analisis korelasi kompetensi dan materi ajar bipa di ...kipbipa.appbipa.or.id/unduh/pembicara 4...
TRANSCRIPT
KIPBIPA XI: Pengembangan BIPA pada Era Revolusi Industri 4.0
ANALISIS KORELASI KOMPETENSI DAN MATERI AJAR BIPA DI INCULS, FIB-UGM
Sailal ArimiWakil Koordinator INCULS, Fakultas Ilmu Budaya,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta [email protected]
ABSTRAK
Pengajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) di UniversitasGadjah Mada yang diselenggarakan oleh unit lembaga INCULS (The IndonesianLanguage and Culture Learning Service) sejak tahun 1987 telah mengalami banyakperubahan baik pada materi ajar (1987-2017) maupun luaran kompetensipemelajarnya. Tulisan ini bertujuan untuk mengamati isi buku “Titian Bahasa:Panduan Berbahasa Indonesia untuk Penutur Asing” INCULS khusus edisi Revisi2009, dan menganalisis korelasi antarkeduanya. Berdasarkan analisis terhadap pokokbahasan materi ajar tingkat dasar, tingkat madya, tingkat lanjut pada setiapketerampilan diperoleh hasil kajian sebagai berikut. Pertama, karakteristik materi ajarBIPA INCULS mencirikan pengenalan bahasa, wisata/budaya Indonesia. Aspekmateri budaya dan wisata dipahami menjadi daya tarik tersendiri materi ajar BIPAINCULS. Kedua, dari analisis persamaan dan perbedaan deskripsi kompetensi CEFR(Common European Framework of Reference for Languages) dan kompetensi BIPABadan Bahasa 2014, kompetensi pemelajar BIPA INCULS dibagi pada setiapketerampilan berikut: (1.1) untuk berbicara tingkat dasar: mampu membicarakanidentitas diri, kebutuhan dasar, pengalaman di negara sendiri dan di Indonesia dalamkonteks seni dan pariwisata; (1.2) berbicara tingkat madya: mampu menceritakanfakta sosial budaya, wisata, pengalaman diri, membangun pengetahuan secarainteraksional, dan mencurahkan gagasan; (1.3) berbicara tingkat lanjut: mampumembangun pengetahuan interaksional, mencurahkan pendapat, dan menganalisismasalah; (2.1) untuk membaca tingkat dasar: mampu memahami tulisankebertahanan hidup, mengenal keterampilan, budaya lokal, dan wisata alam; (2.2)membaca tingkat madya: mampu membangun wawasan tentang keindonesiaan, dankewisataan; (2.3) membaca tingkat lanjut: mampu memahami wacana pengetahuan,opini kritis, wisata alam dan budaya; (3.1) untuk menulis tingkat dasar: mampumenulis teks deskripsi, narasi dan sedikit argumentasi mengenai topik identitas diri,pengalaman, observasi dan sedikit opini; (3.2) menulis tingkat madya: mampumenulis teks narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi mengenai hasil pengamatan,pengalaman, pendapat, dan sedikit analisis; (3.3) menulis tingkat lanjut: mampumenulis teks deskripsi, eksposisi, persuasi, dan argumentasi tentang hasil pengamatan,pendapat, kutipan referensi, ajakan, dan analisis; (4.1) untuk tata bahasa kelas dasar:mampu mengaplikasikan gramatika leksikal, sintaktis kalimat, sintaksis frasal, danmorfologi leksikal dalam paparan bahasa; (4.2) tata bahasa kelas madya: mampumengaplikasikan morfologi leksikal, sintaksis frasal, sintaktis kalimat dalam paparanbahasa; (4.3) tata bahasa kelas lanjut: mampu mengaplikasikan morfologi leksikal,hubungan gramatikal, sintaktis kalimat; dan gramatika terpadu; dan (5.1) untuk
Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA)
34
KIPBIPA XI: Pengembangan BIPA pada Era Revolusi Industri 4.0
kosakata tingkat dasar: mampu memahami dan menggunakan kosakata dasar, literal,dan denotatif; (5.2) kosakata tingkat madya: mampu memahami dan menggunakankosakata sekunder, sejumlah idiom dan peribahasa, gramatikal, dan figuratif; (5.3)kosakata tingkat lanjut: mampu memahami dan menggunakan kosakata beregister,kosakata sekunder, literal, figuratif, dan konotatif.
Kata kunci: kompetensi, materi ajar, tingkatan pembelajaran, dan keterampilanberbahasa
1. Pengantar
Keberhasilan penguasaan bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA)
ditentukan oleh sejumlah variabel. Satu di antara variabel strategis yang menentukan
hasil KBM BIPA adalah penyusunan materi ajar. Materi ajar adalah sumber informasi
keterampilan berbahasa untuk menghasilkan standar kompetensi lulusan (SKL). Di
dalam tulisan ini, penulis berupaya merekonstruksi dan menganalisis standar
kompetensi yang diproyeksikan materi ajar BIPA “Titian Bahasa: Panduan
Berbahasa Indonesia untuk Penutur Asing” edisi 2009 (Revisi) yang dipakai oleh
lembaga INCULS (Indonesian Culture and Language Service), di Fakultas Ilmu
Budaya, Universitas Gadjah Mada.
Pengalaman INCULS mengajarkan BIPA tercatat secara resmi mulai sejak 3
dasawarsa yang lalu (persisnya sejak 1987) yaitu ketika Pusat Studi Indonesia
didirikan. Semenjak itu pula, materi ajar—berbagai istilah lain yang mengacu istilah
ini seperti bahan ajar, buku teks, buku ajar—mengalami perubahan, perbaikan, revisi,
cetak ulang dan pembuatan buku baru. Materi ajar dalam konteks pembelajaran di
INCULS disesuaikan untuk pemelajar dewasa yang memiliki bahasa pertama yang
bervariasi, setingkat mahasiswa S1 ke atas bukan anak-anak.
Pemeringkatan mahasiswa di INCULS dibagi ke dalam 3 tingkat, yaitu tingkat
dasar, tingkat madya, dan tingkat lanjut dengan masa belajar plus evaluasi 15-16
pertemuan per 100 menit (1500—1600 menit). Total masa belajar per tingkat adalah
160 jam tidak termasuk belajar luar kelas (Tutorial dan Kelas Budaya). Mahasiswa
tingkat dasar merupakan mahasiswa asing yang belum mengetahui bahasa Indonesia
atau baru mengenal sedikit keterampilan berbahasa Indonesia. Mahasiswa tingkat
madya adalah mahasiswa asing yang sudah menguasai keterampilan bahasa
Indonesia yang sederhana termasuk mengenal budaya dan kebiasaan berbahasa
penutur bahasa Indonesia. Kemudian, mahasiswa tingkat lanjut adalah mahasiswa
asing yang sudah menguasai keterampilan menyimak, membaca, berbicara dan
Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA)
35
KIPBIPA XI: Pengembangan BIPA pada Era Revolusi Industri 4.0
menulis bahasa Indonesia, ditambah dengan kemampuan menguasai sejumlah ragam
bahasa Indonesia, dan pemahiran berbicara dan menulis.
Relevansi pemeringkatan pembelajaran di kelas dengan materi ajar tentu saja
sangat erat dan penting karena berhubungan dengan standar kompetensi lulusan
(SKL) yang dihasilkan. Berbicara mengenai materi ajar, setiap lembaga
penyelenggara BIPA agaknya mempunyai spesifikasi sendiri dalam menyusun materi
ajar yang dipakainya. Bahkan, ada lembaga yang sengaja tidak menerbitkannya
sehingga materi ajar yang disusun hanya dipakai di kalangan sendiri. Materi ajar
produk INCULS sampai sekarang masih memilih cara etik ini. Berdasarkan
pengamatan penulis di perpustakaan INCULS, sejak awal 1987 s.d 2017 sudah
banyak versi materi ajar yang dihasilkan. Dalam kajian ini, karena keterbatasan ruang,
penulis memilih untuk mengkaji materi ajar versi 2009 (edisi Revisi) saja. Ada 2
rumusan yang dipandang penting untuk diungkapkan berdasarkan kajian isi terhadap
materi ajar itu, yaitu (1) apa karakteristik materi ajar BIPA INCULS, UGM; dan
bagaimana kompetensi lulusan BIPA INCULS untuk setiap tingkatannya. Kedua
masalah ini dianalisis untuk ditemukan jawbannya berdasarkan materi ajar BIPA
INCULS 2009 (edisi Revisi).
2. Objek Kajian, Identitas Sumber Data, dan Metode
Penelitian ini merupakan telaah teks materi ajar BIPA yang dikaitkan dengan
standar kompetensi. Objek material kajian ini adalah buku ajar “Titian Bahasa:
Panduan Berbahasa Indonesia untuk Penutur Asing” edisi 2009 (Revisi) yang terdiri
atas 3 jilid, yaitu jilid 1 untuk tingkat dasar, jilid 2 untuk tingkat madya, dan jilid 3
untuk tingkat lanjut. Objek formal kajian ini adalah karakteristik materi ajar dan
kompetensi pemelajar setiap levelnya. Identitas sumber data disajikan sebagai
berikut:
1. Judul Materi Ajar : Titian Bahasa: Panduan Berbahasa Indonesia untuk Penutur Asing (Buku 1 Tingkat Dasar, Buku 2 Tingkat Madya, dan Buku 3 Tingkat Lanjut)2. Penyunting : Sunarso3. Tim Penyusun : Tim Dosen INCULS4. Illustrator : Chayah Billin5. Ukuran Buku : 21 cm x 29,5 cm6. Edisi Tahun : 2009 (Revisi)7. Isi Pelajaran : Membaca, Tata Bahasa, Kosakata, Percakapan, dan Menulis
Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA)
36
KIPBIPA XI: Pengembangan BIPA pada Era Revolusi Industri 4.0
7. Etik Pemakaian : Buku ini hanya dipakai di INCULS dan tidak diperdagangkan untuk umum.
Format penulisan materi ajar INCULS yang diperuntukkan bagi mahasiswa
asing ini didesain dengan pendampingan dosen pengajar. Oleh karena itu, materi ajar
ini kurang tepat untuk belajar mandiri. Oleh karena itu, kenapa di dalam materi ajar
itu tidak dicantumkan kompetensi lulusan.
Setelah sumber data tersedia, peneliti membaca pokok-pokok bahasan yang
disajikan dalam setiap pelajaran, kemudian mencatat setiap pokok bahasan pada
setiap pelajaran berbicara, membaca, menulis, tata bahasa, dan kosakata per tingkat.
Karena peneliti juga termasuk pengajar BIPA yang menggunakan materi ajar ini
penghayatan terhadap isi pokok bahasan cukup diasumsikan relatif baik. Analisis isi
kemudian dilakukan untuk menghasilkan pengelompokan standar kompetensi setiap
keterampilan per tingkat. Kerangka acuan kompetensi CEFR dan kompetensi BIPA
Badan Bahasa 2014 dijadikan dasar mengukur kompetensi yang dikonstruksi dari
materi ajar BIPA INCULS 2009. Analisis hubungan antar-alat ukur ini didasarkan
pada interpretasi kualitatif peneliti. Hasil analisis berikutnya disajikan dalam format
tabel dan formula metabahasa. Hasil perolehan kompetensi itu kemudian disimpulkan
secara interpretif.
Berikut ini diuraikan secara sekilas tentang lembaga tempat penelitian sebagai
konteks materi ajar yang dimaksud dipakai.
3. Profil Ringkas INCULS
Pengajaran BIPA awalnya diselenggarakan oleh lembaga Pusat Studi
Indonesia (PSI), FIB, UGM. Lembaga ini berdiri tahun 1987. Pada 1992 PSI berganti
nama dengan LBIFL ( Learning Bahasa Indonesia as A Foreign Language). Sebelum
beralih menjadi INCULS, lembaga ini sempat berubah nama menjadi NAG (Non-
Aligned Government) selama 7 tahun, setelah tahun 2000 baru INCULS digunakan.
Nama INCULS (Indonesian Language and Culture Learning Service) popular
dikenal karena nama itu paling lama dipakai (2000-2017). Sejak 2017 sebenarnya
Fakultas Ilmu Budaya melakukan restrukturisasi kelembagaan dengan memasukkan
INCULS ke dalam Pusat Bahasa yang di dalamnya terdiri dari Unit Bahasa Asing dan
Unit Bahasa dan Budaya Indonesia dan Budaya Nusantara (B3IBN). Secara de jure
nama INCULS sudah berganti dengan B3IBN itu. Namun agaknya penamaan B3IBN
Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA)
37
KIPBIPA XI: Pengembangan BIPA pada Era Revolusi Industri 4.0
belum dikenal luas sehingga orang asing terutama lembaga pelanggan BIPA UGM
yang seluruhnya berasal dari luar negeri masih akrab merujuk pada nama INCULS,
mungkin karena nama ini singkatan dari bahasa Inggris.
Ada sejumlah program yang ditawarkan oleh lembaga BIPA UGM ini, yaitu
program regular, program intensif, dan program privat. Pertama, program regular
berlangsung selama 2 semester (1 tahun). Setiap semesternya terdiri atas 15-16
pertemuan dengan sistem evaluasi 4 kali yaitu Tes Kemajuan 1-2, Ujian Tengah
Semester, dan Ujian Akhir Semester. Jadwal atau periode perkuliahan program BIPA
Regular ini lebih kurang sama dengan kuliah S1 di FIB, UGM. Mahasiswa yang
kerap mengikuti program regular ini berasal dari ACICIS Australia, program Student
Exchange HUFS Korea, TUFS Jepang, dsb. Kedua, program intensif berkisar antara
2 s.d 8 minggu. Perkuliahan diselenggarakan setiap hari kerja. Kemasan program
intensif bergantung pada paket pembelajaran yang disepakati. Sistem evaluasi hanya
terbatas pada ujian tengah semester atau akhir semester saja. Para pemelajar BIPA
kelas intensif ini berasal dari DSIP Australia, Kokushikan University Jepang, Konan
Women University Jepang, University of New South Wales Australia, dan sebagainya.
Ketiga, program privat diselenggarakan kapan saja bergantung kesempatan peserta.
Durasi kelas privat ini juga bervariasi dari waktu mingguan sampai bulanan. Tujuan
pembelajaran privat juga bermacam-macam, namun seringkali berkait pada fungsi
penunjang riset, business trip, atau program penyegaran.
Di samping ketiga program di atas, terdapat pula program khusus, yaitu kelas
Kemitraan Negara-Negara Berkembang (KNB) selama 8 bulan. Para pesertanya
yang tidak terbatas dari negara Ethiopia, Gambia, Thailand, Benin, Uganda, Panama,
Romania, Ukraina, Pakistan, Laos mempelajari bahasa, seni dan budaya Indonesia
untuk melanjutkan pendidikan S2/S3 di UGM. Kemudian, ada pula program
Dharmasiswa RI yaitu program yang dibiayai oleh Pemerintah RI untuk mahasiswa
yang terseleksi dari berbagai penjuru dunia. Mereka belajar selama 2 semester. Sejak
2 tahun belakangan ini, UGM juga memberikan beasiswa (Gadjah Mada Fellowship
Program ) untuk belajar BIPA di INCULS bagi mahasiswa terpilih dari negara-negara
ASEAN plus Korea. Mereka juga dipersiapkan untuk bisa mengikuti dan
menyelesaikan studi S2/S3 di UGM setelah mampu berkomunikasi dan menulis
akademik dalam bahasa Indonesia.
Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA)
38
KIPBIPA XI: Pengembangan BIPA pada Era Revolusi Industri 4.0
Materi ajar INCULS edisi 2009 (revisi) memuat 5 keterampilan bahasa yaitu
berbicara (speaking), membaca (reading), menulis (writing), tata bahasa (grammar),
dan kosakata (vocabulary). Materi menyimak (listening) belum dimuat secara khusus
tetapi diintegrasikan ke dalam keterampilan berbicara. Kurikulum BIPA INCULS
selain diakomodasi dalam materi ajar, juga dipadukan dengan keterampilan
menerjemahkan (seperti bahasa Inggris- Indonesia, bahasa Jepang- Indonesia, bahasa
Korea-Indonesia) dan penawaran kuliah khusus (special lecture) dengan status
pilihan, yaitu Politik Indonesia, Budaya Indonesia, Sejarah Indonesia, serta Bahasa
dan Sastra Indonesia. Sebagai catatan, kuliah khusus ini diperuntukkan terutama bagi
mahasiswa tingkat madya dan lanjut. Bagi yang berminat, mahasiswa juga
dibolehkan mengambil kelas budaya (pembuatan batik, tari, masak, gamelan, dan
kerajinan perak),tutorial dan field trip atau tinggal di desa wisata.
Pendekatan pengajaran yang digunakan bervariasi utamanya pendekatan
langsung, alami, struktural dan komunikatif. Dosen-dosen yang mengajar
berpendidikan S2 dan S3 dari latar belakang bahasa dan sastra. Di samping tenaga
pengajar di kelas, proses pembelajaran BIPA INCULS didukung oleh tenaga ahli seni
dan budaya, serta tenaga tutor yang terdiri dari mahasiswa dengan latar belakang
bahasa atau berminat bahasa.
4. Hasil dan Pembahasan
Sesuai dengan dua masalah yang dirumuskan di atas, berikut diuraikan hasil
analisis menyangkut karakteristik materi ajar INCULS 2009 edisi revisi, dan standar
kompetensi pemelajar BIPA INCULS terkait.
4.1 Karakteristik Materi Ajar INCULS, FIB UGM
Karakteristik materi ajar adalah ciri yang mewakili identitas atau tujuan materi
ajar dibuat. Menurut Suyitno (2018: 5) tujuan mahasiswa asing belajar BIPA karena
mereka (1) mengambil program tentang Indonesia di universitas asalnya, (2) akan
melakukan penelitian di Indonesia, (3) akan bekerja di Indonesia, (4) akan meneliti
masalah bahasa Indonesia, dan (5) akan tinggal di Indonesia dalam waktu lama.
Dengan rumusan yang lain Hoed (1995) mengelompokkan tujuan belajar BIPA adalah
untuk (1) mengikuti kuliah di perguruan tinggi di Indonesia, (2) membaca buku dan
surat kabar untuk keperluan penelitian, dan (3) berkomunikasi secara lisan dalam
kehidupan sehari-hari di Indonesia.
Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA)
39
KIPBIPA XI: Pengembangan BIPA pada Era Revolusi Industri 4.0
Mengacu pada panduan Common European Framework of Reference for
Languages (CEFR) karakteristik materi ajar dihubungkan dengan kompetensi yang
dikembangkan dengan menghasilkan teks dalam berbagai konteks, kondisi dan
hambatan. Ada 4 karakteristik materi ajar menurut CEFR yaitu untuk tujuan (1)
pendidikan, (2) pekerjaan, (3) publik, dan (4) pribadi (lih.https://en.wikipedia.org/).
Berpijak pada kerangka teoretis di atas lalu peneliti melakukan analisis
terhadap isi pokok bahasan materi ajar “Titian Bahasa: Panduan Berbahasa
Indonesia untuk Penutur Asing” edisi 2009 (Revisi) dihasilkan 4 karakteristik yang
mencirikan tujuan pembelajaran BIPA di INCULS, yaitu untuk tujuan (1) akademik,
(2) wisata/ budaya, (3) bisnis, (4) keperluan pribadi (Perbandingan CEFR dan
INCULS periksa tabel 3.0). Ciri materi ajar untuk tujuan akademik di dalam kategori
ini termasuk mengenyam pendidikan formal, melakukan penelitian baik bahasa
maupun nonbahasa. Ciri materi ajar untuk tujuan wisata/budaya menyangkut materi
yang mempersuasi pemelajar untuk berkunjung ke tempat-tempat wisata yang
diajarkan, melakukan atau menyaksikan kegiatan budaya tertentu. Di dalam kategori
ini termasuk wisata alam, wisata belanja, wisata kerajinan, wisata kegiatan yang
semuanya berkaitan dengan aspek budaya lokal yang dipelajari. Kemudian, ciri materi
ajar bisnis adalah materi yang memaparkan pengetahuan tentang dunia usaha dan
dunia industri, bagaimana berinteraksi di dalamnya untuk mencapai target tertentu.
Terakhir, ciri materi ajar untuk keperluan pribadi menyangkut hobi, kesenangan, atau
pemenuhan kehidupan pribadi. Di antara keempat karakteristik materi ajar yang
terkandung dalam materi ajar INCULS 2009 (Revisi), karakteristik wisata/budaya
paling mendominasi secara keseluruhan fase pembelajaran (Tingkat 1 s.d 3).
Perhatikan tabel di bawah ini.
Tabel 1.0 Karakteristik Materi Ajar INCULS 2009
No.
Karakteristik Materi Ajar TingkatDasar
Tingkat Madya
Tingkat Lanjut
1. Wisata/Budaya 50% 30% 31,25%2. Akademik 5% 40% 50%3. Keperluan Pribadi 45% 15% 18%4. Bisnis 0% 15% 0%
Tabulasi di atas diperoleh berdasarkan pengelompokan materi pokok bahasan
(20 pelajaran tingkat dasar; 20 pelajaran tingkat madya, dan 16 pelajaran tingkat
lanjut). Setiap pokok bahasan dianalisis isi yang menyangkut materi budaya
Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA)
40
KIPBIPA XI: Pengembangan BIPA pada Era Revolusi Industri 4.0
pariwisata, akademik, keperluan pribadi, dan bisnis. Diperoleh karakteristik terbanyak
yang sekaligus mencirikan materi ajar “Titian Bahasa: Panduan Berbahasa Indonesia
untuk Penutur Asing” edisi 2009 (Revisi) adalah untuk tujuan wisata/budaya. Pada
tingkat dasar mahasiswa dikenalkan wisata/budaya di Malioboro, pasar Beringharjo,
tinggal di desa, berkunjung ke Candi Prambanan, ke Pantai Baron, matahari terbit di
Bromo, menonton wayang, bermain gamelan, dan belajar membatik. Pada tingkat
madya dikenalkan wisata/budaya batik, kuliner Yogya, pernikahan adat Jawa, cerita
rakyat Sangkuriang, mengenal Indonesia sebagai negara kultural, dan musik dangdut.
Selanjutnya pada Pada tingkat lanjut (5 dari 20 topik), misalnya, dikenalkan tema
Beringharjo, wisata belanja pasar tradisional; Sendangrejo: nikmatnya udang galah di
tengah sawah, Dayak Meratus, bersepeda: gerakan kebudayaan, dan budaya mudik
lebaran.
Yogyakarta sebagai ikon kota budaya “berhati nyaman” yang dikenal luas oleh
masyarakat Indonesia mencoba membuktikan iklim belajar BIPA di kota ini agar juga
akrab dengan wisata budayanya. Ciri akademik, keperluan pribadi, dan bisnis adalah
karakteristik materi ajar yang berturut-turut juga penting (lih. Tabel 1.0)
4.2 Standar Kompetensi Pemelajar BIPA INCULS
Dalam konteks penguasaan BIPA, istilah kemampuan pemelajar
berkomunikasi (lisan dan tulis) disebut kompetensi. Karena menyangkut
kemampuan berkomunikasi, Dell Hymes (1967; 1972) memakai istilah kompetensi
komunikatif secara kompatibel. Dalam perkembangannya, istilah kompetensi
dikembangkan berdasarkan macam-macam sudut pandang. Kompetensi komunikatif
mulai dibedakan antara kompetensi linguistik dan kompetensi komunikatif (Paulston ,
1974 via Brown, 2007: 241). Kemudian, James Cummins (1979, 1980) mengusulkan
perbedaan antara kecakapan bahasa akademis/kognitif dan keterampilan komunikatif
antarpersonal dasar (Brown, 2007: 241).
Menurut pengamatan Brown, karya yang berpengaruh dalam pendefinisian
kompetensi komunikatif dan menjadi rujukan utama dalam diskusi tentang
kompetensi komunikatif (KK) sehubungan dengan pengajaran bahasa kedua adalah
pandangan Michael Canale dan Merril Swain (1980). Mereka membagi KK ke dalam
4 subktegori yaitu (1) kompetensi gramatikal, pengetahuan tentang butir leksikal,
kaidah morfologis, sintaksis, semantik kalimat dan fonologi, (2) kompetensi wacana,
Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA)
41
KIPBIPA XI: Pengembangan BIPA pada Era Revolusi Industri 4.0
yaitu kemampuan untuk merangkai kalimat-kalimat dalam rentang wacana yang
bermakna, (3) kompetensi sosiolinguistik, yaitu kaidah-kaidah sosial budaya bahasa,
dan wacana, (4) kompetensi strategis, yaitu strategi komunikasi verbal dan nonverbal
yang bisa dipakai untuk memecahkan kemacetan komunikasi karena variabel
kebahasaan atau kompetensi yang tidak memadai.
Sejalan dengan pandangan di atas, Lyle Bachman (1990) juga membagi
kompetensi bahasa menjadi 2 kategori yaitu kompetensi organisasional, dan
kompetensi pragmatis. Kompetensi organisasional dibagi lagi atas 2 yaitu kompetensi
gramatikal (kosakata, morfologi, sintaks, fonologi), dan kompetensi tekstual (kohesi,
organisasi retoris). Sementara kompetensi pragmatis dibagi lagi menjadi 2 yaitu
kompetensi ilokusioner (fungsi ideasional, fungsi manipulatif, fungsi heuristik, dan
fungsi imajinatif), dan kompetensi sosiolinguistik (peka dialek/variasi; peka register,
peka kaalamian bahasa, peka budaya dan gaya bahasa).
Standardisasi kemahiran yang dirumuskan Tim Badan Bahasa (2014) merujuk
pada standar kompetensi atau kompetensi inti, kompetensi dasar, dan kompetensi
bahasa. Standar kompetensi mengacu pada kemampuan berbahasa yang dibagi per
tingkat, kemudian kompetensi dasar mengacu pada kemampuan mendengar,
berbicara, membaca, dan menulis, sedangkan kompetensi bahasa mengacu pada
kemampuan menggunakan tata bahasa dan kosakata.
Berdasarkan kajian teori kompetensi di atas ditarik kesimpulan bahwa
kompetensi adalah capaian yang dapat diukur berdasarkan kecakapan
mengungkapkan ide lewat bahasa yang dipelajari, baik dalam konteks linguistik atau
ekstralinguistik. Prinsip ini juga diakomodasi oleh kerangka acuan yang umum
dipakai di Eropa yaitu kerangka CEFR. Menurut CEFR, kompetensi komunikatif
dasar dibagi 3 yaitu kompetensi linguistik, kompetensi sosiolinguistik, dan
kompetensi pragmatik. Kompetensi linguistik mengukur kecakapan verbal, dan
kompetensi sosiolinguistik mengukur kecakapan kode verbal dikaitkan dengan unsur
kemasyarakatan pemakai bahasa, dan kompetensi pragmatik mengukur kecakapan
verbal dengan situasi pemakaian. Dalam distribusi kemampuan per tingkat,
kompetensi itu di bagi ke dalam 3 level, yaitu level A untuk tingkat dasar (dibagi A1-
A2), level B untuk tingkat madya (dibagi B1-B2), dan level C untuk tingkat lanjut
(dibagi C1-C2).
Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA)
42
KIPBIPA XI: Pengembangan BIPA pada Era Revolusi Industri 4.0
Deskripsi kompetensi didistribusikan dalam tabel 2.0 di bawah ini. Kata kunci
kompetensi tingkat Dasar (A) adalah kemampuan berbahasa secara sederhana dengan
topik diri dan lingkungan sekitarnya. Seterusnya, kompetensi tingkat Madya (B)
mengacu pada kemampuan berkomunikasi sedikit kompleks dengan topik di
lingkungan kerja, pendidikan, wisata ,baik yang bersifat kongkret atau abstrak dan
mampu memberi sudut pandang sendiri secara sederhana. Kemudian, kompetensi
tingkat lanjut (C) mengacu pada kemampuan menyampaikan gagasan secara
terstruktur menyangkut topik-topik yang sulit (kompleks) baik menyangkut makna
eksplisit, maupun implisit, dan mampu mengeksrepsikan diri secara spontan.
Pemeriksaan isi materi ajar yang terimplementasi dalam setiap pokok bahasa buku
panduan BIPA INCULS 2009 (Revisi) didapati relevansi kompetensi yang dijabarkan
kerangka acuan CEFR ini. Periksalah tabel berikut.
Tabel 2.0 Deskripsi Kompetensi CEFR dan INCULS
GrupLevel
Level Deksripsi Kompetensi CE
FR
INC
UL
SA
Basicuser
A1Breakthro
ugh orbeginner
Can understand and use familiar everyday expressions and very basic phrases aimed at thesatisfaction of needs of a concrete type.
Can introduce themselves and others and can ask and answer questions about personal details such as where they live, people they know and things they have.
Can interact in a simple way provided the other person talks slowly and clearly and is prepared to help.
V
V
V
V
V
V
A2Waystage
orelementar
y
Can understand sentences and frequently used expressions related to areas of most immediate relevance (e.g. very basic personal and family information, shopping, local geography, employment).
Can communicate in simple and routine tasks requiring a simple and direct exchange of information on familiar and routine matters.
Can describe in simple terms aspects of their background, immediate environment and matters in areas of immediate need.
V
V
V
V
V
V
BIndependen
B1Threshold
or
Can understand the main points of clear standard input on familiar matters regularly encountered in work, school, leisure, etc.
V V
Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA)
43
KIPBIPA XI: Pengembangan BIPA pada Era Revolusi Industri 4.0
t user
intermediate
Can deal with most situations likely to arise while travelling in an area where the language is spoken.
Can produce simple connected text on topicsthat are familiar or of personal interest.
Can describe experiences and events, dreams, hopes and ambitions and briefly give reasons and explanations for opinions and plans.
V
V
V
V
V
V
B2Vantageor upperintermedi
ate
Can understand the main ideas of complex text on both concrete and abstract topics, including technical discussions in their field of specialization.
Can interact with a degree of fluency and spontaneity that makes regular interaction with native speakers quite possible without strain foreither party.
Can produce clear, detailed text on a wide range of subjects and explain a viewpoint on a topical issue giving the advantages and disadvantages of various options.
V
V
V
V
V
V
CProficientuser
C1Effectiveoperation
alproficienc
y oradvanced
Can understand a wide range of demanding,longer clauses, and recognize implicit meaning.
Can express ideas fluently and spontaneously without much obvious searching for expressions.
Can use language flexibly and effectively forsocial, academic and professional purposes.
Can produce clear, well-structured, detailed text on complex subjects, showing controlled use of organizational patterns, connectors and cohesive devices.
V
V
V
V
V
V
V
V
C2Mastery
orproficienc
y
Can understand with ease virtually everything heard or read.
Can summarize information from different spoken and written sources, reconstructing arguments and accounts in a coherent presentation.
Can express themselves spontaneously, very fluently and precisely, differentiating finer shades of meaning even in the most complex situations.
V
V
V
V
V
V
Dikaitkan pula dengan aspek kompetensi dasar, kegiatan bahasa, dan ranah
berbahasa (lih pula. Pasal 4.1), hasil observasi dan analisis terhadap materi ajarAfiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA)
44
KIPBIPA XI: Pengembangan BIPA pada Era Revolusi Industri 4.0
INCULS 2009 disimpulkan bahwa kompetensi dasar yang ingin dicapai mencakup
kompetensi linguistik, kompetensi sosiolinguistik, dan kompetensi pragmatik. Aspek
keterampilan berbahasa mencakup membaca, menulis, dan berbicara. Aspek
menyimak dalam materi ajar BIPA INCULS 2009 diintegrasikan ke dalam aspek
berbicara, sedangkan keterampilan menerjemahkan diselenggarakan di kelas, namun
didesain terpisah di luar materi ajar.
Tabel. 3.0 Aspek Pengajaran Bahasa CEFR dan INCULS
No Aspek Pengajaran Bahasa CEFR INCULS
1. Kompetensi dasar (1) Kompetensi linguistik V V(2) Kompetensi Sosiolinguistik V V(3) Kompetensi Pragmatik V V
2. Keterampilan Bahasa Resepsi (1) Menyimak V --Resepsi (2) Membaca V V Produksi (3) Berbicara V VProduksi (4) Menulis V VInteraksi (5) Berbicara V VInteraksi (6) menulis V VMediasi (7) Menerjemahkan V V
3. Ranah Berbahasa(1) Pendidikan V V(2) pekerjaan V V(3) publik V V(4) Pribadi V V(5) Kewisataan/Budaya -- V
Secara lebih terperinci, setiap keterampilan (berbicara, membaca, menulis, tata
bahasa, dan kosakata) yang didesain berdasarkan materi ajar BIPA INCULS 2009
akan disajikan berikut ini.
4.2.1 Kompetensi Keterampilan Berbicara
Berbicara (Speaking) adalah keterampilan pokok dalam berkomunikasi aktif.
Pengajaran BIPA di kelas selalu mengutamakan kemampuan verbal ini. Setiap
tingkatan pembelajaran memiliki kompetensi yang berbeda-beda. Dari 20 pokok
bahasan yang diajarkan dalam materi ajar BIPA INCULS 2009, kompetensi yang
ingin dicapai dalam keterampilan berbicara tingkat dasar adalah kemampuan
Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA)
45
KIPBIPA XI: Pengembangan BIPA pada Era Revolusi Industri 4.0
menggambarkan identitas diri, kebutuhan hidup, dan pengalaman di negara asal dan
di Indonesia dalam konteks seni dan pariwisata (lih. tabel 4.1)
Tabel 4.1 Kompetensi Berbicara Tingkat Dasar Model Materi Ajar INCULS 2009(Ed.Revisi)
No.
Pokok Bahasan Analisis Isi Kompetensi
1. Berkenalan
Identitas Diri dan Keluarga
MENGGAMBARKAN IDENTITAS DIRI, KEBUTUHAN HIDUP, DAN PENGALAMAN DI NEGARA SENDIRI DAN DI INDONESIA DALAM KONTEKS SENI DAN PARIWISATA
2. Memperkenalkan Orang lain
3. Tempat Tinggal Saya di Yogyakarta
4. Keluarga Saya5. Kegiatan Sehari-hari
Kebutuhan Sendiri
6. Menceritakan Makanan Kesukaan
7. Kebiasaan Baru di Yogyakarta
8. Bermain Peran sebagai Dokter dan Pasien
9. Mengajak dan Menolak10. Membicarakan Alat
Transportasi11. Bercerita Mengenai Hobi12. Belanja di Pasar13 Bermain Peran sebagai
Wisatawan dan Pemandu Wisata
14. Bercerita Mengenai Tempat Tinggal di Negara Masing-Masing Pengalaman di
Negara Sendiri15. Bercerita tentang Tempat-Tempat Wisata di Negara Masing-Masing
16. Mengomentari PertunjukanSendratari Ramayana
Realitas atau Pengetahuan seni dan pariwisata Indonesia
17. Tentang Profesi18. Percakapan mengenai
Kesenian Tradisional19. Percakapan Tentang
Pakaian Tradisional/Khas20. Bercerita mengenai Oleh-
Oleh
Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA)
46
KIPBIPA XI: Pengembangan BIPA pada Era Revolusi Industri 4.0
Kompetensi yang diharapkan dicapai dari proses pengajaran BIPA di kelas
Madya adalah menceritakan fakta sosial, budaya, wisata, dan pengalaman, serta
membangun pengetahuan interaksional, dan mencurahkan gagasan (lih. tabel 4.2).
Tabel 4.2 Kompetensi Berbicara Tingkat Madya Model Materi Ajar INCULS 2009(Ed.Revisi)
No.
Pokok Bahasan Analisis Isi Kompetensi
1. Bercerita mengenai Biaya HidupFakta Sosial
MENCERITAKAN FAKTA SOSIAL, BUDAYA, WISATA, DAN PENGALAMAN; MEMBANGUN PENGETAHUAN INTERAKSIONAL; DAN MENCURAHKAN GAGASAN
2. Berdiskusi mengenai Sistem Pendidikan
3. Berbicara mengenai Gaya Pakaian dalam Berbagai Acara Fakta Budaya
Pop4. Berdiskusi mengenai Gaya HidupSehat
5. Membandingkan Makanan Khas Fakta Wisata Kuliner
6. Bermain Peran sebagai Pemandu Wisata dan Wisatawan
Kebutuhan Interaksional
7. Bermain Peran dalam Tes Wawancara Melamar Kerja
8. Simulasi mengenai Pemilihan Ketua Mahasiswa
9. Berdiskusi mengenai Penyelenggara Acara Pengalaman
10. Menceritakan Cerita Lucu11. Berdiskusi mengenai
Perlindungan Flora dan Fauna
Curah Pendapat
12. Berdiskusi mengenai Kriteria Laki-Laki/Perempuan Idaman
13 Berdiskusi mengenai cara Mengatasi Pencemaran Lingkungan
14. Berdiskusi mengenai Olahraga15. Berdiskusi mengenai Kendaraan
Ramah Lingkungan16. Berdiskusi mengenai manfaat
Pijat dan Spa
Pada tingkat lanjut, kompetensi berbicara lulusan BIPA INCULS pada tingkat
Lanjut lebih menekankan pada komunikasi interaksional seperti berdiskusi. Secara
lengkap dideskripsikan kompetensi berbicara tingkat lanjut adalah kemampuanAfiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA)
47
KIPBIPA XI: Pengembangan BIPA pada Era Revolusi Industri 4.0
membangun pengetahuan interaksional , mencurahkan pendapat dan menganalisis
masalah (lih. tabel 4.3). Pada tingkat lanjut ini mahasiswa didorong untuk mempu
berdiskusi mengenai topik-topik kebendaan yang kongkret maupun abstrak.
Tabel 4.3 Kompetensi Berbicara Tingkat Lanjut Model Materi Ajar INCULS 2009(Ed.Revisi)
No.
Pokok Bahasan Analisis Isi Kompetensi
1. Tawar Menawar dalam Jual Beli di Pasar Tradisional
Berbelanja lebih kompleks (Materi yang sederhana ada di Tingkat Dasar (lih Pokok bahasan 12)
MEMBANGUN PENGETAHUAN INTERAKSIONAL, MENCURAHKANPENDAPAT DAN MENGANALISIS MASALAH
2. Melakukan Wawancara
Kebutuhan Interaksional
3. Pidato Sambutan4. Memainkan Peran Tokoh-
Tokoh dalam Cerita5. Mendiskusikan Cara
Menanggulangi Bencana Alam
Curah Pendapat dan Analisis
6. Berdiskusi mengenai Masalah Pertanian
7. Mendiskusikan Persoalan Cepat Tua dan Awet Muda
8.Diskusi mengenai Kaum Waria
9. Berdiskusi tentang Makanandan Pola Makan
10. Berdiskusi mengenai Biro Jodoh
11. Berdiskusi mengenai Anak yang Bekerja
12. Berdiskusi mengenai Penyelamatan Satwa Langka
13 Berdiskusi mengenai Mainan Anak dalam Kaitannya dengan Jender
14. Berdiskusi mengenai “Kembali ke Alam”
15. Berdiskusi mengenai Kendaraan
16. Berdiskusi mengenai Kegiatan Mudik
Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA)
48
KIPBIPA XI: Pengembangan BIPA pada Era Revolusi Industri 4.0
Pada tingkat lanjut juga terdapat latihan berbicara untuk ranah publik misalnya
memberikan pidato sambutan pada pelajaran 3, di samping dilatih untuk berdiskusi
(dialogis atau dalam kelompok) tentang topik-topik yang menarik. Kemampuan
menggulirkan ide, menata informasi, dan merespon pendapat orang lain menjadi
skema interaksi berbicara dalam tingkatan ini.
4.2.2 Kompetensi Keterampilan Membaca
Keterampilan membaca (reading) pada setiap tingkatan juga terklasifikasi
berdasarkan tujuan kompetensinya. Membaca adalah aktivitas berbahasa yang
dilakukan seseorang dalam mengalihkan simbol-simbol linguistik menjadi makna.
Materi bacaan yang disusun untuk kemampuan tingkat dasar menyangkut hubungan
interpersonal, kebutuhan sehari-hari, hubungan dengan orang lain, hidup sehat,
mengenal wisata lingkungan, seni dan budaya. Berdasarkan isi materi ini kompetensi
membaca untuk tingkat dasar adalah untuk memahami materi bertahan hidup,
mengenal seni, budaya, dan wisata lingkungan alam.
Tabel 5.1 Kompetensi Membaca Tingkat Dasar Model Materi Ajar INCULS2009 (Ed.Revisi)
No.
Pokok Bahasan Analisis Isi Kompetensi
1. Perkenalan
Hubungan interpersonal
BERTAHAN HIDUP, MENGENAL SENIDAN BUDAYA, DAN WISATA LINGKUNGAN ALAM
2. Keluarga Pak Budi 3. Di Tempat Kos4. Tinggal di Desa5. Kegiatan sehari-hari6. Di Warung Makan
Kebutuhan Sehari-hari
7. Di Perpustakaan8. Pergi ke Bank9. Pasar Beringharjo10. Ke Malioboro Naik
Transjogja
11. Surat Untuk Naoko Hubungan Eksternal
12. Pergi ke DokterPenjagaan Kesehatan Diri
13 Berolahraga
14. Berkunjung ke Candi Prambanan Piknik mengenal
Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA)
49
KIPBIPA XI: Pengembangan BIPA pada Era Revolusi Industri 4.0
wisata lingkungan15. Pantai Baron16l Matahari Terbit di Bromo17. Menonton Pertunjukan
WayangMengenal seni dan budaya
18. Bermain Gamelan19. Belajar Membatik20. Membeli Batik
Untuk tingkat madya, kompetensi yang ingin dicapai dalam keterampilan
membaca adalah memahami wawasan keindonesiaan (lingkungan, kuliner, dongeng,
humor, realitas) dan berwisata budaya (lih. tabel 5.2).
Tabel 5.2 Kompetensi Membaca Tingkat Madya Model Materi Ajar INCULS2009 (Ed.Revisi)
No.
Pokok Bahasan Analisis Isi Kompetensi
1. Pak Kirno Tukang Becak Mengenal Potensi Lingkungan
MEMBANGUN WAWASAN KEINDONESIAAN (LINGKUNGAN, KULINER, DONGENG, HUMOR, REALITAS) DAN BERWISATA BUDAYA
2. Kuliner di Yogyakarta Mengenal wisata kuliner
3. Pantai BaronMengenal Lingkungan
4. Grha Sabha Pramana UGM5. Kaliurang6. Permusuhan Gajah dan
ManusiaMemahami teks dongeng dan Humor7. Senyum Karyamin
8. Batik Mengenal wisata budaya9. Prosesi Pernikahan Adat
Jawa10. Mereka yang Rindu
Bangku Sekolah Memahami realitas11. Ribuan Pencari Kerja
Memadati Bursa Kerja12. Memelihara Kesehatan
Membangun wawasan
13 Pemanasan Global14. Manfaat Kunyit15. Bebas Polusi dan Polisi16. Ciumlah Mawar Kalau
Ingin Kuat Ingatan
Pada tingkat lanjut, kompetensi membaca yang ingin dibangun adalah
kemampuan memahami wacana pengetahuan, opini kritis, wisata alam, belanja,
kuliner, dan budaya (Lih. tabel. 5.3).Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA)
50
KIPBIPA XI: Pengembangan BIPA pada Era Revolusi Industri 4.0
Tabel 5.3 Kompetensi Membaca Tingkat Lanjut Model Materi Ajar INCULS2009 (Ed.Revisi)
No.
Pokok Bahasan Analisis Isi Kompetensi
1. Beringharjo: Wisata Belanja Pasar Tradisional
Wisata Belanja
MEMBANGUN WACANA PENGETAHUAN, OPINI KRITIS, WISATA ALAM, BELANJA, KULINER, DAN BUDAYA
2. Petani yang Menjadi Relawan
Opini
3. Menghadapi Letusan GunungMerapi
Pengetahuan
4. Tidak Dilirik Karena Gengsi Opini5. Tertawa: Membahagiakan
dan MenyehatkanPengetahuan
6. Alternatif Makanan Nonberas Pengetahuan7. Bangkit dari Kemiskinan Opini8. Sendangrejo:Nikmatnya
Udang Galah di Tengah Sawah
Wisata Kuliner
9. Kencan Buta Mencari Pasangan
Opini
10. Anak Jalanan Dalam Lingkaran Kekerasan
Opini
11. Rumah yang Terang Pengetahuan12. Di sana dirawat, di sini
dijeratOpini
13 Peran Pengetahuan14. Dayak Meratus Wisata Alam15. Bersepeda: Gerakan
KebudayaanOpini
16. Budaya Mudik Lebaran Pengetahuan
4.2.3 Kompetensi Keterampilan Menulis
Menulis adalah aktivitas menuangkan gagasan ke dalam kata-kata yang dirangkai
secara koheren sehingga membentuk wacana tertentu. Kompetensi menulis tingkat
dasar adalah kemampuan memerikan identitas, pengalaman diri, hasil observasi dan
sedikit opini ke dalam tulisan deskripsi, narasi, dan argumentasi sederhana (Lih. tabel
6.1).
Tabel 6.1 Kompetensi Menulis Tingkat Dasar Model Materi Ajar INCULS 2009(Ed.Revisi)
No Pokok Bahasan Tingkat Dasar/Pemula
Analisis Isi Kompetensi
1. Menulis Identitas Diri Identitas Diri Deskripsi Identitas
Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA)
51
KIPBIPA XI: Pengembangan BIPA pada Era Revolusi Industri 4.0
2. Menulis tentang Belajar di INCULS
Lingkungan Tempat Belajar
Deskripsi Pengalaman
3. Mendeskrispsikan Tempat Tinggal
Lingkungan Tempat Tinggal
Deskripsi Pengalaman
4. Menulis Aktivitas Sehari-hari
Rutinitas Narasi Pengalaman
5. Menulis tentang Warung Makan
Lingkungan Tempat Makan
Deskripsi Pengalaman
6. Menulis tentang Keluarga Identitas Keluarga Deskripsi Identitas7. Menulis Kabar kepada
Keluarga atau TemanKorespondensi Narasi
deskripsiPengalaman
8. Menulis tentang Berobat ke Dokter
Lingkungan Tempat Berobat
Narasi deskripsi
Pengalaman
9. Menulis tentang Naik Motor Transportasi Pribadi deskripsi Pengalaman10. Menulis tentang Pengalaman
Naik Transportasi UmumTransportasi Umum Deskripsi Pengalaman
11. Menulis Olahraga Favorit Kesukaan Olahraga Deskripsi Argumentatif
Opini
12. Mendeskripsikan Tempat Belanja
Lingkungan Tempat Belanja
Deskripsi Pengalaman
13. Menulis Pengalaman Saat Tinggal di Desa
Lingkungan Masyarakat
Deskripsi Pengalaman
14. Menulis tentang Candi Kunjungan wisata deskripsi Observasi15. Menulis tentang Daerah
Wisata PantaiKunjungan wisata Deskripsi Observasi
16. Menulis tentang Wisata Alam
Kunjungan wisata Deskripsi Observasi
17. Menulis Kesan Menonton Pertunjukan
Kunjungan wisata Deskripsi Observasi
18. Menulis tentang Alat Musik Tradisional
Pengamatan Deskripsi Observasi
19. Menulis tentang Batik Pengamatan Deskripsi Observasi20. Mendeskripsikan
Cinderamata KhasPengamatan deskripsi Observasi
SIMPULAN DESKRIPSI DIRI, LINGKUNGAN, PROSES INTERAKSI,PENGALAMAN DANPENGAMATAN
DESKRIPSI, NARASI DAN SEDIKIT ARGUMENTASITIDAK ADA EKSPOSISI
IDENTITAS, PENGALAMAN, OBSERVASI, DAN SEDIKIT OPINI
Kompetensi keterampilan menulis tingkat madya adalah kemampuan
menuangkan gagasan hasil observasi, opini, pengalaman diri, observasi partisipasi,
Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA)
52
KIPBIPA XI: Pengembangan BIPA pada Era Revolusi Industri 4.0
dan analisis ke dalam bentuk tulisan deskripsi, eksposisi, dan argumentasi (lih. tabel
6.2).
Tabel 6.2 Kompetensi Menulis Tingkat Madya Model Materi Ajar INCULS 2009(Ed.Revisi)
No Pokok Bahasan Tingkat Menengah/Madya
Analisis Isi Kompetensi
1. Mendeskripsikan Orang dan Pekerjaannya
Pengamatan Deskripsi Observasi
2. Karangan Deskripsimengenai Pakaian
Pengamatan Deskripsi Observasi
3. Melaporkan Pertandingan Olahraga
Pengamatan/Laporan Deskripsi Observasi
4. Menulis Mengenai Makanan
Pengamatan Deskripsi Observasi
5. Menulis argumentasi tentangCara Hidup Sehat
Pandangan atau Pendapat
Argumentasi Opini
6. Mendeskripsikan Objek Wisata
Pengamatan Deskripsi Observasi
7. Menulis mengenai Pentingnya Menjaga Lingkungan Hidup
Pandangan atau Pendapat
Argumentasi Opini
8. Menulis Karangan eksposisi mengenai Manusia dan Lingkungan Hidupnya
Pandangan atau Pendapat
Eksposisi Opini
9. Menulis Deskripsi mengenai Jenis Usaha yang Unik
Pandangan atau Pendapat
Deskripsi Argumentasi
Opini
10.
Karangan Narasi Berupa Cerita Lucu
Peristiwa Lucu Narasi Pengalaman
11. Menulis mengenai Pasangan Ideal
Pandangan atau Pendapat
Argumentasi Opini
12.
Menulis mengenai Lembaga Pendidikan
Lingkungan Tempat Belajar
Deskripsi Pengalaman
13.
Menulis Surat Lamaran Untuk Memperoleh Beasiswa dari Indonesia
Korespondensi Narasi Deskripsi Pengalaman (Riwayat Hidup)
Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA)
53
KIPBIPA XI: Pengembangan BIPA pada Era Revolusi Industri 4.0
14.
Menulis Karangan Eksposisi mengenai Transportasi Pribadi/Umum di Indonesia
Transportasi Pribadi/Umum
Eksposisi Observasi dan Partisipasi
15.
Karangan Berisi Perbandingan Dua Benda/Hal/Keadaan
Komparasi Deskripsi Analisis
16.
Menulis mengenai Perlindungan Binatang Langka
Pandangan atau Pendapat
Argumentasi Analisis
SIMPULAN
PENGAMATAN, PERISTIWA LUCU,PANDANGAN DANPENDAPAT, LINGKUNGAN, KORESPONDENSI,TRANSPORTASI, KOMPARASI
NARASI, DESKRIPSI, EKSPOSISI, ARGUMENTASI
OBSERVASI, PENGALAMAN, OPINI, SEDIKIT ANALISIS
Kemampuan menulis untuk tingkat Lanjut dituntut lebih berwawasan,
terstruktur, dengan topik yang lebih kompleks. Kompetensi yang diharapkan dapat
dicapai oleh mahasiswa tingkat lanjut adalah mampu menuangkan gagasan yang
berasal dari hasil observasi, opini, eksplorasi ide, wawancara, referensi, analisis, dan
persuasi ke dalam bentuk deskripsi, ekspositori, argumentasi, dan persuasi (lih tabel
6.3).
Tabel 6.3 Kompetensi Menulis Tingkat Lanjut Model Materi Ajar INCULS 2009(Ed.Revisi)
No
Pokok Bahasan Tingkat Lanjut/Mahir
Analisis Isi Kompetensi
1. Menulis Karangan Deskripsi
Pengamatan/observasi
deskripsi Observasi
2. Membuat Tulisan dengan Topik “Bencana Alam”
Pengalaman, pengamatan
ekspositori Observasi
3. Menulis Saran opini argumentasi Opini/eksplorasi
4. Menulis Karangan Eksposisi
pengamatan eksposisi Observasi
5. Menulis Teks Wawancara dengan Topik Cara Memelihara Kesehatan
wawancara Deskripsi/ekspositori
Wawancara
Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA)
54
KIPBIPA XI: Pengembangan BIPA pada Era Revolusi Industri 4.0
6. Membuat leaflet tentang Penyelamatan Lingkungan dengan Menanam Pohon
Pandangan/pendapat
argumentasi Opini/ referensi
7. Menarasikan Grafik/Tabel tentang Kemiskinan
Pengamatan data statistik
ekspositori Analisis
8. Menulis Artikel Pendek tentang Makanan yang Bisa Diterima sebagai Makanan Internasional
komparasi Argumentasi/persuasi
Opini, persuasi, referensi
9. Menulis dengan Topik Perkawinan Antarbangsa
korelasi ekspositori Opini, referensi
10.
Membuat Tulisan tentang Hukum dan Keadilan
Observasi, kutipan fakta (hukum)
argumentasi Referensi, analisis
11.
Menulis Biografi Politikus yang Cerdik
Observasxi, wawancara
Deskripsi biografis
Referensi analisis
12.
Menulis dengan Topik Isu tentang Pemanasan Global
Observcasi, opini Ekspositori, argumentasi
AnalisisEksplnanasi
13.
Menulis tentang Emansipasi Perempuan di Negara Saudara
Observasi data, narasi sejarah
Ekspositori argumentasi
Referensi analisis
14.
Menulis mengenai Multikulturalisme
Opini, fakta kutipan
argumentasi Analisis
15.
Membuat Karangan Deskripsi
pengamatan deskripsi Observasi
16.
Membuat Karangan dengan Topik Urbanisasi: Dampak Negatif dan Positif serta Upaya Pencegahan dan Tindakan Lanjutannya
Opini, fakta kutipan
argumetntasi Analisis
SIMPULAN
PENGAMATAN, WAWANCARA, PENDAPAT, KUTIPAN FAKTA, KORELASI, NARASI SEJARAH
DESKRIPSI, EKSPOSITORI,PERSUASI, ARGUMENTASI
OBSERVASI, OPINI, REFERENSI, AJAKAN, ANALISIS
4.2.4 Kompetensi Tata Bahasa
Harmer (2001: 12) mendefinisikan bahwa tata bahasa adalah deskripsi perihal
cara bagaimana kata berubah bentuk dan bisa dikombinasikan menjadi kalimat suatu
Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA)
55
KIPBIPA XI: Pengembangan BIPA pada Era Revolusi Industri 4.0
bahasa. Penguasaan tata bahasa ini dalam aktivitas berbahasa diaplikasikan ke dalam
keterampilan menulis, dan berbicara. Dari 20 pokok bahasan tata bahasa yang
diajarkan dalam materi ajar BIPA INCULS 2009 (ed. Revisi), kompetensi yang ingin
dibangun dalam kognisi pemelajar BIPA tingkat dasar adalah kemampuan menguasai
dan menerapkan gramatika leksikal, sintaksis kalimat, sintaksis frasal, dan morfologi
leksikal. Gramatika leksikal adalah kaidah penggunaan kata dalam konteks kalimat
(lih tabel 7.1). Sintaksis kalimat adalah kaidah pemakaian tipe klausa, sedangkan
sintaksis frasal adalah kaidah penggunaan kata-kata yang membentuk kelompok kata.
Kemudian, morfologi leksikal adalah kaidah pembentukan kata yang berasal dari
morfem bebas atau terikat.
Tabel 7.1 Kompetensi Tata Bahasa Tingkat Dasar Model Materi Ajar INCULS2009 (Ed.Revisi)
No Pokok Bahasan Tingkat Dasar Analisis Isi Kompetensi1. Kata Tunjuk Gramatika leksikal
Gramatika Leksikal, Sintaktis Kalimat , Sintaksis Frasal, dan Morfologi Leksikal
2. Kata Ganti Orang Gramatika Leksikal3. Ada dan Adalah Gramatika Leksikal4. Kalimat Sederhana Sintaktis Kalimat5. Kalimat Tanya Sintaktis Kalimat6. Kalimat Negatif Sintaktis Kalimat7. Konstruksi Posesif Sintaksis Frasal8. Frasa Atributif Sintaksis Frasal9. Awalan ber- Morfologi Leksikal10. Awalan Me-N Morfologi Leksikal11. Kalimat Tidak Berobjek
Berimbuhan meNSintaktis Kalimat
12. Kalimat Perintah Sintaktis Kalimat13. Kalimat Aktif dan Pasif (1) Sintaktis Kalimat14. Kalimat Aktif dan Pasif (2) Sintaktis Kalimat15. Imbuhan PeN- (1) Morfologi Leksikal16. Imbuhan PeN- (2) Morfologi Leksikal17. Imbuhan Me-kan Morfologi Leksikal18. Imbuhan Me-i Morfologi Leksikal19. Imbuhan -an Morfologi Leksikal20. Awalan se- Morfologi Leksikal
Selanjutnya kompetensi tata bahasa pada tingkat madya yang ingin dicapai
adalah mampu menguasai dan menerapkan sejumlah morfologi leksikal, sintaksis
frasal, dan sintaksis kalimat ke dalam aktivitas berbicara atau menulis bahasa
Indonesia (lih. tabel 7.2).
Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA)
56
KIPBIPA XI: Pengembangan BIPA pada Era Revolusi Industri 4.0
Tabel 7.2 Kompetensi Tata Bahasa Tingkat Madya Model Materi Ajar
INCULS 2009 (Ed.Revisi)
No Pokok Bahasan Tingkat Madya Analisis Isi Kompetensi
1. Imbuhan Ber- Morfologi Leksikal
Morfologis Leksikal, sintaksis Frasal, Sintaktis Kalimat
2. Kalimat Tanya Bentuk Pasif Sintaktis kalimat3. Imbuhan Me-kan Morfologi Leksikal4. Imbuhan Me-i Morfologi Leksikal5. Imbuhan Ter- Morfologi Leksikal6. Imbuhan Per-an Morfologi Leksikal7. Imbuhan PeN-an Morfologi Leksikal8. Imbuhan memper- Morfologi Leksikal9. Imbuhan -nya Morfologi Leksikal10. Kata ulang Sintaksis Frasal11. Imbuhan ke-an Morfologi Leksikal12. Imbuhan ke-an kata kerja Morfologi Leksikal13. Imbuhan se- Morfologi Leksikal14. Imbuhan memper-kan Morfologi Leksikal15. Kata kerja+Preposisi Kata
Kerja Berimbuhan meN-kan/meN-i
Sintaksis Frasa Verba
16. Kata Ulang Sintaksis Frasa
Tidak jauh berbeda dengan kompetensi tata bahasa kelas madya, pada kelas
lanjut kompetensi yang ingin dibangun kepada mahasiswa adalah mampu menguasai
dan menerapkan kaidah morfologi leksikal, hubungan gramatikal, sintaktis kalimat,
dan gramatika terpadu (Lih. tabel 7.3). Yang dimaksud dengan gramatika terpadu
adalah penggunaan beberapa kaidah tata bahasa sekaligus dalam penulisan teks atau
berbicara. Tingkat kesulitan tata bahasa pada tingkat lanjut terletak pada gramatika
terpadu ini.
Tabel 7.3 Kompetensi Tata Bahasa Tingkat Lanjut Model Materi Ajar
INCULS 2009 (Ed.Revisi)
No Pokok Bahasan Tingkat Lanjut Analisis Isi Kompetensi
1. Kata yang (1) Hubungan Gramatikal2. Kata yang (2) Hubungan Gramatikal3. Kata yang (3) Hubungan Gramatikal4. Imbuhan me-kan (1) Morfologi Leksikal 5. Imbuhan me-kan (2) Morfologi Leksikal
Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA)
57
KIPBIPA XI: Pengembangan BIPA pada Era Revolusi Industri 4.0
Morfologis Leksikal, Hubungan Gramatikal,Sintaktis Kalimat; dan gramatika terpadu.
6. Imbuhan me-i (1) Morfologi Leksikal7. Imbuhan me-I (2) (3) (4) Morfologi Leksikal8. Kontras me-kan dan me-i Morfologi Leksikal9. Imbuhan –an dan ke-an (1) Morfologi Leksikal10. Imbuhan –an dan ke-an (2) Morfologi Leksikal11. Imbuhan per-an dan peN-an (1) Morfologi Leksikal12. Imbuhan per-an dan peN-an (2) Morfologi Leksikal13. Imbuhan meN-kan Morfologi Leksikal14. Pengedepanan Bagian Kalimat Sintaktis Kalimat15. Latihan Terpadu Penggunaan
Imbuhan (1)Morfologi Leksikal danHubungan gramatikal
16. Latihan Terpadu Penggunaan Imbuhan (2)
Morfologi Leksikal danHubungan gramatikal
4.2.5 Kompetensi Kosakata
Kosakata adalah himpunan entri leksikon. Dalam konteks pengajaran BIPA,
kosakata dimaksudkan sebagai aktivitas pengayaan, pengaplikasian, dan pemahanan
penggunaan kata dalam akvitas berbicara, membaca, dan menulis. Dengan begitu,
kompetensi kosakata adalah kemampuan menguasai sejumlah kosakata yang dapat
dimaknai dalam konteks berbahasa. Dalam setiap jenjang dibedakan apa saja jenis
kata yang perlu dikuasai. Pada tingkat dasar, kompetensi kosakata yang perlu dikuasai
pemelajar BIPA INCULS adalah mampu menguasai, memaknai, dan menggunakan
kosakata dasar, kata literal dan kata denotatif (lih. tabel 8.1). Dalam materi ajar
tingkat dasar INCULS 2009 ini tidak ditemukan pokok bahasa khusus kata ganti diri
misalnya saya, kamu, Anda, saudara, dia, ia, kami, kita, mereka, dan kalian.
Sementara itu, kata ganti penunjuk (ini, itu, sini, situ, sana) dimuat dalam materi ajar.
Demikian pula kata keadaan pokok tidak disajikan untuk dipelajari secara khusus,
misalnya suka, duka, senang, susah, lapar, kenyang, haus, sakit, sehat, bersih, kotor
jauh, dekat, cepat, lambat, besar, kecil, banyak, sedikit, terang, gelap, siang, malam,
rajin, malas, kaya, miskin, tua, muda, hidup, dan mati. Alasannya mungkin
disebabkan bahwa kata ganti diri dan kata keadaan pokok ini sudah diintegrasikan ke
dalam materi berbicara, dan membaca.
Tabel 8.1 Kompetensi Kosakata Tingkat Dasar Model Materi Ajar INCULS2009 (Ed.Revisi)
No. Pokok Bahasan Kosakata Analisis Isi Kompetensi1. Nama-Nama Orang Indonesia Nama2. Bilangan dan Waktu Bilangan dan waktu
Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA)
58
KIPBIPA XI: Pengembangan BIPA pada Era Revolusi Industri 4.0
KOSAKATA DASAR (kecuali kosakata Ganti Diri dan Kata Keadaan Pokok) ; kosakata literal dan denotatif.
3. Arah dan Letak Arah4. Kosakata untuk kegiatan sehari-
hariRutinitas
5. Kata-kata untuk Rasa Rasa6. Istilah Kekerabatan Kekerabatan7. Kosakata mengenai Perasaan Perasaan8. Nama-nama Anggota Tubuh Anggota tubuh9. Arah dan Letak Arah dan letak10. Kosakta berkaitan dengan alat
transportasiTransportasi
11. Kosakata untuk Posisi Tubuh dan Olahraga
Olahraga
12. Kosakata Benda Kebutuhan Pokok dan Ekonomi
Kebutuhan pokok
13. Kosakata berkaitan dengan Tanaman
Tanaman
14. Kosakata mengenai Pariwisata Pariwisata15. Kosakata berhubungan dengan
ProfesiProfesi
16. Menyanyikan Lagu Lagu17. Kata Kerja Umum dan Khusus Kata kerja18. Kosakata yang berhubungan
dengan KesenianKesenian
19. Jenis-Jenis Pakaian Pakaian20. Kosakata mengenai Makanan
dan Cinderamata IndonesiaMakanan
Kosakata dasar adalah kosa kata primer yang tingkat perubahan katanya
sangat lama. Kosakata dasar terdiri atas istilah kekerabatan (misalnya ayah, ibu,
anak, adik, kakak, nenek, kakek, paman, bibi, menantu, dan mertua); nama-nama
bagian tubuh, misalnya kepala, rambut, mata, telinga ; kata ganti diri dan penunjuk
(misalnya saya, kamu, dia, kami, kita, mereka, ini, itu, sini, situ, dan sana) ; kata
bilangan pokok ( misalnya satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan,
sembilan, sepuluh, duapuluh, sebelas, dua belas, seratus, dua ratus, seribu, dua ribu,
sejuta, dan dua juta); kata kerja pokok (misalnya makan, minum, tidur, bangun,
berbicara, melihat, mendengar, menggigit, berjalan, bekerja, mengambil, dan
menangkap); kata keadaan pokok (misalnya suka, duka, senang, susah, lapar,
kenyang, haus, sakit, sehat, bersih, kotor jauh, dekat, cepat, lambat, besar, kecil,
banyak, sedikit, terang, gelap, siang, malam, rajin, malas, kaya, miskin, tua, muda,
hidup, dan mati); dan benda-benda universal (misalnya tanah, air, api, udara, langit,
bulan, bintang, matahari, dan tumbuh-tumbuhan) (Tarigan, 1985:3--4).
Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA)
59
KIPBIPA XI: Pengembangan BIPA pada Era Revolusi Industri 4.0
Kompetensi kosakata tingkat madya beralih pada penguasaan kosakata selain
kosakata dasar. Seterusnya, kompetensi pemelajar BIPA tingkat madya diharapkan
mampu menguasai, memaknai, dan menggunakan kata sekunder, sejumlah kata
majemuk dan peribahasa (gramatikal, figuratif), namun tidak terdapat kata
berkonotasi (lih. tabel 8.2). Kosakata sekunder adalah leksikon yang bermakna
tambahan. Yang termasuk kosakata sekunder antara lain adalah idiom atau kata
majemuk, kata kiasan, dan kata bermakna gramatikal.
Tabel 8.2 Kompetensi Kosakata Tingkat Madya Model Materi AjarINCULS 2009 (Ed.Revisi)
No.
Pokok Bahasan Kosakata Analisis Isi Kompetensi
1. Kata majemuk Kata Majemuk dengan unsur tukang
Kosakata sekunderDan beberapakata majemuk danperibahasa (gramatikal, figuratif)Tidak terdapat konotatif!
2. Kosakata mengenai Pakaian/Perhiasan
Pakaian
3. Kosakata yang menyatakan Aktivitas Anggota Tubuh
Aktivitas Anggota Tubuh
4. Antonim dan Sinonim Antonim dan Sinonim
5. Kosakata Bidang Kesehatan Kesehatan6. Kosakata Bidang Pariwisata Pariwisata7. Kosakata mengenai
LingkunganLingkungan
8. Kosakata yang Berkaitan dengan Binatang
Binatang
9. Kata Majemuk/Idiom dengan Unsur Buah dan Tangan
Kata majemuk
10. Kata Majemuk/Idiom dengan Unsur Putus dan Tutup
Kata majemuk
11. Kosakata yang berkaitan dengan Penampilan Seseorang
Penampilan
12. Kosakata yang Berkaitan dengan Dunia Pendidikan
Pendidikan
13. Kosakata mengenai Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan
14. Kata Kerja yang Berlawanan Artinya
Verba Antonim
15. Homonim Homonim16. Ungkapan dan Peribahasa Ungkapan dan
Peribahasa
Untuk tingkat lanjut penguasaan kosakatanya lebih kompleks, abstrak,
implisit, dan tidak langsung. Kompetensi yang ingin dibangun untuk tingkat lanjut iniAfiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA)
60
KIPBIPA XI: Pengembangan BIPA pada Era Revolusi Industri 4.0
adalah kemampuan menguasai, memaknai, dan menggunakan kata berregister
tertentu, kata sekunder , kata literal, figuratif dan konotatif (lih.tabel 8.3).
Tabel 8.3 Kompetensi Kosakata Tingkat Lanjut Model Materi Ajar
INCULS 2009 (Ed.Revisi)
No.
Pokok Bahasan Kosakata Analisis Isi Kompetensi
1. Kosakata Bidang Ekonomi Register ekonomi
Kata berregister, Kata sekunder Kata literal, figuratif dan konotatif
2. Kosakata Berimbuhan –wan, -man, dan –wati
Kata berimbuhan
3. Kosakata yang Berkaitan dengan Bencana Alam
Register bencana alam
4. Kata Majemuk dengan Unsur Daya dan Tahan
Kata majemuk
5. Kosakata Bidang Kesehatan Register kesehatan6. Kosakata Bidang Perkebunan,
Pertanian, dan KehutananRegister pertanian, perkebunan dan kehutanan
7. Homonim, Homofon, dan Homograf
Homonim, homofon dan homograf
8. Kosakata yang Berhubungan dengan Masakan
Register masakan
9. Sinonim dan Antonim Sinonim dan antonim10. Kata Majemuk dengan Unsur
Anak dan IbuKata majemuk
11. Peribahasa Kata figuratif (Peribahasa) 12. Kata Penghalus dan Kata
Berkonotasi NegatifKonotasi
13. Kosakata yang Berkaitan dengan Jender
Register jender
14. Gabungan Kata Bersinonim Sinonim 15. Kosakata Berhubungan
dengan Sepeda dan JalanRegister Sepeda dan jalan
16. Kosakata yang Berhubungan dengan Mudik dan Perpindahan Penduduk
Register Mudik dan migrasi
Mengacu pada hasil analisis kompetensi per keterampilan dan per tingkatan di
atas, kemudian peneliti menerapkannya pada pemetaan kompetensi BIPA Badan
Bahasa 2014. Hasil perbandingan adalah bahwa model materi ajar BIPA INCULS
2009 (Revisi) belum tercantum secara eksplisit materi menyimak (listening). Selain
itu, semua keterampilan tersedia secara lengkap dan kompetensi yang diharapkan
dicapai oleh lulusan juga ekivalen. Berikut tabulasi hasil pemetaannya.
Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA)
61
KIPBIPA XI: Pengembangan BIPA pada Era Revolusi Industri 4.0
Tabel 9. Kompetensi Lulusan Berdasarkan Materi Ajar INCULS 2009(Revisi) Mengacu Kompetensi BIPA Badan Bahasa 2014
Tingkat
StandarKompeten
si
Kompetensi Dasar KompetensiBahasa
Menyimak
Berbicara
Membaca
Menulis
Tata Bahasa
Kosakata
Tingkat Dasar (A1)A1.1 V -- V V V V VA1.2 V -- V V V V VA1.3 V -- V V V V V
Tingkat Dasar (A2)A2.1 V -- V V V V VA2.2 V -- V V V V VA2.3 V -- V V V V V
Tingkat Madya (B1)B1.1 V -- V V V V VB1.2 V -- V V V V VB1.3 V -- V V V V VB1.4 V -- V V V V V
Tingkat Madya (B2)B2.1 V -- V V V V VB2.2 V -- V V V V VB2.3 V -- V V V V V
Tingkat Lanjut (C1)C1.1 V -- V V V V VC1.2 V -- V V V V VC1.3 V -- V V V V VC1.4 V -- V V V V V
Tingkat Lanjut (C2)C2.1 V -- V V V V VC2.2 V -- V V V V VC2.3 V -- V V V V VC2.4 V -- V V V V V
5. Simpulan
Dalam penelitian ini, materi ajar BIPA INCULS 2009 (Edisi Revisi) ditelaah
berdasarkan kerangka acuan CEFR dan kompetensi BIPA Badan Bahasa 2014.
Berdasarkan analisis isi pokok bahasan setiap tingkat disimpulkan, pertama, bahwa
karakteristik materi ajar BIPA INCULS mencirikan pengenalan bahasa, dan
wisata/budaya Indonesia. Aspek materi budaya dan wisata dipahami menjadi daya
Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA)
62
KIPBIPA XI: Pengembangan BIPA pada Era Revolusi Industri 4.0
tarik tersendiri materi ajar BIPA INCULS 2009 (Edisi Revisi) ini. Kedua, dari
analisis persamaan dan perbedaan deskripsi kompetensi CEFR (Common European
Framework of Reference for Languages) dan kompetensi BIPA Badan Bahasa 2014,
kompetensi pemelajar BIPA INCULS dibagi pada setiap keterampilan berikut. Pada
tingkat dasar, pemelajar BIPA diharapkan mampu menguasai bahasa Indonesia untuk
bertahan hidup (survival), menjelaskan identitas diri, mengenali lingkungan sekitar
dengan daya ungkap bahasa yang rutin dan sederhana. Pada tingkat madya, pemelajar
BIPA diharapkan mampu menguasai bahasa Indonesia berkaitan dengan topik yang
lebih luas dan sedikit kompleks, menceritakan pengalaman diri, membangun wawasan
tentang keindonesiaan, mampu menulis teks narasi, deskripsi, eksposisi, dan
argumentasi mengenai hasil pengamatan, pengalaman, pendapat, dan sedikit analisis.
Pada tingkat lanjut, pemelajar BIPA diharapkan mampu menguasai bahasa Indonesia
berkaitan dengan topik yang abstrak, implisit, dan kompleks, membangun
pengetahuan interaksional, mencurahkan pendapat, dan menganalisis masalah,
mampu menulis teks deskripsi, eksposisi, persuasi, dan argumentasi tentang hasil
pengamatan, pendapat, serta kutipan referensi.
Berdasarkan panduan yang disusun CEFR mengenai analisis karakteristik
materi ajar dapat disimpulkan bahwa materi ajar INCULS mengenalkan bahasa
Indonesia kepada penutur asing dengan proporsi paparan kebahasaan tentang
wisata/budaya berkisar antara 30 % - 50% pada setiap tingkat pembelajaran. Gairah
untuk mengenal Indonesia secara nyata lewat bahasa dan budaya nusantaranya ini
diasumsikan membuat inspirasi yang menyenangkan bagi mahasiswa asing.
Keuntungannya mahasiswa merasa nyaman dan bisa bersenang-senang sambil
mengeksplorasi penggunaan bahasa Indonesia di lokus-lokus kewisataan.
Kelemahannya, ketertarikan tentang tempat dan kegiatan wisata ini membuat
mahasiswa terobsesi untuk mengeksplorasinya lebih lama sehingga ketika liburan usai
dan waktunya kuliah dimulai, sebagian mereka masih berada di tempat-tempat wisata
itu sehingga pembelajaran di kelas sementara menjadi terganggu.
Berdasarkan kerangka acuan kompetensi yang disusun CEFR dan Badan
Bahasa 2014, disimpulkan bahwa materi ajar INCULS 2009 (Revisi) juga mengacu
pada SKL panduan CEFR yaitu memenuhi kompetensi linguistik, kompetensi
sosiolinguistik, dan kompetensi pragmatik. Analisis korelasi materi ajar dengan
kompetensi menunjukkan hubungan yang erat. Materi ajar merupakan pedoman
Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA)
63
KIPBIPA XI: Pengembangan BIPA pada Era Revolusi Industri 4.0
pengajaran agar standar kompetensi dapat dicapai. Dalam konteks diplomasi negara
ke dunia luar yang tertarik akan Indonesia, sudah saatnya Indonesia dipromosikan
lewat pengajaran BIPA. Promosi itu dapat dilakukan dengan mengemas materi ajar
kebahasaaan yang materinya berkaitan dengan promosi wisata seperti ditemukan
dalam materi ajar INCULS 2009 (ed. Revisi). Menurut nalar pemajuan bangsa, perlu
dikemas pengajaran BIPA dalam materi produk layak ekspor atau ekonomi kreatif
sebagai bagian kerja perdagangan dan perindustrian. Dunia usaha dan dunia industri
semestinya juga mendapat perhatian dalam kemasan materi ajar BIPA. Bagian
terakhir ini hanya sebagai rekomendasi pemikiran saja.
DAFTAR PUSTAKA
Brown, H. Douglas. 2007. Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa. (Terjemahan Edisi Kelima). Jakarta: Kedubes Amerika Serikat.
Canale, M. dan Swain, M. 1980. “Theoretical Bases of Communicative Approaches toSecond Language Teaching and Testing”. Applied Linguistics, I, 1-47.
Common European Framework of Reference for Languages. https://en.wikipedia.org/wiki/ Common_European_Framework_of_Reference_for_Languages (Diakses 29 Juli 2019).
Harmer, Jeremy. 2001. The Practice of English Language Teaching. Essex, England: Longman.
Hymes, Dell. 1972. On Communicative Competence. Dalam J. Pride dan J. Holmes (ed.). Sociolinguistics. Harmondsworth, UK: Penguin Books.
Muliastuti, Liliana. 2019. Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing: Acuan Teori dan Pendekatan Pengajaran. (Cet. Kedua). Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Suyitno, Imam., dkk. 2018. Perilaku Belajar dan Pembelajaran BIPA: Acuan Dasar Pengembangan Literasi Komunikasi Pelajar BIPA. Bandung: PT. Refika Aditama.
Tim Badan Bahasa. 2014. “Pemetaan Kompetensi BIPA Pascapanel”. Dalam lokakarya Standardisasi Kemahiran BIPA. (naskah tidak diterbitkan).
Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA)
64
KIPBIPA XI: Pengembangan BIPA pada Era Revolusi Industri 4.0
LAPORAN CATATAN PERSIDANGAN KIPBIPA XIFakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 7—9 Agustus 2019
Hari, Tanggal : Rabu, 7 Agustus 2019Pukul : 18.30—20.00 WIBPenyaji Makalah: Dr. Sailal Arimi, M.Hum.Judul Makalah : Analisis Korelasi Kompetensi dan Materi Ajar BIPA di INCULSPemandu : Sudaryanto, M.Hum.Pencatat : Kity Karenisa
Catatan Penyajian:Dr. Sailal Arimi(1) Materi ajar berkorelasi dengan kompetensi lulusan dengan merekonstruksi dan
menganalisis standar kompetensi. Data penelitian diambil dari Titian Bahasayang digunakan oleh INCULS; dilakukan pengumpulan data dan dianalisis denganacuan CEFR dan BIPA Badan Bahasa 2014. INCULS yang berdiri 1987 yangsebelumnya bernama Pusat Studi Indonesia. Sejak 2017, INCULS menjadi bagiandari Pusat Bahasa.
(2) Karakteristik materi ajar INCULS, yaitu tujuan wisata (yang paling tinggi);tujuan akademik, terutama mahasiswa yang akan melanjutkan pendidikankeperluan pribadi, dan bisnis (yang paling rendah). Ranah berbahasa yangmenjadi ciri khas INCULS adalah wisata. Kompetensi berbicara tingkat dasarberkaitan dengan diri sendiri, negara sendiri, lingkungan; kompetensimendengarkan dan tujuan kompetensi tidak ditemukan dalam buku INCULS;kompetensi pada tingkat madya meliputi pembahasan tentang fakta sosial budaya,pengalaman diri, dan mencurahkan gagasan; kompetensi pada tingkat lanjutberkaitan dengan menganalisis masalah. Kompetensi tata bahasa pun berbedapada tiap tingkat. Kompetensi tata bahasa pada tingkat lanjut adalah gramatikaterpadu. Kosakata juga diberikan berdasarkan tingkatnya dari dasar, sedangkankosakata sekunder tidak diberikan untuk tingkat budaya.
(3) Dengan demikian, wisata dan budaya Indonesia menjadi karakteristik bahan ajarINCULS. Dalam konteks diplomasi budaya, hal ini diperlukan. Untuk masa yangakan datang, bahan ajar dapat bermateri dunia usaha dunia industri.
Diskusi/Tanya JawabPenanya 1Nama : PujiInstansi : - dari DepokPertanyaan: (1) Keterampilan berbahasa apa yang berubah signifikan setelah
seseorang belajar bahasa Indonesia?
Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA)
65
KIPBIPA XI: Pengembangan BIPA pada Era Revolusi Industri 4.0
(2) Bisakah lingkungan sosial membuat kompetensi bahasa berubah walau bukan di lingkungan aslinya; penutur palsu dapatkah menjadi seperti penutur asli?
Tanggapan: (2) Penutur palsu bisa saja memiliki kompetensi yang mendekati penuturasli; semakin muda dan semakin serius seseorang belajar, hasilnya akansemakin bagus. Namun, tidak bisa sama dengan penutur asli. Adaekspresi kebahasaan yang tidak bisa dikuasai. Peningkatan kemampuanberbahasa bisa dilakukan dengan mencari kesempatan untuk berbicaradengan bahasa target.
(1) Kemampuan berbahasa aktif indikatornya adalah berbicara.Keterampilan berbahasa itu dapat diujikan dengan TIFL atau UKBI.
Penanya 2Nama : SuyotoInstansi : Universitas Kanda, JepangPertanyaan: (1)Persoalan penetapan persentase bahasa formal dan informal, bahasa
asli dan bahasa figuratif; bahasa informal seperti apa yang diberikan?Sementara ini, pengajaran yang diberikan untuk tingkat lanjut adalahbahasa gaul, sementara materi sastra banyak diminati, tetapi berapapersen harusnya materi ini diberikan?
(2) Bagaimana mengajarkan tata bahasa agar menarik?Tanggapan: (1) Bahasa yang paling tepat diberikan untuk penutur asing adalah
bahasa yang baku agar dapat menjadi penutur bahasa Indonesia yangelegan. Jadi, pengajaran yang diutamakan adalah pengajaran bahasaformal. Pengajaran yang tidak menargetkan bahasa formal dapatmenjadi masalah bagi orang yang belajar bahasa Indonesia.
(2) Pengajaran tata bahasa yang menarik bergantung pada pribadi pengajardan jam terbang atau pengalaman pengajar sehingga pengajar itumenguasai cara mengajar. Pengajar yang diperlukan adalah pengajaryang pantang menyerah: berlatih, menggunakan metode yang menarik,misalnya: morfologi bahasa Indonesia merupakan hal yang sulit untukdiajarkan sehingga diperlukan kreativitas dari pengajar untuk membuatpengajaran morfologi bahasa Indonesia menjadi menarik.
Penanya 3Nama : Andi Satrian JahrirInstansi : Universitas Negeri MakassarPertanyaan: Berkaitan dengan pertanyaan dan masalah yang dihadapi Bapak Suyoto.
Pengajaran bahasa informal dapat membuat mahasiswa mampuberkomunikasi; kapan memberikan bahasa baik dan benar karenamahasiswa cenderung untuk menggunakan bahasa informal (sehari-hari). Ada kesulitan yang dirasakan oleh pembelajar saat menggunakanbahasa resmi yang baku.
Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA)
66
KIPBIPA XI: Pengembangan BIPA pada Era Revolusi Industri 4.0
Tanggapan: Representasi keformalan diperlukan dalam ajar. Variasi dapat diberikanpada tingkat lanjut. Bahan ajar daring dapat digunakan untuk bahanpenelitian.
Isu Utama/Isu Penting dalam Diskusi...
Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA)
67