analisis masalah skenario a novi blok 18

Upload: novi-kemala-sari

Post on 02-Mar-2016

60 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

blok 18 kedokteran komunitas

TRANSCRIPT

Novi Tutorial 6KLARIFIKASI ISTILAH1.Puskesmas:Suatu kesatuan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping member pelayanan kesehatan menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat 2. RUK:Rencana usulan kegiatan yang mana didalamnya terdiri dari dua tahapan: 1.analisis masalah meliputi ,identifikasi masalah,prioritas masalah,merumuskan masalah,penyebab masalah,dan mencari solusi dan penyususnan RUK.3.UKS: (Usaha kesehatan sekolah) Upaya terpadu lintas program dan rektorat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk PHBS yang berada disekolah dan madrasah.4.RPK: ( Rencana pelaksanaan kegiatan) yang dilakukan setelah RUK disetujui yang biasanya dengan alokasi yang ditentukan.5.Upaya Promosi kesehatan:suatu upaya pendidikan kesehatn dengan menyebarkan pesan menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak hanya dan ta tau tetapi juga mau Dan bisa melakukan suatu anjuran yang berhubungan dengan kesehatan .6.Imunisasi:Perangsangan dengan antigen spesifik untuk mereduksi system imun.

7.PHBS: Semua perilaku yang didasarkan atas kesadaran sehingga anggota keluarga/keluarga dapat menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan kesehatan masyarakat.8.Lokakarya Mini:Pertemuan petugas puskesmas dengan petugas puskesmas dengan sector terkait untuk meningkatkan kerjasama tim lalu memantau cakupan pelayanan puskesmas dan membina peran serta masyarakat untuk meningkatkan fungsi puskesmas.1. a.Apa pengertian dari kesehatan wajib,upaya kesehatan pengembangan,dan upaya kesehatan penunjang?1,2,3Upaya kesehatan wajibUpaya kesehatan wajib Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah upaya promosi kesehatan, upaya kesehatan, upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana, upaya perbaikan gizi masyarakat, upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan upaya pengobatan.

Upaya kesehatan pengembanganUpaya kesehatan pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok Puskesmas yang telah ada yakni upaya kesehatan sekolah, upaya kesehatan olahraga, upaya perawatan kesehatan masyarakat, upaya kesehatan kerja, upaya kesehatan gigi dan mulut, upaya kesehatan jiwa, upaya kesehatan mata, upaya kesehatan usia lanjut, upaya pembinaan pengobatan tradisional.

Upaya kesehatan penunjangUpaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan masyarakat serta upaya pencatatan pelaporan tidak termasuk pilihan karena ketiga upaya ini merupakan pelayanan penunjang dari setiap upaya wajib dan upaya pengembangan Puskesmas.

b.Apa saja upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembang,dan upaya kesehatan penunjang?4,5,6A. Upaya Kesehatan Wajib: 1. Upaya Promosi Kesehatan 2. Upaya Kesehatan Lingkungan 3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana 4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat 5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular 6. Upaya PengobatanB.Upaya Kesehatan Pengembangan, berdasar permasalahan kesehatan setempat dan kemampuan Puskesmas, dapat dipilih berdasar upaya kesehatan yang telah ada : 1. Upaya Kesehatan Sekolah 2. Upaya Kesehatan Olah Raga 3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat 4. Upaya Kesehatan Kerja 5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut 6. Upaya Kesehatan Jiwa 7. Upaya Kesehatan Mata 8. Upaya Kesehatan Usia lanjut 9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisonal

C. Upaya kesehatan penunjang1. upaya laboratorium medik2. upaya laboratorium kesehatan masyarakat , dan3. upaya pencatatan pelaporan

c. Manajemen apa saja yang dapat dilakukan puskesmas?7,8,9,berdasarkan keputusan menteri kesehatan republik indonesia nomor 128/menkes/sk/II/2004 tentang kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat, manajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematis untuk menghasilkan iuaran puskesmas yang efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan oleh Puskesmas membentuk fungsi-fungsi manajeman. Fungsi manajemen tersebutlah yang menjadikan puskesmas menjadi lebih baik dalam kebijakan, program maupun konsepnya.Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan Puskesmas perlu ditunjang oleh manajeman Puskesmas yang baik. Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan luaran Puskesmas yang efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan oleh Puskesmas akan membentuk fungsi-fungsi manajeman. Berikut beberapa model manajemen dan fungsi penjabarannya :1. Model PIE (planning, implementation, evaluation)2. Model POAC (planning, organizing, actuating, controling)3. Model P1 P2 P3 (perencanaan, pergerakan-pelaksanaan, pengawasan-pengendalian-penilaian)4. Model ARRIF (analisis, rumusan, rencana, implementasi dan forum komunikasi)5. Model ARRIME (analisis, rumusan, rencana, implementasi, monitoring, evaluasi)Dari berbagai model manajemen tersebut sebenarnya mempunyai fungsi manajemen yang sama. Setiap puskesmas bebas menentukan model manajemen yang ingin diterapkan, namun yang terpenting mempunyai hasil sebagai berikut :1. Makin banyaknya fungsi penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, yang ditandai dengan tingginya nilai IPTS (indeks potensi tatanan sehat)2. Makin baiknya fungsi pemberdayaan masyarakat dengan ditandai berkembangnya UKBM (upaya kesehatan berbasis masyarakat). Serta makin aktifnya BPP (badan penyantun puskesmas) dan BPKM (badan peduli kesehatan masyarakat) dapat dijakdikan indikator meningkatnya partisipasi masyarakat setempat.3. Makin bagusnya pemberdayaan keluarga dengan ditandainya IPKS (indeks potensi keluarga sehat)4. Makin bagusnya pelayanan kesehatan yang ditandai dengan tingginya cakupan program (baik program kesehatan dasar maupun program kesehatan pengembangan). Serta kualitan pelayanan kesehatan yang ditandai dengan tingginya kepatuhan petugas kesehatan dan makin baiknya kepuasan pasien.

d. Apa saja tujuan dan manfaat kesehatan wajib,upaya kesehatan pengembang,dan upaya kesehatan penunjang?10,1,2e. kriteria dr.teladan?345f. Apa saja tugas dari dokter kepala puskesmas?6,7,8g.Apa saja upaya besar yang dilakukan dipuskesmas ?9,10,1h.Apa saja yang dibahas dalam evaluasi kinerja puskesmas?2,3,41.Pelayanan kesehatan yang meliputi :a. Upaya Kesehatan Wajib sesuai dengan kebijakan nasional, dimana penetapan jenis pelayanannya disusun oleh dinas kesehatan kabupaten/kotab. Upaya kesehatan Pengembangan antara lain penambahan upaya kesehatan atau penerapan pendekatan baru (inovasi) upaya kesehatan dalam pelaksanaan pengembangan program kesehatan yang dilaksanakan di Puskesmas.

2. Pelaksanaan manajemen Puskesmas dalam penyelenggaraan kegiatan, meliputi :a. Proses penyusunan perencanaan, pelaksanaan lokakarya mini dan pelaksanaan penilaian kinerjab. Manajemen sumber daya termasuk manajemen alat, obat, keuangan, dll.

3. Mutu pelayanan Puskesmas, meliputi :a. Penilaian input pelayanan berdasarkan standar yang ditetapkan.b. Penilaian proses pelayanan dengan menilai tingkat kepatuhannya terhadap standar pelyanan yang ditetapkan.c. Penilaian out-put pelayanan berdasarkan upaya kesehatan yang diselenggarakan.d. Penilaian out-come pelayanan antara lain melalui pengukuran tingkat kepuasan pengguna jasa pelayanan Puskesmas.

i.Apa saja target pencapaian dari evaluasi kinerja puskesmas?5,6,7j.Tujuan dan manfaat dari evaluasi kinerja puskesmas?8,9,10

k.Apa fungsi ,visi,dan misi puskesmas?1,2,3a. Fungsi Puskesmas (Ilham Akhsanu Ridlo, 2008)1. Sebagai Pusat Pembangunan Kesehatan Masyarakat di wilayah kerjanya.2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat2. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepadamasyarakat di wilayah kerjanya.

Proses dalam melaksanakan fungsinya, dilaksanakan dengan cara:a. Mengajak masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalamrangka menolong dirinya sendiri.b. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali danmenggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.c. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medismaupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.d. Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.e. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan programB. Visi dan Misi PuskesmasVisi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat Indikator Kecamatan Sehat: (1) lingkungan sehat (2) perilaku sehat (3) cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu(4) derajat kesehatan penduduk kecamatanSedangkan misi dari puskesmas adalah :(1) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya (2) Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya (3) Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan (4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya l.Bagaimana structural organisasi di puskesmas?4,5,6

Catatan :Kegiatan Puskesmas, Pusling, Posyandu dan kegiatan lapangan kerja dilaksanakan secara terpadu dalam Tim.

2. a.Bagaimana tahapan penyusunan RUK?7,8,9Rencana Usulan Kegiatan : terdapat 2 tahap dalam penyusunan rencana usulan kegiatan (RUK), yaitu : a. Analisis masalah, meliputi : 1. identifikasi masalah, 2. prioritas masalah, 3. merumuskan masalah,4. penyebab masalah5. Solusi6. Cara2 pemecahan masalahb. Penyusunan RUK pada dasarnya menyusun RUK harus memperhatikan berbagai kebijakan yang berlaku secara global, nasional maupun daerah sesuai dengan hasil kajian data dan informasi yang tersedia di puskesmas. Puskesmas haruslah mempertimbangkan masukan dari masyarakat melalui Konsil Kesehatan Kecamatan/Badan Penyantun Puskesmas. Rencana usulan kegiatan harus dilengkapi pula dengan usulan pembiayaan untuk kebutuhan rutin, sarana, prasarana, dan operasional puskesmas. RUK yang disusun tersebut merupakan RUK untuk tahun mendatang (H+1). Penyusunan RUK tersebut disusun pada bulan januari tahun berjalan (H) berdasarkan hasil kajian pencapaian kegiatan pada tahun sebelumnya (H-1). Dalam hal ini diharapkan penyusunan RUK telah selesai dilaksanakan di puskesmas pada akhir bulan januari tahun berjalan (H).Setelah menyusun, kemudian RUK tersebut dibahas di Dinas kabupaten/kota, kemudian diajukan ke Pemerintah Daerah kabupaten/kota melalui Dinas kesehatan kabupaten/kota. RUK yang terangkum dalam usulan Dinas kesehatan kabupaten/kota akan diajukan ke DPRD untuk memperoleh persetujuan pembiayaan dan dukungan politis.Setelah mendapat persetujuan, selanjutnya diserahkan ke puskesmas melalui dinas kesehatan kabupaten/kota. Berdasarkan alokasi biaya yang disetujui tersebut puskesmas menyusun rencana pelaksanaan kegiatan.

b.Bagaimana tahapan penyusunan RPK?10,1,2Setelah RUK disetujui, dengan alokasi biaya yang ditentukan, puskesmas membuat rencana pelaksanaan kegiatan. Sumber pembiayaan puskesmas selain dari anggaran daerah (DAU), adalah dari pusat dan pinjaman/bantuan luar negeri yang dialokasikan melalui dinas kesehatan kabupaten/kota. RPK disusun dengan melakukan penyesuaian dan tetap mempertimbangkan masukan dari masyarakat.RPKTahap penyusunan RPKTujuan tahap ini adalah tersusunnya rencana operasional berupa rencana pelaksanaan masing-masing kegiatan Puskesmas berupaGantt Chart.

RPK berisi kegiatan, sarana, dana, tenaga yang dibutuhkan, jadwal waktu, pembagian tugas dan tanggung jawab para pelaksana. Penyusunan RPK atau biasa disebut POA(Plan of,Action),dapat disusun setelah Puskesmas mengetahui alokasi sumber dana, baik dari APBN kabupaten/ kota, Inpres, dan sumber dana lainnya. Penyusunan RPK dilakukan melalui suatu pembahasan dalam Lokakarya Mini intern yang dihadiri semua staf Puskesmas, dan dipimpin kepala Puskesmas, serta dalam Lokakarya Mini ekstern yang dihadiri oleh dinas sektoral terkait dan dipimpin oleh camat.

Langkah-langkah:1. Mempelajari alokasi kegiatan dan biaya yang sudah disetujui 2. Membandingkan alokasi kegiatan yang disetujui dengan Rencana Usulan Kegiatan yang diusulkan dan situasi pada saat penyususnan RPK.3. Menyusun rancangan awal, rincian dan volume kegiatan yang akan dilaksanakan serta sumber daya pendukung menurut bulan dan lokasi pelaksanaan.4. Mengadakan lokakarya Mini Tahunan untuk membehas kesepakatan RPK5. Membuat RPK yang telah di susun dalam bentuk matriks. c.Bagaimana cara penyuluhan kemasyarakat untuk mencapai PHBS?3,4,5d.Apa saja macam-macam imunisasi?6,7,8IMUNISASIImunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu. Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit. Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi terhadap penyakit. Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu membasmi penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak. Vaksin secara umum cukup aman. Keuntungan perlindungan yang diberikan vaksin jauh lebih besar daripada efek samping yang mungkin timbul. Dengan adanya vaksin maka banyak penyakit masa kanak-kanak yang serius, yang sekarang ini sudah jarang ditemukan. Aspek Imunisasi Perlu diketahui bahwa istilah imunisasi dan vaksinasi seringkali diartikan sama. Padahal, tidak lah sama. Imunisasi adalah suatu proses yang bertujuan untuk membuat tubuh kebal terhadap suatu penyakit. Imunisasi dibagi menjadi 2, yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif. Imunisasi aktif adalah suatu tindakan yang dengan sengaja memberikan paparan kepada tubuh dari antigen yang berasal dari suatu patogen, dengan harapan tubuh akan membentuk sistem kekebalan terhadap patogen tersebut. Imunisasi aktif sering disebut dengan vaksinasi. Sedangkan imunisasi pasif adalah memberikan imunoglobulin (kekebalan yang sudah jadi) kepada tubuh seseorang sehingga dapat memberikan perlindungan dengan segera dan cepat yang seringkali dapat terhindar dari kematian. Hanya saja perlindungan tersebut tidaklah permanen melainkan berlangsung beberapa minggu saja. Demikian pula cara tersebut adalah mahal dan memungkinkan anak justru menjadi sakit karena secara kebetulan atau karena suatu kecelakaan serum yang diberikan tidak bersih dan masih mengandung kuman yang aktif.Imunisasi BCG Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis (TBC). BCG diberikan 1 kali sebelum anak berumur 2 bulan. BCG ulangan tidak dianjurkan karena keberhasilannya diragukan. Vaksin disuntikkan secara intrakutan pada lengan atas, untuk bayi berumur kurang dari 1 tahun diberikan sebanyak 0,05 mL dan untuk anak berumur lebih dari 1 tahun diberikan sebanyak 0,1 mL. Vaksin ini mengandung bakteri Bacillus Calmette-Guerrin hidup yang dilemahkan, sebanyak 50.000-1.000.000 partikel/dosis. Kontraindikasi untuk vaksinasi BCG adalah penderita gangguan sistem kekebalan (misalnya penderita leukemia, penderita yang menjalani pengobatan steroid jangka panjang, penderita infeksi HIV). Reaksi yang mungkin terjadi: 1. Reaksi lokal : 1-2 minggu setelah penyuntikan, pada tempat penyuntikan timbul kemerahan dan benjolan kecil yang teraba keras. Kemudian benjolan ini berubah menjadi pustula (gelembung berisi nanah), lalu pecah dan membentuk luka terbuka (ulkus). Luka ini akhirnya sembuh secara spontan dalam waktu 8-12 minggu dengan meninggalkan jaringan parut. 2. Reaksi regional : pembesaran kelenjar getah bening ketiak atau leher, tanpa disertai nyeri tekan maupun demam, yang akan menghilang dalam waktu 3-6 bulan. Komplikasi yang mungkin timbul adalah: 1. Pembentukan abses (penimbunan nanah) di tempat penyuntikan karena penyuntikan yang terlalu dalam. Abses ini akan menghilang secara spontan. Untuk mempercepat penyembuhan, bila abses telah matang, sebaiknya dilakukan aspirasi (pengisapan abses dengan menggunakan jarum) dan bukan disayat. 2. Limfadenitis supurativa, terjadi jika penyuntikan dilakukan terlalu dalam atau dosisnya terlalu tinggi. Keadaan ini akan membaik dalam waktu 2-6 bulan. Imunisasi DPT Imunisasi DPT adalah suatu vaksin 3-in-1 yang melindungi terhadap difteri, pertusis dan tetanus. DIFTERI adalah suatu infeksi bakteri yang menyerang tenggorokan dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal. PERTUSIS (BATUK REJAN) adalah inteksi bakteri pada saluran udara yang ditandai dengan batuk hebat yang menetap serta bunyi pernafasan yang melengking. Pertusis berlangsung selama beberapa minggu dan dapat menyebabkan serangan batuk hebat sehingga anak tidak dapat bernafas, makan atau minum. Pertusis juga dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti pneumonia, kejang dan kerusakan otak. TETANUS adalah infeksi bakteri yang bisa menyebabkan kekakuan pada rahang serta kejang Vaksin DPT adalah vaksin 3-in-1 yang bisa diberikan kepada anak yang berumur kurang dari 7 tahun. Biasanya vaksin DPT terdapat dalam bentuk suntikan, yang disuntikkan pada otot lengan atau paha. Imunisasi DPT diberikan sebanyak 3 kali, yaitu pada saat anak berumur 2 bulan (DPT I), 3 bulan (DPT II) dan 4 bulan (DPT III); selang waktu tidak kurang dari 4 minggu.Imunisasi DPT ulang diberikan 1 tahun setelah DPT III dan pada usia prasekolah (5-6 tahun). Jika anak mengalami reaksi alergi terhadap vaksin pertusis, maka sebaiknya diberikan DT, bukan DPT. Setelah mendapatkan serangkaian imunisasi awal, sebaiknya diberikan booster vaksin Td pada usia 14-16 tahun kemudian setiap 10 tahun (karena vaksin hanya memberikan perlindungan selama 10 tahun, setelah 10 tahun perlu diberikan booster). Hampir 85% anak yang mendapatkan minimal 3 kali suntikan yang mengandung vaksin difteri, akan memperoleh perlindungan terhadap difteri selama 10 tahun. DPT sering menyebakan efek samping yang ringan, seperti demam ringan atau nyeri di tempat penyuntikan selama beberapa hari. Efek samping tersebut terjadi karena adanya komponen pertusis di dalam vaksin. Pada kurang dari 1% penyuntikan, DPT menyebabkan komplikasi berikut: 1. demam tinggi (lebih dari 40,5 Celsius) 2. kejang - kejang demam (resiko lebih tinggi pada anak yang sebelumnya pernah mengalami kejang atau terdapat riwayat kejang dalam keluarganya) 3. syok (kebiruan, pucat, lemah, tidak memberikan respon). Jika anak sedang menderita sakit yang lebih serius dari pada flu ringan, imunisasi DPT bisa ditunda sampai anak sehat. Jika anak pernah mengalami kejang, penyakit otak atau perkembangannya abnormal, penyuntikan DPT sering ditunda sampai kondisinya membaik atau kejangnya bisa dikendalikan. 1-2 hari setelah mendapatkan suntikan DPT, mungkin akan terjadi demam ringan, nyeri, kemerahan atau pembengkakan di tempat penyuntikan. Untuk mengatasi nyeri dan menurunkan demam, bisa diberikan asetaminofen (atau ibuprofen). Untuk mengurangi nyeri di tempat penyuntikan juga bisa dilakukan kompres hangat atau lebih sering menggerak-gerakkan lengan maupun tungkai yang bersangkutan. Imunisasi DT Imunisasi DT memberikan kekebalan aktif terhadap toksin yang dihasilkan oleh kuman penyebab difteri dan tetanus. Vaksin DT dibuat untuk keperluan khusus, misalnya pada anak yang tidak boleh atau tidak perlu menerima imunisasi pertusis, tetapi masih perlu menerima imunisasi difteri dan tetanus. Cara pemberian imunisasi dasar dan ulangan sama dengan imunisasi DPT. Vaksin disuntikkan pada otot lengan atau paha sebanyak 0,5 mL. Vaksin ini tidak boleh diberikan kepada anak yang sedang sakit berat atau menderita demam tinggi. Efek samping yang mungkin terjadi adalah demam ringan dan pembengkakan lokal di tempat penyuntikan, yang biasanya berlangsung selama 1-2 hari. Imunisasi TT Imunisasi tetanus (TT, tetanus toksoid) memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tetanus. ATS (Anti Tetanus Serum) juga dapat digunakan untuk pencegahan (imunisasi pasif) maupun pengobatan penyakit tetanus. Kepada ibu hamil, imunisasi TT diberikan sebanyak 2 kali, yaitu pada saat kehamilan berumur 7 bulan dan 8 bulan. Vaksin ini disuntikkan pada otot paha atau lengan sebanyak 0,5 mL. Efek samping dari tetanus toksoid adalah reaksi lokal pada tempat penyuntikan, yaitu berupa kemerahan, pembengkakan dan rasa nyeri. Imunisasi Polio Imunisasi polio memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomielitis. Polio bisa menyebabkan nyeri otot dan kelumpuhan pada salah satu maupun kedua lengan/tungkai. Polio juga bisa menyebabkan kelumpuhan pada otot-otot pernafasan dan otot untuk menelan. Polio bisa menyebabkan kematian. Terdapat 2 macam vaksin polio: IPV (Inactivated Polio Vaccine, Vaksin Salk), mengandung virus polio yang telah dimatikan dan diberikan melalui suntikan OPV (Oral Polio Vaccine, Vaksin Sabin), mengandung vaksin hidup yang telah dilemahkan dan diberikan dalam bentuk pil atau cairan. Bentuk trivalen (TOPV) efektif melawan semua bentuk polio, bentuk monovalen (MOPV) efektif melawan 1 jenis polio. Imunisasi dasar polio diberikan 4 kali (polio I,II, III, dan IV) dengan interval tidak kurang dari 4 minggu. Imunisasi polio ulangan diberikan 1 tahun setelah imunisasi polio IV, kemudian pada saat masuk SD (5-6 tahun) dan pada saat meninggalkan SD (12 tahun). Di Indonesia umumnya diberikan vaksin Sabin. Vaksin ini diberikan sebanyak 2 tetes (0,1 mL) langsung ke mulut anak atau dengan menggunakan sendok yang berisi air gula. Kontra indikasi pemberian vaksin polio: Diare berat Gangguan kekebalan (karena obat imunosupresan, kemoterapi,kortikosteroid) Kehamilan. Efek samping yang mungkin terjadi berupa kelumpuhan dan kejang-kejang. Dosis pertama dan kedua diperlukan untuk menimbulkan respon kekebalan primer, sedangkan dosis ketiga dan keempat diperlukan untuk meningkatkan kekuatan antibobi sampai pada tingkat yang tertingiu. Setelah mendapatkan serangkaian imunisasi dasar, kepada orang dewasa tidak perlu dilakukan pemberian booster secara rutin, kecuali jika dia hendak bepergian ke daerah dimana polio masih banyak ditemukan. Kepada orang dewasa yang belum pernah mendapatkan imunisasi polio dan perlu menjalani imunisasi, sebaiknya hanya diberikan IPV. Kepada orang yang pernah mengalami reaksi alergi hebat (anafilaktik) setelah pemberian IPV, streptomisin, polimiksin B atau neomisin, tidak boleh diberikan IPV. Sebaiknya diberikan OPV. Kepada penderita gangguan sistem kekebalan (misalnya penderita AIDS, infeksi HIV, leukemia, kanker, limfoma), dianjurkan untuk diberikan IPV. IPV juga diberikan kepada orang yang sedang menjalani terapi penyinaran, terapi kanker, kortikosteroid atau obat imunosupresan lainnya. IPV bisa diberikan kepada anak yang menderita diare. Jika anak sedang menderita penyakit ringan atau berat, sebaiknya pelaksanaan imunisasi ditunda sampai mereka benar-benar pulih. IPV bisa menyebabkan nyeri dan kemerahan pada tempat penyuntikan, yang biasanya berlangsung hanya selama beberapa hari. Imunisasi Campak Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak (tampek). Imunisasi campak diberikan sebanyak 1 dosis pada saat anak berumur 9 bulan atau lebih. Pada kejadian luar biasa dapat diberikan pada umur 6 bulan dan diulangi 6 bulan kemudian. Vaksin disuntikkan secara subkutan dalam sebanyak 0,5 mL. Kontra indikasi pemberian vaksin campak: infeksi akut yang disertai demam lebih dari 38Celsius gangguan sistem kekebalan pemakaian obat imunosupresan alergi terhadap protein telur hipersensitivitas terhadap kanamisin dan eritromisin wanita hamil. Efek samping yang mungkin terjadi berupa demam, ruam kulit, diare, konjungtivitis dan gejala kataral serta ensefalitis (jarang).

e. Berapa pencapaian target imunisasi?9,10,1Pencapaian target imunisasiSuatu keadaan tercapainya cakupan imunisasi dasar lengkap 80% sebelum anak usia satu tahun. Pencapaian imunisasi akan memberikan dampak jika cakupannya 80% dan merata diseluruh desa (Depkes RI,2005)Berdasarkan SPM dan kementrian kesehatan, untuk mencapai Millenium Development Goals (MDGs), indikator keberhasilan pelaksanaan imunisasi diukur dengan pencapaian UCI desa/kelurahan yaitu cakupan imunisasi minimal 80%, dengan target : 100%

Cara Perhitungan/Rumus :Jumlah Bayi dengan imunisasi dasar lengkap x 100 Jumlah seluruh bayi

f.Apa penyebab rendahnya pencapaian target imunisasi?2,3,4Keberhasilan pemberian imunisasi kepada bayi memerlukan kerja sama dan dukungan dari semua pihak terutama kesadaran ibu-ibu yang mempunyai bayi untuk membawa bayinya ke pelayanan imunisasi. Adapun faktor-faktor pencapaian program imunisasi: Tingkat pengetahuan Seorang ibu akan membawa bayinya untuk diimmnisasi bila seorang ibu mengerti apa manfaat immnunisasi tersebut bagi bayinya, pemahaman dan pengetahuan seorang ibu terhadap kelengkapan imunisasi dasar terhadap bayi akan memberikan pengaruh terhadap imunisasi bayinya. Jumlah anak Keluarga yang memiliki hanya satu orang anak biasanya akan mampu memberikan perhatian penuh kepada anaknya, segala kebutuhan baik fisik maupun mental mereka berikan secara baik. Akan tetapi perhatian kepada anak akan terbagi bila lahir anak yang berikutnya, perhatian ibu akan terbagi sejumlah anak yang dilahirkannya. Hal ini sering kali mengakibatkan pemberian imunisasi tidak sama untuk semua anaknya. terlihat bahwa anak yang tidak pernah di imunisasi terbesar adalah anak bungsu. Urutan kelahiran Terlihat bahwa berdasarkan urutan kelahiran yang diimunisasi lengkap adalah anak I sebesar 56,6%, anak ke 2-3 sebesar 62,1%, anak ke 4-6 sebesar 42,3%, sedangkan anak ke > 7 hanya 32,4%. Jenis efek samping imunisasi Pemberian imunisasi mempunyai beberapa efek samping yang berbeda untuk setiap jenis imunisasi, sering kali ibu bayi tidak percaya bahwa reaksi yang timbul setelah bayi diimunisasi hanya sebagai pertanda reaksi vaksin dalam tubuh bayi. Jika tingkat pengetahuan ibu rendah akan menyerbabkan ketakutan pada ibu untuk membawa bayinya imunisasi. Penilaian pelayanan imunisasi Dalam hal ini pelayanan kesehatan pemberian imunisasi pada bayi sangat penting, karena apabila pelayanan yang diberikan kurang memuaskan maka si ibu merasa enggan membawa bayinya untuk imunisasi. Jarak pelayanan Jarak antara pelayanan kesehatan dengan rumah ibu biasanya menjadi pertimbangan untuk membawa bayinya imunisasi. Apabila jaraknya jauh dari rumah, transportasi yang sulit maka ibu merasa enggan membawa bayinya imunisasi ke tempat pelayanan imunisasi (Mariaty , 2003).

g.Bagaimana peningkatan pncapaian target imunisasi?5,6,7

langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan program imunisasi :1. Peningkatan akses, yang berarti menjangkau anak yang selama ini tidak terjangkau dan menurunkan jumlah anak yang tidak menerima imunisasi. Contohnya antara lain adalah memperbaiki lokasi dan jadwal posyandu dengan mempertimbangkan kegiatan masyarakat, penyuluhan kepada masyarakat tentang manfaat imunisasi dengan melibatkan tokoh masyarakat, PKK, pamong, kader, tokoh agama dan lain-lain, melibatkan kader dalam pencatatan dan pelaporan (menganalisa sasaran baru), melakukan sweeping (pelayanan imunisasi setiap 3 bulan) khususnya daerah yang sulit dijangkau.

2. Menurunkan angka drop out. Contoh kegiatannya adalah meningkatkan keterampilan pelaksanaan imunisasi mengenai screening dan konseling, memperbaiki lokasi pelayanan posyandu, menggunakan buku register bayi untuk melakukan DOFU (Drop Out Follow Up), meningkatkan supervisi suportif serta melakukan penyuluhan tentang imunisasi kepada masyarakat, tokoh agama, dan tokoh masyarakat

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mendukung keberhasilan program imunisasi meliputi :1). Menentukan besarnya sasaran dan target cakupan sasaran imunisasi. Ini bisa ketahuan dari data yang dikeluarkan oleh Biro Pusat Statistik. Jumlah bayi puskesmas tahun ini =Jumlah penduduk Puskesmas tahun lalu X jumlah bayi Kab. tahun ini Jumlah penduduk Kab. tahun laluJumlah bayi : 5 angka kelahiran Propinsi dikalikan jumlah penduduk puskesmas. Jumlah sasaran ibu hamil untuk TT adalah seluruh ibu hamil.Jumlah ibu hamil = 1,1 x jumlah bayi.2). Membuat jadwal pelayanan imunisasi di seluruh wilayah kerja Puskesmas3). Merencanakan kebutuhan vaksin dan peralatan vaksinasi, cold chain dan buku pencatatan/pelaporan.4). Mengelola vaksin, peralatan vaksin dan cold chain sesuai dengan petunjuk teknis.5). Memberikan pelayanan imunisasi secara terpadu dengan program lain dalam kegiatan Posyandu, pelayanan imunisasi di Gedung Puskesmas dan di Puskesmas Pembantu.6). Memberikan penyuluhan dan membina peran serta masyarakat.7). Melakukan monitoring (pemantauan).8). Pencatatan dan pelaporan.Jenis imunisasi yang termasuk dalam program kesehatan ibu dan anak adalah Tetanus Toxoid 2 kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3 x, Polio 3x, Hepatitis B 3x dan Campak 1x pada bayi.

h.Apa Kriteria yang tepat masyarakat telah mencapai PHBS?8,9,10

3. a.Apa saja yang dibahas pada saat lokakarya Mini?1,2,3Mengidentifikasi masalah yang dihadapi yang selanjutnya dicarikan rumusan pemecahannya, sehingga dapat dilakukan perbaikan rencana kegiatan untuk periode berikutnya secara berkesinambungan.

b. Apa saja media yang tepat untuk dilakukan promosi kesehatan?4,5,6c.Apa saja klasifikasi dari lokakarya Mini?7,8,9Salah satu bentuk upaya dalam penggalangan maupun pemantauan berbagai kegiatan adalah melalui pertemuan lokakarya mini puskesmas. Pada dasarnya ruang lingkup kegiatan lokmin itu, mencakup dua hal pokok, yang meliputi :1. Lokmin Lintas Program :a. Meningkatkan kerjasama antar petugas internal puskesmasb. Mendapatkan kesepakatan sesuai rencana pelaksanaan kegiatanc. Meningkatkan motivasi tugas seluruh staf puskesmasd. Mengkaji pelaksanaan rencana kerja (RPK) yang telah disusun.2. Lokmin Lintas Sektor :a. Mendapatkan kesepakatan rencana kerja lintas sektoral,b. untuk membina dan mengembangkan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatand. Apa saja persiapan untuk dilakukan lokakarya mini?10,1,2e.Apa saja tujuan umum dan khusus dari dilaksanakanya Lokakarya mini?3,4,5Sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional, upaya kesehatan diselenggarakan melalui upaya kesehatan Puskesmas, peran serta masyarakat, dan rujukan upaya kesehatan. Puskesmas mempunyai fungsi sebagai pusat pengembangan peran serata masyarakat, pusat pembinaan kesehatan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan masyarakat. Dalam rangka membina petugas Puskesmas untuk bekerjasama dalam tim sehingga dapat melaksanakan fungsi Puskesmas dengan baik, telah dikembangkan Lokakarya Mini Puskesmas.Adapun tujuan dilakukannya lokakarya mini adalah sebagai berikut :1. Tujuan UmumMeningkatkan fungsi Puskesmas melalui penggerakan pelaksanaan Puskesmas, bekerjasama dalam tim dan membia kerja sama lintas program serta lintas sektoral,2. TujuanKhususa) Tergalangnya kerjasama dalam tim antar tenaga Puskesmas dan pelaksanab) Terselenggaranya lokakarya bulanan antar tenaga Puskesmas dalam rangka pemantauan hasil kerja tenaga Puskesmas dengan cara membandingkan rencana kerja bulan lalu dari setiap petugas dengan hasil kegiatannya dan membandingkan cakupan kegiatan dari daerah binaan dengan targetnya serta teersusunnya rencana kerja bulan berikutnya.c) Tergalangnya kerjasama lintas sektoral dalam rangka pembinaan dan pengembangan peran serta masyarakatsecara terpadu.d) Terselenggaranya lokakarya tribulanan lintas sektoral dalam ranngka mengkaji kegiatan kerjasama lintas sektoral dan tersusunnya rencana kerja tribulan berikutnya.e) Manfaatnya adalah mengevaluasi kegiatan yang telah dilakuakan pada bulan lalu dan untuk merencanakan kegiatan yang akan dilakukan.

f. Manfaat dari lokakarya mini? 6,7,8Manfaat Lokakarya Mini, yaitu:Mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan pada bulan lalu dan untuk merencanakan kegiatan yang akan dilakukan

g.Berapakali lokakarya mini dilakukan?9,10,1Puskesmas melaksanakan serangkaian kegiatan yang merupakan penjabaran lebih rinci dari rencana pelaksanaan kegiatan. Penyelenggaraan penggerakan pelaksanaan puskesmas melalui instrumen lokakarya mini puskesmas yang terdiri dari : Lokakarya mini bulanan adalah alat untuk penggerakan pelaksanaan kegiatan bulanan dan juga monitoring bulanan kegiatan puskesmas dengan melibatkan lintas program intern puskesmas. Lokakarya mini tribulanan dilakukan sebagai penggerakan pelaksanaan dan monitoring kegiatan puskesmas dengan melibatkan lintas sektoral, Badan Penyantun Puskesmas atau badan sejenis dan mitra yang lain puskesmas sebagai wujud tanggung jawab puskesmas perihal kegiatan.

Lokakarya mini bulanan diselenggarakan dalam dua tahap, yaitu :a. Lokakarya mini bulanan1. Lokakarya mini bulanan yang pertamaMerupakan lokakarya penggalangan tim yang diselenggarakan dalam rangka pengorganisasian untuk dapat terlaksananya rencana pelaksanaan kegiatan (RPK). Pelaksanaan lokakarya mini bulanan yang pertama sebagai berikut :a) Masukan1) Penggalangan tim dalam bentuk dinamika tentang peran, tanggung jawab staf dan kewenangan puskesmas2) Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru yang berkaitan dengan puskesmas3) Informasi tentang tatacara penyusunan rencana kegiatan (PoA) puskesmasb) Proses :1. Inventarisasi kegiatan puskesmas termasuk kegiatan lapangan dan daerah binaan2. Analisis beban kerja tiap petugas3. Pembagian tugas baru termasuk pembagian daerah binaan4. Penyusunan rencana kegiatan puskesmas tahunan berdasarkan RPKc) Keluaran :1. Rencana kegiatan puskesmas tahunan2. Kesepakatan bersama untuk pelaksanaan kegiatan berdasarkan PoA3. Matriks pembagian tugas dan daerah binaan2. Lokakarya mini bulanan rutin Merupakan tindak lanjut dari lokakarya mini bulanan yang pertama. Lokakarya bulanan rutin ini dilaksanakan untuk memantau pelaksanaan PoA puskesmas yang dilakukan setiap bulan secara teratur. Pelaksanaan lokakarya bulanan rutin puskesmas senagai berikut :a) Masukan :1) Laporan hasil kegiatan bulan lalu2) Informasi tentang hasil rapat di kabupaten/kota3) Informasi tentang hasil rapat di kecamatan4) Informasi tentang kebijakan, program dan konsep barub) Proses :1) Analisis hambatan dan masalah, antara lain dengan menggunakan PWS2) Analisis sebab masalah, khusus untuk mutu dikaitkan dengan kepatuhan standar pelayanan3) Merumuskan alternatif pemecahan masalahc) Keluaran :1) Kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan2) Rencana kerja bulan yang baruc. Lokakarya mini tribulan lintas sektoralLokakarya tribulan lintas sektor dilaksanakan dalam dua tahap :1. Lokakarya mini tribulan pertamaMerupakan lokakarya yang diselenggarakan tim dalam rangka pengorganisasian. Pengorganisasian dilaksanakan untuk dapat terlaksanakannya kegiatan sektoral yang terkait dengan kesehatan. Pelaksanaan lokakarya mini tribulan pertama sebagai berikut :a. Masukan :1) Penggalangan tim yang dilakukan melalui dinamika kelompok2) Informasi tentang program lintas sektor3) Informasi tentang program kesehatan4) Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru.b. Proses :1) Inventarisasi peran bantu masing-masing sektor2) Analisis masalah peran bantu masing-masing sektor3) Pembagian peran dan tugas masing-masing sektorc. Keluaran :1) Kesepakatan tertulis lintas sektor terkait dalam mendukung program kesehatan2) Rencana kegiatan masing-masing sektor2. Lokakarya mini tribulan rutinMerupakan tindak lanjut dari lokakarya penggalangan kerjasama lintas sektoral yang telah dilakukan dan selanjutnya dilakukan tiap tribulan secara tetap. Pelaksanaan lokakarya mini tribulan rutin adalah :a. Masukan :1) Laporan kegiatan pelaksanaan program kesehatan dan dukungan sektor terkait2) Inventarisasi maslah/hambatan dari masing-masing sektor dalam pelaksanaan program kesehatan3) Pemberian informasi barub. Proses :1) Analisis masalah dan hambatan pelaksanaan program kesehatan2) Analisis masalah dan hambatan dukungan dari masing-masing sektor3) Merumuskan cara penyelesaian masalah4) Menyusun rencana kerja dan menyepakati kegiatan untuk tribulan yang baruc. Keluaran :1) Rencana kerja tribulan yang baru2) Kesepakatan bersama

HipotesaPuskesmas mawar belum mencapai target dari UCI dikarenakan masyarakat belum memahami PHBS dan belum dilakukan promosi kesehatan dengan baik.