analisis kesediaan membayar (willingness to ) … · teori konsumsi islami 9 halal dan kriteria...

54
ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) TERHADAP DAGING AYAM BERSERTIFIKAT HALAL (Studi Kasus Konsumen PT. Tri Satya Mandiri) NISRINA PRIYANDANI DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

Upload: truongthuan

Post on 24-Mar-2019

300 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO

PAY) TERHADAP DAGING AYAM BERSERTIFIKAT HALAL

(Studi Kasus Konsumen PT. Tri Satya Mandiri)

NISRINA PRIYANDANI

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

Page 2: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi
Page 3: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kesediaan

Membayar (Willingness to Pay) terhadap Daging Ayam Bersertifikat Halal (Studi

Kasus Konsumen PT. Tri Satya Mandiri) adalah benar karya saya dengan arahan

dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya

yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripisi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari skripsi saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2016

Nisrina Priyandani

NIM H54120084

Page 4: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

ABSTRAK

NISRINA PRIYANDANI. Analisis Kesediaan Membayar (Willingness to Pay)

terhadap Daging Ayam Bersertifikat Halal (Studi Kasus Konsumen PT. Tri Satya

Mandiri). Dibimbing oleh TANTI NOVIANTI.

Sebesar 87.18 % dari total penduduk di Indonesia beragama Islam.

Berdasarkan Alquran dan Hadis, mengonsumsi makanan halal merupakan suatu

kewajiban. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik responden

yang bersedia membayar biaya tambahan terhadap daging ayam bersertifikat

halal, menghitung besarnya nilai kesediaan konsumen membayar biaya tambahan

terhadap daging ayam bersertifikat halal, dan menganalisis faktor-faktor yang

memengaruhi kesediaan konsumen membayar (willingness to pay) biaya

tambahan terhadap daging ayam bersertifikat halal. Metode yang digunakan

adalah Contingent Valuation Method (CVM) dan Regresi Logistik. Penelitian

dilakukan pada bulan Maret 2016 di PT. Tri Satya Mandiri dengan jumlah

responden sebanyak 70 orang. Hasil penelitian menunjukkan nilai rataan (EWTP)

kesediaan konsumen untuk membayar biaya tambahan terhadap daging ayam

bersertifikat halal adalah sebesar Rp 3582 per kilogram. Variabel yang siginifikan

memengaruhi kesediaan membayar (willingness to pay) biaya tambahan

responden pada daging ayam bersertifikat halal adalah pengetahuan daging halal,

jumlah tanggungan keluarga, dan kepedulian terhadap Sertifikat Halal.

Kata kunci: CVM, Daging Ayam, Halal, Regresi Logistik, Willingness to Pay.

ABSTRACT

NISRINA PRIYANDANI. Analysis of Willingness to Pay for Halal Certified

Chicken Meat (Study Case Consumer of PT. Tri Satya Mandiri) . Supervised by

TANTI NOVIANTI.

As much as 87.18 percent of the total population of Indonesia are Muslim.

According to a set of rules written in Alquran and Hadis, consuming Halal food is

an obligation. The purpose of this study is to analyze characteristic of

respondents that willing to pay additional cost for halal certified chicken meat, to

calculate the value of willingness to pay additional cost for halal certified

chicken meat, and to analyze the factors affecting the consumers’ willingness to

pay additional cost for Halal certified chicken meat. The method used is the

Contingent Valuation Method (CVM) and Logistic Regression. The study was

conducted in March 2016 in PT. Tri Satya Mandiri with 70 respondents. The

result shows that the mean value (EWTP) of consumers’ willingness to pay

additional cost for halal certified chicken meat is Rp 3582 per kilogram. The

variables that are significant in affecting consumers’ willingness to pay additional

cost for halal certified chicken meat are the consumers’ knowledge of halal meat,

total of family members, and awareness of Halal certificate.

Keywords: Chicken meat, CVM, Halal, Logistic Regression, Willingness to Pay.

Page 5: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Ilmu Ekonomi

ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY)

TERHADAP DAGING AYAM BERSERTIFIKAT HALAL

(Studi Kasus Konsumen PT. Tri Satya Mandiri)

NISRINA PRIYANDANI

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

Page 6: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi
Page 7: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Topik yang dipilih

dalam penelitian ini ialah Analisis Kesediaan Membayar (Willingness to Pay)

terhadap Daging Ayam Bersertifikat Halal (Studi Kasus Konsumen PT. Tri Satya

Mandiri). Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad

Salallahi ‘Alaihi Wasalam karena berkat jasa beliau kita dapat merasakan nikmat

Islam sampai hari ini. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai

pihak sehingga pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih

kepada:

1. Orang tua Bapak Supriyanto dan Ibu Yanti Zaini Dwikoryanti atas segala doa

dan dukungan yang selalu diberikan.

2. Ibu Dr Tanti Novianti, S P, M Si selaku pembimbing skripsi yang telah

banyak memberikan bimbingan, saran, waktu, dan motivasi dengan sabar,

sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Prof Dr Muhammad Firdaus, S P, M Si selaku penguji utama dan Ibu

Ranti Wiliasih, S P, M Si selaku dosen penguji dari komisi pendidikan atas

kritik dan saran yang telah diberikan untuk perbaikan skripsi ini.

4. Seluruh pihak PT. Tri Satya Mandiri yang telah membantu dalam penyediaan

data untuk penyelesaian skripsi ini.

5. Para dosen, staf dan seluruh civitas akademik Departemen Ilmu Ekonomi

FEM IPB yang telah memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis.

6. Kelompok bimbingan skripsi, Nadia Dwi Fitria, Amatullah Afifah, Nindya

Latifa, Rizki Maha Putra, Andhika Nanang Permana, dan Gisa Rachma yang

telah saling berbagi ilmu dan pelajaran dalam menyelesaikan skripsi.

7. Sahabat penulis, Haning Safrida Nurlaila, Addina Silmi, Hanifah Azizah,

Ichria Nurul Arda, Auliya Hidayati, Tamara Yuanita Muji Mardani, dan

Arintia Firda Utami yang telah memberikan saran, kritik, dan motivasi kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Keluarga Besar Sharia Economics Student Club (SES-C) FEM IPB khususnya

Divisi BMT atas segala ilmu dan pengalaman kepada penulis.

9. Seluruh keluarga Ilmu Ekonomi, terutama Ilmu Ekonomi Syariah 49 terima

kasih atas segala persahabatan, kenangan, perjuangan, dan asa untuk mencapai

tujuan.

10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini

yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, Juni 2016

Nisrina Priyandani

Page 8: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN ix

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 4

Tujuan Penelitian 5

Manfaat Penelitian 5

Ruang Lingkup Penelitian 6

TINJAUAN PUSTAKA 6

Willingness to Pay 6

Teori Konsumsi Islami 9

Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11

Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12

Sertifikasi Halal 14

Penelitian Terdahulu 15

Kerangka Penelitian 16

Hipotesis Penelitian 18

METODE 18

Jenis dan Sumber Data 18

Lokasi dan Waktu Penelitian 18

Metode Pengumpulan Data 18

Metode Pengolahan dan Analisis Data 19

HASIL DAN PEMBAHASAN 22

Gambaran Umum Perusahaan 22

Karakteristik Responden 23

Estimasi Nilai Kesediaan Membayar Daging Ayam Bersertifikat Halal 27

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kesediaan Membayar

Daging Ayam Bersertifikat Halal 29

Page 9: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

SIMPULAN DAN SARAN 31

Simpulan 31

Saran 32

DAFTAR PUSTAKA 32

LAMPIRAN 35

RIWAYAT HIDUP 44

Page 10: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

DAFTAR TABEL

1 Populasi dan produksi daging ayam tahun 2010-2015 3 2 Karakteristik responden berdasarkan usia 24 3 Karakteristik responden berdasarkan jumlah tanggungan keluarga 24 4 Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan 25 5 Karakteristik responden berdasarkan pendapatan rumah tangga 25 6 Karakteristik responden berdasarkan frekuensi pembelian 26 7 Karakteristik responden berdasarkan jumlah pembelian daging ayam 26 8 Karakteristik responden berdasarkan pengetahuan sertifikasi halal 27

9 Distribusi rata-rata WTP 28 10 Classification table 29 11 Omnimbus test of model coefficient, model summary, hosmer and

lemeshow test 29 12 Hasil analisis regresi logistik 30

DAFTAR GAMBAR

1 Konsumsi Daging per Kapita tahun 2010-2014 2

2 Kurva Indiferen 6 3 Kurva Inverse Demand 7 4 Peningkatan Kurva indiferen untuk Barang Halal 10 5 Peningkatan Kurva indiferen untuk Barang Haram X dengan Halal Y 11 6 Kerangka Penelitian 17 7 Sebaran kesediaan membayar 23 8 Kurva Agregat Willingness to Pay 28

DAFTAR LAMPIRAN

1 Kuesioner Penelitian 35 2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner 39 3 Hasil Regresi Logistik 41

Page 11: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara dengan pemeluk agama Islam

terbesar di dunia. Sebesar 87.18 % dari 237 641 326 juta jiwa penduduk di

Indonesia beragama Islam (BPS 2010). Agama Islam mewajibkan umatnya untuk

mengonsumsi makanan yang halal dan thayyib. Makanan dan minuman dapat

memengaruhi tubuh baik secara fisik maupun psikis. Dalam Hadis yang

diriwayatkan sahabat Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Perut adalah telaga bagi raga. Pembuluh-pembuluh darah berujung

padanya. Jika perut sehat, pembuluh-pembuluh itu akan sehat. Sebaliknya, jika

perut sakit, pembuluh darah pun akan ikut sakit.” (HR Thabrani)

Berdasarkan Hadis riwayat tersebut makanan memiliki peranan penting

dalam kehidupan manusia. Menurut Rezai et al. (2010), makanan merupakan

komponen vital dalam menentukan kelangsungan hidup dan perilaku manusia.

Makanan yang halal dan thayyib akan memberikan pengaruh yang baik terhadap

kualitas hidup manusia. Perintah mengonsumsi makanan halal dan thayyib

ditegaskan dalam Alquran Surah Al Maidah ayat 88:

“ Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah kepadamu sebagai

rezeki yang halal dan yang thayyib kepadamu dan bertakwalah kepada Allah

yang kamu beriman kepada-Nya.”

Secara tegas dijelaskan bahwa Allah memerintahkan manusia untuk

mengonsumsi makanan yang halal dan thayyib. Halal berarti seluruh proses

pengolahannya, kualitas, dan kuantitasnya terbebas dari sesuatu yang haram.

Thayyib berarti makanan tersebut sehat dan tidak membahayakan konsumennya.

Selain itu ditegaskan untuk bertakwa kepada Allah SWT dengan melaksanakan

perintah-Nya dan menjauhi segala laranga-Nya. Bentuk ketakwaan kepada Allah

SWT salah satunya dengan mengonsumsi makanan yang halal dan thayyib.

LPPOM MUI mengeluarkan suatu jaminan kehalalan suatu produk layak

untuk dikonsumsi dalam bentuk Sertifikat Halal. Sertifikat Halal adalah fatwa

tertulis MUI yang menyatakan kehalalan suatu produk sesuai dengan syariat

Islam. Proses penerbitan Sertifikat Halal harus diawali dari permohonan produsen

kemudian pihak LPPOM MUI akan melakukan audit sesuai standar operasional

yang berlaku, apabila semua prosedur telah terpenuhi maka Komisi Fatwa MUI

akan menyatakan kehalalan produk tersebut dan MUI akan menerbitkan Sertifikat

Halal. Sertifikat Halal merupakan salah satu bentuk perlindungan pemerintah

kepada masyarakat Muslim dalam hal konsumsi. Keberadaan Sertifikat Halal

sangat penting dalam industri pangan.

Pangan merupakan kebutuhan dasar utama yang harus dipenuhi secara

kualitatif dan kuantitatif. Salah satu kandungan gizi yang harus dipenuhi dalam

pangan adalah protein. Protein merupakan komponen utama dalam metabolisme

tubuh manusia. Daging mengandung protein tinggi yang dapat memenuhi

kebutuhan protein tubuh. Terdapat dua jenis daging yang sering dikonsumsi

masyarakat Indonesia, yaitu daging ayam dan daging sapi. Dilihat dari sisi

Page 12: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

2

pemenuhan kebutuhan protein, daging ayam dapat memenuhi 53 % dari

kebutuhan protein hewani dan sisanya diperoleh dari jenis daging lainnya1. Selain

itu, harga daging ayam relatif lebih terjangkau dibandingkan dengan harga daging

sapi sehingga konsumsi daging ayam lebih tinggi dibandingkan konsumsi daging

sapi. Perbedaan jumlah konsumsi daging ayam dan daging sapi per kapita periode

tahun 2010 sampai 2014 dijelaskan pada Gambar 1.

Sumber: Badan Pusat Statistik 2015 (diolah)

Gambar 1 Konsumsi Daging per Kapita tahun 2010-2014

Konsumsi daging ayam pada periode 2010 sampai dengan 2014 cenderung

meningkat dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 2.01 % dan rata-rata konsumsi

daging ayam per kapita per tahun sebesar 4.19 kilogram. Peningkatan konsumsi

daging ayam tertinggi terjadi pada tahun 2014 sebesar 10.1 % sedangkan pada

tahun 2012 terjadi penurunan sebesar 8.35 % sehingga konsumsi daging ayam

hanya mencapai 3.95 kilogram per kapita per tahun. Setelah mengalami

penurunan pada tahun 2012, jumlah konsumsi mengalami peningkatan di tahun

2013 dan 2014. Hal tersebut berbeda dengan konsumsi daging sapi pada periode

2010 sampai 2014, rata-rata konsumsi daging sapi per kapita hanya mencapai 0.34

kilogram per tahun dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -7.04 %. Peningkatan

pertumbuhan konsumsi terjadi pada tahun 2011 sebesar 30.05 % kemudian terjadi

penurunan drastis pada tahun 2013 sebesar 27.78 % sehingga konsumsi daging

sapi per kapita pada tahun 2013 hanya 0.26 kilogram.

Konsumsi daging ayam di Indonesia tergolong rendah dibandingkan dengan

konsumsi daging ayam di negara ASEAN. Konsumsi daging ayam di Brunei

Darussalam mencapai 40 kilogram per kapita per tahun kemudian di Malaysia

mencapai 32 kilogram per kapita per tahun. Selain itu, konsumsi daging ayam di

Thailand mencapai 10 kilogram per kapita per tahun dan di Filipina mencapai 8

kilogram per kapita per tahun (ILO dan PCdP2 UNDP 2014). Hal ini disebabkan

1 Disampaikan oleh Wakil Menteri Pertanian Rusman Heryawan pada event International Livestock

and Dairy Expo (ILDEX) Indonesia dan Festival Ayam dan Telur 2013 yang diselenggarakan pada 3-5

Oktober di Jakarta International Expo. Tersedia pada: http://www.satuharapan.com/read-detail/read/wamen-

pertanian-daging-ayam-penuhi-53-%-kebutuhan-protein-hewani-masyarakat

Page 13: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

3

harga daging ayam di Indonesia relatif lebih tinggi dibandingkan negara lainnya

dan kurangnya edukasi masyarakat mengenai pentingnya mengonsumsi ayam

sebagai sumber protein yang murah dan menyehatkan (Pinsarin 2015)

Indonesia mulai tahun 2010 sudah swasembada daging ayam, artinya

kebutuhan daging ayam dapat dicukupi dari produksi dalam negeri. Produksi

daging ayam periode 2010 sampai dengan 2015 cenderung meningkat. Rata-rata

pertumbuhan produksi daging ayam per tahun mencapai 6.06 % dengan jumlah

rata-rata produksi mencapai 1437.01 ribu ton. Tingginya produksi daging ayam di

Indonesia diimbangi dengan populasi daging ayam meningkat pesat dalam kurun

waktu tahun 2010 sampai dengan 2015. Rata-rata peningkatan pertumbuhan

populasi sebesar 8.83 % per tahun dan rata-rata populasi daging ayam sebesar

1283 ribu ekor. Peningkatan ini seiring dengan perkembangan teknologi terutama

sektor budidaya (on farm) yang semakin modern sehingga proses produksi

menjadi lebih cepat dan efisien (Kementan 2015). Perkembangan populasi dan

produksi daging ayam periode tahun 2010-2015 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Populasi dan produksi daging ayam tahun 2010-2015

Tahun Populasi

(ribu ekor)

Pertumbuhan

(%)

Produksi

(ribu ton)

Pertumbuhan

(%)

2010 987 - 1214.34 -

2011 1178 19.35 1337.91 10.18

2012 1244 5.64 1400.47 4.68

2013 1344 8.02 1497.87 6.96

2014 1443 7.38 1544.38 3.10

2015* 1498 3.76 1627.11 5.36

Rata-rata 1283 8.83 1437.01 6.06 *Angka sementara

Sumber: Kementrian Pertanian Republik Indonesia 2015 (diolah)

Produksi daging ayam dilakukan oleh rumah pemotongan hewan modern

dan tradisional. Proses penanganan di RPH merupakan kunci yang menentukan

kelayakan daging untuk dikonsumsi. Berkaitan dengan hal tersebut salah satu

proses produksi adalah penyembelihan. Secara fisik daging yang disembelih

dengan cara yang sama tetapi tidak dengan membaca basmallah, tidak dapat

dibedakan sama sekali. Daging tersebut dapat diindikasikan tidak halal sedangkan

salah satu kriteria daging yang layak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia

adalah daging yang halal. Menurut Apriyantono (2005) diperlukan proses

sertifikasi halal dan pengawasan ketat terhadap rumah potong hewan, khususnya

rumah potong ayam yang tersebar dengan skala kecil sampai besar agar

terjaminnya kehalalan suatu daging. Berdasarkan data LPPOM MUI (2013),

Rumah Potong Hewan (RPH) yang memiliki Sertifikat Halal hanya 17.14 % dari

seluruh RPH yang terdapat di Indonesia. Hal ini disebabkan sertifikasi halal untuk

rumah potong ayam masih bersifat sukarela. Selain itu besarnya biaya sertifikasi

halal bagi rumah potong hewan berdasarkan ukuran skala usaha produsen

(LPPOM MUI 2013). Rendahnya RPH yang memiliki Sertifikat Halal

dikarenakan para pelaku usaha belum menemukan nilai ekonomi keberadaan

Sertifikat Halal. Keberadaan nilai ekonomi pada daging ayam bersertifikat halal

dapat dilihat dari sisi konsumen dalam menilai barang tersebut. Penilaian

Page 14: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

4

konsumen terhadap suatu barang dipengaruhi oleh persepsi konsumen terhadap

barang tersebut dan dapat menimbulkan kesediaan kesediaan membayar

(willingness to pay).

Perumusan Masalah

Dalam mengonsumsi daging ayam, ada beberapa aspek yang harus

diperhatikan, yaitu daging ayam harus aman, sehat, utuh dan halal. Aman artinya

daging ayam terbebas dari zat atau bahan yang membahayakan kesehatan tubuh.

Sehat artinya daging ayam tanpa pewarna, tidak berbau, warna daging ayam agak

mengkilap, daging kenyal, serta tidak terdapat darah pada pembuluh darah di leher

dan sayap. Utuh artinya daging ayam tidak tercampur bahan lainnya, daging

gelonggongan adalah salah satu daging yang tidak utuh. Halal artinya daging

ayam terbebas dari unsur-unsur yang diharamkan baik dari proses penyembelihan,

penyimpanan, hingga daging ayam sampai ke tangan konsumen (Kementan 2012).

Himpunan Peternakan Unggas Lokal Indonesia (Himpuli) melakukan

penelusuran di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, Surabaya,

dan Makassar sejak tahun 2011 sampai tahun 2014, hasil penelusuran

menunjukkan 90 % daging ayam lokal yang dijual di pasar modern tidak

bersertifikat Halal2. Selain itu diketahui jika banyak penyembelih ayam tidak

memahami cara menyembelih ayam berdasarkan syariat Islam, Himpuli

menemukan salah satu tempat pemotongan ayam di Bogor merendam ayam

dengan air panas sehingga ayam mati bukan karena disembelih dan terpotong

saluran darah, nafas dan makanan melainkan karena direndam dengan air panas3.

Apabila daging tersebut termakan maka sama saja dengan memakan bangkai

sedangkan umat Islam dilarang untuk memakan bangkai seperti yang ditegaskan

dalam Alquran Surah Al-Maidah ayat 3:

”Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging

hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul,

yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat

kamu menyembelihnya…”

Berkaitan dengan hal tersebut untuk menjaga kepercayaan dan

meningkatkan kepuasan konsumen, PT. Tri Satya Mandiri melakukan sertifikasi

halal. Perusahaan ini melakukan sertifikasi halal sejak tahun 2005. Masa berlaku

Sertifikat Halal hanya dua tahun apabila masa berlaku Sertifikat Halal habis maka

perusahaan ini segera mengajukan permohonan sertifikasi halal kembali. Sertifikat

Halal yang dimilki PT. Tri Satya Mandiri berlaku sampai Juni 2017. Perusahaan

yang akan mengajukan sertifikasi halal harus memiliki Sistem Jaminan Halal

(SJH). Kesinambungan proses produksi halal dijamin oleh produsen dengan cara

menerapkan Sistem Jaminan Halal. Keberadaan Sistem Jaminan Halal merupakan

2Disampaikan oleh Ade Zulkarnaen, Ketua Umum Himpunan Unggas Lokal Indonesia di Kantor

MUI Pusat pada 12 Mei 2014 dimuat dalam harian terbit. Teresdia pada:

http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/14/05/12/n5g881-90-persen-daging-ayam-tak-

bersertifikat-halal 3 Disampaikan oleh Ade Zulkarnaen, Ketua Umum Himpunan Unggas Lokal Indonesia di Kantor

MUI Pusat pada 12 Mei 2014 dimuat dalam harian terbit. Teresdia pada:

http://www.harianterbit.com/hanterekonomi/read/2014/05/13/2145/31/21/Ayam-Dipotong-Tidak-

Sampai-Mati-Tidak-Halal-dan-Tidak-Sehat

Page 15: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

5

salah satu sistem untuk menjaga konsistensi pelaksanaan halal di lingkungan

pelaku usaha apabila suatu perusahaan tidak memiliki dan tidak memenuhi Sistem

Jaminan Halal maka proses sertifikasi tidak akan diteruskan (LPPOM MUI 2016).

Kesadaran pentingnya keberadaan Sertifikat Halal pada daging ayam

belum banyak disadari oleh masyarakat Indonesia sehingga belum terdapat

pengukuran yang pasti mengenai besarnya nilai kesediaan membayar (willingness

to pay) konsumen terhadap keberadaan Sertifikat Halal pada daging ayam.

Kesediaan membayar (willingness to pay) diartikan sebagai jumlah maksimal

seseorang ingin membayar untuk menghindari terjadinya penurunan kualitas

terhadap suatu barang. Konsumen menilai seberapa pantas harga barang atau jasa

tersebut dibandingkan dengan kegunaan serta manfaat yang akan didapatkan dari

barang atau jasa tersebut (Fauzi 2004). Daging ayam dengan Sertifikat Halal

memiliki nilai yang berbeda dibandingkan dengan daging ayam tanpa Sertifikat

Halal. Berdasarkan penjelasan di atas, maka permasalahan yang akan dijawab

dalam penelitian ini, antara lain:

1. Bagaimana karakteristik responden yang bersedia membayar biaya

tambahan terhadap daging ayam bersertifikat halal?

2. Berapa nilai kesediaan membayar (willingness to pay) konsumen

terhadap pembayaran tambahan dengan adanya Sertifikat Halal pada

produk daging ayam?

3. Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi kesediaan konsumen untuk

membayar (willingness to pay) biaya tambahan terhadap daging ayam

bersertifikat halal ?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang disampaikan sebelumnya, maka

tujuan dari peneltian ini, antara lain :

1. Menganalisis karakteristik responden yang bersedia membayar biaya

tambahan terhadap daging ayam bersertifikat halal.

2. Menghitung besarnya nilai kesediaan membayar (willingness to pay)

konsumen terhadap pembayaran tambahan dengan adanya Sertifikat

Halal pada daging ayam.

3. Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi kesediaan konsumen

untuk membayar (willingness to pay) biaya tambahan terhadap daging

ayam bersertifikat halal.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat dan masukan bagi

pemerintah, lembaga terkait, dan kalangan akademisi:

1. Bagi sektor industri peternakan (PT. Tri Satya Mandiri) dapat

menjadikan penelitian ini sebagai acuan untuk meningkatkan kualitas

dan kinerja perusahaan agar memenuhi harapan kepuasan konsumen.

2. Bagi LPPOM MUI, Himpuli, dan Pemerintah dapat menjadikan

penelitian ini sebagai masukan dalam pengambilan kebijakan, dan

meningkatkan kualitas kinerja dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat.

Page 16: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

6

ΔX

2 ΔX

1

X2

Slope =

X1

3. Bagi kalangan akademisi dapat menjadikan referensi dalam

melakukan penelitian selanjutnya.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis bagaimana kesediaan

responden untuk membayar (willingness to pay) biaya tambahan pada daging

ayam bersertifikat halal yang merupakan konsumen PT. Tri Satya Mandiri.

Variabel-variabel yang digunakan meliputi pendapatan rumah tangga, jumlah

tanggungan keluarga, frekuensi pembelian daging ayam dalam sebulan,

pengetahuan daging halal, dan kepedulian konsumen terhadap sertifikasi halal.

Selain itu meneliti nilai kesediaan membayar (willingness to pay) terhadap biaya

tambahan dengan adanya Sertifikat Halal pada daging ayam.

TINJAUAN PUSTAKA

Willingness to Pay

Konsep kesediaan membayar (willingness to pay) merefleksikan keinginan,

kerelaan seseorang akan harga yang akan dibayarkan terhadap suatu barang atau

jasa. Menurut Fauzi (2004), kesediaan membayar atau (willingness to pay)

diartikan sebagai jumlah maksimal seseorang ingin membayar untuk menghindari

terjadinya penurunan kualitas terhadap sesuatu barang. Menurut Varian (2010)

Konsep WTP merupakan intrepretasi lain dari tingkat substitusi marginal

(marginal rate of substitution) dimana MRS merupakan slope negatif dari kurva

indiferen. Tingkat substitusi marginal (MRS) mengukur tingkat kesediaan atau

kerelaan konsumen untuk melepaskan atau mengganti sejumlah unit barang untuk

memperoleh satu unit tambahan barang lain dengan kepuasan yang sama. Rasio

menunjukkan seberapa besar keinginan seseorang untuk mengganti

sejjumlah barang 2 untuk mendapatkan satu tambahan barang 1. Rasio tersebut

merupakan slope kurva indiferen yang dapat dilihat pada Gambar 2.

Sumber: Varian (2010)

Gambar 2 Kurva Indiferen

Page 17: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

7

Inverse demand

curve p1(x1)

X1

P

1

Berdasarkan Gambar 2 slope MRS negatif, hal ini menunjukkan semakin

meningkat jumlah konsumsi barang 1 maka jumlah konsumsi barang 2 akan

semakin menurun. Slope MRS menyerupai kurva permintaan yang menunjukkan

slope negatif. Apabila suatu kurva memiliki slope negatif kurva tersebut

mendefinisikan fungsi inverse demand. Fungsi Inverse demand menggambarkan

posisi harga (P) sebagai fungsi dari kuantitas (Q). Bentuk Kurva Inverse Demand

menunjukkan hubungan jumlah barang atau jasa yang diinginkan pada berbagai

tingkat harga yang dapat dilihat pada Gambar 3.

Sumber: Varian (2010)

Gambar 3 Kurva Inverse Demand

Kurva Willingness to Pay memiliki slope yang sama dengan kurva

Inverse Demand yang menunjukkan semakin tinggi nilai yang bersedia

dibayarkan (WTP) maka semakin rendah jumlah barang yang akan dikonsumsi.

Konsep WTP berkaitan dengan kepuasan dimana dalam fungsi permintaan

terdapat intrepretasi ekonomi lain, yaitu selama barang yang dikonsumsi

berjumlah positif dan terdapat pilihan- pilihan untuk memaksimalkan kepuasan,

hal tersebut berkaitan dengan tingkat substitusi marginal (MRS) dimana tingkat

substitusi marginal sama dengan rasio harga :

Jika harga (P2) dan utilitas marjinal (MU2) dari barang lain dianggap

konstan, maka harga suatu barang tertentu (P1) proporsional terhadap kepuasan

atau utilitas dari unit tambahan (MU1) dari barang tersebut.

Nilai yang harus dibayarkan berbeda dengan nilai yang bersedia dibayarkan.

Nilai yang harus dibayarkan ditentukan berdasarkan harga yang tertera pada suatu

barang sedangkan nilai yang bersedia dibayarkan tergantung pada preferensi

individu dan manfaat yang didapatkan dari barang tersebut. Rasio antara benefit

dengan cost untuk memperoleh barang atau jasa tersebut atau disebut juga B/C

ratio. Apabila nilai B/C ratio > 0 maka konsumen berada pada tahap bersedia

untuk membayar (Willingness to Pay), namun jika nilai B/C < 0 atau negatif maka

Page 18: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

8

konsumen berada pada tahap penilaian diterima (Willingness to Accept)

(Tietenberg 2009). Studi-studi tentang penggunaan kesediaan membayar

(Willingness to Pay) dalam barang atau jasa publik telah banyak dilakukan dalam

bidang tertentu, diantaranya keselamatan mengkonsumsi makanan (food safety)

(Rozan et al. 2004).

Pengukuran WTP dapat dilakukan dengan pendekatan Contingent

Valuation Method (CVM). Pendekatan CVM secara teknis dapat dilakukan

dengan dua cara. Pertama, dengan teknis eksperimental melalui simulasi dan

permainan. Kedua, dengan teknik survey. CVM pada hakikatnya bertujuan untuk

mengetahui keinginan membayar (WTP) dari masyarakat. Terdapat beberapa

tahapan untuk menerapkan pendekatan CVM, diantaranya (Fauzi 2004) :

1. Membuat Hipotesis Pasar

Pada awal proses kegiatan CVM, seorang peneliti biasanya harus

membuat hipotesis mengenai permasalahan yang akan dievaluasi. Dalam

hipotesis pasar digambarkan mengenai masalah yang akan dievaluasi

dengan kondisi yang yang diharapkan kemudian bagaimana cara

memperoleh dana. Kuesioner bisa diujikan pada kelompok kecil untuk

mengetahui reaksi atas proyek yang akan dilakukan sebelum melakukan

proyek yang sebenarnya.

2. Mendapatkan Nilai Lelang

Tahap berikutnya adalah memperoleh nilai lelang, terdapat

beberapa teknik untuk mendapatkan nilai lelang diantaranya:

a. Permintaan lelang (Bidding Game), melalui teknik ini responden

diberi pertanyaan secara berulang-ulang tentang apakah mereka

ingin membayar sejumlah tertentu. Setelah itu nilai ditawarkan dari

nilai terendah sampai tertinggi. Pertanyaan dihentikan jika sudah

mencapai nilai tertinggi.

b. Pertanyaan terbuka, melalui teknik ini responden diberi kebebasan

untuk menyatakan nilai yang ingin dibayar untuk suatu produk

sesuai dengan persepsi individu namun terkadang bisa

menimbulkan pencilan karena persepsi responden terhadap suatu

produk berbeda dan akan menimbulkan banyak nilai variasi.

c. Payment Cards, metode ini menggunakan media kartu sebagai

penawaran nilai lelang. Dalam kartu tersebut terdapat kisaran nilai

yang akan ditawarkan kepada responden dan responden akan

menjawab pertanyaan yang diberikan dengan memilih kartu yang

berisi nilai yang sesuai dengan nilai yang bersedia responden

bayarkan. Dibutuhkan pemahaman statistik yang relatif baik untuk

menggunakan teknik ini.

d. Model referendum atau discrete choice (dichotomous choice),

metode ini menawarkan kepada responden suatu nilai rupiah

kemudian responden dipersilahkan untuk memilih setuju atau tidak

setuju dengan nilai tersebut.

3. Menghitung Rataan WTP

Setelah survey dilaksanakan, tahap berikutnya adalah dengan

menghitung nilai WTP setiap individu. Nilai ini dihitung berdasarkan nilai

lelang (bid) yang diperoleh pada tahap dua. Perhitungan ini didasarkan

pada nilai mean (rataan) dan nilai median (tengah). Pada tahap ini harus

Page 19: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

9

diperhatikan kemungkinan munculnya outlier (nilai yang sangat jauh

menyimpang dari rata-rata).

4. Memperkirakan Kurva Lelang ( Bid Curve)

Kurva lelang atau bid curve diperoleh dengan meregresikan WTP

sebagai variabel yang tidak bebas (dependent variable) dengan beberapa

variabel bebas.

5. Mengangregatkan Data

Tahap terakhir dalam penerapan CVM adalah mengagregatkan

rataan lelang yang diperoleh pada tahap tiga. Proses ini melibatkan

konversi data rataan sampel ke rataan populasi secara keseluruhan. Salah

satu cara untuk mengonversi ini adalah mengalikan rataan sampel dengan

jumlah populasi.

Menurut Hanley and Splash (1993), terdapat beberapa hal yang harus

diperhatikan dalam pengoperasian CVM agar mendapatkan hasil yang terbaik ,

diantaranya :

1. Hipotesis pasar yang digunakan harus kredibilitas dan realistis

2. Alat pembayaran yang digunakan dan/atau ukuran kesejahteraan (WTP)

sebaiknya tidak bertentangan dengan aturan-aturan yang terkait di

masyarakat.

3. Responden sebaiknya diberikan informasi yang cukup mengenai hal-hal

yang berkaitan dengan isi kuesioner dan sistem penawaran yang akan

digunakan.

4. Idealnya, responden memiliki cukup informasi mengenai hal-hal yang

akan diteliti sehingga tujuan penelitian dapat tercapai.

5. Jika memungkinkan, ukuran WTP sebaiknya dicari karena responden

sering kesulitan dengan penentuan nilai nominal yang ingin mereka

berikan .

6. Ukuran contoh yang cukup besar sebaiknya dipilih untuk mempermudah

perolehan selang kepercayaan dan reabilitas.

7. Pengujian kebiasan, sebaiknya dilakukan dan pengadopsian strategi untuk

memperkecil strategi bias secara khusus.

8. Penawaran sanggahan sebaiknya diidentifikasi.

9. Memastikan contoh memiliki karakteristik yang sama dengan populasi dan

lakukan penyesuaian jika diperlukan.

10. Tanda parameter sebaiknya dilihat kembali untuk melihat jika mereka

setuju dengan harapan yang tepat.

Teori Konsumsi Islami

Secara umum konsumsi didefinisikan sebagai penggunaan barang dan jasa

untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dalam ekonomi Islam konsumsi juga

memiliki pengertian yang hampir sama, tetapi ada perbedaan yang melingkupinya.

Perbedaan yang mendasar adalah tujuan pencapaian dari konsumsi dan cara

pencapaiannya yang harus memenuhi Kaidah Syariah Islam. Tujuan utama

Page 20: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

10

Halal Y

Halal X

IC’’

IC’

IC

konsumsi bagi seorang muslim adalah sebagai sarana penolong untuk beribadah

kepada Allah (P3EI Universitas Islam Indonesia Yogyakarta 2008).

Dalam ekonomi Islam konsep terdapat konsep maslahah atau

kesejahteraan sosial atau utilitas, yaitu sebuah konsep yang mencakup semua

urusan manusia baik ekonomi ataupun urusan lainnya yang erat kaitannya antara

individu dengan masyarakat. Kandungan mashlahah terdiri atas manfaat dan

berkah. Dalam konsumsi, seorang konsumen akan mempertimbangkan manfaat

dan berkah yang dihasilkan dari kegiatan konsumsinya. Dalam teori ekonomi

tingkat kepuasan (utility function) digambarkan oleh kurva indiferen yang

melambangkan kombinasi antara dua barang yang memberikan tingkat kepuasan

yang sama. Secara grafis tingkat utilitas yang lebih tinggi digambarkan

dengan utility function yang letaknya di sebelah kanan atas. Bagi konsumen

semakin ke kanan atas atau semakin menjauhi titik asal maka semakin tinggi

tingkat kepuasannya seperti dapat dilihat pada Gambar 4.

Sumber : Karim (2007)

Gambar 4 Peningkatan Kurva indiferen untuk Barang Halal

Konsumsi dalam Islam dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu halal

dan haram. Halal artinya boleh atau diperkenankan sedangkan haram adalah

kebalikannya. Tidak semua komoditas memiliki sifat yang sama yaitu halal dan

haram. Barang haram dan barang halal memiliki nilai yang berbeda sehingga

memberikan nilai kepuasan yang berbeda. Kesejahteraan konsumen akan

meningkat jika mengonsumsi lebih banyak banyak barang halal, bermanfaat dan

mengurangi mengonsumsi barang yang haram (Karim 2007). Utility function

untuk dua barang yang salah satunya tidak disukai digambarkan dengan utility

function terbalik (Frank 1991). Semakin sedikit konsumsi barang yang haram

maka tingkat kepuasan akan semakin tinggi. Hal ini digambarkan dengan utility

function yang semakin ke kiri atas semakin tinggi tingkat kepuasannya. Secara

grafis, sumbu X sebagai barang haram dan sumbu Y sebagai barang halal yang

dapat dilihat pada Gambar 5.

Page 21: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

11

Halal Y

I’

I

I’’

Haram X

Sumber : Karim (2007)

Gambar 5 Peningkatan Kurva indiferen untuk Barang Haram X dengan Halal Y

Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam

Kata Halal berasal dari bahasa arab yang berarti “melepaskan” dan “tidak

terikat”. Secara etimologi Halal berarti hal-hal yang boleh dan dapat dilakukan

karena bebas atau tidak terikat dengan ketentuan-ketentuan yang melarangnya.

Konsep makanan halal menekankan pada keamanan pangan, higienis, dan

menyehatkan secara keseluruhan dari bahan baku sampai ke penyajian (Rezai et

al. 2010). Yaqub (2009), membagi kriteria pangan Halal ke dalam lima bagian,

yaitu:

1. Thayyib.

At-thayyib adalah sesuatu yang suci, enak, dan tidak berbahaya pada

tubuh dan akal. At-thayyib berarti sesuatu yang terhindar dari al-khabits

(sesuatu yang membahayakan tubuh dan akal, tidak suci dan tidak enak).

Halal dan thayyib merupakan syarat mutlak yang tidak bisa ditawar oleh

manusia dalam mengonsumsi makanan dan minuman. Menurut Qardhawi

(2000), segala sesuatu yang dipandang baik oleh selera manusia yang

standard dan dinilai baik pula oleh manusia secara keseluruhan dan

penilaian tersebut tidak berasal dari suatu adat kebiasaan.

2. Tidak membahayakan/dharar.

Al-dharar adalah sesuatu yang dilakukan manusia berupa hal yang

tidak disukai atau menyakitkan, baik menimpa pada akal, keturunan, harta,

jiwa dan agamanya. Segala sesuatu yang membahayakan manusia, maka

haram menggunakannya, baik untuk makan, minum, berobat dan bersolek.

3. Tidak Najis

Najis adalah sesuatu yang dipandang jijik dan menghalangi sahnya

sholat dan tidak ada keringanan di dalamnya. Najis merupakan salah satu

kriteria haram makanan, minuman, obat dan alat kosmetika. Babi serta

turunannya dan khamar serta turunannya termasuk golongan najis.

Page 22: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

12

Keharaman babi dan khamar termaktub di dalam Al-Quran dan Hadis.

Seiring dengan perkembangan zaman, produk turunan dari babi dan khamar

semakin bervariasi. Kaum muslimin harus waspada terhadap produk turunan

tersebut, sebab keharamannya sama seperti keharaman babi dan khamar.

Para ulama sepakat bahwa setiap benda yang najis tidak dapat disucikan

dengan istihalal (perubahan sesuatu benda dari sifat atau hakikat yang satu

ke sifat atau hakikat yang lain) kecuali khamar yang berubah sendiri

menjadi cuka, darah hewan yang berubah menjadi susu dan darah kijang

yang berbuah minyak kasturi. Ulama Hanafiyah berpendapat setiap benda

najis dapat disucikan dengan istihalal secara mutlak, baik terjadi dengan

sendirinya maupun campur tangan manusia dengan syarat adanya bala

(kesulitan yang menimpa secara umum).

4. Tidak memabukkan/iskar.

Iskar (memabukkan) adalah salah satu kriteria yang menentukan

keharaman, baik terdapat pada minuman-minuman yang bersifat cairan

seperti khamar dan nabidz yang memabukkan atau benda-benda yang

padat seperti narkotika dan zat-zat adiktif lainnya. Setiap yang

memabukkan, apapun jenisnya cair atau padat, mentah atau matang,

berasal dari perasan anggur atau bahan lainnya, adalah haram dan hal ini

dijelaskan dalam sebuah hadis:

“ Semua yang memabukkan adalah khamr dan semua khamr adalah

haram.” (HR. Muslim)

Mayoritas ulama dari kalangan ahli fikih hijaz, ahli Hadis dan

ulama-ulama Hanafiyah, Malikiyah, Syafi’iyah, dan Hanabilah

berpendapat bahwa kadar haram pada minuman-minuman yang

memabukkan baik sedikit maupun banyak selagi memiliki potensi

memabukkan, minuman tersebut haram meskipun ketika dikonsumsi tidak

sampai memabukkan.

5. Tidak mengandung organ manusia.

Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, sebagian

orang mulai berpendapat bahwa organ manusia dapat dimanfaatkan untuk

kepentingan pangan, obat dan kosmetika. Sebagian orang memanfaatkan

bagian tubuh manusia sebagai pengembang makanan, kesuburan air susu,

obat, kecantikan dan lainnya. Kandungan organ manusia yang terdapat

pada pangan menjadi salah satu kriteria haram.

Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam

Penyembelihan adalah cara melepaskan nyawa hewan dengan jalan paling

mudah, meringankan dan tidak menyakiti. Alat yang digunakan berupa pisau,

mesin potong atau benda tajam lainnya. Hewan yang disembelih harus halal dan

dalam keadaan masih hidup bukan bangkai, termasuk ketika menyembelih dengan

teknik pemingsanan hewan harus tetap hidup. Hal ini dikarenakan memakan

bangkai hukumnya haram seperti yang telah dijelaskan dalam Alquran Surah An

Nahl ayat 115:

“ Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu (memakan) bangkai,

darah, daging babi, dan apa yang disembelih dengan menyebut nama selain

Allah”

Page 23: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

13

Namun ada dua binatang yang dikecualikan oleh syariat Islam dari

kategori bangkai, yaitu belalang, ikan, dan binatang yang hidup di dalam air.

Rasulullah S.A.W. ketika ditanya tentang masalah air laut, beliau menjawab:

"Laut itu airnya suci dan bangkainya halal." (Riwayat Ahmad dan ahli sunnah).

Selain itu dijelaskan dalam Al-Quran Surah Al Maidah ayat 96 :

"Dihalalkan bagi kamu binatang buruan laut dan makanan dari laut.."

Terkait belalang, Rasulullah S.A.W. memberikan suatu perkenan untuk

dimakannya walaupun sudah menjadi bangkai, karena satu hal yang tidak

mungkin untuk menyembelihnya. Ibnu Abi Aufa mengatakan: "Kami pernah

berperang bersama Nabi tujuh kali peperangan, kami makan belalang bersama

beliau." (Riwayat Jama'ah, kecuali Ibnu Majah).

Penyembelihan hewan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu tradisonal dan

mekanik. Tradisonal menggunakan pisau atau benda tajam lainnya sedangkan

mekanik menggunakan mesin potong. Penyembelihan dengan cara mekanik lebih

sering digunakan untuk penyembelihan dalam jumlah banyak karena prosesnya

lebih cepat. Ada hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam penyembelihan

baik secara tradisional maupun mekanik, yaitu (1) penyembelih harus beragama

Islam atau ahli kitab, (2) baligh dan berakal, (3) menyembelih dengan sengaja,

dan (4) bisa melihat dan tidak buta. Setelah syarat-syarat penyembelihan

terpenuhi, berikut langkah-langkah penyembelihan hewan sesuai syariat Islam

(Qardhawi 2000) :

1. Hewan tersebut harus disembelih atau ditusuk (nahr) dengan suatu alat

yang tajam yang dapat mengalirkan darah dan mencabut nyawa hewan

tersebut, baik alat itu berupa batu ataupun kayu. Dalam penyembelihan,

dilarang menyembelih dengan menggunakan gigi dan kuku karena alat-

alat tersebut dapat menyakiti binatang dan umumnya alat-alat tersebut

hanya bersifat mencekik.

2. Penyembelihan atau penusukan (nahr) itu harus dilakukan di leher hewan

tersebut. Penyembelihan yang paling sempurna, yaitu terputusnya

kerongkongan, tenggorokan dan urat nadi. Persyaratan ini dapat gugur

apabila penyembelihan itu ternyata tidak dapat dilakukan pada tempatnya

yang khas, misalnya karena binatang tersebut jatuh dalam sumur, sedang

kepalanya berada di bawah yang tidak mungkin lehernya itu dapat

dipotong, atau karena binatang tersebut menentang sifat kejinakannya.

Dalam hal ini hewan boleh diperlakukan seperti buronan, yang cukup

dilukai dengan alat yang tajam di bagian manapun yang memungkinkan.

3. Harus menyebut nama Allah (membaca bismillah) ketika menyembelih.

Hal ini diterangkan dalam Alquran Surah Al An’am ayat 121:

"Dan janganlah kamu makan dari apa-apa yang tidak disebut asma'

Allah atasnya, karena sesungguhnya dia itu suatu kefasikan..."

Berdasarkan ayat tersebut apabila pada saat penyembelihan tidak

membaca basmallah maka hal tersebut dikategorikan suatu perbuatan yang

fasik. Hal ini dikarenakan orang-orang jahiliah bertaqarrub kepada Tuhan

dan berhalanya dengan cara menyembelih binatang kemudian mereka

menyebut berhala-berhala itu ketika menyembelih dan ada kalanya

penyembelihannya itu diperuntukkan kepada sesuatu berhala tertentu.

Page 24: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

14

Sertifikasi Halal

Sertifikat Halal MUI adalah fatwa tertulis Majelis Ulama Indonesia yang

menyatakan kehalalan suatu produk sesuai dengan syariat Islam. Sertifikat Halal

MUI ini merupakan syarat untuk mendapatkan izin pencantuman label halal pada

kemasan produk dari instansi pemerintah yang berwenang. Adanya Sertifikat

Halal MUI pada produk memberikan jaminan bagi konsumen bahwa produk

tersebut layak dikonsumsi. Kesinambungan proses produksi Halal dijamin oleh

produsen dengan cara menerapkan Sistem Jaminan Halal. Keberadaan Sistem

Jaminan Halal merupakan salah satu sistem untuk menjaga konsistensi

pelaksanaan halal di lingkungan pelaku usaha apabila suatu perusahaan tidak

memiliki dan tidak memenuhi Sistem Jaminan Halal maka proses sertifikasi tidak

akan diteruskan (LPPOM MUI 2016). Setelah semua syarat terpenuhi maka

proses sertifikasi bisa dilakukan dengan mengikuti tata cara berikut ini : 1. Setiap produsen yang mengajukan permohonan Sertifikat Halal bagi

produknya, harus mengisi borang (formulir) yang telah disediakan.

Borang tersebut berisi informasi tentang data perusahaan, jenis dan

nama produk serta bahan-bahan yang digunakan. Produsen harus

mendaftarkan seluruh tempat penyembelihan yang berada dalam satu

perusahaan yang sama.

2. Barang yang sudah diisi beserta dokumen pendukungnya dikembalikan

ke sekretariat LPPOM MUI untuk diperiksa kelengkapannya dan bila

belum memadai perusahaan harus melengkapi sesuai dengan

ketentuan.

3. LPPOM MUI akan memberitahukan perusahaan mengenai jadwal

audit. Tim Auditor LPPOM MUI akan melakukan pemeriksaan atau

audit ke lokasi produsen dan pada saat audit, perusahaan harus dalam

keadaan memproduksi produk yang disertifikasi.

4. Hasil pemeriksaan atau audit dan hasil laboratorium (bila diperlukan)

dievaluasi dalam Rapat Auditor LPPOM MUI. Hasil audit yang belum

memenuhi persyaratan diberitahukan kepada perusahaan melalui audit

memorandum. Jika telah memenuhi persyaratan, auditor akan

membuat laporan hasil audit guna diajukan pada Sidang Komisi Fatwa

MUI untuk diputuskan status kehalalannya.

5. Laporan hasil audit disampaikan oleh Pengurus LPPOM MUI dalam

Sidang Komisi Fatwa MUI pada waktu yang telah ditentukan.

6. Sidang Komisi Fatwa MUI dapat menolak laporan hasil audit jika

dianggap belum memenuhi semua persyaratan yang telah ditentukan,

dan hasilnya akan disampaikan kepada produsen pemohon sertifikasi

halal.

7. Sertifikat Halal dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia setelah

ditetapkan status kehalalannya oleh Komisi Fatwa MUI.

8. Sertifikat Halal berlaku selama 2 (dua) tahun sejak tanggal penetapan

fatwa.

9. Tiga bulan sebelum masa berlaku Sertifikat Halal berakhir, produsen

harus mengajukan perpanjangan Sertifikat Halal sesuai dengan aturan

yang telah ditetapkan LPPOM MUI.

Page 25: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

15

Berdasarkan serangkaian proses tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu

produk yang dikatakan halal tidak semata-mata hanya terdiri dari penyediaan

bahan-bahan baku pembuatan, tetapi juga pengolahan, penyimpanan, pengemasan,

pendistribusian, penjualan, hingga penyajian. Sertifikat Halal hanya berlaku dua

tahun dan selama masa sertifikat LPPOM MUI akan melakukan audit internal

dalam enam bulan sekali.

Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan salah satu acuan dalam melakukan

penelitian sehingga dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji

penelitian yang dilakukan. Penelitian terdahulu pada penelitian ini mengacu pada

penelitian Safitri (2013) mengenai analisis faktor-faktor yang memengaruhi niat

mengonsumsi daging halal studi kasus konsumen muslim di Semarang. Penelitian

ini mengambil 100 sampel dengan teknik accidental sampling. Metode yang

digunakan adalah regresi berganda dengan dua model. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa norma subjektif dan kontrol perilaku berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kesadaran religi atas produk halal dan kesadaran religi atas

produk halal berpengaruh positif secara signifikan terhadap niat berperilaku

mengkonsumsi daging halal. Penelitian mengenai karakteristik konsumen

mengacu pada penelitian Burhanudin (2011) yang melakukan analisis mengenai

perilaku konsumen pada pembelian daging ayam ras (broiler chicken) di pasar

traditional dan pasar modern Kota Jember. Penelitian ini menggunakan 80 sampel

dan dianalisis menggunakan analisis faktor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan karakteristik konsumen yang melakukan pembelian di pasar

tradisional dengan di pasar modern dilihat dari sisi pendapatan dan pekerjaan.

Selain itu faktor-faktor yang memengaruhi perilaku konsumen terhadap daging

ayam ras adalah faktor deskripsi produk, faktor karakteristik eksternal konsumen,

dan faktor psikologi.

Penelitian mengenai kesediaan membayar (willingness to pay) dilakukan

untuk menghindari terjadinya penuruan kualitas suatu barang. Hal ini berkaitan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Alqudsi (2014), yaitu menganalisis

mengenai permintaan konsumen terhadap rantai pasok 100 % halal untuk daging.

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil 130 responden dari Singapura, 40

responden dari Australia, dan 30 responden dari Malaysia dengan teknik

purposive sampling. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk meneliti

kepedulian, pengetahuan, pandangan, dan persepsi konsumen terhadap rantai

pasok 100 % halal untuk daging. Hasil penelitian menunjukkan agar terciptanya

rantai pasok 100% halal diperlukan pengawasan dari berbagai pihak yang terlibat

agar terciptanya kualitas terbaik. Selain itu konsumen bersedia membayar 10

sampai 20 % tambahan biaya agar bisa mendapatkan daging halal secara

keseluruhan.

Ibrahim (2011) yang menganalisis dan menghitung kesediaan membayar

harga yang lebih tinggi untuk daging kambing bersertifikat halal di Atlanta,

Georgia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan faktor-faktor yang memengaruhi

willingness to pay untuk daging kambing bersertifikat halal adalah status

pernikahan, pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, dan jumlah konsumsi

Page 26: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

16

daging kambing per bulan. Biaya tambahan yang bersedia dibayarkan oleh

responden untuk daging kambing Halal adalah 50 cents per pound. Nilai yang

bersedia dibayarkan dapat diketahui melalui metode Contingent Valuation Method

(CVM) sedangkan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhinya dapat

dianalisis menggunakan metode regresi. Mayoritas penelitian menggunakan

metode analisis regresi berganda, namun pada penelitian ini mengunakan metode

analisis regresi logistik karena variabel dependent berupa variabel kategorik. Hal

ini mengacu pada penelitian Hidayati (2013) yang menganalisis kesediaan

membayar (willingness to pay) untuk sayur organik di Toko All Fresh Bogor.

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil 100 responden dengan teknik non

probability sampling. Pengolahan data menggunakan analisis deskriptif, regresi

logistik, crosstab dan Contingent Valuation Method (CVM). Hasil dari penelitian

ini menunjukkan faktor-faktor yang memengaruhi willingness to pay untuk sayur

organik adalah status pernikahan, usia konsumen, kepedulian konsumen terhadap

sayur organik, dan jumlah anggota keluarga.

Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu maka pada penelitian ini akan

menganalisis karakteristik responden yang bersedia membayar biaya tambahan

pada daging ayam bersertifikat halal, nilai yang bersedia ditambahkan oleh

responden untuk mendapatkan daging ayam bersertifikat halal, dan faktor-faktor

yang memengaruhi kesedian membayar biaya tambahan (willingness to pay) pada

daging ayam bersertifikat halal. Pemilihan daging ayam sebagai sebagai produk

yang diteliti karena daging ayam memiliki protein tinggi selain itu jumlah

konsumsi daging ayam lebih tinggi dibandingkan daging sapi. Variabel yang

digunakan lebih beragam karena menggabungkan variabel dari penelitian

terdahulu dan variabel baru yang belum diujikan pada penelitian terdahulu.

Variabel baru yang diujikan pada penelitian ini adalah pengetahuan daging halal.

Selain itu lokasi penelitian berbeda dengan penelitian terdahulu. Lokasi penelitian

adalah salah satu toko semi modern di Bogor yang menjual daging ayam segar

yang dilengkapi dengan Sertifikat Halal.

Kerangka Penelitian

Mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Dalam agama Islam

diwajibkan untuk mengonsumsi makanan halal. Salah satu makanan yang

digemari penduduk Indonesia adalah daging ayam. Daging ayam mengandung

protein tinggi yang dibutuhkan oleh tubuh, namun daging ayam yang tidak

bersertifikat halal mulai beredar di pasar. LPPOM MUI telah mengeluarkan

sertifikasi halal sebagai bentuk jaminan bahwa produk tersebut terjamin

kehalalannya dan memenuhi kriteria daging yang aman, sehat, utuh, dan halal

(ASUH) sehingga layak untuk dikonsumsi. Pelaku usaha belum mementingkan

keberadaan Sertifikat Halal karena Sertifikat Halal masih bersifat sukarela namun

PT. Tri Satya Mandiri peduli dengan keberadaan Sertifikat Halal untuk menjaga

kepuasan konsumen dan memberikan rasa aman pada konsumen. Daging ayam

yang memiliki Sertifikat Halal memiliki nilai yang berbeda dibandingkan dengan

daging ayam yang tanpa sertifikat karena daging ayam tanpa sertifikat

kehalalannya belum terjamin. Kondisi ini menimbulkan adanya kesediaan

membayar (Willingness to Pay) responden untuk mendapatkan daging ayam

aman, sehat, utuh, dan halal.

Page 27: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

17

Faktor-faktor yang

memengaruhi kesediaan

membayar (Willingness to Pay)

Sertifikat Halal sebagai bentuk

jaminan kehalalan suatu produk

Nilai kesediaan membayar

(Willingness to Pay)

responden

Analisis Regresi

Logistik

Contingent Valuation

Method (CVM)

Peningkatan jumlah daging

ayam yang bersertifikat halal

Daging ayam tanpa Sertifikat Halal

beredar di pasar

Mayoritas penduduk Indonesia

beragama Islam

Mengonsumsi makanan halal adalah

kewajiban bagi setiap umat Islam

Pendapatan

rumah tangga

Frekuensi pembelian

Kualitas

produk

Jumlah

tanggungan

keluarga

Kepedulisn

terhadap

sertifikat halal

Kualitas

pelayanan

Pengetahuan

daging halal

Dalam penelitian ini akan dilihat pengaruh pendapatan rumah tangga,

jumlah tanggungan keluarga, kualitas pelayanan, kualitas produk, frekuensi

pembelian, pengetahuan mengenai daging halal, dan kepedulian terhadap

Sertifikat Halal terhadap kesediaan membayar biaya tambahan (willingness to

pay) responden. Selain itu dapat diketahui biaya tambahan yang bersedia

dibayarkan responden pada daging ayam bersertifikat halal. Diharapakan dari

hasil penelitian ini kepedulian pelaku usaha terhadap keberadaan Sertifikat Halal

pada daging ayam meningkat sehingga lebih banyak daging ayam bersertifikat

halal lebih banyak di pasar modern dan pasar tradisional. Adapun kerangka

pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6 Kerangka Penelitian

Page 28: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

18

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori yang telah dijelaskan, maka hipotesis penelitian ini

adalah sebagai berikut

1. Pengetahuan daging halal berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kesediaan membayar biaya tambahan pada daging ayam bersertifikat halal.

2. Kepedulian terhadap Sertifikat Halal berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kesediaan membayar biaya tambahan pada daging ayam

bersertifikat halal.

3. Kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesediaan

membayar biaya tambahan pada daging ayam bersertifikat halal.

4. Kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesediaan

membayar biaya tambahan pada daging ayam bersertifikat halal.

5. Frekuensi kunjungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kesediaan membayar biaya tambahan pada daging ayam bersertifikat halal.

6. Jumlah tanggungan keluarga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

kesediaan membayar biaya tambahan pada daging ayam bersertifikat halal.

7. Pendapatan rumah tangga berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kesediaan membayar biaya tambahan pada daging ayam bersertifikat halal.

METODE

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh dari responden melalui wawancara langsung

menggunakan kuesioner. Data sekunder dikumpulkan dari literatur-literatur yang

relevan, seperti skripsi, jurnal, buku, internet, dan instansi yang terkait dengan

penelitian ini.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2016 di PT. Tri Satya Mandiri.

Pemilihan PT. Tri Satya Mandiri dikarenakan perusahaan ini merupakan salah

satu pelaku usaha di Kota Bogor yang bergerak dari hulu ke hilir dalam bidang

peternakan dan memiliki Sertifikat Halal bagi rumah pemotongan ayamnya

sehingga produk yang dijualnya terjamin kehalalannya. Perpanjangan sertifikasi

halal baru dilakukan pada Juni 2015 dan berlaku sampai Juni 2017.

Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diambil selama tiga minggu

dengan metode studi kasus wawancara langsung kepada konsumen PT. Tri Satya

Mandiri yang menjadi responden dengan menggunakan kuesioner. Metode

penarikan sampel responden pada penelitian ini menggunakan non- probability

sampling yaitu purposive sampling. Purposive sampling merupakan teknik

pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel yang dipilih dengan

Page 29: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

19

pertimbangan responden konsumen Muslim yang sedang atau pernah melakukan

pembelian daging ayam potong di PT. Tri Satya Mandiri. Jumlah responden yang

digunakan dalam penelitian ini sebanyak 70 responden. Penentuan jumlah

responden ini berdasarkan Gay et al. (2006) yang menyatakan bahwa untuk studi

korelasi, setidaknya dibutuhkan 30 responden yang diperlukan untuk menetapkan

suatu hubungan.

Skala Likert

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang tentang fenomena sosial. Jawaban setiap intrumen yang menggunakan

skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai dengan sangat negatif.

Menurut Suliyanto (2005), banyaknya pilihan respon biasanya 3,5,7,9, dan 11.

Namun yang paling banyak digunakan pada penelitian adalah 5 pilihan,

susunannya akan dimulai dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju dengan

bobot nilai sangat setuju paling besar. Pada penelitian ini dilakukan identifikasi

mengenai pemahaman mengenai pengetahuan daging halal, kepedulian terhadap

Sertifikat Halal, kualitas produk dan kualitas pelayanan.

Pengujian Kuesioner

Setiap butir pertanyaan yang ada pada kuesioner kemudian diuji validitas

dan reliabilitasnya menggunakan program Statistical Package for the Social

Science (SPSS) versi 16.

a. Uji validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan

dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Uji

validitas dilakukan dengan mengorelasikan skor item dengan skor total

(Suliyanto 2005). Uji Validitas dikatakan valid apabila koefisien spearman

correlation > r-tabel (α= n-2) dimana n adalah jumlah sampel. Uji

validitas pada penelitian ini dilakukan pada 30 responden.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu

alat pengukur dapat menunjukkan dipercaya atau tidak. Uji ini setelah uji

validitas dilakukan dan dilakukan pada pertanyaan yang sudah memiliki

validitas. Uji reliabilitas yang paling sering digunakan adalah Uji Alpha,

Hoyt, dan Spearman Brown (Suliyanto 2005). Penelitian ini menggunakan

Uji Alpha dengan nilai alpha cronbach sebesar 0.898

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Metode Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskrtiptif, analisis regresi logistik dan Contingent Valuation Method (CVM).

Alat bantu analisis berupa software Microsoft Office Excel 2007 dan SPSS versi

16. Analisis regresi logistik untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi

Willingness to Pay responden terhadap kesediaan pembayaran tambahan pada

daging ayam bersertifikat halal dan Contingent Valuation Method (CVM) untuk

Page 30: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

20

menghitung nilai rataan kesediaan membayar (Willingness to Pay) biaya

tambahan pada daging ayam bersertifikat halal.

Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah analisis yang menggambarkan suatu data yang

diteliti melalui data sampel atau populasi (Sugiyono 2011). Analisis deskriptif

dalam penelitian ini digunakan untuk menjelaskan karakteristik sosial ekonomi

responden, tingkat pengetahuan konsumen terhadap daging halal dan kepedulian

konsumen terhadap sertifikat halal yang diklasifikasikan menjadi kategori besedia

membayar lebih dan tidak bersedia membayar lebih terhadap daging ayam

bersertifikat halal.

Regresi Logistik

Regresi logistik (Logistik Regression Model) adalah bagian analisis yang

mengkaji hubungan pengaruh peubah-peubah penjelas (X) terhadap peubah

respon (Y) melalui model persamaan sistematis tertentu. Secara umum, analisis

regresi logistik menggunakan peubah penjelasnya berupa peubah kategorik

ataupun peubah numerik untuk menduga besarnya peluang kejadian tertentu dari

kategori peubah respon (Firdaus et al. 2011). Bentuk persamaan regresi logistik

dalam penelitian ini adalah

Dimana,

Pi : Probabilitas bersedia membayar biaya tambahan

1-Pi : Probabilitas tidak bersedia membayar biaya tambahan

: Konstanta atau intersep model garis regresi

: Koefisien variabel ke i (i = 1...7)

PDH : Pengetahuan daging halal (skor)

KSH : Kepedulian terhadap sertifikasi halal (skor)

PLY : Kualitas pelayanan (skor)

PRD : Kualitas produk (skor)

FRP : Dummy Frekuensi pembelian (0 = <4 kali; 1= ≥ 4 kali)

JTK : Jumlah tanggungan keluarga (orang)

PDT : Dummy Pendapatan rumah tangga (0 = ≤ Rp 3 juta; 1= >Rp 3 juta )

: Error

Definisi Operasional

1. Pengetahuan daging halal adalah tingkat pengetahuan konsumen mengenai

daging halal.

2. Kepedulian terhadap Sertifikasi halal adalah tingkat kepedulian responden

terhadap keberadaan Sertifikat Halal.

3. Kualitas pelayanan adalah segala bentuk aktivitas yang dilakukan oleh

perusahaan guna memenuhi harapan kosumen.

Page 31: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

21

4. Kualitas produk adalah tingkat kualitas produk yang diberikan oleh

perusahaan kepada konsumen. Variabel ini dilihat dari dua aspek yaitu

aspek kesegaran dan keamanan daging.

5. Frekuensi pembelian adalah jumlah pengulangan, atau siklus, yang terjadi

selama interval waktu tertentu untuk meakukan pembelian daging ayam.

6. Jumlah tanggungan keluarga adalah jumlah orang yang ditanggung dalam

keluarga.

7. Pendapatan rumah tangga adalah besarnya pendapatan yang diterima dan

digunakan untuk keperluan rumah tangga dalam satu bulan.

Contingent Valuation Method (CVM)

Contingent Valuation Method (CVM) merupakan metode perhitungan

secara langsung untuk mengetahui nilai kesediaan masyarakat untuk membayar

biaya tambahan untuk daging ayam potong bersertifikat halal. Menurut Fauzi

(2004), metode ini memungkinkan semua komoditas yang tidak memiliki pasar

dapat di-estimasi nilai ekonominya. Pada penelitian ini menggunakan empat

tahapan penerapan pendekatan CVM, diantaranya:

1. Membuat hipotesis pasar

Skenario yang akan digunakan pada penelitian ini adalah “Daging

ayam merupakan salah satu sumber protein yang dapat memenuhi

kebutuhan protein tubuh. Mengonsumsi makanan yang halal adalah

kewajiban bagi umat Muslim. Namun, daging ayam yang dijual dipasaran

belum terjamin kehalalannya. Kriteria daging halal, yaitu penyembelihan

harus sesuai syariat Islam selain itu tidak terkontaminasi sesuatu yang

diharamkan. Oleh karena itu, LPPOM MUI mengeluarkan Sertifikat Halal

sebagai bukti tertulis untuk menyatakan kehalalan suatu produk sesuai

dengan syariat Islam sehingga terdapat jaminan bahwa produk tersebut

layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat, khususnya umat Muslim.

Keberadaan Sertifikat Halal belum memiliki nilai ekonomi bagi pelaku

usaha selain itu Sertifikat Halal masih bersifat sukarela sehingga belum

banyak rumah pemotongan ayam yang memiliki Sertifikat Halal. Daging

ayam yang bersertifikat halal sudah terjamin kehalalannya oleh LPPPOM

MUI sehingga memiliki nilai yang berbeda dengan daging ayam tanpa

Sertifikat Halal”.

Berdasarkan skenario di atas, diharapkan dapat memberikan

gambaran kepada responden mengenai pencantuman Sertifikat Halal pada

produk ayam potong sebagai upaya jaminan kehalalan.

2. Mendapatkan nilai lelang Willingness to Pay (WTP)

Nilai lelang diperoleh melalui survey langsung berupa kuesioner

dengan menggunakan dua teknik, yaitu: (1) Pertanyaan terbuka (Open

ended question) dilakukan dengan memberikan pertanyaan terbuka

mengenai nilai maksimal yang bersedia dibayarkan konsumen terhadap

suatu produk (2) Permintaan lelang (Bidding Game), melalui teknik ini

responden diberi pertanyaan secara berulang-ulang tentang apakah mereka

ingin membayar sejumlah tertentu. Setelah itu nilai ditawarkan dari nilai

terendah sampai tertinggi. Pertanyaan dihentikan jika sudah mencapai nilai

tertinggi.

Page 32: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

22

3. Memperoleh rataan Willingness to Pay (WTP)

Dugaan nilai WTP diperoleh melalui rataan (mean) dari jumlah

nilai lelang yang diperoleh dari tahap kedua dibagi jumlah responden.

Rumus perhitungan rataan:

Dimana

EWTP = dugaan rataan WTP

Wi = nilai WTP ke-i

Pfi = nilai relatif

i = responden ke-i yang bersedia membayar sertifikasi halal

pada produk

Apabila terdapat nilai yang jauh menyimpang dari nilai yang lain

(outlier), maka nilai tersebut tidaak dimasukkan pada perhitungan.

4. Memperkirakan kurva lelang ( Bid Curve)

Kurva lelang pada penelitian menghubungkan antara nilai

willingness to pay yang dibayarkan oleh responden dengan frekuensi

kumulatif responden yang bersedia membayar biaya tambahan pada

daging ayam bersertifikat halal.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Perusahaan

PT Tri Satya Mandiri, Perusahaan ini merupakan usaha ini bergerak dari

hulu ke hilir dalam bidang peternakan. Berawal dari sebuah peternakan ayam,

tahun 2005 usaha ini berkembang menjadi tempat penjualan daging ayam potong

segar dan menjadi distribusi daging ayam potong ke beberapa supermarket. Toko

yang bermodelkan semi modern ini memberikan pelayanan dan fasilitas

selayaknya supermarket namun dengan harga yang cukup terjangkau Perusahaan

ini memiliki empat toko yang berlokasi di Pagelaran, Yasmin, Cimanggu, dan

Ciomas (Perumahan Bukit Asri). Dalam sebulan PT. Tri Satya Mandiri mampu

menjual daging ayam hingga 15 ton per bulan dari empat toko tersebut.

Sejak berdirinya toko pemotongan ayam segar segala perlengkapan usaha

sudah dipersiapkan, diantaranya Sertifikat Halal. Perusahaan ini tidak pernah lalai

dalam memperpanjang Sertifikat Halal. Beberapa bulan sebelum masa berlaku

Sertifikat Halal habis, perusahaan segera mengurusi keperluan untuk

memperpanjang Sertifikat Halal. Sejak pertama kali mengajukan permohonan

sertifikasi pada tahun 2005 dan mendapatkan sertifikasi pada tahun yang sama

karena seluruh prosedur telah terpenuhi, perusahaan ini sudah melakukan enam

kali perpanjangan Sertifikat Halal karena masa berlaku Sertifikat Halal hanya dua

tahun. Sertifikat Halal yang dimiliki perusahaan ini berlaku sampai dengan Juni

2017.

Page 33: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

23

87%

13%

bersedia membayar

tidak bersedia membayar

Setiap perusahaan yang akan mengajukan permohonan Sertifikat Halal

harus memiliki Sistem Jaminan Halal untuk menjaga kehalalan produknya. Sistem

Jaminan Halal yang dilakukan oleh PT. Tri Satya Mandiri adalah selalu

melakukan pengecekan sebelum dan sesudah melakukan penyembelihan, alat-alat

yang digunakan selalu steril dan terbebas dari sesuatu yang diharamkan.

Penyembelihan dilakukan secara manual, pisau yang digunakan harus tajam dan

penyembelih sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Sebelum

dilakukan penyembelihan, ayam harus berada dalam kondisi tenang agar ayam

tidak merasa tersiksa sehingga darah bisa mengalir dengan baik. Setelah

disembelih bulu ayam dibubuti menggunakan mesin. Apabila ada ayam hasil

penembelihan dan pembubutan yang tidak sesuai kriteria maka daging ayam

tersebut dipisahkan dari daging ayam yang akan dijual.

Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi dua

kategori, yaitu kategori responden yang bersedia membayar biaya tambahan dan

kategori responden yang tidak bersedia membayar biaya tambahan pada daging

ayam bersertifikat halal. Responden dalam penelitian ini adalah 70 konsumen

muslim PT. Tri Satya Mandiri. Dalam Gambar 7 dapat dilihat perbandingan

responden yang bersedia membayar sebanyak 61 orang atau 87.1 % sedangkan

responden yang tidak bersedia membayar hanya sembilan orang atau 12.9 %.

Sumber : Data Primer 2016 (diolah)

Gambar 7 Sebaran kesediaan membayar

Karakteristik responden responden dijelaskan melalui beberapa

karakteristik diantaranya usia, jumlah tanggungan keluarga, tingkat pendidikan,

pendapatan rumah tangga, frekuensi pembelian daging ayam dalam satu bulan,

jumlah pembelian daging ayam dalam satu bulan, dan pengetahuan responden

mengenai sertifikasi halal. Setiap karakteristik dijelaskan dalam bentuk tabel dan

diklasifikasikan antara kategori yang bersedia membayar biaya tambahan dengan

kategori tidak bersedia membayar biaya tambahan.

Usia

Karakteristik usia responden dalam penelitian ini berada pada interval 21

tahun sampai 64 tahun. Tabel 2 menunjukkan lima kategori usia responden

beserta sebaran kesediaan membayar. Kategori dengan proporsi terbesar berada

Page 34: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

24

pada kategori usia 41 sampai dengan 50 tahun dengan presentase adalah sebesar

41.4 %. Dilihat dari kesediaan membayar biaya tambahan pada daging ayam

bersertifikat halal, presentase tertinggi responden yang bersedia membayar adalah

sebesar 41 % berada pada interval usia 41 tahun sampai dengan 50 tahun

sedangkan presentase tertinggi responden yang tidak bersedia membayar adalah

sebesar 44.4 % dengan interval usia tresponden pada interval usia usia 41 tahun

sampai dengan 50 tahun.

Tabel 2 Karakteristik responden berdasarkan usia

Usia (tahun)

Kesediaan membayar

Bersedia Tidak bersedia Total

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

21-30 3 4.9 2 22.2 5 7.1

31-40 18 29.5 2 22.2 20 28.6

41-50 25 41 4 44.4 29 41.4

51-60 12 19.7 0 0 12 17.1

> 61 3 4.9 1 11.1 4 5.7 Sumber: Data Primer 2016 (diolah)

Jumlah Tanggungan Keluarga

Karakteristik jumlah tanggungan keluarga dalam penelitian ini berada

pada interval dua sampai sembilan orang dan seluruh responden sudah menikah.

Tabel 3 menunjukkan jumlah tanggungan keluarga beserta sebaran kesediaan

membayar. Mayoritas responden memiliki jumlah tanggungan keluarga sebanyak

empat orang dengan presentase adalah sebesar 32.9 %. Dilihat dari sebaran

kesediaan membayar biaya tambahan pada daging ayam bersertifikat halal,

presentase tertinggi responden bersedia membayar adalah sebesar 34.4 % dengan

jumlah tanggungan keluarga empat orang sedangkan presentase tertinggi

responden yang tidak bersedia membayar adalah sebesar 44.4 % dengan jumlah

tanggungan keluarga tiga orang.

Tabel 3 Karakteristik responden berdasarkan jumlah tanggungan keluarga

Jumlah tanggungan

keluarga (orang)

Kesediaan membayar

Bersedia Tidak bersedia Total

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

2 4 6.6 0 0 4 5.7

3 11 18 4 44.4 15 21.4

4 21 34.4 2 22.2 23 32.9

5 13 21.3 3 33.3 16 22.9

6 7 11.5 0 0 7 10

>6 5 8.2 0 0 5 7.1 Sumber: Data Primer 2016 (diolah)

Tingkat Pendidikan

Kategori tingkat pendidikan pada penelitian ini, diantaranya SD,

SMP/Sederajat, SMA/Sederajat, dan Perguruan Tinggi. Berdasarkan kategori

tersebut, mayoritas responden atau 41.4 % dari total responden memiliki

Page 35: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

25

pendidikan akhir SMA/Sederajat. Dilihat dari sebaran kesediaan membayar biaya

tambahan pada daging ayam bersertifikat halal, presentase tertinggi responden

yang bersedia membayar adalah sebesar 42.6 persesn dengan latar belakang

pendidikan terakhir perguruan tinggi sedangkan presntase tertinggi responden

yang tidak bersedia membayar adalah sebesar 66.7 % dengan latar belakang

pendidikan terakhirnya adalah SMA/Sederajat.

Tabel 4 Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan

Tingkat

pendidikan

Kesediaan membayar

Bersedia Tidak bersedia Total

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

SD 1 1.6 1 11.1 2 2.9

SMP/Sederajat 11 18 0 0 11 15.7

SMA/Sederajat 23 37.7 6 66.7 29 41.4

Perguruan Tinggi 26 42.6 2 22.2 28 40 Sumber: Data Primer 2016 (diolah)

Pendapatan Rumah Tangga

Karakteristik pendapatan rumah tangga pada penelitian ini dikategorikan

menjadi lima kategori pendapatan rumah tangga, yaitu pendapatan kurang dari

atau sama dengan 1 juta rupiah, lebih besar dari 1 juta rupiah sampai dengan 3

juta rupiah, lebih besar dari 3 juta rupiah sampai 5 juta rupiah, lebih besar dari 5

juta rupiah sampai 10 juta rupiah, dan lebih besar dari 10 juta rupiah. Mayoritas

responden atau 48.6 % dari total responden memiliki pendapatan dengan interval

lebih besar dari 3 juta rupiah sampai dengan 5 juta rupiah. Dilihat dari kesediaan

membayar biaya tambahan pada daging ayam bersertifikat halal, presentase

tertinggi responden yang bersedia membayar adalah sebesar 47.5 % sedangkan

presentase tertinggi responden yang tidak bersedia membayar adalah sebesar 55.6

% dengan pendapatan rumah tangga berada pada interval lebih besar dari 3 juta

rupiah sampai dengan 5 juta rupiah.

Tabel 5 Karakteristik responden berdasarkan pendapatan rumah tangga

Pendapatan rumah tangga

(bulan)

Kesediaan membayar

Bersedia Tidak bersedia Total

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

≤Rp 1 juta 0 0 1 11.1 1 1.4

>Rp 1 juta – Rp 3 juta 4 6.6 3 33.3 7 10

>Rp 3 juta – Rp 5 juta 29 47.5 5 55.6 34 48.6

>Rp 5 juta – Rp 10 juta 21 34.4 1 11.1 22 31.4

>Rp 10 juta 6 9.8 0 0 6 8.6 Sumber: Data Primer 2016 (diolah)

Frekuensi Pembelian

Frekuensi pembelian pada penelitian ini merupakan suatu siklus pembelian

daging ayam yang dilakukan selama satu bulan. Tabel 6 menjelaskan sebaran

kesediaan membayar beserta frekuensi pembelian daging ayam dalam satu bulan

sebanyak satu yang diklasifikasikan menjadi tiga kategori, diantaranya frekuensi

Page 36: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

26

pembelian 1-3 kali, 4-6 kali, dan lebih dari enam kali. Mayoritas responden atau

47.1 % dari total responden melakukan pembelian sebanyak 4-6 kali dalam satu

bulan. Dilihat dari sebaran kesediaan membayar biaya tambahan pada daging

ayam bersertifikat halal, presentase tertinggi responden yang bersedia membayar

adalah sebesar 50.8 % dengan frekuensi pembelian responden sebanyak 4-6 kali

per bulan sedangkan presentase tertinggi responden yang tidak bersedia

membayar adalah sebesar 44.4 % dengan frekuensi pembelian responden

sebanyak 1-3 kali per bulan.

Tabel 6 Karakteristik responden berdasarkan frekuensi pembelian

Frekuensi pembelian

(per bulan)

Kesediaan membayar

Bersedia Tidak bersedia Total

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1-3 10 16.4 4 44.4 14 20

4-6 31 50.8 2 22.2 33 47.1

>6 20 32.8 3 33.3 23 32.9 Sumber: Data Primer 2016 (diolah)

Jumlah Pembelian Daging Ayam

Jumlah pembelian daging ayam dalam penelitian menunjukkan jumlah

pembelian dalam satu bulan. Tabel 7 menunjukkan sebaran kesediaan membayar

beserta jumlah pembelian daging ayam yang diklasifikasikan menjadi tiga

kategori. Mayoritas responden atau 44.3 % dari total responden melakukan jumlah

pembelian lebih dari 5 kilogram dalam satu bulan. Dilihat dari sebaran kesediaan

membayar biaya tambahan pada daging ayam bersertifikat halal, presentase

tertinggi responden yang bersedia membayar adalah sebesar 44.3 dengan jumlah

pembelian lebih dari 5 kilogram dalam satu bulan sedangkan presentase tertinggi

responden yang tidak bersedia membayar adalah sebesar 44.4 % dengan jummlah

pembelian lebih dari lima kilogram dan satu sampai tiga kilogram dalam satu

bulan.

Tabel 7 Karakteristik responden berdasarkan jumlah pembelian daging ayam

Jumlah pembelian

(kg/bulan)

Kesediaan membayar

Bersedia Tidak bersedia Total

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1-3 13 21.3 4 44.4 17 24.2

>3-5 21 34.4 1 11.1 22 31.4

>5 27 44.3 4 44.4 31 44.3 Sumber: Data Primer 2016 (diolah)

Pengetahuan Sertifikat Halal

Karakteristik responden berdasarkan pengetahuan sertifikat halal terbagi

menjadi dua kategori yaitu mengetahui dan tidak mengetahui. Mayoritas

responden atau 78.6 % dari total responden sudah mengetahui sertifikasi halal dan

sisanya sebesar 21.4 % belum mengetahui sertifikasi halal. Sumber informasi

mengenai Sertifikat Halal didapat melalui word of mouth atau informasi yang

Page 37: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

27

didapat dari teman atau keluarga , media elektronik, dan media lainnya seperti

event daerah, spanduk maupun baliho (Nuriana 2013).

Dilihat dari aspek kesediaan membayar biaya tambahan pada daging ayam

bersertifikat halal, sebesar 82 % responden yang bersedia membayar didominasi

oleh kategori yang mengetahui sertifikasi halal dan sisanya sebesar 18 % berasal

dari kategori yang tidak mengetahui sertifikasi halal. Presentase responden yang

tidak bersedia membayar biaya tambahan dengan kategori mengetahui sertifikasi

halal adalah sebesar 55.5 peresn dan sisanya sebesar 44.4 % berasal dari kategori

yang tidak mengetahui sertifikasi halal.

Tabel 8 Karakteristik responden berdasarkan pengetahuan sertifikasi halal

Pengetahuan

sertifikasi halal

Kesediaan membayar

Bersedia Tidak bersedia Total

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Mengetahui 50 82 5 55.5 55 78.6

Tidak Mengetahui 11 18 4 44.4 15 21.4 Sumber: Data Primer 2016 (diolah)

Estimasi Nilai Kesediaan Membayar Daging Ayam Bersertifikat Halal

Berdasarkan hasil penelitian, total responden secara keseluruhan sebanyak

70 responden. Sebanyak 61 responden bersedia membayar biaya tambahan pada

ayam bersertifikat halal sedangkan sisanya sebanyak 9 responden tidak bersedia

membayar biaya tambahan pada ayam bersertifikat halal. Estimasi besarnya nilai

kesediaan membayar daging ayam bersertifikat halal berdasarkan hasil analisis

menggunakan pendekatan analisis Contingent Valuation Method (CVM). Hasil

pendekatan Contingent Valuation Method (CVM) adalah sebagai berikut :

a. Membangun Hipotesis Pasar

Berdasarkan skenario yang dijelaskan melalui kuesioner penelitian,

responden mampu memahami pentingnya pencantuman Sertifikat Halal

pada daging ayam untuk menjamin kehalalan daging. Selain itu, daging

yang memiliki Sertifikat Halal memiliki nilai yang yang berbeda dengan

daging ayam tanpa Sertifikat Halal.

b. Mendapatkan nilai lelang Willingness to Pay (WTP)

Berdasarkan nilai lelang yang diperoleh melalui survei langsung

berupa kuesioner. Mayoritas nilai lelang diperoleh melalui teknik open

ended question (pertanyaan terbuka), yaitu responden menjawab langsung

nilai maksimal yang bersedia dibayarkan untuk mendapatkan daging ayam

bersertifikat halal. Permintaan lelang (Bidding Game), melalui teknik ini

responden diberi pertanyaan secara berulang-ulang tentang apakah mereka

ingin membayar sejumlah tertentu. Setelah itu nilai ditawarkan dari nilai

terendah sampai tertinggi. Pertanyaan dihentikan jika sudah mencapai nilai

tertinggi. Nilai lelang yang didapatkan pada penelitian ini berada pada

interval Rp 500 sampai dengan Rp 12000.

c. Menghitung Dugaan Nilai Rataan WTP

Dugaan nilai rataan WTP (EWTP) responden dihitung berdasarkan

data distribusi WTP responden dengan menggunakan rumus EWTP. Nilai

tersebut dijadikan kelas dan diurutkan dari urutan terkecil hingga terbesar.

Page 38: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

28

Hasil perhitungan EWTP pada penelitian ini, didapatkan dugaan rataan

WTP terhadap pembayaran ayam bersertifikat halal terdapat pada Tabel 9.

Tabel 9 Distribusi rata-rata WTP

Kelas WTP (Rp) Frekuensi

(orang)

Frekuensi

Relatif (Pfi)

EWTP (Rp)

500 1 0.02 8

1000 4 0.07 66

2000 20 0.33 656

2500 2 0.03 82

3000 16 0.26 787

4000 4 0.07 262

5000 7 0.11 574

8000 2 0.03 262

10000 3 0.05 492

12000 2 0.03 393

61 1.00 3582 Sumber: Data Primer 2016 (diolah)

d. Kurva Willingness to Pay

Kurva WTP pada penelitian menghubungkan antara nilai

Willingness to Pay yang dibayarkan oleh responden dengan frekuensi

kumulatif dari jumlah responden yang bersedia membayar biaya tambahan

pada daging ayam bersertifikat halal. Adapun kurva tersebut dapat dilihat

pada Gambar 8.

Gambar 8 Kurva Agregat Willingness to Pay

Kurva Agregat Willingness to Pay daging ayam bersertifikat halal

menunjukkan slope negatif, artinya semakin tinggi nilai willingness to pay yang

ditawarkan maka frekuensi kumulatif responden yang bersedia membayar

semakin berkurang. Nilai WTP terendah adalah Rp 500 dan nilai WTP tertinggi

adalah sebesar Rp 12000.

Page 39: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

29

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kesediaan Membayar

Daging Ayam Bersertifikat Halal

Pengolahan data untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi

kesediaan membayar ayam bersertifikat halal dilakukan dengan menggunakan

analisis regresi logistik dengan metode Enter yang dijelaskan pada Lampiran 3.

Dalam Tabel 10 terdapat nilai overall percentage sebesar 91.4 yang menunjukkan

bahwa secara klasifikasi 91.4% baik untuk dibangunnya sebuah model dan

variabel-variabel tersebut dapat dijelaskan oleh model.

Tabel 10 Classification table

Observed

Predicted

WTP Percentage

Correct Tidak bersedia

membayar

Bersedia

membayar

WTP

Tidak bersedia

membayar

5 4 55.6

Bersedia

membayar

2 59 96.7

Overall Percentage 91.4

Berdasarkan data hasil classification table pada Tabel 10 diketahui bahwa

model regresi yang dihasilkan cukup layak. Kelompok tidak bersedia membayar

biaya tambahan pada daging ayam bersertifikat halal berjumlah sembilan

responden, hanya lima responden atau 55.6 % yang dapat diklasifikasikan secara

benar. Kelompok yang bersedia membayar biaya tambahan daging ayam

bersertifikat halal berjumlah 61 responden dengan 59 responden atau 96.7 %

dapat diklasifikasikan secara benar.

Tabel 11 Omnimbus test of model coefficient, model summary, hosmer and

lemeshow test

Omnimbus Test Of Model Coefficients

Chi-square Df Sig.

24.067 7 0.010

Model Summary

-2 Log Likelihood Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

29.646 0.291 0.543

Hosmer and Lemeshow test

Chi-square Df Sig.

5.445 7 0.709

Dalam Tabel 11 dijelaskan nilai Omnimbus Tests of Model Coefficients

dihasilkan pada tingkat signifikansi sebesar 0.000 < 0.05 artinya minimal terdapat

satu variabel bebas (independent) berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas

(dependent). Kemudian hasil ouput dari Model Summary menunjukkan bahwa

nilai Nagelkerke R Square sebesar 0.543 dapat diartikan bahwa kemampuan

Page 40: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

30

variabel bebas (independent) dalam menjelaskan model sebesar 54.3% dan

sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Selain itu, nilai Hosmer and

Lemeshow test menujukkan nilai signifikansi 0.709 yang lebih besar dari α= 10%,

artinya model tersebut telah layak untuk digunakan dalam analisis.

Hasil analisis regresi logistik yang dijelaskan dalam Tabel 12

menunjukkan bahwa terdapat dua variabel yang signifikan pada taraf nyata 0.05,

diantaranya pengetahuan daging halal dan kepedulian terhadap Sertifikat Halal.

Selain itu terdapat satu variabel yang signifikan pada taraf nyata 0.1 yaitu variabel

jumlah tanggungan keluarga.

Tabel 12 Hasil analisis regresi logistik

Variabel B Sig Exp (B)

Pengetahuan Daging halal (PDH) 1.268 0.029* 3.555

Kepedulian terhadap Sertifikat Halal (KSH) .536 0.028* 1.709

Kualitas Pelayanan (PLY) -1.031 0.213 .357

Kualitas Produk (PRD) .032 0.966 1.033

Frekuensi Pembelian (FRP) 2.838 0.154 17.075

Jumlah Tanggungan Keluarga (JTK) 1.022 0.092** 2.778

Pendapatan Rumah Tangga (PRT) .353 0.790 1.423

Constant -24.068 0.025 .000 Ket: *Signifikan pada taraf 5

**Signifikan pada taraf 10%

Variabel pengetahuan daging halal memiliki ood ratio berdasarkan nilai

Exp (B) sebesar 3.555 yang menunjukkan bahwa konsumen yang memiliki

pengetahuan mengenai daging halal lebih tinggi satu skor memungkinkan bersedia

membayar biaya tambahan pada daging ayam bersertifikat halal sebesar 3.555

kali, cateris paribus. Dalam hal ini pengetahuan daging halal berpengaruh positif

terhadap kesedian membayar biaya tambahan pada daging ayam bersertifikat halal

artinya semakin tinggi pengetahuan konsumen mengenai daging halal maka

keinginan membayar biaya tambahan pada daging ayam bersertifikat halal

semakin tinggi.

Variabel kepedulian terhadap Sertifikat Halal memiliki odd ratio

berdasarkan nilai Exp (B) sebesar 1.709 yang menunjukkan bahwa konsumen

yang memiliki kepedulian terhadap Sertifikat Halal yang lebih tinggi satu skor

memungkinkan bersedia membayar biaya tambahan pada daging ayam

bersertifikat halal sebesar 1.709 kali, cateris paribus. Dalam hal ini kepedulian

terhadap Sertifikat Halal berpengaruh positif terhadap kesediaan membayar biaya

tambahan pada daging ayam bersertifikat halal. Responden yang memiliki

kepedulian yang tinggi terhadap keberadaan Sertifikat Halal pada daging ayam

maka telah menjaga dirinya dari segala sesuatu yang syubhat. Syubhat adalah

sesuatu yang berkenaan dengan ketidakjelasan status kehalalan suatu makanan.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Al Bukhari dan Muslim, Nabi Muhammad

SAW bersabda:

“Maka barangsiapa yang menjaga (dirinya) dari syubhat, ia telah

berlepas diri (demi keselamatan) agama dan kehormatannya. Dan barangsiapa

yang terjerumus ke dalam syubhat, ia pun terjerumus ke dalam (hal-hal yang)

haram.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Page 41: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

31

Hasil ini sesuai dengan penelitian Ma’rifat et al. (2015) bahwa kepedulian

terhadap Sertifikat Halal memengaruhi kesediaan membayar produk ayam

bersertifikat halal. Sertifikat Halal merupakan jaminan kehalalan suatu produk

yang diterbitkan oleh LPPOM MUI dan telah melalui standar operasional yang

berlaku sehingga tidak ada keraguan didalamnya.

Variabel jumlah tanggungan keluarga memiliki odd ratio berdasarkan nilai

Exp (B) sebesar 2.778 yang menunjukkan bahwa konsumen yang memiliki

jumlah tanggungan keluarga lebih banyak satu orang memungkinkan bersedia

membayar biaya tambahan pada daging ayam bersertifikat halal sebesar 2.778

kali, cateris paribus. Dalam hal ini jumlah tanggungan dalam keluarga

berpengaruh positif terhadap kesediaan membayar ayam bersertifikat halal artinya

semakin besar jumlah tanggungan dalam keluarga maka kesediaan membayar

biaya tambahan pada daging ayam bersertifikat halal akan semakin tinggi. Hasil

ini tidak sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa jumlah tanggungan

keluarga berpengaruh negatif terhadap kesediaan membayar biaya tambahan pada

daging ayam bersertifikat halal. Hal ini dikarenakan dalam Islam memberikan

nafkah yang baik adalah kewajiban seorang ayah atau suami. Nafkah yang baik

diantaranya makanan yang halal dan thayyib sehingga tidak mengganggu

kelangsungan hidup keluarganya. Selain itu seseorang tidak akan diberi beban

diluar batas kemampuannya seperti yang ditegaskan dalam Alquran Surah Al-

Baqarah ayat 233 :

“Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian mereka dengan cara

yang patut. Seseorang tidak dibebani lebih dari kesanggupannya.”

Berdasarkan ayat tesebut ditegaskan bahwa rezeki seseorang sudah diatur

oleh Allah SWT dan membayar biaya tambahan pada daging ayam bersertifikat

halal merupakan salah satu cara untuk menghindari penurunan kualitas suatu

barang dan terhindar dari segalal sesuatu yang syubhat sehingga setiap anggota

keluarga tetap mengonsumsi makanan yang halal dan thayyib.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan pemaparan pada hasil dan pembahasan penelitian, maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa:

a. Karakteristik responden yang bersedia membayar biaya tambahan pada

daging ayam bersertifikat halal mayoritas berada pada rentang usia 41-

50 tahun, memiliki jumlah tanggungan keluarga 4 orang, pendidikan

terakhir yang dicapai adalah SMA/Sederajat, dan pendapatan rumah

tangga berada pada interval >Rp 3 juta-5 juta. Selain itu mayoritas

responden melakukan pembelian daging ayam sebanyak 4-6 kali dalam

satu bulan dengan jumlah pembelian lebih dari 5 kilogram dalam satu

bulan. Responden yang bersedia melakukan pembayaran tambahan

pada ayam bersertifikat halal mayoritas memiliki pengetahuan tentang

Sertifikat Halal yang cukup baik.

b. Besarnya nilai rataan biaya tambahan yang bersedia dibayarakan

konsumen (EWTP) pada daging ayam bersertifikat halal adalah

Page 42: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

32

sebesar Rp 3582 per kilogram dengan nilai WTP paling rendah sebesar

Rp 500 dan paling tinggi sebesar Rp 12000.

c. Faktor-faktor yang memengaruhi kesediaan konsumen untuk

membayar (willingness to pay) biaya tambahan terhadap daging ayam

bersertifikat halal adalah variabel pengetahuan daging halal, jumlah

tanggungan keluarga, dan kepedulian terhadap Sertifikat Halal.

Saran

Berdasarkan hasil dari penelitian tersebut maka saran yang dapat diberikan

adalah sebagai berikut:

a. Kepedulian konsumen terhadap Sertifikat Halal dan pengetahuan

daging halal konsumen merupakan faktor utama yang memengaruhi

kesediaan responden dalam membayar daging bersertifikat halal, hal

ini perlu didukung dengan ketersediaan daging ayam bersertifikat

halal. Oleh karena itu, diharapkan para pelaku usaha mampu

memenuhi kebutuhan konsumen dengan melakukan sertifikasi halal

untuk usahanya.

b. Pengetahuan responden terhadap Sertifikat Halal sudah cukup baik

diharapkan proses sertifikasi halal bisa menjadi lebih informatif dan

transparan agar masyarakat lebih percaya kepada lembaga terkait.

DAFTAR PUSTAKA

Alqudsi, S. 2014.Awareness and Demand for 100% Halal supply chain meat

products. Australia: Journal of Social and Behaviour Sciences 130: 167-178.

Apriyantono, A. 2005. Makanan & Minuman Halal. Bandung: Kiblat Buku

Utama.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Penduduk Menurut Wilayah dan Agama.

[internet]. [diunduh 2016 Februari 26]. Tersedia pada:

http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/Tabel?tid=321.

. 2015. Konsumsi Rata-Rata per Kapita Seminggu Beberapa Macam

Bahan Makanan Penting, 2007-2014 [internet]. [diunduh 2016 April 1].

Tersedia pada: https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/950.

Burhanudin. 2011. Analisis Perilaku Konsumen Pada Pembelian Daging Ayam

Ras (Broiler Chicken) di Pasar Traditional dan Pasar Modern Kota Jember.

[skripsi] Jember (ID) : Universitas Jember.

Fauzi, A. 2004. Ekonomi Sumber daya alam dan Lingkungan Teori dan Aplikasi.

Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Firdaus M, Harmini, Afendi FM. 2011. Aplikasi Metode Kuantitatif untuk

Manajemen dan Bisnis. Bogor: IPB Press.

Frank, R. 1991. Microeconomics and Behaviour. New Jersey : Mc Graw-Hill.

Gay LR, Miils GE, Airasian P. 2006. Educational Research Analysis and

Apllications 8th

Edition. New Jersey (US): Prentice Hall

Hanley N, Splash CL. 1993. Cost Benefit Analysis and the Environment. England:

Edward Elgar Published Limiited.

Page 43: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

33

Hidayati, N. 2013. Analisis Willingness to Pay untuk Sayuran Organik di Toko

All Fresh Bogor. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Ibrahim, M. 2011. Consumers willingness to pay a premium price for halal goat

meat. Georgia: Journal of Food Distribution Research 42 (1): 72-76.

ILO dan PCdP2 UNDP.2014. Kajian Rantai Nilai Ayam Buras dan lklim Investasi

Boven Digoel. [internet]. [diunduh pada 2016 April 8]. Tersedia pada:

http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/--

ilojakarta/documents/publication/wcms_342733.pdf.

Karim,A. 2007. Ekonomi Mikro Islami. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

[KEMENTAN] Kementrian Pertanian Republik Indonesia. 2012. Daging Ayam

Sumber Makanan Bergizi. Jakarta : Kementrian Pertanian Republik Indonesia.

. 2015. Outlook Komoditas Pertanian Sub Sektor PeternakanDaging

Ayam. Jakarta : Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian.

[LPPOM MUI] Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majelis

Ulama Indonesia. 2013. RPH Harus Disertifikasi halal. [internet]. [diunduh

2016 Februari 17]. Tersedia pada:

http://www.halalmui.org/newMUI/index.php/main/detil_page/8/1501/8/1

. 2013. Biaya Sertifikasi halal. [internet]. [diunduh 2016 Februari

17]. Tersedia pada: http://www.Halalmuikepri.com/biayasertifikat/. . 2016. Sertifikat SJH untuk Kepuasan Konsumen.

[internet].[diunduh 2016 April 6]. Tersedia pada:

http://www.halalmui.org/mui14/index.php/main/detil_page/8/23282/30/1

Ma’rifat TN, Ismoyowati D,Wikarta JM. 2015. Analisis Perilaku Konsumen

Dalam Pembelian Produk Olahan Ayam Bersertifikat halal di Provinsi D.I

Yogyakarta. Yogyakarta(ID): Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya

Nasional FKPT-TPI ;2015 Sep 2-3.

Nuriana, WD. 2013. Analisis Willingness to Pay terhadap Sertifikasi Halal Produk

Kosmetik Wardah pada Dua Lokasi Penjualan di Bogor. [skripsi] Bogor (ID):

Institut Pertanian Bogor.

P3EI Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. 2008. Ekonomi Islam cetakan

keempat. Jakarta (ID): PT. Raja Grafindo Persada.

Pinsarin. 2015. Peringatan Hari Ayam dan Telur Nasional ke 5 dan WorldEgg

Day 2015 Sukses Digelar di Palembang. [internet]. [diunduh pada 2016 April

25]. Tersedia pada: http://pinsarindonesia.com/peringatan-hari-ayam-dan-telur-

ke-5-dan-world-egg-day-2015-sukses-digelar-di-palembang/

Rezai G, Mohammed, Abidin Z, Shamsudin, Nasir M, Chiew, Chong EF . 2010.

Non Muslims’ awareness of Halal principles and related food products in

Malaysia. Malaysia: International Food Research Journal 17: 667-674.

Rozan A, Stenger A, Willinger M. 2004. Willingness to Pay for Food Safety: an

Experimental Investigation of Quality Certification on Bidding Behavior.

Inggris: European Review of Agricultural Economics Vol 31 (4) December

2004, 409-425.

Safitri, A. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Niat Mengkonsumsi

Daging Halal. [skripsi]. Semarang (ID) : Universitas Diponegoro.

Suliyanto. 2005. Analisis Data dala Aplikasi Pemasaran. Bogor: Ghalia

Indonesia.

Sugiyono.2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Page 44: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

34

Tietenberg T, Lewis L.2009. Environmental & Natural Resource Economics.

Pearson Education : United States of America.

Qardhawi YA. 2000. Halal Haram dalam Islam. Ahmadi W, Jasiman, Faqih KA,

Fauzi K, penerjemah; Ahmadi W, Badawi M, Saptorini, editor. Jakarta (ID):

Era Intermedia.

Varian,H. 2010. Intermediate Microeconomics A Modern Approach. United States

of America: W. W. Norton & Company.

Yaqub AM. 2009. Kriteria Halal-Haram untuk Pangan, Obat dan Kosmetika

Menurut Al-Quran dan Hadis. Jakarta (ID): Pustaka Firdaus.

Page 45: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

35

LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY)

TERHADAP DAGING AYAM BERSERTIFIKAT HALAL (STUDI KASUS

PT TRI SATYA MANDIRI)

Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara menjadi responden untuk

mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini merupakan instrumen penelitian dalam

rangka penulisan skripsi program sarjana yang dilakukan oleh:

Nama/ NIM : Nisrina Priyandani / H54120084

Program Studi : Ekonomi Syariah

Departemen : Ilmu Ekonomi

Fakultas : Ekonomi dan Manajemen

Universitas : Institut Pertanian Bogor

Saya mohon Bapak/Ibu/Saudara untuk berpartisipasi mengisi kuisioner ini

secara lengkap dan benar agar informasi ilmiah yang disajikan dapat

dipertanggungjawabkan dan tercapai hasil yang diinginkan. Oleh karena itu,

responden diharapkan mengisi semua pertanyaan yang diberikan. Informasi yang

diterima dari kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya akan digunakan untuk

kepentingan akademik. Atas perhatian Bapak/Ibu/Saudara, saya mengucapkan

terima kasih.

Petunjuk : Jawablah pertanyaan dengan melingkari jawaban yang telah

disediakan

Hari/Tanggal wawancara :

A. SCREENING

1. Apakah saudara mengetahui tentang sertifikasi halal LPPOM MUI?

a. Ya b. Tidak

2. Apakah keberadaan Sertifikat Halal pada daging ayam penting ?

a. Ya b. Tidak

(Jika jawaban (a), lanjutkan pengisian kuesioner)

(Jika jawaban (b), pengisian kuesioner berhenti sampai disini)

Page 46: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

36

3. Apakah anda mengetahui jika PT TRI SATYA MANDIRI memiliki

Sertifikat Halal?

a. Ya b. Tidak

4. Apakah selalu membeli daging ayam di PT TRI SATYA MANDIRI?

a. Ya b. Tidak, sebutkan tempat lainnya…….

5. Seberapa sering saudara membeli daging ayam di PT TRI SATYA

MANDIRI?

a. 1-3 kali/bulan b. 4-6 kali/bulan c. > 6kali/bulan

6. Berapa kg rata-rata pembelian daging ayam potong di PT TRI SATYA

MANDIRI dalam satu bulan ?

a. 1-3 kg / bulan b. >3-5 kg/ bulan c. >5kg/bulan

B. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama :

2. Alamat :

3. No. Telp/Hp :

4. Jenis Kelamin :

a. Laki-laki b. Perempuan

5. Status pernikahan :

a. Menikah b. Belum Menikah

(jika jawaban (b), maka langsung menjawab pertanya nomor 7)

6. Berapa jumlah (orang) anggota keluarga yang ditanggung ?

a. 1 orang c. 3 orang e. 5 orang

b. 2 orang d. 4 orang f. lainnya,

sebutkan……

7. Berapakah usia saudara saat ini ?

a. < 20 tahun d. 41- 50 tahun

b. 21-30 tahun e. 51-60 tahun

c. 31- 40 tahun f. > 61 tahun

8. Apakah agama saudara?

a. Islam d. Budha g. Lainnya, sebutkan ........

b. Kristen Protestan e. Hindu

c. Katolik f. Konghucu

9. Apakah pekerjaan saudara saat ini ?

a. Pelajar / Mahasiswa d. Ibu rumah tangga

b. Pegawai Negeri Sipil e. Wiraswasta

c. Pegawai Swasta f. Lainnya, sebutkan ........

10. Apakah pendidikan terakhir saudara ?

a. SD c. SMA/Sederajat

b. SMP/Sederajat d. Perguruan Tinggi

11. Berapakah pendapatan rumah tangga (dalam rupiah) saudara dalam satu

bulan?

a. ≤1.000.000 d. >5.000.00-10.000.000

b. >1.000.000 – 3.000.000 e. >10.000.000

c. > 3.000.000 – 5.000.000

Page 47: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

37

C. WILLINGNESS TO PAY DAGING AYAM BERSERTIFIKAT HALAL

1. Apakah saudara bersedia membayar pada harga premium/harga yang lebih

mahal terhadap daging ayam bersertifikat halal?

a. Ya (lanjutkan menjawab pertanyaan selanjutnya)

b. Tidak , alasannya………………………………………

(langsung mengisi bagian D)

2. Berapakah tambahan biaya yang bersedia anda bayarkan untuk daging ayam

bersertifikat halal?

……………………………………………………………….

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI WILLINGNESS TO PAY

Berilah tanda ( √ ) pada salah satu jawaban pada kolom yang telah

tersedia. Bila Saudara ingin memperbaiki jawaban yang telah Saudara

buat, maka berilah tanda sama dengan (=), kemudian pilih dan berilah

tanda ( √ ) pada jawaban yang baru dan benar, dimana :

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

KS = Kurang setuju

S = Setuju

SS = Sangat Setuju

NO PERNYATAAN STS TS KS S SS

PENGETAHUAN TENTANG DAGING HALAL

1. Daging ayam yang halal adalah daging yang

disembelih dengan menyebut nama Allah SWT.

2. Alat-alat yang digunakan untuk penyembelihan

ayam harus tajam sehingga tidak menyiksa hewan.

3.

Penyembelihan yang sempurna terputusnya

saluran pernafasan/tenggorokan, saluran makan,

dan kedua urat nadi.

4. Daging ayam yang penyimpanannya dekat daging

babi belum tentu Halal.

“Daging ayam merupakan salah satu sumber protein yang dapat memenuhi kebutuhan

protein tubuh. Mengonsumsi makanan yang halal adalah kewajiban bagi umat Muslim. Namun,

daging ayam yang dijual dipasaran belum terjamin kehalalannya. Kriteria daging halal, yaitu

penyembelihan harus sesuai syariat Islam selain itu tidak terkontaminasi sesuatu yang diharamkan.

Oleh karena itu, LPPOM MUI mengeluarkan Sertifikat Halal sebagai bukti tertulis untuk

menyatakan kehalalan suatu produk sesuai dengan syariat Islam sehingga terdapat jaminan bahwa

produk tersebut layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat, khususnya umat Muslim. Keberadaan

Sertifikat Halal belum memiliki nilai ekonomi bagi pelaku usaha selain itu Sertifikat Halal masih

bersifat sukarela sehingga belum banyak rumah pemotongan ayam yang memiliki Sertifikat Halal.

Daging ayam yang bersertifikat halal sudah terjamin kehalalannya oleh LPPPOM MUI sehingga

memiliki nilai yang berbeda dengan daging ayam tanpa Sertifikat Halal.

Page 48: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

38

KEPEDULIAN TERHADAP SERTIFIKAT HALAL STS TS KS S SS

5.

Saya selalu memerhatikan ada tidaknya Sertifikat

Halal sebelum melakukan pembelian daging

ayam

6. Saya selalu membeli daging di tempat yang

memiliki Sertifikat Halal

7. Saya tidak akan membeli daging ayam yang tidak

memiliki Sertifikat Halal.

KUALITAS PRODUK STS TS KS S SS

8. Daging ayam yang disediakan PT TRI SATYA

MANDIRI ini selalu segar

9. Daging ayam yang disediakan PT TRI SATYA

MANDIRI ini selalu sehat dan aman dikonsumsi

KUALITAS PELAYANAN STS TS KS S SS

10. Pelayanan pada PT TRI SATYA MANDIRI ini

cepat

11. Pelayanan pegawai pada PT TRI SATYA

MANDIRI ini ramah

PENGETAHUAN TENTANG SERTIFIKAT HALAL STS TS KS S SS

12.

Saya mengetahui maksud dari

gambar di samping

13.

Gambar di samping

menunjukkan bahwa produk

sudah di sertifikasi oleh pihak

MUI

14. Sertiifikasi halal merupakan jaminan bahwa

produk tersebut halal dan layak dikonsumsi

15.

Adanya sertifikat halal pada PT TRI SATYA

MANDIRI ini memberi informasi dan keyakinan

akan kehalalan daging ayam yang dijual

16.

Bagaimana pendapat dan saran anda mengenai PT TRI SATYA MANDIRI ?

................................................................................................................................

Page 49: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

39

Lampiran 2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Uji Validitas

a. Pengetahuan Daging halal

Correlations

P1 P2 P3 P4 total_PDH

P1 Pearson Correlation 1 .850**

.630**

.771**

.903**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30

P2 Pearson Correlation .850**

1 .850**

.768**

.951**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30

P3 Pearson Correlation .630**

.850**

1 .456* .751

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .011 .000

N 30 30 30 30 30

P4 Pearson Correlation .771**

.768**

.456* 1 .912

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .011 .000

N 30 30 30 30 30

total_PDH Pearson Correlation .903**

.951**

.751**

.912**

1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-

tailed).

b. Kepedulian terhadap Sertifikat Halal

Correlations

P_5 P_6 P_7 total_KSH

P_5 Pearson Correlation 1

.593*

*

.494*

*

.819**

Sig. (2-tailed) .001 .006 .000

N 30 30 30 30

P_6 Pearson Correlation .593*

*

1 .603

*

*

.864**

Sig. (2-tailed) .001 .000 .000

N 30 30 30 30

P_7 Pearson Correlation .494*

*

.603*

*

1 .843**

Sig. (2-tailed) .006 .000 .000

N 30 30 30 30

Page 50: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

40

total_KSH Pearson Correlation .819*

*

.864*

*

.843*

*

1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

c. Kualitas Produk

Correlations

P_8 P_9 total_PRD

P_8 Pearson Correlation 1

.82

3**

.973

**

Sig. (2-tailed) .00

0 .000

N 30 30 30

P_9 Pearson Correlation .82

3**

1 .932

**

Sig. (2-tailed) .00

0

.000

N 30 30 30

total_PRD Pearson Correlation .97

3**

.93

2**

1

Sig. (2-tailed) .00

0

.00

0

N 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

d. Kualitas Pelayanan

Correlations

P_10 P_11 total_PLY

P_10 Pearson Correlation 1 .750**

.941**

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 30 30 30

P_11 Pearson Correlation .750**

1 .930**

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 30 30 30

total_PLY Pearson Correlation .941**

.930**

1

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 51: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

41

Uji Reliabilitas

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30

100

.0

Excludeda 0 .0

Total 30

100

.0

a. Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

Lampiran 3 Hasil Regresi Logistik

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square Df Sig.

Step 1 Step 24.067 7 .001

Block 24.067 7 .001

Model 24.067 7 .001

Model Summary

S

tep -2 Log likelihood

Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 29.646a .291 .543

a. Estimation terminated at iteration number 8 because

parameter estimates changed by less than .001.

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square Df Sig.

1 5.445 8 .709

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.898 11

Page 52: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

42

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test

WTP = 0 WTP = 1

Total Observed Expected Observed Expected

Step 1 1 5 4.850 2 2.150 7

2 2 2.112 5 4.888 7

3 0 1.122 7 5.878 7

4 2 .584 5 6.416 7

5 0 .213 8 7.787 8

6 0 .058 7 6.942 7

7 0 .032 7 6.968 7

8 0 .016 7 6.984 7

9 0 .010 7 6.990 7

1

0 0 .003 6 5.997 6

Classification Tablea

Observed

Predicted

WTP Percentage

Correct 0 1

Step 1 WTP 0 5 4 55.6

1 2 59 96.7

Overall Percentage 91.4

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald Df Sig. Exp(B)

95.0% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a PDH 1.268 .581 4.759 1 .029 3.555 1.137 11.111

KSH .536 .244 4.803 1 .028 1.709 1.058 2.759

PLY -1.031 .828 1.552 1 .213 .357 .070 1.806

PRD .032 .749 .002 1 .966 1.033 .238 4.484

Page 53: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

43

FRP 2.838 1.990 2.034 1 .154 17.075 .346 843.372

JTK 1.022 .606 2.844 1 .092 2.778 .847 9.110

PRT .353 1.323 .071 1 .790 1.423 .106 19.030

Constant -24.068 10.766 4.997 1 .025 .000

a. Variable(s) entered on step 1: PDH, KSH, PLY, PRD, FRP, JTK, PRT.

Correlation Matrix

Constant PDH KSH PLY PRD FRP JTK PRT

Step 1 Constant 1.000 -.890 -.347 .503 -.330 -.762 -.583 .158

PDH -.890 1.000 .295 -.522 .037 .820 .514 -.232

KSH -.347 .295 1.000 -.590 .153 .270 .527 .023

PLY .503 -.522 -.590 1.000 -.590 -.544 -.494 -.083

PRD -.330 .037 .153 -.590 1.000 .155 .087 .131

FRP -.762 .820 .270 -.544 .155 1.000 .400 -.300

JTK -.583 .514 .527 -.494 .087 .400 1.000 -.116

PRT .158 -.232 .023 -.083 .131 -.300 -.116 1.000

Page 54: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO ) … · Teori Konsumsi Islami 9 Halal dan Kriteria Pangan dalam Islam 11 Tata Cara Penyembelihan Hewan Menurut Syariat Islam 12 Sertifikasi

44

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Bogor pada tanggal 9 September 1994 dari

Bapak Supriyanto dan Ibu Yanti Zaini. Penulis adalah anak pertama dari dua

bersaudara. Pendidikan formal penulis dimulai pada tahun 1998 di TK Insan

Kamil, kemudian melanjutkan pendidikan ke SDN Panaragan I pada tahun 2000.

Setelah itu melanjutkan pendidikan ke SMPN 4 Bogor pada tahun 2006 dan pada

tahun 2009 melanjutkan pendidikan ke SMAN 1 Bogor. Tahun 2012 penulis lulus

seleksi masuk Institut Pertanian Bogor melalui jalur UTM dengan program studi

Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Manjemen.

Selama masa perkuliahan penulis aktif dalam kegiatan akademik maupun

non akademik. Penulis pernah menjadi Kepala Divisi BMT Sharia Economics

Student Club (SES-C) FEM IPB pada masa kepengurusan 2014-2015. Selain itu

penulis aktif di berbagai kepanitiaan yang diadakan oleh Fakultas Ekonomi dan

Manajemen yaitu sebagai anggota medis Masa Perkenalan Departemen Ilmu

Ekonomi angkatan 50, anggota divisi sponsorship Season 9, dan Sekretaris The 8th

Sportakuler.