analisis kelayakan usaha restoran momomilk di taman ... · di taman kencana kota bogor ... 8...

86
ANALISIS KELAYAKAN USAHA RESTORAN MOMOMILK DI TAMAN KENCANA KOTA BOGOR REVI HOTMA DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Upload: leduong

Post on 05-Mar-2019

255 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

ANALISIS KELAYAKAN USAHA RESTORAN MOMOMILK

DI TAMAN KENCANA KOTA BOGOR

REVI HOTMA

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kelayakan

Usaha Restoran Momomilk di Taman Kencana Kota Bogor adalah benar karya

saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk

apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau

dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir

skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dan karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Mei 2014

Revi Hotma

NIM H34100070

ABSTRAK

REVI HOTMA. Analisis Kelayakan Usaha Restoran Momomilk di Taman

Kencana Kota Bogor. Dibimbing oleh SITI JAHROH.

Bisnis kuliner merupakan salah satu bisnis yang sedang berkembang di

Bogor. Tidak hanya makanan, beberapa restoran juga menyajikan minuman

sebagai produk utamanya. Akan tetapi masih sedikit restoran yang menyajikan

susu sebagai produk utama. Restoran Momomilk merupakan salah satu restoran

yang menyajikan susu sebagai menu utama dan telah beroperasi selama 7 bulan.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan usaha Restoran Momomilk.

Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis kelayakan aspek non finansial

seperti aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, serta aspek sosial

ekonomi dan lingkungan. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis

kelayakan berdasarkan kriteria investasi. Aspek finansial menunjukkan NPV

sebesar Rp63 220 511, Net B/C sebesar 2.57, IRR sebesar 47.35 persen, dan

payback period selama 3 tahun 6 bulan 21 hari. Hasil analisis kelayakan ini

menunjukkan bahwa Restoran Momomilk layak berdasarkan aspek pasar, aspek

teknis, aspek manajemen, aspek sosial ekonomi dan lingkungan, serta aspek

finansial. Namun usaha ini belum layak berdasarkan aspek hukum.

Kata kunci: analisis nilai pengganti, aspek non finansial, kriteria investasi

ABSTRACT

REVI HOTMA. Feasibility Study of Momomilk Restaurant at Taman Kencana

Bogor. Supervised by SITI JAHROH.

Culinary business is one of the growing businesses in Bogor. Not only food,

many restaurants also offer beverage products as their main menu. However,

there are few restaurants that offer milk as their main product. Momomilk

Restaurant is one of the restaurants that offers milk as its main product and has

been running for the last 7 months. The objective of this study is to analyze the

feasibility of Momomilk Restaurant. Qualitative analysis was used to analyze the

feasibility based on non financial aspect such as market aspect, technical aspect,

management and law aspect, and also social economic and environmental aspect.

Quantitative analysis was used to analyze the feasibility based on investment

criteria. Financial analysis showed that NPV was Rp63 220 511, Net B/C was

2.57, IRR was 47.35 percent, and payback period was 3 years 6 months 21 days.

The result of this feasibility analysis showed that Momomilk Restaurant was

feasible based on market aspect, technical aspect, management and aspect, social

economic and environmental aspect, and also financial aspect. But, this business

was not feasible based on law aspect.

Keywords: investment criteria, non financial aspect, switching value analysis

ANALISIS KELAYAKAN USAHA RESTORAN MOMOMILK

DI TAMAN KENCANA KOTA BOGOR

REVI HOTMA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Judul Skripsi : Analisis Kelayakan Usaha Restoran Momomilk di Taman

Kencana Kota Bogor

Nama : Revi Hotma

NRP : H34100070

Disetujui oleh

Siti Jahroh, Ph.D

Pembimbing Skripsi

Diketahui oleh

Dr. Ir. Dwi Rachmina, MSi

Ketua Departemen

Tanggal Lulus :

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih

dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Oktober 2013 sampai Februari

2014 ini ialah kelayakan usaha, dengan judul Analisis Kelayakan Usaha Restoran

Momomilk di Taman Kencana Kota Bogor.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Siti Jahroh, Ph.D selaku dosen

pembimbing, Tintin Sarianti, SP. MM. selaku dosen penguji utama, serta Dr.

Amzul Rifin, SP. MA. selaku dosen penguji komdik yang telah memberikan saran

kepada penulis. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta

seluruh keluarga atas doa dan dukungan kepada penulis. Penulis juga

mengucapkan terima kasih kepada Bapak Haidhar Wurjanto selaku pemilik

Restoran Momomilk, Bapak Hadi Abdillah selaku manajer operasional, dan

Bapak R. Umar selaku manajer keuangan yang telah bersedia memberikan

informasi untuk memperlancar penelitian ini. Tak lupa penulis juga mengucapkan

terima kasih atas dukungan teman-teman semasa perkuliahan dan seluruh pihak

yang tidak dapat diucapkan satu per satu.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Mei 2014

Revi Hotma

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN viii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 3

Tujuan Penelitian 5

Manfaat Penelitian 6

TINJAUAN PUSTAKA 6

Kajian Studi Kelayakan Usaha berdasarkan Aspek Non Finansial 7

Kajian Studi Kelayakan Usaha berdasarkan Aspek Finansial 11

KERANGKA PEMIKIRAN 13

Kerangka Pemikiran Teoritis 13

Teori Investasi 13

Teori Biaya Manfaat 15

Studi Kelayakan Usaha 15

Aspek-aspek Studi Kelayakan Usaha 17

Kerangka Pemikiran Operasional 19

METODE PENELITIAN 22

Lokasi dan Waktu Penelitian 22

Jenis dan Sumber Data 22

Metode Pengumpulan Data 22

Metode Pengolahan Data 22

Analisis Kelayakan Non Finansial 23

Analisis Kelayakan Finansial 23

Laporan Laba Rugi 23

Laporan Arus Kas 24

Kriteria Kelayakan Investasi 25

Analisis Nilai Pengganti (Switching Value) 27

Asumsi Dasar 27

GAMBARAN UMUM USAHA RESTORAN MOMOMILK 28

Sejarah Restoran Momomilk 28

Lokasi Perusahaan 29

Visi dan Misi Restoran Momomilk 30

Deskripsi Pengusahaan Restoran Momomilk 30

ANALISIS KELAYAKAN NON FINANSIAL 31

Analisis Aspek Pasar 31

Potensi dan Target Pasar 31

Strategi Pemasaran 32

Hasil Analisis Aspek Pasar 34

Aspek Teknis 35

Lokasi Bisnis 35

Proses Produksi 37

Hasil Analisis Aspek Teknis 38

Aspek Manajemen dan Hukum 38

Bentuk Badan Usaha 38

Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan 38

Sistem Penggajian Pegawai 40

Hasil Analisis Aspek Manajemen dan Hukum 40

Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan 40

Hasil Analisis Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan 41

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL 41

Analisis Laba Rugi Restoran Momomilk 42

Arus Kas (Cashflow) Restoran Momomilk 43

Arus Penerimaan (Inflow) 43

Arus Pengeluaran (Outflow) 44

Analisis Kriteria Kelayakan Investasi 48

Analisis Nilai Pengganti (Switching Value) 49

SIMPULAN DAN SARAN 49

Simpulan 49

Saran 50

DAFTAR PUSTAKA 50

LAMPIRAN 52

RIWAYAT HIDUP 68

DAFTAR TABEL

1 Jumlah tempat makan di Kota Bogor tahun 2006-2012 1

2 Pemasukan pajak bagi Pendapatan Asli Daerah Kota Bogor dari

sektor pariwisata dalam rupiah tahun 2010-2012 2

3 Format laporan laba rugi 24

4 Format laporan arus kas 25

5 Jumlah karyawan Restoran Momomilk berdasarkan jabatan dan

jenis kelamin 36

6 Hasil analisis laporan laba rugi Restoran Momomilk 42

7 Data penerimaan Restoran Momomilk Bulan Juni sampai Desember

2013 43

8 Proyeksi penerimaan Restoran Momomilk tahun ke-2 sampai ke-5 44

9 Biaya operasional Restoran Momomilk 47

10 Hasil analisis kriteria investasi Restoran Momomilk 48

DAFTAR GAMBAR

1 Fungsi investasi 14

2 Hubungan tingkat suku bunga, investasi, dan tabungan 14

3 Kerangka pemikiran operasional analisis kelayakan usaha Restoran

Momomilk di Taman Kencana Kota Bogor 21

4 Omset penjualan Restoran Momomilk pada Bulan Juni-Desember 2013 31

5 Penyajian beberapa produk Restoran Momomilk 33

6 Proses produksi Freshmilk 37

7 Proses produksi Milkshake 37

8 Struktur organisasi Restoran Momomilk 39

DAFTAR LAMPIRAN

1 Daftar harga produk Restoran Momomilk 5

2 Tata letak Restoran Momomilk 53

3 Kondisi aktual dan proyeksi kegiatan operasional Restoran Momomilk 54

4 Proyeksi laporan laba rugi Restoran Momomilk 55

5 Rincian komponen biaya investasi dan reinvestasi Restoran Momomilk 56

6 Biaya operasional Restoran Momomilk Bulan Juni sampai Desember

2013 58

7 Proyeksi arus kas Restoran Momomilk 59

8 Analisis switching value peningkatan biaya input susu pasteurisasi 62

9 Analisis switching value penurunan tingkat penjualan produk 65

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kota Bogor memiliki berbagai obyek wisata yang ramai dikunjungi

wisatawan domestik maupun mancanegara. Obyek wisata yang terdapat di Kota

Bogor sangat beragam baik obyek wisata bersejarah seperti Kebun Raya Bogor,

museum-museum, maupun obyek wisata yang sudah modern. Selain kunjungan

ke obyek-obyek wisata tersebut, aktivitas kunjungan wisata ke Kota Bogor juga

tercermin dari keramaian di pusat-pusat perdagangan makanan jajanan dan buah-

buahan serta factory outlet pakaian dan tas seperti di Jalan Suryakencana,

Siliwangi, Pajajaran, dan Tajur terutama pada hari Sabtu, Minggu, dan hari-hari

libur1.

Dari berbagai bisnis yang ada di Kota Bogor, bisnis kuliner merupakan

salah satu bisnis yang sedang berkembang. Beragamnya bisnis kuliner di Kota

Bogor menjadikan para wisatawan memperoleh berbagai alternatif makanan dan

minuman yang akan dikonsumsi. Namun disisi lain, dengan berkembangnya

usaha bisnis kuliner tersebut juga memicu persaingan yang ketat antara bisnis

kuliner yang satu dengan yang lainnya. Perkembangan bisnis kuliner di Kota

Bogor ditunjukkan dengan beragamnya tempat makan (restoran dan rumah

makan) yang ada di kota ini.

Sejak tahun 2006 sampai 2012, jumlah tempat makan di Kota Bogor

cenderung berfluktuatif. Adanya peningkatan dan penurunan jumlah tempat

makan menunjukkan adanya persaingan yang ketat dalam bisnis kuliner.

Akibatnya, para pesaing yang tidak mampu bertahan dalam bisnis ini pun terpaksa

gulung tikar. Data perkembangan jumlah tempat makan di Kota Bogor dapat

dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Jumlah tempat makan di Kota Bogor tahun 2006-2012

Tahun Restoran Rumah makan Total

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

2006 91 - 157 - 248 -

2007 93 2.20 175 11.46 268 8.06

2008 88 (5.38) 123 (29.71) 211 (21.27)

2009 88 0.00 137 11.38 225 6.64

2010 88 0.00 137 0.00 225 0.00

2011 88 0.00 131 (4.38) 219 (2.67)

2012 87 (1.14) 130 (0.76) 217 (0.91)

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor 2013 (diolah).

1 Pemerintah Kota Bogor. 2012. Profil investasi bidang pariwisata Kota Bogor. [Internet].

[diunduh 2013 Nov 25]. Tersedia pada: http://www.kotabogor.go.id/investasi/pariwisata.

2

Berdasarkan data pada Tabel 1 jumlah tempat makan di Kota Bogor

cenderung berfluktuatif. Pada tahun 2008 jumlah tempat makan di Bogor

mengalami penurunan yang cukup besar yaitu sejumlah 57 unit atau sekitar 21.27

persen. Akan tetapi pada tahun 2009 jumlah tempat makan di Kota Bogor

mengalami peningkatan sejumlah 14 unit atau sekitar 6.64 persen. Kemudian

pada tahun 2010 jumlah tempat makan di Kota Bogor sama seperti tahun

sebelumnya. Pada tahun 2011 dan 2012 jumlah tempat makan di Kota Bogor

kembali mengalami penurunan namun penurunannya hanya sedikit yaitu masing-

masing 2.67 persen dan 0.91 persen. Penurunan yang terjadi dikarenakan adanya

kenaikan harga barang termasuk barang pangan akibat kenaikan bahan bakar

minyak dan persaingan usaha dibidang kuliner. Hal ini mengakibatkan beberapa

tempat makan di Kota Bogor mengalami kebangkrutan.

Pajak restoran menjadi pemasukan tertinggi bagi PAD Kota Bogor dari

sektor pariwisata bila dibandingkan dengan pajak hotel maupun pajak hiburan.

Selain itu, pajak restoran mengalami peningkatan setiap tahunnya sejak tahun

2010 sampai tahun 2012. Hal ini mengindikasikan bahwa restoran di Kota Bogor

semakin berkembang dan memiliki peran yang cukup besar terhadap

perekonomian di daerah ini. Pemasukan pajak bagi PAD Kota Bogor dari sektor

pariwisata dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Pemasukan pajak bagi Pendapatan Asli Daerah Kota Bogor dari sektor

pariwisata dalam rupiah tahun 2010-2012

Jenis pendapatan 2010 2011 2012

Pajak restoran 19 393 960 174 27 252 802 195 39 510 789 644

Pajak hotel 6 403 876 082 15 704 258 353 27 528 683 203

Pajak hiburan 6 964 692 407 8 686 143 286 13 707 405 648

Total 32 762 528 663 51 643 203 834 80 746 878 495

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor 2013.

Berdasarkan data pada Tabel 2, pemasukan pajak restoran bagi PAD Kota

Bogor dari sektor pariwisata meningkat sebesar 40.52 persen dari tahun 2010 ke

tahun 2011. Kemudian meningkat kembali dari tahun 2011 ke tahun 2012 sebesar

44.98 persen. Secara keseluruhan pada tahun 2012, pajak restoran memberikan

kontribusi sebesar 48.93 persen terhadap PAD Kota Bogor dari sektor pariwisata.

Pajak hotel dan pajak hiburan memberi kontribusi masing-masing sebesar 34.09

persen dan 16.97 persen bagi PAD Kota Bogor di tahun 2012.

Restoran yang terdapat di Kota Bogor tidak hanya terfokus pada produk

makanan yang beragam. Banyak pula restoran yang lebih menonjolkan produk

minuman sebagai menu andalannya. Selain Starbucks yang sudah terkenal di Kota

Bogor, banyak juga restoran yang berbentuk kedai atau café dengan menyajikan

minuman sebagai produk andalan seperti Bhumi Tea and Coffee, de Koffie Pot,

Rumah Kopi Ranin, dan lain sebagainya. Akan tetapi umumnya usaha dengan

produk utama minuman tersebut berbahan dasar teh ataupun kopi.

3

Komoditas yang tergolong masih jarang untuk dijadikan bahan dasar dalam

pembuatan produk minuman adalah susu. Usaha restoran di Bogor yang

menjadikan susu sebagai produk utama tergolong sedikit. Di Kabupaten Bogor

terdapat restoran dengan produk unggulan susu yang sudah cukup dikenal

masyarakat Bogor dan sekitarnya yaitu Cisarua Mountain Dairy (Cimory) yang

terletak di Cisarua. Sedangkan di Kota Bogor, usaha restoran dengan produk

utama susu yaitu Restoran Momomilk yang terletak di daerah Taman Kencana.

Meskipun skala usaha restoran Momomilk belum sebesar Cimory, namun usaha

ini sudah mulai berkembang dan dikenal oleh masyarakat Kota Bogor.

Dengan skala usaha Restoran Momomilk yang belum sebesar Cimory,

menjadikan pemilik usaha menentukan segmen dan target pasar yang berbeda

pula. Kecenderungan pelajar dan mahasiswa yang membutuhkan hiburan selain

dari rekreasi, menjadi peluang pasar untuk Restoran Momomilk. Pelajar dan

mahasiswa merupakan konsumen yang dinilai memiliki selera tersendiri dalam

memilih restoran yang akan dikunjungi. Umumnya, mereka mencari restoran yang

menyajikan makanan dan minuman yang unik, lokasi yang dekat dengan sekolah

atau kampus, tempat yang nyaman, serta harga produk yang terjangkau.

Pada awal berdirinya di tahun 2011, produk Momomilk dipasarkan dengan

membuka booth di beberapa lokasi seperti sekolah dan pusat perbelanjaan.

Pemilihan cara memasarkan produk dengan menggunakan booth dikarenakan

modal pemilik usaha saat itu masih terbatas serta dirasakan lebih mudah dan

praktis. Sampai saat ini jumlah booth Momomilk yang masih beroperasi hanya

tersisa 2 saja dikarenakan beberapa booth sebelumnya tidak memberikan

keuntungan sesuai target.

Melihat perkembangan 2 booth tersebut yang terus memberikan

peningkatan penjualan maka pemilik usaha melakukan pengembangan usaha

dengan membuka cabang baru. Cabang baru tersebut tidak berbentuk booth

melainkan berbentuk restoran yang terletak di daerah Taman Kencana Bogor.

Restoran ini baru berjalan selama 7 bulan sejak Juni hingga Desember 2013 dan

sudah memiliki penjualan yang cukup baik. Pemilik usaha juga lebih mudah untuk

menjangkau target pasar dengan memperkenalkan Restoran Momomilk kepada

kerabat-kerabatnya dan konsumen yang sudah sering membeli produk Momomilk

sebelumnya melalui booth yang dimiliki.

Kondisi lingkungan yang sangat dinamis dan intensitas persaingan yang

semakin ketat membuat seorang pengusaha tidak cukup hanya mengandalkan

pengalaman dan intuisi saja dalam memulai usahanya (Suliyanto 2010). Seorang

pelaku usaha harus melakukan analisis kelayakan terhadap ide bisnis yang akan ia

jalankan. Hal ini dilakukan untuk melihat keuntungan yang akan diperoleh atas

besarnya investasi yang telah dikeluarkan. Begitu juga dengan Restoran

Momomilk yang masih tergolong bisnis baru dimana diperlukan analisis

kelayakan untuk melihat seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh serta

sebagai bahan pertimbangan bagi para investornya.

Perumusan Masalah

Momomilk merupakan restoran yang terletak di Kota Bogor dengan

menyajikan berbagai produk olahan susu sebagai menu utama. Selama 3 tahun

4

usaha ini berdiri, produk Momomilk dipasarkan dengan membuka beberapa booth

di sekitar sekolah maupun di pusat perbelanjaan. Akan tetapi beberapa booth

terpaksa ditutup karena tidak menghasilkan keuntungan seperti yang diharapkan

oleh pemiliknya. Saat ini hanya ada 2 booth yang masih berdiri yang berada di

Kantin Sapta IPB Darmaga dan di Food Court Bogor Junction.

Ditutupnya beberapa booth yang tidak memberi laba sesuai target

menunjukkan adanya persaingan yang ketat. Oleh karena itu, Restoran Momomilk

dituntut untuk membuat keunikan. Untuk menghadapi pesaing dari usaha bidang

kuliner lainnya, maka pemilik Momomilk membuat keunikan pada restoran ini.

Sesuai dengan produk utamanya yakni susu maka konsep restoran ini adalah

peternakan. Untuk menunjang tema tersebut maka beberapa alat makan yang

digunakan untuk menyajikan minuman diimpor dari Cina. Selain itu, dekorasi

restoran dan seragam yang digunakan para pelayan pun bertema peternakan.

Melihat banyaknya restoran di Kota Bogor yang juga memilih segmen dan

target pasar pelajar dan mahasiswa, maka mereka memiliki banyak alternatif

untuk memilih restoran mana yang akan dikunjungi. Oleh karena itu permintaan

akan produk di Restoran Momomilk akan menjadi sulit diprediksi. Selain aspek

pasar, aspek yang juga penting adalah aspek teknis seperti teknologi. Adanya

teknologi yang canggih tentu akan memudahkan dan lebih mempercepat suatu

proses produksi misalnya mesin pasteurisasi ataupun teknologi lainnya. Namun

diperlukan biaya yang sangat besar untuk pengadaan teknologi tersebut dan

Restoran Momomilk memiliki keterbatasan dana bila hendak membeli suatu

peralatan yang canggih. Dari segi manajemen dan hukum, diperlukan manajemen

yang baik dalam organisasi dan perizinan yang lengkap guna melancarkan

kegiatan usaha. Selain itu perlu dilihat juga sejauh mana Restoran Momomilk

mampu memberikan dampak bagi lingkungan sekitar lokasi usaha dari segi sosial

ekonomi dan lingkungan.

Selain aspek non finansial, melihat besarnya biaya untuk investasi maka

perlu dikaji aspek finansial. Restoran Momomilk tentunya mengeluarkan biaya

yang cukup besar terutama pada saat pembelian investasi dan untuk pemeliharaan

investasi. Mengingat besarnya investasi yang dikeluarkan, maka penelitian

mengenai kelayakan usaha menjadi penting untuk dilakukan. Analisis kelayakan

usaha tentunya tidak hanya dilihat dari segi aspek finansial saja namun juga aspek

lainnya yang sangat berkaitan dengan aspek finansial tersebut. Hal ini

dimaksudkan untuk memperoleh kesimpulan yang kuat tentang dijalankan atau

tidaknya sebuah ide bisnis.

Salah satu input terpenting yang digunakan oleh Restoran Momomilk adalah

susu pasteurisasi. Pasokan susu pasteurisasi tersebut diperoleh dengan melakukan

kerjasama dengan salah satu mahasiswa pascasarjana Fakultas Peternakan IPB.

Kerjasama ini dilakukan untuk meminimalisir risiko dalam proses pasteurisasi

susu murni. Setiap harinya Restoran Momomilk membutuhkan pasokan susu

pasteurisasi sekitar 60 sampai 80 liter pada saat weekday dan 100 sampai 120 liter

susu pada saat weekend. Selama 7 bulan beroperasi, harga input susu pasteurisasi

sudah mengalami 2 kali peningkatan harga. Akan tetapi peningkatan harga

tersebut hanya berbeda sedikit dari harga susu pasteurisasi sebelumnya.

Apabila terjadi kenaikan harga input baik susu maupun bahan penunjang

lainnya, tentu akan berpengaruh terhadap harga output. Selain faktor kenaikan

input, adanya pesaing dengan produk yang sejenis juga akan mempengaruhi harga

5

output. Pemilik restoran harus menentukan harga output tertentu agar konsumen

tidak beralih pada produk yang lain apabila harga produk dirasa konsumen terlalu

mahal. Selain itu, apabila terjadi penurunan tingkat penjualan produk juga

tentunya akan sangat berpengaruh terhadap penerimaan restoran dan bisa

berimbas pada kelayakan usaha. Oleh karena itu pemilik usaha harus peka

terhadap 2 variabel tersebut agar usaha yang dijalankan dapat tetap layak.

Menurut Suliyanto (2010), keterkaitan antara aspek non finansial dengan

aspek finansial terlihat pada laporan keuangan bisnis tersebut. Aspek pasar

memiliki keterkaitan dengan nilai proyeksi penjualan. Sedangkan aspek teknis,

manajemen dan hukum, serta aspek ekonomi sosial lingkungan memiliki

keterkaitan dengan proyeksi biaya pada laporan laba rugi perusahaan. Proyeksi

penjualan dikurangi dengan proyeksi biaya menghasilkan proyeksi laba rugi.

Proyeksi penjualan akan berkaitan dengan proyeksi kas masuk pada laporan arus

kas, sedangkan proyeksi biaya akan berkaitan dengan proyeksi kas keluar.

Proyeksi aliran kas masuk dikurangi proyeksi aliran kas keluar akan menghasilkan

proyeksi aliran kas bersih. Aliran kas bersih inilah yang digunakan untuk

melakukan analisis kelayakan pada aspek keuangan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan 3 permasalahan yaitu:

1. Apakah Restoran Momomilk dapat dikategorikan layak berdasarkan aspek

non finansial seperti aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan

hukum, serta aspek ekonomi sosial dan lingkungan?

2. Apakah Restoran Momomilk dapat dikategorikan layak berdasarkan aspek

finansial dengan berdasarkan kriteria investasi seperti Net Present Value

(NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR), dan

Payback Period (PP)?

3. Seberapa besar perubahan maksimum yang boleh terjadi pada peningkatan

harga input susu pasteurisasi dan penurunan tingkat penjualan produk pada

usaha Restoran Momomilk agar masih tetap layak untuk dijalankan?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis kelayakan usaha Restoran Momomilk berdasarkan aspek non

finansial seperti aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum,

serta aspek ekonomi sosial dan lingkungan.

2. Menganalisis kelayakan usaha Restoran Momomilk berdasarkan aspek

finansial dengan berdasarkan kriteria investasi seperti NPV, Net B/C, IRR,

dan Payback Period.

3. Menganalisis besar perubahan maksimum yang boleh terjadi pada

peningkatan harga input susu pasteurisasi dan penurunan tingkat penjualan

produk pada usaha Restoran Momomilk agar masih tetap layak untuk

dijalankan.

6

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang

membutuhkannya yakni:

1. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemilik usaha dalam pengusahaan

Restoran Momomilk.

2. Sebagai media bagi peneliti untuk belajar dan menambah pengalaman serta

penerapan ilmu yang didapatkan semasa kuliah.

3. Sebagai bahan referensi bagi mahasiwa yang akan melakukan penelitian

dalam hal analisis kelayakan usaha.

TINJAUAN PUSTAKA

Beberapa teori penunjang yang dipakai dalam kajian ini adalah konsep studi

kelayakan bisnis serta aspek-aspek yang dikaji dalam studi kelayakan bisnis. Teori

tersebut dikaitkan dengan penelitian terdahulu yang memiliki topik yang serupa

yaitu studi kelayakan usaha restoran. Aspek yang dikaji dalam studi kelayakan

bisnis meliputi aspek pasar, teknis, manajemen dan hukum, ekonomi sosial

lingkungan, serta aspek finansial. Aspek finansial dikaji dengan menganalisis

laporan laba rugi, analisis arus kas, serta analisis sensitivitas. Selain itu kelayakan

usaha berdasarkan aspek finansial pada masing-masing penelitian terdahulu

dianalisis dengan menggunakan kriteria investasi diantaranya Net Present Value,

Net B/C, IRR, dan Payback Period.

Persaingan dalam dunia bisnis yang semakin ketat membuat pelaku usaha

tidak bisa hanya mengandalkan pengalaman maupun intuisi bila ingin membuat

bisnis baru ataupun mengembangkan usahanya (Suliyanto 2010). Pelaku usaha

harus menganalisis kelayakan terhadap usahanya dari berbagai aspek. Studi

kelayakan bisnis merupakan penelitian yang bertujuan untuk memutuskan apakah

sebuah ide bisnis layak untuk dilaksanakan atau tidak (Suliyanto 2010). Menurut

Umar (2005), studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis

yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga

saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang

maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan. Sedangkan menurut Nurmalina et

al. (2010) studi kelayakan bisnis merupakan penelaahan atau analisis tentang

apakah suatu kegiatan investasi memberikan manfaat atau hasil bila dilaksanakan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa studi kelayakan bisnis adalah suatu analisis

terhadap bisnis baru maupun pengembangan sebuah bisnis yang bertujuan untuk

melihat apakah bisnis tersebut dapat memberikan manfaat bila dilaksanakan

dalam waktu yang tidak ditentukan.

Untuk memperoleh kesimpulan yang kuat tentang dijalankan atau tidaknya

sebuah ide bisnis, studi kelayakan bisnis yang mendalam perlu dilakukan pada

beberapa aspek kelayakan bisnis (Suliyanto 2010). Suliyanto (2010) membagi

aspek-aspek studi kelayakan bisnis menjadi 6 aspek diantaranya aspek hukum,

lingkungan, pasar dan pemasaran, teknis dan teknologi, manajemen dan

sumberdaya manusia, dan keuangan. Umar (2005), membagi aspek-aspek studi

kelayakan bisnis menjadi 3 aspek diantaranya aspek pasar, aspek internal

7

perusahaan (terdiri dari aspek pemasaran, teknik dan teknologi, manajemen,

sumberdaya manusia, dan keuangan), serta aspek lingkungan (terdiri dari politik,

ekonomi dan sosial, lingkungan industri, yuridis, dan lingkungan hidup).

Sedangkan Nurmalina et al. (2010) membagi aspek-aspek studi kelayakan bisnis

menjadi 6 aspek yaitu aspek pasar, teknis, manajemen dan hukum, sosial ekonomi

budaya, lingkungan, dan finansial.

Kajian mengenai studi kelayakan usaha dipilih berdasarkan penelitian-

penelitian yang membahas mengenai analisis kelayakan usaha pada bisnis yang

bergerak dibidang kuliner. Beberapa penelitian terdahulu yang melakukan analisis

kelayakan usaha diantaranya dilakukan oleh Heidyningsih (2009), Reakara

(2009), Maulana (2010), dan Jeineiva (2011). Keempat penelitian ini memiliki

kesamaan yaitu sama-sama ingin melihat kelayakan pada usaha dibidang kuliner

yang dijalankan yang berlokasi di daerah Bogor dan Jakarta. Analisis kelayakan

usaha yang mereka lakukan tidak hanya dari sisi aspek finansial saja tetapi juga

dari aspek non finansial.

Kajian Studi Kelayakan Usaha berdasarkan Aspek Non Finansial

Aspek non finansial yang dikaji pada penelitian Reakara (2009) dan Jeineiva

(2011) ini cenderung sama antara satu dengan yang lain yaitu aspek pasar, teknis,

manajemen, serta aspek ekonomi sosial lingkungan.

1. Aspek pasar

Aspek pasar dan pamasaran menempati urutan pertama dalam studi

kelayakan bisnis (Nurmalina et al. 2010). Pada tahap ini terdapat beberapa

hal yang perlu dianalisis seperti permintaan dan penawaran produk, harga,

program pemasaran yang mencakup bauran pemasaran dan siklus kehidupan

produk, serta market share yang dapat dikuasai perusahaan. Menurut

Suliyanto (2010), analisis aspek pasar menganalisis jenis produk yang akan

diproduksi serta permintaan dan penawaran akan produk tersebut.

Sedangkan aspek pemasaran menganalisis apakah produk yang dihasilkan

dapat memberikan nilai yang lebih tinggi kepada konsumen dibandingkan

produk pesaing. Apabila harga produk lebih tinggi dan kualitasnya lebih

rendah dibandingkan dengan pesaing maka produk tersebut akan

ditinggalkan oleh konsumen. Sedangkan menurut Umar (2005), aspek pasar

dianalisis dengan proyksi permintaan dan penawaran produk, identifikasi

siklus kehidupan produk, perkiraan penjualan yang dapat dicapai

perusahaan, serta perkiraan market share yang bisa dikuasai perusahaan.

Kemudian aspek pemasaran dianalisis dengan menentukan segmentasi,

sasaran dan posisi pasar, strategi bersaing, dan bauran pemasaran.

Berdasarkan penelitian terdahulu, dilihat dari aspek pasar, penelitian

Reakara (2009) pada usaha Restoran Soto Kudus Di Jalan Garuda

Kemayoran Jakarta Pusat dikatakan layak untuk dijalankan. Potensi pasar

dan pangsa pasar dinilai berpotensi untuk pemasaran produk. Jumlah

permintaan soto kudus di Jabotabek khususnya Jakarta Pusat sangat tinggi

sedangkan penawarannya masih rendah, sehingga permintaan pasar akan

soto kudus sangat potensial. Jika dilihat dari bauran pemasaran, produk

yang ditawarkan masih belum memiliki pesaing yang banyak, harga yang

8

ditetapkan juga setara dengan pesaing, lokasi usaha strategis, serta promosi

yang sudah tepat dengan menyebarkan brosur dan kupon gratis. Begitu juga

pada penelitian Jeineiva (2011), usaha Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel

dikatakan layak karena jumlah permintaan produk yang meningkat sejak

tahun 2008 sampai 2010 meskipun yang membeli hanyalah konsumen yang

loyal terhadap restoran tersebut. Produk yang ditawarkan juga bervariasi

sehingga konsumen tidak akan merasa cepat bosan. Selain itu strategi

pemasaran yang dilakukan oleh restoran ini juga baik dimana harga yang

ditawarkan bervariasi serta adanya promosi dengan melakukan penyebaran

brosur, pemberian discount harga, serta mempublikasikan produk di

internet. Hasil analisis dari kedua penelitian tersebut dapat ditarik sebuah

indikator bahwa layaknya usaha dibidang kuliner dari segi aspek pasar

masih adanya permintaan yang tinggi dari output yang dihasilkan serta

strategi pemasaran yang tepat untuk dapat menarik minat konsumen.

2. Aspek teknis

Aspek tenis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses

pembangunan bisnis secara teknis dan pengoperasiannya setelah bisnis

tersebut selesai dibangun (Nurmalina et al. 2010). Hal-hal yang perlu

dianalasis dalam aspek bisnis seperti lokasi usaha, besarnya skala, pemilihan

mesin dan peralatan, proses produksi, serta pemilihan teknologi.

Berdasarkan analisis ini, dapat diketahui rancangan awal penaksiran biaya

investasi termasuk biaya eksploitasinya. Serupa dengan teori tersebut,

Suliyanto (2010) mengemukakan bahwa hal-hal yang perlu dianalisis pada

aspek teknis dan teknologi adalah kelima hal yang sudah disebutkan

sebelumnya. Menurut Suliyanto (2010), meskipun berdasarkan aspek pasar

dan pemasaran suatu bisnis layak untuk dijalankan, tetapi secara teknis tidak

dapat dijalankan dengan baik maka investasi sebaiknya ditunda terlebih

dahulu. Hal ini dikarenakan bisnis sering kali mengalami kegagalan karena

tidak mampu menghadapi masalah-masalah teknis. Menurut Umar (2005),

pengawasan kualitas produk perlu dianalisis dalam aspek teknis selain dari

kelima variabel yang telah disebutkan sebelumnya. Kualitas produk perlu

ditentukan karena perusahaan perlu menyesuaikan kualitas produk dengan

harapan konsumen.

Berdasarkan hasil penelitian Reakara (2009), usaha Restoran Soto

Kudus Di Jalan Garuda Kemayoran Jakarta Pusat telah memilih lokasi yang

tepat karena letaknya yang strategis. Selain itu ruangan yang tersedia cukup

memadai untuk sebuah restoran. Sarana dan prasarana pendukung yang

tersedia sangat mendukung kelancaran operasional produksi. Oleh karena

itu, usaha Restoran Soto Kudus layak dijalankan dilihat dari aspek teknis.

Sedangkan pada penelitian Jeineiva (2011), pemilihan lokasi usaha Restoran

Pastel and Pizza Rijsttafel didasarkan pada kedekatan dengan lokasi

pembelian bahan baku serta lokasi produksi yang 1 bangunan dengan

penjualan produk, mendukung jalannya usaha. Tata letak telah diatur

sedemikan rupa sehingga dapat memperlancar kegiatan usaha. Sarana dan

fasilitas yang tersedia membantu kelancaran produksi. Kegiatan-kegiatan

yang dilakukan dalam usaha ini diatur dengan baik dan dapat berproduksi

secara optimal karena peralatan dan perlengkapan bahan baku merupakan

9

faktor penting untuk memproduksi produk restoran ini. Oleh karena itu

usaha ini juga dikatakan layak untuk dijalankan berdasarkan aspek teknis.

Berdasrkan hasil analisis aspek teknis dari kedua penelitian, indikator yang

dikaji pada suatu usaha umumnya dilihat dari lokasi usaha, sarana dan

prasarana, tata letak, dan kegiatan yang dilakukan. Apabila seluruh indikator

tersebut mendukung jalannya usaha, maka usaha tersebut dapat dikatakan

layak berdasarkan aspek teknis.

3. Aspek manajemen dan hukum

Pihak pengelola (manajemen) merupakan pihak yang mengelola

seluruh faktor produksi perusahaan sehingga bisnis secara keseluruhan dapat

mencapai berbagai macam tujuan yang dikehendaki oleh berbagi pihak yang

terlibat dalam kegiatan bisnis (Nurmalina et al. 2010). Aspek manajemen

mempelajari tentang manajemen dalam masa pembangunan bisnis dan

manajemen dalam masa operasi. Semasa pembangunan bisnis, hal yang

dipelajari adalah siapa pelaksana bisnis, bagaimana jadwal penyelesaian

bisnis, dan siapa yang melakukan studi masing-masing aspek kelayakan

bisnis tersebut. Sedangkan manajemen dalam operasi hal yang dipelajari

adalah bagaimana bentuk organisasi atau badan usaha yang dipilih, struktur

organisasi, deskripsi masing-masing jabatan, jumlah tenaga kerja, dan

menetukan siapa anggota direksi dan tenaga inti.

Bisnis seringkali mengalami kegagalan karena terbentur masalah

hukum atau tidak memperoleh izin dari pemerintah daerah setempat

(Suliyanto 2010). Oleh karena itu, sebelum ide bisnis dilaksanakan, aspek

hukum perlu dianalisis secara mendalam. Aspek hukum mengkaji legalitas

usaha yang dijalankan, ketepatan bentuk badan hukum dengan ide bisnis,

kemampuan bisnis yang akan diusulkan dalam memenuhi persyaratan

perizinan, serta jaminan-jaminan yang bisa disediakan jika bisnis akan

dibiayai dengan pinjaman. Selain keempat hal tersebut, Nurmalina et al.

(2010) mengemukakan bahwa aspek hukum dari suatu kegiatan bisnis

diperlukan dalam hal mempermudah dan memperlancar kegiatan bisnis pada

saat menjalin jaringan kerjasama dengan pihak lain. Sedangkan Umar

(2005) menambahkan bahwa dalam aspek hukum perlu juga

mempertimbangkan hak dan kewajiban baik dari sisi konsumen maupun

pelaku usaha serta sanksi hukum bagi pelaku usaha.

Dilihat dari aspek manajemen, penelitian Reakara (2009)

menunjukkan bahwa Restoran Soto Kudus Di Jalan Garuda Kemayoran

Jakarta Pusat dikatakan layak untuk dijalankan. Restoran ini merencanakan

untuk membangun badan usaha berupa Perseroan Terbatas untuk

pengembangan usahanya yakni bekerja sama dengan catering dan menjadi

restoran waralaba. Struktur organisasi yang sederhana memudahkan tugas,

wewenang, dan tanggung jawab setiap bagian dalam perusahaan. Sistem

ketenagakerjaan yang diterapkan perusahaan dinilai cukup memadai. Begitu

juga dengan Restoran Pastel and Pizza Rijsttafel pada penelitian Jeineiva

(2011) dimana struktur organisasi dan jenis-jenis pekerjaan tiap pekerja

telah diatur dengan baik. Pengaturan kegiatan digambarkan pada struktur

organisasi yang sederhana dengan tujuan memudahkan tugas, wewenang,

serta tanggung jawab dari masing-masing divisi. Sehingga dapat

10

disimpulkan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan berdasarkan aspek

manajemen. Indikator layak atau tidaknya suatu usaha pada kedua penelitian

berdasarkan aspek manajemen, dapat dilihat dari struktur organisasinya.

Meskipun struktur organisasi pada usaha yang dijalankan sederhana, namun

apabila para pegawai telah menjalankan tugas dan wewenangnya dengan

baik maka secara manajemen usaha tersebut dapat dikatakan layak.

4. Aspek sosial ekonomi dan lingkungan

Sebagai titik tolak untuk melakukan analisis kelayakan bisnis,

diperlukan informasi lingkungan luar perusahaan untuk mengetahui

seberapa jauh lingkungan luar dapat memberi peluang atau ancaman bagi

bisnis tersebut (Umar 2005). Oleh karena itu analisis aspek sosial ekonomi

dan lingkungan dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Menurut

Nurmalina et al. (2010), aspek sosial yang dipelajari adalah apakah suatu

bisnis dapat memberi efek bagi perluasan penambahan kerja, pemerataan

kesempatan kerja, serta memperhatikan manfaat dan pengorbanan sosial

yang mungkin dialami oleh masyarakat sekitar lokasi bisnis. Selain itu,

Umar (2005) mengemukakan bahwa dalam aspek sosial perlu mengemban

sisi sosial kemasyarakatan agar bisnis dan masyarakat dapat hidup saling

menguntungkan.

Aspek ekonomi dalam suatu bisnis dapat memberikan peluang

peningkatan pendapatan masyarakat setempat, pendapatan asli daerah,

pendapatan dari pajak, dan menambah aktivitas ekonomi (Nurmalina et al.

2010). Sedangkan menurut Umar (2005), aspek ekonomi juga menganalisis

bagaimana suatu bisnis memberi kontribusi pada pembangunan nasional,

nilai tambah dari suatu bisnis yang berdampak bagi pihak yang terkait

dengan bisnis tersebut, hambatan dibidang ekonomi, serta dukungan dari

pemerintah. Perbedaan dari keduanya adalah ruang lingkup atas hal-hal

yang perlu dianalisis dalam aspek ekonomi apakah secara sempit atau luas.

Menurut Nurmalina et al. (2010), aspek lingkungan menganalisis

bagaimana pengaruh bisnis terhadap lingkungan sekitar apakah dengan

adanya bisnis menciptakan lingkungan semakin baik atau buruk. Umar

(2005), menganalisis aspek lingkungan dengan menghubungkan bisnis

dengan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). Suliyanto

(2010), menganalisis lingkungan bisnis tidak hanya dihubungkan dengan

faktor alam dengan kegiatan bisnis saja. Secara lebih kompleks juga

menganalisis lingkungan operasional yang dihubungkan dengan pesaing dan

pihak yang terkait dengan bisnis serta lingkungan industri.

Berdasarkan hasil penelitian Reakara (2009) pada Restoran Soto

Kudus Di Jalan Garuda Kemayoran Jakarta Pusat, sistem yang digunakan

dalam memproduksi suatu produk menggunakan sistem konsumsi yang

sehat dan aman. Selain itu perusahaan ini juga merekrut tenaga kerja yang

berasal dari masyarakat sekitar lokasi usaha. Restoran ini juga menaati

peraturan pemerintah dengan membayar pajak secara rutin. Sama seperti

usaha Restoran Pastel and Pizza Rijsttafel pada penelitian Jeineiva (2011),

kedekatan sosial antara perusahaan dan masyarakat dengan mempekerjakan

masyarakat sebagai pegawai sehingga dapat menyerap tenaga kerja yang

masih menganggur serta memberikan beasiswa pendidikan bagi pegawai

11

yang berprestasi dan loyalitas tinggi terhadap perusahaan. Oleh karena itu,

kedua usaha tersebut dikatakan layak berdasarkan aspek sosial ekonomi dan

lingkungan. Dari kedua penelitian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa

layaknya usaha berdasarkan aspek sosial ekonomi dan lingkungan dilihat

dari dampak yang ditimbulkan dari adanya usaha yang dijalankan,

penyerapan tenaga kerja dari adanya usaha, serta bagaimana pengelolaan

limbah yang dihasilkan dari usaha tersebut. Apabila suatu usaha telah

memenuhi ketiga faktor tersebut, maka usaha dapat dikatakan layak

berdasarkan aspek sosial ekonomi dan lingkungan.

Kajian Studi Kelayakan Usaha berdasarkan Aspek Finansial

Aspek keuangan merupakan aspek yang paling akhir disusun dalam sebuah

penyusunan studi kelayakan bisnis karena memerlukan informasi yang berkaitan

dengan aspek sebelumnya (Suliyanto 2010). Menurut Nurmalina et al. (2010) hal

yang perlu dikaji dalam aspek finansial adalah jumlah dana yang diperlukan,

sumber pendanaan, seberapa besar laba yang dapat diperoleh, dan peranan bisnis

dalam menyumbang pembangunan ekonomi dan sosial daerah sekitar. Umar

(2005), mengemukakan bahwa hal lain yang perlu dianalisis adalah penetuan

terhadap aktiva tetap yakni sewa atau membeli serta proses pemilihan bisnis.

Kemudian dalam aspek finansial juga menganalisis kelayakan usaha dengan

berdasarkan kriteria investasi dengan menggunakan laporan arus kas.

Kajian studi kelayakan pada penelitian Heidyningsih (2009) dan Maulana

(2010) melakukan analisis pada aspek finansial. Kedua penelitian ini melakukan

perhitungan semua biaya yang dikeluarkan dan penerimaan yang diperoleh dari

penjualan usaha tersebut. Biaya yang dikeluarkan dan penerimaan yang diperoleh

dimasukkan ke dalam arus kas (cash flow) dimana terdapat komponen arus

pengeluaran (outflow) serta arus penerimaan (inflow). Hasil dari perhitungan arus

kas tersebut akan dilakukan analisis aspek finansial melalui analisis laba rugi,

analisis kriteria kelayakan investasi yaitu Net Present Value (NPV), Net B/C,

Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period (PP), serta dilakukan analisis

nilai pengganti (switching value).

1. Analisis laporan laba rugi

Perhitungan laba rugi setiap tahunnya digunakan untuk melihat pendapatan

bersih sebuah usaha setelah dikurangi dengan pengeluaran dan pajak.

Heidyningsih (2009), melakukan analisis finansial pada usaha Death by

Chocolate & Spageti Restaurant Kota Bogor, Jawa Barat. Penjualan produk

per bulan dari restoran ini cenderung berfluktuatif namun rata-rata laba

bersih yang diperoleh meningkat dari tahun 2007 ke tahun 2008.

Berdasarkan hasil penelitiannya, diperoleh rata-rata laba bersih pada tahun

2007 sebesar Rp22 534 460 per bulan. Pada tahun 2008 rata-rata laba bersih

meningkat menjadi Rp32 980 482 per bulan. Jika dibandingkan dengan

penelitian Maulana (2010) pada Rumah Makan Waroeng Sederhana Kota

Bogor, rata-rata laba bersih per bulan yang diperoleh rumah makan ini lebih

kecil daripada Death by Chocolate & Spageti Restaurant. Berdasarkan hasil

penelitian Maulana (2010), rata-rata laba bersih yang diperoleh Rumah

12

Makan Waroeng Sederhana di tahun pertama yaitu Rp65 375 per bulan.

Sedangkan pada tahun kedua sebesar Rp2 172 200 dan pada tahun ke-3

sebesar Rp5 279 919. Rata-rata laba bersih per bulan Rumah Makan

Waroeng Sederhana memang meningkat dari tahun pertama hingga tahun

ke-3, namun nilainya lebih kecil dibadingkan dengan Death by Chocolate &

Spageti Restaurant. Faktor perbedaan laba bersih yang diperoleh dari kedua

usaha ini yaitu variasi dan penetapan harga produk yang disesuaikan dengan

segementasi pasar usaha tersebut. Laba bersih yang diperoleh pada kedua

penelitian tersebut merupakan keuntungan yang diperoleh setelah dikurangi

nilai pajak. Nilai pajak tersebut nantinya akan dimasukkan kedalam analisis

cashflow.

2. Analisis kriteria kelayakan investasi

Analisis kriteria kelayakan usaha diperoleh dari hasil perhitungan cashflow.

Penelitian Heidyningsih (2009) dan Maulana (2010) melakukan analisis

kriteria kelayakan usaha dengan melihat hasil Net Present Value (NPV), Net

B/C, Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period (PP). Berdasarkan

analisis kriteria kelayakan finansial, Death by Chocolate & Spageti

Restaurant dikatakan layak untuk dijalankan (Heidyningsih 2009). Pada

tingkat diskonto 7 persen, diperoleh nilai NPV sebesar Rp632 626 892 atau

lebih besar dari 0, Net B/C sebesar 3 yang menunjukkan bahwa setiap

pengeluaran biaya Rp 1 satuan unit akan menghasilkan manfaat sebesar 3

kali dari biaya yang dikeluarkan, nilai IRR sebesar 27 persen yang lebih

besar dibandingkan dengan tingkat diskonto artinya proyek yang dilakukan

oleh perusahaan memiliki tingkat pengembalian proyek terhadap investasi

yang dikeluarkan sebesar 27 persen, sedangkan hasil analisis tingkat

pengembalian investasi memperlihatkan bahwa untuk memperoleh kembali

nilai investasi yang telah dilakukan perlu waktu selama 6 tahun 7 bulan

dimana waktu ini lebih singkat dibandingkan dengan umur usaha yaitu 10

tahun. Begitu juga dengan penelitian Maulana (2010) pada Rumah Makan

Waroeng Sederhana yang dikatakan layak berdasarkan analisis kriteria

kelayakan finansial. Hal ini dikarenakan pada tingkat diskonto 12 persen

diperoleh nilai NPV sebesar Rp55 796 582 yang lebih besar dari 0, Net B/C

sebesar 3.9 yang lebih besar dari 1, IRR 109 persen yang lebih besar dari

tingkat diskonto 12 persen, serta tingkat pengembalian investasi (payback

period) selama 1 tahun 6 bulan yang lebih singkat dibandingkan dengan

umur usaha yaitu 3 tahun.

3. Analisis sensitivitas

Setelah dilakukan analisis kriteria kelayakan investasi, maka selanjutnya

dilakukan analisis sensitivitas untuk mengetahui kelayakan suatu usaha.

Pada penelitian Heidyningsih (2009), analisis sensitivitas dilakukan

berdasarkan faktor masa lampau yang sudah pernah terjadi sebelumnya pada

Death by Chocolate & Spageti Restaurant seperti kenaikan harga BBM

tahun 2007 yang berdampak pada kenaikan harga input seperti bahan baku,

biaya transportasi, dan biaya lain sebesar 7 persen, serta adanya penurunan

jumlah output karena tingkat pembelian produk berkurang sebesar 7 persen.

Selain itu perusahaan melakukan penurunan output sebesar 5 persen yang

13

mengakibatkan produksi tetap tetapi harga yang ditawarkan turun sebesar 5

persen. Berdasarkan hasil analisis sensitivitas pada penelitian Heidyningsih

(2009), diperoleh kesimpulan bahwa Death by Chocolate & Spageti

Restaurant tidak sensitif terhadap kenaikan harga input, penurunan jumlah

output, serta penurunan harga ouput karena usaha masih dikatakan layak

berdasarkan analisis kriteria investasi. Sedangkan pada penelitian Maulana

(2010), analisis sensitivitas dilakukan dengan menggunakan 2 skenario.

Skenario I apabila terjadi penurunan rata-rata penjualan sebesar 10 persen

yang menunjukkan bahwa faktor ini sangat sensitif terhadap kelayakan

usaha. Skenario II apabila terjadi kenaikan harga bahan baku sebesar 6

persen yang menjadikan usaha Rumah Makan Waroeng Sederhana tetap

layak untuk dijalankan.

Penelitian ini mengambil topik yang serupa dengan kajian penelitian

terdahulu yaitu analisis kelayakan usaha. Subyek penelitian ini serupa dengan

penelitian terdahulu yaitu usaha restoran. Perbedaannya dengan kajian penelitian

terdahulu terletak pada lokasi tempat dilaksanakannya. Penelitian ini dilakukan di

Restoran Momomilk yang berlokasi di Taman Kencana Kota Bogor.

Aspek yang akan dianalisis pada penelitian ini umumnya sama dengan

penelitian terdahulu. Aspek non finansial yang akan dianalisis diantaranya aspek

pasar, teknis, manajemen dan hukum, serta aspek sosial ekonomi dan lingkungan.

Sedangkan pada aspek finansial, jika penelitian terdahulu menggunakan analisis

sensitivitas maka penelitian ini akan menggunakan analisis nilai pengganti

(switching value) yang akan digunakan untuk melihat besarnya perubahan

maksimal yang boleh terjadi pada variabel-variabel penting agar usaha tetap layak

untuk dilaksanakan. Hal ini dikarenakan berdasarkan data empirik pengeluaran

restoran, harga input susu pasteurisasi yang digunakan cenderung tidak

mengalami peningkatan yang signifikan.

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Teori Investasi

Kegiatan investasi didefinisikan dengan suatu kegiatan mengalokasikan

sumberdaya saat ini dengan tujuan untuk mendapatkan manfaat pada masa yang

akan datang. Ketika seorang pelaku bisnis akan memulai usahanya, tentu ia harus

mengeluarkan sejumlah biaya investasi. Umumnya, investasi yang dikeluarkan

dalam jumlah besar misalnya untuk membeli lahan, membuat gedung, pabrik,

ataupun membeli peralatan yang nantinya akan digunakan untuk memproduksi

suatu barang yang akan dijual. Oleh karena itulah harus diperhatikan aspek-aspek

yang berkaitan dengan investasi yaitu aspek uang yang merupakan aspek yang

ditanam dan diharapkan manfaatnya dikemudian hari. Investasi sangat erat

hubungannya dengan tingkat suku bunga. Besarnya tingkat suku bunga akan

membuat seseorang menentukan pilihan apakah uang yang dimilikinya akan

diinvestasikan atau akan menabung uang tersebut di bank.

14

Kurva pada Gambar 1 menggambarkan fungsi investasi. Menurut Mankiw

(2006), fungsi investasi mengaitkan jumlah investasi pada tingkat suku bunga riil.

Investasi bergantung pada tingkat suku bunga riil, karena tingkat suku bunga

adalah biaya pinjaman. Fungsi investasi yang miring ke bawah menunjukkan

ketika tingkat suku bunga naik, maka semakin sedikit proyek investasi yang

menguntungkan (Mankiw 2006). Tingkat suku bunga yang berlaku sangat

berhubungan dalam hal pengambilan keputusan seseorang dalam melakukan suatu

usaha. Uang yang dimiliki tersebut apakah nantinya akan memberikan manfaat

apabila digunakan untuk suatu usaha atau akan memberi manfaat jika

menabungkannya di bank.

Gambar 1 Fungsi investasi Sumber: Mankiw 2006

Pada Gambar 2 menjelaskan hubungan antara tingkat suku bunga, investasi,

dan tabungan. Semakin tinggi tingkat suku bunga, maka keinginan pelaku usaha

untuk melakukan kegiatan investasi akan semakin kecil. Hal ini dikarenakan

seorang pelaku usaha akan menambah pengeluaran investasinya apabila

keuntungan yang diharapkan dari investasi tersebut lebih besar dari tingkat suku

bunga yang harus dibayarkan untuk dana investasi tersebut sebagai biaya untuk

penggunaan dana. Makin rendah tingkat suku bunga maka pelaku usaha akan

terdorong untuk melakukan kegiatan investasi, sebab biaya penggunaan dana

semakin kecil. Tingkat suku bunga dalam keadaan seimbang akan tercapai

apabila keinginan menabung masyarakat sama dengan keinginan pelaku usaha

untuk melakukan investasi.

Gambar 2 Hubungan tingkat suku bunga, investasi, dan tabungan Sumber: Mankiw 2006

Fungsi investasi

I(r)

Tingkat suku bunga

(r)

Investasi (I)

Fungsi investasi

I(r)

Tingkat suku bunga

(r)

Investasi (I)

Tingkat suku

bunga

keseimbangan

re

Tabungan

(S)

15

Teori Biaya Manfaat

Menurut Gittinger (1986), dalam menganalisa suatu proyek, tujuan analisis

dalam analisis usaha harus disertai dengan definisi-definisi mengenai biaya dan

manfaat. Secara sederhana, suatu biaya adalah segala sesuatu yang mengurangi

suatu tujuan. Sedangkan suatu manfaat adalah segala sesuatu yang membantu

suatu tujuan. Menurut Gittinger (1986) biaya dapat dikategorikan sebagai berikut:

1. Biaya modal yaitu dana untuk investasi yang penggunaannya bersifat jangka

panjang, seperti tanah, bangunan, pabrik, mesin.

2. Biaya operasional yaitu kebutuhan dana yang diperlukan pada saat usaha

mulai dilaksanakan, seperti biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja.

3. Biaya lainnya, seperti pajak bunga, dan pinjaman.

Menurut Gittinger (1986), manfaat usaha dapat dibedakan menjadi:

1. Manfaat langsung yaitu manfaat yang secara langsung dapat diukur dan

dirasakan sebagai akibat dari investasi, seperti peningkatan pendapatan dan

kesempatan kerja.

2. Manfaat tidak langsung yaitu manfaat yang secara nyata diperoleh dengan

tidak langsung dari usaha dan bukan merupakan tujuan utama dari suatu

usaha.

Studi Kelayakan Usaha

Terdapat banyak peluang dan kesempatan bagi pelaku usaha untuk

melakukan kegiatan bisnis. Hal ini tentu menuntut pelaku usaha untuk menilai

sejauh mana kegiatan dan kesempatan tersebut mampu memberikan keuntungan

bila bisnis dijalankan. Studi kelayakan bisnis merupakan penelaahan atau analisis

apakah suatu kegiatan investasi memberikan laba atau hasil apabila dilaksanakan.

Studi kelayakan bisnis dapat menjadi dasar untuk menilai apakah kegiatan

investasi atau suatu bisnis layak untuk dijalankan. Dengan kata lain kelayakan

dapat diartikan bahwa usaha yang dijalankan akan memberikan keuntungan non

finansial dan finansial sesuai dengan tujuan yang mereka inginkan.

Kegiatan penyusunan studi kelayakan bisnis tidak hanya dilakukan pada

saat ide untuk merintis bisnis yang benar-benar baru, tetapi studi kelayakan juga

diperlukan ketika pelaku bisnis akan melakukan hal-hal berikut (Suliyanto 2010):

1. Ketika seorang pelaku bisnis akan merintis usaha baru, studi kelayakan

bisnis dilakukan untuk mengetahui apakah usaha yang akan dirintis layak

atau tidak untuk dijalankan.

2. Ketika pelaku bisnis akan mengembangkan usaha, studi kelayakan bisnis

dilakukan untuk mengetahui apakah ide pengembangan bisnis layak atau

tidak untuk dijalankan.

3. Seringkali investor dan pelaku bisnis dihadapkan pada masalah untuk

menentukan pilihan jenis bisnis atau investasi/proyek karena terbatasnya

biaya untuk investasi. Agar pilihan investasi dapat optimal maka diperlukan

adanya studi kelayakan bisnis untuk menentukan pilihan dari berbagai

alternatif investasi yang ada.

Menurut Nurmalina et al. (2010), tujuan yang ingin dicapai dari konsep

studi kelayakan bisnis tidak hanya memberikan keuntungan bagi pihak perusahaan

saja, namun juga pihak-pihak terkait lain yang diantaranya:

1. Pihak investor: Investor merupakan pihak yang menanamkan modal dalam

suatu bisnis sehingga mereka akan memperhatikan prospek bisnis tersebut

16

terutama tingkat keuntungan yang diharapkan. Oleh karena itu, studi

kelayakan bisnis dapat menjadi masukan bagi investor untuk menilai apakah

modal yang ditanamkan akan memberi keuntungan atau tidak karena sudah

dikaji dari berbagai aspek studi kelayakan. Dengan demikian, investor dapat

membuat keputusan investasi secara objektif.

2. Pihak kreditor/bank: Studi kelayakan bisnis dapat dijadikan penilaian

terhadap segi keamanan dana yang dipinjamkan, apakah bisnis mempunyai

kemampuan untuk mengembalikan atau tidak. Perhatian kreditor tidak

hanya pada aspek kelayakan namun juga periode pengembalian investasi

atau pinjaman.

3. Pihak analis: Studi kelayakan adalah suatu alat yang berguna dan dapat

dipakai sebagai penunjang kelancaran tugas-tugasnya dalam melakukan

penilaian suatu bisnis baru, pengembangan bisnis atau menilai kembali

bisnis yang sudah ada.

4. Pihak masyarakat: Hasil studi kelayakan bisnis merupakan suatu peluang

untuk meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian rakyat baik yang

terlibat langsung maupun muncul diakibatkan adanya nilai tambah sebagai

akibat dari adanya bisnis tersebut.

5. Pihak pemerintah: Studi kelayakan bisnis dapat dipakai untuk menilai laba

bisnis bagi perekonomian nasional. Dari sudut pandang mikro, hasil studi

kelayakan berguna untuk pengembangan sumberdaya baik pemanfaatan

sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia. Selain itu hadirnya bisnis

baru dapat menambah pemasukan pemerintah baik dari pajak pertambahan

nilai (PPN) maupun pajak penghasilan (PPH) dan retribusi berupa biaya

perizinan, biaya pendaftaran dan administrasi, dan lainnya yang layak

diterima sesuai ketentuan yang berlaku. Dari sudut pandang makro,

pemerintah dapat mengetahui apakah bisnis tersebut dapat mempercepat

pertumbuhan ekonomi daerah ataupun nasional sehingga tercapai

pertumbuhan PDRB dan kenaikan pendapatan per kapita.

Umumnya, dalam menjalankan sebuah bisnis tentunya setiap pelaku usaha

membutuhkan sejumlah uang yang harus dikeluarkan untuk membiayai kegiatan

operasional maupun investasi. Pelaku usaha tentu mengharapkan bahwa uang

yang dikeluarkan tersebut nantinya dapat memberikan laba bagi bisnis tersebut.

Sejumlah uang yang dikeluarkan untuk keperluan bisnis harus diperhitungkan

agar pelaku usaha dapat melihat apakah bisnis tersebut memberikan laba atau

tidak. Oleh karena itu, studi kelayakan bisnis dilakukan untuk menilai sejauh

mana laba yang dapat diperoleh salama umur usaha tertentu. Penentuan

panjangnya umur usaha dapat berdasarkan tingkat kemampuan kegiatan bisnis

dapat dilihat dengan 3 cara (Nurmalina et al. 2010):

1. Umur ekonomis suatu bisnis merupakan ukuran umum yang sering dipakai,

ditetapkan berdasarkan jangka waktu (periode) yang kira-kira sama dengan

umur ekonomis dari aset terbesar yang ada dibisnis.

2. Umur teknis suatu bisnis merupakan ukuran untuk memudahkan

perhitungan, biasanya digunakan untuk bisnis yang besar atau bergerak

diberbagai bidang sehingga akan lebih mudah menggunakan umur teknis

dari unsur-unsur investasi. Umur teknis umumnya lebih panjang dari umur

ekonomis. Tetapi hal ini tidak berlaku apabila terjadi keusangan teknologi.

17

3. Untuk bisnis yang umur teknis/ekonomis lebih dari 25 tahun biasanya umur

usaha ditentukan selama 25 tahun karena nilai-nilai sesudah 25 tahun jika di

discount rate dengan tingkat suku bunga lebih besar dari 10 persen maka

present value akan kecil sekali karena nilai discount rate yang medekati nol.

Penilaian dalam studi kelayakan bisnis dilakukan secara menyeluruh dari

berbagai aspek sehingga diperlukan berbagai informasi atau pengetahuan dari

berbagai unsur atau disiplin ilmu. Aspek yang perlu diperhatikan dalam studi

kelayakan terbagi dalam 2 kelompok yaitu aspek non finansial dan aspek

finansial. Aspek non finansial terdiri dari aspek pasar, aspek teknis, aspek

manajemen dan hukum, aspek sosial ekonomi dan lingkungan. Banyaknya aspek

yang perlu dikaji disesuaikan dengan karakteristik masing-masing bisnis. Tiap-

tiap aspek kelayakan bisnis tidak berdiri sendiri melainkan harus saling berkaitan.

Oleh karena itu, kesalahan atau ketidakcermatan pada satu aspek akan

berpengaruh terhadap hasil analisis studi kelayakan secara keseluruhan (Suliyanto

2010).

Aspek-aspek Studi Kelayakan Usaha

1. Aspek Pasar

Menurut Nurmalina et al. (2010), sebelum melaksanakan bisnis hendaknya

dilakukan analisis terhadap aspek pasar yang akan dimasuki oleh perusahaan. Hal

ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan pasar potensial yang dimaksud atau

bisnis akan mencoba menciptakan pasar potensialnya sendiri sehingga produk

dapat menjadi leader. Dari segi pemasaran kegiatan bisnis dapat diharapkan

beroperasi secara sehat bilamana produk yang dihasilkan mampu mendapat

tempat di pasaran serta menghasilkan jumlah yang memadai dan menguntungkan.

Oleh karena itu, agar suatu bisnis dapat dikatakan layak secara aspek pasar maka

berbagai hal yang bersangkutan dengan pasar dan pemasaran produk perlu

ditelaah. Beberapa hal yang perlu dipelajari pada aspek pasar dan pemasaran

diantaranya:

a. Permintaan, baik secara total maupun terperinci menurut daerah, jenis

konsumen, dan perlu diperkirakan tentang proyeksi permintaan tersebut.

b. Penawaran, baik yang berasal dari dalam negeri maupun yang berasal dari

impor. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran ini seperti jenis barang

yang bisa menyaingi, kebijakan dari pemerintah, dan sebagainya perlu

diperhatikan.

c. Harga, dilakukan dengan perbandingan dengan penetapan harga para

pesaing serta dilihat dari harga pokok produksi.

d. Program pemasaran, mencakup strategi pemasaran yang akan dipergunakan.

2. Aspek teknis

Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses

pembangunan bisnis secara teknis dan pengoperasiannya setelah bisnis tersebut

selesai dibangun. Berdasarkan analisis ini pula dapat diketahui rancangan awal

penaksiran biaya investasi termasuk biaya eksploitasinya. Hal-hal yang penting

untuk dikaji menyangkut aspek teknis adalah (Nurmalina et al. 2010):

a. Lokasi bisnis, yakni dimana suatu bisnis dilaksanakan baik untuk

pertimbangan lokasi, apakah potensial untuk didirikannya suatu bisnis.

18

b. Besarnya skala operasi/luas produksi yang ditetapkan untuk mencapai suatu

tingkatan ekonomis.

c. Kriteria pemilihan peralatan utama dan alat pendukung serta konsep dari

yang akan didirikan.

d. Cara proses produksi dilakukan untuk menghasilkan output yang

berkualitas.

e. Jenis teknologi yang digunakan.

3. Aspek Manajemen dan Hukum

Menurut Nurmalina et al. (2010), aspek manajemen mempelajari tentang

manajemen dalam masa pembangunan bisnis dan manajemen dalam masa operasi.

Dalam masa pembangunan bisnis, hal yang dipelajari adalah siapa pelaksana

bisnis, bagaimana jadwal penyelesaian bisnis, dan siapa yang melakukan studi

masing-masing aspek kelayakan bisnis. Manajemen dalam operasi mempelajari

bentuk organisasi/badan usaha yang dipilih, bagaimana struktur organisasi, jumlah

tenaga kerja yang digunakan, serta deskripsi pekerjaan masing-masing jabatan.

Perlu diketahui bahwa mengevaluasi aspek manajemen lebih sulit dilakukan

dengan aspek lain karena sifatnya yang tidak kasat mata serta cenderung kepada

hal-hal kualitatif.

Menurut Nurmalina et al. (2010), aspek hukum mempelajari tentang bentuk

badan usaha yang akan digunakan dan mempelajari jaminan-jaminan yang bisa

disediakan bila akan menggunakan sumber dana yang berupa pinjaman, berbagai

akta, sertifikat, dan izin. Disamping itu aspek hukum diperlukan dalam

mempermudah dan memperlancar kegiatan bisnis pada saat menjalin jaringan

kerjasama dengan pihak lain.

4. Aspek sosial ekonomi dan lingkungan

Menurut Nurmalina et al. (2010), aspek sosial yang dipelajari yaitu

penambahan kesempatan kerja atau pengurangan pengangguran. Selain itu, aspek

ini juga mempelajari pemerataan kesempatan kerja dan bagaimana pengaruh

bisnis tersebut bagi lingkungan sekitar lokasi bisnis. Aspek sosial memperhatikan

manfaat dan pengorbanan sosial yang mungkin dialami oleh masyarakat di sekitar

lokasi bisnis. Pertimbangan-pertimbangan sosial lain harus dipikirkan secara

cermat agar dapat menentukan apakah suatu bisnis yang diusulkan tanggap

terhadap keadaan sosial tersebut.

Nurmalina et al. (2010) menilai bahwa aspek ekonomi suatu bisnis dapat

memberikan peluang peningkatan pendapatan masyarakat, pendapatan asli daerah,

pendapatan dari pajak, dan dapat menambah aktivitas ekonomi. Sebuah bisnis

tidak akan ditolak oleh masyarakat sekitar apabila secara sosial budaya dapat

member kesejahteraan. Menurut Nurmalina et al. (2010), aspek lingkungan

mempelajari bagaimana pengaruh bisnis terhdap lingkungan, apakah dengan

adanya bisnis dapat menciptakan lingkungan yang semakin baik atau semakin

merusak lingkungan. Pertimbangan tentang sistem alami dam kualitas lingkungan

dalam analisis suatu bisnis justru akan menunjang kelangsungan suatu bisnis

sendiri, sebab tidak ada bisnis yang mampu bertahan lama apabila tidak dapat

bersahabat dengan lingkungan.

19

5. Aspek Finansial

Banyak perusahaan yang menutup usahanya karena salah dalam melakukan

analisis keuangan (Suliyanto 2010). Kesalahan dalam analisis keuangan dapat

disebabkan karena salah dalam memproyeksikan pendapatan, biaya investasi,

maupun kesalahan dalam memproyeksikan biaya operasional. Oleh karena itu,

analisis aspek keuangan dapat dipisahkan dari analisis pada aspek non finansial.

Menurut Suliyanto (2010) analisis pada aspek hukum berkaitan dengan biaya

untuk mengurus perizinan, aspek lingkungan berkaitan dengan biaya sosial yang

harus dikeluarkan dalam rangka menjalin hubungan antara perusahaan dengan

lingkungan sekitar, analisis aspek pasar dan pemasaran berkaitan dengan proyeksi

penjualan/pendapatan, analisis aspek teknis dan teknologi berkaitan dengan

pembangunan serta biaya pengadaan peralatan dan teknologi, dan analisis aspek

manajemen berkaitan dengan biaya operasional untuk membayar tenaga kerja.

Menurut Nurmalina et al. (2010), aspek finansial mempelajari berapa

jumlah dana yang dibutuhkan untuk membangun dan kemudian mengoperasikan

kegiatan bisnis. Setelah diketahui jumlah dana yang dibutuhkan kemudian

dipelajari darimana kemungkinan dana tersebut diperoleh. Berapa banyak investor

yang bersedia menanamkan dananya dalam kegiatan bisnis, darimana dan dalam

jumlah berapa pinjaman yang dapat diperoleh bila dana dari investor tindak

mencukupi, bagaimana persyaratan peminjaman, dan sejauh mana kemampuan

bisnis untuk memenuhi persyaratan di masa yang akan datang.

Kerangka Pemikiran Operasional

Peluang usaha dibidang kuliner semakin berkembang seiring dengan minat

masyarakat untuk melakukan kegiatan wisata kuliner terutama pada restoran yang

baru dirintis. Meningkatnya minat masyarakat akan dunia kuliner dimanfaatkan

oleh para pemilik restoran untuk mengembangkan usahanya sehingga

menciptakan persaingan yang semakin ketat. Restoran pun kini semakin beragam

dimana tidak hanya menonjolkan makanan sebagai menu utama namun ada pula

yang menonjolkan minuman sebagai produk andalan.

Usaha Restoran Momomilk merupakan restoran yang mengusung tema

peternakan dengan menu andalan berupa susu dan produk olahan lainnya. Tema

ini dipilih karena sesuai dengan produk andalan restoran sekaligus untuk

menghadapi persaingan yang ada. Di Kota Bogor, restoran yang menjadikan susu

sebagai produk minuman utama masih sedikit. Restoran ini mengambil segmen

dan target pasar pelajar dan mahasiswa karena dirasakan memiliki peluang yang

cukup besar melihat kegemaran pelajar dan mahasiswa untuk melakukan kegiatan

wisata kuliner dengan tempat yang nyaman dan harga produk yang terjangkau.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan usaha Restoran

Momomilk. Terdapat 2 aspek yang akan diteliti, yaitu aspek non finansial dan

aspek finansial. Aspek non finansial meliputi aspek pasar, teknis, manajemen dan

hukum, serta aspek sosial ekonomi dan lingkungan. Aspek pasar dapat dilihat dari

potensi dan target pasar serta startegi pemasaran yang dilakukan pihak pengelola.

Aspek teknis dapat dilihat dari lokasi bisnis, proses produksi, dan tata letak

Restoran Momomilk. Aspek manajemen dan hukum dapat dilihat dari bentuk

20

badan usaha, struktur organisasi, deskripsi pekerjaan masing-masing pegawai,

dan sistem penggajian pegawai.

Pada aspek sosial ekonomi dan lingkungan, hal yang akan diteliti adalah

bagiamana dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan dengan adanya usaha

Restoran Momomilk baik bagi masyarakat sekitar lokasi usaha maupun

pemerintah serta pengaruh kegiatan yang dilakukan oleh Restoran Momomilk

terhadap lingkungan sekitar. Untuk aspek finansial, bisnis dianalisis dengan

menggunakan kriteria investasi diantaranya NPV, Net B/C, IRR, PP. Setelah

analisis kelayakan finansial dilakukan, selanjutnya akan dianalisis nilai pengganti

(switching value) terhadap 2 variabel penting diantaranya jika terjadi peningkatan

harga input susu pasteurisasi dan penurunan tingkat penjualan produk Momomilk.

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberi rekomendasi bagi pemilik

Restoran Momomilk dan menilai laba yang dihasilkan dari usaha ini. Diagram

kerangka alir pemikiran dapat dilihat pada Gambar 3.

21

Gambar 3 Kerangka pemikiran operasional analisis kelayakan usaha Restoran

Momomilk di Taman Kencana Kota Bogor

1. Setiap restoran membuat keunikan tersendiri untuk menghadapi persaingan

2. Restoran di Kota Bogor yang menjadikan susu sebagai menu utama masih sedikit

Analisis Nilai Pengganti

(Switching Value)

Analisis Kelayakan Usaha Restoran Momomilk

1. Restoran Momomilk mengusung tema peternakan dengan menu utama susu

2. Besarnya biaya investasi yang telah dikeluarkan oleh pemilik Restoran Momomilk

Aspek Non Finansial Aspek Finansial

1. Analisis Laporan Laba Rugi

2. Analisis Arus Kas (Cash flow)

3. Analisis Kriteria Investasi

1. Aspek Pasar

2. Aspek Teknis

3. Aspek Manajemen dan Hukum

4. Aspek Sosial Ekonomi dan

Lingkungan

Rekomendasi

Tidak layak

Tinjauan Ulang

Layak

Dilanjutkan

22

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Restoran Momomilk yang berlokasi di Jalan Bukit

Tunggul No. 11 Taman Kencana Kota Bogor. Pemilihan lokasi penelitian

dilakukan secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan bahwa usaha Restoran

Momomilk baru berjalan selama 7 bulan yaitu Juni hingga Desember 2013,

namun ingin diidentifikasi apakah sudah memenuhi kriteria kelayakan usaha.

Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai Februari 2014.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan pemilik

restoran, manajer operasional, dan manajer keuangan Restoran Momomilk. Data

primer mencakup biaya-biaya yang dikeluarkan selama umur usaha terdiri dari

biaya investasi, biaya operasional dan biaya pajak, serta penerimaan dari

penjualan produk. Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian diperoleh dari

studi literatur berbagai buku, skripsi, internet, laporan keuangan Restoran

Momomilk, serta instansi terkait yaitu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota

Bogor.

Instrumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan

bagi pemilik restoran, manajer operasional, dan manajer keuangan Restoran

Momomilk. Instrumentasi pendukung lainnya adalah komputer sebagai alat

pencarian literatur dari internet serta pencatat dan perekam data yang digunakan

selama proses wawancara.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data primer yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

pengamatan langsung ke lokasi restoran dengan melakukan wawancara dengan

pemilik restoran, manajer operasional, dan manajer keuangan Restoran

Momomilk. Sedangkan pengumpulan data sekunder dilakukan dengan wawancara

ke Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor, penelusuran literatur dari

berbagai sumber buku dan artikel.

Metode Pengolahan Data

Data yang diperoleh berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data yang

bersifat kualitatif dianalisis berdasarkan aspek non finansial yaitu aspek pasar,

teknis, manajemen dan hukum, serta aspek sosial ekonomi dan lingkungan.

Sedangkan data kuantitatif dianalisis berdasarkan aspek finansial dengan kriteria

kelayakan investasi dan analisis nilai pengganti.

23

Analisis Kelayakan Non Finansial

Subyek yang akan diteliti yaitu Restoran Momomilk dengan tujuan untuk

memperoleh gambaran kelayakan usahanya melalui aspek non finansial dan

finansial. Analisis kelayakan aspek non finansial akan mengkaji kelayakan usaha

dari berbagai aspek yaitu aspek pasar, teknis, manajemen dan hukum, serta aspek

ekonomi sosial, dan aspek lingkungan. Pada aspek pasar, variabel yang akan

dianalisis meliputi potensi dan target pasar serta strategi pemasaran yang

dilakukan pihak pengelola. Pada aspek teknis, variabel yang akan dianalisis

meliputi lokasi bisnis, proses produksi, dan tata letak Restoran Momomilk. Pada

aspek manajemen dan hukum variabel yang akan dianalisis adalah bentuk badan

usaha, struktur organisasi, deskripsi pekerjaan masing-masing pegawai, dan

sistem penggajian pegawai. Sedangkan pada aspek ekonomi sosial dan

lingkungan, variabel yang akan dianalisis yaitu bagaimana dampak dari

keberadaan Restoran Momomilk terhadap lingkungan sekitar lokasi restoran dan

apakah keberadaan usaha menciptakan lingkungan yang semakin baik atau

semakin rusak.

Analisis Kelayakan Finansial

Analisis kelayakan aspek finansial Restoran Momomilk mengggunakan

laporan laba rugi dan arus kas. Dasar penilaian kriteria kelayakan finansial

menggunakan metode kriteria kelayakan investasi yaitu Net Present Value (NPV),

Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period

(PP), serta analisis nilai pengganti untuk melihat kondisi kelayakan finansial

usaha jika terjadi peningkatan harga input susu pasteurisasi dan penurunan harga

jual produk Momomilk.

Laporan Laba Rugi

Salah satu langkah penting yang dilakukan dalam pengelolaan bisnis adalah

menyusun laporan laba rugi yang berisi tentang total penerimaan pengeluaran dan

kondisi keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan dalam satu tahun akuntansi

atau produksi (Nurmalina et al. 2010). Laporan laba rugi menggambarkan kinerja

perusahaan dalam upaya mencapai tujuannya selama periode tertentu. Laporan

laba rugi merupakan ringkasan dari 4 jenis kegiatan dalam suatu bisnis. Keempat

jenis kegiatan tersebut terdiri dari pendapatan dari penjualan produk dan jasa,

beban produksi untuk mendapatkan barang atau jasa yang akan dijual, beban yang

timbul dalam memasarkan dan mendistribusikan produk atau jasa kepada

konsumen, serta beban keuangan dalam menjalankan bisnis. Format penyusunan

laporan laba rugi dapat dilihat pada Tabel 3.

24

Tabel 3 Format laporan laba rugi

No. Uraian Keterangan

1 Penerimaan A = B + C

Penerimaan usaha B

Penerimaan luar usaha C

2 Biaya variabel D

3 Marjin kotor E = A – D

4 Biaya tetap F

5 Laba kotor (laba sebelum bunga dan

pajak)

G = E – F

6 Bungaa (r%) H

7 Laba sebelum pajak I = G – H

8 Pajakb (t%) J

9 Laba bersih K = I – J

Sumber : Nurmalina et al. 2010 aJumlah bunga yang dibayarkan = r% x total hutang

bJumlah pembayaran pajak = t% x laba sebelum pajak

Laporan Arus Kas

Menurut Nurmalina et al. (2010) aliran penerimaan dan pengeluaran dalam

bisnis dikenal dengan istilah aliran kas (cash flow), yakni aktivitas keuangan yang

mempengaruhi posisi/kondisi kas pada suatu periode tertentu. Cash flow disusun

untuk menunjukkan perubahan kas dalam satu periode tertentu serta memberikan

alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan darimana sumber-

sumber kas dan penggunaan-penggunanaanya. Pada studi kelayakan bisnis, cash

flow menjadi bagian terpenting yang harus diperhatikan oleh pihak manajemen,

investor, konsultan, dan stakeholder lainnya untuk memperhitungakan kelayakan

berdasarkan kriteria kelayakan investasi yang ada. Penyusunan cash flow berbeda

dari satu bisnis dengan bisnis lainnya karena dipengaruhi oleh jenis bisnis itu

sendiri, proses kegiatan produksi, serta keadaan kesiapan dimulainya suatu bisnis.

Unsur yang terdapat dalam laporan arus kas yaitu inflow (arus penerimaan),

outflow (arus pengeluaran), laba bersih, dan laba bersih tambahan bila diperlukan.

Tabel 4 menggambarkan penyusunan laporan arus kas.

25

Tabel 4 Format laporan arus kas

No Uraian Tahun

1 2 … N

I Arus kas masuk :

Penerimaan usaha

Penerimaan luar usaha

Nilai sisa

Total arus kas masuk

II Arus kas keluar:

Biaya investasi

Biaya variabel

Biaya tetap

Biaya lainnya

Pajak

Total arus kas keluar

III Net benefit = (I – II)

IV DF =

dengan i = DR (%)

V PV Net Benefit (NPV) = (III) (IV)

Sumber : Nurmalina et al. 2010

Kriteria Kelayakan Investasi

1. Net Present Value (NPV)

Net Present Value adalah selisih atara total present value laba dengan total

present value biaya, atau jumlah present value dari laba bersih selama umur

usaha (Nurmalina et al. 2010). Nilai yang dihasilkan dari perhitungan NPV

adalah dalam satuan mata uang. Rumus menghitung NPV adalah sebagai

berikut:

NPV = ∑

Sumber : Nurmalina et.al. 2010

Keterangan :

Bt = Laba pada tahun t

Ct = Biaya pada tahun t

t = Tahun kegiatan bisnis (t = 0, 1, 2, …., n)

i = Tingkat DR (%)

= discount factor (DF) pada tahun ke t

26

Kriteria investasi berdasarkan NPV yaitu:

a) NPV=0, artinya usaha tersebut mampu mengembalikan persis sebesar

modal sosial opportunities cost faktor produksi normal, dengan kata

lain, usaha tersebut tidak untung dan tidak rugi.

b) NPV>0, artinya suatu usaha sudah dinyatakan menguntungkan dan

dapat dilaksanakan.

c) NPV<0, artinya usaha tersebut tidak menghasilkan nilai biaya yang

dipergunakan, dengan kata lain usaha tersebut merugikan dan

sebaiknya tidak dilaksanakan.

2. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) merupakan angka perbandingan antara

jumlah nilai sekarang yang bernilai positif dengan jumlah nilai sekarang

yang bernilai negatif (Nurmalina et al. 2010). Rumus untuk menghitung Net

B/C adalah:

Net B/C =

dimana

Sumber : Nurmalina et.al. 2010

Keterangan :

Bt = Laba yang diperoleh tiap tahun

Ct = Biaya yang dikeluarkan tiap tahun

n = Jumlah tahun

i = tingkat DR (%)

Kriteria investasi berdasarkan Net B/C adalah:

a) Net B/C=1, maka NPV=0, usaha tidak untung dan tidak rugi.

b) Net B/C>1, maka NPV>0, usaha menguntungkan.

c) Net B/C<1, maka NPV<0, usaha merugikan.

3. Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat rata-rata keuntungan internal

tahunan bagi perusahaan yang melakukan investasi dan dinyatakan dalam

satuan persen (Nurmalina et al. 2010). Tingkat IRR mencerminkan tingkat

suku bunga maksimal yang dapat dibayar oleh usaha untuk sumberdaya

yang digunakan. Suatu usaha dianggap layak apabila nilai IRR lebih besar

dari tingkat suku bunga yang berlaku dan sebaliknya jika nilai IRR lebih

kecil dari tingkat suku bunga yang berlaku, maka usaha tidak layak untuk

dilaksanakan. Rumus untuk menghitung IRR adalah:

Sumber : Nurmalina et al. 2010

Keterangan :

i1 = Discount rate yang menghasilkan NPV positif

i2 = Discount rate yang menghasilkan NPV negatif

NPV1 = NPV yang bernilai positif

NPV2 = NPV yang bernilai negatif

(Bt – Ct) > 0

(Bt – Ct) < 0

IRR = i1 + NPV1

x (i2 – i1)

NPV1 – NPV2

27

4. Payback Period (PP)

Payback Period (PP) atau tingkat pengembalian investasi adalah salah satu

metode dalam menilai kelayakan suatu usaha yang digunakan untuk

mengukur periode jangka waktu pengembalian modal. Bila nilai PP lebih

pendek dibandingkan dengan jangka waktu umur ekonomi usaha maka

investasi yang ditanamkan layak, begitu juga sebaliknya. Rumus yang

digunakan untuk menghitung jangka pengembalian investasi adalah :

Payback Period =

Sumber : Nurmalina et al. 2010

Keterangan :

I = Besarnya investasi yang dibutuhkan

Ab = Manfaat bersih yang dapat diperoleh pada setiap tahunnya

Analisis Nilai Pengganti (Switching Value)

Menurut Nurmalina et al. (2010), analisis nilai pengganti merupakan

perhitungan untuk mengukur perubahan maksimum dari perubahan suatu

komponen inflow (penurunan harga output atau penurunan produksi) atau

perubahan komponen outflow (peningkatan harga input atau peningkatan harga

produksi) yang masih ditoleransi agar bisnis masih tetap layak. Maka dari itu,

perubahan yang terjadi jangan melebihi nilai tersebut. Bila melebihi maka bisnis

menjadi tidak layak untuk dijalankan. Perhitungan ini mengacu kepada berapa

besar perubahan yang terjadi sampai dengan NPV sama dengan nol (NPV=0).

Analisis switching value dapat dilakukan dengan menghitung secara coba-coba

perubahan maksimum yang boleh terjadi akibat perubahan didalam komponen

inflow atau outflow.

Asumsi Dasar

Analisis kelayakan usaha Restoran Momomilk menggunakan beberapa

asumsi dasar, diantaranya:

1. Modal yang digunakan dalam usaha restoran ini berasal dari modal sendiri.

Pemilik usaha melakukan kerjasama dengan kerabat dekat dalam hal

pengadaan modal. Biaya investasi dan biaya operasional semuanya

menggunakan dana tersebut, sehingga usaha ini dapat dikatakan milik

bersama.

2. Umur usaha adalah 5 tahun, penetapan umur usaha didasarkan batas sewa

bangunan (kesepakatan antara penyewa dengan pemilik bangunan).

3. Tahun pertama merupakan tahun investasi dan persiapan yang dilakukan

selama 5 bulan pertama sehingga usaha ini sudah dapat menjual produknya

selama 7 bulan (Juni-Desember 2013). Kemudian di awal tahun ke-2

dilakukan renovasi selama 3 bulan (Januari-Maret 2014) sehingga tidak ada

penerimaan dari penjualan produk.

4. Besarnya biaya sewa bangunan yaitu 10 persen dari omset penjualan. Pada

tahun pertama (Juni-Desember 2013), biaya sewa bangunan berdasarkan

data aktual restoran. Untuk tahun ke-2, besarnya biaya sewa berdasarkan

28

rata-rata biaya sewa per bulan pada tahun pertama dikalikan dengan 9 bulan

karena adanya renovasi selama 3 bulan. Hal ini merupakan kesepakatan

antara penyewa lahan dengan pemilik lahan. Untuk tahun ke-3 hingga ke-5,

penghitungan seperti pada tahun ke-2 namun dikalikan dengan 12 bulan

setiap tahunnya.

5. Besarnya biaya operasional selain sewa bangunan yang dikeluarkan pada

tahun pertama (Juni-Desember2013) berdasarkan data aktual restoran. Pada

tahun ke-2 berdasarkan rata-rata biaya operasional per bulan selama tahun

pertama dikalikan 9 bulan. Pada tahun ke-3 hingga ke5 penghitungan sama

seperti pada tahun pertama namun dikalikan 12 bulan untuk setiap tahun.

6. Besarnya penerimaan pada tahun pertama (Juni-Desember 2013)

berdasarkan data aktual restoran. Pada tahun ke-2 berdasarkan rata-rata

penerimaan per bulan selama tahun pertama yaitu Rp214 172 329 dikalikan

9 bulan. Pada tahun ke-3 hingga ke-5 penghitungan sama seperti pada tahun

pertama, namun dikalikan 12 bulan untuk setiap tahun.

7. Penyusutan investasi dihitung berdasarkan metode garis lurus, yaitu

Penyusutan = Nilai beli – Nilai sisa

Umur ekonomis

8. Besarnya biaya penyusutan pada tahun pertama dihitung tanpa biaya

penyusutan renovasi bulan Januari-Maret 2014. Sedangkan pada tahun ke-2

hingga ke-5 dihitung beserta biaya penyusutan renovasi bulan Januari-Maret

2014.

9. Tingkat suku bunga yang dipakai pada perhitungan cash flow berdasarkan

rata-rata kepemilikan modal yang dimiliki oleh 3 orang investor yaitu

sebesar 13.20 persen.

10. Pajak yang digunakan berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.

36 Tahun 2008 pasal 17 ayat 2a, yang merupakan perubahan keempat dari

Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 tentang pajak penghasilan yaitu sebesar

25 persen, berlaku flat hingga umur usaha.

GAMBARAN UMUM USAHA RESTORAN MOMOMILK

Sejarah Restoran Momomilk

Restoran Momomilk yang berlokasi di sekitar kawasan Taman Kencana

Kota Bogor berdiri pada tanggal 5 Juni 2013 oleh Haidhar Wurjanto. Sebelum

restoran ini dibangun, produk-produk Momomilk dipasarkan dengan membuka

booth yang berlokasi di Food Court Bogor Junction pada tanggal 14 Januari 2011.

Selain di Food Court Bogor Junction, pemilik restoran juga mecoba membuka

cabang lainnya seperti di Kesatuan, Botani Square, Regina Pacis, dan Kantin

Sapta IPB. Dari beberapa cabang yang telah dibuka, tidak semua cabang mampu

menghasilkan keuntungan sesuai dengan target yang diharapkan. Hal ini membuat

pemilik Momomilk terpaksa harus menutup beberapa cabang tersebut. Sampai

saat ini cabang yang masih mampu bertahan dengan memberi keuntungan sesuai

target hanya 2 yaitu cabang Bogor Junction dan Kantin Sapta IPB Darmaga.

29

Meningkatnya permintaan konsumen terhadap produk Momomilk membuat

pemilik restoran melakukan ekspansi dengan membuka cabang baru namun tidak

dalam bentuk booth melainkan dalam bentuk restoran. Pendirian restoran ini

sudah direncanakan sejak Desember 2012 dan dibutuhkan waktu sekitar 6 bulan

bagi pemilik restoran untuk mengumpulkan dana dari para investor, mendesain

bangunan, serta mengumpulkan tim. Tema restoran ini adalah peternakan dimana

tema tersebut disesuaikan dengan produk utama Momomilk yaitu susu. Untuk

menunjang tema restoran, para pelayan juga menggunakan seragam seperti para

peternak sapi perah.

Bentuk usaha yang digunakan oleh Restoran Momomilk adalah usaha

perorangan dan masih tergolong dalam kategori Usaha Kecil Menengah (UKM).

Modal berasal dari modal pribadi tanpa memperoleh pinjaman dari lembaga

keuangan. Modal awal yang dibutuhkan untuk membangun restoran ini sekitar

300 juta rupiah. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk membangun restoran

ini dibantu dengan adanya 3 investor dengan kepemilikan saham yang berbeda-

beda diantaranya Vidia 37.6 persen, Rifki 1.4 persen, dan Iqbal 0.6 persen.

Sebagian keuntungan yang diperoleh restoran akan dibagikan kepada para

investor sesuai dengan besarnya saham yang dimiliki oleh investor tersebut. Para

investor ini tidak memiliki hak untuk mengelola restoran, mereka hanya berperan

sebatas dalam penyediaan modal saja.

Lokasi Perusahaan

Restoran Momomilk berlokasi di Jalan Bukit Tunggul Nomor 11 Taman

Kencana Kota Bogor. Status kepemilikan tempat usaha ini adalah sewa dengan

sistem bagi hasil. Alasan pemilik restoran menyewa bangunan dikarenakan

keterbatasan modal yang dimiliki. Pemilik bangunan merupakan kerabat dari

pemilik restoran yang sekaligus dijadikan sebagai sekretariat Himpunan

Pengusaha Muda Indonesia. Lokasi ini dipilih karena letaknya yang strategis

dimana kawasan Taman Kencana merupakan kawasan yang cukup dikenal

masyarakat sebagai salah satu pusat wisata kuliner Kota Bogor. Selain itu,

kawasan ini juga berdekatan dengan sekolah dan kampus sehingga semua

kalangan dapat dengan mudah mengakses restoran ini.

Restoran ini memiliki desain yang bertema peternakan yang disesuaikan

dengan nama restoran dan produk utama restoran yaitu susu. Bagian bangunan

yang dijadikan sebagai restoran tidak secara utuh melainkan hanya bagian teras

bangunan saja. Teras tersebut diubah sesuai dengan tema peternakan dan pedesaan

sehingga atap teras dibuat dari bambu serta pada bagian bar dibuat dari kayu.

Selain disesuaikan dengan tema, pemilihan material pada bangunan restoran yang

demikian juga dikarenakan modal yang terbatas. Luas bangunan yang disewa

yaitu seluas 185 m2 yang terdiri dari ruang makan, dapur, ruang cuci, dan kamar

mandi. Kapasitas dari ruang makan adalah 76 orang, terdiri dari 19 meja dan

masing-masing 4 bangku untuk setiap meja.

30

Visi dan Misi Restoran Momomilk

Sama seperti restoran lainnya, Restoran Momomilk juga memiliki visi dan

misi dalam menjalankan usahanya. Visi restoran ini yaitu menjadi grup usaha

dalam bidang pariwisata yang memberikan pengalaman tidak terlupakan bagi

konsumen. Visi tersebut didukung dengan misi yaitu selalu mengonsepkan segala

sesuatunya secara matang sebelum membuat suatu unit bisnis serta memberikan

hidangan yang kreatif dan pelayanan yang luar biasa.

Berbagai ide kreatif dilakukan pengelola untuk menumbuhkan loyalitas dan

kenyamanan konsumen terhadap Restoran Momomilk. Konsep peternakan yang

disesuaikan dengan produk andalan restoran ini menjadi ciri khas Restoran

Momomilk yang akan melekat dibenak konsumen. Untuk menghindari kejenuhan

konsumen, pihak manajemen melakukan berbagai promosi unik serta menawarkan

produk-produk yang umumnya sudah dikenal oleh konsumen namun disajikan

dengan tampilan yang berbeda dari yang lain. Pelayanan yang ramah juga menjadi

salah satu kunci pihak manajemen untuk menumbuhkan citra restoran yang baik

dimata konsumennya.

Tidak hanya loyalitas ditingkat konsumen saja, pihak manajemen

melakukan berbagai strategi untuk meningkatkan loyalitas ditingkat pegawai.

Rasa kekeluargaan baik antara pemilik dengan para pegawai maupun antar

pegawai menjadi budaya kerja yang ditanamkan di restoran ini. Para pegawai

juga dituntut untuk bekerja profesional sehingga tidak mengecewakan konsumen

yang berkunjung. Pihak manajemen memberikan reward berupa bonus dalam

bentuk uang bagi pegawai yang mampu menunjukkan kinerja yang baik.

Sedangkan bagi pegawai yang melakukan kesalahan dalam pekerjaannya akan

diberikan hukuman (punishment) berupa teguran maupun surat peringatan (SP).

Deskripsi Pengusahaan Restoran Momomilk

Pemilik restoran mencoba membuat sesuatu yang baru untuk menghadapi

persaingan usaha dibidang kuliner. Ditengah beragamnya restoran yang terdapat

di Kota Bogor, namun restoran yang menjadikan susu sebagai produk unggulan

memang belum ada. Peluang inilah yang akhirnya dijadikan pemilik usaha untuk

membuka restoran ini setelah sebelumnya membuka booth Momomilk di

beberapa tempat. Tak hanya produk unggulan yang berbeda, restoran ini juga

mengusung tema peternakan mulai dari dekorasi restoran maupun alat makan

yang digunakan. Hal ini bertujuan untuk membuat ciri khusus antara Restoran

Momomilk dengan restoran yang sudah ada.

Kegiatan pada pengusahaan Restoran Momomilk terdiri dari 5 bagian yaitu

pelayanan, barista, dapur produksi, kasir, dan pembelian bahan baku. Bagian

pelayanan, barista, dan dapur produksi dikepalai oleh manajer operasional.

Sedangkan bagian kasir dan pembelian bahan baku dikepalai oleh manajer

keuangan. Terdapat pula graphic designer yang juga dikepalai oleh manajer

operasional. Jam kerja yang diberlakukan di restoran ini yaitu 7.5 jam kerja

ditambah waktu istirahat 30 menit yang terbagi dalam 3 shift. Setiap minggunya,

pegawai memiliki kesempatan libur sebanyak 1 hari yaitu antara hari Senin

31

sampai Jumat yang disesuaikan dengan shift mereka bekerja. Diluar hari libur

tersebut, pegawai tetap bekerja meskipun ada libur nasional.

Restoran Momomilk beroperasi pada hari Senin sampai Minggu mulai

pukul 10.00-22.00 WIB. Khusus pada hari Minggu, restoran ini mulai beroperasi

mulai pukul 07.00-22.00 WIB. Restoran ini menyajikan menu andalannya yaitu

berbagai olahan susu serta beragam makanan dan minuman lainnya. Susu yang

telah dipasteurisasi kemudian diolah menjadi berbagai varian olahan susu seperti

freshmilk dan milkshake. Sedangkan makanan yang disajikan adalah berbagai

makanan ringan maupun Chinese Food dan Western.

ANALISIS KELAYAKAN NON FINANSIAL

Analisis Aspek Pasar

Menurut Nurmalina et al. (2010), aspek pasar dan pemasaran menempati

urutan pertama dalam studi kelayakan usaha. Pada tahap ini besar permintaan

produk serta kecenderungan perkembangan permintaan selama masa kehidupan

bisnis yang akan datang perlu diperkirakan dengan cermat. Dari segi pemasaran

kegiatan bisnis diharapkan dapat beroperasi secara sehat bilamana produk yang

dihasilkan mampu mendapat tempat di pasaran serta menghasilkan penjualan yang

memadai dan menguntungkan.

Potensi dan Target Pasar

Pihak manajemen restoran tidak memiliki data secara lengkap mengenai

jumlah permintaan per unit produk. Namun tingkat permintaan yang tinggi secara

keseluruhan terlihat dari omset penjualan dari bulan Juni sampai Desember 2013.

Perkembangan omset penjualan di Restoran Momomilk dapat dilihat pada

Gambar 4.

Gambar 4 Omset penjualan Restoran Momomilk pada bulan Juni-Desember 2013 Sumber : Restoran Momomilk 2013.

Berdasarkan Gambar 2 dapat disimpulkan bahwa tingkat permintaan untuk

produk yang ditawarkan di Restoran Momomilk cenderung mengalami

peningkatan rata-rata 17.18 persen jika dilihat dari besarnya omset penjualan.

Rp- Rp50,000,000

Rp100,000,000 Rp150,000,000 Rp200,000,000 Rp250,000,000 Rp300,000,000

32

Pada bulan Juli terjadi peningkatan omset penjualan sebesar 17.40 persen dan

kemudian omset penjualan meningkat kembali sebesar 83.68 persen di bulan

Agustus. Pada bulan September, Oktober, dan November omset penjualan

restoran terus mengalami peningkatan masing-masing sebesar 11.54 persen, 3.82

persen, dan 3.75 persen. Akan tetapi pada bulan Desember terjadi penurunan

omset penjualan sebesar 17.11 persen. Penurunan omset penjualan ini dikarenakan

musim hujan sehingga konsumen yang berkunjung cenderung berkurang serta

adanya libur akhir tahun selama 4 hari sehingga restoran ini tutup.

Berdasarkan hasil wawancara dengan manajer operasional, permintaan

produk minuman paling tinggi adalah Milkshake Momo Oreo, Mango Milkshake

dan Strawberry Milkshake. Sedangkan untuk makanan diantaranya Cheesy Melt

Chicken, Roti Bakar Momo dan Mie Ayam. Restoran Momomilk mampu

menghabiskan 60-80 liter susu pasteurisasi pada saat weekday dan 100-120 liter

susu pada saat weekend untuk diolah menjadi berbagai olahan susu seperti

Freshmilk, Hot Milk, dan Milkshake. Konsumen yang datang rata-rata pelajar dan

mahasiswa yang berada di sekitar Kota Bogor.

Menurut Laksana (2008), pemasaran sasaran (target marketing) dilakukan

oleh pemasar melalui 3 langkah utama yaitu segmentasi pasar, pasar sasaran, dan

penetapan posisi pasar. Segmentasi pasar (market segmentation) yaitu

mengidentifikasi dan memilih-milih kelompok pembeli yang berbeda-beda yang

mungkin meminta produk dan atau bauran pemasaran tersendiri. Pasar sasaran

(market targeting) yaitu memilih satu atau lebih segmen pasar untuk dimasuki.

Penetapan posisi pasar (market positioning) yaitu membentuk dan

mengkomunikasikan manfaat utama yang membedakan produk perusahaan

dengan produk lain di pasar.

Secara demografis, segmen pasar yang dituju oleh Restoran Momomilk

yaitu masyarakat kalangan menengah-menengah dan menengah ke bawah yang

berada disekitar Kota Bogor yang berumur 14-30 tahun. Target pasar restoran ini

antara lain pelajar dan mahasiswa yang rata-rata memiliki uang saku minim

sehingga harga yang ditawarkan di restoran ini masih relatif terjangkau. Citra

yang ingin ditanamkan dibenak konsumen adalah tema restoran yang unik yaitu

peternakan serta berbagai produk yang disajikan dengan peralatan makan yang

disesuaikan dengan tema restoran.

Selain pesaing dengan produk utama susu masih sedikit, makanan dan

minuman pendamping di restoran ini bervariasi dan disajikan dengan presentasi

yang unik. Restoran Momomilk menawarkan 5 kategori makanan dan 6 kategori

minuman. Untuk kategori makanan, restoran ini menyajikan Light Meal (seperti

siomay, kentang goreng, spaghetti), Dessert (seperti pancakes dan beberapa

olahan pisang), Momo Roti Bakar dengan berbagai pilihan rasa, Chinese Food,

serta makanan ala barat (Western Food). Sedangkan untuk kategori minuman,

restoran ini menyajikan Freshmilk, Milkshake, Tea and Coffee, Yoghurt, Hot

Milk, dan Juice and Smoothies. Pada buku daftar menu ditampilkan informasi

untuk beberapa makanan dan minuman yang menjadi menu favorit serta yang

memerlukan waktu tambahan untuk menyajikannya.

Strategi Pemasaran

Produk yang dipasarkan agar dapat memasuki pasar sasaran maka para

pemasar menggunakan instrument yang dikenal dengan bauran pemasaran

33

(Laksana, 2008). Bauran pemasaran (Marketing Mix) meliputi produk, harga,

tempat, dan promosi.

1. Produk

Produk yang menjadi andalan di Restoran Momomilk adalah berbagai

olahan susu. Namun disamping itu, terdapat pula berbagai minuman lain

serta berbagai varian makanan. Presentasi makanan yang disajikan di

restoran ini tergolong unik karena menggunakan alat makan seperti botol

susu, talenan kayu yang digunakan untuk menyajikan roti bakar, dan toples

(jar) yang digunakan untuk menyajikan beberapa minuman lain. Hal ini

dikarenakan banyak konsumen yang mencari sesuatu yang unik saat

berwisata kuliner. Pemilihan penggunaan alat makan ini juga disesuaikan

dengan tema restoran yaitu peternakan. Penggunaan alat makan tersebut

termasuk kedalam strategi restoran disamping menjaga kualitas dan

melakukan inovasi terhadap produk-produk yang ditawarkan.

Gambar 5 Penyajian beberapa produk Restoran Momomilk Sumber: Restoran Momomilk 2013.

Untuk menjaga agar konsumen tidak bosan dengan produk yang

ditawarkan, manajemen melakukan inovasi dengan menawarkan produk

baru. Inovasi produk didasarkan atas permintaan dari konsumen, apabila

permintaan tinggi maka tidak menutup kemungkinan produk tersebut akan

dijadikan menu tetap di restoran. Selama beroperasi restoran ini telah

melakukan 2 kali inovasi produk. Pertama, Milkshake yang ditambahkan

dengan produk terkenal seperti Beng-beng, Cadburry, dan Milo. Kedua,

produk yang diberi nama Angry Fruit yaitu susu dengan buah yang

melimpah.

2. Harga

Sebagai pendatang baru, awalnya pihak manajemen menetapkan harga

berdasarkan harga pesaing di lingkungan sekitar restoran yaitu Sop Buah

Pak Ewok. Hal ini dikarenakan lokasi kedua restoran yang berdekatan serta

segmen pasar yang dituju serupa. Akan tetapi setelah dilakukan perhitungan

berdasarkan besarnya biaya produksi dan bahan baku, diketahui bahwa

penetapan harga awal tersebut tidak mampu memberikan keuntungan

maksimal sesuai target. Oleh karena itu, pihak manajemen menaikan harga

untuk beberapa produk makanan sekitar Rp1 000 sampai Rp2 000. Khusus

untuk Chicken Cordon Bleu terjadi kenaikan harga dari Rp20 000 menjadi

Rp26 000. Kenaikan harga ini disesuaikan dengan harga Chicken Cordon

34

Blue di pasaran dan pihak manajemen merasa harga yang mereka tetapkan

masih tergolong dibawah harga rata-rata makanan tersebut. Kenaikan harga

ini terjadi setelah 4 bulan restoran beroperasi.

Harga yang ditawarkan untuk makanan dan minuman di Restoran

Momomilk bervariasi (Lampiran 1). Untuk makanan berkisar antara Rp11

000 sampai Rp26 000. Harga yang ditawarkan untuk cemilan berkisar antara

Rp6 000 sampai Rp17 500. Untuk produk minuman susu seperti Freshmilk,

Hot Milk dan Milkshake harga yang ditawarkan berkisar antara Rp5 000

sampai Rp16 500. Sedangkan untuk minuman lainnya berkisar antara

Rp3 000 sampai Rp16 000.

3. Tempat

Restoran Momomilk berlokasi di Jalan Bukit Tunggul Nomor 11

Bogor. Alasan pemilihan lokasi ini dikarenakan lokasi ini masih berada di

dalam kawasan Taman Kencana Kota Bogor. Taman Kencana merupakan

salah satu kawasan pusat kuliner di Kota Bogor. Selain itu kawasan ini juga

dekat dengan kampus dan sekolah sehingga dapat dengan mudah diakses

oleh mahasiswa dan pelajar yang merupakan target pasar utama restoran ini.

Meskipun berada di sekitar perumahan, namun pemilik usaha optimis

bahwa restoran ini akan ramai dikunjungi seperti Sop Buah Pak Ewok yang

berdekatan dengan lokasi Restoran Momomilk. Khusus di hari Minggu

restoran ini mulai beroperasi pukul 07.00 WIB dengan target utama

masyarakat yang sedang lari pagi di sekitar kawasan tersebut. Karena itu

restoran ini mendapat peluang untuk menambah keuntungan.

4. Promosi

Promosi merupakan suatu kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk

memperkenalkan suatu produk. Kegiatan promosi yang tepat akan

berdampak positif bagi perusahaan karena dapat menarik minat konsumen.

Salah satu media yang dijadikan sebagai alat promosi Restoran Momomilk

adalah sosial media seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan Blackberry

Messanger. Pemilihan sosial media ini dirasakan cukup efektif dan efisien

untuk melakukan promosi. Selain itu restoran ini juga melakukan beberapa

promosi menarik diantaranya Free Hot Chocolate ketika musim hujan serta

minum susu 3 liter dalam waktu 3 menit dengan hadiah Rp1 000 000.

Hasil Analisis Aspek Pasar

Berdasarkan analisis aspek pasar, Restoran Momomilk dinilai memiliki

potensi pasar yang baik, melihat jumlah restoran di Kota Bogor yang menyajikan

produk minuman berbahan dasar susu masih sedikit. Selain itu, potensi restoran

ini juga terlihat dari rata-rata peningkatan penjualan produk selama bulan Juni

hingga Desember 2013 sebesar 17.18 persen. Segmentation, targeting, dan

positioning dari restoran ini juga sudah ada. Dilihat dari strategi pemasarannya,

restoran ini mampu menciptakan produk yang kreatif, menawarkan harga yang

terjangkau, pemilihan tempat yang strategis, serta melakukan berbagai promosi

yang unik dan menarik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada aspek pasar,

Restoran Momomilk layak untuk dijalankan.

35

Aspek Teknis

Pada aspek teknis, dapat diketahui tahapan atau proses bagaimana suatu

produk dihasilkan. Aspek ini juga berhubungan dengan proses pembangunan

bisnis secara teknis dan pengoperasiannya setelah bisnis itu dibangun (Nurmalina

et al. 2010). Beberapa bagian utama yang akan dianalisis pada aspek teknis

diantaranya lokasi bisnis, proses produksi, serta tata letak (layout) Restoran

Momomilk.

Lokasi Bisnis

Penelitian ini dilakukan di Restoran Momomilk yang terletak di Jalan Bukit

Tunggul No. 11 Kota Bogor dengan luas bangunan yang digunakan seluas 185

m2. Beberapa variabel utama yang dalam penentuan lokasi suatu bisnis antara lain

ketersediaan bahan baku, suplai tenaga kerja, tenaga listrik dan air, fasilitas

transportasi, dan letak pasar utama (Nurmalina et al. 2010).

1. Ketersediaan bahan baku

Restoran Momomilk memiliki pemasok tetap dalam pengadaan bahan

baku susu pasteurisasi dan yoghurt. Pemilihan susu diambil dari kawasan

usaha ternak (Kunak) di daerah Cibubulang Kabupaten Bogor. Susu tersebut

merupakan susu Grade A dengan kadar lemaknya yang tinggi, rasanya gurih

dan secara mikrobiologi hanya memiliki sedikit patogen. Susu yang

dikirimkan ke restoran merupakan susu yang telah dipasteurisasi oleh

pemasok yang berlokasi di Darmaga Kabupaten Bogor. Kedekatan lokasi

peternakan dengan pabrik pengolahan susu tersebut menjadikan kualitas

susu tetap terjaga.

Untuk pembelian bahan baku lainnya, restoran ini tidak memiliki

pemasok yang tetap. Pegawai restoran membeli bahan baku lainnya di pasar

tradisional yaitu Pasar Jambu Dua, Pasar Anyar, serta Toko Kue Yoeks

yang berlokasi di belakang Hotel Salak. Lokasi pembelian bahan baku tidak

terlalu jauh sehingga dapat meminimalisir biaya operasional. Untuk

menjaga kualitas susu dan bahan baku yang lain yang tergolong mudah

rusak, maka dilakukan pembelian bahan baku setiap hari.

2. Suplai tenaga kerja

Pengadaan sumberdaya manusia pada Restoran Momomilk dikelola

oleh seorang manajer operasional dan seorang manajer keuangan. Manajer

operasional bertanggung jawab atas kinerja bagian pelayanan, barista, dapur

produksi, serta graphic designer. Sedangkan manajer keuangan bertanggung

jawab atas kinerja bagian pembelian bahan baku dan kasir. Pembagian

jabatan dan jumlah pegawai pada Restoran Momomilk dapat dilihat pada

Tabel 5.

36

Tabel 5 Jumlah karyawan Restoran Momomilk berdasarkan jabatan dan jenis

kelamin

Jabatan

Jenis

kelamin Total Jabatan

Jenis

kelamin Total

L P L P

Operational Manager 1 0 1 Barista 1 2 3

Accounting Manager 1 0 1 Co. Cashier 0 1 1

Graphic Designer 1 0 1 Cashier 0 2 2

Head Chef 1 0 1 Captain Waiters 1 0 1

Assistant Chef 1 0 1 Waiters 6 3 9

Cook 7 1 8 Storeman 1 0 1

Co. Barista 0 1 1 Steward 3 0 3

Sumber : Restoran Momomilk 2013.

Berdasarkan data pada Tabel 6 diketahui bahwa terdapat 24 orang

pegawai laki-laki dan 10 orang pegawai perempuan. Sehingga total

keseluruhan jumlah pegawai di Restoran Momomilk adalah 34 orang.

Hampir 40 persen pegawai di Restoran Momomilk merupakan pegawai

yang berasal dari masyarakat yang berdomisili di sekitar lokasi usaha.

Pegawai tersebut menjabat pada bagian pelayanan dan keamanan. Tidak ada

kualifikasi khusus seperti tingkat pendidikan bagi mereka, hal yang

diutamakan adalah mau bekerja sama, memiliki loyalitas yang tinggi, dan

mampu bekerja dibawah tekanan.

3. Tenaga listrik dan air

Sumberdaya listrik dan air yang digunakan Restoran Momomilk

berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Perusahaan Daerah Air

Minum (PDAM). Kapasitas maksimal penggunaan listrik yang dapat

digunakan yaitu 4 000 watt dengan biaya jumlah yang harus dikeluarkan per

bulannya Rp3 200 000. Sistem pembayaran listrik di restoran ini merupakan

sistem prabayar dimana pembelian voucher dilakukan di Alfamart.

Sedangkan untuk penggunaan air PDAM, biaya yang dikeluarkan per

bulannya sebesar Rp1 400 000. Sistem pembayaran air PDAM dilakukan

secara tunai yang dibayarkan langsung ke loket PDAM.

4. Fasilitas transportasi

Restoran ini memiliki fasilitas transportasi berupa 1 unit sepeda motor

yang digunakan untuk mengangkut bahan mentah dari pasar menuju

restoran. Selain itu sepeda motor ini juga berguna untuk mengantar pesanan

konsumen menuju alamat yang dituju (delivery order). Pemilihan alat

transportasi ini karena dirasa lebih efisien dan memudahkan di dalam

perjalanan pegawai baik untuk membeli bahan baku serta mengantar

makanan yang dipesan konsumen.

5. Letak pasar utama

Lokasi Restoran Momomilk berada di Jalan Bukit Tunggul No. 11

Kota Bogor. Restoran ini berada di sekitar kawasan Taman Kencana. Proses

produksi sampai kegiatan pemasarannya dilakukan pada satu tempat yaitu di

Restoran Momomilk, agar memudahkan dalam melakukan pengawasan baik

37

pada proses produksi maupun kualitas produk yang disajikan kepada

konsumen.

Proses Produksi

Susu yang dijadikan sebagai bahan baku utama untuk mengolah produk

susu di Restoran Momomilk merupakan susu yang sudah dipasteurisasi oleh pihak

pemasok. Harga per liter dari susu pasteurisasi tersebut yaitu Rp6 400. Susu dari

pemasok yang baru tiba di restoran langsung dimasukkan ke dalam dispenser susu

untuk menjaga agar susu tetap fresh sebelum diolah.

Untuk membuat Freshmilk bahan yang dibutuhkan adalah 200 ml susu

tanpa rasa (plain), 50 ml perasa, gula, dan es batu. Proses produksi untuk

membuat segelas Freshmilk dimulai dengan menuangkan perasa ke dalam gelas.

Perasa yang digunakan disesuaikan dengan rasa susu yang dipesan oleh

konsumen. Kemudian perasa tersebut dicampurkan dengan 200 ml susu tanpa rasa

serta diberi gula secukupnya. Setelah itu ditambahkan dengan es batu secukupnya.

Proses produksi Freshmilk dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6 Proses produksi Freshmilk

Proses produksi untuk membuat Milkshake juga terbilang mudah seperti

proses pembuatan Freshmilk. Bahan yang dibutuhkan diantaranya 200 ml susu

tanpa rasa (plain), 50 ml perasa, 1 scoop es krim rasa vanila, gula, dan es batu.

Penambahan es krim rasa vanila pada pembuatan Milkshake bertujuan untuk

memberi rasa lebih creamy pada minuman ini. Tahap pembuatan Milkshake

adalah dengan mencampurkan seluruh bahan yang diperlukan ke dalam blender.

Kemudian bahan diblender sebentar lalu minuman dituangkan ke dalam gelas.

Proses produksi Milkshake dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7 Proses produksi Milkshake

Siapkan

gelas

Masukkan 50ml

perasa

Tuangkan 200 ml susu tanpa

rasa (plain)

Tambahkan gula

secukupnya

Tambahkan es batu

secukupnya Disajikan

Blender bahan baku Tuang ke dalam

gelas

Disajikan

200 ml susu tanpa

rasa (plain)

50 ml perasa

1 scoop es krim

vanila

Gula secukupnya

Es batu

38

Hasil Analisis Aspek Teknis

Analisis aspek teknis menunjukkan bahwa usaha Restoran Momomilk layak

untuk dijalankan. Hal ini berdasarkan pada lokasi restoran yang mendukung

jalannya usaha, proses produksi dan tempat penjualan produk juga berada didalam

satu tempat yang sama. Tata letak telah diatur sedemikian rupa dengan baik

sehingga dapat memperlancar kegiatan usaha (Lampiran 2). Sarana dan fasilitas

yang tersedia juga menunjang kegiatan produksi. Selain itu kedekatan restoran

dengan tempat pembelian bahan baku juga dapat memperlancar kegiatan produksi

sekaligus dapat menjaga kualitas dan kesegaran bahan baku.

Aspek Manajemen dan Hukum

Menurut Nurmalina et al. (2010), aspek manajemen mempelajari tentang

manajemen dalam masa pembangunan bisnis dan dalam masa operasi. Selain itu,

bagi usaha yang baru dibangun diperlukan juga perizinan yang lengkap untuk

mempermudah dan memperlancar kegiatan bisnis. Pengelolaan usaha Restoran

Momomilk dalam manajemen dan hukum akan menganalisis bentuk badan hukum

usaha, struktur organisasi, deskripsi pekerjaan masing-masing pegawai, dan

sistem penggajian tenaga kerja.

Bentuk Badan Usaha

Bentuk badan usaha di Restoran Momomilk adalah perusahaan

perseorangan dan masih tergolong dalam kategori Usaha Kecil Menengah

(UKM). Pemilik restoran juga merencanakan untuk membangun sebuah badan

usaha berupa Perseroan Terbatas (PT). Salah satu tujuan pemilik restoran ini

membentuk badan usaha ini dikarenakan adanya investor yang menanamkan

modal di Restoran Momomilk. Selain itu dengan mendirikan badan usaha

Perseroan Terbatas, restoran ini dapat lebih mudah dikenal secara luas oleh

kalangan masyarakat dan memungkinkan menarik minat investor lain untuk

menanamkan modalnya di Restoran Momomilk.

Sebelum mendirikan suatu usaha tentu diperlukan perizinan yang lengkap

sebagai salah satu syarat agar usaha dapat dijalankan. Restoran ini telah memiliki

Surat Kepemilikan Usaha (SKU) sebagai syarat dasar untuk mendirikan suatu

usaha. Pemilik restoran juga sudah mendapatkan izin dari warga sekitar lokasi

restoran berupa izin gangguan agar usaha ini tetap dapat berjalan karena lokasi

restoran berada di lingkungan pemukiman penduduk. Pemilik restoran telah

melakukan kesepakatan dengan warga sekitar bahwa restoran hanya akan

beroperasi hingga pukul 22.00 WIB. Apabila pihak restoran melanggar, maka

mereka bersedia bila restoran harus ditutup. Akan tetapi, saat ini pemilik sedang

mengalami kesulitan untuk mengurus perizinan kepada pemerintah setempat

dikarenakan restoran yang berada di kawasan pemukiman. Oleh karena, pemilik

restoran masih mengurus izin usaha tersebut dari pemerintah setempat.

Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan

Struktur organisasi Restoran Momomilk yang dimiliki saat ini masih

sederhana. Akan tetapi dengan adanya struktur organisasi maka tugas, wewenang,

39

dan tanggung jawab setiap bagian dalam perusahaan dapat dilihat dengan jelas.

Struktur organisasi Restoran Momomilk dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8 Struktur organisasi Restoran Momomilk Sumber: Restoran Momomilk 2013.

Kebijakan dan keputusan besar dipegang oleh pemilik restoran (owner).

Owner hanya bertindak sebagai evaluator dan pemegang kontrol serta pengambil

keputusan dengan melakukan rapat atau musyawarah dengan tim manajemen.

Owner tidak turun tangan langsung dalam kegiatan operasional namun akan

mendapatkan laporan operasional setiap bulan dari manajer operasional. Manajer

operasional bertanggung jawab atas semua kegiatan operasional di restoran

termasuk mengawasi kinerja pelayan, barista, serta bagian dapur produksi. Selain

itu manajer operasional juga membawahi graphic designer yang bertugas untuk

mengatur dekorasi restoran, membuat desain daftar menu, serta mempromosikan

restoran melalui media sosial.

Manajer operasional bertanggung jawab atas bagian pelayanan, barista, dan

dapur produksi. Para pelayan (waiter) dikepalai oleh seorang kepala pelayan. Para

pelayan bertugas melayani para konsumen, mulai dari pemesanan menu sampai

penyajiannya serta memastikan kerapian dan kebersihan meja dan kursi. Selain

itu, pelayan juga berkewajiban menyampaikan informasi mengenai menu spesial

dan merekomendasikan menu favorit di restoran. Sedangkan bagian barista

bertugas untuk membuat minuman sesuai pesanan juga berkewajiban untuk

menjaga kebersihan dan umur pakai dari bar. Bagian dapur produksi dikepalai

oleh seorang kepala koki. Bagian ini bertugas untuk membuat makanan sesuai

dengan pesanan konsumen serta menjaga kualitas dan kehigienisan makanan.

Didalam bagian dapur produksi juga terdapat pegawai yang bertugas untuk

membersihkan peralatan makan dan dapur (steward).

Manajer keuangan bertugas untuk mengatur, memeriksa, dan bertanggung

jawab atas alur kas baik penerimaan maupun pengeluaran. Manajer keuangan juga

Head Chef

Steward

Cook

Assistant Chef Barista

Coordinator Barista Captain

Waiter

Accounting Manager

Cashier Storeman

Owner

Operational Manager

Graphic Designer

40

bertanggung jawab atas kinerja kasir serta bagian pembelian bahan baku. Kasir

bertugas dalam menerima transaksi pembayaran dari konsumen. Sedangkan

bagian pembelian bahan baku (storeman) bertugas untuk mencatat persediaan

bahan baku yang diperlukan dan membeli bahan baku yang diperlukan untuk

kegiatan operasional. Untuk bagian keamanan, petugas keamanan berasal dari

masyarakat sekitar namun tidak tergabung kedalam manajemen restoran.

Sistem Penggajian Pegawai

Pada saat ini gaji sebagian besar pegawai Restoran Momomilk belum

berdasarkan UMR (Upah Minimum Regional) Kota Bogor, kecuali manajer

operasional dan manajer keuangan. Namun pemilk restoran berencana untuk

memberikan asuransi kepada para pegawainya sehingga apabila dikalkulasikan

bisa mencapai UMR Kota Bogor. Untuk bagian keamanan, karena tidak tergabung

dalam manajemen restoran maka upah yang diperoleh berasal dari tarif parkir

yang diberikan oleh para konsumen.

Hasil Analisis Aspek Manajemen dan Hukum

Restoran Momomilk belum memiliki perizinan yang lengkap sesuai dengan

peraturan yang telah ditentukan. Namun bila dilihat dari indikator yang lain

seperti struktur organisasi dan deskrpsi pekerjaan sudah dibuat cukup sederhana

sehingga memudahkan tugas, wewenang, dan tanggung jawab setiap bagian dalam

perusahaan. Sistem penggajian juga telah ditentukan dengan baik. Dari uraian di

atas dapat ditarik kesimpulan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan berdasarkan

aspek manajemen namun belum layak bila dijalankan berdasarkan aspek hukum.

Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan

Adanya kedekatan sosial antara perusahaan dengan masyarakat maka

Restoran Momomilk mempekerjakan masyarakat dari sekitar wilayah lokasi

restoran sebagai pegawai. Hal ini berdampak positif karena dapat menyerap

tenaga kerja yang menganggur. Sebanyak 40 persen tenaga kerja di Restoran

Momomilk berasal dari masyarakat sekitar dan diposisikan sebagai pelayan dan

penjaga keamanan. Tidak ada kualifikasi khusus seperti tingkat pendidikan bagi

mereka, hal yang diutamakan adalah mau bekerja sama, memiliki loyalitas yang

tinggi, dan mampu bekerja dibawah tekanan. Pihak restoran juga melakukan

kegiatan sosial seperti memberi santunan kepada anak yatim pada saat restoran

dibuka serta pemberian susu gratis bagi anak-anak di sekitar lokasi usaha.

Pembayaran pajak kepada pemerintah tentu dapat menambah pendapatan

asli daerah (PAD) Kota Bogor. Apabila skala usaha semakin besar, maka

pemerintah akan menerima pembayaran pajak yang semakin besar pula. Pada saat

ini pajak yang dibayarkan merupakan PP 1 sebesar 10 persen dari omset yang

diperoleh restoran. Secara makro, adanya pajak akan dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pembangunan.

Restoran Momomilk tetap menjaga kebersihan lingkungan sekitar selama

restoran ini beroperasi. Pada awalnya restoran ini membuang limbah sisa proses

produksi ke selokan di sekitar restoran. Akan tetapi, saat ini restoran membuat

septic tank yang berfungsi sebagai tempat pembuangan limbah dari proses

41

produksi. Meskipun biaya yang dikeluarkan untuk membuat septic tank cukup

besar, hal ini dilakukan demi menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

Hasil Analisis Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan

Kedekatan sosial antara perusahaan dengan masyarakat sekitar ditunjukkan

dengan dibukanya kesempatan bekerja bagi mereka sehingga dapat menyerap

tenaga kerja yang menganggur. Pembayaran pajak secara rutin juga mampu

meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pembangunan.

Restoran Momomilk juga tetap memperhatikan kebersihan lingkungan dengan

tidak membuang limbah dari proses produksi secara sembarangan. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa Restoran Momomilk layak diusahakan berdasarkan aspek

sosial ekonomi dan lingkungan.

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

Restoran Momomilk merupakan suatu usaha dibidang kuliner yang

menggunakan sumberdaya dari modal sendiri dalam menjalankan usahanya.

Restoran ini tergolong dalam usaha baru sehingga perlu dikaji perhitungan

keuangannya secara terperinci tentang kelayakan usaha dan diperlukan

perhitungan yang tepat dalam penggunakan sumberdaya yang ada. Analisis

kelayakan ini berkaitan dengan keputusan investasi agar mendapatkan keuntungan

yang maksimal dan menghindari adanya pemborosan sumberdaya. Kriteria yang

digunakan dalam perhitungan meliputi NPV, Net B/C, IRR, Payback Period, serta

analisis nilai pengganti (switching value).

Berdasarkan informasi yang didapat dari pihak manajemen restoran, umur

usaha pengusahaan Restoran Momomilk yaitu selama 5 tahu. Hal ini didasarkan

pada kesepakatan antara pihak pemilik restoran selaku penyewa bangunan dengan

pemilik bangunan. Atas dasar itu, umur usaha disesuaikan dengan kesepakatan

sewa dengan pemilik bangunan dengan pertimbangan bahwa sewa bangunan

merupakan faktor terpenting dalam pengusahaan Restoran Momomilk. Tingkat

diskonto yang digunakan yaitu sebesar 13.20 persen. Hal ini disesuaikan dengan

rata-rata kepemilikan modal yang ditanamkan oleh ketiga investor Restoran

Momomilk.

Pada saat pembelian peralatan investasi dimulai pada tahun pertama yaitu

Januari sampai Mei 2013 dan pada bulan Juni 2013 usaha mulai dapat dilakukan.

Penghitungan penerimaan dan besarnya biaya operasional yang dikeluarkan pada

tahun pertama berdasarkan pada data aktual restoran selama 7 bulan beroperasi

(Juni sampai Desember 2013). Untuk tahun ke-2 merupakan rata-rata penerimaan

maupun biaya operasional per bulan selama 7 bulan beroperasi dikalikan 9 bulan

dikarenakan adanya renovasi selama 3 bulan. Untuk tahun ke-3 sampai ke-5

perhitungan sama dengan tahun ke-2 namun dikalikan dengan 12 bulan dengan

asumsi sampai tahun ke-5 umur usaha besar inflow dan outflow disamakan dengan

data tahun ke-2. Kondisi aktual restoran pada tahun pertama hingga proyeksi

kegiatan operasional pada tahun ke-5 dapat dilihat pada Lampiran 3.

42

Analisis Laba Rugi Restoran Momomilk

Analisis laba rugi digunakan untuk melihat pekembangan laba usaha setiap

tahunnya. Laba rugi perusahaan dihitung berdasarkan jumlah penerimaan

dikurangi dengan biaya operasional dan pajak badan usaha. Untuk melakukan

penghitungan laba rugi pada Restoran Momomilk, maka data penerimaan yang

digunakan di tahun pertama merupakan data aktual penerimaan restoran selama 7

bulan pertama beroperasi. Data penerimaan setiap bulannya kemudian dirata-

ratakan dan dikalikan 9 untuk memperoleh proyeksi penerimaan di tahun ke-2

serta dikalikan 12 untuk tahun ke-3 sampai ke-5 (diasumsikan tetap).

Data biaya operasional di tahun pertama merupakan data aktual penerimaan

restoran selama 7 bulan pertama beroperasi. Data pengeluaran setiap bulannya

kemudian dirata-ratakan dan dikalikan 9 untuk memperoleh data penerimaan di

tahun ke-2 serta dikalikan 12 untuk tahun ke-3 sampai ke-5 (diasumsikan tetap).

Data mengenai laporan laba rugi Restoran Momomilk dapat dilihat pada

Lampiran 4.

Tabel 6 Hasil analisis laporan laba rugi Restoran Momomilk

Tahun ke- Nilai (Rp)

1 57 052 345

2 63 932 989

3 94 503 955

4 94 503 955

5 94 503 955

Total keseluruhan laba 404 497 200

Rata-rata laba 80 899 440

Rata-rata laba selama 5 tahun umur usaha adalah sebesar Rp80 899 440.

Pada tahun pertama, Restoran Momomilk mendapatkan keuntungan sebesar

Rp57052 345. Pada tahun ke-2, restoran diproyeksikan akan memperoleh

keuntungan sebesar Rp63 932 989. Perbedaan keuntungan yang diperoleh pada

tahun pertama dengan tahun ke-2 dikarenakan pada tahun pertama restoran hanya

beroperasi selama 7 bulan sedangkan pada tahun ke-2 beroperasi selama 9 bulan.

Pada tahun ke-3, restoran ini diproyeksikan mengalami peningkatan keuntungan

yaitu menjadi Rp94 503 955 yang diasumsikan tetap setiap tahunnya sampai

tahun ke-5. Peningkatan keuntungan di tahun ke-3 hingga ke-5 dikarenakan

restoran beroperasi selama 12 bulan setiap tahunnya. Keuntungan yang diperoleh

Restoran Momomilk ini merupakan keuntungan bersih setelah dikurangi dengan

beban pajak badan usaha sebesar 25 persen. Pada tahun pertama, restoran

dikenakan pajak badan usaha sebesar Rp19 017 448. Pada tahun ke-2 besarnya

pajak yaitu Rp21 310 996 dan pada tahun ke-3 hingga ke-5 sebesar 31 501 318.

Besarnya pajak tersebut nantinya akan dimasukkan kedalam perhitungan

cashflow.

43

Arus Kas (Cashflow) Restoran Momomilk

Arus Penerimaan (Inflow)

Arus penerimaan dari usaha Restoran Momomilk berupa penerimaan dari

hasil penjualan makanan, minuman, dan nilai sisa. Nilai penjualan produk

Momomilk di tahun pertama berasal dari data penjualan aktual restoran selama 7

bulan beroperasi. Kemudian nilai penjualan produk di tahun ke-2 berasal dari rata-

rata penerimaan di tahun pertama dikalikan dengan 9 bulan. Untuk tahun ke-3

sampai ke-5, perhitungan sama dengan tahun ke-2 namun dikalikan 12 bulan

untuk setiap tahunnya.

1. Penerimaan aktual penjualan produk pada bulan Juni sampai Desember

2013

Penerimaan penjualan produk makanan dan minuman didapat dari

hasil penjualan makanan dan minuman di Restoran Momomilk. Selama 7

bulan beroperasi, manajemen restoran tidak memiliki data penjualan setiap

produk makanan dan minuman. Pihak manajemen hanya memiliki data

omset penjualan setiap bulannya selama 7 bulan restoran mulai beroperasi.

Data penerimaan Restoran Momomilk bulan Juni sampai Desember 2013

dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Data penerimaan Restoran Momomilk bulan Juni sampai Desember 2013

Bulan Omset (Rp)

Juni 107 303 000

Juli 125 979 000

Agustus 231 404 000

September 258 101 000

Oktober 267 958 000

November 278 015 700

Desember 230 445 600

Total penerimaan tahun pertama 1 499 206 300

Rata-rata penerimaan per bulan 214 172 329

Berdasarkan data pada Tabel 7, terlihat bahwa omset penjualan

Restoran Momomilk pada bulan Juni sampai Desember 2013 cenderung

mengalami peningkatan. Peningkatan omset penjualan terjadi sejak bulan

Juni sampai November, sedangkan pada bulan Desember terjadi penurunan

omset sebesar 17.11 persen yang dikarenakan adanya libur selama 4 hari

dan merupakan musim penghujan.

2. Proyeksi penerimaan penjualan produk pada tahun ke-2 sampai ke-5

Proyeksi penjualan pada tahun ke-2 sampai ke-5 hanya dapat

dilakukan dengan mencari rata-rata penerimaan per bulan pada tahun

44

pertama sebesar Rp214 172 329. Hal ini dikarenakan tidak adanya data

penjualan per unit produk. Penerimaan penjualan produk makanan dan

minuman pada tahun ke-2 dikalikan dengan 9 bulan sehingga diperoleh

penerimaan sebesar Rp1 927 550 957. Kemudian untuk tahun ke-3 sampai

ke-5, rata-rata penerimaan pada tahun pertama dikalikan 12 bulan tiap

tahunnya. Proyeksi total penerimaan pada tahun ke-3 yaitu sebesar Rp2 570

067 943. Nilai proyeksi penerimaan pada tahun ke-3 diasumsikan sama

hingga tahun ke-5. Proyeksi penerimaan Restoran Momomilk pada tahun

ke-2 sampai ke-5 dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Proyeksi penerimaan Restoran Momomilk tahun ke-2 sampai ke-5

Tahun ke- Jumlah bulan Rata-rata penerimaan (Rp) Total (Rp)

2 9 214 172 329 1 927 550 957

3 12 214 172 329 2 570 067 943

4 12 214 172 329 2 570 067 943

5 12 214 172 329 2 570 067 943

Total penerimaan tahun ke-2 sampai ke-5 11 136 961 086

3. Nilai sisa

Nilai sisa adalah nilai peralatan yang tidak habis selama umur usaha

dan dinilai masih memiliki umur ekonomis karena belum terpakai

seluruhnya. Nilai sisa yang telah dihitung, dikalkulasikan dan dimasukkan

kedalam komponen inflow diakhir umur usaha. Perhitungan nilai sisa

dilakukan dengan cara mengalikan biaya penyusutan suatu produk dengan

sisa umur ekonomisnya.

Umur ekonomis peralatan yang digunakan di Restoran Momomilk

terdiri dari 2 tahun, 3 tahun, dan 5 tahun. Hal ini akan mempengaruhi sisa

umur ekonomis peralatan dan nilainya. Untuk peralatan yang memiliki umur

ekonomis 2 tahun dan 3 tahun memiliki sisa umur ekonomis 1 tahun.

Peralatan dengan umur ekonomis 5 tahun tidak memiliki sisa umur

ekonomis. Peralatan yang dibeli dimasukkan kedalam komponen outflow di

tahun pertama. Renovasi yang dilakukan pada bulan Januari sampai Maret

2014 memiliki nilai sisa sebesar 18 juta rupiah karena investasi tersebut

dilakukan pada tahun ketiga. Sehingga total nilai sisa dari peralatan yang

digunakan di Restoran Momomilk adalah Rp22 004 200.

Arus Pengeluaran (Outflow)

Arus pengeluaran dari usaha Restoran Momomilk berupa pengeluaran dari

biaya investasi, biaya reinvestasi, dan biaya operasional. Biaya investasi

merupakan biaya yang dikeluarkan 1 kali untuk memperoleh beberapa kali

manfaat sampai secara ekonomis kegiatan bisnis itu tidak menguntungkan lagi

(Nurmalina et al. 2010). Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan untuk

menghasilkan produksi yang digunakan bagi setiap proses produksi dalam 1

periode kegiatan produksi. Biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya

variabel. Biaya operasional Restoran Momomilk di tahun pertama berasal dari

45

data pengeluaran aktual restoran selama 7 bulan beroperasi. Kemudian biaya

operasional di tahun ke-2 berasal dari rata-rata pengeluaran di tahun pertama

dikalikan dengan 9 bulan. Untuk tahun ke-3 sampai ke-5, cara perhitungan sama

dengan tahun ke-2 namun dikalikan 12 bulan untuk setiap tahunnya.

1. Biaya investasi

Biaya investasi merupakan biaya yang dikeluarkan pada awal kegiatan

dan pada saat tertentu untuk memperoleh manfaat beberapa tahun kemudian

(Nurmalina et al. 2010). Biaya investasi yang dikeluarkan Restoran

Momomilk terdiri dari renovasi bangunan, peralatan dapur, peralatan

makan, peralatan lainnya, dan kendaraan. Biaya investasi tersebut

dikeluarkan pada tahun pertama yaitu bulan Januari hingga Mei 2013

sebesar 5 juta rupiah. Biaya renovasi bangunan untuk perluasan kapasitas

dikeluarkan pada tahun ke-2 yaitu bulan Januari sampai Maret 2014 sebesar

90 juta rupiah.

Peralatan dapur yang digunakan terdiri dari kompor gas, wajan, pisau,

blender, freezer, dispenser susu, scoop es, gelas ukur 1 liter, gelas teh tarik,

rice cooker, container perasa, panci, coolbox, talenan, pemotong kentang,

teko kopi, botol sirup, baki kayu bulat, baki kayu segi, dan baskom. Total

keseluruhan biaya investasi peralatan dapur yaitu sebesar Rp16 097 500.

Peralatan makan yang digunakan terdiri dari botol milkshake, botol

freshmilk, gelas hotmilk, jar besar, jar kecil, pisau steak, garpu steak,

sendok makan, garpu makan, piring, piring segi 4, piring banana, mangkok

6”, mangkok 4.5”, pitcher, dan talenan roti bakar. Total keseluruhan biaya

investasi peralatan makan yaitu sebesar Rp5 504 400.

Peralatan lain yang mendukung jalannya operasional Restoran

Momomilk terdiri dari meja dan kursi untuk konsumen, meja dan kursi

kantor, komputer, printer, loker bill, brangkas, alat kebersihan, speaker,

karpet karet, tempat sampah, nomor meja, kipas sangin, serbet, wadah

tissue, nampan bon, kalkulator, daftar menu, whiteboard, dan pembelian

septic tank. Total keseluruhan biaya investasi peralatan lain yang digunakan

restoran yaitu sebesar Rp42 933 400. Untuk sepeda motor, biaya investasi

yang dikeluarkan yaitu sebesar Rp14 000 000. Sehingga total keseluruhan

biaya investasi yang dikeluarkan Restoran Momomilk yaitu sebesar Rp173

535 300. Rincian komponen biaya investasi Restoran Momomilk dapat

dilihat pada Lampiran 5.

2. Biaya reinvestasi

Biaya reinvestasi adalah biaya yang dikeluarkan kembali karena umur

ekonomis dari peralatan yang digunakan telah habis namun umur usaha

masih berjalan. Biaya reinvestasi yang dikeluarkan yaitu peralatan yang

memiliki umur ekonomis 2 tahun dan 3 tahun karena umur ekonomis

peralatan tersebut kurang dari umur usaha. Peralatan yang memiliki umur

ekonomis 2 tahun diantaranya blender, peralatan makan, serbet dan daftar

menu. Total biaya reinvestasi yang memiliki umur ekonomis 2 tahun yaitu

Rp7 311 400. Reinvestasi peralatan tersebut dilakukan pada tahun ke-3 dan

ke-5.

46

Peralatan yang memiliki umur ekonomis 3 tahun diantaranya scoop es,

gelas ukur 1 liter, gelas teh tarik, container perasa, telanan, botol sirup,

baskom, alat kebersihan, tempat sampah, dan wadah tissue. Total biaya

reinvestasi yang memiliki umur ekonomis 3 tahun yaitu Rp1 045 500.

Reinvestasi peralatan tersebut dilakukan pada tahun ke-4. Rincian

komponen biaya reinvestasi Restoran Momomilk dapat dilihat pada

Lampiran 7.

3. Biaya operasional

Menurut Nurmalina et al. (2010), biaya operasional merupakan biaya

yang diperlukan untuk menunjang kegiatan operasional dalam mengolah

bahan baku menjadi produk yang siap untuk dijual. Biaya operasional

meliputi biaya variabel dan biaya tetap. Biaya variabel merupakan biaya

yang besar kecilnya selaras dengan perkembangan produksi atau penjualan

setaip tahun (1 satuan waktu). Biaya tetap merupakan biaya yang jumlahnya

tidak terpengaruh oleh perkembangan jumlah produksi atau penjualan dalam

satu tahun (1 satuan waktu). Besarnya biaya operasional saat restoran

beroperasi 7 bulan pertama yaitu Juni sampai Desember 2013 dapat dilihat

pada Lampiran 6. Rata-rata biaya operasional pada bulan Juni sampai

Desember tersebut akan dijadikan acuan untuk menghitung proyeksi biaya

operasional pada tahun ke-2 sampai tahun ke-5. Besarnya biaya operasional

Restoran Momomilk selama umur bisnis 5 tahun dapat dilihat pada Tabel 9.

47

Tabel 9 Biaya operasional Restoran Momomilk

No Biaya operasional Tahun

1 2 3 4 5

Biaya variabel

1 Susu pasteurisasi 104.426.600 134.262.771 179.017.029 179.017.029 179.017.029

2 Yoghurt 19.666.350 25.285.307 33.713.743 33.713.743 33.713.743

3 Bahan baku lainnya 586.870.338 754.547.577 1.006.063.437 1.006.063.437 1.006.063.437

4 Biaya gas elpiji 10.080.000 12.960.000 17.280.000 17.280.000 17.280.000

Total biaya variabel 721.043.288 927.055.656 1.236.074.208 1.236.074.208 1.236.074.208

Biaya tetap

1 Sewa bangunan 149.920.630 192.755.096 257.006.794 257.006.794 257.006.794

2 Gaji karyawan 256.900.000 330.300.000 440.400.000 440.400.000 440.400.000

3 Dividen 86.412.079 111.101.244 148.134.993 148.134.993 148.134.993

4 Biaya PDAM 9.800.000 12.600.000 16.800.000 16.800.000 16.800.000

5 Biaya listrik 22.400.000 28.800.000 38.400.000 38.400.000 38.400.000

6 Biaya telepon 1.400.000 1.800.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000

7 Biaya kebersihan 2.100.000 2.700.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000

8 Biaya transportasi 4.200.000 5.400.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000

9 Pajak restoran 10% 149.920.630 192.755.096 257.006.794 257.006.794 257.006.794

Total biaya tetap 683.053.339 878.211.436 1.170.948.581 1.170.948.581 1.170.948.581

Total Biaya Operasional 1.404.096.627 1.805.267.092 2.407.022.789 2.407.022.789 2.407.022789

Total biaya operasional yang dikeluarkan Restoran Momomilk pada

tahun pertama, kedua, dan ketiga berbeda-beda sesuai dengan lama restoran

beroperasi setiap tahunnya dan kebutuhan restoran. Untuk tahun ke-3

sampai ke-10 diasumsikan sama untuk setiap tahunnya. Biaya variabel yang

dikeluarkan meliputi biaya untuk pembelian input seperti susu pasteurisasi,

yoghurt, bahan baku pelengkap, dan gas elpiji. Biaya tetap yang dikeluarkan

meliputi biaya untuk pembayaran sewa bangunan, deviden kepada investor,

gaji karyawan, PDAM, listrik, telepon, kebersihan, transportasi, serta pajak

restoran 10 persen dari omset penjualan.

Pada tahun pertama, total biaya operasional yang dikeluarkan oleh

Restoran Momomilk yaitu sebesar Rp1 404 096 627. Pada tahun ke-2, total

biaya operasional yang dikeluarkan oleh Restoran Momomilk yaitu sebesar

Rp1 805 267 092. Peningkatan biaya operasional ini dikarenakan restoran

beroperasi selama 9 bulan pada tahun ke-2, sedangkan pada tahun pertama

hanya beroperasi selama 7 bulan. Kemudian pada tahun ke-3, diproyeksikan

restoran mengeluarkan biaya operasional sebesar Rp2 407 022 789 untuk

beroperasi selama 12 bulan. Besar biaya operasional pada tahun ke-3

diasumsikan tetap hingga tahun ke-5.

4. Biaya penyusutan

Penghitungan biaya penyusutan aset pertahun sesuai dengan perkiraan

umur ekonomis dari masing-masing aset. Untuk menghitung besarnya nilai

penyusutan digunakan metode garis lurus sehingga diasumsikan sama untuk

48

setiap tahunnya. Perhitungan biaya penyusutan pertahun adalah harga

pembelian peralatan investasi diawal dibagi umur ekonomis.

Pada perhitungan laba rugi tahun pertama, besar biaya penyusutan

tidak ditambah dengan renovasi yang dilakukan pada tahun ke-2 (Januari

sampai Maret 2014). Besar biaya penyusutan pada tahun pertama yaitu

sebesar Rp19 039 880. Kemudian untuk tahun ke-2 sampai ke-5, biaya

penyusutan ditambah dengan renovasi yang dilakukan pada tahun ke-2 yaitu

sebesar 18 juta rupiah. Total biaya penyusutan pada tahun ke-2 sampai ke-5

yaitu sebesar Rp37 039 880 untuk setiap tahunnya.

Analisis Kriteria Kelayakan Investasi

Kriteria kelayakan investasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

NPV, Net B/C, IRR, dan Payback Period. Tingkat diskonto yang digunakan

merupakan rata-rata besarnya kepemilikan modal dari ketiga investor yaitu

sebesar 13.20 persen. Perhitungan kelayakan investasi menggunakan manfaat

bersih (net benefit) yang diperoleh dari selisih antara biaya dan manfaat setap

tahunnya dengan dikurangi pajak badan usaha. Tarif pajak yang digunakan

berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2008 Pasal 17

ayat 2a, yang merupakan perubahan keempat dari Undang-Undang No. 7 Tahun

1983 tentang pajak penghasilan yaitu sebesar 25 persen, berlaku flat hingga umur

usaha.

Tabel 10 Hasil analisis kriteria investasi Restoran Momomilk

Kriteria investasi Nilai

NPV Rp63 220 511

Net B/C 2.57

IRR 47.35 persen

Payback Period 3 tahun 6 bulan 21 hari

Berdasarkan kriteria kelayakan investasi pada tingkat diskonto 13.20 persen

diperoleh nilai NPV sebesar Rp63 220 511. Hasil perhitungan NPV tersebut

menunjukkan bahwa Restoran Momomilk akan mendapatkan manfaat bersih dari

usaha yang dijalankan selama umur usaha 5 tahun. Restoran Momomilk dikatakan

layak untuk dijalankan karena nilai NPV yang dihasilkan lebih besar dari nol

(NPV > 0) yaitu Rp63 220 511.

Nilai Net B/C pada usaha Restoran Momomilk yaitu 2.57 artinya setiap

Rp 1 yang dikeluarkan sebagai biaya akan menghasilkan manfaat bersih sebesar

Rp 2.57. Berdasarkan pehitungan Net B/C, Restoran Momomilk layak untuk

dijalankan karena nilai Net B/C lebih besar dari 1.

Perhitungan cash flow didapatkan nilai IRR pada Restoran Momomilk

sebesar 47.35 persen. Hal ini menunjukkan bahwa usaha mampu memberikan

pengembalian atas modal yang dikeluarkan sebesar 47.35 persen. Hasil

49

perhitungan IRR ini menunjukkan bahwa Restoran Momomilk layak untuk

dijalankan karena nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga deposito yang

digunakan (47.35 persen > 13.20 persen).

Nilai Payback Period pada Restoran Momomilk yaitu 3 tahun 6 bulan 21

hari. Artinya, modal investasi yang telah ditanamkan akan kembali setelah 3 tahun

6 bulan 21 hari sejak usaha dijalankan. Restoran ini dikatakan layak untuk

dijalankan karena modal yang ditanamkan dapat kembali sebelum umur usaha.

Berdasarkan keempat kriteria investasi tersebut menunjukkan bahwa usaha

Restoran Momomilk layak untuk dijalankan. Perhitungan arus kas (cash flow)

dapat dilihat pada Lampiran 7.

Analisis Nilai Pengganti (Switching Value)

Analisis nilai pengganti (switching value) merupakan suatu variasi pada

analisis sensitivitas. Switching value ini merupakan perhitungan untuk mengukur

perubahan maksimum dari perubahan komponen inflow atau perubahan

komponen outflow yang masih ditoleransi agar Restoran Momomilk masih layak.

Jika perubahan melebihi nilai tersebut maka bisnis menjadi tidak layak untuk

dijalankan. Perhitungan ini mengacu kepada berapa besar perubahan terjadi

sampai NPV sama dengan nol (NPV=0).

Komponen yang akan diukur pada Restoran Momomilk diantaranya

komponen outflow yang diukur adalah peningkatan biaya input yaitu susu

pasteurisasi. Pada komponen inflow yaitu penurunan tingkat penjualan produk

yang langsung berpengaruh terhadap pendapatan usaha. Kedua variabel ini dibuat

hingga mencapai nilai NPV sama dengan 0, Net B/C sama dengan 1, nilai IRR

sama dengan tingkat diskonto, dan Payback Period sama dengan umur usaha.

Berdasarkan analisis switching value, batas maksimum peningkatan biaya

input susu pasteurisasi yaitu 12.02 persen agar restoran tetap layak untuk

dijalankan. Batas maksimum penurunan tingkat penjualan produk Restoran

Momomilk yaitu sebesar 5.08 persen agar restoran tetap layak untuk dijalankan.

Hal ini menunjukkan bahwa Restoran Momomilk lebih sensitif terhadap

penurunan tingkat penjualan produk dibandingkan dengan peningkatan biaya

input susu pasteurisasi. Perhitungan switching value dapat dilihat pada Lampiran

8 dan Lampiran 9.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Kesimpulan yang didapat dari penelitian mengenai Analisis Kelayakan

Usaha Restoran Momomilk di Taman Kencana Kota Bogor yaitu:

1. Restoran Momomilk layak untuk dijalankan berdasarkan aspek pasar,

teknis, manajemen, serta aspek sosial ekonomi dan lingkungan. Berdasarkan

analisis aspek pasar, restoran ini dinilai memiliki potensi pasar yang baik,

melihat jumlah restoran di Kota Bogor yang menyajikan produk minuman

berbahan dasar susu masih sedikit. Berdasarkan aspek teknis, lokasi, tata

50

letak, dan sarana prasarana yang dimiliki restoran sudah baik untuk

mendukung jalannya usaha. Berdasarkan aspek manajemen, restoran telah

struktur organisasi yang sederhana dan sistem penggajian yang baik.

Sedangkan berdasarkan aspek sosial ekonomi dan lingkungan restoran ini

memiliki kedekatan sosial dengan masyarakat sekitar dan rutin membayar

pajak kepada pemerintah serta telah menjaga kebersihan lingkungan.

Namun, restoran ini tidak layak dijalankan berdasarkan aspek hukum

dikarenakan masih adanya perizinan usaha yang belum lengkap.

2. Berdasarkan analisis kelayakan finansial menunjukkan bahwa Restoran

Momomilk layak untuk dijalankan karena telah memenuhi kriteria investasi

diantaranya NPV sebesar Rp63 220 511, Net B/C sebesar 2.57, IRR sebesar

47.35 persen, dan Payback Period selama 3 tahun 6 bulan 21 hari.

3. Hasil analisis nilai pengganti menunjukkan bahwa kelayakan usaha

Restoran Momomilk lebih peka terhadap penurunan tingkat penjualan

produk sebesar 5.08 persen dibandingkan dengan peningkatan harga input

susu pasteurisasi sebesar 12.02 persen.

Saran

Saran yang diajukan untuk manajemen Restoran Momomilk diantaranya:

1. Dilihat dari aspek hukum, restoran ini belum layak untuk dijalankan. Oleh

sebab itu, disarankan bagi pemilik usaha untuk segera mengurus perizinan

ke pemerintah setempat. Selain untuk kelancaran usaha, perizinan juga

diperlukan apabila akan melakukan kerjasama dengan pihak lain terutama

untuk pengadaan dana.

2. Dilihat dari analisis finansial, Restoran Momomilk layak untuk dilanjutkan.

Usaha ini dapat terus dikembangkan dengan terus meningkatkan penjualan

produk agar mencapai target perusahaan.

3. Berdasarkan hasil analisis nilai pengganti, Restoran Momomilk sensitif

terhadap penurunan tingkat penjualan dibandingkan dengan peningkatan

harga input susu pasteurisasi. Oleh karena itu, pihak manajemen harus

mempertahankan dan meningkatkan tingkat penjualan produk agar tidak

terjadi penurunan penjualan yang drastis yang dapat menjadikan bisnis

menjadi tidak layak.

4. Restoran Momomilk disarankan untuk memiliki data penjualan produk per

unit secara terperinci. Hal ini dimaksudkan agar produk yang kurang

diminati konsumen dapat diganti dengan menu yang baru.

DAFTAR PUSTAKA

[Disbudpar] Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor. 2012. Data

pendapatan asli Kota Bogor 2008-2012. Bogor (ID): Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata.

51

[Disbudpar] Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor. 2012. Jumlah tempat

makan di Kota Bogor tahun 2006-2012. Bogor (ID): Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata.

Gittinger JP. 1986. Analisa ekonomi proyek-proyek pertanian. Edisi 2. Jakarta:

Universitas Indonesia Press.

Heidyningsih NA. 2009. Analisis kelayakan usaha Death by Chocolate and

Spageti Restaurant Kota Bogor Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID): Institut

Pertanian Bogor.

Jeineiva P. 2011. Analisis kelayakan usaha Restoran Pastel and Pizza Rijsttafel di

Kota Bogor Provinsi Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Laksana F. 2008. Manajemen pemasaran: pendekatan praktis. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Mankiw NG. 2006. Makroekonomi. Edisi 6. Jakarta: Erlangga.

Maulana AF. 2010. Analisis kelayakan usaha rumah makan sederhana Waroeng

Jaya Bogor Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Nurmalina R, Tintin S, Arif K. 2010. Studi kelayakan bisnis. Departemen

Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. Bogor.

Reakara R. 2009. Analisis kelayakan pengusahaan Restoran Soto Kudus di Jalan

Garuda Kemayoran Jakarta Pusat [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian

Bogor.

Suliyanto. 2010. Studi kelayakan bisnis: pendekatan praktis. Yogyakarta: Andi

Yogyakarta.

Umar H. 2005. Studi kelayakan bisnis : tenik menganalisis kelayakan rencana

bisnis secara komprehensif. Edisi 3. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum.

52

Lampiran 1 Daftar harga produk Restoran Momomilk

53

Lampiran 2 Tata letak Restoran Momomilk

Keterangan :

I : Pintu masuk

II : Ruang makan

III : Kasir

IV : Bar

V : Dapur

VI : Toilet

VI

IV

III

V

II

I

54

Lampiran 3 Kondisi aktual dan proyeksi kegiatan operasional Restoran Momomilk

Tahun ke-

1 2 3 4 5

Pembelian peralatan

investasi (Januari-Mei

2013)

Beroperasi 7 bulan (Juni-

Desember 2013)

Renovasi 3 bulan

(Januari-Maret 2014)

Beroperasi 9 bulan

(April-Juni 2014)

Diproyeksikan beroperasi 12

bulan penuh Diproyeksikan beroperasi 12

bulan penuh

Diproyeksikan beroperasi 12

bulan penuh

55

Lampiran 4 Proyeksi laporan laba rugi Restoran Momomilk

No Uraian Tahun

1 2 3 4 5

A. PENERIMAAN

1 Penjualan produk 1.499.206.300 1.927.550.957 2.570.067.943 2.570.067.943 2.570.067.943

Total penerimaan 1.499.206.300 1.927.550.957 2.570.067.943 2.570.067.943 2.570.067.943

B. PENGELUARAN

a. Biaya variabel

1 Susu pasteurisasi 104.426.600 134.262.771 179.017.029 179.017.029 179.017.029

2 Yoghurt 19.666.350 25.285.307 33.713.743 33.713.743 33.713.743

3 Bahan baku lainnya 586.870.338 754.547.577 1.006.063.437 1.006.063.437 1.006.063.437

4 Gas elpiji 10.080.000 12.960.000 17.280.000 17.280.000 17.280.000

Total biaya variabel 721.043.288 927.055.656 1.236.074.208 1.236.074.208 1.236.074.208

Marjin kotor 778.163.012 1.000.495.301 1.333.993.735 1.333.993.735 1.333.993.735

b. Biaya tetap

1 Sewa bangunan 149.920.630 192.755.096 257.006.794 257.006.794 257.006.794

2 Biaya gaji 256.900.000 330.300.000 440.400.000 440.400.000 440.400.000

3 Dividen 86.412.079 111.101.244 148.134.993 148.134.993 148.134.993

4 Biaya PDAM 9.800.000 12.600.000 16.800.000 16.800.000 16.800.000

5 Biaya listrik 22.400.000 28.800.000 38.400.000 38.400.000 38.400.000

6 Biaya telepon 1.400.000 1.800.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000

7 Biaya kebersihan 2.100.000 2.700.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000

8 Biaya transportasi 4.200.000 5.400.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000

9 Pajak restoran 10% 149.920.630 192.755.096 257.006.794 257.006.794 257.006.794

10 Biaya penyusutan 19.039.880 37.039.880 37.039.880 37.039.880 37.039.880

Total biaya tetap 702.093.219 915.251.316 1.207.988.461 1.207.988.461 1.207.988.461

Laba kotor (sebelum pajak) 76.069.793 85.243.985 126.005.274 126.005.274 126.005.274

Pajak 25% 19.017.448 21.310.996 31.501.318 31.501.318 31.501.318

Laba bersih (setelah pajak) 57.052.345 63.932.989 94.503.955 94.503.955 94.503.955

56

Lampiran 5 Rincian komponen biaya investasi dan reinvestasi Restoran

Momomilk

No Jenis Jumlah Umur

ekonomis

(tahun)

Sisa

umur

ekonomis (tahun)

Harga per

unit (Rp)

Total

investasi (Rp)

Penyusutan per tahun

(Rp)

Nilai sisa akhir tahun

ke-5 (Rp)

A. Renovasi bangunan

1 Renovasi awal

5

5.000.000 5.000.000 1.000.000 0

2 Renovasi Januari 2014

5 1 90.000.000 90.000.000 18.000.000 18.000.000

Jumlah

95.000.000 19.000.000 18.000.000

B. Peralatan dapur

1 Kompor gas 2 5

340.000 680.000 136.000 0

2 Wajan 4 5

40.000 160.000 32.000 0

3 Pisau 3 5

53.000 159.000 31.800 0

4 Blender 4 2 1 365.000 1.460.000 730.000 730.000

5 Frezzer 3 5

3.600.000 10.800.000 2.160.000 0

6 Dispenser susu 1 5

170.000 170.000 34.000 0

7 Scoop es 1 3 1 120.000 120.000 40.000 40.000

8 Gelas ukur 1 Liter 2 3 1 19.500 39.000 13.000 13.000

9 Gelas teh tarik 2 3 1 90.000 180.000 60.000 60.000

10 Rice cooker 1 5

1.100.000 1.100.000 220.000 0

11 Container perasa 15 3 1 5.500 82.500 27.500 27.500

12 Panci 4 5

40.000 160.000 32.000 0

13 Coolbox 1 5

202.000 202.000 40.400 0

14 Talenan 1 3 1 61.500 61.500 20.500 20.500

15 Pemotong kentang 1 5

115.000 115.000 23.000 0

16 Teko kopi 1 5

46.000 46.000 9.200 0

17 Botol sirup 10 3 1 9.000 90.000 30.000 30.000

18 Baki kayu bulat 3 5

53.000 159.000 31.800 0

19 Baki kayu segi 3 5

90.500 271.500 54.300 0

20 Baskom 1 3 1 42.000 42.000 14.000 14.000

Jumlah

16.097.500 3.739.500 935.000

C. Peralatan makan

1 Botol milkshake 48 2 1 20.000 960.000 480.000 480.000

2 Botol freshmilk 48 2 1 17.000 816.000 408.000 408.000

3 Gelas hotmilk 24 2 1 5.000 120.000 60.000 60.000

4 Jar besar 25 2 1 22.000 550.000 275.000 275.000

5 Jar kecil 25 2 1 20.000 500.000 250.000 250.000

6 Pisau steak 24 2 1 6.000 144.000 72.000 72.000

7 Garpu steak 24 2 1 6.000 144.000 72.000 72.000

8 Sendok makan 48 2 1 2.000 96.000 48.000 48.000

9 Garpu makan 48 2 1 2.000 96.000 48.000 48.000

10 Piring 50 2 1 16.000 800.000 400.000 400.000

11 Piring segi 4 19 2 1 19.600 372.400 186.200 186.200

12 Piring banana 15 2 1 21.000 315.000 157.500 157.500

57

No Jenis Jumlah

Umur

ekonomis

(tahun)

Sisa

umur ekonomis

(tahun)

Harga per unit (Rp)

Total investasi (Rp)

Penyusutan

per tahun

(Rp)

Nilai sisa

akhir tahun

ke-5 (Rp)

15 Pitcher 12 2 1 8.000 96.000 48.000 48.000

16 Talenan roti bakar 15 2 1 15.000 225.000 112.500 112.500

Jumlah

5.504.400 2.752.200 2.752.200

D. Peralatan lainnya

1 Meja tamu 19 5

300.000 5.700.000 1.140.000 0

2 Kursi tamu 76 5

90.000 6.840.000 1.368.000 0

3 Meja+kursi kantor 1 5

4.417.000 4.417.000 883.400 0

4 Komputer 1 5

4.680.000 4.680.000 936.000 0

5 Printer 1 5

1.289.000 1.289.000 257.800 0

6 Loker bill 1 5

200.000 200.000 40.000 0

7 Brangkas 1 5

399.000 399.000 79.800 0

8 Alat kebersihan 1 3 1 60.000 60.000 20.000 20.000

9 Speaker 1 5

330.000 330.000 66.000 0

10 Karpet karet 7 5

113.000 791.000 158.200 0

11 Tempat sampah 3 3 1 28.500 85.500 28.500 28.500

12 Nomor meja 19 5

26.000 494.000 98.800 0

13 Kipas angin 1 5

1.289.000 1.289.000 257.800 0

14 Serbet 3 2 1 8.000 24.000 12.000 12.000

15 Wadah tissue 19 3 1 15.000 285.000 95.000 95.000

16 Nampan bon 2 5

12.500 25.000 5.000 0

17 Kalkulator 1 5

72.000 72.000 14.400 0

18 Daftar menu 19 2 1 17.000 323.000 161.500 161.500

19 Whiteboard 1 5

179.900 179.900 35.980 0

20 Septic tank 1 5

15.450.000 15.450.000 3.090.000 0

Jumlah

42.933.400 8.748.180 317.000

E. Kendaraan

1 Sepeda motor 1 5

14.000.000 14.000.000 2.800.000 0

Jumlah

14.000.000 2.800.000 0

Total keseluruhan investasi

173.535.300 37.039.880 22.004.200

58

Lampiran 6 Biaya operasional Restoran Momomilk Bulan Juni sampai Desember 2013

No Biaya operasional Bulan

Rata-rata Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember

Biaya variabel

1 Susu pasteurisasi 8.687.500 9.625.000 18.312.500 19.091.200 14.636.800 18.304.000 15.769.600 14.918.086

2 Yoghurt 2.299.500 2.467.500 2.673.150 3.514.500 3.621.000 3.972.450 1.118.250 2.809.479

3 Bahan baku lainnya 78.558.192 38.159.814 81.957.937 109.549.922 86.737.117 110.084.608 81.822.748 83.838.620

4 Gas elpiji 1.440.000 1.440.000 1.440.000 1.440.000 1.440.000 1.440.000 1.440.000 1.440.000

Total biaya variabel 90.985.192 51.692.314 104.383.587 133.595.622 106.434.917 133.801.058 100.150.598 103.006.184

Biaya tetap

1 Sewa bangunan

2 Gaji karyawan 36.700.000 36.700.000 36.700.000 36.700.000 36.700.000 36.700.000 36.700.000 36.700.000

3 Deviden 5.715.153 6.151.574 10.768.579 16.206.205 15.763.691 19.767.676 12.039.201 12.344.583

4 Biaya PDAM 1.400.000 1.400.000 1.400.000 1.400.000 1.400.000 1.400.000 1.400.000 1.400.000

5 Biaya listrik 3.200.000 3.200.000 3.200.000 3.200.000 3.200.000 3.200.000 3.200.000 3.200.000

6 Biaya telepon 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000

7 Biaya kebersihan 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000

8 Biaya transportasi 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000

9 Pajak restoran 10% 10.730.300 12.597.900 23.140.400 25.810.100 26.795.800 27.801.570 23.044.560 21.417.233

Total biaya tetap 60.287.241 62.687.367 79.028.317 88.334.605 88.940.221 94.961.084 80.523.964 79.251.828

Total biaya operasional 151.272.433 114.379.681 183.411.904 221.930.227 195.375.138 228.762.142 180.674.562 182.258.012

59

Lampiran 7 Proyeksi arus kas Restoran Momomilk

No Uraian Tahun

1 2 3 4 5

I INFLOW

1 Penjualan produk 1.499.206.300 1.927.550.957 2.570.067.943 2.570.067.943 2.570.067.943

2 Nilai sisa 22.004.200

TOTAL INFLOW 1.499.206.300 1.927.550.957 2.570.067.943 2.570.067.943 2.592.072.143

II OUTFLOW

A Biaya investasi

Renovasi awal 5.000.000

Renovasi Januari 2014 90.000.000

Peralatan dapur

1 Kompor gas 680.000

2 Wajan 160.000

3 Pisau 159.000

4 Blender 1.460.000 1.460.000 1.460.000

5 Frezzer 10.800.000

6 Dispenser susu 170.000

7 Scoop es 120.000 120.000

8 Gelas ukur 1 Liter 39.000 39.000

9 Gelas the tarik 180.000 180.000

10 Rice cooker 1.100.000

11 Container perasa 82.500 82.500

12 Panci 160.000

13 Coolbox 202.000

14 Talenan 61.500 61.500

15 Pemotong kentang 115.000

16 Teko kopi 46.000

17 Botol sirup 90.000 90.000

18 Baki Kayu Bulat 159.000

19 Baki Kayu Segi 4 271.500

60

No Uraian Tahun

1 2 3 4 5

20 Baskom 42.000 42.000

Peralatan makan 5.504.400 5.504.400 5.504.400

Peralatan lainnya

1 Meja tamu 5.700.000

2 Kursi tamu 6.840.000

3 Meja+kursi kantor 4.417.000

4 Komputer 4.680.000

5 Printer 1.289.000

6 Loker bill 200.000

7 Brangkas 399.000

8 Alat kebersihan 60.000 60.000

9 Speaker 330.000

10 Karpet karet 791.000

11 Tempat sampah 85.500 85.500

12 Nomor meja 494.000

13 Kipas angin 1.289.000

14 Serbet 24.000 24.000 24.000

15 Wadah tissue 285.000 285.000

16 Nampan bon 25.000

17 Kalkulator 72.000

18 Daftar menu 323.000 323.000 323.000

19 Whiteboard 179.900

20 Septic tank 15.450.000

Kendaraan 14.000.000

TOTAL BIAYA INVESTASI 83.535.300 90.000.000 7.311.400 1.045.500 7.311.400

B Biaya operasional

Biaya variabel

1 Susu pasteurisasi 104.426.600 134.262.771 179.017.029 179.017.029 179.017.029

2 Yoghurt 19.666.350 25.285.307 33.713.743 33.713.743 33.713.743

61

No Uraian Tahun

1 2 3 4 5

3 Bahan baku lainnya 586.870.338 754.547.577 1.006.063.437 1.006.063.437 1.006.063.437

4 Biaya gas elpiji 10.080.000 12.960.000 17.280.000 17.280.000 17.280.000

Total biaya variabel 721.043.288 927.055.656 1.236.074.208 1.236.074.208 1.236.074.208

Biaya tetap

1 Sewa bangunan 149.920.630 192.755.096 257.006.794 257.006.794 257.006.794

2 Gaji karyawan 256.900.000 330.300.000 440.400.000 440.400.000 440.400.000

3 Dividen 86.412.079 111.101.244 148.134.993 148.134.993 148.134.993

4 Biaya PDAM 9.800.000 12.600.000 16.800.000 16.800.000 16.800.000

5 Biaya listrik 22.400.000 28.800.000 38.400.000 38.400.000 38.400.000

6 Biaya telepon 1.400.000 1.800.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000

7 Biaya kebersihan 2.100.000 2.700.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000

8 Biaya transportasi 4.200.000 5.400.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000

9 Pajak restoran 10% 149.920.630 192.755.096 257.006.794 257.006.794 257.006.794

Total biaya tetap 683.053.339 878.211.436 1.170.948.581 1.170.948.581 1.170.948.581

TOTAL BIAYA OPERASIONAL 1.404.096.627 1.805.267.092 2.407.022.789 2.407.022.789 2.407.022.789

TOTAL OUTFLOW 1.487.631.927 1.895.267.092 2.414.334.189 2.408.068.289 2.414.334.189

III Net benefit sebelum pajak 11.574.373 32.283.865 155.733.754 161.999.654 177.737.954

Pajak 25% 57.052.345 63.932.989 94.503.955 94.503.955 94.503.955

IV Net benefit setelah pajak (45.477.972) (31.649.124) 61.229.798 67.495.698 83.233.998

V DF (13.20%) 0,8834 0,7804 0,6894 0,6090 0,5380

VI PV/tahun (40.174.887) (24.698.401) 42.210.797 41.104.596 44.778.405

PV benefit/tahun 1.324.387.191 1.504.225.734 1.771.761.760 1.565.160.565 1.394.488.543

PV cost/tahun 1.314.162.480 1.479.031.992 1.664.401.521 1.466.503.458 1.298.868.696

NPV Rp63.220.511

IRR 47,35%

PV positif 103.395.398

PV negatif (40.174.887)

Net B/C 2,57

Payback period 3 tahun 6 bulan 21 hari

62

Lampiran 8 Analisis switching value peningkatan biaya input susu pasteurisasi

No Uraian Tahun

1 2 3 4 5

I INFLOW

1 Penjualan produk 1.499.206.300 1.927.550.957 2.570.067.943 2.570.067.943 2.570.067.943

2 Nilai sisa 22.004.200

TOTAL INFLOW 1.499.206.300 1.927.550.957 2.570.067.943 2.570.067.943 2.592.072.143

II OUTFLOW

A Biaya investasi

Renovasi awal 5.000.000

Renovasi Januari 2014 90.000.000

Peralatan dapur

1 Kompor gas 680.000

2 Wajan 160.000

3 Pisau 159.000

4 Blender 1.460.000 1.460.000 1.460.000

5 Frezzer 10.800.000

6 Dispenser susu 170.000

7 Scoop es 120.000 120.000

8 Gelas ukur 1 Liter 39.000 39.000

9 Gelas the tarik 180.000 180.000

10 Rice cooker 1.100.000

11 Container perasa 82.500 82.500

12 Panci 160.000

13 Coolbox 202.000

14 Talenan 61.500 61.500

15 Pemotong kentang 115.000

16 Teko kopi 46.000

17 Botol sirup 90.000 90.000

18 Baki Kayu Bulat 159.000

19 Baki Kayu Segi 4 271.500

20 Baskom 42.000 42.000

Peralatan makan 5.504.400 5.504.400 5.504.400

Peralatan lainnya

1 Meja tamu 5.700.000

2 Kursi tamu 6.840.000

3 Meja+kursi kantor 4.417.000

4 Komputer 4.680.000

5 Printer 1.289.000

6 Loker bill 200.000

7 Brangkas 399.000

63

No Uraian Tahun

1 2 3 4 5

8 Alat kebersihan 60.000 60.000

9 Speaker 330.000

10 Karpet karet 791.000

11 Tempat sampah 85.500 85.500

12 Nomor meja 494.000

13 Kipas angin 1.289.000

14 Serbet 24.000 24.000 24.000

15 Wadah tissue 285.000 285.000

16 Nampan bon 25.000

17 Kalkulator 72.000

18 Daftar menu 323.000 323.000 323.000

19 Whiteboard 179.900

20 Septic tank 15.450.000

Kendaraan 14.000.000

TOTAL BIAYA INVESTASI 83.535.300 90.000.000 7.311.400 1.045.500 7.311.400

B Biaya operasional

Biaya variabel

1 Susu pasteurisasi 116.983.337 150.407.148 200.542.864 200.542.864 200.542.864

2 Yoghurt 19.666.350 25.285.307 33.713.743 33.713.743 33.713.743

3 Bahan baku lainnya 586.870.338 754.547.577 1.006.063.437 1.006.063.437 1.006.063.437

4 Biaya gas elpiji 10.080.000 12.960.000 17.280.000 17.280.000 17.280.000

Total biaya variabel 733.600.025 943.200.033 1.257.600.043 1.257.600.043 1.257.600.043

Biaya tetap

1 Sewa bangunan 149.920.630 192.755.096 257.006.794 257.006.794 257.006.794

2 Gaji karyawan 256.900.000 330.300.000 440.400.000 440.400.000 440.400.000

3 Dividen 86.412.079 111.101.244 148.134.993 148.134.993 148.134.993

4 Biaya PDAM 9.800.000 12.600.000 16.800.000 16.800.000 16.800.000

5 Biaya listrik 22.400.000 28.800.000 38.400.000 38.400.000 38.400.000

6 Biaya telepon 1.400.000 1.800.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000

7 Biaya kebersihan 2.100.000 2.700.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000

8 Biaya transportasi 4.200.000 5.400.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000

9 Pajak restoran 10% 149.920.630 192.755.096 257.006.794 257.006.794 257.006.794

Total biaya tetap 683.053.339 878.211.436 1.170.948.581 1.170.948.581 1.170.948.581

TOTAL BIAYA OPERASIONAL 1.416.653.364 1.821.411.468 2.428.548.625 2.428.548.625 2.428.548.625

TOTAL OUTFLOW 1.500.188.664 1.911.411.468 2.435.860.025 2.429.594.125 2.435.860.025

III Net benefit sebelum pajak (982.364) 16.139.489 134.207.918 140.473.818 156.212.118

Pajak 25% 57.052.345 63.932.989 94.503.955 94.503.955 94.503.955

IV Net benefit setelah pajak (58.034.709) (47.793.500) 39.703.963 45.969.863 61.708.163

V DF (DR=13.20%) 0,8834 0,7804 0,6894 0,6090 0,5380

64

No Uraian Tahun

1 2 3 4 5

VI PV/tahun (51.267.411) (37.297.179) 27.371.247 27.995.453 33.197.890

PV benefit/tahun 1.324.387.191 1.504.225.734 1.771.761.760 1.565.160.565 1.394.488.543

PV cost/tahun 1.325.255.004 1.491.630.770 1.679.241.071 1.479.612.601 1.310.449.212

NPV Rp0

IRR 13,20%

PV positif 51.267.411

PV negatif (51.267.411)

Net B/C 1,00

Payback period 5 tahun 0 bulan 0 hari

65

Lampiran 9 Analisis switching value penurunan tingkat penjualan produk

No Uraian Tahun

1 2 3 4 5

I INFLOW

1 Penjualan produk 1.486.649.563 1.911.406.580 2.548.542.107 2.548.542.107 2.548.542.107

2 Nilai sisa 22.004.200

TOTAL INFLOW 1.486.649.563 1.911.406.580 2.548.542.107 2.548.542.107 2.570.546.307

II OUTFLOW

A Biaya investasi

Renovasi awal 5.000.000

Renovasi Januari 2014 90.000.000

Peralatan dapur

1 Kompor gas 680.000

2 Wajan 160.000

3 Pisau 159.000

4 Blender 1.460.000 1.460.000 1.460.000

5 Frezzer 10.800.000

6 Dispenser susu 170.000

7 Scoop es 120.000 120.000

8 Gelas ukur 1 Liter 39.000 39.000

9 Gelas the tarik 180.000 180.000

10 Rice cooker 1.100.000

11 Container perasa 82.500 82.500

12 Panci 160.000

13 Coolbox 202.000

14 Talenan 61.500 61.500

15 Pemotong kentang 115.000

16 Teko kopi 46.000

17 Botol sirup 90.000 90.000

18 Baki Kayu Bulat 159.000

19 Baki Kayu Segi 4 271.500

20 Baskom 42.000 42.000

Peralatan makan 5.504.400 5.504.400 5.504.400

Peralatan lainnya

1 Meja tamu 5.700.000

2 Kursi tamu 6.840.000

66

No Uraian Tahun

1 2 3 4 5

3 Meja+kursi kantor 4.417.000

4 Komputer 4.680.000

5 Printer 1.289.000

6 Loker bill 200.000

7 Brangkas 399.000

8 Alat kebersihan 60.000 60.000

9 Speaker 330.000

10 Karpet karet 791.000

11 Tempat sampah 85.500 85.500

12 Nomor meja 494.000

13 Kipas angin 1.289.000

14 Serbet 24.000 24.000 24.000

15 Wadah tissue 285.000 285.000

16 Nampan bon 25.000

17 Kalkulator 72.000

18 Daftar menu 323.000 323.000 323.000

19 Whiteboard 179.900

20 Septic tank 15.450.000

Kendaraan 14.000.000

TOTAL BIAYA INVESTASI 83.535.300 90.000.000 7.311.400 1.045.500 7.311.400

B Biaya operasional

Biaya variabel

1 Susu pasteurisasi 104.426.600 134.262.771 179.017.029 179.017.029 179.017.029

2 Yoghurt 19.666.350 25.285.307 33.713.743 33.713.743 33.713.743

3 Bahan baku lainnya 586.870.338 754.547.577 1.006.063.437 1.006.063.437 1.006.063.437

4 Biaya gas elpiji 10.080.000 12.960.000 17.280.000 17.280.000 17.280.000

Total biaya variabel 721.043.288 927.055.656 1.236.074.208 1.236.074.208 1.236.074.208

Biaya tetap

1 Sewa bangunan 149.920.630 192.755.096 257.006.794 257.006.794 257.006.794

2 Gaji karyawan 256.900.000 330.300.000 440.400.000 440.400.000 440.400.000

3 Dividen 86.412.079 111.101.244 148.134.993 148.134.993 148.134.993

4 Biaya PDAM 9.800.000 12.600.000 16.800.000 16.800.000 16.800.000

5 Biaya listrik 22.400.000 28.800.000 38.400.000 38.400.000 38.400.000

6 Biaya telepon 1.400.000 1.800.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000

67

No Uraian Tahun

1 2 3 4 5

7 Biaya kebersihan 2.100.000 2.700.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000

8 Biaya transportasi 4.200.000 5.400.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000

9 Pajak restoran 10% 149.920.630 192.755.096 257.006.794 257.006.794 257.006.794

Total biaya tetap 683.053.339 878.211.436 1.170.948.581 1.170.948.581 1.170.948.581

TOTAL BIAYA OPERASIONAL 1.404.096.627 1.805.267.092 2.407.022.789 2.407.022.789 2.407.022.789

TOTAL OUTFLOW 1.487.631.927 1.895.267.092 2.414.334.189 2.408.068.289 2.414.334.189

III Net benefit Sebelum Pajak (982.364) 16.139.489 134.207.918 140.473.818 156.212.118

Pajak 25% 57.052.345 63.932.989 94.503.955 94.503.955 94.503.955

IV Net benefit Setelah Pajak (58.034.709) (47.793.500) 39.703.963 45.969.863 61.708.163

V DF (DR=13.20%) 0,8834 0,7804 0,6894 0,6090 0,5380

VI PV/tahun (51.267.411) (37.297.179) 27.371.246 27.995.453 33.197.890

PV benefit/tahun 1.313.294.667 1.491.626.956 1.756.922.210 1.552.051.422 1.382.908.028

PV cost/tahun 1.314.162.480 1.479.031.992 1.664.401.521 1.466.503.458 1.298.868.696

NPV Rp0

IRR 13,20%

PV positif 51.267.411

PV negatif (51.267.411)

Net B/C 1,00

Payback period 5 tahun 0 bulan 0 hari

68

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 23 Juni 1992 dari ayah Ramses

Siagian dan ibu Bungawati Limbong. Penulis adalah bungsu dari lima bersaudara.

Pada tahun 2004, penulis lulus dari Sekolah Dasar Budi Mulia Bogor dan

kemudian melanjutkan sekolah di SMP Negeri 5 Bogor. Pada tahun 2007, penulis

lulus dari SMP Negeri 5 Bogor dan pada tahun yang sama melanjutkan sekolah di

SMA Negeri 1 Bogor. Pada tahun 2010 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Bogor

dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor

melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis diterima di

Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis cukup aktif mengikuti beberapa

kepanitiaan baik pada acara BEM FEM IPB maupun Himpunan Mahasiswa

Peminat Agribisnis (Hipma). Pada tahun 2013, penulis mengikuti kegiatan Bina

Desa BEM FEM IPB sebagai tenaga pengajar kelas 3 di SDN Cilubang 4

Kabupaten Bogor. Sejak Juli 2013 hingga Juni 2014, penulis menerima beasiswa

Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM) IPB.