analisis marjin pemasaran cabai ra wit hijau jurusan

141
ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU Mata Rantai Laban Bndi Daya di Krawang dan Pasar Induk Kramat Jati Pasar Reho Jakarta Timnr Ade Lili Mutlihah JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN (AGRIBISNIS) FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2006M

Upload: leminh

Post on 25-Jan-2017

238 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

ANALISIS MARJIN PEMASARAN

CABAi RA WIT HIJAU

Mata Rantai Laban Bndi Daya di Krawang dan Pasar Induk Kramat Jati

Pasar Reho Jakarta Timnr

Ade Lili Mutlihah

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN (AGRIBISNIS)

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2006M

Page 2: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

)

1!1i m1/11A'

Page 3: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

ANALISIS MARJIN PEMASARAN

CABAi RA WIT HIJAU

Mata Rantai Laban Budi Daya di Krawang dan Pasar Induk Kramat Jati

Pasar Reho Jakarta Timur

Olch:

Ade Lili Muflihab

11011 092123348

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pertanian

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN (AGRIBISNIS)

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSIT AS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2006M

Page 4: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

PENGESAHAN U.JIAN

Skripsi yang bcrjudul " Analisis Marjin Pemasaran Cabai Rawit Hijau Mata Rantai Lahan Tludi Daya di Krawang dan Pasar lnduk Kramal Jati Pasar Rebo Jakarta Timur ''. Telah di uji dan dinyatakan Lulus dalam sidang munaqasyah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada hari Rabu, 15 Februari 2006. Skripsi ini telah di terima sebagai salah satu syarat untuk mempcroleh gelar Sa~jana Strata Satu Jurusan Sosial Ekonomi Pe1tanian.

Tim Penguji

Penguji I

Prof. Dr. H. Aki Baihaki, M. Sc

Pcnguji II

yA~~~ Ors. Yudha Heryawan Asnawi, MMA

Dekan r;~!WJ!i;.~~.~Sains dan Teknologi

Jakarta, Februari 2006

Penguji Ill

M. Sis

Page 5: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

.JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTAJ'<IAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN SY ARIF HIDAY ATULLAH .JAKARTA

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang di tulis oleh:

Na ma NIM Progrram Studi Judul Skripsi

: Ade Lili Muflihah : 101092123348 : Sosial Ekonomi Pertanian : Analisis Marjin Pemasaran Cabai Rawi! H\jau

Mata Rantai Lahan Budi Daya di Krawang dan Pasar lnduk Kramat Jati Pasar Rebo Jakarta Timur.

Dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk mempcroleh gelar Sa~jana

Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Sains dan Teknologi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pembimbing I,

Jakarta, Februari 2006

Menyetujui

Dosen Pembimbing

Pembimbing II,

Yh~'-Drs. Yudha Heryawan Asnawi, MMA

Mengetahui,

M. Sis

Keti;a Jurusan Sosek Pertanian

('

~µ/>u,~ Ir. Mudatsir Najamuddfn, MM NIP: 150 317 958

Page 6: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

PERNYATAAN

DENGAN INI SAVA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI

BENAR-BENAR HASIL IURYA SENDIRI YANG BELUM

PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA

ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA

MANA PUN.

Jakarta, Februari 2006

Ade Lili Mutlihah 101092123348

Page 7: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

RINGKASAN

ADE LILI MUFLIHAH, Analisis Marjin Pemasaran Cabai Rawit Hijau Mata Rantai Lahan Budi Daya di Krawang dan Pasar Induk Kramat Jati Pasar Rebo Jakarta Timur.(Di bawah bimbingan YUDHA HERYAWAN ASNAWI dan PRAYUDI SY AMSURI).

Masalah pemasaran dalam komoditi pertanian merupakan satu ha! yang menarik untnk diteliti. Dimana pemasaran hasil pertanian yang efisien merupakan suatn pra kondisi bagi kelancaran dan keseimbangan pembangunan sektor pertanian. Sistem pemasaran yang baik, tentu akan mengarahkan aliran barang dan jasa dari produsen atau konsumen dan memberikan indikasi tentang perubahan-perubahan permintaan dan penawaran kepada produsen. Secara tidak langsung sistem tataniaga ini akan mengalokasikan sumberdaya, menyesuaikan produksi dan suplai dalam hal bentuk, tempat dan waktu. Produksi cabai nasional pada 6 (enam) tahun terakhir 1998-2003 berfluktuasi dari tahun ke tahun dan cenderung turun dari tahun 1998-2002 yakni sebesar 848.524 menjadi 635.289 tahun 2002. hal yang sama juga diperlihatkan oleh luas panen dan produktivitasnya, dimana luas panen pada tahun 1998 164.944 dengan produktivitas 5, 14 Ton/ha turun menjadi seluas 150.598 dengan produktivitas 4,22 Ton/ha pada tahun 2002. Tetapi kemudian pada tahun 2003 produksi cabai perlahan mulai menanjak yakni sekitar 1.066.722 dengan luas lahan 176.264 dan produktivitas yang dihasilkan sebesar 6,05 Ton/ha

Tujuan kegiatan penelitian ini adalah : (I) menganalisis saluran pemasaran cabai rawit hijau di Pasar lnduk Kramat Jati. (2) menganalisis struktur pasar yang terjadi pada pemasaran cabai rawit hijau di Wilayah DK! Jakarta. (3) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi marjin pemasaran serta mengetahui besamya marjin pemasaran di tiap saluran pemasaran

Penelitian ini dilakukan di pasar lnduk Kramat Jati sebagai pasar acuan, karena pasar ini merupakan satu-satunya pasar grosir yang ada di wilayah DK! Jakarta. Pasar ini menerima pasokan cabai merah dari daerah-daerah sentra produksi di pulau jawa serta menyalurkannya ke seluruh DK! Jakarta. Sedangkan untuk daerah produsen cabai penulis mengambil sample di daerah krawang dengan pertimbangan daerah tersebut mewakili sentra daerah lain dalam mensuplai pasokan cabai rawit hijau di pasar lnduk Kramat Jati. Penelitian· dilakukan selama dua bulan, mulai bulan Juni hingga Juli 2005. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Untuk menganalisis saluran pemasaran dengan mengamati lembaga pemasaran yang digunakan sebagai perantara dalam penyampaian produk dari podusen kc konsumen. Masing-masing saluran yang ada akan memperlihatkan fuktor-faktor yang mempengaruhi marjin pemasaran dan besaran sebaran marjin di tiap saluran pemasaran.Untuk menganalisis struktur pasar cabai rawit hijau yang te1jadi di wilayah OKI Jakarta, dapat di lihat berdasarkan saluran pemasaran yang ada, jumlah lembaga pemasaran yang terlibat, mudah tidaknya masuk pasar, jenis­jenis komoditi yang dipasarkan serta infonnasi pasar. Untuk menganalisis marjin pemasaran digunakan untuk melihat efisiensi teknik pemasaran cabai rawit.

Page 8: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

Marjin pemasaran di hitung berdasarkan pcngurangan harga penjualan dengan harga pembelian pada setiap tingkat lembaga tataniaga. Besarnya marjin pemasaran pada dasarnya merupakan penjumlahan dari biaya-biaya dan laba yang diperoleh tiap lembaga tataniaga.

Di saat penelitian, cabai rawit hijau yang berada di Pasar Induk kramat Jati berasal dari para pengumpul atau petani di berbagai daerah di pulau Jawa dan . Sumatera. Pada umumnya didatangkan di daerah Rembang, Wates, Yogyakarta, Tumanggung, Magelang, Bawangan, Krawang, Brebes, Jember, Pekalongan dan Metro Lampung. Sedangkan konsumennya biasanya berasal dari sekitar wilayah DKI Jakarta. Menurut data yang tclah diperoleh dari Koperasi Pasar lnduk Kramat Jati, banyaknya jumlah cabai rawit h\jau yang masuk kc Pasar lnduk Kramat Jati setiap minggunya dari mulai Mci-Juni 2005 adalah sebesar 1.539,38 Ton. Jumlah ini sedikit lebih besar dibandingkan periode bulan Maret-April 2005 yakni sebesar 1.379, 67 Ton. Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan dilapangan, saluran pemasaran yang terjadi terhadap komoditi cabai rawit dari Krawang hingga ke Pasar Induk Kramat Jati cukup panjang. Adapun pola pemasaran yang terjadi dalarn pernasaran cabai rawit hijau di DK! Jakarta sebagai berikut : Pola I : Petani - Pedagang Pengulak - Pedagang Grosir -

Pedagang Pengecer Konsumen Akhir Pola 2 : Petani - Pedag~ Grosir- Pedagang Pengecer -

Konsurnen Akhir Hal ini sesuai dengan pola umum saluran pemasaran Produsen maupun Konsumen yang dikenrnkakan olch Adiyoga dan Soetiarso (1995) pada Gambar 3, dimana terdapat berbagai macam pola saluran pemasaran yang terbentuk dalam pemasaran suatu komoditi.

Strul..-iur pasar yang terbentuk di tiap lembaga pemasaran yang terlibat berbeda-beda diantaranya : (I) petani pada saat berhadapan dengan pengumpul, struktur pasar yang tcrbcntuk bcrsifat monopolistis. Yakni peluang keluar masuk pasar tennasuk sulit, produk yang dihasilkan petani berbeda corak, baik petani hanya maupun pcngumpul memiliki market share yang kecil serta tidak tcrdapatnya pcrsaingan harga untuk jenis dan kualitas yang sama. (2) pengumpul pada saat berhadapan dengan pedagang grosir, struktur pasar yang terbentuk bersifat oligopoli murni. lni menunjukkan pedagang pengumpul mendominasi pasar produk walaupun dalam jumlah sedikit, barang yang dihasilkan berbeda corak dan berstandarisasi ini dilakukan untuk dominasi pengaruh terhadap harga dan praktek dari persaingan antar pengumpul. Rintangan untuk rnemasuki pasar cukup selektif. (3) grosir pada saat berhadapan dengan pedagang pengecer, struktur pasar yang terbentuk bersifat rnonopolistis. Ini menunjukkan bahwa barang yang dihasilkan bersifat unik tidak adanya barang substitusi dan pedagang grosir bersifat sebagai penentu harga serta besar-kecilnya biaya yang harus dikeluarkan untuk rnendatangkan produk tergantung dari situasi pasar. (4) pedagang pengecer pada saat berhadapan dengan konsurnen akhir, stmktur pasar yang terbentuk bersifat persaingan mumi (bersaing sempurna). Masing-masing produsen secara individual dianggap kecil atau tidak mernpengaruhi pasar karena harga yang terbentuk cenderung kearah tawar-rnenawar. Adanya kebebasan keluar masuk pasar dengan mudah, produk yang dihasilkan bersifat homogen atau

Page 9: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

dibedakan menurut kelas tertentu sehingga persaingan yang terbentuk adalah persaingan harga.

Berdasarkan hasi I analisis marj in pemasaran terdapat perbedaan perolehan marjin pemasaran yang cukup besar antar tiap lembaga pemasaran, yakni : (I) di tingkat petani : dengan mcmanfaatkan jasa pengulak, memperoleh marjin pemasaran sebesar Rp. 842, 14, sedangkan dengan menjual langsung ke pedagang grosir, memperoleh marjin pemasaran sebesar Rp. 2.271,42. (2) di tingkat pengulak : memperoleh marjin pemasaran sebesar Rp. 1.429,28. di tingkat pedagang grosir : memperoleh marjin pemasaran sebesar Rp. 2.442,87 (4) di tingkat pedagang pengecer Pasar lnduk Kramat Jati : memperoleh marjin pcmasaran sebcsar Rp. 1.142,85 scdangkan pengecer Pasar Kramat Jati : memperoleh marjin pemasaran sebesar Rp. 2.928,57.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan marjin pemasaran di tiap lembaga pemasaran antara lain adalah biaya produksi dan biaya pemasaran. (I) petani : Dengan bantuan pengulak hanya mengeluarkan biaya produksi, bila menjual langsung kc pedagang grosir : biaya transportasi, pikul, restribusi dan kemasan. (2) pengumpul : Biaya transportasi,pikul, restribusi dan kemasan. (3) grosir. : Biaya transportasi, TK, bongkar muat, restribusi, nimbang, perawatan, penyusutan dan lain-lain. (4) pengecer Pasar lnduk Kramat Jati : Biaya TK, bongkar muat, perawatan, restribusi, penyusutan dan lain-lain. Dan pengecer Pasar Kramat Jati : Biaya TK, transportasi, bongkar muat, perawatan, restribusi, penyusutan dan lain-lain.

Page 10: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat sang maha pencipta

Allah Azza WA Zalla, serta sang pemberi penerangan di zaman jahiliyah nabi

Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya semoga kita termasuk

pengikutnya di akhir zaman nanti.

Akhirnya dengan perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan, tiada

kata syukur yang tak terhingga akhirnya skirpsi yang merupakan salah satu syarat

untuk mencapai jenjang S-1 dapat penulis selesaikan. (Penderitaan demi meraih

sua/u lzifuan adalah nikmat yang tiada Iara).

Sebagai salah satu ciptaan-Nya yang tidak luput dari khilaf dan

kekurangan, maka apa yang dibcrikan dan harapkan mungkin jauh dari apa yang

disebut kesempurnaan.

Akhirnya penulis mengucapkan banyak terima kasih alas segala saran dan

bimbingannya maupun petunjuk-petunjuk yang sangat berguna baik moril

maupun materi, kepada :

1. Kedua Orang Tua ku tercinta (Muhammad dan Neneng Masfuah) yang

telah memberikan kescmpatan dan kepercayaan serta dukungan tanpa

hen ti.

2. Bapak Ors. Yudha Heryawan Asnawi, MMA, selaku pembimbing materi

yang telah meluangkan waktu serta sangat sabar dan bijaksana dalam

membcrikan arahan maupun bimbingan kepada penulis selama proses

penyusunan skripsi ini.

Page 11: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

3. Bapak Prayudi Syamsuri, SP. M Si, selaku pembimbing teknis yang telah

banyak mcmbanlu dalam memberikan bimbingan dan masukan yang

sangat berarti bagi penulis.

4. Bapak Prof. Dr. H. Aki Baihaki, M. Sc, selaku dosen penguji.

5. Bapak Jr. Mudatsir Najamuddin, MM, selaku Ketua Jurusan Sosial

Ekonomi Pcrlanian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Drs. Syopiansyah Jaya Putra, M. Sis, selaku Dekan Fakultas Sains

dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Pihak Koperasi Pasar lnduk (KOPPAS) yang memberi izin dan

kemudahan penulis dalam penelitian. Khususnya bapak Suminto yang

sangat membantu dalam kemudahan data yang sangat diperlukan penulis.

8. Para pedagang (baik grosir maupun Pengecer) di Pasar lnduk Kramat Jati

yang sangat mcmbantu dalam kelancaran pengumpulan data-data bagi

penulis.

9. Pimpinan perpustakaan yang tel ah memberikan fasilitas untuk

mengadakan studi kepustakaan.

I 0. Kakakku (Suci Lestari) tempat bertukar pikiran di saat kesulitan dan Adik­

adikku (Putihati llahiya dan Fariha Farha)

11. Keluarga besar Yayasan AL-Falah : Baba (KH. Saiman) dan uwa (aim Hj.

Siti Khodijah), Mamangku (Didi, Syamsudin, Jack Sholeh Jamil, Ahmad

Masturoh, khususnya Hasan Basri yang telah memberikan komputer dan

print gratis), Bibi (Siti Masyitoh) tanpa bosan memberikan pulsa gratis

untuk menghubungi doscn.

Page 12: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

12. Aaku tercinta (Ahmad Wahyudin), atas dukungan maupun motivasinya

selama ini dan dengan sabar menemani untuk malalui semua ini.

13. My best friend (Mutia Syamsuri, Nur Aqidah, Nia Rusnia, Rosmiati dan

Lili Rusmawati), persahabatan selama ini sungguh indah walaupun kadang

berbeda pendapat. Semoga persahabatan ini akan selamanya tidak lekang

dimakan waktu.

14. Neneng Sutinah, Ruqiyah, Ida Farida dan Bahrul Luzi di Bogor, tanpa

henti memberikan dukungan untuk cepat menye!esaikan skripsi ini.

15. Temen satu bimbingan (Hermovana, Srimargowati, Siti Zenab dan

Khairul Rasyid), susah dan senang telah kita lewati tetapi perjuangan ini

belumlah berakhir.

16. Agung Supriyanto, llham Nurrochman dan Khotib, sudah mau menjadi

temen curhat dan diskusi.

17. Angkatan 2001 kelas A (Saparullah, Abdul Kadir, Asep Nornman, Ahmad

lsra', Siti Nurlaela, Mira Nurmaghriba, Rahmayanti Adi, Dian TW,

Andari, Hasan, Didin Mihiddin, Ahmad Naufal, Riko Saputra, Nurul

Mubarok, Delvin Raya S, Angga Ginanjar, Ahmad Riza} dan anak kelas B

(Kaswit, Khairil Anwar, Tri Aji, Taufan Sukmo S, Aditia Fajri, Gandhi M,

Susi S, Firmansyah, lrwan, Erwan, Abdul Husein, Moch. Faisal, Endang

BL, Dani, Candra ............. (mohon maaf apabila ada namanya yang tidak

tercantum)

18. Faris (Tl) dan Khoiri (Ekonomi), atas masukan dan pinjaman bukunya.

Page 13: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

19. Angkatan 2000 (kak Tanti, kak Ina Nafilah, kak ridwan) makasih atas

motivasi dan masukannya.

20. Anak-anak agri angkatan 2002-2005

21. Sahabatku di nnnah (Murni Rejeki, Septi Ambar Rukmani,Vicky dan Tia)

dan juga para dewan guru di Tl' A AL FALAH ( kak Ani, kak Aisyah, kka

Sri, kak Nonna, kak Nur, Ana dan Nina)

22. Juga buat semua orang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Semoga segala kcbaikan dari semua pihak tcrsebut di terima oleh Allah

SWT dan mendapatkan pahala yang sctimpal dari- Nya. Akhir kata skripsi ini

kiranya dapat memberikan faedah serta kegunaann kelak dikemudian hari.

Jakarta, Februari 2006

Ade Lili Muflihah

Page 14: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

DAFTARISI

Halaman Judul ..................................................................................................... i

Kata Pengantar .................................................................................................... ii

Daftar isi ............................................................................................................. vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x

DAFT AR LAMPIRAN ..................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Perumusan Masalah ............................................................................ 7

l .3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 7

1 .4 Kegunaan Pen el itian ........................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 9

2.1 Landasan Teori ................................................................................... 9

2.1.1 Sejarah Penyebaran Tanaman Cabai .......................................... 9

2.1.1.1 Klasilikasi Tanaman Cabai ........................................... 10

2.1.1.2 Syarat Tumbuh ............................................................. 12

2.1.1.3 Manfoat Tanaman Cabai. .............................................. 12

2.1.2 Definisi Pemasaran .................................................................. 13

2.1.3 Lcmbagan dan Saluran Pemasaran ........................................... 17

2.1.3.1 Fungsi- fungsi Pemasaran ............................................. 24

2.1.4 Struktur Pasar .......................................................................... 26

2.1.4.1 lnformasi Pasar ............................................................ 30

2. l .4.2 Harga ........................................................................... 31

2.1.5 Marj in Pemasaran .................................................................... 34

2.2 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 39

2.3 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 41

Page 15: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

BAB IJI METODE PENELITIAN .................................................................. 42

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 42

3.2 Jenis dan Sumber Data .................................................................... .42

3.3 Metode Pengumpulan Data ............................................................... 43

3.4 Mctodc Pengolahan dan Analisis Data .............................................. 43

3.4.1 Analisis Saluran Pemasaran .................................................... .44

3.4.2 Analisis Struktur Pasar ............................................................. 45

3.4.3 Analisis Saluran Pemasaran ..................................................... 45

BAB IV GAMBARAN UMUN LOKASI PENELITIAN .............................. 46

4.1 Sejarah dan Perkembangan Pasar lnduk Kramat Jati ........................ 46

4.1.1 Visi, Misi dan Tujuan Pasar lnduk Kramat Jati.. ........................ 49

4.1.2 Lokasi dan Keadaan Pasar lnduk Kramat Jati ............................ 49

4.1.3 Struktur Organisasi ................................................................... 50

4.l.4 Kegiatan Usaha ......................................................................... 51

4.2 Sejarah dan Perkembangan Daerah Malingling Desa Mulang Sari

Kecamatan Pangkalan Krawang Selatan ........................................... 51

4.2.1 Teknik Budidaya ....................................................................... 52

4.2. l. I Persiapan Tanah ................................................................ 52

4.2.1.2 Benih ................................................................................. 52

4.2.1.3 Persemaian ........................................................................ 53

4.2.1.4 Penanaman ........................................................................ 53

4.2.1.5 Pemupukan ........................................................................ 53

4.2. l .6 Pcmeliharaan ..................................................................... 53

4.2.1.6.1 Pengairan ........................................................................ 53

4.2.1.6.2 Pengendalian Gulma ....................................................... 54

4.2.1.6.3 Penggunaan Ajir ............................................................ 54

4.2.2. Pasea Panen ............................................................................. 54

4.2.3 Distribusi .................................................................................. 55

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 56

5.1 Analisis Saluran Pemasaran .............................................................. 56

Page 16: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

5.2 Analisis Slruktur Pasar ..................................................................... 63

5.2.1 Truktur Pasar di Tingkat Petani.. .............................................. 63

5.2.2 Struktur Pasar di Tingkat Pengulak .......................................... 65

5.2.3 Struktur Pasar di Tingkat Grosir .............................................. 66 ·

5.2.4 Struktur Pasar di Tingkat Pengecer .......................................... 70

5.3 Analisis Marj in Pemasaran ............................................................... 71

5.3.1 Marjin Pemasaran Cabai Rawit Hijau dari Petani. .................... 73

5.3.1.1 Marjin Pemasaran Cabai Rawi! Hijau dari Petani ke

Pedagang Pengumpul ................................................... 73

5.3.1.2 Marj in Pemasaran Cabai Rawi! Hijau dari Petani ke

Pedagang Gros ii· Pasar Induk Kramat Jati.. ................... 74

5.3.2 Mai:jin Pemasaran Cabai Rawit Hijau dari Pedagang

Pcngumpul kc Pcdagang Grosir Pasar lnduk Kramat Jati ......... 77

5.3.3 Marjin Pemasaran Cabai Rawi! Hijau dari Pedagang Grosir ke

Pedagang Pcngcccr .................................................................. 80

5.3.4 Marjin Pemasaran Cabai Rawi! Hijau dari Petani ke Pedagang

Pcngcccr kc Konsumcn Akhir .................................................. 84

5.3.4.1 Marj in Pemasaran Cabai Rawi! Hijau dari Pedagang

Pengeccr Pasar lnduk Kramat Jati ke Konsumen

Akhir. .......................................................................... 84

5.3.4.2 Maijin Pemasaran Cabai Rawi! Hijau dari Pedagang

Pengecer Pasar Kramat Jati ke Konsumen Akhir .......... 87

5.3.5 Analisis Penycbaran Maijin Pemasaran .................................... 90

BAB VI KESIMl>ULAN DAN SARAN •••••••••.•.•.•........•...••••.•••.•.•.....•..... 98

5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 98

6.1 Saran .............................................................................................. 100

DAFTAR PUSTAKA .•...............................•.....•.......•••.•••....................•••••...•.• 101

LAMPIRAN ..................................................................................................... xii

Page 17: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Komposisi Kimia Cabai dalam 100 gram Bahan Yang Dapat di

Makan ................................................................................................... 2

Tabel 2. Pcrkcmbangan Rata-rata Konsumsi Cabai Rawi! per Kapita

1990-2004 .............................................................................................. 3

Tabcl 3. Pcrkcmbangan Luas Pancn. llasil Cabai Tahun 1998- 2004 ................... 4

Tabel 4. Karakteristik (Ciri) Struktur Pasar Berdasarkan Sisi Penjual dan

Pcmbcli ............................................................................................... 30

Tabel 5. Fungsi Lcmbaga Pcmasaran Cabai Rawit Hijau di Tingkat Petani,

Pengulak, Grosir dan Pengecer ............................................................. 60

Tabel 6. Marj in Pemasaran Cabai Rawit Hijau dari Petani kc Pedagang

Pengumpul .......................................................................................... 73

Tabel 7. Marjin Pemasaran Cabai Rawit Hijau dari Petani ke Pedagang

Pengumpul .......................................................................................... 74

Tabel 8. Maijin Pemasaran Cabai Rawit Hijau dari Pedagang

Pengumpul kc Pedagang Grosir Pasar lnduk Kramat Jati.. ................... 77

Tabel 9. Marj in Pemasaran Cabai Rawit Hijau dari Pedagang Grosir ke

Pedagang Pengecer .............................................................................. 80

Tabcl I 0. Marj in Pcmasaran Cabai Ra wit Hijau dari Pcdagang Pengecer Pasar

Induk Kramat Jati ke Konsumen Akhir ................................................ 84

Tabel 11. Marj in Pcmasaran Cabai Rawit Hijau dari Pedagang Pengecer Pasar

Kramat Jati ke Konsumen Akhir .......................................................... 88

Tebel 12. Analisis Penyebaran Marjin Pemasaran Cabai Rawit Hijau dengan

Pasar Acuan di OKI Jakarta ............................................................... 91

Tebel 13. Analisis Penyebaran Marjin Pemasaran Cabai Rawit Hijau dengan

Pasar Acuan di DK! Jakarta ............................................................. 93

Page 18: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Saluran Pemasaran Konsumen .......................................................... 18

Gambar 2. Saluran Pemasaran Bisnis ................................................................. 19

Gambar 3. Pola Umum Saluran Pemasaran Produsen dan Konsumen ................. 20

Gambar 4. Pola Um um Saluran Pemasaran Produk Pertanian di Indonesia ......... 23

Gambar 5. Hubungan Antara Marj in Pcmasaran dan Nilai Marj in Pemasaran .... 36

Gambar 6. Marj in Pemasaran yang Menurun, Konstan atau Menaik Secara

Absolut dcngan Semakinnya Bertambahnya Jumlah yang Diminta ... 38

Gambar 7. Kerangka Pcmikiran ......................................................................... 41

Gambar 8. Kondisi Pasar Induk Kramat Jati Sebelum Peremajaan .................... .47

Gambar 9. Kondisi Pasar lnduk Kramat Jati Setelah Peremajaan ..................... .48

Gambar l 0. Bagan Saluran Pemasaran Cabai Rawit Hijau di DK! Jakarta .......... 59

Gambar I l. Penyebaran Marj in Pemasaran Cabai Rawit Hijau dari Petanl,

Tengkulak dengan Pasar Acuan di DKI Jakarta ............................... 94

Gambar 12. Penyebaran Marjin Pemasaran Cabai RawitHijau dari Petani

dengan Pasar Acuan di DK! Jakarta ................................................. 96

Page 19: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

DAFT AR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Struktur Organisasi Pasar lnduk Kramat Jati ................................ 104

Lampiran 2. Tugas Tiap Divisi ........................................................................ 105

Lampiran 3 Fluktuasi Harga per Bulan Juni- Juli 2005 di Pasar lnduk

Kramat Jati. ................................................................................. 113

Page 20: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

1.1 Latar Bclalrnng

BABI

PENDAHULUAN

Masalah pemasaran dalam komoditi pertanian merupakan satu hal yang

menarik untuk diteliti. Dirnana pemasaran hasil pertanian yang efisien rnerupakan

suatu pra kondisi bagi kclancaran dan keseimbangan pembangunan sektor

pertanian. Sistem pemasaran yang baik, tentu akan mengarahkan aliran barang

dan jasa dari produsen atau konsumen dan memberikan indikasi tentang

perubahan-perubahan pennintaan dan penawaran kepada produsen. Secara tidak

langsung sistem tataniaga ini akan mengalokasikan sumberdaya, menyesuaikan

produksi dan suplai dalam ha! bentuk, tempat dan waktu.

Dasar analisis ekonomi mikro memungkinkan kita untuk mengetahui

bagairnana para konsumcn dan produscn akan berhubungan satu sama lain dalam

ha! proses pertukaran clalam pasar. Akan tetapi, "pasar" itu tidak clapat dibatasi

secara khusus, dan dalam prakteknya terdapat banyak dan beranika ragam

lembaga yang mcmudahkan pcrtukaran. Lcmbaga-lembaga itu tim2bul sebagai

akibat dari pada konsumcn dan produscn mencoba mcngadakan kegiatan ekonomi

dengan meningkatkan spesialisasinya clan dengan mengurangi biaya-biaya dalam

pertukaran.

Salah satu komoditi pertanian yang menjacli primadona untuk

diperdagangkan adalah cabai (Capsicum sp), sebab cabai di konsumsi masyarakat

tanpa memperhatikan tingkat sosial. Pada umumnya masyarakat mengkonsumsi

cabai sebagai bumbu rnasak, atau dalarn bentuk segar. Cabai di nilai cukup

Page 21: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

penting sebagai penyedia gizi masyarakat sebagai salah satu komoditi sayuran

yang penting. Komposisi kimia yang terkandung dalam cabai dapat di lihat pada

Tabet I

Tabel 1. Komposisi Kimia Cabai dalam 100 gram Balian Yang Dapat di Makan

Kompisisi Kimia Jumlah

Kalori 31 Kalori

Protein 1,0 gam

Lemak 0,3 gram

Karbohidrat 7,3 gram

Kalsium 29 gram

Posfor 24mg2

Baesi 0,5 mg

Vitamin A 470 SI

Vitamin Bl 0,05 mg

VitaminC 18mg

Air 90,9 gram ..

Sumber : Dir3en Bma Produkst Hort1kultura (2003)

Sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk, kebutuhan dan konsumsi

cabai dalam masyarakat setiap waktunya terus meningkat. Berdasarkan hasil

Susenas (BPS, 1999), menyatakan bahwa berdasarkan pemakaian cabai rata-rata

per kapita cabai rawit tiap tahunnya terus meningkat. (Tabet. 2)

sekal ipun ada kecenderungan peningkatan kebutuhan, tetapi permintaan

terhadap cabai untuk kebutuhan sehari-hari dapat berfluktuasi, yang disebabkan

karena tingkat harga yang terjadi di pasar eceran. fluktuasi harga yang terjadi di

pasar eceran, selain disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi sisi

Page 22: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

permintaan juga disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi sisi

penawaran. dapat dijelaskan bahwa kadang-kadang keseimbangan harga terjadi

pada kondisi jumlah yang ditawarkan relatif jauh lebih sedikit dibandingkan

dengan jumlah yang diminta. hal inilah yang mengakibatkan harga akan sangat

tinggi. demikian pula sebaliknya apabila jumlah yang ditawarkna meningkat

sedangkan permintaan tetap maka harga yang terjadi bisa sangat rendah.

Tabel 2. Perkembangan Rata-rata Kons11msi Cabai Rawit per Kapita Tahun 1990-2004

Tahun 1990 1993 l996 1999 2002 2004 Pertumbuhan Rata-Rata/

Growth Rate 2002 Over

2004

Konsu1nsi I, 14 1,06 0,00 0,94 1, 12 1,14 0,62

Cabai Rawit . .. Su1nbcr: BPS (Data Suscnas) da/a111 Stat1st1k Pertan1an Deptan, 2005

I-lasil cabai nasional pada 7 (Tujuh) tahun terakhir 1998-2004 berfluktuasi

dari tahun ke tahun dan cenderung turun dari tahun 1998-2002 yakni sebesar 5, 14

Ton menjadi 42, 17 Ton tahun 2002. Hal yang sama juga diperlihatkan oleh luas

panen, dimana luas panen pada tahun 1998 adalah 164.944 turun menjadi seluas

150.598 pada tahun 2002. Tetapi kemudian pada tahun 2003 hasil cabai perlahan

mulai menanjak yakni sebanyak 6,05 Ton dengan luas lahan I 76.264. Dan hasil

panen cabai mengalami penurunan kembali pada tahun 2004 dengan luas panen

l 94.588 hanya menghasilkan cabai 5,66 Ton.(Tabel 3).

Page 23: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

Tabel 3. Perkembangan Luas Panen dan Hasil Cabai Tahon 1998-2004

Tahon Cabai Kenaikan/ Penurunan Terhadap Tahun

Sebelumnya

Lu as l·lasil L.Panen l·lasil

Pan en (Ton/Ila) Ahsolut % Absolut %

1998 164.944 5, 14 - - - -1999 183.347 5,50 18.403 11,16 0,35 6,94

2000 274.708 42.J 7 (8.639) (44.71) ( 1.33) (24,21)

2001 142.556 4,07 (32.152) ( 18,40) (0,09) (2,250)

2002 150.598 4,22 8.042 5,64 0,15 3,57

2003 176.264 6,05 25.666 17,04 1,83 43,51

2004 194.588 5,66 18.324 - (39) -..

Sumber : BPS dan DirJcn Hort1kultura da/am Staltst1k Petaman Deptan, 2005

Seharusnya dengan jumlah produk.si cabai yang perlahan terus

meningakat, seharusnya tidak akan terjadi ketidak seimbangan antara permintaan

dan penawaran cabai. Akan tetapi pada kenyataan tetap terjadi, ha! ini disebabkan

oleh beberapa faktor antara lain kurangnya pasokan ke pasar karena sedikitnya

produksi atau terhalangnya transportasi, berkurangnya jumlah pedagang cabai

yang beroperasi terutama mendckati hari-hari besar dan adanya permintaan dalam

jumlah besar yang dilakukan oleh industri pengolahan cabai yang sedikit banyak

mempengaruhi gejolak harga cabai.

Se lama ini hasi I panen komoditi cabai melalui mata rantai perdagangan

yang cukup panjang untuk sampai ke tangan konsumen (Dirjen Tanaman Pangan

dan Hortikultura, 1999). Sehingga kemungkinan untuk terjadinya fluktuasi harga

eceran cabai cukup tinggi. Penentu harga juga didasarkan atas pasokan dan

permintaan. Bila pasokan berkurang atau tetap, sedangkan permintaan meningkat

maka harga cabai akan mahal. Sebaliknya juka permintaan tetap sedangkan

Page 24: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

pasokan bertambah maka harga cabai akan menurun. Sehingga penentu harga ini

bukan didasarkan oleh biaya produksi yang ditanggung oleh petani tetapi

mekanisme pasar yang terjadi. Hal ini mengakibatkan petani tidak dapat berkutik

bila harga hasil usahanya menurun.

Dari sisi penawaran menunjukkan bahwa proses penyediaan (produksi dan

dislribusinya) cabai rawil hijau bclum scpcnuhnya dikuasai para petani. Faktor

utama yang menjadi penyebab adalah bahwa petani cabai adalah petani kecil-keeil

yang proses pengambilan kepulusan produksinya diduga tidak ditangani dan

ditunjang dengan suatu peramalan produksi dan harga yang baik.

Campur tangan pemerintah merupakan sebab-sebab yang penting dari

berbagai bentuk praktek antipersaingan yang telah muncul mengemuka. Banyak

peraturan yang dikeluarkan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang

bersifat distortif. Namun demikian, campur tangan tersebut harus dibedakan:

apakah menciptakan iklim yang membuat mekanisme pasar tidak berjalan atau

menciptakan perilaku antipersaingan.

Pajak dan retribusi, pungutan lain yang dilakukan asosiasi atau pungutan

tidak resmi (pungli) yang dikenakan di suatu daerah tertentu merupakan hambatan

perdagangan dan disinsentif bagi perekonomian. Pengenaan pungutan ini tidak

menciptakan perilaku antipersaingan tapi bisa menghambat iklim persaingan.

Contoh : kcbijakan pengenaan pungutan formal dan informal antara lain adalah:

pengenaan jenis pajak dan retribusi terhadap hewan ternak di Lombok, penarikan

restribusi oleh asosiasi atas perdagangan ikan di Bengkalis, pungli pada

pengiriman sayur mayur di sepanjangjalan Kerawang ke Jakarta.

Page 25: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

Pungutan-pungutan ini membuat harga lebih mahal dan terkesan ada

diskriminasi harga atau monopoli. Tapi, kemungkinan besar penyebab harga lebih

mahal adalah karena banyaknya pungutan tersebut, bukan karena perilaku

antipersaingan.

Begitu pula dengan kebijakan kuota perdagangan atau pengaturan pola

tanam yang mengakibatkan sistem insentif berdasarkan rnekanisrne pasar tidak

berjalan. Seharusnya jika suatu komoditi mengalami kenaikan harga maka ini

merupakan signal insentif bagi produsen untuk memproduksi lebih banyak.

Namun, karena ada keharusan memproduksi sesuai peraturan yang dikeluarkan,

sistcm inscntir bcrdasarkan mckanismc pasar tidak be1jalan. Contoh kebijakan ini

adalah pernbatasan pcngembangan sapi ternak selain sapi Bali di Pulau Sumbawa

dan pcmbatasan pengaturan pola tanam padi yang masih ditetapkan bupati di

banyak daerah.

Pemasaran cabai di Pasar Induk kramat Jati sendiri ditentukan oleh

lembaga pemasaran seperti pedagang grosir dan pedagang pengecer. Lembaga­

lembaga pemasaran inilah yang akan berperan dalarn menentukan mekanisme

pasar. Oleh sebab itu, cukup menarik untuk melakukan penelitian, mengenai

aspek pernasaran cabai rawit hijau sehingga gejolak harga cabai yang terjadi dapat

diketahui sebabnya, mulai dari tingkat produsen (petani) hingga sampai ke Pasar

lnduk Kramat Jati selaku pasar Acuan (Grosir) bagi pasar lainnya yang berada di

sekitar daerah tersebut.

Page 26: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan pennasalahan di atas, maka cabai rawit hijau merupakan jenis

cabai yang banyak dikonsumsi olch masyarakat yang kccenderungan tiap

tahunnya meningkat, sehingga perlu dikaji lebih lanjut mengenai ketepatan sistem

pcmasaran sckaligus mcncrangkan lcbih lanjut terjadinya pcrkembangan struktur

pasar scrla pcrscbaran maijin cabai tcrbcsar. Oleh karena itu rumusan masalah

yang akan dikaji meliputi :

1. Bagaimana saluran pemasaran komoditi cabai rawit hijau di Pasar lnduk

Kramat Jati ?

2. Bagaimana struktur pasar yang terjadi pada pemasaran cabai rawit hijau di

Wilayah OKI Jakarta?

3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi marjin pemasaran serta besamya

marjin pemasaran dari tiap saluran pemasaran?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Menganalisis saluran pemasaran cabai rawit hijau di Pasar lnduk Kramat Jati

2. Menganalisis struktur pasar yang terjadi pada pemasaran cabai rawit hijau di

Wilayah DK! Jakarta

3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi marjin pemasaran serta

mengetahui besamya marjin pemasaran di tiap saluran pemasaran

Page 27: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang

berkepentingan, yaitu :

I. Peneliti, merupakan kesempatan untuk mempraktekan teori-teori yang selama

ini di dapat di bangku kuliah dalam rclisasinya di lapangan.

2. Petani dan Lembaga Pemasaran, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat

dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambikan keputusan mengenai

pemasaran cabai khususnya eabai rawit hijau, sehingga diharapkan akan

terbinanya kerjasarna yang sating rnenguntungkan (win-win solution) antar

lembaga pernasaran yang terlibat didalarnnya.

3. Masyarakat Um11111, hasil penelitian ini diharapkan dapat berfnngsi sebagai

salah satu sum ber dari sekian ban yak inforrnasi rnengenai komoditi cabai

rawit hijau tcrutama mcngenai aspck pernasaran.

Page 28: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

2.1 Landasan Teori

BAB II

TIN.JAUAN PUSTAKA

2.1.1 Sejarah Penyebaran Tanaman Cabai

Tanaman cabai (Capsicum sp) berasal dari dataran benua Amerika,

tcpa!nya Amcrka Latin (mcksiko) dengan garis lintang 0° - 30° LU 0° -

30° LS. Cabai yang dulunya merupakan tanaman liar dan disebarkan oleh

burung. Christophorus Columbus menemukan benua Amerika (1492)

adalah salah seorang yang be1:jasa dalam penyebaran cabai. Beliau

mempopulerkan cabai dari benua Amerika ke Spanyol pada tahun 1492.

Cabai masuk ke daerah Makao dan Goa, kemudian masuk ke India,

Cina dan Thailand dibawa oleh bangsa Portugis. Kerajaan Usmani (1513)

menduduki wilayah Protugis di Hormuz, teluk Persia kemudian orang

Turki mulai mengenal cabai. Pada periode berikutnya Turki menduduki

J-longaria, cabai pun populer di J-longaria. Cabai masuk ke Indonesia

diduga dibawa oleh saudagar-saudagar dari Persia ketika singgah di Aceh.

Ada pula yang menyebutkan bahwa cabai dibawa oleh bangsa Portugis

ketika berekspansi ke Indonesia dan daerah-daerah Asia lainnya

(Sunaryono, 2003)

Cabai adalah tanaman sayuran yang memiliki nama ihniah

Capsicum sp. Orang Jawa biasa menyebutnya mengkreng/cengis (cabai

rawit), sedangkan clalam bahasa lnggris Hot Papper. Tanaman cabal

(Capsicum sp) sendiri diperkirakan ada sekitar 20 - 30 spesies yang

Page 29: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

sebagian besar tumbuh di Amerika, diantara banyaknya spesies cabai

(Capsicum sp} yang ada beberapanya sudah akrab dengan kehidupan

manusia dan dibudidayakan diantaranya : C. annum (C. annum var,

annum), c. frutesens, C. chinensis, C, baccatum dan C. pubescens. (Dirjen

Bina Produksi Hortikultura, 2003)

Scdangkan di Indonesia khususnya di pulau Jawa dari ke- 5 spesies

tersebut yang umum dibididayakan adalah cabai besar (C. annum) dan

cabai kecil (rawit). Yang termasuk dalam jenis cabai berbentuk besar

adalah cabai merah besar, cabai merah keriting dan cabai hijau. Sedangkan

untuk bentuk cabai kecil terdiri atas cabai rawit merah dan cabai rawit

hijau.

2.1.l.l Klasifikasi Tanaman Cabai

Dalam dunia tumbuh-tumbuhan tanam cabai diklasifikasikan

sebagai berikut: (Di~jen Bina Produksi Hortikultura, 2003)

>t- Kingdom : Platae

.t. Dcvisi : Spcrmatophyta

.t. Subdensi : Angiospermae

.t. Kelas : Dicotyledoneae

>t. Subkelas : Sympetalae

.t.Ordo : Tubiflora (Solanales)

>t. Famili : Solonaceae

it. Genus : Capsicum

+ Spesies : Capsicum Annum L

Page 30: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

Dari klasifikasi di atas terlihat bahwa tanaman cabai termasuk

dalam famili Solanaceae. Menurut Sunaryono (2003) ada dua spesies

cabai yang terkenal, yakni cabai besar dan cabai merah (Capsicum

annum L). sinonim Capsicum annum ialah C. annum var. ceraciforme

Mill, C annum var longwn (DC) Sendt, C annum var grossum (L)

Send!. Tcrmasuk dalam jcnis cabai mcrah adalah paprika (bell pepper),

cabai manis (cayenne pepper) dan lainnya yang tidak terlalu pedas dan

agak n1an is.

Jenis satunya lagi adalah cabai kecil, yang termasuk ke dalam

jenis cabai ini adalah rawit dan cengek. Cabai kancing dan cabai udel

juga termasuk dalam golongan cabai kecil hanya biasanya di pelihara

sebagai tanaman hias. Cabai rawit sendiri terdiri dari 3 varietas, yaitu

cengek leutik yang buahnya kecil, berwama hijau dan berdiri tegak

pada tangkainya, cengek domba (cengek bodas) yang buahnya lebih

besar dari cengek leutik, buah muda berwama putih, setelah tua

menjadi jingga, dan ceplik yang buahnya besar, selagi muda berwarna

hijau dan setelah tua menjadi merah. Buahnya dapat digunakan sebagai

sayuran, acar dan bun1bu masak .

Varietas cabai unggul yang digemari para petani adalah Hot

Beauty (457), Hero (459), Long Chili (455), Ever Flavor (462),

Passion (451), Amanda, Red Beauty, Hot Chili, Wonder Hot, Arimbi,

Hybrid TM-999, dan Hybrid TM-888. (Sunaryono, 2003)

Page 31: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

2.1.1.2 Syarat Tumbuh

Menurut Sunaryono (2003), syarat tumbuh untuk tanaman

cabai ada tiga macam yaitu :

I. Tanah

Cabai dapat tumbuh di segala macam tipe tanah dan ketinggian

tempat, akan tetapi yang paling baik adalah di dataran rendah pada

tanah yang mengandung pasir yakni yang porositasnya cukup baik.

Serta mengandung humus (bahan organik) dan pH antara 5112 -

6112 dengan lapisan bunga tanahnya tebal.

2. lklim

Lebih bagus di tanam didaerah yang tipe iklimya lembab sampai

agak lembab (tipe B, C dan D). Curah hujan yang baik untuk

pcrtumbuhan tanaman cabai berkisar antara 600- 1200 mm per

tahun.

3. Suhu Udara

Suhu udara yang baik untuk pertumbuhan dan pembuahan cabai

berkisar antar 21° - 28° mm per tahun.

2.1.1.3 Manfaat Tanaman Cabai

Menurut Sunaryono (2003), buah cabai dapat dimanfaatkan

untuk banyak keperluan, baik yang berhubungan dengan kegiatan

masak-mcmasak maupun untuk kcperluan yang lain seperti untuk

bahan ramuan obat tradisional. Konon buah cabai dapat bermanfaat

untuk membantu kerja pencernaan dalam tubuh manusia. Buah cabai

Page 32: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

pun berperan bagi pecinta burung ocehan dan burung hias. Bubuk

cabai dapat dimanfaatkan sebagai bahan industri makanan dan

minuman untuk menggantikan fungsi lada clan sekaligus untuk

memancing selera makan konsumen. Ekstraksi bubuk cabai ini pun

sering dipakai dalam minuman ginger beer. Selain mengandung

capsaicin, cabai pun mengandung semacam minyak asiri, yaitu

capsicol. Minyak asiri ini dapat dimanfaatkan untuk menggantikan

fungsi minyak kayu putih. Konon minyak ini dapat mengurangi rasa

pegal, rematik, sesak napas dan gatal-gatal. Selain kegunaan tersebut,

bubuk cabai pun dapat dijadikan sebagai bahan obat penenang. Bahkan

kandungan bioflavonoids yang ada di dalamnya, selain dapat

menyembuhkan radang akibat udara dingin, juga dapat

menyembuhkan polio.

2.1.2 Dcfinl~i Pemasaran

lstilah pemasaran dalam bahasa inggris dikenal dengan nama

marketing. Sedangkan menurut Azzaino (dalam Gifriah, 2004) pemasaran

dapat pula dikatakan sebagai tataniaga (marketing) yang diartikan sebagai

suatu proses pertukaran yang meliputi kegiatan untuk memindahkan

barang atau jasa dari produsen ke konsumen.

Limbong dan Sitorus (1991), menyatakan bahwa tataniaga

(marketing) pertanian mencangkup segala kegiatan dan usaha yang

berhubungan dengan perpindahan hak milik dan fisik dari barang-barang

hasil petianian dan kebutuhan usaha pertanian dari produsen ke tangan

Page 33: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

konsumen, termasuk didalamnya kegiatan-kegiatan tertentu · yang

menghasilkan perubahan bentuk dari barang yang dimaksud untuk lebih

memudahkan penyalurannya dan memberikan kepuasan yang lebih tinggi

kepada konsumennya.

Sedangkan mcnurut Kotler (2002), definisi pemasaran terbagi dua,

yakni definisi pcmasaran secara sosial dan dcfinisi pemasaran secara

menajerial. Definisi pcmasaran secara sosial merupakan suatu proses

sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang .

mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan

secara mempertukarkan produk yang bemilai dengan pihak lain.

Sedangkan secara menajcrial Kotler menyatakan bahwa pemasaran adalah

proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi

serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran

yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi.

Pemasaran merupakan suatu runtutan kegiatan atau jasa yang

dilakukan untuk mcmindahkan suatu produk dari titik produsen ke

konsumen. (Anindita, 2005). Mcnurutnya ada tiga hal yang perlu menjadi

tekankan dalam definisi tersebut:

I. Kegiatan yang di maksud sebagai jasa adalah suatu fungsi yang

dilakukan dalam kcgiatan pemasaran. Fungsi ini bertujuan mengubah

produk berdasarkan bentuk (form), waktu (time), tempat (place), atau

kepemilikan (pressession). Jasa menambah nilai dari suatu prosuk dan

dilakukan untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Page 34: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

2. Titik produscn adalah asal dari produk itu di jual pertama kali oleh

produsen atau petani.

3. Titik konsumen. Di mana tt!i uan suatu pemasaran adalah

menyampaikan produknya ke konsumen akhir sebagai transaksi

terakhir.

Pemasaran dapat dikatakan produktif bila menciptakan kegunaan

(utility), yaitu proses mcnciptakan barnag dan jasa lebih berguna. Ada

empatjenis kegunaan yang dilakukan dalam pemasaran (Anindita, 2005):

I. Kegunaan bcntuk (from utility), yakni apabila suatu barang memiliki

persyaratan yang dubutuhkan untuk menjadi berguna. Contoh : rumah

pemotongan hewan melakukan pemotongan hewan hingga menjadi

daging yang siap di masak sehingga menambah bentuk kegunaan.

2. Kegunaan tempat (place utility), yaitu kegunaan yang ditimbulkan

ketika hasil produksi di suatu tempat yang mensyaratkan

menginginkan barang tersebut.

3. Kegunaan waktu (time utility) dilakukan dalam pemasaran ketika

produk tersedia pada saat yang diinginkan.

4. Kcgunaan milik (prossession utility) dilakukan ketika barang ditransfer

atau ditempatkan atas control dari scseorang yang diinginkan.

Hermawan Kertajaya (dalam Bukhori Alma) merumuskan definisi

pcmasaran yang tclah ada dari dahutu hingga saat ini sebagai bcrikut:

• Pemasaran adalah menghubungkan penjual dengan pembeli potensial.

Page 35: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

• Pemasaran adalah menjual barang dan barang tersebut tidak kembali

ke orang yang menjualnya.

• Pemasaran adalah memberikan sebuah standar kchidupan.

• Pemasaran adalah sebuah disipli11 bisnis strategis yang mengarahkan

proses penciptaan, penawaran dan perubahan values dari · suatu

inisiator kepada stakeholdernya.

Pada akhirnya Hermawan menekankan bahwa sebagai visi,

pemasaran harus mcnjadi suatu konsep bisnis strategis yang bisa

mcmbcrikan kcpuasan bcrkelanjutan, bukan kepuasan sesaat untuk tiga

stakeholder utama di setiap perusahaan yaitu pelanggan, karyawa:n dan

pemilik perusahaan.

Sebagai misinya pemasaran akan menjadi jiwa bukan sekedar

salah satu anggota tubuh suatu pcrusahaan, karena setiap seksi atau orang

dalam perusahaan harus paham dan menjadi unsur pemasaran. Kemudian

dalam arti nilai bisnis apapun yang dijalankannya, perusahaan harus

merasa terl ibat dalam proses pemuasan pelanggan, baik secara langsung

atau tidak, bukan hanya sebagai pelaksaha yang di gaji, tapi harus secara

total melaksanakan pertambahan nilai dan memberikan kepuasan kepada

pelanggan.

Dalam hubungannya dengan kajian ini, maka pemasaran pertanian

dapat didefinisikan sebagai kegiatan dan usaha yang berhubungan dengan

perpindahan hak milik dan fisik dari barang-barang hasil pertanian atau

kebutuhan usaha pertanian dari produsen ke konsmnen temiasuk

Page 36: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

didalamnya kegiatan-kegiatan tertentu yang menghasilkan perubahan

bentuk dari barang yang dimaksudkan untuk lebih memudahkan

penyalurannya dan memberikan kepuasan yang lebih tinggi kepada

konsumen.

2.1.3 Lcmbaga clan Saluran Pcmasarau

Proses penyaluran produk dari produsen ke kousumen

mengikutsertakan berbagai pihak mulai dari produsen sendiri, lembaga­

lembaga perantara sampai konsumen akhir. Salurau pemasaran ini sangat

penting bagi produsen, sebab produsen tidak akan sanggup meuyalurkan

hasil produksinya sampai ke tangan konsumen.

Di antara produsen dan leonsumen ada jarale yang bisa di isi oleh

berbagai perantara, yang lebih di leenal sebagai trade channels of

distribution yang melakukan berbagai fungsi. Karena adanyajarale tersebut

maka li.mgsi badan perantara sangat diharapkan leehadirannya untuk

menyalurkan barang dari produsen ke konsuen melalui aletivitas atau

lecgiatan yang dikenal scbagai perantara. Produsen tidak munglein

melaksanakan scndiri penyaluran hasil produlesinya, learena tidale efisien,

modal investasi yang besar, pengawasan lebih sulit, banyak personil dan

sebagainya. Merelea sulit menjangkau daerah geografis yang begitu luas.

Saluran pemasaran merupakan himpunan perusahaan dan

perorangan yang mengambil alih hak atau membantu dalam pengalihan

hale atas barang atau jasa tertentu selama barang atau jasa tersebut

berpindah dari produsen lee leonsumen .Banyaknya lembaga yang terlibat

Page 37: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

dalam saluran pemasaran dipengaruhi oleh jarak dari produsen ke

konsumen, sifat komoditi, skala produksi dan kekuatan modal yang

dimiliki.

Menurut kotler dan Amstrong (2004), saluran pemasaran

(distribusi) merupakan sekumpulan organisasi yang saling bergantung

yang terlibat dalam proses yang menjadikan produk atau jasa siap

digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis. Secara

umum saluran pemasaran konsumen menurut Kotler dan Amstrong (2004)

dapat di lihat pada Gambar I:

0- level

Pabrikan

Konsumen

1- level 2- level

Pabrikan Pabrikan

Pengecer P. Besar

Pengecer

Konsumen Konsumen

Gambar l. Saluran Pemasarau Konsumen Sun1bcr: Koller dan .1\1nstrong (2004)

3- Ievel

Pabrikan

P. Besar

Pemborong

Pengecer Konsumen

Sedangkan saluran pemasaran bisnis yang tei:jadi menurut

Kotler dan Amstrong(2004) dapat di lihat pada Gambar 2 berikut ini :

Page 38: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

0-level

Pabrikan

Pelanggan Industri

1- level

Pabrikan

Distributor Industri

Pelanggan lndustri

2- level

Pabrikan

Perwakilan Pabrikan

Distributor Industri

Pelanggan Industri

Gamhar 2. Saluran Pcmasaran Bisnis Sumbcr: Koller dan Amstrong (2004)

3-level

Pabrikan

Perwakilan Pabrikan

Distributor Industri

Pelanggan Industri

Adiyoga dan Soetiarso ( 1995), berpendapat di daerah produsen

pat.la u111u111nya tcrdapat tiga 1naca1n saluran pc1nasaran cabai, yakni :

a. Petani Produsen-.+ Pedagang Pengumpul-1>Pedagang antar

daerah

b. Petani Produscn -1> Pedagang antar daerah

e. Petani Produsen -1> Pcdagang grosir

Sedangkan di daerah konsumen terdapat tiga maeam saluran

distribusi, yakni :

a. Pedagang grosir -1> Pcdagang Pengeeer -1> Konsumen

b. Pedagang grosir -1> Pcdagang grosir pembantu __..Pedagang

Pengecer Konsumen

c. Pedagang grosir - Leveransir Konsumen lembaga

Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Gambar 3 berikut ini :

Page 39: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

Daerah produsen

'------->-

Leveransir

Konsumen Lembaga

Petani Produsen

Pedagang Antar Daerah

Pcdagang Grosir

Pcdagang Pengecer

Rumah Tangga

Pedagang Pengumpul

Pedagang Grosir Pembantu

Daerah Konsumen

Gambar 3. Pola Umum Saluran Pemasaran Produsen dan Konsumen Sumber: Adiyoga dan Soetiarso (1995)

Bagi produsen menggunakan saluran pemasaran bebas akan sangat

bermanfaat, karena saluran pemasaran ini akan berfungsi sebagai :

• Pemberi informasi tentang keadaan lapangan, daya saing, penerimaan

konsumen. selera konsumen dan lain-lain.

• Penyalur dapat mengadakan promosi yang turut membantu kelancaran

pcmasaran atau produscn mcnyelenggarakan promosi scndiri yang

sangat membantu usaha penyaluran.

• Negoisasi, dilakukan oleh penyalur dengan pihak konsumen tentang

harga, sistem penyaluran dan lain-lain.

Sedangkan lembaga pemasaran menurut Anindita (2005)

merupakan suatu kelembagaan dalam pemasaran meliputi berbagai

Page 40: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

pedagang perantara dan lembaga-lembaga lainnya yang melaksanakan

berbagai fungsi pemasaran yang terlibat dalam pembelian dan penjual

barang karena mereka ikut memindahkan barang dari produsen ke

konsumen. Menurut Lim bong dan Sitorus ( 1991 ), lembaga pemasaran

merupakan badan-badan atau lembaga yang berusaha dalam bidang

pemasaran, menggerakkan barang dari produsen ke konsumen melalui

penjualan.

Menurut F.L Thomson dalam Limbong dan Sitorus (1991)

lembaga perantara yang umum terlibat dalam bidang pemasaran produk

perlanian antara lain adalah :

I. Car lot Receiver, yaitu para pedagang yang melakukan kegiatan

pembelian produk pertanian tertentu secara bergerak (mobil) dari satu

tempat ke tempat lain dengan mengi,>unakan alat angkut truk (carload).

Biasanya, bila truk-truk yang digunakan telah penuh langsung dibawa

ke pasar-pasar di kota (daerah konsumen).

2. Jobber atau Wholesaler, adalah para pedagang hasil pertanian yang

biasanya menampung pembelian carlot receiver.

3. Broker. adalah pcrantara yang mempunyai kegiatan yang

menghubungkan antar penjual clan pembeli produk-produk pertanian.

Broker umumnya mempunyai kemampuan untuk : (a) Mengumpulkan

keterangan pasar setempat maupun yang lebih luas, (b) Mengetahui

persediaan produk pertanian yang ingin diperjualbelikan, (c)

Mengetahui pergerakan harga di pasar produk pertanian yang

Page 41: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

dipasarkan, (d) Mengetahui tentang jenis dan kualitas hasil pertanian

yang diperdagangkan, dan (c) Menghubungkan penjual dan pembali .

. /. Co111111isio11 Merchant, adalah pcdagang yang mcndapat kepercayaan

dari pemilik barang ataupun dari pembeli barang dengan kuasa

(menutup kontrak, mclakukan transaksi, dan lain-lain) dari pemilik

barang maupun dari pembeli barang. Alas kcgiatan yang dilakukannya,

commison merchant akan mendapatkan komisi.

5. Auctions, adalah lembaga pemasaran ynang melakukan penjulan

produk-produk pertanian secara terbuka di hadapan konsumen yang

akan membeli produk pertanian bersangkutan. Adapun harga yang

terjadi adalah konsumen yang mengajukan harga tinggi.

6. Chains/ore Buying Organization, adalah lembaga perantara pemasaran

hasil-hasil pertanian yang besar, yang memiliki bagian pembelian di

berbagai lempat atau kota. Karena dukungan modal yang besar dan

keefektifan dalam menjalankan organisasi maka kegiatan yang

dilakukannya sangat luas mulai dari pengumpul bahan-bahan (terutama

bahan pangan) sampai penyebarannya ke pasar konsumen akhir,

contohnya Bulog.

7. Service Wholesaler, merupakan gabungan kegiatan antara car/at

receiver dengan jobber untuuk mempersingkat waktu dan

memperlancar penyampaiaan produk pertanian (terutama yang mudah

rusak) ketangan konsumen mela!ui pedagang pengecer.

Page 42: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

8. Speculator, adalah lembaga perantara dalam pemasaran pertanian yang

mencari keuntungan besar melaui spekulasi.

9. Retailer, adalah lembaga perantar pemasaran yang langsung menjual

produk pertanian bersangkutan langsung ke tangan konsumen akhir

(rumah tangga). Pcdagang cccran produk pcrtanian di Indonesia

umumnya bcrmodal kccil dan pcnyampaian produk kepada konsumen

dengan cara menunggu konsumen datang sendiri ke tempat pengecer,

tetapi banyak pula yang mendatangi konsumen seperti pedagang

pengecer yang menggunakan pikulan, bakul, gerobak dan lain-lain.

Adapun gambaran umum pola pemasaran produk-produk pertanian

di Indonesia adalah seperti terlihat pada Gambar 4 berikut ini :

Petani Produsen

Koperasi

KUO Pengecer

1 ~-----il>I TcngkuG;ji---..•i Pcdagang Bcsar

Konsumen Akhir

Pabrik/ Eksportir

Gambar 4. Pola Um um Saluran Pemasaran Prodnk Pertanian di Indonesia

Surnbcr: Syahroni (200 I)

Adapun faktor penting yang harus dipertimbangkan bila hendak

memilih pola saluran pemasaran (Limbong dan Sitorus, 1991) yaitu:

Page 43: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

I. Pertimbangan pasar yang meliputi konsumen sasaran akhir mencangkup

potensi pembeli, geografi pasar, kebiasaan pembeli dan volume

pesanan.

2. Pertimbangan barang yang meliputi nilai barang per unit, besar, dan

berat barang, tingkat kerusakan, sifat teknis barang, apakah barang

tersebut memenuhi pesanan atau pasar.

3. Pertimbangan intern yang meliputi besarnya modal dan sumber

permodalan, pengalaman manajemen, pengawasan, penyaluran dan

pelayanan.

4. Pcrlimbangan lerhadap lcmbaga dalam rantai tataniaga, yang meliputi

segi kcmampuan terhadap lembaga pcrantara dan kesesuaian lembaga

pcranlara dengan kebijakan pcrusahaan.

2.1.3.l Fungsi-fungsi Pemasaran

Proses penyampaian barang dari tingkat produsen ke konsumen

memerlukan berbagai kegiatan atau tindakan yang dapat memperlancar

proses penyampaian barang atau jasa bersangkutan dan kegiatan

tersebut dinamakan fungsi-fungsi pemasaran.

Menurut Anindita (2005), fungsi pemasaran merupakan

kegiatan utama yang khusus dilaksanakan untuk menyelesaikan proses

pemasaran. Fungsi-fungsi tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga

(Anandita, 2005) yaitu :

1. Fungsi pertukaran, adalah kegiatan-kegiatan yang terlibat dalam

pemindahan hak milik dari barang dan jasa dipasarkan. Dalam

Page 44: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

pemasaran, fungsi merupakan titik di mana harga ditentukan.

Fungsi perlukaran terdiri dari dua fungsi, yaitu : (1) fungsi

pembclian, mcliputi kegiatan mencari barang dari sumber asal

produksi, pengumpulan barang dan kegiatan yang berkaitan dengan

pembelian, dan (2) fungsi penjualan, meliputi berbagai kegiatan

yang menyangkut penjualan seperti promosi, pemasangan iklan

dan berbagai kegiatan yang menciptakan pennintaan.

2. Fungsi fisik, adalah semua tindakan yang langsung berhubungan

atau melibatkan handling (perlakuan), pemindahan dan perubahan

fisik dari suatu komoditi. Fungsi ini melibatkan kapan, apa dan

dimana dalam proses pemasaran yang dapat dikategorikan sebagai

berikut :

a. Storage fimction, yakni fungsi penyimpanan yang ditujukan agar

barang tersebut tersedia pada waktu yang diinginkan, bertujuan

untuk membantu penawaran sebagai persediaan.

b. Tran.111ortation fimction, yakni fungsi pengangkutan dengan

penekanan terhadap penyediaan barang pada tempat yang·

sesuai. Fungsi ini dapat be1jalan dengan baik dengan melakukan

pemilihan alternative rute danjenis transportasi yang digunakan.

Fungsi ini termasuk kegiatan bongkar dan muat barang.

c. Prossessing fimction, merupakan kegiatan dari suatu pabrik

yang bertujuan mengubah bentuk dari suatu barang.

Page 45: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

3. Fungsi fasililtas, adalah semua tindakan yang bertujuan untuk

memperlancar fungsi pertukaran dan fungsi fisik. Fungsi fasilitas

terdiri dari :

a) Fungsi standarisasi, yakni penetapan dan perlakuan terhadap

suatu produk agar seragam.

b) Fungsi pembiayaan dan

c) Fungsi informasi pasar.

Sedangkan menurul Lim bong dan Sitorus ( 1991) llmgsi

pemasaran mcrupakan kegiatan-kegiatan yang dapat memperlancar

proses penyampaian barang atau jasa.

2.1.4 Struktur Pasar

Struktur pasar adalah suatu dimensi yang menjelaskan

pengambilan keputusan oleh perusahaan maupun industri, jumlah

perusahaan dalam suatu pasar, distribusi perusahaan menurut berbagai

ukuran seperti size atau concentration, deskripsi produk dan diferensiasi

produk, syarat-syarat masuk dan sebagainya (Limbong dan Sitorus, 1991 ).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa struktur pasar merupakan

derajat atau tingkat persaingan yang dihadapi oleh perusahaan maupun

industri dan dicirikan oleh adanya konsentrasi pasar, diferensiasi produk ,

dan kebebasan untuk keluar meupun masuk pasar.

Kotler (2000) mengklasifikasikan pasar menjadi dua macam strktur

pasar berdasarkan bentuk dan sifatnya, yaitu pasar bersaing sempurna dan

pasar tidak bersaing sempurna. Suatu pasar dikatakan pasar bersaing

Page 46: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

sempurna apabila memiliki ciri-ciri antara lain : terdapat banyakjumlah

penjual maupun pembeli, pembeli dan penjual hanya menguasai sebagian

kecil dari barang atau jasa yang dipasarkan sehingga tidak dapat

mempengaruhi harga pasar (penjual dan pembeli berperan sebagai price

taker), barang danjasanya bersifat homogen.

Sedangkan menurut Halcrow (1992), pasar dapat dibedakan dari

sisi penjual dan pembeli. Dari sisi penjual terdiri dari pasar persaingan

murni, monopolistik, monopoli, dan oligopoli. Dari sisi pembeli terdiri

dari pasar persaingan sempurna, monopsoni, oligopsoni dan monopolistik.

Dimana masing- masing model memiliki karakteristik yang

berbeda- beda. Hal tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

1> Pasar Pcrsaingan Murni

Di sebut pula sebagai Pasar Persaingan Sempurna. Sedangkan untuk

model lainnya di sebut sebagai pasar persaingan tidak sempurna.

I. Memiliki penjual dalam jumlah yang besar satu sama lain, umumnya

penjual produk dilakukan dalam pasar struktur (organisasi tinggi).

2. Perusahaan yang bersaing menstandarisasi produk yang dijualnya

dalam bentuk kelas-kelas atau grade-grade tertentu.

3. Masing- masing produsen secara individual dianggap kecil atau tidak

dapat mempengaruhi pasar. Hal ini terjadi apabila jumlah produsen

cukup besar dan produk- produk yang dijual sudah terstandarisasi.

Page 47: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

4. Ada kebebasan perusahaan untuk masuk dan keluar pasar. Tidak

adanya pembatasan seperti ijin, quota perdagangan atau pun

pengawasan pemerintah daerah.

5. Produk- produk yang di jual bersifat homogen (identical product)

atau produk- produk yang dipasarkan dibedakan menurut kelas atau

grade tertcnlu, schingga lidak memungkinkan perusahaan­

perusahaan melakukan persaingan kecuali persaingan harga.

~ Pasar Persaingan Monopolistik.

I. Jumlah perusahaan seeara nasional relatif lebih sedikit yaitu bekisar

antara 25-30 perusahaan. Masing- masing perusahaan mempunyai

bagian pasar (market share) yang sangat kecil.

2. Produk- produk yang dihasilkan oleh perusahaan secara perorangan

berbeda corak, baik fisik (real) maupun bukan fisik (imaginary).

Yang lerpcnling perbedaan ini dapat mempengaruhi pemikiran

pembeli.

3. Peluang masuk dan kcluar pasar relatif sulit dibandingkan dengan

pasar persaingan murni. Advertensi sangat diperlukan untuk

mempromosikan barang-barang baru yang masuk pasar.

~ Pasar Persaingan Oligopoli

1. Terdapat sedikit perusahaan, tetapi mendominasi pasar produk.

2. Pada umumnya hanya memproduksi barang-barang yang

berstandarisasi dan berbeda corak. Jni dilakukan untuk dominasi

Page 48: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

pengaruh terhadap harga dan praktek-praktek dari persaingan antar

perusahaan.

3. Tingkat pengawasan terhadap harga terbatas atau dibatasi

ketergantungan antar perusahaan yang menguntungkan. Pelaku­

pelaku oligopoli pada umumnya menghindari agresivitas

pcrsaingan harga yang dapat menimbulkan perang hargu ..

4. Rintangan untuk masuk pasar cukup selektif.

5. Biaya yang clikeluarkan untuk advertensi dan promosi perdagangan

pada umunya cukup tinggi, terutama di antar pelaku oligopoli yang

menjual produk yang berbeda corak.

<$> Pasar Persaingan Monopoli

I. Barang yang dihasilkan bersifat unik, dalam arti tidak dij umpai

barang- barang substitusi.

2. Penjual monopoli besifat sebagai penentu harga, sehingga harga

perlu diatur secara umum atau penentuan harga secara

kclembagaan.

3. Kebcradaan monopoli tcrgantung kepada perlindungan terhadap

masuknya perusahaan baru ke dalam pasar. Pelindungan ini dapat

bersifat ekonomi, legalisasi dan teknologi.

4. Memerlukan atau tidaknya advertensi dan promos1 semua ini

tergantung dari situasi pasar dan besarnya biaya advertensi dan

promosi penjualan.

Page 49: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

== -.:a .... " -.:.: "' .... " ::.::

Untuk lebih jelasnya karakteristik struktur pasar dapat di Iihat

pada Tabel 4 berikut ini :

Tabel 4. Karakteristik (Ciri) Struktur Pasar Berdasarkan Sisi Penjual dan Pembeli

Struktur Pemasaran Dari Sisi penjual dan Pembeli

Persaingan Monopolistik Oligopoli Murni

Jumlah Perusahan Sangat banyak Ban yak Sedikit Sifat Produk Homogen, Diferensiasi, Homogen

identik beberapa corak Diferensiasi Kemudahan Mudah Relatif mudah Sulit Masuk Pasar

a tau

Kemampuan Tidak dapat Sedikit, tetapi Mampu, tetapi Mempengaruhi dibatasi oleh adanya memperhitungkan

Monopoli

Sa tu Unik

.

Dibatasi

Mampu kecuali ada

- __ !~_!].~~--··- -----·----- --·- .,----------··--·- ···-barang substitusi _perilaku QCsaing reguJasi Su1nbcr: J lalero\v ( 1992)

2.1.4.l Informasi Pasar

lnformasi pasar merupakan suatu informasi yang dibutuhkan

oleh konsumen maupun produsen, baik dalam perencanaan maupun

dalam sistem pemasaran. Dahl dan Hammod (I 997) menyatakan

· bahwa terdapat tiga jenis informasi pasar, yaitu :

I. Market News, yaitu informasi harian yang dikomunikasikan antara

pembeli dengan penjual yang terdiri dari harga, volume, kualitas

dan preferensi konsumen.

2. Market Outlook, merupakan proses analisis untuk perencanaan yang

akan datang. Kegiatan ini umumnya dilakukan oleh partisipan yang

kegiatan pemasarannya sudah besar.

Page 50: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

3. Atfrertising, yaitu bcrguna untuk informasi pasar yang diperoleh

dari penjualan atau pemerintah mengenai harga, jumlah, mutu dan

sebagainya.

lnformasi pasar merupakan salah satu penentu struktur pasar

serta dapat mempengaruhi pemasaran suatu komoditas. lnformasi

pasar tersebut dapat di terima oleh produsen dan konsumen secara

utuh, sehingga dapat digunakan sebagai sinyal untuk menentukan

jumlah, harga maupun mutu produk yang dihasilkan atau di beli oleh

lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat (Dahl dan Hammond,

1997).

Keadaan informasi pasar yang baik cenderung membawa pasar

yang bersangkutan kepada struktur pasar bersaing dan menunjang

terbentuknya keterpaduan pasar yang kuat.

2.1.4.2 Harga

Harga suatu barang merupakan nilai pasar (nilai tukar) dari

barang yang dinyatakan dalam jumlah uang. Faktor-faktor

pembentukan harga digolongkan ke dalam kekuatan-kekuatan

permintaan dan penawaran. Harga ditentukan oleh konsumen di tingkat

konsumen akhir.

Perubahan harga terjadi karena perubahan permintaan dan

penawaran barang bersangkutan, terdiri dari :

• Perubahan harga umum mempengaruhi perubahan harga produk

pertanian, akibat dipengaruhi oleh tingkat upah dan biaya marjinal.

Page 51: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

• Perubahan musim terjadi akibat produk pertanian dipengaruhi musim

atau waktu tanam, sehingga adanya perubahan produksi dan

pemasarannya. Selain itu juga produk pertanian terbentur waktu

karena mudah rusak, cepat busuk dan lain sebagainya.

• Fluktuasi harga jangka pendek, yaitu perubahan harga dari jam ke

jam, hari ke hari, maupun minggu ke minggu yang mengakibatkan

perubahan sementara dalam permintaan dan penawaran.

Sedangkan menurut Ratya Anindita (2004), secara umum

terdapat lima jenis fluktuasi (naik turunnya) harga, yaitu :

I. Variasi Harga M usiman.

Fluktuasi harga musiman 1111 biasanya terjadi di saat pola yang

relatif pada permintaan dan penawaran. lklim dan permintaan

musiman untuk beberapa komoditi adalah faktor yang penting yang

mempengaruhi fluktuasi harga musiman. Termasuk didalamnya

komoditi pertanian yang sangat berpengaruh terhadap iklim yang

scdang bcrlangsung.

2. Variasi Harga Tahunan

Fungsi permintaan dan penawaran akan menggambarkan sebagai

rata-rata hasil pertahun dengan harga tahunan yang mengubah

kenaikan dari beberapa fungsi. Khusus untuk komoditi pertanian

memiliki variasi harga tahunan yang besar, karena disebabkan oleh

beberapa faktor, diantaranya :

Page 52: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

• Hasil panen mudah terpengaruh oleh kondisi cuaca dan hama

penyakit.

• Luas lahan pertanian yang ditanami dan yang di panen setiap

tahun berubah.

• Elastisitas harga dari permintaan untuk beberapa komoditi

perlanian adalah tidak elastis. Sehinggan apabila terjadi sedikit

pergeseran atau perubahan penawaran mengakibatkan fluktuasi

harga yang bcsar.

3. Trend

Trend yang lcrjadi pada beberapa harga komoditi pertanian

dikaitkan dengan tingkat inflasi dan deflasi di dalam perekonomian

dan beberapa faktor yang khusus dari produk pertanian hasil

pertanian. Hal ini termasuk perubahan-perubahan dalam selera

(taste) dan pilihan (preference) para konsumen. Kenaikan produksi

dan pendapatan serta perubahan teknologi yang juga digunakan

dalam proses produksi.

4. Pergerakan Harga Sesuai Siklus

Maksudnya adalah harga-harga dan jumlah yang ditawarkan

digambarkan saling berhubungan sebagai mata rantai kausalitas

yang berlangsung berulang-ulang. Siklus ini dapat dijelaskan

dengan model sarang laba-laba (Cobweb), yaitu teori yang

menjelaskan komponen siklus dari pasangan jumlah dan harga

tertentu melalui jalur waktu (time path). Harga yang tinggi akan

Page 53: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

menyebabkan produksi yang tinggi, kemudian setelah terjadi

pcnawaran yang tinggi akan mengakibatkan harga yang rendah.

5. Pergerakan Harga Random

Pergerakan ini mengacu pada pergeseran harga yang tidak

diperkirakan atau tidak diharapkan seperti penemuan, serangan

hama, kehancuran fisik dari angin topan atau banjir dan lain-lain. Di

samping itu pola pergerakan ramdom juga diamati karena adanya

perubahan siklus ekonomi, seperti adanya resesi atau depresi dan

recove1y.

Perubahan lain yang terjadi akibat adanya perubahan relatif

besar dinamakan perubahan struktural, seperti adanya krisis ekonomi,

jatuhnya rupiah, liberalisasi perdagangan dan peristiwa lain dimana

dampaknya dari perubahan dalam penawaran ataupun permintaan

dilakukan melalui dummy variabel.

2.1.5 Marjin Pcmasaran

Menurut Limbong dan Sitorus (1991), marjin pemasaran

merupakan nilai-nilai dari jasa-jasa pelaksanaan kegiatan pemasaran mulai

dari produsen hingga ke tingkat konsumen akhir. Sedangkan secara teoritis

marjin pemasaran adalah perbedaan harga yang harus dibayarkan oleh

konsumen dengan harga yang di terima produsen.

Marjin pemasaran juga merupakan perbedaan jarak vertikal antar

kurva permintaan dan penawaran tingkat produsen dengan tingkat lembaga

pemasaran yang tcrlibat atau tingkat pcngecer pada pesaing sempurna,

Page 54: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

yang terdiri alas biaya dan keuntungan tataniaga. Biaya pemasaran adalah

semua jenis biaya yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga yang terlibat

dalam sistcm pemasaran suatu komoditas dalam proses peyampaian

barang atau komoditas mulai dari titik produsen ke titik konsumen.

Sctiap lcmbaga tataniaga yang ingin melibatkan diri dalam suatu

sistcm pcmasaran tcrlcntu, baik komoditas industri maupun komoditas

pertanian, pada dasarnya mempunyai motivasi atau tujuan untuk mencari

atau memperoleh keuntungan atau imbalan pengorbanan yang diberikan

oleh lembaga tersebut. Adanya perbedaan kegiatan dari setiap lembaga

akan menyebabkan pebedaan harga jual dari lembaga yang satu dengan

lembaga lainnya. Semakin banyak lembaga pemasaran yang terlibat dalam

penyaluran di titik produsen dibandingkan harga yang dibayarkan

konsumen. Perbedaan harga komoditas ini disebut sebagai marjinal

pemasaran. Untuk lebih jelasnya, marjinal pemasaran dan nilai marjinal

pemasaran dapat dilihat pada Gambar 5 berikut ini :

Page 55: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

Harga

Pr ------------------------' ' ' emasaran '

Marjin Pemasaran ' ai Marji

(P,- Pi) ' Q,,r

Pr!-----------:~

!~Dr ' '

Sr

"-----------'-----+Jumlah

Qr,f

Gambar 5. Hubungan Antara Marjin Pemasaran dellgan Nilai Marjlil Pemasaran

Sumbcr : Dahl dan Hammond ( 1997)

Keterangan :

Pr = Harga di tingkat pengecer

Pr = Harga di tingkat pemasok

Sr = Penawaran di tingkat pengecer (Supply Turlman)

S, = Penawaran di tingkat pcmasok (Supply Primer)

D, = Permintaan di tingkat pengecer (Demand Primer)

Dr = Permintaan di tingkat pemasok (DemandTurunan)

Q,,r = Jumlah keseimbangan di tingkat pemasok dan di tingkat pengecer

'

Page 56: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

Dari gambar tersebut dapat dilihat besamya nilai marjin pemasaran

merupakan hasil perkalian dari perbedaan harga pada dua tingkat lembaga

pemasaran (dalam hal ini selisih harga di tingkat pengecer dengan harga di

tingkat pamasok) dengan jumlah produk yang dipasarkan. Besarnya nilai

margin pemasaran sebesar daerah segi empat (P, - Pr) x Q,.f.. Sedangkan

nilai (P, - Pr) menunjukan besarnya marjin pemasaran suatu komoditi

persatuan atau per unit. Marjin pemasaran pada dasarnya terdiri dari

komponen, yaitu biaya dan keuntungan (marjin pemasaran = (P,- Pr) x Q,,r

= biaya ditambah keuntungan) (Hermansyah, 1998)

Di dalam sludi pcmasaran, scluruh komponcn marjin pemasaran

ditampilkan sebagai biaya pemasaran dan keuntungan bersih. Keuntungan

bersih di dapat dari perbedaan antara marjin pemasaran dan biaya

pemasaran. Keuntungan bersih nmencerminkan pembayaran atas resiko,

manajemen dan modal yang dimasukkan dalam memindahkan prodt1k dari

satu tingkat pasar ke tingkat pasar yang lain.

Dengan adanya perbedaan kegiatan dari setiap lembaga akan

menyebabkan perbedaan harga jual antara lembaga yang satu deng!ln

lembaga yang lain sampai tingkat konsumen akhir. Semakin banyak

lembaga tataniaga yang terlibat dalam penyaluran suatu komoditas dari

titik produsen sampai titik konsumen, maim akan semakain besar

perbedaan harga komoditas tersebut di titik produsen dibandingkan

dengan harga yang akan di bayar konsumen.

Page 57: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

Berdasarkan beberapa penelitian mengenai cabai, disimpulkan

bahwa struktur pasar yang terjadi adalah tidak bersaing sempurna.

Sehingga gambaran maijin pemasaran untuk komoditi cabai akan naik

dengan bcrtambahnya jumlah cabai yang di minta. lni berarti bahwa kurva

permintaan cabai di tingkat pengecer dengan pennintaan cabai di tingkat

usahatani scmakin kecil. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Gambar

6 berikut ini :

Harga

Marj in Pemasaran

Gambar 6. Marjiu Pcmasaran yang Mennrun, Konstan atan Menaik Secara Absolut dcngan Semakin Bcrtambahnya Jnmlah yang di Minta.

Keterangan : a. Menurun (decreasing) b. Tctap (cons/an) c. Menaik (increasing)

Sumbcr : Dahl dan Hammond, 1997

Marjin pemasaran cabai yang manaik ini disebabkan karena

bertambahnya pennintaan cabai juga menaikkan biaya pemasaran untuk

menyediakan cabai di pasar. Naiknya biaya pemasaran ini karena lembaga

pemasaran di daerah berusaha memasok cabai dari daerah yang semakin

Page 58: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

jauh, akibatnya biaya transportasi pengadaan cabai semakin meningkat.

Apabila biaya pemasaran meningkat maka secara sistematis merjin

pemasaran juga kan meningkat.

Melalui analisis marjin dapat diketahui penyebab tingginya marjin,

sehingga dapat di cari pemecahan masalahnya agar distribusi marjin

menycbar sccara wajar di antara lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat

didalamnya. Strategi perbaikan tataniaga juga ditempuh dengan cara

memperkecil marjin talaniaga, yaitu dengan cara mengurangi keunlungan

yang berlebihan atau mengurangi biaya tataniaga yang dikeluarkan.

2.2 Pcnclitian Terdahulu

Azir (2002) dalam penelitian kajian pemasaran dan integrasi pasar cabai

merah keriting di OKI Jakarta, menghasilkan kesimpnlan bahwa tidak terdapat

integrasi jangka panjang antara pasar grosir dengan eceran. Hal ini

disebabkan perubahan harga yang terjadi di pasar grosir tidak dapat diteruskan

sepenuhnya ke pasar eceran karena adanya pola yang konstan dalam jangka

panjang antara penawaran dan permintaan di kedua pasar tersebut.

Muslikh (2000), berkesimpulan bahwa struktur pasar cabai rawit merah di

tingkat eeeran Pasar tanah Abang dan Pasar Jati Negara ketika berhadapan

dengan pedagang grosir tidak bersaing, melainkan cenderung bersifat

oligopoli homogen. Sedangkan ketika pedagang pengecer bertemu dengan

konsumen, lebih didasarkan pada proses tawar menawar. Oleh karena itu

pedagang pengecer dan konsumen tidak dapat mempengaruhi pasar.

Page 59: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

Syamsuri (2002) dalam pcnclitian tcntang analisis cfisicnsi pemasaran

buah lokal dan buah import di DKI Jakarta. Mcndapatkan kesimpulan bahwa

saluran pemasaran buah yang masuk jakarta melalui Pasar lnduk Kramat Jati

sebagai pusat grosir buah. Buah lokal yang masuk berasal dari pedagang

pengumpul yang berada di sentra produsen, sedangkan buah impmt yang

masuk melalui importir yang berada di Jakaita. Sedangkan struktur pasar yang

te1jadi di tingkat pedagang pengumpul, importir dan grosir bersifat oligopoli,

sedangkan untuk pasar pengecer bersifat monopolistik. Marjin pemasaran

terbesar adalah di tingakt buah import sebab biaya pemasarannya di bawah l 0

persen dari hargajual.

Page 60: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

2.3 Kerangka Pemikiran Deskriptif

Pasar I

Sist0m Pemasaran

CabaiRawit

l Saluran dan

Lembaga Pemasaran

- Fnngsi Pemasarau

I Kompouen Biaya

--------------------, ' ' ' Mctodc Analisis ' ' ' ' ' ' ' ' Data ' ' ' ' ' ' ' ' M1 ~Psi- Pill ' ' ' ' ' ' ' ' M1 ~Ci+ it1 ' ' ' ' ' '------------------·-~ I I I

l Strnktnr

Pasar

- Iuformasi Pasar

- Uarga

I 1------,

I I I r-------------------- ------.

' ' 1. ' ' ' 2. ' ' ' ' ' ' -' ' ' -' ' -' ' ' -' ' -' ' ' -' ' -' ' ' -' ' ' -' ' ' -

JiSi : BiayaProdu Biaya Pemasaran Transportas TK Restribusi BougkarM uat Perawatan Penynsutan Nimba11g Kemasau Pikul J>ll

' ' ' ' )

' ' ' ' ' ' '

'---------------------

I

Marjin Pcmasaran I I ---------

Gambar 7. Keraugka Pcmikirau Deskriptif

Page 61: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

BAB 111

METODE PENELlTIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di pasar Induk Kramat Jati sebagai pasar acuan,

karena pasar ini rncrupakan satu-satunya pasar grosir yang ada di wilayah DK!

Jakarta. Pasar ini mcncrima pasokan cabai merah dari daerah-daerah sentra

produksi di pulau jawa se11a menyalurkannya ke seluruh DK! Jakarta. Sedangkan

untuk daerah produsen cabai penulis rnengambil sample di daerah Daerah

Malingping Desa Mulangsari Kecarnatan Pangkalan Selatan.krawang dengan

pertirnbangan daerah tersebut mewakili sentra daerah lain dalam mensuplai

pasokan cabai rawit hijau di pasar Induk Kramat Jati. Penelitian dilakukan selama

dua bu Ian, mulai bu Ian Juni hingga Juli 200.5.

3.2 .Jcnis dan Snmber Data

Data yang digunakan bcrsurnbcr dari data primer dan data sckunder. Data

primer dipcroleh melalui wawancara dengan produsen cabai (petani), pedagang

pengecer, pengulak serta lembaga pernasaran yang terlibat dalam pengisian

kuesioner. Data primer rneliputi data biaya produksi di tingkat petani, harga

jualnya serta harga beli, biaya-biaya pemasaran, sertajalur pemasaran yang dilalui

komoditi cabai rawit hijau.

Sedangkan surnber data sckunder berupa informasi harga rningguan cabai

rawit hijau mulai awal Januari hingga Juli 2005 dari Pasar Induk Kramatjati. Data

sekunder lainnya berasal dari laporan seperti buletin, basil riset dan tulisan·tulisan

Page 62: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

yang berkaitan dengan masalah. Sebagai data penunjang dikumpulkan informasi

dari media massa, internct,dan instansi terkait serta literature-literatur yang

berkaitan seperti dari BPS, Direktorat Jendral Bina Hortikultura dan Koperasi

Pasar lnduk Kramat Jati (PD. Pasar Jaya). Data sekunder ini bersiifat kuntitatif

dan kualitatif.

3.3 Metodc Pcngumpulan Data

Mctode pengumpulan data scperti pengambilan responden yang digunakan

dalarn pcnclilian ini adalah 1nenggunakan .\'trat{fieci J(tJJu/0111 .~·anJfJ/ing, yaitu

pc11ga111bilan pcta11i rcsfH)ndcn dilakukan sccara sc11ga3a bcrdasarkan

pertimbangan atau kriteria tertentu. Kriteria responden yang di pilih adalah para

pedagang yang menjual cabai rawit hijau dan para petani yang menanam khusus

cabai raw it hijau. Dengan jumlah populasi 5 orang petani dan 5 orang pengulak di

daerah produsen (krawang), 14 orang pedagang grosir di Pasar lnduk Kramat Jati,

I 0 orang pengecer di Pasar lnduk Kramat Jati dan 8 orang pengeeer di Pasar

Kramat jati.

Sedangkan penelitian responden lembaga pemasaran dilakukan dengan

mengikuti arus barang dalam proses penyalurannya dari produ~en sampai

konsumen akhir.

3.4 Metode Pcngolahan dan Analisis Data

Dalam penelitian ini, analisis data adalah proses pengelompokkan,

membuat suatu urutan, memanipulasi data statistik serta meningkatkan data

sehingga data mudah di baca dan difahami. Data yang terkumpul kemudian

Page 63: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

dilakukan pengeditan dan pentabulasian data mentah. Data tersebut kemudian

dikelompokkan sebagaian dengan indikator-indikator yang akan dijadikan ukuran

penclitian. Data kuntitatifyang terkumpul diolah dengan menggunakan alat hitung

(kalkulator).

Proses analisis data dengan manipulasi statistik lanjut dan interprestasi atas

data yang dimasukkan sesuai dengan dasar teoritik yang di pakai. Dasar teori yang

di pakai dalam analisis ini adalah marjin pemasaran ..

3.4.1 Analisis Saluran Pemasaran.

Menganalisis dengan mengamati lembaga pemasaran yang

digunakan scbagai perantara dalam mehyampaikan produk dari produsen

ke konsumen akhir. Masing- masihg saluran yang ada akan

memperlihatkan faktor- faktor yang 11iempcnganthi maijin pemasaran dah

besaran marjin di tiap saluran pcmasanin.

3.4.2 Analisis Struktur Pasar

Menganalisls struktur pasar cabai rawit hijau yang terjadi di

wilayah DKI Jakarta, dapat di lihat bcrdasarkan saluran pemasaran yang

ada, jmnlah lcmbaga pemasaran yang terlibat, mudah tidaknya masuk

pasar, jenis- jenis komoditi yang dipasarkan serta informasi pasar.

Page 64: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

3.4.3 Analisis Marjin Pemasaran

Dirnana:

M;

C;

~Marj in pemasaran pada pasar tingkat ke­

" 1-larga jual pada tingkat ke-i

= Harga beli pada pasa1· tingkat ke-i

- Biaya pemasaran pada tingkat ke-i

- Keuntungan pcmasaran pada pasar tingkat ke-i

Penyebaran marjin pemasarari cabai rawit hijau dapat pula di ambil

berdasarkan pcrscntasc laba terhadap biaya yang dikeluarkan untuk

rnernasarkan cabai rawit hijau oleh niasing-rnasing lembaga pemasaran.

Pcrhitungan dilakukan dcngan rncnggunakan rumus:

Rasio Biaya - Kcuntungan (%) = ~x 100 C;

Dimana:

111 = Keuntungan lembaga pemasaran

C; =Bia ya lembaga pemasaran

Page 65: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Scjarah dan Perkcmbangan Pasar lnduk Kramat Jati

Pada umumnya Pasar lnduk Kramat Jati merupakan pusat perdangan sayur

-mayur dan buah-buahan di Wilayah OKI Jakarta yang bersifat menyeluruh

dcngan fasilitas-fasilitas pcndukung yang dipcrlukan sebagai pusat perdagangan

sayur-1nayur.

Berbicara !entang Pasar lnduk Kramat Jati berkaitan pula dcngan PD

(Pcrusahaan Daerah ) Pasar Jaya. Di mana PD. Pasar Jaya merupakan pengelola

pasar yang berada di DK! Jakarta, salah satunya Pasar lnduk Kramat Jati (dari

sekitar I 50 pasar yang tersebar di 5 wilayah OKI Jakaita. Di mana tugas pokok

PD. Pasar Jaya adalah : (I) Melaksanakan pelayanan urn um dalam bidang

pemasaran, (2) Membina para pelaku atau pedangan pasar, (3) Menciptakan

stabilitas harga serta membantu mendistribusikan barang dan jasa. Sedangkan

fungsi utamanya adalah (l) Melakukan perencanaan, pembangunan,

pemcliharaan dan pcngawasan fisik rasar, (2) Mclakukan pengclolaan pasar dan

fasilitas pcrpasaran lainnya, (3) Melakukan pembinaan terhadap pclaku pasar/

pedagang.

Berdasarkan keputusan Direksi PD. Pasar Jaya nomor 759 tahun I 995,

Pasar lnduk Kramat Jati berfungsi sebagai terminal pcngadaan, pennyimpanan

dan penyaluran sayur-mayur dan buah-buahan yang secara lingkup dan pengaruh

kegiatan perekonomian tidak hanya secara lokal, tetapi juga secara regional dan

nasional. Kegiatan yang juga rutin dilakukan adalah pengaturan pengai1gkutan,

Page 66: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

bongkar-muat, penimbangan, pensortiran, standarisasi/ grading, pengepakan serta

pengadaan pencatatan produk yang keluar masuk dan harga yang berlaku sebagai

laporan harian yang dapat dipergunakan sebagai informasi pasar sayur-mayur dan

buah-buahan.

Sayur-mayur yang diperdagangkan di Pasar Induk Kramat Jati berasal dari

berbagai daerah di pulau Jawa dan Sumatera. Khusus untuk komoditi cabai pada

saat pengamatan dilapangan pada umumnya didatangkan di daerah Rembang,

Wates, Yogyakarta, Tumanggung, Magelang, Bawangan, Krawang, Brebes,

Jember, Pekalongan dan Metro Lampung. Jenis cabai yang didatangkan beragam

dari mulai cabai kriting, cabai merah besar, cabai rawit hijau dan cabai rawit

merah. Sejalan dengan waktu di Pasar Induk Kramat Jati tidak hanya tersedia

sayur-mayur dan buah-buahan tetapi juga jenis komoditi umbi-umbian.

Seperti pasar kondisi pasar pada umunya, Pasar Induk Kramat Jati pun

mencerminkan kondisi pasar di Indonesia pada umumnya, di mana kondisi pasar

yang becek, semrawut, sampah dimana-mana dan yang pasti sangat bau sehingga

amat sangat tidak nyaman untuk berbelanja. (Gambar 6)

Gambar • 6 Kondisi Pasar Induk Kramat Jati Sebelum Peremajaan

Page 67: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

Mengacu kepada fungsi utamanya pihak pengelola Pasar Induk Kramat

Jati (PD. Pasar Jaya) melakukan peremajaan dan penataan tempat usaha sejak 28

Februari 2002 hingga tahun 2006. Ini dilakukan untuk membenahi diri akan

peforma yang lebih baik dalam bidang Manajemen, SOM, Kualitas Pelayanan,

Penyediaan Sarana dan Prasarana belanja serta Kualitas dan Kuantitas komoditi

yang di jual sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Sehingga diharapkan citra pasar tradisional menjadi lebih baik dan

mendorong meningkatnya konsumen untuk berbelanja di Pasar Induk Kramat Jati.

Dapat di lihat pada Gambar 7, dimana kondisi Pasar Induk Kramat Jati setelah

peremajaan (barn sebagian) mencerminkan pasar tradisional yang berkonsep

modem untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan maupun sarana dan

prasarana.

Gambar 7. Kondisi Pasar Indnk Kramat Jati Setelah Peremajaan

Selain itu pula akan mulai memberlakukan sistem online outlet di Pasar

Induk Kramat jati, sehingga pembeli dapat mengetahui harga pada saat itu juga.

Layanan tersebut mulai dapat dimanfaatkan awal 2006 nanti. Sehingga nantinya

diharapkan Pasar lnduk Kramat Jati akan menjadi Pusat Perdagangan Agrobisnis

Indonesia.

Page 68: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

4.1.1 Visi, Misi dan Tujuan Pasar Induk Kramat Jati

Visi , Misi dan Tqjuan Perusahaan dapat tercennin dari peranan yang

dilakukan PD. Pasar Jaya sebagai berikut :

I. Memberikan lklim Usaha Yang Kondusif

a. Mcnyempurnakan Sistem Manajemen (Manual Pasar Induk

Krama~ati) : baik cara membeli, menjual, leading unloading,

pengangkutan barang, kendaraan, penanganan, kendaraan angkut,

mcmbcrikan fasilitas AGRO OUTLET bagi daerah.

b. Penyempurnaan Tata Niaga (pedagang adalah Asct Perusahaan)

Upaya bagaimana pcdagang mcndapatkan barang yang lebih

mu rah. continuitas te~jamin/ memangkas jalur distribusi.

kc~jasama dcngan MAKRO

program KOK! (kios keliling)

2. Mcmbcrikan Sarana Usaha Yang Layak

Fisik bangunan baik/memadai, penataan pasar dan lingkungan pasar.

3. Mengoptimalkan Nilai Prope1ty Pasar

Nilai prope1ty pasar yang dimiliki pedagang (20 thn) meningkat, bankeble

4.1.2 Lokasi dan Kondisi Pcrusahaan

Pasar lnduk Kramat Jati terletak di JI. Raya Margonda KM 17 Kelurahan

Kampung Tcngah, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur Telp. 8400859.

Mulai didirikan scjak tahun 1973, di atas areal seluas 14,70 l-lektar tetapi luas

lahan yang baru digunakan cfektif scbesar 11,00 l-lektar, dan disahkan

berdasarkan SK Gubernir OKI Jakaita No. D-V-a.18/1/19/74.

Page 69: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

Dcngan mcmiliki tcmpat usaha sebanyak 3.864 tcrnpat dengan sifat

Jayanan grosir 2. I 24 tempat dan cceran 1740 tcmpat, khusus pedagang grosir

cabai sebanyak 130 tcmpat dan pcdagang pengecer 95 tempat dan di dukung

luas parkir 9.793 111 2 dengan waktu kegiatan 24 jam/ hari dan daerah distribusi

terbcsar di wilayah pasar DK! .laka1ta 75 pcrsen sedangkan pasar Botabek 20

persen Restoran 0,50 persen Swalayan 0,50 persen dan luar Botabek 4,00

persen Hal inilah yang mettjadikan Pasar Induk Kramat Jati sebagai pasar

acuan terbesar di wilayah DKI Jakarta.

Dengan berjalannya permajaan Pasar lnduk Kramat Jati, keadaan pasar

yang nyaman sudah dapat dinikmati, walau pun tahap pembangunannya barn

sckitar 80 perscn dan yang barn mcnikmati lokal barn adalah komoditi buah­

buahan dan scbagian kccil sayur-mayur dan umbi-umbian.

4.1.3 Strnktur Organisasi Pcrnsahaan

Sruktur organisasi yang ada mengacu kepada keputusan rapat Direksi PD.

Pasar Jaya, selaku pcngelola Pasar lnduk Kramat Jati terdiri dari : Manager

Area, Wakil Manager, Asistcn Manager Administrasi dcngan staf Asisten

Manager Administrasi Umum dan Keuangan, Asisten Manager Operasional

PPTU dan Operasional dimana tiap- tiap staf membawahi supervisor

(Lampiran I). Beserta masing- masing tugas tiap divisi (Lampiran 2)

Page 70: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

4.1.4 Kegiatan Usaha

Selain rnenyewakan (setiap tahun diperpanjang) kios bagi pedagang grodir

dan pengecer, Pasar lnduk Kramat Jati juga memiliki sarana dan prasarana

penunjang seperti :

0 Bank (Bank Dagang Negara dan Bank OKI)

0Koperasi Pcdagang Pa~ar (Koppas)

0Badan Pengelola Bongkar Muat (Bapengkar)

0Sarana Angkutan (berrnitra dengan PT. KABAPIN JAY A)

0Kebersihan (bermitra dengan CV. Giri Puri Sandi)

0 Kearnanan (bermitra dengan Nanggala Security Indonesia)

0 Poliklinik, MCK, Lapangan parkir serta Wartel

4.2 Sejarah dan Perkembangan Daerah Malingping Desa Mulangsari

Kecamatau Pangkalan Krawang Selatan.

Desa Malingping scperti kcbayakan dacrah lainnya di wilayah Krawang

Selatan. Para penduduknya harnpir 90 persen bekerja sebagai petani. Komoditi

pc1ianian yang banyak ditanam adalah padi. Khusus di desa malingping selain

menanam padi, para petani setelah musin panen padi selesai maka ladangnya akan

ditanami komoditi cabai. Jenis cabai yang di tanam hanyalah cabai rawit,

dipasaran lebih dikenal dengan nama cabai rawit jinggol.

Dengan di himpit olch kali Cigeuntis dan kali Cibeureut, desa Malingping

merniliki keuntungan akan ketersediaan air yang cukup untuk mengairi ladang.

Dibandingkan dengan desa sekitarnya, desa Malingping bisa dikatakan sebagai

Page 71: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

dacrah yang subur. Hal ini pun bcrpengaruh kepada harga jual tanah yang cukup

tinggi dibandingkan denga daerah lainnya.

Jarak desa malingping dengan pasar terdekat cukup jauh, bahkan dengan

kota kabupaten. Sebab desa malingping terletak di perbatasan antara daerah

Bekasi dengan Kmwang dan Jonggol (Cileungsi).

4.2.1 Teknik Budidaya

4.2.1.1 Persiapan Tanah

Sctelah masa pancn padi telah selesai, tanah yang kan ditanami cabai di

bajak kembali serta dibcrsihkan dari rumput maupun alang-alang. Selanjutnya

dibcri pupuk kandang dcngan ditaburkan sccara mcrata. Bcbcrapa hari

mcnjelang tanam, tanah diratakan sambil pupuknya diaduk merata dengan

cangkul. Kemudian tanah dibuat bendengn dengan ukuran lebarnya sekitar 1,2

m-1,5 m. dan diantar bendengan di buat parit sedalam 50 cm dengan lebar 50

cm, ini dilakukan agar drainasenya akan lebih baik. Kegiatan terakhir membuat

lubang-lubang tanam dengan jarak 50 x 40 cm.

4,2.1.2 Benih

Benih yang digunakan berasal dari pertanaman sendiri. Dengan

menggunakan buah cabai yang sudah masak di pohon. Buah cabai yan gsudah

terpilih kemudian langsung di jemur tanpa dikupas. Setelah cukup kering di

kupas dan langsung ditanam atau sebagian disimpan untuk musim tanam

berikutnya. Keperluan benih untuk satu hektar 196-229 (gr/Ha) dengan asumsi

jarak tanam (cm) adalah 70 x 50 cm.

Page 72: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

4.2.1.3 Persemaian

Tanah yang digunakan untuk perscmaian adalah campuran antara pupuk

kandang dcngan tanah dcngan perbandingan I : I. Bcnih disemai dcngan jarak

5 cm lalu di tutup dcngan lapisan tanah yang tipis. Kemudian diatasnya

dibuatkan seperti atap untuk menghindari teriknya sinar matahri secara

langsung maupun hujan.

Bibit dipindahkan setclah bcrumur sckitar 6 minggu sctelah di tabur atau

yang tclah mempunyai tinggi 10 cm dan sudah membcntuk daun 3-5 helai.

4.2.1.4 Penanaman

Penanaman bibit cabai dilakukan pada sore hari supaya tidak layu. Tanah

harus lembab tapi tidak bccek agar bibit cabai ccpat tumbuh. Bibit ditanam

tidak boleh lebih dalam dari daun p(:rtama. Penanaman bibit hams hati-hati

jangan sampai merusak akar sebab bibit cabai muda sangat sensitif.

4.2.1.5 Pemupukan

Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang sebanyak 8 Kuintal per

hcktarnya. lni diberikan ketika scbclum tanam bcrsama pupuk TSP. sedangkan

pupuk urea diberikan pada saat waktu tanam, umur satu bulan dan dua bulan

setelah tan am.

4.2.1.6 Pemeliharaan

4.2.1.6.1 Penyulaman

penyulaman dilakukan terhadap tanaman yang pertumbuhannya

tidak bagus atau sakit. Dilakukan 2 minggu sctclah tanam paling lambat.

Page 73: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

4.2.1.6.2 Pengairan

Dengan memanfaatkan kali yang ada untuk mengairi tanaman

cabai agar tidak kckcringan maupun mcmanfaatkan air hujan pada saat

musim hujan.

4.2.l.6.3 Pcngcndalian Gulma

Gulma dapal dihilangkan dengan cara mencabutnya atau

membcrsihkannya dari ladang scbab gulma dapat menghambat pe1tumbuhan

maupun produktifitas tanaman. Pcngendalian dilakukan sekitar 30-60 hari

setelah tanam.

4.2.l.6.4 Penggunaan Ajir

Ajir dibuat dari bambu yang diletakkan di tajuk tanaman terluar.

Masing-masing tanaman di beri satu ajir. Ujung ajir di beri keraat sedikit

untuk pengikat tali rafia yang menghubungkan ajir yang satu dengan yang

lainnya.

4.2.2 Pasca Panen

Panen dilakukan setiap 15 hari sekali. Panen maksimal terjadi pada saat

panen kc cmpat dan ke lima. Pancn cabai dilakukan pada saat pagi hari hingga

siang hari. Cabai yang tclah dipanen langsung dimasukkan kedalam karung dan

langsung dibawa oleh pengulak.

Oleh pengulak cabai disortir dari daun-daun maupun ranting-ranting

pohon dan tanah. Cabai langsung dikemas kedalam karung berukuran 85 Kg

dan kemudian diikat menggunakan tali rafia. Cabai yang telah dikemas

Page 74: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

langsung dibawa kc Pasar lnduk Kramat Jati menggunakan mobil pick-up.

Tidak ada cabai yang disimpan scbab berapa banyak cabai yang ada akan

Iangsung di kemas dan di bawa kc Pasar Induk Kramat Jati.

4.2.3 Disribusi

Petani produsen di desa Malingping ada yang menjual sendiri hasil

produksiya dan ada pula yang tidak mcnjual sendiri. Bagi yang tidak menjual

sendiri, ini disebabkan karena adanya keterbatasan yang dimiliki petani seperti

tranpo1tasi, pengepakan, jaringan pcmasaran maupun kegiatan lainnya yang

bcrhubungan dcngan pcmasaran. Kadang-kadang petani juga menjual langsung

kc konsumcn mclalui pasar-pasar di tingkat dcsa satu pasar kccamatan

Page 75: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

BABV

BASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Analisis Saluran Pemasaran

Di saat penelitian, cabai rawit hijau yang berada di Pasar lnduk kramat Jati

berasal dari para pengumpul atau petani di berbagai daerah di pulau Jawa dan

Sumatera. Pada umumnya didatangkan di daerah Rembang, Wates, Yogyakarta,

Tumanggung, Magelang, Bawangan, Krawang, Brebes, Jember, Pekalongan dan

Metro Lampung. Sedangkan konsumennya biasanya berasal dari sekitar wilayah

D Kl Jakarta.

Dimana petani maupun pengulak untuk menjual hasil usahanya ke para

konsumcn di DKl Jakarta hams transit terlebih dahulu di Pasar Induk Kramat Jati.

lni scsuai dcngan Pcraturan Dacrah OKI Jakarta No. 6 tahun 1992 tanggal 21 Juli

1992 yang 1ncnyatakan bahwa sctiap hasil usaha tani yang akan dipasarkan ke

OKI Jakarta harus melalui Pasar lnduk Kramat Jati.

Tetapi pada saat ini peran scrta Pasar Induk Kramat Jati sudah sangatjauh

bcrkurang. Banyak dari para pctani maupun pengulak yang menjual hasil usahnya

di daerah OKI Jakarta tidak transit terlebih dahulu di Pasar Induk Kramat Jati

tctapi langsung menuju pasar tujuan (Pasar Tabah Abang atau Pasar Jatinegara

maupun ke luar daerah).

Hal ini biasanya disebabkan harga komoditi cabai sedang mahal (di daerah

biasanya akan lebih mahal lagi), sehingga para grosir yang memiliki modal yang

cukup besar langsung mendatangkan komoditi cabai dari daerah asal ke daerahnya

tanpa transit terlebih dahulu di Pasar lnduk Kramat Jati.

Page 76: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

Walaupun dcmikian pcran serta Pasar Induk Kramat Jati sangat penting,

khususnya sebagai pasar acuan bagi perkembangan harga yang terjadi setiap

harinya. Pasar lnduk Kramat Jati mcrupakan tempat bertemunya antara pengulak,

grosir dan pengecer bertcmu. Lembaga-lembaga pemasaran ini lah yang berperan

dalam pembentukan harga suatu komoditi yang akan sampai ke tangan konsumen.

Pasar lnduk Kramat .lati hanya mcmbcrikan pclayanan dalam bidang

pemasaran, mcnciptakan kcstabilan harga serta membantu dalam

mendistribusikan barang maupun jasa. Sebab Pasar lnduk Kramat Jati tidak hanya

menyewakan kios-kios penjulan tetapi juga menyewakan angkutan maupun

tenega kerja bahkan kredit bagi para pelaku usaha yang ingin memulai usahanya

di Pasar Induk Kramat Jati. Hal ini sesuai dengan keputusan Direksi PD. Pasar

Jaya no. 756 tahun 1995 bahwa Pasar lnduk Kramat Jati berfungsi sebagai

terminal pengadaan, penyimpanan dan penyaluran sayur-mayur dan buah-buahan

yang secara lingkup dan pengaruh ekonomi tidak hanya lokal, tetapi juga secara

regional.

Pasar lnduk Kramat Jati pada saal ini bukan hanya sebagai wadah bertemu

antar tiap lembaga pemasaran, tetapi juga merupakan wadah pertukaran informasi

terkini baik harga, kuantitas, kualitas maupun preferensi konsumen bagi lembaga

pemasaran yang terlibat. lnformasi pasar merupakan ha! yang sangat penting

sebab akan berkaitan dengan harga yang terbentuk. Karena perubahan harga yang

terjadi sangat cepat sekali, bila adanya keterbatasan informasi akan berakibat

sangat fatal (rugi).

Page 77: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

Menurut data yang telah diperoleh dari Koperasi Pasar lnduk Kramat Jati,

banyaknyajumlah cabai rawit hijau yang masuk ke Pasar Induk Kramat Jati setiap

minggunya dari mulai Mei-Juni 2005 adalah sebesar 1.539,38 Ton. Jumlah ini

sedikit lebih besar dibandingkan periode bulan Maret-April 2005 yakni sebesar

1.379, 67 Ton.

Hal ini disebabkan pada periode bulan Mei-Juni 2005 kondisi cuaca di

Jakarta dan sekitarnya cukup bersahabat sehingga tidak mengalami kendali dalam

hal pendistribusiaan walaupun sebenarnya di beberapa daerah produsen cabai

belum mengalami masa panen. Situasi berbeda terjadi di bulan Maret - April

2005, dimana keadaan cuaca yang tidak bersahabat (hujan cukup deras)

mengakibatkan terjadinya banjir sehingga menghambat jalur distribusi cabai dari

daerah produsen ke Pasar Induk Kramat Jati, dan mengakibatkan banyaknya

jumlah cabai yang rusak diperjalanan sehinggajumlah cabai yang masuk ke Pasar

Induk Kramat Jati menurun.

Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan dilapangan, saluran

pemasaran yang te~jadi terhadap komoditi cabai rawit dari Krawang hingga ke

Pasar lnduk Kramat Jati cukup panjang. Adapun pola pemasaran yang terjadi

dalarn pemasaran cabai rawit hijau di DK! Jakarta sebagai berikut:

Pola I : Petani _,,. Pedagang Pengulak _,,. Pcdagang Grosir

Pedagang Pengecer _,,. Konsumen Akhir

Pola 2 : Petani _,,. Pedagang Grosir _,,. Pedagang Pengecer ---t>

Konsumen Akhir

Page 78: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

Hal ini sesuai dengan pola umum saluran pemasaran Produsen maupun

Konsumen yang dikemukakan oleh Adiyoga dan Soetiarso (1995) pada Gambar 3,

dimana terdapat berbagai macam pola saluran pemasaran yang terbentuk dalam

pemasaran suatu komoditi. Untuk lebih jelasnya pola saluran pemasaran yang

te~jadi dari Krawang hingga ke Pasar lnduk Kramat Jati dapat dilihat pada

Garn bar 10 berikut ini :

PETA NI PENG LI LAI( GROS IR PENGl<:CER KONSUMEN

AKHIR

Gambar 10. Bagan Saluran Pcmasanm Cabai Rawit Hijau di DKI Jakarta Su1nbcr : l)ata P1in1cr Sctclah f)io!ah

Sedangkan fungsi pemasaran yang terjadi dari tiap-tiap lembaga yang

terlibat dalam pemasaran cabai hijau jclas berbeda-beda, masing-masing lembaga

pemasaran memiliki rutinitas kegiatan yang tidak sama, disesuaikan dengan

kebutuhan tiap- tiap lembaga. Fungsi pemasaran dari tiap-tiap lembaga yang ada

sefaham dengan teori yang dikemukakan oleh Ratna Anindita (2005) dimana

fungsi dari pemasaran yang ada harus memperlancar proses penyampaian barang

atau jasa. Untuk lebih jelasnya mengenai masing-masing fungsi pemasaran yang

telah dilakukan tiap lembaga pemasaran dapat di lihat pada tabel 5 berikut ini:

Page 79: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

l.

2.

3.

Tabcl 5. Fungsi Pemasaran Cabai Rawit Bijan di Tingkat Pctani, Pengulak Grosir dan Pcngecer

Fungsi 1>en1asaran Pctani Pengnlak Grosir pcngcccr

Fungsi Pcmbiayaan a. F. Pcmbeliaan x v v v b. F. Penjualan v v v v

Fungsi Fisik a. F. pengangkutan x v v v b. F. Penyimpanan x v v v c. F. Pengolahan x x x v

Fungsi Fasilitas a. F. Sortasi x v v v b. F. Standarisasi dan Grasing x x x x c. F. Penanggungan Resiko x v v x d. F. lnformasi Pasar x v v v

F. Pembiayaan x x e. v v

Stunbcr : l)ata Pruner Sctclah f)1oiah

Penjelasan sccara rinci tentang tabel 5 adalah :

• Di tingkat Pctani : fungsi pemasaran yang dilakukan oleh petani hanya

fungsi penjualan saja, dimana petani menjual hasil panennya kepada

pengulak (pengumpul). karena biasanya petani tidak memiliki modal

maupun akses untuk masuk ke pasar grosir. Tetapi ada pula petani yang

memiliki modal yang cukup melakukan fungsi pemasaran yang dilakukan

oleh tengkulak.

• Di tingkat Pcngnlak : fungsi pemasaran yang dilakukan oleh pengulak

adalah : pembelian, penjualan, pengangkutan, penyimpanan, sortasi,

penanggungan resiko, informasi pasar, pembiayaan. Pengulak melakukan

Page 80: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

pembelian dari beberapa petani cabai sesuai dengan kapasitas pasokan

yang diinginkan kemudian menjualnya kepada pedagang grosir dengan

pengangkutan yang dimiliki atau menyewa kendaraan, selama dalam

perjalanna apabila terdapt kerusakan pada cabainya akan ditanggung

resikonya oleh pemasok (Petani atau pengulak). Penyimpanan dilakukan

apabila pasokan yang ada bclum mencukupi sehingga dikumpulkan

terlebih dahulu sampai mencapai jumlah yang diinginkan dan sebelumnya

cabai lclah disorlir schingga bcrsih dari daun-daun cabai maupun kotoran

lainnya. lnformasi pasar didapatkan dari sesama pengulak ataupun

pedagang grosir. Dan pengulakjuga melakukan fungsi pembiayaan kepada

petan~ dengan memberikan modal usaha, sehingga pada saat panen nanti

petani yang telah dipinjamkan modal harns menjual hasil panennya kepada

pengulak tersebut.

• Pedagang Grosir fungsi pemasaran yang dilakukan oleh pedagang

grosir hampir sama dengan pengulak yakni : pembelian, penjualan,

pengangkutan, penynnpanan, sortasi, penanggungan resiko, informasi

pasar, pembiayaan. Grosir melakukan pembelian dari beberapa pemasok

(baik pengulak maupun petani) cabai sesuai dengan kapasitas pasokan

yang diinginkan kemudian menjualnya kepada pedagang pengecer dengan

kendaraan pengangkutan yang sesuai kapasitas pasokan , apabila terdapat

kerusakan pada cabainya pada saat cabai telah sampai di Pasar lnduk

kramat Jati akan ditanggung resikonya oleh pedagang grosir.

Penyimpanan dilakukan apabila pasokan yang ada tidak habis terjual,

Page 81: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

sehingga akan dilakukan perawatan agar cabai dapat di jual kembali

keesokan harinya walupun dengan harga yang lebih rendah Karena

kualitas barangnya sudah menurun. Ketika cabai sampai di pedagang

grosir, dilakukan penymtiran apakah dalam kondisi masih bagus atau

tidak, karena akan mempengaruhi harga jual cabainya nanti. Informasi

pasar didapatkan dari sesama pengulak ataupun pedagang grosir. Pedagang

grosir juga melakukan fungsi pembiayaan kepada pemasok dengan

pemberian pinjaman kepada pemasok untuk mencari pasokan cabai di

daerah-daerah (karena biasanya pemasok dan grosir sudah memiliki

hubungan yang akrab, karena hubungan kekerabatan antar daerah maupun

karcna sudah lama bekc~jasama (rasa saling percaya yang tinggi).

• Pedagang Pengecer : fungsi pemasaran yang dilakukan oleh pedagang

pengecer yakni : pembelian, penjualan, pengangkutan, penyimpanan,

sortasi, penanggungan resiko, informasi pasar. Pedagang pengecer

melakukan pembelian dari pedagang grosir cabai sesuai dengan kapasitas

pasokan yang diinginkan kemudian menjualnya kembali kepada

konsumen. Pedagang pengecer melakukan fungsi pengangkutan cabai dari

Pasar Induk Kramat Jati sampai ketempat dagangannya, apabila terdapat

kerusakan pada cabainya pada saat cabai telah sampai ditempatnya

sepenuhnya kerugian di tanggunga oleh pedagang pengecer. Penyimpanan

dilakukan apabila pasokan yang ada tidak habis terjual, sehingga akan

dilakukan pcrawatan agar cabai dapat dijual kembali kcesokan harinya

walupun dengan harga yang lebih rendah Karena kualitas barangnya sudah

Page 82: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

mcnurun. Kctika cabai sampai di pcdagang pcngecer, dilakukan

pcnyortiran apakah dalam kondisi masih bagus atau tidak, karena akan

mcmpcngaruhi harga jual cabainya nanti. lnformasi pasar didapatkan dari

sesama pcdagang pengccer.

5.2 Struktur Pasar

Analisis struktur pasar dilakukan dengan eara melihat kebebasan keluar

masuk pasar, jumlah pedagang yang terlibat, sifat produk yang dipe1jual belikan,

dominan atau tidaknya lembaga pemasaran dalam mengambil keputusan dalam

menentukan harga serta tingkat pengetahuan yang dimiliki antar partisipan yang

mcmbentuk informasi pasar. Sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Halcrow

( 1992).

5.2.1 Struktur Pasar di Tingkat Pctani

• Jumlah Penjual dan Pcmbeli

Saat pcnclitian hampir 90 pcrscn penduduk sekitar adalah produsen cabai

rawit hijau, sehingga tingkat penjual cukup banyak sedangkan pembeli

relatif sedikit. Penulis mengambil sample sebanyak lima orang petani yang

menjual ke pengulak dan lima orang yang menjual ke grosir langsung.

• Kondisi Produk

Produk yang ada bersifat homogen. Cabai rawit hijau di panen ketika pagi

hari ini dilakukan agar cabai tetap segar samapi di bawa ke pasar acuan

sehinga harga cabai pun cukup tinggi. Dan biasanya para pengumpul

sudah menunggu untuk dibawa dan di smtir.

Page 83: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

• Mudah Tidaknya Masuk Kcluar Pasar

Pada tingkat petani kesulitan untuk dapat memasuki pasar, ini diakibatkan

diperlukan modal yang cukup banyak untuk biaya usaha di tambah pula

apabila melakukan pcmasaran sendiri. ltulah sebabnya lebih banyak

petani yang Jebih memanfaatkan jasa pengumpul dalam memasarkan hasil

komoditinya.

o Kemampuan Mempengaruhi Harga

Dalam hal ini petani hanya menerima harga yang telah ditetapkan

pengulak, kctcrbatasan informasi mengenai harga terkini menyebabkan

posisi petani dalam menentukan harga menjadi lemah. Selain itu pengulak

baru membayarkan produksi petani ketika pengulak telah kembali dari

pasar acuan (grosir), mau tidak mau petani harus menerima dengan harga

yang ditetapkan pcngulak.

• Informasi Pasar

Informasi tentang harga hanya didapatkan petani melalui pengulak itu

sendiri, ketiadaan akses menjadikan petani kesulitan dalam mengetahui

perkembangan harga cabai rawit terbaru.

Berdasarkan gambaran di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa .struktur

pasar yang terjadi di tingkat petani terhadap pedagang pengumpul bersifat

monopolistik, yakni bahwa kondisi cabai rawit hijau yang ditawarkan ke

pedagang pengecer tidak terdapat persaingan harga untuk jenis dan kualitas

yang sama.

Page 84: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

5.2.2 Struktur Pasar di Tingkat Pengnlak

• Jumlah Penjual dan Pembeli

Jumlah pedagang pengulak di daerah produsen jumlalmya terbatas. Pada

saat penelitian penulis mengambil sample pengulak sebanyak lima orang.

Dan untuk di tingkat pembeli (grosir) pun sedikit.

• Kondisi Produk

Prooduk yang ditawarkan biasanya bersifat homogen. Biasanya dilakukan

penyortiran terlebih dahulu sebelum dibawa ke pasar acuan. Kualitas cabai

rawit hijau pun sangat baik, sebab saat petani baru memetik tidak sampai

dua jam cabai rawit hijau sudah dikemas untuk dibawa ke pasar acuan,

dengan demikian diharapkan harga jual cabai rawit hijau tersebut cukup

tinggi.

• Mudah Tidaknya Masuk Keluar Pasar

Hambatan yang dihadapi oleh pedagang pengumpul adalah ketersediaan

modal yang cukup besar untuk dapat membeli cabai rawit hijau dari petani

harus memenuhi kapasitas (biasanya 2 ton), karena akan berpengaruh

kepada biaya transportasi. Selain itu pengumpul juga bersaing dengan

para petani yang memiliki modal yang cukup untuk memasarkan hasil

usahanya scndiri, sehingga tidak jarang pengumpul kekurangan pasokan

sebab ada petani yangjuga berperan sebagai pengulak.

• Kemampuan Mempengaruhi Harga

Di tingkat pengumpul ketetapan harga sangat dipengaruhi kondisi harga di

pasar acuan (grosir), pengumpul tidak dapat tawar-menawar harga dengan

Page 85: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

pedagang grosir. Jika harga naik maka pengulak akan menerima harga

yang tinggi begitupun sebaliknya.

• Informasi Pasar

Pedagang pengulak rnenggunakan telp seluler untuk mengetahui

perkem bangan harga terbaru dari pedagang grosir maupun dari sesama

pcdagang pengurnpul. Dengan dernikian pengumpul dapat rnemperkirakan

apakah cabai rawit hijau di jual pada saat yang tcpat untuk memperoleh

keuntungan sclain itu juga di dukung oleh pengalarnan bertahun- tahun

dalarn rnelihat perkernbangan pasar.

Bcrdasarkan gambaran di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa struktur

pasar yang terjadi di tingkat pedagang pengecer dengan petani bersifat

rnonopolistik, ini berarti bahwa kondisi cabai rawit hijau yang ditawarkan ke

pcdagang pengumpul tidak terdapat persaingan harga untuk jenis dan kualitas

yang sama. Sedangkan struktur pasar yang terjadi antara pedagang pengecer

pedagang grosir bersifat oligopoli rnurni, yakni bahwa cabai rawit hijau yang

dijual pedagang pengumpul ke pedagang pengecer memiliki sifat atau

karakteristik yang sarna serta kernampuan untuk menentukan harga tetapi tetap

dengan memperhitungkan pcrilaku pesaing.

5.2.3 Struktur Pasar di Tingkat Pedagang Grosir

• Jumlah Penjual dan Pembeli

Jurnlah penjual sedikit hanya sekitar 139 pedagang grosir, dibandingkan

dengang banyaknya pembeli baik dari sekitar wilayah DKl Jakarta

maupun luar Jawa.

Page 86: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

• Kondisi Produk

Kondisi cabai rawit hijau yang didatangkan dari daerah produsen pada

umumnya telah mengalami penyortiran dari pengulak maupun petani.

Walaupun dcmikian. ketika cabai rawit hijau sampai di Pasar lnduk

Kramat Jati tctap dilakukan sortasi untuk memisahkan cabai rawit hijau

yang masih dalam kondisi baik dengan yang telah mengalami kerusakan

sebagai akibat dari lamanya perjalanan dari daerah produsen. Biasanya

banyak cabai rawit hijau yang mengalami penyusutan. Kualitas produk

yang ada sangat mcmpcngaruhi harga yang terjadi, sebab biasanya bila

kondisi produk tidak bagus harganya akan rendah dipasaran.

• Mudah Tidaknya Masuk Keluar Pasar

Pada tingkat grosir, terdapat hambatan yang cukup sulit bagi pendatang

baru yang ingin mcmulai usahanya di Pasar Induk Kramat Jati. Hal ini

disebabkan oleh karena keterbatasan tempat, sehingga biaya sewa per

tahunnya cukup tinggi maka diperlukan modal yang cukup besar untuk

mcmbeli tempat usaha baik bcrupa kios maupun lapak. Biaya opcrasional

harian yang digunakan untuk membeli cabai rawi.t hijau maupun upah

tenaga kerja pun menjadi kendala bagi pemain baru untuk dapat berjualan

di Pasar Jnduk Kramat Jati. Hambatan lainnya adalah sulitnya memperoleh

izin tempat usaha, karena para pedagang baru harus dilakukan uji

kelayakan dalam kcmampuan bcrdagang di Pasar lnduk Kramat Jati. lni

dilakukan untuk menjamin keaktifan para pedagang. Karena pada

umumnya para pedagang di Pasar Induk Kramat Jati adalah pemain lama

Page 87: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

yang telah memiliki pengalaman, keterampilan dalam menjalankan fungsi

pemasaran. Umumnya para pedagang grosir telah memiliki habungan

kc1:jasama yang tclah lama te1:jalin dcngan pcmasok maupun petani.

Hubungan tersebut dapat berupa kerabat antar daerah maupun kerjasama

ekonomi dengan cara pemberian modal kepada pcdagang pengumpuL

Schingga faktor kcpercayaan sangat penting perananya untuk menjamin

kcterscdiaan pasokan setiap harinya.

e Kemampuan Mempengaruhi 1-larga

Pada umumnya pembcntukan harga yang terjadi di tingkat grosir adalah

penawaran secara sepihak, walaupun memang terjadi tawar menawar

dengan pemasok. Tetapi biasanya grosir lebih leluasa menentukan harga,

ini disebabkan karena resiko kenaikan harga pada saat cabai rawit tiba di

Pasar lnduk Kramat Jati sepenuhnya di tanggung oleh grosir, karena itulah

kcmampuan pcdagang grosir dalam memperkirakan harga cabai rawit

dipasaran sangat bcrpcran. (Lampiran 3)

1-larga jual ditingkal grosir sesuai dengan mekanisme pasar, yaitu dimana

apabila banyaknya pasokan cabai rawit hijau dipasaran, maka akan terjadi

kelebihan penawaran dari pemasok dan petani sehingga akan

mengakibatkan harga cabai rawit hijau rendah. Begitu pula sebaliknya

apabila pasokan cabai rawit h1aju dipasaran sedikit, Karena diakibatkan

oleh berbagai hal (gaga! panen, terhalang transportasi, dll) maka akan

menyebabkan harga cabai rawit hijau akan melambung tinggi. Dalam

kondisi sepe1ti ini pedagang grosir berada dalam posisi yang lebih kuat

Page 88: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

dalam penawaran harga jual cabai rawit hijau. Sedangkan konsumen hanya

dapat menerima harga jual yang telah ditawarkan oleh pedagang. grosir.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pedagang grosir, perubahan

harga yang terjadi dapat terjadi dalam hitungan jam setiap harinya

tergantung banyaknya cabai yang habis te1jual.

• Informasi Pasar

lnformasi didapatkan pcdagang grosir dari pembentukan harga yang

terjadi sehari sebelumnya dan bayaknya jumlah cabai yang terjual maupun

yang tersisa atau discbut juga market news. Ini sesuai dengan Dahl dan

hammond ( 1997) kemukakan. lnformasi tcrsebut diperoleh dari pedagang

grosir lainnya seperti yang terdapat di Pasar Induk Cibitung Bekasi yang

disampaikan melalui telepon sebelum pedagang grosir mela.l;:ukan

transaksi dengan pen1asok.

Bcrdasarkan krilcria dialas, maka dapal ditarik kesimpulan bahwa ~\ruktur

pasar yang tcrjadi di tingkat pedagang grosir adalah tidak bersaing sempurna.

Dimana struktur pasar yang terjadi antara pedagang grosir dengan pemasok

bersifat oligopsoni homogen, artinya bahwa cabai rawit hijau yang diperoleh

dari pemasok memiliki sifat atau karakteristik yang sama serta kemampuan

untuk menentukan harga tctapi tetap dengan memperhitungkan perilaku pesaing.

Sedangkan struktur pasar yang terjadi ketika pedagang grosir berhadapan

dengan pedagang pcngecer cenderung bersifat monopolistik, ini berarti bahwa

kondisi cabai rawit hijau yang ditawarkan ke pedagang pengecer tidak terdapat

persaingan harga untukjenis dan kualitas yang sama.

Page 89: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

S.2.4 Struktur Pasar di Tingkat Pedagang Pengecer

o Jumlah Penjual dan Pembeli

Jumlah penjual dan pembeli sangat banyak. Pada saat penelitian penulis

mengambil sample sebanyak 10 orang pengecer di Pasar Induk Kramatjati

dan 8 orang di Pasar Kramat Jati.

• Kondisi Produk

Kondisi produk di mata konsumcn adalah homogen dalam arti pengecer di

Pasar Induk Kramat Jati dan Pasar Kramat Jati tidak membedakan harga

jual cabai rawit hijau asalkan kondisi cabai rawit tersebut bagus, tetapi bi la

sudah tidak bagus harganya akan sedikit turun. Sehingga pengecer

mclakukan perawatan agar cabai rawit hijaunya tetap terlihat segar.

• Mudah ·ri<laknya Masuk Kcluar Pasar

Di tingkat pcdagang pcngcccr tidak lcrdapat hambalan alau permasalahan

yang berarli untuk dapat memasuki atau keluar dari pasar pengecer. Baik

dari segi modal maupun produk yang diperlukan tidak terlalu banyak.

Bagi pedagaug baru yang ingin menjual produknya di pasar eceran dapat

memperoleh izin berjualan dengan mudah dari pihak pengelola pasar

apabila memang masih terdapat tempat bagi pemain baru.

Pedagang pengecer yang terdapat pada dua pasar tersebut tidak hanya

menjual cabai rawit hijau saja, tetapi juga berbagai jenis sayuran dan

bumbu dapur yang ditempatkan secara bersamaan dalam stu lapak. Hal ini

mengidikasikan bahwa para pedagang pengecer cabai rawit hijau dapat

keluar masuk pasar dengan mudah

Page 90: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

• Kcmampuan Mempengaruhi Harga

Biasanya harga cabai yang berlaku lebih konstan dibandingkan perubahan

harga di tingkat pedagang grosir. Kalaupun terjadi perubahan, ha! ini lebih

karena adanya kesepakatan tawar menawar antara pedagang pengecer

dengan konsumen akhir. lni berarti diantara pcdagang pengecer dan

konsumen akhir tidak ada yang dapat mempengaruhi pasar.

• lnformasi Pasar

lnformasi harga yang didapatkan pedagang pengecer mengenai harga

cabai rawit hijau hanya berdasarkan harga beli dari Pasar Inquk Kramat

Jati.

Berdasarkan gambaran diatas, maka dapat disimpulkan bahwa struktur

pasar yang terjadi di tingkat pedagang pengecer di Pasar lnduk Kramat Jati dan

Pasar Kramat Jati dengaa pedagang grosir bersifat monopolistik. Sedangkan

struktur pasar yang terjadi antar pedagang pengecer dengan konsumen akhir

cenderung bersifat persaingan sempurna. Jumlah penjual dan pembeli yang

relatif banyak sehingga harga yang terbentuk merupakan basil akhir dari

interaksi tawar-menawar, karena pedagang pengecer dan konsumen akhir tidak

dapat mempengaruhi pasar, sedangkan komoditi yang ditawarkan besifat

homogen.

5.3 Analisis Marjin Pcmasaran

Penelitian dilakukan di Pasar lnduk Kramat Jati sebagai pasar acuan dan

petani cabai rawit hijau dari daerah Desa Mulang Sari-Malingping Kee. Pangkalan

Kerawang Selatan (yang di kenal dengan nama rawit jonggol) sedangkan para

Page 91: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

pedagang pengecernya selain dari Pasar lnduk Kramat Jati juga dari Pasar Kramat

Jati.

Marjin pemasaran adalah selisih harga jual dan harga beli pada suatu

lembaga pemasaran tertentu, dimana marjin pema~aran tediri atas keuntungan

yang di peroleh dan biaya pemasaran yang dikeluarkan.

Maka dalam penclitian ini juga dilakukan pcrhitungan biaya-biaya

pemasaran yang dikeluarkan tiap lembaga pemasaran dalam menyampaikan cabai

rawit hijau kepada konsumen, seperti biaya upah tenaga kerja, transportasi, sewa

tempat, penyusutan, dan biaya lainnya yang di hitung satuan rupiah per Kg. hal ini

sesuai dengan rumus Dahl dan Hammond (1997) kemukakan untuk menghitung

ma1jin pemasaran dapat menggunakan rumus biaya-biaya di jumlah dengan

keuntungan.Sedangkan keuntungan pemasaran merupakan selisih yang di peroleh

tiap lembaga pemasaran antara marjin pemasaran dengan biaya pemasaran.

Pada saat penelitian, peneliti mengarnbil sample data dari petani sebanyak

sepuluh orang, dengan perinciaan lima orang memanfaatkan j asa pengulak dan

Hrna orang lainnya menjual sendiri ke pedagang grosir, dengan kapisitas cabai

rawit hijau rata- rata 2.000 Kg, pcngulak lima orang, pedagang grosir empat belas

orang dengan jumlah rata- rata cabai perharinya 3.321,43 Kg, pedagang pengecer

di Pasar lnduk Kramat Jati sepuluh orang dengan rata-ratajumlah pernbelian cabai

rawit hijau per hari sebanyak 956,98 Kg, sedangkan di pedagang pengecer Pasar

Kramat Jati delapan orang rata-rata jumlah cabai rawit hijau yang di beli sebanyak

32,41 Kg.

Page 92: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

5.3.1 Marjin Pemasaran Cabai Rawit Hijau dari Petani

5.3.1.1 Marjin Pemasaran Cabai Rawit Hijau dari Pctani kc Pcdagang Pengulak

Di tingkat petani yang menjual langsung hasil panen cabai rawitnya ke

tengkulak tidak perlu mengelurkan biaya pemasaran, sebab pengulak langsung

membelinya di ladang sehingga tidak ada biaya yang dikeluarkan kecuali biaya

produksi, untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel 6.

Tabet 6. Marjin Pemasaran Cabai Rawit Hijan dari Petani ke Pcdagang Pengulak, .Joni- .Juli 2005

Unsur Biaya I Kg %

Biaya Produksi 3.500 80,61

B iaya Pemasaran - -Keuntungan 842, 14 19,39

Marjin Pemasaran 842,12 19,39

BIC Rasia 24,06

Harga Jual Petani 4.342, 14 100

Su1nbcr : Data Pnn1cr Sctelah Diolah

Dimana dengan perkiraan biaya produksi sekitar Rp. 3.500,- per Kg.

Dengan persentase biaya produksi terhadap harga jual sebesar 80,61 persen.

Petani mendapat keuntungan sebesar Rp. 842, 14 per Kg, dengan persentase

keuntungan terhadap harga jual sebesar 19,39 persen. Dengan hasil B/C rasio

adalah 24,06 persen per Kg. Ini menunjukan bahwa untuk setiap unit biaya yang

dikeluarkan, maka keuntungan yang diperoleh akan lebih besar dari satu biaya

tersebut, yakni setiap satu rupiah biaya pemasaran yang dikeluarkan pengulak

maka akan memperoleh keuntungan sebesac Rp. 2,41 per Kg.

Page 93: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

5.3.1.2 Marjin Pemasaran Caliai Rawit Hijan dari Petani kc Pedagang Grosir Pasar Induk Kramat Jati

Komponen biaya pemasaran yang harus dikeluarkan oleh petani dengan

tidak memanfaatkan jasa pengulak (menjual sendiri komoditi cabai rawit

hijaunya ke Pasar lnduk kramat Jati) ternyata cukup banyak meliputi biaya

transportasi, pikul, restribusi, dan pengemasan. Secara jelasnya komponen biaya

pemasaran beserta nilai keuntungan, ma1jin pemasaran dan B/C Rasionya dapat

di lihat pada Tabel 7 berikut ini.

Tabcl 7. Marjin Pemasaran Cabai Rawit Hijau dari Petani ke Pcdagang Grosir Pasar Induk Kramat Jati, Jnni- Juli 2005

Unsur Biaya /Kg %

13iaya Produksi 3.500 60,64

B iaya Pemasaran : l 76,35 3,06

I. Transportasi 103,70 1,80

2. Pikul 60 1,04

3. Restribusi 4,81 0,08

4. Pcngc1nasan 7,84 0,14

Keuntungan 2.095,07 36,30

Marjin Pemasaran 2.095,07 36,30

B/C Rasio 50,17 f-· . •

Barga Jual Petam 5771,42 I 00,tl

Surnbcr : Data primer Setelah Diolah

Biaya transportasi merupakan biaya yang harus dikeluarkan sekiili angktlt

cabai rawit hijau menuju pasar tujuan. Biaya yang dikeluarkan untuk sekali

angkut sebesar Rp. 200.000,- per 2 ton muatan cabai, biasanya mereka

menggunakan mobil bak terbuka dengan menyewa atau pun mobil pribadi jenis

Page 94: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

pick- up. Sehingga biaya transportasi yang dikeluarkan petani berkisar Rp.

I 03, 70 per Kg. Berdasarkan has ii analisis marjin pemasaran terlihat bahwa

persentase biaya transportasi terhadap hargajual sebesar l,80 persen.

Petani juga mengeluarkan biaya pikul, yakni biaya pengangkutan dari

ladang petani hingga ke tempat penimbangan (pengumpul). biaya yang

dikeluarkan sebesar Rp. 6000,- per Kuintal, sehingga rata- rata biaya pikul yang

harus dikeluarkan sekitar Rp. 60,- per Kg. Berdasarkan basil analisis marjin

pemasaran terlihat juga, persentase biaya transportasi sebesar 1,04 persen

terhadap harga jual.

Biaya restribusi aclalah biaya yang dikeluarkan selama dalam perjalanan

per sekali angkut. Biaya ini meliputi : pembayaran tol, parkir, karcis masuk dan

keluar, serta pungutan liar sepanjang dari Kerawang hingga Pasar lnduk Kramat

Jati. Biaya yang harus dikeluarkan sebesar Rp. 13.000,- per sekali pengiriman,

jadi rata- rata biaya restribusi yang hams dikelurkan sebesar Rp. 4,81 per Kg.

Berdasarkan analisis matjin pemasaran persentase restibusi terhadap harga jual

sebesar 0,08 persen

Biaya pengemasan adalah biaya yang dikeluarkan untuk untuk membeli

karung dan tali rafia untuk mengemas cabai rawit yang telah dikumpulkan agar

tidak tercecer sampai di tempat tujuan. Tiap- tiap karung berisi 85 Kg cabai

rawit hijau dengan harga tiap karung sebesar Rp. 666,67, maka rata- rata biaya

pengemasan yang harus dikeluarkan sebesar Rp. 7,84 per Kg. Berdasarkan hasil

analisis marjin pemasaran terlihat juga bahwa persentase biaya pengemasan

terhadap har&rajual sebesar 0, 14 persen.

Page 95: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

Komponen biaya pemasaran terbesar terjadi pada biaya transportasi

sebesar Rp. 280.000,- atau Rp. 103, 70 per kg, dengan persentase biaya

transportasi terhadap harga jual adalah 1,80 persen. Sedangkan komponen biaya

pemasaran terkecil adalah biaya restribusi sebesar Rp. 13.000 atau Rp. 4,81 per

kg, dengan persentase biaya restribusi terhadap hargajual adalah 0,08 persen.

Dalam perhitungan marjin ini tidak ada biaya penyusutan sebab cabai

rawit hijau yang di kirim adalah cabai rawit hijau yang tadi paginya baru saja di

petik, juga tidak ada resiko cabai menguap di perjalanan karena jarak

tempuhnya tidak terlalu jauh.

Selanjutnya dapat di lihat, bahwa marjin pemasaran yang diperoleh

petani sebesar Rp. 2.095,07 per Kg dengan biaya pemasaran yang harus

dikeluarkan sebesar Rp. 176,35 per Kg dan biaya produksi sebesar Rp.3.500,­

per Kg, maka keuntungan yang di dapat oleh tengkulak tiap Kg cabai rawit hijau

adalah Rp.2.095,07 dengan persentase keuntungan terhadap harga jual adalah

36,30 persen. Dcngan rasio keuntungan terhadap biaya pemasaran adalah 50, 17

persen per Kg. lni menunjukan bahwa untuk setiap unit biaya yang dikeluarkari,

maka keuntungan yang diperoleh akan lebih besar dari satu biaya terselmt, yakhi

setiap satu rupiah biaya pemasaran yang dikeluarkan petani, maka akan

memperoleh keuntungan sebesar Rp. 5,02 per Kg.

Page 96: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

5.3.2 Marjin Pemasaran Cabai Rawit Hijau dari Pedagang Pengulak ke Pedagang Grosir Pasar Induk Kramat Jati

Komponen biaya pemasaran yang harus dikeluarkan oleh pengulak hingga

cabai rawitnya sampai di Pasar lnduk Kramat Jati meliputi biaya transportasi,

pikul, restribusi, dan karung. Secara jelasnya komponen biaya pemasaran beserta

nilai keuntungan, marjin pemasaran dan B/C Rasionya dapat di lihat pada Tabet 8

bcrikut ini.

Tabel 8. Marjin Pemasaran di Tingkat Pedagang Pengulak ke Pedagang Grosh· Pasar Indnk Kramat Jati, Juni- Juli 2005

--Unsur Biaya I Kg %

Barga Jual Petani 4342,14 --Harga Beli tengkulak 4342, 14 75,24

Biaya Pemasaran : 176,35 3,06

1. Transportasi l 03,70 l,80

2. Pikul 60 1,04

3. Restribusi 4,81 0,08

4. Kemasan 7,84 0, 14

Keuntungan 1.252,93 21,70

Marj in Pemasaran 1.429,28 24,76

B/C Rasia 710

Harga Jual Tengkulak 5771,42 100,0

Sutnbcr : Data pruner Sctclah Diolah

Dimana diperoleh hasil analisis matjin pemasaran bahwa besarnya biaya

yang dikeluarkan pedagang pengulak untuk membeli cabai rawit hijau dari petani

sebesar Rp. 4.342, 14 per Kg. Berdasarkan hasil analisis marjin pemasaran terlihat

Page 97: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

persentase harga bcli sebesar Rp. 75,24 persen terhadap harga jual. Sedangkan

biaya pemasaran yang harus dikeluarkan akan dijelaskan berikut ini.

Biaya transportasi merupakan biaya yang harus dikeluarkan, sekali angkut

cabai rawit hijau menuju pasar tujuan. Biaya yang dikelurkan untuk sekali angkut

sebesar Rp. 200.000,- per 2 ton muatan cabai atau rata- rata biaya transportasi

yang dikeluarkan tengkulak berkisar Rp. 103,70 per Kg. Biasanya mereka

menggunakan mob ii bak terbuka dengan menyewa atau pun mobil pribadi jenis

pick- up. Berdasarkan hasil analisis marjin pemasaran terlihat bahwa persentase

biaya transportasi terhadap harga jual sebesar 1,80 persen. Dimana biaya

transportasi menempati urutan pertama sebagai komponen biaya pemasaran

terbesar.

Pengulak juga mengeluarkan biaya pikul, yakni biaya pengangkutan dari

ladang petani hingga ke tempat penimbangan (pengumpul). biaya yang

dikeluarkan sebesar Rp. 6000,- per Kuiutal, sehingga rata- rata biaya pikul yang

harus dikeluarkan sekitar Rp. 60,- per Kg. Berdasarkan hasil analisis marjin

pemasaran terlihat juga, persentase biaya pikul sebesar 1,04 persen terhadap harga

jual.

Biaya restribusi adalah biaya yang dikeluarkan selama dalam perjalanan

per sekali angkut. Biaya ini meliputi : pembayaran to!, parkir, karcis masuk dan

keluar, serta pungutan liar sepanjang dari Kerawang hingga Pasar Induk Kramat

Jati. Biaya yang harus dikeluarkan sebesar Rp. 13.000,- per sekali pengiriman,

jadi rata- rata biaya restribusi yang harus dikelurkan sebesar Rp. 4,81 per Kg.

Berdasarkan analisis maijin pemasaran persentase biaya restribusi terhadap harga

Page 98: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

jual sebesar 0,08 pcrsen. Komponcn ini merupakan komponen biaya terkecil

dibandingkan dengan komponen biaya pemasaran lainnya.

Biaya pembelian karung (pengemasan) adalah biaya yang dikeluarkan

untuk mengemas cabai rawit yang telah dikumpulkan agar tidak tercecer sampai

di tempat tujuan. Tiap- tiap karung berisi 85 Kg cabai rawit hijau dengan harga

tiap karung scbesar Rp. 666,67, maka rata- rata biaya pengemasan yang harus

dikeluarkan sebesar Rp. 7,84 per Kg. Berdasarkan hasil analisis marjin pemasaran

terlihat j uga bahwa pcrscntase bi a ya pengemasan terhadap harga jual sebesar 0, 14

persen.

Dalam perhitungan marjin ini tidak ada biaya penyusutan sebab cabai

rawit hijau yang di kirim adalah cabai rawit hijau baru saja di petik, juga tidak ada

resiko cabai menguap di perjalanan karena jarak tempuhnya tidak terlalu jauh.

Komponen biaya pcmasaran terbesar terjadi pada biaya transportasi

sebesar Rp. 280.000,- atau Rp. I 03, 70 per kg, dengan persentase biaya

transp01tasi tcrhadap harga jual adalah 1,80 persen. Sedangkan komponen biaya

pemasaran lerkccil adalah biaya restribusi sebesar Rp. 13.000 atau Rp. 4,81 per

kg, dengan persentase biaya rcstribusi terhadap hargajual adalah 0,08 persen.

Selanjutnya dapal di lihat, bahwa marjin pemasaran yang diperoleh

tengkulak scbesar Rp 1.429,28 per Kg dcngan biaya pemasaran yang harus

dikcluarkan sebesar Rp. 176, 75 per Kg maka keuntungan yang di dapat oleh

tcngkulak tiap Kg cabai rawit hijau adalah Rp. 1.252,93. Dcngan rasio

keuntungan terhadap biaya pemasaran adalah 710 persen per Kg. lni menunjukan

bahwa untuk sctiap unit biaya yang dikeluarkan, keuntungan yang diperoleh akan

Page 99: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

lebih besar dari satu biaya tersebut, yakni setiap satu rupiah biaya pemasaran yang

dikeluarkan tengkulak, maka akan diperoleh keuntungan sebesar Rp. 7, I 0 per Kg.

5.3.3 Marjin Pemasaran Cabai Rawit Hijau dari Grosir ke Pedagaog Pengecer

Sedangkan komponen biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh pedagang

grosir cukup beragam meliputi biaya transportasi, upah tenaga kerja, perawatan,

penyusutan, nimbang, restribusi dan lain- lain. Secara jelas marjin pemasaran,

keuntungan maupun B/C rasio dan nilainya dapat di lihat pada Tabel 9

Tabel 9. Marjin Pcmasaran di Tingkat Pcdagang Grosir ke Pedagang Pcngeccr, Juni- .Juli 2005

Unsur Biaya I Kg %

Harga Jual Tengku lak 5771,42

Harga Beli Pedagang Grosir 5771,42 70,26

Biaya Pemasaran :

l. T ransporlas i 254,09 3, IO

2. Biaya TK 149,89 1,82

3. Bongkar Muat 20 0,24

4. Restribusi 10,27 0,13

5. Nimbang 97,20 l,18

6. Perawatan 63,01 0,77

7. Penyusutan 196,96 2,40

8. Dll 8,50 0,11

Keuntungan 1642,95 20,00

Marjin Pemasaran 2442,87 0,78

BIC Rasio 205 205

Harga Jual Pedagang Grosir 8214,29 100,0

Sumbcr : Data Pnmcr Setelah D1olah

Page 100: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

Menurut Tabel 9, diperoleh hasil analisis marjin pemasaran bahwa

besarnya biaya yang dikeluarkan pedagang grosir untuk membeli cabai rawit hijau

dari tengkulak scbesar Rp. 5.771,42 per Kg. Berdasarkan ha~il analisis marjin

pemasaran terlihat persentase harga beli sebesar 70,26 persen terhadap harga jual.

Dimana pedagang grosir mengeluarkan biaya pemasaran sesuai dengan perlakuan

yang dilakukan dalam mcmbcli cabai rawit hijau dari lengkulak hingga di jual

kembali ke tangan konsumen.

Biaya transportasi adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh pedagang

grosir selama pembelian atau sekali angkut sesuai kapasitas cabai rawit hijau yang

diinginkan dari pulau jawa maupun luar pulau jawa. Biaya yang dikeluarkan

untuk satu kali angkut rata- rata sekitar Rp. 843.928,57, dengan biaya rata- rata

sekitar Rp. 254,09 per Kg cabai rawit hijau. Berdasarkan hasil analisis marjin

pemasaran terlihat juga bahwa persentase biaya transportasi terhadap harga jual

sebesar 3, 10 persen.

Biaya upah tenaga ke1ja adalah biaya yang dikeluarkan pedagang grosir

untuk membayari tenaga kei:ja tetap, yang bertugas untuk melakukan

penimbangan, melayani pembeli serta melakukan perawatan selama cabai rawit

hijau tidak habis terjual. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam kegiatan

tersebut sekitar 4 - 7 orang. Besarnya upah tenaga kerja adalah sekitar Rp.

85.000- Rp. 100.000 per hari, dengan rata -rata biaya untuk upah tenaga kerja Rp.

497.857,14. atau Rp. 149,89 per Kg cabai rawit hijau. Hasil analisis marjin

pemasaran juga menunjukan persentase biaya tenaga kerja sebesar 1,82 persen

terhadap harga j ual.

Page 101: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

Biaya bongkar muat adalah biaya yang dikeluarkan untuk menurunkan

cabai rawit hijau dari mobil dan membawanya ke los (kios pedagang grosir).

Proses bongkar muat ini beke1jasama dengan pihak swasta yakni Badan Pengelola

Bongkar Muat (BAPENGKAR), dengan memanfaatkan jasa tenaga kerja lepas.

Jumlah tenaga kerja yang dibutuhankan disesuaikan dengan jumlah cabai rawit

hijau yang ada, telapi biasanya jumlahnya sekitar 3 - 5 orang. Besarnya biaya

tcnaga kc1ja yakni Rp. 1700 per karung, dimana per karung berisi 85Kg cabai

rawit hijau, sehingga rata- rata biaya yang dikcluarkan untuk per Kg cabai rawit

hijau adalah Rp. 20,-. Hasil analisis marjin pemasaran juga menunjukan

pcrscntasc biaya bongkar muat terhadap harga jual sebesar 0,24 persen.

Biaya timbangan adalah biaya yang dikeluarkan oleh pedagang grosir

dalam melakukan proses penimbangan cabai rawit hijau dari kendaraan hingga ke

los (kios pedagang grosir). Proses penimbangan ini dilakukan oleh tenaga kerja

tetap, biasanyajumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses ini sekitar 3 -4

orang. Dengan biaya timbangan yang harus dikeluarkan rata- rata sebesar Rp.

322.857, 14 atau sebcsar Rp. 97,20 per Kg. Hasil analisis marjin pemasaran juga

mcnunjukan pcrscntase biaya timbangan sebesar l, 18 persen terhadap hargajual.

Biaya penyusutan adalah komponen biaya tertinggi ke dua setelah biaya

transportasi. Penyusutan tc~jadi ketika cabai rawit hijau mulai membusuk dan

tidak segar lagi saat tiba di Pasar lnduk Kramat Jati (selama penyimpanan)

maupun setelah dilakukan proses pemetikan tangkai buah. Biaya rata- rata yang

harus dikeluarkan oleh pedagang grosir untuk penyusutan cabai rawit hijau

sebesar Rp. 16. 714,29 atau Rp.196,96 per Kg.

Page 102: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

Biaya restribusi adalah biaya yang dikenakan bagi setiap pedagang grosir

yang meliputi biaya pajak usaha, biaya kebersihan, biaya keamanan, biaya

penerangan. Biaya rata- rata yang harus dikeluarkan pedagang grosir sekitar Rp.

34.109,59 atau sebesar Rp. I 0,27 per Kg. Hasil analisis marjin pemasaran juga

menunjukan persentase biaya restribusi sebesar 0, 13 persen terhadap hargajual.

Biaya dll (dan lain- lain) adalah biaya telp yang harus dikeluarkan oleh

pedagang grosir, rata- rata biaya yang harus dikeluarkan sebesar Rp. 28.225,81

atau Rp. 0, 11 per kg.

Dimana komponen biaya pemasaran terbesar terjadi pada biaya

transportasi sebesar Rp. 843.928,57 ,- atau Rp. 254,09 per kg, dengan persentase

biaya transportasi terhadap harga jual adalah 3, 10 persen. Sedangkan komponen

biaya pemasaran terkecil adalah biaya dll (telp) sebesar Rp. 28.225,81 atau Rp.

8,50 per kg, dengan persentase biaya di! (telp) terhadap harga jual adalah 0,11

persen.

Selanjutnya dapat di lihat, bahwa marjin pemasaran yang diperoleh

pedagang grosir sebcsar Rp. 2.442,87 per Kg dengan biaya pemasaran yang harus

dikeluarkan sebesar Rp. 799,92 per Kg maka keuntungan yang di dapat oleh

pedagang grosir tiap Kg cabai rawit hijau adalah Rp.1.642,95.

Dengan rasio keuntungan terhadap biaya pemasaran adalah 205 persen per

Kg. Ini menunjukan bahwa untuk setiap unit biaya yang dikeluarkan, maka

keuntungan yang diperoleh akan lebih bcsar dari satu biaya tersebut, yakni setiap

satu rupiah biaya pemasaran yang dikelurkan tengkulak, maka akan memperoleh

keuntungan sebesar Rp. 2,05 per Kg.

Page 103: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

5.3.4 Marjin Pemasaran Cabai Rawit Hijan dari Pedagang Pengecer ke Konsumen Akbir

5.3.4.1 Marjin Pemasaran Cabai Rawit Hijau dari Pedagang Pengecer Pasar Induk Kramat Jati ke Konsumcn Akbir

Scdangkan komponen biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh

pcdagang pengcccr mcliputi biaya tcnaga kei;ja, perawatan, penyusutan, ,

restribusi dan lain- lain. Secara jelas marjin pemasaran, keuntungan maupun

B/C rasio dan nilainya dapat di lihat pada Tabel I 0

Tabel 10. Marjin Pemasaran di Tingkat Pengecer Pasar Induk Kramat ,Jati kc Konsnmcn Akbir, Jnni- Juli 2005

Unsur Biaya/Kg %

Harga Jual Pedagang Grosir 8214,29 ·-

Harga Beli Pengecer 8214,29 87,79

Bia ya Pcmasaran: 498,42 5,33

1. Biaya TK I 02,92 I, I 0

2. Bongakar M uat 24,32 0,26

3. Pcra\vatan 95, 14 1,02

4. Restribusi 34,51 0,37

5. Penyusutan 215,93 2,31

6. Dll 25,.60 0,27

Keuntungan 644,43 6,88

Marj in Pemasaran I 142,85 12,21

B/C Rasio 129,29

Harga Jual Pengecer Pasar Induk Kramat Jati 9357,14 100,0

Sumbcr: Data Primer Sctelah D1olah

Page 104: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

Berdasarkan hasil analisis marjin pemasaran bahwa besarnya biaya yang

dikcluarkan pedagang pcngcccr di Pasar lnduk Kramat Jati untuk membeli cabai

rawit hijau dari pcdagang grosir sebesar Rp. 8.214,29 per Kg. Berdasarkan basil

analisis maijin pernasaran juga terlihat persentase harga beli sebesar Rp. 87,79

persen terhadap harga jual. Dimana pedagang pengecer mengeluarkan biaya

pemasaran scsuai dcngan perlakuan yang dilakukan dalarn membeli cabai rawit

hijau dari pedagang grosir hingga di jual kembali ke tangan konsumen.

Biaya upah tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan pedagang grosir

untuk rnembayari tenaga kerja tetap, yang bertugas untuk melakukan

penirnbangan, melayani pernbeli serta rnelakukan perawatan selama cabai rawit

hijau tidak habis tcrjual. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam kegiatan

tersebut sekitar 3 - 5 orang. Besarnya upah tenaga kerja rata -rata biaya untuk

upah tenaga ke1ja Rp. I 02,98 per Kg cabai rawit hijau. Hasil analisis marjin

pcrnasaran juga rncnunjukan perscntase biaya tenaga kcrja sebesar I, I 0 persen

terhadap harga jual.

Biaya bongkar rnuat adalah biaya yang dikeluarkan untuk menimbang dan

membawa cabai rawit hijau dari pedagang grosir ke los (kios) pedagang

pengecer. Proses bongkar muat ini bekerjasama dengan pihak swasta yakni

Badan Pengelola Bongkar Muat (BAPENGKAR), dengan memanfaatkan jasa

tenaga ke1ja lepas. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhankan disesuaikan dengan

jumlah cabai rawit hijau yang ada, tetapi biasanya jumlahnya sekitar I - 2

orang. Besarnya biaya tenaga ke1ja yakni Rp. 2000 per karung, dimana per

karung berisi 82,21 Kg cabai rawit hijau, sehingga rata- rata biaya yang

Page 105: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

dikeluarkan untuk per Kg cabai rawit hijau adalah Rp. 24,33-. Hasil analisis

marjin pemasaran juga menunjukan persentase biaya bongkar muat terhadap

harga jual sebesar 0,26 persen.

Biaya penyusutan adalah komponen biaya yang terjadi ketika cabai rawit

hijau mulai membusuk dan tidak segar lagi saat tiba di Pasar lnduk Kramat Jati

(selama penyimpanan) maupun setclah dilakukan proses pemetikan tangkai

buah. Biaya rata- rata yang harus dikeluarkan oleh pedagang pengecer untuk

penyusutan cabai rawit hijau sebesar Rp. 92.000,- atau Rp. 95, I 4 per Kg (sekitar

1-2 Kg per karungnya). Basil analisis marjin pemasaran juga menunjukan

persentase biaya penyusutan terhadap hargajual sebesar 1,02 persen.

Biaya restribusi adalah biaya yang dikenakan bagi setiap pedagang grosir

yang meliputi biaya pajak usaha, biaya kebersihan, biaya keamanan, biaya

penerangan. Biaya rata- rata yang harus dikeluarkan pedagang grosir sekitar Rp.

33.006,45 atau sebesar Rp. 34,51 per Kg. Hasil analisis marjin pemasaran juga

menur~jukan perscntase biaya restribusi sebesar 0,37 persen terhadap hargajual.

Biaya dll (dan lain- lain) adalah biaya telp dan biaya pengcmasan (plastik)

yang harus dikeluarkan olch pcdagang pcneeer, rata- rata biaya yang harus

dikeluarkan sebesar Rp. 24.483,87 atau Rp. 25,60 per kg. Hasil analisis marjin

pemasaran juga menunjukan persentase biaya timbangan terhadap harga jual

sebesar 0, 7 persen.

Dengan komponen biaya pemasaran terbesar terjadi pada biaya

penyusutan sebesar Rp. 206.534,- atau Rp. 215,93 per kg, dengan persentase

biaya penyusutan terhadap harga jual adalah 2,3 I persen. Sedangkan komponen

Page 106: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

biaya pemasaran tcrkecil adalah biaya bongkar muat sebcsar Rp. 23.260,- atau

Rp. 24,33 per kg, dengan persentase biaya bongkar muat terhadap harga jual

adalah 0,26 persen.

Selanjutnya dapat di lihat, bahwa marjin pemasaran yang diperoleh

pedagang pcngccer sebesar Rp. 1.142,85 per Kg dengan persentase marjjin

pcmasaran tcrhadap harga j ual scbcsar 12,21 pcrsen. Sedangkan bi a ya

pemasaran yang harus dikcluarkan sebcsar Rp. 498,42 per Kg dengan persentase

biaya pemasaran terhadap harga jual adalah 5,33 persen, maka keuntungan yang

di dapat olch pcdagang grosir tiap Kg cabai rawit hijau adalah Rp.644,43 atau

6,88 persen terhadap harga j ual..

Dengan rasio keuntungan terhadap biaya pemasaran adalah 129,29 persen

per Kg. lni menunjukan bahwa untuk setiap unit biaya yang dikeluarkan, maka

keuntungan yang dipcrolch akan lcbih besar dari satu biaya tersebut, yakni

setiap satu rupiah biaya pemasaran yang dikelurkan tengkulak, maka akan

memperolch keuntungan scbesar Rp 1,29 per Kg.

5.3.4.2 Marjin Pemasaran Cabai Rawit Hijan dari Pedagang Pengecer Pasar Kramat Jati kc Konsnmcn Akhir

Sedangkan komponen biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh

pedagang pengecer Pasar Kramat jati meliputi biaya tenaga kerja, perawatan,

penyusutan, restribusi dan lain- lain. Secarajelas marjin pemasaran, keuntungan

maupun B/C rasio dan nilainya dapat di lihat pada Tabel 11

Page 107: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

Tabel 11. Marjin Pemasaran di Tingkat Pengecer Pasar Kramat Jati kc Konsumen Akhir, Joni- Juli 2005

Unsur Biaya I Kg %

Harga Jual Grosir Pasar lnduk Kramat Jati 8.214,29

Harga Beli Pengecer Pasar Kramat jati 8.214,29 73,71

Biaya Pemasaran : l.546,32 13,88

Transportasi 370,26 3,32

Tenaga Kerja 267,49 2,40

Penyusutan 449,60 2,77

Restribusi 308,55 4,03

Kemasan 150,42 1,35

Kcuntungan 1.382,25 12,40

Marj in Pemasaran 2.928,57 2,68

B/C Rasia 8939 -~··---

Harga Jual Pengecer Pasar Kramat Jati 11.142,86 100

Sumber : Data Pnmer Setelah f)t olah

Biaya transportasi adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh pedagang

pengecer selama pembelian atau sekali angkut sesuai kapasitas cabai rawit hijau

yang diinginkan dari pasar acuan (Pasar Induk Kramat jati). Biaya yang

dikeluarkan untuk satu kali angkut rata- rata sekitar Rp. 12.000,- dengan biaya

rata- rata sekitar Rp. 370,26 per Kg cabai rawit hijau. Berdasarkan hasil analisis

marjin pemasaran terlihat juga bahwa persentase biaya transportasi terhadap

hargajual sebesar 3.32 persen.

Biaya upah tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan pedagang

pengecer untuk membayar tenaga ke1ja tetap, yang bertugas untuk melakukan

penimbangan, melayani pembeli serta melakukan perawatan selama cabai rawit

Page 108: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

hijau tidak habis terjual. Jumlah tenaga ke1ja yang dibutuhkan dalam kegiatan

terse but adalah I orang. Besarnya upah tenaga kerja rata -rata biaya untuk upah

tenaga kerja Rp. 69.354,84 per hari per orang, maka biay per Kg menjadi

sebesar Rp, 267,49 per Kg cabai rawit hijau. Hasil analisis marjin pemasaran

juga menunjukan persentase biaya tenaga ke1ja sebesar 2,40 persen terhadap

harga jual.

Biaya penyusutan adalah komponen biaya yang te1jadi ketika cabai rawit

hijau mulai membusuk dan tidak segar lagi selama penyimpanan maupun

setelah dilakukan proses pemetikan tangkai buah. Biaya rata- rata yang harus

dikeluarkan oleh pedagang pengecer untuk penyusutan cabai rawit hijau sebesar

Rp. 14.571,43 atau Rp. 449,50 per Kg. Hasil analisis marjin pemasaran juga

mem11\jukan persentase biaya penyusutan terhadap harga jual sebesar 2,77

persen.

Biaya restribusi adalah biaya yang dikenakan bagi setiap pedagang

pengecer yang meliputi biaya pajak usaha, biaya kebersihan, biaya keamanan,

biaya penerangan. Biaya rata- rata yang harus dikeluarkan pedagang grosir

sekitar Rp. I 0.000,- per hari atau sebesar Rp. 308,55 per Kg. Hasil analisis

marjin pemasaran juga memmjukan persentase biaya restribusi sebesar 4,03

persen terhadap harga jual.

Biaya kemasan adalah biaya harus dikeluarkan oleh pedagang grosir, rata­

rata biaya yang harus dikeluarkan dalam pembelian plastik, koran maupun karet

gelang sebesar Rp. 4.875,- atau Rp. 150,42 per kg. Basil analisis marjin

Page 109: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

pemasaran juga menunjukan pcrscntase biaya timbangan terhadap harga jual

scbcsar 1,35 pcrscn.

Dcngan komponen biaya pemasaran terbesar terjadi pada biaya

penyusutan scbesar Rp. 14.571,43 atau Rp. 449,60 per kg, dcngan persentase

biaya pcnyusutan terhadap harga jual adalah 2, 77 persen. Sedangkan komponen

biaya pemasaran terkecil adalah biaya kemasan sebesar Rp. 4.875,- atau Rp.

150,42 per kg, dengan persentase biaya bongkar muat terhadap harga jual adalah

1,35 persen.

Selanjutnya dapat di lihat, bahwa marjin pemasaran yang diperoleh

pedagang pengeccr sebesar Rp. 2. 928,25 per Kg dengan biaya pemasaran yang

harus dikeluarkan sebesar Rp. 1546,32 per Kg maka keuntungan yang di dapat

oleh pedagang grosir tiap Kg cabai rawit hijau adalah Rp. 1.382,25

Dengan rasio keuntungan terhadap biaya pemasaran adalah 89,39 persen

per Kg. lni menunjukan bahwa untuk setiap unit biaya yang dikeluarkan, maka

keuntungan yang diperoleh akan lebih besar dari satu biaya tersebut, yakni

setiap satu rupiah biaya pemasaran yang dikelurkan tengkulak, maka akan

memperoleh keuntungan sebesar Rp. 8,94 per Kg.

5.3.5 Analisis Penyebarnn Marjin Pemasaran

Analisis penyebaran marjin pemasaran merupakan proses untuk melihat

besarnya penyebaran biaya dan keuntungan pada setiap lembaga pemasaran

dengan menggunakan perhitungan marjin pemasarannya. Salain itu analisis ini

juga dilakukan untuk mcngetahui farmer's share atau persentase harga jual di

tingakat petani terhadap harga yang telah diterima konsumen akhir. (Tabel 12)

Page 110: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

Tabel 12. Analisis Penyebaran Marjin Pcmasaran Caliai Rawit Bijan dari Petani kc Pengnlak dengan Pasar Aenan di DKI Jakarta Jnni- Juli 2005

Unsur Biaya Pasar Induk Kramat Jati - Pasar lnduk Kramat Jati -Pengecer Pasar Jnduk Kramat Jati Pengecer Pasar Kramat Jati Biaya (Rp/Kg) % dari Barga Biaya % dari Barga

Jual (Rp/Kg) Jual ~·

Petani Biaya Produksi 3.500 37,40 3.500 31,41 Biaya Pemasaran; - - - -Keuntungan 842,14 8, l 842, 14 7,56 Marjin Pemasaran 842, 14 8, 1 842,14 7,56 Barga Jual Petani 4.342,14 46,40* 4.342,14 38,97* Harga Beli Pengulak 4.342,14 Biaya Pemasaran : 176,35 1,88 176,35 1,58

l. Transportasi 103,70 l, 11 103,70 0,93 2. Pikul 60 0,64 60 0,54 3. Restribusi 4,81 0,05 4,81 0,04 4. Kemasan 7,84 0,08 7,84 0,07

Keuntungan 1.252,93 13,39 1.252,93 11,24 Marjin Pemasaran l.429,28 15,27 l.429,28 12,83 Harga Jual Pengulak 5771,42 61,68 5771,42 51,79 Harga Beli Pedagang Grosir 5771,42 5771,42 Biaya Pemasaran : 799,92 8,55 799,92 7,18

l. Transpo1tasi 254,09 2,72 254,09 2,28 2. Biaya TK 149,89 1,60 149,89 1,35 3. Bongkar Muat 20 0,21 20 0,18 4. Restribusi 10,27 0, 11 10,27 0,1 5. Nim bang 97,20 1,04 97,20 0,87 6. Perawatan 63,01 0,67 63,01 0,57 7. Penyusutan 196,96 2, 10 196,96 1,77 8. Oil 8,50 0,1 8,50 0,08

Keuntungan 1642,95 17,56 1642,95 14,74 Marj in Pemasaran 2442,87 26, 11 2442,87 21,92 Harga Jual Pedagang Grosii· 8214,29 87,79 8214,29 73,71 Barga Beli Pengecer 8214,29 8214,29 Biaya Pemasaran: 498,42 5,33 1.546,32 13,88

I. Biaya TK 102,92 1,1 267,49 2,40 2. Transportasi - - 370,26 3,32 3. Bongakru· Muat 24,32 0,26 - -4. Pcra\vatan 95,14 1,02 - -5. Rcstribusi 34,51 0,37 308,55 2,77 6. Pcnyusuta11 215,93 2,31 449,60 4,03 7. Dll 25,.60 0,27 150,42 1,35

l(euntungan 644,43 6,89 1382,25 12,40 Marjin Pemasaran 1142,85 12,21 2.928,57 2,68 l-Iarga Jual Pengecer 9357, 14 100 l l.142,86 100 Konsumen Akhir 9357, 14 100 11.142,86 100

Ket : * Farmer ·s Share

Page 111: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

Pcnycbaran mai:i in pcmasaran yang tc~jadi di pasar acuan dengan pcngecer

Pasar Induk Kramat Jati, marj in terbesar didapatkan oleh pedagang gosir di Pasar

Induk Kramat Jati yaitu sebesar Rp. 2.442,87 atau 26, 11 persen terhadap harga

jual. Sedangkan nilai Jamer 's share pada pasar pengecer Pasar Induk Kramat jati

adalah 46.40 persen. Tetapi apabila petani menjual langsung ke pedagang grosir

makafarmer's share yang diperolehnya akan menjadi 61,68 persen (Tabet 12).

Sedangkan maijin pemasaran yang terjadi antara pasar acuan dengan

pengecer Pasar Kram at J ati, marj in pemasaran terbesar diperoleh pedagang

pengecer Pasar Kramat Jati sebesar Rp. 2.928,57 atau 2,68 persen terhadap harga

jual. Dengan nilai farmer's share pada pasar pengecer Kramat Jati adalah 38,97

persen. Tetapi apabila petani menjual langsung ke pedagang grosir makafarmer 's

share yang diperolehnya akan menjadi 51, 79 persen (Tabel 13)

Page 112: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

Tabet 13. Analisis Pcnycbaran Marjin Pcmasaran Cabai Rawit Hijau dari Petaui dengan Pasar Acuan di DKI Jakarta Juni- Jnli 2005

Unsur Biaya Pasar Induk Kramat Jati - Pasar lnduk Kramat Jati -Pengecer Pasar Induk Kramat Jati Pengecer Pasar Kramat Jati

Biaya (Rp/Kg) % dari Harga Biaya % dari Harga Jual (Rn/Krr) Jual

Petani Biaya Produksi 3.500 37,40 3.500 31,41 Biaya Pemasaran; 176,35 1,88 176,35 1,58

I. Transportasi 103,70 I, 11 103,70 0,93 2. Pisul 60 0,64 60 0,54 3. Restribusi 4,81 0,05 4,81 0,04 4. Kemasan 7,84 0,08 7,84 0,07

Kcuntungan 2.095,07 22,39 2.095,07 18,80 Marjin Pe1nasaran 2.095,07 22,39 2.095,07 18,80 t~Iarga Jual Petani 5771,42 61,68* 5771,42 51,79* Barga Beli Pedagang Grosir 5771,42 5771,42 Biaya Pemasaran : 799,92 8,55 799,92 7,18

I. Transpo11asi 254,09 2,72 254,09 2,28 2. Biaya TK 149,89 1,60 149,89 1,35 3. Bongkar Moat 20 0,21 20 0,18 4. Restribusi 10,27 0, 11 10,27 0,1 5. Nim bang 97,20 1,04 97,20 0,87 6. Perawatan 63,01 0,67 63,01 0,57 7. Penyusutan 196,96 2,10 196,96 l,77 8. Dll 8,50 0,1 8,50 0,08

Keuntungan 1642,95 17,56 1642,95 14,74 Marji n Pemasaran 2442,87 26,11 2442,87 21,92 Barga Jual Pedagang Grosir 8214,29 87,79 8214,29 73,71 Harga Beli Pengecer 8214,29 8214,29 Biaya Pemasaran: 498,42 5,33 1.546,32 13,88

I. Biaya TK 102,92 I, 1 267,49 2,40 2. Transportasi - - 370,26 3,32 3. Bongakar Muat 24,32 0,26 - -4. Perawatan 95,14 l,02 - -5. Restribusi 34,51 0,37 308,55 2,77 6. Penyusutan 215,93 2,31 449,60 4,03 7. Dll 25,.60 0,27 150,42 1,35

Keuntungan 644,43 6,89 1382,25 12,40 Marjin Pe1nasaran 1142,85 12,21 2.928,57 2,68 l-Iarga Jual Pcn&.~~I_ ____ .... 9357,14 100 11.142,86 100 Konsumen Akhir 9357,14 100 11.142,86 100

~

Ket: * J•ar111er s Share

Page 113: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

Untuk lebih jelasnya lagi mengenai penyebaran marjin pemasaran pada

Tabel 12 dan 13 dapat dilihat pada Gambar 11 dan 12 berikut ini:

3.500 4.342, 14 5.771,42 8.214,29

--- I Petani I 176,35.I Pengulak I 799,92 1 . I 498,291 Pengecer ' ' I Grostr 1 •

4.342, 14 5.771,42 8.214,29 9.357, 14

M=842,14 M = 1.429,28 M = 2.442,87 M= 1.142,14

Gambar 11. Penyebaran Marjin Pemasaran Cabai Rawit Hijau dari Petani, Pcngulak dcngan Pasar Acuau di DKI Jakarta Juni-Jnli 2005

Pada Gambar 11 dapat di lihat. bahwa dengan pola saluran pemasaran

yang ada pelani hanya mengcluarkan biaya produksi saat menanam saja (Rp.

3.500) akan mcmperolch keuntungan sebesar Rp. 842, 14 dengan asumsi harga

jual di tingkat petani sebesar Rp. 4.342, 14. Petani tidak mengeluarkan biaya

pemasaran karena semua biaya di tanggung oleh pengulak, sebab pengulak

langsung membeli cabia rawit hijau di ladang petani sehingga untuk biaya angkut

dan semacamnya dibebankan ke pengulak.

Pada kenyataannya perolehan keuntungan petani sangat kecil

dibandingkan dengan lembaga pemasaran lainnya, padahal resiko tidak

kembalinya modal cukup tinggi apabila gaga! panen. Tingkat harga beli pengulak

yang sangat rendah pun menjadi pemicu rendahnya keuntungan petani selain dari

tinggginya biaya produksi yang harus dikeluarkan saat menanam.

Di tingkat pengulak marjin pemasaran yang diperoleh sebesar Rp.

1.429,28 dengan harga jual pada saat itu sebesar Rp. 5.771,42 sedangkan harga

Page 114: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

belinya sebesar Rp. 4.342, 14. pengulak mengeluarkan biaya-biaya pemasaran

untuk mendatangkan komoditi dari daerah produsen ke tangan pedagang grosir,

biaya yang harus dikeluarkan pengulak yakni Rp. 176,35 per Kg.

Pengulak biasanya sudah mengenal lama petani yang di beli hasil

usahanya. Pemberian pinjaman modal saat musim tanam maupun saat panen

sering dilakukan oleh pcngulak dengan ikbalan petani tersebut harus menjual hasil

usahanya kepada pengulak tersebut. lnilah yang terkadang membuat petani tidak

dapat memilih untuk menjual hasil usahanya kepada pengulak lain yang

menawarkan harga yang lebih bersaing karena telah terikat perjanjiann tersebut.

Perolehan marjin pemasaran di tingkat grosir adalah yang paling besar

yakni Rp. 2.442,28. Di mana grosir mematok jual harga cabai rawit cukup tinggi

Rp. 8.214,29 dengan hanya harga beli dari pengulak sebesar Rp. 5. 771,42. Biaya­

biaya pemasaran yang cukup tinggi yakni Rp. 799,92. lni disebabkan dalam

mendatangkan cabai rawit hijau tidak hanya mengandalkan pasokan dari dalam

daerah tetapi juga luar daerah ini yang mendorong semakin besarnya biaya

pemasaran dan akan mcnycbabkan marjin pemasaran yang diperoleh grosir pun

semakin besar. Berdasarkan pendapat Dahl dan Hammond (1997) bahwa apabila

biaya pemasaran meningkat malrn secara sistematis marjin pemasaran juga akan

meningkat.

Untuk pengecer dengan harga jual cabai rawit hijau sebesar Rp. 9.357, I 4

perolehan marjin pemasaran sebesar Rp. 1.142,14 dengan harga beli pada

pedagang grosir sebesar Rp. 8.214,29. Tetapi tergantung dengan jarak pasar

pengcer itu sendiri semakin jauh jarak pasar pengecer dengan pasar acuan (Pasar

Page 115: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

lnduk Krarnat Jati) maka akan semakin meningkat marjin pemasaran di tingkat

pengecer hal ini discbabkan semakin besar biaya pemasaran yang harus

dikeluarkan (biasanya biaya transportsi yang sangat berpengaruh)

Sedangkan marjin pemasaran yang di terima petani lebih besar apabila

menjual langsung ke pedagang grosir adalah Rp. 2.271,42 (Gambar 12). Hal ini

disebabkan karena petani yang menjual langsing ke pedagang grosir

mengeluarkan biaya pemasaran (Rp. 176,35) tidak hanya biaya produksi (Rp.

3500). Sehingga biaya-biaya yang harus dikeluarkan dalam memasarkan cabai

rawit hijau meningkat apabila petani menjual langsung ke pedagang grosir

schingga mendorong pcrolehan maijin pemasaran pun meningkat (Dahl dan

hammond, 1997).

3.500 5.700 8.200

176,351 Petani 799,92,.1 Gros it· 498,29·1 Pengecer

5.771,42 8.214,29 9.357,14

M = 2.095,07 M = 2.442,87 M= 1.142,14

Garn bar 12. T'cnycbaran Marj in Pcmasaran Cabai Rawit I-Iijan dari Petani, dengan Pasar Acuan di DKI Jakarta ,Juui-Juli 2005

Page 116: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN

• Berdasarkan hasil penelitian mengenai saluran pemasaran cabai rawit hijau di

Pasar Induk Kra1nal Jati tcrdapat dua pola saluran pernasaran, yakni :

Pola I : I Petani 1-1 Pengulak H Grosir H.--P-e_n_g_e-ce-r--,

Pola 2: L____P_e_t_an_i _ _j---1~~--G_r_o_s_ir _ __;---<~1>11 Pengecer

• Struktur pasar yang terbentuk di tiap lembaga pemasaran yang terlibat

berbeda-beda diantaranya :

I. Petani pada saat berhadapan dengan pengulak, struktur pasar yang

terbentuk bersifat monopolistis. Yakni peluang keluar masuk pasar

termasuk sulit, produk yang dihasilkan petani berbeda corak, baik petani

hanya maupun pengulak memiliki market share yang kecil serta tidak

tcrdapatnya pcrsaingan harga untukjenis dan kualitas yang sama.

2. Pengulak pada saat berhadapan dengan pedagang grosir, struktur pasar

yang terbentuk bersifar oligopoli murni. lni menunjukkan pedagang

pengulak mendominasi pasar produk walaupun dalam jumlah sedikit,

barang yang dihasilkan berbeda corak dan berstandarisasi ini dilakukan

untuk dominasi pengaruh terhadap harga dan praktek dari persaingan antar

pengumpul. Rintangan untuk memasuki pasar cukup selektif.

Page 117: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

3. Grosir pada saat berhadapan dengan pedagang pengecer, struktur pasar

yang terbentuk bersifat monopolistis. lni memmjukkan bahwa barang yang

dihasilkan bersifat unik tidak adanya barang substitusi dan pedagang

grosir bersifat sebagai penentu harga serta besar-kecilnya biaya yang harus

dikeluarkan untuk mendatangkan produk tergantung dari situasi pasar.

4. Pedagang pengeccr pada saat berhadapan dengan konsumen akhir, struktur

pasar yang terbentuk bersifat persaingan murni (bersaing sempurna).

Masing-masing produsen secara individual dianggap kecil atau tidak

mempengaruhi pasar karena harga yang terbentuk cenderung kearah

tawar-menawar. Adanya kebebasan keluar masuk pasar dengan mudah,

produk yang dihasilkan bersifat homogen atau dibedakan menurut kelas

tertentu sehingga persaingan yang terbentuk adalah persaingan harga.

• Berdasarkan hasil analisis marjin pemasaran terdapat perbedaan perolehan

marjin pemasaran yang cukup besar antar tiap lembaga pemasaran, yakni :

I. Di Tingkat Petani : dengan memanfaatkan jasa pengulak, memperoleh

marjin pemasaran sebesar Rp. 842,14, sedangkan dengan menjual

langsung kc pedagang grosir, memperoleh marjin pemasaran sebesar Rp.

2.271,42

2. Di Tingkat Pengulak

1.429,28

memperoleh marjin pemasaran sebesar Rp.

3. Di Tingkat Pcdagang Grosir : mcmperoleh marjin pemasaran sebesar Rp.

2.442,87

Page 118: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

4. Di Tingkat Pedagang Pengecer : Pengeeer Pasar Induk Kramat Jati :

memperoleh marjin pemasaran sebesar Rp. I. I 42,85 sedangkan pengecer

Pasar Kramat Jati : memperoleh marjin pemasaran sebesar Rp. 2.928,57

• Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan marjin pemasaran di tiap

lembaga pemasaran antara lain adalah biaya produksi dan biaya pemasaran.

I. Petani : Dcngan bantuan tengkulak hanya mengeluarkan biaya produksi,

hila mcnjual langsung kc pcdagang grosir : biaya transportasi, pikul,

restribusi clan kemasan.

2. Pengulak: Biaya transportasi,pikul, restribusi dan kemasan.

3. Grosir. : Biaya transportasi, TK, bongkar muat, restribusi, nimbang,

perawatan, penyusutan dan lain-lain.

4. Pengecer : Pengecer Pasar lnduk Kramat Jati : Biaya TK, bongkar muat,

perawatan, restribusi, penyusutan dan lain-lain. Dan pengeeer Pasar

Kramat Jati : Biaya TK, transportasi, bongkar muat, perawatan, restribusi,

penyusutan dan lain-lain.

Page 119: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

6.2 SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka perlu dilakukan tindakan nyata agar

perbedaan maijin pemasaran tidak terlalu besar antar tiap lembaga pemasaran,

yaitu:

• Petani menjual basil usahanya langsung ke pedagang grosir, sebab marjin

pemasaran yang di peroleh lebih besar sehingga perolehan keuntungan pun

akan lebih besar.

• Petani diharapkan dalam bertanam cabai melihat musim tanam dengan daerah

lainnya. Schingga tidak tcrjadinya panen yang bersamaan yang menyebabkan

harga cabai menjadi rendah.

• Tiap lcmbaga pemasaran untuk lcbih mengoptimalkan pcnyebaran informasi

pasar yang ada, supaya pcrkembangan harga yang te1jadi setiap saat dapat

mudah dan ccpal dikclahui.

Page 120: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

DAFTAR PUSTAKA

Adiyoga, W dan T. A. Soetiarso. 1995. Aspek Agroekonomi Cabai. Makalah Seminar. Agribisnis Club 27- 28 Juli. Jakarta

Anindita, Ratya. 2005. Pemasaran Hasil Pertanian. Lentera. Jakaita

Azir, Rizky.2002. Kajian Pemasaran dan Jntegrasi Pasar Cabai Merah Keriting di DK! Jakarta (Studi Kasus : l'a.rnr lnduk Kramal .!ati. Pasa Tanah Abang dan l'asar .Jati Negar). Jurusan llnrn- ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. lnstitut Pertanian Bogor. Bogor.

Alma, Bukhori. 2004. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran .!asa. Edisi Revisi. Alfa Beta. Bandung

---------2001. Laporan Bulanan Perkembangan Harga Raia- rata Sayur- mayur Tingkat Gmsir dan Konsumen di DK! Jakarta. Direktorat Jendrat Tanaman Sayuran, Hias dan Aneka Tanaman. Direktorat Jendral Tanaman Pangan dan Hortikultura. Jakarta

---------2003. Pedoman Umum Budidaya Cabai Merah. Direktorat Jendral Tanaman Sayuran, Hias dan Aneka Tanaman. Direktorat Jendral Tanaman Pangan dan Hortiku ltura. Jakaita

---------2005. Laporan Bulanan Perkembangan Harga Raia- rala Sayur- mayur dan Buah- buahan di DK! Jakarta. Koperasi Pasar Induk Kramat Jati. Jakarta

-----------2005. Laporan Bulanan Perkembangan Pasokan Sayur- mayur dan Buah- buahan di Pasar Jnduk Kramat Jati. Koperasi Pasar lnduk Kramat Jati. Jakarta

----------2005. Statistik Pertanian. Depaitemen Pertanian. Jakaita

Biro Pusat Statistika. 2003. Perkembangan Produksi dan Ketersediaan Konsumsi Sayuran dan Buah- buahan di Indonesia. BPS. Jakarta

Page 121: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

Dahl dan Hammond, J. W. 1997. Markel and Price Analisys The Agricultural lndustri. Mc. Graw- Hill Book Company. New York

Fatimah, Fita Siti. 1999. Analisis marjin Pemasaran dan Ke1e1paduan Pasar Nfinyak Goreng di DKI Jakarla

Gifriah. 2004 Analisis Efisiensi Pemasaran Tanaman Anggrek Dendrobium Sp di DK/ (Studi Kasus : Taman Anggrek Ragunan, Pasar Minggu- .Jakarta Selatan) Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri Jakarta. Jakmta

Halcrow, G. Harold. 1992. Ekonomi Per/anian. Cet Pertama. Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Press. Malang

Hendra dan Kusnadi. 2002. Ekonomi Pertanian Untuk Perguruan Tinggi. Edisi Revisi. Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi UI. Jakarta

Hermansyah. 1998. Analisis Deskripsi Sistem Tataniaga Cabai Merah : Studi Ka.ms Pada 3 Kabupaten di .!mva Tengah. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. lnstitut Pertanian Bogor. Bogor

Kotler, P. 1999. Nfanajemen Pemasaran di Indonesia Ana/isis, Perencanaan, Imp/ementasi dan Pengendalian. Buku Satu. Salemba Empat PT : Prenhallindo. Jakarta

Kotler, P dan Amstrong, G. 2004. Dasar- dasar Pemasaran. Jilid ke- 2 edisi ke-9. PT: lndeks. Jakarta

Limbong, W. 1-1 dan Sitorus, P. 1991. Penganlar Talaniaga Perlanian. Jurusan llmu- ilmu Sosial Ekonomi Perlanian. lnstitut Pertanian Bogor. Bogor

Manullang. 2000. Pe11f!,an1ar Ekonomi Perusahaan. Liberty. Y ogyakarta

Mubyarto. 1991. l'engan/ar Ekonomo Pertanian. LP3ES. Jakarta

Page 122: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

Mukhlis. 2000. Analisis Pemasaran dan Integrasi Pasar Cabai Rawit Merah di DK/ Jakarta (Studi Kasus : Pasar Jnduk Kramat Jati, Pasa Tanah Abang dan Pasar Jati Negara). Jurusan llmu- ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Nazir. 1998. Metode Peneltian. Ghalia Indonesia. Jakarta

Setiyanto, Y. Joko. 2005. Peranan PD. Pa.mr Jaya Prop. DK! Jakarta Sebagai Se1ura Pendistribusian Produk Pertanian di DK! Jakarta. Makalah Workshop. Dinas Dikmenti DKI Jakarta dan Fakultas Pertanian Universitas Nasional Jakarta, 6- 7 April 2005. Jakarta

Sunaryono, H. Hendro. 2003. Budidaya Cabai Merah. Sinar Baru Algensindo Offset. Bandung

Syahroni, Ridwan. 200 I. Ana/is is Saluran Pemasaran dan Keterpaduan Pasar Beras di DK! Jakarta. Jurusan llmu- ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Syamsuri, Prayudi. 2002. Ana/isis Ejisiensi Pemasaran Buah Lokal dan Buah Import di DK! Jakarta. Makalah Seminar. Program Pasca Sajana lnstitut Pertanian Bogar, Kamis 27 Juni 2002. Bogar

Page 123: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN
Page 124: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

Lampiran I Struktur Organisasi Pasar Induk Kramat Jati

MANAGER AREA

ASISTEN MANAGER ADMINISTRASI

' r----------------------------1 ' '

···--··----·---, Staff Asisten

Manager Adminislt11Si U1nu1n

' ' ' -. ---------... ·-·----·-·"; . Staff Asisten , j Manager Administrasi j · Keuangan ·

'

WAKIL MANAGER

ASISTEN MANAGER OPERASIONAL

' r------------------------~

' ~----·;;~ff Asist~;--- -1

Manager Operaslonal PPTU

'

; Staff Asisten ; i Manager Opetasional i ' Perawatan ' '-·---·····-····---···-----'-··-·--·~i

r--------------------------,-----------------------,-----------------------~ ' ' ' ' ' ~---·····-···-··-··----.. ·-··-------·~

SUPERVISOR i • ;,..... ____________ +------·-···--' • '

Staf i----~-··-'

' r-···-----· ........ -.1.. ··-·-·-··-·-·-•

i SUPERVISOR i ' . I ---·-·-1-·--'

'

Star

' ,.-swli~vlsoi-1 ' 1 -swF:R"Vlsoi- 1

L .. -----.---··----;

'

• r-···-·-···--·-1---·-·-··----,. Staf

L ____________ J · Staf L __ ••-•-H•m-••-•H~ ........ -l

Page 125: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

Lampiran 2 Tugas masing- masing tiap divisi

I. Staf Asistcn Manager Administrasi Umnm

a. Melaksanakan kegiatan tata usaha

b. Memonitor dan mengendalikan peralatan dan barang investaris

pada area

c. Merencanakan, mengurus pengadaan dan mendistribusikan

kebutuhan peralatan kantor, serta barang inventaris area

d. Memelihara dan merawat perlengkapan kantor

e. Melaksanakan administrasi Sumber Daya Manusia

f. Mengurus kcsejahteraan Sumber Daya Manusia

g. Mcngadakan pembinaan disiplin dan pengembangan Sumber Daya

Manusia

h. Melaksanakan pembuatan daftar gaji dan penghasilan lainnya

1. Mcrncanakan clan mcngcndalikan pengamanan/ ketertiban pasar

.J. Mcngadakan koordinasi dcngan instansi lain dalam menciptakan

keterti ban pasar

k. Melaksanakan penutupan sementara tempat usaha clan

pembukaannya

I. Menyiapkan dan mcneliti naskah kontrak kerjasama dan serah

terima pckerjaan

m. Menyampaikan saran dan pc1timbangan hukum kepada Manager

Area

Page 126: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

n. Menerima dan meneliti pengaduan seta menyampaikansaran

penyelesaiannya

o. Mengkoordinasikan kegiatan peyelidikan atas masalah perpasaran

p. Mengkoordinasikan, menyusun rencana kerja dan laporan area

secara berkala

q. Menyusun Japoran kegiatan Staf Asisten Manager Adrninistrasi

Um um

2. Staf Asisten Manager Operasi Usaha dan Pengernbangan

a. Mengendalikan administrasi SIPT dan SPT

b. Meneliti dan memproses izin kontrak tempat usaha dan perubahan

jenis jualan

c. Memproses penutupan sementara tempat usaha dan pembukaannya

d. Memproses penerbitan Surat Pembatan Tempat Usaha

e. Merencanakan dan melaksanakn pemasaran tempat usaha dan

promosi penjualan

f. Menrbitkan dan mendistribusikan Surat Penunjuk Tempat (SPT)

g. Mengadakan penelitian dan mengajukan harga jual tempat usaha

yang batal

h. Melaksanakan administrasi aktivitas tempat usaha

1. Mengkoordinasikan pcmbinaan pedagang dan Koperasi Pedagang

Pasar (KOPP AS)

J. Melaksankan dan mengkoordinasikan pengembangan pasar dan

usaha perusahaan

Page 127: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

k. Menyusun laporan kegiatan Staf Asisten Manager Operasional

Usaha dan Pengembangan.

3. Staf Asistcn Manager Administrasi Kcmrngan

a. Menyiapkan dan menyusun rencana anggaran penerimaan dan

pengeluaran Area

b. Menghimpun dan menyusun realisasi penerimaan dan pengeluaran

Area

c. Menyusun dan mengusulkan rencana penerimaan dan pengeluaran

operasional bulanan

d. Melakukan analisa, pengandalian dan evaluasi atas pelaksanaan

anggaran

e. Mengusahakan sumber dana bagi pembalanjaan Area

f. Mengendalikan clan melaksanakan penagihan piutang

g. Menelili dan memproses STSU dan SPMU bcserta dokumen

pendukungnya

h. Membukukan transaksi keuangan sesuai standar akuntansi

keuangan yang berlaku umum berdasarkan bukti yang sah

i. Menyusun proyeksi laporan keuangan secara berkala

j. Meneliti, menyusun dan menyimpan bukti transakasi

k. Menerima dan menyimpan hasil penerimaan Area

I. Melaksanakan pembayaran berdasarkan bukti yang sah

111. Membuat laporan posisi kas I Bank dan menyusun cash flow Area

n. Membuat rekonsiliasi Bank

Page 128: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

o. Menghitung, memungut dan membayar pajak

p. Mengurus hal-hal yang berhubungan dengan pajak

q. Menyusun dan melapor hasil kegiatan perpajakan area

r. Menyusub rencana kebutuhan alat-alat tagih, melaksanakan

perforasi dan mengendalikan pendistribisiannya

s. Mcnerbitkan dan mcngendalikan Surat Perintah Pembayarnn (SP!')

t. Menyusun laporan kcungan Arca

4. Staf Asisten Manager Opcrasi l'crawatan

a. Menyusun rencana perbaikan dan pemeliharaan bangunan pasar

beserta fasilitasnya

b. Memproses permohonan izin dan mengendalikan pelaksanaan

pemasangan listrik, telcpon, AC, air, rollilng door, pembobokan,

reklame, penyatua tempat usaha, markis, mesin giling cabe, tepung,

bakso clan tempat pemarutan dan lain sebagainya

c. Mengendalikan pelaksanaan perawatan dan sarana kebersihan

pasar

d. Mengajukan perubahan tata ruang pasar (layout)

e. Menyusun rencana kebutuhan peralatan dan saran kebersilmn pasar

f. Mempersiapkan dokumen lelang perawatan bengunan pasar, M &

E dan sarana pasar

g. Menyusun laporan kegiatan Staf Asisten Manage Operasi Perawat

Page 129: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

5. Supervisor

a. Menyusun pelaksanaan penjualan sarana tcmpat usaha sesuai

dengan target yang ditetapkan

b. Menyusun laporan perkembangan pasar secara sistematis

c. Menyusun laporan menyangkut pennasalahan pemasaran tempat

usaha yang mengalami stagnasi untuk ditindak lanjuti Area

d. Memimpin kegiatan perawatan pasar baik bangunan maupun

instalasi

e. Mengarahkan strategi pengamanan dan ketertiban pasar

f. Monitoring dan evaluasi produktivitas alat produksi

g. Memonitoring dan evaluasi kegiatan kebersihan

h. Mengendalikan kegiatan akuntansi dan keuangan pasar

1. mengkoordinasikan kegiatan pengembangan Sumber Daya

Manusia

6. Staf Supervisor

a. Melaksanakan kegiatan ketatausahaan

b. Memonitor dan mengendalikan peralatan dan baragng inventaris

pada kantor pasar

c. Merencankan, mengurus pengadaan kebutuhan peralatan kantor,

serta barang inventaris

d. Memclihara dan merawat perlengkapan kantor

e. Melaksanakan Sumber Daya Manusia

Page 130: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

L Mcngadakan koordinasi dengan instansi lain dalam menciptakan

ketertiban pasar

g. Mengusulkan penutupan sementara tempat usaha dan

pembukaannya

h. Mendistribusikan SIPT dan SPT

1. Menerusakn permohonan izin kontrak tempat usaha dan perubahan

jenis jualan

J. Melaksanakan penutupan sementara tempat usaha dan

pembukaannya

k. Mengajukan penerbitan Surat Pembatan Ternpat Usaha

I. Mengadakan penelitian dan mengajukan harga jual tempat usaha

yang balal

111. Melaksanakan administrasi aktivitas tempat usaha

n. Mengkoordinasikan pembinaan pedagang dan Koperasi Pedagang

Pasar (KOPP AS)

o. Melaksankan dan mengkoordinasikan pengembangan pasar dan

usaha perusahaan

p. Menyusun laporan kegiatan Manager Operasi Usaha dan

Pengembangan

q. Menyiapkan dan menyusun rencana anggaran penerimaan dan

pengeluaran Area

r. Menghimpun dan menyusun realisasi penerimaan dan pengeluaran

Area

Page 131: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

s. Menyusun dan mengusulkan rencana pcnerimaan dan pengeluaran

operasional bulanan

t. Meneliti dan memproses STSU dan SPMU beserta dokumen

pendukungnya

u. Membukukan transaksi keuangan sesuai standar akuntansi

keuangan yang berlaku umum berdasarkan bukti yang sah

v. Menyusun proyeksi Japoran keuangan secara bcrkala

w. Meneliti, menyusun dan menyimpan bukti transakasi

x. Menerima dan menyimpan hasil penerimaan Area

y. Menghitung, memungut dan membayar pajak

z. Mengurus hal-hal yang berhubungan dengan pajak

aa. Menyusun dan melapor hasil kegiatan perpajakan area

bb. Menyusun rencana kebutuhan alat-alat tagih, melaksanakan

perforasi dan mengendalikan pendistribisiannya

cc. Menerbitkan dan mengendalikan Surat Perintah Pembayaran (SPP)

dd. Menyusun laporan keungan Area

ee. Melaksanakan penagihan sewa

n: Mengajukan usul perbaikan dan pemeliharaan bangunan pasar

beserta fasilitasnya pelengkapnya

gg. Mengajukan usu! permohonan izin pemasangan listrik, telepon,

AC, air, rollilng door, pembobokan, reklame, penyatua tempat

usaha, markis, mesin giling cabe, tepung, bakso dan tempat

pemarutan dan lain sebagainya

Page 132: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

hh. Mclaksanaan pcrawatan dan sarana kebersihan pasar

ii. Mengajukan perubahan tata ruang pasar (layout)

jj. Mengusulkan rcncana kebutuhan peralatan dan saran kebersihan

pasar

kk. Mempersiapkan dokumen !clang perawatan bcngunan pasar, M &

E

Page 133: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

Lampiran 3

9000

8000

7000

6000

5000

4000

3000

2000

1000

0

Fluktuasi Harga Cabai Rawit Hijau Bulan Juni - Juli 2005 di Pasar lnduk Kramat Jati

./kR '"8 _.-Juni

.;i4929l Juli

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Sumber: Data Sekunder Setelah Diolab

Page 134: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

JENIS KOMODITI

SAYUR MAYUR ---------<ol Bufot

<ombana Kol

Sawl

:Juncls Nortel rornat ;!bu Siani rerong rimun :;obo Meroh Kr!Ung

;aba March Besar

~abe Rawit Merah

~ebe Rawa Huiau

~wang Merah

3awang Putih

~awang Daun )aun S!edri

~angka Muda :eJsim

lagung

!ongkol Contang

:o!apa/Butir linQkong Jbl Jalar

lUAH-BUAHAN 1pel Lokal

llpukat 1epaya

!anas 1inang Ambon/Ko!i

eruk S!am

[!:mnngka TB

iomangktt Bl I

lnggur lnport 1nggur Lokaf/peti !arkisah

le Ion

a!ak Bali/peti

!anggis

1ukuh

langga (HM) 1urlan (Buah)

ttruk lmPort

eet lm~rVDoos edondong .

HARGA SAYUR MAYUR DAN BUAH-BUAHAN PASAR 1.NDUK KRAMAT JATI

BULAN JUNI 2005

----.. TANGGAL -·-----~------:11 1 2 3 4 5

Rp/Kq R J!<g Rpll\!2 Rp/l\q Rp/l\q Rp/l\g

----- --·-·- -.----1,700 1.700 1,GOO ~.700 1,600 1,600

4,000 4,000 3,750 4,000 4,000 4,500 -1,200 1,200 ----·--- .. ~·- 1,300_ 1,300 1,200 1,200

2,750 2,750 3,000 3,200 3,000 2,500 -2,300 2,2"00 2,300 2,300 2,300 2,200

2,500 2,50~ 2,300 2,250 2,250 2,000

300 300 300 300 300 300

1,200 1,300 1,300 1,350 1,350 1,300

2,000 2,000 2,000 1,800 1,800 1,800

5,000 5,000 5,000 4,500 4,500 4,500

3,500 3,500 4,000 5,000 4,500 4,500

3,500 3,500 3,500 3,000 3,000 3,000

3,000 3,000 3,000 3,500 3,500 3,000

4,500 ~,500 5,000 5,000 5,000 5,000

6,300 6,300 6,300 G,300 6,300 6,300

3,500 3,500 3,500 3,500 3,500 3,200

3,000 3,000 3,000 2,500 2,500 2,200

1,600 !.c'.29_ - 1,700 1,500 1,500 1,600 1,250 1,300 1,300 1,200 t,200 1,200 --

BOO r.oo BOO 850 8::i0 850

4,500 4,500 4,52.2_ f--~,000 5,000 4,500

2,300 2,3·)0 2,300 2,300 2,500 2,100

1,200~- _ _:1.200 1,200 1,200 .1,200 1,200 700 6SO (150 650 650 700 ·-

1,000 9C'O 000 1,000 1,000 1,000

6,500 6,500 7,000 6,000 6,000 6,000

4,500 4~£0 4,$00 5,000 4,000 3,500

1,200 1,200 1,200 1, 100 1,100 1,000 -1,500 1,500 1,600 1,GOO 1,600 1,700 -- --6,000 6,500 6,500 6,500 6,500 6,000

4,?.00 4,200 4,500 4,000 4,000 4,500 ---1,700 1,700 1:100 1,600 1,600 1,600

1,100 1,100 1,100 1,000 1,000 1,000

180,000 180,000 180,000 180,000 180,000 185,000

22,000 22,000 22,000 24,000 24,000 23,000

3,500 3,500 3,500 3,500 3,500 3,500

2,600 2,700 2,800 2,800 2,800 2,600

80,000 85,00C! 85,000 85,000 85,000 80,000

6,500 6,500 G,500 6,500 6,500 7,000

- - . -

- 6,000 6,000 6,000 - ---- - - - -----·-

90,000 <10,000 D0,000 90,000 90,000 90,000

210,000 210,?00_ 210,000 210,000 210,00(l 210,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 900

---~

fax 3858214 22 RATA-RATA PERU

6 Mgg lni Mgg lalu BAHAN

Rp/l\g Rp/Kg Rp/Kg %

1,650 1,650 1,729 (4.55)

4,500 4, 107 3,929 4.55

1,200 1,229 1,200 2.38

2,500 2,814 2,257 24.88

2,200 2,271 2.157 5.30

2,000 2,257 2,457 (8.14)

350 307 300 2.38

1,300 1,300 1,471 (11.65)

1,800 1,886 1.943 (2,94)

4,000 4,643 4,714 (1.52)

4,500 4,214 3,429 22.92

2,500 3,143 3,000 4,76

3,000 3, 143 2,500 25.71

5,000 4,857 5,071 (4.23)

6,300 6,300 6,200 1.6~

3,200 3,414 3,429 (0.42)

2,200 2,629 3,000 (12.38)

1,600 1,600 1,929 (17.04)

1,200 1,236 1,200 2.98

850 829 814 1.75

4,500 4,643 4,214 10.17

2,100 2,271 1,986 14.39

1,200 1,200 1, 171 2.44

750 679 586 15.85

1,000 971 1,000 (2.86)

6,000 5,357 5,071 5.63

3,500 4,214 4,429 (4.84)

1.000 1, 114 1,229 (9.30)

1,700 1,600 1,500 6.67

6,000 6,286 6,929 (9.28)

4,500 4,271 4,071 4.91

1,700 1,657 1,929 (14,07)

1.100 1,057 1.200 111.90)

185,000 181,429 175,000 3.67

23,000 22,857 24,288 (5,88

4,000 3,571 3,857 (7.41)

2,600 2,700 2,729 (1.05)

80,000 82,857 87, 143 (4.92)

7,000 6,643 6,357 4.49

- - #DIV/DI

6,000 6,000 - #DIV/01

- - - #DIVIOI

90,000 90,000 87,857 2.44

210,000 210,000 210,000 -900 971 671 11.48

Page 135: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

iu ke 2

JENIS KOMODITI 7 Ro/Kg

SAYUR MAYUR . Kol Bulat 1,600

t Kambang Kor 4,000

~ Sewi 1,200

~ Buncis 2,600

i Worte! 2,300

I Tomat 2,100

r Labu Siam 300

~ Terong 1,250

~ Timun 1,700

) Cabe Merah Kriting 4,300

I Cabe Merah Besar 4,300

2 Cabe Rawit Merah 2,500

~ Cabe Rawit Hujau 3,00U

$ Bawang Merah 5,200

5 Bawang Putih 6,300

5 Bawang D<'un 3,000

7 Daun Sledri 2,500

B Nangka Muda 1,500

O Co!slm 1,300

o Janung 900

1 .!engkol 5,000

2 Kentang 2,300

3 l<elapa/Butir 1,200

4 Singkona 800

5 Ubi Jalar 1,000

BUAH-BUAHAN 6 Apel Lokal ~o 7 Atpukal 4,000

6 Peoava 1,100

·9 Nanas 1,600

O Pisang Ambon/Koll 6,500

.1 Jeruk Siam 4,500

,2 Semangka TB 1,600

i3 Semangka Biji 1,000

14 Anggur lnport 185,000

~ Anagur Lokal/peti 22,000

16 Marklsah 3,500 -i7 Melon 2,500

18 Salak BaU/l'\Ati 85,000

19 Mannr.ls 7,000 ,Q Dukuh -, 1 Mannna (HM) 6,000 ,2 Durian (Buah) -:3 Jeruk lmoort 90,000

.4 Apel lmport/Doos 210,000

:s Kedondong 1,000

HARGA SAYUR MAYUR DAN BUAH-BUAHAN P/\SAR INDUK KRAMAT JATI

BULAN ,JUN! 2005

TANGGAL 8 -9 10 11 12

Rpi'::,o Rp/Kg Rp/Kg Ro/Ko Ro/Ko

1,500 1,400 1,400 1,300 1,400

3,750 4,000 4,000 3,500 3,500

1, 100 1,300 1,300 1,200 1,300

3,000 2,500 2,300 2,400 3,000

2,000 2,200 2.200 2,200 2,400

2,300 1,600 1,600 1.500 1.600

300 300 300 300 300

1,200 1, 100 1,200 1,200 1,200

1,600 1,400 1,300 1,300 1,400

4,500 4,000 4,000 4,500 5,000

4,500 3,500 4,000 4,000 4,500

3,000 3,000 3,200 3,500 3,500

3,000 3,000 2,800 3,000 3,000

5,300 5,600 6,000 6,500 B,500

6,200 6,200 6,300 6,500 6,500

2,600 2,500 2,500 2,300 2,300

3,000 2,500 2,300 2,500 2,500

1,300 1,200 1,200 1,000 1, 100 1,<100 1,300 1,200 1,300 1,300

900 850 850 900 900

4,750 4,500 4,500 4,000 4,000 -· 2,200 2,200 2,300 2,300 2,300

1,300 1,000 1, 100 1,200 1,200

850 850 850 850 850

1,000 1,000 1, 100 1, 100 1, 100

6,500 6,000 6,500 7,000 7,000

4,000 4,500 4,500 4,000 4,500

1,200 1,000 1, 100 1,000 1,100

1,600 1,650 1,600 1,500 1,600

6,500 6,000 6,500 6,000 6,000

5,000 5,000 5,300 5,000 5,000

1,700 1,800 1,700 1,600 1,600

1,000 1, 100 1,000 1,100 1,100

185,000 185,000 180,000 180,000 180,000

23,000 23,000 24,000 23,000 23,000

4,000 3,500 3,500 3,000 3,000

2,600 2,600 2,700 2,600 2,600 85,000 80,000 80,GOO 85,000 05,000

7,500 7,000 7,000 7,000 7,000

- - - - -6,000 6,000 6,000 8,000 8,000

- - - - -90,000 90,000 90,000 90,000 90,000

210,0~0 210,000 ~·

210,000 210,000 210,000 1,100 900 -·-i---.. 1,000 1,000 1,000

fax 3858214 23 RAT A-RAT A PERU

13 Mgg lnl Mgg Lalu BAHAN Rp/Kq Rp/Kg Rp/Kg %

1,400 1,429 1,650 (13.42)

3,000 3,679 4, 107 (10.43

1,300 1,243 1,229 1.16

3,000 2,686 2,814 (4.57)

2,500 2,257 2,271 (0.63)

1,600 1,757 2,257 (22.15

300 300 307 (2.33)

1,300 1,207 1,300 (7.14)

1,400 1,443 1,886 (23.48)

4,500 4,400 4,843 (5.23)

4,000 4,114 4,214 (2.37)

3,500 3, 171 3, 143 0.91

2,800 2,943 3,143 (6.36)

6,500 5,943 4,857 22.35

6,500 6,357 6,300 0.91

2,300 2,500 3,414 (26.78)

3,000 2,614 2,629 (0.54)

1, 100 1,200 1,600 (25.00)

1,400 1.~14 1,236 B.36

900 886 829 6.90

4,000 4,393 4,643 (5.38)

2,200 2,257 2,271 (0.63)

1,200 1, 171 1,200 (2.38)

850 843 679 24.21

1,000 1,043 971 7.35

6,500 6,571 5,357 22.67

4,500 4,286 4,214 1.69

1,200 1, 100 1, 114 (1.28)

1,600 1.593 1,600 (0.45)

6,000 6,214 6,286 (1.14

5,000 4,971 4,271 16.39

1,650 1,684 1,657 0.43

1,000 1,043 1,057 (1.35)

180,000 182, 143 181,429 0.39

23,000 23,000 22,857 0.62

3,000 3,357 3,571 (6.00)

2,600 2,600 2,700 (3.70)

85,000 83,571 82,857 0.86

7,500 7, 143 6,643 7.53

- - - . #DIV/OI

6,500 6,071 6,000 1.19

- - - #DIV/01

85,000 89,286 90,000 (0.79)

215,000 210,714 210,000 0.34

1, 100 1,014 971 4.41

Page 136: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

1gu ke 3

JENIS J<OMODITI 14 Rp/J<g

SAYURMAYUR 1 Kol Bulat 1,400

2 Kembang Kol 3,000

3 Sawl 1,300

4 Buncls 3,000

5 Wortol 2,500

6 Tomat 1,600

7 labu Siam 300

8 Toronp 1,300

9 Timun t400 Io Cabe Me rah Krit!ng 4,500

11 Cabe Merah Besar 4,000

12 Cabe Rawit Merah 3,500

13 Cabe Rawit Hujau 2,800

14 Bawang Merah 6,500

t 5 Bawang Putih 6,500

16 Bawang Daun 2,300

17 Daun Sledri 3,000

18 Nangka Muda 1, 100

19 Ceisim 1,400

~o Jagung 900

21 Jengko! 4,000

22 Kentana 2,200

23 Ketapa/Butir 1,200

24 Singkong 850

25 Ubi Ja1ar 1,000

BUAH-BUAHAN 26 Apel Lokal 6,500

27 A1pukat 4,500

28 Papaya 1,200

29 Nanas 1.600

30 Pisang Ambon/Koli 6,000

31 Jeruk Siam 5,000

32 Somonak• TA 1,680

33 Semangka Bijl 1,000

34 Anonur lnnnrt 180,000

35 Angaur Lokalfpetl 23,000

36 Mari<isah 3,000

37 Melon 2,600

38 Salak Bati/peti 85,000

39 Menggis 7,500

40 Dukuh -41 Mangga {HM) 6,500

42 Durian (Buah) -43 Jeruk Import 85,000

44 Apel lmport/Doos 215,000

45 KedondOng 1,100

HARGA SAYUR MAYUR DAN BUAH-BUAHAN PASAR JNDUK KRAMAT JATJ

BULAN JUN! 2005

TANGGAL 15 16 17 18 19

Rp/Kp Rp/J<a Rp/J<q Ro/Ka Rp/J<g

1,450 1,400 1,500 1,400 1,400

3,500 3,000 3,000 3,000 3,000

1,200 1,200 1,200 1,300 1,300

3,000 3,000 3,200 3,000 2,800

2,300 2,200 2,200 2,200 2,300

1,400 1,450 1.200 1,400 1,400

300 300 300 300 300

1,200 1,200 1, 100 1,100 1,200

1,200 1,200 1.200 1,300 1,300

4,000 4,000 4,000 4,000 4,500

3,500 3,500 3,500 3,500 3,500

3,000 3,000 3,000 3,500 3,500

2,600 2,500 2,500 3,000 3,000

7,000 7,000 7,000 7,000 7,000

6.300 6,200 6,300 6,300 6,200

2,400 2,400 2,600 2,600 2,500

2,500 2.500 2,500 2,500 2,600

1, 100 1, 100 1, 100 1,100 1,000

1,300 1,200 1,200 1,200 1,300

900 900 900 900 1,000

4,000 4,000 4.000 4,500 4,500

2,300 2,200 2,300 2,300 2,300

1, 100 1, 100 1,100 1, 100 1,200

850 850 850 850 850

1,000 950 950 950 1,000

B,500 6,000 6,000 6,000 6,500

4,500 4,500 4,500 4,500 5,000

1,000 1,000 1,000 1,000 1,000

1,500 1,600 1.600 1,600 1,500

6,000 6,000 6,500 6,500 6,000

4,500 5,000 5,000 5,000 5,000

1,600 1,800 1,600 1,600 1,600

1,000 1,000 1,000 1,000 1,100

180,000 180,000 180,000 180,000 180,000

24,000 24,000 24,000 24,000 25,000

3,000 3,000 3,000 3,000 3,500

2,600 2,500 2,500 2,500 2,600

85,000 85,000 85,000 85,000 85,000

8,000 8,000 8,000 8,000 7,500

- - - - -6,500 6,500 6,000 6,000 8,500

- - - -85,000 ~5,000 85,000 85,000 85,000

210,000 210.000 210,000 210,000 210,000

1,100 1, 100 1,000 1,000 1, 100

fax 3858214 24 RATA-RATA PERU

20 Mgg lni Mgg Lalu BAHAN

Ro/Ka Rp/Kg Rp/K9 %

1,400 1,421 1,429 (0.50)

3,500 3,143 3,679 (14.56)

1,300 1,257 1,243 1.15

2,800 2,971 2,686 10.64

2,300 2,286 2,257 1,27

1,450 1,414 1.757 (19.51)

300 300 300 -1,200 1, 186 1,207 (1.78)

1,300 1,271 1,443 (11.88)

4,500 4,214 4,400 (4.22)

3,500 3,571 4,114 (13.19)

3,500 3,288 3, 171 3.60

3,000 2,771 2,943 (5.83)

7,000 6,929 5,943 16.59

6,200 S,286 6,357 (1.12)

2,500 2,471 2,500 (1.14)

2,600 2,600 2,614 (0.55)

1,000 1,071 1,200 (10.71}

1,300 1,271 1,314 (3.26)

1,000 929 886 4.84

5,000 4,286 4,393 (2.44)

2,300 2,271 2,257 0.63

1,200 1, 143 1, 171 (2.44)

850 850 843 0.85

1,000 979 1,043 (6.16)

6,500 6,286 6,571 (4.35)

5,000 4,643 4,286 8.33

1,000 1,029 1, 100 (6.49)

1,500 1,557 1,593 (2.24)

6,000 6,143 5,214 (1.15)

5,000 4,929 4,971 (0.86)

1 BOO 1,57Q 1,604 15, 15

1,100 1,029 1,043 (1.37)

180,000 180,000 182, 143 (1.18)

25,000 24,143 ' 23,000 4.~7

3,500 3, 143 3,357 (6.38)

2,600 2,557 2,600 (1.65)

85,000 85,000 83,571 1.71

7,500 7,786 7,143 9.00

- - - #DIV/01

6,500 6,357 6,071 4.71

- - - #DIV/DI

85,000 85,000 89,286 (4.80)

210,000 210,714 210,714 -1, 100 1,071 1,014 5,63

Page 137: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

IQr/U ke 4 ..:;;..,:;.._, __ ). JENIS KOMODITI 21

Rp/Kg SAYUR MAYUR

1 t<ol Bulat 1,500

2 Kembana Kol 4,000

~1 Sawi 1,100

4 Buncis 3,000

5 Worte! 2,100

6 Toma! 1,200

7 Labu Siam 300

8 Terong 1,250

9 Timun 1,400

10 Cnbo Murnti K1itin9 4,500

11 Cabe Merah Besar 3,500

12 Cabe Rawi! Merah 3.500

13 Cabe Ra¥tit Hujau 3,000

14 Bawang Merah 7,000

15 Bawang Putih 6,300

16 8awang Daun 2.500

17 Daun Slodri 2,700

18 Nangka Muda 1,000

19 Ceisim 1,200

20 Jagung 1,000

21 Jengkol 5.500

2:.? Kant;:ing 2,300

23 Kolapa/Butir 1,200 -24 Singkong 850

25 Ubi Jalar 1,000 -·- "i3UAH-BUAHAN --26 Ape! Lokal 6.500

27 Alpukat 5,000

20 Pepaya 1,000

29 Nanas 1,600

30 Pis11ng Ambon/Ko!i 0,000

31 Jeruk Siam 5,000

32 Semangka TB 1,500

33 Semangka Blji 1,000

34 Anggur lnport 180,000

35 Anggur Lokal/pe\i 24,000

36 Markisah 3,500

37 Melon 2,600

38 Salak BaJi/peti 85,000

39 Manggis 8,000

40 Duk uh

41 Mangga (HM} 6.500

42 Durian (Buah) -43 Jeruk Import 85,000

44 Ape! Import/Docs 210.000 45 )(odondong 1,100

HARGA SAYUI'< MAYUR DAN BUAH-BUAHAN PASAR INDUK KRAMAT J/\TI

BULAN JUNI 2005

TANGGAL 22 23 24 25 26

Rp/Kg Rp/Kg Rpil<g Rp/Kg Rpil<(l

1,400 1,400 1,500 1,300 1,200

4,000 4,000 3,600 3,300 3,000

1,200 1,300 1,200 1.100 1,200

2,800 3,000 2,800 2.600 2,600

2.200 2,200 2,200 2.300 2.300

1,300 1,200 1,200 1,300 1,300

300 300 300 300 300

1,300 1,400 1,400 1,200 1,200

1,400 1,500 1,300 1,200 1,300

5,000 5,000 6,000 0,000 G,000

5,000 5,000 5,500 5,000 5,000

4,000 4,000 4,500 4,000 4,000

4,000 4,000 4,000 3,800 3,800

7,000 7,500 8,000 7,600 7,600

6.300 6,200 6,300 6,300 6,200

2,600 2,500 2,500 2,300 2,300

2.800 3.000 3,000 2,500 2,500

1,100 1,200 1,200 1,100 1,100

1,300 1.300 1,300 1,200 1,200

900 1,000 1,000 900 900

6,000 6,500 7,000 6,500 6,500

2,300 2,300 2,300 2,300 2,300

1,200 1,300 1,200 1,200 1,200

850 900 1,000 900 900 1,000 1,000 1,100 1, 100 1,100

6,500 7,000 7,500 7,500 7,500

5,000 5,000 5,000 4,500 4,500

900 1,000 1,200 1,200 1,200

1,600 1,600 1,600 1,500 1,500

6,000 6,500 6,500 G,000 6,000

5,000 5,000 4,500 4,500 4,500

1,600 1,600 1,600 1,600 1.600

1,000 1,000 1, 100 1,000 1,000

180,000 180,000 180,000 180,000 180,000

24,000 23,000 23,000 22,000 22,000

3,000 3,500 3,000 2,500 2,500

2,500 2,600 2,600 2,600 2,600

85,000 80,000 85,000 80,000 80,000

8,000 8,000 8,000 7,000 6,000

- - - - -6,500 7,000 7,000 7,500 7,500

- - - - -85,000 90,000 65,000 85,000 85,000

210.000 210,000 210,000 210,000 210,000 1,100 1,100 1,000 1,100 1, 100 .,

rna"an harga cabe . karena ada perm1ntaan dan Bangka, Bhtung 3ta1n, dan sekltarnya jumlahnya cukup besar.

fax 3858214 25 RATA-RATA PERU

27 Mgg lnl Mgg Lalu BAHAN

Rn/Kq Rp/Kg Rp/Kg %

1,200 1,357 1,421 (4.52

3,000 3,557 3,143 13.16

1,200 1,186 1,257 (5.68)

2,600 2,771 2,971 /6.73)

2,300 2,229 2,288 (2.50)

1,300 1,257 1,414 (11.11)

250 293 300 (2.38)

1,200 1,:279 1, 186 7.63

1,300 1,343 1,271 6.62 G,000 5,500 4,214 30.51

5,000 4,857 3,571 36,00

4,000 4,000 3,286 21.74

3,800 3,771 2,771 36.08

7,600 7,471 6,929 7.84

6,200 6,257 6,286 (0.45)

2,300 2,429 2,471 (1.73)

2,500 2,714 2,600 4.40

1, 100 1, 114 1,071 4.00

1,200 1,243 1,271 (2.25)

900 943 929 1.54

6,500 6,357 4,286 48.33 2,300 2,300 2,271 1.26

1,200 1,214 1,143 6.25 900 900 850 5.88

1.1'?,_0 1,057 979 8.03

7,500 7,143 6,288 13.64 4,500 4,786 4,643 3.08

1,200 1,100 1,029 6.94

1,400 i.543 1,557 (0.92)

6,500 6,214 6,143 1. 16

4,500 4,714 4,929 (4.35)

1,600 1,566 1,579 0.45

1,000 1,014 1,029 '(1.39)

180,000 180,000 180,000 -22,000 22,857 24.143 (5.33)

2,500 2,929 3, 143 16.62)

2,600 Z,586 2,557 1.12

80,000 82,143 85,000 (3.36)

5,500 7,214 7,786 (7.34)

- - - #DIV/01

7,500 7,071 6,357 11.24

- - - #DIV/01

85,000 85.714 85,000 0.84

210,000 210,000 210,714 (0.34)

1.100 1,086 1,071 1.33

Page 138: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

u ke 1

,!ENIS KOMODITI 28 l'p/Kg

SAYUR MAYUR Kot Bulat 1,200

~ Kembang Kol 3,500

1 Sawi 1,300

, Buncis 2,500

; Wortel 2,000

i Tornat 1,200

' Labu Slam 300

1 Torong 1,400

I Tim11n 1,·100

1 Cabe Merah Kriting 7,000

Cabe Merah Besar 6,000

~ Cabe Rawit Merah 4,500

1 Cabe Rawit Hujau 3,500

. Bawano Merah 7,600

i Bawang Putih 6,300

; Bawang Daun 2,300

Daun Stedri 2,500

, Nangka Muda 1, 100

· Celsim 1,200

; Jagung 1,000

Jengkol 7,DOO

Kontang 2,3og_ l<elapa/Butir 1,200

Singkong 900

Ubi Jalar 1,000

BUAH-BUAHAN Apel Loka! 7,500

A!puknt 5,000

Pepavn 1, 100

Nanas 1,500

Pisang Ambon/Koli 6,000

Jeruk Siam 5,000

§..aman2ka Ta 1,700 Semangka Bri 1, 100

Anggur lnport 180,000

Angaur Lokal/pati 23,000

Markisah 3,000

Melon 2,700

Salak Bali/peti 85,000

Manggis 4.000

Dukuh -Mangga (HM) 7,500

Durian (Buah) -Joruk fm""'rt 85,000

Apel lmport/Doos 210,000

Kodondong 1,000

HN,G1\ S1\YUR MAYUR DAN BUAH-BUAHAN PASAR INDUK KRAMAT JATI

BULAN JULI 2005

- -TANGGAL 29 30 ·1 2 3 4

Rpil<g 11p/Kg l'\p/Kn Rpll<g Rp/Kg Rp/Kg

1,000 1,000 1,000 1,200 1, 100 1,200

3,000 3,500 3,000 2,750 2,750 2,750

1,200 1,400 1,100 1,200 1,200 1,200

2,500 2,600 2,500 2,400 2,400 2,350

2,000 2,300 2,200 2,100 2,100 2,000

1,200 1, 100 1,000 1,100 1, 100 1.100

300 300 300 300 300 300

1,300 1,200 1,200 1,250 1,250 1,250

1,/00 1,:\00 1,300 1,500 1,f>OO 1,flOO ----- ·-· 6,000 7,500 7,000 8,000 8,000 8,000

5,500 5,500 5,500 6.500 6,500 6,500

5,000 7,500 5,000 6,500 6,500 6,500

4,500 5,000 t 5,000 5,500 5,500 5,500

8,000 7,500 7,500 7,500 7,500 7,5-00

G,300 6,200 6,200 6,000 6,000 6,000

2,400 2,500 2,500 2,600 2,600 2,600

2,500 2,'100 2,300 2,400 2,500 2,600

1, ~ 00 1,000 1,000 1, 100 1,200 1,000

1.200 1,300 1,200 1,300 I, 100 1,200

l .~2.9._ f--1,100 1,000 1,000 1,000 900

7,500 3,000 7,500 7,000 7,000 7,000 -1--- 2, 32£_ -· 2,300 2,200 2,300 2,200 2,200

1,100 1,100 1, 100 1,100 1, 100 t,100

850 900 900 900 900 900 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000

7,500 8,000 7,500 8,000 8,000 8,000

$,000 5,000 4,500 4,500 4,500 4,600

1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000

1,600 1,600 1,500 1,600 1,600 1,600

6,500 6,500 6,000 6,000 6,000 6,000

5,000 5,000 4,600 4,300 4,500 4,500

1,f3QQ._ 1,600 c-- 1,500 1.600 1,800 1,eoo

1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 900

180,000 180,000 180,000 185,000 185,000 185,000

22,000 25,000 25,000 23,000 23,000 23,000

2,500 2,500 2,500 2,500 2,600 2,600

2,000 2,600 2,500 2,500 2,500 2,600

BS,OC10 85,000 85,000 85,000 85,000 85,000

4.500 4,500 4,000 3,500 3,501 3,502 ·- ·-- . -·-·-

8,COO_ 0,000 B,000 8,000 8,000 8,000

- . - - -05,00'2._ 85,000 85,000 85,000 85,000 85,000

'210,000 210,000 210,000 210,000 210,000 210,000

1.000 L_,1.000 1,000 1,000 1,000 1,000

fox 3858214 2 6 RAT A-RA TA PERU

Mgg lni Mgg l:ihi OAl!AN

Rp!l<g Rp/Kg %

1, 100 1,357 (18.95)

3,036 3,557 (14.66)

1,229 1, 186 3.61

2,464 2,771 (11.08)

2,100 2,229 (5.77)

1, 114 1,257 (11.36)

300 293 2.44

1,264 1,279 (1.12)

1,:11111 1,343 :1. l{J

7,357 5,500 33.77

6,000 4,857 23.53

5,929 4,000 48.21

4,929 3,771 30.68

7,586 7,471 1.53

6,143 6,257 (1.83)

2,500 2,429 2.94

2,443 2,714 (10.00)

1,071 1, 114 (3.nS)

1,214 1,2·13 (2.30)

1,000 943 6.06

7,286 G,357 14.61

2,257 2,300 (1.86)

1, 114 1,214 (8.24)

893 900 (0.79)

1,000 1,057 (5.41)

7,786 7,143 9.00

4,714 4,786 (1.49)

1,014 1,100 (7.79)

1,571 1,543 1.85

6, 143 6,214 (1.15)

4,700 4,714 (0.30) 1,800 1,588 O,UO

1,000 1,014 (1.41)

182,143 180,000 1.19

23,429 22,857 2.50

2,800 2,929 (11.22)

2,600 2,586 0.55

85,000 82,143 3.48

3,929 7,214 (45.54)

#OIV/O!

7,929 7,071 12.12

- #DIV/01

85,000 85,714 (0.83)

210,000 210,000 -1,000 1,086 (7.89)

Page 139: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

JU ke 2

JENIS KOMODITI 5 Rp/Kg

SAYURMAYUR I Kol Bulat 1,000

! Kembano Kol 3,500

l Sawi 1,200

! Buncis 2,500

i Wortel 2,000

l Tomat 1,200

r Labu Siam 300

~ Terong 1,300

~ Timun 1,400

) Cabe Merah Kritino 8,500

I Cabe Merah Besar 7,500

2 Cabe Rawit Merah 0,000

~ Cabo Rawit Hujau 5,000

~ Bawanq Merah 7,000

5 Bawang Putih 6,000

S Bawang Oaun 3,000

7 Dnun Sledri 2,800

B Nangka Muda 1,000

9 Ceislm 1,300

0 Jagung 1,000

1 Jenokol 8,000

2 Kentang 2,400

::i l<elapa/Butlr 1, 100

4 Singkong 900

5 Ubi Ja1ar 1,000

BUAH·BUAHAN 6 Apel Lokal 8,000

7 Alpukat 5,000

8 Pepaya 1,000

9 Nanas 1,600

Q Ploano Ambon/Koll 6,000

1 Jeruk Siam 5,000

2 Semanaka TB 1,600

3 Semangka Bl'i 1,100

4 Anggur lnport 180,000

5 A;iggur Loka!/oeti 23,000

6 Markfsah 3,000

7 Melon 2,700

-0 Salak Ball/peti 85,000

9 Managls 4,000

O Dukuh -1 Mannoa (HM) 7,500

2 Durian rBuah}

3 Jeruk Import 85,000

.::!. Apel lmnortJDoos 210,000

5 Kedondong 1,000

H/,RGA SAYUR MAYUR DAN BUAH-BUAHAN PASAR INDUK KRAMAT JATI

BULAN JULI 2005

TANGGAL 6 7 8 9 10

Rp/KQ Rp/Kg Rp/KQ Rp/KQ Rp/KQ

1,100 1, 100 1, 100 1, 100 1, 100

3,500 2,600 2,500 2,500 2,500

1,000 1,000 1,000 1,000 1,000

2,GOO 2,500 2,500 2,500 2,500

1,900 2,000 2,000 2,000 2,000

1,300 1,300 1,300 1,400 1,400

300 300 300 300 300

1,200 1,200 1,200 1,200 1,200

1,200 1,200 1, 100 1,000 1,000

8,500 8,500 0,000 ·9,000 9,000

7,000 7,500 7,500 6,000 B,000

9,500 9,500 11,000 15,000 15,000

6,000 7,000 7,500 7,500 7,500

6,500 6,500 6,500 6,500 6,500

6,000 6,000 6,000 6,000 6,000

2,600 2,500 2,500 2,500 2,500

2,500 2,300 2,300 2,300 2,300

1,000 1,000 1,000 1, 100 1,200

1,200 1,000 1,000 1,000 1,000

1,000 1,100 1,000 1,000 1,000

7,000 7,500 7,000 7,000 7,000

2,400 2,500 2,500 2,500 2,500

1,200 1, 100 1, 100 1, 100 1,100

1,000 1,000 900 850 850

1, 100 1,100 1,000 1,000 1,000

6,000 7,500 7,500 7,500 7,500

5,000 5,000 5,500 5,000 5,000

1,200 1,200 1,000 1, 100 1,100

1,600 1,500 1,500 1,500 1,800

6,500 6,000 6,000 6,000 6,000

4,500 4,500 5,000 4,500 4,500

1,700 1,700 1,600 1,700 1,750

1,000 1,000 1,000 1,000 1,000

185,000 1135,000 185,000 185,000 185,000

22,500 22,500 22,500 22,500 22,500

2,500 2,500 2,500 2,500 2,500

2,750 2,750 2,700 2,700 2,700

80,000 80,000 80,000 80,000 80,000

3,500 3,500 3,500 4,000 4,000

- - - - -8,000 8,000 8,000 8,000 8,000

- - - -85,000 65,000 05,000 85,000 85,000

210,000 210,000 210,000 210,000 210,000

1,000 1,000 1,000 1, 100 1,200

fax 3858214 27 RATA-RATA PERU

11 Mgglnl Mgg Latu BAHAN

Rp/KQ Rp/Kg Rp/Kg %

1,100 1,086 1, 100 (1.30)

2,500 2,800 3,036 (7.76

1, 100 1,043 1,229 (15.12)

2,500 2,514 2,464 2.03

2,000 1,966 2,100 (5.44)

1,400 1,329 1, 114 19.23

250 293 300 (2.38)

1,200 1,214 1,264 (3.95)

1,000 1, 129 1,365 (18.56)

6,500 8,714 7,357 18.45

7,500 7,571 6,000 26.19

15,000 12,000 5,929 102.41

7,000 6,785 4,929 37.68

8,500 6,571 7,586 (13.37)

6,000 6,000 6,143 (2.33)

2,500 2,586 2,500 3.43

2,300 2,400 2,443 (1.75)

1,000 1,043 1,071 (2.67)

1,000 1,071 1,214 (11.76)

1,000 1,014 1,000 1.43

7,000 7,214 7,286 (0.98)

2,500 2,471 2,257 9.49

1,000 1, 100 1, 114 (1.28)

850 907 893 1.60

1,000 1,029 1,000 2.86

7,500 7,643 7,786 (1.83)

5,000 5,071 4,714 7.58

1,100 1, 100 1,014 8.45

1,600 1,557 1,571 (0.91)

6,000 6,071 6,143 (1.16)

4,500 4,643 4,700 (1.22)

1,750 1,686 1,600 5.36

1,000 1,014 1,000 1.43

185,000 184,2BB 162,143 1. 18

23,000 22,643 23,429 (3.35)

2,500 2,571 2,600 (1.10)

2,700 2,714 2,600 4.40

80,000 80,714 85,000 (5.04)

4,000 3,788 3,929 (3.65)

- - - #OJV/OI

7,500 7,857 7,929 (0.90)

- - - #DIV/Of

85,000 85,000 85,000 -215,000 210,714 210,000 0.34

1, 100 1,057 1,000 5.71

Page 140: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

1ag ka 3

0. JENIS KOMODITI 12 Rp/Kg

SAYUR MAYUR 1 l<ot Bulat 1, 100

2 Kembang Kol 2,500

3 Sav.i 1,100

4 Buncis 2,500

5 Wortel 2,000

6 Tomat 1,400

7 labu Siam 300

8 Terong 1,300

9 Tlmun 1,200

1 o Cabe Marsh Krlting 9,000

11 Cabe Merah Besar 8,500

12 Cabe Rawit Merah 15,000

13 Caba Rawit Hujau 8,500

14 Bawang Merah 6,500

15 Bawang Pulih 6,000

16 Bawang Daun 2,500

11 Daun Sledri 2,400

18 Nangka Muda 1,100

19 Ceisim 1,000

20 Jegung 1,000

21 Jengkol 7,000

22 Kentang 2,700

23 Kelapa/But!r 1, 100

24 Slngkong 900

25 Ubi Jalar 1,000

BUAH-BUAHAN 26 Apel Lokal 7,500

.2 ~kat 5,000 28 Pebaya 1,200

29 Nanas 1,600

30 Pisong Ambon/Koli 6,000

31 Jeruk Slam 4,500

32 Slllnit!Milkti TO 1,750

33 Semangka B!jl 1,000

34 Anngur lnport 185,000

35 Anggur Lokal/peti 23,000

36 Mari<isah 2,500

37 Melon 2,700

38 Salak Balllpeti 80,000

39 Manggis 4,000

40 Duk uh

41 Mangga {HM) 8,000

42 Durian {Buah) -43 Joruk Import 65,000

44 Apel lmport/Ooos 215,000

45 Kedondong 1, 100

HARGA SAYUR MAYUR DAN BUAH-BUAHAN PASAR INDUK KRAMAT JATI

BULAN JULI 2005

TANGGAL 13 14 15 '16 17

Rp/K~ Rp/Kq Rp/Kg RP/Kg Rp/Kg

1,200 1,200 1,000 1,000 1, 100

3,000 3,000 3,300 3,000 2,800

1,200 1,200 1,000 900 900

2,500 2,500 2,200 2,500 2,500

2,100 2,200 2,300 2,500 2,200

1,300 1.400 1,200 1,400 1,400

300 300 300 300 300

1,300 1,200 1,300 1,400 1,400

1,250 1,250 1,300 1,500 1,500

9,500 10,000 10,000 6,000 8,000

8,500 10,000 9,500 9,000 9,000

15,000 17,000 17,000 18,000 18,000

0,500 8,500 9,000 9,000 9,000

6,500 6,500 6,500 7,000 7,000

6,000 6,000 6,100 6,200 6,200

2,600 2,600 2,500 2,500 2,500

2,500 2,500 2,300 2,500 2,500

1,100 1,100 1,000 1,000 1,000

1,100 1, 100 1,200 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000

7,500 8,000 7,700 7,500 7,500

2,700 2,700 2,700 2,700 2,700

1, 100 1, 100 1, 100 1,200 1,200

900 900 900 800 800 -1,000 1,000 1,000 1,000 1,000

8,000 8,000 7,500 7,500 7,500

5,000 5,500 5,500 5,000 5,000 1,200 1, 100 1,200 1,200 1,200

1,600 1,700 1,700 1,500 1,800

6,000 6,000 5,500 6,000 6,000

4,500 4,500 4,000 4,000 4,000

1,800 1,700 1,500 1.500 1 500 000 900 900 800 800

165,000 185,000 105,000 18,000 180,000

22,000 22,000 22,000 25,000 25,000

2,500 2,500 2,600 3,000 3,000

2,600 2,300 2,300 2,500 2,500

05,000 85,000 85,000 90,000 90,000

4,000 4,000 4,500 4,500 4,500

- . -8,000 8,000 0,000 7,000 7,000

- - -85,000 85,000 85,000 85,000 85,000

215,000 215,000 215,000 220,000 220,000

1,100 1,000 1,100 1,000 1,000

f ax 3858214 28 RAT A-RAT A PERU

18 Mgg lnl Mgg Lalu BA HAN

Rp/Kg Rp/Kg Rp/Kg %

1, 100 1.100 1,006 1,32

2,500 2,871 2,800 2.55

1,100 1,057 1,043 1.37

2,500 2,457 2,514 (2.27)

2,000 2,186 1,986 10.07

1,400 1,357 1,329 2, 15

250 293 293 -1,200 1,300 1,214 7.06

1,000 1,286 1, 120 13,02

8,500 9,000 8,714 3,20

7,500 8,057 7,571 16.98

15,000 16,429 12,000 36.90

7,000 8,500 6,786 25.26

6,500 6,643 6,571 1.09

6,000 6,071 6,000 1.19

2,500 2,529 2,586 (2,21)

2,300 2.429 2,400 1.19

1,000 1,043 1,043 . 1,000 1,057 1,071 (1.33) 1,000 1,000 1,014 (1.41)

7,000 7,457 7,214 3.37

2,500 2,671 2,471 8.09

1,000 1, 114 1,100 1.30

650 664 907 (4.72)

1,000 1,000 1,029 (2.78)

7,500 7,643 7,643 -5.000 5, 143 5,071 1.41 1, 100 1, 171 1,100 6.49

1,600 1,643 1,557 5.50

6,000 5,929 6,071 (2,35)

4,500 4,286 4,643 (7.69)

1,750 1 614 1,666 (4.24 1,000 000 1,014 111.27

185,000 160,429 194,286 (12.95)

23,000 23,143 22,643 2.21

2,500 2,657 2;571 3.33

2,700 2,614 2,714 (7.37)

80,000 85,000 60,714 5.31

4,000 4 214 3,706 11.32 . - . #OIV/01

7,500 7,643 7,657 (2.73) . . - #DIV/01

85,000 85,000 85,000 -215,000 216,429 210,714 2.71

1, 100 1,057 1,057 .

Page 141: ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU JURUSAN

m ke,d 4 '

I. JENIS KOMODITI 19 Rp/Kg

SAYUR MAYUR 1 Kol Bulat 1, 100

2 Kembang Kol 2.700

3 Sawl 1,200

4 Buncis 2,600

5 Wortel 2,300

6 Tomat 1,200

7 Lebu Siam 250

8 Terong 1,600

9 Tlmun 1,200

1 o Cabe Me rah Kriting 11,000

11 Cabe Merah Besar 9,500

12 Cabe Rawit Merah 20,000

13 Cabe Rawit Hujau ( 10,000

14 Bawang Merah 6,500

I 5 Bawang Putih 6,000

16 Bawang Daun 2,700

17 Daun Sfedrl 2,700

18 Nangka Muda 1, 100

19 Celsfm 1,200

ZO Jagung 1,000

~1 Jengko1 8,000

22 Kentang 2,700

23 Kelapat8utir 1,200

~4 Singkong 900

25 Ubl Ja!ar 1,000

1:1UAH-BUAHAN rn Apel Lokal 8,000

~7 Atpukat 5,000

!8 Papaya 1,200

!9 Nanas 1,400

10 Pisang Ambon/Koli 6,500

11 Jaruk Slam 4,500

12 Semanoka TB 1,850

13 Samanoka BJI! 1,000

!4 Annnur lnport 185,000

15 Annour LoknVpotl 22,000

16 Mnrklsah 2,500

17 Me!on 2,600

18 Salek BalUpeti 85,000

19 Manggis 4,000

;a Dukuh . .1 Mannna IHM) 7,500

·2 Durian (Buah) . 3 JanJk Import B5.000 .. --------· 4 Apel Import/Docs 215,000

5 Kedondong 1,200

HARGA SAYUR MAYUR DAN BUAH-BUAHAN PASAR INDUK KRAMAT JATI

BULAN JULI 2005

TANGGAL 20 21 22 23 24

Rp/Kg Rp/Kg Rp/Kg Rp/Kg Rp/Kg

900 1,000 1,000 1,200 1,200

2,800 2,800 2,800 2,800 2,800

1.200 1, 100 1, 100 1,200 1.300

2,500 2,500 2,500 2,600 2,500

2,300 2,400 2,400 2,500 2,500

1,300 1,300 1,300 1,400 1,400

300 300 300 300 300

1,600 1,600 1,600 1,400 1,400

1,300 1,200 1,200 1,300 1,300

11,000 11,000 11,000 11,500 11,000

9,500 8,500 9,000 ~.ooo 9,000

20,000 20,000 18,000 18,000 18,000

10,000 8,500 7,000 7,,000 7,500

6,500 6,000 6,000 5,800 5,800

G,200 6,000 6,200 6,200 6,000

2,700 2,500 2,500 2,400 2,300

2,700 2,500 2,500 2,400 2,300

1,100 1, 100 1, 100 1,200 1, 100

1,200 1,300 1,300 1,200 1,100

1,000 1,000 1,000 1, 100 1,000

8,000 7,500 7,500 7,000 7,000

2,700 2,700 2,700 3,000 3,200

1, 100 1,200 1,200 1,100 1,200

900 900 900 900 900

1,000 1,000 1,000 1,000 1,000

8,000 8,000 8,000 7,000 6,500

5,500 6,000 6,000 5,500 5,500

1,200 1,100 1, 100 1,200 1,200

1,400 1,300 1,300 1,400 1,400

6,500 7,000 7,000 7,000 6,500

4.000 4,000 4,000 3,800 3,800

1,850 1,800 1,800 2,000 1,800

1,000 1,000 1,000 1,000 1,000

185,000 185,000 165,000 185,000 185,000

22,000 22,000 22,000 21.000 23,000

3,000 3,000 3,000 3,000 2,800

2,700 2,600 2,600 2,400 2,400

80,000 80,000 80,000 80,000 80,000

4,000 4,000 4,000 4,000 4,000 . . . . .

6,000 8,000 8,000 8,000 6,500 . . . . .

--~\~~-~.- ·--~~.ooo 85,000 65,000 90,000

215,000 215,000 215,000 215,000 210,000

1, 100 1,100 1, 100 1,200 1, 100

fax 3858214 29 RATA-RATA PERU

25 Mgg lnl Mgg lalu BA HAN

Rp/KQ Rp/Kg Rp/Kg %

1,200 1,086 1,100 (1.30)

2,800 2.786 2;871 (2.99)

1,300 1,200 1,057 13.51

3,000 2,600 2,457 5.81

2,400 2,400 2,186 9.80

1,300 1,314 1,357 (3.16)

250 286 293 (2.44)

1,300 1,500 1,300 15.38

1,300 1,257 1,286 (2.22

10,500 11,000 9,000 22.22

9,000 9,071 8,857 2.42

18,000 18,857 16,429 14.78

7,500 8,214 8,500 (3.36

5,800 6,057 6,643 (8.82)

6,000 6,006 6,071 0.24

2,200 2,471 2,529 (2.26)

2,300 2,486 2,429 2,35

1,100 1, 114 1,043 6.85 I

1,100 1,200 1,057 13.51

1,000 1,014 1,000 . 1.43

7,000 7,429 7,457 (0.38)

3 100 2,871 2,671 7.49

1,200 1, 171 1, 114 5.13

900 900 864 , , ,, 4, 13

1, 100 1,014 1,000 1.43

6,500 7,429 7,643 (2.80)

5,500 5,571 5,143 8.33

1, 100 1, 157 1, 171 (1.22)

1,300 1,357 1,643 117.39)

6,000 6,643 5,929 12.05

3,800 3,986 4,286 (7,00)

1,800 1,843 1,614 14. 16

1,000 1,000 900 , , 11.11

165,000 165,000 160,429 15.32

, 22,000 22,000 23, 143 14.94)

2,800 2,871 2,657 8.06

2,400 2,529 2,514 0.57

60,000 80,714 85,000 (5.04)

4,000 4,000 4,214 (5.08) . . . llDN/01

6,500 7,500 7,843 (1.87 . . . #DIV/01

85,000 85,714 85,000 o:84 210,000 213,571 216,429 (1.32

1,200 1,143 1,057 6.11