analisis konsumsi energi pada industri air minum di …
TRANSCRIPT
ANALISIS KONSUMSI ENERGI PADA INDUSTRI AIR MINUM DI JAKARTA
HERU PRASETYO, BUDIHARJO
Mechanical Engineering, Engineering, University of Indonesia, Kampus UI Depok 16424 Indonesia, Depok, 16424, Indonesia
E-mail : [email protected]
Abstrak
Ketersediaan energi saat ini menjadi isu stategis dalam pembangunan nasional. Sehubungan dengan ketersediaan energi di Indonesia, sejak beberapa tahun lalu Pemerintah Republik Indonesia telah mencanangkan beberapa program dan kebijakan mengenai konservasi energi. Energi yang paling banyak terpakai berada di sektor industri. Dalam penelitian ini batasan masalah yang diamati yaitu gambaran konsumsi energi listrik pada pompa distribusi perusahaan air minum X yang meliputi tren daya terhadap waktu pada pompa distribusi sehingga dapat diketahui penggunaan daya teoritis pada pompa dengan daya yang sebenarnya terpakai serta rekomndasi teknis agar tercapai penghematan penggunaan listrik pada sistem pompa. Dari hasil pengamatan pada 7 pompa didapatkan grafik daya teoritis (berdasarkan spesifikasi pompa) dan grafik daya aktual (berdasarkan pengamatan dari hari Senin, 10 Mei 2014 hingga Rabu, 14 Mei 2014 dengan sistem SCADA) dimana penggunaan daya pada kondisi aktual (setelah pemasangan VSD pada pompa 2, 3, dan 4) lebih rendah sebab terjadi modifikasi kecepatan putar dengan pengaturan frekuensi agar tercapai efisiensi. Dari perhitungan pada pompa 2 didapatkan bahwa setelah pemasangan VSD (Variable Speed Drive) didapatkan efisiensi daya sebesar 17-19%.
Energy Consumption Analysis on Water Treatment Industry in Jakarta
Abstract
The availability of energy in this era has been the strategic issue for national development. As energy
availability in Indonesia, since many years ago Indonesian government has applied many programs and policies
about energy conservation. Energy, which most used, is in industry. In this thesis, the problem boundary which
analyzed is electricity energy consumption in water treatment industrie’s pump which include power trend based
on time on distribution pump so that is known the comparison of teoritical power consumption on pumps with
actual used power and the recommendation in mechanical to gain efficiency of electricity on pump system. From
observation on 7 pumps, there are teoritical power graphic (based on pump spsesification) and actual power
graphic (based on observation on Monday, May 10th 2014 until Wednesday, May 14th 2014 with SCADA
system) where the power consumption on actual condition (after VSD installment on pump 2, 3, and 4) lesser
because rotational speed modification with frequency different occurs to gain efficiency. From calculation on
pump 2, it can conclude that with VSD installment there is power efficiency between 17-19%.
Keywords: Energy consumption, water treatment industry, SCADA, VSD
Analisis konsumsi..., Heru Prasetyo, FT UI, 2014
Pendahuluan
Ketersediaan energi pada akhir-akhir ini telah menjadi isu strategis bagi pembangunan
nasional. Pertumbuhan konsumsi energi merupakan hasil dari pertumbuhan jumlah penduduk,
industrialisasi, perkembangan ekonomi, transportasi dan kenaikan konsumsi energi listrik
yang membuat ketidakseimbangan antara permintaan dan ketersediaan energi. Selain itu,
sumber energi utama seperti minyak bumi dan gas menurun sementara pemakaian energi
alternatif tidak terlalu signifikan sehingga niat yang kuat dibutuhkan dalam penggunaan
energi secara bijak dan efisien.
Salah satu faktor yang butuh perhatian tentang penggunaan energi primer di Indonesia
dikarenakan ketergantungan minyak. Berdasarkan data pada tahun 2010, diketahui bahwa
penggunaan minyak bumi masih dominant sekitar 46,8% disusul gas 24,3% dan terakhir
batubara 23,9%. Sehingga energi tak terbarukan masih sekitar 95%. Berdasarkan data pada
tahun 2010 diketahui bahwa sektor industri mendominasi konsumsi energi nasional sekitar
475.828.415 SBM atau 44% kemudian sektro transportasi sebesar 389.638.586 SBM (36%).
Tinjauan Teoritis
Sistem Pengolahan Air Minum
Gambar 1. Proses Pengolahan Air Minum
Proses Pengolahan Air :
Analisis konsumsi..., Heru Prasetyo, FT UI, 2014
1. Air Baku, merupakan air yang berasal dari sumber (belum dilakukan perawatan). Pada
umumnya air baku yang telah sampai pada sistem pengolahan terlebih dahulu
dimasukkan ke water intake.
2. Koagulasi
Koagulasi merupakan suatu proses de-stabilisasi muatan listrik dari koloid sehingga
memungkinkan untuk bergabung satu sama lain. Proses koagulasi ini dimasukkan ke
dalam sebuah chamber, dimana pada proses ini terjadi proses percampuran antara air
baku dengan bahan koagulan yaitu Alumunium Sulfat sebagai penyumbang ion
positif. Kedua zat ini diaduk secara cepat agar terjadi percampuran secara merata
sehingga terjadi konsentrasi yang sama.
3. Floculation
Floculation merupakan proses percampuran berintensitas rendah yang digunakan
untuk meningkatkan aglomerasi dari partikel kecil dan koloid untuk membentuk flocs
yang dapat dipindahkan oleh proses separasi. Dalam kompartemen flokulasi, flok
diusahakan untuk tidak mengendap atau flok menjadi pecah.
4. Sedimentation
Sedimentation, merupakan suatu proses yang dilakukan untuk menghilangkan materi
tersuspensi atau flok kimia yang cukup besar dengan berat jenis lebih dari 1 yang akan
mengendap secara gravitasi di bak pengendapan atau dikenal dengan nama
akselerator. Proses terbentuknya sedimentasi dimulai dari flok-flok yang cukup besar
dan berat jenis lebih dari 1 secara perlahan turun karena adanya pengaruh gravitasi.
Flok-flok yang berukuran halus akan terbawa aliran keluar, yang selanjutnya akan
mengalami pemisahan melalui proses filtrai. Dalam bak sedimentasi, flok diusahakan
tidak mengalami pemecahan dikarenakan gradian kecepatan yang tinggi.
5. Filtration
Filtration, merupakan proses penyaringan yang berfungsi untuk memisahkan padatan
tersuspensi dan flok-flok yang masih lolos dalam proses sedimentasi. Proses
penyaringan ini menggunakan kerikil, pasir, dan bahan-bahan lainnya yang dapat
digunakan berulangkali.
6. Reservoir
Reservoir, merupakan tempat untuk menampung air hasil pengolahan sebelum
didistribusikan ke konsumen dalam sistem distribusi.
7. Clean Water Distribution, merupakan air bersih yang akan didistribusikan ke
pelanggan.
Analisis konsumsi..., Heru Prasetyo, FT UI, 2014
Sebagian besar air yang didistribusikan oleh perusahaan air minum yang penulis teliti (61%)
berasal dari Waduk Jatiluhur dan diolah di 2 Instalasi Pengolahan Air (5.000 liter/detik). 4,5%
lainnya datang dari Kali Krukut dan diolah di IPA Cilandak (365 liter/detik). Selebihnya
sebesar 2.800 liter/detik dibeli oleh Perseroan dalam bentuk Air Curah Olahan dari PDAM
Tangerang yang merupakan air olahan dari Sungai Cisadane.
Sistem Pompa
Sistem pompa terpakai sekitar 20% dari permintaan energi listrik di seluruh dunia dan
berkisar dari 25-50% pemakaian energi di industri (US DOE, 2004). Pompa memiliki dua
fungsi utama, yaitu :
1. Memindahkan cairan dari tempat satu ke tempat lainnya
2. Mensirkulasikan cairan pada sistem
Komponen utama sistem pompa yaitu :
1. Pompa
2. Penggerak utama, motor listrik, mesin diesel atau sistem udara
3. Pemipaan, digunakan untuk membawa fluida
4. Katup, digunakan untuk mengendalikan aliran pada sistem
5. End-use equipment, yang memiliki persyaratan berbeda dan menentukan komponen
sistem pompa dan konfigurasinya.
Pompa sentrifugal termasuk dalam pompa dinamik yang paling umum digunakan untuk
pemompaan air pada aplikasi industri. Pompa ini memiliki cara kerja sebagai berikut :
• Cairan dipaksa masuk ke dalam impeller baik dengan tekanan atmosfir atau
dengan bantuan tekanan buatan.
• Baling-baling impeller mengantarkan energi kinetik ke cairan yang menyebabkan
cairan berputar yang kemudian meninggalkan impeller dengan kecepatan tinggi.
• Impeller dikelilingi oleh volute casing yang mengkonversi energi kinetik menjadi
energi tekanan. Gambar 2. Working Pronciple of Centrifugal Pump
Analisis konsumsi..., Heru Prasetyo, FT UI, 2014
Komponen utama pompa sentrifugal :
§ Komponen berputar : impeller yang terhubung dengan poros
§ Komponen tetap :
casing, casing cover dan bearing Gambar 3. Instalasi Pompa
Gambar 4. Kurva Kinerja Pompa
Metode Penelitian
Hukum Afinitas Pompa
32
231
1
22
22
1
1
2
2
1
1
2121
;
NP
NP
NH
NH
NQ
NQ
NNDD
=⇒
=⇒
=⇒
≠=
Analisis konsumsi..., Heru Prasetyo, FT UI, 2014
Pemasangan Pompa
Katup
Katup merupakan peralatan mekanikal yang mengatur besarnya debit, menghentikan,
membuka, mengubah arah, serta mencegah terjadinya aliran balik zat alir (cair maupun gas)
yang mengalir di dalam pipa atau alat distribusi lainnya.
Berikut berbagai macam katup :
§ Gate Valve Gambar 5. Gate Valve
Gate valve merupakan katup yang paling banyak digunakan pada aplikasi shutoff
karena desain dan operasi yang sederhana. Memiliki sedikit gangguan untuk mengalir,
turbulensi rendah, dan perbedaan tekanan yang rendah. Gate Valve biasanya memiliki
perbedaan tekanan yang rendah ketika terbuka penuh dan memiliki tutup yang tebal ketika
tertutup. Gate valve disarankan terbuka secara perlahan untuk menghindari kejutan hidraulik
pada jalur. Penutupan yang lambat membantu mengeluarkan sedimen dan kotoran yang
terperangkap.
Analisis konsumsi..., Heru Prasetyo, FT UI, 2014
§ Globe Valve Gambar 6. Globe Valve
Globe valve secara normal digunakan untuk keperluan umum.
Fitur spesifik Globe Valve tipe ini yaitu throttling yang efisien dengan
minimum wire drawing. Namun tipe ini kurang direkomendasikan
dimana hambatannya terhadap aliran dan perbedaan tekanan paling
tinggi dibandingkan jenis katup lainnya.
§ Pinch Valve Gambar 7. Pinch Valve
Pinch Valve merupakan desain yang paling sederhana diantara katup lainnya
dan relatif tidak mahal. Desain yang sederhana menghasilkan pressure drop yang
rendah. Katup ini tidak memiliki tepi internal sehingga tidak dapat mengumpulkan
sedimen atau sampah yang dapat menyebabkan katup terkorosi. Sampah seperti
plastik, ranting, dan sebagainya dapat melewati katup.
§ Ball Valve Gambar 8. Ball Valve
Analisis konsumsi..., Heru Prasetyo, FT UI, 2014
Ball valve berbentuk bola dengan lubang ditengahnya yang memiliki satu
sumbu, menghubungkan inlet dan outlet. Ball valve memiliki desain sederhana, mudah
dirawat, membutuhkan sedikit pelumasan, dan menyediakan penutupan yang tebal
dengan torsi yang rendah.
§ Butterfly Valve Gambar 9. Butterfly Valve
Butterfly valve memiliki konsep pipe damper dan memiliki komponen kontrol
berupa piringan yang berdiameter sama dengan jalur pipa dan berputar secara
horizontal dan vertikal. Ketika fluida mengalir katup terbuka dan ketika fluida
berhenti mengalir maka katup tertutup. Butterfly valve pada ukuran besar memiliki
berat, ruang, dan biaya inisiasi yang lebih menguntungkan dibandingkan katup gate,
globe, dan ball. Biaya perawatan rendah karena jumlah komponen bergerak dan tidak
adanya ruang untuk memerangkap fluida.
Berikut perbandingan biaya beberapa katup berdasarkan ukuran: Gambar 10. Grafik Perbandingan Biaya dan Jenis Katup
Analisis konsumsi..., Heru Prasetyo, FT UI, 2014
Variable Speed Drive
VSD dihubungkan dengan motor induksi yang berada pada pompa berputar
dengan kecepatan tetap, ditentukan oleh frekuensi yang disuplai oleh tegangan suplai.
Arus yang diaplikasikan ke stator memproduksi medan magnet yang memutar
kecepatan sinkron. Kecepatan dapat dihitung dengan membagi alur frekuensi dengan
jumlah kutub magnetik. VSD mengkonversi frekuensi tetap ke frekuensi variabel yang
memungkinkan kecepatan motor dapat diubah. Berikut berbagai persamaan yang
digunakan dalam VSD :
!" =120!"
!
Keterangan :
§ Ns : putaran (rpm)
§ f : frekuensi (Hz)
§ p : jumlah kutub
! =!"#
9549
Keterangan : § Daya poros : putaran (kW) § T : torsi (Nm) § N : putaran (rpm)
! =!"#"$%"1,
73
1000
Keterangan :
§ P : daya listrik (kW)
§ V : tegangan (Volt)
§ I : arus (Amp)
§ pf : faktor daya (0,8)
Analisis konsumsi..., Heru Prasetyo, FT UI, 2014
Berikut rangkaian yang terdapat pada Variable Speed Drive : Gambar 11. Variable Speed Drive
Keterangan :
penyearah/rectifier
transistor, yang memiliki dua fungsi yaitu :
§ transistor sebagai switch, dikategorikan menjadi dua kondisi : FULLY ON dan
OFF, pada kondisi FULLY ON, tegangan transistor hampir nol, dan transistor
dikatakan dalam keadaan saturated karena tidak dapat mengalirkan arus collector
Ic lagi. Peralatan yang di-switch oleh transistor biasa disebut load.
§ transistor sebagai inverter, dimana sinyal output merupakan kebalikan dari sinyal
input. Ketika input-nya tinggi maka output-nya rendah dan sebaliknya jika input-
nya rendah maka output-nya tinggi.
Dalam rangkaian VSD yang diteliti, fungsi transistor sebagai inverter.
Gambar dibawah merupakan cara pemasangan VSD yang benar dan yang salah :
Analisis konsumsi..., Heru Prasetyo, FT UI, 2014
Gambar 12. Cara pemasangan VSD yang benar dan yang salah
Berikut ini merupakan tipe-tipe dari VFD :
1. Pengendali Mekanikal yang meliputi Adjustable sheave belt drive, Clutch, Traction
drive
2. Pengendali Elektrikal yang meliputi Eddy, DC, Solid state Vac, Multispeed motors
3. Pengendali Fluida
Uninterruptible Power Supply
Uninterruptible Power Supply (UPS) merupakan suatu alat yang menyediakan listrik
cadangan ketika sumber daya input gagal. Prinsip kerja UPS berupa perlindungan dan backup
baterai. Gambar 13. UPS dalam kondisi ON
Gambar 14. UPS dalam kondisi CHARGING
Analisis konsumsi..., Heru Prasetyo, FT UI, 2014
MULAI
mengurus perizinan dan
perjanjian dengan perusahaan
Maret-April 2014
mengikuti training untuk studi
lapangan dan manajemen
Awal Mei 2014
berdiskusi dengan divisi monitoring
control dan production
Pertengahan Mei 2014
melakukan capturing kondisi
lapangan dan peralatan yang ada
Pertengahan Mei 2014
mengambil data process flow
diagram Akhir Mei 2014
mengambil data pompa distribusi
Awal Juni 2014
mengambil data tren daya vs waktu selama 5 hari Awal Juni 2014
melakukan studi peralatan dan cara
kerja peralatan produksi (pompa
dan valve) Awal Juni 2014
melakukan analisa data dan menyusun
laporan Pertengahan Juni
2014
melengkapi laporan Akhir Juni 2014
SELESAI
Peralatan yang diproteksi dikoneksikan dengan daya utilitas. Ketika tegangan masuk
jatuh maka UPS secara mekanikal mengganti peralatan terkoneksi ke inverter output DC-AC.
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
Setelah dilakukan pengukuran daya aktual (setelah pemasangan VSD pada pompa 2,3,
dan 4) dengan perhitungan daya teoritis (sebelum pemasangan VSD) diketahui bahwa nilai
daya aktual pada grafik lebih rendah dikarenakan pengaruh penurunan kecepatan putar.
Berikut data-data yang telah didapatkan :
Analisis konsumsi..., Heru Prasetyo, FT UI, 2014
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
daya teori*s daya aktual
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000
daya teori*s daya aktual
Gambar 15. Grafik perbandingan daya aktual dan teoritis(kW) vs Waktu (jam) pada Sabtu, 10 Mei
2014
Jumlah Presentase penurunan daya : 0,089%
Gambar 16. Grafik perbandingan daya aktual dan teoritis (kW) vs Waktu (jam) pada Minggu, 11
Mei 2014
Jumlah Presentase penurunan daya : 0,098 %
Analisis konsumsi..., Heru Prasetyo, FT UI, 2014
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
daya teori*s daya aktual
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
daya teori*s daya aktual
Gambar 17. Grafik perbandingan daya aktual dan teoritis (kW) vs Waktu (jam) pada Senin, 12
Mei 2014
Jumlah Presentase penurunan daya : 1,7 %.
Gambar 18. Grafik perbandingan daya aktual dan teoritis (kW) vs Waktu (jam) pada Selasa, 13 Mei
2014
Jumlah Presentase penurunan daya : 0,185 %
Analisis konsumsi..., Heru Prasetyo, FT UI, 2014
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
daya teori*s daya aktual
Gambar 19. Grafik perbandingan daya aktual dan teoritis (kW) vs Waktu (jam) pada Rabu, 14 Mei 2014
Jumlah Presentase penurunan daya : 16,59 %
Pembahasan
Berikut analisa dari hasil pengukuran dan perhitungan:
v Terjadi penurunan daya dari jam 19.00 hingga jam 22.00 yang sengaja dikondisikan
agar pemakaian daya pompa sesuai dengan kebutuhan air yang tidak begitu besar pada
jam-jam tersebut.
v Terjadi penaikan daya dari jam 04.00 hingga jam 07.00 yang dikondisikan agar sesuai
dengan kebutuhan air yang besar pada jam 07.00 hingga jam 19.00.
v Pengaturan frekuensi pada VSD menyebabkan penurunan putaran sesuai kebutuhan
(yang pada akhirnya berujung pada efisiensi).
v Terjadi grafik daya aktual yang lebih bervariasi dibandingkan daya teoritis yang
cenderung mengalami penurunan daya disebabkan pengaturan putaran motor yang
intensif dengan VSD.
v Berikut analisa biaya dan konsumsi energi :
Perhitungan Konsumsi Energi Listrik terukur pada pompa yang belum dipasang VSD
dapat dilihat sebagai berikut :
v Biaya listrik di luar waktu beban puncak :
Rp 1.059,- per kWh
v Biaya listrik di waktu beban puncak :
Rp 1.482,- per kWh
Pemakaian listrik :
Analisis konsumsi..., Heru Prasetyo, FT UI, 2014
v Rata-rata perhari di luar waktu beban puncak (23.00-17.00) : 688 kWh
v Rata-rata perhari di waktu beban puncak (18.00-22.00) : 678 kWh
Biaya listrik selama 1 tahun :
Rp 17.674.209,- /hari x 30 hari x 12 :
Rp 6.362.715.240,-
Perhitungan Konsumsi Energi Listrik terukur pada pompa yang telah dipasang VSD dapat
dilihat sebagai berikut :
v Biaya listrik di luar waktu beban puncak :
Rp 1.059,- per kWh
v Biaya listrik di waktu beban puncak :
Rp 1.482,- per kWh
Pemakaian listrik :
v Rata-rata perhari di luar waktu beban puncak (23.00-17.00) : 704 kWh
v Rata-rata perhari di waktu beban puncak (18.00-22.00) : 668 kWh
Biaya listrik selama 1 tahun :
Rp 17.153.029,- /hari x 30 hari x 12 : Rp 6.175.090.440,-
Penghematan yang terjadi selama 1 tahun sebesar : Rp 187.624.800,-
Harga 3 buah VSD tegangan 380V, 3 fase dan frekuensi 50 Hz adalah Rp883.570.140,-
sehingga payback period didapat setelah 5,4 tahun.
Kapasitas kebutuhan air bersih penduduk Senayan dan Kebayoran sebesar 42.578.050
liter/hari sedangkan kapasitas air total yang di-supply per hari sebesar 61.920.000 liter/hari
(800 liter/detik x (3.600 x 24) detik/hari) sehingga dapat disimpulkan bahwa kapasitas air
yang di-supply memenuhi kebutuhan pelanggan setiap harinya.
Benefit Cost Ratio
Merupakan perbandingan revenue (pendapatan + nilai jual alat) dengan biaya investasi
(nilai beli alat). Dalam penelitian ini, revenue adalah penghematan ditambah harga jual VSD
dan biaya investasi adalah harga beli VSD. Dengan pertimbangan penurunan harga VSD
sebesar 10% selama 5 tahun maka perhitungan sebagai berikut :
!"# =!"#"$%"
!"#$%&'$"& =Rp187.624.800,−+ Rp795.213.126,−
Rp883.570.140,− = 1,11
Nilai BCR yang didapat lebih dari 1 sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelian VSD
layak untuk dilakukan.
Analisis konsumsi..., Heru Prasetyo, FT UI, 2014
Gambar 20. Perbandingan sebelum dan sesudah pemasangan VSD dengan sampel pompa 2 pada Selasa,
13 Mei 2014
Parameter Before After Efficiency
kWh 842,8 692,2 17%
WBP 1,19 1 16%
LWBP 8,9 7,3 18%
Kesimpulan dan Saran
v Dibutuhkan pemasangan UPS (Uninterruptible Power Supply) untuk mengatasi putus
sambungan listrik.
v Dibutuhkan pemeriksaan pressure gauge pada sensor.
v Pemasangan VSD pada pompa 2,3 dan 4 memberikan efisiensi yang cukup baik dalam
parameter biaya (Luar Waktu Beban Puncak dan Waktu Beban Puncak), kWh (antara
16% hingga 18%).
Kepustakaan
1. Church, Austin. Centrifugal Pumps and Blowers. Krieger Publishing Company. New
York. 1972.
2. Data Peralatan dan Operasional Harian Divisi Produksi Perusahaan Air Minum X.
3. Data pengukuran Divisi Control-Monitoring Perusahaan Air Minum X
4. Energy Efficiency Guide for Industry in Asia. www.energyefficiencyasia.org. UNEP
2006.
5. Laporan Tahunan Perusahaan Air Minum X tahun 2011.
6. Slide Dasar Kelistrikan Pusat Penelitian Sains dan Teknologi Universitas Indonesia.
7. Ulanski, Wayne. Valve&Actuator Technology. McGraw-Hill,inc. Bogota. 1991.
8. http://id.wikipedia.org/wiki/SCADA diakses pada 6 Juni 2014.
9. http://energymanagertraining.com/Journal/VariableFrequencyDrives.pdf diakses
pada 6 Juni 2014
Analisis konsumsi..., Heru Prasetyo, FT UI, 2014