analisis keterbacaan buku siswa bahasa indonesia …

153
ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA KELAS X KURIKULUM 2013 REVISI 2017 DENGAN MENGGUNAKAN FORMULA GRAFIK FRY SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Oleh MILA YOSSYANTI 1602040093 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA MEDAN 2020

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA

KELAS X KURIKULUM 2013 REVISI 2017 DENGAN MENGGUNAKAN

FORMULA GRAFIK FRY

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi

Pendidikan Bahasa Indonesia

Oleh

MILA YOSSYANTI

1602040093

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

MEDAN

2020

Page 2: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …
Page 3: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …
Page 4: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

i

ABSTRAK

Mila Yossyanti. NPM. 1602040093. Analisis Keterbacaan Buku Siswa Bahasa

Indonesia Kelas X Kurikulum 2013 Revisi 2017 dengan Menggunakan

Formula Grafik Fry. Skripsi. Medan : Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara. 2020.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keterbacaan wacana

yang terdapat pada buku siswa bahasa Indonesia kelas X Kurikulum 2013 edisi

revisi 2017 dan wacana yang sesuai untuk siswa kelas X. Metode penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua metode yaitu metode

kualitatif untuk analasis pengakajian dan metode kuantitatif untuk pengkajian

grafik Fry. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumen

wacana di dalam Buku Siswa Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 Edisi Revisi

2017. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan formula grafik Fry. Teks wacana yang menjadi pokok pembahasan

dalam penelitian ini ialah sebanyak 15 wacana. Terdapat dua hasil penelitian

yang diperoleh dalam penelitian ini. Pertama, hasil tingkat keterbacaan

menunjukkan terdapat 6 wacana yang sesuai keterbacaannya untuk kelas X dan 9

wacana lainnya tidak sesuai. Kedua,dilihat dari hasil penelitian tersebut dapat

dikatakan bahwa Buku Siswa Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 Edisi Revisi

2017 memiliki keterbacaan tidak sesuai dengan tingkatan kelas X, karena

wacana yang sesuai untuk kelas X terhitung lebih sedikit dibandingkan dengan

wacana yang tidak sesuai.

Kata Kunci: Keterbacaan, Buku Siswa,Wacana, Grafik Fry

Page 5: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Syukur Alhamdulillah selalu disampaikan kepada Allah SWT atas

limpahan Rahmat-Nya selama ini yang tercurahkan kepada seluruh umat

manusia di dunia. Karena-Nya peneliti diberikan kemudahan dalam

menyelesaikan penulisan proposal penelitian skripsi yang berjudul “Analisis

Keterbacaan Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum 2013 Revisi

2017 dengan Menggunakan Formula Grafik FRY ”. Serta shalawat

berangkaikan salam tertuju kepada Nabi Muhammad SAW yang membawa

umat manusia dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang seperti

yang sedang dirasakan saat sekarang ini.

Penulisan proposal penelitian skripsi ini, peneliti menjumpai berbagai

hambatan, namun berkat dukungan materi dari berbagai pihak, serta izin Allah

SWT, Alhamdulillah peneliti dapat menyelesaikan proposal penelitian skripsi

ini dengan cukup baik. Semua ini berkat Orang tua tersayang yakni,

Ayahanda Triono dan Ibunda tercinta Septiarti , merupakan sumber

kebahagian, kekuatan, serta doa yang terus mengalir dan tak pernah putus.

Peneliti juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak terkait yang

telah membantu menyelesaikan penulisan proposal penelitian skripsi ini. Pada

Page 6: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

iii

kesempatan ini, peneliti juga ingin memberikan banyak ucapan terima kasih

kepada :

1. Dr. Agussani, M.Ap. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Sumatera Utara.

2. Dr. H. Elfrianto Nasution, S.Pd., M.Pd. selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sumatera

Utara.

3. Dra. Hj. Syamsuyurnita, M.Pd. selaku Wakil Dekan I Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sumatera

Utara, sekaligus Dosen Pembahas.

4. Dr. Mhd. Isman, M.Hum. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Sumatera Utara.

5. Nadra Amalia, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing peneliti,

yang banyak sekali membantu serta membimbing peneliti dalam

menyelesaikan penulisan proposal penelitian skripsi ini.

6. Susila Marpaung, Ira Azzura Abdillah, dan Dwi Wulandari yang

selalu manjadi sandaran dalam berkeluh kesah, serta menjadi tokoh

yang selalu membuat kebahagiaan dalam menjalani aktivitas di dalam

dan di luar Kampus.

7. A Sore Bahasa Indonesia Stambuk 16 selaku teman seperjuangan dari

semester 1 sampai akhirnya selesai kita selalu bersama.

Page 7: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

iv

8. Seseorang yang spesial Abangda Ade Muhklis, S.Kom. yang selalu

memberi bantuan dalam kendala yang dialami .

9. Semua pihak yang telah membantu peneliti, secara langsung maupun

tidak langsung dalam menyelesaikan penulisan proposal penelitian

skripsi ini, yang tidak dapat disampaikan secara satu per satu. Semua

kebaikan tersebut, akan dibalas oleh Allah SWT, Aamiin Allahumma

Aamiin.

Penulisan skripsi ini masih jauh dari kata kesempurnaan, maka dari itu

peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak,

dengan harapan bisa menjadi penyempurna untuk perbaikan selanjutnya, dan

semoga penulisan skripsi ini memberikan ilmu pengetahuan dan manfaat

khusunya bagi peneliti, dan pembaca.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Medan, 05 Juli 2020

Penulis

Mila Yossyanti

1602040093

Page 8: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK .............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... v

DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii

DAFTAR GRAFIK ................................................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 4

C. Batasan Masalah ..................................................................................... 4

D. Rumusan Masalah .................................................................................. 4

E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5

Page 9: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

vi

BABA II LANDASAN TEORI ............................................................................ 7

A. Kerangka Teoretis .................................................................................. 7

1. Keterbacaan ............................................................................................. 7

2. Buku Siswa ............................................................................................. 9

3. Wacana ................................................................................................... 11

4. Formula Grafik Fry ................................................................................ 13

5. Identitas Buku ........................................................................................ 18

B. Kerangka Konseptual ........................................................................... 18

C. Pernyataan Penelitian ............................................................................ 18

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 20

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 20

B. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................... 21

C. Metode Penelitian ................................................................................. 23

D. Varibael Penelitian ............................................................................... 23

E. Definisi Operasional Penelitian ............................................................ 24

F. Intrumen penelitian ............................................................................... 25

G. Teknik Analisis Data ............................................................................ 25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 33

A. Deskripsi Data Penelitian ...................................................................... 33

B. Analisis Data ........................................................................................ 34

C. Jawaban Pernyataan Penelitian.............................................................. 94

D. Diskusi Hasil Penelitian ........................................................................ 94

E. Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 95

Page 10: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

vii

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 96

A. Simpulan ............................................................................................... 96

B. Saran ...................................................................................................... 97

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 98

Page 11: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Rincian Tabel Penelitian ....................................................................... 20

Tabel 3.2 Wacana-wacana yang Diujikan dengan Formula Grafik Fry ............... 22

Tabel 3.3 Kreteria Penilaian ................................................................................... 27

Tabel 3.4 Hasil Analisis Wacana Teks “Sampah” Buku Siswa Bahasa Indonesia

Kelas X Kurikulum 2013 Revisi 2017 ................................................. 29

Tabel 4.1 Wacana-wacana dalam Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X

Kurikulum 2013 Revisi 2017 ................................................................ 33

Tabel 4.2 Hasil Analisis Wacana Teks “Wayang” Buku Siswa Bahasa Indonesia

Kelas X Kurikulum 2013 Revisi 2017 .................................................. 35

Tabel 4.3 Hasil Analisis Wacana Teks “D’Topeng Museum Angkut” Buku Siswa

Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum 2013 Revisi 2017 ..................... 38

Tebel 4.4 Hasil Analisis Wacana Teks “Bahaya Narkoba bagi Generasi Muda”

Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum 2013 Revisi 2017..42

Tabel 4.5 Hasil Analisis Wacana Teks “Pembangunan dan Bencana

Lingkungan” Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum 2013

Revisi 2017 ............................................................................................ 45

Tabel 4.6 Hasil Analisis Wacana Teks “Upaya Melestarikan Lingkungan

Hidup” Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum 2013 Revisi

2017 ....................................................................................................... 49

Tabel 4.7 Hasil Analisis Wacana Teks “Cara Keledai Membaca Buku” Buku

Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum 2013 Revisi 2017 ......... 53

Tabel 4.8 Hasil Analisis Wacana Teks”Dosen Yang Juga Menjadi Pejabat” Buku

Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum 2013 Revisi 2017 ........... 56

Tabel 4.9 Hasil Analisis Wacana Teks “Hikayat Bayan Budiman” Buku Siswa

Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum 2013 Revisi 2017 ..................... 60

Page 12: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

ix

Tabel 4.10 Hasil Analisis Wacana Teks “Hikayat Si Miskin” Buku Siswa Bahasa

Indonesia Kelas X Kurikulum 2013 Revisi 2017 .................................. 63

Tabel 4.11 Hasil Analisis Wacana Teks “HP Baru” Buku Siswa Bahasa Indonesia

Kelas X Kurikulum 2013 Revisi 2017 .................................................. 67

Tabel 4.12 Hasil Analisis Wacana Teks “Negosiasi Warga dengan Investor” Buku

Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum 2013 Revisi 2017 ........... 71

Tabel 4.13 Hasil Analisis Wacana Teks “Bahasa Ingris sebagai Alat yang Penting

di Era Globalisasi” Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum

2013 Revisi 2017 ................................................................................. 75

Tabel 4.14 Hasil Analisis Wacana Teks “Apakah Ponsel Berbahaya” Buku Siswa

Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum 2013 Revisi 2017 ................. 79

Tabel 4.15 Hasil Analisis Wacana Teks “Biografi B.J Habibie” Buku Siswa

Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum 2013 Revisi 2017 ................... 82

Tabel 4.16 Hasil Analisis Wacana Teks “Komikus Indonesia Yang Mendunia

Ardian Syaf” Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum 2013

Revisi 2017 .......................................................................................... 86

Tabel 4.17 Rekapitulasi Data Hasil Analisis Keterbacaan Buku Siswa Bahasa

Indonesia Kelas X .............................................................................. 89

Page 13: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

x

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 2.1 Garfik Fry ............................................................................................. 14

Grafik 3.1 Wacana Teks “Sampah” ....................................................................... 31

Grafik 4.1 Wacana Teks”Wayang” ........................................................................ 37

Grafik 4.2 Wacana Teks “D’Topeng Museum Angkut” ....................................... 40

Grafik 4.3 Wacana Teks “Bahaya Narkoba bagi Generasi Muda” ....................... 44

Grafik 4.4 Wacana Teks “Pembangunan dan Bencana Lingkungan” .................... 47

Grafik 4.5 Wacana Teks “Upaya Melestarikan Lingkungan Hidup” .................... 51

Grafik 4.6 Wacana Teks “Cara Keledai Membaca Buku” .................................... 54

Grafik 4.7 Wacana Teks “Dosen Yang Juga Menjadi Pejabat” ............................. 58

Grafik 4.8 Wacana Teks “Hikayat Bayan Budiman” ............................................. 61

Grafik 4.9 Wacana Teks “Hikayat Si Miskin” ....................................................... 65

Grafik 4.10 Wacana Teks “HP Baru” ................................................................... 69

Grafik 4.11 Wacana Teks “Negosiasi Warga dengan Investor” ............................ 73

Grafik 4.12 Wacana Teks “Bahasa Ingris sebagai Alat yang Penting di Era

Globalisasi” ......................................................................................... 77

Page 14: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

xi

Grafik 4.13 Wacana Teks “Apakah Ponsel Berbahaya” ........................................ 81

Grafik 4.14 Wacana Teks “Biografi B.J Habibie” ................................................. 84

Grafik 4.15 Wacana Teks “Komikus Indonesia Yang Mendunia Ardian Syaf” ... 88

Page 15: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Identitas Buku ................................................................................ 100

Lampiran 2 : Wacana Yang Dianalisis ................................................................ 103

Lampiran 3: From K-1 ......................................................................................... 122

Lampiran 4 : From K-2 ........................................................................................ 123

Lampiran 5 : From K-3 ........................................................................................ 124

Lampiran 6 : Berita Acara Bimbingan Propol .................................................... 125

Lampiran 7 :Lembar Pengesahan Proposal .......................................................... 126

Lampiran 8a: Berita Acara Seminar Proposal Pembahas .................................... 127

Lampiran 8b: Berita Acara Seminar Proposal Pembimbing ................................ 128

Lampiran 9:Lembar Pengesahan Hasil Seminar Proposal ................................... 129

Lampiran 10: Surat Keterangan Seminar ............................................................ 130

Lampiran 11: Plagiat ............................................................................................ 131

Lampiran 12: Surat Mohon Izin Riset .................................................................. 132

Lampiran 13: Surat Balasan Riset ........................................................................ 133

Lampiran 14: Berita Acara Bimbingan Skripsi .................................................... 134

Page 16: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

xiii

Lampiran 15: Surat Permohonan Ujian Skripsi ................................................... 135

Lampiran 16: Pernyataan Keaslian Skripsi .......................................................... 136

Lampiran 17: Daftar Riwawat Hidup .................................................................. 137

Page 17: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum 2013 merupakan sebuah Kurikulum terbaru yang

menawarkan sistem yang berbeda dari Kurikulum sebelumnya. Pembelajaran

bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 menempatkan teks sebagai basis

dalam kegiatan pembelajaran. Kurikulum berbasis teks sudah menjadi istilah

umum yang digunakan untuk menggambarkan Kurikulum 2013 pada mata

pelajaran bahasa Indonesia.

Peranan buku teks yang berlandaskan Kurikulum 2013 bahasa Indonesia

sangat mempengaruhi kegiatan pembelajaran. Buku teks tidak dapat dipisahkan

dari kegiatan pembelajaran. Minat membaca siswa dapat meningkat ataupun

menurun sesuai dengan pilihan bacaanya. Sebaik apapun isi teks tersebut akan

percuma bila tidak dapat dibaca dengan baik oleh siswa. Maka dari itu

kehadiran buku teks pelajaran sangat mempengaruhi kegiatan belajar mengajar di

kelas karena pada buku teks pelajaran sudah memuat maksud dan tujuan yang

menjadi pedoman keberhasilan pembelajaran di sekolah.

Pembelajaran di dalam kelas harus memperhatikan kriteria pemilihan

bacaan siswa yang terdapat dalam buku teks. Salah satu caranya yaitu

menggunakan tingkat keterbacaan. Pilihan bacaan haruslah sesuai dengan

jenjangan yang diharuskan.

Page 18: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

2

Melihat peranan penting buku teks sebagai sumber informasi, isi atau makna

yang disampaikan perlu diperhatikan dan disajikan dalam bentuk yang tidak

hanya menarik secara visual tetapi juga mudah dimengerti yaitu aspek

keterbacaan (readability) dari sebuah buku bacaan atau teks bacaan. Keterbacaan

suatu bacaan atau teks harus sesuai dengan kemampuan membaca pembacaanya.

Laksono (2018:4.4) ,keterbacaan adalah sesuatu yang membahas tentang sesuai-

tidaknya suatu bacaan bagi pembaca tertentu dilihat dari segi tingkat

kesukaran/kemudahan wacananya”.

Pengukuran keterbacaan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara.

Salah satu cara yang digunakan adalah pengukuran dengan menggunakan

formula keterbacaan. Formula tersebut antar lain Formula Fry, Formula

Flesch, Fog Index, SMOG, dan lain-lain. Cara yang digunakan dalam penelitian

ini adalah menggunakan formula keterbacaan Fry: Grafik Fry.

Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian untuk meneliti

keterbacaan buku siswa bahasa Indonesia kelas X Kurikulum 2013 Revisi 2017.

Buku siswa ini akan dianalisis menggunakan formula keterbacaan Fry

sehingga, nantinya dapat diketahui berapa tingkat keterbacaan buku tersebut.

Dengan melihat keterbacaan tersebut maka penulis dapat mengambil

kesimpulan apakah buku siswa yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan

dan Kebudayaan telah sesuai dengan kelas yang diperuntukkannya. Dengan

keterbatasan yang dimiliki penulis maka penulis tidak menganalisis

keseluruhan wacana yang terdapat di dalam buku siswa Kurikulum 2013 yang

dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Page 19: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

3

Penelitian yang dilakukan oleh Gumono (2016) yang berjudul

“Analisis Tingkat Keterbacaan Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas VII

Berbasis Kurikulum 2013.” Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dari 38

judul teks, terdapat 20 (52%) judul teks yang sesuai dengan siswa kelas VII

SMP dan sebanyak 18 (48%) judul teks memiliki keterbacaan yang tidak

memenuhi syarat. Teks yang memiliki keterbacaan yang tidak sesuai dapat

digolongkan menjadi dua jenis, yaitu teks yang terlalu mudah dan teks yang

terlalu sulit. Teks dengan tingkat keterbacaan yang terlalu mudah memiliki

jumlah sebanyak 1 judul teks. Untuk teks yang memiliki tingkat keterbacaan

yang terlalu sulit sebanyak 17 judul teks. Hal tersebut menunjukkan bahwa dari

setengah dari jumlah keseluruhan teks dalam buku tersebut yang memenuhi

syarat.

Penelitian yang dilakukan oleh Panca Pertiwi Hidayati yang berjudul

“Penggunaan Formula Grafik Fry untuk Menganalisis Keterbacaan Wacana

Mahasiswa PGSD”. Hasil penelitianya menunjukkan bahwa wacana mahasiswa

yang tidak sesuai karena lebih rendah tingkat keterbacaanya berjumlah 4

wacana (13,33%), yang sesuai dengan tingkat keterbacaan berjumlah 8

wacana (26,67%), dan yang tidak sesuai karena lebih tinggi tingkat

keterbacaanya berjumlah 18 wacana (60%).

Berdasarkan latar belakang masalah di atas penelitian ini bertujuan untuk

memperoleh gambaran mengenai tingkat keterbacaan teks-teks yang terdapat

dalam buku Kurikulum 2013 revisi 2017 yang diterbitkan oleh Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Maka penulis tertarik

Page 20: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

4

melakukan penelitian dengan judul “Analisis Keterbacaan Buku Siswa Bahasa

Indonesia Kelas X Kurikulum 2013 Revisi 2017 dengan Menggunakan

Formula Grafik Fry.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi

beberapa masalah yaitu sebagai berikut:

1. Rendahnya tingkat keterbacaan siswa terhadap teks.

2. Belum sesuainya kemampuan siswa dengan buku terks tersebut.

3. Siswa sulit memahami kalimat yang panjang dalam sebuah teks.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dalam suatu penelitian adanya batasan

masalah agar tidak terlalu luas yang ditelitih. Berkenaan dengan hal itu maka

peneliti memfokuskan penelitian pada Keterbacaan Buku Siswa Bahasa

Indonesia Kelas X Kurikulum 2013 revisi 2017 dengan menggunakan formula

grafik Fry. Penelitih juga tidak menganalisis keseluruhan wacana di dalam buku

tersebut dikarenakan terdapat wacana yang tidak menuhi syarat pengukuran grafik

Fry.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang diuraikan di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Keterbacaan Buku Siswa

Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum 2013 Revisi 2017 dengan

Menggunakan Formula Frafik Fry?

Page 21: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

5

E. Tujuan Peneliti

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah :

1. Bagi siswa, untuk mengetahui tingkat kemampuan membaca siswa

dalam memahami wacana dalam buku siswa Bahasa Indonesia .

2. Bagi guru, untuk membantu guru dalam memilih wacana dalam buku

siswa Bahasa Indoensia.

3. Bagi sekolah, untuk membantu dalam memilih buku teks yang akan

digunakan dalam kegiatan pembelajaran sesuai tingkatan kelas.

4. Bagi penulis, untuk membantu peneliti dalam mengukur tingkat

keterbacaan buku siwa Bahasa Indonesia menggunakan formula grafik

Fry.

F. Manfaat Penelitian

Sebuah penelitian diharapkan memiliki manfaat.Manfaat tersebut dapat

dirasakan peneliti ataupun pihak-pihak lain. Adapun manfaat penelitian ini yaitu :

1. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan untuk mengetahui tingkat

kemampuan membaca siswa.

2. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat memberikan penelian

terhadap buku teks pelajaran yang digunakan, sebagai tolak ukur

keberhasilan belajar siswa bagi guru.

3. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat mempertimbangkan

dalam memilih buku teks yang akan digunakan dalam kegiatan

pembelajaran.

Page 22: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

6

4. Bagi penulis buku teks pelajaran, penelitian ini diharapkan bagi

penulis apabila hasil formula keterbacaan grafik Fry menunjukkan

bahan bacaan sukar atau terlalu sukar, penulis buku teks hendaknya

mencermati kembali tulisannya dan memperbaikinya dengan

mengganti atau mengurangi kata-kata sulit, atau kalimat-kalimat yang

terlalu panjang.

Page 23: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

7

BAB II

LANDASAN TEORETIS

A. Kerangka Teoretis

Kerangka teoretis memuat sejumlah teori yang berkaitan dengan

permasalahan penelitian. Penelitian yang dilakukan pada suatu masalah harus

didukung dengan teori-teori yang relevan. Hal ini berfungsi untuk menjelaskan

pengertian-pengertian yang ada bukan dari hasil karangan.

Menurut Sugiyono (2015:54), teori adalah alur logika atas penalaran, yang

merupaka seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang disusun secara

sistematis. Secara umum, teori mempunyai tiga fungsi, yaitu untuk menjelaskan

(explanation), meramalkan (prediction), dan pengendalian (control) suatu gejala.

1. Keterbacaan

Pertamakali mendengar keterbacaan pasti kita akan terbesit mengenai

membaca, pengertian membaca sendiri menurut Nurhadi (2018:2) ada dua

pengertian membaca. Dalam pengertian sempit, membaca adalah kegiatan

memahami makna yang terdapat dalam tulisan. Sementara dalam pengertian

luas,membaca adalah proses pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang

dilakukan pembaca untuk memperoleh pemahaman menyeluruh tentang bacaan

itu,yang diikutioleh penilaian terhadap keadaan,nilai,fungsi,dan dampak bacaan

itu.

Page 24: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

8

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), membaca adalah melihat

serta memahami isi dari apa yang tertulis(dengan menuliskan atau hanya dalam

hati ).

Tarigan (2015:7), membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta

dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak

disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Suatu

proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan

akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara

individual akan dapat diketahui.

Sejalan dengan beberapa pendapat di atas Dalman (2014:5) mengemukakan

bahwa membaca merupakan suatu kegitan atau proses kognitif yang berupaya

untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan.

Dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan proses memahami kata dan

memadukan arti kata dalam kalimat dan struktur bacaan, sehingga pembaca

mampu memahami isi teks yang dibacanya dan pada akhirnya dapat merangkum

isi bacaan tersebut dengan menggunakan bahasa sendiri.

Tampubolon dalam Dalman (2014:24),keterbacaan (readability) ialah sesuai

tidaknya suatu keterbacaan bagi pembaca tertentu dilihat dari segi tingkat

kesukarannya Jika bacaan terlalu sukar maka pembaca terpaksa pembacanya

dengan lambat, atau bahkan berulang-ulang agar dapat mengerti.Sebaliknya,

bacaan tidak mengandung tantangan bagi kemampuannya. Lebih lanjut, Dalman

(2014:25—26) menunjukkan ada 3 aspek keterbacaan yaitu kemudahan,

kemenarikan, dan keterpahaman. Kemudahan berkaitan dengan tipografi

Page 25: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

9

tulisan, seperti ukuran dan jenis huruf yang digunakan serta lebar spasi

antarbaris. Kemudahan dalam membaca teks bacaan yang terkait dengan

keterbacaan dapat diukur melalui tingkat kesalahan membaca yang

berkorelasi dengan kejelasan tulisan dan keterampilan membaca.

Kemenarikan berhubungan dengan minat pembaca, kepadatan ide dalam teks

bacaan, dan penilaian estetika gaya tulisan. Keterpahaman adalah tingkat

keterbacaan yang berhubungan dengan karakteristik kata dan kalimat, seperti

panjang-pendek dan frekuensi penggunaan kata atau kalimat, jumlah kata sulit,

bangun kalimat, dan susunan paragraf. Dengan demikian, secara teoretis,

teknis, dan praktis, keterpahaman digunakan sebagai landasan studi

keterbacaan.

Menurut Laksono (2018:4.4) keterbacaan merupakan ukuran tentang sesuai-

tidaknya suatu bacaan bagi pembaca tertentu dilihat dari segi tingkat

kesukaran/kemudahan wacananya.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keterbacaan

adalah tingkat kesulitan atau tingkat kemudahan suatu bahan bacaan.

2. Buku Siswa

Pemanfaatan sumber belajar belum sepenuhnya maksimal sehingga

menyebabkan rendahnya kualitas pembelajaran. Sumber belajar adalah segala

sesuatu yang memiliki nilai belajar yang dapat dimanfaatkan oleh pendidik

dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Salah satu sumber belajar yang

sangat penting dalam proses belajar mengajar yaitu buku.

Page 26: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

10

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

8 Tahun 2016 Pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa “Buku teks peajaran

adalah sumber pembelajaran utama untuk mencapai kompetensi dasar dan

kompetensi inti dan dinyatakan layak oleh Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan untuk digunakan pada satuan pendidikan.

Menurut B.P. Sitepu (2012:17) buku teks pelajaran adalah buku acuan

wajib untuk digunakan di satuan pendidikan dasar dan menengah atau perguruan

tinggi yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan

dan ketakwaan, akhlak mulia, dan kepribadian, penguasaan ilmu pengetahuan

dan teknologi, peningkatan kepekaan dan kemampuan estetis, peningkatan

kemampuan kinestetis dan kesehatan yang disusun berdasarkan Standar

Nasional Pendidikan.

Menurut Sofan Amri (2013:217) menyatakan bahwa buku teks adalah

suatu tulisan ilmiah dalam bentuk buku yang substansi pembahasannya fokus

pada satu bidang ilmu.

Menurut Dewi (2014:247) menyatakan buku teks adalah wacana utuh yang

disampaikan secara tertulis atau menggunakan lambang-lambang grafis.

Menurut Tarigan dan Tarigan (2009: 13) menyatakan bahwa buku teks

adalah buku pelajaran dalam bidang studi tertentu yang merupakan buku standar,

yang disusun oleh pakar dalam bidang itu buat maksud-maksud dan tujuan

instruksional yang diperlengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi

dan mudah dipahami oleh para pemakainya di sekolah-sekolah dan

perguruan tinggi sehingga menunjang sesuatu program pengajaran.

Page 27: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

11

Berdasarkan pengertian buku teks di atas, dapat disimpulkan bahwa buku

teks ialah buku acuan belajar yang digunakan dalam bidang studi tertentu bagi

peserta didik, yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu untuk maksud

dan tujuan instruksional dan dilengkapi sarana-sarana pengajaran yang serasi

sehingga dapat menunjang keberhasilan suatu program pembelajaran.

3. Wacana

Menurut Abdul Chaer (2012: 267), wacana adalah satuan bahasa yang

lengkap, sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal

tertinggi atau terbesar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), wacana

adalah satuan bahasa terlengkap yang direalisasikan dalam bentuk karangan atau

laporan utuh, seperti novel, buku, artikel, pidato, atau khotbah.

Menurut Abdul Rani (2006:26) pengklasifikasian wacana bergantung

pada sudut pandang yang digunakan antara lain:

a. Dilihat berdasarkan saluran yang digunakan wacana dibedakan rnenjadi

wacana tulis dan lisan.

1. Wacana Tulis

Wacana tulis adalah teks yang berupa rangkaian kalimat yang

menggunakan ragam bahasa tulis. Wacana tulis dapat kita temukan

dalam bentuk buku, berita koran, artikel, majalah dan sebagainya.

2. Wacana Lisan

Wacana lisan merupakan rangkaian kalimat yang ditranskrip

dari rekaman bahasa lisan. Wacana lisan dapat kita temukan dalam

percakapan, khotbah, dan siaran radio atau TV.

Page 28: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

12

b. Dilihat berdasarkan jumlah peserta

Berdasrkan jumlah peserta yang terlibat pembicaraan dalam

komunikasi wacana dibagi menjadi tiga jenis:

1. Wacana Monolog adalah wacana dalam suatu komunikasi yang

hanya melibatkan satu pembicara dan tidak ada balikan dari

pembicara yang lain. Misalnya surat, teks berita, artikel, khotbah dan

sebagainya.

2. Wacana Dialog merupakan wacana yang dibentuk oleh

percakapan atau pembicaraan antara dua pihak seperti,

pembicaraan dalam telepon, wawancara, teks drama, dan

sebagainya.

3. Wacana Polilog merupakan wacana yang hampir sama dengan wacana

dialog, hanya saja wacana polilog dibentuk oleh percakapan atau

pernbicaraan antara dua pihak atau lebih dan terjadi pergantian peran

seperti, pembicaraan dalam wawancara teks drama, dan sebagainya.

Berdasarkan pengertian wacana di atas, dapat disimpulkan bahwa wacana

merupakan suatu pernyataan yang dinyatakan secara lisan ataupun tulisan dan

memiliki hubungan makna anatarsatuan bahasanya serta terikat konteks. Dengan

demikian apapun bentuk pernyataan yang dupublikasikan melalui beragam media

yang memiliki makna dan terdapat konteks di dalamnya dapat dikatakan sebagai

sebuah wacana.

Page 29: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

13

4. Formula Grafik Fry

Edward Fry memperkenalkan formula keterbacaan dalam bentuk grafik

yang disebut dengan grafik Fry. Formula keterbacaan dalam grafik ini

berdasarkan dua faktor, yaitu panjang pendek kata dan tingkat kesulitan kata

yang ditandai oleh jumlah (banyak-sedikitnya) suku kata yang membentuk setiap

kata dalam wacana tersebut (Laksono, 2018: 4.11). Maka dari itu Fry

mendasarkan kajiannya pada dua faktor utama, yaitu (1) panjang pendeknya

kalimat dan (2) tingkat kerumitan kata atau panjang pendeknya kata. Kelebihan

dari formula keterbacaan grafik Fry merupakan hasil upaya untuk

menyederhanakan dan pengefisienan teknik penentuan tingkat keterbacaan.

(Laksono, 2018: 4.12) yang menyatakan bahwa, “Grafik Fry merupakan hasil

upaya menyederhanakan dan mengefisiensikan teknik penentuan tingkat

keterbacaan wacana.

Menurut Fry, jumlah seratus kata merupakan jumlah kata yang dianggap

sebagai jumlah yang representatif untuk mewaklili sebuah wacana. Meskipun

yang akan diukur keterbacaannya itu berupa buku yang tebal sekali pun. Pada saat

dilakukan pengukuran keterbacaan, buku yang tebal itu keterbacaannya tidak

perlu diukur secara keseluruhan sejak halaman pertama hingga halaman terakhir.

Kita cukup mengambil sampel dari bacaan tersebut sebanyak 100 kata. Memang,

terdapat ketentuan khusus untuk pengukuran keterbacaan bahan-bahan bacaan

yang relatif tebal seperti halnya buku, yakni pengukuran keterbacaan wacana itu

harus dilakukan sebanyak minimal tiga kali dengan sampel berupa penggalan

wacana yang berbeda-beda. Sampel pertama mungkin diambil dan halaman-

Page 30: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

14

halaman awal sebuah buku, sampel kedua diambil dari bagian tengah buku dan

sampel terakhir dari halaman-halaman akhir buku itu. Akan tetapi, tiap sampel

yang diambil tetap berjumlah 100 kata.

Formula Grafik Fry yang dimaksud seperti di bawah ini :

Grafik Fry 2.1

Pada bagian horizontal grafik Fry terdapat angka-angka yang

menunjukkan data jumlah suku kata perseratus perkataan, yakni jumlah kata

yang dijadikan sampel pengukuran keterbacaan wacana. Perhitungan pada

bagian ini mencerminkan faktor kata sulit yang menjadi salah satu faktor

utama terbentuknya formula keterbacaan.”

Pada bagian vertikal grafik Fry terdapat angka-angka menunjukkan data rata-rata

jumlah kalimat per seratus perkataan. “Hal ini merupakan perwujudan dari

landasan lain dari faktor penentu formula keterbacaan yaitu faktor panjang

pendek kalimat.”

Di bagian tengah grafik Fry terdapat angka-angka yang berderet “dan

berada di antara garis-garis penyekat dari grafik tersebut menunjukkan

perkiraan peringkat keterbacaan wacana yang diukur. Angka 1 menunjukkan

25.0

20.0

16.7 14.3

12.5 11.1

10.0

9.1

123

8.3

123

7.7

123

7.1

123

6.7

123

6.3

123

5.9

123

5.6

123

5.2

123

5.0

123

4.8

123

4.5

123

4.3

123

4.2

123

4.0

123

3.8

123

3.7

123

3.6

123

3.5

123

3.3

123

3.0

123

2.5

123

2.0

123

108

123

112

123

144

123

172

123

168

123

156

6

123

164

123

160

123

152

123

148

123

140

123

136

123

132

123

128

123

124

123

116

123

120

123

15

123

14

123

13

123

12

123

11

123

10

123

9

123

8

123

7

123

6

123

5

123

4

123

3

123

2

123

1

123

Page 31: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

15

peringkat 1, artinya wacana tersebut cocok untuk pembaca dengan level

peringkat baca 1,dan seterusnya.”

Menurut Laksono (2018:4.14), menyatakan bahwa petunjuk penggunaan

grafik Fry sebagai berikut :

1. Pilihlah penggalan yang representatif dari wacana standar yang

hendak diukur tingkat keterbacaannya tersebut dengan mengambil

100 buah kata. Kata dalam hal ini ialah sekelompok lambang yang

dikiri dan kanannya berpembatas. Dengan demikian lambang-

lambang berikut, seperti Tri, IKIP, 2005,masing-masing dianggap

satu kata. Adapun yang dimaksudkan dengan “representatif dalam

memilih penggalan wacana” ialah pemilihan wacana sampel yang

benar-benar mencerminkan teks bacaan. Wacana yang diselingi

dengan gambaran-gambaran, kekosongsn-kekosangan halaman,

tabel-tabel, rumus-rumus yang mengandung banyak angka-angka,

dan lain-lain dipandang tidak representatif untuk dijadikan sampel

wacana.

2. Hitunglah jumlah kalimat pada wacana yang terdiri atas 100 kata

tersebut hingga berpuluhan terdekat. Dalam penghitungan kalimat

ini, sisa kata yang termasuk ke dalam hitungan 100 itu

diperhitungkan dalam bentuk desimal (perpuluhan). Maksudnya,

apabila kata yang termasuk ke dalam hitungan 100 buah perkataan

(sampel wacana) tidak jatuh di ujung kalimat maka perhitungan

kalimat tidak akan selalu utuh, melainkan akan ada sisa. Sisanya itu,

Page 32: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

16

tentu berupa sejumlah kata yang merupakan bagian dan deretan kata-

kata yang membentuk kalimat utuh. Sisa kata yang termasuk ke

dalam hitungan seratus itu diperhitungkan dalam bentuk desimal

(perpuluhan).

3. Hitunglah jumlah suku kata dan wacana sampel yang 100 buah

perkataan tadi. Sebagai konsekuensi dari batasan kata ( seperti

dijelaskan pada langkah 1 di atas ) yang memasukkan angka dan

singkatan sebagai kata maka untuk angka dan singkatan,setiap

lambang diperhitungkan sebagai suku kata. Misalnya, 135 terdiri

atas 3 suku kata,KTP terdiri dari 3 suku kata.

4. Perhatikan Grafik Fry.kolom tegak lurus menunjukkan jumlah

kalimat per seratus kata dan baris mendatar menunjukkan jumlah

suku kata per seratus kata. Datang yang kita peroleh pada langkah

(2), yakni rata-rata jumlah kalimat dan data yang kita peroleh pada

langkah (3),yakni rata-rata jumlah suku kata kita plotkan ke dalam

grafik untuk mencari titik temunya. Pertemuan anatara baris vertikal

(jumlah suku kata) dan garis horizontal (jumlah kalimat)

menunjukkan tingkat-tingkat kelas pembaca yang diperkirakan

mampu membaca wacana yang terpilih itu. Jika persilangan baris

vertikal dan baris horizontal itu berada pada daerah gelap atau

daerah yang diarsir maka wacana tersebut dinyatakan tidak absah.

5. Untuk mengukur keterbacaan wacana bahasa Indonesia,masih harus

ditambah satu langkah lagi,yakni mengalikan hasil perhitungan suku

Page 33: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

17

kata dengan angka 0,6. Angka ini diperoleh dari hasil penelitian

(sederhana) yang memperoleh bukti bahwa perbandingan antara

jumlah suku kata bahasa Inggris dan jumlah suku kata bahasa

Indonesia itu 6:10 (6 suku kata dalam bahasa Inggris kira-kira sama

dengan 10 suku kata dalam bahasa Indonesia.)

6. Perlu pula di pahami bahwa tingkat keterbacaan ini bersifat pekiraan.

Penyimpangan mungkin terjadi, baik ke atas maupun ke bawah. Oleh

karena itu, peringkat keterbacaan wacana hendaknya ditambah satu

tingkat dan dikurangi satu tingkat.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwasannya grafik Fry

adalah alat yang digunakan untuk mengukur keterbacaan pada teks yang akan

ditelitih. Adapun langkah-langkah dari kutipan diatas dapat disimpulkan:

1. Langkah pertama, pilihlah seratus kata dari wacana yang akan diukur

keterbacaanya.

2. Langkah kedua, hitunglah jumlah kalimat yang terdapat dalam

penggalan teks keseratus kata yang terpilih.

3. Langkah ketiga, hitunglah”jumlah suku kata dalam setiap penggalan

seratus kata yang telah dipilih.””

4. Langkah keempat,”perhatikan formula grafik Fry.”“Garis vertikal

(kolom) menunjukkan jumlah kalimat per seratus “kata dan garis

horizontal (baris) menunjukkan jumlah suku kata per seratus kata.

5. Langkah kelima, tentukan hasil akhir pengukuran dengan menambah

satu tingkat dan dikurangi satu tingkat.

Page 34: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

18

5. Identitas Buku

Nama Buku : Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum 2013 Edisi Revisi

2017

Tahun : 2017

Penulis : Suherli, Maman Suryaman, Aji Septiaji, Istiqomah

Halaman : 290

Penerbit : Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang, Kemendikbud

B. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah keterkaitan antara teori-teori atau konsep yang

mendukung dalam penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam menyusun

sistematis penelitian. Kerangka konseptual menjadi pedoman peneliti untuk

menjelaskan secara sistematis teori yang digunakan dalam penelitian dan landasan

berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya.

Buku siswa adalah buku yang digunakan sebagai bahan ajar yang berisi

ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis.

Contohnya adalah buku teks pelajaran Bahasa Indonesia karena buku pelajaran

disusun berdasarkan kurikulum yang berlaku.

Maka dari itu titik fokus peneliti adalah Keterbacaan Buku Siswa Bahasa

Indonesia dengan Menggunakan Formula Grafik Fry.

C. Pernyataan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang sudah dipaparkan di atas maka peneliti

membuat pernyataan sebagai pengganti hipotesis. Adapun pernyataan penelitian

Page 35: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

19

yang dirumuskan terdapat Keterbacaan Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X

Kurikulum 2013 Revisi 2017 dengan Menggunakan Formula Grafik Fry.

Page 36: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian pustaka sehingga tidak memerlukan

lokasi khusus untuk tempat menelitinya. Adapun waktu yang diperlukan dalam

penelitian ini direncanakan pada bulan April 2020 hingga bulan September 2020.

Untuk melihat lebih jelas dapat dilihat melalui table berikut.

Tabel 3.1

Rincian Tabel Penelitian

No

Keterangan

Bulan/Minggu

April Mei Juni Juli Agustus September

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penulisan

Proposal

2 Bimbingan

Proposal

3 Seminar

Proposal

4 Perbaikan

Proposal

5 SuratIzin

Penelitian

6 Pengumpulan

Data

7 Pengolahan

Skripsi

8 Penulisan

Skripsi

9 Bimbingan

Skripsi

10 Sidang Meja

Hijau

Page 37: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

21

B. Populasi dan Sampel

Populasi adalah kelompok besar dan merupakan wilayah yang menjadi

lingkup penelitian yang sedang dilakukan. Populasi penelitian ini berupa wacana

yang terdapat di dalam buku siswa Bahasa Indonesia edisi revisi 2017 SMA

kelas X milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

sebanyak 8 BAB dan terdiri dari 33 wacana. Bab 1 berjumlah 5 wacana, Bab II

berjumlah 3 wacana, Bab III berjumlah 3 wacana, Bab IV berjumlah 5 wacana,

Bab V berjumlah 3 wacana, Bab VI berjumlah 3 wacana, Bab VII berjumlah 3

wacana, Bab VIII berjumlah 8 wacana.

Sampel adalah kelompok kecil yang secara nyata diteliti dan mendapatkan

kesimpulan dari padanya. Menurut Laksono (2018:4.14), pemilihan wacana

sampel yang benar-benar mencerminkan teks bacaan. Wacana yang diselingi

dengan gambaran-gambaran, kekosongsn-kekosangan halaman, tabel-tabel,

rumus-rumus yang mengandung banyak angka-angka, dan lain-lain dipandang

tidak representatif untuk dijadikan sampel wacana. Peneliti mengambil sampel

dari buku siswa Bahasa Indonesia edisi revisi 2017 SMA kelas X terbitan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia sebanyak 15

wacana.

Page 38: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

22

Pada tabel disajikan beberapa wacana yang akan diuji:

Tabel 3.2

Wacana-wacana yang Diujikan dengan

Formula Grafik Fry

No Pelajaran Judul Wacana

1.

Bab I

Menyusun Laporan

Hasil Observasi

Wayang .

D’Topeng Museum Angkut.

2

Bab II Mengembangkan

Pendapat dalam

Eksposisi

Bahaya Narkoba bagi Generasi Muda.

Pembangunan dan Bencana Alam.

Upaya Melestarikan Lingkungan Hidup.

3 Bab III Menyampaikan

Ide Melalui Anekdot

Cara Keledai Membaca

Dosen Yang Juga Menjadi Pejabat.

4. Bab IV Melestarikan

Nilai Kearifan Lokal

Melalui Cerita Rakyat

Hikayat Bayan Budiman.

Hikayat Si Miskin.

5. Bab V Membuat

Kesepakatan Melalui

Negosiasi

HP Baru

Negosiasi Warga dengan Investor

6. Bab VI Berpendapat

Melalui debat

Bahasa Inggris sebagai Alat yang Penting di

Era Globalisasi

Page 39: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

23

Apakah Ponsel Berbahaya ?

7. Bab VII Belajar Dari

Biografi

Biografi B.J.Habibie.

Komikus Indonesia Yang Mendunia Ardian

Syaf.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data

dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2018:3). Metode yang saya

gunakan dalam penelitian ini menggunakan dua metode yaitu metode kualitatif

dan kuantitatif. Untuk menganalisis pengkajian saya menggunakan kualitatif, dan

untuk pengkajian grafik Fry saya menggunakan analsisi kuantitaif sederhana.

Jadi, saya menggunakan dua metodelogi dalam pengkajian Anaslisis Keterbacaan

Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum 2013 Revisi 2017 dengan

Menggunakan Formula Grafik Fry agar tidak terjadi bias pada analisis

keterbacaan metode kualitatif dan untuk tingkat keterbacaan dengan

menggunakan grafik Fry digunakan analisis kuantitatif sederhana yang berfungsi

untuk perhitungan tingkat keterbacaan pada tabel grafik Fry.

D. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2017:38) Variabel merupakan suatu atribut atau sifat

atau nilai dari orang,objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan penulis teliti, yaitu:

Page 40: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

24

1. Variabel Bebas (Indevendent Variable) atau variabel X, adalah variabel

yang memberi pengaruh terhadap variabel lain. Dalam penelitian ini yang

menjadi variabel X adalah Formula Grafik Fry.

2. Variabel terikat (Depandent variable) atau variabel Y yaitu variabel

yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian

ini adalah Keterbacaan Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X

Kurikulum 2013 revisi 2017.

E. Definisi Operasional Variabel

Definisi Operasional adalah definisi yang memberikan arti yang diperlukan

untuk mengukur suatu variabel. Berdsarkan keterangan tersebut,definisi

operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Keterbacaan (readability) adalah ukuran tentang sesuai-tidaknya suatu

bacaan bagi pembaca tertentu dilihat dari segi tingkat

kesukaran/kemudahan wacananya.

2. Buku Siswa adalah buku standar dalam bidang studi tertentu bagi

peserta didik jenjang tertentu, yang disusun oleh para pakar dalam

bidang itu untuk maksud dan tujuan instruksional dan dilengkapi

sarana-sarana pengajaran yang serasi sehingga dapat menunjang

keberhasilan suatu program pembelajaran.

Page 41: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

25

3. Wacana merupakan suatu pernyataan yang dinyatakan secara lisan

ataupun tulisan dan memiliki hubungan makna anatarsatuan bahasanya

serta terikat konteks.

4. Grafik Fry merupakan hasil upaya menyederhanakan dan

mengefisiensikan teknik penentuan tingkat keterbacaan wacana.

F. Intrument Penelitian

Instrumen penelitian ini dilakukan sebagai alat pengumpul data. Sugiyono

(2018:147) Intrument penelitian adalah alat yang digunakan mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati untuk memperoleh data tersebut

banyak cara yang ditempuh. Intrument yang digunakan dalam penelitian ini

adalah formula grafik Fry dan wacana yang terdapat di dalam Buku Siswa

Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum 2013 Revisi 2017 .

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data

kuantitatif dan formula grafik Fry. Setelah mendapatkan data peneliti akan

menganalisisnya secara kuantitatif menggunakan grafik Fry. Langkah-langkah

yang dilakukan dalam kegiatan analisis data dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Memilih wacana yang telah sesuai, yaitu yang memiliki 100 kata atau

lebih dalam buku siswa Bahasa Indonesia edisi revisi 2017 SMA

Page 42: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

26

kelas X milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia.

2. Menghitung jumlah kalimat dari 100 kata tersebut.

3. Menghitung jumlah suku kata dari 100 kata tersebut.

4. Mengalikan hasil suku kata dari 100 kata tersebut dengan 0,6

sesuai dengan teori yang telah dipaparkan sebelumnya.

5. Mengukur jumlah kalimat dan suku kata ke dalam grafik Fry.

6. Mendeskripsikan hasil temuan berupa analisis keterbacaan buku

siswa Bahasa Indonesia edisi revisi 2017 SMA kelas X milik

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

menggunakan langkah-langkah formula grafik Fry.

7. Menarik kesimpulan dari hasil temuan.

8. Mengaplikasikan jumlah kalimat dan jumlah suku kata pada grafik Fry.

9. Jika sudah mendapatkan hasilnya mengurangkan satu tingkat dan

menambahkan satu tingkat.

10. Menyajikannya dalam bentuk laporan.

Page 43: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

27

Tabel 3.3

Kreteria Penilaian

Analisis Grafik Fry Keterangan

Sesuai Apabila titik pertemuan dari

persilangan baris vertikal untuk data

suku kata dan baris horizontal untuk

data jumlah kalimat berada di wilayah

9 maka peringkat keterbacaan wacana

yang diukur tersebut harus di

perkirakan sebagai wacana dengan

tingkat keterbacaan yang cocok untuk

peringkat 8 yakni (9-1), 9, dan 10.

Dengan hal ini wacana tersebut cocok

untuk peringkat 8,9 dan 10.

Tidak Sesuai Apabila titik pertemuan dari

persilangan baris vertikal untuk data

suku kata dan baris horizontal untuk

data jumlah kalimat berada di wilayah

8 maka peringkat keterbacaan wacana

yang diukur tersebut harus di

perkirakan sebagai wacana dengan

tingkat keterbacaan yang cocok untuk

Page 44: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

28

peringkat 7 yakni (8-1), 8, dan 9.

Dengan hal ini wacana tersebut cocok

untuk peringkat 7,8 dan 9 . Tidak

cocok untuk peringkat 10.

Page 45: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

29

Berikut adalah contoh wacana Buku Siswa Bahasa Indoensia Kelas X

Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017.(2017:31)

Sampah

Sampah merupakan barang sisa yang tidak memiliki nilai ekonomi.

Sampah dibagi menjadi dua jenis sampah organik dan sampah anorganik. Sungai

merupakan aliran sungai yang mengalir dari hilir ke hulu. Sungai pada umumnya

digunakan sebagai tempat kegiatan yang membantu manusia. Namun, didesa

Jantur Kecamatan Bumiaji, sungai disalahgunakan menjadi tempat pembuangan

akhir sampah sehingga sungai yang dulunya dialiri air sekarang menjadi kering

dan penuh dengan timbunan sampah. Sampah anorganik adalah sampah yang sulit

diuraikan, tidak bisa hancur dengan alami, biasanya terdiri atas limbah bahan-

bahan kimia yang tidak mudah diuraikan, sedangkan jika sampah anorganik di

daur ulang dapat membuat barang yang bernilai guna. Contoh jenis sampah

anorganik adalah plastik, wadah detergen, dan plastik-plastik bungkus sisa

makanan.

Tabel 3.4

Hasil Analisis Wacana Teks “Sampah” Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas

X Kurikulum 2013 Revisi 2017

Teks

Jumlah

Kalimat Suku

Kata

Sampah merupakan barang sisa yang tidak memiliki nilai

ekonomi.

1 22

Sampah dibagi menjadi dua jenis sampah organik dan 1 23

Page 46: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

30

sampah anorganik.

Sungai merupakan aliran sungai yang mengalir dari hilir

ke hulu.

1 21

Sungai pada umumnya digunakan sebagai tempat

kegiatan yang membantu manusia.

1 26

Namun, didesa Jantur Kecamatan Bumiaji, sungai

disalahgunakan menjadi tempat pembuangan akhir

sampah sehingga sungai yang dulunya dialiri air sekarang

menjadi kering dan penuh dengan timbunan sampah.

1 64

Sampah anorganik adalah sampah yang sulit diuraikan,

tidak bisa hancur dengan alami, biasanya terdiri atas

limbah bahan-bahan kimia yang tidak mudah diuraikan,

sedangkan jika sampah anorganik di daur ulang dapat

membuat barang yang bernilai guna.

(Semua berjumlah 4 paragraf, 11 kalimat dan 172 kata. Yang diambil dalam

perhitungan keterbacaan berjumlah 100 kata).

1 80

Jumlah 6 236

Deskripsi Penilaian :

a. Terdapat 6 kalimat utuh.

b. Kalimat seluruhnya dalam 100 kata yaitu 6

c. Terdapat 236 suku kata dari 100 kata. 236 x 0,6 = 139,6 maka

dibulatkan menjadi 140.

Grafik Fry 3.1

Wacana Teks “Sampah”

25.0

20.0

16.7

14.3

12.5

11.1

10.0

9.1

123

8.3

123

7.7

123

7.1

123

6.7

6.3 5

4

123

3

123

2

123

1

123

Page 47: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

31

Hasil grafik Fry di atas menggambarkan titik pertemuan antara garis

vertikal dengan angka 6 untuk jumlah kalimat dan garis horizontal dengan

angka 140 untuk jumlah suku kata dari garis mendatar jatuh pada tingkatan atau

kelas pembaca 7. Sesuai dengan teori penggunaan grafik Fry, maka hasil

peringkat kelas pembaca dikurangi satu tingkat dan ditambah satu tingkat,

yaitu 7-1=6 dan 7+1=8. Wacana tersebut sesuai untuk kelas 6,7,dan 8. Dengan

demikian wacana itu memiliki keterbacaan yang tidak sesuai dengan penelitain

yang dilakukan.

Kreteria: Jika hasil akhir tidak berada di peringkat 10 maka wacana tersebut tidak cocok

digunakan untuk kelas 10.

Page 48: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

33

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Penelitian

Data diambil pada Buku Siswa Bahasa Indonesia Edisi Revisi 2017

Kelas X yeng memiliki 290 halaman terdiri dari 8 Bab dengan memiliki 33

wacana dan hanya terdapat 15 wacana saja yang telah memenuhi syarat dengan

teori grafik Fry.

Berikut adalah wacana-wacananya:

Tabel 4.1

Wacana-wacana dalam Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum

2013 Revisi 2017

No Pelajaran Judul Teks Halaman

1

Bab I Menyusun Laporan

Hasil Observasi

1. Wayang 9-10

2. D’Topeng Museum Angkut 16-17

2

Bab II Mengembangkan

Pendapat dalam Eksposisi

1. Bahaya Narkoba bagi

Generasi Muda

54-55

2. Pembangunan dan Bencana

Lingkungan

56-57

3. Upaya Melestarikan

Lingkungan Hidup

59-61

3 Bab III Menyampaikan Ide

Melalui Anekdot

1. Cara Keledai Membaca Buku 82

2. Dosen Yang Juga Menjadi

Pejabat

98

4 Bab IV Melestarikan Nilai

Kearifan Lokal Melalui

Cerita Rakyat

1. Hikayat Bayan Budiman 121

2. Hikayat Si Miskin 141-144

Page 49: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

34

5. Bab V Membuat

Kesepakatan Melalui

Negosiasi

1. HP Baru 152-153

2. Negosiasi Warga dengan

Investor

165-166

6. Bab VI Berpendapt Melalui

Debat

1. Bahasa Ingris sebagai Alat

yang Penting di Era

Globalissi

176-177

2. Apakah Ponsel Berbahaya? 195-198

7 Bab VII Belajar Dari

Biografi

1. Biografi B.J Habibie 210-213

2. Komikus Indonesia Yang

Mendunia Ardian Syaf

221-222

B. Analisis Data

Analisis tingkat keterbacaan wacana dilakukan pada 15 wacana yang

terdapat dalam Buku Siswa Bahasa Indonesia Edisi Revisi 2017 Kelas X.

Berikut hasil analisisnya:

Hasil Keterbacaan Buku Siswa Bab I Menyusun Laporan Hasil Observasi

1. Wacana Teks “Wayang” (Hal. 9-10)

Wayang

Wayang adalah seni pertunjukan yang telah ditetapkan sebagai warisan

budaya asli Indonesia. UNESCO, lembaga yang mengurusi kebudayaan dari PBB,

pada 7 November 2003 menetapkan wayang sebagai pertunjukan bayangan

boneka tersohor berasal dari Indonesia. Wayang merupakan warisan mahakarya

Page 50: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

35

dunia yang tidak ternilai dalam senibertutur (Masterpiece of Oral and Intangible

Heritage of Humanity).

Para wali songo, penyebar agama Islam di Jawa sudah membagi wayang

menjadi tiga. Wayang kulit di Timur, wayang wong atau wayang orang di Jawa

Tengah, dan wayang golek atau wayang boneka di Jawa Barat. Penjenisan

tersebut disesuaikan dengan penggunaan bahan wayang. Wayang kulit dibuat dari

kulit hewan ternak, misalnya kulit kerbau, sapi, atau kambing.

Tabel 4.2

Hasil Analisis Wacana Teks “Wayang” Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas

X Revisi 2017

Teks

Jumlah

Kalimat Suku

Kata

Wayang adalah seni pertunjukan yang telah ditetapkan

sebagai warisan budaya asli Indonesia. 1 32

UNESCO, lembaga yang mengurusi kebudayaan dari

PBB, pada 7 November 2003 menetapkan wayang

sebagai pertunjukan bayangan boneka tersohor berasal

dari Indnesia.

1 65

Wayang merupakan warisan mahakarya dunia yang tidak

ternilai dalam senibertutur (Masterpiece of Oral and

Intangible Heritage of Humanity).

1 47

Para wali songo, penyebar agama Islam di Jawa sudah 1 28

Page 51: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

36

membagi wayang menjadi tiga.

Wayang kulit di Timur, wayang wong atau wayang orang

di Jawa Tengah, dan wayang golek atau wayang boneka

di Jawa Barat.

1 36

Penjenisan tersebut disesuaikan dengan penggunaan

bahan wayang. 1 22

Wa yang ku lit di bu at da ri ku lit he wan ter nak, mi sal

nya...

(Semua berjumlah 8 paragraf, 40 kalimat dan 580 kata. Yang diambil dalam

perhitungan keterbacaan berjumlah 100 kata).

0,6 18

Jumlah 6,6 248

Deskripsi Penilaian:

a. Terdapat 6 kalimat utuh .

b. Kalimat terakhir yaitu kata ke 8 dari 13 kata = 8/13 = 0,6

c. Kalimat seluruhnya dalam 100 kata yaitu 6+6,6 = 6,6.

d. Terdapat 248 suku kata dari 100 kata. 248 x 0,6 = 148,8 maka

dibulatkan menjadi 149.

Grafik Fry 4.1

Wacana Teks “Wayang” Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum

2013 Revisi 2017

Page 52: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

37

Hasil grafik Fry di atas menggambarkan titik pertemuan antara garis

vertikal dengan angka 6,6 untuk jumlah kalimat dan garis horizontal dengan

angka 149 untuk jumlah suku kata dari garis mendatar jatuh pada tingkatan atau

kelas pembaca 9. Sesuai dengan teori penggunaan grafik Fry, maka hasil

peringkat kelas pembaca dikurangi satu tingkat dan ditambah satu tingkat,

yaitu 9-1=8 dan 9+1=10. Wacana tersebut sesuai untuk kelas 8,9, dan 10.

Dengan demikian wacana itu memiliki keterbacaan yang sesuai dengan

penelitian yang dilakukan.

Kreteria: Jika hasil akhir tidak berada di peringkat 10 maka wacana tersebut tidak cocok

digunakan untuk kelas 10.

2. Wacana Teks “D’topeng Museum Angkut”(Hal. 16-17)

D’topeng Museum Angkut

25.0

20.0

16.7

14.3

12.5

11.1

10.0

9.1

123

8.3

123

7.7

123

7.1

123

6.7

123

6.3

123

5.9

123

5.6

123

5.2

123

5.0

123

4.8

123

4.5

123

4.3

123

4.2

123

4.0

123

3.8

123

3.7

123

3.6

123

3.5

123

3.3

123

3.0

123

2.5

123

2.0

123

108

123

112

123

144

123

172

123

168

123

1566

123

164

123

160

123

152

123

148

123

140

123

136

123

132

123

128

123

124

123

116

123

120

123

15

123

14

123

13

123

12

123

11

123

10

123

9

123

8

123

7

123

6

123

5

123

4

123

3

123

2

123

1

123

Page 53: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

38

D’topeng adalah salah satu tempat wisata yang terletak di Kota Batu, Jawa

Timur. Keberadaan D’topeng tidak dapat dipisahkan dengan Museum Angkut

karena kedua tempat ini berada di satu tempat yang sama. Tempat wisata ini

sering kali disebut pula sebagai Museum Topeng karena memang berisi topeng

dengan berbagai model dan bentuk. Namun, D’topeng tidak hanya berisi topeng,

tetapi juga berisi pameran benda-benda berupa barang tradisional dan barang

antik. Topeng, barang tradisional, dan barang antik dalam museum ini dapat

dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan bahan pembuatannya, yaitu

berbahan kayu, batu, logam, kain, dan keramik.

Benda paling diminati pengunjung untuk diamati dan paling mendominasi

tempat ini adalah topeng.

Tabel 4.3

Hasil Analisis Wacana Teks “D’topeng Museum Angkut” Buku Siswa

Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum 2013 Revisi 2017

Teks

Jumlah

Kalimat Suku

Kata

D’topeng adalah salah satu tempat wisata yang terletak di

Kota Batu, Jawa Timur.

1 27

Keberadaan D’topeng tidak dapat dipisahkan dengan

Museum Angkut karena kedua tempat ini berada di satu

1 42

Page 54: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

39

tempat yang sama.

Tempat wisata ini sering kali di sebut pula sebagai

Museum Topeng karena memang berisi topeng dengan

berbagai model dan bentuk.

1 43

Namun, D’topeng tidak hanya berisi topeng, tetapi juga

berisi pameran benda–benda berupa barang tradisional

dan barang antik.

1 43

Topeng, barang tradisional, dan barang antik dalam

museum ini dapat di kelompokkan menjadi lima jenis

berdasarkan bahan pembuatannya, yaitu berbahan kayu,

batu, logam, kain, dan keramik.

1 60

Benda paling di minati pengunjung untuk diamati dan

paling ...

(Semua berjumlah 5 paragraf, 20 kalimat dan 389 kata. Yang diambil dalam

perhitungan keterbacaan berjumlah 100 kata).

0,5 19

Jumlah 5,5 234

Deskripsi Penilaian :

a. Terdapat 5 kalimat utuh.

b. Kalimat terakhir yaitu kata ke 7 dari 13 kata = 7/13 = 0,5.

Page 55: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

40

c. Kalimat seluruhnya dalam 100 kata yaitu 5+0,5 = 5,5.

d. Terdapat 234 suku kata dari 100 kata. 234 x 0,6 = 140,4 maka

dibulatkan menjadi 140.

Grafik Fry 4.2

Wacana Teks “D’topeng Museum Angkut”

Hasil grafik Fry di atas menggambarkan titik pertemuan antara garis

vertikal dengan angka 4,5 untuk jumlah kalimat dan garis horizontal dengan

angka 140 untuk jumlah suku kata dari garis mendatar jatuh pada tingkatan atau

kelas pembaca 8. Sesuai dengan teori penggunaan grafik Fry, maka hasil

peringkat kelas pembaca dikuirang satu tingkat dan ditambah satu tingkat,

yaitu 8-1=7 dan 8+1=9. Wacana tersebut sesuai untuk kelas 8,9, dan 10.

Dengan demikian wacana itu memiliki keterbacaan yang tidak sesuai dengan

penelitian yang dilakukan.

25.0

20.0

16.7

14.3

12.5

11.1

10.0

9.1

123

8.3

123

7.7

123

7.1

123

6.7

123

6.3

123

5.9

123

5.6

123

5.2

123

5.0

123

4.8

123

4.5

123

4.3

123

4.2

123

4.0

123

3.8

123

3.7

123

3.6

123

3.5

123

3.3

123

3.0

123

2.5

123

2.0

123

108

123

112

123

144

123

172

123

168

123

1566

123

164

123

160

123

152

123

148

123

140

123

136

123

132

123

128

123

124

123

116

123

120

123

15

123

14

123

13

123

12

123

11

123

10

123

9

123

8

123

7

123

6

123

5

123

4

123

3

123

2

123

1

123

Page 56: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

41

Kreteria: Jika hasil akhir tidak berada di peringkat 10 maka wacana tersebut tidak cocok

digunakan untuk kelas 10.

Hasil Keterbacaan Buku Siswa Bab II Mengembangkan Pendapat dalam

Eksposisi

1. Wacana Teks “Bahaya Narkoba bagi Generasi Muda”(Hal.54-55)

Bahaya Narkoba bagi Generasi Muda

“Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Salam sejahtera bagi kita semua”

Bapak Kepala Sekolah yang saya hormati, Bapak dan Ibu Guru yang saya

taati, serta teman-teman yang saya kasihi. Semoga aktivitas kita pada hari ini

menjadi amal kebaikan bagi kita semua.

Sebelum menyampaikan pidato tentang bahaya narkoba bagi generasi muda,

izinkanlah saya mengajak Bapak, Ibu, serta hadirin semua untuk mensyukuri

nikmat Tuhan. Hanya berkat nikmat Tuhanlah kita dapat bertemu dalam kegiatan

seminar hari ini.

Bapak, Ibu, serta hadirin yang saya hormati,

Dewasa ini, narkoba telah mejadi ancaman yang sangat mengerikan bagi

generasi muda yang berarti juga menjadi ancaman bagi keberlangsungan bangsa

Indonesia.

Page 57: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

42

Tabel 4.4

Hasil Analisis Wacana Teks “Bahaya Narkoba bagi Generasi Muda” Buku

Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum 2013 Revisi 2017

Teks

Jumlah

Kalimat Suku

Kata

“Assalamualaikum warah matullahi wabarakatuh,

Salam sejahtera bagi kita semua”

Bapak Kepala Sekolah yang saya hormati, Bapak dan Ibu

Guru yang saya taati, serta teman-teman yang saya kasihi.

1 65

Semoga aktivitas kita pada hari ini menjadi amal

kebaikan bagi kita semua. 1 27

Sebelum menyampaikan pidato tentang bahaya narkoba

bagi generasi muda, izinkanlah saya mengajak Bapak,

Ibu, serta hadirin semua untuk mensyukuri nikmat Tuhan.

1 54

Hanya berkat nikmat Tuhanlah kita dapat bertemu dalam

kegiatan seminar hari ini. 1 27

Bapak, Ibu, serta hadirin yang saya hormati,

Dewasa ini, narkoba telah menjadi ancaman yang sangat

mengerikan bagi generasi muda yang berarti juga menjadi

1 69

Page 58: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

43

ancaman bagi keberlangsungan bangsa Indonesia.

(Semua berjumlah 9 paragraf, 25 kalimat dan 478 kata. Yang diambil dalam

perhitungan keterbacaan berjumlah 100 kata).

Jumlah 5 242

Deskripsi Penilaian :

a. Terdapat 5 kalimat utuh.

b. Kalimat terakhir yaitu kata ke 5

c. Kalimat seluruhnya dalam 100 kata yaitu 5

d. Terdapat 242 suku kata dari 100 kata. 242 x 0,6 = 145,2 maka

dibulatkan menjadi 145.

Grafik Fry 4.3

Wacana Teks “Bahaya Narkoba bagi Generasi Muda”

25.0

20.0

16.7

14.3

12.5

11.1

10.0

9.1

123

8.3

123

7.7

123

7.1

123

6.7

123

6.3

123

5.9

123

5.6

123

5.2

123

5.0

123

4.8

123

4.5

123

4.3

123

4.2

123

4.0

123

3.8

123

3.7

123

3.6

3.5

3.3 11

10

9

8

123

7

123

6

123

5

123

4

123

3

123

2

123

1

123

Page 59: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

44

Hasil grafik Fry di atas menggambarkan titik pertemuan antara garis

vertikal dengan angka 5 untuk jumlah dan garis horizontal dengan angka 145

untuk jumlah suku kata dari garis mendatar jatuh pada tingkatan atau kelas

pembaca 9. Sesuai dengan teori penggunaan grafik Fry, maka hasil peringkat

kelas pembaca dikurangi satu tingkat dan ditambah satu tingkat, yaitu 9-1=8

dan 9+1=10. Wacana tersebut sesuai untuk kelas 8,9, dan 10. Dengan demikian

wacana itu memiliki keterbacaan yang sesuai dengan penelitian yang

dilakukan.

Kreteria: Jika hasil akhir tidak berada di peringkat 10 maka wacana tersebut tidak cocok

digunakan untuk kelas 10.

2. Wacana Teks “Pembangunan dan Bencana Lingkungan”(Hal.56-57)

Pembangunan dan Bencana Lingkungan

Bumi saat ini sedang menghadapi berbagai masalah lingkungan yang serius.

Enam masalah lingkungan yang utama tersebut adalah ledakan jumlah penduduk,

Page 60: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

45

penipisan sumberdaya alam, perubahan iklim global, kepunahan tumbuhan dan

hewan, kerusakan habitat alam, serta peningkatan polusi dan kemiskinan. Dari hal

itu dapat dibayangkan betapa besar kerusakan alam yang terjadi karena jumlah

populasi yang besar, konsumsi sumber daya alam dan polusi yang meningkat,

sedangkan teknologi saat ini belum dapat menyelesaikan permasalahan tersebut.

Para ahli menyimpulkan bahwa masalah tersebut disebabkan oleh praktik

pembangunan yang tidak memerhatikan kelestarian alam, atau disebut

pembangunan yang tidak berkelanjutan. Seharusnya, konsep pembangunan adalah

memenuhi kebutuhan manusia saat ini dengan mempertimbangkan kebutuhan

generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhannya.

Tabel 4.5

Hasil Analisis Wacana Teks “Pembangunan dan Bencana Lingkungan”

Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum 2013 Revisi 2017

Teks

Jumlah

Kalimat Suku

Kata

Bumi saat ini sedang menghadapi berbagai masalah

lingkungan yang serius. 1 23

Enam masalah lingkungan yang utama tersebut adalah

ledakan jumlah penduduk, penipisan sumberdaya alam,

perubahan iklim global, kepunahan tumbuhan dan hewan,

kerusakan habitat alam, serta peningkatan polusi dan

kemiskinan.

1

72

Dari hal itu dapat dibayangkan betapa besar kerusakan

Page 61: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

46

alam yang terjadi karena jumlah populasi yang besar,

konsumsi sumber daya alam dan polusi yang meningkat,

sedangkan teknologi saat ini belum dapat menyelesaikan

permasalahan tersebut.

1

78

Para ahli menyimpulkan bahwa masalah tersebut

disebabkan oleh praktik pembangunan yang tidak

memerhatikan kelestarian alam, atau disebut

pembangunan yang tidak berkelanjutan.

1

52

Seharusnya, konsep pembangunan adalah memenuhi

kebutuhan manusia saat...

(Semua berjumlah 7 paragraf, 20 kalimat 345 kata. Yang diambil dalam

perhitungan keterbacaan berjumlah 100 kata).

0,5

24

Jumlah 4,5 252

Deskripsi Penilaian :

a. Terdapat 4 kalimat utuh.

b. Kalimat terakhir yaitu kata ke 8 dari 17 kata = 8/17 = 0,5.

c. Kalimat seluruhnya dalam 100 kata yaitu 4+0,5 = 4,5.

d. Terdapat 252 suku kata dari 100 kata. 252 x 0,6 = 151,2 maka

dibulatkan menjadi 151.

Grafik Fry 4.4

Wacana Teks “Pembangunan dan Bencana Lingkungan”

25.0

20.0

16.7

14.3

12.5

11.1

10.0

9.1

123

8.3

123

7.7

123

7.1

123

6.7

123

6.3

123

5.9

123

5.6

123

5.2

123

5.0

123

4.8

123

4.5

123

4.3

123

4.2

123

4.0

123

3.8

123

3.7

123

3.6

123

3.5

123

3.3

3.0 12

11

10

9

123

8

123

7

123

6

123

5

123

4

123

3

123

2

123

1

123

Page 62: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

47

Hasil grafik Fry di atas menggambarkan titik pertemuan antara garis

vertikal dengan angka 4,5 untuk jumlah kalimat dan garis horizontal dengan

angka 151 untuk jumlah suku kata dari garis mendatar jatuh pada tingkatan atau

kelas pembaca 10. Sesuai dengan teori penggunaan grafik Fry, maka hasil

peringkat kelas pembaca dikurangi satu tingkat dan ditambah satu tingkat,

yaitu 10-1=9 dan 10+1=11. Wacana tersebut sesuai untuk kelas 9,10, dan 11.

Dengan demikian wacana itu memiliki keterbacaan yang sesuai dengan

penelitian yang dilakukan.

Kreteria: Jika hasil akhir tidak berada di peringkat 10 maka wacana tersebut tidak cocok

digunakan untuk kelas 10.

3. Wacana Teks “Upaya Melestarikan Lingkungan Hidup”(Hal.59-61)

Upaya Melestarikan Lingkungan Hidup

Permasalahan seputar lingkungan hidup selalu terdengar mengemuka.

Kejadian demi kejadian yang dialami di dalam negeri telah memberi dampak yang

sangat besar. Tidak sedikit kerugian yang dialami, termasuk nyawa manusia.

Namun, hal yang perludipertanyakan, apakah pengalaman tersebut sudah cukup

Page 63: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

48

menyadarkan manusia untuk melihat kesalahan dalam dirinya? Ataukah manusia

justru merasa lebih nyaman dengan sikap menghindar dan menyelamatkan diri

dengan tidak memberikan solusi yang lebih baik dan lebih tepat lagi?

Banyak usaha yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam upaya

pelestarian lingkungan hidup. Upaya yang dimaksud adalah upaya rekonsiliasi,

perubahan konsep atau pemahaman tentang alam, dan menanamkan budaya

pelestari.

Upaya Rekonsiliasi

Kerusakan lingkungan hidup dan efeknya terus berlangsung dan terjadi.

Tabel 4.6

Hasil Analisis “Upaya Melestarikan Lingkungan Hidup” Buku Siswa Bahasa

Indonesia Kelas X Kurikulum 2013 Revisi 2017

Teks

Jumlah

Kalimat Suku

Kata

Page 64: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

49

Permasalahan seputar lingkungan hidup selalu terdengar

mengemuka.

1 23

Kejadian demi kejadian yang dialami di dalam negeri telah

memberi dampak yang sangat besar.

1 32

Tidak sedikit kerugian yang dialami, termasuk nyawa

manusia. 1 21

Namun, hal yang perlu di pertanyakan, apakah pengalaman

tersebut sudah cukup menyadarkan manusia untuk melihat

kesalahan dalam dirinya? Ataukah manusia justru merasa

lebih nyaman dengan sikap menghindar dan

menyelamatkan diri dengan tidak memberikan solusi yang

lebih baik dan lebih tepat lagi?.

1 96

Banyak usaha yang seharusnya dilakukan oleh manusia

dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. 1 31

Upaya yang dimaksud adalah upaya rekonsiliasi,

perubahan konsep atau pemahaman tentang alam, dan

menanamkan budaya pelestari.

1 41

Page 65: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

50

Upaya Rekonsiliasi

Kerusakan lingkungan..

(Semua berjumlah 8 paragraf, 35 kalimat,dan 503 kata. Yang diambil dalam

perhitungan keterbacaan berjumlah 100 kata).

0,3 14

Jumlah 6,3 258

Deskripsi Penilaian :

a. Terdapat 6 kalimat utuh.

b. Kalimat terakhir yaitu kata ke 4 dari 11 kata = 4/11 = 0,3.

c. Kalimat seluruhnya dalam 100 kata yaitu 6+0,1 = 6,1.

d. Terdapat 258 suku kata dari 100 kata. 258 x 0,6 = 154,8 maka

dibulatkan menjadi 155.

Grafik Fry 4.5

Wacana Teks “Upaya Melestarikan Lingkungan Hidup”

25.0

20.0

16.7

14.3

12.5

11.1

10.0

9.1

123

8.3

123

7.7

123

7.1

123

6.7

123

6.3

123

5.9

123

5.6

123

5.2

123

5.0

123

4.8

123

4.5

123

4.3

123

4.2

4.0 8

7

123

6

123

5

123

4

123

3

123

2

123

1

123

Page 66: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

51

Hasil grafik Fry di atas menggambarkan titik pertemuan antara garis

vertikal dengan angka 6,3 untuk jumlah kalimat dan garis horizontal dengan

angka 155 untuk jumlah suku kata dari garis mendatar jatuh pada tingkatan atau

kelas pembaca 10. Sesuai dengan teori penggunaan grafik Fry, maka hasil

peringkat kelas pembaca dikurangi satu tingkat dan ditambah satu tingkat,

yaitu 10-1=9 dan 10+1=11. Wacana tersebut sesuai untuk kelas 9,10, dan 11.

Dengan demikian wacana itu memiliki keterbacaan yang sesuai dengan

penelitian yang dilakukan.

Kreteria: Jika hasil akhir tidak berada di peringkat 10 maka wacana tersebut tidak cocok

digunakan untuk kelas 10.

Hasil Keterbacaan Buku Siswa Bab III Menyampaikan Ide Melalui Anekdot

1. Wacana Teks “Cara Keledai Membaca Buku”(Hal.82)

Cara Keledai Membaca Buku

Page 67: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

52

Alkisah, seorang raja bernama Timur Lenk menghadiahi Nasrudin seekor

keledai. Nasrudin menerimanya dengan senang hati. Namun, Timur Lenk

memberi syarat, agar Nasrudin mengajari terlebih dahulu keledai itu agar dapat

membaca. Timur Lenk memberi waktu dua minggu sejak sekarang kepada

Nasrudin.

Nasrudin menerima syarat itu dan berlalu. Sambil menuntun keledai itu, ia

memikirkan apa yang akan diperbuat. Jika ia dapat mengajari keledai itu untuk

membaca, tentu ia akan menerima hadiah, namun jika tidak maka hukuman pasti

akan ditimpakan kepadanya.

Dua minggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara, Timur

Lenk menunjuk ke sebuah buku besar agar Nasrudin segera mempraktikkan apa

yang telah ia ajarkan kepada keledai.

Tabel 4.7

Hasil Analisis Wacana Teks “Cara Keledai Membaca Buku” Buku Siswa

Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum 2013 Revisi 2017

Jumlah

Page 68: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

53

Teks Kalimat Suku

Kata

Alkisah, seorang raja bernama Timur Lenk menghadiahi

Nasrudin seekor keledai. 1 25

Nasrudin menerimanya dengan senanghati. 1 14

Namun, Timur Lenk memberi syarat, agar Nasrudin

mengajari terlebih dahulu keledai itu agar dapat

membaca.

1 34

Timur Lenk memberi waktu dua minggu sejak sekarang

kepada Nasrudin. 1 22

Nasrudin menerima syarat itu dan berlalu. 1 14

Sambil menuntun keledai itu, ia memikirkan apa yang

akan diperbuat. 1 21

Jika ia dapat mengajari keledai itu untuk membaca, tentu

ia akan menerima hadiah, namun jika tidak maka

hukuman pasti akan di timpakan kepadanya. 1 51

Dua minggu kemudian ia kembali ke istana. 1 15

Tanpa banyak bicara, Timur Lenk menunjuk ke sebuah

buku besar agar Nasrudin segera mempraktikkan apa...

(Semua berjumlah 7 paragraf, 27 kalimat dan 289 kata. Yang diambil dalam

perhitungan keterbacaan berjumlah 100 kata).

0,7 33

Jumlah 8,7 229

Deskripsi Penilaian:

a. Terdapat 8 kalimat utuh.

Page 69: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

54

b. Kalimat terakhir yaitu kata ke 15 dari 21 kata = 15/21 = 0,7

c. Kalimat seluruhnya dalam 100 kata yaitu 8+0,7 = 8,7.

d. Terdapat 229 suku kata dari 100 kata. 229 x 0,6 = 137,4 maka

dibulatkan menjadi 137.

Grafik Fry 4.6

Wacana Teks “Cara Keledai Membaca Buku”

Hasil grafik Fry di atas menggambarkan titik pertemuan antara garis

vertikal dengan angka 8,7 untuk jumlah kalimat dan garis horizontal dengan

angka 137 untuk jumlah suku kata dari garis mendatar jatuh pada tingkatan atau

kelas pembaca 6. Sesuai dengan teori penggunaan grafik Fry, maka hasil

peringkat kelas pembaca dikurangi satu tingkat dan ditambah satu tingkat,

yaitu 6-1=5 dan 6+1=7. Wacana tersebut sesuai untuk kelas 5,6, dan 7. Dengan

demikian wacana itu memiliki keterbacaan yang tidak sesuai dengan penelitian

yang dilakukan.

25.0

20.0

16.7

14.3

12.5

11.1

10.0

9.1

123

8.3

123

7.7

123

7.1

123

6.7

123

6.3

123

5.9

123

5.6

123

5.2

123

5.0

123

4.8

123

4.5

123

4.3

123

4.2

123

4.0

123

3.8

123

3.7

123

3.6

123

3.5

123

3.3

123

3.0

123

2.5

123

2.0

123

108

123

112

123

144

123

172

123

168

123

1566

123

164

123

160

123

152

123

148

123

140

123

136

123

132

123

128

123

124

123

116

123

120

123

15

123

14

123

13

123

12

123

11

123

10

123

9

123

8

123

7

123

6

123

5

123

4

123

3

123

2

123

1

123

Page 70: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

55

Kreteria: Jika hasil akhir tidak berada di peringkat 10 maka wacana tersebut tidak cocok

digunakan untuk kelas 10.

2. Wacana Teks “ Dosen Yang Juga Menjadi Pejabat ” (Hal.98)

Dosen Yang Juga Menjadi Pejabat

Di kantin sebuah universitas, Udin dan Tono dua orang mahasiswa sedang

berbincang-bincang.

“Saya heran dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu duduk, tidak pernah

mau berdiri,” kata Tono kepada Udin. Udin ogah-ogahan menjawab pertanyaan

Tono. Udin beranggapan bahwa masalah yang dibicarakan Tono itu tidak penting.

Namun, Tono tetap meminta agar Udin mau menerka teka-tekinya.

“Barangkali saja, beliau capek atau kakinya tidak kuat berdiri,” jawab Udin

merasa jengah. Ternyata jawaban Udin masih juga salah. Menurut Tono, dosen

yang juga pejabat itu tidak bersedia berdiri sebab takut kursinya diambil orang

lain.”

Mendengar pernyataan Tono, Udin menanyakan apa hubungan antara

menjadi dosen dan pejabat.“Ya, kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang

lain,” ungkap Tono.

Udin : “???”

Tabel 4.8

Hasil Analisis Wacana Teks “ Dosen Yang Juga Menjadi Pejabat ” Buku

Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum 2013 Revisi 2017

Page 71: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

56

Teks

Jumlah

Kalimat Suku

Kata

Dikantin sebuah universitas, Udin dan Tono dua orang

mahasiswa sedang berbincang–bincang. 1 27

“Saya heran dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu

duduk, tidak pernah mau berdiri,” kata Tono kepada

Udin.

1 36

Udin ogah-ogahan menjawab pertanyaan Tono. 1 13

Udin beranggapan bahwa masalah yang dibicarakan

Tono itu tidak penting. 1 23

Namun, Tono tetap meminta agar Udin mau menerka

teka-tekinya. 1 20

“Barang kali saja, beliau capek atau kakinya tidak kuat

berdiri,” jawab Udin merasa jengah. 1 30

Ternyata jawaban Udin masih juga salah. 1 13

Menurut Tono, dosen yang juga pejabat itu tidak

bersedia berdiri sebab takut kursinya diambil orang

1 35

Page 72: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

57

lain.”

Mendengar pernyataan Tono, Udin menanyakan apa

hubungan antara menjadi dosen dan pejabat. 1 30

.“Ya, kalau...

(Semua berjumlah 4 paragraf, 10 kalimat, dan 112 kata. Yang diambil

dalam perhitungan keterbacaan berjumlah 100 kata).

0,1 3

Jumlah 9,1 230

Deskripsi Penilaian :

a. Terdapat 9 kalimat utuh .

b. Kalimat terakhir yaitu kata ke 2 dari 11 kata = 2/11 = 0,1.

c. Kalimat seluruhnya dalam 100 kata yaitu 9+0,1 = 9,1.

d. Terdapat 230 suku kata dari 100 kata. 230 x 0,6 = 138.

Grafik Fry 4.7

Wacana Teks “ Dosen Yang Juga Menjadi Pejabat ”

25.0

20.0

16.7

14.3

12.5

11.1

10.0

9.1

123

8.3

123

7.7

123

7.1

123

6.7

123

6.3

123

5.9

123

5.6

123

5.2

123

5.0

123

4.8

123

4.5

123

4.3

123

4.2

123

4.0

123

3.8

123

3.7

123

3.6

123

3.5

123

3.3

123

3.0

123

2.5

123

2.0

123

108

123

112

123

144

123

172

123

168

123

1566

123

164

123

160

123

152

123

148

123

140

123

136

123

132

123

128

123

124

123

116

123

120

123

15

123

14

123

13

123

12

123

11

123

10

123

9

123

8

123

7

123

6

123

5

123

4

123

3

123

2

123

1

123

Page 73: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

58

Hasil grafik Fry di atas menggambarkan titik pertemuan antara garis

vertikal dengan angka 9,1 untuk jumlah kalimat dan garis horizontal dengan

angka 136 untuk jumlah suku kata dari garis mendatar jatuh pada tingkatan atau

kelas pembaca 6. Sesuai dengan teori penggunaan grafik Fry, maka hasil

peringkat kelas pembaca dikurangi satu tingkat dan ditambah satu tingkat,

yaitu 6-1=5 dan 6+1=7. Wacana tersebut sesuai untuk kelas 5,6, dan 7. Dengan

demikian wacana itu memiliki keterbacaan yang tidak sesuai dengan penelitian

yang dilakukan.

Kreteria: Jika hasil akhir tidak berada di peringkat 10 maka wacana tersebut tidak cocok

digunakan untuk kelas 10.

Hasil Keterbacaan Buku Siswa Bab IV Melestarikan Nilai Kearifan Lokal

Melalui Cerita Rakyat

1. Wacana Teks “ Hikayat Bayan Budiman ”(Hal.121)

Hikayat Bayan Budiman

Sebermula ada saudagar di negara Ajam. Khojan Mubarok namanya, terlalu

amat kaya, akan tetapi ia tiada beranak. Tak seberapa lama setelah ia berdoa

Page 74: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

59

kepada Tuhan, maka saudagar Mubarok pun beranaklah istrinya seorang anak

laki-laki yang diberi nama Khojan Maimun.

Setelah umurnya Khojan Maimun lima tahun, maka diserahkan oleh

bapaknya mengaji kepada banyak guru sehingga sampai umur Khojan Maimun

lima belas tahun. Ia dipinangkan dengan anak saudagar yang kaya, amat elok

parasnya, namanya Bibi Zainab. Hatta beberapa lamanya Khojan Maimun beristri

itu, ia membeli seekor burung bayan jantan. Maka beberapa di antara itu ia juga

membeli seekor tiung betina, lalu di bawanya ke rumah dan ditaruhnya hampir

sangkaran bayan juga.

Tabel 4.9

Hasil Analisis Wacana Teks “ Hikayat Bayan Budiman ” Buku Siswa Bahasa

Indonesia Kelas X Kurikulum 2013 Revisi 2017

Teks

Jumlah

Kalimat Suku

Kata

Page 75: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

60

Sebermula ada saudagar di negara Ajam. Khojan

Mubarok namanya, terlalu amat kaya, akan tetapi ia tiada

beranak.

1 37

Tak seberapa lama setelah ia berdoa kepada Tuhan, maka

saudagar Mubarok pun beranaklah istrinya seorang anak

laki-laki yang diberi nama Khojan Maimun.

1 51

Setelah umurnya Khojan Maimun lima tahun, maka

diserahkan oleh bapaknya mengaji kepada banyak guru

sehingga sampai umur Khojan Maimun lima belas tahun.

1 49

Ia dipinangkan dengan anak saudagar yang kaya, amat

elok parasnya, namanya Bibi Zainab. 1 26

Hatta beberapa lamanya Khojan Maimun beristri itu, ia

membeli seekor burung bayan jantan. 1 29

Maka beberapa di antara itu ia juga membeli seekor tiung

betina, lalu di...

(Semua berjumlah 9 paragraf, 37 kalimat,dan 568 kata. Yang diambil dalam

perhitungan keterbacaan berjumlah 100 kata).

0,5 27

Jumlah 5,5 219

Deskripsi Penilaian:

a. Terdapat 5 kalimat utuh.

Page 76: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

61

b. Kalimat terakhir yaitu kata ke 13 dari 22 kata = 7/22 = 0,5.

c. Kalimat seluruhnya dalam 100 kata yaitu 5+0,5 = 5,5.

d. Terdapat 219 suku kata dari 100 kata. 219 x 0,6 = 131,4 maka

dibulatkan menjadi 131.

Grafik Fry 4.8

Wacana Teks “ Hikayat Bayan Budiman ”

Hasil grafik Fry di atas menggambarkan titik pertemuan antara garis

vertikal dengan angka 5,5 untuk jumlah kalimat dan garis horizontal dengan

angka 131 untuk jumlah suku kata dari garis mendatar jatuh pada tingkatan atau

kelas pembaca 7. Sesuai dengan teori penggunaan grafik Fry, maka hasil

peringkat kelas pembaca dikurangi satu tingkat dan ditambah satu tingkat,

yaitu 7-1=6 dan 7+1=8. Wacana tersebut sesuai untuk kelas 6,7, dan 8. Dengan

demikian wacana itu memiliki keterbacaan yang tidak sesuai dengan penelitian

yang dilakukan.

25.0

20.0

16.7

14.3

12.5

11.1

10.0

9.1

123

8.3

123

7.7

123

7.1

123

6.7

123

6.3

123

5.9

123

5.6

123

5.2

123

5.0

123

4.8

123

4.5

123

4.3

123

4.2

123

4.0

123

3.8

123

3.7

123

3.6

123

3.5

123

3.3

123

3.0

123

2.5

123

2.0

123

108

123

112

123

144

123

172

123

168

123

1566

123

164

123

160

123

152

123

148

123

140

123

136

123

132

123

128

123

124

123

116

123

120

123

15

123

14

123

13

123

12

123

11

123

10

123

9

123

8

123

7

123

6

123

5

123

4

123

3

123

2

123

1

123

Page 77: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

62

Kreteria: Jika hasil akhir tidak berada di peringkat 10 maka wacana tersebut tidak cocok

digunakan untuk kelas 10.

2. Wacana Teks “Hikayat Si Miskin”(Hal.141-144)

Hikayat Si Miskin

Ini hikayat ceritera orang dahulu kala sekali peristiwa Allah Swt

menunjukkan kekayaan-Nya kepada hamba-Nya. Maka adalah seorang miskin

laki bini berjalan mencari rizkinya berkeliling negara antahberantah. Adapun

nama raja di dalam negara itu Maharaja Indera Dewa. Namanya terlalu amat

besar kerajaan baginda itu. Beberapa raja-raja di tanah Dewa itu takluk kepada

baginda dan mengantar upeti kepada baginda pada setiap tahun.

Hatta, maka pada suatu hari baginda sedang ramai dihadapi oleh segala raja-

raja, menteri, hulubalang, rakyat sekalian di penghadapannya. Maka si Miskin

itupun sampailah ke penghadapan itu. Setelah dilihat oleh orang banyak, si Miskin

laki bini dengan rupa kainnya seperti dimamah anjing rupanya.

Tabel 4.10

Hasil Analisis Wacana Teks “Hikayat Si Miskin” Buku Siswa Bahasa

Indonesia Kelas X Kurikulum 2013 Revisi 2017

Teks

Jumlah

Kalimat Suku

Page 78: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

63

Kata

Ini hikayat ceritera orang dahulu kala sekali peristiwa

Allah Swt menunjukkan kekayaan-Nya kepada hamba-

Nya.

1 41

Maka adalah seorang miskin laki bini berjalan mencari

rizkinya berkeliling negara antah berantah.

1 33

Ada pun nama raja di dalam negara itu Maha raja Indera

Dewa. 1 22

Namanya terlalu amat besar kerajaan baginda itu. 1 17

Beberapa raja-raja di tanah Dewa itu takluk kepada

baginda dan mengantar upeti kepada baginda pada setiap

tahun.

1 40

Hatta, maka pada suatu hari baginda sedang ramai

dihadapi oleh segala raja-raja, menteri, hulubalang, rakyat

sekalian di penghadapannya.

1 48

Maka si Miskin itu pun sampailah ke penghadapan itu. 1 16

Setelah dilihat oleh orang banyak, si Miskin laki bini

dengan rupa kainnya seperti di mamah...

(Semua berjumlah 20 paragraf, 136 kalimat,da 1425 kata. Yang diambil

0,8 30

Page 79: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

64

dalam perhitungan keterbacaan berjumlah 100 kata).

Jumlah 7,8 247

Deskripsi Penilaian :

a. Terdapat 7 kalimat utuh.

b. Kalimat terakhir yaitu kata ke 14 dari 16 kata = 14/16 = 0,8.

c. Kalimat seluruhnya dalam 100 kata yaitu 7+0,8 = 7,8.

d. Terdapat 247 suku kata dari 100 kata. 247 x 0,6 = 148,2 maka

dibulatkan menjadi 148.

Grafik Fry 4.9

Wacana Teks “Hikayat Si Miskin”

25.0

20.0

16.7

14.3

12.5

11.1

10.0

9.1

123

8.3

123

7.7

123

7.1

123

6.7

123

6.3

123

5.9

123

5.6

123

5.2

123

5.0

123

4.8

123

4.5

123

4.3

123

4.2

123

4.0

123

3.8

123

3.7

123

3.6

123

3.5

3.3 11

10

9

123

8

123

7

123

6

123

5

123

4

123

3

123

2

123

1

123

Page 80: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

65

Hasil grafik Fry di atas menggambarkan titik pertemuan antara garis

vertikal dengan angka 7,8 untuk jumlah kalimat dan garis horizontal dengan

angka 148 untuk jumlah suku kata dari garis mendatar jatuh pada tingkatan atau

kelas pembaca 8. Sesuai dengan teori penggunaan grafik Fry, maka hasil

peringkat kelas pembaca dikurangi satu tingkat dan ditambah satu tingkat,

yaitu 8-1=7 dan 8+1=9. Wacana tersebut sesuai untuk kelas 7,8, dan 9. Dengan

demikian wacana itu memiliki keterbacaan yang tidak sesuai dengan penelitian

yang dilakukan.

Kreteria: Jika hasil akhir tidak berada di peringkat 10 maka wacana tersebut tidak cocok

digunakan untuk kelas 10.

Hasil Keterbacaan Buku Siswa Bab V Membuat Kesepakatan Melalui

Negosiasi

1. Wacana Teks “ HP Baru ”(Hal.152-153)

HP Baru

Page 81: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

66

Perihal HP barunya itu, sesungguhnya sudah lama Rani menginginkannya.

Beberapa kali ia membujuk Ayahnya agar dibelikan HP. Gagal meminta langsung

pada Ayahnya, Rani pun minta bantuan ibunya. Namun, tetap saja usaha Rani

gagal.

Minggu lalu, Rani benar-benar berusaha meyakinkan ayahnya betapa ia

sangat membutuhkan HP.

“Yah... Rani benar-benar perlu HP. Belikan ya Yah?” kata Rani pada

ayahnya.

“Ayah belum punya cukup uang untuk membeli HP, Ran. Lagi pula kan

sudah ada telepon rumah,” kata ayah sambil meletakkan koran ke atas meja.

“Tapi, Yah... semua teman Rani punya HP. Mereka dapat dengan mudah

menelepon orangtuanya saat terpaksa pulang telat.”

“Lha kalau begitu kamu jangan pulang telat,” kata ayah lagi. Rani hampir

saja menangis.

Tabel 4.11

Hasil Analisis Wacana Teks “HP Baru” Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas

X Kurikulum 2013 Revisi 2017

Teks

Jumlah

Kalimat Suku

Page 82: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

67

Kata

Perihal HP barunya itu, sesungguhnya sudah lama Rani

menginginkannya.

1 24

Bebera pakali ia membujuk Ayahnya agar di belikan HP. 1 19

Gagal meminta langsung pada Ayahnya, Rani pun minta

bantuan ibunya. 1 21

Namun, tetap saja usaha Rani gagal. 1 12

Minggu lalu, Rani benar- benar berusaha meyakin kan

ayah nya betapa ia sangat membutuhkan HP. 1 32

“Yah... Rani benar- benar perlu HP. 1 11

Beli kan ya Yah?” kata Rani pada ayahnya. 1 13

“Ayah belum punya cukup uang untuk membeli HP, Ran. 1 16

Lagi pula kan sudah ada telepon rumah,” kata ayah

sambil meletakkan koran ke atas meja. 1 28

“Tapi, Yah... semua teman Rani punya HP. 1 13

Mereka dapat dengan mudah menelepon orang tuanya

saat terpaksa pulang telat.” 1 25

Page 83: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

68

“Lha kalau...

(Semua berjumlah 10 paragraf,24 kalimat,dan 359 kata. Yang diambil dalam

perhitungan keterbacaan berjumlah 100 kata).

0,2 3

Jumlah 11,2 217

Deskripsi Penialaian:

a. Terdapat 11 kalimat utuh .

b. Kalimat terakhir yaitu kata ke 2 dari 10 kata = 2/10 = 0,2.

c. Kalimat seluruhnya dalam 100 kata yaitu 11+0,2 = 11,2.

d. Terdapat 217 suku kata dari 100 kata. 217 x 0,6 = 130,2 maka

dibulatkan menjadi 130.

Grafik Fry 4.10

Wacana Teks “HP Baru”

25.0

20.0

16.7

14.3

12.5

11.1

10.0

9.1

123

8.3

123

7.7

123

7.1

123

6.7

123

6.3

123

5.9

123

5.6

123

5.2

123

5.0

123

4.8

123

4.5

123

4.3

123

4.2

123

4.0

123

3.8

3.7 9

8

7

123

6

123

5

123

4

123

3

123

2

123

1

123

Page 84: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

69

Hasil grafik Fry di atas menggambarkan titik pertemuan antara garis

vertikal dengan angka 11,2 untuk jumlah kalimat dari garis tegak lurus

dengan angka 130 untuk jumlah suku kata dari garis mendatar jatuh pada

tingkatan atau kelas pembaca 3. Sesuai dengan teori penggunaan grafik Fry,

maka hasil peringkat kelas pembaca dikurangi satu tingkat dan ditambah satu

tingkat, yaitu 3-1=2 dan 3+1=4. Wacana tersebut sesuai untuk kelas 2,3, dan 4.

Dengan demikian wacana itu memiliki keterbacaan yang tidak sesuai dengan

penelitian yang dilakukan.

Kreteria: Jika hasil akhir tidak berada di peringkat 10 maka wacana tersebut tidak cocok

digunakan untuk kelas 10.

2. Wacana Teks “Neosiasi Warga dengan Investor”(Hal.165-166)

Negosiasi Warga dengan Investor

Sudah tiga tahun lebih warga Dusun Sejahtera berjuang untuk

menyelamatkan sumber mata air yang terletak di desanya. Perjuangan panjang

Page 85: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

70

tersebut bermula ketika sebuah perusahaan properti mulai membangun hotel di

kawasan sumber mata air tersebut. Sumber air “Panguripan” menjadi tumpuan

hidup tidak hanya bagi enam ribu warga Desa Sejahtera, tetapi juga bagi puluhan

ribu warga desa sekitarnya. Sumber air panguripan menjadi penyedia air bersir

untuk dikonsumsi sekaligus untuk memenuhi pengairan sawah bagi puluhan

hektare sawah. Bila pembangunan hotel itu diteruskan, sumber air Panguripan

akan mati.

Meskipun beberapa kali didemo warga, pihak pengembang tetap bersikukuh

melanjutkan pembangunannya.

Akhirnya, Pak Lurah membentuk tim yang akan mewakili warga untuk

menuntut pengembang hotel PT Mulya Jaya, menghentikan pembangunan hotel

tersebut. Tim Penyelamat Panguripan diterima Direktur PT Mulya Jaya, Edy, di

ruangannya.

Tabel 4.12

Hasil Analisis Wacana Teks “Negosiasi Warga dengan Investor” Buku Siswa

Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum 2013 Revisi 2017

Jumlah

Page 86: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

71

Teks Kalimat Suku

Kata

Sudah tiga tahun lebih warga Dusun Sejahtera berjuang

untuk menyelamatkan sumber mata air yang terletak di

desanya.

1 38

Perjuangan panjang tersebut bermula ketika sebuah

perusahaan properti mulai membangun hotel di kawasan

sumber mata air tersebut.

1 44

Sumber air “Panguripan” menjadi tumpuan hidup tidak

hanya bagi enam ribu warga Desa Sejahtera, tetapi juga

bagi puluhan ribu warga desa sekitarnya..

1 51

Sumber air panguripan menjadi penyedia air bersir untuk

dikonsumsi sekaligus untuk memenuhi pengairan sawah

bagi puluhan hektare sawah.

1 47

Bila pembangunan hotel itu diteruskan, sumber air

Panguripan akan mati. 1 23

Meskipun beberapa kali didemo warga, pihak

pengembang tetap bersikukuh melanjutkan

pembangunannya.

1 34

Page 87: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

72

Akhirnya, Pak Lurah membentuk tim ...

(Semua berjumlah 18 paragraf, 37 kalimat,dan 499 kata. Yang diambil

dalam perhitungan keterbacaan berjumlah 100 kata).

0,2 10

Jumlah 6,2 247

Deskripsi Penilaian:

a. Tedapat 6 kalimat utuh .

b. Kalimat terakhir yaitu kata ke 5 dari 20 kata = 5/20 = 0,2

c. Kalimat seluruhnya dalam 100 kata yaitu 6+0,2= 6,2

d. Terdapat 247 suku kata dari 100 kata. 247 x 0,6 = 148,2 maka

dibulatkan menjadi 148.

Grafik Fry 4.11

Dari Wacana” Bahasa Inggris sebagai Alat yang Penting di Era Globalisasi”

25.0

20.0

16.7

14.3

12.5

11.1

10.0

9.1

123

8.3

123

7.7

123

7.1

123

6.7

123

6.3

123

5.9

123

5.6

123

5.2

123

5.0

123

4.8

123

4.5

123

4.3

123

4.2

4.0 8

7

123

6

123

5

123

4

123

3

123

2

123

1

123

Page 88: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

73

Hasil grafik Fry di atas menggambarkan titik pertemuan antara garis

vertikal dengan angka 6,2 untuk jumlah kalimat dan garis horizontal dengan

angka 148 untuk jumlah suku kata dari garis mendatar jatuh pada tingkatan atau

kelas pembaca 9. Sesuai dengan teori penggunaan grafik Fry, maka hasil

peringkat kelas pembaca dikurangi satu tingkat dan ditambah satu tingkat,

yaitu 9-1=8 dan 9+1=10. Wacana tersebut sesuai untuk kelas 8,9, dan 10.

Dengan demikian wacana itu memiliki keterbacaan yang sesuai dengan

penelitian yang dilakukan.

Kreteria: Jika hasil akhir tidak berada di peringkat 10 maka wacana tersebut tidak cocok

digunakan untuk kelas 10.

Hasil Keterbacaan Buku Siswa VI Berpendapat Melalui Debat

1. Bab I Pada Wacana Teks “Bahasa Inggris sebagai Alat yang Penting di

Era Globalisasi”(Hal.176-177)

Page 89: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

74

Bahasa Inggris sebagai Alat yang Penting di Era Globalisasi

Pro/ Afirmasi:

Globalisasi adalah suatu kondisi yang tidak ada jarak antara satu negara

dengan negara lainnya. Bahasa Inggris sangat penting sebagai alat komunikasi.

Kita tahu bahwa komunikasi dengan negara lain sangat penting. Kita adalah

bagian dari dunia. Kita tidak dapat hidup sendiri tanpa memerlukan bantuan. Kita

membantu orang lain dan orang lain membantu kita. Untuk berkomunikasi dengan

negara di sekitar, kita memerlukan alat.

Apakah alat tersebut? Tentu saja bahasa. Aristoteles mengatakan dunia

memerlukan bahasa internasional, dan itu adalah bahasa Inggris.

1. Kita dapat berkomunikasi dengan orang asing dengan bahasa yang sama.

Jadi, akan lebih mudah untuk memahami satu sama lain. Contohnya,

orang Indonesia berbicara dengan orang Tiongkok. Jika mereka masing-

masing berbicara dengan bahasa negaranya, tentu mereka tidak saling

mengerti. Namun, jika berbicara dengan bahasa yang sama, komunikasi

akan berlangsung dengan baik!

Tabel 4.13

Wacana Teks “Bahasa Inggris sebagai Alat yang Penting di Era Globalisasi”

Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum 2013 Revisi 2017

Jumlah

Page 90: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

75

Teks Kalimat Suku

Kata

Pro/ Afirmasi:

Globalisasi adalah suatu kondisi yang tidak ada jarak

antara satu negara dengan negara lainnya.

1 13

Bahasa Inggris sangat penting sebagai alat komunikasi. 1 18

Kita tahu bahwa komunikasi dengan negara lain sangat

penting. 1 22

Kita adalah bagian dari dunia. 1 11

Kita tidak dapat hidup sendiri tanpa memerlukan bantuan. 1 20

Kita membantu orang lain dan orang lain membantu kita. 1 17

Untuk berkomunikasi dengan negara di sekitar, kita

memerlukan alat. 1 24

Apakah alat tersebut? Tentu saja bahasa. 1 13

Aristoteles mengatakan dunia memerlukan bahasa

internasional, dan itu adalah bahasa Inggris. 1 31

Kita dapat berkomunikasi dengan orang asing dengan 1 22

Page 91: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

76

bahasa yang sama.

Jadi, akan lebih mudah untuk memahami satu sama lain.

(Semua berjumlah 10 paragraf, 57 kalimat,dan 512 kata. Yang diambil

dalam perhitungan keterbacaan berjumlah 100 kata).

1 19

Jumlah 11 210

Deskripsi Penilaian:

a. Terdapat 11 kalimat utuh .

b. Kalimat seluruhnya dalam 100 kata yaitu 11

c. Terdapat 210 suku kata dari 100 kata. 210 x 0,6 = 126.

Grafik Fry 4.12

Dari Wacana” Bahasa Inggris sebagai Alat yang Penting di Era Globalisasi”

25.0

20.0

16.7

14.3

12.5

11.1

10.0

9.1

123

8.3

123

7.7

123

7.1

123

6.7

123

6.3

123

5.9

123

5.6

123

5.2

123

5.0

123

4.8

123

4.5

4.3

4.2

7

6

123

5

123

4

123

3

123

2

123

1

123

Page 92: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

77

Hasil grafik Fry di atas menggambarkan titik pertemuan antara garis

vertikal dengan angka 11 untuk jumlah kalimat dan garis horizontal dengan

angka 126 untuk jumlah suku kata dari garis mendatar jatuh pada tingkatan atau

kelas pembaca 3. Sesuai dengan teori penggunaan grafik Fry, maka hasil

peringkat kelas pembaca dikurangi satu tingkat dan ditambah satu tingkat,

yaitu 3-1=2 dan 3+1=4. Wacana tersebut sesuai untuk kelas 2,3, dan 4. Dengan

demikian wacana itu memiliki keterbacaan yang tidak sesuai dengan penelitian

yang dilakukan.

Kreteria: Jika hasil akhir tidak berada di peringkat 10 maka wacana tersebut tidak cocok

digunakan untuk kelas 10.

2. Bab VI Wacana Teks “ Apakah Ponsel Berbahaya”(Hal.195-198)

Apakah Ponsel Berbahaya?

Pembicara 1

Page 93: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

78

Tim Afirmasi

Saya percaya bahwa penggunaan ponsel sangat berbahaya karena ponsel

dapat menyebabkan beberapa masalah dan ancaman bagi kehidupan manusia.

Ancaman tersebut adalah ponsel berbahaya bagi keselamatan pengguna dan

kehidupan sosial dan keluarga.

Tim Oposisi:

Saya tidak setuju bahwa penggunaan ponsel sangat berbahaya. Namun,

sebaliknya ponsel sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Menurut saya

pengguna ponsel yang tidak bertanggung jawablah yang menyebabkan ponsel

dapat membahayakan kehidupan mereka sendiri dan orang lain.

Tim Netral

Menurut saya, ponsel sangat berguna jika dipergunakan secara benar.

Namun, di sisi lain ponsel juga sangat berbahaya misalnya jika dipergunakan

secara terus menerus atau dipergunakan untuk hal-hal yang negatif.

Tabel 4.14

Bab VI Wacana Teks “Apakah Ponsel Berbahaya?” Buku Siswa Bahasa

Indonesia Kelas X Kurikulum 2013 Revisi 2017

Jumlah

Page 94: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

79

Teks Kalimat Suku

Kata

Pembicara 1

Tim Afirmasi

Saya percaya bahwa penggunaan ponsel sangat

berbahaya karena ponsel dapat menyebabkan beberapa

masalah dan ancaman bagi kehidupan manusia.

1 59

Ancaman tersebut adalah ponsel berbahaya bagi

keselamatan pengguna dan kehidupan sosial dan

keluarga.

1 37

Tim Oposisi:

Saya tidak setuju bahwa penggunaan ponsel sangat

berbahaya.

1 25

Namun, sebaliknya ponsel sangat bermanfaat bagi

kehidupan manusia. 1 23

Menurut saya pengguna ponsel yang tidak bertanggung

jawablah yang menyebabkan ponsel dapat

membahayakan kehidupan mereka sendiri dan orang lain.

1 47

Page 95: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

80

Tim Netral

Menurut saya, ponsel sangat berguna jika dipergunakan

secara benar.

1 27

Namun, di sisi lain ponsel juga sangat berbahaya

misalnya jika dipergunakan secara terus menerus atau

dipergunakan untuk...

(Semua berjumlah 11 paragraf, 50 kalimat,dan 771 kata. Yang diambil

dalam perhitungan keterbacaan berjumlah 100 kata).

0,8 43

Jumlah 6,8 261

Deskripsi Penilaian :

a. Terdapat 6 kalimat utuh.

b. Kalimat terakhir yaitu kata ke 17 dari 20 kata = 17/12 = 0,8

c. Kalimat seluruhnya dalam 100 kata yaitu 6+0,8= 6,8

d. Terdapat 261 suku kata dari 100 kata. 261 x 0,6 = 156,6 maka

dibulatkan menjadi 157.

Grafik Fry 4.13

Dari Wacana Teks “Apakah Ponsel Berbahaya?

25.0

20.0

16.7

14.3

12.5

11.1

10.0

9.1

123

8.3

123

7.7

123

7.1

123

6.7

123

6.3

123

5.9

123

5.6

123

5.2

123

5.0

123

4.8

123

4.5

123

4.3

4.2

7

6

123

5

123

4

123

3

123

2

123

1

123

Page 96: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

81

Hasil grafik Fry di atas menggambarkan titik pertemuan antara garis

vertikal dengan angka 6,8 untuk jumlah kalimat dan garis horizontal dengan

angka 157 untuk jumlah suku kata dari garis mendatar jatuh pada tingkatan atau

kelas pembaca 10 . Sesuai dengan teori penggunaan grafik Fry, maka hasil

peringkat kelas pembaca dikurangi satu tingkat dan ditambahkan satu

tingkat, yaitu 10-1=9 dan 10+1=11. Wacana tersebut sesuai untuk kelas 9,10

dan 11. Dengan demikian wacana itu memiliki keterbacaan yang sesuai dengan

penelitian yang dilakukan.

Kreteria: Jika hasil akhir tidak berada di peringkat 10 maka wacana tersebut tidak cocok

digunakan untuk kelas 10.

Hasil Keterbacaan Buku Siswa Bab VII Belajar Dari Biografi

1. Wacana Teks “Biografi B. J. Habibie”(Hal.210-213)

Biografi B. J. Habibie

Page 97: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

82

B.J. Habibie adalah salah seorang tokoh panutan dan menjadi kebanggaan

bagi banyak orang di Indonesia. Beliau adalah Presiden ketiga Republik

Indonesia. Nama dan gelar lengkapnya Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult.

Bacharuddin Jusuf Habibie. Beliau dilahirkan di Pare-Pare, Sulawesi Selatan,

pada tanggal 25 Juni 1936. Beliau merupakan anak keempat dari delapan

bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A.Tuti Marini

Puspowardojo. Habibie menikah dengan Hasri Ainun Habibie pada tanggal 12

Mei 1962 dan dikaruniai dua orang putra yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal.

Habibi menjadi yatim sejak kematian bapaknya yang meninggal dunia pada

3 September 1950 karena terkena serangan jantung.

Tabel 4.15

Hasil Analisis Wacana Teks “Biografi B. J. Habibie” Buku Siswa Bahasa

Indonesia Kelas X Kurikulum 2013 Revisi 2017

Teks

Jumlah

Kalimat Suku

Kata

B.J.Habibie adalah salah seorang tokoh panutan dan

menjadi kebanggaan bagi banyak orang di Indonesia.

1 34

Beliau adalah Presiden ketiga Republik Indonesia. 1 18

Nama dan gelar lengkapnya Prof. DR (HC). Ing. Dr.

Sc.Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie. 1 28

Page 98: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

83

Beliau dilahirkan di Pare-Pare, Sulawesi Selatan, pada

tanggal 25 Juni 1936. 1 31

Beliau merupakan anak keempat dari delapan bersaudara,

pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A.Tuti Marini

Puspowardojo.

1 44

Habibie menikah dengan Hasri Ainun Habibie pada

tanggal 12 Mei 1962 dan di karuniai dua orang putra

yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal.

1 47

Habibie menjadi yatim sejak kematian bapaknya yang

meninggal dunia pada 3 September 1950 karena terkena

serangan jantung.

(Semua berjumlah 16 paragraf, 49 kalimat,dan 780 kata. Yang diambil dalam

perhitungan keterbacaan berjumlah 100 kata).

1 44

Jumlah 7 246

Deskripsi Penilaian:

a. Terdapat 7 kalimat utuh.

b. Kalimat terakhir yaitu kata ke 7

c. Kalimat seluruhnya dalam 100 kata yaitu 7

d. Terdapat 246 suku kata dari 100 kata. 246 x 0,6 = 147,6 maka

dibulatkan menjadi 148.

Page 99: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

84

Grafik Fry 4.14

Wacana Teks “Biografi B. J. Habibie”

Hasil grafik Fry di atas menggambarkan titik pertemuan antara garis

vertikal dengan angka 7 untuk jumlah kalimat dan garis horizontal dengan

angka 148 untuk jumlah suku kata dari garis mendatar jatuh pada tingkatan atau

kelas pembaca 8. Sesuai dengan teori penggunaan grafik Fry, maka hasil

peringkat kelas pembaca dikurangi satu tingkat dan ditambah satu tingkat,

yaitu 8-1=7 dan 8+1=9. Wacana tersebut sesuai untuk kelas 7,8, dan 9. Dengan

demikian wacana itu memiliki keterbacaan yang tidak sesuai dengan penelitian

yang dilakukan.

Kreteria: Jika hasil akhir tidak berada di peringkat 10 maka wacana tersebut tidak cocok

digunakan untuk kelas 10.

2. Wacana Teks “Komikus Indonesia yang Mendunia, Ardian

Syaf”(Hal.221-222)

25.0

20.0

16.7

14.3

12.5

11.1

10.0

9.1

123

8.3

123

7.7

123

7.1

123

6.7

123

6.3

123

5.9

123

5.6

123

5.2

123

5.0

123

4.8

123

4.5

123

4.3

123

4.2

123

4.0

123

3.8

123

3.7

123

3.6

123

3.5

123

3.3

123

3.0

123

2.5

123

2.0

123

108

123

112

123

144

123

172

123

168

123

1566

123

164

123

160

123

152

123

148

123

140

123

136

123

132

123

128

123

124

123

116

123

120

123

15

123

14

123

13

123

12

123

11

123

10

123

9

123

8

123

7

123

6

123

5

123

4

123

3

123

2

123

1

123

Page 100: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

85

Komikus Indonesia yang Mendunia, Ardian Syaf

Ardian Syaf (31), sosok komikus yang rendah hati ini memilih tinggal di

kampung halamannya di Desa Tenggur, Kecamatan Rejotangan, Tulung Agung,

bersama istri dan seorang anaknya. Dari kampung halamannya, karya Aan, sapaan

akrabnya, mampu menembus dunia. Bahkan, ia disodori kontrak eksklusif sebagai

penciller oleh penerbit raksasa Amerika, DC Comics. Artinya, ia tidak boleh

membuat ilustrasi selain di DC Comics.

Tentu, Aan tidak meraih semua itu dengan gampang. Lulus kuliah tahun

2004 dari jurusan Desain Komunikasi Visual, Universitas Negeri Malang, ia

sempat bekerja sebagai tukang layout dan ilustrator sebuah penerbitan.

“Sejak tahun 2005, saya mulai melamar untuk menjadi ilustrator penerbit

dunia. Caranya, saya memasang lamaran pekerjaan untuk menjadi ilustrator di

berbagai web, dengan dilengkapi ilustrasi terbaik karya saya.

Tabel 4.16

Hasil Analisis Wacana Teks“Komikus Indonesia yang Mendunia, Ardian

Syaf” Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum 2013 Revisi 2017

Teks

Jumlah

Kalimat Suku

Page 101: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

86

Kata

Ardian Syaf (31), sosok komikus yang rendah hati ini

memilih tinggal di kampung halamannya di Desa

Tenggur, Kecamatan Rejo tangan, Tulung Agung,

bersama istri dan seorang anaknya.

1 55

Dari kampung halamannya, karya Aan, sapaan akrabnya,

mampu menembus dunia.

1 24

Bahkan, ia disodori kontrak eksklusif sebagai penciller

oleh penerbit raksasa Amerika, DC Comics. 1 33

Artinya, ia tidak boleh membuat ilustrasi selain di DC

Comics. 1 22

Tentu, Aan tidak meraih semua itu dengan gampang. 1 15

Lulus kuliah tahun 2004 dari jurusan Desa in Komunikasi

Visual, Universitas Negeri Malang, ia sempat bekerja

sebagai tukang layout dan ilustrator sebuah penerbitan.

1 60

“Sejak tahun 2005, saya mulai melamar untuk menjadi

ilustrator penerbit dunia. 1 28

Caranya, saya..

(Semua berjumlah 14 paragraf, 58 kalimat,dan 593 kata. Yang diambil

0,1 5

Page 102: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

87

dalam perhitungan keterbacaan berjumlah 100 kata).

Jumlah 7,1 242

Deskripsi Penilaian:

a. Terdapat 7 kalimat utuh .

b. Kalimat terakhir yaitu kata ke 2 dari 17 kata = 2/17 = 0,1.

c. Kalimat seluruhnya dalam 100 kata yaitu 7+0,1 = 7,1.

d. Terdapat 242 suku kata dari 100 kata. 242 x 0,6 = 145,2 maka

dibulatkan menjadi 145.

Grafik Fry 4.15

Wacana Teks “Komikus Indonesia yang Mendunia, Ardian Syaf”

25.0

20.0

16.7

14.3

12.5

11.1

10.0

9.1

123

8.3

123

7.7

123

7.1

123

6.7

123

6.3

123

5.9

123

5.6

123

5.2

123

5.0

123

4.8

123

4.5

123

4.3

123

4.2

123

4.0

123

3.8

123

3.7

123

3.6

3.5

3.3

10

9

8

123

7

123

6

123

5

123

4

123

3

123

2

123

1

123

Page 103: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

88

Hasil grafik Fry di atas menggambarkan titik pertemuan antara garis

vertikal dengan angka 7,1 untuk jumlah kalimat dan garis horizontal dengan

angka 145 untuk jumlah suku kata dari garis mendatar jatuh pada tingkatan atau

kelas pembaca 8. Sesuai dengan teori penggunaan grafik Fry, maka hasil

peringkat kelas pembaca dikurangi satu tingkat dan ditambah satu tingkat,

yaitu 8-1=7 dan 8+1=9. Wacana tersebut sesuai untuk kelas 7,8, dan 9. Dengan

demikian wacana itu memiliki keterbacaan yang tidak sesuai dengan penelitian

yang dilakukan.

Kreteria: Jika hasil akhir tidak berada di peringkat 10 maka wacana tersebut tidak cocok

digunakan untuk kelas 10.

Berdasarkan pemaparan 15 wacana di atas, dapat disimpulkan:

Tabel 4.17

Rekapitulasi Data

Hasil Analisis Keterbacaan Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X

Kurikulum 2013 Revisi 2017

No Wacana Jumlah Jumlah Penafsiran Keterangan

Page 104: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

89

Teks Kalimat Suku

Kata

1 Wayang 6,6 150 8,9,10 Sesuai

( Sesuai sebagai

wacana di Buku

Bahasa Indonesia

kelas X Kuikulum

2013 edisi revisi 2017)

2 D’Topeng

Museum

Angkut

5,5 140 7,8,9 Tidak Sesuai

(Tidak sesuai sebagai

wacana di Buku

Bahasa Indonesia

kelas X Kuikulum

2013 edisi revisi 2017)

3 Bahaya

Narkoba bagi

Generasi

Muda

5 145 8,9,10 Sesuai

(Sesuai sebagai

wacana di Buku

Bahasa Indonesia

kelas X Kuikulum

2013 edisi revisi

2017)

4 Pembanguna 4,5 150 9,10,11 Sesuai

Page 105: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

90

n dan

Bencana

Alam

(Sesuai sebagai

wacana di Buku

Bahasa Indonesia

kelas X Kuikulum

2013 edisi revisi

2017)

5 Upaya

Melestarikan

Lingkungan

Hidup

6,5 155 9,10,11 Sesuai

(Sesuai sebagai

wacana di Buku

Bahasa Indonesia

kelas X Kuikulum

2013 edisi revisi 2017)

6 Cara Keledai

Membaca

Buku

8,7 137 5,6,7 Tidak Sesuai

(Tidak sesuai sebagai

wacana di Buku

Bahasa Indonesia

kelas X Kuikulum

2013 edisi revisi 2017)

7 Dosen yang

juga Menjadi

Pejabat

9,1 136 5,6,7 Tidak Sesuai

(Tidak sesuai sebagai

wacana di Buku

Bahasa Indonesia

kelas X Kuikulum

Page 106: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

91

2013 edisi revisi 2017)

8 Hikayat

Bayan

Budiman

5,5 131 6,7,8 Tidak Sesuai

(Tidak sesuai sebagai

wacana di Buku

Bahasa Indonesia

kelas X Kuikulum

2013 edisi revisi 2017)

9 Hikayat Si

Miskin

7,8 148 7,8,9 Tidak Sesuai

(Tidak sesuai sebagai

wacana di Buku

Bahasa Indonesia

kelas X Kuikulum

2013 edisi revisi

2017)

10 HP Baru 11,2 130 2,3,4 Tidak Sesuai

(Tidak sesuai sebagai

wacana di Buku

Bahasa Indonesia

kelas X Kuikulum

2013 edisi revisi 2017)

11 Negosiasi

Warga

6,2 148 8,9,10 Sesuai

(Sesuai wacana di

Page 107: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

92

dengan

Investor

Buku Bahasa

Indonesia kelas X

Kuikulum 2013 edisi

revisi 2017)

12 Bahasa

Inggris

sebagai Alat

yang Penting

di Era

Globalisasi

11 126 2,3,4 Tidak Sesuai

(Tidak sesuai sebagai

wacana di Buku

Bahasa Indonesia

kelas X Kuikulum

2013 edisi revisi

2017)

13 Apakah

Ponsel

Perbahaya

6,8 157 9,10,11 Sesuai

(Sesuai sebagai

wacana di Buku

Bahasa Indonesia

kelas X Kuikulum

2013 edisi revisi 2017)

14 Biografi B.J

Habibie

7 148 7,8,9 Tidak Sesuai

(Tidak sesuai sebagai

wacana di Buku

Bahasa Indonesia

kelas X Kuikulum

2013 edisi revisi 2017)

Page 108: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

93

15 Komikus

Indonesia

yang

Mendunia,Ar

dian Syaf

7,1 145 7,8,9 Tidak Sesuai

(Tidak sesuai sebagai

wacana di Buku

Bahasa Indonesia

kelas X Kuikulum

2013 edisi revisi 2017)

Berdasarkan tabel analisis terhadap 15 wacana yang terdapat dalam

Buku Siswa Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017 Kelas X di atas,

diperoleh hasil bahwa terdapat 6 wacana yang sesuai digunakan untuk kelas

X dan 9 lainnya tidak sesuai.

Wacana yang sesuai keterbacaannya untuk kelas X yaitu wacana yang

berjudul “Wayang”,“Bahaya Narkoba bagi Generasi Muda”,“Pembangunan dan

Bencana Alam”,“Upaya Melestarikan Lingkungan Hidup”, Negosiasi Warga

dengan Investor”, dan“Apakah Ponsel Berbahaya”.

Wacana yang tidak sesuai keterbacaannya untuk kelas X yaitu wacana

“D’Topeng Museum Angkut” tepatnya di kelas 7,8,9, “Cara Keledai Membaca

Buku” tepatnya di kelas 5,6,7, wacana “Dosen Yang Juga Menjadi Pejabat”

tepatnya di kelas 5,6,7, wacana “Hikayat Bayan Budiman” tepatnya di kelas 6,7,8,

wacana “Hikayat Si Miskin” tepat di kelas 7,8,9, wacana “HP Baru” tepatnya di

kelas 2,3,4, wacana “Bahasa Inggris sebagai Alat yang Penting di Era Globalisasi”

Page 109: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

94

tepatnya di kelas 2,3,4, wacana “Biografi B.J.Habibie” tepatnya di kelas 7,8,9,

wacana “Komikus Indonesia Yang Mendunia Ardian Syaf” tepatnya di kelas

7,8,9.

C. Jawaban Pernyataan Penelitian

Jawaban dari pernyataan penelitian ini setelah dilakukan penelaan terhadap

buku siswa bahasa Indonesia dengan cara membaca dan memperhatikan kata-kata

atau kalimat yang terdapat dalam buku siswa bahasa Indonesia bahwasannnya

buku tersebut terdapat tingkat keterbacaan yang kurang sesuai. Hal ini dibuktikan

dari perhitungan keterbacaan Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum

2013 Revisi 2017 dengan Menggunakan Formula Grafik Fry terdapat hasil 6

wacana yang sesuai digunakan untuk kelas X dan 9 lainnya tidak sesuai.

D. Diskusi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat

disimpulkan bahwa Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum 2013

Revisi 2017 memiliki keterbacaan yang tidak sesuai di kelas X.Wacana yang tidak

sesuai berjumlah 9 wacana.

E. Keterbatasan Penelitian

Pada umumnya, peneliti sangat menyadari penelitian ini masih sangat jauh

dari sempurna karena peneliti memiliki keterbatasan yaitu pengetahuan, waktu,

dan buku-buku yang relevan. Keterbatasan lainnya yaitu hanya sebagian wacana

Page 110: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

95

di dalam Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum 2013 Revisi 2017

yang dapat di telitih menggunakan grafik Fry. Namun, peneliti tetap bersyukur

karena dengan keterbatasan ini peneliti masih tetap semangat dalam mengerjakan

skripsi ini sehingga bisa menyelasaikan skripsi ini sebagai syarat lulus dari

universitas.

Page 111: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

96

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Kesimpulan dari penelitian ini setelah dilakukan analisis terhadap Buku

Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum 2013 Revisi 2013 memuat beberapa

hal sebagai berikut :

1. Tingkat keterbacaan Buku Siswa Bahasa Indonesia Kurikulum 2013

Revisi 2017 SMA kelas X milik Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia berdasarkan grafik Fry ditemukan 6

wacana dari 15 wacana yang dianggap sesuai digunakan untuk kelas

X (sepuluh) . Hasil penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa Buku

Siswa Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 Revisi 2017 SMA kelas X

memiliki keterbacaan yang kurag sesuai di kelas X . Wacana yang sesuai

dengan kelas X lebih sedikit dibandingkan dengan yang tidak sesuai.

Dikatakan wacana sesuai untuk pembelajaran kelas X berdasarkan grafik

Fry karena titik pertemuan antara jumlah kalimat dari garis tegak lurus

dengan jumlah suku kata dari garis mendatar jatuh pada daerah tingkat

kelas X (sepuluh). Sedangkan wacana dikatakan tidak sesuai karena

memiliki titik pertemuan tidak pada daerah kelas X (sepuluh).

2. Berdasarkan perhitungan grafik Fry terdapat wacana yang tidak sesuai

digunakan untuk pembelajaran kelas X (sepuluh) berjumlah 9 wacana.

Wacana-wacana tersebut yaitu berjudul “D’Topeng Museum

Angkut”,“Cara Keledai Membaca Buku”,“Dosen Yang Juga Menjadi

Page 112: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

97

Pejabat” ,“Hikayat Bayan Budiman”, “Hikayat Si Miskin”,“HP

Baru”,“Bahasa Inggris sebagai Alat yang Penting di Era Globalisasi”,

“Biografi B.J.Habibie”,dan “Komikus Indonesia Yang Mendunia Ardian

Syaf” .

B. Saran

Berdasarkan simpulan di atas, peneliti menyampaikan beberapa

saran yang diharapkan dapat bermanfaat, diantaranya:

1. Bagi guru atau calon guru Bahasa Indonesia diharapkan sebelum

memilih bahan bacaan untuk siswanya hendaknya bahan bacaan

tersebut diukur terlebihdahulu tingkat keterbacaannya, baik dengan

menggunakan Formula Grafik Fry maupun dengan menggunakan

teknik pengukuran keterbacaan yang lain, apakah sesuai dengan

tingkatan siswa atau tidak.

2. Bagi siswa, sebaiknya tingkatkan minat baca karena akan

mempermudah dalam kegiatan pembelajaran.

3. Bagi penulis dalam menyusun buku teks diharapkan mampu

menyusun bahan ajar yang mudah dipahami dan menyadari akan

pentingnya unsur keterbacaan.

4. Bagi peneliti lain, diharapkan mengembangkan penelitian yang

sejenis yaitu mengenai tingkat keterbacaan wacana dalam buku teks

sebagai bahan ajar.

Page 113: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

98

DAFTAR PUSTAKA

AULIA.2017. Pedoman Umum E.B.I. & Pedoman Umum Pembentukan Istilah.

Surabaya:AULIA

Basuki,Imam Agus,& Martutik.(2003). Membaca Pemahaman. Jakarta: Dit.PLP.

Chaer, Abdul. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2012.

Dalman. 2014. Keterampilan Membaca. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Dewi,Rishe Purnama 2014. Tingkat Keterbacaan Buku Teks Cakap Berbahasa

Indonesia SMP Kelas VII Pada SMP Budaya Wacana dan SMP Don Basco

Yogyakarta.Widya Darma: Majalah Ilmiah Kependidikan,No.2 Tahun 2014.

Yogyakarta Lembaga Penelitian Universitas Sanata Dharma.

Gumono,2016. “Analisis Tingkat Keterbacaan Buku Siswa Bahasa Indonesia

Kelas VII Berbasis Kurikulum 2013”. Diksa: Jurnal Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia 2 (2), hal. 132-141.

Husen, Akhlan, dkk. 1997. Telaah Kurikulum dan Buku Teks Bahasa

Indonesia.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Bahasa Indonesia Edisi

Revisi. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Pembukuan, Balitbang,

Kemendikbut.

Laksono Kisyani,dkk.20018. Membaca 2.Jakarta:Universitas Terbuka.

Loeloek E.P, Sofan Amri.2013, Panduan Memahami Kurikulum 2013,

(Jakarta: Prestasi Pustakaraya,2013).

Nurhadi,2018. Teknik Membaca . Jakarta:PT.Bumi Aksara.

Panca Pertiwi Hidayati.2018.“Penggunaan Formula Grafik Fry untuk

Menganalisis Keterbacaan Wacana Mahasiswa PGSD”.Diksa: Mimbar

Sekolah Dasar,hal.116-124.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 8

Tahun 2016 Tentang Buku yang Digunakan Oleh Satuan Pendidikan.

Pusat Bahasa.2018. Kamus Besar Bahasa Indonesia(Edisi Kelima). Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama

Rahim,F.2005.Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta:Bumi Aksara.

Page 114: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

99

Rani, Abdul. Analisis Wacana Sebuah Kajian Bahasa dalam Pemakaian. Jawa

Timur: Bayumedia Publishing. 2006.

Sitepu,B.P. 2012. Penulisan Buku Teks Pelajaran.Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&B). Bandung: Alfabeta.

Tarigan, Henry Guntur.(2015) Membaca sebagai Suatu Keterampilan

Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tampubolon. 2016. “Kemampuan Membaca: Teknik Membaca Efektif dan

Efisien”. Bandung: Angkas.

Page 115: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

100

Lampiran 1 : Identitas Buku

Page 116: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

101

Page 117: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

102

Page 118: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

103

Lampiran 2 : Wacana Yang Dianalisis

WACANA YANG DIANALISIS

Page 119: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

104

Page 120: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

105

Page 121: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

106

Page 122: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

107

Page 123: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

108

Page 124: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

109

Page 125: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

110

Page 126: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

111

Page 127: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

112

Page 128: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

113

Page 129: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

114

Page 130: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

115

Page 131: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

116

Page 132: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

117

Page 133: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

118

Page 134: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

119

Page 135: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

120

Page 136: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

121

Page 137: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

122

Lampiran 3: From K-1

Page 138: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

123

Lampiran 4 : From-2

Page 139: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

124

Lampiran 5 : From- 3

Page 140: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

125

Lampiran 6 : Berita Acara Bimbingan Proposal

Page 141: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

126

Lampiran 7 : Lembar Pengesahan Proposal

Page 142: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

127

Lampiran 8 : a. Berita Acara Seminar Proposal Pembahas

Page 143: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

128

Lampiran 8 : b. Berita Acara Seminar Proposal Pembimbing

Page 144: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

129

Lampiran 9 : Lembar Pengesahan Hasil Seminar Proposal

Page 145: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

130

Lampiran 10: Surat Keterangan Seminar Proposal

Page 146: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

131

Lampiran 11 : Surat Keterangan Plagiat

Page 147: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

132

Lampiran 12 : Surat Permohonan Riset

Page 148: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

133

Lampiran 13 : Surat Balasan Riset

Page 149: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

134

Lampiran 14 : Berita Acara Bimbingan Skripsi

Page 150: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

135

Lampiran 15: Surat Permohonan Ujian Skripsi

Page 151: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

136

Lampiran 16 : Pernyataan Keaslian Skripsi

Page 152: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

137

Lampiran 17 : Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Data Pribadi

Nama : Mila Yossyanti

Tempat/Tanggal Lahir : Selayang /01 Mei 1998

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jln. Dusun PuloII,Selayang Baru,Kec.Selesai.

Status Keluarga : Anak pertama dari dua bersaudara

2. Data Orang tua

Nama Ayah : Triono

Nama Ibu : Septiarti

Alamat : Jln. Dusun PuloII,Selayang Baru,Kec.Selesai.

3. Riwayat Pendidikan

1. Tahun 2003-2004 : TK Raudhatul Athfal Madrasah Tarbiyah Al-Islamiyah

2. Tahun 2004-2010 : SD 054873 Selayang Pulo

Page 153: ANALISIS KETERBACAAN BUKU SISWA BAHASA INDONESIA …

138

3. Tahun 2010-2013 : SMP Negeri 2 Selesai

4. Tahun 2013-2016 : SMAN 1 Selesai

5. Tahun 2016-2020 : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi

Bahasa Indonesia, UMSU