analisis kinerja dengan pendekatan metode -...
TRANSCRIPT
ANALISIS KINERJA DENGAN PENDEKATAN METODE
BALANCED SCORECARD (Studi pada KP-RI Husada Sakti RSU dr. Sayidiman Magetan)
ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Disusun oleh: REZKI ARI PERMANA
B 100 090 171
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
2
HALAMAN PENGESAHAN
Yang bertanda tangan dibawah ini telah membaca Artikel Publikasi Ilmiah dengan
judul:
ANALISIS KINERJA DENGAN PENDEKATAN METODE BALANCED
SCORECARD (Studi pada KP-RI Husada Sakti RSU dr. Sayidiman
Magetan)
Yang ditulis oleh:
REZKI ARI PERMANA B 100 090 171
Penandatanganan berpendapat bahwa Artikel Publikasi Ilmiah tersebut telah
memenuhi syarat untuk diterima.
Surakarta, Oktober 2013
Pembimbing
(Dra. Mukharomah, MM)
1
ANALISIS KINERJA DENGAN PENDEKATAN METODE BALANCED SCORECARD
(Studi pada KP-RI Husada Sakti RSU dr. Sayidiman Magetan)
Rezki Ari Permana
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk kinerja keuangan dan aspek-aspek seluruh perspektif
keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal serta perspektif pembelajaran
dan pertumbuhan dalam metode Balanced scorecard sehingga dapat diketahui perspektif
mana yang diprioritaskan. Berdasarkan hasil penelitian diharapkan sebagai bahan
pertimbangan untuk mengevaluasi kinerja laporan keuangan koperasi dengan
mengunakan metode Balanced Scorecard.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis kinerja
perusahaan dengan menggunakan metode Balanced Scorecard. Dalam penelitian
ini data primer yang dikumpulkan diperoleh dari hasil wawancara dan hasil
kuesioner yang dilakukan oleh karyawan. Data sekunder secara sah dan resmi
berasal dari Koperasi Husada Sakti Rsu dr. Sayidiman Magetan.
Berdasarkan hasil penelitian pada perspektif keuangan menunjukkan bahwa
koperasi telah mempunyai kemampuan yang baik dalam mengembalikan hutang serta
mampu menghasilkan keuntungan melalui penjualan, sehingga kinerja keuangan KPRI
Husada Sakti RSU dr. Sayidiman Magetan termasuk dalam kategori baik berdasarkan
pada perspektif keuangan. Kinerja KPRI Husada Sakti RSU dr. Sayidiman Magetan
dilihat dari perpsektif pelanggan dapat diketahui tingkat retensi pelanggan cukup rendah
dan kepuasan pelanggan sangat tinggi, sehingga dapat diketahui bahwa kinerja KPRI
Husada Sakti RSU dr. Sayidiman Magetan termasuk kategori baik diukur berdasarkan
perspektif pelanggan. Kinerja KPRI Husada Sakti RSU dr. Sayidiman Magetan
berdasarkan perspektif proses bisnis internal diketahui bahwa selama tahun 2010-2011
koperasi senantiasa meningkatkan inovasi dengan menambahkan produk-produk,
meskipun tidak lagi terjadi inovasi di tahun 2012. Pelayanan terhadap purna jual yang
dilakukan juga baik, sehingga dapat diketahui bahwa kinerja KPRI Husada Sakti RSU dr.
2
Sayidiman Magetan termasuk kategori baik berdasarkan pada perspektif proses bisnis
internal. Kinerja KPRI Husada Sakti RSU dr. Sayidiman Magetan berdasarkan pada
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan diketahui bahwa tingkat retensi karyawan
selama tahun 2010-2012 termasuk kategori kecil, karena pada tahun 2012 hanya terdapat
2% tingkat retensi karyawan. Sementara untuk kepuasan karyawan terlihat bahwa
prosentasenya cukup besar. Sehingga dapat diketahui bahwa kinerja KPRI Husada Sakti
RSU dr. Sayidiman Magetan berdasarkan pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
termasuk kategori baik.
Kata kunci: kinerja, balanced scorecard.
PENDAHULUAN
Koperasi memiliki kedudukan yang khusus dalam perekonomian Indonesia.
Secara konstitusional koperasi telah mendapat posisi politis yang kuat dalam
Undang-Undang Dasar 1945 serta dalam sejarah pembangunan ekonomi
Indonesia koperasi telah mendapat dukungan bagi pendukungnya. Koperasi
merupakan bangunan usaha yang selaras dengan semangat dan jiwa gotong royong
bangsa Indonesia. Hal ini telah menegaskan arti pentingnya koperasi, khususnya
dalam perekonomian di negara kita. Sehubungan dengan koperasi sebagai badan
usaha maka koperasi harus berusaha untuk mendapatkan keuntungan semaksimal
mungkin sekaligus sebagai sarana untuk mensejahterakan anggotannya dalam
permasalahan perekonomian nasional, regional maupun pada skala lokal, koperasi
mampu memberikan peran positif. Dimana sebuah perusahaan atau koperasi
dikatakan sehat jika perkembangan hasil usahannya meningkat. Demi
menigkatkan perkembangan koperasi diperlukan strategi yang akan dijadikan
sebagai landasan dan kerangka kerja untuk mewujudkan sasaran kerja yang telah
ditentukan manajemen. Oleh karena itu dbutuhkan suatu alat untuk mengukur
kinerja sehingga dapat diketahui sejauh mana strategi dan sasaran yang telah
dtentukan dapat dicapai.
Penilaian atau pengukuran kinerja merupakan faktor yang sangat penting
untuk menunjang tumbuh kembang dari suatu koperasi, terutama bagi koperasi
yang telah lama berdiri. Berkaitan dengan hal tersebut koperasi perlu membenahi
3
diri dan harus mampu melihat kondisi lingkungan baik lingkungan internal
maupun lingkungan eksternal koperasi. Pengukuran kinerja yang berorientasi
pada masa depan tidak hanya memfokuskan pada aspek keuangan tetapi juga
aspek non keuangan. Ukuran keuangan untuk mengetahui hasil tindakan yang
telah dilakukan di masa lalu dan ukuran keuangan tersebut dilengkapi dengan
ukuran non keuangan seperti kepuasan customer, produktivitas, dan cost
effectiveness proses bisnis serta komitmen personel yang akan menentukan kinerja
keuangan masa yang akan datang. Ukuran keuangan menunjukkan akibat dari
berbagai tindakan yang terjadi di luar non keuangan (Himpuni, 2008).
Penghukuran kinerja keuangan bisa menggunakan Analisis laporan keuangan dan
metode Balanced Scorecard.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
sebagai judul skripsi adalah “ANALISIS KINERJA DENGAN PENDEKATAN
METODE BALANCED SCORECARD (Studi Pada KPRI HUSADA SAKTI
Rsu dr. SAYIDIMAN MAGETAN)”.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Koperasi
Koperasi berasal dari kata bahasa inggris yaitu “co” yang artinya sama-
sama, dan “operation” yang berarti bekerja atau bertindak. Secara harfiah
koperasi berarti bekerjasama dari sekelompok orang yang mempunyai
kepentingan yang sama dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan anggota.
Koperasi adalah suatu perserikatan dengan tujuan berusaha bersama yang terdiri
atas mereka yang lemah dan diusahakan selalu dengan semangat tidak
memikirkan diri sendiri sedemikian rupa sehingga masing-masing sanggup
menjalankan kewajibanya sebagai anggota dan mendapat imbalan sebanding
dengan pemanfaatan mereka terhadap organisasi (Hendrojogi, 2000). Definisi
koperasi Menurut Chaniago, yaitu: Koperasi sebagai suatu perkumpulan yang
beranggotakan orang-orang atau badan hukum, yang memberikan kebebasan
kepada anggota untuk masuk dan keluar, dengan bekerja sama secara
4
kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah
para anggotanya (Dalam Sitio, dkk 2001).
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa koperasi adalah
badan usaha ekonomi rakyat yang beranggotakan orang-perorang atau badan
hukum koperasi yang bekerja sama dalam bidang ekonomi dan sosial berdasarkan
prinsip persamaan, kekeluargaan dan kegotong royongan.
B. Kinerja
Kinerja merupakan usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk
mengevaluasi efisiensi dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah
dilaksanakan pada periode waktu tertentu (Hanafi, 2003). Apabila kinerja
perusahaan baik maka nilai usaha akan tinggi. Dengan nilai usaha yang tinggi
membuat para investor melirik perusahaan tersebut untuk menanamkan modalnya
sehingga akan terjadi kenaikan harga saham. Sebaliknya apabila terjadi berita
buruk mengenai kinerja perusahaan maka akan menyebabkan penurunan harga
saham pada perusahaan tersebut. Atau dapat dikatakan bahwa harga saham
merupakan fungsi dari nilai perusahaan.
Menurut Helfert, Kinerja adalah tampilan keadaan secara utuh atas
perusahaan selama periode waktu tertentu, yang merupakan hasil atau prestasi
dipengaruhi oleh kegiatan operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumber
daya yang dimiliki ( Dalam Srimindarti, 2004). Kinerja perusahaan adalah hasil
dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh
manajemen, maka untuk menilai kinerja perusahaan ini perlu melibatkan analisis
dampak keuangan kumulatif.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengukuran
kinerja adalah tindakan pengukuran yang dapat dilakukan terhadap berbagai
aktifitas dalam rantai nilai yang ada pada perusahaan. Hasil pengukuran tersebut
kemudian digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan informasi
tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik di mana perusahaan
memerlukan penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian tersebut.
5
C. Tujuan dan Manfaat Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja mempunyai tujuan pokok yaitu untuk memotivasi
karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dalam mematuhi standar perilaku
yang telah ditetapkan sebelumnya agar membuahkan tindakan dan hasil yang
diinginkan. Adapun tujuan kinerja menurut Munawir (1993), yaitu: (a). Untuk
mengetahui tingkat likuiditas perusahaan, untuk memenuhi kewajiban perusahaan
saat ditagih. (b). Untuk mengetahui tingkat leverage suatu perusahaan,
kemampuan memenuhi kewajiban keuangan perusahaan bila terkena likuidisi
jangka panjang maupun jangka pendek. (c). Untuk mengetahui tingkat
profitabilitas perusahaan, kemampuan perusahaan memperoleh laba selama
periode tertentu.
D. Balanced Scorecard
Menurut Kaplan dan Norton (1996), Balanced Scorecard merupakan alat
pengukuran kinerja eksekutif yang memerlukan ukuran komprehensif dengan
empat perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif
bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Balanced
scorecard adalah satu konsep pengukuran kinerja yang sebenarnya memberikan
kerangka komprehensif untuk menjabarkan visi kedalam sasaran-sasaran strategik
yang komprehensif dapat dirumuskan karena Balanced Scorecard menggunakan
empat perspektif yang satu sama lain saling berhubungan dan tidak dapat
dipisahkan (Mulyadi,1993).
Dengan Balanced Scorecard, tujuan koperasi tidak hanya dinyatakan dalam
ukuran keuangan saja, melainkan dinyatakan dalam ukuran dimana koperasi
tersebut menciptakan nilai terhadap pelanggan yang ada pada saat ini dan akan
datang, dan bagaiman koperasi tersebut meningkatkan kemampuan internalnya
termasuk investasi pada manusia, sistem, dan prosedur yang dibutuhkan untuk
memperoleh kinerja yang lebih baik di masa mendatang. Melalui Balanced
Scorecard diharapkan bahwa pengukuran kinerja keuangan dan non keuangan
dapat menjadi bagian dari sistem informasi bagi seluruh pegawai dan tingkatan
dalam organisai (Kaplan dan Norton, 1996).
6
METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel
Objek penelitian yang diteliti adalah KOPERASI HUSADA SAKTI RSU
dr. SAYIDIMAN MAGETAN. Yang termasuk didalam kondisi keuangan
perusahaan, jumlah jasa/produk yang ditawarkan, proses layanan jasa/produk dan
hal lain yang berhubungan dengan perusahaan serta karyawan yang bersangkutan,
untuk mengukur tingkat kepuasan karyawan.
Dalam hal ini populasi dan sampel yang digunakan untuk mendukung
teknik pengukuran variabel kepuasan karyawan dalam perspektif pembelajaran
dan pertumbuhan. Sedangkan dalam ke-3 perspektif lainnya, variabel-variabel
diukur dengan menggunakan teknik analisis data sesuai data sekunder yang telah
dikumpulkan (non sampling). Kemudian untuk perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan yaitu kepuasan karyawan diukur melalui penyebaran kuisioner.
Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu simple random
sampling, dimana dilakukan penyebaran kuisioner kepada karyawan perusahaan.
Karena jumlah populasi telah diketahui, maka ukuran sampel ditentukan dengan
menggunakan Rumus Slovin, sebagai berikut :
n = ²
Keterangan: n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi E = Prosentase kelonggaran penelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih dapat ditolelir yaitu 10% (karena populasi termasuk besar).
B. Analisis Data
Penelitian ini menggunakan data kuantitatif yang diperoleh dari ikhtisar laporan
keuangan perusahaan selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2012. Pada penelitian ini,
masing-masing perspektif dalam Balanced Scorecard akan diukur dengan indikator
pengukuran kinerja yang berbeda. Analisis yang digunakan dalam mengukur keempat
perspektif dalam Balanced Scorecard, yaitu:
7
1. Perspektif Keuangan
Pada perspektif keuangan ini pengukuran yang digunakan untuk mengukur
adalah:
a. Rasio Liquiditas, menurut Munawir (2001) merupakan kemampuan
perbandingan aktiva lancar dengan kewajiban lancar yang
dimilikikoperasi pada tanggal tertentu yang menunjukkan kemampuan
koperasi dalam memenuhi kewajiban lancar yang dimiliki. Rasio yang
digunakan yaitu Current Ratio, kemampuan untuk membayar hutang
yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Merupakan aset
jangka pendek (aktiva lancar) dibagi dengan hutang jangka pendek
(hutang lancar), dinyatakan dalam persen.
Current Ratio= 퐴푘푡푖푣푎
× 100%
b. Rasio Solvabilitas, menurut Munawir (2007), mendefinisikan
Solvabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut
dilikuidasikan, baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun
jangka panjang. Rasio yang digunakan yaitu Rasio hutang dengan
modal sendiri (Debt to Equity Ratio) merupakan imbangan antara
hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri.Semakin tinggi
Rasio ini berarti modal sendiri semakin sedikit dibandingkan dengan
hutangnya. Untuk pendekatan konservatif besarnya hutang maksimal
sama dengan modal sendiri, artinya debt to equitynya makksimal
100%.
Debt to Equity Ratio = 푼풕풂풏품풋풂풏품풌풂풑풂풏풋풂풏품
푴풐풅풂풍풔풆풏풅풊풓풊× ퟏퟎퟎ%
c. Rasio Profitabilitas, rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Berdasarkan ukuran
rasio yang dipakai sebagai berikut: 1). Net Profit Margin, 2). Return
On Investment, dan 3). Return On Equity.
Net Profit Margin, merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
laba bersih sesudah pajak lalu dibandingkan dengan volume penjualan.
8
Net Profit Margin = × 100%
Return On Investment, rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan
hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan.
ROI =
× 100%
Return On Equity, merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
laba bersih sesudah pajak dengan modal yang dimiliki oleh
perusahaan.
ROE =
× 100%
2. Perspektif Pelanggan
Dalam pengukuran kinerja pada perspektif ini dilakukan untuk mengetahui
tingkat kepuasan konsumen agar tidak beralih produk pada perusahaan pesaing
(Kaplan dan Norton, 2001). Adapun item perspektif pelanggan: :a). Tingkat
retensi pelanggan (Customer Retention), dan b). Tingkat kepuasan pelanggan
(customer Satisfaction).
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Perspektif proses bisnis internal menjelaskan proses internal yang
diperlukan untuk memberikan nilai pada pelanggan dan pemillik (Hansen dan
Mowen, 2006). Adapun item perspektif Proses Bisnis Internal: a ). Inovasi, dan
b). Layanan purna jual.
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif ini bertujuan mendorong perusahaan menjadi organisasi belajar
(learning organization) sekaligus mendorong pertumbuhannya (Norton dan
Kaplan, 2001). Adapun item perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran: 1).
Kepuasan karyawan, dan 2). Retensi karyawan.
9
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis kinerja dengan pendekatan
metode balanced scorecard KPRI Husada Sakti RSU dr. Sayidiman Magetan
diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut:
Tabel 1 Kinerja Keuangan dengan Pendekatan Metode Balanced Scorecard
KPRI Husada Sakti RSU dr. Sayidiman Magetan
Perspektif Nilai Rasio 2010 Ket 2011 Ket 2012 Ket
1. Keuangan a. Liquiditas b. Solvabilitas c. Profitabilitas
1) NPM 2) ROI 3) ROE
2. Pelanggan a. Retensi b. Kepuasan
3. Proses Bisnis Internal a. Inovasi b. Purna Jual
4. Pembelajaran dan Pertumbuhan a. Kepuasan b. Retensi
441%
27,76%
6,47% 1,95% 2,49%
99,61% 71,00%
16,67% 100%
52,56% 0,00%
Liquid
Solvabel
Profit Profit Profit
Baik Puas
Baik Baik
Puas Baik
461%
26,51%
7,09% 2,01% 2,53%
93,90% 79,00%
14,28% 100%
53,41% 0,00%
Liquid
Solvabel
Profit Profit Profit
Baik Puas
Baik Baik
Puas Baik
462%
26,62%
8,29% 1,97% 2,49%
96,70% 86,00%
0% 100%
54,40% 2,00%
Liquid
Solvabel
Profit Profit Profit
Baik Puas
Kurang Baik
Puas Baik
Sumber: data primer diolah, 2013
1. Perspektif Keuangan
Berdasarkan pada perspektif keuangan yang diukur berdasarkan rasio
liquiditas, solvabilitas dan profitabilitas diketahui bahwa dari rasio likuiditas nilai
current ratio KPRI Husada Sakti RSU dr. Sayidiman Magetan tahun 2010
diperoleh nilai rasio sebesar 441%, 2011 sebesar 461%, 2012 sebesar 462% hal
ini menunjukkan bahwa kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban lancar
yang dimiliki dinyatakan Liquid. Hasil perhitungan rasio solvabilitas nilai debt to
equity ratio pada KPRI Husada Sakti RSU dr. Sayidiman Magetan tahun 2010
diperoleh nilai rasio sebesar 27,76%, 2011 sebesar 26,51%, 2012 sebesaar 26,62%
10
hal ini menunjukkan bahwa kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban
lancar yang dimiliki dinyatakan solvable.
Hasil analisis rasio profitabilitas nilai net profit margin pada KPRI Husada
Sakti RSU dr. Sayidiman Magetan tahun 2010 diperoleh nilai rasio sebesar
6,47%, 2011 sebesar 7,09%, 2012 sebesar 8,29% hal ini menunjukkan bahwa
kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban lancar yang dimiliki dinyatakan
profit.
Nilai Return On Invesment pada Koperasi tahun 2010 diperoleh nilai rasio
sebesar 1,95%, 2011 sebesar 2,01%, 2012 sebesar 1,97% hal ini menunjukkan
bahwa kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban lancar yang dimiliki
dinyatakan profit.
Nilai Return On Equity pada Koperasi tahun 2010 diperoleh nilai rasio
sebesar 2,49%, 2011 sebesar 2,53%, 2012 sebesar 2,49% hal ini menunjukkan
bahwa kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban lancar yang dimiliki
dinyatakan profit.
2. Perspektif Pelanggan
Suatu produk atau jasa dikatakan mempunyai nilai bagi konsumennya jika
manfaat yang diterimanya relatif lebih tinggi daripada pengorbanan yang
dikeluarkan oleh konsumen tersebut untuk mendapatkan produk atau jasa itu.
Suatu produk atau jasa semakin bernilai apabila manfaatnya mendekati atau
bahkan melebihi dari apa yang diharapkan oleh konsumen.
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Dalam perspektif proses internal bisnis, lebih menekankan pada
penciptaan produk baru yang lebih berkualitas sampai produk tersebut siap
diedarkan kepada costumer. Tentunya proses internal bisnis tidak lepas dari
perspektif keuangan dan perspektif pelanggan. Untuk mengoperasikan perspektif
proses internal bisnis ini perusahaan harus lebih dahulu melihat keuangan
perusahaan dan kemasan pelanggan. Jadi seakan-akan ketiga perspektif ini
membentuk rantai yang saling berhubungan.
11
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
berdasarkan pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan diketahui
bahwa tingkat kepuasan karyawan pada KPRI Husada Sakti RSU dr. Sayidiman
Magetan tahun 2010 diperoleh tingkat kepuasan karyawan sebesar 52,56%, 2011
sebesar 53,41%, 2012 sebesar 54,40%, sehingga kinerja keuangan KPRI Husada
Sakti RSU dr. Sayidiman Magetan tahun 2012 berdasarkan kepuasan karyawan
dinyatakan baik. Sedangkan tingkat retensi karyawan koperasi pada tahun 2010
diperoleh tingkat retensi karyawan sebesar 0%, 2011 sebesar 0%, 2012 sebesar
2%. Berdasarkan tingkat retensi karyawan selama tahun 2010-2012 termasuk
kategori kecil, karena pada tahun 2012 hanya terdapat 2% tingkat retensi
karyawan. Sementara untuk kepuasan karyawan terlihat bahwa prosentasenya
cukup besar. Sehingga dapat diketahui bahwa kinerja KPRI Husada Sakti RSU dr.
Sayidiman Magetan berdasarkan pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
termasuk kategori baik.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis kinerja dengan pendekatan
metode balanced scorecard KPRI Husada Sakti RSU dr. Sayidiman Magetan
dapat ditarik kesimpulan:
1. Berdasarkan pada perspektif keuangan yang diukur berdasarkan rasio
liquiditas, solvabilitas dan profitabilitas diketahui Hasil tersebut menunjukkan
bahwa koperasi telah mempunyai kemampuan yang baik dalam
mengembalikan hutang serta mampu menghasilkan keuntungan melalui
penjualan, sehingga kinerja keuangan KPRI Husada Sakti RSU dr. Sayidiman
Magetan termasuk dalam kategori yang baik berdasarkan pada perspektif
keuangan.
2. Kinerja KPRI Husada Sakti RSU dr. Sayidiman Magetan dilihat dari
perpsektif pelanggan dapat diketahui bahwa Tingkat retensi pelanggan cukup
rendah dan kepuasan pelanggan sangat tinggi, sehingga dapat diketahui bahwa
kinerja KPRI Husada Sakti RSU dr. Sayidiman Magetan termasuk kategori
baik diukur berdasarkan perspektif pelanggan.
12
3. Kinerja KPRI Husada Sakti RSU dr. Sayidiman Magetan berdasarkan
perspektif proses bisnis internal diketahui bahwa Selama tahun 2010-2011
koperasi senantiasa meningkatkan inovasi dengan menambahkan produk-
produk, meskipun tidak lagi terjadi inovasi di tahun 2012. Pelayanan terhadap
purna jual yang dilakukan juga baik, sehingga dapat diketahui bahwa kinerja
KPRI Husada Sakti RSU dr. Sayidiman Magetan termasuk kategori yang baik
berdasarkan pada perspektif proses bisnis internal.
4. kinerja KPRI Husada Sakti RSU dr. Sayidiman Magetan berdasarkan pada
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan diketahui bahwa tingkat retensi
karyawan selama tahun 2010-2012 termasuk kategori kecil, karena pada tahun
2012 hanya terdapat 2% tingkat retensi karyawan. Sementara untuk kepuasan
karyawan terlihat bahwa prosentasenya cukup besar. Sehingga dapat diketahui
bahwa kinerja KPRI Husada Sakti RSU dr. Sayidiman Magetan berdasarkan
pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan termasuk kategori baik.
Adanya berbagai keterbatasan dalam penelitian ini, maka penulis
memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Koperasi diharapkan lebih mengoptimalkan kinerjanya terutama dari
perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal dan pembelajaran dan
pertumbuhan, sehingga dengan optimalisasi kinerja yang ada akan semakin
meningkatkan kinerja koperasi.
2. Bagi karyawan serta pelanggan diharapkan kritis terhadap pelayanan yang
diberikan oleh koperasi, sehingga tingkat kepuasan pelanggan dan kepuasan
kerja karyawan dapat terjamin.
3. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan lebih meningkatkan penelitian dengan
melakukan penelitian pada beberapa intansi serta memperluas periode
pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Panji dan Widiyanti, Ninik. 1992. Dinamika Koperasi. Rineka Cipta,
Jakarta.
13
Arikunto, Suharsimi. 2006, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Cetakan Keduabelas, Jakarta: Penerbit PT. Rineka Cipta
Apsari, Sri. 1990. Proses Penyusunan Laporan Keuangan Untuk Koperasi Konsumsi. Yogyakarta : Liberty.
Blocher, Edward J. Manajemen Biaya. Jakarta: Salemba Empat, 2000. penterjemah A Susty Ambarriani. edisi pertama.
Chaniago, Arifinal. 1973. Pendidikan Perkoperasian Indonesia. Semarang :Bandung Angkasa.
Ghozali, Imam. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi 4, Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang.
Hardiyanto, Yudi. 2005. Perancangan dan Pembuatan Sistem Informasi Pengukuran Kinerja Pemasaran dengan Metode Balanced Scorecard studi Kasus PT. Semen Gresik, skripsi, Institut Tegnologi Sepuluh November, Surabaya.
Hansen & Mowen. (2006). Akuntansi Manajemen, Accounting Management. Jakarta: Salemba Empat.
Hendrojogi, 2000. Koperasi dan Azas-Azas, Teori dan Praktek. Jakarta : Rajawali Press.
Helfert, Erich. A, 1996. Teknik Analisis Keuangan (Penunjuk Praktis untuk Mengelola dan Mengukur Kinerja Perusahaan), Edisi 8, Erlangga, Jakarta.
Himpuni, Okwan. 2008. Analisis Kinerja Koperasi Unit Desa (KUD) Sumber Alam Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat. [Skripsi]. Program Sarjana Agribisnis Penyelengaraan Khusus Departemen Agribisnis FEM IPB. Bogor. Internet. www.google.com (21 Mei 2010).
Http:// Calrajanuary.com/Makalah-Ekonomi-Koperasi-di-Indonesia di akses pada tanggal 04 mei 2013
Kartosapoetra, dkk. 1991. Koperasi Indonesia. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Kaplan, Robert S, and David P Norton. 1996. The Balance Scorecard: translating strategy Into Action. Boston: Harvard Business School press.
Kaplan, Robert S, and David P Norton. 2000. Balance Scorecard Menerapkan Strategi menjadi aksi. Terjemahan, Jakarta: Erlangga.
14
Martaja, 1996. Pengembangan Koperasi, Kendalan dan Solusiiya, Jaya Karta, Tahun-Nomor : VW2703, Hal-Kolom: IV/4-9, Sabtu, 13 Juli 1996.
Munawir, S. 1995. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : Liberty.
Mulyadi. 2001. Balanced Scorecard: Alat Manajemen Kontemporer untuk Pelipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan. (edisi ke-2). Jakarta: Salemba Empat.
Mubarok, Husnul. 2006. Penerapan Metode Balanced Scorecard untuk Kinerja Perusahaan (Studi Kasus pada CV. Indah Cemerlang Singosari Malang).
Sitio, Arifin dan Tamba, dkk. 2001. Koperasi Teori Dan Praktik. Jakarta : Erlangga.
Soeradjiman. 1996. Koperasi Dalam Teori dan Praktik. Jakarta : Dekopin.
Widiyanti, Ninik, 1994. Manajemen Koperasi. Rineka Cipta. Jakarta.
Yuwono, S. 2002. Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard :Menuju Organisasi Yang Berfokus Pada Strategi, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.