analisis mata pencarian pasca penambangan timah

29
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik dalam bentuk sumber daya alam hayati maupun sumber daya alam non hayati. Di antara kedua jenis sumber daya alam ini, sumber daya alam non hayati merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar bagi Negara Indonesia. Bahkan mulai dari Sabang hingga Merauke terpendam miliaran jenis bahan tambang yang dapat dimanfaatkan oleh penduduknya. Satu dari miliaran jenis barang tambang tersebut adalah timah. Provinsi Bangka Belitung merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai penambang timah. Mereka mengantungkan kehidupan mereka lewat penambangan timah tersebut. Fenomena seperti inipun terjadi di kecamatan Pemali, kabupaten Bangka. Kecamatan Pemali mempunyai luas wilayah sebesar 127,87 km2, yang terdiri dari 6 Desa. Jumlah penduduk yang ada di Kecamatan Pemali sebanyak 22.803 jiwa dengan jumlah penduduk yang berprofesi sebagai penambang sebanyak 116 orang. Selama puluhan tahun para penduduk di Kecamatan Pemali telah menggantungkan hidupnya pada penambangan timah. Timah sebagai sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui / nonrenewable merupakan sumber daya alam yang tidak dapat di daur ulang atau bersifat hanya 1

Upload: aymazaya

Post on 30-Jun-2015

581 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis mata pencarian pasca penambangan timah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik dalam

bentuk sumber daya alam hayati maupun sumber daya alam non hayati. Di antara kedua jenis

sumber daya alam ini, sumber daya alam non hayati merupakan salah satu penyumbang devisa

terbesar bagi Negara Indonesia. Bahkan mulai dari Sabang hingga Merauke terpendam miliaran

jenis bahan tambang yang dapat dimanfaatkan oleh penduduknya.

Satu dari miliaran jenis barang tambang tersebut adalah timah. Provinsi Bangka Belitung

merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang sebagian besar penduduknya bermata

pencaharian sebagai penambang timah. Mereka mengantungkan kehidupan mereka lewat

penambangan timah tersebut. Fenomena seperti inipun terjadi di kecamatan Pemali, kabupaten

Bangka.

Kecamatan Pemali mempunyai luas wilayah sebesar 127,87 km2, yang terdiri dari 6

Desa. Jumlah penduduk yang ada di Kecamatan Pemali sebanyak 22.803 jiwa dengan jumlah

penduduk yang berprofesi sebagai penambang sebanyak 116 orang. Selama puluhan tahun para

penduduk di Kecamatan Pemali telah menggantungkan hidupnya pada penambangan timah.

Timah sebagai sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui / nonrenewable merupakan

sumber daya alam yang tidak dapat di daur ulang atau bersifat hanya dapat digunakan sekali saja

atau tidak dapat dilestarikan serta dapat punah, sehingga jika hal itu terjadi maka ratusan pekerja

tambang tersebut dapat kehilangan pekerjaan mereka dan angka pengangguran pun semakin

meningkat.

Hal inilah yang memotorikkan penulis untuk meneliti seberapa besar kesadaran penduduk

kecamatan Pemali dalam mengantisipasi permasalahan tersebut dan apa saja upaya yang telah

maupun yang akan mereka lakukan demi menunjang kehidupan seandainya timah di kecamatan

Pemali sudah habis.

1

Page 2: Analisis mata pencarian pasca penambangan timah

B. Rumusan Masalah

Berlandaskan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam karya tulis

ini, di antaranya :

1. Apakah para penambang timah di Kecamatan Pemali menyadari tentang terbatasnya

sumber daya alam timah?

2. Apakah para penambang timah telah siap bila suatu saat timah habis di Kecamatan

Pemali?

3. Pekerjaan apa yang dapat digeluti para penambang timah di Kecamatan Pemali jika

timah habis?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari karya tulis ilmiah ini, yaitu :

1. Mengetahui apakah para penambang timah di Kecamatan Pemali menyadari bahwa

sumber daya alam timah tersebut terbatas.

2. Mengetahui kesiapan para penambang timah jika timah di Kecamatan Pemali habis.

3. Mengetahui pekerjaan apa saja yang dapat digeluti oleh para penambang timah di

Kecamatan Pemali jika timah telah habis.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Sebagai ajang pelatihan dalam pembuatan karya tulis ilmiah.

2. Bagi Masyarakat

Untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat penambang di Pemali dalam

mengantisipasi kemungkinan habisnya timah di kecamatan Pemali.

Untuk mencegah terjadinya kesenjangan dalam bidang ekonomi dan sosial di

kecamatan Pemali apabila timah habis.

2

Page 3: Analisis mata pencarian pasca penambangan timah

3. Bagi Ilmu Pengetahuan

Mengembangkan ilmu pengetahuan sebagai sikap antisipasi terhadap kemungkinan

terburuk yang akan terjadi jika timah di kecamatan Pemali habis.

3

Page 4: Analisis mata pencarian pasca penambangan timah

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum

1. Sumber daya alam serta pembagiannya

Sumber daya alam adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai

kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera yang ada di sekitar

alam lingkungan hidup kita. Sumber daya alam bisa terdapat di mana saja seperti di

dalam tanah, air, permukaan tanah, udara, dan lain sebagainya. Contoh dasar sumber

daya alam seperti barang tambang, sinar matahari, tumbuhan, hewan dan banyak lagi

lainnya.

a. Sumber daya alam berdasarkan jenisnya

1) Sumber daya alam hayati/biotik adalah sumber daya alam yang berasal dari

makhluk hidup. Contohnya tumbuhan, hewan, mikro organisme, dan lain-lain.

2) Sumber daya alam non hayati/abiotik adalah sumber daya alam yang berasal

dari benda mati. Contohnya bahan tambang, air, udara, batuan, dan lain-lain.

b. Sumber daya alam berdasarkan sifat pembaharuannya

1) Sumber daya alam yang dapat diperbarui (renewable) yaitu sumber daya alam

yang dapat digunakan berulang-ulang kali dan dapat dilestarikan. Contoh: air,

tumbuh-tumbuhan, hewan, hasil hutan, dan lain-lain.

2) Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui (unrenewable) yaitu sumber

daya alam yang tidak dapat di daur ulang atau bersifat hanya dapat digunakan

sekali saja atau tidak dapat dilestarikan serta dapat punah. Contohnya minyak

bumi, batubara, timah, gas alam.

3) Sumber daya alam yang tidak terbatas jumlahnya/unlimited. Contoh: sinar

matahari, arus air laut, udara, dan lain-lain.

4

Page 5: Analisis mata pencarian pasca penambangan timah

c. Sumber daya alam berdasarkan kegunaan atau penggunaannya

1) Sumber daya alam penghasil bahan baku adalah sumber daya alam yang dapat

digunakan untuk menghasilkan bentda atau barang lain sehingga anilai gunanya

akan menjadi lebih tinggi. Contohnya hasil buatan, barang tambang, hasil

pertanian dan lain-lain.

2) Sumber daya alam penghasil energi adalah sumber daaya alam yang dapat

menghasilkan atau memproduksi energi demi kepentingan umat manusia di

muka bumi. Misalnya ombak, panas bumi, arus air sungai, sinar matahari,

minyak bumi, gas bumi dan lain sebagainya.

2. Timah

a. Pengertian timah

Timah adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Sn

(bahasa Latin: stannum) dan nomor atom 50. Unsur ini merupakan logam miskin

keperakan, dapat ditempa ("malleable"), tidak mudah teroksidasi dalam udara sehingga

tahan karat, ditemukan dalam banyak aloy, dan digunakan untuk melapisi logam

lainnya untuk mencegah karat. Timah diperoleh terutama dari mineral cassiterite yang

terbentuk sebagai oksida.

b. Proses terbentuknya timah

Timah terbentuk sebagai endapan primer pada batuan granit dan pada daerah

sentuhan batuan endapan metamorf yang biasanya berasosiasi dengan turmalin dan urat

kuarsa timah, serta sebagai endapan sekunder, yang di dalamnya terdiri dari endapan

alluvium, elluvial, dan koluvium.

c. Sifat timah

Timah biasa terbentuk oleh 9 isotop yang stabil. Ada 18 isotop lainnya yang

diketahui. Timah merupakan logam perak keputih-putihan, mudah dibentuk, ductile dan

5

Page 6: Analisis mata pencarian pasca penambangan timah

memilki struktur kristal yang tinggi. Jika struktur ini dipatahkan, terdengar suara yang

sering disebut tangisan timah ketika sebatang unsur ini dibengkokkan.

d. Kandungan mineral dari timah

Mineral yang terkandung di dalam bijih timah pada umumnya mineral utama

yaitu kasiterit, sedangkan pirit, kuarsa, zircon, ilmenit, plumbum, bismut, arsenik,

stibnite, kalkopirit, kuprit, xenotim, dan monasit merupakan mineral ikutan.

e. Persebaran timah

Persebaran Timah di Indonesia terdapat di Pulau Bangka, Pulau Belitung, Pulau

Singkep, dan Pulau Karimun. Penghasil timah didunia diantaranya Nigeria,Thailand,dan

Bolivia. Adapun penghasil timah terbesar di dunia berturut-turut Malaysia (35%),

Indonesia (20%) & Bolivia (10%).

f. Pemanfaatan lahan bekas tambang timah

Lahan bekas tambang timah berupa kolong (lahan bekas penambangan yang

berbentuk semacam danau kecil dengan kedalaman mencapai 40 m), timbunan liat hasil

galian (overburden), dan hamparan taling yang berupa rawa atau lahan kering.

Mengindikasikan bahwa sejalan dengan waktu, timbunan tailing akan membentuk

hamparan tailing yang semakin luas. Sejauh ini pemanfaatan kolong timah di Pulau

Bangka belum optimal. Sebagian besar hanya dibiarkan, secara ekologis kolong tersebut

berfungsi sebagai kolam retensi dan water catchment area untuk menampung hujan yang

mengalir melalui aliran permukaan.

Secara ekonomi, potensi kolong untuk dimanfaatkan sebagai sumber air baku,

budidaya perairan, atau tempat rekreasi air Belum banyak dilakukan, baik oleh

perusahaan penambang maupun pemerintah. Demikian juga pemanfaatan lahan tailing

yang semakin luas sampai saat ini hanya sebatas dihijaukan dengan tanaman-tanaman

serbaguna (multipurpose tree species, MPTS), terutama akasia.

6

Page 7: Analisis mata pencarian pasca penambangan timah

3. Pertambangan Timah di Provinsi Bangka Belitung

1. Pengertian pertambangan timah

Pertambangan timah merupakan suatu upaya pencarian, penggalian, dan

pengolahan unsur timah yang ada di alam untuk dimanfaatkan. Salah satu wilayah

pertambangan timah di Indonesia adalah pertambangan timah di Kepulauan Bangka

Belitung.

2. Dampak dari Pertambangan Timah

Dampak Positif

Kegiatan pertambangan timah di Kepulauan Provinsi Bangka Belitung  telah

memberi kontribusi sangat besar bagi peningkatan Pendapatan Asli Daerah ( PAD )

maupun masyarakat, dan mampu mengurangi tingkat pengangguran atau

kemiskinan di Bumi Serumpun Sebalai. Hal ini disebabkan kebanyakan masyarakat

di Provinsi Bangka Belitung ini lebih memilih berkerja di sektor  penambang timah

dibandingkan bekerja disektor pertanian, perikanan maupun pemerintahan. Alasan

para masyarakat memilih bekerja di sektor ini adalah jika mereka bekerja disektor

ini pendapatan perharinya dalam menambang timah adalah sebesar 4 Kg

timah/orang  dengan harga jual 70.000,00/kg maka mereka akan mendapat sekitar

280.000,00 X 30 hari adalah 8.400.000/bulan , lebih besar dari gaji para PNS,

nelayan atau petani.

Dampak Negatif

Kegiatan penambangan timah yang dilakukan masyarakat baik itu secara

Inkonvensional maupun Konvensional yang dilakukan masyarakat pribumi maupun

non pribumi di Pulau Bangka Belitung saat ini sudah tidak terkontrol lagi hanya

gara - gara penghasilan dan masyarakat butuh makan, hal ini menyebabkan mereka

tidak berpikir panjang untuk penyelamatan Bumi Persada Serumpun Sebalai,

sehingga terjadilah degradasi lingkungan yang merusak struktur tanah dan tumbuh -

tumbuhan secara besar - besaran di Bumi Serumpun Sebalai. Diperkirakan hutan di

Bumi Persada Serumpun Sebalai ini akan musnah dalam tempo 5 tahun lagi dan

Tanah di Kepulauan Bangka Belitung-pun akan gersang. Hal ini disebabkan tanah

yang telah dilakukan penambangan timah kebanyakan sulit ditumbuhi tumbuh -

tumbuhan, karena unsur hara didalam tanah tersebut sudah tidak ada lagi, dan

7

Page 8: Analisis mata pencarian pasca penambangan timah

sangat membutuhkan waktu yang sangat lama untuk memulihkan kesuburan tanah

bekas lahan tersebut.

Disamping itu juga, hal ini diperparah lagi oleh munculnya kolong-kolong

(lubang-lubang besar) yang digenangi air bekas penambangan timah. Apabila

tergerus oleh air hujan kolong-kolong ini akan melebar dan hal ini sulit untuk

ditutup kembali. Hal inilah yang menyebabkan menyempitnya daratan dan

diperkirakan Bumi Persada Serumpun Sebalai ini akan tenggelam.

4. Landasan hukum tentang pertambangan timah

Menurut UUD 1945 pasal 33 ayat 3 yang berbunyi “Bumi dan air dan kekayaan

alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk

sebesar-besar kemakmuran rakyat. Jadi, sumber daya alam timah tersebut dapat

dimanfaatkan sepenuhnya oleh masyarakat di Provinsi Bangka Belitung dan negara harus

mampu menguasai secara efektif serta memanfaatkan sumber daya itu demi kemakmuran

rakyatnya.

Pemerintah Daerah Bangka Belitung, dengan kewenangan otonomi yang dimiliki

mengeluarkan Perda No. 6 Tahun 2001 tentang pertambangan umum, membuka

kesempatan bagi masyarakat Bangka mengeksploitasi timah ini secara bebas. Untuk

mengatasi dampak kerusakan lingkungan akibat kegiatan penambangan timah, pihaknya

juga mengusulkan lahan bekas tambang PT Timah bisa direklamasi jadi hutan tanaman

industri. Jadi dalam 3 tahun ke depan, hasil HTI bisa untuk mereklamasi lahan bekas

tambang. Dalam melaksanakan penambangan timah di laut, ada beberapa aturan

lingkungan yang harus dipatuhi. Beberapa syaratnya antara lain, minimal 2 mil dari

terumbu karang tidak boleh ditambang, memerhatikan arah arus laut, ada daerah-daerah

yang tidak boleh ditambang karena ada biota laut. PT Timah (Persero) mengusulkan

penerapan reklamasi dengan konsep hutan tanaman industri kepada Kementerian

Kehutanan. Hasil hutan tanaman industri itu bisa untuk mengatasi dampak kerusakan

lingkungan akibat kegiatan penambangan timah.

8

Page 9: Analisis mata pencarian pasca penambangan timah

B. Kerangka Pikir

9

Penambang Non Penambang

Kesadaran

Mata Pencarian pasca

penambangan

Kesiapan

Mata pencaharian penambang timah di

Pemali

Pengangguran

Page 10: Analisis mata pencarian pasca penambangan timah

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

1. Analisis kuantitatif

Data yang telah ada diolah secara kuantitatif sehingga menghasilkan suatu karya ilmiah

yang bersifat deskriptif. Dari data yang ada dihitung dan diubah ke dalam bentuk persentase.

Setelah itu disusun dalam bentuk grafik. Analisis kuantitatif yang digunakan adalah analisis

persentase dengan menggunakan rumus:

2.Analisis Kualitatif

Analisis Kualitatif digunakan melalui interpretasi data kuantitatif yang dengan

menggunakan kata-kata.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 28 Juni sampai 3 Juli 2010. Penelitian dilakukan di

Kecamatan Pemali, Kabupaten Bangka.

C. Populasi dan Sampel

Populasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah masyarakat Pemali yang mempunyai

mata pencarian sebagai penambang timah, sedangkan sampel dipilih secara acak sederhana

(simple random sampling) sebanyak 20 orang.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data-data yang dikumpulkan untuk penelitian ini diperoleh dari kuesioner atau angket

yang disebarkan kepada populasi. Selain itu, data-data berupa teori-teori diperoleh dari studi

pustaka mengenai hal-hal yang terkait dengan penelitian.

10

Page 11: Analisis mata pencarian pasca penambangan timah

E. Teknik Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah secara manual. Pengolahan data dilakukan

untuk mempermudah analisis (LIPI, 2010). Teknik analisis yang digunakan adalah teknik

analisis pengaruh. Hasil analisis kemudian disajikan dalam bentuk grafik. Setelah data dianalisis

kemudian ditarik kesimpulan dari proses penelitian.

11

Page 12: Analisis mata pencarian pasca penambangan timah

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Grafik 1 Kesadaran dan Kepedulian Penambang Timah Terhadap Terbatasnya Timah

75%90%

25%

10%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

kesadaran kepedulian

Res

po

nd

en ya

tidak

Berdasarkan grafik 1, dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah responden (75%)

responden yaitu penambang timah sudah mengetahui dan menyadari keterbatasannya sumber

daya alam timah. Namun sekitar 25% penambang timah belum mengetahui bahwa sumber daya

alam timah tidak dapat diperbarui dan dapat habis.

Ditinjau dari segi kepeduliannya, sebesar 90% pekerja timah mengaku peduli dengan

terbatasnya timah di Pemali dan sekitar 10% responden bersikap acuh tak acuh terhadap

terbatasnya timah di Pemali.

12

Page 13: Analisis mata pencarian pasca penambangan timah

Grafik 2 Persiapan Para Penambang Timah Terhadap Keterbatasan Timah

90%

45% 45%

89% 85%

10%

55% 55%

11% 15%

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

kesiapanmental

telahmerencanakanpekerjaan lain

memilikipekerjaan

sampingan

pekerjaansampingan

menjadipekerjaan

utama

tetap tinggal diPemali

ya

tidak

Berdasarkan grafik 2 diatas, sebanyak 10%, para penambang timah belum memiliki

kesiapan mental jika sewaktu hari timah tidak dapat ditambang kembali tetapi sebagian besar

para penambang timah, yaitu 90% telah memiliki kesiapan mental. Namun walaupun mereka

telah memiliki kesiapan mental, hanya 45% yang telah merencanakan pekerjaan lain sebagai

alternatif dari menambang timah dan selebihnya belum mempunyai rencana apapun.

Dari 20 orang responden, sebanyak 45% mempunyai pekerjaan sampingan untuk

memenuhi kebutuhannya sehari hari selain menambang timah dan sebanyak 55% responden

tidak memiliki pekerjaan sampingan. Dari 45% responden yang memiliki pekerjaan sampingan,

sebesar 89% akan menjadikan pekerjaan sampingan tersebut menjadi pekerjaan utamanya jika

timah di Kec pemali habis dan sebanyak 11% responden tidak akan menjadikan pekerjaan

sampingannya sebagai pekerjaan utama.

Berdasarkan hasil kuisioner lebih dari setengah responden yaitu 85% mengatakan akan

tetap bermukim di Pemali walau timah telah habis dan sisanya, yaitu 15% responden akan

merantau ke luar Pemali untuk mencari pekerjaan baru.

13

Page 14: Analisis mata pencarian pasca penambangan timah

Grafik 3 Pekerjaan Alternatif Pasca Penambangan Timah

60%

5% 5%

25%

5%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%R

esp

on

den

perkebunan

berdagang

berternak ikan

menganggur

percaya tidak akan habis

Berdasarkan grafik diatas, sebesar 60% penambang timah akan beralih profesi dari

pertambangan ke perkebunan, 5% akan berdagang, 5% akan berternak ikan, 25% akan

menganggur, dan 5% lainnya beranggapan bahwa timah tidak akan habis.

Grafik 4 Pemanfaatan Kolong Oleh Penambang Timah

40%50%

60%50%

0%10%20%30%40%50%60%70%

kemungkinan memanfaatkankolong

keterampilan memanfaatkankolong

ya

tidak

Berdasarkan grafik diatas, lebih dari setengah responden yaitu 60% tidak akan memanfaatkan

kolong yang merupakan bekas penambangan timah dikarenakan berbagai faktor dan sebanyak

40% responden kemungkinan akan memanfaatkan kolong sebagai sumber mata pencarian.

14

Page 15: Analisis mata pencarian pasca penambangan timah

Namun dari hasil kuisioner yang kami kumpulkan setengah dari responden mengaku mempunyai

keterampilan memanfaatkan kolong dan setengahnya lagi tidak.

B. Pembahasan

1. Kesadaran Masyarakat Terhadap Terbatasnya Timah

Berdasarkan grafik yang telah disajikan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar para penambang timah telah mengetahui sekaligus menyadari bahwa

timah merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui dan suatu saat akan

habis. Hal ini terbukti dari hasil survei yang menunjukkan sebesar 75% responden telah

menyadari keterbatasan timah dan selebihnya yaitu 15% belum mengetahui bahwa timas

terbatas.

Dari 75% responden yang sadar dengan keterbatasannya timah, sebanyak 90%

responden peduli dengan keterbatasannya timah tersebut. Namun sebesar 10% responden

mengaku tidak peduli dengan keterbatasannya timah tersebut.

2. Kesiapan Para Penambang Timah Apabila Timah Habis

Berdasarkan grafik yang telah disajikan sebelumnya, dapat dianalisis kesiapan

para penambang timah apabila suatu saat timah habis. Ditinjau dari segi kesiapan mental,

sebesar 90% responden mengaku telah siap akan habisnya timah dengan berkata “Siap

tidak siap ya harus siap”. Sisanya yaitu 10% mengaku tidak siap bila suatu saat timah

akan habis.

Berdasarkan survei yang kami lakukan, sebanyak 45% telah merencanakan

pekerjaan lain sebagai pengganti profesi mereka sebagai penambang jika timah habis.

Sebanyak 55% responden mengaku tidak mempunyai rencana untuk mencari alternatif

pekerjaan.

Dari 20 orang sample yang diambil untuk penelitian ini, sebanyak 45%

mempunyai pekerjaan sampingan selain menjadi penambang untuk mencukupi kebutuhan

sehari hari. Seperti berkebun karet, berdagang, berternak ikan dan bertani. Dan sebanyak

55% responden tidak mempunyai pekerjaan samping selain menjadi penambang timah.

15

Page 16: Analisis mata pencarian pasca penambangan timah

Dari 45% responden yang memiliki pekerjaan sampingan, sebesar 89%

responden akan menjadikan pekerjaaan sampingannya sebagai pekerjaan utama jika

timah telah habis dan sisanya yaitu 11% responden tidak akan menjadikan pekerjaan

sampingannya menjadi pekerjaan utama bila timah habis, melainkan akan berupaya

mencari profesi baru untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Dari 20 orang responden, lebih dari setengah responden yaitu sebesar 85%

responden akan tetap berada di Pemali dan memanfaatkan segala sesuatu yang ada walau

timah telah habis. Sisanya sebesar 15% responden merencanakan untuk hijrah ke daerah

lain untuk mendapatkan pekerjaan baru bila timah telah habis.

3. Pekerjaan yang dapat Digeluti Penambang Timah Bila Timah Habis

Berdasarkan survei yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa upaya yang dapat

dilakukan penambang timah bila timah habis adalah mencari alternatif pekerjaan

pengganti dengan memanfaatkan kemampuan dan sumber daya alam yang ada. Lebih

dari setengah responden yaitu 60% akan memilih untuk berkebun. Seperti berkebun karet

dan kelapa sawit karena menurut mereka hanya itu yang dapat dikerjakan. 25%

responden akan menganggur bila timah sudah habis,10% memutuskan untuk beternak

ikan dan berdagang dan sisanya beranggapan bahwa timah di Pemali tidak akan pernah

habis.

Sebesar 60% penambang timah kemungkinan akan memanfaatkan kolong sebagai

pekerjaan pengganti apabila timah habis, seperti memanfaatkannya menjadi tambak ikan.

Sisanya sebanyak 40% penambang timah tidak akan memanfaatkan kolong tersebut

karena keadaan yang tidak memungkinkan. Sebagian besar dikarenakan faktor tidak

adanya lahan serta modal yang menunjang mereka untuk memanfaatkan kolong. Ada

pula yang beranggapan bahwa memanfaatkan kolong tidak efisien dan tidak

menghasilkan uang. Selain itu ada pula yang mengaku tidak memiliki kemampuan untuk

mengolah kolong-kolong tersebut.

Kami pun juga meninjau kemampuan mereka untuk mengolah kolong. Sebesar

50% responden mengaku telah memiliki kemampuan untuk mengolah kolong dan sebesar

50% responden lainnya mengaku tidak memiliki kemampuan untuk mengolah kolong.

16

Page 17: Analisis mata pencarian pasca penambangan timah

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

- 75% penambang timah telah menyadari bahwa timah akan habis

- 90% penambang timah telah siap bahwa timah akan habis

- Alternatif pekerjaan yang akan digeluti oleh penambang timah apabila timah

telah habis yaitu sebagai pengolah perkebunan, pedagang, dan mengolah

tambak ikan. Namun ada pula yang akan menganggur dan percaya bahwa

tidak akan habis.

-

B. Saran

- Sebaiknya penambang timah lebih menyiapkan diri untuk mengantisipasi jika

suatu saat timah akan habis dengan mengikuti kursus-kursus atau bimbingan

penyuluhan agar mempunyai bekal untuk mencari mata pencaharian baru

- Pemerintah sebaiknya memberikan bantuan kepada para penambang timah

dalam bentuk barang seperti benih-benih ikan untuk dikembangkan di kolong-

kolong

- Sebaiknya para penambang timah lebih memfokuskan untuk memanfaatkan

kolong bekas (camui) sebagai tambak ikan gurame.

17

Page 18: Analisis mata pencarian pasca penambangan timah

DAFTAR PUSTAKA

1.http://organisasi.org/

pengertian_sumber_daya_alam_dan_pembagian_macam_jenisnya_biologi, 28 Juni 2010 pukul

20.24 WIB

2.http://puputmput.blogspot.com/2009/11/do-you-know-at-timah.html, 28 Juni 2010 pukul 20.26

WIB

3.http://id.wikipedia.org/wiki/Timah, 28 Juni 2010 pukul 20.31

4.http://id.wikipedia.org/wiki/Pertambangan, 29 Juni 2010

5.http://bangkatengahkab.go.id/artikel.php?id_artikel=7, 29 Juni 2010

6.http://www.google.co.id/imglanding?q=proses%20penambangan%20timah%20di

%20bangka&imgurl=http://metrobangkabelitung.files.wordpress.com/2008/01/

crim0199.jpg&imgrefurl=http://metrobangkabelitung.wordpress.com/2008/01/

&usg=__A1fPZQX23hPLmgBrTwKkTtHf88A=&h=425&w=567&sz=66&hl=id&um=1&itbs

=1&tbnid=cPNX8kSM5E2GwM:&tbnh=100&tbnw=134&prev=/images%3Fq%3Dproses

%2Bpenambangan%2Btimah%2Bdi%2Bbangka%26um%3D1%26hl%3Did%26tbs

%3Disch:1&um=1&tbs=isch:1&start=0#tbnid=cPNX8kSM5E2GwM&start=1, 29 Juni 2010

7.http://www.bangka.go.id/content.php?id_content=pemali, 29 Juni 2010

8.http://www.eramuslim.com/berita/laporan-khusus/menyelamatkan-kehancuran-pertambangan-

timah-bangka-belitung-2.htm, 29 Juni 2010

9.http://sains.kompas.com/read/2010/05/24/14032588/PT.Timah.Reklamasi.Lahan.Tambang, 29

Juni 2010

10.http://www.eramuslim.com/berita/laporan-khusus/menyelamatkan-kehancuran-pertambangan-

timah-bangka-belitung-2.htm, 29 Juni 2010

11.Saskiawan,Iwan dkk.2010.Pengenalan Metode Penelitian.Jakarta : LIPI

18

Page 19: Analisis mata pencarian pasca penambangan timah

LAMPIRAN

Kuesioner Penelitian

Analisis Mata Pencaharian

Pasca Penambangan Timah

Nama Pewawancara :……………………………………

Tanggal Wawancara :……………………………………

Perkemahan Ilmiah Remaja Nasional

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

19

Page 20: Analisis mata pencarian pasca penambangan timah

(PIRN-LIPI)

Bangka, 2010

A . Identitas Responden

a.Nama :

b.Usia :

c.Pekerjaan :

d.Pendidikan :

e.Alamat :

B . Petunjuk

Instrumen ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data tentang judul di atas. Kami jamin informasi yang Bapak/Ibu berikan tidak akan mempengaruhi kedudukan bapak/ibu,baik secara pribadi maupun dalam jabatan. Untuk itu, kami mohon Bapak/Ibu dapat menjawab pertanyaan sesuai kondisi apa adanya.

Jawablah pertanyyan dengan memberi kata silang (X) pada huruf di depan jawaban yang telah di siapkan.

C . Pertanyaan

1. Apakah Anda menyadari bahwa timah di Kecamatan Pemali suatu saat akan habis?a. Ya (lanjutkan ke pertanyaan no 2) b. Tidak

2. Apakah Anda peduli dengan terbatasnya timah di Pemali?a. Ya b. Tidak

3. Apakah Anda telah bersiap jika timah di Kecamatan Pemali habis?a. Ya b. Tidak

4. Adakah persiapan yang telah Anda rencanakan dalam mengantisipasi habisnya timah di Kecamatan Pemali?a. Ada b. Tidak Ada

(jika ada), sebutkan: 1………………………

2……………………….

20

Page 21: Analisis mata pencarian pasca penambangan timah

5. Jika tidak, mengapa tidak siap? Jawab : ……………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………

6. Apakah anda akan tetap tinggal di Pemali dan memanfaatkan yang ada walau timah telah habis?a. Ya b. Tidak

7. Apakah Anda mempunyai pekerjaan sampingan selain menjadi penambang timah?

a. Ya (lanjutkan ke pertanyaan no 8) b. Tidak

(jika ya, sebutkan) 1……………………

2……………………

8. Apakah pekerjaan sampingan Anda akan menjadi pekerjaan utama, bila timah habis?

a. Ya b. Tidak

9. Pekerjaan apa yang akan anda ambil sebagai pengganti menambang timah? Jawab dan beri alasan!………………………………………………………..

………………………………………………………..

10. Sebagai alternatif, apakah anda akan memanfaatkan kolong yang sebelumnya menjadi bekas galian tambang?

a. Ya (jika iya, akan dimanfaatkan untuk apa?)……………………………………………………….

……………………………………………………….

b. Tidak (jika tidak, mengapa?)……………………………………………………….

……………………………………………………….

11. Apakah anda mempunyai keterampilan memanfaatkan kolong dengan baik danbenar?

a. Ya b. Tidak

21