analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing...

71
ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH (Lumbricus rubellus) PADA MAGENTA FARM DI DESA NANGGUNG BOGOR Oleh SHANDRA UMAYA A.Y. H24087060 PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

Upload: hoanghanh

Post on 28-Mar-2019

292 views

Category:

Documents


33 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

ANALISIS KELAYAKAN USAHA

BUDIDAYA CACING TANAH (Lumbricus rubellus)

PADA MAGENTA FARM DI DESA NANGGUNG BOGOR

Oleh

SHANDRA UMAYA A.Y.

H24087060

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2010

Page 2: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

RINGKASAN

SHANDRA UMAYA A.Y. Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) pada Magenta Farm di Desa Nanggung Bogor. Dibawah bimbingan WITA JUWITA ERMAWATI.

Sektor pertanian merupakan salah satu potensi yang dimiliki oleh

Indonesia sebagai negara agraris dimana penduduknya sebagian besar bergantung pada sektor tersebut yang sangat prospektif untuk dikembangkan. Sumberdaya alam serta sumberdaya manusia yang dimiliki oleh Indonesia cukup melimpah, didukung dengan ketersediaan teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan usaha di sektor pertanian. Keberadaan penduduk yang memadati Indonesia juga menjadi potensi sebagai pasar yang siap menampung hasil produksi dari kegiatan agribisnis yang dijalankan. Sektor pertanian memegang peranan penting dalam menghadapi krisis ekonomi yang dihadapi Indonesia beberapa tahun belakangan ini dan mampu menyerap tenaga kerja yang juga tidak sedikit. Bidang yang telah banyak digeluti oleh para pengusaha di bidang pertanian, baik dalam skala usaha kecil maupun besar, meliputi bidang usaha yang berkaitan dengan tanaman dan hewan, baik untuk kepentingan pangan maupun nonpangan. Salah satu bidang usaha tani yang dapat digeluti adalah budidaya cacing tanah (Lumbricus rubellus), dimana komoditas ini dianggap memiliki potensi dan prospek pasar yang cukup potensial serta prospektif untuk dilakukan.

Cacing tanah memiliki potensi yang besar untuk dibudidayakan secara komersial yang berorientasi agribisnis. Agribisnis cacing tanah ini dapat bermanfaat untuk diaplikasikan untuk kepentingan persediaan industri pakan ternak dan ikan nasional, memasok kebutuhan industri farmasi dan obat-obatan, mengubah limbah organik menjadi media tanam yang baik dan murah dalam mendukung usaha pertanian, serta menumbuhkan ekonomi kerakyatan.

Melihat peluang ini, tentu akan menjadi lahan bisnis yang cukup menjanjikan bagi para pengusaha cacing tanah. Salah satu pelaku usaha tani yang melihat dan memutuskan untuk memanfaatkan peluang tersebut dengan berencana bergerak di bidang budidaya cacing tanah adalah Magenta Farm. Ditinjau dari aspek-aspek kelayakan usaha, Magenta Farm dapat dikatakan layak untuk menjalankan bisnis budidaya cacing tanah. Aspek yang dimaksud adalah aspek teknis, aspek pasar, aspek manajemen, aspek sosial dan lingkungan, dan aspek finansial. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat membudidayakan cacing tanah, yaitu penyiapan wadah, pembuatan medium/media, penyiapan bibit, penebaran, dan pemeliharaan. Setelah kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan, maka dapat dilakukan kegiatan panen, kemudian pascapanen, dan akhirnya dipasarkan.

Analisis kelayakan investasi Magenta Farm menunjukan nilai R/C Ratio 1,263; BEP unit 519,599 kg; BEP harga Rp 24.121,167 per kg; NPV Rp. 4.047.441; IRR 53 persen; Net B/C 1,530; PBP 1,26 tahun. Dengan demikian Magenta Farm ini dapat dinyatakan layak untuk melaksanakan usaha budidaya cacing tanah. Analisis switching value dengan asumsi apabila terjadi penurunan harga jual produk cacing tanah sebesar 4,13 persen menghasilkan nilai Net B/C sebesar 1,004; IRR 0 persen; PP 14,3 tahun; dan NPV mendekati nol, yaitu sebesar Rp 34.731.

Page 3: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

ANALISIS KELAYAKAN USAHA

BUDIDAYA CACING TANAH (Lumbricus rubellus)

PADA MAGENTA FARM DI DESA NANGGUNG BOGOR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

Pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen

Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

SHANDRA UMAYA A.Y.

H24087060

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2010

Page 4: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

Judul Skripsi : Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Cacing Tanah (Lumbricus

rubellus) pada Magenta Farm di Desa Nanggung Bogor

Nama : Shandra Umaya A.Y.

NIM : H24087060

Menyetujui

Dosen Pembimbing,

(Wita Juwita Ermawati, STP, MM) NIP. 19750907 200501 2 001

Mengetahui

Ketua Departemen,

(Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc) NIP. 19610123 198601 1 002

Tanggal Lulus :

Page 5: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

v

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 14 Oktober 1987 dari

pasangan Bapak Muhammad Yasin dan Ibu Umamah, dengan nama Shandra

Umaya Adri Yasin. Penulis adalah anak keempat dari empat bersaudara yang

terdiri dari tiga orang perempuan dan satu orang laki-laki

Latar belakang pendidikan penulis yaitu lulus dari SD Negeri Sukarasa III

Bandung pada tahun 1999, lulus dari SMP Negeri 1 Bogor pada tahun 2002, lulus

dari SMA Negeri 5 Bogor pada tahun 2005, dan lulus dari Program Diploma III

Program Keahlian Manajemen Agribisnis Institut Pertanian Bogor pada tahun

2008. Penulis berstatus sebagai mahasiswa Program Sarjana Alih Jenis

Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut

Pertanian Bogor mulai Tahun Akademik 2008/2009.

Page 6: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan rasa syukur kepada Allah SWT Sang Maha Pencipta yang

selalu mencurahkan rahmat dan hidayahNya kepada alam semesta beserta isinya.

Dengan ridhoNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini pada waktu yang

diharapkan dengan judul “Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Cacing Tanah

(Lumbricus rubellus) pada Magenta Farm di Desa Nanggung Bogor”.

Karya ilmiah ini adalah hasil dari kegiatan penelitian yang bertempat di

Magenta Farm, Desa Nanggung Bogor yang dilakukan selama tiga bulan,

terhitung sejak bulan Juni sampai bulan Agustus 2010. Skripsi ini merupakan

salah satu syarat kelulusan sebagai mahasiswa tingkat akhir dan untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen,

Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian

Bogor.

Harapan penulis atas terwujudnya karya ilmiah ini adalah agar dapat

bermanfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan atas tema yang diangkat,

khususnya bagi Magenta Farm yang menjadi objek yang dikaji dalam penelitian

ini. Penulis tak luput dari segala keterbatasan dan kesalahan, oleh karena itu

penulis mengharapkan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan di masa

yang akan datang.

Bogor, Oktober 2010

Penulis

Page 7: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Rasa syukur dan pujian tak henti kepada Allah SWT Penguasa Semesta

Alam, yang selalu merahmati alam semesta dan segala isinya ini dengan segala

manfaat, dan shalawat bagi junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta

keluarga dan para sahabatnya. Berbagai bentuk dukungan dan bantuan selama

penyusunan skripsi ini hingga selesai telah dicurahkan oleh berbagai pihak kepada

penulis, oleh karena itu melalui keterbatasan kata penulis mengucapkan terima

kasih kepada :

1. H. M. Yasin SH, SIP, M.Sc dan Hj. Umamah kedua orang tuaku, kakak-

kakak, dan para keponakanku yang selalu memberi dukungan, kasih

sayang, dan semangat kepada penulis,

2. Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc selaku Ketua Departemen Program

Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas

Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor,

3. Wita Juwita Ermawati, STP, MM selaku Dosen Pembimbing kegiatan

penelitian, yang telah membantu, membimbing dan mengarahkan penulis

dalam penyusunan skripsi ini,

4. Ir. Mimin Aminah, MM dan Farida Ratna Dewi, SE, MM selaku dosen

penguji pada ujian sidang skripsi ini yang telah memberi banyak kritik dan

masukan yang bersifat membangun untuk perbaikan skripsi ini,

5. Segenap pihak Magenta Farm yang memberi kesempatan bagi penulis

mengadakan penelitian untuk mewujudkan skripsi ini,

6. Seluruh pihak yang telah turut mendukung penulis dalam kegiatan

penelitian dan penulisan skripsi yang tak cukup untuk disebutkan satu per

satu.

Bogor, Oktober 2010

Penulis

Page 8: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

viii

DAFTAR ISI

Halaman RINGKASAN

RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................. vi

UCAPAN TERIMA KASIH........................................................................vii

DAFTAR TABEL......................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................xii

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1 1.2 Perumusan Masalah........................................................................... 6 1.3 Tujuan Penelitian............................................................................... 7 1.4 Manfaat Penelitian............................................................................. 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cacing Tanah ................................................................................... 8 2.2 Studi Kelayakan Bisnis .................................................................... 9 2.3 Teori Biaya dan Manfaat .................................................................12 2.4 Analisis Kelayakan Investasi ...........................................................13 2.5 Analisis Finansial .............................................................................14 2.5.1 Net Present Value (NPV) ........................................................14 2.5.2 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Rasio)..................................15 2.5.3 Internal Rate Return (IRR) .....................................................15 2.5.4 Payback Periode (PP) .............................................................15 2.6 Analisis Switching Value..................................................................16 2.7 Penelitian Terdahulu yang Relevan .................................................16 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran.........................................................................18 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................20 3.3. Metode Penelitian.............................................................................20 3.3.1 Jenis dan Sumber Data ............................................................20 3.3.2 Pengolahan dan Analisis Data.................................................20 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Usaha ..................................................................24 4.2 Analisis Kelayakan Usaha................................................................26 4.2.1 Aspek Teknis ..........................................................................26 4.2.2 Aspek Manajemen ..................................................................37 4.2.3 Aspek Pasar ............................................................................39

Page 9: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

ix

4.2.4 Aspek Sosial dan Lingkungan ................................................45 4.2.5 Aspek Finansial .......................................................................45 KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ......................................................................................51 2. Saran ................................................................................................51 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................52

LAMPIRAN..................................................................................................54

Page 10: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

x

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1 Permintaan pakan ternak sebagai subtitusi cacing tanah dari 27 orang peternak ayam dan ikan di Leuwiliang Bogor ....................... 4

2 Penawaran pakan ternak sebagai subtitusi cacing tanah terhadap 27 orang peternak ayam dan ikan di Leuwiliang Bogor ....................... 5

3 Sembilan spesies cacing tanah yang banyak diminati .......................... 8

4 Permintaan cacing tanah di Jawa Barat ................................................41

Page 11: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

xi

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1 Kerangka Pemikiran Penelitian.............................................................19

2 Proses Produksi Budidaya Cacing Tanah .............................................27

Page 12: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

xii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1 Tabel biaya peralatan dan bahan...........................................................47

2 Tabel biaya pra-investasi dan investasi.................................................48

3 Tabel biaya produksi 1 periode produksi (4 bulan) ..............................49

4 Tabel pendapatan tahun ke-1 dan ke-2 Magenta Farm ........................49

5 Tabel laporan laba/rugi Magenta Farm penjualan 100% .....................50

6 Cash Flow Magenta Farm ....................................................................51

7 Cash Flow Magenta Farm setelah terjadi oenurunan harga jual sebesar 4,13% .......................................................................................52

Page 13: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor pertanian merupakan salah satu potensi yang dimiliki oleh

Indonesia sebagai negara agraris dimana penduduknya sebagian besar

bergantung pada sektor tersebut yang sangat prospektif untuk

dikembangkan. Sumberdaya alam serta sumberdaya manusia yang

dimiliki oleh Indonesia cukup melimpah, didukung dengan ketersediaan

teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan usaha di sektor

pertanian. Keberadaan penduduk yang memadati Indonesia juga menjadi

potensi sebagai pasar yang siap menampung hasil produksi dari kegiatan

agribisnis yang dijalankan. Sektor pertanian memegang peranan penting

dalam menghadapi krisis ekonomi yang dihadapi Indonesia beberapa

tahun belakangan ini dan mampu menyerap tenaga kerja yang juga tidak

sedikit. Bidang yang telah banyak digeluti oleh para pengusaha di bidang

pertanian, baik dalam skala usaha kecil maupun besar, meliputi bidang

usaha yang berkaitan dengan tanaman dan hewan, baik untuk kepentingan

pangan maupun nonpangan. Salah satu bidang usaha tani yang dapat

digeluti adalah budidaya cacing tanah (Lumbricus rubellus), dimana

komoditas ini dianggap memiliki potensi dan prospek pasar yang cukup

potensial serta prospektif untuk dilakukan.

Cacing tanah sering dianggap sebagai makhluk tidak berguna dan

menjijikkan. Namun, cacing tanah ternyata memiliki potensi yang besar

untuk dibudidayakan secara komersial yang berorientasi agribisnis

(Rukmana, 2000). Agribisnis cacing tanah ini dapat bermanfaat untuk

diaplikasikan untuk kepentingan persediaan industri pakan ternak dan ikan

nasional, memasok kebutuhan industri farmasi dan obat-obatan, mengubah

limbah organik menjadi media tanam yang baik dan murah dalam

mendukung usaha pertanian, serta menumbuhkan ekonomi kerakyatan.

Terdapat beberapa jenis cacing tanah di Indonesia yang potensial

untuk dibudidayakan, baik jenis cacing tanah asal luar negeri (introduksi),

maupun jenis cacing tanah lokal. Hal yang membedakan antara jenis-jenis

Page 14: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

2

cacing tanah yaitu didasarkan pada kriteria letak klitelum pada segmen,

jumlah segmen pada tubuh, jumlah seta pada setiap segmen, serta tampilan

bentuk, ukuran dan warna tubuh cacing tanah.

Produk yang dihasilkan dari wirausaha cacing tanah adalah biomas

atau cacing itu sendiri dan kotoran cacing yang biasa disebut Kascing

(bekas cacing). Biomas cacing merupakan sumber protein hewani (72% -

84,5%). Protein cacing tanah mengandung 20 asam amino, yang terdiri

atas lisin, triptopan, histidin, fenilalanin, isoleusin, leusin, theorin,

methionin, arginine, glisin, alanin, sistin, tirosin, asam aspartik, asam

glutamat, prolin, hidroksiprolin, serin, dan sitruline (Rukmana, 2000).

Cacing tanah termasuk salah satu makhluk hidup penghuni tanah yang

dapat memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia.

Multimanfaat cacing tanah antara lain adalah dapat menyuburkan lahan

pertanian, meningkatkan daya serap air oleh permukaan tanah, umpan

memancing ikan, dan lain-lain.

Kualitas protein cacing tanah lebih tinggi jika dibandingkan

dengan protein daging dan ikan, sehingga sangat potensial untuk

dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak, ikan, dan makanan manusia.

Di berbagai negara, cacing tanah telah dimanfaatkan dan diolah menjadi

makanan manusia serta sebagai ramuan obat dan kosmetika. Menurut

penelitian yang dilakukan oleh Fakultas MIPA UNPAD Bandung pada

tahun 1996, diketahui bahwa ekstrak cacing tanah mampu menghambat

pertumbuhan bakteri patogen penyakit typus dan diare.

Cacing tanah amat potensial menghancurkan bahan organik,

termasuk sampah-sampah, sehingga selain berguna untuk menyuburkan

tanah, cacing tanah juga menghasilkan Kascing yang dapat digunakan

sebagai pupuk organik. Pupuk Kascing dapat dimanfaatkan untuk aneka

usaha pertanian, misalnya usaha tani sayuran, buah-buahan, dan tanaman

hias. Sifat kimia dan kandungan hara Kascing yang bahan dasarnya

berasal dari sampah rumah tangga dan sampah pasar, setara dengan

kompos.

Page 15: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

3

Di Indonesia, usaha memasyarakatkan budidaya cacing tanah

secara komersial sebagai peluang wirausaha yang menguntungkan

semakin banyak disosialisasikan, baik pada skala rumah tangga maupun

skala besar. Kelayakan wirausaha cacing tanah dapat dianalisis dari

berbagai aspek yang mendukung, yaitu aspek pemasaran, aspek biaya

(finansial), aspek teknik budidaya, serta aspek organisasi dan manajemen.

Peluang yang dapat dimanfaatkan dari wirausaha cacing tanah ini

yaitu salah satunya dengan memperhatikan kebutuhan pakan ternak dalam

negeri yang sebagian besar masih mengimpor dari berbagai negara.

Umumnya tepung ikan digunakan sebagai pakan ternak, tetapi menurut

data yang berlaku, tepung cacing tanah lebih unggul daripada tepung ikan

karena kadar proteinnya yang sebesar 72% jauh lebih tinggi daripada

kadar protein tepung ikan yang hanya sebesar 22,65%. Di samping itu,

tepung cacing tidak berlemak, mudah dicerna, dan mengandung beberapa

asam amino (arginin, sistin, dan metionin) yang lebih tinggi daripada

tepung ikan. Permintaan impor terhadap tepung ikan ini pada tahun 1997

mencapai 120.570.359 Kg, pada tahun 1999 meningkat menjadi 140.000

ton, hanya dari negara Chilli belum dari negara lain, dan terus meningkat

dari tahun ke tahun sampai sekarang (Rukmana, 2000).

Terdapat pula peluang dari luar negeri, salah satunya Korea yang

memiliki sejarah pada tahun 1999 mengadakan permintaan terhadap

cacing tanah sebanyak 35.000 ton per bulan dan terus meningkat pada

tahun-tahun berikutnya, termasuk sampai sekarang. Pada aspek

pemasaran, produk cacing tanah dapat diserap oleh berbagai industri atau

pasar, di antaranya adalah pasar industri pakan ternak dan ikan, industri

pembibitan cacing tanah, industri farmasi dan obat-obatan. Di samping

itu, cacing tanah banyak dibutuhkan untuk bahan (material) pengomposan

sampah dan dapat dijadikan sebagai komoditas ekspor serta pengganti

(subtitusi) impor tepung ikan yang merupakan bahan baku pakan ikan dan

ternak (Rukmana, 2000).

Permintaan pasar terhadap produk cacing tanah ini berasal dari

berbagai pihak, umumnya yaitu dari Pusat Inkubator Bisnis IKOPIN

Page 16: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

4

(PIBI), Asosiasi Kultur Vermi Indonesia (AKVI), pedagang pengumpul

daerah, koperasi cacing, industri farmasi, industri pakan ikan dan ternak,

serta petani peminat Budidaya Cacing Tanah. Permintaan yang menjadi

fokus Magenta Farm adalah permintaan yang berasal dari para peternak

ayam dan ikan di sekitar daerah lokasi produksi, yaitu daerah Nanggung,

Cigudeg, Desa Kalong, Cirangsad, Pabuaran, Wates, Bunar, dan

Leuwisadeng. Jumlah permintaan dari para peternak ayam dan ikan pada

daerah-daerah tersebut diketahui sekitar sebesar 9 ton pada tahun 2005

(Rukmana, 2000).

Permintaan terhadap cacing tanah di pasar Jawa Barat selalu

meningkat setiap tahunnya. Selama 6 tahun sejak 1999 hingga 2005,

setiap tahun terjadi peningkatan sejumlah 28.750 ton per tahun dari jumlah

17 ribu ton pada 1999 menjadi 189.500 ton pada tahun 2005 (Rukmana,

2000). Peningkatan permintaan dari tahun ke tahun terjadi akibat semakin

beragamnya produk olahan cacing tanah disertai peningkatan preferensi

konsumen untuk mulai mengkonsumsi produk yang berbahan dasar cacing

tanah. Jumlah peningkatan permintaan pakan ternak berupa tepung ikan

sebagai barang subtitusi cacing tanah dari 27 orang peternak ayam dan

ikan di daerah Leuwiliang Bogor dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 1. Permintaan pakan ternak sebagai subtitusi cacing tanah dari 27 orang peternak ayam dan ikan di Leuwiliang, Bogor

No. Tahun Permintaan Pakan Ternak Subtitusi 1. Akhir 2009 3,70 ton 2. Awal 2010 4,26 ton

Sumber: Wawancara peternak setempat

Saat ini produksi cacing tanah dalam negeri masih sangat rendah.

Misalnya, provinsi Jawa Barat pada tahun 1999 memproyeksikan produksi

cacing tanah sebanyak 12.787,04 ton yang diproduksi oleh sekitar 400

pembudidaya cacing tanah di 15 kabupaten (Rukmana, 2000). Usaha

cacing tanah di Indonesia ini masih terjadi over demand. Dengan

demikian, jika dilihat dari segi penawaran yang dilakukan oleh para

peternak cacing tanah, hal ini tidak menjadi kendala yang tidak begitu

Page 17: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

5

berarti asal mampu bersaing dalam hal kuantitas atau jumlah produk yang

dihasilkan.

Menurut Rukmana (2000), jumlah penawaran terhadap cacing

tanah di daerah Jawa Barat yang berasal dari para peternak cacing tanah di

daerah tersebut pada tahun 2005 mencapai 164.222,24 ton. Selama 6 tahun

sejak 1999 sampai 2005, terjadi peningkatan penawaran dari 12.787,04 ton

menjadi 164.222,24 ton atau sejumlah 151.435,2 ton selama 6 tahun,

dengan rata-rata peningkatan adalah sebesar 25.239,2 ton per tahun.

Angka tersebut masih belum memenuhi jumlah permintaan yang ada di

pasar. Jumlah penawaran cacing tanah yang belum mampu memenuhi

permintaan pasar ini adalah akibat adanya permintaan yang terus

meningkat, tetapi tidak diiringi dengan peningkatan jumlah produksi oleh

para produsen cacing tanah serta minimnya pengusaha baru yang

menggeluti usaha cacing tanah ini. Berikut ini adalah angka penawaran

pakan ternak sebagai subtitusi cacing tanah yang diterima oleh 27 peternak

di daerah Leuwiliang Bogor:

Tabel 2. Penawaran pakan ternak sebagai subtitusi cacing tanah terhadap 27 orang peternak ayam dan ikan di Leuwiliang, Bogor

No. Tahun Penawaran Pakan Ternak Subtitusi 1. Akhir 2009 2,56 ton 2. Awal 2010 3,82 ton

Sumber: Wawancara peternak setempat

Penawaran produk cacing tanah yang terjadi di pasar ini bersifat

variatif. Produk utama dari cacing tanah adalah cacing tanah itu sendiri

dan kotoran cacing atau yang biasa disebut Kascing (bekas cacing).

Sedangkan variasi produk cacing tanah yang beredar di pasar selain

Leuwiliang Bogor antara lain dalam bentuk produk pakan ikan dan ternak,

produk nutrisi tanaman, produk farmasi, dan produk kosmetik.

Adanya kekurangan penawaran barang subtitusi cacing tanah

berupa pakan ternak seperti tepung ikan menjadi salah satu peluang untuk

usaha cacing tanah ini. Selain itu, apabila produk cacing tanah dapat

diproduksi dalam skala besar maka akan sanggup menggeser produk

Page 18: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

6

pakan ternak yang lain. Hal ini dikarenakan cacing tanah memiliki

keunggulan kandungan nutrisi berupa protein yg jauh lebih tinggi

dibandingkan dengan produk pakan ternak yang lain, yaitu sebesar 72

persen.

Melihat peluang ini, tentu akan menjadi lahan bisnis yang cukup

menjanjikan bagi para pengusaha cacing tanah, termasuk yang baru akan

terjun ke dalam bidang ini. Salah satu pelaku usaha tani yang melihat dan

memutuskan untuk memanfaatkan peluang tersebut dengan berencana

bergerak di bidang budidaya cacing tanah adalah Magenta Farm.

Magenta Farm yang terletak di desa Nanggung, Leuwiliang, Bogor

ini bergerak sebagai salah satu pelaku usaha tani yang baru berdiri dan

berencana melakukan usaha budidaya cacing tanah sebagai kegiatan bisnis

utamanya. Budidaya cacing tanah ini dilakukan atas dasar ketersediaan

peluang pasar yang berada di sekitar Magenta Farm yaitu daerah

Nanggung itu sendiri, Cigudeg, Desa Kalong, Cirangsad, Pabuaran, Wates,

Bunar, dan Leuwisadeng yang merupakan daerah dimana banyak terdapat

peternakan ayam dan ikan.

1.2 Perumusan Masalah

Magenta Farm merupakan bentuk usaha tani berskala kecil yang

bergerak pada bidang budidaya cacing tanah jenis Lumbricus rubellus.

Pada penelitian ini akan dibahas mengenai kelayakan usaha yang akan

dijalankan, yaitu budidaya cacing tanah. Kelayakan usaha yang dimaksud

adalah kelayakan yang dilihat dari beberapa aspek. Tinjauan yang perlu

dilakukan untuk melaksanakan sebuah usaha atau kegiatan bisnis yang

utama dalam hal ini adalah kelayakan usaha itu sendiri. Dalam hal ini

dikaji mengenai layak atau tidaknya sebuah usaha dilaksanakan, ditinjau

dari berbagai aspek. Hal krusial yang menjadi sorotan perusahaan adalah

dari aspek finansial. Untuk melihat bagaimana gambaran mengenai

investasi yang ditanamkan terhadap biaya yang dikeluarkan, maka

dilakukanlah analisa kriteria investasi.

Biaya yang dikeluarkan diharapkan dapat memberikan manfaat

kepada perusahaan, tidak hanya manfaat finansial tetapi manfaat-manfaat

Page 19: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

7

lainnya. Aspek-aspek yang dinilai dalam studi kelayakan bisnis meliputi

aspek hukum, aspek pasar dan pemasaran, aspek keuangan, aspek

teknis/operasional, aspek manajemen dan organisasi, aspek ekonomi dan

sosial, serta aspek dampak lingkungan (Kasmir, 2003). Aspek-aspek

tersebut dipaparkan secara deskriptif untuk mendukung kelayakan sebuah

usaha atau kegiatan bisnis.

Pada penelitian ini akan dibahas mengenai beberapa aspek studi

kelayakan bisnis yang meliputi lima aspek, yaitu aspek teknis/operasional,

aspek manajemen dan organisasi, aspek pasar dan pemasaran, aspek

dampak lingkungan, dan aspek keuangan. Adapun rumusan permasalahan

yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana rangkaian teknis kegiatan operasional budidaya cacing

tanah pada Magenta Farm?

2. Bagaimana analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah oleh

Magenta Farm?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakannya penelitian pada Magenta Farm ini adalah

sebagai berikut:

1. Menguraikan rangkaian teknis kegiatan operasional budidaya cacing

tanah pada Magenta Farm.

2. Mengalisis kelayakan usaha kegiatan usaha tani budidaya cacing tanah

oleh Magenta Farm.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan

informasi yang diharapkan berguna bagi :

1. Perusahaan diharapkan dapat memanfaatkan hasil penelitian sebagai

bahan informasi dan pertimbangan bagi Magenta Farm dalam

pelaksanaan rencana usaha tani budidaya cacing tanah.

2. Pembaca diharapkan dapat menggunakan hasil penelitian sebagai

sumber informasi dan bahan acuan untuk menambah pengetahuan

khususnya mengenai teknis dan pemanfaatan budidaya cacing tanah.

Page 20: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Cacing Tanah

Dunia hewan berdasarkan tingkat kompleksitas dan urutan

evolusinya terbagi atas 15 phyla. Cacing tanah termasuk ke dalam phylum

Annelida atau binatang yang bersegmen-segmen, beruas-ruas, atau

bergelang-gelang. Phylum Annelida dibagi ke dalam tiga kelas, yaitu

Polychaeta, Oligochaeta, dan Huridinea. Ciri-ciri phylum Annelida

adalah sebagai berikut (Rukmana, 2000):

1. Tubuhnya simetris bilateral, silindris, dan bersegmen-segmen serta

pada permukaan tubuh terdapat sederetan dinding tipis atau sekat.

2. Saluran pencernaan makanan dan mulut terletak pada bagian depan

(muka), sedangkan anus di bagian belakang.

3. Mempunyai rongga tubuh (coelom) yang berkembang dengan baik.

4. Bernapas dengan kulit atau insang.

5. Mempunyai peredaran darah tertutup dan darahnya mengandung

hemoglobin.

Terdapat sembilan spesies cacing tanah yang meliputi empat famili

(suku) yang banyak diminati untuk dibudidayakan, seperti disajikan pada

tabel berikut ini:

Tabel 3. Sembilan spesies cacing tanah yang banyak diminati

No. Famili Spesies Cacing Tanah

1. Lumbricidae a. Lumbricus rubellus

b. L. terrestris

c. Eisenia foetida

d. Allolobophora caliginosa

e. A. Chlorotica

2. Megascolecidae f. Pheretima asiatica

g. Perionyx exavatus

3. Acanthrodrilidae h. Diplocordia verrucosa

4. Octochaetidae i. Eudrilus eugeuniae

Sumber: Rukmana (2000)

Page 21: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

9

2.2 Studi Kelayakan Bisnis

Proyek memiliki beberapa pengertian. Menurut Kadariah (1999)

proyek ialah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-

sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit); atau suatu aktivitas

yang mengeluarkan uang dengan harapan untuk mendapatkan hasil

(returns) di waktu yang akan datang, dapat direncanakan, dibiayai dan

dilaksanakan sebagai satu unit. Gittinger (1986) mendefinisikan proyek

sebagai suatu kegiatan investasi yang mengubah sumber-sumber finansial

menjadi barang-barang kapital yang dapat menghasilkan keuntungan atau

manfaat setelah beberapa periode waktu. Pengertian lainnya diungkapkan

oleh Umar (1999), proyek adalah suatu usaha yang direncanakan

sebelumnya dan memerlukan sejumlah pembiayaan serta penggunaan

masukan lain yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu dan

dilaksanakan dalam suatu bauran produk yang sudah ada dengan

menginvestasikan sumber daya yang dapat dinilai secara independen.

Analisis kelayakan dilakukan untuk melihat apakah suatu proyek

dapat memberikan manfaat atas investasi yang ditanamkan. Studi

kelayakan proyek menurut Umar (1999) ialah suatu penelitian tentang

layak atau tidaknya suatu proyek investasi dilaksanakan. Hasil kelayakan

merupakan perkiraan kemampuan suatu proyek menghasilkan keuntungan

yang layak bila telah dioperasionalkan. Husnan dan Suwarsono (2000)

menyatakan studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat atau

tidaknya suatu proyek dilaksanakan dengan berhasil. Analisis kelayakan

penting dilakukan sebagai evaluasi proyek yang dijalankan pihak yang

membutuhkan studi kelayakan antara lain :

1. Investor

Investor merupakan pihak yang menanamkan dana atau

modal dalam suatu proyek akan lebih memperhatikan prospek

usaha tersebut (tingkat keuntungan proyek yang diharapkan).

Page 22: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

10

2. Kreditur (Bank)

Kreditur merupakan pihak yang membutuhkan studi

kelayakan untuk memperhatikan segi keamanan dana yang

dipinjamkan untuk kegiatan proyek.

3. Pemerintah

Pemerintah lebih berkepentingan dengan manfaat proyek

bagi perekonomian nasional dan pendapatan pemerintah atas pajak

yang diberikan proyek tersebut.

Terdapat enam aspek yang dibahas dalam studi kelayakan, antara

lain aspek teknis, aspek manajerial dan administratif, aspek organisasi,

aspek komersial, aspek finansial, dan aspek ekonomis (Kadariah, 1999).

Analisis kelayakan dapat pula dibagi menjadi menjadi aspek teknis, aspek

pasar, aspek yuridis, aspek manajemen, aspek lingkungan dan aspek

finansial (Umar, 1999). Lainnya menyebutkan bahwa aspek-aspek analisis

kelayakan ke dalam aspek pasar, aspek keuangan, aspek manajemen,

aspek hukum, aspek ekonomi dan sosial (Husnan dan Suwarsono, 2000).

Semua aspek tersebut perlu dipertimbangakan bersama-sama untuk

menentukan manfaat yang diperlukan dalam suatu investasi.

Gittinger (1986) menyatakan bahwa pada proyek pertanian ada

enam aspek yang harus dipertimbangkan dalam mengambil keputusan

yaitu:

1. Aspek Pasar

Untuk memperoleh hasil pemasaran yang diinginkan,

perusahaan harus menggunakan alat-alat pemasaran yang

membentuk suatu bauran pemasaran. Yang dimaksud dengan

bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang

digunakan perusahaan terus menerus mencapai tujuan

pemasarannya di pasar sasaran (Kotler, 2002). Analisis aspek pasar

pada studi kelayakan mencakup permintaan, penawaran, harga,

program pemasaran yang akan dilaksanakan, serta perkiraan

penjualan.

Page 23: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

11

2. Aspek Teknis

Aspek teknis menyangkut masalah penyediaan sumber-

sumber dan pemasaran hasil-hasil produksi. Aspek teknis terdiri

dari lokasi proyek, besaran skala oprasional untuk mencapai kondisi

yang ekonomis, kriteria pemilihan mesin dan equipment, proses

produksi serta ketepatan penggunaan teknologi.

3. Aspek Manajemen

Analisis aspek manajemen memfokuskan pada kondisi

internal perusahaan. Aspek-aspek manajemen yang dilihat pada

studi kelayakan terdiri dari manajemen pada masa pembangunan

yaitu pelaksana proyek, jadwal penyelesaian proyek, dan pelaksana

studi masing-masing aspek, dan manajemen pada saat operasi yaitu

bentuk organisasi, struktur organisasi, deskripsi jabatan, personil

kunci dan jumlah tenaga kerja yang digunakan (Handoko, 2001).

4. Aspek Hukum

Terdiri dari bentuk badan usaha yang akan digunakan,

jaminan-jaminan yang dapat diberikan apabila hendak meminjam

dana, serta akta, sertifikat, dan izin yang diperlukan dalam

menjalankan usaha.

5. Aspek Sosial Lingkungan

Terdiri dari pengaruh proyek terhadap penghasilan negara,

pengaruhnya terhadap devisa negara, peluang kerja dan

pengembangan wilayah dimana proyek dilaksanakan.

6. Aspek Finansial

Penelitian dalam aspek ini dilakukan untuk menilai biaya-

biaya apa saja yang akan dikeluarkan dan seberapa besar biaya-

biaya tersebut. Kemudian seberapa besar pendapatan yang akan

diterima jika proyek jadi dijalankan.

Page 24: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

12

Terdapat lima tujuan mengapa sebelum suatu usaha atau proyek

dijalankan perlu dilakukan studi kelayakan (Kasmir, 2003), yaitu:

1. Menghindari resiko kerugian,

2. Memudahkan perencanaan,

3. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan,

4. Memudahkan pengawasan, dan

5. Memudahkan pengendalian.

2.3 Teori Biaya dan Manfaat

Tujuan analisa dalam analisa proyek harus disertai dengan definisi

biaya-biaya dan manfaat-manfaat. Biaya dapat diartikan sebagai segala

sesuatu yang mengurangi suatu tujuan, dan suatu manfaat adalah segala

sesuatu yang membantu tujuan (Gittinger, 1986). Biaya dapat juga

didefinisikan sebagai pengeluaran atau korbanan yang dapat menimbulkan

pengurangan terhadap manfaat yang diterima. Biaya yang diperlukan suatu

proyek dapat dikategorikan sebagai berikut:

1. Biaya modal merupakan dana untuk investasi yang penggunaanya

bersifat jangka panjang, seperti tanah, bangunan, pabrik dan mesin.

2. Biaya operasional atau modal kerja merupakan kebutuhan dana yang

diperlukan pada saat proyek mulai dilaksanakan, seperti biaya bahan

baku dan biaya tenaga kerja.

3. Biaya lainnya, seperti pajak, bunga dan pinjaman.

Manfaat juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat

menimbulkan kontribusi terhadap suatu proyek. Manfaat proyek dapat

dibedakan menjadi:

1. Manfaat langsung, yaitu manfaat yang secara langsung dapat diukur

dan dirasakan sebagai akibat dari investasi, seperti: peningkatan

pendapatan dan kesempatan kerja.

2. Manfaat tidak langsung, yaitu manfaat yang secara nyata diperoleh

dengan tidak langsung dari proyek dan bukan merupakan tujuan utama

proyek, seperti rekreasi.

Kriteria yang bisa digunakan sebagai dasar persetujuan atau

penolakan suatu proyek yang dilaksanakan adalah kriteria investasi. Dasar

Page 25: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

13

penilaian investasi adalah perbandingan antara jumlah nilai yang diterima

sebagai manfaat dari investasi tersebut dengan manfaat-manfaat dalam

situasi tanpa proyek. Nilai perbedaannya adalah berupa tambahan manfaat

bersih yang akan muncul dari investasi dengan adanya proyek (Kasmir,

2003).

2.4 Analisis Kelayakan Investasi

Kriteria investasi digunakan untuk mengukur manfaat yang

diperoleh dan biaya yang dikeluarkan dari suatu proyek. Dalam mengukur

kemanfaatan proyek dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu menggunakan

perhitungan berdiskonto dan tidak berdiskonto. Perbedaannya terletak

pada konsep Time Value of Money yang diterapkan pada perhitungan

berdiskonto. Perhitungan diskonto merupakan suatu teknik yang dapat

“menurunkan” manfaat yang diperoleh pada masa yang akan datang dan

arus biaya menjadi nilai biaya pada masa sekarang”. Sedangkan

perhitungan tidak berdiskonto memiliki kelemahan umum, yaitu ukuran-

ukuran tersebut belum mempertimbangkan secara lengkap mengenai

lamanya arus manfaat yang diterima (Gittinger, 1986).

Konsep time value of money (nilai waktu uang) menyatakan bahwa

present value (nilai sekarang) adalah lebih baik daripada yang sama pada

future value (nilai pada masa yang akan datang). Ada dua sebab yang

menyebabkan hal ini terjadi yaitu: time preference (sejumlah sumber yang

tersedia untuk dinikmati pada saat ini lebih disenangi daripada jumlah

yang sama namun tersedia di masa yang akan datang) dan produktivitas

atau efisiensi modal (modal yang dimiliki saat sekarang memiliki peluang

untuk mendapatkan keuntungan di masa datang melalui kegiatan yang

produktif) yang berlaku baik secara perorangan maupun bagi masyarakat

secara keseluruhan (Kadariah, 1999).

Kedua unsur tersebut berhubungan timbal balik di dalam pasar

modal untuk menentukan tingkat harga modal yaitu tingkat suku bunga,

sehingga dengan tingkat suku bunga dapat dimungkinkan untuk

membandingkan arus biaya dan manfaat yang penyebarannya dalam waktu

yang tidak merata (Kadariah, 1999).

Page 26: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

14

2.5 Analisis Finansial

Kriteria-kriteria yang menentukan kelayakan investasi diantaranya

adalah NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), Net B/C

(Net Benefit Cost Ratio), PBP (Pay Back Period) dan analisa kepekaan

(Switching Value). Analisis kelayakan pada aspek ini sangat penting

dilakukan. Tujuan dilakukannya analisis proyek adalah 1) untuk

mengetahui tingkat keuntungan yang dicapai melalui investasi dalam suatu

proyek, 2) menghindari pemborosan sumber-sumber, yaitu dengan

menghindari pelaksanaan proyek yang tidak menguntungkan, 3)

mengadakan penilaian terhadap peluang investasi yang ada sehingga kita

dapat memilih alternatif proyek yang paling menguntungkan, dan 4)

menentukan prioritas investasi (Gray, 1992).

2.5.1 Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) suatu proyek atau usaha adalah

selisih antara nilai sekarang (present value) manfaat dengan arus

biaya. NPV juga dapat diartikan sebagai nilai sekarang dari arus

kas yang ditimbulkan oleh investasi. Net Present Value diartikan

sebagai nilai bersih sekarang arus kas tahunan setelah pajak

dikurangi dengan pengeluaran awal (Keown, 2001). Dalam

menghitung NPV perlu ditentukan tingkat suku bunga yang

relevan. Kriteria investasi berdasarkan NPV yaitu:

NPV = 0, artinya proyek tersebut mampu mengembalikan

persis sebesar modal sosial Opportunity Cost faktor produksi

normal. Dengan kata lain, proyek tersebut tidak untung dan

tidak rugi.

NPV > 0, artinya suatu proyek sudah dinyatakan

menguntungkan dan dapat dilaksanakan.

NPV < 0, artinya proyek tersebut tidak menghasilkan nilai

biaya yang dipergunakan. Dengan kata lain, proyek tersebut

merugikan dan sebaiknya tidak dilaksanakan.

Page 27: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

15

2.5.2 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Rasio)

Net Benefit and Cost Ratio (Net B/C Rasio) merupakan

angka perbandingan antara present value dari net benefit yang

positif dengan present value dari net benefit yang negatif (Keown,

2001). Kriteria investasi berdasarkan Net B/C Rasio adalah:

Net B/C = 1, maka NPV = 0, proyek tidak untung dan tidak

rugi

Net B/C > 0, maka NPV > 0, proyek menguntungkan

Net B/C < 0, maka NPV < 0, proyek merugikan

2.5.3. Internal Rate Return (IRR)

Internal Rate Return adalah tingkat bunga yang

menyamakan present value kas keluar yang diharapkan dengan

present value aliran kas masuk yang diharapkan, atau didefinisikan

juga sebagai tingkat bunga yang menyebabkan Net Present Value

(NPV) sama dengan nol.

IRR adalah tingkat rata-rata keuntungan interen tahunan

bagi perusahaan yang melakukan investasi dan dinyatakan dalam

satuan persen. Tingkat IRR mencerminkan tingkat suku bunga

maksimal yang dapat dibayar oleh proyek untuk sumberdaya yang

digunakan. Suatu investasi dianggap layak apabila nilai IRR lebih

besar dari tingkat suku bunga yang berlaku (Kasmir, 2000).

2.5.4. Payback Periode (PBP)

Payback periode atau tingkat pengembalian investasi

adalah salah satu metode dalam menilai kelayakan suatu usaha

yang digunakan untuk mengukur periode jangka waktu

pengembalian modal. Semakin cepat modal itu dapat kembali,

semakin baik suatu proyek untuk diusahakan karena modal yang

kembali dapat dipakai untuk membiayai kegiatan lain (Husnan dan

Suwarsono, 2000).

Page 28: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

16

2.6 Analisis Sensitivitas dan Switching Value

Analisis sensivitas bertujuan untuk melihat apa yang akan terjadi

dengan hasil analisa proyek jika ada suatu kesalahan atau perubahan-

perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya dan manfaat (Kadariah,

1999). Pada umumnya proyek-proyek yang dilaksanakan sensitif berubah-

ubah akibat empat masalah yaitu harga, kenaikan biaya, keterlambatan

pelaksanaan dan hasil (Gittinger, 1986).

Suatu variasi dari analisis sensitivitas adalah nilai pengganti

(switching value). Pengujian ini dilakukan sampai dicapai tingkat

minimum dimana proyek dapat dilaksanakan dengan menentukan berapa

besarnyaa proporsi manfaat yang akan turun akibat manfaat bersih

sekarang menjadi nol bunga (NPV = 0). NPV sama dengan nol akan

membuat IRR sama dengan tingkat suku bunga dan Net B/C sama dengan

satu (Kasmir, 2003). Analisis dilakukan pada perubahan harga input dan

output yang terdiri dari empat perubahan harga, yaitu :

1. Penurunan harga output

2. Kenaikan biaya total

3. Kenaikan biaya investasi

4. Kenaikan biaya operasional.

2.7 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian Hanindita (2006) yang berjudul Analisis Kelayakan

Finansial Budidaya Jamur Merang (Volvariella volvaceae) (Studi Kasus

Usaha Agribisnis Putra Hasan Mushroom di Kecamatan Karang Bahagia,

Bekasi, Jawa Barat). Berdasarkan analisis aspek-aspek penunjang

kelayakan proyek yaitu aspek teknis, aspek pasar, aspek institusional-

organisasi-manajerial, aspek sosial dan aspek finansial menunjukkan

bahwa budidaya jamur merang layak untuk dilaksanakan. Dengan rincian

analisis finansial berupa NPV sebesar Rp 47.304.408 pada tingkat DF

16%, IRR sebesar 66% dan B/C senilai 2,22 dengan PBP selama 1,6

tahun.

Penelitian Sembiring (2007) yang berjudul Analisis Finansial dan

Ekonomi Usaha Pembuatan Kompos dari Tandan Kosong Kelapa Sawit

Page 29: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

17

(Studi Kasus PT. XYZ). Hasil dari analisis kelayakan investasi terhadap

arus manfaat-biaya finansial menunjukkan nilai diatas kriteria kelayakan.

Nilai NPV yang diperoleh untuk analisis ini sebesar Rp. 43.593.614.577.

Tingkat pengembalian internal (IRR) yang diperoleh sebesar 51,83 persen.

Nilai Net B/C yang dihasilkan 7,273. Proyek secara finansial akan

memperoleh pengembalian terhadap modal yang ditanamkan setelah satu

tahun 5,35 bulan.

Penelitian Siregar (2009) yang berjudul Kajian Kelayakan Biogas

Dari Limbah Ternak (Studi Kasus: PT. Darul Fallah dan Fakultas

Peternakan, IPB). Berdasarkan analisis aspek-aspek penunjang kelayakan

proyek yaitu aspek teknis, aspek pasar, aspek institusional-organisasi-

manajerial, aspek sosial dan aspek finansial menunjukkan bahwa proyek

biogas dari limbah ternak layak untuk dilaksanakan.

Penelitian Musiroh (2003) yang berjudul Pemanfaatan Pasta

Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) sebagai Bahan Pupuk Organik Cair

dengan Pengomposan Stardec dan Effluent Cair Gas-Bio. Program Studi

Teknologi Hasil Ternak. Jurusan Ilmu Produksi Ternak. Institut Pertanian

Bogor. Hasil penelitian yang dibahas menunjukkan bahwa cacing tanah

yang diolah menjadi pasta cacing tanah memiliki kandungan yang layak

digunakan sebagai bahan pupuk organik cair melalui berbagai percobaan

pengaplikasian bahan pupuk organik cair pasta cacing tanah.

Page 30: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Saat ini produksi cacing tanah dalam negeri masih sangat rendah.

Misalnya, provinsi Jawa Barat pada tahun 1999 memproyeksikan produksi

cacing tanah sebanyak 12.787,04 ton yang diproduksi oleh sekitar 400

pembudidaya cacing tanah di 15 kabupaten (Rukmana, 2000). Setiap

tahunnya tidak banyak pengusaha yang terjun untuk menggeluti usaha

cacing tanah ini, karena mayoritas para pengusaha atau calon pengusaha

lebih tertarik pada bisnis sayuran dengan alasan kecenderungan perilaku

konsumsi sayur pada masyarakat yang terus meningkat. Padahal usaha

cacing tanah ini sangat menjanjikan jika dilihat dari tingkat keuntungan

yang diperoleh, dan proses produksi yang mudah serta biaya produksi

yang relatif jauh lebih murah jika dibandingkan dengan produksi dan biaya

yang harus ditanggung pada usaha sayuran.

Pada usaha budidaya cacing tanah ini juga tentunya mengandung

resiko seperti pada bentuk usaha lainnya. Resiko yang sangat mungkin

dialami pada usaha budidaya cacing tanah ini adalah preferensi produk

dari konsumen dimana terdapat produk subtitusi pakan ternak lain yang

dapat menggantikan cacing tanah. Hal ini akan sangat berpengaruh dari

harga yang bersaing dan manfaat yang diperoleh dari pemberian pakan

ternak berupa cacing tanah ini. Hal ini juga mengingat bahwa budidaya

cacing tanah ini baru dilaksanakan oleh Magenta Farm sehingga informasi

mengenai keberadaan produknya pun belum cukup meluas.

Magenta Farm merupakan unit usaha tani baru yang optimis pada

bisnis produk cacing tanah dengan melihat jumlah permintaan pasar yang

belum dapat dipenuhi oleh para peternak cacing tanah, khususnya pada

pasar lokal. Fokus orientasi dari produksi cacing tanah ini adalah untuk

dijual dan dimanfaatkan sebagai pakan ternak, khususnya ternak unggas

dan ikan yang berada di kawasan Leuwiliang Bogor.

Analisis kriteria investasi penting untuk melihat kelayakan

pelaksanaan proyek budidaya cacing tanah oleh Magenta Farm. Aspek-

Page 31: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

19

aspek kelayakan dipaparkan secara deskriptif untuk mendukung kelayakan

proyek. Analisis kelayakan dilakukan dengan menganalisis aspek-aspek

kelayakan investasi seperti aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen,

aspek sosial dan lingkungan, dan aspek finansial. Analisis finansial

mengkaji NPV, IRR, Net B/C Rasio, Payback Period, dan sensitivitas.

Bagan kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.

Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian

Peluang bisnis budidaya cacing tanah

Perencanaan Magenta Farm

Kegiatan budidaya cacing tanah

Resiko dan ketidakpastian

Permintaan dari peternak dan budidaya

ikan

Aspek non finansial • Aspek Pasar • Aspek Teknis • Aspek Manajemen • Aspek Sosial dan

Lingkungan

Aspek finansial • NPV • IRR • Net B/C • Payback Period

Analisis Kelayakan Usaha

Layak Tidak layak

Dapat Diusahakan dan dikembangkan

Berhenti (tidak layak dilaksanakan)

- Banyaknya permintaan cacing tanah dari pasar. - Terbatasnya penawaran cacing tanah dari

produsen

Page 32: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

20

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada Magenta Farm yang berlokasi di Desa

Nanggung, Leuwiliang, Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja

(purposive) dan dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan yaitu pada bulan Juni –

Agustus 2010. Magenta Farm merupakan unit usaha tani baru yang

bergerak di bidang budidaya cacing tanah.

3.3. Metode Penelitian

3.3.1. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder.

Data yang digunakan bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data primer

diperoleh melalui wawancara langsung dengan pihak perusahaan.

Sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai referensi berupa

literatur, dokumen perusahaan, instansi terkait serta penelitian-

penelitian sebelumnya yang dapat dijadikan sebagai bahan rujukan

mengenai biaya investasi dan data operasional.

3.3.2. Pengolahan dan Analisis Data

Data dan informasi yang dikumpulkan, diolah dengan

bantuan komputer. Data dan informasi dikelompokkan terlebih

dahulu ke dalam komponen arus biaya dan manfaat, dan disajikan

dalam bentuk tabulasi yang digunakan untuk mengklasifikasi data

yang ada serta untuk mempermudah analisis data.

Analisis data dalam penelitian dilakukan secara kualitatif

dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk mengetahui

gambaran mengenai pelaksanaan kegiatan budidaya cacing tanah.

Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis kelayakan

finansial dari pelaksanaan kegiatan budidaya cacing tanah oleh

Magenta Farm. Data yang diperoleh diolah secara manual dengan

menggunakan program komputer Ms. Excel.

Page 33: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

21

1. Analisis Aspek Teknis

Aspek teknis dianalisis secara deskriptif untuk

mendapatkan gambaran mengenai lokasi, teknis, dan proses

operasional kegiatan distribusi.

2. Aspek Manajemen

Aspek ini dapat dilihat berdasarkan struktur pengelola

proyek, spesifikasi keahlian dan tanggung jawab pihak yang

terlibat dalam proyek dan pelaksanaan distribusi di lapangan.

3. Analisis Aspek Pasar

Analisis aspek pasar dapat dilihat dari sisi produk yang

dihasilkan dimana adanya permintaan yang terjadi akan

berpotensi untuk menghasilkan penerimaan yang diharapkan

menguntungkan dari kegiatan pemasaran.

4. Analisis Aspek Sosial dan Lingkungan

Aspek sosial dianalisis dengan melihat dampak yang

ditimbulkan dari kegiatan usaha budidaya cacing tanah

terhadap lingkungan sekitar yang mungkin terpengaruh oleh

aktivitas perusahaan, maupun manfaat bagi perusahaan sendiri.

5. Analisis Aspek Finansial

Penerapan kelayakan investasi dilakukan dengan

membandingkan antara besarnya biaya yang dikeluarkan

dengan manfaat yang diterima dalam suatu proyek investasi

untuk jangka waktu tertentu. Analisis investasi dilakukan

dengan terlebih dahulu menyusun aliran tunai. Dalam analisis

finansial diperlukan kriteria investasi yang digunakan untuk

melihat kelayakan suatu usaha. Sebagai kriteris investasi

digunakan beberapa indikator kelayakan investasi Net Present

Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost

Ratio (Net B/C), dan Payback Period (PP).

Page 34: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

22

a. Net Present Value (NPV)

Rumus yang digunakan dalam perhitungan NPV adalah

sebagai berikut:

NPV =

=Bt −Ct(1+ i)it=1

n

∑ ……………………………………………. (1)

Keterangan:

Bt = Penerimaan (Benefit) pada tahun ke-t

Ct = Biaya (Cost) pada tahun ke-t

i = Discount rate (%)

n = umur proyek

Dalam metode NPV terdapat tiga kriteria kelayakan

investasi, yaitu:

1. Jika NPV > 0, maka usulan proyek diterima

2. Jika NPV < 0, maka usulan proyek ditolak

3. Jika NPV = 0, nilai perusahaan tetap walaupun proyek

diterima ataupun ditolak.

b. Internal Rate Return (IRR)

Rumus yang digunakan dalam menghitung IRR adalah

sebagai berikut :

IRR

= i1 +NPV1

NPV1 − NPV2x(i2 − i1)………………..…. (2)

Keterangan :

NPV1 = NPV yang bernilai positif

NPV2 = NPV yang bernilai negatif

i1 = Tingkat bunga yang menghasilkan NPV positif

i2 = Tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif

c. Net Benefit Cost Ratio (NBCR)

Kriteria Net B/C ratio yaitu nilainya harus >1 untuk

menunjukan suatu proyek layak dilaksanakan atau tidak.

Rumus yang digunakan sebagai berikut :

Page 35: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

23

Net B/C

=

Bt(1+ i)it=1

n

∑Ct

(1+ i)it=1

n

∑……………………………….. (3)

Keterangan :

Bt = Penerimaan pada tahun ke-t

Ct = Biaya pada tahun ke-t

n = umur proyek (tahun)

i = Discount rate

d. Payback Period (PBP)

Secara sistematis Payback Period dapat dirumuskan

sebagai berikut :

PBP

=VI

…………………………………..…………(4)

Keterangan :

V = Nilai biaya investasi

I = Benefit bersih per periode

e. Analisis Swicthing Value (Nilai Pengganti)

Analisis switching value digunakan untuk mengetahui

seberapa besar perubahan pada nilai penjualan dan biaya

variabel yang akan menghasilkan keuntungan normal yaitu

NPV sama dengan nol atau mendekati, IRR sama dengan

tingkat suku bunga berlaku, dan Net B/C sama dengan satu.

Variabel yang akan dianalisis dengan switching value

merupakan variabel yang dianggap signifikan dalam proyek.

Adapun variabel-variabel yang dimaksud antara lain nilai input

dan biaya variabel, sehingga dengan analisis ini akan dicari

tingkat harga penjualan minimum dan peningkatan biaya

maksimum agar proyek masih dapat dikatakan layak.

Page 36: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Usaha

Unit usaha tani dengan nama Magenta Farm ini merupakan usaha

tani yang baru dibentuk pada pertengahan tahun 2010. Usaha ini dibentuk

oleh Shandi Gozali, SE yang kemudian merekrut beberapa anggota dari

masyarakat sekitar lokasi usaha untuk menjadi tenaga kerja tetap di

Magenta Farm. Jumlah tenaga kerja pada Magenta Farm ini yaitu

sebanyak 5 (lima) orang yang terdiri dari 1 orang pemilik, 1 orang pada

bagian Keuangan dan Administrasi, 1 orang pada bagian Pemasaran, dan 2

orang bagian Pemeliharaan.

Usaha tani ini merupakan unit usaha baru yang sangat optimis pada

bisnis produk cacing tanah dengan melihat jumlah permintaan pasar yang

belum dapat dipenuhi oleh para peternak cacing tanah, khususnya pada

pasar lokal. Magenta Farm bergerak pada bidang produksi sekaligus

pemasaran produk cacing tanah jenis Lumbricus rubellus yang sebenarnya

sudah umum dipasarkan, khususnya di Indonesia. Fokus orientasi dari

produksi cacing tanah ini adalah untuk dijual dan dimanfaatkan sebagai

pakan ternak, khususnya ternak unggas yang berada di kawasan Bogor.

Sebagai target pasar pada usia usaha yang masih muda, perusahaan

memilih kawasan yang terletak tidak terlalu jauh dari lokasi usaha.

Lokasi Magenta Farm ini terletak di daerah Leuwiliang Bogor,

tepatnya di desa Nanggung. Lokasi ini digunakan atas dasar beberapa

alasan, yaitu lokasi milik pribadi untuk meminimalkan biaya investasi,

kondisi lingkungan yang sangat mendukung pertumbuhan cacing tanah,

dan lokasi usaha tidak terlalu jauh dari lokasi pasar yaitu daerah Nanggung

itu sendiri, Cigudeg, Desa Kalong, Cirangsad, Pabuaran, Wates, Bunar,

dan Leuwisadeng yang merupakan daerah dimana banyak terdapat

peternakan ayam dan ikan.

a. Bidang Produksi

Cacing tanah sering dianggap sebagai makhluk tidak berguna

dan menjijikkan. Namun, cacing tanah ternyata memiliki potensi

Page 37: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

  25

yang besar untuk dibudidayakan secara komersial yang berorientasi

agribisnis. Agribisnis cacing tanah ini dapat bermanfaat untuk

diaplikasikan untuk kepentingan persediaan industri pakan ternak dan

ikan nasional, memasok kebutuhan industri farmasi dan obat-obatan,

mengubah limbah organik menjadi media tanam yang baik dan murah

dalam mendukung usaha pertanian, serta menumbuhkan ekonomi

kerakyatan. Cacing tanah sendiri dapat menghasilkan 2 (dua) jenis

produk, yaitu cacing tanah segar untuk konsumsi langsung atau untuk

keperluan agroindustri, dan dalam bentuk kascing yang merupakan

kotoran cacing tanah dan dapat digunakan sebagai pupuk untuk

keperluan perkebunan.

Bidang produksi yang digeluti oleh Magenta Farm ini adalah

bidang produksi cacing tanah yang meliputi beberapa kegiatan, mulai

dari penyiapan wadah, pembuatan medium (tempat hidup cacing

tanah), penyiapan bibit, penebaran, pemeliharaan, pengendalian hama,

penggantian medium, panen, dan pascapanen yang kemudian akan

dipasarkan ke para peternak ayam dan ikan di daerah-daerah yang

menjadi target pemasaran produk cacing tanah.

Magenta Farm tidak hanya beraktivitas atas dasar tujuan

keuntungan (profit oriented) semata, tetapi juga atas dasar tujuan

sosial (social oriented) dimana perusahaan memiliki tujuan untuk

membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya

masyarakat di sekitar lokasi usaha yang umumnya masih hidup

dengan tingkat kesejahteraan yang minimal. Kegiatan yang dilakukan

perusahaan untuk membantu masyarakat sekitar yang banyak

menggantungkan hidupnya dengan cara berkebun yaitu dengan

memberikan kascing yang dihasilkan oleh perusahaan kepada

masyarakat sekitar tanpa harus membayar kascing tersebut dengan

uang. Pemberian kascing difokuskan kepada masyarakat yang ikut

memberikan kontribusi kepada perusahaan, yaitu dengan memberikan

rumput atau batang pisang yang dapat diperoleh dengan sangat mudah

di sekitar rumahnya. Rumput dan batang pisang ini akan digunakan

Page 38: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

  26

oleh perusahaan sebagai campuran bagi medium untuk tempat hidup

cacing tanah yang diternakkan.

b. Visi dan Misi Perusahaan

Visi dan misi perusahaan merupakan salah satu pedoman bagi

perusahaan untuk tetap fokus pada tujuan didirikannya perusahaan dan

berbagai aktivitas perusahaan untuk mencapai tujuan tersebut.

1) Visi Perusahaan

Memenuhi kebutuhan pasar lokal, khususnya daerah

Bogor akan produk cacing tanah dan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat, khususnya di sekitar lokasi usaha Magenta Farm.

2) Misi Perusahaan

Magenta Farm akan berusaha mencapai visi dengan cara :

a. Melakukan kegiatan produksi cacing tanah dengan volume

yang memadai jumlah permintaan di pasar, khususnya daerah

Bogor.

b. Melakukan kegiatan pemasaran cacing tanah, khususnya di

daerah Bogor.

c. Menciptakan lapangan pekerjaan, khususnya bagi masyarakat

di sekitar lokasi usaha.

d. Memberikan bantuan berupa kascing kepada masyarakat di

sekitar lokasi usaha yang membutuhkannya untuk melakukan

usaha.

4.2 Analisis Kelayakan Usaha

4.2.1 Aspek Teknis

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat

membudidayakan cacing tanah, yaitu penyiapan wadah, pembuatan

medium/media, penyiapan bibit, penebaran, dan pemeliharaan.

Setelah kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan, maka dapat

dilakukan kegiatan panen, kemudian pascapanen, dan akhirnya

dipasarkan. Secara umum, proses produksi dapat dilihat pada

bagan berikut ini :

Page 39: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

  27

Gambar 2. Proses Produksi Budidaya Cacing Tanah

1) Penyiapan wadah

Wadah harus disiapkan terlebih dahulu karena merupakan suatu

tempat sebagai penunjang produksi yang akan berfungsi sebagai media

tumbuh dan pakan bagi kelangsungan hidup cacing tanah yang akan

dibudidayakan. Wadah dapat berupa bak-bak yang terbuat dari

tumpukan bata atau ditembok, kotak kayu, kotak plastik, jerigen

industri yang dibelah dua, atau wadah yang terbuat dari anyaman

bambu (besek).

Pemilihan model wadah budidaya cacing tanah dapat dipilih

satu model atau beberapa model sekaligus. Barang-barang bekas,

misalnya ember plastik dan peti kayu dapat digunakan sebagai wadah

budidaya cacing tanah. Hal penting yang harus diperhatikan dalam

pemilihan wadah adalah bahan baku yang diutamakan adalah terbuat

dari plastik atau kayu, karena wadah yang terbuat dari seng atau kaleng

akan cenderung lebih mudah berkarat.

Penyiapan wadah 

Pembuatan medium 

Pemasaran 

Pascapanen 

Penebaran 

Panen 

Pemeliharaan 

Penyiapan bibit 

Page 40: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

  28

Dalam perencanaan bisnis kali ini, wadah yang akan digunakan

sebagai penunjang produksi adalah wadah yang terbuat dari anyaman

bambu (besek). Alasan dipilihnya model wadah ini adalah karena

besek cocok ditempatkan pada unit-unit rak secara berjajar untuk

mengefisiensikan penggunanaan ruang. Selain itu, besek juga

membutuhkan biaya yang relatif murah jika dibandingkan dengan kotak

plastik.

Besek berbentuk segi empat dengan ukuran panjang 43 cm,

lebar 35 cm, dan tinggi 16 cm. Sebelum digunakan sebagai wadah,

besek harus dialasi dulu dengan plastik yang dapat dikuatkan dengan

staples atau sejenisnya. Besek-besek yang akan digunakan sebagai

wadah pembudidayaan cacing tanah disusun pada rak-rak bertingkat

yang terbuat dari kayu. Ukuran rak kayu yang digunakan yaitu dengan

panjang 200 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 150 cm, dengan 4 tingkat rak

yang masing-masing tingkat tingginya berjarak 40 cm.

2) Pembuatan medium (tempat hidup cacing)

Hampir semua cacing tanah menyenangi bahan organik yang

mudah membusuk. Bahan organik yang baik digunakan sebagai bahan

pembuatan medium (tempat tumbuh) cacing tanah di antaranya yaitu

batang pisang, jerami padi, eceng gondok, serbuk gergaji, rumput,

sekam padi, sampah pasar, sampah rumah tangga, kotoran ternak,

kompos, bahkan daging dan lemak hewan yang sedang membusuk.

Semua kotoran ternak terutama yang sudah dingin, dapat digunakan

untuk medium yang langsung dapat berfungsi sebagai pakan cacing

tanah.

Bahan organik yang digunakan sebagai bahan pembuatan

medium cacing tanah harus memenuhi persyaratan berikut (Rukmana,

2000) :

1. Mempunyai daya serap yang tinggi untuk menahan air,

2. Bersifat gembur dan tidak mudah menjadi padat,

3. Mudah terurai atau terdekomposisi,

4. Tidak mengandung tanah permukaan,

Page 41: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

  29

5. Berfungsi sebagai pakan cacing tanah,

6. Tidak mengandung tanin (alkaloid),

7. Tidak mengandung minyak atsiri yang berbau tajam.

Wirausaha cacing tanah yang sudah melangsungkan usahanya

secara kontinyu dapat menggunakan kascing dari wadah yang lama

sebagai medium cacing tanah berikutnya yang akan dibudidayakan.

Medium cacing tanah dapat dibuat dari bahan baku yang bervariasi,

disesuaikan dengan tersedianya bahan organik seperti yang telah

disebutkan sebelumnya, dan kondisi lingkungan setempat. Tata cara

membuat medium (sarang) cacing tanah dapat dilakukan sebagai

berikut:

1. Siapkan bahan organik yang mudah didapat di lingkungan sekitar,

potong-potong menjadi 2 cm – 3 cm, masukkan ke dalam wadah

yang berukuran cukup besar, dalam hal ini digunakan drum

berkapasitas 120 liter.

2. Campur semua bahan tadi sambil diaduk dan ditambahkan air, lalu

biarkan berfermentasi selama satu bulan. Pada minggu pertama

dan kedua dilakukan pengadukan dua kali seminggu. Sedangkan

pada minggu ketiga dan keempat hanya dilakukan pengadukan

seminggu sekali.

3. Campurkan bahan organik yang telah terfermentasi dengan kotoran

ternak, dengan perbandingan 70 : 30. Campuran tersebut diaduk

rata, kemudian ditutup plastik selama 24 jam dan dijaga agar tidak

menjadi kering.

4. Lakukan pengecekan medium tadi dengan alat bantu termometer

dan pH meter untuk mengetahui kelayakan medium yang akan

digunakan. Cara lain yaitu dengan memasukkan cacing ke dalam

medium tersebut selama dua hari, jika cacing tetap sehat dan lincah

maka medium tadi telah layak digunakan.

Setelah medium siap, maka medium diisikan pada wadah yang

akan digunakan sebagai tempat tumbuh cacing tanah, dalam hal ini

Page 42: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

  30

yaitu besek. Setiap besek diisi medium setebal 15 cm – 20 cm, dengan

komposisi satu kilogram medium untuk satu kilogram cacing tanah.

3) Penyiapan bibit

Jenis cacing yang akan dibudidayakan yaitu jenis Lumbricus

rubellus. Bibit cacing tanah ini dapat diperoleh dari petani

pembudidaya cacing tanah atau dari Asosiasi Kultur Vermi Indonesia

(AKVI) dan Pusat Inkubator Bisnis Ikopin (PIBI).

Bibit cacing tanah yang baik adalah cacing tanah stadium

dewasa, yaitu berumur 2,5 – 3 bulan dan memiliki klitelium

(gelang/cincin) sebagai tanda siap melakukan perkawinan (kopulasi).

Bibit cacing tanah dewasa atau disebut cacing induk akan cepat

berproduksi atau bertelur dan menghasilkan anak dalam waktu satu

bulan atau lebih.

4) Penebaran

Bibit atau calon induk cacing tanah dapat segera disebar dalam

wadah pemeliharaan yang telah diisi medium. Perbandingan jumlah

cacing dengan volume medium yaitu 1 kg : 1 kg. Ketebalan medium

dipertahankan setebal 15 cm – 20 cm, agar penanganannya relatif

mudah. Tata cara penebaran bibit atau induk cacing tanah adalah

sebagai berikut :

1. Letakkan beberapa bibit cacing tanah pada medium dalam wadah,

amati perilakunya. Jika cacing tanah tersebut masuk ke dalam

medium, maka segera sebarkan bibit cacing tanah yang lain.

2. Amati perilaku cacing tanah tersebut setiap 3 jam sekali selama 12

jam, jika tidak ada cacing yang keluar dari medium atau kabur,

maka medium tersebut telah cocok sebagai tempat hidupnya.

3. Simpan wadah tadi pada unit-unit rak, dan tutup wadah dengan

kertas atau karung goni atau bahan lainnya.

Perilaku cacing tanah yang berkeliaran di atas medium atau

kabur, menunjukkan ketidakcocokan antara cacing tanah dengan

medium tersebut. perbaikannya adalah dengan menyiramkan air

Page 43: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

  31

secukupnya pada medium tersebut, lalu diperas sampai air

perasannya tampak bening. Medium yang telah diperbaiki dapat

kembali digunakan untuk budidaya. Medium yang baru juga dapat

digunakan untuk mengganti medium yang tidak cocok tadi.

5) Pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan pada produksi cacing tanah yang

dilakukan Magenta Farm yaitu mencakup kegiatan perawatan

medium, pemberian pakan, pengendalian hama, dan penggantian

medium (tempat hidup cacing tanah). Berikut ini adalah kegiatan-

kegiatan yang merupakan rangkaian kegiatan pemeliharaan pada

budidaya cacing tanah:

a. Perawatan medium

Perawatan medium penting dilakukan untuk menjaga

kondisi medium agar selalu cocok untuk cacing tanah tumbuh dan

berkembang. Perawatan dilakukan dengan cara mengaduk medium

secara rutin pada waktu tertentu, khususnya pada saat medium

tampak kering atau terlalu basah. Pengadukan bertujuan untuk

menjaga sirkulasi udara dalam medium agar tetap terjaga. Medium

yang kering harus segera dibasahkan dengan cara disemprot,

sedangkan medium yang terlalu basah harus disegera ditambah

medium baru yang kering.

b. Pemberian pakan

Selama 24 jam, kebutuhan pakan cacing tanah sama dengan

bobot tubuhnya. Pemberian pakan sangat penting untuk laju

reproduksi dan ukuran tubuh cacing tanah. Pada perencanaan

bisnis ini, pakan yang digunakan adalah 100% kotoran hewan.

Metode pemberian pakan dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Pakan ditebarkan tipis pada permukaan medium, kemudian

diaduk sampai merata, dan tebarkan tipis merata kembali tanpa

diaduk. Jumlah pakan pada hari pertama dan kedua yaitu

sebanyak 2 kg untuk 1 kg cacing tanah.

Page 44: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

  32

2. Hari ketiga dapat digunakan pakan tambahan yang kaya

protein, seperti dedak, namun hindari pemberian kompos

sayuran atau kotoran hewan.

3. Hari-hari berikutnya dilakukan penggantian pakan setiap dua

hari sekali sampai hari ke 14. Pada hari ke 15, ulangi

pemberian pakan seperti hari pertama.

Metode pemberian pakan seperti ini harus dipertahankan

dengan tujuan agar pergantian medium dapat berjalan secara

teratur selang 15 hari, agar aerasinya baik.

c. Pengendalian hama

Hama yang umumnya menyerang cacing tanah merupakan

hama pemangsa dan pesaing dalam konsumsi pakan. Hama yang

sering menyerang antara lain tikus, kaki seribu, orong-orong, katak

darat, kelabang, kecoa, semut, itik, ayam, burung, ular, dan kadal.

Cara untuk menanganinya yaitu dengan menangkap dan

membunuh hama, atau dengan membuat dan menjaga kondisi

lingkungan pemeliharaan yang rapi dan melakukan kontrol secara

kontinyu agar unit perkandangan tidak menjadi sarang hama.

d. Pergantian medium

Medium cacing tanah sudah harus diganti apabila semua

medium sudah menjadi tanah atau kascing, atau terdapat banyak

telur atau kokon pada medium. Pergantian medium dapat

dilakukan setiap 15 hari sekali atau 1 bulan sekali. Mula-mula

medium diangkat dari wadah pemeliharaan, kemudian diganti

dengan medium yang baru. Sesudah pergantian medium, wadah

dapat segera disebari bibit cacing tanah kembali.

6) Panen

Panen cacing tanah dewasa dapat dilakukan setelah berumur 2 –

3 bulan, baik sebagai produk cacing tanah bahan olahan industri pakan

maupun calon induk (bibit). Panen cacing tanah berikutnya dapat

dilakukan secara periodik 1 – 2 minggu sekali, tergantung permintaan

Page 45: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

  33

atau pesanan pasar dan ketersediaan berbagai stadium cacing tanah.

Ciri-ciri cacing tanah yang sudah saatnya untuk dipanen adalah sebagai

berikut :

a. Cacing telah berumur 2,5 – 3 bulan atau lebih, tergantung pada

tujuan penggunaannya. Misalnya, untuk memproduksi biomas

cacing dapat dipanen pada umur 2,5 – 3 bulan. Sedangkan untuk

bakal bibit atau calon induk dapat dipanen setelah berumur 4 bulan.

b. Cacing telah memiliki klitelum atau gelang atau cincin yang

terletak di antara anterior dan posterior.

Panen cacing tanah dapat dilakukan 2 – 3 bulan setelah

pembibitan berlangsung, baik dipanen untuk keperluan agroindustri

maupun untuk calon induk. Panen cacing tanah berikutnya dapat

dilakukan secara periodik setiap 1 – 2 minggu sekali. Sedangkan

panen kascing dapat dilakukan setiap 1 – 2 hari sekali bersamaan

dengan pemberian pakan. Usaha budidaya cacing tanah ini

menghasilkan dua macam produk, yaitu cacing tanah itu sendiri dan

kascing. Kedua macam produk tersebut harus dikemas dalam wadah

sendiri-sendiri. Tata cara panen cacing tanah cukup sederhana, yaitu

meliputi beberapa tahap berikut ini :

a. Ambil wadah (besek) pemeliharaan cacing tanah dari unit-unit.

b. Siapkan lembaran plastik atau karung goni.

c. Ambil kascing dari wadah pemeliharaan sedikit demi sedikit mulai

dari permukaan atas menuju ke bagian bawah, lalu tebarkan atau

tampung dalam karung.

d. Aduk-aduk kascing atau medium yang ada dalam wadah

pemeliharaan, kemudian dibiarkan beberapa menit atau gunakan

alat penerang (lampu) agar cacing tanah segera masuk ke dalam

medium (kascing) dan berkumpul di bawah.

e. Ambil lagi kascing atau medium dalam wadah pemeliharaan

hingga tersisa sedikit bersama cacing tanah.

f. Pisahkan kumpulan cacing tanah dari kascing yang tersisa, lalu

tampung dalam wadah penampungan hasil panen.

Page 46: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

  34

7) Pascapanen

Cacing tanah yang dipasarkan dalam bentuk segar cukup

ditampung sebaiknya dalam wadah yang ringan dan kuat, seperti

karung terigu yang sudah dibasahi agar tetap lembab. Kemudian cacing

ditimbang sesuai pesanan, kemudian masukkan sedikit kascing atau

medium. Karung diikat erat dan dapat langsung diangkut, keadaan

karung harus tetap lembab selama pendistribusian.

Penjadwalan produksi perdana yang direncanakan dalam

perencanaan bisnis budidaya cacing tanah ini yaitu dalam jangka waktu 1

tahun dengan kapasitas bibit awal cacing tanah sebanyak 14 kg, yang

setiap kilogramnya mampu menghasilkan cacing tanah sebanyak 10 kg

cacing tanah per bulan. Sehingga setiap satu kali proses produksi yaitu

selama 4 bulan, cacing tanah yang dihasilkan adalah sebanyak 560 kg.

Beberapa tahun ke depan, direncanakan produksi akan terus ditingkatkan

setiap tahunnya sebanyak 30 persen untuk memenuhi permintaan terhadap

cacing tanah yang terus meningkat.

Usaha budidaya cacing tanah merupakan kegiatan yang cukup

membutuhkan peralatan dan perlengkapan yang relatif murah dan mudah

diperoleh. Baik diperoleh dari lingkungan sekitar, toko pertanian, atau

bahkan pasar tradisional. Alat dan bahan produksi yang dibutuhkan untuk

melakukan perencanaan bisnis budidaya cacing tanah ini antara lain

adalah:

1) Peralatan

Peralatan yang dibutuhkan dalam usaha budidaya cacing tanah ini

merupakan peralatan yang tergolong sederhana, mudah diperoleh,

dan harganya sangat terjangkau. Peralatan yang dibutuhkan yaitu

meliputi besek, ayakan, timbangan, terpal, ember, sendok semen,

drum plastik, karung goni, dan karung terigu.

a. Besek

Besek berfungsi sebagai wadah yang akan digunakan untuk

menampung medium tumbuh dan pakan bagi kelangsungan hidup

Page 47: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

  35

cacing tanah yang dibudidayakan. Besek yang digunakan yaitu

sebanyak 780 unit, dengan harga satuan Rp 3.000,-.

b. Ayakan

Ayakan berfungsi untuk memisahkan antara medium

tumbuh dengan kascing yang akan dipanen. Ayakan yang

digunakan yaitu sebanyak 4 buah, dengan harga satuan Rp 6.000,-.

c. Timbangan

Timbangan berfungsi untuk menghitung berat hasil panen

cacing tanah dan kascing, serta untuk menimbang hasil panen yang

akan dikemas dengan berat sejumlah pesanan. Timbangan yang

digunakan yaitu sejenis timbangan untuk membuat kue, sebanyak 2

buah dengan harga satuan Rp 53.000,-.

d. Terpal

Terpal berfungsi pada saat panen, yaitu sebagai alas pada

saat memisahkan cacing tanah dari medium hidupnya. Terpal yang

digunakan yaitu sebanyak 2 lembar dengan ukuran 2 x 2 m, dengan

harga Rp 40.000,-

e. Ember dan Sendok semen

Ember dan sendok semen berfungsi dalam pemberian

pakan bagi cacing tanah. Ember untuk menanmpung pakan,

sedangkan sendok semen untuk meletakkan dan meratakan pakan

di atas medium hidup cacing tanah. Ember yang digunakan

sebanyak 4 buah dengan harga satuan Rp 15.000,- dan sendok

semen yang digunakan sebanyak 3 buah dengan harga satuan Rp

8.000,-.

f. Drum plastik

Drum plastik berfungsi dalam pembuatan dan atau

penyimpanan bakal medium hidup cacing tanah atau pakan cacing

tanah. Drum plastik yang digunakan yaitu sebanyak 3 buah

dengan ukuran 120 liter, dengan harga Rp 50.000,-.

Page 48: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

  36

g. Karung goni

Karung goni berfungsi pada saat penebaran cacing tanah,

yaitu untuk menutupi wadah medium hidup cacing tanah. Karung

goni sebanyak 100 buah dengan harga Rp 2.500,- per karung.

h. Karung terigu

Karung terigu berfungsi dalam pengemasan hasil panen

cacing tanah maupun kascing yang akan diantar ke tempat

pemesan. Karung terigu ini sebanyak 100 kg seharga Rp 4.500,-

per kg.

2) Bahan

Bahan-bahan yang dibutuhkan yaitu hal-hal yang terhitung

habis setelah penggunaan pertama. Bahan yang dibutuhkan untuk

usaha budidaya cacing tanah ini adalah bibit cacing tanah, plastik,

staples, medium (tempat hidup cacing tanah), dan pakan cacing tanah

(kotoran sapi).

a. Bibit cacing

Bibit cacing yang digunakan yaitu diperoleh dari Asosiasi

Kultur Vermi Indonesia (AKVI), Bandung. Bibit yang digunakan

yaitu dengan harga Rp 100.000,- per kg.

b. Plastik dan staples

Plastik digunakan untuk mengalasi besek yang menampung

medium hidup cacing, dan staples berfungsi untuk melekatkan

plastik pada besek. Plastik 40 kg seharga Rp 4.500,- per kg dan

staples 16 boks seharga Rp 5.000,- per box.

c. Medium

Medium berfungsi sebagai tempat hidup dan

berkembangbiak cacing tanah. Medium ini sendiri dapat terbuat

dari sampah rumah tangga atau sampah organik lainnya yang

mudah mengurai yang dapat diperoleh dari lingkungan sekitar.

Medium dapat diperoleh dari lingkungan sekitar lokasi produksi.

Dibutuhkan sebanyak 11.130 kg dengan biaya sebesar Rp 500,- per

kg.

Page 49: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

  37

d. Pakan (kotoran sapi)

Pakan yang diberikan kepada cacing tanah yaitu berupa

kotoran sapi yang diberikan dengan jangka waktu 1 – 2 hari sekali.

Pakan (kotoran sapi) ini dibutuhkan sebanyak 1.512 kg seharga Rp

1.000,- per kg.

4.2.2 Aspek Manajemen

a. Tipe Organisasi Bisnis

Bentuk unit usaha tani Magenta Farm ini belum

memiliki badan hukum dan termasuk pada bentuk organisasi

kecil yang terdiri dari 5 (lima) orang sebagai pelaku usahanya.

b. Struktur Organisasi dan Manajemen

Tenaga kerja yang terdapat pada Magenta Farm ini

yaitu sebanyak 5 orang yang menjabat sebagai pemilik, bagian

Keuangan dan Administrasi, bagian Pemasaran, dan 2 orang

anggota bagian Pemeliharaan. Masing-masing bagian

khususnya untuk bagian Keuangan dan Administrasi serta

bagian Pemasaran harus memiliki keahlian di bidangnya.

Kualifikasi pun dibutuhkan untuk masing-masing kedudukan

dengan tujuan pengefektifan dan efisiensi serta kinerja yang

optimum. Bagi masing-masing posisi, kualifikasi yang

dibutuhkan adalah sebagai berikut :

1) Pemilik

a. Tingkat pendidikan S1.

b. Memiliki pengetahuan yang baik tentang bisnis,

khususnya bisnis cacing tanah.

c. Mampu melakukan perencanaan bisnis, mengelola, dan

mengawasi bisnis dengan baik.

d. Memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi.

2) Bagian Keuangan dan Administrasi

a. Tingkat pendidikan minimal D3.

b. Memiliki keahlian dalam hal finansial dan administrasi

usaha, termasuk pembukuan dan laporan keuangan.

Page 50: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

  38

c. Mampu mengelola keuangan bisnis dengan baik.

d. Memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi.

3) Bagian Pemasaran

a. Tingkat Pendidikan minimal D3.

b. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik.

c. Memiliki keahlian dalam hal pemasaran dan

pendistribusian.

d. Memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi.

4) Bagian Pemeliharaan

a. Tingkat pendidikan minimal SD.

b. Memiliki kemauan kerja yang tinggi dan ulet.

c. Memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi.

Masing-masing bagian memiliki tugas, wewenang, dan

tanggung jawab terhadap keseluruhan kegiatan produksi yang

dilakukan oleh perusahaan. Hal ini dituangkan dalam job

description, yang disusun dengan tujuan untuk merinci daftar

pekerjaan yang harus dilakukan oleh tiap-tiap bagian dan untuk

menghindari tumpah tindih pekerjaan. Job description untuk

masing-masing bagian adalah sebagai berikut :

1) Pemilik

a. Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan perusahaan.

b. Mengelola perusahaan dengan baik pada setiap

kegiatannya.

c. Merencanakan pengembangan bisnis perusahaan.

d. Menjalin hubungan baik dengan konsumen.

e. Menerima laporan dari tiap-tiap bagian dan melakukan

evaluasi.

2) Bagian Keuangan dan Administrasi

a. Menyusun laporan keuangan atas produksi perusahaan.

b. Mencatat administrasi pada perusahaan.

c. Membuat perencanaan biaya untuk operasional unit

usaha per periode.

Page 51: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

  39

d. Membuat laporan mengenai keadaan keuangan

perusahaan.

3) Bagian Pemasaran

a. Melakukan kegiatan promosi dan distribusi produk.

b. Membuat perencanaan perbaikan pemasaran dan

distribusi.

c. Membuat laporan mengenai pemasaran dan distribusi

yang telah dilaksanakan.

4) Bagian Pemeliharaan

a. Melakukan kegiatan produksi yang meliputi penyiapan

wadah, pembuatan medium/media, penyiapan bibit,

penebaran, dan pemeliharaan.

b. Menjaga kebersihan lokasi produksi.

c. Melakukan pengawasan pada periode pemeliharaan.

Masing-masing anggota dengan kedudukan yang berbeda

juga memiliki tingkat gaji yang berbeda-beda pula sesuai posisi

yang dijabat. Gaji per bulan yang diberikan pada tenaga kerja

perusahaan Magenta Farm secara rinci adalah sebagai berikut :

1) Pemilik sebesar Rp 1.000.000,- ;

2) Bagian Keuangan dan Administrasi sebesar Rp 500.000,- ;

3) Bagian Pemasaran sebesar Rp 500.000,- ;

4) Bagian pemeliharaan sebesar Rp 300.000,-.

4.2.3 Aspek Pasar

a. Deskripsi Produk di Pasar

Pada aspek pemasaran, produk cacing tanah dapat

diserap oleh berbagai industri atau pasar, di antaranya adalah

pasar industri pakan ternak dan ikan, industri pembibitan

cacing tanah, industri farmasi dan obat-obatan. Di samping

itu, cacing tanah banyak dibutuhkan untuk bahan (material)

pengomposan sampah dan dapat dijadikan sebagai komoditas

Page 52: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

  40

ekspor serta pengganti (subtitusi) impor tepung ikan yang

merupakan bahan baku pakan ikan dan ternak.

Bentuk produk cacing tanah yang beredar di pasar

cukup beragam sesuai dengan fungsinya yang juga sangat

beragam untuk berbagai kebutuhan. Cacing tanah dapat

dipasarkan dalam bentuk segar maupun olahan. Produk olahan

cacing tanah yang dibuat menjadi bentuk lain yang lebih

menarik dan praktis, bertujuan untuk memudahkan masyarakat

dalam mengkonsumsi cacing tanah dan menghilangkan sugesti

konsumen terhadap cacing tanah yang memiliki image

menjijikan dan menggelikan bagi masyarakat umum. Produk

cacing tanah yang beredar di pasar, umumnya dalam bentuk :

1. Cacing tanah segar,

2. Tepung cacing (pakan ikan dan ternak),

3. Makanan olahan (konsumsi manusia),

4. Obat-obatan, dan Kosmetik.

b. Analisis Permintaan

Permintaan pasar terhadap produk cacing tanah ini

berasal dari berbagai pihak, umumnya yaitu dari Pusat

Inkubator Bisnis IKOPIN (PIBI), Asosiasi Kultur Vermi

Indonesia (AKVI), pedagang pengumpul daerah, koperasi

cacing, industri farmasi, industri pakan ikan dan ternak, serta

petani peminat Budidaya Cacing Tanah. Permintaan yang

menjadi fokus Magenta Farm adalah permintaan yang berasal

dari para peternak ayam dan ikan di sekitar daerah lokasi

produksi, yaitu daerah Nanggung, Cigudeg, Desa Kalong,

Cirangsad, Pabuaran, Wates, Bunar, dan Leuwisadeng.

Permintaan terhadap cacing tanah di pasar Jawa Barat

selalu meningkat setiap tahunnya. Selama 6 tahun sejak 1999

hingga 2005, setiap tahun terjadi peningkatan rata-rata

sejumlah 28.750 ton per tahun dari jumlah 17 ribu ton pada

1999 menjadi 189.500 ton pada tahun 2005 (Rukmana, 2000).

Page 53: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

  41

Peningkatan permintaan dari tahun ke tahun terjadi akibat

semakin beragamnya produk olahan cacing tanah disertai

peningkatan preferensi konsumen untuk mulai mengkonsumsi

produk yang berbahan dasar cacing tanah. Mengacu pada data

peningkatan permintaan cacing tanah dengan rata-rata 28.750

ton per tahun dan angka permintaan cacing tanah yang

mencapai 189.500 ton di Jawa Barat, berikut adalah data

peningkatan permintaan cacing tanah di Jawa Barat selama

tahun 2002 – 2008:

Tabel 4. Permintaan cacing tanah di Jawa Barat

No. Tahun Permintaan Cacing Tanah

1. 2002 3,70 ton

2. 2003 4,26 ton

3. 2004 4,90 ton

4. 2005 5,64 ton

5. 2006 6,49 ton

6. 2007 7,46 ton

7. 2008 8,58 ton

Sumber: Rukmana, 2000 (diolah kembali)

c. Analisis Penawaran

Saat ini produksi cacing tanah dalam negeri masih

sangat rendah dalam hal kuantitas untuk memenuhi permintaan

pasar. Misalnya, provinsi Jawa Barat pada tahun 1999

memproyeksikan produksi cacing tanah sebanyak 12.787,04

ton yang diproduksi oleh sekitar 400 pembudidaya cacing

tanah di 15 kabupaten (Rukmana, 2000). Usaha cacing tanah

di Indonesia ini masih terjadi over demand. Dengan demikian,

jika dilihat dari segi penawaran yang dilakukan oleh para

peternak cacing tanah, hal ini tidak menjadi kendala yang tidak

begitu berarti asal mampu bersaing dalam hal kuantitas atau

jumlah produk yang dihasilkan.

Page 54: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

  42

Jumlah penawaran terhadap cacing tanah di daerah

Jawa Barat yang berasal dari para peternak cacing tanah di

daerah tersebut pada tahun 2005 mencapai 164.222,24 ton.

Angka tersebut masih belum memenuhi jumlah permintaan

yang ada di pasar. Jumlah penawaran cacing tanah yang

belum mampu memenuhi permintaan pasar ini adalah akibat

adanya permintaan yang terus meningkat, tetapi tidak diiringi

dengan peningkatan jumlah produksi oleh para produsen

cacing tanah serta minimnya pengusaha baru yang menggeluti

usaha cacing tanah ini. Selama 6 tahun sejak 1999 sampai

2005, terjadi peningkatan penawaran dari 12.787,04 ton

menjadi 164.222,24 ton atau sejumlah 151.435,2 ton selama 6

tahun, dengan rata-rata peningkatan adalah sebesar 25.239,2

ton per tahun (Rukmana, 2000).

d. Strategi Pemasaran (4P)

Strategi pasar dapat diaplikasikan khususnya kepada

empat hal pada produk, yaitu pada produk itu sendiri, harga

produk, promosi produk kepada pasar, dan distribusi produk

untuk dapat sampai di tangan konsumen. Strategi pemasaran

penting untuk direncanakan dan dipertimbangkan agar

kegiatan bisnis yang dilakukan oleh perusahaan tidak kalah

bersaing dengan pengusaha produk sejenis, khususnya pada

hal product, price, promotion, dan place (4P).

1) Produk (Product)

Produk yang difokuskan untuk dipasarkan oleh

Magenta Farm adalah cacing tanah jenis Lumbricus

rubellus yang dijual segar per kilogram beratnya. Strategi

produk yang diterapkan oleh Magenta Farm yaitu

keseragaman ukuran cacing melalui pengaturan pemberian

pakan dan kebersihan cacing yang siap dipasarkan. Produk

cacing tanah ini merupakan salah satu produk agribisnis

yang memiliki multimanfaat. Baik untuk kepentingan

Page 55: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

  43

persediaan industri pakan ternak dan ikan nasional,

memasok kebutuhan industri farmasi dan obat-obatan,

mengubah limbah organik menjadi media tanam yang baik

dan murah dalam mendukung usaha pertanian, serta

menumbuhkan ekonomi kerakyatan. Cacing tanah yang

telah dibudidayakan untuk kepentingan komersial ini

berasal dari jenis Lumbricus rubellus, Eisenia foetida,

Pheretima asiatica, dan Eudrilus eugeuniae. Pada Magenta

Farm ini produk kascing tidak dijual melainkan untuk

diberikan secara cuma-cuma kepada masyarakat yg

memberikan kontribusi bagi usaha ini.

Kualitas protein cacing tanah lebih tinggi jika

dibandingkan dengan protein daging dan ikan, sehingga

sangat potensial untuk dimanfaatkan sebagai bahan pakan

ternak, ikan, dan makanan manusia. Produk utama yang

dihasilkan cacing tanah yaitu cacing tanah itu sendiri, dan

produk sampingannya yaitu kotoran cacing yang biasa

disebut kascing. Cacing tanah sebagai pakan ternak lebih

unggul karena kandungan proteinnya yg jauh lebih tinggi

yaitu sebesar 72 persen dibandingkan dengan tepung ikan

yang kandungan proteinnya 58 – 67 persen

(poultryindonesia.com, 2010).

2) Harga (Price)

Harga yang ditetapkan untuk cacing dihitung per

kilogram (kg), dimana di pasar untuk satu kilogram cacing

tanah dijual dengan harga kisaran antara Rp 30.000 – Rp

60.000. Harga ini umumnya berlaku bagi jenis cacing

secara umum dari peternak cacing tanah. Magenta Farm

menetapkan harga cacing tanah dengan harga rata-rata

pasar, yaitu Rp 45.500,- per kg. Lebih murah jika

dibandingkan harga yang berlaku di Bogor, yaitu Rp

50.000,- per kg. Tentu saja bagi konsumen yang sudah

Page 56: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

  44

menjadi pelanggan tidak tertutup kemungkinan untuk

melakukan negosiasi harga, terutama untuk pemesanan

dalam skala besar.

3) Promosi (Promotion)

Magenta Farm merupakan perusahaan yang masih

sangat baru dalam usaha cacing tanah ini, sehingga

publikasi keberadaan perusahaan kepada para konsumen

sangat penting untuk dilakukan agar para konsumen

setidaknya mengetahui adanya perusahaan di wilayah

mereka yang memproduksi cacing tanah. Sejak awal

produksi, kegiatan promosi yang dilakukan oleh Magenta

Farm ini belum dituangkan dalam bentuk promosi khusus,

tetapi baru secara mulut ke mulut dengan memanfaatkan

hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar lokasi

produksi yang umumnya banyak terhubung dengan

peternak ayam dan ikan di daerah Leuwiliang Bogor

sebagai target pasar perusahaan. Meskipun sangat

sederhana, tetapi sistem tersebut cukup efektif untuk

menarik konsumen untuk membeli cacing tanah pada

perusahaan.

4) Distribusi (Place)

Salah satu alasan dipilihnya lokasi yaitu juga untuk

menunjang distribusi produk. Lokasi yang menjadi fokus

pemasaran produk cacing tanah oleh perusahaan masih

dalam lingkup satu kawasan, yaitu Leuwiliang Bogor.

Terjangkaunya lokasi oleh sarana transportasi, akan

memudahkan penyaluran produk kepada konsumen. Sistem

distribusi yang akan diterapkan pada usaha budidaya cacing

tanah ini yaitu pengantaran langsung ke tempat konsumen

dengan maksud memudahkan dan ‘memanjakan’ konsumen

agar tertarik untuk memesan produk. Tentu saja dengan

Page 57: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

  45

memperhatikan lokasi konsumen, jasa pengantaran ini

dikenakan tarif sebagai biaya transport. Semakin jauh

lokasi konsumen dari lokasi peternakan cacing tanah, maka

akan semakin besar pula biaya yang harus ditanggung

konsumen.

4.2.4 Aspek Sosial dan Lingkungan

Secara umum apabila ditinjau dari aspek sosial dan

lingkungan, Magenta Farm ini berjalan pada usaha yang dapat

dikatakan memiliki kendala yang amat minim terhadap dampak

yang dapat ditimbulkan secara sosial dan lingkungan. Sebaliknya,

usaha yang dilaksanakan ini lebih dapat memberikan manfaat

kepada lingkungan sosial dan lingkungan khususnya di sekitar

lokasi usaha. Manfaat yang diberikan antara lain adalah sebagai

berikut:

1) Menyediakan kebutuhan pakan bagi para peternak dan

pembudidaya ikan dengan akses yang lebih dekat.

2) Membuka lapangan pekerjaan bagi penduduk setempat.

3) Pemanfaatan sampah organik yang terdapat di sekitar lokasi

usaha untuk medium hidup cacing tanah.

4) Social oriented Magenta Farm dengan memberikan kascing

untuk penduduk setempat yang berkontribusi.

5) Produk cacing tanah yang sangat bermanfaat bagi lahan sekitar

untuk kepentingan keseimbangan lingkungan hidup.

4.2.5 Aspek Finansial

Aspek finansial ditinjau dari jumlah manfaat yang

diperoleh dan jumlah biaya yang harus dikeluarkan. Sumber

modal yang digunakan Magenta Farm yaitu modal sendiri yang

berasal dana pribadi pemilik usaha budidaya cacing tanah ini, tanpa

mengadakan pinjaman dana ke lembaga keuangan tertentu.

Page 58: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

  46

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

1. Harga cacing tanah Magenta Farm Rp 45.500 per kg diambil

dari harga rata-rata pasar di Jawa Barat yang berkisar antara

Rp 30.000 – Rp 60.000. Serta lebih murah dari harga yang

berlaku di pasar wilayah Bogor yaitu Rp 50.000.

2. Produk kascing tidak dijual, melainkan diberikan secara cuma-

cuma bagi masyarakat sekitar yang memberikan kontribusi

kepada Magenta Farm.

3. Produksi cacing tanah Magenta Farm diawali dengan bibit

cacing tanah sebanyak 14 kg, dimana per kg bibit cacing tanah

mampu menghasilkan 10 kg cacing tanah per bulan. Sehingga

dihasilkan 560 kg cacing tanah per periode produksi (4 bulan)

atau sebanyak 1.680 kg cacing tanah per tahun.

4. Survival Rate (SR) atau tingkat bertahan hidup cacing yang

dibudidayakan diasumsikan sebesar 90 persen hidup dan layak

panen.

5. Harga-harga peralatan dan bahan operasional Magenta Farm

diambil dari harga yang berlaku di pasar wilayah Bogor.

6. Tingkat suku bunga untuk perhitungan Net Present Value

digunakan tingkat suku bunga kredit Bank Rakyat Indonesia

(BRI) yang berlaku saat ini, yaitu 13,5 persen.

7. Periode proyek diasumsikan selama 2 (dua) tahun, mengacu

pada umur teknis maksimal dari asset yang digunakan.

8. Pada analisis Switching Value diasumsikan terjadi penurunan

harga jual produk sebesar 4,13 persen. Penurunan harga ini

diasumsikan akibat dari semakin bertambahnya produk pakan

ternak sebagai subtitusi cacing tanah yang terdapat di pasar,

sehingga harga produk dituntut untuk bersaing lebih rendah.

1) Biaya Pra-Investasi dan Investasi

Biaya yang harus dikeluarkan untuk pra-investasi dan

investasi bagi usaha cacing tanah oleh Magenta Farm adalah

Page 59: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

  47

sebesar Rp 22.522.000,- dengan rincian yang dapat dilihat

pada Lampiran 2. Biaya yang dikeluarkan yaitu untuk

kebutuhan survey pasar, transportasi saat survey, dan untuk

berbagai aset yang dibutuhkan untuk melaksanakan usaha

budidaya cacing tanah.

2) Biaya Operasional

Kebutuhan operasional terdiri dari dua jenis biaya,

yaitu biaya variabel dan biaya tetap. Total biaya operasional

yang dibutuhkan untuk satu periode produksi (4 bulan) adalah

sebesar Rp 21.057.000,- dengan rincian yang dapat dilihat

pada Lampiran 3. Biaya variabel yaitu biaya yang dapat

berubah apabila terjadi perubahan volume produksi, pada

usaha ini meliputi biaya untuk peralatan dan bahan.

Sedangkan biaya tetap merupakan biaya nominalnya yang

tidak terpengaruh oleh jumlah produksi, pada usaha ini

meliputi biaya tenaga kerja dan administrasi.

3) Laporan Laba/Rugi

Laporan keuangan berupa income statement atau

laporan laba/rugi Magenta Farm dengan kapasitas produksi

1,68 ton per tahun. Harga jual cacing tanah Rp 45.500,- per

kilogram menghasilkan keuntungan sebesar Rp 9.235.260,-

untuk tahun pertama dan Rp 15.426.900,- untuk tahun kedua

dengan rinciannya dapat dilihat pada Lampiran 5. Keuntungan

ini diperoleh dari selisih antara pendapatan dari penjualan

produk dengan biaya operasional serta pajak yang harus

dikeluarkan.

4) Analisis Finansial

a. Revenue Cost Ratio (R/C Ratio)

Suatu usaha dikatakan layak jika R/C Ratio lebih

besar dari satu (R/C > 1). Hal ini menggambarkan semakin

tinggi nilai R/C maka tingkat keuntungan suatu usaha

Page 60: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

  48

semakin tinggi. Perhitungan untuk Magenta Farm adalah

sebagai berikut :

R/C Ratio =

RTFC+ TVC

=

61.916.40030.960.000 +18.057.000

= 1,263

Artinya, setiap Rp 1,00 biaya yang dikeluarkan akan

menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1,263 atau sama

dengan memperoleh keuntungan sebesar Rp 0.263.

b. Break Even Point (BEP)

BEP dapat dinyatakan dalam BEP harga dan BEP

produksi. Usaha akan dikatakan layak jika nilai BEP

produksi lebih besar dari jumlah unit yang sedang

diproduksi saat ini atau nilai BEP harga lebih rendah dari

harga yang berlaku saat ini.

a) BEP (unit) =

TVCP −VCU

=

18.057.000

45.500 − 18.057.0001.680

=

18.057.00045.500 −10.748,214

=

18.057.00034.751,786

= 519,599 kg

Artinya, usaha tidak akan mengalami kerugian

maupun perolehan keuntungan saat produksi cacing tanah

mencapai 519,599 kg.

Page 61: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

  49

b) BEP (harga) =

TFC

1− VCUP

=

30.960.000

1− 10.748,21445.500

=

30.960.0001− 0,236

=

30.960.0000,764

= Rp 40.523.560,21 per 1.680 kg

= Rp 24.121,167 per kg

Artinya, usaha tidak akan mengalami kerugian

maupun perolehan keuntungan saat menjual hasil produksi

dengan harga Rp 40.523.560,21 per 1680 kg cacing tanah;

atau sama dengan Rp 24.121,167 per kg.

c. Net Present Value (NPV)

Berdasarkan perhitungan cash flow pada Lampiran 6,

nilai NPV Magenta Farm adalah Rp. 4.047.441,-. Artinya pada

masa mendatang yaitu saat waktu akhir proyek, nilai

keuntungan Magenta Farm yang dikonversikan pada nilai saat

ini adalah sebesar Rp. 4.047.441,-.

d. Internal Rate Return (IRR)

Berdasarkan perhitungan cash flow pada Lampiran 6,

nilai IRR Magenta Farm adalah 53 persen. Artinya tingkat

nilai pengembalian investasi usaha Magenta Farm ini adalah

sebesar 53 persen.

e. Net Benefit Cost Ratio (NBCR)

Kriteria Net B/C ratio yaitu nilainya harus >1 untuk

menunjukan suatu proyek layak dilaksanakan atau tidak.

Berdasarkan perhitungan cash flow pada Lampiran 6, nilai Net

B/C Magenta Farm adalah 1,530. Artinya untuk setiap nilai

Page 62: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

  50

sekarang dari pengelaran sebesar Rp 1 akan memberikan

manfaat sebesar Rp 1,530.

e. Payback Period (PBP)

Berdasarkan perhitungan cash flow pada Lampiran 6,

nilai PBP Magenta Farm adalah 1,26 tahun. Artinya modal

investasi yang dimiliki dapat dikembalikan dalam jangka

waktu 1,26 tahun atau sekitar 15 bulan. Angka ini

menunjukkan Magenta Farm layak melaksanakan proyek

karena angka PBP lebih kecil dari angka 2 tahun umur proyek.

f. Analisis Switching Value (Nilai Pengganti)

Analisis kepekaan dalam penelitian ini diasumsikan

apabila terjadi penurunan harga jual produk cacing tanah

sebesar 4,13 persen. Angka 4,13 persen ini diperoleh dari

perkiraan perhitungan kemungkinan terjadinya penurunan

harga yang dapat menyebabkan angka NPV mendekati nol.

Berdasarkan perhitungan dengan penurunan harga jual

produk sebesar 4,13 persen, diperoleh nilai Net B/C sebesar

1,004; IRR 0 persen; PBP 14,3 tahun; dan NPV mendekati nol,

yaitu sebesar Rp 34.731,-. Ditinjau dari angka-angka tersebut

maka dapat disimpulkan saat terjadi penurunan harga jual

produk cacing tanah mencapai 4,13 persen maka sebaiknya

usaha ini dihentikan karena tidak layak jika dilihat dari

berbagai kriteria aspek finansial.

Page 63: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat membudidayakan

cacing tanah, yaitu penyiapan wadah, pembuatan medium/media,

penyiapan bibit, penebaran, dan pemeliharaan. Satu periode kegiatan

budidaya cacing tanah adalah selama 4 (empat) bulan, setelah berbagai

kegiatan pemeliharaan dilakukan, maka dapat dilakukan kegiatan panen

kemudian pascapanen, dan akhirnya dipasarkan. Ditinjau dari aspek

kelayakan bisnis yang meliputi aspek teknis, aspek pasar, aspek

manajemen, aspek dampak lingkungan, dan aspek finansial maka Magenta

Farm dapat dinyatakan layak untuk melaksanakan usaha budidaya cacing

tanah.

Analisis kelayakan investasi Magenta Farm menunjukan nilai R/C

Ratio 1,263; BEP unit 519,599 kg; BEP harga Rp 24.121,167 per kg; NPV

Rp. 4.047.441; IRR 53 persen; Net B/C 1,530; PBP 1,26 tahun. Dengan

demikian Magenta Farm ini dapat dinyatakan layak untuk melaksanakan

usaha budidaya cacing tanah. Analisis switching value dengan asumsi

apabila terjadi penurunan harga jual produk cacing tanah sebesar 4,13

persen menghasilkan nilai Net B/C sebesar 1,004; IRR 0 persen; PP 14,3

tahun; dan NPV mendekati nol, yaitu sebesar Rp 34.731. Dari hasil

analisis switching value dapat dibuat pernyataan bahwa saat terjadi

penurunan harga jual produk cacing tanah mencapai 4,13 persen maka

sebaiknya usaha ini dihentikan karena tidak layak jika dilihat dari berbagai

kriteria aspek finansial.

2. Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini kepada

Magenta Farm adalah sebagai berikut :

1) Meningkatkan kuantitas produksi cacing tanah untuk memenuhi

permintaan pasar.

2) Menambah strategi produk yang mampu membuat produk cacing

tanah Magenta Farm lebih unggul daripada produk pesaing.

Page 64: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

DAFTAR PUSTAKA

Gittinger, J.P. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-proyek Pertanian. Edisi Kedua. Terjemahan. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.

Gray, C. 1992. Pengantar Evaluasi Proyek. Edisi Kedua. Terjemahan. Penerbit PT. Gramedia Pustaka, Jakarta

Handoko, T.H. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Edisi 2. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Hanindita, N. 2006. Analisis Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Merang (Volvariella volvaceae) (Studi Kasus Usaha Agribisnis Putra Hasan Mushroom di Kecamatan Karang Bahagia, Bekasi, Jawa Barat). Skripsi. Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Husnan, S. dan Suwarsono. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Unit Penerbit dan Pencetak AMP YKPN, Yogyakarta.

Kadariah. 1999. Pengantar Evaluasi Proyek. LPEM-Fakultas Ekonomi. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.

Kasmir. 2003. Manajemen Perbankan. Edisi Pertama. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Keown, J. A. 2001. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi Ketujuh. Terjemahan. Salemba Empat, Jakarta.

Kotler, P. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi Kesepuluh, Jilid Satu. Terjemahan. Prenhallindo, Jakarta.

Kotler, P. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi Kesepuluh, Jilid Dua. Terjemahan. Prenhallindo, Jakarta.

Musiroh, S. 2003. Pemanfaatan Pasta Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) sebagai BahanPupuk Organik Cair dengan Pengomposan Stardec dan Effluent Cair Gas-Bio. Program Studi Teknologi Hasil Ternak. Jurusan Ilmu Produksi Ternak. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Rukmana, Ir. H. R. 2000. Budi Daya Cacing Tanah. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Sembiring, A. 2007. Analisis Kelayakan Finansial dan Ekonomi Usaha Pembuatan Kompos Dari Tandan Kosong kelapa Sawit (Studi Kasus PT. XYZ). Skripsi. Program Studi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Intitut Pertanian Bogor, Bogor.

Page 65: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

  53 

Siregar, Y. K.S. 2009. Kajian Kelayakan Biogas dari Limbah Ternak. Skripsi pada Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Sugiono, A. 2009. Manajemen Keuangan untuk Praktisi Keuangan. Penerbit PT. Grasindo, Jakarta.

Umar, H. 1999. Studi Kelayakan Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

www.poultryindonesia.com. 2009. Diakses pada tanggal 12 November 2010.

Page 66: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

  55

Lampiran 1. Tabel biaya peralatan dan bahan

No. Uraian Satuan Jumlah Harga

Satuan (Rp) Total (Rp) Peralatan:

1. Besek Unit 780 3.000 2.340.000 2. Ayakan Unit 4 6.000 24.000 3. Timbangan Unit 2 53.000 106.000 4. Terpal Lembar 2 40.000 80.000 5. Ember Unit 4 15.000 60.000 6. Sendok semen Unit 3 8.000 24.000 7. Drum plastik Unit 3 50.000 150.000 8. Karung goni Karung 100 2.500 250.000 9. Karung terigu Kg 100 4.500 450.000

Total biaya peralatan 3.484.000

Bahan: 1. Bibit cacing tanah Kg 14 100.000 1.400.000 2. Plastik Kg 40 4.500 180.000 3. Staples Boks 16 5.000 80.000 4. Medium hidup cacing Kg 11.130 500 5.565.000 5. Pakan cacing Kg 1.512 1.000 1.512.000

Total biaya bahan 8.737.000

Total Biaya Peralatan dan Bahan 12.221.000

Catatan: Peralatan dan bahan untuk kapasitas 14 kg cacing tanah yang akan menghasilkan 1.680 kg cacing tanah dalam satu tahun.

Page 67: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

  56

Lampiran 2. Tabel biaya pra-investasi dan investasi

No. Uraian Jumlah (unit)

Harga (Rp/unit)

Total (Rp)

Umur Teknis (tahun)

Nilai Sisa (Rp)

Nilai Penyusutan (Rp/tahun)

I. Biaya Pra-investasi:

1. Survey pasar - 300.000 300.000 - - - 2. Transportasi - 300.000 300.000 - - - Total I - 600.000 - - - II. Biaya Investasi

Lahan dan Bangunan:

1. Lahan 200 75.000 15.000.00

0 2. Saung* 1 3.438.000 3.438.000 5 343.800 618.840 Peralatan:

1. Besek 780 3.000 2.340.000 1 0 2.340.000 2. Ayakan 4 6.000 24.000 1 0 24.000 3. Timbangan 2 53.000 106.000 2 10.600 47.700 4. Terpal 2 40.000 80.000 2 0 40.000 5. Ember 4 15.000 60.000 2 0 30.000 6. Sendok semen 3 8.000 24.000 2 0 12.000 7. Drum plastik 3 50.000 150.000 2 15.000 67.500 8. Karung goni 100 2.500 250.000 1 0 250.000 9. Karung terigu 100 4.500 450.000 1 0 450.000

Total II 21.922.00

0 369.400 3.880.040

Total I + II 22.522.00

0 369.400 3.880.040

* Pada akhir tahun ke-2, saung masih memiliki nilai sisa: Rp 3.438.000 - (2 tahun x Rp 618.840) = Rp2.200.320

Sehingga pada akhir tahun ke-2, total nilai sisa peralatan investasi adalah:

Rp 2.200.320 + Rp 369.400 = Rp2.569.720

Page 68: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

  57

Lampiran 3. Tabel biaya produksi cacing tanah 1 periode produksi

No. Uraian Satuan Jumlah Harga

Satuan (Rp) Total (Rp) Biaya Tetap:

1. Tenaga kerja Bulan 4 2.300.000 9.200.000 2. Listrik Bulan 4 80.000 320.000 3. Telepon Bulan 4 50.000 200.000 4. Pemasaran Bulan 4 100.000 400.000 5. Administrasi Bulan 4 50.000 200.000 6. Penyusutan Bulan 4 219.875 879.500 Total Biaya Tetap 11.199.500

Biaya Variabel: 1. Transportasi Bulan 4 500.000 2.000.000 2. Bibit cacing tanah Kg 14 100.000 1.400.000 3. Pakan cacing Kg 11.130 500 5.565.000 4. Medium hidup Kg 1.512 1.000 1.512.000 5. Plastik Kg 40 4.500 180.000 6. Staples Boks 16 5.000 80.000 Total Biaya Variabel 10.737.000

Total Biaya Tetap dan Biaya Variabel 21.936.500

Lampiran 4. Tabel pendapatan tahun ke-1 dan ke -2 Magenta Farm No. Tahun Pendapatan 1. 2010 1680 x SR 90% x 90% x Rp 45.500 = 61.916.400 2. 2011 1680 x SR 90% x 100% x Rp 45.500 = 68.796.000

Catatan:

- Perhitungan biaya produksi (Lampiran 3) untuk 1 periode produksi, yaitu 4 bulan.

- SR = Survival Rate (tingkat bertahan hidup) cacing tanah per panen - Kascing tidak dijual, melainkan diberikan kepada masyarakat yang

memberikan kontribusi kepada Magenta Farm (social oriented).

Page 69: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

  58

Lampiran 5. Tabel Laporan Laba/Rugi Magenta Farm Tahun 2010 & 2011

Total (Rp) No. Uraian Satuan Jumlah 2.010 2.011

1. Penjualan:

1.680 kg; Rp 45.500; SR 90% Tahun 1 61.916.400 68.796.000

2. Biaya Tetap dan Variabel:

Biaya tetap Tahun 1 30.960.000 30.960.000 Biaya variabel Tahun 1 18.057.000 18.057.000 Total Biaya Produksi 49.017.000 49.017.000

3. Biaya Penyusutan: Saung Tahun 5 981.000 981.000 Besek Tahun 1 1.170.000 1.170.000 Ayakan Tahun 1 24.000 24.000 Timbangan Tahun 2 108.000 108.000 Terpal Tahun 2 94.500 94.500 Ember Tahun 2 40.000 40.000 Sendok semen Tahun 2 18.000 18.000 Drum plastik Tahun 2 90.000 90.000 Karung goni Tahun 1 22.500 22.500 Karung terigu Tahun 1 90.000 90.000

Total Biaya Penyusutan 2.638.000 2.638.000

4. Total (2) + (3) 51.655.000 51.655.000

5. Keuntungan Kotor (1 - 4) 10.261.400 17.141.000

6. Pajak 10% 1.026.140 1.714.100

7. Keuntungan Bersih (5 - 6) 9.235.260 15.426.900

Catatan:

- Laporan Laba/Rugi untuk periode 1 tahun. - Perhitungan biaya penyusutan dapat dilihat di Lampiran 2.

Page 70: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

  59 Lampiran 6. Cash Flow Magenta Farm

Keterangan Tahun 1 2 INFLOW 1.Penjualan Penjualan cacing tanah 61.916.400 68.796.000 Total Penjualan 61.916.400 68.796.000 2. Nilai Sisa Bangunan dan peralatan 2.569.720 Total Nilai Sisa 2.569.720 TOTAL INFLOW 61.916.400 71.365.720 II. OUTFLOW 1. Biaya Pra-Investasi Survey pasar 300.000 Transportasi 300.000 2. Biaya Investasi Lahan dan Bangunan: Lahan 15.000.000 Saung + rak 3.438.000 Peralatan: Besek 2.340.000 2.340.000 Ayakan 24.000 24.000 Timbangan 106.000 Terpal 80.000 Ember 60.000 Sendok semen 24.000 Drum plastik 150.000 Karung goni 250.000 250.000 Karung terigu 450.000 450.000 Total Biaya Investasi 22.522.000 3.064.000 2. Biaya Operasional Biaya Variabel Transportasi bahan baku 6.000.000 6.000.000 Bibit cacing tanah 4.200.000 4.200.000 Pakan cacing 5.565.000 5.565.000 Medium hidup 1.512.000 1.512.000 Plastik 540.000 540.000 Staples 240.000 240.000 Total Biaya Variabel 18.057.000 18.057.000 Biaya Tetap Tenaga kerja 27.600.000 27.600.000 Listrik 960.000 960.000 Telepon 600.000 600.000 Pemasaran 1.200.000 1.200.000 Administrasi 600.000 600.000 Total Biaya Tetap 30.960.000 30.960.000 Total Biaya Operasional 49.017.000 49.017.000 TOTAL OUTFLOW 71.539.000 52.081.000 Net Benefit -9.622.600 16.715.000 Pajak 10% -962.260 1.671.500 Net Benefit Setelah Pajak -8.660.340 15.043.500 Discount Factor 13.5 % 0,881 0,776 PV -7.630.256 11.677.696 PV (+) 11.677.696 PV (-) -7.630.256 Net B/C 1,530 NPV 4.047.441 IRR 53% PBP 1,26   

Page 71: ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA CACING TANAH … · analisis kelayakan usaha budidaya cacing tanah (lumbricus rubellus) pada magenta farm di desa nanggung bogor oleh shandra umaya

  60 Lampiran 7. Cash Flow Magenta Farm Setelah Terjadi Penurunan Harga Jual Sebesar 4,13%

Keterangan Tahun 1 2 INFLOW 1.Penjualan Penjualan cacing tanah 59.359.253 65.954.725 Total Penjualan 59.359.253 65.954.725 2. Nilai Sisa Bangunan dan peralatan 2.569.720 Total Nilai Sisa 2.569.720 TOTAL INFLOW 59.359.253 68.524.445 II. OUTFLOW 1. Biaya Pra-Investasi Survey pasar 300.000 Transportasi 300.000 2. Biaya Investasi Lahan dan Bangunan: Lahan 15.000.000 Saung + rak 3.438.000 Peralatan: Besek 2.340.000 2.340.000 Ayakan 24.000 24.000 Timbangan 106.000 Terpal 80.000 Ember 60.000 Sendok semen 24.000 Drum plastik 150.000 Karung goni 250.000 250.000 Karung terigu 450.000 450.000 Total Biaya Investasi 22.522.000 3.064.000 2. Biaya Operasional Biaya Variabel Transportasi bahan baku 6.000.000 6.000.000 Bibit cacing tanah 4.200.000 4.200.000 Pakan cacing 5.565.000 5.565.000 Medium hidup 1.512.000 1.512.000 Plastik 540.000 540.000 Staples 240.000 240.000 Total Biaya Variabel 18.057.000 18.057.000 Biaya Tetap Tenaga kerja 27.600.000 27.600.000 Listrik 960.000 960.000 Telepon 600.000 600.000 Pemasaran 1.200.000 1.200.000 Administrasi 600.000 600.000 Total Biaya Tetap 30.960.000 30.960.000 Total Biaya Operasional 49.017.000 49.017.000 TOTAL OUTFLOW 71.539.000 52.081.000 Net Benefit -12.179.747 13.873.725 Pajak 10% -1.217.975 1.387.373 Net Benefit Setelah Pajak -10.961.773 12.486.353 Discount Factor 13.5 % 0,881 0,776 PV -9.657.949 9.692.680 PV (+) 9.692.680 PV (-) -9.657.949 Net B/C 1,004 NPV 34.731 IRR 0% PBP 14,3