analisis nilai religius dalam novel api tauhid karya

82
ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA HABIBURRAHMAN EL-SHIRAZY SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Skripsi guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh Lestariwati 10533701512 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2016

Upload: others

Post on 19-Nov-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHIDKARYA HABIBURRAHMAN EL-SHIRAZY

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Skripsi guna MemperolehGelar Sarjana Pendidikan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

Lestariwati10533701512

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2016

Page 2: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA
Page 3: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA
Page 4: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jalan Sultan Alauddin No. 259 Makassar Telp. 866772

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : LestariwatiNim : 10533 701512Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Judul Skripsi : Analisis Nilai Religius pada Novel Api Tauhid Karya

Hbibburrahman El Shirazy

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim

penguji adalah asli hasil karya saya sendiri dan bukan hasil jiplakan/ciptaan orang

lain atau tidak dibuat oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia

menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Juli 2016

Yang membuat pernyataan

Lestariwati

Page 5: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jalan Sultan Alauddin No. 259 Makassar Telp. 866772

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : LestariwatiNim : 10533 701512Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini, saya akan

menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam penyusunan skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan

pembimbing, yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam penyusunan skripsi.

4. Apa bila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, maka saya

bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Juli 2016

Yang membuat perjanjian

Lestariwati

Page 6: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

vi

MOTO

Tiap jejak adalah kenangan terabadikn lewat goresan,

terkadang banyak tantangan dan rintangan tapi kujadikan

setingan dalam sebuah permainan agar tak terkesan tidak

menyenangkan, untuk mencapai harapan dan cita-cita,

kesabaran harus tertanam dalam hati karena sabar itu selalu

manis buahnya.

Kupersembahkan untuk yang tersayang Almarhum Ibu Nisfahun,

Bapak Sulaiman, Kakak Muslimah, Nenek dan Kakek ku yang selalu

Menyuntik nyawa baru untuk bangkit melawan kerasnya kehidupan

dirantauwan, dan yang terutama rasa syukurku kepada pemilik

seluruh alam dan seisinya Allah Swt. berkat rahmat dan hidayah-

Nya saya dapat menyelesaikan kuliah. Semoga rahmat dan hidayah-

Nya selalu menyertai kami sekeluarga dan seluruh umat manusia

Amin…

Page 7: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

vii

ABSTRAK

Lestariwati, 2016. Analisis Nilai Religius dalam Novel Api Tauhid KaryaHabiburrahman El-Shirazy. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra IndonesiaFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.Pembimbing I Syafruddin dan pembimbing II Aliem Bahri

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana gambaran nilai-nilaireligius yang terdapat dalam novel Api Tauhid karya Habiburrahman El Shirazy.Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menggali nilai-nilai religiusislam yang terkandung dalam novel Api Tauhid Karya Habiburrahman El-Shirazy.

Metode yang digunakan dalam menganalisis adalah metode deskriptifyaitu, data primer yang merupakan data pokok atau data sekunder yangmerupakan data pendukung analisis data primer. Data penelitian dapat diperolehdengan cara membaca atau memahami isi cerita dari novel tersebut. Kemudianmenandai bagian-bagian yang memiliki nilai religius yang menjadi bahan kajianskripsi. Setelah data terkumpul, data tersebut dianalisis dengan jalanmengidentifikasi data berdasarkan butir masalah dan tujuan penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada tiga klasifikasi nilai religiusdalam Novel Api Tauhid Karya Habiburrahman El-Shirazy yaitu nilai tauhid, nilaiibadah, nilai akhlak.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tersebut dapat disimpulkanbahwa dalam Novel Api Tauhid Karya Habiburrahman El-Shirazy. Sarat akannilai religius (Islam). Novel tersebut mengajarkan pentingnya mengesakan AllahSwt, mengagumi kekuasaan Allah, penyerahan diri kepada Allah, mengerjakanshalat, zikir kepada Allah, berdoa kepada Allah, nikah, berbakti kepada orang tua,sabar, tolong-menolong, syukur, bersedekah, berbaik sangka pada orang lain, danmemberi salam. Saran dari peneliti ini adalah agar mahasiswa atau peminat sastradapat mengagkat atau meneliti aspek sosisal yang lain yang menunjang novel ini.

Kata kunci: Analisis nilai religius, novel api tauhid

Page 8: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, sembah sujud penulis curahkan kepada Tuhan yang

mengatur segala apa yang ada di langit dan di bumi. Atas raga, atas jiwa, atas

indra dan segala karunia dan nikmat-Nya yang dilimpahkan kepada penulis,

sehingga skripsi yang berjudul ”Analisis Nilai Religius pada Novel Api Tauhid

Karya Habiburrahman El-Shirazy” bisa terselesaikan dalam bentuk yang

sederhana, untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pada

Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar. Shalawat serta salam, akan

tetap tercurah untuk baginda Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasallam beserta

keluarga dan sahabat beliau, dan kepada kaum muslimin yang senantiasa

memperjuangkan risalah-Nya. Terima kasih ya Nabi, atas risalah yang kau

wariskan pada kami. Terima kasih ya Rasul atas jerih payahmu untuk menyinari

kegelapan dunia ini, atas segala darah dan peluhmu yang tertumpah demi

menyelamatkan kami.

Sejak awal hingga akhir penyususan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari

berbagai rintangan maupun hambatan. Namun, berkat rahmat dan karunia Allah

semua rintangan dapat diatasi. Penulis sadar bahwa keberhasilan penyusunan

skripsi ini tidak terlepas dari motivasi dan arahan dari pembimbing. Oleh karena

itu, penulis patut mengucapkan terimakasih kepada Dr. Syafruddin, M.Pd.

Page 9: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

ix

sebagai pembimbing I yang telah meluangkan waktunya disela kesibukan beliau

untuk mengarahkan dan membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini, dan

Aliem Bahri S.Pd., M.Pd. sebagai pembimbing II yang senantiasa ikhlas dalam

meluangkan waktu, tenaga, pikiran untuk membimbing penulis dalam penyusunan

skripsi ini.

Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada

Dr. H. Irwan Akib, M.Pd., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar,

Dr. Andi Syukri Syamsuri, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Dr. Munirah, M.Pd., selaku

ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia serta seluruh dosen dan

para sttaf pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Muhammadiyah Makassar yang terlah membekali penulis dengan

serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

Ucapan terimakasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada kedua

orang tua. Ayahanda Sulaiman dan ibunda Nisfahun atas doa dan tetesan keringat

serta air mata untuk menyekolahkan ananda, semoga Allah memuliakan ayahanda

dan ibunda. Ucapan terimakasih kepada kakanda Muslimah, Nurbiah, Muliati,

Nisfallah, serta kepada adik-adik saya Rifki, Inayah, Rahmi, Sri Wahyuni,

Faridah, atas dorongan dan motivasi serta bantuan materi selama penulis kuliah.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh untuk

dikatakan sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan dan

saran yang sifatnya membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Page 10: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

x

Akhir kalimat, penulis mengharapkan skripsi ini dapat bermanfaat

khususnya bagi personalitas dan pembaca pada umumnya. Juga sebagai acuan

untuk menjadi bahan perbandingan dengan karya ilmiah lainnya.

Makassar, Juli 2016

Penulis

Page 11: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. iii

SURAT PERJANJIAN ................................................................................. iv

SURAT PERNYATAAN.............................................................................. v

MOTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. vi

ABSTRAK .................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................ viii

DAFTAR ISI ................................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka........................................................................... 6

B. Kerangka Pikir .............................................................................. 20

.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Fokus Desain Penelitian ................................................................ 22

B. Batasan Istilah ............................................................................... 23

C. Data dan Sumber Data ................................................................... 24

Page 12: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

xii

D. Teknik Pengumpualan Data ........................................................... 24

E. Teknik Analisis Data...................................................................... 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penyajian Analisis Data ................................................................. 26

B. Pembahasan.................................................................................... 50

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ........................................................................................ 53

B. Saran............................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 13: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Biografi Singkat Habibirrahman El-Shirazy ............................ 58

Lampiran 2: Sinopsis Novel “Api Tauhid”................................................... 60

Lampiran 3: Riwayat Hidup Penulis ............................................................. 64

Page 14: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sastra adalah hasil karya manusia yang mengungkapkan pengalaman

melalui bahasa yang mengesankan. Karya sastra memberikan manfaat yang

besar bagi kehidupan karena dengan membaca karya sastra pengetahuan yang

dimiliki seseorang akan lebih hidup dan berdaya guna, serta rohani kan lebih

kaya.

Menurut Djojosantoso, (1986: 3) karya sastra adalah karya kreatif yang

mempermasalahkan manusia dan kemanusiaan, yang bersandarkan kebenaran

akan menggugah nurani dan memberikan kemungkinan pertimbangan baru

pada diri pembacanya. Seiring dengan itu, iya juga menyatakan bahwa ada tiga

wilayah kehidupan agama, sosial, dan nilai individual. Oleh karena itu, karya

sastra dapat berfungsi sebagai alat untuk meneguhkan dan mengukuhkan

suasana batin pembaca. Menurut Rene Wellek (1956: 3) sastra dalah suatu

kegiatan kreatif sebuah karaya sastra sedangkan studi sastra adalah cabang

ilmu pengetahuan.

Berdasarkan uraiaan di atas, dapat dipahami bahwa sastra lahir dan

diharapkan memberikan nilai-nilai hidup kepada masyarakat pembaca. Nilai-

nilai luhur yang terkandung dalam karya sastra dapat dijadikan oleh manusia

sebagai alat untuk memberikan tuntutan dalam kehidupan dan sebagai pola

perubahan kondisi masyarakat ke arah yang lebih baik.

Page 15: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

2

Wellek dan Austin (1990: 109) menyatakan bahwa sastra adalah intuisi

sosial yang memakai medium bahasa yang bersifat sosial karena merupan

kovensi norma masyarakat. Sastra menyajikan kehidupan sebagian besar atas

kenyataan sosial walaupun karya sastra juga meniru alam dan dunia

subjektivitas manusia.

Melihat bertapa berartinya keberadaan sebuah karya sastra sebagaimana

dikemukakan Wellek dan Austri di atas maka penumbuh kembangan sastra

menjadi hal yang sangat perlu, terutama di tengah-tengah kehidupan moderen.

Kemajuan ilmu teknologi dewasa ini, telah banyak melahirkan perubahan yang

mendasar dalam kehidupan manusia baik dalam perubahan pola pikir manusia

maupun tingkah laku manusia. Hal ini tidak dapat dipungkiri walaupun

kemajuan itu dapat melahirkan sisi negatif yang tampa disadari kadang dapat

menjatuhkan derajat kemanusiaan di sisi Tuhan Yang Maha Esa.

Karya sastra yang baik adalah karaya sastra yang selalu memberikan

pesan kepada pembaca untuk berbuat yang lebih baik atau yang sesuai dengan

ajaran agama. Sastra sebagai media dakwah akan dapat tercapai jika di

dalamnya mengandung suatu kebenaran, sehingga sastra itu dapat dipengaruhi

dan memengaruhi suatu masyarakat. Karya sastra yang baik selalu mengajak

pembaca untuk menjunjung tinggi norma-norma agama. Dengan demikian

sastra dianggap sebagai sarana pendidikan agama (religi).

Kehadiran sastra yang bernilai religus ini mecirikan keadaan atau latar

belakang kehidupan masyarakat pada saat ditulis. Latar belakang ini diperlukan

agar dapat diketahui apakah karya sastara itu mempunyai landasan yang kokoh

Page 16: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

3

atau tidak. Dalam kaitannya dengan hal tersebut maka perlu dipahami : 1)

motif dalam kesustraan yakni pencarian identitas sastrawan dan 2) motif di luar

kesustraan yaitu pengaruh pengalaman antara golongan-golongan dalam

masyarakat.

Penulis tertarik untuk mengan

alisis salah satu novel religius yang dihasilkan oleh sastrawan indonesia.

Novel Api Tauhid karya Habiburrahman El-Shirazy dengan nilai agama

(religius) yang patut dijadikan contoh dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi di

era globalisasi sekarang ini sangat diperlukan sebuah karya fiksi berupa novel

atau roman yang memiliki nilai religius sebagai pembangun iman.

Penelitian yang serupa dilakukan oleh Rismayanti (2011) Anakisis Nilai

Religius dalam Novel Jemput Aku di Pintu Surga. Hasil penelitiannya

menyatakan bahwa novel ini sarat akan nilai religius (islam) novel tersebut

mampu menggetarkan hati dan mampu membuat seseorang berjiwa sabar dan

ikhlas yang diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu, akhlak dan ibadah, nilai

akhlak mengigatkan dalam hal kebaikan dengan menolak ajaran nonmuslim

dengan ujaran yang santun, tawadhu atau rendah diri, sabar dalam menghadapi

cobaan, member maaf, mengucap salam apabila masuk ke rumah orang atau

bertemu dengan sesama muslim, menjawab salam yang diucapkan orang lain

dan bersyukur, nilai ibadah membahas tentang tobat, solat, berwudhu, berdoa

dan ijab kabul.

Novel adalah penuangan pikiran perasaan dan gagasan pengarang yang

merespon kehidupan disekitarnya. Ketika di dalam kehihupan muncul

Page 17: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

4

permasalah baru, murni penulis akan terpanggil untuk menciptakan cerita.

Melihat perkembangan novel kirannya masih dapat diyakini bahwa perannya

tidak akan surut, tetapi justru sebaliknya novel semakin berulang dekat dengan

masyarakat.

Berdasarkan teori yang telah dikemukakan di atas penulis mencoba

memahami karya sastra dengan menganalisis novel Api Tauhid dari aspek

intrinsik (tema, plot, tokoh, latar/setting, sudut pandang dan amanah) dengan

pendekatan nilai religius. Selain itu menurut pengetahuan penulis novel

tersebut belum pernah dianalisis sebelumnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakaan di atas, maka untuk

memberi arah dan kejelasan penulis ini perlu di rumuskan suatu masalah yang

mendapatkan penekanan untuk dikaji dan dibahas. Adapun rumusan yang

dimaksud adalah, “Bagaimanakah gambaran nilai-nilai religius dari segi tauhid,

ibadah dan akhlak yang terdapat dalam novel Api Tauhid karya Habiburrahman

El Shirazy?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian adalah mendeskripsikan nilai religius dari segi tauhid, ibadah

dan akhlak yang terdapat dalam novel Api Tauhid Karya Habiburrahman El-

Shirazy.

Page 18: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

5

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil pengkajian yang diperoleh berdasarkan tujuan penulisan ini,

maka diharapkan dapat :

1. Dijadikan sebagai rujukan/referensi kepada pembaca tentang teori-teori

pengkajian kaya sastra.

2. Dijadikan sebagai rujukan/referensi kepada pembaca di dalam

menggunakan teori dan pendekatan religius dalam memahami hakikat

karya sastra.

3. Dijadikan sebagai motifasi di dalam melakukan penelitian-penelitian

seperti masa depan.

4. Dijadikan sebagai bahan perbandingan di dalam mengkaji persoalan-

persoalan karya sastra.

Page 19: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

Penelitian yang baik dan berhasil adalah bergantung pada teori yang

mendasarinya. Teori merupakan landasan suatu penelitian. Karena itu, teori

dalam penelitian ini tersebar dari berbagai pustaka yang erat kaitannya dengan

masalah yang dibahas untuk menjunjung pelaksanaan penggarapan ini. Teori

yang dipandang bernilai praktis sebagai pohon penunjang dalam pelahsanaan

penelitian ini adalah yang berhubunga dengan sastra.

1. Pengertian Novel

Kata novel berasal dari bahasa latin noveluleos yang dituturkan pula dari

kata novies yang berarti baru. Dikatakan baru, karena dibandingkan dengan

jenis-jenis sastra lainya seperti puisi, drama, dan lain-lain, maka jenis novel ini

muncul kemudian. Sebuah novel pada dasarnaya sebuah cerita atau laporan

mengenai kajian atau pengalaman (Ibrahim, 1987: 188). Dengan kata lain

novel adalah cerita yang menggambarkan sebagian dari kehidupan seseorang

atau beberapa orang yang mempunyai arti yang sangat penting.

Pada dasarnya kelahiran sebuah novel adalah reaksi terhadap suatu

keadaan. Oleh karena itu, menganalisis sebuah novel harus selalu berangkat

dari latar belakang manusia yang digambarkan dalam novel tersebut. Sebab

sebuah novel adalah penggambaran lingkungan kemasyarakatan serta jiwa

tokoh yang hidup disuatu masa, disuatu tempat. Secara sisiologis manusia dan

peristiwa dalam novel adalah petualangan realitas yang dicerminkan oleh

Page 20: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

7

pengarang dari suatu keadaan tertentu dalam suatu masyarakat. Novel juga

terkadang memberikan kritik terhadap suatu masyarakat yang biasanya

merupakan pengalaman yang dialami langsung oleh pengarang.

Menurut Jasin (1991: 64-65), novel adalah suatu karya prosa yang

bersifat cerita yang menceritakan kejadian atau suatu pertikaiaan yang

mengalihkan arah nasip mereka. Wujud novel berupa konsentrasi, pemusatan

dan pemfokusan kehidupan dalam suatu krisis yang menentu.

Novel sebagai sebuah karya fiksi menawarkan sebuah dunia, dunia yang

berisi model kehidupan ideal yang dibangun melalui berbagai unsur. Novel

juga dapat memberikan ide atau wawasan yang lebih luas dari pada sekedar

fakata yang bersifat pengetahuan. Dari novel manusia mungkin akan

mendapatkan nilai-nilai dari suatu yang di luar perhatian manusia. Nilai-nilai

yang dimaksud adalah presepsi dan beberapa pengertian yang diperoleh

pembaca lewat sastra seperti nilai-nilai pendidikan, religius, budaya, sosial dan

filsafat.

Dari tahun ketahun, novel indonesia mengalami perkembangan pesat.

Secara sederhana, novel dibagi menjadi dua jenis, novel serius dan novel

hiburan atau populer. Sumardjo dan Sani (1996: 31), melihat perbedaan kedua

jenis tersebut dengan ciri-ciri sebagai berikut:

a. Novel Serius

1) Dibaca untuk penyempurnaan diri

2) Berfungsi sosial, membuat orang lain lebih tahu dan memahami

kehidupan semua manusia

Page 21: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

8

3) Bisa dibaca berkali-kali, yang berakibat bahwa orang-orang harus

melihatnya sendiri, menyimpan dan diabadikan

4) Isinya dapat menantang sikap hidup dan kepercayaan pembaca

5) Jenis novel ini semua novel baik

6) Diperhatikan oleh para kritikus dan biasanya direkomendasikan oleh

mereka untuk dibaca oleh masyarakat.

b. Novel Hiburan

1) Dibaca untuk hiburan semata

2) Berfungsi personal untuk hiburan sendiri saja

3) Dibaca sekali saja (novel sekali dibaca, atau throw away novelis)

4) Isinya hanya menyatakan semu atau fantasi pengarangnya saja

5) Jenisnya bermacam-macam dan menurut tipenya, seperti:

(1) Novel detektif

(2) Novel pencinta sentimental

(3) Novel misteri

(4) Novel ghotik (setan-setan)

(5) Novel kriminal

(6) Novel science fiction

2. Unsur yang Membangun Novel

Untuk mengkaji karya sastra dikenal dua pendekatan yaitu pendekatan

intrinsik dan ekstrinsik. Pendekatan intrinsik adalah pendekatan yang

menyelidiki unsur-unsur karya sastra yang membangun dari dalam seperti

tema, alur, penokohan, tokoh dan pusat pengisahan. Sedangkan pendekatan

Page 22: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

9

ekstrinsik adalah usaha menafsirkan seni sastra dalam hubungannya dengan

lingkungan sosial. Pendekatan ekstrinsik juga berusaha mencari hubungan

dengan ilmu-ilmu lain seperti filsafat, sosial, politik, pendidikan, budaya, dan

agama untuk membedah sebuah karya sastra berupa novel.

1. Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sasatra dari dalam,

yang termasuk unsur intrinsik adalah tema, alur, tokoh, penokohan,

latar/setting, sudut pandang dan amanah.

a) Tema

Tema merupakan pokok pembicaraan yang mendasari cerita.

Nurgiyantoro (2002: 70) menyebutkan bahwa tema adalah dasar cerita atau

gagasan dasar umum sebuah karya prosa. Gagasan dasar umum ini, tetunya

telah ditetapkan sebelumnya oleh pengarang untuk pengembangan cerita. Oleh

sebab itu, ceritanya akan mengikuti gagasa dasar umum yang telah ditetapakan

sebelumnya atau dengan kata lain cerita akan mengikuti tema. Tema bersifat

menjiwai keseluruhan cerita, tidak hanya berdasarkan bagian-bagian tertentu

dalam cerita.

Tema sebagai salah satu unsur fiksi sangat berkaitan erat dengan unsur-

unsur yang alainnya tersebut, tema membentuk satu-kesatuan yang paling

berkaitan untuk membangun sebuah cerita. Oleh sebab itu, tampa unsur lainnya

tema tidak dapat membangun karya fiksi.

Page 23: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

10

b) Plot (alur)

Menurut Stanton (dalam Nurgiyantoro, 2002: 113) bahwa plot adalah

cerita yang berisi urutan kejadian, tetapi tiap kejadian itu hanya dihubungkan

secara sebab akibat. Peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan

terjadinya peristiwa yang lain. Plot juga disebut jalan cerita. Plot merupakan

unsur yang sangat penting dalam sebuah karya sastra. Kegiatan memplotan

merupakan kegiatan memilih peristiwa yang akan diceritakan dan kegiatan

menata peristiwa-peristiwa tersebut kedalam sruktur alinea karya fiksi.

Plot mengandung suspence, yaitu rasa ingin tahu pembaca. Kejadian-

kejadian yang mengandung konflik yang menarik dan mencekam di tampilkan

secara tidak sekaligus sehinga mendorong rasa ingin tahu pembaca. Unsur-

unsur dalam plot meliputi: peristiwa, konflik dan klimaks.

1) Peristiwa

Rosma, (dalam Nurgiyantoro, 2002: 177) mengartikan peristiwa sebagai

peralihan dari suatu keadaan dari keadaan lain.

2) Konflik

Konflik menyoroti pada pengertian sesuatu yang bersifat tidak

menyenangkan yang terjadi dialami oleh tokoh cerita. Konflik adalah sesuatu

yang dramatik, mengacu pada pertarungan antara dua kekuatan yang seimbang

dan meyiratkan adanya aksi dan aksi balasan Wellek dan Warren (dalam

Nurgiyantoro, 2002: 122).

Page 24: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

11

c) Tokoh dan penokohan

Tokoh dalam cerita fiksi dapat dibedakan beberapa jenis penamaan

berdasarkan dari sudut nama penamaan itu dilakukan. Tokoh utama atau

protogonis adalah tokohyang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku

kejadian maupun yang dikenai kejadian. Sedangkan tokoh kedua atau

antagonis adalah tokoh atau pelaku yang menyambungi atau yang

membanyang-banyangi bahkan menjadi musuh tokoh utama. Tokoh protogonis

secara langsung atau tidak alangsung bersifat fisik atau batin. Pada dasarnya,

setiap tokoh dalam karya sastra hadir untuk memperjelas keberadaan tokoh lain

dengan karakter yang berbeda-beda.

Penokohan yang ditemukan dalam karya cerita fiksi adalah pelaku

imajinatif, pelaku yang ada dalam benak pengarang. Pelaku imajinatif itu tidak

akan dijumpai sekalipun dicari di seluruh dunia. Jadi, penokohan atau karakter

adalah pengembangan watak yang meliputi pandangan, pelaku, keyakinan, dan

kebiasaan yang dimiliki para tokoh yang mempunyai tempat tersendiri dalam

suatu karya sastra.

d) Latar/setting

Latar adalah keterangan mengenai waktu, ruang, dan suasana terjadinya

suatu kejadian. Menurut Suroto (1989: 94), latar adalah penggambaran situasi,

tempat dan waktu serta suasana terjadinya peristiwa.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa latar adalah

segala mengenai waktu dan ruang (tempat), dan suasana terjadinya peristiwa.

Page 25: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

12

e) Sudut pandang (point of view)

Sudut pandang menurut Abrama (dalam Nurgiyantoro, 1998: 142),

bahwa menyarankan pada sebuah cerita dikisahkan, ia merupakan cara atau

pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan

tokoh tindakan latar, dan sebagai peristiwa yang membentuk cerita dalam

sebuah karya fiksi kepada pembaca.

Demikian sudut pandang, adalah cara pengarang menampilkan pelaku

dalam cerita termasuk diri pengarang itu sendiri. Sudut pandang cerita itu,

menyatakan bagaimana pengisah (pengarang) dalam sebuah cerita. Apakah ia

mengambil seluruh bagian langsung dalam seluruh peristiwa atau sebagai

pengamat terhadap objek dari seluruh tindakan-tindakan dalam cerita itu.

Pengarang dapat bertindak sebagai tokoh utama yaitu mengisahkan adegan

menggunakan kata ganti orang pertama (Aku, kami). Pengarang dapat juga

sebagai pengamat dengan menggunakan kata ganti kedua (Kau, kamu).

f) Amanah

Amanah adalah gagasan yang mendasari karya sastra atau pesan yang

ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar. Menurut Esten

(1982: 92), amanah merupakan hasil akhir dari pemecahan berbagai persoaalan

yang terkadang dalam tema sentaral. Amanah ada kalanya diungkapkan secara

implisit merupakan sesuatu yang kuarang jelas atau kabur. Adanya kekaburan

memungkinkan mengandung makna ganda. Dengan demikian pesan itu akan

berbeda atau sama lainnya sesuai dengan kadar kemampuan yang dimiliki

setiap orang dalam menghayati setiap persoalan.

Page 26: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

13

2. Unsur Ekstrinsik

Unsur ekstrinsik adalah unsur yang mengandung karya sastra dari luar.

Yang termasuk dalam unsur ekstrinsik adalah psikologi, sosial, budaya,

filsafat lingkungan dan agama.

Unsur ekstrinsik dalam penelitian ini dilakukan pada unsur agama atau

religiulitas karena penulis merasa bahwa setiap pengarang tidak bisa

melepaskan diri dari pengaruh unsur ekstrinsik dalam membuat suatu karya

sastra begitu juga dalam novel Api tauhid karya Habiburrahman El-Siraji.

3. Pengertian nilai

Menurut Alwi (1990: 169) nilai adalah suatu karya sastra yang tinggi

nilainya, sifat-sifat atau hal-hal yang penting dan berguna bagi kemanusiaan.

Sementara itu, Daroesi (1985: 20) mengemukakan bahwa nilai adalah suatu

penghargaan atau kualitas terhadap suatu atau hal, yang dapat dasar penentu

tingkah laku seseorang, karena sesuatu atau hal itu menyenangkan,

memuaskan, menarik, berguna, menguntungkn atau merupakan suatu system

keyakianan. Sedangkan, menurut Poerwadarmanita (1992: 65) nilai adalah

banyak sedikitnya mutu, atau sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna

bagi kemanusiaan.

Nilai merupakan sesuatu yang baik, yang diinginkan, dicita-citakan

dianggap penting dan berguna bagi kemanusiaan. Nilai tidak dapat disentuh

atau ditankap oleh panca indra sehingga disebut pula realita abstrak. Nilai

hanya dapat dirasakan dalam diri masing-masing sebagai daya pendorong atau

prinsip-prinsip yang menjadi pedoman dalam hidup.

Page 27: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

14

Kebudayaan dan masyarakat itu sendiri merupakan nilai yang tidak

terhingga bagi orang yang memilikinya. Nilai agama yang terdiri dari konsep-

konsep yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar warga masyarakat,

mengenal hal-hal yang harus mereka anggap amat bernilai dalam hidup.

Sebagaiman bentuk karya sastra yang lain, novel tentu saja mengandung

sejumlah nilai. Nilai pendidikan, sosial, keagamaan dan sejumlah nilai lainnya

senantiasa diterima dalam karya sastra prosa ini. Demikian pula dalam novel

Api Tauhid karya Habiburrahman El-Shirazy ini terdapat nilai pendidikan dan

agama.

Namun pada penulisan ini penulis hanya memfokuskan pembatasan

terhadap analisis nilai religius.

Adanya nilai-niai yang merupakan rangsangan (stimulus) diterima oleh

pancaindra, menimbulkan suatu proses dalam diri individu yang dapat berupa

suatu kebutuhan, motif, perasaan, perhatian, dan pengambilan keputusan.

Perbuatan susila adalah merupakan wujud dari norma moral, dan norma moral

merupakan ungkapan dari nilai etis. Karena itulah nilai etis menjadi pedoman

tingkah laku dan perbuatan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Nilai etis

bersifat normatif dan tingkah laku perbuatan manusia mengarah kepadanya.

4. Religius

Tamrin (1996: 16) menyatakan bahwa religus berarti perasaan

keagamaan. Yang dimaksud dengan perasaan keagamaan ialah segala perasaan

batin yang ada hubungannya dengan Tuhan, perasaan dosa, perasaan takut

kebesaran Tuhan, adalah contoh mengenai perasaan keagamaan.

Page 28: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

15

Menurut Mangunwidjaya (1988: 12) bahwa religus sastra adalah

seperangkat hidup atau penulis sastra yang akhirnya terefleksi dalam karyanya.

Religus atau religiusitas lebih melihat aspek-aspek yang di dalam lubuk hati,

riak getaran hati nurani pribadi, sikap personal yang sedikit banyak merupakan

intimitas (keakraban) jiwa yakni cita rasa yang mencakup totalitas (termasuk

rasio dan rasa manusiawi) pribadi manusia.

Seseorang manusia yang religius dapat diartikan; manusia yang berhati

nurani, serius, saleh, teliti dalam mempertimbangkan, dan sebagainya. Jadi,

belum dapat disebutkan ia menganut agama apa. Orang yang beragama banyak

yang religus, yang seharusnya memang demikian paling tidak diandalakan

seorang agamanya sepantasnya sekaligus homo religius juga.

a. Tauhid

Tauhid adalah meyakini keEsaan Allah dalam rububiyah, ikhlas

beribadah kepada-Nya, serta menetapaka bagi-Nya nama-nama dan sifat-sifat-

Nya. (Syaikah Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah al-Fauzan, 2014: 19)

Artinya :

Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya:

"Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu sembah,

tetapi (aku menyembah) Tuhan Yang menjadikanku; karena sesungguhnya Dia

akan memberi hidayah kepadaku".( Q.S Az Zukhruf Ayat 26-27)

Page 29: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

16

Sebagai konsekuensinya, maka hanya Tuhanlah yang wajib disembah

dan memohon petunjuk dan pertolongan-Nya serta harus ditakuti (Tauhid

ulihiyyah), bahwa tuhan itu zat yang luhur dari segala-galanya, hakim yang

maha tinggi, yang tiada terbatas, yang kekal, yang tidak berubah-ubah yang

tiada kesamaannya sedikitpun di alam ini. Sumber segala kebenaran dan

kebaikan yang maha adil dan suci. Tuhan itu bernama Allah Swt.

b. Ibadah

Menurut Madjid (2010: 21) kata ibadah berasal dari kata abdan yang

biasa diartikan antara lain dengan mengabdi, tunduk, taat, merendah diri, dan

sebagainya. Secara umum ibadah merupakan bukti manusia kepada Allah Swt,

karena didorong dan dibagkitkan oleh kaidah tauhid, sedangkan secara khusus

ibadah bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah, dengan mentaati segala

perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Ibadah ada yang umum dan ada

yang khusus : yang umum adalah segala amal yang dibolehkan atau diizinkan

akan rinci-rinciannya, tingkat dan cirri-ciri tertentu. Sedangkan ibadah khusus

adalah perbuatan atau amalan yang telah ditetapakan Allah rinci-rincian tingkat

dan ciri-ciri tertentu.

Ibadah merupakan semua perilaku dalam aspek kehidupan yang sesuai

dengan ketentuan Allah Swt. Yang dilakukan dengan ikhlas untuk

mendapatkan Ridho Allah Swt, secara khusus, ibadah adalah prilaku yang

dilalukan atas perintah Allah Swt, dan dicontohkan oleh Rasurullah Saw.

Seperti salat, puasa, zakat, dan sebagaianya. Semua perbuatan itu secara

psikologi merupakan kondisi yang bersifat kejiwaan maupun lahir yang dapat

Page 30: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

17

memberikan corak kepada semua perilaku lainya, bahkan akan dapat

menghindari perbuatan yang tidak terpuji baik terhadap diri sendiri,

masyarakat, maupun lingkungan.

c. Akhlak

Menurut Gofur (2010) Akhlak berasal dari bahasa arab jama dari

khuluqun yang menurut Lughat diartikan adat kebiasaan, perangkat, tabiaat,

watak, adab, dan agama. Kata tersebut mengandung segi-segi persesuaian

dengan perkataan khalaqun yang berarti kejadian, serta erat hubungannya

dengan khaliq yang berarti pencipta dan makhuk berarti yang diciptakan dari

sinilah asal mula perumusan ilmu akhlak yang merupakan koleksi ugeran yang

memungkinkan timbulnya hubungan yang baik antara makhluk dengan khaliq

dan antara makhluk dengan makhluk. Dari pengertian ini, akhlak buakan saja

merupakan tata aturan atau norma perilaku yang mengatur hubungan antara

sesama manusia, tetapi juga norma yang mengatur sesama manusia dengan

Tuhan bahkan dengan alam semesta sekalipun.

Menurut Imam Al-Ghazali (dalam Amaran, 2002: 2) bahwa akhlak

adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan

dengan gampang dan mudah, tampa memerlukan pemikiran, dan

pertimbangan. Akhlak adalah sebuah perantara perilaku seseorang atau

sekelompok orang yang tersusun dari suatu system nilai atau norma yang

diambil dari gejala-gejala alamiah masyarakat (Emang, 2011: 98).

Selain itu adapun pengertian yang hampir sama di atas oleh Aminuddin

(2005: 152) mengemukakan bahwa akhlak adalah suatu sifat yang tertanam

Page 31: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

18

dalam jiwa yang dari padanya yang timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah

tamapa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

Keempat definisi di atas sepakat menyatakan bahwa akhlak atau khuluk

adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga dia akan muncul

secara spontan bilamana diperluakan, tampa memerlukan pemikiran atau

pertimbangan lebih dahulu serta tidak memerlukan dorongan dari luar.

Oleh karena itu, maksud pembuatan manusia dilahirkan dengan mudah

tampa dipikirkan lagi bukan berarti bahwa pembuatan manusia tersebut

dilakukan dengan tidak sengaja atau tidak dikehendaki jadi, pembuatan

manusia dilakukam itu benar-benar sudah merupakan Azimah yaitu kemauaan

yang kuat tentang perbuatan. Jelas sekali bahwa perbuatan manusia itu

memang sengaja dikehendaki apa adanya. Simpulan bahwa akhlak itu muncul

melalui getaran jiwa seseorang untuk melakukan sesuatu dalam kehidupan

kesehariannya. Orang yang mempunyai akhlak yang baik senantiasa takut

kepada Allah Swt., sehingga dalam melakukan sesuatu selalu berdasarkan

kepada Al-Qura’an dan hadis yamg mulia.

5. Religiusitas dalam Karya Sastra

Kajian tentang religiulitas dalam kesustraan sebenarnya telah banyak

dilakukan, tetapi kajian itu sering keliru dalam memformulasikan pengertian

religiusitas. Kekeliruaan yang paling mendasar adalah bahwa religiulitas sering

dianggap sebagai respresentasi sikap yang menentang agama, padahal

religiusitas sangat koheren dengan agama. Keduanya sama-sama berorientasi

pada tindakan penghayatan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Page 32: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

19

Karya sastra sebagai struktur yang kompleks, yang di dalamnya

menyoroti berbagai segi kehidupan termasuk masalah keagamaan layak kita

gali lebih dalam untuk diambil manfaatnya. Kehadiran sastra keagamaan

ditengah-tengah masyarakat pasti mempunyai latar belakang sendiri. Dan

mengetahui latar belakng ini adalah hal yang sangat perlu, Karena dari salah

kita melihat apakah gendre sastra religusitas itu bersifat sementara ataukah

menetap, yaitu mempunyai landasan yang kuat hingga dapat bertahan untuk

selamanya.

Sebelum digali lebih dalam, terlebih dahulu harus diketahui kriteria

religius dalam karia sastra. Secara garis besar kriteria-kriteria religius dalam

karya sastra khususnya dalam novel, menurut Atmosuwito (1987: 123-124)

adalah berisi hal-hal berikut:

a. Penyeragan diri, tenduk dan taat kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b. Kehidupan yang penuh kemuliaan.

c. Perasaan batin yang ada hubungannya dengan Tuhan.

d. Perasaan batin yang ada hubungannya dengan rasa berdo’a.

e. Perasaan batin yang ada hubungannya dengan rasa takut.

f. Pengakuan akan kebesaran Tuhan.

Selain itu ada juga kriteria religiusitas sastra sebagaimana yang

diungkapkan oleh Saridjo (dalam Jassin 1974: 40), yaitu 1) karya sastra yang

melakukan konflik keagamaan, 2) karya sastra yang menitik beratkan kepada

hal-hal keagamaan sebagai pemecah sosial.

Page 33: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

20

Unsur religius dalam karya fiksi bukan termasuk menambah pemeluk

agama, melainkan untuk memperdalam serta memper mudah hubungan

manusia dengan Tuhan melalui pernyataan-pernyataan yang dituangkan dalam

karya sastra itu. Tugas sebuah karya sastra buakanlah memberikan jawaban,

tetapi memberikan pernyataan sehingga pembaca karya itu mampu menemukan

jawaban sendiri.

B. Kerangka Pikir

Dengan memperhatikan uraian pada tinjauan putaka, ada beberapa hal

yang jadikan acuan dalam penulisan ini dengan berdasarkan pada pembahasan

teoritis pada bagian sebelumnya.

Adapun landasan berpikir yang akan dijadikan pegangan acuan dalam

penelitian ini adalah sebagaimana yang diketahui bahwa satra lahir dari

kenyataan sosial yang terjadi di masyarakat. Hal itu yang membangkitkan

imajinasi pengarang untuk menghasilkan sebuah karya sastra yang dapat

mengungkapkan berbagai aspek kehidupan yang mengandung nilai.

Di dalam sebuah novel terdapat kata-kata mutiara, nasehat dan

penampilan masalah sosial serta percakapan tentang persoalan hidup, demikian

pula dengan novel Api Tauhid karya Habiburrahman El-Shirazhy yang di

dalamnya sarat dengan nilai religius.

Page 34: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

21

Bagan Kerangka Pikir

Novel ApiTauhid

Intrinsik Ekstrinsik

Religius

Tauhid Ibadah Akhlak

Temuan

Page 35: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

22

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hal-hal yang

berhubungan dengan cara kerja memperoleh data sampai mendapatkan

kesimpulan. Dalam penelitian ini diterapakan penelitian pustaka yang besifat

deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan religius. Hal yang akan

dibahas adalah nilai-nilai islam.

Metode dalam penelitian ini meliputi: variabel dan desain penelitian,

definisi operasional variabel, data dan sumber data, teknik pengumpulan data,

dan teknik analisis data.

A. Fokus dan Desain Penelitian

1. Fokus penelitian

Fokus penelitian diarahkan untuk memperjelas objek penelitian yang

bersifat kualitataif. Adapun fokus penelitian ini adalah religius dari segi tauhid,

ibadah dan akhlak yang terkandung dalam novel “Api Tauhid” karya

Habiburrahman El-Shirazy. Hal ini didasarkan pada judul penelitian, analisis

nilai-nliai religius dalam novel “Api Tauhid” karya Habiburrahman El-

Shirazy.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, maksudnya penelitian

hanya menjelaskan atau mendeskripsikan mengenai nilai-nilai religius dalam

novel Api Tauhid. Langkah awal ialah mengumpulkan data. Data yang

terkumpul diolah secara deskriptif sesuai dengan tujuan penelitian.

Page 36: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

23

B. Batasan Istilah

Setelah diidentifikasi dan diklasifikasi, maka istilah-istilah yang

digunakan perlu diberi batasan/definisi. Definisi ialah dimaksudkan untuk

membatasi didasarkan cakupan istilah yang dipakai berdasarkan judul

penelitian/kajian, (Marzuki, 2005: 17 ).

Mendefinisikan istilah dimaksudkan untuk menghindari penafsiran ganda

terhadap istilah-istilah yang penulis gunakan dalam penelitian. Maka akan

dijelaskan terlebih dahulu guna memperjelas sasaran yang ingin dicapai dalam

penelitian ini. Adapun istilah yang dimaksud sebagai berikut:

1. Nilai religius adalah nilai keagamaan yang menyangkut nilai tauhid,

ibadah, dan akhlak dalam novel Api Tauhid antara lain:

a. Nilai Tauhid

Nilai Tauhid adalah nilai yang membahas tentang keyakinan yang

dimiliki oleh mahluk ciptaan Tuhan (manusia) tentang keesaan Tuhan yang

menciptakannya.

b. Nilai Ibadah

Nilai ibadah adalah nilai yang membahas tentang ketaatan dan keputusan

dalam mengerjakan segala yang diperintahkan Allah dan menjauhi segala

laranganya, baik yang berhubungan dengan Tuhan maupun dengan sesama

manusia.

c. Nilai Akhlak

Akhlak adalah suatu sifat yang tetap pada jiwa, menggerakkan seseorang

untuk melakukan suatu perbuatan tanpa disadari.

Page 37: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

24

2. Novel

Novel adalah bentuk karangan yang lebih pendek dari pada roman, tetapi

lebih panjang dari pada cerpen, novel menceritakan segala kehidupan yang luar

biasa dalam seluruh hidup seorang tokoh yang menimbulkan konflik yang

menjurus pada perubahan nasib seorang tokoh.

C. Data dan Sumber Data

1. Data

Data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keterangan atau bahan

nyata yang dapat dijadikan kajian (analisis atau kesimpulan). Data yang

dimaksud menyangkut nilai-nilai religius yang terdapat dalam novel “Api

Tauhid” karya Habiburrahman El-Shirazhi.

2. Sumber Data

Sumber data adalah subjek dari mana data diperoleh yang menjadi dasar

pengambilan atau tempat untuk memperoleh data yang diperlukan. Dengan

demikian sumber data dalam penelitian ini adalah novel yang berjudul “Api

Tauhid” karya Habiburrahman El-Shirazy yang diterbitkan di Jakarta oleh

Penerbit Republika, cetakan XI Desember 2015.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan dalam

mengumpulakan data yang berhubungan dengan penelitian ini. Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik baca dan

teknik pencatatan atau pengartuan.

Page 38: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

25

1. Teknik baca

Teknik baca dilakukan dengan cara membaca literatur dan sumber data

yaitu novel Api Tauhid karya Habiburrahman El-Shirazy.

2. Teknik pencatatan

Teknik pencatatan dilakukan dengan cara mencatat dalam kartu yang

telah disiapkan tentang hasil penelitian dan pengamatan terhadap peristiwa

penting dalam jalinan cerita beserta faktor yang menyebabkan munculnya hal

tersebut baik yang tertuang dalam kata, frasa, kalimat, ataupun paragraf yang

diguanakan pada novel Api Tauhid.

E. Teknik Analisis Data

Berdasarkan uraian di atas, maka data dianalisis berdasarkan pendekatan

struktual. Nilai-nilai religius dapat digambarkan secara langsung maupun

secara tidak langsung. Pendekatan secara struktural, memandang novel sebagai

satu kesatuan yang otonom. Setelah data terkumpul peneliti mengolahnya

dengan cara:

1. Memahami secara keseluruhan data penelitian.

2. Mengindentifikasi dan mengklasifikasi data tersebut berdasarkan butir-

butir masalah dan tujuan penelitian.

3. Mengadakan pemeriksaan keapsahan data berupa nilai religius yang telah

diamati sebagai hasil penelitian.

4. Bila hasil penelitian sudah dianggap sesuai, maka hasil tersebut dianggap

sebagai hasil akhir.

Page 39: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

26

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penyajian Hasil Analisis Data

Dalam penelitian ini di bahas mengenai nilai-nilai religius yang

terdapat dalam Novel Api Tauhid Karya Habiburahman El Shirazy.

Adapun isi pembahasan skripsi ini, terbagi atas tiga aspek yaitu: Nilai

Tauhid, Ibadah, dan Akhlak. Ketiga aspek tersebut diuraikan berdasarkan

kategori yang termasuk dalam ketiga aspek tersebut.

1. Nilai tauhid

Adapun nilai Tauhid yang terkandung dalam novel Api Tauhid Karya

Habiburrahman El Shirazy adalah sebagai berikut:

a. Mengesakan Allah Swt.

Mirza pun larut dalam dzikir dalam aliran napas : Huwa Allah, HuwaAllah, Huwa Allah… Dialah Allah, Dialah Allah, Dialah Allah…Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan dia.Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dialah Allah Yang MahaPengasih, Maha Penyayang.Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melaikan Dia.Maharaja Yang Mahasuci, Yang Mahasejahtera, Yang Menjagakeamanan, pemelihara keselamatan, Yang Mahaperkasa, YangMahakuasa, Yang memiliki Segala Keagungan, Mahasuci Allah dariapa yang mereka sekutukan.Dialah Allah, Yang menciptakan, Yang Mengadakan, YangMembentuk rupa, Dia memiliki nama-nama yang indah. Apa yang dilangit dan di bumi bertasbih kepada-Nya. Dan Dialah Mahaperkasa danMahabijaksana.Seluruh syaraf-syarafnya terasa sejuk. Jiwanya hangat dan nyaman. Airmatanya tampa tersa meleleh. Dzikir mengalir dalam nafasnya. (ApiTauhid, 2015: 130).

Page 40: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

27

Kutipan di atas memaparkan bahwa Mirza begitu patuh untuk menjalankan

segala perintah Allah Swt. Sehingga apapun kegiatan dan keluh kesah hatinya

ia mengadu kepada-Nya. Dan ketika tertimpa masalah, Mirza berserah diri

kepada Allah mengharapkan agar diampuni dosanya. Karena Mirza meyakini

tiada yang patut ia cintai di dunia hanya Allah dan junjungan-Nya.

Apakah mereka mengambil tuhan-tuhan dari bumi, yang dapat menghidupkan

(orang-orang mati)? Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain

Allah, tentulah keduanya itu telah Rusak binasa. Maka Maha suci Allah yang

mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka sifatkan. Dia tidak ditanya tentang

apa yang diperbuat-Nya dan merekalah yang akan ditanyai.

“Hai Ahlil Kitab, marilah berpegang kepada suatu kalimat (ketetapan)yang sama diantara kita, bahwa kita tidak menyembah kecuali hanyakepada Allah, dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun,dan tidak pula sebagain kita menjadikan sebagian yang lain sebagaisesembahan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlahkepada mereka; saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang yangberserah diri kepada Allah.” (Api tahid, 2015: 84).

Kutipan di atas menjelaskan keEsaan Tuhan yang cuman satu-satunya yang

pantas disembah dan ditaati oleh setiap orang di dunia ini. Walaupun

kebanyakan agama lain bahwa Tuhan itu lebih dari satu Tuhan, namun

Page 41: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

28

keyakinan umat islam Tuhan itu cuman satu (ahad) yang tiada duanya dan

setara dengannya. Yaitu Tuhan yang Maha Esa.

Tiba-tiba, ia teringat kenapa membaca surat Al-Ikhlas, yangkedahsyatannya seumpama membaca sepertiga Al-Qur’an, iamenghayati, karena di dalam surat Al-Ikhlas ada penegasan Tauhid.Ada pelurusan akan ajaran keliru yang dianut meliaran umat manusiabahwa Tuhan memiliki anak. Kepada nabi pamungkas yaitu NabiMuhammad Saw., Allah menegaskan, Katakanlah (wahai Muhammad),‘Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu.(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak adasesuatu yang setara dengan dia’.”Sebuah konsep ketuhanan yang yang sempurna. Konsep teologi yangtidak ada cacatnya. Tuhan adalah Tuhan yang tidak boleh ada sama dansetara dengannya. Dan tidak ada Tuhan kecuali Allah. Itulah ajarantauhid seluruh nabi-nabi Allah. Ia jadi ingat Al-Maidah Ayat 116 dan117, ah jelas sekali nabi Isa atau Yesus tidak pernah menyatakandirinya atau ibunya sebagai Tuhan yang harus disembah selain Allah.Dia mengajak para pengikutnya untuk menyembah hanya kepada AllahYang Esa, namun ajaran itu diubah. (Api Tauhid, 2015: 79-80).

Kutipan di atas kekaguman Fahmi dengan sejarah yang membuktikan bahwa

banyak sejarah islam yang menganggung aggungkan kebesaran Allah dan

keEsaan Allah yang tiada setara dengan-Nya, Dia tidak beranak dan tidak pula

di peranakkan.

Allah berfirman dalam Al-Quran surah Al-ikhlas ayat 1-4 :

Page 42: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

29

Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang

bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula

diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."

Sejarah mencatat dengan tinta emas puisi Abdullah bin Rawahah yangia lantunkan dengan lantang dalam perang Mu’tah itu.

Wahai jiwaKalaulah tak terbunuh disiniKauNiscaya mati juaDi depanmu jalan kepatian paling sempuranaTelah terhampar seperti yang kau harapkanAyo lakukanlahSeperti kedua kawannyaKau pasti bahagia

Tak tersa air mata mengalir deras membasahi pipinya. Fahmi menangis.ia malu pada dirinya sendiri. Berkaca pada sejarah syuhada itu, paralelaki sejati itu, ia menjadi sangat malu. Detik-detik gugurnya tigapanglima Islam itu dalam perang Mu’tah selalu membakar jiwakasatriannya, Ja’far bin Abi Thalib memegang panji-panji islam dengantangan kanannya. (Api Tauhid, 2015: 88).

Kutipan di atas menggambarkan luapan batin Fahmi tokoh utama ia merasa

terharu dan malu dengan para terdahulu yang berjuang menegakkan kebenaran

agama Allah dengan seluruh jiwa raga.

Sebagaimana Firman Allah dalam surah Al-baqarah, 2: 218

Page 43: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

30

218. Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan

berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah

Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Saat iktikaf tidak ada niat sedikit pun aku ingin bunuh diri. Tidakmungkin itu aku lakukan. Aku orang beriman. Tapi saat ini saat akusakit, aku berharap sakitku ini menjadi sebab mati syahidku di tanahharam, madinah, ini. Bukankah orang mati saat menuntut ilmu karenaAllah bias dinilai mati syahid?Ali dan Subki tidak menjawab.Bukankah dalam sebuah hadis baginda nabi Muhammad Saw, pernahmendorong umatnya, kalau bias memilih tempat untuk mati makadiminta memilih mati dimadinah ini?” lanjut Fahmi.“Memang ada hadis seperti itu?”tukas Subki.Ali menjawab, “ada Sub.”“Nabi bersabda, ‘Barang siapa dari kalian ada yang mampu untuk matidi madinah, maka lakukanlah, sesungguhnya aku akan bersaksi bagiorang yang mati di dalamnya. ‘Hadis ini dalam sunah Ibnu Majah,hadis nomor 3112.” (Api Tauhid, 2015: 19).

Kutipan di atas menggambarkan Fahmi tokoh utama dengan keteguhan iman

dan kuatnya keyakinan kepada Allah untuk selalu beribadah. Fahmi melakukan

iktikaf di mesjid agar selalu mengigat Allah, seluruh hidupnya diserahkan

hanya untuk Allah semata .

b. Mengagumi kekuasaan Allah

“Allah-lah yang mengirimkan angin, lalu angin mengerakkan awan danAllah membentangkannya di langit menurut yang Dia kehendak, dandijadikannya bergumpal-gumpal, lalu engkau lihat hujan keluar daricelah-celahnya, maka apabila Dia kehendaki tiba-tiba merekabergembira.Padahal walaupun sebelum hujan diturunkan kepada mereka, merekabenar-benar telah berputus asa.Maka perhatikanlah bekas-bekas rahmat Allah, bagaimana Allah telahmenghidupkan bumi setelah mati (kering). Sungguh, itu berarti Dia

Page 44: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

31

pasti (berkuasa) menghidupkan yang telah mati. Dan Dia Maha kuasaatas segala sesuatu”. (Api Tauhid, 2015: 147-148).

Kutipan di atas menggambarkan tokoh yang begitu mengagumi dan yakin

terhadap tanda-tanda kebesaran Allah dan sesungguhnya Allah mencintai

keindahan dengan membuktikan lewat fenomena-fenomena Alam yang begitu

indah dan sebagai hambanya yang beriman kita harus selalu memunjinya lewat

tasbih dan zikir yang dipanjatkan manusia sebagai sujud yakin kebesaran

Allah.

“Apa dalil alam ini ada yang menciptakan?“Apakah pakaian yang Anda pakai itu terjadi dengan sendirinya?”Badiuzzaman Said Nursi balik bertanya.“pakaian ini ada yang menjahidnya. Kainnya dan yang menenunnya.”“Apakah kursi yang Anda duduki terjadi dengan sendirinya?”“Ada yang membuatnya tukang kayu yang membuatnya.”“Apakah gedung tempat kita diskusi ini juga terjadi dengan sendirinya?Tiba-tiba ada gedung begitu saja?”“Tidak, gedung ini jelas ada yang merancang dan membangunnyadengan teliti dan detail.”“Coba dipikir. Kalau hal-hal sederhana seperti pakaiaan, kursi dangedung saja tidak bisa terjadi dengan sendirinya, terus bagaimanadengan alam semesta yang sedemikian luas dan sanagat rumitaturannya. Apakah bisa terjadi dengan sendirinya tampa ada yangmerancang, menjadikan dan menjaganya?Akal sehat akan menyatakan alam semesta ini pasti ada yangmenciptakan dan menjaganya hanyalah Dzat yang Maha Kuasa, dialahAllah Saw”. (Api Tauhid, 2015: 288).

Kutipan di atas menjelaskan bahwa kekuasan Allah di bumi ini sangat besar

dan maha luas. Juga kenikmatan yang diberikan kepada setiap pribadi manusia

merupakan sebagian kecil dari kekuasan Allah yang diperlihatkan kepada

manusia. Oleh karena itu, setiap manusia wajib menyembah dan memuji Allah

Page 45: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

32

sebagai penguasa di atas segala-galanya, begitu pula dalam ayat-ayat Allah

banyak dijelaskan bahwa Tuhan bukan hanya sebagai penguasa yang berkuasa

atas segala sesuatu tetapi Tuhan juga memiliki makna mendidik.

Mendidik disini dimaksudkan bahwa Tuhan sebenarnya secara tidak

langsung mendidik dan mengarahkan manusia dan makhluk lainnya untuk

berbuat kebaikan hal ini di tunjukkan oleh Allah dengan menurunkan kitab-

kitab (wahyu) kepada nabi dan rasul terdahulu untuk diamalkan dan diteladani

oleh umat manusia, agar manusia senantiasa berbuat baik dan tidak membuat

kekacauan di muka bumi. Dan yang paling utama adalah manusia disuruh

menyembah Allah, mengagumi berbakti dan mengakui kebesaranya.

Firman Allah dalam Surah An Nur, 24: 1

1. (ini adalah) satu surat yang Kami turunkan dan Kami wajibkan (menjalankan

hukum-hukum yang ada di dalam)nya, dan Kami turunkan di dalamnya ayat

ayat yang jelas, agar kamu selalu mengingatinya.

c. Penyerahan diri kepada Allah

“Tapi aku tidak mau dibelenggu rasa benci. Tapi harus bagaiman? Apayang harus aku lakukan? Akhirnya aku teringat kisah Nabi Ya’qubketika ia berada dalam puncak kesedihannya melihat pakaian Yusufberlumuran darah palsu. Nabi Ya’qub berkata, “…maka hanyabersabar itulah yang terbaik (bagiku). ”dan setiap kali Nabi Ya’qubmengigat Yusuf, dengan sedih dia berkata, inna asyku batstsi wa khuzniilallah.” (Qs. Yusuf: 86). Hanya kepada Allah aku mengadukankesusahan dan kesedihanku”. (Api tauhid, 2015: 68).

Page 46: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

33

Kutipan di atas menggambarkan luapan batin tokoh utama untuk selalu

mengigat Allah dan melupakan kesedihannya, karena hanya kepada Allah lah

tempat mengadukan segala masalah.

“Fahmi terus berdzikir. Kepada Allah, Fahmi berdoa dalam hati sampaimenangis,”Ya Allah, aku menghafal kitab sucimu semata-mata demimeraih ridha-Mu. Jangan kau izinkan daging dan darah yang digunakanuntuk menghafal kitab suci-Mu ini dimakan ajing, ya Allah.”Dengan air mata meleleh, Fahmi memandang mata anjing yang buasitu. Ajing pertama langsung diam tidak menyalak, demikian juga anjingyang kedua dan ketiga. Mata anjing itu juga berkaca-kaca sepertimenagis. Anjing-anjing itu lalu seperti duduk di lantai itu dan diamtidak galak dan menyalak. Aysel takjub melihat itu.“Allahu akbar!”lirih Aysel”. (Api Tauhid, 2015: 537).

Kutipan di atas menggambarkan bahwa Fahmi, memohon dan benar-benar

berserah diri dengan kehendak Allah, agar diselamatkan dari cengkraman ajing

buas yang siap melahapnya. Dengan izin dan kuasa Allah anjing-ajing itu pun

jinak dihadapan Fahmi dan tidak menggigitnya. Sebagaiman firman Allah Swt

dalam Qs.Al-Baqarah: 152

152. karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula)

kepadamu[98], dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari

(nikmat)-Ku.

“Dari Leningrat, Said Nursi berjalan kaki menembus musim dinginyang luar biasa dingin menuju Warsawa.Said Nursi merasa dirinya sangat lemah. Hanya Allah tempat berlindun.Terkadang ia merasa ajal sudah ada di depan mata. Hal itu semakin

Page 47: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

34

membuat dirinya hanya bisa pasrah total kepada Allah. Tidak ada putusasa, yang ada adalah penyerahan diri kepada Allah dengan memohonpertolongan Allah”. (Api Tauhid, 2015: 399).

Sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Baqarah 2: 218

218. Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan

berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah

Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

“begitulah ulama sejati. Kedekatan mereka dengan Allah membuatsuara mereka tidak bisa dihalangi apapun juga,”sahud Hamzah.“saya teringat salah satu perkataan Ustadz Said Nursi, ’Siapa yangmengenal dan menaati Allah, maka ia akan bahagia walaupun berada didalam penjara yang gelap gulita. Dan siapa yang lalai melupakan Allah,ia akan sengsara walaupun berada di dalam istana yang megahmempesona,”lirih Imel.Mendengar petikan kalimat itu, semua mengucapkan tasbih. (ApiTauhid, 2015: 506).

Kutipan di atas menjelaskan bahwa Hamza mengigatkan pada teman-temannya

keteguhan iman Ustadz Said Nursi dan murid-muridnya di dalam penjara yang

gelap gulita. Dan mengutip kata-kata Ustadz Said Nursi bahwa siapa yang lalai

melupakan Allah, ia akan sengsara walaupun berada di dalam istana yang

megah mempesona. bertapa nikmat iman, nikmat islam sangatlah indah,

dengan selalu mengigat Allah.

Page 48: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

35

“aku pastikan kau akan tenggelan di Sungai Tigris dan tubuhmudicabik-cabik buaya, “sahut Mustafa Pasya yakin.“Nyawa ku ada dalam genggaman Allah, aku akan mati jika sampaiajalnya. (Api tauhid, 2015: 227).

Kutipan di atas memberikan gambaran bahwa setiap makhluk yang bernyawa

pasti akan menghadapi kematian dan itu adalah salah satu takdir yang harus

diyakini oleh setiap umat manusia yang ada di muka bumi ini, setiap yang

dicintai itu akan kembali kepada yang menciptakan yakni Allah Swt. Akhirnya

tempat tinggal manusia yang kekal dan abadi. Dunia ini adalah tempat

persinggahan sementara. Disinilah manusia senantiasa meyakini dengan hati

bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah milik Allah Swt. Kita

sebagai makhluk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah, dan meyakini

tanda-tanda kebesaran Allah Swt.

2. Nilai Ibadah

a. Mengerjakan Shalat

“Subuh menyapa Istambul. Salju masih menumpuk dimana-mana.Kumandang azan dari menara-menara masjid yang bertebaran seanterokota hanya mampu menggerakkan mereka yang dalam keimanan akanperjumpaan dengan Tuhannya. Fahmi membangunkan Hamza danSubki. Ketiganya lalu keluar dari vila itu menembus udara dingin yangmenusuk untuk shalat shubuh bejama’ah di masjid”. (Api Tauhid, 2015:116).

Kutipan di atas memberikan gambaran bahwa Fahmi, Hamza dan Subki, selalu

melaksanakan shalat berjamaah di mesjid karena berjamaah di masjid lebih

besar pahalanya.

Page 49: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

36

Suara azan Ashar mengalun dari menara-menara masjid yangbertebaran diseluruh penjuru Madinah. Angin dingin berhembuskencang seolah memenuhi panggilan adzan. Pohon-pohon kurmabergoyang-goyang seumpama ribuan manusia yang menganggukmenjawab pangilan adzan. Fahmi dan teman-temannya bergegasmengambil air wudhu untuk bersegera sembahyang. (Api Tauhid, 2015:71-72).

Kutipan di atas memberikan gambaran bahwa fahmi dan teman-temannya,

selalu melaksanakan shalat dalam keadaan apapun, perilu kita ketahui bahwa

setiap manusia wajib untuk melaksanakan shalat, karena shalat adalah tiang

agama. Pondasi keimanan yang paling kokoh, dan salah satu pahalanya yang

akan dihisab kelak adalah shalat.

Melihat binatang gembalanya aman, Mirza kembali menunaikan wiridpaginya yaitu shalat dhuha. Di bawah sebuah pohonnan rindang, tampaalas apapun, Mirza bertakbir menghadap kiblat, dan larut dalamkhusyuk untuk rukuk dan sujud kepada Allah. (Api tauhid, 2015: 129).

Nilai ibadah pada kutipan di atas adalah membiasakan diri untuk melakukan

shalat Dhuha sebagai bentuk kesyukuran atas nikmat jasmani kita dan juga

dengan shalat Dhuha, Allah senantiasa melimpahkan rahmat kepada kita dalam

segala usaha yang dilakukan.

Fahmi beranjak dari depan laptopnya untuk mengambil air wudhu. Taklama kemudian, ia telah tersungkur dalam rukuk dan sujud panjangnyamengadu dan menyerahkan segalanya kepada Allah Swt.Fahmi turun dari tempat tidurnya mengambil wudhu. Lalu ia tenggelamdalam shalat malam. Dalam rukuk dan sujudnya ia meminta kebaikandunia akhirat untuk dirinya dan untuk seluruh umat Nabi MuhammadSaw.Sementara di luar salju tipis terus turun. Alam bertasbih dalam gigildingin yang mencekam. Pepohonan yang sekarat kedinginan bertasbihdengan tasbih Nabi Yunus, berharap agar musin dingin segera berlaluberhenti musim semi yang cerah dan segar.

Page 50: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

37

“laa ilaaha illa Anta, subhaanaka inni kuntu minazh zhaalimin”. (ApiTauhid, 2015: 276).

Kutipan di atas memberikan gambaran bahwa Fahmi melaksanakan Shalat

Thajud berdoa dan menyerahkan segalanya kepada Allah Swt karena dengan

shalat merupakan sarana media komunikasi yang ambuh antara hamba dan

Tuhannya di kala malam sunyi. Bergitu pula saat melakukan Shalat Thajud,

malaikat akan turun kebumi untuk mengabulkan permintaan setiap orang

dikala dia shalat. Menurut Al-Quran adalah alat mensucikan hati manusia agar

dapat berhubungan dengan Allah Swt. (Q.s. Al-Israa’17:79)

79. dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai

suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu

ke tempat yang Terpuji.

Fahmi menyempatkan shalat Tahiyatul Masjid di dalam Masjid Mevlidi-halil, diikuti yang lain. Setelah itu mereka melihat kolam Halil urRahman, tempat dimana dulu Nabi Ibrahim dibakar. Sebagianmasyarakat memercayai bahwa setelah Nabi Ibrahim dibakar dan apimenjadi dingin. Nabi Ibrahim selamat. Semua itu atas izin Allah Swt.Lalu api itu berubah jadi air dan sisa-sisa ranting kayunya menjadi ikan.Begitulah konon, asal usul kolam itu. (Api Tauhid, 2015: 281).

Kutipan di atas menggambarkan sosok Fahmi yang selalu bersyukur dengan

melaksanakan shalat Tahiyatul Masjid.

Page 51: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

38

Sebagaimana Firman Allah dalam surah Al-Ankabut, 29: 45.

24. Maka tidak adalah jawaban kaum Ibrahim, selain mengatakan: "Bunuhlah

atau bakarlah dia", lalu Allah menyelamatkannya dari api. Sesungguhnya pada

yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi

orang-orang yang beriman.

b. Zikir kepada Allah

Mirza lau mengigat pesan ayahnya, bahwa setiapa tarikan danhembusan nafas adalah nikmat dari Allah yang akan dimintaipertanggungjawabannya kelak. Maka setiap tarikan dan hembusannafas harus selalu mengigat Allah. Ayahnya mengajarkan setiapmenarik nafas disertai dzikir juaga setiap menghembuskan napas adalahdzikir. (Api Tauhid, 2015: 129).

Kutipan di atas menggambarkan seorang tokoh yang senantiasa mengigat Allah

dengan berzikir, karena dengan mendekatkan diri kepada Allah hati menjedi

tenang.

Kutipan yang senada dengan kutipan di atas adalah:

Selesai shalat magrib sambil berdzikir, Fahmi rebahan di kasur,perutnya mersa melilit. Di dapur ada roti tapi ia malas turun ke bawah.Ia khawatir kedua matanya tidak bisa ditahan untuk melihat tubuh gadisyang sedang tidur di sofa dengan pakaian tipis ketat. Apalagi gadis itubangun terus mengajaknya bicara, ia akan seba salah tingkah. Maka iamemilih rebahan sanbil terus berzikir berharap Hamza dan Subki segerasampai di vila secepatnya. (Api Tauhid, 2015: 109).

Page 52: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

39

Sebagaiman Firman Allah Swt dalam surah Ar-ra’ad, 13: 28

28. (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram

dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati

menjadi tenteram.

c. Berdoa kepada Allah

Fahmi membaca doa, Allahumma jannibnasy syaithan wa jannibisysyaithana ma razaktana. Jiwa Fahmi menyatu dengan jiwa Nuzula,istrinya. Tanda-tanda kebesaran Allah yang melimpahkan sakinah iarasakan sepenuh jiwa dan penghayatan. Para bidadari cemburu dengankemesraan mereka .Selesai ibadah, Nuzula menangis sesegukan. Fahmi cemas.“Kenapa menangis, dinda? Apa kau menyesal?”“Bukan.”“Kenapa?”“Aku menangis karena bahagia. Subhanallah. Maha suci Allah. Jalanyang halal dan suci begini, indah rasanaya. Kenapa akau nyaristergelincir dalam jalan yang kotor dan keji. Dan kenapa banyak anakmuda dan orang-orang memilih jalan yang kotor dan keji. Segala pujibagi Allah yang telah menyelamatkan diriku dan meletakkan diriku dijalan kesucian ini.” (Api tauhid, 2015: 575).

Kutipan di atas menggambarkan sosok Fahmi yang selalu berdoa dikala susah

maupun senang dan memohon kepada Allah dijauhkan godaan syeitan yang

selalu menggoda manusia.

Kutipan yang senada dengan kutipan di atas adalah:

Fahmi kembali kekamarnya. Senyum Aysel masih membayang, iakhawatir menggangu hafalan Al-Qurannya. Ia mencoba mengigat surahAz Zumar.Tanziillul kitaabi minaLlaahil ’aziizirbhakiim.

Page 53: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

40

Alhamdulillah, ia masih mengigatnya dengan sangat baik. Fahmi jaditeringat doa yang sering dibaca oleh Hamza setiap kali selesai shalatfardhu. Hamza mengatakan itu adalah doa yang juga sering dibaca olehulama legendary Turki, Syeikh Badiuzzaman Said Nursi, setiap kalishalat fardhu:Allahhumma ajirna min syarrin nisaa’Allahhumma ajirna min balaa’in nisaa’Allahhumma ajirna minfitnatin nisaa’Allahhumma ajirna min ’adzabil qabriAllahhumma ajirna min ‘adzabi yaumil qiyamahYa Allah selamatkan kami dari buruknya perempuan, ya Allahselamtkanlah kami dari fitnah perempuan, ya Allah selamatkanlah kamidari azab kubur, ya Allah selamatkanlah kami dari azab harikiamat.Dan tampa sadar Fahmi mengulang-ulang doa itu. (Api Tauhid, 2015:113).

Kutipan di atas menggambarkan bahwa berdoa adalah hal yang terbaik yang

bisa dilakukan manusia terhadap masalah dihadapinya demi memohon

petunjuk kepada Allah Swt.

Sebagaimana firman Allah dalam surah An-Nuur, 24:30

30. Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka

menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu

adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa

yang mereka perbuat".

Page 54: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

41

“boleh aku membaca doa untukmu, untuk kita?”Nuzula mengangguk. Lalu telapak tanganku memegang ubun-ubunkepalanya dengan bergetar. Lalu aku berdoa, “Allahumma inni as’alukamin khairiha wa khairi ma jabaltaha wa a’udzubika min syarriha wasyarri ma jabaltha.”Artinya: ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mukebaikannya dan kebaikan wataknya dan aku mohon perlindungan-Mudari kejahatannya dan dari kejahatan wataknya. (hadis yangdiriwayatkan Imam Bukhari, Ibnu, dan Abu Daud)”. (Api Tauhid, 2015,57).

Kutipan di atas menggamabarkan bahwa Fahmi berdoa untuk istrinya, semoga

istrinya menjadi istri yang soleha selalu taat kepada suami karena menikah

adalah bagian dari ibadah kepada Allah.

d. Nikah

Akhirnya di pagi yang sakral, akad nikah itu terjadi di rumah Pak KyaiArselan. Aku mengenakan setelan jas hitam, berhem putih, dan berpecihitam. Pak Kyai Arselan sendiri yang mengakad dengan bahasa Arabdan aku jawab dengan lancar mahar dan semua barang diberikankepada Nuzula. Selesai akad Pak Kyai, Amir, adik Kyai Arselanmemimpin doa. Setelah acara sungkeman, Pak Kyai Arselanmengigatkan bahwa diriku dan Nuzula belum bisa bergaul layaknyasuami istri. Aku mengangguk, lalu aku memohon izin kepada KyaiArselan agar diperkenankan doa barakah untuk istriku dan shalat duarakaat. Dan Pak Kyai Arselan mengizinkan. (Api Tauhid, 2015: 55-56).

Untuk menyempurnakan ibadahnya kepada Allah Fahmi tokoh utama

melangsungkan pernikahan dengan Nuzula. Adapun ayat yang berkaitan

dengan menikah yaitu dalam surah Ar-Rum, 30:21.

Page 55: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

42

21. dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu

isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram

kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi

kaum yang berfikir.

3. Nilai Akhlak

a. Berbakti Kepada Orang Tua

“Kedua saudara iparku itu menggeleng. Mereka tidak beranimemberikan pendapatnya.“Fahmi ingin mendengar penapat ibu,” kataku sambil menatap wajahibuku. Aku berharap dari lisan ibu terbit kalimat yang memantapakanhatiku.” (Api Tauhid, 2015: 53).

Akhlak merupakan tingkah laku, budi pekerti yang melekat dalam jiwa

seseorang untuk melakukan hal atau perbuatan, dan Akhlak juga sering

disebut dengan moral. Tingkah laku yang baik terhadap orang tua adalah

termasuk berakhlak kepada orang tua. Seperti halnya dilakukan Fahmi bahwa

mempersilahkan ibunya untuk memberikan pendapatnya karena Fahmi yakin

pedapat ibunya bisa memantapkan hatinya.

Dari nadanya, Hamza tampak keberatan Aysel mau ikut rombongan ituke sanliurfa. Hamza tau itu akan membuat kurang nyaman Fahmi danSubki.Tiba-tiba, ibu Hamza, berdiri dan berjalan mendekati Hamza, “BiarkanAysel ikut, biar ditemani Emel. Emel juga belum bernah ke Sanliurfa.Dia biar tau juga kota Nabi Ayyub itu.”Hamza paling tidak bisa menolak titah ibundanya.“baiklah bu. Saya musyauwarah dengan teman-teman”. (Api Tauhid,2015: 150).

Page 56: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

43

Kutipan di atas menggambarkan seorang anak yang tidak bisa membantah titah

ibunya, selalu berbakti pada orang tuanya, sebagaimana firman Allah Swt

dalam Al-Qur’an suarah Al-Ahqaf, 46: 15

15. Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang

ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya

dengan susah payah (pula).

Aysel tiba-tiba teringat pada ibunya. Ia mendoakan ibunya semogabahagia di alam sana. Aysel berjanji dalam hati, meskipun ia tidakseberuntung Said Nursi yang memiliki ibu sebaik Nuriye. Ia berjanjikelak memiliki anak, akan menyayangi dan mendidiknya sebagaimanaNuriye mendidik Said Nursi. Dan ia merasa itu tidak akan bisa ialakukan kalau jiwanya masih kacau balau seperti sekarang. (ApiTauhid, 2015: 163).

Pada kutipan di atas dapat digambarkan sosok Emel yang mendoakan ibunya

yang telah tiada di dunia ini. Dalam agama Islam bahwa sebagai orang muslim

sangat dianjurkan untuk berbuat baik kepada Ayah dan Ibu, dan salah satunya

dengan mendoakannya.

Sebagaimana Allah berfirman dalam surah Nuh, 71: 28

Page 57: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

44

28. Ya Tuhanku! ampunilah Aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahKu

dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. dan

janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain

kebinasaan".

b. Sabar

“Bapak merasa tersenggung atas perlakuan mertua mas, itu.”“Tanyakan pada bapak, aku harus bagaimana dik?Apa mas harus menceraikan, Nuzula sekarang?”“Meskipun pabak sangat tersinggung, tapi bapak minta, mas bersabar,pikirkan matang-matang, apakah mau menceraikan atau tidak. Bapaksangat sedih, sebab dalam tradisi keluarga kita tidak ada istilah cerai.Doakan ibu ya, mas.”“iya.” (Api Tauhid, 2015: 67).

Kutipan di atas menggambarkan bahwa Fahmi harus bersabar dengan berbagai

masalah, meski mertuanya mengiginkan dia menceraikan istrinya, akan tetapi

keluarganya mengiginkan yang terbaik untuk Fahmi. Tidak mengizinkan fahmi

untuk menceraikan istrinya karena dalam islam itu sendiri sangat membenci

yang namanya perceraian, meski masalah itu sebesar apapun Fahmi tetap

bersabar. Dijelaskan pula dalam Al-quran surah Al-Imran, 3: 200

Artinya : hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamunndan kuatkanlah

kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negrimu) dan

bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.

Page 58: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

45

Ia membayangkan indah dan dan romantisnya jika yang berada dalamvila itu adalah ia dan Nuzula. Ya ia dan Nuzula, bukan gadis turki itu.Ah, ini godaan setan datang lagi. A’udzubillahiminasysyaithaanirrajim!Tegas Fahmi dalam hati.Fahmi teringat nasihat kyainya di pesantren dulu.“Hawa nafsu selalu mengiming-iming dengan kelezatan semu.Bersabarlah jangan turuti hawa nafsu! Bersabar melawan hawa nafsuakan menyampaikan dirimu pada tujuan sucimu!” (Api Tauhid, 2015:106-107).

Kutipan di atas akhlak yang tercermin pada diri tokoh yaitu sikap sabar dalam

taat kepada Allah Swt. Tokoh tidak mau menuruti hawa nafsunya hanya untuk

kesenangan sesaat.

Sebagaimana firman Allah dalam surah An-Nuur, 24: 30

30. Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka

menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu

adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa

yang mereka perbuat".

“Saya sudah tidak sabar menunggu kelanjutan kisah SyaikhBadiuzaman Said Nursi, “Kata Subki.“ Bersabarlah,, karena sabar itu selalu manis buahnya,” jawab Bilal.Semua yang ada di ruangan itu tersenyum. (Api tauhid, 2015: 184).

Kutipan di atas menggambarkan bahwa kita untuk selalu bersabar karena

kesabaran itu selalu berbuah manis.

Page 59: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

46

c. Tolong-menolong

Fahmi tidak tega membiarkan gadis itu kedingian di luar. Maka iapersilahkan masuk. Dan mau tidak mau, pintu pun ia tutup untukmenghalangi udara dingin masuk. Fahmi mempersilahkan duduk disofa. Gadis itu melepas sepatu botnya serta jaket tebal yang ia pakai.Jaket itu ia letakkan di tempat biasa untuk menggantung jaket dimusimdingin. Jantung Fahmi sedikit berdesir, sebab begitu jaket tebal itulepas, gadis itu tampak memakai pakean yang ketat menempel di badanmeskipun berlengan panjang. Sekilas Fahmi menangkap lekukantubuhnya.A’udzubillahi minasy syaithaanirrajim, lirih Fahmi dalm hati. (ApiTauhid, 2015: 103-104).

Kutipan di atas menggambarkan bahwa Fahmi mempunyai akhlak yang baik,

dia memperilahkan tamunya untuk masuk karena tidak tega membiarkan gadis

itu kedingian di luar, meski mereka hanya berdua di dalam vila tetapi fahmi

memperlakukan wanita sesuai ajaran agama, ia juga mengetahui adab dalam

berprilaku. Ia mengetahui bahwa gadis itu bukan muhrimnya. Ia tetap menjaga

kesopanan terhadap siapapun dan menjaga pandangannya.

d. Bersyukur

Alhamdullilah!Ia bersyukur kepada Allah Yang Maha member rezeki. Tiba-tiba iaseperti ditegur oleh nuraninya, ia teringat sabda Baginda Nabi, “tidakberterima kasih kepada Allah orang yang tidak bisa berterimakasihkepada sesama manusia.” Apakah sedemikian kaku dan keras hatinyasampai ia tidak berterima kasih kepada gadis itu. Ah, ia jadi sedikitterhibur, bahwa gadis itu pasti ada hubungan baik dengan Hamza.Tidak mungkin ia sesantai itu berada di vila tersebut kalau bukan orangdekat Hamza. Kalau dia, misalnya, gadis yang jahat atau berniat jahat,pastilah saat ia tidur tadi ia sudah pergi dengan membawa barang-barang berharga yang ada dalam rumah itu.Fahmi bangkit dan melangkah keluar kamarnya. Ia melonggokkebawah keruang tamu.

Page 60: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

47

“Hai, terima kasih pitzzanya ya?”Aysel menengok ke atas, memandang Fahmi sambil tersenyum. DadaFahmi sedikit berdesir melihat senyum itu. Menundukkan pandangantidak mudah dalam keadaan seperti itu.“Itu, namanya Lahmacun. Kalau masih kuarang ini masih ada. Ayoturunlah, kita berbincang-bincang.”“terimah kasih, saya di kamar saja”. (Api Tauhid, 2015: 112-113).

Ungkapan rasa syukur Fahmi di atas merupakan kesadaran diri seorang hamba

Allah yang harus senantiasa menyukuri nikmat-Nya. Fahmi menyadari bahwa

kebaikan Aisel dan harus berterimakasih. (Q.S. Ibrahim:14: 7)

7. dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika

kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika

kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

Sultan Muhammad Al-Fatih meminta kepada pasukannya untukberlembah lembut dan berbuat baik kepada semua orang. Beliau laluturun dari kudanya, kemudian menghadap kiblat dan sujud syukurkepada Allah ‘Azza wa jalla.Fahmi seperti menyaksikan langsung bagaimana Sultan MuhammadAl-Fatih sujud syukur. Seketika itu juga Fahmi menghadap kiblat dansujud syukur. Ia bersyukur kepada Allah yang telah memberinyakarunia luar biasa sampai di bumi Sultan Muhammad Al-Fatih, iabersyukur mengetahui sejarah emas kemenangan pasukan Islammenaklukan Kostantinopel. Ia bersyukur Allah memberinyakenikmatan yang lebih mahal dari dunia seisinya, yaitu iman dan Islam.(Api Tauhid, 2015: 101).

Rasa syukur merupakan unsur penting antara seorang hamba di depan Tuhan

Yang Maha Kuasa. Dalam kehidupan sehari-hari, rasa syukur merupakan etika

kesadaran sebagai seorang hamba yang sadar akan semua karunia Allah yang

Page 61: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

48

maha suci. Rasa syukur ini menjadi hal yang semakin untuk ditanamkan untuk

lebih mendekatkan diri kepada Allah.

Setelah dengan penuh kasih sayang mereka menemaniku, merawat dirumah sakit. Mereka masih sangat perhatian padaku dan merawat sertamemanjaka diriku saat aku sudah kembali ke asrama setelah keluar darirumah sakit.Aku merasa indahnya, ukhuwah fillah, persaudaraan dijalan Allah. Adasetetes penawar, dalam luka jiwa yang belum sembuh. Ciuman tujuhdetik itu masih sering membayang. Aku bersyukur bahwaitu adalahciuman yang halal, bukan ciuman yang haram. (Api Tauhid, 2015: 69).

Untuk dapat bersyukur dengan baik, kita harus mengetahui bahwa karunia

Allah itu saja yang bersifat materi, namun mencakup banyak hal, misalnya

kesehatan, kekayaan, keahlian, kesempatan, dan lain sebagainya. Bahkan

karunia terbesar yang telah diberikan Allah adalah keimanan. Maka tak pelak

lagi, bila kita mesti tergugah dan sadar untuk selalu memelihara dan

memupuknya sebagai realisasi rasa syukur kita terhadap karunia Allah.

e. Bersedekah

Air mata ibu itu bercucuran.Fahmi adalah orang yang mudah tersentuh. Seketika itu ia melepas jamtangannya. Fahmi menjawab dengan bahasa Arab.“Allah ma’aki insya Allah, laa takhaafii wa laa tahzanii, hadzihi aghlasyai’in ‘indi khudzi, tafadhali!”Swmua terpata melihat apa yang dilakukan Fahmi. Yang diulurkanfahmi itu adalah jam bermerek yang cukup mahal.“itu Tag Heuer kan?” sergah Aysel.“Iya.”“Jangan!Biar saya yang kasih dia.”“Biarkan. Jangan halangi saya beramal!Fahmi tetap mengulurkan jam kesayangannya itu. Ibu itu punmenerimanya dan menciumi jam itu dengan air mata terus meleleh.(Api Tauhid, 2015: 297).

Page 62: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

49

Kutipan di atas menggambarkan sikap kedarmawanan Fahmi yang senantiasa

membantu orang yang membutuhkan banyak bantuannya. Perlu diketahui

dalam ajaran islam kita dituntut untuk banyak bersedekah dan saling memberi.

Tujuannya adalah untuk meringankan beban orang-orang yang tidak mampu

dan tidak berkecukupan terutama fakir miskin, juga dengan bersedekah kita

sucikan harta kita dari hal-hal yang berbau riya. Karena setiap rezki yang

diberikan Allah kepada kita, ada hak untuk orang-orang tidak mampu untuk

kita berikan kepada mereka, agar terjalin silaturahmi dan hubungan yang baik

antara yang kaya dan yang miskin, juga tidak menimbulkan kesenjangan sosial

dalam masyarakat.

Allah berfirman dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 261, yaitu:

261. perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang

menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang

menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat

gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas

(karunia-Nya) lagi Maha mengetahui.

Page 63: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

50

f. Berbaik sangka pada orang lain

Tiba-tiba kelebatan mimpinya di depan pintu Mesjid Nabawi itu hadirbegitu saja. Kyai Arselan minta maaf atas segala kesalahannya.Pengasuh Pesantren Manahilul Hidayat itu lalu memberikan serbannyakepada Fahmi dan mintanya mengajar di pesantrennya.“Aku sudah mengikhlaskan semuanya, Pak Kyai,” lirih Fahmi.Fahmi lalu membalas emal adiknya. Ia meminta adiknya agar menjagaadab dan tatak karma, apalagi kepada seorang ulama. Ia sudahmengikhlaskan, maka Rahmi juga harus mengikhlaskan. Ia jugamengigatkan, agar adiknya lebih mengedepankan baik sangka daripadaburuk sangka, apalagi kepada orang yang sudah wafat. (Api Tauhid,2015: 318-319).

Kutipan di atas menggambarkan bahwa walaupu kita merasa kecewa kepada

seseorang, tapi kita harus bersikap sopan. Firman Allah dalam surah Al-

Baqarah,2:82

82. dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni

surga; mereka kekal di dalamnya.

g. Memberi salam

Pada saat itu pintu kamar terbuka dan muncullah sosok berwajah Turki.“Assalamu’alaikum.”“Wa’alaikumussalam.”“Pasti kalian sudah lapar?”“Iya. Saya baru mau keluar cari makan,”jawab subki.“Ini aku bawakan kebab Turki.” (Api Tauhid, 2015: 22).

Kutipan di atas menjelaskan tentang kewajiban mengucap salam ketika

seseorang akan memasuki rumah orang lain agar orang yang punya rumah

mengetahui kedatangan kita merasa dihomati. Memberi salam bukan hanya

Page 64: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

51

pada saat akan memasuki rumah orang tapi salam bisa diucapkan di mana pun

kita berada asal sesuai ketentuan dan kewajaran, seperti pada saat kita

berceramah di depan umat muslim, bertemu di jalan atau tempat umum, dan

sebagainya. Salam sangat besar manfaatnya. Karena, salam merupakan suatu

doa, baik bagi yang menberi sa;am maupun yang diberi salam, supaya hidup

kita senantiasa di rahmati dan diberi keselamatanoleh Allah Swt.

Aku bergesas cepat ke kamar mengangkat telpon. Dari nomor takdikenal. Tetap aku angkat.“Halo. Assalamu’alaikum.”“Wa’alaikumussalam. Ini dengan Ustad Fahmi”? Tanya suara diseberang sana, entah di mana. Suara laki-laki. Suara itu tampakbersahabat sekali.”“iya benar. Ini siapa?”“Saya Salim, Ustadz. Saya asistennya Pak Kyai Arselan Yosowilangun.Dari Pesantren Manahilul Hidayat. Katanya dua bulan yang lalu PakKyai jumpa ustadz di Madinah.”“Oh iya, benar. Ada yang bisa saya bantu?”“Pak Kyai minta saya konfirmasi ke ustadz, apa ustadz besok ada dirumah?”“Insyaallah saya di rumah.” (Api tauhid , 2015: 44-45).

Kutipan di atas menggambarkan seorang muslim harus mengucap salam,

karena dalam islam mengucap salam hukumnya sunnah dan menjawabnya itu

wajib, sebagaimana firman Allah Swt dalam Al-Quran surah An-Nisa, 4:86

Page 65: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

52

86. apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, Maka

balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah

penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah

memperhitungankan segala sesuatu.

B. Pembahasan

Novel Api tauhid karya Habibiburrahman El- Sirazhi mengandung

pesan keagamaan dengan nilai-nilai ilahi yang kental dalam kehidupan dunia

akhirat. Kisah novel ini juga mengajarkan untuk Mengesakan Allah Swt,

mengagumi kekuasaan Allah, penyerahan diri kepada Allah, mengerjakan

shalat, zikir kepada Allah, berdoa kepada Allah, Nikah, berbakti kepada orang

tua, sabar, tolong-menolong, syukur, bersedekah, berbaik sangka pada orang

lain, dan memberi salam.

Novel ini juga mengajarkan untuk mengingkapi hidup di dunia dengan

melihat pada sejarah para nabi dan orang-orang yang bertakwa kepada Allah,

semata-mata kita dituntut untuk mengenal Tuhan dengan sebenar-benarnya

dan mengimaninya secara sungguh- sungguh. Karena dalam hidup ini kita

dituntut untuk senantiasa berusaha dan berdoa kepada Tuhan, agar hidup kita

selalu diridhai dan dirahmati oleh Allas Swt.

Dengan membaca novel ini dengan sungguh-sungguh, maka kita akan

mendapat nilai-nilai agama yang belum didalaptkan sebelumnya, di hati kita

akan terbesit suatu perasaan haru untuk mendalami makana-makna yang ada

dalam novel tersebut. Karena isi novel ini, merupakan ispirasi dunia religius

sufistik yang sangat langka dalam khasanah sastra islam kita. Ia tidak hanya

Page 66: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

53

sekedar fiksi, lantaran alur, karakter, konflik, dan temannya ini semata-mata

sebuah bacaan yang sungguh sangat langka di era serba pamri profit dan

ambisi.

Adapun bagian-bagian dari nilai religius, seperti tauhid, ibadah dan

akhlak adalah sebagai berikut

a. Tauhid

Tauhid adalah meyakini keEsaan Allah dalam rububiyah, ikhlas

beribadah kepada-Nya, serta menetapaka bagi-Nya nama-nama dan sifat-sifat-

Nya. Mengesakan Allah dalam hal perbuatan-perbuatan Allah, dengan

meyakini bahwasanya Dia adalah satu-satuNya Pencipta seluruh makhluk-Nya.

Allah berfirman yang artinya:

Katakanlah: “Siapakah Tuhan langit dan bumi?” Jawabnya: “Allah”.

Katakanlah: “Maka Patutkah kamu mengambil pelindung-pelindungmu dari

selain Allah, Padahal mereka tidak menguasai kemanfaatan dan tidak (pula)

kemudharatan bagi diri mereka sendiri?”. Katakanlah: “Adakah sama orang

buta dan yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang;

Apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat

menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut

pandangan mereka?” Katakanlah: “Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan

Dia-lah Tuhan yang Maha Esa lagi Maha Perkasa”. (Ar-Ra’d : 16)

b. Ibadah

Ibadah berarti “tunduk dan taat” – artinya sebuah proses aktualisasi

ketertundukan, keterikatan batin manusia dan potensi spiritual manusia

Page 67: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

54

terhadap Allah – Dzat yang menciptakan dan memberi kehidupan. Jika

manusia secara emosional – intelektual merasa lebih hebat, maka proses

ketertundukan tersebut akan memudar. Sedangkan menurut Istilah berarti

segala sesuatu yang diridloi Allah dn dicintai-Nya dari yang diucapkan maupun

yang disembunyikan.

Beberapa pakar keislaman memberikan definisi ibadah sebagai proses

“bertaqorrub (men-dekatkan diri) kepada Allah, dengan mentaati segala

perintah-perintah-Nya, menjauhi segala larangan-larangan-Nya dan

mengamalkan segala yang diizinkan-Nya”. Hal-hal yang diizinkan oleh Allah

dapat berupa hal-hal yang langsung berhubungan dengan ibadah kepada Allah

atau ibadah Mahdhoh atau juga dapat berupa hal-hal yang berkait dengan

pemenuhan hidup di dunia baik itu menyangkut aspek sosial, ekonomi dan

politik – yang disebut dengan Ibadah Ghoiru Mahdhoh (ibadah sosial).

c. Akhlak

Akhlak atau khuluk adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia,

sehingga dia akan muncul secara spontan bilamana diperluakan, tampa

memerlukan pemikiran atau pertimbangan lebih dahulu serta tidak memerlukan

dorongan dari luar.

Oleh karena itu, maksud pembuatan manusia dilahirkan dengan mudah

tampa dipikirkan lagi bukan berarti bahwa pembuatan manusia tersebut

dilakukan dengan tidak sengaja atau tidak dikehendaki jadi, pembuatan

manusia dilakukam itu benar-benar sudah merupakan Azimah yaitu kemauaan

yang kuat tentang perbuatan. Jelas sekali bahwa perbuatan manusia itu

Page 68: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

55

memang sengaja dikehendaki apa adanya. Simpulan bahwa akhlak itu muncul

melalui getaran jiwa seseorang untuk melakukan sesuatu dalam kehidupan

kesehariannya. Orang yang mempunyai akhlak yang baik senantiasa takut

kepada Allah Swt., sehingga dalam melakukan sesuatu selalu berdasarkan

kepada Al-Qura’an dan hadis yamg mulia.

Novel Api tauhid karya Habibiburrahman El- Sirazhi mengandung

pesan keagamaan dengan nilai-nilai ilahi yang kental dalam kehidupan dunia

akhirat. Kisah novel ini juga mengajarkan untuk mengesakan Allah,

mengagumi kekuasaan Allah, penyerahan diri kepada Allah, mengerjakan

shalat, zikir kepada Allah, berdoa kepada Allah, nikah, berbakti kepada orang

tua, sabar, tolong-menolong, syukur, bersedekah, berbaik sangka pada orang

lain, dan memberi salam.

Novel ini juga mengajarkan untuk mengingkapi hidup di dunia dengan

sederhana tampa banyak macam permasalahan, semata-mata kita dituntut

untuk mengenal Tuhan dengan sebenar-benarnya dan mengimaninya secara

sungguh- sungguh. Karena dalam hidup ini kita dituntut untuk senantiasa

berusaha dan berdoa kepada Tuhan, agar hidup kita selalu di ridhai dan

dirahmati oleh Allas Swt.

Dengan membaca novel ini dengan sungguh-sungguh, maka kita akan

mendapat nilai-nilai agama ynag belum di dalaptkan sebelumnya, di hati kita

akan terbesit suatu perasaan haru untuk mendalami makana-makna yang ada

dalam noveltersebut. Karena isi novel ini, merupakan ispirasi dunia religious

sufistik yang sangat langka dalam khasanah sastra islam kita. Ia tidak hanya

Page 69: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

56

sekedar fiksi, lantaran alur, karakter, konflik, dan temannya ini semata-mata

lillahi ta’ala sebuah bacaan yang sungguh sangat langka di era serba pamri

profit dan ambisi.

Tabel Data terpilih dalam novel Api Tauhid Karya Habiburrahman El-Sirazhi :

No Nilai religius Data Halaman Temuan

1 Nilai T auhid 130, 84, 79-

80, 88, 19

26 Mengesakan Allah Swt

147-148,

288

30 Mengagumi kekuasaan

Allah

68, 537, 399,

506, 227

31 Penyerahan diri kepada

Allah

2 Nilai Ibadah 116, 71-72,

129, 276,

281,

34 Mengerjakan shalat

129, 109 37 Zikir kepada Allah

575, 113, 57 38 Berdoa kepada Allah

55-56 40 Nikah

3 Nilai Akhlak 53, 150, 163 41 Berbakti kepada orang

tua

Page 70: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

57

67, 106-107,

184

43 Sabar

103-104 45 Tolong-menolong

112-113,

101, 69

46 Syukur

297 48 Bersedekah

318-319 49 Berbaik sangka pada

orang lain

22, 44, 45 50 Memberi salam

Page 71: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

58

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab terdahulu, maka

penulis dapat menarik kesimpulan novel Api Tauhid Karya Habiburrahman El-

Shirazy mengandung nilai agama (religius). Novel ini mengisahkan Fahmi

dalam perjalanannya menelusuri jejak sejarah yang meneggakkan tauhid

dimuka bumi. Novel Api Tauhid adalah novel yang nilai religiusnya sangat

merasuki ruang kalbu, membumi dari segi keharmonisan, menyentuh nilai

rohani dengan cahaya cinta yang diklafikasikan menjadi 3 (tiga) bagian yaitu:

nilai tauhid, nilai ibadah dan nilai ahklak.

Nilai Tauhid membahas tentang mengesakan Allah Swt, mengagumi

kekuasaan Allah, dan penyerahan diri kepada Allah. Nilai ibadah membahas

tentang mengerjakan shalat, zikir kepada Allah, berdoa kepada Allah, dan

nikah. Nilai akhlak membahas tentang berbakti pada orang tua, sabar, tolong-

menolong, bersyukur, bersedekah, berbaik sangka pada orang lain, dan

memberi salam.

Novel ini juga menggambarkan kehidupan beragama yang ada di dalam

masyarakat dengan berbagai macam permasalah di dalamnya dan disertai

dengan penyelesaian masalah tersebut. Novel ini juga membahas tentang

seorang yang teguh imannya dengan berbagai cobaan yang di hadapinya

dengan melihat sejarah sebagai contoh untuk kehidupannya.

Page 72: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

59

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dicapai peneliti menyampaikan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepada penikmat dan pencinta sastra selain satra dapat disajikan

sebagai media untuk mendapatkan hiburan juga hendaknya sastra dapat

dijadikan media untuk mendapatkan hiburan, juga hendaknya sastra

dapat dijadikan media dakwah untuk menyampaikan sajian-sajian yang

bermanfaat.

2. Kepada khalayak umum agar lebih memahami keberadaan karya sastra

agar dalam proses penciptaan karyanya, hendaklah tidak mengabaikan

nilai-nilai yang bermanfaat bagi diri pembaca khususnya dalam

pendekatan religius.

3. Apa yang telah dipaparkan dalam penelitian ini penulis menyadari

bahwa masih banyak kekurangan, baik dari segi pembahasan maupun

cara penyususnannya karya ilmiah yang baik. Untuk itu, didasarkan

kepada peneliti sastra dari sudut religius agar meneliti karya sastra

tersebut lebih mendalam dan lebih mendetail.

Page 73: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

60

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan dkk. 1994. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta:Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Amiruddin, Dkk. 2005. Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan TinggiUmum. Bogor: Ghalia Indonesia.

Andrea Hirata ”. Skripsi. Surakarta: Program Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia UNS (tidak diterbitkan).

Asmaran., As. 2002. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: Rajawali Pers.

Atmosuwito. 1987. “Analisis gaya Bahasa dan Nilai Pendidikan Novel LaskarPelangi Karya Andrea Hirata ”. Skripsi. Surakarta: ProgramPendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNS (tidak diterbitkan).

Daroeso, Bambang. 1986. Dasar dan Konsep Pendidikan Moral danPancasila.Semarang: Aneka Ilmu.

Departemen Agama R.I. 1996, Al qurannulkarim dan terjemahannya.Semarang Penerbit CV Toha Putra.

Djojosantoso. 1986. Religiusitas dalam Tiga Novel Modern. Jakarta :Jayawati.

El-Shirazy, Habiburrahman. 2015. Api Tauhid. Jakarta: Republika.

Emang, Dkk. 2011. Pendidikan Agama Islam. Makassar: Yayasan Fatiya

Estein, Musal. 1980. Sastra Indonesia dan tradisi. Bandung Angkasa.

Ghofur, Abdul. 2010. Pengetian Akhlak Menurut Bahasa., (online)http///alfutuchat, wordpress, com/2010/06/241-pengertian-akhlak-menurut:bahasa/diakses 18 juli 2016

Ibrahim. 1987. Kesustraan Indonesia Surabaya: Usha Nasional

Page 74: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

61

Jassin. H. B. 1991. Pengarang Indonesia dan Dunianya. Jakarta: PT.Gramedia.

Jassin. 1974. Sastra Keagamaan dalam Perkembangan Sastra Indonesia : puisi1946-1965. Jakarta: Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional.

Madjid, Salehan. 2010. Al Islam Kemuhammadyahan Makassar. Makassar.Universitas Muhammadyah Makassar.

Mangunwidjaya, Y. B. 1988. Sastra dan Religusitas. Yogyakarta: kanisius.

Marjuki. 2015. Metodologi riset; pendahuluan penelitian bidang sosia.Ekonisia. Yogyakarta.

Nugiyantoro, Burhan. 2002. Teori Pengkajian Fiksi. Yokyakarta: Gajah MadaUniversity Press.

Nurgiyantoro, Burhan. 1998. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: UGM.

Poerwardarminta, 1992. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: BalaiPustaka.

Rismayanti. 2011. Novel analisis nilai religious dalam novel jemput aku dipintu surga. Skripsi. Makassar.: universitas muhammadyah

Spratama, 2010. Ibadah Fardu dan Sunnah ala Rasullulah Saw. (online),http://tulispratama. Blogspot. Com, diakses 20 Agustus 2012.

Sumardjo, Jakob, dan Saini, K.M. 1996. Apresiasi Kesustraan. Jakarta:Garamedia.

Suroto. 1989. Apresiasi sastra untuk SMA. Jakarta. Erlangga.

Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah al-Fauzan. 2014. At-Tauhid Li ashShaff al-Awwal al-‘Ali. Darul Haq: Jakarta

Tamrin. 1996. Perihal Sastra dan Religiusitas dalam Sastra. Bandung: SinarBaru.

Page 75: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

62

Wellek, Rene dan Austin warren. 1990. Teori Kesustraan. Jakarta: pantahJawa

Wellek, Rene . 1956. Memahami Novel Ateis. Jakarta: Grasindo

Page 76: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Lestariwati dilahirkan di Desa Ngali Kecamatan Belo, Kabupaten Bima

pada tanggal 04 Mei 1993. Anak kedua dari tiga bersaudara pasangan

Sulaiman dan Nisfahun. Penulis memulai pendidikan di MIN Ngali

Kecamatan Belo Kabupaten Bima pada tahun 2001-2006, kemudian

masuk di MTS Ngali Kecamatan Belo Kabupaten Bima pada tahun

2006-2008 dan tamat di MA Al-Jihad Ngali Bima pada tahun 2011, kemudian pada tahun 2012

melanjutkan pendidikan dan kuliah di Universitas Muhammadiyah Makassar (UNISMUH)

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Pada

akhir studi penulis mempertahankan skripsi dihadapan penguji dengan judul “Analisis Nilai

Religius pada Novel Api Tauhid Karya Habiburrahman El-Shirazy”

Page 77: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

SINOPSIS NOVEL API TAUHID

Api Tauhid adalah novel roman dan sejarah. Novel roman yang bercerita

seputar perjuangan anak muda asal Lumajang, Jawa Timur, yang bernama

Fahmi. Fahmi anak kedua dari tiga bersaudara, kakaknya yang bernama Ismi,

dan adiknya bernama Rahmi keduanya sudah menikah, ia satu-satunya lelaki dan

satu-satunya yang belajar sampai kuliah. Bukan karena bapak dan ibunya pilih

kasih. Akan tetapi, Sejak masuk pesantren bapaknya sudah bilang hanya bisa

menyekolahlannya sampai aliyah atau SMA, sama seperti saudaranya. Karena

keberuntungan yang diberikan oleh Allah, ia dipilih dan mendapatkan beasiswa,

kuliah di Universitas Islam Madinah.

Di Madinah ia ditemani beberapa rekannya seperti Ali, Hamza, dan Subki,

menuntut ilmu di Universitas Islam Madinah. Dalam perjalanannya, Fahmi harus

menghadapi situasi yang cukup pelik, dalam urusan rumah tangga. Fahmi pun

galau. Semua persoalan yang dialaminya itu, tak pernah ia ungkapkan dengan

teman-temannya.

Kegalauannya itu ia tumpahkan dengan cara beri’tikaf di Masjid Nabawi,

Madinah, selama 40 hari untuk mengkhatamkan hafalan Al-Qur`an sebanyak 40

kali. Sayangnya, upayanya itu hanya mampu dijalani selama 12 hari. Memasuki

hari-hari berikutnya, Fahmi pingsan. Ia tak sadarkan diri, hingga harus dibawa ke

rumah sakit.

Sahabat-sahabatnya khawatir dengan kondisinya yang pemurung dan tidak

seceria dulu. Hamza, temannya yang berasal dari Turki, mengajak Fahmi untuk

berlibur ke Turki. Hamza berharap, Fahmi bisa melupakan masa-masa galaunya

Page 78: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

selama di Turki nanti. Untuk itulah, Hamza mengajak Fahmi menelusuri jejak

perjuangan Said Nursi, seorang ulama besar asal Desa Nurs. Ulama terkemuka ini,

dikenal memiliki reputasi yang mengagumkan. Syaikh Said Nursi, sudah mampu

menghafal 80 kitab karya ulama klasik pada saat usianya baru menginjak 15

tahun. Tak hanya itu, Said Nursi hanya membutuhkan waktu dua hari untuk

menghafal Al-Qur`an. Sungguh mengagumkan. Karena kemampuannya itu, sang

guru, Muhammed Emin Efendi memberinya julukan ‘Badiuzzaman’ (Keajaiban

Zaman).

Keistimewaan Said Nursi, membuat iri teman-teman dan saudaranya. Ia

pun dimusuhi. Namun, Said Nursi pantang menyerah. Semua diladeni dengan

berani dan lapang dada. Tak cuma itu, rekan-rekan dan saudara-saudaranya yang

iri dan cemburu akan kemampuannya, para ulama besar pun merasa terancam.

Keberadaan Said Nursi membuat umat berpaling. Mereka mengidolakan Said

Nursi.

Pemerintah Turki pun merasa khawatir. Sebab, Said Nursi selalu mampu

menghadapi tantangan dari orang-orang yang memusuhinya. Ia selalu

mengalahkan mereka dalam berdebat.

Tak kurang akal, pejabat pemerintah pun diam-diam berusaha

menyingkirkannya. Baik dengan cara mengusirnya ke daerah terpencil, maupun

memenjarakannya. Ia pun harus berhadapan dengan Sultan Hamid II hingga

Mustafa Kemal Attaturk, pada masa awal Perang Dunia I.

Selama 25 tahun berada di penjara, Said Nursi bukannya bersedih, ia

malah bangga. Karena disitulah, ia menemukan cahaya abadi ilahi. Ia menemukan

Page 79: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

Api Tauhid. Dan melalui pengajian-pengajian yang diajarkannya, baik di

masjid maupun di penjara, murid-muridnya selalu menyebarluaskannya

kepada khalayak. Baik dengan cara menulis ulang pesan-pesan Said Nursi,

maupun memperbanyak risalah dakwahnya. Murid-muridnya berhasil

merangkum pesan dakwah Said Nursi itu dengan judul Risalah Nur. Murid-

muridnya tidak ingin, Api Tauhid yang dikobarkan Said Nursi berakhir.

perjalananya dalam menelusuri jejak sejarah Said Nursi. Fahmi di

temanai oleh sahabat-sahabatnya, Hamza, Subki dan bilal Perjalanan ke Turki

membawa Fahmi berkenalan dengan gadis setempat, Emel, adik Hamza, dan

Aysel, saudara sepupu Hamza. Kemampuan Fahmi dalam menyikapi segala

sesuatu, membuat Aysel jatuh hati.

Aysel menyatakan cintanya pada Fahmi. Bahwa ia ingin hidup di

Indonesia, mengajarkannya Al-Quran dan menyiapkan teh untuk Fahmi,

jantung Fahmi berdegup kencang, ia tidak mungkin menerimanya, Aisel

adalah gadis Turki, tapi tidak seperti gadis Turki yang biasanya pemalu.

Setengah diri Aysel adalah didikan cara inggris yang berani bicara apa

adanya. Fahmi pun menjawab ungkapan perasaan Aysel dengan mengatakan

yang sebenarnya bahwa ia sudah menikah, meskipun tidak tau apakah

pernikahanya akan bertahan.

Kekaguman dan rasa cinta Aysel semakin besar terhadap Fahmi ketika

Fahmi membantunya saat Carlos mantan kekasih Aysel ingin menjual Aysel

dan dijadikan pelacur, Carlos yang kejam itu menyiksa Fahmi dan

menancapkan besi kekaki Fahmi sampai tak sadarkan diri. Dalam beberapa

Page 80: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

hari mereka terkurung. Fahmi yang kakinya terluka akibat di tusuk oleh Carlos,

dan dengan Izin Allah Fahmi dan Aysel selamat karena anjing yang dibawa

Carlos untuk menggigit Fahmi kembali menggit Carlos.

Kaki kiri Fahmi yang akibat sebetan Carlos itu dibalut perban. Infuse dan

selang-selang pendeteksi tertancap di beberapa bagian tubuhnya dan terhubung

pada layar monitor di samping tempatnya berbaring. Mahasiswa Universitas

Islam Madinah itu tak sadarkan diri di ruang gawat darurat.

karena kaki Fahmi membusuk dan ditakutkan akan terinfersi keseluruh

tubuh, dokterpun ingin mengaputasi kaki Fahmi, tapi Fahmi tidak mengijinkan

kakinya diamputasi meski ia harus mati, dengan keadaan begitu. Teman-temannya

membujuk Fahmi agar kakinya di amputasi demi menyelamatkan nyawanya, tapi

bersikeras Fahmi tidak ingin kakinya diamputasi meski Aysel dan Emel akan

menerima walau kakinya tidak ada dan siap menikah dengan Fahmi walau

dengan mahar kakinya diamputasi.

Istrinya kembali dalam kehidupan Fahmi dan memintanya untuk menjadi

imam dan membimbingnya karena ia sudah salah ingin menhancurkan

keluarganya, dan akhirnya Fahmi memilih istrinya dan hidup bersama mendirikan

keluarga sakinah mawadah warahmah.

Page 81: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

BIOGRAFI SINGKAT HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY

Habiburrahman EL Shirazy, alias Kang Abik, merupakan seorang novelis

terkenal di Indonesia. Dia bahkan dinobatkan sebagai Novelis No.1 Indonesia

oleh Insani Universitas Diponegoro (UNDIP). Dia lahir di Semarang, Jawa

Tengah, Indonesia, pada tanggal 30 September 1976.

Selain dikenal sebagai seorang novelis, Habiburrahman EL Shirazy juga

dikenal khalayak umum sebagai seorang penyair, dai, bahkan sutradara. Dia

adalah lulusan Sarjana dari Univesitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Bayak sekali

karya-karya yang telah ia ciptakan dan diminati oleh masyarakat, antara lain : Di

Atas Sajadah Cinta (ditayangkan di televisi, 2004), Ayat-Ayat Cinta (versi film,

2004), Pudarnya Pesona Cleopatra (2005), Ketika Cinta Berbuah Surga (2005),

Dalam Mihrab Cinta (2007), Ketika Cinta Bertasbih (2007), Ketika Cinta

Bertasbih 2 (2007), Bumi Cinta (2010) dan The Romance .Setelah lulus dari

Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) Surakarta pada tahun 1995, ia

melanjutkan studinya di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, jurusan Hadist

fakultas Ushuluddin hingga lulus pada tahun 1999. Gelar Postgraduate Diploma

(Pg.D) ia raih setelah Habiburrahman EL Shirazy lulus Strata 2 (S2) dari Institute

for Islamic Sudies, Kairo, pada tahun 2001.

Selama melakukan pengembaraan intelektualnya di Mesir, Habiburrahman

EL Shirazy memiliki pengalaman dalam menjadi pimpinan kelompok kajian

Majelis Intensif Yurisprudens dan Kajian Pengetahuan Islam (MISYKATI) di

Kairo selama 1 tahun, dimulai tahun 1996 hingga 1997. Selain itu, Ia juga pernah

Page 82: ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL API TAUHID KARYA

menjabat sebagai koordinator Islam ICMI Orsat Kairo dalam dua periode (1998-

2000 dan 2000-2002).Terbentuknya Komunitas Sastra Indonesia (KSI) dan Forum

Lingkar Pena (FLP) di Kairo juga dikarenakan atas prakarsa darinya.

Selain sebagai novelis, dia juga diangkat sebagai guru di MAN 1

Jogjakarta pada tahun 2003-2004. Selanjutnya ia mendedikasikan ilmunya sebagai

guru besar / dosen Lembaga Pengajaran Bahasa Arab dan Islam Abu Bakar Ash

Shiddiq UMS Surakarta, Indonesia.

Kang Abik menikah dengan seorang wanita bernama Muyasaratun Sa'idah.

Pernikahannya dikaruniai 2 orang anak bernama Muhammad Neil Author dan

Muhammad Ziaul Kautsar.