analisis kesiapan laboratorium kimia dalam...
TRANSCRIPT
ANALISIS KESIAPAN LABORATORIUM KIMIA DALAM
MENDUKUNG IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMA
NEGERI SE-KOTA BOGOR
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Dini Wulandari
NIM 1112016200004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
i
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil‟aalamiin, segala puji bagi Allah yang telah
melimpahkan karunia terbesarnya berupa wahyu al-Qur‟anul Karim kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW dan Para Rasul yang membebaskan manusia
dari kegelapan menuju cahaya yang terang, berkat rahmat dan karunia-Nya,
penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian skripsi dengan baik dan lancar.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah pada baginda alam dan junjungan
Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan umatnya yang
senantiasa mengikuti ajaran agamanya hingga akhir zaman.
Dalam menyusun skripsi ini tentunya penulis tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak yang tanpa lelah memberikan dorongan baik moril maupun
materil. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Burhanudin Milama, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Salamah Agung, Ph.D selaku dosen pembimbing I yang dengan sabar
mengarahkan dan membimbing penulis dalam menyusun skripsi ini dari
awal hingga akhir.
5. Dila Fairusi, M.Si selaku dosen pembimbing II yang penuh keikhlasan
memberikan segala saran, arahan, dan bimbingan hingga terselesaikannya
skripsi ini.
6. Para dosen khususnya Pogram Studi Pendidikan Kimia yang telah
memberi bekal kepada penulis selama kuliah.
7. Kepala SMA N 3 Bogor, SMA N 4 Bogor, SMA N 5 Bogor, SMA N 6
Bogor, dan SMA N 7 Bogor yang telah mengizinkan kepada penulis untuk
melakukan penelitian.
v
8. Ayahanda dan ibunda tercinta. Berkat didikan, doa, dan pengorbanan
keduanya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Karuniawan selaku suami yang tak henti-hentinya mengingatkan dan
memotivasi penulis, serta do‟anya.
10. Adik-adik tersayang yang selalu menghibur dan memberikan dorongan
semangat penulis.
11. Teman-teman terdekat. Ipa Ida Rosita, Fikri Sholiha, Widya
Kusumaningrum, Fika Rakhmalinda dan lainnya yang selalu memberi
dukungan semangat dan motivasi dalam skripsi ini.
12. Teman-teman mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia angkatan 2012
khususnya mahasiswa pendidikan kimia kelas A yang telah membantu
penulis dengan berbagai pendapat yang berkaitan dengan penulisan skripsi
ini.
13. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Ungkapan kata memang takkan cukup untuk kebaikan kalian semua.
Semoga Allah membalasnya dengan segala kebaikan dan pahala yang berlipat.
Penulis mengakui dan menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh pada
kesempurnaan, baik dari segi isi, sususnan kalimat dan sistematika penulisannya.
Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan selanjutnya agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan yang terdahulu.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan penelitian yang sekiranya jauh dari
sempurna ini dapat memberikan sepercik manfaat bagi penulis khususnya dan
bagi pembaca umumnya.
Jakarta, Juli 2018
Penulis
vi
ABSTRAK
Dini Wulandari (NIM: 1112016200004). Analisis Kesiapan Laboratorium
Kimia dalam Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 di SMA Negeri se-
Kota Bogor. Skripsi. Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Laboratorium merupakan sarana penunjang bagi kelangsungan belajar siswa
dalam meningkatkan pemahaman mata pelajaran kimia yang abstrak. Berdasarkan
hasil observasi awal, tidak semua SMA Negeri di Kota Bogor memanfaatkan
laboratorium kimia secara maksimal dalam proses pembelajaran. Laboratorium
kimia yang baik diperlukan agar pelaksanaan pembelajaran kimia dapat berjalan
secara maksimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesiapan
laboratorium kimia di SMA Negeri se-Kota Bogor dalam mendukung pelaksanaan
kurikulum 2013. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Subyek dalam
penelitian ini meliputi SMA Negeri di Kota Bogor. Fokus penelitian ini adalah
pengelolaan laboratorium kimia dengan indikator yang meliputi: desain ruang,
administrasi, kelengkapan alat dan bahan praktikum, serta pengelolaan
penyelengaraan. Data penelitian diperoleh dari hasil observasi, angket, dan
wawancara. Hasil penelitian yang telah dilakukan pada setiap sekolah
mendapatkan kisaran persentase 70-80%, menunjukkan bahwa ke lima sekolah
berada dalam kategori siap dan mendukung implementasi kurikulum 2013.
Kata Kunci: Laboratorium, Kimia, Pengelolaan
vii
ABSTRACT
Dini Wulandari (NIM: 1112016200004). Analysis of the chemical laboratory
readiness to support implementation of curriculum 2013 in public high
school of all’s Bogor city. Thesis. Chemical education Depatement, Faculty of
Tarbiya and teacher’s training, Syarif Hidayatullah State Islamic University
Jakarta.
Laboratory is one of the support in the learning process in increasing the
understanding of the abstract chemistry subjects. Based on the results of
preliminary observations, not all public high school in the city of Bogor utilizing
maximum chemical laboratory in the learning process. Good chemical laboratory
needs to be provided so that requires a laboratory in 2013 curriculum can run
optimally. This research aims to determine the management of the chemical
laboratory at SMA Negeri in Bogor’s City in supporting the implementation of
the 2013’s curriculum. This research uses descriptive method. The subjects in this
researchers are include SMA Negeri in Bogor. Focus of this researchers is the
management of chemical laboratory with indicators are: chemical laboratorary
design, administration, management and organization of appropriate equipment
and materials laboratory. Data were obtained from the results of observation,
questionnaires, and interviews. The results of this research that doing at school
shows that the school in the category of ready with a percentage the readiness
with the range of 70-80%.
Keywords: Laboratory, Chemistry, Management
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN PEBIMBING SKRIPSI ....................................... ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ................................................. iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
ABSTRACK ...................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................
B. Identifikasi Masalah .............................................................................
C. Batasan Masalah ...................................................................................
D. Rumusan Masalah ................................................................................
E. Tujuan Penelitian ..................................................................................
F. Manfaat Penelitian ................................................................................
1
4
4
5
5
5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 7
A. Kurikulum 2013 ...................................................................................
B. Laboratorium ........................................................................................
C. Pengelolaan Laboratorium Kimia ........................................................
D. Penelitian Relevan ............................................................................
E. Kerangka Berfikir .................................................................................
7
10
13
23
24
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 27
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................................
B. Metode dan Desain Penelitian ..............................................................
C. Alur Penelitian ......................................................................................
D. Teknik Pengambilan Sampel ................................................................
27
28
29
30
ix
E. Sumber Data Penelitian ........................................................................
F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................
G. Instrumen Penelitian .............................................................................
H. Validitas dan Reliabilitas .....................................................................
I. Teknik Analisis Data ............................................................................
30
30
31
32
32
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 34
A. Hasil Penelitian ....................................................................................
B. Pembahasan ..........................................................................................
34
49
BAB V. PENUTUP .......................................................................................... 59
A. Kesimpulan ...........................................................................................
B. Saran .....................................................................................................
59
59
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 61
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 65
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.2
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Kriteria Tingkat Kesiapan ............................................................
Daftar Kelengkapan Administrasi Laboratorium Kimia di SMA
Negeri se-Kota Bogor ...................................................................
Persentase Keterlaksanaan Kegiatan Praktikum Kimia
berdasarkan Tuntutan Kurikulum 2013 di SMA Negeri se-Kota
Bogor ............................................................................................
Daftar Kegiatan Praktikum Kimia yang terlaksana lebih dari
50% ...............................................................................................
33
44
47
48
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 3.1
Gambar 3.2
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Gambar 4.5
Gambar 4.6
Gambar 4.7
Gambar 4.8
Gambar 4.9
Desain Ruang Laboartorium IPA ..............................................
Struktur Organisasi Laboratorium .............................................
Kerangka Berfikir ......................................................................
Desain Penelitian Analisis Kesiapan Laboratorium Kimia
dalam Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 di SMA
Negeri se-Kota Bogor ................................................................
Tahapan-tahapan Penelitian Analisis Kesiapan Laboratorium
Kimia dalam Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 di
SMA Negeri se-Kota Bogor ......................................................
Persentase Kesiapan Laboratorium Kimia yang Sesuai dengan
Kebutuhan Praktikum Kimia .....................................................
Denah Laboratorium Kimia S-A ...............................................
Denah Laboratorium Kimia S-B ................................................
Denah Laboratorium Kimia S-C ................................................
Denah Laboratorium Kimia S-D ...............................................
Denah Laboratorium Kimia S-E ................................................
Persentase Administrasi Laboratorium Kimia di SMA Negeri
se-Kota Bogor ............................................................................
Persentase Ketersediaan Alat dan Bahan yang dibutuhkan
untuk Praktikum Kimia Berdasarkan Kurikulum 2013 di SMA
Negeri se-Kota Bogor ................................................................
Persentase Pengelolaan Penyelenggaraan Laboratorium Kimia
di SMA Negeri se-Kota Bogor ..................................................
16
19
26
28
29
35
35
37
38
40
41
43
45
46
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16
Lampiran 17
Lampiran 18
Hasil Observasi Awal ................................................................
Tabel Jenis, Rasio, Dan Deskripsi Sarana Laboratorium
Kimia .........................................................................................
Tabel Rincian Kebutuhan Alat Dan Bahan Praktikum Kimia
Sesuai Judul Praktikum Kimia Berdasarkan Kompetensi
Dasar Kurikulum 2013 ..............................................................
Tabel Kompetensi Laboran/Pengelolaan Laboratorium
Kimia..........................................................................................
Lembar Observasi Laboratorium Kimia ...................................
Angket Untuk Siswa .................................................................
Angket Untuk Guru ..................................................................
Pedoman Wawancara Kesiapan Laboratorium .........................
Lembar Pelaksanaan Praktikum ...............................................
Lembar Observasi Kompetensi Laboran/Pengelolaan
Laboratorium Kimia .................................................................
Data Observasi Laboratorium Kimia .....................................
Data Angket Siswa ...................................................................
Data Angket Guru ....................................................................
Data Observasi Pelaksanaan Praktikum ...................................
Data Observasi Kompetensi Laboran/Pengelolaan
Laboratorium Kimia ..................................................................
Hasil Observasi Terhadap Kesesuaian Laboratorium Kimia di
SMA Negeri Se-Kota Bogor berdasarkan Permendiknas
No.24 Tahun 2007 ....................................................................
Hasil Observasi Ketersediaan Alat yang dibutuhkan untuk
Praktium Kimia Berdasarkan Kurikulum 2013 di SMA Negeri
Se-Kota Bogor ...........................................................................
Hasil Observasi Terhadap Kelengkapan Bahan Praktikum
66
67
70
81
84
91
95
107
109
112
115
119
121
127
129
130
133
xiii
Lampiran 19
Lampiran 20
Lampiran 21
Lampiran 21
Lampiran 22
Lampiran 23
Lampiran 24
Lampiran 25
Lampiran 26
Lampiran 27
Lampiran 28
Lampiran 29
Lampiran 30
Kimia di SMA Negeri Se-Kota Bogor ......................................
Persepsi Siswa Terhadap Pelaksanaan Praktikum Kimia di
SMA Negeri Se-Kota Bogor .....................................................
Persepsi Siswa Terhadap Keterlaksanaan Kegiatan Praktikum
Kimia di SMA Negeri Se-Kota Bogor ......................................
Persentase Persepsi Guru Terhadap Kesiapan Laboratorium
Kimia di SMA Negeri Se-Kota Bogor dalam Melaksanakan
Kurikulum 2013 ........................................................................
Hasil Observasi Pelaksanaan Praktikum Kimia Berdasarkan
2013 di SMA Negeri Se-Kota Bogor .......................................
Hasil Observasi terhadap Kompetensi Laboran/Pengelolaan
Laboratorium Kimia di SMA Negeri se-Kota Bogor.................
Data Hasil Wawancara Guru Mata Pelajaran Kimia dan
Laboran .....................................................................................
Dokumentasi .............................................................................
Lembar Uji Referensi ...............................................................
Surat Izin Observasi ..................................................................
Surat Permohonan Validasi ......................................................
Lembar Pernyataan Validasi Judgement ..................................
Surat Permohonan Izin Penelitian ............................................
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ........................
136
139
140
142
142
143
145
149
161
170
175
177
179
184
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia.
Tercantum dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945 bahwa tujuan
dari pendidikan nasional yaitu untuk meningkatkan kecerdasan serta
harkat dan martabat bangsa, dalam mewujudkan masyarakat Indonesia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas,
dan mandiri serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan nasional dan
bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Oleh karena itu,
pemerintah Indonesia melakukan berbagai usaha perbaikan di bidang
pendidikan. Kurikulum yang sedang berlaku saat ini yaitu Kurikulum
2013. Berdasarkan Kemendikbud (2013) adanya dan diberlakukannya
kurikulum 2013 ini menyebabkan perubahan 4 Standar Nasional
Pendidikan dari 8 Standar Nasional yang sebelumnya telah ditetapkan,
yaitu Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar isi (SI), standar
proses, dan standar penilaian pendidikan. Sedangkan 4 standar lainnya
yang salah satunya Standar Sarana dan Prasarana tidak mengalami
perubahan. Namun hal ini bukan berarti sarana dan prasarana tidak
diperhatikan dalam kurikulum tersebut. Berdasarkan kebijakan
pemerintah yang dituangkan dalam Permendikbud No.65 Tahun 2013
tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah dimana proses
pembelajaran harus memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik, sehingga menuntut
penyediaan sumber belajar, penyediaan alat dan sarana pembelajaran
yang memadai.
Bertambahnya pemahaman terhadap suatu ilmu pengetahuan
diperlukan sebuah standar keterampilan proses sains guna memperbaiki
tujuan hidup mereka sendiri dan memberikan pandangan secara ilmiah
1
2
(Feyzioglu, Akyildiz, Demirdag, dan Altun, 2012, hlm. 1899).
Kelebihan dari kurikulum 2013 yaitu dengan adanya penerapan
pendekatan saintifk (sciencetific process). Tercapainya proses
pembelajaran berbasis sciencetific process, dalam setiap satuan
pendidikan wajib memiliki sarana yang harus mendukung meliputi
peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar
lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan
untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan
(Rahayu, 2013, hlm. 2). Walaupun pada standar sarana dan prasana tidak
mengalami perubahan, namun untuk mendukung keterlaksanaan
pendekatan saintifik ini keberadaan sarana dan prasarananya perlu
ditingkatkan lagi agar berfungsi sebagaimana mestinya. Tertuang dalam
Permendiknas No. 24 tahun 2007, bahwa setiap satuan pendidikan
sekurang-kurangnya memiliki kelengkapan prasarana yang meliputi
lahan, ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang laboratorium biologi,
ruang laboratorium fisika, ruang laboratorium kimia, ruang laboratorium
komputer, ruang laboratorium bahasa, ruang pimpinan, ruang guru, ruang
tata usaha, tempat beribadah, ruang konseling, ruang UKS, ruang
organisasi kesiswaan, jamban/toilet, gudang, ruang sirkulasi, dan tempat
bermain/berolahraga serta ruang lain yang diperlukan untuk menunjang
proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Sarana laboratorium kimia di setiap sekolah sangat menunjang bagi
kelangsungan belajar siswa dalam meningkatkan pemahaman mata
pelajaran kimia yang penuh dengan konsep abstrak. Oleh karena itu,
sekurang-kurangnya 75% materi kimia dituntut melakukan praktikum.
Penggunaan laboratorium dapat membantu mengembangkan sikap
ilmiah dan mengembangkan keterampilan ilmiah dalam pembelajaran
kimia (Akani, 2015, hlm. 206). Dalam pendidikan sains modern,
keberadaan laboratorium kimia di sekolah menengah sudah merupakan
suatu keharusan. Sebuah penelitian mengungkapkan tanggapan-
tanggapan dari para guru mengenai praktikum dalam pengajaran ilmu
3
sains, yaitu membantu siswa memahami dan belajar lebih baik,
meningkatkan minat mereka dalam kelas, meningkatkan keterampilan
manual, membantu mereka menemukan pengetahuan mereka sendiri,
meningkatkan keterampilan pengamatan mereka, meningkatkan
keterampilan pemecahan masalah, dan memastikan siswa belajar melalui
pengalaman (Sahin-Pekmez, 2001 dalam Feyzioglu, 2009, hlm. 115).
Selain itu, pendapat-pendapat yang dikemukakan siswa pada saat berada
di laboratorium kimia mampu meningkatkan pemahaman siswa secara
konseptual (Sekerci dan Canpolat, 2014, hlm. 19). Rahayu (2013)
berpendapat bahwa penggunaannya akan memberikan pengalaman untuk
dapat mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang
dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan
menafsirkan data, menyusun laporan, serta mengkomunikasikan hasil
percobaan secara lisan dan tertulis, serta dalam pengembangan
kompetensi agar mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara
ilmiah (Rahayu, 2013, hlm. 3. Oleh karena itu, diperlukan adanya
penyediaan alat dan bahan praktikum dan pengelolaan laboratorium yang
baik, agar pelaksanaan pembelajaran kimia dapat berjalan secara
maksimal.
Menurut Salirawati (2007), manajemen laboratorium (laboratory
management) adalah usaha untuk mengelola laboratorium berdasarkan
konsep manajemen baku. Pengelolaan laboratorium yang baik tergantung
beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
Beberapa peralatan laboratorium yang canggih dengan staf yang
profesional dan terampil tidak serta merta dapat beroperasi dengan baik
(Sitorus dan Sutiani, 2013, hlm. 1 ). Agar terlaksananya kegiatan belajar
mengajar yang efektif dan efisien, diperlukan adanya kesiapan
laboratorium kimia di setiap sekolah menengah atas.
Permasalahan yang selalu ada pada saat ini yaitu masih kurangnya
perhatian sekolah terhadap memanajemen laboratoriumnya khususnya
pada laboratorium kimia. Beberapa sekolah masih beranggapan bahwa
4
penggunaan laboratorium dinilai bukan hal yang wajib, sehingga pada
beberapa sekolah yang lain masih mengabaikannya. Bahkan ada sekolah
yang masih menggunakan laboratorium secara bersama. Maksudnya
sekolah belum memisahkan laboratorium secara khusus antara
laboratorium kimia, fisika, dan biologi. Tentu hal ini dapat menghambat
keberlangsungan praktikum, atau bahkan praktikum tidak berjalan sama
sekali.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan tahun 2016, di Kota Bogor
terdapat 51 SMA baik negeri maupun swasta, dengan rincian 10 SMA
negeri dan 41 SMA swasta. Kesepuluh SMA Negeri di Kota Bogor
tersebut telah menggunakan kurikulum 2013. Berdasarkan hasil
observasi awal yang dilakukan peneliti, terdapat beberapa sekolah yang
belum memiliki laboratorium kimia yang lengkap dan memadai, dan
terdapat sekolah yang manajemen laboratoriumnya masih kurang baik.
Laboratorium yang baik perlu disediakan sehingga pembelajaran yang
memerlukan laboratorium dalam kurikulum 2013 ini dapat berjalan
dengan maksimal. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk
mengangkat tema tersebut dengan mengambil judul “ANALISIS
KESIAPAN LABORATORIUM KIMIA DALAM MENDUKUNG
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI SE-KOTA
BOGOR”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi
berbagai masalah, yaitu:
1. Sekolah yang belum memiliki laboratorium kimia yang lengkap dan
memadai untuk menunjang keberhasilan pembelajaran kimia secara
komprehensif masih relatif banyak.
2. Manajemen laboratorium sekolah masih kurang baik.
3. Laboratorium sekolah masih ada yang belum sesuai dengan tuntutan
kurikulum 2013.
5
C. Batasan Masalah
Agar kajian ini lebih terarah, maka penulis membatasi masalah
hanya pada:
1. Sekolah yang diteliti hanya di SMA Negeri se-Kota Bogor yang
menggunakan kurikulum 2013 pada semester ganjil tahun ajaran
2017/2018.
2. Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada desain laboratorium kimia,
administrasi laboratorium kimia, pengelolaan penyelenggaraan, serta
daya dukung ketersediaan alat/bahan praktikum berdasarkan
kurikulum 2013.
D. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan dalam penelitian ini yakni bagaimana
kesiapan laboratorium kimia dalam mendukung implementasi
kurikulum 2013 di SMA Negeri se-Kota Bogor?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kesiapan
laboratorium kimia dalam mendukung implementasi kurikulum 2013 di
SMA Negeri se-Kota Bogor.
F. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut :
1. Bagi guru dan siswa, dapat digunakan menambah wawasan serta
tatacara pengelolaan mengenai alat dan bahan praktikum serta guru
dapat memperkenalkan alat dan bahan tersebut kepada siswa,
memacu dan memotivasi guru untuk mengefektifkan serta
mempertinggi frekuensi penggunaan laboratorium dalam
pembelajaran.
6
2. Bagi sekolah, meningkatkan dukungan sekolah dalam upaya
pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran yang tepat, sehingga
potensi yang dimiliki oleh siswa dapat ditingkatkan secara optimal.
3. Bagi pemerintah, dapat memberikan masukan pada pemerintah
melalui Dinas Pendidikan dalam menyusun kebijakan terhadap
peningkatan mutu pendidikan yang berkelanjutan.
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kurikulum 2013
1. Pengertian Kurikulum 2013
Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Dalam hal ini terdapat dua dimensi yang memenuhi pemberlakuan
kurikulum 2013.
Tercantum dalam Permendikbud No.69 Tahun 2013, kurikulum
2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang
mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan peradaban dunia. Kurikulum 2013 dikembangkan
dengan hasil penyempurnaan pola pikir sebagai berikut:
a. Pembelajaran berpusat pada peserta didik;
b. Pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik– masyarakat-
lingkungan alam, sumber/media lainnya);
c. Pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu
dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta
diperoleh melalui internet);
d. Pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari
semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains);
e. Belajar secara berkelompok (berbasis tim);
f. Pembelajaran berbasis alat multimedia;
7
8
g. Pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan
(users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang
dimiliki setiap peserta didik;
h. Pembelajaran ilmu pengetahuan secara jamak (multidisciplines);
dan
i. Pembelajaran kritis.
2. Tata Kelola Kurikulum 2013
Menurut Permendikbud No.69 Tahun 2013, pelaksanaan
kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar
matapelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 untuk Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah diubah sesuai dengan kurikulum satuan
pendidikan. Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan
penguatan tata kelola sebagai berikut:
a. Tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja
yang bersifat kolaboratif;
b. Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan
manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan
(educational leader); dan
c. Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen
dan proses pembelajaran.
3. Mata Pelajaran Kimia pada Kurikulum 2013
Kimia berasal dari bahasa Arab, yaitu seni
transformasi/perubahan atau dalam bahasa Yunani khemeia “alkimia”
adalah ilmu yang mempelajari komposisi dan sifat suatu zat/materi
dari skala atom hingga molekul, membentuk suatu materi yang
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari (Nashshar, 2009, hlm. 40).
Fungsi dan tujuan mata pelajaran kimia di SMA & MA
yaitu. Pertama, menyadari keteraturan dan keindahan alam
untuk mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
Kedua, memupuk sikap ilmiah. Ketiga, memperoleh
9
pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui
percobaan atau eksperimen. Keempat, meningkatkan
kesadaran tentang aplikasi sains yang dapat bermanfaat dan
juga merugikan bagi individu, masyarakat, dan lingkungan.
Kelima, memahami konsep-konsep kimia dan saling
keterkaitannya dan penerapannya untuk menyelesaikan
masalah dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi.
Keenam,membentuk rasa tertarik untuk mempelajari kimia
lebih lanjut (Balitbang, 2003, hlm. 7-8).
Ruang lingkup kimia mencakup pengetahuan, keterampilan,
sikap, dan nilai yang dirumuskan dalam kompetensi kimia yang harus
dimiliki siswa. Berdasarkan Permendikbud No. 24 Tahun 2016
Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada
Kurikulum 2013, secara garis besar materi pokok kimia di SMA dan
MA adalah sebagai berikut:
Kelas X :Hakikat ilmu kimia, struktur atom, ikatan kimia, larutan
elekrolit dan non elektrolit, reaksi oksidasi-reduksi, dan
stoikiometri.
Kelas XI :Hidrokarbon, termokimia, laju reaksi, kesetimbangan
kimia, larutan asam basa, dan koloid.
Kelas XII :Sifat koligatif larutan, reaksi redoks dan elektrokimia,
keragaman sifat unsur, dan senyawa makromolekul.
Salirawati (2007) berpendapat, praktikum diartikan sebagai
salah satu metode pembelajaran sains yang berfungsi untuk
memperjelas konsep meningkatkan keterampilan intelektual,
memecahkan masalah, menerapkan pengetahuan dan keterampilan,
maupun melatih keterampilan proses. Dari beberapa materi pokok
tersebut, ada beberapa materi yang membutuhkan praktikum dalam
pelaksanaanya. Materi tersebut di antaranya: hakikat ilmu kimia,
larutan elektrolit dan non elektrolit, stoikiometri, hidrokarbon,
termokimia, laju reaksi, kesetimbangan kimia, asam basa, koloid, sifat
10
koligatif larutan, elektrokimia, sifat unsur, senyawa organik dan
makromolekul.
B. Laboratorium
1. Pengertian Laboratorium
Laboratorium merupakan tempat dilakukannya berbagai
percobaan atau penelitian, yang dalam penggunaannya melibatkan
alat-alat dan bahan yang belum dipahami sifatnya. Kurang pemahaman
mengenai bahan-bahan kimia di laboratorium dapat menimbulkan
berbagai macam bahaya, seperti terjadinya kebakaran, ledakan,
keracunan, atau hal-hal yang tidak diinginkan lainnya (Sitorus et al.,
2013, hlm. 1). Laboratorium dalam sains/IPA diartikan sebagai tempat
atau bangunan yang dilengkapi peralatan dan bahan untuk
melangsungkan eksperimen, pengujian, analisis, penelitian, maupun
pembelajaran. Selain itu, laboratorium IPA didefinisikan seperti ilmu
pengetahuan yang dapat dijadikan bahan belajar dan mengajar, dan
tempat melakukan percobaan suatu ilmu pengetahuan. Percobaan
tersebut melibatkan kimia, spesimen, bahan-bahan dan peralatan
(Bajah 1990 dalam Ezeano dan Ezeudu, 2013, hlm, 159). Pentingnya
laboratorium dalam menunjang pembelajaran di kelas sangat diyakini
oleh semua guru kimia/IPA. Namun kenyataannya, masih banyak
sekolah yang memiliki keterbatasan fasilitas laboratorium, sehingga
hal ini menjadi kendala dalam pelaksanaan praktikum di sekolah.
Laboratorium merupakan sarana dan prasarana yang penting
sebagai penunjang dalam proses pembelajaran, terutama dalam
implementasi kurikulum 2013. Hal tersebut tertuang dalam Permen RI
No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,yaitu:
“Pasal 42 ayat (2) dan pasal 43 ayat (1) dan (2). Pasal 42
ayat 2, setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana
yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan
pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang
perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja,
11
ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa,
tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain,
tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan
untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan. Pasal 43 ayat 1, standar keragaman jenis
peralatan laboratorium ilmu pengetahuan alam (IPA),
laboratorium bahasa, laboratorium komputer, dan peralatan
pembelajaran lain pada satuan pendidikan dinyatakan
dalam daftar yang berisi jenis minimal peralatan yang harus
tersedia. Ayat 2, standar jumlah peralatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dinyatakan dalam rasio minimal
jumlah peralatan per peserta didik.
2. Fungsi Laboratorium
Laboratorium memiliki fungsi untuk melangsungkan
eksperimen, kerja laboratorium, dan praktikum. Dekimian juga
laboratorium berfungsi untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap ilmiah. Fungsi utama laboratorium di sekolah
di antaranya (Nilandri, 2000, dalam Hudha, Husamah, dan Hadi, 2011,
hlm. 44):
a. membangun pemahaman konsep.
b. verifikasi (pembuktian) kebenaran konsep.
c. menumbuhkan keterampilan proses (keterampilan dasar bekerja
ilmiah) serta afektif siswa.
d. menumbuhkan “rasa suka” dan motivasi terhadap pelajaran yang
dipelajari.
e. melatih kemampuan psikomotor.
Seluruh fungsi penggunaan laboratorium tersebut hanya dapat
terwujud apabila kegiatan praktikum dipersiapkan, dirancang, dan
dikelola sedemikian rupa sehingga lab benar-benar menjadi sarana
penunjang keberhasilan proses pembelajaran sejalan dengan tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Tanpa ada manajemen yang baik
terhadap laboratorium yang dimiliki, maka semua fasilitas lab tidak
akan dapat berfungsi sebagaimana mestinya, bahkan dapat
12
mengacaukan perhatian peserta didik, terjadi pemborosan waktu,
tenaga, biaya yang menyertai berlangsungnya praktikum.
3. Arti Penting Laboratorium
Media pembelajaran juga memiliki peran dalam memberikan
pengalaman belajar pada siswa sehingga siswa dapat menguasai
kompetensi dasar dari disiplin ilmu kimia. Laboratorium kimia sebagai
salah satu media pembelajaran dapat memberikan pengalaman belajar
langsung secara nyata kepada siswa dengan serangkaian kegiatan
praktikum yang dilakukan, sehingga siswa tidak hanya membayangkan
suatu proses yang sedang terjadi namun siswa dapat mengalaminya
secara nyata sehingga materi yang disampaikan dapat diserap secara
lebih maksimal.
Keberadaan laboratorium memiliki arti penting bagi setiap
lembaga pengetahuan, tak terkecuali lembaga pendidikan seperti
sekolah, perguruan tinggi, bahkan pesantren. Setiap pelajaran
memerlukan ruangan tersendiri, terutama mata pelajaran kimia yang
dianggap memiliki konsep abstrak jika tidak
dipraktikkan/dipraktikumkan (Salirawati, 2007).
Pengalaman laboratorium merupakan hal yang penting dalam
proses peningkatan pemahaman pengetahuan dan sikap ilmiah siswa.
Berikut beberapa alasan yang sangat penting mengapa laboratorium itu
perlu ada di lembaga pendidikan (Decaprio, 2013, hlm. 20).
a. Mendorong semua pihak (siswa ataupun guru) untuk turut berperan
aktif pada saat kegiatan praktikum berlangsung.
b. Setiap kegiatan yang berpusat pada pengembangan keterampilan
proses, keterampilan motorik, dan pembentukan sikap ilmiah akan
berlangsung.
c. Mendorong siswa agar lebih aktif dan mandiri.
13
C. Pengelolaan Laboratorium Kimia
Pengelolaan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
merupakan proses yang dilakukan untuk melaksanakan kebijaksanaan dan
pencapaian tujuan tertentu guna memberikan pengawasan terhadap hal-hal
yang terlibat. Fungsi pengelolaan adalah sebagai rangkaian kegiatan yang
telah ditetapkan dan memiliki hubungan saling ketergantungan antara satu
dengan yang lain. Pengelolaan laboratorium merupakan suatu proses
pendayagunaan sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapai
suatu sasaran yang diharapkan secara optimal dengan memperhatikan
keberlanjutan fungsi sumber daya. Pembelajaran di laboratorium kimia
merupakan komponen penting dari belajar kimia, serta memiliki peran
penting dalam efektivitas pemahaman tersendiri mengenai kimia (Kaya
dan Cetin, 2012, hlm. 92).
Salirawati (2007) berpendapat bahwasanya laboratorium
kimia/IPA harus dirancang dan dibangun dengan memenuhi kriteria baku
yang mempertimbangkan unsur kesehatan, keamanan, peraturan-peraturan
yang bertujuan agar laboratorium dapat memberi manfaat secara optimal
dengan mengeliminasi resiko secara minimal. Menurut Darsana, dkk
(2014), Samiasih, dkk (2013), dan Rahmiyati (2008) standar kesiapan
laboratorium yang dimaksudkan adalah yang terdapat empat aspek berikut
ini.
1. Desain Laboratorium Kimia
Laboratorium kimia merupakan bangunan atau ruangan yang
dapat digunakan untuk para praktikan bekerja, belajar, menggali
pengalaman nyata sains, menggunakan peralatan, mempraktekan
keterampilan yang berkaitan dengan pembelajaran sains. Oleh karena
itu, suatu laboratorium kimia didesain sedemikian rupa sehinga
memiliki komponen-komponen utama yaitu bangunan lab, fasilitas
umum lab, peralatan eksperimen dan bahan kimia.
Menurut Permendiknas No.24 Tahun 2007, ruang laboratorium
kimia berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan
14
pembelajaran kimia secara praktek yang memerlukan peralatan
khusus. Ruang laboratorium kimia dapat menampung minimum satu
rombongan belajar. Rasio minimum ruang laboratorium kimia 2,4
m2/peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik
kurang dari 20 orang, luas minimum ruang laboratorium 48 m2
termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 18 m2. Lebar ruang
laboratorium kimia minimum 5 m. Ruang laboratorium kimia
memiliki fasilitas yang memungkinkan pencahayaan memadai untuk
membaca buku dan mengamati obyek percobaan.
Perangkat-perangkat laboratorium harus dikelola dengan baik
agar terlaksananya implementasi manajemen laboratorium secara
optimal. Berikut perangkat manajemen laboratorium (Decaprio, 2013:
82).
a. Tata Ruang
Tata letak satu ruang dengan ruang lainnya didasarkan atas
prinsip memperlancar pekerjaan, memudahkan pemeliharaan, dan
menjaga keselamatan kerja. Tata ruang laboratorium yang baik
idealnya harus mempunyai:
pintu masuk (in) dan pintu keluar (out).
pintu darurat (emergency – exit).
ruang persiapan (preparation – room).
ruang peralatan (equipment – room).
ruang penangas (fume – hood).
gudang/ruang penyimpanan (storage – room).
ruang staf.
ruang teknisi.
ruang seminar.
ruang bekerja.
ruang istirahat/ibadah.
ruang prasarana kebersihan.
15
ruang peralatan keselamatan kerja.
lemari praktikan.
lemari gelas.
lemari alat optik.
pintu dan jendela diberi kawat kasa agar serangga dan burung
tidak dapat masuk.
fan.
ruang ber AC untuk peralatan tertentu.
Daftar sarana dan prasarana yang digunakan untuk
praktikum kimia sesuai dengan PP No. 24 Tahun 2007, dituangkan
dalam Tabel Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Laboratorium
Kimia (Lampiran 2). Gambar 2.1 menunjukkan model desain
ruang laboratorium IPA.
Gambar 2.1 Desain Ruang Laboartorium IPA (Santosa,
1994 dalam Rahayu, 2016: 36)
16
b. Infrastruktur
Infrastruktur adalah segala sarana dan prasarana yang dimiliki
oleh suatu laboratorium dalam melaksanakan kegaitan operasionalnya.
Bangunan laboratorium kimia ideal memiliki beberapa ruangan yang
terdiri dari ruang praktikum, persiapan, penyimpanan alat,
penyimpanan bahan kimia, timbang, instrumen, ruang staf, bengkel,
dan kamar kecil. Tata letak diantara ruang-ruang laboratorium
didasarkan atas prinsip memperlancar pekerjaan, memudahkan
pemeliharaan, dan menjaga keselamatan kerja.
Pada dasarnya infrastruktur laboratorium dapat dibedakan
menjadi dua kategori yaitu (Sitorus, et.al, 2013, hlm. 4-6):
a) Laboratory assessment
1) Lokasi laboratorium: sebaiknya didirikan dalam satu gedung dan
terpisah dengan gedung yang bukan laboratorium.
2) Konstruksi bangunan: sebaiknya disesuaikan dengan fungsinya,
karena setiap laboratorium memerlukan konstruksi yang
spesifik, tepat guna dalam menujang sarana dan prasarana yang
akan ditempatkan didalamnya. Untuk kontruksi bangunan
laboratorium perlu diperhatikan beberapa hal berikut:
Pintu, jendela, ventilasi: pintu harus diatur sedemikian rupa
(jika terjadi kebakaran/kecelakaan dapat berfungsi dengan
cepat), jendela diperlukan sesuai dengan kebutuhan,
ventilasi diperlukan untu sirkulasi udara.
Peralatan laboratorium: harus sesuai dengan jenis
pekerjaan/praktikum yang akan dilakukan
Dinding, atap, dan langit-langit: harus disesuaikan dengan
fungsinya serta jenis bahan yang akan
disimpan/ditempatkan didalamnya.
b) General services
Fasilitas umum yang menunjang dalam operasional laboratorium
diantaranya:
17
1) Suplai air: distribusi air harus cukup dengan tekanan air yang
cukup keras pada setiap mata keran yang ada, terutama pada
bak pencuci ataupun ditempat lain yang memerlukan tekanan
keras.
2) Suplai listrik: semua yang terkait dengan pemanfaatan energi
listrik, seperti sumber tegangan, stabilitas tegangan, distribusi
arus serta jenis socket yang digunakan harus diperhatikan dan
harus sesuai standar dengan spesifikasi peralatan yang dipakai.
3) Suplai gas: ditempatkan sesuai ukuran. Misalnya jika yang
digunakan adalah penyakuran pipa gas alam, maka semua
Bunsen dapat langsung diopersikan.
2. Administrasi dan Organisasi Laboratorium
Suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat
ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan
yang lainnya. Beberapa peralatan laboratorium yang canggih,
dengan staf profesional yang terampil belum tentu dapat berfungsi
dengan baik, jika tidak didukung oleh adanya pengelolaan
laboratorium yang baik. Pengelolaan laboratorium merupakan
usaha untuk mengelola laboratorium dan merupakan bagian yang
tidak dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium sehari-hari.
Administrasi merupakan suatu proses pencatatan atau
inventarisasi fasilitas dan aktifitas laboratorium, supaya semua
fasilitas dan aktifitas laboratorium dapat terorganisir dengan
sistematis. Komponen kegiatan administrasi di laboratorium antara
lain:
a. Inventarisasi peralatan yang ada (daftar kebutuhan peralatan
baru, alat tambahan, alat rusak, dan alat-alat yang
dipinjam/dikembalikkan)
b. Surat – menyurat (keluar – masuk)
c. Jadwal pemakaian laboratorium (praktikum dan penelitian)
18
d. Daftar bahan kimia
e. Sistem evaluasi dan pelaporan
f. Pengadministrasian ketenagaan
Struktur organisasi laboratorium sekolah menengah dapat
dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 merupakan gambar struktur organisasi
laboratorium IPA yang mana kepala sekolah mengangkat
penanggung jawab laboratorium dari salah seorang guru IPA,
selain itu bagian teknisi bertugas membantu penyimpanan alat dan
bahan sedangkan bagian menyiapkan bahan-bahan/ alat-alat,
pengecekan secara periodik, pemeliharaan dan penyimpanan alat
dan bahan. Sedangkan bagian kurikulum bertugas mengatur
penjadwalan pemakaian laboratorium IPA. Sedangkan bagian
bawah langsung dari penanggung jawab laboratorium yaitu
koordinator laboratorium dari masing-masing mata pelajaran IPA.
Kegiatan inventarisasi dan keamanan laboratorium meliputi
semua kegiatan inventarisasi harus memuat sumber dana dari mana
alat-alat ini diperoleh/dibeli dan keamanan peralatan laboratorium
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Laboratorium
Kepala Sekolah
Penanggungjawab Laboratorium Teknisi/Laboran
Koordinator Lab. Biologi
Koordinator Lab. Kimia
Guru Biologi Guru Kimia Guru Fisika
Koordinator Lab. Fisika
Bagian Kurikulum
19
ditujukan agar peralatan laboratorium tersebut harus tetap berada di
laboratorium. Inventarisasi juga harus memuat sumber alat dan
bahan diperoleh. Bertujuan untuk.
a. Mencegah kehilangan dan penyalahgunaan
b. Mengurangi biaya operasional
c. Meningkatkan proses pekerjaan dan hasilnya
d. Meningkatkan kualitas kerja
e. Mencegah pemakaian berlebihan
f. Meningkatkan kerjasama.
Selain inventarisasi alat dan bahan, pembentukan struktur
organisasi di laboratorium kimia bermanfaat untuk meningkatkan
profesionalisme kerja. Struktur organisasi laboratorium memiliki
fungsi yang sangat strategis dalam pengelolaan laboratorium,
diantaranya (Decaprio, 2013, hlm. 48-51):
a. Memperlancar perencanaan praktik dan penelitian di
laboratorium.
b. Memperlancar manajemen kegiatan penelitian dan praktik di
laboratorium.
c. Memperlancar pelaporan dan pertanggungjawaban seluruh
kegiatan di laboratorium sehingga mudah dievaluasi.
d. Mempermudah pengawasan (controlling) segala kegiatan di
laboratorium.
3. Ketersediaan Alat dan Bahan Laboratorium Kimia
Ketersediaan peralatan dan bahan laboratorium kimia
didalam penelitian ini yaitu disesuaikan berdasarkan kebutuhan alat
dan bahan pada mata pelajaran kimia yang memerlukan kegiatan
praktikum. Rincian daftar alat dan bahan praktikum berdasarkan
kompetensi dasar mata pelajaran kimia kurikulum 2013 sesuai
dengan Permendikbud No. 21 Tahun 2016. Tabel Rincian
Kebutuhan Alat dan Bahan Praktikum Kimia Sesuai Judul
20
Praktikum Kimia Berdasarkan Kompetensi Dasar Kurikulum 2013
(Lampiran 4).
Sitorus et.al (2013) mengemukakan wajib bagi setiap
pengelola dan petugas di laboratorium, khususnya petugas
operasional mengetahui dan mengenali peralatan laboratorium.
Alat yang dioperasikan mutlak dalam kondisi:
siap pakai.
bersih.
terkalibrasi.
tidak rusak.
beroperasi dengan baik.
Penataan alat lab merupakan proses pengaturan alat agar
tersusun dengan baik. Penataan alat yang baik menunjukkan
adanya penyimpanan yang tepat, teratur, dan terpeliharanya
keamanan alat. Penataan alat bertujuan untuk memudahkan
penggunaan, pengawasan, dan pemeliharaan kualitas serta
kuantitas alat. Penataan alat yang baik harus didasarkan atas
pertimbangan fungsi, kualitas, keperangkatan, nilai, kuantitas, sifat,
bahan dasar, bentuk dan ukuran serta bobot dari alat. Peralatan dan
bahan laboratorium sebaiknya disimpan dengan pengelompokan
sebagai berikut.
1) Peralatan gelas: beberapa alat ada yang perlu disterilisasi
sebelum digunakan;
2) Bahan-bahan kimia: bahan yang bersifat asam, alkalis dan
bahan yang udah menguap (volatile) sebaiknya ditempatkan
pada ruang atau lemari asam utnuk menghindari gas-gas yang
timbul. Bahan yang ditepatkan dalam botol gelap dan coklat
tidak boleh kontak langsung dengan cahaya;
3) Alat-alat optik/mikroskop: sebaiknya disimpan pada tempat
yang kelembapannya dikendalikan yang dilengkapi dengan
21
lampu 15-20 watt. Beberapa peralatan optik yang ukurannya
kecil seperti kaca pembesar dapat disimpan dalam desikator.
4. Pengelolaan Penyelenggaraan
Pelaksanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang
sangat penting, karena tanpa pelaksanaan terhadap apa yang telah
direncanakan dan diorganisasikan tidak akan pernah menjadi
kenyataan. Peniati, Parmin dan Purwantoyo (2013) mengatakan
bahwasanya kegiatan praktikum dalam pembelajaran IPA di
sekolah, saat ini bertumpu sepenuhnya pada guru sehingga dalam
pelaksanaan praktikum yang bermutu, tentu guru harus terlebih
dahulu memiliki kompetensi menyelenggarakan kegiatan
praktikum dari mulai persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak
lanjut dari setiap kegiatan praktikum yang dilaksanakan.
Menurutnya, keterampilan menggunakan, mengelola alat dan
bahan laboratorium sangat diperlukan untuk mendukung proses
keberhasilan pembelajaran IPA. Pengelolaan laboratorium IPA
meliputi; mengkoordinasikan kegiatan praktikum, menyusun
jadwal kegiatan laboratorium, memantau pelaksanaan dan
mengevaluasi kegiatan laboratorium serta menyusun laporan
kegiatan laboratorium.
Salirawati (2007) mengemukakan bahwa kegiatan
laboratorium kimia/IPA diartikan sebagai kegiatan yang berkaitan
dengan pengamatan atau percobaan yang menunjang kegiatan
belajar-mengajar kimia/IPA. Untuk melaksanakan kegiatan
laboratorium kimia/IPA perlu perencanaan secara sistematis agar
dicapai tujuan pembelajaran secara optimal.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia No. 26 Tahun 2008 Tentang Standar Tenaga
Laboratorium Sekolah/Madrasah, bahwa seorang kepala
22
laboratorium, teknisi laboratorium dan laboran harus memiliki
kualifikasi sebagai berikut:
1. Kepala Laboratorium Sekolah/Madrasah
Kualifikasi kepala laboratorium Sekolah/Madrasah adalah
sebagai berikut
a. Jalur guru
1) Pendidikan minimal sarjana (S1)
2) Berpengalaman minimal 3 tahun sebagai pengelola
praktikum
3) Memiliki sertifikat kepala laboratorium sekolah/ madrasah
dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh
pemerintah.
b. Jalur laboran/teknisi
1) Pendidikan minimal diploma tiga (D3)
2) Berpengalaman minimal 5 tahun sebagai laboran atau teknisi
3) Memiliki sertifikat kepala laboratorium sekolah/madrasah
dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh
pemerintah.
2. Teknisi Laboratorium Sekolah/Madrasah
a. Minimal lulusan program diploma dua (D2) yang relevan dengan
peralatatan laboratorium, yang diselenggarakan oleh perguruan
tinggi yang ditetapkan oleh pemerintah.
b. Memiliki sertifikat teknisi laboratorium sekolah/madrasah dari
perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh
pemerintah.
3. Laboran Sekolah/Madrasah
a. Minimal lulusan program diploma satu (D1) yang relevan dengan
jenis laboratorium, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi
yang ditetapkan oleh pemerintah.
b. Memiliki sertifikat laboran sekolah/madrasah dari perguruan
tinggi yang ditetapkan oleh pemerintah.
23
D. Penelitian Relevan
Ezeano dan Ezeadu (2013) dalam penelitiannya tentang
Application of Laboratory Management Skills by Chemistry Teachers in
Enugu State. Berdasarkan hasil penelitiannya bahwa keterampilan dalam
mengelola laboratorium bagi guru kimia masih kurang baik. Faktanya
banyak ditemukannya guru kimia yang masih kurang terampil dalam
menjaga keamanan dan pemeliharaan peralatan dan bahan kimia, sehingga
menciptakan kekhawatiran yang cukup tinggi. Namun, hal tersebut dapat
diatasi dengan diadakannya seminar dan pelatihan bagi guru-guru
mengenai keselamatan dan pemeliharaan laboratorium kimia, sehingga
mereka dapat bertanggung jawab dan tidak akan menghambat pengetahuan
tentang kemajuan teknologi.
Darsana, Sadia, dan Tika (2014) dalam penelitiannya tentang
Analisis Standar Kebutuhan Laboratorium Kimia dalam Implementasi
Kuriulum 2013 pada SMA Negeri di Kabupaten Bangli. Berdasarkan hasil
penelitiannya, dilihat dari jumlah rata-rata persentase ketersediaan
alat/bahan praktikum laboratorium kualitatif. Rata-rata persentase
ketersediaan alat/bahan adalah 81,2%. Identifikasi kebutuhan alat/bahan
praktikum sesuai kurikulum 2013 terdapat 19 judul praktikum dengan
rasio keutuhan alat/bahan 62,61% sehingga optimis kurikulum 2013
diimplementasikan. Efektivitas dari intensitas pemanfaatan alat/bahan
kualifikasinya sedang atau cukup efektif. Faktor penghambat praktikum
terbesar adalah kurangnya waktu. Efektivitas pemanfaatan laboratorium
terhadap capaian hasil belajar berimplikasi secara signifikan.
Samiasih, Muderawan, dan Karyasa (2013) dalam penelitiannya
mengenai Analisis Standar Laboratorium Kimia dan Efektivitasnya
terhadap Capaian Kompetensi Adaptif di SMK Negeri 2 Negara.
Berdasarkan hasil penelitiannya, daya dukung fasilitas laboratorium yang
sesuai standar meliputi jenis ruang dan fasilitas umum 53% (kategori
kurang), jumlah alat 45% (kategori kurang), dan jumlah bahan kimia 48%
(kategori kurang). Pengelolaan laboratorium kurang optimal.
24
Rahmiyati (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Keefektifan
Pemanfaatan Laboratorium Madrasah Aliyah Yogyakarta. Berdasarkan
hasil penelitiannya terhadap kelengkapan sarana prasana laboratorium
dalam mendukung kegiatan praktikum diperoleh rerata 61,50 yang berada
dalam kategori baik. Kelengkapan sarana memperoleh persentase skor
35%, hal ini disebabkan tiadanya tenaga untuk melakukan tugas
pemeliharaan alat dan bahan secara khusus. Teknis pengelolaan
laboratorium guru dan koordinator laboratorium memperoleh persentase
skor perencanaan sebesar 47% dengan kategori baik, pengorganisasian
memperoleh persentase skor sebesar 47% dengan kategori sangat baik,
pelaksanaan memperoleh persentase skor sebesar 40% dengan kategori
baik dan supervisi/evaluasi memperoleh persentase skor 53% dengan
kategori baik.
E. Kerangka Berfikir
Berdasarkan tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang
relevan/terkait, berikut deskripsi kerangka berfikir pada penelitian ini.
Kurikulum yang digunakan di Indonesia pada saat ini yaitu kurikulum
2013. Dalam proses pembelajaran kurikulum 2013 ini menggunakan
pendekatan proses sains (sciencetific process). Mata pelajaran kimia
merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat pada kurikulum 2013.
Berdasarkan kompetensi dasar yang tercantum pada Permendikbud No. 24
Tahun 2016, 75% materi dalam pelajaran kimia syarat akan praktikum.
Agar terlaksananya kegiatan praktikum, setiap sekolah perlu menyediakan
laboratorium kimia. Permasalahannya, tidak semua sekolah menyediakan
laboratorium kimia yang baik, terdapat sekolah yang memiliki
laboratorium yang terkelola dan beberapa lainnya memiliki laboratorium
yang kurang terkelola.
Menurut Permendiknas No. 24 Tahun 2007 serta penelitian
relevan, laboratorium yang terkelola yaitu yang memenuhi 4 aspek berikut
ini. Pertama, desain ruang laboratorium sesuai dengan standar peraturan
25
baku. Kedua, memiliki administrasi laboratorium yang lengkap. Ketiga,
memiliki laboran yang kompten sesuai standar yang tercantum pada
Permendiknas No. 26 Tahun 2008. Keempat, memiliki kelengkapan alat
dan bahan praktikum kimia sesuai standar kebutuhan yang sesuai dengan
kurikulum 2013. Jika sekolah memiliki laboratorium yang terkelola, maka
praktikum dapat berjalan dengan efektif, sehingga implementasi
kurikulum 2013 dapat tercapai.
Sementara itu, laboratorium yang kurang terkelola yaitu sebagai
berikut. Pertama, sekolah belum mempunyai laboratorium kimia secara
khusus. Kedua, keberlangsungan praktikum kurang efektif. Ketiga, standar
ketersediaannya belum sesuai dengan kebutuhan kurikulum 2013. Jika
sekolah tidak/belum memiliki laboratorium yang kurang terkelola, maka
praktikum tidak berjalan dengan efektif, sehingga implementasi
kurikulum 2013 tidak tercapai. Alur kerangka berpikir dapat dilihat pada
Gambar 2.3.
26
KURIKULUM 2013
- Menerapkan proses sains
dalam pembelajarannya
- Mata pelajaran kimia dan
praktikum kimia
Laboratorium terkelola:
Desain laboratorium sesuai dengan aturan
Administrasi laboratorium lengkap
Memiliki laboran sesuai standar yang telah
ditetapkan
Kelengkapan alat dan bahan laboratorium
kimia sesuai standar kebutuhan mata pelajaran
kimia sesuai kurikulum 2013
Praktikum berjalan efektif
Laboratorium kurang terkelola:
Sekolah belum punya laboratorium kimia
secara khusus
Praktikum berjalan kurang efektif
Belum sesuai dengan Kurikulum 2013
Praktikum tidak berjalan
efektif
Tercapai
Gambar 2.3. Kerangka Berfikir
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini bertempat di beberapa SMA Negeri di Kota Bogor,
meliputi SMA N 3 Kota Bogor, SMA N 4 Kota Bogor, SMA N 5 Kota
Bogor, SMA N 6 Kota Bogor, dan SMA N 7 Kota Bogor.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap sebagai berikut:
Tahap persiapan dilaksanakan pada bulan November 2016-Agustus
2017.
Tahap pelaksanaan pada bulan Desember 2017-Januari 2018.
Tahap penyelesaian dari bulan Januari 2018-Mei 2018.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam skripsi ini ialah penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan
cenderung menggunakan analisis (studi kasus). Proses dan makna (perspektif
subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.
Desain penelitian merupakan kerangka kerja yang digunakan untuk
melaksanakan penelitian agar proses penelitian berjalan dengan efektif dan
efisien. Secara singkat, desain penelitian dapat didefinisikan sebagai rencana
dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti
empiris dalam menjawab pertanyaan/permasalahan suatu penelitian. Desain
penelitian skripsi ini tercantum pada Gambar 3.1.
27
28
Gambar 3.1 Desain Penelitian Analisis Kesiapan Laboratorium Kimia
dalam Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 di SMA Negeri se-
Kota Bogor
C. Alur Penelitian
Penggunaan metode kualitatif pada penelitian ini, akan membantu
memperoleh data lebih lengkap, mendalam, kredibel, serta bermakna. Tahapan
penelitian yang akan dilaksanakan terdapat pada Gambar 3.2.
Identifikasi masalah:
- Kurikulum 2013 menggunakan proses
sains dalam pembelajrannya
- 75% mata pelajaran kimia memerlukan
praktikum
- Terdapat sekolah yang belum/kurang
memanfaatkan laboratorium secara
maksimal
- Kesiapan laboratorium kimia masih
kurang baik
Bagaimana kesiapan laboratorium kimia
dalam mendukung implementasi kurikulum
2013 di SMA Negeri se-Kota Bogor?
Observasi Awal
Hasil observasi awal:
- Terdapat 10 SMA Negeri di Kota Bogor
- Setiap sekolah telah
mengimplemetasikan kurikulum 2013
- Beberapa sekolah belum memanfaatkan
laboratoriumkimia secara maksimal
- 7 sekolah memiliki laboratorium yang
siap, 3 lainnya tidak
Indikator laboratorium yang siap:
- Desain laboratorium
- Administrasi laboratorium
- Memiliki laboran sesuai standar yang
telah ditetapkan
- Kelengkapan alat dan bahan laboratorium
kimia sesuai standar kebutuhan mata
pelajaran kimia sesuai kurikulum 2013
Instrumen penelitian:
- Observasi Laboratorium
- Angket untuk guru dan siswa
- Lembar wawancara untuk guru dan
laboran
Teknik pengumpulan data:
- Purposive sampling, dengan memilih 5
SMA Negeri yang menjadi tempat
pengambilan data
Validasi instrumen oleh dosen alhi
Pengambilan data penelitian di lima sekolah
secara bertahap
Pengolahan data: membuat coding, editing,
dan processing data
Penulisan laporan hasil penelitian dan
pembahasan
29
Gambar 3.2 Tahapan-tahapan Penelitian Analisis Kesiapan
Laboratorium Kimia dalam Mendukung Implementasi Kurikulum
2013 di SMA Negeri se-Kota Bogor
D. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
purposive sampling (menentukan sampel dengan beberapa pertimbangan
tertentu). Sampel telah ditentukan sesuai dengan tujuan penelitian. Populasi
yang diambil dalam penelitian ini yaitu SMA Negeri di Kota Bogor yang
sesuai dengan kriteria yang dituju. Sampel sekolah yang dipilih dalam
penelitian ini yaitu SMA N 3 Kota Bogor, SMA N 4 Kota Bogor, SMA N 5
Kota Bogor, SMA N 6 Kota Bogor, dan SMA N 7 Kota Bogor.
TAHAPAN PENELITIAN
Perencanaan
Pengajuan Judul
Pembuatan Proposal
Penelitian
Permohonan Pembimbing
Permohonan Survey ke Sekolah yang bersangkutan
Pelaksanaan
Observasi Awal
Analisis Kebutuhan dan Pengelolaan Laboratorium
Pengambilan Data/ Dokumen
Penyelesaian
Analisis Data
Penyusunan Laporan
30
E. Sumber Data Penelitian
Sumber data dari penelitian ini meliputi:
1. Informan
Dalam penelitian ini, yang menjadi informan adalah kepala pengelola
laboratorium kimia, guru mata pelajaran kimia, dan beberapa siswa di
SMA Negeri se-Kota Bogor yang menggunakan kurikulum 2013.
2. Dokumentasi
Dokumen yang dimaksud merupakan segala bentuk dokumen yang
memiliki keterkaitan langsung dengan administrasi dan kelembagaan,
struktur organisasi laboratorium. Sumber dokumen pada penelitian ini
adalah buku inventaris alat dan bahan praktikum kimia, buku harian
kegiatan laboratorium, serta foto beberapa alat dan bahan yang
digunakan sebagai bukti. Metode dokumentasi ini dilaksanakan dengan:
1) Pedoman dokumentasi yang memuat garis-garis besar atau kategori
yang akan dicari datanya.
2) Check-list, yaitu daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya.
Dalam hal ini peneliti memberikan tanda setiap kali pemunculan
gejala yang dimaksud.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan:
1. Observasi
Peneliti melakukan observasi secara langsung. Observasi dilakukan
di sekeliling laboratorium kimia sekolah, dengan melihat desain ruang
laboratorium kimia, ketersediaan alat dan bahan praktikum, dan
kelengkapan administrasi laboratorium kimia. Lembar observasi terdapat
pada Lampiran 5.
2. Angket
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan angket tertutup.
Angket tersebut disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga
responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan
31
karekteristik dirinya dengan cara memberi tanda silang. Angket akan
diberikan kepada guru dan siswa. Lembaran angket siswa terdapat pada
Lampiran 6 dan angket guru terdapat pada Lampiran 7.
3. Wawancara
Menggali informasi dari narasumber dengan metode tanya-jawab.
Peneliti menggunakan metode wawancara secara terstruktur. Wawancara
dilakukan pada guru pengampu mata pelajaran kimia dan pengelola
laboratorium. Lembar wawancara terdapat pada Lampiran 8.
4. Dokumentasi
a. Buku inventaris
Buku inventaris alat dan bahan praktikum kimia digunakan untuk
mengetahui keberadaan jumlah alat dan bahan yang digunakan untuk
praktikum kimia.
b. Buku harian kegiatan laboratorium
Buku untuk mengetahui kronologi selama berlangsungnya kegiatan
laboratorium dan mengetahui praktikum-praktikum kimia yang telah
dilaksanakan.
c. Foto
Foto digunakan untuk melengkapi data penelitian. Foto meliputi
ruangan-ruangan laboratorium beserta kelengkapannya.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa lembar
observasi, angket, lembar wawancara, dan dokumentasi. Instrumen ini
didapat dari berbagai sumber. Lembar observasi laboratorium kimia
berdasarkan Permendiknas No.24 Tahun 2007 tentang standar sarana dan
prasarana dan Permendikbud No.24 Tahun 2016 tentang kompetensi inti dan
kompetensi dasar kurikulum 2013. Sementara itu, untuk angket dan lembar
wawancara yaitu berdasarkan instrumen penelitian yang telah digunakan pada
tahun 2013.
32
H. Validitas dan Reliabilitas
Sugiyono (1994) mengemukakan bahwa validitas dan reliabilitas
dalam penelitian kualitatif deskriptif sebagai berikut.
1. Kredibilitas dan Transferbilitas (Validitas Data)
Pemeriksaan validitas data hasil pengukuran digunakan teknik
triangulasi, yaitu memeriksa data yang memanfaatkan sesuatu yang lain
di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data tersebut. Teknik triangulasi yang digunakan adalah teknik
triangulasi dengan metode yang menggabungkan data hasil observasi
dengan data hasil wawancara dan angket sehingga saling melengkapi.
2. Dependability/Auditability (Reliabilitas)
Dalam penelitian ini digunakan pula validitas pakar, dimana
validator merupakan dosen kimia yang ahli mengenai pengelolaan
laboratorium IPA. Peneliti memperjelas uraian deskriptif yang konkrit,
dengan pengungkapan data wawancara dan dokumen dengan konfirmasi
yang berulang-ulang terhadap responden.
I. Teknik Analisis Data Penelitian
Proses analisis data dilakukan dengan menelaah seluruh data dimulai
dengan menelaah seluruh sumber yaitu dari wawancara, pengamatan dan
angket. Langkah berikutnya adalah melakukan reduksi data yang telah
diperoleh yang masih bersifat acak. Berikut teknik analisis data pada
penelitian ini diantaranya:
a. Reduksi data, peneliti mengambil data yang pokok dan penting/intisari
dari data penelitian.
b. Penyajian data, peneliti menyajikan data dengan teks yang bersifat naratif
dan grafik. Pada penyajian data, penulis membuat kode sekolah untuk
setiap sekolah yaitu Sekolah A (S-A), Sekolah B (S-B), Sekolah C (S-C),
Sekolah D (S-D), dan Sekolah E (S-E).
c. Verification, peneliti menyimpulkan temuannya secara deskriptif.
33
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan
menggunakan metode kualitatif. Data yang berupa angka, selanjutnya
dideskripsikan dengan analisis deskriptif persentase. Adapun rumus analisis
deskriptif persentase menurut Ali dalam Rahayu (2015: 40) adalah:
Keterangan:
n = nilai yang diperoleh responden
N = jumlah nilai maksimum responden
% = perentase
Hasil analisis deskriptif persentase dapat dihitung dengan kriteria
tingkat kesiapan laboratorium kimia terhadap pelaksanaan pembelajaran
dengan kurikulum 2013 sebagai berikut.
Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Kesiapan (Ali, 1994 dalam Rahayu, 2013: 40)
Interval (%) Kriteria Tingkat Kesiapan
81,26 – 100 Sangat Siap
62,51 - 81,25 Siap
43,76 - 62,50 Kurang Siap
25 - 43,75 Tidak Siap
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan sumber data secara keseluruhan yang didapat oleh
peneliti, untuk mendapatkan gambaran mengenai pengelolaan
laboratorium kimia dalam mendukung implementasi kurikulum 2013 di
SMA Negeri se-Kota Bogor, diperoleh hasil analisis data dalam bentuk
persentase kesiapan laboratorium kimia yang meliputi desain ruang,
administrasi, pengelolaan penyelenggaraan laboratorium dan ketersediaan
alat dan bahan sesuai kebutuhan kegiatan praktikum kimia berdasarkan
kurikulum 2013. Berikut ini data-data hasil penelitian berdasarkan
indikator yang telah ditetapkan peneliti.
1. Desain Ruang Laboratorium Kimia
Berdasarkan data hasil observasi mengenai kesiapan
laboratorium kimia di lima SMA Negeri di Kota Bogor memiliki
kondisi yang beragam seperti yang tercantum pada Lampiran 15.
Secara umum persentase standar desain laboratorium dan standar
kelengkapan laboratorium kimia berada pada kategori siap dengan
persentase 76,6%. Hasil rata-rata dari masing-masing standar desain
ruang laboratorium kimia dan standar kelengkapan laboratorium kimia
berada pada kategori siap dengan persentase sebesar 76,4% dan
74,8%. Kesiapan laboratorium kimia pada indikator desain ruang
dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Berikut ini merupakan desain ruang, infrastruktur, dan fasilitas
laboratorium kimiayang terdapat disetiap sekolah di lima SMA Negeri
di Kota Bogor.
34
35
Gambar 4.1 Persentase Kesiapan Laboratorium Kimia yang
Sesuai dengan Kebutuhan Praktikum Kimia
a. Sekolah A (S-A)
a) Tata Ruang
Denah ruang laboratorium kimia sekolah A ditunjukkan pada
Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Denah Laboratorium Kimia S-A
73%
82% 82%
64%
73%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
S-A S-B S-C S-D S-E
Pe
rse
nta
se
Kode Sekolah
B C
A 6
6
6
3 3 3
3 3
5
5
5 5 5 5
5 5 5 5 5
4
4 4
2
2 2 2 5
2
2
36
Keterangan:
A. Ruang
Praktikum
B. Ruang
Penyimpanan
C. Ruang Persiapan
2. Whiteboard
3. Washtafell
dan lemari
dasar
4. Meja guru
5. Meja siswa
6. Meja gantung
1. Pintu
2. Lemari kaca
3. Rak bahan kimia
1
4. Rak bahan kmia
2
5. Lemari besi
1. Pintu
2. Lemari gantung
3. Lemari asam
4. Meja persiapan
b) Infrastruktur
Sekolah tersebut memiliki laboratorium kimia dengan
luas bangunan 120 m2, dengan kapasitas siswa setiap
praktikum sebanyak 38 siswa. Luas tersebut bukan hanya
ruang praktikum, tetapi juga ruang asam yang disekat oleh
tembok dan tempat penyimpanan alat dan bahan.
Laboratorium ini bersebelahan dengan ruang kelas dan ruang
guru, memiliki dua buah pintu yang terletak di depan ruangan
dan ruang asam, memiliki jendela sejumlah 16 buah yang
terletak di sekeliling ruangan.
c) Fasilitas Laboratorium
Fasilitas umum yang ada di ruangan laboratorium kimia
di sekolah A meliputi penerangan (listrik), ventilasi, sumber
air, tempat sampah, jam dinding dan tiga buah bak cuci dalam
keadaan baik. Sementara itu, fasilitas khusus meliputi satu
meja demonstrasi, 20 meja siswa, 2 meja persiapan, 40 kursi
siswa, satu kursi guru, 2 papan tulis (whietboard), 1 lemari
alat yang terbuat dari kayu, 1 lemari bahan berupa rak yang
terbuat dari besi, perlengkapan P3K, dan alat pemadam
kebakaran.
37
b. Sekolah B (S-B)
a) Tata Ruang
Tata ruang laboratorium kimia sekolah B disajikan pada
Gambar 4.3.
Gambar 4.3 Denah Laboratorium Kimia S-B
Keterangan:
1. Lemari bahan
2. Lemari alat
3. Meja laboran
4. Pintu
5. Papan tulis
6. Meja demonstrasi
7. Meja persiapan
8. Bak cuci
9. Meja siswa
10. Lemari asam
11. Meja penyimpanan
b) Infrastruktur
Kapasitas laboratorium kimia di sekolah B sebanyak 38
siswa dengan luas bangunan 120 m2. Luas ruangan tersebut
sudah termasuk ruang tempat penyimpanan alat dan bahan
sekaligus ruang laboran. Letak laboratorium berdekatan
dengan ruang kelas dan bersebelahan dengan toilet siswa,
memiliki tiga buah pintu yang terletak didepan ruangan dan di
dekat meja persiapan yang terhubung dengan toilet, serta
38
memiliki jendela sejumlah 18 buah yang terletak di sekeliling
ruangan.
c) Fasilitas Laboratorium
Fasilitas umum yang ada di ruangan laboratorium kimia
meliputi ventilasi berupa jendela, penerangan (listrik), sumber
air dan tiga buah bak cuci dalam keadaan baik. Sementara itu,
fasilitas khusus meliputi 1 buah meja demonstrasi, 11 buah
meja siswa, 32 buah kursi siswa,1 buah kursi guru, 1 buah
papan tulis (whiteboard), 7 buah lemari alat yang terbuat dari
kayu, dan 2 buah rak tempat penyimpanan bahan yang terbuat
dari besi.
c. Sekolah C (S-C)
a) Tata Ruang
Gambar 4.4 di bawah ini merupakan denah ruang
laboratorium kimia sekolah C.
Gambar 4.4 Denah Laboratorium Kimia S-C
Keterangan:
1. Papan tulis
2. Layar proyektor
6. Bak cuci
7. Lemari asam
39
3. Meja demonstrasi
4. Meja siswa
5. Meja keramik
8. Meja persiapan
9. Lemari bahan
10. Kursi siswa
b) Infrastruktur
Luas bangunan laboratorium kimia di sekolah C yaitu
136,5 m2 , luas tersebut sudah termasuk ruang tempat
penyimpanan alat dan bahan dan ruang laboran dengan
kapasitas siswa setiap praktikum sebanyak 40 siswa.
Laboratorium di sekolah C memiliki satu buah pintu yang
terletak didepan ruangan, memiliki jendela sejumlah 40 buah
yang terletak disekeliling ruangan. Letak ruang laboratorium
bersebelahan dengan ruang kelas.
c) Fasilitas laboratorium
Fasilitas umum yang ada di ruangan laboratorium kimia
meliputi penerangan (listrik), sumber air, enam buah bak cuci
dalam keadaan baik, dan ventilasi berupa jendela. Sedangkan
fasilitas khusus meliputi 1 meja demonstrasi, 1 meja
persiapan, 1 papan tulis, 8 meja siswa, 40 kursi siswa, 1 kursi
guru, 6 lemari alat, 2 lemari bahan, 1 lemari asam, kotak P3K,
dan alat pemadam kebakaran.
d. Sekolah D (S-D)
a) Tata Ruang
Tata ruang sekolah D di tunjukkan pada Gambar 4.5.
40
Gambar 4.5 Denah Laboratorium Kimia S-D
b) Infrastruktur
Laboratorium kimia sekolah D memiliki kapasitas 40
siswa setiap praktikum, dengan luas bangunan 128 m2. Luas
tersebut bukan hanya ruang praktikum, tetapi juga ruang
penyimpanan alat dan bahan sekaligus ruang laboran.
Laboratorium ini bersebelahan dan berhadapan dengan ruang
kelas, memiliki satu buah pintu yang terletak didepan
ruangan, memiliki jelndela sejumlah 13 buah yang terletak
disekeliling ruangan.
c) Fasilitas Laboratorium
Fasilitas umum yang terdapat di ruangan laboratorium
kimia diantaranya sumber air, tujuh buah bak cuci dalam
keadaan baik, penerangan (listrik), dan terdapat ventilasi
berupa jendela. Sedangkan fasilitas khusus diantaranya 2
papan tulis, 1 meja demonstrasi, 12 meja sisiwa, 36 kursi
siswa, 1 kursi guru, 5 lemari alat, 1 lemari bahan, 1 lemari
asam, pemadam kebakaran, dan perlengkapan P3K.
41
e. Sekolah E (S-E)
a) Tata Ruang
Tata letak ruang laboratorium kimia sekolah E ditunjukkan
pada Gambar 4.6.
Gambar 4.6 Denah Laboratorium Kimia S-E
b) Infrastruktur
Letak ruang laboratorium kimia sekoah E bersebelahan
dengan laboratorium fisika. Luas bangunannya sebesar 125
m2, luas tersebut sudah termasuk ruang tempat penyimpanan
alat dan bahan dan ruang laboran. Daya tampung siswa setiap
praktikum sebanyak 42 siswa. Laboratorium ini memiliki satu
buah pintu yang terletak didepan ruangan dan memiliki
jelndela sejumlah 18 buah yang terletak disekeliling ruangan.
c) Fasilitas Laboratorium
Fasilitas umum yang ada di ruangan laboratorium kimia
meliputi ventilasi, penerangan (listrik), sumber air, dan empat
buah bak cuci dalam keadaan baik. Sedangkan fasilitas khusus
meliputi 1 meja guru, 1 kursi guru, 7 meja siswa, 42 kursi
siswa, 1 meja demonstrasi, 1 papan tulis (whiteboard), 6
42
lemari alat, 1 lemari bahan, 1 lemasi asam, perlengkapan P3K,
dan alat pemadam kebakaran.
2. Administrasi Laboratorium Kimia
Data administrasi ini diperoleh dari angket/persepsi guru,
dokumentasi, dan observasi lapangan terhadap kesiapan laboratorium
kimia di SMA Negeri se-Kota Bogor dalam melaksanakan kurikulum
2013. Kesiapan administrasi laboratorium kimia ditunjukkan pada
Gambar 4.7.
Berdasarkan Gambar 4.7 terlihat bahwa secara umum
sekolah memiliki administrasi laboratorium dengan kategori sangat
siap dengan persentasenya lebih dari samadengan 85%, kecuali
sekolah E memiliki persentase 44% dengan kategori kurang siap.
Berdasarkan hasil penelitian, laboran di sekolah B dan C yang
mengadministrasikan seluruh kegiatan laboratorium kimia. Hal
tersebut dapat diketahui melalui dokumentasi kelengkapan
administrasi di sekolah tersebut serta informasi berdasarkan catatan
lapangan peneliti. Di sekolah A dan D laboran bertugas untuk
membuat jadwal praktikum, mencatat alat atau bahan yang
rusak/habis, dan menyiapkan praktikum, sedangkan yang menyusun
administrasinya ialah kepala laboran. Di sekolah E, laboran hanya
bertugas menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan praktikum
kimia, dan merapihkan labratorium kimia, sedangkan yang membuat
administrasinya hanya kepala laboran saja. Dokumentasi administrsi
masing-masing laboratorium kimia terdapat pada Lampiran 24.
43
Gambar 4.7 Persentase Administrasi Laboratorium Kimia di
SMA Negeri se-Kota Bogor
Berdasarkan hasil pengamatan, keberadaan laboran
diperlukan dalam mengelola kelengkapan adminisrasi laboratorium
kimia. Sekolah yang memiliki kelengkapan administrasi laboratorium
kimia terkelola adalah sekolah yang memiliki laboran yang bertindak
serta mengawasi seluruh administrasi laboratorium kimia. Tabel 4.1
kelengkapan administrasi laboratorium kimia.
Hasil rekap wawancara dan hasil observasi menunjukkan
bahwa sekolah yang memiliki kelengkapan administrasi laboratorium
kimia yang lengkap yaitu sekolah C, di antaranya struktur organisasi,
buku inventarisasi alat dan bahan praktikum, buku peminjaman alat
dan bahan praktikum, buku daftar kerusakan alat dan bahan, buku
keluar masuk alat dan bahan, buku daftar kerusakan alat dan bahan,
jadwal pemakaian laboratoium, dan daftar kegiatan laboratorium,
sedangkan sekolah yang kelengkapan administrasi laboratorium kimia
yang kurang lengkap yaitu sekolah A, B, D, dan E. Sekolah tersebut
tidak memiliki daftar kegiatan laboratorium.
85%
100% 100% 98%
45%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
S-A S-B S-C S-D S-E
Pe
rse
nta
se
Kode Sekolah
44
Tabel 4.1 Daftar Kelengkapan Administrasi Laboratorium Kimia
di SMA Negeri se-Kota Bogor
Daftar Item
Kode Sekolah
S-A S-B S-C S-D
S-E
Struktur organisasi √ √ √ √ √
Inventarisasi peralatan yang ada √ √ √ √ √
Daftar bahan kimia √ √ √ √ √
Jadwal pemakaian laboratorium √ √ √ √ √
Jurnal kegiatan laboratorium - - √ - -
3. Alat dan Bahan Praktikum
Identifikasi kebutuhan alat dan bahan praktikum bersumber
dari buku daftar inventaris alat dan bahan, jurnal kegiatan praktikum
yang dihubungkan dengan dokumentasi alat dan bahan praktikum
kimia. Data yang diperoleh dikaitkan dengan kebutuhan praktikum
kimia SMA sesuai kompetensi dasar yang tercantum dalam
Permendikbud No.24 Tahun 2016, diantaranya terdapat 3 judul
percobaan untuk kelas X, 12 judul percobaan untuk kelas XI, dan 8
judul percobaan untuk kelas XII. Gambar 4.8 menunjukkan
ketersediaan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk praktikum kimia,
data ini diperoleh dari hasil observasi kebutuhan alat praktikum kimia
sesuai kurikulum 2013.
Berdasarkan Gambar 4.8 menunjukkan bahwa secara umum
persentase ketersediaan alat yang dibutuhkan untuk praktikum kimia
berdasarkan kurikulum 2013 di SMA Negeri se-Kota Bogor lebih dari
samadengan 80% dengan kategori siap. Sekolah yang mendapatkan
persentase tertinggi yaitu sekolah C sebesar 88% dengan kategori
sangat siap. Selain itu, persentase ketersediaan bahan secara umum
lebih dari 50% dengan dua sekolah di antaranya sekolah A dan
sekolah B mendapatkan persentase lebih dari samadengan 70%
45
dengan kategori siap. Hal tersebut menunjukkan bahwa rata-rata dari
setiap sekolah mampu melaksanakan kegiatan praktikum kimia.
Gambar 4.8 Persentase Ketersediaan Alat dan Bahan yang
dibutuhkan untuk Praktikum Kimia Berdasarkan Kurikulum
2013 di SMA Negeri se-Kota Bogor
4. Pengelolaan Penyelenggara
Pengelolaan penyelenggaraan laboratorium yang baik akan
menunjang keterlaksaannya praktikum kimia. Umumnya, guru-guru
memanfaatkan laboratorium kimia untuk pembuktian teori yang telah
diajarkan di dalam kelas. Selain itu, guru juga menggunakan metode-
metode lain seperti ceramah, tanya-jawab, problem solving, jigsaw,
diskusi, cooperative learning, dan demonstrasi. Gambar 4.9
merupakan persentase pengelolaan penyelenggara laboratorium kimia,
data ini diperoleh dari angket/persepsi guru indikator pengelolaan
laboratorium.
80% 80%
88%
78% 80%
74% 70%
33%
58%
51%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
S-A S-B S-C S-D S-E
Pe
rse
nta
se
Kode Sekolah
Alat
Bahan
46
Gambar 4.9 Persentase Pengelolaan Penyelenggaraan
Laboratorium Kimia di SMA Negeri se-Kota Bogor
Berdasarkan Gambar 4.9, secara umum seluruh sekolah
mendapatkan persentase lebih dari 90% berada pada kategori sangat
baik, sedangkan persentase terendah 44% didapatkan oleh sekolah E
berada pada kategori kurang baik. Berdasarkan hasil observasi dan
persepsi siswa mengenai pelaksanaan praktikum kimia secara umum
berada pada kategori baik dengan persentase 75,9% terdapat pada
Lampiran 19. Sementara itu, keterlaksanaan praktikum kimia yang
pernah dilaksanakan oleh siswa sesuai tuntutan kurikulum 2013
berdasarkan rekapitulasi angket siswa ditunjukkan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Persentase Keterlaksanaan Kegiatan Praktikum Kimia
berdasarkan Tuntutan Kurikulum 2013 di SMA Negeri se-Kota
Bogor
Kegiatan Praktikum Kode Sekolah Rata-
rata S-A S-B S-C S-D S-E
Kelas X
Percobaan mengenai kerja
ilmiah 61% 69% 47% 85% 72% 66,8%
100% 96%
93% 96%
44%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
S-A S-B S-C S-D S-E
Pe
rse
nta
se
Kode Sekolah
47
Kegiatan Praktikum Kode Sekolah Rata-
rata S-A S-B S-C S-D S-E
Menyelidiki kepolaran senyawa
dan hubungannya dengan
keelektronegatifan
38% 66% 50% 86% 42% 56,4 %
Mengidentifikasi larutan
elektrolit dan non elektrolit 52% 87% 29% 100% 74% 68,4%
Kelas XI
Mengidentifikasi unsur karbon 17% 46% 37% 56% 33% 37,8%
Mengamati reaksi eksoterm dan
endoterm 1% 86% 29% 44% 67% 45,4%
Menentukan harga entalphi
reaksi menggunakan
kalorimeter sederhana
7% 89% 6% 48% 32% 36,4%
Menentukan kalor pembakaran
bahan bakar 8% 52% 4% 18% 53% 27%
Mengamati pengaruh
konsentrasi pereaksi, luas
permukaan sentuh, suhu, dan
katalis terhadap laju reaksi
15% 90% 16% 73% 50% 48,8%
Mengamati pengaruh
konsentrasi, volum, tekanan dan
suhu terhadap pergeseran
kesetimbangan
13% 69% 4% 46% 33% 33%
Uji larutan asam basa dengan
indikator universal dan pH
meter
8% 99% 28% 96% 71% 60,4%
Melakukan titrasi asam basa 20% 100% 19% 93% 58% 58%
Mengukur pH larutan garam 11% 96% 56% 92% 83% 67,6%
Mempelajari sifat larutan
penyangga dan larutan bukan
penyangga pada penambahan
sedikit asam, basa atau
pengenceran
97% 86% 34% 76% 53% 69,2%
Melakukan percobaan kelarutan
suatu zat 82% 75% 50% 80% 63% 70%
Percobaan sistem koloid 68% 100% 12% 23% 39% 48,4%
Kelas XII
Menentukan penurunan titik
beku suatu akibat penambahan
zat tertentu
55% 100% 12% 92% 50% 61,8%
Melakukan percobaan sel
elektrokimia (sel volta dan
elektrolisis)
20% 93% 9% 100% 22% 48,8%
48
Kegiatan Praktikum Kode Sekolah Rata-
rata S-A S-B S-C S-D S-E
Mengidentifikasi sifat-sifat fisis
dan sifat-sifat kimia unsur 65% 24% 3% 23% 36% 30,2%
Mengidentifikasi gugus fungsi
senyawa karbon 93% 21% 91% 21% 21% 49,4%
Pembuatan alkil alkanoat 11% 10% 15% 1% 19% 11,2%
Melakukan uji glukosa, selulosa
dan amilum** 23% 37% 22% 37% 40% 31,8%
Mengidentifikasi protein dalam
makanan** 27% 34% 21% 34% 42% 31,6%
Rata-rata 36% 67% 27% 59% 45% 47%
Berdasarkan Tabel 4. 2 menunjukkan bahwa setiap sekolah
melaksanakan praktikum dengan persentase yang variasi selama tahun
ajaran 2017/2018. Secara umum, keterlaksanaan praktikum kimia di
SMA Negeri se-Kota Bogor sebesar 47%. Sekolah yang memiliki
persentase keterlaksanaan praktikum lebih dari 50% yaitu sekolah B
dan sekolah D. Rata-rata keterlaksanaan praktikum di setiap kelas yang
keterlaksanaannya lebih dari 50% terdapat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Daftar Kegiatan Praktikum Kimia yang terlaksana lebih
dari 50%
Kelas
X
Percobaan mengenai kerja ilmiah
Menyelidiki kepolaran senyawa dan hubungannya dengan
keelektronegatifan
Mengidentifikasi larutan elektrolit dan non elektrolit
XI
Uji larutan asam basa dengan indikator universal dan pH meter
Melakukan titrasi asam basa
Mengukur pH larutan garam
Mempelajari sifat larutan penyangga dan larutan bukan
penyangga pada penambahan sedikit asam, basa atau pengenceran
Melakukan percobaan kelarutan suatu zat
49
Kelas
XII Menentukan penurunan titik beku suatu akibat penambahan zat
tertentu
Di kelas X semua praktikum terlaksana, di kelas XI
persentase keterlaksanaan praktikum terendah 27% yaitu pada judul
praktikum menentukan kalor pembentukan bahan bakar , dan di kelas
XII persentase keterlaksanaan praktikum terendah 11,2% yaitu pada
judul praktikum pembuatan alkilalkanoat.
Tabel 4.3 juga memberikan informasi bahwa SMA Negeri di
kota Bogor memanfaatkan laboratorium kimia secara efektif dalam
menunjang kegiatan belajar mengajar, serta siswanya pun sangat
antusias ketika akan melaksanakan praktikum. Walaupun demikian,
ada beberapa sekolah yang kurang efektif dalam memanfaatkan
laboratorium kimia, dikarenakan laboratorium kimia belum
dimanfaatkan secara maksimal.
B. Pembahasan
Berdasarkan data-data penelitian yang sudah dideskripsikan,
menunjukkan bahwa laboratorium kimia di SMA Negeri se-Kota Bogor
memiliki kondisi yang beragam untuk masing-masing indikator kesiapan
laboratorium yang ada. Hal ini dapat dilihat dari indikator-indikator yang
diuraikan pada masing-masing sekolah, yaitu sebagai berikut.
1. Desain Ruang Laboratorium Kimia
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan bahwa kesiapan
laboratorium kimia sekolah memiliki persentase yang beragam,
diantaranya sekolah A mendapatkan persentase 73% dengan kategori
siap, sekolah B sebesar 82% dengan kategori sangat siap, sekolah C
sebesar 82% dengan kategori sangat siap, sekolah D sebesar 64%
dengan kategori siap, dan sekolah E sebesar 73% dengan kategori
50
siap. Secara umum laboratorium kimia di lima sekolah tersebut berada
dalam kategori siap.
Luas ruang laboratorium kimia di sekolah A, B, C, D, dan E,
sesuai dengan aturan Permendiknas No. 24 Tahun 2007 tentang
Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) menjelaskan bahwa, ruang
laboratorium kimia dapat menampung minimum satu rombongan
belajar; rasio minimum ruang laboratorium kimia 2,4 m2/peserta
didik; luas ruang penyimpanan dan persiapan 18 m2; lebar ruang
laboratorium kimia minimum 5 m; ruang laboratorium kimia memiliki
fasilitas yang memungkinkan pencahayaan memadai untuk membaca
buku dan mengamati obyek percobaan. Hal tersebut menunjukkan
bahwa ruang laboratorium kimia di lima sekolah tersebut memenuhi
kapasitas yang diperlukan.
Secara umum desain ruang laboratorium kimia sudah sesuai
dengan yang dikemukakan oleh Santosa dalam Rahayu (2015), setiap
laboratorium kimia di setiap sekolah memiliki ruang persiapan, ruang
gudang (tempat penyimpanan alat dan bahan), dan ruang
praktikkan/bekerja. Untuk tata letak ruang laboratorium kimia di
setiap sekolah umumnya hanya memiliki pintu masuk dan pintu
keluar, ruang persiapan (sekaligus ruang staff), ruang penyimpanan
(alat dan bahan), ruang bekerja/praktikkan, lemari alat (bahan lemari
berupa kayu dan besi, ada yang ditutup dengan lemari kaca dan ada
yang tidak), terdapat kipas angin atau AC, dan pintu dan jendela diberi
kawat kasa. Untuk lemari alat optik, hanya terdapat di sekolah D.
Sementara itu, terdapat beberapa perbedaan jumlah pintu dan
penempatan pintu dari beberapa laboratorium. Pada Gambar 4.2 pintu
masuk laboratorium kimia pada sekolah A berada pada ruang
persiapan, sehingga saat praktikan masuk ke ruang praktikum, mereka
melalui ruang persiapan terlebih dahulu, pintu tersebut merupakan
pintu masuk-keluar. Pada Gambar 4.3, Gambar 4.4, dan Gambar 4.4
51
terdapat kesamaan desain tata letak pintu di ruang laboratorium kimia,
masing-masing laboratorium memiliki dua pintu (masuk-keluar),
dengan demikian desain ruang laboratorium tersebut seperti yang
dikemukakan Santosa dalam Rahayu (2015). Sementara itu, Gambar
4.5 menunjukkan ruang laboratorium sekolah E memiliki satu buah
pintu masuk-keluar, dan yang berbeda dari laboratorium-laboratorium
di sekolah lain, laboratorium ini memiliki desain meja siswa
berbentuk segienam dalam setiap kelompoknya. Menurut Decaprio
(2013), tata ruang laboratorium yang baik idealnya harus mempunyai
pintu masuk (in) dan pintu keluar (out), pintu darurat (emergency-
exit), ruang persiapan (preparation-room), ruang peralatan
(equipment-room), ruang penangas (fume-hood), gudang/ruang
penyimpanan (storage-room), ruang staf, ruang teknisi, ruang
seminar, ruang bekerja, ruang istirahat/ibadah, ruang prasarana
kebersihan, ruang peralatan keselamatan kerja, lemari praktikan,
lemari gelas, lemari alat optik, pintu dan jendela diberi kawat kasa
agar serangga dan burung tidak dapat masuk, fan, dan ruang ber AC
untuk peralatan tertentu.
Jumlah ventilasi yang terdapat di laboratorium setiap sekolah
sudah sesuai dengan standar yang ditentukan. Abdoon dan Bashir
(2017) mengemukakan bahwa kegunaan ventilasi dalam laboratorium
untuk memperbaiki lingkungan laboratorium itu sendiri, sehingga
perlindungan terdahap properti yang ada di dalamnya dapat
ditingkatkan.
Berdasarkan hasil penelitian, daya dukung dukung fasilitas
laboratorium kimia di lima SMA Negeri di Kota Bogor meliputi
desain ruang dan fasilitas umum mendapatkan persentase 75.6%, yang
artinya setiap sekolah dikategorikan siap. Hal ini tidak sejalan dengan
yang dikemukakan oleh Samiasih, Muderawan, dan Karyasa (2013),
dalam hasil penelitiannya mendapatkan persentase 53% (kategori
kurang). Berdasarkan hasil observasi, daya dukung fasilitas
52
laboratorium kimia meliputi jenis ruang dan fasilitas umum di setiap
sekolah sudah sesuai standar yang tercantum pada Permendiknas
Nomor 24 Tahun 2007.
2. Administrasi Laboratroium Kimia
Berdasarkan hasil penelitian, secara umum setiap sekolah
memiliki administrasi laboratorium dengan kategori sangat siap
dengan persentase lebih dari sama dengan 85%, hal tersebut
ditunjukkan dalam Tabel 4.1 tentang daftar kelengkapan administrasi
laboratorium kimia di SMA Negeri se-Kota Bogor. Sedangkan
sekolah yang memiliki persentase terendah yaitu 44% dengan kategori
kurang siap yaitu sekolah E. Kesiapan administrasi laboratorium
kimia di setiap sekolah tidak hanya ditentukan berdasarkan daftar
kelengkapan administrasinya, tetapi juga berdasarkan pengelola yang
mengelola kegiatan administrasi laboratorium tersebut. Umumnya
yang mengerjakan seluruh kegiatan administrasi laboratorium ialah
laboran itu sendiri. Decaprio (2013) mengemukakan bahwa
administrasi laboratorium meliputi inventarisasi perlatan yang ada,
surat-menyurat, jadwal pemakaian laboratorium, daftar bahan kimia,
dan sistem evaluasi dan pelaporan. Selain itu, adanya pembentukan
struktur organisasi di laboratorium kimia yang bertujuan untuk
meningkatkan profesionalisme kerja.
Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa sekolah E
memiliki adiministrasi yang lengkap, namun pada pelaksanaannya
laboran di sekolah tersebut tidak mengelola administrasi laboratorium
kimia secara maksimal. Berdasarkan hasil wawancara terhadap
laboran, tugas laboran di laboratorium sekolah E yaitu menyiapkan
alat dan bahan praktikum, dan membersihkan ruangan laboratorium
kimia. Sementara itu, untuk kegiatan adiministrasi laboratorium kimia
diambil alih oleh ketua laborannya. Hal tersebut dikarenakan bahwa di
sekolah E sempat tidak memiliki laboran selama 2 tahun.
53
Secara umum, indikator perencanaan dan pengorganisasian di
beberapa SMA Negeri di Kota Bogor berbanding lurus dengan
Rahmiyati (2008), dalam hasil penelitiannya didapat bahwa pada
indikator perencanaan memperoleh persentase 47% dengan kategori
baik, dan pengorganisasian memperoleh pesentase 47% dengan
kategori sangat baik. Namun, terdapat satu sekolah yang mendapatkan
persentase terendah dengan kategori kurang siap yaitu sekolah E.
3. Alat dan Bahan Praktikum
Rincian daftar kebutuhan alat dan bahan praktikum kimia di
dalam penelitian ini berdasarkan pada kompetensi dasar mata
pelajaran kimia yang memerlukan kegiatan praktikum, hal ini
tercantum dalam Permendikbud No. 24 Tahun 2016 (Lampiran 3).
Selanjutnya, disesuaikan dengan kegiatan praktikum yang harus
dilaksanakan dari setiap kompetensi dasar, hal ini berdasarkan pada
materi pelajaran yang terdapat dalam buku paket kimia kelas X
sampai dengan kelas XII.
Berdasarkan hasil penelitian secara umum, setiap sekolah
memiliki persentase ketersediaan alat praktikum sebesar 86% dengan
kategori sangat siap, artinya ketersediaan alat yang dibutuhkan sesuai
dengan kompetensi dasar yang memerlukan kegiatan praktikum. Hasil
ini sejalan dengan penelitian Darsana, Sadia, dan Tika (2014), yang
mendapatkan rata-rata persentase ketersediaan alat/bahan yaitu 81,2%
dengan kualifikasi tinggi atau sudah mendekati ideal. Selanjutnya,
Barlag, Memills, dan Nyasulu (2014) mengemukakan bahwa
ketersediaan alat dalam sebuah laboratorium merupakan dasar dari
pencapaian praktik-praktik yang baik.
Sementara itu, ketersediaan bahan praktikum kimia secara
umum memperoleh persentase 57,2% dengan kategori kurang siap.
Dalam hal ini, terdapat satu sekolah yang memiliki persentase
ketersediaan bahan terendah 34% yaitu sekolah C dengan kategori
54
kurang siap. Bussa dan Zelalem (2015) berpendapat banyak
laboratorium yang memiliki kelengkapan dan fasilitas lain yang
diperlukan dengan lengkap, namun beberapa laboratorium tidak
dimanfaatkan dengan efektif sehingga menyebabkan peralatan rusak,
tidak terkalibrasi, dan penggunaannya masih belum diketahui.
Berdasarkan hasil observasi, sekolah C hanya mengadakan bahan
praktikum kimia yang sering digunakan untuk kegiatan praktikum
kimia.
4. Pengelolaan Penyelenggaraan
Berdasarkan hasil penelitian secara umum, rata-rata persentase
pegelolaan penyelenggaraan laboratorium kimia di SMA Negeri se-
Kota Bogor mendapatkan persentase lebih dari sama dengan 90%,
yang artinya setiap sekolah memiliki laboratorium kimia dan laboran
yang berkompetensi sehingga menunjang untuk dilaksanakannya
kegiatan praktikum kimia. Peniati, Parmin, dan Purwantoyo (2013)
mengemukakan bahwa pengelolaan laboratorium IPA meliputi:
mengkoordinasikan kegiatan praktikum, menyusun jadwal kegiatan
laboratorium, memantau pelaksanaan dan mengevalusai kegiatan
laboratorium serta menyusun laporan kegiatan laboratorium.
Keterampilan menggunakan, mengelola alat dan bahan laboratorium
sangat diperlukan untuk mendukung proses keberhasilan pembelajaran
IPA.
Sementara itu, terdapat sekolah yang mendapatkan persentase
terendah 44%, yaitu sekolah E. Berdasarkan catatan lapangan, laboran
di sekolah E masih belum terlatih, sehingga kegiatan praktikum kimia
tidak berjalan dengan maksimal. Bussa et.al (2015) berpendapat,
tenaga laboran yang kurang terlatih dapat menyebabkan permasalahan
terhadap semua peralatan dan bahan yang digunakan untuk percobaan,
sehingga terdapat bahan kimia yang telah mencapai masa
kadaluarsanya dan penggunaan bahan kimia secara tidak benar. Selain
55
itu, laboratorium kimia di sekolah E masih difungsikan sebagai
laboratorium biologi.
Secara umum, pelaksanaan praktikum kimia ditinjau dari
aspek keterlaksanaan, kerelevanan dengan materi ajar di kelas, dan
keberhasilan praktikum yang dilaksanakan berada pada kategori
kurang baik dengan persentase 61,2%, dengan persentase
keterlaksanaan kegiatan praktikum kimia yang tercantum pada Tabel
4.2. rata-rata keterlaksanaannya mencapai 47% pada kategori kurang
baik, dan pada aspek keterlaksanaan, kerelevanan dengan materi ajar
di kelas, dan keberhasilan praktikum yang dilaksanakan berada pada
kategori baik dengan persentase 75,9%. Hal ini menunjukkan bahwa
pelaksanaan pengimplementasian kurikulum 2013, secara umum
belum maksimal. Sekolah yang mencapai keterlaksanaan
praktikumnya lebih dari 50% yaitu sekolah B dan sekolah D. Bila
dilihat dari pengelolaan penyelenggaraannya, kedua sekolah tersebut
memiliki laboratorium kimia yang menunjang, sehingga praktikum
kimia dapat berjalan dengan maksimal.
Sementara itu, sekolah yang ketercapaian pelaksanaan
praktikum terendah 27% yaitu sekolah C. Walaupun sekolah tersebut
memiliki laboratorium yang menunjang, namun beberapa guru kimia
sekolah tersebut tidak melaksanakan kegiatan praktikum kimia,
sehingga persentase ketercapaian kegiatan praktikum yang lebih dari
sama dengan 50% hanya terdapat pada beberapa materi kimia saja.
Prabha (2016) mengemukakan bahwa membuat sebuah pengalaman di
laboratorium merupakan bagian dari cara memfasilitasi siswa untuk
memecahkan rasa ingin tahu siswa dan membuat siswa memperoleh
keterampilan melalui proses yang ilmiah.
Berdasarkan hasil wawancara, ketika kegiatan praktikum
kimia tidak dapat dilakukan, guru-guru menggunakan metode lain
dalam mengajar, seperti presentasi, diskusi, tanya-jawab, dan
menggunakan model-model pembelajaran seperti jigsaw, cooperatif
56
learning, problem based learning, dan lain-lain. Sekreci dan Canpolat
(2014) megemukakan bahwa dampak dari argumentasi di
laboratorium kimia dapat menambah pemahaman konseptual siswa
yang lebih baik. Ardestani dan Badrian (2014) berpendapat hubungan
yang paling penting dalam sebuah pendidikan ialah antara tujuan dan
kegiatan guru dan siswa, dalam hal ini penggunaan strategi dalam
pembelajaran sangat penting guna membangun konsep agar siswa
dapat aktif dalam satu tujuan.
Keterlaksanaan kegiatan praktikum kimia berdasarkan rincian
praktikum yang sesuai dengan Permendikbud No.24 Tahun 2016
memiliki persentase yang beragam dari setiap judul praktikum kimia.
Tabel 4.3 memberikan informasi bahwa sebagian besar guru-guru
melakukan kegiatan praktikum pada judul-judul praktikum tersebut.
Berdasarkan keterlaksanaan praktikum dari setiap kelas dengan rerata
keterlaksanaannya lebih dari 50%, mulai dari kelas X seluruh
praktikum terlaksana, di kelas XI keterlaksanaan praktikum terendah
yaitu 33% dengan judul percobaan kesetimbangan kimia, dan di kelas
XII persentase keterlaksanaan praktikum terendah 11,2% yaitu pada
judul percobaan pembuatan alkilalkanoat. Persentase keterlaksanaan
yang berbeda-beda ini akan berpengaruh terhadap keterampilan yang
mereka miliki. Pada kurikulum 2013 fungsi dan tujuan mata pelajaran
kimia dua dantaranya yaitu memperoleh pengalaman dalam
menerapkan metode ilmiah melalui percobaan atau eksperimen dan
memahami konsep-konsep kimia dan saling keterkaitannya dan
penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-
hari dan teknologi, sehingga praktikum diartikan sebagai salah satu
metode pembelajaran yang didalamnya memuat pendekatan
sciencetific process yang menjadi standar pembelajaran
pengilmplementasian kurikulum 2013. Menurut Oxendine dan DeMeo
dalam Gasowska (2013), untuk mencapai keberhasilan dalam
melakukan praktikum/percobaan di laboratorium, siswa harus
57
mendapatkan tata cara/mengetahui langkah-langkah setiap percobaan
sebelum mereka praktikum.
Untuk judul percobaan kesetimbangan kimia, jika dilihat pada
persentase dari masing-masing sekolah pada Tabel 4.2 menunjukkan
bahwa terdapat satu sekolah yang keterlaksaannya mencapai lebih dari
50%, sedangkan empat sekolah lainnya kurang. Percobaan tersebut
memerlukan alat dan bahan meliputi: tabung reaksi, rak tabung reaksi,
pipet tetes, gelas beaker, gelas ukur, cawan porselen, bunsen, kaki
tiga, kawat kasa, neraca analitik, gabus, batang pengaduk, Fe(NO)3
0,01M, KSCN 0,01 M, Na2HPO4 0,01 M, aquades, dan
CuSO4.5H2O(s). Berdasarkan hasil observasi, kebutuhan alat untuk
kegiatan praktikum tersebut tersedia, sedangkan untuk bahan yang
diperlukan tidak sepenuhnya tersedia di keempat sekolah tersebut,
sehingga praktikum tidak dapat dilaksanakan. Untuk judul percobaan
pembuatan alkilakanoat, jika dilihat dari persentase setiap sekolah
pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwasanya ketercapaian dari setiap
sekolah kurang dari 20%. Rendahnya ketercapaian tersebut apabila
ditinjau berdasarkan hasil observasi mengenai kebutuhan alat dan
bahan praktikum, setiap sekolah tidak memiliki beberapa bahan yang
diperlukan untuk menunjang kegiatan praktikum secara menyeluruh,
seperti Na2C2O4, asam butirat, dan isobutanol, sehingga
keterlaksanaan percobaan tersebut tidak berjalan secara maksimal.
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan rerata persentase
pengelolaan penyelenggaraan laboratorium kimia di SMA Negeri se-
Kota Bogor mendapatkan skor 83,2% dengan kategori sangat siap.
Sedangkan untuk pelaksanaan memperoleh skor sebesar 47%. Hal ini
sejalan dengan penelitian Rahmiyati (2008) yang mendapatkan
persentase skor perencanaan sebesar 47% dengan kategori baik,
pengorganisasian dengan skor 47% dengan kategori sangat baik,
pelaksanaan dengan skor 40% dengan kategori baik, dan
supervisi/evaluasi memperoleh skor sebesar 53% dengan kategori
58
baik. Berdasarkan pada Tabel 4.3, dari 23 judul percobaan praktikum
kimia, hanya 9 judul percobaan yang keterlaksanaannya lebih dari
50%. Artinya, kemampuan setiap sekolah dalam memenuhi fasilitas
laboratorium kimia guna menunjang keterlaksanaan praktikum kimia
di SMA Negeri se-Kota Bogor mendapatkan kategori cukup baik, dan
keterlaksanaan praktikum kimia tidak selalu bergantung pada
kelengkapan fasilitas laboratorium. Neji, Amba, Ukwentang, Jhon.O,
Nja, dan Cecilia.O (2014) berpendapat, kecukupan fasilitas
laboratorium dan efektivitas penggunaan laboratorium dapat berguna
memberikan pembelajaran yang lebih bermakna bagi siswa, sehingga
laboratorium memiliki pengaruh secara langsung pada sikap siswa dan
perubahan akademis. Dengan demikian, penerapan kurikulum 2013 di
SMA Negeri se-Kota Bogor berdasarkan kesiapan standar sarana
laboratorium kimia berada pada kategori baik.
Ezeano dan Ezeudu (2013) mengemukakan bahwa mengelola
laboratorium IPA itu berarti menjalankan dan mengendalikan antara
sumber materi manajemen dan sumber daya manusia. Dengan demikian,
kesimpulan yang didapat secara umum mengenai hasil analisis
pengelolaan laboratorium kimia di SMA Negeri se-Kota Bogor
mendapatkan persentase sebesar 76,6% dengan kategori siap, dengan hasil
rata-rata persentase setiap sekolah diantaranya, sekolah A mendapatkan
persentase sebesar 82,4% dengan kategori sangat siap, sekolah B
mendapatkan persentase sebesar 85,6% dengan kategori sangat siap,
sekolah C mendapatkan persentase sebesar 79,2% dengan kategori siap,
sekolah D mendapatkan persentase sebesar 77,2% dengan kategori siap,
dan sekolah E mendapatkan persentase sebesar 58,6% dengan kategori
kurang siap.
59
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap laboratorium
kimia di SMA Negeri se-Kota Bogor dapat disimpulkan bahwa secara
umum, hasil analisis kesiapan laboratorium kimia di lima SMA Negeri di
Kota Bogor berada pada kategori siap dengan persentase 76,6%. Rata-rata
persentase kelengkapan laboratorium kimia di lima SMA Negeri di Kota
Bogor dalam indikator alat berada pada kategori sangat siap dengan
persentase 86%, dan bahan berada pada kategori kurang siap dengan
persentase 57,2%. Sementara itu, standar kelengkapan laboratorium kimia
meliputi desain ruang laboratorium dan sarana dalam ruang laboratorium
berada pada kategori siap dengan persentase 75,6%. Rata-rata pelaksanaan
praktikum kimia di lima SMA Negeri di Kota Bogor ditinjau dari aspek
keterlaksanaan, kerelevanan dengan materi ajar di kelas, dan keberhasilan
praktikum yang dilaksanakan peserta didik berada pada kategori baik
dengan persentase 61,2%.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang diberikan antara
lain:
1. Pihak sekolah hendaknya mengadakan permohonan alat-alat dan
bahan-bahan kimia kepada pihak terkait guna melengkapi kekurangan
dalam fasilitas laboratorium yang ada.
2. Sekolah hendaknya tidak memfungsikan laboratorium sebagai kelas,
agar pembelajaran tetap dapat berjalan dengan optimal.
3. Sekolah hendaknya lebih memperhatikan adanya pengelola
laboratorium (kepala laboratorium, laboran, teknisi) di sekolah, agar
materi pelajaran yang membutuhkan praktikum dapat terlaksana
dengan optimal.
59
60
4. Guru mata pelajaran kimia di SMA Negeri di Kota Bogor hendaknya
memanfaatkan sarana dan prasarana laboratorium kimia dengan
meningkatkan kegiatan praktikum di laboratorium baik dalam jam
pelajaran maupun di luar jam pelajaran.
5. Pengelola laboratorium lebih aktif dan rutin melakukan inventarisasi
alat-alat dan bahan-bahan kimia, karena bagaimanapun kelengkapan
laboratorium tersebut berubah.
6. Dinas Pendidikan Provinsi hendaknya lebih memerhatikan sekolah-
sekolah yang masih kekurangan sarana/fasilitas sekolah, guna
memajukan pelaksanaan pembelajaran yang lebih baik lagi.
61
DAFTAR PUSTAKA
Abdoon, G. I., dan Bashir, N. F. (2017). Proposed procedure to design an
optimum ventilation system for chemical laboratory. Advances in
Chemical Engineering and Science, 7, 325-332.
Adrestani, M. S., dan Badrian, A. (2014). The necessity of micro-scale chemistry
laboratory. Journal of Laboratory Chemical Education, 2(2): 25-27.
Akani, O. (2015). Laboratory teaching: implication on students‟ achievment in
chemistry in secondary schools in Ebonyi state of Nigeria. Journal of
Educational and Practice Vol. 6 No. 30, hlm. 206.
Ali, M. (1994). Penelitian kependidikan: prosedur dan strategi. Bandung:
Angkasa.
Ardestani, M. Serajian., dan Badrian, A. (2014). The necessity of micro-scale
chemistry laboratory. Journal of Laboratory Chemical Education, 2(2):
25-27.
Badan Penelitian dan Pengembangan (balitbang). (2003). Kurikulum 2004 standar
kompetensi mata pelajaran kimia SMA dan MA. Jakarta: Depatremen
Pendidikan Nasional.
Barlag, R., Memills, L., dan Nyasulu, F. (2014). Upgrading general chemistry
laboratory equipment and laboratory procedures for improved
efficiencies and savings. Journal of Laboratory Chemical Education
2(2): 15-17.
Basey, J., Sacket, L., dan Robinson, N. (2008). Optimal science lab design:
impacts of various components of lab design on students‟ attitudes
toward lab. International Journal for the Scholarship of Teaching and
Learning Vol. 2, No. 1.
Bussa, A., dan Zalalem, A. (2015). Laboratory resource use and management
guidelines. Haramaya University.
Darsana, I Wy., Sadia, I Wy., dan Tika., I Ny. (2014). Analisis standar kebutuhan
laboratorium kimia dalam implementasi kuriulum 2013 pada SMA
62
Negeri di Kabupaten Bangli. e-Journal Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA Volume 4.
Decaprio, R. (2013). Tips mengelola laboratorium sekolah. Yogyakarta: DIVA
Press.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2014). Peraturan
menteri penddikan dan kebudayaan, no. 103 tahun 2014 tentang
pembelajaran pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Jakarta:
Depdikbud.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Peraturan menteri penddikan
dan kebudayaan, no. 69 tahun 2013 tentang standar proses pendidikan
dasar dan menengah. Jakarta: Depdikbud.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Peraturan menteri penddikan
dan kebudayaan, no. 69 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur
kurikulum sekolah menengah atas/madrasah aliyah. Jakarta: Depdikbud.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2016). Peraturan menteri pendidikan
dan kebudayaan, no. 21 tahun 2016 tentang standar isi pendidikan dasar
dan menengah. Jakarta: Depdikbud .
Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Peraturan menteri pendidikan
nasional, no. 24 tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana untuk
sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI), sekolah menengah
pertama/madrasah tsanawiyah (SMP/MTs), dan sekolah menengah
atas/madrasah aliyah (SMA/MA). Jakarta: Depdiknas.
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Peraturan menteri pendidikan
nasional, no. 26 tahun 2008 tentang standar tenaga laboratorium
sekolah/madrasah. Jakarta: Depdiknas.
Diaz-Vazquez, L. M., Montes, B. C., Vargas, I. M. E., Hernandez-Cancel, G.,
dan Gonzalez, F. (2012). An investigative, cooperative learning approach
for general chemistry laboratories. International Journal For The
Scholarship of Teaching and Learning Volume 6, Number 2.
63
Ezeano, A., dan Ezeudu, F. (2013). Application of laboratory management skills
by chemistry teachers in Enugu State. Journal of Education and Practice
Vol.4, No.18.
Feyzioglu, B., Akyildiz, M., Demirdag, B., dan Altun, A. (2012). Developing a
science process skills test for secondary student: validity and reliability
study. Journal of Educational Consultacy and Research Center.
Feyzioglu, B. (2009). An investigation of the relationship between science process
skills with efficient laboratory use and science achievement in chemistry
education. Journal of Turkish Science Education Volume 6, Issue 3.
Gasowska, J. S. (2013). Good laboratory practice. Issue 5, pp. 30 – 38.
Gregory, S. J., dan Trapani, G. D. (2012). A blended learning approach to
laboratory preparation. International Journal of Innovation in Science
and Mathematics Education, 20(1), 56-70. Australia: Griffith University.
Hudha, A. M., Husamah, dan Hadi, S. (2011). Pendampingan pengembangan
perangkat pembelajaran laboratorium untuk menunjang pelaksanaan bagi
guru IPA biologi SMP Muhammadiyah 1 Malang. Jurnal Dedikasi
Volume. 8.
Kaya, E., dan Cetin, P. S. (2012). Investigation of pre-service chemistry teachers‟
chemistry laboratory anxiety levels education and their implications.
Journal Volume: 3 Issue: 3 Article: 09.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2018). Kamus besar bahasa
Indonesia daring. Diakses dari http://kbbi.kemendikbud.go.id
Monica, I., Nicholas, T., dan David, K. (2015). Chemistry teachers‟ role in
changing practical work from simple „hands on‟ activities to more of
„minds on‟ activities. International Journal of Humanities and Social
Science Vol. 5, No. 10(1).
Nashshar, F.M. (2009). Kimia sebagai ilmu pusat sains. Bandung: PT Puri Delco.
Neji., Amba, H., Ukwetang., John.O., Nja., dan Cecilia.O. (2014). Evaluating the
adequacy of laboratory facilities on students‟ academic performance in
secondary school in Calabar, Nigeria. IOSR Journal of Research &
64
Method in Education (IOSR-JRME) e-ISSN: 2320–7388, p-ISSN: 2320–
737X Volume 4, Issue 3 Ver. III, PP 11-14.
Peniati, E., Parmin., dan Purwantoyo. (2013). Model analisis evaluasi diri untuk
mengembangkan kemampuan mahasiswa calon guru IPA dalam
merancang pengembangan laboratorium di sekolah. Jurnal Pendidikan
Vol. 2 No. 2.
Peraturan Pemerintah. (2005). Peraturan pemerintah, no. 19 tahun 2005 tentang
standar nasional pendidikan. Jakarta.
Prabha, S. (2016). Laboratory experiences for prospective science teachers: a
meta-analytic review of issues and concerns. European Scientific Journal
December edition vol.12, No.34 ISSN: 1857 – 7881.
Rahayu, K. S. (2015). Kesiapan laboratorium kimia dalam mendukung
pelaksanaan kurikulum 2013 di SMA Negeri Se Kabupaten Jepara.
Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Rahmiyati, S. (2008). Kefektifan pemanfaatan laboratorium di madrasah aliyah
Yogyakarta. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, No. 1, Tahun
XI.
SamiAsih, L., Muderawan, I Wy., dan Karyasa, I Wy. (2013). Analisis standar
laboratorium kimia dan efektivitasnya terhadap capaian kompetensi
adaptif di SMK Negeri 2 Negara. e-Journal Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA Volume 3.
Sekerci, A. R., & Canpolat, N. (2014). Impact of argumentation in the chemistry
laboratory on conceptual comprehension of Turkish students, educational
proces. International Journal, 3 (1-2), 19-34.
Sitorus, M., dan Sutiani, A. (2013). Pengelolaan dan manajemen laboratorium
kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. (2009). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif,
kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Undang-Undang Republik Indonesia. (2003). Undang-undang sistem pendidikan
nasional, no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Jakarta.
65
LAMPIRAN-LAMPIRAN
66
Lampiran 1
HASIL OBSERVASI AWAL
Data Dinas Pendidikan tahun 2016 menunjukkan, bahwa di Kota Bogor terdapat
51 SMA baik negeri maupun swasta, dengan rincian 10 SMA negeri dan 41 SMA
swasta. Kesepuluh SMA Negeri di Kota Bogor tersebut telah menggunakan
kurikulum 2013. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti,
ternyata tidak semua SMA Negeri memanfaatkan laboratorium kimia secara
maksimal dalam proses pembelajaran. Bahkan terdapat beberapa sekolah yang
tidak memiliki laboratorium kimia, karena ruang laboratorium beralih fungsi
menjadi kelas. Berdasarkan hal tersebut, maka didapatkan lima sekolah yang
memenuhi kriteria yang diinginkan, diantaranya SMA Negeri 3 Bogor, SMA
Negeri 4 Bogor, SMA Negeri 5 Bogor, SMA Negeri 6 Bogor, dan SMA Negeri 7
Bogor
67
Lampiran 2
Tabel Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Laboratorium Kimia
NO JENIS RASIO DESKRIPSI
1 Perabot
1.1 Kursi 1 buah peserta didik,
ditambah 1 buah/guru
Kuat, stabil, dan mudah dipindahkan
1.2
Meja kerja 1 buah/7 peserta didik Kuat dan stabil.
Ukuran memadai untuk menampung kegiatan
peserta didik secara berkelompok maksimum 7
orang
1.3
Meja
demonstrasi
1 buah/ lab Kuat dan stabil.
Luas meja memungkinkan untuk
melakukan demonstrasi dan menampung
peralatan dan bahan yang diperlukan.
Tinggi meja memungkinkan seluruh peserta
didik dapat mengamati percobaan yang
didemonstrasikan.
1.4
Meja persiapan 1 buah/ lab Kuat dan stabil.
Ukuran memadai untuk menyiapkan materi
percobaan.
1.5 Lemari alat 1 buah/ lab Tertutup dan dapat dikunci.
Ukuran memadai untuk menampung semua alat.
1.6
Lemari bahan 2 buah/ lab Kuat dan stabil.
Cukup untuk menyimpan seluruh bahan, tidak
mudah berkarat, rak tersangga dengan kuat.
Pintu geser, berkunci.
1.7
Lemari asam 1 buah/ lab Ukuran ruang dalam lemari minimum 0,9 m x
0,6 m x 0,9 m.
Tinggi bidang kerja dari lantai 70 cm.
Materi tahan karat, tahan asam, mempunyai
pintu kaca yang dapat dibuka-tutup sebagian,
mempunyai pencahayaan yang baik, saluran
buangan gas langsung
keluar dan terpompa, mempunyai saluran air
bersih dan
buangan.
1.8
Bak cuci 1 buah/ 2 kelompok,
Ditambah 1 buah di
ruang persiapan
Tersedia air bersih dalam jumlah yang
memadai.
2 Peralatan Pendidikan
2.1 Botol zat Masing-masing 24
buah/lab
Bertutup.
Volume: 100 ml, 250 ml, dan 500 ml.
2.2 Pipet tetes 100 buah/lab Ujung panjang, dengan karet.
Ukuran 20 cm.
2.3 Batang
pengaduk
Masing-masing 25
buah/lab
Diameter: 5 mm dan 10 mm, panjang 20 cm.
2.4 Gelas beaker Masing-masing 12
buah/lab
Volume: 50 ml, 150 ml, dan 250 ml.
2.5 Gelas beaker Masing-masing 3
buah/lab
Volume: 500 ml, 1000 ml, dan 2000 ml
2.6 Labu
Erlenmeyer
25 buah/lab Volume 250 ml
68
NO JENIS RASIO DESKRIPSI
2.7 Labu takar Masing-masing 50, 50,
dan 3 buah/lab
Volume: 50 ml, 100 ml, dan 1000 ml.
2.8 Pipet volume Masing-masing 30
buah/lab
Skala permanen.
Volume: 5 ml dan 10 ml.
2.9 Pipet seukuran Masing-masing 30
buah/lab
Skala hermanen.
Volume: 10 ml, 25 ml, dan 50 ml.
2.10 Corong Masing-masing 30 dan
3 buah/lab
Diameter: 5 cm dan 10 cm.
2.11 Mortar Masing-masing 6 dan 1
buah/lab
Bahan keramik, bagian dalam berglasur.
Diameter: 7cm dan 15cm
2.12 Botol semprot 15 buah/lab Bahan plastik lentur.
Volume 500 ml.
2.13 Gelas ukur Masing-masing 15,
15,15, 3, dan 3 buah/lab
Volume: 10 ml, 50 ml, 100 ml, 500 ml, dan
1000 ml.
2.14
Buret + klem 10 buah/lab Skala permanen, tangan klem buret mudah
digerakkan, kelas B.
Volume 50 ml.
2.15 Statif dan klem Masing-masing 10
buah/lab
Besi, tahan karat, stabil, kuat, permukaan halus.
Klem boss clamp
2.16 Kaca arloji 10 buah/lab Diameter 10 cm.
2.17 Corong pisah 10 buah/lab Bahan gelas.
Volume 100 ml.
2.18 Alat destilasi 2 set/lab Bahan gelas.
Volume labu 100 ml.
2.19 Neraca 2 set/lab Ketelitian 10 mg.
2.20 pHmeter 2 set/lab Ketelitian 0,2 (analog) dan 0,1 (digital).
2.21 Centrifuge 1 buah/lab Menggunakan daya listrik, minimum 4 tabung.
2.22 Barometer 1 buah/lab Untuk di dinding lab, dilengkapi
Thermometer
2.23 Termometer 6 buah/lab Dapat mengukur suhu 0-100
0C, ketelitan 1
0C,
tidak mengandung merkuri.
2.24
Multimeter
AC/DC,
10 kilo ohm/volt
6 buah/lab Dapat mengukur tegangan, arus dan hambatan.
Batas ukur arus minimum 100 mA-5 A.
Batas minimum ukur tegangan untuk DC 100
mV-50 V.
Batas minimum ukur tegangan untuk AC 0-250
V.
2.25 Pembakar
spiritus
8 buah/lab Bahan gelas, bertutup.
2.26
Kaki tiga + alas
kasa
Kawat
8 buah/lab Tinggi disesuaikan tinggi pembakar spiritus
2.27 Stopwatch 6 buah/lab Ketelitian 0,2 detik.
2.28
Kalorimeter
tekanan tetap
6 buah/lab Dapat memberikan data untuk pembelajaran
entalpi reaksi.
Kapasitas panas bahan rendah.
Volume 250 ml.
2.29 Tabung reaksi 100 buah/lab Gelas.
Volume 20 ml.
2.30 Rak tabung
reaksi
7 buah/lab Kayu.
Kapasitas minimum 10 tabung
2.31 Sikat tabung
reaksi
10 buah/lab Bulu halus.
Diameter 1 cm.
69
NO JENIS RASIO DESKRIPSI
2.32 Tabung
centrifuge
8 buah/lab Kaca, ukuran sesuai dengan
Centrifuge
2.33 Tabel Periodik
Unsur-Unsur
1 buah/lab Poster, kertas 220 gram, laminasi, dapat
digantung
2.34
Model molekul 6 set/lab Minimum dapat menunjukkan atom hidrogen,
oksigen, nitrogen, sulfur dan karbon, serta dapat
dirangkai menjadi molekul
2.35 Manual
percobaan
6 buah/
Percobaan
3 Media Pendidikan
3.1
Papan tulis 1 buah/lab Ukuran minimum 90 cm x 200 cm.
Ditempatkan pada posisi yang memungkinkan
seluruh peserta didik melihatnya dengan jelas.
4 Bahan Habis Pakai
Bahan habis pakai tersedia di laboratorium meliputi bahan kimia, dengan banyak setiap saat
1,2 x banyak yang dibutuhkan. Bahan kimia meliputi zat-zat yang diperlukan dalam
percobaan–percobaan: Pengenalan Reaksi Kimia, Teknik Pemisahan dan Pemurnian, Titrasi
Asam-Basa,Elektrokimia, Energetika, Pembuatan Produk Terapan Pengetahuan Kimia.
5 Perlengkapan Lain
5.1
Soket listrik 9 buah/lab 1 soket untuk tiap meja peserta didik,
2 soket untuk meja demo,
2 soket untuk di ruang persiapan
5.2 Alat pemadam
kebakaran
1 buah/lab Mudah dioperasikan
5.3
Peralatan P3K 1 buah/lab Terdiri dari kotak P3K dan isinya tidak
kadaluarsa termasuk obat P3K untuk luka bakar
dan luka terbuka
5.4 Tempat sampah 1 buah/lab
5.5 Jam dinding 1 buah/lab
70
Lampiran 3
Tabel Rincian Kebutuhan Alat dan Bahan Praktikum Kimia Sesuai Judul Praktikum Kimia Berdasarkan Kompetensi Dasar
Kurikulum 2013
KELAS KOMPETENSI DASAR JUDUL PRAKTIKUM ALAT BAHAN
X
4.1 Menyajikan hasil pengamatan
tentang hakikat ilmu kimia, metode
ilmiah dan keselamatan kerja dalam
mempelajari kimia serta peran kimia
dalam kehidupan.
Percobaan mengenai kerja
ilmiah
4.6 Merancang, melakukan, dan
menyimpulkan serta menyajikan hasil
percobaan kepolaran senyawa.
Menyelidiki kepolaran
senyawa dan hubungannya
dengan kelektronegatifan
Tabung reaksi
Rak tabung
reaksi
Pembakar
spirtus
Lampu
Baterai
Wadah
Grafit
NaCl(s)
NaCl(aq)
Air
Minyak tanah
CCl4
(Tetraklorometana)
4.8 Merancang, melakukan, dan
menyimpulkan serta menyajikan hasil
percobaan untuk mengetahui sifat
larutan elektrolit dan larutan non-
elektrolit.
Mengidentifikasi larutan
elektrolit dan non elektrolit
Gelas kimia
250mL
Batu baterai 1,5
volt
Kabel tembaga
Lampu 1 watt
NaCl 0,1 M
H2SO4 0,1 M
HCl 0,1 M
NH3 0,1 M
Larutan gula 5%
Alkohol
71
KELAS KOMPETENSI DASAR JUDUL PRAKTIKUM ALAT BAHAN
Dudukan baterai
Dudukan lampu
NaOH 0,1 M
Air
4.9 Merancang, melakukan, dan
menimpulkan serta menyajikan hasil
percobaan reaksi oksidasi-reduksi
Reaksi Reduksi Oksidasi Labu
Erlenmeyer
Alumunium foil
Fe(s)
O2(g)
Fe2O3(s)
C(s)
Mg(s)
Cl(g)
Hukum Lavoisier Labu
erlenmeyer
Mg(s)
Cl2(g)
XI
4.1 Mengolah dan menganalisis struktur
dan sifat senyawa hidrokarbon
berdasarkan pemahaman kekhasan atom
karbon dan penggolongan senyawanya.
Mengidentifikasi unsur
karbon
Tabung Reaksi
Pembakar
spiritus
Pipa
penghubung
atau kapiler
Penjepit tabung
reaksi (klem)
Gelas Kimia
Labu Erlemeyer
Batang
pengaduk
Spatula
Statif
Kapas
CaCO3 (batu
kapur)
(NH2)2CO (urea)
C12H22O11
(sukrosa)
CH4 (gas alam)
HCl
Fe2O3 (bijih besi)
Al2O3 (bauksit)
NaCl
CuO (Tembaga(II)
Oksida)
72
KELAS KOMPETENSI DASAR JUDUL PRAKTIKUM ALAT BAHAN
Korek api
Penyumbat
kapas kasa
Kertas saring
Corong
4.4 Merancang, melakukan,
menyimpulkan serta menyajikan hasil
percobaan reaksi eksoterm dan reaksi
endoterm.
Mengamati reaksi eksoterm
dan endoterm
Tabung reaksi
Spatula
Gabus
Alat pemanas
Bubuk tembaga
(II) karbonat
Larutan HCl
Potongan pita
magnesium
Kristal
Ba(OH)2.8H2O
(Barium
hidroksida)
Belerang
Serbuk besi
4.5 Merancang, melakukan, dan
menyimpulkan serta menyajikan hasil
percobaan penentuan ∆H suatu reaksi.
Menentukan harga entalphi
reaksi dengan menggunakan
kalorimeter sederhana
Termometer
Gelas kimia
250mL
Kalorimeter
Gelas ukur 50
mL
Larutan HCl
Larutan NaOH
4.7 Merancang, melakukan, dan
menyimpulkan serta menyajikan hasil
percobaan faktor-faktor yang
Mengamati pengaruh
konsentrasi pereaksi, luas
permukaan sentuh, suhu,
Labu
erlenmeyer
Gabus
Na2CO3
HCl 0,5 M
CaCO3
73
KELAS KOMPETENSI DASAR JUDUL PRAKTIKUM ALAT BAHAN
mempengaruhi laju reaksi dan orde
reaksi.
dan katalis terhadap laju
reaksi
Neraca analitik
Gelas ukur
250mL
Gelas ukur
10mL
Selang karet
Stopwatch
Alat suntik
20mL
Gelas kimia
500mL
Batang
pengaduk
Kaki tiga
Kawat kasa
Pembakar
spirtus
Pipet tetes
Spatula
Termometer
Rak tabung
reaksi
KMnO4 0,01M
C2H2O4 0,5 M
Akuades
H2O2 3%
MnO2
Larutan sabun
4.8 Merancang, melakukan, dan
menyimpulkan serta menyajikan hasil
percobaan faktor-faktor yang
Mengamati pengaruh
konsentrasi, volum, tekanan
dan suhu terhadap
Tabung reaksi
Rak tabung
reaksi
Fe(NO)3 0,01M
KSCN 0,01 M
Kristal Na2HPO4
74
KELAS KOMPETENSI DASAR JUDUL PRAKTIKUM ALAT BAHAN
mempengaruhi pergeseran arah
kesetimbangan.
pergeseran kesetimbangan Pipet tetes
Gelas beaker
Gelas ukur
Cawan porselen
Bunsen
Kaki tiga
Kawat kasa
Neraca analitik
Gabus
Batang
Pengaduk
0,01 M
Aquades
CuSO4.5H2O(s)
4.10 Mengajukan ide/gagasan tentang
penggunaan indikator yang tepat untuk
menentukan keasaman asam/basa atau
titrasi asam/basa.
Uji arutan asam basa dengan
indikator universal dan pH
meter
Plat tetes
Pipet tetes
Indikator
universal
Lakmus merah
Lakmus biru
Konduktometer/
amperemeter
Tabung reaksi
NaCl 0,5 M
CaCl2 0,5 M
HCl 0,5 M
CH3COOH 0,5 M
NaOH 0,5 M
Mg(OH)2 0,5 M
4.11 Merancang, melakukan, dan
menyimpulkan serta menyajikan hasil
percobaan titrasi asam-basa.
Melakukan titrasi asam basa Erlenmeyer
Buret 50 mL
Statif dan klem
Gelas ukur 25
mL atau 10 mL
NaOH 0,1 M
HCl 0,1 M
Indikator
fenolftalein
75
KELAS KOMPETENSI DASAR JUDUL PRAKTIKUM ALAT BAHAN
Corong kaca
4.12 Merancang, melakukan, dan
menyimpulkan serta menyajikan hasil
percobaan untuk menentukan jenis
garam yang mengalami hidrolisis.
Mengukur pH larutan garam Tabung reaksi
Pipet
Larutan A dan B
Indikator universal
(pp, btb, mm)
4.13 Merancang, melakukan, dan
menyimpulkan serta menyajikan hasil
percobaan untuk menentukan sifat
larutan penyangga.
Mempelajari sifat larutan
penyangga dan larutan
bukan penyangga pada
penambahan sedikit asam,
basa atau pengenceran
Gelas kimia
250mL
Batang
pengaduk
pH meter atau
indikator
universal
Gelas ukur
Pipet tetes
CH3COONa 0,5
M; 0,1 M; 0,2
CH3COOH 0,5 M;
0,1 M; 0,2 M
NaH2PO4 0,5 M
Na2HPO4 0,5 M
HCl 0,5 M
NaOH 0,5 M
4.14 Mengolah dan menganalisis data
hasil percobaan untuk memprediksi
terbentuknya endapan.
Melakukan percobaan
kelarutan suatu zat
Tabung reaksi
Pipet tetes
Rak tabung
Labu
erlenmeyer
Buret
Statif
HCl 0,1 M
Indikator
fenolftalein
Larutan jenuh
Ca(OH)2+NaOH
0,025 M
Larutan jenuh
Ca(OH)2+NaOH
0,050 M
Larutan jenuh
76
KELAS KOMPETENSI DASAR JUDUL PRAKTIKUM ALAT BAHAN
Ca(OH)2+NaOH
0,075 M
4.15 Mengajukan ide/gagasan untuk
memodifikasi pembuatan koloid
berdasarkan pengalaman membuat
beberapa jenis koloid.
Percobaan sistem koloid Gelas kimia 500
mL
Sendok makan
Bunsen
Kaki tiga
Kawat kasa
Panci kecil
Senter
Batang
pengaduk
Tepung kanji/agar-
agar
Air
NaOH 0,5 M
Alkohol 60%
Larutan kanji 0,1%
Air teh
Air sabun
Minuman kaleng
bersoda
Air
sumur/kolam/sung
ai
Tawas/PAC
(polialuminium
klorida)
XII
4.1 Menyajikan hasil analisis
berdasarkan data percobaan terkait
penurunan tekanan uap, kenaikan titik
didih, penurunan titik beku, dan tekanan
osmosis larutan.
Kenaikan titik didih
Penurunan titik beku
Kenaikan titik didih suatu
akibat penambahan zat
tertentu
Tabung reaksi
Rak tanung
reaksi
Penjepit tabung
reaksi
Pembakar
spirtus
Air suling
Gula pasir/glukosa
Garam dapur kasar
Larutan urea
Es batu
77
KELAS KOMPETENSI DASAR JUDUL PRAKTIKUM ALAT BAHAN
Termometer
Gelas kimia
Batang
pengaduk
4.3 Menciptakan ide/gagasan/ produk
sel elektrokimia.
Melakukan percobaan sel
elektrokimia (sel volta dan
elektrolisis)
Gelas Kimia 50
mL dan 100 mL
Penjepit buaya
Jembatan
Garam dengan
agar-agar
Kabel
Voltmeter
Pipa U
Batu baterai
Elektroda Mg
Elektroda Cu
Paku sebagai
elektroda Fe
Elektroda Zn
Larutan CuSO4
Larutan FeSO4
Larutan ZnSO4
Elektroda C
Larutan amilum
Indikator
fenolftalein
Larutan NaCl
Larutan KI
4.6 Menalar dan menganalisis
kelimpahan, kecenderungan sifat fisik
dan sifat kimia, manfaat, dampak,
proses pembuatan unsur-unsur golongan
utama (gas mulia, halogen, alkali dan
alkali tanah, periode 3) serta unsur
Mengidentifikasi sifat-sifat
fisis dan sifat-sifat kimia
unsur
Tabung reaksi 6
buah
Rak tabung
reaksi
Pipet tetes
Gelas kmia
Kaca arloji
FeSO4 0,1 M
Fe(SO4)3 0,1 M
KBr 0,1 M
KI 0,1 M
KSCN 0,1 M
Logam Na
Logam Mg
78
KELAS KOMPETENSI DASAR JUDUL PRAKTIKUM ALAT BAHAN
golongan transisi (periode 4) dan
senyawanyadalam kehidupan sehari-
hari.
Pisau
Tang besi
Kertas saring
Tabung reaksi
Kawat nikrom
Nyala
Bunsen/pembak
ar spiritus
Logam K
Logam Ca
HCl pekat
Kristal BaCl2
Kristal CaCl2
Kristal KCl
Kristal NaCl
Kristal SrCl
4.7 Menalar dan menganalisis struktur,
tata nama, sifat dan kegunaan senyawa
karbon (halo alkana, alkanol, alkoksi
alkana, alkanal, alkanon, asam alkanoat,
dan alkil alkanoat).
Identifikasi ion alkali tanah
Pembuatan alkil alkanoat
Tabung reaksi
Rak tabung
reaksi
Pipet tetes
Tabung reaksi
pipa samping
Penangas air
Sumbat tabung
NaOH 0,1 M
Na2SO4 0,1 M
Na2C2O4 0,1 M
K2Cr2O40,1 M
Asam format
Etanol
Metanol
Asam butirat
Isobutanol
Asam sulfat
4.9 Menalar dan menganalisis struktur,
tata nama, sifat dan kegunaan
makromolekul (polimer, karbohidrat,
dan protein)
Mengidentifikasi gugus
fungsi senyawa karbon
Tabung reaksi
(100 ml, 150
ml, 150 mm, 75
mm )
Pipet tetes
Pengaduk
Penangas air
Alkohol
Air
NaOH 10%
I2/KI 10%
K2Cr2O4 0.1 M
H2SO4 pekat
79
KELAS KOMPETENSI DASAR JUDUL PRAKTIKUM ALAT BAHAN
Aldehid
NaHSO3 40%
Alkohol
Asam organik dan
Basa Organik
Kristal asam sulfat
Larutan asam
NaHCO310%
KMnO4 0,1 M
Etanol
Nitrobenzena
Fe(NH4)2(SO4)2
15%
KOH 15%
H6C6H4COOH,
H2SO4
Air
CH3OH
Melakukan uji glukosa,
selulosa dan amilum
Tabung reaksi
Rak tabung
reaksi
Gelas kimia 250
mL
Gelas ukur 10
mL
Larutan iodium
H2SO4 pekat
Kertas lakmus
(merah biru)
NaOH 6M
Fehling A + B
Glukosa
80
KELAS KOMPETENSI DASAR JUDUL PRAKTIKUM ALAT BAHAN
Lumpang + alu
Pipet tetes
Pembakar
spiritus
Kaki tiga
Kasa asbes
Kaca arloji /
plastik
Penjepit tabung
reaksi
Spatula
Plat tetes
Korek api
Amilum
Kapas
Kertas saring
Jagung manis
Ketela rambat
manis
Ketela rambat
tidak manis
Singkong
Kentang
Air
Mengidentifikasi protein
dalam makanan
Tabung reaksi
Gelas kimia
Gelas ukur
Pipet tetes
Penjepit tabung
Kaki 3
Kasa
Spirtus
Spatula
kaca/sendok
Putih telur
Agar-agar
Susu sapi
Bubuk kedelai
Sari kedelai
Larutan HNO3
pekat dan NaOH
CuSO4 1% dan
NaOH 4M
NaOH 6M
81
Lampiran 4
Tabel Kompetensi Laboran/Pengelolaan Laboratorium Kimia
DIMENSI
KOMPETENSI KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
1. Kompetensi
Kepribadian
1.1 Menampilkan diri
sebagai pribadi
yang dewasa,
mantap, dan
berakhlak mulia
1.1.1 Bertindak secara konsisten sesuai dengan norma
agama, hukum, sosial, dan budaya nasional
Indonesia
1.1.2 Berperilaku arif
1.1.3 Berperilaku jujur
1.1.4 Menunjukkan kemandirian
1.1.5 Menunjukkan rasa percaya diri
1.1.6 Berupaya meningkatkan kemampuan diri
1.2 Menunjukkan
komitmen terhadap
tugas
1.2.1 Berperilaku disiplin
1.2.2 Beretos kerja yang tinggi
1.2.3 Bertanggungjawab terhadap tugas
1.2.4 Tekun, teliti, dan hati-hati dalam melaksanakan
tugas
1.2.5 Kreatif dalam memecahkan masalah yang berkaitan
dengan tugas profesinya
1.2.6 Berorientasi pada kualitas
2. Kompetensi Sosial 2.1 Bekerja sama
dalam pelaksanaan
tugas
2.1.1 Menyadari kekuatan dan kelemahan diri
2.1.2 Memiliki wawasan tentang pihak lain yang bisa
diajak kerjasama
2.1.3 Bekerjasama dengan berbagai pihak secara efektif
2.2 Berkomunikasi 2.2.1 Berkomunikasi dengan berbagai pihak secara
82
DIMENSI
KOMPETENSI KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
secara lisan dan
tulisan
santun, empatik, dan efektif
2.2.2 Memanfaatkan berbagai peralatan TIK untuk
berkomunikasi
3. Kompetensi
Administratif
3.1 Menginventarisasi
bahan praktikum
3.1.1 Mencatat bahan laboratorium
3.1.2 Mencatat penggunaan laboratorium
3.1.3 Melaporkan penggunaan bahan laboratorium
3.2 Mencatat kegiatan
praktikum
3.2.1 mencatat kehadiran guru dan peserta
3.2.2 Mencatat penggunaan alat
3.2.3 Mencatat penggunaan penuntun praktikum
3.2.4 Mencatat kerusakan alat
3.2.5 Melaporkan keseluruhan kegiatan praktikum secara
periodik
4. Kompetensi
Profesional
4.1 Merawat ruang
laboratorium
sekoah/madrasah
4.1.1 Menata ruang laboratorium
4.1.2 Menjaga kebersihan ruangan laboratorium
4.1.3 Mengamankan ruang laboratorium
4.2 Mengelola bahan
dan peralatan
laboratorium
sekolah/madrasah
4.2.1 Mengklasifikasikan bahan dan peralatan praktikum
4.2.2 Menata bahan dan peralatan praktikum
4.2.3 Mengidentifikasi kerusakan bahan, peralatan, dan
fasilitas laboratorium
4.2.4 Menjaga kebersihan alat laboratorium
4.2.5 Mengamankan bahan dan peralatan laboratorium
4.3 Melayani kegiatan
praktikum
4.3.1 Menyiapkan bahan sesuai dengan penuntun
praktikum
4.3.2 Menyiapkan peralatan sesuai dengan penuntun
praktikum
83
DIMENSI
KOMPETENSI KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
4.3.3 Melayani guru dan peserta didik dalam pelaksanaan
praktikum
4.3.4 Menyiapkan kelengkapan pendukung praktikum
(lembar kerja, lembar rekam data, dan lain-lain)
4.4 Menjaga kesehatan
dan keselamatan
kerja di
laboratorium
sekolah/madrasah
4.4.1 Menjaga kesehatan diri dan lingkungan kerja
4.4.2 Menggunkan peralatan kesehatan dan keselamatan
kerja di laboratorium
4.4.3 Menangani bahan-bahan berbahaya dan beracun
sesuai dengan prosedur yang berlaku
4.4.4 Menangani limbah laboratorium sesuai dengan
prosedur yang berlaku
4.4.5 Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan
84
Lampiran 5
LEMBAR OBSERVASI LABORATORIUM KIMIA
Nama Sekolah: ......................................................
I. Desain Laboratorium
Luas bangunan................m2, panjang................m, lebar................m
Kapasitas ................siswa
Letak terhadap ruang yang lain : ................m
Letak terhadap sumber air : ................m
Jumlah pintu ................buah, jumlah jendela ................buah
Jumlah meja ................buah, jumlah kursi ................buah
II. Fasilitas Laboratorium
Beri tanda ( √ ) bila ada dan ( - ) bila tidak ada
No Kriteria Rasio Ada Tidak Jumlah Kondisi
1 Stop kontak 9 buah/lab
2 Bak cuci 1 buah/2
kelompok
3 Tempat
sampah 1 buah/lab
4 Jam dinding 1 buah/lab
5 Kursi guru 1 buah/lab
6 Kursi siswa 1
buah/peserta
7 Meja
demonstrasi 1 buah/lab
8 Meja guru 1 buah/lab
9 Meja siswa 1 buah/7
peserta
10 Meja
persiapan 1 buah/lab
11
Papan tulis:
*Blackboard/
Whiteboard
1 buah/lab
12 Lemari alat 1 buah/lab
13 Lemari 2 buah/lab
85
No Kriteria Rasio Ada Tidak Jumlah Kondisi
bahan
14 Lemari asam 1 buah/lab
15 Perlengkapan
P3K 1 buah/lab
16 Pemadam
Kebakaran 1 buah/lab
*Coret yang tidak perlu
III. Daftar Alat yang ada di Laboratorium Kimia
A. Daftar Alat yang digunakan sesuai dengan Kebutuhan Praktikum
Kimia berdasarkan Kurikulum 2013
No Pernyataan Ada Tidak Kondisi
1 Pipet Tetes
a. Minimum 100 buah/lab
b. Ujung panjang, dengan karet
c. Ukuran 10 cm
2 Batang Pengaduk
a. Minimum 25 buah, diameter 5 mm,
panjang 20 cm
b. Minimum 25 buah, diameter 10
mm, panjang 20 cm
3 Gelas Beaker
a. Minimum 12 buah volume 50 mL
b. Minimum 12 buah volume 150 mL
c. Minimum 12 buah volume 250 mL
d. Minimum 3 buah volume 500 mL
e. Minimum 3 buah volume 100 mL
f. Minimum 3 buah volume 2000 mL
4 Labu Takar
a. Minimum 50 buah volume 50 mL
b. Minimum 50 buah volume 100 mL
c. Minimum 3 buah volume 1000 mL
5 Labu Erlenmeyer minimum 25 buah,
volume 250 mL
6 Corong
a. Minimum 30 buah diameter 5 cm
86
No Pernyataan Ada Tidak Kondisi
b. Minimum 3 buah diameter 10 cm
7 Mortar
a. 6 buah diameter 7 cm, bahan
keramik, bagian dalam berglasur
b. 1 buah diameter 15 cm, bahan
keramik, bagian dalam berglasur
8 Gelas Ukur
a. Minimum 15 buah volume 10 mL
b. Minimum 15 buah volume 50 mL
c. Minimum 15 buah volume 100 mL
d. Minimum 3 buah volume 500 mL
e. Minimum 3 buah volume 1000 mL
9 Buret dan Klem
a. Minimum 10 buah volume 50 mL,
skala permanen
b. Tangan klem buret mudah
digerakkan
10 Statif dan Klem
a. 10 buah/lab
b. Terbuat dari besi, tahan karat
c. Stabil dan kuat
d. Permukaan halus
11 Kaca arloji 10 buah, diameter 10 cm
12 Corong pisah 10 buah, bahan gelas,
volume 100 mL
13 Alat destilasi 2 set, bahan gelas, volume
labu 100 mL
14 Neraca 2 set, ketelitian 10 mg
15 pH meter 2 set, ketelitian 0,2 (analog)
dan 0,1 (digital)
16 Termometer
a. 6 buah/lab
b. Dapat mengukur suhu 0-1000C
dengan ketelitian 10C
c. Tidak mengandung merkuri
17 Multimeter AC/DC 10 kilo ohm/volt
a. Dapat mengukur tegangan, arus,
dan hambatan
b. Batas ukur arus minimum 100 mA
– 5 mA
c. Batas minimum ukur tegangan
87
No Pernyataan Ada Tidak Kondisi
untuk DC 100 mA – 50 V
d. Batas minimum ukur tegangan
untuk AC 0 – 250 V
18 Pembakar spirtus 8 buah, bahan gelas,
bertutup
19
Kaki tiga dan alas kasa kawat 8 buah,
tinggi disesuaikan dengan tinggi
pembakar spirtus
20 Stopwatch 6 buah, ketelitian 0.2 detik
21 Kalorimeter Tekanan Tetap
a. 6 buah, volume 250 mL
b. Dapat memberikan data untuk
pembelajaran entalpi reaksi
c. Kapasitas
22 Tabung reaksi 100 buah, gelas, volume
20 mL
23 Rak tabung reaksi 7 buah, kayu,
kapasitas minimum 10 tabung
24 Sikat tabung reaksi 10 buah, bulu hals,
diameter 1 cm
25 Tabel Periodik Unsur 1 buah, poster,
kertas 220g, laminasi, dapat digantung
26 Bahan-bahan kimia
a. Banyaknya setiap saat 1,2 x banyak
yang dibutuhkan
b. Zat-zat yang diperlukan dalam
percobaan-percobaan: Pengenalan
Reaksi Kimia, Teknik Pemisahan dan
Pemurnian, Titrasi Asam-Basa,
Elektrokimia, Energetika
27 Gelas Beaker volume 100mL
28 Kawat Penjepit/Capit Buaya minimum
100 buah/lab
29 Spatula, terbuat dari tembaga
30 Kertas Saring dengan ketelitian 0,5mm
31 Penangas Air
32 Bunsen
33 Cawan Porselen berbahan keramik
diameter 7,5cm
34 Plat Tetes berbahan keramik
35 Tabung U
88
No Pernyataan Ada Tidak Kondisi
36 Kawat Nikrom
a. kawat terbuat dari besi
b. pegangannya terbuat dari kayu
37 Penjepit Tabung Reaksi terbuat dari
kayu
IV. Daftar Bahan/Zat untuk Praktikum Kimia
No Bahan/Zat untuk Praktikum Ada Tidak Ket
1 NaCl
2 H2SO4
3 NaOH
4 CCl4
5 Alkohol
6 Akuades
7 Fe
8 O2
9 C
10 Mg
11 Cl2
12 CaCO3 (Pualam)
13 (NH2)2CO (urea)
14 C12H22O11
15 CH4
16 HCl
17 Fe2O3
18 Al2O3
19 CuO
20 Tembaga II karbonat
21 Pita Mg
89
No Bahan/Zat untuk Praktikum Ada Tidak Ket
22 Sulfur
23 Ba(OH)2.8H2O
24 Na2CO3
25 KMnO4
26 C2H2O4
27 H2O2
28 MnO2
29 Fe(NO)3
30 KSCN
31 Na2HPO4
32 CuSO4.5H2O
33 CaCl2
34 CH3COOH
35 MG(OH)2
36 Indikator fenolftalein
37 Indikator universal
38 CH3COONa
39 NaH2PO4
40 Ca(OH)2
41 Elektroda Mg
42 Elektroda Cu
43 Elektroda Fe
44 Elektroda C
45 Elektroda Zn
46 FeSO4
47 ZnSO4
48 Fe(SO4)3
49 Logam Na
50 Logam Mg
90
No Bahan/Zat untuk Praktikum Ada Tidak Ket
51 Logam K
52 Logam Ca
53 BaCl2
54 KCl
55 SrCl
56 Na2SO4
57 Na2C2O4
58 K2Cr2O4
59 Etanol
60 CH3OH (Metanol)
61 Asam butirat
62 isobutanol
63 Aldehid
64 NaHSO3
65 NaHCO3
66 Nitrobenzena
67 Fe(NH4)2(SO4)2
68 KOH
69 H6C6H4COOH
70 I2
71 Fehling A dan B
72 HNO3
73 KI
91
Lampiran 6
ANGKET UNTUK SISWA
PETUNJUK PENGISIAN
1. Tuliskan identitas kamu dengan lengkap pada tempat yang tersedia
2. Bacalah soal-soal dengan baik dan benar
3. Berilah tanda silang (X) pada setiap jawaban yang dianggap sesuai dengan
pilihan kamu
4. Semua yang berkaitan dengan ja
5. waban dan identitas kamu akan dirahasiakan
6. Jawaban yang kamu berikan tidak akan mempengaruhi nilai
IDENTITAS
Nama siswa : .......................................................
Kelas : .......................................................
Sekolah : .......................................................
Jawablah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya!
1. Apakah kamu pernah masuk ke laboratorium kimia?
a. Ya b. Tidak
2. Apakah kamu pernah melaksanakan praktikum kimia?
a. Ya b. Tidak
2.1.Jika ya, apakah kegiatan praktikum dilaksanakan di dalam
laboratorium kimia?
a. Ya b. Tidak
2.2.Jika tidak, dimana kegiatan praktikum di laksanakan?
a. Di dalam kelas b. Lainnya .......(sebutkan!)
3. Apakah Bapak/Ibu guru membacakan tata tertib pemakaian laboratorium
setiap ada kegiatan praktikum?
a. Ya b. Tidak
4. Apakah Bapak/Ibu guru selalu menyiapkan alat dan bahan untuk kegiatan
praktikum?
92
a. Ya b. Tidak
4.1.Jika tidak, siapakah yang menyiapkan alat dan bahan?
a. Siswa yang ditunjuk
b. Laboran
c. Lainnya ............. (sebutkan!)
5. Apakah kamu pernah membantu Bapak/Ibu guru untuk menyiapkan alat
dan bahan sebelum melaksanakan kegiatan praktikum?
a. Ya b. Tidak
6. Apakah ada buku khusus untuk petunjuk pelaksanaan praktikum?
a. Ya b. Tidak
6.1.Jika tidak, apakah kegiatan praktikum berdasarkan pada buku
pegangan siswa/LKS?
a. Ya b. Tidak
7. Apakah Bapak/Ibu guru selalu menyampaikan tujuan praktikum?
a. Ya b. Tidak
8. Apakah Bapak/Ibu guru menjelaskan terlebih dahulu kegiatan praktikum
yang akan dilaksanakan?
a. Ya b. Tidak
9. Apakah kamu selalu membuat laporan hasil praktikum setiap kali kegiatan
praktikum selesai dilaksanakan?
a. Ya b. Tidak
10. Apakah Bapak/Ibu guru selalu mendampingi selama kegiatan praktikum
berlangsung?
a. Ya b. Tidak
11. Apakah kamu selalu memakai jas praktikum selama praktikum
berlangsung?
a. Ya b. Tidak
12. Apakah Bapak/Ibu guru membahas/mendiskusikan hasil praktikum?
a. Ya b. Tidak
13. Apakah kamu pernah diberikan pre-test (tes awal) sebelum kegiatan
praktikum?
93
a. Ya b. Tidak
14. Apakah kamu pernah diberikan post-tes (tes akhir) setelah kegiatan
praktikum?
a. Ya b. Tidak
15. Apakah kamu mengetahui semua alat dan bahan yang akan digunakan
selama kegiatan praktikum?
a. Ya b. Tidak
15.1. Jika tidak, apakah kamu bertanya pada Bapak/Ibu guru?
a. Ya b. Tidak
16. Apakah kamu merasa antusias setiap ada kegiatan praktikum?
a. Ya b. Tidak
17. Apakah kamu pernah mendapatkan orientasi/pengenalan laboratorium?
a. Ya b. Tidak
18. Selama ini kegiatan praktikum apa saja yang pernah kamu lakukan?
Isilah sesuai dengan kegiatan praktikum yang pernah kamu
laksanakan (kelas X, XI dan XII). Berilah tanda √ pada kolom!
Kelas X
Kegiatan Praktikum Ya Tidak Keterangan
Percobaan mengenai kerja ilmiah
Menyelidiki kepolaran senyawa dan
hubungannya dengan keelektronegatifan
Mengidentifikasi larutan elektrolit dan non
elektrolit
Kelas XI
Kegiatan Praktikum Ya Tidak Keterangan
Mengidentifikasi unsur karbon
Mengamati reaksi eksoterm dan endoterm
Menentukan harga entalphi reaksi menggunakan
kalorimeter sederhana
Menentukan kalor pembakaran bahan bakar
Mengamati pengaruh konsentrasi pereaksi, luas
permukaan sentuh, suhu, dan katalis terhadap
laju reaksi
94
Kegiatan Praktikum Ya Tidak Keterangan
Mengamati pengaruh konsentrasi, volum,
tekanan dan suhu terhadap pergeseran
kesetimbangan
Uji larutan asam basa dengan indikator universal
dan pH meter
Melakukan titrasi asam basa
Mengukur pH larutan garam
Mempelajari sifat larutan penyangga dan larutan
bukan penyangga pada penambahan sedikit
asam, basa atau pengenceran
Melakukan percobaan kelarutan suatu zat
Percobaan sistem koloid
Kelas XII
Kegiatan Praktikum Ya Tidak Keterangan
Menentukan penurunan titik beku suatu akibat
penambahan zat tertentu
Melakukan percobaan sel elektrokimia (sel volta
dan elektrolisis)
Mengidentifikasi sifat-sifat fisis dan sifat-sifat
kimia unsur
Mengidentifikasi gugus fungsi senyawa karbon
Pembuatan alkil alkanoat
Melakukan uji glukosa, selulosa dan amilum
Mengidentifikasi protein dalam makanan
95
Lampiran 7
ANGKET UNTUK GURU
Nama Sekolah: ........................................
Nama Guru : ........................................
Saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu yang
telah bersedia untuk mengisi angket ini, yang sangat bermanfaat untuk
kelengkapan penelitian skripsi saya.
1. Ruang lingkup angket ini meliputi desain laboratorium, administrasi
laboratorium dan pengelolaan penyelenggaraan laboratorium
2. Bacalah setiap pertanyaan dengan cermat dan teliti, apabila kurang jelas
dapat ditanyakan pada observer
3. Berilah tanda (X) pada pilihan jawaban yang sesuai
A. DESAIN RUANG LABORATORIUM
1. Letak laboratorium IPA
a. Jarak bangunan laboratorium IPA antara satu dengan yang lain
kurang dari/sama dengan 10 m
b. Jarak bangunan laboratorium IPA antara satu dengan yang lain
lebih dari 10 m
c. Jarak bangunan laboratorium IPA tepat bersebelahan dengan
yang lain
2. Letak laboratorium kimia dengan bangunan lain
a. Jarak bangunan laboratorium kimia dengan yang lain lebih dari
10 m
b. Jarak bangunan laboratorium kimia satu dengan bangunan
yang lain kurang dari/sama dengan 10 m
c. Jarak bangunan laboratorium kimia tepat bersebelahan dengan
bangunan yang lain
96
3. Limbah laboratorium
a. Sekolah memiliki sarana pengolahan tersendiri untuk limbah
dari laboratorium
b. Limbah cair dibuang pada bak cuci dan limbah padat pada
tempat sampah
c. Limbah cair maupun padat di buang sembarangan
4. Kebutuhan air
a. Memiliki sumber air tersendiri dan tidak pernah kekurangan air
untuk keperluan praktikum
b. Kebutuhan air untuk praktikum kurang terpenuhi dengan baik
c. Laboratorium tidak memiliki sumber air untuk keperluan
praktikum
5. Luas ruang laboratorium
a. Luas laboratorium kimia lebih dari 2,5 m2 untuk setiap siswa
b. Luas laboratorium kimia sama sekitar 2,5 m2
untuk setiap
siswa
c. Luas laboratorium kimia kurang dari 2,5 m2
untuk setiap siswa
6. Ruang timbang
a. Laboratorium memiliki ruang tersendiri untuk menimbang
bahan
b. Laboratorium tidak memiliki ruang tersendiri untuk
menimbang bahan
7. Ruang gudang
a. Laboratorium memiliki ruang gudang untuk menyimpan
peralatan yang tidak terpakai
b. Laboratorium tidak memiliki ruang gudang tetapi
menggunakan lamari untuk menyimpan peralatan yang tidak
terpakai
c. Laboratorium tidak memiliki ruang gudang dan juga almari
untuk menyimpan peralatan yang tidak terpakai
97
8. Pintu ruang laboratorium
a. Laboratorium kimia memiliki 2 pintu yang keduanya dibuka
pada saat kegiatan praktikum
b. Laboratorium kimia memiliki 2 pintu dan dibuka salah satu
pada saat kegiatan praktikum
c. Laboratorium kimia hanya memiliki satu pintu
9. Ventilasi
a. Laboratorium di lengkapi dengan ventilasi
b. Laboratorium tidak memiliki ventilasi
10. Ruang persiapan
a. Laboratorium kimia memiliki ruang tersendiri untuk guru dan
laboran
b. Laboratorium kimia tidak memiliki ruang tersendiri untuk guru
dan laboran
11. Bak cuci
a. Laboratorium kimia memiliki bak cuci lebih dari 1 buah untuk
2 kelompok
b. Laboratorium kimia memiliki bak cuci 1 buah untuk 2
kelompok
c. Laboratorium kimia memiliki bak cuci 1 buah untuk digunakan
lebih dari 2 kelompok
d. Laboratorium kimia tidak memiliki bak cuci
12. Meja siswa
a. Dalam laboratorium terdapat meja siswa yang dibuat permanen
b. Dalam laboratorium terdapat meja siswa yang tidak dibuat
secara permanen
13. Kursi siswa
a. Laboratorium memiliki kursi lebih dari jumlah siswa yang
melaksanakan praktikum
b. Laboratorium memiliki kursi sejumlah siswa yang
melaksanakan praktikum
98
c. Laboratorium memiliki kursi kurang dari jumlah siswa yang
melaksanakan praktikum
14. Meja demonstrasi
a. Laboratorium memiliki meja untuk demonstrasi
b. Laboratorium tidak memiliki meja untuk demonstrasi
15. Meja dan kursi guru
a. Laboratorium memiliki meja dan kursi untuk guru
b. Labortorium tidak memiliki meja dan kursi untuk guru
16. Papan tulis
a. Laboratorium memiliki papan tulis
b. Laboratorium tidak memiliki papan tulis
17. Lemari asam
a. Laboratorium memiliki lemari asam yang masih berfungsi
b. Laboratorium tidak memiliki lemari asam
18. Lemari alat
a. Laboratorium memiliki lemari alat
b. Laboratorium tidak memiliki lemari alat
19. Lemari bahan
a. Laboratorium memiliki lebih dari satu buah lemari bahan
b. Laboratorium memiliki satu buah lemari bahan
c. Laboratorium memiliki lemari bahan
d. Laboratorium tidak memiliki lemari bahan
20. Alat pemadam kebakaran
a. Laboratorium memiliki alat pemadam kebakaran
b. Laboratorium tidak memiliki alat pemadam kebakaran
21. Pintu jendela
a. Laboratorium memiliki pintu jendela yang diberi kawat kassa
agar serangga dan burung tidak dapat masuk
b. Pintu jendela tidak diberi kawat kassa
22. Kotak P3K
a. Laboratorium di lengkapi dengan kotak P3K dengan isi yang
99
lengkap
b. Laboratorium di lengkapi dengan kotak P3K dengan isi yang
kurang lengkap
c. Laboratorium tidak di lengkapi dengan kotak P3K
B. ADMINISTRASI LABORATORIUM
1. Buku/daftar inventarisasi perlengkapan laboratorium
a. Laboratorium memiliki buku/daftar inventarisasi perlengkapan
laboratorium yang lengkap
b. Laboratorium memiliki buku/daftar inventarisasi perlengkapan
laboratorium yang kurang lengkap
c. Laboratorium tidak memiliki buku/daftar inventarisasi
perlengkapan laboratorium
2. Buku petunjuk penggunaan alat
a. Laboratorium kimia memiliki buku petunjuk penggunaan alat
yang lengkap
b. Laboratorium kimia memiliki buku petunjuk penggunaan alat
yang kurang lengkap
c. Laboratorium kimia tidak memiliki buku petunjuk penggunaan
alat
3. Buku petunjuk penggunaan bahan
a. Laboratorium kimia memiliki buku petunjuk penggunaan bahan
yang lengkap
b. Laboratorium kimia memiliki buku petunjuk penggunaan bahan
yang kurang lengkap
c. Laboratorium kimia tidak memiliki buku petunjuk penggunaan
bahan
4. Buku persediaan alat
a. Laboratorium kimia memiliki buku persediaan alat yang lengkap
b. Laboratorium kimia memiliki buku persediaan alat yang kurang
lengkap
100
c. Laboratorium kimia tidak memiliki buku persediaan alat
5. Buku persediaan bahan
a. Laboratorium kimia memiliki buku persediaan bahan yang
lengkap
b. Laboratorium kimia memiliki buku persediaan bahan yang
kurang lengkap
c. Laboratorium kimia tidak memiliki buku persediaan bahan
6. Laboran
a. Laboratorium kimia memiliki laboran
b. Laboratorium kimia tidak memiliki laboran
7. Teknisi
a. Laboratorium kimia memiliki teknisi
b. Laboratorium kimia tidak memiliki teknisi
8. Menyiapkan alat dan bahan
a. Untuk kegiatan praktikum, dalam menyiapkan alat dan bahan
dibantu oleh laboran maupun siswa
b. Menyiapkan sendiri alat dan bahan yang akan digunakan untuk
praktikum
9. Tata tertib pemakaian laboratorium kimia
a. Tata tertib pemakaian laboratorium kimia disusun oleh guru
b. Tata tertib pemakaian laboratorium kimia tidak disusun oleh
guru karena sudah ada sebelumnya
c. Tata tertib pemakaian laboratorium kimia tidak disusun dan
tidak ada sebelumnya
10. Tata tertib
a. Tata tertib ditempelkan di ruang laboratorium/dibacakan setiap
praktikum
b. Tata tertib tidak ditempelkan di ruang laboratorium dan tidak
dibacakan setiap praktikum
11. Sanksi bagi siswa yang melanggar tata tertib
a. Siswa yang melanggar tata tertib diberikan sanksi
101
b. Siswa yang melanggar tata tertib kadang-kadang diberikan
sanksi
c. Siswa yang melanggar tata tertib tidak diberikan sanksi
12. Jadwal pemakaian laboratorium
a. Ada jadwal untuk pemakaian laboratorium kimia
b. Ada jadwal untuk pemakaian laboratorium kimia tetapi tidak
berjalan dengan baik
c. Penggunaan laboratorium kimia menyesuaikan dengan rencana
praktikum dari masing-masing guru kimia
13. Pengadaan alat dan bahan yang rusak
a. Mengadakan alat dan bahan setiap kali ada alat/bahan yang
rusak
b. Pengadaan alat dan bahan yang rusak menunggu bantuan dari
pemerintah
14. Pengaturan alat dan bahan
a. Seluruh alat dan bahan diatur sesuai dengan kelompoknya (alat
kaca, alat plastik, dll)
b. Sebagian alat dan bahan diatur sesuai dengan kelompoknya (alat
kaca, alat plastik, dll)
c. Tidak ada pengaturan khusus untuk alat dan bahan
15. Pelabelan
a. Seluruh bahan diberi label pada botol zatnya
b. Sebagian bahan diberi label pada botol zatnya
c. Tidak ada pelabelan pada botol zat
16. Daftar alat
a. Laboratorium kimia memiliki daftar alat dengan data yang
lengkap
b. Laboratorium kimia memiliki daftar alat dengan data yang
kurang lengkap
c. Laboratorium kimia tidak memiliki daftar alat
102
17. Daftar bahan
a. Laboratorium kimia memiliki daftar bahan dengan data yang
lengkap
b. Laboratorium kimia memiliki daftar bahan dengan data yang
kurang lengkap
c. Laboratorium kimia tidak memiliki daftar bahan
18. Keluar masuk alat dan bahan
a. Ada pencatatan untuk alat dan bahan yang keluar masuk
b. Ada pencatatan untuk alat dan bahan yang keluar masuk namun
tidak berjalan
c. Tidak ada pencatatan untuk alat dan bahan yang keluar masuk
19. Buku catatan untuk siswa
a. Laboratorium memiliki buku catatan untuk siswa yang
memecahkan/merusakkan alat/bahan
b. Laboratorium tidak memiliki buku catatan untuk siswa yang
memecahkan/merusakkan alat/bahan
20. Pengecekkan alat dan bahan
a. Pengecekkan dilakukan terhadap kondisi alat dan bahan sebelum
maupun sesudah melaksanakan kegiatan praktikum
b. Pengecekkan dilakukan terhadap kondisi alat dan bahan sebelum
melaksanakan kegiatan praktikum
c. Pengecekkan dilakukan terhadap kondisi alat dan bahan sesudah
melaksanakan kegiatan praktikum
d. Pengecekkan tidak dilakukan terhadap kondisi alat dan bahan
sebelum maupun sesudah melaksanakan kegiatan praktikum
21. Pengadaan alat dan bahan
a. Pengadaan alat dan bahan dilakukan sendiri berdasarkan
anggaran dari pihak sekolah
b. Pengadaan alat dan bahan menunggu bantuan dari pemerintah
22. Rapat
a. Sekolah mengadakan rapat guna membahas pengadaan alat dan
103
bahan untuk keperluan praktikum selama satu tahun saat awal
tahun ajaran
b. Sekolah mengadakan rapat guna membahas pengadaan alat dan
bahan untuk keperluan praktikum selama satu tahun saat
pertengahan tahun ajaran
c. Tidak ada rapat dari pihak sekolah maupun pengelola guna
membahas pengadaan alat dan bahan untuk keperluan praktikum
selama satu tahun
23. Daftar alat yang rusak
a. Laboratorium kimia memiliki daftar/catatan untuk alat yang
rusak
b. Laboratorium kimia tidak memiliki daftar/catatan untuk alat
yang rusak
24. Daftar bahan yang rusak
a. Laboratorium kimia memiliki catatan untuk bahan yang rusak
b. Laboratorium kimia tidak memiliki catatan untuk bahan yang
rusak
C. PENGELOLAAN LABORATORIUM
1 Koordinasi dengan pihak sekolah
a. Mengadakan rapat/koordinasi antara pengelola laboratorium
dengan pihak sekolah
b. Tidak ada rapat/koordinasi antara pengelola laboratorium
dengan pihak sekolah
2 Struktur organisasi laboratorium
a. Laboratorium kimia memiliki struktur organisasi dan masing-
masing individu melaksanakan tugasnya dengan baik
b. Laboratorium kimia memiliki struktur organisasi namun dalam
pembagian tugas belum dilaksanakan secara optimal
c. Laboratorium kimia belum memiliki struktur organisasi
104
3 Praktikum
a. 75% dari materi yang membutuhkan praktikum selalu
dipraktikkan
b. 50% dari materi yang membutuhkan praktikum selalu
dipraktikkan
c. Kurang dari 50% dari materi yang membutuhkan praktikum
selalu dipraktikan
d. Tidak ada kegiatan praktikum untuk materi yang membutuhkan
praktikum
4. Program kerja
a. Program kerja selalu disusun terlebih dahulu sebelum
melaksanakan penyelenggaraan laboratorium
b. Program kerja tidak disusun namun menyesuaikan dengan
kondisi pada saat pelaksanaan praktikum
5. Petunjuk praktikum
a. Petunjuk praktikum yang digunakan berdasarkan yang dibuat
oleh guru
b. Petunjuk praktikum yang digunakan berdasarkan yang ada pada
buku/LKS
c. Tidak ada petunjuk praktikum untuk kegiatan praktikum
6. Lembar pengamatan
a. Lembar pengamatan disusun sendiri
b. Lembar pengamatan diperoleh dari buku/LKS
c. Tidak ada lembar pengamatan dalam kegiatan praktikum
7. Pelatihan kegiatan praktikum
a. Untuk mendukung kegiatan praktikum, dilakukannya
pelatihan/seminar berkaiatan dengan metode pembelajaran
kimia yang di dalamnya berisi kegiatan praktikum
b. Kegiatan praktikum dilakukan seperti pembelajaran biasanya
(tidak melakukan seminar/pelatihan)
105
8. Petunjuk praktikum
a. Petunjuk praktikum selalu dipelajari sebelum melaksanakan
praktikum
b. Praktikum dilaksanakan tanpa mempelajari petunjuk praktikum
karena sudah menguasai materi yang akan dipraktikkan
9. Pelaksanaan praktikum
a. Uji coba praktikum dilaksanakan terlebih dahulu sebelum
melaksanakan praktikum untuk mengetahui tingkat
keberhasilannya
b. Tingkat keberhasilan diketahui pada saat melaksanakan
praktikum dan tidak perlu dicoba sebelumnya
10. Kesiapan siswa
a. Untuk megetahui tingkat kesiapan siswa, dilakukan pre-
test/post-test sebelum/sesudah praktikum
b. Tidak ada pre-test/post-test sebelum/sesudah praktikum karena
siswa sudah menguasai materi yang akan dipraktikkan
11. Orientasi/pengenalan laboratorium
a. Siswa mendapatkan orientasi/pengenalan laboratorium
b. Tidak ada orientasi/pengenalan laboratorium untuk siswa
12. Laporan praktikum
a. Siswa diminta untuk membuat laporan praktikum setelah
melaksanakan kegiatan praktikum
b. Siswa tidak diharuskan untuk membuat laporan praktikum
setelah melaksanakan kegiatan praktikum
13. Evaluasi
a. Pengelola laboratorium beserta pihak sekolah melaksanakan
evaluasi pada setiap akhir tahun ajaran sebagai bahan perbaikan
penyelenggaraan laboratorium untuk tahun berikutnya
b. Tidak ada evaluasi dari pengelola laboratorium maupun pihak
sekolah terkait penyelenggaraan praktikum
106
14. Pelaksanaan kegiatan praktikum
a. Mendampingi kegiatan praktikum sampai selesai
b. Mendampingi kegiatan praktikum di awal kemudian siswa
dibiarkan untuk melakukan percobaan sendiri
c. Tidak mendampingi siswa dalam melaksanakan kegiatan
praktikum
15. Pembahasan setelah praktikum
a. Hasil praktikum selalu dibahas setelah kegiatan praktikum
b. Hasil praktikum kadang-kadang dibahas setelah kegiatan
praktikum
c. Hasil praktikum tidak dibahas karena siswa dianggap telah
memahami materi tersebut
16. Respon siswa terhadap praktikum
a. Siswa sangat antusias setiap ada kegiatan praktikum
b. Siswa kurang antusias setiap ada kegiatan praktikum
c. Siswa tidak antusias setiap ada kegiatan praktikum
17. Kegiatan penelitian selain kegiatan praktikum
a. Siswa dibimbing untuk melakukan kegiatan penelitian selain
kegiatan praktikum
b. Tidak ada bimbingan/pelatihan kepada siswa secara khusus
untuk melakukan kegiatan penelitian selain kegiatan praktikum
18. Kesulitan dalam melaksanakan kegiatan praktikum
a. Kegiatan praktikum tidak pernah sulit dilaksanakan
b. Kegiatan praktikum kadang-kadang sulit dilaksanakan
c. Kegiatan praktikum sering sulit dilaksanakan
107
Lampiran 8
PEDOMAN WAWANCARA KESIAPAN LABORATORIUM
Nama Sekolah: .......................................................
A. Guru Mata Pelajaran Kimia
1. Apakah Bapak/Ibu memanfaatkan laboratorium untuk mendukung
implementasi pelaksanaan kurikulum 2013?
1.1 Jika tidak, mengapa hal tersebut bisa terjadi?
2. Persiapan apa saja yang dilakukan agar laboratorium dapat mendukung
implementasi pelaksanaan kurikulum 2013?
3. Selain menggunakan metode praktikum metode apa yang dilakukan guna
mendukung pelaksanaan kurikulum 2013 untuk materi yang memerlukan
praktikum?
4. Apakah ada kesulitan dalam melaksanakan praktikum?
4.1 Jika ada, bagaimana cara untuk mengatasi kesulitan tersebut?
5. Apakah semua materi yang memerlukan kegiatan praktikum selalu
dipraktikkan?
6. Apakah Bapak/Ibu berusaha mengetahui kesiapan siswa sebelum
praktikum?
7. Bagaimana cara yang digunakan untuk mengeahui tingkat kesiapan
tersebut?
8. Apakah Bapak/Ibu selalu menjelaskan terlebih dahulu praktikum yang
akan dilaksanakan?
9. Siapakah yang menyusun tata tertib dalam pelaksanaan praktikum?
10. Apakah Bapak/Ibu pernah membacakan tata tertib sebelum pembelajaran
dilaksanakan?
11. Apakah Bapak/Ibu selalu memonitoring praktikum yang sedang berjalan?
11.1 Jika tidak, mengapa hal tersebut tidak dapat dilakukan?
12. Apakah ada pembagian jadwal untuk penggunaan laboratorium untuk
setiap kelas?
108
13. Apakah Bapak/Ibu selalu membahas hasil kerja dari siswa setelah selesai
melaksanakan praktikum?
14. Apakah pernah terjadi kecelakaan pada saat kegiatan praktikum
berlangsung?
14.1 Jika ya, apa kecelakaannya dan bagaimana cara mengatasinya?
15. Dalam pelaksanaan kegiatan praktikum apakah Bapak/Ibu dibantu oleh
asisten?
15.1. Jika ya, dari mana dan tugasnya apa?
16. Apakah para siswa sangat berminat dalam mengikuti kegiatan
praktikum?
17. Apakah ada pembuatan program kerja untuk penggunaan/pelaksanaan
praktikum selama satu tahun/satu semester ?
18. Bagaimanakah prosedur pengadaan alat dan bahan praktikum?
B. Laboran
1. Apa tugas Bapak/Ibu sebagai seorang laboran?
2. Bagaimana pengelolaan laboratorium (misal: pelabelan bahan dan alat,
penataan) di sekolah Bapak/Ibu?
3. Kelengkapan administrasi apa saja yang ada di laboratorium?
4. Apa saja yang diinventarisasi dalam laboratorium?
5. Dari mana sajakah biaya untuk pengadaan alat dan bahan yang
digunakan untuk praktikum?
6. Bagaimanakah prosedur pengadaan alat dan bahan jika ada alat dan
bahan yang habis?
7. Apakah pernah mendapatkan bantuan/sumbangan alat dan bahan untuk
kegiatan praktikum? Jika pernah, dari mana saja? Sebutkan!
8. Siapakah yang membuat tata tertib dalam pelaksanaan kegiatan
praktikum?
9. Siapakah yang menyiapkan alat dan bahan sebelum melaksanakan
kegiatan praktikum?
109
Lampiran 9
LEMBAR PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Nama Sekolah :..................................
No Pernyataan Jawaban Dokumen
terkait Ya Tidak
C. Keterlaksanaan
1 Praktikum dilaksanakan sesuai dengan
jadwal yang disusun guru kimia
Jadwal
praktikum
2 Alat dan bahan kimia yang disediakan
laboran/guru sesuai dengan percobaan
yang akan dilakukan
Pedoman
praktikum
(LKS)
3 Guru kimia mengajukan permintaan alat
dan bahan kimia kepada laboran
seminggu sebelum praktikum dilakukan
Lembar
pengajuan
4 Guru kimia mengecek ada tidaknya alat
dan bahan kimia yang diperlukan untuk
praktikum seminggu sebelumnya
Daftar
check
5 Guru kimia menjelaskan secara singkat
percobaan yang akan dilakukan pada
awal praktikum
6 Guru kimia memonitoring dan
mengamati jalannya praktikum sambil
keliling dari satu kelompok ke kelompok
lainnya
Lembar
monitor
7 Laboran/guru kimia membantu
kelancaran pelaksanaan praktikum
dengan selalu siap di tempat
8 Peserta didik melaksanakan praktikum
dengan lancar, tertib, dan tepat waktu
110
No Pernyataan Jawaban Dokumen
terkait Ya Tidak
dan sesuai tujuan
9 Peserta didik membuat laporan
sementara hasil percobaan
Contoh
laporan
10 Peserta didik membersihkan alat yang
digunakan dan merapihkan kembali ke
tempatnya
D. Kerelevanan dengan materi ajar di kelas
11 Topik praktikum sesuai dengan materi
yang diajarkan di kelas
12 Setiap kali materi pokok selesai
diajarkan, maka segera diikuti praktikum
di laboratorium
13 Semua materi pokok kimia yang
diajarkan di kelas disertai praktikum di
laboratorium
14 Kesimpulan praktikum merupakan
penekanan materi yang diajarkan di
kelas
15 Praktikum yang dilakukan merupakan
pembuktian konsep/teori/prinsip/hukum
kimia yang telah diajarkan di kelas
E. Keberhasilan praktikum yang dilaksanakan peserta didik
16 Sebelum praktikum diadakan pre-test Lembar
test
17 Setiap peserta didik aktif dalam
praktikum
18 Terjalin kerjasama yang baik antar
anggota kelompok praktikum
111
No Pernyataan Jawaban Dokumen
terkait Ya Tidak
19 Setiap kelompok melakukan praktikum
sesuai dengan prosedur dalam buku
petunjuk praktikum
Prosedur/
petunjuk
praktikum
20 Peserta didik dapat menggunakan alat
dengan tepat dan benar
21 Peserta didik menggunakan bahan
dengan cara yang benar dan sesuai
dengan yang diperlukan
22 Ketika kesulitan melakukan suatu tahap
percobaan, peserta didik selalu bertanya
kepada guru kimia yang mengampu
praktikum
23 Setiap hasil percobaan tidak sesuai teori,
peserta didik mencoba mengulang
sampai batas waktu yang disediakan
habis
24 Peserta didik menyelesaikan praktikum
sesuai dengan waktu yang disediakan
25 Setiap kelompok membuat laporan
sementara di akhir praktikum dengan
melaporkan data secara jujur (tidak
memanipulasi data)
Laporan
praktikum
112
Lampiran 10
LEMBAR OBSERVASI KOMPETENSI
LABORAN/PENGELOLAAN LABORATORIUM KIMIA
Nama Sekolah : ...............................................
Nama Guru : ...............................................
DIMENSI
KOMPETENSI KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI SKOR Ket.
3. Kompetensi
Administratif
3.3 Menginventarisasi
bahan praktikum
3.1.4 Mencatat bahan
laboratorium
3.1.5 Mencatat
penggunaan
laboratorium
3.1.6 Melaporkan
penggunaan bahan
laboratorium
3.4 Mencatat kegiatan
praktikum
3.2.6 mencatat kehadiran
guru dan peserta
3.2.7 Mencatat
penggunaan alat
3.2.8 Mencatat
penggunaan penuntun
praktikum
3.2.9 Mencatat
kerusakan alat
3.2.10 Melaporkan
keseluruhan
kegiatan
praktikum secara
periodik
4. Kompetensi
Profesional
4.5 Merawat ruang
laboratorium
sekoah/madrasah
4.1.4 Menata ruang
laboratorium
4.1.5 Menjaga
kebersihan ruangan
laboratorium
4.1.6 Mengamankan
ruang laboratorium
4.6 Mengelola bahan
dan peralatan
laboratorium
sekolah/madrasah
4.2.6 Mengklasifikasika
n bahan dan
peralatan
praktikum
4.2.7 Menata bahan dan
113
DIMENSI
KOMPETENSI KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI SKOR Ket.
peralatan
praktikum
4.2.8 Mengidentifikasi
kerusakan bahan,
peralatan, dan
fasilitas
laboratorium
4.2.9 Menjaga
kebersihan alat
laboratorium
4.2.10 Mengamankan
bahan dan
peralatan
laboratorium
4.7 Melayani kegiatan
praktikum
4.3.5 Menyiapkan bahan
sesuai dengan
penuntun
praktikum
4.3.6 Menyiapkan
peralatan sesuai
dengan penuntun
praktikum
4.3.7 Melayani guru dan
peserta didik
dalam pelaksanaan
praktikum
4.3.8 Menyiapkan
kelengkapan
pendukung
praktikum (lembar
kerja, lembar
rekam data, dan
lain-lain)
4.8 Menjaga kesehatan
dan keselamatan
kerja di
laboratorium
sekolah/madrasah
4.4.6 Menjaga kesehatan
diri dan
lingkungan kerja
4.4.7 Menggunkan
peralatan
kesehatan dan
keselamatan kerja
di laboratorium
4.4.8 Menangani bahan-
bahan berbahaya
dan beracun sesuai
114
DIMENSI
KOMPETENSI KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI SKOR Ket.
dengan prosedur
yang berlaku
4.4.9 Menangani limbah
laboratorium
sesuai dengan
prosedur yang
berlaku
4.4.10 Memberikan
pertolongan
pertama pada
kecelakaan
115
Lampiran 11
DATA OBSERVASI LABORATORIUM KIMIA
116
117
118
119
Lampiran 12
DATA ANGKET SISWA
120
121
Lampiran 13
DATA ANGKET GURU
122
123
124
125
126
127
Lampiran 14
DATA OBSERVASI PELAKSANAAN PRAKTIKUM
128
129
DATA OBSERVASI KOMPETENSI LABORAN/PENGELOLAAN
LABORATORIUM KIMIA
130
Lampiran 16
Hasil Observasi terhadap Kesesuaian Laboratorium Kimia di SMA Negeri
se-Kota Bogor berdasarkan Permendiknas No.24 Tahun 2007
No Pernyataan S-A S-B S-C S-D S-E
A. Desain Ruang Laboratorium
1
Ruang laboratorium kimia dapat menampung
minimum satu rombongan belajar kurleb 32
orang
√ √ √ √ √
2 Rasio minimum ruang laboratorium kimia
2,4m2/peserta didik √ √ √ √ √
3
Untuk rombongan belajar dengan peserta didik
kurang dari 20 orang, luas minimum ruang
laboratorium 48 m2 termasuk luas ruang
penyimpanan dan persiapan 18 m2
√ √ √ √ √
4 Lebar ruang laboratorium kimia minimum 5 m √ √ √ √ √
5
Ruang laboratorium kimia memiliki fasilitas
yang memungkinkan pencahayaan meadai
untuk membaca buku dan mengamati obyek
percobaan
√ √ √ √ √
Jumlah 5 5 5 5 5
Persentase 100% 100% 100% 100% 100%
B. Fasilitas Laboratorium
1 Kursi
a. 1 buah/peserta didik √ √ √ √ √
b. 1 buah/guru √ √ √ √ √
c. Kuat dan stabil √ √ √ √ √
d. Mudah dipindahkan √ √ √ √ √
2 Meja kerja
a. 1 buah/7 peserta didik √ √ √ √ √
b. Kuat dan stabil √ √ √ √ √
c. Ukuran memadai untuk menampung
maksimum 7 orang √ √ √ √ √
3 Meja demonstrasi
a. 1 buah/lab √ √ √ √ √
b. Kuat dan stabil √ √ √ √ √
c. Luas meja memungkinkan untuk
melakukan demonstrasi dan menapung
peralatan dan bahan yang diperlukan
√ √ √ √ √
d. Tinggi meja memungkinkan seluruh - √ - √ -
131
peserta didik dapat mengamati percobaan yang
didemonstrasikan
4 Meja Persiapan
a. 1 buah/lab √ √ √ √ √
b. Kuat dan stabil √ √ √ √ √
No Pernyataan S-A S-B S-C S-D S-E
c. Ukuran memadai untuk menyiapkan
materi percobaan √ √ √ √ √
5 Lemari alat
a. 1 buah/lab √ √ √ √ √
b. Tertutup dan dapat dikunci √ √ √ - √
c. Ukuran memadai untuk menampung
semua alat - √ √ √ √
6 Lemari bahan
a. 2 buah/lab √ √ √ √ √
b. Kuat dan stabil √ √ √ √ √
c. Cukup untuk menyimpan seluruh bahan √ √ √ √ √
d. Tidak mudah berkarat - √ - √ √
e. Rak tersangga dengan kuat - √ √ √ √
f. Pintu geser - - - - -
g. Berkunci - √ - - -
7 Lemari asam
a. 1 buah/lab √ √ √ √ √
b. Ukuran ruang dalam lemari minimum
0,9m x 0,6m x 0,9m √ √ √ √ √
c. Tinggi bidang kerja dari lantai 70cm √ √ √ √ -
d. Materi tahan karat dan asam √ √ √ √ √
e. Mempunyai pintu kaca yang dapat
dibuka tutup sebagian √ √ √ - √
f. Mempunyai pencahayaan yang baik - √ - - √
g. Saluran buangan gas langsung keluar dan
terpompa √ - √ √ √
h. Mempuyai saluran air bersih dan buangan - - - √ -
8 Bak cuci
a. 1 buah/2 kelompok √ √ √ √ √
b. 1 buah di ruang pesiapan - - - √ -
c. Tersedia air bersih dalam jumlah yang
memadai √ √ √ √ √
Jumlah 26 31 28 30 29
Persentase 74% 89% 80% 86% 83%
132
Keterangan:
Indikator ditetapkan berdasarkan Permendiknas No.24 Tahun 2007 Tentang Sarana dan
pra-Sarana Sekolah
Perlengkapan Lain
1 Stop kontak
a. 9 buah/lab √ √ √ √ √
b. 1 buah untuk tiap meja peserta didik - - - - -
c. 2 soket untuk meja demo - - - - -
d. 2 soket untuk diruang persiapan - √ √ - -
2 Alat pemdam kebakaran
a. I buah.lab √ √ √ √ √
No Pernyataan S-A S-B S-C S-D S-E
b. Mudah dioperasikan √ √ √ √ √
3 Peralatan P3K
a. 1 buah/lab √ √ √ √ √
b. Terdiri dari kotak P3K √ √ √ √ √
c. Isinya tidak kadaluarsa termasuk obat
P3K untuk luka bakar dan luka terbuka √ √ √ √ √
4 Tempat sampah 1 buah/lab √ √ √ √ √
5 Jam dinding 1 buah/lab √ √ √ - √
Jumlah 8 9 9 7 8
Persentase 73% 82% 82% 64% 73%
133
Lampiran 17
Hasil Observasi Ketersediaan Alat yang dibutuhkan untuk Praktium Kimia
berdasarkan Kurikulum 2013 di SMA Negeri se-Kota Bogor
No Pernyataan S-A S-B S-C S-D S-E
1 Pipet Tetes
a. Minimum 100 buah/lab √ √ √ √ √
b. Ujung panjang, dengan karet √ √ √ √ √
c. Ukuran 10 cm √ √ √ √ √
2 Batang Pengaduk
a. Minimum 25 buah, diameter 5 mm, panjang 20
cm √ √ √ - -
b. Minimum 25 buah, diameter 10 mm, panjang
20 cm - - √ √ √
3 Gelas Beaker
a. Minimum 12 buah volume 50 Ml √ √ √ √ √
b. Minimum 12 buah volume 150 mL - √ - - -
c. Minimum 12 buah volume 250 mL √ √ √ √ √
d. Minimum 3 buah volume 500 mL √ √ √ √ √
e. Minimum 3 buah volume 100 mL √ √ √ √ √
f. Minimum 3 buah volume 2000 mL √ √ √ √ √
4 Labu Takar
a. Minimum 50 buah volume 50 mL √ √ √ - √
b. Minimum 50 buah volume 100 mL √ √ √ √ √
c. Minimum 3 buah volume 1000 mL √ √ √ √ √
5 Labu Erlenmeyer minimum 25 buah, volume 250
mL √ √ √ √ √
6 Corong
a. Minimum 30 buah diameter 5 cm √ √ √ √ √
b. Minimum 3 buah diameter 10 cm - √ √ √ -
7 Mortar
a. 6 buah diameter 7 cm, bahan keramik, bagian
dalam berglasur √ √ √ √ √
b. 1 buah diameter 15 cm, bahan keramik, bagian
dalam berglasur √ √ √ - -
8 Gelas Ukur
a. Minimum 15 buah volume 10 mL √ √ √ √ √
b. Minimum 15 buah volume 50 mL √ √ √ √ √
c. Minimum 15 buah volume 100 mL √ √ √ √ √
d. Minimum 3 buah volume 500 mL √ √ √ √ -
134
No Pernyataan S-A S-B S-C S-D S-E
e. Minimum 3 buah volume 1000 mL √ √ √ √ -
9 Buret dan Klem
a. Minimum 10 buah volume 50 mL, skala
permanen √ √ √ √ √
b. Tangan klem buret mudah digerakkan √ √ √ √ √
10 Statif dan Klem
a. 10 buah/lab √ √ √ √ √
b. Terbuat dari besi, tahan karat √ √ √ √ √
c. Stabil dan kuat √ √ √ √ √
d. Permukaan halus - - √ √ -
11 Kaca arloji 10 buah, diameter 10 cm √ √ √ √ √
12 Corong pisah 10 buah, bahan gelas, volume 100
mL - √ √ √ √
13 Alat destilasi 2 set, bahan gelas, volume labu 100
mL √ √ √ √ √
14 Neraca 2 set, ketelitian 10 mg √ √ √ √
15 pH meter 2 set, ketelitian 0,2 (analog) dan 0,1
(digital) - √ √ √ -
16 Termometer
a. 6 buah/lab √ √ √ √ √
b. Dapat mengukur suhu 0-1000C dengan
ketelitian 10C
√ √ √ √ √
c. Tidak mengandung merkuri √ √ √ √ √
17 Multimeter AC/DC 10 kilo ohm/volt
a. Dapat mengukur tegangan, arus, dan hambatan √ √ √ √ √
b. Batas ukur arus minimum 100 mA – 5 mA √ - √ √ √
c. Batas minimum ukur tegangan untuk DC 100
mA – 50 V - - - √ -
d. Batas minimum ukur tegangan untuk AC 0 –
250 V √ √ √ - √
18 Pembakar spirtus 8 buah, bahan gelas, bertutup √ √ √ √ √
19 Kaki tiga dan alas kasa kawat 8 buah, tinggi
disesuaikan dengan tinggi pembakar spirtus √ √ √ √ √
20 Stopwatch 6 buah, ketelitian 0.2 detik √ - √ √ √
21 Kalorimeter Tekanan Tetap
a. 6 buah, volume 250 mL √ √ √ √ √
b. Dapat memberikan data untuk pembelajaran
entalpi reaksi √ √ √ √ √
c. Kapasitas √ - √ √ √
22 Tabung reaksi 100 buah, gelas, volume 20 mL √ √ √ √ √
135
No Pernyataan S-A S-B S-C S-D S-E
23 Rak tabung reaksi 7 buah, kayu, kapasitas
minimum 10 tabung √ √ √ √ √
24 Sikat tabung reaksi 10 buah, bulu hals, diameter 1
cm √ √ √ √ √
25 Tabel Periodik Unsur 1 buah, poster, kertas 220g,
laminasi, dapat digantung √ √ √ √ √
26 Bahan-bahan kimia
a. Banyaknya setiap saat 1,2 x banyak yang
dibutuhkan √ √ √ √ √
b. Zat-zat yang diperlukan dalam percobaan-
percobaan: Pengenalan Reaksi Kimia, Teknik
Pemisahan dan Pemurnian, Titrasi Asam-Basa,
Elektrokimia, Energetika
√ √ √ √ √
27 Gelas Beaker volume 100mL √ √ √ √ √
28 Kawat Penjepit/Capit Buaya minimum 100
buah/lab √ √ √ √
29 Spatula, terbuat dari tembaga √ √ √ √ √
30 Kertas Saring dengan ketelitian 0,5mm √ √ √ √ √
31 Penangas Air - - - - -
32 Bunsen - - - - -
33 Cawan Porselen berbahan keramik diameter 7,5cm √ √ √ √ √
34 Plat Tetes berbahan keramik √ - √ - √
35 Tabung U √ √ √ √ √
36 Kawat Nikrom
a. kawat terbuat dari besi - - - - √
b. pegangannya terbuat dari kayu - - - - √
37 Penjepit Tabung Reaksi terbuat dari kayu - - - - √
Jumlah 52 52 57 51 52
Persentase 80% 80% 88% 78% 80%
136
Lampiran 18
Hasil Observasi terhadap Kelengkapan Bahan Praktikum Kimia di SMA
Negeri se-Kota Bogor
No Bahan/Zat untuk
Praktikum S-A S-B S-C S-D S-E
1 NaCl √ √ √ √ √
2 H2SO4 √ √ √ √ √
3 NaOH √ √ √ √ √
4 CCl4 √ √
√ √
5 Alkohol √ √ √ √
6 Akuades - - - √ √
7 Fe √ √ - - -
8 O2 √ - - √ -
9 C √ √ - √ -
10 Mg √ √ - √ -
11 Cl2 - - - √ -
12 CaCO3 (Pualam) √ √ √ √ √
13 (NH2)2CO urea √ √ - √ √
14 C12H22O11 √ √ - √ √
15 CH4 √ - - √ -
16 HCl √ √ √ √ √
17 Fe2O3 √ √ - √ -
18 Al2O3 - - - - -
19 CuO √ √ - √ √
20 tembaga II karbonat √ √ - √ -
21 pita Mg √ √ - √ -
22 Sulfur - √ - √ -
23 Ba(OH)2.8H2O √ √ √ - √
24 Na2CO3 - √ √ √
25 KMnO4 √ √ - √ √
26 C2H2O4 √ - - √
27 H2O2 √ √ - √ √
28 MnO2 √ √ √ - -
29 Fe(NO)3 - √ - - -
30 KSCN √ √ - - √
31 Na2HPO4 - √ - - √
32 CuSO4.5H2O √ √ √ - √
33 CaCl2 √ √ √ - √
34 CH3COOH √ √ √ - √
137
No Bahan/Zat untuk
Praktikum S-A S-B S-C S-D S-E
35 MG(OH)2 - √ - √ √
36 Indikator fenolftalein √ √ - √ √
37 indikator universal √ √ √ √ √
38 CH3COONa √ √ √ √ -
39 NaH2PO4 √ √ - √ -
40 Ca(OH)2 √ √ - √ -
41 Elektroda Mg √ √ - √ √
42 Elektroda Cu √ √ - √ √
43 Elektroda Fe √ √ - √ √
44 Elektroda C √ √ - - √
45 Elektroda Zn - √ - - -
46 FeSO4 √ √ √ √ √
47 ZnSO4 √ √ √ √ √
48 Fe(SO4)3 √ - - √ -
49 Logam Na √ √ - √ √
50 Logam Mg √ - - - -
51 Logam K √ - - - -
52 Logam Ca √ - - - -
53 BaCl2 √ √ √ - √
54 KCl √ √ √ - √
55 SrCl - √ √ √ -
56 Na2SO4 - √ √ - √
57 Na2C2O4 - - - - -
58 K2Cr2O4 √ √ √ √ √
59 Etanol √ √ √ √ √
60 CH3OH (Metanol) √ - - - -
61 Asam butirat - - - - -
62 isobutanol - - - - -
63 Aldehid - - - - -
64 NaHSO3 √ - - - -
65 NaHCO3 √ - - - -
66 Nitrobenzena √ - - √ √
67 Fe(NH4)2(SO4)2 - - - - -
68 KOH - - - √ √
69 H6C6H4COOH - - - - -
70 I2 - - √ - -
71 Fehling A dan B √ √ - - -
72 HNO3 √ √ - - √
73 KI √ √ √ - √
138
No Bahan/Zat untuk
Praktikum S-A S-B S-C S-D S-E
Jumlah 54 51 24 42 37
Persentase 74% 70% 33% 58% 51%
139
Lampiran 19
Persepsi Siswa terhadap Pelaksanaan Praktikum Kimia di SMA Negeri se-Kota Bogor
Kode
Sekolah 1 2 2,1 3 4 4,1 5 6 6,1 7 8 9 10 11
S-A 100% 100% 99% 21% 56% 68% 42% 52% 17% 77% 89% 97% 96% 92%
S-B 100% 100% 100% 86% 92% 18% 30% 31% 61% 97% 96% 93% 93% 1%
S-C 100% 100% 99% 15% 91% 66% 41% 28% 9% 94% 94% 99% 97% 96%
S-D 100% 100% 100% 77% 75% 89% 55% 37% 14% 86% 100% 99% 100% 0%
S-E 96% 99% 96% 71% 86% 47% 40% 29% 35% 94% 99% 97% 99% 99%
Kode
Sekolah 12 13 14 15 15,1 16 17 Rata-rata
S-A 20% 92% 15% 41% 77% 37% 82% 65%
S-B 89% 13% 42% 58% 49% 86% 27% 65%
S-C 93% 75% 13% 53% 57% 46% 93% 69%
S-D 93% 7% 72% 75% 72% 89% 62% 72%
S-E 88% 57% 33% 65% 60% 68% 75% 73%
140
Lampiran 20
Persepsi Siswa terhadap Keterlaksanaan Kegiatan Praktikum Kimia di
SMA Negeri se-Kota Bogor*
Kegiatan Praktikum Kode Sekolah
S-A S-B S-C S-D S-E
Kelas X
Percobaan mengenai kerja ilmiah 61% 69% 47% 85% 72%
Menyelidiki kepolaran senyawa dan hubungannya
dengan keelektronegatifan 38% 66% 50% 86% 42%
Mengidentifikasi larutan elektrolit dan non
elektrolit 52% 87% 29% 100% 74%
Kelas XI
Mengidentifikasi unsur karbon 17% 46% 37% 56% 33%
Mengamati reaksi eksoterm dan endoterm 1% 86% 29% 44% 67%
Menentukan harga entalphi reaksi menggunakan
kalorimeter sederhana 7% 89% 6% 48% 32%
Menentukan kalor pembakaran bahan bakar 8% 52% 4% 18% 53%
Mengamati pengaruh konsentrasi pereaksi, luas
permukaan sentuh, suhu, dan katalis terhadap laju
reaksi
15% 90% 16% 73% 50%
Mengamati pengaruh konsentrasi, volum, tekanan
dan suhu terhadap pergeseran kesetimbangan 13% 69% 4% 46% 33%
Uji larutan asam basa dengan indikator universal
dan pH meter 8% 99% 28% 96% 71%
Melakukan titrasi asam basa 20% 100% 19% 93% 58%
Mengukur pH larutan garam 11% 96% 56% 92% 83%
Mempelajari sifat larutan penyangga dan larutan
bukan penyangga pada penambahan sedikit asam,
basa atau pengenceran
97% 86% 34% 76% 53%
Melakukan percobaan kelarutan suatu zat 82% 75% 50% 80% 63%
Percobaan sistem koloid 68% 100% 12% 23% 39%
Kelas XII
Menentukan penurunan titik beku suatu akibat
penambahan zat tertentu 55% 100% 12% 92% 50%
Melakukan percobaan sel elektrokimia (sel volta
dan elektrolisis) 20% 93% 9% 100% 22%
Mengidentifikasi sifat-sifat fisis dan sifat-sifat 65% 24% 3% 23% 36%
141
Kegiatan Praktikum Kode Sekolah
S-A S-B S-C S-D S-E
kimia unsur
Mengidentifikasi gugus fungsi senyawa karbon 93% 21% 91% 21% 21%
Pembuatan alkil alkanoat 11% 10% 15% 1% 19%
Melakukan uji glukosa, selulosa dan amilum** 23% 37% 22% 37% 40%
Mengidentifikasi protein dalam makanan** 27% 34% 21% 34% 42%
Keterangan:
*Data diambil berdasarkan hasil survey terhadap siswa kelas XII
**Menurut siswa kegiatan ini dilakukan pada saat praktikum mata pelajaran biologi
142
Lampiran 21
Persentase Persepsi Guru terhadap Kesiapan Laboratorium Kimia di SMA
Negeri se-Kota Bogor dalam melaksanakan Kurikulum 2013
No Indikator S-A S-B S-C S-D S-E
1 Desain Ruang Laboratorium 62% 79% 85% 85% 71%
2 Administrasi Lab 85% 100% 100% 98% 45%
3 Pengelolaan Laboratorium 100% 96% 93% 96% 44%
Hasil Observasi Pelaksanaan Praktikum Kimia berdasarkan 2013 di SMA
Negeri se-Kota Bogor
No Indikator S-A S-B S-C S-D S-E
1 Keterlaksanaan 90% 100% 100% 90% 100%
2 Kerelevanan dengan
materi ajar di kelas 60% 60% 40% 60% 60%
3
Keberhasilan praktikum
yang dilaksanakan peserta
didik
90% 100% 90% 100% 90%
143
Lampiran 22
Hasil Observasi terhadap Kompetensi Laboran/Pengelolaan Laboratorium Kimia di SMA Negeri se-Kota
Bogor
DIMENSI
KOMPETENSI KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KODE SEKOLAH
S-A S-B S-C S-D S-E
3. Kompetensi
Administratif
3.5 Menginventarisasi
bahan praktikum
3.1.7 Mencatat bahan laboratorium √ √ √ √ -
3.1.8 Mencatat penggunaan laboratorium √ √ √ √ √
3.1.9 Melaporkan penggunaan bahan laboratorium √ √ √ √ √
3.6 Mencatat kegiatan
praktikum
3.2.11 mencatat kehadiran guru dan peserta - √ - - -
3.2.12 Mencatat penggunaan alat √ √ √ √ √
3.2.13 Mencatat penggunaan penuntun praktikum √ √ √ √ -
3.2.14 Mencatat kerusakan alat √ √ √ √ √
3.2.15 Melaporkan keseluruhan kegiatan praktikum
secara periodik √ √ √ √ -
4, Kompetensi
Profesional
4.9 Merawat ruang
laboratorium
sekoah/madrasah
4.1.7 Menata ruang laboratorium - √ - √ -
4.1.8 Menjaga kebersihan ruangan laboratorium - √ √ √ √
4.1.9 Mengamankan ruang laboratorium √ √ √ √ √
4.10 Mengelola bahan
dan peralatan
laboratorium
sekolah/madrasah
4.2.11 Mengklasifikasikan bahan dan peralatan
praktikum √ √ √ √ -
4.2.12 Menata bahan dan peralatan praktikum √ √ √ √ -
4.2.13 Mengidentifikasi kerusakan bahan,
peralatan, dan fasilitas laboratorium √ √ √ √ -
4.2.14 Menjaga kebersihan alat laboratorium √ √ √ √ √
4.2.15 Mengamankan bahan dan peralatan
laboratorium √ √ √ √ √
144
DIMENSI
KOMPETENSI KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KODE SEKOLAH
S-A S-B S-C S-D S-E
4.11 Melayani
kegiatan praktikum
4.3.9 Menyiapkan bahan sesuai dengan penuntun
praktikum √ √ √ √ √
4.3.10 Menyiapkan peralatan sesuai dengan
penuntun praktikum √ √ √ √ √
4.3.11 Melayani guru dan peserta didik dalam
pelaksanaan praktikum √ √ √ √ √
4.3.12 Menyiapkan kelengkapan pendukung
praktikum (lembar kerja, lembar rekam data,
dan lain-lain)
√ √ √ √ -
4.12 Menjaga
kesehatan dan
keselamatan kerja di
laboratorium
sekolah/madrasah
4.4.11 Menjaga kesehatan diri dan lingkungan
kerja √ √ √ √ √
4.4.12 Menggunkan peralatan kesehatan dan
keselamatan kerja di laboratorium √ √ √ √ √
4.4.13 Menangani bahan-bahan berbahaya dan
beracun sesuai dengan prosedur yang
berlaku
√ √ √ √ √
4.4.14 Menangani limbah laboratorium sesuai
dengan prosedur yang berlaku √ √ √ √ √
4.4.15 Memberikan pertolongan pertama pada
kecelakaan √ √ √ √ √
Jumlah 22 25 23 24 16
Persentase 88% 100% 92% 96% 64%
145
Lampiran 23
DATA HASIL WAWANCARA GURU MATA PELAJARAN KIMIA DAN LABORAN
Nama Sekolah : Sekolah A
Nama Guru : NS
Nama Laboran : Siti
NO PERTANYAAN JAWABAN
A. Guru Mata Pelajaran Kimia
1 Apakah Bapak/Ibu memanfaatkan laboratorium untuk mendukung
implementasi pelaksanaan kurikulum 2013?
Ya.
1.2 Jika tidak, mengapa hal tersebut bisa terjadi? -
2 1. Persiapan apa saja yang dilakukan agar laboratorium dapat
mendukung implementasi pelaksanaan kurikulum 2013?
Mengecek kesiapan alat dan bahannya, persiapan LKS.
3 1. Selain menggunakan metode praktikum metode apa yang dilakukan
guna mendukung pelaksanaan kurikulum 2013 untuk materi yang
memerlukan praktikum?
Metode demonstrasi, pemutaran video.
4 Apakah ada kesulitan dalam melaksanakan praktikum? Ada.
4.1. Jika ada, bagaimana cara untuk mengatasi kesulitan tersebut? Hanya kekurangan waktu pada saat mengumpulkan laporan
sementara. Sehingga, laporan sementaranya jadi ditunda
untuk dikumpulkan.
5 Apakah semua materi yang memerlukan kegiatan praktikum selalu
dipraktikkan?
Tidak. Untuk kelas X hanya pengenalan lab.
6 Apakah Bapak/Ibu berusaha mengetahui kesiapan siswa sebelum
praktikum?
Ya.
146
NO PERTANYAAN JAWABAN
7 Bagaimana cara yang digunakan untuk mengeahui tingkat kesiapan
tersebut?
Dengan memberitahu besok akan diadakan praktikum,
mengarahkan anak untuk mempelajari lembar kerja yang akan
dipraktikumkan.
8 Apakah Bapak/Ibu selalu menjelaskan terlebih dahulu praktikum
yang akan dilaksanakan?
Ya. Menjelaskan tentang langkah-langkah kerjanya.
9 Siapakah yang menyusun tata tertib dalam pelaksanaan praktikum? Tata tertib yang dipakai berdasarkan K3 yang di dapat dari
dinas.
10 Apakah Bapak/Ibu pernah membacakan tata tertib sebelum
pembelajaran dilaksanakan?
Hanya diawal praktikum kelas X saja. Tapi jika praktikumnya
menggunakan bahan yang lebih berbahaya, maka dibacakan
kembali.
11 Apakah Bapak/Ibu selalu memonitoring praktikum yang sedang
berjalan?
Ya. Karena anak-anak selalu mengajukan pertanyaan.
11.1. Jika tidak, mengapa hal tersebut tidak dapat dilakukan? -
12 Apakah ada pembagian jadwal untuk penggunaan laboratorium untuk
setiap kelas?
Ada. Tapi tergantung jam pelajaran. Lebih diatur oleh laboran.
13 Apakah Bapak/Ibu selalu membahas hasil kerja dari siswa setelah
selesai melaksanakan praktikum?
Ya. Namun, tergantung bagaimana kondisi waktu yang
tersedia.
14 Apakah pernah terjadi kecelakaan pada saat kegiatan praktikum
berlangsung?
Ya.
14.1. Jika ya, apa kecelakaannya dan bagaimana cara mengatasinya? Alat pecah. Menginstruksikan anak-anak untuk
membereskannya.
15 Dalam pelaksanaan kegiatan praktikum apakah Bapak/Ibu dibantu
oleh asisten?
Tidak ada. Hanya dibantu laboran saja.
15.2. Jika ya, dari mana dan tugasnya apa? -
16 Apakah para siswa sangat berminat dalam mengikuti kegiatan Sangat berminat.
147
NO PERTANYAAN JAWABAN
praktikum?
17 Apakah ada pembuatan program kerja untuk
penggunaan/pelaksanaan praktikum selama satu tahun/satu semester?
Ada, yaitu persemester.
18 Bagaimanakah prosedur pengadaan alat dan bahan praktikum? Laboran mencatat alat dan bahan yang rusak/habis/ tidak ada,
lalu diajukan ke kepala lab, lalu ke bendahara sekolah.
1 B. Laboran
Apa tugas Bapak/Ibu sebagai seorang laboran?
Menyiapkan segala sesuatu untuk praktikum bagi siswa dan
guru yang bersangkutan, mengadministrasikan alat dan bahan,
membuat laporan kegiatan lab, membuat jadwal.
2 Bagaimana pengelolaan laboratorium (misal: pelabelan bahan dan
alat, penataan) di sekolah Bapak/Ibu?
Pengecekkan kondisi alat sebelum dan sesudah praktikum,
setiap bulan. Menginventaris bahan yang sering digunakan.
3 Kelengkapan administrasi apa saja yang ada di laboratorium? Menjadwalkan laboratorium, pengadministrasian alat yang
akan kegiatan, jurnal kegiatan lab, pengadministrasian alat
dan bahan yang sudah digunakan, membuat buku kunjungan
lab.
4 Apa saja yang diinventarisasi dalam laboratorium? Alat dan bahan. Terutama alat dan bahan yang sering
digunakan dalam praktikum.
5 Dari mana sajakah biaya untuk pengadaan alat dan bahan yang
digunakan untuk praktikum?
Biasanya dari dana BOS, pemerintah, anggaran sekolah.
6 Bagaimanakah prosedur pengadaan alat dan bahan jika ada alat dan
bahan yang habis?
Nanya kebutuhan alat yang akan digunakan untuk semester
selanjutnya, kemudian dilist, lalu diajukan ke kepala lab, baru
ke sekolah.
7 Apakah pernah mendapatkan bantuan/sumbangan alat dan bahan
untuk kegiatan praktikum?
Pernah.
7.1. Jika pernah, dari mana saja? Sebutkan! Kurang lebih 4 tahun yang lalu dapat hadiah dari pemerintah,
148
NO PERTANYAAN JAWABAN
dari siswa.
8 Siapakah yang membuat tata tertib dalam pelaksanaan kegiatan
praktikum?
Kepala laboratorium dan guru-guru yang membuatnya.
9 Siapakah yang menyiapkan alat dan bahan sebelum melaksanakan
kegiatan praktikum?
Laboran.
149
DOKUMENTASI
A. Laboratorium Sekolah A
Ruang Praktikum
Lampiran 24
Lemari Asam
150
Lemari Alat Tata Tertib Laboraotirum
Lemari Bahan
151
B. Laboratorium Sekolah B
Ruang Praktikum
152
Lemari Alat
Lemari Alat
Lemari Bahan
153
Tata Tertib Struktur Organisasi
154
C. Laboratorium Sekolah C
Ruang Praktikum
155
Struktur Organisasi dan Tata Tertib Lemari Asam
Tempat Penyimpanan Bahan Lemari Bahan
156
Lemari Alat
157
D. Laboratorium Sekolah D
Ruang Praktikum
158
Lemari Asam Lemari Alat Lemari Bahan
159
E. Laboratorium Sekolah E
Ruang Praktikum
160
Lemari Alat Lemari Asam Tata Tertib
Struktur Organisasi
161
Lampiran 25
162
163
164
165
166
167
168
169
170
Lampiran 26
171
172
173
174
175
Lampiran 27
176
177
Lampiran 28
178
179
Lampiran 29
180
181
182
183
184
Lampiran 30
185
186
187
188
190