analisis pengaruh nilai tukar, suku bunga (sbi)...

124
ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) DAN JUMLAH UANG BEREDAR (JUB), TERHADAP NILAI HARGA SAHAM SEKTOR PROPERTI DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) (Periode 2006-2011) Di susun oleh: Rachmat Kurniadi NIM: 107084003634 JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013 M/1434 H

Upload: lynga

Post on 07-Mar-2019

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI)

DAN JUMLAH UANG BEREDAR (JUB), TERHADAP NILAI

HARGA SAHAM SEKTOR PROPERTI DI BURSA EFEK

INDONESIA (BEI)

(Periode 2006-2011)

Di susun oleh:

Rachmat Kurniadi

NIM: 107084003634

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013 M/1434 H

Page 2: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai
Page 3: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai
Page 4: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai
Page 5: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai
Page 6: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Rachmat Kurniadi

2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 25 Januari 1989

3. Alamat : Jl. Wijaya kusuma ujung Rt 011/01 no.44

Pondok Aren, Tangerang Selatan 15221

4. Telepon : 08999842184

II. PENDIDIKAN

1. TK Darunnajah, Jakarta Selatan tahun 1996

2. SD 04, Jakarta Selatan tahun 1996-2002

3. SMPN 235, Jakarta Selatan tahun 2001-2004

4. SMA N 87 Jakarta Selatan tahun 2004-2007

5. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun2007-2013

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Mulyadi Syaiful Anam

2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 22 Februari 1955

3. Ibu : Siti Suripah

4. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 24 Februari 1960

Page 7: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

vi

ABSTRACT

The purpose of this research to analyze the effect of exchange rate, interest

rate of SBI, and money supply on property sector composite value (NHSprop).

The data which use in this research is time series data in Indonesia since 2006.1 –

2011.12. by using OLS (Ordinary Least Square) method.

The result shows that exchange rate and interest rate of (SBI) have a negative

and significant effect on property sector composite value (NHSprop) in Indonesia

Stock Exchange. Meanwhile money supply has no significant effect on property

sector composite value (NHSprop) in Indonesia Stock Exchange.

Keyword: Property Sector Composite value (NHSprop), Exchange Rate,

Interest Rate of SBI, Money Supply.

Page 8: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

vii

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai tukar, suku bunga SBI

dan jumlah uang beredar terhadap nilai harga saham sektor properti (NHSprop) di

Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan adalah data time series yaitu tahun

2006.1 – 2011.12 dengan menggunakan metode OLS (Ordinary Least Square).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tukar dan suku bunga (SBI) memiliki

pengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai harga saham sektor properti(NHSprop)

di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan jumlah uang beredar tidak berpengaruh

signifikan terhadap nilai harga saham sektor properti (NHSprop) di Bursa Efek

Indonesia.

Kata kunci : Nilai Harga Saham Sektor Keuangan (NHSprop), Nilai Tukar, Suku

Bunga (SBI), Jumlah Uang Beredar.

Page 9: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya

kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

“Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga (SBI), dan Jumlah Uang

Beredar (JUB) Terhadap Harga Saham Sektor Properti di Bursa Efek Indonesia

periode tahun 2006-2011”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi

sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih dan

penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu

dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Kedua orang tua yang telah memberikan semangat serta doa yang tiada henti-

hentinya kepada penulis. Ibuku yang tak hentinya berdoa untuk Anaknya

serta segala kebijakannya sebagai „‟menteri keuangan‟‟ yang sangat

membantu dan Ayahku yang selalu sabar menanti dan sangat sabar

menghadapi semua tantangan demi anak-anaknya.

2. Keluargaku yang telah menyemangati dan memberikan banyak inspirasi

dalam menyelesaikan skripsi ini. Ika Nurlaila sebagai penyumbang utama

kegiatan touring (thanks buat doa dan materinya,hehehe), Iis mulyani (thanks

atas supportnya), Tri Sufriani (terima kasih banget atas doa, support dan

materi yang utama,hahaha), Rini Puji Asih (thanks udah dikasih keponakan

Page 10: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

ix

lucu), Rajib Maulana atas kritik dan sarannya serta pertanyaannya „‟Bola

yang menang mana‟‟, Riska Nurhidayah yang selalu bantu jaga rumah selagi

gw kuliah hahaha, Yahya Rhomadhoni yang selalu care bukain gw pintu

pager, M. Fikri Abdillah dan Dimo Agil Aliansyah (baik-baik dah nyantren

ditunggu kepulangannya) dan yang terakhir special buat Ade Fadillah yang

sudah menanggung kita semua, luv you all.

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Dr. Lukman, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

serta selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia memberikan

waktunya yang sangat berharga untuk membimbing penulis selama menyusun

skripsi ini.

5. Bapak M. Hartana I. Putra, SE, MSi., selaku dosen Pembimbing Skripsi II

yang telah bersedia memberikan waktunya yang sangat berharga untuk

membimbing penulis selama menyusun skripsi ini.

6. Ibu Utami Baroroh, M.Si., selaku Sekretaris Ilmu Ekonomi dan Studi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Seluruh staf pengajar dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah memberikan bantuan kepada penulis.

Page 11: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

x

8. Terima kasih kepada Putri Wulandari atas dukungan dan kesabarannya

selama kuliah maupun dalam pembuatan skripsi ini semoga selalu diridhai

Allah Swt dan diberikan kebaikan dunia dan akhirat.

9. Seluruh teman-teman Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan yang

telah memberikan motivasi dan bantuan kepada penulis khususnya Syamsul

“Pangeran” Bahri, Irfan “Item” Fahmi dan Heri “Begal‟‟ Handoko.

10. Seluruh teman-teman Katana 601 thanks Bro selalu ngajak jalan.

11. Dan seluruh jajaran orang-orang terdekat yang tak mungkin disebutkan satu

persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan

kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Jakarta, 25 Mei 2013

(Rachmat Kurniadi)

Page 12: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

xi

DAFTAR ISI

Halaman Judul ...................................................................................................

Lembar Pengesahan Skripsi ..............................................................................

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif .......................................................

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ...................................................................

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ...................................................

Daftar Riwayat Hidup ....................................................................................... v

Abstract ............................................................................................................. vi

Abstrak .............................................................................................................. vii

Kata Pengantar .. ................................................................................................ viii

Daftar Isi ............................................................................................................. xi

Daftar Tabel ........................................................................................................ xv

Daftar Gambar ................................................................................................... xvi

Daftar Lampiran ................................................................................................ xvii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Perumusan Masalah . ..................................................................... 10

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 12

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 12

Page 13: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

xii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................

A. Tinjauan Umum Pasar Modal …. .................................................. 14

1. Pengertian Pasar Modal ............................................................ 14

2. Manfaat Pasar Modal ................................................................ 16

B. Tinjauan Umum Indeks Harga Saham …. .................................... 17

1. Pengertian Indeks Harga Saham ................................................ 17

2. Jenis-Jenis Indeks Harga Saham .............................................. 18

3. Motif Investor Memegang Saham ............................................ 20

4. Fungsi Indeks Harga Saham ..................................................... 21

5. Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham/Indeks Saham ....... 21

C. Tinjauan Umum Nilai Tukar Rupiah …. ....................................... 23

1. Pengertian Nilai Tukar Rupiah .................................................. 23

2. Perubahan Nilai Tukar Rupiah ................................................. 27

3. Mekanisme Penentuan Nilai Tukar Melalui .............................

Analisis Demand dan Supply di Pasar Valuta Asing ................ 28

D. Tinjauan Umum Suku Bunga SBI …. ........................................... 29

1. Pengertian Suku Bunga SBI ...................................................... 29

2. Macam-Macam Suku Bunga .................................................... 31

3. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) ............................................... 32

4. Dampak Suku Bunga SBI Terhadap Indeks Saham ................. 33

Page 14: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

xiii

E. Tinjauan Umum Pertumbuhan Jumlah Uang Beredar .................. 33

1. Sejarah Uang ............................................................................ 33

2. Pengertian Uang ....................................................................... 34

3. Fungsi Uang .............................................................................. 35

4. Jenis Uang ................................................................................ 36

5. Pengertian Jumlah Uang Beredar ............................................. 36

6. Teori Kuantitas Uang ............................................................... 37

7. Teori Penawaran dan Permintaan Uang ................................... 37

F. Keterkaitan Antar Variabel …. ...................................................... 39

1. Nilai Tukar Rupiah dengan Nilai Harga Saham

Sektor Properti .......................................................................... 39

2. Suku Bunga SBI dengan Nilai Harga Saham

Sektor Properti .......................................................................... 41

3. Jumlah Uang Beredar (JUB) dengan Nilai Harga Saham

Sektor Properti .......................................................................... 42

G. Hasil-hasil penelitian terdahulu…. ................................................ 43

H. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 52

I. Hipotesis .......................................................................................... 55

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................

A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 57

B. Metode Penentuan Sampel ........................................................... 57

C. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 58

Page 15: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

xiv

D. Metode Analisis Data ................................................................... 59

E. Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 60

F. Analisis Statistik … .................................................................... 67

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN ...............................................

A. Sejarah Singkat Objek Penelitian ................................................. 72

1. Indeks Harga Saham Sektor Properti .................................... 72

2. Nilai Tukar Mata Uang .......................................................... 75

3. Suku Bunga SBI .................................................................... 77

4. Jumlah Uang Beredar (JUB) ................................................. 79

B. Hasil dan Pembahasan .................................................................. 81

1. Hasil Uji Asumsi Klasik ........................................................ 81

2. Hasil Regresi Metode Ordinary Least Square (OLS) ............ 86

C. Interpretasi Ekonomi .................................................................... 91

1. Nilai Tukar Mata Uang .......................................................... 91

2. Suku Bunga SBI .................................................................... 92

3. Jumlah Uang Beredar (JUB) ................................................. 93

BAB V PENUTUP ..........................................................................................

A. Kesimpulan ………. ...................................................................... 94

B. Saran ………………. .................................................................... 96

Daftar Pustaka ....................................................................................................98

Lampiran ............................................................................................................100

Page 16: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

xv

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

1.1 Data Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga SBI,

Jumlah Uang Beredar (JUB) dan

Pertumbuhan Harga Saham Sektor

Properti Tahun 2006-2011………………………...………… 6

2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu …………………………… 50

3.1 Operasional Variabel ………………………………….…….. 71

4.1 Laju Pertumbuhan Harga Saham Sektor Properti

Tahun 2006-2011 ………………………….…….………….. 74

4.2 Tabel Rata-rata Nilai Tukar Rupiah Tahun 2006-2011 …….. 76

4.3 Tabel Rata-rata Suku Bunga SBI Tahun 2006-2011 ……….. 78

4.4 Tabel Rata-rata Jumlah Uang Beredar (JUB)

Tahun 2006-2011 …………………………………………… 80

4.5 Hasil Uji Linearitas …………...…………………………….. 82

4.6 Hasil Uji Normalitas ……….……………………………….. 82

4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas ……………………………….. 83

4.8 Hasil Korelasi Uji Multikolinearitas …….………………….. 85

4.9 Hasil Uji Autokorelasi dengan Uji Breusch-Godfrey ………. 86

4.10 Hasil Olah Data dengan Metode OLS …………………..….. 87

Page 17: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

xvi

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

1.1 Grafik Sektor Properti …………………………….....…….. 5

2.1 Mekanisme Penentuan Nilai Tukar Melalui Analisis

Demand dan Supply di Pasar Valuta

Asing……………….…………………………...…………… 28

2.2 Kerangka Pemikiran ………………………………..….……. 54

4.1 Grafik Pertumbuhan Harga Saham Sektor Properti

Tahun 2006-2011 …………………………………………..... 74

4.2 Grafik Nilai Tukar Mata Uang Tahun 2006-2011…….……... 76

4.3 Grafik Suku Bunga SBI Tahun 2006-2011…………….…….. 78

4.4 Grafik Jumlah Uang Beredar (JUB)

Tahun 2006-2011…………...……………………….……….. 80

4.5 Histogram-Normalitas Test ……………………………...…... 83

Page 18: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1 Data Penelitian ……….……………….....….....… 101

2 Uji Linearitas……….………................….….…... 102

3 Uji Normalitas ………….......................……........ 103

4 Uji Heteroskedastisitas ……….…………..……... 104

5 Uji Multikolinieritas ………………………...…... 105

6 Uji Autokorelasi ……………………………….... 105

7 Hasil Uji Regresi dengan OLS …...…………..…. 106

Page 19: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ekonomi suatu negara dewasa ini tak bisa dilepaskan dari pasar

modal yang diatur oleh suatu negara, meningkatnya perekonomian suatu negara

dapat diindikasikan dengan meningkatnya pula volume perdagangan dalam pasar

modal begitu juga dengan menurunnya perekonomian suatu negara dapat dilihat

dari pasar modal itu sendiri atau dengan kata lain pasar modal menjadi suatu

pandangan dari meningkat atau menurunnya perekonomian suatu negara sehingga

membuat pasar modal menjadi instrumen penting untuk suatu negara dalam rangka

meningkatkan perekonomiannya.

Pasar modal merupakan suatu sarana bagi pelaku usaha untuk memperoleh

dana untuk melakukan ekspansi perusahaannya dari investor yang memiliki dana

lebih sehingga investor tersebut masuk ke pasar modal untuk memperoleh

keuntungan dari dana lebihnya sehingga menimbulkan imbal balik yang positif

antara para pelaku usaha dengan para investor. secara umum pasar modal

merupakan tempat bagi perusahaan dalam membiayai kegiatan perusahaannya

(Thobarry, 2009:18).

Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara yang

mempunyai fungsi sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi

perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana

Page 20: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

2

yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha,

ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi

sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi (Yogi Permana, 2009:1).

Sedangkan menurut (Sugeng, 2010) pasar modal merupakan tempat

bertemunya para pemodal dan pencari modal. Sedangkan pasar modal itu sendiri

memiliki tiga tujuan; pertama, mempercepat proses perluasan pengikutsertaan

masyarakat dalam kepemilikan saham perusahaan. Kedua, pemerataan pendapatan

bagi masyarakatdan ketiga, meningkatkan pertisipasi masyarakat dalam

menghimpun dana secara produktif.

Aktivitas dalam pasar modal pada dasarnya mencerminkan suatu keadaan

ekonomi suatu negara yang dilihat dari gabungan saham atau yang biasa disebut

indeks harga saham gabungan (IHSG). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

pertama kali diperkenalkan pada tanggal 1 April 1983 sebagai indikator

pergerakan harga saham yang tercatat di bursa. Hari dasar perhitungan indeks

adalah tanggal 10 Agustus 1982 dengan nilai 100. Sedangkan jumlah emiten yang

tercatat pada waktu itu adalah sebanyak 13 emiten. Sekarang ini jumlah emiten

yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sudah mencapai 396 emiten. Seiring dengan

perkembangan dan dinamika pasar, IHSG mengalami periode naik dan turun. Pada

tanggal 9 Januari 2008, IHSG di Bursa Efek Indonesia mencapai level tertinggi

sepanjang sejarah pasar modal Indonesia yaitu ditutup pada level 2.830,263 (Bursa

Efek Indonesia, 2008).

Page 21: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

3

Selain indeks harga saham gabungan, Sekarang ini PT Bursa Efek Indonesia

memiliki 11 jenis indeks harga saham yang secara terus menerus disebarluaskan,

salah satu indeks yang dimiliki oleh Bursa Efek Indonesia adalah indeks sektoral

yang merupakan subsektor dari Indeks harga Saham Gabungan (IHSG). Indeks

sektoral pertama kali diperkenalkan pada tanggal 2 januari 1996 dengan nilai awal

indeks adalah 100 untuk setiap sektor dan menggunakan hari dasar tanggal 28

desember 1995. Indeks sektoral secara garis besar terbagi menjadi 3 sub bagian

yaitu primer yang meliputi pertanian dan pertambangan, sekunder yang meliputi

industri dasar kimia, aneka industri dan industri barang konsumsi, dan tersier yang

meliputi properti, transportasi, keuangan dan perdagangan, jasa dan investasi

(Bursa Efek Indonesia, 2010:5).

Salah satu indeks sektoral yang dimiliki PT. Bursa Efek Indonesia terdapat

indeks sektoral properti. Indeks sektoral properti merupakan gambaran untuk

menunjukkan apakah terjadi penurunan atau peningkatan peran sektor properti

tersebut terhadap perekonomian Indonesia dewasa ini.

Menurut (Thobarry, 2009:19), bagi kalangan masyarakat yang memiliki dana

dan berminat untuk investasi, pasar modal menjadi suatu alternatif untuk

menanamkan dananya yang salah satunya adalah dalam bentuk saham. Saham

properti bisa menjadi pilihan yang tepat dalam kondisi perekonomian saat ini

karena return yang akan diterima oleh investor cukup tinggi sehingga menjadi

daya tarik tersendiri.

Page 22: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

4

Sejak krisis ekonomi tahun 1998, banyak perusahaan pengembang mengalami

kesulitan karena memiliki hutang yang didominasi oleh dolar Amerika dalam

jumlah yang besar, yang telah dipinjamnya pada saat sebelum krisis ekonomi guna

membangun properti. Krisis ekonomi menyebabkan bunga kredit melonjak hingga

50% sehingga pengembang mengalami kesulitan untuk membayar cicilan

kreditnya (dalam bentuk dolar Amerika). Tunggakan hutang dalam jumlah yang

besar, menurunkan kinerja keuangan perusahaan, yang kemudian berdampak pada

respon investor di pasar modal sehingga mempengaruhi harga pasar saham

(Almas, 2007:15).

Meningkatnya harga saham properti dan tetap menjadi primadona selepas

krisis salah satunya disebabkan oleh makin banyaknya masyarakat yang sadar jika

harga tanah cenderung naik. Bertambahnya jumlah penduduk juga alasan semakin

banyaknya masyarakat yang menginvestasikan dananya dalam pasar properti

karena menyebabkan demand meningkat dan supply tanah bersifat tetap sehingga

harga properti akan selalu naik seiring bertambahnya jumlah penduduk (Suyanto,

2007).

Dalam perkembangannya sektor properti memiliki siklus yang unik dimana

pertumbuhan tertinggi selalu berkesudahan dengan krisis ekonomi contohnya

diawal tahun 1997 industri properti mencapai pertumbuhan yang signifikan namun

tak lama kemudian krisis ekonomi pada tahun 1998 menghancurkan sendi-sendi

ekonomi tak terkecuali dalam industri properti, begitu juga diakhir tahun 2007

pertumbuhan industri properti mencapai rekor terbaru dalam satu dekade namun

Page 23: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

5

pada tahun 2008 krisis kembali meruntuhkan pondasi ekonomi hal ini yang

membuat para investor harus memperhitungkan keadaan variabel makro agar

tingkat keuntungan sesuai yang diharapkan dan hal ini juga membuat sektor

properti selalu menarik untuk dikaji dan lebih jelasnya mengenai pertumbuhan

properti dapat dilihat pada gambar 1.1 dibawah ini:

Gambar 1.1

Grafik Sektor Properti

Sumber: Bursa Efek Indonesia

Selain volatilitas harga saham yang tinggi, sektor properti juga sangat

dipengaruhi oleh kondisi perekonomian secara makro. Dampak krisis global bisa

saja akan kembali mempengaruhi bisnis properti Indonesia seperti yang terjadi

pada tahun 1998. Kekhawatiran ini mulai muncul sejak tahun 2003 ketika ekspansi

1,000,000

1,200,000

1,400,000

1,600,000

1,800,000

2,000,000

2,200,000

2,400,000

2,600,000

2006 2007 2008 2009 2010 2011

PROPERTI

Page 24: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

6

bisnis properti begitu tinggi. Pembangunan ruko, apartemen, mal dan pusat

perbelanjaan mengalami perkembangan yang signifikan, tak hanya di Jakarta

namun juga di beberapa kota besar lainnya. Pada perkembangannya, membaiknya

kondisi ekonomi membuat pertumbuhan bisnis properti nasional khususnya sejak

2003 menjadi sangat tinggi. Nilai kapitalisasi proyek properti nasional melonjak,

dan puncaknya tahun 2005 nilai kapitalisasinya mencapai Rp 91,01 Triliun atau

meningkat hampir sepuluh kali dibandingkan dengan nilai kapitalisasi tahun 2000

yang sebesar Rp. 9,51 Triliun.

Tabel 1.1

Berikut data mengenai nilai tukar rupiah, suku bunga SBI, Jumlah Uang

Beredar (JUB) dan pertumbuhan harga saham sektor properti tahun 2006-

2011

Sumber: Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik,BKPM

Tahun

Nilai tukar

(Rupiah/dollar)

Suku

Bunga SBI

(%)

JUB

(milyar)

Pertumbuhan

Harga Saham

Sektor Properti

(milyar)

2006 8.571,1 11.97 15.163.734 1.026.786

2007 8.985,4 8.03 17.580.581 2.430.874

2008 9.750,6 9.39 20.458.862 1.977.205

2009 9.425 7.49 23.709.943 1.605.056

2010 9.163,7 6.57 26.634.685 2.110.775

2011 9.086 6.75 30.854.553

2.492.910

Page 25: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

7

Pertumbuhan sektor properti pada 2006 masih dalam tren membaik, meskipun

daya beli masyarakat menurun pascakenaikan harga BBM di Oktober 2005. Dalam

periode pelaku ekonomi masih melakukan penyesuaian terhadap dampak kenaikan

harga BBM tersebut, pertumbuhan sektor properti pada 2006 masih tumbuh

sebesar 9%, Kinerja perekonomian tersebut banyak dipengaruhi peran kuat

stimulus fiskal dan dampak positif peningkatan harga komoditas primer dunia.

Ekspansi perekonomian pada 2006 banyak bertumpu pada konsumsi pemerintah

dan ekspor, sementara secara sektoral ditopang kelompok sektor primer dan

kelompok sektor jasa. Konsumsi Pemerintah meningkat tinggi dibandingkan 2005

antara lain disumbang pengeluaran bantuan langsung tunai (BLT). Secara sektoral,

peningkatan pertumbuhan tercatat pada sektor pertanian, sektor pengangkutan dan

komunikasi serta sektor bangunan.

Sementara itu pada pertumbuhan sektor properti tercatat pertumbuhan pada

tahun 2006 mencapai yang tertinggi pada tingkat 9,0% dan mulai mengalami

penurunan signifikan akibat krisis global yang mengakibatkan penurunan pada

sector property menjadi 7,05% pada tahun 2009 dan kembali mengalam penurunan

sebesar 0,5% pada tahun 2010 menjadi 7,0%. Penurunan ini tidak terlepas dari

imbas dari krisis global yang terjadi di Amerika serikat. Disaat terjadi krisis global

membuat pasar properti global memburuk. Memburuknya pasar global tersebut

berpengaruh negatif di pasar modal dalam negeri. Memburuknya kondisi ekonomi

global membuat prilaku investor cenderung ingin menghindari resiko sehingga

investasi dalam bentuk portofolio mengalami penurunan termasuk saham-saham

Page 26: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

8

sektor properti. Setelah tahun 2009 saham properti cenderung mengalami

peningkatan, hal ini terlihat dengan total perdagangan pada tahun 2010 mencapai

2.110.775 milyar dan pada tahun 2011 saham properti juga mengalami

peningkatan menjadi 2.492.910 milyar. Peningkatan tersebut tak terlepas dari

makin membaiknya perekonomian di Indonesia.

Nilai tukar rupiah mulai kembali pada tren menguat sejak triwulan II 2009

ditopang perbaikan persepsi risiko terhadap emerging market dan kondisi

fundamental domestik yang tetap terjaga. Optimisme akan pemulihan ekonomi

global yang disertai dengan terjaganya kondisi fundamental domestik mendorong

terus naiknya pasokan valas dari investor asing di pasar keuangan domestik. Selain

itu, neraca transaksi berjalan yang tetap surplus semakin mendukung tren

penguatan rupiah. Berbagai perkembangan tersebut mengakibatkan rupiah ditutup

pada level Rp9.425 pada akhir tahun 2009 atau terapresiasi 18,4% dibandingkan

dengan akhir Maret 2009.

Selama tahun 2010, nilai tukar rupiah menguat cukup signifikan terutama

disebabkan oleh derasnya aliran masuk modal asing. Pergerakan nilai tukar rupiah

juga ditopang oleh keseimbangan interaksi permintaan dan penawaran valuta asing

di pasar domestik serta fundamental perekonomian domestik yang kuat. Nilai

tukar rupiah mulai mengalami apresiasi sejak awal tahun dan mencapai level Rp

9.163 per dolar AS atau menguat secara rata-rata sebesar 3,8% dibandingkan

dengan akhir tahun 2009. Secara point-to-point rupiah terapresiasi sebesar 4,4%

(Bank Indonesia, 2010).

Page 27: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

9

Tahun 1983 dapat dipandang sebagai salah satu langkah awal modernisasi

bidang moneter di Indonesia dengan dilepaskannya sistem pengendalian secara

langsung dalam mengendalikan jumlah uang beredar seperti penetapan suku bunga

simpanan, kredit perbankan dan lain-lain. Sebagai otoritas moneter, Bank

Indonesia kemudian menerapkan sistem pengendalian moneter atau jumlah uang

beredar secara tidak langsung, Seperti mengeluarkan Sertifikat Bank Indonesia

(SBI) dan surat berharga pasar uang (Aulia Pohan,2008:96). Peningkatan suku

bunga membuat investor lebih berminat kepada Sertifikat Bank Indonesai (SBI)

sehingga membuat permintaan saham menurun. Menurunnya permintaan tersebut

akan membuat harga saham menurun. Sebaliknya disaat Suku Bunga SBI

diturunkan maka investor lebih berminat menanamkan dana mereka ke surat

berharga penyertaan (saham) sehingga permintaan akan saham tertentu akan

meningkat sehingga meningkatkan harga saham tersebut. Hal ini terlihat pada

tahun 2010 dan 2011 dimana suku bunga (SBI) berada dititik terendah dalam lima

tahun namun harga saham properti mengalami kenaikan yang signifikan pada

tahun tersebut, kenaikan saham properti dan rendahnya suku bunga (SBI)

menggambarkan antara harga saham properti dan suku bunga (SBI) memiliki

hubungan yang negatif.

Berdasarkan data dan penjelasan diatas maka peneliti melihat bahwa ternyata

ada 3 faktor yang setidaknya yang mempengaruhi nilai harga saham khususnya

sektor properti yaitu nilai tukar, suku bunga SBI, dan Jumlah Uang Beredar (JUB).

Ketiga faktor tersebut secara teoritis dan didukung oleh penelitian sebelumnya

Page 28: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

10

sangat berkaitan dengan nilai harga saham pasar modal. Maka penulis melakukan

penelitian ini mengenai “Analisis pengaruh nilai tukar, suku bunga SBI dan

Jumlah Uang Beredar (JUB) terhadap nilai harga saham sektor properti di Bursa

Efek Indonesia Periode 2006-2011”.

B. Perumusan Masalah

Perkembangan harga saham sektor properti di Indonesia sangat menjanjikan

dimana return yang di dapat investor cukup tinggi pada sektor ini karena properti

merupakan hal mutlak yang harus dipengaruhi oleh masyarakat. Pertumbuhan

yang tinggi pada harga saham sektor properti tak lepas dari peran Bank Indonesia

selaku bank sentral untuk menjalankan tugasnya dengan baik yaitu menjaga

variabel-variabel makro seperti nilai tukar, SBI dan JUB (jumlah uang beredar)

agar tetap bergerak dalam posisi yang menjanjikan dalam melakukan investasi dan

memberikan informasi yang transparan kepada para investor sehingga para

investor dapat dengan mudah menganalisis dan memprediksi dalam menanamkan

dananya pada harga saham sektor properti di Indonesia, ketika harga saham

mengalami peningkatan maka secara otomatis mampu mengangkat pertumbuhan

ekonomi di Indonesia.

Berfluktuatifnya harga saham sektor properti terjadi karena banyak faktor,

baik faktor domestik seperti keamanan dalam negri maupun faktor dari negara lain

seperti krisis di Amerika Serikat yang berimbas kepada perdagangan saham

ditambah dengan peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia

Page 29: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

11

selaku otoritas moneter seperti menjaga nilai tukar rupiah, suku bunga (SBI),

maupun JUB (jumlah uang beredar) untuk membuat perekonomian tetap bergairah

sehingga perubahan variabel-variabel tersebut mampu mempengaruhi harga

saham.

Atas dasar penjelasan di atas dalam penelitian ini penulis mencoba mencari

variabel-variabel yang mempengaruhi harga saham sektor properti berdasarkan

variabel-variabel dinamis yaitu nilai tukar, suku bunga SBI dan JUB (jumlah uang

beredar) yang dimana penulis ingin mengetahui secara detail dan pasti:

1. Seberapa besar pengaruh nilai tukar rupiah, suku bunga (SBI) dan jumlah

uang beredar (JUB) terhadap harga saham sektor properti secara bersama-

sama?

2. Seberapa besar pengaruh nilai tukar rupiah terhadap harga saham sektor

properti?

3. Seberapa besar pengaruh suku bunga SBI terhadap harga saham sektor

properti?

4. Seberapa besar pengaruh jumlah uang beredar (JUB) terhadap harga saham

sektor properti?

Page 30: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

12

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah secara

berikut:

1. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh nilai tukar rupiah, suku bunga SBI

dan jumlah uang beredar (JUB) terhadap harga saham sektor properti secara

bersama-sama?

2. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh nilai tukar rupiah terhadap harga

saham sektor properti?

3. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh suku bunga (SBI) terhadap harga

saham sektor properti?

4. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh jumlah uang beredar (JUB)

terhadap harga saham sektor properti?

D. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini, manfaat yang menjadi prioritas penulis adalah sebagai

berikut:

1. Bagi Pemerintah

Dengan adanya penelitian ini diharapkan pemerintah dan penentu kebijakan

dapat menggunakan dan mengkaji penelitian itu sebagai salah satu masukan

dalam menentukan suatu kebijakan dalam upaya mencari jalan keluar dari

setiap permasalahan dalam sisi moneter agar tetap kondusif khususnya dalam

menjaga saham sektor properti.

Page 31: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

13

2. Bagi Investor dan Pelaku Bisnis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan suatu informasi

yang sedikit banyak berguna bagi para investor dan pelaku bisnis dalam

menanamkan dananya pada saham sektor properti.

3. Bagi Akademisi / Peneliti

Diharapkan dengan adanya penelitian ini menjadi tambahan referensi

mahasiswa dalam membuat karya ilmiah dan bagi para peneliti berikutnya

diharapkan dapat menyempurnakan kekurangan yang ada pada penelitian ini.

4. Bagi Penulis

Penelitian ini dilakukan untuk mengaplikasikan atau menerapkan teori-teori

yang telah diterima khususnya teori-teori ekonomi moneter yang telah

diperoleh dari perkuliahan dan menambah wawasan tentang pengaruh yang

ditimbulkan dari nilai tukar rupiah, suku bunga (SBI) dan jumlah uang beredar

(JUB) terhadap harga saham sektor properti.

Page 32: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Pasar Modal

1. Pengertian Pasar Modal

Menurut Darmaji dan Hendy (2006:1), pasar modal adalah pasar untuk

berbagi instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik

dalam bentuk utang, ekuitas, instrumen derivatif, maupun instrumen lainnya.

Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan mauun institusi lain

dan sarana bagi kegiatan investasi.

Menurut Deddy (2010:2) pasar modal adalah salah satu penggerak

perekonomian suatu negara. Karena pasar modal merupakan sarana pembentuk

modal dan akumulasi dana jangka panjang yang diarahkan untuk meningkatkan

partisispasi masyarakat dalam penggerakan dana guna menujang pembiayaan

pembangunan nasional. Selain itu, pasar modal juga merupakan representasi

untuk menilai kondisi perusahaan-perusahaan disuatu negara. Karena hampir

semua industri disuatu Negara terwakili oleh pasar modal. Pasar modal yang

sedang mengalami peningkatan (Bullish) atau mengalami penurunan (Bearish)

terlihat dari naik turunnya harga-harga saham yang tercatat yang tercermin

melalui suatu pergerakan indeks.

Page 33: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

15

Thobarry (2009) menyatakan bahwa pasar modal merupakan tempat

kegiatan perusahaan mencari dana untuk membiayai kegiatan usahanya. Selain

itu, pasar modal juga merupakan suatu usaha penghimpunan dana masyarakat

secara langsung dengan cara menanamkan dana ke dalam perusahaan yang

sehat dan baik pengelolaannya. Fungsi utama pasar modal adalah sebagai

sarana pembentukan modal dan akumulasi dana bagi pembiayaan suatu

perusahaan atau emiten. Dengan demikian pasar modal merupakan salah satu

sumber dana bagi pembiayaan pembangunan nasional pada umumnya dan

emiten pada khususnya di luar sumber‐sumber yang umum dikenal, seperti

tabungan pemerintah, tabungan masyarakat, kredit perbankan dan bantuan luar

negeri.

Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara yang

mempunyai fungsi sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana

bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor).

Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan

usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal

menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi (Yogi, 2009:1).

Witjaksono (2010) menyatakan Bursa efek utama adalah suatu institusi

yang terpusat yang mempertemukan kekuatan permintaan dan penawaran atas

efek. Di sini proses transaksi jual beli diatur secara rapi dengan menggunakan

peraturan sistematis yang dikeluarkan oleh pengelolanya. Setiap instrumen

Page 34: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

16

efek yang akan diperdagangkan di bursa harus memenuhi kebijakan pencatatan

(listing policy) yang dikeluarkan oleh pengelolanya.

Berdasarkan definisi diatas, pasar modal merupakan tempat kegiatan

perusahaan mencari dana untuk digunakan untuk pengembangan usaha,

ekspansi, penambahan modal kerja dan sarana bagi masyarakat serta untuk

berinvestasi serta akumulasi dana jangka panjang yang diatur secara rapi

dengan menggunakan peraturan sistematis yang dikeluarkan oleh pengelolanya

dengan tujuan untuk meningkatkan partisispasi masyarakat dalam penggerakan

dana guna menujang pembiayaan pembangunan nasional.

2. Manfaat Pasar Modal

Menurut Tjiptono dan Hendy (2001:2) manfaat keberadaan pasar modal, yaitu:

a. Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha

sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal

b. Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya

diversifikasi

c. Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah

d. Menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik

e. Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan mempunyai

prospek

f. Alternatif investasi yang memberikan profesi keuntungan dengan resiko

yang bias diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan diversifikasi

investasi

Page 35: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

17

g. Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha, memberikan akses kontrol

sosial

h. Sumber pembiayaan dana jangka panjang bagi emiten

B. Tinjauan Umum Indeks Harga Saham

1. Pengertian Indeks Harga Saham

Indeks Harga Saham adalah suatu indikator yang menunjukkan pergerakan

harga saham, indeks berfungsi sebagai indikator trend pasar, artinya pergerakan

indeks menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat, apakah pasar sedang

aktif atau sedang lesu (BEI).

Menurut (Supranto, 2004:113) indeks merupakan suatu angka yang dibuat

sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk melakukan perbandingan

antara kegiatan yang sama dalam dua waktu yang berbeda.

Menurut Witjaksono (2010) Indeks Harga Saham Gabungan atau

Composite Stock Price Index (IHSG) merupakan suatu nilai yang digunakan

untuk mengukur kinerja kerja saham yang tercatat di suatu bursa efek.

Berdasarkan definisi diatas, indeks harga saham adalah suatu indikator

yang menunjukkan pergerakan harga saham, indeks berfungsi sebagai indikator

trend pasar yang digunakan untuk mengukur kinerja kerja saham yang tercatat

di suatu bursa efek dan dapat dipergunakan untuk melakukan perbandingan

antara kegiatan yang sama dalam dua waktu yang berbeda.

Page 36: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

18

2. Jenis-Jenis Indeks Harga Saham

Menurut Tjiptono dan Hendy (2001:7-9) di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

terdapat lima indeks harga saham, yaitu indeks individual, indeks harga saham

sektoral, indeks LQ 45, indeks harga saham gabungan (IHSG), dan indeks

syariah atau Jakarta islamic indeks (JII).

a. Indeks Individual

Indeks individual ini menggunakan indeks harga masing-masing saham

terdapat harga dasarnya. Perhitungan indeks ini menggunakan prinsip yang

sama dengan IHSG, yaitu:

BEJ memberi angka dasar IHSI 100, ketika saham diluncurkan pada pasar

perdana dan berubah sesuai dengan perubahan pasar.

b. Indeks Harga Saham Sektoral

Indeks harga saham sektoral ini menggunakan semua saham yang

termasuk dalam masing-masing sektor. Perhitungan harga dasar masing-

masing sektor didasarkan pada kurs/harga akhir setiap saham tanggal 28

Desember 1995. Indeks ini mulai diberlakukan tanggal 2 Januari 1996. Di

BEJ indeks sektoral terbagi atas Sembilan sektor, yaitu:

1) Sektor-sektor Primer (Ekstraktif)

(a) Pertanian

(b) Pertambangan

Harga Pasar/Harga Dasar x 100

Page 37: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

19

2) Sektor-sektor Sekunder (Industri Manufaktur)

(c) Industri dasar dan kimia

(d) Aneka industry

(e) Industri barang konsumsi

3) Sektor-sektor Tersier (Jasa)

(f) Properti dan real estate

(g) Transportasi dan infrastruktur

(h) Keuangan

(i) Perdagangan, jasa dan investasi.

c. Indeks LQ 45

Indeks LQ 45 merupakan 45 saham yang terpilih berdasarkan likuiditas

perdagangan saham dan disesuaikan setiap enam bulan (setiap awal bulan

februari dan agustus). Dengan demikian saham yang terdapat dalam indeks

tersebut akan selalu berubah.

d. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

IHSG ini menggunakan semua saham yang tercatat sebagai komponen

perhitungan indeks. Tanggal 10 agustus 1982 ditetapkan sebagau hari dasar

(nilai indeks = 100). Berikut penghitungan Indeks Harga Saham Gabungan:

Nilai Pasar = Jumlah saham tercatat x harga terakhir

IHSG = x 100

Nilai Dasar = Jumlah saham tercatat x harga perdana

Page 38: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

20

e. Indeks Syariah atau Jakarta Islamic Index (JII)

JII ini merupakan indeks terakhir yang dikembangkan oleh BEJ bekerja

sama dengan Danareksa Investment Management. Indeks ini merupakan

indeks yang mengakomodasi syariat investasi dalam Islam atau indeks yang

berdasarkan syariat Islam.

3. Motif investor memegang saham.

Pada dasarnya, ada keuntungan yang diperoleh oleh investor dengan

membeli atau memiliki saham yaitu (Darmaji dan Hendy, 2001:8)

1. Dividen

Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan oleh perusahaan

penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. dividen yang

dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai (cash devidend) yaitu

kepada setiap pemegang saham diberikan dividen uang tunai dalam jumlah

rupiah tertentu untuk setiap saham

2. Capital again

Capital again merupakan selisih anatar harga jual dan harga beli.

Misalnya investor membeli saham tersebut dengan harga persaham Rp 3000

dan menjual kembali dengan harga persaham Rp 3500 maka investor

mendapatkan capital again sebesar Rp 500.

Page 39: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

21

3. Saham bonus (jika ada)

Saham bonus adalah saham yang dibagikan perusahaan kepada para

pemegang saham yang diambil dari agio saham. Agio saham adalah selisih

antara harga jual terhadap harga nominal saham pada saat perusahaan

melakukkan penawaran umum dipasar perdana.

4. Fungsi Indeks Harga Saham

Menurut Iskandar (2003:89) berpendapat bahwa Indeks harga saham

merupakan indikator utama yang menggambarkan pergerakan harga saham. Di

pasar modal sebuah indeks diharapkan memiliki lima fungsi, yaitu:

a) Sebagai indikator trend pasar

b) Sebagai indikator tingkat keuntungan

c) Sebagai tolak ukur kinerja suatu portofolio

d) Memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif

e) Memfasilitasi berkembangnya produk derivatif.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

Sebagai salah satu instrumen ekonomi, volatilitas harga saham disuatu

bursa effek dipengaruhi oleh sejumlah faktor yaitu lingkungan mikro dan

lingkungan makro (Iskandar, 2003:87-88):

Page 40: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

22

1. Lingkungan mikro

Lingkungan mikro yang mempengaruhi fluktuasi harga saham adalah:

a) Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan, rincian kontrak,

produk baru, perubahan harga, penarikan produk baru, laporan produksi,

laporan keamanan produk, keamanan produk dan laporan penjualan

b) Pengumuman pendanaan seperti utang dan ekuitas

c) pengumuman badan direksi manajemen

d) Pengumuman penggabungan pengambil-alihan diversifikasi

e) Pengumuman investasi seperti ekspansi pabrik

f) Pengumuman ketenagakerjaan seperti kontrak baru, pemogokan dan lain-

lain.

2. Lingkungan makro

Lingkungan makro yang mempengaruhi volatilitas harga saham adalah:

a) Pengumuman dari pemerintah, seperti: perubahan suku bunga tabungan

dan deposito, kurs, inflasi dan lain-lain.

b) Pengumuman hukum seperti tuntutan karyawan terhadap perusahaan.

c) Pengumuman industri sekuritas.

d) Gejolak sosial politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga

mempengaruhi terhadap harga saham.

e) Berbagai issue dari dalam ataupun luar negeri.

Page 41: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

23

C. Tinjauan Umum Nilai Tukar Rupiah

1. Pengertian Nilai Tukar Rupiah

Rayun (2007:4) menyatakan bahwa nilai tukar mata uang (exchange rate)

atau sering disebut kurs merupakan harga mata uang terhadap mata uang

lainnya. Kurs merupakan salah satu harga yang terpenting dalam perekonomian

terbuka mengingat pengaruh yang demikian besar bagi neraca transaksi berjalan

maupun variabel-variabel makro-ekonomi yang lainnya.

Menurut Thobarry (2009:46) kurs merupakan salah satu harga yang

terpenting dalam perekonomian terbuka mengingat pengaruh yang demikian

besar bagi neraca transaksi berjalan maupun variabel‐variabel makro ekonomi

yang lain. Ada dua pendekatan yang digunakan untuk menentukan nilai tukar

mata uang yaitu pendekatan moneter dan pendekatan pasar. Dalam pendekatan

moneter, nilai tukar mata uang di definisikan sebagai harga dimana mata uang

asing diperjual belikan terhadap mata uang domestik dan harga tersebut

berhubungan dengan penawaran dan permintaan uang.

Valuta asing (foreign exchange) adalah semua mata uang Negara yang

dapat digunakan untuk kegiatan perekonomian suatu Negara dengan Negara

lain. Misalnya mata yang Amerika serikat berupa US $, mata uang Yen dari

Jepang, dan lain sebagainya. Setiap valuta asing tersebut mempunyai harga

tertentu dalam mata uang suatu Negara lain. Misalnya US $ dengan Rp, $1=Rp

9.600, (artinya harga 1 US $ sama dengan Rp 9.600). harga tersebut

Page 42: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

24

menggambarkan berapa banyak suatu mata uang harus dipertukarkan untuk

memperoleh satu unit mata uang lain. Istilah lain rasio pertukaran tersebut

adalah nilai tukar (exchange rate) atau kurs valuta asing (Asfia, 2006).

Menurutnya nilai kurs valuta asing dari waktu ke waktu dapat mengalami

perubahan. Perubahan-perubahan tersebut terjadi sebagai akibat dari kekuatan

permintaan dan penawaran dalam pasar valuta asing dan juga dapat ditentukan

oleh pemerintah.

Pasar valuta asing pada dasarnya merupakan jaringan kerja dari perbankan

dan lembaga keuangan dalam melayani masyarakat untuk membeli

(permintaan) dan menjual (penawaran) valuta asing (Asfia, 2006).

a. Permintaan terhadap valuta asing (Foreign Exchange Demand)

Hal ini timbul apabila penduduk suatu Negara membutuhkan barang

yang diproduksi negara lain. Artinya bila terjadi permintaan masyarakat

terhadap produk luar negeri, maka permintaan terhadap valuta asing

meningkat. Kenaikan permintaan terhadap valuta asing sangat ditentukan

oleh faktor-faktor di antaranya:

(1) Nilai tukar atau harga mata uang asing

(2) Tingkat pendapatan

(3) Tingkat bunga relative

(4) Selera

(5) Ekspektasi, dan

(6) Kebijakan pemerintah

Page 43: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

25

Apabila yang berubah itu hanya harga valuta asing (nilai tukar), maka

perubahan permintaan terhadap valuta asing hanya akan bersifat movement

along demand curve, artinya pergerakan hanya terjadi disepanjang kurva

permintaan yang sudah ada. Tetapi bila yang berubah selain dari kurs,

misalnya pendapatan, ekspektasi atau yang lainnya, maka kurva permintaan

terhadap valuta asing untuk keperluan barang impor dan keperluan spekulasi

akan bergeser, bisa ke kiri dan bisa ke kanan. Tergantung kondisi

perubahannya.

b. Penawaran terhadap valuta asing (Foreign Exchange Supply)

Hal ini terjadi apabila Negara lain mengimpor barang dan jasa atau

terjadi ekspor. Semakin besae ekspor suatu Negara, maka supply valuta

asing akan meningkat. Sebab terjadi peningkatan capital inflow. Sama

halnya dengan konsep permintaan, supply dari valuta asing sangat ditentukan

oleh berbagai faktor, antara lain:

(1) Perubahan kurs/ harga valuta asing

(2) Harga/ biaya produksi barang impor

(3) Selera dan ekspektasi, serta

(4) Kebijakan pemerintah.

Apabila yang berubah hanya kurs, perubahan terhadap supply valuta asing

hanya bergerak sepanjang kurva supply yang ada atau bersifat movement along

supply curve, tetapi bila yang berubah faktor lain, misalnya biaya/ harga barang

Page 44: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

26

impor, hal ini akan mendorong terjadinya pergeseran kurva supply bisa ke kiri

atau ke kanan tergantung kondisi perubahan dari faktor-faktor tersebut.

Sistem nilai tukar yang dianut oleh suatu negara sangat berpengaruh sekali

dalam menentukan pergerakan nilai tukar. Seperti misalnya negara Indonesia

yang sebelum tanggal 14 Agustus 1997 menerapkan sistem nilai tukar

mengambang terkendali, maka laju depresiasi sangat ditentukan oleh pemegang

otoritas moneter, sehingga ketika Bank Indonesia melepas kendali nilai tukar

menyebabkan nilai tukar akan segera mengikuti hukum pasar dan pengaruh-

pengaruh dari luar. Untuk mengurangi tekanan terhadap rupiah, upaya lain yang

telah dilakukan Bank Indonesia adalah pengembangan pasar valas domestik

antar bank melalui band intervensi. Dengan band intervensi, nilai tukar

diperkenankan berfluktuasi dalam kisaran band yang telah ditetapkan. Apabila

valuta asing diperdagangkan melebihi band yang telah ditetapkan maka Bank

Indonesia segera melakukan intervensi untuk mengembalikan nilai tukar pada

posisi semula (Wibowo dan Suhendra, 2010:2).

Berdasarkan definisi diatas, nilai tukar mata uang kurs merupakan harga

mata uang terhadap mata uang lainnya dan merupakan salah satu harga yang

terpenting dalam perekonomian terbuka mengingat pengaruh yang demikian

besar bagi neraca transaksi berjalan maupun variabel‐variabel makro ekonomi

yang lain dan pada dasarnya merupakan jaringan kerja dari perbankan dan

Page 45: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

27

lembaga keuangan dalam melayani masyarakat untuk membeli (permintaan)

dan menjual (penawaran) valuta asing.

2. Perubahan Nilai Tukar Rupiah

Naik turunnya nilai tukar mata uang pada waktu dilakukan transaksi valuta

asing, dapat terjadi dengan berbagai cara yaitu secara resmi yamg biasa

dilakukan oleh pemerintah di suatu negara yang menganut sistem managed

floating exchange rate atau bisa juga karena terjadinya tarik menarik antara

penawaran dan permintaan di dalam pasar (market mechanism). Sedangkan

perubahan nilai tukar mata uang dapat disebabkan oleh empat hal yaitu

depresiasi, apresiasi, devaluasi, dan revaluasi (Rayun, 2007:28).

a. Depresiasi (depreciation) merupakan penurunan harga mata uang nasional

terhadap mata uang asing akibat terjadinya tarik-menarik antara supply dan

demand di dalam pasar.

b. Apresiasi (appreciation) merupakan peningkatan harga mata uang nasional

terhadap mata uang asing akibat terjadinya tarik-menarik antara supply dan

demand di dalam pasar.

c. Devaluasi (devaluation) merupakan penurunan harga mata uang nasional

terhadap mata uang asing yang dilakukan secara resmi oleh pemerintah di

suatu negara.

d. Revaluasi (revaluation) merupakan peningkatan harga mata uang nasional

terhadap mata uang asing yang dilakukan secara resmi oleh pemerintah di

suatu negara.

Page 46: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

28

3. Mekanisme Penentuan Nilai Tukar Melalui Analisis Demand dan Supply di

Pasar Valuta Asing

Gambar 2.1

Kurs Kurs Sv Kurs

Sv

9500 A B Sv E1

Sv1

9000 E E E

8500 Dv1

E1

Dv Dv Dv

0 Q* Qs 0 Q* Q1b Qs 0 Q* Q1c Q

Keterangan Gambar 2.1 (Thobarry, 2009):

1. Gambar A menunjukkan kurs pada tingkat Rp 9.000

2. Gambar B menunjukkan terjadi perubahan/kenaikan kurs sebagai akibat

dari adanya kenaikan permintaan terhadap barang impor. Naiknya impor

akan mendorong kenaikan permintaan terhadap Dollar dari Q* menjadi Q1b

dan kurva permintaan terhadap valuta asing bergeser ke kanan dari kurva

Dv menjadi kurva Dv1, sehingga kurs naik mencapai Rp 9.500. kondisi ini

dapat diartikan melemahnya nilai mata uang rupiah terhadap dollar. Gejala

melemahnya nilai tukar rupiah karena kekuatan pasar disebut depresiasi.

A B C

Page 47: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

29

3. Gambar C menunjukkan terjadinya perubahan/penurunan kurs sebagai

akibat tingginya ekspor. Sebab dengan naiknya ekspor akan menambah

supply dollar dari Q* menjadi Q1c dan kurva supply dollar bergeser dari

kurva Sv menjadi kurva Sv1, akibatnya kurs turun mencapai Rp 8.500.

Kondisi ini dapat diartikan menguatnya nilai mata uang rupiah terhadap

dolar. Gejala menguatnya nilai tukar rupiah karena kekuatan pasar disebut

apresiasi.

D. Tinjauan Umum Suku Bunga SBI

1. Pengertian Suku Bunga SBI

Menurut Case dan Fair (2004:167), bunga adalah biaya yang dibayarkan

oleh seseorang peminjam kepada pemberi pinjaman atas penggunaan dananya.

Tingkat suku bunga adalah pembayaran bunga pinjaman tahun yang dinyatakan

sebagai persentase dari pinjaman; persentase itu sama dengan jumlah bunga

yang diterima pertahun dibagi dengan jumlah pinjaman.

Suku bunga (Interest Rate) Menurut Herman Darmawi (2006:181), tingkat

bunga adalah harga yang harus dibayar oleh peminjam untuk memperoleh dan

dari pemberi pinjaman untuk jangka waktu tertentu yang telah disepakati.

Menurut Yogi (2009:3) Suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

merupakan suku bunga yang dikeluarkan oleh bank sentral untuk mengontrol

peredaran uang di masyarakat, dengan kata lain pemerintah melakukan

kebijakan moneter. Peredaran uang yang terlalu banyak dimasyarakat akan

Page 48: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

30

mengakibatkan masyarakat cenderung membelanjakan uangnya yang pada

akhirnya bias berdampak pada kenaikan harga-harga barang, yang salah satu

faktor pemicu inflasi dengan menaikan bunga SBI berarti bank-bank dan

lembaga keuangan akan terdorong untuk membeli SBI. Adanya bunga yang

tinggi dalam SBI membuat bank dan lembaga keuangan menikmatinya, ini

otomatis akan memberikan tingkat bunga yang lebih tinggi untuk produknya.

Bunga yang tinggi akan berdampak pada alokasi dana investasi para investor.

Investasi pada produk bank seperti deposito/tabungan jelas lebih kecil

resikonya atau dapat dikatakan investasi bebas resiko oleh karena itu investor

akan menjual sahamnya dan dananya serentak akan berdampak pada penurunan

harga saham. Selain itu dampak dari tingkat suku bunga bank yang tinggi juga

berdampak pada bunga pinjaman modal kerja perusahaan. Ini artinya

penambahan pengeluaran perusahaan jika ini terjadi maka kondisi fundamental

perusahaan akan terganggu. Hal ini didukung oleh Wibowo dan Suhendra

(2010:4) bahwa tingkat suku bunga digunakan pemerintah untuk

mengendalikan tingkat harga, ketika tingkat harga tinggi dan jumlah uang yang

beredar dalam masyarakat banyak sehingga konsumsi masyarakat tinggi akan

diantisipasi oleh pemerintah dengan menetapkan tingkat suku bunga yang

tinggi. Dengan demikian suku bunga yang tinggi diharapkan berkurangnya

jumlah uang yang beredar sehingga permintaan agregat pun akan berkurang dan

kenaikan harga dapat diatasi. Sedangkan menurut Bank Indonesia, tingkat suku

Page 49: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

31

bunga adalah beban biaya yang dinyatakan dengan persentase tertentu dalam

rangka peminjaman uang untuk jangka waktu tertentu.

Tujuan penerbitan SBI adalah sebagai alat pemerintah untuk melakukan

kontraksi pasar dalam primary market dan sebagai secondary reserve dan

trading instrument dalam secondary market (untuk situasi tingkat suku bunga

turun). Jadi SBI menurut Prakarsa dan Kusuma (2008:3) adalah salah satu

instrument investasi yang menarik bagi investor mengingat instrument ini

diterbitkan oleh Bank Indonesia yang merupakan lembaga keuangan milik

negara.

Berdasarkan definisi diatas, suku bunga SBI merupakan suku bunga yang

dikeluarkan oleh bank sentral untuk mengontrol peredaran uang di masyarakat

dan mengendalikan tingkat harga yang bertujuan sebagai alat pemerintah untuk

melakukan kontraksi pasar dalam primary market dan sebagai secondary

reserve dan trading instrument dalam secondary market (untuk situasi tingkat

suku bunga turun) dan menjadi salah satu instrument investasi yang menarik

bagi investor mengingat instrument ini diterbitkan oleh Bank Indonesia yang

merupakan lembaga keuangan milik negara.

2. Macam-Macam Suku Bunga

Menurut Samuelson (2004:318), suku bunga dapat dibedakan berdasarkan

satuan uang. Suku bunga yang dibedakan berdasarkan satuan uang dapat

dibedakan mejadi dua, yaitu suku bunga nominal dan suku bunga riil.

Page 50: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

32

1. Suku bunga nominal

Suku bunga nominal adalah suku bunga yang diukur dari pendapatan

dalam uang pertahun peruang yang diinvestasikan. Suku bunga nominal

(suku bunga uang) adalah suku bunga yang diukur dengan uang.

2. Suku bunga riil

Suku bunga riil adalah suku bunga yang dikoreksi karena inflasi yang

dihitung sebagai suku bunga nominal dikurang tingkat inflasi. Sebagai

contohnya, anggap suku bunga suatu negara adalah 8% pertahun sedangkan

inflasi 3 % pertahun. Maka kita dapat mengetahui kurs riil negara tersebut

yaitu 8%-3% = 5%.

3. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 4/9/PBI/2002 tentang Operasi

Pasar Terbuka sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia

Nomor 6/4/PBI/2004 dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 4/10/PBI/2002

tentang Sertifikat Bank Indonesia, Sertifikat Bank Indonesia yang selanjutnya

disebut SBI adalah surat berharga dalam mata uang Rupiah yang diterbitkan

oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek. Lelang

SBI adalah penjualan SBI yang dilakukan oleh Bank Indonesia dalam rangka

pelaksanaan kebijakan moneter (Bank Indonesia).

Tujuan dari penerbitan SBI yaitu mempengaruhi jumlah uang beredar.

Sebagai otoritas moneter, Bank Indonesia berkewajiban memelihara kestabilan

nilai rupiah dalam paradigma yang dianut, jumlah uang (uang kartal, uang giral

Page 51: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

33

di BI) yang berlebihan dapat mengurangi kestabilan nilai rupiah. SBI

diterbitkan dan dijual untuk mengurangi kelebihan uang primer tersebut (Bank

Indonesia).

4. Dampak Suku Bunga SBI Terhadap Indek Saham

Salah satu mekanisme transmisi kebijakan moneter dalah suku bunga SBI.

Selanjutnya perubahan suku bunga tersebut akan memberikan pengaruh

terhadap suku bunga tabungan dan deposito bank-bank umum yang ditawarkan

kepada masyarakat penabung dan pada suku bunga kredit yang dibebankan oleh

bank kepada debiturnya (Pohan, 2008:19-20).

Selain itu, Perubahan suku bunga mengalami kenaikan maka akan

membuat investor akan lebih memilih untuk mengalihkan dananya kedalam

surat berharga atas unjuk yang di terbitkan oleh bank Indonesia tersebut. Bila

suku bunga mengalami kenaikan maka investor akan lebih memilih untuk

mengalihkan dananya kedalam surat berharga atas unjuk yang diterbitkan oleh

bank Indonesia tersebut. Kondisi ini dapat berdampak pada aktivitas

perdagangan saham di bursa efek (Prakarsa dan Kusuma, 2008:308).

E. Tinjauan Umum Pertumbuhan Jumlah Uang beredar

1. Sejarah Uang

Pada peradaban awal, manusia memenuhi kebutuhan secara mandiri.

Mereka memperoleh makanan dari berburu atau memakan buah-buahan.

Karena jenis kebutuhannya masih sederhana, mereka belum membutuhkan

Page 52: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

34

orang lain. Masing-masing individu memenuhi kebutuhan makannya secara

mandiri. Dalam periode yang dikenal sebagai periode prabarter ini manusia

belum mengenal transaksi perdagangan atau kegiatan jual beli.

Ketika jumlah manusia semakin bertambah dan peradabannya semakin

maju, kegiatan dan interaksi antar manusiapun meningkat tajam/ ketika itulah

masing-masing individu muai tak mampu memenuhi kebutuhan sendiri. Bisa

dipahami karena ketika seseorang menghabiskan waktunya seharian bercocok

tanam pada saat bersamaan tentu ia tidak akan bisa memperoleh garam atau

ikan, menenun pakaian sendiri atau kebutuhan lain.

Pertukaran barter ini mensyaratkan adanya keinginan yang sama pada

waktu bersamaan (double coincidense of wants) dari pihak-pihak yang

melakukan pertukaran ini. Namun semakin beragam dan kompleks kebutuhan

manusia semakin sulit menciptakan situasi double concidense of wants ini.

Itulah sebabnya diperlukan suatu alat tukar yang dapat diterima semua pihak.

Alat tukar tersebut yang kemudian disebut uang. Pertama kali uang dikenal

dalam peradaban sumeria dan babylonia (Edwin Nasution et al, 2006).

2. Pengertian Uang

Menurut Samuelson (2001), uang adalah segala sesuatu yang bersifat

sebagai alat pertukaran atau alat pembiayaan yang diterima secara umum.

Sedangkan menurut Sadono Sukirno (2006:267), uang didefinisikan sebagai

benda-benda yang disetujui oleh masyarakat sebagai alat perantara untuk

mengadakan tukar-menukar atau perdagangan.

Page 53: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

35

Menurut Asfia Murni (2006), uang adalah segala sesuatu yang diterima

masyarakat secara umum dan dapat dipercaya sebagai alat pembayaran yang

sah untuk keperluan transaksi, sebagai satuan hitung, dan sebagai alat

penyimpan nilai.

3. Fungsi Uang

Dalam ilmu ekonomi peranan atau fungsi uang dibedakan menjadi 4 jenis

(Sadono Sukirno, 2006), yaitu:

1. Fungsi uang sebagai alat tukar

Dengan adanya uang, kegiatan tukar-menukar akan jauh lebih mudah

dijalankan kalau dibandingkan dengan perekonomian yag bertransaksi

dengan menggunakan barter. Sehingga uang yang dipakai pada masyarakat

digunakan untuk bertransaksi mengganti sistem barter.

2. Fungsi uang sebagai satuan hitung

Penggunaan uang dalam masyarakat bersumber dari kesanggupannya

untuk bertindak sebagai satuan nilai. Dalam hal ini yang dimaksud dengan

satuan nilai adalah satuan ukuran yang menentukan besarnya nilai dari

berbagai jenis barang dengan adanya uang. Nilai suatu barang dapat dengan

mudah dinyatakan yaitu dengan menunjukkan jumlah uang yang diperlukan

untuk memperoleh barang tersebut.

3. Fungsi uang sebagai pembayaran tertunda

Penggunaan uang sebagai alat pembayaran atau perantara dalam tukar-

menukar dapat mendorong pembayarannya ditunda karena para pelaku

Page 54: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

36

ekonomi akan merasa yakin bahwa pembayarannya yang ditunda itu adalah

sesuai dengan yang diharapkan.

4. Fungsi uang sebagai penyimpan nilai

Uang bisa digunakan sebagai alat penyimpanan nilai. Maksudnya adalah

penggunaannya memungkinkan kekayaan orang disimpan dalam bentuk

uang.

4. Jenis uang

Terdapat dua jenis uang yang beredar dalam masyarakat yaitu:

1. Uang Giral

Jenis uang ini biasanya diterbitkan oleh bank umum yang diatur oleh

perundangan-undangan seperti surat utang, deposito dan sebagainya.

2. Uang Kartal

Uang kartal adalah uang yang dikeluarkan dan diterbitkan oleh

pemerintah berupa uang logam dan uang kertas baik yang memiliki nilai

intrinsik maupun yang memiliki nilai nominal (Asfia, 2006:158).

5. Pengertian Jumlah Uang Beredar

Jumlah uang beredar dapat dibedakan menjadi dua pengertian yaitu dalam

arti sempit dan dalam arti luas.

1. Pengertian jumlah uang beredar dalam arti sempit

Uang dalam arti sempit adalah uang yang dalam peredarannya ditambah

dengan uang giral yang dimiliki oleh perseorangan, perusahaan dan badan

pemerintah.

Page 55: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

37

2. Pengertian uang dalam arti luas

Uang dalam arti luas adalah mata uang yang dalam peredaraannya

ditambah dengan uang giral dan uang kuasi yang terdiri dari tabungan,

deposito, valas milik swasta dalam negeri.

6. Teori Kuantitas Uang

Menurut teori kuantitas uang oleh Alfred Marshal yang isinya jika

perubahan uang beredar akan mengakibatkan perubahan harga secara

proporsional.

Menurut Boediono (2005:23) teori marshal dapat dituliskan sebagai berikut:

M = kPT atau M = Kpy

Penjelasan:

M : jumlah uang beredar

K : besarnya uang tunai yang dipegang masyarakat

P : harga umum

T atau Y: jumlah produk setengah jadi dan jadi

Persamaan diatas menjelaskan jika laju uan beredar diketahui oleh

besarnya uang yang dipegang masyarakat, jumlah produksi dan tingkat harga.

7. Teori Penawaran dan Permintaan Uang

Teori permintaan uang berkaitan dengan faktor-faktor yang menyebabkan

terjadinya pertumbuhan uang dan teori penawaran uang sangat berkaitan

dengan jumlah uang yang beredar.

Page 56: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

38

a. Teori Permintaan Uang

Menurut Asfia Murni (2006:156), merujuk pada pandangan ekonomi

klasik fungsi uang hanyalah sebagai alat tukar, oleh sebab itu jumlah uang

yang diminta berbanding proporsional dengan tingkat produk atau

pendapatan nasional. Bila tingkat produk nasional meningkat permintaan

uang untuk transaksi dipandang sebagai nilai likuiditas (L) dalam arti riil

yang ada ditangan masyarakat. Sementara L merupakan nilai nominal uang

(Md) dibagi dengan tingkat harga (P) dan jika diformulasikan adalah sebagai

berikut:

L = kY L = Md/P=kY

Penjelasan:

L : permintaan riil

Md : nilai nominal pendapatan

P : tingkat harga

Y : produk nasional

b. Teori Penawaran Uang

Teori penawaran uang menjelaskan bahwa uang terdiri dari M1 dan M2

yang keduanya tersedia dalam rangka kegiatan ekonomi suatu negara.

1.) Penawaran uang (M1)

Penawaran uang M1 merupakan jumlah uang yang digunakan untuk

keperluan transaksi yang terdiri dari:

Page 57: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

39

a.) uang logam dan uang kertas yang secara umum disebut uang kartal

b.) uang giral yaitu deposito yang dikeluarkan oleh bank umum.

2.) penawaran uang (M2)

Penawaran uang M2 terdiri dari M1 ditambah dengan rekening

tabungan dan kekayaan lain yang ditukarkan atau dicairkan dalam waktu

dekat (Asfia Murni, 2006:158).

F. Keterkaitan Antara Variabel

1. Nilai Tukar Rupiah dengan Nilai Harga Saham (Sektor Properti)

Jika mata uang suatu negara terapresiasi (rupiah menguat) atau

terdepresiasi (rupiah melemah) terhadap mata uang lainnya, oleh pasar hal ini

dapat di interpretasikan bahwa tingkat perekonomian suatu negara membaik

ataupun memburuk. Keadaan ini pada akhirnya akan mempengaruhi

permintaan dan penawaran sehingga akan mempengaruhi harga saham tersebut

(Tegarif dan Hartono, 2008:306-307).

Fluktuasi nilai tukar akan mempengaruhi pendapatan dari perusahaan,

begitu juga kepada perusahaan dan lembaga sektor keuangan (Herman dan

darmawi, 2006). Karena nilai tukar mempengaruhi pendapatan perusahaan

maka jelas akan berdampak kepada kesehatan suatu perusahaan. Kesehatan

perusahaan tersebut akan berdampak kembali kepada harga saham yang

diterbitkan oleh emiten tersebut.

Page 58: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

40

Kurs rupiah yang terdepresiasi akan mengakibatkan biaya yang akan

ditanggung perusahaan akan semakin besar sehingga akan menekan tingkat

keuntungan yang diperoleh perusahaan khususnya perusahaan yang hanya

mengandalkan bahan baku dari luar negeri, dan juga akan dapat menimpa

perusahan yang hanya mengandalkan pinjaman luar negeri dalam bentuk dollar

US untuk membiayai operasi perusahaan, hal tersebut akan dapat menurunkan

harga saham perusahaan yang diperjualbelikan di pasar modal dan secara

otomatis akan menurunkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Selain itu,

berdasarkan pendekatan analisis fundamental menjelaskan bahwa harga saham

baik saham sektor keuangan maupun sektor lainnya akan terbentuk dan

dipengaruhi oleh kinerja perusahaan yang menerbitkan.(Abdul halim,

2005:21).

Fluktuasi nilai rupiah terhadap mata uang asing yang stabil akan sangat

mempengaruhi iklim investasi di dalam negeri, khususnya pasar modal.

Terjadinya apresiasi kurs rupiah terhadap dolar misalnya, akan memberikan

dampak terhadap perkembangan pemasaran produk Indonesia di luar negeri,

terutama dalam hal persaingan harga. Apabila hal ini terjadi, secara tidak

langsung akan memberikan pengaruh terhadap neraca perdagangan, karena

menurunnya nilai impor dibandingkan dengan nilai ekspor. Seterusnya, akan

berpengaruh pula kepada neraca pembayaran Indonesia yang meningkat karena

lebih besar ekspor dariada impor yang selanjutnya menimbulkan dampak positif

terhadap perdagangan saham di pasar modal.

Page 59: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

41

2. Suku Bunga SBI dengan Nilai Harga Saham (Sektor Properti)

Berbagai informasi yang masuk di pasar modal maupun kejadian-kejadian

yang tidak berhubungan dengan pasar modal dapat mempengaruhi volatilitas

atau naik turunnya harga saham. Pergerakan IHSG dipengaruhi oleh berbagai

faktor baik internal maupun eksternal. Pengaruh-pengaruh eksternal seperti

pergerakan tingkat suku bunga begitu juga dengan pergerakan indeks saham

luar negeri dipercaya telah menjadi faktor dominan yang mempengaruhi IHSG.

Sedangkan faktor internal lebih dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa dalam

negeri seperti ekspektasi rasional investor serta pengaruh dari pergerakan

variabel-variabel ekonomi makro lainnya seperti nilai tukar rupiah terhadap

dolar Amerika. Tingkat inflasi, tingkat suku bunga dan jumlah uang beredar

(money supply).

Salah satu mekanisme transmisi kebijakan moneter adalah suku bunga SBI.

Selanjutnya perubahan suku bunga tersebut akan memberikan pengaruh

terhadap suku bunga tabungan dan deposito bank-bank umum yang ditawarkan

kepada masyarakat penabung dan pada suku bunga kredit yang dibebankan oleh

bank kepada debiturnya (Pohan, 2008:19-20). Ketika suku bunga yang

ditetapkan Bank Indonesia rendah akan menyebabkan biaya peminjaman yang

lebih rendah karena suku bunga yang rendah akan merangsang investasi dan

aktivitas ekonomi yang akan menyebabkan harga saham meningkat. Sedangkan

ketika suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia naik, maka pada

dasarnya akan menaikkan suku bunga kredit yang dikeluarkan oleh bank.

Page 60: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

42

Dengan meningkatnya suku bunga kredit maka akan mempengaruhi permintaan

akan kredit properti (subprime mortgage).

Disaat suku bunga SBI meningkat akan membuat suku bunga tabungan

meningkat didunia perbankan. Meningkatnya suku bunga tabungan dan

deposito akan membuat investor akan berduyun-duyun mengalihkan dananya

dari pasar modal ketabungan karena memberikan tingkat pengembalian hasil

yang lebih tinggi dan resiko rendah (Herman Darmawi, 2006:116). Bunga yang

tinggi akan berdampak pada alokasi dana investasi para investor .investasi pada

produk bank seperti deposito / tabungan jelas lebih kecil resikonya atau dapat

dikatakan investasi bebas resiko oleh karena itu investor akan menjual

sahamnya dan dananya serentak akan berdampak pada penurunan harga saham.

Selain itu dampak dari tingkat suku bunga bank yang tinggi juga berdampak

pada bunga pinjaman modal kerja perusahaan. Ini artinya penambahan

pengeluaran perusahaan jika ini terjadi maka kondisi fundamental perusahaan

akan terganggu (Yogi, 2009:3).

3. Jumlah Uang Beredar (JUB) dengan Nilai Harga Saham (Sektor Properti)

Perkembangan jumlah uang beredar (JUB) di Indonesia dipengaruhi oleh

berbagai faktor, antara lain kegiatan luar negri, sektor pemerintah, sektor swasta

domestik, maupun sektor lainnya. Strategi pengendalian jumlah uang beredar

(JUB) dirumuskan berdasarkan instrumen kebijakan moneter, sesorang yang

memiliki uang maka dengan mudah mampu memenuhi kebutuhannya dalam

pasar, termasuk pasar modal.

Page 61: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

43

Tingginya jumlah uang beredar (JUB) dalam masyarakat belum tentu akan

meningkatkan indeks harga saham pada pasar modal, tingginya beban biaya

bunga simpanan yang dikapitalisasi dan ekspansi pada beberapa komponen

tagihan bersih kepada pemerintah terutama pembayaran dalam rangka program

penjaminan terhadap kewajiban perbankan dan pembayaran kupon obligasi

rekapitalisasi bank mengakibatkan jumlah uang beredar (JUB) riil pada

masyarakat tak mengalami kenaikan sehingga masyarakat tak memiliki

kelebihan uang untuk masuk ke pasar modal (Oksiana dan Musdholifah, 2007).

G. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang nilai saham sektor properti maupun sektor lainnya telah

banyak dilakukan namun antara penelitian terdahulu dan berikutnya memiliki

suatu hubungan, penelitian-penelitian tersebut dapat digunakan sebagai suatu

referensi bagi penelitian dimasa depan. Penelitian tentang indeks harga saham

telah dilakukan oleh:

1. Achmad Ath Thobarry (2009)

Penelitian ini mengkaji tentang Analisis pengaruh nilai Tukar Suku Bunga,

Laju Inflasi dan Pertumbuhan GDP terhadap Indeks Harga Saham Sektor

Properti. Penelitian ini menggunakan data tahun 2000-2008. Adapun alat

analisis yang dugunakan daam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif

untuk memperkirakan secara kuantitatif pengaruh dari beberapa variabel

Page 62: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

44

independen secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri terhadap variabel

dependen.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa variabel nilai tukar dan SBI secara

parsial memiliki hubungan secar signifikan terhadap indeks harga saham sektor

properti sedangkan variabel inflasi dan GDP secara parsial tidak memiliki

hubungan yang signifikan terhadap indeks harga saham sektor properti namun

secara bersama-sama variabel nilai tukar, SBI, inflasi dan GDP dapat

mempengaruhi indeks harga saham sektor properti.

2. Rayun Sekar Meta (2007)

Penelitian ini mengkaji tentang Perbedaan Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku

Bunga dan Tingkat Nilai Tukar terhadap Return Saham (studi kasus pada

saham properti dan manufaktur yang terdaftar pada bursa efek tahun 2000-

2005). Penelitian ini menggunakan Chow Test untuk menguji apakah terdapat

perbedaan pengaruh inflasi, tingkat suku bunga dan tingkat nilai tukar terhadap

return saham properti dan saham manufaktur.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah secara parsial inflasi dan tingkat suku

bunga tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham properti

sedangka tingkat nilai tukar memiliki pengaruh signifikan terhadap saham

properti.

Page 63: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

45

3. Tegararief dan Budi Hartono Kusuma (2008)

Penelitian ini mengkaji tentang Analisi Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI,

Kurs Tengah BI, Tingkat Inflasi dan Indeks Harga Saham Dow Jones di New

York Stock Exchange dalam memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan di

Bursa Efek Jakarta. Tahun yang digunakan dalam penelitian ini dari periode

januari 2003 hingga juli 2007. Adapun alat analisis yang digunakan dalam

penelitian ini mengunakan analisis regresi berganda.

Penelitian ini menghasilkan kesimpulan yang menjelaskan bahwa variabel

tingkat suku bunga SBI, kurs tengah BI, tingkat inflasi dan indeks saham Dow

Jones secara simultan mempengaruhi indeks harga saham gabungan secara

signifikan. Secara parsial menjelaskan tingkat suku bunga SBI tidak memiliki

pengaruh signifikan terhadap indeks harga saham gabungan sedangkan kurs

tengah BI, tingkat inflasi dan indeks saham Dow Jones secara simultan

memiliki pengaruh signifikan terhadap indeks harga saham gabungan.

4. Deddy Azhar Mauliano (2009)

Penelitian ini mengkaji tentang Analisis Faktor-faktor Yang

Mempengaruhi Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek

Indonesia pada tahun 2004 - mei 2009. Penelitian ini menggunakan alat analisis

Regresi Ordinary Least Square (OLS) Tujuan penelitian ini adalah

mengidentifikasi dan menganalisis apakah faktor Eksternasi luar negeri yang

diwakili oleh indeks Dow Jones (DJIA), Indeks NYSE, Indeks Footsie Lodon

(FTSE), Indeks Singapore (STI), Indeks Nikkei Tokyo (N225), Indeks KOSPI

Page 64: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

46

Korea (KS11), Indeks Hang Seng Hongkong (HSI), dan Indeks Kuala Lumpur

Stock Exchange (KLSE), dan Harga Minyak Dunia, serta faktor internal dalam

negeri seperti nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika, tingkat Suku

Bunga, Inflasi benar– benar berpengaruh terhadap pergerakan Indeks Harga

Saham Gabungan (IHSG).

Penelitian ini menghasilkan kesimpulan yang menunjukkan bahwa variabel

indeks Dow Jones, KOSPI, Hang Seng, KLSE dan Harga Minyak yang

mewakili faktor eksternal serta Inflasi dan Tingkat Suku Bunga SBI sebagi

faktor internal memberikan pengaruh sebesar 97.3% terhadap pergerakan

Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia.

5. Yogi Permana (2009)

Penelitian ini mengkaji tentang Pengaruh Fundamental Keuangan, Tingkat

Bunga dan Tingkat Inflasi Terhadap Pergerakan Harga saham (Studi kasus

Perusahaan Semen Yang Terdaftar di BEI)”. Periode yang yang digunakan

dlam penelitian ini adalah tahun 2006-2008. Alat analisis yang digunakan

dalam peneltian ini Regresi Berganda. Varibel independent yang digunakan

adalah EPS, PER, BVS, PBV, ROE, tingkat bunga SBI, dan tingkat inflasi.

Kesimpulan dari peneltian ini menunjukkkan bahwa secara bersama-sama,

diketahui bahwa ketujuh variabel bebas (EPS, PER, BVS, PBV, ROE, tingkat

bunga SBI, dan tingkat inflasi) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

harga saham. Secara parsial hanya PBV yang memiliki pengaruh signifikan

terhadap harga saham, pada perusahaan-perusahaan Semen yang terdaftar di

Page 65: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

47

Bursa Efek Indonesia . Sedangkan variabel EPS, PER, BVS, , ROE, tingkat

bunga SBI, dan tingkat inflasi. Secara parsial tidak yang memiliki pengaruh

signifikan terhadap harga saham, pada perusahaan-perusahaan Semen yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

6. Oksiana Jatiningsih dan Musdholifah (2007)

Penelitian ini mengkaji tentang Pengaruh Variabel Makroekonomi terhadap

Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Jakarta. Tahun yang digunakan

dalam penelitian ini menggunakan periode waktu tahun 1999-2000. Metode

yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model regresi linear

berganda yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel makroekonomi

yakni tingkat inflasi, tingkat suku bunga deposito, kurs dan jumlah uang

beredar terhadap indeks harga saham gabungan di bursa efek baik secara

simultan maupun parsial.

Penelitian ini menggunakan model regresi linear berganda yang

menyatakan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Jakarta

dipengaruhi oleh variabel makroekonomi, yaitu tingkat inflasi, tingkat suku

bunga deposito 1 bulan, kurs (nilai tukar) rupiah terhadap dolar Amerika, dan

jumlah uang beredar (M2). variabel-variabel bebas yang terdiridari tingkat inflasi,

tingkat suku bunga deposito, kurs dan jumlah uang beredar secara bersama-

sama (simultan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap terhadap

Indeks Harga Saham Gabungan). Secara parsial hanya variabel nilai tukar yang

memiliki pengaruh signifikan terhadap indeks harga saham gabungan

Page 66: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

48

sedangkan variabel tingkat inflasi, tingkat bunga deposito dan jumlah uang

beredar tidek berpengaruh secara signifikan terhadap indeks harga saham

gabungan.

7. Naeem Muhammad (2001)

Penelitian ini mengkaji tentang Stock Price and Exchange Rate: Are They

Related? Evidence From South Asian Countries. Penelitian ini menggunakan

periode tahun 1994 hingga 2000. Penelitian ini menggunakan uji Augmented

Dickey Fuller dan Phillips-Perron test untuk mencari integrasi kedua variabel

serta menggunakan uji Granger Causality Test untuk mengetahui apakah ada

hubungan jangka panjang antara harga saham dan nilai tukar.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah dalam jangka pendek dan jangka

panjang tidak terdapat pengaruh antara harga saham dan nilai tukar untuk

negara Pakistan dan India. Dalam jangka pendek tidak terdapat pengaruh antara

harga saham dan nilai tukar untuk negara Bangladesh dan Sri-Lanka.

8. Catherine S F Ho (2007)

Penelitian ini mengkaji tentang A Comparative Study On The Invesment

Value of Residential Property and Stock periode tahun 1993-2003. Adapun

metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah standar deviasi yang sama

dengan resiko.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak adanya hubungan antara properti

residensial dengan saham properti namun keduanya rentan terhadap inflasi

karena properti dan saham properti merupakan asset pengembalian investasi.

Page 67: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

49

Tabel 2.1

Hasil-hasil Penelitian Terdahulu

No Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metodologi Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan 1. Achmad Ath

Thobarry

(2009)

Analisis pengaruh nilai

tukar, suku bunga,

Laju inflasi dan

pertumbuhan gdp

terhadap

Indeks harga saham

sektor properti

(kajian empiris pada bursa

efek indonesia

Periode pengamatan tahun

2000-2008 )

Variabel

dependen adalah

indeks harga

saham properti.

Tidak ada variabel

laju inflasi yang

berpengaruh terhadap

indeks harga saham

properti.

Hasil penelitian

menyatakan bahwa

nilai tukar mata uang

dan suku bunga

berpengaruh secara

signifikan terhadap

indeks harga saham

properti sedangkan

inflasi dan gdp tidak

berpengaruh secara

signifikan.

2. Rayun Sekar

Meta (2007)

Perbedaan pengaruh

inflasi, tingkat suku bunga

dan

Nilai tukar rupiah/us

dollar terhadap return

saham

(studi kasus pada saham

properti dan manufaktur

yang

Terdaftar di bursa efek

jakarta 2000-2005)

Data yang

digunakan dalam

penelitian tersebut

menggunakan

data sekunder.

Variabel dependen

dalam penelitian ini

adalah return saham.

Hasil penelitian

menyatakan bahwa

nilai tukar mata uang,

inflasi dan suku bunga

berpengaruh secara

signifikan terhadap

return saham property

dan saham

manufaktur.

3. Tegararief

Ocki Prakarsa

dan Budi

Hartono

Kusuma

(2008)

Analisis tingkat suku

bunga SBI, kurs tengah

BI, tingkat inflasi, dan

indeks saham Down Jones

di Newyork stock

exchange dalam

memprediksi indeks harga

saham gabungan (IHSG)

Data yang

digunakan dalam

penelitian tersebut

menggunakan

data sekunder.

Variabel dependen

dalam penelitian ini

adalah indeks harga

saham gabungan

(IHSG).

Hasil penelitian

menyatakan bahwa

tingkat suku bunga

SBI, kurs tengah BI,

tingkat inflasi, dan

indeks saham Down

Jones berpengaruh

secara signifikan

terhadap indeks harga

saham gabungan

(IHSG).

Page 68: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

50

Tabel 2.1

(Lanjutan)

No Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metodologi Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

4. Deddy Azhar

Mauliano

(2009)

Analisis faktor-

faktor yang

mempengaruhi

Pergerakan indeks

harga saham

gabungan

(IHSG) di bursa efek

Indonesia

Variabel

independen dalam

penelitian ini

adalah nilai tukar

dan SBI.

Variabel dependen

dalam penelitian ini

adalah indeks harga

saham gabungan

(IHSG).

Hasil penelitian

menyatakan bahwa

nilai tukar dan

tingkat suku bunga

SBI berpengaruh

secara signifikan

terhadap indeks

harga saham

gabungan (IHSG).

5. Yogi

Permana

(2009)

Pengaruh

fundamental

keuangan, tingkat

bunga dan tingkat

inflasi terhadap

pergerakan harga

saham (studi kasus

perusahaan semen

yang terdaftar di

BEI)

Variabel

independen dalam

penelitian ini

adalah nilai kar dan

suku bunga.

Indeks harga saham

gabungan (IHSG).

Hasil penelitian

menyatakan

bahwa

fundamental

keuangan, tingkat

bunga dan tingkat

inflasi

berpengaruh

terhadap

pergerakan harga

saham.

6. Oksiana

Jatiningsih

dan

Musdholifah

Pengaruh Variabel

Makroekonomi

terhadap Indeks

Harga Saham

Gabungan di Bursa

Efek Jakarta.

Variabel

independen dalam

penelitian ini

adalah inflasi, suku

bunga SBI, kurs

dolar terhadap

rupiah dan jumlah

uang beredar.

Indeks harga saham

gabungan (IHSG)

Hasil penelitian

menyatakan bahwa

nilai tukar, inflasi

dan tingkat suku

bunga SBI

berpengaruh secara

signifikan terhadap

dana pihak ketiga

sedangkan jumlah

uang beredar tidak

signifikan.

Page 69: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

51

Tabel 2.1

(Lanjutan)

No Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metodologi Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

7. Naeem

Muhammad

(2001)

Stock Price and

Exchange Rate: Are

They Related?

Evidence From

South Asian

Countries

Variabel harga

saham dan nilai

tukar

Mencari hubungan

jangka panjang dan

jangka pendek

Hasil yang didapat

menyatakan dalam jangka

pendek dan jangka panjang

tidak terdapat pengaruh

antara harga saham dan

nilai tukar untuk negara

Pakistan dan India. Dalam

jangka pendek tidak

terdapat pengaruh antara

harga saham dan nilai tukar

untuk negara Bangladesh

dan Sri Lanka.

8. Catherine S

F Ho (2007)

Domestic

macroeconomic

fundamentals and

world stock market

effect on ASSEAN

emerging market

Hasil penelitian ini

menyatakan Pertumbuhan

ekonomi mempengaruhi

secara signifikan di pasar

modal Malaysia tetapi hal itu

tidak terjadi di thailand,

singapura, dan

Indonesia.suku bunga

memiliki pengaruh

signifikan di pasar modal

Malaysia, singapura dan

Thailand.kurs memiliki

pengaruh signifikan terhadap

pasar modal di Malaysia dan

singapura.

Page 70: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

52

H. Kerangka Pemikiran

Menurut Suyanto (2007), Meningkatnya saham properti dan tetap menjadi

primadona selepas krisis salah satunya disebabkan oleh makin banyaknya

masyarakat yang sadar jika harga tanah cenderung naik. Bertambahnya jumlah

penduduk juga alasan semakin banyaknya masyarakat yang menginvestasikan

dananya dalam pasar properti karena menyebabkan demand meningkat dan supply

tanah bersifat tetap sehingga harga properti akan selalu naik seiring bertambahnya

jumlah penduduk.

Ketidakstabilan kurs merupakan tantangan nyata para investor dalam

menanamkan uangnya pada pasar modal karena kurs yang selalu berfluktuatif

menjadi pertimbangan yang sangat mendasar bagi investor dalam melakukan

kegiatan ekonominya. Terapresiasinya rupiah merupakan keuntungan sendiri bagi

investor karena murahnya bahan baku akan meningkatkan produksi dan secara

langsung akan berdampak pada kenaikan perdagangan pada pasar modal tak

terkecuali indeks harga saham sektor properti, sebaliknya jika rupiah terdepresiasi

maka secara langsung akan mengurangi perdagangan pada pasar modal karena

bahan baku yang semakin mahal dan akan menurunkan produksi.

Indeks harga saham sektor properti merupakan investasi yang cukup

menjanjikan bagi para investor, namun dalam pasar modal harus mengedepankan

aspek kehati-hatian yang tinggi dalam berinvestasi karena pergerakan pasar modal

selalu berfluktuatif entah dari sisi mikro ekonomi seperti kondisi keuangan

Page 71: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

53

perusahaan dan kinerja keuangan ataupun makro ekonomi seperti kurs, suku bunga

(SBI) dan jumlah uang beredar (JUB).

Turun atau naiknya suku bunga (SBI) mampu mempengaruhi perdagangan

pada pasar modal, ketika suku bunga (SBI) naik maka para investor lebih memilih

menginvestasikan uangnya dalam Sertifikat Bank Indonesia atau tabungan pada

perbankan. Kondisi ini secara langsung berdampak pada lesunya perdagangan

pada pasar modal dan akan memicu menurunnya indeks harga saham.

Sedangkan jumlah uang beredar (JUB) yang terdapat pada masyarakat secara

langsung mampu mempengaruhi indeks harga saham namun, akses masyarakat

untuk berinvestasi pada pasar modal sangat terbatas hanya kepada lingkungan para

pengusaha yang memahami operasional dalam pasar modal dan jumlah uang

beredar yang dimiliki para pengusaha ini masih rendah dibanding keseluruhan

jumlah uang yang beredar ditambah tingginya beban biaya bunga simpanan yang

dikapitalisasi dan ekspansi pada beberapa komponen tagihan bersih kepada

pemerintah terutama pembayaran dalam rangka program penjaminan terhadap

kewajiban perbankan dan pembayaran kupon obligasi rekapitalisasi bank

mengakibatkan jumlah uang beredar (JUB) riil pada masyarakat tak mengalami

kenaikan sehingga masyarakat tak memiliki kelebihan uang untuk masuk ke pasar

modal (Oksiana dan Musdholifah, 2007).

Hubungan antara nilai tukar, suku bunga (SBI) dan jumlah uang beredar

(JUB) terhadap indeks harga saham didukung oleh penelitian sebelumnya.

Diantaranya adalah Tegararief dan Hartono (2008) menunjukkan bahwa nilai tukar

Page 72: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

54

atau kurs memiliki pengaruh signifikan terhadap indeks harga saham gabungan.

Sedangkan Deddy Azhar (2009) menyatakan bahwa suku bunga (SBI) memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap indeks harga saham gabungan. Penelitian

Oksiana dan Musdholifah (2007) menyatakan jika jumlah uang beredar (JUB)

tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap indeks harga saham gabungan.

Adapun secara sistematis kerangka pikiran dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Gambar 2.2

Kerangka Pemikiran

VARIABEL INDEPENDEN VARIABEL DEPENDEN

Nilai Tukar

Rupiah

Suku Bunga SBI

Jumlah Uang

Beredar (JUB)

Nilai Harga

Saham Sektor

Properti

Page 73: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

55

I. Hipotesis

Diantara subsektor dari indeks sektoral adalah sektor properti. Hal ini dirasa

perlu diperhatikan karena bisa dijadikan gambaran tersendiri atau tolak ukur

sebuah perekonomian sebuah negara. Pendalaman sektor properti (property

deepening) merupakan sebuah gambaran yang digunakan untuk menunjukkan

terjadinya peningkatan peranan dan kegiatan perdagangan properti terhadap

ekonomi. Maksud dari gambaran ini juga mengarah kepada makin beragamnya

pilihan-pilihan properti yang dapat diakses oleh masyarakat dengan cakupan yang

semakin luas. Hal itu dikarenakan selain saham khususnya sektor properti sebagai

komoditi yang bisa diperjual-belikan, saham sektor properti juga bisa menjadi

cerminan kinerja perusahaan properti disebuah negara.

Dalam melakukan pemilihan investasi dipasar modal, nilai harga saham

menjadi pertimbangan yang penting, oleh karena itu investor harus sudah

menggunakan pertimbangan yang tidak terlepas dari faktor-faktor yang

mempengaruhi pasar saham itu sendiri. Faktor tersebut adalah lingkungan mikro

ekonomi yang berasal dari dalam perusahaan penerbit seperti kinerja perusahaan,

kondisi keuangan, dan kebijakan yang diambil. Faktor lingkungan makro ekonomi

seperti kurs, suku bunga, dan indeks saham dipasar luar negeri yang pengaruhnya

tidak dapat diabaikan sebagai dampak globalisasi pasar modal yang keadaannya

diluar kendali oleh perusahaan emiten atau oleh bursa itu sendiri.

Selain itu, beberapa penelitian terdahulu telah dilakukan untuk mengetahui

pengaruh nilai tukar, suku bunga SBI, Gross Domestic Product terhadap indeks

Page 74: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

56

harga saham di pasar modal. Diantaranya adalah Thobarry (2009) menyatakan

bahwa nilai tukar mata uang dan suku bunga berpengaruh secara signifikan

terhadap indeks harga saham sector properti. Penelitian Rayun (2007) juga

menyatakan bahwa nilai tukar mata uang dan suku bunga berpengaruh secara

signifikan terhadap return saham properti dan saham manufaktur. Deddy (2009)

menunjukkan bahwa nilai tukar dan suku bunga berpengaruh secara signifikan

terhadap nilai harga saham gabungan (IHSG).

Oleh karena itu, berdasarkan landasan teori serta didukung peneltian

sebelumnya, maka dapat disusun suatu hipotesis yang merupakan jawabab

sementara terhadap permasalahan peneltian ini adalah:

1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara nilai tukar rupiah, suku bunga (SBI)

dan jumlah uang beredar (JUB) secara bersama-sama terhadap nilai harga

saham sektor properti.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara nilai tukar rupiah terhadap nilai

harga saham sektor properti.

3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara suku bunga SBI terhadap nilai

harga saham sektor properti.

4. Terdapat pengaruh yang signifikan antara jumlah uang beredar (JUB)

terhadap nilai harga saham sektor properti.

Page 75: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

57

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan kausalitas yang

digunakan untuk memperjelaskan pengaruh variabel independen, yaitu nilai tukar

rupiah, suku bunga (SBI) dan jumlah uang beredar (JUB), terhadap variabel

dependen, yaitu nilai harga saham sektor properti. Sehingga yang menjadi ruang

lingkup dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek

Indonesia (BEI).

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder triwulan

mengenai nilai tukar rupiah, suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan

jumlah uang beredar (JUB) dari tahun 2006 hingga 2011 berdasarkan ketetapan

Bank Indonesia (BI) dan Bursa Efek Indonesia (BEI).

B. Metode Penentuan Sampel

Penelitian ini di batasi untuk melihat pengaruh tiga variabel terhadap Nilai

Harga Saham Sektor Properti. Variabel-variabel tersebut yaitu Nilai Tukar, Suku

Bunga SBI, dan Jumlah Uang Beredar. Metode sampel yang digunakan adalah

metode penelitian historis yang bersifat Kausal-Distributif, artinya penelitian yang

dilakukan untuk menganalisis suatu keadaan yang telah lalu dan menunjukkan

arah hubungan antar variabel. Pengumpulan datanya yaitu berupa data sekunder

Page 76: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

58

yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dengan data perbulan selama periode

waktu 2006 sampai 2011. Kemudian setelah data tersebut diperoleh tahap

selanjutnya adalah melakukan pengujian-pengujian dengan menggunakan uji

statistik dan ekonometrik.

C. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

bersifat data time series. Data sekunder merupakan data atau informasi yang

diperoleh dari pihak kedua atau data yang dikumpulkan oleh lembaga pengumpul

data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Kuncoro, 2003:127).

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data statistik,

laporan tahunan Bank Indonesia yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI), Bursa

Efek Indonesia (BEI) serta sumber-sumber lainnya yang berkaitan dengan

penelitian ini dari tahun 2006 hingga 2011 dengan data bulanan.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan Metode observasi

lapangan (Library research) yaitu dengan mencari dan mengumpulkan literatur

yang terdiri dari buku-buku referensi, artikel, jurnal penelitian dan media masa

sebagai bahan pengutipan serta referensi (Akbar, 2009:57).

Page 77: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

59

D. Metode Analisis Data

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjaun pustaka dan

kerangka pikir. Penelitian ini mencari bagaimana pengaruh antara nilai tukar, suku

bunga (SBI), jumlah uang beredar (JUB) terhadap nilai harga saham properti.

Dalam penelitian ini alat analisis yang digunakan adalah model regresi berganda

dengan metode OLS (ordinary Least Square), dengan rumusan sebagai berikut :

NHSprop = β0 + βıER + β2 SBI + β3 JUB + et..............

Dimana :

NHSprop : Nilai Harga Saham Properti

ER : Nilai Tukar

SBI : Suku Bunga SBI

JUB : Jumlah Uang Beredar

β0 : Konstanta

βı, β2, β3 : Koefisien regresi dari masing-masing variabel yang

mempengaruhi IHSProp

e : Error term

Metode pangkat kuadrat terkecil (OLS) diperkenalkan pertama kali oleh

seorang ahli matematika dari Jerman, yaitu Carl Frederich Gaus. Metode OLS

adalah metode untuk mengestimasi suatu garis regresi dengan jalan meminimalkan

jumlah kuadrat kesalahan dari setiap observasi terhadap garis tersebut (Kuncoro,

2003:216).

Page 78: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

60

Menurut Widarjono (2009), metode OLS adalah metode mencari nilai residual

sekecil mungkin dengan menjumlahkan kuadrat residual. Metode kuadrat terkecil

akan menghasilkan estimator yang mempunyai sifat tidak bias, linear dan

mempunyai varian yang minimum.

Sebelum melakukan interprestasi terhadap hasil regresi dari model penelitian

yang digunakan, maka terlebih dahulu kita melakukan pengujian terhadap data

penelitian tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah model tersebut

dapat dianggap relevan atau tidak. Pengujian yang dilakukan melalui uji asumsi

klasik yang meliputi uji normalitas, autokorelasi, heterokedastisitas, dan

multikolineritas. Dan juga uji statistik yang meliputi uji signifikansi paremeter

individu (uji statistik t), uji signifikan simultan (uji statistik F), dan uji koefisien

determinasi (Adjusted R Square).

E. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Linearitas

Uji ini biasanya didesain untuk menguji apakah suatu variabel penjelas

cocok atau tidak dimasukkan dalam suatu model estimasi, uji ini digunakan

untuk menguji apakah bentuk fungsi suatu model estimasi linier atau tidak

linier dengan cara melihat nilai probabilitasnya.

Untuk mengetahui suatu model linier atau tidak, dapat dilakukan dengan

cara Uji Ramsey (RESET), yaitu suatu pengujian yang dikembangkan oleh

Ramsey dengan mengembangkan uji secara umum kesalahan spesifikasi atau

Page 79: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

61

dikenal dengan sebutan uji kesalahan spesifikasi regresi (Regression

Specification Error Test = RESET) (Widarjono, 2009:170). Dalam pengujian

Ramsey (RESET) ini, yang perlu diperhatikan adalah nilai F hitung, dengan

hipotesis :

H0 = Model tidak linier

Ha = Model linier

Apabila nilai F hitung lebih besar dari nilai F kritisnya pada α tertentu

berarti signifikan, maka hipotesis H0 diterima, artinya model kurang tepat atau

tidak linier. Sebaliknya, apabila nilai F hitung lebih kecil dari nilai F kritisnya

pada α tertentu, berarti tidak signifikan dan menolak hipotesis H0 yang

menyatakan bahwa model tidak linier.

Selain itu, Pengambilan keputusan juga dapat dilakukan dengan melihat

nilai probabilitas Obs* R2, yaitu sebagai berikut :

1. Bila probabilitas Obs* R2 > 0,05 maka signifikan, dan menolak H0 dengan

demikian model dikatakan linier.

2. Bila probabilitas Obs* R2 < 0,05 maka tidak signifikan dan menerima H0,

maka model tidak linier.

2. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui

bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi

Page 80: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

62

normal, jika asumsi ini dilanggar maka uji statistis menjadi tidak valid

(Ghozali, 2009).

Uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi

normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang

terdistribusi normal. Jadi uji normalitas bukan dilakukan pada masing-masing

variabel tetapi pada nilai residualnya. Sering terjadi kesalahan yang jamak yaitu

bahwa uji normalitas dilakukan pada masing-masing variabel. Hal ini tidak

dilarang tetapi model regresi memerlukan normalitas pada nilai residualnya

bukan pada masing-masing variabel penelitian.

Langkah pengujian sebagai berikut:

Hipotesis

H0 : model terdistribusi normal

Ha : model tidak terdistribusi normal

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria :

- jika probabilitas OBS*R2

> 0,05 siginifikan H0 diterima

- jika probabilitas OBS*R2

< 0,05 tidak signifikan H0 ditolak

Artinya adalah apabila probabilitas OBS*R2

lebih besar dari 0,05 maka

model tersebut dikatakan normal. Apabila OBS*R2

lebih kecil dari 0,05 maka

model tersebut dikatakan tidak normal (Winarmo, 2009:5.37).

Page 81: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

63

3. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel

independen saling berkolerasi maka variable-variabel ini tidak orthogonal atau

nilai korelasi antar sesama variable independen sama dengan nol (Ghozali,

2009).

Uji multikolinearitas bermaksud untuk membuktikan atau menguji ada

tidaknya hubungan linear antara variabel bebas (independent) satu dengan

variabel lainnya (Gujarati, 2006:67).

Uji miltikolinearitas dilakukan untuk melihat apakah ada korelasi antara

variabel independen pada model regresi. Korelasi antara variabel independen

sebaiknya kecil ( Nisfiannoor, 2009:91). Deteksi adanya multikolinearitas:

1. Nilai R2 sangat tinggi, tetapi secara sendiri-sendiri regresi antara variabel-

variabel independen tidat signifikan

2. Korelasi antar variabel-variabel independen sangat tinggi.

Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan menggunakan matriks

korelasi (correlation matrix).

Langkah pengujian sebagai berikut :

Page 82: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

64

Hipotesis

H0 : model bersifat multikonearitas

Ha : model tidak bersifat multikonearitas

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria :

apabila hubungan x1 dan x2 > 0.85 H0 diterima

apabila hubungan x1 dan x2 < 0.85 H0 ditolak

Artinya adalah apabila hubungan antara variabel x1 dan x2 lebih dari 0, 85

maka model yang tersebut memiliki sifat multikolinearitas. Apabila hubungan

antara variabel x1 dan x2 kurang dari 0,85 maka model yang tersebut tidak

memilki sifat multikolinearitas (Widarjono, 2009:106).

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokdastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain

(Ghozali, 2009).

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah

regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari suatu pengamatan ke

pengamatan lain (Gujarati, 2006:82).

Data yang diharapkan adalah memiliki varians yang sama, dan disebut

homoskedastisitas. Sedangkan jika data tersebut memiliki varians yang berbeda

maka disebut heteroskedastisitas.

Page 83: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

65

Pendeteksian heteroskedastisitas dapat dilakukan melalui uji white karena

uji tersebut mudah untuk diterapkan (Gujarati, 2006:94).

Langkah pengujian sebagai berikut:

Hipotesis

H0 : model terdapat heterokesdastisitas

Ha : model tidak terdapat heterokesdastisitas

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria :

- jika probabilitas OBS*R2

> 0,05 siginifikan H0 ditolak

- jika probabilitas OBS*R2

< 0,05 tidak signifikan H0 diterima

Artinya adalah apabila probabilitas OBS*R2

lebih besar dari 0,05 maka

model tersebut tidak terdapat heteroskedastisitas. Apabila OBS*R2

lebih kecil

dari 0,05 maka model tersebut terdapat heteroskedastisitas (Winarmo,

2009:5.15).

5. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode t-1(sebelumnya) jika terjadi korelasi maka

dinamakan ada problem autokorelasi (Ghozali, 2009).

Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalan sebuah model

regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan

kesalahan pada periode t–i (sebelumnya). Tentu saja model regresi yang baik

adalah regresi bebas dari autokerelasi (Gujarati, 2006:112).

Page 84: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

66

Sejalan dengan keterangan lainnya yang mengatakan bahwa uji

autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara kesalahan

pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t sebelumnya pada model

regresi linear yang dipergunakan. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada

problem autokorelasi. Dalam model regresi yang baik adalah tidak terjadi

korelasi (Nisfiannor, 2009:92).

Apabila data yang kita analisis mengandung autokorelasi, maka estimator

yang kita dapatkan memiliki karakteristik berikut ini: (i) Estimator metode

kuadrat terkecil masih linear, (ii) Estimator metode kuadrat terkecil masih tidak

bias, (iii) Estimator metode kuadrat terkecil tidak mempunyai varian yang

minimum. Dengan demikian autokorelasi akan menyebabkan estimator hanya

bersifat LUE, tidak lagi BLUE (Best Linear Unbias Estimate) (Winarmo,

2009:5.27).

Dalam mendeteksi permasalahan autokorelasi bisa menggunakan Uji

Breusch-Godfrey (BG). Nama lain uji ini adalah Uji lagrange-Multiplier

(Pengganda Lagrange). (Winarmo, 2007:5.29)

Langkah-langkah pengujian.

Hipotesis

H0 : model terdapat autokorelasi

Ha : model tidak terdapat autokorelasi

-. Bila prob X2

> 0.05 H0 ditolak

- Bila prob X2

< 0.05 H0 diterima

Page 85: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

67

Artinya adalah nilai prob X2 (2) lebih besar dari 0.05 maka model dalam

penelitian terbebas masalah autokorelasi. Sebaliknya, jika nilai prob. X2 lebih

kecil dari 0.05 maka model dalam penelitian terbebas masalah autokorelasi

(Winarmo, 2009:5.30).

F. Analisis Statistik

1. Uji Statistik t (Uji Parsial)

Uji statistik t digunakan untuk menentukan apakah dua sample yang tidak

berhubungan memiliki nilai rata-rata yang berbeda. Uji statistik t dilakukan

dengan cara membandingkan perbedaan antara dua nilai rata-rata dengan

standar error dari perbedaan rata-rata dua sample (Ghozali, 2009).

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat.

Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (βi) sama

dengan nol atau Ho : βi = 0, artinya apakah suatu variabel independent bukan

merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis

alternatifnya (Ha), parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau: Ha : bi

≠ 0, artinya variable tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap

variabel dependen.

Uji statistik t digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen secara parsial.

Hipotesis

Page 86: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

68

H0 : βi = 0 Tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel

independen terhadap variabel dependen secara parsial

Ha : βi ≠ 0 Terdapat pengaruh signifikan antara variabel

independen terhadap variabel dependen secara parsial

Bila t hitung lebih besar daripada t tabel atau signifikannya kurang dari α = 5%

maka H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa terdapat pengaruh

signifikan secara parsial antara variabel independen terhadap variabel

dependen (Gujarati, 2006:154).

2. Uji Statistik F

Uji F dilakukan untuk melihat kemaknaan dari hasil regresi tersebut. Uji F

digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen secara bersama-sama.

Hipotesis

H0 : βi = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

independen terhadap variabel dependen secara bersama-

sama

Ha : βi ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

independen terhadap variabel dependen secara bersama-

sama

Page 87: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

69

Bila Fhitung lebih besar daripada Ftabel atau signifikannya kurang dari α = 5%

maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa terdapat pengaruh

signifikan secara bersama-sama antara variabel independen terhadap variabel

dependen (Gujarati, 2006:193).

3. Koefisien Determinasi ( Adjusted R Square)

Digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh vaiabel independen

dalam model terhadap variable dependen. Jika nilai adjusted R square adalah

satu berarti kemampuan fluktuasi variabel dependen seluruhnya dapat

dijelaskan oleh variabel independen dan tak ada variabel lain diluar model yang

menyebabkan fluktuasi variabel dependen (Singgih Santoso dalam Maysari,

2008).

4. Operasional Variable Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka pemikiran diatas, maka

variabel-variabel dalam penelitian ini bisa didefinisikan sebagai berikut:

1. Variabel tidak bebas (dependent) :

Variabel tak bebas (dependent) adalah variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (independent). Variabel

tak bebas berupa:

a.) Indeks Harga Saham Sektor PropertiNilai harga saham sektor properti

adalah keseluruhan perdagangan saham perusahaan yang termasuk

kedalam sektor properti. Data yang digunakan adalah data bulanan dari

tahun 2006 hingga 2011. Satuan yang digunakan adalah milyar.

Page 88: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

70

2. Variable Bebas (independent) :

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahan atau timbulnya variabel tidak bebas (independent).

Variabel tidak bebas (independent) berupa:

a.) Nilai Tukar Rupiah

Niai tukar adalah perbandingan nilai dua mata uang yang berbeda

antara suatu negara dengan negara lainnya. Dalam penelitian yang

digunakan dalam nilai tukar adalah mata uang Indonesia (rupiah)

terhadap mata uang Amerika Serikat (dolar) di wilayah Indonesia

dengan menggunakan kurs tengah atas ketetapan Bank Indonesia. Data

yang digunakan tersebut adalah data bulanan dari tahun 2006 hingga

2011. Satuan yang digunakan adalah rupiah (Rp).

b) Suku bunga (SBI)

Suku bunga adalah harga yang dibayar oleh seseorang peminjam

dalam menggunakan uang peminjaman. Tingkat suku bunga dalam

penelitian ini adalah tingkat suku bunga SBI yang berada di wilayah

Indonesia. Data yang digunakan adalah data bulanan dari tahun 2006

hingga 2011. Satuan yang digunakan adalah persen (%).

c) Jumlah Uang Beredar M2 (JUB M2)

Dalam penelitian ini, yang digunakan sebagai indikator jumlah

uang beredar (JUB) adalah Indeks Harga Saham Properti yang

ditetapkan dalam laporan otoritas moneter Indonesia yaitu Bank

Page 89: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

71

Indonesia. Data yang digunakan adalah data bulanan dari tahun 2006

hingga 2011. Satuan yang digunakan adalah milyar.

Table 3.1

Operasional Variabel

No Variable Simbol Sumber data Data

triwulan Skala

1

Nilai Harga Saham

Sektor Properti

NHSP

Bursa Efek Indonesia

2006-2011

Rasio

2

Nilai Tukar Mata

Uang

ER

Statistik Indonesia,

Laporan Tahunan Bank

Indonesia berapa edisi

2006-2011

Rasio

3

Suku Bunga SBI

SBI

Statistik Indonesia,

Laporan Tahun Bank

Indonesia berapa edisi

2006-2011

Rasio

4

Jumlah Uang

Beredar (JUB)

JUB

Statistik

Indonesia,laporan

Tahunan Bank

Indonesia

2006-2011

Rasio

Page 90: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

72

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat Objek Penelitian

1. Indeks Harga Saham Sektor Properti

Saham merupakan surat berharga yang paling popular dan dikenal luas

dimasyarakat, baik negara maju maupun negara sedang berkembang. Saham

juga dapat diartikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang

atau badan hukum dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham

berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah

pemilik yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan

ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan diperusahaan

tersebut (Darmaji dan Hendy, 2001:5).

Harga saham merupakan harga yang terjadi di pasar bursa pada waktu

tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar yaitu permintaan dan penawaran

pasar. Pergerakan harga saham dapat dilihat melalui indeks harga saham.

Dimana indeks harga saham merupakan indikator utama yang

menggambarkan pergerakan harga saham. Indek harga saham (IHS) dapat

dijadikan barometer kesehatan suatu negara.

Seiring dengan meningkatnya aktivitas perdagangan, kebutuhan untuk

memberikan informasi yang lebih lengkap kepada masyarakat mengenai

perkembangan bursa, juga semakin meningkat. Salah satu informasi yang

diperlukan tersebut adalah indeks harga saham sebagai cerminan dari

Page 91: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

73

pergerakan harga saham. Sekarang ini PT Bursa Efek Indonesia memiliki 11

jenis indeks harga saham yang secara terus menerus disebarluaskan melalui

media cetak maupun elektronik (Iskandar, 2003:89).

Investasi dalam sektor properti biasanya bersifat jangka panjang dan

pertumbuhannya sangat sensitif terhadap variabel makro ekonomi, seperti

pertumbuhan ekonomi laju inflasi atau nilai tukar rupiah, namun variabel

makro seperti suku bunga dan juga memiliki peran yang signifikan terhadap

harga saham sektor properti.

Untuk itu menurut (Almas, 2007:20) para investor yang ingin

melakukan investasi di pasar modal harus melakukan analisis terhadap

saham yang ingin dibelinya karena mengharapkan keuntungan dari dana

yang ditanamkannya dengan memperhatikan variabel-variabel makro

ekonomi.

Dalam perkembangannya sektor properti memiliki siklus yang unik

dimana pertumbuhan tertinggi selalu berkesudahan dengan krisis ekonomi

contohnya diawal tahun 1997 industri properti mencapai pertumbuhan yang

signifikan namun tak lama kemudian krisis ekonomi pada tahun 1998

menghancurkan sendi-sendi ekonomi tak terkecuali dalam industri properti,

begitu juga diakhir tahun 2007 pertumbuhan industri properti mencapai

rekor terbaru dalam satu dekade namun pada tahun 2008 krisis kembali

meruntuhkan pondasi ekonomi hal ini yang membuat para investor harus

memperhitungkan keadaan variabel makro agar tingkat keuntungan sesuai

yang diharapkan.

Page 92: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

74

Tabel 4.1

Laju Pertumbuhan Harga Saham Sektor Properti Tahun 2006-2011

Tahun Total

PertumbuhanHarga

saham

Properti(milyar)

2006 1.026.786

2007 2.430.874

2008 1.977.205

2009 1.605.056

2010 2.110.775

2011 2.492.910

Sumber: Data yang diolah

Gambar 4.1

Grafik Pertumbuhan Harga Saham Sektor Properti Tahun 2006-2011

Sumber: Data yang diolah

1,000,000

1,200,000

1,400,000

1,600,000

1,800,000

2,000,000

2,200,000

2,400,000

2,600,000

2006 2007 2008 2009 2010 2011

PROPERTI

Page 93: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

75

Berdasarkan gambar diatas memperlihatkan bahwa pertumbuhan harga

saham sektor properti mengalami pertumbuhan yang berfluktuatif. Pada

tahun 2007 merupakan periode puncak dari indeks harga saham sektor

properti mencapai 2.430.874 yang melonjak lebih dari 100% dari tahun

2006 namun pada tahun 2008 harga saham sektor properti mengalami

penurunan yang diakibatkan oleh krisis global dan penurunan harga saham

sektor properti berlanjut hingga tahun 2009 namun pada tahun 2010 harga

saham sektor properti mengalami kenaikan yang menunjukkan bahwa

kinerja ekonomi sudah membaik.

2. Nilai Tukar Mata Uang

Rayun (2007) menyatakan bahwa nilai tukar mata uang (exchange rate)

atau sering disebut kurs merupakan harga mata uang terhadap mata uang

lainnya. Kurs merupakan salah satu harga yang terpenting dalam

perekonomian terbuka mengingat pengaruh yang demikian besar bagi

neraca transaksi berjalan maupun variabel-variabel makro-ekonomi yang

lainnya.

Valuta asing (foreign exchange) adalah semua mata uang Negara yang

dapat digunakan untuk kegiatan perekonomian suatu Negara dengan Negara

lain. Misalnya mata yang Amerika serikat berupa US $, mata uang Yen dari

Jepang, dan lain sebagainya. Setiap valuta asing tersebut mempunyai harga

tertentu dalam mata uang suatu Negara lain. Misalnya US $ dengan Rp,

$1=Rp 9.600, (artinya harga 1 US $ sama dengan Rp 9.600). harga tersebut

menggambarkan berapa banyak suatu mata uang harus dipertukarkan untuk

Page 94: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

76

memperoleh satu unit mata uang lain. Istilah lain rasio pertukaran tersebut

adalah nilai tukar (exchange rate) atau kurs valuta asing (Asfia, 2006).

Berikut rata-rata nilai tukar rupiah tahun 2006-2011:

Tabel 4.2

Tabel Rata-rata Nilai Tukar Rupiah Tahun 2006-2011

Tahun Rata-rata nilai tukar

rupiah

(rupiah)

2006 9.141

2007 9.163

2008 9.756

2009 10.356

2010 9.078

2011 8.774

Sumber data yang diolah

Gambar 4.2

Grafik Nilai Tukar Mata Uang Tahun 2006-2011

Sumber data yang diolah

8,000

8,400

8,800

9,200

9,600

10,000

10,400

2006 2007 2008 2009 2010 2011

KURS

Page 95: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

77

Berdasarkan gambar dan tabel diatas menunjukkan bahwa nilai tukar

rupiah terhadap dollar AS selalu mengalami perubahan. Pada tahun 2006

dan 2007 rupiah mengalami trend penguatan terhadap dollar AS namun

pada tahun 2008 dan 2009 nilai tukar rupiah mengalami trend pelemahan

dikarenakan kondisi ekonomi masih belum stabil akibat krisis global tetapi

pada tahun 2010 nilai rupiah terhadap dollar AS kembali mengalami trend

menguat yang menunjukkan semakin baiknya kinerja pada sektor moneter.

3. Suku Bunga SBI

Menurut Yogi (2009:3) Suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

merupakan suku bunga yang dikeluarkan oleh bank sentral untuk

mengontrol peredaran uang di masyarakat, dengan kata lain pemerintah

melakukan kebijakan moneter. Peredaran uang yang terlalu banyak

dimasyarakat akan mengakibatkan masyarakat cenderung membelanjakan

uangnya yang pada akhirnya bias berdampak pada kenaikan harga-harga

barang, yang salah satu faktor pemicu inflasi dengan menaikan bunga SBI

berarti bank-bank dan lembaga keuangan akan terdorong untuk membeli

SBI.

Tujuan penerbitan SBI adalah sebagai alat pemerintah untuk melakukan

kontraksi pasar dalam primary market dan sebagai secondary reserve dan

trading instrument dalam secondary market (untuk situasi tingkat suku

bunga turun).

Page 96: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

78

Berikut adalah rata-rata SBI dari tahun 2006-2011 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3

Tabel Rata-rata Suku Bunga SBI Tahun 2006-2011

Tahun Rata-rata SBI (%)

2006 11.97

2007 8.03

2008 9.39

2009 7.49

2010 6.57

2011 6.58

Sumber: Bank Indonesia

Gambar 4.3

Grafik Rata-rata Suku Bunga SBI Tahun 2006-2011

Sumber data yang diolah

Berdasarkan gambar dan tabel memberikan gambaran bahwa nilai rata-

rata pertahun suku bunga SBI dari tahun 2006-2010 selalu mengalami

perubahan. Pada tahun 2006 suku bunga SBI mencatat kenaikan paling

6

7

8

9

10

11

12

13

2006 2007 2008 2009 2010 2011

SBI

Page 97: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

79

tinggi dalam lima tahun terakhir namun pada tahun 2007 suku bunga SBI

mengalami penurunan tetapi mulai tahun 2008 suku bunga SBI selalu

mengalami penurunan hingga tahun 2010, hal ini diakibatkan oleh

pemerintah yang berusaha untuk menstabilkan moneter yang diakibatkan

oleh sentimen negatif para pelaku pasar terhadap dampak kenaikan harga

minyak dunia.

4. Jumlah Uang Beredar (JUB)

Pada peradaban awal, manusia memenuhi kebutuhan secara mandiri.

Mereka memperoleh makanan dari berburu atau memakan buah-buahan.

Karena jenis kebutuhannya masih sederhana, mereka belum membutuhkan

orang lain. Masing-masing individu memenuhi kebutuhan makannya secara

mandiri. Dalam periode yang dikenal sebagai periode prabarter ini manusia

belum mengenal transaksi perdagangan atau kegiatan jual beli.

Ketika jumlah manusia semakin bertambah dan peradabannya semakin

maju, kegiatan dan interaksi antar manusiapun meningkat tajam/ ketika

itulah masing-masing individu muai tak mampu memenuhi kebutuhan

sendiri. Bisa dipahami karena ketika seseorang menghabiskan waktunya

seharian bercocok tanam pada saat bersamaan tentu ia tidak akan bisa

memperoleh garam atau ikan, menenun pakaian sendiri atau kebutuhan lain.

Pertukaran barter ini mensyaratkan adanya keinginan yang sama pada

waktu bersamaan (double coincidense of wants) dari pihak-pihak yang

melakukan pertukaran ini. Namun semakin beragam dan kompleks

kebutuhan manusia semakin sulit menciptakan situasi double concidense of

Page 98: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

80

wants ini. Itulah sebabnya diperlukan suatu alat tukar yang dapat diterima

semua pihak. Alat tukar tersebut yang kemudian disebut uang. Pertama kali

uang dikenal dalam peradaban sumeria dan babylonia (Edwin Nasution et

al, 2006). Berikut jumlah uang beredar (JUB) tahun 2006-2011:

Tabel 4.4

Tabel Jumlah Uang Beredar (JUB) tahun 2006-2011

Tahun JUB (milyar)

2006 15.163.734

2007 17.580.581

2008 20.458.862

2009 23.709.943

2010 26.634.685

2011 30.854.553

Sumber: data yang diolah

Gambar 4.4

Grafik Jumlah Uang Beredar (JUB) tahun 2006-2011

Sumber data yang diolah

14,000,000

16,000,000

18,000,000

20,000,000

22,000,000

24,000,000

26,000,000

28,000,000

30,000,000

32,000,000

2006 2007 2008 2009 2010 2011

JUB

Page 99: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

81

Berdasarkan gambar dan tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah uang

beredar (JUB) bergerak dari tahun 2006-2011 secara fluktuatif namun tidak

mengalami pergerakan yang fundamental. Peningkatan tertinggi terjadi pada

tahun 2011 yang menunjukkan bahwa dampak dari krisis global sudah

mampu tertangani dengan baik oleh pemerintah.

B. Hasil dan pembahasan

Pengolahan data dilakukan secara elektronik yakni menggunakan

microsoft excel 2007 dan menggunakan pengolah data eviews 6.0 untuk

mendapatkan hasil yang dapat menjelaskan variabel-variabel yang diteliti.

Variabel bebas meliputi nilai tukar rupiah, suku bunga SBI dan jumlah uang

beredar (JUB). Variabel terikat meliputi harga saham sektor properti.

1. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Hasil Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel

mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini

biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi

linear.

Untuk mengetahui model linear atau tidak dengan membandingkan

nilai prob. Chi Square(1) dengan derajat kesalahan (α) yaitu 0,05.Berikut

hasil uji Ramsey RESET Test untuk menunjukkan linier atau tidak pada

model:

Page 100: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

82

Hasil Uji Linearitas dengan Ramsey RESET Test

Tabel 4.5

F-statistic 2.466745

Prob. F(1,54) 0.1211

Log likelihood ratio 2.605233

Prob. Chi-Square(1) 0.1065

Sumber: data sekunder yang diolah

Berdasarkan hasil tabel diatas menunjukkan bahwa nilai prob. Chi

Square(1) adalah 0.1065 dan menunjukkan bahwa nilai tersebut lebih

besar dari derajat kesalahan(α) yaitu 0.1065 > 0,05 sehingga

menggambarkan jika model bersifat linier dan penelitian dapat

dilanjutkan kepengujian selanjutnya.

b. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang

didapat mengikuti atau mendekati hukum normal baku. Variabel

independen dan variabel dependen atau keduanya mempunyai sebaran

data yang normal atau tidak, model yang baik adalah model yang

berdistribusi normal atau mendekati normal. Identifikasi terjadi atau

tidaknya permasalahan dalam pendistribusian model dapat melihat nilai

Jarque-Bera.

Untuk melihat data terdistribusi normal atau tidak yaitu jika nilai

probabilitas OBS*R2

> 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal.

Begitupun sebaliknya, jika probabilitas OBS*R2

< 0,05 maka data

tersebut berdistribusi tidak normal.

Page 101: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

83

Setelah data diolah dengan menggunakan aplikasi pengolah eviews

6.0 maka didapat hasil sebagai berikut:

Gambar 4.5

Histogram-Normalitas Test

Sumber: Data sekunder yang diolah

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa nilai probabilitasnya adalah

0,672925, karena nilai 0,672925 > dari derajat kesalahan (α) 5% yaitu

0,05 maka data tersebut dinyatakan berdistribusi normal sehingga bisa

dilanjutkan kepengujian selanjutnya.

c. Hasil Uji Heteroskedasitas

Uji Heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda

disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

homoskedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2006).

0

4

8

12

16

20

-0.2 -0.1 -0.0 0.1 0.2

Series: ResidualsSample 2006M02 2011M12Observations 71

Mean -2.44e-18Median -0.003906Maximum 0.183628Minimum -0.184012Std. Dev. 0.078906Skewness -0.132555Kurtosis 2.555571

Jarque-Bera 0.792242Probability 0.672925

Page 102: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

84

Untuk melihat terdapat masalah heteroskedasitas atau tidak dapat

dilihat nilai probabilitas OBS*R2

> 0,05, maka data tidak mengalami masalah

heteroskedasitas sebaliknya jika nilai probabilitas OBS*R2

< 0,05, maka data

mengalami heteroskedasitas.

Berikut hasil data yang diolah dengan menggunakan eviews 6.0:

Tabel 4.6

Hasil Uji Heteroskedasitas

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 1.542975

Prob. F(9,49) 0.1535

Obs*R-squared 13.16603

Prob. Chi-Square(9) 0.1552

Scaled explained SS 9.119008

Prob. Chi-Square(9) 0.4264

Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat nilai OBS*R adalah 0.1552,

karena nilai 0.1552 > dari derajat kesalahan (α) 5% yaitu 0,05, maka model

tidak mengalami gejala heteroskedasitas sehingga penelitian dapat dilanjutkan

kepengujian selanjutnya.

d. Hasil Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel

independen (Ghozali, 2006).

Keadaan ini hanya terjadi pada regresi linear berganda karena jumlah

variabel independen lebih dari satu sedangkan pada kasus regresi

sederhana, tidak mungkin adanya kasus multikolinieritas karena variabel

independennya hanya terdiri dari satu variabel. Namun jika data masih

Page 103: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

85

terdapat gejala multikolineritas data dapat diperbaiki dengan

menggunakan transformasi variabel ke dalam bentuk differensi pertama.

Apabila hubungan diantara variabel bebas yang satu dengan yang

lainnya diatas 0,85 maka dapat dipastikan terdapat gejala

multikolinearitas. Berikut hasil setelah diolah dengan eviews 6.0:

Tabel 4.7

Hasil Korelasi Uji Multikolinearitas

LNKURS SBI LNJUB

LNKURS 1.000000 0.178845 -0.052158

SBI 0.178845 1.000000 -0.837143

LNJUB -0.052158 -0.837143 1.000000

Sumber: Data sekunder yang diolah

Terlihat dari tabel diatas nilai korelasi variabel independen hanya

mencapai 0.837143, karena nilai 0.837143 < 0,85 maka diputuskan tidak

terjadi gejala multikolinearitas sehingga dapat dilanjutkan ke pengujian

selanjutnya.

e. Hasil Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat

hubungan residual antar waktu pada model penelitian yang digunakan

sehingga estimasi menjadi bias.

Uji Breusch-Godfrey dapat digunakan untuk mengidentifikasi

terjadinya masalah autokorelasi atau tidak, jika nilai probabilitas (X2)

lebih besar dari nilai signifikan α=5% (0,05) maka model penelitian

terbebas dari masalah autokorelasi dan sebaliknya jika nilai probabilitas

Page 104: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

86

lebih besar dari nilai signifikan α=5% (0,05) maka model penelitian

mengalami masalah autokorelasi.

Berikut hasil aotokorelasi dengan menggunakan eviews 6.0:

Tabel 4.8

Hasil Uji Autokorelasi dengan Uji Breusch-Godfrey

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.220400

Prob. F(2,53) 0.8028

Obs*R-squared 0.478246

Prob. Chi-

Square(2) 0.7873

Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa nilai prob. Chi Square

(X2) adalah sebesar 0,7873 karena nilai prob. Chi Square (X

2) lebih besar

dibandingkan (α) yaitu 0,7873 > 0.05, maka menyatakan bahwa model

penelitian ini terbebas dari permasalahan autokorelasi.

2. Hasil Regresi Metode Ordinary Least Square (OLS)

Hasil estimasi hubungan antara variabel-variabel yang

mempengaruhi harga saham sektor properti dilakukan melalui

pendekatan OLS dengan menggunakan transformasi variabel ke dalam

bentuk differensi pertama agar data bersifat stasioner yang ditampilkan

pada tabel berikut:

Page 105: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

87

Tabel 4.9

Hasil Olah Data dengan Metode OLS

Dependent Variable: D(LNPROP)

Method: Least Squares

Date: 07/02/13 Time: 22:27

Sample (adjusted): 2006M02 2011M12

Included observations: 71 after adjustments Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

D(LNKURS) -0.877516 0.300580 -2.919413 0.0048

D(SBI) -0.080405 0.029115 -2.761624 0.0074

D(LNJUB) 0.390839 0.556496 0.702322 0.4849 C

0.004304 0.011989 0.359030 0.7207 Prob(F-statistic) 0.000118

Adjusted R-squared 0.231913

Sumber: Data sekunder yang diolah

Dari tabel diatas maka dapat disusun persamaan regresi linier berganda

sebagai berikut:

IHSprop = 0.004304 - 0.877516 - 0.080405 + 0.390839 + et

Dengan nilai konstanta sebesar 0.004304 dapat diartikan bahwa apabila

semua variabel bebas yang diuji dianggap konstan atau tidak mengalami

perubahan maka jumlah harga saham sektor properti sebesar 0.004304.

Berdasarkan tabel diatas dapat memberikan gambaran bahwa melalui

hasil regresi berganda dengan menggunakan OLS menunjukkan hasil

sebagai berikut:

a. Uji Statistik t (Uji Parsial)

Uji t-statistik mampu menunjukkan seberapa besar pengaruh satu

variabel independen secara individual dalam menjelaskan variabel

Page 106: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

88

dependen dengan melihat nilai probabilitas dan derajat kepercayaan yang

ditentukan dalam penelitian dengan kriteria pengujian sebesar α = 0.05.

Hipotesis

Ho: βi = 0 Tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel

independen terhadap variabel dependen secara

parsial

Ha : βi ≠ 0 Terdapat pengaruh signifikan antara variabel

independen terhadap variabel dependen secara

parsial

Dari hasil regresi linear berganda dapat memperlihatkan hasil uji t-

statistik sebagai berikut:

1. Pengaruh t-statistik untuk variabel nilai tukar

Variabel nilai tukar pada tabel 4.9 mempunyai nilai signifikan

sebesar 0.0048 dan nilai koefisiennya sebesar -0.877516. Penelitian ini

alpha (α) yang digunakan adalah 5% (0.05). Variabel nilai tukar

rupiah mempunyai nilai signifikan lebih kecil dibandingkan alpha (α)

yaitu 0.0048 < 0.05, maka memberikan penjelasan bahwa variabel

nilai tukar rupiah mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel

indeks harga saham sektor properti. Sedangkan nilai koefisien yang

bertanda negatif (-) dapat diartikan bahwa variabel nilai tukar rupiah

berpengaruh secara negatif terhadap variabel nilai saham sektor

properti, dengan demikian menolak Ho dan menerima Ha. Hal ini

didukung oleh penelitian Prakarsa dan Kusuma (2008).

Page 107: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

89

2. Pengaruh t-statistik untuk variabel suku bunga SBI

Variabel suku bunga SBI pada tabel 4.9 mempunyai nilai

signifikan sebesar 0.0074 dan nilai koefisiennya sebesar -0.080405.

Penelitian ini alpha (α) yang digunakan adalah 5% (0.05). Variabel

suku bunga SBI mempunyai nilai signifikan lebih kecil dibandingkan

alpha (α) yaitu 0.0074 < 0.05, maka memberikan penjelasan bahwa

variabel suku bunga SBI mempunyai pengaruh signifikan terhadap

variabel indeks harga saham sektor properti. Sedangkan nilai koefisien

yang bertanda negatif (-) dapat diartikan bahwa variabel suku bunga

SBI berpengaruh secara negatif terhadap variabel indeks harga saham

sektor properti, dengan demikian menolak Ho dan menerima Ha. Hal

ini didukung oleh penelitian Thobarry (2009) yang menyatakan bahwa

SBI tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai saham sektor

properti

3. Pengaruh t-statistik untuk variabel pertumbuhan JUB

Variabel pertumbuhan JUB pada tabel 4.9 mempunyai nilai

signifikan sebesar 0.4849 dan nilai koefisiennya sebesar 0.390839.

Penelitian ini alpha (α) yang digunakan adalah 5% (0.05). Variabel

pertumbuhan JUB mempunyai nilai signifikan lebih besar

dibandingkan alpha (α) yaitu 0.4849 > 0.05, maka memberikan

penjelasan bahwa variabel JUB mempunyai pengaruh tidak signifikan

terhadap variabel nilai saham sektor properti, dengan demikian

Page 108: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

90

menerima Ho dan menolak Ha. Hal ini didukung oleh penelitian

Oksiana dan Musdholifah (2007).

b. Uji Statistik F

Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat pengaruh

yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen

secara bersama-sama dengan kriteria tingkat signifikan (α)=0.05.

Hipotesis

Ho : βi = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

variebel independen terhadap variabel dependen

secara bersama-sama

Ha : βi ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

independen terhadap variabel dependen secara

bersama-sama

Berdasarkan tabel 4.9, terlihat hasil signifikansi adalah 0.000118,

karena nilai signifikan 0.000118 < 0.05 yang berarti menunjukkan jika

Ho ditolak dan menerima Ha serta dapat disimpulkan bahwa variabel

KURS (nilai tukar), SBI (suku bunga) dan JUB (jumlah uang beredar)

secara nyata dan bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap

NHSPROP ( harga saham sektor properti).

c. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi ini menunjukkan seberapa besar variabel

independen mempengaruhi variabel dependen dalam sebuah model

dalam suatu penelitian. Hasil dari tabel 4.9 menunjukkan bahwa adjusted

Page 109: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

91

R square yang diperoleh dari hasil estimasi adalah sebesar 0.231913 dan

hal ini menunjukkan bahwa 23% dari variasi indeks harga saham sektor

properti mampu dijelaskan oleh variabel KURS, SBI dan JUB sedangkan

sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar model.

C. Interpretasi ekonomi

1. Nilai Tukar Rupiah

Berdasarkan hasil olah data yang didapat menunjukkan bahwa nilai

tukar berpengaruh negatif dan signifikan terhadap indeks harga saham

sektor properti dimana nilai koefisien yang didapat adalah sebesar -

0.877516 dapat diartikan jika peningkatan nilai tukar sebesar 1% maka

akan pertumbuhan nilai harga saham properti sebesar -0.877516 %.

Pergerakan fluktuatif dari nilai tukar mampu mempengaruhi harga

saham sektor properti, terdepresiasinya nilai tukar pada tahun 2006, 2007

dan 2008 ikut mendongkrak dari pertumbuhan nilai harga saham properti,

hal ini sesuai dengan hasil diatas karena disaat nilai tukar rupiah

terdepresiasi terhadap dolar AS maka secara otomatis para pelaku ekonomi

atau investor menerapkan kehati-hatian dalam melakukan perdagangan pada

pasar saham yang secara langsung juga menurunkan perdagangan harga

saham sektor properti.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Prakarsa dan

Kusuma (2008) bahwa kurs rupiah terhadap dolar AS memiliki pengaruh

yang negatif dan signifikan terhadap harga saham. Dimana menguatnya kurs

Page 110: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

92

rupiah terhadap dolar AS merupakan sinyal positif bagi perekonomian.

Menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menurunkan biaya

produksi terutama biaya impor bahan baku, maka hal ini memberikan

dampak positif pada laba perusahaan yang akhrinya menaikkan pendapatan

dari per lembar saham.

Hubungan yang negatif tersebut mengindikasikan bahwa hubungan kurs

rupiah dan harga saham berlawanan arah, artinya semakin kuat kurs rupiah

(nominal rupiah turun) terhadap dolar AS maka akan meningkatkan harga

saham, dan sebaliknya.

2. Suku bunga SBI

Berdasarkan hasil olah data yang didapat menunjukkan bahwa suku

bunga SBI berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai saham sektor

properti dimana nilai koefisien yang didapat adalah sebesar -0.080405 dapat

diartikan jika peningkatan suku bunga SBI sebesar 1% maka akan

pertumbuhan nilai harga saham properti sebesar -0.080405%.

Dalam perkembangannya suku bunga SBI selalu mengalami nilai yang

berfluktuatif dan pada tahun 2006 suku bunga SBI mencatat nilai paling

tinggi yaitu 11.97% dan di lain sisi pertumbuhan harga saham sektor

properti hanya berkisar di angka 1.026.789 milyar namun pada tahun 2007

pertumbuhan nilai harga saham properti cukup menjanjikan dibarengi

dengan turunnya suku bunga SBI pada tahun tersebut, begitu pula pada

tahun 2009 dan 2010 saat suku bunga mengalami penurunan maka

pertumbuhan nilai harga saham properti akan meningkat, hal ini

Page 111: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

93

menunjukkan bahwa dapat dipastikan jika suku bunga SBI memiliki

pengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai saham sektor properti.

Hal ini didukung oleh penelitian Thobarry (2009) yang menyatakan

bahwa SBI berpengaruh secara signifikan terhadap nilai saham sektor

properti

3. Jumlah Uang Beredar (JUB)

Tidak berpengaruhnya jumlah uang beredar cenderung dikarenakan

mengalami peningkatan namun peningkatan ini lebih banyak didominasi

oleh tingginya beban biaya bunga simpanan yang dikapitalisasi dan ekspansi

pada beberapa komponen tagihan bersih kepada pemerintah terutama

pembayaran dalam rangka program penjaminan terhadap kewajiban

perbankan dan pembayaran kupon obligasi rekapitalisasi bank.

Sehingga peningkatan jumlah uang beredar yang benar-benar dipegang

oleh masyarakat sangat kecil dan tidak berpengaruh sama sekali terhadap

peningkatan harga saham karena tidak ada tambahan dana yang ada di

masyarakat yang dapat digunakan untuk investasi di pasar modal. Hal ini

didukung oleh penelitian Oksiana dan Musdholifah (2007). Para pelaku

ekonomi di pasar modal masih terbatas pada para pengusaha yang memiliki

akses dan informasi ke untuk masuk ke pasar modal sehingga kenaikan

Jumlah Uang Beredar pada masyarakat tak menyentuh hingga pasar modal.

Page 112: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

94

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti pada bab

sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan dari penelitian yang

dilakukannya tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Berdasarkan pengujian secara bersama-sama dengan menggunakan uji F

menunjukkan bahwa variabel independen nilai tukar, suku bunga SBI, dan

jumlah uang beredar (JUB) secara bersama-sama berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen nilai harga saham sektor properti (NHSprop).

Dimana nilai adjusted R Squarenya sebesar 23%, berarti variabel nilai

tukar, suku bunga SBI, dan jumlah uang beredar secara simultan

mempengaruhi indeks harga saham sektor properti sebesar 23%.

2. Berdasarkan pengujian secara parsial dengan menggunakan uji t terhadap

faktor-faktor yang mempengaruhi nilai harga saham sektor properti

(NHSprop) di Indonesia dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Pertumbuhan nilai tukar berpengaruh signifikan dan negatif terhadap

pertumbuhan nilai harga saham sektor properti (NHSprop) di Indonesia.

Dimana nilai koefisiennya adalah -0.877516. Jika penguatan nilai tukar

sebesar 1 satuan maka akan mengurangi nilai harga saham sektor keuangan

sebesar 0.877516 Rupiah.

b. Pertumbuhan suku bunga SBI berpengaruh signifikan dan negatif terhadap

pertumbuhan nilai harga saham sektor properti (NHSprop) di Indonesia.

Page 113: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

95

Dimana nilai koefisiennya adalah -0.080405. Jika penguatan nilai tukar 1%

maka akan mengurangi nilai harga saham sektor properti sebesar 0.080405

rupiah.

c. Pertumbuhan Jumlah Uang Beredar tidak berpengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan nilai harga saham sektor properti (NHSprop) di

Indonesia. Tidak berpengaruhnya jumlah uang beredar cenderung

dikarenakan mengalami peningkatan namun peningkatan ini lebih banyak

didominasi oleh tingginya beban biaya bunga simpanan yang

dikapitalisasi dan ekspansi pada beberapa komponen tagihan bersih

kepada pemerintah terutama pembayaran dalam rangka program

penjaminan terhadap kewajiban perbankan dan pembayaran kupon

obligasi rekapitalisasi bank. Sehingga peningkatan jumlah uang beredar

yang benar-benar dipegang oleh masyarakat sangat kecil dan tidak

berpengaruh sama sekali terhadap peningkatan harga saham karena tidak

ada tambahan dana yang ada di masyarakat yang dapat digunakan untuk

investasi di pasar modal.

B. Saran

1. Pertumbuhan saham di Indonesia merupakan cerminan dari keadaan

ekonomi apakah sedang baik atau buruk yang mampu mempengaruhi semua

sendi-sendi ekonomi di Indonesia untuk itu dibutuhkan perhatian yang lebih

dari pemerintah untuk selalu menjaga kestabilan ekonomi makro yang

secara langsung mampu mempengaruhi pertumbuhan saham di pasar modal.

Page 114: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

96

Jika kestabilan ekonomi makro tercapai maka dapat dipastikan pertumbuhan

saham di pasar modal akan meningkat dan mampu meningkatkan

pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

2. Nilai tukar memiliki peran terhadap keuntungan suatu perusahaan tak

terkecuali terhadap pasar modal. Fluktuasi nilai tukar yang stabil akan

sangat mempengaruhi iklim investasi di dalam negri, khususnya pasar

modal. Terjadinya apresiasi kurs rupiah terhadap dolar misalnya, akan

memberikan dampak terhadap perkembangan pemasaran produk Indonesia

di luar negeri, terutama dalam hal persaingan harga. Apabila hal ini terjadi,

secara tidak langsung akan memberikan pengaruh terhadap neraca

perdagangan, karena menurunnya nilai impor dibandingkan dengan nilai

ekspor. Seterusnya, akan berpengaruh pula kepada neraca pembayaran

Indonesia yang meningkat karena lebih besar ekspor dariada impor yang

selanjutnya menimbulkan dampak positif terhadap perdagangan saham di

pasar modal.

3. Berfluktuatifnya suku bunga mampu mempengaruhi para investor untuk

berinvestasi karena suku bunga memiliki peranan yang penting dalam

perekonomian termasuk di pasar modal, namun kenaikan atau penurunan

suku bunga tidak terlalu sering dilakukan karena para investor akan

mengurungkan niatnya untuk berinvestasi jika suku bunga terlalu sering

bergejolak, pemerintah harus jeli melihat keadaan pasar untuk menentukan

kapan suku bunga harus ditingkatkan atau diturunkan agar para investor

Page 115: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

97

mampu memprediksi keadaan ekonomi di masa depan dan mampu secara

cepat berinvestasi.

4. Melihat pentingnya jumlah uang beredar yang menentukan masyarakat

dalam berkonsumsi, investasi, dan produksi yang pada akhirnya akan

berpengaruh pada perekonomian di dalam negri. Namun dalam penelitian

ini memperlihatkan jika jumlah uang beredar tidak mempengaruhi nilai

harga saham sektor properti karena tingginya beban biaya bunga simpanan

yang dikapitalisasi dan ekspansi pada beberapa komponen tagihan bersih

kepada pemerintah terutama pembayaran dalam rangka program penjaminan

terhadap kewajiban perbankan dan pembayaran kupon obligasi

rekapitalisasi bank mengakibatkan jumlah uang beredar (JUB) riil pada

masyarakat tak mengalami kenaikan.

5. Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, antara lain adanya krisis

gobal pada waktu periode pengamatan yang dikhawatirkan akan

mempengaruhi hasil penelitian lalu variabel yang digunakan dalam

penelitian ini masih terbatas sedangkan masih banyak variabel lain yang

dapat berpengaruh pada harga saham sektor properti serta periode waktu

yang terbatas. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian

disetiap sektor yang ada dipasar modal sehingga hasil yang diperoleh

semakin baik.

Page 116: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

99

DAFTAR PUSTAKA

Bank Indonesia. Laporan Tahunan Bank Indonesia. 2006-2010

____________, Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia. 2006-2010

Bursa Efek Indonesia. 2010. Buku Panduan indeks harga saham Bursa efek

Indonesia. 2010

Case dan Fair. 2004. Prinsip-Prinsip Ekonomi Makro, ed-5. Jakarta: PT Indeks

Catherine S F Ho, 2008. Domestic Macroeconomic Fundamentals and World

Stock Market Effects on ASEAN Emerging Market. Jurnal Institute Of

Bisnis Excellen & Fakulty Of Bisnis Management, University

Technologi Mara Shah Alam 40450 Selangor, Malaysia.

Darmawi, Herman. 2006. Pasar Finasial dan Lembaga-Lemabaga Finasial.

Jakarta : PT Bumi Aksara.

Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Badab

Penerbit Universitas Dipenegoro, Semarang.

Gujarati, Damodar. 1999. Ekonometrika Dasar, Jakarta: Erlangga

Halim, Abdul.2005. Analisis Investasi, edisi kedua. Jakarta salemba empat.

Mauliano, Deddy Azhar. 2009. Analisis factor-Faktor yang mempengaruhi

pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Buursa Efek

Indonesia. Jurnal FE Unversitas Gunadarma.

Meta, Rayun 2007. Perbedaan Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga dan Nilai

Tukar Rupiah/us dollar Terhadap Return Saham (studi kasus pada

saham manufaktur dan properti di bursa efek Indonesia) periode 2000-

2005.

Muhammad, Naeem.2001. Stock Price and Exchange Rate: Are They Related?

Evidence From South Asian Countries.

Oksiana dan Musdholifah, 2007. Pengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap

Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia.

Page 117: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

100

Permana, yogi. 2009. Pengaruh Fundamental Keuangan, tingkat Bunga dan

Tingkat Inflasi Terhadap Pergerakan Harga Saham (Studi Kasus

Perusahaan semen yang terdaftar di BEI). Jurnal Akuntansi-Unversitas

Gunadarma, September 2009.

Pohan, Aulia. 2008. Kerangka Kebijakan Moneter & Implemantasinya di

Indonesia. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Prakarsa dan Kusuma, 2008. Anailsis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Kurs

tengah BI, Tingkat inflasi, dan Indeks Saham Dow Jones di New York

Stock Exchange dalam memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan Di

bursa Efek Jakarta. Jurnal Ekonomi/Tahun XIII, No. 03, November

2008.

Sukirno, Sadono. 2000. Pengantar Teori Makro Ekonomi.-ed.2. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Thobarry, Ahmad. Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga, Laju Inflasi dan

Pertumbuhan GDP Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Properti

(kajian empiris pada bursa efek Indonesia) periode 2000-2008.

Widarjono, agus.2009.”Ekonometrika: teori dan aplikasi untuk ekonomi dan bisnis. yogyakarta: ekonosia FE UII

Winarmo, W wahyu. 2009, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya.

Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Managemen YKPN

Widarjono, Agus. 2005. Ekonometrika : Teori dan Aplikasi Untuk Ekonomi dan

Bisnis, Edisi Pertama, Cet I. Yogyakarta : Ekonosia

____________,. 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika, ed-3, jilid 1. Jakarta:Erlangga

____________,.2006. Dasar-Dasar Ekonometrika, ed-3, jilid 2. Jakarta:Erlangga

Page 118: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

101

LAMPIRAN 1:

DATA PENELITIAN

Tahun NHSPro Kurs SBI JUB

2006.1 70.484.000.000.000 9083.00 12.75 1.194.939.000.000.000

2006.2 71.330.000.000.000 8828.00 12.74 1.197.771.000.000.000

2006.3 79.331.000.000.000 9054.00 12.73 1.198.748.000.000.000

2006.4 77.433.000.000.000 9186.00 12.74 1.197.122.000.000.000

2006.5 77.942.000.000.000 9410.00 12.50 1.241.866.000.000.000

2006.6 88.956.000.000.000 9137.00 12.50 1.257.785.000.000.000

2006.7 81.352.000.000.000 9103.00 12.25 1.252.815.000.000.000

2006.8 78.985.000.000.000 9100.00 11.75 1.274.084.000.000.000

2006.9 83.775.000.000.000 9235.00 11.25 1.294.745.000.000.000

2006.10 90.316.000.000.000 9110.00 10.75 1.329.426.000.000.000

2006.11 103.964.000.000.000 9165.00 10.25 1.341.940.000.000.000

2006.12 122.918.000.000.000 9020.00 9.72 1.382.493.000.000.000

2007.1 123.101.000.000.000 9090.00 9.50 1.367.957.000.000.000

2007.2 136.185.000.000.000 9160.00 9.25 1.369.244.000.000.000

2007.3 143.243.000.000.000 9118.00 9.00 1.379.237.000.000.000

2007.4 168.687.000.000.000 9395.00 9.00 1.385.715.000.000.000

2007.5 201.037.000.000.000 9230.00 8.75 1.396.069.000.000.000

2007.6 211.718.000.000.000 9075.00 8.50 1.454.578.000.000.000

2007.7 247.207.000.000.000 8775.00 8.25 1.474.769.000.000.000

2007.8 225.648.000.000.000 9220.00 8.25 1.493.051.000.000.000

2007.9 242.834.000.000.000 9300.00 8.25 1.516.884.000.000.000

2007.10 247.309.000.000.000 9070.00 8.25 1.533.845.000.000.000

2007.11 232.089.000.000.000 9376.00 8.25 1.559.569.000.000.000

2007.12 251.816.000.000.000 9419.00 8.00 1.649.663.000.000.000

2008.1 229.563.000.000.000 9291.00 8.80 1.596.564.000.000.000

2008.2 229.517.000.000.000 9051.00 7.94 1.603.751.000.000.000

2008.3 195.603.000.000.000 9217.00 7.94 1.595.390.000.000.000

2008.4 177.721.000.000.000 9234.00 7.99 1.611.691.000.000.000

2008.5 184.272.000.000.000 9318.00 8.26 1.641.733.000.000.000

2008.6 168.528.000.000.000 9225.00 8.69 1.703.381.000.000.000

2008.7 174.699.000.000.000 9118.00 9.21 1.686.050.000.000.000

2008.8 164.414.000.000.000 9153.00 9.27 1.682.811.000.000.000

2008.9 142.421.000.000.000 9378.00 9.57 1.778.139.000.000.000

2008.10 101.346.000.000.000 10995.00 10.75 1.812.490.000.000.000

2008.11 105.632.000.000.000 12151.00 11.24 1.851.023.000.000.000

2008.12 103.489.000.000.000 10950.00 10.85 1.895.839.000.000.000

Bersambung pada halaman berikutnya

Page 119: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

102

DATA PENELITIAN

Tahun NHSPro Kurs SBI JUB

2009.1 96.026.000.000.000 11355.00 9.96 1.874.145.000.000.000

2009.2 96.558.000.000.000 11980.00 8.71 1.900.208.000.000.000

2009.3 99.742.000.000.000 11575.0 8.31 1.916.752.000.000.000

2009.4 112.318.000.000.000 10713.00 7.72 1.912.623.000.000.000

2009.5 130.986.000.000.000 10340.00 7.26 1.927.070.000.000.000

2009.6 144.787.000.000.000 10225.00 6.98 1.977.533.000.000.000

2009.7 159.975.000.000.000 9920.00 6.73 1.963.180.000.000.000

2009.8 157.959.000.000.000 10060.00 6.60 1.995.294.000.000.000

2009.9 162.285.000.000.000 9681.00 6.48 2.018.031.000.000.000

2009.10 153.985.000.000.000 9545.00 6.48 2.021.517.000.000.000

2009.11 143.635.000.000.000 9480.00 6.48 2.062.206.000.000.000

2009.12 146.800.000.000.000 9400.00 6.46 2.141.384.000.000.000

2010.1 153.491.000.000.000 9502.00 6.50 2.108.857.000.000.000

2010.2 150.231.000.000.000 9382.00 6.50 2.066.481.000.000.000

2010.3 166.378.000.000.000 9318.00 6.50 2.112.083.000.000.000

2010.4 182.123.000.000.000 9127.00 6.50 2.116.024.000.000.000

2010.5 154.504.000.000.000 9021.00 6.50 2.143.234.000.000.000

2010.6 163.384.000.000.000 9330.00 6.50 2.231.144.000.000.000

2010.7 168.259.000.000.000 9033.00 6.50 2.217.589.000.000.000

2010.8 170.904.000.000.000 9052.00 6.50 2.236.459.000.000.000

2010.9 192.768.000.000.000 8982.00 6.50 2.274.955.000.000.000

2010.10 202.413.000.000.000 8964.00 6.50 2.308.846.000.000.000

2010.11 203.223.000.000.000 8925.00 6.50 2.347.807.000.000.000

2010.12 203.097.000.000.000 8960.00 6.50 2.471.206.000.000.000

2011.1 179.288.000.000.000 9057.00 6.50 2.436.679.000.000.000

2011.2 179.398.000.000.000 8823.00 6.75 2.420.191.000.000.000

2011.3 194.239.000.000.000 8709.00 6.75 2.451.357.000.000.000

2011.4 208.419.000.000.000 8574.00 6.75 2.434.478.000.000.000

2011.5 209.389.000.000.000 8537.00 6.75 2.475.286.000.000.000

2011.6 207.438.000.000.000 8597.00 6.75 2.522.784.000.000.000

2011.7 228.979.000.000.000 8508.00 6.75 2.564.556.000.000.000

2011.8 203.415.000.000.000 8578.00 6.75 2.621.346.000.000.000

2011.9 205.589.000.000.000 8823.00 6.75 2.643.331.000.000.000

2011.10 215.084.000.000.000 8835.00 6.50 2.677.787.000.000.000

2011.11 229.233.000.000.000 9170.00 6.00 2.729.538.000.000.000

2011.12 232.439.000.000.000 9068.00 6.00 2.877.220.000.000.000

Page 120: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

103

LAMPIRAN 2:

HASIL UJI LINEARITAS

Ramsey RESET Test: F-statistic 1.148146 Prob. F(1,66) 0.2878

Log likelihood ratio 1.224507 Prob. Chi-Square(1) 0.2685

Test Equation:

Dependent Variable: D(PROP)

Method: Least Squares

Date: 12/19/12 Time: 01:08

Sample: 2006M02 2011M12

Included observations: 71 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(ER) -9.31E+09 4.96E+09 -1.877039 0.0649

D(SBI) -1.16E+13 4.92E+12 -2.357831 0.0214

D(JUB) 0.042341 0.045967 0.921102 0.3604

C 9.01E+11 2.12E+12 0.425812 0.6716

FITTED^2 -1.48E-14 1.38E-14 -1.071516 0.2878 R-squared 0.216442 Mean dependent var 2.28E+12

Adjusted R-squared 0.168953 S.D. dependent var 1.48E+13

S.E. of regression 1.35E+13 Akaike info criterion 63.37662

Sum squared resid 1.21E+28 Schwarz criterion 63.53596

Log likelihood -2244.870 Hannan-Quinn criter. 63.43999

F-statistic 4.557781 Durbin-Watson stat 1.973229

Prob(F-statistic) 0.002601

Page 121: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

104

LAMPIRAN 3:

HASIL UJI NORMALITAS

0

2

4

6

8

10

-2.5e+13 -1.3e+13 0.00000 1.3e+13 2.5e+13

Series: Residuals

Sample 2006M02 2011M12

Observations 71

Mean 0.000206

Median -9.24e+11

Maximum 2.82e+13

Minimum -3.19e+13

Std. Dev. 1.32e+13

Skewness -0.157079

Kurtosis 2.833203

Jarque-Bera 0.374278

Probability 0.829329

Page 122: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

105

LAMPIRAN 4:

HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS

Heteroskedasticity Test: White F-statistic 0.639218 Prob. F(9,61) 0.7591

Obs*R-squared 6.118987 Prob. Chi-Square(9) 0.7280

Scaled explained SS 4.994512 Prob. Chi-Square(9) 0.8348

Test Equation:

Dependent Variable: RESID^2

Method: Least Squares

Date: 12/19/12 Time: 01:07

Sample: 2006M02 2011M12

Included observations: 71 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2.05E+26 3.97E+25 5.170828 0.0000

D(ER) 1.65E+23 1.56E+23 1.059381 0.2936

(D(ER))^2 1.80E+20 1.79E+20 1.008899 0.3170

(D(ER))*(D(SBI)) -1.70E+23 2.39E+23 -0.712615 0.4788

(D(ER))*(D(JUB)) -5.43E+09 4.29E+09 -1.266726 0.2101

D(SBI) 6.35E+25 1.20E+26 0.529672 0.5983

(D(SBI))^2 -1.52E+26 1.68E+26 -0.903874 0.3696

(D(SBI))*(D(JUB)) 1.51E+12 3.10E+12 0.486989 0.6280

D(JUB) 1.96E+11 1.43E+12 0.136666 0.8917

(D(JUB))^2 -0.009498 0.014361 -0.661339 0.5109 R-squared 0.086183 Mean dependent var 1.73E+26

Adjusted R-squared -0.048643 S.D. dependent var 2.36E+26

S.E. of regression 2.42E+26 Akaike info criterion 124.4658

Sum squared resid 3.56E+54 Schwarz criterion 124.7845

Log likelihood -4408.536 Hannan-Quinn criter. 124.5925

F-statistic 0.639218 Durbin-Watson stat 1.705578

Prob(F-statistic) 0.759147

Page 123: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

106

LAMPIRAN 5:

HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS

D(ER) D(SBI) D(JUB)

D(ER) 1.000000 0.317165 0.101203

D(SBI) 0.317165 1.000000 0.005747

D(JUB) 0.101203 0.005747 1.000000

LAMPIRAN 6:

HASIL UJI AUTOKORELASI

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 0.416718 Prob. F(2,65) 0.6610

Obs*R-squared 0.898844 Prob. Chi-Square(2) 0.6380

Test Equation:

Dependent Variable: RESID

Method: Least Squares

Date: 12/19/12 Time: 01:07

Sample: 2006M02 2011M12

Included observations: 71

Presample missing value lagged residuals set to zero. Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(ER) 53120193 5.11E+09 0.010391 0.9917

D(SBI) 4.83E+11 4.97E+12 0.097048 0.9230

D(JUB) -0.006084 0.046912 -0.129687 0.8972

C 1.97E+11 2.02E+12 0.097637 0.9225

RESID(-1) 0.017383 0.130224 0.133482 0.8942

RESID(-2) 0.113176 0.126195 0.896832 0.3731 R-squared 0.012660 Mean dependent var 0.000206

Adjusted R-squared -0.063289 S.D. dependent var 1.32E+13

S.E. of regression 1.37E+13 Akaike info criterion 63.40930

Sum squared resid 1.21E+28 Schwarz criterion 63.60051

Log likelihood -2245.030 Hannan-Quinn criter. 63.48533

F-statistic 0.166687 Durbin-Watson stat 2.025008

Prob(F-statistic) 0.973935

Page 124: ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA (SBI) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23771/1/RACHMAT... · Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh nilai

107

LAMPIRAN 7:

Hasil Uji Regresi dengan Metode OLS

Dependent Variable: D(PROP)

Method: Least Squares

Date: 12/19/12 Time: 01:05

Sample (adjusted): 2006M02 2011M12

Included observations: 71 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(ER) -1.07E+10 4.80E+09 -2.220443 0.0298

D(SBI) -1.23E+13 4.87E+12 -2.534719 0.0136

D(JUB) 0.041436 0.046010 0.900569 0.3710

C 1.23E+11 1.99E+12 0.061920 0.9508 R-squared 0.202811 Mean dependent var 2.28E+12

Adjusted R-squared 0.167116 S.D. dependent var 1.48E+13

S.E. of regression 1.35E+13 Akaike info criterion 63.36570

Sum squared resid 1.23E+28 Schwarz criterion 63.49317

Log likelihood -2245.482 Hannan-Quinn criter. 63.41639

F-statistic 5.681763 Durbin-Watson stat 1.958359

Prob(F-statistic) 0.001580