analisis kompetensi pedagogik guru dalam programeprints.ums.ac.id/62398/12/naspub rev.pdf(4) faktor...
TRANSCRIPT
ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PROGRAM
BOARDING SCHOOL DI MAN 1 SURAKARTA
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1
Pada Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
Oleh :
ERMA AZIZAH
A210130070
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
i
PERSETUJUAN
ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PROGRAM
BOARDING SCHOOL DI MAN 1 SURAKARTA
PUBLIKASI ILMIAH
Diajukan Oleh :
ERMA AZIZAH
A210130070
Telah diperiksa dan disetuji untuk diuji oleh
Surakarta, 21 maret 2018
Drs. Muhammad Yahya. MS,i
NIK 06-0509-5302
HALAMAN PENGESAHAN
ii
ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PROGRAM
BOARDING SCHOOL DI MAN 1 SURAKARTA
Yang dipersiapkan dan disusun oleh :
ERMA AZIZAH
A210130070
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada hari
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji
1. Drs. Muhammad yahya, M.Si (................................ )
(Ketua Dewan Penguji)
2. Drs. Djumali, M.Pd (............................... )
(Anggota Dewan Penguji)
3. Drs. Sami’an, M. M (................................ )
(Anggota Dewan Penguji)
Surakarta, 26 Maret 2018
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dekan,
Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M, Hum.
NIDN. 0028046501
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidk terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali secara tertulis
diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,
maka akan memepertanggungjawabkan sepenuhnya.
Surakarta, 21 Maret 2018
Penulis
Erma Azizah
A210130070
1
ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PROGRAM
BOARDING SCHOOL DI MAN 1 SURAKARTA
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan: (1) mendiskripsikan bagaimana kompetemsi pedagogik
guru dalam program boarding school (2) mendiskripsikan bagaimana guru dalam
menetapkan rencana pembelajaran dan materi ajar (3) mendiskripsikan bagaimana
penerapan barding school terhadap kompetensi pedagogi guru (4)
mendiskripsikan faktor penndukung dan penghambat penerapan kebijakan
program boarding school. Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Teknik
pengumpulan data dengan cara reduksi data, penyajian data, penarikan
kesimpulan. Keabsahan data dilakukan dengan triangulasi teknik yaitu dengan
membandingkan data wawancara, observasi, dokumentasi. Hasil penelitian
menunjukan bahwa : (1) kompetensi pedagogik guru MAN 1 Surakarta yang
sudah memenuhi standar guru yang yang memiliki keahlian dan kemampuan (2)
guru dalam menetapkan RPP dan menetapkan materi ajar sudah sesuai dengan
kurikulum yang di terapkan (3) menerapkan kebijakan boarding school di MAN 1
Surakarta adalah menggunakan kurikulum 2013 dan kurikulum kementrian agama
(4) faktor pendukung adanya sistem seleksi (Nilai raport, pendaftaran online,
wawancara siswa calon peserta Didik) dan orang tua yang mendukung (5) faktor
penghambat asrama yng masih harus diperbaiki kurangnya kamar mandi yang
menyebabkan siswa banyak mengantri dan ada sebagian siswa yang terlambat.
Penerapan boarding school memiliki peran penting terhadap kompetensi
pedagogik guru
Kata kunci : kompetensi pedagogik, boarding school
ABSTACT
This study aims to: (1) describe how the pedagogic competence of teachers in the
boarding school program (2) describes how teachers in setting learning plans and
teaching materials (3) describes how the application of barding school to teacher
pedagogy competence (4) supporting and inhibiting the implementation of
boarding school program policies. This type of research is qualitative. Data
collection techniques by means of data reduction, data presentation, conclusion
drawing. The validity of data is done by triangulation technique that is by
comparing interview data, observation, documentation. The result of the research
shows that: (1) pedagogic competence of MAN 1 Surakarta teacher who has
fulfilled the teacher standard set by the government who have the expertise and
ability (2) the teacher in setting the learning implementation plan and set the
teaching material is in accordance with the applied curriculum (3) Implementing a
boarding school policy in MAN 1 Surakarta is to use the 2013 curriculum and
religious ministry curriculum (4) supporting factors for selection and parent
systems that support (5) inhibiting factors of dorms which need to be fixed for the
2
lack of bathrooms that cause many students to queue up and some students who
are late. Implementation of boarding school has an important role to the teacher
pedagogic competence
keywords: pedagogik competence, boarding school
1. PENDAHULUAN
(Kompas.com) “Kualitas pendidian di Indonesia berada diperingkat ke- 64
dari 120 negara diseluruh dunia didasarkan pada laporan tahunan UNESCO
Education For All Global Monitoring Report, 2012”. Sungguh pencapaian
yang masih perlu diperbaiki. Berlangsungnya pendidikan yang kurang
bermakna bagi pengembangan pribadi dan watak peserta didik yang berakibat
hilangnya kepribadian dan kesadaran akan makna hakiki kehidupan. Maka
dari itu perbaikan pendidikan di Indonesia yang minim yang harus
diperhatikan demi mencapai negeri yang mengedepankan kualitas pendidikan.
Dalam dunia pendidikan memanglah sangat diperlukan seorang guru unuk
dijadikan panutan bagi peserta didik untuk meningkatkan kualitas pendidikan
yang ada di Indonesia.
Profesi guru dalam pendidikan menjadi komponen utama bagi peserta
didik. Guru sebagai pendidik memiliki tugas pokok menyiapkan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
membimbing, dan melatih peserta didik serta melaksanakan tambahan. Guru
sebagai pendidik harus memenuhi beberapa syarat khusus. Untuk mengajar ia
dibekali dengan berbagai ilmu sebagai seorang pendidik. Selain itu bekal yang
baik juga akan membawa negeri kita menjadi lebih baik juga. Menurut Ki
Hajar Dewantara(wordpress.com), “mendidik adalah menuntun segala kodrat
yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota
masyarakat dapat mencapai keselamatan yang setinggi-tingginya”.
Kompetensi merupakan kemampuan untuk melaksanakan sesuatu yang
diperoleh pada pendidikan dan pelatihan. Menurut Priatna (2013: 5) “Adapun
empat kompetensi dasar yang harus diperoleh guru yaitu antara lain:
komppetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
kompetensi profesional”.
3
Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan seorang guru dalam
mengelola proses pembelajaran peserta didik. Didalam kompetensi pedagogik
guru harus menguasai beberapa hal yaitu : karakteristik peserta didik, teory
belajar mampu melaksanaan komunikasi dengan efektif dengan peserta didik,
dapat melakukan evaluasi belajar, dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
Dari keempat bentuk kompetensi tersebut, kompetensi pedagogik guru
memiliki peran yang sangat sentral dalam proses pembelajaran didalam kelas
oleh karena itu kompetensi penting yang harus dikuasai oleh setiap guru.
Guru harus mampu mengoptimalkan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan kemampuannya dikelas dan harus melakukan kegiatan
penilaian terhadap pembelajaran yang dilakukan.
Menurut Supardi (2013 : 55) “kinerja guru mempunyai spesifikasi
tertentu. Kinerja guru dapat diukur berdasarkan spesifikasi atau kriteria
kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Kompetensi tersebut
meliputi kompetensi pedagogik,kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, kompetensi profesional”.
Kinerja mengajar guru adalah prestasi yang diperlihatkan dalam
bentuk perilaku. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya. Konsep pendidikan hakikatnya merupakan
proses pembentukan pribadi agar diperoleh kemampuan yang berlebih dari
sebelumnya, sasaran pembentukannya nmemiliki peran penting dalam
aktivitas pemerintahan. Menurut Nana Syaodih dan Erliana Syaodih (2012: 1)
“Pendidikan bisa diartikaan sebagai upaya mencerdaskan bangsa,
menanamkan nilai-nilai moral dan agama, membina kepribadian, mengajarkan
pengetahuan, arahan, tuntunan, teladan, disiplin dll”. Pendidikan di Indonesia
mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Hal ini dapat dilihat daari
perubahan kurikulum, administrasi sekolah, dan program-program lainnya.
Adapun prinsip dasar pendidikan islam dengan sistem boarding school,
berupaya mengintegrasikan ayat AL-Qur’an. Meskipun terdapat kendala
dalam pendidikan boarding school tetapi sekolah tetap berusaha memberikan
4
bimbingan dan pembinaan dalam menciptakan genersi yang unggul dan
pendidikan islami. Menurut Laila faizah (2012).
“Pembinaan mental siswa secara khusus mudah dilaksanakan, ucapan,
perilku, dan sikap siswa akan senantiasa terpantau, tradisi positif siswa
dapat terseleksi secara wajar , terciptanya nilaai-nilai kebersamaan
dalam komunitas siswa, terhadap tradisi yang positif dapat tumbuh
secara leluasa, para siswa dan guru-gurunya dapat saling berwasiat
mengenai kebersmaan,kebenaran, kasih sayang, dan penanaman nilai-
nilaai kejujuran, toleransi, tanggung jawab, kepatuhan, dan
kemandirian dapat teru menerus diamaati dan dipantau oleh para
guru/pembimbing”
Peran pendidikan melalui sistem boarding school dalam penamaannya
karakter peserta didik yang pada akhirnya akan membentuk peserta didik yang
berkarakter dan menjadi penerus bngsa yang penting. Aakan tetapi boarding
school sering dikemas dengan bentuk pondok pesantren myoritas penduduk
agama indonesia menganut agama Islam pondok pesantren diartikan sebagai
suatu lembaga pendidikan Islam Indonesia yang bersifat tradisional untuk
mendalami ilmu agama Islam dan mengamalkannya sebagai pedoman hidup.
Kehidupan pondok atau asrama memberikan berbagai manfaat antara lain
interaksi guru dan murid bisa berjalan secara intnsif, memudahkan kontrol
dengan kegiatan murid, dan bisa menimbulkan rangsangan belajar siswa.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti akan
melakukan penelitian mengenai “ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK
GURU PADA PROGRAM BOARDING SCHOOL DI MAN 1
SURAKARTA.”
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif yang dilaksanakan di lapangan
(field research) yaitu mendiskripsikan bagaimana kompetensi pedagogik guru
dalam program boarding school. Sumber data utama dicatat melalui tes
tertulis dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi. Wawancara
dilakukan dengan subyek penelitian yaitu : guru boarding dan pengelola
asrama.
5
Sesuai dengan karakteristik yang diperlukan penelitian ini maka teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Data hasil kajian yang diperoleh dari hasil observasi,
wawancara, dan dokumentasi akan saling di cross-chek untuk kevalidannya.
Teknik analisis data menggunakan analisis kualitatif model interaktif yaitu
proses pengumpulan data, reduksi data, sajian data, sampai pada penarikan
kesimpulan sebagai sebuah proses.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil peneliian yang dilakukan di kelas X IPA boarding guru
sudah mampu menguasai metode pembelajaran. Sehingga siswa bisa antusias
dalam mengikuti pembelajaran terebut. Adapun guru dalam menetapkan
rencana pembelajaran, guru dalam memahami karakteristik siswa, penerapan
kebijakan boarding school faktor pendukung dan penghambat boarding
school. Berdasarkan uraian diatas akan dijabarkan sebagai berikut.
3.1 Pemahaman Guru terhadap peserta didik
Seorang guru harus mampu memahami karakter peserta didik,
dalam pemahaman karakter peserta didik guru dituntut dapat
mengidentifikasi bekal awal serta memahami siswa ketika pembelajaran
berlangsung, kemampuan, ketepatan waktu dan pengetahuan. Informan 2
saya beri soal-soal anak-anak bisa jawab atau tidak saya bisa tau karakter
anak dari situ mbak, kalau sekarangmateri sudah hafalan hanya saya lihat
saja anak ini saya beri soal anak bisa mengerjakan berapa lama
waktunya. Berdasarkan hasil analisis guru sudah mampu memahami
karakter tiap siswa dalam mengerjakan soal. Guru juga sudah bisa
mengetahui seberapa lama waktu yang mereka perlukan. Informan 3
Cara saya mengetahui bagaimana karakter kemampuan siswa itu dengan
cara mengaitkan dan mengingatkan pelajaran waktu SMP mbak,jadi saya
beri soal-soal setara SMP. Berdasarkan informan 2 guru tersebt juga
sudah mampu dalam mengetahui karakter siswa. Yang mereka amati
6
dengan mengkaitkan soal lama dan bisa mengetahui seberapa waktu yang
mereka butuhkan.
Hasil ini sejalan dengan Menurut syaiful sagala (2009)
menyatakan bahwa : “Kompetensi merupakan peleburan dari
pengetahuan (daya pikir), sikap (daya kalbu), keterampilan (daya pisik)
yang diwujudkan dalam bentuk perbuatan.” Yang dimana guru harus
mampu menguasai sikap dan karakter anak, bahwa guru juga harus di
tuntut untuk aktif dalam perkembangan siswa.
3.2 Perencanaan dan Pelaksanaan Proses Pembelajaran.
Dalam menerapkan teori belajar guru menyesuaikan dengan
karakteristik siswa, biasanya siswa diperbolehkan mencari materi
tambahan melalui internet. Model pembelajaran yang digunakan dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik
siswa dan hasil belajar siswa. Menurut informan 2 Materi ajar saya
mengikuti yang sudah dietapkan oleh kurikulum, saya hanya membuat
rencana pembelajarannya seperti apa. Saat ini menggunakan kurikulum
13 jadi saya mengikuti apa yang sudah ditetapkan pemerintah. Dalam
menetapkan rencana pembelajaran dan materi ajar guru selalu mengikuti
kurikulum yang sudah ditetapkan pemerintah. Informan 3 Untuk
penyusunan RPP yang sesuai dengan strategi biasanya saya sesuaikan
dengan materi, biasanya siswa lebih suka dengan strategi mengajar yang
bagaimana sehingga kompetensi yang saya inginkan bisa tercapai. Dan
untuk materi ajar sudah ditetapkan sama kurikulum yaa mbak,jadi saya
mengikuti silabus dari kurikulum yang sudah ditentukan. Berdasarkan
informan 3 guru juga menetapkan materi ajar sesuai dengan kurikulum
yang sudah ditentukan oleh pemerintah.
Berdasarkan hasil analisis yang sudah dilakukan kedua informan
sudah mampu dalam penetapan perencanaan pembelajaran dan untuk
materi ajar mengikuti yang sudah ditetapkan pemerintah.
7
3.3 Membuat Siswa Untuk Selalu Berperan Aktif Dalam Setiap
Pembelajaran
Menciptakan kelas yang aktif dan kondusif tidaklah mudah, tetapi
itu dapat diatasi oleh informan yang ke 2 yakni ibu Nurul Hasanah yang
mengatakan saya selalu berusaha, bukan mengancam, setiap saya masuk
kelas saya beri pertanyaan kalau tidak bisa menjawab pertanyaan saya,
anak akan saya suruh berdiri dan harus bisa menemukan jawabannya
baru diperbolehkan duduk. Guru selalu berusaha membuat siswa untuk
selalu berperan aktif dalam setiap pembelajaran. Seprti halnya infirman 3
kalau selalu membuat anak berperan aktif saya selalu berinovasi dalam
setiap pertemuan, biar anak selalu penasaran apa yang akan saya gunakan
nanti saat pembelajaran. berdasarkan informan 3 guru selalu berusaha
untuk berinovasi dalam setiap pembelajaran.
Berdasarkan hasil analisis guru selalu berusaha untuk membuat
siswa selalu berperan aktif disetiap pembelajaran berlangsung. Dan setiap
pembelajaran itu guru tetap berinovasi agar siswa tidak merasa bosan dan
jenuh.
3.4 Penerapan Kebijakan Boarding School Di MAN 1 Surakarta
Sistem pendidikan merupakan salah satu strategi yang digunakan
MAN 1 Surakarta untuk menjaring peserta didik yang berkualitas.
Informan 1 mengatakan Sebelum adanya boarding school, sistem
pendidikan di MAN 1 Surakarta berbasis tidak asrama, atau siswa boleh
pulang kerumah dengan tidak adanya tambahan ekstrakulikuler yang
mengacu terhadap perkembangan siswa seperti (mohadlarah, muhadasah,
dll). Setelah berkembang dan berjalannya waktu sekolah MAN
mengadakan sekolah berbasis asrama yang dulunya semua siswa boleh
berada diasrama jika menginginkan asrama termasuk IPS. Sekolah MAN
yang selalu berkembang dan bisa memenuhi target yang ingin dicapai
terwujudlah sekolah MAN berbasis arama tetapi hanya kelas IPA saja.
Berdasarkan analisis tersebut informan 1 mengatakan sistem boarding
school yang diterapkan di MAN 1 Surakarta adalah anak IPA dan
8
berbasis laboratorium. Informan 2 mengatakan Sistem pendidikan di
MAN terutama boarding school sekarang itu mengarah ke IPA. Sebelum
adanya program IPA dulu juga ada IPS yang masuk dikelas boarding
karena boarding diperuntukan untuk siswa yang menginginkan adanya
fasilitas asrama. Tetapi dengan seiring waktu program sekarang di
peruntukkan untuk kelas IPA saja di karnakan mengarahkan ke sistem
sekolah yang sudah semakin maju dan ingin terprogram mengarah ke
praktikum. Analisis tersebut menghasilkan jika sistem boarding school
yang diterapkan di MAN 1 Surakarta mengarah ke pratikum.
Hasil dari penelitian ini sekolah MAN 1 Surakarta program
boarding school berbasis laborat yang mengharuskan guru memiliki
ketrampilan dalam pembelajaran.
3.5 Keterpaduan Antara Sekolah, Orang Tua Dan Lingkungan
Tujuan pendidikan tidak akan tercapai dengan sempurna tanpa
kerjasama dan dukungan semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
pendidikan MAN 1 Surakarta telah berupaya menerapkan keterpaduan
program boaarding school dengan mengikutsertakan orang tua dan
lingkungan sekolah informan 1 mengatakan : Jadi kita pasti melibatkan
orang tua, apalagi pada saat rapotan, nanti orang tua bertemu dengan
ketua progrm biasanya dengan wai kelas, wali asrama meningkatkan
kualitas Asrama bisa masuk PTN Negeri. Interaki sekolah dengan orang
tua sangat diperlukan untuk perkembangan siswa. Informan 3
mengatakan Karena anak-anak tinggal di asrama sama disekolah,
otomatis dengan lingkungan harus ada kerjasama dan keamanannya.
Berdasarkan data wawancara yang diperoleh kerjasama orang
tua dan siswa da lingkungan sangat diperlukan guna kelangsungan
siswa agar siswa dapat terpantau perkembangannya.
4. PENUTUP
Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat
disimpulkan bahwa :
9
Hasil penelitian tentang analisis kompetensi pedagogik pada boarding
school di MAN 1 Surakarta, dapat diambil implikasi bahwa boarding school
perlu dilanjutkan dengan melakukan pegembangan kurikulum dan kerja sama
dengan lingkungan sekitar terus dikembangan untuk meningkatkan life skill
dan pendalaman materi, faktor pendukung program boarding harus tetap
dipertahankan serta sebisa mungkin meminimalisir dan mencari solusi faktor
penghambat boardinh serta mampu mempertahankan peran boarding dalam
meningkatkan kompetensi guru.
Penerapan program boarding school membutuhkan partisipasi dan
kerja sama dari berbagai pihak agar mampu berjalan dengan baik dan lancar.
Maka dari itu dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut:
4.1 Bagi sekolah
Sekolah perlu mengadakan perbaikan terhadap fasilitas yang telah ada
namun keadannya kurang memadai atau bahkan jika memungkinkan,
sekolah bisa menambah fasilitas penunjang seperti GOR serta asrama
yang lebih ditambah lagi fasilitas yang belum memadai bersama serta
fasilitas multimedia sehingga kelancaran dan keberhasilan penerapan
program boarding semakin bertambah.
4.2 Bagi guru
1) Guru harus mampu menggunakan model-model pembelajaran aktif,
inovatif dan menyenangkan yang mampu meningkatkan kemampuan
siswa serta mengurangi kejenuhan atau kebosanan siswa.
2) Guru lebih berpartipasi secara aktif dan serius saat mengikuti kegiatan
yang lebih menambah keahlian, misalnya lebih bersikap proaktif dan
intensif saat mengikuti diklat, seminar, pelatihan dan sejenisnya.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz Hamka Abdul (2012). Karakter guru profesional melhirkan murid unggu
menjawab Tenaga Masa Depan . Jakarta :Al-Marwadi Prima.
http://edukasi.kompas.com/read/2017/08/18/06490021/72-tahun-merdeka-apa-
kabar-pendidikan-indonesia- hary pratama 18 agustu 2017.
10
http://lailafaizah.blogspot.co.id/2012/07/kolaborasi-pendidikan-formal-dan.html
diakses pada minggu, 08 juli 2012 lailatul Faizah
https://www.slideshare.net/YaniPitoy/permendiknas-nomor-16-tahun-2007-
standar-kompetensi-guru
Priatna, Nanang dan Sukamto, Tito.2013. Pengembangan Profesi Guru. Bandung :
PT Remaja Rosdakarya.
Sagala, syaiful (2009) Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga
Kependidikan.Bandung : Alfabeta