independen.

4. Pengujian Kointegrasi

5. Mengestimasi model koreksi kesalahan (Error correction model).

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data sekunder

yang berasal dari literatur-literatur/sumber-sumber yang mendukung

penelitian ini, sedangkan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain (sudah tersedia)

dan digunakan untuk penelitian lain. Data tersebut berupa data jumlah

tabungan di Indonesia, jumlah produk domestik bruto menurut harga berlaku,

jumlah penduduk indonesia, tingkat suku bunga nominal, jumlah uang

berdedar dan tingkat inflasi tahun 1980 hingga tahun 2010 yang

dipublikasikan di Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik.

Page 113: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

113

2. Library Research

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilengkapi pula dengan

membaca dan mempelajari serta menganalisis literature yang bersumber dari

buku-buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal ini

dilakukan untuk mendapat landasan teori dan konsep yang tersusun. Peneliti

melakukan penelitian dengan membaca, mengutip bahan-bahan yang

berkenaan dengan penelitian.

D. Metode Analisis

1. Uji Stasioneritas

Langkah pertama pembentukan model error correction model (ECM)

adalah melakukan uji stasioneritas data. Suatu data runtun waktu dikatakan

stasioner jika nilai rata-rata (mean), variance, dan autocovariance pada setiap

lag adalah tetap sama pada setiap waktu. Jika data time series tidak memenuhi

kriteria tersebut maka data dikatakan tidak stasioner Dengan kata lain data

time series dikatakan tidak stasioner jika rata-ratanya maupun variancenya

tidak konstan, berubah-ubah sepanjang waktu (time-varying mean and

variance) (Agus Widarjono, 2007: 315).

Stasioneritas dari suatu data runtun waktu menjadi penting karena

pengaruhnya pada hasil estimasi regresi. Regresi antara variabel-varaibel

yang tidak stasioner akan menghasilkan fenomena regresi palsu (spurious

regression).

Page 114: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

114

Metode dalam melakukan uji stasioneritas terhadap suatu data time

series, atau juga sering disebut dengan unit root test, diantaranya adalah

metode Augmented Dickey Fuller Test (ADF). Pengujian ini dilakukan

dengan cara membandingkan nilai statistik ADF dengan nilai kritis

Mackinnon untuk mengetahui derajat integritas stasioneritas suatu variabel.

Suatu variabel dikatakan stasioner jika nilai statistik ADF adalah lebih besar

dari nilai kritis Mackinnon.

2. Uji Kointegrasi

Jika data tidak stasioner pada tingkat level tetapi stasioner pada proses

diferensi data, maka kita harus menguji apakah data tersebut mempunyai

hubungan dalam jangka panjang atau tidak dengan melakukan uji

kointegritasi. Kointegrasi adalah suatu hubungan jangka panjang atau

ekuilibrium antara variabel-variabel yang tidak stasioner, dengan kata lain

walaupun secara individual variabel-variabel tersebut tidak stasioner, namun

kombinasi linier antara varibel tersebut dapat menjadi stasioner.

Engle dan Granger dalam Sri Isnowati (2005: 103) menyatakan bahwa

uji kontegrasi merupakan kelanjutan uji akar-akar unit dan uji derajat

integrasi. Uji kointegrasi dimaksudkan untuk menguji apakah residual regresi

yang dihasilkan stasioner atau tidak. Untuk melakukan uji kointegrasi,

pertama-tama peneliti perlu mengamati perilaku data ekonomi runtun waktu

yang akan digunakan. Ini berarti pengamat harus yakin terlebih dahulu

apakah data yang akan digunakan stasioner atau tidak. Yang antara lain dapat

dilakukan dengan uji akar-akar unit dan uji derajat integrasi.

Page 115: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

115

Yt = A1Yt-1+…+ApYt-p+BXt+εt

Wing Wahyu Winarno (2007: 10) dari variabel yang tidak stasioner

sebelum didiferensiasi namun stasioner pada tingkat diferensi pertama, besar

kemungkinan akan terjadinya kointegrasi, yang berarti terdapat hubungan

jangka panjang diantara keduanya. Untuk mengetahui apakah memang benar

kedua variabel berkointegrasi.

Dalam penelitian ini, pengujian hubungan kointegritas menggunakan

metode Johansen Cointegration Test. Untuk menjelaskan uji dari Johansen

maka digunakan model autoregresif dengan order p sebagai berikut :

Dimana Yt adalah vector k dari variabel I(1) non-stasioner, Xt adalah

vector d dari variabel deterministik dan et merupakan vector inovasi. Ada

tidaknya kointegrasi didasarkan pada uji likehood ratio (LR). Jika nilai hitung

LR lebih besar dari nilai kritis LR maka kita menerima adanya kointegrasi

sejumlah varibel dan sebaliknya, jika nilai hitung LR lebih kecil dari nilai

kirtisnya maka tidak ada kointegrasi.

3. Error correction model (ECM)

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi

berganda dengan metode Ordinary Least Squares, adapun metode analisis

perhitungan yang digunakan untuk mengestimasi model penelitian adalah

Error correction model (ECM) yang diperkenalkan oleh Sargan dan

dipopulerkan oleh Engle dan Granger. (Nachrowi, 2006).

Gujarati (2003: 806-807) secara umum Error correction model

dipandang sebagai salah satu model dinamis yang sangat terkenal dan banyak

Page 116: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

116

diterapkan dalam studi empirik dan dapat dikatakan lebih unggul

dibandingkan dengan pendekatan model dinamis lainnya karena

kemampuannya yang lebih baik dalam menganalsis fenomena jangka pendek

dan jangka pajang, mampu mengkaji konsisten tidaknya model empirik

dengan toeri ekonomi serta dalam usaha mencari pemecahan terhadap

variabel runtun waktu yang tidak stasioner (non stasionery) dan regresi palsu

(spurious regression) dalam analisis ekonometri.

Berdasarkan hal tersebut, spesifikasi model yang akan dijadikan sebagai

model penelitian yang dirumuskan dalam bentuk Error correction model

(ECM), yang formulasi persamaan jangka panjangnya adalah sebagai berikut:

Tabungant = β0 + β1 GDPk + β2 Suku Bunga + β3 M2 + β4 Inflasi.

Dimana :

β0,β1,β2,β3,β4 = koefisien jangka panjang

Sementara hubungan jangka pendek dapat dinyatakan dengan

persamaan sebagai berikut :

D Tabungant = α1D(GDPk) + α2D(Suku Bunga) + α3D(M2) +

α4D(Inflasi) + ECT

Dimana :

α1,α2,α3,α4 = Parameter jangka pendek

α7 = Parameter penyesuaian

Page 117: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

117

Pengujian Hipotesis.

a. Uji-t (parsial)

Uji-t bertujuan melihat signifikansi pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen secara individual. Parameter suatu variabel

dikatakan mempunyai pengaruh yang signifikan jika nilai t hitung > t

tabel, dan sebaliknya.

Apabila t hitung > t tabel dengan tingkat signifikan 5% berarti Ho

ditolak dan H1 diterima.

Apabila t hitung < t tabel dengan tingkat signifikan 5% berarti Ho

diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian, secara umum hipotesisnya

dituliskan sebagai berikut :

H0 : β1....... βi = 0 Tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel

Xi terhadap variabel Y secara parsial.

H1 : β1....... βi ≠ 0 terdapat pengaruh signifikan antara variabel

Xi terhadap variabel Y secara parsial.

b. Uji-F (simultan)

Selanjutnya dilakukan Uji-f untuk melihat apakah variabel independen

secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel

dependen. Jika nilai f hitung ≥ f tabel, berarti bahwa secara bersama-sama

(keseluruhan) variabel-variabel yang terdapat dalam model berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependennya. Adapun uji hipotesis dalam uji-

f ini adalah :

Page 118: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

118

H0 : β1, β2, β3, β4 = 0 Tidak terdapat pengaruh signifikan antara

variabel independen Pendapatan Perkapita, Suku Bunga, jumlah uang

beredar dan inflasi (X) terhadap variabel dependen Tabungan (Y) secara

simultan.

H1 : β1, β2, β3, β4 ≠ 0 Terdapat pengaruh signifikan antara variabel

independen Pendapatan Perkapita, Suku Bunga, jumlah uang beredar dan

inflasi (X) terhadap variabel dependen Tabungan (Y) secara simultan.

c. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (goodness of fit), yang dinotasikan dengan R²

merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi, karena dapat

menginformasikan baik atau tidaknya model regresi yang terestimasi.

Nilai koefisien determinasi (R²) ini mencerminkan seberapa besar

variasi dari variabel terikat Y dapat diterangkan oleh variabel bebas X.

Besar nilai koefisien determinasi sama dengan nol (R² = 0), artinya variasi

dari Y tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali.

Sementara jika koefisien determinasi sama dengan satu (R² = 1),

artinya variasi dari Y secara keseluruhan dapat diterangkan oleh X.

Dengan demikian baik atau buruknya suatu persamaan regresi ditentukan

oleh R²-nya yang mempunyai nilai antara nol dan satu.

E. Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Dependen

Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah :

Page 119: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

119

a. Variabel Tabungan

Tingkat tabungan yang dipakai dalam penelitian ini adalah tingkat

tabungan yang diperoleh dari data tabungan nasional dibagi dengan

pendapatan nominal (PDB manurut harga berlaku) dari tahun 1980 sampai

tahun 2010. Data tersebut diperoleh dari Statistik Ekonomi Keuangan

Indonesia, Laporan Tahunan BI, Statistik Indonesia, Indikator Ekonomi dan

Statistik Perbankan Indonesia.

2. Variabel Independen

Variabel Independen adalah variabel-variabel yang mempengaruhi

variabel dependen. Dalam penelitian ini variabel-variabel independen adalah

variabel-variabel yang diindikasikan menentukan Tabungan. Variabel-

variabel Independen dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel Pendapatan perkapita

Pendapatan perkapita diperoleh dengan membagi PDB tahunan dengan

data populasi tahunan dari tahun 1980 sampai tahun 2010. Data tersebut

diperoleh dari Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia, Laporan Tahunan BI,

Statistik Indonesia, Indikator Ekonomi dan Statistik Perbankan Indonesia.

b. Tingkat suku bunga

Tingkat suku bunga yang dipakai adalah tingkat suku bunga nominal

yaitu BI rate dan SBI dari tahun 1980 sampai tahun 2010. Data tersebut

diperoleh dari Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia, Laporan Tahunan BI,

Statistik Indonesia, Indikator Ekonomi dan Statistik Perbankan Indonesia.

Page 120: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

120

c. Jumlah uang beredar

Jumlah uang beredar yang dipakai adalah jumlah uang beredar (M1)

ditambah uang kuasi dari tahun 1980 sampai tahun 2010. Data tersebut

diperoleh dari Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia, Laporan Tahunan BI,

Statistik Indonesia, Indikator Ekonomi dan Statistik Perbankan Indonesia.

d. Variabel Inflasi

Tingkat Inflasi di Indonesia diukur dengan menggunakan Indeks Harga

Konsumen (IHK) yang merupakan gabungan dari 43 kota di Indonesia dari

tahun 1980 sampai tahun 2010. Data tersebut diperoleh dari Statistik

Ekonomi Keuangan Indonesia, Laporan Tahunan BI, Statistik Indonesia,

Indikator Ekonomi dan Statistik Perbankan Indonesia.

Page 121: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

121

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

Aktifitas perbankan yang pertama adalah menghimpun dana dari

masyarakat luas yang dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah

kegiatan funding. Pengertian menghimpun dana maksudnya adalah

mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas.

Pembelian dana dari masyarakat ini dilakukan oleh bank dengan cara

memasang berbagai strategi agar masyarakat mau menanamkan dananya

dalam bentuk simpanan. Jenis simpanan yang dapat dipilih oleh masyarakat

adalah seperti giro, tabungan, sertifikat deposito dan deposito berjangka

(Kasmir, 2005: 24).

Telah disebutkan bahwa salah satu fungsi bank adalah menghimpun

dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan yang merupakan sumber dana

terbesar yang paling diandalkan oleh bank. Sumber dana tersebut bisa

mencapai 80% sampai dengan 90% dari seluruh dana yang dikelola oleh

bank. Dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat biasanya disimpan dalam

bentuk giro, deposito, dan tabungan. Untuk menarik dana masyarakat ini,

Bank-bank sekarang memasang strategi dengan maksud meningkatkan minat

masyarakat untuk menabung antara lain berupa pemberian cendera mata,

hadiah, pelayanan dan balas jasa lainnya (Riki Ardiansyah, 2009: 2).

Page 122: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

122

Penghimpunan dana pihak ketiga berupa tabungan dalam jumlah besar

merupakan hal yang amat berarti bagi bank, mengingat relatif lebih murahnya

biaya bunga yang dikeluarkan oleh bank dibandingkan dengan biaya bunga

deposito. Pasalnya, semakin besar porsi dana murah semakin rendah pula

biaya bunga yang harus dikeluarkan bank dan pada akhirnya akan berujung

pada makin tingginya keuntungan bank. Oleh karena itu, untuk

mempertahankan dan meningkatkan perolehan tabungan bank makin kreatif

dalam menciptakan produk dalam upaya memenuhi keinginan dan kebutuhan

nasabah tabungannya. Beragam produk tabungan diluncurkan antara lain

tabungan berhadiah, tabungan bisnis atau tabungan pendidikan (Dinie

Suryani, 2009: 8).

Perkembangan tabungan ini dipengaruhi oleh peningkatan pendapatan

perkapita masyarakat. Hal ini sesuai pendapat Keynes yang menyatakan

bahwa fungsi konsumsi didasari oleh perilaku yaitu apabila terjadi

peningkatan pada pendapatan, peningkatan tersebut tidak digunakan

seluruhnya untuk meningkatkan konsumsi tetapi dari sisa pendapatan tersebut

juga digunakan untuk menabung. Orang-orang dengan pendapatan tinggi

cenderung untuk menabung dengan proporsi yang lebih besar dari

pendapatannya dibandingkan dengan orang-orang yang berpendapatan

rendah. Lebih dari itu orang-orang dengan pendapatan rendah cenderung

mempunyai tabungan yang negatif karena pendapatannya tidak mencukupi

kebutuhan konsumsi minimum (Riki Ardiansyah, 2009: 3).

Page 123: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

123

Salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya arus dana yang masuk

adalah tigkat suku bunga. Suku bunga mempunyai peranan yang sangat

penting dalam perekonomian, karena suku bunga merupakan salah satu faktor

yang dapat mempengaruhi perekonomian secara makro. Suku bunga

mencerminkan biaya yang harus dikeluarkan untuk meminjam sejumlah dana

serta pendapatan yang diperoleh karena meminjam dana tersebut (Sunlip

Wibisono, 2004: 316).

B. Hasil Analisa dan Pembahasan

1. Analisi Deskriptif

Pengolahan data dilakukan secara elektronik dengan menggunakan

microsoft Excel Windows 2007 dan Eviews 7 untuk mempercepat perolehan

hasil yang dapat menjelaskan variabel-variabel yang digunakan dalam

penelitian, yaitu jumlah tabungan nasional sebagai variabel terikat

(Dependen). Variabel pendapatan perkapita, PDB nominal, tingkat suku

bunga, jumlah uang yang beredar (M2) dan tingkat inflasi sebagai variabel

bebas (Independen). Penjelasan lebih lengkap masing-masing variabel adalah:

a. Variabel Terikat (Dependen)

Tabungan adalah jumlah yang disisihkan seorang individu dari

pendapatannya untuk tujuan investasi. Atau menurut teori ekonomi,

pendapatan yang tidak dikonsumsi. Biasanya, semakin tinggi pertumbuhan

ekonomi dan semakin makmur suatu negara, semakin tinggi pula tingkat

tabungan masyarakatnya (Kunarjo, 2003: 320)

Page 124: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

124

Tabungan menjadi varibel dependen dalam penelitian ini, variabel

tabungan yang dipakai adalah tingkat tabungan yang diperoleh dari data

tabungan nominal dibagi dengan pendapatan nominal (PDB).

Tabel 4.1

Tingkat Tabungan

Tahun Tabungan (miliar Rp) PDB nominal (miliar Rp) Tingkat tabungan

1980 313,7 45445,7 0,006902745

1981 419,5 54027 0,007764661

1982 489 59632,6 0,008200217

1983 583,9 73697,6 0,007922915

1984 753,7 87535,5 0,008610232

1985 1020,3 94720,8 0,010771660

1986 1386,8 95823,1 0,014472503

1987 1627,4 114518,5 0,014210808

1988 2173,7 142020,3 0,015305555

1989 3684,7 166329,5 0,022153010

1990 9661 195597,2 0,049392330

1991 15553 227502,3 0,068364150

1992 25469 260786,3 0,097662339

1993 35608 302017,8 0,117900340

1994 40319 382219,7 0,105486463

1995 47224 454514,1 0,103899958

1996 61566 532568 0,115602130

1997 67990 627695,4 0,108316870

1998 69308 955753,5 0,072516610

1999 122981 1099732 0,111828196

2000 154328 1389800 0,111043315

2001 172611 1646300 0,104847820

2002 193468 1821800 0,106196067

2003 244962 2013700 0,121647711

2004 298898 2295800 0,130193385

2005 284485 2774300 0,102542622

2006 336135 3339200 0,100663065

2007 443272 3950900 0,112195188

2008 503082 4951400 0,101603982

2009 603320 5613400 0,107478384

2010 713730 3068600 0,232591385

(sumber: data diolah)

Page 125: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

Tabel 4.1 menunjukkan data tabungan nominal dan PDB

tahun 1980 sampai tahun 2010. Data tabungan nominal dan PDB nominal

menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun, kecuali data tabungan pada

tahun 2005 dan data PDB nominal pada tahun 2010 yang mengalami

penurunan dibandingkan dengan tahun

tabungan tertinggi terdapat pada tahun 2010 dengan nilai 0,232591385.

Berdasarkan pada grafik 4.1 dapat diketahui bahwa

berfluktuasi dari tahun 1980 sampai tahun 2010. Nilai

tabungan terjadi pada tahun

yang terendah tingkat tabungan terjadi pada tahun 1980

0,006902745. Tingkat

Tabel 4.1 menunjukkan data tabungan nominal dan PDB

tahun 1980 sampai tahun 2010. Data tabungan nominal dan PDB nominal

menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun, kecuali data tabungan pada

tahun 2005 dan data PDB nominal pada tahun 2010 yang mengalami

penurunan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Nilai tingkat

tabungan tertinggi terdapat pada tahun 2010 dengan nilai 0,232591385.

Grafik 4.1

Grafik Tingkat Tabungan

Berdasarkan pada grafik 4.1 dapat diketahui bahwa nilai tingkat tabungan

berfluktuasi dari tahun 1980 sampai tahun 2010. Nilai tertinggi

terjadi pada tahun 2010 dengan nilai 0,2326 dan

terendah tingkat tabungan terjadi pada tahun 1980

Tingkat tabungan juga mendapat dampak dari krisis ekonomi

125

Tabel 4.1 menunjukkan data tabungan nominal dan PDB nominal dari

tahun 1980 sampai tahun 2010. Data tabungan nominal dan PDB nominal

menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun, kecuali data tabungan pada

tahun 2005 dan data PDB nominal pada tahun 2010 yang mengalami

n sebelumnya. Nilai tingkat

tabungan tertinggi terdapat pada tahun 2010 dengan nilai 0,232591385.

nilai tingkat tabungan

tertinggi tingkat

dan sedangkan nilai

terendah tingkat tabungan terjadi pada tahun 1980 dengan nilai

tabungan juga mendapat dampak dari krisis ekonomi

Page 126: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

126

yang terjadi pada tahun 1998, yang mengalami penurunan tingkat tabungan

dengan nilai 0,072516610.

b. Variabel-variabel bebas (Independen)

1) Pendapatan perkapita

Salah satu komponen dari pendapatan nasional yang selalu dilakukan

perhitungannya adalah pendapatan perkapita yaitu pendapatan rata-rata

penduduk sesuatu negara pada suatu masa tertentu. Nilainya diperoleh dengan

membagi nilai Produk Domestik Bruto atau Produk Nasional Bruto suatu

tahun tahun tertentu dengan jumlah penduduk pada tahun tersebut. Sadono

Sukirno (2004: 424). Variabel pendapatan perkapita diperoleh dengan

membagi data PDB tahunan dengan data populasi tahunan.

Tabel 4.2

Tabel Pendapatan Perkapita

Tahun Pendapatan perkapita Tahun Pendapatan perkapita

1980 310502 1996 2752423

1981 360957 1997 3197022

1982 389786 1998 4797326

1983 412631 1999 5439972

1984 466734 2000 6900842

1985 595000 2001 8052654

1986 617000 2002 8778314

1987 734000 2003 9554806

1988 817000 2004 10735075

1989 939000 2005 12779233

1990 1103476 2006 15152144

1991 1264861 2007 17660705

1992 1428888 2008 21803204

1993 1630808 2009 24349980

1994 2033948 2010 13112733

1995 2383586 (sumber: data diolah)

Page 127: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

Tabel 4.2 menununjukkan bahwa pendapatan perkapita dari

sampai tahun 2009 mengalami kenaikan, tapi pada tahun 2010 pendapatan

perkapita mengalami penurunan yaitu sebesar Rp. 13112733 Bandingkan

dengan tahun 2009, pendapatan perkapita mencapai Rp. 24349980.

Penurunan pada tahun 2010 disebabkan oleh pe

tersebut.

Seperti yang diterangkan sebelumnya

Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 1980 sampai tahun 2009. Kita

bisa lihat pada grafik 4.2 bahwa grafik pendapat

ke tahun dan turun pada tahun 2010. Penurunan ini karena PDB Indonesia

mengalami penurunan dan populasi Indonesia naik, Sehingga menyebabkan

turunnya pendapatan perkapita.

Tabel 4.2 menununjukkan bahwa pendapatan perkapita dari

sampai tahun 2009 mengalami kenaikan, tapi pada tahun 2010 pendapatan

perkapita mengalami penurunan yaitu sebesar Rp. 13112733 Bandingkan

dengan tahun 2009, pendapatan perkapita mencapai Rp. 24349980.

Penurunan pada tahun 2010 disebabkan oleh penurunan PDB di tahun

Grafik 4.2

Grafik Pendapatan Perkapita

Seperti yang diterangkan sebelumnya, bahwa pendapatan perkapita

Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 1980 sampai tahun 2009. Kita

bisa lihat pada grafik 4.2 bahwa grafik pendapatan perkapita naik dari tahun

ke tahun dan turun pada tahun 2010. Penurunan ini karena PDB Indonesia

mengalami penurunan dan populasi Indonesia naik, Sehingga menyebabkan

turunnya pendapatan perkapita.

127

Tabel 4.2 menununjukkan bahwa pendapatan perkapita dari tahun 1980

sampai tahun 2009 mengalami kenaikan, tapi pada tahun 2010 pendapatan

perkapita mengalami penurunan yaitu sebesar Rp. 13112733 Bandingkan

dengan tahun 2009, pendapatan perkapita mencapai Rp. 24349980.

nurunan PDB di tahun

, bahwa pendapatan perkapita

Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 1980 sampai tahun 2009. Kita

an perkapita naik dari tahun

ke tahun dan turun pada tahun 2010. Penurunan ini karena PDB Indonesia

mengalami penurunan dan populasi Indonesia naik, Sehingga menyebabkan

Page 128: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

128

2) Tingkat suku bunga

Kunarjo (2003: 143) menyatakan bahwa suku bunga adalah harga yang

harus dibayar dari setiap dolar yang dipinjam per tahun: dinyatakan baik

dalam perbandingan (misalnya 0,06) atau dalam persentase (misalnya 6

persen). Sunariyah (2004: 80) berpendapat bahwa suku bunga adalah harga

dari pinjaman. Suku bunga dapat dinyatakan sebagai persentase uang pokok

per unit waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang

digunakan oleh debitur dan harus dibayarkan kepada kreditur.

Sedangkan menurut Sadono Sukirno (2004: 103) suku bunga adalah

persentasi pendapatan yang diterima oleh para penabung dari tabungan uang

yang disisihkannya. Ia merupakan pula persentasi pendapatan yang harus

dibayar oleh para peminjam dana. Data tingkat suku bunga yang dipakai

adalah tingkat suku bunga nominal yaitu BI rate. Sejak awal Juli tahun 2005,

Bank Indonesia menggunakan mekanisme BI rate, sedangkan tahun 1984

sampai awal Juli tahun 2005 mereka menggunakan SBI jangka waktu 1

bulan. Dan pada tahun sebelum 1984 mereka menggunakan suku bunga

kredit investasi.

Tabel 4.3

Tabel Tingkat Suku Bunga

Tahun Suku bunga Tahun Suku bunga Tahun Suku bunga

1980 11,44 1991 22,49 2002 12,93

1981 11,73 1992 18,86 2003 8,31

1982 11,74 1993 13,46 2004 7,43

1983 11,4 1994 12,44 2005 12,75

1984 17,35 1995 13,99 2006 9,75

1985 14,7 1996 12,8 2007 8

1986 14,3 1997 20 2008 9,25

Page 129: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

1987 16,99

1988 17,76

1989 18,83

1990 18,47

(sumber: Bank Indonesia)

Tabel 4.3 menununjukkan bahwa tingkat suku bunga dari tahun 1980

sampai tahun 2009 mengalami fluktasi, tingkat suku bunga tertinggi terdapat

di tahun 1998. Pada saat krisis ekonomi di tahun 1998 tingkat suku bunga

35,52%. Sedangkan tingkat suku bunga teren

dan 2010.

Dari grafik 4.3 di atas kita bisa lihat bahwa, fluktuasi tingkat suku bunga

jelas terlihat. Grafik tersebut menunjukkan tingkat suku bunga naik turun dari

tahun ke tahun. Pada tahun 1998 menjadi titik tertinggi pada

karena pada tahun tersebut Indonesia mendapat dampak dari krisis ekonomi.

Pada tahun 2009 sampai tahun 2010 menjadi titik terendah dan relatif stabil

dibandingkan tahun

16,99 1998 35,52 2009

17,76 1999 11,93 2010

18,83 2000 14,53 18,47 2001 17,62 (sumber: Bank Indonesia)

Grafik 4.3

Grafik Tingkat Suku Bunga

Tabel 4.3 menununjukkan bahwa tingkat suku bunga dari tahun 1980

sampai tahun 2009 mengalami fluktasi, tingkat suku bunga tertinggi terdapat

di tahun 1998. Pada saat krisis ekonomi di tahun 1998 tingkat suku bunga

35,52%. Sedangkan tingkat suku bunga terendah terdapat pada tahun 2009

ari grafik 4.3 di atas kita bisa lihat bahwa, fluktuasi tingkat suku bunga

jelas terlihat. Grafik tersebut menunjukkan tingkat suku bunga naik turun dari

tahun ke tahun. Pada tahun 1998 menjadi titik tertinggi pada

karena pada tahun tersebut Indonesia mendapat dampak dari krisis ekonomi.

Pada tahun 2009 sampai tahun 2010 menjadi titik terendah dan relatif stabil

dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

129

6,5

6,5

Tabel 4.3 menununjukkan bahwa tingkat suku bunga dari tahun 1980

sampai tahun 2009 mengalami fluktasi, tingkat suku bunga tertinggi terdapat

di tahun 1998. Pada saat krisis ekonomi di tahun 1998 tingkat suku bunga

dah terdapat pada tahun 2009

ari grafik 4.3 di atas kita bisa lihat bahwa, fluktuasi tingkat suku bunga

jelas terlihat. Grafik tersebut menunjukkan tingkat suku bunga naik turun dari

tahun ke tahun. Pada tahun 1998 menjadi titik tertinggi pada suku bunga

karena pada tahun tersebut Indonesia mendapat dampak dari krisis ekonomi.

Pada tahun 2009 sampai tahun 2010 menjadi titik terendah dan relatif stabil

Page 130: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

130

3) Jumlah uang beredar (M2)

Rasio kesejahteraan terhadap pendapatan diwakili oleh jumlah uang

beredar (M2). Uang beredar adalah semua jenis uang yang berada di

perekonomian, yaitu adalah jumlah dari mata uang dalam peredaran ditambah

dengan uang giral dalam bank-bank umum (Sadono Sukirno, 2004: 207).

Sedangkan menurut Iskandar putong (2000: 401) uang beredar adalah

keseluruhan jumlah uang yang dikeluarkan secara resmi baik oleh bank

sentral berupa uang kartal, maupun uang giral dan uang kuasi (tabungan,

valas, deposito).

Money supply is expressed as three numbers refferenced as M1, M2, and

M3. These three expressions have different presumed transaction velocities.

M1 is cash in circulation plus primary bank deposits called demand deposits.

M2 takes savings deposits into consideration. Following the U.S saving and

loan crisis, many analysts discounted M2 as a relic because banking

structurally changed to give savings deposits more flexibility. (Philip

Gotthelf, 2003: 17).

Tabel 4.4

Tabel Jumlah Uang Beredar (M2)

Tahun Uang beredar (miliar Rp) Tahun Uang beredar (miliar Rp)

1980 7707 1996 288632

1981 9705 1997 355643

1982 11074 1998 577381

1983 14669 1999 646205

1984 17937 2000 747028

1985 23178 2001 844053

1986 27615 2002 883908

1987 33275 2003 955692

1988 42073 2004 1033877

1989 58526 2005 1202762

Page 131: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

1990

1991

1992

1993

1994

1995

(sumber: Bank Indonesia)

Tabel 4.4 dan

dari tahun 1980 sampai t

beredar di masyarakat mulai mengalami kenaikan

dikarenakan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap uang tunai

Jumlah uang beredar tertinggi te

2469399 miliar. Sedangkan jumlah uang beredar terendah terdapat pada tahun

1980 dengan jumlah Rp.

4) Inflasi

Inflasi adalah keadaan dimana terjadi peningkatan harga secara terus

menerus. Inflasi merupakan

84630 2006 1382493

99029 2007 1649662

119029 2008 1895839

145599 2009 2141384

174319 2010 2469399

222638

(sumber: Bank Indonesia)

Grafik 4.4

Grafik Jumlah Uang Beredar (M2)

Tabel 4.4 dan Grafik 4.4 menununjukkan bahwa jumlah uang beredar

dari tahun 1980 sampai tahun 2010 mengalami peningkatan.

beredar di masyarakat mulai mengalami kenaikan dari tahun ke tahun

dikarenakan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap uang tunai

uang beredar tertinggi terdapat pada tahun 2010 dengan jumlah Rp.

2469399 miliar. Sedangkan jumlah uang beredar terendah terdapat pada tahun

1980 dengan jumlah Rp. 7707 miliar.

Inflasi adalah keadaan dimana terjadi peningkatan harga secara terus

menerus. Inflasi merupakan gejolak ekonomi yang sangat menarik untuk

131

1382493

1649662

1895839

2141384

2469399

jumlah uang beredar

ahun 2010 mengalami peningkatan. Jumlah uang

dari tahun ke tahun

dikarenakan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap uang tunai.

rdapat pada tahun 2010 dengan jumlah Rp.

2469399 miliar. Sedangkan jumlah uang beredar terendah terdapat pada tahun

Inflasi adalah keadaan dimana terjadi peningkatan harga secara terus

gejolak ekonomi yang sangat menarik untuk

Page 132: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

132

diperhatikan karena setiap kali ada gejolak sosial, politik, atau ekonomi

didalam maupun diluar negeri, masyarakat selalu mengaitkannya dengan

masalah inflasi. Inflasi juga bisa menunjukkan kerentanan perekonomian

suatu negara sehingga hal ini sangat berpengaruh terhadap kepercayaan

penanaman modal, terutama modal asing akan prospek pendapatan yang akan

diperolehnya dinegara tersebut. Inflasi bisa terjadi karena adanya kelebihan

permintaan terhadap permintaan barang dan jasa di sektor riil atau karena

adanya kelebihan jumlah uang yang beredar (Ahmad Rodoni, 2008: 17). Data

inflasi diperoleh dari perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari tahun

1980 sampai dengan tahun 2010.

Tabel 4.5

Tabel Inflasi

Tahun Inflasi Tahun Inflasi

1980 15,97 1996 6,47

1981 7,09 1997 11,05

1982 9,69 1998 77,63

1983 11,46 1999 2,01

1984 8,76 2000 9,35

1985 4,31 2001 12,55

1986 8,83 2002 10,03

1987 8,9 2003 5,06

1988 5,47 2004 6,4

1989 5,97 2005 8

1990 9,53 2006 6,6

1991 9,52 2007 6,59

1992 4,94 2008 11,06

1993 9,77 2009 2,78

1994 9,24 2010 7

1995 8,64

(sumber: Badan Pusat Satistik)

Dari tabel 4.5 menunjukkan bahwa inflasi dari tahun 1980 sampai dengan

tahun 2010 mengalami naik turun. Nilai inflasi tertinggi terjadi pada tahun

Page 133: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

1998 saat krisis ekonomi melanda Indonesia, inflasi mencapai angka 77,6%.

Sedangkan nilai inflasi terendah te

Grafik 4.5 menunjukkan pergerakan inflasi mengalami fluktuasi dari

tahun 1980 sampai dengan tahun 2010. Inflasi mengalami naik

pergerakan yang tajam terjadi pada tahun 1998 dan 1999.

1998 inflasi mengalami bergerak naik dari nilai 11% menjadi 77,6%.

Sedangkan penurunan tajam terjadi pada tahun 1999, setelah mengalami

peningkatan tajam dari tahun 1998. Inflasi mengalami penurunan tajam

hinga nilai inflasi menjadi sebesar 2,0

2. Hasil Uji Akar-akar Unit

Pengujian akar

analisis runtun waktu perlu dilakukan untuk memenuhi keshahihan analisis

Error correction model

harus bersifat stasioner, atau dengan kata lain perilaku data yang stasioner

1998 saat krisis ekonomi melanda Indonesia, inflasi mencapai angka 77,6%.

Sedangkan nilai inflasi terendah terjadi pada tahun 1999 dengan nilai 2%.

Grafik 4.5

Grafik Inflasi

afik 4.5 menunjukkan pergerakan inflasi mengalami fluktuasi dari

tahun 1980 sampai dengan tahun 2010. Inflasi mengalami naik

pergerakan yang tajam terjadi pada tahun 1998 dan 1999.

1998 inflasi mengalami bergerak naik dari nilai 11% menjadi 77,6%.

Sedangkan penurunan tajam terjadi pada tahun 1999, setelah mengalami

peningkatan tajam dari tahun 1998. Inflasi mengalami penurunan tajam

hinga nilai inflasi menjadi sebesar 2,01% di tahun tersebut.

akar Unit

Pengujian akar-akar unit untuk semua variabel yang digunakan dalam

analisis runtun waktu perlu dilakukan untuk memenuhi keshahihan analisis

Error correction model (ECM) ini berarti bahwa data yang dipergunakan

harus bersifat stasioner, atau dengan kata lain perilaku data yang stasioner

133

1998 saat krisis ekonomi melanda Indonesia, inflasi mencapai angka 77,6%.

rjadi pada tahun 1999 dengan nilai 2%.

afik 4.5 menunjukkan pergerakan inflasi mengalami fluktuasi dari

tahun 1980 sampai dengan tahun 2010. Inflasi mengalami naik-turun,

pergerakan yang tajam terjadi pada tahun 1998 dan 1999. Pada tahun

1998 inflasi mengalami bergerak naik dari nilai 11% menjadi 77,6%.

Sedangkan penurunan tajam terjadi pada tahun 1999, setelah mengalami

peningkatan tajam dari tahun 1998. Inflasi mengalami penurunan tajam

1% di tahun tersebut.

akar unit untuk semua variabel yang digunakan dalam

analisis runtun waktu perlu dilakukan untuk memenuhi keshahihan analisis

(ECM) ini berarti bahwa data yang dipergunakan

harus bersifat stasioner, atau dengan kata lain perilaku data yang stasioner

Page 134: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

134

memiliki varians yang tidak terlalu besar dan mempunyai kecenderungan

untuk mendekati nilai rata-ratanya.

Pengujian stasioneritas data dilakukan secara bertahap pada seluruh

variabel dalam model penelitian yang didasarkan pada Augmented Dickeyy

Fuller test yang kemudian perhitungannya dilakukan dengan menggunakan

program aplikasi Eviews 7.

Pengujian stasioneritas dilakukan pada semua data yang berkaitan

dengan jumlah tabungan sebagai variabel dependen. Adapun hasil pengujian

stasioneritas untuk variabel-variabel yang digunakan dalam melihat pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen dapat dilihat pada tabel 4.6.

Pada tabel tersebut diketahui bahwa hanya variabel suku bunga, uang beredar

dan inflasi yang memenuhi syarat-syarat kestasioneran. Sedangkan data

variabel tabungan dan pendapatan perkapita belum stasioner pada uji

stasioneritas data pada tingkat level. Untuk itu, karena variabel tabungan dan

pendapatan perkapita nilai ADF hitungnya kurang dari nilai kritis ADF tabel,

maka pada uji stasioneritas data pada tingkat level data variabel tabungan dan

pendapatan perkapita tersebut memiliki persoalan akar unit. Hasil uji

stasioneritas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1.

Tabel 4.6

Uji Stasioneritas Data Pada Tingkat Level

Variabel ADF test ADF McKinnon

critical value (5%) Keterangan

Tabungan -2.572650 -2.963972 Tidak stasioner

Pendapatan Perkapita 0.231577 -2.971853 Tidak stasioner

Suku Bunga -3.778119 -2.963972 Stasioner

Uang Beredar (M2) 10.81216 -2.963972 Stasioner

Inflasi -4.881146 -2.963972 Stasioner

Sumber: Hasil data diolah

Page 135: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

135

Selanjutnya terhadap data tabungan dan pendapatan perkapita yang

belum menunjukan stasioneritas pada tingkat level, maka data tersebut

dilakukan uji stasioneritas data pada tingkat diferensi pertama dengan hasil

sebagai berikut:

Tabel 4.7

Uji Stasioneritas Data Pada Tingkat Diferensi Pertama

Variabel ADF test ADF McKinnon

critical value (5%) Keterangan

Tabungan -6.018619 -2.971853 Stasioner

Pendapatan Perkapita -4.024637 -2.971853 Stasioner

Suku Bunga -5.168862 -2.981038 Stasioner

Uang Beredar (M2) 0.637547 -2.971853 Tidak stasioner

Inflasi -5.970722 -2.971853 Stasioner

Sumber: Hasil data diolah

Tabel 4.7 merupakan hasil dari uji stasioneritas data pada tingkat

diferensi pertama. Dimana hasil dari uji stasioneritas data pada tingkat

diferensi pertama tersebut telah menunjukan bahwa variabel uang beredar

(M2) belum stasioner pada uji stasioneritas data tingkat diferensi pertama.

Sedangkan variabel tabungan, pendapatan perkapita, suku bunga dan inflasi

stasioner di tingkat tersebut. Dimana data dapat dikatakan stasioner jika nilai

dari ADF hitungnya lebih besar dari nilai ADF tabelnya pada derajat

kepercayaan 5%. Belum stasionernya data tabungan dan uang beredar pada

uji stasioneritas data di tingkat diferensi pertama, maka data tersebut

dilakukan uji stasioneritas data pada tingkat diferensi kedua dengan hasil

sebagai berikut:

Page 136: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

136

Tabel 4.8

Uji Stasioneritas Data Pada Tingkat Diferensi Kedua

Variabel ADF test ADF McKinnon critical

value (5%) Keterangan

Tabungan -3.015931 -3.004861 Stasioner

Pendapatan Perkapita -4.098572 -3.004861 Stasioner

Suku Bunga -5.289099 -2.998064 Stasioner

Uang Beredar (M2) -8.089886 -2.971853 Stasioner

Inflasi -5.783859 -2.981038 Stasioner

Sumber: Hasil data diolah

Tabel 4.8 merupakan hasil dari uji stasioneritas data pada tingkat

diferensi kedua. Dimana hasil dari uji stasioneritas data pada tingkat diferensi

kedua tersebut telah menunjukan bahwa variabel tabungan, pendapatan

perkapita, suku bunga, uang beredar (M2) dan inflasi telah stasioner, dimana

data dapat dikatakan stasioner jika nilai dari ADF hitungnya lebih besar dari

nilai ADF tabelnya pada derajat kepercayaan 5%. Dengan stasionernya

seluruh variabel yang diestimasi maka dapat dilanjutkan dengan melakukan

pengujian kointegrasi.

3. Hasil Uji Kointegrasi

Setelah dilakukan uji stasioneritas data pada seluruh variabel dan

diyakini bahwa seluruh variabel tersebut sudah stasioner dan memiliki derajat

yang sama, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji kointegrasi untuk

melihat hubungan jangka panjang dari model tersebut.

Kointegrasi adalah suatu hubungan jangka panjang atau ekuilibrium

antara variabel-variabel yang tidak stasioner, dengan kata lain walaupun

secara individual variabel-variabel tersebut tidak stasioner, namun kombinasi

linier antara variabel tersebut dapat menjadi stasioner. Dalam pengujian

Page 137: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

137

kointegrasi ini juga masih menggunakan metode ADF (Augmented Dickeyy

Fuller test) sedangkan persamaan jangka panjangnya akan diturunkan dari

persamaan Error correction model (ECM).

Pada perhitungan dalam tabel 4.9 memperlihatkan bahwa nilai ADF

hitung untuk residual persamaan kointegrasi lebih besar dari nilai kritis ADF

tabel yaitu sebesar -3.724681. Kondisi tersebut menunjukan bahwa variabel-

variabel yang diamati dalam penelitian ini telah berkointegrasi pada derajat

yang sama. Hal ini juga menunjukan terjadinya keseimbangan jangka panjang

antar seluruh variabel pendapatan perkapita, suku bunga, uang beredar dan

inflasi memiliki keterkaitan dan berkointegrasi dengan tabungan.

Tabel 4.9

Uji Kointegrasi Null Hypothesis: RESID01 has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=7)

t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.724681 0.0088

Test critical values: 1% level -3.670170 5% level -2.963972 10% level -2.621007 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.

4. Hasil Pengujian ECM dan Interpretasi

Untuk mendapatkan ilustrasi mengenai pengaruh dinamika jangka

pendek dari masing-masing variabel penentu kurs terhadap nilai tukar Rupiah

maka dapat dilakukan pengujian dengan menggunakan pendekatan Error

correction model (ECM). Dalam membentuk persamaan model ECM,

residual (error term) yang diperoleh dari hasil persamaan kointegrasi jangka

Page 138: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

138

panjang akan digunakan sebagai koefisien error correction bersamaan dengan

determinan jangka pendek dari persamaan nilai tukar. (Aisjah, 2005).

Dari hasil analisis ECM pada tabel 4.23 menunjukan bahwa nilai ECT

atau signifikansi residualnya pada uji variabel-variabel tabungan nilai t

statistiknya diatas dua dan nilai prob<0,05, hal ini menunjukan bahwa model

koreksi kesalahan (ECM) yang digunakan sudah valid. (Wing Wahyudi

Winarno, 2007).

Dari hasil pengujian ECT, menunjukkan bahwa proporsi

ketidakseimbangan perubahan pada nilai tabungan dalam suatu periode telah

dikoreksi pada periode berikutnya oleh equilibrium term, sehingga arah

pengaruh dari variabel bebas dalam jangka pendek diharapkan dapat

konsisten dengan arah pengaruh bebas jangka panjang. Dengan kata lain,

model ECM dalam penelitian ini dapat dipakai untuk menganalisis pengaruh

variabel bebas Pendapatan perkapita, suku bunga, M2 dan Inflasi terhadap

variabel terikat yaitu Tabungan.

Tabel 4.10

Hasil Analisis Model ECM (Jangka Pendek pada Tabungan) Dependent Variabel: D(SAV)

Method: Least Squares

Date: 06/28/11 Time: 21:51

Sample (adjusted): 1981 2010

Included observations: 30 after adjustments Variabel Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.004842 0.010714 0.451913 0.6554

D(GDPK) -1.02E-08 3.29E-09 -3.118009 0.0047

D(R) -0.004437 0.002106 -2.106446 0.0458

D(M2) 5.30E-08 8.65E-08 0.613468 0.5453

D(I) -0.001379 0.000582 -2.368403 0.0263

RESID01 0.613941 0.177889 3.451255 0.0021 R-squared 0.530651 Mean dependent var 0.007523

Adjusted R-squared 0.432870 S.D. dependent var 0.056305

Page 139: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

139

S.E. of regression 0.042402 Akaike info criterion -3.306378

Sum squared resid 0.043151 Schwarz criterion -3.026138

Log likelihood 55.59566 Hannan-Quinn criter. -3.216727

F-statistic 5.426933 Durbin-Watson stat 2.222485

Prob(F-statistic) 0.001770

Sumber: Hasil data diolah

Estimasi Jangka Pendek Model Koreksi Kesalahan Engle-Granger:

D Kurs Dollar = 0.004842 - 1.02E-08*D(GDPk) - 0.004437*D(R) +

5.30E-08*D(M2) – 0.001379*D(I) +

0.613941*RESID01

R² = 0.530651 DW Stat = 2.222485 F Stat = 5.426933

Interpretasi dari hasil estimasi jangka pendek metode Error correction

model (ECM) yaitu variabel independen yang signifikan mempengaruhi nilai

tabungan hanyalah variabel Pendapatan perkapita, Suku bunga dan Inflasi

yang ditunjukan dari nilai nilai probabilitas hitung masing-masing variabel

yaitu sebesar 0.0047, 0.0458 dan 0.0263 yang signifikan pada α = 5% dimana

hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan

bahwa pada jangka pendek variabel Pendapatan Perkapita, Suku Bunga dan

Inflasi berpengaruh terhadap tabungan dengan nilai koefisien masing-masing

variabel adalah sebesar -1.02E-08, - 0.004437 dan - 0.001379.

Nilai ECT yang ditunjukan pada hasil analisis ECM diatas yaitu sebesar

0.613941 menunjukkan bahwa biaya keseimbangan dan perkembangan kurs

pada periode sebelumnya yang disesuaikan pada periode sekarang adalah

0.614% dengan tingkat signifikansi 0.0021 dengan α = 5%.

Page 140: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

140

Koefisien regresi jangka pendek dari regresi ECM tabungan

ditunjukkan oleh besarnya koefisien pada variabel-variabel jangka pendeknya

sedangkan koefisien regresi jangka panjang diperoleh dengan melakukan

perhitungan.

Hasil analisis model Error correction model (jangka panjang pada

tabungan) dapat dilihat pada tabel 4.24 pada halaman selanjutnya.

Tabel 4.11

Hasil Analisis Model ECM (Jangka Panjang pada Tabungan) Dependent Variabel: SAV

Method: Least Squares

Date: 06/28/11 Time: 21:53

Sample: 1980 2010

Included observations: 31 Variabel Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. GDPK -7.59E-09 3.96E-09 -1.917487 0.0662

R -0.000868 0.003069 -0.283002 0.7794

M2 1.15E-07 3.91E-08 2.932098 0.0069

I -0.000464 0.000761 -0.610133 0.5471

C 0.076887 0.050190 1.531933 0.1376 R-squared 0.424962 Mean dependent var 0.083771

Adjusted R-squared 0.336494 S.D. dependent var 0.058658

S.E. of regression 0.047781 Akaike info criterion -3.097697

Sum squared resid 0.059358 Schwarz criterion -2.866408

Log likelihood 53.01430 Hannan-Quinn criter. -3.022302

F-statistic 4.803597 Durbin-Watson stat 1.228981

Prob(F-statistic) 0.004905

Sumber: Hasil data diolah

Estimasi Jangka Panjang Model Koreksi Kesalahan Engle-Granger:

D Kurs Dollar = 0.0076887 - 7.5937922*D(GDPk) - 0.000868*D(R) +

1.15E-07*D(M2) – 0.000464*D(I)

R² = 0.424962 DW Stat = 1.228981 F Stat = 4.803597

Untuk mengamati pengaruh jangka panjang antara variabel-variabel

yang diamati dapat dilihat dari persamaan regresinya. Jika nilai probabilitas

Page 141: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

141

dari variabel-variabel yang diamati <0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Hal ini berarti variabel-variabel yang diamati berpengaruh pada tabungan.

Berdasarkan pada tabel 4.11 maka dalam jangka panjang dapat

dikemukakan bahwa tabungan hanya dipengaruhi oleh Uang Beredar (M2)

dengan nilai probabilitasnya sebesar 0,0069 yang signifikan pada α = 5%

sedangkan untuk koefisien jangka panjang masing-masing variabel tersebut

1.15E-07.

5. Hasil Pengujian Hipotesis

Pengujian persyaratan analisis yang telah dilaksanakan sebelumnya

memberikan hasil bahwa variabel-variabel yang terlibat didalamnya telah

memenuhi kualifikasi persyaratan, kemudian penelitian dilanjutkan dengan

melakukan pengujian signifikansi model untuk melihat pengaruh variabel-

variabel independen Pendapatan perkapita, Suku bunga, M2 dan Inflasi

terhadap variabel dependen tabungan secara simultan dan parsial dengan

menggunakan atau melihat nilai statistik Uji-t dan Uji F.

a. Uji F(F-Test)

Uji F digunakan untuk melihat apakah variabel independen secara

bersama-sama mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependen. Jika nilai probabilitas F statistiknya <0,05 maka H0 ditolak dan H1

diterima, berarti bahwa secara bersama-sama variabel-variabel independen

yang terdapat dalam model berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependennya. Dari hasil regresi yang mengestimasi hubungan faktor-faktor

Page 142: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

142

yang mempengaruhi tabungan pada jangka pendek diketahui bahwa nilai

probabilitas F statistiknya adalah 0.001770 dan signifikan pada α = 5%, maka

H0 ditolak dan H1 diterima, sedangkan untuk hasil regresi jangka panjangnya

diketahui bahwa nilai probabilitas F statistiknya adalah 0.004905 dan

signifikan pada α = 5%, maka H0 ditolak dan H1 diterima, berarti baik dalam

jangka pendek maupun jangka panjang secara bersama-sama variabel-

variabel independen yang terdapat dalam model berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel dependennya.

b. Uji Validitas Pengaruh (t-test)

Uji t statisitik digunakan untuk melihat besarnya pengaruh dari masing-

masing variabel independen terhadap variabel dependen. Jika nilai

probabilitas dari variabel independen <0,05 maka H0 ditolak dan H1

diterima, dimana berarti variabel independen yang signifikan berpengaruh

terhadap variabel dependen.

1) Variabel Pendapatan Perkapita

Syafri (2009: 60) berdasarkan teori loanable funds ada beberapa

faktor yang mempengaruhi tabungan. Faktor pertama adalah pendapatan,

semakin besar pendapatan seseorang. Semakin besar kemampuan orang

tersebut untuk menabung. Faktor yang kedua adalah tingkat bunga,

tingkat bunga merupakan balas jasa terhadap tabungan. Semakin besar

tingkat bunga, semakin besar pula keinginan masyarakat ingin

menabung.

Page 143: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

143

Mengacu pada model solow, suatu negara akan memiliki tingkat

pendapatan yang tinggi jika negara tersebut menyisihkan sebagian besar

pendapatannya ke tabungan dan investasi. sebaliknya jika suatu negara

mengalokasikan tabungan dan investasi dalam jumlah yang kecil maka

pendapatannya akan rendah (Putu Oktavia, 2005: 14)

Dari hasil regresi jangka pendek untuk tabungan pada variabel

pendapatan perkapita dengan nilai probabilitas sebesar 0.0047 yang

signifikan pada α = 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima berarti

variabel GDP berpengaruh secara signifikan. Hasil ini mendukung

penelitian yang dilakukan oleh Sri Isnowati (2005), Mahmoud A. Touny

(2008), syafri (2009) serta Paresh Narayan dan Saud Al Siyabi (2005)

bahwa variabel pendapatan perkapita berpengaruh pada jangka pendek.

Pengaruh pendapatan perkapita terhadap jumlah tabungan juga

diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Said Hallaq (2003),

Sunlip Wibisono (2004) Tochukwu E. Nwachukwu dan Festus O.

Egwaikhide (2007), bahwa pendapatan perkapita berpengaruh terhadap

tabungan. Ditambahkan oleh Shahbaz Nasir dan Mahmood Khalid

(2004), pendapatan yang tinggi menyebabkan tabungan tinggi, sehingga

mengkonfirmasi efek McKinnon. Menunjukkan bahwa jika ada dorongan

besar dalam pertumbuhan PDB untuk beberapa periode itu akan

menyebabkan tabungan lebih tinggi, yang akan positif mempengaruhi

investasi dan meningkatkan investasi sehingga meningkatkan PDB dan

akan kembali meningkatkan tabungan.

Page 144: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

144

Sedangkan dari hasil regresi jangka panjang untuk tabungan pada

variabel pendapatan perkapita bahwa pendapatan perkapita tidak

berpengaruh secara parsial dengan tabungan, walaupun nilai probabilitas

signifikan sebesar 0.0662 pada α = 0,10 maka H0 diterima dan H1

ditolak berarti variabel pendapatan perkapita tidak berpengaruh. Hasil ini

didukung oleh penelitian yang dilakukan Ipumbu W. Shiimi and Gerson

Kadhikwa (1999).

2) Variabel Suku Bunga

Dijelaskan dalam teori loanable funds faktor kedua yang

mempengaruhi tabungan adalah tingkat bunga, tingkat bunga merupakan

balas jasa terhadap tabungan. Semakin besar tingkat bunga, semakin

besar pula keinginan masyarakat ingin menabung.

Dari hasil regresi jangka pendek untuk tabungan pada variabel suku

bunga dengan nilai probabilitas sebesar 0.0458 yang signifikan pada α =

0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima berarti bahwa variabel suku bunga

berpengaruh secara signifikan. Dari hasil regresi jangka panjang untuk

tabungan pada variabel suku bunga dengan nilai probabilitas 0.7794 tidak

signifikan pada semua tingkat α (0,05) (0,10) (0,025) dan (0,01),

sehingga H0 diterima dan H1 ditolak berarti variabel suku bunga tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan tabungan.

Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ipumbu W.

Shiimi and Gerson Kadhikwa (1999), bahwa suku bunga berpengaruh

dalam hubungan jangka pendek dan tidak berpengaruh dalam jangka

Page 145: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

145

panjang. Hasil ini juga diperjelas oleh Tri Wahyu Rejekiningsih dan

Banatul Hayati (2004) yang menyatakan bahwa suku bunga memiliki

pengaruh dalam hubungan jangka pendek terhadap tabungan tabungan

swasta, tabungan daerah dan tabungan pemerinath sedangkan pada

jangka panjang tidak berpengaruh.

Pengaruh suku bunga terhadap tabungan juga pernah diteliti oleh

Poppy Marieskha (2009), Syafri (2009), Ade Komaluddin, Apip Supriadi

dan Dede (2008) yang mendapatkan hasil bahwa variabel suku bunga

berpengaruh terhadap tabungan.

3) Variabel Uang Beredar

Dari hasil regresi jangka pendek untuk tabungan pada variabel

jumlah uang yang beredar (M2) dengan nilai probabilitas 0,5453 tidak

signifikan pada semua tingkat α (0,05) (0,10) (0,025) dan (0,01),

sehingga H0 diterima dan H1 ditolak berarti variabel Jumlah uang

beredar tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan

tabungan. Sedangkan dari hasil regresi jangka panjang untuk tabungan

pada variabel uang beredar (M2) dengan nilai probabilitas sebesar 0.0069

yang signifikan pada α = 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima berarti

bahwa variabel uang beredar berpengaruh secara signifikan. Hasil ini

didukung oleh penelitian yang dilakukan Mahmoud A. Touny (2008)

yang menyatakan bahwa uang beredar berpengaruh terhadap tabungan

pada jangka panjang dan tidak berpengaruh di jangka pendek. Ipumbu

W. Shiimi and Gerson Kadhikwa (1999) serta Claudio Paiva dan Sarwat

Page 146: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

146

Johan (2003) menyatakan bahwa pada jangka panjang uang beredar

berpengaruh terhadap tabungan.

Dampak dari inflasi yang semakin tinggi untuk waktu yang lama

akan membuat jumlah uang beredar semakin banyak sehingga akan

berdampak terhadap tabungan. karena masyarakat lebih banyak

menggunakan uangnya untuk berbelanja sehingga berdampak pada

turunnya tingkat tabungan (Burkhard Heraa dan Bernd Sussmuthc, 2006:

3). Dan di tambahkan oleh Faizal Hanaris Rivai (2009: 34) yang

menyatakan bahwa jumlah uang beredar yang terlalu banyak ataupun

terlalu sedikit dapat mengakibatkan gangguan stabilitas moneter, hal ini

disebabkan dengan terlalu banyaknya jumlah uang yang beredar dapat

menyebabkan kenaikan inflasi karena terjadinya kenaikan permintaan

sehingga kondisi moneter terganggu. semakin stabilnya jumlah uang

yang beredar maka smakin baik pula kondisi stabilisasi moneter.

Pengaruh uang beredar terhadap tabungan ini didukung oleh

penelitian yang dilakukan Said Hallaq (2003) menemukan bahwa jumlah

uang beredar M1+M2 berpengaruh terhadap tabungan di jordania.

4) Variabel Inflasi

Inflasi dapat menekan tingkat tabungan karena adanya dorongan

melakukan pengeluaran untuk barang-barang tahan lama sehingga akan

menurunkan tingkat tabungan. inflasi akan mendorong orang untuk

mengganti aset nominal ke aset riil.

Page 147: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

147

Dari hasil regresi jangka pendek untuk tabungan pada variabel

Inflasi dengan nilai probabilitas sebesar 0.0263 yang signifikan pada α =

0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima berarti bahwa variabel Inflasi

berpengaruh secara signifikan. Sedangkan dari hasil regresi jangka

panjang untuk tabungan pada variabel suku bunga dengan nilai

probabilitas 0.5471 tidak signifikan pada semua tingkat α (0,05) (0,10)

(0,025) dan (0,01), sehingga H0 diterima dan H1 ditolak berarti variabel

suku bunga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan

tabungan.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh

Ipumbu W. Shiimi dan Gerson Kadhikwa (1999), Burkhard Heera dan

Bernd Sussmuthc, yang mendapatkan hasil bahwa inflasi berpengaruh

terhadap tabungan pada jangka pendek dan tidak berpengaruh pada saat

jangka panjang.

Pengaruh inflasi terhadap tabungan ini didukung oleh penelitian

yang dilakukan Tochukwu E. Nwachukwu dan Festus O. Egwaikhide

(2007) dan Poppy Marieskha (2009). Dalam penelitian tersebut,

didapatkan hasil bahwa adanya pengaruh inflasi terhadap tabungan.

c. Koefisien Determinasi (R2)

Pada hasil analisis Error correction model (ECM) untuk jangka pendek

nilai koefisien determinasinya (R2) = 0.530651 ini menunjukkan bahwa

berarti besarnya pengaruh dari variabel-variabel independen terhadap variabel

dependen sebesar 53,0651%, sedang sisanya sebesar 46,9349%

Page 148: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

148

menggambarkan pengaruh-pengaruh dari variabel di luar model. Dan untuk

hasil analisis Error correction model (ECM) dalam jangka panjang nilai

koefisien determinasinya (R2) = 0.424962 ini menunjukkan bahwa berarti

besarnya pengaruh dari variabel-variabel independen terhadap variabel

dependen sebesar 42,4962%, sedang sisanya sebesar 57,5038%

menggambarkan pengaruh-pengaruh dari variabel di luar model.

Page 149: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

149

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil regresi model Error correction model (ECM)

mengenai pengaruh dari variabel-variabel independen Pendapatan Perkapita,

suku bunga, M2 dan Inflasi terhadap variabel dependen Tabungan, maka

dapat disimpulkan adalah sebagai berikut:

1. Variabel-variabel independen Pendapatan Perkapita, suku bunga, M2 dan

Inflasi secara bersama-sama (simultan) dalam jangka pendek dan jangka

panjang mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependen Tabungan.

2. Secara parsial dalam jangka pendek yang mempunyai pengaruh hanya

variabel pendapatan perkapita, suku bunga dan inflasi terhadap variabel

tabungan. Sedangkan jangka panjang hanya variabel uang beredar saja

yang berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen tabungan.

3. Besar pengaruh dari variabel-variabel independen makro ekonomi

terhadap variabel dependen tabungan dalam jangka pendek adalah sebesar

53,0651%, dan untuk jangka panjang sebesar 42,4962% dan sisanya

menggambarkan pengaruh dari variabel di luar model.

B. Implikasi

Berkaitan dengan implikasi pada penelitian ini, peneliti menganalisis

pengaruh variabel Pendapatan perkapita, Tingkat Suku Bunga, Jumlah Uang

Page 150: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

150

Beredar dan Inflasi terhadap variabel Jumlah Tabungan di Indonesia pada

tahun 1980 sampai tahun 2010. Agar dapat memperoleh gambaran yang lebih

mendalam serta komprehensif maka penulis menyarankan beberapa hal

sebagai berikut:

1. Bedasarkan hasil uji regresi Error correction model (ECM) untuk jangka

pendek variabel pendapatan perkapita, suku bunga dan inflasi berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen tabungan, oleh karena itu

pemerintah dalam melakukan usaha menjaga nilai tabungan.

2. Bedasarkan hasil uji regresi Error correction model (ECM) untuk jangka

pendek variabel pendapatan perkapita, suku bunga dan inflasi berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen tabungan, oleh karena itu

pemerintah dalam melakukan usaha menjaga nilai tabungan.

3. Peran pemerintah sangat diperlukan dalam peningkatan pendapatan

perkapita, diharapkan pemerintah dapat memberikan kebijakan-kebijakan

yang meringankan pelaku usaha agar kenaikan PDB lebih tinggi daripada

kenaikan jumlah populasi, karena pendapatan perkapita itu timbul karena

pembagian antara PDB dengan jumlah populasi.

4. Dalam suku bunga, bank sentral harus berperan sebagai stabilisator

naiknya suku bunga, karena jika suku bunga yang terlalu tinggi menaikan

tabungan namun akan berdampak negatif terhadap penyaluran kredit.

karena beban bunga yang dibebankan lebih besar dari bunga dalam

menabung.

Page 151: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

151

5. Inflasi dan jumlah uang beredar tidak dapat dipisahkan, maka pemerintah

dan BI harus menjaga agar inflasi stabil sehingga berdampak pada

sedikitnya uang beredar di masyarakat yang mengakibatkan kenaikkan

pada tabungan.

6. Dalam penelitian seperti ini yang mungkin untuk dilakukan selanjutnya

yaitu menambah variabel ekonomi lainnya dengan menggunkan beberapa

metode yang berbeda atau dengan metode yang sama dan variabel

penelitian yang sama namun pada periode yang berbeda seperti pada

periode tahun 1980 kebawah, saat negara Indonesia pernah mengalami

krisis di tahun 1960an.

Page 152: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

152

DAFTAR PUSTAKA

Afif, Faisal. “Strategi dan Operasional Bank”, PT Eresco, Bnadung, 1996.

Ardiansyah, Riki. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan

Tabungan Masyarakat Pada Bank Umum Di Kota Binjai”, Skripsi S1

Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, 2009.

Arifin, Zainul. “Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah”, Pustaka Alvabet.

Jakarta. 2006.

Aryaningsih, Ni Nyoman. ”Pengaruh Suku Bunga, Inflasi dan Jumlah

Penghasilan Terhadap Permintaan Kredit di PT. BPD Cabang Pembantu

Kediri”, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Sains & Humaniora, 2008.

Arthesa, Ade, “Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank”, PT. INDEKS,

Jakarta, 2006.

Bank Indonesia. “Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia”, Direktorat

Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Jakarta.

Basalim, Umar. “Perekonomian Indonesia Krisis Dan Strategi Alternatif”,

Pustaka Cidesindo, Jakarta, 2000.

Brigham, Eugene F. dan Joel, F. Houston. “Fundamental of Financial

Management”, Harcourt Brace, Florida, 2006.

Boediono. “Ekonomi International seri synopsis Pengantar Ilmu Ekonomi”, Edisi

keempat, BPFE, Yogyakarta, 2004.

Budisantoso, Totok dan Triandaru, Sigit “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”,

Salemba, Jakarta, 2006.

Page 153: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

153

Case, Karl E. dan Fair, Ray C. “Prinsip-Prinsip Ekonomi Makro”. Edisi Bahasa

Indonesia, Penerbit Gramedia, Jakarta, 2004.

Colander, David C. “Macroeconomics”, McGraw-Hill Irwin, New york, 1998.

,“Macroeconomics”, McGraw-Hill Irwin, New york, 2006.

Darmawan, Indra. “Perilaku Tabungan Masyarakat Antar Daerah Di Indonesia”,

artikel diakses tanggal 22 juni 2010, http://indradarmawanusd.wordpress.

com

Dendawijaya, Lukman. “Manajemen Perbankan”, Ghalia Indonesia, Jakarta,

2003.

Duilio, Eugene A. “Uang dan Bank”, Erlangga, Jakarta, 1993.

Fabozzi, Frank J. “Pasar dan Lembaga Keuangan”, Salemba Empat, Jakarta,

1999.

Frank, Robert H. dan Ben S. Bernanke. “principles of macro economics”,

McGraw-Hill Irwin, New york, 2004.

Gotthelf, Philip. “Currency Trading”, Wiley & Sons, Inc., New Jersey, 2003.

Gujarati. “ The Model And Basic Econometrics”, International Edision, McGraw-

Hill, Singapore, 2003.

Hallaq, said. “Determinants of Private Savings: The Case of Jourdan (1976-

2000)”, Jurnal King Suad University, Volume 15, Riyadh, 2003.

Hamid, Abdul. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, FEIS UIN Press, Jakarta,

2007.

Hubbard, R. Glenn “Money, the Financial System, and the Economy’, Pearson

Addison-Wesley, Boston, 2005.

Page 154: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

154

Husni, Azhary. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penghimpunan Dana Pihak

Ketiga Pada Perbankan Syariah Di Indonesia Periode: Januari 2006-

Desember 2007”, Dikta Ekonomi, Vol. 6 No. 1, April 2009.

Idroes, Ferry N. “Manajemen Resiko Perbankan”, Rajawali Pers, Jakarta, 2008.

Ismail. “Manajemen Perbankan”, Kencana, Jakarta, 2010.

Isnowati, Sri. “Faktor-Faktor Penentu Tabungan Di Indonesia”, Jurnal Bisnis dan

Ekonomi, Vol. 12 No. 1, Maret 2005.

Iqlima, Nresna. “Analisis Pengaruh Inflasi, DPK Dan Suku Bunga Kredit Modal

Kerja Terhadap Posisi Kredit Modal Kerja (Studi Kasus Pada Bank

Persero)” Skripsi S1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah, 2010.

Judisseno, Rimsky K. “Sistem Moneter dan Perbankan Di Indonesia”, Gramedia,

Jakarta, 2005.

Karim, Adiwarman A. “Ekonomi Makro Islami”, Rajawali Pers, Jakarta, 2008.

Kasmir. “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”, Rajawali Pers, Jakarta, 2010.

. “Pemasaran Bank”, Kencana, Jakarta, 2005.

. “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”, edisi revisi, Raja Grafindo

Persada, Jakarta, 2008.

Kendall, Patrick. “Interest Rates, Savings and Growth In Guyana”, Economics

and Programming Department, Agustus 2000.

Khalwaty, T. “Inflasi Dan Solusinya”, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.2001.

Page 155: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

155

Komaludin, Ade. “Pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB), Suku Bunga dan

Inflasi Terhadap Tabungan Di Indonesia Periode Tahun 1985-2007”,

Fakultas Ekonomi, Universitas Siliwangi, 2008.

Kunarjo. “Glosarium Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan”, Universitas

Indonesia Press, Jakarta, 2003.

Lipsey, Richard. “Pengantar Makroekonomi”, Edisi 8th, Erlangga, Jakarta, 1993.

Listyoadi, Sekti Wibowo. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Tabungan Perbankan Di Indonesia (Pendekatan Error correction model)”,

Tesis S2, Universitas Diponogoro, Semarang, 2005.

Mankiw, Gregory. “Principles of Economics (Pengantar Ekonomi Mikro)”, edisi

3th, Salemba Empat, Jakarta, 2006.

Manurunng, Mandala. “ Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter.” FEUI.

Jakarta. 2004

Marieskha, Poppy. “Analisis Pengaruh PDRB, Suku Bunga dan Tingkat Inflasi

Terhadap Simpanan Masyarakat Pada Bank-Bank Umum Di Sumatera

Utara”, Skripsi S1, Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, 2009.

McConell, Campbell R. and Brue, Stanley L. “Macroeconomics Principles,

Problems, and Policies”, McGraw-Hill, New york, 1996.

Mishkin, Frederic. C. 2008. “Ekonomi Uang, Perbankan dan Pasar Keuangan” :

Edisi 8. Jakarta : Salemba Empat.

Modigliani, Franco. “Fundations of Financial Markets and Institutions”, Prentice

Hall Inc, Second Edition, 2000.

Page 156: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

156

Nachrowi D. Nachrowi dan Usman, Hardius. “Pendekatan Ekonometrika untuk

Analisis Ekonomi dan Keuangan”, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,

Jakarta, 2006.

Nopirin. “Ekonomi Moneter”, BPFE UGM, Yogyakarta, 1989.

. “Pengantar Ilmu Ekonomi Makro dan Mikro”, Edisi pertama, BPFE,

Yogyakarta,1994.

Nwachukwu, Tochukwu. E. dan Festus. O. Egwaikhide, “An Error-Correction

Model of the Determinants of Private Saving in Nigeria”, African Economic

Society (AES) Conference, Cape Town, South Africa, July 2007.

Paiva, Claudio dan Sarwat Jahan, “An Empirical Study of Private Saving in

Brazil”, Brazilian Journal of Political Economy, vol. 23, no.1, January-

March/2003.

Pandin, Prianto. “Lembaga Keuangan”, Rineka Cipta, jakarta, 2005.

Pohan, Aulia. “Kerangka Kebijakan Moneter dan Implimintasinya Di Indonesia”,

PT. Grafindo Persada, Jakarta, 2008.

Putong, Iskandar. “Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro”, Ghalia Indonesia,

Jakarta, 2000.

, “Memahami Ekonomi Internasional: Memahami Dinamika Pasar

Global”, PPM, Jakarta, 2001.

Reny, Maharani. “Hubungan Kausalitas Antara Variabel Makro dan Harga

Saham Syariah di JII”, LIPI Tesis S2, Universitas Indonesia, 2004.

Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung. “Teori Ekonomi Makro” edisi 2,

FEUI, Jakarta, 2004.

Page 157: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

157

Rejeningsih, Try Wahyu dan Banatul Hayati, “Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Tabungan Daerah Di Kota Semarang”, Dinamika

Pembangunan, Volume 1 Nomor 1, Juli 2004.

Rihlah. “Analisis Pengaruh Pertimbuhan Earnings Assets dan Pertumbuhan dana

Pihak Ketiga terhadap Kinerja operasional (Rasio BOPO) pada Bank

Umum Swasrta Nasional Devisa” Skripsi S1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2010.

Riyadi, Slamet. “Banking Assets and Liability Management”, Fakultas Ekonomi

UI, Jakarta, 2006.

Riza, muhammad. “Penentuan Nilai Tukar Rupiah Dengan Menerapkan Konsep

Paritas Daya Beli atau Purchasing Power Parity Dalam Jangka Pendek

dan Jangka Panjang”, Skripsi S1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2010.

Robert, H. Frank and Bernanke, Ben S. “Principles of Macro Economics”, The

McGraw-Hill Companies, NY, 2004.

Rodoni, Ahmad dan Indoyama N. “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”,

Center for Sosial Economics Studies, Jakarta, 2007.

. “Modul Istitusi Depositori dan Pasar Modal”, FEB UIN Syarif

Hidayatullah, Jakarta, 2008.

Samuelson, Paul dan Nordhaus, William D. “Ilmu Makroekonomi”, PT. Media

Global Edukasi, Jakarta, 2001.

. “Ilmu Makroekonomi”, PT. Media Global Edukasi, Jakarta, 2004.

Page 158: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

158

Santoso, Purbayu Budi dan Muliawan Hamdani, “Statistik Deskriptif Dalam

Bidang Ekonomi dan Niaga” Erlangga, Jakarta, 2007.

Siamat, Dahlan. “Manajemen Lembaga Keuangan”, FEUI, Jakarta. 2005.

Shiimi, Ipumbu W. and Kadhikwa, Gerson. “Savings and Investment in Namibia”,

Bon O Ccasional paper, Nomor 2, April 1999.

Silvanita, Ktut. “Bank dan lembaga keuangan lain”, Erlangga, Jakarta, 2009.

Simorangkir, O. P. “Pengantar Lembaga Keuangan Bank Dan Non Bank”, Ghalia

Indonesia, Bogor, 2004.

. “Pengantar lembaga Keuangan Bank dan Non Bank”, Ghalia

Indonesia, Bogor, 2004.

Sinungan, Muchdarsyah. “Manajemen Dana Bank”, PT. Bumi Aksara, Jakarta,

1993.

. “Uang dan Bank”, Bina Aksara, Jakarta, 1987.

Stephen, L, Slavin. “Macro Economics” Edition 5th, Mcgraw Hill Inc., New York,

1999.

Stockon, Jhon R. “Business And Economic Statistic”, South-Western Publishing

Company, Ohio, 1966.

Solimano, Andres dan Gutierrez, Mario. “Savings, Invesment and Growth In The

Global Age: Analytical and Policy Issues”, Macroeconomia del desarrollo,

Nacional Unidas, Chile, Agustus 2006.

Sukirno, Sadono. “Teori Pengantar Makro Ekonomi”, PT. Raja Grafindo Persada,

Jakarta, 2004.

Page 159: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

159

. “makro Ekonomi Modern Perkembangan Pemikiran Dari Klasik Hingga

Keynesian Baru”, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000.

Susilo, Sri. “Bank & Lembaga Keuangan Lain”, Salemba Empat, Jakarta, 2000.

Syafri. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Masyarakat Pada

Bank Umum”, Kajian, Vol. 14 No. 1, Maret 2009.

Teguh, Muhammad. “Metodologi Penelitian Ekonomi”, PT. Raja Grafindo

Persada, Jakarta, 2005.

Taswan. “Manajemen Perbankan”, Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN,

Yogyakarta, 2010.

Thomas, Suyatno. “Kelembagaan Perbankan”, PT. Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta, 1999.

Triandaru, Sigit dan Santoso, Totok Budi. “Bank dan Lembaga Keuangan lain”.

Salemba Empat, Jakarta, 2006.

Triyono. “Analisis Perubahan Kurs Rupiah Terhadap Dolar Amerika”, Vol. 9 No.

2, Jurnal Ekonomi Pembangunan, 2008.

Touny, Mahmoud A. “Determinants of Domestic Saving Performance in Egypt:

An Empirical Study”, Journal of Commercial Studies and Researches,

Faculty of Commerce, Benha University, Nomor 1, 2008.

Wibisono, Sunlip. “Pengaruh Tingkat Bunga dan PDRB Terhadap Tabungan

Pada Bank Umum Di KBI Jember Tahun (1994) I- (2003) IV”, Manajemen,

Akuntansi dan Bisnis, Vol. 4 No. 2, Agustus 2006.

Widarjono, Agus. “Ekonometrika Teori dan Aplikasi” Edisi kedua, Ekonisia

Fakultas Ekonomi UII Yogyakarta, 2007.

Page 160: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

160

. “Ekonometrika Pengantar dan Aplikasi” Edisi Ketiga, Ekonisia

Fakultas Ekonomi UII, Yogyakarta, 2009.

Winarno, Wing Wahyu. “Analisis Ekonometrika dan Statistik dengan Eviews”,

Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN Yogyakarta, 2007.

Wijaya, Faried. “Lembaga-Lembaga Keuangan dan Bank”, BPFE, Yogyakarta,

2001.

www.wikipedia.com

Zakaria, Junaiddin. “Pengantar Teori Ekonomi Makro”, Gaung Persada Pers,

Jakarta, 2009.

Page 161: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

161

LAMPIRAN 1

1. Uji Stasioneritas Data Pada Tingkat Level

a. Uji Stasioneritas Data Tabungan

Null Hypothesis: SAV has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=7) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.572650 0.1096

Test critical values: 1% level -3.670170

5% level -2.963972

10% level -2.621007

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

b. Uji Stasioneritas Data Pendapatan Perkapita

Null Hypothesis: GDPK has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 2 (Automatic - based on SIC, maxlag=7) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic 0.231577 0.9698

Test critical values: 1% level -3.689194

5% level -2.971853

10% level -2.625121

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

c. Uji Stasioneritas Data Suku Bunga

Null Hypothesis: R has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=7) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.778119 0.0077

Test critical values: 1% level -3.670170

5% level -2.963972

10% level -2.621007

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Page 162: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

162

d. Uji Stasioneritas Data Uang beredar (M2)

Null Hypothesis: M2 has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=7) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic 10.81216 1.0000

Test critical values: 1% level -3.670170

5% level -2.963972

10% level -2.621007 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.

e. Uji Stasioneritas Data Inflasi

Null Hypothesis: I has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=7) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.881146 0.0005

Test critical values: 1% level -3.670170

5% level -2.963972

10% level -2.621007

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

2. Uji Stasioneritas Data Pada Tingkat Diferensi Pertama

a. Uji Stasioneritas Data Tabungan

Null Hypothesis: D(SAV) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=7) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.018619 0.0000

Test critical values: 1% level -3.689194

5% level -2.971853

10% level -2.625121

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Page 163: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

163

b. Uji Stasioneritas Data Pendapatan Perkapita

Null Hypothesis: D(GDPK) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=7) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.024637 0.0045

Test critical values: 1% level -3.689194

5% level -2.971853

10% level -2.625121

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

c. Uji Stasioneritas Data Suku Bunga

Null Hypothesis: D(R) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 3 (Automatic - based on SIC, maxlag=7) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.168862 0.0003

Test critical values: 1% level -3.711457

5% level -2.981038

10% level -2.629906

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

d. Uji Stasioneritas Data Uang beredar (M2)

Null Hypothesis: D(M2) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=7) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic 0.637547 0.9883

Test critical values: 1% level -3.689194

5% level -2.971853

10% level -2.625121

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Page 164: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

164

e. Uji Stasioneritas Data Inflasi

Null Hypothesis: D(I) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=7) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.970722 0.0000

Test critical values: 1% level -3.689194

5% level -2.971853

10% level -2.625121

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

3. Uji Stasioneritas Data Pada Tingkat Diferensi Kedua

a. Uji Stasioneritas Data Tabungan

Null Hypothesis: D(SAV,2) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 6 (Automatic - based on SIC, maxlag=7) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.015931 0.0489

Test critical values: 1% level -3.769597

5% level -3.004861

10% level -2.642242

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

b. Uji Stasioneritas Data Pendapatan Perkapita

Null Hypothesis: D(GDPK,2) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 6 (Automatic - based on SIC, maxlag=7) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.098572 0.0048

Test critical values: 1% level -3.769597

5% level -3.004861

10% level -2.642242

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Page 165: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

165

c. Uji Stasioneritas Data Suku Bunga

Null Hypothesis: D(R,2) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 5 (Automatic - based on SIC, maxlag=7) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.289099 0.0003

Test critical values: 1% level -3.752946

5% level -2.998064

10% level -2.638752

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

d. Uji Stasioneritas Data Uang beredar (M2)

Null Hypothesis: D(M2,2) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=7) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -8.089886 0.0000

Test critical values: 1% level -3.689194

5% level -2.971853

10% level -2.625121

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

e. Uji Stasioneritas Data Inflasi

Null Hypothesis: D(I,2) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 2 (Automatic - based on SIC, maxlag=7) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.783859 0.0001

Test critical values: 1% level -3.711457

5% level -2.981038

10% level -2.629906

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Page 166: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

166

LAMPIRAN 2

Uji Kointegrasi

Null Hypothesis: RESID01 has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=7) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.724681 0.0088

Test critical values: 1% level -3.670170

5% level -2.963972

10% level -2.621007 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation

Dependent Variable: D(RESID01)

Method: Least Squares

Date: 06/28/11 Time: 14:04

Sample (adjusted): 1981 2010

Included observations: 30 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. RESID01(-1) -0.643637 0.172803 -3.724681 0.0009

C 0.001408 0.007531 0.186931 0.8531 R-squared 0.331315 Mean dependent var 0.000969

Adjusted R-squared 0.307434 S.D. dependent var 0.049560

S.E. of regression 0.041244 Akaike info criterion -3.474271

Sum squared resid 0.047630 Schwarz criterion -3.380858

Log likelihood 54.11406 Hannan-Quinn criter. -3.444387

F-statistic 13.87325 Durbin-Watson stat 2.233140

Prob(F-statistic) 0.000875

Page 167: ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2851/1/MUHAMMAD... · Dalam rangka mewujudkan masyarakat ... dalam hal dana untuk

167

LAMPIRAN 3

Hasil Analisis Model ECM jangka panjang

Dependent Variable: D(SAV)

Method: Least Squares

Date: 06/28/11 Time: 21:51

Sample (adjusted): 1981 2010

Included observations: 30 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.004842 0.010714 0.451913 0.6554

D(GDPK) -1.02E-08 3.29E-09 -3.118009 0.0047

D(R) -0.004437 0.002106 -2.106446 0.0458

D(M2) 5.30E-08 8.65E-08 0.613468 0.5453

D(I) -0.001379 0.000582 -2.368403 0.0263

RESID01 0.613941 0.177889 3.451255 0.0021 R-squared 0.530651 Mean dependent var 0.007523

Adjusted R-squared 0.432870 S.D. dependent var 0.056305

S.E. of regression 0.042402 Akaike info criterion -3.306378

Sum squared resid 0.043151 Schwarz criterion -3.026138

Log likelihood 55.59566 Hannan-Quinn criter. -3.216727

F-statistic 5.426933 Durbin-Watson stat 2.222485

Prob(F-statistic) 0.001770

Hasil Analisis Model ECM jangka panjang

Dependent Variable: SAV

Method: Least Squares

Date: 06/28/11 Time: 21:53

Sample: 1980 2010

Included observations: 31 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. GDPK -7.59E-09 3.96E-09 -1.917487 0.0662

R -0.000868 0.003069 -0.283002 0.7794

M2 1.15E-07 3.91E-08 2.932098 0.0069

I -0.000464 0.000761 -0.610133 0.5471

C 0.076887 0.050190 1.531933 0.1376 R-squared 0.424962 Mean dependent var 0.083771

Adjusted R-squared 0.336494 S.D. dependent var 0.058658

S.E. of regression 0.047781 Akaike info criterion -3.097697

Sum squared resid 0.059358 Schwarz criterion -2.866408

Log likelihood 53.01430 Hannan-Quinn criter. -3.022302

F-statistic 4.803597 Durbin-Watson stat 1.228981

Prob(F-statistic) 0.004905