analisis penanggulangan banjir kota bekasi dengan ... · (unsteady), pergerakan sedimen dan...

14
STUDI PUSTAKA Model Banjir Banjir adalah setiap aliran yang relatif tinggi yang melampaui tanggul sungai sehingga aliran air menyebar ke dataran sungai dan menimbulkan masalah pada manusia (Chow, 1970). Definisi di atas menjelaskan bahwa banjir terjadi apabila kapasitas alir sungai telah terlampaui dan air telah menyebar ke dataran banjir, bahkan lebih jauh yang mengakibatkan terjadinya genangan. Genangan air tidak dikatakan banjir apabila tidak menimbulkan masalah bagi manusia yang tinggal pada daerah genangan tersebut. Untuk dapat menganalisis masalah banjir diperlukan alat bantu untuk mengenali penyebab terjadinya banjir dan mencari upaya penanggulangannya (Benavides, 2001). Pada dasarnya model sebagai alat bantu untuk menganalisis banjir dapat dibedakan menjadi model hidrologi dan hidrolika. Model Hidrologi DAS Beberapa model hidrologi yang telah dikembangkan untuk menganalisis proses hidrologi sebagai komponen daur hidrologi, hubungan hujan-limpasan, dan pembangunan sumber daya air adalah model SSARR, Stanford Model IV, model Dawdy-O’Donnell, model SCS, model Sacramento, model TOPOG (Indah, 2003). Sementara itu US. Army Corps. of Engineers banyak mengembangkan model HEC (Hydrologic Engineering Centre) untuk keperluan analisis hidrologi. Salah satu model hidrologi yang dikembangkan adalah HEC-HMS (Hydrologic Modelling System). Program ini merupakan versi yang lebih baru dari program HEC-1 dan berbasis Graphical User Interface (GUI). Model hidrologi dengan program HEC-HMS dirancang untuk mensimulasikan proses hujan-limpasan dari sistem aliran. Program ini dirancang agar dapat diaplikasikan dalam luasan tertentu untuk merepresentasikan proses hidrologi DAS (Pitocchi dan Mozzali, 2001). Hitungan yang dihasilkan dapat dipakai secara langsung atau sebagai penghubung dengan perangkat lunak lain untuk studi ketersediaan air, drainase perkotaan, debit aliran, rancangan bangunan air, prakiraan kerusakan akibat banjir dan sistem operasi.

Upload: lekhanh

Post on 02-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Penanggulangan Banjir Kota Bekasi Dengan ... · (unsteady), pergerakan sedimen dan beberapa hitungan desain hidrolika. Dalam terminologi HEC-RAS, sebuah pengaturan file data

STUDI PUSTAKA

Model Banjir

Banjir adalah setiap aliran yang relatif tinggi yang melampaui tanggul

sungai sehingga aliran air menyebar ke dataran sungai dan menimbulkan

masalah pada manusia (Chow, 1970). Definisi di atas menjelaskan bahwa banjir

terjadi apabila kapasitas alir sungai telah terlampaui dan air telah menyebar ke

dataran banjir, bahkan lebih jauh yang mengakibatkan terjadinya genangan.

Genangan air tidak dikatakan banjir apabila tidak menimbulkan masalah bagi

manusia yang tinggal pada daerah genangan tersebut.

Untuk dapat menganalisis masalah banjir diperlukan alat bantu untuk

mengenali penyebab terjadinya banjir dan mencari upaya penanggulangannya

(Benavides, 2001). Pada dasarnya model sebagai alat bantu untuk menganalisis

banjir dapat dibedakan menjadi model hidrologi dan hidrolika.

Model Hidrologi DAS

Beberapa model hidrologi yang telah dikembangkan untuk menganalisis

proses hidrologi sebagai komponen daur hidrologi, hubungan hujan-limpasan,

dan pembangunan sumber daya air adalah model SSARR, Stanford Model IV,

model Dawdy-O’Donnell, model SCS, model Sacramento, model TOPOG (Indah,

2003). Sementara itu US. Army Corps. of Engineers banyak mengembangkan

model HEC (Hydrologic Engineering Centre) untuk keperluan analisis hidrologi.

Salah satu model hidrologi yang dikembangkan adalah HEC-HMS (Hydrologic

Modelling System). Program ini merupakan versi yang lebih baru dari program

HEC-1 dan berbasis Graphical User Interface (GUI). Model hidrologi dengan

program HEC-HMS dirancang untuk mensimulasikan proses hujan-limpasan dari

sistem aliran. Program ini dirancang agar dapat diaplikasikan dalam luasan

tertentu untuk merepresentasikan proses hidrologi DAS (Pitocchi dan Mozzali,

2001). Hitungan yang dihasilkan dapat dipakai secara langsung atau sebagai

penghubung dengan perangkat lunak lain untuk studi ketersediaan air, drainase

perkotaan, debit aliran, rancangan bangunan air, prakiraan kerusakan akibat

banjir dan sistem operasi.

Page 2: Analisis Penanggulangan Banjir Kota Bekasi Dengan ... · (unsteady), pergerakan sedimen dan beberapa hitungan desain hidrolika. Dalam terminologi HEC-RAS, sebuah pengaturan file data

9

Program ini terintegrasi dengan sistem database, sehingga data dapat

dimasukan secara manual maupun melalui DSS (Data Storage System). DSS

digunakan sebagai interface antara berbagai model yang terintegrasi dan juga

antara komponen yang ada dalam program HEC-HMS untuk memudahkan

sistem operasi.

Program ini terdiri dari tiga komponen yaitu model basin, model hidrologi

dan kontrol spesifikasi. Keluaran model ini didapat berupa hidrograf limpasan

dalam suatu sistem hidrologi DAS yang dilengkapi dengan hidrograf limpasan

pada setiap Sub-DAS pada sistem hidrologi tersebut. Bagan alir tahapan

program HEC-HMS adalah seperti pada Gambar 2.

Gambar 2 Bagan Alir model hidrologi HEC-HMS.

Basin Meteorologi Kontrol Spesifikasi

Data curah hujan

Input data

Data Biofisik DAS

Run Konfigurasi Run Manager

Running HEC-HMS

Tampilan Hasil Tabel Debit Hidrograf

Interpretasi Hasil

Inisiasi Program

Page 3: Analisis Penanggulangan Banjir Kota Bekasi Dengan ... · (unsteady), pergerakan sedimen dan beberapa hitungan desain hidrolika. Dalam terminologi HEC-RAS, sebuah pengaturan file data

10

Fenomena banjir merupakan salah satu bagian dari proses hidrologi yang

terjadi dalam DAS, sehingga perlu dilakukan analisis secara menyeluruh

terhadap proses hujan-limpasan yang terjadi dalam DAS. Simulasi hidrologi

dengan menggunakan HEC-HMS dapat digunakan untuk mengetahui proses

hujan-limpasan yang terjadi, sehingga dapat dicari alternatif penanggulangan

banjir dengan melihat permasalahan hidrologi melalui simulasi hidrologi.

Metode SCS

Banyak metode yang telah dikembangkan untuk menentukan laju puncak

aliran permukaan terhadap hujan, salah satu metoda yang dikembangkan

adalah Soil Conservation Service (SCS). Metode ini memberikan variasi

komponen biofisik terlengkap, karena merupakan fungsi dari bilangan kurva atau

curve number (CN) yang ditentukan berdasarkan kelompok hidrologi tanah,

penggunaan lahan, dan kondisi pengelolaan lahan tersebut. Di sisi lain

permasalahan banjir merupakan permasalahan yang komplek sehingga

diperlukan metoda yang mempunyai keragaman variasi kompoenen biofisik.

Metode SCS merupakan metode yang dikembangkan oleh Dinas

Konservasi Tanah Amerika Serikat (US SCS, 1973) dan digunakan untuk

menentukan laju puncak aliran permukaan terhadap curah hujan yang seragam

dengan asumsi penggunaannya pada hidrograf segitiga seperti pada Gambar 3.

Waktu yang diperlukan untuk mencapai laju puncak aliran permukaan adalah:

Tp = D/2 + Tl = D/2 + 0,6 Tc

Tp adalah waktu mencapai puncak aliran (jam), D adalah waktu (lamanya)

hujan lebih (jam), Tl adalah waktu tenggang (jam), dan Tc adalah waktu

konsentrasi (jam). Waktu konsentrasi pada persamaan ini adalah waktu

perjalanan yang terpanjang. Waktu tenggang adalah suatu perkiraan waktu

perjalanan rerata aliran permukaan. Waktu puncak aliran permukaan diperlukan

untuk membuat hidrograf desain bagi keperluan penguraian (routing) aliran

permukaan melalui simpanan atau untuk menyatukan hidrograf dari beberapa

DAS (Arsyad, 2010).

Page 4: Analisis Penanggulangan Banjir Kota Bekasi Dengan ... · (unsteady), pergerakan sedimen dan beberapa hitungan desain hidrolika. Dalam terminologi HEC-RAS, sebuah pengaturan file data

11

Gambar 3 Hubungan Curah Hujan dan Aliran permukaan dengan Metoda SCS

(US SCS, 1973).

Model Hidrolika Sungai

Model hidrolika aliran satu dimensi yang banyak digunakan saat ini ialah

HEC-RAS (River Analysis System) (Pitocchi dan Mozzali, 2001). Program HEC-

RAS adalah sebuah program yang didalamnya terintegrasi analisa hidrolika, di

mana pengguna program dapat berinteraksi dengan sistem menggunakan fungsi

Graphical User Interface (GUI). Program ini dapat menunjukkan perhitungan

profil permukaan aliran mantap (steady), termasuk juga aliran tak mantap

(unsteady), pergerakan sedimen dan beberapa hitungan desain hidrolika. Dalam

terminologi HEC-RAS, sebuah pengaturan file data akan berhubungan dengan

sistem sungai. Data file dapat dikategorikan sebagai berikut: plan data, geometric

data, steadyflow data, unsteady flow data, sediment data dan hydraulic design

data. Bagan alir model hidrolika HEC-RAS dapat dilihat pada Gambar 4.

Program ini berkemampuan untuk melakukan simulasi mengenai (a) model

aliran steady (mantap/ tunak); (b) model aliran unsteady (tidak mantap/ tak

tunak); (c) mengakomodasi berbagai pengaturan air seperti daerah tampungan,

pompa, pintu air dan lain-lain dan (d) memfasilitasi bentuk infrastruktur yang

berada di badan air dan dampaknya seperti efek pintu air, jembatan dan lain-lain.

Page 5: Analisis Penanggulangan Banjir Kota Bekasi Dengan ... · (unsteady), pergerakan sedimen dan beberapa hitungan desain hidrolika. Dalam terminologi HEC-RAS, sebuah pengaturan file data

12

Program HEC-RAS dilengkapi dengan DSS yang merupakan penghubung

data antar berbagai program HEC dan beberapa produk perangkat lunak di

bidang hidrologi dan hidrolika lain. Perangkat lunak ini dimaksudkan untuk

memudahkan dalam mengambil dan mengirim data dari dan ke program lain

seperti HEC-HMS, WMS, Arc GIS dan lain-lain. Seperti juga HEC-HMS, HEC-

RAS juga dilengkapi dengan fasilitas kalibrasi dengan memasukan data hasil

pengamatan/pengukuran lapangan ke dalam model dan kemudian model akan

merubah estimasi parameter kecepatan yang sesuai dengan hasil pengukuran/

pengamatan di lapangan.

Gambar 4 Bagan alir model hidrolika HEC-RAS.

Alur Sungai Penampang Kontrol Aliran

Data Aliran

Input data

Data Geometri Sungai

Plan Aliran Plan Geometri

Running HEC-RAS

Tampilan Hasil Tabel Debit Hidrograf

Interpretasi Hasil

Inisiasi Program

Page 6: Analisis Penanggulangan Banjir Kota Bekasi Dengan ... · (unsteady), pergerakan sedimen dan beberapa hitungan desain hidrolika. Dalam terminologi HEC-RAS, sebuah pengaturan file data

13

Pendekatan Integrasi Model Genangan Banjir

Pada prinsipnya, sistem DAS dapat disimulasikan dalam dua bentuk yang

berbeda, yaitu dengan model skala fisik dan model matematis (Indah, 2003).

Model skala fisik adalah model fisik dengan ukuran skala terhadap ukuran

prototype yang sesungguhnya. Model matematis merupakan abstraksi atau

penyederhanaan yang berupa satu set pernyataan matematik yang diharapkan

dapat menduplikasi perilaku dasar dari fenomena. Kedua model tersebut dapat

digunakan untuk mengambarkan fenomena banjir yang terjadi, akan tetapi untuk

mensimulasikan fenomena gerakan air pada suatu DAS lebih disarankan

menggunakan model matematis mengingat sulit membuat model skala fisik yang

besar. Tujuan utama dari permodelan banjir ialah untuk mensimulasikan atau

mempresentasikan fenomena banjir, menduga atau memprakirakan akibat gejala

yang akan terjadi, dan memberikan pemahaman atas gejala bersangkutan.

Untuk mempermudah integrasi antara model hidrolika, hidrologi dan Sistem

Informasi Geografis (SIG), US. Army Corps of Engineer mengembangkan HEC-

GeoHMS dan HEC-GeoRAS. Program ini kemudian dapat digunakan sebagai

interface dengan perangkat lunak SIG seperti ArcView sehingga dapat secara

langsung memproses data spasial yang terdapat dalam SIG kedalam model

tersebut. Selanjutnya ini dapat menjadi extension pada ArcView yang membantu

menjadi media dari analisis model ke dalam analisis spasial. Integrasi ini

merupakan integrasi eksternal mengingat masing-masing program telah

mempunyai bahasa masing-masing akan tetapi dapat disatukan dengan adanya

program interface (Moges, dkk. 2002).

Ghani, dkk (2000) menerangkan bahwa interface HEC-GeoRAS

membentuk Shape file pada ArcView sebagai hasil dari hitungan HEC-RAS,

shape file ini yang kemudian dapat diaktifkan di layar untuk mengetahui daerah

banjir. Apabila telah didapatkan daerah genangan, maka kemudian dapat

diekplorasi lebih lanjut mengenai kerugian yang akan terjadi seperti beberapa

banyak rumah atau bangunan yang akan terendam, kerusakan lahan pertanian

atau peruntukan lain, beberapa jiwa yang harus diungsikan dan lain-lain sesuai

dengan tujuan analisis dan keberadaan data base spasial yang terkait dalam

ArcView.

Page 7: Analisis Penanggulangan Banjir Kota Bekasi Dengan ... · (unsteady), pergerakan sedimen dan beberapa hitungan desain hidrolika. Dalam terminologi HEC-RAS, sebuah pengaturan file data

14

Integrasi Eksternal

Integrasi Internal

Gambar 5 Integrasi model dan GIS.

Model interface ini memungkinkan menanggulangi aspek dua dimensi

pada aliran melalui hubungan antara geometri sungai dengan model dijital terrain

dalam bentuk format Triangulated Irregular Network (TIN). Dengan interface ini,

keluaran dari HEC-RAS untuk setiap potongan penampang dapat

diinterpolasikan, termasuk didalamnya kedalaman air dan kecepatan air

permukaan. Model ini memungkinkan untuk memetakan daerah genangan banjir

untuk hidrograf banjir pada perioda ulang tertentu.

Penerapan Integrasi Model HEC-RAS, HEC-HMS dengan ArcView

Integrasi model HEC-RAS, HEC-HMS dengan Sistem Informasi Geografis

berbasis ArcView 3.2 dikembangkan oleh Pistocchi dan Mazzoli (2001) untuk

analisis manajemen resiko hidrologi (hydrologic risk management) di DAS

Romagna, Italia. Sistem ini secara khusus dikembangkan untuk keperluan

rekonstruksi kurva debit dan neraca air pada DAS tersebut dan memberikan

hasil yang memuaskan untuk mengambarkan hubungan debit dan kedalaman air

dalam kondisi muka air tinggi dan rendah dengan membangkitkan parameter

Manning. Selain itu Pitocchi dan Mazzoli (2001) juga menggunakan sistem model

ini untuk proses perencanaan dan manajemen DAS Romagna. Masalah utama

yang dihadapi dalam penerapan sistem model ini ialah konsistensi dalam

GIS Data Spasial Program interface

Model Hidrologi Model Hidrolika

GIS

Model Hidrologi Model Hidrolika

Pangkalan Data Spasial

Page 8: Analisis Penanggulangan Banjir Kota Bekasi Dengan ... · (unsteady), pergerakan sedimen dan beberapa hitungan desain hidrolika. Dalam terminologi HEC-RAS, sebuah pengaturan file data

15

pembangunan bangunan air yang tidak sesuai rencana, sehingga sistem model

ini harus bisa terhubungan dengan berbagai data perencanaan.

Berbeda dengan Pitocchi dan Mazzoli (2001), Johnson, dkk. (2001)

meragukan penggunakan HEC-HMS untuk analisis hidrologi dalam suatu DAS.

Ditekankan bahwa bagaimanapun juga HEC-HMS adalah Lumped Basin Models,

sehingga perlu dipisahkan dalam sub-DAS yang merepresentasikan masing-

masing parameter hidrologi, efeknya parameter tersebut dirata-ratakan untuk

keseluruhan sub-DAS. Terlalu banyaknya variasi parameter dalam sub-DAS

dirata-ratakan menjadi satu kedalam DAS yang kemudian digunakan dalam

analisis, sehingga memberikan hasil yang tidak baik.

Lebih lanjut Johnson, dkk. (2001) menjabarkan penggunaan HEC-GeoHMS

sebagai interface pada ArcView 3.2 belum cukup untuk membentuk Grid-based

hydrologic analysis, karena masih banyak keterbatasannya. Studi kasus di DAS

East Fork Sungai San Jacinto, Texas memperkuat pendapat Johnson (2001)

bahwa HEC-GeoHMS belum cukup untuk memproses data hujan dalam grid-

based sehingga dapat dimasukan kedalam HEC-HMS. Sayangnya Johnson.

(2001) tidak melakukan studi keterkaitannya dengan HEC-RAS sehingga tidak

secara khusus dibahas kelemahan sistem integrasi antara HEC-HMS dan HEC-

RAS dan lebih menyoroti akan kemampuan HEC-GeoHMS untuk membentuk

grid-based dari analisis hidrologi pada suatu DAS.

Secara terpisah Fongers (2002) melakukan studi hidrologi di DAS Ryerson

Michigan, dan menghasilkan hasil yang baik untuk memprediksi volume limpasan

dan aliran puncak pada hujan dengan perioda ulang 2, 10 dan 100 tahunan.

Untuk mengatasi grid-based analisis hidrologi seperti yang diungkapkan oleh

Johnson, dkk. (2001), Fongers (2002) membagi DAS Ryerson menjadi sub-sub

DAS kecil yang kemudian dimasukan ke dalam elemen hidrologi pada HEC-

HMS. Secara rinci Fongers (2002) melakukan uji terhadap berbagai Curve

Number agar diperoleh nilai yang paling sesuai untuk setiap sub-sub DAS

tersebut dan sekaligus diuji untuk setiap perioda ulang tertentu (Gambar 6).

Lebih jauh Fongers (2002) menyatakan bahwa sistem ini dapat

dikembangkan untuk pengelola hujan deras (storm water) secara efektif dan

menjabarkan kemungkinan untuk mengembangkan manajemen storm water

untuk daerah hulu DAS.

Page 9: Analisis Penanggulangan Banjir Kota Bekasi Dengan ... · (unsteady), pergerakan sedimen dan beberapa hitungan desain hidrolika. Dalam terminologi HEC-RAS, sebuah pengaturan file data

16

Benavides (2001) mengaplikasikan HEC-HMS, HEC-RAS, dan HEC-

GeoRAS dengan sistem informasi geografis dengan ArcView 3.2 dan

menggunakan data dari NEXRAD radar untuk menganalisis alternatif metode

pengendalian banjir pada DAS Clear dengan luas 260 mil2 dengan fokus daerah

banjir seluas 164 mil2 di Houston Amerika Serikat (Gambar 7). Tujuan dari studi

ini ialah untuk menguji keragaman dan efektivitas dari alternatif pengendalian

banjir yang spesifik untuk mendapatkan hasil yang dapat diterima. Untuk

pengendalian banjir pada DAS Clear dibuat kombinasi saluran sepanjang 4 mil

dengan perioda ulang 10 tahunan dan dilakukan uji efektivitas dari kombinasi

saluran yang direncanakan tersebut.

Gambar 6 Sub-DAS dan elemen hidrologi (Fongers, 2002).

Sistem model ini kemudian digunakan untuk mengevaluasi rencana saluran

yang ada dengan berbagai skenario kombinasi dengan mendasarkan analisis

Elemen Hidrologi

Drainase Holland Selatan

M46 bawah

M46 atas

Drainase Holland atas

Drainase Marsh atas

Drainase Marsh Tengah

Mouth

Wood

Geety

Home

Drainase Marsh bawah

Page 10: Analisis Penanggulangan Banjir Kota Bekasi Dengan ... · (unsteady), pergerakan sedimen dan beberapa hitungan desain hidrolika. Dalam terminologi HEC-RAS, sebuah pengaturan file data

17

dengan SIG dan HEC-GeoRAS. Skenario tersebut digunakan Benavides (2001)

untuk menghitung kerugian atau biaya yang harus dikeluarkan untuk

memperbaiki kerusakan akibat banjir dengan memperhitungkan berapa rumah

atau bangunan yang rusak akibat banjir tersebut.

Perlunya metoda hitungan kerugian banjir diperkuat oleh Sanders dan

Tabuchis (2000) yang membahas secara rinci mengenai analisis resiko banjir

pada Sungai Thames, Inggris. Sistem informasi geografis berbasis ArcView 3.2

dikembangkan untuk mengetahui nilai kerugian (value of damage) akibat

terjadinya banjir. Dengan menggunakan data kedalaman air, portofolio asuransi

dan fungsi kehilangan, maka dapat ditentukan perkiraan kerugian berdasarkan

jumlah dan banyaknya permukiman yang terendam, sistem ini memanfatkan

pada kode pos bangunan yang telah memuat data tipe bangunan dan lokasinya

dalam sistem informasi geografis. Lebih lanjut Sanders dan Tabuchis (2000)

mengisyaratkan perlunya dibuat loss curve atau kurva kerugian sebagai fungsi

dari kedalaman banjir.

Gambar 7 Susunan metode oleh Benavides (2001).

Untuk mengetahui daerah genangan banjir berdasarkan perioda ulang

tertentu seperti yang dibutuhkan pada analisis kerugian di atas. Ghani (2000)

mengembangkan model integrasi antara ArcView 3.2 dengan HEC-6, Fluvial 12

dan HEC-RAS. Model integrasi ini digunakan untuk meramalkan perubahan

Keseluruhan Metodologi

Page 11: Analisis Penanggulangan Banjir Kota Bekasi Dengan ... · (unsteady), pergerakan sedimen dan beberapa hitungan desain hidrolika. Dalam terminologi HEC-RAS, sebuah pengaturan file data

18

muka air sungai, sehingga dapat diketahui luapan air sungai yang akan terjadi.

Lebih lanjut Ghani (2000) menyarankan hasil hitungan model ini kemudian

digambarkan dalam bentuk poligon dengan bantuan HEC-GeoRAS dan

kemudian diekspor ke dalam sistem informasi geografis. Hal ini merupakan

overlay antar peta dasar lokasi dengan hasil hitungan model yang digambarkan

secara spasial pada ArcView. Overlay ini memberikan penampakan yang jelas

akan daerah rawan banjir. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa luasan dan

kedalaman daerah genangan.

Interface HEC-GeoRAS membentuk shape file pada ArcView sebagai hasil

dari hitungan HEC-RAS, shape file ini yang kemudian dapat diaktifkan di layar

untuk mengetahui daerah rawan banjir. Apabila telah didapatkan daerah

genangan, maka kemudian dapat diekplorasi lebih lanjut mengenai resiko banjir

yang akan terjadi seperti banyaknya rumah atau bangunan yang akan terendam,

kerusakan lahan pertanian atau peruntukkan lain, banyaknya jiwa yang harus

diungsikan dan lain-lain sesuai dengan tujuan analisis dan keberadaan data base

spasial yang terkait dalam ArcView.

Pengembangan sistem model yang hampir sama di Malaysia dilakukan

oleh Sinnakuadan dkk. (2001) untuk mendefinisikan dataran banjir secara tepat

berdasarkan analisis SIG berbasis ArcView 3.2 dan diintegrasikan dengan HEC-

6 dengan bantuan interface AVHEC-6.avx untuk mengetahui pergerakan

sedimen atau menentukan gerakan morfologi sungai (Gambar 8). Lebih jauh

Sinnakuadan dkk. (2001) melakukan analisis untuk menentukan garis batas

dataran banjir Sungai Pari di Ipoh Malaysia sehingga dapat memberikan arahan

bagi perkembangan kawasan dengan didasari batas daerah rawan banjir pada

perioda ulang tertentu.

Page 12: Analisis Penanggulangan Banjir Kota Bekasi Dengan ... · (unsteady), pergerakan sedimen dan beberapa hitungan desain hidrolika. Dalam terminologi HEC-RAS, sebuah pengaturan file data

19

Gambar 8 Prakiraan luapan air dari sungai/ saluran (Ghani, 2000).

Kerugian Akibat Terjadinya Banjir

Kerusakan akibat banjir tidaklah terlepas dari peluang terjadinya banjir itu

sendiri yang umumnya dinyatakan dalam suatu perioda ulang tertentu.

Keterkaitan antara aspek fisik seperti debit, tinggi muka air dengan aspek

ekonomis pada memperkirakan kerugian akibat banjir disajikan pada Gambar 9

yang menunjukkan derivasi kurva peluang kerugian akibat banjir (Departemen

Pekerjaan Umum, 1996). Kurva peluang akan menentukan debit banjir pada

perioda ulang tertentu dan apabila telah diketahui kurva debit (rating curve) pada

penampang sungai dapat diperkiraan tinggi muka air yang akan terjadi.

Kurva kerusakan terhadap muka air sangat menentukan dalam analisis

kerugian akibat banjir, Sanders dan Tabuchis (2000) menegaskan perlunya

kurva kerusakan terhadap tinggi muka air sehingga dapat dipergunakan untuk

memperkirakan kemungkinan kerusakan pada perioda ulang tertentu.

Gambar 9 menunjukkan peluang kerusakan/ kerugian akibat banjir dan sangat

ditentukan oleh prioda ulang rancangan bangunan air, sehingga keterbatasan

biaya akan memberikan kontribusi kerusakan akibat banjir yang lebih besar.

Estimasi kerugian akibat banjir dapat didiskripsikan sebagai (a) Kerusakan fisik

langsung, yaitu setiap kerusakan fisik langsung diperkirakan dengan

menggunakan hubungan antara frekuensi-tinggi muka air-unit luas dan

perkiraan kerusakan unit tempat spesifik. Kerusakan yang sesungguhnya sangat

tergantung pada kondisi-kondisi lokal, karakteristik banjir (tinggi dan lama banjir).

Seperti kondisi pemukiman (perdesaan dan perkotaan); perdagangan/komersial;

Page 13: Analisis Penanggulangan Banjir Kota Bekasi Dengan ... · (unsteady), pergerakan sedimen dan beberapa hitungan desain hidrolika. Dalam terminologi HEC-RAS, sebuah pengaturan file data

20

industri; tanaman beririgasi; tanaman tegalan; ternak; kolam ikan; bangunan

yang berhubungan dengan air; infrastruktur fisik yang lain; dan lain-lain; (b)

kerugian komersial “tidak langsung”, Kehilangan tidak langsung dapat terdiri dari

gangguan lalu lintas, turunnya harga tanah, produktivitas industri, kehilangan

yang berasal dari gangguan karena pengaruh banjir untuk kegiatan pelayanan,

biaya operasi darurat dan lain-lain dan (c) kerugian non-pasar atau “tak nyata”,

metoda yang dapat digunakan untuk menentukan kerugian tidak nyata atau non-

market seperti timbulnya rasa takut, gelisah, turunnya kesehatan dll adalah

metoda valuasi (Braden, 2000).

Gambar 9 Derivasi kurva probabilitas kerugian.

Page 14: Analisis Penanggulangan Banjir Kota Bekasi Dengan ... · (unsteady), pergerakan sedimen dan beberapa hitungan desain hidrolika. Dalam terminologi HEC-RAS, sebuah pengaturan file data

21

Metoda ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1936 di Amerika Serikat untuk

mengkaji kesetimbangan lingkungan dalam analisis kelayakan sebuah

pengendali banjir. Analisis ini dilakukan untuk menentukan nilai dampak

pengendali banjir tersebut terhadap berbagai aspek lingkungan. Pada tahun

1970, pada ahli mulai mengembangkan berbagai metoda untuk menilai atau

valuasi terhadap kerugian akibat bencana alam yang tidak secara langsung

dapat didasarkan pada acuan harga yang berlaku dan dapat dihitung dalam

analisis kelayakan ekonomis.