analisis pengaruh harga saham

24
ANALISIS PENGARUH HARGA SAHAM, VOLUME PERDAGANGAN, DAN VARIANSI RETURN SAHAM TERHADAP BID ASK SPR EAD PADA MASA SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT ( Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI pada Periode 2003-2009) Agung Nur Isra Ci  ptaningsih Jurusan Manajemen K euangan Fakultas Ekonomi Universitas Di  ponegoro 2010 ABSTR AK  Fenomena bid ask spread menjadi pertimbangan bagi para investor dalam menginvestasikan dananya pada perusahaan manufaktur. Dengan mengetahui bid ask spread serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, diharapkan investor dapat memperkecil tingkat risiko kerugian dan memperbesar tingkat keuntungan dalm  berinvestasi. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh harga saham, volume perdagangan, dan variansi return saham terhadap bid ask spread  pada masa sebelum dan sesudah  stock split. Metode pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan sampel adalah perusahaan manufaktur yang listing di BEI pada periode 2003-2009 yang melakukan  stock split . Adapun jumlah perusahan manufaktur yang melakukan hal tersebut sebanyak 44 perusahaan. Hipotesis ini diuji dengan menggunakan model regresi linier berganda. Data dianalisis dengan menggunakan  pengujian asumsi klasik yang meliputi uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan uji asumsi klasik menunjukkan model regresi penelitian ini terdistribusi secara normal, bebas

Upload: gita-tawankz

Post on 10-Oct-2015

144 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISIS PENGARUH HARGA SAHAM, VOLUME PERDAGANGAN, DAN VARIANSI RETURN SAHAM TERHADAP BID ASK SPREAD PADA MASA SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT( Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Listing

di BEI pada Periode 2003-2009)

Agung Nur Isra Ciptaningsih

Jurusan Manajemen Keuangan

Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro

2010

ABSTRAK

Fenomena bid ask spread menjadi pertimbangan bagi para investor dalam menginvestasikan dananya pada perusahaan manufaktur. Dengan mengetahui bid ask spread serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, diharapkan investor dapat memperkecil tingkat risiko kerugian dan memperbesar tingkat keuntungan dalm berinvestasi. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh harga saham, volume perdagangan, dan variansi return saham terhadap bid ask spread pada masa sebelum dan sesudah stock split.Metode pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan sampel adalah perusahaan manufaktur yang listing di BEI pada periode2003-2009 yang melakukan stock split. Adapun jumlah perusahan manufaktur yang melakukan hal tersebut sebanyak 44 perusahaan. Hipotesis ini diuji dengan menggunakan model regresi linier berganda. Data dianalisis dengan menggunakan pengujian asumsi klasik yang meliputi uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi.Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan uji asumsi klasik menunjukkan model regresi penelitian ini terdistribusi secara normal, bebas

multikolinearitas, heterokedastisitas, dan autokorelasi. Hasil pengujian ini secara parsial (uji t) menjelaskan bahwa Harga saham memiliki pengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap bid ask spread sebesar 0,185. Volume perdagangan memiliki pengaruh negatif tetapi signifikan terhadap bid ask spread sebesar 0,0. Varian return berpengaruh negatif dan signifikan terhadap bid ask spread sebesar0,0. Dummy sebelum/ sesudah stock split berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap bid ask spread sebesar 0,239.Secara simultan (uji F) diketahui bahwa secara bersama-sama variabel harga saham, volume perdagangan, varian return saham, dan stock split berpengaruh signifikan terhadap tingkat bid ask spread dengan signifikansi sebesar 0,000.

Kata kunci : Harga Saham, Volume Perdagangan, Varian Return Saham, Dummy

Sebelum/ Sesudah Stock Split, dan Tingkat Bid Ask Spread

I LATAR BELAKANG

Perkembangan pasar modal sebagai lembaga piranti investasi memiliki fungsi ekonomi dan keuangan yang semakin di perlukan oleh masyarakat sebagai media alternatif dan penghimpun dana (Suad Husnan, 1994:1). Salah satu yang mendasari investor untuk berinvestasi adalah untuk mendapatkan keuntungan yang tinggi dengan tingkat risiko yang rendah. Untuk memperoleh hal tersebut investor harus memiliki informasi mengenai kinerja perusahaan sehingga terlihat prospek kedepan perusahaan tersebut. Kinerja perusahaan yang bagus dapat terlihat dari tingkat likuiditas perusahaan tersebut. Tingkat likuiditas dipengaruhi oleh diantaranya harga saham, volume perdagangan, varians return saham, dan tingkat bid ask spread.

Harga saham menjadi sangat penting bagi investor, dengan memperhatikan perubahan harga saham mereka dapat membuat keputusan untuk berinvestasi atau tidak. Apabila harga saham naik, maka saham aktif untuk diperdagangkan, sedangkan jika harga saham turun maka akan tidak aktif untuk diperdagangkan. Harga saham yang turun menyebabkan bid ask spread menurun, atau dapat dikatakan harga saham memiliki hubungan negatif terhadap bid ask spread. Harga saham berpengaruh negatif terhadap bid ask spread yang dikemukakan Magdalena Nany bertentangan dengan Fitriani Akmila bahwa harga saham berpengaruh positif terhadap bid ask spread.Volume perdagangan menjadi pertimbangan investor yang hendak memilih untuk membeli saham. Saham dengan volume perdagangan yang besar memiliki bid ask spread kecil dibandingkan dengan saham yang memiliki volume perdagangan yang kecil, karena menyebabkan bid ask spread besar. Hal ini dapat dikatakan volume perdagangan memiliki hubungan negatif terhadap bid ask spread. Volume perdagangan memiliki pengaruh negatif terhadap bid ask spread yang dikemukakan oleh Ima Artafani bertentangan dengan Fitriati Akmila bahwa volume perdagangan berpengaruh positif terhadap bid ask spread.Varian return saham adalah varian dari return harian dari perubahan harga saham. Dalam berinvestasi yang diharapkan investor adalah tingkat keuntungan yang maksimal dengan risiko yang kecil. Risiko yang semakin rendah mengakibatkan bid ask spread kecil, begitu pula sebaliknya jika risiko semakin tinggi maka bid ask spread akan semakin besar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa varian return saham memiliki hubungan negatif terhadap bid ask spread.

Varian return saham berpengaruh negatif terhadap bid ask spread yang dikemukakan Ima Artafani bertentangan dengan Magdalena Nany bahwa varian return saham berpengaruh positif terhadap bid ask spread.Stock split atau pemecahan saham merupakan alternatif penghimpun dana dari investor. Perusahaan yang melakukan stock split akan memiliki harga saham lebih rendah, dibanding perusahan yang tidak melakukan stock split. Harga yang rendah/ turun banyak menarik minat investor kecil untuk berinvestasi. Perusahaan melakukan stock split untuk memberikan sinyal kepada publik prospek yang bagus dimasa yang akan datang. Sehingga dapat dikatakan dummy sebelum dan sesudah stock split berpengaruh negatif terhadap bid ask spread. Stock split menyebabkan turunnya harga sehingga bid ask spread turun yang dikemukakan Wang Sutrisno bertentangan dengan Usmara Altiza bahwa stock split menyebabkan harga lebih mahal dan bid ask spread naik.

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, Varian Return

Saham Terhadap Bid ask Spread

Harga saham adalah harga yang dibentuk dari interaksi para penjual dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan mereka terhadap profit perusahaan (Lorie, Dodd, and Kimpton, 1985). ). Jika harga saham naik maka saham aktif diperdagangkan, sedangkan jika harga saham turun maka saham tidak aktif untuk diperdagangkan. Hal ini yang menyebabkan bid ask spread turun, sehingga harga saham memiliki hubungan negatif dengan bid ask spread.

Volume perdagangan adalah jumlah satuan unit saham yang diperjualbelikan dalam satu periode tertentu, biasanya harian. Menurut Jogiyanto (1998), volume perdagangan adalah jumlah saham yang beredar mempengaruhi tingkat volume perdagangan. Jika saham likuid maka bid ask spread akan mengecil begitu pula sebaliknya jika saham tidak likuid maka bid ask spread cenderung semakin besar. Dari uraian tersebut maka dapat dapat diketahui bahwa volume perdagangan memiliki pengaruh negatif terhadap bid ask spread.Varian return adalah varian dari return harian selama periode penelitian. Varian return yang digunakan adalah rata-rata enam hari sebelum dan sesudah stock split. Investasi yang efisien adalah investasi yang memberikan risiko tertentu dengan tingkat keuntungan yang terbesar, atau tingkat keuntungan yang terbesar dengan risiko terkecil. (Suad Husnan, 1997 : 169). Jika risiko semakin tinggi maka bid ask spread besar, begitu pula sebaliknya. Berarti varian return saham memiliki pengaruh negatif terhadap bid ask spread.Menurut Tracker (1991:97) pemecahan saham adalah penempatan sejumlah besar saham tambahan atas pemegang saham yang sudah ada, dimana uang tunai tidak bersangkutan dalam transaksi ini. Latar belakang perusahaan melakukan stock split dapat dijelaskan oleh dua teori, yaitu pertama, signaling theory merumuskan bahwa stock split dianggap sebagai tindakan manajemen untuk memberikan sinyal kepada publik bahwa perusahaan memiliki prospek yang bagus di masa yang akan datang. Selain itu spread dapat bermanfaat dalam memprediksi prestasi dari saham di masa yang akan datang. Dalam kamus ekonomi spread memiliki makna perbedaan antara harga penawaran dan harga

yang ditawar oleh pembeli. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dummy sebelum/ sesudah stock split dapat berpengaruh negatif terhadap bid ask spread.2.2 Penelitian Terdahulu

Fitriati Akmila dan Hadri Kusuma (2003), menguji pengaruh stock split terhadap likuiditas saham dihitung berdasarkan bid ask spread. Sampel yang digunakan adalah 45 emiten di BEI pada periode 1995 sampai 1997, dengan variabel harga saham, volume perdagangan, dan bid ask spread. Hasil yang dicapai likuiditas saham turun setelah terjadi stock split. Harga saham dan volume perdagangan berpengaruh positif terhadap bid ask spread, dan bid ask spread sebelum stock split berbeda secara signifikan dari bid ask spread sesudah stock split.Magdalena Nany dan M. Abdul Aris (2004) menguji stabilitas struktural pengaruh harga saham, return saham, varian return saham, dan volume perdagangan saham terhadap bid ask spread pra dan pasca pengumuman laporan keuangan. Saham-saham yang digunakan adalah saham yang termasuk LQ 45 bulan Februari sampai Juli tahun 1998 sampai dengan tahun 2001, dengan variabel harga saham, return saham, varian return saham, volume perdagangan, dan bid ask spread. Hasil yang dicapai adalah pengumuman laporan keuangan tidak dapat mengubah struktur pengaruh harga saham, return saham, varian return saham, dan volume perdagangan saham terhadap bid ask spread.Ima Artafani (2009), menguji pengaruh volume perdagangan dan return terhadap bid ask spread pada perusahaan go publik. Sampel yang digunakan 35

perusahaan manufaktur go publik yang mengumumkan laba pada tahun 2002-

2005, dengan variabel volume perdagangan, return saham, dan bid ask spread. Hasi yang dicapai adalah volume perdagangan berpengaruh negatif terhadap bid ask spread, semakin tinggi volume perdagangan semakin kecil bid ask spread. Return saham berpengaruh negatif terhadap bid ask spread, semakin tinggi return semakin kecil bid ask spread begitu pula sebaliknya.Agus Purwanto (2004) menguji pengaruh harga saham, volume perdagangan, dan varian return terhadap bid ask spread pada masa sebelum dan sesudah right issue pada periode 1 Januari 2000 sampai 31 Desember 2002. Sampel yang digunakan 22 perusahaan yang melakukan kebijakan right issue, di mana variabel yang digunakan harga saham, volume perdagangan, varian return, dan spread. Hasil yang dicapai adalah secara parsial sebelum right issue dan sesudah right issue harga saham tidak berpengaruh negatif secara signifikan terhadap spread. Sedangkan volume perdagangan berpengaruh negatif dan varian return berpengaruh positif sebelum dan sesudah right issue ketiga variabel secara simultan berpengaruh terhadap spread.2.3 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran penelitian menggambarkan hubungan dari variabel independen, yaitu harga saham, volume perdagangan dan varian return saham, dan dummy sebelum/sesudah stock split terhadap variabel dependen, yaitu bid ask spread.

2.4 Hipotesis

Berdasarkan pokok permasalahan tersebut, maka hipotesis yang ditemukan adalah sebagai berikut:H1= Harga saham berpengaruh negatif terhadap Bid Ask Spread

H2= Volume perdagangan berpengaruh negatif terhadap Bid Ask Spread. H3= Varian return berpengaruh negatif terhadap Bid Ask Spread.H4=Dummy Sebelum/ Sesudah Stock Split berpengaruh negatif terhadap Bid Ask

Spread.

III. METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 1999).Variabel bebas identik dengan variabel penjelas atau independen atau variabel yang mendahului (Indriantoro dan Bambang Supomo). Variabel ini biasanya dianggap sebagai variabel independent, yaitu diantaranya harga saham, volume perdagangan, varian return saham, dan dummy sebelum dan sesudah stock split.Variabel terikat adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel bebas dan dapat disebut sebagai variabel konsekuensi (Indriantoro dan Bambang Supomo, 1999). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikatnya adalah bid ask spread.

3.2 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel penelitian ini adalah:

1. Harga saham adalah harga penutupan (closing price) perdagangan harian saham selama periode penelitian. Penelitian ini menggunakan harga rata-rata sebelum dan sesudah stock split.2. Volume perdagangan adalah volume perdagangan saham harian selama periode penelitian. Volume perdagangan dihitung berdasarkan jumlah rata-rata volume perdagangan harian saham enam hari sebelum dan sesudah stock split.Rumus volume perdagangan:

TVA jt

Jumlah Saham Perusahaan j yang Diperdagangkan pada Waktu tJumlah Saham Perusahaan j yang Beredar pada Waktu t

3. Varian return adalah varian dari return harian selama periode penelitian.

Varian return yang digunakan adalah rata-rata enam hari sebelum dan sesudahstock split. Rumus:2 Ri

E ( R) 2

4. Dummy sebelum/ sesudah Stock Split, dalam penelitian ini digunakan variabel dummy, adapun untuk kategori 1= spread sesudah stock split dan 0=spread sebelum stock split5. Bid ask spread adalah spread pasar, yaitu selisih antara harga penawaran jual terendah dengan harga permintaan beli tertinggi untuk saham tertentu terhadap rata-rata harga jual terendah dan harga beli tertinggi. Spread yang digunakan adalah rata-rata spread selama enam hari sebelum ada dan sesudah stock split.

Spread menurut Howe dan Lin (1992) dalam Akmila dan Kusuma (2003)

ditentukan sebagai berikut:

Rumus:

Bid Ask Spread

( Ask Bid )

21 ( Ask

Bid )

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2003 sampai 2009 yang melakukan stock split. Adapun populasi dalam penelitian ini perusahaan manufaktur sebanyak 139 perusahaan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 44 perusahaan adalah sebagian dari populasi di mana diambil untuk diteliti yang karakternya akan diduga. Sampel dalam penelitian ini diambil secara purposive sampling, yaitu perusahaan yang melakukan stock split up.3.3 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti, diperoleh dari brosur perusahaan, majalah dan literatur-literatur.3.4 Metode Pengumpulan Data

1. Studi Pustaka

Yaitu metode pengumpulan data di mana data diperoleh dari buku, majalah, literatur-literatur, dan sebagainya. Data diperoleh dari buku, jurnal, majalah mengenai hal-hal yang berhubungan dengan variabel penelitian.2. Internet

Yaitu metode pengumpulan data di mana data dan informasi diperoleh dari situs website. Data yang diperoleh berupa data perusahaan yang melakukan stock split dari www.jsx.co.id dan idx statistic 2010. Dan data variabel yang berisi harga saham, volume perdagangan, frekuensi perdagangan, index, dan IHSG dari Pojok BEI Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.3.5 Uji Asumsi Klasik

Untuk memperoleh hasil analisis data yang memenuhi syarat pengujian, maka pengujian ini menggunakan pengujian asumsi klasik. Model regresi yang diperoleh dari metode kuadrat terkecil biasa (OLS) atau Ordinary Least Square. Uji asumsi klasik tersebut terdiri dari:1. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.2. Uji Multikolinearitas

Untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (Imam Ghozali, 2001). Cara untuk uji multikolinearitas dengan melihat nilai variance inflation factor (VIF). Bila VIF lebih dari 10 maka terjadi multikolinearitas, begitu pula sebaliknya kalau VIF di bawah 10 maka hal tersebut tidak terjadi.3. Uji Autokorelasi untuk menguji apakah dalam satuan model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggu periode sebelumnya (t-1) (Ghozali, 2005). Cara untuk melakukan uji autokorelasi yaitu dengan uji Durbin Watson.4. Uji Heteroskedastisitas

Untuk mengetahui apakah model regresi layak dipakai untuk memprediksi variabel terikat dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini menggunakan uji Glejser.3.6 Regresi Linier Berganda

Regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda karena menggunakan satu variabel terikat, yaitu spread dan tiga variabel bebas, yaitu harga saham, volume perdagangan, dan varian return saham. Model yang dikembangkan untuk pengujian adalah:ln Bid Ask Spread = a + 1 ln Harga Saham+ 2 ln Volume Perdagangan + 3lnVarian Return + 4 Stock Split + e

3.7 Uji Hipotesis

1. Uji t (Parsial)

Untuk menguji variabel yang berpengaruh (variabel independen) terhadap variabel dependen secara individual (parsial) maka digunakan uji t.Rumus yang digunakan (Umar, 2004, hal 104):

t B 1 Sb 1

t = Nilai t hitung

B1 = Koefisien Regresi

Sb1 = Standar error/ kesalahan standat dari koefisien regresi

2. Uji F (Simultan)

Untuk menguji variabel yang berpengaruh (variabel independen) secara bersamasama simultan terhadap variabel dependen) maka digunakan uji F.

IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Objek PenelitianObyek dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2003-2009, dengan sampel sebanyak 44 perusahaan. Perkembangan industri manufaktur terus mengalami keterlambatan hingga mencapai titik terendah pada triwulan ketiga tahun 2009, dengan pertumbuhan 1,3

awalpersen. Semenjak tahun 2004 sampai

43 2008 ini Industri alat angkut-mesin-

peralatan menjadi cabang industri dengan laju pertumbuhan tertinggi sebesar

12,9%. Industri pupuk-kimia-barang dari karet menjadi cabang industri dengan laju pertumbuhan tertinggi kedua, sebesar 6,23%. Laju pertumbuhan industri manufaktur pada 2007 mencapai 9,7 persen, didukung oleh industri alat angkut, mesin dan peralatan. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan pada 2006 yang hanya 7,6 persen. Laju pertumbuhan itu karena meningkatnya permintaan domestik dalam bentuk konsumsi privat dan investasi.Perkembangan harga saham perusahaan manufaktur mengalami penurunan seiring melonjaknya barang-barang dari china yang meledak dipasaran dengan harga yang lebih murah dan dalam jumlah banyak. Perusahaan manufaktur

memerlukan penanganan untuk dapat menyaingi produk impor tersebut sehingga dapat menarik kembali konsumen.Perkembangan volume perdagangan yang semakin meningkat seperti Industri pupuk karena banyak diuntungkan dengan naiknya harga minyak global, terutama dari produk amoniak. Industri kimia berkembang terlihat dari semakin banyaknya jumlah apotik di Indonesia. Industri barang dari karet menopang untuk industri mobil dan sepeda motor, yang mengalami lonjakan pertumbuhan pada tahun 2007. Industri alat angkut terkait dengan maraknya industri penerbangan dan otomotif, yang mulai pulih karena meningkatnya daya beli konsumen. Sub sektor lain seperti komunikasi dan transportasi udara berkembang selama lima tahun terakhir masing-masing selalu tumbuh di atas 20 persen dan 10 persen.Varian return saham merupakan salah satu hal yang dipertimbangkan investor, karena mereka menginginkan tingkat keuntungan yang maksimal dengan tingkat risiko terkecil yang didapatkan. Return merupakan motivasi dan prinsip yang penting dalam berinvestasi serta merupakan kunci memutuskan pilihan alternatif investasinya.Bid ask spread adalah selisih antara harga jual dan harga beli yang mencerminkan kekuatan permintaan dan penawaran dari suatu saham. Bid ask spread dipakai oleh investor sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk menahan atau menjual saham yang dimiliki. Bid ask spread diartikan oleh investor sebagai selisih dari permintaan beli dengan penawaran jual, dimana besarnya nilai didapat dari closing price ask bid pada hari kegiatan.

4.2 Statistik Deskriptif

Berdasarkan hasil pengujian maka dapat diketahui bahwa variabel harga saham memliki nilai rata-rata sebesar 0,0389, standard deviasi sebesar 0,15686, nilai minimum sebesar -0,33 dan maksimum sebesar 0,53. Variabel Volume Perdagangan memiliki nilai rata-rata sebesar 206332,8, standard deviasi sebesar631424,51642, nilai minimum sebesar 11,50,62 dan maksimum sebesar 36084,19. Variabel Varian Return memiliki nilai rata-rata 724,1814, standard deviasi sebesar1687,80526, minimum 3,72 dan maksimum 11555,83, Variabel stock split memiliki nilai rata-rata 5,114, standard deviasi sebesar 0,50274, minimum 0,00 dan maksimum 1,00. Variabel bid ask spread memiliki nilai rata-rata 17,6501, standard deviasi sebesar 54,74251, nilai minimum -13,01 dan maksimum sebesar309,13.

4.3 Analisis data

4.3.1 Uji Asumsi Klasik

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. berdasarkan perhitungan menggunakan software SPSS Versi 15 didapatkan hasil, Asymp sig sebesar 0,658 (>0,05), maka data dari semua data berdistribusi normal.Multikolinearitas berarti adanya hubungan linear yang sempurna atau pasti, diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Nilai cut off yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF di atas 10. Setiap analisa harus menentukan tingkat kolinearitas yang masih dapat ditolerir. Berdasarkan perhitungan maka dapat diketahui bahwa seluruh variabel tidak mengalami multikoliniearitas.

Uji Heteroskedastisitas bertujuan apakah dalam model regresi ketidaksaman variance dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain jika variance dari residual pengamatan yang lain tetap maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda Heteroskedastisitas. Berdasarkan perhitungan diketahui bahwa nilai koefisien regresi memiliki nilai signifikansi > 0,05 sehingga variabel dalam penelitian ini tidak terjadi Heteroskedastisitas.Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota dalam data runtun waktu (time series) atau antara space untuk data crossection. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan software SPSS V. 15, maka dapat diketahui Nilai Durbin Watson sebesar 2,167 nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunaan nilai signifikansi 5%, jumlah sampel 88 (n), maka di tabel Durbin Watson akan didapatkan nilai sebesar 2,887. Oleh karena nilai Durbin Watson 2,979 lebih besar dari batas atas (du) 2,887 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.Analisis Regresi Linier Berganda digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Berdasarkan perhitungan melalui komputer dengan menggunakan program SPSS (For Windows Versi 15) diperoleh hasil regresi sebagai berikut:Bid Ask Spread = 9,745 - 0,414 Harga Saham - 0,527 Volume

Perdagangan - 0,830 Varian Return - 0,528 Stock Split

Persamaan regresi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Jika konstanta model regresi sebesar 9,745 yang menyatakan bahwa jika tidak ada variabel harga saham, volume perdagangan, varian return, dan stock split, maka tingkat bid ask spread sebesar 9,745.2) Harga Saham tidak signifikan pada 0,185 dengan koefisien regresi sebesar

-0,414 yang membuktikan bahwa harga saham tidak berpengaruh signifikan terhadap bid ask spread. Nilai koefisien regresi yang negatif menunjukkan adanya hubungan negatif antara harga saham dengan bid ask spread. Jika harga saham meningkat maka akan menurunkan bid ask spread. Jika variabel volume perdagangan, varian return, dan stock split dianggap konstan, maka setiap kenaikan harga saham akan mengakibatkan menurunnya bid ask spread sebesar 18,5%.3) Volume Perdagangan signifikan pada 0,0 dengan koefisien regresi -0,527 yang menjelaskan bahwa volume perdagangan berpengaruh signifikan terhadap bid ask spread. Nilai koefisien regresi yang negatif menunjukkan adanya hubungan negatif antara volume perdagangan dengan bid ask spread. Hal ini mengindikasikan bahwa ketika volume perdagangan meningkat maka akan mengakibatkan bid ask spread menurun. Jika variabel harga saham, varian return, dan stock split dianggap konstan, maka setiap kenaikan volume perdagangan akam mengakibatkan menurunnya bid ask spread.4) Varian return signifikan pada 0,0 dengan koefisien regresi -0,83 yang menjelaskan bahwa varian return berpengaruh signifikan terhadap bid ask spread. Nilai koefisien regresi yang negatif menunjukkan adanya

hubungan yang negatif antara varian return dengan bid ask spread. Jika variabel harga saham, volume perdagangan, dan stock split dianggap konstan, maka setiap kenaikan varian return mengakibatkan menurunnya bid ask spread.5) Stock Split tidak signifikan pada 0,239 dengan koefisien regresi -0,528 yang menjelaskan bahwa stock split tidak signifikan terhadap bid ask spread. Nilai koefisien regresi yang negatif menunjukkan adanya hubungan negatif antara stock split dengan bid ask spread. Jika variabel harga saham, volume perdagangan, dan varian return dianggap konstan, maka setiap kenaikan stock split mengakibatkan menurunnya bid ask spread sebesar 23,9 %.4.3.2 Pengujian Hipotesis

Uji t (t-test)

Dari hasil perhitungan didapat tingkat signifikansi harga saham sebesar

0,185. Ini berarti harga saham Ho diterima, artinya bahwa tidak ada pengaruh sgnifikan antara harga saham terhadap bid ask spread. Tingkat signifikansi Volume Perdagangan sebesar 0,000, berarti Ho ditolak, artinya ada pengaruh signifikan antara volume perdagangan terhadap bid ask spread. Tingkat signifikansi varian return sebesar 0,000, hal ini berarti Ho ditolak, artinya ada pengaruh signifikan antara varian return terhadap bid ask spread. Tingkat signifikansi stock split sebesar 0,239, ini berarti Ho diterima, artinya tidak ada pengaruh antara dummy sebelum/ sesudah stock split terhadap bid ask spread.Uji F

Hipotesis Pengaruh Harga Saham, Varian Return, Volume Perdagangan, dan Stock Split terhadap Bid Ask Spread. Berdasarkan pengujian diketahui bahwa nilai Fhitung sebesar 14,240 dan signifikansi sebesar 0,000 (