analisis nilai pendidikan karakter dalam novel “hari …

73
ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI TANPA CINTA” KARYA RIZKY SIREGAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh Yusmania 10533773914 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2018

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL

“HARI TANPA CINTA” KARYA RIZKY SIREGAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

Yusmania

10533773914

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2018

Page 2: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

vi

Page 3: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

vii

Page 4: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

viii

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Jangan pernah menyerah

tetaplah berusaha dan berdoa.

Kupersembahkan karya ini buat:

Kedua orang tuaku, saudaraku, dan sahabatku,

atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis

mewujudkan harapan menjadi kenyataan.

Page 5: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

ix

ABSTRAK

Yusmania. 2018. Analisis Nilai Pendidikan Karakter dalam Novel “Hari Tanpa

Cinta” Karya Rizky Siregar. Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Muhammad Akhir dan Hasriani.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai pendidikan karakter apa

saja yang terdapat dalam novel “Hari Tanpa Cinta” karya Rizky Siregar.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kajian pustaka yaitu dengan

menganilisis isi. Adapun metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.

Metode ini digunakan mengingat data-data dalam penelitian ini berupa kata

ataupun kelompok kata yang merupakan data kualitatif sehinga memerlukan

penjelasan secara deskrptif. Fokus penelitian ini adalah nilai pendidikan karakter

dalam novel “Hari Tanpa Cinta” karya Rizky Siregar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 5 nilai karakter yang terdapat dalam

novel “Hari Tanpa Cinta” karya Rizky Siregar yaitu, jujur, disiplin, kreatif, peduli

sosial, dan tanggung jawab.

Kata Kunci: novel, pendidikan, karakter

Page 6: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

x

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt. yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya

kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat

waktu. Salawat serta salam senantiasa tercurah kepada baginda Rasullullah saw.

beserta keluaga, para sahabat dan pengikutnya yang senantiasa istiqomah di jalan-

Nya.

Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat

guna mengikuti ujian skripsi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak dapat terselesaikan tanpa

dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung.Untuk

itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Muhammad Akhir, S.Pd.,

M.Pd. selaku pembimbing I dan Dr. Hasriani, S.Pd., M.Pd selaku pembimbing II,

yang telah meluangkan waktunya dengan penuh kesabaran senantiasa

memberikan motivasi dan bimbingan kepada penulis selama penyusunan skripsi

ini selesai.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga, penulis sampaikan

kepada; Dr. H. Abd Rahman Rahim, S.E., M.M. Rektor Universitas

Muhammadiyah, Erwin Akib, M. Pd., Ph. D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Dr.Munirah, M. Pd., Ketua

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Page 7: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

xi

Makassar, Dr. Muhammad Akhir, M.Pd., Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar, seluruh dosen dan

staf pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah mentransformasikan ilmu dan

pengalamannya kepada penulis selama menimba ilmu di Unismuh Makassar,

teman-teman seperjuangan di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Angkatan

2014 terkhusus kelas E tanpa terkecuali, terima kasih atas kerjasama dan

solidaritas serta saling memotivasi selama menjalani perkuliahan di Universitas

Muhammadiyah Makassar. Canda dan tawa serta motivasi yang tak akan

terlupakan dan teristimewa kepada kedua orang tua (Ibunda Kartini dan Ayahanda

Usman) tercinta yang selalu memberikan cinta, kasih sayang, perhatian, dorongan,

bantuan, dan selalu bedoa demi keberhasilan penulis. Tidak terlupakan adikku

tersayang (Ahmad firdaus dan Nurhidayah) yang selalu memberikan semangat,

dukungan, dan doa untuk kesuksesan penulis.

Tiada imbalan yang dapat diberikan oleh penulis, hanya kepada Allah swt.

penulis menyerahkan segalanya. Semoga bantuan yang diberikan selama ini

bernilai ibadah di sisi-Nya dan semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca terutama bagi pribadi penulis.Amin.

Makassar, Agustus 2018

Penulis

Page 8: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... iii

SURAT PERYATAAN ........................................................................................ iv

SURAT PERJANJIAN .......................................................................................... v

MOTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vi

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 4

E. Definisi Istilah .............................................................................................. 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR .................................. 7

A. KajianPustaka ............................................................................................... 7

1. Penelitian yang Relevan ......................................................................... 7

2. Karya Sastra ........................................................................................... 8

3. Nilai Pendidikan Karakter .................................................................... 20

Page 9: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

xiii

4. Macam-Macam Nilai Pendidikan Karakter ......................................... 26

B. Kerangka Pikir ........................................................................................... 34

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 36

A. Rancangan Penelitian ................................................................................. 36

B. Data dan Sumber Data ............................................................................... 36

C. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 36

D. Teknik Analisis Data .................................................................................. 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 39

A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 39

B. Pembahasan ................................................................................................ 52

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 56

A. Simpulan .................................................................................................... 56

B. Saran ........................................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 58

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 10: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

xiv

Page 11: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

vi

Page 12: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sastra merupakan pencerminan masyarakat.Melalui karya sastra, seorang

pengarang mengungkapkan problema kehidupan yang pengarang sendiri ikut

berada di dalamnya.Karya sastra menerima pengaruh dari masyarakat dan

sekaligus mampu memberi pengaruh terhadap masyarakat.Bahkan seringkali

masyarakat sangat menentukan nilai karya sastra yang hidup di suatu zaman,

sementara sastrawan sendiri adalah anggota masyarakat yang terikat status sosial

tertentu dan tidak dapat mengelak dari adanya pengaruh yang diterimanya dari

lingkungan yang membesarkan sekaligus membentuknya.Senada dengan

pernyataan diatas, Damono (2003:1) mengungkapkan bahwa sastra menampilkan

gambaran kehidupan, dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan

sosial.Dalam pengertian ini, kehidupan mencakup hubungan antar masyarakat,

antar masyarakat dengan orang-seorang, antarmanusia, dan antarperistiwa yang

terjadi dalam batin seseorang. Bagaimanapun juga, peristiwa-peristiwa yang

terjadi dalam batin seseorang yang sering menjadi bahan sastra, adalah pantulan

hubungan seseorang dengan orang lain atau dengan masyarakat dan

menumbuhkan sikap sosial tertentu atau bahkan untuk mencetuskan peristiwa

sosial tertentu.

Page 13: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

2

Sastra adalah suatu karya seni dalam eksistensinya mengungkapkan

peristiwa-peristiwa hidup dan kehidupan yang terjadi di masyarakat dengan

menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Sutresna, 2006: 2).

Sastra merupakan perwujudan pengalaman sastrawan tentang sesuatu

(benda, orang, atau gagasan) yang diungkapkan dengan menggunakan bahasa

yang kreatif sehingga terwujudlah bayangan kenyataan itu (Effendi dalam

Sutresna, 2006: 4). Pengalaman tersebut dapat dicapai melalui pengalaman indra

(apa yang dilihat, didengar, dirasakan), dan pada akhirnya pengalaman nalar atau

akal budi itu akan muncul dalam bentuk karya sastra. Sastra menjelaskan kepada

kita tentang konsep sastra sebagai salah satu disiplin ilmu humaniora yang akan

mengantarkan kita ke arah pemahaman dan penikmatan fenomena yang

terkandung di dalamnya.

(Semi, 1988:8)Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni

kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

bahasa sebagai mediumnya.Sebagai karya kreatif, sastra harus mampu melahirkan

suatu kreasi yang indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia.

Dalam pengertian ini, sastra sangat berperan dalam lingkungan masyarakat,

karena bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan

gagasan atau pikiran, dan kita dapat memahami pikiran, perasaan, gagasan yang

disampaikan oleh orang lain kepada kita.

Pada dasarnya sastra memiliki dampak positif bagi pembaca karena

banyak hal-hal yang dapat kita pelajari dan diaplikasikan dalam masyarakat. Dan

sastra juga disebut sebagai kebenaran hidup artinya sastra dihargai, karena

Page 14: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

3

berguna bagi hidup manusia. Sebuah karya sastra tidak dapat digolongkan sebagai

karya sastra apabila karya tersebut menuturkan pengalaman uang dapat

menyesatkan kehidupan manusia. Dari sastra orang akan belajar banyak mengenai

pengalaman hidup, persoalan, dan bagaimana menghadapinya. Kondisi seperti ini

dapat dijadikan untuk menanamkan pendidikan kepada anak-anak mengenai hidup

yang sesungguhnya.Ada masa tenang, damai, masa anak-anak, dewasa, orangtua

dan lainnya dengan aneka peran, tugas, tanggung jawab. Dengan sastra manusia

akan mengerti manusia lain.

Karya sastra merupakan cetusan, tulisan, atau karangan dari pengalaman

hidup seseorang, baik pengalaman langsung penulisnya atau hasil pengamatan

dari lingkungannya dalam suatu situasi atau kondisi tertentu.Pada dasarnya, tidak

ada karya sastra yang lahir begitu saja dalam suatu situasi. Kecuali di dalamnya

ada percikan-percikan dari situasi yang telah lewat, yang tengah berjalan, ataupun

harapan terhadap suatu kebudayaan yang akan datang. Serta di dalam kebudayaan

tersebut terkandung nilai-nilai pendidikan karakter yang positif.Hal tersebut bisa

disadari atau tidak oleh para pencetus, penulis, ataupun pengarangnya. Namun

secara cepat atau lambat, hal itu akan ditemukan oleh pembaca "pintar", sehingga

nilai pendidikan karakter tersebut sebagai petunjuk eksistensi budaya tertentu di

dalam suatu tatanan masyarakat. Di sisi lain, nilai pendidikan karakter bisa juga

berpengaruh pada masa berikutnya sebagai suatu pijakan yang positif dalam

mempertahankan atau menciptakan budaya baru yang lebih baik. Salah satu karya

sastra yang menggambarkan tentang kehidupan seseorang yang mencakup dengan

hubungan antar masyarakat yaitu novel. Novel merupakan salah satu bentuk karya

Page 15: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

4

sastra diharapkan memunculkan nilai-nilai positif bagi penikmatnya, sehingga

mereka peka terhadap masalah-masalah yang berkaitan dengan kehidupan sosial

yang dapat mendorong orang bertingkah lebih baik. Adapun pemilihan novel

“Hari Tanpa Cinta” karya Rizky Siregar layak dikaji tentang nilai pendidikan

karakter yang pantas untuk dijadikan motivasi agar dapat memberikan semangat

untuk meraih impian.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas masalah yang diangkat dalam

penelitian adalah nilai pendidikan karakter apa sajakah yang terdapat dalam novel

“Hari Tanpa Cinta” karya Rizky Siregar?

C. Tujuan Penelitan

Berdasarkan penelitian di atas, tujuan ini untuk mendeskripsikan nilai

pendidikan karakter yang terdapat dalam novel “Hari Tanpa Cinta” karya Rizky

Siregar.

D. Manfaat Penelitian

Suatu penelitian ilmiah harus memberikan manfaat secara teoritis maupun

praktis, sehingga teruji kualitas penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti.

Adapun manfaat yang diberikan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Manfaat teoretis

Hasil penelitian diharapkan dapat memperluas khasanah ilmu pengetahuan

terutama di bidang bahasa dan sastra Indonesia serta menambah wawasan

dan ilmu pengetahuan penulis, pembaca, dan pencinta sastra.

2. Manfaat praktis

Page 16: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

5

a. Mengetahui nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam novel “Hari

Tanpa Cinta” karya Rizky Siregar.

b. Sebagai motivasi dan referensi penelitian karya sastra Indonesia agar

setelah peneliti melakukan penelitian ini muncul penelitian-penelitian

baru sehingga dapat menumbuhkan inovasi dalam kesusastraan.

E. Definisi Istilah

1. Novel : karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita

kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan

watak dan sifat setiap pelaku;

2. Nilai : suatu konsep yang menunjuk pada suatu hal yang dianggap

berharga dalam kehidupan. Sesuatu dikatakan berharga karena baik,

pantas, benar dan indah. Karena itulah seringkali nilai dipahami sebagai

suatu hal yang dianggap baik, benar, pantas dan indah. Demikian juga

sebaliknya hal-hal yang tidak pantas, buruk, salah dan tidak indah

dianggap sebagai sesuatu yang tidak bernilai.

3. Pendidikan : Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

4. Karakter : Nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik

karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang

Page 17: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

6

membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan

perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.

Page 18: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan memberikan pemaparan

tentang penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya.Oleh karena

itu, agar penelitian dapat di ketahui keasliannya perlu dilakukan tinjauan

pustaka.Berikut ini adalah penelitian yang relevan dengan penelitian ini.

a. Pada penelitian Sabarani (2013) dengan judul analisis nilai-nilai

pendidikan karakter dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata

terdapat beberapa nilai pendidikan karakter dalam novel Laskar Pelangi

karya Andrea Hirata antara lain: nilai religius, nilai jujur, nilai toleransi,

nilai disiplin, nilai kerja keras, nilai kreatif, nilai mandiri, nilai demokratis,

nilai rasa ingin tahu, nilai semangat kebangsaan, nilai cinta tanah air, nilai

menghargai prestasi, nilai komunikatif, nilai cinta damai, nilai gemar

membaca, nilai peduli lingkungan, nilai peduli sosial, dan nilai tanggung

jawab.

b. Pada penelitian Bayu Cahyo Rahtomo (2014) dengan judul nilai

pendidikan karakter dalam novel Amelia karya Tere Liye dan relevansinya

bagi anak usia Madrasah Ibtidaiyah (MI) terdapat beberapa nilai

pendidikan karakter dalam novel Amelia karya Tere Liye antara lain: nilai

religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis,

Page 19: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

8

rasa ingin tahu, cinta tanah air, bersahabat/komunikatif, cinta damai,

gemar membaca, peduli sosial, dan tanggung jawab. Sedangkan relevansi

nilai pendidikan karakter dalam novel Amelia karya Tere Liye ada

kesesuaian antara nilai pendidikan karakter dalam novel bagi anak usia

Madrasah Ibtidaiyah.

Perbedaan pada penelitian ini bahwa peneliti mengkaji tentang nilai-nilai

pendidikan yang terbagi atas jujur, toleransi, disiplin,kreatif, mandiri, peduli

sosial, tanggung jawab, dan tidak berkaitan pada anak usia Madrasah Ibtidaiyah

(MI).

2. Karya Sastra

Karya sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran

kehidupan, yang dapat membangkitkan pesona dengan alat bahasa yang

dilukiskan dalam bentuk tulisan.

Menurut Sumardjo dan Sumaini, salah satu pengertian karya sastra adalah

seni bahasa. Maksudnya adalah lahirnya sebuah karya sastra adalah untuk dapat

dinikmati oleh pembaca. Untuk dapat menikmati suatu karya sastra secara

sungguh-sungguh dan baik diperlukan pengetahuan tentang karya sastra. Tanpa

pengetahuan yang cukup, penikmat akan sebuah karya sastra hanya bersifat

dangkal dan sepintas karena kurangnya pemahaman yang tepat. Sebelumnya,

patutlah semua orang tahu apa itu karya sastra. Karya sastra bukanlah ilmu,

melainkan adalah seni yang didalamnya terdapat banyak unsur kemanusiaan,

khususnya perasaan, sehingga sulit diterapkan untuk metode keilmuan. Perasaan,

Page 20: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

9

semangat, kepercayaan, keyakinan sebagai unsur karya sastra sulit dibuat

batasannya.

Jakop Sumardjo dalam bukunya yang berjudul “Apresiasi Kesusastraan”

mengatakan bahwa karya sastra adalah sebuah usaha merekam isi jiwa

sastrawannya. Rekaman ini menggunakan alat bahasa. Sastra adalah bentuk

rekaman dengan bahasa yang akan disampaikian kepada orang lain.

Pada dasarnya, karya sastra sangat bermanfaat bagi kehidupan, karena

karya sastra dapat memberi kesadaran kepada pembaca tentang kebenaran-

kebenaran hidup, walaupun dilukiskan dalam bentuk fiksi. Karya sastra dapat

memeberikan kegembiraan dan kepuasan batin. Hiburan ini adalah jenis hiburan

intelektual dan spiritual. Karya sastra juga dapat dijadikan sebagai pengalaman

untuk berkarya, karena siapa pun bisa menuangkan isi hati dan pikiran dalam

sebuah tulisan yang bernilai seni. Setelah mengetahui apa yang dimaksud dengan

karya sastra, tidak ada salahnya apabila kita melirik lebih mendalam tentang genre

(jenis) karya sastra. Karya sastra dapat digolongkan ke dalam dua kelompok,

yakni karya sastra imajinatif dan karya sastra nonimajinatif.

Ciri karya sastra imajinatif adalah karya sastra tersebut lebih menonjolkan

sifat khayali, menggunakan bahasa yang konotatif, dan memenuhi syarat-syarat

estetika seni. Sedangkan ciri karya sastra nonimajinatif adalah karya sastra

tersebut lebih banyak unsur faktualnya daripada khayalinya, cenderung

menggunakan bahasa denotatif, dan tetap memenuhi syarat-syarat estetika.

Pembagian genre sastra imajinatif dapat dirangkumkan dalam bentuk puisi,

drama, dan fiksi atau prosa naratif.

Page 21: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

10

a. Puisi

Puisi adalah rangkaian kata yang sangat padu. Oleh karena itu,

kejelasan sebuah puisi sangat bergantung pada ketepatan penggunaan kata

serta kepaduan yang membentuknya.

b. Drama

Drama adalah karya sastra yang mengungkapkan cerita melalui dialog-

dialog para tokohnya. Drama sebagai karya sastra sebenarnya hanya bersifat

sementara, sebab naskah drama ditulis sebagai dasar untuk dipentaskan.

Dengan demikian, tujuan drama bukanlah untuk dibaca seperti orang

membaca novel atau puisi. Drama yang sebenarnya adalah kalau naskah tadi

telah dipentaskan. Tetapi bagaimanapun, naskah tertulis drama selalu

dimasukkan sebagai karya sastra.

c. Fiksi atau prosa naratif

Fiksi atau prosa naratif adalah karangan yang bersifat menjelaskan

secara terurai mengenai suatu masalah atau peristiwa. Fiksi pada dasarnya

terbagi menjadi roman, cerita pendek, dan novel. Penelitian ini, peneliti akan

berfokus pada novel.

Suroto dalam buku yang berjudul “Apresiasi Sastra Indonesia”

menjelaskan secara terperinci tentang pengertian tiga genre yang temasuk

dalam prosa naratif berikut ini.

1) Roman

Istilah roman berasal dari genre romance dari abad pertengahan,

yang merupakan cerita panjang tentang kepahlawanan dan percintaan.

Page 22: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

11

Istilah roman berkembang di Jerman, Belanda, Perancis dan bagian-

bagoian Eropa yang lainnya. Ada sedikit perbedaan antara roman dan

novel, yakni bahwa bentuk novel lebih pendek dibandingkan dengan

roman, tetapi ukuran luasnya unsur cerita hampir sama.

2) Cerita pendek

Cerita pendek adalah salah satu karangan prosa yang berisi cerita

sebuah peristiwa kehidupan manusia, pelaku atau tokoh dalam cerita

tersebut. Dalam karangan tersebut terdapat pula peristiwa lain tetapi

peristiwa tersebut tidak dikembangkan, sehingga kehadirannya hanya

sekadar sebagai pendukung peristiwa pokok agar cerita tampak wajar. Ini

berarti certa hanya dikonsesntrasikan pada suatu peristiwa yang menjadi

pokok ceritanya.

3) Novel

Novel adalah suatu karangan prosa yang bersifat cerita, yang

menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dari kehidupan orang-orang

(tokoh cerita). Dikatakan kejadian yang luar biasa karena dari kajadian ini

lahir suatu konflik, suatu pertikaian, yang mengalihkan jurusan nasib para

tokoh. Novel hanya menceritakan salah satu segi kehidupan sang tokoh

yang benar-benar istimewa, yang mengakibatkan terjadinya perubahan

nasib. Novel merupakan bentuk karya sastra yang paling popular di dunia.

Karya sastra ini paling banyak beredar, lantaran daya komunikasinya yang

luas pada masyarakat.

Page 23: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

12

Secara tradisional Nurgiyantoro (2009: 23) membagi unsur-unsur

pembangun novel menjadi dua, yaitu unsur ekstrinsik dan unsur intrinsik.

Unsur Ekstrinsik menurut Nurgiyantoro (2009: 23) adalah unsur

yang berada di luar karya fiksi yang mempengaruhi lahirnya karya namun

tidak menjadi bagian di dalam karya fiksi itu sendiri. Sebelumnya Rene

Wellek (1956 dalam Nurgiyantoro, 2009: 23) juga berpendapat bahwa

unsur ektrinsik merupakan keadaan subjektivitas pengarang yang tentang

sikap, keyakinan, dan pandangan hidup yang melatarbelakangi lahirnya

suatu karya fiksi, dapat dikatakan unsur biografi pengarang menentukan

ciri karya yang akan dihasilkan.

Unsur Intrinsik merupakan unsur pembangun karya sastra yang

berasal dari dalam karya itu sendiri. Pada novel unsur intrinsik itu berupa,

tema, plot, penokohan, latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat.

Berikut ulasan unsur-unsur intrinsik novel.

a) Tema

Tema merupakan dasar cerita atau gagasan umum dari sebuah

novel (Nurgiyantoro, 2009: 70). Stanton (dalam Nurgiyantoro, 2009:

70) menjelaskan bahwa tema dapat juga disebut ide utama atau tujuan

utama. Berdasarkan dasar cerita atau ide utama, pengarang akan

mengembangkan cerita. Oleh karena itu, dalam suatu novel akan

terdapat satu tema pokok dan sub-subtema. Pembaca harus mampu

menentukan tema pokok dari suatu novel. Tema pokok adalah tema

yang dapat memenuhi atau mencakup isi dari keseluruhan cerita. Tema

Page 24: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

13

pokok yang merupakan makna keseluruhan cerita tidak tersembunyi,

namun terhalangi dengan cerita-cerita yang mendukung tema tersebut.

Maka pembaca harus dapat mengidentifikasi dari setiap cerita dan

mampu memisahkan antara tema pokok dan sub-subtema atau tema

tambahan.

b) Plot

Plot merupakan hubungan antarperistiwa yang bersifat sebab

akibat, tidak hanya jalinan peristiwa secara kronologis (Nurgiyantoro,

2009: 112). Stanton (dalam Nurgiyantoro, 2009: 113) juga berpendapat

bahwa plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian yang di dalamnya

terdapat hubungan sebab akibat. Suatu peristiwa disebabkan atau

menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain. Plot juga dapat berupa

cerminan atau perjalanan tingkah laku para tokoh dalam bertindak,

berpikir, berasa, dan mengambil sikap terhadap masalah yang

dihadapi.

c) Tokoh dan Penokohan

Tokoh rekaan dalam sebuah karya fiksi dapat dibedakan

menjadi beberapa jenis. Pembedaan tersebut didasarkan pada sudut

pandang dan tinjauan seperti, tokoh utama, tokoh protagonis, tokoh

berkembang, dan tokoh tipikal.

Penokohan dalam novel adalah unsur yang sama pentingnya

dengan unsur-unsur yang lain. Penokohan adalah teknik bagaimana

Page 25: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

14

pengarang menampilkan tokoh-tokoh dalam cerita sehingga dapat

diketahui karakter atau sifat para tokoh (Siswandarti, 2009: 44).

d) Latar

Latar menurut Abrams (1981: 175 dalam Nurgiantoro, 2009:

216) adalah landasan atau tumpuan yang memiliki pengertian tempat,

hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-

peristiwa yang diceritakan. Siswandarti (2009: 44) juga menegaskan

bahwa latar adalah pelukisan tempat, waktu, dan situasi atau suasana

terjadinya suatu peristiwa. Berdasarkan pengertian tersebut latar dapat

disimpulkan sebagai pelukisan tempat, waktu, dan suasana pada suatu

peristiwa yang ada di cerita fiksi.

e) Sudut pandang

Unsur intrinsik karya fiksi berikutnya adalah sudut pandang.

Nurgiyantoro (2009: 246) berpendapat bahwa sudut pandang adalah

cara penyajian cerita, peristiwa-peristiwa, dan tindakan-tindakan pada

karya fiksi berdasarkan posisi pengarang di dalam cerita. Siswandarti

(2009: 44) juga sependapat bahwa sudut pandang adalah posisi

pengarang dalam cerita fiksi.

f) Gaya Bahasa

Bahasa sesuai dengan pendapat Siswandarti (2009: 44)

merupakan jenis bahasa yang dipakai pengarang, sebagai contoh

misalnya gaya pop untuk remaja, gaya komunikatif, atau jenis bahasa

yang kaku (seperti pada cerita terjemahan). Nurgiyantoro (2009: 272)

Page 26: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

15

juga berpendapat bahwa bahasa merupakan sarana pengungkapan yang

komunikatif dalam sastra.

Pada novel juga terdapat cara pengucapan bahasa yang sering

disebut gaya bahasa. Gaya bahasa (style) merupakan cara pengucapan

pengarang dalam mengemukakan sesuatu terhadap pembaca ,Ambrams

(dalam Nurgiyantoro, 2009: 276).

g) Amanat

Amanat atau nilai moral merupakan unsur isi dalam karya fiksi

yang mengacu pada nilai-nilai, sikap, tingkah laku, dan sopan santun

pergaulan yang dihadirkan pengarang melalui tokoh-tokoh di

dalamnya (Kenny, 1966: 89 dalam Nurgiyantoro, 2009: 321).

Amanat menurut Siswandarti (2009: 44) adalah pesan-pesan

yang ingin disampaikan pengarang melalui cerita, baik tersurat

maupun tersirat. Berdasarkan pengertian tersebut Amanat merupakan

pesan yang dibawa pengarang untuk dihadirkan melalui keterjalinan

peristiwa di dalam cerita agar dapat dijadikan pemikiran maupun

bahan perenungan oleh pembaca

Ada beberapa jenis novel dalam sastra. Jenis novel mencerminkan

keragaman tema dan kreativitas dari sastrawan yang tak lain adalah pengarang

novel. Nurgiyantoro (2005: 16) membedakan novel menjadi novel serius dan

novel popular.

Page 27: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

16

1. Novel serius

Novel serius atau yang lebih dikenal dengan sebutan novel sastra

merupakan jenis karya sastra yang dianggap pantas dibicarakan dalam

sejarah sastra yang bermunculan cenderung mengacu pada novel

serius.Novel serius harus sanggup memberikan segala sesuatu yang serba

mungkin, hal itu yang disebut makna sastra yang sastra.Novel serius yang

bertujuan untuk memberikan hiburan kepada pembaca, juga mempunyai

tujuan memberikan pengalaman yang berharga dan mengajak pembaca

untuk meresapi lebih sungguh-sungguh tentang masalah yang

dikemukakan.

Berbeda dengan novel populer yang selalu mengikuti selera pasar,

novel sastra tidak bersifat mengabdi pada pembaca.Novel sastra cenderung

menampilkan tema-tema yang lebih serius.Teks sastra sering

mengemukakan sesuatu secara implisit sehingga hal ini bisa dianggap

menyibukkan pembaca.Nurgiyantoro (2005: 18) mengungkapkan bahwa

dalam membaca novel serius, jika ingin memahaminya dengan baik

diperlukan daya konsentrasi yang tinggi disertai dengan kemauan untuk

itu.Novel jenis ini, di samping memberikan hiburan juga terimplisit tujuan

memberikan pengalaman yang berharga kepada pembaca atau paling tidak

mengajak pembaca untuk meresapi dan merenungkan secara lebih

sungguh-sungguh tentang permasalahan yang dikemukakan.

Kecenderungan yang muncul pada novel serius memicu sedikitnya

pembaca yang berminat pada novel sastra ini.Meskipun demikian, hal ini

Page 28: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

17

tidak menyebabkan popularitas novel serius menurun.Justru novel ini

mampu bertahan dari waktu ke waktu. Misalnya, roman Romeo Juliet

karya William Shakespeare atau karya Sutan Takdir, Armin Pane, Sanusi

Pane yang memunculkan polemik yang muncul pada dekade 30-an yang

hingga saat ini masih dianggap relevan dan belum ketinggalan zaman

(Nurgiyantoro, 2005:21).

Beracuan dari pendapat di atas, ditarik sebuah simpulan bahwa

novel serius adalah novel yang mengungkapkan sesuatu yang baru dengan

cara penyajian yang baru pula. Secara singkat disimpulkan bahwa unsur

kebaruan sangat diutamakan dalam novel serius. Di dalam novel serius,

gagasan diolah dengan cara yang khas. Hal ini penting mengingat novel

serius membutuhkan sesuatu yang baru dan memiliki ciri khas daripada

novel-novel yang telah dianggap biasa.Sebuah novel diharapkan memberi

kesan yang mendalam kepada pembacanya dengan teknik yang khas ini.

2. Novel populer

Sastra populer adalah perekam kehidupan dan tidak banyak

memperbincangkan kembali kehidupan dalam serba kemungkinan. Sastra

popular menyajikan kembali rekaman-rekaman kehidupan dengan tujuan

pembaca akan mengenali kembali pengalamannya. Oleh karena itu, sastra

populer yang baik banyak mengundang pembaca untuk

mengidentifikasikan dirinya (Kayam dalam Nurgiyantoro, 2005: 18).

Berbicara tentang sastra populer, Kayam (dalam

Nurgiyantoro2005: 18) menyebutkan bahwa sastra populer adalah

Page 29: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

18

perekam kehidupan dan tak banyak memperbincangkan kembali

kehidupan dalam serba kemungkinan .ia menyajikan kembali rekaan-

rekaan kehidupan itu dengan harapan pembaca akan mengenal kembali

pengalaman-pengalamannya sehingga merasa terhibur karena seseorang

telah menceritakan pengalamannya dan bukan penafsiran tentang emosi

itu. Oleh karena itu, sastra populer yang baik banyak mengundang

pembaca untuk mengidentifikasikan dirinya.

Hal seperti itu dapat dilihat dari fenomena yang terjadi pada novel

Cintapucino karya Icha Rahmanti yang tahun lalu sempat diliris ke dalam

bentuk film.Banyak remaja khsusnya remaja puti yang mengungkapkan

kesamaan kejadian di masa SMA yang mirip dengan yang digambarkan

oleh Icha Rahmanti dalam novelnya.

Adapun pengategorian novel sebagai novel serius atau novel

populer bukanlah menjadi hal baru dalam dunia sastra.Usaha ini tidak

mudah dilakukan karena bersifat riskan.Selain dipengaruhi oleh hal

subjektif yang muncul dari pengamat, juga banyak faktor dari luar yang

menentukan. Misalnya, sebuah novel yang diterbitkan oleh penerbit yang

biasa menerbitkan karya sastra yang telah mapan, karya tersebut akan

dikategorikan sebagai karya yang serius, karya yang bernilai tinggi,

padahal pengamat belum membaca isi novel.

Kayam (dalam Nurgiyantoro 2005: 17) menyebutkan kata ”pop”

erat diasosiasikan dengan kata ”populer”, mungkin karena novel-novel itu

sengaja ditulis untuk ”selera populer” yang kemudian dikenal sebagai

Page 30: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

19

”bacaan populer”. Jadilah istilah pop sebagai istilah baru dalam dunia

sastra kita.

Nurgiyantoro (2005: 18)juga menjelaskan bahwa novel populer

adalah novel yang populer pada masanya dan banyak penggemarnya,

khususnya pembaca dikalangan remaja.Novel jenis ini menampilkan

masalah yang aktual pada saat novel itu muncul.Pada umumnya, novel

populer bersifat artifisial, hanya bersifat sementara, cepat ketinggalan

zaman, dan tidak memaksa orang untuk membacanyasekali lagi seiring

dengan munculnya novel-novel baru yang lebih popular pada masa

sesudahnya.Di sisi lain, novel populer lebih mudah dibaca dan lebih

mudah dinikmati karena semata-mata menyampaikan cerita (Stanton

dalam Nurgiyantoro 2005: 19). Novel populer tidak mengejar efek estetis

seperti yang terdapat dalam novel serius.

Beracuan dari beberapa pendapat di atas, ditarik sebuah simpulan

bahwa novel popular adalah cerita yang bisa dibilang tidak terlalu rumit.

Alur cerita yang mudah ditelusuri, gaya bahasa yang sangat mengena,

fenomena yang diangkat terkesan sangat dekat. Hal ini pulalah yang

menjadi daya tarik bagi kalangan remaja sebagai kalangan yang paling

menggemari novel populer.Novel populer juga mempunyai jalan cerita

yang menarik, mudah diikuti, dan mengikuti selera pembaca.Selera

pembaca yang dimaksudkan adalah hal-hal yang berkaitan dengan

kegemaran naluriah pembaca, seperti motif-motif humor dan heroisme

sehingga pembaca merasa tertarik untuk selalu mengikuti kisah ceritanya.

Page 31: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

20

3. Nilai pendidikan karakter

a. Pengertian Nilai

Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan

berguna bagi manusia.Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau

berguna bagi kehidupan manusia. Nilai sebagai kualitas yang independen akan

memiliki ketetapan yaitu tidak berubah yang terjadi pada objek yang dikenai nilai.

Persahabatan sebagai nilai (positif/ baik) tidak akan berubah esensinya manakala

ada pengkhianatan antara dua yang bersahabat. Artinya nilai adalah suatu

ketetapan yang ada bagaimanapun keadaan di sekitarnya berlangsung.

Sastra dan tata nilai merupakan dua fenomena sosial yang saling

melengkapi dalam hakikat mereka sebagai sesuatu yang eksistensial. Sastra

sebagai produk kehidupan., mengandung nilai-nilai sosial, filsafat, religi, dan

sebagainya baik yang bertolak dari pengungkapan kembali maupun yang

mempunyai penyodoran konsep baru (Suyitno, 1986: 3). Sastra tidak hanya

memasuki ruang serta nilai-nilai kehidupan personal, tetapi juga nilai-nilai

kehidupan manusia dalam arti total.

Menilai oleh Setiadi (2006: 110) dikatakan sebagai kegiatan

menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain sehingga diperoleh menjadi

suatu keputusan yang menyatakan sesuatu itu berguna atau tidak berguna, benar

atau tidak benar, baik, atau buruk, manusiawi atau tidak manusiawi, religius atau

tidak religius, berdasarkan jenis tersebutlah nilai ada.

Lasyo (dalam Setiadi 2006: 117) menyatakan, nilai manusia merupakan

landasan atau motivasi dalam segala tingkah laku atau perbuatannya.Sejalan

Page 32: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

21

dengan Lasyo, Darmodiharjo (dalam Setiadi, 2006: 117) mengungkapkan nilai

merupakan sesuatu yang berguna bagi manusia baik jasmani maupun

rohani.Sedangkan Soekanto (1983: 161) menyatakan, nilai-nilai merupakan

abstraksi daripada pengalaman-pengalaman pribadi seseorang dengan

sesamanya.Pada hakikatnya, nilai yang tertinggi selalu berujung pada nilai yang

terdalam dan terabstrak bagi manusia, yaitu menyangkut tentang hal-hal yang

bersifat hakiki.

Dari beberapa pendapat tersebut di atas pengertian nilai dapat disimpulkan

sebagai sesuatu yang bernilai, berharga, bermutu, akan menunjukkan suatu

kualitas dan akan berguna bagi kehidupan manusia.

b. Pendidikan karakter

(Purwanto, 2007: 10) menyatakan pendidikan ialah segala usaha orang

dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan

jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan. Berdasarkan pendapat di atas peneliti

mendefinisikan nilai-nilai edukatif adalah konsep-konsep, suatu ideal, suatu

paradigma yang mengilhami anggota masyarakat agar berperilaku sesuai yang

diterima masyarakat selanjutnya akan menentukan perilaku seseorang melalui

usaha yang mendidik ke arah kedewasaan mengenai hal-hal yang dianggap baik

maupun buruk.

Suryosubroto (2010: 2) mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha yang

sengaja dan terencana untuk membantu perkembangan potensi dan kemampuan

anak agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai seorangindividu dan

Page 33: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

22

sebagai warga negara atau masyarakat, dengan memilih isi (materi), strategi,

kegiatan, dan teknik menilai yang sesuai.

Tilaar (2002;435) mengatakan hakikat pendidikan adalah memanusiakan

manusia. Selanjutnya dikatakan pula bahwa, memanusiakan manusia atau proses

humanisasi melihat manusia sebagai suatu keseluruhan di dalam eksistensinya.

Eksistensi ini menurut penulis adalah menempatkan kedudukan manusia pada

tempatnya yang terhormat dan bermartabat.Kehormatan itu tentunya tidak lepas

dari nilai-nilai luhur yang selalu dipegang umat manusia.

Purwanto (1986: 11) menyatakan bahwa pendidikan berarti segala usaha

orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin

perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan.Hakikat pendidikan

bertujuan untuk mendewasakan anak didik, maka seorang pendidik haruslah orang

yang dewasa, karena tidak mungkin dapat mendewasakan anak didik jika

pendidiknya sendiri belum dewasa.

Segala sesuatu yang digunakan untuk mendidik harus yang mengandung

nilai didik, termasuk dalam pemilihan media.Novel sebagai suatu karya sastra,

yang merupakan karya seni juga memerlukan pertimbangan dan penilaian tentang

seninya (Pradopo, 2005: 30).Pendidikan pada kahikatnya merupakan upaya

membantu peserta didik untuk menyadari nilai-nilai yang dimilikinya dan

berupaya memfasilitasi mereka agar terbuka wawasan dan perasaannya untuk

memiliki dan meyakini nilai yang lebih hakiki, lebih tahan lama, dan merupakan

kebenaran yang dihormati dan diyakini secara sahih sebagai manusia yang

beradab (Setiadi, 2006: 114).

Page 34: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

23

Adler (dalam Arifin, 1993:12) mengartikan pendidikan sebagai proses

dimana seluruh kemampuan manusia dipengaruhi oleh pembiasaan yang baik

untuk membantu orang lain dan dirinya sendiri mencapai kebiasaan yang baik.

Secara etimologis, sasta juga alat untuk mendidik (Ratna 2009:447). Masih

menurut Ratna, lebih jauh dikaitkan dengan pesan dan muatannya, hampir secara

keseluruhan karya sastra merupakan sarana-sarana etika. Jadi, pendidikan dan

karya sastra (novel) adalah dua hal yang saling berkaitan.

Karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku yang khas

individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat,

bangsa, dan negara. Individu yang berkarakter adalah individu yang dapat

membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan setiap akibat dari

keputusannya. Karakter dapat dianggap sebagai nilai-nilai perilaku manusia yang

berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,

lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, dan

perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum tata krama, budaya adat

istiadat, dan estetika. Karakter adalah perilaku yang tampak dalam kehidupan

sehari-hari baik dalam bersikap maupun bertindak.

Warsono dkk. (2010) mengutip Jack Corley dan Thomas Philip (2000)

menyatakan: “Karakter merupakan sikap dan kebiasaan seseorang yang

memungkinkan atau mempermudah tindakan moral.

Scerenko (1997) mendefinisikan karakter sebagai atribut atau ciri-ciri yang

membentuk dan membedakan ciri pribadi, ciri etis, dan kompleksitas mental dari

seseorang, suatu kelompok atau bangsa.

Page 35: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

24

Karakter dipengaruhi oleh hereditas. Perilaku seseorang anak seringh kali

tidak jauh dari perilaku ayah atau ibunya. Dalam bahasa Jawa dikenal istilah

“Kacang ora ninggaal lanjaran” (Pohon kacang panjang tidak pernah

meninggalkan kayu atau bambu tempatnya melilit dan menjalar). Kecuali itu

lingkungan, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam itu membentuk

karakter. Di sekitar lingkungan sosial yang keras seperti di Harlem New York,

para remaja cenderung berperilaku antisosial, keras, tega, suka bermusuhan, dan

sebagainya. Sementara itu di lingkungan yang gersang, panas, dan tandus,

penduduknya cenderung bersifat keras dan berani mati.

Mengacu pada berbagai pengertian karakter tersebut di atas, serta faktor-

faktor yang dapat memengaruhi karakter, maka karakter dapat dimaknai sebagai

nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik karena pengaruh

hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain,

serta diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.

Pada pengertian yang sederhana pendidikan karakter adalah hal positif

apa saja yang dilakukan guru dan berpengaruh kepada karakter siswa yang

diajarnya. (Winton, 2010) Pendidikan karakter adalah upaya sadar dan sungguh-

sungguh dari seorang guru untuk mengajarkann nilai-nilai kepada para siswanya.

Lickona (1991) mendefinisikan pendidikan karakter sebagai upaya yang

sungguh-sungguh untuk membantu seseorang memahami, peduli, dan bertindak

dengan landasan inti nilai-nilai etis.

Sementara itu Aqib (2011, 38) menjelaskan pendidikan karakter

merupakan keseluruhan dinamika relasional antarpribadi dengan berbagai macam

Page 36: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

25

dimensi baik dari dalam maupun dari luar dirinya. Hal ini diharapkan setiap

pribadi semakin dapat menghayati kebebasannya sehingga ia dapat semakin

bertanggung jawab atas pertumbuhan dirinya sendiri sebagai pribadi dan

perkembangan orang lain dalam hidup mereka. Secara singkat pendidikan

karakter dapat diartikan sebagai sebuah bantuan sosial agar individu itu dapat

bertumbuh dalam menghayati kebebasannya dalam hidup bersama dengan orang

lain dalam dunia.

Muslich (2011:81) menjelaskan pendidikan karakter bertujuan untuk

meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang mengarah pada

pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia seseorang secara utuh,

terpadu dan seimbang. Melalui pendidikan karakter diharapkan seseorang secara

mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan

menginternalisasi, serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia

sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari

Menurut scerenko (1997) pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai

upaya yang sungguh-sungguh dengan cara mana ciri kepribadian positif

dikembangkan, didorong, dan diberdayakan melalui keteladanan, kajian

(sejarah,dan biografi para bijak dan pemikir besar), serta praktik emulasi (usaha

yang maksimal untuk mewujudkan hikmah dari apa-apa yang diamati dan

dipelajari).

Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas dapat dirumuskan bahwa nilai

pendidikan karakter merupakan segala sesuatu yang baik maupun buruk yang

berguna bagi kehidupan manusia yang diperoleh melalui proses pengubahan

Page 37: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

26

sikap,tata laku dan menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi

hati, raga, serta rasa dan karsa dalam upaya mendewasakan diri manusia melalui

upaya pengajaran dihubungkan dengan eksistensi dan kehidupan manusia, Nilai-

nilai pendidikan karakter yang tersirat dalam berbagai hal dapat mengembangkan

masyarakat berbagai dimensinya dan nilai-nilai tersebut mutlak dihayati dan

diresapi manusia sebab ia mengarah pada kebaikan dalam berpikir dan bertindak

sehingga dapat memajukan budi pekerti serta pikiran/ intelegensinya. Nilai-nilai

pendidikan karakter dapat ditangkap manusia melalui berbagai hal diantaranya

melalui pemahaman dan penikmatan sebuah karya sastra.

4. Macam-macam Nilai Pendidikan Karakter

a. Jujur

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia karangan W.J.S

Poerwadarminta (2007: 496), jujur berarti lurus hati, tidak curang. Secara

singkat Agus Wibowo (2012: 40) mengartikan bahwa jujur adalah orang yang

berbicara dan berbuat harus apa adanya, tanpa menutupi dengan kebohongan.

Jamal Ma’mur Asmani (2011: 37), bahwa kejujuran merupakan

perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan diri sebagai orang yang

selalu dapat dipercaya, baik terhadap diri sendiri maupun pihak lain. Hal ini

diwujudkan dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

Abdul Majid dan Dian Andayani (2011: 48) menyatakan bahwa

deskripsi jujur yaitu biasa mengatakan yang sebenarnya, apa yang dimiliki dan

diinginkan, tidak pernah bohong, biasa mengakui kesalahan dan biasa

mengakui kelebihan orang lain. Sejalan dengan Nurul Zuriah (2007: 83) yang

Page 38: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

27

menyatakan bahwa jujur merupakan sikap dan perilaku yang tidak suka

berbohong dan berbuat curang, berkata apa adanya, dan berani mengakui

kesalahan. Jujur bisa diartikan mengakui, berkata atau memberikan informasi

sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.Buchari Alma (2010: 116) juga

menambahkan bahwa kejujuran seeseorang bisa dilihat dari ketepatan

pengakuan atau dari apa yang dibicarakan sesuai dengan kenyataan atau

kebenaran yang terjadi.

Lickona (2013: 65) menyatakan bahwa kejujuran adalah salah satu

bentuk nilai yang harus diajarkan di sekolah. Jujur dalam berurusan dengan

orang lain, tidak menipu, mencurangi, atau mencuri dari orang lain merupakan

sebuah cara mendasar untuk menghormati orang lain. Menurut Siti Irene

Astuti (2011: 32) kejujuran adalah kemampuan seseorang untuk

menyampaikan sesuatu dengan apa adanya sesuai dengan hati, ucapan dan

perbuatan yang menjadi amanahnya yang terkait dengan hak dan kewajiban di

segala aspek kehidupan yang sedang dijalaninya.

Menurut Mulyasa (dalam Siti Irene Astuti, 2011: 12) menyatakan

bahwa nilai kejujuran merupakan nilai fundamental yang diakui oleh semua

orang sebagai tolak ukur kebaikan seseorang dalam kehidupan sehari-harinya,

bagaimanapun pintarnya, bagaimanapun berwibawa dan bijaksananya

seseorang jika tidak jujur pada akhirnya tidak akan diakui oleh orang sebagai

pemimpin yang baik atau bahkan dicap menjadi orang yang tidak baik. Oleh

karena itu, nilai kejujuran menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan.

Page 39: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

28

Menurut Dharma Kusuma, Cepi Triatna, dan Johar Permana (2012:

16), jujur sebagai sebuah nilai merupakan keputusan seseorang untuk

mengungkapkan (dalam bentuk perasaan, kata-kata, dan/atau perbuatan)

bahwa realitas yang tidak dimanipulasi dengan cara berbohong atau menipu

orang lain untuk keuntungan dirinya .

Berdasarkan pendapat di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa

kejujuran adalah perilaku yang menunjukkan perilaku tidak suka berbohong,

mengakui kesalahan yang dilakukan, menceritakan kekurangan yang dimiliki,

dapat dipercaya dalam perkataan, perbuatan dan pekerjaan sesuai dengan

kondisi dan fakta yang ada sebenarnya.

b. Disiplin

Menurut Sugeng Prijodarminto (1994: 23) kedisiplinan dapat diartikan

sebagai kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian

perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,

keteraturan dan ketertiban. Karena sudah menyatu dengannya, maka sikap

atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi atau sama sekali tidak dirasakan

sebagai beban, bahkan sebaliknya akan membebani dirinya bilamana ia tidak

berbuat sebagaimana lazimnya.

Menurut Santoso (2004) bahwa kedisiplinan adalah sesuatu yang

teratur, misalnya disiplin dalam menyelesaikan pekerjaan berarti bekerja

secara teratur. Kedisiplinan berperan dengan kepatuhan dan ketaatan

seseorang atau kelompok orang terhadap norma-norma dan peraturan-

peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis.

Kedisiplinan dibentuk serta berkembang melalui latihan dan pendidikan

Page 40: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

29

sehingga terbentuk kesadaran dan keyakinan dalam dirinya untuk berbuat

tanpa paksaan.

(Sukadji, 2000) Kedisiplinan dapat diartikan sebagai serangkaian

aktivitas atau latihan yang dirancang karena dianggap perlu dilaksanakan

untuk dapat mencapai sasaran tertentu. Kedisiplinan merupakan sikap atau

perilaku yang menggambarkan kepatuhan kepada suatu aturan atau ketentuan.

Menurut Sumarno (Roy Rahman, 2012) disiplin berarti perangkat peraturan

yang berlaku untuk menciptakan kondisi tertib dan teratur. Maman Rachman

(1999: 168) disiplin adalah sebagai upaya mengendalikan diri dan sikap

mental individu atau masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan

ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan dan

kesadaran yang muncul dari dalam hatinya.Menurut Slameto (2010) disiplin

merupakan suatu yang berkenaan dengan pengendalian diri seseorang

terhadap bentuk-bentuk aturan.

Beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah

upaya pengendalian diri dalam mengembangkan kepatuhan yang perlu yang

dilaksanakan agar menciptakan kondisi tertib atau teratur.

c. Kreatif

Menurut Evans dalam Munandar (1999:97), “kreativitas adalah

ketrampilan untuk menentukan pertalian baru, melihat subyek dari perspektif

baru, dan membentuk kombinasi-kombinasi baru dari dua atau lebih konsep

yang telah tercetak dalam pikiran”.Menurut Roger dalam Setiawan (2002:74),

menekankan bahwa sumber kreativitas adalah kecenderungan untuk

Page 41: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

30

mengaktualisasikan diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk berkembang

dan menjadi matang, kecenderungan untuk mengekspresikan dan

mengaktifkan semua kemampuan organisme.

Menurut CampbellSternberg juga berpendapat (dalam Efendi,

2005:261), bahwa kreativitas adalah sebuah proses yang menuntut

keseimbangan dan aplikasi dari ketiga aspek esensial dari kecerdasan analitis,

kreatif dan praktis, beberapa aspek yang ketika digunakan secara kombinatif

dan seimbang akan melahirkan kecerdasan kesuksesan

(Tynan, 2005: 33) Istilah kreativitas dapat digunakan dalam dua cara,

pertama adalah kreativitas sebagai kemampuan mental untuk berpikir kreatif.

Kedua adalah kreativitas sebagai energi yang bekerja dalam pikiran kita.

Ketika seseorang mengembangkan gagasan usaha baru, menciptakan lagu,

melukis, atau merancang sesuatu yang baru dan inovatif, dapat terlihat energi

tersebut.

Solso berpendapat (dalam Suharnan, 2011: 5-6) kreativitas adalah

suatu aktivitas kognitif yang menghasilkan cara-cara baru dalam memandang

suatu masalah atau situasi. Lebih lanjut Solso menegaskan bahwa kreativitas

tidak terbatas pada menghasilkan hal-hal baru yang bersifat praktis, tetapi

boleh jadi hanya merupakan suatu gagasan baru. Pandangan ini lebih

menekankan kreativitas pada cara pandang yang baru terhadap suatu masalah

atau situasi, dan bukan pada suatu karya baru yang memiliki nilai kegunaan

praktis.

Page 42: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

31

Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan tentang

kreativitas, bahwa kreativitas pada dasarnya merupakan suatu proses tindakan

dimana seseorang dapat mengaktualisasikan diri dengan mengkombinasikan

konsep-konsep, pemikiran-pemikiran, serta ide-ide untuk menciptakan suatu

alternatif yang berbeda untuk mencapai tujuan-tujuan yang sama dan yang

pastinya berorientasi pada hal-hal yang bersifat positif.

d. Peduli sosial

Manusia hidup di dunia ini pasti membutuhkan manusia lain untuk

melangsungkan kehidupannya, karena pada dasarnya manusia merupakan

makhluk sosial. Menurut Buchari Alma, dkk (2010: 201) makhluk sosial

berarti bahwa hidup menyendiri tetapi sebagian besar hidupnya saling

ketergantungan, yang pada akhirnya akan tercapai keseimbangan relatif. Maka

dari itu, seharusnya manusia memiliki kepedulian sosial terhadap sesama agar

tercipta keseimbangan dalam kehidupan.

Manusia sebagai makhluk sosial (homo socialis) tidak hanya

mengandalkan kekuatan sendiri, tetapi membutuhkan manusia lain dalam

beberapa hal. Untuk itu manusia harus memiliki kesadaran sosial. Hera Lestari

Malik (2008: 4.23) menjelaskan bahwa kesadaran sosial merupakan

kemampuan untuk memahami arti dari situasi sosial. Sehingga nantinya

manusia dalam berinteraksi akan saling menghormati, mengasihi, serta peduli

terhadap berbagai macam keadaan di sekitarnya. Manusia yang mempunyai

kesadaran sosial yang tinggi akan memiliki sikap kasih sayang dan perasaan

empati terhadap suatu hal yang dialami orang lain.

Page 43: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

32

Darmiyati Zuchdi (2011: 170) menjelaskan bahwa, peduli sosial

merupakan sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan

kepadamasyarakat yang membutuhkan.Berbicara masalah kepedulian sosial

maka tak lepas dari kesadaran sosial.Kesadaran sosial merupakan kemampuan

untuk mamahami arti dari situasi sosial (Hera Lestari Malik dkk, 2008: 4.23).

Hal tersebut sangat tergantung dari bagaimana empati terhadap orang lain.

Berdasarkan bererapa pendapat yang tertera diatas dapat disimpulkan bahwa,

kepedulian sosial merupakan sikap selalu ingin membantu orang lain yang

membutuhkan dan dilandasi oleh rasa kesadaran dan manusia yang

mempunyai kesadaran sosial yang tinggi akan memiliki sikap kasih sayang

dan perasaan empati terhadap suatu hal yang dialami orang lain.

e. Tanggung jawab

Menurut Tirtarahardja dan Sulo (2005: 8) bahwa tanggung jawab

diartikan sebagai keberanian untuk menentukan sesuatu perbuatan sesuai

dengan tuntutan kodratmanusia, dan bahwa hanya karena itu perbuatan

tersebut dilakukan sehinggasanksi apa pun yang dituntutkan (oleh kata hati,

oleh masyarakat, oleh norma-norma agama), diterima dengan penuh kesadaran

dan kerelaan.

Dari penjelasan tersebut bahwa seseorang yang mempunyai kesediaan

bertanggung jawab yang tinggi berarti apa yang ia perbuat sesuai dengan kata

hati. Kemudian kesediaan dan kerelaannya menerima konsekuensi dari

perbuatan juga diartikan sebagai perwujudan kesadaran seseorang akan

kewajibannya dalam bertanggung jawab terhadap suatu perbuatannya. Jika

Page 44: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

33

seseorang telah memiliki sikap tanggung jawab terhadap apa yang ia perbuat,

maka seseorang itu juga telah memiliki sikap yang disiplin.

Kemampuan berdisiplin dan bertanggung jawab tidaklah lahir dengan

sendirinya, tetapi bertumbuh melalui proses dan latihan kebiasaan yang

bersifat rutin dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu sifat disiplin dan

tanggung jawab harus ditanamkan sejak kecil agar nantinya mereka akan

terbiasa untuk hidup disiplin dan bertanggung jawab. Dalam buku karangan

Zubaedi (2011: 78) para pegiat pendidikan karakter membagi sembilan pilar

pendidikan karakter yang salah satunya yaitu “tanggung jawab (responsibility)

maksudnya mampu mempertanggungjawabkan serta memiliki perasaan untuk

memenuhi tugas dengan dapat dipercaya, mandiri, dan berkomitmen”.Sesuai

pendapat tersebut bahwa orang yang bertanggung jawab ditandai dengan

adanya komitmen yang tinggi, menyelesaikan tugas dengan penuh rasa

percaya diri, optimis, dan mandiri.

Zubaedi (2011: 76) bahwa “tanggung jawab adalah sikap dan perilaku

seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya

dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan

budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa”. Zubaedi mengartikan bahwa

segala sikap dan perilaku harus bisa dipertanggungjawabkan kepada diri

sendiri, kehidupan masyarakat, lingkungan, negara, dan kepada Tuhan Yang

Maha Esa. Menurut Pam Schiller & Tamera Bryant (dalam Astuti, 2005: 17)

“tanggung jawab adalah perilaku yang menentukan bagaimana kita bereaksi

Page 45: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

34

terhadap situasi hari, yang memerlukan beberapa jenis keputusan yang bersifat

moral”.

Berdasarkan uraian pendapat di atas maka dapat dipahami bahwa

tanggung jawab adalah suatu sikap dimana seseorang tersebut mempunyai

kesediaan menanggung segala akibat atau sanksi yang telah dituntutkan (oleh

kata hati, oleh masyarakat, oleh norma-norma agama) melalui latihan

kebiasaan yang bersifat rutin dan diterima dengan penuh kesadaran, kerelaan,

dan berkomitmen.

B. Kerangka Pikir

Sesuai dengan penjabaran tersebut, landasan teori yang digunakan pada

novel “Hari Tanpa Cinta“ karya Rizky Siregar yaitu karya sastra. Karya sastra

adalah sebuah karya yang pada hakikatnya dibuat dengan menggunakan aspek

keindahan di samping keefektifan penyampaian pesan. Dalam karya sastra terbagi

menjadi tiga bagian yaitu drama, puisi, dan prosa. Dalam pembagian karya sastra

ini materi yang akan dikaji khusus mengenai prosa. Dalam prosa terbagi menjadi

beberapa bagian diantaranya: cerpen, novel, dan roman. Aspek yang akan dikaji

hanya terfokus pada novel. Dalam novel terbagi beberapa bagian diantaranya:

novel serius dan novel populer dan yang dikaji yaitu novel populer yang berjudul

“Hari Tanpa Cinta“ karya Rizky Siregar.

Page 46: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

35

Karya Sastra

Hasil

Novel

Hari Tanpa Cinta

Nilai Pendidikan Karakater

Jujur

Disiplin

Kreatif

Peduli sosial

Tanggung Jawab

Temuan

Hari

Tanpa

Cinta

Page 47: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu jenis penelitian

kajian pustaka yaitu dengan menganilisis isi. Pada analisis ini peneliti membaca

kemudian mencatat dokumen-dokumen yang diambil dari data primer yang

berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian

Adapun metode pada penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif. Metode ini

digunakan mengingat data-data dalam penelitian ini berupa kata ataupun

kelompok kata yang merupakan data kualitatif sehingga memerlukan penjelasan

secara deskriptif

B. Data dan Sumber data

Data yang ada pada novel Hari Tanpa Cinta Karya Rizky Siregar berupa

teks yang mengandung nilai pendidikan karakter. Sumber data yang menjadi

objek dalam penelitian ini adalah novel Hari Tanpa Cinta Karya Rizky Siregar.

C. Teknik Pengumpulan Data

Adapaun langkah-langkah pengumpulan data dalam novel Hari Tanpa

Cinta karya Rizky Siregar:

1. Membaca novel Hari Tanpa Cinta karya Rizky Siregar secara berulang-

ulang dan teliti.

Page 48: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

37

2. Mencatat kata-kata yang menyatakan nilai pendidikan karakter dalam

kartu data. Pencatatan dilakukan untuk mendokumentasikan hasil temuan.

Teknik pencatatan dilakukan dengan cara mengutip secara cermat dari data

yang berupa kata. Data tersebut dibaca kemudian dianalisis mana yang

termasuk nilai pendidikan karakter dan bagaimana kategorinya.

3. Setelah data diperolehkemudian diklasifikasi dan direduksi. Apabila

terdapat data-data yang tidak termasuk ke dalam nilai pendidikan karakter.

maka data tersebut tidak dapat dimasukkan ke dalam tulisan.

Apabiladiperoleh data yang sesuai, data kemudian dimasukkan ke dalam

tulisan.

D. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

deskriptif kualitatif.Teknik ini digunakan mengingat data-data dalam penelitian

ini berupa kata ataupun kelompok kata yang merupakan data kualitatif sehingga

memerlukan penjelasan secara deskriptif. Langkah-langkah yang digunakan untuk

menganalisis data dalam penelitan ini adalah sebagai berikut:

1. Perbandingan

Data-data yang telah diperoleh dari pembacaan novel yang berulang-

ulang dimasukkan ke dalam kartu data. Setelah data terkumpul, data kemudian

dibandingkan antara satu sama lain. Langkah ini dilakukan dengan harapan

perbedaan kategori antar data dapat ditemukan.

2. Kategorisasi

Page 49: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

38

Data-data yang telah dibandingkan tersebut kemudian

dikelompokkan.Pengelompokkan data berupa nilai pendidikandidasarkan atas

jujur, toleransi, disiplin, kreatif, mandiri, peduli sosial, dan tanggung jawab.

3. Inferensi

Data-data yang telah dikelompokkan berdasarkan kategori, selanjutnya

dideskripsikan sesuai dengan interpretasi dan pengetahuan peneliti tentang

nilai-nilai pendidikan berdasarkan konsep yang telah dikemukakan oleh

Sukardi (1997:79).Pendeskripsian dilakukan terhadap setiap kelompok dan

dilakukan berurutan satu demi satu.Berdasarkan pendeskripsian yang telah

dilakukan selanjutnya dibuat simpulan.

Page 50: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Menelaah atau menganalisis nilai pendidikan karakter dalam novel

Hari Tanpa Cinta karya Rizky Siregar yang menjadi objek dalam pembahasan

penelitian ini.

Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah novel Hari Tanpa

Cinta karya Rizky Siregar. Dalam penelitian ini penulis hanya memilih

beberapa data dari novel Hari Tanpa Cinta karya Rizky Siregar. Penulis hanya

memfokuskan nilai pendidikan karakter yaitu jujur, disiplin, kreatif, peduli

sosial, dan tanggung jawab. Berikut ini proses penganalisisan nilai pendidikan

karakter dalam novel Hari Tanpa Cinta karya Rizky Siregar yang menjadi

objek dalam penelitian ini.

1. Jujur

Jujur adalah perilaku yang menunjukkan perilaku tidak suka

berbohong, mengatakan cinta, mengakui kesalahan yang dilakukan,

menceritakan kekurangan yang dimiliki, dapat dipercaya dalam perkataan,

perbuatan dan pekerjaan sesuai dengan kondisi dan fakta yang ada sebenarnya.

Perubahan panggilan dari gue-lo menjadi aku-kamu, Vena lantas tahu

topik yang akan dibicarakan Dion. Ditambah kecurigaan Rasty yang

pernah disampaikan bahwa ada kemungkinan laki-laki itu menyukainya

memenuhi nalarnya. Labirin otaknya meraba-raba jalan keluar. Tak

mungkin menghindar. Kabel belum ia terima.

“ Aku sudah lama suka kamu, Ven. Mau jadi pacarku, nggak? ”

Dugaan Vena benar. Alasan, alasan. Beri satu argumen yang tepat. “Gue

belum mau pacaran.”

Sebelum Dion mengomentari, Vena merebut kabel dari tangan pemuda itu

dan berlari ke Studio Memori.(HTC : 21)

Page 51: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

40

Dalam kutipan novel di atas menjelaskan bahwa Dion memiliki

perasaan suka kepada Vena lalu ia mengutarakannya secara langsung. Akan

tetapi, Vena tidak membalas perasaannya. Ia hanya memberikan alasan bahwa

dia tidak mau pacaran. Hal ini menjelaskan bahwa Dion telah berperilaku jujur

dengan cara mengungkapkan perasaaannya.

“Aku sudah lama suka kamu, Ven. Mau jadi pacarku nggak?”

“Sorry, Yon.Gue nggak merasakan hal yang sama.”

Laki-laki yang baru saja ditolak pasti tidak ingin berada di ruangan yang

sama dengan perempuan yang menolaknya. Mereka tidak mau ada seorang

pun yang menyaksikan kelemahan dan ketidakberdayaan mereka. Vena

mengerti hal itu. Jadi, Vena cepat-cepat berlalu dan membiarkan Dion

sendirian. (HTC : 72)

Kutipan di atas, Dion mengatakan perasaan sukanya kepada Vena.

Vena tidak menerima perasaan itu, ia jujur kepada Dion bahwa tidak memiliki

perasaan yang sama. Dalam hal ini, Dion telah berperilaku jujur dengan

menyatakan perasaannya dan Vena juga telah jujur bahwa dia tidak memiliki

perasaan yang sama. Suasana yang terjadi dalam hal ini membuat Vena cepat

berlalu dan membiarkan Dion sendirian.

“Om Sofyan memang selalu memesan bunga dari butik gue untuk nyokap

lo. Suatu kali ia minta diantarkan bunga. Salahnya, gue langsung main

kirim saja ke rumah lo karena gue pikir itu ordernya yang biasa.”

“Jadi, kalau lo tahu dari awal bunga itu untuk selingkuhannya, lo bakal

kirim juga? Laki-laki pastilah membela laki-laki,” Vena mencibir.

“Gue sungguh-sungguh minta maaf, Ven. Tolong, maafkan. Gue capek

musuhan sama lo.”

Vena diam saja. Pembelaan yang dikatakan Raga cukup masuk akal. (HTC

: 127)

Kutipan di atas menjelaskan bahwa, Raga berperilaku jujur dengan

mengakui kesalahannya dengan meminta maaf kepada Vena karena salah

mengirim bunga.

Page 52: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

41

Salah satu sisi hati Vena membantah, hari ini bukan seperti hari-hari yang

lain. Ia bisa menceritakan apapun tanpa Ibu bisa mengingat keesokan

harinya.

“Ayo, Nak. Cerita sama Ibu.”

“Bukan Om Tisna alasannya. Aku hanya nggak mau Ibu menikah karena

itu berarti Ibu akan meninggalkanku sendirian.” (HTC : 110)

Kutipan di atas, menjelaskan bahwa Vena berperilaku jujur terhadap

Ibunya karena mengungkapkan apa yang ia rasakan.

“Kenapa bapak pergi meninggalkan kami?”

Akhirnya pertanyaan itu terlontar juga. Dari tadi, Vena mengulur waktu

dengan membuka pembicaraanya yang ngalor-ngidul menceritakan

hubungan asmara Ibu. Ia tahu, Bapak sempat merasa aman ketika

pertanyaan yang menjadi bom waktu itu tidak juga diajukan. Tapi, Vena

perlu tahu. Bapak juga harus menyampaikan jawabannya.

“Bapak masih muda. Ibu juga. Kami dijodohkan. Ibu adalah wanita yang

patut pada keluarga. Sementara Bapak sudah punya kekasih.” (HTC : 208)

Kutipan di atas menjelaskan bahwa Bapak Vena memiliki sikap jujur

karena telah memberikan alasan kepada Vena mengapa ia meninggalkannya

dan Ibunya. Bapak Vena memberikan alasan bahwa mereka dijodohkan dan

sementara Bapak Vena sudah memiliki kekasih.

“Lo sudah nggak marah sama kejadian setahun lalu, kan, Ven ?

Vena membisu. Peristiwa tepat setahun disinggung kembali.

“Maaf, Ven. Gue nggak pernah bermaksud menyakiti nyokap lo. Gue

mengerti kalau itu karena lo sayang sama nyokap lo. Gue sendiri pasti

melakukan hal yang sama.”

“Gue juga minta maaf. Seharusnya gue tanya dulu bukannya malah

merusak butik bunga.”

“Baikan?” ajak Raga dengan menyodorkan tangannya.

Vena menyambut jabat tangan itu. “Baikan” balasnya. (HTC : 243)

Kutipan di atas mejelaskan bahwa Raga dan Vena memiliki sikap jujur

dengan mengakui kesalahnnya. Raga meminta maaf kepada atas kejadian

setahun lalu, sedangkan Vena meminta maaf karena telah merusak butik bunga

milik Raga.

Page 53: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

42

Sepeninggal Raga, Hardi kembali mengutarakan maksudnya,” Jadi, mau

jadi pacar saya, Ven?”

Ia tidak mampu membayangkan hidup berpura-pura bersama laki-laki

yang tidak ia cintai.

Lebih baik terjebak di satu hari untuk selama-lamanya. Asal menjalaninya

dengan cinta. Ia mengepalkan tangan untuk memberikan kekuatan

tambahan.

Vena pun menjawab, “Saya nggak bisa, Mas. Ada orang lain yang saya

cinta.” (HTC : 255)

Kutipan di atas menjelaskan bahwa Hardi memiliki sikap jujur yaitu

dalam hal mengungkapkan perasaannya kepada Vena. Begitupun sebaliknya,

Vena telah berperilaku jujur bahwa ia tidak bisa menerima Hardi karena ada

orang lain yang ia cintai.

2. Disiplin

Disiplin adalah upaya pengendalian diri dalam mengembangkan

kepatuhan yang perlu yang dilaksanakan agar menciptakan kondisi tertib atau

teratur.

Vena mengamati Akbar yang tersenyum ringan sambil tetap sibuk dengan

telpon genggamnya. Jika menuruti kehendak batin, ia tergoda merebut

telpon tersebut dan membuangnya. Namun, pengalaman hidup selama 22

tahun mengajarkannya untuk jangan sekali-kali memicu konflik. Salah

satu yang paling ia ingat, waktu kecil dahulu ia pernah mendambakan

sepeda. Ia merongrong ayah dan ibunya agar mewujudkan keinginan itu.

Orang tuanya tidak dapat memenuhi dengan berbagai alasan. Ia terus

memaksa. Apa hasilnya? Bapak justru pergi dari rumah dan meninggalkan

Vena serta ibunya.

Sejak itu, Vena enggan menyuarakan pikirannya dengan lantang.

Semampu mungkin, ia mentupinya agar tidak tercipta perdebatan.

(HTC : 3)

Kutipan di atas menjelaskan bahwa Vena mampu mengendalikan

dirinya agar tidak tercipta konflik dengan mengingat pengalamannya saat

kecil yang memaksa ayah dan ibunya agar mewujudkan keinginannya.

Page 54: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

43

“Aku nggak bisa menikah dengan kamu, Ven”

Vena terpaku. Air wajah Akbar sangat terpercaya ketika menyampaikan

berita itu. Kalimat itu tidak Vena izinkan merasuk ke kepalanya. Ia tidak

rela.

Vena memejamkan mata. Kobaran berang dipendam dalam-dalam. Lengan

dikepit rapat agar tak menampar pipi Akbar. Tak ada gunanya ribut-ribut

di kafe dan ditonton oleh banyak pengunjung. Setelah tenang, ia membuka

mata sambil berkata, “Tapi penghulu sudah di panggil.” (HTC : 4)

Kutipan di atas menjelaskan bahwa Vena memiliki sikap disiplin

karena mampu menahan amarahnya agar tidak menampar pipi Akbar yang

menolak untuk menikah dengannya.

Tidak hanya di rumah, di Studio Memori pun semua orang membahas hari

kasih sayang.

Vena disambut dengan pertanyaan Rasty.” Mau dinner dimana? Bareng

gue, yuk. Double date?”

Mengingat Rasty baru delapan bulan bekerja di Studio Memori, tentu

temannya itu alpa dengan ketidaksukaannya terhadap Valentine. Vena

memaklumi. Amarahnya tertahan di tenggorakan. Ia menimpali dengan

gelengan lemah. (HTC: 51)

Kutipan di atas menjelaskan bahwa Vena memiliki sikap disiplin yaitu

ia dapat menahan amarahnya dengan memahami temannya yang bernama

Rasty atas ketidaksukaannya terhadap Valentine.

3. Kreatif

Kreativitas pada dasarnya merupakan suatu proses tindakan dimana

seseorang dapat mengaktualisasikan diri dengan mengkombinasikan konsep-

konsep, pemikiran-pemikiran, serta ide-ide untuk menciptakan suatu alternatif

yang berbeda untuk mencapai tujuan-tujuan yang sama dan yang pastinya

berorientasi pada hal-hal yang bersifat positif.

Mama adalah perempuan paling kreatif yang pernah Raga kenal. Dari

tangan yang halus itu, tercipta pajangan-pajangan unik. Hampir semuanya

berasal dari barang-barang bekas, termasuk kelopak bunga yang sudah

tidak digunakan. Dari awal Raga mengumpulkan kelopak-kelopak bunga

Page 55: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

44

tersebut. Nanti, kelopak itu di ubah menjadi karya seni yang bernilai

tinggi. (HTC : 183)

Kutipan di atas menjelaskan tentang Mama Raga memiliki pemikiran

atau ide untuk menciptakan hal yang berbeda yaitu membuat kelopak bunga

dengan barang-barang bekas.

“Ingat gak Ven? Waktu kita mengerjakan proyek bareng.”

“Lo baru lulus dan disuruh membantu Papimu. Terus, lo berencana bikin

toko online.”

“Aku punya banyak ide yang kadang-kadang merepotkan. Tama sering

kesal. Tapi kamu sabar banget memenuhi semuanya. Walaupun ada atribut

yang susah, kamu bisa mengusahakannya.”

“Lo ingin motret lampu meja bermotif kulit zebra. Perlu sofa zebra juga.

Nyarinya ampun, deh. Pas ketemu di toko lain, eh, nggak boleh dipinjam.”

“Padahal aku sudah rela membeli. Tapi kamu terpikir untuk mengubah

pelapis sofa dengan kain bergambar kulit zebra.” (HTC: 44)

Kutipan di atas menjelaskan bahwa Vena memiliki kreativitas dengan

memikirkan hal baru dengan mengubah pelapis sofa dengan kain zebra.

“Aku ingin membuka butik bunga, Ma,” kata Raga ketika ia baru saja

menginjak usia ke-25.

Laki-laki berambut pendek rapi, berbadan kurus, dan berhidung bangir itu

mendatangi Ibunya yang sedang mengerjakan kerajinan tangan di ruang

prakarya di rumah mereka. (HTC: 175)

Kutipan di atas menjelaskan bahwa Ibunya Raga adalah orang yang

kreatif karena ia mampu mengerjakan kerajinan tangan di ruang prakarya.

Raga mengambil beberapa kelopak bunga. Ia menyusun kelopak-kelopak

itu dalam bentuk melingkar menyerupai bunga matahari. (HTC: 176)

Kutipan di atas menjelaskan bahwa Raga memiliki sikap kreatif karena

ia dapat menyusun kelopak bunga dalam bentuk melingkar yang menyerupai

matahari.

Page 56: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

45

4. Peduli sosial

Kepedulian sosial merupakan sikap selalu ingin membantu orang lain

yang membutuhkan dan dilandasi oleh rasa kesadaran dan manusia yang

mempunyai kesadaran sosial yang tinggi akan memiliki sikap kasih sayang

dan perasaan empati terhadap suatu hal yang dialami orang lain.

Vena jadi terkenang pertemuannya pertama kali dengan mantan

tunangannya itu. Tujuh tahun lalu, Vena berkenalan dengan Akbar di

kampus Sekolah Tinggi Seni dan Desain Yogyakarta. Ia mahasiswa baru

pada Jurusan Desain dan Komunikasi Visual. Pada saat orientasi

mahasiswa baru, Vena lupa mengempas sapu tangan berwarna ungu di

dalam tas, sesuai warna kebanggan kampus mereka. Di tengah takut

terkena sanksi dari kakak angkatan, Akbar menyelamatkannya dengan

memberikan saputangan cadangan. (HTC : 54)

Kutipan di atas menjelaskan bahwa Akbar memiliki rasa peduli kepada

Vena dengan memberikan saputangan agar Vena tidak diberikan sanksi oleh

kakak angkatannya.

Bungkusan yang dipegang Dion terjulur ke arahnya.

“Ini! Gue tadi belinya agak banyak,” kata Dion.

“Gue sudah sarapan, Yon.”

“Buat brunch.”

“Gaya banget lo. Gue nggak ada istirahat brunch.”

“Buat makan siang. Sudahlah, terima saja! Gue sudah beliin ini.” Dion

menyurukkan plastik itu.

Bayangan lambaian seorang gadis mendarat di mata Vena. Asalnya dari

Studio Memori. Sontak, Vena menyambut bungkusan itu.”Thanks, Yon.”

(HTC : 9)

Kutipan di atas menjelaskan bahwa Dion memiliki sikap peduli sosial

dengan Vena karena telah memberikan makan siang kepada Vena. Hal ini

patut untuk dicontoh agar dapat menumbuhkan rasa peduli kepada sesama.

Di halaman belakang Studio Memori, Vena dan Hendra memaku kaki

kursi yang patah di halaman belakang.

“Beres. Ayo, coba!

Page 57: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

46

Hendra menguji kursi yang telah dibetulkan. Tidak kokoh karena Hendra

terjatuh. Vena memaku kursi kembali. Ia menyuruh Hendra mengetesnya.

(HTC : 86)

Kutipan di atas menjelaskan bahwa Vena dan Hendra memiliki rasa

peduli sosial karena saling membantu memaku kaki kursi yang patah. Hal ini

dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari yaitu bekerjasama dengan

membagi tugas masing-masing seperti yang dilakukan Hendra dan Vena.

“Katanya mau beli cat pink?”

Vena mengangguk.

“Yang ada warna apa?”

“Merah, kuning, biru....”

“Putih ada?”

“Sepertinya, sih.”

“Oke. Campur cat merah dengan yang putih!”

Vena memadukan adonan cat serata mungkin sampai memperoleh warna

merah muda yang pas.

Tahu-tahu, Hardi mengambil tongkat pengaduk dari tangannya. “Kamu

kurang rata mengaduknya. Di bagian dasar masih pucat.” (HTC : 89)

Kutipan di atas menjelaskan bahwa Vena dan Hardi memiliki sikap

peduli sosial karena bekerjasama dalam melakukan kegiatan mengecet.

“Haiya, temani Om sarapan dulu!”

Vena mengikuti sang penolong ke warung terdekat. Roti Bakar Wiwied.

Om Aling meminta roti bakar cokelat keju dan bubur kacang hijau lengkap

untuk mereka berdua. (HTC : 121)

Kutipan di atas menjelaskan bahwa Om Aling memiliki rasa peduli

sosial dengan mengajak Vena untuk sarapan di warung. Hal ini patut untuk

dicontoh agar dapat menumbuhkan rasa peduli kepada sesama.

“Haiya, sudah jam 9. Kamu bisa terlambat kerja. Cepat-cepat, Om antar

saja. Mobil Om diparkir di depan bank. Om juga harus jemput Dion di

rumah.”

Vena tergagap ingin menjelaskan bahwa ia tidak berhasrat pergi ke Studio

Memori. Tapi, Om Aling seperti tak bisa dihentikan. Lima menit

kemudian, ia sudah duduk rapi dalam lindungan sabuk pengaman di

samping Om Aling yang bertugas mengemudi. (HTC : 124)

Page 58: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

47

Kutipan di atas menjelaskan bahwa Om Aling memilki sikap peduli

sosial karena ingin mengatar Vena berangkat kerja.

Vena tidak memberikan ampun. “Ibu juga, kan, yang bilang cinta nggak

penting dalam sebuah hubungan.”

Ibu menepuk lengannya pelan.”Sudah, sudah. Sana berangkat kerja!”

Vena terkekeh merasa menang. Sebelum berlalu, ia mencium pipi wanita

yang melahirkannya 25 tahun yang lalu itu. (HTC : 8)

Kutipan di atas menjelaskan bahwa Vena memiliki sikap peduli

terhadap kepada Ibunya. Ia sangat senang sehingga mencium pipi Ibunya.

Dengan hal ini dapat kita contoh agar kita bisa menunjukkan kasih sayang

kepada Ibu.

“Baru pulang, Ven ?”

Vena pikir ibunya sudah tidur.

“Ibu sendiri masih bangun?”

“Mana bisa Ibu tenang kalau kamu belum pulang, Ven.”

Vena merangkul Ibunya.”Thanks, Bu. Aku nggak bisa bayangkan kalau

nggak ada Ibu, bakal jadi seperti apa hidupku.” (HTC : 46)

Kutipan di atas menjelaskan bahwa Ibu peduli kepada Vena karena

menunggu kepulangan anaknya hingga dia tidak tidur sampai Vena pulang.

Vena menaikkan badannya supaya nyaman bersandar pada kepala ranjang.

Ia tidak memedulikan sup yang masih panas. Meliriknya pun tidak.

Usapan lembut Ibu di kepala menenangkannya. Menyadari anak satu-

satunya itu tidak akan menyentuh sup, Ibu menyendokkan sesuap ke mulut

Vena. Bukan hanya bibir yang menikmati kehangatan sup, tapi tembus

sampai ke hati. (HTC : 64)

Kutipan di atas menjelaskan bahwa Vena merasa nyaman karena

Ibunya memberikan perhatian dengan menyuapkan sup ke mulutnya. Dalam

hal ini Ibu Vena memiliki rasa peduli yang tinggi terhadap anaknya.

“Ayo, Nak. Cerita sama Ibu.”

“Bukan Om Tisna alasannya. Aku hanya nggak mau Ibu menikah karena

itu berarti Ibu akan meninggalkanku sendirian.”

Ibu memeluk Vena. “Dari mana kamu punya pikiran itu, Ven?”

(HTC :108)

Page 59: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

48

Kutipan di atas menjelaskan bahwa Vena merasa iba kepada dirinya

sendiri karena takut ditinggalkan oleh ibunya setelah memilih Om Tisna.

Lambat laun apa yang Vena anggap sebagai kerugian ternyata merupakan

keuntungan, begitu pula sebaliknya. Om Henri tidak sebaik yang Vena

kira. Ada saat-saat ia memergoki tangan ayah tirinya itu mengayun keras

di pipi Ibu. Vena tidak tahu harus berbuat apa. Setiap pagi ia selalu

menanyakan kepada Ibu, “Ibu baik-baik saja?” Ibunya mengangguk dan

menyuruhnya tidak khawatir (HTC : 205)

Kutipan di atas menjelaskan bahwa Vena merasa iba kepada Ibunya

karena ayah tirinya menampar pipi Ibu Vena. Dan Vena tidak bisa melakukan

apa-apa.

Sekuat tenaga Vena menghilangkan serak di tenggorokan. “Kita sudah

pernah membicarakan ini. Kamu yang bilang bagi cowok nggak apa-apa

menikah tanpa restu keluarga.”

“Tapi untuk cewek nggak boleh, Ven. Harus ada wali sah dan sampai

sekarang kamu nggak menyanggupinya!”

Akbar menyerangnya tepat di titik hati terlemah. Vena tidak pernah

menyangka kata-kata berkuasa mengakibatkan efek yang sama seperti

serangan senjata yang melukai bagian tubuh. Hancur terburai.

Dengan kekuatan yang tersisa, Vena melakukan apa yang ia yakini sebagai

penyelesaian setiap kali ia tertimpa masalah. Cepat-cepat ia keluar dari

kafe. Ia menghindari dan lari sejauh-jauhnya dari Akbar. (HTC : 5)

Kutipan di atas menjelaskan bahwa Akbar memiliki sikap peduli

terhadap Vena karena dengan memberikan saran apa yang harus dilakukan

oleh Vena.

“Om Tisna mengajak kamu makan malam, Ven. Restorannya bagus lho.

Katanya sering diliput majalah-majalah. Kalau lusa, bisa, ya ?”

“Nggak, Bu. Nggak mau!”

“Kenapa?”

Vena terdorong untuk beralasan ia lelah dan ingin istirahat di hari minggu.

Tapi, itu hanya akan menunda permintaan Ibu saja. Ibu tak akan menyerah

membujuknya.

“Buat, apa? Kalau nantinya dia juga pergi, meninggalkan Ibu, dan Ibu

lebih menderita dari sebelumnya.”

“Astaga, Vena. Kamu berdoa seperti itu?”

“Itu kenyataan, Bu. Om Burhan, Om Henri, Om Sofyan, Bapak,” kata

Vena lirih.

Page 60: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

49

Ibu terbungkam.

Vena merasa bersalah. Ia memeluk ibunya. “ Aku akan selalu di samping

Ibu terus. Kita berdua, bersama-sama, selamanya. Nggak ada yang lain.

Cuma aku dan Ibu,” bisik Vena.

Ibu membalas pelukannya. “Kamu tidur, gih. Pasti capek seharian

bekerja.” (HTC : 47 )

Kutipan di atas menjelaskan bahwa Vena merasa iba kepada Ibunya

karena takut ibunya menderita setelah mengenal Om Tisna.

“Kamu teman Rasty, kan?” tanya Gemala.

Vena mengangguk.

Gemala meletakkan kotak kecil berisi beberapa butir obat ke atas telapak

tangannya. “ Temannya Rasty otomatis jadi teman saya juga. Anggap pil

tidur ini hadiah dari teman. Saya kadang-kadang meminumnya kalau

terlalu tegang sampai tidak bisa istirahat. Siapa tahu kamu

memerlukannya?” (HTC : 58)

Kutipan di atas menjelaskan bahwa Gemala memiliki sikap peduli

kepada Vena dengan memberikan obat pil tidur kepada Vena agar ia dapat

beristirahat.

Vena terbatuk. Ibu menyodorkan air minum. (HTC: 65)

Kutipan di atas menjelaskan Ibunya Vena memiliki sikap peduli

karena menyodorkan air minum saat Vena sedang terbatuk.

Raga menangkap dan membantunya berbaring. Laki-laki itu juga menarik

kursi dan duduk di dekatnya. Ia mengeluarkan balsem.”Mana yang sakit?”

Laki-laki seperti apa yang membawa krim pereda rasa sakit kemana pun ia

pergi? Teori pribadi terhadap sosok Raga menyeruak di pikirannya.

“Gue juga sering nyeri otot. Apalagi kalau lagi banyak order kayak

Valentine sekarang. Paling aman menyimpan balsem di kantong.”

Vena menikmati menonton Raga mengoleskan krim tersebut ke telapak

kaki dan betisnya. Baluran krim menimbulkan rasa dingin pada kulitnya.

Laki-laki seperti apa yang rela memastikan seorang perempuan terawat

dengan baik? Rasa dingin menjalarkan kehangatan sampai ke hati. (HTC:

162)

Page 61: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

50

Kutipan di atas menjelaskan bahwa Raga memiliki sikap peduli

karena telah membantu Vena berbaring dan mengoleskan krim pereda nyeri

otot ke telapak kaki Vena.

Tujuan pertama mereka adalah Restoran Dapur yang terletak di kawasan

Gandaria. Mobil Avanza yang dikemudikan Raga diparkir di pintu

belakang restoran tersebut. Vena membantu Raga membawa bunga-bunga

ke dalam restoran. Melihat jumlah rangkaian bunga di bagasi belakang

yang sangat jauh berkurang, rupanya sebagian besar pesanan bunga

berasal dari restoran ini. (HTC: 164)

Kutipan di atas menunjukkan bahwa Vena memiliki sikap peduli

terhadap Raga karena sudah membantu Raga membawa bunga-bunga ke

restoran.

Vena mengantarkan Madame Laura. Mereka melewati ruangan kekuasaan

Rasty yang masih asyik menyimak majalah. Vena mengintip bacaan

temannya itu. Lagi-lagi bagian ramalan.

Ketika menyadai Madame Laura akan berpamitan, rekan kerjanya itu ingin

ikut mengantarkan sang peramal terkenal ke parkiran. (HTC : 37)

Kutipan di atas menjelaskan bahwa Vena dan rekan kerjanya yang

bernama Rasty memiliki sikap peduli terhadap Madame Laura dengan

bersedia mengantarkan sang peramal tersebut ke parkiran.

5. Tanggung jawab

Tanggung jawab adalah suatu sikap dimana seseorang tersebut

mempunyai kesediaan menanggung segala akibat atau sanksi yang telah

dituntutkan (oleh kata hati, oleh masyarakat, oleh norma-norma agama)

melalui latihan kebiasaan yang bersifat rutin dan diterima dengan penuh

kesadaran, kerelaan, dan berkomitmen.

Sebagai asisten fotografer, Vena harus memastikan proses pemotretan

berjalan lancar seperti yang diinginkan oleh juru foto. Ia menyiapkan

peralatan yang diperlukan sesuai konsep yang ditentukan. Ia menolong

Page 62: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

51

fotografer mengatur cahaya. Ia juga memastikan sang pelanggan nyaman

saat menjalani pemotretan, seperti menyediakan minuman atau makanan

ringan. ( HTC : 33)

Kutipan di atas menjelaskan bahwa Vena memiliki sikap tanggung

jawab dalam melaksanakan tugasnya sebagai asisten fotografer. Ia

menyiapkan peralatan yang diperlukan sesuai konsep yang ditentukan. Ia

menolong fotografer mengatur cahaya. Ia juga memastikan sang pelanggan

nyaman saat menjalani pemotretan, seperti menyediakan minuman atau

makanan ringan.

“Vena, kamu perbaiki kursi yang rusak. Jangan lupa cari bunga

pengganti.”

Sigap ia bergerak. Vena langsung menggotong kursi yang patah satu

kakinya ke halaman belakang Studio Memori. (HTC : 85)

Kutipan di atas menjelaskan bahwa Vena bekerja keras melaksanakan

perintah dengan memperbaiki kursi yang rusak.

Ia memasang sikap siaga satu ketika peramal cinta itu kembali ke bidang

pemotretan. Ia sudah bersiap-siap kembali ke tanggal 14 Februari saat

menusukkan kabel lampu neon ke sumber listrik di Studio 3. Untungnya,

kali ini lampu neon sudah menyala sempurna. Ia mengatur kembali posisi

reflektor sesuai perintah Hardi. Ia menunggu aba-aba pada saat Hardi

menjepret kameranya. (HTC : 255)

Kutipan di atas menjelaskan bahwa Vena memiliki perilaku tanggung

jawab karena sudah melakukan tugasnya dengan baik yaitu menusukkan kabel

lampu neon ke sumber listrik di Studio 3, mengatur kembali posisi reflektor

sesuai perintah Hardi, dan menunggu aba-aba pada saat Hardi menjepret

kameranya.

Page 63: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

52

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data didapatkan nilai pendidikan karakter

dalam novel Hari Tanpa Cinta karya Rizky Siregar yaitu, jujur, disiplin,

kreatif, peduli sosial, dan tanggung jawab.

Penggambaran nilai pendidikan karakter sangat jelas di dalam novel

Hari Tanpa Cinta karya Rizky Siregar. Dengan adanya nilai pendidikan

karakter kita dapat mempelajari nilai-nilai yang terkandung didalamnya

mencakup, jujur, disiplin, kreatif, peduli sosial, dan tanggung jawab.

Seperti yang kita ketahui jujur adalah perilaku yang menunjukkan

perilaku tidak suka berbohong, mengatakan cinta, mengakui kesalahan yang

dilakukan, menceritakan kekurangan yang dimiliki, dapat dipercaya dalam

perkataan, perbuatan dan pekerjaan sesuai dengan kondisi dan fakta yang ada

sebenarnya. Terkait dengan hal ini, perilaku jujur dapat diterapkan dalam

kehidupan kita sehari-hari. Terkait dalam novel Hari Tanpa Cinta ini , kita

dapat perilaku jujur dari tokoh Dion yang berani mengungkapkan perasaannya

kepada Vena. Hal ini dapat kita pelajari bahwa lebih baik mengutarakan

perasaan daripada memendamnya agar tidak terbebani oleh pikiran. Selain itu

berperilaku jujur bukan hanya sekadar berani mengungkapkan perasaan ,

tetapi jujur dalam mengakui kesalahan terkait pada tokoh Raga yang meminta

maaf kepada Vena karena salah mengirim bunga ke rumah Vena. Karena

kesalahan Raga kedua orang tua Vena bertengkar karena bunga tersebut bukan

untuk Ibunya Vena melainkan nama orang lain. Hal ini dapat kita pelajari

bahwa besar atau sekecil apapun kesalahan itu, kita harus meminta maaf.

Page 64: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

53

Dengan meminta maaf atau memaafkan, maka bisa melepaskan perasaan

bersalah tersebut. Sebaliknya, Ia akan dihantui perasaan bersalah. Di samping

jujur, adapun nilai disiplin yaitu upaya pengendalian diri dalam

mengembangkan kepatuhan yang perlu yang dilaksanakan agar menciptakan

kondisi tertib atau teratur. Hal ini terkait pada tokoh Vena yang dapat

mengendalikan dirinya agar tidak memicu konflik dengan mengingat

pengalamannya saat kecil yang memaksa ayah dan ibunya agar mewujudkan

keinginannya. Dengan demikian, dapat kita pelajari bahwa kita harus bisa

mengendalikan diri agar tidak menimbulkan masalah.

Selain itu, nilai kreatif merupakan suatu proses tindakan dimana

seseorang dapat mengaktualisasikan diri dengan mengkombinasikan konsep-

konsep, pemikiran-pemikiran, serta ide-ide untuk menciptakan suatu alternatif

yang berbeda untuk mencapai tujuan-tujuan yang sama dan yang pastinya

berorientasi pada hal-hal yang bersifat positif. Hal ini terkait pada tokoh

Ibunya Raga, yang membuat kelopak bunga dengan barang-barang bekas. Ibu

Raga adalah sosok wanita yang memilki kreativitas yang dapat kita contoh

dalam kehidupan sehari-hari. Karena kita dapat menciptakan hal baru dengan

ide yang bisa dikembangkan dan dapat mendorong kita agar menjadi sukses.

Nilai peduli sosial berperan penting bagi kehidupan sehari-hari. Peduli

sosial merupakan sikap selalu ingin membantu orang lain yang membutuhkan

dan dilandasi oleh rasa kesadaran dan manusia yang mempunyai kesadaran

sosial yang tinggi akan memiliki sikap kasih sayang dan perasaan empati

terhadap suatu hal yang dialami orang lain. Hal ini terkait tokoh Akbar yang

Page 65: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

54

memberikan sapu tangan kepada Vena agar tidak mendapat sanksi karena

Vena tidak membawa sapu tangan. Selain itu pada tokoh Om Aling mengajak

Vena untuk sarapan di warung. Hal ini dapat kita contoh, agar dapat

menimbulkan rasa bersyukur dalam diri dengan cara berbagi dengan sesama.

Sikap peduli sosial juga terlihat oleh tokoh Vena yang merasa iba kepada

Ibunya karena takut ibunya menderita setelah mengenal Om Tisna. Hal ini

dapat kita contoh bahwa rasa iba sangat penting dilakukan karena dapat

menumbuhkan rasa peduli sosial, baik itu dari keluarga maupun kerabat.

Tanggung jawab adalah suatu sikap dimana seseorang tersebut

mempunyai kesediaan menanggung segala akibat atau sanksi yang telah

dituntutkan (oleh kata hati, oleh masyarakat, oleh norma-norma agama)

melalui latihan kebiasaan yang bersifat rutin dan diterima dengan penuh

kesadaran, kerelaan, dan berkomitmen. Hal ini terkait pada tokoh Vena yang

melaksanakan tugasnya dengan baik sebagai asisten fotografer. Ia menyiapkan

peralatan yang diperlukan sesuai konsep yang ditentukan. Ia menolong

fotografer mengatur cahaya. Ia juga memastikan sang pelanggan nyaman saat

menjalani pemotretan, seperti menyediakan minuman atau makanan ringan.

Dengan melihat perilaku Vena , yang dapat kita pelajari yaitu, melaksanakan

apa yang harus dilakukan sebagaimana diharapkan orang lain.

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat kita pelajari nilai pendidikan

karakter dalam novel Hari Tanpa Cinta karya Rizky Siregar. Rizky Siregar

adalah seorang wanita yang sudah banyak menulis artikel di berbagai majalah,

seperti Gogirl, Cosmogirl, dan Joy. Lewat “Hari Tanpa Cinta”, penulis

Page 66: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

55

memutuskan kembali kepada cinta pertamanya, yaitu merancang drama manis.

Namun penulis yakin sebelum bisa bercerita, seseorang harus mau dan mampu

mendengar. Novel yang berjudul Hari tanpa Cinta ini merupakan novel

perdananya. Rizky Siregar juga merupakan salah satu dari delapan peserta

akademi bercerita jakarta angkatan pertama.

Page 67: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

56

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada skripsi yang berjudul nilai

pendidikan karakter dalam novel Hari Tanpa Cinta karya Rizky Siregar, dapat

diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut.

Karya sastra sangat bermanfaat bagi kehidupan, karena karya sastra

dapat memberi kesadaran kepada pembaca tentang kebenaran-kebenaran

hidup, walaupun dilukiskan dalam bentuk fiksi. Selain itu dengan adanya

karya sastra kita dapat menjadikannyannya pengalaman untuk berkarya.

Karya sastra merupakan cetusan, tulisan, atau, karangan dari

pengalaman hidup seseorang, baik pengalaman langsung penulisnya terkait

dengan hal ini, penulis mengemas novel tersebut dengan bahasa yang mudah

untuk dipahami agar memberikan kegembiraan dan kepuasan batin. Novel ini

menceritakan tentang wanita yang mengulang hari tanpa cinta.

Penulis menggambarkan nilai pendidikan karakter dalam novel yang

baik untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun nilai pendidikan

karakter yang ditemukan dalam novel “Hari Tanpa Cinta” karya Rizky Sirgar

yaitu nilai jujur, disiplin, kreatif, tanggung jawab, dan peduli sosial.

Page 68: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

57

B. Saran

Penulis menyadari, masih banyak kekurangan dari penulisan skripsi ini

dan masih perlu ditindak lanjuti baik oleh penulis maupun para pembaca.

Penulis menyarankan kepada pembaca, mahasiswa, pelajar, generasi

muda, khususnya yang mengambil jurusan pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia agar meningkatkan kepedulian terhadap karya sastra, dan

menerapkan nilai pendidikan karakter di lingkungannya masing-masing agar

terciptanya karakter yang baik. Dalam novel Hari Tanpa Cinta kita dapat

memahami perilaku yang baik untuk dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Page 69: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

58

DAFTAR PUSTAKA

Akhir, Muhammad.2016. “Pengembangan Materi Bahan Ajar Bahasa Indonesia

Berbasis Karakter pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah

Makassar”, ISQAE 20165 Internasional Seminar On Quality &

Affordable.

Alma Buchari, dkk. 2010. Pembelajaran Studi Sosial. Bandung: Alfabeta.

Alma, Buchori. 2010. Pembelajaran Studi Sosial. Bandung: Alfabeta.

Arifin. M.1993. Filsafat Pendidikan Islam.Jakarta: Bumi Aksara

Aqib, Zainal. 2011. Pendidikan Karakter Membangun Perilaku Positif Anak

Bangsa. Bandung: Yrama Widya

Asmani ,Jamal Ma’mur. 2011. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter

di Sekolah. Yogyakarta: Diva Press.

Astuti, Chatarina Puji. Pengaruh Bimbingan Belajar Orang Tua Terhadap

Tanggung Jawab Belajar Anak Kelas IV SD Pangudi Luhur Don Bosco

Semarang Tahun Pelajaran 2003/2004. Semarang: Universitas Negeri

Semarang.

Astuti, Siti Irene dan Widyastuti Purbarini.2011. Peran Sekolah dalam

Pendidikan Karakter dengan Pengembangan Model Pembelajaran

Holistik dan Kontekstual.Penelitian Hibah UNY._____

Damono, Sapardi Djoko. 2003. Sosiologi Sastra. Semarang: Magister Ilmu

Susastra Undip.

Efendi, Agus. 2005. Revolusi Kecerdasan Abad 21. Bandung: Alfabeta.

Kebudayaan Republik Indonesia.2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi V

Daring_____

Kementerian Pendidikan Nasional. 2011. Pedoman Pelaksanaan Pendidikan

Karakter. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan.

Kesuma, Dharma Cepi Triatna dan Johar Permana. 2012. Pendidikan Karakter:

Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Lickona, Thomas. 1991. Education For Character, New York: Bantam Book.

Lickona, Thomas. 2013. Pendidikan Karakter: Panduan Lengkap Mendidik

Siswa Menjadi Pintar dan Baik. Penerjemah: Lita S: Educating for

Character. Bandung: Nusa Media.

Page 70: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

59

Majid, Abdul dan Dian Andayani. 2011. Pendidikan Karakter Perspektif Islam.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Malik, Hera Lestari, dkk. 2008. Pendidikan Anak SD. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Munandar, Utami. 1999. Kreativitas dan Keberbakatan. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama.

Muslich, Mansur. 2011. Pedidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis

Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara.

Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada

Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

Poerwadarminta, W.J.S. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia: Edisi Ketiga.

Jakarta: Balai Pustaka.

Pradopo,Rahmad Djoko. 2005. Beberapa Teori Sastra, Metode, Kritik

Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Prijodarminto, Soegeng.1994.Disiplin Kiat Menuju Sukses. Jakarta : Abad.

Purwanto, M Ngalim. 1986. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktik

Bandung.Alumni.

Purwanto, M Ngalim. 2007. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya

Rachman, Maman. 1999. Manajemen Kelas. Jakarta: Depdiknas

Rahman, Roy. 2012. Pengaruh Motivasi, Lingkungan dan Disiplin Terhadap

Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Universitas Negeri Yogyakarta.

Rahtomo, Bayu Cahyo. 2014. Nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Amelia

karya Tere Liye dan Relevansinya bagi Anak Usia Madrasah

Ibtidaiyah.Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta

Ratna, Nyoman Kutha. 2009. Kajian Puitika Bahasa, Sastra,dan Budaya

Yogyakarta :Pustaka Pelajar

Sabarani. 2013. Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Laskar

Pelangi karya Andrea Hirata. Tanjungpinang: Universitas Maritim Raja

Ali Haji

Page 71: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

60

Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2011. Pendidikan Karakter: Konsep dan Model.

Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Samani, Muchlas dan Hariyanto. Konsep dan model pendidikan karakter.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Santoso R.A. 2004. Partisipasi, Komunikasi, Persuasi, dan disiplin dalam

Pembangunan Nasional . Bandung: Alumni.

Scerenko, Linda C. 1997. Values and Character Education Implementation

Guide, Georgia Department of Education

Semi, M Atar. 1988. Anatomi Sastra. Padang: Sidharma

Setiadi.Elly. M.2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.Jakarta. Kencana

Setiawan, Made Putrawan, Semiawan R. Conny. 2002. Dimensi Kreatif Dalam

Filsafat Ilmu. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Siregar, Rizky. 2014. Hari Tanpa Cinta. Jakarta: Plotpoint

Siswandarti. 2009. Panduan Belajar Bahasa Indonesia untuk SMA Kelas XI.

Yogyakarta: Dinas Pendidikan Menengah dan Nonformal Kabupaten

Bantul.

Slameto.2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.

Jakarta:Rineke Cipta.

Soekanto. Soerjono.1983 . Pribadi dan Masyarakat (suatu tujuan dan sosiologis).

Bandung. Alumni

Suharnan. 2011. Kreativitas Teori dan Pengembangan. Laras: Surabaya.

Sukadji. 2000. Dimensi Waktu Senggang. Jakarta : Erlangga.

Sukardi.1997. Pendidikan Budi Pekerti dalam Dongengan Sulawesi Selatan.

Jakarta: Depdikbud.

Sumardjo, Jakob, dan Saini K.M. 1994. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama

Suroto.1990. Apresiasi Sastra Indonesia untuk SMTA. Jakarta: Erlangga.

Suryosubroto.2010. Beberapa Aspek Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: PT

Rineka Cipta

Sutresna, Drs. Ida Bagus. 2006. Modul Prosa Fiksi. Singaraja: Universitas

Pendidikan Ganesha.

Page 72: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

61

Suyitno. 1986. Sastra ,Tata Nilai, dan Eksegesis .Yogyakarta: Anindita

University Press.

Tilaar, HAR. 2002. Perubahan dan Pendidikan: Pengantar Pedadogik

Transformatif untuk Indonesia_____.

Tirtarahardja, Umar dan S. L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Tynan, B. 2005. Melatih Anak Berpikir Seperti Jenius. Jakarta: PT Gramedia.

Warsono, dkk, 2010. Model Pendidikan Karakter di Universitas Negeri Surabaya,

Surabaya: Unesa

Wibowo, Agus. 2012. Pendidikan Karakter: Strategi Membangun Karakter

Bangsa Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Winton, Sue, 2010. Character Education: Impilication For Critical Democracy,

International Critical Chihhood Policy Studies, Vol.1 (I), 2008.

Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya dalam

Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Zuchdi ,Darmiyati. 2011. Pendidikan Karakter dalam Prespektif Teori dan

Praktek. Yogyakarta: UNY Press.

Zuriah, Nurul. 2007. Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif

Perubahan: Menggagas Platform Pendidikan Budi Pekerti secara

Kontekstual dan Futuristik. Jakarta: Bumi Aksara.

Page 73: ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “HARI …

62

RIWAYAT HIDUP

Pada tahun yang sama (2014), penulis melanjutkan pendidikan pada program

Strata Satu (S1) Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar dan selesai

tahun tahun 2018.

Yusmania. Dilahirkan di pinrang pada tanggal

13 juli 1997, dari pasangan Ayahanda Usman dan

Ibunda Kartini. Penulis masuk sekolah dasar pada

tahun 2002 di SDN 14 Pinrang dan tamat tahun

2008, tamat SMP Negeri 1 Pinrang tahun 2011,

dan tamat MAN Pinrang tahun 2014.