analisis kinerja keuangan pada p.t. (persero) angkasa …

12
Jurnal Economix Volume 7 Nomor 1 Juni 2019 1 ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA P.T. (PERSERO) ANGKASA PURA I CABANG BANDARA HASANUDDIN MAKASSAR Andi Arwinda Wildam STIMI YAPMI Makassar Email : [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kinerja keuangan pada P.T. (Persero) Angkasa Pura I Cabang Bandara Hasanuddin Makassar dapat dikatakan sehat berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP-100/MBU/2002, tentang tingkat kesehatan BUMN? Rasio yang digunakan dalam penelitian ini, mengacu kepada aspek keuangan dengan memakai delapan rasio keuangan sesuai Keputusan Menteri BUMN Nomor : Kep-100/MBU/2002 tanggal 4 juni 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara antara lain : Return On Equity, Return On Investment, Cash Ratio, Current Ratio, Collection Period, Inventory Turnover, Total Asset Turnover dan Total Modal Sendiri terhadap Total Aset. Hasil penelitian menyatakan bahwa kondisi keuangan P.T. (Persero) Angkasa Pura I Cabang Bandara Hasanuddin Makassar pada tahun 2011-2013 dikatakan sehat berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP-100/MBU/2002, tentang tingkat kesehatan BUMN apabila ditinjau dari tingkat likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan aktivitas, sehingga dapat dinyatakan bahwa perusahaan sedang dalam keadaan berkembang. Secara umum dapat diketahui bahwa kinerja atau penilaian keuangan P.T. (Persero) Angkasa Pura I Cabang Bandara Hasanuddin berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor : KEP-100/MBU 2002 dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 berada pada klasifikasi sehat predikat AAA. Kata Kunci : Kinerja Keuangan ANALYSIS OF FINANCIAL PERFORMANCE IN P.T. (PERSERO) ANGKASA PURA I HASANUDDIN AIRPORT MAKASSAR BRANCH Andi Arwinda Wildam STIMI YAPMI Makassar Email : [email protected] ABSTRACT This study aims to determine whether the financial performance of P.T. (Persero) Angkasa Pura I Hasanuddin Airport Branch Makassar can be said to be healthy based on Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP-100/MBU/2002, about the soundness of BUMN? The ratio used in this study, refers to the financial aspect by using eight financial ratios in accordance with the Decree of the Minister of BUMN Nomor : Kep-100 / MBU / 2002 dated June 4, 2002 concerning the Assessment of Badan Usaha Milik Negara Health Levels, among others : Return On Equity, Return On Investment, Cash Ratio, Current Ratio, Collection Period, Inventory Turnover, Total Asset Turnover and Total Own Capital to Total Assets. The results of the study stated that the financial condition of P.T. (Persero) Angkasa Pura I Hasanuddin Airport Branch Makassar in 2011-2013 said to be healthy based on the Decree of the Minister of BUMN Nomor : KEP-100 / MBU / 2002, about the soundness of BUMN when viewed from the level of liquidity, solvency, profitability and activity, so that it can stated that the company is in a developing state. In general it can be seen that the

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA P.T. (PERSERO) ANGKASA …

Jurnal Economix Volume 7 Nomor 1 Juni 2019

1

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA P.T. (PERSERO) ANGKASA PURA I

CABANG BANDARA HASANUDDIN MAKASSAR

Andi Arwinda Wildam

STIMI YAPMI Makassar

Email : [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kinerja keuangan pada P.T. (Persero)

Angkasa Pura I Cabang Bandara Hasanuddin Makassar dapat dikatakan sehat

berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP-100/MBU/2002, tentang

tingkat kesehatan BUMN? Rasio yang digunakan dalam penelitian ini, mengacu kepada

aspek keuangan dengan memakai delapan rasio keuangan sesuai Keputusan Menteri

BUMN Nomor : Kep-100/MBU/2002 tanggal 4 juni 2002 tentang Penilaian Tingkat

Kesehatan Badan Usaha Milik Negara antara lain : Return On Equity, Return On

Investment, Cash Ratio, Current Ratio, Collection Period, Inventory Turnover, Total

Asset Turnover dan Total Modal Sendiri terhadap Total Aset. Hasil penelitian

menyatakan bahwa kondisi keuangan P.T. (Persero) Angkasa Pura I Cabang Bandara

Hasanuddin Makassar pada tahun 2011-2013 dikatakan sehat berdasarkan Surat

Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP-100/MBU/2002, tentang tingkat kesehatan

BUMN apabila ditinjau dari tingkat likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan aktivitas,

sehingga dapat dinyatakan bahwa perusahaan sedang dalam keadaan berkembang.

Secara umum dapat diketahui bahwa kinerja atau penilaian keuangan P.T. (Persero)

Angkasa Pura I Cabang Bandara Hasanuddin berdasarkan Keputusan Menteri Badan

Usaha Milik Negara Nomor : KEP-100/MBU 2002 dari tahun 2011 sampai dengan

tahun 2013 berada pada klasifikasi sehat predikat AAA.

Kata Kunci : Kinerja Keuangan

ANALYSIS OF FINANCIAL PERFORMANCE IN P.T. (PERSERO) ANGKASA

PURA I HASANUDDIN AIRPORT MAKASSAR BRANCH

Andi Arwinda Wildam

STIMI YAPMI Makassar

Email : [email protected]

ABSTRACT

This study aims to determine whether the financial performance of P.T. (Persero)

Angkasa Pura I Hasanuddin Airport Branch Makassar can be said to be healthy based

on Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP-100/MBU/2002, about the

soundness of BUMN? The ratio used in this study, refers to the financial aspect by

using eight financial ratios in accordance with the Decree of the Minister of BUMN

Nomor : Kep-100 / MBU / 2002 dated June 4, 2002 concerning the Assessment of

Badan Usaha Milik Negara Health Levels, among others : Return On Equity, Return On

Investment, Cash Ratio, Current Ratio, Collection Period, Inventory Turnover, Total

Asset Turnover and Total Own Capital to Total Assets. The results of the study stated

that the financial condition of P.T. (Persero) Angkasa Pura I Hasanuddin Airport

Branch Makassar in 2011-2013 said to be healthy based on the Decree of the Minister

of BUMN Nomor : KEP-100 / MBU / 2002, about the soundness of BUMN when

viewed from the level of liquidity, solvency, profitability and activity, so that it can

stated that the company is in a developing state. In general it can be seen that the

Page 2: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA P.T. (PERSERO) ANGKASA …

Jurnal Economix Volume 7 Nomor 1 Juni 2019

2

financial performance or evaluation of P.T. (Persero) Angkasa Pura I Hasanuddin

Airport Branch based on the Decree of the Minister of Badan Usaha Milik Negara

Nomor : KEP-100 / MBU 2002 from 2011 to 2013 is in the healthy classification of the

title of AAA.

Key Words : Financial Performance

PENDAHULUAN

Persaingan dunia usaha saat ini cukup ketat, hal ini disebabkan adanya

globalisasi ekonomi yang tidak mengenal batas dunia. Dalam kondisi perekonomian

seperti itu pemerintah melalui kebijaksanaannya telah memberikan peran yang lebih

banyak terhadap sektor swasta dan ini merupakan waktu yang sangat tepat untuk

berkompetisi sesuai dengan kemampuan dari masing-masing perusahaan.

Suatu perusahaan baik yang bergerak dalam bidang agraris, perniagaan, industri

maupun bidang pemberian jasa pada umumnya mempunyai tujuan yang sama bila

ditinjau dari segi fungsi keuangan yaitu untuk mencapai laba yang maksimal dan

berusaha menjamin tingkat likuiditasnya. Tercapainya laba yang maksimal karena

kejelian manajemen keuangan dalam memperhatikan dan mengontrol biaya, harga serta

bertanggung jawab atas analisa dan ramalan tingkat laba yang akan diperoleh. Tetapi

dalam praktek sering dijumpai perusahaan gagal mendapatkan laba karena kurangnya

perhatian manajer keuangan terhadap hal tersebut.

Untuk memastikan bahwa tujuan perusahaan dapat tercapai maka perlu

dilakukan pengukuran kinerja perusahaan secara periodik. Kemudian kinerja tersebut

dianalisis dan hasilnya akan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh

pihak-pihak yang berkepentingan pada perusahaan. Bagi pemilik dan pemegang saham

hasil analisis tadi digunakan untuk menilai sukses tidaknya manajemen dalam

mengelola perusahaan. Bagi manajemen digunakan untuk mengevaluasi kinerja di masa

lalu, memperbaiki sistem pengawasan dan merumuskan program atau kebijaksanaan

yang lebih tepat. Sedangkan bagi kreditur atau investor digunakan untuk menilai

kemampuan dalam memenuhi kewajibannya serta dalam menghasilkan laba.

Mereka yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan

sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Dengan diketahuinya

kondisi keuangan perusahaan, keputusan yang rasional dapat dibuat. Media yang dapat

dipakai untuk meneliti kondisi keuangan perusahaan adalah laporan keuangan yang

terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi, perubahan modal dan cash flow. Neraca lebih

menggambarkan tentang kinerja keuangan perusahaan dan laba rugi menggambarkan

kinerja operasi perusahaan, namun secara keseluruhan laporan keuangan dapat dijadikan

dasar untuk menilai kenerja sebuah perusahaan. Untuk itu pemakai laporan keuangan

harus memiliki kemampuan untuk menelusuri latar belakang angka-angka dalam

laporan keuangan, mencari hubungan kemampuan kecenderungan (trend) angka-angka

tersebut kemudian menginterpretasikannya dan proses ini disebut analisis laporan

keuangan.

Analisis keuangan merupakan suatu proses analisis dari data neraca, laporan

laba rugi, perubahan modal dan cash flow menjadi suatu informasi yang beguna untuk

pengambilan keputusan. Salah satu proses analisis ini adalah analisis rasio. Analisis

rasio digunakan untuk mengidentifikasi keadaan keuangan perusahaan dan untuk dasar

perencanaan keuangan.

Analisis perusahaan dengan menggunakan rasio keuangan memungkinkan

manajer keuangan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dengan cepat. Dengan rasio

keuangan juga memungkinkan perbandingan jalannya perusahaan dari waktu ke waktu

serta mengidentifikasi perkembangannya. Dengan kata lain tujuan analisis rasio adalah

Page 3: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA P.T. (PERSERO) ANGKASA …

Jurnal Economix Volume 7 Nomor 1 Juni 2019

3

untuk mengetahui tingkat likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, aktivitas serta stabilitas

usaha dari perusahaan yang bersangkutan.

Kinerja keuangan adalah gambaran mengenai hasil yang telah dicapai

perusahaan dalam suatu periode tertentu satu tahun atas pelaksanaan suatu kegiatan

dengan mengacu pada program atau kebijakan yang tertentu dalam visi, misi, sasaran

dan tujuan perusahaan.

Kinerja perusahaan di bagi atas dua bagian, pertama adalah kinerja pemasaran,

yaitu hasil yang dicapai perusahaan sehubungan aktivitas kegiatan pemasarannya. Yang

indikasinya dapat dilihat dari volume penjualan yang diperoleh, market share dan trend

penjualan (forecasting) yang akan dihasilkan pada masa yang akan datang, Kedua

adalah kinerja keuangan, yaitu hasil yang dicapai perusahaan ditinjau dari segi

akuntansinya yang indikasinya dapat diukur melalui tingkat liquiditas dan profitabilitas

pada setiap akhir periode akuntansi.

Kinerja keuangan dengan alat ukur tingkat likuiditas, solvabilitas dan

profitabilitas merupakan penentuan paling dominan terhadap keberhasilan perusahaan

dalam aktifitasnya, dengan pertimbangan, hasil yang dicapai perusahaan tidak semata-

mata di ukur berapa besar penjualan dan pendapatan yang mampu diraih, tetapi harus di

hubungkan dengan berapa besar pengorbanan ekonomi yang dikeluarkan perusahaan

untuk mencapai hasil tersebut sebagai beban biaya, sehingga hasilnya adalah

pendapatan bersih (netto).

Di lingkup manajemen P.T. (Persero) Angkasa Pura I Cabang Bandara

Hasanuddin Makassar mengemban misi pemerintah sebagai agen pembangunan dalam

menunjang kelancaran arus penumpang dan barang. Kantor Cabang Bandar Udara

Hasanuddin dalam misi pengusahaan kebandarudaraan memberikan pelayanan kepada

pemakai jasa bandar udara dalam bidang aeronautika dan non aeronautika. Bidang

aeronautika terdiri dari PJP4U (Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan, Penyimpanan,

Pesawat Udara), PJP2U (Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara) dan PJP

(Pelayanan Jasa Penerbangan). Sedangkan bidang non aeronautika terdiri dari jasa

pemakaian counter, conveyor, jasa sewa ruangan/tanah dan tempat di bandara, jasa

konsesi, jasa parkir, jasa pemasangan reklame di bandara dan jasa lain-lain yaitu

memberikan jasa diluar jasa tersebut, antara lain jasa panggilan informasi, administrasi.

pemakaian listrik, air dan telepon. Dilihat dari berbagai aspek di atas, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Analisis Kinerja Keuangan pada P.T.

(Persero) Angkasa Pura I Cabang Bandara Hasanuddin Makassar.

Masalah Pokok

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi masalah pokok dalam

penelitian ini adalah apakah kinerja keuangan pada P.T. (Persero) Angkasa Pura I

Cabang Bandara Hasanuddin Makassar dapat dikatakan sehat berdasarkan SK Menteri

BUMN Nomor : KEP-100/MBU/2002, tentang tingkat kesehatan BUMN?

Hipotesis

Berdasarkan pada latar belakang dan masalah pokok yang telah dikemukakan di

atas, maka hipotesis yang diajukan sebagai substansi dalam pembahasan penelitian ini

maka, kinerja keuangan P.T. (Persero) Angkasa Pura I Cabang Bandara Hasanuddin

Makassar dapat dikatakan sehat berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor :

KEP-100/MBU/2002, tentang tingkat kesehatan BUMN.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Laporan Keuangan

Kegiatan keuangan tidak terbatas dilakukan oleh manajer keuangan, bahkan

dalam kehidupan sehari-hari setiap orang nyaris akan berhubungan dengan kegiatan

keuangan. Demikian pula keputusan keuangan akan berkaitan dengan banyak pihak.

Page 4: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA P.T. (PERSERO) ANGKASA …

Jurnal Economix Volume 7 Nomor 1 Juni 2019

4

Sawir (2001) menyatakan bahwa data yang dipakai untuk melihat kondisi

kesehatan perusahaan yang terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi, ikhtisar laba

ditahan dan posisi laporan keuangan. Harahap (2008) menyatakan bahwa laporan

keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat

tertentu atau jangka waktu tertentu.

Seperti telah diketahui bahwa laporan keuangan merupakan kewajiban setiap

perusahaan untuk membuat dan melaporkannya pada suatu periode tertentu. Apa yang

dilaporkan kemudian dianalisis, sehingga dapat diketahui kondisi dan posisi perusahaan

terkini. Dengan melakukan analisis akan diketahui letak kelemahan dan kekuatan

perusahaan. Laporan keuangan juga akan menentukan langkah apa yang dilakukan

perusahaan sekarang dan ke depan, dengan melihat berbagai persoalan yang ada, baik

kelemahan maupun kekuatan yang dimilikinya. Di samping itu, juga untuk

memanfaatkan peluang yang ada dan menghadapi atau menghindari ancaman yang

mungkin timbul sekarang dan di masa akan datang.

Kasmir (2010) secara umum dikatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan

yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode

tertentu. Sugiyarso (2005) menyatakan laporan keuangan (Financial Statement)

merupakan daftar ringkasan akhir transaksi keuangan organisasi yang menunjukkan

semua kegiatan operasional organisasi dan akibatnya selama tahun buku yang

bersangkutan.

Menurut Munawir (2010) menyatakan pada umumnya laporan keuangan itu

terdiri dari neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan perubahan ekuitas. Neraca

menunjukkan/menggambarkan jumlah aset, kewajiban dan ekuitas dari suatu

perusahaan pada tanggal tertentu.

Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun

perkembangan suatu badan usaha adalah pemilik perusahaan, manajer atau pimpinan,

investor dan bankers serta pemerintah.

Fahmi (2012), inti dari laporan keuangan adalah menggambarkan pos-pos

keuangan perusahaan yang diperoleh dalam suatu periode. Dalam praktiknya dikenal

beberapa macam laporan keuangan, antara lain : neraca, laporan laba rugi, laporan

perubahan modal dan laporan arus kas.

Hal yang paling penting bagi manajemen adalah bahwa laporan keuangan

tersebut merupakan alat untuk mempertanggungjawabkan kepada para pemilik

perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan kepadanya. Pertanggungjawaban

yang dituangkan dalam laporan keuangan hanyalah perjanjian secara wajar posisi

keuangan dan hasil usaha dalam suatu periode sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi

yang dilaksanakan secara konsisten.

Fungsi Laporan Keuangan

Laporan keuangan juga dapat digunakan oleh manajer untuk :

1. Mengukur tingkat biaya dari kegiatan perusahaan.

2. Menentukan atau mengukur efisiensi setiap bagian proses atau produksi serta untuk

menentukan derajat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan yang

bersangkutan.

3. Menentukan perlu tidaknya digunakan kebijakan atau prosedur yang baru untuk

mencapai hasil yang lebih baik.

Tujuan Laporan Keuangan

Kasmir (2011) tujuan laporan keuangan dalam suatu perusahaan atau badan

usaha adalah :

1. Untuk mengetahui keadaan keuangan perusahaan atau badan usaha tersebut.

Setelah itu dengan membandingkannya dalam jangka waktu 2 tahun atau lebih akan

Page 5: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA P.T. (PERSERO) ANGKASA …

Jurnal Economix Volume 7 Nomor 1 Juni 2019

5

dapat diketahui bagaimanakah perkembangan modal atau kekayaan perusahaan atau

badan usaha yang bersangkutan.

2. Laporan keuangan bertujuan menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pihak-

pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan ekonomi yang rasional.

Informasi bermanfaat yang disajikan dalam laporan keuangan antara lain :

a. Pengambilan keputusan investasi dan pembiayaan.

b. Untuk menilai prospek arus kas baik penerimaan atau pengeluaran di masa

yang akan datang.

c. Mengenai pemenuhan fungsi sosial perusahaan, termasuk pengelolaan dana.

d. Laporan keuangan juga merupakan sarana pertanggung jawaban manajemen.

Analisis Laporan Keuangan

Analisa dilakukan dengan mengukur hubungan unsur-unsur tersebut dari tahun

ke tahun untuk mengetahui perkembangannya. Untuk dapat melakukan analisis laporan

keuangan harus memperhatikan faktor-faktor berikut ini :

1. Rasio Likuiditas

Riyanto (2010) memberikan pengertian likuiditas adalah kemampuan

perusahaan untuk dapat menyediakan alat-alat yang likuid sedemikian rupa sehingga

dapat memenuhi kewajiban finansialnya pada saat ditagih.

Suatu badan usaha yang mampu memenuhi kewajibannya saat ditagih disebut

perusahaan yang likuid. Sedangkan badan usaha yang tidak mampu melaksanakan

kewajibannya pada saat ditagih adalah perusahaan yang tidak likuid. Apabila badan

usaha dalam keadaan likuid berarti perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran

atau aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang lancarnya (hutang jangka pendek).

Pedoman yang dianggap layak adalah 2 : 1 atau 200 %, bahwa setiap hutang lancar

sebesar Rp 1,- harus dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp 2,-. Semakin tinggi

kemampuan aktiva lancar untuk menutup hutang lancar, merupakan indikasi bahwa

hutang lancar itu akan dapat dibayar. Sebaliknya badan usaha yang tidak likuid berarti

badan usaha tersebut aktiva lancarnya lebih kecil daripada hutang lancarnya.

Hasil perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar pada suatu neraca

disebut Current Ratio atau Working Capital Ratio. Apabila suatu badan usaha

menggunakan current ratio untuk mengukur tingkat likuiditasnya, maka current ratio

badan usaha tersebut apabila mengalami penurunan dapat ditinggikan.

Mengingat bahwa current ratio adalah angka perbandingan antara aktiva lancar

dengan hutang lancar, maka setiap transaksi yang melibatkan aktiva lancar atau hutang

lancar baik itu sendiri-sendiri ataupun keduanya dapat mengakibatkan berubahnya

current ratio dan ini berarti likuiditas badan usaha juga berubah.

2. Rasio Solvabilitas

Solvabilitas menurut Riyanto (2010) adalah kemampuan suatu perusahaan untuk

membayar semua hutangnya (baik jangka pendek maupun jangka panjang). Solvabilitas

suatu badan usaha menunjukkan kemampuan untuk memenuhi segala kewajiban

finansialnya apabila badan usaha pada saat itu dibubarkan. Tetapi jika badan usaha tidak

mampu melunasi hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjangnya, dibubarkan

berarti badan usaha yang bersangkutan dinamakan badan usaha yang insolvable.

Suatu badan usaha yang solvable berarti bahwa badan usaha tersebut

mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang-

hutangnya tetapi tidak dengan sendirinya berarti bahwa badan usaha tersebut likuid.

Sebaliknya badan usaha yang insolvable tidak dengan sendirinya juga likuid.

Tingkat solvabilitas suatu badan usaha dapat diukur dengan ratio leverage atau

dengan membandingkan jumlah aktiva atau pihak dengan jumlah tertentu di pihak lain.

Atau dapat juga dengan membandingkan modal sendiri dengan jumlah hutang, dimana

Page 6: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA P.T. (PERSERO) ANGKASA …

Jurnal Economix Volume 7 Nomor 1 Juni 2019

6

modal sendiri ini adalah kelebihan nilai aktiva atas hutang. Dalam menghitung

solvabilitas ini aktiva yang tidak terwujud tidak diperhitungkan dan hasil angka

perbandingan tersebut dinyatakan dalam rasio atau persentase.

3. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas adalah rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio ini meliputi :

1. Profit Margin on Sales

Profit Margin on Sales atau Ratio Profit Margin merupakan salah satu rasio yang

digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan.

2. Hasil Pengembalian Investasi (Return on Investment/ROI)

Hasil pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan nama Return on Investment

(ROI) atau Return on Total Assets merupakan rasio yang menunjukkan hasil

(return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan.

3. Hasil Pengembalian Ekuitas (Return on Equity/ROE)

Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity atau rentabilitas modal sendiri

merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.

4. Laba Per Lembar Saham Biasa (Earning per Share of Common Stock)

Rasio laba per lembar saham (rasio nilai buku) merupakan rasio untuk mengukur

keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham.

4. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas adalah rasio yang menggambarkan aktivitas yang dilakukan

perusahaan dalam menjalankan operasinya. Rasio ini meliputi :

1. Perputaran Piutang (Receivable Turn Over)

Perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama

penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam

piutang ini berputar selama satu periode.

2. Perputaran Sediaan (Inventory Turn Over)

Perputaran sediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali

dana yang ditanam dalam sediaan (inventory) ini berputar dalam suatu periode.

3. Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over)

Perputaran modal kerja merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau menilai

keefektifan modal kerja perusahaan selama periode tertentu.

4. Fixed Assets Turn Over

Fixed assets turn over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa

kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode.

5. Total Assets Turn Over

Total Assets Turn Over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah

penjualan yang diperoleh dari setiap rupiah aktiva.

Pengertian Kinerja Keuangan

Pengertian kinerja keuangan adalah salah satu bentuk penilaian dengan asas

manfaat dan efisiensi dalam penggunaan anggaran keuangan. Dalam organisasi sektor

publik, setelah adanya operasional anggaran, langkah selanjutnya adalah pengukuran

kinerja untuk menilai prestasi dan akuntabilitas organisasi dan manajemen dalam

menghasilkan pelayanan publik yang lebih baik. Akuntabilitas yang merupakan salah

satu ciri dari terapan good governance bukan hanya sekedar kemampuan menujukkan

bagaimana menunjukkan bahwa uang publik tersebut telah dibelanjakan secara

ekonomis, efektif dan efisien. Ekonomis terkait dengan sejauh mana organisasi sektor

publik dapat meminimalisir input resources yang digunakan yaitu dengan menghindari

pengeluaran yang boros dan tidak produktif. Efisiensi merupakan perbandingan ouput/

Page 7: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA P.T. (PERSERO) ANGKASA …

Jurnal Economix Volume 7 Nomor 1 Juni 2019

7

input yang dikaitkan dengan standar kinerja atau target yang telah ditetapkan.

Sedangkan efektif merupakan tingkat standar kinerja atau program dengan target yang

telah ditetapkan yang merupakan perbandingan-perbandingan outcome dengan output.

Adapun arti dari penilaian kinerja yaitu penentuan secara periodik efektivitas

operasional suatu organisasi, bagian organisasi, karyawan berdasarkan sasaran, standar,

dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

Menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 tahun 2002 yang sekarang

berubah manjadi Permendagri Nomor 13 tahun 2006 tentang pedoman pengurusan,

pertanggung jawaban dan pengawasan keuangan daerah serta tata cara penyusunan

anggaran pendapatan dan belanja daerah, pelaksanaan tata usaha keuangan daerah dan

penyusunan perhitungan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), bahwa tolak

ukur kinerja merupakan komponen lainya yang harus dikembangkan untuk dasar

pengukuran kinerja keuangan dalam sistem anggaran kinerja. Sedangkan menurut para

ahli, kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu

kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi

organisasi yang teruang dalam stategic planning suatu organisasi. Kinerja

(performance) diartikan sebagai hasil kerja seorang pekerja, sebuah proses manajemen

atau suatu organisasi secara keseluruhan, dimana hasil kerja tersebut harus dapat diukur

dengan dibandingkan standar yang telah ditentukan. Faktor kemampuan sumber daya

aparatur pemerintah terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan ability

(knowladge + skill), sedangkan faktor motivasi terbentuk dari sikap (attitude) sumber

daya aparatur pemerintah dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi

yang menggerakan sumber daya aparatur pemerintah dengan terarah untuk mencapai

tujuan pemerintah, yaitu good governance.

Kinerja keuangan merupakan gambaran tentang setiap hasil ekonomi yang

mampu diraih oleh perusahaan pada saat periode tertentu melalui aktivitas-aktivitas

perusahaan untuk menghasilkan keuntungan secara efisien dan efektif yang dapat diukur

perkembangannya dengan mengadakan analisis terhadap data-data keuangan yang

tercermin dalam laporan keuangan.

Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan, analisis

keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap kesehatan

perusahaan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis rasio, yaitu rasio

likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas/rentabilitas dan rasio aktivitas yang

berpedoman pada SK Menteri BUMN Nomor 100 tahun 2002. Dapat disimpulkan

bahwa kinerja diukur dengan cara : (a) menentukan tujuan, sasaran dan strategi

organisasi, (b) merumuskan indikator dan ukuran kinerja, (c) mengukur tingkat

ketercapaian tujuan dan sasaran-sasaran organisasi, (d) evaluasi kerja.

Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN

Sebagai sebuah BUMN, pengukuran kinerja P.T. (Persero) Angkasa Pura I

Cabang Bandara Hasanuddin didasarkan pada keputusan Menteri BUMN Nomor : Kep–

100/MBU/2002 tentang penilaian tingkat kesehatan BUMN. Penilaian tingkat kesehatan

BUMN digolongkan menjadi :

1. Sehat yang terdiri dari :

a. AAA apabila Total Skor (TS) lebih besar dari 95

b. AA apabila 80 < TS ≤ 80

c. A apabila 65 < TS ≤ 80

2. Kurang sehat yang terdiri dari :

a. BBB apabila 50 < TS ≤ 65

b. BB apabila 40 < TS ≤ 50

c. B apabila 30 < TS ≤ 40

Page 8: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA P.T. (PERSERO) ANGKASA …

Jurnal Economix Volume 7 Nomor 1 Juni 2019

8

3. Tidak sehat yang terdiri dari :

a. CCC apabila 20 < TS ≤ 30

b. CC apabila 10 < TS ≤ 20

c. C apabila TS ≤ 10

Penilaian BUMN berdasarkan surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor :

198/KMK.061/1998 tentang penilaian kinerja BUMN, agar sistem penilaian kinerja

BUMN lebih mencerminkan kegiatan usaha masing–masing BUMN untuk

meningkatkan kinerjanya. Aspek yang kemudian dinilai sesuai surat keputusan Menteri

Keuangan Nomor : 198/KMK.016/1998 tentang penilaian kinerja BUMN (diperbaharui

dengan keputusan Menteri BUMN Nomor : Kep-100/MBU/2002 tanggal 4 juli 2002

tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN), yaitu aspek operasional dan aspek

administrasi. Dengan pembobotan untuk kategori BUMN dibagi dalam dua yaitu

infrastruktur dan non infrastruktur.

Rasio yang digunakan dalam penelitian ini, mengacu kepada aspek keuangan

dengan memakai delapan rasio keuangan sesuai Keputusan Menteri BUMN Nomor :

Kep-100/MBU/2002 tanggal 4 juni 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan

Usaha Milik Negara antara lain : Return On Equity, Return On Investment, Cash Ratio,

Current Ratio, Collection Period, Inventory Turnover, Total Asset Turnover dan Total

Modal Sendiri terhadap Total Aset.

METODOLOGI PENELITIAN

Obyek Penelitian

Adapun yang menjadi objek penelitian pada penulisan ini adalah P.T. (Persero)

Angkasa Pura I Cabang Bandara Hasanuddin Makassar, waktu penelitian selama dua

bulan yaitu bulan Januari 2014 - Februari 2014.

Metode Pengumpulan Data

Tahap ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data sekunder berupa

laporan keuangan perusahaan. Data yang diperoleh diambil melalui beberapa data,

antara lain :

1. Wawancara yaitu melakukan pembicaraan langsung kepada pihak-pihak yang

terlibat dalam perusahaan tersebut untuk mencari informasi-informasi yang

dibutuhkan dalam penelitian.

2. Dokumentasi yaitu kegiatan yang dilakukan dengan pencatatan terhadap dokumen

yang dibutuhkan atau bukti tertulis yang resmi dan dapat dipertanggungjawabkan

yang ada hubungannya dengan penelitian ini untuk mengumpulkan data laporan

keuangan perusahaan.

3. Observasi yaitu melakukan langsung penelitian kepada objek tersebut atau terjun

langsung untuk menelitinya.

Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Jenis Data

a. Data kualitatif, yaitu data berupa laporan keuangan untuk periode tertentu atau

dokumen-dokumen yang menyajikan informasi mengenai keuangan

perusahaan dan relevan dengan pembahasan penulisan ini.

b. Data kuantitatif, yaitu data yang memberikan interpretasi terhadap laporan

keuangan perusahaan serta informasi lainnya yang berkenaan dengan gambaran

umum perusahaan.

2. Sumber Data

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dengan jalan mengadakan pengamatan,

wawancara langsung dengan instansi-instansi atau kantor-kantor yang terkait

dengan penelitian ini.

Page 9: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA P.T. (PERSERO) ANGKASA …

Jurnal Economix Volume 7 Nomor 1 Juni 2019

9

b. Data sekunder, yaitu data yang bersumber dari luar perusahaan atau materi

yang terkait dengan penelitian ini (laporan keuangan berupa neraca dan laporan

rugi laba dan sejarah dan struktur organisasi perusahaan).

Metode Analisis Data

Dalam melakukan teknik-teknik analisis yang digunakan adalah rasio keuangan

yang sesuai keputusan Menteri BUMN yang meliputi :

1. Hasil Pengembalian Ekuitas (Return on Equity/ROE)

Earning After Interest and Tax

ROE = x 100 %

Equity

2. Hasil Pengembalian Investasi (Return on Investment/ROI)

Earning After Interest and Tax

ROI = x 100 %

Total Assets

3. Rasio Kas (Cash Ratio)

Kas + Surat Berharga

Cash Ratio = x 100 %

Hutang Lancar

4. Rasio Lancar (Current Ratio)

Aktiva Lancar

Current Ratio = x 100 %

Hutang Lancar

5. Collection Period (CP)

Total Piutang Usaha

Collection Period = x 365 hari

Total Pendapatan Usaha

6. Perputaran Sediaan (Inventory Turn Over)

Total Persediaan

Inventory Turnover = x 365 hari

Total Pendapatan Usaha

7. Total Asset Turn Over

Total Pendapatan

Total Asset Turn Over = x 100 %

Total Aktiva

8. Total Modal Sendiri terhadap Total Aset (TMS terhadap TA)

Total Modal Sendiri

TMS terhadap TA = x 100 %

Total Aset

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Jumlah Skor dari Analisis Rasio Keuangan

Hasil perhitungan dari rumus rasio di atas merupakan tingkat prestasi dari

BUMN pada aspek keuangan. Memberikan penafsiran terhadap tingkat prestasi aspek

keuangan yang ditemukan tersebut, maka menurut Sutrisno (2008) menyatakan bahwa

untuk dibandingkan dengan aturan kesehatan, maka aspek keuangan dibuat

ekuivalennya dengan cara membagi total nilai kinerja aspek keuangan dengan bobot

kinerja aspek keuangan, hasilnya merupakan kinerja aspek keuangan yang telah

ekuivalen dengan kinerja kedelapan aspek BUMN Infrastruktur atau Noninfrastruktur.

Page 10: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA P.T. (PERSERO) ANGKASA …

Jurnal Economix Volume 7 Nomor 1 Juni 2019

10

Tabel 1.

Skor Untuk Aspek Keuangan Pada Tahun 2011-2013

No Keterangan

Tahun 2011

Nilai

Rasio

(%)

Skor

Kinerja

Nilai

Rasio

(%)

Skor

Kinerja

Nilai

Rasio

(%)

Skor

Kinerja

1 Return on Investment 23,22 10 44,44 10 17,51 9

2 Return on Equity 8,7 9 9,6 10,5 7,2 7,5

3 Cash Ratio 0,7 0 0,6 0 0,5 0

4 Current Ratio 428 3 123 2,5 88,9 0

5 Collection Periods 10 4 10 4 4 4

6 Inventory Turnover 12 4 16 4 4 4

7 Total Asset Turn Over 24,24 1 21,23 1 18,52 0,5

8 Total Modal Sendiri

terhadap Total Asset 10,23 3 10,56 3 10,74 3

Total Nilai P.T. (Persero) Angkasa

Pura I Cabang Bandara Hasanuddin

Tahun 2011-2013

34 35 28

1520,8 672,65 540,60

Sumber : Angkasa Pura I (data diolah)

Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN No : KEP-100/MBU 2002 tentang

penilaian tingkat kesehatan BUMN perusahaan dinyatakan “SEHAT” dengan penilaian

“AAA” dimana total skor yang diperoleh dari aspek keuangan tahun 2011 adalah

1520,85 dengan standar penilaian apabila total (TS) lebih besar dari 95. Pada tahun

2012 adalah 672,65 dinyatakan “SEHAT” dengan penilaian “AAA” dimana total skor

yang diperoleh dari aspek keuangan dengan standar penilaian apabila total (TS) lebih

besar dari 95. Pada tahun 2013 adalah 540,60 dinyatakan “SEHAT” dengan penilaian

“AAA” dengan standar penilaian apabila total (TS) lebih besar dari 95.

Pembahasan

Rasio Likuiditas

Kinerja P.T. (Persero) Angkasa Pura I Cabang Bandara Hasanuddin berdasarkan

cash ratio pada tahun 2011 sampai tahun 2013 cukup baik dilihat dari penilaian

berdasarkan cash ratio meskipun pada tahun 2012 dan 2013 masih dibawah rata-rata

industri yaitu sebesar 200 %, dimana pada tahun 2011 sebesar 428 %, tahun 2012

sebesar 123 % yang masih dibawah rata-rata industri dan tahun 2013 menurun sebesar

88,9 %. Walaupun pada tahun 2012 dan 2013 nilai cash ratio masih dibawah rata-rata

industri, dengan hasil cash ratio yang positif dapat diartikan bahwa perusahaan telah

mampu membayar utang lancarnya yang dijamin oleh kas. Sedangkan kinerja P.T.

Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandara Hasanuddin berdasarkan current ratio cukup

baik walaupun pada tahun 2012 dan 2013 masih dibawah rata-rata industri yaitu sebesar

200 %, dimana pada tahun 2011 sebesar 428 %, tahun 2012 sebesar 123 % dan tahun

2013 sebesar 88,9 %. Walaupun demikian dengan nilai current ratio yang positif dapat

diartikan bahwa perusahaan telah mampu membayar kewajiban jangka pendeknya

dengan aktiva lancar yang dimiliki.

Rasio Solvabilitas

Kinerja P.T. (Persero) Angkasa Pura I Cabang Bandara Hasanuddin berdasarkan

Total Modal Sendiri terhadap Total Aset pada tahun 2011 sampai tahun 2013

dikategorikan sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari TMS terhadap TA yaitu pada tahun

2011 sebesar 10,23 %, tahun 2012 sebesar 10,56 % dan tahun 2013 sebesar 10,74 %

yang berarti bahwa perusahaan banyak mengandalkan modal dari dalam, bukan utang.

Page 11: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA P.T. (PERSERO) ANGKASA …

Jurnal Economix Volume 7 Nomor 1 Juni 2019

11

Rasio Profitabilitas

Kinerja P.T. (Persero) Angkasa Pura I Cabang Bandara Hasanuddin berdasarkan

rasio Return on Investment (ROI) pada tahun 2011 sampai tahun 2013 dimana ROI

perusahaan pada tahun 2011 adalah 23,22 %, tahun 2012 adalah 44,44 %, dan tahun

2013 adalah 17,51 % dengan demikian hasil ROI yang positif pada setiap tahunnya

dapat diartikan bahwa P.T. (Persero) Angkasa Pura I Cabang Bandara Hasanuddin telah

mampu memanfaatkan aktiva yang dimiliki untuk memperoleh laba. Sedangkan kinerja

P.T. (Persero) Angkasa Pura I Cabang Bandara Hasanuddin berdasarkan penilaian

Return On Equity (ROE), dimana ROE perusahaan pada tahun 2011 adalah 8,7 %,

tahun 2012 adalah 9,6 %, dan tahun 2013 adalah 7,2 % dengan demikian nilai ROE

yang positif dapat diartikan bahwa perusahaan sudah mampu memanfaatkan modal

yang dimiliki untuk memperoleh laba.

Rasio Aktivitas

Kinerja P.T. (Persero) Angkasa Pura I Cabang Bandara Hasanuddin berdasarkan

collection period pada tahun 2011 sampai tahun 2013 dikategorikan cukup baik

walaupun pada tahun 2012 dan 2013 mengalami penurunan. Hal ini dilihat berdasarkan

hasil perhitungan collection period tahun 2012 selama 8 hari dan tahun 2013 selama 9

hari. Sedangkan pada tahun 2011 selama 10 hari dapat diartikan bahwa konsumen

membayar tagihan sudah tepat waktu. Ini berarti setiap 1 piutang usaha, perusahaan

harus melakukan penagihan rata-rata selama 10 hari pada tahun 2011, 8 hari pada tahun

2012 dan 9 hari pada tahun 2013. Sedangkan kinerja P.T. (Persero) Angkasa Pura I

Cabang Bandara Hasanuddin berdasarkan inventory turnover dikategorikan sangat baik

dimana pada tahun 2011 selama 12 hari, tahun 2012 selama 16 hari dan tahun 2013

selama 13 hari. Sedangkan kinerja P.T. (Persero) Angkasa Pura I Cabang Bandara

Hasanuddin berdasarkan total assets turn over dikategorikan cukup baik dimana pada

tahun 2011 sebesar 24,24 %, tahun 2012 sebesar 21,34 % dan tahun 2013 sebesar 18,52

%. Hal ini dapat diartikan bahwa P.T. (Persero) Angkasa Pura I Cabang Bandara

Hasanuddin dikatakan sehat berdasarkan salinan keputusan Menteri Badan Usaha Milik

Negara Nomor : KEP-100/MBU 2002 tentang penilaian tingkat kesehatan BUMN.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Dari hasil penelitian dan hasil analisa data yang telah diuraikan pada bab

sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : kondisi keuangan

P.T. (Persero) Angkasa Pura I Cabang Bandara Hasanuddin Makassar pada tahun

2011-2013 dikatakan sehat berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor :

KEP-100/MBU/2002, tentang tingkat kesehatan BUMN apabila ditinjau dari

tingkat likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan aktivitas, sehingga dapat

dinyatakan bahwa perusahaan sedang dalam keadaan berkembang.

2. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian di atas, maka secara umum dapat

diketahui bahwa kinerja atau penilaian keuangan P.T. (Persero) Angkasa Pura I

Cabang Bandara Hasanuddin berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik

Negara Nomor : KEP-100/MBU 2002 dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013

berada pada klasifikasi sehat predikat AAA, dengan demikian rumusan masalah

dan hipotesis yang dikemukakan penulis menyatakan bahwa P.T. (Persero)

Angkasa Pura I Cabang Bandara Hasanuddin selama dua tahun terakhir yaitu 2011

sampai dengan tahun 2013 menunjukkan keadaan yang Sehat.

Saran

Saran yang dapat diberikan untuk dapat menambah masukan bagi pihak P.T.

(Persero) Angkasa Pura I Cabang Bandara Hasanuddin dalam mengembangkan diri dan

menjaga kelangsungan pada masa-masa yang akan datang adalah sebagai berikut :

Page 12: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA P.T. (PERSERO) ANGKASA …

Jurnal Economix Volume 7 Nomor 1 Juni 2019

12

1. Diharapkan perusahaan P.T. (Persero) Angkasa Pura I Cabang Bandara Hasanuddin

dapat meningkatkan likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan aktivitasnya dalam

menghadapi tahun berikutnya, dengan memberikan pelayanan jasa penerbangan

yang terbaik kepada para pengguna P.T. (Persero) Angkasa Pura I Cabang Bandara

Hasanuddin.

2. Mampu mempertahankan kondisi kinerja keuangannya agar tidak turun, sehingga

bisa mempertahankan tingkat keuangannya.

DAFTAR PUSTAKA

Agnes, Sawir. 2001. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan

Perusahaan, Edisi Soft Cover, Gramedia Pustaka Utama.

Djarwanto P. S. 2004. Pokok-Pokok Analisa Laporan Keuangan. BPFE, Yogyakarta.

Fahmi. 2012. Analisis Kinerja Keuangan. Cetakan Pertama. Alfabeta. Bandung.

Harahap. 2008. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Edisi Pertama. Penerbit P.T.

Raja Grafindo Persada.

Harahap. Sofyan Syafri. 2008. Manajemen Keuangan Perusahaan. Konsep Aplikasi

Dalam Perencanaan. P.T. Raja Grafindo Persada : Jakarta.

Harmono. 2009. Manajemen Keuangan. Penerbit : P.T. Bumi Aksara. Jakarta.

Harnanto. 2000. Analisa Laporan Keuangan. AMP-YKPN, Yogyakarta.

Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Penerbit : P.T. Kencana. Jakarta.

Martono dan D. Agus Harijito. 2008. Manajemen Keuangan, Cetakan Ketujuh, Ekonisia

Yogyakarta.

Martono dan D. Agus Harijito. 2008. Manajemen Keuangan. Penerbit : Ekonisia

Kampus Fakultas Ekonomi UII. Yogyakarta.

Munawir. 2000. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Penerbit Liberty,

Yogyakarta.

Riyanto. 2004. Dasar-Dasar Pembelajaan Perusahaan. Edisi Keempat. Penerbit BPFE-

Yogyakarta.

Sugiyarso dan Winarni. 2005. Manajemen Keuangan. Penerbit : P.T. Agromedia

Pustaka. Jakarta.