analisis kesalahan penggunaan bahasa indonesia …

229
ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS VIII A DI SMP NEGERI 01 PASEMAH AIR KERUH KABUPATEN EMPAT LAWANG PROVINSISUMATERA SELATAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Tadris Institut Agama Islam Negeri Bengkulu untuk Memenuhi sebagaian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Bidang Tadris Bahasa Indonesia Oleh LIA RUSLIANA NIM 1611290008 PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INDONESIA FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU TAHUN 2021

Upload: others

Post on 21-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA PADA

SISWA KELAS VIII A DI SMP NEGERI 01 PASEMAH AIR KERUH

KABUPATEN EMPAT LAWANG PROVINSISUMATERA SELATAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Tadris Institut Agama Islam Negeri

Bengkulu untuk Memenuhi sebagaian Persyaratan guna Memperoleh Gelar

Sarjana dalam Bidang Tadris Bahasa Indonesia

Oleh

LIA RUSLIANA

NIM 1611290008

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INDONESIA

FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU

TAHUN 2021

Page 2: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …
Page 3: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …
Page 4: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

PERSEMBAHAN

―Syukur Alhamdulillah hamba ucapkan pada Engkau Ya Allah, dengan

seizin-Mu hari ini telah lahirnya karya kecil hamba. Kebahagian ini ingin

kupersembahkan dengan tulus untuk orang-orang yang hamba cintai sepenuh hati

yang senantiasa membimbing saat suka maupun duka, selalu menemani hamba

saat lemah dan terluka yang selalu mendoakan untuk kesuksesan dunia dan

akhirat.‖

Skripsi ini dipersembahkan kepada:

1. Kedua orang tuaku, Ayah (Rudi Harjono) dan Ibu (Sunarti) Terima kasih

untuk semua doa dan dukungan tulus ikhlas, menanti sejuta mimpi untuk

diraih. Mimpi adalah kunci untuk menaklukan dunia yang diiringi doa,

kerja keras, sabar, dan ikhlas untuk diyakini demi merai sejuta mimpi yang

dimiliki.

2. Kasih sayang buat kakak saya (Engga Juliansah) dan adikku (Laura

Puspita Sari) yang selalu memberikan warna dan semangat dalam hidup

ini.

3. Untuk teman-temankuYesi Efrianti, Nur Fitri, Inge Dwi Wahyuni, Eka

Prastisi serta teman-teman kelasku Prodi Tadris Bahasa Indonesia

angkatan 2016 yang selalu memberikan motivasi, semangat, dan

kebahagian dalam hidup ini.

4. Teruntuk Prodi Tadris Bahasa Indonesia dari kaprodi, dosen, serta semua

mahasiswa yang selalu memberikan pengajaran dan pengalaman yang

begitu berharga.

5. Terima Kasih Almamaterku tercinta IAIN Bengkulu.

Page 5: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

MOTTO

―Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.‖

(Al-Baqarah :153)

Biarlah hidup mengalir seperti air.

―Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.‖

(Q.s. Al-Insyirah :6)

Page 6: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …
Page 7: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah

SWT karena atas limpahan rahmat dan bimbingan-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul ―Analisis Kesalahan Penggunaan Bahasa

Indonesia pada Siswa Kelas VIII A di SMP Negeri 01 Pasemah Air Keruh

Kabupaten Empat Lawang Provinsi Sumatera Selatan”. Shalawat dan salam

semoga tetap senantiasa dilimpahkan kepada junjungan dan uswatun hasanah kita,

Rasulullah Muhammad Saw. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari

adanya bimbingan, motivasi dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu kami

menghaturkan terimah kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Sirajuddin.M.,Ag.,MH. Selaku Rektor IAIN Bengkulu.

2. Dr. Zubaedi, M.Ag.,M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Tadris.

3. Dr. Kasmantoni, M.Si. selaku Ketua Jurusan Tadris.

4. Heny Friantary, M. Pd. selaku Ketua Prodi Bahasa Indonesia.

5. Nurlaili, M.Pd.I. selaku pembimbing I skripsi Analisis Kesalahan

Penggunaan Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas VIII A di SMP Negeri 01

Pasemah Air Keruh Kabupaten Empat Lawang Propinsi Sumatera Selatan.

6. Vebbi Andra, M.Pd. selaku pembimbing II skripsi Analisis Kesalahan

Penggunaan Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas VIII A di SMP Negeri 01

Pasemah Air Keruh Kabupaten Empat Lawang Propinsi Sumatera Selatan.

Penulis juga menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak

kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Semoga

skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada

umumnya.

Bengkulu, 2021

Penulis,

Lia Rusliana

NIM 1611290008

Page 8: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

NOTA PEMBIMBING .................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ iii

PERSEMBAHAN ........................................................................................... iv

MOTTO ........................................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN......................................................................... . vi

KATA PENGANTAR .................................................................................. .. vii

DAFTAR ISI ............................................................................................... .... viii

ABSTRAK .................................................................................................... .. xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. . xiii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................... 5

C. Pembatasan Masalah............................................................... 5

D. Rumusan Masalah................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian .................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian .................................................................. 6

BAB II: LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori ............................................................................ 8

1. Bahasa Indonesia................................................................ 8

Page 9: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

a. Hakikat Bahasa Indonesia.................................................. 9

b. Ragam Bahasa.................................................................... 9

c. Berbahasa Indonesia yang Baik dan Benar........................ 10

2. Kesalahan Berbahasa.......................................................... 10

a. Definisi Kesalahan Berbahasa............................................ 12

b. Sikap Positif Terhadap Bahasa Indonesia.......................... 13

c. Faktor-Faktor Penyebab Kesalahan Berbahasa.................. 13

d. Bentuk-Bentuk Kesalahan Berbahasa................................ 16

B. Kajian Penelitian Terdahulu.................................................... 34

C. Kerangka Berpikir................................................................... 40

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian....................................................................... 42

B. Setting Penelitian..................................................................... 44

C. Subyek dan Informan............................................................... 45

D. Teknik Pengumpulan Data....................................................... 46

E. Teknik Keabsahan Data........................................................... 49

F. Teknik Analisis Data................................................................ 51

BAB IV: HASIL PENELITIAN

A. Fakta Temuan Penelitian......................................................... 53

1. Gambaran Lengkap Lokasi Penelitian............................... 53

2. Gambaran Lengkap Data Penelitian.................................. 54

Page 10: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

B. Interpretasi Hasil Penelitian..................................................... 55

1. Bentuk Kesalahan Fonologi (Tataran Lisan) Penggunaan

Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas VIII A di SMP Negeri 01

Pasemah Air Keruh Kabupaten Empat Lawang Provinsi

Sumatera Selatan............................................................... 55

2. Transliterasi Fonetik........................................................... 79

3. Bentuk Kesalahan Ejaan (Tataran Tulisan) Penggunaan

Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas VIII A di SMP Negeri 01

Pasemah Air Keruh Kabupaten Empat Lawang Provinsi

Sumatera Selatan............................................................... 80

BABA V: PENUTUP

A. Simpulan................................................................................. 210

B. Saran....................................................................................... 210

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... .. 212

LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................

Page 11: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

i

ABSTRAK

Lia Rusliana,NIM: 1611290008 Judul Skripsi: ―Analisis Kesalahan Penggunaan

Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas VIII A di SMP Negeri 01 Pasemah Air Keruh

Kabupaten Empat Lawang Provinsi Sumatera Selatan‖,Skripsi: ProgramStudi

Tadris Bahasa Indonesia, Fakultas Tarbiyah dan Tadris, IAIN Bengkulu.

Pembimbing: 1. Nurlaili, M.Pd.I Pembimbing., 2. Vebbi Andra, M.Pd.

Kata Kunci: Analisis, Kesalahan, Bahasa Indonesia

Pada umumnya ketidakmampuan siswa dalam menggunakan bahasa Indonesia

tampak pada pemakaian ejaan dalam menulis kalimat dan berbicara secara lisan.

Masih banyak terdapat kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh siswa dalam

pemakaian kalimat dan cara penyampaiannya.Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui, yaitu: (1) Bentuk kesalahan fonologi (tataran lisan)

penggunaan bahasa Indonesia pada siswa kelas VIII A di SMP Negeri 01

Pasemah Air Keruh Kabupaten Empat Lawang Provinsi Sumatera Selatan. (2)

Bentuk kesalahan ejaan (tataran tulisan) penggunaan bahasa Indonesia pada siswa

kelas VIII A di SMP Negeri 01 Pasemah Air Keruh Kabupaten Empat Lawang

Provinsi Sumatera Selatan. Adapun jenis metode yang digunakan dalam penelitian

ini adalah penelitian kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis

berkesimpulan bahwa jumlah seluruh data yang penulis temukan selama

penelitian di SMP Negeri 01 Pasemah Air Keruh Kabupaten Empat Lawang

Provinsi Sumatera Selatan yaitu berjumlah 15 DF (Data Fonologi) dan 34 DE

(Data Ejaan). Adapun kesalahan penggunaan bahasa Indonesia pada siswa kelas

VIII A di SMP Negeri 01 Pasemah Air Keruh Kabupaten Empat Lawang Provinsi

Sumatera Selatan terdapat dua bentuk kesalahan berbahasa yaitu bentuk kesalahan

fonologi penggunaan bahasa Indonesia dan bentuk kesalahan ejaan penggunaan

bahasa Indonesia. Bentuk kesalahan fonologi tersebut yaitu dalam proses belajar

mengajar guru dan siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas VIII A di

SMP Negeri 01 Pasemah Air Keruh Kabupaten Empat Lawang Provinsi Sumatera

Selatan, kesalahan yang disebabkan perubahan bahasa Indonesia menjadi bahasa

Daerah dalam proses belajar mengajar di kelas. Sedangkan bentuk kesalahan ejaan

yaitu dalam latihan siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas VIII A di

SMP Negeri 01 Pasemah Air Keruh Kabupaten Empat Lawang Provinsi Sumatera

Selatan.

Page 12: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

ABSTRACT

Lia Rusliana, NIM: 1611290008, Thesis title: ―The Error Analysis of Using

Indonesian language at eighth grade SMPN 01 Pasemah Air Keruh, Empat

Lawang Regency, South Sumatra Province‖,Thesis:Indonesian Language Study

Program, Faculy of Tarbiyah and Tadris, IAIN Bengkulu.

Advisor: 1. Nurlaili, M.Pd.I., 2. Vebbi Andra, M.Pd.

Key words: Error, Analysis, Indonesian language.

Generally, the students disbility in using the Indonesian language is on use of

spelling in writing sentences and speaking verbally. There were many languages

error that was done by students in using sentence and way of delivery. The is

ained at knowing study (1) what were forms of phonologyerrors in using

Indonesian language at eighth grade of SMPN 01 Pasemah Air Keruh, Empat

Lawang Regency, South Sumatra Province?, (2) what were forms of spelling

errors in using Indonesian language at eighth grade of SMPN 01 Pasemah Air

Keruh, Empat Lawang Regency, South Sumatra Province?. The method of this

study was qualitative research. Based on the research, it was concluded that the

amount of all data that the researcher found during the research at eighth grade

SMPN 01 Pasemah Air Keruh, Empat Lawang Regency, South Sumatra Province.

There were fifteen phonology data and thirty four spelling data. As for Indonesian

language error at eighth grade SMPN 01 Pasemah Air Keruh, Empat Lawang

Regency, South Sumatra Province. There were two forms error, forms of

phonology error and forms of spelling error. Forms of phonology error was being

learned process by teacher and students Indonesian language error at eighth grade

of SMPN 01 Pasemah Air Keruh, Empat Lawang Regency, South Sumatra

Province because chance Indonesian language became local language in learning

process at the second. Class, form spelling error in training, students studied

Indonesian language at eighth grade SMPN 01 Pasemah Air Keruh, Empat

Lawang Regency, South Sumatra Province.

Page 13: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Hasil Obsevasi Kesalahan Fonologi (Tataran Lisan) 1.1

Lampiran 2 Data Fonologi (Pengkodean) 1.2

Lampiran 3 Data Ejaan 1.3

Lampiran 4 Transkripsi Hasil Wawancara 1.4

Lampiran 5 Surat Revisi Judul

Lampiran 6 Lembar Bimbingan

Lampiran 7 Surat Mohon Izin Penelitian dari Fakultas Tarbiyah dan Tadris

IAIN Bengkulu

Lampiran 8 Surat Izin Penelitian

Lampiran 9 Surat Keterangan Selesai Penelitian

Lampiran 10 Dokumentasi

Page 14: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa adalah cermin dari budaya. Lewat bahasa dapat terlihatlah karakter

dari diri seseorang. Bahasa yang baik adalah bahasa yang tujuannya dapat

dipahami oleh orang lain. Salah satu bentuk dari bahasa di dunia ialah bahasa

Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan oleh masyarakat

di NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).

Bahasa Indonesia adalah bahasa yang memenuhi faktor-faktor komunikasi.

Dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan, kita menggunakan keterampilan

berbahasa yang telah dimiliki, meskipun setiap orang memiliki tingkatan atau

kualitas yang berbeda-beda. Orang yang memiliki keterampilan berbahasa secara

optimal, setiap tujuan komunikasinya akan dapat dengan mudah tercapai. Lain

halnya bagi orang yang memiliki tingkat keterampilan bahasa yang lemah, dalam

melakukan komunikasi bukan tujuannya yang akan tercapai, tetapi justru akan

sering timbul kesalahpahaman antara penutur dan mitra tuturnya.1

Bahasa merupakan salah satu aspek penting untuk menunjang keberhasilan

dalam mempelajari semua bidang studi. Bahasa juga menjadi instrumen penting

dalam komunikasi sehingga tanpa bahasa manusia akan kesulitan untuk

menyampaikan pendapat, gagasan, maupun ide yang mereka pikirkan. Dalam

kehidupan, kita menggunakan bahasa untuk berpikir, menyimak, berbicara,

1 Ayudia dkk., ―Analisis Kesalahan Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Laporan Hasil

Observasi pada Siswa SMP,‖ Basastra vol. 4 no. 1 (April 2016): h. 35.

1 1

Page 15: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

2

membaca, dan menulis. Bahasa dalam sistem simbol bunyi yang bermakna dan

berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional,

yang dipakai sebagai alat komunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan

perasaan dan pikiran. Melalui bahasa, manusia dapat menyampaikan gagasan

ataupun ide melalui dua cara yakni secara verbal maupun nonverbal. Secara

verbal, gagasan dari seseorang secara langsung dapat ia sampaikan. Sebaliknya,

gagasan yang disampaikan secara nonverbal dapat dikemas melalui bahasa tulis.2

Pemakaian bahasa tulis akan selalu menjadi bagian penting dalam proses

pembelajaran di sekolah. Siswa di sekolah tidak hanya dituntut untuk memiliki

keterampilan berbahasa secara verbal, melainkan juga harus memiliki

keterampilan dalam bahasa tulis. Pengembangan kemampuan berbahasa siswa

dapat dilakukan dengan adanya pembelajaran keterampilan berbahasa dalam mata

pelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran keterampilan berbahasa bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan

sosial. Di samping itu, dari pembelajaran keterampilan berbahasa siswa

diharapkan dapat menyaring hal-hal yang berguna, belajar menjadi diri sendiri dan

menyadari eksistensi budayanya sehingga tidak tercabut dari lingkungannya.3

Bahasa juga sarana untuk mengekspresikan gagasan, dan sebuah gagasan

yang utuh biasanya direalisasikan dalam bentuk teks. Teks dimaknai sebagai

ujaran atau tulisan yang bermakna, yang memuat gagasan yang utuh. Dengan

2 Feny Oktaviani dkk., ―Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Karangan

Eksposisi Siswa Kelas X MIPA (Studi Kasus di SMA Negeri 4 Surakarta),‖ Basastra vol. 6 no. 1

(April 2018): h. 95. 3 Feny Oktaviani dkk., ―Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Karangan

Eksposisi Siswa Kelas X MIPA (Studi Kasus di SMA Negeri 4 Surakarta),‖ Basastra vol. 6 no. 1

(April 2018): h. 95.

Page 16: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

3

asumsi tersebut, fungsi pembelajaran bahasa adalah mengembangkan kemampuan

dan memahami. Analisis kesalahan berbahasa adalah suatu teknik untuk

mengidentifikasi, mengklasifikasi, dan menginterpretasikan secara sistematik

kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh peserta didik yang sedang

mempelajaribahasadengan menggunakan teori atau prosedur

linguistik.Secaraumum, kesalahan berbahasa merupakan sisi cacat padaujaran atau

tulisan pelajar.4

Kesalahan berbahasa adalah suatu peristiwa yang bersifat inheren dalam

setiap pemakaian bahasa baik secara lisan maupun tulis.Baik orang dewasa yang

telah menguasaibahasanya, anak-anak, maupun orang asing yang sedang

mempelajari suatu bahasa dapat melakukan kesalahan-kesalahan berbahasa pada

waktu mereka menggunakanbahasanya.Namunjenis serta frekuensi kesalahan

berbahasa pada anak-anak serta orang asing yang sedang mempelajari suatu

bahasa berbeda dengan orang dewasa yangtelah menguasai bahasanya.Perbedaan

ini bersumber dariperbedaan penguasaan kaidah-kaidah gramatikal yang pada

gilirannya juga menimbulkan perbedaan realisasi pemakaian bahasa yang

dilakukannya(performance).Disamping itu, perbedaan itu juga bersumber dari

penguasaan untuk menghasilkan atau menyusun tuturan yang sesuai dengan

konteks komunikasi. Salah satu hambatan dalam proses komunikasi adalah

banyaknya kesalahan berbahasa.5

4Reni Suprianidan Ida RahmdaniSiregar, ―Penelitian Analisis Kesalahan Berbahasa,‖

Edukasi Kultura (April 2012): h. 68. 5Reni Supriani dan Ida RahmadaniSiregar, ―Penelitian Analisis Kesalahan Berbahasa,‖

Edukasi Kultura (April 2012): h. 68.

Page 17: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

4

Jika dilihat dari segi pembelajaran bahasa di sekolah, pada umumnya,

ketidakmampuan siswa dalam menggunakan bahasa Indonesia tampak pada

pemakaian ejaan dalam karya tulis atau tulisannya dan berbicara secara lisan.

Masih banyak terdapat kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh siswa dalam

pemakaian kalimat dan cara penyampaiannya. Oleh sebab itu, dengan adanya

pembelajaran kesalahan berbahasa akan dapat diungkapkan berbagai hal

mengenai kesalahan bahasa yang dibuat oleh peserta didik. Hal itu dapat

digunakan sebagai umpan balik dalam upaya memperbaiki dan menyempurnakan

pengajaran bahasa. Pendidikan bahasa Indonesia sangat mengupayakan

keterampilan berbahasa, pendidikan dalam bahasa Indonesia tidak hanya

difungsikan sebagai alat komunikasi dapat juga dikatakan sebagai sarana

berpikir.6

Berdasarkan unsur observasi awal masih banyak melakukan kesalahan

berbahasa seperti pada tulisan siswa yang masih banyak menggunakan bahasa

nonformal. Maka penulis sangat tertarik untuk melakukan suatu bentuk penelitian

yang berhubungan dengan analisis kesalahan penggunaan bahasa Indonesia pada

siswa kelas VIII A di SMP Negeri 01 Pasemah Air Keruh Kabupaten Empat

Lawang Provinsi Sumatera Selatan. Penelitian ini sangat penting dan harus

dilakukan. Penelitian ini sangat penting dikarenakan memiliki fokus kajian yang

berbeda dengan penelitian yang sebelumnya. Sedangkan kenapa harus dilakukan,

hal ini disebabkan bahwa dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat

6 Feny Oktaviani dkk., ―Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Karangan

Eksposisi Siswa Kelas X MIPA (Studi Kasus di SMA Negeri 4 Surakarta),‖ Basastra vol. 6 no. 1

(April 2018): h. 97.

Page 18: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

5

meningkatkan kualitas mutu keilmuan dalam bidang pembelajaran bahasa

Indonesia di sekolah.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan

beberapa masalah yaitu, kesalahan wacana, kesalahan sintaksis, kesalahan

semantik, kesalahan morfologi, kesalahan fonologi, dan kesalahan ejaan

penggunaan bahasa Indonesia pada siswa kelas VIII A di SMP Negeri 01

Pasemah Air Keruh Kabupaten Empat Lawang Provinsi Sumatera Selatan.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan

di atas, dapat dilihat bahwa masalah yang muncul dalam penelitian ini cukup

beragam. Akan tetapi, masalah-masalah tersebut tidak dapat diteliti semua

dikarenakan penulis mempertimbangkan kemampuan, waktu, dan agar penulis

dapat memperoleh pembahasan yang lebih mendalam dari hasil penelitian

kesalahan penggunaan bahasa Indonesia. Penelitian ini akan dibatasi hanya untuk

mengkaji kesalahan fonologi dan ejaandalam analisis kesalahan penggunaan

bahasa Indonesia pada siswa kelas VIII A di SMP Negeri 01 Pasemah Air Keruh

Kabupaten Empat Lawang Provinsi Sumatera Selatan.

Page 19: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

6

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah di atas,

maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah bentuk kesalahan fonologi (tataran lisan) penggunaan bahasa

Indonesia pada siswa kelas VIII A di SMP Negeri 01 Pasemah Air Keruh

Kabupaten Empat Lawang Provinsi Sumatera Selatan?

2. Bagaimanakah bentuk kesalahan ejaan (tataran tulisan) penggunaan bahasa

Indonesia pada siswa kelas VIII A di SMP Negeri 01 Pasemah Air Keruh

Kabupaten Empat Lawang Provinsi Sumatera Selatan?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui, yaitu:

1. Bentuk kesalahan fonologi (tataran lisan) penggunaan bahasa Indonesia pada

siswa kelas VIII A di SMP Negeri 01 Pasemah Air Keruh Kabupaten Empat

Lawang Provinsi Sumatera Selatan.

2. Bentuk kesalahan ejaan (tataran tulisan) penggunaan bahasa Indonesia pada

siswa kelas VIII A di SMP Negeri 01 Pasemah Air Keruh Kabupaten Empat

Lawang Provinsi Sumatera Selatan.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Page 20: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

7

Penelitian ini diharapkan akan mendapatkan hasil yang baik, dapat

mencapai tujuan secara optimal, menghasilkan laporan yang sistematis, dan dapat

bermanfaat secara umum sebagai media informasi mengenai bentuk-bentuk

analisis kesalahan penggunaan bahasa Indonesia pada siswa kelas VIII A di SMP

Negeri 01 Pasemah Air Keruh Kabupaten Empat Lawang Provinsi Sumatera

Selatan.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang diperoleh dari penelitian ini mencakup tiga hal,

yaitu:

a. Bagi penulis, penelitian ini dapat mengaplikasikan kemampuan teori yang

dimiliki dan dapat memberikan gambaran bagi peneliti lain untuk dapat

mengembangkan penelitian yang sejenis dan dapat menyempurnakan

penelitian ini.

b. Lembaga pendidikan dan pihak terkait, penelitian ini dapat dijadikan referensi

guna menambah wawasan menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan

bidang analisis kesalahan penggunaan bahasa Indonesia.

c. Bagi masyarakat, penelitian ini berguna untuk dijadikan sebagai panduan

mengenai bentuk-bentuk kesalahan berbahasa, sehingga nantinya masyarakat

dapat memperbaiki bahasanya sesuai dengan aturan bahasa yang baik dan

benar.

Page 21: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia sebenarnya sudah banyak dibicarakan dalam buku-buku

tata bahasa. Dalam pengajaran bahasa di sekolah pun tata cara pembentukan kata

sudah diajarkan. Meskipun demikian, hal itu tidak berarti semua bentukan kata

dalam bahasa Indonesia telah dilakukan melalui proses yang benar sesuai dengan

kaidah yang berlaku. Dalam kenyataan berbahasa, masih sering kita jumpai

bentukan kata yang menyimpang dari kaidah.Bahasa adalah alat komunikasi yang

mempunyai sistem sebagai keseluruhan aturan atau pedoman yang ditaati oleh

pemakainya. Hal ini tidak hanya berlaku bagi penutur aslinya, namun juga bagi

siapapun yang ingin menggunakan. Maka, layaknya dalam penggunaan bahasa

pertama, seorang pembelajar bahasa kedua/asing pun dituntut untuk tahu, paham,

dan mampu menggunakan sistem bahasa targetyang dipelajarinya dalam bentuk

keterampilan berbahasa (mendengar, berbicara, membaca, dan menulis) dengan

benar dan tempat seperti penutur asli. Setiap penyimpangan terhadap sistem

bahasa ini dianggap sebuah kesalahan.7

7 Fina Sa‘adah, ―Analisis Kesalahan Berbahasa dan Peranannya Pembelajaran Bahasa

Asing,‖ Studi Islam dan Sosial vol. 14 no. 1 (Maret 2012): h. 2.

8

Page 22: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

9

a. Hakikat Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu termasuk rumpun bahasa

Austronesia yang telah digunakan sebagai lingua franca di nusantara sejak abad-

abad awal hingga penggalan abad modern, paling tidak dalam bentuk

informalnya.Bentuk bahasa sehari-hari ini sering dinamai dengan istilah Melayu

pasar.Bahasa Indonesia ialah bahasa yang terpenting di kawasan publik

kita.Pentingnya peranan bahasa itu antaralain bersumber pada ikrar ketiga

sumpahpemuda 1928 yang berbunyi ―Kami poetra dan poetry Indonesia

mendjoendjoen bahasa persatoen, bahasa Indonesia‖ dan pada Undang-Undang

Dasar1945 kita di dalamnya tercantum pasal khusus yang menyatakan bahwa

―Bahasa negara ialah bahasa Indonesia‖.

Namun, disamping itu beberapaalasan lain mengapa bahasa Indonesia

menduduki tempat yang terkemuka diantara beratus-ratus bahasa nusantara yang

masing-masing amat penting bagipenuturnya sebagai bahasa ibu. Penting tidaknya

suatu bahasa dapat juga didasari patokan seperti jumlah penutur, luas penyebaran,

dan peranannyasebagai sarana ilmu, seni sastra dan pengungkapan budaya.

b. Ragam Bahasa

Bahasa Indonesia memiliki dua kedudukan, yaitu sebagai bahasa nasional dan

bahasa negara. Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dipakai dalam berbagai

keperluan tidak seragam, atau berbeda-beda sesuai dengan situasi dan kondisi.

Dengan kata lain, bahasa itu dalam praktik pemakaiannya pada dasarnya

beranekaragam. Keanekaragaman pemakaian bahasa itulah yang dinamakan

ragam bahasa. Ragam bahasa atau variasi pemakaian bahasa dapat diamati

Page 23: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

10

berdasarkan sarananya, suasananya, norma pemakaiannya, tempat atau daerahnya,

bidang penggunaannya, dan lain-lain. Ragam bahasa dapat dibedakan atas ragam

lisan dan tulis. Pada ragam lisan informasi yang disampaikan dapat diperjelas

dengan menggunakan intonasi, gerakan anggota tubuh tertentu, dan situasi tempat

pembicaraan itu berlangsung. Pada ragam tulis unsur-unsur bahasa yang

digunakan cenderung tidak selengkap unsur bahasa ragam lisan.

Oleh sebab itu, agar informasi yang disampaikan secara tertulis menjadi lebih

jelas, unsur-unsur bahasa yang digunakannya harus lengkap. Bila unsur-unsur

yang digunakan tidak lengkap, ada kemungkinan informasi yang disampaikan pun

tidak dapat lengkap, ada kemungkinan informasi yang disampaikan pun tidak

dapat dipahami secara tepat.8

c. Berbahasa Indonesia yang Baik dan Benar

Lahirnya konsep bahasa Indonesia yang baik dan benar pada dasarnya tidak

terlepas dari konteks pemakaian bahasa yang beragam-ragam. Berbahasa

Indonesia dengan baik dan benar adalah berbahasa Indonesia yang sesuai dengan

faktor-faktor penentu berkomunikasi dan benar dalam penerapan aturan

kebahasaannya.9

2. Kesalahan Berbahasa

Dalam bahasa Indonesia terdapat beberapa kata yang artinya bernuansa

dengan kesalahan yaitu; penyimpangan, pelanggaran, dan kekhilafan. Kesalahan

berbahasa adalah penggunaan bahasa baik secara lisan maupun tertulis

8 Nanik Setyawati, Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Teori dan Praktik (Surakarta:

Yuma Pustaka, 2010), h. 2. 9 Nanik Setyawati, Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Teori dan Praktik (Surakarta:

Yuma Pustaka, 2010), h. 9.

Page 24: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

11

yangmenyimpang dari faktor-faktor penentu berkomunikasi atau menyimpang

dari norma kemasyarakatan dan menyimpang dari kaidah tata bahasa

Indonesia.10

Dalam konteks penelitian ini, yang menjadi alat analisis kesalahan

berbahasa ialah tataran fonologi. Kesalahan berbahasa juga banyak terjadi karena

pemakaian tanda baca yang kurang tepat. Analisis kesalahan berbahasa dan

kesulitan dalam memahami kaidah kebahasaan ini akan menjadi bahan untuk

memperbaiki perangkat pembelajaran bahasa.11

Kesalahan dalam pemakaian berbahasa secara garis besar dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu kesalahan dalam bidang ejaan dan kesalahan

dalam bidang tata bahasa (fonologi). Jadi, segala macam penulisan terkait dengan

segi ortografis/tata tulis dikatakan salah apabila tidak sesuai dengan aturan-aturan

atau ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI). Kesalahan yang berkait dengan tata bahasa, dalam bahasa

Indonesia juga sudah jelas parameter/tolak ukurnya. Jadi, pemakaian bahasa

dianggap salah/tidak tepat dari sudut tata bahasa apabila penyusunannya tidak

sesuai dengan aturan-aturan/kaidah-kaidah yang termaktub dalam Tata Bahasa

Baku Bahasa Indonesia (TBBBI).12

Kesalahan berbahasa di dalam pembelajaran bahasa merupakan suatu hal

yang tidak bisa kita hindari. Kesalahan seseorang dalam berbahasa dapat menjadi

masalah jika orang tersebut mengerti tentang konsep kesalahan itu sendiri, namun

10

Nanik Setyawati, Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Teori dan Praktik (Surakarta:

Yuma Pustaka, 2010), h. 13. 11

Bayu Dwi Nurwicaksono dan Diah Amelia, ―Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia

pada Teks Ilmiah Mahasiswa,‖ Aksis vol. 2 no. 2 (Desember 2018): h. 150. 12

Mujid Farihul Amin, ―Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Penulisan Autobiografi Para

Mahasiswa Prodi S-1 Statistika FMIPA Unimus Angkatan 2016,‖ Nusa vol. 12 no. 3 (Agustus

2017): h. 126.

Page 25: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

12

sebaliknya bisa menjadi hal sederhana jika orang tersebut tidak menyadari akan

kesalahannya didalam bertindak tutur atau berbahasa. Kesalahan-kesalahan yang

terjadi itu perlu diketahui dan dikaji secara mendalam, sebab kesalahan tersebut

merupakan bagian integral dari proses belajar bahasa.13

a. Definisi Kesalahan Berbahasa

Istilah ―kesalahan‖ dalam berbahasa merupakan padanan kata ―error‖dalam

bahasa Inggris. Dalam literatur Arab, istilah ini lazim dipadankan dengankata

―khata‖ namun terkadang juga digunakan kata untuk maksudyang

sama.Kesalahan tidak sama dengan kekeliruan. Corder membedakan keduanya

secara jelas, yaitu bahwa kesalahan (error) adalah penyimpangan bahasa secara

sistematis atau konsisten, sedangkan kekeliruan (mistake) adalah penyimpangan

bahasa yang dilakukan secara tidak sengaja. Dalam pengucapan, kekeliruan lazim

disebut dengan salah ucap (lapse).Kesalahan disebabkan oleh faktor kompetensi,

yaitu karena pembelajar belum memahami atau menguasai sistem bahasa target

yang digunakannya.Sedangkan kekeliruan atau salah ucap terjadi karena faktor

performansi, seperti: kurangnya konsentrasi, kelelahan, kantuk, keterburu-buruan,

kerja acak-acakan, dan semacamnya.Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa

kesalahan berbahasa adalahpenyimpangan dalam menggunakan suatu butir bahasa

target sebagai akibatbelum dipahami atau dikuasainya kaidah-kaidah atau

ketentuan-ketentuan butirtersebut secara sempurna.14

13

Fina Sa‘adah, ―Analisis Kesalahan Berbahasa dan Peranannya Pembelajaran Bahasa

Asing,‖ Studi Islam dan Sosial vol. 14 no. 1 (Maret 2012): h. 10. 14Fina Sa‘adah, ―Analisis Kesalahan Berbahasa dan Peranannya Pembelajaran Bahasa

Asing,‖ Studi Islam dan Sosial vol. 14 no. 1 (Maret 2012): h. 5.

Page 26: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

13

b. Sikap Positif TerhadapBahasa Indonesia

Pemakaian bahasa yang sesuai dengan situasi dan kaidahnya adalah cerminan

sikap positif. Sikap positif juga dapat ditunjukkan melalui pemakaian bahasa yang

sesuai dengan situasinya. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa penggunaan

bahasa selain bahasa Indonesia untuk keperluan tertentu tidak perlu dipandang

sebagai cerminan rasa kebanggaan yang rendah. Analisis kesalahan terhadap

belajar bahasa mempunyai dampak positif. Bahasa sebagai perangkat kebiasaan

dimiliki setiap orang sebagai media komunikasi.15

c. Faktor-Faktor Penyebab Kesalahan Berbahasa

1) Penyebab Kesalahan Berbahasa

Penyebab kesalahan berbahasa ada pada orang yang menggunakan bahasa

yang bersangkutan bukan pada bahasa yang digunakannya. Adatiga kemungkinan

penyebab seseorang dapat salah dalam berbahasa, antara lain sebagai berikut:

a) Terpengaruh bahasa yang lebih dahulu dikuasainya. Ini dapat berarti bahwa

kesalahan berbahasa disebabkan oleh interferensi bahasa ibu atau bahasa

pertama (B1) terhadap bahasa kedua (B2) yang sedang dipelajari si pembelajar

(siswa). Dengan kata lain sumber kesalahan terletak pada perbedaan sistem

linguistik B1 dengan sistem linguistikB2.

b) Kekurangpahaman pemakai bahasa terhadap bahasa yang dipakainya.

Kesalahan yang merefleksikan ciri-ciri umum kaidah bahasa yang dipelajari.

Dengan kata lain, salah atau keliru menerapkan kaidah bahasa. Misalnya:

kesalahan generalisasi, aplikasi kaidah bahasa secara tidak sempurna, dan

15

Nanik Setyawati, Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Teori dan Praktik (Surakarta:

Yuma Pustaka, 2010), h. 19–21.

Page 27: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

14

kegagalan mempelajari kondisi-kondisi penerapan kaidah bahasa. Kesalahan

seperti ini sering disebut dengan istilah kesalahan intrabahasa (intralingual

eror). Kesalahan ini disebabkanoleh penyamarataan berlebihan, ketidaktahuan

pembatasan kaidah. Penerapan kaidah yang tidaksempurna, dan salah

menghipotesiskan konsep.

c) Pengajaran bahasa yang kurang tepat atau kurang sempurna. Hal ini berkaitan

dengan bahan yang diajarkan atau yang dilatihkan dan cara pelaksanaan

pengajaran. Bahan pengajaran menyangkut masalah sumber, pemilihan,

penyusunan, pengurutan, dan penekanan. Cara pengajaran menyangkut

masalah pemilihan teknik penyajian, langkah-langkah dan urutan penyajian,

intensitasdan kesinambungan pengajaran, dan alat-alat bantu dalam

pengajaran.16

2) Penyebab Terjadinya Kesalahan Berbahasa

Penyebab terjadinya kesalahan berbahasa adalah adanya interferensi bahasa

ibu, minimnya informasi dan referensi tentang kaidah berbahasa, kurangnya

penguasaan kosakata dan pemahaman tentang kalimat efektif, dan yang paling

terlihat adalah kurangnya motivasi siswa untuk belajar bahasa Indonesia.

Beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh guru untuk meminimalisasi

kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh siswa diantaranya adalah dengan

melakukan kegiatan analisis kesalahan berbahasa, menggunakan model dan

metode pembelajaran yang lebih bervariasi agar siswa benar-benar paham dengan

materi dan seluk beluk menulis yang membutuhkan pemahaman tentang kalimat

16

Nanik Setyawati, Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Teori dan Praktik (Surakarta:

Yuma Pustaka, 2010), h. 13–14.

Page 28: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

15

efektif, ejaan, diksi, dan lain-lain. Selain itu, dari pihak siswa juga harus ada

upaya untuk melakukan perbaikan diantaranya adalah dengan memunculkan

kesadaran akan budaya literasi sehingga mereka akan terbiasa membaca dan

menulis yang secara otomatis akan mengembangkan pemahaman mereka tentang

kaidah berbahasa dan memperkaya kosakata.17

Kesalahan berbahasa tidak sama dengan kekeliruan berbahasa. Keduanya

memang merupakan pemakaian bentuk-bentuk tuturan yang menyimpang.

Kesalahan berbahasa terjadi secara sistematis kerena belum dikuasainya sistem

kaidah bahasa yang bersangkutan. Kekeliruan berbahasa tidak terjadi secara

sistematis, bukan terjadi karena belum dikuasainya sistem kaidah bahasa yang

bersangkutan, melainkan karena kegagalan merealisasikan sistem kaidah bahasa

yang sebenarnya sudah dikuasai.

3) Klasifikasi Kesalahan Berbahasa

Menurut Tarigan kesalahan berbahasa dalam bahasa Indonesia dapat

diklasifikasikan menjadi:

a) Berdasarkan tataran linguistik,kesalahan berbahasa dapat diklasifikasikan

menjadi: kesalahan berbahasa dibidang fonologi, morfologi, sintaksis (frasa,

klausa, kalimat), semantik, dan wacana.

b) Berdasarkan kegiatan bahasa atau keterampilan berbahasa dapat

diklasifikasikan menjadi kesalahan berbahasa dalam menyimak, berbicara,

membaca, dan menulis.

17

Feny Oktaviani dkk., ―Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Karangan Eksposisi

Siswa Kelas X MIPA (Studi Kasus di SMA Negeri 4 Surakarta),‖ Basastra vol. 6 no. 1 (April

2018): h. 106.

Page 29: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

16

c) Berdasarkan sarana atau jenis bahasa yang digunakan dapat berwujud

kesalahan berbahasa secara lisan dan secara tertulis.

d) Berdasarkan penyebab kesalahan tersebut terjadi dapat diklasifikasikan

menjadi kesalahan berbahasa karena pengajaran dan kesalahan berbahasa

karena interferensi.

e) Kesalahan berbahasa berdasarkan frekuensi terjadinya dapat diklasifikasikan

atas kesalahan berbahasa yanag paling sering, sering, sedang, kurang, dan

jarang terjadi.18

4) Unsur-Unsur Kesalahan Berbahasa

Menurut Tarigan unsur-unsur kesalahan berbahasa yang termasuk dalam

kategori linguistik adalah:

a) Kesalahan fonologis, yang mencakup ucapan bagi bahasa lisan, dan ejaan

bagi bahasa tulis.

b) Kesalahan morfologis, yang mencakup prefiks, infiks, sufiks, konfiks,

simulfiks, dan perulangan kata.

c) Kesalahan leksikal atau pilihan kata.19

d. Bentuk-Bentuk Kesalahan Berbahasa

Menyangkut dalam analisis kesalahan berbahasa dalam penelitian ini terbagi

menjadi dua yaitu:

18

Nanik Setyawati, Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Teori dan Praktik (Surakarta:

Yuma Pustaka, 2010), h. 17. 19

Reni Supriani dan Ida RahmadaniSiregar, ―Penelitian Analisis Kesalahan Berbahasa,‖

Edukasi Kultura (April 2012): h. 71.

Page 30: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

17

1) Kesalahan Fonologi

a) Hakikat Fonologi

Secara etimologis fonologi berasal dari dua kata Yunani yaitu phone yang

berarti ―bunyi‖ dan logos yang berarti ―ilmu‖. Jadi secara harfiah katafonologi

berarti ―ilmu bunyi‖Fonologi merupakan bagian dari ilmu bahasa yangmengkaji

bunyi.20

Fonologi diartikan sebagai kajian bahasa yang mempelajari tentang bunyi-

bunyi bahasa yang diproduksi oleh alat ucap manusia. Bidang kajian fonologi

adalah bunyi bahasa sebagai satuan terkecil dari ujaran dengan gabungan bunyi

yang membentuk suku kata.21

Kesalahan pada bidang fonologi, fonologi merupakan cabang ilmu bahasa

yang membahas tentang fonem. Fonologi menjadi bidang yang menyelidiki bunyi

bahasa menurut fungsinya.

Berkaitan dengan bidang tersebut, kesalahan pada fonologi berkaitan dengan

penggunaan pelafalan dan ejaan. Kesalahan yang di maksud dalam hal ini antara

lain terkait dengan sebuah pelafalan dan penulisan bunyi suatu bahasa.22

b) Objek Kajian Fonologi

Objek kajian fonologi yang pertama adalah bunyi bahasa (fon) yang disebut

tata bunyi (fonetik) dan yang kedua mengkaji fonem yang disebut tata fonem

(fonemik).23

20

Saida Gani dan Berti Arsyad, ―Kajian Teoritis Struktur Internal Bahasa (Fonologi,

Morfologi, Sintaksis, dan Semantik),‖ Bahasa dan Sastra Arab vol. 07 no. 1 (Jini 2018): h. 2. 21

Lina Meriaty Simbolon, ―Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Ragam Tulis Siswa

Kelas VIII SMP Negeri 1 Babalan Pangkalan Berandan ,‖ Bahasa, Sastra dan Budaya vol. 5 no. 1

(Oktober 2018): h. 4. 22

Kodrat Eko Putro Setiawan dan Wixke Zyuliantina, ―Analisis Kesalahan Berbahasa

Indonesia pada Status dan Komentar di Facebook ,‖ Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya vol. 1 no.

1 (Juni 2020): h. 99.

Page 31: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

18

c) Proses Fonologi

Satuan bunyi-bunyi bahasa bila digabungkan akan menghasilkan kata-kata.

Untuk menghasilkan sebuah kata yang baik, bunyi-bunyi tersebut melalui sebuah

yang disebut dengan proses artikulasi. Proses tersebut merupakan sebuah proses

yang terjadi pada alat-alat bicaranya. Bunyi-bunyi yang digabungkan tersebut

akan saling mempengaruhi. Bunyi yang satu akan mempengaruhi bunyi yang lain,

apakah terpengaruh bunyi didepannya atau bunyi dibelakangnya. Hal ini terjadi

karena proses artikulasi yang terjadi pada alat ucap kita. Bagaimana dan kapan

terjadinya kita tidak menyadarinya, karena prosesnya cepat berlangsung secara

otomatis tanpa kita sadri. Terjadinya proses artikulasi memudahkan kita untuk

melafalkan rentetan bunyi-bunyi bahasa menjadi sebuah kata yang utuh.24

d) Jenis-Jenis Fonologi

Fonologi terdiri dari 2 (dua) bagian, yaitu Fonetik dan Fonemik. Fonologi

berbeda dengan fonetik mempelajari bagaimana bunyi-bunyi fonem sebuah

bahasa direalisasikan atau dilafalkan.

Fonetik juga mempelajari cara kerja organ tubuh manusia, terutama yang

berhubungan dengan penggunaan dan pengucapan bahasa dengan kata lain,

fonetik adalah bagian fonologi yang mempelajari cara menghasilkan bunyi bahasa

atau bagaimana suatu bunyi bahasa diproduksi oleh alat ucap manusia. Sementara

23

Saida Gani dan Berti Arsyad, ―Kajian Teoritis Struktur Internal Bahasa (Fonologi,

Morfologi, Sintaksis, dan Semantik),‖ Bahasa dan Sastra Arab vol. 07 no. 1 (Jini 2018): h. 3. 24

Sri Sulihingtyas, ―Proses Fonologi Bahasa Belanda,‖ Kajian Kebahasaan, Kesusastraan,

dan Budaya vol. 3. no. 1. (Agustus 2013): h. 34.

Page 32: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

19

itu, Fonetik adalah bagian fonologi yang mempelajari bunyi ujaran menurut

fungsinya sebagai pembeda arti.25

2) Kesalahan Ejaan

a) Analisis Kesalahan

Kesalahan adalah penyimpangan terhadap kaidah (norma) atau aturan yang

telah ditentukan. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswaada bermacam-

macam. Bahasa Indonesia mempunyai karakteristik sendiri dan dalam

perkembangannya ada beberapa komponen yang belum dibakukan, yaitu

komponen lafal.

Sementara itu, yang telah dibakukan pertama ialah komponen ortografi (ilmu

ejaan), tata bahasa fonologi. Dari beberapa macam kesalahan berbahasa tersebut,

penelitian ini menganalisis kesalahan ortografi (ilmu ejaan) dengan

memperhatikan ejaan yang sesuai dengan ejaan yang disempurnakan.

b) Hakikat Ejaan

Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi-bunyi

ujaran, bagaimana menempatkan huruf besar dan huruf kecil, bagaimana

menempatkan tanda-tanda baca, bagaimana memotong suku kata (pemenggalan

suku kata), serta bagaimana menggabungkan kata-kata.26

Selama ini orang umumnya berpendapat bahwa ejaan hanya berkaitan dengan

cara mengeja suatu kata.Pengertian ejaan seperti itu sebenarnya kurang tepat

karena yang disebut ejaan pada dasarnya lebih luas dari itu.Ejaan adalah aturan

25

Lina Meriaty Simbolon, ―Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Ragam Tulis Siswa

Kelas VIII SMP Negeri 1 Babalan Pangkalan Berandan ,‖ Bahasa, Sastra dan Budaya vol. 5 no. 1

(Oktober 2018): h. 4–5. 26

Farika, Cara Asyik Belajar Ejaan(Bandung: Nuansa Citra Grafika, 2006),h.3.

Page 33: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

20

tulis-menulis dalam menggambarkan suatu bahasa yang berhubungan dengan

penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan penggunaan tanda

baca.27

Ejaan berfungsi untuk membantu pembaca dalam memahami dan mencerna

informasi yang disampaikan secara tertulis. Berikut ini pokok-pokok bahasan

mengenai ejaan dalam bahasa Indonesia.28

1. Huruf Abjad

Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, b, c,

d, e, f, g, h, i, j, k, l, m, n, o, p, q, r, s, t, u, v, w, x,y,danz.

2. Huruf Vokal

Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a,

e, i, o, dan u.

3. Huruf Konsonan

Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas

huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x,y, dan z.

4. Huruf Diftong

Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai,

au, dan oi.

5. Gabungan Huruf Konsonan

27

Nanik Setyawati, Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Teori dan Praktik (Surakarta:

Yuma Pustaka, 2010), h. 139. 28

Muammar Reza Qhadafi, ―Analisis Kesalahan Penulisan Ejaan yang Disempurnakan

dalam Teks Negosiasi Siswa SMA Negeri 3 Palu,‖ Bahasa dan Sastra vol. 3 no. 4 (Juli 2018): h.

3.

Page 34: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

21

Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang

melambangkan konsonan, yaitu kh, ng, ny, dan sy.Gabungan huruf konsonan kh,

ng, ny, dan sy masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan.29

6. Huruf Kapital

a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.

b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.

c. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang

berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk

Tuhan.

d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,

keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.

e. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat

yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang

tertentu, nama instansi, atau nama tempat.

f. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.

g. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan

bahasa.

h. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari

raya, dan peristiwa sejarah.

i. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.

29

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (Jakarta: PT

Grasindo, 1993), h. 1–3.

Page 35: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

22

j. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara,

lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi

kecuali kata seperti dan.

k. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang

sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan

ketatanegaraan, serta dokumen resmi.

l. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua

unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan

judul karangan, kecuali kata seperti di, ke, dari, dan,yang, dan untukyang

tidak terletak pada posisi awal.

m. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,

pangkat, dan sapaan.

n. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan

kekerabatan seperti bapak,ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai

dalam penyapaan atau pengacuan.

o. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.30

7. Huruf Miring

a. Huruf miring dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar

yang dikutip dalam tulisan.

b. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian

kata, kata, atau kelompok kata.

30

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (Jakarta: PT

Grasindo, 1993), h. 6–11.

Page 36: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

23

c. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan

asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.31

8. Huruf Tebal

a. Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis

miring.

b. Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagian-bagian karangan,seperti

judul buku, bab, atau subbab.32

9. Kata Dasar

Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.33

10. Kata Berimbuhan

a. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan akhiran)

ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.

b. Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.34

11. Bentuk Ulang

Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda

hubung.

12. Gabungan Kata

a. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus,

unsur-unsurnya ditulis terpisah.

31

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (Jakarta: PT

Grasindo, 1993), h. 11–12. 32

Tim Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2016), h. 14. 33

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (Jakarta: PT

Grasindo, 1993), h. 13. 34

Tim Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2016), h. 16.

Page 37: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

24

b. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan

kesalahan pengertian, dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan

pertalian di antara unsur yang bersangkutan.

c. Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai.35

13. Pemenggalan Kata

a. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut:

1) Jika di tengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan

diantara kedua huruf vokal itu.

2) Jika di tengah kata ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf konsonan,

di antara dua buah huruf vokal, pemenggalan dilakukan sebelum huruf

konsonan.

3) Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan

dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu. Gabungan huruf konsonan

tidak pernah diceraikan.

4) Jika di tengah kata ada tiga huruf konsonan atau lebih, pemenggalan

dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang

kedua.

b. Imbuhan akhiran dan imbuhan awalan, termasuk awalan yang mengalami

perubahan bentuk serta partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata

dasarnya, dapat dipenggal pada pergantian baris.

35

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (Jakarta: PT

Grasindo, 1993), h. 15–16.

Page 38: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

25

c. Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat

bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dapat dilakukandi antara unsur-

unsur itu, atau pada unsur gabungan itu sesuai dengan kaidah di atas.36

14. Kata Depan

Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya,

kecuali di dalam gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata seperti

kepada dan daripada.37

15. Partikel

a. Partikel -lah,-kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang

mendahuluinya.

b. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.

c. Partikel per yang berarti ‗mulai‘, ‗demi‘, dan ‗tiap‘ ditulis terpisah dari

bagian kata yang mendahuluinya atau mengikutinya.

16. Singkatan dan Akronim

a. Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau

lebih.

1) Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti

dengan tanda titik.

2) Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau

organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata,

ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.

36

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (Jakarta: PT

Grasindo, 1993), h. 3–5. 37

Effendi, Panduan Berbahasa Indonesia dengan Baik dan Benar (Jakarta: Pustaka Jaya,

1995), h. 263.

Page 39: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

26

3) Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.

4) Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang

tidak diikuti tanda titik.

b. Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku

kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret yang diperlakukan

sebagai kata.

1) Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis

seluruhnya dengan huruf kapital.

2) Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan

suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.

3) Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata,

ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis

dengan huruf kecil.38

17. Angka dan Lambang Bilangan

a. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor, di dalam

tulisan lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.

b. Angka digunakan untuk menyatakan ukuran panjang, berat, satuan waktu,

dan nilai uang.

c. Angka lazim dipakai untuk menandai nomor jalan, rumah, apartemen, atau

kamar pada alamat.

d. Angka digunakan juga untuk menomori karangan atau bagiannya.

38

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (Jakarta: PT

Grasindo, 1993), h. 18–21.

Page 40: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

27

e. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, ditulis

dengan huruf, kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara

berurutan, seperti dalam pemerincian dan pemaparan.

f. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu,

susunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan

dengan satu atau dua kata, tidak terdapat lagi pada awal kalimat.

g. Angka yang menunjukkan bilangan bulat yang besar dapat dieja untuk

sebagian, supaya lebih mudah dibaca.

h. Kecuali di dalam dokumen resmi, seperti akta dan kuitansi, bilangan tidak

perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks.

i. Kalau bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus

tepat.39

18. Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, -nya

Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya;-ku,

-mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.

19. Kata Sandang si dan sang

Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.40

20. Tanda Titik (.)

a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.

b. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar,

atau daftar.

39

Effendi, Panduan Berbahasa Indonesia dengan Baik dan Benar (Jakarta: Pustaka Jaya,

1995), h. 265–268. 40

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (Jakarta: PT

Grasindo, 1993), h. 17–18.

Page 41: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

28

c. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang

menunjukkan waktu.

d. Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir

dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.

e. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.

f. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau

kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.

g. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan

atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.

h. Tanda titik tidak dipakai di belakang alamat pengirim dan tanggal surat atau

nama dan alamat penerima surat.

21. Tanda Koma (,)

a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau

pembilangan.

b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat

setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan.

c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika

anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.

d. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat

jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.

e. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung

antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh

karenaitu,jadi, lagi pula, meskipun begitu, dan akan tetapi.

Page 42: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

29

f. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan

dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat.

g. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain

dalam kalimat.

h. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik

susunannya dalam daftar pustaka.

i. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.

j. Tanda koma dipakai di antara nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat

dan tanggal, serta nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis

berurutan.

k. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademikyang

mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau

marga.

l. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan

sen yang dinyatakan dengan angka.

m. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak

membatasi.

n. Tanda koma dapat dipakai (untuk menghindari salah baca) di belakang

keterangan yang terdapat pada awal kalimat.

o. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian

lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir

Page 43: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

30

dengan tanda tanya atau tanda seru.41

22. Tanda Titik Koma (;)

a. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat

yang sejenis dan setara.

b. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di

dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.

23. Tanda Titik Dua (:)

a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti

rangkaian atau pemerincian.

b. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan

pemerian.

c. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan

pelaku dalam percakapan.

d. Tanda titik dua dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan

pelengkap yang mengakhiri pernyataan.

e. Tanda titik dua dipakai di antara jilid atau nomor dan halaman, di antara bab

dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau di antara judul dan anak judul suatu

karangan.42

24. Tanda Hubung (-)

a. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh

pergantian baris.

41

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (Jakarta: PT

Grasindo, 1993), h. 37–42. 42

Effendi, Panduan Berbahasa Indonesia dengan Baik dan Benar (Jakarta: Pustaka Jaya,

1995), h. 287–288.

Page 44: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

31

b. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata dibelakang atau

akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris.

c. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.

d. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-

bagian tanggal.

e. Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian

kata atau ungkapan, dan penghilangan bagian kelompok kata.

f. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikanse- dengan kata berikutnya yang

dimulai dengan huruf kapital, ke- dengan angka, angka dengan -an, dan

singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, serta nama jabatan

rangkap.

g. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan

unsur bahasa asing.43

25. Tanda Pisah (—)

a. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi

penjelasan di luar bangun kalimat.

b. Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain

sehingga kalimat menjadi lebih jelas.

c. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat dengan arti

‗sampai‘.

26. Tanda Tanya (?)

a. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.

43

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (Jakarta: PT

Grasindo, 1993), h. 44–46.

Page 45: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

32

b. Tanda tanya dipakai diantara tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat

yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.

27. Tanda Seru (!)

Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan

atau perintah, atau yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau

rasa emosi yang kuat.

28. Tanda Elipsis (...)

a. Tanda elipsis menggambarkan kalimat yang terputus-putus.

b. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang

hilang.

29. Tanda Petik (―...‖)

a. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan

naskah atau bahan tertulis lain.

b. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai

dalam kalimat.

c. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang

mempunyai arti khusus.

30. Tanda Petik Tunggal (‗...‘)

a. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.

b. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata

ungkapan asing.44

31. Tanda Kurung ((...))

44

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (Jakarta: PT

Grasindo, 1993), h. 46–51.

Page 46: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

33

a. Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.

b. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian

integral pokok pembicaraan.

c. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu seri

keterangan. Angka atau huruf itu dapat juga diikuti oleh kurung tutup saja.

32. Tanda Kurung Siku ([...])

a. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi

atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain.

Tanda itu jadi isyarat bahwa kesalahan itu memang terdapat di dalam naskah

asal.

b. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah

bertanda kurung.45

33. Tanda Garis Miring (/)

a. Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan

penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.

b. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, atau tiap.

34. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‗)

Tanda penyingkat atau apostrof menunjukkan penghilangan bagian kata atau

bagian angka tahun.46

35. Penulisan Unsur Serapan

45

Effendi, Panduan Berbahasa Indonesia dengan Baik dan Benar (Jakarta: Pustaka Jaya,

1995), h. 292–293. 46

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (Jakarta: PT

Grasindo, 1993), h. 51.

Page 47: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

34

Berdasarkan taraf integrasinya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat

dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: a) unsur asing yang belum sepenuhnya

terserap ke dalam bahasa Indonesia, unsur-unsur itu dipakai dalam konteks bahasa

Indonesia, tetapi pengucapandan penulisannya masih mengikuti cara asing, dan b)

unsur asing yang pengucapan dan penulisannya disesuikan dengan kaidah bahasa

Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agarejaan asing hanya diubah seperlunya

sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk

asalnya.47

B. Kajian Penelitian Terdahulu

Penelitian ini tentu saja memiliki keterkaitan dengan beberapa penelitian

terdahulu. Berikut merupakan penelitian terdahulu berupa beberapa skripsi terkait

dengan penelitian yang dilakukan penulis. Dalam kajian penelitian terdahulu

penulis membuat persamaan dan perbedaan penelitian yang penulis lakukan

dengan penelitian-penelitian terdahulu. Adapun persamaan dan perbedaan

penelitian sebagai berikut:

Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu

Skripsi Sri Rahayuni Tanjung

Nama

Peneliti

Judul

Penelitian

Hasil Penelitian

Sri Analisis Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kesalahan

47

Effendi, Panduan Berbahasa Indonesia dengan Baik dan Benar (Jakarta: Pustaka Jaya,

1995), h. 269–280.

Page 48: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

35

Rahayuni

Tanjung

Kesalahan

Penggunaan

Kata Baku

pada Teks

Laporan

Hasil

Observasi

Siswa Kelas

X MAN 2

Model

Medan Tahun

Pembelajaran

2016/2017

penggunaan kata baku pada teks laporan hasil

observasi dibedakan menjadi lima bagian, yaitu

a) kesalahan penggantian huruf, b) penghilangan

huruf, c) penyederhanaan huruf, d) ejaan, dan e)

pilihan kata. Oleh sebab itu, dapat diketahui

bahwa kesalahan yang paling dominan yang

ditemukan dalam karangan siswa kelas X MAN

2 Model Medan adalah penggunaan ejaan yang

tidak benar, siswa tidak memahami aspek ejaan

(pemisahan atau penyatuan bagian kata dan kata

penghubung). Tentunya hal ini menunjukkan

kurangnya pengetahuan siswa tentang aspek

ejaan. Mayoritas siswa belum mengetahui kaidah

penggunaan kata baku yang tepat. Siswa hanya

mengandalkan pengetahuan tanpa mencari tahu

atau membaca pedoman umum kata baku.48

48

Sri Rahayuni Tanjung, ―Analisis Kesalahan Penggunaan Kata Baku pada Teks Laporan

Hasil Observasi Siswa Kelas X MAN 2 Model Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017,‖ Basastra

vol. 9 no. 1 (Januari 2012): h. 61.

Page 49: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

36

Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah sama-sama

meneliti tentang analisis kesalahan penggunaan bahasa Indonesia, dan

perbedaannyaialah penelitian yang dilakukan oleh Sri Rahayuni Tanjung

berpusat untuk mengkaji tentang teks laporan hasil observasi,sedangkan

penelitian yang dilakukan penulisberfokus untuk meneliti tentang analisis

kesalahan penggunaan bahasa Indonesiapada siswa.

Tabel 1.2 Penelitian Terdahulu

Skripsi Rohmah Tussolekha

Nama

Peneliti

Judul

Penelitian

Hasil Penelitian

Rohmah

Tussolekha

Kesalahan

Penggunaan

Ejaan Bahasa

Indonesia pada

Makalah Karya

Mahasiswa

STKIP

Muhammadiyah

Pringsewu

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa

bentuk kesalahan penggunaan ejaan terbagi

atas:a) kesalahan penggunaan huruf kapital,

b) kesalahan penggunaan huruf miring, c)

kesalahan penggunaan tanda baca, d)

kesalahan penulisan kata depan, e) kesalahan

penulisan awalan, dan f) kesalahan penulisan

gabungan kata oleh mahasiswa STKIP

Muhammadiyah Pringsewu.49

Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah sama-sama

49

Rohmah Tussolekha, ―Kesalahan Penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia pada Makalah

Karya Mahasiswa,‖ Aksara vol. 20 no. 1 (April 2019): h. 38.

Page 50: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

37

meneliti tentang analisis kesalahan penggunaan bahasa Indonesia, tetapi

perbedaannya ialah penelitian yang dilakukan oleh Rohmah Tussolekha ini

berfokus pada makalah karya mahasiswa, sedangkan penelitian yang

penulislakukan berpusat pada analisis kesalahan penggunaan bahasa

Indonesia pada siswa.

Tabel 1.3 Penelitian Terdahulu

SkripsiIntan Pandini

Nama

Peneliti

Judul

Penelitian

Hasil Penelitian

Intan

Pandini

Analisis

Kesalahan

Penggunaan

Ejaan yang

Disempurnakan

pada Karangan

Narasi Siswa

Kelas XI

SMAN 5

Model Palu

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa

terdapat kesalahan penggunaan ejaan pada

karangan narasi yang ditulis siswa kelas XI

MIPA 3 SMAN 5 Model Palu. Di mana

bentuk kesalahan-kesalahan penggunaan ejaan

tersebut antara lain: a) kesalahan penggunaan

huruf (huruf kapital, huruf kecil, dan huruf

miring), b) kesalahan penggunaan tanda baca

(penggunaan tanda titik, tanda seru, dan tanda

hubung), dan c) kesalahan penulisan kata (kata

Page 51: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

38

dasar, kata turunan, kata ganti, kata depan, dan

partikel).50

Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah sama-sama

meneliti tentang analisis kesalahan penggunaan bahasa Indonesia, dan

perbedaannya ialah penelitian yang dilakukan oleh Intan Pandiniberpusat

untuk mengkaji tentang karangan narasi siswa kelas XI SMAN 5 Model Palu,

sedangkan penelitian yang dilakukan penulis berfokus untuk meneliti tentang

analisis kesalahan penggunaan bahasa Indonesia pada siswa.

Tabel 1.4 Penelitian Terdahulu

SkripsiRiri Ariyanti

Nama

Peneliti

Judul

Penelitian

Hasil Penelitian

Riri

Ariyanti

Analisis

Kesalahan

Penggunaan

Huruf Kapital,

Tanda Baca,

dan Penulisan

Kata pada

Hasil penelitian ini menyatakan bahwabentuk

paragraf atau alinea bahkan iklan yang ada di

media cetak tentunya harus memperhatikan

kaidah penggunaan huruf kapital, tanda baca,

dan penulisan kata yang baik dan benar sesuai

dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI).51

50

Intan Pandini, ―Analisis Kesalahan Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan pada

Karangan Narasi Siswa Kelas XI SMAN 5 Model Palu,‖ Bahasa dan Sastra vol. 5 no. 4.

(Desember 2015) h. 84–85. 51

Riri Ariyanti, ―Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital, Tanda Baca, dan

Penulisan Kata pada Koran Mercusuar,‖ Bahasa dan Sastra vol. 4. no. 4. (September 2019): h. 20.

Page 52: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

39

Koran

Mercusuar

Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah sama-sama

meneliti tentang analisis kesalahan penggunaan bahasa Indonesia, tetapi

perbedaannya ialah penelitian yang dilakukan oleh Riri Ariyanti meneliti

tentang kesalahan penggunaan huruf kapital, tanda baca, dan penulisan kata

pada koran Mercusuar, sedangkan penelitian yang dilakukan penulis berfokus

untuk meneliti tentang analisis kesalahan penggunaan bahasa Indonesia pada

siswa.

Tabel 1.4 Penelitian Terdahulu

Skripsi Kurniawan Hamlan

Nama

Peneliti

Judul

Penelitian

Hasil Penelitian

Kurniawan

Hamlan

Analisis

Kesalahan

Penulisan Kata

pada Karangan

Deskripsi

Siswa Kelas

VIII SMP

Negeri 1

Hasil penelitian ini menyatakan

bahwaterdapat kesalahan penulisan ejaan

dalam pembuatan karangan deskripsi pada

siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Banawa

Kabupaten Donggala. Meliputi kesalahan

penulisan kata ulang, penulisan kata depan,

penulisan singkatan, dan penulisan

imbuhan.52

52

Kurniawan Hamlan, ―Analisis Kesalahan Penulisan Kata pada Karangan Deskripsi Siswa

Kelas VIII SMP Negeri 1 Banawa Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah,‖ Bahasa dan Sastra

vol. 3. no. 3. (Maret 2018): h. 9–10.

Page 53: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

40

Banawa

Kabupaten

Donggala

Sulawesi

Tengah

Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah sama-sama

meneliti tentang analisis kesalahan penggunaan bahasa Indonesia, dan

perbedaannya ialah penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan Hamlan

meneliti tentang kesalahan penulisan kata pada karangan deskripsi, sedangkan

penelitian yang dilakukan penulis berfokus untuk meneliti tentang analisis

kesalahan penggunaan bahasa Indonesia pada siswa.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan uraian pada kajian teori, maka pada bagian ini akan diuraikan

beberapa hal yang disajikan penulis sebagai landasan berpikir yang dapat

mengarahkan penulis untuk mendapatkan atau menemukan data (informasi) dalam

penelitian ini, guna memecahkan data yang dipaparkan. Pembelajaran bahasa dan

sastra Indonesia dalam proses pengajaran lebih diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan siswa berkomunikasidalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar,

baik secara lisan maupun tulis.

Adapun yang menjadi fokus dalam penelitian analisis kesalahan penggunaan

bahasa Indonesia yaitu dari segi kesalahan penggunaan fonologi dan ejaan. Untuk

Page 54: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

41

lebih jelasnya, akan diuraikan secara rinci kerangka berpikir yang dijadikan

pegangan dalam penelitian ini.

Alur Konsep Landasan Teori

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA

PADA SISWA KELAS VIII A DI SMP NEGERI 01 PADEMAH AIR

KERUH KABUPATEN EMPAT LAWANG PROVINSI

SUMATERA SELATAN

Kesalahan Fonologi

(Tataran Lisan)

Kesalahan Ejaan

(Tataran Tulisan)

Bentuk kesalahan fonologi (tataran

lisan) penggunaan bahasa

Indonesia pada siswa kelas VIIIA

di SMP Negeri 01 Pasemah Air

Keruh Kabupaten Empat Lawang

Provinsi Sumatera Selatan

Bentuk kesalahan ejaan (tataran

tulisan) penggunaan bahasa

Indonesia pada siswa kelas VIII A

di SMP Negeri 01 Pasemah Air

Keruh Kabupaten Empat Lawang

Provinsi Sumatera Selatan

PUEBI dan KBBI

Page 55: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

42

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Moleong penelitian

kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

yang tertulis atau lisan dari perilaku-perilaku yang dapat diamati.53

Sedangkan

menurut Nasution penelitian kualitatif adalah suatu tradisi tertentu dalam ilmu

pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada

manusia dalam kekhasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang

tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya. Penelitian kualitatif

memiliki ciri atau karakteristik yang membedakan dengan penelitian jenis

lainnya.54

Sejalan dengan itu, Satori dan Komariah menyatakan bahwa penelitian

kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang mengungkap situasi sosial

tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-kata

berdasarkan teknik pengumpulan dan analisis data yang relevan yang diperoleh

dari situasi yang alamiah.55

Ini diperkuat oleh pendapat Moleong yang mengatakan

bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku,

persepsi, motivasi, tindakan, dan lain sebagainya. Penelitian ini mengarah pada

53

IkaWahyuPrasetya dkk., ―AnalisisKesalahanBerbahasaTuturanMahasiswa

dalamSeminarProposalSkripsiMahasiswa,‖ Pancaran vol. 2 no.2 (Mei 2013): h. 121.

54

Pupu Saeful Rahmat, ―Penelitian Kualitatif,‖ Equilibrium vol. 5 no. 9 (Juni 2009): h. 2. 55

Siti Nur Tiana, ―Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Karangan Siswa,‖ Artikula vol. 4 no.

8 (Juli 2014): h. 33.

42

Page 56: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

43

pendeskripsian secara rinci dan mendalam mengenal potret kondisi tentang apa

yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan studinya.56

Sedangkan metode penelitian dalam penelitian ini adalah menggunakan

metode deskriptif. Menurut Sulistyo dan Basuki metode deskriptif adalah suatu

metode pengolahan data dengan cara menganalisa faktor-faktor yang berkaitan

dengan objek penelitian dengan penyajian data secara lebih mendalam terhadap

objek penelitian.57

Sedangkan menurut Nawawi metode deskriptif adalah prosedur

pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan

keadaan subjek atau objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-

lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana

adanya.58

Hal ini sejalan dengan pendapat Nazir yang mengatakan bahwa metode

deskriptif adalah metode yang bertujuan membuat deskripsi, gambaran, atau

lukisan secara sistematis, faktual, akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta

hubungan antarfenomena yang diselidiki.59

Jadi, berdasarkan beberapa pendapat di atas dapatlah dipahami bahwa

penelitian deskriptif kualitatif merupakansuatu bentuk penelitian yang berusaha

untuk memaparkan atau menggambarkan suatu keadaan yang terjadi di lapangan

secara lebih mendalam, khususnya yang berkaitan dengan fokus penelitian yaitu

56

Nia Binti Qurota A‘yuni dkk., ―Analisis Kesalahan Berbahasa Tataran Morfologi dalam

Skripsi Mahasiswa PBSI IKIP PGRI Madiun Tahun Akademik 2013/2014,‖ Ilmiah Pembelajaran

Bahasa dan Sastra Indonesia (Juni 2015): h. 163. 57

Aan Prabowo dan Heriyanto, ―Analisis Pemanfaatan Buku Elektronik (E-Book) oleh

Pemustaka di Perpustakaan SMA Negeri 1 Semarang,‖ Ilmu Perpustakaan vol. 2 no. 2 (Mei

2013): h. 5. 58

Rossa Sari Dewi dkk., ―Peningkatan Menulis Teks Diskusi Menggunakan Model

Problem Based Learning di SMP Negeri 2 Pontianak,‖ Pendidikan dan Pembelajaran

Khatulistiwa vol. 6 no. 4 (Juni 2017): h. 5. 59

Nilam Sari dkk., ―Analisis Penggunaan Bahasa pada Media Luar Ruang di Kota

Singkawang,‖ Untan vol. 7 no. 3 (September 2018): h. 5.

Page 57: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

44

mengenai analisis kesalahan penggunaan bahasa Indonesia pada siswa kelas VIII

A di SMPN 01 Pasemah Air Keruh Kabupaten Empat Lawang Provinsi Sumatera

Selatan, terutama tentang kesalahan penggunaan ejaan dan fonologinya.

B. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Menurut Strauss dan Corbin tempat atau lokasi penelitian adalahsituasi dan

kondisi lingkungan dan tempat yang berkaitan dengan masalah

penelitian.60

Sedangkan menurut Nasution tempat penelitian adalah di mana akan

melakukan penelitian terutama dalam menangkap fenomena atau peristiwa yang

sebenarnya terjadi dari objek penelitian yang diteliti dalam rangka mendapatkan

data-data penelitian yang akurat.61

Lokasi yang penulis pilih dalam penelitian ini yaitu di SMPN 01 Pasemah Air

Keruh Kabupaten Empat Lawang Provinsi Sumatera Selatan. Alasan dipilihnya

sekolah ini sebagai lokasi penelitian adalah dikarenakan keadaan sekolah tersebut

sangat cocok dengan fokus masalah penelitian yang akan penulis lakukan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan dalam penelitian ini ialah berlangsung selama

dua bulan, yaitu pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2020.

C. Subjek dan Informan

60

Pupu Saeful Rahmat, ―Penelitian Kualitatif,‖ Equilibrium vol. 5 no. 9 (Juni 2009): h. 2. 61

Rudy Komarudin, ―Dampak Sertifikasi terhadap Kinerja Guru Pendidikan

Kewarganegaraan di Kota Bandung,‖ FPIPS vol. 2 no. 2 (Oktober 2013): h. 47.

Page 58: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

45

MenurutSetyawatisubjek penelitian adalahdapat dipahami sebagai benda,

hal,atau orang tempat data untuk variabel penelitian melekat, dan yang

dipermasalahkan. Dalam sebuah penelitian, subjek penelitian mempunyai peran

yang sangat strategis karena pada subjek penelitian itulah, data tentang variabel

penelitian diamati.62

Subjek penelitian sebagai informan, yang artinya orang yang

dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi tempat

penelitian. Di mana yang dimaksud adalah mendeskripsikan subjek penelitian

sebagai orang diamati sebagai sasaran penelitian.63

Subjek dalam penelitian ini adalah siswakelas VIII A di SMPN 01 Pasemah

Air Keruh Kabupaten Empat Lawang Provinsi Sumatera Selatan. Sedangkan

objek penelitiannya adalah berupa kesalahan penggunaan ejaan dan morfologi

bahasa Indonesia yang digunakan oleh siswa. Untuk menghasilkan suatu bentuk

penelitian yang baik, diperlukan sumber data atau informan yang baik pula.

Menurut Moleong informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan

informasi dan data tentang situasi dan kondisi dari latar penelitian.64

Sedangkan

Sudaryanto menyebutkan bahwa sumber data atau informan adalah asal peneliti

memperoleh data yang dimaksud dan yang diinginkan.65

Menurut Nadra dan Reniwati seorang informan haruslah memilikisyarat-

syarat tertentu, yaitu:

62

Nia Binti Qurota A‘yuni dkk., ―Analisis Kesalahan Berbahasa Tataran Morfologi dalam

Skripsi Mahasiswa PBSI IKIP PGRI Madiun Tahun Akademik 2013/2014,‖ Ilmiah Pembelajaran

Bahasa dan Sastra Indonesia (Juni 2015): h. 63. 63

Siti Nur Tiana, ―Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Karangan Siswa,‖ Artikula vol. 4 no.

8 (Juli 2014): h. 38. 64

Ahmad Mustanir dkk., ―Potret Irisan Bumi Desa Tonrong Rijang dalam Transect pada

Perencanaan Pembangunan Partisipatif,‖ Moderat vol. 4 no. 4 (November 2018): h. 7. 65

Vebbi Andra, ―Kajian Retorika Kias Sindir dalam Bahasa Melayu Bengkulu,‖ Diksa vol. 1

no. 1 (Juni 2015): h. 37.

Page 59: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

46

1. Berusia 40 60 tahun.

2. Berpendidikan tidak terlalu tinggi.

3. Berasal dari desa atau daerah penelitian.

4. Lahir dan dibesarkan serta menikah dengan orang yang berasal dari daerah

penelitian.

5. Memiliki alat ucap yang sempurna dan lengkap.66

Jadi, berdasarkan pendapat di atas, maka syarat-syarat informan dalam

penelitian ini ialah:

1. Seorang penutur asli dalam menggunakan bahasa Indonesia.

2. Memiliki alat ucap yang sempurna.

3. Berjenis kelamin laki-laki atau perempuan.

4. Berusia 10 tahun ke atas.

5. Memiliki tingkat pendidikan yang sesuai dengan fokus penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono menyatakan bahwa teknik pengumpulan data merupakan langkah

yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data yang benar, maka

peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang

66

Afdal Agus dkk., ―Sastra Lisan Mantra Pengobatan di Kenagarian Talu Kecamatan

Talamau Kabupaten Pasaman Barat,‖ Bahasa dan Sastra vol. 1 no. 3 (Juni 2013): h. 6.

Page 60: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

47

ditetapkan.67

Berikut teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam

penelitian ini:

1. Teknik Observasi

Menurut Bungin observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan

pancaindra lainnya.68

Sedangkan menurut Narbuko danAchmadi observasi yaitu

teknik pengumpulan data dengan mengamati setiap kejadian yang berlangsung

dan mencatatnya dengan menggunakan lembar observasi. Teknik observasi ini

menggunakan pengamatan langsung terhadap suatu benda, kondisi, situasi atau

perilaku.69

Teknik observasi ini digunakan untuk melihat kesalahan penggunaan bahasa

Indonesia pada siswa kelas VIII A di SMPN 01 Pasemah Air Keruh Kabupaten

Empat Lawang Provinsi Sumatera Selatan, terutama tentangkesalahan

penggunaan ejaan dan fonologinya.

2. Teknik Wawancara

Menurut Moleong wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang

67

Nia Binti Qurota A‘yuni dkk., ―Analisis Kesalahan Berbahasa Tataran Morfologi dalam

Skripsi Mahasiswa PBSI IKIP PGRI Madiun Tahun Akademik 2013/2014,‖ Ilmiah Pembelajaran

Bahasa dan Sastra Indonesia (Juni 2015): h. 163. 68

Mega Linarwati dkk., ―Studi Deskriptif Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya

Manusia serta Penggunaan Metode Behavioral Event Interview dalam Merekrut Karyawan Baru di

Bank Mega Cabang Kudus,‖ Of Management vol. 2 no. 2 (Maret 2016): h. 4. 69

Rudy Komarudin, ―Dampak Sertifikasi terhadap Kinerja Guru Pendidikan

Kewarganegaraan di Kota Bandung,‖ FPIPS vol. 2 no. 2 (Oktober 2013): h. 62.

Page 61: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

48

mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan

jawaban atas pertanyaan itu.70

Sedangkan menurut Singh wawancara adalah situasi berhadap-hadapan antara

pewawancara dan responden yang dimaksudkan untuk menggali informasi yang

diharapkan, dan bertujuan mendapatkan data tentang responden dengan minimum

bias dan maksimum efisiensi.71

Wawancara digunakan sebagai teknik

pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk

menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.72

Dari penjelasan di atas dapat penulis simpulkan bahwawawancara merupakan

salah satu teknik dalam pengumpulan data dengan cara bertanya langsung dengan

orang yang berkaitan dalam penelitian untuk mendapatkan informasi. Dalam

penelitian ini penulis melakukan teknik wawancara dengan bertanya secara

langsung kepada ahli-ahli bahasa Indonesia mengenai masalah pada siswa kelas

VIII A yang penulis teliti di SMPN 01 Pasemah Air Keruh Kabupaten Empat

Lawang Provinsi Sumatera Selatan.

3. Teknik Dokumentasi

Menurut Arikunto teknik dokumentasi adalah teknik yang digunakan untuk

mencari data, hal-hal tentang variabel yang berupa catatan, buku-buku, majalah,

70

Mega Linarwati dkk., ―Studi Deskriptif Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya

Manusia serta Penggunaan Metode Behavioral Event Interview dalam Merekrut Karyawan Baru di

Bank Mega Cabang Kudus,‖ Of Management vol. 2 no. 2 (Maret 2016): h. 4. 71

Lukman Nul Hakim, ―Ulasan Metodologi Kualitatif Wawancara terhadap Elit,‖ Aspirasi

vol. 4 no. 2 (Desember 2013): h. 167. 72

Rudy Komarudin, ―Dampak Sertifikasi terhadap Kinerja Guru Pendidikan

Kewarganegaraan di Kota Bandung,‖ FPIPS vol. 2 no. 2 (Oktober 2013): h. 63.

Page 62: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

49

surat kabar, prasasti, notulen rapat dan lain- lain.73

Sedangkan Sugiyono

menyatakan dokumentasi adalahsuatu dokumen yang merupakan catatan

peristiwa yang sudah berlalu, studi dokumen merupakan pelengkap dari

penggunaan teknik observasi dan wawancara dari penelitian kualitatif.74

Sejalan

dengan itu Sugiyono mengatakan bahwa teknik dokumentasi merupakan teknik

yang mengumpulkan data berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental

dari seseorang.75

Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mengetahui kesalahan penggunaan

bahasa Indonesia pada siswa kelas VIII A di SMPN 01 Pasemah Air Keruh

Kabupaten Empat Lawang Provinsi Sumatera Selatan, terutama tentang kesalahan

penggunaan ejaan dan fonologiya.

E. Teknik Keabsahan Data

Teknik keabsahan data merupakan kegiatan penting bagi peneliti dalam upaya

menjamin dan meyakinkan pihak lain bahwa temuan penelitiannya benar-benar

absah. Usaha-usaha yang dapat ditempuh oleh peneliti untuk memperoleh

keabsahan data penelitian adalah dengan meneliti kredibilitas (kepercayaan)

temuan penelitian dengan menggunakan triangulasi.76

73

Mujid Farihul Amin, ―Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Penulisan Autobiografi Para

Mahasiswa Prodi S-1 Statistika FMIPA Unimus Angkatan 2016,‖ Nusa vol. 2 no. 3 (Agustus

2017): h. 125. 74

Rudy Komarudin, ―Dampak Sertifikasi terhadap Kinerja Guru Pendidikan

Kewarganegaraan di Kota Bandung,‖ FPIPS vol. 2 no. 2 (Oktober 2013): h. 64. 75

Nilam Sari dkk., ―Analisis Penggunaan Bahasa pada Media Luar Ruang di Kota

Singkawang,‖ Untan vol. 7 no. 3 (September 2018): h. 6. 76

Nia Binti Qurota A‘yuni dkk., ―Analisis Kesalahan Berbahasa Tataran Morfologi dalam

Skripsi Mahasiswa PBSI IKIP PGRI Madiun Tahun Akademik 2013/2014,‖ Ilmiah Pembelajaran

Bahasa dan Sastra Indonesia (Juni 2015): h. 164.

Page 63: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

50

Menurut Sulistyo dan Basuki triangulasi (gabungan) adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data

sebagai pembanding terhadap data tersebut. Terdapat tiga macam triangulasi yaitu

triangulasi dengan sumber, triangulasi dengan teknik, dan triangulasi dengan

waktu.77

Sedangkan Sugiyono menyatakan triangulasi yaitu teknik pengumpulan

data yang bersifat menggabungkan data dari berbagai teknik pengumpulan data

dan sumber data yang telah ada.78

Hal ini diperkuat dengan pandangan Arikunto

yang berpendapat bahwa triangulasi adalah teknik pemerikasaan keabsahan data

yang memanfaatkan sesuatu pada yang lain di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau pembanding terhadap data tersebut.79

Berikut teknik keabsahan data triangulasi yang penulis gunakan dalam

penelitian ini:

1. Triangulasi sumber, menurut Sugiyonotriangulasi sumber adalah teknik

pengumpulan data untuk menyiapkan data dari sumber yang berbeda-beda

dengan teknik yang sama.80

2. Triangulasi teknik, menurut Sugiyono triangulasi teknik adalah untuk menguji

kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang

77

Aan Prabowo dan Heriyanto, ―Analisis Pemanfaatan Buku Elektronik (E-Book) oleh

Pemustaka di Perpustakaan SMA Negeri 1 Semarang,‖ Ilmu Perpustakaan vol. 2 no. 2 (Mei

2013): h. 5. 78

Wiyatul Fitriani, ―Efektivitas Pembelajaran Mata Pelajaran Muatan Lokal Bordir pada

Siswa Tata Busana Kelas XI di SMK Negeri 1 Kendal,‖ Fashion and Fashion Education vol. 2 no.

1 (Oktober 2013): h. 9. 79

Sandi Hesti Sondak dkk., ―Faktor-Faktor Loyalitas Pegawai di Dinas Pendidikan Daerah

Provinsi Sulawesi Utara,‖ Emba vol. 7 no. 1 (Januari 2019): h. 676. 80

Putri Rizca Ayu dan Fakhruddin, ―Pemenuhan Kebutuhan Belajar Anak Jalanan di Kota

Semarang Melalui Program Pendidikan Nonformal,‖ Untirta vol. 2 no. 1 (Februari 2017): h. 26.

Page 64: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

51

sama dengan teknik yang berbeda. Pengecekan data dilakukan dengan diskusi

atau pengamatan terhadap objek penelitian.81

3. Triangulasi waktu, menurut Sugiyono triangulasi waktu adalah berkaitan

dengan waktu pengumpulan data. Data yang dikumpulkan di pagi hari pada

saat subjek masih segar, sebelum lelah akan menghasilkan data yang lebih

valid.82

F. Teknik Analisis Data

Sugiyono menyatakan bahwa teknik analisis data adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam

kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesis, menyusun ke

dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.83

Berdasarkan pendapat tersebut, ada beberapa langkah yang dilalui untuk

menganalisis kesalahan penggunaan bahasa Indonesia dalam penelitian ini, yaitu:

1. Mengumpulkan data berupa kesalahan-kesalahan berbahasa Indonesia dalam

bentuk kesalahan fonologi dan kesalahan penggunaan ejaan.

81

Monica Justiana, ―Kesalahan Berbahasa pada Majalah Mimbar Edisi Juni sampai

Agustus 2016,‖ Simki-Pedagogia vol. 2 no. 3 (Juli 2018): h. 6. 82

Amanda Anggarini dan Asri Wijiastuti, ―Studi Deskriptif Komunitas Disleksia Parentes

Suport Group PSG di Lembaga Terapi Cita Hati Bunda Sidoarjo,‖ Pendidikan Khusus vol. 3 no. 2

(November 20018): h. 4. 83

Nia Binti Qurota A‘yuni dkk., ―Analisis Kesalahan Berbahasa Tataran Morfologi dalam

Skripsi Mahasiswa PBSI IKIP PGRI Madiun Tahun Akademik 2013/2014,‖ Ilmiah Pembelajaran

Bahasa dan Sastra Indonesia (Juni 2015): h. 165.

Page 65: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

52

2. Mengidentifikasikan dan mengklasifikasikan kesalahan penggunaan bahasa

Indonesia ke dalam bentuk kesalahan fonologi dan kesalahan penggunaan

ejaan.

3. Menjelaskan kesalahan penggunaan bahasa Indonesia ke dalam bentuk

kesalahan fonologi dan kesalahan penggunaan ejaan.

4. Menyimpulkan kesalahan penggunaan bahasa Indonesia ke dalam bentuk

kesalahan fonologi dan kesalahan penggunaan ejaan.

Page 66: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

53

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Fakta Temuan Penelitian

1. Gambaran Lengkap Lokasi Penelitian

SMP Negeri 01 Pasemah Air Keruh yang beralamat di Desa Kebanjati

Pasemah Air Keruh Kabupaten Empat Lawang Provinsi Sumatera Selatan. SMP

Negeri 01 Pasemah Air Keruh berdiri pada tahun 1991 dengan luas seluruh lokasi

sekolah 8.835 m2 dan luas bangunan yang ada 2.353 m

2 dari luas tanah yang

dimilikinya didalamnya telah dibangun ruang sekolah yang terdiri dari Ruang

Belajar, Ruang Kepala Sekolah, Ruang Guru, Ruang Tu, Wc, Lapangan Volly,

Lap Ipa dan Perpustakaan. Proses mengajar dimulai dari hari senin sampai sabtu

dan dimulai dari pukul 07.30 pagi.

SMP Negeri 01 Pasemah Air Keruh dipimpin oleh kepala sekolah yang

bernama Budiman, S.Pd, M.Pd dan dibantu oleh guru dan memiliki siswa

sebanyak 520 orang, terdiri dari siswa laki-laki dan siswi perempuan dari 18 kelas

tahun ajaran 2020 / 2021.84

Adapunjumlah data guru dan pegawai di SMPN 01 Pasemah Air Keruh yang

berjumlah 32 orang. Visi dan Misi SMPN 01 Pasemah Air Keruh

a. Visi SMPN 01 Pasemah Air Keruh

Berimtaq, Unggul dalam Mutu, Disiplin, Berbudi Pekerti Luhur, Berbudaya

Lingkungan dan Mampu Bersaing di Era Global.

84

Tim Penyusun, Profil SMPN 01 Pasemah Air Keruh Kabupaten Empat Lawang Provinsi

Sumatera Selatan Tahun Akademik2020/2021 (Sumatera Selatan: SMPN 01 Pasemah Air Keruh,

2020), h. 2 5.

53

Page 67: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

54

b. Misi Sekolah SMPN 01 Pasemah Air Keruh

1) MeningkatkankeimanandanketaqwaanterhadapTuhan Yang

MahaEsasertanilai-nilaibudaya,

sehinggamenjadisumberkearifandalambertindakdanberperilaku.

2) Mengembangkanpembelajaran yang efektif,

kreatifdanmenyenangkanbagisiswadan guru,

sehinggabisamengembangkansemuapotensi yang dimilikisiswasecara

optimal.

3) Meningkatkankedisiplinan guru dansiswadalamkegiatanbelajar,

sehinggakegiatanpembelajaranberjalan optimal.

4) Meningkatkanbudipekertidanakhlakulkarimah,

sehinggaberperilakusantundalamperbuatandanperkataanbaikterhadap orang

tua, guru dansesamateman.

5) Menumbuhkansikappedulidansadarlingkungan yang

bersihmelaluipembiasaandanpembelajaranberkelanjutan,

sehinggaterciptalingkungan yang bersihdanindah.

6) Menumbuhkanbudayamutudansemangatkeunggulan,

sehinggamampubersaing di era global.85

2. Gambaran Lengkap Data Penelitian

Adapun jumlah seluruh Data yang penulis temukan selama penelitian di kelas

VIII A SMP Negeri 01 Pasemah Air Keruh Kabupaten Empat Lawang Provinsi

85

Tim Penyusun, Profil SMPN 01 Pasemah Air Keruh Kabupaten Empat Lawang Provinsi

Sumatera Selatan Tahun Akademik2020/2021 (Sumatera Selatan: SMPN 01 Pasemah Air Keruh,

2020), h. 2 5.

Page 68: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

55

Sumatera Selatan yaitu berjumlah 15 DF (Data Fonologi) dengan lokasi data-data

tersebut yaitu: SMP Negeri 01 Pasemah Air Keruh DF1.1, DF 1.2, DF 1.3, DF

1.4, DF 1.5, DF 1.6, DF 1.7, DF 1.8, DF 1.9, DF 1.10, DF 1.11, DF 1.12, DF 1.13,

DF 1.4, DF 1.15. sedangkan DE (Data Ejaan) berjumlah 34 Data Ejaan dalam

bentuk latihan Siswa dengan lokasi data-data tersebut yaitu: SMP Negeri 01

Pasemah Air Keruh DE 2.1, DE 2.2, DE 2.3, DE 2.4, DE 2.5, DE 2.6, DE 2.7, DE

2.8, DE 2.9, DE 2.10, DE 2.11, DE 2.12, DE 2.13, DE 2.14, DE 2.15, DE 2.16,

DE 2.17, DE 2.18, DE 2.19, DE 2.20, DE 2.21, DE 2.22, DE 2.23, DE 2.4, DE

2.25, DE 2.26, DE 2.27, DE 2.28, DE 2.29, DE 2.30, DE 2.31, DE 2.32, DE 2.33,

DE 2.34.

B. Interpretasi Hasil Penelitian

1. Bentuk Kesalahan Fonologi(Tataran Lisan) Penggunaan Bahasa

Indonesia pada Siswa Kelas VIII A di SMP Negeri 01 Pasemah Air

Keruh Kabupaten Empat Lawang Provinsi Sumatera Selatan

Berdasarkan data-data yang diperoleh dilapangan tentang kesalahan

penggunaan bahasa Indonesia pada siswa kelas VIII A di SMP Negeri 01

Pasemah Air Keruh Kabupaten Empat Lawang Provinsi Sumatera Selatan maka

penulis mendeskripsikan bentuk kesalahan berbahasa yaitu kesalahan penggunaan

bahasa Indonesia berdasarkan fonologi.

a. Analisis Kesalahan DF (Data Fonologi) 1.1

Kesalahan tersebut dapat dilihat pada data berikut ini:

Siswa : Bagaimana

Page 69: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

56

Guru : dan bagaimana, itu yang termasuk kedalam unsur-unsur, kalau yang

empat itu kemaren, yang termasuk kedalam jenis-jenis?

Siswa : Berita

Guru : nyelajenis-jenis berita ape syarat-syarat berita, yang pertama? syarat

berita,.

Pengucapan kata nyela merupakan bahasa daerah yaitu daerah Pasemah. Kata

nyela dalam bahasa Indonesia yaitu benar. Kata benar dalam KBBI yaitu sesuai

sebagaimana adanya (seharusnya), betul, tidak salah. Dalam percakapan pada DF

1.1 kata nyela merupakan penjelasan guru ketika dalam kegiatan proses belajar

mengajar padahal jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia kata nyela sebaiknya

tidak digunakan ketika proses belajar mengajar karena kegiatan proses belajar

mengajar disekolah harus menggunakan bahasa formal atau bahasa resmi. Jadi

kata nyela dimana menjadi kata benar. Sedangkan pengucapan kata ape

merupakan bahasa daerah yaitu daerah Pasemah. Kata ape dalam bahasa

Indonesia yaitu apa. Kata apa dalam KBBI yaitu kata tanya untuk menanyakan

nama (jenis, sifat). Dalam percakapan pada DF 1.1 kata ape merupakan

penjelasan guru ketika dalam kegiatan proses belajar mengajar padahal jika

berdasarkan kaidah bahasa Indonesia kata ape sebaiknya tidak di gunakan ketika

proses belajar mengajar. Karena kegiatan proses belajar mengajar disekolah harus

menggunakan bahasa formal atau bahasa resmi. Jadi kata ape diubah menjadi apa.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Yusuf seorang ahli bahasa Indonesia

di kantor bahasa Bengkuluyang menyatakan bahwakata nyela dan kata ape pada

data di atas kurang tepat jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia yang

Page 70: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

57

berlaku.Jadi kalau dalam percakapan bahasa Indonesia apa lagi dalam bahasa

formal ketika dia berbahasa Indonesia yaitu bahasa daerah bicara masalah salah

atau benar itu balik ke konsep bahasa Indonesia. Ketika konsepnya benar maka

menggunakan bahasa baik dan benar. Kalau melihat dari sudut pandang benar

berarti itu salah. Kenapa karena dia menggunakan bahasa yang tidak baku kata

nyeladan kataape yaitu bahasa daerah. Seharusnya menggunakan bahasa

Indonesia yang tepat jadi ketika berbicara dalam karya ilmiah bahasa Indonesia

yang baik dan benarmerujuk kePedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI) katanyeladan kata apeitu harus di benarkan karena itu kurang tepat

penggunaannya.86

b. Analisis Kesalahan DF (Data Fonologi) 1.2

Siswa : Empat

Guru : Enamape empat?

Siswa : Empat

Pengucapan kata ape merupakan bahasa daerah yaitu daerah Pasemah. Kata

ape dalam bahasa Indonesia yaitu apa. Kata apa dalam KBBI yaitu kata tanya

untuk menanyakan nama (jenis, sifat). Dalam percakapan pada DF 1.2 kata ape

merupakan penjelasan guru ketika dalam kegiatan proses belajar mengajar

padahal jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia kata ape sebaiknya tidak di

gunakan ketika proses belajar mengajar. Karena kegiatan proses belajar mengajar

disekolah harus menggunakan bahasa formal atau bahasa resmi. Jadi kata ape

diubah menjadi apa.

86

Hasil wawancara dengan Bapak M. Yusuf seorang ahli bahasa dari Kantor Bahasa

Bengkulu Senin, 7 September 2020.

Page 71: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

58

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Yusuf seorang ahli bahasa Indonesia

di kantor bahasa Bengkulu yang menyatakan bahwa kata ape pada data di atas

kurang tepat jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Jadi kalau

dalam percakapan bahasa Indonesia apa lagi dalam bahasa formal ketika dia

berbahasa Indonesia yaitu bahasa daerah bicara masalah salah atau benar itu balik

ke konsep bahasa Indonesia. Ketika konsepnya benar maka menggunakan bahasa

baik dan benar. Kalau melihat dari sudut pandang benar berarti itu salah. Kenapa

karena dia menggunakan bahasa yang tidak baku kataape yaitu bahasa daerah.

Seharusnya menggunakan bahasa Indonesia yang tepat jadi ketika berbicara dalam

karya ilmiah bahasa Indonesia yang baik dan benarmerujuk kePedoman Umum

Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) kataape itu harus di benarkan karena itu kurang

tepat penggunaannya.87

c. Analisis Kesalahan DF (Data Fonologi) 1.3

Guru : Kemaren ibuk jelas kan nye, yang pertama ada berita berbentuk lang?

Siswa : Langsung

Pengucapan kata ibuk merupakan bentuk tidak baku dari hibuk. Kata ibuk

dalam bahasa Indonesia yaitu ibu. Kata ibu dalam KBBI yaitu wanita yang telah

melahirkan seseorang. Dalam percakapan pada DF 1.3 kata ibuk merupakan

penjelasan guru ketika dalam kegiatan proses belajar mengajar padahal jika

berdasarkan kaidah bahasa Indonesia kata ibuk sebaiknya tidak digunakan ketika

proses belajar mengajar. Karena kegiatan belajar mengajar disekolah harus

menggunakan bahasa formal atau bahasa resmi. Jadi kata ibuk diubah menjadi

87

Hasil wawancara dengan Bapak M. Yusuf seorang ahli bahasa dari Kantor Bahasa

Bengkulu Senin, 7 September 2020.

Page 72: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

59

kata ibu. Sedangkan pengucapan kata nye merupakan bahasa daerah yaiu daerah

Pasemah. Kata nye dalam bahasa Indonesia yaitu nya. Kata nya dalam Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) yaitu kata ganti ku- dan kau- ditulis

serangkai dengan kata yang mengikutinya, -ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai

dengan kata yang mendahuluinya. Contoh: Bukumu,bukuku, dan

bukunyatesimpan di perpustakaan. Dalam percakapan pada DF 1.3 kata nye

merupakan penjelasan guru ketika dalam kegiatan proses belajar mengajar

padahal jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia kata nye sebaiknya tidak

digunakan ketika proses belajar mengajar. Karena kegiatan proses belajar

mengajar disekolah harus menggunakan bahasa formal atau bahasa resmi. Jadi

kata nye diubah menjadi kata nya.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Yusuf seorang ahli bahasa Indonesia

di kantor bahasa Bengkulu yang menyatakan bahwa kataibuk dan kata nyepada

data di atas kurang tepat jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku.

Jadidalam percakapan bahasa Indonesia apa lagi dalam bahasa formal ketika dia

berbahasa Indonesia yaitu bahasa daerah bicara masalah salah atau benar itu balik

ke konsep bahasa Indonesia. Ketika konsepnya benar maka menggunakan bahasa

baik dan benar. Kalau melihat dari sudut pandang benar berarti itu salah. Kenapa

karena dia menggunakan bahasa yang tidak baku kata ibukdan katanye yaitu

bahasa daerah. Seharusnya menggunakan bahasa Indonesia yang tepat merujuk

keKamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kataibuk dibenarkan dengan huruf ibu

Page 73: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

60

tanpa ada k tidak boleh ibuk sedangkan kata nyedibenarkan dengan huruf nya

karena itu kurang tepat penggunaannya.88

d. Analisis Kesalahan DF (Data Fonologi) 1.4

Guru : iya itu termasuk kedalam jenis-jenis berita, kalau pengertian berita

apa?

Siswa : Berita adalah informasi tentang pristiwa terjadi

Pengucapan kata pristiwa merupakan bentuk bahasa tidak baku. Kata pristiwa

dalam bahasa Indonesia yaitu peristiwa. Kata peristiwa dalam KBBI yaitu

kejadian (hal, perkata, dan sebagainya); kejadian yang luar biasa (menarik

perhatian dan sebagainya); yang benar-benar terjadi. Dalam percakapan pada DF

1.4 kata pristiwa merupakan penyampaian siswa ketika dalam kegiatan proses

belajar mengajar padahal jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia kata pristiwa

sebaiknya tidak digunakan ketika proses belajar mengajar. Karena kegiatan proses

belajar mengajar disekolah harus menggunakan bahasa formal atau bahasa resmi.

Jadi kata pristiwa diubah menjadi kata peristiwa.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Yusuf seorang ahli bahasa Indonesia

di kantor bahasa Bengkulu yang menyatakan bahwa kata pristiwapada data di atas

kurang tepat jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Jadi kalau

dalam percakapan bahasa Indonesia apa lagi dalam bahasa formal ketika dia

berbahasa Indonesia yaitu bahasa daerah bicara masalah salah atau benar itu balik

ke konsep bahasa Indonesia. Ketika konsepnya benar maka menggunakan bahasa

baik dan benar. Kalau melihat dari sudut pandang benar berarti itu salah. Kenapa

88

Hasil wawancara dengan Bapak M. Yusuf seorang ahli bahasa dari Kantor Bahasa

Bengkulu Senin, 7 September 2020.

Page 74: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

61

karena dia menggunakan bahasa yang tidak baku katapristiwa. Seharusnya

menggunakan bahasa Indonesia yang tepat merujuk pada Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI)ketika di kamus itu tulisannya peristiwaberarti peristiwa tapi

biasanya pristiwa itu pengaruh dialeg jadi bentuk tidak baku dari kata peristiwa.

Katapristiwaharus di benarkan karena itu kurang tepat penggunaannya.89

e. Analisis Kesalahan DF (Data Fonologi) 1.5

Guru : iya informasi yang berhubungan dengan peristiwa, yang benar-benar

terjadi, itu kalau berita, yaa nak ya.

Guru : Selanjutnya, unsurnya tadi terdiri atas enam, yaa berarti berita itu

juge harus memiliki unsur-unsur, ada apa, ada siapa, ada kapan,

dimana mengapa dan bagaimana, rumusan nya kemaren apa?, apa

rumusnya kemaren? 5w+1h nyela itu, yang dimaksud rumusan 5w+1h

itu adalah?.,

Pengucapan kata juge merupakan bahasa daerah yaitu bahasa Pasemah. Kata

juge dalam bahasa Indonesia yaitu juga. Kata juga dalam KBBI yaitu selalu

demikian halnya (kadang-kadang untuk menekankan kata di depannya). Dalam

percakapan DF 1.5 kata juge merupakan penjelasan guru ketika dalam kegiatan

proses belajar mengajar padahal jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia kata

juge sebaiknya tidak digunakan ketika proses belajar mengajar. Karena kegiatan

proses belajar mengajar disekolah harus menggunakan bahasa formal atau bahasa

resmi. Jadi kata juge diubah menjadi kata juga. Sedangkan pengucapan kata nyela

merupakan bahasa daerah yaitu daerah Pasemah. Kata nyela dalam bahasa

89

Hasil wawancara dengan Bapak M. Yusuf seorang ahli bahasa dari Kantor Bahasa

Bengkulu Senin, 7 September 2020.

Page 75: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

62

Indonesia yaitu benar. Kata benar dalam KBBI yaitu sesuai sebagaimana adanya

(seharusnya), betul, tidak salah. Dalam percakapan pada DF 1.5 kata nyela

merupakan penjelasan guru ketika dalam kegiatan proses belajar mengajar

padahal jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia kata nyela sebaiknya tidak

digunakan ketika proses belajar mengajar karena kegiatan proses belajar mengajar

disekolah harus menggunakan bahasa formal atau bahasa resmi. Jadi kata nyela

dimana menjadi kata benar.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Yusuf seorang ahli bahasa Indonesia

di kantor bahasa Bengkulu yang menyatakan bahwa kata juge dan kata nyelapada

data di atas kurang tepat jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku.

Jadi kalau dalam percakapan bahasa Indonesia apa lagi dalam bahasa formal

ketika dia berbahasa Indonesia yaitu bahasa daerah bicara masalah salah atau

benar itu balik ke konsep bahasa Indonesia.Ketika konsepnya benar maka

menggunakan bahasa baik dan benar. Kalau melihat dari sudut pandang benar

berarti itu salah. Kenapa karena dia menggunakan bahasa yang tidak baku kata

juge dan katanyela yaitu bahasa daerah. Seharusnya menggunakan bahasa

Indonesia yang tepat jadi ketika berbicara dalam karya ilmiah bahasa Indonesia

yang baik dan benarmerujuk kePedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI) katajuge dan kata nyelaharus di benarkan karena itu kurang tepat

penggunaannya.90

90

Hasil wawancara dengan Bapak M. Yusuf seorang ahli bahasa dari Kantor Bahasa

Bengkulu Senin, 7 September 2020.

Page 76: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

63

f. Analisis Kesalahan DF (DataFonologi) 1.6

Guru : Berita, unsur-unsur berita itu tadi terdiri rumusannya ada 5w 1h apa

yang dimaksud dengan 5w+1h terdiri atas enam ada what who when,

where why dan how, itu berarti ada apa siapa kapan dimana kenapa,

nyela nomor lima itu kenapa,?

Siswa : Nyelabuk

Pengucapan kata nyela merupakan bahasa daerah yaitu daerah Pasemah. Kata

nyela dalam bahasa Indonesia yaitu benar. Kata benar dalam KBBI yaitu sesuai

sebagaimana adanya (seharusnya), betul, tidak salah. Dalam percakapan pada DF

1.6 kata nyela merupakan penjelasan guru ketika dalam kegiatan proses belajar

mengajar padahal jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia kata nyela sebaiknya

tidak digunakan ketika proses belajar mengajar karena kegiatan proses belajar

mengajar disekolah harus menggunakan bahasa formal atau bahasa resmi. Jadi

kata nyela dimana menjadi kata benar. Sedangkan pengucapan kata nyela buk

merupakan bahasa daerah yaitu bahasa Pasemah. Kata nyela buk dalam bahasa

Indonesia yaitu benar bu. Kata benar bu dalam KBBI yaitu kata benar sesuai

sebagaimana adanya (seharusnya), betul, tidak salah. Sedangkan kata bu kata

sapaan untuk orang tua perempuan. Dalam percakapan pada DF 1.6 kata nyela

buk merupakan jawaban siswa ketika dalam kegiatan proses proses belajar

mengajar padahal jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia kata nyela buk

sebaiknya tidak digunakan ketika proses belajar mengajar. Karena kegiatan proses

belajar mengajar disekolah harus menggunakan bahasa formal atau bahasa resmi.

Jadi kata nyela buk diubah menjadi kata benar bu.

Page 77: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

64

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Yusuf seorang ahli bahasa Indonesia

di kantor bahasa Bengkulu yang menyatakan bahwa katanyela dan kata nyela

bukpada data di atas kurang tepat jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia yang

berlaku. Jadidalam percakapan bahasa Indonesia apa lagi dalam bahasa formal

ketika berbahasa Indonesia yaitu bahasa daerah bicara masalah salah atau benar

itu balik ke konsep bahasa Indonesia. Ketika konsepnya benar maka

menggunakan bahasa baik dan benar. Kalau melihat dari sudut pandang benar

berarti itu salah. Kenapa karena dia menggunakan bahasa yang tidak baku kata

nyela dan katanyela buk yaitu bahasa daerah. Seharusnya menggunakan bahasa

Indonesia yang tepat merujuk keKamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata

nyela dan kata nyela buk harus di benarkan karena itu kurang tepat

penggunaannya.91

g. Analisis Kesalahan DF (Data Fonologi) 1.7

Guru : Ibuk salah dideprotes tidak jelih mate nye kenapa dan bagai?

Siswa : Bagaimana

Pengucapan kata ibuk merupakan bentuk tidak baku dari hibuk. Kata ibuk

dalam bahasa Indonesia yaitu ibu. Kata ibu dalam KBBI yaitu wanita yang telah

melahirkan seseorang. Dalam percakapan pada DF 1.7 kata ibuk merupakan

penjelasan guru ketika dalam kegiatan proses belajar mengajar padahal jika

berdasarkan kaidah bahasa Indonesia kata ibuk sebaiknya tidak digunakan ketika

proses belajar mengajar. Karena kegiatan belajar mengajar disekolah harus

menggunakan bahasa formal atau bahasa resmi. Jadi kata ibuk diubah menjadi

91

Hasil wawancara dengan Bapak M. Yusuf seorang ahli bahasa dari Kantor Bahasa

Bengkulu Senin, 7 September 2020.

Page 78: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

65

kata ibu. Pengucapan kata dide merupakan bahasa daerah yaitu daerah Pasemah.

Kata dide dalam bahasa Indonesia yaitu tidak. Kata tidak dalam KBBI yaitu

bentuk tidak baku: indak, partikel untuk menyatakan pengingkaran, penolakan,

penyangkalan dan sebagainya. Dalam percakapan pada DF 1.7 kata dide

merupakan penyampaian guru ketika dalam kegiatan proses belajar

mengajarpadahal jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia kata dide sebaiknya

tidak digunakan ketika proses belajar mengajar. Karena kegiatan proses belajar

mengajar disekolah harus menggunakan bahasa formal atau bahasa resmi. Jadi

kata didediubah menjadi kata tidak. Pengucapan kata mate merupakan bahasa

daerah yaitu daerah Pasemah. Kata mate dalam bahasa Indonesia yaitu mata. Kata

mata dalam KBBI yaitu indra untuk melihat, indra penglihat. Dalam percakapan

pada DF 1.7 kata mate merupakan penyampaian guru ketika dalam kegiatan

proses belajar mengajar padahal jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia kata

mate sebaiknya tidak digunakan ketika proses belajar mengajar. Karena kegiatan

proses belajar mengajar disekolah harus menggunakan bahasa formal atau bahasa

resmi. Jadi kata mate diubah menjadi kata mata. Pengucapan kata nye merupakan

bahasa daerah yaiu daerah Pasemah. Kata nye dalam bahasa Indonesia yaitu nya.

Kata nya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) yaitu kata

ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, -ku, -mu, dan

-nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Contoh: Bukumu,

bukuku, dan bukunya tesimpan di perpustakaan. Dalam percakapan pada DF 1.7

kata nye merupakan penjelasan guru ketika dalam kegiatan proses belajar

mengajar padahal jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia kata nye sebaiknya

Page 79: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

66

tidak digunakan ketika proses belajar mengajar. Karena kegiatan proses belajar

mengajar disekolah harus menggunakan bahasa formal atau bahasa resmi. Jadi

kata nye diubah menjadi kata nya.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Yusuf seorang ahli bahasa Indonesia

di kantor bahasa Bengkulu yang menyatakan bahwa kataibuk, dide, mate dan kata

nyepada data di atas kurang tepat jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia yang

berlaku. Jadidalam percakapan bahasa Indonesia apa lagi dalam bahasa formal

ketika berbahasa Indonesia yaitu bahasa daerah bicara masalah salah atau benar

itu balik ke konsep bahasa Indonesia. Ketika konsepnya benar maka

menggunakan bahasa baik dan benar. Kalau melihat dari sudut pandang benar

berarti itu salah. Kenapa karena dia menggunakan bahasa yang tidak baku

kataibuk, dide, mate dan kata nye yaitu bahasa daerah. Seharusnya menggunakan

bahasa Indonesia yang tepat merujuk keKamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) kataibuk, dide, mate dan

kata nyeharus di benarkan karena itu kurang tepat penggunaannya.92

h. Analisis Kesalahan DF (DataFonologi) 1.8

Guru : Kenapa dan bagaimana jadi, ini yang termasuk kedalam unsur-unsur

berita, awas nanti ibu tanya tidak paham, kalian sudah belajarkan?

Apa itu pengertian berita, siapa yang bisa cube ape?

Siswa : Berita adalah informasi tentang peristiwa terkini

Pengucapan kata cube merupakan bahasa daerah yaitu daerah Pasemah. Kata

cube dalam bahasa Indonesia yaitu coba. Kata coba dalam KBBI yaitu silakan,

92

Hasil wawancara dengan Bapak M. Yusuf seorang ahli bahasa dari Kantor Bahasa

Bengkulu Senin, 7 September 2020.

Page 80: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

67

sudihlah, tolong (untuk menghaluskan suruhan atau ajakan). Dalam percakapan

pada DF 1.8 kata cube merupakan pertanyaan guru ketika dalam kegiatan proses

belajar mengajar padahal jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia kata cube

sebaiknya tidak digunakan ketika proses belajar mengajar. Karena kegiatan proses

belajar mengajar disekolah harus menggunakan bahasa formal atau bahasa resmi.

Jadi kata cube diubah menjadi kata coba. Sedangkan pengucapan kata ape

merupakan bahasa daerah yaitu daerah Pasemah. Kata ape dalam bahasa

Indonesia yaitu apa. Kata apa dalam KBBI yaitu kata tanya untuk menanyakan

nama (jenis, sifat). Dalam percakapan pada DF 1.8 kata ape merupakan

pertanyaan guru ketika dalam kegiatan proses belajar mengajar padahal jika

berdasarkan kaidah bahasa Indonesia kata ape sebaiknya tidak di gunakan ketika

proses belajar mengajar. Karena kegiatan proses belajar mengajar disekolah harus

menggunakan bahasa formal atau bahasa resmi. Jadi kata ape diubah menjadi apa.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Yusuf seorang ahli bahasa Indonesia

di kantor bahasa Bengkulu yang menyatakan bahwa katacube dan kata ape pada

data di atas kurang tepat jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku.

Jadidalam percakapan bahasa Indonesia apa lagi dalam bahasa formal ketika

berbahasa Indonesia yaitu bahasa daerah bicara masalah salah atau benar itu balik

ke konsep bahasa Indonesia. Ketika konsepnya benar maka menggunakan bahasa

baik dan benar. Kalau melihat dari sudut pandang benar berarti itu salah. Kenapa

karena dia menggunakan bahasa yang tidak baku katacube dan kata ape yaitu

bahasa daerah. Seharusnya menggunakan bahasa Indonesia yang tepat merujuk

Page 81: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

68

kePedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) katacube dan kata ape harus

di benarkan karena itu kurang tepat penggunaannya.93

i. Analisis Kesalahan DF (DataFonologi) 1.9

Siswa : Terkini

Guru : Ya itu yang termsuk dengan berita, ame berita berarti disampaikan

dengan cara., berdasarkan fak?

Siswa : Fakta

Pengucapan kata ame merupakan bahasa daerah yaitu daerah Pasemah. Kata

ame dalam bahasa Indonesia yaitu kalau. Kata kalau dalam KBBI yaitu bentuk

tidak baku: kalo kata, penghubung untuk menandai syarat. Dalam percakapan

pada DF 1.9 kata ame merupakan penjelasan guru ketika dalam kegiatan proses

belajar mengajar padahal jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia kata ame

sebaiknya tidak digunakan ketika proses belajar mengajar. Karena kegiatan proses

belajar mengajar disekolah harus menggunakan bahasa formal atau bahasa resmi.

Jadi kata amediubah menjadi kalau.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Yusuf seorang ahli bahasa Indonesia

di kantor bahasa Bengkulu yang menyatakan bahwa kata ame pada data di atas

kurang tepat jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Jadi kalau

dalam percakapan bahasa Indonesia apa lagi dalam bahasa formal ketika dia

berbahasa Indonesia yaitu bahasa daerah bicara masalah salah atau benar itu balik

ke konsep bahasa Indonesia. Ketika konsepnya benar maka menggunakan bahasa

baik dan benar. Kalau melihat dari sudut pandang benar berarti itu salah. Kenapa

93

Hasil wawancara dengan Bapak M. Yusuf seorang ahli bahasa dari Kantor Bahasa

Bengkulu Senin, 7 September 2020.

Page 82: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

69

karena dia menggunakan bahasa yang tidak baku kata ame yaitu bahasa daerah.

Seharusnya menggunakan bahasa Indonesia yang tepat jadi ketika berbicara dalam

karya ilmiah bahasa Indonesia yang baik dan benarmerujuk keKamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI) kataame itu harus di benarkan karena itu kurang tepat

penggunaannya.94

j. Analisis Kesalahan DF (DataFonologi) 1.10

Guru : Jadi, berita itu yang harus benar-benar ada peristiwa?

Siswa : Peristiwa

Guru : Peristiwanya, paham.,?

Siswa : Ham

Guru : Ham katenye, nanti ibu tanya tidak paham agi, kalau syarat tadi

terdiri atas?

Siswa : Empat

Pengucapan katakate merupakan bahasa daerah yaitu daerah Pasemah. Kata

kate dalam bahasa Indonesia yaitu kata. Pengucapan kata dalam KBBI yaitu unsur

bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan

perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa, ujar, bicara. Dalam

percakapan pada DF 1.10 kata pengucapankatemerupakan pertanyaan guru ketika

dalam kegiatan proses belajar mengajar padahal jika berdasarkan kaidah bahasa

Indonesia kata pengucapan katesebaiknya tidak digunakan ketika proses belajar

mengajar. Karena kegiatan proses belajar mengajar disekolah harus menggunakan

bahasa formal atau bahasa resmi. Jadi kata pengucapan katediubah menjadi

94

Hasil wawancara dengan Bapak M. Yusuf seorang ahli bahasa dari Kantor Bahasa

Bengkulu Senin, 7 September 2020.

Page 83: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

70

kata.Pengucapan kata nye merupakan bahasa daerah yaiu daerah Pasemah. Kata

nye dalam bahasa Indonesia yaitu nya. Kata nya dalam Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) yaitu kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan

kata yang mengikutinya, -ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang

mendahuluinya. Contoh: Bukumu, bukuku, dan bukunya tesimpan di

perpustakaan. Dalam percakapan pada DF 1.10 kata nye merupakan penjelasan

guru ketika dalam kegiatan proses belajar mengajar padahal jika berdasarkan

kaidah bahasa Indonesia kata nye sebaiknya tidak digunakan ketika proses belajar

mengajar. Karena kegiatan proses belajar mengajar disekolah harus menggunakan

bahasa formal atau bahasa resmi. Jadi kata nye diubah menjadi kata nya.

Pengucapan kata agi merupakan bahasa daerah yaitu daerah Pasemah. Kata agi

dalam bahasa Indonesia yaitu lagi. Pengucapan kata lagi dalam KBBI yaitu

sedang (dalam keadaan melakukan dan sebagainya), masih.Dalam percakapan

pada DF 1.10 kata agimerupakan pertanyaan guru ketika dalam kegiatan proses

belajar mengajar padahal jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia kata

agisebaiknya tidak digunakan ketika proses belajar mengajar. Karena kegiatan

proses belajar mengajar disekolah harus menggunakan bahasa formal atau bahasa

resmi. Jadi kata agidiubah menjadi lagi.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Yusuf seorang ahli bahasa Indonesia

di kantor bahasa Bengkulu yang menyatakan bahwa kata katenye dan kata agipada

data di atas kurang tepat jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku.

Jadi kalau dalam percakapan bahasa Indonesia apa lagi dalam bahasa formal

ketika dia berbahasa Indonesia yaitu bahasa daerah bicara masalah salahatau

Page 84: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

71

benar itu balik ke konsep bahasa Indonesia. Ketika konsepnya benar maka

menggunakan bahasa baik dan benar. Kalau melihat dari sudut pandang benar

berarti itu salah. Kenapa karena dia menggunakan bahasa yang tidak baku katenye

dan kata agi yaitu bahasa daerah. Seharusnya menggunakan bahasa Indonesia

yang tepat dan benar merujuk kePedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI) dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) katakatenye dan kata agi itu

harus di benarkan karena itu kurang tepat penggunaannya.95

k. Analisis Kesalahan DF (Data Fonologi) 1.11

Siswa : Berita

Guru : Kemaren fungsi dan tujuannya apa?, untuk menyampaikan informasi

membantu masyarat bersifat terbuka, berarti bersipat terbuka, kalau

yang dimaksudkan bersikap terbuka itu, tidak ada yang namanya

kebohongan nak ya, harus jelas terbuka dide bie dibohongkah agi ya

nak ya.

Pengucapan kata dide merupakan bahasa daerah yaitu daerah Pasemah. Kata

dide dalam bahasa Indonesia yaitu tidak. Kata tidak dalam KBBI yaitu bentuk

tidak baku: indak, partikel untuk menyatakan pengingkaran, penolakan,

penyangkalan dan sebagainya. Dalam percakapan pada DF 1.11 kata dide

merupakan penyampaian guru ketika dalam kegiatan proses belajar mengajar

padahal jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia kata dide sebaiknya tidak

digunakan ketika proses belajar mengajar. Karena kegiatan proses belajar

mengajar disekolah harus menggunakan bahasa formal atau bahasa resmi. Jadi

95

Hasil wawancara dengan Bapak M. Yusuf seorang ahli bahasa dari Kantor Bahasa

Bengkulu Senin, 7 September 2020.

Page 85: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

72

kata dide diubah menjadi kata tidak. Pengucapan kata bie merupakan bahasa

daerah yaitu daerah Pasemah. Kata bie dalam bahasa Indonesia yaitu ada. Kata

ada dalam KBBI yaitu hadir, telah sedia. Dalam percakapan pada DF 1.11 kata bie

merupakan penyampaian guru ketika dalam kegiatan proses belajar mengajar

padahal jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia kata bie sebaiknya tidak

digunakan ketika proses belajar mengajar. Karena kegiatan proses belajar

mengajar disekolah harus menggunakan bahasa formal atau bahasa resmi. Jadi

kata bie diubah menjadi kata ada.Pengucapan kata agi merupakan bahasa daerah

yaitu daerah Pasemah. Kata agi dalam bahasa Indonesia yaitu lagi. Pengucapan

kata lagi dalam KBBI yaitu sedang (dalam keadaan melakukan dan sebagainya),

masih. Dalam percakapan pada DF 1.11 kata agi merupakan pertanyaan guru

ketika dalam kegiatan proses belajar mengajar padahal jika berdasarkan kaidah

bahasa Indonesia kata agi sebaiknya tidak digunakan ketika proses belajar

mengajar. Karena kegiatan proses belajar mengajar disekolah harus menggunakan

bahasa formal atau bahasa resmi. Jadi kata agi diubah menjadi lagi.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Yusuf seorang ahli bahasa Indonesia

di kantor bahasa Bengkulu yang menyatakan bahwa kata didebie dan kata agipada

data di atas kurang tepat jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku.

Jadi kalau dalam percakapan bahasa Indonesia apa lagi dalam bahasa formal

ketika dia berbahasa Indonesia yaitu bahasa daerah bicara masalah salah atau

benar itu balik ke konsep bahasa Indonesia. Ketika konsepnya benar maka

menggunakan bahasa baik dan benar. Kalau melihat dari sudut pandang benar

berarti itu salah. Kenapa karena dia menggunakan bahasa yang tidak baku didebie

Page 86: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

73

dan kata agi yaitu bahasa daerah. Seharusnya menggunakan bahasa Indonesia

yang tepat dan benar merujuk kePedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI) dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) katadidebie dan kata agi itu

harus di benarkan karena itu kurang tepat penggunaannya.96

l. Analisis Kesalahan DF (Data Fonologi) 1.12

Guru : Bukan bentuk kata, kalau pengertian itu bentuk kali?

Siswa : Kalimat

Guru : Masa, berita itu informasi., yang bisa angkat tangan, apa itu berita?

Siswa/Ilyas : Berita adalah teks yang berisi pristiwa terkini atau aktual berita

berbentuk laporan atas kejadian ada juga yang mengatakan berita

adalah informasi baru yang menjadikan dalam pembacaan dan

penulisan yang jelas aktual dan baik.

Pengucapan kata pristiwa merupakan bentuk bahasa tidak baku. Kata pristiwa

dalam bahasa Indonesia yaitu peristiwa. Kata peristiwa dalam KBBI yaitu

kejadian (hal, perkata, dan sebagainya), kejadian yang luar biasa (menarik

perhatian dan sebagainya), yang benar-benar terjadi. Dalam percakapan pada DF

1.12 kata pristiwa merupakan penyampaian siswa ketika dalam kegiatan proses

belajar mengajar padahal jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia kata pristiwa

sebaiknya tidak digunakan ketika proses belajar mengajar. Karena kegiatan proses

belajar mengajar disekolah harus menggunakan bahasa formal atau bahasa resmi.

Jadi kata pristiwa diubah menjadi kata peristiwa.

96

Hasil wawancara dengan Bapak M. Yusuf seorang ahli bahasa dari Kantor Bahasa

Bengkulu Senin, 7 September 2020.

Page 87: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

74

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Yusuf seorang ahli bahasa Indonesia

di kantor bahasa Bengkulu yang menyatakan bahwa kata pristiwapada data di atas

kurang tepat jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Jadi kalau

dalam percakapan bahasa Indonesia apa lagi dalam bahasa formal ketika dia

berbahasa Indonesia yaitu bahasa daerah bicara masalah salah atau benar itu balik

ke konsep bahasa Indonesia. Ketika konsepnya benar maka menggunakan bahasa

baik dan benar. Kalau melihat dari sudut pandang benar berarti itu salah. Kenapa

karena dia menggunakan bahasa yang tidak baku katapristiwa. Seharusnya

menggunakan bahasa Indonesia yang tepat merujuk pada Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) ketika di kamus itu tulisannya peristiwaberarti peristiwa tapi

biasanya pristiwa itu pengaruh dialeg jadi bentuk tidak baku dari kata peristiwa.

Kata pristiwaharus di benarkan karena itu kurang tepat penggunaannya.97

m. Analisis Kesalahan DF (DataFonologi) 1.13

Guru : Itu dihalaman tujuh, yang pertama ada mendengarkan atau membaca

berita, Yang kedua mencatat pokok-pokoknya itu keenam unsur-unsur

berita ini atau adiksim?

Siswa : Adiksimba

Guru : Adiksimba yang terakhir ada menyampaikan kembali secara lengkap

dan ringkas, jelas? Jelas sampai disitu? Pengertiannye disini masih

halaman tujuh.

Pengucapan kata nye merupakan bahasa daerah yaiu daerah Pasemah. Kata

nye dalam bahasa Indonesia yaitu nya. Kata nya dalam Pedoman Umum Ejaan

97

Hasil wawancara dengan Bapak M. Yusuf seorang ahli bahasa dari Kantor Bahasa

Bengkulu Senin, 7 September 2020.

Page 88: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

75

Bahasa Indonesia (PUEBI) yaitu kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan

kata yang mengikutinya, -ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang

mendahuluinya. Contoh: Bukumu, bukuku, dan bukunya tesimpan di

perpustakaan. Dalam percakapan pada DF 1.13 kata nye merupakan penjelasan

guru ketika dalam kegiatan proses belajar mengajar padahal jika berdasarkan

kaidah bahasa Indonesia kata nye sebaiknya tidak digunakan ketika proses belajar

mengajar. Karena kegiatan proses belajar mengajar disekolah harus menggunakan

bahasa formal atau bahasa resmi. Jadi kata nye diubah menjadi kata nya.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Yusuf seorang ahli bahasa Indonesia

di kantor bahasa Bengkulu yang menyatakan bahwa kata nyepada data di atas

kurang tepat jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Jadi kalau

dalam percakapan bahasa Indonesia apa lagi dalam bahasa formal ketika dia

berbahasa Indonesia yaitu bahasa daerah bicara masalah salah atau benar itu balik

ke konsep bahasa Indonesia. Ketika konsepnya benar maka menggunakan bahasa

baik dan benar. Kalau melihat dari sudut pandang benar berarti itu salah. Kenapa

karena dia menggunakan bahasa yang tidak baku nyeyaitu bahasa daerah.

Seharusnya menggunakan bahasa Indonesia yang tepat dan benar merujuk

kePedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) kata nyeharus di benarkan

karena itu kurang tepat penggunaannya.98

98

Hasil wawancara dengan Bapak M. Yusuf seorang ahli bahasa dari Kantor Bahasa

Bengkulu Senin, 7 September 2020.

Page 89: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

76

n. Analisis Kesalahan DF (DataFonologi) 1.14

Guru : Lanjut atau ada yang belum paham yang masih ragu-ragu boleh.,

kesimpulan masih ada pertermuan yang berikutnya, sampai disini jelas

apa yang ibuk sampai kan tadi materi awal sampai dihalaman tujuh,

jelas belum?,

Siswa : Jelas

Pengucapan kata ibuk merupakan bentuk tidak baku dari hibuk. Kata ibuk

dalam bahasa Indonesia yaitu ibu. Kata ibu dalam KBBI yaitu wanita yang telah

melahirkan seseorang. Dalam percakapan pada DF 1.14 kata ibuk merupakan

penjelasan guru ketika dalam kegiatan proses belajar mengajar padahal jika

berdasarkan kaidah bahasa Indonesia kata ibuk sebaiknya tidak digunakan ketika

proses belajar mengajar. Karena kegiatan belajar mengajar disekolah harus

menggunakan bahasa formal atau bahasa resmi. Jadi kata ibuk diubah menjadi

kata ibu.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Yusuf seorang ahli bahasa Indonesia

di kantor bahasa Bengkulu yang menyatakan bahwa kataibukpada data di atas

kurang tepat jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Jadidalam

percakapan bahasa Indonesia apa lagi dalam bahasa formal ketika berbahasa

Indonesia yaitu bahasa daerah bicara masalah salah atau benar itu balik ke konsep

bahasa Indonesia. Ketika konsepnya benar maka menggunakan bahasa baik dan

benar. Kalau melihat dari sudut pandang benar berarti itu salah. Kenapa karena

dia menggunakan bahasa yang tidak baku kataibuk yaitu bahasa daerah.

Seharusnya menggunakan bahasa Indonesia yang tepat merujuk keKamus Besar

Page 90: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

77

Bahasa Indonesia (KBBI) kataibukharus di benarkan karena itu kurang tepat

penggunaannya.99

o. Analisis Kesalahan DF (DataFonologi) 1.15

Guru : Kalau jelas, keluarkan kertas selembar kita latihan

Guru : Satu sebutkan dan jelaskan unsur-unsur berita, dua sebutkan

pengertian berita, tiga apa kenggunaan berita bagi pelajar, yang

keempat apa kelebihan informasi yang disampaikan melalui televisi

dibandingkan dengan radio, cukup empat soal silakan dikerjakan.

Guru : Jangan betanye dengan kanten, kerjakan sesuai kemampuankamu.

Pengucapan kata betanye merupakan bahasa daerah yaitu daerah Pasemah.

Kata betanyedalam bahasa Indonesia yaitu bertanya. Pengucapan kata bertanya

dalam KBBI yaitu meminta keterangan (penjelasan dan sebagainya, meminta

supaya diberi tahu (tentang sesuatu). Dalam percakapan pada DF 1.15 kata

betanyemerupakan pengucapan guru ketika dalam kegiatan proses belajar

mengajar padahal jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia kata betanye

sebaiknya tidak digunakan ketika proses belajar mengajar. Karena kegiatan proses

belajar mengajar disekolah harus menggunakan bahasa formal atau bahasa resmi.

Jadi kata betanye diubah menjadi bertanya. Pengucapan kata kanten merupakan

bahasa daerah yaitu daerah Pasemah. Kata kantendalam bahasa Indonesia yaitu

teman. Pengucapan kata teman dalam KBBI yaitu kawan, sahabat. Dalam

percakapan pada DF 1.15 kata kantenmerupakan pengucapan guru ketika dalam

kegiatan proses belajar mengajar padahal jika berdasarkan kaidah bahasa

99

Hasil wawancara dengan Bapak M. Yusuf seorang ahli bahasa dari Kantor Bahasa

Bengkulu Senin, 7 September 2020.

Page 91: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

78

Indonesia kata kanten sebaiknya tidak digunakan ketika proses belajar mengajar.

Karena kegiatan proses belajar mengajar disekolah harus menggunakan bahasa

formal atau bahasa resmi. Jadi katakanten diubah menjadi kata teman.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Yusuf seorang ahli bahasa Indonesia

di kantor bahasa Bengkulu yang menyatakan bahwa kata betanyedan kata

kantenpada data di atas kurang tepat jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia

yang berlaku. Jadi kalau dalam percakapan bahasa Indonesia apa lagi dalam

bahasa formal ketika dia berbahasa Indonesia yaitu bahasa daerah bicara masalah

salah atau benar itu balik ke konsep bahasa Indonesia. Ketika konsepnya benar

maka menggunakan bahasa baik dan benar. Kalau melihat dari sudut pandang

benar berarti itu salah. Kenapa karena dia menggunakan bahasa yang tidak baku

kata betanyedan kata kantenyaitu bahasa daerah. Seharusnya menggunakan

bahasa Indonesia yang tepat dan benar merujuk keKamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) kata betanyedan kata kantenharus di benarkan karena itu kurang tepat

penggunaannya.100

2. TransliterasiFonetik

Transliterasimerupakan sebuah sarana yang diperlukan untuk

menjembatanikeadaan saling tidak mengerti antar bangsa yang disebabkan

perbedaan bahasa dan tulisan. Transliterasi merupakan penggantian huruf demi

huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain, dan terkadang sering lepas dari lafal

sebenarnya. Sebuah kata yang bersumber pada kosakata bahasa asing, dibentuk

100

Hasil wawancara dengan Bapak M. Yusuf seorang ahli bahasa dari Kantor Bahasa

Bengkulu Senin, 7 September 2020.

Page 92: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

79

melalui proses penyerapan dan penerjemahan.101

Adapun transliterasi fonetik

adalah sebagai berikut:

Tabel Transliterasi Fonetik

Bahasa Daerah Bahasa Indonesia

Nyela

Ape

Ibuk

Nye

Pristiwa

Juge

Dide

Mate

Cube

Ame

Kate

Agi

Betanye

Kanten

Benar

Apa

Ibu

Nya

Peristiwa

Juga

Tidak

Mata

Coba

Kalau

Kata

Lagi

Bertanya

Teman

101

Ressy Amalia Zuvara, ―Aplikasi Transliterasi dan Transkripsi Islam ‗Alam Bahasa

Arab Modern dalam Situs BBC Arabic,‖ Kebudayaan Arab Arabia vol. 2 no. 1 (Juni 2018): h.

31.

Page 93: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

80

3. Bentuk Kesalahan Ejaan (Tataran Tulisan) Penggunaan Bahasa

Indonesia pada Siswa Kelas VIII A di SMP Negeri 01 Pasemah Air

Keruh Kabupaten Empat Lawang Provinsi Sumatera Selatan

Berdasarkan data-data yang diperoleh dilapangan tentang kesalahan

penggunaan bahasa Indonesia pada siswa kelas VIII A di SMP Negeri 01

Pasemah Air Keruh Kabupaten Empat Lawang Provinsi Sumatera Selatan maka

penulis mendeskripsikan bentuk kesalahan ejaan yang keliru:

1. Analisis Kesalahan DE (Data Ejaan) 2.1

DE 2.1 Vanesa Tasya Aulia

Pada DE(Data Ejaan) 2.1 Vanesa Tasya Aulia terdapat kesalahan ejaan.

Kesalahan ejaan terdapat pada penulisan kata(mapel, unsur2, Radio,dimana,

mengapa, apa, yg, Alasan, Sedangkan).Kata mapel merupakan singkatan dari kata

Mata Pelajaran. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)

Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan

suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital. Contoh:

Komawi, Kongres Wanita Indonesia disingkat menjadi Komawi. Jadi kata Mata

Pelajaran disingkat Mapel bukan mapel jadi pada DE 2.1 terjadi kesalahan ejaan

kata mapel yang ditulis dengan huruf kecil dengan kaidah bahasa Indonesia yang

Page 94: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

81

berlaku yaitu Mapel. Kesalahan ejaan terdapat pada penulisan kata unsur2. Dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)kata unsur2 seharusnya

menggunakan tanda hubung (-). Karena tanda hubung (-) menyambung unsur kata

ulang. Contoh: anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan. Jadi pada DE 2.1

terjadi kesalahan penulisan unsur2 yang ditulis dengan tidak menggunakan tanda

hubung. Sebaiknya menggunakan tanda hubung (-) pada kata penulisan unsur2

dibenarkan menjadiunsur-unsur. Kesalahan kata Radio pada kalimat akhiran itu

menggunakan huruf kecil. Jadi pada DE 2.1 terjadi kesalahan ejaan pada kata

Radio sebaiknya kata Radio ditulis dengan radio. Dalam Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) dibenarkan pada huruf radio. Kesalahan ejaan pada

kata dimana dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf

kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf pertama kata pada awal kalimat.

Jadi pada DE 2.1 terjadi kesalahan ejaan kata dimana yang ditulis dengan huruf

kecil dan tidak mengguna spasing sebaiknya kata dimana ditulis dengan kata Di

mana.Kesalahan ejaan pada kata mengapa dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf pertama

kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus

bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.1 terjadi kesalahan

ejaan kata mengapa yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata mengapa

ditulis dengan huruf kapital atau huruf besaryaitu dibenarkan menjadi Mengapa.

Kesalahan ejaan pada kata apa dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf pertama kata pada

awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus bekerja keras,

Page 95: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

82

Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.1 terjadi kesalahan ejaan kata apa

yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata apa ditulis dengan huruf kapital

atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi Apa.Kesalahan ejaan pada kata yg

dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) singkatan ialah bentuk

yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Jadi pada DE 2.1 terjadi

kesalahan ejaan pada kata yg sebaiknya kata yg ditulis dengan kaidah bahasa

Indonesia yang berlaku yaitu yang. Kesalahan penulisan kata Alasan seharusnya

dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) pada kata penulisan

tengahkalimat menggunakan huruf kecil.Jadi pada DE 2.1 terjadi kesalahan

penulisan kata Alasan sebaiknya kata Alasan dibenarkan menggunakan huruf

kecil yaitualasan.Kesalahan penulisan kata Sedangkan seharusnya dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) pada kata penulisan tengah

kalimat menggunakan huruf kecil. Jadi pada DE 2.1 terjadi kesalahan penulisan

kata Sedangkansebaiknya kata Sedangkan dibenarkan menggunakan huruf kecil

yaitu sedangkan.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Yusuf seorang ahli bahasa Indonesia

di kantor bahasa Bengkulu yang menyatakan bahwa kata mapel, unsur2, Radio,

dimana, mengapa, apa yg, Alasan, dan kata Sedangkan. Pada data di atas kurang

tepat jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Mapel itu singkatan

mata pelajaran seharusnya mata pelajaran saja tidak usah harus mapel, kalaupun

harus di singkatan ada aturan dari akronim menyingkat itu seperti apa dalammata

pelajaran atau mapel boleh tapi kalau untuk mata pelajaran sebaiknya tulis saja

Mata pelajaran. Pada kata unsur-unsur yang menggunakan huruf angka 2 tidak

Page 96: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

83

boleh di tulis, karena untuk kata yang berulang menyatakan banyak itu salah dan

dibenarkan dengan unsur-unsur (tanda hubung).Pada kata radio penulisan yang

menggunakan huruf kapital atau huruf besar di tengah kalimat tidak boleh. Kerena

ada aturannya dalam kamus Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)

jadi kata radio yang menggunakan huruf kapital atau huruf besar sebaiknya di

kecil kan saja karena itu kurang tepat penggunaannya.Pada kata dimana, mengapa

dan apa penulisan yang menggunakan huruf kecil di awal kalimat tidak tepat.

Kerena ada aturannya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)

jadi kata dimana, mengapa, dan apa yang di tulis dengan huruf kecil sebaiknya

dibenarkan menjadi huruf kapital atau huruf besar. Pada singkatan yang tidak

tepat dalam penulisannya ketika menggunakan dalam latihan di sekolah itu salah

penggunanya karena tujuanya tidak jelas ketika lihat aturan dalam Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata singkatan yang di tulis dengan

huruf yang. Pada kata alasan dan kata sedangkan penulisan yang menggunakan

huruf kapital atau huruf besar di tengah kalimat tidak boleh. Kerena ada aturannya

dalam kamus Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata alasan

dan kata sedangkan yang menggunakan huruf kapital atau huruf besar sebaiknya

di kecil kan saja karena itu kurang tepat penggunaannya.102

2. Analisis Kesalahan DE (Data Ejaan) 2.2

DE 2.2 Adil Bunga Kurnia

102

Hasil wawancara dengan Bapak M. Yusuf seorang ahli bahasa dari Kantor Bahasa

Bengkulu Senin, 7 September 2020.

Page 97: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

84

Pada DE (Data Ejaan) 2.2 yang bernama Adil Bunga Kurnia terdapat

kesalahan ejaan. Kesalahan ejaan terdapat pada penulisan kata (apa, berita, karna).

Kesalahan ejaan pada kata apa dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf pertama kata pada

awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus bekerja keras,

Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.2 terjadi kesalahan ejaan kata apa

yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata apa ditulis dengan huruf kapital

atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi Apa. Kesalahan ejaan pada kata berita

dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf

besar dipakai sebagia huruf pertama kata pada awal kalimat. contoh: Dia

mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum

selesai. Jadi pada DE 2.2 terjadi kesalahan ejaan kata berita yang ditulis dengan

huruf kecil sebaiknya kata berita ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar

yaitu dibenarkan menjadi Berita.Kesalahan ejaan pada kata karna merupakan

bahasa daerah yaitu daerah Pasemah. Kata karna dalam bahasa Indonesia yaitu

karena. Kata karena dalam KBBI yaitu kata penghubung untuk menandai sebab

atau alasan. Dalam kesalahan ejaan pada DE 2.2 kata karna tidak digunakan

Page 98: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

85

kegiatan proses belajar mengajar. Jadi kata karna diubah menjadi kata karena dan

kata tersebut dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf

kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.

contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus bekerja keras, Pekerjaan itu

belum selesai. Jadi pada DE 2.2 terjadi kesalahan ejaan kata karena yang ditulis

dengan huruf kecil sebaiknya kata karena ditulis dengan huruf kapital atau huruf

besar yaitu dibenarkan menjadi Karena.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Yusuf seorang ahli bahasa Indonesia

di kantor bahasa Bengkulu yang menyatakan bahwa kata apa, berita, dan karena.

Pada data di atas kurang tepat jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia yang

berlaku.Pada kata apa, berita, dan karena penulisan yang menggunakan huruf

kecil di awal kalimat tidak tepat. Kerena ada aturannya dalam Pedoman Umum

Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata apa, berita, dan karena yang di tulis

dengan huruf kecil sebaiknya dibenarkan menjadi huruf kapital atau huruf

besar.103

3. Analisis Kesalahan DE (Data Ejaan) 2.3

DE 2.3 Elva Nada

103

Hasil wawancara dengan Bapak M. Yusuf seorang ahli bahasa dari Kantor Bahasa

Bengkulu Senin, 7 September 2020.

Page 99: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

86

Pada DE (Data Ejaan) 2.3 Elvan Nada terdapat kesalahan ejaan. Kesalahan

ejaan terdapat pada penulisan kata (Kls, mata pelajaran : B. Indonesia, Jlskan,

Berita, beritah, apa, Berita, yg, Radio, Bagaimana mendengarkan, dapat,

informasih, Radio). Kata Kls merupakan singkatan dari kata Kelas. Dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) singkatan ialah bentuk yang

dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Contoh: Bpk (Bapak), Sdr

(Saudara). jadi kata Kelas disingkat Kls pada DE 2.3 terjadi kesalahan kata Kls

ditulis dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku yaitu Kelas. Kata mata

pelajaran : B. Indonesia merupakan kesalahan dari kata Mata Pelajaran: Bahasa

Indonesia. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf

kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga

pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti

dan. Contoh: Republik Indonesia. Jadi pada DE 2.3 terjadi kesalahan ejaan pada

mata pelajaran : B. Indonesia dibenarkan Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia. Kata

Jlskan merupakan kesalahan singkatan dari kata jelaskan. DalamPedoman Umum

Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) Akronim yang bukan nama diri yang berupa

gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata

Page 100: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

87

seluruhnya ditulis dengan huruf kecil. Contoh: tilang bukti planggaran. Pada DE

2.3 terjadi kesalahan ejaan kata Jlskan sebaiknya kata Jlskan ditulis dengan kaidah

bahasa Indonesia yang berlaku yaitu jelaskan. Kata Berita pada kalimat akhiran

itu menggunakan huruf kecil. Jadi pada DE 2.3 terjadi kesalahan ejaan pada kata

Berita sebaiknya kata Berita ditulis dengan berita. Dalam Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) dibenarkan pada huruf berita.Kata beritah merupakan

kesalahan dari penulisan kata berita. Kata beritah dalam bahasa Indonesia yaitu

berita. Kata berita dalam KBBI yaitu cerita atau keterangan mengenai kejadian

atau peristiwa yang hangat, kabar. Dalam ejaan pada DE 2.3 kata beritah

berdasrkan kaidah bahasa Indonesia kata beritah sebaiknya tidak digunakan ketika

proses belajar mengajar disekolah. Jadi kata beritah diubah menjadi kata berita.

Kata apa Kesalahan ejaan pada kata apa dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf pertama

kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus

bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.3 terjadi kesalahan

ejaan kata apa yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata apa ditulis dengan

huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi Apa.Kesalahan penulisan

kata Berita seharusnya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)

pada kata penulisan tengah-tengah kalimat menggunakan huruf kecil. Jadi pada

DE 2.3 terjadi kesalahan penulisan kata Beritasebaiknya kata Berita dibenarkan

menggunakan huruf kecil yaitu berita. Kesalahan ejaan pada kata yg dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) singkatan ialah bentuk yang

dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Jadi pada DE 2.3 terjadi

Page 101: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

88

kesalahan ejaan pada kata yg sebaiknya kata yg ditulis dengan kaidah bahasa

Indonesia yang berlaku yaitu yang. Kata Radio pada kalimat akhiran itu

menggunakan huruf kecil. Jadi pada DE 2.3 terjadi kesalahan ejaan pada kata

Radio sebaiknya kata Radio ditulis dengan radio. Dalam Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) dibenarkan pada huruf radio. Kata Bagaimana pada

tengah-tengah kalimat itu menggunakan huruf kecil. Jadi pada DE 2.3 terjadi

kesalahan ejaan pada kata Bagaimana sebaiknya kata Bagaimana dalam Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) ditulis dengan huruf bagaimana. Kata

mendengarkan merupakan kesalahan dari huruf Mendengarkan. Dalam Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) pada kata huruf kapital atau huruf besar

dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk,

Apa maksudnya. Jadi pada DE 2.3 terjadi kesalahan ejaan pada kata

mendengarkan yang di tulis dengan huruf kecil seharusnya di tulis dengan huruf

kapital atau huruf besar yaitu Mendengarkan. Kata dapat merupakan kesalahan

dari huruf Dapat. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) pada

kata huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal

kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya. Jadi pada DE 2.3 terjadi

kesalahan ejaan pada kata dapat yang di tulis dengan huruf kecil seharusnya di

tulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu Dapat. Kata informasih

merupakan kesalahan dari huruf Informasi. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) pada kata huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf

pertama kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya. Jadi

pada DE 2.3 terjadi kesalahan ejaan pada kata mendengarkan yang di tulis dengan

Page 102: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

89

huruf kecil seharusnya di tulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu

Informasi. Kesalahan penulisan kata Radio seharusnya dalam Pedoman Umum

Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) pada kata penulisan tengah-tengah kalimat

menggunakan huruf kecil. Jadi pada DE 2.3 terjadi kesalahan penulisan kata

Radiosebaiknya kata Radio dibenarkan menggunakan huruf kecil yaitu radio.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Yusuf seorang ahli bahasa Indonesia

di kantor bahasa Bengkulu yang menyatakan bahwa kata Kls, mata pelajaran : B.

Indonesia, Jlskan, Berita, beritah, apa, Berita, yg, Radio, Bagaimana

mendengarkan, dapat, informasih, dan kata Radio. Pada data di atas kurang tepat

jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Pada singkatan kelas

tidak tepat dalam penulisannya ketika menggunakan dalam latihan di sekolah

salah penggunanya karena tujuanya tidak jelas ketika lihat aturan dalam Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata singkatan kelas kurang tepat

penggunaannya.Pada kata mata pelajaranBahasa Indonesia penulisan yang

menggunakan huruf kecil di awal kalimat tidak tepat. Kerena ada aturannya dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)jadi kata mata pelajaranBahasa

Indonesia yang di tulis dengan huruf kecil sebaiknya dibenarkan menjadi Mata

pelajaran Bahasa Idonesia. Pada singkatan jelaskan tidak tepat dalam

penulisannya ketika menggunakan dalam latihan di sekolah itu salah penggunanya

karena tujuanya tidak jelas ketika lihat aturan dalam Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata singkatan jelaskan kurang tepat

penggunaannya. Pada kata berita penulisan yang menggunakan huruf kapital atau

huruf besar di tengah kalimat tidak boleh. Kerena ada aturannya dalam kamus

Page 103: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

90

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata berita yang

menggunakan huruf kapital atau huruf besar sebaiknya di kecil kan saja karena itu

kurang tepat penggunaannya. Pada singkatan yang tidak tepat dalam penulisannya

ketika menggunakan dalam latihan di sekolah itu salah penggunanya karena

tujuanya tidak jelas ketika lihat aturan dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) jadi kata singkatan yang di tulis dengan huruf yang. Pada kata

radio penulisan yang menggunakan huruf kapital atau huruf besar di tengah

kalimat tidak boleh. Kerena ada aturannya dalam kamus Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata radio yang menggunakan huruf kapital atau

huruf besar sebaiknya di kecil kan saja karena itu kurang tepat

penggunaannya.Pada kata bagaimana mendengarkan penulisan yang

menggunakan huruf kapital atau huruf besar di tengah kalimat tidak boleh. Kerena

ada aturannya dalam kamus Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)

jadi kata bagaimana mendengarkan yang menggunakan huruf kapital atau huruf

besar sebaiknya di kecil kan saja karena itu kurang tepat penggunaannya. Pada

kata dapat dan informasih penulisan yang menggunakan huruf kecil di awal

kalimat tidak tepat. Kerena ada aturannya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) jadi kata dapat dan informasi yang di tulis dengan huruf kecil

sebaiknya dibenarkan menjadi huruf kapital atau huruf besar. Pada kata radio

penulisan yang menggunakan huruf kapital atau huruf besar di akhir kalimat tidak

boleh. Kerena ada aturannya dalam kamus Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Page 104: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

91

Indonesia (PUEBI) jadi kata radio yang menggunakan huruf kapital atau huruf

besar sebaiknya di kecil kan saja karena kurang tepat penggunaannya.104

4. Analisis Kesalahan DE (Data Ejaan) 2.4

DE 2.4 Safira Amanda

Pada DE (Data Ejaan) 2.4 Safira Amanda terdapat kesalahan ejaan.

Kesalahan ejaan terdapat pada kata(apa, berita, yg, karna). Kesalahan ejaan pada

kata apa dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital

atau huruf besar dipakai sebagia huruf pertama kata pada awal kalimat. contoh:

Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum

selesai. Jadi pada DE 2.4 terjadi kesalahan ejaan kata apa yang ditulis dengan

huruf kecil sebaiknya kata apa ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu

dibenarkan menjadi Apa. Kesalahan ejaan pada kata berita dalam Pedoman Umum

Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia

huruf pertama kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya,

Kita harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.4 terjadi

kesalahan ejaan kata berita yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata berita

104

Hasil wawancara dengan Bapak M. Yusuf seorang ahli bahasa dari Kantor Bahasa

Bengkulu Senin, 7 September 2020.

Page 105: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

92

ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi Berita.

Kesalahan ejaan pada kata yg dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI) singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf

atau lebih. Jadi pada DE 2.4 terjadi kesalahan ejaan pada kata yg sebaiknya kata

yg ditulis dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku yaitu yang. Kesalahan

ejaan pada kata karna merupakan bahasa daerah yaitu daerah Pasemah. Kata

karna dalam bahasa Indonesia yaitu karena. Kata karena dalam KBBI yaitu kata

penghubung untuk menandai sebab atau alasan. Dalam kesalahan ejaan pada DE

2.4 kata karna tidak digunakan kegiatan proses belajar mengajar. Jadi kata karna

diubah menjadi kata karena dan kata tersebut dalam Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf

pertama kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita

harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.4 terjadi

kesalahan ejaan kata karena yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata karena

ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi Karena.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Yusuf seorang ahli bahasa Indonesia

di kantor bahasa Bengkulu yang menyatakan bahwa kata apa, berita, yang, dan

karena. Pada data di atas kurang tepat jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia

yang berlaku.Pada kata apa dan kata berita penulisan menggunakan huruf kecil di

awal kalimat tidak tepat. Kerena ada aturannya dalam Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata apa dan kata berita yang di tulis dengan

huruf kecil sebaiknya dibenarkan menjadi huruf kapital atau huruf besar. Pada

singkatan yang tidak tepat dalam penulisannya ketika menggunakan dalam latihan

Page 106: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

93

di sekolah itu salah penggunanya karena tujuanya tidak jelas ketika lihat aturan

dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata singkatan

yangkurang tepat penggunaannya. Pada kata karena penulisan menggunakan huruf

kecil di awal kalimat tidak tepat. Kerena ada aturannya dalam Pedoman Umum

Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata karena yang di tulis dengan huruf

kecil sebaiknya dibenarkan menjadi huruf kapital atau huruf besar.105

5. Analisis Kesalahan DE (Data Ejaan) 2.5

DE 2.5 Keysha Diah Phitalokha

Pada DE (Data Ejaan) 2.5 yang bernama Keysha Diah Phitalokha terdapat

kesalahan ejaan. Kesalahan ejaan terdapat pada kata (nama, kls, B. Indonesia,

unsur2, Berita, apa, yg, how, berita, dapat). Kata nama dalam Pedoman Umum

Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama

unsur-unsur nama orang. Contoh: Amir Hamzah, Dewi Sartika, Wage Rudolf

Supratman, Halim Perdanakusumah, Ampere. Jadi pada DE 2.5 terjadi kesalahan

ejaan kata nama yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata nama ditulis

dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi Nama. Kata kls

105

Hasil wawancara dengan Bapak M. Yusuf seorang ahli bahasa dari Kantor Bahasa

Bengkulu Senin, 7 September 2020.

Page 107: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

94

merupakan singkatan dari kata Kelas. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas

satu huruf atau lebih. Contoh: Bpk (Bapak), Sdr (Saudara). jadi kata Kelas

disingkat kls pada DE 2.5 terjadi kesalahan kata kls ditulis dengan kaidah bahasa

Indonesia yang berlaku yaitu Kelas. Kata B. Indonesia merupakan singkatan dari

Bahasa Indonesia. Dalam KBBI B huruf ke-2 abjad Indonesia. Jadi pada DE 2.5

terjadi kesalahan pada kata B. Indonesia seharusnya pada kata B. Indonesia

diubah menjadi Bahasa Indonesia.Kesalahan ejaan terdapat pada penulisan kata

unsur2. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) kata unsur2

seharusnya menggunakan tanda hubung (-). Karena tanda hubung (-)

menyambung unsur kata ulang. Contoh: anak-anak, berulang-ulang, kemerah-

merahan. Jadi pada DE 2.5 terjadi kesalahan penulisan unsur2 yang ditulis

dengan tidak menggunakan tanda hubung sebaiknya menggunakan tanda hubung

(-) pada kata penulisan unsur2 dibenarkan menjadi unsur-unsur. Kata Berita pada

kalimat akhiran itu menggunakan huruf kecil. Jadi pada DE 2.5 terjadi kesalahan

ejaan pada kata Berita sebaiknya kata Berita ditulis dengan berita. Dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) dibenarkan pada huruf

berita.Kesalahan ejaan pada kata apa dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf pertama

kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus

bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.5 terjadi kesalahan

ejaan kata apa yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata apa ditulis dengan

huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi Apa. Kesalahan ejaan

Page 108: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

95

pada kata yg dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) singkatan

ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Jadi pada

DE 2.4 terjadi kesalahan ejaan pada kata yg sebaiknya kata yg ditulis dengan

kaidah bahasa Indonesia yang berlaku yaitu yang. Kesalahan ejaan pada kata how

dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf

besar dipakai sebagia huruf pertama kata pada awal kalimat. contoh: Dia

mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum

selesai. Jadi pada DE 2.5 terjadi kesalahan ejaan kata how yang ditulis dengan

huruf kecil sebaiknya kata how ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu

dibenarkan menjadi How. Kata berita dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf pertama

kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus

bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.5 terjadi kesalahan

ejaan kata berita yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata berita ditulis

dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi Berita. Kesalahan

ejaan pada kata dapat dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)

huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf pertama kata pada awal

kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus bekerja keras,

Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.5 terjadi kesalahan ejaan kata dapat

yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata dapat ditulis dengan huruf kapital

atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi Dapat.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Yusuf seorang ahli bahasa Indonesia

di kantor bahasa Bengkulu yang menyatakan bahwa kata nama, kls, B. Indonesia,

Page 109: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

96

unsur2, Berita, apa, yg, how, berita, dapat Pada data di atas kurang tepat jika

berdasarkan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Pada kata nama penulisan

menggunakan huruf kecil di awal kalimat tidak tepat. Kerena ada aturannya dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata nama yang di tulis

dengan huruf kecil sebaiknya dibenarkan menjadi huruf kapital atau huruf besar.

Pada singkatan kelas tidak tepat dalam penulisannya ketika menggunakan dalam

latihan di sekolah itu salah penggunanya karena tujuanya tidak jelas ketika lihat

aturan dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata

singkatan kelaskurang tepat penggunaannya.Pada kata B. Indonesia penulisan ini

kurang tepat. Kerena ada aturannya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) jadi kata B. Indonesia sebaiknya dibenarkan menjadi Bahasa

Idonesia. Pada kata unsur-unsur yang menggunakan huruf angka 2 tidak boleh di

tulis, karena untuk kata yang berulang menyatakan banyak itu salah dan

dibenarkan dengan unsur-unsur (tanda hubung). Pada kata berita penulisan yang

menggunakan huruf kapital atau huruf besar di akhir kalimat tidak boleh. Kerena

ada aturannya dalam kamus Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)

jadi kata berita yang menggunakan huruf kapital atau huruf besar sebaiknya di

kecil kan saja karena itu kurang tepat penggunaannya. Pada kata apa penulisan

menggunakan huruf kecil di awal kalimat tidak tepat. Kerena ada aturannya dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata apa yang di tulis

dengan huruf kecil sebaiknya dibenarkan menjadi huruf kapital atau huruf

besar.Pada singkatan yang tidak tepat dalam penulisannya ketika menggunakan

dalam latihan di sekolah itu salah penggunanya karena tujuanya tidak jelas ketika

Page 110: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

97

lihat aturan dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata

singkatan yangkurang tepat penggunaannya. Pada kata how, berita, dan kata dapat

penulisan menggunakan huruf kecil di awal kalimat tidak tepat. Kerena ada

aturannya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata

how, berita, dan kata dapat yang di tulis dengan huruf kecil sebaiknya dibenarkan

menjadi huruf kapital atau huruf besar.106

6. Analisis Kesalahan DE (Data Ejaan) 2.6

DE 2.6 M. Akbar

Pada DE (Data Ejaan) 2.6 yang bernama M. Akbar terdapat kesalahan ejaan.

Kesalahan ejaan terdapat pada kata (Mapel : B. Indonesia, yg, Berita, apa,

mengapa, bagaimana, how, yaitu).Kata Mapel dan B. Indonesia merupakan

singkatan dari kata Mata Pelajaran dan kata Bahasa Indonesia. Dalam Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) Jadi kata Mapel diubah Mata Pelajaran

sedangkan pada kata KBBIB huruf ke-2 abjad Indonesia. Jadi pada DE 2.6 terjadi

kesalahan pada kata B. Indonesia seharusnya pada kata B. Indonesia diubah

menjadi Bahasa Indonesia.Kesalahan ejaan pada kata yg dalam Pedoman Umum

106

Hasil wawancara dengan Bapak M. Yusuf seorang ahli bahasa dari Kantor Bahasa

Bengkulu Senin, 7 September 2020.

Page 111: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

98

Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang

terdiri atas satu huruf atau lebih. Jadi pada DE 2.6 terjadi kesalahan ejaan pada

kata yg sebaiknya kata yg ditulis dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku

yaitu yang.Kata Berita seharusnya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) pada kata penulisan tengah-tengah kalimat menggunakan

huruf kecil. Jadi pada DE 2.6 terjadi kesalahan penulisan kata Beritasebaiknya

kata Berita dibenarkan menggunakan huruf kecil yaitu berita.Kesalahan ejaan

pada kata apa dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf

kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf pertama kata pada awal kalimat.

contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus bekerja keras, Pekerjaan itu

belum selesai. Jadi pada DE 2.6 terjadi kesalahan ejaan kata apa yang ditulis

dengan huruf kecil sebaiknya kata apa ditulis dengan huruf kapital atau huruf

besar yaitu dibenarkan menjadi Apa.Kesalahan ejaan pada kata mengapa dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar

dipakai sebagia huruf pertama kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk,

Apa maksudnya, Kita harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada

DE 2.6 terjadi kesalahan ejaan kata mengapa yang ditulis dengan huruf kecil

sebaiknya kata mengapa ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu

dibenarkan menjadi Mengapa. Kesalahan ejaan pada kata bagaimana dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar

dipakai sebagia huruf pertama kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk,

Apa maksudnya, Kita harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada

DE 2.6 terjadi kesalahan ejaan kata bagaimana yang ditulis dengan huruf kecil

Page 112: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

99

sebaiknya kata bagaimana ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu

dibenarkan menjadi Bagaimana.Pada kata how dalam Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf

pertama kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita

harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.6 terjadi

kesalahan ejaan kata how yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata how

ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi

How.Kesalahan ejaan pada kata yaitu dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf pertama

kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus

bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.6 terjadi kesalahan

ejaan kata yaitu yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata yaitu ditulis

dengan huruf kapital atau huruf besar dibenarkan menjadi Yaitu.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Yusuf seorang ahli bahasa Indonesia

di kantor bahasa Bengkulu yang menyatakan bahwa kata Mapel : B. Indonesia,

yg, Berita, apa, mengapa, bagaimana, how, dan kata yaitu. Pada data di atas

kurang tepat jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Pada kata

Mapel Bahasa Indonesia penulisan yangkurang jelas. Kerena ada aturannya dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata Mapel Bahasa

Indonesia ini kurang tepat penggunaannya. Pada singkatan yang tidak tepat dalam

penulisannya ketika menggunakan dalam latihan di sekolah salah penggunanya

karena tujuanya tidak jelas ketika lihat aturan dalam Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) ) jadi kata singkatan yangkurang tepat

Page 113: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

100

penggunaannya. Pada kata berita penulisan yang menggunakan huruf kapital atau

huruf besar di akhir kalimat tidak boleh. Kerena ada aturannya dalam kamus

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata berita yang

menggunakan huruf kapital atau huruf besar sebaiknya di kecil kan saja karena itu

kurang tepat penggunaannya.Pada kata apa, mengapa, bagaimana, how, dan kata

yaitu penulisan menggunakan huruf kecil di awal kalimat tidak tepat. Kerena ada

aturannya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata apa,

mengapa, bagaimana, how, dan kata yaitu di tulis dengan huruf kecil sebaiknya

dibenarkan menjadi huruf kapital atau huruf besar.107

7. Analisis Kesalahan DE (Data Ejaan) 2.7

DE 2.7 Lala Bunga Cinta

Pada DE (Data Ejaan) 2.7 yang bernama Lala Bunga Cinta terdapat kesalahan

ejaan. Kesalahan ejaan terdapat pada kata (Tgl, agustus, Kls, Mapel, apa,

ADIKSIMBA). Kata Tgl merupakan singkatan dari kata Tanggal. Dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) singkatan ialah bentuk yang

dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Contoh: Bpk (Bapak), Sdr

107

Hasil wawancara dengan Bapak M. Yusuf seorang ahli bahasa dari Kantor Bahasa

Bengkulu Senin, 7 September 2020.

Page 114: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

101

(Saudara). Jadi kata Tanggal disingkat Tgl pada DE 2.7 terjadi kesalahan kata Tgl

ditulis dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku yaitu Tanggal.Kata agustus

dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital dipakai

sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.

Contoh: bulan Agustus, bulan Mualid, hari Galungan, hari Jumat, hari Lebaran,

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, hari Natal, perang Candu, tahun Hijriah,

tarikh Masehi. Jadi pada DE 2.7 terjadi kesalahan ejaan kata agustus diubah

menjadi Agustus. Kata Kls merupakan singkatan dari kata Kelas. Dalam Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) singkatan ialah bentuk yang

dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Contoh: Bpk (Bapak), Sdr

(Saudara). jadi kata Kelas disingkat Kls pada DE 2.7 terjadi kesalahan kata Kls

ditulis dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku yaitu Kelas.Kata

Mapelmerupakan singkatan dari kata Mata Pelajaran. Dalam Pedoman Umum

Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) kata Mapel sebaiknya ditulis dengan kaidah

bahasa Indonesia yang berlakuyaitu Mata Pelajaran. Kata apa dalam Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai

sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa

maksudnya, Kita harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE

2.7 terjadi kesalahan ejaan kata apa yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata

apa ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi

Apa.Kata ADIKSIMBA merupakan kesalahan penulisan dalamPedoman Umum

Ejaan Bahasa Indonesia(PUEBI) kata ADIKSIMBA dibenarkan menjadi adik

simba.

Page 115: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

102

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Yusuf seorang ahli bahasa Indonesia

di kantor bahasa Bengkulu yang menyatakan bahwa kata Tgl, agustus, Kls, Mapel,

apa, dan kata ADIKSIMBA. Pada data di atas kurang tepat jika berdasarkan

kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Pada singkatan tanggal tidak tepat dalam

penulisan nya ketika menggunakan dalam latihan di sekolah itu salah

penggunanya karena tujuanya tidak jelas ketika lihat aturan dalam Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata singkatan tanggalkurang tepat

penggunaannya. Pada singkatan kelas tidak tepat dalam penulisannya ketika

menggunakan dalam latihan di sekolah itu salah penggunanya karena tujuanya

tidak jelas ketika lihat aturan dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI) jadi kata singkatan kelas kurang tepat penggunaannya. Pada kata Mapel

Bahasa Indonesia penulisan yangkurang jelas. Kerena ada aturannya dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata Mapel Bahasa

Indonesia ini kurang tepat penggunaannya. Pada kata apa penulisan menggunakan

huruf kecil di awal kalimat tidak tepat. Kerena ada aturannya dalam Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata apa yang di tulis dengan huruf

kecil sebaiknya dibenarkan menjadi huruf kapital atau huruf besar. Pada kata

agustus dalam penulisan menggunakan huruf kecil di awal kalimat tidak tepat.

Kerena ada aturannya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)

jadi kata agustus yang di tulis dengan huruf kecil sebaiknya dibenarkan menjadi

huruf kapital atau huruf besar.Pada kata adik simba penulisan menggunakan huruf

Page 116: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

103

kapital atau huruf besar semua itu tidak tepat. Kerena ada aturannya dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).108

8. Analisis Kesalahan DE (Data Ejaan) 2.8

DE 2.8 Glori Fabian Aldo

Pada DE (Data Ejaan) 2.8 yang bernama Glori Fabian Aldo terdapat

kesalahan ejaan. Kesalahan ejaan terdapat pada kata (Kls, apa, inpormasi, yg,

telepisi, Pertiwa, inpormasi, pristiwa, dapat). Kata Kls merupakan singkatan dari

kata Kelas. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) singkatan

ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Contoh:

Bpk (Bapak), Sdr (Saudara). jadi kata Kelas disingkat Kls pada DE 2.8 terjadi

kesalahan kata Kls ditulis dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku yaitu

Kelas.Kata apa dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf

kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.

contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus bekerja keras, Pekerjaan itu

belum selesai. Jadi pada DE 2.7 terjadi kesalahan ejaan kata apa yang ditulis

108

Hasil wawancara dengan Bapak M. Yusuf seorang ahli bahasa dari Kantor Bahasa

Bengkulu Senin, 7 September 2020.

Page 117: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

104

dengan huruf kecil sebaiknya kata apa ditulis dengan huruf kapital atau huruf

besar yaitu dibenarkan menjadi Apa. Kata inpormasi merupakan bahasa daerah

yaitu daerah Pasemah. Kata inpormasi dalam bahasa Indonesia yaitu informasi.

Kata informasi dalam KBBI yaitu penerangan, pemberitahuan, kabar atau berita

tentang sesuatu. Dalam penulisan pada DE 2.8 kata inpormasi sebaiknya tidak

digunakan proses belajar mengajar. Karena kegiatan proses belajar mengajar

harus menggunakan kata baku. Jadi kata inpormasi diubah menjadi informasi.

Kata yg dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) singkatan ialah

bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Jadi pada DE 2.8

terjadi kesalahan ejaan pada kata yg sebaiknya kata yg ditulis dengan kaidah

bahasa Indonesia yang berlaku yaitu yang.Kata telepisi merupakan bahasa daerah

yaitu daerah Pasemah. Katatelepisi dalam bahasa Indonesia yaitu televisi. Kata

televisi dalam KBBI yaitusistem penyiaran gambar yang disertai dengan bunyi

(suara) melalui kabel atau melalui angkasa dengan menggunakn alat yang

mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan

mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang

dapat didengar. Dalam penulisan pada DE 2.8 kata telepisi sebaiknya tidak

digunakan proses belajar mengajar. Karena kegiatan proses belajar mengajar

harus menggunakan kata baku. Jadi kata telepisi diubah menjadi televisi.Kata

Pertiwa merupakan bahasa daerah yaitu daerah Pasemah. Kata Pertiwa dalam

bahasa Indonesia yaitu peristiwa. Dalam KBBI kata peristiwa yaitu kejadian (hal,

perkara, dan sebagainya), kejadian yang luar biasa (menarik perhatian dan

sebagainya), yang benar-benar terjadi. Dalam penulisan pada DE 2.8 kata

Page 118: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

105

Pertiwasebaiknya tidak digunakan proses belajar mengajar. Karena kegiatan

proses belajar mengajar harus menggunakan kata baku. Jadi kata Pertiwa diubah

menjadi peristiwa.Kata inpormasi dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf pertama

kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus

bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.8 terjadi kesalahan

ejaan kata inpormasi yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata inpormasi

ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi

Informasi.Kata Pristiwa merupakan kesalahan ejaan. Kesalahan ejaan pada kata

pristiwa merupakan kesalahan ejaan pada kata yang kurang dalam kata peristiwa.

Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) dibenarkan pada kata

huruf peristiwa. Jadi pada DE 2.8 terjadi kesalahan ejaan kata pristiwa dan

dibenarkan dengan huruf peristiwa. Kata dapat dalam Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf

pertama kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita

harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.8 terjadi

kesalahan ejaan kata dapat yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata dapat

ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi Dapat.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Yusuf seorang ahli bahasa Indonesia

di kantor bahasa Bengkulu yang menyatakan bahwa kata Kls, apa, inpormasi, yg,

telepisi, Pertiwa, inpormasi, pristiwa, dan kata dapat. Pada data di atas kurang

tepat jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Pada singkatan kelas

tidak tepat dalam penulisannya ketika menggunakan dalam latihan di sekolah itu

Page 119: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

106

salah penggunanya karena tujuanya tidak jelas ketika lihat aturan dalam Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata singkatan kelas kurang tepat

penggunaannya. Pada kata apa penulisan menggunakan huruf kecil di awal

kalimat tidak tepat. Kerena ada aturannya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) jadi kata apa yang di tulis dengan huruf kecil sebaiknya

dibenarkan menjadi huruf kapital atau huruf besar. Pada kata informasi penulisan

menggunakan huruf kecil di awal kalimat tidak tepat. Kerena ada aturannya dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata informasi yang di

tulis dengan huruf kecil sebaiknya dibenarkan menjadi huruf kapital atau huruf

besar. Pada singkatan yang tidak tepat dalam penulisannya ketika menggunakan

dalam latihan di sekolah itu salah penggunanya karena tujuanya tidak jelas ketika

lihat aturan dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) ) jadi kata

singkatan yangkurang tepat penggunaannya. Pada kata telepisi tidak boleh salah

penulisannya tapi yang bakunya adalah televisi. Pada kata pertiwa tidak boleh

salah penulisannya tapi yang bakunya adalah peristiwa. Pada kata inpormasi tidak

boleh salah, itu salah penulisannya mungkin itu tadi dari faktor kebiasaan

menggunakan kata inpormasi tapi yang bakunya adalah informasi. Pada kata

pristiwa tidak boleh salah, itu salah penulisannya mungkin itu tadi dari faktor

kebiasaan menggunakan kata pristiwa tapi yang bakunya adalah peristiwa. Pada

kata dapat penulisan menggunakan huruf kecil di awal kalimat tidak tepat. Kerena

ada aturannya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata

Page 120: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

107

dapat yang di tulis dengan huruf kecil sebaiknya dibenarkan menjadi huruf kapital

atau huruf besar.109

9. Analisis Kesalahan DE (Data Ejaan) 2.9

DE 2.9 Fariska Dama Yanti

Pada DE (Data Ejaan) 2.9 yang bernama Fariska Dama Yanti terdapat

kesalahan ejaan. Kesalahan ejaan terdapat pada kata (FARISKA DAMA YANTI,

KELAS). Kata FARISKA DAMA YANTI merupakan kesalahan ejaan. Dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital dipakai sebagai

huruf pertama unsur-unsur nama orang. Contoh: Amir Hamzah, Wage Rudolf

Supratman, Ampere. Jadi pada DE 2.9 terjadi kesalahan ejaan kata FARISKA

DAMA YANTI yang ditulis dengan huruf besar semua sebaiknya kata FARISKA

DAMA YANTI ditulis dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku yaitu

Fariska Dama Yanti. Kata KELAS merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital dipakai sebagai huruf

pertama unsur-unsur nama orang. Contoh: Amir Hamzah, Wage Rudolf

Supratman, Ampere. Jadi pada DE 2.9 terjadi kesalahan ejaan kata KELAS yang

109

Hasil wawancara dengan Bapak M. Yusuf seorang ahli bahasa dari Kantor Bahasa

Bengkulu Senin, 7 September 2020.

Page 121: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

108

ditulis dengan huruf besar semua sebaiknya kata KELAS ditulis dengan kaidah

bahasa Indonesia yang berlaku yaitu Kelas.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Yusuf seorang ahli bahasa Indonesia

di kantor bahasa Bengkulu yang menyatakan bahwa kata FARISKA DAMA

YANTI dan KELAS. Pada data di atas kurang tepat jika berdasarkan kaidah

bahasa Indonesia yang berlaku. Pada kata Fariska Dama Yanti dan kelas penulisan

menggunakan huruf besar atau huruf kapital semua tidak tepat. Kerena ada

aturannya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata

tersbutyang di tulis dengan huruf besar atau huruf kapital kurang tepat

penggunaannya.110

10. Analisis Kesalahan DE (Data Ejaan) 2.10

DE 2.10 Aqilla Yuliza

Pada DE (Data Ejaan) 2.10 yang bernama Aqilla Yuliza terdapat kesalahan

ejaan. Kesalahan ejaan terdapat pada kata (AQiLLA YuLizA, Kls, B. Indonesia,

unsur2, Radio, dimana, mengapa, apa, yg, Alasan). Kata AQiLLA YuLizA

merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

110

Hasil wawancara dengan Bapak M. Yusuf seorang ahli bahasa dari Kantor Bahasa

Bengkulu Senin, 7 September 2020.

Page 122: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

109

Indonesia(PUEBI) huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama

orang. Contoh: Amir Hamzah, Wage Rudolf Supratman, Ampere. Jadi pada DE

2.10 terjadi kesalahan ejaan kata AQiLLA YuLizA yang ditulis dengan huruf

besar semua sebaiknya kata AQiLLA YuLizA ditulis dengan kaidah bahasa

Indonesia yang berlaku yaituAqilla Yuliza.Kata Kls merupakan singkatan dari

kata Kelas. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) singkatan

ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Contoh:

Bpk (Bapak), Sdr (Saudara). jadi kata Kelas disingkat Kls pada DE 2.10 terjadi

kesalahan kata Kls ditulis dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku yaitu

Kelas. Kata B. Indonesia merupakan singkatan dari Bahasa Indonesia. Dalam

KBBI B huruf ke-2 abjad Indonesia. Jadi pada DE 2.10 terjadi kesalahan pada

kata B. Indonesia seharusnya pada kata B. Indonesia diubah menjadi Bahasa

Indonesia.Kesalahan ejaan terdapat pada penulisan kata unsur2. Dalam Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) kata unsur2 seharusnya menggunakan

tanda hubung (-). Karena tanda hubung (-) menyambung unsur kata ulang.

Contoh: anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan. Jadi pada DE 2.10 terjadi

kesalahan penulisan unsur2 yang ditulis dengan tidak menggunakan tanda hubung

sebaiknya menggunakan tanda hubung (-) pada kata penulisan unsur2 dibenarkan

menjadi unsur-unsur.Kesalahan kata Radio pada kalimat akhiran itu menggunakan

huruf kecil. Jadi pada DE 2.10 terjadi kesalahan ejaan pada kata Radio sebaiknya

kata Radio ditulis dengan radio. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI) dibenarkan pada huruf radio.Kesalahan ejaan pada kata dimana dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar

Page 123: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

110

dipakai sebagia huruf pertama kata pada awal kalimat. Jadi pada DE 2.10 terjadi

kesalahan ejaan kata dimana yang ditulis dengan huruf kecil dan tidak mengguna

spasing sebaiknya kata dimana ditulis dengan kata Di mana. Kata mengapa dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar

dipakai sebagia huruf pertama kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk,

Apa maksudnya, Kita harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada

DE 2.10 terjadi kesalahan ejaan kata mengapa yang ditulis dengan huruf kecil

sebaiknya kata mengapa ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu

dibenarkan menjadi Mengapa. Kesalahan ejaan pada kata apa dalam Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai

sebagia huruf pertama kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa

maksudnya, Kita harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE

2.10 terjadi kesalahan ejaan kata apa yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya

kata apa ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi

Apa.Katayg dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) singkatan

ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Jadi pada

DE 2.10 terjadi kesalahan ejaan pada kata yg sebaiknya kata yg ditulis dengan

kaidah bahasa Indonesia yang berlaku yaitu yang. Kata Alasan seharusnya dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) pada kata penulisan tengah-

tengah kalimat menggunakan huruf kecil. Jadi pada DE 2.10 terjadi kesalahan

penulisan kata Alasan sebaiknya kata Alasan dibenarkan menggunakan huruf

kecil yaitu alasan.

Page 124: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

111

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Yusuf seorang ahli bahasa Indonesia

di kantor bahasa Bengkulu yang menyatakan bahwa kata AQiLLA YuLizA, Kls,

B. Indonesia, unsur2, Radio, dimana, mengapa, apa, yg, dan kata Alasan. Pada

data di atas kurang tepat jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku.

Pada kata Aqilla Yuliza penulisan menggunakan huruf besar atau huruf kapital

semua tidak tepat. Kerena ada aturannya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) jadi kata tersbut yang di tulis dengan huruf besar atau huruf

kapital kurang tepat penggunaannya. Pada singkatan kelas tidak tepat dalam

penulisannya ketika menggunakan dalam latihan di sekolah itu salah penggunanya

karena tujuanya tidak jelas ketika lihat aturan dalam Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata singkatan kelas kurang tepat penggunaannya.

Pada kata B. Indonesia penulisan ini kurang tepat. Kerena ada aturannya dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata B. Indonesia

sebaiknya dibenarkan menjadi Bahasa Idonesia. Pada kata unsur-unsur yang

menggunakan huruf angka 2 tidak boleh di tulis, karena untuk kata yang berulang

menyatakan banyak itu salah dan dibenarkan dengan unsur-unsur (tanda hubung).

Pada kata radio penulisan yang menggunakan huruf kapital atau huruf besar di

akhir kalimat tidak boleh. Kerena ada aturannya dalam kamus Pedoman Umum

Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata radio yang menggunakan huruf kapital

atau huruf besar sebaiknya di kecil kan saja karena itu kurang tepat

penggunaannya. Pada kata dimana, mengapa, dan kata apa penulisan

menggunakan huruf kecil di awal kalimat tidak tepat. Kerena ada aturannya dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata dimana, mengapa,

Page 125: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

112

dan kata apa di tulis dengan huruf kecil sebaiknya dibenarkan menjadi huruf

kapital atau huruf besar. Pada singkatan yang tidak tepat dalam penulisannya

ketika menggunakan dalam latihan di sekolah salah penggunanya karena tujuanya

tidak jelas ketika lihat aturan dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI) ) jadi kata singkatan yangkurang tepat penggunaannya. Pada kata alasan

penulisan yang menggunakan huruf kapital atau huruf besar di tengah kalimat

tidak boleh. Kerena ada aturannya dalam kamus Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) jadi kata alasan yang menggunakan huruf kapital atau huruf

besar sebaiknya di kecil kan saja karena itu kurang tepat penggunaannya.111

11. Analisis Kesalahan DE (Data Ejaan) 2.11

DE 2.11 Hesti Amanda

Pada DE (Data Ejaan) 2.11 yang bernama Hesti Amanda terdapat kesalahan

ejaan. Kesalahan ejaan terdapat pada kata (Jelaskan, Berita, apa, dg, berita, yg,

Bagi, karna). Kata Jelaskan seharusnya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) pada kata penulisan tengah-tengah kalimat menggunakan

huruf kecil. Jadi pada DE 2.11 terjadi kesalahan penulisan kata Jelaskan sebaiknya

111 Hasil wawancara dengan Bapak M. Yusuf seorang ahli bahasa dari Kantor Bahasa

Bengkulu Senin, 7 September 2020.

Page 126: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

113

kata Jelaskan dibenarkan menggunakan huruf kecil yaitu jelaskan. Kesalahan kata

Berita pada kalimat akhiran itu menggunakan huruf kecil. Jadi pada DE 2.11

terjadi kesalahan ejaan pada kata Berita sebaiknya kata Berita ditulis dengan

berita. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) dibenarkan

pada huruf berita. Kesalahan ejaan pada kata apa dalam Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf

pertama kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita

harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.11 terjadi

kesalahan ejaan kata apa yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata apa

ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi Apa.

Kesalahan ejaan pada kata dg dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI) singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf

atau lebih. Jadi pada DE 2.11 terjadi kesalahan ejaan pada kata dg sebaiknya kata

dg ditulis dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku yaitu dengan. Kata berita

dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf

besar dipakai sebagia huruf pertama kata pada awal kalimat. contoh: Dia

mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum

selesai. Jadi pada DE 2.11 terjadi kesalahan ejaan kata berita yang ditulis dengan

huruf kecil sebaiknya kata berita ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar

yaitu dibenarkan menjadi Berita.Katayg dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas

satu huruf atau lebih. Jadi pada DE 2.11 terjadi kesalahan ejaan pada kata yg

sebaiknya kata yg ditulis dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku yaitu

Page 127: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

114

yang. Kata Bagi pada kalimat akhiran itu menggunakan huruf kecil. Jadi pada DE

2.11 terjadi kesalahan ejaan pada kata Bagi sebaiknya kata Bagi ditulis dengan

huruf bagi. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) dibenarkan

pada huruf berita. Kata karnadalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada

awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus bekerja keras,

Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.11 terjadi kesalahan ejaan kata karna

yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata karna ditulis dengan huruf kapital

atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi Karena.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Yusuf seorang ahli bahasa Indonesia

di kantor bahasa Bengkulu yang menyatakan bahwa kata Jelaskan, Berita, apa, dg,

berita, yg, Bagi, dan kata karna. Pada data di atas kurang tepat jika berdasarkan

kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Pada kata jelaskan penulisan yang

menggunakan huruf kapital atau huruf besar di tengah kalimat tidak boleh. Kerena

ada aturannya dalam kamus Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)

jadi kata jelaskan yang menggunakan huruf kapital atau huruf besar sebaiknya di

kecil kan saja karena itu kurang tepat penggunaannya. Pada kata berita penulisan

yang menggunakan huruf kapital atau huruf besar di akhir kalimat tidak boleh.

Kerena ada aturannya dalam kamus Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI) jadi kata berita yang menggunakan huruf kapital atau huruf besar

sebaiknya di kecil kan saja karena itu kurang tepat penggunaannya. Pada kata apa

penulisan menggunakan huruf kecil di awal kalimat tidak tepat. Kerena ada

aturannya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata apa

Page 128: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

115

yang di tulis dengan huruf kecil sebaiknya dibenarkan menjadi huruf kapital atau

huruf besar. Pada singkatan dengan tidak tepat dalam penulisannya ketika

menggunakan dalam latihan di sekolah salah penggunanya karena tujuanya tidak

jelas ketika lihat aturan dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)

jadi kata singkatan dengankurang tepat penggunaannya. Pada kata berita

penulisan menggunakan huruf kecil di awal kalimat tidak tepat. Kerena ada

aturannya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata

berita yang di tulis dengan huruf kecil sebaiknya dibenarkan menjadi huruf kapital

atau huruf besar. Pada singkatan yang tidak tepat dalam penulisannya ketika

menggunakan dalam latihan di sekolah salah penggunanya karena tujuanya tidak

jelas ketika lihat aturan dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)

jadi kata singkatan yangkurang tepat penggunaannya. Pada kata bagi penulisan

yang menggunakan huruf kapital atau huruf besar di akhir kalimat tidak boleh.

Kerena ada aturannya dalam kamus Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI) jadi kata bagi yang menggunakan huruf kapital atau huruf besar

sebaiknya di kecil kan saja karena itu kurang tepat penggunaannya. Pada kata

karna tidak boleh itu salah penulisannya mungkin itu tadi dari faktor kebiasaan

kata karna tapi yang bakunya adalah karena.112

12. Analisis Kesalahan DE (Data Ejaan) 2.12

112

Hasil wawancara dengan Bapak M. Yusuf seorang ahli bahasa dari Kantor Bahasa

Bengkulu Senin, 7 September 2020.

Page 129: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

116

DE 2.12 Rahmat Teguh Islam My

Pada DE (Data Ejaan) 2.12 yang bernama Rahmat Teguh Islam My terdapat

kesalahan ejaan. Kesalahan ejaan pada kata (kls, matapelajaran, Indo, apa,

dimana, bagaimana, apakah, Tokoh, dari, dimanakah, bagaimanakah, berita). Kata

kls merupakan singkatan dari Kelas. kata kls dibenarkan dalam Pedoman Umum

Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang

terdiri atas satu huruf atau lebih. Contoh: kol Kolonel. Jadi pada DE 2.12 terjadi

kesalahan ejaan pada kata kls sebaiknya kata kls ditulis dengan kaidah bahasa

Indonesia yang berlaku yaitu Kelas. Kata matapelajaranmerupakan kesalahan

penggunaan dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf

kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.

pada DE 2.12 terjadi kesalahan ejaan kata matapelajaran dengan huruf kecil

sebaiknya kata matapelajaran ditulis dengan huruf Mata pelajaran.Kata Indo

merupakan singkatan dari Indonesia. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) pada kata Indo tidak digunakan sebaiknya kata Indo ditulis

dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku yaitu Indonesia Jadi pada DE

2.12terjadi kesalahan pada kata Indo seharusnya pada kata Indo diubah menjadi

Page 130: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

117

Indonesia.Kata apa dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)

huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf pertama kata pada awal

kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus bekerja keras,

Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.12 terjadi kesalahan ejaan kata apa

yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata apa ditulis dengan huruf kapital

atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi Apa. Kata dimana terjadi kesalahan

pada ejaan kata dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf

kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf pertama kata pada awal kalimat.

contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus bekerja keras, Pekerjaan itu

belum selesai. Jadi pada DE 2.12 terjadi kesalahan ejaan kata dimana yang ditulis

dengan huruf kecil sebaiknya kata dimana ditulis dengan huruf kapital atau huruf

besar yaitu dibenarkan menjadi Dimana. Kata bagaimana dalam Pedoman Umum

Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai

huruf pertama kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya,

Kita harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.12 terjadi

kesalahan ejaan kata bagaimana yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata

bagaimana ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi

Bagaimana. Kata apakahdalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf pertama kata pada

awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus bekerja keras,

Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.12 terjadi kesalahan ejaan kata

apakah yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata apakah ditulis dengan huruf

kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi Apakah. Kata Tokoh

Page 131: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

118

merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI) pada kata tengah-tengah kalimat menggunakan huruf kecil. Jadi pada DE

2.12 merupakan kesalahan ejaan pada kata Tokoh dan dibenarkan pada huruf

tokoh. Kata dari dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf

kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf pertama kata pada awal kalimat.

contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus bekerja keras, Pekerjaan itu

belum selesai. Jadi pada DE 2.12 terjadi kesalahan ejaan kata dari yang ditulis

dengan huruf kecil sebaiknya kata dari ditulis dengan huruf kapital atau huruf

besar yaitu dibenarkan menjadi Dari. Kata dimanakah dalam Pedoman Umum

Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai

huruf pertama kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya,

Kita harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.12 terjadi

kesalahan ejaan kata dimanakahyang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata

apakah ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadiDi

mana kah. Kata bagaimanakah dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf pertama kata pada

awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus bekerja keras,

Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.12 terjadi kesalahan ejaan kata

bagaimanakah yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata bagaimanakah

ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi

Bagaimanakah.Kata berita dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf pertama kata pada

awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus bekerja keras,

Page 132: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

119

Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.12 terjadi kesalahan ejaan kata berita

yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata berita ditulis dengan huruf kapital

atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi Berita.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Yusuf seorang ahli bahasa Indonesia

di kantor bahasa Bengkulu yang menyatakan bahwa kata kls, matapelajaran, Indo,

apa, dimana, bagaimana, apakah, Tokoh, dari, dimanakah, bagaimanakah, dan

kata berita. Pada data di atas kurang tepat jika berdasarkan kaidah bahasa

Indonesia yang berlaku. Pada singkatan kelas tidak tepat dalam penulisannya

ketika menggunakan dalam latihan di sekolah salah penggunanya karena tujuanya

tidak jelas ketika lihat aturan dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI) jadi kata singkatan kelas kurang tepat penggunaannya.Pada kata mata

pelajaran penulisan yang menggunakan huruf kecil di awal kalimat tidak boleh.

Kerena ada aturannya dalam kamus Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI) jadi kata mata pelajaran yang menggunakan kecil sebaiknya di besarkan

saja karena itu kurang tepat penggunaannya. Pada singkatan Indonesia tidak tepat

dalam penulisannya ketika menggunakan dalam latihan di sekolah itu salah

penggunanya karena tujuanya tidak jelas tujuannya ketika lihat aturan dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata singkatan Indonesia

kurang tepat penggunaannya. Pada kata apa, dimana, bagaimana, dan kata apakah

penulisan menggunakan huruf kecil di awal kalimat tidak tepat. Kerena ada

aturannya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata apa,

dimana, bagaimana, dan kata apakah di tulis dengan huruf kecil sebaiknya

dibenarkan menjadi huruf kapital atau huruf besar. Pada kata tokoh penulisan

Page 133: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

120

menggunakan huruf kapital atau huruf besar di tengah kalimat tidak boleh. Kerena

ada aturannya dalam kamus Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)

jadi kata tokoh yang menggunakan huruf kapital atau huruf besar sebaiknya di

kecil kan saja karena itu kurang tepat penggunaannya. Pada kata dari, di manakah,

bagaimana kah, dan kata berita penulisan menggunakan huruf kecil di awal

kalimat tidak tepat. Kerena ada aturannya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) jadi kata dari, di manakah, bagaimana kah, dan kata berita di

tulis dengan huruf kecil sebaiknya dibenarkan menjadi huruf kapital atau huruf

besar.113

13. Analisis Kesalahan DE (Data Ejaan) 2.13

DE 2.13 Enes Yulanda

Pada DE (Data Ejaan) 2.13 yang bernama Enes Yulanda terdapat kesalahan

ejaan. Kesalahan ejaan terdapat pada kata (nama, kls, mapel, B. Indonesia, apa,

ada, AdiksimBA, Apa, Di mana, informasi, inpormasi). Kata nama dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital dipakai sebagai

huruf pertama unsur-unsur nama orang. Contoh: Amir Hamzah, Dewi Sartika,

113

Hasil wawancara dengan Bapak M. Yusuf seorang ahli bahasa dari Kantor Bahasa

Bengkulu Senin, 7 September 2020.

Page 134: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

121

Wage Rudolf Supratman, Halim Perdanakusumah, Ampere. Jadi pada DE 2.13

terjadi kesalahan ejaan kata nama yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata

nama ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi

Nama. Kata kls merupakan singkatan dari Kelas. kata kls dibenarkan dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) singkatan ialah bentuk yang

dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Contoh: kol Kolonel. Jadi

pada DE 2.13 terjadi kesalahan ejaan pada kata kls sebaiknya kata kls ditulis

dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku yaitu Kelas. Kata mapel merupakan

singkatan dari kata Mata Pelajaran. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau

gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf

kapital. Contoh: Komawi, Kongres Wanita Indonesia disingkat menjadi Komawi.

Jadi kata Mata Pelajaran disingkat Mapel bukan mapel jadi pada DE 2.13 terjadi

kesalahan ejaan kata mapel yang ditulis dengan huruf kecil dengan kaidah bahasa

Indonesia yang berlaku yaitu Mapel. Kata B. Indonesia merupakan singkatan dari

Bahasa Indonesia. Dalam KBBI B huruf ke-2 abjad Indonesia. Jadi pada DE 2.13

terjadi kesalahan pada kata B. Indonesia seharusnya pada kata B. Indonesia

diubah menjadi Bahasa Indonesia.Kata apa dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf pertama

kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus

bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.13 terjadi kesalahan

ejaan kata apa yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata apa ditulis dengan

huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi Apa.Kata ada dalam

Page 135: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

122

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar

dipakai sebagia huruf pertama kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk,

Apa maksudnya, Kita harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada

DE 2.13 terjadi kesalahan ejaan kata ada yang ditulis dengan huruf kecil

sebaiknya kata ada ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan

menjadi Ada. Kata AdiksimBA seharusnya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) pada kata penulisan tengah kalimat menggunakan huruf kecil.

Jadi pada DE 2.13 terjadi kesalahan penulisan kata AdiksimBA sebaiknya kata

AdiksimBA dibenarkan menggunakan huruf kecil yaitu adik simba.Kata ada

dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf

besar dipakai sebagia huruf pertama kata pada awal kalimat. contoh: Dia

mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum

selesai. Jadi pada DE 2.13 terjadi kesalahan ejaan kata ada yang ditulis dengan

huruf kecil sebaiknya kata ada ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu

dibenarkan menjadi Ada.Kata Dimanadi tengah kalimat merupakan kesalahan

ejaan dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) pada kata Di

mana penulisan tengah kalimat menggunakan huruf kecil. Jadi pada DE 2.13

terjadi kesalahan ejaan kata Dimana yang ditulis dengan huruf besar sebaiknya

kata Dimana ditulis dibenarkan menggunakan huruf kecil yaitu di mana. Kata

informasi dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital

atau huruf besar dipakai sebagia huruf pertama kata pada awal kalimat. contoh:

Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum

selesai. Jadi pada DE 2.13 terjadi kesalahan ejaan kata informasi yang ditulis

Page 136: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

123

dengan huruf kecil sebaiknya kata informasi ditulis dengan huruf kapital atau

huruf besar yaitu dibenarkan menjadi Informasi. Kata inpormasi merupakan

bahasa daerah yaitu daerah Pasemah. Kata inpormasi dalam bahasa Indonesia

yaitu informasi. Kata informasi dalam KBBI yaitu penerangan, pemberitahuan,

kabar atau berita tentang sesuatu. Dalam penulisan pada DE 2.13 kata inpormasi

sebaiknya tidak digunakan proses belajar mengajar. Karena kegiatan proses

belajar mengajar harus menggunakan kata baku. Jadi kata inpormasi diubah

menjadi informasi.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Yusuf seorang ahli bahasa Indonesia

di kantor bahasa Bengkulu yang menyatakan bahwa kata nama, kls, mapel, B.

Indonesia, apa, ada, AdiksimBA, Apa, Di mana, informasi, dan inpormasi.Pada

data di atas kurang tepat jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku.

Pada kata nama penulisan yang menggunakan huruf kecil di awal kalimat tidak

boleh. Kerena ada aturannya dalam kamus Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) jadi kata nama yang menggunakan kecil sebaiknya di

besarkan saja karena itu kurang tepat penggunaannya.Pada singkatan kelas tidak

tepat dalam penulisannya ketika menggunakan dalam latihan di sekolah salah

penggunanya karena tujuanya tidak jelas ketika lihat aturan dalam Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata singkatan kelas kurang tepat

penggunaannya.Mapel itu singkatan mata pelajaran seharusnya mata pelajaran

saja tidak usah harus mapel, kalaupun harus di singkatan ada aturan dari akronim

menyingkat itu seperti apa dalam mata pelajaran atau mapel boleh tapi kalau

untuk mata pelajaran sebaiknya tulis saja Mata pelajaran. Pada kata B. Indonesia

Page 137: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

124

penulisan ini kurang tepat. Kerena ada aturannya dalam Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata B. Indonesia sebaiknya dibenarkan menjadi

Bahasa Idonesia. Pada kata apa dan kata ada penulisan menggunakan huruf kecil

di awal kalimat tidak tepat. Kerena ada aturannya dalam Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata apa dan kata ada yang di tulis dengan huruf

kecil sebaiknya dibenarkan menjadi huruf kapital atau huruf besar. Pada kata adik

simba, apa, dan kata di mana penulisan menggunakan huruf besar atau huruf

kapital di awal kalimat tidak tepat. Kerena ada aturannya dalam Pedoman Umum

Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata adik simba, apa, dan kata di mana

yang di tulis dengan huruf besar atau huruf kapital sebaiknya dibenarkan menjadi

huruf kecil saja. Pada kata informasi penulisan menggunakan huruf kecil di awal

kalimat tidak tepat. Kerena ada aturannya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) jadi kata informasi yang di tulis dengan huruf kecil sebaiknya

dibenarkan menjadi huruf kapital atau huruf besar. Pada kata inpormasi tidak

boleh, dalam penulisannya salah mungkin itu tadi dari faktor kebiasaan

menggunakan kata inpormasi tapi yang bakunya adalah informasi.114

14. Analisis Kesalahan DE (DataEjaan) 2.14

DE 2.14 Juni Aprianto

114

Hasil wawancara dengan Bapak M. Yusuf seorang ahli bahasa dari Kantor Bahasa

Bengkulu Senin, 7 September 2020.

Page 138: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

125

Pada DE (Data Ejaan) 2.14 yang bernama Juni Aprianto terdapat kesalahan

ejaan. Kesalahan ejaan terdapat pada kata(ApriAnto, B. Indonesia, SebuTkan,

Dan, beriTa, pengerTian, apa, Di, Televisi, Dengan, raDio, JAWABAN,

ADIKSimBA, TempaTnya, kejaDianya, iTu, dapaT, paDa, masyarakaT, aDalah,

seperTi, Berita TenTang, Televisi, iTu, muDah, DikeTahui).KataApriAnto

merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI) huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.

Contoh: Amir Hamzah, Wage Rudolf Supratman, Ampere. Jadi pada DE 2.14

terjadi kesalahan ejaan kata ApriAnto yang ditulis dengan huruf besar semua

sebaiknya kata ApriAnto ditulis dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku

yaitu Aprianto.Kata B. Indonesia merupakan singkatan dari Bahasa Indonesia.

Dalam KBBI B huruf ke-2 abjad Indonesia. Jadi pada DE 2.14 terjadi kesalahan

pada kata B. Indonesia seharusnya pada kata B. Indonesia diubah menjadi Bahasa

Indonesia.KataSebuTkan merupakan kesalahan ejaan dalam Pedoman Umum

Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) kata SebuTkan diubah menjadi Sebutkan.

Penulisan kata Dandiubah menjadi dan.Kata beriTa seharusnya dalam Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) pada kata penulisan tengah kalimat

Page 139: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

126

menggunakan huruf kecil. Jadi pada DE 2.14 terjadi kesalahan penulisan kata

beriTa sebaiknya kata beriTa dibenarkan menggunakan huruf kecil yaitu berita.

Kata pengerTian yang di tulis di tengah kalimat merupakan kesalahan ejaan.

Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) pada kata pengerTian

penulisan tengah kalimat menggunakan huruf kecil. Jadi DE 2.14 terjadi

kesalahan penulisan kata pengerTian sebaiknya kata pengerTian dibenarkan

menggunakan huruf kecil yaitu pengertian. Kata apa merupakan kesalahan ejaan.

Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Iandonesia (PUEBI) huruf kapital atau

huruf besar dipakai sebagia huruf pertama kata pada awal kalimat. contoh: Dia

mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum

selesai. Jadi pada DE 2.14 terjadi kesalahan ejaan kata apa yang ditulis dengan

huruf kecil sebaiknya kata apa ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu

dibenarkan menjadi Apa.Kata Di yang di tulis di tengah kalimat merupakan

kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) pada

kata Di penulisan tengah kalimat menggunakan huruf kecil. Jadi DE 2.14 terjadi

kesalahan penulisan kata Di sebaiknya kata Di dibenarkan menggunakan huruf

kecil yaitu di. Kata Televisi yang di tulis di tengah kalimat merupakan kesalahan

ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) pada kata

pengerTian penulisan tengah kalimat menggunakan huruf kecil. Jadi DE 2.14

terjadi kesalahan penulisan kata Televisi sebaiknya kata Televisi dibenarkan

menggunakan huruf kecil yaitu televisi. Kata Dengan yang di tulis di tengah

kalimat merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) pada kata Dengan penulisan tengah kalimat menggunakan

Page 140: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

127

huruf kecil. Jadi DE 2.14 terjadi kesalahan penulisan kata Dengan sebaiknya kata

Dengan dibenarkan menggunakan huruf kecil yaitu dengan. Kata raDio yang di

tulis di tengah kalimat merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) pada kata raDio penulisan tengah kalimat

menggunakan huruf kecil. Jadi DE 2.14 terjadi kesalahan penulisan kata raDio

sebaiknya kata raDio dibenarkan menggunakan huruf kecil yaitu radio. Kata

JAWABAN merupakan kesalahan ejaan.Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) kata JAWABAN yang di tulis pada huruf besar semua

sebaiknya kata JAWABAN ditulis dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku

yaitu Jawaban.Kata ADIKSimBA yang di tulis akhir kalimat merupakan

kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) pada

kata ADIKSimBA penulisan akhir kalimat menggunakan huruf kecil. Jadi DE

2.14 terjadi kesalahan penulisan kata ADIKSimBA sebaiknya kata ADIKSimBA

dibenarkan menggunakan huruf kecil yaitu adik simba. Kata TempaTnya yang di

tulis di tengah kalimat merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) pada kata TempaTnya penulisan tengah kalimat

menggunakan huruf kecil. Jadi DE 2.14 terjadi kesalahan penulisan kata

TempaTnya sebaiknya kata TempaTnya dibenarkan menggunakan huruf kecil

yaitu tempatnya.Kata kejaDianya yang di tulis di tengah kalimat merupakan

kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) pada

kata kejaDianya penulisan tengah kalimat menggunakan huruf kecil. Jadi DE 2.14

terjadi kesalahan penulisan kata kejaDianya sebaiknya kata kejaDianyadibenarkan

menggunakan huruf kecil yaitu kejadian nya.Kata iTu yang di tulis di tengah

Page 141: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

128

kalimat merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) pada kata iTu penulisan tengah kalimat menggunakan huruf

kecil. Jadi DE 2.14 terjadi kesalahan penulisan kata iTu sebaiknya kata iTu

dibenarkan menggunakan huruf kecil yaitu itu.Kata dapaT yang di tulis di tengah

kalimat merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) pada kata dapaT penulisan tengah kalimat menggunakan huruf

kecil. Jadi DE 2.14 terjadi kesalahan penulisan kata dapaT sebaiknya kata dapaT

dibenarkan menggunakan huruf kecil yaitu dapat. Kata paDa yang di tulis di

tengah kalimat merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) pada kata paDa penulisan tengah kalimat

menggunakan huruf kecil. Jadi DE 2.14 terjadi kesalahan penulisan kata paDa

sebaiknya kata paDa dibenarkan menggunakan huruf kecil yaitu pada. Kata

masyarakaT yang di tulis di tengah kalimat merupakan kesalahan ejaan. Dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) pada kata masyarakaT

penulisan tengah kalimat menggunakan huruf kecil. Jadi DE 2.14 terjadi

kesalahan penulisan kata masyarakaT sebaiknya kata masyarakaT dibenarkan

menggunakan huruf kecil yaitu masyarakat.Kata aDalah yang di tulis di tengah

kalimat merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) pada kata aDalah penulisan tengah kalimat menggunakan

huruf kecil. Jadi DE 2.14 terjadi kesalahan penulisan kata aDalah sebaiknya kata

aDalah dibenarkan menggunakan huruf kecil yaitu adalah. Kata seperTi yang di

tulis di tengah kalimat merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) pada kata seperTi penulisan tengah kalimat

Page 142: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

129

menggunakan huruf kecil. Jadi DE 2.14 terjadi kesalahan penulisan kata seperTi

sebaiknya kata seperTi dibenarkan menggunakan huruf kecil yaitu seperti. Kata

Berita yang di tulis di tengah kalimat merupakan kesalahan ejaan. Dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) pada kata Berita penulisan

tengah kalimat menggunakan huruf kecil. Jadi DE 2.14 terjadi kesalahan

penulisan kata Berita sebaiknya kata Berita dibenarkan menggunakan huruf kecil

yaitu berita.Kata TenTang yang di tulis di tengah kalimat merupakan kesalahan

ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) pada kata

TenTang penulisan tengah kalimat menggunakan huruf kecil. Jadi DE 2.14 terjadi

kesalahan penulisan kata TenTang sebaiknya kata TenTang dibenarkan

menggunakan huruf kecil yaitu tentang. Kata Televisi yang di tulis di tengah

kalimat merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) pada kata Televisi penulisan tengah kalimat menggunakan

huruf kecil. Jadi DE 2.14 terjadi kesalahan penulisan kata Televisi sebaiknya kata

Televisi dibenarkan menggunakan huruf kecil yaitu televisi. Kata iTuyang di tulis

di tengah kalimat merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) pada kata iTui penulisan tengah kalimat

menggunakan huruf kecil. Jadi DE 2.14 terjadi kesalahan penulisan kata iTu

sebaiknya kata iTu dibenarkan menggunakan huruf kecil yaitu itu.Kata muDah

yang di tulis di tengah kalimat merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) pada kata muDah penulisan tengah

kalimat menggunakan huruf kecil. Jadi DE 2.14 terjadi kesalahan penulisan kata

muDah sebaiknya kata muDah dibenarkan menggunakan huruf kecil yaitu mudah.

Page 143: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

130

Kata DikeTahui yang di tulis di tengah kalimat merupakan kesalahan ejaan.

Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) pada kata DikeTahui

penulisan tengah kalimat menggunakan huruf kecil. Jadi DE 2.14 terjadi

kesalahan penulisan kata DikeTahui sebaiknya kata DikeTahui dibenarkan

menggunakan huruf kecil yaitu diketahui.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Yusuf seorang ahli bahasa Indonesia

di kantor bahasa Bengkulu yang menyatakan bahwa kata ApriAnto, B. Indonesia,

SebuTkan, Dan, beriTa, pengerTian, apa, Di, Televisi, Dengan, raDio,

JAWABAN, ADIKSimBA, TempaTnya, kejaDianya, iTu, dapaT, paDa,

masyarakaT, aDalah, seperTi, Berita TenTang, Televisi, iTu, muDah, dan kata

DikeTahui. Pada data di atas kurang tepat jika berdasarkan kaidah bahasa

Indonesia yang berlaku.Pada kata B. Indonesia penulisan ini kurang tepat. Kerena

ada aturannya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata

B. Indonesia sebaiknya dibenarkan menjadi Bahasa Idonesia. Pada kata Aprianto

dan kata sebut kan penulisan yang menggunakan huruf di tengah kalimat itu tidak

boleh karena dalam penulisan huruf penulisan tersebut harus benar.Pada kata dan,

pengertian, di, televisi, dengan, kejadian nya, itu, dapat, pada, masyarat, adalah,

seperti, berita, televisi, itu, dan kata mudah di ketahui. Kata yang menggunakan

huruf kapital atau huruf besar di tengah kalimat tidak boleh. Kerena ada aturannya

dalam kamus Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata dan,

pengertian, di, televisi, dengan, kejadian nya, itu, dapat, pada, masyarat, adalah,

seperti, berita, televisi, itu, dan kata mudah di ketahui yang menggunakan huruf

kapital atau huruf besar sebaiknya di kecil kan saja karena itu kurang tepat

Page 144: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

131

penggunaannya. Pada kata apa penulisan menggunakan huruf kecil di awal

kalimat tidak tepat. Kerena ada aturannya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) jadi kata apa di tulis dengan huruf kecil sebaiknya dibenarkan

menjadi huruf kapital atau huruf besar.Pada kata jawaban dan kata adik simba

penulisan menggunakan huruf kapital atau huruf besar semua itu tidak tepat.

Kerena ada aturannya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).

Pada kata berita, radio, tempat nya, dan kata tentang penulisan yang menggunakan

huruf kapital atau huruf besar di akhir kalimat tidak boleh. Kerena ada aturannya

dalam kamus Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata berita,

radio, tempat nya, dan kata tentang yang menggunakan huruf kapital atau huruf

besar sebaiknya di kecil kan saja karena itu kurang tepat penggunaannya.115

15. Analisis Kesalahan DE (Data Ejaan) 2.15

DE 2.15 Vena Agulara

Pada DE (Data Ejaan) 2.15 yang bernama Vena Agulara terdapat kesalahan

ejaan. Kesalahan ejaan terdapat pada kata (agulara, kls, B. Indonesia, apa,

sampakan, dg, tlevisi, yg, Thelvisi, brita, Bidang, dibutukan, Televisi, brupa).Kata

115

Hasil wawancara dengan Bapak M. Yusuf seorang ahli bahasa dari Kantor Bahasa

Bengkulu Senin, 7 September 2020.

Page 145: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

132

nama agulara dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf

kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang. Contoh: Amir

Hamzah, Dewi Sartika, Wage Rudolf Supratman, Halim Perdanakusumah,

Ampere. Jadi pada DE 2.15 terjadi kesalahan ejaan kata agulara yang ditulis

dengan huruf kecil sebaiknya kata agulara ditulis dengan huruf kapital atau huruf

besar yaitu dibenarkan menjadi Agulara. Kata kls merupakan singkatan dari

Kelas. kata kls dibenarkan dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI) singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf

atau lebih. Contoh: kol Kolonel. Jadi pada DE 2.15 terjadi kesalahan ejaan pada

kata kls sebaiknya kata kls ditulis dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku

yaitu Kelas. Kata B. Indonesia merupakan singkatan dari Bahasa Indonesia.

Dalam KBBI B huruf ke-2 abjad Indonesia. Jadi pada DE 2.15 terjadi kesalahan

pada kata B. Indonesia seharusnya pada kata B. Indonesia diubah menjadi Bahasa

Indonesia.Kata apa dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)

huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf pertama kata pada awal

kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus bekerja keras,

Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.15 terjadi kesalahan ejaan kata apa

yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata apa ditulis dengan huruf kapital

atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi Apa.Kata sampakan merupakan

kesalahan ejaan pada kata yang kurang dalam kata sampaikan. Kata sampai kan

dalam KBBI yaitu mencapai, datang, tiba setelah berjuang melawan badai. Jadi

DE 2.15 terjadi kesalahan ejaan pada kata sampakan sebaiknya kata sampakan

diubah menjadi huruf sampai kan.Kata dg dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Page 146: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

133

Indonesia (PUEBI) singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas

satu huruf atau lebih. Jadi pada DE 2.15 terjadi kesalahan ejaan pada kata dg

sebaiknya kata dg ditulis dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku yaitu

dengan.Kata tlevisi merupakan kesalahan ejaan pada kata yang kurang dalam kata

televisi. Kata televisi dalam KBBI yaitu sistem penyiaran gambar yang disertai

dengan bunyi (suara) melalui kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan

alat yang mengubah cahaya (gambar) atau bunyi (suara) menjadi gelombang

listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan

bunyi yang dapat didengar. Jadi DE 2.15 terjadi kesalahan ejaan pada kata tlevisi

sebaiknya kata tlevisidiubah menjadi huruf televisi.Katayg dalam Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) singkatan ialah bentuk yang

dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Jadi pada DE 2.15 terjadi

kesalahan ejaan pada kata yg sebaiknya kata yg ditulis dengan kaidah bahasa

Indonesia yang berlaku yaitu yang.KataThelvisi merupakan kesalahan ejaan pada

kata yang kurang dalamtelevisi dalam KBBI yaitu sistem penyiaran gambar yang

disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau melalui angkasa dengan

menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) atau bunyi (suara) menjadi

gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat

dilihat dan bunyi yang dapat didengar. Jadi DE 2.15 terjadi kesalahan ejaan pada

kata Thelvisi sebaiknya kataThelvisi diubah menjadi huruf televisi.Kata brita

merupakan kesalahan ejaan pada kata yang kurang dalam huruf berita. Dalam

KBBI kata berita yaitu cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa

yang hangat, kabar. Jadi DE 2.15 terjadi kesalahan ejaan pada kata brita sebaiknya

Page 147: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

134

kata brita diubah menjadi huruf berita.Kata Bidang yang di tulis di tengah kalimat

merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI) pada kataBidang penulisan tengah kalimat menggunakan huruf kecil.

Jadi DE 2.15 terjadi kesalahan penulisan kata Bidang sebaiknya kata Bidang

dibenarkan menggunakan huruf kecil yaitu bidang.Kata dibutukan merupakan

kesalahan ejaan pada kata yang kurang dalam kata berupa. Dalam KBBI kata

dibutukan yaitu kata turunan berkebutuhan, kebutuhan, membutuhi,

membutuhkan. Jadi DE 2.15 terjadi kesalahan ejaan pada kata dibutukan

sebaiknya kata dibutukan diubah menjadi huruf di butuh kan.Kata Televisi yang

di tulis di tengah kalimat merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum

Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) pada kataTelevisi penulisan tengah kalimat

menggunakan huruf kecil. Jadi DE 2.15 terjadi kesalahan penulisan kata Televisi

sebaiknya kata Televisi dibenarkan menggunakan huruf kecil yaitu televisi. Kata

brupa merupakan kesalahan ejaan pada kata yang kurang dalam kata berupa.

Dalam KBBI kata berupa yaitu ada rupanya yang nyata (kelihatan), berwujud.

Jadi DE 2.15 terjadi kesalahan ejaan pada kata brupa sebaiknya kata brupa diubah

menjadi huruf berupa.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Yusuf seorang ahli bahasa Indonesia

di kantor bahasa Bengkulu yang menyatakan bahwa kata agulara, kls, B.

Indonesia, apa, sampakan, dg, tlevisi, yg, Thelvisi, brita, Bidang, dibutukan,

Televisi, dan kata brupa. Pada data di atas kurang tepat jika berdasarkan kaidah

bahasa Indonesia yang berlaku. Pada kata nama agulara dan kata apa penulisan

menggunakan huruf kecil di awal kalimat tidak tepat. Kerena ada aturannya dalam

Page 148: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

135

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata nama agulara dan

kata apa di tulis dengan huruf kecil sebaiknya dibenarkan menjadi huruf kapital

atau huruf besar. Pada kata B. Indonesia penulisan ini kurang tepat. Kerena ada

aturannya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata B.

Indonesia sebaiknya dibenarkan menjadi Bahasa Idonesia. Pada singkatan kelas,

dengan, dan kata yang tidak tepat dalam penulisannya ketika menggunakan dalam

latihan di sekolah itu salah penggunanya karena tujuanya tidak jelas ketika lihat

aturan dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata

singkatan kelas, dengan, dan kata yang kurang tepat penggunaannya. Pada kata

sampakan, dibutukan, dan kata brupa tidak boleh salah penulisannya mungkin itu

tadi dari faktor kebiasaan menggunakan kata sampakan, dibutukan, dan kata brupa

tapi yang bakunya adalah sampai kan, di butuh kan, dan kata berupa. Pada kata

bidang dan kata televisi penulisan yang menggunakan huruf kapital atau huruf

besar di tengah kalimat tidak boleh. Kerena ada aturannya dalam kamus Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata bidang dan kata televisi yang

menggunakan huruf kapital atau huruf besar sebaiknya di kecil kan saja karena itu

kurang tepat penggunaannya.116

16. Analisis Kesalahan DE (Data Ejaan) 2.16

DE 2.16 Gini Maretasari

116

Hasil wawancara dengan Bapak M. Yusuf seorang ahli bahasa dari Kantor Bahasa

Bengkulu Senin, 7 September 2020.

Page 149: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

136

Pada DE (Data Ejaan) 2.16 yang bernama Gini Maretasari terdapat kesalahan

ejaan. Kesalahan ejaan terdapat pada kata (nama, gini maretasari, kls,

matapelajaran, Baha indonesia, apa, yg, dibandingan, dimana, bagaimana, utk,

mejalani, berita, dlm, dgn). Kata nama dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama

orang. Contoh: Amir Hamzah, Dewi Sartika, Wage Rudolf Supratman, Halim

Perdanakusumah, Ampere. Jadi pada DE 2.16 terjadi kesalahan ejaan kata nama

yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata nama ditulis dengan huruf kapital

atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi Nama.Kesalahan penulisan kata gini

maretasari dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf

kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang. Contoh: Amir

Hamzah, Dewi Sartika, Wage Rudolf Supratman, Halim Perdanakusumah,

Ampere. Jadi pada DE 2.16 terjadi kesalahan ejaan kata gini maretasari yang

ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata nama ditulis dengan huruf kapital atau

huruf besar yaitu dibenarkan menjadiGini Maretasari.Kata kls merupakan

singkatan dari kata Kelas. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI) singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf

atau lebih. Contoh: Bpk (Bapak), Sdr (Saudara). jadi kata Kelas disingkat kls pada

Page 150: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

137

DE 2.16 terjadi kesalahan kata kls ditulis dengan kaidah bahasa Indonesia yang

berlaku yaitu Kelas. Kata matapelajaranmerupakan kesalahan penggunaan dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar

dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. pada DE 2.16 terjadi

kesalahan ejaan kata matapelajaran dengan huruf kecil sebaiknya kata

matapelajaran ditulis dengan huruf Mata pelajaran.Kesalahan penulisan kataBaha

indonesia merupakan kesalahan ejaan pada kata yang kurang dalam kata Bahasa

Indonesia. Dalam KBBI kata Bahasa Indonesia yaitubentuk tidak baku basa,

sedangkan Indonesia yaitu nama negara kepulauan di Asia Tenggara yang terletak

di antara benua Asia dan benua Australia. Jadi DE 2.15 terjadi kesalahan ejaan

pada kata Baha indonesia sebaiknya kata Baha indonesia diubah menjadi huruf

Bahasa Indonesia.Kata apa dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf pertama kata pada

awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus bekerja keras,

Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.16 terjadi kesalahan ejaan kata apa

yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata apa ditulis dengan huruf kapital

atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi Apa.Katayg dalam Pedoman Umum

Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang

terdiri atas satu huruf atau lebih. Jadi pada DE 2.16 terjadi kesalahan ejaan pada

kata yg sebaiknya kata yg ditulis dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku

yaitu yang. Kata dibandingan merupakan kesalahan ejaan pada kata yang kurang

dalam kata dibandingkan. Jadi pada DE 2.16 terjadi kesalahan ejaan pada kata

dibandingan sebaiknya kata dibandingan diubah menjadi huruf dibandingkan.Kata

Page 151: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

138

dimana dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital

atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. contoh:

Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum

selesai. Jadi pada DE 2.16 terjadi kesalahan ejaan kata dimana yang ditulis dengan

huruf kecil sebaiknya kata dimana ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar

yaitu dibenarkan menjadiDimana. Kata bagaimana dalam Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf

pertama kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita

harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.16 terjadi

kesalahan ejaan kata dimana yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata

bagaimana ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan

menjadiBagaimana. Katautk dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI) singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf

atau lebih. Jadi pada DE 2.16 terjadi kesalahan ejaan pada kata utk sebaiknya kata

utk ditulis dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku yaitu untuk. Kata

mejalani merupakan kesalahan ejaan pada kata yang kurang pada huruf menjalani.

Dalam KBBI kata menjalani yaitu menempuh (jalan dan sebagainya). Jadi DE

2.16 terjadi kesalahan ejaan pada kata mejalani sebaiknya kata mejalani diubah

menjadi huruf menjalani. Kata berita dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf pertama

kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus

bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.16 terjadi kesalahan

ejaan kata berita yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata berita ditulis

Page 152: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

139

dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi Berita.Katadlm

dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) singkatan ialah bentuk

yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Jadi pada DE 2.16 terjadi

kesalahan ejaan pada kata dlm sebaiknya kata dlm ditulis dengan kaidah bahasa

Indonesia yang berlaku yaitu dalam.Katadgn dalam Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri

atas satu huruf atau lebih. Jadi pada DE 2.16 terjadi kesalahan ejaan pada kata dgn

sebaiknya kata dgn ditulis dalam kaidah bahasa Indonesia yang berlaku yaitu

dengan.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Yusuf seorang ahli bahasa Indonesia

di kantor bahasa Bengkulu yang menyatakan bahwa kata nama, gini maretasari,

kls, matapelajaran, Baha indonesia, apa, yg, dibandingan, dimana, bagaimana, utk,

mejalani, berita, dlm, dan kata dgn.Pada data di atas kurang tepat jika berdasarkan

kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Pada kata nama, gini maretasari, mata

pelajaran, apa, di mana, bagaimana dan kata berita penulisan menggunakan huruf

kecil di awal kalimat tidak tepat. Kerena ada aturannya dalam Pedoman Umum

Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata nama, gini maretasari, mata pelajaran,

apa, di mana, bagaimana dan kata berita yang di tulis dengan huruf kecil

sebaiknya dibenarkan menjadi huruf kapital atau huruf besar. Pada singkatan

kelas, yang, untuk, dalam, dan kata dengan tidak tepat dalam penulisannya ketika

menggunakan dalam latihan di sekolah itu salah penggunanya karena tujuanya

tidak jelas ketika lihat aturan dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI) jadi kata singkatan kelas, yang, untuk, dalam, dan kata dengan kurang

Page 153: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

140

tepat penggunaannya. Pada kata baha indonesia, dibadingkan, dan kata mejalani

tidak boleh salah, itu salah penulisannya mungkin itu tadi dari faktor kebiasaan

menggunakan kata baha indonesia, dibadingkan, dan kata mejalani tapi yang

bakunya adalah bahasa Indonesia, di banding kan, dan kata menjalani.117

17. Analisis Kesalahan DE (Data Ejaan) 2.17

DE 2.17 Tasya Lorenza

Pada DE (Data Ejaan) 2.17 yang bernama Tasya Lorenza terdapat kesalahan

ejaan. Kesalahan ejaan terdapat padakata (NAMA, TASYA LORENZA, mapel,

B. Indonesia, Berita, apa, yg, dg, mengapa).Kata NAMA dalam Pedoman Umum

Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama

unsur-unsur nama orang. Contoh: Amir Hamzah, Dewi Sartika, Wage Rudolf

Supratman, Halim Perdanakusumah, Ampere. Jadi pada DE 2.17 terjadi kesalahan

ejaan kata NAMA yang ditulis dengan huruf besar semua sebaiknya kata NAMA

dibenarkan menjadi Nama. Kata TASYA LORENZA merupakan kesalahan ejaan.

Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital dipakai

117 Hasil wawancara dengan Bapak M. Yusuf seorang ahli bahasa dari Kantor Bahasa

Bengkulu Senin, 7 September 2020.

Page 154: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

141

sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang. Contoh: Amir Hamzah, Wage

Rudolf Supratman, Ampere. Jadi pada DE 2.17 terjadi kesalahan ejaan kata

TASYA LORENZA yang ditulis dengan huruf besar semua sebaiknya kata

TASYA LORENZA ditulis dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku yaitu

Tasya Lorenza. Kata mapel merupakan singkatan dari kata Mata Pelajaran. Dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) Akronim nama diri yang

berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata

ditulis dengan huruf awal huruf kapital. Contoh: Komawi, Kongres Wanita

Indonesia disingkat menjadi Komawi. Jadi kata Mata Pelajaran disingkat Mapel

bukan mapel jadi pada DE 2.17 terjadi kesalahan ejaan kata mapel yang ditulis

dengan huruf kecil dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku yaitu Mapel.

Kata B. Indonesia merupakan singkatan dari Bahasa Indonesia. Dalam KBBI B

huruf ke-2 abjad Indonesia. Jadi pada DE 2.17 terjadi kesalahan pada kata

B.Indonesia seharusnya pada kata B. Indonesia diubah menjadi Bahasa Indonesia.

Kata Berita pada kalimat akhiran itu menggunakan huruf kecil. Jadi pada DE 2.17

terjadi kesalahan ejaan pada kata Berita sebaiknya kata Berita ditulis dengan

berita. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) dibenarkan

pada huruf berita.Kesalahan ejaan pada kata apa dalam Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf

pertama kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita

harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.17 terjadi

kesalahan ejaan kata apa yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata apa

ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi

Page 155: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

142

Apa.Katayg dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) singkatan

ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Jadi pada

DE 2.17 terjadi kesalahan ejaan pada kata yg sebaiknya kata yg ditulis dengan

kaidah bahasa Indonesia yang berlaku yaitu yang. Kata dg dalam Pedoman Umum

Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang

terdiri atas satu huruf atau lebih. Jadi pada DE 2.17 terjadi kesalahan ejaan pada

kata dg sebaiknya kata dg ditulis dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku

yaitu dengan. Kesalahan ejaan pada kata mengapa dalam Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf

pertama kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita

harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.17 terjadi

kesalahan ejaan kata mengapa yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata

mengapa ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi

Mengapa.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Yusuf seorang ahli bahasa Indonesia

di kantor bahasa Bengkulu yang menyatakan bahwa kata NAMA, TASYA

LORENZA, mapel, B. Indonesia, Berita, apa, yg, dg, dan kata mengapa. Pada data

di atas kurang tepat jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Pada

kata nama, dan kata tasya lorenza penulisan menggunakan huruf kapital atau

huruf besar semua itu tidak tepat. Kerena ada aturannya dalam Pedoman Umum

Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). mapel itu singkatan mata pelajaran seharusnya

mata pelajaran saja tidak usah harus mapel, kalaupun harus di singkatan ada

aturan dari akronim menyingkat itu seperti apa dalam mata pelajaran atau mapel

Page 156: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

143

boleh tapi kalau untuk mata pelajaran sebaiknya tulis saja Mata pelajaran.Pada

kata B. Indonesia penulisan ini kurang tepat. Kerena ada aturannya dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata B. Indonesia

sebaiknya dibenarkan menjadi Bahasa Idonesia. Pada kata berita penulisan yang

menggunakan huruf kapital atau huruf besar di akhir kalimat tidak boleh. Kerena

ada aturannya dalam kamus Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)

jadi kata berita yang menggunakan huruf kapital atau huruf besar sebaiknya di

kecil kan saja karena itu kurang tepat penggunaannya. Pada kata apa dan kata

megapa penulisan menggunakan huruf kecil di awal kalimat tidak tepat. Kerena

ada aturannya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata

apa dan kata mengapa di tulis dengan huruf kecil sebaiknya dibenarkan menjadi

huruf kapital atau huruf besar. Pada singkatan yang dan dengan tidak tepat dalam

penulisannya ketika menggunakan dalam latihan di sekolah itu salah penggunanya

karena tujuanya tidak jelas ketika lihat aturan dalam Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata singkatan yang dan dengan kurang tepat

penggunaannya.118

18. Analisis Kesalahan DE (Data Ejaan) 2.18

DE 2.18 Lovelia Junisa

118

Hasil wawancara dengan Bapak M. Yusuf seorang ahli bahasa dari Kantor Bahasa

Bengkulu Senin, 7 September 2020.

Page 157: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

144

Pada DE (Data Ejaan) 2.18 yang bernama Lovelia Junisa terdapat kesalahan

ejaan. Kesalahan ejaan terdapat pada kata (LOVELIA JUNISA, mapel, apa,

bagaimana, apakah, dari, di). Kata LOVELIA JUNISA merupakan kesalahan

ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital

dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang. Contoh: Amir Hamzah,

Wage Rudolf Supratman, Ampere. Jadi pada DE 2.18 terjadi kesalahan ejaan kata

LOVELIA JUNISAyang ditulis dengan huruf besar semua sebaiknya kata

LOVELIA JUNISA ditulis dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku yaitu

Lovelia Junisa. Kata mapel merupakan singkatan dari kata Mata Pelajaran. Dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) Akronim nama diri yang

berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata

ditulis dengan huruf awal huruf kapital. Contoh: Komawi, Kongres Wanita

Indonesia disingkat menjadi Komawi. Jadi kata Mata Pelajaran disingkat Mapel

bukan mapel jadi pada DE 2.18 terjadi kesalahan ejaan kata mapel yang ditulis

dengan huruf kecil dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku yaitu Mapel.

Kata apa merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Iandonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf pertama

kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus

Page 158: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

145

bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.18 terjadi kesalahan

ejaan kata apa yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata apa ditulis dengan

huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi Apa. Kata bagaimana

merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Iandonesia

(PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf pertama kata pada

awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus bekerja keras,

Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.18 terjadi kesalahan ejaan kata

bagaimana yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata bagaimana ditulis

dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi Bagaimana. Kata

apakah merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Iandonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf pertama

kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus

bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.18 terjadi kesalahan

ejaan kata apakah yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata apakah ditulis

dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi Apakah. Kata dari

merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Iandonesia

(PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf pertama kata pada

awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus bekerja keras,

Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.18 terjadi kesalahan ejaan kata dari

yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata dari ditulis dengan huruf kapital

atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadiDari. Kata di pada Pedoman Umum

Ejaan Bahasa Iandonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia

huruf pertama kata pada awal kalimat. Jadi pada DE 2.18 terjadi kesalahan ejaan

Page 159: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

146

kata di yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata di ditulis dengan huruf

kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadiDi.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Yusuf seorang ahli bahasa Indonesia

di kantor bahasa Bengkulu yang menyatakan bahwa kata LOVELIA JUNISA,

mapel, apa, bagaimana, apakah, dari, dan kata di. Pada data di atas kurang tepat

jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Pada kata Lovelia Junisa

penulisan menggunakan huruf kapital atau huruf besar semua itu tidak tepat.

Kerena ada aturannya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).

Mapel itu singkatan mata pelajaran seharusnya mata pelajaran saja tidak usah

harus mapel, kalaupun harus di singkatan ada aturan dari akronim menyingkat itu

seperti apa dalam mata pelajaran atau mapel boleh tapi kalau untuk mata pelajaran

sebaiknya tulis saja Mata pelajaran. Pada kata apa, bagaimana, apakah, dari, dan

kata di penulisan menggunakan huruf kecil di awal kalimat tidak tepat. Kerena

ada aturannya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata

apa, bagaimana, apakah, dari, dan kata di sebaiknya dibenarkan menjadi huruf

kapital atau huruf besar.119

19. Analisis Kesalahan DE (Data Ejaan) 2.19

DE 2.19 Ilyas Rohit

119

Hasil wawancara dengan Bapak M. Yusuf seorang ahli bahasa dari Kantor Bahasa

Bengkulu Senin, 7 September 2020.

Page 160: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

147

Pada DE (Data Ejaan) 2.19 yang bernama Ilyas Rohit terdapat kesalahan

ejaan. Kesalahan ejaan terdapat pada penulisan kata (nama, ILYAS ROHIT, mata

pelajaran, b Indonesia, sebuTkan, beriTa, apa, Televisi, whaT, beriTa iTu dapaT,

disingkaT, unTuk, menyingkaTnya, beriTa, Teks, prisTiwa, Terkini aTau akTual,

beriTa berbenTuk, aTas, mengaTakan beriTa, akTual, beriTa, dapaT, unTuk,

TerganTung, iTu, serTa, membanTu unTuk, diTelevisi dapaT). Kata nama dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital dipakai sebagai

huruf pertama unsur-unsur nama orang. Contoh: Amir Hamzah, Dewi Sartika,

Wage Rudolf Supratman, Halim Perdanakusumah, Ampere. Jadi pada DE 2.19

terjadi kesalahan ejaan kata nama yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata

nama ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi

Nama.Kata ILYAS ROHIT merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum

Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama

unsur-unsur nama orang. Contoh: Amir Hamzah, Wage Rudolf Supratman,

Ampere. Jadi pada DE 2.19 terjadi kesalahan ejaan kata ILYAS ROHIT yang

ditulis dengan huruf besar semua sebaiknya kata ILYAS ROHIT ditulis dengan

kaidah bahasa Indonesia yang berlaku yaitu Ilyas Rohit.Kata

matapelajaranmerupakan kesalahan penggunaan dalam Pedoman Umum Ejaan

Page 161: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

148

Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf

pertama kata pada awal kalimat. pada DE 2.19 terjadi kesalahan ejaan kata

matapelajaran dengan huruf kecil sebaiknya kata matapelajaran ditulis dengan

huruf Mata pelajaran.Kata b Indonesia merupakan singkatan dari Bahasa

Indonesia. Dalam KBBI B huruf ke-2 abjad Indonesia. Jadi pada DE 2.19 terjadi

kesalahan pada kata b Indonesia seharusnya pada kata b Indonesia diubah menjadi

Bahasa Indonesia.Kata sebuTkan yang di tulis di tengah kalimat merupakan

kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) pada

kata sebuTkan penulisan tengah kalimat menggunakan huruf kecil. Jadi DE 2.19

terjadi kesalahan penulisan kata sebuTkan sebaiknya kata sebuTkan dibenarkan

menggunakan huruf kecil yaitu sebut kan. Kata beriTa yang di tulis di tengah

kalimat merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) pada kata beriTa penulisan tengah kalimat menggunakan

huruf kecil. Jadi DE 2.19 terjadi kesalahan penulisan kata beriTa sebaiknya kata

beriTa dibenarkan menggunakan huruf kecil yaitu berita. Kata apa merupakan

kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Iandonesia (PUEBI)

huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf pertama kata pada awal

kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus bekerja keras,

Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.19 terjadi kesalahan ejaan kata apa

yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata apa ditulis dengan huruf kapital

atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi Apa.Kata Televisi yang di tulis di

tengah kalimat merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) pada kataTelevisi penulisan tengah kalimat

Page 162: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

149

menggunakan huruf kecil. Jadi DE 2.19 terjadi kesalahan penulisan kata Televisi

sebaiknya kataTelevisi dibenarkan menggunakan huruf kecil yaitu televisi.Kata

whaT yang di tulis di tengah kalimat merupakan kesalahan ejaan. Dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) pada kata whaT penulisan

tengah kalimat menggunakan huruf kecil. Jadi DE 2.19 terjadi kesalahan

penulisan kata whaT sebaiknya kata whaT dibenarkan menggunakan huruf kecil

yaitu what. Penulisan kata beriTa iTu dapaT yang di tulis di tengah kalimat

merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI) pada kata beriTa iTu dapaT penulisan tengah kalimat menggunakan

huruf kecil. Jadi DE 2.19 terjadi kesalahan penulisan kata beriTa iTu dapaT

sebaiknya kata beriTa iTu dapaT dibenarkan menggunakan huruf kecil yaitu

berita itu dapat. Penulisan kata disingkaTyang di tulis di tengah kalimat

merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI) pada kata disingkaTpenulisan tengah kalimat menggunakan huruf kecil.

Jadi DE 2.19 terjadi kesalahan penulisan kata disingkaTsebaiknya kata

disingkaTdibenarkan menggunakan huruf kecil yaitu di singkat. Kata unTuk yang

di tulis di tengah kalimat merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum

Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) pada kata unTukpenulisan tengah kalimat

menggunakan huruf kecil. Jadi DE 2.19 terjadi kesalahan penulisan kata

unTuksebaiknya kata unTukdibenarkan menggunakan huruf kecil yaitu

untuk.Kata menyingkaTnya yang di tulis di tengah kalimat merupakan kesalahan

ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) pada

katamenyingkaTnya penulisan tengah kalimat menggunakan huruf kecil. Jadi DE

Page 163: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

150

2.19 terjadi kesalahan penulisan kata menyingkaTnya sebaiknya kata

menyingkaTnya dibenarkan menggunakan huruf kecil yaitu menyingkat nya.Kata

beriTa yang di tulis di tengah kalimat merupakan kesalahan ejaan. Dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) pada kata beriTa penulisan

tengah kalimat menggunakan huruf kecil. Jadi DE 2.19 terjadi kesalahan

penulisan kata beriTa sebaiknya kata beriTa dibenarkan menggunakan huruf kecil

yaitu berita.Penulisankata Teks yang di tulis di tengah kalimat merupakan

kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) pada

kataTeks penulisan tengah kalimat menggunakan huruf kecil. Jadi DE 2.19 terjadi

kesalahan penulisan kata Teks sebaiknya kata Teks dibenarkan menggunakan

huruf kecil yaitu teks.kata prisTiwa yang di tulis di tengah kalimat merupakan

kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) pada

kataprisTiwa penulisan tengah kalimat menggunakan huruf kecil. Jadi DE 2.19

terjadi kesalahan penulisan kata prisTiwa sebaiknya kata prisTiwa dibenarkan

menggunakan huruf kecil yaitu peristiwa.Kata Terkini aTau akTualyang di tulis di

tengah kalimat merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) pada kata beriTa penulisan tengah kalimat

menggunakan huruf kecil. Jadi DE 2.19 terjadi kesalahan penulisan kata Terkini

aTau akTualsebaiknya kata Terkini aTau akTualdibenarkan menggunakan huruf

kecil yaituterkini atau aktual.Kata beriTa berbenTukyang di tulis di tengah

kalimat merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) pada kata beriTa penulisan tengah kalimat menggunakan

huruf kecil. Jadi DE 2.19 terjadi kesalahan penulisan kata beriTa

Page 164: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

151

berbenTuksebaiknya kata beriTa berbenTukdibenarkan menggunakan huruf kecil

yaituberita berbentuk.Kata aTas yang di tulis di tengah kalimat merupakan

kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) pada

kataaTas penulisan tengah kalimat menggunakan huruf kecil. Jadi DE 2.19 terjadi

kesalahan penulisan kata aTas sebaiknya kata aTas dibenarkan menggunakan

huruf kecil yaituatas.Kata mengaTakan beriTa yang di tulis di tengah kalimat

merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI) pada katamengaTakan beriTa penulisan tengah kalimat menggunakan

huruf kecil. Jadi DE 2.19 terjadi kesalahan penulisan kata mengaTakan beriTa

sebaiknya kata mengaTakan beriTa dibenarkan menggunakan huruf kecil yaitu

mengatakan berita. Kata akTual yang di tulis di tengah kalimat merupakan

kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) pada

kataakTual penulisan tengah kalimat menggunakan huruf kecil. Jadi DE 2.19

terjadi kesalahan penulisan kata akTual sebaiknya kata akTual dibenarkan

menggunakan huruf kecil yaituaktual.Kata beriTa yang di tulis di tengah kalimat

merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI) pada kataberiTa penulisan tengah kalimat menggunakan huruf kecil. Jadi

DE 2.19 terjadi kesalahan penulisan kata beriTa sebaiknya kata beriTa dibenarkan

menggunakan huruf kecil yaituberita.Kata dapaT yang di tulis di tengah kalimat

merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI) pada katadapaT penulisan tengah kalimat menggunakan huruf kecil. Jadi

DE 2.19 terjadi kesalahan penulisan kata dapaTsebaiknya kata dapaT dibenarkan

menggunakan huruf kecil yaitu dapat.Kata unTuk yang di tulis di tengah kalimat

Page 165: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

152

merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI) pada kataunTuk penulisan tengah kalimat menggunakan huruf kecil. Jadi

DE 2.19 terjadi kesalahan penulisan kata unTuk sebaiknya kata unTuk dibenarkan

menggunakan huruf kecil yaituuntuk.Kata TerganTung yang di tulis di tengah

kalimat merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) pada kataTerganTung penulisan tengah kalimat menggunakan

huruf kecil. Jadi DE 2.19 terjadi kesalahan penulisan kata TerganTung sebaiknya

kata TerganTung dibenarkan menggunakan huruf kecil yaitutergantung. Kata iTu

yang di tulis di tengah kalimat merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) pada kataiTu penulisan tengah kalimat

menggunakan huruf kecil. Jadi DE 2.19 terjadi kesalahan penulisan kata iTu

sebaiknya kata iTu dibenarkan menggunakan huruf kecil yaituitu. Kata serTa yang

di tulis di tengah kalimat merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum

Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) pada kataserTa penulisan tengah kalimat

menggunakan huruf kecil. Jadi DE 2.19 terjadi kesalahan penulisan kata serTa

sebaiknya kata serTa dibenarkan menggunakan huruf kecil yaituserta. Kata

membanTu unTuk yang di tulis di tengah kalimat merupakan kesalahan ejaan.

Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) pada kata membanTu

unTuk penulisan tengah kalimat menggunakan huruf kecil. Jadi DE 2.19 terjadi

kesalahan penulisan kata membanTu unTuk sebaiknya kata membanTu unTuk

dibenarkan menggunakan huruf kecil yaitumembantu untuk.Kata diTelevisi dapaT

yang di tulis di tengah kalimat merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) pada kata diTelevisi dapaT penulisan

Page 166: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

153

tengah kalimat menggunakan huruf kecil. Jadi DE 2.19 terjadi kesalahan

penulisan kata diTelevisi dapaT sebaiknya kata diTelevisi dapaT dibenarkan

menggunakan huruf kecil yaitudi televisi dapat.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Yusuf seorang ahli bahasa Indonesia

di kantor bahasa Bengkulu yang menyatakan bahwa kata nama, ILYAS ROHIT,

mata pelajaran, b Indonesia, sebuTkan, beriTa, apa, Televisi, whaT, beriTa iTu

dapaT, disingkaT, unTuk, menyingkaTnya, beriTa, Teks, prisTiwa, Terkini aTau

akTual, beriTa berbenTuk, aTas, mengaTakan beriTa, akTual, beriTa, dapaT,

unTuk, TerganTung, iTu, serTa, membanTu unTuk, diTelevisi dan kata dapaT.

Pada data di atas kurang tepat jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia yang

berlaku. Pada kata nama, mata pelajaran, dan kata apa penulisan menggunakan

huruf kecil di awal kalimat tidak tepat. Kerena ada aturannya dalam Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata nama, mata pelajaran, dan kata

apa di tulis dengan huruf kecil sebaiknya dibenarkan menjadi huruf kapital atau

huruf besar.Pada kata Ilyas Rohit penulisan menggunakan huruf kapital atau huruf

besar semua itu tidak tepat. Kerena ada aturannya dalam Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI). Pada kata b. Indonesia penulisan ini kurang tepat.

Kerena ada aturannya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)

jadi kata b. Indonesia sebaiknya dibenarkan menjadi Bahasa Idonesia.Pada kata

sebut kan, berita, what, berita itu dapat, di singkat, untuk, menyingkat nya,

peristiwa, terkini atau aktual, berita berbentuk, atas, aktual, berita, dapat, untuk,

tergantung itu, membantu untuk, serta, dan kata di televisi dapat penulisan yang

menggunakan huruf kapital atau huruf besar di tengah kalimat tidak boleh. Kerena

Page 167: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

154

ada aturannya dalam kamus Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)

jadi kata sebut kan, berita, what, berita itu dapat, di singkat, untuk, menyingkat

nya, peristiwa, terkini atau aktual, berita berbentuk, atas, aktual, berita, dapat,

untuk, tergantung itu, membantu untuk, serta, dan kata di televisi dapat yang

menggunakan huruf kapital atau huruf besar sebaiknya di kecil kan saja karena itu

kurang tepat penggunaannya. Pada kata berita dan kata televisi penulisan yang

menggunakan huruf kapital atau huruf besar di akhir kalimat tidak boleh. Kerena

ada aturannya dalam kamus Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)

jadi kata berita dan kata televisi yang menggunakan huruf kapital atau huruf besar

sebaiknya di kecil kan saja karena itu kurang tepat penggunaannya.120

20. Analisis Kesalahan DE (Data Ejaan) 2.20

DE 2.20 Helvi Juliansa

Pada DE (Data Ejaan) 2.20 yang bernama Helvi Juliansa terdapat kesalahan

ejaan. Kesalahan ejaan terdapat pada penulisan kata (kls, mapel, unsur2x, apa,

kegulaah, petaaar, kelebilah infursari yalaal campaihal, peladar, telipici

120

Hasil wawancara dengan Bapak M. Yusuf seorang ahli bahasa dari Kantor Bahasa

Bengkulu Senin, 7 September 2020.

Page 168: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

155

dibadilahal tadio, berita, adl, menari, ditelivisi). Kata kls merupakan singkatan

dari Kelas. kata kls dibenarkan dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI) singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf

atau lebih. Contoh: kol Kolonel. Jadi pada DE 2.20 terjadi kesalahan ejaan pada

kata kls sebaiknya kata kls ditulis dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku

yaitu Kelas. Kata mapel merupakan singkatan dari kata Mata Pelajaran. Dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) Akronim nama diri yang

berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata

ditulis dengan huruf awal huruf kapital. Contoh: Komawi, Kongres Wanita

Indonesia disingkat menjadi Komawi. Jadi kata Mata Pelajaran disingkat Mapel

bukan mapel jadi pada DE 2.20 terjadi kesalahan ejaan kata mapel yang ditulis

dengan huruf kecil dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku yaitu Mapel.

Kesalahan ejaan terdapat pada penulisan kata unsur2x. Dalam Pedoman Umum

Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) kata unsur2x seharusnya menggunakan tanda

hubung (-). Karena tanda hubung (-) menyambung unsur kata ulang. Contoh:

anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan. Jadi pada DE 2.20 terjadi

kesalahan penulisan unsur2x yang ditulis dengan tidak menggunakan tanda

hubung sebaiknya menggunakan tanda hubung (-) pada kata penulisan unsur2x

dibenarkan menjadi unsur-unsur. Kata apa merupakan kesalahan ejaan. Dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Iandonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf

besar dipakai sebagia huruf pertama kata pada awal kalimat. contoh: Dia

mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum

selesai. Jadi pada DE 2.20 terjadi kesalahan ejaan kata apa yang ditulis dengan

Page 169: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

156

huruf kecil sebaiknya kata apa ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu

dibenarkan menjadi Apa.Kata kegulaahmerupakan kesalahan ejaan pada kata yang

tidak jelas dengan huruf keguaan. Dalam KBBI kata kegunaan faedah, manfaat.

Jadi DE 2.31 terjadi kesalahan ejaan pada kata kegulaahsebaiknya kata kegulaah

diubah menjadi huruf kegunaan.Katapetaaar merupakan kesalahan ejaan pada kata

yang tidak jelas dalam kata pelajar. Dalam KBBI kata pelajar yaitu berusaha

memperoleh kepandaian atau ilmu. Jadi DE 2.20 terjadi kesalahan ejaan pada kata

petaaarsebaiknya kata petaaardiubah menjadi huruf pelajar.Kata kelebilah

infursari yalaal campaihal merupakan kesalahan ejaan pada kata yang kurang

dalam kelebilah infursari yalaal campaihal. Jadi DE 2.20 terjadi kesalahan ejaan

pada kata kelebilah infursari yalaal campaihal sebaiknya kata kelebilah infursari

yalaal campaihal diubah menjadi huruf kelebihan informasi yang di sampaikan.

Kata Peladar merupakan kesalahan ejaan pada kata yang tidak jelas dalam kata

pelajar. Dalam KBBI kata pelajar yaitu berusaha memperoleh kepandaian atau

ilmu. Jadi DE 2.20 terjadi kesalahan ejaan pada kata Peladar sebaiknya kata

Peladar diubah menjadi huruf pelajar.Kata Peladar merupakan kesalahan ejaan

pada kata yang tidak jelas dalam kata pelajar. Dalam KBBI kata pelajar yaitu

berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Jadi DE 2.20 terjadi kesalahan ejaan

pada kata petaaar sebaiknya kata petaaar diubah menjadi huruf pelajar.Kata

telipici dibadilahal tadio merupakan kesalahan ejaan pada kata yang kurang jelas

dalam telipici dibadilahal tadio. Jadi DE 2.20 terjadi kesalahan ejaan pada kata

telipici dibadilahal tadio sebaiknya kata telipici dibadilahal tadio diubah menjadi

huruf televisi di bandingkan radio. Kata berita dalam Pedoman Umum Ejaan

Page 170: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

157

Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf

pertama kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita

harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.20 terjadi

kesalahan ejaan kata berita yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata berita

ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi

Berita.Kataadl dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)

singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.

Jadi pada DE 2.20 terjadi kesalahan ejaan pada kata adl sebaiknya kata adl ditulis

dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku yaitu adalah. Kata menari

merupakan kesalahan ejaan pada kata yang kurang jelas dalam menari. Jadi DE

2.20 terjadi kesalahan ejaan pada kata menari sebaiknya kata menari diubah

menjadi huruf menarik.Kata ditelivisi merupakan kesalahan ejaan. Dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Iandonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf

besar dipakai sebagia huruf pertama kata pada awal kalimat. contoh: Dia

mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum

selesai. Jadi pada DE 2.20 terjadi kesalahan ejaan kata ditelivisi yang ditulis

dengan huruf kecil sebaiknya kata ditelivisi ditulis dengan huruf kapital atau huruf

besar yaitu dibenarkan menjadi Di televisi.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Yusuf seorang ahli bahasa Indonesia

di kantor bahasa Bengkulu yang menyatakan bahwa kata kls, mapel, unsur2x,

apa, kegulaah, petaaar, kelebilah infursari yalaal campaihal, peladar, telipici

dibadilahal tadio, berita, adl, menari, dan kata ditelivisi. Pada data di atas kurang

tepat jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Pada singkatan kelas

Page 171: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

158

dan singkatan adalah tidak tepat dalam penulisannya ketika menggunakan dalam

latihan di sekolah itu salah penggunanya karena tujuanya tidak jelas ketika lihat

aturan dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata

singkatan kelas dan singkatan adalah kurang tepat penggunaannya. Mapel itu

singkatan mata pelajaran seharusnya mata pelajaran saja tidak usah harus mapel,

kalaupun harus di singkatan ada aturan dari akronim menyingkat itu seperti apa

dalam mata pelajaran atau mapel boleh tapi kalau untuk mata pelajaran sebaiknya

tulis saja Mata pelajaran.Pada kata unsur-unsur yang menggunakan huruf angka 2

tidak boleh di tulis, karena untuk kata yang berulang menyatakan banyak itu salah

dan dibenarkan dengan unsur-unsur (tanda hubung). Pada kata apa dan kata berita

penulisan menggunakan huruf kecil di awal kalimat tidak tepat. Kerena ada

aturannya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata apa

dan kata berita yang di tulis dengan huruf kecil sebaiknya dibenarkan menjadi

huruf kapital atau huruf besar. Pada kata kegulaah, petaaar, kelebilah infurtasi

yalaal campaihal, peladar, telipici dibadilahal tadio, menari, ditelivisi tidak boleh

salah tapi yang benar nya adalah kegunaan, pelajar, kelebihan informasi yang di

sampai kan, pelajar, televisi dibanding kanradio, menarik, Di televisi.121

21. Analisis Kesalahan DE (Data Ejaan) 2.21

DE 2.21 Zahratu Fildza Ganafi

121

Hasil wawancara dengan Bapak M. Yusuf seorang ahli bahasa dari Kantor Bahasa

Bengkulu Senin, 7 September 2020.

Page 172: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

159

Pada DE (Data Ejaan) 2.21 yang bernama Zahratu Fildza Ganafi terdapat

kesalahan ejaan. Kesalahan ejaan terdapat pada kata (hari:sabtu,kls, mapel, apa,

ADIKSIMBA). Kata hari:sabtumerupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) tanda titik dua dipakai sesudah kata atau

ungkapan yang memerlukan pemerian. Contoh: Tempat Sidang : Ruang 104, Hari

: Senin, Waktu : 09.30. Jadi pada DE 2.21 terjadi kesalahan ejaan kata

hari:sabtuyang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata hari:sabtuditulis dengan

huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi Hari: Sabtu.Kata kls

merupakan singkatan dari Kelas. kata kls dibenarkan dalam Pedoman Umum

Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang

terdiri atas satu huruf atau lebih. Contoh: kol Kolonel. Jadi pada DE 2.21 terjadi

kesalahan ejaan pada kata kls sebaiknya kata kls ditulis dengan kaidah bahasa

Indonesia yang berlaku yaitu Kelas.Kata mapel merupakan singkatan dari kata

Mata Pelajaran. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)

Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan

suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital. Contoh:

Komawi, Kongres Wanita Indonesia disingkat menjadi Komawi. Jadi kata Mata

Pelajaran disingkat Mapel bukan mapel jadi pada DE 2.21 terjadi kesalahan ejaan

kata mapel yang ditulis dengan huruf kecil dengan kaidah bahasa Indonesia yang

Page 173: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

160

berlaku yaitu Mapel. Kata apa merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Iandonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai

sebagia huruf pertama kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa

maksudnya, Kita harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE

2.21 terjadi kesalahan ejaan kata apa yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya

kata apa ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi

Apa. Kata ADIKSIMBA seharusnya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) pada kata penulisan tengah kalimat menggunakan huruf kecil.

Jadi pada DE 2.21 terjadi kesalahan penulisan kata ADIKSIMBAsebaiknya kata

ADIKSIMBAdibenarkan menggunakan huruf kecil yaitu adik simba.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Yusuf seorang ahli bahasa Indonesia

di kantor bahasa Bengkulu yang menyatakan bahwa kata hari:sabtu, kls, mapel,

apa, ADIKSIMBA. Pada data di atas kurang tepat jika berdasarkan kaidah bahasa

Indonesia yang berlaku.Pada kata hari : sabtu, dan kata apa penulisan

menggunakan huruf kecil di awal kalimat tidak tepat. Kerena ada aturannya dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi katahari : sabtu, dan kata

apa yang di tulis dengan huruf kecil sebaiknya dibenarkan menjadi huruf kapital

atau huruf besar. Pada singkatan kelas tidak tepat dalam penulisannya ketika

menggunakan dalam latihan di sekolah itu salah penggunanya karena tujuanya

tidak jelas ketika lihat aturan dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia(PUEBI) jadi kata singkatan kelas kurang tepat penggunaannya. Mapel

itu singkatan mata pelajaran seharusnya mata pelajaran saja tidak usah harus

mapel, kalaupun harus di singkatan ada aturan dari akronim menyingkat itu

Page 174: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

161

seperti apa dalam mata pelajaran atau mapel boleh tapi kalau untuk mata pelajaran

sebaiknya tulis saja Mata pelajaran.Pada kata adik simba penulisan menggunakan

huruf kapital atau huruf besar semua itu tidak tepat. Kerena ada aturannya dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).122

22. Analisis Kesalahan DE (Data Ejaan) 2.22

DE 2.22 Dewi Rosalia

Pada DLS (Data Ejaan) 2.22 yang bernama Dewi Rosalia terdapat kesalahan

ejaan. Kesalahan ejaan terdapat pada kata(NAMA, Kls, M. Pelajaran, B.

Indonesia, tgl : hari, apa, ADIKSIMBA, yg, telivisi).Kata NAMA dalam Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital dipakai sebagai huruf

pertama unsur-unsur nama orang. Contoh: Amir Hamzah, Dewi Sartika, Wage

Rudolf Supratman, Halim Perdanakusumah, Ampere. Jadi pada DE 2.22 terjadi

kesalahan ejaan kata NAMA yang ditulis dengan huruf besar semua sebaiknya

kata NAMA dibenarkan menjadi Nama. Kata Kls merupakan singkatan dari kata

Kelas. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) singkatan ialah

bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Contoh: Bpk

122

Hasil wawancara dengan Bapak M. Yusuf seorang ahli bahasa dari Kantor Bahasa

Bengkulu Senin, 7 September 2020.

Page 175: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

162

(Bapak), Sdr (Saudara). jadi kata Kelas disingkat kls pada DE 2.22 terjadi

kesalahan kata Kls ditulis dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku yaitu

Kelas. Kata M. Pelajaran merupakan kesalahan ejaan pada DE 2.22 kata M.

Pelajaran dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) singkatan

ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Kesalahan

ejaan pada kata M. Pelajaran sebaiknya ditulis dengan kaidah bahasa Indonesia

yang berlaku. Jadi kata M. Pelajaran diubah menjadi Mata Pelajaran. Kata B.

Indonesia merupakan singkatan dari Bahasa Indonesia. Dalam KBBI B huruf ke-2

abjad Indonesia. Jadi pada DE 2.22 terjadi kesalahan pada kata B. Indonesia

seharusnya pada kata B. Indonesia diubah menjadi Bahasa Indonesia.Kata tgl :

hari merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI) tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan

pemerian. Contoh: Tempat Sidang : Ruang 104, Hari : Senin, Waktu : 09.30. Jadi

pada DE 2.22 terjadi kesalahan ejaan kata tgl : hari yang ditulis dengan huruf kecil

sebaiknya kata tgl : hari ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu

dibenarkan menjadi Tanggal : Hari. Kata apa merupakan kesalahan ejaan. Dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Iandonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf

besar dipakai sebagia huruf pertama kata pada awal kalimat. contoh: Dia

mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum

selesai. Jadi pada DE 2.22 terjadi kesalahan ejaan kata apa yang ditulis dengan

huruf kecil sebaiknya kata apa ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu

dibenarkan menjadi Apa. Kata ADIKSIMBA seharusnya dalam Pedoman Umum

Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) pada kata penulisan tengah kalimat

Page 176: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

163

menggunakan huruf kecil. Jadi pada DE 2.22 terjadi kesalahan penulisan kata

ADIKSIMBA sebaiknya kata ADIKSIMBA dibenarkan menggunakan huruf kecil

yaitu adik simba.Katayg dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI) singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf

atau lebih. Jadi pada DE 2.22 terjadi kesalahan ejaan pada kata yg sebaiknya kata

yg ditulis dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku yaitu yang. Katatelivisi

dalam bahasa Indonesia yaitu televisi. Kata televisi dalam KBBI yaitu sistem

penyiaran gambar yang disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau melalui

angkasa dengan menggunakn alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi

(suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas

cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar. Dalam penulisan pada

DE 2.22 katatelivisi sebaiknya tidak digunakan proses belajar mengajar. Karena

kegiatan proses belajar mengajar harus menggunakan kata baku. Jadi katatelivisi

diubah menjadi televisi.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Yusuf seorang ahli bahasa Indonesia

di kantor bahasa Bengkulu yang menyatakan bahwa kata NAMA, Kls, M.

Pelajaran, B. Indonesia, tgl : hari, apa, ADIKSIMBA, yg, dan kata telivisi. Pada

data di atas kurang tepat jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku.

Pada kata nama dan kata adik simba penulisan menggunakan huruf kapital atau

huruf besar semua itu tidak tepat. Kerena ada aturannya dalam Pedoman Umum

Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Pada singkatan kelas dan singkatan kata yang

tidak tepat dalam penulisannya ketika menggunakan dalam latihan di sekolah itu

salah penggunanya karena tujuanya tidak jelas ketika lihat aturan dalam Pedoman

Page 177: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

164

Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata singkatan kelas dan singkatan

kata yang kurang tepat penggunaannya. Pada kata M. Pelajaran dan kata B.

Indonesia penulisan ini kurang tepat. Kerena ada aturannya dalam Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata M. Pelajaran dan kata B.

Indonesia sebaiknya dibenarkan menjadi Mata Pelajaran dan kata Bahasa

Idonesia. Pada kata tgl : hari dan kata apa penulisan menggunakan huruf kecil di

awal kalimat tidak tepat. Kerena ada aturannya dalam Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata tgl : hari dan kata apa di tulis dengan huruf

kecil sebaiknya dibenarkan menjadi huruf kapital atau huruf besar. Pada kata

telivisi tidak boleh salah, itu salah penulisannya mungkin itu tadi dari faktor

kebiasaan menggunakan kata telivisi tapi yang bakunya adalah televisi.123

23. Analisis Kesalahan DE (Data Ejaan) 2.23

DE 2.23 M. Agung Dani

Pada DE (Data Ejaan) 2.23 yang bernama M. Agung Dani terdapat kesalahan

ejaan. Kesalahan ejaan pada kata (NAMA, M AGUNG DANI, Kls, MAPEL, B.

Indonesia, unsur2, apa, yg, bagaimana, berita, terpelinci).Kata NAMA dalam

123

Hasil wawancara dengan Bapak M. Yusuf seorang ahli bahasa dari Kantor Bahasa

Bengkulu Senin, 7 September 2020.

Page 178: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

165

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital dipakai sebagai

huruf pertama unsur-unsur nama orang. Contoh: Amir Hamzah, Dewi Sartika,

Wage Rudolf Supratman, Halim Perdanakusumah, Ampere. Jadi pada DE 2.23

terjadi kesalahan ejaan kata NAMA yang ditulis dengan huruf besar semua

sebaiknya kata NAMA dibenarkan menjadi Nama.Kata M AGUNG DANI

merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI) huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.

Contoh: Amir Hamzah, Wage Rudolf Supratman, Ampere. Jadi pada DE 2.23

terjadi kesalahan ejaan kata M AGUNG DANI yang ditulis dengan huruf besar

semua sebaiknya kata M AGUNG DANI ditulis dengan kaidah bahasa Indonesia

yang berlaku yaitu M Agung Dani. Kata Kls merupakan singkatan dari kata Kelas.

Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) singkatan ialah bentuk

yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Contoh: Bpk (Bapak),

Sdr (Saudara). jadi kata Kelas disingkat kls pada DE 2.23 terjadi kesalahan kata

Kls ditulis dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku yaitu Kelas.Kata

MAPEL merupakan singkatan dari kata Mata Pelajaran. Dalam Pedoman Umum

Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) Akronim nama diri yang berupa gabungan suku

kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal

huruf kapital. Contoh: Komawi, Kongres Wanita Indonesia disingkat menjadi

Komawi. Jadi kata Mata Pelajaran disingkat Mapel bukan MAPEL jadi pada DE

2.23 terjadi kesalahan ejaan kata MAPEL yang ditulis dengan huruf besar semua

dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku yaitu Mapel.Kata B. Indonesia

merupakan singkatan dari Bahasa Indonesia. Dalam KBBI B huruf ke-2 abjad

Page 179: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

166

Indonesia. Jadi pada DE 2.23 terjadi kesalahan pada kata B. Indonesia seharusnya

pada kata B. Indonesia diubah menjadi Bahasa Indonesia.Kesalahan ejaan terdapat

pada penulisan kata unsur2. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI) kata unsur2 seharusnya menggunakan tanda hubung (-). Karena tanda

hubung (-) menyambung unsur kata ulang. Contoh: anak-anak, berulang-ulang,

kemerah-merahan. Jadi pada DE 2.23 terjadi kesalahan penulisan unsur2 yang

ditulis dengan tidak menggunakan tanda hubung sebaiknya menggunakan tanda

hubung (-) pada kata penulisan unsur2 dibenarkan menjadi unsur-unsur. Kata apa

merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Iandonesia

(PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf pertama kata pada

awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus bekerja keras,

Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.23 terjadi kesalahan ejaan kata apa

yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata apa ditulis dengan huruf kapital

atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi Apa.Katayg dalam Pedoman Umum

Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang

terdiri atas satu huruf atau lebih. Jadi pada DE 2.23 terjadi kesalahan ejaan pada

kata yg sebaiknya kata yg ditulis dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku

yaitu yang. Kata bagaimana merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum

Ejaan Bahasa Iandonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia

huruf pertama kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya,

Kita harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.23 terjadi

kesalahan ejaan kata bagaimana yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata

bagaimana ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi

Page 180: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

167

Bagaimana.Kata berita dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)

huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf pertama kata pada awal

kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus bekerja keras,

Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.23 terjadi kesalahan ejaan kata berita

yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata berita ditulis dengan huruf kapital

atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi Berita.Kata terpelinci merupakan

kesalahan ejaan pada kata yang kurang jelas dalam kata terperinci. Dalam KBBI

terperinci yaitu sudah diperinci. Jadi DE 2.23 terjadi kesalahan ejaan pada kata

terpelinci sebaiknya kata terpelinci diubah menjadi huruf televisi.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Yusuf seorang ahli bahasa Indonesia

di kantor bahasa Bengkulu yang menyatakan bahwa kata NAMA, M AGUNG

DANI, Kls, MAPEL, B. Indonesia, unsur2, apa, yg, bagaimana, berita, dan kata

terpelinci. Pada data di atas kurang tepat jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia

yang berlaku. Pada kata Nama, M. Agung Dani, Mapel. penulisan menggunakan

huruf kapital atau huruf besar semua itu tidak tepat. Kerena ada aturannya dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Pada singkatan kelas dan

singkatan kata yang tidak tepat dalam penulisannya ketika menggunakan dalam

latihan di sekolah itu salah penggunanya karena tujuanya tidak jelas ketika lihat

aturan dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata

singkatan kelas dan singkatan kata yang kurang tepat penggunaannya. Pada kata

B. Indonesia penulisan ini kurang tepat. Kerena ada aturannya dalam Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata B. Indonesia sebaiknya

dibenarkan menjadi Bahasa Idonesia. Pada kata unsur-unsur yang menggunakan

Page 181: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

168

huruf angka 2 tidak boleh di tulis, karena untuk kata yang berulang menyatakan

banyak itu salah dan dibenarkan dengan unsur-unsur (tanda hubung).

Pada kata apa dan kata berita penulisan menggunakan huruf kecil di awal kalimat

tidak tepat. Kerena ada aturannya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) jadi kata apa dan kata berita di tulis dengan huruf kecil

sebaiknya dibenarkan menjadi huruf kapital atau huruf besar. Pada kata terpelinci

tidak boleh itu salah penulisannya tapi yang bakunya adalah televisi.124

24. Analisis Kesalahan DE (Data Ejaan) 2.24

DE 2.24 Tera Listari

Pada DE (Data Ejaan) 2.24 yang bernama Tera Listari terdapat kesalahan

ejaan. Kesalahan ejaan terdapat pada kata (mapel, B. Indonesia, Berita, apa,

dimana, mengapa, dg, yg, telivisi, Pristiwa). Kata mapel merupakan singkatan dari

kata Mata Pelajaran. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)

Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan

suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital. Contoh:

124

Hasil wawancara dengan Bapak M. Yusuf seorang ahli bahasa dari Kantor Bahasa

Bengkulu Senin, 7 September 2020.

Page 182: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

169

Komawi, Kongres Wanita Indonesia disingkat menjadi Komawi. Jadi kata Mata

Pelajaran disingkat Mapel bukan mapel jadi pada DE 2.24 terjadi kesalahan ejaan

kata mapel yang ditulis dengan huruf kecil dengan kaidah bahasa Indonesia yang

berlaku yaitu Mapel. Kata B. Indonesia merupakan singkatan dari Bahasa

Indonesia. Dalam KBBI B huruf ke-2 abjad Indonesia. Jadi pada DE 2.24 terjadi

kesalahan pada kata B. Indonesia seharusnya pada kata B. Indonesia diubah

menjadi Bahasa Indonesia.Kata Berita pada kalimat akhiran itu menggunakan

huruf kecil. Jadi pada DE 2.24 terjadi kesalahan ejaan pada kata Berita sebaiknya

kata Berita ditulis dengan berita. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI) dibenarkan pada huruf berita. Kesalahan ejaan pada kata apa dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar

dipakai sebagia huruf pertama kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk,

Apa maksudnya, Kita harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada

DE 2.24 terjadi kesalahan ejaan kata apa yang ditulis dengan huruf kecil

sebaiknya kata apa ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan

menjadi Apa. Kesalahan ejaan pada kata dimana dalam Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf

pertama kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita

harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.24 terjadi

kesalahan ejaan kata dimana yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata

dimana ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi

Dimana.Kesalahan ejaan pada kata mengapa dalam Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf

Page 183: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

170

pertama kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita

harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.24 terjadi

kesalahan ejaan kata mengapayang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata

mengapaditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi

Mengapa. Kata dg dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)

singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.

Jadi pada DE 2.24 terjadi kesalahan ejaan pada kata dg sebaiknya kata dg ditulis

dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku yaitu dengan.Katayg dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) singkatan ialah bentuk yang

dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Jadi pada DE 2.24 terjadi

kesalahan ejaan pada kata yg sebaiknya kata yg ditulis dengan kaidah bahasa

Indonesia yang berlaku yaitu yang.Katatelivisi dalam bahasa Indonesia yaitu

televisi. Kata televisi dalam KBBI yaitu sistem penyiaran gambar yang disertai

dengan bunyi (suara) melalui kabel atau melalui angkasa dengan menggunakn alat

yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan

mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang

dapat didengar. Dalam penulisan pada DE 2.24 katatelivisi sebaiknya tidak

digunakan proses belajar mengajar. Karena kegiatan proses belajar mengajar

harus menggunakan kata baku. Jadi katatelivisi diubah menjadi televisi.

Kesalahan ejaan pada kata Pristiwa yang ditulis dengan huruf besar. Dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) dibenarkan pada kata huruf

peristiwa. Jadi pada DE 2.24 terjadi kesalahan ejaan kata Pristiwa dan dibenarkan

dengan huruf peristiwa.

Page 184: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

171

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Yusuf seorang ahli bahasa Indonesia

di kantor bahasa Bengkulu yang menyatakan bahwa kata mapel, B. Indonesia,

Berita, apa, dimana, mengapa, dg, yg, telivisi, dan kata Pristiwa.Pada data di atas

kurang tepat jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Mapel itu

singkatan mata pelajaran seharusnya mata pelajaran saja tidak usah harus mapel,

kalaupun harus di singkatan ada aturan dari akronim menyingkat itu seperti apa

dalam mata pelajaran atau mapel boleh tapi kalau untuk mata pelajaran sebaiknya

tulis saja Mata pelajaran. Pada kata B. Indonesia penulisan ini kurang tepat.

Kerena ada aturannya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)

jadi kata B. Indonesia sebaiknya dibenarkan menjadi Bahasa Idonesia. Pada kata

berita penulisan yang menggunakan huruf kapital atau huruf besar di tengah

kalimat tidak boleh. Kerena ada aturannya dalam kamus Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata berita yang menggunakan huruf kapital atau

huruf besar sebaiknya di kecil kan saja karena itu kurang tepat penggunaannya.

Pada kata apa, di mana, dan kata mengapa penulisan menggunakan huruf kecil di

awal kalimat tidak tepat. Kerena ada aturannya dalam Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata apa, di mana, dan kata mengapa di tulis

dengan huruf kecil sebaiknya dibenarkan menjadi huruf kapital atau huruf besar.

Pada singkatan dengan dan singkatan yang tidak tepat dalam penulisannya ketika

menggunakan dalam latihan di sekolah itu salah penggunanya karena tujuanya

tidak jelas ketika lihat aturan dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI) jadi kata singkatan dengan dan singkatan yang kurang tepat

penggunaannya. Pada kata telivisi dan kata pristiwa tidak boleh salah

Page 185: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

172

penulisannya mungkin itu tadi dari faktor kebiasaan menggunakan kata telivisi

dan kata pristiwa tapi yang bakunya adalah televisi dan kata peristiwa.125

25. Analisis Kesalahan DE (Data Ejaan) 2.25

DE 2.25 Gina Sonia

Pada DE (Data Ejaan) 2.25 yang bernamaGina Sonia terdapat kesalahan

ejaan. Kesalahan ejaan terdapat pada kata (GINA SONIA, B. Indonesia, unsur2).

Kata GINA SONIA merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-

unsur nama orang. Contoh: Amir Hamzah, Wage Rudolf Supratman, Ampere.

Jadi pada DE 2.25 terjadi kesalahan ejaan kata GINA SONIA yang ditulis dengan

huruf besar semua sebaiknya kata GINA SONIA ditulis dengan kaidah bahasa

Indonesia yang berlaku yaituGina Sonia. Kata B. Indonesia merupakan singkatan

dari Bahasa Indonesia. Dalam KBBI B huruf ke-2 abjad Indonesia. Jadi pada DE

2.25 terjadi kesalahan pada kata B. Indonesia seharusnya pada kata B. Indonesia

125

Hasil wawancara dengan Bapak M. Yusuf seorang ahli bahasa dari Kantor Bahasa

Bengkulu Senin, 7 September 2020.

Page 186: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

173

diubah menjadi Bahasa Indonesia.Kesalahan ejaan pada kata unsur2. Dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) kata unsur2 seharusnya

menggunakan tanda hubung (-). Karena tanda hubung (-) menyambung unsur kata

ulang. Contoh: anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan. Jadi pada DE 2.25

terjadi kesalahan penulisan unsur2 yang ditulis dengan tidak menggunakan tanda

hubung sebaiknya menggunakan tanda hubung (-) pada kata penulisan unsur2

dibenarkan menjadi unsur-unsur.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Yusuf seorang ahli bahasa Indonesia

di kantor bahasa Bengkulu yang menyatakan bahwa kata GINA SONIA, B.

Indonesia, dan kata unsur2. Pada data di atas kurang tepat jika berdasarkan kaidah

bahasa Indonesia yang berlaku. Pada kata nama Gina Sonia penulisan

menggunakan huruf kapital atau huruf besar semua itu tidak tepat. Kerena ada

aturannya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Pada kata B.

Indonesia penulisan ini kurang tepat. Kerena ada aturannya dalam Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata B. Indonesia sebaiknya

dibenarkan menjadi Bahasa Idonesia. Pada kata unsur-unsur yang menggunakan

huruf angka 2 tidak boleh di tulis, karena untuk kata yang berulang menyatakan

banyak itu salah dan dibenarkan dengan unsur-unsur (tanda hubung).126

26. Analisis Kesalahan DE (Data Ejaan) 2.26

DE 2.26 Ilham Akbar Paiker

126

Hasil wawancara dengan Bapak M. Yusuf seorang ahli bahasa dari Kantor Bahasa

Bengkulu Senin, 7 September 2020.

Page 187: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

174

Pada DE (Data Ejaan) 2.26 yang bernamaIlham Akbar Paiker terdapat

kesalahan ejaan. Kesalahan ejaan terdapat pada kata(ILHAM AKBAR PAIKER,

mengapa, ADIKSIMBA). Kata ILHAM AKBAR PAIKER merupakan kesalahan

ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital

dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang. Contoh: Amir Hamzah,

Wage Rudolf Supratman, Ampere. Jadi pada DE 2.26 terjadi kesalahan ejaan kata

ILHAM AKBAR PAIKER yang ditulis dengan huruf besar semua sebaiknya kata

ILHAM AKBAR PAIKER ditulis dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku

yaituIlham Akbar Paiker. Kesalahan ejaan pada kata mengapa dalam Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai

sebagia huruf pertama kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa

maksudnya, Kita harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE

2.26 terjadi kesalahan ejaan kata mengapa yang ditulis dengan huruf kecil

sebaiknya kata mengapa ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu

dibenarkan menjadi Mengapa. Kata ADIKSIMBA seharusnya dalam Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) pada kata penulisan tengah kalimat

menggunakan huruf kecil. Jadi pada DE 2.26 terjadi kesalahan penulisan kata

ADIKSIMBA sebaiknya kata ADIKSIMBA dibenarkan menggunakan huruf kecil

yaitu adik simba.

Page 188: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

175

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Yusuf seorang ahli bahasa Indonesia

di kantor bahasa Bengkulu yang menyatakan bahwa kata ILHAM AKBAR

PAIKER, mengapa, dan kata ADIKSIMBA. Pada data di atas kurang tepat jika

berdasarkan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Pada kata Ilham Akbar Paiker

dan kata adik simba penulisan menggunakan huruf kapital atau huruf besar semua

itu tidak tepat. Kerena ada aturannya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI). Pada kata mengapa penulisan menggunakan huruf kecil di

awal kalimat tidak tepat. Kerena ada aturannya dalam Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata mengapa di tulis dengan huruf kecil

sebaiknya dibenarkan menjadi huruf kapital atau huruf besar.127

27. Analisis Kesalahan DE (Data Ejaan) 2.27

DE 2.27 Laura Natasya Putri

Pada DE (Data Ejaan) 2.27 yang bernamaLaura Natasya Putri terdapat

kesalahan ejaan. Kesalahan ejaan terdapat pada kata (kls, matpel, dimana,

mengapa, ADIKSIMBA, pristiwa, telivisi). Kata kls merupakan singkatan dari

kata Kelas. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) singkatan

127

Hasil wawancara dengan Bapak M. Yusuf seorang ahli bahasa dari Kantor Bahasa

Bengkulu Senin, 7 September 2020.

Page 189: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

176

ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Contoh:

Bpk (Bapak), Sdr (Saudara). jadi kata Kelas disingkat kls pada DE 2.27 terjadi

kesalahan kata kls ditulis dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku yaitu

Kelas. Kata matpel merupakan kesalahan singkatan dari kata Mata Pelajaran.

Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) Akronim nama diri

yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret

kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital. Contoh: Komawi, Kongres Wanita

Indonesia disingkat menjadi Komawi. Jadi kata Mata Pelajaran disingkat Mapel

bukan matpel jadi pada DE 2.27 terjadi kesalahan ejaan kata matpelyang ditulis

dengan huruf kecil dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku yaitu

Mapel.Kesalahan ejaan pada kata dimana dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf pertama

kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus

bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.27 terjadi kesalahan

ejaan kata dimana yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata dimana ditulis

dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi

Dimana.Kesalahan ejaan pada kata mengapa dalam Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf

pertama kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita

harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.27 terjadi

kesalahan ejaan kata mengapa yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata

mengapaditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi

Mengapa.Kata ADIKSIMBA seharusnya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Page 190: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

177

Indonesia (PUEBI) pada kata penulisan tengah kalimat menggunakan huruf kecil.

Jadi pada DE 2.27 terjadi kesalahan penulisan kata ADIKSIMBA sebaiknya kata

ADIKSIMBA dibenarkan menggunakan huruf kecil yaitu adik simba.Kesalahan

ejaan pada kata pristiwa merupakan kesalahan ejaan pada kata yang kurang dalam

kata peristiwa. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)

dibenarkan pada kata huruf peristiwa. Jadi pada DE 2.27 terjadi kesalahan ejaan

kata pristiwa dan dibenarkan dengan huruf peristiwa.Katatelivisi dalam bahasa

Indonesia yaitu televisi. Kata televisi dalam KBBI yaitu sistem penyiaran gambar

yang disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau melalui angkasa dengan

menggunakn alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi

gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat

dilihat dan bunyi yang dapat didengar. Dalam penulisan pada DE 2.27 katatelivisi

sebaiknya tidak digunakan proses belajar mengajar. Karena kegiatan proses

belajar mengajar harus menggunakan kata baku. Jadi katatelivisi diubah menjadi

televisi.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Yusuf seorang ahli bahasa Indonesia

di kantor bahasa Bengkulu yang menyatakan bahwa kata kls, matpel, dimana,

mengapa, ADIKSIMBA, pristiwa, dan kata telivisi. Pada data di atas kurang tepat

jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Pada singkatan kelas

tidak tepat dalam penulisannya ketika menggunakan dalam latihan di sekolah itu

salah penggunanya karena tujuanya tidak jelas ketika lihat aturan dalam Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata singkatan kelas kurang tepat

penggunaannya. Mapel itu singkatan mata pelajaran seharusnya mata pelajaran

Page 191: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

178

saja tidak usah harus mapel, kalaupun harus di singkatan ada aturan dari akronim

menyingkat itu seperti apa dalam mata pelajaran atau mapel boleh tapi kalau

untuk mata pelajaran sebaiknya tulis saja Mata pelajaran. Pada kata di mana dan

kata mengapa penulisan menggunakan huruf kecil di awal kalimat tidak tepat.

Kerena ada aturannya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)

jadi kata di mana dan kata mengapa di tulis dengan huruf kecil sebaiknya

dibenarkan menjadi huruf kapital atau huruf besar.Pada kata adik simba penulisan

menggunakan huruf kapital atau huruf besar semua itu tidak tepat. Kerena ada

aturannya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Pada kata

pristiwa dan kata telivisi tidak boleh salah dalam penulisan nya mungkin itu tadi

dari faktor kebiasaan menggunakan kata pristiwa dan kata telivisi tapi yang

bakunya adalah peristiwa dan kata televisi.128

28. Analisis Kesalahan DE (Data Ejaan) 2.28

DE 2.28 Sela Loversi

Pada DE (Data Ejaan) 2.28 yang bernamaSela Loversi terdapat kesalahan

ejaan. Kesalahan ejaan terdapat pada penulisan kata (nama, kls, B. Indonesia, apa,

128

Hasil wawancara dengan Bapak M. Yusuf seorang ahli bahasa dari Kantor Bahasa

Bengkulu Senin, 7 September 2020.

Page 192: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

179

yg, dgn, dimana, mengapa, bagaimana, apakah, dari, dimanakah, bagaimanakah,

berita, untuk, sbagai, Pda). Kata nama dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama

orang. Contoh: Amir Hamzah, Dewi Sartika, Wage Rudolf Supratman, Halim

Perdanakusumah, Ampere. Jadi pada DE 2.28 terjadi kesalahan ejaan kata nama

yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata nama ditulis dengan huruf kapital

atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi Nama.Kata kls merupakan singkatan

dari kata Kelas. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)

singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.

Contoh: Bpk (Bapak), Sdr (Saudara). jadi kata Kelas disingkat kls pada DE 2.28

terjadi kesalahan kata kls ditulis dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku

yaitu Kelas. Kata B. Indonesia merupakan singkatan dari Bahasa Indonesia.

Dalam KBBI B huruf ke-2 abjad Indonesia. Jadi pada DE 2.28 terjadi kesalahan

pada kata B. Indonesia seharusnya pada kata B. Indonesia diubah menjadi Bahasa

Indonesia.Kesalahan ejaan pada kata apa dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf pertama

kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus

bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.28 terjadi kesalahan

ejaan kata apa yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata apa ditulis dengan

huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi Apa. Kata dgn dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) singkatan ialah bentuk yang

dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Jadi pada DE 2.28 terjadi

kesalahan ejaan pada kata dgn sebaiknya kata dgn ditulis dengan kaidah bahasa

Page 193: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

180

Indonesia yang berlaku yaitu dengan.Katayg dalam Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri

atas satu huruf atau lebih. Jadi pada DE 2.28 terjadi kesalahan ejaan pada kata yg

sebaiknya kata yg ditulis dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku yaitu

yang. Kata dimana dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)

huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf pertama kata pada awal

kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus bekerja keras,

Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.28 terjadi kesalahan ejaan kata

dimana yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata dimana ditulis dengan

huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi Dimana.Kesalahan ejaan

pada kata mengapa dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)

huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf pertama kata pada awal

kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus bekerja keras,

Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.28 terjadi kesalahan ejaan kata

mengapa yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata mengapa ditulis dengan

huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi Mengapa. Kata

bagaimana merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Iandonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf pertama

kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus

bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.28 terjadi kesalahan

ejaan kata bagaimana yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata bagaimana

ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi

Bagaimana.Kata apakah merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum

Page 194: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

181

Ejaan Bahasa Iandonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia

huruf pertama kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya,

Kita harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.28 terjadi

kesalahan ejaan kata apakah yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata

apakah ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi

Apakah. Kata dari merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Iandonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf

pertama kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita

harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.28 terjadi

kesalahan ejaan kata dari yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata dari

ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadiDari. Kata

dimanakah dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf

kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.

contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus bekerja keras, Pekerjaan itu

belum selesai. Jadi pada DE 2.28 terjadi kesalahan ejaan kata dimanakah yang

ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata dimanakah ditulis dengan huruf kapital

atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadiDi mana kah.Kata bagaimanakah dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar

dipakai sebagia huruf pertama kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk,

Apa maksudnya, Kita harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada

DE 2.28 terjadi kesalahan ejaan kata bagaimanakah yang ditulis dengan huruf

kecil sebaiknya kata bagaimanakah ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar

yaitu dibenarkan menjadi Bagaimanakah. Kata berita dalam Pedoman Umum

Page 195: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

182

Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia

huruf pertama kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya,

Kita harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.28 terjadi

kesalahan ejaan kata berita yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata berita

ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi Berita.

Kata untukdalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf

kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.

contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus bekerja keras, Pekerjaan itu

belum selesai. Jadi pada DE 2.28 terjadi kesalahan ejaan kata untuk yang ditulis

dengan huruf kecil sebaiknya kata untuk ditulis dengan huruf kapital atau huruf

besar yaitu dibenarkan menjadiUntuk.Kata sbagai dalam Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri

atas satu huruf atau lebih. Jadi pada DE 2.28 terjadi kesalahan ejaan pada kata

sbagai sebaiknya kata sbagai ditulis dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku

yaitu sebagai.kata Pda yang ditulis di tengah kalimat merupakan kesalahan ejaan.

Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) pada kata Pda

penulisan tengah kalimat menggunakan huruf kecil. Jadi DE 2.28 terjadi

kesalahan penulisan kata Pda sebaiknya kata Pda diubah menggunakan huruf kecil

yaitu pada.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Yusuf seorang ahli bahasa Indonesia

di kantor bahasa Bengkulu yang menyatakan bahwa kata nama, kls, B. Indonesia,

apa, yg, dgn, dimana, mengapa, bagaimana, apakah, dari, dimanakah,

bagaimanakah, berita, untuk, sbagai, dan kata Pda. Pada data di atas kurang tepat

Page 196: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

183

jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Pada kata nama, apa,

dimana, mengapa, bagaimana, apakah, dari, di mana kah, bagaimana kah, berita

dan kata untuk penulisan menggunakan huruf kecil di awal kalimat tidak tepat.

Kerena ada aturannya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)

jadi kata nama, apa, di mana, mengapa, bagaimana, apakah, dari, di mana kah,

bagaimana kah, berita dan kata untuk di tulis dengan huruf kecil sebaiknya

dibenarkan menjadi huruf kapital atau huruf besar. Pada singkatan kelas, yang,

dengan, sebagai, dan singkatan kata pada tidak tepat dalam penulisannya ketika

menggunakan dalam latihan di sekolah itu salah penggunanya karena tujuanya

tidak jelas ketika lihat aturan dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI) jadi kata singkatan kelas, yang, dengan, sebagai, dan singkatan kata pada

kurang tepat penggunaannya. Pada kata B. Indonesia penulisan ini kurang tepat.

Kerena ada aturannya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)

jadi kata B. Indonesia sebaiknya dibenarkan menjadi Bahasa Idonesia.129

29. Analisis Kesalahan DE (Data Ejaan) 2.29

DE 2.29 Yolanda Tania Putri

129

Hasil wawancara dengan Bapak M. Yusuf seorang ahli bahasa dari Kantor Bahasa

Bengkulu Senin, 7 September 2020.

Page 197: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

184

Pada DE (Data Ejaan) 2.29 yang bernamaYolanda Tania Putri terdapat

kesalahan ejaan. Kesalahan ejaan terdapat pada kata (NAMA, yolanda tania

puteri, kls, mabel, Bi. Indonesia, unsur2, apa, telipici, bagai mana, adl,

ADIKSIMBA, tersebut).Kata NAMA dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama

orang. Contoh: Amir Hamzah, Dewi Sartika, Wage Rudolf Supratman, Halim

Perdanakusumah, Ampere. Jadi pada DE 2.29 terjadi kesalahan ejaan kata NAMA

yang ditulis dengan huruf besar semua sebaiknya kata NAMA dibenarkan menjadi

Nama. Kata yolanda tania puteri merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital dipakai sebagai huruf

pertama unsur-unsur nama orang. Contoh: Amir Hamzah, Wage Rudolf

Supratman, Ampere. Jadi pada DE 2.29 terjadi kesalahan ejaan kata yolanda tania

puteri yang ditulis dengan huruf kecil semua sebaiknya kata yolanda tania puteri

ditulis dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku yaituYolanda Tania Puteri.

Kata kls merupakan singkatan dari kata Kelas. Dalam Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri

atas satu huruf atau lebih. Contoh: Bpk (Bapak), Sdr (Saudara). jadi kata Kelas

disingkat Kls pada DE 2.29 terjadi kesalahan kata kls ditulis dengan kaidah

bahasa Indonesia yang berlaku yaitu Kelas. Kata mabel merupakan kesalahan

Page 198: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

185

ejaan pada kata Mata Pelajaran. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI) Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan

huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.

Contoh: Komawi, Kongres Wanita Indonesia disingkat menjadi Komawi. Jadi

kata Mata Pelajaran disingkat Mapel bukan mabel jadi pada DE 2.29 terjadi

kesalahan ejaan kata mabelyang ditulis dengan huruf kecil dengan kaidah bahasa

Indonesia yang berlaku yaitu Mapel. Kata Bi. Indonesia merupakan singkatan dari

Bahasa Indonesia. Dalam KBBI B huruf ke-2 abjad Indonesia. Jadi pada DE 2.29

terjadi kesalahan pada kata Bi. Indonesia seharusnya pada kata Bi. Indonesia

diubah menjadi Bahasa Indonesia.Kesalahan ejaan pada kata unsur2. Dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) kata unsur2 seharusnya

menggunakan tanda hubung (-). Karena tanda hubung (-) menyambung unsur kata

ulang. Contoh: anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan. Jadi pada DE 2.29

terjadi kesalahan penulisan unsur2 yang ditulis dengan tidak menggunakan tanda

hubung sebaiknya menggunakan tanda hubung (-) pada kata penulisan unsur2

dibenarkan menjadi unsur-unsur.Kesalahan ejaan pada kata apa dalam Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai

sebagia huruf pertama kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa

maksudnya, Kita harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE

2.29 terjadi kesalahan ejaan kata apa yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya

kata apa ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi

Apa.Katatelipici dalam bahasa Indonesia yaitu televisi. Kata televisi dalam KBBI

yaitu sistem penyiaran gambar yang disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel

Page 199: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

186

atau melalui angkasa dengan menggunakn alat yang mengubah cahaya (gambar)

dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi

berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar. Dalam penulisan

pada DE 2.29 katatelipici sebaiknya tidak digunakan proses belajar mengajar.

Karena kegiatan proses belajar mengajar harus menggunakan kata baku. Jadi

katatelipici diubah menjadi televisi.Kata bagai manamerupakan kesalahan ejaan

dalam kata bagaimana. dalam KBBI kata bagaimana yaitu kata tanya untuk

menanyakan cara, perbuatan (lazimnya diikuti kata cara. Jadi DE 2.29 terjadi

kesalahan ejaan pada kata bagai mana sebaiknya kata bagai mana diubah menjadi

huruf bagaimana. Kata adl dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI) singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf

atau lebih. Jadi pada DE 2.29 terjadi kesalahan ejaan pada kata adl sebaiknya kata

adl ditulis dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku yaitu adalah.Kata

ADIKSIMBA seharusnya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI) pada kata penulisan tengah kalimat menggunakan huruf kecil. Jadi pada

DE 2.29 terjadi kesalahan penulisan kata ADIKSIMBA sebaiknya kata

ADIKSIMBA dibenarkan menggunakan huruf kecil yaitu adik simba.Kesalahan

penulisan pada kata tersebut dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf pertama kata pada

awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus bekerja keras,

Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.29 terjadi kesalahan ejaan kata

tersebut yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata tersebut ditulis dengan

huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi Tersebut.

Page 200: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

187

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Yusuf seorang ahli bahasa Indonesia

di kantor bahasa Bengkulu yang menyatakan bahwa kata NAMA, yolanda tania

puteri, kls, mabel, Bi. Indonesia, unsur2, apa, telipici, bagai mana, adl,

ADIKSIMBA, dan kata tersebut. Pada data di atas kurang tepat jika berdasarkan

kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Pada kata nama penulisan menggunakan

huruf kapital atau huruf besar semua itu tidak tepat. Kerena ada aturannya dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Pada kata yolanda tania

puteri penulisan menggunakan huruf kecil di awal kalimat tidak tepat. Kerena ada

aturannya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata

yolanda tania puteri di tulis dengan huruf kecil sebaiknya dibenarkan menjadi

huruf kapital atau huruf besar. Pada singkatan kelas dan singkatan adalah tidak

tepat dalam penulisannya ketika menggunakan dalam latihan di sekolah itu salah

penggunanya karena tujuanya tidak jelas ketika lihat aturan dalam Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata singkatan kelas dan singkatan

adalah kurang tepat penggunaannya. Mabel itu singkatan mata pelajaran

seharusnya mata pelajaran saja tidak usah harus mabel, kalaupun harus di

singkatan ada aturan dari akronim menyingkat itu seperti apa dalam mata

pelajaran atau mabel boleh tapi kalau untuk mata pelajaran sebaiknya tulis saja

Mata pelajaran.Pada kata Bi. Indonesia penulisan ini salah. Kerena ada aturannya

dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata Bi. Indonesia

sebaiknya dibenarkan menjadi Bahasa Idonesia. Pada kata unsur-unsur yang

menggunakan huruf angka 2 tidak boleh di tulis, karena untuk kata yang berulang

menyatakan banyak itu salah dan dibenarkan dengan unsur-unsur (tanda hubung).

Page 201: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

188

Pada kata apa, bagaimana, dan kata tersebut penulisan menggunakan huruf kecil

di awal kalimat tidak tepat. Kerena ada aturannya dalam Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata apa, bagaimana, dan kata tersebut di tulis

dengan huruf kecil sebaiknya dibenarkan menjadi huruf kapital atau huruf besar.

Pada kata telipici tidak boleh salah penulisannya mungkin itu tadi dari faktor

kebiasaan menggunakan kata telipici tapi yang bakunya adalah televisi. Pada kata

adik simba penulisan menggunakan huruf kapital atau huruf besar semua itu tidak

tepat. Kerena ada aturannya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI).130

30. Analisis Kesalahan DE (Data Ejaan) 2.30

DE 2.30 Nabila Okta Pani

Pada DE (Data Ejaan) 2.30 yang bernamaNabila Okta Pania terdapat

kesalahan ejaan. Kesalahan ejaan terdapat pada kata (apa, dg, dimana, mengapa,

bagaimana, pristiwa, apakah, dari, dimanakah, pristiwa, mendengarkan, pokok

pokoknya). Kesalahan ejaan pada kata apa dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

130

Hasil wawancara dengan Bapak M. Yusuf seorang ahli bahasa dari Kantor Bahasa

Bengkulu Senin, 7 September 2020.

Page 202: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

189

Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf pertama

kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus

bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.30 terjadi kesalahan

ejaan kata apa yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata apa ditulis dengan

huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi Apa.Kata dg dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) singkatan ialah bentuk yang

dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Jadi pada DE 2.30 terjadi

kesalahan ejaan pada kata dg sebaiknya kata dg ditulis dengan kaidah bahasa

Indonesia yang berlaku yaitu dengan.Kata dimana dalam Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf

pertama kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita

harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.30 terjadi

kesalahan ejaan kata dimana yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata

dimana ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi

Dimana.Kesalahan ejaan pada kata mengapa dalam Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf

pertama kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita

harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.30 terjadi

kesalahan ejaan kata mengapa yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata

mengapa ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi

Mengapa. Kata bagaimana merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum

Ejaan Bahasa Iandonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia

huruf pertama kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya,

Page 203: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

190

Kita harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.30 terjadi

kesalahan ejaan kata bagaimana yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata

bagaimana ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi

Bagaimana. Kata pristiwa merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum

Ejaan Bahasa Iandonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia

huruf pertama kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya,

Kita harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.30 terjadi

kesalahan ejaan kata pristiwa yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata

pristiwa ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan

menjadiPeristiwa.Kata apakah merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Iandonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai

sebagia huruf pertama kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa

maksudnya, Kita harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE

2.30 terjadi kesalahan ejaan kata apakah yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya

kata apakah ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan

menjadi Apakah. Kata dari merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum

Ejaan Bahasa Iandonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia

huruf pertama kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya,

Kita harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.30 terjadi

kesalahan ejaan kata dari yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata dari

ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadiDari.Kata

dimanakah dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf

kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.

Page 204: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

191

contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus bekerja keras, Pekerjaan itu

belum selesai. Jadi pada DE 2.30 terjadi kesalahan ejaan kata dimanakah yang

ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata dimanakah ditulis dengan huruf kapital

atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadiDi mana kah.Kesalahan ejaan pada kata

pristiwa merupakan kesalahan ejaan pada kata yang kurang dalam kata peristiwa.

Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) dibenarkan pada kata

huruf peristiwa. Jadi pada DE 2.30 terjadi kesalahan ejaan kata pristiwa dan

dibenarkan dengan huruf peristiwa. Kata mendengarkan merupakan kesalahan

ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Iandonesia (PUEBI) huruf kapital

atau huruf besar dipakai sebagia huruf pertama kata pada awal kalimat. contoh:

Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum

selesai. Jadi pada DE 2.30 terjadi kesalahan ejaan kata mendengarkanyang ditulis

dengan huruf kecil sebaiknya kata mendengarkanditulis dengan huruf kapital atau

huruf besar yaitu dibenarkan menjadiMendengarkan. Kesalahan ejaan pada kata

pokok pokoknya. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) kata

pokok pokoknya seharusnya menggunakan tanda hubung (-). Karena tanda

hubung (-) menyambung unsur kata ulang. Contoh: anak-anak, berulang-ulang,

kemerah-merahan. Jadi pada DE 2.30 terjadi kesalahan penulisan pokok

pokoknyayang ditulis dengan tidak menggunakan tanda hubung sebaiknya

menggunakan tanda hubung (-) pada kata penulisan pokok pokoknyadibenarkan

menjadi pokok-pokoknya.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Yusuf seorang ahli bahasa Indonesia

di kantor bahasa Bengkulu yang menyatakan bahwa kata apa, dg, dimana,

Page 205: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

192

mengapa, bagaimana, pristiwa, apakah, dari, dimanakah, pristiwa, mendengarkan,

dan kata pokok pokoknya. Pada data di atas kurang tepat jika berdasarkan kaidah

bahasa Indonesia yang berlaku. Pada kata apa, di mana, mengapa, bagaimana,

apakah, dari, di mana kah,dan kata mendengarkan penulisan menggunakan huruf

kecil di awal kalimat tidak tepat. Kerena ada aturannya dalam Pedoman Umum

Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata apa, di mana, mengapa, bagaimana,

apakah, dari, di mana kah,dan kata mendengarkan di tulis dengan huruf kecil

sebaiknya dibenarkan menjadi huruf kapital atau huruf besar. Pada singkatan kata

dengan tidak tepat dalam penulisannya ketika menggunakan dalam latihan di

sekolah itu salah penggunanya karena tujuanya tidak jelas ketika lihat aturan

dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata singkatan kata

dengan kurang tepat penggunaannya. Pada kata pristiwa tidak boleh salah

penulisan nya mungkin itu tadi dari faktor kebiasaan menggunakan kata pristiwa

tapi yang bakunya adalah peristiwa. Pada kata pokok-pokok nya yang tidak

menggunakan tanda hubung tidak boleh karena untuk kata yang berulang

menyatakan banyak itu harung menggunakan tanda hubung.131

31. Analisis Kesalahan DE (Data Ejaan) 2.31

DE 2.31 Wika Puspika

131

Hasil wawancara dengan Bapak M. Yusuf seorang ahli bahasa dari Kantor Bahasa

Bengkulu Senin, 7 September 2020.

Page 206: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

193

Pada DE (Data Ejaan) 2.31 yang bernamaWika Puspika terdapat kesalahan

ejaan. Kesalahan ejaan terdapat pada kata (apa, mengapa, jawab, ADIKSIMBA,

pristiwa, tilivisi, gambarnyan, sekangkan). Kesalahan ejaan pada kata apa dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar

dipakai sebagia huruf pertama kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk,

Apa maksudnya, Kita harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada

DE 2.31 terjadi kesalahan ejaan kata apa yang ditulis dengan huruf kecil

sebaiknya kata apa ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan

menjadi Apa.Kesalahan ejaan pada kata mengapa dalam Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf

pertama kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita

harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.31 terjadi

kesalahan ejaan kata mengapa yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata

mengapa ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi

Mengapa. Kesalahan ejaan pada kata jawab dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf pertama

kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus

bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.31 terjadi kesalahan

ejaan kata jawab yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata jawab ditulis

dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadiJawab. Kata

Page 207: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

194

ADIKSIMBA seharusnya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI) pada kata penulisan tengah kalimat menggunakan huruf kecil. Jadi pada

DE 2.31 terjadi kesalahan penulisan kata ADIKSIMBA sebaiknya kata

ADIKSIMBA dibenarkan menggunakan huruf kecil yaitu adik simba.Kata

pristiwa merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Iandonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf pertama

kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus

bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.31 terjadi kesalahan

ejaan kata pristiwa yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata pristiwa ditulis

dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadiPeristiwa.

Katatilivisi dalam bahasa Indonesia yaitu televisi. Kata televisi dalam KBBI yaitu

sistem penyiaran gambar yang disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau

melalui angkasa dengan menggunakn alat yang mengubah cahaya (gambar) dan

bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi

berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar. Dalam penulisan

pada DE 2.31 katatilivisisebaiknya tidak digunakan proses belajar mengajar.

Karena kegiatan proses belajar mengajar harus menggunakan kata baku. Jadi

katatilivisidiubah menjadi televisi.Kata gambarnyan merupakan kesalahan ejaan

pada kata yang kurang dengan huruf gambaran nya. Dalam KBBI kata kegunaan

gambaran yaitu hasil menggambar, lukisan, bayangan. Jadi DE 2.31 terjadi

kesalahan ejaan pada kata gambarnyan sebaiknya kata gambarnyan diubah

menjadi huruf gambaran nya.Kata sekangkan merupakan kesalahan ejaan pada

kata yang kurang jelas dalam kata sedangkan. Dalam KBBI sedangkan yaitu kata

Page 208: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

195

penghubung untuk menandai perlawanan, meski (sekalipun). Jadi DE 2.31 terjadi

kesalahan ejaan pada kata sekangkan sebaiknya kata sekangkan diubah menjadi

huruf sedangkan.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Yusuf seorang ahli bahasa Indonesia

di kantor bahasa Bengkulu yang menyatakan bahwa kata apa, mengapa, jawab,

ADIKSIMBA, pristiwa, tilivisi, gambarnyan, dan kata sekangkan. Pada data di

atas kurang tepat jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Pada

kata apa, mengapa, dan kata jawab penulisan menggunakan huruf kecil di awal

kalimat tidak tepat. Kerena ada aturannya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) jadi kataapa, mengapa, dan kata jawab di tulis dengan huruf

kecil sebaiknya dibenarkan menjadi huruf kapital atau huruf besar. Pada kata adik

simba penulisan menggunakan huruf kapital atau huruf besar semua itu tidak

tepat. Kerena ada aturannya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI).Pada kata pristiwa, tilivisi, gambarnyan, dan kata sekangkan tidak boleh

penulisan nya salah mungkin dari faktor kebiasaan menggunakan kata pristiwa,

tilivisi, gambarnyan, dan kata sekangkan tapi yang bakunya adalah peristiwa,

televisi, gambaran nya, dan kata sedangkan.132

32. Analisis Kesalahan DE (Data Ejaan) 2.32

DE 2.32 Ikek

132

Hasil wawancara dengan Bapak M. Yusuf seorang ahli bahasa dari Kantor Bahasa

Bengkulu Senin, 7 September 2020.

Page 209: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

196

Pada DE (Data Ejaan) 2.32 yang bernamaIkek terdapat kesalahan ejaan.

Kesalahan ejaan terdapat pada kata (NAMA, IKEK, KLS, PLJ, B. inDonesiA, tgl,

apa, pengunan, inpormasi, dibadikan, Radio, Romus, memudakan, ADIKSIMBA,

Teks).Kata NAMA dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)

huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang. Contoh:

Amir Hamzah, Dewi Sartika, Wage Rudolf Supratman, Halim Perdanakusumah,

Ampere. Jadi pada DE 2.32 terjadi kesalahan ejaan kata NAMA yang ditulis

dengan huruf besar semua sebaiknya kata NAMA dibenarkan menjadi Nama.

Kata IKEK merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama

orang. Contoh: Amir Hamzah, Wage Rudolf Supratman, Ampere. Jadi pada DE

2.32 terjadi kesalahan ejaan kata IKEK yang ditulis dengan huruf besar semua

sebaiknya kata IKEK ditulis dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku yaitu

Ikek.Kata KLS merupakan singkatan dari kata Kelas. Dalam Pedoman Umum

Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang

terdiri atas satu huruf atau lebih. Contoh: Bpk (Bapak), Sdr (Saudara). jadi kata

Kelas disingkat Kls pada DE 2.32 terjadi kesalahan kat KLS kls ditulis dengan

kaidah bahasa Indonesia yang berlaku yaitu Kelas. Kata PLJ merupakan kesalahan

Page 210: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

197

ejaan dari singkatan kata Pelajaran. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas

satu huruf atau lebih. Contoh: Bpk (Bapak), Sdr (Saudara). Jadi kata Pelajaran

disingkat Plj pada DE 2.32 terjadi kesalahan kata PLJ ditulis dengan kaidah

bahasa Indonesia yang berlaku yaitu Pelajaran.Kata B. inDonesiA merupakan

singkatan dari Bahasa Indonesia. Dalam KBBI B huruf ke-2 abjad Indonesia. Jadi

pada DE 2.32 terjadi kesalahan pada kata B. inDonesiA seharusnya pada kata B.

inDonesiA diubah menjadi Bahasa Indonesia.Kata tgl merupakan singkatan dari

kata Tanggal. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)

singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.

Contoh: Bpk (Bapak), Sdr (Saudara). Jadi kata Tanggal disingkat tgl pada DE

2.32 terjadi kesalahan kata tgl ditulis dengan kaidah bahasa Indonesia yang

berlaku yaitu Tanggal.Kesalahan ejaan pada kata apa dalam Pedoman Umum

Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia

huruf pertama kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya,

Kita harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.32 terjadi

kesalahan ejaan kata apa yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata apa

ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi Apa. Kata

pengunan merupakan kesalahan ejaan pada kata yang kurang jelas dalam kata

penggunaan. Dalam KBBI penggunaan yaitu proses, cara, perbuatan

menggunakan sesuatu, pemakaian. Jadi DE 2.32 terjadi kesalahan ejaan pada kata

pengunan sebaiknya kata pengunan diubah menjadi huruf penggunaan.Kata

inpormasi merupakan bahasa daerah yaitu daerah Pasemah. Kata inpormasi dalam

Page 211: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

198

bahasa Indonesia yaitu informasi. Kata informasi dalam KBBI yaitu penerangan,

pemberitahuan, kabar atau berita tentang sesuatu. Dalam penulisan pada DE 2.32

kata inpormasi sebaiknya tidak digunakan proses belajar mengajar. Karena

kegiatan proses belajar mengajar harus menggunakan kata baku. Jadi kata

inpormasi diubah menjadi informasi.Kata dibadikan merupakan kesalahan ejaan

pada kata yang kurang jelas dalam kata di banding kan.Dalam KBBI banding

yaitu persamaan, tara, imbangan. Jadi DE 2.32 terjadi kesalahan ejaan pada kata

dibadikan sebaiknya kata dibadikan diubah menjadi huruf di banding kan.

Kesalahan penulisan kata Radioseharusnya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) pada kata penulisan tengah kalimat menggunakan huruf kecil.

Jadi pada DE 2.32 terjadi kesalahan penulisan kata Radio sebaiknya kata Radio

dibenarkan menggunakan huruf kecil yaitu radio. Kesalahan penulisan kata

Romus seharusnya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)

pada kata penulisan tengah kalimat menggunakan huruf kecil. Jadi pada DE 2.32

terjadi kesalahan penulisan kata Romus sebaiknya kata Romus dibenarkan

menggunakan huruf kecil yaitu rumus. Kata memudakan merupakan kesalahan

ejaan pada kata yang kurang jelas dalam kata memudahkan. Dalam KBBI kata

memudahkan yaitu menjadikan mudah, menggampangkan. Jadi DE 2.32 terjadi

kesalahan ejaan pada kata memudakan sebaiknya kata memudakan diubah

menjadi huruf memudahkan. Kata ADIKSIMBA seharusnya dalam Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) pada kata penulisan tengah kalimat

menggunakan huruf kecil. Jadi pada DE 2.32 terjadi kesalahan penulisan kata

ADIKSIMBA sebaiknya kata ADIKSIMBA dibenarkan menggunakan huruf kecil

Page 212: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

199

yaitu adik simba. Kesalahan penulisan kata Teks seharusnya dalam Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) pada kata penulisan tengah kalimat

menggunakan huruf kecil. Jadi pada DE 2.32 terjadi kesalahan penulisan kata

Teks sebaiknya kata Teks dibenarkan menggunakan huruf kecil yaitu teks.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Yusuf seorang ahli bahasa Indonesia

di kantor bahasa Bengkulu yang menyatakan bahwa kata NAMA, IKEK, KLS,

PLJ, B. inDonesiA, tgl, apa, pengunan, inpormasi, dibadikan, Radio, Romus,

memudakan, ADIKSIMBA, dan kata Teks. Pada data di atas kurang tepat jika

berdasarkan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Pada kata nama, ikek, dan

kata adik simba penulisan menggunakan huruf kapital atau huruf besar semua itu

tidak tepat. Kerena ada aturannya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI). Sebaiknya di tulis dengan huruf Nama, Ikek, dan kata adik

simba. Pada singkatan kelas, pelajaran, dan singkatan kata tanggal tidak tepat

dalam penulisannya ketika menggunakan dalam latihan di sekolah itu salah

penggunanya karena tujuanya tidak jelas ketika lihat aturan dalam Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata singkatan kelas, pelajaran, dan

singkatan kata tanggal kurang tepat penggunaannya. Pada kata B. inDonesiA

penulisan ini kurang tepat. Kerena ada aturannya dalam Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata B. inDonesiA sebaiknya dibenarkan menjadi

Bahasa Idonesia.Pada kata apa penulisan menggunakan huruf kecil di awal

kalimat tidak tepat. Kerena ada aturannya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) jadi kata apa di tulis dengan huruf kecil sebaiknya dibenarkan

menjadi huruf kapital atau huruf besar. Pada kata pengunan, inpormasi, dibadikan,

Page 213: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

200

dan kata memudakan tidak boleh salah penulisannya mungkin itu tadi dari faktor

kebiasaan menggunakan kata pengunan, inpormasi, dibadikan, dan kata

memudakan tapi yang bakunya adalah penggunaan, informasi, di banding kan,

dan kata memudahkan. Pada kata radio penulisan yang menggunakan huruf

kapital atau huruf besar di akhir kalimat tidak boleh. Kerena ada aturan nya dalam

kamus Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata radio yang

menggunakan huruf kapital atau huruf besar sebaiknya di kecil kan saja karena itu

kurang tepat penggunaannya. Pada kata teks penulisan yang menggunakan huruf

kapital atau huruf besar di tengah kalimat tidak boleh. Kerena ada aturannya

dalam kamus Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata teks

yang menggunakan huruf kapital atau huruf besar sebaiknya di kecil kan saja

karena itu kurang tepat penggunaannya.133

33. Analisis Kesalahan DE (Data Ejaan) 2.33

DE 2.33 Ragita Giserra Mekantika

133

Hasil wawancara dengan Bapak M. Yusuf seorang ahli bahasa dari Kantor Bahasa

Bengkulu Senin, 7 September 2020.

Page 214: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

201

Pada DE (Data Ejaan) 2.33 yang bernamaRagita Giserra Mekantika terdapat

kesalahan ejaan. Kesalahan ejaan terdapat pada kata (nama, B. Indonesia, Berita,

apa, BeRita Bagi PelajaR, InforMasi, RaDio, BeRita, BeRita Bisa Juga diseBut,

aDiksiMBa, DiaRtikan, Bahasa InggRis, how, Bisa diseBut Dengan, Disampaikan

kePaDa MasyRakat, menamBahwawasan, BeRBagai, Baik teRkait penDiDikan

MauPun tiDak, agar, MasyRakat Dapat). Kata nama dalam Pedoman Umum

Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama

unsur-unsur nama orang. Contoh: Amir Hamzah, Dewi Sartika, Wage Rudolf

Supratman, Halim Perdanakusumah, Ampere. Jadi pada DE 2.33 terjadi kesalahan

ejaan kata nama yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata nama ditulis

dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi Nama. Kata B.

Indonesia merupakan singkatan dari Bahasa Indonesia. Dalam KBBI B huruf ke-2

abjad Indonesia. Jadi pada DE 2.33 terjadi kesalahan pada kata B. Indonesia

seharusnya pada kata B. Indonesia diubah menjadi Bahasa Indonesia.Kata Berita

yang di tulis di akhir kalimat merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum

Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) pada kata Berita penulisan akhir kalimat

menggunakan huruf kecil. Jadi DE 2.33 terjadi kesalahan penulisan kata Berita

sebaiknya kataBerita dibenarkan menggunakan huruf kecil yaitu berita. Kesalahan

ejaan pada kata apa dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)

huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf pertama kata pada awal

Page 215: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

202

kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus bekerja keras,

Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.33 terjadi kesalahan ejaan kata apa

yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata apa ditulis dengan huruf kapital

atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi Apa.Kata BeRita Bagi PelajaR yang di

tulis di tengah kalimat merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) pada kata BeRita Bagi PelajaR penulisan tengah

kalimat menggunakan huruf kecil. Jadi DE 2.33 terjadi kesalahan penulisan kata

BeRita Bagi PelajaR sebaiknya kataBeRita Bagi PelajaR dibenarkan

menggunakan huruf kecil yaitu berita bagi pelajar.Kata InforMasi yang di tulis di

tengah kalimat merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) pada kata InforMasi penulisan tengah kalimat

menggunakan huruf kecil. Jadi DE 2.33 terjadi kesalahan penulisan kata

InforMasi sebaiknya kataInforMasi dibenarkan menggunakan huruf kecil yaitu

informasi.Kata RaDio yang di tulis di akhir kalimat merupakan kesalahan ejaan.

Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) pada kata RaDio

penulisan akhir kalimat menggunakan huruf kecil. Jadi DE 2.33 terjadi kesalahan

penulisan kata RaDio sebaiknya kataRaDio dibenarkan menggunakan huruf kecil

yaituradio. Kata BeRita yang di tulis di tengah kalimat merupakan kesalahan

ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) pada kata

BeRita penulisan tengah kalimat menggunakan huruf kecil. Jadi DE 2.33 terjadi

kesalahan penulisan kata BeRita sebaiknya kataBeRita dibenarkan menggunakan

huruf kecil yaitu berita.Kata BeRita Bisa Juga diseButyang di tulis di tengah

kalimat merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Page 216: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

203

Indonesia (PUEBI) pada kata BeRita Bisa Juga diseButpenulisan tengah kalimat

menggunakan huruf kecil. Jadi DE 2.33 terjadi kesalahan penulisan kata BeRita

Bisa Juga diseButsebaiknya kataBeRita Bisa Juga diseButdibenarkan

menggunakan huruf kecil yaitu berita bisa juga disebut. Kata aDiksiMBa yang di

tulis di akhir kalimat merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) pada kata aDiksiMBa penulisan akhir kalimat

menggunakan huruf kecil. Jadi DE 2.33 terjadi kesalahan penulisan kata

aDiksiMBasebaiknya kataaDiksiMBadibenarkan menggunakan huruf kecil

yaituadik simba.Kata DiaRtikan yang di tulis di tengah kalimat merupakan

kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) pada

kata DiaRtikan penulisan tengah kalimat menggunakan huruf kecil. Jadi DE 2.33

terjadi kesalahan penulisan kata DiaRtikan sebaiknya kataDiaRtikan dibenarkan

menggunakan huruf kecil yaitu diartikan. Kata Bahasa InggRis yang di tulis di

akhir kalimat merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) yaitu huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama

bangsa, suku bangsa, dan bahasa. Contoh: bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa

Inggris. pada kata Bahasa InggRis penulisan akhir kalimat menggunakan huruf

kecil. Jadi DE 2.33 terjadi kesalahan penulisan kata Bahasa InggRis sebaiknya

kataBahasa InggRis dibenarkan menggunakan huruf kecil yaitubahasa Inggris.

Kesalahan ejaan pada kata how dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI) huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagia huruf pertama kata pada

awal kalimat. contoh: Dia mengantuk, Apa maksudnya, Kita harus bekerja keras,

Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada DE 2.33 terjadi kesalahan ejaan kata how

Page 217: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

204

yang ditulis dengan huruf kecil sebaiknya kata how ditulis dengan huruf kapital

atau huruf besar yaitu dibenarkan menjadi How.Kata Bisa diseBut Denganyang di

tulis di tengah kalimat merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) pada kata Bisa diseBut Denganpenulisan tengah

kalimat menggunakan huruf kecil. Jadi DE 2.33 terjadi kesalahan penulisan kata

Bisa diseBut Dengansebaiknya kataBisa diseBut Dengandibenarkan

menggunakan huruf kecil yaitu bisa disebut dengan. Kata Disampaikan kePaDa

MasyRakatyang di tulis di tengah kalimat merupakan kesalahan ejaan. Dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) pada kata Disampaikan

kePaDa MasyRakatpenulisan tengah kalimat menggunakan huruf kecil. Jadi DE

2.33 terjadi kesalahan penulisan kata Disampaikan kePaDa MasyRakatsebaiknya

kataDisampaikan kePaDa MasyRakatdibenarkan menggunakan huruf kecil yaitu

di sampaikan kepada masyrakat. Kata menamBahwawasan yang di tulis di tengah

kalimat merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) pada kata menamBahwawasan penulisan tengah kalimat

menggunakan huruf kecil. Jadi DE 2.33 terjadi kesalahan penulisan kata

menamBahwawasan sebaiknya katamenamBahwawasan dibenarkan

menggunakan huruf kecil yaitu menambahwawasan.Kata BeRBagai yang di tulis

di tengah kalimat merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) pada kata BeRBagai penulisan tengah kalimat

menggunakan huruf kecil. Jadi DE 2.33 terjadi kesalahan penulisan kata

BeRBagaisebaiknya kataBeRBagaidibenarkan menggunakan huruf kecil yaitu

berbagai.Kata Baik teRkait penDiDikan MauPun tiDak yang di tulis di tengah

Page 218: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

205

kalimat merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) pada kata Baik teRkait penDiDikan MauPun tiDak penulisan

tengah kalimat menggunakan huruf kecil. Jadi DE 2.33 terjadi kesalahan

penulisan kata Baik teRkait penDiDikan MauPun tiDak sebaiknya kataBaik

teRkait penDiDikan MauPun tiDak dibenarkan menggunakan huruf kecil yaitu

baik terkait pendidikan maupun tidak.Kata MasyRakat Dapat yang di tulis di

tengah kalimat merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) pada kata MasyRakat Dapat penulisan tengah kalimat

menggunakan huruf kecil. Jadi DE 2.33 terjadi kesalahan penulisan kata

MasyRakat Dapat sebaiknya kata MasyRakat Dapat dibenarkan menggunakan

huruf kecil yaitu masyrakat dapat. Kesalahan ejaan pada kata agar dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital atau huruf besar

dipakai sebagia huruf pertama kata pada awal kalimat. contoh: Dia mengantuk,

Apa maksudnya, Kita harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum selesai. Jadi pada

DE 2.33 terjadi kesalahan ejaan kata agar yang ditulis dengan huruf kecil

sebaiknya kata agar ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar yaitu dibenarkan

menjadi Agar.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Yusuf seorang ahli bahasa Indonesia

di kantor bahasa Bengkulu yang menyatakan bahwa kata nama, B. Indonesia,

Berita, apa, BeRita Bagi PelajaR, InforMasi, RaDio, BeRita, BeRita Bisa Juga

diseBut, aDiksiMBa, DiaRtikan, Bahasa InggRis, how, Bisa diseBut Dengan,

Disampaikan kePaDa MasyRakat, menamBahwawasan, BeRBagai, Baik teRkait

penDiDikan MauPun tiDak, agar, dan kata MasyRakat Dapat. Pada data di atas

Page 219: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

206

kurang tepat jika berdasarkan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Pada kata

nama, apa, how dan kata agar penulisan menggunakan huruf kecil di awal kalimat

tidak tepat. Kerena ada aturannya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) jadi kata nama, apa, how dan kata agar di tulis dengan huruf

kecil sebaiknya dibenarkan menjadi huruf kapital atau huruf besar. Pada kata B.

Indonesia penulisan ini kurang tepat. Kerena ada aturannya dalam Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata B. Indonesia sebaiknya

dibenarkan menjadi Bahasa Idonesia. Pada kata berita penulisan yang

menggunakan huruf kapital atau huruf besar di akhir kalimat tidak boleh. Kerena

ada aturannya dalam kamus Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)

jadi kata berita yang menggunakan huruf kapital atau huruf besar sebaiknya di

kecil kan saja karena itu kurang tepat penggunaannya. Pada kata BeRita Bagi

PelajaR, InforMasi, RaDio, BeRita, BeRita Bisa Juga diseBut, aDiksiMBa,

DiaRtikan, Bahasa InggRis, Bisa di seBut Dengan, Disampaikan kePaDa

MasyaRat, menamBahwawasan, BeRBagai, Baik teRkait penDiDikan MauPun

tiDak, dan kata MasyaRat Dapat tidak boleh salah penulisannya mungkin itu tadi

dari faktor kebiasaan menggunakan kata BeRita Bagi PelajaR, InforMasi, RaDio,

BeRita, BeRita Bisa Juga diseBut, aDiksiMBa, DiaRtikan, Bahasa InggRis, Bisa

di seBut Dengan, Disampaikan kePaDa MasyaRat, menamBahwawasan,

BeRBagai, Baik teRkait penDiDikan MauPun tiDak, dan kata MasyaRat Dapat

tapi yang bakunya adalah berita bagi pelajar, informasi, radio, berita, berita bisa

juga disebut, adik simba, diartikan, bahasa Inggris, bisa di sebut dengan, di

Page 220: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

207

sampai kan kepada masyarat, menambahwawasan, berbagai, baik terkait

pendidikan maupun tidak, dan kata masyarat dapat.134

34. Analisis Kesalahan DE (Data Ejaan) 2.34

DE 2.34 Alin Ivanov

Pada DE (Data Ejaan) 2.34 yang bernamaAlin Ivanov terdapat kesalahan

ejaan. Kesalahan ejaan terdapat pada kata (ALIN IVANOV, M.p, Televisi,

Bidang, Informasi). Kata ALIN IVANOV merupakan kesalahan ejaan. Dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) huruf kapital dipakai sebagai

huruf pertama unsur-unsur nama orang. Contoh: Amir Hamzah, Wage Rudolf

Supratman, Ampere. Jadi pada DE 2.34 terjadi kesalahan ejaan kata ALIN

IVANOV yang ditulis dengan huruf besar semua sebaiknya kata ALIN IVANOV

ditulis dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku yaitu Alin Ivanov. Kata

M.pmerupakan kesalahan ejaan dari singkatan kata Mata Pelajaran. Dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) singkatan ialah bentuk yang

dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Contoh: Bpk (Bapak), Sdr

134

Hasil wawancara dengan Bapak M. Yusuf seorang ahli bahasa dari Kantor Bahasa

Bengkulu Senin, 7 September 2020.

Page 221: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

208

(Saudara). Jadi DE 2.34 terjadi kesalahan kata M.pditulis dengan kaidah bahasa

Indonesia yang berlaku yaitu Mata Pelajaran.Kata Televisi yang di tulis di tengah

kalimat merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) pada kata Televisi penulisan tengah kalimat menggunakan

huruf kecil. Jadi DE 2.34 terjadi kesalahan penulisan kata Televisi sebaiknya

kataTelevisi dibenarkan menggunakan huruf kecil yaitu televisi.Kata Bidang yang

di tulis di akhir kalimat merupakan kesalahan ejaan. Dalam Pedoman Umum

Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) pada kata Bidang penulisan akhir kalimat

menggunakan huruf kecil. Jadi DE 2.34 terjadi kesalahan penulisan kata Bidang

sebaiknya kataBidang dibenarkan menggunakan huruf kecil yaitu bidang. Kata

Informasi yang di tulis di tengah kalimat merupakan kesalahan ejaan. Dalam

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) pada kata Informasi penulisan

tengah kalimat menggunakan huruf kecil. Jadi DE 2.34 terjadi kesalahan

penulisan kata Informasi sebaiknya kataInformasi dibenarkan menggunakan huruf

kecil yaitu informasi.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Yusuf seorang ahli bahasa Indonesia

di kantor bahasa Bengkulu yang menyatakan bahwa kata ALIN IVANOV, M.p,

Televisi, Bidang, dan kata Informasi. Pada data di atas kurang tepat jika

berdasarkan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Pada kata Alin Ivanov

penulisan menggunakan huruf kapital atau huruf besar semua itu tidak tepat.

Kerena ada aturannya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).

Pada singkatan M.p tidak tepat dalam penulisannya ketika menggunakan dalam

latihan di sekolah itu salah penggunanya karena tujuanya tidak jelas ketika lihat

Page 222: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

209

aturan dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata

singkatan M.p kurang tepat penggunaannya sebaiknya tulis saja Mata pelajaran.

Pada kata televisi dan kata bidang penulisan yang menggunakan huruf kapital atau

huruf besar di akhir kalimat tidak boleh. Kerena ada aturannya dalam kamus

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) jadi kata televisi dan kata

bidang yang menggunakan huruf kapital atau huruf besar sebaiknya di kecil kan

saja karena itu kurang tepat penggunaannya. Pada kata informasi penulisan yang

menggunakan huruf kapital atau huruf besar di tengah kalimat tidak boleh. Kerena

ada aturannya dalam kamus Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)

jadi kata informasi yang menggunakan huruf kapital atau huruf besar sebaiknya di

kecil kan saja karena itu kurang tepat penggunaannya.135

BAB V

PENUTUP

135

Hasil wawancara dengan Bapak M. Yusuf seorang ahli bahasa dari Kantor Bahasa

Bengkulu Senin, 7 September 2020.

Page 223: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

210

A. Simpulan

Berdasrkan hasil penelitian, maka penulis berkesimpulan bahwa jumlah

seluruh data yang penulis temukan selama penelitian di SMP Negeri 01 Pasemah

Air Keruh Kabupaten Empat Lawang Provinsi Sumatera Selatan yaitu berjumlah

15 DF (Data Fonologi) dan 34 DE (Data Ejaan).Adapun kesalahan penggunaan

bahasa Indonesia pada siswa kelas VIII A di SMP Negeri 01 Pasemah Air Keruh

Kabupaten Empat Lawang Provinsi Sumatera Selatan terdapat dua bentuk

kesalahan berbahasa yaitu bentuk kesalahan fonologi penggunaan bahasa

Indonesia dan bentuk kesalahan ejaan penggunaan bahasa Indonesia. Bentuk

kesalahan fonologi tersebut yaitu dalam proses belajar mengajar guru dan siswa

pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas VIII A di SMP Negeri 01 Pasemah Air

Keruh Kabupaten Empat Lawang Provinsi Sumatera Selatan, kesalahan yang

disebabkan perubahan bahasa Indonesia menjadi bahasa Daerah dalam proses

belajar mengajar di kelas. Sedangkan bentuk kesalahan ejaan yaitu dalam latihan

siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas VIII A di SMP Negeri 01

Pasemah Air Keruh Kabupaten Empat Lawang Provinsi Sumatera Selatan.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis memberikan saran

kepada beberapa pihak. Adapun saran yang diberikan adalah sebagai berikut:

1) Bagi siswa, hasil penelitian ini hendaknya dijadikan bahan evaluasi diri

setelah mengetahui kesalahan-kesalahan dalam berbahasa Indonesia yang

210

Page 224: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

211

telah dilakukan, baik dalam fonologi (tataran lisan), maupun ejaan (tatarn

tulisan).

2) Bagi guru bahasa Indonesia hasil penelitian ini hendaknya sebagai bahan

refleksi mengajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada

aspek berbicara dengan memperhatikan pada fonologi (tataran lisan) dan

ejaan (tataran tulisan).

3) Bagi sekolah, khususnya sumber data hasil penelitian ini dapat dijadikan

sebagai sumber informasi mengenai penggunaan bahasa Indonesia yang benar

untuk menyempurnakan kualitas baik komunikasi antara siswa dan siswa di

dalam kelas.

4) Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi jika

melakukan penelitian sejenis.

Page 225: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

212

DAFTAR PUSTAKA

Ayudia dkk. 2016. Analisis Kesalahan Penggunaan Bahasa Indonesia dalam

Laporan Hasil Observasi pada Siswa SMP. Basastra Vol. 4 No. 1

(https://media.neliti.com/media/publications/53972-ID-analisis-kesalahan-

penggunaan-bahasa-ind.pdf, diakses 8 Januari 2020).

Aan Prabowo dan Heriyanto. 2013. Analisis Pemanfaatan Buku Elektronik (E-

Book) oleh Pemustaka di Perpustakaan Sma Negeri 1 Semarang. Ilmu

Perpustakaan Vol. 2 No. 2

(https://media.neliti.com/media/publications/104349-ID-analisis-

pemanfaatan-buku-elektronik-e-b.pdf, diakses 15 Juni 2020).

Amanda Anggarini dan Asri Wijiastuti. 2018. Studi Deskriptif Komunitas

Disleksia Parentes Suport Group PSG Di Lembaga Terapi Cita Hati Bunda

Sidoarjo. Pendidikan Khusus Vol. 3 No. 2

(https://core.ac.uk/download/pdf/230622111.pdf, diakses 15 Juni 2020).

Afdal Agus dkk. 2013. Sastra Lisan Mantra Pengobatan di Kenagarian Talu

Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat. Bahasa dan SastraVol. 1

No. 3(file:///C:/Users//Downloads/2191-4784-1-SM.pdf, diakses 15 Juni

2020).

Ahmad Mustanir dkk. 2018. Potret Irisan Bumi Desa Tonrong Rijang dalam

Transect pada Perencanaan Pembangunan Partisipatif. Moderat Vol. 4 No.

4 (file:///C:/Users//Downloads/1775-6401-1-PB%20(1).pdf, diakses 15

Juni 2020).

Bayu Dwi Nurwicaksono dan Diah Amelia. 2018. Analisis Kesalahan Berbahasa

Indonesia pada Teks Ilmiah Mahasiswa. Aksis Vol. 2 No. 2

(file:///C:/Users//Downloads/9543-Article%20Text-19267-1-10-

20190104.pdf, diakses, 8 Januari 2020).

Effendi. 1995. Panduan Berbahasa Indonesia dengan Baik dan Benar. Jakarta:

Pustaka Jaya.

Farika. 2006. Asyik Belajar Ejaan. Bandung: Nuansa Citra Grafika.

Feny Oktaviani dkk. 2018. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia pada

Karangan Eksposisi Siswa Kelas X MIPA (Studi Kasus di SMA Negeri 4

Surakarta). Basastra Vol. 6 No. 1 (file:///C:/Users//Downloads/12227-

25659-2-PB.pdf, diakses 8 Januari 2020).

212

Page 226: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

213

Fina Sa‘adah. 2012. Analisis Kesalahan Berbahasa dan Peranannya Pembelajaran

Bahasa Asing. Studi Islam dan Sosial Vol. 14 No. 1

(file:///C:/Users//Downloads/351-614-1-SM.pdf, diakses 19 Desember

2019).

Henry Guntur Tarigan. 1985. Pengajaran Morfologi. Bandung: Angkasa.

IkaWahyuPrasetya dkk. 2013. AnalisisKesalahanBerbahasaTuturanMahasiswa

dalamSeminarProposalSkripsiMahasiswa. Pancaran Vol. 2 No.2

(file:///C:/Users//Downloads/688-1-1306-1-10-20140830.pdf, diakses 15

Juni 2020).

Intan Pandini. 2015. Analisis Kesalahan Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan

pada Karangan Narasi Siswa Kelas XI SMAN 5 Model Palu. Bahasa dan

Sastra Vol. 5 No. 4 (file:///C:/Users//Downloads/12747-40194-1-PB.pdf,

diakses 20 Januari 2020).

Kurniawan Hamlan. 2018. Analisis Kesalahan Penulisan Kata pada Karangan

Deskripsi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Banawa Kabupaten Donggala

Sulawesi Tengah. Bahasa dan Sastra Vol. 3. No. 3

(http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/BDS/article/view/10053, diakses

8 Januari 2020).

Lina Meriaty Simbolon. 2018. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Ragam

Tulis Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Babalan Pangkalan Beranda.

Bahasa, Sastra dan Budaya Vol. 5 No. 1

(file:///C:/Users//Downloads/11722-25269-1-SM.pdf, diakses 25 Januari

2021).

Lukman Nul Hakim. 2013. Ulasan Metodologi Kualitatif Wawancara Terhadap

Elit. Aspirasi Vol. 4 No. 2 (file:///C:/Users//Downloads/501-1047-1-

SM.pdf, diakses 15 Juni 2020).

Mega Linarwati dkk. 2016. Studi Deskriptif Pelatihan dan Pengembangan

Sumberdaya Manusia Serta Penggunaan Metode Behavioral Event

Interview dalam Merekrut Karyawan Baru di Bank Mega Cabang Kudus.

Of Management Vol. 2 No. 2 (https://docplayer.info/43127424-Mega-

linarwati-1-azis-fathoni-2-maria-m-minarsih-3-dosen-jurusan-manajemen-

fakultas-ekonomika-dan-bisnis-universitas-pandanaran-semarang.html,

diakses 15 Juni 2020).

Page 227: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

214

Monica Justiana. 2018. Kesalahan Berbahasa pada Majalah Mimbar Edisi Juni

Sampai dengan Agustus 2016. Simki-Pedagogia Vol. 2 No. 3

(http://simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2018/fd3ace584cfcef1

9d23a08b4871c2885.pdf, diakses 15 Juni 2020).

Muammar Reza Qhadafi. 2018. Analisis Kesalahan Penulisan Ejaan yang

Disempurnakan dalam Teks Negosiasi Siswa SMA Negeri 3 Palu. Bahasa

dan Sastra Vol. 3 No. 4 (file:///C:/Users//Downloads/10525-33979-1-

PB.pdf, diakses 8 Januari 2020).

Mujid Farihul Amin. 2017. Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Penulisan

Autobiografi Para Mahasiswa Prodi S-1 Statistika FMIPA Unimus

Angkatan 2016. Nusa Vol. 12 No. 3 (file:///C:/Users//Downloads/16854-

41169-1-SM.pdf, diakses 15 Juni 2020).

M. Yusuf.Hasil wawancara dengan seorang ahli bahasa dari kantor bahasa

Bengkulu: Senin 7 September 2020.

Nanik Setyawati. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Teori dan

Praktik. Surakarta: Yuma Pustaka.

Nia Binti Qurota A‘yuni dkk. 2015. Analisis Kesalahan Berbahasa Tataran

Morfologi dalam Skripsi Mahasiswa PBSI IKIP PGRI Madiun Tahun

Akademik 2013/2014. Ilmiah Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

(file:///C:/Users//Downloads/2111-5037-1-SM%20(1).pdf, diakses 15 Juni

2020).

Nilam Sari dkk. 2018. Analisis Penggunaan Bahasa pada Media Luar Ruang di

Kota Singkawang. untan Vol. 7 No. 3 (file:///C:/Users//Downloads/24494-

75676577117-1-PB.pdf, diakses 15 Juni 2020).

Pupu Saeful Rahmat. 2009. Penelitian Kualitatif. Equilibrium Vol. 5 No. 9

(http://yusuf.staff.ub.ac.id/files/2012/11/Jurnal-Penelitian-Kualitatif.pdf,

diakses 15 Juni 2020).

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia. 1993. Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta: PT Grasindo.

Putri Rizca Ayu dan Fakhruddin. 2017. Pemenuhan Kebutuhan Belajar Anak

Jalanan di Kota Semarang Melalui Program Pendidikan Nonformal.

Untirta Vol. 2 No. 1 (https://docplayer.info/123475645-Pemenuhan-

Page 228: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

215

kebutuhan-belajar-anak-jalanan-di-kota-semarang-melalui-program-

pendidikan-nonformal.html, diakses 15 Juni 2020).

Ressy Amalia Zuvara. 2018. Aplikasi Transliterasi dan Transkripsi Islam ‗Alam

Bahasa Arab Modern dalam Situs BBC Arabic. Kebudayaan Arab

ArabiaVol. 2 No. 1

(https://www.researchgate.net/publication/326125451_Kurikulum_Pembelajaran_

Bahasa_Arab_di_Perguruan_Tinggi. pdf, diakses 25 Januari 2021).

Reni Suprianidan Ida RahmadaniSiregar. 2012. Penelitian Analisis Kesalahan

Berbahasa. Edukasi Kultura (file:///C:/Users//Downloads/5204-10366-1-

SM.pdf, diakses 19 Desember 2019).

Riri Ariyanti. 2019. Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital, Tanda Baca,

dan Penulisan Kata pada Koran Mercusuar. Bahasa dan Sastra Vol. 4 No.

4 (file:///C:/Users//Downloads/12178-38452-1-PB.pdf, diakses 19

Desember 2019).

Rohmah Tussolekha. 2019. Kesalahan Penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia pada

Makalah Karya Mahasiswa. Aksara Vol. 20 No. 1

(file:///C:/Users//Downloads/17810-40435-1-PB.pdf, diakses 8 Januari

2020).

Rossa Sari Dewi dkk. 2017. Peningkatan Menulis Teks Diskusi Menggunakan

Model Problem Based Learning di Smp Negeri 2 Pontianak. Pendidikan

dan Pembelajaran Khatulistiwa Vol. 6 No. 4

(http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/19865/16312,

diakses 15 Juni 2020).

Rudy Komarudin. 2013. Dampak Sertifikasi Terhadap Kinerja Guru Pendidikan

Kewarganegaraan di Kota Bandung. Fpips Vol. 2 No. 2

(https://core.ac.uk/download/pdf/144089873.pdf, diakses 15 Juni 2020).

Saida Gani dan Berti Arsyad. 2018. Kajian Teoritis Struktur Internal Bahasa

(Fonologi, Morfologi, Sintaksis, dan Semantik. Bahasa dan Sastra Arab

Vol. 07 No. 1 (file:///C:/Users//Downloads/4617-10987-1-SM%20(1) pdf,

diakses 25 Januari 2021).

Sandi Hesti Sondak dkk., 2019 ―Faktor-Faktor Loyalitas Pegawai di Dinas

Pendidikan Daerah Provinsi Sulawesi Utara,‖ Emba Vol. 7 No. 1

Page 229: ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA …

216

(https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/articl/viewFile/22478/22170,

diakses 19 Desember 2019).

Siti Nur Tiana. 2014. Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Karangan Siswa.

ArtikulaVol. 4 No. 8

(http://repository.upi.edu/12682/3/S_PGSD_1003358_Abstract.pdf, diakses 19

Desember 2019).

Sri Sulihingtyas. 2013. Proses Fonologi Bahasa Belanda. Kajian Kebahasaan,

Kesusastraan, dan Budaya Vol. 3. No. 1 (file:///C:/Users//Downloads/785-

2381-1-PB.pdf, diakses 25 Januari 2021).

Sri Rahayuni Tanjung. 2012. Analisis Kesalahan Penggunaan Kata Baku pada

Teks Laporan Hasil Observasi Siswa Kelas X MAN 2 Model Medan

Tahun Pembelajaran 2016/2017. Basastra Vol. 9 No. 1

(file:///C:/Users//Downloads/10118-24378-1-PB.pdf, diakses 19 Desember

2019).

Tim Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia. 2016. Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Tim Penyusun. 2020. Profil SMPN 01 Pasemah Air Keruh Kabupaten Empat

Lawang Provinsi Sumatera Selatan Tahun Akademik 2020/2021. Sumatera

Selatan: SMPN 01 Pasemah Air Keruh.

Vebbi Andra. 2015. Kajian Retorika Kias Sindir dalam Bahasa Melayu

Bengkulu.Diksa Vol. 1 No. 1 (https://ejournal.ac.id/index.php/jurnal

diksa/article/view/3140, diakses 25 Juni 2020).

Wiyatul Fitriani. 2013. Efektivitas Pembelajaran Mata Pelajaran Muatan Lokal

Bordir pada Siswa Tata Busana Kelas XI Di Smk Negeri 1 Kendal.

Fashion and Fashion Education Vol. 2 No. 1

(https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ffe/article/view/2297, diakses 15

Juni 2020).