analisis kemampuan komunikasi matematis siswa … · mengekspresikan peristiwa sehari-hari ke dalam...

105
ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VII MTS DAARUL HIKMAH PAMULANG PADA MATERI SEGIEMPAT DAN SEGITIGA Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Gelar Sarjana Pendidikan Disusun oleh: FAJRIA WHARDANI (109017000052) JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016

Upload: others

Post on 18-May-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI

MATEMATIS SISWA KELAS VII MTS DAARUL

HIKMAH PAMULANG PADA MATERI SEGIEMPAT

DAN SEGITIGA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun oleh:

FAJRIA WHARDANI

(109017000052)

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016

i

ABSTRAK

Fajria Whardani (109017000052), “Analisis Kemampuan Komunikasi

Matematis Siswa Kelas VII MTs Daarul Hikmah Pamulang Pada Materi

Segiempat dan Segitiga”, Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kemampuan komunikasi

matematis siswa dengan menggunakan indikator, yaitu written text, drawing, dan

mathematical expression. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa secara

kuantitatif tingkat kemampuan komunikasi matematis siswa yang dikategorikan

rendah sebanyak 9%, kategori sedang sebanyak 57%, dan untuk kategori tinggi

sebanyak 34%. Terdapat beberapa faktor yang sama yang mempengaruhi tingkat

kemampuan komunikasi matematis siswa diantaranya siswa masih sulit untuk

memberikan alasan untuk jawabannya, siswa masih sulit membuat gambar dan

mengekspresikan peristiwa sehari-hari ke dalam bahasa atau simbol matematik.

Kata kunci: Kemampuan Komunikasi Matematis, Materi Segiempat dan Segitiga

ii

ABSTRACT

Fajria Whardani (109017000052), “The Analysis Of Student’s

Mathematical Communication Skills At Class VII MTs Daarul Hikmah Pamulang

On The Rectangles and Triangles Material”, Thesis Departement of Mathematics

Education, Faculty of Tarbiyah and Teachers Syarif Hidayatullah State Islamic

University Jakarta.

The purpose of this research is to analyze the student’s mathematical

communication skills by using written text, drawing, and mathematical expression

as the indicators. The results of research show that the student’s communication

skills are categorized as low 9%, medium 57%, and 34% higher category. There

are several factors that affect the level of student’s mathematical communication

skills such as the student’s who are still difficult to give any reasons for the

answer, the student’s who are still difficult to draw any images and express the

contextual problems into the math symbols.

Keywords : Mathematical Communication Skills, Rectangles and Triangles

Material.

iii

KATA PENGANTAR

بسماهللالرحمنالرحيم

Alhamdulillah segala puji kehadirat illahirabbi Allah SWT yang telah

memberikan segala karunia, nikmat iman, nikmat islam, dan nikmat kesehatan

yang berlimpah dari dunia sampai akhirat. Shalawat dan Salam senantiasa

dicurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga, sahabat, dan

para pengikutnya sampai akhir zaman.

Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak

sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun, berkat kerja keras, doa,

perjuangan, kesungguhan hati dan dorongan serta masukan-masukan yang positif

dari berbagai pihak untuk penyelesaian skripsi ini, semua dapat teratasi. Oleh

sebab itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Kadir, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Abdul Muin, S.Si., M.Pd, Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Otong Suhyanto, M.Si, Dosen Penasehat Akademik sekaligus Dosen

Pembimbing 1. Terimakasih atas waktu, bimbingan, arahan, motivasi,

semangat, dan sabar dalam membimbing penulis selama ini. Terlepas dari

segala perbaikan dan kebaikan yang diberikan, Semoga Bapak selalu berada

dalam kemuliaan-Nya.

5. Ibu Gusni Satriawati, M.Pd, Dosen Pembimbing 2 yang telah memberikan

waktu, bimbingan, arahan, motivasi, semangat, dan sabar dalam membimbing

penulis selama ini. Terlepas dari segala perbaikan dan kebaikan yang

diberikan, Semoga Ibu selalu berada dalam kemuliaan-Nya.

6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada

iv

penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu

berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

7. Staf Fakultas Tarbiyah dan Keguruan dan Staf Jurusan Pendidikan

Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberi kemudahan

dalam pembuatan surat-surat serta sertifikat.Pimpinan dan staff Perpustakaan

Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam menyediakan serta

memberikan pinjaman literatur yang dibutuhkan.

8. Teristimewa untuk keluarga tercinta Ibu Hj. Yanah, Bapak Sawali, Bapak

Gultom, dan Bapak Dr. Herry Setianegara, S.Sos., S.H., M.M yang selalu

menjadi inspirasi dalam mengejar cita-citaserta tak henti-hentinya mendoakan,

melimpahkan kasih sayang dan memberikan dukungan moril dan materil serta

motivasi kepada penulis. Kakak Syamsul Rizal, Rizki Soraya,dan Ramdhoni

Syukur, serta semua keluarga yang selalu mendoakan, mendorong penulis

untuk tetap semangat dalam mengejar dan meraih cita-cita.

9. Suami tercinta, Syaiful Bahri yang selalu ada disaat penulis membutuhkan

saran dan masukan, melimpahkan kasih sayang, memberikan semangat,

nasehat, dan motivasi kepada penulis.

10. Sahabat tercinta Bunga Siti Fatimah, Nur Indah Cahyani, Syifa Nurjanah,

Nurmalianis, Erdi Poernomo yang selalu memberikan semangat, nasehat dan

do’a kepada penulis.

11. Teman-teman seperjuangan skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Angkatan

2009 kelas A, B, dan C yang tergabung dalam grup WA Tut Wuri Handayani,

terima kasih telah memberikan semangat untuk lulus bersama.

12. Keluarga Besar MTs Daarul Hikmah Pamulang. Ibu Dra. Hj. Sri Uswati

selaku kepala sekolah yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian

skripsi ini, seluruh dewan guru serta siswa-siswi MTs Daarul Hikmah

Pamulang.

v

Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada semua pihak yang namanya

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis hanya dapat memohon dan

berdoa mudah-mudahan bantuan, bimbingan, dukungan, semangat, masukan dan

doa yang telah diberikan menjadi pintu datangnya ridho dan kasih sayang Allah

SWT di dunia dan akhirat. Amin yaa robbal’alamin.

Skripsi ini masih dirasakan dan ditemui banyak kekurangan dan

kelemahan. Karena itu, kritik dan saran dari siapa saja yang membaca skripsi ini

akan penulis terima dengan hati terbuka.Penulis berharap semoga skripsi ini akan

membawa manfaat yang sebesar-besarnya bagi penulis khususnya dan bagi

pembaca sekalian umumnya.

Jakarta, Juli 2016

Penulis

Fajria Whardani

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................... i

ABSTRACT ........................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 4

C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 5

D. Perumusan Masalah ...................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR ........................... 7

A. Deskripsi Teoritik........................................................................... 7

1. Pembelajaran Matematika ........................................................ 7

a. Belajar dan Pembelajaran ................................................... 7

b. Pembelajaran Matematika .................................................. 9

2. Kemampuan Komunikasi Matematis ....................................... 11

a. Pengertian Komunikasi Matematis .................................... 11

b. Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis ................. 16

3. Materi Segiempat dan Segitiga ................................................ 19

a. Segiempat .......................................................................... 19

b. Segitiga ............................................................................... 22

B. Hasil Penelitian yang Relevan…....................................................24

C. Kerangka Berpikir .......................................................................... 24

vii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 26

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 26

B. Metode Penelitian........................................................................... 26

C. Subjek Penelitian ........................................................................... 26

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 26

E. Instrumen Penelitian....................................................................... 27

F. Teknik Analisis Data ..................................................................... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 35

A. Hasil Penelitian ................................................................................ 35

B. Profil Sekolah ................................................................................... 35

C. Penyajian Data ................................................................................. 40

D. Pembahasan ...................................................................................... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 59

A. Kesimpulan ...................................................................................... 59

B. Saran ................................................................................................. 59

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis .... 27

Tabel 3.2 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Analisis Instrumen...................... 32

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pembagian Kategori Berdasarkan Nilai Indikator

Komunikasi Matematis..... ............................................................ 40

Tabel 4.2 Jumlah Frekuensi Siswa Pada Tiap Kategori Indikator Kemampuan

Komunikasi Matematis ................................................................. 41

Tabel 4.3 Nilai Rata-Rata Tiap Kategori Indikator Kemampuan Komunikasi

Matematis ...................................................................................... 43

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Indikator Written Text................................... 45

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Indikator Drawing ....................................... 46

Table 4.6 Distribusi Frekuensi Indikator Mathematical Expression ............ 47

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Diaram Jumlah Frekuensi Siswa Pada Tiap Kategori Indikator

Kemampuan Komunikasi Matematis .......................................... 42

Gambar 4.2 Diagram Nilai Rata-Rata Indikator Komunikasi Matematis Tiap

Kategori ...................................................................................... 44

Gambar 4.3 Salah Satu Jawaban Siswa Untuk Soal Written Text Pada Kategori

Tinggi .......................................................................................... 49

Gambar 4.4 Salah Satu Jawaban Siswa Untuk Soal Written Text Pada Kategori

Sedang ........................................................................ 50

Gambar 4.5 Salah Satu Jawaban Siswa Untuk Soal Written Text Pada Kategori

Rendah ....................................................................................... 51

Gambar 4.6 Salah Satu Jawaban Siswa Untuk Soal Drawing Pada Kategori

Tinggi .......................................................................................... 52

Gambar 4.7 Salah Satu Jawaban Siswa Untuk Soal Drawing Pada Kategori

Sedang ......................................................................................... 53

Gambar 4.8 Salah Satu Jawaban Siswa Untuk Soal Drawing Pada Kategori

Rendah ....................................................................................... 54

Gambar 4.9 Salah Satu Jawaban Siswa Untuk Soal Mathematical Expression

Pada Kategori Tinggi .................................................................. 55

Gambar 4.10 Salah Satu Jawaban Siswa Untuk Soal Mathematical Expression

Pada Kategori Sedang ................................................................. 56

Gambar 4.11 Salah Satu Jawaban Siswa Untuk Soal Mathematical Expression

Pada Kategori Rendah ................................................................ 57

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Wawancara dengan Guru .................................................. 63

Lampiran 2 Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis ................. 66

Lampiran 3 Soal Tes Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa ............... 67

Lampiran 4 Kunci Jawaban Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa 68

Lampiran 5 Pedoman Penskoran Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi

Matematik ................................................................................... 70

Lampiran 6 Perhitungan Uji Validitas ........................................................... 71

Lampiran 7 Perhitungan Uji Reliabilitas ....................................................... 72

Lampiran 8 Perhitungan Daya Beda ............................................................. 73

Lampiran 9 Perhitungan Taraf Kesukaran .................................................... 74

Lampiran 10 Perhitungan Distribusi Frekuensi Data Keseluruhan .................. 75

Lampiran 11 Skor Total Indikator Komunikasi Matematis Kategori Tinggi . 78

Lampiran 12 Skor Total Indikator Komunikasi Matematis Kategori Sedang . 81

Lampiran 13 Skor Total Indikator Komunikasi Matematis Kategori Rendah . 85

Lampiran 14 Uji Referensi ............................................................................... 86

Lampiran 15 Surat Keterangan Penelitian ....................................................... 88

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan bangsa, suatu

negara dikatakan berkembang apabila aspek pendidikannya berkembang dan

berkualitas. Oleh karena itu, pemerintah harus berupaya untuk meningkatkan

mutu pendidikan sehingga dapat menghasilkan sumber daya manusia yang

bermutu untuk pembangunan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk

menumbuhkembangkan potensi manusia agar menjadi manusia dewasa,endidikan

memegang peranan penting dalam pembangunan bangsa, suatu negara dikatakan

berkembang apabila aspek pendidikannya berkembang dan berkualitas. Oleh

karena itu, pemerintah harus berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan

sehingga dapat menghasilkan sumber daya manusia yang bermutu untuk

pembangunan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk menumbuhkembangkan

potensi manusia agar menjadi manusia dewasa,beradab dan normal sehingga akan

membawa perubahan sikap, perilaku dan nilai-nilai pada individu, kelompok dan

masyarakat. Salah satu upaya untuk mencapai tujuan itu adalah melalui pelajaran

Matematika.

Matematika adalah mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang

pendidikan baik di SD, SMP, SMA maupun Perguruan Tinggi. Dalam proses

pembelajaran, mata pelajaran matematika dikenal memiliki konsep-konsep yang

memerlukan aktivitas yang cukup untuk mempelajari dan memahaminya karena

konsep tersebut umumnya bersifat abstrak. Selain itu, matematika juga merupakan

sarana berpikir logis, analitis dan sistematis. Oleh karena itu, matematika

memegang peran penting dalam usaha perkembangan ilmu dan teknologi.

Mengingat peran matematika yang penting ini, pembelajaran matematika yang

dilaksanakan pada setiap jenjang pendidikan harus dilaksanakan sesuai dengan

apa yang diharapkan.

2

Salah satu tujuan pembelajaran matematika pada poin ke-4 Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional No.22 Tahun 2006 menyebutkan bahwa

pembelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan

untuk mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media

lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.1

Dari poin keempat tersebut, jelas bahwa salah satu kemampuan yang harus

dimiliki siswa adalah kemampuan komunikasi matematis. Melalui pembelajaran

matematika siswa diharapkan dapat mengkomunikasikan gagasan dengan simbol,

tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah karena

banyak persoalan ataupun informasi disampaikan dengan bahasa matematika,

misalnya menyajikan persoalan atau masalah ke dalam model matematika yang

dapat berupa diagram, persamaan matematika, grafik ataupun tabel.

Menurut Suhendra, bahwa matematika akan berhasil dan berdampak

apabila dilandasi daya matematika yang salah satunya adalah matematika sebagai

media mengkomunikasikan idea atau gagasan (mathematics as communication)

sehingga apabila seseorang yang menguasai matematika akan mampu

mengkomunikasikan ide maupun gagasan yang ia pahami kepada orang lain.2

Wahid Umar mengatakan bahwa komunikasi matematik merupakan aspek

yang sangat penting yang harus dimiliki siswa bila ingin berhasil dalam studi nya,

sehingga komunikasi matematik memang perlu ditumbuhkembangkan di kalangan

siswa.3

Pada penelitian yang dilakukan PISA (Programme for International

Student Assesment) tahun 2012 menunjukkan bahwa hasil skor rata-rata prestasi

matematika siswa Indonesia yaitu 375, dimana skor rata-rata internasional yaitu

1 Depdiknas,Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang

Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta : Departemen Pendidikan

Nasional, 2006), h. 346 2 Suhendra, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, (Jakarta :

Universitas Terbuka, 2007), cet. 2, h. 7.19 3 Wahid Umar, “Membangun Kemampuan Komunikasi Matematis dalam Pembelajaran

Matematika”, Infinity, Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP : Vol.1, no. 1, 2012, h. 1-

2.

3

494. Indonesia berada di peringkat ke-64 dari 65 negara yang berpartisipasi.4

Dengan skor siswa Indonesia yang hanya 375 menunjukkan bahwa siswa

Indonesia berada pada kemampuan matematika dibawah level 2 yaitu level dasar

yang artinya siswa hanya mampu memecahkan permasalahan untuk masalah

matematika yang sangat sederhana, kurang bisa mengkomunikasikan pemahaman

mereka dan juga hanya mampu menjawab soal-soal yang biasa diajarkan dalam

konteks permasalahan rutin dan familiar.5

Hasil penelitian yang dilakukan TIMSS (Trends in International

Mathematics and Science Study) tahun 2011 menunjukkan bahwa hasil skor

prestasi matematika siswa Indonesia yaitu 386, dimana skor rata-rata internasional

yaitu 500, menempatkan siswa Indonesia pada peringkat ke-38 dari 42 negara

yang berpartisipasi.6 Dari skor prestasi matematika di atas menunjukkan bahwa

siswa Indonesia berada dalam kategori rendah dimana siswa hanya memiliki

kemampuan dasar matematika saja, siswa dapat menyelesaikan permasalahan-

permasalahan matematika namun hanya dalam konteks yang sederhana.

Rendahnya skor yang dimiliki Negara Indonesia maupun Negara lainnya yang

tidak mencapai rata-rata adalah karena disebabkan kurangnya penerapan

pemahaman dalam situasi yang lebih kompleks sehingga mereka tidak mampu

menyelesaikan masalah langkah demi langkah dan juga kurang mampu

mengkomunikasikan pemahaman mereka dalam berbagai situasi. 7

Selain itu, berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dengan

guru bidang studi matematika pada saat PPKT di MTsN Tangerang II Pamulang,

sebagian siswa memiliki kemampuan komunikasi yang masih rendah dalam

pelajaran matematika. Hal ini terlihat dari beberapa hal, yaitu: 1) siswa kurang

mampu menghubungkan gambar , diagram kedalam ide dan simbol matematika.

2) masih banyak siswa yang kesulitan dalam menentukan langkah awal apa yang

4 OECD, PISA 2012 result in focus : what 15-years- old know and what they can do with

what they know, (AS : OECD, 2014), h. 18-19. 5 Ibid.,h. 30

6 Ina V . S Mullis, at. al., TIMSS 2011 International Result in Mathematics, (USA : TIMSS

& PIRLS International Study Centre, 2012), h. 42 7 Ibid., h. 87-88.

4

harus dilakukan dari informasi yang terdapat dalam soal. 3) masih banyak siswa

yang kurang antusias terhadap pembelajaran matematika.8

Berdasarkan hasil penelitian Ingko Humonggio, tingkat kemampuan

komunikasi matematis siswa berada pada kategori rendah. Hal ini terliat pada

kemampuan siswa dalam menggunakan simbol matematika dan struktur-

strukturnya untuk menyajikan ide, dari banyaknya siswa yang menjawab soal

yang menuntut mereka berkomunikasi secara tertulis, yaitu 27 siswa, hanya 12

orang siswa yang mampu menjawab soal dengan benar dan lengkap.9

Dengan demikian salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam

pembelajaran matematika adalah kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan

objek matematika yang dipelajari, serta memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bebas berkomunikasi dengan mengungkapkan ide atau mendengarkan ide

temannya. Dalam komunikasi matematis siswa dapat mengemukakan ide dengan

cara mengkomunikasikan pengetahuan matematika yang dimiliki baik secara lisan

maupun tulisan dalam bentuk penjelasan aljabar, gambar, diagram atau model

matematika lainnya.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti merasa perlu melakukan

suatu penelitian dengan judul “Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis

Siswa Kelas VII MTs Daarul Hikmah Pamulang pada Materi Segiempat dan

Segitiga”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, permasalahan yang

akan dibahas dalam penelitian ini di identifikasikan sebagai berikut :

1. Kurangnya kemampuan siswa dalam menyampaikan ide secara tulisan

melalui gambar, grafik atau diagram yang disajikan.

8 Wawancara dengan Guru Matematika di MTsN Tangerang II Pamulang, Lamp. 1

9 Ingko humonggio, Deskripsi kemampuan komunikasi matematika siswa pada materi

kubus dan balok di kelas VIII SMP Negeri 1 Tibawa, Jurnal Matematika Universitas Negeri

Gorontalo,2013.

5

2. Kurangnya kemampuan siswa dalam menjelaskan gambar, grafik atau

diagram ke dalam ide matematika.

3. Kurangnya kemampuan siswa dalam menyatakan peristiwa sehari-hari

dalam bahasa atau simbol matematika.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini dapat terarah dan tidak terlalu luas jangkauannya, maka

diperlukan pembatasan masalah. Kemampuan komunikasi matematika siswa yang

akan diteliti dalam penelitian ini dibatasi pada indikator komunikasi matematis

menurut Gusni Satriawati, yaitu ;

a. Written Text, yaitu memberikan jawaban dengan menggunakan baasa sendiri,

membuat model situasi atau persoalan menggunakan model matematika

dalam bentuk: lisan, tulisan, kongkrit, grafik, dan aljabar, menjelaskan dan

membuat pertanyaan tentang matematika yang telah dipelajari,

mendengarkan, mendiskusikan, dan menulis tentang matematika, membuat

konjektur, menyusun argumen dan generalisasi.

b. Drawing, yaitu merefleksikan benda-benda nyata, gambar, dan diagram ke

dalam ide-ide matematika, dan sebaliknya.

c. Mathematical Expression, yaitu mengekspresikan konsep matematika dengan

menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian

ini adalah bagaimana kemampuan komunikasi matematis (tertulis) siswa kelas VII

MTs Daarul Hikmah Pamulang?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah

untuk menganalisis kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VII MTs

Daarul Hikmah Pamulang.

6

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi guru

Guru dapat mengetahui kemampuan komunikasi matematis yang dimiliki

oleh para siswa sehingga nantiya guru bisa mendesain pembelajaran yang

mampu meningkatkan kemampuan komunikasi siswanya.

2. Bagi siswa

Siswa dapat mengetahui seberapa besar kemampuan komunikasi matematis

yang dimilikinya dalam pembelajaran matematika.

3. Bagi sekolah

Bagi sekolah diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan

dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan pembelajaran matematika

yang tepat demi terwujudnya kualitas lembaga pendidikan yang lebih baik.

4. Bagi peneliti

Bagi peneliti, hasil penelitian ini bisa dijadikan bahan referensi untuk

penelitian lanjutan.

7

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Deskripsi Teoritik

1. Pembelajaran Matematika

a. Belajar dan pembelajaran

Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk dapat

mengerti akan suatu hal dari yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu, tidak

bisa menjadi bisa, dari belajar seseorang juga dapat memperoleh banyak

informasi sesuai dengan perkembangan zaman yang menuntut adanya

perubahan. Belajar juga menciptakan interaksi guru dengan murid, murid

dengan murid juga murid dengan lingkungan. Setiap belajar seseorang pasti

akan menghasilkan sebuah pengetahuan baru yang bermanfaat untuk dirinya

maupun masyarakat.

Para ahli mendefinisikan belajar dalam beberapa teori yang berbeda.

Menurut teori behaviorisme bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang

dapat diamati dan juga diukur serta dinilai secara konkrit. Perubahan terjadi

melalui rangsangan sehingga menimbulkan respon, dan respon diperoleh

dengan menggunakan sebuah metode. Apabila hal ini dilakukan secara terus

menerus sampai mendapatkan hasil maka respon akan semakin kuat.1

Hilgard mengungkapkan “ Learning is the process by which an

activity originates or changed through training procedurs (whether in the

laboratory or in the natural environment) as distinguished from changes by

factors not attributable to training”2 artinya, belajar merupakan proses

mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan, pembelajaran,

dan lain-lain sehingga terjadi perubahan pada orang yang bersangkutan.

1 Ridwan Abdullah Sani, inovasi pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, 2013), h. 4-5

2 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktek Pengembangan Kurikulum

Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta : Kencana, 2011), cet. 4, h. 228-229.

8

Menurut teori belajar konstruktivistik belajar bukanlah sekedar

menghafal, akan tetapi proses mengkonstruksi pengetahuan melalui

pengalaman.3 Pengetahuan bukanlah hasil “pemberian” dari orang lain seperti

guru, akan tetapi hasil dari proses mengkonstruksi yang dilakukan setiap

individu. Sehingga dapat dikatakan bahwa belajar merupakan proses

membangun pengetahuan.

Menurut Majid, belajar pada dasarnya adalah tahapan perubahan

perilaku siswa yang relatif positif dan menetap sebagai hasil interaksi dengan

lingkungan yang melibatkan proses kognitif.4 Proses tersebut meliputi

pengamatan, tanggapan, ingatan, berpikir dan kecerdasan. Sama halnya

dengan Morgan “Belajar adalah setiap perubahan yang relatif positif menetap

dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau

pengalaman”5. Sehungga dengan belajar akan ada sebuah perubahan yang

positif dalam tingkah laku yang menetap sebagai hasil dari latihan dan

pengalaman.

Bloom menyimpulkan bahwa “belajar adalah perubahan kualitas

kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor untuk meningkatkan taraf hidup

nya sebagai pribadi sebagai masyarakat, maupun sebagai makhluk Tuhan

Yang Maha Esa”6

Tak jauh berbeda dengan beberapa pendapat sebelumnya, Hamalik

merumuskan bahwa belajar merupakan suatu proses bukan hanya proses

mengingat namun lebih luas dari itu yakni mengalami perubahan tingkah

laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.7

Dari beberapa definisi belajar yang telah dikemukakan di atas, belajar

dapat diartikan sebagai perubahan pemahaman, pandangan, pola pikir,

tingkah laku yang terjadi karena proses menemukan pengetahuan melalui

pengalamannya sendiri. Kemudian hasil dari perubahan tersebut dapat

3 Ibid., h. 246

4 Abdul Majid, Implimentasi Kurikulum 2013, (Bandung ; Interes Media, 2014), h. 63

5 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung : Alfabeta, 2013), h. 13

6 Ibid., h. 34

7 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), h. 27

9

meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Perubahan yang

dialami siswa terjadi karena adanya proses pembelajaran. Kata pembelajaran

adalah terjemahan dari kata “instruction” yang banyak dipakai dalam dunia

pendidikan di Amerika Serikat. Istilah ini banyak dipengaruhi oleh aliran

psikologi kognitif holistik, yang menempatkan siswa sebagai sumber dari

kegiatan. Dalam “instruction” guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator,

mengatur berbagai sumber dan fasilitas untuk dipelajari siswa.

Menurut Corey pembelajaran adalah suatu proses dimana sebuah

lingkungan dikelola secara sengaja dan agar menghasilkan respon terhadap

situasi.8 Sedangkan UUSPN No. 20 tahun 2003 menyatakan pembelajaran

adalah proses interaksi peserta didik dan pendidik dengan sumber belajar

pada suatu lingkungan belajar.9

Berdasarkan uraian di atas telah dijelaskan bahwa belajar merupakan

proses yang berasal dari individu siswa sendiri sedangkan pembelajaran

merupakan usaha yang direncanakan berasal dari luar individu siswa, seperti

guru, bahan ajar, metode pembelajaran dan lingkungan yang diciptakan

secara sengaja.

b. Pembelajaran Matematika

Matematika memiliki banyak istilah yang diungkapkan dalam

berbagai bahasa antara lain mathematics (bahasa inggris), mathematik

(bahasa jerman), mathematique (bahasa perancis), matematico (bahasa italia),

matematiceski (bahasa rusia), mathematick (bahasa belanda). Istilah

matematika tersebut awal mulanya berasal dari bahasa yunani, yaitu

mathematike yang mengandung arti hal-hal yang berhubungan dengan

belajar. Kata tersebut mempunyai arti kata mathema yang artinya

pengetahuan atau ilmu. Kata ini berhubungan erat dengan kata mathenein

yang maknanya adalah belajar.

8 Sagala., Op.Cit.,h. 61

9 Ibid

10

Ada beberapa gambaran tentang pendapat lain megenai definisi

matematika diantaranya:

1) Matematika adalah disiplin ilmu yang bersifat abstrak karena terdiri dari

ide atau gagasan yang bersifat abstrak.

2) Matematika adalah bidang yang berhubungan dengan ide, proses, dan

penalaran. Didalam matematika terdapat berbagai ide yang saling

berhubungan dan proses mengerjakan matematika dipandang lebih penting

daripada hasil kerja dan semua konsep matematika memenuhi kaidah

bernalar.

3) Matematika adalah disiplin ilmu yang penalarannya bersifat deduktif

karena berlangsung dari hal yang bersifat umum menuju hal yang bersifat

khusus sehingga tidak menerima generalisasi berdasarkan hasil

pengamatan yang bersifat khusus.

4) Matematika adalah bahasa simbol dan numerik yang didefinisikan secara

cermat, jelas, dan akurat serta bersifat universal.

5) Matematika adalah metode berfikir secara logis. Yang menjadikan

landasan secara logis karena suatu kebenaran dalam matematika

dibuktikan secara logis pula.

6) Matematika adalah ilmu mengenai besaran dan kuantitas.

7) Matematika adalah ilmu tentang berhitung.

8) Matematika adalah ilmu tentang hubungan, pola, bentuk, dan struktur.

9) Matematika adalah seni karya.

10) Matematika adalah ratunya ilmu pengetahuan karena hamper semua

disiplin ilmu menggunakan matematika.

Matematika merupakan bahasa yang universal dimana bahasa,

simbol-simbol, konsep, lambang banyak ditemui dalam kehidupan sehari-

hari. Oleh karena itu matematika sangat berkaitan erat dengan kehidupan

sehari-hari. Matematika merupakan salah satu bahasa yang sering digunakan

untuk komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun matematika

merupakan disiplin ilmu yang bersifat deduktif namun pembelajaran

dipendidikan formal diperbolehkan menggunakan proses induktif terlebih

11

dahulu. Pembelajaran matematika sangatlah penting bagi pendidikan tahap

awal anak.

Pembelajaran matematika pada dasarnya menganut prinsip belajar

sepanjang hayat, prinsip belajar aktif, dan prinsip learning how to learn. Jadi

pada dasarnya pembelajaran matematika adalah pembelajaran yang

menitikberatkan siswa sebagai subjek belajar.

Secara garis besar kemampuan dasar matematika dapat

diklasifikasikan dalam lima standar kemampuan yaitu:

a) Mengenal, memahami dan menerapkan konsep, prosedur, prinsip dan ide

matematika.

b) Menyelesaikan masalah matematika (mathematical problem solving).

c) Bernalar matematika (mathematical reasoning).

d) Melakukan koneksi matematika (mathematical connection).

e) Komunikasi matematik (mathematical communication).10

Berdasarkan pemaparan tujuan pembelajaran matematika di atas,

pembelajaran matematika haruslah disesuaikan dengan kemampuan kognitif

siswa dan relevan dengan standar kompetensi yang digunakan oleh

pemerintah.

2. Kemampuan Komunikasi Matematis

a. Pengertian Komunikasi Matematis

Komunikasi merupakan salah satu kemampuan penting dalam

pendidikan matematika karena komunikasi merupakan cara berbagi ide dan

dapat memperjelas suatu pemahaman. Melalui komunikasi, ide-ide

matematika dapat disampaikan dalam bentuk simbol-simbol, notasi-notasi,

grafik, dan istilah.

Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin

communicatio yang berarti pemberitahuan, pemberian bagian (dalam

sesuatu), pertukaran, dimana si pembicara mengharapkan pertimbangan atau

10

Utari Sumarmo, “Pembelajaran Keterampilan Membaca Matematika Pada Siswa Sekolah

Menengah”, Jurnal FPMIPA UPI, 2006, h. 3

12

jawaban dari pendengarnya (ikut mengambil bagian).11

Menurut Edward

Depari, komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan

yang disampaikan melalui lambang tertentu, mengandung arti, dilakukan oleh

penyampai pesan dan ditujukan kepada penerima pesan.12

Matematika bukan alat untuk sekedar berpikir, tetapi juga alat untuk

menyampaikan ide yang jelas dan tepat. Oleh karena itu, matematika harus

disampaikan sebagai suatu bahasa yang bermakna. Matematika merupakan

aktivitas sosial yang melibatkan proses interaksi yang aktif, dimana siswa

harus menerima ide-ide matematika melalui mendengar, membaca dan

membuat visualisasi. Siswa juga harus dapat mengungkapkan bahan konkrit.

Komunikasi matematis merupakan hal yang sangat penting dalam

pembelajaran matematika di sekolah, karena selain sebagai kemampuan yang

harus dimiliki oleh setiap siswa, komunikasi matematis juga merupakan

sebuah alat yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan-

permasalahan khususnya permasalahan matematika.

Lebih lanjut, komunikasi dalam hubungannya dengan matematika,

dipertegas oleh kusumah (dalam jazuli, 2009 : 215), menyatakan bahwa:

“komunikasi merupakan bagian yang sangat penting dalam pembelajaran

matematika. Melalui komunikasi ide matematika dapat dieksploitasi dalam

berbagai perspektif; cara berpikir siswa dapat dipertajam; pertumbuhan

pemahaman dapat diukur; pemikiran siswa dapat dikonsolidasikan dan

diorganisir; pengetahuan matematika dan pengembangan masalah siswa dapat

dibentuk”.13

William Albiq dalam Roudhonah mengemukakan bahwa

“komunikasi adalah proses pengoperan lambing-lambang yang berarti

11

Anwar Arifin, Ilmu Komunikasi. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), h. 19 12

H.A.W Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), h.

13 13

Ali Awa dkk, Analisis Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa dalam Memahami

Volume Bangun Volume Ruang Sisi Datar, Jurnal Pendidikan Matematika Universitas Negeri

Gorontalo, 2013, h.3.

13

diantara individu-individu”.14

Sedangkan menurut Bereslon dan Steiner

“komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian,

dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar,

angka-angka dan lain-lain”.15

Roudhonah mengatakan bahwa komunikasi memiliki beberapa

karakter, salah satunya adalah komunikasi bersifat simbolik yaitu komunikasi

yang dilakukan pada dasarnya menggunakan lambing-lambang atau symbol-

simbol.16

Dalam berkomunikasi diperlukan alat berupa bahasa. Matematika

adalah salah satu alat bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi.

Cockroft menyatakan bahwa : “We believe that all this perceptions

of the usefulness of mathematics arise from the fact that mathematics provide

ameans of communication which is powerful, concise and unambiguous”.

Pernyataan ini menunjukkan tentang perlunya para siswa belajar matematika

dengan alasan bahwa matematika merupakan alat komunikasi yang sangat

kuat, teliti dan tidak membingungkan.17

Menurut satriawati, komunikasi matematika adalah sebuah cara

berbagi ide-ide dan memperjelas pemahaman, maka melalui komunikasi ide-

ide direfleksikan, diperbaiki, didiskusikan dan diubah.18

Komunikasi

matematika adalah kemampuan menyatakan dan menafsirkan gagasan

matematika secara lisan,tertulis, tabel, dan grafik19

. Komunikasi dalam

matematika atau komunikasi matematik merupakan suatu aktivitas baik fisik

maupun mental dalam mendengar, membaca, menulis, berbicara,

merefleksikan dan mendemonstrasikan gagasan-gagasan matematika.20

14

Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: lembaga penelitian UIN, 2007), h.20 15

Ibid., h.21 16

Ibid., h.23 17

Fadjar Shadiq, Kemahiran Matematika, (Jogjakarta : Departemen Pendidikan Nasional,

PPPPTK Matematika, 2009), h. 5-6. 18

Gusni Satriawati, “Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-Ended untuk Meningkatkan

Pemahaman dan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa”, Algoritma, Jurnal Matematika dan

Pendidikan Matematika : CeMED, Vol. 1 no. 1 h. 109 19

Depag, Standar Kompetensi, (Jakarta : Dirjen Kelembagaan Agama Islam, 2004), h. 222 20

Abdul Muin, “Pendekatan Metakognitif Untuk Meningkatkan Kemampuan Matematika

SMA”, Algoritma, Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika : CeMED, Vol. 1 no. 1 h.36

14

Mengenai komunikasi matematis, Greenes dan Schulman mengutarakan,

bahwa komunikasi matematis merupakan: (1) kekuatan sentral bagi siswa

untuk merumuskan konsep dan strategi matematik, (2) modal dalam

keberhasilan siswa terhadap pendekatan dan penyelesaian dalam eksplorasi

dan investigasi matematik, (3) wadah bagi siswa dalam berkomunikasi

dengan temannya untuk meyakinkan yang lain. 21

Sedangkan Suhendra

mendefinisikan kemampuan komunikasi matematis adalah suatu kemampuan

untuk mengungkapkan ide atau gagasan matematis dengan bahasa sendiri.22

Baroody berpendapat bahwa pembelajaran harus dapat membantu

siswa mengkomunikasikan ide matematika melalui 5 aspek komunikasi yaitu:

1) Representasi (Representing)

Konsep yang mempunyai beberapa pengertian. Ia adalah proses sosial

dari „representing‟. Representasi baik pada proses maupun produk dari

pemaknaan suatu tanda. Representasi juga bisa berarti proses perubahan

konsep-konsep ideology yang abstrak dalam bentuk-bentuk yang konkrit.

2) Mendengar (Listening)

Siswa dapat menangkap suara dengan telinga kemudian memberi respon

terhadap apa yang di dengar. Siswa akan mampu memberikan respon atau

komentar dengan baik apabila telah mendengar dan menyimak penjelasan

dengan baik.

3) Membaca (Reading)

Melalui membaca siswa mengkontruksi makna matematika. Membaca

tidak hanya melafalkan sajian tertulis saja, tetapi dengan menggunakan

pengetahuannya, minatnya, nilainya, membaca dapat mengembangkan

makna yang termuat di dalam teks yang sedang dibaca.

4) Berdiskusi (Discussing)

21

Wahid Umar, Membangun Kemampuan Komunikasi Matematis DalamPembelajaran

Matematika, Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.1,

Februari 2012

22

Suhendra, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, (Jakarta:

Universitas Terbuka, 2007) h. 7.22.

15

Merupakan kegiatan pertukaran pemikiran mengenai suatu masalah.

Siswa dikatakan mampu berdiskusi dengan baik apabila mempunyai

kemampuan membaca, mendengar dan keberanian.

5) Menulis (Writing)

Menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang,

membuat surat) dengan tulisan. Menulis berarti menuangkan isi hati si

penulis kedalam bentuk tulisan, sehingga maksud hati penulis bisa

diketahui banyak orang melalui tulisannya. Kemampuan seseorang dalam

menuangkan isi hatinya ke dalam sebuah tulisan sangatlah berbeda,

dipengaruhi oleh latar belakang penulis. Dengan demikian, mutu atau

kualitas tulisan setiap penulis berbeda pula satu sama lain.23

Dengan demikian kemampuan komunikasi matematika

mengandung arti kemampuan siswa dalam matematika yang meliputi

kemampuan membaca, menyimak, berdiskusi, menelaah, mengevaluasi ide,

symbol, istilah, serta informasi matematika. Dalam prosesnya siswa dapat

mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan temannya untuk

memperoleh informasi, membagi pikiran dan penemuan curah pendapat,

menilai dan mempertajam ide untuk meyakinkan bagi yang lain melalui

komunikasi matematika siswa diharapkan mampu menyelesaikan suatu

permasalahan dengan menggunakan grafik, tabel, atau strategi untuk

menjelaskan hasil pemikirannya.

Adapun beberapa faktor yang berkaitan dengan komunikasi

matematis, antara lain:24

1) Pengetahuan prasyarat (prior knowledge)

Pengetahuan prasyarat merupakan pengetahuan yang telah dimiliki siswa

sebagai akibat proses belajar sebelumnya. Hasil belajar siswa tentu saja

bervariasi sesuai dengan kemampuan siswa itu sendiri. jenis kemampuan

yang dimiliki siswa sangat menentukan hasil pembelajaran selanjutnya.

2) Kemampuan membaca, diskusi, dan menulis.

23

Umar, op. cit., 24

Satriawati, op. cit., h. 111

16

Dalam komunikasi matematik kemampuan membaca, diskusi, dan

menulis dapat membantu siswa memperjelas pemikiran dan dapat

mempertajam pemahaman (NCTM). Diskusi dan menulis adalah dua

aspek penting dari komunikasi untuk semua level (NCTM).

3) Pemahaman matematik (mathematical Knowledge).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi

matematis adalah suatu proses interaksi dalam kegiatan pembelajaran

matematika, dimana siswa bisa saling menyampaikan ide-ide matematika

baik secara lisan maupun tulisan yang meliputi keahlian membaca,

mendengarkan, diskusi, menjelaskan, menulis, menginterpretasikan dan

mengevaluasi ide, simbol, istilah serta informasi matematika.

b. Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis

Indikator komunikasi matematis sangat diperlukan dalam proses

pembelajaran di kelas untuk melihat sejauh mana kemampuan komunikasi

matematis yang dimiliki siswa. Adapun indikator-indikator kemampuan

komunikasi matematis menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:

Pada dokumen peraturan dirjen dikdasmen no 506/C/PP/2004,

dijelaskan bahwa komunikasi merupakan kompetensi yang ditujukan siswa

dalam mengkomunikasikan gagasan matematika. Menurut dokumen diatas

indikator yang menunjukkan komunikasi matematik antara lain adalah :

1) Menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar dan

diagram.

2) Mengajukan dugaan (conjectures)

3) Melakukan manipulasi matematika.

4) Menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti

terhadap beberapa solusi.

5) Menarik kesimpulan dari pernyataan.

6) Memeriksa kesahihan suatu argument.

17

7) Menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat

generalisasi.25

Indikator komunikasi matematis yang diungkapkan NCTM

diantaranya adalah:

1) Mengungkapkan ide-ide atau gagasan secara tulisan maupun lisan dan

mendemonstrasikan serta menggambarnya secara visual.

2) Memahami dan mengevaluasi ide matematika secara lisan dan bentuk

visual lainnya.

3) Menggunakan istilah, notasi matematika dan struktur-strukturny dalam

menyajikan suatu ide, menggambarkan hubungan dan model situasi.26

Sumarmo menyatakan bahwa kegiatan yang tergolong dalam

komunikasi matematis diantaranya adalah:27

1) Menghubungkan suatu situasi, gambar, diagram, atau benda nyata

kedalam bahasa, simbol, ide atau model matematik.

2) Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematika secara lisan maupun

tulisan dengan benda nyata, gambar, diagram, grafik, dan aljabar.

3) Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis hal-hal tentang matematik.

4) Membaca dengan pemahaman suatu representasi matematika tertulis.

5) Membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi dan

generalisasi.

6) Mengungkapkan atau menjelaskan suatu uraian atau paragraf

matematika yang telah dipelajari menggunakan bahasa sendiri.

Sementara itu indikator kemampuan komunikasi matematika siswa

dalam bentuk komunikasi tertulis, mengikuti aspek komunikasi yang diukur

menurut (Qohar, 49-50) adalah sebagai berikut :28

25

Shadiq, op. cit. h. 14 26

Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran Disekolah Dasar, (jakarta:

Kencana Prenada Media Grup, 2013), Cet. 1, h. 213 27

Utari Sumarmo, Rujukan Filsafat, Teori dan Praksis Ilmu Pendidikan, (Bandung: UPI

Press, 2008), cet ke-1,h. 684 28

Ali, op. cit., h.5

18

1) Menyatakan dan mengilustrasikan ide matematika ke dalam bentuk

model matematika.

2) Menyatakan dan mengilustrasikan suatu model matematika menjadi

bentuk ide matematika.

Menurut Gusni Satriawati, komunikasi matematis terdiri dari tiga

kategori yaitu Written Text, Drawing, dan Mathematical Expression.29

Indikator kemampuan komunikasi yang akan digunakan dalam penelitian ini

yaitu indikator menurut Gusni Satriawati.

1) Written Text, yaitu memberikan jawaban dengan menggunakan bahasa

sendiri, memuat model situasi atau persoalan menggunakan model

matematika dalam bentuk: lisan, tulisan, kongkrit, grafik, dan aljabar,

menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah

dipelajari, mendengarkan, mendiskusikan, dan menulis tentang

matematika, membuat konjektur, menyusun argumen dan generalisasi.

2) Drawing, yaitu merefleksikan benda-benda nyata, gambar, dan diagram

ke dalam ide-ide matematika, dan sebaliknya.

3) Mathematical Expression, yaitu mengekspresikan konsep matematika

dengan menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol

matematika.

29

Satriawati, op. cit., h. 111

19

c. Materi Segiempat dan Segitiga

a. Segiempat

Segiempat adalah poligon bidang yang dibentuk dari empat sisi yang

saling berpotongan pada satu titik.30

Macam-macam bangun segiempat

diantaranya:

1. Persegi panjang

Persegi panjang adalah segiempat yang memiliki dua pasang sisi sejajar

dan sama panjang serta sisi-sisi yang berpotongan membentuk sudut

D C

A B

Sifat-sifat persegi panjang :31

a. Sisi-sisi yang berhadapan sejajar dan sama panjang. Pada persegi

panjang ABCD, sisi AB dan CD sejajar dan sama panjang. Demikian

juga sisi AD dan BC sejajar dan sama panjang.

b. Semua sudutnya sama besar dan besar setiap sudut nya Pada

persegi panjang ABCD,

c. Memiliki dua diagonal yang sama panjang. Pada persegi panjang

ABCD, AC = BD

2. Persegi

30

Kemendikbud, Buku Guru Matematika SMP/Mts Kelas VII, (Jakarta: Politeknik

Negeri Media Kreatif, 2013), h. 300 31

Ibid., h. 307.

20

Persegi merupakan persegi panjang yang semua sisinya sama panjang.32

D C

A B

Sifat-sifat persegi diantaranya :33

a. Mempunyai 4 sisi yang sama panjang. Pada persegi ABCD, panjang

sisi AB, BC, CD, dan DA adalah sama

b. Memiliki 2 pasang sisi sejajar dan sama panjang. Pada persegi

ABCD, sisi AB sejajar dengan CD, sisi BC sejajar dengan AD.

c. Mempunyai 4 sudut siku-siku

Pada persegi ABCD, . Karena terdapat 4

sudut dan tiap sudut besarnya maka jumlah keempat sudut dalam

persegi adalah .

d. Memiliki dua diagonal yang sama panjang. Pada persegi ABCD yaitu

AC = BD

3) Jajargenjang

Jajargenjang adalah segiempat yang memiliki dua pasang sisi sejajar dan

sudut-sudut yang berhadapan sama besar

D C

A E a B

Sifat-sifat jajargenjang diantaranya :

a. Memiliki dua pasang sisi yang sejajar

b. Jumlah sudut yahg berhadapan adalah

c. Memiliki dua pasang sudut yang sama besar

4) Trapesium

32

Ibid., h. 306. 33

Ibid., h. 308.

t

21

Trapesium adalah segiempat yang memiliki tepat satu pasang sisi sejajar.

D a C

A E b B

Sifat-sifat trapesium diantaranya :

a. Trapesium memiliki tepat satu pasang sisi sejajar

b. Jumlah sudut-sudut yang berdekatan pada garis sejajar trapesium

adalah

5) Belah ketupat

Belah ketupat adalah segiempat yang memiliki dua pasang sisi sejajar

dan kedua diagonal bidangnya saling tegak lurus.

D

A C

B

Sifat-sifat belah ketupat diantaranya :

a. Memiliki dua pasang sisi sejajar dan sama panjang

b. Senua sisi belah ketupat adalah sama panjang

c. Memiliki dua diagonal yang saling tegak lurus

d. Dua pasang sudut yang berhadapan sama besar

6) Layang-layang

t

22

Layang-layang adalah segiempat yang memiliki dua pasang sisi yang

sama panjang dan dua diagonal yang saling tegak lurus.

D

A C

B

Sifat-sifat layang-layang diantaranya :

a. Memiliki dua pasang sisi sejajar dan sama panjang

b. Dua pasang sisi layang-layang adalah sama panjang

c. Memiliki dua diagonal yang saling tegak lurus

d. Dua pasang sudut yang berhadapan sama besar

b. Segitiga

Segitiga adalah poligon bidang yang dibentuk dari empat sisi yang saling

berpotongan pada satu titik. Macam-macam segitiga dantaranya :

1. Menurut panjang sisinya, ada 3 macam yaitu :

a. Segitiga sebarang yaitu segitiga yang panjang sisinya tidak sama

panjang

b. Segitiga samasisi yaitu segitiga yang ketiga sisinya sama panjang

c. Segitiga samakaki yaitu segitiga yang dua sisinya sama panjang

2. Menurut besar sudutnya, ada 3 macam segitiga yaitu :

a. Segitiga lancip yaitu segitiga yang ketiga sudutnya lancip atau

besar sudutnya kurang dari

b. Segitiga tumpul yaitu segitiga yang salah satu sudutnya tumpul

atau besar sudutnya lebih dari

c. Segitiga siku-siku yaitu segitiga yang salah satu sudutnya siku-

siku atau besar sudutnya

23

Berikut disajikan rincian-rincian tentang berbagai bangun datar yang

telah disebutkan di atas.

Gambar Rumus Luas Rumus

Keliling

Jumlah Sisi

Persegi

s

s

s x s

4 x s

4

Persegi

Panjang

l

p

p x l

2 (p+l)

4

Jajar

Genjang

s

a

a x t

2 (a+s)

4

Layang-

layang

4

Belah

ketupat

4

Trapesium

4

t

24

Segitiga

3

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Untuk melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa

referensisebagai pendukung diantaranya :

1. Ingko Humonggio (2013) dengan judul penelitian “Deskripsi Kemampuan

Komunikasi Matematika Siswa pada Materi Kubus dan Balok di Kelas

VIII SMP Negeri 1 Tibawa”. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 1

Tibawa masih rendah.

2. Fatmawati Taduegu (2013) dengan judul penelitian “Analisis Kemampuan

Komunikasi Matematika Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Gorontalo pada

Materi Statistika”. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat kemampuan

komunikasi matematika siswa kelas XI SMA Negeri 2 Gorontalo berada

pada kategori sedang.

C. Kerangka Berpikir

Matematika merupakan bahasa yang universal dimana bahasa, simbol-

simbol dan segala hal yang berhubungan dengan matematika banyak ditemui

dalam kehidupan sehari-hari. Matematika memiliki objek kajian yang abstrak

dimana siswa dalam pembelajaran tidak dihadapkan langsung pada objek yang

sebenarnya. Terdapat beragam pengertian matematika, bergantung pada

bagaimana seseorang memandang dan memanfaatkan matematika dalam

kehidupannya, baik dalam bentuk sederhana, bersifat rutin dan mungkin dalam

bentuknya yang sangat kompleks.

Sebelumnya kita telah ketahui bahwa matematika merupakan ratu ilmu

pengetahuan, namun masih banyak siswa yang merasa bosan dan kesulitan

dalam menyelesaikan permasalahan matematika. Hal ini dikarenakan metode

25

mengajar guru yang kurang bervariasi, juga pembelajaran yang berpusat

kepada guru sehingga siswa menjadi tidak aktif dalam pembelajaran.

Terkadang setelah siswa menerima pembelajaran yang diberikan, masih

banyak yang tidak mengetahui penggunaan pengetahuan yang telah didapatnya

juga siswa merasa kesulitan untuk menentukan langkah awal apa yang mesti

dilakukan dari informasi yang terdapat dalam soal. Informasi yang diperoleh

dari soal tersebut pun tidak dimodelkan dalam bentuk matematika berupa

notasi, gambar, grafik dan aljabar.

Berdasarkan hasil PISA dan TIMSS dapat dilihat bahwa siswa hanya

mampu memecahkan permasalahan untuk masalah matematika yang sangat

sederhana dan juga hanya mampu menjawab soal-soal yang biasa diajarkan

dalam konteks permasalahan rutin dan familiar dan yang tidak mencapai rata-

rata adalah karena disebabkan kurangnya penerapan pemahaman dalam situasi

yang lebih kompleks sehingga mereka tidak mampu menyelesaikan masalah

langkah demi langkah dan juga kurang mampu mengkomunikasikan

pemahaman mereka dalam berbagai situasi.

Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 22 tahun 2006 yang tertuang dalam Standar Kompetensi Lulusan

menetapkan kecakapan atau kemahiran matematika siswa SD/MI sampai

SMA/MA yang diharapkan tercapai dalam belajar matematika yang

diantaranya adalah kemampuan mengkomunikasikan gagasan, simbol, tabel,

grafik, atau diagram untuk memperjelas keadaan atau masalah.34

Dari penjabaran di atas perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui

kemampuan komunikasi matematis siswa.

34

Ali Mahmudi, “Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika”, Jurnal MIPA

UNHALU: vol.8, no. 1, 2009, h.3

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di MTs Daarul Hikmah Pamulang. Waktu

penelitian yaitu pada bulan mei semester genap tahun ajaran 2015/2016 di

kelas VII.

B. Metode penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif.

Metode deskriptif adalah metode penelitian dengan cara mengumpulkan data-

data sesuai dengan yang sebenarnya kemudian data tersebut disusun, diolah,

dan dianalisis untuk dapat memberikan gambaran mengenai masalah yang

ada.1 Selain itu, peneliti melakukan wawancara langsung kepada subjek yang

diteliti untuk memperkuat data-data yang diperoleh selain tes.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs Daarul Hikmah

Pamulang pada semester genap tahun ajaran 2015/2016 sejumlah 100 orang.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa

cara/teknik yaitu tes dan wawancara :

1. Tes, digunakan sebagai upaya untuk memperoleh data primer tentang

kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi segiempat dan

1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(Bandung:Alfabeta, 2008), h.207

27

segitiga. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes berbentuk

uraian.

2. Wawancara, digunakan sebagai teknik pendukung di samping tes untuk

memperoleh gambaran dalam menganalisis kemampuan komunikasi

matematis siswa pada materi segiempat dan segitiga.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes

kemampuan komunikasi matematis. Soal tes disusun dalam bentuk uraian

(essay) untuk mengukur tingkat kemampuan komunikasi matematis siswa.

Adapun indikator yang diukur melalui tes uraian akan dijelaskan

sebagaimana yang terdapat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematik

Indikator Soal Written Text Drawing Mathematical

Expression

Menuliskan atau

memberikan alasan

terhadap sebuah gambar

yang terbentuk dari

keterangan yang diberikan.

1

Menuliskan atau

memberikan alasan

terhadap sebuah gambar

yang terbentuk dari

beberapa titik-titik

koordinat.

2

28

Membuat sketsa gambar

dan menyatakan

permasalahan ke dalam

bentuk model matematika

serta menyelesaikannya

dalam menentukan luas

persegi panjang dan belah

ketupat.

3a 3b

Menentukan luas dan

keliling suatu bangun dari

sketsa gambar yang sudah

ada.

4,6

Menyatakan permasalahan

ke dalam bentuk model

matematika serta

menyelesaikannya untuk

menghitung uang yang akan

diterima dari hasil

penjualan sawah.

5

Jumlah 2 3 2

Sebelum digunakan, soal tes tersebut diuji cobakan terlebih dahulu

untuk mengetahui apakah instrument tersebut memenuhi persyaratan validitas

dan reliabilitas.

1. Validitas

Validitas adalah derajat ketetapan suatu alat ukur tentang pokok isi atau

arti sebenarnya yang diukur. Suatu tes dikatakan valid apabila memiliki tingkat

ketepatan yang tinggi dalam mengungkap aspek yang hendak diukur.

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan rumus Product Moment :2

( )( )

√* ( )+* ( )+

2 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),

Cet. VI, h. 72

29

Keterangan :

rxy : Koefisien antara variabel X dan variabel Y

N : Jumlah responden

X : Skor item soal

Y : Skor total

Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka harus diketahui

hasil perhitungan rhit yang dibandingkan dengan rtabel Product Moment pada α

= 0,05. Jika hasil perhitungan rhit ≥ rtabel maka soal tersebut valid. Jika hasil

perhitungan rhit < rtabel maka soal tersebut dinyatakan tidak valid.

Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas instrumen penelitian, dari 7

item soal yang diujicobakan diperoleh 6 item soal yang valid, yang terdiri dari

soal nomor 1, 2, 3a, 3b, 5 dan 6 yang mewakili indikator kemampuan

komunikasi matematis. Sehingga yang digunakan sebagai instrumen penelitian

adalah 6 item soal yang telah valid. Perhitungan selengkapnya mengenai uji

validitas instrumen penelitian dapat dilihat pada lampiran.

2. Reliabilitas

Realiabilitas adalah ketetapan atau ketelitian suatu alat evaluasi.

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrumen tersebut baik.3

Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur reliabilitas suatu tes

yang berbentuk uraian adalah dengan menggunakan rumus Koefisien Alpha

(Alpha Cronbach), yaitu : 4

(

) (

)

3 Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Jakarta:

Rosdakarya, 2008), h. 139 4 Arikunto, Op. Cit., h. 109.

30

Keterangan :

: Koefisien reliabilitas

: Banyaknya butir soal yang valid

: Varians skor tiap-tiap item soal

: Varians skor total

Sedangkan untuk menghitung varians skor digunakan rumus :

( )

Kriteria koefisien reliabilitas adalah sebagai berikut :

0,80 < r11 ≤ 1,00 Derajat reliabilitas sangat baik

0,60 < r11 ≤ 0,80 Derajat reliabilitas baik

0,40 < r11 ≤ 0,60 Derajat reliabilitas cukup

0,20 < r11 ≤ 0,40 Derajat reliabilitas rendah

0,00 < r11 ≤ 0,20 Derajat reliabilitas sangat rendah

Dari uji reliabilitas yang dilakukan pada butir soal yang valid didapatkan

reliabilitas sebesar 0,604 dengan derajat reliabilitas baik. Perhitungan

selengkapnya mengenai reliabilitas tes dapat dilihat pada lampiran.

3. Daya Pembeda

Analisis daya pembeda, mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk

mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong

mampu (tinggi) dengan siswa yang tergolong kurang (lemah prestasinya).

Untuk mengetahui daya pembeda butir soal bentuk uraian adalah

sebagai berikut5:

MaksSkor

KBX KA XDP

5Ibid, h.228

31

Keterangan :

DP : Indeks daya pembeda butir soal

KAX : Nilai rata-rata kelompok atas

KBX : Nilai rata-rata kelompok bawah

Skor Maks : Skor Maksimum

Kriteria daya pembeda:

≥ 0.40 = Sangat Baik

0,30 – 0,39 = Baik

0,20 – 0,29 = Cukup, soal perlu perbaikan

≤ 0,19 = Kurang baik, soal harus dibuang

Dari perhitungan uji daya pembeda butir soal yang valid diperoleh 6

butir soal dengan kriteria sangat baik. Perhitungan selengkapnya mengenai

daya pembeda dapat dilihat pada lampiran.

4. Taraf Kesukaran

Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu

soal pada tingkat kemampuan tertentu dengan langkah-langkah sebagai berikut

:6

a. Menghitung rata-rata skor untuk tiap butir soal dengan rumus :

Rata-rata =

b. Menghitung tingkat kesukaran dengan rumus :

Tingkat kesukaran (P) =

Menurut ketentuannya indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut

:

Soal dengan P 0,00 – 0,30 adalah soal sukar

Soal dengan P 0,31 – 0,70 adalah soal sedang

Soal dengan P 0,71 – 1,00 adalah soal mudah

6 Drs. Zaenal Arifin, M.Pd, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,

2011), Cet. VI, h.135.

32

Dari hasil perhitungan diperoleh hasil 6 butir soal memiliki indeks

kesukaran sedang. Perhitungan selengkapnya mengenai taraf kesukaran dapat

dilihat dalam lampiran.

Dari hasil uji instrumen yang telah dilakukan maka rekapitulasi hasil

perhitungan analisis instrumen dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.2

Rekapitulasi Hasil Perhitungan Analisis Instrumen

No.

Item

Validitas Daya Pembeda Taraf

Kesukaran

Keterangan

Ket. r hit. Kriteria DP Kriteria P

1 Valid 0,618 Sangat

baik

1,25 Sedang 0,625 Pakai

2 Valid 0,620 Sangat

baik

1,07 Sedang 0,533 Pakai

3a Valid 0,458 Sangat

baik

1,18 Sedang 0,592 Pakai

3b Valid 0,732 Sangat

baik

1,25 Sedang 0,625 Pakai

4 Valid 0,679 Sangat

baik

0,93 Sedang 0,467 Pakai

5 Valid 0,604 Sangat

baik

0,85 Sedang 0,425 Pakai

33

F. Teknik Analisis Data

Tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis

siswa berbentuk uraian, pemberian skor hasil tes siswa didasarkan pada

indikator yang akan dicapai. Selanjutnya skor keseluruhan siswa dan skor

perindikator dianalisis untuk mengetahui kemampuan komunikasi

matematis siswa.

1. Rata-rata (Mean) :7

Dimana :

nilai rata-rata

∑ jumlah nilai

∑ = jumlah frekuensi

2. Median: 8

(

)

Dimana :

Me = Median

b = batas bawah kelas median (batas bawah – 0,5)

p = panjang kelas

n = banyak data

F = jumlah frekuensi kelas-kelas sebelum kelas median

f = frekuensi kelas median

3. Modus :9

(

)

7 Dr.Kadir, M.Pd, Statistika terapan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2015), h.57.

8 Ibid, h.58.

9 Ibid, h.59.

34

Dimana :

Mo = Modus

b = batas bawah kelas modus (batas bawah – 0,5)

p = panjang kelas

d1 = selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas sebelumnya

d2 = selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas setelahnya

4. Varians :10

(∑ )

5. Simpangan baku

√∑

(∑ )

10

Ibid, h.64.

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Sebagaimana yang telah diuraikan pada bagian pendahuluan, bahwa tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa

kelas VII MTs Daarul Hikmah Pamulang pada materi Segiempat dan Segitiga.

Penelitian deskriptif ini dilakukan di MTs Daarul Hikmah Pamulang dengan siswa

kelas VII yang berjumlah 100 orang sebagai subjek penelitian. Peneliti melakukan

penelitian pada bulan Mei semester genap tahun ajaran 2015/2016. Data-data

penelitian diperoleh berdasarkan hasil tes siswa dan wawancara yang telah

dilakukan selama penelitian berlangsung. Soal tes yang diberikan adalah materi

tentang segiempat dan segitiga.

Data hasil tes siswa adalah data yang diperoleh dari hasil tes kemampuan

komunikasi matematis siswa berdasarkan indikator written text, drawing, dan

mathematical expression. Data-data tersebut kemudian dianalisis dan

diinterpretasikan dalam bentuk deskripsi sebagai gambaran hasil penelitian.

B. Profil Sekolah

DATA IDENTITAS SEKOLAH/MADRASAH

1. Nama Sekolah/Madrasah : Daarul Hikmah/NPISN 20603822

2. No.Statistik Sekolah/Madrasah : 121236740003

3. Alamat Sekolah/Madrasah : Jl.Surya Kencana No.24 Pamulang Barat

Kecamatan : Pamulang

Kota : Tangerang Selatan

Provinsi : Banten

Kode Pos : 15417

Telepon dan Faksimil : (021) 7430842

36

E-mail : ……………………………..

5. Status Sekolah/Madrasah : Swasta

6. Nama Yayasan : DAARUL HIKMAH PAMULANG

TANGSEL

7. No. Akte Pendirian Terakhir : 33

8. Tahun Berdiri Sekolah/Madrasah : 24 Juli 1990

9. Status Akreditasi/Tahun : Terakreditasi B/2011

10. Visi/Misi Sekolah/Madrasah :

TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL :

Tingkat Dasar dan Menengah :

Meletakan dasar kecerdasan, Pengetahuan, Kepribadian, Akhlak mulia serta

ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

A. VISI

Terwujudnya Generasi yang bertaqwa,cerdas,terampil dan berakhlak mulia

B. MISI

1. Membangun citra Madrasah yang Islami

2. Menanamkan kecintaan kepada Agama, Nusa dan Bangsa

3. Melaksanakan Kegiatan Belajar-mengajar yang oftimal

4. Mengembangkan kreatifitas dan kemampuan dalam bidang

agama,pengetahuan dan teknologi

5. Membiasakan siswa untuk selalu menjadikan akhlak sebagai prilaku yang

melekat

6. Mempersiapkan siswa untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih

tinggi

37

Nama Sekolah : SLTP/MTs. DAARUL HIKMAH

Alamat : Jln.Surya Kencana No.24 Pamulang Barat

Kec.Pamulang-Tangerang

No. Rekening : 091901001019504/BRI

1. Nama Yayasan : DAARUL HIKMAH

2. Alamat : Jln.Surya Kencana No.24 Pamulang Barat

Kec.Pamulang-Tangerang

3. No. Statistik Sekolah : 121236740003

4. Jenjang Akreditasi : TERAKREDIATASI B.(2011)

5. Tahun Berdiri : 1977

6. Tahun Oprasi : 1990

7. Status tanah : Hibah/Wakaf

8. Jumlah siswa dalam 3(tiga) tahun terakhir sbb :

Kelas Jumlah siswa

Keterangan

2013/2014 2014/2015 2015/2016

I 298 303 269

II 294 295 280

III 273 285 278

Jumlah 865 883 827

9. Data ruang kelas

a. Kelas I : 9

b. Kelas II : 9

c. Kelas III : 9

10. Jumlah rombongan belajar

a. Kelas I : 9

b. Kelas II : 9

c. Kelas III : 9

38

11. Guru

a. Jumlah guru : 37

b. Guru tetap Yayasan : 29

c. Pegawai/ Karyawan : 05

d. Guru PNS : 05

e. Staf Tata Usaha/TU : 06

f . Guru BP/BK : 01

g. Pustakawan : 01

12. Sumber Dana Oprasional : SPP/BP3/Yayasan/Subsidi

STAF PENGAJAR DAN KARYAWAN MTs.DAARUL HIKMAH

PAMULANG TAHUN AJARAN 2015-2016

NO MAMA JABATAN NIK

1 Dra.Hj.Sri Uswati Kepala Sekolah 19931994001

2 H.Nur Ali Hasan TU/Staf Pengajar 19821983002

3 M.Thony Rz. BA. Staf Pengajar 19831984003

4 Syarifuddin, AR. Waka Bid.Cur/Guru 19881989004

5 Zaini, A.Ma. Staf Pengajar 19911992005

6 Drs.M.Yamin Waka Bid.Siswa/Guru 19931994006

7 Asip Suyadi, SH.MH. Staf Pengajar 19941995007

8 Drs.Fauji Ayatullah Staf Pengajar 19951996008

9 H. Hariyadi, S.Ag Staf Pengajar 19941995009

10 Wawan Suhaeri, S.Pd Staf Pengajar 19992000010

11 Mukhlisoh, M.Pd. Staf Pengajar 20002001011

12 H. Jaelani, S.Ag Staf Pengajar 19992000012

13 O. Holidin Staf Pengajar 20002001013

14 H.Syamsuddin Noor S. Staf Pengajar 20002001014

15 Yuniawati Fajriah, S.PdI Staf Pengajar 20022003015

16 Badruddin, S.Ag Bendahara/Guru 19971998016

17 Sehabudin Nur, S.Th.I. Staf Pengajar 20032004017

18 Nislam Staf Pengajar 20032004018

39

19 Siti Zubaedah, S.Sos.I Pemb.Osis/Guru 20042005019

20 Budi Fujiana, SE. Staf Pengajar 20042005020

21 Rusli, A.Ma. Staf Pengajar 20052006021

22 Diana Kurniawati, S.Ps.I BP/BK Staf Guru 20062007022

23 Liati, S.Pd Staf Pengajar 20012002023

24 Romilah, SE. Staf Pengajar 20072008024

25 Dra. Eti Djunaeti Staf Pengajar 20072008025

26 Azis Muslim, S.Ag Staf Pengajar 20072008026

27 Dra. Sri Ismah Hilal Staf Pengajar 20082009027

28 Saefudin, S.Th.I Staf Pengajar 20082009028

29 Zaenal Abidin, SE Staf Pengajar 20092010029

30 Fachmi Ali, S.Kom Staf Pengajar 20092010030

31 Ulfatusa’diyah, SHI Staf Pengajar 20092010031

32 Abdul Malik, S.Pd Staf Pengajar 20092010032

33 Ria Sardiyanti, S.Pd Staf Pengajar 20092010033

34 Nurmillatussaidah Staf Pengajar 2009201034

35 Zaini Miftah, S.Pd Staf Pengajar 20112012035

36 Yusnah Karyawan 20032004036

37 Bambang Nurcahyadi Karyawan 20052006037

38 Ibah Haryati Karyawan 20052006038

39 Sahid Kosasih Karyawan 20052006039

40 Moh. Amin Scurity 20092010040

41 Wahab Arif Karyawan 20092010041

42 Mulyadi Scurity 20112012042

43 Ayundha Meilya Sari Staf Pengajar 20122013.043

44 Tatang Setia Nugraha Staf Pengajar 20122013.044

45 Herna Herlita Staf Pengajar 20122013.045

46 Siti Isrofiah Staf Pengajar 20142015.046

47 Fazar Sodik Staf Pengajar 20142015.047

48 Laelan Saidah Pemb. Umum 20142015.048

49 Indah Mawaddah Pemb. Umum 20142015.049

50 Marsin Scurity 20142015.050

51 Amelia Staf Pengajar 20152016.051

40

C. Penyajian Data

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian agar mudah

dipahami, di deskripsikan ke dalam bentuk tertentu. Pendeskripsian data pada

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi dan

grafik.

1. Data hasil penelitian tes kemampuan komunikasi matematis siswa secara

keseluruhan yang di dapat adalah sebagai berikut.

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Pembagian Kategori Berdasarkan Nilai

Indikator Komunikasi Matematis

N

o Interval

Frekuensi Titik

Tengah

(xi)

xi2 fixi fixi

2

fi fi(%) fk

1 29-36 5 5 5 32,5 1056,25 162,5 5281,25

2 37-44 2 2 7 40,5 1640,25 81 3280,5

3 45-52 7 7 14 48,5 2352,25 339,5 16465,75

4 53-60 20 20 34 56,5 3192,25 1130 63845

5 61-68 21 21 55 64,5 4160,25 1354,5 87365,25

6 69-76 23 23 78 72,5 5256,25 1167,5 120893,8

7 77-84 13 13 91 80,5 6480,25 1046,5 84243,25

8 85-92 9 9 100 88,5 7832,25 796,5 70490,25

Jumlah 100 100 484 31970 6578 451865

Mean 65,78

Median 66,6

Modus 69,83

Varians 193,5774

Simpangan Baku 19,31

41

Dari tabel 4.1 terlihat statistika kemampuan komunikasi matematis siswa

kelas VII MTs Daarul Hikmah Pamulang secara kesuluruhan. Berdasarkan tabel

tersebut dijelaskan bahwa jumlah sampel pada data 100 orang siswa diperoleh

nilai tertinggi adalah 92 dan nilai terendah adalah 29 dari nilai maksimal 100.

Nilai rata-rata yang diperoleh pada data total adalah 65,78. Begitu pula dengan

median (Md) adalah 66,6, Modus (Mo) adalah 69,83, Varians adalah 193,58 dan

Simpangan Baku adalah 13,91.

Berdasarkan tabel tersebut dapat dibuat 3 kategori kemampuan

komunikasi matematis siswa, yaitu kategori rendah, sedang dan tinggi.

Tabel 4.2

Jumlah Frekuensi Siswa Pada Tiap Kategori Indikator Kemampuan

Komunikasi Matematis

Indikator

Kategori

Tinggi

Sedang

Rendah

Jumlah

Written Text 21 67 12 100

Drawing 13 80 7 100

Mathematical Expression 5 93 2 100

Jumlah frekuensi pada masing-masing kategori dapat dilihat pada diagram

batang dibawah ini.

42

Gambar 4.1

Diagram Jumlah Frekuensi Siswa Pada Tiap Kategori Indikator

Kemampuan Komunikasi Matematis

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa pada setiap indikator

kemampuan komunikasi matematis sebagian besar siswa berada pada kategori

sedang. Sebagian besar siswa mampu menyelesaikan soal namun masih kurang

lengkap dalam menjawab.

Selain berdasarkan jumlah frekuensi masing-masing kategori, dapat juga

dibentuk tabel dan diagram berdasarkan nilai rata-rata tiap indikator komunikasi

matematis. Berikut ini adalah tabel nilai rata-rata indikator komunikasi

matematisnya

43

Tabel 4.3

Nilai Rata-Rata Tiap Kategori Indikator Kemampuan

Komunikasi Matematis

Indikator

Kategori

Tinggi

Sedang

Rendah

Written Text 6,35 4,26 2,33

Drawing 6,5 5,16 2,89

Mathematical Expression 6,59 5,39 3,56

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa terdapat 3 indikator kemampuan

komunikasi matematik yang diukur pada setiap kategori yaitu written text,

drawing dan mathematical expression. Nilai rata-rata tertinggi pada indikator

mathematical exspression yaitu pada kategori tinggi sebesar 6,59; kategori sedang

5,39; dan kategori rendah 3,56. Sedangkan nilai rata-rata terendah pada kategori

written text yaitu pada kategori tinggi sebesar 6,35; kategori sedang 4,26; dan

kategori rendah 2,33.

Dari tabel diatas, dapat juga disajikan dalam bentuk diagram batang di

bawah ini.

44

Gambar 4.2

Diagram Nilai Rata-Rata Indikator Komunikasi Matematis Tiap Kategori

Dari gambar 4.2 terlihat bahwa nilai rata-rata indikator mathematical

expression lebih besar dari nilai rata-rata indikator written text dan drawing pada

materi segiempat dan segitiga. Artinya sebagian besar siswa sudah mampu

mengekspresikan konsep matematika dengan menyatakan peristiwa sehari-hari

kedalam bahasa atau simbol matematika.

2. Data hasil penelitian tes kemampuan komunikasi matematis siswa untuk

masing-masing indikator.

a) Data distribusi frekuensi untuk indikator Written Text :

6.35 6.5 6.59

4.26

5.16 5.39

2.33

2.89

3.56

WRITTEN TEXT DRAWING MATHEMATICAL EXPRESSION

Tinggi Sedang Rendah

45

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Indikator Written Text

No. Skor Frekuensi

xi2 Fixi fixi

2

fi fi (%) Fk

1 0 1 1 1 0 0 0

2 1 4 4 5 1 4 16

3 2 7 7 12 4 14 98

4 3 10 10 22 9 30 300

5 4 21 21 43 16 84 1764

6 5 20 20 63 25 100 2000

7 6 16 16 79 36 96 1536

8 7 16 16 95 49 112 1792

9 8 5 5 100 64 40 200

Jumlah 100 100 204 480 7706

Mean 4,8

Median 5

Modus 4

Varians 3,38

Simpangan Baku 1,84

Dari tabel di atas terlihat statistika kemampuan komunikasi matematis

siswa kelas VII MTs Daarul Hikmah Pamulang pada indiktor written text.

Berdasarkan tabel tersebut dijelaskan bahwa jumlah sampel pada data 100 orang

siswa diperoleh skor tertinggi (8) ada 5 orang siswa dan yang memperoleh skor

terendah (0) ada 1 orang siswa. Nilai rata-rata yang diperoleh adalah 4,8. Begitu

46

pula dengan median (Md) adalah 5, Modus (Mo) adalah 4, Varians adalah 3,38

dan simpangan baku adalah 1,84.

Pada indikator ini kesalahan terbanyak siswa adalah pada saat memberikan

alasan atas jawaban mereka sendiri. Sebagian besar siswa hanya menjawab saja

tanpa memberikan alasan. Seharusnya siswa lebih memahami dan lebih teliti

dalam mengerjakan soal Hal ini menunjukkan rendahnya kemampuan komunikasi

matematis siswa pada indikator written text.

b) Data distribusi frekuensi untuk indikator Drawing :

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Indikator Drawing

No. Skor Frekuensi xi2 fixi fixi

2

Fi fi (%) fk

1 0 2 2 2 0 0 0

2 1 0 0 2 1 0 0

3 2 3 3 5 4 6 12

4 3 8 8 13 9 24 72

5 4 7 7 20 16 28 112

6 5 32 32 52 25 160 800

7 6 20 20 72 36 120 720

8 7 21 21 93 49 147 1029

9 8 7 7 100 64 56 448

Jumlah 100 100 204 541 3193

Mean 5,41

Median 5

Modus 5

47

Varians 2, 69

Simpangan Baku 1,64

Dari tabel di atas terlihat statistika kemampuan komunikasi matematis

siswa kelas VII MTs Daarul Hikmah Pamulang pada indiktor drawing.

Berdasarkan tabel tersebut dijelaskan bahwa jumlah sampel pada data 100

orang siswa diperoleh skor tertinggi (8) ada 7 orang siswa dan yang

memperoleh skor terendah (0) ada 2 orang siswa. Nilai rata-rata yang

diperoleh adalah 5,41. Begitu pula dengan median (Md) adalah 5, Modus

(Mo) adalah 5, Varians adalah 2,69 dan simpangan baku adalah 1,64.

Pada indikator ini kesalahan terbanyak siswa adalah pada saat

merefleksikan gambar ke dalam ide-ide matematik ataupun sebaliknya.

Sebagian besar siswa banyak yang salah dalam membuat gambar sehingga

langkah penyelesaian selanjutnya pun salah.

c) Data distribusi frekuensi untuk indikator Mathematical Expression :

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Indikator Mathematical Expression

No. Skor Frekuensi xi2 fixi fixi

2

Fi fi (%) Fk

1 0 0 0 0 0 0 0

2 1 0 0 0 1 0 0

3 2 2 2 2 4 4 8

4 3 6 6 8 9 18 54

5 4 13 13 21 16 52 208

6 5 22 22 43 25 110 550

7 6 25 25 68 36 150 900

8 7 27 27 95 49 189 1323

48

9 8 5 5 100 64 40 320

Jumlah 100 100 204 563 3363

Mean 5,63

Median 6

Modus 7

Varians 1,95

Simpangan Baku 1,40

Dari tabel di atas terlihat statistika kemampuan komunikasi matematis

siswa kelas VII MTs Daarul Hikmah Pamulang pada indiktor mathematical

exspression. Berdasarkan tabel tersebut dijelaskan bahwa jumlah sampel

pada data 100 orang siswa diperoleh skor tertinggi (8) ada 5 orang siswa dan

yang memperoleh skor terendah (2) ada 2 orang siswa. Nilai rata-rata yang

diperoleh adalah 5,63. Begitu pula dengan median (Md) adalah 6, Modus

(Mo) adalah 7, Varians adalah 1,95 dan simpangan baku adalah 1,40.

Pada indikator ini kesalahan terbanyak siswa adalah pada saat

mengekspresikan konsep matematika ke dalam bahasa dan simbol matematik.

D. Pembahasan

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi yang disajikan pada tabel 4.1

diperoleh nilai rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VII MTs

Daarul Hikmah Pamulang tahun pelajaran 2015/2016 pada materi segiempat dan

segitiga adalah 15,86. Dari tabel distribusi frekuensi yang disajikan pada

pembahasan sebelumnya dapat dianalisis beberapa indikator kemampuan

komunikasi matematis siswa pada masing-masing kategori, yaitu :

49

1. Kemampuan Komunikasi Matematis pada Materi Segiempat dan Segitiga

Siswa MTs Daarul Hikmah Pamulang Tahun Pelajaran 2015/2016

Berdasarkan tingkat penguasan.

Tingkat penguasaan materi siswa terbanyak ada pada kategori sedang. Hal

itu ditunjukkan dengan jumlah siswa yang ada pada kategori sedang yaitu

sebanyak 55 siswa dari total 100 siswa yang diteliti. Itu berarti ada 55% siswa

yang mendapatkan kategori sedang pada kemampuan komunikasi.

Sebagian besar siswa menyelesaikan soal-soal tersebut dengan

penyelesaian yang belum sempurna, seperti tidak memberi alasan atas jawaban,

tidak ditampilkannya proses matematis sehingga terlihat langsung ada jawaban,

siswa juga sulit mengekspresikan masalah sehari-hari kedalam bahasa matematis.

2. Kemampuan Komunikasi Matematis pada materi Segiempat dan Segitiga

MTs Daarul Hikmah Pamulang tahun ajaran 2015/2016 berkaitan dengan

aspek Written Text

Berikut cuplikan wawancara siswa yang menyelesaikan soal indikator

Written Text.

a. Kategori Tinggi

Gambar 4.3

Salah Satu Jawaban Siswa Untuk Soal Written Text Pada Kategori Tinggi

50

Subjek 1

Peneliti : “ coba perhatikan soal no.1 ! “

Siswa : (membaca soal)

Peneliti : “ coba cek jawabanmu apakah sudah benar atau belum? “

Siswa : “ sudah bu “

Peneliti : “ bangun apakah yang dibentuk oleh segiempat FBED ?”

Siswa : “ persegi panjang bu”

Peneliti : “ kenapa kamu bisa bilang kalau bangun itu persegi panjang?

Coba berikan alasan!”

Siswa : “ karena berdasarkan gambar ada 2 pasang sisi yang sama

panjang, yaitu sisi FB=DE dan DF=BE”

Dari jawaban siswa di atas terlihat bahwa siswa tersebut memahami soal

dengan baik . Ia mampu memberikan jawaban dengan bahasa sendiri serta mampu

memberikan alasan atas jawabannya tersebut. Hal ini berarti siswa sudah mampu

memenuhi indikator written text.

b. Kategori Sedang

Gambar 4.4

Salah Satu Jawaban Siswa Untuk Soal Written Text Pada Kategori

Sedang

Subjek 2

Peneliti : “ coba perhatikan soal no.2 ! “

Siswa : (membaca soal)

Peneliti : “ coba cek jawabanmu apakah sudah benar atau belum? “

51

Siswa : “ saya masih ragu bu, saya bisa menggambar tetapi saya tidak

tahu jenis segitiganya “

Peneliti : “ coba perhatikan lagi, kira-kira bentuknya segitiga apa ?”

Siswa : “ kayaknya sih segitiga siku-siku”

Dari jawaban siswa di atas terlihat bahwa siswa tersebut belum

sepenuhnya memahami soal . Ia mampu memberikan jawaban dengan bahasa

sendiri tetapi ia ragu dalam memberikan alasan atas jawabannya tersebut.

c. Kategori Rendah

Gambar 4.5

Salah Satu Jawaban Siswa Untuk Soal Written Text Pada Kategori

Rendah

Subjek 3

Peneliti : “coba perhatikan soal no.2 !”

Siswa : (membaca soal)

Peneliti : “ coba jelasin kenapa jawaban kamu cuma begitu aja?”

Siswa : “saya kira cuma disuruh gambar aja bu,hehehe”

Dari jawaban siswa di atas terlihat bahwa siswa tersebut tidak memahami

soal . Ia memberi jawaban seadanya saja. Ia tidak memberikan argumen atas

jawaban yang ia berikan. Hal ini berarti siswa belum mampu memenuhi indikator

written text.

52

3. Kemampuan Komunikasi Matematis pada materi Segiempat dan Segitiga MTs

Daarul Hikmah Pamulang tahun ajaran 2015/2016 berkaitan dengan aspek

Drawing

Berikut cuplikan wawancara siswa yang menyelesaikan soal indikator

Drawing.

a. Kategori Tinggi

Gambar 4.6

Salah Satu Jawaban Siswa Untuk Soal Drawing Pada Kategori

Tinggi

Subjek 4

Peneliti : “ coba perhatikan soal no.5 ! “

Siswa : (membaca soal)

Peneliti : “ coba cek jawabanmu apakah sudah benar atau belum? “

Siswa : “ iya bu “

Peneliti : “ ada berapa persegi panjang untuk menghitung luas bangun

tersebut ?”

Siswa : “ ada 4 persegi panjang bu

Peneliti : “ berapa ukuran panjang dan lebar masing-masing persegi

panjang tersebut?”

Siswa : “ bangun pertama ukuran sisinya 4x4 cm, bangun kedua ukuran

panjangnya 3 cm dan lebarnya 2 cm, bangun ketiga ukuran panjangnya 4 cm

53

dan lebarnya 3 cm, bangun keempat ukuran panjangnya 5 cm dan lebarnya 3

cm ”

Peneliti : “kalau begitu, berapa luas total bangun tersebut?”

Siswa : “ 49 cm2 bu”

Peneliti : “kalau kelilingnya?”

Siswa : “ 44 cm bu”

Dari jawaban siswa di atas terlihat bahwa siswa tersebut memahami soal .

Ia mampu membagi gambar tersebut menjadi beberapa gambar kemudian

menyelesaikan perhitungan dengan benar. Hal ini berarti siswa sudah mampu

memenuhi indikator drawing.

b. Kategori Sedang

Gambar 4.7

Salah Satu Jawaban Siswa Untuk Soal Drawing Pada Kategori

Sedang

Subjek 5

Peneliti : “ coba perhatikan soal no.5 ! “

Siswa : (membaca soal)

Peneliti : “ coba cek jawabanmu apakah sudah benar atau belum? “

Siswa : “ saya cuma tahu cara menghitung kelilingnya tetapi tidak tahu

cara menghitung luasnya “

Peneliti : “ kenapa kok ga tahu ?”

54

Siswa : “ saya bingung membagi gambarnya,kayaknya keterangannya

kurang deh bu”

Peneliti : “ ah masa sih, coba kamu baca lagi keterangannya”

Siswa : “ ya udah bu nanti saya coba kerjakan lagi”

Dari jawaban siswa di atas terlihat bahwa siswa tersebut belum

sepenuhnya memahami soal . Ia hanya mampu menjawab sebagian pertanyaan

yang diberikan.

c. Kategori Rendah

Gambar 4.8

Salah Satu Jawaban Siswa Untuk Soal Drawing Pada Kategori

Rendah

Subjek 6

Peneliti: “coba perhatikan soal no.3a!”

Siswa : (membaca soal)

Peneliti: “menurut kamu gambar sketsanya seperti apa?coba gambarkan!”

Siswa : (menggambar sketsa taman dan kolam)

Peneliti: “yakin gambarnya seperti itu?”

Siswa : “ga yakin bu,hehehe”

Dari jawaban siswa di atas terlihat bahwa siswa tersebut tidak memahami

soal . Ia tidak yakin dalam membuat sketsa gambar dari soal tersebut dan sketsa

55

gambar yang ia buat pun salah. Hal ini berarti siswa belum memenuhi indikator

drawing.

4. Kemampuan Komunikasi Matematis pada materi Segiempat dan Segitiga MTs

Daarul Hikmah Pamulang tahun ajaran 2015/2016 berkaitan dengan aspek

Mathematical Expression

Berikut cuplikan wawancara siswa yang menyelesaikan soal indikator

Mathematical Expression.

a. Kategori Tinggi

Gambar 4.9

Salah Satu Jawaban Siswa Untuk Soal Mathematical Expression

Pada Kategori Tingg

Subjek 7

Peneliti : “ coba perhatikan soal no.3b ! “

Siswa : (membaca soal)

Peneliti : “ bagaimana model matematika dari soal tersebut? “

Siswa : “ P = l+2 dan P = 3 x d1, nah karena d1= 3m maka panjangnya 9

m. Kalau panjangnya 9 m berarti lebarnya 7 m “

Peneliti : “ kalau begitu bisakah kamu menghitung luas taman diluar

kolam?”

Siswa : “ bisa bu, luas taman diluar kolam 60 m2”

Peneliti : “ dapat luasnya 60 m2

darimana?”

56

Siswa : “ kan rumus untuk mencari luas taman diluar kolam= luas taman-

luas kolam. Dihitung nanti hasilnya 60 m2 ”

Dari jawaban siswa di atas terlihat bahwa siswa tersebut memahami soal . Ia

mampu mengekspresikan konsep matematika dengan menyatakannya ke dalam

bahasa atau simbol matematika dan menyelesaikan perhitungan dengan benar. Hal

ini berarti siswa sudah mampu memenuhi indikator mathematical expression.

b. Kategori Sedang

Gambar 4.10

Salah Satu Jawaban Siswa Untuk Soal Mathematical Expression

Pada Kategori Sedang

Subjek 8 :

Peneliti : “ coba perhatikan soal no.4 “

Siswa : (membaca soal)

Peneliti : “bagaimana model matematika dari soal tersebut? “

Siswa : (siswa menuliskan jawabannya)

Peneliti : “ loh kenapa jawaban kamu cuma sampai situ ?”

Siswa : “ saya pahamnya cuma sanpe situ aja bu,nerusinnya

bingung”

57

Dari jawaban siswa di atas terlihat bahwa siswa tersebut belum sepenuhnya

memahami soal . Ia mampu hanya mampu menuliskan model matematikanya

tetapi tidak mampu melakukan penyelesaiannya.

c. Kategori Rendah

Gambar 4.11

Salah Satu Jawaban Siswa Untuk Soal Mathematical Expression

Pada Kategori Renda

Subjek 9

Peneliti : “coba perhatikan soal no.4!”

Siswa : (membaca soal)

Peneliti : “coba tuliskan model matematikanya!”

Siswa : (menuliskan jawabannya)

Peneliti : “kenapa kamu cuma jawabnya seperti itu?”

Siswa : “saya ga paham bu, jadi saya Cuma bisa jawab itu aja”

Dari jawaban siswa di atas terlihat bahwa siswa tersebut belum

memahami soal. Ia hanya mampu memberikan jawaban sebatas yang ia tahu

saja. Hal ini berarti siswa belum mampu memenuhi indikator mathematical

expression.

58

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui kemampuan

komunikasi matematis siswa berdasarkan hasil tes dan wawancara untuk

mendeskripsikn kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VII MTs

Daarul Hikmah Pamulang. Tes kemampuan komunikasi matematis berjumlah

6 butir soal yang diberikan kepada 100 orang siswa. Hasil tes menjadi

patokan untuk mengelompokkan siswa ke dalam tiga tingkat kemampuan

siswa yaitu tinggi, sedang dan rendah.

Nilai rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa secara

keseluruhan adalah 65,78. Sedangkan nilai rata-rata pada indikator written

text, drawing dan mathematical expression berturut-turut adalah 4,8 ; 5,41;

dan 5,63. Indikator mathematical expression memiliki niilai rata-rata lebih

besar dibandingkan indikator yang lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa

sebagian besar siswa memiliki kemampuan untuk mengekspresikan konsep

matematika serta menyatakan peristiwa sehari-hari ke dalam bahasa atau

simbol matematika.

Secara keseluruhan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VII

MTs Daarul Hikmah Pamulang berada dalam kategori sedang, terlihat dari

masing-masing indikator kemampuan komunikasi matematis, jumlah siswa

yang berada pada kategori sedang lebih banyak dari kategori rendah dan

tinggi. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi

siswa kelas VII MTs Daarul Hikmah Pamulang berada dalam kategori

sedang. Hal ini berarti siswa belum sempurna dalam menjawab soal

komunikasi matematis pada setiap indikator.

59

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi dan analisis hasil penelitian yang telah

dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal, diantaranya :Dari 100 orang siswa

yang diteliti, jumlah siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematis

siswa kategori tinggi ada 34 siswa, kategori sedang ada 57 siswa dan kategori

rendah ada 9 siswa. Siswa pada kategori tinggi mempunyai kemampuan

komunikasi yang baik, diantaranya mereka mampu menjelaskan hasil jawaban

mereka dengan bahasa mereka sendiri, mereka juga mampu menggambar dan

menuliskan keterangan pada gambar dengan tepat selain itu mereka mampu

menyatakan peristiwa sehari-hari ke dalam bahasa ataupun simbol

matematika. Siswa pada kategori sedang mempunyai kemampuan komunikasi

yang hampir memenuhi, sebagian besar mereka menuliskan jawaban hanya

saja jawaban mereka kurang lengkap. Siswa pada kategori rendah kurang

mampu menggunakan informasi yang mereka peroleh dari soal sehingga

menghambat bahkan membuat mereka tidak dapat mengemukakan ide-ide

matematisnya sehingga soal tidak terselesaikan dengan baik, selain itu mereka

kurang cermat dan teliti dalam menggambar sketsa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, peneliti dapat

memberikan saran sebagai berikut.

1. Bagi sekolah dan pihak guru pada khususnya, data penelitian ini dapat

digunakan untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa..

2. Bagi siswa, apabila berada dalam kategori rendah dan sedang diharapkan

mampu meningkatkan kemampuan komunikasi matematis nya gara

mendapat nilai yang lebih baik lagi.

60

3. Bagi sekolah diharapkan dapat mendukung dan memfasilitasi guru

matematika untuk mempelajari hasil penelitian yang telah di lakukan

peneliti sebagai bahan pertimbangan peningkatan kemampuan komunikasi

matematis

4. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dilanjutkan dengan meneliti

analisis kemampuan komunikasi matematis atau pun kemampuan

komunikasi secara umum lainnya.

61

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Ridwan Sani. Inovasi Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2013.

Arifin, Anwar. Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006.

Arifin, Zaenal. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,

2011.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,

2006.

Awa, Ali dkk. Analisis Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa dalam

Memahami Volume Bangun Volume Ruang Sisi Datar. Gorontalo : Jurnal

Matematika Universitas Negeri Gorontalo, 2013.

Depdiknas,Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006

Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,

(Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional, 2006)

Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Bumi Aksara, 2005.

Humonggio, Ingko. Deskripsi kemampuan komunikasi matematika siswa pada

materi kubus dan balok di kelas VIII SMP Negeri 1 Tibawa. Gorontalo :

Jurnal Matematika Universitas Negeri Gorontalo, 2013.

Ina V.S Mullis, et.al., TIMSS 2011 International Results In Mathematics. USA:

TIMSS&PIRLS International Study Center, 2012.

Kadir. Statistika terapan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2015.

Kemendikbud, Buku Guru Matematika SMP/Mts Kelas VII. Jakarta: Politeknik

Negeri Media Kreatif, 2013.

Mahmudi, Ali. Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal MIPA

UNHALU: Vol.8, No. 1, 2009.

Majid, Abdul. Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Interes Media, 2014.

OECD. Pisa 2012 Result In Focus :What 15-year-olds Know And What They Can

Do With What They Know. AS:OECD, 2014.

Purwanto,Ngalim. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Jakarta:

Rosdakarya, 2008.

Roudhonah. Ilmu Komunikasi. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN, 2007.

Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, 2013.

62

Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan

Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana, 2011.

Satriawati, Gusni. Pembelajaran dengan Open Ended untuk Meningkatkan

Pemahaman dan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa SMP.

Jakarta : CeMED Algoritma Jurnal Matematika dan Pendidikan

Matematika, Vol. 1, No. 1, 2006.

Shadiq, Fadjar. Kemahiran Matematika. Yogyakarta: Departemen Pendidikan

Nasional, PPPPTK Matematika, 2009.

Suarta, I Gusti Putu dan I Made Suarjana, Pengembangan Perangkat

Pembelajaran Matematika Realistik Untuk Siswa Sekolah Dasar yang

Berorientasi pada Pemecahan Masalah, Penalaran, dan Komunikasi

Matematika. Bali: Lembaga Pendidikan Universitas Pendidikan

GANESHA, 2007.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D. Bandung: Alfabeta, 2008.

Suhendra. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Jakarta:

Universitas Terbuka, 2007

Sumarmo, Utari, Rujukan Filsafat, Teori dan Praksis Ilmu Pendidikan, Bandung:

UPI Press, 2008.

-------------. Pembelajaran Keterampilan Membaca Matematika pada Siswa

Sekolah Menengah. Artikel Penelitian: FMIPA UPI, 2006.

Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran Disekolah Dasar. Jakarta:

Kencana Prenada Media Grup, 2013.

Umar,Wahid. Membangun Kemampuan Komunikasi Matematis

DalamPembelajaran Matematika. Bandung : Jurnal Ilmiah Program Studi

Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.1, 2012.

Widjaja, H.A.W. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta: PT. Rineka Cipta,

2000.

63

Hasil Wawancara Dengan Guru

Hari/Tanggal : Jum’at, 01 Maret 2013

Nama Guru : Lukman Hakim, S.Pd

Tempat : MTsN Tangerang II Pamulang

Daftar Pertanyaan Wawancara

1. Bagaimana sikap siswa pada saat pembelajaran matematika?

“Sikap siswa pada saat pembelajaran berbeda-beda. Ada yang

memperhatikan, ada yang diam saja kemudian mengantuk, ada yang malu-

malu saat ditanya, ada yang aktif, ada yang cuek dan ada juga yang suka

berbicara tentang hal-hal diluar pelajaran matematika dengan teman

sebangkunya. Umumnya siswa masih kurang memperhatikan guru pada

saat mengajar matematika.”

2. Apakah para siswa aktif bertanya ketika mereka mengalami kesulitan pada

saat belajar matematika?

“Siswa yang aktif bertanya masih terbilang sedikit, karena seperti yang

dibilang tadi bahwa sikap siswa yang berbeda-beda. Ada yang mau

bertanya ketika guru menghampiri siswa, ada juga siswa yang harus

ditanya dulu ada kesulitan atau tidak, baru mereka bertanya. Umumnya

sebagian besar dari mereka diam dan tidak bertanya.”

3. Apakah siswa masih mengalami kesulitan dalam pembelajaran

matematika, dan kesulitan apa saja yang dialami siswa dalam belajar

matematika?

“Iya, memang kenyataannya siswa masih sangat kesulitan dalam

mempelajari matematika. Hal yang sulit bagi siswa pada saat pembelajaran

matematika bermacam-macam, namun kebanyakan siswa terkadang sulit

dalam hal menjelaskan ide-ide dari suatu permasalahan sehingga tidak

sedikit siswa yang mudah putus asa dalam menyelesaikan permasalahan

matematika, terutama pada soal cerita dan aplikasi matematika.

Lampiran 1

64

4. Upaya apa yang bapak lakukan untuk mengatasi kesulitan belajar tersebut?

“Biasanya saya harus lebih aktif dalm menangani perbedaan karakteristik

siswa yang berbeda-beda, saya harus lebih banyak memberikan contoh

soal juga ilustrasi. Umumnya dalam pembelajaran matematika masih

terpusat pada guru.”

5. Metode apa yang biasa bapak gunakan pada sat pembelajaran matematika?

“Biasanya saya masih menggunakan metode ceramah atau ekspositori.

Terkadang siswa juga diajak berdiskusi kelompok.”

6. Bagaimana pemahaman komunikasi matematik siswa?

“Pemahaman komunikasi matematik siswa tergolong masih rendah, seperti

sebelumnya saya beritahu bahwa siswa sering kesulitan menyelesaikan

soal cerita yang mengharuskan siswa mengubah cerita kedalam simbol

matematika, juga siswa masih kurang mampu mrnghubungkan gambar,

diagram kedalam ide dan simbol matematika. Hal ini terjadi karena siswa

kesulitan menentukan langkah awal apa yang mesti dilakukan dari

informasi yang terdapat dalam soal. Informasi yang diperoleh dalam soal

tersebut pun tidak dimodelkan dalam bentuk matematika berupa notasi,

gambar, grafik dan aljabar. Sehingga dalam bentuk matematika berupa

notasi, gambar, grafik dan aljabar. Sehingga siswa merasa kesulitan jika

diminta guru untuk menjelaskan kembali secara matematis berupa bahasa

atau simbol matematika.”

7. Seberapa penting kemampuan komunikasi matematik dalam pembelajaran

matematika?

“Sangat penting, karena dengan kemampuan komunigat penting, karena

dengan kemampuan komunikasi matematik, siswa mampu

mengilustrasikan dan menginterpretasikan berbagai masalah dalam bahasa

dan pernyataan-pernyataan matematika serta dapat menyelesaikan

masalah tersebut, selain itu kemampuan komunikasi matematik juga

merupakan salah satu kemampuan yang dituntut untuk siswa miliki karena

kemampuan komunikasi diperlukan untuk mempelajari bahasa dan

simbol-simbol matematika serta mengekspresikan ide-ide matematis.

65

Disamping itu komunikasi juga bermanfaat untuk melatih siswa

mengemukakan gagasan secara rasional.”

8. Menurut bapak, metode yang sudah bapak gunakan sudah cukup untuk

meningkatkan kemampuan komunikasi siswa?

“Sebenarnya metode yang saya gunakan masih belum cukup untuk

membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan komunikasi

matematika siswa, karena kembali lagi kepada sikap siswa dalam

pembelajaran matematika seperti yang sebelumnya dijelaskan.”

Pernyataan-pernyataan tersebut adalah benar telah diajukan kepada

guru bidang studi matematika kelas VIII MTsN Tangerang II Pamulang

pada hari dn telah dijawab oleh guru yang bersangkutan sebagaimana

mestinya.

Mengetahui

Guru Matematika

MTsN Tangerang II Pamulang

Lukman Hakim, S.Pd

66

Instrument Tes Kemampuan Komunikasi Matematik

Materi : Segi empat dan segitiga

Standar Kompetensi : Memahami konsep segi empat dan segitiga serta

menentukan ukurannya.

Kompetensi Dasar :

1. Mengidentifikasi dan menggambar bangun segi empat serta

menggunakannya dalam pemecahan masalah.

2. Merancang model matematika dan menyelesaikan model matematika

dari masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas segi empat.

Indikator Soal Written

Text

Drawing Mathematical

Expression

Menuliskan atau mem

berikan alasan terhadap

sebuah gambar yang

terbentuk dari ke terangan

yang diberikan.

1

Menuliskan atau mem

berikan alasan terhadap

sebuah gambar yang

terbentuk dari beberapa

titik-titik koordinat.

2

Membuat sketsa gambar

dan menyatakan per

masalahan ke dalam bentuk

model matematika serta

menyelesaikannya dalam

menentukan luas persegi

panjang dan belah ketupat.

3a 3b

Menentukan luas dan

keliling suatu bangun dari

sketsa gambar yang sudah

ada.

4,6

Menyatakan permasalahan

ke dalam bentuk model

matematika serta me

nyelesaikannya untuk

menghitung uang yang akan

diterima dari hasil

penjualan sawah.

5

Jumlah 2 3 2

Lampiran 2

67

Soal Tes Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa

1. Buatlah jajar genjang ABCD. Tarik garis BE tegak lurus CD dan DF tegak

lurus AB. Panjang AF = 3cm, panjang DE = 7cm dan luas segi empat

FBED adalah 42 cm2. Termasuk segi empat apakah bangun FBED?

Jelaskan pendapatmu !

2. Pada kertas berpetak gambarlah segitiga KLM dengan K(1, 1), L(4, 1),

dan M(1, 4). Termasuk segitiga apakah segitiga KLM yang terbentuk?

Berikan alasanmu !

3. Pak yahya mempunyai taman yang berbentuk persegi panjang dan di

dalam taman itu dibuat kolam yang berbentuk belah ketupat. Lebar taman

2 m lebih pendek dari panjangnya, sedangkan panjangnya 3 kali lebih

panjang dari diagonal kolam yang paling panjang. Panjang diagonal kolam

masing-masing 3 m dan 2 m.

a. Buatlah sketsa taman tersebut !

b. Buatlah model matematika dari soal tersebut, kemudian hitung luas

taman di luar kolam !

4. Ayah ingin menjual sawahnya yang berbentuk persegi panjang. Panjang

sisi persegi panjang masing-masing adalah (4x-2) m dan (2x-1) m. sawah

tersebut memiliki keliling 102 m. jika harga tiap m2 adalah Rp. 250.000,00

maka berapa uang yang akan ayah terima dari hasil penjualan sawah

tersebut ?

5. Hitunglah luas dan keliling bangun di bawah ini !

Lampiran 3

68

Kunci Jawaban Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

1. Gambar.

D 7 cm E C

A 3 cm F B

Bangun FBED termasuk persegi panjang karena ukuran DE = FB = 7 cm dan

DF = EB = 6 cm

2. y M

K L

x

Segitiga KLM termasuk segitiga siku-siku karena salah satu sudutnya

3.

cm

cm

Luas persegi panjang

Luas belah ketupat

Luas taman

6 cm

Lampiran 4

69

4. Keliling persegi panjang

cm

Panjang cm

Lebar cm

Luas

Biaya

5.

4 cm

4

cm

2 cm

Luas I

Luas II

Luas III

Luas IV

Luas bangun diatas adalah Luas I Luas II Luas III Luas IV

Keliling bangun diatas adalah

IV

III

II

I

I

70

Pedoman penskoran instrumen tes kemampuan komunikasi matematik

Skor Kriteria

4

3

2

1

0

Dapat menjawab semua aspek pertanyaan tentang komunikasi dan dijawab

dengan benar dan jelas

Dapat menjawab hampir semua aspek pertanyaaan tentang komunikasi dan

dijawab dengan benar

Dapat menjawab hanya sebagian dari aspek pertanyaan tentang

komunikasi dan dijawab dengan benar

Menjawab tidak sesuai dengan aspek pertanyaan tentang komunikasi

Tidak ada jawaban

Lampiran 5

71

PERHITUNGAN UJI VALIDITAS

No Nama Nomor Soal

Y 1 2 3a 3b 4 5 6

1 A 3 2 4 4 2 3 2 20

2 B 1 2 3 4 1 2 2 15

3 C 3 1 3 2 1 2 0 12

4 D 4 4 4 3 0 3 2 20

5 E 3 0 4 3 0 1 4 15

6 F 4 2 3 3 0 2 3 17

7 G 0 2 3 4 0 0 1 10

8 H 2 4 3 3 2 3 2 19

9 I 4 2 1 3 0 2 2 14

10 J 1 4 1 2 1 3 2 14

11 K 4 2 2 3 0 2 1 14

12 L 4 4 3 4 0 3 2 20

13 M 3 1 3 3 0 1 2 13

14 N 2 1 3 2 0 1 2 11

15 O 4 2 1 3 0 1 2 13

16 P 3 1 2 2 1 2 1 12

17 Q 2 3 3 2 1 1 2 14

18 R 2 3 2 2 0 2 3 14

19 S 3 2 3 3 1 3 2 17

20 T 1 0 3 2 1 2 1 10

21 U 2 3 2 3 2 1 0 13

22 V 3 4 2 3 2 3 2 19

23 W 3 3 2 2 0 2 2 14

24 X 2 1 2 1 1 2 1 10

25 Y 1 2 2 0 0 2 2 9

26 Z 3 2 1 2 1 2 0 11

27 AB 2 2 1 1 0 2 2 10

28 CD 1 1 2 1 0 0 0 5

29 EF 4 3 2 4 1 2 4 20

30 GH 1 1 1 1 0 1 0 5

∑ 75 64 71 75 18 56 51 410

r

hitung 0,618 0,620 0,458 0,732 0,359 0,679 0,604

r table 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361

kriteria valid Valid valid valid invalid valid valid

Lampiran 6

72

PERHITUNGAN UJI RELIABILITAS

No Nama Nomor Soal

Y Y2

1 2 3a 3b 4 5 6

1 A 3 2 4 4 2 3 2 20 400

2 B 1 2 3 4 1 2 2 15 225

3 C 3 1 3 2 1 2 0 12 144

4 D 4 4 4 3 0 3 2 20 400

5 E 3 0 4 3 0 1 4 15 225

6 F 4 2 3 3 0 2 3 17 289

7 G 0 2 3 4 0 0 1 10 100

8 H 2 4 3 3 2 3 2 19 361

9 I 4 2 1 3 0 2 2 14 196

10 J 1 4 1 2 1 3 2 14 196

11 K 4 2 2 3 0 2 1 14 196

12 L 4 4 3 4 0 3 2 20 400

13 M 3 1 3 3 0 1 2 13 169

14 N 2 1 3 2 0 1 2 11 121

15 O 4 2 1 3 0 1 2 13 169

16 P 3 1 2 2 1 2 1 12 144

17 Q 2 3 3 2 1 1 2 14 196

18 R 2 3 2 2 0 2 3 14 196

19 S 3 2 3 3 1 3 2 17 289

20 T 1 0 3 2 1 2 1 10 100

21 U 2 3 2 3 2 1 0 13 169

22 V 3 4 2 3 2 3 2 19 361

23 W 3 3 2 2 0 2 2 14 196

24 X 2 1 2 1 1 2 1 10 100

25 Y 1 2 2 0 0 2 2 9 81

26 Z 3 2 1 2 1 2 0 11 121

27 AB 2 2 1 1 0 2 2 10 100

28 CD 1 1 2 1 0 0 0 5 25

29 EF 4 3 2 4 1 2 4 20 400

30 GH 1 1 1 1 0 1 0 5 25

∑ 75 64 71 75 18 56 51 410 6094

Si 1,167 1,167 0,928 1,042 0,724 0,860 1,055 4,113 112,309

Si^2 1,362 1,361 0,861 1,086 0,524 0,74 1,114 16,920 12613,22

Ssi^2 7,048

St 4,113

St^2 16,92

reliabilit

as 0,604

Lampiran 7

73

PERHITUNGAN DAYA BEDA

NAMA

SISWA

NOMOR SOAL Y

1 2 3A 3B 4 5

D 4 4 4 3 3 2 20

L 4 4 3 4 3 2 20

CC 4 3 2 4 2 4 19

A 3 2 4 4 3 2 18

H 2 4 3 3 3 2 17

V 3 4 2 3 3 2 17

F 4 2 3 3 2 3 17

S 3 2 3 3 3 2 16

E 3 0 4 3 1 4 15

B 1 2 3 4 2 2 14

I 4 2 1 3 2 2 14

K 4 2 2 3 2 1 14

R 2 3 2 2 2 3 14

W 3 3 2 2 2 2 14

J 1 4 1 2 3 2 13

JUMLAH 45 41 39 46 35 36 242

3 2,73 2,6 3,07 2,4 2,33

Q 2 3 3 2 1 2 13

M 3 1 3 3 1 2 13

O 4 2 1 3 1 2 13

U 2 3 2 3 1 0 11

C 3 1 3 2 2 0 11

P 3 1 2 2 2 1 11

N 2 1 3 2 1 2 11

Z 3 2 1 2 2 0 10

G 0 2 3 4 0 1 10

AA 2 2 1 1 2 2 10

T 1 0 3 2 2 1 9

X 2 1 2 1 2 1 9

Y 1 2 2 0 2 2 9

BB 1 1 2 1 0 0 5

DD 1 1 1 1 1 0 5

JUMLAH 30 23 32 29 20 16 150

2 1,53 2,13 1,93 1,33 1,07

DB 1,25 1,07 1,18 1,25 0,93 0,85

Ket Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Sangat

Baik

Lampiran 8

74

PERHITUNGAN TARAF KESUKARAN

NAMA

SISWA

NOMOR SOAL

1 2 3A 3B 4 5

A 3 2 4 4 3 2

B 1 2 3 4 2 2

C 3 1 3 2 2 0

D 4 4 4 3 3 2

E 3 0 4 3 1 4

F 4 2 3 3 2 3

G 0 2 3 4 0 1

H 2 4 3 3 3 2

I 4 2 1 3 2 2

J 1 4 1 2 3 2

K 4 2 2 3 2 1

L 4 4 3 4 3 2

M 3 1 3 3 1 2

N 2 1 3 2 1 2

O 4 2 1 3 1 2

P 3 1 2 2 2 1

Q 2 3 3 2 1 2

R 2 3 2 2 2 3

S 3 2 3 3 3 2

T 1 0 3 2 2 1

U 2 3 2 3 1 0

V 3 4 2 3 3 2

W 3 3 2 2 2 2

X 2 1 2 1 2 1

Y 1 2 2 0 2 2

Z 3 2 1 2 2 0

AA 2 2 1 1 2 2

BB 1 1 2 1 0 0

CC 4 3 2 4 2 4

DD 1 1 1 1 1 0

75 64 71 75 56 51

Rata-rata 2.5 2.13 2.37 2.5 1.87 1.7

P 0.625 0.533 0.592 0.625 0.467 0.425

Kriteria Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang

Lampiran 9

75

Distribusi Frekuensi Data Keseluruhan

92 92 92 92 88 88 88 88 88 83

83 83 83 83 79 79 79 79 79 79

79 79 75 75 75 75 75 75 75 75

75 75 75 75 71 71 71 71 71 71

71 71 71 71 71 67 67 67 67 67

67 67 67 67 67 67 63 63 63 63

63 63 63 63 63 63 58 58 58 58

58 58 58 58 58 58 58 54 54 54

54 54 54 54 54 54 50 50 50 50

50 46 46 42 42 33 33 29 29 29

Jumlah Data (n) = 100

Rentang Data (J) =

Banyak Kelas Interval (BK)

Panjang Kelas

=7,88

Lampiran 10

76

No Interval Batas

Bawah

Batas

Atas

Frekuensi Titik

Tenga

h (xi)

xi2 fixi fixi

2

fi fi(%) fk

1 29-36 28,5 36,5 5 5 5 32,5 1056,

25 162,5 5281,25

2 37-44 36,5 44,5 2 2 7 40,5 1640,

25 81

3280,5

3 45-52 44,5 52,5 7 7 14 48,5 2352,

25 339,5 16465,

75

4 53-60 52,5 60,5 20 20 34 56,5 3192,

25 1130

63845

5 61-68 60,5 68,5 21 21 55 64,5 4160,

25

1354,5 87365,

25

6 69-76 68,5 76,5 23 23 78 72,5 5256,

25

1167,5 12089

3,8

7 77-84 76,5 84,5 13 13 91 80,5 6480,

25

1046,5 84243,

25

8 85-92 84,5 92,5 9 9 100 88,5 7832,

25 796,5 70490,

25

Jumlah 100 100 484 3197

0 6578 451865

Mean 65,78

Median 66,6

Modus 69,83

Varians 193,5774

Simpangan Baku 19,31

A. Perhitungan Mean B. Perhitungan Median

78,65

100

6578

i

ii

f

xfx

6,66

1,65,60

21

345085,60

2

Me

bef

Fn

PBM

77

C. Perhitungan Modus

83,69

33,15,68

102

285,68

ba

a

boff

fPBM

D. Perhitungan Varians

58,193

9900

1916416

9900

4327008445186500

1100100

6578451865100

1

2

22

2

nn

xfxfns

iiii

E. Perhitungan simpangan baku

31,19

58,193

s

78

Skor Total Indikator Komunikasi Matematis Kategori Tinggi

No Nama

Siswa

Nilai Indikator

Written

Text Drawing

Mathematical

Expression

1 I 7 8 7

2 BC 6 8 8

3 BF 7 7 8

4 CH 8 8 6

5 A 7 6 8

6 H 6 8 7

7 BJ 8 7 6

8 BK 7 7 7

9 BL 8 7 6

10 AK 7 6 7

11 BD 6 8 6

12 BH 6 7 7

13 BM 8 5 7

14 CG 8 7 5

15 F 7 6 6

Lampiran 11

79

16 J 6 6 7

17 X 5 7 7

18 BA 5 7 7

19 BQ 7 5 7

20 BS 5 6 8

21 BW 7 7 5

22 CV 5 8 6

23 L 6 6 6

24 Q 6 5 7

25 W 6 7 5

26 AI 7 5 6

27 AS 6 5 7

28 AW 4 7 7

29 BB 6 6 6

30 BG 4 7 7

31 BI 4 7 7

32 BO 7 5 6

33 BR 7 5 6

34 CT 7 5 6

80

Jumlah Skor 216 221 224

Rata-rata 6,35 6,5 6,59

81

Skor Total Indikator Komunikasi Matematis Kategori Sedang

No Nama

Siswa

Nilai Indikator

Written

Text Drawing

Mathematical

Expression

1 P 5 5 7

2 Y 5 7 5

3 AG 6 4 7

4 AP 5 7 5

5 AZ 4 7 6

6 BE 4 5 8

7 BX 6 6 5

8 CC 5 7 5

9 CE 7 5 5

10 CF 7 5 5

11 CK 7 6 4

12 N 6 7 3

13 Z 3 7 6

14 AB 4 8 4

15 AF 4 5 7

Lampiran 12

82

16 AM 7 5 4

17 AV 2 7 7

18 AY 4 5 7

19 BN 5 5 6

20 BP 6 4 6

21 BY 6 5 5

22 CI 5 6 5

23 S 4 6 5

24 U 5 5 5

25 V 4 6 5

26 AC 4 6 5

27 AQ 6 5 4

28 AR 5 5 5

29 AU 3 5 7

30 BV 3 6 6

31 CP 4 5 6

32 CQ 2 6 7

33 C 4 6 4

34 E 5 3 6

83

35 G 2 7 5

36 R 3 5 6

37 AO 5 5 4

38 AT 1 6 7

39 BT 4 4 6

40 BU 4 5 5

41 BZ 4 5 5

42 CR 5 3 6

43 CS 3 4 7

44 D 5 5 3

45 K 4 3 6

46 T 5 3 5

47 AE 3 5 5

48 AH 1 5 7

49 CA 5 4 4

50 CB 3 6 4

51 CD 4 5 4

52 CL 2 5 6

53 M 4 6 2

84

54 O 5 3 4

55 AA 4 3 5

56 AJ 2 3 7

57 CU 3 2 7

Jumlah Skor 243 294 307

Rata-rata 4,26 5,16 5,39

85

Skor Total Indikator Komunikasi Matematis Kategori Rendah

No Nama

Siswa

Nilai Indikator

Written

Text Drawing

Mathematical

Expression

1 B 5 2 4

2 AX 4 4 3

3 AD 1 6 3

4 CJ 3 5 2

5 CM 2 3 3

6 CN 2 2 4

7 AL 3 0 4

8 AN 1 0 6

9 CO 0 4 3

Jumlah Skor 21 26 32

Rata-rata 2,33 2,89 3,56

Lampiran 13