analisis penerapan pengelolaan keuangan dana …

14
Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online) Volume 16 No 2 Oktober 2020 Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 124 ANALISIS PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN DANA DESA BERDASARKAN PERMENDAGRI NOMOR 20 TAHUN 2018 (Studi Kasus Pada Desa Melintang Kecamatan Muara Wis Kabupaten Kutai Kartanegara) Nyoria Anggraeni Mersa 1) , Muhammad Suriadi 2) [email protected], [email protected] 12) Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Samarinda, Samarinda 12) Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo, Kampus Gunung Lipan, Telp. 0541-260588, Samarinda 75131, ABSTRACT The objectives achieved in this study were to determine the application of Melintang Village financial management based on Permendagri Number 20 of 2018 concerning village financial management. Techniques collection data using triangulation techniques aim to test the truth of data obtained from observation, interviews and documentation from Melintang Village. The results of the discussion that have been described are: (a) village financial planning has been carried out with the principles of community participation and openness, (b) in the implementation of the village government has applied the principle of accountability for revenues and expenditures, but can be seen from the realization of the implementation of the budget allocation for village funds have not been optimally absorbed, especially in the field of implementation of development activities, (c) the administration has been carried out and is periodically accounted to the village head and the community, (d) reporting on the realization of the APBDesa implementation has been submitted to the community as a form of the process of implementing the APBDesa implementation, (e) for accountability reports on the realization of the APBDesa the village head has also submitted to the Regent at the end of the fiscal year. Keyword : village financial management, internal ministerial regulation ABSTRAK Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan pengelolaan keuangan Desa Melintang berdasarkan Permendagri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik triangulasi bertujuan untuk menguji kebenaran sebagai data yang diperoleh dari observasi, wawancara dan dokumentasi dari Desa Melintang. Hasil dari pembahasan yang telah diuraikan adalah : (a) perencanaan keuangan desa telah dilaksanakan dengan prinsip partsipasi masyarakat dan keterbukaan, (b) dalam pelaksanaanya pemerintah desa telah menerapkan prinsip akuntabilitas terhadap penerimaan dan pengeluaran, akan tetapi dapat dilihat dari realisasi pelaksanaan anggaran alokasi dana desa belum terserap secara maksimal, khususnya dalam bidang pelaksanaan kegiatan pembangunan, (c) penatausahaan telah dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan secara periodik kepada kepala desa maupun masyarakat, (d) pelaporan realiasasi pelaksanaan APBDesa telah disampaikan kepada masyarakat sebagai bentuk proses kegiatan penyelenggaraan pelaksanaan APBDesa, (e) untuk pertanggungjawaban laporan realisasi pelaksanaan APBDesa kepala desanya juga telah menyampaikan kepada Bupati setiap akhir tahun anggaran. Kata kunci : pengelolaan keuangan desa, peraturan menteri dalam negeri Latar Belakang Desa merupakan representasi dari kesatuan masyarakat hukum terkecil telah ada dan tumbuh berkembang seiring dengan sejarah kehidupan masyarakat Indonesia dan menjadi bagian tidak terpisahkan dari tatanan kehidupan bangsa Indonesia. Sebagai wujud pengakuan Negara terhadap Desa, khususnya dalam rangka memperjelas fungsi dan kewenangan desa, serta memperkuat kedudukan desa dan masyarakat desa sebagai subjek pembangunan, diperlukan kebijakan penataan dan pengaturan mengenai desa diwujudkan dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014, tentang Desa. Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014, tentang Desa menyatakan desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Upload: others

Post on 08-Nov-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN DANA …

Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)

Volume 16 No 2 Oktober 2020

Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 124

ANALISIS PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN DANA DESA

BERDASARKAN PERMENDAGRI NOMOR 20 TAHUN 2018

(Studi Kasus Pada Desa Melintang Kecamatan Muara Wis Kabupaten Kutai

Kartanegara)

Nyoria Anggraeni Mersa 1), Muhammad Suriadi 2)

[email protected], [email protected]

12) Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Samarinda, Samarinda

12) Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo, Kampus Gunung Lipan, Telp. 0541-260588, Samarinda 75131,

ABSTRACT

The objectives achieved in this study were to determine the application of Melintang Village financial

management based on Permendagri Number 20 of 2018 concerning village financial management. Techniques

collection data using triangulation techniques aim to test the truth of data obtained from observation, interviews and documentation from Melintang Village. The results of the discussion that have been described are: (a) village

financial planning has been carried out with the principles of community participation and openness, (b) in the

implementation of the village government has applied the principle of accountability for revenues and expenditures,

but can be seen from the realization of the implementation of the budget allocation for village funds have not been optimally absorbed, especially in the field of implementation of development activities, (c) the administration has

been carried out and is periodically accounted to the village head and the community, (d) reporting on the

realization of the APBDesa implementation has been submitted to the community as a form of the process of

implementing the APBDesa implementation, (e) for accountability reports on the realization of the APBDesa the village head has also submitted to the Regent at the end of the fiscal year.

Keyword : village financial management, internal ministerial regulation

ABSTRAK

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan pengelolaan keuangan Desa Melintang

berdasarkan Permendagri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik triangulasi bertujuan untuk menguji kebenaran sebagai data yang diperoleh dari observasi,

wawancara dan dokumentasi dari Desa Melintang. Hasil dari pembahasan yang telah diuraikan adalah : (a)

perencanaan keuangan desa telah dilaksanakan dengan prinsip partsipasi masyarakat dan keterbukaan, (b) dalam

pelaksanaanya pemerintah desa telah menerapkan prinsip akuntabilitas terhadap penerimaan dan pengeluaran, akan tetapi dapat dilihat dari realisasi pelaksanaan anggaran alokasi dana desa belum terserap secara maksimal, khususnya

dalam bidang pelaksanaan kegiatan pembangunan, (c) penatausahaan telah dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan

secara periodik kepada kepala desa maupun masyarakat, (d) pelaporan realiasasi pelaksanaan APBDesa telah

disampaikan kepada masyarakat sebagai bentuk proses kegiatan penyelenggaraan pelaksanaan APBDesa, (e) untuk pertanggungjawaban laporan realisasi pelaksanaan APBDesa kepala desanya juga telah menyampaikan kepada Bupati

setiap akhir tahun anggaran.

Kata kunci : pengelolaan keuangan desa, peraturan menteri dalam negeri

Latar Belakang

Desa merupakan representasi dari kesatuan masyarakat hukum terkecil telah ada dan

tumbuh berkembang seiring dengan sejarah kehidupan masyarakat Indonesia dan menjadi bagian

tidak terpisahkan dari tatanan kehidupan bangsa Indonesia. Sebagai wujud pengakuan Negara

terhadap Desa, khususnya dalam rangka memperjelas fungsi dan kewenangan desa, serta

memperkuat kedudukan desa dan masyarakat desa sebagai subjek pembangunan, diperlukan

kebijakan penataan dan pengaturan mengenai desa diwujudkan dengan lahirnya Undang-Undang

Nomor 06 Tahun 2014, tentang Desa.

Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014, tentang Desa menyatakan desa adalah kesatuan

masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan

mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat

yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Page 2: ANALISIS PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN DANA …

Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)

Volume 16 No 2 Oktober 2020

Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 125

Pembangunan pemerintahan desa merupakan salah satu bagian utama keseluruhan usaha

pembangunan masyarakat desa, pemerintahan desa merupakan suatu wilayah pemerintahan

terendah langsung di bawah kecamatan untuk kegiatan penyelenggaraan rumah tangganya

sendiri.

Sejak diberlakukannya Undang-undang Nomor 06 Tahun 2014 tentang desa, pemerintah

pusat memberikan wewenang kepada desa untuk mengatur dan mengembangkan daerahnya

sendiri dengan pemanfaatan sumber daya yang tersedia baik itu sumber daya alam maupun

sumber daya manusia dengan berpedoman Undang-undang dan peraturan yang berlaku.

Diharapkan segala kepentingan dan kebutuhan masyarakat desa dapat diakomodir dengan lebih

baik. Pemberian kesempatan yang lebih besar bagi desa untuk mengurus tata pemerintahannya

sendiri serta pemerataan pelaksanaan pembangunan diharapkan dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dan kualitas hidup masyarakat desa, sehingga permasalahan seperti

kesenjangan antar wilayah, kemiskinan, dan masalah sosial budaya lainnya dapat diminimalisir.

Undang-undang Nomor 06 Tahun 2014, tentang Desa beserta peraturan pelaksanaanya

telah mengamanatkan pemerintah desa untuk lebih mandiri dalam mengelola pemerintahan dan

berbagai sumber daya alam yang dimiliki, termasuk di dalamnya pengelolaan keuangan dan

kekayaan milik desa. Kebijakan tata kelola desa yang dimuat dalam undang-undang yang

dianggap sebagai kebijakan yang membawa harapan baru dalam upaya meningkatkan

kesejahteraan masyarakat Desa Melintang Kecamatan Muara Wis Kabupaten Kutai Kartanegara.

Beberapa kebijakan tersebut diantaranya adalah alokasi anggaran yang besar kepada desa yang

dimaksudkan untuk meningkatkan anggaran desa dalam pembangunan, pelayanan, pembinaan

dan pemberdayaan masyarakat. Kemudian adanya pemberian penghasilan tetap dan

tunjangannya kepada Kepala Desa beserta perangkatnya yang diharapkan dapat meningkatkan

pelayanan kepada seluruh masyarakat desa.

Permendagri Nomor 20 Tahun 2018, tentang Pengelolaan Keuangan Desa diharapkan

dapat diterapkan sebagai pedoman dalam pengelolaan keuangan desa karena didalamnya telah

mencakup berbagai prosedur pengelolaan keuangan desa mulai dari perencanaan, pelaksanaan,

penatausahaan, pelaporan sampai dengan pertanggungjawaban. Selain itu Permendagri Nomor

20 Tahun 2018, tentang Pengelolaan Keuangan Desa mengharuskan agar pengelolaan keuangan

desa dilakukan secara transparan, akuntabel, partisipatif, tertib, dan disiplin anggaran.

Permendagri Nomor 20 Tahun 2018, tentang Pengelolaan Keuangan Desa juga membahas

tentang pentingnya peran perangkat desa dan kepala desanya untuk mengelola dana desa yang

nominalnya sangat tinggi.

Perencanaan merupakan tahapan yang sangat penting dalam pelaksanaan kegiatan

pembangunan dan juga sebagai langkah awal dalam proses manajemen, karena dengan

merencanakan aktivitas organisasi kedepan, maka segala sumber daya dalam organisasi

difokuskan pada pencapaian tujuan organisasi. Pelaksanaan dalam pcngelolaan keuangan desa

merupakan implementasi atau eksekusi dari Aggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa).

Termasuk dalam pelaksanaan diantaranya adalah proses pengadaan barang dan jasa serta proses

pembayaran.

Penatausahaan merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis dalam

bidang keuangan berdasarkan prinsip, standar, serta proscdur tertcntu sehingga informasi aktual

berkenaan dengan keuangan dapat segera diperoleh. Pelaporan merupakan kegiatan yang

dilakukan untuk menyampaikan hal-hal yang berhubungan dengan hasil pekerjaan yang telah

dilakukan selama satu periode tertentu sebagai bentuk pelaksanaan pertanggungjawaban atau

tugas dan wewenang yang diberikan. Laporan merupakan suatu bentuk penyajian data dan

informasi mengenai suatu kegiatan atau keadaan berkenaan dengan adanya suatu tanggungjawab

yang ditugaskan.

Permendagri Nomor 20 Tahun 2018, tentang Pengelolaan Keuangan Desa telah

menempatkan desa sebagai ujung tombak pembangunan dan peningkatan kesejahteraan

masyarakat. Desa diberikan kewenangan dan sumber dana yang memadai agar dapat mengelola

potensi yang dimilkinya guna meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Setiap

Page 3: ANALISIS PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN DANA …

Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)

Volume 16 No 2 Oktober 2020

Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 126

tahun pemerintah pusat telah menganggarkan dana desa yang cukup besar untuk diberikan

kepada desa.

Wilayah dalam penelitain ini adalah di Desa Melintang Kecamatan Muara Wis

Kabupaten Kukar. Seperti dilansir dalam website www.kabupatenkutaikartanegara.com

Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan kabupaten yang terdiri dari 18 Kecamatan,

238 Desa/Kelurahan, jumlah penduduk tersebut mencapai 645.817 jiwa dengan kepadatan

penduduk rata-rata 24 jiwa. Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara tersebut setiap tahunnya

memperoleh APBD dengan jumlah anggaran yang berdeda-beda. Adapun APBD yang diterima

oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara adalah sebagai berikut:

Tabel 1

Rincian Total Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara

(Dalam Jutaan)

IURAN 2016 2017 2018 2019

Belanja Rp 6.980.371,05,- Rp 4.117.143,13,- Rp 3.944.763,06,- Rp 5.105.955,66,-

Pembiayaan Netto Rp 1.185.000,00,- Rp 394.761,99,- Rp 110.062,76,- Rp 723.063,78,-

APBD Rp 8.165.371,05,- Rp 4.511.905,12,- Rp 4.054.825,82,- Rp 5.110.455,66,-

Sumber : Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara

Desa Melintang Kecamatan Muara Wis Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan salah

satu desa yang pada tahun 2019 memperoleh anggaran desa dari pemerintah daerah kabupaten.

Adapun rincian jumlah anggaran desa yang diperoleh Desa Melintang, dapat dilihat pada tabel

di bawah ini:

Tabel 2

Rincian Proporsi Pencairan Dana Desa Tahun 2019

KEGIATAN PERIODE PROPORSI JUMLAH

Tahap I April 30% Rp 479.165.080,-

Tahap II Agustus 40% Rp 638.886.773,-

Tahap III Desember 30% Rp 479.165.080,-

Total ADD Rp 1.597.216.932,-

Sumber: Peraturan Bupati Nomor 48 Tahun 2018

Tabel 1.2 Menunjukkan bahwa Anggaran Dana Desa yang diterima oleh Desa Melintang

diperoleh melalui tiga tahap penyaluran, yaitu Tahap I pada bulan April sebesar 30% atau sekitar

Rp 479.165.080,- Tahap II pada bulan Agustus sebesar 40% atau sekitar Rp 638.886.773,- dan

Tahap III pada bulan Desember sebesar 30% atau sekitar Rp 479.165.080,- jadi total keseluruhan

Anggaran Dana Desa Melintang adalah Rp 1.597.216.932,-.

Anggaran alokasi dana desa yang diperoleh Pemerintah Desa Melintang sebesar Rp

1.597.216.932,- anggaran tersebut tentunya membutuhkan pengelolaan yang baik, sehingga tidak

terjadi kecurangan atau penyelewengan. Akan tetapi dapat dilihat dari pengimplementasiannya

masih belum terlaksana secara maksimal seperti pembangunan infrastruktur, padahal dana

tersebut sangat besar peruntukkannya untuk desa jika di kelola dengan baik. Pertanggung]awaban

yang dibuat dalam bentuk laporan keuangan sampai saat ini juga belum ditunjang dengan sistem

dan prosedur yang memadai.

Sebagian besar desa di Kecamatan Muara Wis belum menerapkan dan membuat semua

laporan menjadi peraturan dalam penyusunan laporan keuangan desa. Di Kecamatan Muara Wis

pada Desa Melintang hanya membuat buku kas umum dengan manual karena keterbatasan listrik.

Hal ini sudah tidak sesuai dengan Permendagri Nomor 20 tahun 2018, tentang Pengelolaan

Keuangan Desa yang menyatakan bahwa penatausahaan, penerimaan dan pengeluaran

menggunakan buku kas umum, buku kas pembantu pajak dan buku bank, fenomena tersebut

ditemukan berdasarkan hasil penelitian ini.

Page 4: ANALISIS PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN DANA …

Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)

Volume 16 No 2 Oktober 2020

Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 127

Kerangka Pikir Penelitian

Kerangka piker yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Gambar 2.1 Kerangka pikir penelitian

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun

2018 Tentang Pengelolaan Keuangan desa

Apakah penerapan pengelolaan keuangan dana desa pada Desa

Melintang Kecamatan Muara Wis dilakukan sesuai dengan

Permendagri Nomor 20 Tahun 2018

Landasan Teori dan

Penelitian Terdahulu

Hasil

Pengelolaan Keuangan Dana

Desa Melintang

Kesimpulan

Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 08 Tahun

2016 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa

Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014

Tentang Desa

Analisis Penerapan Pengelolaan Keuangan Dana Desa

Berdasarkan Permendagri Nomor 20 Tahun 2018

Page 5: ANALISIS PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN DANA …

Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)

Volume 16 No 2 Oktober 2020

Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 128

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dari penelitian ini dengan analisis komparatif. Analisis komparatif

adalah teknik analisis yang dilakukan dengan cara membuat perbandingan antar elemen yang

sama, seperti penelitian ini yang membandingkan antara pengelolaan keuangan desa Melintang

dengan standar-standar yang ditetapkan tentang Pengelolaan Keuangan Desa Berdasarkan

Permendagri Nomor 20 Tahun 2018, tentang Pengelolaan Keuangan Desa. Langkah awal

sebelum melakukan analisis data, peneliti perlu memahami teori pada Permendagri Nomor 20

Tahun 2018, tentang Pengelolaan Keuangan Desa. Setelah peneliti memahami teori tersebut perlu

dilakukan analisis dengan menggunakan data-data yang telah didapatkan. Data yang didapatkan

dari penelitian ini merupakan data kualitatif hasil dari wawancara, analisis dokumentasi, serta

hasil dari observasi. Tahapan-tahapan dalam melaksanakan penelitian adalah sebagai berikut:

a. Pengumpulan data, peneliti mencatat data yang diperoleh sesuai dengan hasil wawancara,

dokumentasi, dan observasi dilapangan. Pada tahap ini, data yang dikumpulkan berupa

APBDesa, RPJMDesa, dan RKPDesa.

b. Reduksi data, peneliti merangkum dan memilih informasi inti yang sesuai dengan fokus

penelitian. Pemilihan dan perangkuman data dilakukan apabila data yang diperoleh dari

narasumber terlalu banyak dan takutnya tidak semua relevan dengan rumusan masalah.

Reduksi data dilakukan untuk menghasilkan data yang lebih tepat dan jelas, mempermudah

peneliti untuk melakukan pengumpulan data yang selanjutnya, dan mencari kembali ketika

dibutuhkan oleh peneliti.

c. Penyajian data yang dilakukan dalam bentuk uraian singkat sehingga dapat memudahkan

peneliti untuk memahami kondisi yang terjadi dan dapat disajikan oleh peneliti dalam

penelitian ini berupa pengelolaan keuangan desa.

d. Analisis data, peneliti menganalisis kesesuaian dokumen-dokumen terkait antara pengelolaan

keuangan desa yang ada pada desa Melintang dengan pengelolaan keuangan desa menurut

Permendagri Nomor 20 Tahun 2018, tentang Pengelolaan Keuangan Desa.

e. Penarikan Kesimpulan, tahap ini merupakan tahap penarikan kesimpulan dari semua data

yang telah diperoleh sebagai hasil dari penelitian. Penarikan kesimpulan atau verifikasi adalah

usaha untuk mencari atau memahami makna/arti, keteraturan, penjelasan, alur, dan sebab

akibat.

Alat Analisis

Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini terkait dengan perencanaan,

pelaksanaan, penatausahaan serta pelaporan dan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan

desa sebagai berikut :

1. Permendagri Nomor 20 Tahun 2018, tentang Pengelolaan Keuangan Desa. Peraturan

mengenai pengelolaan keuangan desa terkait perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,

pelaporan dan pertanggungjawaban ditegaskan pada Bab IV (Empat) Pasal 29, tentang

Pengelolaan Keuangan Desa dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3

Permendagri No. 20 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa

a. Bagian Kesatu Perencanaan Pengelolaan Keuangan Desa

No. Keterangan

1. Sekretaris desa menyusun rancangan peraturan desa tentang APBDesa berdasarkan

RKPDesa tahun berkenaan.

2. Sekretaris desa menyampaikan rancangan peraturan desa tentang APBDesa kepada

Kepala Desa.

3. Rancangan peraturan desa tentang APBDesa disampaikan oleh kepala desa kepada

badan permusyawaratan desa untuk dibahas dan disepakati bersama.

Page 6: ANALISIS PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN DANA …

Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)

Volume 16 No 2 Oktober 2020

Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 129

4. Rancangan peraturan desa tentang APBDesa disepakati bersama, paling lambat bulan

oktober tahun berjalan.

b. Bagian Kedua Pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Desa

No. Keterangan

1. Semua penerimaan dan pengeluaran desa dalam rangka pelaksanaan kewenangan desa

dilaksanakan melalui rekening kas desa.

Tabel 3.1 dilanjutkan ke halaman 40

Tabel 3.1 lanjutan dari halaman 39

Tabel 4

Permendagri No. 20 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa

2. Khusus bagi desa yang belum memiliki pelayanan perbankan di wilayahnya maka

pengaturannya ditetapkan oleh pemerintah Kabupaten/Kota.

3. Semua penerimaan dan pengeluaran desa harus didukung oleh bukti yang lengkap dan

sah.

4. Pemerintah desa dilarang melakukan pungutan sebagai penerimaan desa selain yang

ditetapkan dalam peraturan desa.

5. Pelaksanaan kegiatan mengajukan pendanaan untuk melaksanakan kegiatan harus

disertai dengan dokumen antara lain Rencana Anggaran Biaya.

c. Bagian Ketiga Penatausahaan Pengelolaan Keuangan Desa

No. Keterangan

1. Penatausahaan dilakukan oleh Bendahara Desa

2. Bendahara Desa wajib melakukan pencatatan setiap penerimaan dan pengeluaran serta

melakukan tutup buku setiap akhir bulan secara tertib.

3. Bendahara desa wajib mempertanggungjawabkan uang melalui laporan

pertanggungjawaban.

4. Laporan pertanggungjawaban disampaikan setiap bulan kepada Kepala Desa dan

paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.

5. Penatausahaan penerimaan dan pengeluaran menggunakan:

a. Buku kas umum;

b. Buku kas pembantu pajak; dan

c. Buku bank.

d. Bagian Keempat Pelaporan Pengelolaan Keuangan Desa

No. Keterangan

1. Kepala desa menyampaikan laporan realisasi pelaksanaan APBDesa kepada

Bupati/Walikota berupa:

a. Laporan semester pertama; dan

b. Laporan semester akhir tahun.

2. Laporan semester pertama berupa laporan realisasi APBDesa.

Tabel 3.1 dilanjutkan ke halaman 41

Tabel 3.1 lanjutan dari halaman 40

Tabel 5

Permendagri No. 20 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa

3. Laporan realisasi pelaksanaan APBDesa disampaikan paling lambat pada akhir bulan

juli tahun berjalan.

4. Laporan semester akhir tahun disampaikan paling lambat pada akhir bulan Januari

tahun berikutnya.

e. Bagian Kelima Pertanggungjawaban Pengelolaan Keuangan Desa

No. Keterangan

Page 7: ANALISIS PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN DANA …

Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)

Volume 16 No 2 Oktober 2020

Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 130

1. Kepala desa menyampaikan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan

APBDesa kepada Bupati/ Walikota setiap akhir tahun anggaran.

2. Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa terdiri dari, pendapatan,

belanja, dan pembiayaan.

3. Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa ditetapkan dengan

peraturan desa.

4. Peraturan desa tentang laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa

dilampiri:

a. Format laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa tahun

anggaran berkenaan;

b. Format laporan kekayaan milik desa per 31 Desember tahun anggaran

berkenaan; dan

c. Format laporan program pemerintah dan pemerintah daerah yang masuk ke

desa.

5. Laporan realisasi dan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa

harus diinformasikan kepada masyarakat secara tertulis dan dengan media informasi

yang mudah diakses oleh masyarakat.

Sumber : Peraturan Menteri Dalam Negeri, 2018

Pembahasan

Penelitian ini menggunakan beberapa sumber data, yaitu data primer dan data sekunder.

Untuk dapat menyajikan data-data tersebut menjadi sebuah hasil penelitian, peneliti

menggunakan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018, tentang Pengelolaan

Keuangan Desa sebagai alat untuk menganalisis mengenai kesesuaian penerapan yang telah

dilakukan oleh aparat Pemerintah Desa Melintang tentang pengelolaan keuangan desa dengan

aturan dan pedoman yang sudah diatur dalam peraturan tersebut.

Data primer diperoleh melalui dua sumber yaitu melalui observasi dan dengan wawancara.

Adapun pada wawancara tersebut dilakukan secara mendalam dengan pihak yang terlibat dalam

pengelolaan keuangan desa. Pemilihan informannya pun dengan mempertimbangkan perannya

dalam pemerintahan dan pengelolaan keuangan desa sehingga informasi yang didapat adalah

informasi yang sebenarnya dan sesuai dengan kebutuhan penelitian. Beberapa informan tersebut

yaitu Bapak Muhdi selaku Kepala Desa, Bapak Farhan selaku Sekretaris Desa, Bapak

Majliansyah selaku Ketua BPD, Bapak Nurul Anwar selaku Kaur Keuangan, dan Bapak Jeki

selaku Seksi Pemerintahan.

Beberapa dokumen yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya adalah:

a. Rancangan Peraturan Desa Melintang Nomor 09 Tahun 2018 Tentang Anggaran

Pendapatan dan Belanja Desa Tahun Anggaran 2019

b. Peraturan Desa Melintang Nomor 10 Tahun 2018 Tentang Anggaran Pendapatan dan

Belanja Desa Tahun Anggaran 2019

c. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan Keuangan

Desa

d. Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 08 Tahun 2018 Tentang Alokasi Dana Desa

e. Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 08 Tahun 2016 Tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Desa

Data-data tersebut akan dipastikan kebenarannya dengan penerapan yang sudah dilakukan

oleh pemerintah Desa Melintang dalam hal pengelolaan keuangan desa.

Keuangan Desa Melintang

Pengoptimalan potensi desa Melintang dimulai dengan terus berusaha menyerap sebaik

mungkin setiap prinsip-prinsip otonomi yang telah menjadi hak setiap desa di Indonesia. Salah

satu bentuk otonomi desa adalah dengan diberikannya kewenangan bagi desa untuk mengelola

Page 8: ANALISIS PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN DANA …

Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)

Volume 16 No 2 Oktober 2020

Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 131

sendiri keuangannya, selama hal itu tetap berpegang pada peraturan-peraturan yang mengatur

diatasnya. Wujud nyata dalam hal peningkatan potensi desa ini adalah adanya dukungan

keuangan dari pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah. Pemberian dana yang

manfaatnya dapat langsung dinikmati oleh masyarakat desa tersebut pun menjadi motivasi

tersendiri bagi Desa Melintang untuk terus berkembang.

Menurut undang-undang nomor 06 Tahun 2014, tentang Desa pengertian Keuangan Desa

adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa

uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban desa. Hak dan

kewajiban desa tersebut menimbulkan pendapatan, belanja, pembiayaan yang perlu diatur dalam

pengelolaan keuangan desa yang baik, dengan periodisasi 1 (satu) tahun anggaran, terhitung

mulai tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember.

Perencanaan Pengelolaan Keuangan Desa

Perbandingan Permendagri Nomor 20 Tahun 2018, tentang Pengelolaan Keuangan Desa

dengan praktik di Desa Melintang dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 5

Perbandingan Peraturan Dengan Praktik Dilapangan

Permendagri No. 20 Tahun 2018 Implementasi Sesuai/Tidak

Sesuai

(1. Perencanaan)

a. Sekretaris Desa menyusun

Rancangan Peraturan Desa tentang

APBDesa berdasarkan RKPDesa

tahun berkenaan.

Sekretaris desa telah menyusun

rancangan PerDes itu

berdasarkan RKPDesa pada

tahun berkenaan.

Sesuai

b. Sekretaris Desa menyampaikan

Rancangan Peraturan Desa tentang

APBDesa kepada Kepala Desa

Sekretaris desa selalu

menyampaikan rancangan

PerDes kepada Kepala Desa.

Sesuai

c. Rancangan Peraturan Desa tentang

APBDesa disampaikan oleh Kepala

Desa kepada Badan Permusyawaratan

Desa untuk dibahas dan disepakati

bersama.

Setelah rancangan PerDes

tentang APBDesa dibuat,

Kepala Desa selalu

menyampaikan ke BPD untuk

dibahas dan disepakati

bersama.

Sesuai

d. Rancangan Peraturan Desa tentang

APBDesa disepakati bersama, paling

lambat bulan oktober tahun berjalan.

PerDes tentang APBDes selalu

disepakati bersama berdasarkan

hasil dari musywarah desa Sesuai

Sumber : Data diolah

Berdasarkan perbandingan tabel di atas antara peraturan dan praktik di desa Melintang

sudah menerapkan Permendagri Nomor 20 Tahun 2018, tentang pengelolaan keuangan desa.

Permendagri Nomor 20 Tahun 2018, tentang pengelolaan keuangan desa, aspek

perencanaan pengelolaan keuangan desa dilakukan dengan berdasarkan pada asas-asas

transparan, akuntabel, partisipatif, serta dilakukan dengan tertib dan disiplin. Transparan

maksudnya bahwa segala hal yang berkaitan dengan desa dan penyelenggaraan pemerintah desa

baik penerimaan, pengeluaran, maupun pelaksanaan secara terbuka tanpa ada yang ditutup-

tutupi. Kemudian partisipatif maksudnya bahwa dalam pelaksanaannya segala hal yang

direncanakan dan dilaksanakan serta pertanggungjawabannya harus melibatkan semua unsur

yang ada pada masyarakat desa, dan akuntabel artinya segala hal yang dilaksanakan harus betul-

betul dipertanggungjawabkan. Setiap asas tersebut wajib diterapkan oleh desa dalam proses

pengelolaan desa mengingat bahwa segala sesuatu yang dimiliki desa tersebut adalah milik orang

banyak atau masyarakat.

Page 9: ANALISIS PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN DANA …

Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)

Volume 16 No 2 Oktober 2020

Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 132

Partisipasi tersebut juga disampaikan oleh (Informan M, selaku Kepala Desa, tanggal 15

Juni 2020)

“Iya, jadi setiap tahun sekretaris desa menyusun rancangan peraturan desa tentang

APBDes melalui timnya kemudian diserahkan kepada kepala desa melihat dulu nanti

setelah itu disetujui bagus barulah dibawa kemusrembang jadi dimusrembang itu kita

libatkan itu yang pertama BPD kemudian LPM kemudian Forum RT, tokoh masyarakat

maka kita pilih yang mana dalam perencanaan ini yang mana diperioritaskan sesuai pagu

anggaran yang ada pada tahun itu”.

Berdasarkan penjelasan di atas yang dipaparkan oleh informan tersebut dapat di jelaskan

bahwa Pemerintah Desa Melintang telah menerapkan transparansi atau keterbukaan dalam

pelaksanaan proses perencanaan dengan melibatkan elemen masyarakat, sedangkan berdasarkan

pengamatan oleh peneliti bahwa musyawarah yang dilakukan oleh aparatur desa dan warganya

itu sendiri dalam hal pengambilan keputusan pembangunan desanya adalah, tidak terlepas dari

partisipasi masyarakat atau keikutsertaan masyarakat dalam proses pembangunan desanya.

Partisipasi ini lah sangat penting serta aspirasi yang disampaikan oleh masyarakat, guna untuk

meningkatkan pembangunan yang lebih baik lagi untuk kedepannya nanti.

Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan (informan F, selaku Sekretaris Desa tanggal

15 Juni 2020)

“Iya, kalau untuk perencanaan itu kita adakan yang namanya Musrembangdes yang mana

Sekretaris Desa bertugas sebagai ketua tim penyusun RKPDesa, biasanya disana kami

melibatkan masyarakat yang pertama Tokoh Pemuda, Forum RT, LPM, Ketua BPD dan

disitu ad yang namanya Jender/PKK yang kami undang untuk melaksanakan musyawarah

tersebut sehingga permasalahan-permasalahan yang ada biasanya itu nantinya bisa

tercaver didalam musyawarah tersebut yang mana nanti permasalahan itu kita cari

solusinya supaya bisa disepati bersama, tujuannya diadakan Musrembang agar masyarakat

maupun tokoh masyarakat tau jangan sampai dikemudian hari terjadi pembangunan didesa

atau proyek-proyek tetapi masyarakat tidak tahu pembangunan tersebut diliuar

musyawarah makanya kita adakan musyawarah tentang RKPDesa yang kami sampaikan

kepada bapak Kepala Desa”.

Berdasarkan keterangan informan di atas dapat disimpulkan bahwa partisipasi dalam hal

pengambilan keputusan perencanaan pembangunan dan keuangan desa melibatkan partisipasi

masyarakat cukup baik, dan juga aparat desanya sangat memberikan keputusan yang layak mana

yang semestinya jadi priorotas dan mana yang bisa dilewatkan. Hal ini merupakan cara yang baik

untuk mendapatkan usulan masyarakat yang merata dan benar-benar terbuka oleh masyarakat.

Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa masyarakat juga berperan andil untuk proses perencanaan

pembangunan desa yang transparan.

Menurut Nurcholis (2015:107), dalam rangka penyelengaraan pemerintahan desa disusun

perencanaan pembangunan desa sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan

daerah kabupaten/ kota. Perencanaan desa disusun secara pasrtisipatif, yaitu melibatkan semua

unsur masyarakat desa yang terdiri atas ketua RT/ RW, tokoh masyarakat, pemangku adat, ketua

organisasi kemasyarakatan, ketua organisasi perempuan, LSM, dan lain-lain. Untuk menunjang

dalam musyawarah tersebut dapat dibuktikan dengan data daftar hadir masyarakat dalam

musyawarah desa pada tabel 4.6.

Tabel 6

Daftar Hadir Masyarakat Dalam Musyawarah Desa Melintang

No. Nama Jabatan Alamat

1 Muhdi Ketua Desa RT 10

2 Syamsi Sekretaris Desa RT 15

3 Majliansyah Ketua BPD RT 07

4 Adha BPD RT 01

Page 10: ANALISIS PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN DANA …

Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)

Volume 16 No 2 Oktober 2020

Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 133

5 Akh. Syufian Pusban RT 04

6 Santriah Polides/Bides RT 04

7 Sarlina PKK RT 10

8 Timah PKK RT 08

9 Ratna BPD RT 14

10 Usta Wakil BPD RT 01

11 Hakim Ketua RT 14 RT 14

12 Werhansyah Ketua Pemuda RT 07

13 Syahdliyani Ketua RT 12 RT 12

14 Iyan Ketua RT 04 RT 04

15 Jais Ketua RT 09 RT 09

16 Abd. Wahab Ketua RT 04 RT 04

17 Jainuddin Adat RT 10

18 Fadli Ketua RT 16 RT 16

19 Rainy Ketua RT 11 RT 11

20 H. Darmansyah Ketua Adat RT 10

21 Syahruni Tokah Agama RT 10

22 Sholihin Ketua RT 17 RT 17

23 Jamaluddin Ketua RT 02 RT 02

Tabel 4.6 dilanjutkan ke hal 54

Tabel 4.6 lanjutan dari halaman 53

Tabel 7

Daftar Hadir Masyarakat Dalam Musyawarah Desa Melintang

24 Midi Ketua RT 03 RT 03

25 H. Asmuran Ketua RT 01 RT 01

26 Anwar Ketua RT 13 RT 13

27 Husni Ketua RT 08 RT 08

28 Alfian Ketua LPM RT 01

29 Sahbana Linmas RT 10

30 Erhan Linmas RT 13

31 Hamli Linmas RT 10

32 Rusli Kaur Umum dan Perencanaan RT 04

33 Sakban BUMDES RT 08

34 Mahani Kader Posyandu RT 10

35 Farhan Kaur Pemerintahan RT 07

36 Marlena Kasi Kesra RT 02

37 Aslidin Staf Desa RT 13

38 Muslih Magang RT 08

Sumber : Kantor Desa Melintang, 2019

Berdasarkan data tersebut tingkat partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan

sangat relatif tinggi dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat. Hal itu juga menunjukkan

kepedulian/ tingkat kesadaran masyarakat dalam mengambil peran aktif dalam pengelolaan

pembangunan sangat tinggi. Kehadiran masyarakat tersebut dapat mendukung tugas pemerintah

dalam mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan, serta

mengembangkan program-program pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

Untuk melihat keterangan diatas dilakukan wawancara oleh (Informan M, selaku Ketua BPD

tanggal 16 Juni 2020)

“Iya, memang betul setiap apatur desa pasti diundang dalam forum rapat Musrembang

disitu kita membahas perencanaan apa yang perlu dilaksanakan didesa dan apa yang perlu

perbaiki jadi setiap instansi LPM, BPD atau Forum RT disitu masing-masing mengajukan

Page 11: ANALISIS PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN DANA …

Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)

Volume 16 No 2 Oktober 2020

Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 134

pendapat atau aspirasi dari masyarakat, artinya apa keluhan masyarakat atau apa yang perlu

dibangun aspirasi masyarakat itu ditampung sesuai dengan dana yang ada untuk yang

melaksanakan itu pihak desa akan tetapi saya sebagai Ketua BPD tetap mengetahui setiap

item perencanaan APBDesa untuk setiap tahapannya”.

Berdasarkan penjelasan beberapa informan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

pemerintah desa Melintang dalam hal perencanaannya memang betul-betul melibatkan seluruh

masyarakat, keikutsertaan masyarakat tersebut serta aspirasi yang disampaikan sangatlah penting

guna untuk meningkatkan kebutuhan pembangunan yang ada didesa itu sendiri serta kebutuhan

lainnya. Keterangan kesimpulan tersebut juga berkaitan dengan undang-undang bahwasanya

masyarakat desa merupakan subyek pembangunan.

Perencanaan keuangan Desa Melintang telah diatur dalam peraturan desa mengenai

APBDes. APBDes merupakan rencana anggaran keuangan tahunan pemerintah desa yang

ditetapkan untuk menyelenggarakan program kegiatan yang menjadi kewenangan desa. Adapun

proses penyusunan APBDesa tersebut berdasarkan Permendagri Nomor 20 Tahun 2018, dimulai

dengan urutan sebagai berikut:

a) Pelaksana kegiatan meyampaikan usulan kegiatan kepada Sekretaris Desa berdasarkan

RKPDesa yang telah ditetapkan;

b) Sekretaris Desa menyusun rancangan Peraturan Desa tentang Rancangan APBDesa dan

menyampaikan kepada Kepala Desa;

c) Kepala Desa selanjutnya menyampaikan kepada Badan Permusyawaratan Desa untuk

dibahas dan disepakati bersama. Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa disepakati

bersama paling lambat bulan Oktober tahun berjalan Kepala Desa dan BPD;

d) Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa yang telah disepakati bersama sebagaimana

selanjutnya disampaikan Kepala Desa kepada Bupati/Walikota melalui camat paling

lambat 3 (tiga) hari sejak disepakati untuk dievaluasi;

e) Bupati/Walikota menetapkan hasil evaluasi Rancangan APBDesa paling lama 20 (dua

puluh) hari kerja sejak diterimanya Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa. Dalam

hal Bupati tidak memberikan hasil evaluasi dalam batas waktu maka Peraturan Desa

tersebut berlaku dengan sendirinya. Dalam hal Bupati menyampaikan evaluasi Rancangan

Peraturan Desa tentang APBDesa tidak sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan

perundang-undangan yang lebih tinggi Kepala Desa melakukan penyempurnaan paling

lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung, sejak diterimanya hasil evaluasi. Apabila evaluasi tidak

dilanjuti Kepala Desa dan Kepala Desa tetap menetapkan Rancangan Peraturan Desa

tentang APBDesa menjadin Peraturan Desa, Bupati/Walikota membatalkan Peraturan

Desa dengan Keputusan Bupati/Walikota yang sekaligus menyatakan berlakunya pagu

APBDesa tahun sebelumnya;

f) Peraturan desa tentang APBDesan ditetapkan paling lambat tanggal 31 Desember tahun

anggaran berjalan.

Hasil perencanaan tersebut menjadi pedoman penyelenggaraan pemerintahan desa dan

pembangunan desa dalam kurun waktu satu tahun. Perencanaan yang disepakati harus transparan,

dalam arti dapat diketahui oleh lapisan masyarakat yang nantinya dapat dipertanggungjawabkan.

Sisi transparansi perencanaan, pemerintah desa Melintang diwajibkan untuk memberikan

informasi kepada masyarakatnya tentang kegiatan apa yang akan dilaksanakan. Pemerintah desa

Melintang memberikan informasi perencanaan secara terbuka terhadap kritik yang dilihat sebagai

pertisipasi untuk melakukan perbaikan dengan menampilkan perencanaan pada papan

pengumuman desa serta menyampaikan langsung kepada masyarakat desa. Hal tersebut

dibuktikan dari hasil wawancara dengan (Informan J, tanggal 16 Juni 2020)

“Iya, RKPDes maupun APBDes nya itu kita sampaikan kepada masyarakat desa biasanya

kita adakan Musrembang yang dilibatkan dalam Musrembang biasanya LPM, Tokoh

Agama, Forum RT dan Tokoh Masyarakat lain, media informasinya selain lewat

Musrembang kita sampaikan lewat baliho tujuannya agar masyarakat tahu APBDes

tersebut”.

Page 12: ANALISIS PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN DANA …

Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)

Volume 16 No 2 Oktober 2020

Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 135

Informasi tersebut telah menunjukkan bahwa perencanaan keuangan dan pembangungan

desa Melintang telah melaksanakan penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Hal ini

merupakan pembelajaran bersama untuk melaksanakan tata pemerintahan yang baik.

Pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Desa

Perbandingan Permendagri Nomor 20 Tahun 2018, tentang Pengelolaan Keuangan Desa

dengan praktik di Desa Melintang dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 8

Perbandingan Peraturan Dengan Praktik Dilapangan

Permendagri No. 20 Tahun 2018 Implementasi Sesuai/Tidak

Sesuai

(2. Pelaksanaan)

a. Semua penerimaan dan pengeluaran

desa dalam rangka pelaksanaan desa

harus dilaksanakan melalui rekening kas

desa.

Penerimaan maupun

pengeluaran dilakukan melalui

rekening kas desa. Sesuai

b. Khusus bagi desa yang belum memiliki

pelayanan perbankan di wilayahnya maka

pengaturannya ditetapkan oleh

Pemerintah Kabupaten/Kota.

Untuk pelayanan Perbankan

sudah ada, dan pengaturannya

juga tidak terpisah dari

Pemerintah Kabupaten/Kota

Sesuai

c. Semua penerimaan dan pengeluaran

desa harus didukung oleh bukti yang

lengkap dan sah.

Setiap penerimaan dan

pengeluaran menggunakan bukti

yang lengkap dan bukti yang

sah.

Sesuai

Tabel 4.7 dilanjutkan ke halaman 58

Tabel 4.7 lanjutan dari halaman 57

Tabel 9

Perbandingan Peraturan Dengan Praktik Dilapangan

d. Pemerintah desa dilarang melakukan

pungutan sebagai penerimaan desa selain

yang ditetapkan dalam peraturan desa.

Untuk di Desa Melintang tidak

sama sekali melakukan

pungutan selain dengan yang

ditetapkan berdasarkan PerDes.

Sesuai

e. Pelaksanaan kegiatan mengajukan

pendanaan untuk melaksanakan kegiatan

harus disertai dengan dokumen antara

lain Rencana Anggaran Biaya.

Setiap kegiatan Pemerintah desa

selalu membuat Rencana

Anggaran Biaya berdasarkan

jumlah kebutuhan untuk

kegiatan pembangunan.

Sesuai

Sumber : Data diolah

Simpulan

Pengelolaan keuangan desa berdasarkan Permendagri nomor 20 tahun 2018, tentang

pengelolaan keuangan desa pada Desa Melintang dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:

a. Pemerintah Desa Melintang telah melaksanakan perencanaan dengan mengikutsertakan

masyarakat dalam pembangunan desa yang dapat dibuktikan dengan adanya prinsip

partisipasi masyarakat dan keterbukaan dalam forum musrembangdes.

b. Selanjutnya dalam hal pelaksanaannya Pemerintah Desa Melintang juga melakukan

pencatatan penerimaan serta pengeluaran melalui rekening kas desa, selain itu

pemerintah desa Melintang juga tidak terindikasi sama sekali melakukan pungutan atas

penerimaan pendapatan terhadap masyarakat. Bentuk pertanggungjawaban

pelaksanaannya juga disampaikan kepada masyarakat atas pendapatan yang diterima

Page 13: ANALISIS PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN DANA …

Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)

Volume 16 No 2 Oktober 2020

Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 136

serta pengeluaran belanja desa. Akan tetapi dapat dilihat dari realisasi pelaksanaan

anggaran alokasi dana desanya belum terserap secara maksimal, khususnya dalam bidang

pelaksanaan kegiatan pembangunan.

c. Pemerintah desa Melintang dalam penatausahaan yang dilakukan oleh bendahara desa

telah melakukan pertanggungjawaban secara periodik tiap bulan kepada Kepala desa.

d. Pelaksanaan tugas pengelolaan keuangan desa, kepala desanya juga telah menyampaikan

laporan realisasi pelaksanaan APBDesa kepada bupati. Laporan tersebut berupa laporan

semester pertama, dan laporan semester akhir tahun. Realisasi tersebut juga disampaikan

kepada masyarakat sebagai bentuk proses kegiatan penyelenggaraan pelaksanaan

APBDesa.

e. Pertanggungjawaban laporan realisasi pelaksanaan APBDesa kepala desanya juga telah

menyampaikan kepada Bupati setiap akhir tahun anggaran.

DAFTAR RUJUKAN

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. (2014). Peraturan Pemerintah. Jakarta: Dewan

Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.

Dewan Perwakilan Rakyat. (2014). Undang-undang Tentang Desa. Jakarta: Dewan Perwakilan

Rakyat.

Faud, M.Ramli. (2015). Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Halim, Abdul. (2007). Akuntansi Keuangan Daerah. Yogyakarta: Salemba Empat.

Mirnawati, Iin. (2017). Analisis Pengelolaan Keuangan Desa Berdasarkan Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 (Studi Kasus pada Desa di Kecamatan Tanjung

Raja Kabupaten Ogan Ilir). Palembang: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Palembang.

Miftahuddin. (2018). Akuntabilitas Dan Transparansi Pemerintah Desa Terhadap Pengelolaan

Dana Desa (Studi Kasus Desa Panggungharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul).

Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.

Malik, Adam. (2017). Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa (Studi Kasus: Pemerintah

Desa Badak Baru Kecamatan Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara).

Samarinda: Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda.

Nurcholis, Hanif. (2011). Pertumbuhan & Penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Jakarta:

Erlangga.

Pemerintah Republik Indonesia, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018,

Tentang Pengelolaan Keuangan Desa.

Pemerintah Daerah Kutai Kartanegara, Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 47 Tahun

2018, Tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran

2019.

Pemerintah Daerah Kutai Kartanegara, Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 48 Tahun

2018, Tentang Alokasi Dana Desa Tahun Anggaran 2019.

Page 14: ANALISIS PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN DANA …

Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)

Volume 16 No 2 Oktober 2020

Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 137

Pemerintah Daerah Kutai Kartanegara, Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 08 Tahun

2018, Tentang Alokasi Dana Desa.

Pemerintah Daerah Kutai Kartanegara, Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 08 Tahun

2016, Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa.

Peraturan Desa Melintang Nomor 10 Tahun 2018, Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja

Desa Tahun Anggaran 2019.

Pradana, Yudha Herybertus. (2018). Analisis Penerapan Pengelolaan Keuangan Desa

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 (Studi Kasus

di Desa Jatimulyo Kecamatan Girimulyo Kabupaten Kulon Progo). Yogyakarta:

Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Rancangan Peraturan Desa Melintang Nomor 09 Tahun 2018, Tentang Anggaran Pendapatan

dan Belanja Desa Tahun Anggaran 2019.

Sujarweni, V.Wiratna. (2019). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Wijaya, Puspa. (2016). Pengelolaan Keuangan Desa. Bogor: Pusdiklatwas BPKP.