analisis pengaruh kepemimpinan, motivasi kerja dan budaya...

134
ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BANK BNI SYARIAH KC SURAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Disusun Oleh EKO PARTONO NIM 21313071 PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH S1 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2018

Upload: others

Post on 17-Nov-2019

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI

KERJA DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP

KINERJA KARYAWAN PADA BANK BNI SYARIAH

KC SURAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun Oleh

EKO PARTONO

NIM 21313071

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH S1

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2018

ii

iii

iv

v

vi

MOTTO

“Sesuatu yang kecil akan tampak besar bagi orang-orang yang

bercita-cita kecil. Dan sesuatu yang besar akan tampak kecil bagi

oarang-orang yang bercita-cita besar” (Abu Thayyib)

“Kesungguhan akan mendekatkan sesuatu yang jauh dan

membukakan pintu yang terkunci” (Imam Syafi’i)

vii

PERSEMBAHAN

“Sebagai Ungkapan Rasa Syukurku kepada Allah SWT dan tanda Bakti Kepada

Kedua Orang Tuaku”

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Pertama

Kedua orang tuaku tercinta Ibundaku “Siti Koyumi” dan Ayahandaku “Alm

Marsito” yang senantiasa membimbing, mendorong, mendukung dengan penuh

kesabaran, keikhlasan, kegigihan dan tidak henti-hentinya mendo’akan anak-

anaknya supaya menjadi orang yang sholeh, dan sholehah bermanfaat bagi

Agama, Nusa dan Bangsa.

Amiin Yaa Rabbal ’alamiiin.

Ke-dua

Mas Purwanto, mas budi, mbk dewi yang selalu memberi do’a, semangat dan

Keluarga Besarku tercinta yang ikut serta memberi dorongan, semangat dan

do’anya dalam menyelesaikan Skripsi ini.

Ke-tiga

Rekan-rekan MENWA 953-K yang telah memberikan tempat untuk belajar

banyak hal tentang Bela Negara dan menjadikan saya pribadi yang lebih baik.

Ke-empat

Yang terakhir Almamaterku Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam jurusan S1

Perbankan Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga khususnya

angkatan 2013.

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbil alamin. Segala puji dan syukur saya panjatkan

kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidyah-Nya, saya dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi

Kerja dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan pada Bank BNI Syariah

KC Surakarta”.

Ucapan terimakaih tidak lupa saya haturkan kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.pd, selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Dr. Anton Bawono, S.E., M.Si. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam IAIN Salatiga.

3. Dr. Hikmah Endraswati, S.E, M.S.i, selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan arahan serta petunjuk kepada saya dalam proses pembuatan

skripsi ini.

4. Bapak/Ibu dosen PS-S1 yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada

saya selama menimba ilmu di IAIN Salatiga.

5. Secara khusus penulis ingin menyampaikan terima kasih yang tulus kepada

Ibundaku tercinta beliau ibu Siti Koyumi dan ayahandaku beliau bapak Alm

Marsito yang penulis mulyakan dan banggakan. Berkat kesabaran dan

ketulusan beliau dalam membimbing, memberi dukungan, pengorbanannya

serta tidak henti-hentinya selalu mendo’akan setiap hari untuk anak-anaknya.

ix

Skripsi ini disusun untuk melengkapi persyaratan untuk saya mendapatkan

gelar sarjana di IAIN Salatiga, di mana dalam penyusunannya saya menyadari

skripsi ini masing memiliki kelemahan dan kekurangan, sehingga dalam hal ini

saya meminta maaf yang sebesar-besarnya. Namun saya tetap mengharapkan

walaupun skripsi ini masih memiliki kelamahan dan kekurangan, tetap dapat

memberikan kontribusi kepada ilmu pengetahuan.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih banyak kekurangan dan masih

jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya saran dan kritik yang konstruktif dari

semua pihak sangat diharapkan demi perbaikan dan penyempurnaan tugas akhir

ini.

Salatiga, 24 Januari 2018

Penulis

Eko Partono

NIM: 21313071

x

ABSTRAK

Partono, Eko. 2018. Analisis Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi Kerja dan

Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan pada Bank BNI Syariah

KC Surakarta. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program

Studi S1-Perbankan Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Dr Hikmah

Endraswati, M.Si

Keberhasilah suatu organisasi termasuk lembaga keuangan Syariah banyak

dipengaruhi oleh kinerja karyawan (job performance). Oleh karena itu, diperlukan

kepemimpinan, motivasi kerja dan budaya organisasi yang tepat agar Kinerja

Karyawan dapat meningkat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh

kepemimpinan terhadap kinerja karyawan, motivasi kerja terhadap kinerja

karyawan serta budaya organisasi terhadap kinerja karyawan pada Bank BNI

Syariah KC Surakarta.

Metode pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan

kepada karyawan Bank BNI Syariah KC Surakarta. Sampel yang diambil

sebanyak 55 responden dengan menggunakan sampel jenuh. Data yang diperoleh

kemudian diolah dengan menggunakan alat bantu SPSS versi 16. Analilis ini

meliputi uji validitas, uji reabilitas, uji asumsi klasik, uji regresi berganda, uji

statistik melalui uji , serta koefisien determinasi ( ).

Hasil uji menunjukkan bahwa kepemimpinan secara parsial

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja karyawan, sedangkan

motivasi kerja dan budaya organisasi secara parsial berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja karyawan. Uji menunjukkan kepemimpinan,

motivasi kerja, dan budaya organisasi secara simultan berpengaruh terhadap

kinerja karyawan dengan pengaruh sebesar 46,8% sisanya 53,2% dipengaruhi

oleh variabel lain di luar model ini.

Kata Kunci: Kepemimpinan, Motivasi Kerja, Budaya Organisasi dan Kinerja

Karyawan.

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................ i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ ii

PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI ............................................. iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................ v

MOTO................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ................................................................................ vii

KATA PENGANTAR .......................................................................... viii

ABSTRAK ............................................................................................ x

DAFTAR ISI ........................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 9

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 10

D. Kegunaan Penelitian..................................................................... 10

E. Sistematika Penulisan .................................................................. 11

BAB II LANDASAN TEORI

A. Telaah Pustaka ............................................................................. 13

B. Kerangka Teori............................................................................. 20

1. Kepemimpinan

a. Pengertian kepemimpinan ................................................ 20

b. Tipe-tipe kepemimpinan .................................................. 22

c. Pendekatan teori kepemimpinan ...................................... 24

2. Motivasi Kerja

a. Pengertian motivasi .......................................................... 25

xii

b. Pola-pola motivasi ............................................................ 25

c. Tujuan motivasi ................................................................ 26

d. Pendekatan teori motivasi ................................................ 27

3. Budaya Organisasi

a. Pengertian budaya organisasi ........................................... 28

b. Elemen budaya organisasi ................................................ 31

c. Macam-macam budaya organisasi ................................... 33

d. Ciri-ciri budaya organisasi ............................................... 34

e. Tipe budaya organisasi ..................................................... 35

f. Fungsi budaya organisasi ................................................. 35

g. Pentingnya budaya organisasi .......................................... 37

h. Perubahan budaya organisasi ........................................... 38

i. Cara mempertahankan budaya organisasi ........................ 39

j. Indikator budaya organisasi ............................................. 40

4. Kinerja Karyawan

a. Pengertian kinerja karyawan ............................................ 41

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja ...................... 42

c. Klasifikasi ukuran kinerja ................................................ 43

d. Indikator kinerja ............................................................... 44

C. Kerangka Penelitian ..................................................................... 45

D. Hipotesis ....................................................................................... 46

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ............................................................................. 54

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 54

C. Populasi dan Sampel .................................................................... 54

D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 55

E. Skala Pengukuran ......................................................................... 55

F. Definisi Konsep dan Operasional ................................................ 56

G. Instrumen Penelitian..................................................................... 58

H. Uji Instrumen Penelitian .............................................................. 60

xiii

1. Uji Instrument

a. Uji Validitas ..................................................................... 60

b. Uji Reabilitas .................................................................... 61

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multicolinearity .......................................................... 62

b. Uji Heteroscedasticity ...................................................... 63

c. Uji Normalitas .................................................................. 63

d. Deskriptif statistik ............................................................ 64

3. Uji Regresi Berganda

a. Uji T ................................................................................. 65

b. Uji F ................................................................................. 66

c. Uji R² (koefisien determinasi) .......................................... 66

I. Alat Analisis ................................................................................. 68

BAB IV ANALISIS DATA

A. Deskripsi Obyek Penelitian .......................................................... 69

1. Jenis kelamin responden .......................................................... 69

2. Usia responden ......................................................................... 70

3. Pendidikan responden .............................................................. 71

B. Analisis Data ................................................................................ 71

1. Uji Instrumen ......................................................................... 71

a. Uji Validitas ..................................................................... 71

b. Uji Reliabilitas....................................................................73

2. Uji Asumsi Klasik .................................................................. 74

a. Uji Multikolinieritas ......................................................... 74

b. Uji Heteroskedastisitas ..................................................... 76

c. Uji Normalitas .................................................................. 77

d. Deskriptif Statistik ........................................................... 79

a. Uji Regresi Linier Berganda ............................................ 80

b. Uji (Uji Parsial) ....................................................... 82

c. Uji F ................................................................................. 83

xiv

d. Uji R² (Koefisien Determinasi) ........................................ 84

C. Hasil Uji Hipotesis ....................................................................... 84

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................. 88

B. Saran ............................................................................................. 88

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xv

Daftar Tabel

Tabel 2.1 Research Gap Penelitian ....................................................... 17

Tabel 2.2 Hipotesis Penelitian .............................................................. 53

Tabel 3.1 Skala Pengukuran ................................................................. 56

Tabel 3.2 Instrumen Penelitian ............................................................. 58

Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden ..................................................... 69

Tabel 4.2 Usia Responden .................................................................... 70

Tabel 4.3 Pendidikan Terakhir ............................................................. 71

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas ................................................................ 72

Tabel 4.5 Kriteria Reliabilitas Pernyataan Angket ............................... 73

Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................ 74

Tabel 4.7 Uji Multikolinieritas ............................................................. 75

Tabel 4.8 Hasil Uji Heterokedastisitas ................................................. 76

Tabel 4.9 Uji Normalitas Kolomogorov-Smirnov ................................ 78

Tabel 4.10 Deskriptif Statistik .............................................................. 79

Tabel 4.11 Uji Regresi Linier Berganda ............................................... 80

Tabel 4.12 Hasil Uji .................................................................... 82

Tabel 4.13 Hasil Uji ..................................................................... 83

Tabel 4.14 Koefisien Determinasi ( ) ............................................... 84

Tabel 4.15 Hasil Penelitian ................................................................... 87

xvi

Daftar Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian .......................................................... 46

Gambar 4.1 Histogram Normal Plot ..................................................... 77

Gambar 4.2 Grafik Normal Plot ........................................................... 78

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagian besar organisasi saat ini tumbuh dan berkembang dengan

sangat pesat dan dinamis, memfokuskan diri terhadap manajemen sumber

daya manusia (human resource management). Menurut Boone dan Kurtz

(2002:318), manajemen sumber daya manusia merupakan fungsi untuk

menarik, mengembangkan, dan pempertahankan para karyawan handal dalam

rangka mejalankan aktifitas yang diperlukan untuk memenuhi tujuan

organisasi.

Robbins dan Coulter (2010:265), mengatakan bahwa manajemen

sumber daya manusia (MSDM) merupakan hal yang penting dan ada tiga

alasan yang menyebabkan MSDM begitu penting. Pertama, MSDM bisa

menjadi sumber yang signifikan bagi keunggulan kompetitif. Kedua, MSDM

menjadi bagian penting dari strategi organisasi. Terakhir, bagaimana

organisasi memperlakukan orang-orangnya ternyata juga sangat

mempengaruhi kinerja organisasi.

Mangkunegara (2000: 67) menyatakan bahwa kinerja berasal dari kata

Job Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi

sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Pengertian kinerja (prestasi

kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang

karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

2

diberikan kepadanya. Sumber daya manusia merupakan fakor penentu yang

berperan aktif dalam menggerakkan organisasi dalam mencapai tujuannya.

Tercapainya tujuan organisasi hanya dimungkinkan karena upaya para

pegawai yang terdapat dalam organisasi untuk berkinerja dengan baik.

Yukl (2011) menyatakan bahwa faktor pemimpin (leadership)

merupakan salah satu elemen yang bernilai penting dalam sistem manajemen

perusahaan. Hasil dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa

kepemimpinan sangat diperlukan untuk meningkatkan daya saing perusahaan

secara berkelanjutan. Kepemimpinan yang efektif sangat penting bagi

keberhasilan organisasi, maka banyak riset yang memfokuskan pada

karakteristik seorang pemimpin yang baik. Pemimpin yang baik belum tentu

memiliki kualitas yang sama, tetapi mereka biasanya memiliki tiga karakter,

yaitu empati (kemampuan untuk menempatkan diri dalam posisi orang lain),

kesadaran diri sendiri, dan objekivitas dalam menghadapi orang lain. Banyak

pemimpin besar memiliki karakter lain, seperti keberanian, kemampuan untuk

mengilhami orang lain, penuh semangat, komitmen, fleksibilitas, inovaif, dan

kemauan untuk bereksperimen. Para pemimpin harus berani menantang

kondisi status quo dari perusahaan dan membantu pihak lain untuk

menghadapi tantangan adaptif dari dunia kerja dewasa ini. Tantangan adaptif

adalah situasi di mana perusahaan harus dengan cepat menyesuaikan diri

untuk menjaga kelangsungan hidupnya, seperti contoh ketika anggoa devisi

pemasaran memiliki kesulitan untuk bekerjasama dengan personel divisi

operasional.

3

Kepemimpinan mencakup penggunaan pengaruh atau kekuatan.

Pengaruh tersebut bisa didapat dari satu atau berbagai sumber. Salah satu

sumber kekuatan adalah posisi pemimpin dalam organisasi. Cara seorang

pemimpin menggunakan kekuatannya untuk memimpin para karyawan

menentukan gaya kepemimpinannya. Menurut Boone & Kurtz (2002:299)

menyatakan para peneliti mengidentifikasi serangkaian gaya kepemimpinan

berdasarkan tingkat partisipasi karyawan. Kepemimpinan otokratik

(autocratic leadership) akan berpusat di atasan. Para pemimpin otokratik

membuat keputusan, lalu menyampaikannya kebawahan, dan berharap agar

instuksinya segera dilaksanakan. Kepemimpinan demokratis (democratic

leadership) melibatkan para karyawan untuk membuat keputusan. Berlokasi

ditengah rangkaian, gaya kepemimpinan ini berpusat pada kontribusi

karyawan. Para pemimpin demokratis akan mendelegasikan tugas-tugas,

meminta saran dari karyawan, dan mendorong partisipasi. Gaya

kepemimpinan yang paling demokratis adalah kepemimpinan bebas kendali

(free-rein leadership). Gaya kepemimpinan ini percaya pada supervisi

minimal dan menyerahkan sebagian besar keputusan pada bawahan.

Disamping faktor kepemimpinan, faktor motivasi juga perlu

diperhatikan dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Menurut Stoner

(1996: 80) mendefinisikan motivasi sebagai hal yang menyebabkan,

menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia. Perilaku yang diharapkan

untuk ditunjukkan oleh karyawan di perusahaan tentunya perilaku yang akan

4

menghasilkan kinerja terbaik bagi perusahaan, dan tentunya bukan

sebaliknya.

Dalam mencari cara untuk meningkatkan kinerja karyawan, banyak

perusahaan memfokuskan pada motivasi yang melekat pada perusahaan.

Perusahaan tidak menyederhanakan pekerjaan, tetapi malah memperluasnya

untuk memberikan arti dan kepuasan atas pekerjaan yang dilaksanakan. Dua

cara yang biasanya dilakukan oleh perusahaan adalah perluasan kerja dan

pengayaan kerja. Perluasan kerja (job enlargement) merupakan perubahan

perencanaan kerja yang memperluas tanggung jawab karyawan dengan

meningkatkan jumlah dan variasi pekerjaan. Sedangkan pengayaan kerja (job

enrichment) merupakan perubahan perencanaan kerja yang meningkatkan

kewenangan karyawan dalam perencanaan kerja, menentukan bagaimana

pekerjaan harus dilakukan, dan mempelajari keahlian baru yang membantu

mereka berkembang. Banyak perusahaan yang telah mengembangkan

program pengayaan kerja yang memberikan kewenangan pada karyawan

untuk bertanggung jawab pada pekerjaan. Melalui pengayaan kerja,

perusahaan dapat memotivasi para karyawan untuk memenuhi tingkat

kebutuhan yang lebih tinggi daripada membatasi pekerjaan mereka

sebelumnya (Robbins, 2003).

Menurut Grifin dalam Sule dan Saefullah (2005: 235) faktor motivasi

mempunyai hubungan langsung dengan kinerja individual karyawan.

Sedangkan faktor kemampuan individual dan lingkungan kerja memiliki

hubungan yang tidak langsung dengan kinerja. Kedua faktor tersebut

5

keberadaannya akan mempengaruhi motivasi kerja karyawan. Karena

kedudukan dan hubungannya itu, maka sangatlah strategis jika

pengembangan kinerja individual karyawan dimulai dari peningkatan

motivasi kerja. Karyawan dan perusahaan merupakan dua hal yang tidak

dapat dipisahkan. Karyawan memegang peran utama dalam menjalankan roda

kehidupan perusahaan. Apabila karyawan memiliki produktivitas dan

motivasi kerja yang tinggi, maka laju roda pun akan berjalan kencang, yang

akhirnya akan menghasilkan kinerja dan pencapaian yang baik

bagiperusahaan. Di sisi lain, bagaimana mungkin roda perusahaan berjalan

baik, kalau karyawannya bekerja tidak produktif, artinya karyawan tidak

memiliki semangat kerja yang tinggi, tidak ulet dalam bekerja, dan memiliki

moril yang rendah.

Biasanya karyawan yang puas dengan apa yang diperolehnya dari

perusahaan akan memberikan lebih dari apa yang diharapkan dan ia akan

terus berusaha memperbaiki kinerjanya. Sebaliknya karyawan yang kepuasan

kerjanya rendah, cenderung melihat pekerjaan sebagai hal yang menjemukan

dan membosankan, sehingga ia bekerja dengan terpaksa dan asal-asalan.

Untuk itu merupakan keharusan bagi perusahaan untuk mengenali faktor-

faktor apa saja yang membuat karyawan puas bekerja di perusahaan.

Pemahaman tentang jenis atau tingkat kebutuhan perorangan karyawan oleh

perusahaan menjadi hal mendasar untuk meningkatkan motivasi. Dengan

tercapainya kepuasan kerja karyawan, produktivitas pun akan meningkat

(Robbins, 2001:18).

6

Selain faktor kepemimpinan dan motivasi kerja, faktor budaya

organisasi juga perlu diperhatikan dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Luthans (1998:213) mengemukakan, budaya organisasi merupakan norma-

norma dan nilai-nilai yang mengarahkan perilaku anggoa organisasi. Setiap

anggota akan berperilaku sesuai dengan budaya yang berlaku agar diterima

oleh lingkungannya. Sharplin (1995: 225) menyatakan bahwa budaya

organisasi merupakan suatu sistem nilai, kepercayaan, dan kebiasaan dalam

suatu organisasi yang saling berinteraksi dengan struktur sistem formalnya

untuk menghasilkan norma-norma perilaku organisasi. Sementara Gibson

et.al (1996: 77) merumuskan: “kultur organisasi mengandung bauran nilai-

nilai, kepercayaan, asumsi, persepsi, norma, kekhasan dan pola perilaku”.

Sedangkan, Stoner e.al (1996:246) mendefinisikan budaya organisasi sebagai

suatu cognitive framework yang meliputi sikap, nilai-nilai, norma perilaku

dan harapan-harapan yang disumbangkan oleh anggota organisasi.

Budaya organisasi secara langsung maupun tidak langsung dapat

mempengaruhi kinerja karyawan tersebut. Sumaatmadja(2000)menyatakan

faktor budaya merupakan suatu cerminan atau gambaran nilai-nilai dan norma

yang dianut dan dijalankan oleh sebuah organisasi terkait dengan lingkungan

dimana organisasi tersebut menjalankan kegiatannya. Budaya organisasi

sangat penting untuk dipahami karena banyak pengalaman menunjukkan

bahwa ternyata budaya organisasi tidak hanya berbicara mengenai bagaimana

sebuah organisasi bisnis menjalankan kegiatannya sehari-hari, tetapi juga

sangat mempengaruhi bagaimana kinerja yang dicapai oleh sebuah organisasi

7

bisnis. Budaya organisasi biasanya dibentuk oleh para pemimpin yang

mendirikan dan mengembangkan perusahaan serta oleh penerus mereka. Satu

generasi karyawan meneruskan budaya organisasi baik melalui kontak

informal maupun melalui pembicaraan dengan karyawan lain serta

pengalamannya di tempat kerja. Dalam sebuah organisasi yang memiliki

budaya yang kuat, setiap orang mengetahui dan mendukung tujuan yang

sama.

Munparidi (2012) menemukan variabel kepemimpinan tidak signifikan

sehingga tidak berpengaruhterhadap kinerja karyawan pada Perusahaan

Daerah Air Minum Tirta Musi Kota Palembang. Mawei, Nelwan, Uhing

(2014)menemukan pengaruh signifikan antara kepemimpinan terhadap

kepuasan kerjaPT Bank BNI (Persero), Tbk. KCU Manado. Selanjutnya

peneliti Sulastri (2015) menemukan pengaruh yang signifikan antara

kepemimpinan terhadap kinerja karyawan, dan Rahadian (2016)

menyimpulkan bahwa kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja

karyawan.

Suwati (2013) menemukan bahwa motivasi kerja tidak berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Tunas Hijau

Samarinda. Wijayanti (2012) pada penelitiannya menyimpulkan bahwa

motivasi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kinerja karyawan PT.

Daya Anugerah Semesta Semarang. Berbeda dengan penelitian Wijaya dan

Andreani (2015), Linda, Megawati, Japriska (2014), Ramadhani (2016) yang

8

menyimpulkan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan.

Haq (2015) menemukan bahwa budaya organisasi tidak berpengaruh

terhadap kinerja karyawan. Selanjutnya Zahriah (2015) menemukan pengaruh

positif dan signifikan antara budaya organisasi terhadap kinerja karyawan,

sama dengan penelitian oleh Chandra (2013) yang hasilnya mempunyai

hubungan positif dan signifikan antara budaya organisasi terhadap kinerja

pegawai. Siti (2014) yang menyimpulkan bahwa budaya organisasi

berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Penelitian tersebut diatas masih ditemukan adanya inkonsistensi hasil

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel

kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja karyawan (Mawei, Nelwan,

Uhing, 2014; Sulastri, 2015; dan Rahadian, 2016) dan tidak berpengaruh

terhadap kinerja karyawan (Munparidi, 2012). Motivasi kerja tidak

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Suwati, 2013),

berpengaruh positif tidak signifikan (Wijayanti, 2012), berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Wijaya dan Andreani, 2015; Linda,

Megawati, Japriska, 2014; Ramadhani, 2016). Budaya organisasi

berpengaruh positif dan signifikan (Zahriah, 2015; Chandra, 2013; dan Siti,

2014) dan tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan (Haq, 2015).

Berdasarkan hal tersebut maka peneliti ingin menguji kembali pengaruh

kepemimpinan, motivasi kerja dan budaya organisasi terhadap kinerja

karyawan.Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya

9

terletak padateori dan indikator pertanyaan yang digunakan.Disini peneliti

menggunakan teori kepemimpinan situasional Hersey dan Blanchardn, teori

motivasi hierarki kebutuhan Maslow dan teori budaya organisasi Denison dan

Mirsa. Peneliti mengambil obyek Bank BNI Syariah KC Surakarta, adapun

untuk sampel yang peneliti gunakan adalah sampel jenuh dengan jumlah

sampel 55 karyawan.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk

menguji“Analisis Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi Kerja Dan Budaya

Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan pada Bank BNI Syariah KC

Surakarta”.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah yang sudah dipaparkan sebelumnya, dapat

diambil kesimpulan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah kepemimpinan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja

karyawan di Bank BNI Syariah KC Surakarta?

2. Apakah motivasi kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan diBank BNI Syariah KC Surakarta?

3. Apakah budaya organisasi berpengaruh secara positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan di Bank Bank BNI Syariah KC Surakarta?

4. Apakah kepemimpinan, motivasi kerja dan budaya organisasi secara

simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan di Bank BNI Syariah

KC Surakarta?

10

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah kepemimpinan berpengaruh secara signifikan

terhadap kinerja karyawan di Bank BNI Syariah KC Surakarta.

2. Untuk mengetahui apakah motivasi kerja berpengaruh secara positif dan

signifikan terhadap kinerja karyawan di Bank BNI Syariah KC Surakarta.

3. Untuk mengetahui apakah budaya organisasi berpengaruh secara positif

dan signifikan terhadap kinerja karyawan di Bank BNI Syariah KC

Surakarta.

4. Untuk mengetahui apakah kepemimpinan, motivasi kerja dan budaya

organisasi secara simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan di

Bank BNI Syariah KC Surakarta.

D. Kegunaan Penelitian

Dalam pembuatan penelitian ini, penulis mengharapkan adanya manfaat

baik secara teoritis maupun praktis. Adapun manfaat penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan

dan memperkaya khasanah ilmiah. Selain itu penelitian ini juga dapat

dijadikan bahan masukan sekaligus tambahan pustaka terutama tentang

penelitian yang serupa.

11

2. Secara Praktis

a. Bagi Institut Agama Islam Negeri Salatiga

Untuk menambah referensi diperpustakaan kampus, serta sebagai

bahan perbandingan bagi penelitian lain dikemudian hari. Dengan adanya

penelitian ini, diharapkan dapat memberikan pengetahuan akankesamaan

teori yang didapatkan di kampus dengan penerapan pada masyarakat

sebenarnya.

b. Bagi Peneliti Lanjut

Memberikan gambaran dan informasi yang bermanfaat mengenai

pengaruh kepemimpinan, motivasi kerja dan budaya organisasi terhadap

kinerja karyawan. Selain itu penelitian ini juga dapat dijadikan acuan

untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan.

E. Sistematika Penulisan

Supaya lebih terarah dalam penyusunan penelitian ini, penulis membuat

sistematika penulisan untuk masing-masing babnya. Didalam penyusunannya,

penulis membagi penelitian ini menjadi 5 bab. Masing-masing babnya terdiri

dari sub bab yang menjelaskan secara lebih rinci isi dari bab tersebut.

Adapun sistematika yang dimaksud oleh penulis adalah sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

Pendahuluan berisi uraian mengenai: latar belakang penelitian, rumusan

masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika

penulisan.

12

BAB II. LANDASAN TEORI

Berisi tentang telaah pustaka, kerangka teori, kerangka penelitian,

hipotesis

BAB III. METODE PENELITIAN

Berisi tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan

sampel, teknik pengumpulan data, skala pengukuran, definisi konsep dan

operasional, instrumen penelitian, uji instrumen penelitian dan alat

analisis.

BAB IV. ANALISIS DATA

Analisis data berisi hasil penelitian berupa gambaran umum obyek

penelitian, analisis data penelitian dan pembahasan.

BAB V. PENUTUP

Merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan berdasarkan hasil

analisa dan saran.

13

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Telaah Pustaka

Munparidi (2012) melakukan penelitian mengenai pengaruh

kepemimpinan, motivasi, pelatihan, dan lingkungan kerja terhadap kinerja

karyawan pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Musi Kota Palembang.

Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi linier berganda. Hasil analisis

menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan dan motivasi tidak signifikan

sehingga tidak berpengaruh pada kinerja karyawan.

Mawei, Nelwan, Uhing (2014) melakukan penelitian mengenai

kepemimpinan, penempatan kerja dan kompensasi pengaruhnya terhadap

kepuasan kerja pada PT Bank BNI (Persero), Tbk. KCU Manado. Penelitian

ini menggunakan alat analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini

adalah kepemimpinan, penempatan kerja dan kompensasi secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja.

Sulastri (2015) melakukan penelitian mengenai pengaruh kompensasi,

kepemimpinan, dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada KPP

Pratama Sukoharjo. Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi linier

berganda. Hasilanalisis data diperoleh bahwa variabel kompensasi,

kepemimpinan, dan lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja

karyawan.

14

Rahadian (2016) melakukan penelitian mengenai pengaruh kompensasi,

kepuasan kerja, motivasi kerja dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja

karyawan pada UMKM di desa Wisata Bodung Gunungkidul Yogyakarta.

Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi linier berganda.Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa:(1) kompensasi berpengaruh positif

terhadap kinerja karyawan, (2) kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap

kinerja karyawan, (3) motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja

karyawan, (4) gaya kepemimpinan pengaruh positif terhadap kinerja

karyawan, (5) kompensasi, kepuasan kerja, motivasi kerja dan gaya

kepemimpinan secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap kinerja

karyawan pada UMKM di desa Wisata Bodung Gunungkidul Yogyakarta.

Suwati (2013) melakukan penelitian tentang pengaruh kompensasi dan

motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Tunas Hijau Samarinda.

Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi linier berganda. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa kompensasi mempunyai pengaruh positif

terhadap kinerja karyawan sedangkan motivasi kerja tidak mempunyai

pengaruh positif terhadap kinerja karyawan

Wijayanti (2012) melakukan penelitian tentang pengaruh kepemimpinan

dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Daya Anugrah

Semesta Semarang. Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi linier

berganda. Hasil penelitian adalah Kepemimpinan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja karyawan,motivasi berpengaruh positif tidak

signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Daya Anugrah Semesta Semarang.

15

Wijaya dan Andreani (2015) melakukan penelitian tentang pengaruh

motivasi dan kompensasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Sinar Jaya

Abadi Bersama. Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi linier

berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi dan kompensasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Diantara kedua

variabel tersebut, motivasi memiliki pengaruh lebih dominan terhadap kinerja

karyawan dibandingkan kompensasi.

Linda, Megawati, Japriska (2014) melakukan penelitian tentang analisis

pengaruh beban kerja, lingkungan kerja dan motivasi terhadap kinerja

pegawai badan kepegawaian daerah kabupaten pesisir selatan dengan

menggunakan Partial Least Square (PLS). hasil penelitian ini adalah bahwa

motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Selanjutnya beban kerja, lingkungan kerja dan motivasi secara simultan

memiliki pengaruh cukup kuat dan signifikan terhadap kinerja pegawai

Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Pesisir Selatan.

Ramadhani (2016) melakukan penelitian tentang pengaruh budaya

organisasi dan motivasi kerja terhadap kinerja sales marketing PT. Inti Bharu

Mas Lampung. Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi linier

berganda. Hasil penelitian adalah Ada pengaruh budaya organisasi yang

diberikan terhadap kinerja sales marketingPT Inti Bharu Mas Lampung dan

Ada pengaruh positif motivasi kerja terhadap kinerja sales marketing PT. Inti

Bharu Mas Lampung.

16

Haq (2015) meneliti tentang Pengaruh budaya organisasi, kepemimpinan,

etos kerja Islam, disiplin kerja, lingkungan kerja, motivasi, kompensasi,

kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja karyawan

BPRS Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi linier

berganda. Hasil penelitian adalah budaya organisasitidak berpengaruh

terhadap kinerja karyawan BPRS Yogyakarta.

Zahriah (2015) melakukan tentang Pengaruh budaya organisasi terhadap

kinerja karyawan pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area

Malang. Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh positif dan signifikan antara

budaya organisasi terhadap kinerja karyawan PT. PLN (Persero) Distribusi

Jawa Timur Area Malang.

Chandra (2013) melakukan penelitian tentang “Pengaruh budaya

organisasi terhadap kinerja pegawai kantor ketahanan pangan dan penyuluhan

kabupaten kutai barat”. Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi linier

berganda. Hasil penelitian ini adalah budaya organisasi mempunyai hubungan

positif terhadap kinerja pegawai kantor ketahanan pangan dan penyuluhan

kabupaten kutai barat.

Siti (2014) melakukan penelitian tentang Pengaruh kepemimpinan,

budaya organisasi, motivasi, lingkungan kerja, disiplin kerja, dan kompensasi

terhadap kinerja karyawan pada LKMS BMT Jaringan Muamalat Center

Indonesia Wilayah DIY. Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi

linier berganda. Hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh positifantara

17

budaya organisasi terhadap kinerja karyawan pada LKMS BMT Jaringan

Muamalat Center Indonesia Wilayah DIY.

Tabel 2.1

Research Gap Penelitian

N

O

Peneliti

(tahun)

Judul Variabel

penelitian

Hasil

Kepemimpinan terhadap kinerja karyawan

1 Munparidi

(2012)

Pengaruh

kepemimpinan

, motivasi,

pelatihan, dan

lingkungan

kerja terhadap

kinerja

karyawan pada

Perusahaan

Air Minum

Tirta Musi

Kota

Palembang

X1(kepemimpin

an),

X2(Motivasi),

X3(Pelatihan),

X4(lingkungan

kerja), dan

Y(kinerja

karyawan)

Hasil analisis

menunjukkan bahwa

variabel

kepemimpinan dan

motivasi tidak

signifikansehingga

tidak berpengaruh pada kinerja

karyawan.

2 Mawei,

Nelwan,

Uhing,

(2014)

Kepemimpina

n, Penempatan

Kerja dan

Kompensasi

Pengaruhnya

Terhadap

Kepuasan

Kerja Pada PT.

Bank BNI

(Persero), Tbk.

KCU Manado

X1(kepemimpin

an),

X2(penempatan

kerja),

X3(kompensasi

), dan

Y(kepuasan

kerja)

Hasil penelitian

menunjukan

kepemimpinan

berpengaruh

signifikan terhadap

kepuasan kerja PT.

Bank BNI (Persero),

Tbk. KCU Manado.

3 Sulastri

(2015)

Pengaruh

Kompensasi,

Kepemimpina

n, Dan

Lingkungan

Kerja

Terhadap

Kinerja

Karyawan

X1(kompensasi

),

X2(kepemimpin

an),

X3(lingkungan

kerja), dan Y

(kinerja

karyawan)

hasil analisis data

diperoleh bahwa

variabel,

kepemimpinan

berpengaruh

signifikan terhadap

kinerja karyawan.

Hal ini dapat dilihat

dari nilai

thitung>ttabel dan

probabilitas <0,05.

4 Rahadian

(2016)

Pengaruh

kompensasi,

kepuasan

kerja, motivasi

kerja dan gaya

kepemimpinan

terhadap

kinerja

X1(kompensasi

), X2 (kepuasan

kerja), X3

(motivasi

kerja), X4 (gaya

kepemimpinan,

dan Y (kinerja

karyawan)

Gaya kepemimpinan

mempunyai

pengaruh positif terhadap kinerja

karyawan UMKM

di Desa Wisata

Bodung

Gunungkidul

18

karyawan Yogyakarta

Motivasi kerja terhadap kinerja karyawan

1 suwati

(2013)

Pengaruh

kompensasi

dan motivasi

kerja terhadap

kinerja

karyawan pada

PT. Tunas

Hijau

Samarinda

X1(kompensasi

),X2(motivasi

kerja), dan

Y(kinerja

karyawan)

Hasil penelitian

tersebut

menunjukkan

motivasi kerja

secara parsial

tidak berpengaruh

positif dan

signifikan terhadap

kinerja karyawan.

2 Wijayanti

(2012)

Pengaruh

kepemimpinan

dan motivasi

kerja terhadap

kinerja

karyawan PT.

Daya Anugrah

Semesta

Semarang

X1(kepemimpin

an),X2(motivasi

kerja),

Y(kinerja

karyawan)

Motivasi

berpengaruh

positif tidak

signifikan terhadap

kinerja karyawan.

3 Wijaya dan

Andreani,

(2015)

Pengaruh

Motivasi Dan

Kompensasi

Terhadap

Kinerja

Karyawan PT.

Sinar Jaya

Abadi

Bersama

X1(motivasi,

X2(kompensasi

), dan Y

(kinerja

karyawan)

Hasil penelitian

didapatkan bahwa

motivasi

berpengaruh

positif dan

signifikan terhadap

kinerja karyawan.

Diantara

kedua variabel

tersebut, motivasi

memiliki pengaruh

lebih dominan

terhadap kinerja

karyawan

dibandingkan

kompensasi.

4 Linda,

Megawati,

Japriska,

(2014)

Analisis

Pengaruh

Beban Kerja,

Lingkungan

Kerja dan

Motivasi

Terhadap

Kinerja

Pegawai

X1 (Beban

kerja),

X2(lingkungan

kerja),

X3(motivasi

kerja) dan

Y(kinerja

pegawai)

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

beban kerja,

lingkungan kerja

dan motivasi secara

simultan memiliki

pengaruh cukup

kuat dan signifikan terhadap kinerja

pegawai Badan

Kepegawaian

Daerah Kabupaten

Pesisir Selatan

sebesar 51%

5 Ramadhani

(2016)

Pengaruh

budaya

organisasi dan

motivasi kerja

X1 (budaya

organisasi),

X2(motivasi

kerja), dan

Ada pengaruh

positif dan

signifikan antara

motivasi kerja

19

terhadap

kinerja

karyawan

Y(kinerja) terhadap kinerja

sales marketing PT.

Inti Bharu Mas

Lampung

Budaya organisasi terhadap kinerja karyawan

1 Haq (2015) Pengaruh

budaya

organisasi,

kepemimpinan

, etos kerja

islam, disiplin

kerja,

lingkungan

kerja,

motivasi,

kompensasi,

kecerdasan

emosional dan

kecerdasan

spiritual

terhadap

kinerja

karyawan

XI(Budaya

organisasi),

X2(kepemimpin

an), X3(etos

kerja islam),

X4(Disiplin

kerja),

X5(lingkungan

kerja),

X6(motivasi),

X7(kompensasi

),

X8(kecerdasan

emosional),

X9(kecerdasan

spiritual),dan

Y(kinerja

karyawan)

Dari hasil F bahwa

variabel X secara

simultan

berpengaruh

terhadap kinerja

karyawan.

Sedangkan uji

secara parsial

variabel

kepemimpinan dan

etos kerja islam

berpengaruh

terhadap kinerja

karyawan,

sedangkan budaya

organisasi, disiplin

kerja, lingkungan

kerja, motivasi,

kompensasi,

kecerdasan

emosional, dan

kecerdasan spiritual

tidak berpengaruh terhadap kinerja

karyawan BPRS

Yogyakarta

2 Zahriah

(2015)

Pengaruh

budaya

organisasi

terhadap

kinerja

karyawan pada

PT. PLN

(Persero)

Distribusi

Jawa Timur

Area Malang

X1(Budaya

organisasi), dan

Y(kinerja

karyawan)

Diketahui bahwa

terdapat pengaruh

positif dan

signifikan antara

budaya organisasi

terhadap kinerja

karyawan sebesar

0,0001<0,05, hal ini

menggambarkan

bahwa budaya

organisasi yang

diterapkan di PT.

PLN memiliki

pengaruh terhadap

kinerja karyawan.

3 Chandra

(2013)

Pengaruh

budaya

organisasi

terhadap

kinerja

pegawai

kantor

ketahanan

pangan dan

X1(Budaya

organisasi), dan

Y(kinerja

pegawai)

Kesimpulan bahwa

budaya organisasi

mempunyai

hubungan

(korelasi) yang

positifdan

signifikanterhadap

kinerja pegawai

kantor ketahanan

20

penyuluhan

kabupaten

kutai barat

pangan dan

penyuluhan

kabupaten kutai

barat

4 Siti (2014) Pengaruh

kepemimpinan

, budaya

organisasi,

motivasi,

lingkungan

kerja, disiplin

kerja, dan

kompensasi

terhadap

kinerja

karyawan

X1(kepemimpin

an), X2(budaya

organisasi,

X3(motivasi),

X4(lingkungan

kerja),

X5(disiplin

kerja),

X6(Kompensasi

), dan Y

(kinerja

karyawan)

Penelitian ini

menyimpulkan dari

hasil uji F bahwa

kepemimpinan,

budaya organisasi,

motivasi,

lingkungan kerja,

disiplin kerja dan

kompensasi secara

simultan

berpengaruh terhadap kinerja

karyawan

B. Kerangka Teori

1. Kepemimpinan

a. Pengertian Kepemimpinan

Menurut George R. Terry (dalam Soekarno, 1980: 88) menyatakan

kepemimpinan adalah keseluruhan aktivitas atau tindakan untuk

mempengaruhi serta mengiatkan orang dalam usaha bersama untuk

mencapai tujuan.

Hemhill & Coons dalam Sofyandi & Garniwa (2007: 174)

menyatakan kepemimpinan adalah perilaku dari seseorang individu

yang memimpin aktivitas aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang

ingin dicapai bersama.

Jacobs & Jacques dalam Sofyandi & Garniwa (2007: 174)

menyatakan kepemimpinan adalah sebuah proses memberi arti

(pengarahan yang berarti) terhadap usaha kolektif, dan yang

21

mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan

untuk mencapai sasaran.

George R. Terry dalam Kusumawati (2008: 9), mengatakan bahwa

Kepemimpinan adalah merupakan hubungan antara seseorang dengan

orang lain, pemimpin mampu mempengaruhi orang lain agar bersedia

bekerja bersama dalam tugas yang berkaitan untuk mencapai tujuan

yang diinginkan.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

kepemimpinan adalah aktivitas dan tindakan yang dilakukan untuk

mempengaruhi orang lain agar dapat melakukan suatu kegiatan atau

pekerjaan yang sudah menjadi tugas dan kewajiban bersama untuk

mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.

Kepemimpinan dalam Islam adalah kemampuan untuk

mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan,

yang didasari atas nilai-nilai Islam. Kepemimpnan dalam Islam sudah

merupakan fitrah bagi setiap manusia. Manusia diamanahi Allah untuk

menjadi khalifah di muka bumi, yang bertugas merealisasikan misi

sucinya sebagai hamba Allah yang senantiasa patuh dan terpanggil

untuk mengabdikan segenap dedikasinya di jalan-Nya (Sutikno, 2014:

85).

Hal tersebut sesuai dengan Firman Allah tentang kepemimpinan dalam

QS. As-Sajdah: 24

ا صبروا وكاوىا بآياتىا يىقىىن ت يهدون بؤمروا لم وجعلىا مىهم أئ م

22

yang artinya “Dan kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-

pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah kami ketika mereka

sabar. Dan adalah mereka menyakini ayat-ayat kami”. (QS. As-Sajdah:

24)

b. Tipe-Tipe Kepemimpinan

Tipe-tipe kepemimpinan (Soekarno, 1980: 90) diantaranya:

1. Kepemimpinan pribadi (personal Leadership).Yaitu suatu

tipedimana pemimpin secara langsung menghubungi/mengadakan

kontak dengan bawahannya. Dia tidak mengingat adanya jenjang-

jenjang hierarki, yang berarti bahwa sebetulnya sudah ada yang

didelegasi wewenang dan tanggung jawab. Akibatnya ialah

penyampaian hasil karya langsung kepada atasan dan pemimpin

ingin mengetahui segala hal sampai yang terkecil kecilnya.

Aktivitas dari pemimpin ini dapat menimbulkan kepemimpinan

sentralisasi.

2. Kepemimpinan non-pribadi (Non-personal Leadership).

Dalam hal ini pemimpin tidak langsung mengadakan kontak

dengan bawahannya, melainkan melalui saluran jenjang heirarki

(Subordinasi).

3. Kepemimpinan Autoriter (Authoritarian Leadership).

Yaitu suatu tipe dimana pemimpin selalu menganggap, bahwa

kepemimpinan merupakan hak pribadinya, tak boleh ada orang

23

yang turut campur sehingga tiap perintah dan instruksi tidak perlu

mendapat konsultasi dari kolega-koleganya.

4. Kepemimpinan Paternalistik (Paternalistic Leadership).

Pemimpin bertindak sebagai ayah, pengasuh, pembimbing,

pelindung dari pada koleganya.

5. Kepemimpinan Demokratis (Democratic Leadership).

Pemimpin selalu membuka pintu dan menghargai saran-

saran/pendapat-pendapat/nasihat-nasihat dari para kolega, melalui

forum musyawarah untuk mufakat guna mencapai kata sepakat.

Diantara tipe-tipe kepemimpinan tersebut, tipe demokratis

adalah tipe Kepemimpinan yang paling tepat untuk organisasi

modern. Hal ini terjadi karena tipe demokratis memiliki beberapa

karakteristik yang dipaparkan oleh Siagian (dalam Baihaqi,

2010:21-22) sebagai berikut:

1) Dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari

pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di

dunia.

2) Selalu berusaha mensinkronisaikan kepentingan dan tujuan

organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada

bawahannya.

3) Senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari

bawahannya.

24

4) Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam

usaha mencapai tujuan.

5) Iklas memberikan kebebasan yang seluas luasnya kepada

bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki

agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi

lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain.

6) Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses

daripadanya.

7) Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai

pemimpin.

c. Pendekatan Teori Kepemimpinan

Pendekatan teori Kepemimpinan yang sesuai dengan penelitian ini

(dalam Kismono, 2001: 228) yaitu:Teori Situasional Hersey Dan

Blanchard.Teori situasional merupakan teori yang mengfokuskan pada

kesiapan pengikut. Kepemimpinan yang berhasil dicapai dengan

memilih gaya kepemimpinan yang tepat, tergantung pada tigkat

kesiapan atau kedewasaan para pengikutnya.

Ada 4 dimensi teori gaya kepemimpinan situasional Hersey dan

Blanchard (1990) yaitu:

a) Telling/memberitahukan: Kemampuan pemimpin untuk

mendefinisikan peranan-peranan yang dibutuhkan untuk

melakukan tugas dan mengatakan pada pengikutnya apa, di

mana, bagaimana, dan kapan melakukan tugas-tugasnya.

25

b) Selling/menjajakan: Kemampuan pemimpin untuk menyediakan

instruksiinstruksi terstruktur bagi bawahannya disamping juga

harus supportif.

c) Participating/mengikutsertakan: Interaksi antara pemimpin dan

bawahan di mana pimpinan dan bawahan saling berbagi dalam

keputusan mengenai bagaimana yang paling baik untuk

menyelesaikan tugas dengan baik.

d) Delegating/mendelegasikan: Kemampuan pimpinan dalam

menyerahkan tanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaanpada

bawahan agar dapat melakukan efektifitas pekerjaan.

2. Motivasi Kerja

a. Pengertian Motivasi

Robbins (2006: 214) mengatakan bahwa motivasi adalah proses

yang berperan pada intensitas, arah, dan lamanya berlangsung upaya

individu kearah pencapaian sasaran. Menurut Dessler (1995: 328),

motivasi merupakan hal yang mendorong orang-orang untuk berperilaku

dalam cara tertentu yang dirasakan mengarah kepada perolehan ganjaran,

Sedangkan Stoner (1996: 80) mendefinisikan motivasi sebagai hal yang

menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia.

b. Pola-pola Motivasi

Menurut DR. David Mc. Clelland, seperti yang dikutip oleh

Hasibuan (2008: 97), pola-pola motivasi adalah sebagai berikut:

26

1. Achievement Motivation, adalah suatu keinginan unuk mengatasi

atau mengalahkan suatu tantangan, untuk kemajuan dan

perumbuhan.

2. Affiliation Motivation, adalah dorongan unuk melakukan hubungan-

hubungan dengan orang lain.

3. Competence Motivation, adalah dorongan untuk berprestasi baik

dengan melakukan pekerjaan yang bermuu tinggi.

4. Power Motivation, adalah dorongan untuk dapat mengendalikan

suatu keadaan dan adanya kecenderungan mengambil risiko dalam

menghancurkan rintangan-rintangan yang terjadi.

c. Tujuan motivasi

Lebih lanjut, Hasibuan (2008: 97-98) mengatakan bahwa ada

beberapa tujuan pemberian motivasi yaitu sebagai berikut:

1. Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan;

2. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan;

3. Meningkakan produkivitas kerja karyawan;

4. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan;

5. Meningkakan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi

karyawan;

6. Mengefektifkan pengadaan karyawan;

7. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik;

8. Meningkatkan kreaivitas dan parisipasi karyawan;

9. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan;

27

10. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-

tugasnya;

11. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku dan

lain sebagainya.

d. Pendekatan Teori Motivasi

Teori motivasi perlu dipahami oleh para pimpinan agar dapat

mengidentifikasi hal-hal apa saja yang dapat memotivasi karyawan

dalam melakukan berbagai pekerjaannya. Teori yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Teori Hierarki Kebutuhan Maslow. Mungkin bisa

dikatakan bahwa teori motivasi yang paling terkenal adalah heirarki

kebutuhan yang diungkapkan oleh Abraham Maslow (Robbins, 2006).

Hipotesisnya mengatakan bahwa di dalam diri semua manusia

bersemayam lima jenjang kebutuhan, yaitu sebagai berikut:

1. Fisiologi: antara lain rasa lapar, haus, perlindungan (pakaian dan

perumahan), seks, dan kebutuhan jasmani lain.

2. Keamanan: antara lain keselamatan dan perlindungan terhadap

kerugian fisik dan emosional.

3. Sosial: mencakup kasih saying, rasa memiliki, diterima baik, dan

persahabatan.

4. Penghargaan: mencakup faktor penghormatan diri seperti harga

diri, otonomi, dan prestasi; serta faktor penghormatan dari luar

seperti misalnya status, pengakuan, dan perhatian.

28

5. Aktualisasi diri: dorongan unuk menjadi seseorang/sesuatu sesuai

ambisinya yang mencakup pertumbuhan, pencapaian potensi, dan

pemenuhan kebutuhan diri.

Begitu kebutuhan ini terpenuhi secara substansial, maka

kebutuhan berikutnya akan menjadi dominan. Maslow memisahkan

kelima kebutuhan itu sebagai tingkat tinggi dan tingkat rendah.

Kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan keamanan digambarkan

sebagai kebutuhan tingkat rendah sementara kebutuhan social,

kebutuhan akan penghargaan, dan aktualisasi diri didudukkan ke

dalam tingkat tinggi. Perbedaan dari kedua tingkat itu berdasarkan

alasan bahwa kebutuhan tingkat tinggi dipenuhi secara internal

(dalam diri orang itu), sedangkan kebutuhan tingkat rendah terutama

dipenuhi secara eksternal (dengan upah, kontrak serikat buruh, dan

masa kerja, misalnya). Teori kebutuhan Maslow telah memperoleh

pengakuan luas, terutama pada para manajer aktif. Ini karena teori

tersebut berdasarkan logika yang intuitis dan mudah dipahami.

3. Budaya Organisasi

a.Pengertian Budaya Organisasi

Budaya merupakan pola kegiatan manusia yang secara sistematis

diturunkan dari generasi ke generasi melalui berbagai proses

pembelajaran untuk menciptakan cara hidup tertentu yang paling cocok

dengan lingkungannya (Wibowo, 2010: 16).

29

Organisasi menurut Mathis dan Jackson merupakan suatu kesatuan

sosial dari sekelompok manusia, yang saling berinteraksi menurut suatu

pola tertentu sehingga setiap anggota organisasi memiliki fungsi dan

tugasnya masing-masing, sebagai suatu kesatuan yang mempunyai tujuan

tertentu dan mempunyai batas yang jelas, sehingga bisa dipisahkan

(Ernawan, 2011: 15).

Robert P. Vecchio memberikan definisi Budaya Organisasi sebagai

nilai-nilai dan norma-norma bersama yang terdapat dalam suatu

organisasi dan mengajarkan pada pekerjaan yang datang. Definisi ini

mengajukan bahwa Budaya Organisasi menyangkut keyakinan dan

perasaan bersama, keteraturan dalam perilaku dan proses historis untuk

meneruskan nilai-nilai dan norma-norma (Wibowo, 2010: 17).

Saputra (2014: 15) berpendapat, nilai-nilai atau norma-norma

sebagai unsur budaya manusia, hidup dan berkembang secara dinamis

sesuai dengan kondisi organisasi dan menjadi kendali cara berpikir,

bersikap dan berperilaku hidup bersama dalam kebersamaan sebagai

sebuah organisasi. Nilai-nilai atau norma-norma itulah yang kemudian

menjadi Budaya Organisasi.

Schein dalam Saputra (2014: 16) mendefinisikan Budaya

Organisasi sebagai pola asumsi bersama yang dipelajari oleh suatu

kelompok dalam memecahkan masalah melalui adaptasi eksternal dan

integrasi internal, yang telah bekerja cukup baik untuk dipertimbangkan

kebenarannya, oleh karena itu, untuk diajarkan kepada anggota baru

30

sebagai cara yang benar untuk melihat, berpikir, dan merasakan

kaitannya dengan masalah masalah yang ada.

Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa Budaya

Organisasi adalah nilai nilai atau norma-norma yang dijadikan sebagai

pedoman dalam suatu lingkungan bersama yang dianut dari generasi ke

generasi.

Keberadaan budaya didalam suatu organisasi atau disebut dengan

budaya organisasi tidak bisa dilihat oleh mata tapi bisa dirasakan. Budaya

Organisasi itu bisa dirasakan keberadaannya melalui perilaku anggota

atau cara-cara berpikir, merasa, menanggapi dan menuntut para anggota

organisasi dalam mengambil keputusan maupun kegiatan kegiatan dalam

organisasi lainnya. Oleh karena itu, Organisasi akan berpengaruh juga

terhadap efektif tidaknya suatu organisasi (Siswanto dan Sucipto, 2008:

141).

Menurut pendapat Sobirin (Siswanto dan Sucipto, 2008:142),

Konsep Budaya Organisasi dibagi menjadi dua, yakni:Ideational school

dan Adaptionist school. Kedua madzab tersebut memiliki sudut pandang

yang berbeda, Ideational school berpendapat bahwa budaya organisasi

merupakan apa yang dipahami, dijiwai dan dipaktikkan bersama para

anggota sebuah komunitas/masyarakat. Pandangan ini sering digunakan

oleh para ahli teori organisasi, dimana basis pandangan lebih banyak

dipengaruhi oleh disiplin organisasi.

31

Adapun sudut pandang Adaptationist school melihat organisasi dari

apa yang diobservasi baik dari bangunan fisik organisasi (tata ruang dan

arsitektur) maupun orang-orang yang terlibat didalamnya, seperti

perilaku dan cara mereka berkomunikasi. Pengikut pendapat ini

kebanyakan para manajer dan praktisi bisnis yang memperlakukan

budaya organisasi sebagai variabel internal yang mempengaruhi

efektifitas organisasi.

Disamping kedua pendapat tersebut, gabungan kedua pendapat

tersebut dikenal dengan Realist school. Pendapat ketiga ini menyadari

bahwa memahami Budaya Organisasi tidak hanya dengan melihat

perilaku anggota organisasi tersebut, namun juga harus melihat sumber

dari munculnya perilaku tersebut (Siswanto dan Sucipto, 2008: 142).

Dari ketiga konsep budaya tersebut, dapat dilihat bahwa konsep

budaya yang paling baik adalah konsep budaya Realist school yang

merupakan gabungan antara dua konsep lainnya yaitu Ideational school

dan Adaptationist school.

b. Elemen Budaya Organisasi

Elemen atau unsur budaya organisasi secara umum dapat

dikategorikan menjadi dua elemen pokok. Pertama adalah elemen yang

bersifat idealistik dan kedua adalah elemen yang bersifat

behavioral(Josano, 1990 dalam Siswanto dan Sucipto, 2008: 141).

Elemen idealistik merupakan elemen yang menjadi ideologi

organisasi yang tidak mudah berubah, walaupun organisasi itu terus

32

berevolusi dan beradaptasi dengan lingkungan. Elemen ini biasanya tidak

tampak dipermukaan, hanya orang orang tertentu yang tahu dan

menyadari tentang keberadaannya. Setiap organisasi hampir dapat

dipastikan memiliki elemen ini. Namun, tidak semua organisasi

menyatakan secara vulgar.

Elemen idealistik banyak dipengaruhi oleh pendirian organisasi

tersebut. Ideologi pendiri tampak dalam bentuk doktrin, falsafah hidup

dan nilai nilai individualnya. Seiring dengan perkembangan organisasi,

semakin berkembang organisasi akan semakin menampakan ideologinya.

Ideologi tersebut akan tercermin dalam visi dan misi organisasi.

Davis (Siswanto dan Sucipto, 2008: 144) berpendapat bahwa

elemen organisasi meliputi guilding belief end daily belief.Davis

menggunakan istilah guilding belief untuk menggantikan elemen

idealistik. Guilding belief ini merupakan keyakinan yang menjadi

tuntunan untuk kegiatan organisasi sehari hari. Adapun Schein dan

Rousseau berpendapat bahwa elemen idealistik tidak hanya berupa

elemen nilai nilai organisasi, namun berupa asumsi dasar.

Elemen behavioral merupakan elemen yang kasat mata berupa

perilaku sehari hari anggota organisasi dan bentuk-bentuk lain seperti

desain dan arsitektur organisasi. Seringkali kita menilai budaya

organisasi dengan hanya mengamati perilaku para anggota organisasi.

Kalau kita perhatikan, ada keterkaitan hubungan antara elemen

idealistik dengan elemen behavioral. Sesuatu yang berada di permukaan

33

adalah cermin dari apa yang berada di dasar. Namun demikian kajian

budaya organisasi akan memiliki tinjauan yang komprehensif dengan

memasukkan kedua elemen tersebut (Siswanto dan Sucipto, 2008: 145).

c. Macam Macam Budaya Organisasi

Ada beberapa macam budaya organisasi (Siswanto dan Sucipto,

2008: 147) di antaranya yaitu:

1. Budaya Peran (Apollo)

Jenis Budaya Organisasi (lembaga) yang memiliki ciri ciri birokrasi

tinggi, dikelola secara ilmiah dan memiliki disiplin tinggi.

2. Budaya Kuasa (Zeus)

Jenis Budaya Organisasi (lembaga) yang memiliki ciri-ciri yaitu

ada seorang tokoh di tengah-tengah dan di pusat hubungan dengan

teman-teman yang sehati sepikiran dan mempunyai ciri-ciri lisan

yang kuat dan intuitif.

3. Budaya Tugas atau Matrik (Athena)

Jenis Budaya Organisasi di mana di dalamnya orang-orang

berkumpul dari latar belakang ilmu dan ketrampilan yang berbeda-

beda, namun mereka berfokus pada tugas yang sama.

4. Budaya Atomistis (Bionysius)

Merupakan jenis Budaya Organisasi di mana di dalam orang-orang

berkumpul karena suatu minat, visi atau keterangan yang sama.

34

d. Ciri Ciri Budaya Organisasi

Samdeep dan Lylesussman (Siswanto dan Sucipto, 2008: 147),

mengklasifikasikan 11 ciri budaya perusahaan yang unggul, yaitu:

1. Keyakinan yang tidak tergoyahkan bahwa manusia adalah sumber

daya perusahaan yang paling terpenting.

2. Dukungan dari kewirausahaan intern menghargai karyawan yang

membantu perusahaan yang tercapai misinya.

3. Pengendalian yang lebih yang didasarkan pada loyalitas dan

komitmen ketimbang pada aturan dan kepatuhan.

4. Komitmen pada karyawan terhadap tujuan perusahaan lebih tinggi

ketimbang komitmen mereka terhadap kelompok atau pribadi.

5. Komitmen manajemen puncak untuk menyemaikan kebanggaan di

kalangan semua karyawan.

6. Komitmen manajemen puncak untuk menghasilkan produk atau

layanan yang unggul lainnya.

7. Keyakinan akan kepentingan ritual, upacara dan pahlawan

perusahaan.

8. Keyakinan akan pentingnya informasi kabar baik maupun kabar

buruk.

9. Kesadaran bahwa komunikasi keatas lebih penting darpada

komunikasi ke bawah.

10. Dukungan manajemen puncak atas pelatihan dan pengembangan

komitmen untuk selalu lebih pandai daripada pesaing.

35

e. Tipe Budaya Organisasi

Stephen P. Robbins (dalam Wibowo, 2010: 28) mengelompokkan

tipe budaya menjadi empat tipe yaitu:

1. Network culture

Organisasi memandang anggota sebagai suatu keluarga dan teman.

Budaya ini ditandai oleh tingkat sosiabilitas atau kesenangan

bergaul tinggi dan tingkat solidaritas atau kesetiakawanan rendah.

2. Mercenary culture

Organisasi berfokus pada tujuan. Budaya Organisasi ini ditandai

oleh tingkat sosiabilitas rendah dan tingkat solidaritas tinggi.

3. Fragmented culture

Organisasi yang dibuat dari para individualistis, budaya ini ditandai

oleh solidaritas dan sosiabilitas yang rendah. Orang yang bekerja

dalam fragmented culture sedikit melakukan kontak dan dalam

banyak hal mereka bahkan tidak saling mengenal.

4. Communal culture

Organisasi menilai baik persahabatan dan kinerja. Budaya ini

ditandai oleh sosiabilitas dan solidaritas tinggi. Anggota communal

culture sangat bersahabat satu sama lain dan bergaul dengan baik,

baik secara pribadi maupun profesional.

f. Fungsi Budaya Organisasi

Adapun fungsi Budaya Organisasi menurut pandangan Stephen P.

Robbins (dalam Wibowo, 2010: 51) adalah:

36

1. Mempunyai boundary-difining roles, yaitu menciptakan perbedaan

antara organisasi yang satu dengan lainnya.

2. Menyampaikan rasa identitas untuk anggota organisasi.

3. Budaya mengfasilitasi bangkitnya komitmen pada suatu yang lebih

besar daripada kepentingan diri individual.

4. Meningkatkan stabilitas sistem sosial. Budaya adalah perekat sosial

yang membantu menghimpun organisasi bersama dengan

memberikan standar yang cocok atas apa yang dikatakan dan

dilakukan pekerja.

5. Budaya melayani sebagai sense-makingdan mekanisme kontrol

yang membimbing dan membentuk sikap dan perilaku pekerja.

Dalam pandangan Islam, Budaya Organisasi juga memiliki peran

yang sangat penting. Hal ini dikarenakan Budaya Organisasi dapat

membentuk dan membimbing sikap dan karakter para pekerja. Dengan

demikian, Budaya Organisasi yang baik dan sesuai dengan ajaran islam

akan memiliki dampak yang poitif dalam bentuk materiil dan spiritual

terhadap perusahaan dan juga para pekerjanya.

Dalil tentang Budaya Organisasi tercantum dalam QS.AL-Isra’:84

شاكلتهۦ فربكم أعلم بمه هى أهدي سبيل قل كل يع مل عل

yang artinya: katakanlah: “Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya

masing-masing”. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih

benar jalannya. (QS.Al-Isra’:84)

37

Ayat tersebut menjelaskan bahwa setiap orang berperilaku sesuai

dengan pengaruh lingkungan desekitarnya. Hal tersebut dapat diartikan

bahwa Budaya Organisasi yang dianut dan dijalankan dalam suatu

oerusahaan akan berpengaruh terhadap tabiat/ periku orang-orang yang

ada disekitarnya.

g. Pentingnya Budaya Organisasai

Budaya oganisasi berpengaruh pada perilaku anggota atau individu

serta kelompok di dalam suatu organisasi, padahal perilaku ini

berpengaruh pula pada pencapaian prestasi tersebut dan sekaligus secara

bersama-sama akan berpengaruh pada efektif tidaknya pencapaian tujuan

organisasi. Oleh karena itu, secara singkat dapat dikatakan bahwa

Budaya Organisasi sangat berpengaruh pada efektifitas organisasi

(Siswanto dan Sucipto, 2008: 146).

Adanya Budaya organisasi yang kuat, sangat bermanfaat bagi

organisasi (Siswanto dan Sucipto, 2008: 146), yaitu dalam hal:

1. Memudahkan koordinasi aktifitas dalam organisasi.

2. Memudahkan menghemat koordinasi antar individu atau anggota,

karena adanya sikap kebersamaan dalam menganut nilai nilai yang

ada.

3. Terciptanya keharmonisan hubungan dan kerjasama antar

karyawan, sehingga motivasi kerja akan meningkat.

4. Kelancaran aktivitas organisasi, meningkatkan prestasi efektifitas

organisasi.

38

5. Pengambilan setiap keputusan dapat dilakukan dengan cepat dan

mudah.

h. Perubahan Budaya Organisasi

Suatu organisasi tidak selamanya berlangsung, tetapi akan

mengalami suatu perubahan seiring dengan perubahan kondisi organisasi

itu sendiri. Keberadaan suatu organisasi tidak akan selamanya tetap

melainkan akan mengalami perubahan, baik berupa perkembangan atau

penciutan dan perubahan ini akan mempunyai dampak pada perubahan

Budaya Organisasiyang ada didalamnya. Suatu Budaya Organisasi

mungkin dianggap cocok atau menguntungkan keberadaan dan

perkembangan organisasi untuk waktu dan kondisi tertentu, akan tetapi

pada kondisi yang lain biasa dianggap tidak cocok (Siswanto dan

Sucipto, 2008: 150).

Faktor faktor penyebab perubahan Budaya Organisasi (Siswanto

dan Sucipto, 2008: 150), yaitu:

1. Suatu internal organisasi.

2. Adanya perubahan tujuan, misi organisasi itu sendiri karena suatu

hal.

3. Perubahan faktor lingkungan eksternal yang bersifat khusus

(mikro) yang menuntut perubahan struktur strategi organisasi.

4. Perubahan faktor lingkungan eksternal yang bersifat umum

(makro) yang juga menuntut penyesuaian kondisi organisasi.

39

5. Pengaruh budaya masyarakat sebagai sebuah sistem (lingkungan

sistem yag lebih luas), dimana organisasi tersebut merupakan

sistem.

i. Cara Mempertahankan Budaya Organisasi

Dalam sebuah organisasi secara kuat budaya itu dianut berguna

sebagai aktivitas pemimpin yaitu danya integritas atau kesatupaduan

antar individu, namun budaya tersebut belum tentu berguna atau

menguntungkan bagi perkembangan prganisasi itu sendiri. Sebab ada

budaya yang dianut di dalam organsasi (Budaya Organisasi) yang tidak

sesuai lagi dengan perkembangan teknologi, kondisi ekonomi dan politik

secara umum. Hal pentig dalam mempertahankan suatu budaya, yaitu:

1. Seleksi organisasi.

Tujuan eksplitasi dari proses itu adalah untuk mempekerjakan

individu yang mempunyai pengalaman dan kemampuan untuk

berprestasi dalam pekerjakan dari organisasi dengan berhasil.

2. Manajemen puncak

Kebijakan pemerintah untuk mempertahankan nilai nilai yang

sudah ada.

3. Sosialisasi organisasi

Organisasi seharusnya membantu pegawai baru untuk

menyesuaikan dengan budaya yang ada dalam organisasi tersebut.

4. Menciptakan integrasi atau kelompok antar individu berperilaku

sesuai dengan nilai nilai yang disepakati.

40

j. Indikator Budaya Organisasi

Denison dan Misra (Mansur, 2009: 17) merumuskan indikator

Budaya Organisasi sebagai berikut:

1. Pelibatan

Tingkat keterlibatan dan partisipasi yang tinggi menciptakan

kesadaran akan kepemilikan dan tanggung jawab. Dari kesadaran

ini, akan timbul komitmen yang lebih besar pada organisasi.

2. Konsistensi

Efektivitas organisasi terjadi karena organisai tersebut konsisten

dan terintegrasi secara baik. Sikap perilaku seseorang berakar pada

sekumpulan nilai nilai inti bersama, para pemimpin, dan anggota

dilatih pada pencapaian kesepakatan walaupun mereka mempunyai

perbedaan sudut pandang.

3. Adaptibilitas

Merupakan budaya yang dapat membuat suatu organisasi mampu

beradaptasi dengan perubahan yang ada.

4. Misi

Perusahaan yang dapat hidup dan berkembang adalah perusahan

yang memiliki misi yang membuat hubungan yang seimbang antara

para stakeholder dari persahaan.

41

4. Kinerja Karyawan

a. Pengertian kinerja karyawan

Istilah kinerja berasal dari kata Job performance atau Actual

performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh

seseorang). Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya (Mangkunegara, 2000: 67).

Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan

kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan

memberikan kontribusi pada ekonomi. Dengan demikian, kinerja adalah

tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan

tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara

mengerjakan (Wibowo, 2007:7).

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan kinerja adalah

pencapaian kerja atau hasil kinerja yang dicapai oleh seorang pegawai

dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai pekerja.

Sedangkan kinerja dalam pandangan Islam kinerja adalah suatu

pencapaian atau hasil pekerjaan seseorang atau organisasi dalam suatu

pekerjaan yang sesuai dengan kaidah kaidah Islam.

Islam memberikan hak bagi setiap orang untuk memilih pekerjaan

apa yang ingin dilakukannya, selama pekerjaan tersebut tidak

42

bertentangan dengan syariat Islam. Islam mengajarkan tentang

pentingnya bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Hal tersebut sesuai dengan firman Allah dalam QS. Al-Jumu’ah: 10

و ٱذكروا ٱلل لى ة ف ٱوتشروا ف ٱلرض و ٱبتغىا مه فضل ٱلل إذا قضيت ٱلص ف

كثيرا لعلكم تفلحىن

yang Artinya:”Apabila telah ditunaikan shalat. Maka bertebaranlah kamu

sekalian di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah

sebanyak-banyaklah supaya kamu beruntung” (QS. Al-Jumu’ah: 10)

Ayat tersebut menjelaskan bahwa manusia hendaknya bekerja

untuk mencukupi kebutuhannya. Pekerjaan yang dilakukan tentu saja

harus merupakn pekerjaan yang halal dan sesuai ajaran Islam. Karena

dalam pandangan Islam pekerjaan juga dianggap sebagai ibadah. Dan

dalam melakukan pekerjaan hendaknya selalu bersikap professional,

sehingga akan memperoleh pencapaian (kinerja) yang baik.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja (Andini, 2014: 38) antara lain :

1. Faktor Kepemimpinan merupakan faktor yang meliputi kualitas

dalam memberikan dorongan, semangat dan arahan serta dukungan

yang diberikan oleh seorang pemimpin.

2. Faktor tim merupakan faktor yang meliputi kualitas dukungan dan

semangat yang diberikan teman dalam satu tim atau satu

lingkungan kerja.

43

3. Faktor sistem merupakan faktor yang meliputi sistem kerja,

fasilitas kerja dan infrastruktur yang diberikan.

4. Faktor kontekstual atau situasional merupakan faktor yang meliputi

tekanan dan perubahan lingkungan eksternal dan internal.

c. Klasifikasi ukuran kinerja

Sebenarnya banyak faktor yang dapat dijadikan ukuran kinerja

harus relevan, signifikan dan komprehensif (Wibowo, 2007: 235) Tipe

ukuran kinerja tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Produktivitas

Prokduktivitas merupakan hubungan antara jumlah output

dibandingkan dengan sumber daya yang dikonsumsi dalam

memproduksi output.

2. Kualitas

Pada kualitas terdiri dari ukuran internal seperti susut, jumlah,

ditolak, dan cacat per unit, dan juga ukuran eksternal rating seperti

kepuasan pelanggan atau penilaian frekuensi pemesanan ulang

pelanggan.

3. Ketepatan waktu

Ketepatan waktu menyangkut presentase pengiringan tepat waktu

atau presentase pesanan dikapalkan sesuai yang dijanjikan.

4. Cycle time

Menunjuk jumlah waktu yang diperlukan untuk maju dari satu titik

ke titik lain dalam proses.

44

5. Pemanfaatan sumber daya

Pengukuran sumber daya yang dipergunakan lawan sumber daya

tersedia untuk dipergunakan.

6. Biaya

Ukuran biaya terutama berguna apabila dilakukan kalkulasi dalam

dasar per unit. Namun, banyak perusahaan hanya mempunyai

sedikit informasi tentang biaya per unit. Pada umumnya dilakukan

kalkulasi secara menyeluruh.

d. Indikator Kinerja

Indikator kinerja menurut Tsui et al dalam Mas’ud (2004)antara lain:

a) Kualitas kerja karyawan

Kualitas adalah ketaatan dalam prosedur, disiplin dan dedikasi.

Tingkat di mana hasil aktivitas yang dikehendaki mendekati

sempurna dalam arti menyesuaikan beberapa cara ideal dari

penampilan aktivitas. Kualitas kerja diukur dari persepsi pegawai

terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan

tugas terhadap ketrampilan dan kemampuan pegawai.

b) Standar Professional

Standar professional karyawan merupakan ketaatan karyawan yang

bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja dengan

perusahaan Diana dia bekerja.

c) Kuantitas Kerja karyawan

45

Kuantitas merupakan jumlah yang dihasilkan dan dinyatakan dalam

istilah seperti jumlah unit atau jumlah siklus aktivitas yang

diselesaikan. Kuantitas yang diukur dari persepsi karyawan

terhadap jumlah aktivitas yang ditugaskan beserta hasilnya.

d) Kreativitas karyawan

Karyawan harus memiliki kreativitas untuk memberikan ide yang

berkaitan dengan tujuan organisasi.

C. Kerangka Penelitian

Terdapat beberapa fakor yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan

dalam penelitian ini penulis memilih faktor kepemimpinan, motivasi kerja,

budaya organisasi. Kepemimpinan kadangkala diarikan sebagai pelaksanaan

otoritas dan pembuatan keputusan. Ada juga yang mengartikan

kepemimpinan adalah suatu inisiatif untuk bertindak yang menghasilkan

suatu pola yang konsisten dalam rangka mencari jalan pemecahan dari suatu

persoalan bersama-sama. Sedangkan motivasi dapat timbul atas adanya

dorongan yang berasal dari dalam dirinya maupun luar. Budaya organisasi

adalah nilai nilai atau norma-norma yang dijadikan sebagai pedoman dalam

suatu lingkungan bersama yang dianut dari generasi ke generasi.

Berdasarkan penjabaran landasan teori dan penelitian terdahulu, maka

dapat disusun suatu kerangka pemikiran dalam penelitian ini yaitu variabel

bebas (independen variable) adalah kepemimpinan (X1), motivasi kerja (X2),

46

dan budaya organisasi (X3). Sedangkan untuk variabel terikat (dependen

variable) adalah kinerja karyawan (Y).

Kerangka Penelitian

H1 H4

H2

H3

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka penelitian di atas, hipotesis yang terbentuk adalah:

1. Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Bank BNI Syariah

Gaya kepemimpinan merupakan faktor eksternal yang

memungkinkan dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Gaya

kepemimpinan yang disesuaikan dengan karakteristik karyawan dan

karakteristik perusahaan, memungkinkan karyawan memiliki tingkat

kinerja yang tinggi (Marimin, 2011: 25)

Gaya kepemimpinan dalam perusahaan merupakan hal penting

dalam sebuah era organisasi modernyang menghendaki adanya

demokratisasi dalam pelaksanaan kerja dan kepemimpinan perusahaan.

Kepemimpinan

(X1)

Motivasi Kerja (X2)

Budaya Organisasi

(X3)

Kinerja Karyawan

(Y)

47

Gaya kepemimpinan adalah suatu seni mengerahkan segala sumber daya

yang dimiliki dalam upaya mencapai tujuan dengan setrategi yang

disesuaikan dengan kondisi lingkungan. Akibat yang mungkin timbul

dari adanya gaya kepemimpinan yang buruk adalah penurunan kinerja

karyawan yang akan membawa dampak kepada penurunan kinerja total

perusahaan (Baihaqi, 2010: 54).

Hal tersebut sesuai dengan penelitian Mawei, Nelwan, Uhing

(2014) dalam jurnalnya yang berjudul “Kepemimpinan, Penempatan

kerja dan Kompensasi Pengaruhnya terhadap Kepuasan Kerja pada PT.

Bank BNI (Persero), Tbk. Kantor Cabang Utama (KCU) Manado”

menunjukkan kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan

kerja PT. Bank BNI (Persero), Tbk. KCU Manado. Sampel yang

digunakan penelitian ini sejumlah 68 responden. Variabel-variabel yang

digunakan adalah kepemimpinan ( ) penempatan kerja ( ) kompensasi

( ) dan kepuasan kerja ( .

Hasil penelitian Sulastri (2015) yang berjudul “Pengaruh

Kompensasi, Kepemimpinan, dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja

KaryawanPada KPP Pratama Sukoharjo” menunjukkan bahwa

kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

Sampel yang diambil dalam penelitian ini sejumlah 50. Variabel yang

digunakan adalah kompensasi ) kepemimpinan ( ) lingkungan kerja

( dan kinerja karyawan (y).

48

Hasil penelitian Rahadian (2016) dalam jurnal yang berjudul

“Pengaruh Kompensasi, Kepuasan Kerja, Motivasi kerja dan gaya

kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan pada UMKM di desa Wisata

Bodung Gudungkidul Yogyakarta” menunjukkan bahwa gaya

kepemimpinan mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja karyawan

pada UMKM di desa Wisata Bodung Gudungkidul Yogyakarta.

Penelitian ini dilakukan pada 119 Responden. Variabel yang digunakan

adalah kompensasi ( kepuasan kerja ( ) motivasi kerja ( ) gaya

kepemimpinan ( ) dan kinerja karyawan (y).

H1: Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja

karyawan di Bank BNI Syariah KC Surakarta.

2. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Bank BNI Syariah

Menurut Robbins (2011:97) motivasi merupakan keinginan untuk

melakukan sesuatu dan menentukan kemampuan bertindak untuk

memuaskan kebutuhan individu. Dengan segala kebutuhan tersebut,

seseorang dituntut untuk bekerja lebih giat dan aktif dalam bekerja, karena

dengan seseorang memiliki motivasi yang tinggi dalam melakukan

pekerjaannya maka kinerja seseorang didalam perusahaan akan meningkat

dan target perusahaan dapat tercapai.

Hakim (2006:167) menyebutkan salah satu faktor yang mempengaruhi

kinerja karyawan yaitu faktor motivasi, dimana motivasi merupakan

kondisi yang menggerakan seseorang berusaha untuk mencapai tujuan atau

mencapai hasil yang diinginkan. Terbentuknya motivasi yang kuat, maka

49

akan dapat membuahkan hasil atau kinerja yang baik sekaligus berkualitas

dari pekerjaan yang dilaksanakannya. Hal ini berarti bahwa setiap

peningkatan motivasi yang dimiliki oleh karyawan dalam melaksanakan

pekerjaannya akan memberikan peningkatan terhadap kinerjanya.

Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Wijaya dan Andreani

(2015) dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh Motivasi dan Kompensasi

terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Sinar Jaya Abadi Bersama”

menunjukkan bahwa motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan pada PT. Sinar Jaya Abadi Bersama. Penelitian ini

dilakukan pada 39 responden. Variabel yang digunakan adalah motivasi

( kompensasi ( dan kinerja karyawan ( .

Hasil penelitian Linda, Megawati, Japriska(2014) dalam jurnalnya

yang berjudul “Analisis Pengaruh Beban Kerja, Lingkungan Kerja dan

Motivasi terhadap Kinerja Pegawai Badan Kepegawaian Daerah

Kabupaten Pesisir Selatan dengan menggunakan n Partial Least Square

(PLS)” menunjukkan bahwa motivasi memiliki pengaruh cukup kuat dan

signifikan terhadap kinerja pegawai Badan Kepegawaian Daerah

Kabupaten Pesisir Selatan. Penelitian ini dilakukan oleh 42 responden.

Variabel yang digunakan adalah beban kerja ( lingkungan kerja (

motivasi ( dan kinerja pegawai (y).

Hasil penelitian Ramadhani (2016) yang berjudul “Pengaruh Budaya

Organisasi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Sales Marketing PT. Inti

Bharu Mas Lampung” menunjukkan bahwa motivasi kerja berpengaruh

50

positif dan signifikan terhadap kinerja sales marketing PT. Inti Bharu Mas

Lampung. Penelitian ini dilakukan oleh 50 responden. Variabel yang

digunakan adalah budaya organisasi ( motivasi kerja ( dan kinerja

karyawan ( .

H2: Motivasi Kerja Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap

Kinerja karyawan di Bank BNI Syariah KC Surakarta.

3. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Bank BNI

Syariah

Karyawan secara konstan dikelilingi oleh budaya organisasi,

budaya organisasi membentuk latar belakang yang berkaitan dengan

lingkungan, kondisi kerja, sikap, perilaku, serta persepsi karyawan pada

organisasi tempat mereka bekerja. Behavior atau perilaku merupakan

bagian dari budaya yang berkaitan dengan kinrja sebab dengan

berperilaku seseorang akan dapat memperoleh yang ia kehendaki dan

yang ia harapkan (Prihayanto, 2012: 42).

Pada organisasi yang memiliki budaya yang kuat, pegawai

cenderung mengikuti arah yang ditentukan. Budaya organisasi yang

lemah cenderung mengakibatkan pegawai tidak memiliki kiblat yang

jelas sehingga memilih berjalan sendiri-sendiri. Akibatnya, kinerja

organisasi menjadi tidak optimal. Budaya yang kuat dapat membantu

kinerja organisasi karena menciptakan motivasi yang luar biasa pada diri

pegawai. Perilaku dan nilai bersama yang dianut bersama membuat

seseorang merasa nyaman dalam bekerja (Tjahjadi dalam Tolkah, 2009).

51

Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Zahriah (2015) yang berjudul “Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap

Kinerja Karyawan Pada PT. PLN (Persesro) Distribusi Jawa Timur Area

Malang” menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. PLN (Persesro) Distribusi

Jawa Timur Area Malang. Penelitian ini dilakukan oleh 72 responden.

Variabel yang digunakan adalah budaya organisasi ( dan kinerja

karyawan ( .

Hasil penelitian Chandra (2013) yang berjudul “Pengaruh Budaya

Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Ketahanan Pangan Dan

Penyuluhan Kabupaten Kutai Barat” menunjukkan bahwa budaya

organisasi mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap

kinerja pegawai kantor ketahanan pangan dan penyuluhan kabupaten

kutai barat. Penelitian ini dilakukan oleh 26 Responden. Variabel yang

digunakan adalah budaya organisasi ( dan kinerja karyawan ( .

Hasil penelitian Siti (2014) yang berjudul “pengaruh

kepemimpinan, budaya organisasi, motivasi, lingkungan kerja, disiplin

kerja, dan kompensasi terhadap kinerja karyawan pada LKMS BMT

Jaringan Muamalat Center Indonesia Wilayah DIY” menunjukkan bahwa

budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan LKMS BMT

Jaringan Muamalat Center Indonesia DIY. Penelitian ini dilakukan oleh

61 responden. Variabel yang digunakan adalah kepemimpinan ( ,

52

budaya organisasi ( , motivasi ( , lingkungan kerja( , disiplin

kerja ( , Kompensasi ( , dan kinerja karyawan ( .

H3: Budaya Organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan di Bank BNI Syariah KC Surakarta

4. Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi Kerja dan Budaya Organisasi terhadap

kinerja Karyawan Bank BNI Syariah

Fungsi kepemimpinan, motivasi dan budaya organisasi dalam

usaha bisnis merupakan elemen yang sangat penting dalam pengelolaan

sumber daya manusia. Selain memberikan pengarahan, juga memberikan

motivasi dalam upaya meningkatkan kinerja karyawan. Untuk

mengembangkan kemajuan dan perkembangan kinerja karyawan, sangat

tergantung kepada sumber daya manusia sebagai pengelola langsung.

Oleh sebab itu kepemimpinan mempunyai peran besar dalam

meningkatkan kinerja karyawan. Sikap dan gaya serta perilaku

kepemimpinan seorang pemimpinan sangat besar pengaruhnya budaya

organisasi yang dipimpin bahkan sangat berpengaruh terhadap kinerja

karyawan dalam organisasi tersebut (Marimin, 2011: 25).

Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Siti (2014) yang

berjudul “Pengaruh Kepemimpinan, Budaya Organisasi, Motivasi,

Lingkungan Kerja, Disiplin Kerja, Dan Kompensasi Terhadap Kinerja

Karyawan Pada LKMS BMT Jaringan Muamalat Center Indonesia

Wilayah DIY” menunjukkan bahwa kepemimpinan, motivasi kerja dan

budaya organisasi secara simultan berpengaruh terhadap kinerja

53

karyawan LKMS BMT Jaringan Muamalat Center Indonesia DIY.

Penelitian ini dilakukan oleh 61 responden. Variabel yang digunakan

adalah kepemimpinan ( , budaya organisasi ( , motivasi ( ,

lingkungan kerja( , disiplin kerja ( , Kompensasi ( , dan kinerja

karyawan ( .

H4: Kepemimpinan, Motivasi Kerja dan Budaya Organisasi Secara

Simultan Berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan di Bank BNI

Syariah KC Surakarta.

Tabel 2.2

Hipotesis Penelitian

H1 Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja

karyawan di Bank BNI Syariah KC Surakarta

H2 Motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan diBank BNI Syariah KC Surakarta

H3 Budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan di Bank BNI Syariah KC Surakarta

H4 Kepemimpinan, Motivasi Kerja dan Budaya Organisasi Secara

Simultan Berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan di Bank

BNI Syariah KC Surakarta.

54

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis data penelitian menggunakan data primer yaitu data yang diperoleh

dari hasil penelitian langsung secara empiris yang dilakukan oleh peneliti

langsung atau yang terlibat langsung dengan menggunakan teknik

pengumpulan data tertentu. Sumber data primer adalah sumber data yang

langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2009). Data

primer pada penelitian ini adalah data hasil jawaban responden pada

kuesioner penelitian.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Pelaksanaan pencarian data dalam skripsi ini dilakukan di Bank BNI

Syariah KC Surakarta yang berlokasi Jl. Brigjen Slamet Riyadi No. 318

Surakarta, pada bulan desember 2017

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah seluruh kumpulan (orang, kejadian, produk) yang

dapat digunakan untuk membuat beberapa kesimpulan, populasi bias

disebut sebagai totalitas subjek penelitian (Wijaya 2013:27). Populasi

55

penelitian ini adalah karyawan Bank BNI Syariah KC Surakarta yang

berjumlah 55 karyawan.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah objek atau subjek penelitian yang dipilih guna

mewakili keseluruhan dari populasi (Bawono, 2006). Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan sampel jenuh karena sampel yang digunakan adalah

seluruh karyawan di Bank BNI Syariah KC Surakarta yang merupakan

populasi. Dimana jumlah karyawannya 55 orang.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah

dengan metode angket atau kuesioner. Angket adalah teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket merupakan

teknik pengumpulan data yang efisien jika peneliti tahu dengan pasti variabel

yang akan diukur dan tahu pada yang tidak bias diharapkan dari responden.

Angket sebagai teknik pengumpulan data sangat cocok untuk mengumpulkan

data dalam jumlah besar (Sugiyono, 2009).

E. Skala Pengukuran

Skala merupakan prosedur pemberian angka-angka atau simbol lain

kepada jumlah ciri dari suatu objek. Sedangkan pengukuran adalah prosescara

pembuatan mengukur yaitu suatu proses sistematik dalam menilai dan

56

membedakan sesuatu objek yang diukur atau pemberian angka terhadap objek

atau fenomena menurut aturan tertentu. Jadi skala pengukuran adalah

seperangkat aturan yang diperlukan untuk mengkuantitatifkan data dari

pengukuran suatu variabel.

Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah kepemimpinan,

motivasi kerja dan budaya organisasi sebagai variabel bebas (Independent

variabel). Sedangkan kinerja karyawan sebagai variabel terikat (dependent

variabel). Variabel tersebut diukur mengunakan skala pengukuran continuous

Ranting Scale, yang terdiri dari angka 0 sampai 10 seperti tabel dibawah ini:

Tabel 3.1

Skala Pengukuran

Pembobotan ini untuk jawaban responden terhadap kuesioner

Sangat tidak setuju Sangat setuju

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

F. Definisi Konsep dan Operasional

Definisi Operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan

bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dengan kata lain definisi

operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya

mengukur suatu variabel.

1. Variabel bebas (x) dengan indikator:

a. Kepemimpinan (X1) meliputi:

1. Telling

2. Selling

57

3. Participating

4. delegating

b.Motivasi Kerja (X2) meliputi:

1. Fisiologi

2. Keamanan

3. Sosial

4. Penghargaan

5. Aktualisasi diri

c. Budaya Organisasi (X3) meliputi:

1. Perlibatan

2. Konsistensi

3. Adaptabilitas

4. Misi

2. Variabel terikat (Y) dengan indikator:

Kinerja Karyawan (Y) meliputi:

1. Kualitas kerja karyawan

2. Standar professional

3. Kuantitas kerja karyawan

4. Kreativitas karyawan

58

G. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat pengumpul data berupa

angket kuesioner dengan penilai Continuous Rating Scale. Kuesioner tersebut

terdiri dari lima bagian, yaitu:

1. Bagian pertama berisi tentang data responden yang meliputi nama, jenis

kelamin, umur, pendidikan terakhir.

2. Bagian kedua, ketiga, keempat dan kelima berisi tentang pertanyaan-

pertanyaan dengan kerangka sebagai berikut:

Indikator yang digunakan dalam penelitian variabel kepemimpinan,

motivasi kerja, dan budaya organisasi adalah:

Tabel 3.2

Instrumen Penelitian

Variabel Penelitian Definisi Indikator

Kepemimpinan (X1) George R. Terry

dalam Soekarno,

1980) menyatakan

kepemimpinan

adalah keseluruhan

aktivitas atau

tindakan untuk

mempengaruhi

serta menggiatkan

orang dalam usaha

1. Telling

2. Selling

3. Participating

4. Delegating

(Kismono, 2001)

59

bersama untuk

mencapai tujuan.

Motivasi Kerja (X2) (Robbins, 2006)

mengatakan bahwa

motivasi adalah

proses yang

berperan pada

intensitas, arah, dan

lamanya

berlangsung upaya

individu kearah

pencapaian sasaran.

1. Fisiologi

2. Keamanan

3. Sosial

4. Penghargaan

5. Aktualisasi diri

(Maslow dalam

Robbins, 2006).

Budaya Organisasi

(X3)

Budaya merupakan

pola kegiatan

manusia yang

secara sistematis

diturunkan dari

generasi ke generasi

melalui berbagai

proses pembelajaran

untuk menciptakan

cara hidup tertentu

yang paling cocok

1. Pelibatan

2. Konsistensi

3. Adaptabilitas

4. Misi

(Denison & Misra

dalam Mansur, 2009)

60

dengan

lingkungannya

(Wibowo, 2010)

Kinerja Karyawan

(Y)

Kinerja adalah

tentang apa yang

dikerjakan dan

bagaimana cara

mengerjakan

(Wibowo, 2007)

1. Kualitas kerja

karyawan

2. Standar professional

3. Kuantitas kerja

karyawan

4. Kreativitas karyawan

(Tsui et al (1997) dalam

Mas’ud (2004))

H. Uji Instrumen Penelitian

Analisis data yang dilakukan (Bawono,2006) adalah analisis data

kuantitatif, dilakukan dengan beberapa langkah antara lain:

1. Uji Instrument

Pengujian instrumen dilakukan untuk menguji instrumen penelitan

agar dapat menghasilkan penelitian yang akurat, macam pengujian

instrumen tersebut adalah (Bawono, 2006):

a. Uji Validitas

Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

suatu kuesioner, suatu kuesioner dinyatakan valid ketika pertanyaan

pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan

diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali: 2013).

61

Uji Validitas digunakan untuk mengungkapkan apakah pertanyaan

pada kuesioner tersebut sahih atau tidak. Dengan kata lain jika

dicontohkan mengenai data kerukunan umat beragama, maka responden

ketika diberi empat pertanyaan tersebut bisa secara tepat

mengungkapkan tingkat kerukunan umat beragama. Tingkat validitas

dapat diukur dengan melihat pada kolom atau baris total score

(Toleransi), kalau pada kolom atau baris tersebut masing-masing total

butir pertanyaan menghasilkan tanda bintang, berarti itu signifikan

(Bawono, 2006).

Apabila berbintang satu, itu berarti signifikan pada level 5% (0,05).

Apabila berbintang dua, itu berarti signifikan pada level 1% (0,01).

b. Uji Reabilitas

Uji Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal ketika jawaban responden terhadap

pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu, sehingga

semakin tinggi tingkat reabilitas suatu alat pengukur maka semakin

stabil pula alat pengukur tersebut (Ghozali: 2013).

Dalam SPSS diberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan

uji Cronboach Alpha (α), suatu konstruk atau variabel dikatakan

reliabel jika memberikan nilai Cronboach Alpha (α) > 0,60 (Ghozali :

2013).

2. Uji Asumsi Klasik

62

Model regresi berganda (multiple regresion) dapat disebut sebagai

model yang baik jika model tersebut memenuhi Kriteria BLUE (Best

Linier Estimator). BLUE dapat di capai bila memenuhi Asumsi Klasik

(Bawono, 2006).

a. Uji Multicolinearity

Uji Multicolinearity bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara

variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi,

maka variabel-variabel ini ortogonal. Variabel ortogonal adalah

variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel

independen sama dengan nol (Ghozali, 2013).

Sedangkan menurut Bawono (2006) uji Multicolinearity

digunakan untuk mengetahui ada tidaknya situasi di mana terdapat

korelasi antara variabel-variabel bebas, jika terdapat korelasi antara

variabel bebas itulah yang disebut multicollinearity. Masalah

multicollinearity yang serius dapat berakibat berubahnya tanda

parameter estimasi.

Uji Multicolinearity dengan metode VIF dapat dilakukan dengan

cara melihat nilai VIF untuk masing masing variabel lebih besar dari

5 atau tidak. Bila nilai VIF lebih besar dari 5 maka di indikasikan

model tersebut memiliki gejala Multikolinearitas (Bawono, 2006).

b. Uji Heteroscedasticity

63

Uji Heteroscedasticity bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Ketika variance dari residual

satu pengamatan ke pengamatan yang lain berbeda, inilah yang

disebut heteoscedasticity (Ghozali, 2013).

Heteroscedasticity terjadi apabila varian dari variabel

pengganggu tidak sama untuk semua observasi, akibat yang timbul

apabila terjadi Heteroscedastocity adalah penaksiran tidak bias tetapi

tidak efisien lagi baik dalam sampel besar maupun sampel kecil.

Serta uji t-test dan uji F-test akan menyebabkan kesimpulan yang

salah (Bawono, 2006).

Dalam uji heteroscedasticity menggunakan metode White dapat

dilakukan dengan melihat apakah nilai X² hitung < X² tabel atau

tidak, apabila nilai X² hitung < X² tabel maka dalam model

persamaan tidak terdapat gejala heteroscedasticity. Sedangkan

apabila nilai X² hitung > X² tabel maka dalam persamaan terdapat

gejala heteroscadasticity (Bawono, 2006).

c. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti

diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual

mengikuti distribusi normal, kalau asumsi ini dilanggar maka uji

statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil, model regresi

64

yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal

(Ghozali, 2013).

Sedangkan menurut Bawono (2006) uji Normalitas digunakan

untuk menguji apakah dalam model regresi kita, data variabel

dependen dan independen yang kita pakai apakah berdistribusi normal

atau tidak. Sebuah data penelitian yang baik adalah yang datanya

berdistribusi normal.

Uji normalitas dapat dilakukan dengan analisis grafik yaitu

dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data

observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal

(Ghozali, 2013).

Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal,

dan ploting data residual akan di bandingkan dengan garis

diagonalmya. Jika data distribusi normal, maka garis yang

menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya

(Ghozali, 2013).

d. Deskriptif statistik

Deskriptif statistik memberikan gambaran atau deskriptif suatu

data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean).

3. Uji Regresi berganda

Uji regresi berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari

variabel independen terhadap variabel dependen. Uji regeresi berganda

65

digunakan untuk menganalisa nilai variabel dependen (Y) dengan variabel

independen yang lebih dari satu (Bawono, 2006).

Persamaan regresi berganda dapat berupa sebagai berikut:

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ε

Dimana:

Y = Kinerja karyawan

β0 = Konstanta

β1,2,3 = Koefisien variable X1,2,3

X1 = Kepemimpinan

X2 = Motivasi kerja

X3 = Budaya organisasi

ε = Prediction error

a) Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelas atau independen secara individual dalam

menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013), pengujian ini

bertujuan untuk menguji apakah variabel bebas (kepemimpinan,

motivasi kerja dan budaya organisasi) terhadap variabel terikat

(kinerja karyawan) berpengaruh parsial atau terpisah. Untuk melihat

apakah pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen

dapat diketahui dengan melihat probabilitas signifikasi (Ghozali,

2013). Apabila angka probabilitas signifikasi > 0,05 artinya variabel

independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen secara

parsial.

66

Apabila angka probabilitas signifikasi < 0,05 maka variabel

independen berpengaruh terhadap variabel dependen secara parsial.

b) Uji F

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel

independen yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013).

Hasil dari uji F dapat diketahui dengan cara melihat angka probabilitas

signifikan (Ghozali, 2013), yaitu:

Apabila angka probabilitas signifikasi > 0,05 artinya variabel

independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen secara

bersama-sama.

Apabila angka probabilitas signifikasi < 0,05 maka variabel

independen berpengaruh terhadap variabel dependen secara bersama-

sama.

c) Uji R² (koefisien determinasi)

Uji R² dilakukan untuk mengetahui kemampuan variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat

terbatas. Koefisien ini menunjukan seberapa besar variasi total pada

variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel bebasnya dalam

model regresi tersebut, nilai koefisien determinasi adalah anatar 0

sampai 1, nilai determinasi yang mendekati 1 menunjukan variabel

dalam model tersebut dapat mewakili permasalahan yang diteliti

karena dapat menjelaskan variasi yang terjadi pada variabel

67

dependennya. Nilai R² sama dengan atau mendekati 0 menunjukan

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi

variabel dependen amat terbatas (Ghozali, 2013).

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah

bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam

model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R² pasti

meningkat tidak perduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel independen. Oleh karena itu banyak

peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R² pada saat

mengevaluasi mana model regresi terbaik, tidak seperti R² dapat naik

atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam

model (Ghozali, 2013).

I. Alat Analisis

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

program data SPSS 16 (Statistical Product and Service Soluion), data yang

diperoleh merupakan data kuantitatif dimana data tersebut dinyatakan dalam

bentuk angka, maka akan lebih mudah diaplikasikan kedalam SPSS. Data

penelitian dari program SPSS tersebut akan didapatkan output berupa hasil

pengolahan data, dari data tersebut diinterprestasikan dan akan dilakukan

analisis terhadapnya. Telah dilakukan analisis barulah kemudian diambil

sebuah kesimpulan sebagai hasil dari penelitian.

68

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Deskripsi Obyek Penelitian

Objek penelitian ini adalah Bank BNI Syariah KC Surakarta dengan

responden adalah karyawan Bank BNI Syariah KC Surakarta. Karakteristik

dari penelitian ini (responden) adalah sebagai berikut:

a. Jenis Kelamin Responden

Responden yang terpilih dikelompokan berdasarkan jenis kelamin

dalam dua kelompok yaitu laki-laki dan perepuan. Untuk mengetahui

proporsi jenis kelamin dengan jelas dapat di lihat pada tabel 4.1 di bawah

ini:

Tabel 4.1

Jenis Kelamin Responden

Jenis_Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Laki-laki 37 67.3 67.3 67.3

Perempuan 18 32.7 32.7 100.0

Total 55 100.0 100.0

Sumber: data primer yang diolah, 2018

Tabel 4.1 dapat di ketahui bahwa responden karyawan Bank BNI

Syariah KC Surakarta berdasarkan jenis kelaminnya adalah sebanyak 37

orang laki-laki, sedangkan jumlah karyawan perempuan sebanyak 18

69

orang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa responden (karyawan) yang

paling dominan pada Bank BNI Syariah KC Surakarta adalah berjenis

kelamin laki-laki.

b. Usia Responden

Tabel 4.2

Usia Responden

Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 20th – 25th 31 56.4 56.4 56.4

26th – 35th 18 32.7 32.7 89.1

Lebih dari 36th 6 10.9 10.9 100.0

Total 55 100.0 100.0

Sumber: data primer yang diolah, 2018

Pada tabel 4.2 dapat diketahui bahwa jumlah responden karyawan

Bank BNI Syaiah KC Surakarta berdasarkan usianya adalah sebanyak 31

orang yang bersia antara 20-25 tahun, sebanyak 18 orang karyawan

berusia 26 sampai 35 tahun, dan sebanyak 6 orang karyawan yang

berusia lebih dari 36 tahun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar responden (karyawan) pada Ban BNI Syariah KC Surakarta berusia

20 sampai 25 tahun

70

c. Pendidikan Responden

Tabel 4.3

Pendidikan Terakhir

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid SLTA 7 12.7 12.7 12.7

DIPLOMA 7 12.7 12.7 25.5

SARJANA 41 74.5 74.5 100.0

Total 55 100.0 100.0

Sumber: data yang diolah, 2018

Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa responden karyawan Bank BNI

Syariah KC Surakarta berdasarkan pendidikan terakhir adalah yang

pendidikan SLTA sebanyak 7 orang, Diploma sebanyak 7 orang, dan

Sarjana sebanyak 41 rang. Ssehingga dapat disimpulkan bahwa

responden (karyawan) pada Bank BNI Syariah KC Surakarta mayoritas

adalah berpendidikan terakhir Sarjana.

B. Analisis Data

1. Uji Instrumen

a. Uji Validitas

Analisis ii digunakan untuk mengukur seberapa cermat suatu test

melakukanfungsi ukurannya atau telah benar-benar mencerminkan

variabel yang diukur. Signifikan atau tidaknya penelitian ini dapat

71

dilihat pada kolom atau baris totas score, jika pada kolom atau baris

tersebut masing-masing total butir pernyataan menghasilkan tanda

bintang, berarti data tersebut signifikan

Tabel 4.4

Hasil Uji Validitas

Variabel Item Correted item

total Correlation

Keterangan

Kepemimpinan Bt 1 .765** Valid

Bt 2 .870** Valid

Bt 3 .857** Valid

Bt 4 .900** Valid

Motivasi Kerja Bt 5 .794** Valid

Bt 6 .747** Valid

Bt 7 .804** Valid

Bt 8 .816** Valid

Bt 9 .716** Valid

Budaya

Organisasi

Bt 10 .779** Valid

Bt 11 .845** Valid

Bt 12 .806** Valid

Bt13 .632** Valid

Kinerja

Karyawan

Bt 14 .866** Valid

Bt 15 .792** Valid

Bt 16 .752** Valid

Bt 17 .690** Valid

Sumber: Data yang diolah, 2018

Dalam tabel 4.6 di atas, diketahu bahwa semua pertanyaan yang

digunakan dalam kuesioner dinyatakan valid, karena item pernyataan

dalam variabel kepemimpinan, motivasi kerja, dan budaya organisasi

72

berbintang dua yang menunjukkan signifikan pada level 1% sehingga

tidak ada item pernyataan yang dihaps dan semua item yang digunakan

pada keseluruan model pengujian.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan mengetahui sejauh mana pengukuran

data dapat memberikan hasil relatif konsisten atau tidak berbeda jika

diukur ulang pada subyek yang mana, sehingga dapat diketahui

konsisten atau keandalan alat ukur (kuesioner). Tingkat reliabilitas

instrumen menggunakan kriteria yang dikemukakan oleh Arikunto

(2002:155) sebagai berikut:

Tabel 4.5

Kriteria Reliabilitas Pernyataan Angket

Besarnya nilai r Interpelasi

Antara 0,800 sampai dengan 1,00

Antara 0,600 sampai dengan 0,800

Antara 0,400 sampai dengan 0,600

Antara 0,200 sampai dengan 0,400

Antara 0,000 sampai dengan 0,200

Tinggi

Cukup

Agak Rendah

Rendah

Sangat Rendah

(tidak berkorelasi)

Sumber: Suharsimi Arikunto, 2002

Hasil uji reliabilitas item pernyataan angket dengan bantuan SPSS

16 for windows dapat dilihat pada tabel, sebagai berikut:

73

Tabel 4.6

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cornbach’s Alpha Keterangan

Kepemimpinan 0.870 Reliabel

Motivasi kerja 0.836 Reliabel

Budaya organisasi 0.770 Reliabel

Kinerja karyawan 0.766 Reliabel

Sumber: data primer yang diolah, 2018

Dari keterangan tabel hasil uji reliabilitas di atas dapat diketahui

bahwa masing-masing variabel memiliki Cronbach Alpha ≥ 0,60

sehingga terdapat variabel yang dinyatakan cukup dan tinggi untuk

penelitian. Dengan demikian variabel kepemimpinan, motivasi kerja,

budaya organisasi dan kinerja karyawan dapat dikatakan reliabel.

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan sebelum dilakukan analisis regresi.

Suatu model analisis regresi dikatakan baik atau valid apabila tidak

terdapat gejala asumsi klasik.

a. Uji Multikolinieritas

Uji multiolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen, Model

regresi yang baik mensyaratkan tidak ada masalah multikolineritas.

Salah satu cara ntuk mendeteksi ada tidaknya multikolineritas

dengan cara melihat Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor).

Metode pengambilan keputusan yaitu semakin kecil nilai Tolerance

74

dan semakin besar nilai VIF maka semakin mendekati terjadinya

masalah multikolinieritas. Dalam kebanyakan penelitian

menyebutkan bahwa jika Tolrance lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari

10 maka tidak terjadi multikolinieritas (Priyatno,2012:61).

Tabel 4.7

Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 6.268 5.716 1.097 .278

kepemimpinan -.044 .103 -.045 -.426 .672 .929 1.077

motivasi_kerja .201 .097 .217 2.076 .043 .950 1.053

budaya_organisasi .605 .110 .594 5.481 .000 .889 1.125

a. Dependent Variable: kinerja_karyawan

Sumber: data yang diolah, 2018

Dari tabel 4.7 di atas nilai tolerance variabel kepemimpinan

(X1) = 0,929 motivasi kerja (X2) = 0,950 dan budaya organisasi (X3)

= 0,889 lebih besar dari 0,10. Sementara itu, nilai VIF variabel

kepemimpinan (X1) = 1,077, motivasi kerja (X2) = 1,053 dan budaya

organisasi (X3) = 1,125 lebih kecil dari 10,00. Sehingga dapat

disimpilkan tidak terjadi Multikolinieritas.

75

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji Hrtetoskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance residual dari satu

pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas

(Ghozali, 2013: 105). Pada penelitian ini teknik pendektisian ada atau

tidaknya heteroskedastisitas menggunakan metode park.

Tabel 4.8

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -4.482 4.189 -1.070 .294

kepemimpinan .006 .061 .018 .095 .925

motivasi_kerja .101 .064 .296 1.583 .126

budaya_organisasi .029 .081 .069 .360 .721

a. Dependent Variable: RES_3

Sumber: data primer yang diolah, 2018

Dari tabel Coefficients di atas dapat dilihat bahwa nilai

signifikansi lebih besar dari 0,05 yang artinya tidak signifikan secara

statistik, sehingga dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi

tersebut tidak terdapat gejala penyakit heteroskedastisitas.

76

c. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel depensen dan indepensen keduanya mempunyai

distribusi normal atau tidak (Bawono, 2006: 174). Berikut hasil uji

normalitas dari penelitian ini:

Gambar 4.1

Histogram Normal Plot

Sumber: data primer yang diolah, 2018

77

Gambar 4.2

Grafik Normal Plot

Sumber: data primer yang diolah, 2018

Tabel 4.9

Uji Normalitas Kolomogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 55

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 2.42603648

Most Extreme Differences Absolute .130

Positive .086

Negative -.130

Kolmogorov-Smirnov Z .962

Asymp. Sig. (2-tailed) .313

a. Test distribution is Normal.

Sumber: data primer yang diolah, 2018

78

Berdasarkan pada grafik histogram, residual data telah

menunjukkan kurva normal yang membentuk lonceng sempurna, dan

pada grafik Normal P-P Plot residual di atas juga terlihat titik-titik

menyebar disekitas garis diagonal, yang artinya data kinerja karyawan

terdistribusi dengan normal. Selain itu pada uji Kolmogrov-Smirnov

signifikan pada 0,313 > 0,05. Dengan demikian, model regresi ini

memenuhi asumsi normalitas.

d. Deskriptif Statistik

Tabel 4.10

Descriptive Statistik

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error

x11 55 6 9 7.51 .127

x12 55 6 9 7.31 .124

x13 55 6 9 7.31 .149

x14 55 6 9 7.35 .143

x21 55 6 9 7.49 .132

x22 55 6 9 7.47 .134

x23 55 6 9 7.15 .117

x24 55 6 9 7.27 .123

x25 55 6 9 7.31 .119

x31 55 5 10 7.95 .141

x32 55 4 10 8.00 .156

79

x33 55 5 10 8.13 .149

x34 55 5 10 8.04 .124

y11 55 3 10 7.38 .195

y12 55 6 9 7.89 .121

y13 55 6 10 8.18 .119

y14 55 6 10 8.31 .137

Valid N

(listwise) 55

Sumber: Data yang diolah, 2018

Berdasarkan tabel 4.10 di atas, dapat dilihat bahwa jumlah

responden ada 55, dari 55 responden ini nilai kepemimpinan terkecil

(minimum) adalah 6. Nilai maksimum kepemimpinan adalah 9 dan

untuk nilai rata-rata (mean) kepemimpinan X11 = 7.51, X12 = 7.31,

X13 = 7.31, X14 = 7.35

3. Uji Regresi Linier Berganda

Tabel 4.11

Uji Regresi Linier linier Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 6.268 5.716 1.097 .278

kepemimpinan -.044 .103 -.045 -.426 .672

motivasi_kerja .201 .097 .217 2.076 .043

budaya_organisasi .605 .110 .594 5.481 .000

a. Dependent Variable: kinerja_karyawan

Sumber: data primer yang diolah. 2018

80

Berdasarkan tabel 4.11 di atas, dapat dibuat model persamaan

regresi linier berganda sebagai berikut:

Y= 6,268 + (- 0,044 + 0,201 + 0,605 + 0,05

Arti dari model persamaan regresi linier berganda di atas adalah:

1. Konstanta 6,268 mengandung arti apabila variabel

kepemimpinan (X1), motivasi kerja (X2) dan budaya organisasi

(X3) konstan, maka kinerja karyawan (Y) sebesar 6,268

2. Kepemimpinan(x1):0,044

Koefisien regresi kepemimpinan (X1)= 0,044 mengandung arti

bahwa setiap tambahan satu point kepemimpinan (X1) akan

menurunkan kinerja karyawan (Y) 0,044.

3. Motivasi kerja (x2): 0,201

Koefisien regresi motivasi kerja (X2)= 0,201 mengandung arti

bahwa setiap tambahan satu point motivasi kerja (X2) akan

meningkatkan kinerja karyawan (Y) 0,201.

4. Budaya organisasi (x3): 0,605

Koefisien regresi budaya organisasi (X3)= 0,605 mengandung

arti bahwa setiap tambahan satu point budaya organisasi (X3)

akan meningkatkan kinerja karyawan (Y) 0,605.

a. Uji (Uji Parsial)

Tabel 4.12

Hasil Uji

Coefficientsa

81

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 6.268 5.716 1.097 .278

kepemimpinan -.044 .103 -.045 -.426 .672

motivasi_kerja .201 .097 .217 2.076 .043

budaya_organisasi .605 .110 .594 5.481 .000

a. Dependent Variable: kinerja_karyawan

Sumber: data yang diolah, 2018

Berdasarkan tabel 4.12 di atas dapat diketahui bahwa:

1) Nilai signifikansi variabel kepemimpinan (x1) adalah sebesar

0,672 lebih besar dari 0,05, artinya tidak ada pengaruh yng

signifikan antara kepemimpinan (x1) terhadap kinerja karyawan

(y).

2) Nilai signifikansi variabel motivasi kerja (x2) adalah sebesar

0,043 lebih kecil dari 0,05, artinya ada pengaruh yang signifikan

antara motivasi kerja terhadap kinerja karyawan (y).

3) Nilai signifikansi budaya organisasi (x3) adalah sebesar 0,000

lebih kecil dari 0,05, artinya ada pengaruh yang signifikan antara

budaya organisasi (x3) terhadap kinerja karyawan (y).

b. Uji F

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara

bersama-sama. Hasil perhitunan regresi secara simultan dapat dilihat

pada tabel ini

82

Tabel 4.13

Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 280.102 3 93.367 14.982 .000a

Residual 317.825 51 6.232

Total 597.927 54

a. Predictors: (Constant), budaya_organisasi, motivasi_kerja, kepemimpinan

b. Dependent Variable: kinerja_karyawan

Sumber: data yang diolah, 2018

Pada tabel di atas F hitung digunakan untuk menguji pengaruh

variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Caranya

dengan membandingkan F hitung tersebut dengan F tabel.

Jika nilai signifikan < 0,05 maka secara simultan variabel bebas

mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat dan sebaliknya.

Karena nilai sig yaitu 000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa

secara simultan variabel kepemimpinan (x1), motivasi kerja (x2), dan

budaya organisasi (x3) mempunyai pengaruh terhadap kinerja

karyawan.

c. Uji R² (Koefisien Determinasi)

Koefisien determinasi adalah besaran yang menunjukkan seberapa

jauh pengaruh variabel bebas dalam menerangkan variabel berikutnya. Nilai

83

koefisien determinasi ditentukan dengan nilai R square (R²) yang dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.14

Koefisien Determinasi (R²)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 .684a .468 .437 2.49637 1.996

a. Predictors: (Constant), budaya_organisasi, motivasi_kerja, kepemimpinan

b. Dependent Variable: kinerja_karyawan

Tabel Model Summary di atas menerangkan besarnya koefisien

determinasi (R²) yaitu 0,468 atau 46,8%, artinya bahwa 46,8% variasi

variabel kinerja karyawan Bank BNI Syariah KC Surakarta dapat dijelaskan

oleh variabel kepemimpinan, motivasi kerja, dan budaya organisasi,

sedangkan 53,2% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak disertakan dalam

penelitian ini.

C. Hasil Uji Hipotesis

Pembahasan ini dilakukan untuk menganalisis hasil pengaruh

kepemimpinan, motivasi kerja, dan budaya organisasi di Bank BN Syariah

KC Surakarta. Penjelasan mengenai pengujian hipotesis akan diuraikan

sebagai barikut:

1. Pengaruh Kepemimpinan (X1) terhadap Kinerja Karyawan (Y)

Dalam penelitian ini, kepemimpinan (X1) berpengaruh negatif dan

tidak signifikan terhadap kinerja karyawan (Y) karena nilai signifikansi

84

sebesar 0,672 dimana nilai signifikansi lebih besar dari nilai alfa 0,05.

Dapat dilihat dari data descriptive statistik bahwa nilai rata-rata

kepemimpinan berada pada cukup. Yang artinya bahwa responden menilai

faktor kepemimpinan kurang mempengaruhi kinerja karyawan.

Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Mawei, Nelwan, Uhing (2014) Hasilnya kepemimpinan

berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja PT. Bank BNI (Persero),

Tbk. KCU Manado, selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Sulastri

(2015) hasilnya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja

karyawan.

H1 ditolak: Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja

karyawan

2. Pengaruh motivasi kerja (X2) terhadap kinerja karyawan (Y)

Dalam penelitian ini, motivasi kerja (X1) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja karyawan (Y) karena nilai signifikansi sebesar

0,043 dimana nilai signifikansi lebih kecil dari nilai alfa 0,05.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Wijaya dan Andreani, (2015) dalam penelitiannya motivasi kerja

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Selanjutnya

penelitian yang dilakukan oleh Linda, Megawati, Japriska, (2014) dalam

penelitiannya motivasi memiliki pengaruh cukup kuat dan signifikan

terhadap kinerja karyawan. Hal ini berarti semakin tinggi motivasi kerja

maka semakin tinggi pula kinerja karyawan

85

H2 diterima:Motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan

3. Pengaruh budaya organisasi (X3) terhadap kinerja karyawan (Y)

Dalam penelitian ini, budaya organisasi (X3) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja karyawan (Y), karena nilai signifikansi sebesar

0,000 dimana nilai signifikansi lebih kecil dari nilai alfa 0,05.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Chandra (2013) di dalam penelitiannya budaya organisasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, selanjutnya

Siti (2014) didalam penelitiannya budaya organisasi berpengaruh terhadap

kinerja karyawan. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi budaya organisasi

maka semakin tinggi pula kinerja karyawan.

H3 diterima : Budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan

4. Pengaruh kepemimpinan (X1), motivasi kerja (X2), dan budaya organisasi

(X3) secara simultan terhadap kinerja karyawan (Y)

Dalam penelitian ini, kepemimpinan (X1), motivasi kerja (X2), dan

budaya organisasi (X3) secara simultan berpengaruh terhadap kinerja

karyawan (Y), dapat dilihat dari F hitung > F tabel, yaitu 14,982 > 2,79

dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa secara

simultan variabel kepemimpinan (x1), motivasi kerja (x2), dan budaya

organisasi (x3) mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan.

86

Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Siti (2014) yang menunjukkan bahwa kepemimpinan, motivasi kerja

dan budaya organisasi secara simultan berpengaruh terhadap kinerja

karyawan LKMS BMT Jaringan Muamalat Center Indonesia DIY. Hal ini

berarti bahwa kepemimpinan, motivasi kerja, dan budaya organisasi dapat

mempengaruhi kinerja karyawan.

H4 diterima : Kepemimpinan, motivasi kerja dan budaya organisasi

secara simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan

Tabel 4.15

Hasil Penelitian

H1 Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap

kinerja karyawan di Bank BNI Syariah KC Surakarta

Ditolak

H2 Motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan di Bank BNI Syariah KC

Surakarta

Diterima

H3 Budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan di Bank BNI Syariah KC

Surakarta

Diterima

87

H4 Kepemimpinan, motivasi kerja dan budaya

organisasi secara simultan berpengaruh terhadap

kinerja karyawandi Bank BNI Syariah KC Surakarta

Diterima

88

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai

analisis pengaruh kepemimpinan, motivasi kerja dan budaya organisasi

terhadap kinerja karyawan. Maka kesimpulan yang dapat ditarik adalah

sebagai berikut:

1. Kepemimpinan memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap kinerja karyawan Bank BNI Syariah KC Surakarta.

2. Motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan di Bank BNI Syariah KC Surakarta

3. Budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan di Bank BNI Syariah KC Surakarta

4. Kepemimpinan, motivasi kerja dan budaya organisasi secara

simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawandi Bank BNI

Syariah KC Surakarta.

B. SARAN

1. Saran untuk Peneliti Selanjutnya

Dengan telah selesainya penelitian ini diharapkan penelitian

selanjutnya dapat menggunakan model penelitian yang berbeda dan

89

pada objek yang berbeda, karena penelitian tentang kinerja karyawan

sudah cukup banyak diteliti.

2. Bagi Bank BNI Syariah KC Surakarta

Diharapkan perusahaan memperhatikan apa yang menjadi

kebutuhan dan keinginan para karyawannya dalam hal menunjang

pencapaian hasil kinerja yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Anoraga, Pandji, 2008, Manajemen Bisnis, Cetakan Ketiga, Jakara: Renika Cipta.

Bawono, Anton.2006.”Multivariate Analysis Dengan SPSS”. Salatiga: STAIN

Salatiga Press.

Boone, Louis E. dan Kurtz, David L. 2002. Pengantar Bisnis Jilid 1. Jakarta:

Erlangga.

Dessler, Gary.1995. Manajemen Personalia Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Dubrin, Andrew J. 2005. Leadership: The Complete Ideal’s Guide. Jakarta:

Prenada Media

Ernawan, Erni R.2011.”Organizational Culture Budaya Organisasi Dalam

Perspektif Ekonomi Dan Bisnis”.Bandung:Alfabeta.

Erni TrisKurniawan, Sule dan Saefullah, 2005. Pengantar Manajemen,

Jakarta. Prenada Media Jakarta.

Gibson, James L., John M. Ivancevich dan James H. Donnelly, Jr. 1996.

Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses, (Alih Bahasa Nunuk Adiarni).

Jakarta: Penerbit Binarupa Aksara.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Mulivariate Dengan Program IBM SPSS

16. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Handoko, Hani. 2004. “Manajemen Personalia dan Sumber

DayaManusia”.BPFE:Yogyakarta.

Hasibuan, Malayu S.P. 2008. Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan

Produktivitas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hofstede, Geert, Michael Harris Bond, and Chung-Leung Luk. 1993. Iindividual

Perceptions of Organizational Cultures: A Methodological Treatise on

levels of Analysis. Organization Studies.

Kismono, Gugup.2001.”Bisnis Pengantar”.Yogyakarta:BPFE.

Luthans, Fred. 1998. Organization Behavior. International Edition, Sixth Edition.

Singapore: Mc Graw-Hill.

2

Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2000. Manajemen Sumberdaya Manusia

Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Muchlas, Makmuri. 2008.”Perilaku Organisasi”.Gadjah Mada Press,Yogyakarta.

Robbins, Stephen P. (2003). Perilaku Organisasi. Jakarta: PT.Indeks Kelompok

GRAMEDIA.

Robbins, Stephen. P. (2006). Perilaku organisasi, edisi Bahasa Indonesia. Klaten:

PT INTAN SEJATI.

Sharplin. A. 1995. Strategic Management. New York: McGraw-Hill.

Siswanto dan Sucipto.2008.”Teori & Perilaku Organisasi”.Malang: UIN-Malang

Press.

Soekarno.1980.”Dasar-Dasar Manajemen”. Jakarta: Miswar.

Sofyadi dan Iwa.2007.”Perilaku Organisasi”. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Stoner, James A.F. 1996. Manajemen. Jakarta: Erlangga.

Sugiyono, 2010, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R dan D.

Penerbit Alfabeta. Bandung

Sumaatmadja, Nursid. (2000). Manusia dalam konteks Sosial, Budaya, dan.

Lingkungan Hidup. Bandung: Alfabeta.

Sutikno, M. Sobry.2014.”Pemimpin Dan Kepemimpinan”. Lombok:Holistica

Thoha, Miftah. 2010. “Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan

Aplikasinya”.Bandung: PT Raja Grafindo Persada.

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1998, Kamus Besar Bahasa

Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka.

Wibowo.2007.”Manajemen Kinerja”.Jakarta: PT Raja Grafindo

Wibowo. 2010.”Budaya Organisasi”.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada

Yukl, Gary, 2011, Leadership in Organization, 10th

Edition, Prentice-Hall Inc,

Englewood Cliffs, New Jersey.

Skripsi :

Andini, Alfath.2014.”Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja Dan Etika

Kerja Islami Terhadap Kinerja Karyawan BMT Tumang”.Skripsi.Jurusan

3

Syariah Dan Ekonomi Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

Salatiga.

Baihaqi, Muhammad Fauzan.2010.”Pengaryh Gaya Kepemimpinan Terhadap

Kepuasan Kerja Dan Kinerja Dwngan Komitmen Organisasi Sebagai

Variabel Intervening (Studi Pada PT.Yudhistira Ghalia Indonesia

Yogyakarta)”.Skripsi.Fakultas Ekonomi.Universitas Diponegoro.

Haq, Hanifah Muhibbatul .2015. “Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan,

Etos Kerja Islam, Disiplin Kerja, Lingkungan Kerja, Motivasi,

Kompensasi, Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Terhadap

Kinerja Karyawan”. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta.

Saputra, Dhany Bagus.2014.”Pengaruh Budaya Organisasi Dan Motivasi

Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Hotel Plaza

Semarang)”.Skripsi.Fakultas Ekonomi Dan Bisnis.Universitas Diponegoro

Semarang.

Siti, Mahmudah. 2014. “Pengaruh Kepemimpinan, Budaya Organisasi, Motivasi,

Lingkungan Kerja, Disiplin Kerja, Dan Kompensasi Terhadap Kinerja

Karyawan Pada LKMS BMT Jaringan Muamalat Center Indonesia

Wilayah DIY”. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta”.

Sulastri, Eni. 2015. “Pengaruh Kompensasi,Kepemimpinan, Dan Lingkungan

Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada KPP Pratama Sukoharjo”.

Skripsi.Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Surakarta (http://eprint.ums.ac.id/, diakses 7 September 2017)

Prihayanto, Susandi.2009.”Analisis Pengaruh Budaya Organisasi Dan Motivasi

Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk,

Regional IV Jawa Tengah-Daerah Istimewa Yogyakarta”.Skripsi.Fakultas

Ekonomi Dan Bisnis.Universitas Diponegoro Semarang.

Tesis :

Mansur A. Tolkah.2009.”Analisis Pengaruh Budaya Organisasi Dan Rotasi

Pekerjaan Terhadap Motivasi Kerja Untuk Meningkatkan Kinerja Pegawai

Ditjen Pajak”.Tesis.Program Studi Magister Manajemen. Universitas

Diponegoro Semarang.

Wijayanti, Dwi Wahyu. 2012. “Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Kerja

terhadap Kinerja Karyawan”. Thesis.Universitas Negeri Semarang

(http://lib.unnes.ac.id/, diakses pada 23 Oktober 2017).

4

Jurnal :

Chandra, Addy Leo. 2013. “Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja

Pegawai Kantor Ketahanan Pangan Dan Penyuluhan Kabupaten Kutai

Barat”. eJournal Administrasi Negara. Vol. 1 No. 3.

Hakim, Abdul. 2006. Analisis Pengaruh Motivasi, Komitmen Organisasi Dan

Iklim Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Perhubungan Dan

Telekomunikasi Provinsi Jawa Tengah. JRBI. Vol 2. No 2. Hal:165-180.

Inaray, Jelita Caroline, Olivia S. Nelwan, Viktol P.K. Lengkong.2016. “Pengaruh

Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT.

Amanah Finance Di Manado”. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, Vol. 16

No. 02 (http://ejournal.unsrat.ac.id/, diakses 03 September 2017).

Linda, Muthia Roza, Megawati, Yusri Japriska. 2014.“Analisis Pengaruh Beban

Kerja,Lingkungan Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Badan

Kepegawaian DaerahKabupaten Pesisir Selatan dengan Menggunakan

Partial Least Square (PLS)”.JurnalKajian Manajemen Bisnis Vol. 3 No.

1. Fakultas Ekonomi UniversitasNegeri Padang dan Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Perdagangan.

MaweiAprilia Christy, NelwanOlivia, UhingYantje. 2014. “Kepemimpinan,

PenempatanKerja dan Kompensasi Pengaruhnya Terhadap Kepuasan

Kerja Pada PT. Bank BNI(Persero), Tbk. KCU Manado, Jurnal EMBA

Vol.2 No.2, FakultasEkonomi Dan Bisnis, Jurusan Manajemen Universitas

Sam Ratulangi, Manado.

Marimin, Agus.2011.”Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja Dan

Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada Bank Muamalat

Indonesia Cabang Surakarta”. Jurnal Ekonomi Dan Perbankan

Syariah.Vol.2.

Munparidi, 2012.”Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, Pelatihan, Dan

Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Perusahaan Daerah

Air Minum Tirta Musi Kota Palembang”. Jurnal Orasi Bisnis Edisi ke-VII,

ISSN: 2085-1375

Rahadian, Fernanda. 2016. “Pengaruh Kompensasi, Kepuasan Kerja, Motivasi

Kerja dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan”. Jurnal

nominal, Vol. 5 No. 02 (http://journal.uny.ac.id/, diakses 03 September

2017).

5

Ramadhani, Ayu Putri Eka. 2016. “Pengaruh budaya organisasi dan motivasi

kerja terhadap kinerja sales marketing PT Inti Bharu Mas

Lampung”.Jurnal Edukasi Ekobis. Vol 4 No 5

(http://jurnal.fkip.unila.ac.id/ diakses 9 September 2017)

Suwati, Yuli. 2013. “Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja

Karyawan Pada PT. Tunas Hijau Samarinda”. eJournal Ilmu Adminisrasi

Bisnis. Vol. 1 No1 (http://ejournal.adbisnis.fisip-unmul.org/diakses 8

September 2017)

Wijaya,Tanto Dan AndreaniFransisca. 2015.“Pengaruh Motivasi Dan Kompensasi

TerhadapKinerja Karyawan Pada PT. Sinar Jaya Abadi Bersama”.

Program Manajemen Bisnis,Program Studi Manajemen, Universitas

Kristen Petra.Jurnal Agora Vol. 3 No. 2.

Zahriah, Wita Umi,Hamidah Nayati Utami, Ika Ruhana. 2015. “Pengaruh Budaya

Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. PLN (Persero) Distribusi

Jawa Timur Area Malang”. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). Vol. 2 No. 1

(http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id//, diakses pada 8

September 2017).

6

LAMPIRAN

7

Lampiran 1. Kuesioner

ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA DAN

BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA

BANK BNI SYARIAH KC SURAKARTA

KUESIONER

Kepada Yth,

Bapak/Ibu Karyawan

Bank BNI Syariah KC Surakarta

Di Tempat

Dengan Hormat,

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama: Eko Partono

NIM: 213-13-071

Saya adalah mahasiswa Sarjana S1 Jurusan Perbankan Syariah IAIN

Salatiga.

Saya memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk berpartisipasi mengisi kuesioner

ini. Saya menyadari pemohonan ini sedikit banyak akan mengganggu

ketenangan/kegiatan Bapak/Ibu. Saya akanmenjamin kerahasiaan dari semua

jawaban/opini yang telah Bapak/Ibu berikan. Penelitian ini semata-mata hanya

digunakan untuk kepentingan penyelesaian penyelesaian skripsi saya, dan hanya

ringkasan dari analisis yang akan dipublikasikan. Atas kesediaan dan partisipasi

Bapak/Ibu untuk mengisi dan mengembalikan kuesioner ini saya mengucapkan

terima kasih.

Hormat Saya,

Eko Partono

8

A. Identitas Responden

Untuk peranyaan dibawah ini, anda cukup memilih salah satu jawaban

dengan memberi tanda silang (X).

1. Nama :

2. Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan

3. Usia : 20th – 25th

26th – 35th

Lebih dari 36th

4. Pendidikan : SLTA

DIPLOMA

SARJANA

B. Kuesioner Penelitian

Petunjuk Pengisian Angket:

Berikanlah tanda silang (x) pada kolom yang saudara anggap sesuai dengan

jawaban saudara.

KETERANGAN:

Sangat tidak setuju Sangat

setuju

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

No. Kepemimpinan (X1) Semakin besar penilaian, semakin

besar persetujuan

Pernyataan 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A. Indikator

Telling/memberitahukan

1. Pimpinan memberitahukan

dengan jelas dan detail

mengenai tujuan, apa,

bagaimana, dan kapan

melakukan pekerjaan

B. Indikator

Selling/menjajakan

2. Pimpinan lebih banyak

menjelaskan daripada

menginstruksikan mengenai

cara melaksanakan pekerjaan

9

yang baik

C. Indikator

Participating/mengikut

sertakan

3. Pimpinan dan karyawan

saling berbagi ide

(berdiskusi) dalam membuat

keputusan

D. Indikator

Delegating/mendelegasikan

4. Pimpinan memberikan

tanggung jawab kepada

bawahan untuk

menyelesaikan tugas

perusahaan

Sumber: teori kepemimpinan situasional Hersey dan Blanchard (1990) dalam

Kismono (2001)

No Motivasi Kerja (X2) Semakin besar penilaian, semakin

besar persetujuan

Pernyataan 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A Indikator Fisiologi

1. Saya merasa bahwa

kebutuhan dasar seperti

makan, minum dan

beribadah secara wajar

sudah terpenuhi dari gaji

yang saya terima

B Indikator Rasa Aman

2. Dengan adanya keamanan

serta ada CCTV ditempat

bekerja, membuat saya

merasa aman ketika

bekerja

C. Indikator Sosial

3. Saya dan rekan kerja

selalu saling membantu

bila terjadi masalah.

D. Indikator Penghargaan

4. Perusahaan selalu

memberikan hadiah bagi

karyawan yang

berprestasi.

10

E. Indikator Aktualisasi

diri

5. Perusahaan memberikan

kesempatan kepada saya

untuk mengembangkan

potensi yang saya miliki

untuk maju

Sumber: teori Abraham Maslow (Robbins, 2006)

No Budaya Organisasi (X3) Semakin besar penilaian, semakin

besar persetujuan

Pernyataan 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A. Indikator Pelibatan

1. Dalam perusahaan,

pekerjaan diselesaikan

dengan kerjasama tim

bukan hanya hierarki atau

penugasan oleh atasan

B. Indikator Konsistensi

2. Para pemimpin dan

manajer melakukan apa

yang dikatakannya.

C. Indikator Adaptabilitas

3. Perusahaan fleksibel

dengan cepat beradaptasi

dengan cara baru

D. Indikator Misi

4. Karyawan memahami apa

yang harus dikerjakan agar

berhasil dalam jangka

panjang/di masa datang

Sumber: Denison dan Misra (Mansur, 2009: 17)

No. Kinerja Karyawan (Y) Semakin besar penilaian, semakin

besar persetujuan

Pernyataan 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A. Indikator Kualitas

Kerja Karyawan

1. Dalam melakukan tugas,

saya jarang melakukan

kesalahan

B. Indikator Standar

Professional

2. Saya menyelesaikan

pekerjaan sesuai waktu

11

yang diberikan

C. Indikator Kuantitas

Kerja Karyawan

3. Saya menyelesaikan

tugas perusahaan sesuai

dengan target yang

diberikan oleh pimpinan

D. Indikator Kreativitas

Karyawan

4. Saya bisa menyelesaikan

pekerjaan dengan

berbagai metode

Sumber: Tsui et al (1997) dalam Mas’ud (2004)

Lampiran 2. Data Responden

KEPEMIMPINAN MOTIVASI KERJA

X11 X12 X13 X14 TOTX1 X21 X22 X23 X24 X25 TOTX2

7 7 7 7 28 7 7 7 7 6 34

9 9 9 9 36 7 7 6 6 6 32

9 8 8 8 33 8 8 8 8 8 40

8 8 8 9 33 8 8 7 7 8 38

7 8 9 9 33 7 8 8 8 8 39

8 9 9 8 34 8 7 7 7 8 37

9 8 7 8 32 7 7 7 7 7 35

9 8 7 9 33 8 8 7 8 8 39

7 7 9 8 31 7 6 6 6 7 32

7 8 9 8 32 7 7 7 7 7 35

9 8 7 9 33 6 7 6 7 6 32

8 7 9 8 32 7 6 7 6 7 33

6 6 6 6 24 6 6 6 6 6 30

7 6 7 6 26 8 8 7 7 8 38

7 7 7 7 28 7 8 8 8 8 39

7 6 7 6 26 8 7 7 7 8 37

7 6 6 6 25 7 7 7 7 7 35

6 7 6 7 26 9 8 8 8 9 42

7 7 7 7 28 7 7 7 8 8 37

8 7 6 6 27 7 7 6 6 7 33

7 6 6 6 25 7 7 7 7 7 35

9 8 8 8 33 8 8 7 8 7 38

9 9 9 9 36 7 7 7 7 7 35

8 6 6 6 26 7 7 6 6 6 32

12

8 6 7 8 29 8 8 7 7 7 37

8 7 6 7 28 9 7 7 8 8 39

7 7 7 7 28 7 7 6 6 7 33

9 9 9 9 36 6 6 7 7 7 33

7 8 8 9 32 7 6 6 7 8 34

6 7 6 7 26 8 8 8 8 8 40

7 7 8 7 29 7 7 7 8 8 37

9 9 9 9 36 9 7 8 8 8 40

6 7 7 7 27 6 6 7 7 8 34

7 7 8 7 29 6 7 7 7 8 35

7 7 8 7 29 7 7 8 7 7 36

8 8 7 8 31 9 9 9 9 9 45

8 8 9 9 34 9 8 7 8 7 39

9 8 8 7 32 6 6 7 7 7 33

9 8 9 9 35 9 9 9 9 9 45

8 8 7 7 30 7 7 7 7 6 34

6 7 6 7 26 9 9 9 9 9 45

7 6 6 7 26 6 6 7 7 7 33

7 6 6 6 25 6 7 7 9 7 36

7 6 6 6 25 7 6 6 7 7 33

7 8 6 6 27 9 9 9 9 9 45

7 7 7 7 28 8 9 7 7 7 38

8 7 6 7 28 8 9 7 6 6 36

7 8 8 8 31 9 9 9 9 7 43

7 6 7 6 26 8 7 9 6 6 36

8 7 8 7 30 8 9 7 6 6 36

7 7 6 6 26 7 9 6 7 7 36

7 8 7 7 29 7 8 7 6 7 35

6 6 6 7 25 9 8 7 8 8 40

7 8 8 7 30 9 9 7 7 6 38

7 8 7 6 28 7 9 6 8 7 37

BUDAYA ORGANISASI KINERKA KARYAWAN

X31 X32 X33 X34 TOT3 Y1 Y2 Y3 Y4 TOTY

8 7 8 8 31 8 7 8 7 30

7 8 7 8 30 7 8 8 8 31

8 8 8 8 32 7 9 9 9 34

8 8 8 8 32 8 9 9 8 34

8 8 8 8 32 7 9 8 8 32

7 8 8 8 31 8 8 7 6 29

13

8 8 8 8 32 9 8 8 8 33

8 9 9 8 34 7 8 9 8 32

7 7 7 8 29 7 8 8 9 32

8 9 8 8 33 7 8 7 7 29

8 7 7 7 29 8 7 8 8 31

7 8 8 8 31 8 8 8 8 32

8 10 10 9 37 7 7 8 7 29

8 9 9 8 34 9 8 9 9 35

9 8 9 9 35 8 8 9 9 34

8 8 9 9 34 8 9 9 9 35

8 9 9 9 35 8 9 9 8 34

8 9 8 10 35 8 9 10 9 36

8 8 9 7 32 8 8 8 8 32

8 9 8 7 32 8 7 9 9 33

9 9 9 8 35 8 8 9 8 33

8 8 8 8 32 8 9 9 8 34

8 9 8 8 33 9 8 8 8 33

8 8 9 9 34 8 9 9 8 34

8 7 8 8 31 8 8 9 9 34

6 7 5 8 26 4 6 7 7 24

5 5 5 5 20 4 7 7 7 25

7 6 6 8 27 3 7 7 7 24

6 5 5 7 23 4 6 6 6 22

9 9 8 8 34 7 8 8 9 32

9 9 8 8 34 7 7 8 8 30

7 8 7 8 30 6 6 7 10 29

9 9 9 9 36 6 7 7 8 28

7 8 7 7 29 7 7 8 9 31

10 9 9 8 36 7 7 8 7 29

7 8 8 8 31 8 8 7 8 31

9 8 8 9 34 9 8 8 8 33

8 8 9 8 33 7 8 8 8 31

8 8 9 8 33 7 8 8 9 32

8 9 8 8 33 8 9 9 8 34

8 8 9 8 33 8 8 9 9 34

9 9 9 9 36 8 8 9 8 33

9 8 8 8 33 7 8 8 10 33

7 7 7 6 27 7 6 6 8 27

9 8 9 8 34 9 9 9 10 37

9 8 10 7 34 5 7 9 6 27

5 4 9 8 26 4 7 7 9 27

14

10 9 8 7 34 9 7 10 9 35

8 7 8 8 31 8 8 9 9 34

9 8 9 7 33 8 9 8 10 35

7 9 8 10 34 7 9 8 10 34

8 9 8 10 35 9 9 8 9 35

10 6 9 7 32 9 9 8 9 35

8 9 10 8 35 10 9 8 10 37

8 9 8 10 35 8 8 9 9 34

Lampiran 3. Karakteristik Responden

Jenis_Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Laki-laki 37 67.3 67.3 67.3

Perempuan 18 32.7 32.7 100.0

Total 55 100.0 100.0

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 20th – 25th 31 56.4 56.4 56.4

26th – 35th 18 32.7 32.7 89.1

Lebih dari 36th 6 10.9 10.9 100.0

Total 55 100.0 100.0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid SLTA 7 12.7 12.7 12.7

DIPLOMA 7 12.7 12.7 25.5

SARJANA 41 74.5 74.5 100.0

Total 55 100.0 100.0

15

Lampiran 4 Uji Validitas

Kepemimpinan

Correlations

x11 x12 x13 x14

kepemimpin

an

x11 Pearson Correlation 1 .585** .470** .583** .765**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

N 55 55 55 55 55

x12 Pearson Correlation .585** 1 .670** .725** .870**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

N 55 55 55 55 55

x13 Pearson Correlation .470** .670** 1 .732** .857**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

N 55 55 55 55 55

x14 Pearson Correlation .583** .725** .732** 1 .900**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

N 55 55 55 55 55

kepemimpinan Pearson Correlation .765** .870** .857** .900** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

N 55 55 55 55 55

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

16

Motivasi Kerja

Correlations

x21 x22 x23 x24 x25 motivasi_kerja

x21 Pearson Correlation 1 .668** .567** .470** .423** .794**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000

N 55 55 55 55 55 55

x22 Pearson Correlation .668** 1 .453** .446** .232 .747**

Sig. (2-tailed) .000 .001 .001 .089 .000

N 55 55 55 55 55 55

x23 Pearson Correlation .567** .453** 1 .626** .521** .804**

Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .000

N 55 55 55 55 55 55

x24 Pearson Correlation .470** .446** .626** 1 .678** .816**

Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .000

N 55 55 55 55 55 55

x25 Pearson Correlation .423** .232 .521** .678** 1 .716**

Sig. (2-tailed) .001 .089 .000 .000 .000

N 55 55 55 55 55 55

motivasi

_kerja

Pearson Correlation .794** .747** .804** .816** .716** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 55 55 55 55 55 55

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

17

Budaya Organisasi

Correlations

x31 x32 x33 x34

budaya_organi

sasi

x31 Pearson Correlation 1 .568** .599** .194 .779**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .155 .000

N 55 55 55 55 55

x32 Pearson Correlation .568** 1 .507** .487** .845**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

N 55 55 55 55 55

x33 Pearson Correlation .599** .507** 1 .340* .806**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .011 .000

N 55 55 55 55 55

x34 Pearson Correlation .194 .487** .340* 1 .632**

Sig. (2-tailed) .155 .000 .011 .000

N 55 55 55 55 55

budaya_

organisa

si

Pearson Correlation .779** .845** .806** .632** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

N 55 55 55 55 55

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

18

Kinerja Karyawan

Correlations

y11 y12 y13 y14 kinerja_karyawan

y11 Pearson Correlation 1 .590** .539** .422** .866**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000

N 55 55 55 55 55

y12 Pearson Correlation .590** 1 .540** .404** .792**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .002 .000

N 55 55 55 55 55

y13 Pearson Correlation .539** .540** 1 .349** .752**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .009 .000

N 55 55 55 55 55

y14 Pearson Correlation .422** .404** .349** 1 .690**

Sig. (2-tailed) .001 .002 .009 .000

N 55 55 55 55 55

kinerja_kary

awan

Pearson Correlation .866** .792** .752** .690** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

N 55 55 55 55 55

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Lampiran 5 Uji Reabilitas

Kepemimpinan

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha

Based on

Standardized

Items N of Items

.870 .871 4

19

Motivasi kerja

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha

Based on

Standardized

Items N of Items

.836 .838 5

Budaya organisasi

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha

Based on

Standardized

Items N of Items

.770 .766 4

Kinerja karyawan

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha

Based on

Standardized

Items N of Items

.766 .783 4

20

Lampiran 6 Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multicolinearity

Coefficient Correlationsa

Model budaya_organisasi motivasi_kerja kepemimpinan

1 Correlations budaya_organisasi 1.000 -.223 .266

motivasi_kerja -.223 1.000 -.085

kepemimpinan .266 -.085 1.000

Covariances budaya_organisasi .012 -.002 .003

motivasi_kerja -.002 .009 .000

kepemimpinan .003 .000 .011

a. Dependent Variable: kinerja_karyawan

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta

Toleranc

e VIF

1 (Constant) 6.268 5.716 1.097 .278

kepemimpinan -.044 .103 -.045 -.426 .672 .929 1.077

motivasi_kerja .201 .097 .217 2.076 .043 .950 1.053

budaya_organisasi .605 .110 .594 5.481 .000 .889 1.125

a. Dependent Variable: kinerja_karyawan

21

b. UJI heterokedasitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -4.482 4.189 -1.070 .294

kepemimpinan .006 .061 .018 .095 .925 .940 1.064

motivasi_kerja .101 .064 .296 1.583 .126 .999 1.001

budaya_organisasi .029 .081 .069 .360 .721 .940 1.064

a. Dependent Variable: RES_3

c. Uji Normalitas

22

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 55

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 2.42603648

Most Extreme Differences Absolute .130

Positive .086

Negative -.130

Kolmogorov-Smirnov Z .962

Asymp. Sig. (2-tailed) .313

a. Test distribution is Normal.

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error

x11 55 6 9 7.51 .127

x12 55 6 9 7.31 .124

x13 55 6 9 7.31 .149

23

x14 55 6 9 7.35 .143

x21 55 6 9 7.49 .132

x22 55 6 9 7.47 .134

x23 55 6 9 7.15 .117

x24 55 6 9 7.27 .123

x25 55 6 9 7.31 .119

x31 55 5 10 7.95 .141

x32 55 4 10 8.00 .156

x33 55 5 10 8.13 .149

x34 55 5 10 8.04 .124

y11 55 3 10 7.38 .195

y12 55 6 9 7.89 .121

y13 55 6 10 8.18 .119

y14 55 6 10 8.31 .137

Valid N (listwise) 55

Lampiran 7 Uji Regresi Berganda

a. Uji T

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 6.268 5.716 1.097 .278

kepemimpinan -.044 .103 -.045 -.426 .672

motivasi_kerja .201 .097 .217 2.076 .043

budaya_organisasi .605 .110 .594 5.481 .000

a. Dependent Variable: kinerja_karyawan

b. Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

24

1 Regression 280.102 3 93.367 14.982 .000a

Residual 317.825 51 6.232

Total 597.927 54

a. Predictors: (Constant), budaya_organisasi, motivasi_kerja, kepemimpinan

b. Dependent Variable: kinerja_karyawan

c. Uji R² (koefisien determinasi)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .684a .468 .437 2.49637 1.996

a. Predictors: (Constant), budaya_organisasi, motivasi_kerja, kepemimpinan

b. Dependent Variable: kinerja_karyawan

25

26

27

28

29

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Eko Partono

Tempat tanggal lahir : Magelang, 18 November 1994

Jenis kelamim : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat :Dsn.Kebonrejo 01/01, Ds.Kebonrejo,

Kec.Candimulyo, Kab. Magelang, Prov.Jawa Tengah

Riwayat pendidikan :

1. SDN Kebonrejo lulus tahun 2007

2. SMPN 1 Candimulyo lulus tahun 2010

3. SMK Yudya Karya Magelang lulus tahun 2013

4. S1 Perbankan Syariah IAIN Salatiga lulus tahun 2018

Pengalaman Organisasi:

1. Devisi kewarganegaraan OSIS SMK Yudya Karya tahun

2011-2012

2. Staff Provoos MENWA 953-K IAIN Salatiga tahun

2015-2016

3. Devisi Agama DEMA Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam tahun 2016

4. Devisi Wacana DEMA IAIN Salatiga tahun 2017

5. Devisi Inventaris PMII Komisariat Joko Tingkir Salatiga

tahun 2017

Salatiga, 24 Januari 2018

Eko Partono