analisis kesediaan membayar ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “analisis kesediaan membayar...

132
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh: RUSMINAH F0108113 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JANUARI 2013

Upload: lynga

Post on 30-Jun-2019

250 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO

PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN

SURAKARTA

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Syarat-Syarat

Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh:

RUSMINAH

F0108113

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

JANUARI 2013

Page 2: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha

Penyayang

Maka nikmat Rabb-mu yang manakah yang kamu dustakan?

(QS Ar-Rahmaan )

*Pandai-Pandailah bersyukur jika mendapat nikmat dan sabarlah saat

tertimpa Musibah*

Rintangan tak dapat menghancurkanku. Setiap rintangan akan menyerah pada

ketetapan hati yang kukuh

(Leonardo da Vinci)

Wahai wanita muliakan dirimu dengan kesabaran, kesetiaan, kejujuran,

keteguhan dan pemberani karena senyuman, cita-cita, harapan dan perananan

seorang wanita tak tergantikan.

(Penulis)

Page 6: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya kecilku ini

untuk kepada:

1. Allah SWT

2. Bapak dan Ibuk

3. Kakak dan Adik

4. Almamater Fakultas

Ekonomi UNS

5. Seseorang yang telah

tertulis di Lauh Mahfuzhku

(kitab yang terpelihara),

imamku yang akan

Page 7: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

membersamai perjalananku

nanti

6. orang-orang terdekatku dan

di sampingku

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayahn-Nya, sehingga hanya dengan bimbingan,

pertolongan, dan kasih sayang-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO

PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh

gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persiapan, Perencanaan, dan Pelaksanaan hingga terselesaikanya

penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peran dan bantuan berbagai pihak baik

secara riil maupun meteriil. Tiada yang dapat melukiskan kebahagiaan penulis

Page 8: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

selain rasa syukur yang mendalam. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati dan

ketulusan yang mendalam penulis menghanturkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Evi Gravitiani, SE.M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah

berkenan meluangkan waktunya, tenaga, dan pikiran dalam membimbing

penulis dengan penuh perhatian, kesabaran dan memberikan pengarahan

yang sangat berarti dalam penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Dr.Suryanto, SE.,MSi yang telah mengikuti perkembangan

penelitian dengan sabar dan memberikan masukan yang berarti dalam

penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Dr. Wisnu Untoro, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Drs. Supriyono, M.Si., dan Ibu Izza Mafruhah, SE, M.Si selaku

Ketua dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

6. Seluruh Camat dan Lurah wilayah penelitian atas ijin dan bantuannya

selama ini.

7. Untuk Kebahagiaanku “Bapak dan Ibuk” terimakasih atas segala

kebesaran jiwa, perjuangan dan kepahlawananmu untuk hidupku. Semoga

pintu rahmat, pintu ni’mat dan petunjuk terbuka bagimu selebar-lebarnya.

Aamiin.

Page 9: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

8. Kakakku “Jono M&Nining” dan “Adikku Samsul Bukhori” atas kasih

sayangnya, pengertian, cinta yang begitu besar dan tak hentinya memberi

doa, nasehat, semangat, dan dukungan untuk menyelesaikan studi.

9. Keluarga Besar MEPA-UNS “khususnya kawan berpetualang dan

kakak,teman,adik, yang sempat membersamaiku mengisi lembaran cerita

dengan warna yang berbeda”. Saat jaya maupun underpressure bersama

kalian, moment yang takkan hilang dari kenangan. Semangat selalu salam

Semangat Bravo MEPA !!

10. “Putri-Putri IDAMAN”. Terimakasih atas dukungan, keceriaan dan

kebersamaannya selama di Pondok Putri Idaman. See you keep in

touch.*GYF2R2E2I2DAMT2NPBH*

11. Sahabat-sahabat seperjuanganku Ekonomi Pembangunan FE UNS 2008.

12. Teman-teman yang membantu proses pengumpulan data dan mendukung

kelancaranya. Harjono dwi, Cuwil, Ojul, Dunk, Aci, Mb Yani, Fajar, Pika.

13. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu proses pembuatan

hingga skripsi ini selesai.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberi manfaat

bagi pengembangan ilmu pengetahuan serta pihak-pihak yang berkepentingan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Surakarta, Desember 2012

Page 10: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

Penulis

Rusminah

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... iv

PERSEMBAHAN ........................................................................................... v

ABSTRAK ............................................................................................. vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

DAFTAR ISI ............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Perumusan Masalah ................................................................. 7

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian .................................................................. 8

BAB II TELAAH PUSTAKA

A. Landasan Teori ........................................................................ 9

1. ..................................................................................... Kons

ep Bencana Banjir ............................................................... 9

Page 11: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

a. ................................................................................. Peng

ertian Banjir …………………………............................ 9

b. ................................................................................. Peny

ebab Terjadinya Banjir .................................................... 10

2. .....................................................................................

Manajemen Resiko Banjir ................................................... 10

a. ................................................................................. Ting

kat Siaga Banjir ............................................................... 11

b. ................................................................................. Upay

a Mengatasi Banjir .......................................................... 12

3. ..................................................................................... Partis

ipasi Masyarakat .................................................................. 17

4. ..................................................................................... Kons

ep Masyarakat Tahan Bencana………………………. ... 19

5. ..................................................................................... Mitig

asi Banjir .............................................................................. 21

6. ..................................................................................... Kons

ep Pemetaan ......................................................................... 22

7. ..................................................................................... Kese

diaan untuk Membayar (Willingness to pay)……… ........... 23

8. ..................................................................................... Risik

o Bencana Banjir ................................................................. 26

a. ................................................................................. Defin

isi Risiko Banjir .............................................................. 26

b. ................................................................................. Defin

isi Risiko Pertanian ......................................................... 27

c. ................................................................................. Maca

m-macam Risiko Pertanian ............................................. 28

d. ................................................................................. Strate

gi Menghadapi Risiko dalam Sektor Pertanian .............. 29

B. Penelitian Terdahulu ................................................................ 32

C. Kerangka Pemikiran ................................................................ 35

Page 12: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

D. Hipotesis .................................................................................. 37

BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... 38

B. Jenis dan Sumber Data .......................................................... 38

C. Populasi dan Sampel ............................................................. 40

D. Desain Penelitian ................................................................... 41

E. Definisi Operasional Variabel ............................................... 41

F. Tehnik Alat Analisis ............................................................. 43

1. ...................................................................................... Anali

sis Deskriptif ..................................................................... 43

2. ...................................................................................... Siste

m Informasi Geografi (SIG) .............................................. 44

3. ...................................................................................... Regr

esi Linier Berganda ........................................................... 45

4. ...................................................................................... Uji

Asumsi Klasik .................................................................. 50

5. ...................................................................................... Keru

gian (Loss Production) ...................................................... 52

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ....................................... 54

1. Kondisi Umum Sungai Bengawan Solo ............................... 54

a. ................................................................................. Kon

disi Geografis ................................................................... 54

b. ................................................................................. Luas

Sungai Bengawan Solo .................................................... 54

c. ................................................................................. Kon

disi Meteorologi Sungai Bengawan Solo ........................ 55

d. ................................................................................. Kon

disi Topografi Sungai Bengawan Solo ............................ 56

e. ................................................................................. Kon

disi Geologi Sungai Bengawan Solo ............................... 57

2. Kondisi Umum Wilayah Penelitian ...................................... 58

Page 13: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

a. ................................................................................ Keca

matan Masaran .............................................................. 58

b. ................................................................................ Keca

matan Sidoharjo ............................................................ 59

c. ................................................................................ Keca

matan Kebakkramat ..................................................... 61

d. ................................................................................ Keca

matan Mojolaban ........................................................... 62

e. ................................................................................ Keca

matan Tawangsari ......................................................... 63

f. ................................................................................ Keca

matan Bayat ................................................................... 64

g. ................................................................................ Keca

matan Gantiwarno ......................................................... 65

h. ................................................................................ Keca

matan Cawas ................................................................. 66

i. ................................................................................. Keca

matan Juwiring .............................................................. 67

B. Karakteristik Responden ....................................................... 68

1. Pendapatan .......................................................................... 69

2. Usia ..................................................................................... 69

3. Tingkat Pendidikan ............................................................. 70

4. Jumlah Anggota Keluarga ................................................... 71

5. Persepsi Dampak Kerusakan ............................................... 71

6. Jarak .................................................................................... 72

7. Tinggi Genangan ................................................................. 73

8. Intensitas Banjir ................................................................... 74

C. Analisis Data dan Pembahasan ................................................ 75

1. ...................................................................................... Loka

si Rawan Banjir ................................................................ 75

2. ...................................................................................... Anali

sis Deskriptif Banjir Sungai Bengawan Solo ................... 78

Page 14: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

a. Sejarah Banjir Sungai Bengawan Solo ................................ 78

b. Kejadian Banjir Sungai Bengawan Solo .............................. 80

c. Kerugian Akibat Banjir Bengawan Solo .............................. 82

d. Tindakan Mitigasi Masyarakat dan Pemerintah ................... 83

3. ...................................................................................... Anali

sis Data Kuantitatif ........................................................... 91

a. ................................................................................... Regr

esi Linier Berganda .......................................................... 92

b. ................................................................................... Uji

Statistik............................................................................. 93

c. ................................................................................... Uji

Asumsi Klasik ................................................................. 95

d. ................................................................................... Pemb

ahasan dan Interpretasi Secara Ekonomi ......................... 97

4. ...................................................................................... Anali

sis Kesediaan membayar (Willingness to pay) ............... 101

5. ...................................................................................... Anali

sis Kerugian (Loss Production) ....................................... 103

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 107

B. Saran ....................................................................................... 109

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Fakta Bencana Banjir di Sungai Bengawan Solo .......................... 5

Tabel 4.1 Luas Wilayah Masaran .................................................................. 58

Tabel 4.2 Luas genangan Banjir Masaran...................................................... 59

Tabel 4.3 Luas Penggunaan Lahan Kec. Sidoharjo ....................................... 60

Page 15: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Tabel 4.4 Luas Genangan kec. Sidoharjo ...................................................... 60

Tabel 4.5 Luas Wilayah Kec. Kebakkramat .................................................. 61

Tabel 4.6 Luas Wilayah Kec. Mojolaban ...................................................... 62

Tabel 4.7 Luas Wilayah Kec Tawangsari ...................................................... 63

Tabel 4.8 Luas Wilayah kec. Bayat ............................................................... 64

Tabel 4.9 Luas Wilayah Kec. Gantiwarno ..................................................... 65

Tabel 4.10 Luas Wilayah Kec. Cawas ............................................................. 66

Tabel 4.11 Luas Wilayah Kec Juwiring ........................................................... 67

Tabel 4.13 Karakteristik Responden Menurut Pendapatan per Bulan ............. 69

Tabel 4.14 Karakteristik Responden Menurut Tingkat Usia ........................... 69

Tabel 4.15 Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan................. 70

Tabel 4.16 Karakteristik Responden Menurut Jumlah Anggota Keluarga ...... 71

Tabel 4.17 Karakteristik Responden Menurut Persepsi Dampak Kerusakan .. 72

Tabel 4.18 Karakteristik Responden Menurut Jarak........................................ 73

Tabel 4.19 Karakteristik Responden Menurut Tinggi Genangan .................... 73

Tabel 4.20 Karakteristik Responden Menurut Intensitas Banjir ...................... 74

Tabel 4.12 Tingkat kerawanan Banjir Desa ..................................................... 77

Tabel 4.20 Tindakan Mitigasi Masyarakat ...................................................... 84

Tabel 4.21 Hasil Analisis Regresi Berganda Dengan Ordinary Least Square.. 92

Tabel 4.22 Hasil Uji t ....................................................................................... 94

Tabel 4.23 Uji Multikolinearitas dengan Metode Auxiliary Regression ......... 96

Tabel 4.24 Uji LM ARCH ................................................................................ 96

Tabel 4.25 Uji B-G Test ................................................................................... 97

Page 16: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

Tabel 4.26 Besarnya WTP penduduk untuk mitigasi banjir ............................ 102

Tabel 4.27 Penurunan Produksi Responden .................................................... 104

Tabel 4.28 Luas Lahan Sawah Responden ...................................................... 105

Tabel 4.29 Tingkat Kerugian (Loss Production) ............................................. 106

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Aliran Sungai Bengawan Solo ........................................................ 2

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 36

Page 17: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

Gambar 4.1. Peta Tingkat Kerawanan Banjir ..................................................... 75

Gambar 4.2 Sejarah Banjir 4 Kabupaten Lokasi Studi ...................................... 79

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 01 Surat Pernyataan Skripsi ................................................................ I

Lampiran 02 Daftar Pertanyaan (Kuisioner) ....................................................... II

Lampiran 03 Data Primer .................................................................................... V

Page 18: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

Lampiran 04 Output Analisis Regresi ................................................................. IX

Lampiran 05 Output Uji Multikolinearitas .......................................................... X

Lampiran 06 Output Uji Heteroskedastisitas ...................................................... XIII

Lampiran 07 Output Uji Autokorelasi………………………………………… XIV

Lampiran 08 Perhitungan Kerugian (Loss Production) ...................................... XV

Lampiran 09 Tindakan Mitigasi Masyarakat………………………………… XIX

Page 19: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat rentan dengan

berbagai risiko. Pertanian selalu berhubungan dengan perubahan iklim,

cuaca, ketergantungan lingkungan sekitar, dan menjadi salah satu bentuk

aktivitas produksi manusia. Pertanian juga merupakan suatu bentuk investasi

jangka panjang dari petani untuk mendapatkan keuntungan besar dari produk

pertanian yang dihasilkan.

Faktor utama penentu keberhasilan dalam sektor pertanian adalah kondisi

alam. Kondisi alam baru-baru ini semakin fluktuatif dan sulit diperkirakan,

hal ini bisa terjadi karena adanya perubahan pola curah hujan dan iklim yang

ekstrim di beberapa wilayah. Curah hujan yang berlebih dapat

mengakibatkan bencana banjir. Banjir merupakan tantangan alam yang sering

dihadapi petani di musim penghujan. Daerah yang memiliki curah hujan

tinggi dan berpotensi terjadi bencana banjir adalah daerah-daerah di

sepanjang DAS (Daerah Aliran Sungai), contohnya beberapa wilayah di

Provinsi Jawa Tengah yang terletak antara 5o40'-8o30' LS dan antara

108o30'-111o30' BT yang termasuk dalam kawasan DAS Bengawan Solo.

Data Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo menyebutkan bahwa

Sungai Bengawan Solo merupakan sungai terbesar di Pulau Jawa, terletak di

Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan luas wilayah sungai ± 12%

dari seluruh wilayah Pulau Jawa pada posisi 110o18’ BT sampai 112o45’ BT

Page 20: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

dan 6o49’LS sampai 8o08’ LS. Panjang sungai utama mulai di Desa

Wuryorejo, Kabupaten Wonogiri dan bermuara di Laut Jawa di Ujung

Pangkah, Kabupaten Gresik. Wilayah Sungai merupakan suatu wilayah yang

bentuk dan sifat alamnya merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak

sungai. Aliran Sungai Bengawan Solo dapat terlihat di Gambar 1.1 sebagai

berikut:

Sumber: BBWS Surakarta

Gambar 1.1 Aliran Sungai Bengawan Solo

Bengawan Solo salah satu DAS yang sering terlanda banjir, curah hujan

yang tinggi menyebabkan sungai tidak mampu menampung aliran permukaan

(runoff), sehingga terjadi banjir luapan. Pada tahun 2004 terdapat 760.771,3

hektar lahan kritis di Jawa Tengah, Surakarta menempati urutan kedua di

DAS Bengawan Solo (194.086,34 hektar) utamanya di wilayah Kabupaten

Wonogiri (84.068,57 hektar). Wilayah rawan banjir Sungai Bengawan Solo di

eks Karisidenan Surakarta adalah: Wonogiri, Sukoharjo, Karanganyar,

Klaten, Surakarta dan Sragen

Tjahyono (2007) menjelaskan bahwa penduduk kabupaten dan kota

tersebut sangat bergantung pada air sungai Bengawan Solo untuk berbagai

26,1% wilayah

27,5% wilayah

Page 21: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

keperluan sehari-hari, antara lain: penyediaan air minum, penyediaan air

untuk pertanian, kegiatan pertambangan pasir, transportasi dengan perahu,

kegiatan industri rumah tangga (misal batu bata). Berbagai keperluan tersebut

yang paling besar (91%) adalah untuk keperluan penyediaan air untuk

pertanian.

Air di hulu Sungai Bengawan Solo ditampung oleh Bendungan Serba Guna

Wonogiri yang dikenal dengan Waduk Gajah Mungkur. Waduk ini

menampung aliran dari beberapa sungai disekitarnya yaitu : keduang,

Tirtomoyo, Temon, Alang, Wuryantoro dan Sungai Bengawan Solo sendiri.

Bupati Wonogiri Begug Poernomosidi (Tim Ekspedisi; 2008:75)

menjelaskan bahwa Waduk Gajah Mungkur yang di bangun tahun 1978 ini

sebenarnya dirancang untuk penggunaan 100 tahun lagi, namun dengan

kondisi saat ini diperkirakan usia pakai hanya tinggal 10-15 tahun lagi.

Penyebab utamanya adalah tingkat sedimentasi yang berlebihan di waduk

tersebut. Sedimentasi di Waduk Gajah Mungkur berasal dari erosi tanah

permukaan lahan, erosi jurang, longsoran lereng, erosi tebing sungai dan

erosi badan jalan. Tanaman keras yang berada di sekitar sungai yang

berfungsi sebagai penahan erosi, penyerapan dan penyimpanan air, saat ini

jumlahnya tidak memadai. Akibat sedimentasi secara terus menerus waduk

semakin dangkal dan daya tampung airnya semakin berkurang. Berkurangnya

kemampuan dan fungsi DAS tersebut mengakibatkan banjir di daerah hilir

(BBWS Surakarta).

Kejadian banjir itu sangat merugikan warga, mulai dari kerugian

material maupun non-material. Kerugian-kerugian yang ditimbulkan dari

Page 22: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

kerusakan fasilitas umum antara lain: Rusaknya prasarana pengairan

(bendungan, irigasi, tanggul), rusaknya prasarana transportasi umum,

rusaknya pemukiman dan pertanian (rumah tinggal, sawah, tambak, dst),

kegagalan panen, gangguan kesehatan, timbulnya korban jiwa,

pengungsian penduduk, terganggunya pelaksanaan pendidikan, dan

pelayanan umum yang lainnya.

Catatan kejadian beserta dampak banjir yang terjadi di DAS Bengawan

Solo khususnya di wilayah-wilayah yang termasuk kategori wilayah rawan

banjir yang diperoleh dari Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo

(BBWS) dan Ekspedisi Kompas (2009) dapat dilihat pada Tabel 1.1

berikut:

Page 23: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Tabel 1.1 Fakta Bencana Banjir Beserta Dampaknya di Sungai Bengawan Solo

No Tahun Keterangan 1 1863 Bengawan Solo sudah menimbulkan banjir di hulu sungai. 2 1966 Banjir bandang melanda kota eks Karisedenan Surakarta, Kabupaten

Ngawi, Bojonegoro dan Lamongan. Korban jiwa 168 orang tewas. 182.000 rumah rusak. 142.000 ha lahan pertanian di 93 kecamatan terendam. Infrastruktur yang rusak antara lain 42 jembatan besar dan kecil, 19 fasilitas irigasi, 5 km rel kereta api, dan 3,8 km tanggul.

3 1982 129 desa di kecamatan di Kabupaten Bojonegoro dilanda banjir 7.298 rumah dan 917.376 ha lahan tergenang.

4 1991 27000 areal sawah, perkebunan dan pemukiman di Kabupaten Bojonegoro, Tuban dan Lamongan terendam banjir

5 1993 Daerah yang dilanda banjir meliputi 220 desa di 36 kecamatan di Kabupaten Tuban, Bojonegoro, Lamongan dan Gresik. Kerugian 200.000 petani sekitar Rp 13,29 milyar karena 15000 ha lahannya tergenang air.

6 1994 Banjir melanda Kabupaten Blora, Bojonegoro, Tuban dan Lamongan ribuan rumah terendam banjir.

7 2002 13 kecamatan di kabupaten Bojonegoro diterjang banjir. 8 2005 71 Desa di 15 kecamatan di kabupaten Bojonegoro dilanda banjir 443

ha sawah, 1.149 rumah dan 19 km jalan desa terendam di Gresik. 9 2007-

2008 Banjir besar DAS Bengawan Solo setelah tahun 1966, melanda hampir di semua wilayah yang dialiri Sungai Bengawan Solo mulai dari Kabupaten Wonogiri sampai wilayah Kabupaten Gresik.

10 2009 Cakupan banjir meluas di Sub-Das Bengawan Solo, melanda Kota Surakarta, Kabupaten Wonogiri, Sukoharjo, Sragen, Klaten dan Karanganyar akibat meluapnya kali Pepe, Premulung, Gempol dan Bengawan solo.

11 2010 Di eks karisidenan Surakarta hampir di seluruh DAS Bengawan Solo dilanda banjir mulai dari Wonogiri, Sukoharjo, Klaten, Solo, Karanganyar dan Sragen. Kerugian per tahun 2010 di eks karisidenan Surakarta yaitu 1760 unit rumah, 260 Ha sawah, 763 m tanggul.

12 2011 Daerah yang dilanda banjir di eks karisidenan Surakarta meliputi Wonogiri, Sukoharjo, Klaten, Solo, Karanganyar dan Sragen. 784 unit rumah, 235 Ha sawah dan 1500 m tanggul terendam.

13 2012 DAS Bengawan Solo dan Sub-Das Bengawan Solo di seluruh wilayah DAS eks-karisidenan Surakarta terendam. Rumah tergenang air sebanyak 517 unit, sawah sebesar 6683 ha dan tanggul tenggelam 3.030 m sedangkan tanggul yang rusak 1702 m

Sumber : Kompas,2009 dan BBWS, 2009-2012

Page 24: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Penduduk di Wilayah DAS Bengawan Solo mayoritas bermata

pencaharian di bidang pertanian sehingga bencana banjir mempunyai

dampak besar terhadap perekonomian keluarga petani terkait penurunan

produksi pertanian. Petani juga mengalami kesulitan untuk membiayai

masa tanam berikutnya, dalam keadaan tersebut dibutuhkan tindakan

mitigasi yang efektif untuk mengelola potensi risiko terutama apabila

perubahan tersebut menimbulkan guncangan terhadap seluruh sektor

pembangunan, yang dimaksud mitigasi yaitu serangkaian upaya untuk

mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun

penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.

Kerugian yang diakibatkan bencana banjir sangat besar maka

penanggulangan bencana banjir diharapkan dapat dilakukan oleh anggota

masyarakat secara terorganisir baik sebelum, saat, dan sesudah bencana

dengan menggunakan sumber daya yang mereka miliki semaksimal

mungkin. Kapasitas penanggulangan bencana lebih efektif dilakukan di

tingkat komunitas, karena komunitas merupakan pihak yang pertama-tama

berhadapan dengan resiko bencana (Rencana Nasional Penanggulangan

bencana 2010-2014).

Banjir luapan DAS Bengawan Solo sudah seperti rutinitas tahunan yang

tinggal menunggu kedatangannya tanpa ada upaya-upaya

menanggulanginya, sementara setiap tahunnya jumlah kerugian/korban

banjir di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo semakin

bertambah, dengan kenyataan tersebut maka tidak dapat dipungkiri bahwa

Page 25: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

banjir adalah salah satu jenis bencana yang periodik dan merugikan

sehingga perlu adanya perhitungan kerugian pasca banjir khususnya

kerugian di bidang pertanian dengan harapan kesadaran masyarakat untuk

mitigasi banjir menigkat. Mitigasi banjir masyarakat sangat penting untuk

dilakukan untuk mengurangi risiko bencana banjir bagi masyarakat yang

berada pada kawasan rawan bencana banjir di DAS Bengawan Solo.

Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian mengenai analisis

Willingness to pay mitigasi banjir perlu dilakukan, maka penelitian ini

diberi judul “Analisis Kesediaan Membayar (Willingness to pay) Mitigasi

Banjir di Eks Karisidenan Surakarta”.

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang sudah dikemukakan, masalah yang akan

dianalisis pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Daerah mana sajakah yang termasuk wilayah rawan banjir di eks

Karisidenan Surakarta?

2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi willingness to pay (WTP)

untuk mitigasi banjir di eks Karisidenan Surakarta?

3. Berapa besarnya willingness to pay (WTP) untuk mitigasi banjir di

eks Karisidenan Surakarta?

4. Berapa besarnya kerugian (Loss Production) petani akibat bencana

banjir?

Page 26: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah:

1. Identifikasi lokasi dan melakukan pemetaan wilayah rawan bencana

banjir di eks karisidenan Surakarta.

2. Untuk mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh faktor sosial ekonomi

terhadap willingness to pay untuk mitigasi banjir.

3. Menghitung besarnya willingness to pay petani untuk mitigasi banjir.

4. Menghitung besarnya Kerugian (Loss Production) petani akibat bencana

banjir.

D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu:

1. H

asil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan pertimbangan

serta sumbangan pemikiran terhadap instansi pemerintah terkait,

seperti BP DAS, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Pertanian,

Kesbangpolinmas, Bappeda dan lain-lain dalam menentukan

kebijakan untuk mitigasi banjir di DAS Bengawan Solo.

2. D

apat dijadikan sebagai masukan bagi masyarakat DAS Bengawan

Solo agar dapat meningkatkan kesiapan terhadap kawasan rawan

bencana banjir.

Page 27: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

3. S

ebagai dokumentasi ilmiah yang berguna bagi mereka yang memiliki

kesamaan dengan tujuan penelitian ini.

4. S

ebagai bahan informasi bagi pembaca penelitian ini.

Page 28: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

BAB II

TELAAH PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Konsep Bencana Banjir

a. Pengertian Banjir

Banjir merupakan fenomena alam yang biasa terjadi di suatu

kawasan yang banyak dialiri oleh aliran sungai. Banjir adalah

peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam

daratan. Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi

kapasitas saluran air, terutama di selokan sungai.

Bencana banjir menurut Dolcemascolo (dalam Harjono, 2012)

dapat dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu banjir meteorologi

(meteorological drought), banjir hidrologi (hydrological drought),

dan banjir pertanian (agricultural drought). Banjir meteorologi

mengacu pada kesalahan perkiraan hujan akan berakhir tetapi

biasanya kejadian seperti ini dianggap sebagai bencana. Jenis banjir

hidrologi dan pertanian keduanya berdampak pada kehidupan

manusia pada umumnya. Banjir hidrologi berhubungan dengan

berkurangnya cadangan air tetapi ini tergantung juga pada permintaan

lokal. Banjir pertanian mengacu pada kesalahan waktu, frekuensi dan

intensitas hujan di mana hal itu akan berdampak pada sektor

pertanian.

Page 29: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

b. Penyebab Terjadinya Banjir

Penyebab terjadinya banjir menurut Kementerian Pekerjaan

Umum Direktorat Jenderal SDA BBWS Bengawan Solo (2011)

yaitu:

1) Sedimentasi, erosi dan pendangkalan sungai mengakibatkan

kapasitas pengaliran penampang sungai terganggu.

2) Sedimentasi di muara sungai.

3) Pemanfaatan dataran banjir dulu sebagai penampung air banjir,

sekarang dimanfaatkan sebagai pemukiman.

4) Tanaman liar yang tumbuh pada tebing kanan dan kiri sungai

mengganggu kelancaran arus air banjir.

5) Bangunan pengendali banjir berupa tanggul yang ada belum

sepenuhnya berfungsi, karena masih ada tanggul yang belum

terbangun, sehingga air banjir melimpas ke bantaran yang tidak ada

tanggulnya dan menggenangi pemukiman, sawah, jalan dan

prasarana umum lainnya.

6) Kemiringan dasar sungai yang cenderung agradasi.

7) Penyempitan lebar penampang sungai.

8) Pengaruh pasang surut muka air laut di muara.

2. Manajemen Risiko Banjir

Manajemen Risiko banjir perlu diterapkan dan dikembangkan dan

merupakan langkah preventif dari ancaman bahaya banjir. Manajemen

Page 30: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Risiko banjir dapat dilaksanakan melalui beberapa cara sebagai

berikut:

a. Tingkat Siaga Banjir

Tingkat siaga banjir untuk mengurangi besarnya kerugian akibat

banjir (Flood damage mitigation) menurut Kementerian Pekerjaan

Umum Direktorat Jenderal SDA BBWS Bengawan Solo (2011)

adalah:

1) Pemantauan/persiapan sebelum bencana banjir (Flood

Prevention) meliputi: Inventarisasi bangunan sungai, kesiapan

bahan banjiran dan peralatan, penyusunan SOP

penanggulangan bencana, koordinasi dan mengaktifkan

kembali posko-posko.

2) Saat terjadi banjir, hal-hal yang perlu dilakukan adalah

pengamatan tinggi muka air, penyampaian berita tinggi muka

air secara terus menerus, peringatan dini (Early Warning

System / media) dan yang terakhir tanggap darurat.

3) Pasca banjir, tindakan-tindakan yang harus dilakukan yaitu:

Inventarisasi kerusakan, membuat peta akibat banjir, evaluasi

sebab-sebab terjadinya banjir, koordinasi dan membuat usulan

rencana perbaikan.

Page 31: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

b. Upaya Mengatasi Banjir

1) Upaya struktur dan nonstruktur

Upaya mengatasi masalah banjir secara menyeluruh untuk

mengurangi besarnya kerugian akibat banjir (Flood damage

mitigation) menurut Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat

Jenderal SDA BBWS Bengawan Solo (2011) adalah sebagai

berikut:

a) Upaya Struktur (conventional)

(1) Mencegah meluapnya banjir sampai ketinggian tertentu

dengan tanggul.

(2) Merendahkan elevasi muka air banjir dengan normalisasi,

sudetan, banjir kanal dan interkoneksi.

(3) Mengurangi genangan dengan polder, pompa dan system

drainase.

b) Upaya Nonstruktur

Upaya-upaya nonstruktur antara lain meliputi: Prakiraan

banjir dan peringatan dini, penanggulangan banjir (flood

fighting) atau evakuasi, pemindahan atau relokasi, pengelolaan

dataran banjir (Flood plain / risk management), flood proofing

terhadap bangunan, konservasi tanah dan air (penghijauan,

reboisasi dan pengendalian erosi DAS), penataan ruang di

DAS (daerah aliran sungai) hulu dan penataan pemukiman,

penetapan sempedan sungai, informasi publik atau penyuluhan,

Page 32: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

penegakan hukum, pengentasan kemiskinan, dan yang terakhir

adalah manajemen sampah.

2) Upaya Fisik dan Nonfisik

Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo menjelaskan sinergi

antara penanganan fisik dan non-fisik dalam upaya pengendalian

banjir dapat diwujudkan melalui beberapa hal sebagai berikut:

a) Pengendalian tata ruang.

Pengendalian tata ruang dilakukan dengan menggunakan

perencanaan penggunaan ruang sesuai dengan kemampuannya

untuk mempertimbangkan permasalahan banjir, pemanfaatan

lahan sesuai dengan peruntukannya serta penegakan hukum

terhadap pelanggaran rencana tata ruang yang telah

memperhitungkan Rencana Induk Pengembangan Wilayah

Sungai.

b) Pengaturan debit banjir

Pengaturan debit banjir dilakukan melalui kegiatan penanganan

fisik berupa pembangunan dan pengaturan bendungan,

perbaikan sistem drainase perkotaan, normalisasi sungai dan

daerah retensi banjir. Pengaturan daerah rawan banjir.

Pengaturan daerah rawan banjir dilakukan dengan cara:

(1) Pengaturan tata guna lahan dataran banjir (flood plain

management).

Page 33: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

(2) Penataan daerah lingkungan sungai seperti: penetapan garis

sempadan sungai, peruntukan lahan di kiri kanan sungai,

penertiban bangunan di sepanjang aliran sungai.

(3) Peningkatan peran masyarakat.

Peningkatan peran masyarakat dalam pengendalian banjir

diwujudkan dalam:

(a) Pengembangan Sistem Peringatan Dini yang Berbasis

Masyarakat

(b) Bersama-sama dengan Pemerintah dan Pemerintah

Daerah menyusun dan mensosialisasikan program

pengendalian banjir.

(c) Mentaati peraturan tentang pelestarian sumberdaya air

antara lain tidak melakukan kegiatan kecuali dengan ijin

dari pejabat yang berwenang untuk:

(1))Mengubah aliran sungai.

(2))Mendirikan, mengubah atau membongkar

bangunan-bangunan di dalam atau melintas

sungai.

(3))Membuang benda-benda/bahan-bahan padat dan

atau cair ataupun yang berupa limbah ke dalam

maupun di sekitar sungai yang diperkirakan atau

patut diduga akan mengganggu aliran,

(4))pengerukan atau penggalian bahan galian golongan

C dan atau bahan lainnya.

Page 34: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

(5))pengaturan untuk mengurangi dampak banjir

terhadap masyarakat (melalui Penyediaan

informasi dan pendidikan, Rehabilitasi,

rekonstruksi dan atau pembangunan fasilitas-

fasilitas umum, Melakukan penyelamatan,

pengungsian dan tindakan darurat lainnya dan

lain-lain)

c) Pengelolaan Daerah Tangkapan Air

Pengelolaan daerah tangkapan air dalam pengendalian banjir

antara lain dapat dilakukan melalui kegiatan:

1) Pengaturan dan pengawasan pemanfaatan lahan (tata guna

hutan, kawasan budidaya dan kawasan lindung);

2) Rehabilitasi hutan dan lahan yang fungsinya rusak;

3) Konservasi tanah dan air baik melalui metoda vegetatif,

kimia, maupun mekanis;

4) Perlindungan/konservasi kawasan - kawasan lindung.

d) Penyediaan Dana

Penyediaan dana dapat dilakukan dengan cara:

1) Pengumpulan dana banjir oleh masyarakat secara rutin dan

dikelola sendiri oleh masyarakat pada daerah rawan banjir.

2) Penggalangan dana oleh masyarakat umum di luar daerah

yang rawan banjir

Page 35: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

3) Penyediaan dana pengendalian banjir oleh Pemerintah dan

Pemerintah Daerah.

e) Pengembangan Sistem Peringatan Dini Berbasis Masyarakat dan Rencana Tindak Darurat

Sistem peringatan dini datangnya banjir di WS Bengawan Solo

agar lebih efektif di masa akan datang maka system peringatan

dini harus berpusat secara kuat pada masyarakat yang tinggal di

daerah rawan banjir mulai hilir sampai hulu. Dengan penerapan

sistem ini, akan dapat memberikan informasi lebih dini bagi

masyarakat yang kemungkinan akan terkena bencana sehingga

ada kesempatan bagi masyarakat untuk menyelamatkan diri

atau barang-barang berharganya.

Sistem tersebut harus dikembangkan secara menyeluruh

sehingga dapat meyakinkan bahwa sistem tersebut dapat

berfungsi ketika diperlukan dan peringatan dapat disampaikan

secara segera dan mudah dimengerti oleh semua anggota

masyarakat dalam berbagai kondisi dan tingkat Risiko bencana.

Komponen inti sistem peringatan dini datangnya banjir harus

berpusat pada masyarakat terdiri dari:

1) Penyatuan dari kombinasi elemen-elemen bottom-up dan

top-down;

2) Keterlibatan masyarakat dalam proses peringatan dini;

3) Pendekatan multi bencana; dan

4) Pembangunan kesadaran masyarakat.

Page 36: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Berdasarkan semua hal tersebut di atas harus ada suatu

dukungan politis yang kuat, hukum dan perundang-undangan,

tugas dan fungsi masing-masing institusi yang jelas serta

sumber daya manusia yang terlatih. Oleh karenanya, sistem

peringatan dini perlu dibentuk dan didukung sebagai satu

kebijakan, sedangkan kesiapan untuk menanggapi harus

diciptakan melekat dalam masyarakat.

3. Partisipasi Masyarakat

Dengan adanya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan

lingkungan hidup, apabila berjalan sesuai dengan peraturan-peraturan

yang telah ditetapkan pemerintah dan apabila setiap masyarakat

menjalankan secara objektif dan tidak hanya mengutamakan

kepentingan dirinya atau kelompoknya saja, maka kerugian yang akan

timbul tidak akan berarti dibandingkan manfaatnya (Suratmo dalam

Harjono, 2012). Manfaat partisipasi masyarakat antara lain:

a. Masyarakat mendapatkan informasi mengenai rencana

pembangunan didaerah, sehingga dapat mengetahui dampak apa

yang akan terjadi baik yang positif maupun yang negatif, dan cara

menaggulangi dampak negatif yang akan dan harus dilakukan.

b. Masyarakat akan ditingkatkan pengetahuannya mengenai masalah

lingkungan, pembangunan dan hubungan, sehingga pemerintah

dapat menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran masyarakat

akan tanggungjawabnya dalam pengelolaan lingkungan hidup.

Page 37: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

c. Masyarakat dapat menyampaikan informasi dan pendapatan atau

persepsinya kepada pemerintah terutama masyarakat di tempat

proyek yang akan terkena dampak.

d. Pemerintah mendapatkan informasi-informasi dari masyarakat

yang belum atau tidak ada dalam laporan Amdal, sehingga

kebijaksanaan atau keputusan yang akan diambil akan lebih tepat.

e. Apabila masyarakat telah mengetahui cukup banyak mengenai

proyek tersebut termasuk dampak (positif dan negatif) dan usaha-

usaha apa saja yang akan dilakukan untuk mengurangi dampak

negatif, sedangkan dari pihak pemerintah dan pemrakarsa proyek

mengetahui pendapat-pendapat masyarakat serta keinginanya atau

hal-hal apa yang diperlukan, sehingga salah paham atau terjadinya

konflik dapat dihindari.

f. Masyarakat akan dapat menyiapkan diri untuk menerima manfaat

yang akan dapat dinikmati dan apabila mungkin meningkatkan

manfaat tersebut (dampak positif) dan ikut menekan atau

menghindari diri terkena dampak negatif.

g. Dengan adanya ikut aktifnya masyarakat dalam pengelolaan

lingkungan hidup sejak tahap penyusunan Amdal, biasanya

perhatian dari instasi pemerintah yang bertanggungjawab dan

pemrakarsa proyek pada masyarakat akan meningkat.

Page 38: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

4. Konsep Masyarakat Tahan Bencana

Twigg (2007) menyatakan pengurangan risiko bencana (PRB)

merupakan sebuah konsep yang luas dan relatif baru. Ada

beberapa definisi berbeda dari istilah ini dalam literatur teknis, tetapi

PRB secara umum dipahami sebagai pengembangan dan penerapan

secara luas dari kebijakan-kebijakan, strategi-strategi dan praktik-

praktik guna untuk meminimalkan kerentanan dan risiko bencana di

masyarakat. PRB adalah sebuah pendekatan sistematis untuk

mengidentifikasi, mengkaji dan mengurangi risiko-risiko bencana.

PRB bertujuan untuk mengurangi kerentanan-kerentanan sosial-

ekonomi terhadap bencana dan menangani bahaya-bahaya lingkungan

maupun bahaya-bahaya lain yang menimbulkan kerentanan.

Pengurangan risiko bencana sebagaimana dimaksud dalam UU No. 24

tahun 2004 Pasal 35 huruf b dilakukan untuk mengurangi dampak

buruk yang mungkin timbul, terutama dilakukan dalam situasi sedang

tidak terjadi bencana. Kegiatan sebagaimana dimaksud meliputi:

a. Pengenalan dan pemantauan risiko bencana;

b. Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana;

c. Pengembangan budaya sadar bencana;

d. Peningkatan komitmen terhadap pelaku penanggulangan bencana;

dan

e. Penerapan upaya fisik, nonfisik, dan pengaturan penanggulangan

bencana

Page 39: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Banyak upaya telah dilakukan untuk mendefinisikan ‘ketahanan’.

Berbagai macam definisi dan konsep akademis yang ada dapat

membingungkan. Agar operasional, lebih mudah bila kita bekerja

dengan definisi-definisi luas dan karakteristik-karakteristik yang

umum dipahami. Dengan pendekatan ini, sistem atau ketahanan

masyarakat dapat dipahami sebagai:

a. Kapasitas untuk menyerap tekanan atau kekuatan-kekuatan yang

menghancurkan, melalui perlawanan atau adaptasi.

b. Kapasitas untuk mengelola, atau mempertahankan fungsi-fungsi

dan struktur-struktur dasar tertentu, selama kejadian-kejadian yang

mendatangkan malapetaka.

c. Kapasitas untuk memulihkan diri atau ‘melenting balik’ setelah

suatu kejadian ‘Ketahanan’ pada umumnya dipandang sebagai

suatu konsep yang lebih luas daripada ‘kapasitas’ karena konsep

ini memiliki makna yang lebih tinggi dari pada sekedar perilaku,

strategi-strategi dan langkah-langkah pengurangan serta

manajemen risiko tertentu yang biasa dipahami sebagai

kapasitas.

Konsep tahan bencana masyarakat yang mayoritas petani yang

tahan bencana yang mengembangkan pendekatan praktis untuk

mengatasi risiko, baik secara individual maupun berkelompok.

metode-metode informal untuk mengelola risiko, misalnya dengan

menyimpan asset berupa hewan ternak, perhiasan, hasil-hasil

pertanian ataupun melakukan pekerjaan lain diluar pekerjaan

Page 40: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

primernya atau menyimpan sebagian hasil panen padi dalam

lumbung, menanam umbi-umbian di pekarangan atau ladang, dan

memelihara ternak adalah cara-cara praktis yang lazim ditempuh

untuk mengatasi risiko usaha tani.

Masyarakat berpendapatan rendah memiliki kerentanan yang sangat

tinggi terhadap berbagai risiko. Goncangan yang terjadi pada

kehidupannya dapat menyebabkan rumah tangganya terperosok

dalam kemiskinan yang lebih parah.

5. Mitigasi Banjir

Definisi Mitigasi menurut UU No. 24 2007 tentang penanggulangan

bencana banjir adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko

bencana banjir, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran

dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Mitigasi

bencana sebagaimana dimaksud dalam UU No. 24 2007 dilakukan

untuk mengurangi risiko bencana bagi masyarakat yang berada pada

kawasan rawan bencana. Kegiatan mitigasi sebagaimana dilakukan

melalui:

a. pelaksanaan penataan tata ruang;

b. pengaturan pembangunan, pembangunan infrastruktur, tata

bangunan; dan

c. penyelenggaraan pendidikan, penyuluhan, dan pelatihan

baik secara konvensional maupun modern;

Page 41: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Coburn et al. (dalam Harjono, 2012) juga mendefinisikan mitigasi

bencana sebagai pengambilan tindakan-tindakan untuk mengurangi

pengaruh-pengaruh suatu bahaya sebelum bahaya itu terjadi.

6. Konsep Pemetaan

Menurut definisi Esri (1990) dalam Prahasta (2005) menyebutkan

bahwa Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah kumpulan yang

terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data

geografi dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh,

menyimpan, mengupdate, memanipulasi, menganalisis dan

menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografi. Tiap

daerah memiliki keunikan dan serangkaian dinamisasi potensial

bahaya. Ketika diketahui wilayah tertentu diketahui memiliki

kerawanan dan dihuni oleh banyak orang maka dapat segera dilakukan

tindakan untuk mengurangi kerugian yang ditimbulkan. Menurut

Connors (2006) SIG dapat digunakan untuk mengakses Risiko

potensial yang mungkin terjadi. SIG mengintegrasikan satuan data-

data yang berbeda untuk memberikan gambaran kasar dampak bencana

alam terhadap masyarakat.

Penggunaan SIG telah banyak dilakukan untuk mengidentifikasi

wilayah-wilayah potensi bencana, seperti yang dilakukan oleh: Wood

dan Good (2004) menggunakan SIG untuk mengidentifikasi

kerawanan pada bandara dan pelabuhan akibat gempa bumi dan

tsunami, Rashed (2003), mengukur konteks lingkungan pada

Page 42: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

kerawanan sosial akibat gempa bumi, DaiI (2003) mengukur

karakteristik hujan untuk yang menyebabkan tanah longsor, Parson,

et.al (2004) menggunakan SIG untuk mengidentifikasi bencana banjir

dan rencana mitigasi bencana, Zerger (2002) mengunakan SIG untuk

menguji model risiko bencana, dan Cowell & Zeng (2003)

mengintegrasikan teori ketidakpastian dengan menggunakan SIG

sebagai pemodelan wilayah rawan akibat perubahan cuaca.

7. Kesediaan untuk membayar (Willingness to pay)

Valuasi metode WTP dengan cara langsung dikenal sebagai Metode

Contingent Valuation (CV). Metode ini termasuk didalam metode

penelitian langsung karena dilakukan dengan survey yang dicobakan

untuk mengungkapkan respon seseorang secara moneter terhadap

perubahan kualitas lingkungan (Tietenberg dalam Pramesi,2008).

Pendekatan ini disebut penelitian contingent (tertentu) karena “metode

ini mengupayakan agar seseorang menyatakan tentang bagaimana

seseorang tersebut akan bertindak ketika dia dihadapkan pada berbagai

kemungkinan tertentu” (Field dalam Pramesi, 2008).

Metode CV didasarkan pada konsep sederhana dimana bila ingin

mengetahui nilai atas sumber daya yang tidak memiliki nilai pasar,

maka bisa dilakukan dengan bertanya mengenai nilai tersebut secara

langsung (Field dalam Pramesi, 2008). Metode CV biasa diterapkan

pada penghitungan nilai lingkungan apabila teknik pasar tidak bisa

digunakan dalam penghitungan nilai lingkungan (Irawan dalam

Page 43: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Pramesi, 2008). Berbeda dengan penghitungan nilai melalui nilai

pasar, metode CV berkaitan dengan sebuah peristiwa hipotesis

(hyphothetical event) tentang peningkatan dan penurunan kualitas

lingkungan (Irawan dalam Pramesi, 2008).

Cara paling mudah dalam melakukan metode CV adalah dengan

bertanya mengenai nilai yang diberikan seseorang terhadap perubahan

tertentu dalam kualitas lingkungan. Cara lain yang lebih kompleks

dapat dilakukan dengan apakah seseorang mau membayar sejumlah

Rp. X untuk perubahan tertentu dalam kualitas lingkungan.

Pada dasarnya metode CV menilai perubahan tertentu dalam kualitas

dengan menanyakan dua jenis pertanyaan berikut (Field dalam

pramesti, 2008):

a. Apakah anda bersedia membayar (WTP) sejumlah Rp. X tiap

periode untuk memperoleh peningkatan kualitas lingkungan.

b. Apakah anda bersedia menerima (WTA) sejumlah Rp. X untuk

kompensasi atas diterimanya kerusakan lingkungan

Dalam Metode CV dikenal empat macam cara untuk mengajukan

pertanyaan kepada responden ( Fauzi, 2004 dalam Pramesi 2008:77),

yaitu:

a. Permainan lelang (bidding game), responden diberi pertanyaan

secara berulang-ulang tentang apakah mereka ingin membayar

sejumlah tertentu. Nilai ini kemudian bisa dinaikkan atau

diturunkan tergantung respon pada pertanyaan sebelumnya.

Pertanyaan dihentikan sampai niali yang tetapa diperoleh.

Page 44: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

b. Pertanyaan terbuka, responden diberikan kebebasan untuk

menyatakan nilai moneter untuk suatu proyek perbaikan

lingkungan.

c. Payment Card, nilai lelang dengan cara menyatakn responden

apakah mau membayar pada kisaran tertentu dari nilai yang

ditentukan sebelumnya. Nilai ini ditunjukkan kepada responden

dengan kartu.

d. Model referendum tertutup, responden diberi suatu nilai rupiah,

kemudian diberi pertanyaan setuju atau tidak.

Analisis dengan Metode CV memiliki kelebihan dalam fleksibilitas

dan mudah untuk dillaksanakn untuk menilai lingkungan yang

memiliki cakupan sangat luas (Field dalam Pramesi, 2008), tetapi

disamping itu, metode CV juga memiliki kesulitan tersendiri karena

responden sangat potensial untuk memberikan jawaban yang bias baik

berupa penilaian yang terlalu tinggi (upper estimate) maupun penilaian

terlalu rendah (under estimate) terhadap perubahan kualitas

lingkungan. Ada empat jenis bias yang mungkin ditimbulkan dari

metode CV (Tietenberg dalam Pramesi, 2008):

a. Strategic bias, bias ini terjadi karena responden memiliki

kepentingan khusus yang terkait dengan jawaban pertanyaan

tersebut. Sehingga jawaban dari responden tidak menggambarkan

penilaian sebenarnya melainkan penilaian yang dipengaruhi motif

untuk melindungi kepentingan mereka.

Page 45: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

b. Information Bias, bias ini terjadi kaerana responden tidak memiliki

pengetahuan memadai atau tidak punya pengalamam terkait

dangan atribut yang ditanyakan dalam penelitian. Akibatnya

jawaban responden tidak menggambarkan penilaian sebenarnya

melainkan karena ketidaklengkapan informasi.

c. Starting-poin bias, bias ini terjadi karena instrument survey yang

digunakan untuk mewawancarai berupa rentang jarak

kemungkinan yang sudah dikenal. Cara untuk menjelaskan rentang

jarak yang tercermin dalam kuesioner akan sangat mempengaruhi

jawaban dari responden. Rentang jarak Rp. 0 sampai Rp. 100.000

mungkin akan menghasilkan respon yang berbeda jika

dibandingkan dengan rentang jarak Rp. 10.000 sampai Rp.100.000,

meskipun sebenarnya tidak ada respon dalam rentang Rp. 0 sampai

Rp. 10.000.

d. Hypothetical bias, bias ini terjadi karena pembanguan hipotesis

perubahan kualitas lingkungan yang tidak sempurna sehingga

rentan direspon secara tidak sempurna juga oleh responden.

8. Risiko Bencana banjir

a. Definisi Risiko banjir

UU No. 24 tahun 2007 menjelaskan bahwa Risiko bencana

banjir adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana

banjir pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat

berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman,

Page 46: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan

kegiatan masyarakat.

Dampak yang ditimbulkan dengan adanya bencana banjir adalah

berkurangnya pendapatan untuk para petani; berkurangnya daya

beli dari sektor pertanian; meningkatnya harga makanan pokok,

naiknya tingkat inflasi, memburuknya status gizi, kelaparan,

penyakit, kematian, berkurangnya sumber air minum, migrasi,

meledaknya komunitas, hilangnya ternak.

b. Definisi Risiko Pertanian

Risiko adalah suatu unsur yang terdiri dari ketidaksiapan (namun

dapat dikelola/di manage) terhadap segi produksi dan marketing

dalam sektor pertanian (jika dilihat dari konteks sektor pertanian).

Risiko tidak terlepas dari maslah ketidakpastian (uncertainty) yang

mana , ketidakpastian dapat diartikan sebagai potensi permasalahan

yang akan muncul dikemudian hari terutama yang berkaitan

dengan pendapatan yang dapat berpengaruh dalam proses produksi

jangka pendek dan perencanaan jangka panjang. Jika di hubungkan

dengan masalah pertanian, pengaruh tersebut menimbulkan

turunnya hasil produksi, sehingga menurunnya nilai asset baik

tetap mau aset bergerak, dan mempengaruhi keputusan petani

untuk tetap bekerja atau tidak. Begitu juga pada saat terjadinya

ketidakstabilan situasi khususnya yang berkaitan dengan masalah

kondisi iklim, cuaca, dan lingkungan sekitar yang secara signifikan

Page 47: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

dapat mempengaruhi perkembangan produksi pertanian, dimana

dalam keadaan tersebut dibutuhkan alat yang efektif untuk

mengelola potensi Risiko terutama apabila perubahan tersebut

menimbulkan guncangan terhadap seluruh sektor pembangunan,

contoh: guncangan dari sektor riil ekonomi akan mempengaruhi

kemampuan petani dalam mengembalikan tingkat dan kemampuan

pinjaman dan kewajiban keuangan kepada pihak lembaga

keuangan (creditor) , selain itu lembaga keuangan juga dihadapkan

pada keputusan untuk mengurangi ekspansi kredit akibat begitu

besarnya probabilitas kegagalan debitor (penerima fasilitas kredit)

dalam membayar kewajibannya.

c. Macam-macam Risiko Pertanian

Ada lima faktor penyebab Risiko yang paling sering muncul di

sektor pertanian dalam hal ini adalah sebagai berikut:

1) Faktor Iklim : Dingin, banjir, kemarau, salju, angin,dll

2) Faktor Sanitari : Penyakit menular, kebersihan yang

berdampak pada hasil hasil pertanian terutama hasil/produk-

produk jadi.

3) Faktor Geografi : Gempa, gunung meletus, erosi

4) Faktor Market, Perubahan harga di dalam negeri berkaitan

dengan transaksi perdagangan internasional, dan faktor

manusia

Page 48: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

5) Faktor Luar negeri, perubahan dalam kriteria standard

kualitas Man made Perang, krisis keuangan, tutupnya suatu

institusi.

Dari, ke-lima faktor tersebut ada yang bisa dikontrol dan ada

yang tidak bisa dikontrol dalam pengertian menyikapi dan

menghadapi risiko dan potensi risiko yang terjadi. Meskipun

demikian risiko yang terjadi akan menjadi dampak yang

sangat berpengaruh bagi perkembangan sektor pertanian itu

sendiri baik secara kuantitas maupun kualitas.

d. Strategi Menghadapi Risiko Dalam Sektor Pertanian

Pertanian merupakan salah satu usaha yang rawan terhadap

dampak negatif perubahan iklim, seperti banjir yang dapat

menyebabkan gagal panen, jika tidak diantisipasi dengan tepat, hal

ini berpotensi melemahkan motivasi petani untuk mengembangkan

usaha tani, bahkan dapat mengancam ketahanan pangan.

Kemampuan petani beradaptasi terhadap perubahan iklim

terkendala oleh modal, penguasaan teknologi, dan akses pasar.

Pendekatan konvensional yang biasa di pakai petani dalam

menghadapi risiko pertanian adalah dengan menerapkan salah satu

atau kombinasi strategi produksi, pemasaran, finansial, dan

pemanfaatan kredit informal. Contoh pendekatan praktis mengatasi

risiko, baik secara individual maupun berkelompok yaitu

menyimpan sebagian hasil panen padi dalam lumbung, menanam

Page 49: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

umbi-umbian di pekarangan atau ladang, dan memelihara ternak

adalah cara-cara praktis yang lazim ditempuh untuk mengatasi

risiko usaha tani. Hal seperti ini bukan hanya terjadi di Indonesia,

tetapi juga di negara lain seperti India, Tanzania, dan El Salvador.

Dalam menghadapi risiko, petani menerapkan strategi yang

berbeda-beda. Umumnya, mereka menerapkan satu atau kombinasi

dari beberapa strategi berikut:

1) Strategi produksi, mencakup diversifikasi atau memilih usaha

tani yang pembiayaan dan atau pengelolaan produksinya

fleksibel. Petani Indonesia umumnya menerapkan strategi

diversifikasi usaha tani.

2) Strategi pemasaran, misalnya menjual hasil panen secara

berangsur, memanfaatkan sistem kontrak untuk penjualan

produk yang akan dihasilkan, dan melakukan perjanjian harga

antara petani dan pembeli untuk hasil panen yang akan datang.

Upaya yang banyak dilakukan petani Indonesia adalah dengan

cara menjual hasil panen secara berangsur.

3) Strategi finansial, mencakup melakukan pencadangan dana

yang cukup, melakukan investasi pada kegiatan berdaya hasil

tinggi, dan membuat proyeksi arus tunai berdasarkan perkiraan

biaya produksi, harga jual produk, dan produksi.

4) Pemanfaatan kredit informal, seperti meminjam uang atau

barang kebutuhan pokok dari pedagang atau pemilik modal

Page 50: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

perorangan. Strategi ini banyak diterapkan petani kecil di

Indonesia.

5) Menjadi peserta asuransi pertanian untuk menutup kerugian

yang diperkirakan akan terjadi. Strategi ini banyak ditempuh

oleh petani di negara maju dan sebagian petani di negara

berkembang. Di Indonesia, asuransi pertanian formal belum

berkembang. Meskipun beberapa strategi tersebut telah

diterapkan oleh sebagian petani, mereka masih sulit mengatasi

risiko berusaha tani.

Berdasarkan hasil laporan JRC Scientific and Technical Report

kepada European Union Commision tahun 2008, adapun strategi

modern yang bisa diusulkan dalam menghadapi potensi risiko dan

ketidakpastian dari sektor pertanian antara lain:

1) Strategi pada bidang usaha on-farm yaitu dengan cara

melakukan seleksi terhadap produk-produk pertanian yang

memiliki tingkat risiko rendah dan tinggi (mengakategorikan

produk-produk berdasarkan tingkat risiko yang mungkin terjadi),

menyeleksi produk yang memiliki siklus pendek sehingga

dengan seleksi tersebut dapat diidentifikasi potensi yang dapat

terjadi berikut penangannya, melakukan diversifikasi produk

(dimana dengan diversifikasi produk tersebut petani bisa

mengalihkan kegiatan proses produksi kepada produk-produk

pertanian yang rentan akan potensi risiko ke produk-produk

substitusi yang lebih tahan/kuat menghadapi Risiko), melakukan

Page 51: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

konsolidasi terhadap perencanaan keuangan dengan melakukan

pengelolaan dan pengamana investasi untuk menjaga likuiditas

keuangan.

2) Strategi risk-sharing, melalui perjanjian kontrak-kontrak

penjualan, kontrak produksi (dengan menggunakan transaksi

hedging/transaksi periode, future market dalam pasar komoditi

internasional untuk beberapa macam komoditi tertentu yang

diperdagangkan dalam bursa komoditi, maupun penyertaan

dalam pendanaan cadangan dan asuransi, dan

3) Strategi alternatif seperti: bantuan hibah, dan peningkatan share

pendapatan diluar sektor pertanian (tetapi yang berkaitan dengan

pertanian, misalnya industri makanan dan lain-lain).

B. Penelitian Terdahulu

Ozdemir (2000) penelitian ini mencoba meneliti tentang hubungan

antara persepsi terhadap risiko dan WTP untuk melakukan mitigasi.

Metode pengumpuan data yang digunakan oleh Ozdemir untuk

mengestimasikan fungsi di atas adalah dengan survey. Hasil penelitianya

menunjukkan antara lain: persepsi dampak berpengaruh terhadap WTP,

variable derajat risk aversion tidak berpengaruh terhadapa WTP, sikap

berjaga-jaga berpengaruh positif, kepemilikan anak juga berpengaruh

positif, sementara gender, usia, dan pengalaman terkena dampak ternyata

tidak berpengaruh terhadap WTP.

Page 52: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Kim (2002) penelitian Kim menggunakan menggunakan metode analisis

CVM. Studi ini menemukan bahwa faktor individu (pendapatan,

pendidikan, informasi, dan keterikatan masyarakat), kualitas air faktor

daerah (lokasi perumahan dan kedekatan dengan sungai) memiliki dampak

positif pada kemauan untuk membayar dan faktor daerah lebih kuat dari

faktor individu dalam memprediksi kemauan untuk membayar kualitas

air. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa orang-orang hilir memiliki

perhatian yang lebih besar untuk perlindungan lingkungan sehingga

memiliki WTP yang lebih rendah untuk mempertahankan dan

meningkatkan kualitas air. sebaliknya, ornag yang hidup di hulu yang

memiliki masalah lingkungan yang lebih rendah memiliki WTP yang lebih

tinggi untuk kualitas air.

Saptutyningsih dan Suryanto (2009) penelitian ini menggunakan

menggunakan metode analisis SIG. Tingkat kerawanan wilayah banjir

tertinggi di DIY adalah Kabupaten Kulonprogo khususnya di Kecamatan

Temon, Kecamatan Wates, dan Kecamatan Panjatan. Kecamatan Temon

tingkat kerentanan tertinggi adalah pada sawah irigasi, Kecamatan Wates

tingkat kerentanan tertinggi adalah tegalan dan kebun, serta Kecamatan

Panjatan tingkat kerentanan tertinggi pada tegalan dan kebun. Analisis

pada tingkat kepadatan penduduk dan pemukiman dapat diperhatikan

bahwa di Kecamatan Wates paling rentan. Dalam penelitian terdapat

variabel karakteristik properti dan tanah, lingkungan, Risiko banjir,

kesadaran masyarakat, dan sosial ekonomi. Penelitian menunjukkan bahwa

semua koefisien-koefisien secara signifikan berbeda. Hasil dari penelitian

Page 53: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

ini pentingnya tingkat tinggi genangan banjir menunjukkan bahwa banjir

memang dapat menekan harga dari properti dan nilai tanah. Rata-

rata kesediaan membayar (MWTP) untuk penurunan tingkat ketinggian

genangan banjir diperkirakan mencapai jumlah Rp. 2,175.00.

Berdasarkan ukuran rendah MWTP tidak ada pengaruhnya terhadap

variabel sosial ekonomi, untuk itu perlu mensosialisasikan

pada masyarakat tentang kesadaran risiko bencana. Hal ini dimaksudkan

agar masyarakat dapat meningkatkan kesadaran terhadap risiko bencana

banjir, sehingga dampak yang disebabkan oleh bencana banjir dapat

diminimalkan di masa depan.

Kaen (2007) penelitian ini menggunakan menggunakan metode analisis

CVM. Hasil dari penelitan ini dimana variabel pendidikan dan tingkat

pendapatan menunjukan hasil yang signifikan terhadap WTP untuk pajak

lingkungan. Penelitian ini menjelaskan bahwa besarnya WTP per tahun

rata-rata US$ 6.70.

Kurniawan, dkk.(2009) penelitian ini menggunakan analisa pendukung

spasial dalam Sistem Informasi Geografi (SIG), sedangkan untuk

menghitung Valuasi ekonomi menggunakan pendekatan Willingness to

Pay (WTP) dan Travel Cost Method (TCM) untuk mengetahui manfaat

barang dan jasa yang dihasilkan. Hasil penelitian ini secara ekonomi,

KKMP memiliki nilai (value) yang cukup signifikan bagi kepentingan

pemerintahan daerah dan masyarakat sekitarnya. Variabel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah penggunaan air, biaya dikeluarkan masyarakat

sekitar KKMP, jumlah produksi, harga bahan baku PDAM, luas sawah dan

Page 54: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

keuntungan produksi per luasan (hektar). Dari analisis data yang dilakukan

dapat diketahui setiap tahunnya menghasilkan nilai guna langsung (direct

use value) sebesar Rp. 1.199.918.615.100,- nilai guna tak langsung

(indirect use velue) sebesar Rp. 808.117.741.600. Nilai ekonomi total dari

sebagian jasa lingkungan KKMP setiap tahunya adalah sebesar Rp.

2.072.501.086.700,-.

C. Kerangka Pemikiran

Bencana banjir yang sering terjadi saat musim penghujan pada setiap

tahunnya dalam suatu wilayah DAS Bengawan Solo, menimbulkan

kerugian yang sangat besar khususnya di bidang pertanian karena

besarnya luapan air sungai yang menggenangi sawah-sawah petani yang

letaknya tidak terlalu jauh dari sungai, maka perlu terlebih dahulu harus

mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan kemudian melakukan

identifikasi wilayah penelitian yang rawan banjir di DAS Bengawan Solo

dan hasilnya dituangkan dalam peta menggunakan Sistem Informasi

Geografi (SIG).

Hasil dari identifikasi dan pemetaan wilayah rawan banjir kemudian

dijadikan sebagai dasar untuk valuasi mitigasi banjir dan valuasi dampak

banjir dengan menggunakan pendekatan contingent valuation methods

(CVM), sehingga bisa menghitung kesediaan untuk membayar (WTP)

mitigasi banjir dan dapat mengetahui besarnya kerugian yang dialami

masyarakat di wilayah penelitian.

Page 55: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Bencana Banjir DAS Bengawan Solo

di Eks Karisidenan Surakarta

Pengumpulan Informasi dan data - Data wilayah geografis - Data wilayah administratif

- Data Demografi - Kondisi sosial ekonomi - Data Topografi

Menghitung besarnya

WTP mitigasi banjir

Valuasi Mitigasi Banjir

Identifikasi lokasi dan pemetaan wilayah rawan

bencana dengan SIG

Valuasi Dampak banjir

Menghitung Besarnya kerugian (Loss

Production)

Secara Sederhana kerangka pemikiran penelitian di atas disajikan dalam

Gambar 2.1. Sebagai berikut:

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran

Page 56: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

D. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel tingkat pendapatan responden mempengaruhi secara positif

terhadap WTP untuk mitigasi banjir.

2. Variabel usia responden mempengaruhi secara positif terhadap WTP

untuk mitigasi banjir.

3. Variabel Pendidikan mempengaruhi secara positif terhadap WTP untuk

mitigasi banjir.

4. Variabel Jumlah Anggota Keluarga mempengaruhi secara positif

terhadap WTP untuk mitigasi banjir.

5. Variabel Persepsi Dampak Kerusakan mempengaruhi secara positif

terhadap WTP untuk mitigasi banjir.

6. Variabel Jarak sawah terhadap sungai mempengaruhi secara positif

terhadap WTP untuk banjir.

7. Variabel Tinggi genangan air di sawah mempengaruhi secara positif

terhadap WTP untuk mitigasi banjir.

8. Variabel Intensitas banjir mempengaruhi secara positif terhadap WTP

untuk mitigasi banjir.

Page 57: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Page 58: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survey dengan petani yang

menggarap lahan pertanian yang berada dalam wilayah rawan bencana

banjir di DAS Bengawan Solo dengan unit analisis tingkat kabupaten yang

jumlahnya terdiri dari 4 Kabupaten yang tersebar dalam Sembilan

kecamatan(Kecamatan Kebakkramat, Cawas, Bayat, Gantiwarno, Juwiring,

Tawangsari, Mojolaban, Masaran dan Sidoharjo) dan terbagi menjadi 21

desa/kelurahan. Pemilihan lokasi penelitian didasarkan pada pertimbangan-

pertimbangan sebagai berikut:

1. Daerah penelitian mempunyai struktur sosial ekonomi yang relatif

kompleks

2. Daerah Penelitian adalah daerah rawan bencana banjir dan masih

menghadapi permasalahan dalam pelaksanaan mitigasi banjir.

B. Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber

data. Metode yang digunakan untuk memperoleh data primer adalah

metode survei dengan teknik wawancara langsung (direct interview)

Page 59: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

dengan dibantu daftar pertanyaan (kuesioner). Jenis data primer yang

diperlukan antara lain:

a. Pemahaman masyarakat terhadap daerah bencana banjir

b. Perilaku masyarakat terhadap bencana banjir

c. Sejarah kejadian banjir

d. Kerugian yang dialami masyarakat akibat banjir

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi dan lembaga-

lembaga terkait di wilayah banjir di eks Karisidenan Surakarta. Instansi-

instansi tersebut antara lain: Badan Pusat Statistik (BPS), Balai Besar

Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWS), Badan Meteorologi dan

Geofisika, Badan Perencana Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Dinas

Pekerjaan Umum (DPU), Bakornas, BAKOSURTANAL dan lain-lain.

Jenis data sekunder yang diperlukan antara lain:

a. Data wilayah geografis

b. Data wilayah administratif

c. Data sosial ekonomi

d. Data topografi

e. Data jumlah penduduk di eks Karisidenan Surakarta.

f. Karakteristik lokasi daerah rawan bencana di eks Karisidenan

Surakarta.

g. Data rekapitulasi banjir tahun 2007-2012 dari BBWS Bengawan

Solo

Page 60: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

h. Data evaluasi dan program pengendalian banjir wilayah bengawan

solo

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah merupakan keseluruhan elemen, atau unit elementer,

atau unit penelitian, atau analisis yang memiliki karakteristik tertentu

yang dijadikan sebagai objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh petani yang lahan pertaniannya termasuk rawan banjir di

Kabupaten Sukoharjo, Sragen, Karanganyar, dan Klaten. Alasan mengambil

wilayah penelitian di 4 Kabupaten di atas karena wilayah-wilayah itu setiap

terjadi banjir dari Sungai Bengawan Solo selalu dalam urutan paling atas

yang mengalami kerugian paling besar dibidang pertanian, dan wilayah-

wilayah tersebut masyarakatnya cenderung tindakan mitigasinya masih

kurang.

Sampel adalah bagian kecil dari anggota populasi yang di ambil menurut

prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya, agar sampel yang

diambil dapat mewakili populasinya maka penetapan jumlah sampel

penelitian dilakukan dengan cara menggunakan rumus slovin (Sevilla, 1993)

sebagai berikut:

Dimana:

n : jumlah sampel yang digunakan

N : jumlah populasi

Page 61: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

1 : konstanta

e : nilai kritis atau batas kesalahan 10%

D. Desain Penelitian

Metode contingent valuation ini penerapannya dengan menggunakan

teknik survey sehingga disebut metode survey contingent valuation,

dilakukan dengan memberikan daftar kuisioner atau daftar pertanyaan

kepada responden tersampling. Pengisian kuisioner yang dirancang harus

diisi oleh kepala rumah tangga, mengingat variabel pendapatan keluarga

dan juga keputusan jumlah biaya maksimum yang ingin dibayar (WTP)

merupakan variabel yang sangat diperlukan validitasnya. Namun dengan

demikian dimungkinkan untuk beberapa kasus responden yang bukan

kepala keluarga dapat mengisi kuisioner dengan catatan telah mendapat

persetujuan dari kepala keluarga.

E. Definisi Operasional Variabel

1. Dependent Variable

Page 62: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Variabel dependen (variabel terikat) yaitu variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel

dependen dalam penelitian ini adalah Kesediaan membayar petani

(WTP) mitigasi banjir untuk mengurangi dampak resiko akibat banjir

yang mengakibatkan penurunan produksi dan pendapatan petani

2. Independent Variable

Variabel independen (variabel bebas) yaitu variabel yang mempengaruhi

atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Variabel-

variabel independen dalam penelitian adalah:

a. Tingkat Pendapatan Responden (PENDPT)

Tingkat pendapatan responden. Variabel ini mencerminkan

pendapatan siap pakai kepala keluarga ditambah dengan

pendapatan anggota keluarga yang lain.

b. Usia Responden (USIA)

Usia responden (tahun) yang terkena dampak Banjir Bengawan

Solo

c. Pendidikan Responden (PENDDKN)

Tingkat pendidikan tertinggi yang berhasil ditamatkan oleh Kepala

Keluarga

d. Jumlah Anggota Keluarga Responden (JAK)

Jumlah Anggota Keluarga yang dimiliki oleh setiap responden

dengan sungai bengawan Solo.

e. Persepsi Dampak Kerusakan (PDK)

Page 63: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Persepsi dampak yang ditimbulkan oleh resiko bencana banjir di

antara resiko-resiko yang mengancam kehidupan pada umumnya.

Kategori persepsi dampak kerusakan masyarakat meliputi ringan,

sedang dan tinggi.

f. Jarak Sawah (JARAK)

Lokasi lahan pertanian yaitu seberapa dekat pemukiman responden

dengan sungai bengawan Solo. Jarak dijelaskan dalam satuan meter

(m).

g. Tinggi Genangan (TINGGI)

Tinggi genangan yang terjadi selama banjir didaerah rawan banjir

Bengawan Solo. Tinggi dijelaskan dalam satuan centi meter (cm).

h. Persepsi intensitas bencana banjir (INTENSITAS)

Seberapa sering daerah tersebut terkena dampak banjir bengawan

Solo.

F. Teknik Alat Analisis

a. Analisis Deskriptif

Pendekatan kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

dengan pendekatan exploratif yaitu pendekatan yang menggali secara

mendalam persoalan-persoalan yang terkait dengan tujuan penelitian.

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan

wawancara terstruktur (kuesioner), wawancara mendalam, Kajian

Pustaka dan studi dokumentasi. Kelima metode tersebut diharapkan

Page 64: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

mampu menghasilkan informasi yang memadahi bagi analisis kebijakan

retail modern skala kecil di Indonesia.

1) Wawancara terstruktur (kuesioner)

Metode ini digunakan dengan pertimbangan agar peneliti mampu

menggali informasi secara lebih terstruktur, sehingga data yang

diperoleh juga lebih akurat. Adapun data yang hendak digali dengan

metode ini adalah data yang terkait dengan dampak bencana alam

pada penurunan produksi dan pendapatan petani. Selanjutnya

kuesioner ini pun dapat dijadikan sebagai alat untuk menggali

informasi tentang potensi kerugian bencana di sektor pertanian.

2) Kajian Pustaka

Metode ini dilakukan sebagai upaya : (1) membandingkan hasil

penelitian sejenis baik pada jurnal yang telah terpublikasi maupun

dalam bentuk buku-buku, (2) memberikan perspektif yang berbeda

terhadap hasil penelitian sejenis. Kedua upaya tersebut diharapkan

mampu memberikan dukungan bagi analisis data yang telah diperoleh.

b. Sistem Informasi Geografi (SIG)

Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah kumpulan yang terorganisir

dari perangkat keras computer, perangkat lunak, data geografi dan

personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan,

mengupdate, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan semua

bentuk informasi yang bereferensi geografi, definisi ini dikenalkan oleh

Prahasta (2005). Tiap daerah memiliki keunikan dan serangkaian

Page 65: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

dinamisasi potensial bahaya. Ketika diketahui wilayah tertentu diketahui

memiliki kerawanan dan dihuni oleh banyak orang maka dapat segera

dilakukan tindakan untuk mengurangi kerugian yang ditimbulkan.

Menurut Connors (2006) SIG dapat digunakan untuk mengakses risiko

potensial yang mungkin terjadi. SIG mengintegrasikan satuan data-data

yang berbeda untuk memberikan gambaran kasar dampak bencana alam

terhadap masyarakat.

Penggunaan SIG telah banyak dilakukan untuk mengidentifikasi wilayah-

wilayah potensi bencana, seperti yang dilakukan oleh: Wood dan Good

(2004) menggunakan SIG untuk mengidentifikasi kerawanan pada

bandara dan pelabuhan akibat bencana bumi dan tsunami, Rashed

(2003), mengukur konteks lingkungan pada kerawanan sosial akibat

bencana bumi, Dai, et.al (2003) mengukur karakteristik hujan untuk

yang menyebabkan tanah longsor, dan Parson, et.al (2004) menggunakan

SIG untuk mengidentifikasi bencana banjir dan rencana mitigasi

bencana.

c. Regresi Linier Berganda

Hasil dari analisis diskriptif kuantitatif akan dinilai dengan

menggunakan Contingent Valuation Method (CVM). CVM adalah

metode survei langsung pada sampel dengan populasi yang sesuai

tentang willingness to pay dan willingness to accept (WTA). CVM

mempunyai dua keuntungan dibandingkan metode tidak langsung.

Pertama, CVM dapat mengambil dua nilai sekaligus, use value dan non-

Page 66: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

use value. Kedua, CVM jawaban pertanyaan tentang WTP atau WTA

dapat secara langsung dikoreksi secara teori dengan ukuran moneter

pada tingkat perubahannya (Lee, 1999 : 114). Aplikasi CVM dilakukan

dengan tahap-tahap sebagai berikut.

1) Identifikasi masalah

2) Membuat kerangka masalah

3) Merumuskan pemecahan masalah

4) Merumuskan cara untuk pemecahan masalah (payment vehicle)

5) Mempersiapkan alat survei untuk mengetahui WTP/WTA secara

individu, yang terdiri dari pembuatan skenario hipotesis;

pertanyaan tentang WTP/WTA; dan membuat skenario tentang

biaya kompensasi.

6) Menggunakan alat survei dengan sampel dari populasi yang sesuai

7) Menganalisis respon yang diperoleh sewaktu survei, yaitu dengan

menggunakan data sampel untuk mengestimasi survei yang akurat.

8) Menanggapi jawaban responden yang tidak sesuai dengan

kenyataan (protest responses).

Analisis Regresi Linear Berganda digunakan untuk mengukur

pengaruh antara lebih dari satu variabel prediktor (variabel bebas) terhadap

variabel terikat. Teknik analisis data yang digunakan sebagai penyelesaian

adalah regresi linear berganda atas variabel dependen dengan variabel

independen dengan metode Ordinary Least Square (OLS).

Rumus:

Page 67: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Y= +

Di mana , adalah koefisien atau parameter model.

Model regresi linier berganda untuk populasi diatas dapat ditaksir

berdasarkan sebuah sempel acak yang berukuran n dengan model regresi

linier berganda untuk sampel, yaitu:

Dimana:

Model yang akan diestimasi ditunjukkan oleh persamaan berikut ini:

WTP=f(

Dimana:

WTP = Kesediaan membayar petani untuk mengurangi dampak resiko

akibat banjir

Page 68: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

X1 = Tingkat Pendapatan Responden

X2 = Usia Responden

X3 = Pendidikan Responden

X4 = Jumlah Anggota Keluarga Responden

X5 = Persepsi Dampak Kerusakan Responden

X6 = Jarak Sawah dengan Sungai

X7 = Tinggi Genangan

X8 = Intensitas Banjir

d. Uji Statistik

1) Uji F (F-test)

Untuk menguji apakah variabel independen secara keseluruhan

berpengaruh terhadap variabel dependen dengan menggunakan uji F dengan

rumus (Gujarati, 2003: 183) :

Dimana: R2 = koefisien determinasi

k = jumlah variabel independen termasuk konstanta.

N = jumlah responden

Page 69: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Hipotesis yang digunakan untuk uji F, dirumuskan sebagai berikut:

H0 2 3 4 5 6 7 8 = 0, secara bersama-

sama variabel Pendapatan, Usia, Pendidikan, Jumlah anggota

keluarga, Persepsi dampak kerusakan, Jarak, Tinggi

Genangan, Intensitas banjir terhadap kesediaan membayar untuk

mitigasi banjir.

Ha 2 3 4 5 6 7 8 -

sama variabel Pendapatan, Usia, Pendidikan, Jumlah Anggota

Keluarga, Persepsi dampak kerusakan, Jarak, Tinggi

Genangan, Intensitas banjir terhadap kesediaan membayar untuk

mitigasi banjir.

Apabila nilai probabilitas F hitung lebih besar dari level

signifikansi, maka H0 diterima dan bila nilai probabilitas F

hitung lebih kecil dari level signifikansi, maka H0 ditolak

yang berarti bahwa input- input yang digunakan berpengaruh

secara bersama-sama terhadap hasil produksi.

2) Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh variabel independen terhadap naik turunnya variabel dependen atau

menunjukkan berapa persen (%) variasi variabel dependen yang dapat

Page 70: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

dijelaskan oleh variabel independen. Tingkat ketepatan regresi ditunjukkan

oleh besarnya koefisien determinasi (R2) yang besarnya antara 0 2

Koefisien determinasi 0 berarti variabel independen sama sekali tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen dan jika mendekati 1 variabel

independen semakin berpengaruh terhadap variabel dependen (Rahayu, 2007:

53).

3) Uji t (t-test)

Uji t adalah uji secara individu semua koefisien regresi yang bertujuan

untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen.

Dengan menggunakan rumus t hitung (Rahayu, 2007: 50) :

keterangan : = koefisien regresi

Se = standart error

Untuk hipotesisnya menggunakan rumus:

Ho = 2 3 4 5 = 6 7 8 = 0

Artinya: semua variabel independent bukan merupakan penjelas yang

signifikan terhadap variabel dependent.

Ha = 2 3 4 5 6 7 8

Page 71: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Artinya: semua variabel independent merupakan penjelas yang

signifikan terhadap variabel dependent.

e. Uji asumsi klasik

1) Multikolinearitas

Dalam Gujarati, 2003: 157, multikolinearitas adalah masalah yang

timbul berkaitan dengan adanya hubungan linear yang “sempurna”

atau pasti di antara variabel-variabel yang menjelaskan dari model

regresi.

Multikolinieritas merupakan suatu keadaan dimana terdapatnya

lebih dari satu hubungan linier pasti antara beberapa / semua variabel

independen dari model regresi (Gujarati, 1995 : 320 dalam Soma

Ghofur, 2008: ). Salah satu asumsi model klasik yang menjelaskan ada

tidaknya hubungan antara beberapa/semua variabel dalam model

regresi. Jika dalam model terdapat multikolinier, maka model tersebut

memiliki kesalahan standar yang besar sehingga koefisien tidak dapat

diukur dengan ketepatan tinggi.

Salah satu metode untuk mengetahui ada tidaknya multikolinier

adalah menggunakan pengujian dengan pendekatan Koutsoyiannis.

Metode ini dikembangkan oleh Koutsoyiannis (1977) menggunakan

metode coba-coba dalam memasukkan variabel bebas. Dari hasil coba-

coba tersebut, selanjutnya akan diklasifikasikan dalam 3

macam(Rahayu, 2007:109), yaitu :

(a) suatu variabel bebas dikatakan berguna

Page 72: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

(b) suatu variabel bebas dikatakan tidak berguna

(c) suatu variabel bebas dikatakan merusak

2) Heteroskedastisitas

Asumsi dari model regresi linier klasik adalah kesalahan

penggangu mempunyai variasi yang sama. Apabila asumsi tersebut

tidak terpenuhi maka akan terjadi heteroskedastisitas, yaitu suatu

keadaan dimana variasi dari kesalahan penggangu tidak sama untuk

semua nilai variabel bebas. Terdapat beberapa metode yang

dipergunakan untuk mendeteksi heteroskedastisitas dalam model

empiris yaitu Uji Park, Uji Glejser, Uji white, Uji LM ARCH dan Uji

Breusch Pagan – Godfeg. Pengujian heteroskedastisitas dalam

penelitian ini akan menggunakan uji LM ARCH.

Pada metode ini yang dijadikan tolok ukur adalah nilai Obs*R-

squared. Jika nilai Obs*R-squared lebih kecil dari nilai X² maka pada

model tersebut tidak terdapat masalah heteroskedastisitas. Sebaliknya,

jika Obs*R-squared lebih besar dibanding nilai X² maka terdapat

masalah heteroskedastisitas pada model tersebut (Rahayu, 2007 : 109).

3) Uji Autokorelasi

Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota serangkaian

observasi yang diurutkan menurut waktu (data deret waktu) atau ruang

(data cross section). Secara sederhana dapat dikatakan model klasik

mengasumsikan bahwa unsur gangguan yang berhubungan dengan

Page 73: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

observasi tidak dipengaruhi oleh unsur disturbansi atau gangguan yang

berhubungan dengan pengamatan lain.

Salah satu cara untuk mendeteksi autokorelasi adalah dengan

menggunakan Uji Breusch-Godfrey (B-G Test). Langkah-langkah

pengujian Uji Breusch-Godfrey (B-G Test) sebagai berikut (Rahayu,

2007: 103) :

(a) Mengestimasi persamaan regresi untuk mendapatkan nilai residual

( ).

(b) Meregres terhadap variabel bebas dan ...

(c) Menghitung nilai (n-p) R2 – X2. Apabila lebih besar dari tabel chi-

square dengan df p, menolah hipotesa bahwa setidaknya ada satu

koefisien autokorelasi yang berbeda dengan 0.

Jika regresi dilakukan dengan menggunakan Eviews maka dapat

dilihat dari nilai probabilitasnya. Model dikatakan terbebas dari

autokorelasi apabila nilai probabilitasnya lebih besar dari 0,05.

f. Kerugian (Loss Production)

Bencana alam yang diakibatkan oleh perubahan iklim seperti

banjir berdampak negatif terhadap petani. Besar kerugian yang

diakibatkan oleh bencana alam tersebut dapat diketahui dari perubahan

(penurunan) produktifitas pertanian. Bencana banjir dapat

menyebabkan kegagalan panen total bagi petani seperti yang terjadi di

Page 74: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

daerah Kulonprogo bagian selatan (Saptutyningsih dan Suryanto,

2009), demikian juga bencana kekeringan juga berdampak negatif.

Kerugian sektor pertanian itu sendiri dapat dihitung menggunakan

formula sebagai berikut (Suparmoko, 2006):

DQx = f (A x DPt)

Di mana

D = perubahan

Qx = produksi pertanian

A = luas tanah yang tergenang air banjir

Pt = produktifitas tanah per ha.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengetahui tingkat

kerugian per petani antara lain adalah:

1) Menghitung penurunan produksi sektor pertanian karena banjir

2) Menghitung luas lahan pertanian masing-masing keluarga

3) Menghitung kerugian rata-rata yang diderita per petani

Page 75: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

1. Kondisi Umum Sungai Bengawan Solo

a. Kondisi Geografis

Sungai Bengawan Solo merupakan sungai terbesar di Pulau Jawa,

terletak di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan luas wilayah

sungai ± 12% dari seluruh wilayah Pulau Jawa pada posisi 110o18’ BT

sampai 112o45’ BT dan 6o49’LS sampai 8o08’ LS.

Wilayah sungai merupakan suatu wilayah yang bentuk dan sifat

alamnya merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak sungai yang

melalui wilayah tersebut dalam fungsinya untuk menampung air yang

berasal dari hujan dan sumber-sumber air lainnya yang penyimpanan

dan pengalirannya dihimpun dan ditata berdasarkan hukum-hukum

alam sekeliling berdasarkan keseimbangan daerah tersebut merupakan

satu kesatuan dengan sungai dan anak sungai.

b. Luas Sungai Bengawan Solo

Luas total wilayah sungai (WS) Bengawan Solo ± 19.778 km2,

terdiri dari 4 (empat) Daerah Aliran Sungai (DAS), yaitu DAS

Bengawan Solo dengan luas ± 16.100 km2, DAS Kali Grindulu dan

Kali Lorog di Pacitan seluas ± 1.517 km2, DAS kecil di kawasan

Page 76: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

pantai utara seluas ± 1.441 km2 dan DAS Kali Lamong seluas ± 720

km2. DAS Bengawan Solo merupakan DAS terluas di WS Bengawan

Solo yang meliputi Sub DAS Bengawan Solo Hulu, Sub DAS Kali

Madiun dan Sub DAS Bengawan Solo Hilir. Sub DAS Bengawan Solo

Hulu dan sub DAS Kali Madiun dengan luas masing-masing ± 6.072

km2 dan ± 3.755 km2. Bengawan Solo Hulu dan Kali Madiun

mengalirkan air dari lereng gunung berbentuk kerucut yakni Gunung

Merapi (± 2.914 m), Gunung Merbabu (± 3.142 m) dan Gunung Lawu

(± 3.265 m), sedangkan luas Sub DAS Bengawan Solo Hilir adalah ±

6.273 km2. Secara administratif WS Bengawan Solo mencakup 17

(tujuh belas) kabupaten dan 3 (tiga) kota, yaitu: Kabupaten Boyolali,

Klaten, Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar, Sragen,Blora, Rembang,

Ponorogo, Madiun, Magetan, Ngawi, Bojonegoro, Tuban. Lamongan,

Gresik dan Pacitan. Kota yang dilalui sungai Bengawan Solo adalah

Surakarta, Madiun dan Surabaya.

c. Kondisi Meteorologi Sungai Bengawan Solo

Wilayah Sungai (WS) Bengawan Solo merupakan daerah yang

beriklim tropis, dimana musim kemarau terjadi sekitar bulan Mei –

Oktober sedangkan musim hujan terjadi pada bulan Nopember – April,

dengan kelem-baban rata-rata 80%, suhu bulanan rata-rata 26,7°C,

lama penyinaran rata-rata bulanan 6,3 jam, kecepatan angin rata-

rata bulanan 1,2 m/det . (Departemen Pekerjaan Umum, 2008)

Page 77: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

d. Kondisi Topografi Sungai Bengawan Solo

Sungai Bengawan Solo dan tiga wilayah sekitarnya, i) Sub

Wilayah Kali Lamong, ii) Kawasan Pantai Utara dan iii) Sub Wilayah

Kali Grindulu dan Kali Lorog. Wilayah Sungai Bengawan Solo dibagi

menjadi dua bagian wilayah utama, yaitu Wilayah Sungai Bengawan

Solo Hulu dan Wilayah Sungai Bengawan Solo Hilir, pada pertemuan

dengan Kali Madiun. Wilayah atasnya terbagi menjadi dua sub bagian

wilayah : Sub SWS Bengawan Solo Hulu dan Kali Madiun dengan

luas masing-masing 6.072 km2 dan 3.755 km2, oleh gunung Lawu.

Bengawan Solo Hulu dan Kali Madiun mengalirkan air dari lereng

gunung berbentuk kerucut, yakni gunung Merapi (2,914 m), gunung

Merbabu (3,142 m) dan gunung Lawu (3,265 m). Anak-anak

sungainya banyak membawa material sedimen dari hasil erosi pada

lereng-lerengnya, sehingga mengakibatkan sedimentasi yang tinggi di

Bengawan Solo.

Wilayah Sungai Bengawan Solo Hilir mempunyai DPS seluas

6.273 km2 dan panjang alur sungai kira-kira 300 km mulai dari

pertemuan dengan Kali Madiun. Sungainya membentuk alur yang

lebar dengan kemiringan kecil/landai, melalui dataran aluvial dan

menjadi daerah yang sering digenangi banjir. Didekat muara,

wilayahnya berawa dan luas, disebut Rawa Jabung dan Bengawan

Jero. Sebelah selatan Sub SWS Kali Madiun terdapat Sub SWS Kali

Grindulu dan Kali Lorog dengan luas 1.520 km2. Wilayahnya

dikelilingi oleh pegunungan Sewu dan Samudera Indonesia.

Page 78: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Daerahnya curam, sehingga sungai-sungai di wilayahnya memiliki

kemiringan yang besar dengan arus yang cepat.

Sebelah utara Sub WS Bengawan Solo Hilir terletak Kawasan

Pantai Utara, dengan sekumpulan sungai-sungai kecil mengalir dalam

wilayah sungai yang kecil di antara bukit-bukit di Rembang dan pantai

utara Pulau Jawa. Kawasan ini mempunyai luas sekitar 1.440 km2.

e. Kondisi Geologi Sungai Bengawan Solo

Ada 6 (enam) zone geo-morfologi memanjang dari Timur-Barat,

sejajar dengan garis pantai pulau Jawa yaitu: Zona Semarang-

Rembang, Rembang, Randublatung, Kendeng, Solo dan Pegunungan

di selatan. Dimana 6 zona membentuk secara berselang zona tertekan

dan zona terangkat, disebabkan oleh aktivitas tektonik. Zona-zona

Semarang-Rembang, Randublatung dan Solo (daerah rendah)

terbentuk oleh batuan dasar yang terdepresi, dan tertutup endapan

muda. Gunung api tunggal terdapat di zona-zona Semarang-Rembang

dan Solo. Zona Rembang dan Kendeng (perbukitan) terbentuk oleh

terangkatnya batuan dasar pada masa Tertier (30-2 juta tahun yang

lalu), sehingga, pada zona-zona tersebut tersebar batuan sangat lunak

dan tertutup material lepas tipis.

Pegunungan di sebelah selatan membentuk topografi yang curam

oleh terangkatnya batuan dasar pada masa Tertier. Batuan dasar pada

di wilayah ini relatif keras dan keadaan bukit-bukit yang bergelombang

terbentuk oleh erosi dalam jangka lama pada batuan dasar tersebut.

Page 79: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

2. Kondisi Umum Wilayah Penelitian

Penelitian yang berjudul Analisis Kesediaan membayar

(willingness to pay) mitigasi banjir di Eks Karisidenan Surakarta ini

wilayah penelitianya mencakup 9 kecamatan yakni Masaran, Sidoharjo,

kebakkramat, Mojolaban, Tawangsari, Bayat, Gantiwarno, Cawas dan

Juwiring.

a. Kecamatan Masaran

1) Kondisi Geografis

a) Batas Wilayah

Sebelah Utara : Kec. Plupuh

Sebelah Timur : Kec. Sidoharjo

Sebelah Selatan : Kec. Kedawung

Sebelah Barat : Kec. Kebakkramat

b) Luas Wilayah

Tabel 4.1 Luas Wilayah Masaran Sawah 3030 km2

Bukan Sawah 1374 km2

Total : 4404 km2

Sumber: BPS, Kec. dalam Angka 2012

Kecamatan Kebakkramat ini memiliki wilayah seluas 4404

km2 terdiri dari sawah 3030 km2 dan luas bukan sawah seluas 1374

km2.

c) Pembagian Administratif

Page 80: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Jumlah Desa : 13 desa

Jumlah RT : 455 RT

Jumlah KK : 20.374 KK

Jumlah Penduduk : 66.400 Jiwa

2) Data luas genangan akibat banjir

Tabel 4.2 Luas Genangan Banjir Masaran

Sumber : Monografi Desa 2007

Tabel 4.2 menjelaskan bahwa di kecamatan Masaran yang

tregenang air banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo

mayoritas adalah lahan sawah sebesar 113 Ha.

b. Kecamatan Sidoharjo

1) Kondisi Geografis

a) Batas Wilayah

Sebelah Utara : Kec. Tanon, Sukodono

Sebelah Timur : Kec. Sragen

Sebelah Selatan : Kec. Karangmalang

Sebelah Barat : Kec. Masaran

b) Luas Wilayah

Tabel 4.3 Luas Penggunaan Lahan Kec. Sidoharjo

NO DESA

Luas Genangan

Sawah (Ha)

1. SIDODADI 16 2. JATI 10 3. KLIWONAN 20 4. PRINGANOM 30 5. KARANGMALANG 20

6 PILANG 17

JUMLAH 113

Page 81: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Irigasi 632 Ha Sawah tadah hujan 1.097,80 Ha Tanah Kering 2.384,53 Ha Tanah Hutan 309,34 Ha Lapangan 8,83 Ha Kuburan 25,86 Ha Lain-lain 96,96 Ha

Total : 4.555,32 Ha Sumber: BPS, Kec. dalam Angka 2012

Tabel 4.3 terlihat bahwa luas wilayah Kecamatan Sidoharjo

adalah seluas 4.555,32 Ha. Lahan yang paling luas adalah tanah

kering 2.384,53 Ha dan selanjutnya urutan luas kedua adalah luas

sawah tadah hujan seluas 1.097,80 Ha.

c) Pembagian Administratif

Jumlah Desa : 12 desa

Jumlah kebayanan : 36 kebayanan

Jumlah RT : 307 RT

Jumlah KK : 17.055 KK

Jumlah Penduduk : 51.085 Jiwa

2) Data Luas Genangan

Tabel 4.4 Luas Genangan Kec. Sidoharjo

Sumber: Monografi Desa 2007

No DESA

LUAS GENANGAN

JUMLAH SAWAH(Ha) PEKARANGAN(Ha) LAIN2 (Ha)

1. SIDOHARJO 100 27 12 139

2. JETAK 120 75 9 204

3. DUYUNGAN 25 0 0 25

4. PURWOSUMAN 0 0 0 0

5. BENTAK 168 19 7 194

6. PATIHAN 150 127 4 281

7. TENGGAK 116 33 2,5 151,5

8. TARAMAN 60 33 1,2 94,2

9. SINGOPADU 40 20 0 60

10. JAMBANAN 200 0 0 200

11. PANDAK 197,83 77,35 3,75 278,93

12. SRIBIT 198,96 68 3,58 270,54

JUMLAH 1375,79 479,35 43,03 1898,17

Page 82: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Tabel 4.4 adalah data tahun 2007 menjelaskan bahwa desa

Pandak dan Sribit keseluruhan wilayah tegenang air dengan kedalaman

2 meter di dalam rumah, dan diluar rumah mencapai 3 - 4 meter,

sedangkan untuk desa-desa yang lain kedalaman rata-rata mencapai 1 -

1,5 meter.

c. Kecamatan Kebakkramat

1) Kondisi Geografis

a) Batas Wilayah

Sebelah Utara : Kab. Sragen

Sebelah Timur : Kec. Tasik madu

Sebelah Selatan : Kec. Jaten

Sebelah Barat : Kec. Gondangrejo

b) Luas Wilayah

Tabel 4.5 Luas Wilayah Kec. Kebakkramat

Sawah 2.108,57 Ha Tanah Kering 1.438,26 Ha Lain-lain 99,810 Ha

Total : 3646.64 Ha Sumber: BPS, Kec. dalam Angka 2012

Kecamatan Kebakkramat ini memiliki wilayah seluas

3646.64 Ha terdiri dari sawah 2.108,57 Ha, tanah kering 1.438,26

Ha dan luas lain-lain seluas 99,810 Ha.

c) Pembagian Administratif

Jumlah Desa : 10 desa

Jumlah kebayanan : 60 kebayanan

Jumlah RT : 391 RT

Page 83: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Jumlah KK : 14.017 KK

Jumlah Penduduk : 59.178 Jiwa

2) Genangan Banjir

Genangan banjir terakhir pada Januari 2012 di kec. Kebakkramat

menggenangi 2 desa yaitu desa kali wuluh dan Waru. 7 unit rumah

tergenang dan 19 Ha sawah terendam.

d. Kecamatan Mojolaban

1) Kondisi Geografis

a) Batas Wilayah

Sebelah Utara : Kab. Karanganyar

Sebelah Timur : Kab. Karanganyar

Sebelah Selatan : Kec. Polokarto

Sebelah Barat : Kec. Grogol

b) Luas Wilayah

Tabel 4.6 Luas Wilayah Kec. Mojolaban

Sawah 2234 km2

Bukan Sawah 1320 km2

Total : 3554 km2

Sumber: BPS, Kec dalam Angka 2011

Kecamatan Mojolaban memiliki wilayah seluas 3554 km2,

terdiri dari sawah seluas 2234 km2 dan bukan sawah seluas 1320

km2.

c) Pembagian Administratif

Jumlah Desa : 15 desa

Jumlah kebayanan : 52 kebayanan

Jumlah Dukuh : 134 dukuh

Jumlah RT : 531 RT

Page 84: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Jumlah KK : 23.146 KK

Jumlah Penduduk : 79.427 Jiwa

3) Genangan Banjir

Banjir pada Februari 2012 di kecamatan Mojolaban merendam

lahan sawah seluas 28,5 Ha.

e. Kecamatan Tawangsari

1) Kondisi Geografis

a) Batas Wilayah

Sebelah Utara : Kec. Sukoharjo

Sebelah Timur : Kec. Nguter

Sebelah Selatan : Kec. Bulu

Sebelah Barat : Kec. Weru

b) Luas Wilayah

Tabel 4.7 Luas wilayah Kec. Tawangsari

Sawah 1.656 km2

Bukan Sawah 2.342 km2

Total : 3.998 km2

Sumber: BPS, Kec. dalam Angka 2011

Kecamatan Tawangsari memiliki wilayah seluas 3998 km2,

terdiri dari sawah seluas 1.656 km2 dan bukan sawah seluas 2.342

km2.

c) Pembagian Administratif

Jumlah Desa : 12 desa

Jumlah kebayanan : 38 kebayanan

Jumlah Dukuh : 129 dukuh

Jumlah RT : 321 RT

Page 85: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Jumlah KK : 15.845 KK

Jumlah Penduduk : 58.885 Jiwa

2) Genangan Banjir

Luas Genangan Rata-rata tiap terjadi Banjir Kec. Tawangsari

seluas 30 Ha

f. Kecamatan Bayat

1) Kondisi Geografis

a) Batas Wilayah

Sebelah Utara : Kec. Trucuk

Sebelah Timur : Kec. Cawas

Sebelah Selatan : Kab. Sukoharjo

Sebelah Barat : Kec. Wedi

b) Luas Wilayah

Tabel 4.8 Luas Wilayah kec. Bayat

Sawah 816 km2

Bukan Sawah 785 km2

Lain-Lain 2.342 km2

Total : 3.943 km2

Sumber: BPS, Kec. dalam Angka 2012

Kecamatan Tawangsari memiliki wilayah seluas 3943 km2,

terdiri dari sawah seluas 816 km2, bukan sawah seluas 785 km2 dan

lainya seluas 2.342 km2.

c) Pembagian Administratif

Jumlah Desa : 18 desa

Jumlah Dukuh : 228 dukuh

Jumlah RT : 450 RT

Jumlah KK : 20.300 KK

Page 86: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Jumlah Penduduk : 64.253 Jiwa

2) Genangan Banjir

Banjir per Januari 2012 menggenangi luas sawah kec. Bayat

seluas 50 Ha, 30 m Tanggul dan 103 unit rumah.

g. Kecamatan Gantiwarno

1) Kondisi Geografis

a) Batas Wilayah

Sebelah Utara : Kec. Jogonalan

Sebelah Timur : Kec. Wedi

Sebelah Selatan : DIY

Sebelah Barat : Kec. Prambanan

b) Luas Wilayah

Tabel 4.9 Luas Wilayah Kec. Gantiwarno

Sawah 1.625 km2

Bukan Sawah 155 km2

Lain-lain 784 km2

Total : 2.564 km2

Sumber: BPS, Kec. dalam Angka 2012

Kecamatan Gantiwarno memiliki wilayah seluas 2.564 km2,

terdiri dari sawah seluas 1.625 km2, bukan sawah seluas 155 km2

dan lainya seluas 784 km2

c) Pembagian Administratif

Jumlah Desa : 16 desa

Jumlah Dukuh : 149 dukuh

Jumlah RT : 307 RT

Page 87: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Jumlah KK : 14.627 KK

Jumlah Penduduk : 41.172 Jiwa

2) Genangan Banjir

Banjir per Januari 2012 menggenangi lahan sawah seluas 67 Ha

dan tanggul sepanjang 72 m.

h. Kecamatan Cawas

1) Kondisi Geografis

a) Batas Wilayah

Sebelah Utara : Kec. Karangdowo dan Kec. Pedan

Sebelah Timur : Kab. Sukoharjo

Sebelah Selatan : Kab. Sukoharjo

Sebelah Barat : Kec. Bayat

b) Luas Wilayah Tabel 4.10 Luas Wilayah Kec. Cawas

Sawah 2.318 km2

Bukan Sawah 46 km2

Lain-lain 1.083 km2

Total : 3.447 km2

Sumber: BPS, Kec. dalam Angka 2012

Kecamatan Cawas memiliki wilayah seluas 3.447 km2,

terdiri dari sawah seluas 2.318 km2, bukan sawah seluas 46 km2

dan lainya seluas 1.083 km2.

c) Pembagian Administratif

Jumlah Desa : 20 desa

Jumlah Dukuh : 238 dukuh

Jumlah RT : 500 RT

Jumlah KK : 18.247 KK

Jumlah Penduduk : 66.152 Jiwa

Page 88: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

2) Genangan Banjir

Banjir Januari 2012 menggenangi lahan sawah seluas 125 Ha,

rumah 90 unit dan tanggul 30 m.

i. Kecamatan Juwiring

1) Kondisi Geografis

a) Batas Wilayah

Sebelah Utara : Kec. Wonosari

Sebelah Timur : Kota Surakarta

Sebelah Selatan : Kec. Karangdowo dan Kec. Pedan

Sebelah Barat : Kec. Delanggu

b) Luas Wilayah Tabel 4.11 Luas wilayah Kec. Juwiring

Sawah 2.007 km2

Bukan Sawah 12 km2

Lain-lain 960 km2

Total : 2.979 km2

Sumber: BPS, Kec. dalam Angka 2012

Kecamatan Juwiring memiliki wilayah seluas 2.979 km2,

terdiri dari sawah seluas 2.007 km2, bukan sawah seluas 12 km2

dan lainya seluas 960 km2

c) Pembagian Administratif

Jumlah Desa : 19 desa

Jumlah Dukuh : 208 dukuh

Jumlah RT : 416 RT

Jumlah KK : 16.370 KK

Page 89: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Jumlah Penduduk : 61.208 Jiwa

2) Genangan Banjir

Banjir besar terakhir terjadi di kecamatan Juwiring pada Mei 2011,

400 unit rumah dan 10 Ha sawah terendam.

B. Karakteristik Responden

Penelitian yang berjudul Analisis Kesediaan membayar (willingness to

pay) mitigasi banjir di Eks Karisidenan Surakarta dengan mengambil sampel

sebanyak 150 responden yang tersebar di 9 kecamatan yakni Masaran,

Sidoharjo, kebakkramat, Mojolaban, Tawangsari, Bayat, Gantiwarno, Cawas

dan Juwiring. Karakteristik responden diuraikan di bawah ini:

a. Pendapatan

Tabel 4.13 menunjukan jumlah pendapatan yang diperoleh

reponden per bulannya. Persentase pendapatan responden yang paling

banyak Rp 1.000.000,- sampai dengan kurang dari Rp 2.000.0000,- per

bulan 41% sebanyak 62 orang, sisanya kurang dari 500.000,- per bulan

sebanyak 9 orang, Rp 500.000,- sampai dengan kurang dari Rp

1.000.0000,- per bulan sebanyak 28 orang, Rp 2.000.000,- sampai dengan

kurang dari Rp 3.000.0000,- per bulan sebanyak 17 orang, dan lebih besar

dari Rp 5.000.000,- sebanyak 12 orang. Hasil tersebut menunjukan bahwa

rata-rata penduduk didaerah rawan banjir adalah masyarakat kurang

mampu atau kalangan menengah ke bawah.

Page 90: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Tabel 4.13 Karakteristik Responden Menurut Pendapatan per Bulan

No. Pendapatan (Rupiah) Jumlah Responden

Prosentase (%)

1. 0 - 500.000 9 6 2. 500.000-1.000.000 28 19 3. 1.000.000-2.000.000 62 41 4. 2.000.000-3.000.000 17 11 5. 3.000.000-5.000.000 22 15 6. 5.000.000-10.000.000 12 8

Jumlah 150 100 (Sumber: Data primer diolah, 2012)

b. Usia

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, usia responden didaerah

rawan banjir yang termuda berumur 34 tahun dan yang tertua berumur 83

tahun. Pada Tabel 4.14 menggambarkan bahwa rata-rata responden di

daerah rawan banjir berada pada tingkat kelompok usia 51 – 60 tahun

yakni sebanyak 47% dari total 150 responden yang telah diteliti. Hal itu

membuktikan bahwa rata-rata responden yang berada di daerah rawan

banjir eks Karisidenan Surakarta berada pada fase usia yang tidak

produktif.

Tabel 4.14 Karakteristik Responden Menurut Tingkat Usia

No. Tingkat Usia (tahun) Jumlah Responden Prosentase (%) 1. 0 40 14 9 2. 41 – 50 39 26 3. 51 – 60 70 47 4. 61 – 70 24 16 5. 71 83 3 2

Jumlah 150 100 (Sumber: Data primer diolah, 2012) c. Tingkat Pendidikan

Page 91: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Berdasarkan Tabel 4.15 menunjukkan tingkat pendidikan atau lama

responden dalam mendapatkan pendidikan formal. Dari 150 responden

yang paling dominan berpendidikan sekolah dasar adalah 54%. Tingkat

pendidikan dapat mempengaruhi pola pikir responden terhadap tindakan

mitigasi responden. Semakin tinggi tingkat pendidikan diharapkan pola

pikir responden semakin rasional.

Tabel 4.15 Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Responden Prosentase (%) 1. SD 87 58 2. SMP 22 15 3. SMA 34 22 5. Sarjana 7 5

Jumlah 150 100 (Sumber: Data primer diolah, 2012)

Tabel 4.15 menunjukkan bahwa jumlah responden yang

berpendidikan SD sebanyak sebanyak 87 responden dengan rincian yang

berpendidikan SMP sebanyak 22 responden, SMA sebanyak 34 responden

dan Sarjana 7 responden. Rata-rata pendidikan responden hanya lulus SD.

d. Jumlah Anggota Keluarga

Pada Tabel 4.16 menunjukkan jumlah anggota keluarga yang

merupakan tanggungan kepala rumah tangga di daerah rawan banjir. Dari

150 responden yang jumlah anggota keluarga yang masih jadi beban

tanggungan kepala rumah tangga sebanyak 280 orang anggota keluarga,

yang paling besar berada di Kecamatan Sidoharjo 46%, dan yang paling

sedikit di Kecamtan Bayat sebesar 3% atau 19 orang.

Page 92: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Tabel 4.16 Karakteristik Responden Menurut Jumlah Anggota Keluarga per KK

No. Daerah/Kecamatan Jumlah Anggota Keluarga / KK

Prosentase (%)

1. Masaran 29 5 2. Sidoharjo 280 46 3. Kebakkramat 85 14 4. Mojolaban 47 8 5. Tawangsari 67 11 6. Cawas 23 4 7. Bayat 19 3 8. Gantiwarno 22 4 9. Juwiring 35 6

Jumlah 607 100 (Sumber: Data primer diolah, 2012)

Jumlah anggota keluarga responden sebagian besar lebih dari satu

kepala keluarga (kk) yang tinggal di satu rumah, meski ada beberapa

responden yang satu rumah satu kepala keluarga. Jumlah anggota keluarga

yang paling sedikit 1 orang, sedangkan yang paling banyak 10 orang.

Jumlah anggota keluarga menunjukkan kepadatan penduduk di

daerah rawan banjir eks Karisidenan Surakarta. Diharapkan jumlah

anggota keluarga dapat mempengaruhi responden terhadap tindakan

mitigasi responden. Semakin banyak jumlah anggota keluarga yang berada

dirumah diharapkan dapat mempengaruhi responden terhadap tindakan

mitigasi responden.

e. Persepsi Dampak Kerusakan

Persepsi dampak kerusakan dalam penelitian ini di jelaskan dengan

tingkatan ringan, sedang dan berat yang ditimbulkan oleh resiko bencana

banjir di antara resiko-resiko yang mengancam kehidupan pada umumnya.

Tabel 4.17 Karakteristik Responden menurut Persepsi Dampak Kerusakan

Page 93: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

No. Tingkat kerusakan Jumlah Responden Prosentase (%) 1. Ringan 26 17 2. Sedang 92 62 3. Berat 32 21

Jumlah 150 100 (Sumber: Data primer diolah, 2012)

Pada Tabel 4.17 menjelaskan bahwa rata-rata dampak kerusakan

responden akibat banjir adalah kategori yang sedang sebanyak 92

responden (62%) dan untuk kategori dampak kerusakan yang ringan

sebesar 17% sedangkan untuk kategori dampak kerusakan berat sebesar

32%.

Semakin tinggi dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat banjir

diharapkan dapat mempengaruhi responden terhadap mitigasi banjir.

f. Jarak

Jarak yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan dalam satuan

meter (m). Jauh dekatnya sawah responden dengan Sungai Bengawa Solo

berpengaruh pada tindakan responden dalam willingness to pay (WTP)

untuk mitigasi banjir terutama mengurangi resiko gagal panen.

Semakin dekat jarak sawah responden dengan sungai Bengawan

Solo semakin tinggi resiko terkena banjir dari sungai Bengawan Solo.

Tabel 4.18 Karakteristik Responden Menurut Jarak

No. Jarak (m) Jumlah Responden Prosentase (%) 1. 0 - 50 9 6 2. 50 -100 18 12 3. 100-300 35 23 4. 300-500 30 20 5. 500-1000 45 30 6. 1000-5000 13 9

Jumlah 150 100 (Sumber: Data primer diolah, 2012)

Page 94: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Pada Tabel 4.18 menjelaskan bahwa rata-rata jarak sawah

responden dengan sungai Bengawan Solo adalah 501-1000 m yang

artinya mayoritas responden berada pada jarak ini. Jarak sawah terdekat 1

m sedangkan jarak sawah terjauh 5000 m dengan sungai Bengawan Solo.

g. Tinggi Genangan

Tinggi genangan yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan

dalam satuan centi meter (cm). Pendek tingginya genangan air yang

menggenangi sawah responden akibat banjir dari Sungai Bengawa Solo

berpengaruh pada tindakan responden dalam willingness to pay (WTP)

mitigasi banjir untuk mengurangi resiko gagal panen akibat banjir.

Semakin tinggi genangan air di sawah responden akibat banjir dari

sungai Bengawan Solo semakin tinggi resiko gagal panen.

Tabel 4.19 Karakteristik Responden Menurut Tinggi Genangan

No. Tinggi Genangan (cm)

Jumlah Responden Prosentase (%)

1. 0 - 50 5 3 2. 51 -100 66 44 3. 101-200 76 51 4. 200-300 3 2

Jumlah 150 100 (Sumber: Data primer diolah, 2012) Pada Tabel 4.19 menjelaskan bahwa rata-rata tinggi genangan

sawah responden antara 101-200 cm yang artinya mayoritas responden

Page 95: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

berada pada ketinggian ini. Ketinggian banjir yang paling dangkal adalah 50

cm, sedangkan yang paling tinggi genangan di sawah 300 cm.

h. Intensitas Banjir

Intensitas banjir yang digunakan dalam penelitian ini adalah berapa

kali terjadi banjir besar di sawah responden itu per tahunnya. Sedikit atau

banyak terjadi banjir berpengaruh pada mitigasi banjir oleh responden.

Tabel 4.20 Karakteristik Responden menurut Intensitas banjir

No. Intensitas banjir (tahun)

Jumlah Responden Prosentase (%)

1. 1 kali 67 44 2. 2 kali 28 18 3. 3 kali 55 38

Jumlah 150 100 (Sumber: Data primer diolah, 2012)

Pada Tabel 4.20 menjelaskan bahwa rata-rata banjir menggenangi

sawah responden sebanyak 1 kali per tahun, 67 responden (44%).

Intensitas banjir yang 2 kali per tahunya sebesar 18% sedangkan yang 3

kali per tahun sebesar 38%. Tingkat intensitas banjir dapat mempengaruhi

responden dalam mitigasi banjir untuk mengurangi resiko yang

ditimbulkan.

C. Analisis Data dan Pembahasan

1. Lokasi dan Pemetaan Wilayah Rawan Banjir

Penelitian yang berjudul Analisis Kesediaan membayar (willingness to

pay) mitigasi banjir di Eks Karisidenan Surakarta ini wilayah penelitiannya

Page 96: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

mencakup dalam 4 Kabupaten, 9 kecamatan dan terbagi menjadi 21

desa/kelurahan. Di masing-masing desa penelitian tingkat kerawanan banjir

berbeda, dapat dilihat pada gambar 4.1 dibawah ini:

(Sumber: Data primer diolah, 2012)

Gambar 4.1 Peta Tingkat Kerawanan Banjir

Page 97: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat kerawanan

bencana banjir suatu wilayah bisa dilihat dari beberapa faktor sebagai berikut:

1. Wilayah yang masuk dalam Daerah Aliran Sungai, dalam penelitian ini

adalah wilayah-wilayah yang di lintasi Sungai Bengawan Solo, jadi jika

air Bengawan Solo meluap, wilayah ini terancam banjir. Semakin dekat

jarak wilayah/desa dengan Sungai Bengawan Solo semakin tinggi tingkat

kerawanan banjir. Rata-rata jarak wilayah desa yang rawan bencana

banjir denga Sungai Bengawan Solo 500-1000 meter (m).

2. Wilayah-wilayah dibantaran Sungai Bengawan Solo yang berkontur datar

sehingga pada musim hujan muka tanah hampir sejajar dengan muka air

Bengawan Solo. Wilayah ini mempunyai tingkat kerawanan banjir yang

tinggi.

3. Wilayah yang sudah terjadi perubahan guna lahan yang tidak sesuai

dengan perencanaan terutama pada daerah bantaran sungai dan badan-

badan saluran untuk permukiman. Daerah seperti ini tingkat kerawanan

banjir juga besar.

4. Wilayah yang hampir semua kawasan merupakan lahan terbangun dan

kawasan resapan yang ada sangat kecil. Di daerah seperti ini mempunyai

tingkat kerawanan banjir yang tinggi.

5. Wilayah yang masuk daerah Aliran Sungai Bengawan Solo yang ada

tanggul buat pengendali banjir tapi karena kurangnya pemeliharaan

tanggul menyebabkan berkurangnya kekuatan tanggul akibat erosi.

Page 98: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Tabel 4.12 Tingkat kerawanan Banjir Desa No Desa/Kelurahan Tingkat kerawanan

1. Tenggak Tinggi

2. Bentak Tinggi

3. Patihan Tinggi

4. Taraman Tinggi

5. Sidoharjo Tinggi

6. Sribit Tinggi

7. Pandak Tinggi

8. Jetak Tinggi

9. Laban Tinggi

10. Gadingan Tinggi

11. Tegal Made Tinggi

12. Waru Tinggi

13. Tangkisan Sedang

14. Kateguhan Tinggi

15. Jetis Tinggi

16. Gondangsari Tinggi

17. Baran Sedang

18. Tirtomarto Sedang

19. Kragilan Sedang

20. Burikan Sedang

21. Karangmalang Sedang

Sumber : Analisis data primer dan data sekunder Tahun 2012

Desa-desa yang tingkat kerawanan banjir tinggi adalah desa yang dilintasi

oleh sungai besar, yaitu Sungai Bengawan Solo, apabila Sungai Bengawan

Solo banjir dan meluap maka desa-desa yang dikategorikan tingkat

kerawananya tinggi akan terendam banjir dan kalau dilihat dari bentuk desa-

desa yang berkategori tingkat kerawanan banjir tinggi memang desa-desa itu

Page 99: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

berpotensi terhadap bencana banjir, bentuk desa yang berkelok-kelok dengan

dilalui Sungai Bengawan Solo yang bentuknya mengikuti bentuk desa, desa

tersebut sangat rawan terkena banjir sedangkan untuk desa-desa yang tingkat

kerawanananya sedang, desa tersebut jaraknya tidak berdekatan dengan sungai

bengawan solo.

2. Analisis Deskriptif Banjir Bengawan Solo

a. Sejarah Banjir Sungai Bengawan Solo

Bengawan Solo merupakan sungai terbesar dan terpanjang di Pulau

Jawa, terletak di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur, dengan panjang ±

600 Km, dan luas daerah aliran ± 16.100 Km2. Berdasarkan wilayah

administrasinya aliaran air Bengawan Solo melalui 17 Kabupaten dan 3

kota Jawa Tengah dan Jawa Timur. Secara fisik, alur utama Sungai

Bengawan Solo berawal dari sungai-sungai yang ada di Kabupaten

Wonogiri yang mengalir ke Waduk Gajah Mungkur, dari Waduk Gajah

Mungkur inilah arus Sungai Bengawan Solo menjadi semacam satu-

satunya pengendali arus aliran Sungai Bengawan Solo. Apabila kondisi

waduk berfungsi secara optimal maka banjir di aliran Sungai Bengawan

Solo dapat dikendalikan dengan baik. Hal itu terbukti sejak Waduk Gajah

Mungkur difungsikan (1978) sudah tidak terjadi banjir besar seperti yang

terjadi pada tahun 1965. Banjir besar kembali melanda di kawasan aliran

Sungai Bengawan Solo yang terjadi pada akhir tahun 2007 sampai tahun

2012, dikarenakan fungsi Waduk Gajah Mungkur yang sudah tidak lagi

optimal. Ketidak-optimalan fungsi waduk itu disebabkan oleh beberapa

Page 100: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

faktor, yaitu sedimentasi dan kerusakan bangunan tanggul waduk.

Sedimentasi yang terjadi di waduk dewasa ini lebih dari 3 juta meter kubik

setiap tahun. Dengan terjadinya sedimentasi yang begitu cepat sehingga

fungsi waduk sebagai penampung air menjadi berkurang secara signifikan.

Faktor yang kedua adalah karena kerusakan bangunan tanggul yang

berwujud retakan-retakan. Kejadian tersebut dapat dilihat dari Gambar 4.1

dibawah ini.

(Sumber: Data primer diolah, 2012)

Gambar 4.1 Sejarah Banjir 4 Kabupaten Lokasi Penelitian

Gambar 4.1 merupakan sejarah banjir Sungai Bengawan Solo dari

tahun 1965 sampai dengan 2007 sampai awal 2008 yang di mana banjir

besar terulang kembali. Seperti yang dituturkan Pak Atmo siyem warga

Cabeyan, Tenggak berikut ini:

“Banjir yang paling besar desa Tenggak ini terjadi pada tahun 1965, kerusakan akibat banjir pada saat itu sangat parah. Rumah-

Banjir Besar DAS Bengawan Solo

Th 1965

Membuat Waduk Gajah Mungkur

Sebagai penampung air Th 1978 Sedimentasi, kerusakan

bangunan tanggul dan Perubahan struktur

Sungai

Fungsi Waduk Gajah Mungkur Tidak Optimal

Banjir Besar DAS Bengawan Solo 2007-

2012

Banjir Kecil DAS Bengawan Solo

Page 101: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

rumah dan pekarangan desa Tenggak terendam banjir selama sehari semalam sedangkan di persawahan 4 hari. Namun sejak pemerintah membangun Waduk Gajah Mungkur, banjir tidak terjadi lagi sehingga masyarakat merasa aman, tetapi tidak disangka banjir terjadi lagi mulai tahun 2007 sampai sekarang bisa dipastikan kalau musim penghujan terjadi banjir”.

Banjir tersebut disebabkan karena hujan deras di kawasan hulu serta

pendangkalan sungai dan perubahan struktur sungai di daerah Sub DAS

Bengawan Solo.

b. Kejadian Banjir Sungai Bengawan Solo

Banjir yang terjadi pada tanggal 26-29 Desember 2007 dan 30

Januari 2009 temasuk kategori banjir besar yang terjadi di Sungai

Bengawan Solo selain banjir yang terjadi sekitar tahun 1965. Masyarakat

menganggap bahwa setelah dibangunnya Waduk Gajah Mungkur tidak

akan terjadi banjir besar lagi, masyarakat sudah merasa aman dengan

adanya waduk tersebut.

Kejadian banjir tahun itu tidak hanya dikarenakan oleh hujan deras

yang melanda disekitar wilayah DAS Bengawan Solo tetapi juga dengan

Waduk Gajah Mungkur yang sudah tidak berfungsi secara optimal karena

pendangkalan yang hebat, selain itu gempa tahun 2006 juga berakibat pada

kondisi waduk yang beberapa bagian dindingnya retak. Kondisi ini

menyebabkan volume air yang dapat ditampung tidak maksimal sehingga

semestinya belum dibuka pintu air waduk saat musim hujan terpaksa

dibuka karena ditakutkan waduk akan jebol, dengan dibukanya pintu air

waduk maka memyebabkan banjir.

Page 102: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Kejadian banjir besar tersebut melanda kabupaten/kota di

sepanjang aliran sungai Bengawan Solo di antaranya yaitu : Solo,

Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, Ponorogo, Madiun, Cepu,

Bojonegoro, Tuban, Babat, Lamongan, Gresik dan daerah di sekitarnya

yang menimbulkan kerusakan.

Pemahaman masyarakat terhadap daerah mereka yang rawan banjir

sebenarnya sudah cukup baik, masyarakat di DAS Bengawan Solo di

wilayah penelitian telah memahami tanda-tanda akan terjadinya banjir,

berikut penuturan informan Pak Sastro Wiryono warga dusun ketonggo,

Masaran.

“Tanda-tanda jika akan terjadi banjir biasanya ditandai dengan turunnya hujan deras cukup lama yang merata dari atas (daerah hulu sungai) sampai daerah sini sehingga air sungai Bengawan Solo semakin banyak dan airnya terlihat hitam gelap, banyak sampah-sampah yang terbawa arus sungai serta ada bau yang menyengat.Tanda-tanda ini maka dapat dipastikan akan terjadi banjir”.

Kejadian banjir yang terjadi pada tahun 2007-2012 cukup

meresahkan penduduk di sekitar DAS Bengawan Solo, akibat banjir

rumah-rumah mereka dan sawahnya terendam air sehingga mengakibatkan

aktivitas penduduk lumpuh total terutama banjir yang terjadi akhir tahun

2007, walau banjirnya hanya satu hari satu malam namun sempat membuat

penduduk tidak bisa keluar rumah dan bertahan di dalam rumah menunggu

air surut.

Kondisi jika terjadi banjir diwilayah penelitian Kabupaten Sragen

cukup memprihatinkan sebab air yang menggenangi desa-desa mereka

Page 103: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

tidak hanya dari air hujan dan air sungai Bengawan Solo tetapi juga dari

air sungai Grompol sehingga dampak kerugian akibat banjir lebih besar.

c. Kerugian Akibat Banjir Sungai Bengawan Solo

Kerugian akibat banjir besar seperti terjadinya pengikisan lahan

penduduk pinggir sungai khususnya yang berada di tikungan Sungai

Bengawan Solo, hal ini membuat luas wilayah desa semakin berkurang,

korban jiwa, berbagai kerusakan fisik seperti terendamnya perumahan,

sawah, pekarangan, jembatan putus, talud ambrol, sarana dan prasarana

umum terendam, PDAM macet, air sulit didapat, lalu lintas terendam,

harta benda hanyut atau busuk, terganggunya kesehatan terutama pada

anak-anak, dan setelah banjir timbul penyakit gatal-gatal,masuk angin,

diare,batuk dan pilek serta kerugian-kerugian lainya.

Penduduk di daerah DAS Bengawan Solo mayoritas

bermatapencaharian sebagai petani jadi jika terjadi banjir besar kerugian

yang paling besar adalah di bidang pertanian. Terjadi gagal panen karena

padi yang belum siap panen terendam air dan membusuk. Kerusakan padi

juga dipicu oleh kualitas air yang merendam tanaman padi sangat jelek

karena tercemari oleh buangan air limbah pabrik, misalnya di wilayah

sragen faktor tambahnya rusak tanaman sewaktu banjir karena bukan saja

buangan zat kimia dari pembatik tetapi juga limbah dari pabrik alcohol PT

Acidatama. Para petani merasa rugi karena tidak ada harapan atau

penghasilan dari hasil pertaniannya, semua tanaman di sawah tidak dapat

diharapkan karena rusak akibat banjir. Sawah baru bisa ditanami setelah

Page 104: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

air sungai normal kembali dan tidak ada limbah industri. Butuh beberapa

waktu yang cukup lama sampai bulanan untuk kembali mengerjakan

sawahnya dan ditanami kembali. Dampak banjir membuat petani

terganggu perekonomiannya. Hal ini dibenarkan oleh seorang petani dari

dusun Sribit, Sidoharjo (Pak Supriyadi) yang mengatakan bahwa:

“jika terjadi banjir dan sawah saya itu hanya terendam air banjir satu hari satu malam tanaman masih bisa diselamatkan walaupun nanti hasilnya cuman dapat 50 persen dari hasil normal tetapi kalau banjir merendam sawah lebih dari dua hari berarti saya gagal panen karena tanaman mati akibat genangan air hujan dan air limbah yang mengalir ke sawah. saya tidak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa menunggu masa tanam berikutnya dan harus mengolah tanah sedemikian rupa hingga punya kemampuan untuk ditanami lagi”.

d. Tindakan Mitigasi Masyarakat dan Pemerintah

Coburn et al. (1992) mendefinisikan mitigasi bencana sebagai

pengambilan tindakan-tindakan untuk mengurangi pengaruh-pengaruh

suatu bahaya sebelum bahaya itu terjadi. Istilah mitigasi berlaku untuk

cakupan yang luas dari aktifitas-aktifitas dan tindakan-tindakan

perlindungan yang mungkin diawali, dari yang fisik, seperti membangun

bangunan-bangunan yang lebih kuat, sampai dengan yang prosedural,

seperti teknik-teknik yang baku untuk menggabungkan penilaian bahaya di

dalam rencana penggunaan lahan. Dalam usaha mengurangi dampak yang

ditimbulkan banjir, seringkali penanganan masalah banjir ditekankan pada

usaha struktural dan dibebankan secara keseluruhan kepada pemerintah.

Sama halnya tindakan mitigasi di daerah penelitian.

Hasil dari penelitian ini upaya untuk melakukan tindakan mitigasi,

masyarakat cenderung pasrah akan keadaan yang terjadi karena banyak

Page 105: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

faktor yang menyebabkan hal yang demikian di antaranya seperti himpitan

ekonomi, lokasi atau tempat dimana masyarakat tinggal, kondisi sosial

ekonomi, jarak rumah dengan sungai, dampak kerusakan dan tinggi

genangan. Adapun tindakan mitigasi masyarakat yang dilakukan guna

mengurangi kerugian, berikut ini beberapa warga yang melakukan

tindakan mitigasi sesuai dengan situasi kondisi dan kemampuan yang

dimiliki.

Tabel 4.20 Tindakan Mitigasi Masyarakat No. Nama Alamat Jenis Mitigasi 1. Kerto Wiyono Ketonggo, Patihan,

Sidoharjo Menabung dalam bentuk asset yang bergerak

2. Jumino Laban, Mojolaban Menyimpan sebagian hasil panen dalam lumbung dan menjualnya secara berangsur

3. Amat Rejo Tangkisan, Tawangsari

Pemanfaatan kredit informal (utang)

4. Mulyono Kedungringin, Waru, Karanganyar

Menabung dari hasil non pertanian

5 Joko Sumarto Jetis, Juwiring,Klaten

Memelihara ternak sapi (diversifikasi usaha tani)

(Sumber: Data primer diolah, 2012)

Data Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo menjelaskan

bahwa upaya pengendalian banjir harus dengan keterpaduan antara upaya

fisik teknis dan non-teknis seperti perilaku manusia dalam mengubah

fungsi lingkungan, perubahan tata ruang secara massive di kawasan

budidaya yang menyebabkan daya dukung lingkungan menurun drastis,

serta pesatnya pertumbuhan permukiman dan industri yang mengubah

keseimbangan fungsi lingkungan sehingga menyebabkan kawasan retensi

Page 106: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

banjir (retarding basin) berkurang. Penanganan fisik dan non-fisik dalam

upaya pengendalian banjir dapat diwujudkan melalui beberapa hal sebagai

berikut:

1) Pengendalian tata ruang.

Pengendalian tata ruang dilakukan dengan perencanaan

penggunaan ruang sesuai kemampuannya dengan mempertimbangkan

permasalahan banjir, pemanfaatan lahan sesuai dengan peruntukannya

serta penegakan hukum terhadap pelanggaran rencana tata ruang yang

telah memperhitungkan Rencana Induk Pengembangan Wilayah

Sungai.

2) Pengaturan debit banjir

Pengaturan debit banjir dilakukan melalui kegiatan penanganan

fisik berupa pembangunan dan pengaturan bendungan, perbaikan

sistem drainase perkotaan, normalisasi sungai dan daerah retensi

banjir. Pengaturan daerah rawan banjir.

Pengaturan daerah rawan banjir dilakukan dengan cara:

a) Pengaturan tata guna lahan dataran banjir (flood plain

management).

b) Penataan daerah lingkungan sungai seperti: penetapan garis

sempadan sungai, peruntukan lahan di kiri kanan sungai,

penertiban bangunan di sepanjang aliran sungai.

Page 107: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

3) Peningkatan peran masyarakat.

Peningkatan peran masyarakat dalam pengendalian banjir

diwujudkan dalam:

a) Pengembangan Sistem Peringatan Dini Berbasis Masyarakat

b) Bersama-sama dengan Pemerintah dan Pemerintah Daerah

menyusun dan mensosialisasikan program pengendalian banjir.

c) Mentaati peraturan tentang pelestarian sumberdaya air antara lain

tidak melakukan kegiatan kecuali dengan ijin dari pejabat yang

berwenang untuk:

d) mengubah aliran sungai;

e) mendirikan, mengubah atau membongkar bangunan-bangunan di

dalam atau melintas sungai.

f) membuang benda-benda/bahan-bahan padat dan atau cair ataupun

yang berupa limbah ke dalam maupun di sekitar sungai yang

diperkirakan atau patut diduga akan mengganggu aliran,

g) pengerukan atau penggalian bahan galian golongan C dan atau

bahan lainnya.

h) pengaturan untuk mengurangi dampak banjir terhadap masyarakat

(melalui Penyediaan informasi dan pendidikan, Rehabilitasi,

rekonstruksi dan atau pembangunan fasilitas umum, Melakukan

penyelamatan, pengungsian dan tindakan darurat lainnya dan lain-

lain).

4) Pengelolaan Daerah Tangkapan Air

Page 108: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Pengelolaan daerah tangkapan air dalam pengendalian banjir

antara lain dapat dilakukan melalui kegiatan:

a) Pengaturan dan pengawasan pemanfaatan lahan (tata guna hutan,

kawasan budidaya dan kawasan lindung)

b) Rehabilitasi hutan dan lahan yang fungsinya rusak

c) Konservasi tanah dan air baik melalui metoda vegetatif, kimia,

maupun mekanis

d) Perlindungan/konservasi kawasan - kawasan lindung.

5) Penyediaan Dana

Penyediaan dana dapat dilakukan dengan cara:

a) Pengumpulan dana banjir oleh masyarakat secara rutin dan dikelola

sendiri oleh masyarakat pada daerah rawan banjir.

b) Penggalangan dana oleh masyarakat umum di luar daerah yang

rawan banjir

c) Penyediaan dana pengendalian banjir oleh Pemerintah dan

Pemerintah Daerah.

6) Pengembangan Sistem Peringatan Dini Berbasis Masyarakat dan Rencana Tindak Darurat

Sistem peringatan dini datangnya banjir WS Bengawan Solo di

masa yang akan datang harus berpusat secara kuat pada masyarakat

yang tinggal di daerah rawan banjir mulai hilir sampai hulu. Dengan

penerapan sistem ini, akan dapat memberikan informasi lebih dini bagi

Page 109: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

masyarakat yang kemungkinan akan terkena bencana sehingga ada

kesempatan bagi masyarakat untuk menyelamatkan diri atau barang-

barang berharganya.

Sistem tersebut harus dikembangkan secara menyeluruh

sehingga dapat meyakinkan bahwa sistem tersebut dapat berfungsi

ketika diperlukan dan peringatan dapat disampaikan secara segera dan

mudah dimengerti oleh semua anggota masyarakat dalam berbagai

kondisi dan tingkat resiko bencana. Komponen inti sistem peringatan

dini datangnya banjir harus berpusat pada masyarakat terdiri dari:

a) Penyatuan dari kombinasi elemen-elemen bottom-up dan top-

down;

b) Keterlibatan masyarakat dalam proses peringatan dini;

c) Pendekatan multi bencana; dan

d) Pembangunan kesadaran masyarakat.

Berdasakan hal tersebut di atas harus ada suatu dukungan

politis yang kuat, hukum dan perundang-undangan, tugas dan fungsi

masing-masing institusi yang jelas serta sumber daya manusia yang

terlatih. Oleh karenanya, sistem peringatan dini perlu dibentuk dan

didukung sebagai satu kebijakan, sedangkan kesiapan untuk

menanggapi harus diciptakan melekat dalam masyarakat.

Untuk menciptakan sistem peringatan dini datangnnya banjir

yang efektif di WS Bengawan Solo, yang berpusat secara kuat pada

masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir mulai hilir sampai hulu

masih banyak hal-hal yang perlu dilakukan antara lain:

Page 110: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

a) Membuat peta rawan banjir yang dapat menunjukkan

ketinggian genangan, tempat yang aman untuk berlindung serta

rute untuk penyelamatan.

b) Melakukan survei kerentanan masyarakat yang tinggal di

lereng bukit yang rawan longsor.

c) Membantu lembaga nasional yang terkait dengan cuaca dengan

mengakses data cuaca dan citra satelit internasional/global.

d) Mendukung masyarakat terpencil dengan memasang alat duga

muka air elektronis yang sederhana dan sistem siaga untuk

memberikan peringatan banjir.

e) Meningkatkan keinginan melakukan penelitian dan pelatihan

tentang ilmu pengetahuan dan teknologi peringatan dini

modern.

f) Melaksanakan kajian bagaimana masyarakat meng-akses dan

menginterpretasikan peringatan dini dan kemudian

mengaplikasikannya pada saat proses diseminasi.

g) Mengembangkan, menguji dan menyempurnakan skenario

evakuasi untuk berbagai kondisi siaga khususnya di daerah

yang padat penduduk.

h) Mengembangkan sistem-sistem berbasis masyarakat untuk

menguji anggota masyarakat yang berusia lanjut dan

penyandang cacat ketika dilakukan peramalan banjir.

i) Mengembangkan standar dan pedoman untuk berbagai jenis

sistem peringatan dini.

Page 111: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

j) Penyediaan dana pengendalian banjir oleh Pemerintah dan

Pemerintah Daerah.

k) Pengelolaan kawasan yang berpotensi mendorong

perkembangan kawasan sekitar dan/atau berpengaruh terhadap

perkembangan wilayah Propinsi secara umum.

l) Pengelolaan kawasan perbatasan dalam satu kesatuan arahan

dan kebijakan yang saling bersinergi.

m) Mendorong perkembangan/revitalisasi potensi wilayah yang

belum berkembang.

n) Penempatan pengelolaan kawasan diprioritaskan dalam

kebijakan utama pembangunan daerah.

o) Mendorong tercapainya tujuan dan sasaran pengelolaan

kawasan.

p) Peningkatan kontrol terhadap kawasan yang diprioritaskan.

q) Mendorong terbentuknya badan pengelolaan kawasan yang

diprioritaskan.

Dari paparan diatas pada masa yang akan datang upaya

pengendalian banjir tidak bisa hanya difokuskan pada penanganan fisik

saja, namun harus disinergikan juga dengan pembangunan non-fisik

yang menyediakan ruang lebih luas bagi munculnya keterlibatan atau

partisipasi masyarakat, sehingga tercapai suatu sistem pengendalian

banjir yang lebih optimal.

Page 112: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

3. Analisis Data Kuantitatif

a. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa

besar variabel independen dalam hal ini pendapatan, pendidikan, usia,

jumlah anggota keluarga, jarak dan tinggi genangan mempengaruhi

kesediaan untuk membayar mitigasi bencana sebagai variabel dependen.

Model yang akan diestimasi ditunjukkan oleh persamaan

berikut ini:

WTP=

+

Keterangan :

WTP : Kesediaan untuk membayar mitigasi banjir

X1 : Pendapatan yang di terima responden tiap bulan

X2 : Usia Responden

X3 : Pendidikan terakhir responden

X4 : Jumlah anggota keluarga yang dimiliki responden

X5 : Persepsi dampak kerusakan

X6 : Jarak pemukiman dengan sungai bengawan solo

X7 : Tinggi genangan banjir di daerah responden

Page 113: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

X8 : Intensitas terjadinya banjir

:Konstanta

:Koefisien regresi

:Standard error

Dengan menggunakan program Eviews 3.1 data yang telah diolah

menghasilkan output sebagai berikut:

Tabel 4.21 Hasil Analisis Regresi Berganda Dengan Ordinary Least Square (OLS)

No Nama Variabel Koefisien t hitung Prob.

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Konstan Pendapatan Usia Pedidikan Anggota keluarga Persepsi dampak Jarak Tinggi genangan Intensitas

-2487174 0.843608 60113.93 360970.9 -209753.4 270810.8 -54.27952 -4627.388 -243795.2

-1.974387 10.56629 3.317654 2.015231

-1.9735518 1.096389 -0.221080 -1.366068 -1.482630

0.0503 0.0000** 0.0012** 0.0458** 0.0504* 0.2748 0.8253 0.1741 0.1404

R-squared Adjusted R-squared Durbin-Watson stat

0.587551 0.564150 1.896693

F-statistic Prob (F-statistic)

25.10755 0.000000

(Sumber: Data primer diolah, 2012)

* : Signifikan pada level 10% **: Signifikan pada level 5%

Persamaan regresi yang diperoleh:

log WTP = -2487174+ 0.843608 X1 + 60113.93X2 + 360970.9X3 + (10.566) (3.3177) (2.0152)

-209753.4X4 + 270810.8X5+ -54.2796X6 +-4627.4X7+-24380.2X8

(-1.9735) (1.0964) (-0.2211) (-1.3667) (-1.4826)

Page 114: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Persamaan di atas menunjukkan hubungan antara pendapatan, usia,

pendidikan, jumlah anggota keluarga, Persepsi dampak kerusakan, jarak,

tinggi genangan dan intensitas banjir terhadap kesediaan untuk membayar

mitigasi banjir. Langkah selanjutnya dari hasil regresi tersebut dilakukan

uji statistik dan uji asumsi klasik.

b. Uji Statistik

1) Uji F

Nilai F hitung yang diperoleh sebesar 25,108 dengan nilai

probabilitasnya 0.0000 dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05

serta nilai probabilitasnya lebih kecil dari 0,05 maka dapat diambil

kesimpulan variabel pendapatan, usia, pendidikan, jumlah anggota

keluarga, persepsi dampak kerusakan, jarak, tinggi genangan dan

intensitas secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap kesediaan

untuk membayar (WTP) mitigasi bencana banjir di eks Karisidenan

Surakarta.

2) Uji R2

Uji R2 digunakan untuk mengetahui berapa persen (%) variasi

variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel

independen. Besarnya nilai Adjusted R Squared yang diperoleh dari

regresi linier sebesar 0.5876 yang artinya sekitar 58,76% variasi

Page 115: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

variabel dependen dalam hal ini WTP (Willingness to pay) dapat

dijelaskan oleh variabel independen dalam hal in variabel pendapatan,

usia, pendidikan, jumlah anggota keluarga, persepsi dampak

kerusakan, jarak, tinggi genangan dan intensitas banjir. Sisanya

sebanyak 41,24% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan

dalam model.

3) Uji t

Uji t adalah uji secara individu semua koefisien regresi yang

bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing

variabel independen. Hasil dari uji t. Dalam pengujian ini

menggunakan tingkat signifikan ) 0,05 dan df = 150.:

Untuk menguji tingkat signifikansi regresi secara individu

yaitu:

Ho : = 0

Ha : 0

Dengan menentukan derajat signifikansi di dapat t-tabel dan dengan

melihat nilai probabilitas t-statistik (t-hitung) maka:

Jika t-hitung < t-tabel, maka Ho diterima

Jika t-hitung > t-tabel maka Ho ditolak

Page 116: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh t-hitung seperti

ditunjukkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.22 Hasil Uji t

Variabel t-tabel

t-hitung

Pendapatan 1,96 10,566 Usia 1,96 3,318 Pendidikan 1,96 2,015 JAK 1,96 -1,974 PDK 1,96 1,096 Jarak 1,96 -0,221 Tinggi 1,96 -1,366 Intensitas 1,96 -1,483

Sumber : Data Primer 2012, diolah

Nilai t-hitung dari variabel pendapatan (10,566), variable usia

(3,318), variable pendidikan (2,015) dan Variabel jumlah anggota

keluarga (-1,974) menunjukkan bahwa variabel-variabel tersebut

mempunyai pengaruh yang signifikan pada derajat signifikansi 5% jadi

Ho ditolak Ha diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa variable

pendapatan mempunyai pengaruh positif yang terbesar terhadap WTP

mitigasi banjir karena memiliki t-hitung paling besar, sedangkan

pengaruh negatif terdapat pada variabel jumlah anggota keluarga. Nilai

t-hitung dari variabel persepsi dampak kerusakan (1,096), variabel

jarak (-0,221), variabel tinggi genangan (-1,366) dan variabel intensitas

banjir (-1,483) menunjukkan variabel-variabel tersebut mempunyai

pengaruh yang tidak signifikan terhadap WTP mitigasi banjir, maka

Ho diterima dan Ha ditolak.

c. Uji Asumsi Klasik

Page 117: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

1) Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah suatu kondisi dimana terdapat

hubungan yang linear atau mendekati linear diantara variabel-variabel

penjelas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya

multikolinearitas adalah dengan menggunakan metode Auxiliary

Regression dengan pendekatan Koutsoyiannis, yaitu membandingkan

nilai r2 dengan nilai R2. Model dikatakan terbebas dari masalah

multikolinearitas jika nilai r2 < R2.

Tabel 4.23 Uji Multikolinearitas dengan Metode Auxiliary Regression

Variabel Nilai r2 Nilai R2 Keterangan

Pendapatan Usia Pendidikan Anggota keluarga Persepsi dampak Jarak Tinggi genangan Intensitas banjir

0.5207 0.0203 0.1394 0.0054 0.0251 0.0002 0.0003 0.0077

0.5876 0.5876 0.5876 0.5876 0.5876 0.5876 0.5876 0.5876

Bebas Multikolinearitas Bebas Multikolinearitas Bebas Multikolinearitas Bebas Multikolinearitas Bebas Multikolinearitas Bebas Multikolinearitas Bebas Multikolinearitas Bebas Multikolinearitas

(Sumber: Data primer diolah, 2012)

Dari Tabel 4.23 didapat nilai r2 berada di bawah R2 hasil

regresi awalnya (R2 = 0.5876) sehingga dapat diambil kesimpulan

bahwa model terbebas dari masalah multikolinearitas.

2) Heteroskedastisitas

Dalam penelitian ini untuk menguji ada tidaknya

heteroskedastisitas dilakukan dengan metode Uji LM ARCH dilakukan

dengan cara membandingkan nilai Obs*R- 2

Page 118: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

tabel atau membandingkan nilai probabilitas dari nilai Obs*R-squared

dengan a = 5%

Tabel 4.24 Uji LM ARCH

Heteroskedacity Test ARCH : F-statistic Obs*R-squared

0.039144 0.039666

Probability Probability

0.8434 0.8421

(Sumber: Data primer diolah, 2012)

Dari hasil analisis yang telah dilakukan, diperoleh nilai Obs*R-

Squared 0.039666 2 Tabel (0.039666< 3,84) dan nilai

probabilitasnya 0.8421 (lebih besar dari a = 5%) maka dapat di

simpulkan bahwa model terbebas dari masalah heteroskedastisitas.

3) Autokorelasi

Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota serangkaian

observasi yang diurutkan menurut waktu (data deret waktu) atau ruang

(data cross section). Untuk memastikan ada tidaknya autokorelasi

dalam model, dilakukan metode Breusch-Godfrey Test (B-G tes)

sebagai berikut:

Tabel 4.25 Uji B-G Test

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test : F-statistic Obs*R-squared

0.3148 0.3364

Probability Probability

0.5758 0.5619

(Sumber: Data primer diolah, 2012)

Berdasarkan Tabel 4.24 dapat dilihat bahwa nilai probabilitas

Obs*R-Squared lebih besar dari nilai signifikansi yakni 0,05 sehingga

dapat diambil kesimpulan bahwa model terbebas dari masalah

autokorelasi.

Page 119: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

d. Pembahasan dan Interpretasi Secara Ekonomi

1) Pengaruh pendapatan terhadap kesediaan untuk membayar

(WTP)

Nilai koefisien regresi variabel pendapatan adalah sebesar 0,844

dengan nilai probabilitas sebesar 0.000, sehingga variabel pendapatan

pada responden mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

kesediaan untuk membayar mitigasi banjir. Dalam penelitian ini

semakin tinggi pendapatan yang diperoleh semakin tinggi pula

kesediaan untuk membayar mitigasi banjir. Hal ini dikarenakan adanya

kekhawatiran responden terhadap resiko banjir terutama resiko gagal

panen. Tabel 4.13 dapat terlihat rata-rata pendapatan responden adalah

sebesar Rp. 1.000.000,- sampai dengan kurang Rp. 2.000.000.- per

bulan 41% sebanyak 62 orang dari total responden 150 Hasil tersebut

menunjukan bahwa rata-rata pendapatan penduduk didaerah rawan

banjir adalah masyarakat menengah ke bawah.

2) Pengaruh usia terhadap kesediaan untuk membayar (WTP)

Nilai koefisien regresi variabel usia adalah sebesar 60113 dengan

nilai probabilitas sebesar 0.0012, sehingga variabel usia pada

responden mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kesediaan

untuk membayar mitigasi banjir, sehingga semakin tua usia responden,

diharapkan semakin mempunyai keinginan melakukan tindakan

mitigasi bencana banjir, karena sering mengalami bencana banjir.

3) Pengaruh pendidikan terhadap kesediaan untuk membayar

(WTP)

Page 120: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

Variabel pendidikan mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap kesediaan untuk membayar (WTP) sesuai dengan hipotesis

yang diajukan. Nilai koefisien regresi variabel pendidikan adalah

sebesar 36097 dengan nilai probabilitas sebesar 0.0458, sehingga

tingkat pendidikan pada responden mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap kesediaan untuk membayar mitigasi banjir dengan

asumsi faktor-faktor lain konstan . Sehingga tingkat pendidikan dapat

mempengaruhi pola pikir responden terhadap mitigasi banjir

responden, semakin tinggi tingkat pendidikan diharapkan pola pikir

responden semakin rasional.

4) Pengaruh jumlah anggota keluarga terhadap kesediaan untuk

membayar (WTP)

Nilai koefisien regresi variabel jumlah anggota keluarga adalah

negatif sebesar -20975 dengan nilai probabilitas sebesar 0,0504 dengan

derajat signifikansi 10%, variabel jumlah anggota keluarga pada

responden mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kesediaan

untuk membayar mitigasi banjir. Nilai koefisien regresi variabel

anggota keluarga negatif dan signifikan ini berarti semakin banyak

jumlah anggota keluarga akan mengurangi kesediaan untuk membayar

(WTP) mitigasi banjir dengan asumsi faktor-faktor lain konstan.

5) Pengaruh Persepsi Dampak Kerusakan terhadap kesediaan untuk

membayar (WTP)

Variabel persepsi dampak kerusakan mempunyai pengaruh yang

tidak signifikan terhadap kesediaan untuk membayar (WTP). Nilai

Page 121: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

koefisien regresi variabel persepsi dampak kerusakan adalah sebesar

27081 dengan nilai probabilitas sebesar 0.2748, sehingga tingkat

kerusakan sawah akibat banjir responden tidak mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap kesediaan untuk membayar mitigasi banjir.

Hal ini karena mayoritas responden mempunyai lahan di pinggiran

sungai Bengawan solo walaupun dampak kerusakan ringan, sedang

atau berat, kalau tidak ada keinginan responden untuk mitigasi banjir

maka tidak akan melakukan mitigasi banjir. Rata-rata responden hanya

sabar menerima dampak kerusakan yang terjadi dan menunggu musim

selanjutnya yang lebih baik agar produksinya kembali maksimal.

6) Pengaruh jarak terhadap kesediaan untuk membayar (WTP)

Variabel jarak tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

kesediaan untuk membayar (WTP). Nilai koefisien regresi variabel

jarak adalah sebesar -54,280 dengan nilai probabilitas sebesar 0,825,

sehingga variabel jarak pada responden tidak mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap kesediaan untuk membayar mitigasi banjir,

karena dekat atau jauh jarak sawah responden dengan sungai

bengawan solo tidak mempengaruhi responden meningkatkan

kesediaan untuk membayar mitigasi banjir. Rata-rata responden hanya

pasrah dengan datangnya banjir yang tiba-tiba dan kalau sudah surut

sawah diolah kembali kemudian ditanami lagi.

7) Pengaruh tinggi genangan terhadap kesediaan untuk membayar

(WTP)

Page 122: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

Variabel tinggi genangan tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap kesediaan untuk membayar (WTP). Nilai koefisien

regresi variabel tinggi genangan adalah sebesar -4627,38 dengan nilai

probabilitas sebesar 0.174, sehingga variabel tinggi genangan pada

responden tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

kesediaan untuk membayar mitigasi banjir, tinggi atau rendahnya

genangan yang dialami responden tidak berpengaruh terhadap WTP

mitigasi karena tinggi atau rendah genangan di sawah responden tetap

akan menyebabkan resiko penurunan produksi atau gagal panen. jadi,

kalau tidak ada keinginan kesediaan untuk membayar (WTP)

responden untuk mitigasi maka tidak akan ada WTP. Rata-rata

responden hanya pasrah dan berdoa agar tanaman yang ditanam bisa di

panen walaupun tidak maksimal.

8) Pengaruh intensitas banjir terhadap kesediaan untuk membayar

(WTP)

Variabel intensitas banjir tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap kesediaan untuk membayar (WTP). Nilai koefisien

regresi variabel intensitas banjir adalah sebesar -2438 dengan nilai

probabilitas sebesar 0.1404, sehingga variabel intensitas banjir pada

responden tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

kesediaan untuk membayar mitigasi banjir, sedikit atau banyaknya

intensitas banjir yang dialami responden tidak berpengaruh terhadap

WTP mitigasi banjir karena kebanyakan responden beranggapan

bahwa sudah resiko punya lahan sawah dipinggir DAS Bengawan Solo

Page 123: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

setiap musim hujan selalu kebanjiran lahan sawahnya jadi responden

mayoritas pasrah dengan keaadaan dan kondisi tanpa adanya mitigasi

banjir.

D. Analisis Kesediaan Membayar (Willingness to pay) Mitigasi Banjir

Tabel 4.26 menunjukkan jumlah maksimum yang mau dibayarkan oleh

responden setelah diberikan rentetan tawaran pertanyaan untuk mengurangi

dampak banjir. Persentase WTP yang paling banyak Rp 250.000 sampai

dengan kurang dari 500.000,- per banjir 28% sebanyak 43 orang. sisanya

kurang dari 1.000.000,- per banjir sebanyak 36 orang, Rp 1.000.000,- sampai

dengan kurang dari Rp 1.250.0000,- per banjir sebanyak 6 orang, Rp

1.250.000,- sampai dengan kurang dari Rp 1.500.000,- per banjir sebanyak 9

orang, Rp 1.500.000,- sampai dengan kurang dari Rp 1.750.0000,- per banjir

sebanyak 1 orang, Rp 1.750.000,- sampai dengan kurang dari Rp 2.000.000,-

per banjir sebanyak 7 orang, Rp 2.000.000,- sampai dengan kurang dari Rp

2.500.000,- per banjir sebanyak 1 orang, Rp 2.500.000,- sampai dengan

kurang dari Rp 2.500.000,- per banjir sebanyak 3 orang dan lebih besar dari

Rp 2.500.000,- sebanyak 26 orang. Nilai WTP Responden yang paling kecil

adalah Rp 30.000,- sedangkan nilai WTP yang paling besar adalah Rp

15.000.000,-. Hasil tersebut menunjukkan bahwa rata-rata penduduk didaerah

rawan banjir kesediaan untuk membayar (WTP) untuk mengurangi resiko

gagal panen akibat banjir sangat kecil, bahkan nilai WTP lebih kecil dari

jumlah kerugian yang akan di tanggung jika terjadi banjir. Mereka hanya

bersedia membayar WTP untuk biaya tanam berikutnya jika terancam gagal

Page 124: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

panen, hal ini karena adanya pengaruh faktor-faktor sosial ekonomi yang

mempengaruhi.

Tabel 4.26 Besarnya WTP Penduduk untuk Mitigasi Banjir

No. Jumlah WTP (Rupiah) Jumlah Responden

Prosentase (%)

1. 0 - 250.000 18 12 2. 250.000 - 500.0000 43 28 3. 500.000 - 1.000.000 36 24 4. 1.000.000-1.250.000 6 4 5. 1.250.000-1.500.000 9 6 6. 1.500.000-1.750.000 1 1 7. 1.750.000-2.000.000 7 5 8. 2.000.000-2.250.000 1 1 9. 2.250.000-2.500.000 3 2

10. 2.500.000-15.000.000 26 17 Jumlah 150 100

(Sumber: Data primer diolah, 2012) E. Valuasi Kerugian (Loss Production)

Banjir berdampak negatif terhadap petani. Besar kerugian yang

diakibatkan oleh bencana alam tersebut dapat diketahui dari perubahan

(penurunan) produktifitas pertanian. Bencana banjir dapat menyebabkan

kegagalan panen total bagi petani seperti yang terjadi di daerah Kulonprogo

bagian selatan (Saptutyningsih dan Suryanto, 2009).

Kerugian sektor pertanian itu sendiri dapat dihitung menggunakan formula

sebagai berikut (Suparmoko, 2006):

DQx = f (A x DPt)

Di mana

D = perubahan

Qx = produksi pertanian

A = luas sawah yang tergenang

Pt = produktifitas tanah per ha.

Page 125: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengetahui tingkat kerugian per

petani yaitu langkah pertama menghitung penurunan produksi sektor pertanian

karena banjir, langkah selanjutnya adalah menghitung luas lahan pertanian

masing-masing keluarga, dan langkah terakhir menghitung kerugian rata-rata

yang diderita per petani. Perhitungan dan analisis tiap langkah sebagai berikut:

a. Penurunan Produksi sektor pertanian karena banjir

Tabel 4.27 menunjukan besarnya penurunan produksi reponden per

panen jika terjadi banjir. Prosentase penurunan produksi responden yang

paling banyak Rp 1.500.000,- sampai dengan kurang dari Rp

3.000.0000,- per panen jika terjadi banjir 33% sebanyak 49 orang,

sisanya kurang dari 1.500.000,- per panen jika terjadi banjir sebanyak 31

orang, Rp 3.000.000,- sampai dengan kurang dari Rp 4.500.0000,- per

panen jika terjadi banjir sebanyak 21 orang, Rp 4.500.000,- sampai

dengan kurang dari Rp 6.000.0000,- per panen jika terjadi banjir

sebanyak 16 orang, Rp 6.000.000,- sampai dengan kurang dari Rp

7.500.0000,- per panen jika terjadi banjir sebanyak 5 orang, Rp

7.500.000,- sampai dengan kurang dari Rp 9.000.0000,- per panen jika

terjadi banjir sebanyak 14 orang, Rp 9.000.000,- sampai dengan kurang

dari Rp 10.500.0000,- per panen jika terjadi banjir sebanyak 3 orang dan

lebih besar dari Rp 10.500.000,- sebanyak 11 orang. Hasil tersebut

menunjukan bahwa rata-rata petani didaerah rawan banjir mengalami

penurunan produksi yang sangat signifikan jika terjadi banjir di

bandingkan dengan kondisi normal. Besarnya penurunan produksi yang

Page 126: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

dialami yang paling tinggi adalah sebesar Rp 30.000.000,- sedangkan

penurunan produksi yang paling kecil sebesar Rp 491.250,-.

Tabel 4.27 Penurunan Produksi Responden

No. Penurunan Produksi (Rp) Jumlah Responden

Prosentase (%)

1. 0 - 1.500.000 31 21 2. 1.500.000-3.000.0000 49 33 3. 3.000.000-4.500.000 21 14 4. 4.500.000-6.000.000 16 11 5. 6.000.000-7.500.000 5 3 6. 7.500.000-9.000.000 14 9 7. 9.000.000-10.500.000 3 2 8. 10.500.000-24.000.000 11 7

Jumlah 150 100 (Sumber: Data primer diolah, 2012)

b. Kepemilikan lahan Responden (A)

Tabel 4.28 menunjukkan luas lahan pertanian responden yang

berada di daerah rawan banjir, dari 150 responden rata-rata responden

memiliki sawah antara 0,26-0,5 Ha atau sebesar 36% sebanyak 54 orang

dan di susul urutan kedua kepemilikan sawah responden antara 0,76-1,0

Ha sebesar 20% atau 30 orang sedangkan yang paling sedikit

mempunyai kepemilikan sawah > 2,0 Ha sebesar 1% atau 1 orang

Tabel 4.28 Luas lahan sawah Responden

No. Luas lahan (Ha) Jumlah Responden

Prosentase (%)

1. Memiliki sawah < 0,25 35 23 2. Memiliki sawah antara 0,26 – 0,5 54 36 3. Memiliki sawah antara 0,51 –0,75 17 11 4. Memiliki sawah antara 0,76 – 1,0 30 20 5. Memiliki sawah antara 1,1 – 1,25 4 3 6 Memiliki sawah antara 1,26 – 1,50 4 3

Page 127: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

7 Memiliki sawah antara 1,51 – 2,0 5 3 8 Memiliki sawah >2,0 1 1

Jumlah 150 100 (Sumber: Data primer diolah, 2012)

Tabel 4.28 menunjukkan luas kepemilikan sawah responden dan

ternyata sangat variatif, dalam arti ada sebagian responden yang memiliki

lahan sawah yang realtif luas tapi banyak responden yang lahan sawahnya

kategori sempit. Penduduk yang sawahnya sempit oleh masyarakat

dinamakan petani gurem. Kondisi kepemilikan lahan yang sangat terbatas

ini tentunya sangat berpengaruh terhadap taraf hidup mereka, produksi

pertaniannya biasanya hanya cukup untuk makan. Petani gurem ini kalau

terjadi banjir sangat merasakan kerugiannya, mengalami gagal panen

sehingga pendapatan petani menurun drastis, jika kondisi seperti itu terjadi

tiap tahun maka petani gurem banyak yang tidak mampu untuk

melanjutkan usaha taninya, akibatnya mereka mengambil keputusan untuk

menjual lahan sawah yang mereka miliki.

c. Tingkat Kerugian (Loss Production)

Tabel 4.29 Tingkat Kerugian (Loss Production)

No. Kerugian pasca banjir dari produksi normal

(%)

Jumlah Responden Prosentase (%)

1. 0 - 25 4 3 2. 26 – 50 117 78 3. 51 – 75 26 17 4. 76 – 100 3 2

Jumlah 150 100 (Sumber: Data primer diolah, 2012)

Page 128: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

Pada Tabel 4.29 menunjukkan tingkat kerugian (Loss Production)

responden yang berada di daerah rawan banjir. Dari 150 responden rata-

rata responden mengalami kerugian (Loss Production) hasil pertanian

mereka yang paling besar antara 26-50% atau sebanyak 117 orang dan di

susul urutan kedua kerugian (Loss Production) hasil pertanian mereka

antara 51-75% sebanyak 26 orang sedangkan yang paling sedikit

jumlahnya mengalami kerugian adalah antara 76-100% sebanyak 3 orang.

Page 129: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil pengujian dan temuan empiris dari analisis data yang telah

dilakukan, diperoleh kesimpulan dari penelitian tentang Analisis

Kesediaan untuk Membayar Mitigasi Bencana Banjir di Eks Karisidenan

Surakarta ini adalah sebagai berikut:

1. Daerah-daerah di Pinggiran DAS Bengawan Solo yang telah dipetakan

mayoritas memiliki tingkat kerawanan bencana banjir yang tinggi.

2. Hasil analisis data dengan menggunakan model Regresi Linier

Berganda dengan pendekatan Contingent valuation method (CVM)

Variabel Pendapatan, Usia, Pendidikan, Jumlah Anggota Keluarga,

persepsi dampak kerusakan, Jarak sawah, Tinggi Genangan dan

intensitas banjir menjelaskan pengaruhnya terhadap willingness to

pay atau kesediaan untuk membayar mitigasi bencana banjir. Adapun

secara lebih lengkap hasil estimasi model yang sudah dilakukan

dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Variabel Pendapatan mempunyai pengaruh yang signifikan

secara statistik pada derajat kepercayaan 5%. Semakin tinggi

pendapatan yang diperoleh semakin tinggi pula kesediaan

untuk membayar (WTP) mitigasi banjir .

b. Variabel Usia mempunyai pengaruh yang signifikan secara

statistik pada derajat kepercayaan 5%. Sehingga semakin tua

Page 130: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

usia responden, semakin mempunyai keinginan melakukan

tindakan mitigasi bencana banjir.

c. Variabel Pendidikan mempunyai pengaruh yang signifikan

secara statistik pada derajat kepercayaan 5%. Semakin tinggi

tingkat pendidikan diharapkan pola pikir responden semakin

rasional dan melakukan mitigasi banjir.

d. Variabel jumlah anggota keluarga pada responden mempunyai

pengaruh yang negatif dan signifikan secara statistik pada

derajat kepercayaan 5% terhadap kesediaan untuk membayar

mitigasi banjir. Semakin banyak jumlah anggota keluarga akan

mengurangi kesediaan untuk membayar (WTP) mitigasi banjir.

3. Hasil dari penelitian ini upaya untuk melakukan tindakan mitigasi

banjir masyarakat cenderung pasrah akan keadaan yang terjadi, karena

banyak faktor sosial ekonomi yang menyebabkan untuk tidak

melakukan tindakan mitigasi di antaranya seperti himpitan ekonomi,

lokasi lahan sawah, kondisi sosial ekonomi, jarak sawah ke sungai.

Kesadaran penduduk akan pentingnya mitigasi banjir sangat kecil, dari

hasil penelitian rata-rata penduduk didaerah rawan banjir kesediaan

untuk membayar (WTP) untuk mengurangi resiko gagal panen akibat

banjir sangat kecil, bahkan nilai WTP lebih kecil dari jumlah kerugian

yang akan di tanggung jika terjadi banjir. Mereka hanya bersedia

membayar WTP untuk biaya tanam berikutnya jika terancam gagal

panen.

Page 131: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

4. Hasil penelitian rata-rata responden/petani di DAS Bengawan Solo jika

terjadi banjir mengalami kerugian (Loss Production) hasil pertanian 50

% dari hasil produksi normal.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan diatas, maka

penulis memberikan beberapa saran yang berkaitan dengan penelitian

ini. Adapun saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Petani yang tinggal di daerah rawan banjir khususnya yang dibantaran

Sungai Begawan Solo harus meningkatkan kesadaran mitigasi banjir

untuk mengurangi rIsiko gagal panen terhadap usaha tani mereka,

dengan meningkatkan kemampuan adaptasi petani terhadap perubahan

iklim, bisa dengan cara memajukan masa tanam usaha taninya

sehingga jika terjadi banjir sudah selesai panen atau mengefektifkan

kembali pendekatan konvensional melalui penerapan salah satu atau

kombinasi strategi produksi, pemasaran, finansial dan pemanfaatan

kredit informal. Petani yang punya lahan sawah luas bisa juga

mengasuransikan usaha pertanian mereka sehingga jika terjadi banjir

risiko yang dialami tidak besar.

2. Agar tercapai system pengendalian banjir yang optimal untuk

melakukan tindakan mitigasi bencana yang berkelanjutan, maka

perlunya peran serta masyarakat dan pemerintah untuk mitigasi banjir.

pengendalian banjir tidak bisa hanya difokuskan pada penanganan fisik

saja, namun harus disinergikan juga dengan pembangunan non-fisik

Page 132: ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR ... - digilib.uns.ac.id · dengan judul “ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) MITIGASI BANJIR DI EKS KARISIDENAN SURAKARTA. Skripsi ini disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

yang menyediakan ruang lebih luas bagi munculnya keterlibatan atau

partisipasi masyarakat

a. Peran masyarakat khususnya yang berada di wilayah rawan

bencana banjir seyogyanya harus paham akan hak, kewajiban

dan peranya dalam mengelola lingkungan agar terjadi

keselarasan, keserasian dan kesinambungan demi generasi

penerusnya. Terkait dengan hak masyarakat sebetulnya

masyarakat di wilayah rawan bencana memiliki hak yang sama

untuk menempati lingkungan yang baik dan sehat, namun

realitanya mereka terkena banjir, ini berarti bahwa masyarakat

untuk memperoleh lingkungan yang baik dan sehat tidak

terpenuhi.

b. Pemerintah harus meningkatkan perannya untuk mitigasi

banjir seperti:

1) Pemerintah perlu menyadarkan masyarakat untuk

menjaga kualitas lingkungan, dengan aturan dan

penataan serta penyuluhan penggunaan lahan.

2) Aturan tentang pemanfaatan DAS harus

disosialisasikan dan diberi pengawasan yang ketat dan

sangsi yang berat.

3) Pemerintah harus berupaya agar Waduk Gajah

Mungkur dapat kembali berfungsi secara optimal.