analisis pemetaan pola distribusi layanan sampah …

12
Tekmapro : Jurnal of Industrial Enggineering and Manajemen Vol. 16, No. 01, Tahun 2021, Nomor 71-82 URL: http://tekmapro.upnjatim.ac.id/index.php/tekmapro 71 ANALISIS PEMETAAN POLA DISTRIBUSI LAYANAN SAMPAH KOTA MALANG L. Tri Wijaya N. Kusuma 1) , Amanda Nur Cahyawati 2) , Ilma Visi Rahmani 3) 1, 2,3) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang e-mail: [email protected] 1) , [email protected] 2) , [email protected] 3) ABSTRAK Persampahan di Indonesia masih menjadi masalah yang sulit untuk dipecahkan hingga kini. Peningkatan jumlah penduduk yang besar akan meningkatkan volume sampah yang dihasilkan dalam setiap harinya, termasuk yang tengah terjadi di Kota Malang. Hal tersebut tentu harus diperhatikan, mulai dari aspek penyediaan sarana prasarananya, pola distribusi, hingga pengelolaannya. Perencanaan yang tepat dalam penyediaan Tempat Penampungan Sementara (TPS) sangat penting untuk dilakukan, mengingat daya tampung TPS memiliki batas maksimal, sehingga ketika volume sampah terus bertambah, maka penyediaan TPS juga harus disesuaikan. Kajian ini bertujuan untuk menggambarkan kondisi eksisting dari TPS yang ada di Kota Malang serta memberikan gambaran untuk pembuatan rencana pengembangan sarana prasarana pengelolaan persampahan lebih lanjut. Dari kajian yang dilakukan, ditemukan terdapat 34 permasalahan pada TPS di Kota Malang, seperti kurangnya fasilitas pendukung dan tidak adanya prasarana air bersih. Pemetaan pemasalahan TPS pun dilakukan dan dari 34 permasalahan, dibuat 6 jenis rencana program untuk mengatasi masalah- masalah tersebut, yaitu program penambahan sarana dan prasarana TPS, peraturan dan kebijakan, peningkatan SDM, pengembangan PKD, pembuatan TPS baru, dan pemindahan TPS. Kata Kunci: Distribusi, Pemetaan,, Sampah Perkotaan ABSTRACT Waste in Indonesia is still a difficult problem to solve until now. A large increase in population will increase the volume of waste generated every day, including what is happening in Malang City. Of course, this must be considered, starting from the aspect of providing infrastructure, distribution patterns, to management. Proper planning in the Tempat Penampungan Sementara (TPS) is very important to do, considering the capacity of TPS has a maximum limit, so that when the volume of waste continues to increase, the provision of TPS must also be adjusted. This study aims to describe the existing conditions of the TPS in Malang City and provide an overview for further planning for the development of waste management infrastructure facilities. From the study conducted, it was found that there were 34 problems at TPS in Malang City, such as the lack of supporting facilities and the absence of clean water infrastructure. Mapping of the TPS problem was carried out and out of 34 problems, 6 types of program plans were made to overcome these problems, namely the program to add TPS facilities and infrastructure, regulations and policies, increase human resources, develop PKD, create new TPS, and move TPS. Keywords: Mapping, Distribution, Urban Waste

Upload: others

Post on 22-Nov-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PEMETAAN POLA DISTRIBUSI LAYANAN SAMPAH …

Tekmapro : Jurnal of Industrial Enggineering and Manajemen

Vol. 16, No. 01, Tahun 2021, Nomor 71-82

URL: http://tekmapro.upnjatim.ac.id/index.php/tekmapro

71

ANALISIS PEMETAAN POLA DISTRIBUSI LAYANAN

SAMPAH KOTA MALANG

L. Tri Wijaya N. Kusuma1), Amanda Nur Cahyawati2), Ilma Visi Rahmani 3) 1, 2,3)Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Malang

e-mail: [email protected]), [email protected]), [email protected])

ABSTRAK

Persampahan di Indonesia masih menjadi masalah yang sulit untuk dipecahkan hingga kini.

Peningkatan jumlah penduduk yang besar akan meningkatkan volume sampah yang dihasilkan dalam

setiap harinya, termasuk yang tengah terjadi di Kota Malang. Hal tersebut tentu harus diperhatikan,

mulai dari aspek penyediaan sarana prasarananya, pola distribusi, hingga pengelolaannya.

Perencanaan yang tepat dalam penyediaan Tempat Penampungan Sementara (TPS) sangat penting

untuk dilakukan, mengingat daya tampung TPS memiliki batas maksimal, sehingga ketika volume

sampah terus bertambah, maka penyediaan TPS juga harus disesuaikan. Kajian ini bertujuan untuk

menggambarkan kondisi eksisting dari TPS yang ada di Kota Malang serta memberikan gambaran

untuk pembuatan rencana pengembangan sarana prasarana pengelolaan persampahan lebih lanjut. Dari kajian yang dilakukan, ditemukan terdapat 34 permasalahan pada TPS di Kota Malang, seperti

kurangnya fasilitas pendukung dan tidak adanya prasarana air bersih. Pemetaan pemasalahan TPS pun

dilakukan dan dari 34 permasalahan, dibuat 6 jenis rencana program untuk mengatasi masalah-

masalah tersebut, yaitu program penambahan sarana dan prasarana TPS, peraturan dan kebijakan,

peningkatan SDM, pengembangan PKD, pembuatan TPS baru, dan pemindahan TPS.

Kata Kunci: Distribusi, Pemetaan,, Sampah Perkotaan

ABSTRACT

Waste in Indonesia is still a difficult problem to solve until now. A large increase in population will

increase the volume of waste generated every day, including what is happening in Malang City. Of

course, this must be considered, starting from the aspect of providing infrastructure, distribution

patterns, to management. Proper planning in the Tempat Penampungan Sementara (TPS) is very

important to do, considering the capacity of TPS has a maximum limit, so that when the volume of waste

continues to increase, the provision of TPS must also be adjusted. This study aims to describe the existing

conditions of the TPS in Malang City and provide an overview for further planning for the development

of waste management infrastructure facilities. From the study conducted, it was found that there were

34 problems at TPS in Malang City, such as the lack of supporting facilities and the absence of clean

water infrastructure. Mapping of the TPS problem was carried out and out of 34 problems, 6 types of

program plans were made to overcome these problems, namely the program to add TPS facilities and

infrastructure, regulations and policies, increase human resources, develop PKD, create new TPS, and

move TPS.

Keywords: Mapping, Distribution, Urban Waste

Page 2: ANALISIS PEMETAAN POLA DISTRIBUSI LAYANAN SAMPAH …

Kusuma, Cahyawati, Rahmani / Tekmapro / Vol. 16, No. 01, Tahun 2021,

Hal. 71-82

72

I. PENDAHULUAN

Persampahan di perkotaan di Indonesia saat ini masih menjadi masalah yang sulit untuk

dipecahkan, salah satunya adalah peningkatan jumlah penduduk yang besar akan

meningkatkan volume sampah yang dihasilkan dalam setiap harinya. Manajemen pengelolaan

sampah mempunyai peranan yang sangat penting untuk mengatasi permasalahan sampah saat

ini, apabila salah dalam melakukan pengelolaan, sampah akan menjadi menumpuk dan

berdampak pada menurunnya kesehatan manusia, seperti munculnya berbagai macam penyakit

yang bersumber dari pembusukan sampah.

Tempat penampungan sementara (TPS) adalah satu sarana penting dalam manajemen

pengelolaan sampah di Indonesia. TPS merupakan sarana yang harus dimiliki oleh setiap

daerah di Indonesia. Tempat penampungan sementara (TPS) sementara yang baik, wajib

dipenuhi apabila pemerintah daerah hendak menanggulangi masalah sampah di daerahnya.

Peran Tempat penampungan Sementara (TPS) sangat penting bagi masyarakat maupun bagi

pemerintah dalam menjaga kebersihan lingkungan karena sebelum sampah dibuang ke tempat

pemrosesan akhir (TPA), maka terlebih dahulu diangkut ke tempat penampungan sementara

(TPS) sementara, sehingga memudahkan masyarakat untuk membuang sampah. Ketersediaan

tempat penampungan sementara (TPS) sementara di setiap daerah baik desa, kecamatan,

maupun kota/kabupaten sangat diperlukan untuk membantu penanganan masalah sampah.

Peningkatan volume sampah dari tahun ke tahun yang mengikuti peningkatan jumlah

penduduk di Kota Malang, tentu menjadi hal yang harus diperhatikan dalam penyediaan sarana

prasarananya, termasuk pengelolaan persampahan. Perencanaan yang tepat dalam penyediaan

Tempat Penampungan Sementara (TPS) sangat penting dilakukan, mengingat daya tampung

TPS memiliki batas maksimal penampungan, sehingga ketika volume sampah terus bertambah,

maka penyediaan TPS juga harus disesuaikan. Melalui kajian ini, kondisi eksisting dari TPS

yang ada di Kota Malang dapat tergambarkan kondisinya serta memberikan gambaran untuk

pembuatan rencana pengembangan sarana prasarana pengelolaan persampahan yang lebih

lanjut.

Ruang lingkup penelitian ini meliputi kegiatan persiapan bertujuan membuat persiapan

khusus yang diperlukan bagi pelaksanaan kegiatan, termasuk melakukan koordinasi tim dalam

menyusun jadwal dan langkah-langkah pelaksanaan kegiatan yang efektif, sehingga tidak

melebihi waktu yang telah ditetapkan. Lingkup kegiatannya meliputi, persiapan dan

pengumpulan data awal yang dikumpulkan dari berbagai literatur dan referensi yang

disesuaikan dengan data dasar dan peraturan perundang-undangan, Penyusunan konsep

rencana kerja sesuai dengan tahapannya dan pemetaan terhadap beberapa definisi operasional

dan tahapan penyusunan dokumen, Penyusunan instrument yang diperlukan sesuai dengan

kebutuhan tahap pelaksanaan (terutama untuk data kualitatif dan kuantitatif) dan analisis.

Sedangkan tahapan pelaksanaan penelitian antara lain, literature review dan analisis,

penyusunan konsep rancangan kegiatan, collecting data, analisis data, menganalisis jumlah

timbulan sampah, menganalisis kebutuhan TPS hingga menganalisis lokasi-lokasi TPS melalui

pemetaan titik TPS.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008, sampah merupakan

sisa kegiatan seharihari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Dalam SNI 19-

2454-2002 tahun 2002, sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari bahan organik

dan anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan

lingkungan dan melindungi investasi pembangunan.

Page 3: ANALISIS PEMETAAN POLA DISTRIBUSI LAYANAN SAMPAH …

Kusuma, Cahyawati, Rahmani / Tekmapro / Vol. 16, No. 01, Tahun 2021,

Hal. 71-82

73

Gambar. 1. Teknis Operasional Pengelolaan Sampah

Sumber: SNI 3242:2008 tentang Pengelolaan Sampah di Permukiman

A. Pola Distribusi Tempat Penampungan Sementara (TPS)

Sistem pengangkutan sampah di TPS terbagi menjadi dua yaitu sistem pengangkutan SCS

(Stationary Container System) dan HCS (Hauled Container System). Sistem SCS ini akan

mengangkut seluruh sampah di tiap TPS pada rutenya masing-masing. Pada TPS pertama

seluruh sampah dimasukan ke dump truck, lalu berlanjut pada TPS kedua dan TPS-TPS

berikutnya sampai dump truck penuh. Jika dump truck sudah penuh, dump truck akan langsung

membuang sampah ke TPA meskipun belum semua sampah di rutenya terangkut. Sistem ini

biasanya digunakan untuk kontainer kecil serta alat angkut berupa truk pemadat atau dump

truck baik secara mekanis atau manual.

Pola pengangkutan dengan cara mekanis ini adalah kendaraan dari pool menuju kontainer

pertama dan menuangkan sampah ke dalam truk kemudian meletakkan kembali container yang

kosong. Sedangkan pada pola pengakutan dengan manual, kendaraan dari pool menuju TPS

pertama kemudian sampah dimuat ke dalam truk. Sistem mekanis menggunakan truk pemadat

dan kontainer yang kompatibel dengan jenis truknya, sedangkan sistem manual menggunakan

tenaga kerja dan kontainer dapat berupa bak sampah atau jenis penampung lainnya. Gambaran

sistem pengangkutan SCS mekanis dan manual dapat dilihat pada Gambar 2 -7

Gambar. 2. Sistem Pengangkutan Sampah dengan SCS Mekanis & Manual

Page 4: ANALISIS PEMETAAN POLA DISTRIBUSI LAYANAN SAMPAH …

Kusuma, Cahyawati, Rahmani / Tekmapro / Vol. 16, No. 01, Tahun 2021,

Hal. 71-82

74

Pengumpulan sampah dengan sistem HCS terbagi menjadi 3 pola pengangkutan yaitu

sebagai berikut.

1. Sistem pengosongan kontainer cara 1 dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar. 3. Pola Pengosongan Kontainer Cara 1

Proses pengangkutan, kendaraan dari pool menuju kontainer isi pertama untuk mengangkut

sampah ke TP, kontainer kosong dikembalikan ke tempat semula, menuju kontainer isi

berikutnya untuk diangkut ke TPA, kontainer kosong dikembalikan ke tempat semula,

demikian seterusnya sampai rit akhir.

2. Sistem pengosongan kontainer cara 2 dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar. 4. Pola Pengosongan Kontainer Cara 2

Proses pengangkutan, kendaraan dari poll menuju kontainer isi pertama untuk mengangkut

sampah ke TPA, dari TPA kendaraan tersebut dengan kontainer kosong menuju lokasi kedua

untuk menurunkan kontainer kosong dan membawa kontainer isi untuk diangkut ke TPA,

demikian seterusnya sampai rit akhir, pada rit terakhir dengan kontainer kosong dari TPA

menuju lokasi kontainer pertama, kemudian kendaraan tanpa kontainer menuju pool.

3. Sistem pengosongan kontainer cara 3 dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar. 5. Pola Pengosongan Kontainer Cara 3

Page 5: ANALISIS PEMETAAN POLA DISTRIBUSI LAYANAN SAMPAH …

Kusuma, Cahyawati, Rahmani / Tekmapro / Vol. 16, No. 01, Tahun 2021,

Hal. 71-82

75

Proses pengangkutan, kendaraan dari poll dengan membawa kontainer kosong menuju lokasi

kontainer isi untuk mengganti atau mengambil dan langsung dibawa ke TPA, kendaraan

dengan membawa kontainer kosong dari TPA menuju kontainer isi berikutnya, demikian

seterusnya sampai rit terakhir.

Terdapat beberapa jenis alat pengangkut yang digunakan dalam pengangkutan sampah di

TPS. Jenis alat pengangkutan tersebut seperti mini truck, dump truck, dan arm roll truck.

Gambar. 6. Alat Pengangkutan Sampah

III. RUANG LINGKUP DAN LOKASI KEGIATAN

Lingkup lokasi dalam kegiatan Identifikasi dan Pelayanan Tempat Penampungan Sementara

di Kota Malang adalah TPS di Kota Malang. Data yang digunakan dalam kajian adalah data

primer dan data sekunder yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Metode pengumpulan

data yang digunakan dalam penelitian adalah :

1. Survei lapangan yaitu pengamatan langsung objek penelitian dengan tujuan untuk

memahami kondisi lapangan yang sebenarnya.

2. Pemerintah Daerah Kota Malang.

3. Kuesioner berisi daftar pertanyaan yang ditujukan kepada petugas di setiap TPS di Kota

Malang.

4. Studi literatur dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder untuk diolah lebih lanjut.

Data sekunder yang dibutuhkan melalui survei sekunder pada instansi terkait sesuai dengan

tujuan dan kebutuhan kegiatan. Kajian ini berfokus pada TPS-TPS yang berada di Kota

Malang, maka dari itu kebutuhan data sekunder berkaitan dengan TPS-TPS di Kota Malang,

yakni :

1. Daftar dan alamat TPS di Kota Malang

2. Jadwal dan jalur pengangkutan setiap TPS di Kota Malang

3. Data dan informasi lain yang terkait dengan TPS di Kota Malang

Jika data yang diperoleh dari instansi terkait masih kurang lengkap maka dilakukan

pengumpulan data primer dengan cara survey lapangan yang meliputi wawancara, pengamatan

lapangan,dan kuisioner.

IV. METODE ANALISA DATA

Analisa yang dilakukan pada kajian ini berupa deskriptif, dengan menjelaskan melalui

gambaran ringkasan, tabel, peta, gambar maupun grafik yang disajikan.

Page 6: ANALISIS PEMETAAN POLA DISTRIBUSI LAYANAN SAMPAH …

Kusuma, Cahyawati, Rahmani / Tekmapro / Vol. 16, No. 01, Tahun 2021,

Hal. 71-82

76

A. Kondisi Fisik

Kota Malang adalah salah satu kota di Jawa Timur yang berada di tengah-tengah wilayah

Kabupaten Malang, secara astronomis, Kota Malang terletak pada posisi 112.06o – 112.07o

Bujur Timur, 7.06o – 8.02o Lintang Selatan.

Kota Malang memiliki luas wilayah sebesar 110,06 km2. Wilayah administrasi Kota Malang

terdiri dari kecamatan-kecamatan sebagai berikut;

1. Kecamatan Kedungkandang

2. Kecamatan Sukun.

3. Kecamatan Klojen.

4. Kecamatan Blimbing.

5. Kecamatan Lowokwaru.

Di Kota Malang dilalui oleh 5 (lima) sungai besar yaitu : Sungai Amprong, Sungai Bango,

Sungai Metro dan Sungai Sukun (Saluran Irigasi Primer). Sedangkan untuk Daerah Aliran

Sungai (DAS) terbagi menjadi lima bagian, yaitu: DAS Metro, DAS Sukun, DAS Brantas,

DAS Bango dan Sub DAS Amprong.

Penggunaan lahan di Kota Malang didominasi oleh penggunaan lahan bukan pertanian, yaitu

seluas 7.754 ha, dari total luas lahan 11.006 ha. Penggunaan lahan pertanian sawah masih dapat

ditemukan di Kota Malang dengan luas 1.142 ha. Adapun penggunaan lahan pertanian bukan

sawah seluas 2.075 ha.

A. Kondisi Sosial Budaya

Jumlah penduduk di Kota Malang berdasar atas Kota Malang Dalam Angka Tahun 2018

adalah sebesar 861.414 jiwa, dengan perbandingan jumlah penduduk berkelamin pria sebesar

424.81176 jiwa dan wanita sebesar 436.603 jiwa. Dengan demikian rasio jenis kelamin

penduduk Kota Malang sebesar 97,30, ini artinya bahwa setiap 100 penduduk perempuan

terdapat 97 penduduk laki-laki.

Persebaran penduduk pada tiap wilayah adminsitratif Kecamatan di Kota Malang dapat

diketahui bahwa Kecamatan Lowokwaru memiliki kontribusi terbesar yaitu 195.692 jiwa,

kemudian disusul oleh Kecamatan Sukun sebesar 192.951 jiwa, Kecamatan Kedungkandang

sebesar 190.274 jiwa, Kecamatan Blimbing sebesar 179.368 jiwa. Sementara jumlah penduduk

terkecil terdapat di Kecamatan Klojen yaitu sebesar 103.129 jiwa.

Sementara untuk tingkat kepadatan penduduk di Kota Malang, tingkat kepadatan tertinggi

berada di Kecamatan Klojen dengan tingkat kepadatan mencapai 11.679 Jiwa/km2 dan

kepadatan penduduk terendah berada di Kecamatan Kedungkandang yang mencapai 4.769

jiwa/ km2. Lebih jelasnya lihat Tabel I.

TABEL I

JUMLAH DAN KEPADATAN PENDUDUK KOTA MALANG

Kecamatan Laki-Laki

(Jiwa)

Perempuan (Jiwa) Jumlah Penduduk

(Jiwa)

Luas Wilayah

(km2)

Kepadatan Penduduk

(jiwa/km2)

Kedungkandang 94.663 95.611 190.274 39,89 4.769

Sukun 95.852 97.099 192.951 20,97 9.201 Klojen 49.102 54.027 103.129 8,83 11.679

Blimbing 88.861 90.507 179.368 17,77 10.093

Lowokwaru 96.333 99.359 195.692 22,60 8.658

Jumlah 424.811 436.603 861.414 110,06 7.826

Sumber: Kota Malang Dalam Angka 2018

Page 7: ANALISIS PEMETAAN POLA DISTRIBUSI LAYANAN SAMPAH …

Kusuma, Cahyawati, Rahmani / Tekmapro / Vol. 16, No. 01, Tahun 2021,

Hal. 71-82

77

B. Perekonomian

Kondisi perekonomian Kota Malang dapat dilihat dari hasil Produk Domestik Regional bruto

(PDRB) atas dasar harga berlaku. Pada Tabel II, menampilkan nilai PDRB Kota Malang dari

tahun 2013 hingga tahun 2017. TABEL II

PDRB DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA KOTA MALANG (MILIAR RUPIAH), 2013-2017

Lapangan Usaha 2013 2014 2015 2016 2017

Pertanian, Kehuatanan dan Perikanan 127,2 142,7 157,5 164,3 168,6

Pertambangan dan Penggalian 44,3 50,3 51,7 49,8 50,8 Industri Pengolahan 12.090,5 12.637,7 13.734,3 14.521,8 15.663,8

Pengadaan Listrik dan Gas 12,9 13,0 14,5 17,5 20,6

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 86,8 91,2 97,1 106,8 97,7 Konstruksi 5.191,2 5.848,4 6.496,5 7,386,7 8.113,2

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 12.363,8 13.257,1 14.977,1 16.890,3 18.456,6

Transportasi dan Pergudangan 972,0 1.119,2 1.250,6 1.399,2 1.596,3 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1.871,4 2.271,3 2.484,7 2.802,7 3.114,8

Informasi dan Komunikasi 1.711,1 1.834,7 2.057,3 2.277,9 2.501,7

Jasa Keuangan dan Asuransi 1.200,0 1.359,6 1.538,5 1.740,5 1.858,2 Real Estate 590,6 633,6 729,6 808,2 864,9

Jasa Perusahaan 315,9 348,6 399,5 447,7 486,3

Adminitrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 721,5 733,6 788,6 844,5 904,0 Jasa Pendidikan 3.290,7 3.728,5 4.224,5 4.646,3 5.112,8

Jasa Kesehatan dan kegiatan Sosial 973,9 1.135,6 1.292,0 1.428,7 1.595,4

Jasa Lainnya 1.256,1 1.358,0 1.534,0 1.638,7 1.735,1

PDRB 42.819,87 46.563,26 51.827,98 57.171,60 62.359,30

Sumber: Kota Malang Dalam Angka 2018

Berdasarkan tabel di atas, nilai PDRB Kota Malang mengalami peningkatan dari tahun ke

tahun. Adapun lapangan usaha dengan nilai pendapatan paling tinggi yaitu pada Perdagangan

Besar dan Eceran serta Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 18.456,6 miliar rupiah pada

tahun 2017. Selain itu, lapangan usaha berupa industri pengolahan juga memiliki sumbangan

besar yaitu sebessar 15.663,8 miliar rupiah pada tahun 2017.

C. Pendidikan

Jumlah sekolah yang tersebar di Kota Malang berjumlah 1,048 unit sekolah, dimana dimulai

dari tingkat pendidikan PAUD hingga SMA, dalam kategori negeri maupun swasta. Selain itu,

presentase buta huruf di Kota Malang adalah sebanyak 2,21% dari total jumlah penduduk Kota

Malang, dengan rincian untuk laki-laki sebanyak 0,77% dari jumlah penduduk laki-laki dan

buta huruf pada perempuan sebanyak 3,59% dari total penduduk perempuan di Kota Malang.

D. Kesehatan

Total sarana kesehatan di Kota Malang yang tercatat pada tahun 2017 sebanyak 98 unit,

terdiri dari 14 unit Rumah Sakit, 68 Klinik dan 16 Puskesmas. Masing-masing fasilitas

kesehatan terbanyak berdasarkan jenisnya yakni RS dan Klinik ada di Kecamatan Klojen (9

RS) dan klinik sebanyak 22 unit sementara untuk Puskesmas paling banyak berada di

Kecamatan Blimbing.

Program Keluarga Berencana di Kota Malang ditandai dengan jumlah penggunna kotrasepsi.

Jumlah pasangan usia subur di Kota Malang pada tahun 2016 berjumlah 128.477 jiwa. Adapun

pengguna jenis kontrasepsi sejumlah 99.021 jiwa, dengan jenis terbanyak adalah suntik yaitu

43.104 jiwa.

E. Jalan

Panjang jalan di Kota Malang yang berstatus kota berjumlah 1.027, 11 km, jalan berstatus

provinsi berjumlah 10,94 km, dan berstatus negara berjumlah 12,64 km. Kondisi jalan di Kota

Malang adalah jenis permukaan aspal dengan kondisi yang hampir seluruh yang baik.

Page 8: ANALISIS PEMETAAN POLA DISTRIBUSI LAYANAN SAMPAH …

Kusuma, Cahyawati, Rahmani / Tekmapro / Vol. 16, No. 01, Tahun 2021,

Hal. 71-82

78

TABEL III PANJANG JALAN

Kategori Status Jalan (Km)

Negara Provinsi Kota Total

Jenis Permukaan

Aspal 12,64 10,94 1.027,11 1.221.293

Jumlah 12,64 10,94 1.027,11 1.221.293

Kondisi Jalan

Baik 12,64 10,44 993,64 511.196

Sedang 560.173 Rusak 0,50 33,47 130.056

Rusak Berat 19.868

Jumlah 12,64 10,94 1.027,11 1.221.293,00

Sumber: Kota Malang Dalam Angka 2018

F. Prasarana Lainnya

Sistem drainase di Kota Malang terdiri dari drainase primer, sekunder dan tersier. Saluran

drainase primer di Kota Malang meliputi DAS Brantas, DAS Sukun, DAS Metro dan DAS

Amprong. Saluran sekunder berupa saluran di kiri dan kanan jalan utama Kota Malang,

sedangkan saluran drainase tersier, tersebar di kiri dan akanan jalan lingkungan atau

perumahan. Wilayah drainase makro meliputi Daerah Pengaliran Kali Metro yang melayani

tangkapan hujan Malang Barat, Daerah pengaliran Sungai Brantas (termasuk Kali Bango dan

Kali Amprong) yang melayani tangkapan hujan di Malang Barat Laut – Tengah – Timur Laut

Selatan, serta Saluran drainase primer yang melayani tangkapan hujan di Malang Tenggara

(wilayah Buring).

Pola penanganan sampang di Kota Malang umumnya dilakukan masyarakat dengan cara

pengumpulan di masing-masing sumber sampah. Kemudian petugas akan mengambil sampah-

sampah tersebut menggunakan gerobal menuju ke TPS untuk meudian diangkut menuju ke

TPA. Kota Malang memiliki 4 TPA, yaitu TPA Gadang, TPA Pandanwaingi, TPA Lowokdoro,

dan TPA Supit Urang. Dari keempat TPA tersebut, hingga sekarang yang masih berfungsi

hanya TPA Supit Urang. Adapun TPA yyang lain telah ditutup karena kapasitas tampung

sampah telah habis berlebih. TA Supit Urang memiliki luas 13,2 Ha dengan luas kantor dan

taman sebeas 2 Ha. Sistem TPA Supit Urang adalah sistem penimbunan harian, dimana sampah

yang ditimbun dengan tanah setebal 15-20 cm setia harinya.

G. TPS di Kota Malang

TPS di Kota Malang berdasarkan hasil survei lapangan berjumlah 78 unit, dimana terdapat

17 unit TPS Private dan 61 unit TPS Publik. TPS yang ada tersebar di setiap kecamatan,

dimana Kecamatan Klojen terdapat 13 TPS, Kecamatan Blimbing 16 TPS, Kecamatan

kedungkandang 11 TPS, Kecamatan Sukun 16 TPS, dan kecamatan Lowokwaru sebanyak 22

TPS.

TABEL IV

JUMLAH TPS PUBLIK DAN TPS PRIVATE DI KOTA MALANG NO KECAMATAN JUMLAH TPS PUBLIK JUMLAH TPS PRIVATE JUMLAH TPS

1 KLOJEN 10 3 13 2 BLIMBING 12 4 16

3 KEDUNGKANDANG 10 1 11

4 SUKUN 14 2 16 5 LOWOKWARU 15 7 22

KOTA MALANG 61 17 78

Page 9: ANALISIS PEMETAAN POLA DISTRIBUSI LAYANAN SAMPAH …

Kusuma, Cahyawati, Rahmani / Tekmapro / Vol. 16, No. 01, Tahun 2021,

Hal. 71-82

79

Gambar. 7. Peta Sebaran TPS Kota Malang

H. Permasalahan TPS

Berdasarkan hasil penjabaran di atas, terdapat beberapa masalah yang diambil dari hasil

analisis dan hasil survey serta diskusi dan wawancara dengan pihak terkait. Adapun ringkasan

permasalahan yang umum terjadi di TPS-TPS Publik di Kota Malang ada pada Tabel V.

TABEL V

RINGKASAN PERMASALAHAN PADA TPS DI KOTA MALANG No Permasalahan TPS Terdampak

1 Pembuangan sampah ilegal (di luar jam operasional) Seluruh TPS

2 Kurangnya fasilitas pendukung di TPS Seluruh TPS

3 Belum adanya timbangan di setiap TPS untuk mengukur volume

sampah yang masuk secara akurat per harinya Seluruh TPS

4 Pengembangan PKD terhalang masalah lahan TPS Wareng

5 Jumlah gerobak pengangkut sampah kurang, tidak sesuai dengan

luasnya daerah pelayanan

Jatimulyo, Asahan, Manyaran, Mulyorejo,

Polehan

6 Tidak semua kelurahan memiliki TPS Publik tersendiri sehingga ada

kelurahan yang membuang ke TPS sebelahnya

Kelurahan Samaan, Bareng, Sukoharjo, Purwodadi, Tlogowaru, Wokonoyo, Bumiayu,

Mergosono, Bandulan, Dinoyo, Tulusrejo

7 Lokasi TPS publik berada pada tanah yang bukan merupakan tanah aset Pemkot Malang (tanah pribadi, PJKA, dan lain-lain

TPS Asahan, TPS Sulfat, TPS Grendel, TPS Polowijen

8

Tidak adanya arahan kepada petugas gerobak RW dari Dinas terkait

sistem kerja, disiplin, dan lain-lain, menyebabkan adanya sampah ilegal , individualis, dan tidak kooperatif

Seluruh TPS

9 Sampah ilegal diletakan sembarangan oleh masyarakat, sehingga

menganggu jalur truk saat jam operasional pengangkutan Seluruh TPS

10 Tidak adanya prasarana air bersih di TPS-TPS Hampir Seluruh TPS

11 Banyak gerobak yang rusak dan tidak ada upaya perbaikan dari RW Seluruh TPS

12 Fasilitas yang telah ada terdapat kerusakan atau tidak terawat Seluruh TPS 13 Lokasi TPS berada di Kabupaten TPS Puncak Dieng

14 Sampah meluber keluar TPS TPS Sumbersari, Borobudur, Manyar

15 Timbulnya kemacetan di sekitar TPS saat proses pengangkutan TPS Sardo, Sumbersari, Manyar, Borobudur 16 Perlunya pelebaran akses jalan dan pengaspalan jalan TPS Genting, Mantren, Telecenter

17 Terdapat rencana pemindahan, namun belum ada lokasi pengganti TPS Rampal Celaket, Klayatan II

18 Membutuhkan perluasan lahan TPS namun belum ada lahan TPS Brantas 19 Tidak adanya petugas TPS Wahidin, Seram

20 TPS dekat dengan sekolah/fasilitas lain dan mendapatkan protes dari sekitarnya

TPS Comboran, Kelabang

21 Sampah yang meluber menyebabkan aliran sungai mampet sehingga

membutuhkan penyangga atau jaring TPS Manyar

22 TPS berada di tanah makam TPS Manyar

23 Dinding TPS kurang tinggi TPS Mantren

24 Sampah banyak ditumpuk di sekitar TPS (di luar TPS) TPS Mantren, Jatimulyo

Page 10: ANALISIS PEMETAAN POLA DISTRIBUSI LAYANAN SAMPAH …

Kusuma, Cahyawati, Rahmani / Tekmapro / Vol. 16, No. 01, Tahun 2021,

Hal. 71-82

80

No Permasalahan TPS Terdampak

25 Tidak ada Penerangan TPS Mantren

26 Sulitnya akses jalan karena TPS berada jauh dari jalan raya TPS Mantren 27 TPS Tidak memiliki fasilitas, namun menumpang di rumah kompos TPS Gadang kompos

28 TPS berada di tanah perumahan dan jalan raya TPS Tanjung

29 TPS berada di tanah milik Dishub TPS Mulyorejo 30 TPS becek ketika hujan TPS Telecenter

31 TPS bersifat bayangan atau sementara TPS Muharto

32 PKD ada namun tidak aktif TPS Merjosari, Tasikmadu Atas, tasikmadu Bawah, polehan

33 Berdasarkan jumlah gerobak masuk, dan ritasi angkutan, TPS

mengalami overload tampungan Hampir Seluruh TPS

34 PKD belum dikembangkan secara merata di wilayah-wilayah Kota

Malang 32 Kelurahan

I. Pemetaan Permasalahan TPS

Berdasarkan hasil rangkuman permasalahan TPS Kota Malang, seluruh TPS memiliki

beberapa kendala dan masalah dalam operasionalnya. Dari 34 masalah yang teridentifikasi,

pada rencana dalam mengatasi masalah tersebut dapat dikelompokkan menjadi 6 jenis rencana

program. Keenam jenis rencana program tersebut adalah sebagai berikut.

1. Penambahan Sarana dan Prasarana TPS

2. Peraturan & Kebijakan

3. Peningkatan SDM

4. Pengembangan PKD

5. Pembuatan TPS Baru

6. Pemindahan TPS

V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dari keenam program di atas, diuraikan lebih lanjut mengenai rencana kegiatan sebagai

tindak lanjut untuk mengatasi permasalahan yang ada di TPS-TPS Kota Malang.

TABEL VI RENCANA KEGIATAN

PROGRAM RENCANA KEGIATAN LOKASI

Penambahan

Sarana &

Prasarana

Pengadaan sarana pendukung pada setiap TPS yang belum

terlengkapi fasilitas Seluruh TPS

Pengadaan timbangan di setiap pintu masuk TPS yang dapat menimbang gerobak yang masuk tiap hari

Seluruh TPS

Penambahan moda angkutan gerobak, pada TPS yang memiliki

daya tampung berlebih

TPS Jatimulyo, Asahan, Manyaran,

Mulyorejo, Polehan

Pengadaan pagar agar kegiatan dapat dibatasi sesuai dengan jam operasional

Seluruh TPS

Pengadaan sambungan air bersih di setiap TPS dan perlatan

kebersihan lainnya (selang air, sepatu bot, sarung tangan,

westafel/sabun cuci tangan)

Hampir Seluruh TPS

Pendataan kondisi gerobak yang masuk secara berkala Seluruh TPS

Perbaikan pada fasilitas-fasilitas yang tidak berfungsi dan

mengalami kerusakan Seluruh TPS

Inventarisasi fasilitas pada TPS secara berkala Seluruh TPS

Pengadaan jalas aspal dan pelebaran jalan pada TPS yang akses jalannya terbatas

TPS Genting, Mantren, Telecenter

Peninggian dinding TPS TPS Mantren, Sumbersari, Borobudur,

Manyar, Comboran, Kelabang

Pengadaan fasilitas penerangan pada seluruh TPS TPS Mantren

Pemberian atap pada TPS yang belum memiliki atap dan dinding

penahan hujan TPS Telecenter, Muharto

Pembuatan depo TPS Telecenter, Muharto

Penambahan armada angkut Hampir Seluruh TPS

Peremajaan armada angkutan Hampir Seluruh TPS

Peningkatan ritasi Hampir Seluruh TPS

Page 11: ANALISIS PEMETAAN POLA DISTRIBUSI LAYANAN SAMPAH …

Kusuma, Cahyawati, Rahmani / Tekmapro / Vol. 16, No. 01, Tahun 2021,

Hal. 71-82

81

PROGRAM RENCANA KEGIATAN LOKASI

Peraturan &

Kebijakan

Pembuatan peraturan yang mengatur jadwal operasional TPS Seluruh TPS

Pembuatan papan informasi / signage terkait informasi pelarangan

kegiatan membuang sampah di luar jam operasional Seluruh TPS

Perumusan kebijakan terkait sistem kerja dan instruksi antar

stakeholder yang terlibat dalam pengelolaan sampah Seluruh TPS

Penerapan insentif dan disinsentif pada penggerobak dan wilayah

dalam penanganan masalah persampaha di wilayah masing-masing Seluruh TPS

Penyesuaian jadwal pengangkutan TPS agar tidak melaukan pengangkutan pada rush hour

TPS Sardo, Sumbersari, Manyar,

Borobudur, Comboran, Kelabang,

Tanjung

Peningkatan SDM

Pengadaan inventarisasi data dan informasi lengkap terkait penggerobak di setiap TPS

Seluruh TPS

Pengadaan pertemuan secara berkala antar DLH/Kepala Wilayah

dengan penggerobak TPS Seluruh TPS

Perekrutan SDM tambahan agar terseedianya tenaga penjaga pada

setiap TPS TPS Wahidin, Seram

Pemberian sosialisasi dan pelatihan masyarakat sekitar terkait

keuntungan daur ulang sampah Seluruh Kelurahan

Pengembangan

PKD

Pengembangan PKD pada lokasi dengan status milik Pemerintah

Kota TPS Wareng

Pembuatan PKD di setiap kelurahan yang belum memiliki PKD 32 Kelurahan

Pembuatan TPS

baru

Pembuatan TPS baru pada setiap kelurahan yang belum memiliki TPS Kelurahan Samaan, Bareng, Sukoharjo,

Purwodadi, Tlogowaru, Wokonoyo,

Bumiayu, Mergosono, Bandulan,

Dinoyo, Tulusrejo

Pendataan lokasi-lokasi potensial sebagai tempat pembuatan TPS

baru maupun pemindahan TPS

Pembangunan TPS baru memenuhi ukuran lahan yang luas dan akses yang mudah

Pemindahan TPS

Pemindahan TPS ke lokasi baru dengan ukuran yang lebih luas dan

akses yang mudah

TPS Asahan, TPS Sulfat, TPS Grendel,

TPS Polowijen, Puncak Dieng

Pencarian lokasi baru dengan akses yang memadai dengan

melibatkan masyarakat sekitar

TPS Rampal Celaket, Klayatan II,

Brantas, manyar

Pemindahan TPS baru dengan mencari lokasi baru TPS Gadang kompos

Pencarian lokasi potensial untuk pembangunan TPS di sekitar

lokasi TPS eksisting TPS Mulyorejo

Pada hasil identifikasi dan analisis yang dilakukan, seluruh kelurahan telah terlayani oleh

TPS. Namun, terdapat beberapa kelurahan yang tidak memiliki TPS sendiri, sehingga

pengangkutan sampah dilakukan dengan menggunakan TPS-TPS di kelurahan sekitar.

Menumpuknya volume sampah pada beberapa TPS disebabkan daerah pelayanan yang sangat

luas, khususnya pada kelurahan yang tidak memiliki TPS.

Sehingga, sebagai usaha dalam mengurai volume sampah di beberapa TPS yang overload,

dan menyediakan TPS pada setiap kelurahan di kota Malang, maka direncanakan dilakukan

pengadaan TPS baru pada kelurahan-kelurahan yang belum memiliki TPS di wilayahnya.

Tabel VII adalah kelurahan yang tidak memiliki TPS.

TABEL VII

KELURAHAN YANG TIDAK MEMILIKI TPS KECAMATAN KELURAHAN

Klojen

Sukoharjo

Bareng

Samaan

Blimbing Purwodadi

Kedungkandang

Tlogowaru

Wonokoyo

Bumiayu

Mergosono

Sukun Bandulan

Lowokwaru Dinoyo

Tulusrejo

Page 12: ANALISIS PEMETAAN POLA DISTRIBUSI LAYANAN SAMPAH …

Kusuma, Cahyawati, Rahmani / Tekmapro / Vol. 16, No. 01, Tahun 2021,

Hal. 71-82

82

Perencanaan pembuatan TPS baru untuk kelurahan-kelurahan tersebut, memerlukan lokasi

yang strategis dengan akses yang memadai. Untuk itu, berikut disajikan peta titik lokasi-lokasi

potensial untuk pembuatan TPS baru di kelurahan-kelurahan tersebut.

PUSTAKA

Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang, 2016, Laporan Akhir Studi Perencanaan Lokasi Tempat Pembuangan Sampah. Provinsi Jawa Timur

Fitria, L., Susanty, S., dan Suprayogi. 2009. Penentuan Rute Truk Pengumpul dan Pengangkut Sampah di Bandung. Jurnal

Teknik Industri, Vol. 11 No. 1, pp. 51-60. Diakses 24 Desember 2015.

Hadiwiyoto, S. 1983. Penanganan Pemanfaatan Sampah. Jakarta : Yayasan Idayu. http://id.wikipedia.org/wiki/Pengelola

an_sampah diakses tanggal 5 Oktober 2015.

Naatonis, R. M. 2010. Sistem Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat Di Kampung Nelayan Oesapa Kupang. Tesis tidak diterbitkan. UNDIP: Program Pascasarjana UNDIP Semarang.

Prakosa, D. 2003. Partisipasi Masyarakat Kawasan Terbangun terhadap Kebijakan Pengelolaan Sampah Pemerintah Kota

Semarang (Studi Kasusu Perumahan Aryamukti Semarang). Jurnal Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro, Vol. 1 No. 2, pp. 15-24. Diakses 24 Desember 2015.

Ginige, T and Sparks, N. 2010. Maltase Waste Management Policies Prior To Joining The EU. Law Enviroment and

Development Journal. University of London. ISSN. 1746-5893. Rizal, A. 2011. Analisis Pengelolaan Persampahan

Perkotaan Di Kelurahan Boya Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala.Jurnal SMARTek, 9:155-172

Surjandari, I., Hidayanto, A., Supriyatna, A. 2009. Model Dinamis Pengelolaan ISSN :2301-4678

Sampah Untuk Mengurangi Beban Penumpukan. Jurnal Teknik Industri Vol. 11 No. 2, pp 134-147. Diakses 26 desember 2015.

Tarigan., Robinson, 2009. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Penerbit: Bumi Aksara.

Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

L. T. W. N. Kusuma, A. A. Ramadhan and H. D. P. Anggriyanti, "The Quality Function Deployment (QFD) - based evaluation of Malang Waste Bank management," 2015 IEEE International Conference on Industrial Engineering and Engineering

Management (IEEM), Singapore, 2015, pp. 1574-1577, doi: 10.1109/IEEM.2015.7385912.

Kusuma, L. T. W. N., & Tseng, F.-S. (2020). IOT Framework to Support Maritime Highway Program. Journal of Cases on Information Technology, 22(3), 35–50.doi:10.4018/jcit.2020070103

L.Venkata, S.Narayana, “A Survey on Challenges and Advantages in Big Data, International Journal of Computer Science and Technology Vol.6, No.2, 2015.

Pratama, A. H., 2016. 5 Penerapan Internet of Things (IoT) Andalan Jakarta Smart City 2016. Rahmadzani, R. F., 2017. Mengenal IoT (Internet of Things) dan Apa Kegunaannya di Masa Depan.

S.J.Samuel, K.RVP, K.Sashidhar, C.R.Bharathi, “A survey on big data and its research challenges", ARPN Journal of Engineering and Applied Sciences, Vol.10, No.8, Pp.3343-3347, 2015.

S.Kuchipudi, T.S.Reddy, "Applications of Big data in Various Fields", International Journal of Computer Science and Information Technologies (IJCSIT), Vol.6, No.5, Pp.4629-4632, 2015.

S.Mukherjee, R.Shaw, "Big Data–Concepts, Applications, Challenges and Future Scope" International Journal of Advanced Research in Computer and Communication Engineering, Vol.5, No.2, 2016.

Ganjir, B.K.Sarkar, R.R.Kumar, "Big data analytics for healthcare." International Journal of Research in Engineering, Technology and Science, Vol. 6, Pp.1-6, 2016

H.Forest, E.Foo, D.Rose, D.Berenzon, “Big Data”, white paper global transaction banking, Pp.1-26.

J.Sun, C.K.Reddy, “Big Data Analytics for Healthcare”, Tutorial presentation at the SIAM International Conference on Data

Mining Austin TX, Pp.1-112, 2013.