analisis keuntungan dan break even point usaha ternak

69
ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK KAMBING ETAWA (Studi Kasus di JogloTani Dusun Mandungan I Desa Margoluwih Kecamatan Sayegan Kabupaten Sleman Provinsi D.I Yogyakarta) HASLIANA PURNAMA 105961107716 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

i

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT

USAHA TERNAK KAMBING ETAWA

(Studi Kasus di JogloTani Dusun Mandungan I Desa Margoluwih

Kecamatan Sayegan Kabupaten Sleman

Provinsi D.I Yogyakarta)

HASLIANA PURNAMA

105961107716

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

ii

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT

USAHA TERNAK KAMBING ETAWA

(Studi Kasus di JogloTani Dusun Mandungan I Desa Margoluwih

Kecamatan Sayegan Kabupaten Sleman

Provinsi D.I Yogyakarta)

HASLIANA PURNAMA

105961107716

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Petanian

Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 3: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

iii

Page 4: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

iv

Page 5: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

v

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Analisis

Keuntungan dan Break Even Point Usaha Ternak Kambing Etawa Studi

Kasus di Joglo Tani Dusun Mandungan I Desa Margoluwih Kecamatan

Sayegan Kabupaten Sleman Provinsi DI Yogyakarta), adalah benar

merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun kepada

perguruan tinggi mana pun. Semua data dan informasi yang berasal atau dikutip

dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir

skripsi ini.

Makassar, 25 Agustus 2020

Hasliana Purnama

Page 6: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

vi

ABSTRAK

Hasliana Purnama, 105961107716. Analisis Keuntungan dan Break Even Point

Usaha Ternak Kambing Etawa (Studi Kasus di Joglo Tani Dusun Mandungan I

Desa Margoluwih Kecamatan Sayegan Kabupaten Sleman Provinsi DI

Yogyakarta), dibawah bimbingan SRI MARDIYATI dan NADIR.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keuntungan dan titik impas

usaha ternak kambing etawa. Penelitian ini telah dilaksanakan di Joglo Tani

Dusun Mandungan I Kecamatan Sayegan Kabupaten Sleman DI Yogyakarta.

Lokasi penelitian diambil secara purposive atau sengaja dengan pertimbangan

bahwa di Joglo Tani mengembangkan usaha ternak kambing etawa

Pendapatan usaha ternak kambing etawa (susu segar) skala 15 ekor, maka

diperoleh pendapatan usaha sebesar Rp 11.483.611,00 per bulan, sedangkan per

ekor nya Rp 637.978,00 per bulan. Titik impas unit produksi adalah 140,21 liter,

usaha ternak etawa (susu segar) akan mengalami titik impas jika produksi yang

diperoleh adalah sebesar 140,21 liter. Ttitik impas harga adalah sebesar Rp

8.042,81 per liter.

Kata Kunci : keuntungan, titik impas, kambing etawa

Page 7: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

vii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat

dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini

dengan baik, guna memenuhi salah satu syarat studi pada Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar,

Dengan selesainya penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan terima

kasih kepada semua pihak terutama kepada pembimbing utama yakni Dr. Sri

Mardiyati, SP, M.P dan Nadir, SP., M.Si, sebagai pembimbing pendamping yang

bersedia meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, serta

kepada kedua tim penguji yang telah memberikan kritikan dan saran dalam

penyempurnaan hasil akhir laporan penelitian ini. Terima kasih yang sebesar-

besarnya, semoga Allah SWT membalas segala jerih payahnya, Amin. Ucapan

yang sama penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Dr. H. Burhanuddin, S. Pi,. M. P. Selaku Dekan Fakultas Pertanian,

Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Ibu Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P selaku Ketua Program Studi Agribisnis,

Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Seluruh pegawai dan staff yang telah membantu kami selama dalam hal

administrasi.

Page 8: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

viii

4. Kedua orang tua serta kakak-kakak yang senantiasa memberikan do’a dan

dukungannya kepada penulis beserta keluarga yang telah membantu.

5. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada

penulis.

6. Kepada seluruh Teman-teman seangkatan di Laskar Hijau dan terlebih lagi

kepada saudara saya Nurindah sari, Faisal, Firda Jafar, dan saudari Hariyanti

yang senantiasa memberikan motivasi dalam penyusunan skripsi sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

7. Semua Pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal hingga akhir

yang penulis tidak bisa sebut satu persatu

Demikian pula terkhusus kepada Ayah dan Ibundaku, adik, kakak serta

saudara-saudaraku, dan seluruh keluarga besar penulis yang memberi bantuan

materi dan spritual bagi penulis.

Akhirnya penulis berharap semoga tulisan ini bermanfaat untuk

pengembangan ilmu pertanian di masa yang akan datang.

Makassar, 25 Agustus 2020

Hasliana Purnama

Page 9: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ....................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... iv

ABSTRAK ..................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 3

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 6

1.4 Kegunaan Penelitian........................................................................... 6

II.TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 7

2.1 Budidaya Ternak Kambing Etawa .................................................... 7

2.2 Konsep Usaha Tani ............................................................................ 9

2.3 Biaya dan Pendapatan Usahatani ....................................................... 10

2.4 Titik Impas (Break Even Point) ......................................................... 14

2.5 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 16

2.6 Kerangka Pemikiran.......................................................................... 20

Page 10: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

x

III. METODE PENELITIAN ......................................................................... 22

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 22

3.2 Teknik Penentuan Informal ................................................................ 22

3.3 Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 22

3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 23

3.5 Teknik Analisis Data .......................................................................... 24

3.6 Defenisi Operasional .......................................................................... 26

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN .................................... 27

4.1 Letak Georgafis Kabupaten Sleman ................................................... 27

4.2 Keadan Iklim ...................................................................................... 27

4.3 Kondisi Lokasi Penelitian .................................................................. 28

4.4 Sejarah Joglo Tani .............................................................................. 29

4.5 Visi dan Misi Joglo Tani .................................................................... 30

4.6 Struktur Organisasi ............................................................................. 31

4.7 Kegiatan Usaha Joglo Tani ................................................................ 32

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 33

5.1 Usaha Ternak Kambing Etawa........................................................... 33

5.2 Pendapatan Usaha Ternak Kambing Etawa ....................................... 34

5.3 Titik Impas Usaha Ternak Kambing Etawa ....................................... 38

VI. KESIMPULAN DAN SARAN................................................................ 40

6.1 Kesimpulan ........................................................................................ 40

6.2 Saran ................................................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 41

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 11: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

xi

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Penelitian Terdahulu...................................................................................... 16

2. Biaya dan Pendapatan Usaha Ternak Kambing Etawa (Susu Segar) Skala

15 ekor di Joglo Tani DI Yogyakarta .............................................................36

Page 12: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

xii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1. Skema Kerangka Pikir ............................................................................... 20

2. Struktur Organisasi................................... ................................................. 31

Page 13: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Teks

Lampiran 1. Kuisioner ................................................................................ 44

Lampiran 2. Produksi Susu Segar Usaha Ternak Kambing Etawa Skala 15 Ekor di

Joglo Tani DI Yogyakarta ...................................................... 47

Lampiran 3. Biaya Variabel Usaha Ternak Kambing Etawa (Susu Segar) Skala 15

Ekor di Joglo Tani DI Yogyakarta ......................................... 48

Lampiran 4.Biaya Penyusutan Usaha Ternak Kambing etawa (Susu Segar) Skala

15 Ekor di Joglo Tani DI Yogyakarta .................................... 48

Lampiran 5. Penerimaan Usaha Ternak Kambing Etawa (Susu Segar) Skala 15

Ekor di Joglo Tani DI Yogyakarta ........................................ 49

Lampiran 6. Biaya dan Pendapatan Usaha Ternak Kambing Etawa (Susu Segar)

Skala 15 Ekor di Joglo Tani DI Yogyakarta ......................... 50

Lampiran 7. Lokasi Penelitian .................................................................... 51

Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian .......................................................... 52

Page 14: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan bidang peternakan di Indonesia merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dalam pembangunan pertanian yang mengacu pada

pembangunan perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Pada hakekatnya

pembangunan ekonomi bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat,

memperbesar lapangan pekerjaan, meningkatkan pemerataan pendapatan

masyarakat, dan mengaitkan hubungan ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa

setiap kegiatan usaha peternakan memiliki tanggung jawab untuk menyertakan

tujuan kemanusiaan, kesejahteraan rakyat dan kelestarian sumberdaya alam

bersama dengan tujuan usaha itu sendiri dalam mengejar keuntungan dan

perkembangan (Maemunah, et, al, 2017).

Peran sektor pertanian sangat penting dalam meningkatkan pembangunan

ekonomi daerah. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi diharapkan

produktivitas dan pendapatan masyarakat akan meningkat melalui penciptaan

lapangan kerja dan kesempatan berusaha (Gie dalam Rustiono (2008).

Menurut Winarso dalam Arisandi (2017), subsector peternakan khususnya

peternakan kambing dan domba sebenarnya memiliki gambaran ideal yang dapat

memperlihatkan bagaimana dapat menggerakan berbagai aktivitas perekonomian.

Seperti industry yang dapat diciptakan untuk menggerakkan industri makanan

jadi, industi kulit, industri pembuatan tepung tulang, industri tepung darah bahkan

industri parawisata dan indusri-industri lainnya. Khusus untuk Indonesia saat ini

Page 15: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

2

penggunaan bahan baku asal kambing dan domba baru terbatas pada tiga kegiatan

industri yakni industri kulit, industri susu dan parawisata. Pengembangan industri

kulit ini pun banyak mendapat hambatan, antara lain penyediaan bahan baku yang

semakin sulit dan semakin mahal.

Ternak adalah hewan yang dengan sengaja dipelihara sebagai sumber

panga, sumber bahan baku industri, atau sebagai pembantu pekerjaan manusia.

Usaha pemeliharaan ternak disebut sebagai peternakan dan merupakan bagian dari

kegiatan pertanian secara umum. Adapun jenis-jenis diantaranya sapi, kerbau,

domba, kambing, babi, kelinci, ayam, itik, puyuh, ulat sutera dan ternak lebah

madu. Masing-masing hewan ternak tersebut dapat diambil manfaat dan hasilnya.

Salah satu hewan ternak yang memiliki banyak manfaat bagi masyarakat adalah

kambing. Kambing merupakan ternak yang banyak dipelihara oleh masyarakat

luas, karena ternak kambing mudah berkembang biak, modal yang relatif kecil,

pakan ternak mudah di dapat dan mudah beradaptasi dengan lingkungan (Susanto,

2014).

Kambing merupakan salah satu komoditas ternak utama dalam menjamin

ketahanan pangan nasional sebagai sumber protein hewani. Produk usaha ternak

kambing dapat berupa daging kambing maupun susunya. Selain dari beternak

kambing, sumber penghasilan lain pengusaha peternakan kambing yakni dari

pengembangan usaha, seperti olahan masakan kambing dan jasa pemotongan atau

masak aqiqah. Pengelolaan usaha peternakan kambing yang tepat diperlukan

untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Penerapan sistem agribisnis pada peternakan

Page 16: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

3

kambing menjadi salah satu alternatif pengusaha peternakan kambing dalam

meningkatkan pendapatannya (Wardana, E, 2012)

Kambing Peranakan Ettawa (PE) merupakan tipe kambing lokal di

Indonesia yang mempunyai prospek yang bagus dalam pertumbuhan untuk

mendukung perekonomian petani lokal.Kambing PE di Indonesia umumnya

dipelihara oleh peternak di pedesaan. Perhatian utama pada peternakan kambing

PE adalah bagaimana cara meningkatkan populasi kambing PE, sehingga

diperlukan upaya peningkatan produktivitas yang pada gilirannya akan

meningkatkan pendapatan peternak (Sumartono dalam Maemunah & Isyanto

(2017).

Fokus utama pada peternakan di Indonesia adalah produksi dan

produktivitas yang masih rendah dikaitkan dengan system usaha yang masih

konvensional. Faktor lahan dalam aset usahatani dari tahun ke tahun cenderung

mengalami keterbatasan, akibat perubahan fungsi lahan disamping perkembangan

populasi penduduk. Kondisi demikian secara langsung akan berdampak terhadap

semakin sempitnya lahan budidaya yang tersedia, dan mempengaruhi sistem

produksi yang ditunjukkan rendahnya pendapatan usahatani. Langkah yang harus

ditempuh dalam antisipasi sistem usahatani berkelanjutan adalah melakukan

diversifikasi (multi komoditas), salah satunya adalah pola integrasi tanaman dan

ternak, yang merupakan salah satu alternatif dalam melakukan efisiensi usaha

pada area lahan yang relatif tetap, tetapi mampu meningkatkan produktivitas

sehingga terjadi nilai tambah dari berbagai sektor usaha yang saling mendukung.

Page 17: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

4

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2012 terlihat bahwa rata-

rata konsumsi daging di Indonesia yatu 3,16 gram per kapita. Konsumsi daging ini

dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup besar yaitu dari 65.216

(tahun 2012) ke 66.990 (data sementara tahun 2013). Peningkatan produksi ini

berkorelasi positif dengan kebutuhan akan daging kambing secara nasional. Hal

tersebut juga disokong oleh permintaan pasar akan kebutuhan daging yang akan

terus meningkat dengan pertumbuhan jumlah penduduk.

Kontribusi penting yang diperankan oleh ternak kambing merupakan suatu

potensi untuk mendorong semakin meningkatnya skala usaha pemeliharaan

kambing sesuai dengan kapasitas daya dukung yang tersedia. Peningkatan skala

usaha dan orientasi usaha kearah usaha yang komersial-intensif akan

meningkatkan efisisensi produksi dan dapat memberi kontribusi pendapatan yang

lebih nyata untuk peternak dengan demikian pola usaha diharapkan akan berubah

kearah yang lebih intensif. Nilai ekonomi, sosial, dan budaya pedagang kambing

sangat nyata. Besarnya nilai sumber daya unuk meningkatkan pendapatan

keluarga peternak bisa mencapai 14-25% dari total pendapatan keluarga, namun

juga semakin tinggi tingkat perluasan lahan kambing, semakin besar nilai sumber

daya yang kan dihasilkan dalam berdagang kambing.

Joglo Tani merupakan salah satu sentra penghasil padi namun karena

potensi usaha ternak kambing yang menjanjikan, maka masyarakat menjadikan

ternak kambing sebagai salah satu sumber pendapatan keluarga selain bertani.

Kondisi ini ditunjukkan pada masyarakat di Dusun Mandungan Desa Margoluwih

Kecamatan Seyegan Kabupaten Sleman provinsi D.I Yogyakarta tetap menjadikan

Page 18: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

5

ternak kambing sebagai tabungan, karena dapat memenuhi berbagai 3 biaya

kebutuhan keluarga seperti pembayaran biaya sekolah, biaya pernikahan anak dan

kelahiran, biaya kesehatan, dan lain sebagainya.

Berdasarkan kondisi dilapangan, pada agroindustri ternak kambing etawa

milik Joglo Tani pendapatan yang diperoleh oleh masih sangat rendah atau bahkan

berada pada titik impas. Rendahnya pendapatan yang diperoleh oleh pihak Joglo

Tani disebabkan karena rendahnya hasil produksi yang diperoleh. Rendahnya

hasil produksi dipengaruhi oleh kurangnya pemberian informasi terhadap usaha

kambing etawa. Berdasarkan uraian sebelumnya, maka penelitian yang berjudul

“Analisis Keuntungan Dan Break Even Point Usaha Ternak Kambing Etawa”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang maka dapat dirumuskan beberapa masalah

sebagai berikut :

1. Berapa keuntungan usaha ternak kambing etawa di Joglo Tani Dusun

Mandungan I, Kecamatan Sayegan, Kabupaten Sleman DI Yogyakarta?

2. Bagaimana titik impas (BEP) usaha ternak kambing etawa di Joglo Tani

Dusun Mandungan I, Kecamatan Sayegan, Kabupaten Sleman DI

Yogyakarta?

Page 19: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

6

1.3 Tujuan Dan Kegunaan Penelitian :

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Untuk menganalisis keuntungan usaha ternak kambing etawa di Joglo Tani

Dusun Mandungan I, Kecamatan Sayegan, Kabupaten Sleman DI Yogyakarta

2. Untuk menganalisis titik impas (BEP) usaha ternak kambing etawa Dusun

Mandungan I, Kecamatan Sayegan, Kabupaten Sleman DI Yogyakarta

1.4 Kegunaan Dari Penelitian :

1. Sebagai bahan evaluasi usaha peternak kambing etawa di Joglo Tani

2. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi peneliti berikutnya

3. Untuk mahasiswa sebagai bahan pembelajaran untuk menambah wawasan

Page 20: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Budidaya Ternak Kambing Etawa

Istilah pemberdayaan masyarakat sudah masuk ke Indonesia sejak tahun

1990-an di banyak Millenium Development Goals (NGOs), baru setelah

konferensi di Beijing 1995 pemerintah menggunakan istilah yang sama. Para

ilmuwan sosial memberikan pengertian mengenai pemberdayaan memiliki

rumusan yang berbeda-beda dalam berbagai konteks dan bidang kajiannya.

Kambing Etawa Berasal dari wilayah Jamnapari India. Kambing ini paling

popular di Asia Tenggara, termasuk tipe dwiguna yaitu penghasil susu dan

penghasil daging. Ciri-cirinya postur tubuh besar, telinga panjang menggantung,

bentuk muka cembung, bulu bagian paha sangat lebat, BB jantan mencapai 90 kg,

BB betina 60 kg. produksi susu mencapai 235 kg/ms laktasi. Di Indonesia untuk

perbaikan mutu kambing local maka menghasilkan kambing PE (Peranakan

Etawa). Sentra terbesar kambing PE adalah di Kaligesing Purworejo Jawa Tengah

(Anonim dalam Prihatiningsih 2019).

Kambing merupakan hewan domestikasi tertua yang telah bersosialisasi

dengan manusia lebih dari 1000 tahun. Kambing tergolong pemamah biak,

berkuku genap dan memiliki sepasang tanduk yang melengkung. Kambing

merupakan hewan pegunungan hidup dilereng-lereng yang curam yang meiliki

sifat adaptasi yang cukup baik terhadap perubahan musim (Sarwonodalam Segara

2018). Mulyono dan Sarwono dalam Susanto(2014), menyatakan kambing

Peranakan Etawa (PE) merupakan hasil persilangan antara kambing Etawa dari

Page 21: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

8

India dengan kambing kacang yang penampilannya mirip kambing etawa tapi

lebih kecil. Kambing Peranakan Etawa (PE) memiliki dua kegunaan, yaitu sebagai

penghasil susu (perah) dan kambing potong.

Sodiq dan Abidin dalam Hidayat (2018), menyatakan bahwa kambing

Etawa berasal dari wilayah Jamnapari (India), sehingga kambing ini disebut juga

sebagai kambing Jamnapari. Kambing Etawa merupakan kambing yang paling

populer di Asia Tenggara. Di negara asalnya kambing Etawa termasuk kambing

tipe dwiguna, yaitu sebagai penghasil susu dan daging. Kambing Etawa memiliki

postur tubuh besar, telinga panjang menggantung, bentuk muka cembung serta

bulu dibagian paha belakang sangat panjang. Subandriyo dalam Susanto (2014),

menyatakan bahwa ciri khas kambing Peranakan Etawa (PE) antara lain bentuk

muka cembung melengkung dan dagu berjanggut, telinga panjang, lembek

menggantung, dan ujungnya agak berlipat, ujung tanduk agak melengkung, tubuh

tinggi, pipih, bentuk garis punggung yang mengombak ke belakang, bulu tumbuh

panjang di bagian leher, 12 pundak, punggung dan paha, bulu panjang dan tebal.

Warna bulu ada yang tunggal putih, hitam dan coklat, tetapi jarang ditemukan.

Kebanyakan terdiri dari dua atau tiga pola warna, yaitu belang hitam, belang

coklat dan putih betotol hitam.

Kambing PE merupakan jenis kambing dari hasil persilangan antara

kambing kacang yang asli Indonesia (dengan daya adaptasi tinggi) dengan

kambing etawa dari India (yang memiliki produksi susu tinggi). Kambing PE

mampu beranak tiga kali dalam dua tahun. Jumlah anak dalam satu kali kelahiran

bervariasi, yaitu 1-3 ekor (Murtidjo dalam Wardana, 2012).

Page 22: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

9

2.2 Konsep Usahatani

Usahatani merupakan usaha yang dilakukan oleh petani untuk

mendapatkan keuntungan dan kesejahteraan dari pertanian. Jadi usahatani adalah

sebagai organisasi dari alam yang di usahakan oleh petani, keluarga tani, lembaga

atau badan usaha lainnya yang berhubugan dengan pertanian untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat.

Menurut Soekarwati dalam Pangemanan, Kapantow & Watung (2011)

usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan

sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien dengan tujuan untuk memperoleh

keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani atau

produsen dapat mengalokasiakn sumberdaya yang mereka miliki atau yang

dikuasai sebaik-baiknya dan dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya

tersebut menghasilkan keluaran (output) yang melebihi masukan (input).

Ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara menentukan

serta mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi seefektif mungkin

sehingga produksi pertanian memberikan pendapatan keluarga petani yang lebih

baik. Definisi ini terkandung satu tujuan utama yaitu peningkatan pendapatan

keluarga petani Ratag dalam Tobelo, Laoh, Timban, & Baroleh (2015)

Konsep penerimaan dan pendapatan usahatani yairu penerimaan semua

sumber usahatani meliputi nilai jual beli, penambahan invertaris, nilai produk

yang di konsumsi petani dan keluarganya Hermanto dalam Paulus, Wangke &

Moniaga (2015). Sedangkan menurut Soekartawi (2011), penerimaan usahatani

adalah perkalian antara produksi yang di peroleh dengan harga jual.

Page 23: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

10

2.3 Biaya dan Pendapatan Usahatani

Biaya adalah semua dana yang digunakan dalam melaksanakan suatu

kegiatan. Pada proses produksi, biaya pada umumnya terdiri dari harga input atau

bahan baku, penyusutan dari aset-aset tetap dan pengeluaran-pengeluaran lainnya

yang tidak termasuk pada harga bahan baku dan biaya penyusutan. Sementara

pada perusahaan perdagangan biaya-biaya terdiri dari harga barang dagangan,

biaya pengangkutan, biaya perlakuan dan biaya retribusi, serta biaya penyusutan

asset jangka panjang. Hubungan kedua jenis biaya tersebut dengan jumlah produk

atau output akan berbeda baik dalam hal jumlah dan jenisnya maupun dalam hal

bentuk persamaan atau fungsi biayanya (Padangaran, 2013).

Pendapatan merupakan salah satu indikator untuk mengukur kesejahteraan

seseorang atau masyarakat, sehingga pendapatan masyarakat ini mencerminkan

kemajuan ekonomi suatu masyarakat. Menurut Soekartawi (2002), menyatakan

bahwa pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas

prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan

maupun tahunan.

2.3.1 Konsep Biaya

Suratiyah dalam Ginanjar (2019) menyatakan, biaya dan pendapatan

dipengaruhi oleh tiga faktor internal, eksternal dan faktor manajemen. Faktor

internal maupun eksternal akan bersama-sama mempengaruhi biaya dan

pendapatan.

Faktor internal menjadi umur petani, tingkat pendidikan dan pengetahuan,

jumlah tenaga kerja keluarga, luas lahan dan modal. Faktor eksternal terdiri dari

Page 24: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

11

input yang terdiri atas ketersediaan dan harga. Faktor manajemen berkaitan

dengan pengambilan keputusan dengan berbagai pertimbangan ekonomis

sehingga diperoleh hasil yang memberikan pendapatan yang maksimal.

Fungsi biaya menggambarkan hubungan antara besarnya biaya dengan

tingkat produksi.Biaya dapat dibedakan menjadi biaya tetap dan biaya

variabel.Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan dalam usahatani dan besarnya

tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya produksi yang dihasilkan, sedangkan biaya

variabel adalah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan usahatani yang besarnya

sangat dipengaruhi oleh produksi yang dihasilkan (Suratiyah dalam Nurmala,

Soetoro & Noormansyah (2017).

Ciri-ciri biaya tetap dapat dikemukakan sebagai berikut :

1) Jumlahnya yang tetap dan sebanding dengan hasil produksi, 2) menurunnya

biaya tetap per unit dibandingkan dengan kenaikan hasil dari produksi, 3)

pembebanannya kepada suatu bagian seringkali bergantung pada pilihan dari

manajemen atau cara penjatahan biaya, 4) pengawasan atas kejadian terutama

bergantung kepada manajemen pelaksana dan bukan kepada pengawas kerja.

Contoh dari biaya tetap yaitu pembelian mesin, pendirian pabrik (Kartasapoetra

dan Bambang dalam Ernawati (2012).

Ciri-ciri biaya variabel adalah : 1) variabel secara keseluruhan dengan

volume, 2) biaya per unit yang konstan walaupun terjadi perubahan volume dalam

batas bidang yang relavan, 3) mudah dan dapat dibagikan pada bagian usaha,

4) pengawasan dari kejadian dan penggunaannya berada di tangan kepala

bagian. Contoh dari biaya variabel yaitu biaya persediaan, bahan bakar, tenaga

Page 25: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

12

listrik, alat perkakas, penerimaan barang, pengangkutan (Kartasapoetra dan

Bambang dalam Pratiwi (2019).

2.3.2 Analisis Pendapatan

Pendapatan ialah selisih antara penerimaan dengan semua biaya yang

dikelurkan selama melakukan kegiatan usaha. Ada beberapa pengertian yang

perlu diperhatikan dalam menganalisis pendapatan antara lain (Sukartawi dalam

Rajagukguk (2019) :

1. Penerimaan adalah jumlah produksi yang dihasilkan dalam suatu kegiatan

usaha dikalikan dengan harga jual yang berlaku di pasar.

2. Pendapatan bersih adalah penerimaan kotor yang dikurangi biaya variabel dan

biaya tetap.

3. Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang nyatakan dengan uang yang

diperlukan untuk menghasilkan produksi.

Pendapatan kotor usahatani didefinisikan sebagai nilai produk total

usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun tidak dijual.

Jangka waktu pembukuan umumnya satu tahun yang mencakup; a) dijual, b)

dikonsumsi rumah tangga petani, c) digunakan dalam usahatani, d) digunakan

untuk pembayaran, dan e) disimpan atau ada di gudang pada akhir tahun

(Soekartiwi dalam Cahayani (2010).

Penerimaan usahatani ialah perkalian antara produksi yang diperoleh

dengan harga jual (Rahim dan Hatuti dalam Setiawati, Suamba & Djelantik

(2015). Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :

Page 26: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

13

TR=Y. Py……………………………………(1)

Keterangan :

TR = Total Penerimaan

Y = Produksi yang diperoleh dari suatu usahatani

Py = Harga Produksi

Pendapatan merupakan selisih penerimaan dengan semua biaya produksi.

Pendapatan meliputi pendapatan kotor (penerimaan total) dan pendapatan bersih.

Pendapatan kotor adalah nilai produksi komoditas pertanian secara

keseluruhan sebelum dikurangi biaya produksi (Rahim dan Hastuti Dwi dalam

Aktiva (2016).

Pendapatan dapat dirumuskan sebagai berikut :

π=TR-TC……………………………………………...(2)

π= Y.Py-{(⅀Xi . Pxi)- BTT…………………………..(3)

Keterangan :

π = Keuntungan/Pendapatan (Rp)

TR = Total Penerimaan (Rp)

TC = Total Biaya (Rp)

Y = Jumlah Produksi (Satuan)

Py = Harga Satuan Produksi (Rp)

X = Faktor Produksi (Satuan)

Px = Harga Faktor Produksi ( Rp/Satuan)

N = Banyaknya Input Yang Dipakai

BTT = Biaya Tetap Total (Rp)

Page 27: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

14

Pengeluaran total usahatani ialah nilai semua masukan yang habis terpakai

atau dikeluarkan di dalam produksi, tetapi tidak termasuk tenaga kerja keluarga

petani. Pemisah pengeluaran terkadang sulit dilakukan karena pembukuan yang

tidak lengkap dan juga adanya biaya bersama dalam produksi. Cara yang dapat

dilakukan adalah memisahkan pengeluaran total usahatani menjadi pengeluaran

tetap dan pengeluaran tidak tetap (Soekartiwi dalam Darmawan (2019).

Secara ekonomi usaha dikatakan menguntungkan atau tidak

menguntungkan dapat dianalisis dengan menggunakan perbandingan antara

penerimaan total dan biaya total yang disebut dengan revenue cost ratio (R/C).

R/C = (Py . Y) / (FC + VC)…………………………(4)Atau

R/C= PT / BT………………………………………..(5)

Keterangan :

Py = Harga Produksi

Y = Produksi

FC = Biaya Tetap

VC = Biaya Variabel

PT = Produksi Total

BT = Biaya Total

2.4 Titik Impas (Break Even Point)

Analisis Titik Impas (Break Even Point) adalah suatu analisis yang

bertujuan untuk menemukan suatu titik, dalam unit atau rupiah, yang

menunjukkan biaya sama dengan pendapatan. Titik tersebut dinamakan titik BEP.

Page 28: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

15

Dengan mengetahui titik BEP, analisis dapat mengetahui pada volume penjualan,

berapa perusahaan mencapai titik impasnya, yaitu tidak 19 rugi tetapi juga tidak

untung sehingga apabila penjualan melebihi titik itu, maka perusahaan mulai

mendapat keuntungan (Giyanti, 2012)

Analisis Break Even Point (BEP) merupakan titik produksi, dimana hasil

penjualan sama persis dengan total biaya produksi. Analisis Break Even Point

adalah suatu analisis yang bertujuan untuk menemukan satu titik dalam kurva

biaya-pendapatan yang menunjukkan biaya sama dengan pendapatan. Titik

tersebut disebut sebagai titik Break Even Point (BEP) (Susanta, 2016).

Analisis titik impas adalah teknik seleksi yang bagus dan murah. Analisis

ini dapat membantu untuk menentukan apakah perlu melakukan analisis yang

lebih intensif dan mahal, dengan menggunakan analisis titik impas, kita dapat

terlebih dahulu menguji kelayakan suatu produk baru di atas kertas daripada

langsung melakukan proses produksi dan pengujian pasar. Analisis titik impas

dapat dijadikan sebagai pengganti untuk meramalkan suatu faktor yang tidak

diketahui dalam membuat keputusan proyek. Jika hampir seluruh pengeluaran

diketahui, dua variable yang lain yaitu laba dan permintaan bisa bervariasi.

Analisis ini dapat membantu menentukan aliran kas, tingkat permintaan yang

dibutuhkan, serta kombinasi harga dan permintaan mana yang akan memperbesar

kemungkinan untuk memperoleh keuntungan (Gill, 2004).

Page 29: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

16

2.5 Penelitian Terdahulu

No Judul Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian

1 Performa Produksi

Dan Potensi

Pendapatan Usaha

Ternak Kambing

Perah Di Kabupaten

Lumajang(Anang

Febri Prasetyo)

Metode Deskriptif

Kuantitatif

Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui produktivitas

ternak kambing dan potensi

ekonomi peternak kambing

etawa senduro di daerah

sumber bibit Kambing etawa

senduro. Penelitian ini telah

dilaksanakan pada Juli –

Agustus 2018 di Kabupaten

Lumajang, Jawa Timur.

Responden dalam penelitian

ini di pilih dengan metode

purposive, yaitu responden

yang hanya memelihara atau

mengembangkan ternak

kambing etawa senduro.

Sejumlah 76 responden telah

di wawancara menggunakan

kousione untuk mendapatkan

data sosial ekonomi dan

potensi ternak kambing

etawa senduro. Data yang

diperoleh dianalsis secara

diskriptif untuk

menggambarkan profil

peternak, kepemilikan

ternak, dan potensi ekonomi

ternak. Hasil penelitian ini

diperoleh bahwa Jumlah

kambing yang dipelihara

oleh peternak sebanyak

12.27±9.62 ekor, sudah

menguntungkan secara

ekonomi bagi peternak.

Sistem perkawinana secara

alami dapat meningkatkan

performa ternak kambing

etawa. Usaha ternak kambing

etawa senduro di kabupaten

lumajang memiliki potensi

besar sebagai penghasilan

peternak yaitu mencapai

9.660.000/tahun dari

Page 30: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

17

penjualan cempe dan

pendapatan harian sebesar

Rp. 50.496/hari dari

penjualan susu

2

Motivasi Dan

Kontribusi

Pendapatan Usaha

Kambingperanakan

Etawa (Pe) Terhadap

Keluarga Peternak

Di Desa

Kandangtepus

Kecamatan Senduro

Kabupaten

Lumajang(Alfida

Suwaji Florinsa)

Metode Kuantitif

Regresi Berganda

Susu kambing peranakan

etawa (PE) merupakan susu

yang memiliki gizi yang

sangat tinggi. Susu tidak

hanya dihasilkan oleh

kambing akan tetapi dapat

pula dihasilkan oleh ternak

lain misalnya kerbau, sapi

perah, kuda dan domba.

Tujuan penelitian ini untuk

menentukan tingkat motivasi,

faktor apa saja yang

berhubungan secara

signifikan dengan motivasi,

pendapatan dan

kontribusinya terhadap

pendapatan peternak

kambing peranakan etawa

(PE). Penentuan daerah

penelitian menggunakan

purposive method. Metode

penelitian yang digunakan

pendekatan kuantitatif yaitu

metode deskriptif dan

korelasional. Analisis data

menggunakan tabulasi skor,

analisis korelasi Rank

Spearman (rs), analisis

pendapatan dan analisis

statistik dengan presentase

kontribusi. Hasil menunjukan

bahwa tingkat motivasi

tentang usaha ternak susu

kambing peranakan etawa

(PE) tinggi. Faktor ekstrinsik

yang berkorelasi adalah

kegiatan kelompok.

Pendapatan peternak adalah

menguntungkan. Kontribusi

pendapatan usaha ternak susu

kambing peranakan etawa

(PE) total pendapatan

Page 31: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

18

keluarga peternak adalah

sedang.

3

Analisis Komparasi

Pendapatan Usaha

Ternak Kambing

Peranakan Ettawah

(Pe) Di Desa

Sambongrejo

Kecamatan Sambong

Kabupaten Blora (B.

Suryanto,dkk)

Metode

Kuantitatif

Penelitian tentang analisis

komparasi pendapatan usaha

ternak kambing Peranaakan

Ettawah (PE) ini telah

dilaksanakan pada bulan Juli-

Agustus 2006 di Desa

Sambongrejo

Kecamatan Sambong

Kabupaten Blora dengan

menggunakan metode survei.

Enam puluh

orang responden dipilih

secara acak dari 370

peternak, untuk kemudian

didata dan dibagi ke

dalam dua strata berdasarkan

jumlah kepemilikan

ternaknya, strata 1 untuk

jumlah kepemilikan

ternak diatas rata-rata

ï 0,91 ST) dan strata 2 untuk

jumlah kepemilikan dibawah

rata-rata (<

0,91 ST). Hasil penelitian

menunjukakan bahwa tingkat

pemilikan ternak strata 1

mampu

memberikan pendapatan

yang lebih besar dibanding

strata kepemilikan 2, terlihat

dari rasio

pendapatan dan biaya strata 1

sebesar 54,50%, sedangkan

strata 2 sebesar 44,54%.

Pendapatan strata 1 sebesar

Rp. 2.420.989,53/tahun

dengan rata-rata kepemilikan

1,09 ST

mampu menghasilkan

pendapatan per ekor Rp.

310.952,78/tahun.

Pendapatan strata 2sebesar

Rp.1.417.219,15/tahun

dengan rata-rata kepemilikan

Page 32: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

19

0,7ST mampu menghasilkan

pendapatan per ekor sebesar

Rp.271.795,45/tahun.

Berdasarkan uji beda pada

pendapatan rata-rata strata 1

dan strata 2 diperoleh hasil

sangat signifikan yang berarti

terdapat perbedaan

yang nyata antara pendapatan

strata 1 dengan pendapatan

strata 2

4 Usaha Susu

Kambing Peranakan

Etawa (Pe)Produksi

Tharraya Farm Di

Desa Paya Geli

Kecamatan Sunggal

Kabupaten Deli

Serdang(Sarim,dkk)

Metode

Kuantitatif

Penelitian Analisa Usaha

Susu Kambing Peranakan

Etawa (PE) Produksi

Therraya Farm Di Desa

Paya Geli Kecamatan

Sunggal mempunyai tujun

untuk Untuk menganalisa

usaha SusuKambing

Peranakan Etawa (PE) di

Tharraya Farm dan Untuk

mengidentifikasi Marketing

Mix di Tharraya

Farm .Teknis Analisa data

yang digunakan I=TR-TC.

Hasil penelitian ini diperoleh

income Rp.72.240.000

/tahun. Penerimaan sebesar

Rp.176.526.000 tahun. dan

total biaya 104.286.000.

Usaha Peternakan tersebut

menguntungkan dan layak

dikembangkan dengan R/C

1,69, п>0,

sedangkan Perbandingan

persentase п/C x 100 %

adalah 60 % . Usaha susu

kambing Peranakan

Etawa di Therraya farm

menguntungkan dan layak

untuk di kembangkan dan di

dukung oleh

Marketing Mix yaitu Produk

berkualitas , tempat strategis,

harga kompetitif, dan

promosi yang efektif.

Page 33: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

20

2.6 Kerangka Pikir

Aktivitas usahatani sangat terkait dengan kegiatan produksi yang dilakukan

petani, yaitu kegiatan memanfaatkan sejumlah faktor produksi yang dimiliki

petani dengan jumlah terbatas. Produksi merupakan suatu kegiatan yang merubah

input menjadi output. Kegiatan ini dalam ekonomi bisa disebut fungsi produksi.

Integrasi antara tanaman pangan dan ternak kambing pada dasarnya

merupakan perpaduan dua komoditas yang bisa dikembangkan secara bersamaan

pada wilayah yang sama yang masing-masing keberadaannya saling

membutuhkan satu sama lain. Tanaman sebagai penghasil limbah pertanian dan

limbah industri pertanian bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak.

Page 34: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

21

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir Analisis Keuntungan dan Break Even Point

Usaha Ternak Kambing Etawa di Joglo Tani Dusun Mandungan I,

Kecamatan Sayegan, Kabupaten Sleman DI Yogyakarta.

Produksi

Susu Segar

Break Even Point

Keuntungan

Usahatani Kambing

Etawa

Page 35: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Joglo Tani Dusun Mandungan I

Kecamatan Sayegan Kabupaten Sleman DI Yogyakarta. Lokasi penelitian diambil

secara purposive atau sengaja dengan pertimbangan bahwa di Joglo Tani

mengembangkan usaha ternak kambing etawa dan agroindustri. Pelaksanaan

penelitian tersebut dimulai bulan Maret sampai April 2020.

3.2 Teknik Penentuan Sampel

Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan studi kasus dengan

metode survei dengan teknik observasi partisipatif. Metode pengambilan sampel,

dilakukan dengan cara studi kasus (Masri Singarimbun dalam Hakim (2016), pada

usaha ternak kambing etawa di Joglo Tani.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan

data kualitatif

1. Data Kualitatif adalah data yang muncul berwujud kata-kata yang

dikumpulkan dalam aneka macam cara (observasi, wawancara, intisar,

dokumentasi dan pita rekaman) yang diproses sebelum siap digunakan

melalui pencatatan, penyuntingan, atau alat tulis, tetapi analisis kualitatif

tetap menggunakan kata-kata yang diatasnya disusun kedalam kata-kata yang

diperluas.

Page 36: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

23

2. Data Kuantitatif adalah data yang dapat diukur atau di hitung langsung yang

berupa informasi atau penjelasan di hitung dengan bilangan atau bentuk

angka.

Penelitian ini menggunakan data sekunder dan data primer:

1. Data primer diperoleh dengan cara mewawancarai langsung kepada pihak

Joglo Tani yang berhubungan dengan materi penelitian serta pengamatan

langsung terhadap kegiatan yang berhubungan dengan penelitian untuk

memperoleh informasi tambahan guna mendukung data yang telah ada.

2. Data sekunder didapat dari pihak Joglo Tani dengan sumberdaya yang dimiliki

selama ini, antara lain : Sumberdaya Lahan, Manusia, Produksi serta data

tentang Kabupaten Sleman

3.4 Tehnik Pengumpulan Data

3.4.1 Observasi

Observasi merupakan tehnik pengumpulan data dimana peneliti

mengadakan pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala subjek yang

diteliti (Surakhmad dalam Rukajat (2018). Tehnik observasi biasa disebut secara

langsung.

3.4.2 Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara bertanya

langsung kepada responden untuk memperoleh informasi dari sumber yang

diwawancarai. Teknik wawancara dilakukan dengan menggunakan daftar

pertanyaan yang dipersiapkan sebelumnya.

Page 37: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

24

3.4.3 Dokumentasi

Metode dokumentasi ini merupakan metode bantu dalam upaya

memperoleh data. Kejadian-kejadian atau peristiwa tertentu yang dapat dijadikan

atau dipakai untuk menjelaskan kondisi di dokumentasikan oleh peneliti.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis kuantitatif untuk mengetahui pendapatan dan titik impas usahatani

ternak kambing etawa. Besarnya penerimaan dapat hitung dengan mengalikan

antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Rumus yang digunakan adalah

sebagai berikut (Soekartawi, 2002) :

Keterangan :

TR = Total Penerimaan

Y = Produksi Yang Diperoleh (Kg)

Py = Harga Produksi (Rp/Kg)

Pada dasarnya biaya terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap.

Rumus yang digunakan untuk menghitung besarnya biaya (Soekartawi, 2002)

adalah:

Keterangan :

TC = Total biaya (Total cost)

TFC = Total Biaya Tetap (Total Fix Cost)

TR = Y.Py

TC = TFC + TVC

Page 38: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

25

TVC = Total Biaya Variabel (Total Variabel Cost)

Analisis pendapatan (Pd) untuk mengetahui besar pendapatan di hitung dari

besarnya penerimaan dikurangi biaya yang dikeluarkan. Bentuk rumus yang

digunakan (Soekartawi, 2002)

π= TR-TC

Keterangan :

π = Pendapatan

TR = Total Penerimaan (Rp)

VC = Total Biaya (Rp)

2. Untuk menghitung titik impas agroindustri kambing etawa menggunakan

rumus a. Break Event Point (BEP) (Rangkuti,2005).

BEP Produksi =

BEP Harga =

Keterangan :

TC = Biaya Total (Rp)

FC = Fixed Cost / Biaya Tetap (Rp)

VC = Variable Cost / Biaya Variabel (Rp/Kg)

p = Price / Harga (Rp/Kg)

y = Produksi (Kg)

Page 39: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

26

3.6 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah pengertian variabel (yang diungkap dalam

definisi konsep), tersebut, secara operasional, secara praktik, secara nyata dalam

lingkup obyek penelitian/obyek yang diteliti.

1. Usahatani kambing etawa adalah kegiatan yang dilakukan peternak mulai dari

pemilihan kandang, bibit hingga pemeliharaan kambing etawa

2. Penerimaan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh harga jual.

3. Biaya produksi adalah total biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam proses

produksi untuk menghasilkan produk yang dipasarkan.

a. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya akan sama dan tetap tidak

berubah walaupun jumlah barang yang diproduksi dan dijual berubah-

ubah dalam kapasitas normal.

b. Biaya variabel adalah biaya yang berubah secara proporsional dengan

kualitas volume produksi atau penjualan.

4. Keuntungan agroindustri adalah penerimaan yang diperoleh peternak setelah

dikurangi biaya produksi.

5. Titik impas produksi adalah sebuah titik dimana biaya atau pengeluaran dan

pendapatan adalah seimbang sehingga tidak terdapat kerugian atau

keuntungan.

6. Break Even Point (BEP) adalah sebuah kondisi di mana jumlah pengeluaran

yang diperlukan untuk biaya produksi sama dengan jumlah pendapatan yang

diterima dari hasil penjualan.

Page 40: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak Geografis Kabupaten Sleman

abupaten leman merupakan bagian dari Daerah stime a Yogyakarta

(D Y). ecara geografis, abupaten leman terbentang mulai 110 15 1 sampai

dengan 110 00 Bujur Timur dan 7 4 51 sampai dengan 7 47 0 intang

Selatan. Berada di bagian utara DIY, yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten

Bantul dan Kota Yogyakarta di bagian selatan, Kabupaten Klaten di bagian timur,

Kabupaten Boyolali di bagian utara dan Kabupaten Mangelang serta Kabupaten

Kulonprogo di bagian barat.

Luas wilayah Kabupaten Sleman adalah 57.482 ha atau 574,82 km2 atau

sekitar 18% dari luas wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang seluas

3.185,80 km2. Jarak terjauh utara-selatan wilayah Kabupaten Sleman 32km,

sedangkan jarak terjauh timur-barat 35km.

4.2 Keadaan Iklim

Wilayah Kabupaten Sleman termasuk beriklim tropis basah dengan musim

hujan antara bukan November-April dan musim kemarau antara bulan Mei-

Oktober. Pada tahun 2000 banyaknya dari hujan 25 hari terjadi pada bulan Maret,

namun demikian rata-rata banyaknya curah hujan terdapat pada bulan Februari

sebesar 16,2 mm dengan banyak hari hujan 20 hari.

Adapun kelembaban nisbi udara pada tahun 2000 terendah pada bulan

Agustus sebesar 74% dan tertinggi pada bulan Maret dan November masing-

Page 41: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

28

masing sebesar 87%, sedangkan suhu udara terendah sebesar 26,1 derajad celcius

pada bulan Januari dan November dan suhu udara tertinggi 27,4 derajad celcius

pada bulan September.

4.3 Kondisi Lokasi Penelitian

Kondisi Topografi Kabupaten Sleman di bagian Selatan relative datar kecuali

di daerah perbukitan di bagian tenggara Kecamatan Prambanan dan sebagian di

Kecamatan Gamping. Semakin ke utara relative miring dan dibagian utara sekitar

lereng gunung Merapi relative terjal.

Ketinggian wilayah Kabupaten Sleman berkisar antar 100 meter sampai

dengan 2.500 meter di atas permukaan laut (m dpl). Ketinggian tanahnya dapat

dibagi menjadi 4 kelas yaitu ketinggian <100 meter, 100-499 meter , 500-999

meter, dan >1.000 meter dpl. Ketinggian <100 m dpl seluas 6.203 ha, atau II-3

10,79% dari luas wilayah, terdapat di Kecamatan Moyudan, Minggir, Godean,

Gamping, Berbah, dan Prambanan. Ketinggian 100-499 m dpl seluas 43.246 ha,

atau 75,32% dari luas wilayah, terdapat di 17 Kecamatan. Ketinggian 500-999 m

dpl meliputi luas 6.538 ha, atau 11,38% dari luas wilayah, di temui di Kecamatan

Tempel, Turi, Pakem, dan Cangkringan. Ketinggian >1.000 m dpl seluas 1.495 ha,

atau 2,60% dari luas wilayah, terdapat di Kecamatan Turi, Pakem, dan

Cangkringan.

Dari peta topografi skala 1:50.000 dapat dilihat ketinggian dan jarak

horizontal untuk menghitung kemiringan (Lereng).

Page 42: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

29

Hasil analisa peta yang berupa data kemiringan lahan digolongkan menjadi 4

(empat) kelas yaitu lereng

0 - 2%; >2 -15%; > 15 - 40%; dan > 40%. Kemiringan 0 – 2%; terdapat di 15

(lima belas) Kecamatan meliputi luas 34.128 ha atau 59,32% dari seluruh wilayah

lereng, > 2 – 15% terdapat di 13 (tiga belas) Kecamatan dengan luas lereng

18.192 atau 31,65% dari luas total wilayah. Kemiringan lahan > 15 - 40% terdapat

di 12 (dua belas) Kecamatan luas lereng ini sebesar 3.546 ha atau 6,17%, lereng >

40% terdapat di Kecamatan Godean, Gamping, Berbah, Prambanan, Turi, Pakem

dan Cangkringan dengan luas 1.616 ha atau 2,81%.

4.4 Sejarah Joglo Tani

Joglo Tani berawal dari melihat kondisi petani di Indonesia yang mengalami

enam tekanan, ialah tekanan ekonomi, tekanan alam, tekanan sosial, tekanan

budaya, tekanan global atau pasar bebas, serta tekanan kebijakan pemerintah yang

belum berpihak pada petani, sehingga petani seolah-olah malah hanya menjadi

pelengkap penderita kehidupan. Melihat berbagai keprihatinan tersebut Bapak

Suprapto, pendiri Joglo Tani, berketetapan hari membangun daerahnya di Dusun

Mandungan Sayegan Sleman Yogyakarta. Sejak tahun 1989 Bapak Suprapto

mencoba berproses sampai pada akhirnya terwujud Joglo Tani pada tanggal 19

Januari 2008. Joglo Tani diresmikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X dan

menyebutnya sebagai monumen kebangkitan petani Indonesia. Joglo Tani

mengembangkan beberapa model pelatihan untuk membekali kapasitas pemuda

dalam pengembangan sektor pertanian, yaitu pertanian terpadu berbasis potensi

Page 43: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

30

local, sistem usaha tani organic, system usaha tani organic, pengelolan benih,

teknik penyilangan, dan sekolah lapangan.

4.5 Visi dan Misi Joglo Tani

a. Visi

Terciptanya ketersediaan pangan yang tangguh, bergam dan berkelanjutan

dengan daya dukung sumber daya alam yang lestari dan keuntungan

ekonomi yang sepadan.

b. Misi

1. Membuat Pupuk Organik dari sector hulu sampai hilir untuk

memperkuat daya dukung dan daya dorong bagi pengembangan

pertanian organik.

2. Menciptakan Intelektual Organik yang mampu menjadi fasilitator,

komunikator, organisator masyarakat dalam pengembangan

kemandirian dan ketangguhan pertanian organik.

3. Membangun Kerjasama Organik yang menjunjung tinggi nilai-nilai

keberagaman, keseimbangan, kesepadanan, dan keberlanjutan.

Page 44: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

31

4.6 Struktur Joglo Tani

Berikut ini adalah struktur organisasi Joglo Tani

Gambar 2 Struktur Organisasi Joglo Tani

DIVISI PRODUKSI

Koordinator

TO SUPRAPTO

Unit pasca

Produksi :

JOHAN ARIFIN

Unit Bahan

Produksi :

BOWO

Unit Proses

Produksi :

AY SUHARYONO

DIVISI PENGEMBANGAN

Koordinator

SUNARMO

Unit Penguatan

Modal :

JERY JOHANDI

Unit

Pengembangan :

SUNARMO

Unit

Pelayananjasa :

SUKIRMAN

DIVISI RUMAH TANGGA

Koordinator

SUDERMAJI

Unit

Ketenagakerjaan

:

NIFAH

Unit

Administrasi :

AMBORO

WAHYUS

Unit Finansial :

ISTRIWANDARI

Page 45: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

32

4.7 Kegiatan Usaha di Joglo Tani

Joglo Tani yang mempunyai penataan wilayah sebagai berikut. Bagian depan

kanan kiri atau halaman muka, dibuat kolam yang dimana di atas kolam tersebut dibangun

kandang ayam petelur. Kemudian samping kiri Joglo terdapat tempat tanaman budidaya

seperti jagung, sawi, terung dan lain-lain, sedangkan bagian belakang ada ternak itik,

kambing, serta lainnya. Secara tidak langsung kita dapat membagi aktivitas apa saja yang

ada di Joglo Tani :

1. Pertanian : Di dalam Joglo Tani tersebut, ada aspek budidaya tanaman, berupa

jagung, sawi, dan terung.

2. Perikanan : Di Joglo Tani tersebut terdapat banyak kolam. Jumlah kolam

tersebut kurang lebih sebanyak 8 petak. Ikan yang ada di kolam tersebut yaitu

ikan nila, mujair dll.

3. Peternakan : Peternakan yang ada di Joglo ada beberapa hewan yang dipelihara

yaitu kambing, itik, dan ayam petelur, ayam tersebut dapat bertelur disetiap

harinya sehingga memberikan tambahan ekonomi dan dijadikan sumber

pendapatan dalam jangka waktu perharinya.

Page 46: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Usaha Ternak Kambing Etawa

Tahapan dalam budidaya kambing etawa di Joglo Tani Yogyakarta

meliputi, pembuatan kandang, pembersihan kandang, pakan hijauan, dan pasca

pemerahan serta perawatan dan kesehatan kambing. Adapun langkah-langkah

budidaya kambing etawa adalah sebagai jenis ternak yang sudah lama di

budidayakan. Memelihara kambing tidak sulit karena hanya perlu menyediakan

ketersediaan pakan, bibit yang baik, dll. Berikut ini tahapan yang dilakukan agar

budidaya kambing etawa bisa berjalan dengan baik

Sistem pemeliharaan kambing etawa di usaha peternakan Joglo Tani

Kabupaten Sleman Daerah Istemawa Yogyakarta dilakukan secara intensif yaitu

kambing dipelihara dimana pemberian pakan, minum dan perawatan kesehatan

berada di dalam kandang secara terus menerus. Model kandang di usaha

peternakan Joglo Tani berupa kandang panggung dengan tinggi minimal 1 meter

dari atas permukaan tanah. Kandang dibuat permanen dengan bahan baku

kandang terbuat dari bambu. Lantai kolong kandang dibuat miring agar kotoran

kambing dapat langsung ke bawah. Dinding dan lantai kandang terbuat dari kayu,

sedangkan atap kandang terbuat dari seng. Dinding dibuat bercelah agar sirkulasi

udara menjadi bagus sedangkan lantai dibuat bercelah agar kotoran kambing

langsung jatuh kebawah sehingga memudahkan pengumpulan kotoran.

Dalam memilih kambing yang akan dijadikan bibit, peternakan Joglo Tani

Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki beberapa kriteria.

Kambing yang dipilih harus sehat, kepala selalu tegak, pertumbuhan bagus,

Page 47: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

34

memiliki bulu yang mengkilap, dan bebas dari penyakit. Khusus untuk kambing

betina bentuk kambingnya harus besar, gerak-geriknya ramah, dan jinak.

Sedangkan untuk kambing jantan sifatnya agresif dan tidak ada kelainan pada alat

kelaminnya.

Peternakan Joglo Tani Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta

berupa pakanan hijauan. Banyaknya pakan yang diberikan kepada kambing adalah

sebanyak 10% dari berat badan kambing. Rata-rata berat badan kambing di

Peternakan Joglo Tani adalah 30 kg maka banyaknya pakan yang diberikan dalam

sehari sebesar 3 kg dalam setahun membutuhkan 1.905 kg. pakan diberikan 2 kali

sehari yaitu pagi dan sore hari. Pemberian pakan hijau tidak diberikan sekaligus.

Pakan hijauan yang diberikan berupa rumput dan limbah sayuran harga pakan

hijauan per kg di Peternakan Joglo Tani Rp. 1.000

Penyakit yang menyerang kambing di Peternakan Joglo Tani Kabupaten

Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta adalah mastitis dan kurap/scabies. Biaya

kesehatan per bulan 1 ekor sekitar Rp.5.000. Penyakit yang menyerang kambing

di Peternakan Joglo Tani Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta adalah

mastitis dan kurap/scabies. Biaya kesehatan per bulan 1 ekor sekitar Rp.5.000

5.2 Keuntungan Usaha Ternak Kambing Etawa

Salah satu tujuan yang dilakukan dalam usaha ternak yaitu dengan

memperoleh keuntungan atau laba dari usaha ternak yang dilakukan. Semua

tahapan kerja dalam usaha ternak memerlukan biaya yang harus dikeluarkan dan

diperhitungkan. Dimana biaya ini di klasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap

(Fixed cost) dan biaya tidak tetap (variabel cost). Biaya yang dikeluarkan yang

Page 48: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

35

bisa di pakai berulang-ulang dalam proses produksi. Sedangkan biaya tidak tetap

(variabel cost) biaya yang dikeluarkan yang mempengaruhi besar kecilnya tingkat

produksi.

Pendapatan merupakan hasil dari suatu usaha yang akan dinilai dari biaya

yang dikeluarkan dan penerimaan yang diperoleh, dengan cara penerimaan

dikurangi biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Pendapatan adalah

selisih antara total penerimaan dan total biaya yang dikeluarkan oleh pelaku

usahatani

Pendapatan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil penerimaan susu

bubuk selama per periode dari hasil usaha ternak kambing etawa (Susu Bubuk)

Skala 15 ekor, dimana penerimaan dikurangi dengan total biaya operasional yang

terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap pembuatan susu bubuk. Adapun rincian

pendapatan usaha susu bubuk sebagai berikut:

Page 49: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

36

Tabel 1 Biaya dan Keuntungan Usaha Ternak Kambing Etawa (Susu Segar)

Skala 15 ekor di Joglo Tani DI Yogyakarta

No. Uraian Jumlah

(unit)

Harga

(Rp/unit)

Nilai

(Rp/bulan)

1 Produksi (liter) 523 30,000 15.690.000

2 Biaya Variabel 4.010.000

a. Induk kambing etawa PE (ekor) 18 1,500,000 450.000

b. Pakan hijauan (kg) 90 15,000 1.350.000

c. Vitamin 210 1,000 210.000

d. Tenaga kerja (orang) 2 1,000,000 2.000.000

3 Biaya Tetap 196.389

a. Penyusutan kandang 83.333

b. Penyusutan alat 113.056

Total Biaya 4.206.389

4 Pendapatan (Susu Segar)

a. Pendapatan (Rp/bulan) 11.483.611

b. Pendapatan (Rp/bulan/ekor) 637.978

5 Kelayakan (R/C ratio) 3,73

6 BEP Produksi 140.21

7 BEP Harga 8.042,81

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2020.

Berdasarkan Tabel 1, menunjukkan bahwa biaya dan pendapatan usaha

ternak kambing etawa, (Susu Segar) skala 15 ekor dengan produksi per bulan

sebesar 523 liter dengan harga susu segar Rp 30.000 per unit dan penerimaan

yang diperoleh dari usaha susu segar dalam per bulan sebesar Rp

15.690.000/bulan. Biaya variabel yang dikeluarkan dalam sebulan sebesar Rp.

4.010.000/bulan, yang terdiri dari biaya induk kambing etawa PE (ekor) Rp.

450.000/bulan, pakan hijauan (kg) Rp.1.350.000/bulan, biaya vitamin Rp.

210.000/bulan, dan biaya tenaga kerja sebesar Rp.2.000.000/bulan. Sedangkan

biaya tetap yang dikeluarkan dalam usaha ternak kambing etawa (susu segar)

skala 15 ekor sebesar Rp. 196.389/bulan yang terdiri dari penyusutan alat sebesar

Rp.113.056/bulan dan penyusutan kandang sebesar Rp 83.333/bulan. Jadi total

Page 50: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

37

biaya usaha ternak kambing etawa (susu bubuk) skala 15 ekor sebesar Rp

4.206.389/ bulan.

Jadi pendapatan usaha ternak kambing etawa (susu segar) skala 15 ekor di

peroleh dari penerimaan susu bubuk sebesar Rp 15.690.000/ bulan, dikurangi

jumlah total biaya usaha ternak kambing etawa (susu bubuk) skala 15 ekor sebesar

Rp.4.206.389/bulan, maka diperoleh pendapatan usaha sebesar

Rp. 11.483.611/bulan, sedangkan per ekor nya Rp 637.978/bulan.

Pendapatan atau keuntungan dari usaha ternak kambing etawa (susu segar)

skala 15 ekor memperoleh keuntungan atau tidak mengalami kerugian dimana

pendapatan per bulannya dan pendapatan per ekor per bulannya memberikan

keuntungan dari usaha susu segar.

Nilai R/C ratio dari usaha ternak kambing etawa (susu segar) skala 15 ekor

adalah 3,73 dari hasil perbandingan total penerimaan dengan total biaya, sehingga

R/C > 1 yang artinya setiap Rp 1, yang dikeluarkan sebagai biaya akan

menghasilkan penerimaan Rp 3,73 Jadi usaha ternak kambing etawa (susu segar)

skala 15 ekor dapat memberi keuntungan.

Page 51: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

38

5.3 Titik Impas Usaha Ternak Kambing Etawa

Tingkat break even dapat dilakukan terhadap jumlah barang yang

diproduksi atau dijual maupun terhadap besarnya jumlah penghasilan dalam

jumlah uang. Berdasarkan data biaya tetap, biaya variabel, dan penerimaan dari

responden, maka nilai BEP usaha ternak kambing etawa dalam memproduksi susu

segar dengan skala 15 ekor kambing dapat dilihat dibawah ini.

Nilai BEP usaha agroindustri ternak kambing etawa dalam memproduksi

susu segar dengan skala 15 ekor kambing dapat dilihat dibawah ini.

BEP Produksi =

BEP Produksi =

BEP Produksi = 140.21

Hasil BEP produksi terlihat bahwa titik impas unit produksi adalah 140,21

liter, dalam artian usaha agroindustri kambing etawa (susu segar) akan mengalami

titik impas jika produksi yang diperoleh adalah sebesar 140,21 liter. Tetapi, dari

tabel pendapatan dapat dilihat bahwa jumlah produksi susu segar yang diperoleh

adalah sebesar 523 liter. Dalam hal ini usaha agroindustri kambing etawa (susu

segar) berada diatas titik impas artinya usaha ini memperoleh keuntungan atau

tidak mengalami kerugian.

Page 52: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

39

BEP Harga =

BEP Harga =

BEP Harga = 8.042,81

Selanjutnya titiik impas dari harga adalah sebesar Rp 8.042,81 Sama

dengan titik impas unit produksi usaha agroindustri kambing etawa (susu segar)

dalam artian usaha ini akan mengalami titik impas jika harga penjualan berada

pada Rp 8.042,81, Tetapi dilihat dari tabel pendapatan dan hasil wawancara

dengan informan mengatakan bahwa harga jual per liter sebesar Rp 30.000 yang

artinya usaha agroindustri ternak kambing etawa (susu segar) berada dalam posisi

diatas titik impas atau tidak mengalami kerugian dan memperoleh keuntungan.

Page 53: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Pendapatan usaha ternak kambing etawa (susu segar) skala 15 ekor, maka

diperoleh pendapatan usaha sebesar Rp.11.483.611,00/bulan, sedangkan per

ekor nya Rp 637.978/bulan.

2. Titik impas unit produksi adalah 140,21 liter, dalam artian usaha ternak

kambing etawa (susu segar) akan mengalami titik impas jika produksi yang

diperoleh adalah sebesar 140,21 liter..Ttitik impas harga adalah sebesar Rp

8.042,81. Sama dengan titik impas unit produksi usaha ternak kambing etawa

(susu segar) dalam artian usaha ini akan mengalami titik impas jika harga

penjualan berada pada Rp 8.042,81 per liter.

6.2 Saran

1. Setelah melakukan penelitian di Joglo Tani peneliti memberikan saran

terhadap peternak di Joglo Tani, yaitu dengan mempertahankan usaha ternak

kambing etawa yang di jalankan dengan menambah beberapa ekor kambing

etawa agar dapat menambah pendapatan.

2. Sebaiknya pemerintah setempat memberikan pelatihan tentang pembuatan

dan pengolahan susu segar agar hasilnya lebih baik dan maksimal.

Page 54: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

41

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, I. (2014). Perhitungan Break Even Point (Bep) Terhadap Produk

Pempek Pada Toko Aan Palembang (Doctoral Dissertation, Politeknik

Negeri Sriwijaya).

Aktiva, E. (2016). Kontribusi pendapatan usahatani dan non usahatani terhadap

pendapatan total keluarga petani padi sawah lebak pinggiran kota. JURNAL

TRIAGRO, 1(1).

Arisandi, R. (2017). Evaluasi Keberhasilan Inseminasi Buatan di Kecamatan

Tombolo Pao Kabupaten Gowa (Doctoral dissertation, Universitas Islam

Negeri Alauddin Makassar).

Cahayani, M. (2010). Analisis Dampak Ekonomi Program Pengembangan Usaha

Agribisnis Pedesaan (PUAP) Dalam Pengentasan Kemiskinan: Studi Kasus

Gapoktan “ arunia” Desa Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur.

Darmawan, A. A. (2019). Peranan Wanita Dalam Produksi Agroindustri

Kelanting (Kasus Di Desa Karang Anyar Kecamatan Gedong Tataan

Kabupaten Pesawaran).

Ernawati, E. (2012). Analisis Biaya Dan Sisa Hasil Usaha Koperasi Tandan Mas

Jaya Kabupaten Siak (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri

Sultan Syarif Kasim Riau).

Gabriel. (2016). Analisis Titik Impas (Break Event Point) dan Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Produksi Kelapa Sawit PT.Perkebunan Nusantara IV Unit

Usaha Tinjowan. Diakses pada 18 Agustus 2020.

Gill, (2014). Analisis Break Even Point (BEP) Pada Industri Pengolahan Tebu Di

Pabrik Gula (PG) Mojo Kabupaten Sragen. Skripsi. Fakultas Pertanian.

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Ginanjar, G. G. (2019). Kajian Pendapatan Dan Risiko Usaha Budidaya

Pembesaran Udang Galah (Doctoral dissertation, Universitas Siliwangi).

Giyanti. (2012). Analisis pendapatan dan titik impas usahatani padi sawah.

Diakses pada 24 Mei 2020.

Guna, M. A. (2019). Analisis Sistem Agribisnis Ternak Kambing (Studi Kasus

Pada Usaha Peternakan Prima Aqiqah Di Kota Bandar Lampung).

Hakim, L. (2016). Analisis Biaya Transaksi Ekonomi Dan Faktor Determinan

Penerapan Kemitraan Usaha Tani Tebu Rakyat Studi Kasus: Mitra Tani PG

Pandji, Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo.

Hastanu, D. G. (2018). Analisis Perhitungan Titik Impas (Break Even Point) Pada

Ayam Sriwijaya Palembang (Doctoral Dissertation, Politeknik Negeri

Sriwijaya).

Page 55: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

42

Hidayat, S. (2018). Pengaruh Manipulasi Iklim Kandang Terhadap Kadar

Hemoglobin Dan Total Protein Plasma Calon Induk Kambing Peranakan

Etawa (Pe).

Ilma, Z. (2019). Analisis Tingkat Upah Terhadap Kebutuhan Hidup Layak Buruh

Bangunan Di Desa Lambiheu Lambaro Angan Kecamatan Darussalam

Aceh Besar (Telaah Terhadap Konsep Hifdzun Nafs Dalam Islam) (Doctoral

dissertation, UIN Ar-Raniry Banda Aceh).

Khoridah, N., Dirlanudin, D., & Jumiati, I. E. (2019). Implementasi Program

Kredit Usaha Rakyat (Kur) Di Kecamatan Kasemen Kota Serang Provinsi

Banten (Doctoral Dissertation, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa).

Maemunah, S., & Isyanto, A. Y. (2017). Faktor Penentu Inefisiensi Teknis Pada

Usaha Ternak Kambing Peranakan Ettawa. Mimbar Agribisnis: Jurnal

Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis, 3(2).

Nova, W. (2016). Analisis Keterkaitan Antar Subsistem Dalam Sistem Agribisnis

Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) di Nagari Padang Gantiang Kecamatan

Padang Gantiang kabupaten Tanah Datar (Doctoral dissertation,

Universitas Andalas).

Nurmala, L., Soetoro, S., & Noormansyah, Z. (2017). Analisis Biaya, Pendapatan

Dan R/C Usahatani Kubis (Brassica Oleraceal)(Suatu Kasus di Desa

Cibeureum Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis). Jurnal Ilmiah

Mahasiswa Agroinfo Galuh, 2(2).

Pangemanan, L., Kapantow, G., & Watung, M. (2011). Analisis Pendapatan

Usahatani Bunga Potong (Studi Kasus Petani Bunga Krisan Putih di

Kelurahan Kakaskasen Dua Kecamatan Tomohon Utara Kota

Tomohon). AGRI-SOSIOEKONOMI, 7(2), 5-14.Susanto, N.

(2014). Korelasi Ukuran-ukuran Tubuh dengan Bobot Badan pada

Kambing Peranakan Etawa (PE) di Kota Pekanbaru (Doctoral dissertation,

Universitas Islam Negeri Sultan Sarif Kasim Riau).

Paulus, A. L., Wangke, W. M., & Moniaga, V. R. (2015). Kontribusi Usahatani

Kacang Panjang Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani Di Desa

Warembungan Kecamatan Pineleng. AGRI-SOSIOEKONOMI, 11(3), 53-62.

Pratiwi, D. (2019). Partisipasi Petani Padi Anggota P3a Dalam Pengelolaan Air

Irigasi Di Kecamatan Metro Selatan, Kota Metro, Provinsi Lampung.

Prianto, F. W. (2011). Pola pengembangan agroindustri yang berdaya saing (Studi

kasus Kabupaten Malang). JEAM, 10(1).

Prihatiningsih, P. R. (2019). Pengaruh Performa Terhadap Harga Jual Kambing

Jantan Di Pasar Hewan Kabupaten Bantul. Naskah Publikasi Program Studi

Peternakan Fakultas Agroindustri.

Page 56: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

43

Rajagukguk, E. S. (2019). Analisis Tingkat Pendapatan Usahatani dan Konservasi

Lahan (Studi Kasus: Kawasan Relokasi Siosar Kecamatan Tiga Panah,

abupaten aro)”.

Rustiono, D. (2008). Analisis pengaruh investasi, tenaga kerja, dan pengeluaran

pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di Propinsi jawa

tengah (Doctoral dissertation, program Pascasarjana Universitas

Diponegoro).

Segara, R. B. (2018). Pengaruh Infestasi Cacing Saluran Pencernaan Terhadap

Bobot Tubuh Kambing Saburai Pada Kelompok Ternak Di Kecamatan

Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung.

Setiawati, N. K. P., Suamba, I. K., & Djelantik, A. W. S. (2015). Analisis

Pendapatan Usahatani Padi Bersertifikat Organik (Kasus Kelompok Tani

Gana Sari Kabupaten Badung). Jurnal Agribisnis dan Agrowisata (Journal

of Agribusiness and Agritourism).

Susanta, Wayan Erma. (2016). Analisis pendapatan usahatani padi sawah metode

tanam benih langsung. E-j agrotekbis 4(1) : 113-120. Diakses pada 18 Juni

2019

Tobelo, P. H., Laoh, E. O., Timban, J. F., & Baroleh, J. (2015, May). Perilaku

Petani Dalam Pengelolaan Usahatani Kelapa Di Desa Gosoma Kecamatan

Tobelo Kabupaten Halmahera Utara. In Cocos (Vol. 6, No. 10).

Udayana, I. (2011). Peran agroindustri dalam pembangunan

pertanian. Singhadwala.

Wardana, E. A. (2012). Manajemen pakan kambing peranakan etawa di

peternakan bumiku hijau Jl. Ring Road Utara, Pandean, Gandok,

Condongcatur, Sleman, Yogyakarta.

Page 57: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

44

DAFTAR KUISIONER PENELITIAN

Hasliana Purnama (105961107716)

Judul Penelitian :

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA

TERNAK KAMBING ETAWA

A. INFORMAN

1. Nama Responden :

2. Umur :

3. Pendidikan Terakhir:

4. Pekerjaan Pokok:

5. Pekerjaan Sampingan:

6. Pengalaman Berusahatani:

7. Luas Lahan Usaha:

8. Jumlah Tanggungan Keluarga:

PERTANYAAN PENDUKUNG

1. Bagaimana keuntungan dan break even point agroindustri ternak kambing

etawa ?

2. Berapakah produksi dan keuntungan agroindustry ternak kambing etawa?

3. Apakah kelebihan dan kekurangan agroindustry ternak kambing etawa?

Page 58: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

45

II. Analisis Biaya dan Keutungan Usaha Agroindustri Kambing Etawa

a. Penerimaan,Pendapatan dan Keuntungan

No Jenis Usaha Produksi

Harga/satuan

(Rp)

Nilai

(Rp)

1 ……….. ……………. …………

Jumlah

b. Biaya Tetap dalam Usaha Agroindustri Kambing Etawa

Biaya Penyusutan

No Nama Alat Jumlah

(Unit)

Nilai Baru

(Rp)

Nilai

Sekarang

(Rp

Umur

Ekonomi

(tahun)

NPA

(Rp)

1

2

3

Kandang

No Ukuran Jumlah

(Unit)

Nilai Baru

(Rp)

Nilai

Sekarang

(Rp

Umur

Ekonomi

(tahun)

NPA

(Rp)

1

2

3

Page 59: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

46

c. Biaya Total = Total Biaya Tetap + Total Biaya Variabel

No Total Biaya Tetap

(Rp)

Total Biaya Variabel

(Rp)

Total Biaya (Rp)

d. Pendapatan = Penerimaan - Biaya Total

No Penerimaan (Rp) Biaya Total (Rp) Pendapatan (Rp)

Page 60: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

47

Lampiran 2 Produksi Susu Segar Usaha Ternak Kambing Etawa Per Bulan Untuk

Skala 15 Ekor di Joglo Tani DI Yogyakarta

Hari ke- Susu Segar (liter)

1 18

2 16

3 18

4 15

5 17

6 18

7 19

8 15

9 17

10 17

11 18

12 16

13 18

14 18

15 16

16 18

17 18

18 18

19 19

20 16

21 17

22 17

23 19

24 19

25 18

26 18

27 15

28 18

29 18

30 19

Jumlah 523

Page 61: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

48

Lampiran 3 Biaya Variabel Usaha Ternak Kambing Etawa (Susu Segar) per

Bulan pada Skala 15 ekor di Joglo Tani DI Yogyakarta

No. Uraian Jumlah

(unit)

Harga

(Rp/unit)

Nilai

(Rp) per bulan

1 Induk kambing etawa PE

(ekor)

18 1.500.000 450.000

2 Pakan hijauan (kg) 90 15.000 1.350.000

3 Vitamin 210 1.000 210.000

4 Tenaga kerja (orang) 2 1.000.000 2.000.000

T o t a l - - 4.010.000

Lampiran 4 Biaya Penyusutan Usaha Ternak Kambing Etawa (Susu Segar) Skala

15 ekor di Joglo Tani DI Yogyakarta

No. Uraian Jumlah

(unit)

Umur

Ekonomis

(tahun)

Harga Beli

(Rp)

Nilai Penyusutan

(Rp/bulan)

1 Kandang 1 15

15.000.000 83.333

2 Freezer 1 10

3.000.000 25.000

3 Sapu 2 2

30.000 2.500

4 Saringan 2 3

10.000 556

5 Milk can 2 4

20.000 833

6 Baskom 2 4

20.000 833

Total - - - 113.056

Page 62: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

49

Lampiran 5 Penerimaan Usaha Ternak Kambing Etawa (Susu Segar) Skala 15

ekor di Joglo Tani DI Yogyakarta

Hari ke- Susu Segar (liter) Harga (Rp/liter) Penerimaan (Rp)

1 18 30.000 540.000

2 16 30.000 480.000

3 18 30.000 540.000

4 15 30.000 450.000

5 17 30.000 510.000

6 18 30.000 540.000

7 19 30.000 570.000

8 15 30.000 450.000

9 17 30.000 510.000

10 17 30.000 510.000

11 18 30.000 540.000

12 16 30.000 480.000

13 18 30.000 540.000

14 18 30.000 540.000

15 16 30.000 480.000

16 18 30.000 540.000

17 18 30.000 540.000

18 18 30.000 540.000

19 19 30.000 570.000

20 16 30.000 480.000

21 17 30.000 510.000

22 17 30.000 510.000

23 19 30.000 570.000

24 19 30.000 570.000

25 18 30.000 540.000

26 18 30.000 540.000

27 15 30.000 450.000

28 18 30.000 540.000

29 18 30.000 540.000

30 19 30.000 570.000

Jumlah 523 - 15.690.000

Page 63: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

50

Lampiran 6 Biaya dan Pendapatan Usaha Ternak Kambing Etawa (Susu Segar)

Skala 15 ekor di Joglo Tani DI Yogyakarta

No. Uraian Jumlah

(unit)

Harga

(Rp/unit)

Nilai

(Rp/bulan)

1 Produksi (liter) 523 30,000 15.690.000

2 Biaya Variabel 4.010.000

a. Induk kambing etawa PE (ekor) 18 1,500,000 450.000

b. Pakan hijauan (kg) 90 15,000 1.350.000

c. Vitamin 210 1,000 210.000

d. Tenaga kerja (orang) 2 1,000,000 2.000.000

3 Biaya Tetap 196.389

a. Penyusutan kandang 83.333

b. Penyusutan alat 113.056

Total Biaya 4.206.389

4 Pendapatan (Susu Segar)

a. Pendapatan (Rp/bulan) 11.483.611

b. Pendapatan (Rp/bulan/ekor) 637.978

5 Kelayakan (R/C ratio) 3,73

6 BEP Produksi 140.21

7 BEP Harga 8.042,81

Page 64: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

51

Lampiran 7 Peta Lokasi Penelitian

Page 65: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

52

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Kandang Kambing Etawa di Joglo Tani

Gambar 2 Proses Penyaringan Susu

Page 66: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

53

Gambar 3 Pengemasan Susu Segar

Page 67: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

54

Page 68: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

55

Page 69: ANALISIS KEUNTUNGAN DAN BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK

56

RIWAYAT HIDUP

Hasliana Purnama,105961107716 lahir di Selayar pada tanggal

24 Juni 1998. Anak ke empat dari empat bersaudara, buah kasih

pasangan dari Ayahanda “Mursalim” dan Ibunda “Nurlaelah”.

Penulis pertama kali menempuh pendidikan di Sekolah Dasar (SD)

pada SD CENTRE BENTENG II dan selesai pada tahun 2010, dan

pada tahun yang sama penulis melanjutkan di sekolah Menengah Pertama di

SMPN 1 BENTENG SELAYAR dan selesai pada tahun 2013 dan pada tahun itu

pula penulis melanjutkan pendidikan di SMAN 1 BENTENG SELAYAR pada

tahun 2016. Pada tahun 2016 penulis terdaftar sebagai mahasiswi di Universitas

Muhammadiyah Makassar Fakultas Pertanian Program Studi Agribisnis Melalui

seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah magang di Joglo Tani

Dusun Mandungan 1 Desa Margoluwih Kecamatan Sayegan Kabupaten Sleman

Provinsi DI Yoygkarta.

Berkat petunjuk dan pertolongan ALLAH SWT, serta usaha dan di sertai

Do’a dalam menjalani aktivitas akademik di perguruan Tinggi Universitas

Muhammadiyah Makassar. Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan tugas

akhir dengan skripsi yang berjudul “Analisis euntungan Dan Break Even Point

Usaha Ternak Kambing Etawa di Joglo Tani DI Yogyakarta.