analisis kelayakan usaha franchise kebab turki … · dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini,...

127
ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI BABA RAFI (Kasus di Outlet Kebab Turki Baba Rafi 253 Cabang Bogor) Oleh : RATIH OKTAWIDYA K A 14105590 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Upload: nguyenkiet

Post on 07-Mar-2019

298 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI BABA RAFI

(Kasus di Outlet Kebab Turki Baba Rafi 253 Cabang Bogor)

Oleh :RATIH OKTAWIDYA K

A 14105590

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Page 2: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI BABA RAFI

(Kasus di Outlet Kebab Turki Baba Rafi 253 Cabang Bogor)

Oleh :RATIH OKTAWIDYA K

A 14105590

SkripsiSebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjan Pertanianpada

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Page 3: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

Judul Skripsi : ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI BABA RAFI (Kasus di Outlet Kebab Turki Baba Rafi 253 Cabang Bogor)

Nama : Ratih Oktawidya KNRP : A 14105590

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Febriantina Dewi, SE, M.ScNIP. 132 149 312

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.AgrNIP. 131 124 019

Tanggal Lulus Ujian :

Page 4: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI BERJUDUL “ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI BABA RAFI (Kasus di Outlet Kebab Turki Baba Rafi 253 Cabang Bogor)” BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA TULIS ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Bogor, 2008

Ratih Oktawidya K A 14105590

Page 5: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

RIWAYAT HIDUP

Penulis merupakan putri sulung dari pasangan Bapak Edy Sudaryanto dan

Ibu Ruwi Mardiati yang lahir pada tanggal 07 Oktober 1984 di Kota Surabaya,

Jawa Timur. Pada tahun 1990, penulis menamatkan pendidikan Taman Kanak-

Kanak di TK Dwi Karya Surabaya, dan pada tahun 1996 menamatkan pendidikan

dasar di SDN Kalisari I Surabaya. Jenjang pendidikan menengah pertama

ditamatkan oleh penulis di SMPN 2 Bogor pada tahun 1999, serta menamatkan

pendidikan menengah atas di SMUN 5 Bogor, tahun 2002. Pada tahun yang sama,

penulis diterima menjadi mahasiswi Program Diploma III, Jurusan Manajemen

Usaha Boga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Tahun 2005. Penulis

melanjutkan pendidikannya ke Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis,

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Page 6: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya yang

Maha luas dan Maha memberi tanpa batas. Atas izin-Nya pula penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dalam waktu yang telah ditentukan.

Dengan suksesnya penulisan skripsi mengenai “Analisis Kelayakan Usaha

Franchise Kebab Turki Baba Rafi (Kasus di Outlet Kebab Turki Baba Rafi 253

Cabang Bogor”, diharapkan mampu mengisi sebagian dari kebutuhan penulis dan

pembaca mengenai kelayakan usaha. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

kelayakan usaha Kebab Turki Baba Rafi di Outlet 253 dari aspek pasar, teknis,

manajemen, lingkungan, dan finansial.

Penelitian ini merupakan hasil maksimal yang dapat dikerjakan oleh

penulis. Semoga dengan skripsi ini, mampu meningkatkan pengetahuan penulis

dan pembaca, bermanfaat bagi yang memerlukan, dan memberikan insipirasi baru

bagu peneliti lainnya.

Bogor, 2008

Ratih Oktawidya KA 14105590

Page 7: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak

bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan

ini, saya mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Edy Sudaryanto dan Ibu Ruwi Mardiati, my precious parents, atas

segala usaha, upaya, dan doa mereka sehingga saya dapat menyelesaikan

skripsi. Semangat mereka memberikan motivasi yang sangat besar untuk

saya dalam menyelesaikan kewajiban akhir sebagai mahasiswa untuk

mendapatkan gelar Sarjana.

2. Ibu Febriantina Dewi, SE, M.Sc selaku dosen pembimbing yang selalu

bersedia meluangkan waktu untuk konsulasi atau bimbingan, membina,

dan memberikan pengarahan yang sangat berguna demi kesempurnaan

skripsi saya ini.

3. Teman, sahabat yang selalu setia menemami saya. Membantu saya dalam

keadaan susah maupun senang dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Resty Widya Kurniasari, my beloved sister, yang telah banyak meluangkan

waktu dan tenaga untuk membantusaya dalam menyelesaikan skripsi ini

secepatnya.

5. Kakak saya (Marita) yang telah berbaik hati untuk menggantikan rutinitas

pekerjaan saya di rumah selama saya menyelesaikan skipsi ini. Tanpa

kebaikannya, saya tidak dapat menyelesaikan skripsi ini dengan perasaana

tenang.

6. Wukir Trangjiwani, Eli, Fransiska, Dizy, Ade, teman saya yang bersedia

diganggu waktunya untuk diajak berdiskusi mengenai kelayakan usaha.

Page 8: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

Berkat bantuan dan saran dari mereka, saya dapat menyelesaikan skripsi

ini dengan teguh hati dan keyakinan.

7. Teman Diploma, Desi Mustika yang selalu memberi support kepada saya

untuk secepatnya menyelesaikan skripsi agar dapat mencari pekerjaan.

8. Seluruh staf sekretariat Ekstensi Manajemen Agribisnis Baranang Siang,

khususnya untuk Mas Aji dan Mas Agus yang sudah bersedia membantu

mulai awal kuliah di ekstensi, menolong menyiapkan sarana untuk

kolokium, seminar, dan sidang, dan lainnya. Serta staf lainnya yang tidak

dapat saya sebutkan satu persatu. Terima kasih atas dukungannya selama

ini.

9. Last but not least, dosen penguji waktu saya menjalani kolokium yaitu Ibu

Rita. Dosen yang saya banggakan, saran dari beliau sungguh sangat

bermanfaat. Selain itu, beliau adalah dosen penguji yang sangat mengerti

akan kemampuan dan keinginan mahasiswa dalam melakukan penelitian.

Two thumbs up !!.

Pada akhirnya, sebagai manusia biasa. Saya menyadari bahwa skripsi ini

jauh dari kesempurnaan. Saya meminta maaf apabila terdapat banyak kekurangan

dan kesalahan dalam hal penulisan.

Bogor, 2008

Ratih Oktawidya Kusumawati

Page 9: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka
Page 10: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

RINGKASAN

RATIH OKTAWIDYA KUSUMAWATI. A 14105590. Analisis Kelayakan Usaha Franchise Kebab Turki Baba Rafi (Kasus di Outlet Kebab Turki Baba Rafi253 Cabang Bogor). Di bawah bimbingan FEBRIANTINA DEWI.

Pilihan usaha melalui franchise, khusunya sektor food and beverageseperti Kebab Turki Baba Rafi, Klenger Burger, Mr. Celup, Mc. Donals, KFC, dan lain-lain sebagai salah satu usaha franchise modern yang banyak diminati pelaku usaha saat ini. Franchise pada sektor food and beverage merupakan sarana yang tepat untuk memperluas jangkauan pemasaran dengan pendistribusian bahan baku yang relatif pendek. Potensi pasar bisnis franchise sangat besar terlihat dari usaha franchise pada sektor food and beverage yang bermunculan di tanah air, baik lokal maupun asing. Usaha franchise di Indonesia mengalami pertumbuhan yang pesat, terutama pada franchise lokal. Menurut Rachmadi (2008), usaha franchise lokal tahun 2005 sebanyak 42 usaha. Setahun berikutnya (2006) angka tersebut melonjak menjadi 49 atau mengalami kenaikan sekitar 8,8 persen, dan tahun 2007, angka tersebut terus mengalami kenaikan sebanyak 62 usaha atau meningkat sekitar 60 persen. Pertumbuhan franchise lokal tersebut dialami pula oleh franchise Kebab Turki Baba Rafi.

Kebab Turki Baba Rafi (KTBR) merupakan usaha milik PT Baba Rafi Indonesia yang berpusat di Kota Surabaya. Sebanyak 270 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia, seperti pada Outlet 253 merupakan sebutan untuk cabang KTBR yang ke-253. Outlet KTBR 253 dimiliki oleh seorang pegawai negeri sipil, dan usaha tersebut telah berjalan lima bulan. Produk KTBR yang dijual antara lainkebab, kebab gila, syawarma, hotdog, beef burger, chicken burger, crispy burger, wiener jumbo, hotdog jumbo, burger gila, canai original, canai salad, canai coklat keju, dan kebab pisang coklat keju.

Sebelum memulai usaha, outlet 253 melakukan sewa lokasi yang dimulai per tiga bulan terhitung masa percobaan untuk melihat pangsa pasar di lokasi tersebut. Dikarenakan pemilik tempat tersebut akan melakukan renovasi rumah menyebabkan waktu sewa lokasi yang tidak dapat diperpanjang, sehingga franchisee outlet 253 tersebut berencana melakukan relokasi outlet. Dengan melakukan relokasi outlet, maka franchisee 253 harus mempertimbangkan berberapa hal, antara lain menambah jumlah pelanggan, keamanan lokasi yang baru, biaya sewa lokasi baru, dan dampak usaha tersebut pada masyarakat sekitar.

Berdasarkan permasalahan diatas, usaha franchise KTBR cabang 253 selanjutnya diharapkan dapat melakukan operasional usaha di lokasi baru setelah dinyatakan layak secara teknis, pasar, manajemen, lingkungan, serta finansial. Adapun tujuan penelitian ini, yaitu: (1) Menganalisis kelayakan aspek pasar, teknis, manajemen, lingkungan dan finansial, (2) Menganalisis tingkat kepekaan kelayakan investasi produk Kebab Turki Baba Rafi di cabang outlet 253.

Dalam penelitian ini menggunakan data primer yang dianalisis dengan melihat aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek lingkungan, dan aspek finansial yang dianalisis dengan bantuan microsoft excel. Hasil dari analisis aspek pasar yang diteliti ditunjukkan adanya lokasi baru yang dijadikan tujuan untuk melakukan relokasi usaha. Pemasaran harus dilakukan secara intensif setelah melakukan relokasi, dengan harapan pelanggan lama akan terus datang dan

Page 11: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

membeli produk KTBR. Strategi pemasaran yang dilakukan yaitu menyebarkan flyer menu, serta aktif mengunjungi sekolah, kampus, kantor, maupun acara-acara khusus untuk berpartisipasi mengisi stand bazar. Sehingga keberadaan usaha franchise KTBR cabang 253 akan terus berkembang. Berdasarkan kondisi lokasi baru yang akan dituju sebagai relokasi usaha yang dekat dengan jalan raya alternatif dan Alfamart, dengan konsumen Alfamart maupun pengguna jalan yang terus melintas sehingga secara teknis mendukung untuk dilaksanakannya kegiatan operasional usaha franchise KTBR.

Hasil analisis aspek lingkungan menjelaskan bahwa usaha KTBR cabang 253 tidak memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat yang ingin menjadi pegawai operasional (operator) di outlet KTBR 253. Tetapi usaha tersebut memberikan penerimaan tambahan bagi pemilik warung, toko, atau salon yang disewa oleh outlet KTBR.

Struktur organisasi yang sederhana memudahkan tugas, wewenang, dan tanggung jawab bagi franchisee maupun operator. Operator outlet 253 diperoleh dari franchisor, yang telah melalui masa training. Berdasarkan hasil analisis aspek manajemen maka usaha franchise KTBR cabang 253 layak untuk dijalankan.

Hasil analisis aspek finansial menunjukkan bahwa usaha tersebut layak untuk dilakukan dengan perhitungan menggunakan kriteria investasi. Usaha franchise KTBR cabang 253 memperoleh keuntungan Rp 51.042.200 per tahunnya. Kemudian berdasarkan kriteria kelayakan usaha, diperoleh nilai NPV lebih dari nol yaitu Rp 159.462.413 yang berarti usaha franchise KTBR 253 menurut nilai sekarang (present value) adalah menguntungkan untuk dilaksanakan, sedangkan nilai net B/C yang diperoleh dari hasil analisis kelayakan usaha sebesar 18,0 dan dinyatakan layak sebab nilai net B/C tersebut lebih dari satu. Kemudian nilai IRR sebesar 5,24, berdasarkan nilai IRR tersebut usaha franchise KTBR dinyatakan layak, karena nilai IRR yang dihasilkan lebih dari tingkat diskonto yang digunakan dalam analisis Internal Rate Return sebesar empat persen. Modal yang dikeluarkan untuk usaha ini akan kembali dalam jangka waktu satu tahun dua bulan.

Analisis switching value menggunakan dua skenario yaitu skenaikan harga bahan baku (skenario I) dan penurunan volume penjualan produk KTBR (skenario II). Hasil analisis menunjukkan bahwa skenario I kurang peka (kurang sensitif)terhadap perubahan variabel yang terjadi dibandingkan dengan skenario II. Penurunan volume penjualan produk KTBR sebesar 13,9 lebih sensitif dibandingkan dengan kenaikan harga bahan baku yaitu 22,9. Hal ini dikarenakan persentase switching value pada skenario II lebih kecil dibandingkan dengan persentase pada skenario I.

Berdasarkan hasil analisis kelayakan finansial dan analisis switching value, terlihat bahwa usaha franchise KTBR cabang 253 layak untuk dijalankan. Franchisee outlet KTBR 253 disarankan memperhatikan penurunan volume penjualan yang dapat mempengaruhi jumlah pelanggan dan keuntungan.

Page 12: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .................................................................................. iDAFTAR GAMBAR ................................................................................ iiDAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................... 11.2 Perumusan Masalah ........................................................... 61.3 Tujuan Penelitian .............................................................. 91.4 Manfaat Penelitian ........................................................... 91.5 Batasan Penelitian ............................................................ 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Franchise .............................................................................. 112.1.1. Definisi Franchise ........................................................ 112.1.2. Sejarah Franchise ....................................................... 122.1.3. Franchisor dan Franchisee ......................................... 13

2.2. Kebab .................................................................................. 142.2.1. Istilah Kebab ................................................................. 142.2.2. Produk Kebab Turki Baba Rafi ................................... 152.3. Hasil Penelitian Terdahulu ……………………………… 15

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ................................................. 173.1.2. Aspek-aspek Analisis Kelayakan ............................... 18 3.1.2.1. Aspek Pasar ..................................................... 18

3.1.2.2. Aspek Teknis .................................................... 193.1.2.3. Aspek Manajemen ........................................... 203.1.2.4. Aspek Lingkungan ........................................... 203.1.2.5. Aspek Finansial .............................................. 20

3.1.3. Analisis Sensitivitas (Switching Value) ……………… 233.2. Kerangka Pemikiran Operasional …………………………... 24

BAB IV. METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 274.2. Jenis dan Sumber Data .......................................................... 274.3. Metode Penarikan Sampel ..................................................... 274.4. Metode Analisis Data ............................................................ 28

Page 13: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

4.4.1. Analisis Aspek Pasar .................................................. 284.4.2. Analisis Aspek Teknis ................................................ 294.4.3. Analisis Aspek Manajemen ........................................ 294.4.4. Analisis Aspek Lingkungan ....................................... 294.4.5. Analisis Aspek Finansial ............................................. 29

4.4.5.1. Net Present Value (NPV) …………………… 294.4.5.2. Internal Rate Return (IRR) ........................... 304.4.5.3. Net Benefit Cost Ratio (B/C ratio) ………… 314.4.5.4. Payback Period (PP) ..................................... 314.4.5.5. Analisis Sensitivitas (Switching Value) ......... 32

4.5. Asumsi Dasar ......................................................................... 33

BAB V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1. Gambaran Umum Kebab Turki Baba Rafi .......................... 355.1.1. Sejarah Kebab Turki Baba Rafi ................................... 355.1.2. Tipe Outlet .................................................................. 375.1.3. Model Usaha Franchise Kebab Turki Baba Rafi ....... 37

5.2. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................... 40

BAB VI. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK PASAR, TEKNIS, MANAJEMEN, DAN LINGKUNGAN

6.1. Aspek Pasar ........................................................................... 41 6.1.1. Lokasi Usaha di Alfamart Ciheuleut ..................... 41 6.1.2. Pasar Potensial ......................................................... 42 6.1.3. Permintaan ............................................................... 43 6.1.4. Persaingan .............................................................. 43 6.1.5. Strategi Pemasaran ................................................. 44 6.1.6. Bauran Pemasaran .................................................. 44

6.2. Aspek Teknis ......................................................................... 6.2.1. Lokasi Usaha Kebab Turki Baba Rafi ..................... 48 6.2.2. Ketersediaan Bahan Baku ...................................... 51 6.2.3. Kriteria Pmilihan Alat ........................................... 51 6.2.4. Proses Pembuatan Produk KTBR .......................... 52

6.3. Aspek Manajemen ................................................................. 596.4. Aspek Lingkungan ................................................................ 626.5. Aspek Finansial .................................................................... 63

6.5.1. Arus manfaat (inflow) ............................................ 636.5.2. Arus Biaya (Outflow) ............................................ 64

6.5.3. Kelayakan Finansial Usaha Franchise KTBR ........ 70 6.5.4. Analisis Sensitivitas Usaha Franchise KTBR ......... 71

Page 14: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan ………………………………………………… 737.2. Saran ………………………………………………………. 74

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………... 75LAMPIRAN ……………………………………………………………. 76

Page 15: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Jumlah Perusahaan Franchise di Indonesia berdasarkan Asalnya ......... 2

2. Permintaan 6 Franchise Pada Sektor Food and Beverage …………….. 4

3. Permintaan Kebab Turki di Cabang Outlet KTBR 253 ........................ .43

4 . Rincian Biaya Investasi Usaha Franchise KTBR …………………….. 64

5. Rincian Belanja Bahan Baku (untuk tiga hari) ……………………….. 66

6. Rincian Biaya Perlengkapan Pendukung …………………………... 69

7. Rincian Biaya Variabel Usaha Franchise KTBR …………………… 69

8. Kriteria Kelayakan Finansial Investasi Usaha Franchise KTBR ......... 70

9. Analisis Sensitivitas Usaha Franchise Kebab Turki Baba Rafi Pada .... 72

Kedua Skenario

Page 16: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Kerangka Pemikiran Opersional ........................................................ 26

2. Tahapan Menjadi Franchisee Kebab Turki Baba Rafi ...................... 38

3. Alur Pendistribusian Produk Kebab Turki Baba Rafi ........................ 47

4. Struktur Organisasi Outlet KTBR Cabang 253 .................................. 59

Page 17: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Tipe Gerobak Kebab Turki Baba Rafi ................................................1

2. Menu KTBR dan Lokasi Baru Outlet KTBR Cabang 253 ......................2

3. Harga Bahan Baku Kebab Turki Baba Rafi ............................................3

4. Cashflow Kebab Turki Baba Rafi ...........................................................4

5. Analisis Sensitivitas (Switching Value) Skenario I ................................5

6. Analisis Sensitivitas (Switching Value) Skenario II ..............................6

7. Casflow Penurunan Penjualan Kebab Turki Baba Rafi 0,5 % ................7

8. Casflow Penurunan Penjualan Kebab Turki Baba Rafi 1 % ...................8

9. Casflow Penurunan Penjualan Kebab Turki Baba Rafi 1,5 % ................9

10. Casflow Penurunan Penjualan Kebab Turki Baba Rafi 2 % ...................10

11. Casflow Penurunan Penjualan Kebab Turki Baba Rafi 2,5 % ................11

12. Casflow Penurunan Penjualan Kebab Turki Baba Rafi 3 % ...................12

13. Casflow Penurunan Penjualan Kebab Turki Baba Rafi 3,5 % ................13

14. Casflow Penurunan Penjualan Kebab Turki Baba Rafi 4 % ...................14

15. Casflow Penurunan Penjualan Kebab Turki Baba Rafi 4,5 % ............... 15

16. Casflow Penurunan Penjualan Kebab Turki Baba Rafi 5 % .................. 16

17. Casflow Penurunan Penjualan Kebab Turki Baba Rafi 5,5 % ............... 17

18. Casflow Penurunan Penjualan Kebab Turki Baba Rafi 6 % .................. 18

19. Casflow Penurunan Penjualan Kebab Turki Baba Rafi 6,5 % ............... 19

20. Casflow Penurunan Penjualan Kebab Turki Baba Rafi 7 % .................. 20

21. Casflow Penurunan Penjualan Kebab Turki Baba Rafi 7,5 % ............... 21

22. Casflow Penurunan Penjualan Kebab Turki Baba Rafi 8 % .................. 22

23. Casflow Penurunan Penjualan Kebab Turki Baba Rafi 8,5 % ............... 23

24. Casflow Penurunan Penjualan Kebab Turki Baba Rafi 9 % .................. 24

25. Casflow Penurunan Penjualan Kebab Turki Baba Rafi 9,5 % .............. 25

26. Casflow Penurunan Penjualan Kebab Turki Baba Rafi 10 % ............... 26

Page 18: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

27. Casflow Penurunan Penjualan Kebab Turki Baba Rafi 10,5 % ............. 27

28. Casflow Penurunan Penjualan Kebab Turki Baba Rafi 11 % .................28

29. Casflow Penurunan Penjualan Kebab Turki Baba Rafi 11,5 % ..............29

30. Casflow Penurunan Penjualan Kebab Turki Baba Rafi 12% ..................30

31. Casflow Kenaikan Harga Bahan Baku Kebab Turki Baba Rafi 7 % ......31

Page 19: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Persaingan dalam segala bidang mendorong masyarakat untuk giat dalam

mendapatkan penghasilan. Selain menjadi pegawai atau karyawan di suatu institusi,

masyarakat saat ini mulai mencoba menjalankan usaha di berbagai hal seperti

menjual pakaian, asesoris wanita, sepatu, hingga makanan. Oleh karena itu, banyak

ruko, stan di dalam mal, restoran, café, hingga outlet banyak dijumpai sebagai sarana

dalam menjalankan usaha.

Dalam mendirikan suatu usaha, para pelaku usaha menggunakan sumber

permodalan baik milik pribadi maupun dari pihak lain. Sumber modal dari pihak lain

tersebut dapat diperoleh dari bank, rentenir, kerabat, maupun investor. Jumlah modal

yang digunakan oleh pelaku usaha sangat bergantung kepada skala usahanya, dimana

usaha tersebut terbagi atas usaha kecil, sedang, dan besar. Kegiatan usaha dengan

skala sedang memperoleh modal dari investor untuk menyediakan bangunan dan

sarana usaha. Hal ini dapat dijumpai pada kegiatan usaha franchise yang sekarang ini

banyak dijalankan oleh para pelaku usaha di beberapa kota.

Franchise dibedakan menjadi dua yaitu franchise lokal dan franchise asing.

Kemudahan dalam menjalankan usaha franchise serta keyakinan dalam memperoleh

pangsa pasar lebih cepat menjadikan salah satu alasan memilih usaha franchise.

Di Indonesia, pada tahun 2005 hingga tahun 2007, jumlah pelaku usaha franchise

baik lokal maupun asing terus meningkat, hal ini ditunjukkan pada Tabel 1.

Page 20: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

2

Tabel 1. Jumlah Perusahaan Franchise di Indonesia berdasarkan Asalnya

Franchise Lokal Franchise AsingTahunJumlah Pertumbuhan

(%)Jumlah Pertumbuhan

(%)2005 42 8 230 82006 49 8,8 239 112007 62 26,5 270 12,9

Sumber : Rachmadi, 2008

Dari data diatas, menunjukkan bahwa franchise lokal mengalami

perkembangan yang sangat pesat yaitu hingga 60% pada tahun 2005-2007.

Sedangkan pertumbuhan franchise asing pada tahun yang sama mencapai 27,35%.

Hal ini menunjukkan bahwa, dalam tiga tahun terakhir, antusiasme pelaku usaha

franchise lokal lebih menonjol dalam melakukan perkembangan usaha dibandingkan

franchise asing (Rachmadi, 2008). Implikasinya adalah dengan semakin banyaknya

franchise lokal yang bermunculan menyebabkan persaingan yang ketat pada usaha

franchise di Indonesia. Hal tersebut membuat franchisee dihadapkan pada berbagai

pilihan brand, sehingga franchisor perlu mengetahui kebutuhan dan keinginan

franchisee agar dapat menciptakan dan menjual franchise yang dapat diterima oleh

franchisee.

Pilihan brand pada franchise lokal dapat ditemukan pada lima sektor industri,

antara lain sektor food and beverage, educational product and service, ritel, real

estate service, laundry, and dry cleaning, dan lain-lain (Rachmadi, 2008). Sektor food

and beverage menjadi pilihan franchise yang paling banyak dijalankan di Indonesia.

Salah satu keunggulan franchise pada sektor food and beverage adalah bentuk

franchise yang merupakan usaha instan yang banyak diminati oleh pengusaha di

Page 21: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

3

Indonesia, karena pasar yang sudah tersedia serta beberapa keuntungan dari bentuk

franchise itu sendiri seperti bantuan manajerial dan operasional yang diberikan oleh

franchisor.

Usaha franchise makanan mempunyai ciri khusus dari produknya sehingga

dapat lebih bertahan dari ancaman pasar. Distribusi usaha franchise sangat pendek,

sehingga kontrol terhadap mutu produk dan pelayanan dapat dilakukan secara

langsung. Usaha yang bergerak dalam sektor food and beverage tidak akan pernah

sepi dan bahkan terus menjamur. Menurut Rahmadi (2008), diperkirakan franchise

pada sektor food and beverage akan terus meningkat dan akan menjadi sebuah trend.

Salah satu nama franchise pada sektor food and beverage adalah Kebab Turki

Baba Rafi. Makanan khas Timur Tengah ini mulai menarik perhatian masyarakat dari

berbagai kalangan, produk KTBR yang terdiri dari kebab, kebab gila, syawarma,

hotdog, beef burger, chicken burger, crispy burger, wiener jumbo, hotdog jumbo,

burger gila, cane original, cane salad, cane coklat keju, dan kebab pisang coklat keju.

Produk KTBR tersebut banyak mendapat permintaan dari masyarakat.

Belum genap tiga tahun berdiri, produk KTBR telah mendapatkan banyak

franchisee, hal ini terjadi hingga pertengahan tahun 2006 dimana KTBR sudah hadir

di 170 outlet. Dari 170 outlet tersebut, enam outlet diantaranya merupakan milik

franchisor. Permintaan akan franchise Produk KTBRdapat dilihat pada Tabel 2, yang

menunjukkan peningkatan peminat Produk KTBRdibandingkan franchise yang lain

dengan tipe outlet (bukan restoran).

Page 22: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

4

Tabel 2. Permintaan 6 Franchise Pada Sektor Food and Beverage

Tahun (Milik Franchisor) Tahun (Yang di-franchise-kan)No.

Nama Franchise2003 2004 2005 2006 2003 2004 2005 2006

1. Edam Burger - - 1 - 50 55 60 802. Hotdog Booth - - - 14 - - - 163. KTBR - 6 6 6 - 10 23 1704. Mr Celup’s 1 1 1 - 1 59 29 155. Picazzo Burger - 4 4 4 - 20 36 436. Red Crispy 5 5 5 - 50 145 245 105

Sumber : Marimbo (2007)

Dari data diatas, menunjukkan bahwa tawaran jenis makanan yang sudah

familiar (umum) bagi usaha franchise makanan ikut menyemarakkan usaha pada

sektor food and beverage. Hal ini terjadi pada franchise makanan yang menjual sajian

seperti fried chicken, Kebab Turki, burger, pizza, serta sajian cepat saji lainnya.

Franchise pada sektor food and beverage yang menjual masakan western

sudah semakin menjamur dari tahun ke tahun. Hanya saja fenomena masakan western

tersebut membuat franchise lain menciptakan menu yang lain, salah satunya yaitu

Kebab Turki. Meskipun konsumen masih berminat dengan makanan ala Barat, yang

terbukti dengan larisnya restoran fast food dari Amerika Serikat. Namun bersamaan

dengan besarnya pengaruh budaya Timur Tengah ke masyarakat Indonesia akhir-

akhir ini, pangsa pasar produk KTBR juga ikut meluas. Terlebih lagi sebagian besar

penduduk Indonesia adalah muslim yang lebih mengutamakan makanan dengan label

halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) (Setiawan, 2006).

Produk KTBR merupakan salah satu jenis franchise makanan yang

menawarkan 16 menu pilihan. Salah satunya adalah kebab yang berbahan dasar

tortila yang terbuat dari tepung gandum yang dihidangkan dengan irisan daging sapi,

sayuran, serta saus pelengkap, sehingga didapatkan bentuk yang unik, rasa yang lezat,

dan belum dijumpai sebelumnya. Variasi makanan khas Timur Tengah yang

Page 23: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

5

membuat daya tarik bagi konsumen serta menghindari kejenuhan pasar akan makanan

yang sering ditawarkan pada konsumen.

PT Baba Rafi Indonesia merupakan perusahaan yang menjual produk

makanan Timur Tengah yang diberi nama Kebab Turki Rafi (KTBR). Perusahaan ini

didirikan pada tahun 2005, oleh seorang alumni Institut Teknologi Surabaya. Berkat

pengalaman selama di negara Timur Tengah, membuat pendiri PT Baba Rafi

Indonesia ini mempunyai ide untuk mencoba menjual produk KTBR dengan versi

lain. Produk KTBR tersebut dipasarkan di daerah Surabaya dengan memilih lokasi

usaha yang cukup strategis yaitu di depan kampus dan dekat dengan jalan raya

menjadi langkah awal dalam memperoleh pangsa pasar.

Sejak saat itu, pendiri KTBR menjalankan usaha KTBR dalam bentuk

franchise. Outlet merupakan sarana untuk menjual produk KTBR dan saat ini hampir

270 outlet KTBR tersebar di beberapa kota di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung,

Surabaya, Makasar, Palembang, Bali, Bogor, Sidoarjo, Jember, Malang, Gresik,

Kediri, Yogyakarta, Semarang, Cilacap, Kudus, Medan, Solo, Lampung, Batam,

Pekanbaru, Balikpapan, Banjarmasin, Karawang, Tasikmalaya, Sukabumi, dan

Bekasi. Khususnya di kota Bogor terdapat sepuluh outlet KTBR yang berdiri dan

masing-masing outletnya dimiliki oleh franchisee yang berbeda. Kesepuluh outlet di

kota Bogor tersebut, belum didukung dengan peninjauan lebih dalam mengenai

kelayakan usaha masing-masing outlet. Oleh karena itu, studi kelayakan usaha di

outlet KTBR perlu dilakukan.

Page 24: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

6

1.2. Perumusan Masalah

Salah satu yang tergolong dalam franchise pada sektor food and beverage

adalah Kebab Turki Baba Rafi. KTBR merupakan pencetus makanan Timur Tengah

pertama di Indonesia, mulai dari kemasan, bentuk, rasa, serta penyajian menjadi hal

utama yang diperhatikan. Kesamaan dari hal tersebut diatas menjadikan trade mark

dari KTBR yang dapat dijumpai di semua outlet KTBR.

Tidak hanya itu, pertimbangan dari franchisee bergabung dengan KTBR

karena mempunyai konsep pemasaran yang diwujudkan melalui outlet dengan

tampilan yang eye-cathing dibandingkan dengan usaha sejenis. Pertimbangan lain

dari franchise ini yaitu banyak franchisee lain yang ikut terlibat dalam usaha tersebut

yang tercatat hingga saat ini mencapai 270 outlet di Indonesia, dan sepuluh outlet

diantaranya berada di kota Bogor.

Pada tahun 2006, outlet KTBR cabang ke 162 merupakan outlet pertama di

Kota Bogor dengan tipe outlet gerobak. Kemudian saat ini sepuluh outlet yang

tersebar di beberapa wilayah kota Bogor dengan tipe outlet yang sama, dengan

harapan ingin memberikan pilihan akan variasi makanan yang belum pernah ada

sebelumnya serta ingin lebih dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau.

Walaupun jumlah konsumen dari masing-masing outlet terus bertambah setiap

tahunnya, itu semua tidak terlepas dari pemilihan lokasi yang strategis sehingga dapat

dijangkau oleh konsumennya. Sebab masing-masing lokasi memiliki pengaruh yang

berbeda-beda terhadap usaha franchise KTBR, sehingga kelayakan usaha tidak hanya

untuk franchisornya saja, melainkan untuk pihak franchisee sebagai pemilik outlet.

Page 25: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

7

Kelayakan usaha masing-masing outlet KTBR menjadi hal yang paling

penting bagi franchisee. Sebab banyak dijumpai relokasi outlet disebabkan banyak

faktor, diantaranya menurunnya jumlah konsumen, harga sewa tempat yang mahal

(melebihi batas sewa lokasi menurut Standart Operational Procedure (SOP)) yaitu

Rp 1.000.000/bulan yang melebihi standar harga sewa dari KTBR yaitu Rp 300.000-

Rp 450.000/bulan, lokasi usaha yang kurang aman, hingga menurunnya omset

penjualan harian. Beberapa faktor tersebut menyebabkan franchisee mengeluarkan

dana tambahan yang tidak sedikit, dan bukan hanya itu pemilihan lokasi baru

membuat outlet tersebut bersaing dengan usaha lain supaya mendapatkan konsumen

yang lebih banyak serta dapat menjadi pelanggan tetap.

Tak terkecuali untuk outlet KTBR 253 yang berlokasi di Universitas Pakuan

Bogor. Outlet 253 merupakan sebutan untuk cabang KTBR yang ke-253. Outlet

KTBR 253 dimiliki oleh seorang pegawai negeri sipil, dan usaha tersebut telah

berjalan lima bulan. Setiap bulannya, jumlah konsumen dari outlet KTBR 253

mencapai hampir 75 orang dan diantaranya adalah pelanggan tetap dari Perumahan

Bogor Baru, Bogor Like Side, mahasiswa/i Universitas Pakuan maupun siswa/i SMK

PGRI serta siswa/i SMAKBO.

Sebelum memulai usaha tersebut, outlet 253 melakukan sewa lokasi yang

dimulai per tiga bulan terhitung masa percobaan untuk melihat pangsa pasar di lokasi

tersebut. Dikarenakan pemilik tempat tersebut akan melakukan renovasi rumah

menyebabkan waktu sewa lokasi yang tidak dapat diperpanjang, sehingga franchisee

outlet 253 tersebut berencana melakukan relokasi outlet.

Page 26: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

8

Dengan melakukan relokasi outlet, maka franchisee harus mempertimbangkan

berberapa hal, antara lain menambah jumlah pelanggan, keamanan lokasi yang baru,

biaya sewa lokasi yang dituju, serta kelayakan usaha tersebut di lokasi yang baru. Hal

tersebut menjadi pertimbangan bagi franchisee 253 sebab lokasi baru yang dituju

berada di jalan alternatif dan tidak tampak jelas dari jalan utama. Pertimbangan

tersebut menjadikan ukuran bagi franchisee outlet tersebut dalam melanjutkan

usahanya dengan melakukan kelayakan usaha. Dan diharapkan dapat memberikan

saran bagi franchisee untuk melakukan antisipasi terhadap segala perubahan yang

terjadi pada usahanya di masa yang akan datang.

Tidak hanya mempertimbangkan beberapa hal yang telah diuraikan diatas

saja, melainkan franchisee juga melakukan training bagi operatornya untuk mengenal

lokasi outlet yang baru, melakukan kegiatan promosi di lingkungan yang baru,

mengatur jadwal buka outlet yang disesuaikan dengan situasi pasar, dan lain-lain.

Oleh karena itu, studi kelayakan diperlukan untuk mengetahui apakah produk KTBR

di cabang outlet 253 dinyatakan layak untuk suatu usaha setelah melakukan relokasi

di tempat yang baru. Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang akan diteliti

adalah :

a. Bagaimana kelayakan usaha produk KTBR di cabang outlet 253 melalui

aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek lingkungan dan aspek

finansial ?

b. Bagaimana tingkat kepekaan kelayakan investasi produk KTBR di cabang

outlet 253 ?

Page 27: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

9

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan hasil perumusan masalah diatas, maka penelitian

ini memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Menganalisis kelayakan aspek pasar, teknis, manajemen, lingkungan dan

finansial.

2. Menganalisis tingkat kepekaan kelayakan investasi produk KTBR di cabang

outlet 253.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk :

1. Bagi franchisor, penelitian ini dapat memberikan informasi ilmiah serta

evaluasi kelayakan usaha suatu outlet dan proses pengambilan keputusan

sehingga dapat diperoleh masukan yang berguna.

2. Bagi calon franchisee, sebagai salah satu sumber informasi pertimbangan

untuk melakukan relokasi outlet.

3. Bagi pembaca, sebagai bahan kajian mengenai analisis kelayakan usaha

franchise khususnya pada Kebab Turki Baba Rafi dan sebagai rujukan

penelitian selanjutnya.

Page 28: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

10

1.5. Batasan Penelitian

Karena keterbatasan waktu, tenaga, dan dana, maka penelitian ini dibatasi pada:

1. Objek penelitian adalah franchise produk KTBR cabang outlet 253.

2. Harga yang digunakan dalam analisis finansial merupakan harga yang telah

ditetapkan langsung oleh franchisor KTBR (pemilik franchise KTBR).

3. Kegiatan promosi yang diteliti hanya pada franchisee KTBR cabang ke 253.

4. Aspek kelayakan yang diteliti adalah aspek pasar, aspek teknis, aspek

manajemen, aspek lingkungan, dan aspek finansial.

Page 29: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Franchise

2.1.1. Definisi Franchise

Franchise berasal dari bahasa Perancis (affanchir) yang artinya kejujuran atau

kebebasan hak untuk menjual suatu produk atau jasa maupun layanan. Sedangkan

menurut versi pemerintah Indonesia, franchise adalah suatu ikatan dimana salah satu

pihak diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari kekayaan

intelektual (HAKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain

dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain

tersebut dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa.

Menurut Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), franchise ialah suatu sistem

pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir. Pemilik merek (franchisor)

memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk melaksanakan usaha dengan

merek, nama, sistem, prosedur, dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya

dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu.

Franchise sebagai suatu bentuk organisasi terus berkembang dan semakin

menarik perhatian, karena hal-hal yang ditawarkan oleh usaha ini menyangkut

pekerjaan, peluang profesi mandiri (self employment opportunities) (British

Franchise Association, 2004).

Page 30: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

12

Rachmadi (2008) berpendapat, franchise adalah suatu bentuk sinergi usaha

yang ditawarkan oleh suatu perusahaan yang sudah memiliki kinerja unggul karena

didukung oleh sumber daya berbasis pengetahuan dan orientasi kewirausahaan yang

cukup tinggi dengan governance structure (tata kelola) yang baik, dan dapat

dimanfaatkan oleh pihak lain dengan melakukan hubungan kontraktual untuk

menjalankan usaha dibawah format usaha dengan imbalan yang disepakati.

2.1.2. Sejarah Franchise

Konsep jejaring toko sebagai sistem franchise yang sudah ada sejak 200 SM

di China. Saat itu pengusaha lokal negeri itu bernama Lo Kass mengoperasikan

beberapa unit toko, berabad-abad kemudian konsep franchise diadopsi oleh

pengusaha terutama di Eropa yang melahirkan istilah franchise. Di Jerman sekitar

tahun 1840-an, sudah banyak pengusaha bir memberikan hak untuk menjualkan bir

produksinya kepada kedai-kedai minuman. Kemudian pada tahun 1851 di Amerika

Serikat, The Singer Sewing Machine Company mulai memberikan hak untuk

mendistribusikan mesin jahit produksinya kepada distributor (IFBM, 2007).

Pada tahun 1935, Howard Deering Johnson bekerjasama dengan Reginald

Sprague untuk memonopoli usaha restoran modern. Gagasan pendiri adalah

membiarkan rekanan untuk mandiri menggunakan nama yang sama, makanan,

persediaan, logo, dan membangun desain sebagai pertukaran dengan suatu

pembayaran.

Page 31: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

13

Dalam perkembangannya, sistem ini mengalami berbagai penyempurnaan

terutama di tahun 1950-an yang kemudian franchise dikenal sebagai format usaha

(bussiness format). Tetapi The Singer-lah yang menjadi cikal bakal munculnya

franchise.

Di Indonesia, istilah franchise mulai banyak dikenal pada tahun 1990-an.

Awalnya ketika Lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) International Labor

Organization (ILO) di tahun 1991 menyarankan kepada Pemerintah Indonesia agar

mengembangkan sistem franchise untuk meningkatkan lapangan kerja, setelah itu

dibentuklah Franchise Resource Center (FRC). FRC merupakan wadah

pemberdayaan usaha-usaha menjadi franchise, memasyarakatkan, mensosialisasikan

sistem franchise, serta mendorong pertumbuhan franchise lokal. Lembaga ini berada

di bawah Departemen Perdagangan (Setiawan, 2006).

2.2.3. Franchisor dan Franchisee

Franchisor adalah badan usaha atau perorangan yang memberikan hak kepada

pihak lain untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual

atau penemuan atau ciri khas yang dimiliki. Sedangkan franchisee adalah badan

usaha atau perorangan yang diberikan hak kepada untuk memanfaatkan dan atau

menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas yang

dimiliki franchisor (IFBM, 2007).

Franchisor dan franchisee memiliki banyak ikatan antara lain : kesepakatan

konseptual antara kedua belah pihak (kontrak), adanya hak atas kekayaan intelektual

atau penemuan atau ciri khas atau merek/nama dagang yang dimiliki

Page 32: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

14

satu pihak yang digunakan pihak lainnya. Imbalan (fee) yang diberikan pihak

pengguna pada pemilik hak kekayaan intelektual, penemuan, ciri khas usaha, atau

merek/nama dagang, kemudian adanya pemeliharaan kepentingan terus-menerus

yang dilakukan pihak pertama dalam bidang-bidang pengetahuan dan pelatihan,

adanya format atau prosedur yang dimiliki dan dikendalikan satu pihak, serta adanya

dana investasi yang dikeluarkan oleh pihak pengguna.

2.2. Kebab

2.2.1. Istilah Kebab

Kata kabab (اب berasal dari bahasa Arab atau Persia yang berarti daging (کب

yang digoreng dan bukanlah daging yang dipanggang. Kata kabab dari bahasa Arab

tersebut berasal dari Aramaic kabbaba yang berasal dari daerah Akkadian kababu,

berarti “membakar atau menggosongkan.”

Pada abad ke-14, kata kebab menurut kamus Lisan al’Arab memiliki

persamaan kata dengan kata tabahajah yaitu kata dalam bahasa Persia untuk sajian

sepotong daging yang digoreng. Kata dalam bahasa Persia tersebut lebih dikenal pada

saat abad pertengahan, yang akhirnya kata kebab tersebut digunakan dalam buku-

buku berbahasa Arab. Kata kebab lebih sering digunakan pada saat ini dibandingkan

saat di Turki yang sebelumnya menemukan kata shiwa untuk daging yang

dipanggang. Namun, kebab tetap memegang teguh kata aslinya dengan menyajikan

makanan seperti tas kebab (kebab dalam mangkuk). Sama halnya dengan daging

panggang khas Egypt yang disajikan dengan bawang bombay lebih dikenal dengan

istilah “kebab halla”.

Page 33: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

15

2.2.2. Produk Kebab Turki Baba Rafi

Adalah usaha makanan yang menjual produk KTBR diantaranya kebab, kebab

gila, syawarma, hotdog, beef burger, chicken burger, crispy burger, wiener jumbo,

hotdog jumbo, burger gila, cane original, cane salad, cane coklat keju, dan kebab

pisang coklat keju.

Produk KTBR milik PT Baba Rafi Indonesia dikelola dengan suatu format

dan teknik manajemen serta metode, prosedur, standar, dan teknik mengolah dengan

menggunakan peralatan standar KTBR. Perangkat-perangkat pendukung lain yang

digunakan, bertujuan untuk dapat memperoleh hasil dengan kualitas relatif baik dan

dalam waktu relatif singkat.

2.3. Hasil Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian Junaidi (2006) dengan judul Analisis dan Evaluasi Faktor

yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Franchise (Studi Kasus Alfamart Wilayah

Jabotabek) diperoleh hasil evaluasi tingkat kepentingan pada tahap awal analisis

multiatribut Fishbein menunjukkan bahwa semua atribut seperti sistem manajemen

franchise, lama pengembalian modal, dan pelayanan toko dipertimbangkan oleh

konsumen.

Berdasarkan tingkat kepercayaan konsumen terhadap franchise alfamart

menunjukkan bahwa atribut yang paling baik yaitu reputasi merek sebesar 5,28 dan

atribut paling rendah yaitu lamanya pengembalian modal sebesar 4,65.

Berdasarkan hasil penelitian Putera (2006) dengan judul Evaluasi Kelayakan

Usaha Pada Restoran Mie Kondang Jakarta Selatan diketahui bahwa aspek pasar,

aspek teknis dan produksi, aspek hukum, dan aspek manajerial sudah baik untuk

Page 34: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

16

menunjang kinerja restoran. Kemudian dari aspek finansial, keuntungan sebesar Rp

128.443.070 diperoleh setiap tahunnya. Sedangkan menurut hasil perhitungan

switching value, restoran mie kondang tersebut mengalami penurunan nilai penjualan

produk makanan melebihi 4,00 persen atau kenaikan biaya bahan baku yang melebihi

5,43 persen menyebabkan usaha yang dilakukan oleh restoran mie kondang

dinyatakan tidak layak.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuningsih (2004) dengan judul

Analisis Kelayakan Finansial Pengusahaan Selada Hidroponik (studi kasus di

Yayasan Progressio Indonesia, kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Provinsi jawa

Barat) diketahui bahwa secara finansial diperoleh NPV sebesar Rp 21.262.410,68.

IRR sebesar 89 persen, Net B/C sebesar 1,79, dan masa pengembalian investasi dua

tahun enam bulan.

Hasil analisis sensitivitas dilakukan dengan tiga skenario yaitu penurunan

produksi 11,1 persen, kenaikan harga input 20 persen, dan penurunan harga selada 30

persen. Hasil analisis sensitivitas dengan skenario kesatu dan ketiga pengusahaan

selada menunjukkan bahwa usaha tersebut tidak layak. Pada skenario kedua

menunjukkan bahwa pengusahaan selada dinyatakan layak untuk dilakukan.

Empat penelitian terdahulu diatas memiliki persamaan dan perbedaan dengan

penelitian yang dilakukan penulis. Persamaannya adalah, menganalisis kelayakan

usaha dengan menggunakan metode yang sama. Perbedaannya adalah, jenis usaha

yaitu franchise pada sektor food and beverage, produk yang dianalisis yaitu kebab

yang belum pernah ada di penelitian sebelumnya, dan kegiatan yang dilakukan dalam

penelitian ini.

Page 35: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

17

BAB III

KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

Proyek adalah suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biaya-biaya

dengan harapan akan memperoleh hasil yang secara logika merupakan wadah untuk

melakukan kegiatan-kegiatan perencanaan, pembiayaan, dan pelaksanaan dalam satu

unit. Rangkaian dasar dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek adalah siklus

proyek yang terdiri dari tahap-tahap identifikasi, persiapan, analisis penilaian,

pelaksanaan, dan evaluasi (Gittinger, 1986).

Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek

(biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil (Husnan dan

Suwarsono, 2000). Pengertian keberhasilan ini bisa ditafsirkan sebagai manfaat

ekonomis suatu investasi. Menurut Husnan dan Suwarsono (2000) analisis kelayakan

proyek memberikan manfaat kepada poyek itu sendiri/manfaat finansial, yang artinya

ialah apakah proyek tersebut cukup menguntungkan apabila dibandingkan dengan

resiko proyek. Manfaat ekonomi proyk tersebut bagi negara adalah sebagai tempat

proyek tersebut dilaksanakan, yang menunjukkan manfaat proyek tersebut bagi

ekonomi makro suatu negara. Serta manfaat sosial proyek tersebut bagi masyarakat di

sekitar proyek.

Page 36: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

18

3.1.2. Aspek-aspek Analisis Kelayakan

Dalam melakukan studi kelayakan, perlu memperhatikan aspek-aspek yang

secara bersama-sama menentukan bagaimana keuntungan yang diperoleh dari suatu

penanaman investasi tertentu. Menurut Gittinger (1986) aspek tersebut terdiri dari

aspek teknis, aspek institusional-organisasi-manajerial, aspek sosial, aspek pasar,

aspek finansial, dan aspek ekonomi.

Menurut Husnan dan Suwarno (2000) aspek-aspek studi kelayakan terdiri dari

aspek pasar, teknis, keuangan, hukum, dan ekonomi negara. Investasi tersebut

tergantung pada besar kecilnya dana yang ditanamkan, maka terkadang juga ditambah

studi tentang dampak sosial.

3.1.2.1. Aspek Pasar

Sebelum melakukan proyek, analisis terhadap aspek pasar merupakan

prioritas pertama dalam studi kelayakan proyek. Dengan demikian akan diketahui

pasar potensial yang tersedia dan karakteristik pasar yang akan dituju.

Menurut Kamaluddin (2004), terdapat tiga faktor yang menunjang terjadinya

pasar yaitu orang dengan segala keinginannya, daya belinya, dan tingkah laku dalam

pembelian. Dari sisi output, analisa pasar untuk hasil proyek adalah sangat penting

untuk meyakinkan bahwa terdapat suatu permintaan yang efektif pada harga yang

menguntungkan. Dari sudut pandang input, rencana-rencana harus dibuat untuk

meyakinkan adanya input, saluran distribusi, kapasitas, kontinuitas, dan tingkat harga.

Page 37: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

19

Menurut Kotler (2004), pemasaran mencoba mempelajari tentang :

1. Permintaan, baik secara total ataupun diperinci menurut daerah, jenis

konsumen, perusahaan besar pemakai. Disini juga perlu diperkirakan tentang

proyeksi permintaan tersebut.

2. Penawaran, baik yang berasal dari dalam negeri maupun yang berasal dari

impor. Bagaimana perkembangannya di masa lalu dan bagaimana perkiraan di

masa yang akan datang. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran ini,

seperti jenis barang yang bisa menyaingi, perlindungan dari pemerintah, dan

sebagainya perlu diperhatikan.

3. Harga, dilakukan dengan perbandingan dengan barang-barang impor,

produksi dalam negeri lainnya.

4. Program pemasaran, mencakup strategi pemasaran yang akan dipergunakan.

3.1.2.2. Aspek Teknis

Aspek teknis berhubungan dengan input proyek (penyediaan) dan output

(produksi) berupa barang-barang nyata dan jasa-jasa. Analisa secara teknis akan dapat

mengidentifikasi perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam informasi yang harus

dipenuhi baik sebelum perencanaan proyek atau pada tahap awal pelaksanaan

(Gittinger, 1986).

Menurut Husnan dan Suwarsono (2000) aspek teknis merupakan suatu aspek

yang berkenaan dengan proses pembangunan proyek secara teknis dan operasi setelah

proyek selesai dibangun. Aspek teknis dilakukan untuk mendapatkan gambaran

Page 38: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

20

mengenai lokasi proyek, besar skala operasi/luas produksi, dan proses produksi yang

dilakukan.

3.1.2.3. Aspek Manajemen

Umar (2005) menyatakan bahwa aspek manajerial dan administratif

menyangkut kemampuan karyawan proyek untuk menjalankan aktivitas. Sedangkan

menurut Husnan dan Suwarsono (2000), aspek manajemen mempelajari tentang

manajemen dalam masa pembangunan proyek dan manajemen dalam operasi seperti

bentuk badan usaha yang dipilih, deskripsi jabatan, spesifikasi jabatan, dan jumlah

tenaga kerja yang akan digunakan.

3.1.2.4. Aspek Lingkungan

Analisis aspek lingkungan berkenaan dengan implikasi sosial yang lebih luas

dari investasi yang diusulkan, dimana pertimbangan-pertimbangan sosial harus

dipikirkan secara cermat agar dapat menentukan apakah suatu proyek tanggap

(responsive) terhadap keadaan (Gittinger, 1986). Contohnya adanya kesempatan kerja

bagi lingkungan sekitar dan dampak usaha tersebut terhadap lingkungan.

3.1.2.5. Aspek Finansial

Dalam Gittinger (1986) dinyatakan bahwa analisa proyek adalah

membandingkan biaya-biaya dengan manfaatnya dan menentukan proyek yang

mempunyai keuntungan yang layak. Suatu proyek dapat dilaksanakan atau tidak, bila

hasil yang diperoleh dari proyek dapat dibandingkan dengan sumber-sumber yang

diperlukan (biaya). Dalam analisis ini, diperlukan kriteria investasi yang merupakan

Page 39: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

21

metode yang digunakan untuk menyatakan layak atau tidaknya suatu usaha. Beberapa

kriteria sebagai tolak ukur penilaian kelayakan investasi diantaranya adalah :

A. Net Present Value (NPV)

Net Present Value adalah keuntungan yang akan diperoleh selama umur

investasi. Menurut Halim dan Supomo (1990), Net Present Value merupakan

penerimaan kas (cash inflow) pada masa yang akan datang selama investasi

berlangsung, dihitung berdasarkan nilai sekarang. Metode ini dihitung dengan cara

mengurangi nilai sekarang atau nilai tunai dari penerimaan kas (cash inflow) dengan

nilai sekarang dari pengeluaran kas (cash outflow) selama investasi modal

berlangsung.

Menurut Kamaluddin (2004), NPV ialah selisih antara present value dari

investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang

akan datang. Untuk menghitung nilai sekarang perlu ditentukan tingkat bunga yang

relevan.

Dalam metode NPV terdapat tiga kriteria penilaian yaitu bila nilai NPV>0;

proyek dinyatakan layak atau bermanfaat karena dapat menghasilkan penerimaan

lebih besar dari modal opportunity cost faktor produksi modal. Nilai NPV=0; proyek

tersebut menghasilkan sebesar opportunity cost faktor produksi modal. Pada kondisi

ini, proyek dinyatakan tidak untung dan tidak rugi. Apabila nilai NPV<0, berarti

proyek tidak dapat menghasilkan senilai biaya yang menunjukkan bahwa proyek

tidak layak untuk dilakukan.

Page 40: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

22

B. Internal Rate Return (IRR)

Internal Rate Return (IRR) adalah kemampuan suatu proyek untuk

menghasilkan pengembalian atau dianggap sebagai keuntungan atas investasi bersih

yang dapat dicapainya. Salah satu kriteria investasi ini sering disebut pula dengan

time-adjusted rate of return, dengan definisi yaitu menghitung tingkat bunga yang

sesungguhnya dari suatu rencana investasi agar nilai sekarang dari aliran kas bersih

dapat menutup jumlah modal yang diinvestasikan (Halim dan Supomo, 1990).

Dengan kata lain, tingkat pengembalian internal atau internal rate return (IRR)

menghitung tingkat bunga yang dapat menyamakan nilai sekarang dari investasi

(cash outflow) dengan nilai sekarang dari hasil investasi tersebut.

Perhitungan IRR digunakan untuk mengetahui persentase keuntungan dari

suatu proyek dalam mengembalikan pinjaman. Suatu investasi dikatakan layak

apabila nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku, apabila nilai IRR

lebih kecil dari tingkat suku bunga yang berlaku berarti investasi tidak layak untuk

dilaksanakan karena tidak menguntungkan.

C. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio)

Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio) adalah tingkat besarnya manfaat

tambahan pada setiap tambahan biaya sebesar satu satuan berupa perbandingan antara

jumlah NPV positif (sebagai pembilang) dengan NPV yang negatif (sebagai

penyebut). Menurut Halim dan Supomo (1990), rasio manfaat dan biaya atau net

benefit cost adalah nilai perbandingan antara jumlah present value yang bernilai

Page 41: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

23

positif (pembilang) dengan present value yang bernilai negatif (penyebut). Suatu

proyek layak untuk dilaksanakan apabila nilai B/C ratio lebih dari satu.

D. Payback Period (PP)

Payback period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali

pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas melalui keuntungan yang

diperoleh suatu proyek.

Menurut Halim dan Supomo (1990), pay back period merupakan salah satu

kriteria investasi yang pada umumnya digunakan untuk menentukan perlu tidaknya

penambahanan atau penggantian aktiva tetap perusahaan. Pay back period bukan

merupakan pngukur kemampuan menghasilkan laba (profitability) suatu investasi,

tetapi mengukur jangka waktu pengembalian suatu investasi. Selama proyek dapat

mengembalikan modal/investasi sebelum berakhirnya umur proyek, berarti proyek

masih dapat dilaksanakan. Apabila sampai saat proyek berakhir dan belum dapat

mengembalikan modal yang digunakan, maka sebaiknya proyek tidak dilanjutkan.

3.1.3. Analisis Sensitivitas (Switching Value)

Analisis sensitivitas dilakukan untuk meneliti kembali suatu analisis

kelayakan usaha agar dapat terlihat pengaruh yang akan terjadi akibat keadaan yang

berubah-ubah atau adanya kesalahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya dan

manfaat. Dalam analisis sensitivitas, setiap kemungkinan harus dicoba yang berarti

bahwa setiap kali harus dilakukan analisis kembali. Hal ini diperlukan karena analisis

usaha didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang mengandung banyak ketidakpastian

dan perubahan yang akan terjadi di masa mendatang.

Page 42: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

24

Analisis sensitivitas dapat dilakukan dengan cara pendekatan switching value

(nilai pengganti), dimana analisis ini mencari beberapa perubahan maksimum yang

dapat ditolerir agar usaha masih bisa dilaksanakan dan masih memberikan

keuntungan normal. Perubahan-perubahan yang dapat terjadi seperti tingkat produksi,

harga jual output maupun harga input. Teknik analisis ini dilakukan secara coba-coba

terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, sehingga dapat diketahui tingkat

kenaikan ataupun penurunan maksimum yang boleh terjadi agar usaha masih dapat

masih dapat memperoleh keuntungan normal.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Penelitian tentang analisis kelayakan usaha franchise KTBR di cabang outlet

253 diawali dengan lokasi usaha yang berada di Kota Bogor. Outlet 253 memulai

usahanya lima bulan yang lalu terhitung mulai bulan Januari, lokasi yang saat ini

digunakan sebagai tempat usaha merupakan salah satu lokasi strategis. Produk KTBR

merupakan makanan yang unik dan tidak dijumpai di beberapa tempat jualan di

sekitar Univesitas Pakuan, sehingga sebagian besar konsumen ketagihan akan rasanya

yang lezat. Hal ini menjadi peluang bagi franchisee untuk mulai mendapatkan

pelanggan tetap di lokasi tersebut. Hanya saja usaha tersebut harus memulai dari awal,

sebab lokasi tersebut akan dilakukan renovasi.

Dalam kegiatan usahanya, masih banyak kendala yang harus dihadapi oleh

franchisee tersebut. Kendala-kendala tersebut antara lain, (a) waktu sewa lokasi yang

tidak dapat diperpanjang, dengan alasan pemilik tempat akan melakukan renovasi

rumah, (b) kegiatan usaha KTBR yang sangat tergantung pada lokasi usaha yang

Page 43: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

25

strategis (c) rencana relokasi outlet membutuhkan dana yang tidak sedikit, dan (d)

mencari pelanggan atau konsumen baru yang membutuhkan waktu tidak sebentar.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi maka perlu dilakukan analisis

kelayakan untuk melihat apakah usaha franchise KTBR di cabang outlet 253 ini layak

untuk dilaksanakan atau tidak. Dalam melakukan studi kelayakan perlu

memperhatikan aspek-aspek yang secara bersama-sama menentukan bagaimana

keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman investasi tertentu. Aspek yang

diteliti dalam usaha franchise KTBR di cabang outlet tersebut antara lain adalah

aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek lingkungan, dan aspek finansial.

Perhitungan aspek finansial menggunakan kriteria investasi yang digunakan

untuk menyatakan layak atau tidaknya suatu usaha yaitu NPV, IRR, Net B/C ratio,

dan Payback Period. Selain kriteria investasi, juga digunakan analisis sensitivitas

untuk mengetahui tingkat kepekaan kegiatan usaha KTBR terhadap keadaan yang

berubah-ubah. Dimana menggunakan biaya investasi yang meliputi gerobak, alat

burner kebab (alat pemanggang daging kebab), paket perlengkapan gerobak, paket

promosi usaha (neon box, banner, flyer), dan freezer box. Adapun alur pemikiran

dapat dilihat pada Gambar 1.

Page 44: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

26

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Opersional

Kegiatan Usaha Franchisee Kebab Turki Baba Rafi di Cabang Outlet 253

Permasalahan yang dihadapi :1. Waktu sewa lokasi yang tidak dapat

diperpanjang2. Rencana relokasi yang membutuhkan

dana tidak sedikit3. Waktu untuk mendapatkan konsumen

yang cukup lama

Analisis Kelayakan Usaha

Aspek Finansial

Tidak Layak Layak

Kegiatan Usaha Franchise Kebab

Turki Baba Rafi di Cabang 253

Aspek TeknisAspek Pasar Aspek Manajemen Aspek Lingkungan

Evaluasi terhadap usaha franchise

Kebab Turki Baba Rafi Cabang 253

Page 45: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

27

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di cabang outlet 253 yaitu di Universitas Pakuan Jl.

Ciheuleut RT 002/RW 006 Kelurahan Tegallega, Kecamatan Bogor Tengah, Kota

Bogor. Adapun waktu penelitian berlangsung selama dua bulan yang dimulai dari

bulan April sampai dengan Juni 2008.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan

data sekunder. Data primer diperoleh langsung melalui observasi lapang dan

wawancara dengan franchisee. Data sekunder diperoleh dari berbagai instansi yang

terkait, seperti Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), Pameran Franchise Indonesia

2008, Perpustakaan Lembaga Sumberdaya Iinformasi (LSI) Institut Pertanian Bogor

(IPB), penelusuran melalui internet, buku, dan literatur-literatur yang berkaitan

dengan penelitian.

4.3. Metode Penarikan Sampel

Pemilihan lokasi di kota Bogor dengan alasan bahwa sebagian besar

penduduk beragama Islam, terlebih lagi dengan adanya komunitas Arab yang berada

di daerah Empang Bogor. Pemilihan lokasi outlet KTBR dilakukan secara sengaja

(purposive) dengan alasan, outlet KTBR 253 mengalami permasalahan yaitu

melakukan relokasi outlet. Sedangkan permasalahan yang dihadapi sembilan outlet

Page 46: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

28

yang lain yaitu daya tahan fasilitas gerobak (seperti kaca yang mudah retak). Adapun

alasan memilih tipe outlet gerobak sebagai bahan penelitian yaitu hampir 70 persen

dari 270 outlet yang tersebar di Indonesia menggunakan gerobak sebagai sarana

operasionalnya. Pengumpulan data yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan

usaha Produk KTBRBaba Rafi dilakukan dengan mewawancarai seorang franchisee

(pemilik outlet).

4.4. Metode Analisis Data

Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan

kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang aspek

usaha franchise KTBR di cabang outlet meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek

manajemen, dan aspek lingkungan.

Analisis kuantitatif yaitu analisis kelayakan finansial usaha franchise KTBR

di cabang outlet. Analisis kelayakan finansial ini menggunakan perhitungan kriteria-

kriteria investasi antara lain Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR),

Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio), Payback Period (PP), dan analisis sensitivitas.

Data kuantitatif yang dikumpulkan, diolah dengan menggunakan kalkulator dan

komputer yaitu Microsoft Excel dan ditampilkan dalam bentuk tabulasi untuk

memudahkan pembacaan dan diberikan penjelasan secara deskriptif.

4.4.1. Analisis Aspek Pasar

Analisis aspek pasar akan melihat pasar potensial, permintaan akan produk

KTBR, persaingan, startegi pemasaran, bauran pemasaran yang direncanakan oleh

proyek tersebut.

Page 47: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

29

4.4.2. Analisis Aspek Teknis

Aspek teknis dianalisis secara deskriptif untuk mendapatkan gambaran

mengenai lokasi usaha franchise KTBR di cabang outlet 253, ketersediaan bahan

baku, kriteria pemilihan alat, serta proses pembuatan produk KTBR.

4.4.3. Analisis Aspek Manajemen

Aspek manajemen dianalisis mengenai hal-hal yang menentukan deskripsi

serta pemegang jabatan pada cabang outlet KTBR ke 253.

4.4.4. Analisis Aspek Lingkungan

Aspek lingkungan dapat dilakukan dengan menganalisis perkiraan dampak

yang ditimbulkan terhadap berjalannya kegiatan usaha KTBR terhadap kondisi sosial

masyarakat maupun lingkungan.

4.4.5. Analisis Aspek Finansial

Dalam melakukan analisis finansial diperlukan kriteria investasi yang

digunakan untuk menyatakan layak atau tidaknya suatu usaha. Kriteria investasi yang

digunakan yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Net Benefit

Cost Ratio (Net B/C), Payback Period (PP). Analisis kelayakan investasi dilakukan

dengan menyusun aliran tunai (cash flow), karena adanya pengaruh waktu terhadap

nilai uang atau semua biaya dan manfaat yang akan datang harus diperhitungkan.

4.4.5.1. Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) adalah nilai sekarang dari arus pendapatan yang

ditimbulkan oleh investasi pada tingkat bunga tertentu. Rumus yang digunakan dalam

penghitungan NPV adalah sebagai berikut :

Page 48: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

30

NPV =t

n

t i

CtBt

)1(1

Dimana:

Bt = Penerimaaan (Benefit) tahun ke-t

Ct = Biaya (Cost) tahun ke-t

n = Umur ekonomis proyek

i = Tingkat suku bunga (Discount Rate)

Pada metode NPV, terdapat tiga kriteria penilaian investasi dalam NPV yaitu

apabila NPV>0 berarti layak untuk dilakukan. Sebaliknya, apabila nilai NPV<0 maka

usaha tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. Hal ini dikarenakan manfaat yang

diperoleh hanya cukup untuk menutup biaya yang dikeluarkan. NPV=0, berarti usaha

tersebut sulit dilaksanakan karena manfaat yang diperoleh hanya cukup untuk

menutupi biaya yang dikeluarkan.

4.4.5.2. Internal Rate Return (IRR)

Internal Rate Return (IRR) adalah tingkat suku bunga (discount rate) yang

membuat nilai NPV suatu proyek sama dengan nol. Rumus IRR adalah sebagai

berikut : IRR = 1221

11 iix

NPVNPV

NPVi

Dimana : i1 = Discount rate yang menghasilkan NPV positif

i2 = Discount rate yang menghasilkan NPV negatif

NPV1 = NPV yang bernilai positif

NPV2 = NPV yang bernilai negatif

Page 49: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

31

Suatu investasi dikatakan layak apabila nilai IRR>tingkat suku bunga yang

berlaku, apabila IRR<tingkat suku bunga berarti investasi tidak layak untuk

dilaksanakan karena tidak menguntungkan.

4.4.5.3. Net Benefit Cost Ratio (B/C ratio)

Net Benefit Cost Ratio (B/C ratio) adalah nilai perbandingan antara jumlah

present value yang bernilai positif (pembilang) dengan present value yang bernilai

negatif (penyebut). Net B/C ratio menunjukkan besarnya tingkat tambahan manfaat

pada setiap tambahan biaya sebesar satu rupiah. Proyek dinyatakan layak untuk

dilaksanakan apabila nilai B/C ratio lebih dari satu. Secara sistematis dapat

dirumuskan sebagai berikut :

Net B/C =

n

tttt

n

tttt

i

CBi

CB

1

1

01

01

Dimana :

Bt = Penerimaaan (Benefit) tahun ke-t

Ct = Biaya (Cost) tahun ke-t

n = Umur ekonomis proyek

i = Tingkat suku bunga (Discount Rate)

4.4.5.4. Payback Period (PP)

Payback Period atau analisa waktu pengembalian investasi berguna untuk

mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran

investasi dengan menggunakan Cash Flow. Semakin kecil angka yang dihasilkan

Page 50: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

32

mempunyai arti semakin cepat tingkat pengembalian investasinya, maka usaha

tersebut semakin baik untuk diusahakan. Dalam perhitungan metode ini

menggunakan nilai waktu uang. Payback period dapat dirumuskan sebagai berikut :

Payback Period (PP) = V I

Dimana :

V = Jumlah modal yang diinvestasikan

I = Hasil bersih per tahun atau hasil rata-rata per tahun (diskonto)

4.4.5.5. Analisis Sensitivitas (Switching Value)

Analisis ini digunakan untuk melihat dampak dari suatu keadaan yang

berubah-ubah terhadap dampak suatu analisis. Analisis switching value digunakan

untuk mengetahui tingkat perubahan harga bahan baku dan penurunan volume

penjualan, sehingga keuntungan mendekati normal yaitu NPV sama dengan nol.

Analisis switching value dilakukan dengan menggunakan metode coba-coba

sehingga mendapatkan nilai NPV sama dengan nol, nilai Net B/C sama dengan satu,

dan IRR sama dengan tingkat diskonto. Pada penelitian ini, analisis switching value

yang dilakukan adalah dengan menghitung perubahan maksimum yang boleh terjadi

akibat kenaikan harga bahan baku dan penurunan volume penjualan prouk KTBR.

Page 51: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

33

4.5. Asumsi Dasar

Analisis kelayakan usaha franchise KTBR menggunakan beberapa asumsi,

yaitu:

1. Umur proyek dari analisis usaha franchise KTBR adalah lima tahun

(berdasarkan masa kerjasama antara franchisor dan franchisee).

2. Dilakukan dua skenario dalam analisis sensitivitas yaitu perubahan kenaikan

harga bahan baku dan perubahan penurunan volume penjualan produk KTBR.

3. Modal awal yang digunakan untuk usaha franchise Produk KTBRBaba Rafi

sebesar Rp 50.000.000

4. Biaya yang dikeluarkan untuk usaha franchise KTBR terdiri dari biaya

investasi dan biaya operasional. Biaya investasi dikeluarkan pada tahun ke-1

dan biaya reinvestasi yang dilakukan untuk peralatan-peralatan yang sudah

habis umur ekonomisnya.

5. Biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap dan

biaya variabel dikeluarkan pada tahun ke-1, dimana dimulai kegiatan produksi.

6. Harga yang digunakan dalam penelitian adalah harga yang berlaku pada bulan

April 2008, baik harga input maupun harga output dari kegiatan usaha

franchise tersebut.

7. Kegiatan operasional KTBR cabang 253 dilakukan enam kali dalam seminggu.

Setiap hari senin sampai dengan kamis, kegiatan opersional KTBR dimulai

pukul 13.00 wib-21.00 wib. Sedangkan hari sabtu dan minggu dimulai pukul

13.00 wib-22.00 wib. Jumlah bahan baku per tiga hari yang digunakan dalam

penelitian ini sebanyak 50 buah roti burger, 20 buah roti hotdog, 8 buah roti

Page 52: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

34

bigmac, 8 pak burger sapi, 3 pak burger ayam, 1 pak burger ayam krispi, 1

pak sosis, 2 tiang daging kebab, 5 pak tortila besar, 3 pak tortila mini, 5 pak

keju, 2 pill mayonaise, 1 galon saus tomat, 1 galon saus sambal, 2 pak

slongsong kebab, 1 pak bungkus burger, 2 ½ kg lettuce, 1 kg kyuri, 1 kg tomat,

1 kg bawang Bombay, 1 kg telur ayam, dan 1 kg margarin.

8. Tingkat suku bunga yang digunakan adalah tingkat suku bunga deposito

berjangka waktu satu tahun di Bank Central Asia (BCA) yaitu 4 persen pada

bulan april tahun 2008. Alasan pemilihan tingkat suku bunga deposito

dikarenakan franchisee dapat mengakses dengan mudah ke bank tersebut dan

franchisee menggunakan modal pribadi bukan pinjaman. Oleh karena itu,

franchisee dihadapkan pada pilihan akan menginvestaikan modal pada usaha

franchise KTBR atau didepositokan di bank.

9. Nilai sisa yang tertera dalam casflow usaha KTBR bernilai 0 (nol), sebab

semua barang yang digunakan dalam usaha tersebut setelah habis masa

ekonomisnya sudah tidak dapat digunakan kembali.

Page 53: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

35

BAB V

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1. Gambaran Umum Kebab Turki Baba Rafi

Kebab Turki Baba Rafi merupakan usaha milik PT Baba Rafi Indonesia yang

berpusat di Kota Surabaya. Sebanyak 270 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia

dengan tipe outlet yang beragam menjual produk yang sama yaitu kebab, kebab gila,

syawarma, hotdog, beef burger, chicken burger, crispy burger, wiener jumbo, hotdog

jumbo, burger gila, canai original, canai salad, canai coklat keju, dan kebab pisang

coklat keju.

Menu yang ditawarkan oleh KTBR berbeda dengan yang lainnya, seperti pada

produk kebab memiliki rasa yang crispy dari tortila serta perpaduan asam, pedas, dan

gurih dari irisan daging sapi yang diberi saus serta mayonaise menjadikan Produk

KTBRsemakin istimewa. Menu yang dijual oleh KTBR memiliki kisaran harga

antara Rp 7.500 – Rp 10.000.

5.1.1. Sejarah Kebab Turki Baba Rafi

Kebab Tuki Baba Rafi merupakan anak perusahaan dari PT Baba Rafi

Indonesia yang didirikan oleh Hendy Setiono yang lahir pada tanggal 30 Maret 1983.

Asal mula didirikan KTBR yaitu pada tahun 2003, pendiri mengunjungi ayahnya

yang sedang bertugas di perusahaan minyak yang berada di Qatar. Selama di negara

tersebut, pendiri KTBR melihat banyak warga yang menjual makanan kebab. Karena

rasa penasaran, maka kebab pun dibeli dan mulai terbesit keinginan untuk menjual

kebab di Indonesia. Dengan alasan bahwa orang Timur Tengah banyak tersebar di

Page 54: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

36

beberapa kota di Indonesia, selain itu banyak pula orang Indonesia yang menunaikan

ibadah haji atau umroh sehingga dapat bernostalgia dengan makanan kebab.

Selama di Qatar, pendiri KTBR menimba resep kebab pada warga asli Timur

Tengah. Dan setibanya di Indonesia, pendiri KTBR tersebut menyusun strategi usaha

lalu mencari rekan kerja sehingga niatnya tidak dianggap main-main. Percobaan

pertama resep kebab dengan menggunakan cengkeh dan kapulaga ternyata tidak

disukai konsumen, sebab rasa dan aromanya yang kuat serta bentuk kebab yang

terlalu besar. Kemudian pendiri KTBR memodifikasi ukuran kebab tersebut sehingga

lebih pas untuk ukuran orang Indonesia.

Pada bulan September 2003, gerobak pertamanya mulai beroperasi di

Surabaya yang berlokasi di salah satu pojok jalan Nginden Semolo yang berdekatan

dengan area kampus dan tempat tinggalnya. Alasan menggunakan gerobak yaitu

harganya lebih murah daripada membuat kedai permanen dan fleksibel sehingga bisa

dipindah-pindah. Nama pun mulai dipikirkan, hingga terbentuklah nama Baba Rafi

yang mempunyai arti bapak dari anaknya yang bernama Rafi. Suka duka pun telah

dijalani, mulai dari keluar masuknya karyawan hingga uang penjualan yang dibawa

lari karyawannya.

Karena tidak ingin setengah-setengah menjalankan usahanya, pendiri KTBR

memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliah dan tetap konsen pada usaha yang

sempat ditentang oleh kedua orang tuanya. Hanya tiga sampai empat tahun saja,

usaha KTBR tersebut sudah mulai melebarkan sayapnya dimana-mana. Pada tahun

2006 sudah memiliki 170 outlet dari 16 kota di Indonesia.

Page 55: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

37

Sukses dengan usaha KTBR, pemilik mendapatkan banyak penghargaan

diantaranya International Small Medium Bussiness Enterpreuneur Award (ISMBEA)

pada tahun 2006 yang diberikan oleh Menteri Usaha Kecil Menengah dan Koperasi.

Pemilik diberikan julukan ASIA’s Best Entrepreuneur Under 25 oleh Majalah

Bussiness Week International di tahun 2006. Pendiri KTBR harus bersaing dengan 20

kandidat pengusaha lain di berbagi negara di Asia untuk memperoleh penghargaan

tersebut.

5.1.2. Tipe Outlet

KTBR menyediakan lima tipe outlet sebagai sarana operasional produk yang

terdiri dari gerobak, booth, indoor, dine in, dan cafe. Masing-masing outlet tersebut

memiliki modal awal untuk investasi yang berbeda-beda, mulai dari Rp 50.000.000

untuk tipe outlet gerobak hingga Rp 100.000.000 untuk tipe cafe. Kelima tipe outlet

tersebut akan mendapatkan fasilitas yang sama yaitu satu unit outlet (berdasarkan

tipe), burner kebab, paket perlengkapan outlet, paket promosi usaha (neon box,

banner, flyer), freezer box, bahan baku awal, System Operasional Prosedure (SOP),

training operator, quality control dan maintanance, assistensi survei lokasi, dan

software keuangan.

5.1.3. Model Usaha Franchise Kebab Turki Baba Rafi

Model usaha yang dikembangkan oleh PT Baba Rafi Indonesia lebih

ditujukan kepada investor yang mempunyai dana cukup untuk bergabung dengan

KTBR.

Page 56: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

38

a. Siapa yang Dapat Menjadi Franchisee Kebab Turki Baba Rafi

Yang dapat menjadi franchisee adalah seseorang yang menyukai usaha KTBR,

menyukai jenis produk KTBR, bersedia bekerja keras dan berperan aktif dalam

mengoperasikan usaha KTBR. Komitmen untuk mematuhi standarisasi usaha KTBR

perlu dilakukan, komitmen untuk ikut mengembangkan brand/merek KTBR,

memahami keuntungan dan resiko bergabung dengan usaha ini, pernah mengunjungi

outlet atau menjadi pelanggan KTBR, dan memiliki dana yang cukup.

b. Langkah Menjadi Franchisee Kebab Turki Baba Rafi

Ada beberapa tahapan yang harus dilalui untuk menjadi franchisee KTBR,

tahap-tahapan tersebut antara lain :

Gambar 2. Tahapan Menjadi Franchisee Kebab Turki Baba Rafi

Pembayaran Commitment FeeProtect Lokasi Strategis

Penjelasan operasionalTime schedule Pengerjaan

Penandatangan MOUSurvei Lokasi

Pembayaran investasi 70%Penyerahan SOP

Pembuatan Outlet Training KaryawanPersiapan Opening

Pelunasan Sisa 30% Investasi

Grand Opening

Isi Formulir Calon Franchisee

Presentasi Bisnis

Page 57: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

39

Tahapan tersebut dimulai pada saat pihak franchisee bertemu dengan pihak

franchisor untuk menyampaikan gambaran bisnis franchise KTBR serta semua

kegiatan yang dijalankan oleh franchisee. Presentasi bisnis tersebut bertujuan untuk

memberikan informasi dan menarik minat calon franchisee untuk bergabung dengan

KTBR. Calon franchisee yang berminat untuk bergabung dengan KTBR diberi

formulir sebagai tanda permohonan untuk bergabung. Dilanjutkan dengan permintaan

lokasi yang dituju (kota dan nama lokasi) dan tipe outlet yang diinginkan oleh calon

franchisee. Franchisor akan mengenakan commitment fee serta biaya proteksi lokasi

sebesar Rp 5.000.000 dengan tujuan menghindari calon franchisee lain menempati

lokasi tersebut.

Setelah melakukan pembayaran atas commitment fee, pihak franchisor akan

melakukan survei lokasi dan meninjau apakah permohonan lokasi yang diminta oleh

calon franchisee sesuai dengan persyaratan lokasi KTBR. Pembayaran investasi

sebesar 70 persen dan penyerahan Standart Operational Procedure (SOP) dilakukan

setelah pihak franchisor menyatakan setuju dengan lokasi yang diminta oleh calon

franchisee. Investasi sebesar 70 persen tersebut digunakan untuk pembuatan outlet

beserta peralatannya.

Pelatihan (training) operator dilakukan satu minggu sebelum pelunasan

investasi, pelatihan tersebut dilakukan mulai dari pukul 10.00 wib sampai dengan

pukul 22.00 wib. Rangkaian kegiatan training telah dijadwal oleh trainer KTBR

secara rutin setiap harinya. Trainer akan mengevaluasi kerja operator dan

menyatakan dapat atau tidaknya operator ditempatkan pada satu outlet.

Page 58: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

40

Apabila outlet dan segala persiapan opening telah siap, maka pihak franchisor

akan memutuskan tanggal dan jam opening pada suatu outlet. Pada saat opening,

franchisee yang baru saja bergabung dengan KTBR akan didatangi oleh seorang

surveyor dan seorang trainer untuk melihat perkembangan mulai dari awal buka

hingga tiga hari kedepan.

5.2. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Saat ini, KTBR mempunyai 270 outlet yang tersebar di beberapa kota di

Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Makasar, Palembang, Bali, Bogor,

Sidoarjo, Jember, Malang, Gresik, Kediri, Yogyakarta, Semarang, Cilacap, Kudus,

Medan, Solo, Lampung, Batam, Pekanbaru, Balikpapan, Banjarmasin, Karawang,

Tasikmalaya, Sukabumi, dan Bekasi. Wilayah penelitian ditujukan di Kota Bogor,

dengan alasan Kota Bogor merupakan salah satu kota yang mayoritas penduduknya

beragama Islam, serta adanya informasi mengenai keberadaan komunitas Arab yang

dapat dijadikan target konsumen untuk penjualan produk KTBR.

Tahun 2006 yang lalu, outlet KTBR cabang ke 162 dibuka dan merupakan

outlet pertama di Kota Bogor dengan tipe outlet gerobak. Kemudian saat penelitian

ini berlangsung, terdapat sepuluh outlet yang tersebar di beberapa wilayah kota Bogor

dengan tipe outlet yang sama, seperti di daerah Taman Yasmin (sektor enam), jalan

raya Bangbarung, perempatan lampu merah Warung Jambu, Bondongan, Gunung

Batu, jalan Pakuan Raya (Universitas Pakuan), Katulampa, Darmaga (kampus IPB),

jalan Sudirman (air mancur), dan Merdeka.

Page 59: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

41

BAB VI

ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TUKI BABA RAFI

CABANG OUTLET 253

6.1. Aspek Pasar

Pemasaran sangat penting bagi kelangsungan operasional usaha. Bila

kemampuan pasar untuk menyerap produk sangat tinggi dengan harga jual yang tepat,

maka akan menghasilkan keuntungan bagi outlet tersebut. Secara ekonomi, berhasil

tidaknya usaha franchise KTBR sangat ditentukan oleh sukses tidaknya pemasaran

produk KTBR. Analisis aspek pasar akan melihat pasar potensial, permintaan akan

produk KTBR, persaingan, startegi pemasaran, bauran pemasaran yang direncanakan

oleh usaha tersebut. Pemasaran sangat penting bagi kelangsungan usaha.

6.1.1. Lokasi Usaha di Alfamart Ciheuleut

Peluang pasar untuk produk KTBR sendiri di wilayah Kota Bogor mulai

terbuka, dikarenakan tingginya permintaan dari konsumen yang terdiri dari

mahasiswa/i Universitas Pakuan, penduduk Perumahan Bogor Baru, penduduk Bogor

Like Side, siswa/i SMK dan SMAKBO, dan lain-lain. Daerah pemasaran dilakukan

dengan batas 1 KM dari lokasi outlet 253, terutama di wilayah Ciheuleut Pakuan

dikarenakan produk KTBR sudah dikenal oleh konsumen di sekitar wilayah tersebut.

Hal ini mengingat penduduk Kota Bogor yang mayoritas muslim yang lebih mudah

untuk menerima produk KTBR sebagai makanan siap saji. Penyebab tingginya

permintaan produk KTBR dari wilayah Ciheuleut Pakuan karena di daerah tersebut

Page 60: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

42

tidak ada makanan yang menyerupai produk KTBR, yang menjual tidak hanya rasa

tetapi juga penampilan kemasan.

Lokasi Alfamart tersebut berada diantara rumah kos dan pusat makanan

mahasiswa atau sering disebut dengan warung makan mahasiswa, dan setiap harinya

rata-rata mahasiswa maupun orang Perumahan Bogor Baru Blok E,F,G,H, dan

lainnya melintas di jalan tersebut. Selain itu, lokasi baru tersebut ramai dilewati

pengguna jalan dikarenakan sebagai jalan alternatif menuju ke Tegal Lega. Sehingga

franchisee 253 akan melakukan relokasi di depan Alfamart Ciheuleut Pakuan.

6.1.2. Pasar Potensial

Produk KTBR yang akan menempati lokasi baru tersebut mempunyai potensi

untuk dapat menarik konsumen, baik dari pengguna jalan maupun warga yang tinggal

di sekitar lokasi tersebut. Hanya saja lokasi yang berada bukan di jalan utama Pakuan

mengakibatkan beberapa warga Perumahan maupun siswa/i SMAKBO, SMK PGRI,

maupun SMAN 3 sulit untuk menjangkau ke lokasi tersebut. Dengan kondisi jalan

yang tidak terlalu lebar, kemudian lokasi Alfamart yang berada di belokan

menyebabkan outlet 253 yang rencananya akan pindah tidak tampak jelas dari jalan

utama Pakuan.

Walaupun lokasi tersebut tidak tampak dari jalan utama, tetapi nama Alfamart

yang sudah banyak dikenal warga sekitar dapat membantu menarik pelanggan KTBR.

Segmen pasar yang dituju yaitu mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, dan tidak

mempengaruhi strategi pemasaran yang dilakukan oleh KTBR cabang 253.

Page 61: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

43

6.1.3. Permintaan

Produk KTBR Baba Rafi merupakan salah satu makanan Timur Tengah yang

memiliki permintaan cukup besar. Makanan tersebut disukai banyak konsumen,

mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Asumsi permintaan akan produk KTBR

di lokasi baru (depan Alfamart Ciheuleut Pakuan) tidak berbeda jauh dengan

permintaan akan produk KTBR di lokasi lama, sebab jarak antar lokasi lama dan

lokasi baru kurang dari 1 KM dan masih dalam lingkup satu kecamatan. Sehingga

jumlah permintaan di lokasi yang baru tidak berbeda dengan permintaan di lokasi

lama. Permintaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Permintaan Produk KTBR di Cabang Outlet KTBR 253

No. Periode (Tahun 2008) Jumlah (Buah)1. Januari 13502. Februari 14003. Maret 14504. April 14505. Mei 1500

Rata-Rata 1500

Permintaan Produk KTBR di wilayah Ciheuleut Pakuan per harinya mampu

diserap oleh KTBR tanpa ada pesaing yang menjual produk yang serupa.

Kemampuan outlet 253 untuk melayani permintaan konsumen tiap harinya sangat

ditunjang dengan ketersediaan bahan baku.

6.1.4. Persaingan

Lokasi Alfamart Ciheuleut Pakuan dekat dengan pusat jajanan mahasiwa

seperti Burger, Martabak Jepang, Cireng Rampat, Tela-Tela, dan lainnya. Keunikan

yang ditawarkan dari masing-masing franchise makanan tersebut, tidak membuat

permintaan akan produk KTBR menurun. Sebab jika dilihat dari banyaknya

Page 62: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

44

pelanggan produk KTBR cabang 253 setiap harinya, sebagian besar yang mereka cari

dari makanan siap saji di daerah Pakuan adalah rasa dan tampilan akhir yang menarik.

Oleh sebab itu, hingga saat ini tidak ada pesaing yang menjual makanan serupa

dengan produk KTBR.

6.1.5. Strategi Pemasaran

Strategi yang digunakan untuk menarik konsumen lebih banyak di lokasi baru

setelah melihat pasar potensial ialah menyebarkan flyer menu ke Universitas Pakuan,

Perumahan Bogor Baru, Bogor Lake Side, maupun sekolah-sekolah yang dapat

dilakukan secara berkala. Mengatasi masalah mencari konsumen dapat dilakukan

dengan menyebarkan flyer menu ke daerah-daerah dengan radius jarak 1 KM dari

lokasi outlet 253. Semakin seringnya penyebaran flyer tersebut diharapkan calon

konsumen tidak lagi tahu Produk KTBRdari nama saja, tetapi mau untuk membelinya

dan menjadi pelanggan setia.

6.1.6. Bauran Pemasaran

1. Produk

Produk yang dipasarkan untuk memenuhi permintaan konsumen dalam usaha

KTBR antara lain kebab, kebab gila, kebab pisang coklat, syawarma, beef burger,

chicken burger, chicken crispy burger, hotdog, burger gila, double hot burger (beef),

double hot burger (chicken), roti canai original, roti canai salad, roti canai coklat keju,

wiener jumbo, dan hotdog jumbo.

Page 63: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

45

Produk disajikan pada saat konsumen memesan, sehingga dapat dinikmati

selagi hangat serta dikemas secara rapi dengan menggunakan slongsong kebab.

Slongsong kebab terbuat dari karton dengan tujuan memudahkan konsumen untuk

menikmati kebab tanpa mengotori tangan.

Selain itu, ke-16 jenis produk tersebut memiliki kekhasan baik dari tortila

yang crispy, roti burger maupun roti hotdog yang empuk dan tebal, serta roti canai

yang memiliki tekstur lembut dan rasa gurih yang belum pernah ada pesaing di Kota

Bogor. Khusus untuk produk KTBR, tidak ada pesaing yang menggunakan tortila,

jenis sayuran, rasa khas daging kebab serta kemasan yang sama atau serupa dengan

KTBR.

2. Penetapan Harga

Dalam penetapan harga, franchisor memutuskan apa yang akan diterima

perusahaan sebagai ganti dari produk-produknya. Apabila harga ditetapkan terlalu

rendah, penjualan unit produk banyak tetapi kemungkinan akan gagal meraih

kesempatan untuk membuat laba tambahan pada setiap unitnya. Sebaliknya, bila

harga-harga ditetapkan terlalu tinggi, franchisor akan mendapat laba yang besar pada

setiap barangnya tetapi akan menjual unitnya dalam jumlah sedikit.

Harga jual produk KTBR telah ditetapkan oleh franchisor sehingga franchisee

tidak dapat merubah atau mengganti harga. Komponen harga jual maupun harga

bahan baku yang tersedia di stockist ditetapkan oleh franchisor, sehingga franchisee

hanya menjalankan usaha berdasarkan harga yang telah ditetapkan.

Page 64: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

46

3. Promosi

Dari sudut pandang informasi, promosi bertujuan untuk membuat konsumen

sadar terhadap produk, mengetahui tentang produk, menyukai produk dan membeli

produk. Promosi produk KTBR dirancang untuk menarik pelanggan, diantaranya

melalui internet. Internet merupakan salah satu media iklan yang digunakan

franchisor selain koran, majalah, dsb untuk memasarkan produk KTBR ke konsumen

domestik. Walaupun pengiklanan di internet membutuhkan biaya yang tidak murah,

tetapi memberikan potensi yang besar.

Outlet KTBR 253 memasarkan produknya langsung ke konsumen akhir.

Promosi yang dilakukan oleh franchisee 253 guna menarik konsumen yaitu dengan

menyebarkan flyer yang berisi daftar menu yang dijual di Perumahan Bogor Baru,

Bogor Like Side, SMK PGRI, SMAN 3, dan SMAKBO, memberikan selebaran

promosi untuk mahasiswa/i maupun staf di Universitas Pakuan, menempelkan

pengumuman yang berisi pemberitahuan relokasi outlet, serta melakukan promosi

untuk menerima pesanan untuk pernikahan, reuni, acara perpisahan sekolah, ulang

tahun, dan lain-lain.

Promosi yang telah dilakukan oleh sebagian besar outlet di Kota Bogor antara

lain menyebarkan flyer di sekitar lokasi outlet dan pemasaran langsung kepada teman,

tetanggan, Sekolah Islam di Kota Bogor, Pemerintah Daerah, dan Universitas yang

ada di Kota Bogor. Website Kebab Turki Baba Rafi yaitu www.babarafi.com yang

tercantum pada banner di seluruh outlet di Kota Bogor akan memandu konsumen

untuk mengetahui mengenai lokasi KTBR lain di seluruh Indonesia, serta daftar menu

yang dijual pada setiap outlet.

Page 65: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

47

4. Penempatan (distribusi)

Jalur pemasaran atau distribusi merupakan kunci sukses program usaha.

Dalam usaha distribusi ini menggunakan stockist sebagai perantara antara franchisor

dan franchisee. Bahan baku yang dikirim oleh franchisor kepada stockist di wilayah

Kota Bogor berdasarkan permintaan stockist. Pendistribusian bahan baku dikirim dua

kali dalam seminggu. Secara garis besar pendistribusian produk KTBR dapat dilihat

dari Gambar 3.

Gambar 3. Alur Pendistribusian Produk Kebab Turki Baba Rafi

Franchisee datang ke tempat stockist lalu membeli bahan baku yang telah

dipesan dengan harga yang berlaku saat itu, kemudian franchisee berhak memilih

atau komplein kepada stockist apabila bahan baku yang diterima tidak layak. Layanan

antar pun dapat dilakukan oleh stockist khusus untuk wilayah Kota Bogor dengan

memberikan charge Rp 30.000 untuk setiap antar.

6.2. Aspek Teknis

Aspek teknis untuk mendapatkan gambaran mengenai lokasi usaha,

ketersediaan bahan baku, kriteria pemilihan alat, dan proses pembuatan produk

KTBR.

Stockist

Franchisor

Konsumen Akhir

Franchisee

Page 66: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

48

6.2.1. Lokasi Usaha KTBR Cabang 253

Peluang pasar untuk produk KTBR sendiri di wilayah Kota Bogor mulai

terbuka, terutama di wilayah Ciheuleut Pakuan produk KTBR sudah dikenal oleh

konsumen di sekitar wilayah tersebut terutama mahasiswa/i Universitas Pakuan. Hal

ini mengingat penduduk Kota Bogor yang mayoritas muslim yang lebih mudah untuk

menerima produk KTBR sebagai makanan siap saji.

Lokasi Alfamart tersebut berada diantara rumah kos dan pusat makanan

mahasiswa atau sering disebut dengan warung makan mahasiswa, dan setiap harinya

rata-rata mahasiswa maupun orang Perumahan Bogor Baru Blok E,F,G,H, dan

lainnya melintas di jalan tersebut. Selain itu, lokasi baru tersebut ramai dilewati

pengguna jalan dikarenakan sebagai jalan alternatif menuju ke Tegal Lega. Sehingga

franchisee 253 akan melakukan relokasi di depan Alfamart Ciheuleut Pakuan.

Lokasi baru outlet 253 berada di halaman parkir Alfamart Ciheuleut Pakuan,

dimana luas dari halaman parkir tersebut 4m x 2m dan diberi paving blok. Rencana

posisi gerobak KTBR 253 menghadap ke Utara, dan berada di bawah tangga masuk

Alfamart. Lokasi tersebut memiliki kemiringan 25 derajat celsius, sehingga

membutuhkan bantuan penyangga untuk penempatan gerobak. Hal-hal penting yang

diperhatikan pada lokasi baru tersebut antara lain :

1. Ketersediaan fasilitas penunjang

Fasilitas penunjang yang dibutuhkan oleh outlet KTBR 253 di lokasi baru

sangat mendukung. Dimana terdapat agen gas elpiji berukuran 12 kg. Gas elpiji yang

selalu tersedia setiap waktu, membuat franchisee 253 memilih lokasi tersebut. Harga

jual elpiji yang ditawarkan pun tidak jauh berbeda dengan harga elpiji di daerah

Page 67: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

49

lainnya yaitu Rp 70.000/tabung, selain itu layanan antar gas elpiji menjadi faktor

pendukung bagi outlet 253. Sehingga dapat mempercepat operasional usaha.

2. Tenaga Listrik dan Air

Outlet KTBR 253 membutuhkan listrik 100 watt yang digunakan untuk lampu

neon 40 watt, lampu neon box 20 watt, lampu dalam 20 watt, dan lampu kelap-kelip

20 watt. Kebutuhan air pun hanya tiga ember per harinya yang digunakan untuk

mencuci sayuran dan peralatan memasak. Kebutuhan listrik dan air dari outlet KTBR

253 dapat dipenuhi oleh pihak Alfamart, sehingga operasional KTBR dapat berjalan

dengan lancar. Antisipasi jika mengalami mati listrik, lampu gerobak 253 tetap

menyala, sebab tersedia genset sebagai sumber listriknya.

c. Supply Tenaga Kerja (operator)

Tenaga kerja (operator) di lokasi baru tersebut tidak dapat dipekerjakan oleh

franchisee 253, walaupun supply akan tenaga kerja cukup banyak. Kebutuhan akan

tenaga kerja menjadi tanggung jawab franchisor, dimana pencarian tenaga kerja

sebagai operator diperoleh melalui iklan baris pada media cetak.

d. Fasilitas Transportasi

Alfamart Ciheuleut Pakuan berada 6 km dari tempat pengambilan bahan baku

Produk KTBRyaitu di Taman Yasmin sektor 2. Lokasi Alfamart tersebut dekat

dengan jalan raya, sehingga sarana transportasi untuk mengantarkan bahan baku

relatif mudah. Karena sarana transportasi ada setiap saat.

Page 68: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

50

e. Layout Gerobak

Layout merupakan keseluruhan proses penentuan bentuk dan penempatan

fasilitas-fasilitas yang ada di dalam gerobak. Gerobak yang dimilik oleh KTBR

cabang 253 didesain oleh franchisor dan dibuat oleh BSA. Gerobak outlet 253

berukuran 2m x 1,5m x 1m, dan memiliki empat sayap yang digunakan sebagai tutup

gerobak, satu buah lampu box yang berada di atas gerobak, dan besi penyangga

burner kebab yang dapat digunakan sebagai kemudi.

Tata letak peralatan yang berada di dalam gerobak, disusun sesuai dengan

keinginan franchisee 253. Penyusunan peralatan tersebut dilakukan berdasarkan

kemudahan operator untuk menjangkau serta ukuran peralatan yang akan diletakkan.

Gerobak milik PT Baba Rafi Indonesia berbeda dengan gerobak pinggir jalan yang

menjual martabak atau makanan lainnya, gerobak yang didesain dengan bentuk yang

unik dan pilihan warna yang menjadi ciri khas KTBR membuat harga jual gerobak

KTBR tergolong mahal yaitu Rp 22.630.000.

Pangsa pasar yang dituju oleh KTBR mulai dari anak-anak hingga dewasa,

khususnya golongan ekonomi menengah keatas membuat desain gerobak dengan

kualitas eksklusif. Rangka gerobak terbuat dari besi, kemudian di sisi-sisi gerobak

bagian bawah ditempel stiker berwarna dengan logo dan merek usaha yaitu Kebab

Turki Baba Rafi dengan ukuran stiker 2,5 m x 2 m. Stiker tersebut dapat dilepas dan

diganti dengan stiker baru, apabila warnanya sudah pudar dan kusam.

Page 69: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

51

6.2.2. Ketersediaan Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan untuk penjualan ke-16 produk KTBR berasal dari

masing-masing franchisee yang diperoleh dari pembelian di stockist. Penyediaan

bahan baku disesuaikan dengan kondisi dan situasi wilayah tersebut, sehingga jumlah

bahan baku yang disediakan berbeda setiap harinya. Penambahan bahan baku

dilakukan oleh seorang petugas dari masing-masing franchisee yang harus mendapat

persetujuan dari pihak franchisee. Bahan baku tambahan yang dibawa oleh petugas

tersebut diambil dari gudang penyimpanan franchisee.

6.2.3. Kriteria Pemilihan Alat

Peralatan memasak yang digunakan di KTBR cabang 253 telah ditetapkan

oleh franchisor, seperti desain wajan yang digunakan berbeda dengan wajan pada

umumnya yang dijual di supermarket atau pasar tradisional. Wajan terbuat dari besi

lempengan yang didesain khusus guna memudahkan memanaskan Kebab Turki.

Ukuran wajan tersebut adalah 20 cm x 30 cm dapat menampung enam buah kebab

secara bersamaan.

Demikian pula dengan burner kebab yang digunakan, burner kebab KTBR

berbeda dengan burner kebab di tempat lain. Selain memiliki pemutar tiang daging

kebab dan pemanasnya. Burner kebab milik KTBR memiliki laci penampung minyak

dari hasil pembakaran daging kebab. Burner kebab tersebut tidak dijual di pasaran,

sehingga pada saat franchisee mengalami kerusakan pada burner kebab maka dapat

membeli secara langsung kepada pihak franchisor.

Page 70: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

52

6.2.4. Proses Pembuatan Produk KTBR

Produk KTBR merupakan produk makanan siap saji yang unik dan

mempunyai kekhasan tersendiri, sehingga tidak sama dengan produk makanan yang

lainnya. Kekhasan dalam rasa, penyajian, dan kemasan merupakan faktor yang

dipertahankan oleh KTBR, sehingga untuk mengatasi masalah pencarian konsumen

di lokasi baru diperlukan teknik pembuatan produk KTBR yang stabil setiap harinya

baik dari ukuran produk seperti porsi kebab ± 75 gram dan porsi kebab gila 50 gram

dan produk lainnya. Sehingga konsumen yang datang ke outlet 253 akan terus

kembali untuk melakukan pembelian secara berulang.

Pembuatan ke-16 produk KTBR dilakukan oleh seorang operator. Secara

teknik akan dibahas pembuatan ke-16 produk KTBR, yang terdiri dari :

1. Kebab

Bahan baku kebab yaitu tortila besar berukuran 22 cm, sayuran yang terdiri

dari lettuce, kyuri, tomat, bawang bombay, daging kebab, saus tomat, saus sambal

dan mayonaise. Semua bahan baku kebab telah dilakukan pemeriksaan kualitas,

dimana khusus untuk bahan utama kebab yaitu tortila dalam bentuk lembaran tipis,

tidak robek, berbau khas dan warna tortila putih kecoklatan. Syarat mutu daging sapi

aroma daging harus tajam, berwarna merah daging, tidak tumbuh jamur, dan bentuk

daging masih padat.

Tortila yang terbuat dari tepung gandum dan telur kemudian dibentuk bulat

pipih dengan diameter 22 cm. Selain itu, tortila yang digunakan oleh franchisor

KTBR berbeda dengan tortila yang digunakan oleh merek kebab yang lain. Tortila

Page 71: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

53

dengan ketebalan ± 0,25 cm dan tekstur yang lentur mampu menampung irisan

sayuran, irisan daging sapi, dan saus pelengkap dengan berat ± 75 gram.

Dengan menggunakan tortila tersebut, hasil akhir yang diperoleh untuk kebab

yaitu tidak lembek dan pada saat tortila tersebut digigit terasa renyah atau crispy.

Pembuatan Kebab pun berbeda dengan penjual kebab pada umumnya, tahapannya

antara lain:

a. Letakkan tortila diatas piring datar.

b. Beri irisan lettuce, potongan kyuri, tomat, dan bombay diatas tortila.

c. Beri saus tomat dan saus sambal sesuai selera.

d. Lalu beri irisan daging sapi (± 20 gr) diatas sayuran.

e. Beri mayonaise diatas daging, lalu gulung dari belakang ke depan hingga

menyerupai lontong.

f. Panaskan kebab diatas wajan panas hingga berwarna kuning kecoklatan, lalu

angkat.

2. Kebab Gila

Sebutan untuk produk KTBR ini dikarenakan ukuran kebab yang mini dengan

panjang ± 20 cm dan berat 50 gram per porsinya. Kebab gila terbuat dari tortila mini

dengan diameter 20 cm, kemudian diisi dengan irisan lettuce, kyuri, bombay, tomat,

dan irisan daging kebab yang telah matang lalu diberi saus sambal maupun saus

tomat dan mayonaise. Teknik pembuatan maupun penggulungan dan pemanasan

kebab gila sama dengan kebab besar, hanya saja waktu pemasan kebab gila yang

relatif lebih cepat dikarenakan isi di dalam gulungan kebab lebih sedikit. Sehingga

Page 72: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

54

lebih cepat panas dan kebab berwarna kuning kecoklatan. Penambahan keju atau telur

pun dapat dilakukan sesuai permintaan.

3. Syawarma

Syawarma adalah sajian seperti kebab tetapi tidak menggunakan tortila.

Pengganti tortila yaitu roti sandwich berbrntuk lonjong dengan ukuran roti 20 cm x 7

cm yang nantinya akan diisi sama dengan isi kebab, tetapi proses pembuatannya

berbeda. Syawarma merupakan modifikasi dari kebab maupun kebab gila ditujukan

bagi konsumen yang kurang menyukai tortila. Bahan baku syawarma antara lain roti

sandwich siap pakai, irisan lettuce, kyuri, bombay, tomat, kemudian diberi saus

sambal, saus tomat, dan mayonaise. Tahapannya antara lain:

a. Ambil roti sandwich, kemudian belah menjadi dua (tidak putus).

b. Nyalakan kompor, lalu panggang roti sandwich hingga kuning keemasan.

c. Beri irisan lettuce, potongan kyuri, tomat, dan bombay.

d. Beri saus tomat dan saus sambal sesuai selera.

e. Lalu beri irisan daging sapi (± 20 gr) diatas sayuran.

f. Beri mayonaise diatas daging, lalu padatkan agar isi di dalam roti tidak keluar.

4. Beef Burger / Chicken Burger / Chicken Crispy Burger

Menu burger yang dijual oleh KTBR cabang 253 terdiri dari tiga macam yaitu

beef burger (burger sapi), chicken burger (burger ayam), dan chicken crispy burger

(burger ayam krispi). Ketiga burger tersebut menggunakan roti burger yang khusus

disediakan oleh stockist, serta daging burger yang siap pakai (buatan pabrik) sehingga

Page 73: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

55

bentuk dan rasanya sama dengan daging burger pada umumnya. Tahapan

pembuatannya antara lain :

a. Ambil roti burger, kemudian belah menjadi dua (sampai putus).

b. Nyalakan kompor, lalu panggang roti burger hingga kuning keemasan.

c. Goreng daging burger (beef/chicken/chicken crispy) dengan menggunakan

mentega sampai matang.

d. Letakkan roti burger bagian bawah diatas kertas pembungkus.

e. Beri irisan lettuce, potongan kyuri, tomat, dan bombay.

f. Beri saus tomat dan saus sambal sesuai selera.

g. Lalu beri daging burger diatas sayuran.

h. Beri mayonaise diatas daging, tutup dengan roti burger bagian atas.

i. Kemas dalam kertas pembungkus tipis, lalu masukkan dalam kantong kertas.

Sebaiknya untuk menghindari rasa asin yang terlalu berlebih, sebaiknya

menggunakan margarin yang memiliki kandungan lemak lebih rendah. Sehingga pada

saat daging burger dipanaskan rasa asin yang keluar hanya berasal dari daging

burgernya saja.

5. Beef/Chicken Double Hot

Bigmac adalah burger ukuran jumbo dengan ketebalan roti 15 cm dan diisi

dengan dua buah daging burger di dalam roti burgernya. Bahan baku yang digunakan

dalam pembuatan bigmac sama dengan pembuatan burger, yang membedakan hanya

penyajiannya. Tahapan pembuatannya antara lain :

Page 74: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

56

a. Ambil roti burger, kemudian belah menjadi tiga (sampai putus).

b. Nyalakan kompor, lalu panggang roti burger hingga kuning keemasan.

c. Goreng daging burger (beef/chicken/chicken crispy) dengan menggunakan

mentega sampai matang.

d. Letakkan roti burger bagian bawah diatas kertas pembungkus.

e. Beri irisan lettuce, potongan kyuri, tomat, dan bombay diatas tortila.

f. Beri saus tomat dan saus sambal sesuai selera.

g. Lalu beri daging burger diatas sayuran.

h. Beri mayonaise diatas daging, tutup dengan roti burger bagian tengah.

i. Ulangi lagi, letakkan roti burger bagian tengah diatas daging burger.

j. Beri irisan lettuce, potongan kyuri, tomat, dan bombay.

k. Beri saus tomat dan saus sambal sesuai selera.

l. Lalu beri daging burger diatas sayuran.

m. Beri mayonaise diatas daging, tutup dengan roti burger bagian atas.

Kemasan yang dipakai untuk membungkus bigmac berukuran kecil (hanya

cukup untuk burger saja), sehingga sampai saat ini penyajian bigmac hanya

dibungkus dengan kertas pembungkus tipis. Sebaiknya untuk menghindari bigmac

yang tidak rapi, diberi karton penahan di sekeliling bigmac agar isi di dalam roti

bigmac tersebut tidak berantakan.

6. Burger Gila

Sebutan untuk produk KTBR ini dikarenakan ukuran burger yang mini

dengan diameter daging burger 10 cm. Burger gila terbuat dari roti burger mini,

Page 75: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

57

daging burger mini, kemudian diisi dengan irisan lettuce, kyuri, bombay, tomat, saus

sambal maupun saus tomat dan mayonaise. Teknik pembuatannya sama dengan

burger seperti biasanya, hanya saja waktu penggorengan daging burger mini relatif

lebih cepat dikarenakan tekstur dagingnya lebih tipis sehingga lebih cepat matang.

7. Hotdog/Hotdog Jumbo

Bahan baku pembuatan hotdog antara lain roti hotdog dengan ukuran 20 cm x

7 cm, sosis siap goreng, irisan lettuce, kyuri, tomat, dan bombay. Serta dilengkapi

dengan saus tomat, saus sambal dan mayonaise, tahapan pembuatannya antara lain :

a. Ambil roti hotdog, kemudian belah menjadi dua (sampai putus).

b. Nyalakan kompor, lalu panggang roti hotdog hingga kuning keemasan.

c. Goreng sosis dengan menggunakan mentega sampai matang.

d. Letakkan roti hotdog bagian bawah diatas kertas pembungkus.

e. Beri irisan lettuce, potongan kyuri, tomat, dan bombay.

f. Beri saus tomat dan saus sambal sesuai selera.

g. Lalu beri sosis diatas sayuran.

h. Beri mayonaise diatas daging, tutup dengan roti hotdog bagian atas.

i. Kemas dalam karton khusus hotdog.

8. Wiener Jumbo

Produk KTBR yang satu ini terbuat dari tortila besar lalu diisi dengan sosis

jumbo. Tidak hanya itu saja, di dalam tortila diberi irisan lettuce, kyuri, bombay,

tomat, saus sambal maupun saus tomat dan mayonaise. Proses pembuatan dan

Page 76: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

58

penggulungan tortila sama dengan pembuatan kebab, yang membedakan hanya isi di

dalam tortila-nya saja.

9. Roti Canai

Menu baru dari KTBR ini terbuat dari tepung terigu yang diberi korsvet

(membuat adonan tepung menjadi merekah) yang dibentuk bulat pipih dengan

diameter 15 cm, kemudian digoreng hingga kuning keemasan dan diperoleh hasil

akhir renyah. Penggorengan roti canai ini diperlukan kehati-hatian, sebab bagian

dalam terkadang masih terasa setengah matang tetapi bagian pinggir roti canai terlalu

kering.

Roti canai disajikan dengan tiga pilihan yaitu roti canai original (disajikan

tanpa menu yang lainnya), roti canai salad (diatas roti canai diberi irisan lettuce,

bawang bombay, tomat, kyuri, lalu diberi saus dan mayonaise), roti canai coklat keju

(diatas roti canai diberi potongan keju cheddar 2 cm x 2 cm dan taburan meises).

10. Kebab Pisang Coklat Keju

Kebab pisang coklat keju ialah sajian baru dari kebab yang mempunyai rasa

manis. Kebab pisang coklat keju terbuat dari tortila mini, pisang kepok yang sudah

matang, meises, dan keju parut. Proses pembuatannya sama dengan kebab gila, hanya

bagian dalam tortila diganti dengan pisang yang telah dibelah jadi empat, diberi

taburan meises dan keju parut) lalu dipanaskan hingga meises meleleh. Variasi kebab

dengan rasa manis ini cukup diminati oleh konsumen, tetapi sebaiknya kebab pisang

coklat keju ini harus ditunjang dengan tortila mini yang tidak tipis, sehingga tidak

mudah robek.

Page 77: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

59

Kegiatan operasional pembuatan ke-16 produk KTBR di cabang outlet 253

menggunakan sarung tangan plastik, sehingga makanan yang disajikan dalam

keadaan bersih. Berdasarkan aspek teknis yang dijelaskan diatas, maka kegiatan

usaha franchise KTBR relatif mudah untuk dilaksanakan, dan tidak ada teknologi

khusus yang perlu dipelajari. Kecepatan dalam pembuatan produk KTBR

membutuhkan latihan secara terus menerus, sebab akan berpengaruh pada lamanya

konsumen menunggu.

Berdasarkan kondisi lokasi baru yang akan dituju sebagai relokasi usaha yang

dekat dengan jalan raya alternatif dan Alfamart, dengan konsumen Alfamart maupun

pengguna jalan yang terus melintas sehingga secara teknis mendukung untuk

dilaksanakannya kegiatan operasional usaha franchise KTBR.

6.3. Aspek Manajemen

Usaha Franchise KTBR dimiliki oleh seorang Owner yang membawahi sales

manager, accounting manager, dan HRD manager. Masing-masing manager tersebut

akan membawahi beberapa karyawan. Satu outlet dimiliki oleh seorang franchisee

yang membawahi satu atau dua orang operator yang bertugas sebagai pelaksana

harian kegiatan penjualan kebab. Berikut ini Struktur Organisasi outlet KTBR cabang

253.

Gambar 4. Struktur Organisasi Outlet KTBR Cabang 253

Franchisee Outlet KTBR Cabang 253

Operator

Page 78: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

60

Franchisee merupakan pemilik outlet KTBR cabang 253 yang mempunyai

tugas mencatat kebutuhan bahan baku, menentukan strategi pemasaran, melakukan

negosiasi sewa lokasi dengan pemilik lokasi, monitoring bahan baku yang ada di

gudang, monitoring operator, memasukkan data penjualan harian dalam software

keuangan KTBR, melakukan pembayaran royalti fee (5 persen dari total omset

penjualan), memberikan bonus dan komisi operator, memberikan surat peringatan

atau teguran kepada operator apabila melanggar perjanjian.

Adapun deskripsi pekerjaan operator KTBR outlet cabang 253, antara lain

belanja bahan baku di stockist, mengambil dan mengembalikan bahan baku yang

dijual per harinya, mempersiapkan bahan baku penjualan di outlet 253,

mempersiapkan perlengkapan yang akan dibawa ke outlet, melakukan cek bahan

baku dengan menggunakan form bahan baku yang telah disediakan, membuka dan

meutup outlet, membersihkan seluruh outlet (body outlet, kaca, meja kerja,

perlengkapan masak, burner, dll), menata barang dan bahan baku yang akan dijual,

membuat pesanan konsumen, dan menghitung penjualan harian dengan menggunakan

form penjualan yang disediakan oleh franchisee. Berikut ini kualifikasi operator

KTBR antara lain :

1. Belum berkeluarga.

2. Laki-laki.

3. Usia maksimal 25 tahun.

4. Jujur, bertanggung jawab dan berdedikasi tinggi.

5. Diusahakan tidak berasal dari daerah setempat (usahakan dari luar kota).

6. Santun dalam bertutur kata, tidak banyak berargumen.

7. Berpenampilan rapi dan berseih.

Page 79: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

61

8. Berkuku pendek.

9. Menguasasi hitungan uang.

10. Tidak merokok saat di depan bos dan di depan pembeli.

11. Tidak menggunakan asesoris yang aneh dan berlebihan.

12. Tidak menggunakan narkoba atau minuman keras.

13. Tidak terlalu banyak menuntut.

14. Tidak cacat fisik.

15. Pendidikan maksimal Sekolah Menengah Atas atau sederajatnya.

16. Tidak sedang bekerja di tempat lain.

17. Bersedia bekerja sepenuhnya untuk bisnis Kebab Turki.

18. Menggunakan celana panjang dan seragam.

19. Lulus dalam tes seleksi oleh bagian Human Resources Departement.

Operator yang ditempatkan di outlet berasal dari pihak franchisor, sehingga

franchisee tidak sulit untuk mencari tenaga kerja operasional. Operator tersebut

sebelumnya harus mengikuti training yang dilakukan oleh franchisor selama satu

minggu yang berlokasi di Pangkalan Jati, Jakarta Selatan. Rangkaian kegiatan

training operator tersebut meliputi latihan pembuatan Kebab Turki, cara memotong

daging kebab, mencatat bahan baku yang akan dibawa ke outlet dan yang

dikembalikan ke gudang, mencatat penjualan harian, dan kecepatan pelayanan.

Semua rangkaian kegiatan tersebut harus dilakukan oleh operator tanpa

bantuan trainer, dan sebelum ditempatkan pada satu outlet pihak trainer akan

memberikan keputusan apakah operator tersebut layak atau tidak untuk ditempatkan.

Trainer dari pihak franchisor akan melakukan pengecekan rutin setiap tiga bulan

sekali untuk melihat perkembangan operator, sehingga dapat memberikan saran

kepada franchisee.

Page 80: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

62

Tidak hanya itu, franchisee juga akan mendapatkan survei setiap dua bulan

sekali oleh surveyor pihak franchisor untuk melihat kondisi gerobak, penataan

gerobak, tata cahaya, kebersihan, serta tampilan gerobak dari segala penjuru. Selain

dilakukan survei, franchisee juga akan mendapatkan pelatihan software keuangan

yang dilakukan oleh bagian keuangan dari pihak franchisor. Saran maupun kritik dari

franchisee dapat dilakukan melalui telepon maupun sms ke hotline KTBR yang

berada di Pangkalan Jati. Sehingga franchisor dapat menampung aspirasi serta

memberikan yang terbaik untuk franchisee.

Kegiatan usaha franchise KTBR yang padat modal dan pengembalian

investasi yang relatif cepat. Oleh karena itu hal penting yang dibutuhkan oleh

franchisee yang ingin bergabung dengan franchise KTBR adalah mengetahui pasar

terlebih dahulu, mencari pelanggan sebanyak-banyaknya, mengetahui secara detail

bahan baku yang digunakan, serta aktif mengunjungi sekolah maupun kampus untuk

mengisi bazar.

6. 4. Aspek Lingkungan

Usaha Franchise KTBR memiliki peran penting terhadap kehidupan sosial di

sekitar lokasi tempat kegiatan tersebut dilakukan. Usaha ini memberikan penerimaan

bagi pemilik warung/toko/salon yang dijadikan lokasi untuk berjualan Kebab Turki,

sehingga secara tidak langsung pelanggan dari warung/toko maupun salon akan

menjadi lebih ramai.

Page 81: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

63

Usaha ini kurang memberikan kesempatan kerja bagi penduduk di sekitar

lokasi usaha, sebab kebutuhan akan tenaga kerja operasional (operator) disediakan

oleh franchisor. Tetapi pihak franchisor memberikan kesempatan kerja bagi

penduduk di seluruh Indonesia, sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran.

6.5. Aspek Finansial

Analisis kelayakan finansial usaha franchise produk KTBR perlu dilakukan

untuk membantu franchisee dalam mengembangkan usahanya di wilayah Kota Bogor.

Dari analisis finansial akan diperoleh informasi tentang kelayakan usaha, apabila

layak maka dapat menjadi salah satu motivasi bagi franchisee untuk mengembangkan

usahanya dengan membuka outlet baru serta dapat menarik konsumen lebih banyak.

Sumber dana yang digunakan oleh franchisee 253 berasal dari simpanan franchisee

tersebut sebesar Rp 50.000.000 dan bukan berasal dari pinjaman bank.

6.5.1. Arus manfaat (inflow)

Manfaat atau inflow diperoleh dari penjualan bersih produk KTBR dari nilai

sisa investasi pada akhir proyek. Nilai sisa adalah nilai dari barang modal yang tidak

habis dipakai selama usaha berjalan dan dinyatakan dalam satuan rupiah. Nilai sisa

dari investasi usaha franchise KTBR habis terpakai pada akhir investasi, sehingga

dalam tabel cahsflow komol nilai sisa bernilai nol.

Nilai pendapatan diperoleh dari penjualan produk KTBR yang dikalikan

dengan harga jualnya. Harga jual produk KTBR adalah harga yang berlaku pada

bulan April 2008. Usaha ini buka enam hari dalam seminggu (libur tanggal merah

tetap buka) dan tentunya hasil penjualan sangat bervariasi dengan rata-rata omset

Page 82: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

64

penjualan Rp 700.000/hari. Jadi total penjualan yang diperoleh selama satu bulan

yaitu Rp 700.000 x 25 hari sebesar Rp 17.500.000. Penjualan dalam satu bulan

Rp 17.500.000 x 12 bulan yaitu Rp 210.000.000/tahun.

6.5.2. Arus Biaya (Outflow)

Arus biaya atau outflow adalah arus biaya-biaya yang terjadi dalam analisis

kelayakan usaha franchise KTBR. Arus biaya terdiri dari biaya investasi dan biaya

operasional.

1. Biaya Investasi

Biaya investasi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh franchisee pada saat

bergabung dalam kegiatan franchise. Total biaya investasi yang dikeluarkan untuk

usaha franchise KTBR ini sebesar Rp 50.000.000,- yang terdiri dari outlet (gerobak),

satu buah kompor gas, satu buah burner kebab, satu buah rak sayur, satu buah freezer,

satu buah banner, serta beberapa peralatan lain yang tertera pada Tabel 4.

Tabel 4 . Rincian Biaya Investasi Usaha Franchise KTBR Uraian Jumlah Umur

Ekonomis (th)Nilai Beli (Rp) Penyusutan per

TahunGerobak (Outlet) 1 5 22.630.000 4.526.000Kompor gas 1 5 250.000 50.000Rak sayur 1 5 100.000 20.000Burner kebab 1 5 1.000.000 200.000Banner 1 5 80.000 16.000Frezeer 1 5 1.200.000 240.000Freezer Box 1 1 80.000 80.000Tabung gas 2 5 1.400.000 280.000Regulator elpiji 1 1 300.000 300.000Wajan 1 1 500.000 500.000Pisau kebab 1 1 50.000 50.000Asahan kebab 1 1 25.000 25.000Timbangan 1 1 105.000 105.000Talenan 1 1 20.000 20.000Tempat telur 2 1 55.000 55.000Sendok kecil 1 1 5.000 5.000Sutil 1 1 5.000 5.000

Page 83: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

65

Lanjutan Tabel 4. Rincian Biaya Investasi Usaha Franchise KTBR Uraian Jumlah Umur

Ekonomis (th)Nilai Beli (Rp) Penyusutan per

TahunCapit biasa 1 1 25.000 25.000Piring ceper 4 1 60.000 60.000Gembok kecil 8 1 160.000 160.000Gembok besar 2 1 100.000 100.000Rantai - 5 60.000 12.000Kabel rol listrik - 1 35.000 35.000Kalkulator 1 1 75.000 75.000Nota Bahan Baku 1 1 15.000 7.500Nota penjualan 1 1 15.000 7.500Ember 1 1 35.000 35.000Kursi 3 1 55.000 55.000Seragam Operator 3 1 150.000 150.000Bahan Baku 21.355.000 0Transport 55.000 0

Total 50.000.000 7.214.000

Reinvestasi mulai dilakukan pada tahun ke dua untuk jenis peralatan yang

habis umur ekonomisnya selama satu tahun, antara lain freezer box, regulator elpiji,

wajan, pisau kebab, asahan kebab, timbangan, talenan, tempat telur, sendok kecil,

sutil, capit biasa, piring ceder, gembok kecil, gembok besar, kabel rol listrik,

kalkulator, nota bahan baku, nota penjualan, ember, kursi, seragam operator.

2. Biaya Operasional

Biaya operasional merupakan biaya keseluruhan yang berhubungan dengan

kegiatan operasional dari usaha KTBR. Biaya operasional terbagi menjadi biaya tetap

dan biaya variabel.

a. Biaya tetap

Adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran volume kegiatan

tertentu. Biaya tetap yang dikeluarkan dalam usaha ini terdiri dari sewa lokasi usaha

yang sudah termasuk listrik, air, keamanan, dan kebersihan. Jumlah biaya tetap yang

Page 84: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

66

dikeluarkan dalam satu tahun antara lain sewa lokasi sebesar Rp 300.000/bulan dan

Rp 300.000 x 12 bulan sebesar Rp 3.600.000/bulan.

Royalti fee yang ditransfer kepada franchisor setiap bulannya sebesar 5 persen

dari total omset per bulan. Omset harian outlet 253 sebesar Rp 700.000 dan omset

satu bulan sebesar Rp 17.500.000. Omset satu bulan tersebut dikalikan dengan

5 persen yaitu Rp 875.000/bulan atau sebesar 10.500.000/tahun.

Biaya yang paling besar dikeluarkan adalah royalty fee yang dibayar setiap

awal bulan berikutnya sebesar Rp 875.000 per bulan. Biaya pajak dibayarkan oleh

franchisor, sehingga pihak franchisee hanya membayar sewa lokasi saja.

3. Biaya Variabel

Yaitu biaya yang besarnya tergantung dari penjualan yang dihasilkan.

Besarnya biaya variabel yang dikeluarkan setipa tahun untuk kegiatan usaha

franchise adalah Biaya-biaya variabel tersebut terdiri dari :

a. Biaya Bahan Baku

Pembelian bahan baku yang dilakukan oleh franchisee berdasarkan kebutuhan

masing-masing outlet, dan dilakukan setelah bahan baku yang diberikan oleh

franchisor dalam investasi awal habis terjual. Pembelian bahan baku yang dilakukan

oleh franchisee 253 yaitu tiga kali dalam seminggu dengan rincian bahan baku yang

dibeli oleh franchisee antara lain :

Tabel 5. Rincian Belanja Bahan Baku (untuk tiga hari)

No. Bahan Baku Unit Jmh per kemasan

Harga Jual ( Rp)

Jumlah (Rp)

1. Roti burger 50 buah 6 buah 1.100 55.0002. Roti hotdog 20 buah 5 buah 1.100 22.0003. Roti bigmac 8 buah 6 buah 1.100 8.800

Page 85: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

67

Lanjutan Tabel 5. Rincian Belanja Bahan Baku (untuk tiga hari)No. Bahan Baku Unit Jmh per

kemasanHarga Jual

( Rp)Jumlah

(Rp)4. Beef burger 8 pak 10 buah 16.500 132.0005. Chicken burger 3 pak 10 buah 18.000 54.0006. Chicken crispy burger 1 pak 8 buah 17.000 17.0007. Sosis 1 pak 25 buah 35.000 35.0008. Daging kebab 2 tiang 4 kg 156.000 312.0009. Tortila besar 5 pak 20 buah 30.000 150.000

10. Tortila mini 3 pak 20 buah 26.500 79.50011. Keju slice 3 pak 17 lbr 14.000 42.00012. Mayonaise 2 pill 3 kg 75.000 150.00013. Saus tomat 1 galon 6 kg 60.000 60.00014. Saus sambal 1 galon 6 kg 60.000 60.00015. Slongsong kebab 2 pak 100 buah 21.000 42.00016. Bungkus burger 1 pak 100 buah 15.000 15.00017. Lettuce 2 ½ kg - 9.000 22.50018. Kyuri 1 kg - 4.000 4.00019. Tomat 1 kg - 3.000 3.00020. Bawang Bombay 1 kg - 7.000 7.00021. Telur 1 kg - 10.000 10.00022. Mentega 1 kg - 30.000 30.000

Total 1.310.800

Dalam satu bulan, franchisee KTBR 253 melakukan belanja bahan baku

sebanyak delapan kali dengan total biaya bahan baku sebesar Rp 1.310.800. Jadi

kebutuhan akan belanja bahan baku dalam satu tahun dengan asumsi satu tahun 96

kali yang diperoleh dari 8 kali dalam satu bulan dikalikan 12 bulan adalah 96 kali x

Rp 1.310.800, sebesar Rp 125.836.800.

b. Biaya Operator

Operator yang digunakan untuk setiap outlet yang sedang diteliti saat ini

hanya satu orang dengan lama kerja 10 jam/hari. Operator yang digunakan berasal

dari franchisor yang telah melawati masa training di Jakarta. Setiap bulannya,

operator mendapatkan komisi (5 persen dari omset penjualan harian yaitu Rp 700.000)

Rp 35.000 per harinya. Operator tersebut melakukan kegiatan operasional 25 hari

Page 86: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

68

dalam satu bulan, jadi selama satu bulan komisi yang diperoleh operator sebesar Rp

875.000. Kemudian dalam satu tahun total komisi operator sebesar Rp 875.000 x 12

bulan sebesar Rp 10.500.000.

Operator juga menerima uang pulsa untuk satu bulan sebesar Rp 22.000, jadi

dalam satu tahun biaya yang keluarkan untuk pulsa operator sebesar Rp 22.000 x 12

bulan yaitu Rp 264.000/tahun. Uang transport atau uang bensin bagi operator yang

memiliki sepeda motor diberikan setiap minggunya sebesar Rp 40.000, sehingga

dalam satu bulan uang transport sebesar Rp 40.000 x 4 minggu sebesar Rp 160.000

atau Rp 14.814.000/tahun.

c. Biaya Gas Elpiji

Dalam satu outlet (gerobak) menggunakan dua tabung gas elpiji yang

digunakan untuk burner dan kompor yang habis dipakai selama satu bulan. Sehingga

dalam satu tahun, franchisee mengganti sebanyak 12 kali. Harga yang dipakai untuk

pembelian gas elpiji adalah harga yang berlaku pada bulan Agustus 2008 (setelah

mengalami kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM). Sehingga biaya yang harus

dikeluarkan untuk pembelian gas elpiji Rp 70.000/tabung x 2 sebesar Rp 140.000 per

bulan. Jadi biaya gas elpiji selama satu tahun Rp 140.000 x 12 yaitu Rp

1.680.000/tahun.

d. Biaya Perlengkapan Pendukung

Perlengkapan pendukung meliputi tisu, kantong plastik, sarung tangan, dan

lain-lain. Ringkasan rincian biaya perlengkapan pendukung pada Tabel 6.

Page 87: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

69

Tabel 6. Rincian Biaya Perlengkapan PendukungNo.

Nama Barang Unit Jmh per kemasan

Harga Jual ( Rp)

Jumlah (Rp)

Jumlah (Rp) per Tahun

1. Tisu gulung 1 pak 12 buah 10.000 10.000 480.0002. Sarung tangan 1 pak 100 lbr 13.000 13.000 156.0003. Kantong plastik kecil 3 pak 100 lbr 4.500 13.500 108.0004. Kantong plastik besar 2 pak 100 lbr 4.500 9.000 162.0005. Sabun cuci piring 4 ltr 1 ltr 7.000 14.000 168.0006. Pembersih kaca 2 ltr 1 ltr 5.000 10.000 120.0007. Karbol wangi 2 ltr 1 ltr 8.000 16.000 192.000

Total 1.386.000

Dalam satu bulan, pembelian tisu gulung dilakukan selama empat kali.

Sedangkan pembelian sarung tangan dan kantong plastik dilakukan satu bulan sekali,

sebab jumlah dalam satu kemasan berisi 100 lembar. Pembelian perlengkapan

pendukung dilakukan diluar stockist, karena pihak stockist hanya menjual bahan baku

serta kemasan saja. Harga jual perlengkapan pendukung berdasarkan harga yang

berlaku pada bulan Agustus 2008. Ringkasan rincian biaya variable usaha franchise

KTBR cabang 253 dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Rincian Biaya Variabel Usaha Franchise KTBR No. Jenis Biaya Variabel Biaya (Rp)1. Biaya Bahan Baku Rp 125.836.8002. Biaya Operator Rp 10.500.0003. Biaya Gas Elpiji Rp 1.680.0004. Biaya Perlengkapan pendukung Rp 1.386.0005. Uang Makan Operador

(Rp 12.000/hari x 25 hari) x 12 bulanRp 3.600.000

Jumlah Rp 143.002.800

Page 88: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

70

6.5.3. Kelayakan Finansial Usaha Franchise KTBR

Berdasarkan cash flow pada lampiran 2 diperoleh hasil untuk semua kriteria

investasi usaha yang meliputi kriteria NPV, IRR, Net B/C, dan Payback Period. Pada

tabel berikut memperlihatkan hasil kelayakan investasi tingkat suku bunga empat

persen.

Tabel 8. Kriteria Kelayakan Finansial Investasi Usaha Franchise KTBRNo. Kriteria Investasi Nilai1. Net Present Value 159.462.413

2. Net B/C Ratio 18,0

3. Internal Rate Return (%) 5,24

4. Payback Period 1,2

Tabel 8 diatas menunjukkan bahwa bilai NPV yang dihasilkan dari usaha

franchise Produk KTBR adalah positif sebesar Rp 159.462.413. Nilai NPV pada

tingkat diskonto empat persen lebih besar dari nol atau sebesar Rp 159.462.413 yang

menunjukkan bahwa usaha yang dilakukan menurut nilai sekarang adalah

menguntungkan untuk dilaksanakan, karena memberikan manfaat atau keuntungan

sebesar Rp 159.462.413 untuk jangka waktu lima tahun.

Nilai Net B/C ratio adalah 18 atau lebih besar dari satu, artinya investasi yang

dikeluarkan sekarang sebesar satu rupiah untuk usaha franchise KTBR akan

menambah nilai pendapatan bersih sebesar Rp 18. Berdasarkan kriteria kelayakan

Net B/C, usaha ini layak untuk dilaksanakan.

Nilai IRR yang diperoleh untuk usaha franchise KTBR adalah 5,24 persen.

Nilai ini berada diatas tingkat suku bunga deposito yang berlaku yaitu empat persen.

Dengan kata lain, jika dilihat dari kriteria IRR maka usaha ini telah memenuhi

Page 89: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

71

kriteria kelayakan finansial. Dimana modal yang dimiliki lebih menguntungkan untuk

diinvestasikan pada usaha franchise KTBR bila dibandingkan dengan menyimpannya

pada deposito di bank.

Berdasarkan waktu pengambalian investasinya, digunakan analisis Payback

Period dan dari hasil analisis yang dilakukan, franchise KTBR akan mencapai titik

pengembalian investasi pada saat kegiatan telah berjalan selama satu tahun dua bulan.

6.5.4. Analisis Sensitivitas Usaha Franchise KTBR

Analisis ini digunakan untuk mengetahui tingkat perubahan harga bahan baku

dan perubahan volume penjualan sehingga keuntungan mendekati normal dimana

NPV sama dengan nol, nilai IRR sama dengan tingkat diskonto, dan nilai Net B/C

sama dengan satu. Pada penelitian ini, analisis switching value yang dilakukan adalah

dengan menghitung perubahan maksimum yang boleh terjadi akibat kenaikan harga

bahan baku dan penurunan volume penjualan kebab.

a. Analisis Sensitivitas Usaha Franchise KTBR: Perubahan Kenaikan Harga Bahan

Baku

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan terhadap kenaikan harga bahan

baku dan penurunan penjualan, maka diperoleh batas maksimal kenaikan harga bahan

baku kebab sebesar 22,9 persen. Kenaikan harga bahan baku tersebut sudah termasuk

kenaikan bahan bakar minyak. Berarti usaha franchise KTBR masih layak

dilaksanakan pada tingkatan ini, namun apabila kenaikan harga bahan baku lebih dari

22,9 persen maka usaha tersebut tidak layak untuk dilaksanakan karena akan

mengalami kerugian.

Page 90: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

72

b. Analisis Sensitivitas Usaha Franchise KTBR: Perubahan Penurunan Volume

Penjualan Produk KTBR

Variabel yang digunakan dalam analisis switching value pada penelitian ini

adalah penurunan volume penjualan. Pada skenario II, penurunan volume penjualan

maksimal sebesar 13,9 persen dimana usaha tersebut akan mendapatkan keuntungan

normal. Namun apabila penurunan lebih dari 13,9 persen maka usaha tidak layak

untuk dilaksanakan, karena akan mengalami kerugian.

Dari hasil analisis switching value yang dilakukan terhadap kedua skenario

usaha franchise KTBR, maka dilakukan perbandingan untuk melihat skenario yang

paling sensitif atau peka terhadap perubahan variabel. Perbandingan kedua skenario

dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Analisis Sensitivitas Usaha Franchise KTBR Pada Kedua SkenarioNo. Parameter Persentase1. Kenaikan Harga Bahan Baku (Skenario I) 22,9

2. Penurunan Volume Penjualan Produk KTBR

(Skenario II)

13,9

Secara umum dapat dilihat bahwa dari kedua skenario perubahan yang terjadi

atau terdapat resiko yang cukup signifikan dalam menjalankan usaha franchise KTBR.

Dari kedua skenario tersebut ditunjukkan bahwa skenario I kurang peka terhadap

perubahan variabel switching value, bila dibandingkan dengan skenario II. Batas

maksimal perubahan ini sangat mempengaruhi dalam kriteria layak atau tidak

layaknya usaha untuk dilaksanakan. Semakin kecil persentase yang diperoleh berarti

usaha tersebut peka terhadap perubahan yang terjadi.

Page 91: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

73

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Dari hasil analisis yang telah dilakukan terhadap usaha franchise KTBR, baik

dari aspek finansial maupun aspek non finansial. Maka dapat disimpulkan beberapa

hal, yaitu:

1. Aspek non finansial usaha franchise KTBR dilihat dari aspek pasar, lokasi

baru yaitu depan Alfamart Ciheuleut Pakuan layak untuk dijadikan sebagai

tujuan relokasi KTBR cabang 253. Hal ini ditunjang dengan ketersediaan

fasilitas penunjang dan sarana transportasi sehingga memudahkan dalam

pengiriman bahan baku ke lokasi usaha. Dilihat dari aspek teknis, ditunjukkan

oleh peralatan khusus yang digunakan serta teknik pembuatan kebab serta

menu lain yang dilakukan oleh masing-masing outlet sudah tepat guna dan

sesuai dengan SOP. Sedangkan aspek manajemen franchise sudah terorganisir

dengan baik sehingga penyaluran bahan baku hingga kebutuhan akan operator

di setiap outlet terlaksana dengan baik. Aspek lingkungan kurang memberikan

kontribusi atau kesempatan bagi penduduk sekitar outlet untuk memperoleh

pekerjaan, dan di sisi lain tempat atau lokasi yang dijadikan sebagai sarana

penjualan KTBR ikut mendapatkan penerimaan yang lebih besar. Usaha

Franchise KTBR memperoleh rata-rata omset penjualan harian sebesar

Rp 700.000,- akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp Rp 51.042.200 per

tahunnya. Dilihat dari aspek finansial, dinyatakan layak. Hal ini ditunjukkan

Page 92: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

74

dengan nilai NPV lebih dari nol yaitu Rp 159.462.413, nilai net B/C lebih dari

satu yaitu 18,0. Kemudian nilai IRR pada usaha franchise KTBR dinyatakan

layak dengan nilai 5,24, karena lebih dari tingkat diskonto empat persen.

Modal yang dikeluarkan untuk usaha ini akan kembali dalam jangka waktu

satu tahun dua bulan.

2. Usaha franchise KTBR Hasil switching value menunjukkan bahwa usaha

franchise KTBR lebih peka terhadap penurunan volume penjualan sebesar

13,9 persen dibandingkan dengan kenaikan harga bahan baku pada 22,9

persen.

7.2. Saran

Dengan mengacu pada hasil penelitian, saran yang bisa diberikan sebagai berikut:

1. Franchisee perlu melakukan kesepakatan atau perjanjian sewa lokasi lebih

dari satu kali dengan bukti berupa surat kontrak atau sewa lokasi, hal ini

sangat mempengaruhi aktivitas usaha yang berdampak terhadap pengembalian

modal. Salah satu cara mengatisipasi pemutusan sewa secara sepihak, yaitu

dengan melakukan sewa lokasi dengan pihak mini market atau salon, dan

lainnya yang memiliki prosedur sewa lokasi yang jelas dan terorganisir

dengan baik. Sehingga pada saat franchisee mengalami hal-hal yang diluar

perjanjian, maka dapat langsung melakukan komplein pada pemilik lokasi.

Kemudian diselesaikan dengan prosedur yang berlaku.

2. Kegiatan promosi sebaiknya dilakukan secara intensif setelah melakukan

relokasi, dengan harapan pelanggan lama akan terus datang dan membeli

Page 93: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

75

produk KTBR. Strategi pemasaran yang dilakukan yaitu menyebarkan flyer

menu, serta aktif mengunjungi sekolah, kampus, kantor, maupun acara-acara

khusus untuk berpartisipasi mengisi stand bazar.

Page 94: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

76

DAFTAR PUSTAKA

Anang Sukandar, Drs. Franchising Indonesia. Asosiasi Franchise Indonesia. 2007.

British Franchise Association/ Nat West, 2004; PricewaterhouseCoopers. 2004.Gittinger, JP. 1986. Analisis Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Penerjemah

Slamet Sutomo dan Komel Mangiri. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.

Halim. A, Bambang Supomo. 1990. Akuntansi Manajemen. Penerbit BPFE. Yogyakarta.

Husnan, dan Suwarsono. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Penerbit UPP AMP YKPN. Yogyakarta.

IFBM. 2007. Franchise Manual From Small Drops To Profit. Penerbit Team International Franchise Bussiness Management. Jakarta

Junaidi, Manal. 2006. Analisis dan Evaluasi Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Franchise (Studi Kasus Alfamart Wilayah Jabotabek). Skripsi. Departemen Manajemen. Fakultas Ekonomi Manajemen. IPB. Bogor.

Kamaluddin. 2004. Studi Kelayakan Bisnis. Penerbit Dioma. Malang.

Kotler, Philips. 2004. Manajemen Pemasaran. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Marimbo, Rizal. 2007. Rasakan dahsyatnya Usaha Franchise. Penerbit PT Elex Media Komputindo Gramedia. Jakarta

Putera, Tinton Dwi. 2006. Evaluasi Kelayakan Usaha Pada Restoran Mie Kondang Jakarta Selatan. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.

Rachmadi, Bambang N. 2008. Membedah Franchise Lokal Indonesia. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Setiawan, Deden. 2006. Franchise Guide Series Fast Food. Penerbit Dian Rakyat. Jakarta.

Yuningsih. 2004. Analisis Kelayakan Finansial Pengusahaan Selada Hidroponik. Skripsi. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.

Page 95: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

Oleh :Ratih Oktawidya K

A 14105590

ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI BABA RAFI

(Kasus di Outlet Kebab Turki Baba Rafi 253 Cabang Bogor)

Page 96: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

BAB I PENDAHULUAN

Maraknya kegiatan usaha di segala bidang, dan sangat didukung dengan ketersediaan sarana usaha seperti didirikan ruko, stan yang berada di dalam mal, restoran, cafe, hingga outlet.Franchise merupakan salah satu pilihan usaha yang banyak diminati, hal tersebut didukung dengan data berikut ini:

Franchise lokal pada sektor food and beverage sebanyak 22 franchise dengan beragam produk yang ditawarkan.Kebab Turki Baba Rafi merupakan franchise makanan yang pertama kali menjual kebab turki.

1. Latar Belakang

Tahun Franchise Lokal Franchise Asing

Jumlah Pertumbuhan Jumlah Pertumbuhan

2005 42 8 230 82006 49 8,8 239 112007 62 26,5 270 12,9

Tabel 1. Jumlah Perusahaan Franchise di Indonesia berdasarkan Asalnya

Page 97: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

Salah satu cabang oulet Kebab Turki Baba Rafi (KTBR) yaitu outlet 253 menghadapi permasalahan yaitu rencana relokasi dengan alasan waktu sewa lokasi yang tidak dapat diperpanjang.

Dengan dilakukan relokasi, maka franchisee (pemilik outlet) akan mempertimbangkan beberapa hal antara lain: pangsa pasar baru, keamanan lokasi di tempat baru, biaya sewa lokasi yang dituju, serta kelayakan usaha tersebut.

2. Perumusan Masalah

Page 98: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

Berdasarkan uraian tsb, maka permasalahan yang diteliti adalah :1. Bagaimana kelayakan usaha KTBR di cabang outlet 253

melalui aspek pasar, teknis, manajemen, dan lingkungan?2. Bagaimana kelayakan usaha KTBR di cabang outlet 253 melalui

aspek finansial ?3. Bagaimana tingkat kepekaan kelayakan investasi KTBR di

cabang outlet 253?

3. Tujuan Penelitian1. Mengevaluasi kelayakan aspek pasar, teknis, manajemen, lingkungan2. Mengevaluasi kelayakan aspek finansial3. Menganalisis tingkat kepekaan kelayakan investasi KTBR di cabang

outlet 253.

Page 99: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1. Definisi Franchise

Franchise berasal dari bahasa perancis “affanchir” yang artinya kejujuran atau kebebasan hak untuk menjual suatu produk atau jasa.

2.2. Sejarah FranchiseKonsep jejaring toko sebagai sistem franchise yang sudah ada sejak 200 SM di China.

2.3. Franchisor dan Franchisee

2.4. Istilah kebabKata kabab berasal dari bahasa arab atau persia yang berarti daging digoreng dan bukanlah daging yang dipanggang.

2.5. Kebab Turki Baba Rafi

Page 100: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

2.6. Hasil Penelitian Terdahulu

Nama Judul Penelitian Metode

Afnita (2002) Analisis Kelayakan Investasi Paprika dengan Sistem Pertanian Organik di PT Austindo Mitra Sarana Farm

Menggunakan NPV, IRR, Net B/C, PP

Junaidi (2006) Analisis dan Evaluasi Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Franchise (Studi Kasus Alfamart Wilayah Jabotabek)

Menggunakan model Fishbein

Putera (2006) Evaluasi Kelayakan Usaha Pada Restoran Mie Kondang Jakarta Selatan

Menggunakan NPV, IRR, Net B/C, PP dan switching value

Yuningsih (2004) Analisis Kelayakan Finansial Pengusahaan Selada Hidroponik (Studi Kasus di Yayasan Progressio Indonesia, Kec. Pacet, Kab. Cianjur, Prov. Jabar)

Menggunakan NPV, IRR, Net B/C, PP, analisis sensitivitas

Page 101: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN1. Kerangka Pemikiran Teoritis

1.1. Aspek dalam Analisis KelayakanAspek Pasar, Teknis, Manajemen, dan LingkunganAspek Finansial, menggunakan NPV, IRR, Net B/C, PPAnalisis sensitivitas, menggunakan switching value

2. Kerangka Pemikiran OperasionalCabang outlet KTBR 253 berlokasi di Universitas Pakuan Bogor,

lokasi usaha tersebut merupakan salah satu lokasi yang strategis sebab kebab turki merupakan satu-satunya makanan yang unik dan tidak dijumpai di wilayah kampus tersebut.

Namun, franchisee mengalami permasalahan antara lain waktu sewa lokasi yang tidak dapat diperpanjang karena pemilik rumah akan melakukan renovasi rumah, rencana relokasi yang membutuhkan dana tidak sedikit, dan waktu pencarian pangsa pasar baru cukup lama.

Page 102: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional

Analisis Kelayakan Usaha

Aspek Pasar Aspek Teknis Aspek Finanasial

NPV, IRR, Net B/C,Payback Period

Sensitivitas

Tidak Layak Layak

Kegiatan Usaha Franchise Kebab Turki Baba Rafi di Cabang

Outlet 253

Permasalahan yang dihadapi :

1. Waktu sewa lokasi yang tidak dapat diperpanjang

2. Rencana relokasi yang membutuhkan dana tidak sedikit

3. Waktu pencarian pangsa pasar baru yang cukup lama

Kegiatan Usaha Franchise Kebab Turki Baba Rafi di Cabang Outlet 253

Aspek Manajemen Aspek Lingkungan

Page 103: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

BAB IV METODE PENELITIAN1. Waktu Penelitian

Waktu penelitian berlangsung selama dua bulan yang rencananya dimulai dari bulan April s/d Juni 2008.

2. Jenis dan Sumber dataMenggunakan data primer yang diperoleh langsung melalui observasi lapang dan wawancara dengan franchisee. Data sekunder diperoleh dari AFI, pameran franchise indonesia, perpustakaan LSI, penelusuran melalui internet, buku, dan literatur lainnya.

3. Metode Penentuan Lokasi PenelitianPemilihan lokasi dilakukan secara sengaja. Pengumpulan data dilakukan dengan mewawancarai franchisee atau pemilik outlet.

Page 104: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

BAB IV METODE PENELITIAN

Analisis aspek pasar: adanya permintaan akan kebab turki , bauran pemasaran, pasar potensial, persaingan, strategi pemasaran.Analisis aspek teknis: gambaran lokasi usaha, ketersediaan bahan baku, kriteria pemilihan alat, dan proses pembuatan kebabAnalisis aspek manajemen : menentukan deskripsi serta pemegang jabatan di outlet 253Analisis aspek lingkungan : dampak yg ditimbulkan terhadap berjalannya usaha KTBR terhadap kondisi sosial masyarakatUntuk analisis kelayakan finansial usaha franchise KTBR di cabang 253, menggunakan kriteria investasi antara lain :1. Net Present Value, layak pada saat NPV >0

4. Metode Analisis Data

t

n

t i

CtBt

)1(1

NPV =

Page 105: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

BAB IV METODE PENELITIANLanjutan kriteria investasi

2. Internal Rate Return, layak pada saat IRR >tk. Suku bunga yg berlaku

3. Net Benefit/Cost, layak pada saat Net B/C >1

4. Payback Period, pada saat pengeluaran investasi semakin kecil maka semakin cepat pengembalian investasi

5. Analisis Sensitivitas (Switching Value)

1221

11 iix

NPVNPV

NPVi

IRR =

n

tttt

n

tttt

i

CBi

CB

1

1

01

01

Net B/C =

Payback Period (PP) = VI

Page 106: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN1. Gambaran Umum Kebab Turki Baba Rafi

KTBR merupakan usaha milik PT Baba Rafi Indonesia yang berpusat di Surabaya. Kebab Turki merupakan produk unggulan, dan terbuat dari tortila (dengan diameter 22 cm), irisan daging kebab, irisan sayuran, saus, serta mayonaise. Kebab tsb dijual dengan harga Rp 10.000,- dan dikemas dengan slongsong kebab.

2. Tipe Outlet KTBR menyediakan 5 tipe outlet, antara lain :- Gerobak, dgn investasi Rp 50 juta- Booth, dgn investasi Rp 70 juta- Indoor, dgn investasi Rp 90 juta- Dine in, dgn investasi Rp 100 juta- Cafe, dgn investasi +/- Rp 100 juta

Page 107: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN3. Tahapan menjadi Franchisee

Isi formulir calon franchisee

Pembayaran Commitment FeeProtect Lokasi strategis

Penjelasan operasionalTime schedule pengerjaan

Pendantanganan MOUSurvei lokasi

Pembayaran investasi 70 %Penyerahan SOP

Pembuatan ouletTraining karyawanPersiapan opening

Pelunasan sisa 30% investasi

Grand opening

Presentasi bisnis

Page 108: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

BAB V ANALISIS ASPEK PASARTipe Outlet Gerobak

Page 109: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

BAB VI ANALISIS ASPEK PASAR1. Aspek Pasar

Lokasi baru yang dituju yaitu depan Alfamart Ciheuleut Pakuan. Lokasi tsb dekat dengan jalan alternatif menuju tegal lega. Permintaan Asumsi permintaan akan kebab turki di lokasi yg baru tidak berbeda jauh dengan permintaan di lokasi lama. Permintaan kebab turki di outlet 253 sebanyak 286 buah. Pasar PotensialPersainganStrategi PemasaranStrategi yang digunakan adalah menyebarkan flyer menu ke UNPAK, Perumahan Bogor Baru, Bogor Like Side, maupun sekolah-sekolah.Bauran Pemasarana. Produkb. Penetapan hargac. Promosid. Penempatan (distribusi)

Page 110: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

BAB V ANALISIS ASPEK PASARLanjutan Bauran Pemasaran

a. Produk c. Promosi d. Penempatan (distribusi)

Flyer Menu

Franchisor

Stockist

Franchisee

Konsumen

Gb 2. Alur Pendistribusian KTBR

Page 111: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

BAB VI ANALISIS ASPEK TEKNISLokasi Baru Usaha Franchise Kebab Turki Baba Rafi

Hal penting yang diperhatikan pada lokasi baru :a. Ketersediaan fasilitas penunjang

Terdapatnya toko atau agen gas elpiji, dan terletak di wilayah jalan raya Pakuan.b. Tenaga listrik dan air

outlet KTBR 253 membutuhkan listrik 100 watt yang digunakan untuk lampu neon 40 watt, lempu neon box 20 watt, lampu dalam 20 watt, dan lampu kelap-kelip 20 watt.

c. Supply tenaga kerja d. Fasilitas transportasi

franchisee menyediakan sepeda motor yang digunakan oleh operator untuk mengambil dan mengembalikan bahan baku.

e. Layout gerobakGerobak KTBR milik franchisee 253 rencananya akan diletakkan di bawah tangga masuk Alfamart dan menghadap ke utara.

Page 112: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

BAB VI ANALISIS ASPEK TEKNISLanjutan

Layout gerobakGerobak KTBR milik franchisee 253 rencananya akan diletakkan di bawah tangga masuk Alfamart dan menghadap ke utara.

Page 113: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

BAB VI ANALISIS ASPEK TEKNISKetersediaan Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan untuk penjualan kebab diperoleh dari pembelian di stockist. Penambahan bahan baku berdasarkan permintaan dari operator via telepon atau sms.

Kriteria Pemilihan AlatPeralatan yang digunakan telah ditetapkan oleh franchisor, sepeti desain wajan yang digunakan berukuran 20 cm x 30 cm yang terbuat dari besi lempengan. Demikian pula dengan burner kebab yang dilengkapi dengan pemutar tiang daging kebab dan laci penampung minyak dari hasil pembakaran.

Daging kebab Tortila

Page 114: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

BAB VI ANALISIS ASPEK TEKNISProses pembuatan Kebab

Kegiatan pembuatan kebab dilakukan oleh seorang operator, yang berpedoman pada SOP. Pembuatan kebab turki tsb sangat ditunjang dengan ketersediaan bahan baku yang memenuhi persyaratan. Seperti tortila berwarna putih kecoklatan, tidak robek, berbau khas, demikian pula dengan penerapan syarat kelayakan bahan baku yang lainnya.

Adapun tahapan pembuatan kebab turki sbb:

Page 115: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

BAB VI ANALISIS ASPEK MANAJEMENSatu outlet dimiliki oleh seorang franchisee yang membawahi seorang operator sbg pelaksana harian kegiatan penjualan kebab turki.

Gambar 3. Strukrur Organisasi Outlet KTBR 253

Operator yang ditempatkan di outlet berasal dari franchisor, yg sebelumnya telah melalui masa training selama 1 minggu oleh pihak franchisor. Deskripsi pekerjaan operator KTBR cabang 253 antara lain : Belanja bahan baku di stockist, Mengambil dan mengembalikan bahan baku yang dijual, Mempersiapkan bahan baku penjualan di outlet 253, Mempersiapkan perlengkapan yang akan dibawa ke outlet, Melakukan cek bahan baku dengan menggunakan form bahan baku, Membuka dan menutup outlet, membersihkan seluruh outlet, menata barang dan bahan baku yang akan dijual, Membuat pesanan konsumen, dan Menghitung penjualan harian dengan menggunakan form penjualan.

Operator

Franchisee outlet KTBR cabang 253

Page 116: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

BAB VI ANALISIS ASPEK LINGKUNGANUsaha KTBR memberikan penerimaan bagi pemilik warung/toko/salon yg dijadikan lokasi untuk berjualan kebab turki.

Dana yang digunakan untuk usaha tersebut merupakan dana milik franchisee 253 dan bukan berasal dari pinjaman bank. Total biaya investasi sebesar Rp 50.000.000 yang meliputi outlet (gerobak), kompor gas, burner kebab, rak sayur, banner, frezeer, frezeer box, tabung gas, regulator elpiji, wajan, pisau kebab, asahan kebab, timbangan, talenan, tempat telur, sendok kecil, sutil, capit biasa, piring ceper, gembok kecil, gembok besar, rantai, kabel rol, kalkulator, nota bahan baku, nota penjualan, ember, kursi, seragam operator, bahan baku (untuk 3 hari), dan transport.

BAB VI ANALISIS ASPEK FINANSIAL

Page 117: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

BAB VI ANALISIS ASPEK FINANSIALAnalisis kelayakan finansial dihitung dengan menggunakan cashflow yang

akan menunjukkan nilai NPV, Net B/C ratio, IRR, dan PP. Nilai penjualan yang digunakan berdasarkan omset penjualan harian sebesar Rp 600.000,sehingga memperoleh keuntungan sebesar Rp 21.074.000/tahun.

Tabel 3. Kelayakan Finansial Usaha Franchise KTBR Cabang Outlet 253

Analisis sensitivitas menggunakan switching value yg dilakukan dengan menghitung perubahan maksimum yg boleh terjadi akibat adanya suatu perubahan. Switching value menggunakan 2 skenario, dimana skenario I (kenaikan harga bahan baku) diperoleh batas max kenaikan harga BB sebesar 29,8 persen. Sedangkan Skenario II (penurunan Volume penjualan kebab) diperoleh batas max penurunan vol. Penjualan sebesar 12,4 persen.

No. Kriteria Kelayakan Investasi Nilai

1 Net Present Value 161.390.265

2 Net B/C ratio 19,9

3 Internal Rate Return 5,5

4 Payback Period 1,2

Page 118: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka
Page 119: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

Lampiran 1. Tipe Gerobak Kebab Turki Baba Rafi Cabang 253

Page 120: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

Lampiran 2. Menu KTBR dan Lokasi Baru Outlet KTBR 253

Menu Kebab Turki Baba Rafi Cabang Outlet 253

Lokasi Baru Kebab Turki Baba Rafi Cabang Outlet 253(Halaman parkir Alfamart Ciheuleut Pakuan)

Kebab Pisang Coklat Keju

Roti Canai Original

Roti Canai Coklat Keju

Wiener

Roti Canai Salad

Page 121: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

Lampiran 3. Harga Bahan Baku Kebab Turki Baba Rafi

No. Bahan Baku Satuan Harga (Rp)1. Roti Burger Buah 1.1002. Roti Hotdog Buah 1.1003. Roti Bigmac Buah 1.1004. Burger Ayam Pak 18.0005. Burger Sapi Pak 16.5006. Burger Crispy Pak 17.0007. Sosis sapi Pak 35.0008. Daging kebab Tiang 156.0009. Tortila besar Pak 30.000

10. Tortila mini Pak 26.50011. Keju Pak 14.00012. Mayonaise Pill 60.00013. Saus tomat Gallon 60.00014. Saus sambal Gallon 60.00015. Bungkus kebab Pak 21.00016. Bungkus kebab gila Pak 21.00017. Bungkus burger Pak 15.00018. Lettuce Kg 9.00019. Tomat Kg 3.00020. Kyuri Kg 4.00021. Bawang Bombay Kg 7.00022. Telur Kg 10.00023. Mentega Kg 30.000

Page 122: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

Lampiran 4. Tipe Outlet Kebab Turki Baba Rafi

Page 123: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

Lampiran 4. Cashflow Kebab Turki Baba Rafi

Keterangan

1 2 3 4 5

I. INFLOW

1.Penjualan

Penjualan 210.000.000 210.000.000 210.000.000 210.000.000 210.000.000

Total Penjualan 210.000.000 210.000.000 210.000.000 210.000.000 210.000.000

2. Nilai Sisa 0 0 0 0 0

Total Nilai Sisa 0 0 0 0 0

TOTAL INFLOW 210.000.000 210.000.000 210.000.000 210.000.000 210.000.000

II. OUTFLOW

1. Sewa Tempat Usaha 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000

2. Royalti Fee Franchisor 10.500.000 10.500.000 10.500.000 10.500.000 10.500.000

3. Biaya Investasi Peralatan

Outlet (Gerobak) (1 unit) 22.630.000

Kompor gas (1 unit) 250.000

Burner Kebab (1 unit) 1.000.000

Rak say ur (1 unit) 100.000

Freezer (1 unit) 1.200.000

Banner (1 unit) 80.000

Freezer Box (1 unit) 80.000 80.000 80.000 80.000 80.000

Tabung gas (2 unit) 1.400.000

Regulator elpiji (2 unit) 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000

Wajan (1 unit) 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000

Pisau kebab (1 unit) 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000

Asahan kebab (1 unit) 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000

Timbangan(1 unit) 105.000 105.000 105.000 105.000 105.000

Talenan (1 unit) 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000

Tempat telur (2 unit) 55.000 55.000 55.000 55.000 55.000

Sendok kecil (1 unit) 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000

Sutil ( 1 unit) 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000

Ember (1unit) 35.000 35.000 35.000 35.000 35.000

Kursi (3 buah) 55.000 55.000 55.000 55.000 55.000

Capit biasa (1 unit) 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000

Piring ceper (4 unit) 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000

Gembok kecil (8 unit) 160.000 160.000 160.000 160.000 160.000

Gembok besar (2 unit) 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000

Rantai 60.000

Kabel rol listrik 35.000 35.000 35.000 35.000 35.000

Kalkulator (1 unit) 75.000 75.000 75.000 75.000 75.000

Nota Bahan Baku (1 buah) 15.000 7.500 7.500 7.500 7.500

Nota Penjualan (1 unit) 15.000 7.500 7.500 7.500 7.500

Seragam Operator (3 buah) 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000

Bahan Baku (siap Jual) 21.355.000

Transport 55.000

Total Biaya Investasi 50.000.000 1.855.000 1.855.000 1.855.000 1.855.000

4. Biaya Operasional

Biay a Bahan Baku 125.836.800 125.836.800 125.836.800 125.836.800 125.836.800

Biay a Operator (1 Orang) 10.500.000 10.500.000 10.500.000 10.500.000 10.500.000

Biay a Gas Elpiji 1.680.000 1.680.000 1.680.000 1.680.000 1.680.000

Biay a Pendukung Lainny a 1.386.000 1.386.000 1.386.000 1.386.000 1.386.000

Uang Makan Operator 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000

Total Biaya Operasional 143.002.800 143.002.800 143.002.800 143.002.800 143.002.800

TOTAL OUTFLOW 219.732.800 158.957.800 158.957.800 158.957.800 158.957.800

Net Benefit -9.732.800 51.042.200 51.042.200 51.042.200 51.042.200

Pajak 0 0 0 0 0

Net Benef it Setelah Pajak -9.732.800 51.042.200 51.042.200 51.042.200 51.042.200

Discount Factor 4% 0,9620 0,9250 0,8890 0,8550 0,8220

PV -9.362.954 47.214.035 45.376.516 43.641.081 41.956.688

PV (+) 168.825.367

PV (-) -9.362.954

Net B/C 18,0

NPV 159.462.413,0

IRR (%) 5,24

PP 1,2

Tahun

Page 124: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

Lampiran 5. Skenario I (Kenaikan Harga Bahan Baku)

Keterangan

1 2 3 4 5

I. INFLOW

1.Penjualan

Penjualan 210.000.000 210.000.000 210.000.000 210.000.000 210.000.000

Total Penjualan 210.000.000 210.000.000 210.000.000 210.000.000 210.000.000

2. Nilai Sisa 0 0 0 0 0

Total Nilai Sisa 0 0 0 0 0

TOTAL INFLOW 210.000.000 210.000.000 210.000.000 210.000.000 210.000.000

II. OUTFLOW

1. Sewa Tempat Usaha 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000

2. Royalti Fee Franchisor 10.500.000 10.500.000 10.500.000 10.500.000 10.500.000

3. Biaya Investasi Peralatan

Outlet (Gerobak) (1 unit) 22.630.000

Kompor gas (1 unit) 250.000

Burner Kebab (1 unit) 1.000.000

Rak sayur (1 unit) 100.000

Freezer (1 unit) 1.200.000

Banner (1 unit) 80.000

Freezer Box (1 unit) 80.000 80.000 80.000 80.000 80.000

Tabung gas (2 unit) 1.400.000

Regulator elpiji (2 unit) 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000

Wajan (1 unit) 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000

Pisau kebab (1 unit) 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000

Asahan kebab (1 unit) 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000

Timbangan(1 unit) 105.000 105.000 105.000 105.000 105.000

Talenan (1 unit) 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000

Tempat telur (2 unit) 55.000 55.000 55.000 55.000 55.000

Sendok kecil (1 unit) 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000

Sutil ( 1 unit) 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000

Ember (1unit) 35.000 35.000 35.000 35.000 35.000

Kursi (3 buah) 55.000 55.000 55.000 55.000 55.000

Capit biasa (1 unit) 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000

Piring ceper (4 unit) 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000

Gembok kecil (8 unit) 160.000 160.000 160.000 160.000 160.000

Gembok besar (2 unit) 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000

Rantai 60.000

Kabel rol listrik 35.000 35.000 35.000 35.000 35.000

Kalkulator (1 unit) 75.000 75.000 75.000 75.000 75.000

Nota Bahan Baku (1 buah) 15.000 7.500 7.500 7.500 7.500

Nota Penjualan (1 unit) 15.000 7.500 7.500 7.500 7.500

Seragam Operator (3 buah) 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000

Bahan Baku (siap Jual) 21.355.000

Transport 55.000

Total Biaya Investasi 50.000.000 1.855.000 1.855.000 1.855.000 1.855.000

4. Biaya Operasional

Biaya Bahan Baku 154.779.124 154.779.124 154.779.124 154.779.124 154.779.124

Biaya Operator (1 Orang) 10.500.000 10.500.000 10.500.000 10.500.000 10.500.000

Biaya Gas Elpij i 1.680.000 1.680.000 1.680.000 1.680.000 1.680.000

Biaya Pendukung Lainnya 1.386.000 1.386.000 1.386.000 1.386.000 1.386.000

Uang Makan Operator 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000

Total Biaya Operasional 171.945.124 171.945.124 171.945.124 171.945.124 171.945.124

TOTAL OUTFLOW 248.675.124 187.900.124 187.900.124 187.900.124 187.900.124

Net Benefit -38.675.124 22.099.876 22.099.876 22.099.876 22.099.876

Pajak 0 0 0 0 0

Net Benefit Setelah Pajak -38.675.124 22.099.876 22.099.876 22.099.876 22.099.876

Discount Factor 4% 0,9620 0,9250 0,8890 0,8550 0,8220

PV -37.205.469 20.442.385 19.646.790 18.895.394 18.166.098

PV (+) 39.945.198

PV (-) -37.205.469

Net B/C 1,00

NPV 0,0

IRR (%) 4,00

PP 2,8

Tahun

Page 125: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

Lampiran 6. Skenario II (Penurunan Penjualan Kebab Turki)

Keterangan

1 2 3 4 5

I. INFLOW

1.Penjualan

Penjualan 180.810.000 180.810.000 180.810.000 180.810.000 180.810.000

Total Penjualan 180.810.000 180.810.000 180.810.000 180.810.000 180.810.000

2. Nilai Sisa 0 0 0 0 0

Total Nilai Sisa 0 0 0 0 0

TOTAL INFLOW 180.810.000 180.810.000 180.810.000 180.810.000 180.810.000

II. OUTFLOW

1. Sewa Tempat Usaha 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000

2. Royalti Fee Franchisor 10.500.000 10.500.000 10.500.000 10.500.000 10.500.000

3. Biaya Investasi Peralatan

Outlet (Gerobak) (1 unit) 22.630.000

Kompor gas (1 unit) 250.000

Burner Kebab (1 unit) 1.000.000

Rak sayur (1 unit) 100.000

Freezer (1 unit) 1.200.000

Banner (1 unit) 80.000

Freezer Box (1 unit) 80.000 80.000 80.000 80.000 80.000

Tabung gas (2 unit) 1.400.000

Regulator elpiji (2 unit) 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000

Wajan (1 unit) 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000

Pisau kebab (1 unit) 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000

Asahan kebab (1 unit) 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000

Timbangan(1 unit) 105.000 105.000 105.000 105.000 105.000

Talenan (1 unit) 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000

Tempat telur (2 unit) 55.000 55.000 55.000 55.000 55.000

Sendok kecil (1 unit) 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000

Sutil ( 1 unit) 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000

Ember (1unit) 35.000 35.000 35.000 35.000 35.000

Kursi (3 buah) 55.000 55.000 55.000 55.000 55.000

Capit biasa (1 unit) 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000

Piring ceper (4 unit) 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000

Gembok kecil (8 unit) 160.000 160.000 160.000 160.000 160.000

Gembok besar (2 unit) 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000

Rantai 60.000

Kabel rol listrik 35.000 35.000 35.000 35.000 35.000

Kalkulator (1 unit) 75.000 75.000 75.000 75.000 75.000

Nota Bahan Baku (1 buah) 15.000 7.500 7.500 7.500 7.500

Nota Penjualan (1 unit) 15.000 7.500 7.500 7.500 7.500

Seragam Operator (3 buah) 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000

Bahan Baku (siap Jual) 21.355.000

Transport 55.000

Total Biaya Investasi 50.000.000 1.855.000 1.855.000 1.855.000 1.855.000

4. Biaya Operasional

Biaya Bahan Baku 125.836.800 125.836.800 125.836.800 125.836.800 125.836.800

Biaya Operator (1 Orang) 10.500.000 10.500.000 10.500.000 10.500.000 10.500.000

Biaya Gas Elpij i 1.680.000 1.680.000 1.680.000 1.680.000 1.680.000

Biaya Pendukung Lainnya 1.386.000 1.386.000 1.386.000 1.386.000 1.386.000

Uang Makan Operator 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000

Total Biaya Operasional 143.002.800 143.002.800 143.002.800 143.002.800 143.002.800

TOTAL OUTFLOW 219.732.800 158.957.800 158.957.800 158.957.800 158.957.800

Net Benefit -38.922.800 21.852.200 21.852.200 21.852.200 21.852.200

Pajak 0 0 0 0 0

Net Benefit Setelah Pajak -38.922.800 21.852.200 21.852.200 21.852.200 21.852.200

Discount Factor 4% 0,9620 0,9250 0,8890 0,8550 0,8220

PV -37.443.734 20.213.285 19.426.606 18.683.631 17.962.508

PV (+) 38.842.297

PV (-) -37.443.734

Net B/C 1,000

NPV 0,0

IRR (%) 4,00

PP 2,8

Tahun

Page 126: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

Keterangan 1 2 3 4 5

I. INFLOW1.Penjualan Penjualan 210.000.000 210.000.000 210.000.000 210.000.000 210.000.000Total Penjualan 210.000.000 210.000.000 210.000.000 210.000.000 210.000.0002. Nilai Sisa 0 0 0 0 0Total Nilai Sisa 0 0 0 0 0TOTAL INFLOW 210.000.000 210.000.000 210.000.000 210.000.000 210.000.000II. OUTFLOW1. Sewa Tempat Usaha 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.0002. Royalti Fee Franchisor 10.500.000 10.500.000 10.500.000 10.500.000 10.500.0003. Biaya Investasi PeralatanOutlet (Gerobak) (1 unit) 10.000.000Kompor gas (1 unit) 250.000Burner Kebab (1 unit) 1.000.000Rak sayur (1 unit) 100.000

Freezer (1 unit) 1.200.000Banner (1 unit) 80.000Total Biaya Investasi dan sewa lokasi 12.630.0003. Biaya Reinvestasi PeralatanFreezer Box (1 unit) 80.000 80.000 80.000 80.000 80.000

Tabung gas (2 unit) 1.400.000

Regulator elpiji (2 unit) 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000

Wajan (1 unit) 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000

Pisau kebab (1 unit) 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000

Asahan kebab (1 unit) 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000

Timbangan(1 unit) 105.000 105.000 105.000 105.000 105.000

Talenan (1 unit) 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000

Tempat telur (2 unit) 55.000 55.000 55.000 55.000 55.000

Sendok kecil (1 unit) 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000

Sutil ( 1 unit) 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000

Ember (1unit) 35.000 35.000 35.000 35.000 35.000

Kursi (3 buah) 55.000 55.000 55.000 55.000 55.000

Capit biasa (1 unit) 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000

Piring ceper (4 unit) 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000

Gembok kecil (8 unit) 160.000 160.000 160.000 160.000 160.000

Gembok besar (2 unit) 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000

Rantai 60.000

Kabel rol listrik 35.000 35.000 35.000 35.000 35.000

Kalkulator (1 unit) 75.000 75.000 75.000 75.000 75.000

Nota Bahan Baku (1 buah) 15.000 7.500 7.500 7.500 7.500

Nota Penjualan (1 unit) 15.000 7.500 7.500 7.500 7.500

Seragam Operator (3 buah) 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000

Bahan Baku (siap Jual) 21.355.000

Transport 55.000Total Biaya Investasi 50.000.000 1.855.000 1.855.000 1.855.000 1.855.0004. Biaya OperasionalBiaya Bahan Baku 154.779.124 154.779.124 154.779.124 154.779.124 154.779.124Biaya Operator (1 Orang) 10.500.000 10.500.000 10.500.000 10.500.000 10.500.000Biaya Gas Elpiji 1.680.000 1.680.000 1.680.000 1.680.000 1.680.000Biaya Pendukung Lainnya 1.386.000 1.386.000 1.386.000 1.386.000 1.386.000Uang Makan Operator 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000Total Biaya Operasional 171.945.124 171.945.124 171.945.124 171.945.124 171.945.124TOTAL OUTFLOW 248.675.124 187.900.124 187.900.124 187.900.124 187.900.124Net Benefit -38.675.124 22.099.876 22.099.876 22.099.876 22.099.876Pajak 0 0 0 0 0Net Benefit Setelah Pajak -38.675.124 22.099.876 22.099.876 22.099.876 22.099.876Discount Factor 4% 0,9620 0,9250 0,8890 0,8550 0,8220PV -37.205.469 20.442.385 19.646.790 18.895.394 18.166.098PV (+) 39.945.197PV (-) -37.205.469Net B/C 1,0736NPV 2.739.727,6IRR (%) 0,44PP 2,8

Tahun

Page 127: ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE KEBAB TURKI … · Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

Keterangan 1 2 3 4 5

I. INFLOW1.Penjualan Penjualan 180.810.000 180.810.000 180.810.000 180.810.000 180.810.000Total Penjualan 180.810.000 180.810.000 180.810.000 180.810.000 180.810.0002. Nilai Sisa 0 0 0 0 0Total Nilai Sisa 0 0 0 0 0TOTAL INFLOW 180.810.000 180.810.000 180.810.000 180.810.000 180.810.000II. OUTFLOW1. Sewa Tempat Usaha 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.0002. Royalti Fee Franchisor 10.500.000 10.500.000 10.500.000 10.500.000 10.500.0003. Biaya Investasi PeralatanOutlet (Gerobak) (1 unit) 10.000.000Kompor gas (1 unit) 250.000Burner Kebab (1 unit) 1.000.000Rak sayur (1 unit) 100.000Freezer (1 unit) 1.200.000Banner (1 unit) 80.000Total Biaya Investasi dan sewa lokasi 12.630.0003. Biaya Reinvestasi PeralatanFreezer Box (1 unit) 80.000 80.000 80.000 80.000 80.000Tabung gas (2 unit) 1.400.000Regulator elpiji (2 unit) 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000Wajan (1 unit) 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000Pisau kebab (1 unit) 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000Asahan kebab (1 unit) 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000Timbangan(1 unit) 105.000 105.000 105.000 105.000 105.000Talenan (1 unit) 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000Tempat telur (2 unit) 55.000 55.000 55.000 55.000 55.000Sendok kecil (1 unit) 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000Sutil ( 1 unit) 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000Ember (1unit) 35.000 35.000 35.000 35.000 35.000Kursi (3 buah) 55.000 55.000 55.000 55.000 55.000Capit biasa (1 unit) 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000Piring ceper (4 unit) 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000Gembok kecil (8 unit) 160.000 160.000 160.000 160.000 160.000Gembok besar (2 unit) 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000Rantai 60.000Kabel rol listrik 35.000 35.000 35.000 35.000 35.000Kalkulator (1 unit) 75.000 75.000 75.000 75.000 75.000Nota Bahan Baku (1 buah) 15.000 7.500 7.500 7.500 7.500Nota Penjualan (1 unit) 15.000 7.500 7.500 7.500 7.500Seragam Operator (3 buah) 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000Bahan Baku (siap Jual) 21.355.000Transport 55.000Total Biaya Investasi 50.000.000 1.855.000 1.855.000 1.855.000 1.855.0004. Biaya OperasionalBiaya Bahan Baku 125.836.800 125.836.800 125.836.800 125.836.800 125.836.800Biaya Operator (1 Orang) 10.500.000 10.500.000 10.500.000 10.500.000 10.500.000Biaya Gas Elpiji 1.680.000 1.680.000 1.680.000 1.680.000 1.680.000Biaya Pendukung Lainnya 1.386.000 1.386.000 1.386.000 1.386.000 1.386.000Uang Makan Operator 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000Total Biaya Operasional 143.002.800 143.002.800 143.002.800 143.002.800 143.002.800TOTAL OUTFLOW 219.732.800 158.957.800 158.957.800 158.957.800 158.957.800Net Benefit -38.922.800 21.852.200 21.852.200 21.852.200 21.852.200Pajak 0 0 0 0 0Net Benefit Setelah Pajak -38.922.800 21.852.200 21.852.200 21.852.200 21.852.200Discount Factor 4% 0,9620 0,9250 0,8890 0,8550 0,8220PV -37.443.734 20.213.285 19.426.606 18.683.631 17.962.508PV (+) 38.842.297PV (-) -37.443.734Net B/C 1,037NPV 1.398.563,0IRR (%) 0,43PP 2,8

Tahun