analisis numerik
Embed Size (px)
DESCRIPTION
analisa numerikTRANSCRIPT
-
1
BAB 1
ERROR
1.1. Angka Penting
Dalam suatu perhitungan dibedakan antara nilai eksak / sejati dan nilai aproksimasi /
pendekatan. Nilai nilai 2,, e adalah nilai nilai eksak dan nilai nilai tersebut dapat didekati dengan nilai aproksimasi misalkan 3.14 , 2.7183, 1.414 .
Angka penting adalah tiap angka / digit dari angka angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan
0. Jika 0 digunakan untuk menentukan titik desimal maka 0 bukan angka penting.
Contoh :
Bilangan 0.00263 maka angka angka pentingnya ada 3, yaitu : 2, 6 dan 3
Bilangan 3809 maka angka angka pentingnya ada 4, yaitu 3, 8, 0 dan 9
Bilangan 4.63 x 104 maka angka angka pentingnya ada 3, yaitu : 4, 6 dan 3
Bilangan 4.630 x 104 maka angka angka pentingnya ada 4, yaitu : 4, 6,3 dan 0
Bilangan 4.6300 x 104 maka angka angka pentingnya ada 5, yaitu : 4, 6,3,0 dan 0
1.2. Error
Error / kesalahan / galat numerik muncul akibat penggunaan nilai aproksimasi /
pendekatan / hampiran untuk menyatakan hasil operasi atau besaran matematika yang
eksak atau nilai sejatinya. Hubungan antara nilai aproksimasi dan nilai sejati (true value)
dirumuskan dengan :
att xxE = dimana
tE = error sejati
tx = nilai sejati
ax = nilai aproksimasi
-
2
Error relatif diperoleh dengan menormalkan error terhadap nilai sejatinya,
biasanya dinyatakan dalam persentase, sehingga diperoleh hubungan :
%100t
tt x
E=
dimana t = persentase error relatif sejati Contoh :
Seseorang melakukan pengukuran panjang sebuah jembatan dan paku. Jika hasil
pengukuran panjang jembatan dan paku masing - masing 9999 cm dan 9 cm, sedangkan
nilai sejati masing masing dalah 10000 cm dan 10 cm maka tentukan error dan
persentase error relatif masing masing ?
Penyelesaian :
Error untuk pengukuran jembatan tE = 10000 9999 = 1 cm
Error untuk pengukuran paku tE = 10 9 = 1 cm
Presentase error relatif untuk pengukuran jembatan =t %100100001 =0.01 %
Presentase error relatif untuk pengukuran paku =t %100101 =10 %
Jadi walaupun kedua pengukuran itu mempunyai error yang sama 1 cm, tetapi
persentase error untuk paku lebih besar dari pada persentase error untuk jembatan. Dapat
diambil kesimpulan bahwa error pengukuran jembatan lebih baik dari paku.
Untuk metode numerik nilai sejati hanya akan diketahui jika fungsi yang
ditangani berupa fungsi yang dapat diselesaikan secara analitik / eksak. Untuk itu jika
nilai sejatinya tidak diketahui maka digunakan penormalan error dengan menggunakan
taksiran terbaik yang tersedia dari nilai sejati, yaitu dari nilai aproksimasi itu sendiri.
a
aa x
E=
dimana aE = error aproksimasi
-
3
Secara iterasi nilai aproksimasi sekarang diperoleh dari perhitungan nilai
aproksimasi sebelumnya. Dengan demikian maka :
%1001
i
ii
a
aaa x
xx =
dimana
a = persentase error relatif aproksimasi =
iax nilai aproksimasi sekarang
=1iax nilai aproksimasi sebelumnya Nilai aproksimasi benar sampai suatu nilai toleransi s dengan n angka penting / digit signifikan jika sa < dimana ( )%105.0 2 ns x =
-
4
BAB 2
AKAR AKAR PERSAMAAN
Untuk mencari akar akar real dari suatu persamaan 0)( =xf jika tidak dapat diselesaikan secara analitik / eksak dapat digunakan penyelesaian aproksimasi /
pendekatan dengan metode numerik.
2.1. Metode Pengurung
Metode pengurung adalah suatu metode pencarian akar akar persamaan berdasarkan
fakta bahwa nilai fungsi akan berubah tanda di sekitar akar akar persamaan yang dicari,
sehingga metode ini memerlukan 2 nilai / tebakan awal yang mengurung akar akar
tersebut.
2.1.1. Meode Biseksi
Jika lx dan ux nilai / tebakan awal sehingga ( ) 0)(
-
5
Langkah langkah Metode Biseksi :
a. Tentukan nilai awal lx dan ux sedemikian hingga ( ) 0)(
-
6
2.1.2. Metode Regula Falsi
Andaikan akar persamaan 0)( =xf terletak diantara lx dan ux .Dibuat garis lurus yang melalui ( )[ ]ll xfx , dan ( )[ ]uu xfx , yang memotong sumbu X di rx .Persamaan garis yang melalui dua titik ini adalah :
( )
( ) ( ) ulu
ul
u
xxxx
xfxfxfy
=
Garis ini melalui titik ( )0,rx sehingga nilai rx dapat dicari, yaitu :
( )( )( ) ( )ul
uluur xfxf
xxxfxx
=
Akar ini lebih dekat dengan akar sejatinya daripada lx atau ux .
Langkah langkah Metode Regula Falsi :
a. Tentukan nilai awal lx dan ux sedemikian hingga ( ) 0)(
-
7
c. Evaluasi nilai rx
Jika ( ) 0)( rl xfxf maka rl xx = Jika ( ) 0)( =rl xfxf maka nilai akar sejati rx
d. Iterasi berhenti jika salah satu kriteria dibawah ini terpenuhi :
sa < banyaknya iterasi terlampaui
-
8
2.2.1. Metode Iterasi Satu Titik Sederhana
Metode ini bekerja dengan cara menyusun kembali persamaan 0)( =xf sedemikian hingga menjadi persamaan ( )xgx = . Proses iterasi konvergen jika 1)(' 0
-
9
Penyelesaian :
Kriteria berhenti sampai 2 angka signifikan berarti %5.0=s . Persamaan disusun kembali menjadi 4 2 22 +== xxx dan dengan menggunakan program komputer dapat ditabelkan sbb :
Iterasi ix ( )ixg ( )ixg ' ( )ixf %,a 0 1.0000000 1.3160740 0.3290185 -2.0000000 1 1.3160740 1.4271197 0.3667804 -1.1480276 24.02 2 1.4271197 1.4681654 0.3719595 -0.4981941 7.78 3 1.4681654 1.4834583 0.3731472 -0.1966321 2.80 4 1.4834583 1.4891676 0.3735027 -0.0749849 1.03 5 1.4891676 1.4913004 0.3736239 -0.0282338 0.38
Dengan demikian akar persamaan =x 1.4891676
2.2.2. Metode Newton Raphson
X
Y
ix
( )xfy =
( )ixf
1+ix
-
10
Dari gambar diatas persamaan garis singgung ( )xf dengan gradien garis singgung ( )ixf ' yang melalui titik ( )[ ]ii xfx , adalah ( ) ( ) ( )iii xxxfxfy = ' . Garis singgung ini
memotong sumbu X di ( )0,1+ix sehingga ( )( )ii
ii xfxf
xx'1
=+
Langkah langkah Metode Newton Raphson :
a. Tentukan nilai awal 0x
b. Lakukan iterasi ( )( )i
iii xf
xfxx
'1=+ dimana ....,3,2,1=i
c. Iterasi berhenti jika salah satu kriteria dibawah ini terpenuhi :
sa < banyaknya iterasi terlampaui
-
11
2.2.3. Metode Secant
Persamaan garis yang melalui ( )[ ]ii xfx , dan ( )[ ]11 , ii xfx seperti tampak pada gambar berikut adalah :
( )( ) ( ) ii
i
ii
i
xxxx
xfxfxfy
=
11
Garis ini melalui titik ( )0,1+ix sehingga nilai 1+ix dapat dicari, yaitu :
( ) ( )( ) ( )ii
iiiii xfxf
xxxfxx
==
+
1
11 dimana ....,3,2,1=i
Langkah langkah Metode Secant :
a. Tentukan nilai awal 0x dan 1x
b. Lakukan iterasi ( ) ( )( ) ( )ii
iiiii xfxf
xxxfxx
==
+
1
11 dimana ....,3,2,1=i
c. Iterasi berhenti jika salah satu kriteria dibawah ini terpenuhi :
sa < banyaknya iterasi terlampaui
-
12
Contoh :
Dengan menggunakan Metode Secant tentukan akar real dari ( ) 22 24 += xxxxf dengan nilai awal 20 =x dan 31 =x sampai 2 angka signifikan Penyelesaian :
Kriteria berhenti sampai 2 angka signifikan berarti %5.0=s dan dengan menggunakan program komputer dapat ditabelkan sbb :
Itrs 1ix ix 1+ix ( )1ixf ( )ixf ( )1+ixf a , % 1 2.0000000 3.0000000 1.8571429 8.0000000 64.0000000 4.8546439 2 3.0000000 1.8571429 1.7633373 64.0000000 4.8546439 3.2127299 -5.32 3 1.8571429 1.7633373 1.5797881 4.8546439 3.2127299 0.8169974 -11.62 4 1.7633373 1.5797881 1.5171938 3.2127299 0.8169974 0.2120773 -4.13 5 1.5797881 1.5171938 1.4952490 0.8169974 0.2120773 0.0223754 -1.47 6 1.5171938 1.4952490 1.4926606 0.2120773 0.0223754 0.0007322 -0.17
Dengan demikian akar persamaan =x 1.4926606
-
13
BAB 3
SISTEM PERSAMAAN LINEAR
Diketahui sistem persamaan linear (SPL) dengan n persamaan dan n variabel :
nnnnnn
nn
nn
bxaxaxa
bxaxaxabxaxaxa
=+++
=+++=+++
........
................
21211
22222121
11212111
M
Ditulis dalam bentuk perkalian matriks bxA =
dengan
=
=
=
nnnnnn
n
n
b
bb
b
x
xx
x
aaa
aaaaaa
A MML
MMMMLL
2
1
2
1
21
22221
11211
,,
Ada 3 metode yang akan dibahas disini, yaitu : Metode Dekomposisi LU, Metode Jacobi
dan Metode Gasuss Seidel.
3.1. Metode Dekomposisi LU
Dalam metode ini SPL bxA = disusun kembali menjadi bentuk dxU = dimana U adalah matriks segitiga atas sehingga 0= dxU , kemudian dikalikan matriks segitiga bawah L sehingga bxAdxUL = )( . Dengan demikian ALU = dan bdL = Jika diagonal U bernilai 1 maka dekomposisi LU disebut Dekomposisi Crout.
LUA = sehingga
=
100
101
000
2
112
21
2221
11
21
22221
11211
LMMMM
LL
LMMMM
LL
LMMMM
LL
n
n
nnnnnnnn
n
n
uuu
lll
lll
aaa
aaaaaa
Jika diagonal L bernilai 1 maka dekomposisi LU disebut Dekomposisi Doolittle
LUA = sehingga
=
nn
n
n
nnnnnnnn
n
n
u
uuuuu
lll
llll
aaa
aaaaaa
LMMMM
LL
LMMMM
LL
LMMMM
LL
00
000
222
11211
21
2221
1211
21
22221
11211
-
14
Dari bdL = dengan substitusi maju diperoleh d dan dari dxU = dengan substitusi mundur diperoleh penyelesaian untuk x .
Alur Metode Dekomposisi Crout : LUA =
=
1...00
...10
...1
...
0...0...0
...
...
...
2
112
21
2221
11
21
22221
11211
MMMMMMMMMn
n
nnnnnnnn
n
n
uuu
lll
lll
aaa
aaaaaa
11 ii al = untuk ni ,...,2,1=
11
1
la
u jij = untuk nj ,...,3,2= Untuk 1,..,3,2 = nj
kj
j
kikijij ulal
==
1
1 untuk njji ,...,1, +=
jj
j
iikjijk
jk l
ulau
=
=
1
1 untuk njjk ,..2,1 ++=
dan knn
knknnnn ulal
==
1
1
Contoh :
Lakukan dekomposisi LU Crout dan tentukan penyelesaian dari SPL :
1624383
1252
321
321
321
=+=+
=+
xxxxxxxxx
Penyelesaian :
( )( )( )( )( )
( ) ( )( ) 415.35.0321
5.05.011
5.35.2345.05.213
5.021;5.2
25
3;1;2
233213313333
22
13212323
12313232
12212222
11
1313
11
1212
312111
======
======
=========
ululall
ulau
ulalulal
lau
lau
lll
-
15
Dengan demikian LUA = sehingga
=
1001105.05.21
05.3305.01002
243131
152
bdL = sehingga
=
168
12
45.3305.01002
3
2
1
ddd
122 1 =d sehingga 61 =d 85.0 21 =+ dd sehingga 42 =d
1645.33 321 =++ ddd sehingga 33 =d
Dengan demikian
=
=
34
6
3
2
1
ddd
d
dxU = sehingga
=
34
6
1001105.05.21
3
2
1
xxx
33 =x 432 = xx sehingga 12 =x
65.05.2 321 =+ xxx sehingga 21 =x
3.2. Metode Jacobi
Andaikan SPL dengan n persamaan dan n variabel dinyatakan dalam bentuk perkalian
matriks bxA = . SPL tersebut disusun kembali dengan memperhatikan elemen pivot menjadi bentuk :
.....,2,1,0,)(,1
)1( == =
+ kxaa
abx kj
n
ijj ii
ij
ii
iki dan ni .....,,2,1=
Jika diberikan nilai / penyelesaian awal )0(
x maka proses perhitungan secara iterasi
ini terus dilakukan sampai error yang dikehendaki tercapai.
-
16
Contoh
Selesaikan SPL berikut :
88 321 =+ xxx ...................(1) 1292 321 =++ xxx .................(2) 427 321 =+ xxx .................(3) Dengan memperhatikan elemen pivot maka SPL ini disusun kembali menjadi bentuk :
321 125.0125.01 xxx += ............. dari persamaan (1) 312 286.0143.0571.0 xxx ++= ..............dari persamaan (3) 213 111.0222.0333.1 xxx = ..............dari persamaan (2)
Andaikan diberikan nilai awal )0,0,0()0( =x maka perhitungan secara iterasi
dapat ditabelkan sbb :
)0(x )1(
x )2(
x )3(
x )4(
x )5(
x )6(
x )7(
x
1x 0 1.000 1.095 0.995 0.993 1.002 1.001 1.000
2x 0 0.571 1.095 1.026 0.990 0.998 1.001 1.000
3x 0 1.333 1.048 0.969 1.000 1.004 1.001 1.000
Dengan demikian penyelesaiannya 11 =x , 12 =x dan 13 =x
3.3. Metode Gauss Seidel
Andaikan SPL dengan n persamaan dan n variabel dinyatakan dalam bentuk perkalian
matriks bxA = .Penyelesaian dengan metode ini analog dengan Metode Jacobi, hanya saja nilai yang baru ketemu dari perhitungan langsung dimasukkan tanpa menunggu satu
iterasi selesai sehingga penyusunan kembali SPL menjadi :
.....,2,1,0,)(1
)1(1
1
)1( == +=
+
=+ kx
aa
xaa
abx kj
n
ij ii
ijkj
i
j ii
ij
ii
iki dan ni .....,,2,1=
-
17
Jika diberikan nilai / penyelesaian awal )0(
x maka proses perhitungan secara iterasi
ini terus dilakukan sampai error yang dikehendaki tercapai.
Contoh
Selesaikan SPL berikut :
88 321 =+ xxx ...................(1) 1292 321 =++ xxx .................(2) 427 321 =+ xxx .................(3) Dengan memperhatikan elemen pivot maka SPL ini disusun kembali menjadi bentuk :
)(3
)(2
)1(1 125.0125.01
kkk xxx +=+ ............. dari persamaan (1) )(
3)1(
1)1(
2 286.0143.0571.0kkk xxx ++= ++ ............dari persamaan (3)
)1(2
)1(1
)1(3 111.0222.0333.1
+++ = kkk xxx ..........dari persamaan (2)
Andaikan diberikan nilai awal )0,0,0()0( =x maka perhitungan secara iterasi
dapat ditabelkan sbb :
)0(x )1(
x )2(
x )3(
x )4(
x )5(
x
1x 0 1.000 1.041 0.997 1.001 1.000
2x 0 0.714 1.014 0.996 1.001 1.000
3x 0 1.032 0.990 1.002 1.001 1.000
Dengan demikian penyelesaiannya 11 =x , 12 =x dan 13 =x
-
18
BAB 4
SISTEM PERSAMAAN NON LINEAR
Penyelesaian dari sistem persamaan non linear (SPNL) dengan n persamaan dan n
variabel dapat diperoleh dengan menggunakan Metode Newton Raphson atau Metode
Iterasi.
4.1. Metode Newton Raphson
Diketahui SPNL dengan n persamaan dan n variabel yang ditulis dalam bentuk sbb:
0),.....,(
0),.....,(0),.....,(
21
212
211
=
==
nn
n
n
xxxf
xxxfxxxf
M
Jika nilai awal diberikan ( ))0()0(2)0(1)0( ,.....,, nxxxx = maka ekspansi Deret Taylor di sekitar ( ))0()0(2)0(1)0( ,.....,, nxxxx = dari fungsi fungsi pada SPNL tersebut akan menghasilkan :
( ) ( ) ( ) ( )( ) ( ) ( ) ( )( ) ( ) ( ) ( ) 0.....),...,(
0.....),...,(
0.....),...,(
)0()0()0(
2
)0(2
)0(
1
)0(1
)0()0()0()0(1
)0(1
)0(2)0()0(
2
2)0(2
)0(
1
2)0(1
)0(
2)0()0()0(
1)0(
12
)0(1)0()0(
2
1)0(2
)0(
1
1)0(1
)0(
1)0()0()0(
1)0(
11
=++
++=++
=++
++=++
=++
++=++
xxfex
xfex
xfexfexexf
xxfex
xfex
xfexfexexf
xxfex
xfex
xfexfexexf
n
nn
nnnnnn
nnnn
nnnn
M
Dengan demikian penyelesaian untuk iterasi pertama :
=)1(1x )0(1)0(1 ex + =)1(2x )0(2)0(2 ex +
M =)1(nx )0()0( nn ex +
-
19
dimana :
( ) ( ) ( )( ) ( ) ( )
( ) ( )( ) ( ) ( )( ) ( ) ( )( ) ( ) ( )x
xfx
xfx
xf
xxfx
xfx
xf
xxfx
xfx
xf
xxfx
xfxf
xxfx
xfxf
xxfx
xfxf
e
n
nnn
n
n
nnn
n
n
=
LMMMM
L
L
LMMMM
L
L
21
2
2
2
1
2
1
2
1
1
1
22
2
2
22
1
2
11
)0(1
)( ,
( ) ( ) ( )( ) ( ) ( )
( ) ( )( ) ( ) ( )( ) ( ) ( )( ) ( ) ( )x
xfx
xfx
xf
xxfx
xfx
xf
xxfx
xfx
xf
xxfxfx
xf
xxfxfx
xf
xxfxfx
xf
e
n
nnn
n
n
nn
n
n
n
=
LMMMM
L
L
LMMMM
L
L
21
2
2
2
1
2
1
2
1
1
1
21
22
1
2
11
1
1
)0(2
)(,
.,
( ) ( ) ( )( ) ( ) ( )
( ) ( )( ) ( ) ( )( ) ( ) ( )( ) ( ) ( )x
xfx
xfx
xf
xxfx
xfx
xf
xxfx
xfx
xf
xfxxfx
xf
xfxxfx
xf
xfxxfx
xf
e
n
nnn
n
n
nnn
n
=
LMMMM
L
L
LMMMM
L
L
21
2
2
2
1
2
1
2
1
1
1
21
22
2
1
2
12
1
1
1
)0(
)(
-
20
Secara umum untuk iterasi yang ke i diperoleh :
=)(1ix )1(1)1(1 + ii ex =)(2ix )1(2)1(2 + ii ex
M =)(inx )1()1( + inin ex
Contoh :
Dengan Metode Newton Raphson tentukan penyelesaian dari SPNL berikut :
0152
0log3
12121
2211
=+=+
xxxxxxx
dengan nilai awal ( ) )2.2,4.3(, )0(2)0(1)0( == xxx . Lakukan sampai 3 iterasi ! Penyelesaian
2211211 log3),( xxxxxf += maka 10ln
311
1
xxf +=
dan 221
1 2xxf =
152),( 12121212 += xxxxxxf maka 54 21
1
2 = xxxf dan 1
2
2 xxf =
Setelah dimasukkan untuk ( ) )2.2,4.3(, )0(2)0(1)0( == xxx maka untuk iterasi pertama diperoleh :
157.0
4.34.64.4383.1
4.372.04.41545.0
)0(1 =
=e sehingga 557.3157.04.3)0(1)0(1)1(1 =+=+= exx
085.0
4.34.64.4383.1
72.04.61545.0383.1
)0(2 =
=e sehingga 285.2085.02.2)0(2)0(2)1(2 =+=+= exx
-
21
Dengan demikian jika ditabelkan :
Iterasi 1e 1x 2e 2x
1 0.157 3.557 0.085 2.285
2 -0.0685 3.4885 -0.0229 2.2621
3 -0.0013 3.4782 -0.00056 2.26154
4.2. Metode Iterasi
Diketahui SPNL dengan n persamaan dan n variabel yang ditulis dalam bentuk sbb:
0),.....,(
0),.....,(0),.....,(
21
212
211
=
==
nn
n
n
xxxf
xxxfxxxf
M
dengan nilai awal diberikan ( ))0()0(2)0(1)0( ,.....,, nxxxx = SPNL ini disusun kembali menjadi bentuk :
),.....,(
),.....,(),.....,(
21
2122
2111
nnn
n
n
xxxFx
xxxFxxxxFx
=
==
M
Seperti halnya Metode Gauss Seidel maka secara iterasi hasil yang baru dihitung
langsung masuk pada perhitungan berikutnya tanpa menunggu hasil satu iterasi selesai
semua sehingga proses iterasi dapat ditulis menjadi :
),.....,(
),.....,(
),.....,(
)()1(2
)1(1
)1(
)()(2
)1(12
)1(2
)()(2
)(11
)1(1
kn
kkn
kn
kn
kkk
kn
kkk
xxxFx
xxxFxxxxFx
+++
++
+
=
==
M
-
22
Contoh :
Dengan Metode Iterasi tentukan penyelesaian dari SPNL berikut
017
0108
022
32
21
32
22
1
322
22
1
==+
=+
xxx
xxx
xxxx
dengan nilai awal ( ) )10.0,39.0,55.0(,, )0(3)0(2)0(1)0( == xxxx . Lakukan 2 iterasi saja !
Penyelesaian :
SPNL tersebut disusun kembali menjadi bentuk iterasi sbb :
)1(2
)1(21)1(
3
)(3
)1(21)1(
2
)(3
)(22
)(2
)1(1
7
810
22
+
++
++
+
=
+=
+=
k
kk
kkk
kkkk
xxx
xxx
xxxx
Jika ditabelkan akan diperoleh hasil perhitungannya sbb:
)0(x )1(
x )2(
x
1x 0.55 0.534602656 0.532106322
2x 0.39 0.400905225 0.403352621
3x 0.10 0.101840956 0.100279905
-
23
BAB 5
POLINOMIAL INTERPOLASI
5.1. Beda Hingga
Jika )(xf merupakan fungsi yang dapat dideferensialkan maka beda hingga
pertama dari )(xf dapat didefinisikan sebagai :
)()()( xfhxfxf += dimana xh = = nilai beda x yang uniform. Secara indeks beda hingga pertama didefinisikan sebagai :
iii fffffffff === +1232121 ,.....,, Beda hingga ke dua didefinisikan :
( ) ( ) ( ) ( ) 1231223121212 2 fffffffffffff i +===== iIii ffff += ++ 122 2
Beda hingga ke tiga didefinisikan :
( ) 12341213 33 ffffff +== ( ) iiiiii ffffff +== +++ 12323 33
M Dengan demikian beda hingga ke n menjadi :
.........!3
)2()1(!2
)1(321 ++= ++++ ninininiin fnnnfnnfnff
dimana ( )ii xff =
-
24
Tabel Beda Hingga menggunakan simbol :
s x f(x) )(xf )(2 xf )(3 xf )(4 xf -2 2x 2f
2f -1 1x 1f 2
2 f
1f 23 f 0 0x 0f 1
2 f 24 f
0f 13 f 1 1x 1f 0
2 f 14 f 1f 03 f 2 2x 2f 1
2 f 04 f 2f 13 f 3 3x 3f 2
2 f 3f 4 4x 4f
s = indeks dari x
Jika )(xf berbentuk polinomial dari data yang diberikan maka tabel beda hingga
mempunyai bentuk yang khusus.
-
25
Contoh :
Tabel beda hingga untuk fungsi 3)( xxf =
s x f(x) )(xf )(2 xf )(3 xf )(4 xf 0 0 0
1
1 1 1 6
7 6
2 2 8 12 0
19 6
3 3 27 18 0
37 6
4 4 64 24 0
61 6
5 5 125 30
91
6 6 216
Dapat dilihat bahwa beda hingga ke tiga konstan sehingga beda hingga ke empat
dan selanjutnya akan bernilai 0. Untuk menunjukkan bahwa beda hingga ke n dari
polinomial derajad n adalah konstan dapat dilakukan dengan cara sbb:
( ) ( ) nnn xahxaxa += nnnn xahahxnaxa +++= ........1 ......1 += nxhna (suku suku dengan derajad lebih rendah )
( ) ( ) ......1 221 += nn xhnnaxhna (suku suku dengan derajad lebih rendah )
-
26
Selanjutnya untuk polinomial derajad n
( )1121 ......)( + ++++= nnnnn axaxaxaxP ...........11 += nnhxa (suku suku dengan derajad lebih rendah )
( ) ( ) .......1 2212 += nn xhnnaxP (suku suku dengan derajad lebih rendah ) M
( )( ) nnnnnn hnaxhnnnaxP !.1.2.3....21)( 11 == Ini menunujukkan bahwa selain beda hingga ke n konstan nilainya diketahui nhna !1
Contoh :
Untuk ( ) ( ) 61!3.1 333 == xP jika 1=h
5.2. Polinomial Interpolasi Newton - Gregory
Jika fungsi yang ditabelkan seperti berbentuk polinomial ( dengan melihat beda
hingga ke n konstan ) maka fungsi itu dapat didekati dengan polinomial yang
menyerupainya. Problemnya adalah dengan menentukan bentuk polinomial derajad n
yang melalui (n+1) pasangan titik titik ( )[ ] ( )1,.....,2,1;, += nixfx ii . Jadi hanya ada satu polinomial derajad n yang melalui (n+1) titik.
Salah satu cara untuk menuliskan sebuah polinomial yang melalui titik titik
yang sudah dibuat dalam tabel , yaitu dengan menggunakan rumus polinomial maju
Newton Gregory :
( )( ) ( )( ) .......
621
21
........3210
03
02
00
03
02
00
++++=
+
+
+
+
=
fsssfssfsf
fs
fs
fs
fs
xP sn
dengan ( ) !!!
nnss
ns
=
Jika 0=s maka ( ) 00 fxPn = Jika 1=s maka ( ) ( ) 1010001 ffffffxPn =+=+= Jika 2=s maka ( ) 202002 2 ffffxPn =++=
-
27
Perlu ditekankan disini bahwa umumnya )(xf dan ( )xPn bukan fungsi yang sama. Oleh karena itu ada error taksiran interpolasi yang berhingga, sedangkan nilai
h
xxs 0=
Contoh :
Tentukan polinomial maju Newton Gregory derajad tiga yang cocok dengan tabel
berikut untuk empat titik dari 4.0=x sampai 0.1=x . Gunakan interpolasi itu untuk memperoleh ( )73.0f ! x f(x) )(xf )(2 xf )(3 xf )(4 xf 0 0
0.203
0.2 0.203 0.017
0.220 0.024
0.4 0.423 0.041 0.020
0.261 0.044
0.6 0.684 0.085 0.052
0.346 0.096
0.8 1.030 0.181 0.211
0.527 0.307
1.0 1.557 0.488
1.015
1.2 2.572
Penyelesaian :
Untuk membuat polinomial yang cocok maka indeks s dicari dengan mengambil nilai
4.00 =x sehingga 096.0,085.0,261.0,423.0 030200 ==== ffff
65.12.0
4.073.00 ===h
xxs
( ) ( ) ( )( )6
212
10
2003
+++= sssfssfsfxP s
-
28
( ) ( )( ) ( )( ) ( ) ( ) ( )( ) ( ) 893.0096.06
35.065.065.1085.02
65.065.1261.065.1423.073.0 =+++=f
Jika diambil sampai derajad empat maka ditambah dengan
( )( )( )( ) ( ) 0044.0211.024
35.135.065.065.14 0
4 ===
fs
Dengan demikian
( ) 8974.00044.0893.073.0 =+=f
Cara lain untuk menuliskan sebuah polinomial yang melalui titik titik yang
sudah dibuat dalam tabel , yaitu dengan menggunakan rumus polinomial mundur Newton
Gregory :
( )( ) ( )( ) .......
621
21
........3
22
11
33
22
10
33
22
10
+++++++=
+
++
++
+=
=
fsssfssfsf
fs
fs
fs
fxP sn
Contoh :
Tentukan polinomial mundur Newton Gregory derajad tiga yang cocok dengan tabel
diatas untuk empat titik dari 4.0=x sampai 0.1=x . Gunakan interpolasi itu untuk memperoleh ( )73.0f ! Penyelesaian
Untuk membuat polinomial yang cocok maka indeks s dicari dengan mengambil nilai
0.10 =x sehingga 096.0,181.0,527.0,557,1 332210 ==== ffff
35.12.0
0.173.00 ===h
xxs
( ) ( ) ( )( ) 332210 621
21
= ++++++= fsssfssfsfxP sn
( ) ( )( ) ( )( ) ( ) ( )( )( ) ( ) 893.0096.06
65.035.035.1181.02
35.035.1527.035.1557.173.0 =+++=f
-
29
Jika diambil sampai derajad empat maka ditambah dengan
( )( )( )( )( ) ( ) 001.0052.024
65.165.035.065.035.14
34
4 ==
+
fs
Dengan demikian
( ) 894.0001.0893.073.0 =+=f
Error untuk polinomial maju Newton Gregory ini adalah :
( ) ( ) ( ) ( )( ) ( )( ) ( ) ( ) 1111 !1....21
1++++
+=
+=nnnn
s fhnnssssfh
ns
xE , nxx 0
Contoh :
Data berikut ini untuk xsin . Interpolasikan menggunakan kuadratik dari tiga titik
pertama untuk menaksir nilai ( )8.0sin dan tentukan juga errornya !
x f(x) )(xf )(2 xf )(3 xf 0.1 0.09983
0.37960
0.5 0.47943 -0.07570
0.30390 -0.04797
0.9 0.78333 -0.12367
0.18023 -0.02846
1.3 0.96356 -0.18023
0.02810
1.7 0.99166
-
30
Penyelesaian :
Ambil 1.00 =x dan 75.14.00.18.0 ==s maka
( ) ( ) 02002 21 fssfsfxP s ++=
( ) ( )( ) ( )( ) ( ) 71445.007570.02
75.075.137960.075.10983.08.0 =++=f
( ) ( )( )( ) ( ) ( )( )( )( ) ( ) ( ) cos4.0
625.075.075.1
!1221 31212 =+
= ++ fhsssxE s , 9.01.0
Karena cos monoton pada interval ini maka dapat ditentukan nilai maksimum dan minimum untuk cos ( ) ( )( )( ) ( ) ( ) 00348.01.0cos4.0
625.075.075.1 3 =sxE
( ) ( )( )( ) ( ) ( ) 00218.09.0cos4.06
25.075.075.1 3 =sxE Dengan demikian errornya adalah 00218.0 error 00348.0
5.3. Polinomial Lagrange
Jika beda hingga diantara x tidak sama polinomial maju / mundur Newton
Gregory tidak dapat dipakai. Pendekatan polinomial yang digunakan untuk menentukan
interpolasi polinomial menggunakan polinomial Lagrange.
Andaikan diberikan data dari nilai x dan )(xf dalam tabel berikut :
x 0x 1x 2x ........... 1nx nx
( )xf 0f 1f 2f ........ 1nf nf
Maka polinomial Lagrangenya adalah :
( )( ) ( )( )( ) ( )
( )( ) ( )( )( ) ( )
( )( ) ( )( )( ) ( )
( )( ) ( )( )( ) ( ) nnnnn
nn
nnnn
n
n
n
n
nn
fxxxxxx
xxxxxxfxxxxxx
xxxxxx
fxxxxxx
xxxxxxfxxxxxx
xxxxxxxP
110
1101
11101
10
112101
200
02010
21
............
............
..........
...................
............
)(
++
++
=
-
31
Contoh :
Dengan interpolasi Lagrange tentukan )(2 xP kemudian hitung ( )3.2f dari data berikut : x 1.1 1.7 3.0
)(xf 10.6 15.2 20.3
Penyelesaian :
( )( )( )( ) ( )
( )( )( )( ) ( )
( )( )( )( ) ( )3.207.10.31.10.3
7.11.12.150.37.11.17.1
0.31.16.100.31.17.11.1
0.37.1)(2 +
+= xxxxxxxP
( )( )( )( ) ( )
( )( )( )( ) ( )
( )( )( )( ) ( )
38.18
3.207.10.31.10.37.13.21.13.22.15
0.37.11.17.10.33.21.13.26.10
0.31.17.11.10.33.27.13.2)3.2(
=+
+=f
-
32
BAB 6
DIFERENSIASI NUMERIK
6.1. Derivatif Pertama
Jika sebuah fungsi dapat didekati dengan polinomial interpolasi maka diferensial /
turunan fungsi tersebut dapat didekati dengan diferensial polinomial . Untuk polinomial
maju Newton Gregory :
( ) ( ) ( ) ( )( ) errorfsssfssfsferrorxPxf sns +++++=+= .......621
21
03
02
00
Error ( )sn xP = ( ) ( ) ( ) nnns xxfhns
xE
+=++ 011 ,1
Jika persamaan ini dideferensialkan pertama diperpleh :
( ) ( ) ( )[ ] ( )[ ] ( )[ ]
++++++=
====
...24
6221846
2632
121
1''
04
23
03
2
02
0 fsssfssfsf
h
hxP
dsd
dxdsxP
dsdxP
dxdxPxf snsnsnsns
Untuk 0=s derivatif yang berhubungan denga 0x
( )
++= 004030200 1.......41
31
211' f
nffff
hxf n
Error dari derivatif pertama ini adalah :
Error ( ) ( ) ( ) ( ) nnnn
n xxfhnxP +
= + 010' ,11
-
33
Contoh :
Pada tabel berikut taksirlah derivatif pertama dari y pada 7.1=x dengan menghitung sampai suku pertama , suku kedua , suku ketiga dan suku keempat dan errornya.
x y y y2 y3 y4 1.3 3.669
0..813
1.5 4.482 0.179
0.992 0.041
1.7 5.474 0.220 0.007
1.212 0.048
1.9 6.686 0.268 0.012
1.480 0.060
2.1 8.166 0.328 0.012
1.808 0.072
2.3 9.974 0.400
2.208
2.5 12.182
Penyelesaian :
Sampai suku pertama
( ) 00 1' yhxy = sehingga ( ) 060.6212.12.017.1' ==y
Error = ( ) ( ) ( ) 9.17.1,2.011
1 ''11
+ f
Sampai suku kedua
( )
= 0200 211' yy
hxy sehingga ( ) ( ) 390.5268.0
21212.1
2.017.1' =
=y
Error = ( ) ( ) ( ) 1.27.1,2.031 '''2
2
f
-
34
Sampai suku ketiga
( )
+= 030200 31
211' yyy
hxy sehingga
( ) ( ) ( ) 490.5060.031268.0
21212.1
2.017.1' =
+=y
Error = ( ) ( ) ( ) ( ) 3.27.1,2.041 43
3
f
Sampai suku keempat
( )
+= 04030200 41
31
211' yyyy
hxy sehingga
( ) ( ) ( ) ( ) 475.5012.041060.0
31268.0
21212.1
2.017.1' =
+=y
Error = ( ) ( ) ( ) ( ) 5.27.1,2.051 54
4
f
6.2. Derivatif Kedua Dan Lebih Tinggi
Untuk memperoleh derivatif kedua maka hasil derivatif pertama diturunkan lagi
sehingga diperoleh :
( ) ( ) ( )[ ] ( )[ ] ( )[ ]( )
++++=
====
...24
22361211
1''''''
04
2
03
02
2
22
2
fssfsfh
hxP
dsd
dxdsxP
dsdxP
dxdxPxf snsnsnsns
Untuk 0=s derivatif kedua yang berhubungan denga 0x
( )
+= .......65
12111'' 0
50
40
30
20 ffffh
xf
Demikian juga untuk memperoleh derivatif ketiga didapatkan dari derivatif kedua
diturunkan lagi, derivatif keempat diperoleh dari derivatif ketiga diturunkan lagi.
Demikian seterusnya.
-
35
Contoh :
Dari tabel diatas tentukan ( )7.1''y sampai suku kedua dan hitung errornya ! Penyelesaian :
( ) [ ]030220 1'' yyhxy = sehingga ( ) ( ) [ ] 200.5060.0268.02.017.1'' 2 ==y Error = ( ) ( ) 1.27.1,
12111 44
2
yhh
-
36
BAB 7
INTEGRASI NUMERIK
7.1. Integrasi Newton Cotes
Cara yang umum untuk membentuk formula integrasi numerik hampir sama
dengan cara membentuk formula untuk diferensiasi numerik.
Untuk polinomial maju Newton Gregory maka :
( ) ( ) dxxPdxxf ba
sn
b
a =
Formula ini tidak eksak karena polinomialnya tida identik dengan ( )xf dan ada errornya, yaitu sebesar :
Error = ( ) ( ) dxfhn
s nnb
a
111
++
+
Akan dibangun formula Newton Cotes dengan mengubah variabel integrasi x menjadi
variabel s . Dari h
xxs 0= maka dsdx = Untuk 1=n
( ) ( ) ( ) ( )101
00
20
1
00000 22
11
0
1
0
ffhfsfshdsfsfhdxfsfdxxfs
x
x
x
x
+=
+=+=+= =
error = ( ) ( ) ( ) ( ) 1031
0
23''2 ;''
121
2''
211
0
xxfhdsssfhdxfhss
s
x
x
== =
Untuk 2=n
( ) ( ) ( )2102
0
2
0002
00 4322112
0
2
0
fffhdsssfsfhdxfssfsfdxxfs
x
x
x
x
++=
++=
++=
=
Karena error = ( )( ) ( ) 06
21 '''32
0
= dxfhsssx
x
maka diambil suku berikutnya sehingga :
error = ( )( )( ) ( ) ( ) ( ) ( ) 204544 ;901
243212
0
xxfhdxfhssssx
x
=
-
37
Untuk 3=n
( ) ( ) ( )( ) ( )3210030200 3383
621
213
0
3
0
ffffhdxfsssfssfsfdxxfx
x
x
x
+++=
+++=
error = ( ) ( ) 3055 ;803 xxfh
7.2. Aturan Trapezoidal
Formula Newton Cotes pertama didasarkan pendekatan ( )xf di ( )10 , xx dengan sebuah garis lurus. Aturan ini disebut juga sebagai Aturan Trapezoidal.
Untuk menghitung ( )dxxfba interval dari a ke b dibagi menjadi n subinterval
subinterval. Luasan dibawah kurva ( )xf didekati dengan Aturan Trapezoidal. Andaikan xh = maka :
( ) ( ) ( ) ( )11 221
++ +=+=+ iiii
x
x
ffhxxfxfdxxfi
i
0xa = 1x bxn =
( )xfy =
x
y
-
38
Dengan demikian untuk semua integral antara [ ]ba, dengan n subinterval diperoleh : ( ) ( ) ( )[ ]nniin
i
b
a
fffffhffhdxxf +++++=+= +
= 121011
0......2
22
error = ( ) bafhab ;''12
2
Contoh :
Pada tabel berikut diberikan nilai nilai dari x dan ( )xf : x ( )xf x ( )xf
1.6 4.953 2.8 16.445
1.8 6.050 3.0 20.086
2.0 7.389 3.2 24.533
2.2 9.025 3.4 29.964
2.4 11.023 3.6 36.598
2.6 13.464 3.8 44.701
Tentukan integral ( )xf dari 8.1=x sampai 4.3=x Penyelesaian :
( ) ( )[ ]9944.23
964.29553.24086.20445.16464.13023.11025.9389.72050.622.04.3
8.1
=++++++++= dxxf
error = ( ) 4.38.1;'')2.0(12
8.14.3 2 f
-
39
7.3. Aturan Simpson 31
Formula Newton Cotes kedua didasarkan pendekatan ( )xf di ( )20 , xx dengan sebuah polinomial parabolik. Aturan ini disebut juga sebagai Aturan Simpson
31
Untuk menghitung ( )dxxfba interval dari a ke b dibagi menjadi n subinterval
subinterval. Luasan dibawah kurva ( )xf dapat didekati dengan Aturan Simpson 31 .
Andaikan xh = maka :
( ) ( ) ( ) ( ) ( )2121 43342
++++ ++=++=+ iiiiii
x
x
fffhxxfxfxfdxxfi
i
Dengan demikian untuk semua integral antara [ ]ba, dengan n genap subinterval diperoleh :
( ) ( ) ( ) ( )[ ]nnniiini
b
a
ffffffffhfffhdxxf +++++++++=++= ++
= 1422310212
0......2...4
34
3
error = ( ) ( ) bafhab ;180
44
Contoh :
Tentukan integral ( )xf dari 8.1=x sampai 4.3=x dari tabel diatas jika menggunakan Aturan Simpson
31
Penyelesaian :
( ) ( ) ( )[ ]9149.23
964.29086.20464.13025.92553.24445.16023.11389.74050.632.04.3
8.1
=++++++++= dxxf
-
40
7.4. Aturan Simpson 83
Formula Newton Cotes ketiga didasarkan pendekatan ( )xf di ( )30 , xx dengan sebuah polinomial kubik . Aturan ini disebut juga sebagai Aturan Simpson
83
Untuk menghitung ( ) dxxfba interval dari a ke b dibagi menjadi n subinterval
subinterval. Luasan dibawah kurva ( )xf dapat didekati dengan Aturan Simpson 83 .
Andaikan xh = maka :
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )321321 33833
843
++++++ +++=+++= iiiiiiii
x
x
ffffhxxfxfxfxfdxxfi
Dengan demikian untuk semua integral antara [ ]ba, dengan n kelipatan tiga subinterval diperoleh :
( ) ( )( ) ( )[ ]nnn
iiii
n
i
b
a
ffffffffffh
ffffhdxxf
+++++++++++=
+++=
+++
=
363154210
321
3
0
......2...38
3
338
3
error = ( ) ( ) bafhab ;80
44
Contoh :
Tentukan integral ( )xf dari 6.1=x sampai 4.3=x dari tabel diatas jika menggunakan Aturan Simpson
83
Penyelesaian :
( ) ( ) ( )[ ]013.25
964.29455.16025.92)533.24086.20464.13023.11389.7050.6(3953.48
2.034.3
6.1
=+++++++++= dxxf
-
41
7.5. Kuadratur Gauss
Formulasi integrasi numerik dengan menggunakan Kuadratur Gauss adalah
mencari parameter paramerter yang tidak diketahui dari fungsi yang akan diintegralkan.
( ) ( ) ( ) ( ) ......3211
1
+++=
tcftbftafdttf
dimana .....,,, cba adalah pemberat dan ....,,, 321 ttt nilai-nilai t yang akan ditentukan.
Sebagai contoh akan ditentukan parameter parameter pada formula dua suku yang
mengandung empat parameter yang tidak diketahui.
( ) ( ) ( )211
1
tbftafdttf +=
Formula ini berlaku untuk polinomial derajad tiga sehingga bila dimasukkan :
( ) 3ttf = maka 32311
1
3 0 btatdtt +==
( ) 2ttf = maka 22211
1
2
32 btatdtt +==
( ) ttf = maka 211
1
0 btatdtt +==
( ) 1=tf maka badt +==
211
1
Dari empat persamaan ini diperoleh 5773.03
1,5773.03
1,1,1 21 ====== ttba
Andaikan batas integrasinya dari a sampai b bukan dari -1 sampai 1 maka batas
integrasinya harus diubah menjadi -1 sampai 1.
( )2
abtabx ++= sehingga dtabdx2= . Dengan demikian :
( ) ( ) dtabtabfabdxxfba
++=1
1 22
-
42
Contoh :
Tentukan nilai = 20
sin
dxxI
Penyelesaian :
42
02
02
+=
++
= t
tx sehingga dtdx
4= . Dengan demikian :
( ) 99847.039434.0sin10566.0sin44
sin4
sin1
1
2
0
=+=
+==
dttdxxI
error = 0.00153
Untuk memperoleh parameter Kuadratur Gauss yang lebih tinggi derajadnya
dapat digunakan polinomial Legendre yang berbentuk :
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) 0121 11 =+++ + xLnxLxnxLn nnn dengan ( ) 10 =xL dan ( ) xxL =1 maka ( ) ( ) ( ) 2
123
23 201
2 == xxLxLxxL
Akar akarnya adalah 3
1 yang merupakan nilai parameter 1t dan 2t
Dengan relasi rekursi diperoleh :
( )( )
833035
235
24
4
3
3
+=
=xxxL
xxxL
dan seterusnya
-
43
Jika ditabelkan maka nilai nilai parameter Kuadratur Gauss
Jumlah Suku Nilai t Faktor pemberat Derajad Polinomial
-0.57735027 1.00000000 2
0.57735027 1.00000000 3
-0.77459667 0.55555555
0 0.88888889 3
0.77459667 0.55555555
5
-0.86113631 0.34785485
-.033998104 0.65214515
033998104 0.65214515 4
0.86113631 0.34785485
7
-0.90617985 0.23692688
-0.53846931 0.47862867
0 0.56888889
0.53846931 0.47862867
5
0.90617985 0.23692688
9
-0.93246951 0.17132449
-0.66120939 0.36076157
-0.23861919 0.46791393
0.23861919 0.46791393
0.66120939 0.36076157
6
0.93246951 0.17132449
11
Contoh :
Tentukan nilai = 5.12.0
2
dxeI x dengan mengunakan Kuadratur Gauss tiga suku
-
44
Penyelesaian :
( ) 85.065.02
2.05.12.05.1 +=++= ttx sehingga dtdx 65.0= . Dengan demikian :
( )
( )[ ] ( )[ ] ( )[ ][ ]6586.0
55555555.088888889.055555555.065.0
65.0
222
22
85.077459667.065.085.0065.085.077459667.065.0
1
1
85.065.05.1
2.0
=++=
==+++
+ eee
dtedxeI tx
-
45
BAB 8
PENCOCOKAN KURVA
8.1. Metode Kuadrat Terkecil
Andaikan diberikan data data dari suatu hasil percobaan yang menyatakan
hubungan antara x dan Y . Data data tersebut diberikan dalam tabel berikut :
x 1x 2x ........... 1nx nx
Y 1Y 2Y ........ 1nY nY
Dari data data tersebut jika diplot dan akan dicari garis lurus terbaik baxy += yang mendekati data data tersebut seperti tampak pada gambar dibawah ini :
Error dari setiap titik data adalah niyYe iii ,......,3,2,1, == . Error ini bisa bernilai positip maupun negatip. Metode kuadrat terkecil digunakan untuk mendapatkan
konstanta a dan b diatas. Metode ini didasarkan bahwa garis lurus terbaik diperoleh jika
jumlah kuadrat errornya minimum.
nx X
Y
2x 1x
1e
2e
ne baxy +=
1Y
2Y
3Y
-
46
( )==
==+++=n
iii
n
iin baxYeeeeS
1
2
1
2222
21 .....
Agar S minimum maka :
0=
aS sehingga ( ) ( ) 02
1
==
i
n
iii xbaxY dan
0=
bS sehingga ( ) ( ) 012
1=
=
n
iii baxY
Dari dua syarat diatas maka diperoleh SPL :
i
n
i
n
ii
i
n
ii
n
ii
n
ii
Ybnxa
Yxxbxa
==
===
=+
=+
11
111
2
Dengan menyelesaikan SPL maka nilai a dan b dapat didapatkan, yaitu :
nx
xx
nY
xYx
a
n
ii
n
ii
n
ii
n
ii
n
iii
n
ii
=
==
=
==
=
1
11
2
1
11
dan
nx
xx
Yx
Yxx
b
n
ii
n
ii
n
ii
n
ii
n
ii
n
iii
n
ii
=
==
==
==
=
1
11
2
11
11
2
Contoh :
Dengan Metode kuadrat terkecil dapatkan garis lurus terbaik yang mendekati data data
dalam tabel berikut :
x 20.5 32.7 51.0 73.2 95.7
Y 765 826 873 942 1032
-
47
Penyelesaian :
39.3
51.2731.27327.18607
544381.2735.254932
5
5
5
1
5
1
5
1
2
5
1
5
1
5
1
===
=
==
=
==
ii
ii
ii
ii
iii
ii
x
xx
Y
xYx
a
702
51.2731.27327.18607
44381.2735.25492327.18607
55
1
5
1
5
1
2
5
1
5
1
5
1
5
1
2
===
=
==
==
==
ii
ii
ii
ii
ii
iii
ii
x
xx
Yx
Yxx
b
Dengan demikian garis lurus terbaik adalah : 70239.3 += xy
Secara umum untuk pencocokan kurva terbaik yang berbentuk polinomial derajad
n yang berbentuk nn xaxaxaay ++++= ........2210 dilakukan dengan cara yang identik seperti mencari garis lurus terbaik diatas. Nilai niai ,....,3,2,1, = dapat dicari dengan menyelesaikan SPL :
=
=
=
=
=
==+
=
=+
==
==
n
ii
ni
n
iii
n
ii
nn
i
ni
n
i
ni
n
i
ni
n
i
ni
n
ii
n
ii
n
i
ni
n
ii
Yx
Yx
Y
a
aa
xxx
xxx
xxn
A
1
1
1
1
0
1
2
1
1
1
1
1
1
2
1
11
MM
LMMMM
L
L
-
48
8.2. Pencocokan Kurva Mengandung Eksponen
Metode kuadrat terkecil banyak digunakan untuk pencocokan kurva dalam bentuk
polinomial. Meskipun begitu kurva yang berhubungan dengan eksponen dapat pula
didekati dengan Metode Kuadrat Terkecil ini dengan memodifikasi persamaan sehingga
menjadi bentuk linear.
Andaikan suatu data data mendekati bentuk kurva axeby = . Kurva ini dengan Metode Kuadrat Terkecil dimodifikasi denga cara di logaritmakan sehingga menjadi
bentuk linear. xabeby ax +== lnlnln . Contoh :
Diberika data data sbb:
x 1.00 1.25 1.50 1.75 2.00
Y 5.10 5.79 6.53 7.45 8.46
Data data ini jika diplot pada kertas semilog akan berbentuk linear. Tentukanlah fungsi
terbaik berbentuk axeby = Penyelesaian :
axeby = setelah dilogaritmakan akan berbentuk xaby += lnln . Akan dicari nilai a dan bln dengan Metode Kuadrat Terkecil.
i ix iY iYln 2ix ii Yx ln
1 1.00 5.10 1.629 1.0000 1.629
2 1.25 5.79 1.756 1.5625 2.195
3 1.50 6.53 1.876 2.2500 2.814
4 1.75 7.45 2.008 3.0625 3.514
5 2.00 8.46 2.135 4.0000 4.270
5=n 50.7
5
1=
=iix
404.9ln
5
1=
=iiY 875.11
5
1
2 ==i
ix 422.14ln5
1=
=iii Yx
-
49
Identik dengan Metode Kuadrat Terkecil maka :
5056.0
550.750.7875.115404.950.7422.14
5
5ln
ln
5
1
5
1
5
1
2
5
1
5
1
5
1
===
=
==
=
==
ii
ii
ii
ii
iii
ii
x
xx
Y
xYx
a
122.1
550.750.7875.11
404.950.7422.14875.11
5
ln
ln
ln
5
1
5
1
5
1
2
5
1
5
1
5
1
5
1
2
===
=
==
==
==
ii
ii
ii
ii
ii
iii
ii
x
xx
Yx
Yxx
b
Karena 122.1ln =b maka 071.3122.1 == eb Dengan demikian kurva terbaik yang berbentuk axeby = adalah xey 5056.0071.3=
-
50
DAFTAR PUSTAKA
1. Atkinson, K.E., An Introduction To Numerical Analysis, John Willey & Sons,
New York, 1978.
2. Burden, R.L., J.D, Faires & A.C. Reynolds, Numerical Analysis, Prindle Weber
& Schmidt Publshers, Boston, Mssachussetts, 1981.
3. Chapra, S.C. & R.P. Canale, Numerical Methods for Engineers, Mac Graw Hill,
Inc., New York, 1988.
4. Gerald, C.F, Applied Numerical Analysis, Addison Wesley Publishing
Company, 1980.
5. Mathews, J.H. & K.D. Fink, Numerical Methods Using Matlab, Pearson,
Prentice Hall, New Jersey, 2004.
6. Soehardjo, Analisa Numerik, ITS, Surabaya, 1985.