analisis pendapatan pedagang buah di pd...

Download ANALISIS PENDAPATAN PEDAGANG BUAH DI PD …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/45036/A10twb.pdf · memiliki kandungan vitamin maupun mineral jauh lebih baik bagi kesehatan,

If you can't read please download the document

Upload: vuminh

Post on 06-Feb-2018

254 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

  • ANALISIS PENDAPATAN PEDAGANG BUAH

    DI PD PASAR INDUK KRAMAT JATI JAKARTA TIMUR

    TENRI WALI BAHTIAR SYAM

    A 14105613

    PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

    FAKULTAS PERTANIAN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    2010

  • RINGKASAN

    TENRI WALI BAHTIAR SYAM. Analisis Pendapatan Pedagang Buah di PD

    Pasar Induk Kramat Jati Jakarta Timur. (Dibawah Bimbingan MUHAMMAD

    FIRDAUS).

    Masyarakat mulai menyadari bahwa mengkonsumsi makanan alami yang

    memiliki kandungan vitamin maupun mineral jauh lebih baik bagi kesehatan,

    sehingga kecenderungan masyarakat dalam mengkonsumsi buah meningkat. Pada

    tahun 2007 konsumsi buah mencapai 30,25 Kg/Tahun/Kapita, jika dibandingkan

    pada tahun 2006, maka pada tahun 2007 konsumsi buah mengalami pertumbuhan

    tertinggi sebesar 36,38 persen. Peningkatan konsumsi buah-buahan segar akan

    meningkatkan permintaan buah segar baik buah nasional maupun buah impor.

    Permintaan buah impor pada tahun 2007 sebesar 465.679.473 Ton dan diprediksi

    akan berkurang pada tahun 2008 sebesar 458.516.183 Ton. Perkiraan permintaan

    buah-buahan di Indonesia sampai tahun 2015 masih terus meningkat seiring

    dengan pertambahan laju jumlah penduduk Indonesia yang terus bertambah.

    Perkiraan jumlah populasi di Indonesia pada 2010 sebanyak 240 juta dan

    diperkirakan konsumsi buah sebesar 57,92 Kg/Tahun/Kapita dan pada tahun 2015

    diperkirakan konsumsi buah sebesar 78,74 Kg/Tahun/Kapita. Peningkatan

    konsumsi buah-buahan segar yang terjadi ini merupakan salah satu peluang yang

    harus dimanfaatkan oleh lembaga-lembaga pemasaran khususnya pedagang

    pengecer yang terlibat dalam penyediaan dan distribusi buah. Peran lembaga

    pemasarn ini adalah sebagai pihak yang menghubungkan produsen buah-buahan

    ke konsumen.

    Penyediaan buah-buahan oleh pedagang pengecer bukan hanya buah

    nasional saja tapi juga buah impor. Penyediaan buah-buahan tertentu akan

    dilakukan oleh pedagang apabila memberikan nilai positif dalam arus penerimaan,

    seperti kecenderungan pedagang hanya menjual buah-buahan nasional saja atau

    kedenderungan pedagang hanya menjual buah-buahan impor saja, atau

    kecenderungan pedagang menjual buah-buahan nasional sebagai komoditi utama

    dan menjual buah-buahan impor sebagai komoditi pelengkap saja. Hal ini tentu

    saja menimbulkan adanya perbedaan pendapatan pedagang buah.

    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik pedagang

    buah nasional dan buah impor serta pola penyediaan buah nasional dan buah

    impor di pasar induk kramat jati. menganalisis tingkat pendapatan pedagang buah

    di pasar induk kramat jati, dalam menjawab tujuan pertama dilakukan dengan cara

    mendeskripsikan pedagang buah berdasarkan data yang diperoleh melalui

    wawancara langsung ke pedagang buah. Tujuan kedua diperoleh dengan

    menggunakan analisis pendapatan dengan menggunakan teori biaya = TR-TC

    dan nilai R/C ratio.

    Berdasarkan karakteristik pedagang buah, pada umumnya pedagang buah

    nasional dan buah impor berusia 48 tahun keatas, sedangkan tingkat pendidikan

    terakhir pedagang buah nasional dan buah impor pada umumnya yaitu SMU

    dengan lamanya berdagang buah mayoritas diatas 21 tahun. Jumlah kios pedagang

    buah nasional maupun impor pada umumnya berkisar antara 4 5 TU, sedangkan

  • jumlah tenaga kerja yang dimiliki oleh pedagang buah nasional pada

    umumnya berkisar antara 6 10 orang dan jumlah tenaga kerja yang dimiliki oleh

    pedagang buah impor pada umumnya berkisar antara 11 15 orang. Pada

    umumnya modal pembelian buah untuk pedagang buah nasional antara

    10.000.000 50.000.000 dan pedagang buah impor diatas 151.000.000.

    Berdasarkan pola penyediaan buah, pada umumnya pedagang buah di pasar Induk

    Kramat Jati melakukan pengumpulan (konsentrasi) produk-produk pertanian dari

    beberapa wilayah pemasok buah lalu dijual ke konsumen bisnis, maka dapat

    dikatakan bahwa pedagang buah di pasar Induk Kramat Jati merupakan pedagang

    grosir terkadang merangkap sebagai pedagang pengumpul.

    Tingkat pendapatan pedagang buah nasional yaitu buah semangka, buah

    salak, buah melon, buah pisang, dan buah mangga masing-masing rata-rata

    sebesar Rp 6.190.442/Kios, Rp 6.444.150/Kios, Rp 5.913.425/Kios, Rp

    2.511.635/Kios, dan Rp 1.191.914/Kios. Tingkat pendapatan pedagang buah

    impor rata-rata sebesar Rp 9.602.178/Kios. Kegiatan penjualan antara buah

    nasional dan buah impor yang paling menguntungkan adalah kegiatan penjualan

    buah nasional (buah semangka), karena nilai R/C ratio pedagang semangka

    sebesar 1,42 merupakan yang paling tinggi bila dibandingkan dengan pedagang

    impor sebesar 1,21. Penjualan buah nasional musiman dan buah nasional

    sepanjang tahun, yang paling menguntungkan adalah kegiatan penjualan buah

    nasional sepanjang tahun, karena nilai R/C ratio pedagang buah nasional

    sepanjang tahun (buah semangka) sebesar 1,42 merupakan yang paling tinggi bila

    dibandingkan dengan pedagang buah nasional musiman (buah salak) sebesar 1,35.

  • ANALISIS PENDAPATAN PEDAGANG BUAH

    DI PD PASAR INDUK KRAMAT JATI JAKARTA TIMUR

    TENRI WALI BAHTIAR SYAM

    A 14105613

    Skripsi

    Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

    Sarjana Pertanian

    Pada Fakultas Pertanian

    Institut Pertanian Bogor

    PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

    FAKULTAS PERTANIAN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    2010

  • Judul Skripsi : Analisis Pendapatan Pedagang Buah di PD Pasar Induk

    Kramat Jati Jakarta Timur

    Nama : Tenri Wali Bahtiar Syam

    NRP : A 14105613

    Disetujui,

    Pembimbing

    Muhammad Firdaus, Ph.D

    NIP. 19730105 1997021 001

    Diketahui,

    Dekan Fakultas Pertanian

    Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr

    NIP. 19571222 1982031 002

    Tanggal Lulus :

  • PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Analisis

    Pendapatan Pedagang Buah di PD Pasar Induk Kramat Jati Jakarta Timur

    adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan

    tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang

    diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks

    dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

    Bogor, Mei 2010

    TENRI WALI BAHTIAR SYAM

    A 14105613

  • RIWAYAT HIDUP

    Penulis dilahirkan di Ujung Pandang, Sulawesi Selatan pada tanggal 11

    Maret 1983. Penulis adalah anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak

    Bahtiar Syam dan Ibunda Nurdaningsih.

    Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 04 Pagi Pasar Minggu,

    Jakarta Selatan pada tahun 1994 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan

    pada tahun 1997 di SMPN 163 Kalibata, Jakarta Selatan. Pendidikan lanjutan

    menengah atas di MAN 04 Model Pondok Pinang, Jakarta Selatan diselesaikan

    pada tahun 2001.

    Penulis diterima pada Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi

    Pertanian, Program Studi Diploma Tiga (D III) Manager Alat Mesin Pertanian,

    Institut Pertanian Bogor melalui jalur undangan seleksi masuk IPB pada tahun

    2001. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan kegiatan perkuliahan di Program

    Sarjana Penyelenggaraan Khusus, Program Studi Ekstensi Manajemen Agribisnis,

    Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

    Selama mengikuti pendidikan program diploma, penulis pernah tercatat

    sebagai pengurus Himpunan Mahasiswa Teknik Pertanian (HIMATETA) Fakultas

    Teknologi Pertanian periode tahun 2002-2003, penulis juga pernah tercatat

    sebagai Ketua Pelaksana penyambutan mahasiswa baru angkatan 40 Fakultas

    Teknologi Pertanian, serta penulis juga pernah tercatat sebagai Koordinator Divisi

    Propaganda dan Strategi Taktik Aksi pada Front Mahasiswa Bogor periode tahun

    2002-2003.

  • KATA PENGANTAR

    Bismillaahir rohmaanir rohim, puji syukur kepada Alloh azza wa jalla

    atas segala berkat dan karuniaNya yang tiada terbatas sehingga penulis dapat

    menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Pendapatan Pedagang Buah di PD

    Pasar Induk Kramat Jati Jakarta Timur.

    Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan karakteristik pedagang buah

    lokal dan buah impor serta pola penyediaan buah lokal dan buah impor di pasar

    induk kramat jati serta menganalisis tingkat pendapatan pedagang buah di pasar

    induk kramat jati Jakarta Timur.

    Namun demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan karena

    keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan saran

    dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan pada skripsi ini sehingga

    dapat bermanfaat bagi semua pihak.

    Bogor, Mei 2010

    TENRI WALI BAHTIAR SYAM

    A 14105613

  • UCAPAN TERIMAKASIH

    Alhamdulillaahi robbilalamiin, penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas

    dari bantuan berbagai pihak, terutama Ayah dan Ibunda serta adik dan kakakku

    tercinta, yang selalu menyemangati penulis baik dalam bentuk dukungan moral

    maupun dalam bentuk lantunan doa-doa disetiap bada sholatnya, dengan tujuan

    agar anaknya/saudaranya diberikan kemudahan Alloh azza wa jalla dalam

    penyelesaian studi penulis. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Alloh azza wa

    jalla, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :

    1. Muhammad Firdaus, Ph.D, selaku Dosen Pembimbing.

    2. Dr. Rita Nurmalina, selaku Dosen Evaluator pada kolokium penulis.

    3. Dr. Ir. Anna Fariyanti, MS, selaku dosen penguji utama pada sidang penulis.

    4. Rahmat Yanuar, SP, MSi, selaku dosen komisi pendidikan pada sidang

    penulis.

    5. Drs. H. Lukman ZA, selaku Manager Pasar Induk Kramat Jati Jakarta Timur

    yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian.

    6. H. Setyo Margono, selaku Ketua KOPPAS Pasar Induk Kramat Jati Jakarta

    Timur.

    7. Yudistira Marfianda, yang telah bersedia menjadi pembahas pada seminar

    penulis.

    8. Akbar Zamani, Kholid Samsurrijal, Yudistira Marfianda, Agung, dan Rudi

    Lintau yang telah membantu dalam pengambilan data kuesioner penelitian.

    9. Yayan Muhammad Ahyani, Hendri Zulfa, Wan Aswan Cahyadi, Asep Ali

    Akbar, Rudi Paladium, Ariyoso, Irwan Firdaus, Didu Slow, Gabol, Hatta,

    Firdaus Sinulingga dan Dimas Rizaldi yang telah berkesempatan hadir dalam

    acara kolokium penulis.

    10. Karyawan dan Karyawati pihak sekretariat penyelengaraan khusus Program

    Sarjana Ekstensi Agribisnis.

    11. Ismie Arum, Fuji Lestari, Abdi Haris Tjolly, Eko Hendrawanto, Alam

    Lazuardi, Kholid Samsurrijal, Yudistira Marfianda, dan Akbar Zamani terima

    kasih atas dukungannya dan tukar pikiran serta masukkannya selama penulis

    melakukan penelitian.

  • 12. Teman-teman satu dosen bimbingan, Rudy Hadianto, Romlah, Firdaus

    Sinulingga, dan Muhammad Wijaya, terimakasih atas dukungan dan

    semangatnya.

    Semoga Alloh subhana wataala melimpahkan rahmat dan hidayahNya

    serta membalas kebaikan semua pihak yang telah memberikan doa, bantuan dan

    dukungannya kepada penulis.

    Bogor, Mei 2010

    TENRI WALI BAHTIAR SYAM

    A 14105613

  • i

    DAFTAR ISI

    Halaman

    DAFTAR TABEL ....................................................................................... iii

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................... iv

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vi

    I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1

    1.2 Perumusan Masalah ....................................................................... 6

    1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 8

    1.4 Kegunaan Penelitian ..................................................................... 8

    1.5 Ruang Lingkup .............................................................................. 9

    II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Usaha Informal ............................................................................. 10

    2.2 Sistem Pemasaran Buah ............................................................... 11

    2.4 Pasar Induk dan Pasar Penunjang ................................................. 13

    2.5 Penelitian Terdahulu ..................................................................... 16

    III KERANGKA PEMIKIRAN

    3.1 Kerangka Teori ............................................................................. 20

    3.1.1 Tataniaga Pertanian ............................................................ 20

    3.1.2 Pasar dan Bentuk Pasar ...................................................... 22

    3.1.2.1 Pasar ...................................................................... 22

    3.1.2.2 Bentuk Pasar .......................................................... 23

    3.1.3 Pedagang Eceran ................................................................ 26

    3.1.4 Biaya ................................................................................... 28

    3.1.5 Pendapatan .......................................................................... 31

    3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ................................................. 34

    IV METODE PENELITIAN

    4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 37

    4.2 Jenis dan Sumber Data ................................................................. 37

    4.3 Teknik Pengambilan Sampel ........................................................ 38

    4.4 Alat Pengolahan Data ................................................................... 39

    4.5 Analisis Data ................................................................................ 39

    4.5.1 Karakteristik dan Pola Pedagang Buah .............................. 39

    4.5.2 Analisis Pendapatan Pedagang Buah .................................. 40

    4.6 Definisi Operasional ..................................................................... 42

    V GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

    5.1 Pasar Induk Kramat Jati ............................................................... 45

    5.2 Latar Belakang Pendirian ............................................................. 46

    5.3 Kedudukan Pasar .......................................................................... 46

    5.4 Tugas Pokok dan Fungsi .............................................................. 47

    5.4.1 Tugas Pokok ....................................................................... 47

  • ii

    5.4.2 Fungsi .................................................................................. 47

    5.5 Peremajaan Pasar .......................................................................... 47

    5.6 Aktivitas Tempat Usaha ............................................................... 48

    5.7 Jenis Kepemilikan Usaha ............................................................. 49

    5.8 Pasokan dan Distibusi .................................................................. 50

    5.9 Komposisi Pegawai ...................................................................... 51

    5.10 Lembaga Pendukung Operasional .............................................. 52

    VI HASIL DAN PEMBAHASAN

    6.1 Karakteristik Umum Pedagang Buah .......................................... 54

    6.1.1 Usia Pedagang ................................................................... 54

    6.1.2 Tingkat Pendidikan ............................................................ 55

    6.1.3 Lama Berdagang ................................................................ 56

    6.1.4 Jumlah Tempat Usaha ....................................................... 57

    6.1.5 Jumlah Tenaga Kerja Tetap ............................................... 58

    6.1.6 Modal Pembelian Buah ..................................................... 59

    6.2 Pola Penyediaan Buah Lokal dan Buah Impor di Tingkat

    Pedagang Buah ...........................................................................

    59

    6.2.1 Pedagang Buah Semangka ................................................. 67

    6.2.2 Pedagang Buah Salak ......................................................... 71

    6.2.3 Pedagang Buah Melon ....................................................... 78

    6.2.4 Pedagang Buah Pisang ....................................................... 85

    6.2.5 Pedagang Buah Mangga ..................................................... 92

    6.2.6 Pedagang Buah Impor ........................................................ 100

    6.3 Analisis Pendapatan Pedagang Buah .......................................... 106

    6.3.1 Biaya Pedagang Buah ........................................................ 109

    6.3.2 Pendapatan Pedagang Buah ............................................... 114

    VII KESIMPULAN DAN SARAN

    7.1 Kesimpulan ................................................................................. 120

    7.2 Saran ........................................................................................... 121

    VII DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 122

    LAMPIRAN ..................................................................................... 123

  • iii

    DAFTAR TABEL

    Nomor Halaman

    1 Perkiraan Konsumsi Buah-buahan di Indonesia Sampai

    Tahun 2015 .............................................................................................

    4

    2 Jumlah Responden Pedagang Buah di Pasar Induk Kramat

    Jati Data Bulan Desember 2009 .............................................................

    38

    3 Sebaran Responden Menurut Usia Pedagang Buah Lokal

    dan Buah Impor di Pasar Induk Kramat Jati Data Bulan

    Desember 2009 .......................................................................................

    54

    4 Sebaran Responden Menurut Tingkat Pedidikan Pedagang

    Buah Lokal dan Impor di Pasar Induk Kramat Jati Data

    Bulan Desember 2009 ............................................................................

    55

    5 Sebaran Responden Menurut Lama Berdagang Buah Lokal

    dan Buah Impor di Pasar Induk Kramat Jati Data Bulan

    Desember 2009 .......................................................................................

    56

    6 Sebaran Responden Menurut Jumlah Tempat Usaha

    Dagang Buah Lokal dan Buah Impor di Pasar Induk

    Kramat Jati Data Bulan Desember 2009 ................................................

    57

    7 Sebaran Responden Menurut Jumlah Tenaga Kerja Tetap

    Pedagang Buah Lokal dan Buah Impor di Pasar Induk

    Kramat Jati Data Bulan Desember 2009 .................................................

    58

    8 Sebaran Responden Menurut Modal Pembelian Buah

    Pedagang Buah Lokal dan Pedagang Buah Impor di Pasar

    Induk Kramat Jati Data Bulan Desember 2009 .......................................

    59

    9 Jumlah Angkutan Pedagang Buah di Pasar Induk Kramat

    Jati dan Kapasitas Rata-rata Angkutan Data Bulan

    Desember 2009 ........................................................................................

    61

    10 Upah Bongkar Muat Komodi Buah Semangka (Rp/Kios)

    di Pasar Induk Kramat Jati Data Bulan Desember 2009 ........................

    69

    11 Jumlah Pembelian Buah (Kg/Kios), Harga Jual (Rp/Kg)

    dan Harga Beli (Rp/Kg) serta Marjin Penjualan (Rp/Kg)

    Pedagang Buah Semangka di Pasar Induk Kramat Jati

    Data Bulan Desember 2009 ...................................................................

    70

    12 Jumlah Modal Pembelian Buah Semangka (Rp/Kios) Oleh

    Pedagang Buah Semangka di Pasar Induk Kramat Jati

  • iv

    Data Bulan Desember 2009 ....................................................................

    71

    13 Persentase Pemesan Buah Salak Pondoh ke Pemasok oleh

    Pedagang Buah di Pasar Induk Kramat Jati Data Bulan

    Desember 2009 ........................................................................................

    73

    14 Jumlah Pembelian Buah Salak Pondoh (Kg/Kios) Oleh

    Pedagang Buah Pasar Induk Kramat Jati dari Pemasok

    Buah Data Bulan Desember Tahun 2009 ................................................

    73

    15 Harga Jual (Rp/Kg), Harga Beli (Rp/Kg) dan Marjin

    Penjualan (Rp/Kg) Pedagang Buah Salak Pondoh di Pasar

    Induk Kramat Jati Data Bulan Desember 2009 .......................................

    75

    16 Upah Bongkar Muat Komoditi Buah Salak (Rp/Kios) di

    Pasar Induk Kramat Jati Data Bulan Desember 2009 .............................

    76

    17 Modal Pembelian Buah (Rp/Kios) Oleh Pedagang Buah

    Salak di Pasar Induk Kramat Jati Data Bulan Desember

    2009 .........................................................................................................

    77

    18 Persentase Pembelian Buah Melon oleh Pedagang Buah

    Melon di Pasar Induk Kramat Jati Data Bulan Desember

    2009 .........................................................................................................

    80

    19 Jumlah Pembelian Buah Melon (Kg/Kios) Oleh Pedagang

    Buah Melon di Pasar Induk Kramat Jati Data Bulan

    Desember 2009 ........................................................................................

    81

    20 Harga Jual (Rp/Kg) dan Harga Beli (Rp/Kg) serta Marjin

    Penjualan (Rp/Kg) Pedagang Buah Melon di Pasar Induk

    Kramat Jati Data Bulan Desember 2009 .................................................

    82

    21 Upah Bongkar Muat Komoditi Buah Melon (Rp/Kios) di

    Pasar Induk Kramat Jati Data Bulan Desember 2009 .............................

    84

    22 Modal Pembelian Buah Melon (Rp/Kios) Oleh Pedagang

    Buah Melon di Pasar Induk Kramat Jati Data Bulan

    Desember 2009 ........................................................................................

    84

    23 Persentase Pembelian Buah Pisang Ambon, Pisang

    Lampung dan Pisang Tanduk di Pasar Induk Kramat Jati

    Data Bulan Dember 2009 ........................................................................

    86

    24 Persentase Pembelian Buah Pisang Ambon, Pisang

    Lampung dan Pisang Tanduk di Pasar Induk Kramat Jati

    Data Bulan Dember 2009 ........................................................................

    87

  • v

    25 Harga Beli dan Harga Jual serta Marjin Penjual Buah

    Pisang di Pasar Induk Kramat Jati Data Bulan Desember

    2009 .........................................................................................................

    88

    26 Upah Bongkar Muat Komoditi Buah Pisang (Rp/Kios) di

    Pasar Induk Kramat Jati Data Bulan Desember 2009 .............................

    90

    27 Modal Pembelian Buah Pisang (Rp/Kios) Oleh Pedagang

    Buah Pisang di Pasar Induk Kramat Jati Data Bulan

    Desember 2009 ........................................................................................

    91

    28 Persentase Pembelian Buah Mangga untuk Setiap Grade

    Oleh Pedagang Buah Mangga di Pasar Induk Kramat Jati

    Bulan Desember Tahun 2009 ..................................................................

    94

    29 Jumlah Pembelian Buah Mangga (Kg/Kios) Oleh

    Pedagang Buah Mangga di Pasar Induk Kramat Jati Data

    Bulan Dember 2009 ................................................................................

    95

    30 Harga Beli (Rp/Kg) dan Harga Jual (Rp/Kg) Serta Margin

    Penjualan (Rp/Kg) Buah Mangga di Pasar Induk Kramat

    Jati Data Bulan Desember 2009 ..............................................................

    96

    31 Upah Bongkar Muat Komoditi (Rp/Kios) Buah Mangga di

    Pasar Induk Kramat Jati Data Bulan Desember 2009 .............................

    98

    32 Modal Pembelian Buah Mangga (Rp/Kios) Oleh Pedagang

    Buah Mangga di Pasar Induk Kramat Jati Data Bulan

    Desember 2009 ........................................................................................

    99

    33 Persentase Pembelian Buah Impor Oleh Pedagang Buah

    Impor di Pasar Induk Kramat Jati Data Bulan Desember

    2009 .........................................................................................................

    102

    34 Jumlah Pembelian Buah Impor (Dus/Kios) Oleh Pedagang

    Buah Impor di Pasar Induk Kramat Jati Data Bulan

    Desember 2009 ........................................................................................

    103

    35 Harga Beli (Rp/Dus) dan Harga Jual (Rp/Dus) serta Marjin

    Penjualan (Rp/Dus) Buah Impor di Pasar Induk Kramat

    Jati Data Bulan Desember Tahun 2009 ...................................................

    104

    36 Upah Bongkar Muat Komoditi Buah Impor (Rp/Kios) di

    Pasar Induk Kramat Jati Data Bulan Desember 2009 .............................

    105

    37 Modal Pembelian Buah Impor (Rp/Kios) Oleh Pedagang

    Buah Impor di Pasar Induk Kramat Jati Data Bulan

    Desember 2009 ........................................................................................

    106

  • vi

    38 Total Biaya Tetap (Rp/Kios) Setiap Pedagang Buah di

    Pasar Induk Kramat Jati Data Bulan Desember 2009 .............................

    109

    39 Total Biaya Variabel, Total Biaya, Total Biaya Tunia

    Setiap Pedagang Buah di Pasar Induk Kramat Jati Data

    Bulan Desember 2009 .............................................................................

    111

    40 Biaya Rata-rata (Rp/Kg), Biaya Variabel Rata-rata

    (Rp/Kg) serta Biaya Total Rata-rata Pedagang Buah di

    Pasar Induk Kramat Jati Data Bulan Desember 2009 .............................

    113

    41 Penerimaan dan Pendapatan Pedagang Buah di Pasar

    Induk Kramat Jati Data Bulan Desember 2009 .......................................

    114

    42 Penerimaan Rata-rata (Rp/Kg) dan Pendapatan Rata-rata

    (Rp/Kg) Pedagang Buah di Pasar Induk Kramat Jati Data

    Bulan Desember 2009 .............................................................................

    115

    43 Posisi Titik Impas (Rp/Kios) dan (Kg/Kios) Pedagang

    Buah di Pasar Induk Kramat Jati Data Bulan Desember

    2009 .........................................................................................................

    116

    44 Nilai R/C Ratio Pedagang Buah di Pasar Induk Kramat Jati

    Data Bulan Desember 2009 .................................................................... 117

  • vii

    DAFTAR GAMBAR

    Nomor Halaman

    1 Grafik Perkembangan Produksi Buah di Indonesia dan

    Perkembangan Volume Impor Buah di Indonesia dari

    Tahun 2003-2007 ....................................................................................

    2

    2 Grafik Peningkatan Konsumsi Buah-buahan Oleh

    Masyarakat di Indonesia Tahun 2003-2007 ............................................

    3

    3 Kerangka Pemikiran Operasional ...........................................................

    36

    4 Pola Penyediaan Buah Oleh Pedagang Buah Pasar Induk

    Kramat Jati ..............................................................................................

    67

  • viii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Nomor Halaman

    1 Denah Pasar Induk Kramat Jati ...............................................................

    123

    2 Karakteristik Pedagang Buah Data Bulan Desember 2009 .....................

    124

    3 Perhitungan Pendapatan (Rp/Kios) Pedagang Buah

    Semangka Data Bulan Desember 2009 ...................................................

    126

    4 Perhitungan Pendapatan (Rp/Kios) Pedagang Buah Salak

    Data Bulan Desember 2009 .....................................................................

    128

    5 Perhitungan Pendapatan (Rp/Kios) Pedagang Buah Melon

    Data Bulan Desember 2009 .....................................................................

    129

    6 Perhitungan Pendapatan (Rp/Kios) Pedagang Buah Pisang

    Data Bulan Desember 2009 .....................................................................

    131

    7 Perhitungan Pendapatan (Rp/Kios) Pedagang Buah Mangga

    Data Bulan Desember 2009 .....................................................................

    133

    8 Perhitungan Pendapatan (Rp/Kios) Pedagang Buah Impor

    Data Bulan Desember 2009 .....................................................................

    135

    9 Harga (Beli Rp), Harga Jual (Rp/Kg), dan Margin Penjualan

    (Rp/Kg) Buah Data Bulan Desember 2009 .............................................

    138

    10 Modal Pembelian (Rp/Kios), Penerimaan (Rp/Kios), dan

    Margin Penjualan (Rp/Kios) Data Bulan Desember 2009 ......................

    139

    11 Jumlah Pembelian Buah Buah Semangka (Kg/Kios), Buah

    Salak (Kg/Kios), Buah Melon (Kg/Kios), dan Buah Mangga

    (Kg/Kios) Data Bulan Desember 2009 ....................................................

    140

    12 Jumlah Pembelian Buah Buah Pisang dalam (Tanda/Kios)

    dan Jumlah Pembelian Buah Pisang dalam (Kg/Kios) Data

    Bulan Desember 2009 ..............................................................................

    141

    13 Jumlah Pembelian Buah Buah Impor dalam (Dus/Kios) dan

    Jumlah Pembelian Buah Impor dalam (Kg/Kios) Data Bulan

    Desember 2009 ........................................................................................

    142

    14 Perhitungan Biaya Rata-rata (Rp/Kg), Penerimaan Rata-rata

    (Rp/Kg), Pendapatan Rata-rata (Rp/Kg), dan Titik Impas

    dalam (Rp/Kios) dan (Kg/Kios) untuk Pedagang Buah

    Semangka Data Bulan Desember 2009 ...................................................

    143

  • ix

    15 Perhitungan Biaya Rata-rata (Rp/Kg), Penerimaan Rata-rata

    (Rp/Kg), Pendapatan Rata-rata (Rp/Kg), dan Titik Impas

    dalam (Rp/Kios) dan (Kg/Kios) untuk Pedagang Buah Salak

    Data Bulan Desember 2009 .....................................................................

    144

    16 Perhitungan Biaya Rata-rata (Rp/Kg), Penerimaan Rata-rata

    (Rp/Kg), Pendapatan Rata-rata (Rp/Kg), dan Titik Impas

    dalam (Rp/Kios) dan (Kg/Kios) untuk Pedagang Buah

    Melon Data Bulan Desember 2009 .........................................................

    145

    17 Perhitungan Biaya Rata-rata (Rp/Kg), Penerimaan Rata-rata

    (Rp/Kg), Pendapatan Rata-rata (Rp/Kg), dan Titik Impas

    dalam (Rp/Kios) dan (Kg/Kios) untuk Pedagang Buah

    Pisang Data Bulan Desember 2009 .........................................................

    146

    18 Perhitungan Biaya Rata-rata (Rp/Kg), Penerimaan Rata-rata

    (Rp/Kg), Pendapatan Rata-rata (Rp/Kg), dan Titik Impas

    dalam (Rp/Kios) dan (Kg/Kios) untuk Pedagang Buah

    Mangga Data Bulan Desember 2009 .......................................................

    147

    19 Perhitungan Biaya Rata-rata (Rp/Kg), Penerimaan Rata-rata

    (Rp/Kg), Pendapatan Rata-rata (Rp/Kg), dan Titik Impas

    dalam (Rp/Kios) dan (Kg/Kios) untuk Pedagang Buah

    Impor Data Bulan Desember 2009 ..........................................................

    148

    20 Jumlah Kios Pedagang (TU), Gaji Karyawan Tetap dalam

    (Rp/Orang/Hari) dan (Rp/Kios), Biaya Bongkar Komoditi

    (Rp/Kios) Data Bulan Desember 2009 ....................................................

    149

    21 Kuesioner Penelitian Bulan Desember 2009 ........................................... 150

  • BAB I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan potensi

    hortikultura yang cukup besar terutama pada komoditi buah tropis. Hal ini

    dibuktikan dengan terdapatnya keanekaragaman sumberdaya alam pertanian yang

    menghasilkan komoditi hortikultura yang beraneka ragam. Sehingga dengan

    adanya keberagaman sumberdaya alam tersebut, menjadikan Indonesia salah satu

    penghasil buah tropis yang memiliki keanekaragaman dan keunggulan cita rasa

    yang cukup baik bila dibandingkan dengan buah-buahan dari negara-negara

    penghasil buah tropis lainnya.

    Prioritas pengembangan sektor pertanian komoditi hortikultura di titik

    beratkan pada komoditi unggulan yang mengacu pada pangsa pasar, keunggulan

    kompetitif, nilai ekonomi, sebaran wilayah produksi dan kesesuain agroekosistem.

    Meskipun demikian komoditi binaan hortikultura berdasarkan KEPMENTAN No.

    511 tahun 2006 sebanyak 323 komoditas terdiri dari buah-buahan 80 jenis,

    sayuran 60 jenis, tanaman biofarmaka 66 jenis dan tanaman hias 117 jenis tidak

    luput dari perhatian untuk dikembangkan. Peningkatasn produksi hortikultura

    diarahkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, bahan baku industri,

    peningkatan ekspor dan substitusi impor. Dengan demikian peningkatan produksi,

    mutu dan daya saing produk merupakan kegiatan utama yang di barengi dengan

    upaya pengembangan pasar dan promosi. Kegiatan pengembangan produksi telah

    memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi regional dan penyediaan

    lapangan kerja, serta meningkatkan kesejahteraan petani dan pelaku usaha. Secara

    keseluruhan produksi hortikultura menunjukkan peningkatan sebesar 7,43 persen

    sedangkan untuk pencapaian luas panen mengalami peningkatan sebesar 7,86

    persen1.

    Berbagai program dan kegiatan pembangunan hortikultura dilakukan dan

    difasilitasi kepada petani dan pelaku usaha di sentra dan kawasan agribisnis

    hortikultura. Hal ini telah memberikan kontribusi signifikan dalam peningkatan

    produksi, peningkatan kualitas produk maupun dalam pengembangan usaha.

    1 http://www.hortikultura.deptan.go.id/index2.php? [30 Agustus 2009]

    http://www.hortikultura.deptan.go.id/index2.php

  • 2

    Secara makro keberhasilan pembangunan agribisnis hortikultura ditandai dengan

    meningkatnya kuantitas dan kualitas produksi, peningkatan areal tanam,

    penyerapan tenaga kerja, ketersediaan produk, dan tingkat konsumsi akan

    komoditi hortikultura.

    Peningkatan produksi dan mutu yang dilaksanakan seperti penerapan good

    agricultural practise atau standard operating procedure, penataan rantai pasokan

    diharapkan ketersediaan buah-buahan nasional dapat dipertahankan dan

    diusahakan tersedia sepanjang tahun untuk memenuhi pangsa pasar domestik

    maupun international. Produksi hortikultura khususnya buah-buahan nusantara

    pada tahun 2007 mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2006 (Gambar

    1).

    Sumber : http://hortikultura.deptan.go.id/dastat.htm (dalam angka, 30 Agustus 2009)

    Gambar 1. Grafik Perkembangan Produksi Buah di Indonesia dan Perkembangan

    Volume Impor Buah di Indonesia dari Tahun 2003-2007

    Berdasarkan (Gambar 1), total produksi buah-buahan di Indonesia dari

    tahun 2003 2007 setiap tahunnya mengalami kenaikan. Produksi buah Indonesia

    pada tahun 2007 sebesar 13.773.192 Ton atau naik sekitar 7,64 persen bila

  • 3

    dibandingkan dengan produksi tahun 2006 sebesar 12.795.113 Ton. Jumlah

    peningkatan produksi terbesar terjadi pada tahun 2005-2006 sebesar 8,04 persen.

    Peningkatan konsumsi masyarakat akan buah-buahan segar akan meningkatkan

    permintaan buah segar baik buah nasional maupun buah impor. Peningkatan

    permintaan buah segar impor dapat dilihat dari besarnya volume impor komoditas

    buah-buahan di Indonesia di mulai dari tahun 2003 2007 dimana setiap tahun

    terjadi peningkatan.

    Berdasarkan (Gambar 1), besarnya volume impor komoditas buah-buahan

    di Indonesia pada tahun 2006 sebesar 427.484,33 Ton bila dibandingkan dengan

    tahun 2005 sebesar 413.410,64 Ton, maka pada tahun 2006 terjadi peningkatan

    sebesar 3,40 persen. Tahun 2007 volume impor komoditas buah-buahan di

    Indoensia sebesar 502.156,14 Ton, hal ini mengalami peningkatan sebesar 17,47

    persen bila dibandingkan dengan tahun 2006 sebesar 427.484,33 Ton.

    Kecenderungan masyarakat dalam mengkonsumsi buah masih rendah.

    Terutama mengkonsumsi buah nasional, pada tahun 2007 konsumsi buah nasional

    sebesar 30,25 Kg/Tahun/Kapita (Gambar 2).

    Sumber : http://hortikultura.deptan.go.id/dastat/ekim.htm (dalam angka, 30 Agustus 2009)

    Gambar 2. Grafik Peningkatan Konsumsi Buah-buahan Oleh Masyarakat di

    Indonesia Tahun 2003-2007

    Berdasarkan (Gambar 2), penurunan dratis konsumsi masyarakat akan

    buah-buahan antara tahun 2003 2007 terjadi pada tahun 2005 sebesar 22,47

    Kg/Tahun/Kapita atau minus 12,53 persen bila dibandingkan pada tahun 2004

    sebesar 25,69 Kg/Tahun/Kapita. Peningkatan konsumsi buah-buahan tertinggi

    http://hortikultura.deptan.go.id/dastat/ekim.htm

  • 4

    terjadi pada tahun 2007 sebesar 30,25 Kg/Tahun/Kapita atau sebesar 36,38 persen

    bila dibandingkan dengan tahun 2006 sebesar 22,18 Kg/Tahun/Kapita.

    Perkiraan permintaan buah-buahan di Indonesia sampai 2015 masih akan

    terus meningkat seiring dengan pertumbuhan laju jumlah penduduk Indonesia

    yang terus bertambah (Tabel 1).

    Tabel 1. Perkiraan Konsumsi Buah-buahan di Indonesia Sampai Tahun 2015

    No Tahun Populasi Penduduk

    (Juta)

    Konsumsi

    (Kg/Tahun/Kapita)

    Total Konsumsi

    (ribu Ton)

    1 2010 240 57,92 13.900

    2 2015 254 78,74 20.000 Sumber : PKBT IPB (2002)

    Perkiraan konsumsi buah sampai tahun 2015 dimana konsumsi buah

    diperkiraan pada tahun 2010 sebesar 57,92 Kg/Tahun/Kapita dan pada tahun 2015

    sebesar 78,74 Kg/Tahun/Kapita akan terus mengalami peningkatan (Pusat Kajian

    Buah-buahan Tropika 2002).

    Peningkatan mengkonsumsi buah segar oleh masyarakat merupakan

    prospek pada tahun-tahun selanjutnya sehingga merupakan pangsa pasar usaha

    yang potensial dibidang pertanian khususnya usaha buah. Faktor kesadaran

    masyarakat, faktor lain yaitu pengetahuan yang berkembang dimasyarakat bahwa

    mengkonsumsi buah-buahan segar sangat bermanfaat bagi tubuh. Buah-buahan

    merupakan salah satu sumber vitamin dan mineral, yang tidak dapat dihasilkan

    oleh tubuh, dan juga sebagai sumber serat (dietary fiber) yang berperan sama

    pentingnya seperti karbohidrat dan protein yang memberikan energi, dengan kata

    lain buah-buahan termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber

    utama vitamin dan mineral yang berperan sebagai zat pembangun dan pengatur

    dalam tubuh. Peningkatan konsumsi buah-buahan diharapkan memotivasi

    lembaga-lembaga pemasaran khususnya pedagang buah yang terlibat dalam

    penyediaan dan distribusi buah untuk mengembangkan usahanya.

    Jumlah usaha yang bergerak dibidang pertanian mulai dari hulu sampai

    hilir masih dalam bentuk usaha kecil menengah (UKM), sehingga untuk

    mempertahankan atau meningkatkan produksi diperlukan bantuan dan kerjasama

    dari berbagai pihak. Pengusaha tani sendiri tidak akan mampu melakukan hal ini,

    mereka membutuhkan kerja sama dengan produsen yang bergerak pada bidang

  • 5

    penyediaan input-input pertanian untuk kelancaran di hulu dan untuk kelancaran

    di hilir diperlukan bantuan supplier atau pemasok hasil produk hortikultura untuk

    melakukan pemasaran dan penjualan produk akhir hortikultura ke konsumen.

    Menurut Kementerian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia

    Tahun 2008, bahwa eksistensi usaha kecil dan menengah (UKM) ditinjau dari

    jumlah usaha dan penyerapan tenaga kerja yang begitu besar, peran UKM relatif

    sangat rendah dibandingkan dengan usaha besar. Usaha besar tetap menguasai

    sebagian besar sumberdaya nasional walaupun jumlah usaha besar sangat kecil.

    Jumlah usaha kecil dan menengah yang bergerak di sektor pertanian, peternakan,

    kehutanan, dan perikanan mencapai 26.209.346 unit, yang bergerak di sektor

    perdagangan, hotel dan restoran mencapai 13.304.939 unit dan yang bergerak di

    industri pengolahan mencapai 3.217.506 unit2.

    Usaha dibidang pertanian untuk saat ini mayoritas banyak terkumpul

    dipasar-pasar tradisional, dimana pasar-pasar merupakan salah satu tempat atau

    wadah bagi UKM dalam menjalankan aktivitas usahanya khususnya di sektor

    perdagangan. Karena pasar merupakan tempat pertemuan pembeli dan penjual

    dalam melakukan transaksi untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kementerian

    Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia, melakukan upaya pengembangan

    pasar-pasar yang ada di Indonesia melalui program pemberdayaan pasar

    tradisional. Bantuan perkuatan yang telah direalisasikan dibeberapa pasar di

    Indonesia melalui kerjasama Pemerintah daerah Kabupaten/Kota serta pengelola-

    pengelola pasar, agar pada nantinya diharapkan pasar-pasar tradisional dapat

    tertata dengan rapi sehingga konsumen tidak akan sungkan untuk berbelanja

    dipasar-pasar tradisional serta diharapkan pasar tradisional dapat bersaing dengan

    pasar modern yang belakangan ini perkembangannya relatif lebih pesat.

    Salah satu pasar yang ada di Indonesia adalah pasar induk kramat jati.

    Pasar induk kramat jati merupakan pusat distribusi yang menampung hasil

    produksi petani khususnya sayur mayur dan buah-buahan dalam jumlah besar

    yang dibeli oleh para pedagang tingkat grosir. Komoditi pertanian tersebut

    kemudian dilelang atau dijual kepada para pedagang tingkat eceran untuk

    selanjutnya diperdagangkan di pasar-pasar eceran yang tersebar di berbagai

    2 http://www.mediacenterkopukm.com [5 Oktober 2009]

    http://www.mediacenterkopukm.com/

  • 6

    tempat mendekati lokasi para konsumen. Pasar induk menempati area yang besar

    yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung seperti pergudagang, tempat

    pelelangan, pusat informasi pasar, perkantoran, bongkar muat dan parkir yang

    lapang. Pasar induk kramat jati merupakan pasar perdagangan besar sayur mayur

    dan buah-buahan khususnya daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi

    serta nasional pada umumnya.

    1.2 Perumusan Masalah

    Pasar penunjang merupakan bagian dari pasar induk yang membeli dan

    menampung hasil produksi petani yang berlokasi dekat dengan petani. Pasar

    penunjang ini berfungsi hanya menampung sementara karena komoditi yang

    berhasil ditampung akan dipindahkan ke pasar induk untuk selanjutnya dilelang

    ke pedagang tingkat eceran. Pasar penunjang dibangun di daerah yang

    mempunyai potensi besar sebagai sentra produksi pertanian yang berkapasitas

    komoditi yang diperdagangkan lebih dari 30 Ton/Hari. Berlokasi di tengah daerah

    produsen dan memiliki akses jalan yang cukup baik dan sarana transportasi yang

    cukup. Transaksi umumnya dilakukan dengan partai besar oleh para petani

    dengan pedagang antar daerah3.

    Kegiatan operasional pasar induk telah ditopang oleh adanya pasar

    penunjang sehingga memudahkan dalam penyediaan komoditi yang akan

    dipasarkan, terutama dalam penyediaan sayur mayur dan buah-buahan. Kegiatan

    operasional pasar induk khususnya pasar induk kramat jati lebih banyak

    memasarkan dua jenis komoditi hortikultura yaitu sayur mayur dan buah-buahan.

    Pasar induk kramat jati dalam melakukan proses penjualan komoditi hortikultura

    khususnya sayur mayur dan buah-buahan dilakukan oleh pedagang pengecer.

    Pedagang pengecer merupakan salah satu lembaga pemasaran dimana konsumen

    dapat memperoleh sayur mayur dan buah-buahan untuk dikonsumsi baik secara

    pribadi maupun untuk dijual kembali.

    Penyediaan buah-buahan oleh pedagang pengecer bukan hanya buah

    nasional saja tapi juga buah impor. Buah-buahan merupakan barang akhir yang

    tidak tahan lama kalau dilihat dari pihak pedagang buah, dimana barang akhir

    3 http://www.depdag.go.id/index.php? [5 Oktober 2009]

    http://www.depdag.go.id/index.php

  • 7

    merupakan barang yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan ekonomi dan dapat

    digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Buah-buahan merupakan

    barang antara kalau dilihat dari sisi industri pengolahan buah, dimana buah-

    buahan belum menjadi barang akhir dan masih akan diproses lagi sebelum dapat

    digunakan oleh konsumen. Penyediaan buah tertentu akan dilakukan oleh

    pedagang apabila memberikan nilai positif dalam arus penerimaan, seperti

    kecenderungan pedagang hanya menjual buah-buahan nasional (nasional) atau

    kecenderungan pedagang hanya menjual buah-buahan impor, atau

    kencenderungan pedagang menjual buah-buahan nasional sebagai komoditi utama

    dan menjual buah-buahan impor sebagai komoditi pelengkap. Hal ini tentu saja

    menimbulakan adanya perbedaan pendapatan pedagang buah.

    Menurut pengelola pasar induk kramat jati tahun 2009, permintaan akan

    buah segar yang didistribusikan petani dari beberapa daerah di Indonesia ke pasar

    induk kramat jati kurang lebih 1.000 Ton setiap hari. Jumlah tersebut terutama

    didominasi enam belas jenis buah, salah satunya yaitu jeruk yang mencapai rata-

    rata 400 Ton setiap hari. Buah lainnya yang paling banyak dipasok yakni melon

    sebanyak 150 Ton 200 Ton, pada saat panen raya pasokan buah melon segar

    bisa mencapai 50 truk atau sekitar 300 Ton setiap hari. Buah jeruk dan melon,

    kedua jenis buah tersebut paling banyak dipasok karena kebetulan sedang panen

    di beberapa sentra produksi. Pasar induk Kramat Jati sebenarnya lebih dikenal

    orang sebagai pusat buah mangga dan duku, namun karena dua jenis buah tersebut

    tidak sedang panen, maka jumlahnya pun relatif terbatas.

    Enam belas jenis buah yang saat ini banyak dipasok petani yakni pisang,

    nenas, jeruk, pepaya, alpukat, apel, semangka, salak, kedondong, durian, dukuh,

    mangga, anggur nasional, markisah, melon, dan manggis. Buah-buah yang dijual

    ke konsumen ada yang didatangkan langsung dari petani namun sebagian melalui

    pedagang perantara. Pasokan buah selama sepekan ini diantaranya, jeruk 1.768

    Ton, Melon 1.093 Ton, Semangka 608 Ton, Pepaya 336 Ton, Nenas 268 Ton,

    Pisang 254 Ton, Alpukat 201 Ton, Salak 178 Ton, Apel 156 Ton, Kedondong 113

    Ton, Mangga 87 Ton, Markisah 78 Ton, Anggur nasional 13 Ton (PD Pasar

    Kramat Jati).

  • 8

    Buah imporpun yang masuk ke Indonesia berdasarkan nilai impor dari

    tahun ke tahun semakin meningkat. Tahun 2008 volume impor apel telah

    mencapai 145.000 Ton, pear 94.000 Ton, jeruk 25.000 Ton, durian 21.000 Ton,

    dan anggur 1.100 ton4. Penjualan buah impor di pasar induk kramat jati pada

    umumnya lebih laris ketimbang buah nasional, meskipun harga relatif lebih

    mahal. Buah impor yang ramai saat ini adalah pear jenis Lie yang diimpor dari

    China dan buah apel impor dari China, disisi lain penjualan buah nasional di pasar

    induk kramat jati terlihat lebih sepi.5

    Sesuai dengan uraian sebelumnya maka dapat dirumuskan permasalahan

    yang akan diteliti sebagai berikut :

    1. Bagaimana karakteristik pedagang buah nasional dan buah impor serta pola

    penyediaan buah nasional dan buah impor?

    2. Berapa pendapatan yang diperoleh oleh masing-masing pedagang buah?

    1.3 Tujuan Penelitian

    Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

    1. Mendeskripsikan karakteristik pedagang buah nasional dan buah impor serta

    pola penyediaan buah nasional dan buah impor di pasar induk kramat jati.

    2. Menganalisis tingkat pendapatan pedagang buah nasional dengan pedagang

    buah impor serta pedagang buah nasional musiman dengan buah nasional

    yang tersedia sepanjang tahun di pasar induk kramat jati.

    1.4 Kegunaan Penelitian

    Penelitian ini diharapkan berguna bagi penulis untuk melatih dan

    mengembangkan pola pikir ilmiah serta mencoba menerapkan teori yang didapat

    selama dibangku perkuliahan dengan mengaplikasikan kekondisi realita yang ada,

    sehingga dapat menambah wawasan dan cara berpikir penulis, selain itu penelitian

    ini sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas

    Pertanian Institut Pertanian Bogor.

    Kegunaan lainnya diharapkan dapat berguna bagi pedagang, penelitian ini

    juga diharapkan dapat berguna sebagai bahan literatur bagi penelitian selanjutnya,

    4 http://www.sinarharapan.co.id/berita [21 Maret 2010].

    5 http://www.kapanlagi.com/h [18 Maret 2010]

    http://www.sinarharapan.co.id/beritahttp://www.kapanlagi.com/h

  • 9

    dimana dapat memberikan informasi bagi yang ingin mengenal dan mempelajari

    kondisi pedagang buah-buahan, khususnya pedagang buah-buahan di pasar induk

    kramat jati.

    1.5 Ruang Lingkup

    Penelitian ini akan mengambarkan mengenai karakteritsik pedagang buah,

    mengetahui pola penyediaan buah serta menganalisis tingkat pendapatan

    pedagang buah di pasar induk kramat jati lalu membandingkan tingkat pendapatan

    pedagang buah. Pedagang buah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

    pedagang buah yang berjualan di dalam lokasi pasar induk kramat jati. Waktu

    pelaksanaan penelitian dari bulan Desember 2009 sampai dengan 1 Januari 2010.

  • BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Usaha Informal

    Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. IX tahun 1995 tentang

    usaha kecil menyatakan bahwa usaha kecil merupakan kegiatan ekonomi rakyat

    yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan atau hasil penjualan per

    tahun sebagai berikut :

    1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,- tidak termasuk

    tanah dan bangunan tempat usaha.

    2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,-.

    3. Milik warga negara Indonesia.

    4. Berdiri sendiri.

    5. Bentuk usaha perorangan.

    Menurut Syaukat dan Sutara dalam Zuhriski (2008), ciri-ciri sektor

    informal adalah produsen berskala kecil, menggunakan tenaga kerja sendiri untuk

    produksi barang, serta berkecimpung dalam kegiatan bisnis, transportasi dan

    penyedia jasa. Sektor informal merupakan komponen ekonomi nasional dan

    nasional yang tumbuh secara cepat. Walaupun pendapatan secara individu rendah,

    secara kolektif pendapatan tersebut relatif tinggi. Sektor informal bukan hanya

    pilihan bagi pencari kerja yang kurang terdidik atau terlatih dari kalangan

    ekonomi menengah ke bawah, tetapi juga menjadi pilihan beberapa pencari kerja

    terdidik atau terlatih dari kalangan menengah yang sulit menembus kesempatan

    kerja pada sektor informal. Sektor informal dapat secara langsung berkontribusi

    terhadap penurunan dan pengentasan kemiskinan.

    Pialang atau perantara merupakan usaha bisnis yang berdiri sendiri dan

    beroperasi sebagai penghubung antara produsen dan konsumen akhir atau

    pemakai dari kalangan industri. Pialang memberikan jasa dalam hal pembelian

    maupun penjualan, yaitu segala sesuatu yang bergerak dari produsen ke

    konsumen. Pialang selain melayani arus produk dari produsen ke konsumen,

    secara aktif juga membantu pemindahan hak kepemilikan (ownership). Pialang

    biasanya diklasifikasikan atas dasar apakah mereka memiliki barang yang

    dipasarkan atau tidak. Pialang dagang (merchant middlemen) memiliki produk

  • 11

    yang dipasarkan. Dua kelompok utama pialang dagang, yaitu pengecer dan grosir

    (pedagang besar). Pialang agen tidak memiliki produk yang dipasarkan (Stanton

    1996).

    Setiap pedagang pengecer dalam melaksanakan kegiatannya selalu

    bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan

    pedagang. Berbagai cara atau strategi pemasaran dilakukan pedagang untuk dapat

    mencapai tujuan yang diinginkan. Pemilihan tempat, keputusan harga dan

    promosi merupakan faktor yang menentukan dalam memperoleh pasar. Pemilihan

    produk yang tepat juga merupakan faktor yang sangat penting. Seorang pedagang

    pengecer harus bisa menentukan pola penyediaan produk dalam hal ini adalah

    buah-buahan agar produk tersebut dapat terjual dengan cepat karena sifatnya yang

    mudah rusak sehingga dapat merugikan pedagang. Pola penyediaan yang

    dilakukan oleh pedagang tentunya memiliki faktor yang mempengaruhi dalam

    menjual buah tertentu.

    2.2 Sistem Pemasaran Buah

    Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan,

    memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen serta

    perusahaan lain. Pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu

    dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

    menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa

    yang bernilai dengan pihak lain. Tujuan pemasaran adalah mengetahui dan

    memahami pelanggan dengan baik sehingga produk atau jasa itu cocok dengan

    pelanggan dan selanjutnya mampu menjual dirinya sendiri. Idealnya, pemasaran

    harus menghasilkan pelanggan yang siap membeli, yang dibutuhkan adalah

    menyediakan produk atau jasa. Pemasaran secara lengkap merupakan proses

    perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, dan

    penyaluran gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang

    memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi.

    Pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam dunia usaha.

    Pemasaran merupakan sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan

    untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan

  • 12

    barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada

    maupun pembeli potensial. Keputusan-keputusan dalam pemasaran harus dibuat

    untuk menentukan produk dan pasarnya, harga dan promosinya. Kegiatan

    pemasaran tidak bermula pada saat selesainya proses produksi, juga tidak berakhir

    pada saat penjualan dilakukan. Perusahaan harus dapat memberikan kepuasan

    kepada konsumen jika mengharapkan usahanya dapat berjalan terus, atau

    konsumen mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahan (Swastha dan

    Sukotjo 1988).

    Pertukaran merupakan konsep inti pemasaran, pertukaran merupakan

    proses mendapatkan produk yang diinginkan dari seseorang dengan menawarkan

    sesuatu sebagai imbalannya. Pertukaran juga merupakan suatu proses penciptaan

    nilai karena biasanya berakibat keadaan dua pihak menjadi lebih baik. Agar

    pertukaran dapat tercipta maka lima persyaratan berikut harus dipenuhi, antara

    lain (Kotler 2005) :

    1. Sekurang-kurangnya ada dua pihak.

    2. Masing-masing pihak memiliki sesuatu yang bisa bernilai bagi pihak lain.

    3. Masing-masing pihak mampu mengkomunikasikan dan menyerahkan sesuatu.

    4. Masing-masing pihak bebas untuk menerima atau menolak imbalan

    pertukaran.

    5. Masing-masing pihak yakin bahwa bertransaksi dengan pihak lain merupakan

    tindakan yang tepat dan diinginkan.

    Pemasaran merupakan kegiatan yang diarahkan untuk memuaskan

    kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran, seperti halnya pada sistem

    tataniaga pertanian lainnya. Tataniaga hortikultura ditandai dengan kegiatan

    pengumpulan oleh pedagang pengumpul (Desa/Kecamatan/Kabupaten) dan

    kegiatan penyaluran atau borongan serta eceran. Karakteristik yang melekat pada

    produk hortikultura dan produk pertanian pada umumnya adalah produk dipanen

    dan dimanfaatkan dalam keadaan segar, hal ini menyebabkan sifat produk

    hortikultura mudah rusak (perishable) karena masih ada proses-proses lain setelah

    produk pertanian dipanen yaitu pengolahan pasca panen.

    Menurut Haryadi dalam Despriza (2003), komponen utama mutu

    ditentukan oleh kandungan air, bukan oleh kandungan bahan kering (dry matter).

  • 13

    Sifat yang voluminous atau bulky menyebabkan produk hortikultura susah

    diangkut dan biaya pengangkutannya mahal. Harga pasar produk hortikultura

    ditentukan oleh mutu (kualitas), bukan hanya kuntitasnya saja. Penanganan yang

    cepat dan tepat disemua tingkat tataniaga. Lembaga tataniaga yang bergerak

    dalam pemasaran komoditas seperti itu menghadapi resiko fisik dan ekonomis

    yang tinggi, sehingga dapat diperkirakan bahwa lembaga ini juga ingin

    mendapatkan marjin keuntungan yang tinggi.

    Karakteristik produk hortikultura mudah rusak (perishable), maka peranan

    lembaga pemasaran sebagai pihak menghubungkan produsen buah-buahan ke

    konsumen sangat penting. Tujuannya adalah untuk menjaga kualitas buah agar

    kualitas buah yang diterima konsumen tetap bagus dan tidak menurun. Salah satu

    lembaga pemasaran yang berperan penting dalam mempercepat sampainya produk

    ke tangan konsumen adalah pedagang eceran. Usaha eceran meliputi seluruh

    aktivitas yang melibatkan penjualan barang dan jasa langsung ke konsumen, baik

    digunakan untuk kepentingan bisnis maupun digunakan untuk keperluan pribadi

    (non bisnis).

    Menurut Lukmanto dan Suharyanto dalam Despriza (2003), stategi bisnis

    jangka panjang pengecer dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu :

    1. Pemilihan lokasi yang strategis.

    2. Menekan biaya agar relatif rendah.

    3. Meningkatkan mutu private label dan menyediakan produk segar.

    Keberhasilan suatu bisnis eceran juga tidak terlepas dari citra yang ditampilkan

    oleh pengecer, hal ini disebabkan karena citra berperan penting dalam

    mengkomunikasikan harapan terhadap publik dan sebagai penyaring terhadap

    pelayanan yang kurang baik. Citra tidak hanya dapat mempengaruhi konsumen,

    namun juga dapat mempengaruhi pegawai, calon pegawai dan pemilik sumber

    daya sehingga secara tidak langsung dapat mempengaruhi keuangan suatu bisnis

    eceran.

    2.3 Pasar Induk dan Pasar Penunjang

    Menurut Menteri Perdagangan Republik Indonesia Tahun 2009,

    mendefinisikan pasar induk sebagai pusat distribusi yang menampung hasil

  • 14

    produksi petani dalam jumlah partai besar yang dibeli oleh para pedagang tingkat

    grosir. Komoditi pertanian tersebut kemudian dilelang atau dijual kepada para

    pedagang tingkat eceran untuk selanjutnya diperdagangkan di pasar-pasar eceran

    yang tersebar di berbagai tempat mendekati lokasi para konsumen. Pasar Induk

    menempati area yang besar yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung

    seperti pergudangan, tempat pelelangan, pusat infomasi pasar, perkantoran,

    bongkar muat dan parkir yang lapang.

    Peranan, fungsi serta guna pasar induk sebagai berikut :

    1. Membantu pedagang grosir komoditi pertanian (sayur mayur dan buah-

    buahan) mendapatkan tempat berdagang yang layak.

    2. Membina pedagang grosir menjadi pedagang yang tumbuh menjadi besar

    namun lebih profesional yang bisa memelihara mekanisme perdagangan yang

    sehat.

    3. Menciptakan akses pasar dan transparansi harga bagi petani produsen

    sehingga mereka bisa lebih mengetahui kualitas yang dibutuhkan pasar serta

    lebih meningkatkan produksi dan pendapatannya.

    4. Membantu pemerintah kota atau daerah dalam menata tata ruang wilayah serta

    membina pelaku usaha menjadi pelopor pembangunan ekonomi rakyat.

    5. Membantu pemerintah dalam menciptakan pasar dalam negeri yang

    terintegrasi antar wilayah. Disparitas harga antar wilayah menjadi kecil dan

    dengan cepat bisa di hilangkan, hal ini bisa terwujud karena sistem distribusi

    menjadi lebih baik dan tersedia informasi yang lebih akurat tentang

    dinamisme kebutuhan konsumen dan dinamisme produksi para petani.

    6. Membantu agar margin distribusi menjadi lebih rendah dan tingkat fluktuasi

    harga konsumen lebih mudah dikendalikan.

    Pasar Penunjang adalah bagian dari pasar induk yang membeli dan

    menampung hasil produksi petani yang berlokasi jauh dari pasar induk. Pasar ini

    bertugas sebagai penampung sementara karena komoditi yang berhasil ditampung

    akan dipindahkan ke pasar induk untuk selanjutnya dilelang ke pedagang tingkat

    eceran.

    Pasar Penunjang dibangun di daerah yang mempunyai potensi besar

    sebagai sentra produksi pertanian yang berkapasitas komoditi yang

  • 15

    diperdagangkan lebih dari 30 Ton/hari. Berlokasi di tengah daerah produsen dan

    memiliki akses jalan yang cukup baik dan sarana transportasi yang cukup.

    Transaksi umumnya dilakukan dengan partai besar oleh para petani dengan

    pedagang antar daerah. Peranan, fungsi serta guna pasar penunjang sebagai

    berikut :

    1. Membantu petani yang berada di wilayah sentra-sentra produksi mandapatkan

    akses pasar yang lebih dekat dan lebih transparan.

    2. Merupakan sarana pengumpulan hasil produksi petani dari berbagai sentra

    produksi untuk kemudian diangkut ke pasar induk.

    3. Membantu petani di sentra produksi mendapatkan akses permodalan karena di

    pasar penunjang ditempatkan lembaga keuangan mikro.

    4. Membantu petani meningkatkan kualitas produksinya karena pasar penunjang

    menyediakan pusat informasi dan tenaga pendamping yang dapat memberikan

    edukasi kepada petani tentang berbagai pengetahuan teknis yang perlu

    diketahui para petani.

    5. Menyediakan data yang lebih akurat tentang kapasitas produksi suatu sentra

    produksi.

    6. Menyediakan informasi tentang pola tanam petani sehingga diharapkan dapat

    diantisipasi lebih awal kemungkinan terjadinya over supply atau lack of supply

    yang dapat menyebabkan harga menjadi tidak stabil.

    Prosedur serta penentuan tempat lokasi berdagang di pasar induk dan

    dipasar penunjang ditentukan lewat kocokan (diundi), dengan prioritas atau

    ketentuan penempatan sebagai berikut :

    1. Komoditas utama (dagangan komoditas utama pasar) dibagi merata (untuk

    pemerataan lokasi).

    2. Komoditas umum dibagi merata setelah komoditas utama.

    Pemesan tempat jualan atau lapak jualan dengan menggunakan surat

    pemesanan, di dalam surat pemesanan tercantum persyaratan :

    1. Uang pendaftaran pemesanan tempat berjualan sebesar Rp 500.000,-. Dengan

    ketentuan uang pendaftaran dapat hangus jika; lapak atau los tidak ditempati

    paling lama setelah 2 minggu beroperasi, volume dagangan yang terjadi tidak

  • 16

    mencapai target atau tidak sesuai dengan volume yang dilaporkan pada saat

    pemesanan tempat.

    2. Menyanggupi pembayaran administrasi penggunaan lapak sebesar Rp 75,-/Kg

    untuk komoditas yang dijual. Biaya administrasi merupakan pembayaran rutin

    setelah beroperasi, yaitu :

    Untuk barang masuk

    Biaya Administrasi sebesar Rp 75,-/Kg. Terdiri dari biaya administrasi

    pengelola (termasuk sewa los dan biaya prasarana) sebesar Rp 65,-/Kg,

    biaya buruh (biaya bongkar) sebesar Rp 10,-/Kg.

    Biaya jasa timer bongkar untuk mengatur ketertiban jalur kendaraan

    bongkar.

    Biaya parkir.

    Untuk barang keluar :

    Biaya jasa muat barang belanjaan

    Biaya timer kendaraan muat untuk mengatur ketertiban jalur kendaraan

    muat.

    Berfungsinya Pasar Induk dan Pasar Penunjang maka petani akan sangat

    terbantu dalam memasarkan dan meningkatkan produksinya serta mandapatkan

    pendapatan yang wajar. Konsumen juga akan menikmati produk pertanian yang

    berkualitas dengan harga yang terjangkau. Para pedagang dan pengusaha akan

    lebih bergairah karena mendapatkan tempat yang layak dan sehat untuk berusaha.

    Pemerintah dapat mengendalikan harga dengan mudah karena pasar di dalam

    negeri menjadi lebih terintegrasi dan margin distribusi menjadi lebih rendah.

    2.4 Penelitian Terdahulu

    Despriza (2003), dengan judul penelitian analisis faktor-faktor yang

    mempengaruhi keputusan penyediaan dan pendapatan pengecer buah, kasus di

    kota Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan pola

    penyediaan buah nasional dan impor di pedagang pengecer buah. Mengetahui

    faktor yang menentukan keputusan pedagang pengecer dalam menjual buah

    tertentu dan mengetahui faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang. Tujuan

    pertama dilakukan dengan cara mendeskripsikan pedagang pengecer, lalu

  • 17

    dilanjutkan dengan matriks perbandingan berpasangan. Tujuan kedua diperoleh

    dengan menggunakan analisis faktor dan tujuan ketiga diperoleh dengan

    melakukan analisis regresi.

    Pedagang pengecer kios buah didominasi oleh pedagang yang berusia 26-

    35 tahun yaitu sebesar 44 persen. Pedagang yang sedikit jumlahnya yang berusia

    36-45 tahun dan 46-55 tahun, masing-masing sebesar 13 persen. Pedagang buah

    ini seperti halnya pedagang buah kelompok pertama lebih banyak yang

    berpendidikan SMP yaitu sebesar 43 persen. Rata-rata omset penjualan per hari

    adalah Rp 91.000,-. Sebanyak 43 persen pedagang mendominasi omset penjualan

    per hari sebesar Rp 500.000 Rp 700.000,-. Pedagang ini umumnya melakukan

    pembelian buah untuk dijual 2 sampai 3 kali dalam seminggu. Umumnya

    pedagang buah di Kota Bogor menjual buah sebanyak 8 sampai 12 jenis buah.

    Beberapa pedagang buah yang hanya menjual 6 jenis buah, namun ada juga

    pedagang yang menjual buah 14 jenis buah.

    Hasil analisis faktor yang dilakukan, terbentuk tiga faktor utama

    (komponen utama). Komponen itu adalah komponen utama pertama, yaitu

    ketahanan buah terhadap kerusakan terdiri dari variabel susut (X9), bentuk (X12)

    dan ketahanan fisik (X1). Bila dilihat dari nilai communility nya adalah susut

    sebesar 82,8 persen, bentuk sebesar 72,3 persen dan ketahanan fisik sebesar 51,3

    persen. Komponen utama kedua adalah daya tarik buah oleh konsumen terdiri dari

    warna (X11), cepat dibeli (X6), dan lama simpan (X3). Variabel warna mempunyai

    nilai communility sebesar 63,3 persen, yang artinya sebesar 63,3 persen dari

    variabel ini bisa dijelaskan oleh variabel yang terbentuk. Variabel cepat dibeli

    memiliki nilai communility sebesar 46,8 persen. Hal ini berarti sekitar 46,8 persen

    dari variabel cepat dibeli bisa dijelaskan oleh tiga komponen utama yang

    terbentuk. Komponen utama ketiga adalah biaya dan penerimaan adalah marjin

    penjualan (X2) dan jarak pembelian (X5). Variabel marjin penjualan memiliki nilai

    communility yang cukup tinggi yaitu sebesar 78,9 persen. Hal ini berarti variabel

    marjin penjualan bisa menjelaskan tiga komponen yang terbentuk sebesar 78,9

    persen. Variabel jarak pembelian memiliki nilai communility sebesar 78,2 persen.

    Nilai ini berarti variabel jarak pembelian bisa menjelaskan tiga komponen yang

    terbentuk sebesar 78,2 persen.

  • 18

    Hasil pendugaan terhadap pendapatan diperoleh koefisien determinasi (R2)

    sebesar 71,9 persen yang artinya 71,9 persen keragaman dalam pendapatan dapat

    dijelaskan oleh peubah-peubah bebasnya dalam model. Variabel omset penjualan,

    jumlah jenis buah dan proporsi penjualan buah impor merupakan variabel yang

    berpengaruh nyata terhadap pendapatan. Proporsi omset tiga buah yang cepat laku

    dan proporsi omset tiga buah yang ketahanan fisiknya baik merupakan variabel

    yang tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan.

    Zuhriski (2008), dengan judul penelitian analisis pendapatan pedagang

    sayur keliling di kelurahan tegallega Kota Bogor. Permasalahan dalam penelitian

    ini dirumuskan sebagai berikut; 1) Berapa tingkat pendapatan usaha pedagang

    sayur keliling, 2) Apakah usaha pedagang sayur keliling menguntungkan.

    Penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive) di Kelurahan Tegallega Kota

    Bogor. Zuhriski dalam penelitiannya membagi penjualan sayur kedalam empat

    wilayah. Data dan informasi dikumpulkan berupa data primer dan sekunder. Alat

    analisis yang digunakan = TR-TC dan R/C ratio.

    Analisis total penjualan yang diperoleh terlihat bahwa wilayah sangat

    mempengaruhi para pedagang sayur keliling dalam menjajakan sayurannya.

    Wilayah tiga merupakan wilayah yang memiliki nilai penjualan tertinggi bila

    dibandingkan dengan tiga wilayah lainnya. Rata-rata pedagang sayur keliling

    diwilayah tiga memperoleh total penjualan dalam satu minggu sebesar Rp

    620.716,67 total penjualan terendah berada pada wilayah empat. Penyebabnya

    karena wilayah ini tidak memiliki kepadatan penduduk seperti di wilayah tiga.

    Rata-rata pedagang sayur keliling di wilayah empat dalam satu minggu

    memperoleh total penjualan sebesar Rp 464.083,33.

    Berdasarkan pendapatan tunai yang diperoleh pedagang sayur di masing-

    masing wilayah terlihat bahwa pedagang sayur keliling di wilayah memperoleh

    pendapatan tunai sebesar Rp 83.066,67 dengan pendapatan total sebesar Rp

    41.469,85. Pendapatan tunai terendah terdapat pada wilayah empat dengan nilai

    sebesar Rp 58.100,00 dan pendapatan total sebesar Rp 20.283,07. Pendapatan

    tunai dipengaruhi oleh biaya-biaya yang diperhitungkan yang dikeluarkan oleh

    masing-masing pedagang di masing-masing wilayah berbeda.

  • 19

    Hasil analisis pendapatan pedagang sayur keliling yang diperoleh

    menunjukkan bahwa usaha pedagang sayur keliling dimasing-masing wilayah

    menguntungkan. Hal ini dapat dilihat dari nilai R/C ratio di tiap-tiap wilayah.

    Pedagang sayur keliling di wilayah tiga memiliki nilai R/C ratio sebesar 1,072.

    Sedangkan nilai R/C ratio terendah terdapat pada wilayah empat yakni sebesar

    1,046. Dari kedua nilai R/C ratio dapat diketahui bahwa usaha pedagang sayur

    keliling menguntungkan karena nilai R/C ratio lebih besar dari satu. Perbedaan

    R/C ratio antar wilayah tidak terlalu besar, hal ini di sebabkan karena biaya tenaga

    kerja dimasukkan kedalam analisis.

  • BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN

    3.1 Kerangka Teori

    3.1.1 Tataniaga Pertanian

    Menurut Bachtiar Rivai dalam Limbong dan Situros (1987),

    mendefinisikan tataniaga pertanian merupakan serangkaian jasa-jasa untuk

    mengusahakan benda-benda mengalir mulai dari titik produksi hingga titik

    konsumsi. Pengertian jasa-jasa dalam hal ini termasuk atau mencakup semua

    fungsi yang merubah benda dalam hal bentuk, waktu, tempat atau hak milik.

    Pengertian jasa bila ditinjau dari segi ekonomi maka kegiatan tataniaga pertanian

    merupkan kegiatan yang produktif, karena memberikan kegunaan bentuk,

    kegunaan waktu, kegunaan tempat dan kegunaan hak milik pada komoditi hasil

    pertanian.

    Menurut Limbong dan Situros (1987), kegiatan tataniaga pertanian dari

    tingkat produsen ke tingkat konsumen diperlukan berbagai kegiatan atau

    tindakan-tindakan yang dapat memperlancar proses penyampaian barang atau jasa

    bersangkutan, kegiatan tersebut dinamakan sebagai fungsi-fungsi tataniaga.

    Fungsi tataniaga tersebut dapat dikelompokkan atas tiga fungsi, yaitu :

    1. Fungsi pertukaran.

    Fungsi pertukaran adalah kegiatan yang memperlancar perpindahan hak milik

    dari barang dan jasa yang dipasarkan. Fungsi pertukaran terdiri dari fungsi

    pembelian dan fungsi penjualan. Fungsi pembelian berhubungan dengan

    pemindahan hak milik dari sejumlah barang atau jasa yang dipasarkan dengan

    tujuan untuk persediaan produksi atau untuk dijual kembali.

    Fungsi penjualan bertujuan untuk mencari atau mengusahakan agar ada

    pembeli atau adanya permintaan pasar yang cukup baik terhadap barang atau

    jasa yang dipasarkan pada tingkat harga yang menguntungkan, selain itu

    fungsi penjualan juga melakukan kegiatan mencari pasar lokasi atau tempat,

    kwalitas maupun waktu yang tepat untuk memasarkan komoditi pada setiap

    pasar tujuan (pasar sasaran).

  • 21

    2. Fungsi fisik.

    Fungsi fisik merupakan semua tindakan yang langsung berhubungan dengan

    barang atau jasa sehingga menimbulkan guna tempat, guna bentuk, dan guna

    waktu. Fungsi fisik meliputi kegiatan Penyimpanan, pengolahan dan

    pengangkutan. Fungsi penyimpanan bertujuan untuk menyimpan barang

    selama belum dijual atau menunggu diangkut ke daerah pemasaran atau

    menunggu untuk diolah.

    Fungsi pengangkutan bertujuan untuk menyediakan barang dan jasa di daerah

    konsumen sesuai dengan kebutuhan konsumen baik menurut waktu, jumlah

    dan mutunya. Fungsi pengangkutan mempunyai kegiatan perencanaan jenis

    alat angkutan yang digunakan, volume yang akan diangkut, waktu

    pengangkutan dan jenis barang yang akan diangkut. Fungsi pengangkutan

    harus dapat direncanakan dengan matang menginggat komoditi hasil pertanian

    bersifat mudah busuk, dalam jumlah yang besar, memerlukan tempat, dan

    mudah rusak.

    3. Fungsi fasilitas.

    Fungsi fasilitas merupakan tindakan yang bertujuan untuk memperlancar

    kegiatan pertukaran yang terjadi antara produsen dan konsumen. Fungsi

    fasilitas terdiri dari fungsi standardisasi dan grading, fungsi penanggungan

    resiko, fungsi pembiayaan dan fungsi informasi pasar. Fungsi standardisasi

    dan grading bertujuan untuk penentuan mutu suatu barang dengan

    menggunakan berbagai ukuran seperti warna, susunan kimia, ukuran bentuk,

    kekuatan atau ketahanan, kadar air, tingkat kematangannya dan rasa.

    Fungsi penanggungan resiko merupakan resiko kejadian yang tidak diduga

    seperti kehilangan, kebakaran, penurunan harga. Resiko tersebut dapat saja

    terjadi ketika penyimpanan, pengangkutan, dan pengolahan. Fungsi

    pembiayaan meliputi penyediaan dana untuk membeli komoditi yang hendak

    dijual, menyediakan kredit bagi para langganan, dan membayar semua biaya-

    biaya dimulai dari proses pengankutan sampai proses komoditi tersebut siap

    dijual kekonsumen akhir. Fungsi informasi pasar meliputi kegiatan

    pengumpulan informasi pasar serta menafsirkan data informasi pasar tersebut.

    sehingga pedagang dapat menentukan pemasaran komoditi selanjutnya.

  • 22

    Definisi tataniaga pertanian seharusnya dapat memberikan keterangan

    tentang komoditi, partisipan dan luas pasar dan batas pasar dengan pasar, selain

    itu juga dapat memberikan indikasi tentang struktur pasar atau sifat dari proses

    pembentukan harga, karena proses tataniaga pertanian sebenarnya dimulai

    sebelum komoditi dihasilkan.

    3.1.2 Pasar dan Bentuk Pasar

    3.1.2.1 Pasar

    Menurut Swastha dan Sukotjo (1988), konsumen yang membeli suatu

    barang atau jasa akan terlibat dalam suatu transaksi pembelian. Transaksi jual-beli

    yang terjadi dilakukan oleh penjual dan pembeli. Kejadian ini berlangsung pada

    saat tertentu di tempat tertentu, sehingga pasar dapat dianggap sebagai suatu

    tempat. Pasar adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang

    untuk berbelanja, dan kemauan untuk membelanjakannya. Definisi pasar dapat

    diketahui adanya tiga unsur penting yang terdapat dalam pasar, yaitu orang

    dengan segala keinginannya, daya beli mereka, dan kemauan untuk

    membelanjakan uangnya.

    Pasar dalam pengertian teori ekonomi adalah suatu situasi dimana pembeli

    (konsumen) dan penjual (produsen dan pedagang) melakukan transaksi setelah

    kedua pihak telah mengambil kata sepakat tentang harga terhadap sejumlah

    (kuantitas) barang dengan kuantitas tertentu yang menjadi objek transaksi. Kedua

    pihak (pembeli dan penjual), mendapatkan manfaat dari adanya transaksi atau

    pasar. Pihak pembeli mendapatkan barang yang diinginkan untuk memenuhi dan

    memuaskan kebutuhannya sedangkan penjual mendapatkan imbalan pendapatan

    untuk selanjutnya digunakan untuk membiayai aktivitasnya sebagai pelaku

    ekonomi produksi atau pedagang.

    Proses transaksi dapat berjalan dan kedua belah pihak mencapai tujuannya,

    masing-masing pihak akan selalu berusaha mencari informasi yang akurat dan up

    to date tentang berbagai hal. Pembeli berusaha mendapatkan informasi tentang

    barang apa saja yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya, berapa jumlah yang

    tersedia, dimana barang tersebut tersedia serta bagaimana kualitasnya. Penjual di

    pihak lain, juga mencari informasi tentang barang apa saja yang dibutuhkan oleh

  • 23

    konsumen, kapan dibutuhkan, berapa banyak yang dibutuhkan, kwalitas seperti

    apa yang diinginkan dan dimana konsumen merasa senang untuk

    mendapatkannya.

    Pembeli dan penjual pada dasarnya yang paling dibutuhkan oleh kedua

    belah pihak tersebut adalah adanya media atau wadah yang dapat mengumpulkan

    dan menyebar luaskan objek transaksi termasuk bagaimana transaksi dapat

    dilakukan, dalam era globalisasi seperti sekarang ini dengan semakin intensifnya

    penggunaan teknologi informasi, transaksi dapat dilakukan melalui jaringan

    internet dimana pembeli dan penjual tidak perlu harus bertemu langsung.

    Hanya saja tidak semua pembeli dan penjual dapat memanfaatkan

    kecanggihan internet dalam melakukan transaksi, wadah ini hanya dapat

    digunakan oleh sebagian kecil penduduk yang mengerti tentang penggunaan

    internet dan memiliki cukup penghasilan yang memadai. Mayoritas penduduk

    masih membutuhkan wadah atau tempat transaksi yang mudah digunakan dan

    dijangkau, serta dimana pembeli dan penjual dapat langsung bertemu secara fisik,

    dalam kaitan ini agar transaksi bisa berjalan lancar, aman dan tertib, dibutuhkan

    tempat yang layak yaitu pasar.

    3.1.2.2 Bentuk Pasar

    Pasar menurut persaingannya dibagi menjadi empat, yaitu (Rahardja dan

    Manurung 2001; Sudarman dan Algifari 1991) :

    1. Pasar persaingan sempurna (perfect competition market), seorang produsen

    yang beroperasi pada pasar persaingan sempurna dikatakan pada kondisi

    keseimbangan apabila dari output yang dia jual dapat diperoleh keuntungan

    maksimum atau kerugian minimum. Pasar persaingan sempurna memiliki ciri

    sebagai berikut :

    Penjualnya banyak.

    Barang yang dijual bersifat homogen.

    Barang yang dijual seorang penjual merupakan bagian kecil dari seluruh

    barang yang ada di pasar tersebut.

    Setiap penjual mempunyai kebebasan masuk atau keluar pasar.

    pengetahuan penjual dan pembeli tentang keadaan pasar lengkap.

  • 24

    Mobilitas sumber ekonomi di seluruh pasar adalah bebas dan tidak ada

    hambatan.

    2. Pasar persaingan monopoli, sebab terjadinya pasar monopoli diantaranya

    sebagai berikut; 1) produsen memiliki faktor produksi strategis yang tidak

    dimiliki oleh produsen lain. 2) pemilikan hak paten. 3) pemberian pemerintah.

    4) ukuran pasar yang sangat kecil sehingga dengan satu produsen saja sudah

    cukup memenuhi permintaan pasar. 5) produsen menerapkan kebijaksanaan

    penetapan harga (lirnit pricing policy), yaitu menetapkan harga jual yang

    sangat rendah sehingga produsen lain tidak mau memasuki pasar tersebut.

    Seorang monopolis dapat menentukan harga jual di pasar bagi produk yang

    dihasilkannya sesuai dengan tingkat keuntungan yang dia harapkan, apabila

    monopolis menginginkan jumlah ouput yang terjual sedikit, maka dia harus

    menaikkan harga jual produknya, begitu pun sebaliknya. Pasar monopoli

    memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

    Pasar hanya terdapat satu penjual dan banyak pembeli.

    Tidak ada penjual lain yang dapat menjual output pengganti bagi output

    yang dijual monopolist tersebut.

    Ada halangan masuk pasar bagi penjual lain, baik bersifat alami maupun

    buatan (barier to entry).

    3. Pasar persaingan monopolistik, struktur pasar persaingan monopolistik hampir

    sama dengan pasar persaingan sempurna, cuman produk yang dihasilkan

    didalam pasar persaingan monopolistik tidak homogen, melainkan

    terdiferensiasi (differentiated product). Diferensiasi produk ini mendorong

    produsen (penjual) untuk melakukan persaingan non harga, terutama melalui

    iklan untuk membangun citra terhadap produk yang dijual produsen.

    Walaupun ada kemungkinan produk yang di jual produsen satu dengan

    produsen yang lain saling menjadi subtitusi. Ciri pasar persaingan

    monopolistik sebagai berikut :

    Produsen (penjual) banyak.

    Barang yang dijual terdiferensiasi.

    Barang yang dijual seorang penjual merupakan bagian kecil dari seluruh

    barang yang ada di pasar tersebut.

  • 25

    Setiap penjual mempunyai kebebasan masuk atau keluar pasar.

    pengetahuan penjual dan pembeli tentang keadaan pasar lengkap.

    Mobilitas sumber ekonomi di seluruh pasar adalah bebas dan tidak ada

    hambatan.

    4. Pasar persaingan oligopoli, pasar dimana terdiri dari hanya sedikit produsen

    (penjual). Produsen memiliki kekuatan besar untuk mempengaruhi harga

    pasar. Produk dapat homogen atau terdiferensiasi. Perilaku setiap produsen

    akan mempengaruhi perilaku produsen lainnya dalam pasar. Jadi, kondisi

    pasar oligopoli mendekati kondisi pasar monopoli. Ciri pasar oligopoli sebagai

    berikut :

    Hanya sedikit produsen (penjual).

    Produknya homogen atau terdiferensiasi.

    Pengambilan keputusan yang saling mempengaruhi.

    Kompetisi non harga.

    Produsen (penjual) memperhatikan reaksi konsumen terhadap produk yang

    dijual.

    Pasar menurut kepentingan usahanya dibagi menjadi empat, yaitu

    (Swastha dan Sukotjo 1988; Kotler 2005) :

    1. Pasar konsumen, merupakan pasar yang terdiri dari sekelompok pembeli yang

    membeli barang-barang untuk dikonsumsikan, bukannya dijual atau diproses

    lebih lanjut. Termasuk dalam pasar konsumen ini adalah pembeli-pembeli

    individual atau pembeli rumah tangga (non bisnis). Barang yang dibeli adalah

    barang konsumsi. Produsen didalam pasar konsumen berusaha membangun

    citra produk yang unggul. Pembangunan citra ini menuntut didapatkannya

    pemahaman yang jelas tentang konsumen sasaran, kebutuhan-kebutuhan apa

    yang akan dipenuhi oleh produsen, dan pengkomunikasian penentuan posisi

    merek secara gencar dan kreatif.

    2. Pasar penjual atau pasar bisnis, merupakan pasar yang terdiri atas individu-

    individu dan lembaga atau oragnisasi yang membeli barang-barang untuk

    dipakai lagi (bisnis), baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam

    memproduksi barang lain yang kemudian dijual. Barang yang dibeli adalah

    barang industri. Produsen yang menjual barang-barang dipasar industri atau

  • 26

    pasar bisnis menghadapi para pembeli profesional yang terlatih, terinformasi

    dengan baik dan terampil dalam menilai tawaran yang bersaing. Pembeli di

    pasar industri membeli barang berdasarkan kegunaan barang tersebut sehingga

    memungkinkan mereka untuk membuat atau menjual kembali produk ke

    pembeli lain dan juga mereka membeli produk dalam rangka mencari laba.

    3. Pasar global, produsen yang menjual barang dipasar global menghadapi

    keputusan dan tantangan tambahan, yaitu produsen harus memutuskan negara

    mana yang harus dimasuki, bagaimana cara memasuki negara tujuan,

    bagaimana cara mengadaptasi fitur produk dan jasa mereka ke masing-masing

    negara, bagaimana menetapkan harga produk mereka di negara-negara yang

    berlainan dalam suatu cakupan harga yang cukup sempit untuk menghindari

    terciptanya pasar gelap bagi barang yang di jual.

    4. Pasar pemerintah, merupakan pasar dimana terdapat lembaga-lembaga

    pemerintah, seperti departemen-departemen, direktorat, kantor-kantor dinas,

    dan instansi pemerintah lainnya.

    3.1.3 Pedagangan Eceran

    Menurut Stanton (1996), eceran mencakup semua kegiatan yang langsung

    berhubungan dengan penjualan barang atau jasa ke konsumen akhir untuk

    pemakai non bisnis atau pribadi. Meskipun eceran umumnya dilakukan melalui

    toko pengecer, kadang-kadang eceran juga dapat dilakukan oleh pranata-pranata

    lain. Perusahaan atau pabrikan, grosir atau toko pengecer yang menjual sesuatu ke

    konsumen akhir untuk pemakaian non bisnis dapat dikatakan sedang melakukan

    penjualan eceran. Hal ini berlaku tanpa melihat bagaimana produk dijual

    (langsung ke konsumen, melalui telepon, pos, atau mesin otomatis) atau di mana

    produk dijual (di toko atau langsung ke rumah konsumen).

    Pengecer (retailer) atau toko eceran adalah usaha bisnis yang menjual

    barang-barang terutama (lebih dari setengah volume penjualan toko) ke konsumen

    rumahtangga untuk digunakan secara non bisnis. Istilah pengecer pada umumnya

    sama dengan penyalur (dealer), sedangkan diluar fungsi ini, pialang yang

    berfungsi sebagai grosir disebut distributor.

  • 27

    Pialang atau perantara merupakan usaha bisnis yang berdiri sendiri dan

    beroperasi sebagai penghubung antara produsen dan konsumen akhir atau

    pemakai dari kalangan industri. Pialang memberikan jasa dalam hal pembelian

    maupun penjualan, yaitu segala sesuatu yang bergerak dari produsen ke

    konsumen. Pialang selain melayani arus produk dari produsen ke konsumen,

    secara aktif juga membantu pemindahan hak kepemilikan (ownership). Inti

    operasi dari perantara (pialang) terletak pada peranannya yang aktif dan penting

    dalam melakukan negosiasi bisnis, yaitu segala sesuatu yang menyangkut

    pembelian dan penjualan barang.

    Pialang biasanya diklasifikasikan atas dasar, apakah mereka memiliki

    barang yang dipasarkan atau tidak. Pialang memiliki barang yang akan di

    dagangkan maka disebut pialang dagang (merchant middlemen), sedangkan

    pialang yang tidak memiliki barang yang akan di dagangkan maka disebut pialang

    agen. Pengecer dan grosir merupakan dua kelompok pialang dagang.

    Pialang mempunyai peranan yang sangat penting dalam banyak hal,

    bahkan dalam semua kasus dimana konsumen terlibat didalamnya. Pialang

    menyediakan berbaga