analisis kelayakan usaha agrowisata kampung … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat...

162
ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG BUDAYA SINDANGBARANG KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR SKRIPSI ADHI NUGROHO H34061078 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

Upload: phungngoc

Post on 02-Mar-2019

433 views

Category:

Documents


35 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG

BUDAYA SINDANGBARANG KECAMATAN TAMANSARI

KABUPATEN BOGOR

SKRIPSI

ADHI NUGROHO

H34061078

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2010

Page 2: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

RINGKASAN

ADHI NUGROHO. Analisis Kelayakan Usaha Agrowisata Kampung Budaya

Sindangbarang Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor. Skripsi.

Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian

Bogor (Di bawah bimbingan WAHYU BUDI PRIATNA).

Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan

manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Jumlah perjalanan

wisata internasional mengalami pertumbuhan yang pesat menunjukkan bahwa

pariwisata mengalami perkembangan. Indonesia sebagai salah satu negara tujuan

wisata dunia memiliki sektor pariwisata yang mempunyai potensi dan prospek

yang cerah untuk dikembangkan. Potensi tersebut didukung oleh kekayaan

sumberdaya alam, seni budaya, dan adat istiadat yang dimiliki Indonesia.

Pariwisata Indonesia juga mempunyai peranan penting dalam menunjang

perekonomian nasional.

Dewasa ini, terjadi perkembangan terhadap pola perjalanan wisatawan.

Perkembangan tersebut secara khusus ditunjukkan melalui bentuk-bentuk

keterlibatan wisatawan dalam kegiatan-kegiatan di luar lapangan (out-door),

kepedulian akan permasalahan ekologi dan kelestarian alam, kemajuan ilmu

pengetahuan dan pendidikan, serta penekanan dan penghargaan akan nilai-nilai

masyarakat.

Sektor pertanian merupakan sektor penting dalam perekonomian

Indonesia, namun kinerja sektor pertanian masih under value. Untuk itu,

Departemen Pertanian Indonesia menilai perlu adanya suatu usaha diversifikasi

yang harus dilaksanakan secara terpadu, serasi, dan merata disesuaikan dengan

kondisi tanah, air dan iklim, dengan tetap memelihara kelestarian sumber daya

alam dan lingkungan hidup, serta memperhatikan pola kehidupan masyarakat

setempat. Sejalan dengan kebijaksanaan umum tersebut, terlihat bahwa antara

pariwisata dan pertanian dapat saling mengisi dan menunjang dalam

meningkatkan daya saing produk pariwisata dan pertanian Indonesia. Salah satu

jalan untuk menghubungkan potensi pariwisata dan pertanian adalah dengan

mengembangkan agrowisata.

Kampung Budaya Sindangbarang merupakan salah satu jenis agrowisata

yang menawarkan fasilitas penginapan dan kunjungan sehari dengan nuansa

pedesaan, keindahan alam, kesejukan udara, edukasi pertanian, kebudayaan sunda,

serta peninggalan sejarah. Kampung Budaya Sindangbarang merupakan badan

usaha perseorangan, dan pendiriannya berasal dari modal pemilik dan dana

bantuan (grants) dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Daerah

Kabupaten Bogor. Pemerintah kemudian melepas sepenuhnya tanggung jawab

kelangsungan usaha kepada pemilik. Setiap keputusan usaha, diserahkan

sepenuhnya kepada pihak manajemen agar usaha Kampung Budaya

Sindangbarang dapat berjalan mandiri.

Kampung Budaya Sindangbarang melakukan suatu keputusan usaha

dengan membangun toko cinderamata di tahun 2010. Besarnya potensi pasar toko

cinderamata menyebabkan manajemen Kampung Budaya Sindangbarang menilai

perlu untuk membangun toko cinderamata secara permanen. Keputusan usaha

manajemen Kampung Budaya Sindangbarang yang telah memasuki tahap

Page 3: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

kemandirian memerlukan penilaian terhadap aspek usaha baik aspek pasar, teknis,

manajemen, hukum, sosial ekonomi lingkungan, maupun finansial. Oleh karena

itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha

Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam menghadapi

ketidakpastian risiko dunia bisnis.

Penelitian dilakukan di Kampung Budaya Sindangbarang, Desa Pasir

Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui

wawancara langsung dengan manajemen Kampung Budaya Sindangbarang. Data

sekunder diperoleh dari studi literatur berbagai buku, skripsi, tesis, jurnal,

internet, laporan keuangan dan jumlah kunjungan dari manajemen Kampung

Budaya Sindangbarang, serta instansi terkait yaitu Departemen Kebudayaan dan

Pariwisata Kabupaten Bogor, Biro Pusat Statistik, dan Badan Pusat Statistik

(BPS).

Hasil analisis aspek non-finansial menunjukkan bahwa usaha agrowisata

Kampung Budaya Sindangbarang layak untuk dijalankan dilihat dari aspek pasar,

teknis, manajemen, dan sosial ekonomi lingkungan. Usaha agrowisata Kampung

Budaya Sindangbarang belum dapat dikatakan layak secara hukum.

Hasil analisis aspek finansial menunjukkan bahwa Skenario I dan II usaha

Kampung Budaya Sindangbarang layak untuk dijalankan secara finansial.

Berdasarkan analisis kelayakan finansial dengan melihat nilai NPV, Net B/C,

IRR, dan PP, manfaat yang dihasilkan usaha agrowisata Kampung Budaya

Sindangbarang bertambah dengan adanya skenario II. Analisis sensitivitas dengan

menggunakan switching value menunjukkan bahwa usaha agrowisata Kampung

Budaya Sindangbarang lebih sensitif dalam menghadapi penurunan jumlah

wisatawan dibandingkan dengan penurunan harga paket wisata. Dengan

dibangunnya toko cinderamata, maka kondisi usaha lebih menoleransi penurunan

jumlah wisatawan dan harga paket wisata.

Saran yang dapat diajukan demi perbaikan dan kemajuan usaha Kampung

Budaya Sindangbarang adalah realisasi pembentukan izin usaha berbentuk

persekutuan komanditer, melakukan survei konsumen untuk produk toko

cinderamata yang akan dijual, meningkatkan promosi dengan jalan menjalin kerja

sama dengan agen wisata untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, dan

pembentukan sistem pelatihan dan pengembangan sumberdaya manusia dengan

tujuan meningkatkan kualitas sumberdaya manusianya.

Page 4: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG

BUDAYA SINDANGBARANG KECAMATAN TAMANSARI

KABUPATEN BOGOR

ADHI NUGROHO

H34061078

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 5: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

Judul Skripsi : Analisis Kelayakan Usaha Agrowisata Kampung Budaya

Sindangbarang Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor

Nama : Adhi Nugroho

NIM : H34061078

Menyetujui,

Pembimbing

Ir. Wahyu Budi Priatna, M.Si

NIP. 19670410 199103 1 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Agribisnis

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS

NIP. 19580908 198403 1 002

Tanggal Lulus :

Page 6: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis

Kelayakan Usaha Agrowisata Kampung Budaya Sindangbarang Kecamatan

Tamansari Kabupaten Bogor” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam

bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal

atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain

telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di

bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Agustus 2010

Adhi Nugroho

H34061078

Page 7: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 5 Juli 1988. Penulis adalah

anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak H. Agus Soewito, SE dan

Ibu Hj. Rini Hafsah Maharani, SE, MM.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Panca Motor II Bekasi

pada tahun 2000 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2003

di SLTPN 5 Bekasi. Kemudian penulis menyelesaikan pendidikan menengah atas

pada tahun 2006 di SMA Labschool Jakarta.

Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan

Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2006. Kemudian pada tahun 2007, penulis

diterima di Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen sebagai

departemen mayor.

Selama mengikuti pendidikan, penulis juga aktif di organisasi internal

kampus yaitu sebagai pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa

(BEM KM) periode 2008. Penulis juga aktif di berbagai kegiatan kampus seperti

Masa Perkenalan Mahasiswa Baru (MPKMB) 2007 dan Olimpiade Mahasiswa

IPB (OMI) 2008. Penulis juga tercatat sebagai asisten dosen untuk mata kuliah

Ekonomi Umum periode 2009-2010.

Page 8: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkat dan

karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Analisis

Kelayakan Usaha Agrowisata Kampung Budaya Sindangbarang Kecamatan

Tamansari Kabupaten Bogor”. Penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat

untuk menyelesaikan studi dan mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian

Bogor.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan usaha agrowisata

Kampung Budaya Sindangbarang. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis

kelayakan usaha agrowisata Kampung Budaya Sindangbarang melalui aspek non-

finansial dan finansial.

Segala upaya dan kerja yang optimal telah dilakukan dalam penyusunan

skripsi ini. Namun demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan karena

keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, saran dan kritik yang

membangun sangat diharapkan sebagai upaya penyempurnaan skripsi ini. Semoga

skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Agustus 2010

Adhi Nugroho

Page 9: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

UCAPAN TERIMAKASIH

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.

Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis juga ingin mengucapkan

terimakasih kepada kedua orang tua tercinta Bapak Agus Soewito, SE dan Ibu

Rini Hafsah Maharani, SE, MM yang telah memberikan doa, dukungan dan

semangat hidup kepada penulis. Selain itu, penulis ingin mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Ir. Wahyu Budi Priatna, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi atas segala

arahan, bimbingan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis

selama proses penyusunan skripsi ini.

2. Tintin Sarianti, SP, MM selaku dosen penguji utama pada ujian sidang penulis

yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi

perbaikan skripsi ini.

3. Arif Karyadi, SP selaku dosen penguji dari wakil komisi pendidikan yang

telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan

skripsi ini.

4. Yeka Hendra Fatika, SP, Ir. Narni Farmayanti, M.Sc, Ir. Dwi Rachmina M.Si,

Dr. Ir. Heny K. Daryanto, M.Ec, Rahmat Yanuar SP, M.Si, Febriantina Dewi,

SE, MM, M.Sc dan Ir. Burhanuddin MM atas bimbingan, saran dan kritiknya

selama masa perkuliahan.

5. Pemilik dan pihak manajemen Kampung Budaya Sindangbarang, khususnya

Bapak Achmad Mikami Sumawijaya, Kang Aseng, Bapak Ukat, dan Bapak

Ncem atas waktu, kesabaran, dan kesempatan yang telah diberikan.

6. Masyarakat sekitar Kampung Budaya Sindangbarang yang telah meluangkan

waktu untuk membantu penulis dalam mengumpulkan data penelitian.

7. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor, Ir. Adrian Aria

Kusumah, M.Sc atas kesempatannya untuk wawancara dan berdiskusi.

8. Kakak-kakakku Rindriana Ayuretno Dinari dan Vidilistya Gilang Anggraini

tersayang, semoga adikmu bisa menjadi seorang yang kalian banggakan.

9. Sahabat, keluarga, dan teman seperjuangan Miftahul Masyhuri, Henky

Wibowo, Hendra Pratama, Prihadmoko Adi Lumadyo, Irman Andriawan,

Fachri Matondang, Arief Tajalli, Nanang Sumbara, Heru Pratama, Riki

Page 10: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

Hikmah, Yudha Pujangkara, Nanang Andrian, Irfan Karunia Osa, Vicky

Katili, Risyad Septian, Luki Sinaga, Krisostomus Caecar, Bayu Pramitama,

Eka Sumaryadi, Adam Muriyanto, Hendra Yulfi, Nugroho Bagus, Lita Suniar,

Maria Putri, Bundo, dan Bapando.

10. Tyas Widyastini beserta keluarga.

11. Keluarga Gladikarya Mekarwangi, Shanny Laura, Yunita Rahmah Fauziah,

Pritasari Eka Putriana, dan Devi Moestikawati.

12. Teman-teman satu bimbingan skripsi, Dewi Sri Hartanti dan Leonardus Dwi

Satya.

13. Teman-teman Agribisnis 43, A19, dan A20.

14. Keluarga Logstran MPKMB 2007 dan OMI 2008.

15. Segenap praktikan Mata Kuliah Ekonomi Umum, Meiyora Averiana, Yunita

Herdiana, dan semuanya yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

16. Yani Maryani beserta keluarga.

17. Enny Agung Indriani beserta keluarga.

18. Keluarga besar Condition Zero Pondok Wina, Dulmatin, Erick, Habuummm,

Soedirman, Soeharto, Penggaruk, Unnamed, -XXX-, Chips, Bo Rai Cho, dan

Susno.

19. Ibu Ida, Teh Dian, Pak Yusuf, dan seluruh dosen serta staf departemen

Agribisnis. Terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan kepada

penulis selama proses perkuliahan, penyusunan skripsi, seminar, dan sidang.

20. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun tidak

menghilangkan rasa hormat dan terima kasih atas bantuan dan dukungan yang

telah diberikan kepada penulis.

Bogor, Agustus 2010

Adhi Nugroho

Page 11: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

xi

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... xvii

I PENDAHULUAN ................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ........................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ................................................... 7

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................... 8

1.4 Manfaat Penelitian ....................................................... 9

1.5 Ruang Lingkup ........................................................... 9

II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................... 10

2.1 Pariwisata ................................................................... 10

2.1.1 Definisi Pariwisata ............................................ 10

2.1.2 Penggolongan Pariwisata .................................. 11

2.1.3 Manfaat Pariwisata ........................................... 13

2.2 Agrowisata ................................................................... 14

2.2.1 Definisi Agrowisata .......................................... 14

2.2.2 Tujuan, Asas, dan Manfaat Agrowisata ............ 15

2.2.3 Unsur dan Potensi Agrowisata .......................... 16

2.3 Studi Kelayakan Pariwisata ......................................... 18

2.4 Penelitian Terdahulu .................................................. 19

III KERANGKA PEMIKIRAN ............................................... 22

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ..................................... 22

3.1.1 Studi Kelayakan Bisnis .................................... 22

3.1.2 Aspek Kelayakan Bisnis ................................. 23

3.1.2.1 Aspek Pasar ........................................ 24

3.1.2.2 Aspek Teknis ...................................... 25

3.1.2.3 Aspek Manajemen ............................. 25

3.1.2.4 Aspek Hukum ..................................... 25

3.1.2.5 Aspek Sosial Ekonomi Lingkungan .... 26

3.1.2.6 Aspek Finansial ................................... 26

3.1.3 Teori Biaya dan Manfaat .................................. 27

3.1.4 Analisis Kelayakan Investasi ........................... 28

3.1.4.1 Net Present Value (NPV) ................... 29

3.1.4.2 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) ........ 30

3.1.4.3 Internal Rate of Return (IRR) ............ 30

3.1.4.4 Payback Period (PP) .......................... 31

3.1.4.5 Analisis Sensitivitas ........................... 31

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional .............................. 31

IV METODE PENELITIAN .................................................... 34

4.1 Lokasi dan Waktu ...................................................... 34

4.2 Desain Penelitian ........................................................ 34

Page 12: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

xii

4.3 Data dan Instrumentasi ................................................. 34

4.4 Metode Pengumpulan Data ........................................ 35

4.5 Metode Pengolahan Data ........................................... 35

4.5.1 Analisis Kelayakan Aspek Non Finansial ....... 36

4.5.2. Analisis Kelayakan Aspek Finansial ................. 36

4.5.2.1 Laporan Laba Rugi .............................. 36

4.5.2.2 Arus Kas .............................................. 37

4.5.2.3 Net Present Value (NPV) .................... 38

4.5.2.4 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) ....... 39

4.5.2.5 Internal Rate of Return (IRR) ............ 40

4.5.2.6 Payback Period (PP) ........................... 40

4.5.2.7 Analisis Sensitivitas .......................... 40

4.6 Asumsi Dasar yang Digunakan .................................. 41

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ............................. 44

5.1 Kondisi Geografis ...................................................... 44

5.2 Keragaan Umum Perusahaan ..................................... 45

5.2.1 Sejarah dan Perkembangan Usaha .................. 45

5.2.2 Organisasi .......................................................... 47

5.2.3 Fasilitas dan Kegiatan ....................................... 48

5.2.4 Paket Wisata ...................................................... 53

VI HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................ 55

6.1 Aspek Non Finansial .................................................. 55

6.1.1 Aspek Pasar ..................................................... 55

6.1.1.1 Potensi Pasar ....................................... 55

6.1.1.2 Segmenting, Targeting, dan

Positioning .......................................... 59

6.1.1.3 Bauran Pemasaran .............................. 61

6.1.1.4 Hasil Analisis Aspek Pasar ................. 68

6.1.2 Aspek Teknis ................................................... 69

6.1.2.1 Lokasi Usaha ...................................... 69

6.1.2.2 Fasilitas, Skala, dan Operasional

Usaha ................................................. 71

6.1.2.3 Penggunaan Teknologi ...................... 76

6.1.2.4 Hasil Analisis Aspek Teknis .............. 77

6.1.3 Aspek Manajemen ........................................... 78

6.1.3.1 Struktur Organisasi ............................. 78

6.1.3.2 Tenaga Kerja ...................................... 80

6.1.3.3 Hasil Analisis Aspek Manajemen ...... 81

6.1.4 Aspek Hukum ................................................. 82

6.1.4.1 Bentuk dan Izin Badan Usaha............. 82

6.1.4.2 Hasil Analisis Aspek Hukum ............. 83

6.1.5 Aspek Sosial Ekonomi Lingkungan ................ 84

6.1.5.1 Analisis Aspek Sosial ......................... 84

6.1.5.2 Analisis Aspek Ekonomi ................... 85

6.1.5.3 Analisis Aspek Lingkungan ................ 85

Page 13: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

xiii

6.1.5.4 Hasil Analisis Aspek Sosial Ekonomi

Lingkungan ........................................ 86

6.2 Aspek Finansial .......................................................... 86

6.2.1 Analisis Aspek Finansial Skenario I ............... 86

6.2.1.1 Arus Penerimaan (Inflow) ................... 87

6.2.1.2 Arus Pengeluaran (Outflow) ............... 89

6.2.1.3 Analisis Kelayakan Finansial ............ 95

6.2.1.4 Analisis Sensitivitas ............................ 97

6.2.2 Analisis Aspek Finansial Skenario II ............... 98

6.2.2.1 Arus Penerimaan (Inflow) ................... 98

6.2.2.2 Arus Pengeluaran (Outflow) ............... 99

6.2.2.3 Analisis Kelayakan Finansial ............ 101

6.2.2.4 Analisis Sensitivitas ............................ 103

6.2.3 Manfaat Tambahan dengan Skenario II ............ 104

VII KESIMPULAN DAN SARAN ............................................ 105

7.1 Kesimpulan ................................................................ 105

7.2 Saran ........................................................................... 106

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 108

LAMPIRAN ...................................................................................... 112

DOKUMENTASI .............................................................................. 143

Page 14: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

xiv

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Produk Domestik Bruto (PDB) Pariwisata dan

Kontribusinya terhadap PDB Nasional Tahun 2001-2008 ... 3

2. Perkembangan Wisatawan yang berkunjung ke

Obyek Wisata di Kabupaten Bogor tahun 2002 – 2009 ........ 5

3. Perkembangan Wisatawan yang Berkunjung ke

Kampung Budaya Sindang Barang Tahun 2007-2009 .......... 6

4. Perbandingan Penelitian Terdahulu ..................................... 21

5. Perhitungan Laporan Laba Rugi ............................................ 37

6. Penyusunan Arus Kas ............................................................ 38

7. Perkembangan Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke

Agrowisata Kabupaten Bogor Tahun 2008-2009 (orang) ..... 56

8. Proyeksi Jumlah Wisatawan Tahun 2010 Berdasarkan

Bulan ...................................................................................... 59

9. Harga Produk berdasarkan Jenis Produk Toko

Cinderamata ........................................................................... 66

10. Gaji per Bulan Tenaga Kerja Tetap Kampung

Budaya Sindangbarang .......................................................... 81

11. Gaji per Hari Tenaga Kerja Tidak Tetap

Kampung Budaya Sindangbarang.......................................... 81

12. Pendapatan Kunjungan Wisatawan Kampung

Budaya Sindangbarang .......................................................... 87

13. Pendapatan Konsumsi Wisatawan Kampung

Budaya Sindangbarang .......................................................... 88

14. Dana Sumbangan Usaha Kampung Budaya Sindangbarang . 88

15. Nilai Sisa Investasi Usaha Kampung

Budaya Sindangbarang .......................................................... 89

16. Biaya Investasi Usaha Kampung Budaya Sindangbarang .... 90

17. Biaya Reinvestasi Usaha Kampung Budaya Sindangbarang . 91

18. Rincian Biaya Tetap Usaha Kampung

Budaya Sindangbarang ......................................................... 92

19. Gaji per Tahun Tenaga Kerja Tidak Tetap ............................ 93

20. Biaya Bahan Bakar Genset per Tahun .................................. 93

21. Biaya Konsumsi Wisatawan per Tahun ................................. 94

Page 15: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

xv

22. Biaya Pembelian Ikan per Tahun ........................................... 94

23. Biaya Pembelian Padi dan Bibit Padi per Tahun ................... 95

24. Biaya Pajak per Tahun .......................................................... 95

25. Rekapitulasi Laba-Rugi Usaha Skenario I ............................. 96

26. Hasil Analisis Kelayakan Finansial Skenario I ...................... 96

27. Hasil Analisis Switching Value Skenario I ............................ 98

28. Pendapatan Toko Cinderamata .............................................. 99

29. Biaya Modal Toko Cinderamata ............................................ 100

30. Tambahan Arus Pengeluaran (Outflow)

Analisis Finansial Skenario II ................................................ 101

31. Rekapitulasi Proyeksi Laba-Rugi Usaha Skenario II............. 101

32. Hasil Analisis Kelayakan Finansial Skenario II .................... 102

33. Hasil Analisis Switching Value Skenario II ........................... 103

34. Perbandingan Nilai Kriteria Kelayakan Finansial

dan Sensitivitas Skenario I dan II .......................................... 104

Page 16: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

xvi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun 2004-2009 . 1

2. Perkembangan Jumlah Devisa yang Dihasilkan Sektor

Pariwisata Tahun 2004-2009 ................................................. 2

3. Diagram Alir Kerangka Pemikiran Operasional .................... 33

4. Logo Kampung Budaya Sindangbarang ................................ 48

5. Rumah Pangiwa ..................................................................... 49

6. Rumah Pasangrahan ............................................................... 49

7. Rumah Besar .......................................................................... 50

8. Pangsa Pasar Usaha Agrowisata di Kabupaten Bogor

Tahun 2008-2009 ................................................................... 58

9. Alur Operasional Kegiatan Usaha ......................................... 74

10. Bagan Struktur Organisasi Kampung

Budaya Sindangbarang .......................................................... 78

Page 17: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Layout Kampung Budaya Sindangbarang ............................. 113

2. Perhitungan Pendapatan Kunjungan Wisatawan ................... 114

3. Rincian Biaya Investasi Bangunan ........................................ 116

4. Perhitungan Beberapa Komponen Biaya Investasi ................ 117

5. Perhitungan Beberapa Komponen Biaya Tetap ..................... 119

6. Proyeksi Laba-Rugi Usaha Skenario I ................................... 121

7. Arus Kas Usaha Skenario I .................................................... 123

8. Arus Kas Analisis Sensitivitas dengan Menggunakan

Switching Value (Penurunan Jumlah Wisatawan 28,25 %)

pada Skenario I ...................................................................... 126

9. Arus Kas Analisis Sensitivitas dengan Menggunakan

Switching Value (Penurunan Harga Paket Wisata 30,44 %)

pada Skenario I ...................................................................... 129

10. Proyeksi Laba-Rugi Usaha Skenario II .................................. 132

11. Arus Kas Usaha Skenario II ................................................... 134

12. Arus Kas Analisis Sensitivitas dengan Menggunakan

Switching Value (Penurunan Jumlah Wisatawan 31,75 %)

pada Skenario II ..................................................................... 137

13. Arus Kas Analisis Sensitivitas dengan Menggunakan

Switching Value (Penurunan Harga Paket Wisata 33,50%)

pada Skenario II ..................................................................... 140

Page 18: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia, dan World

Tourism Organization (WTO) telah mengakui bahwa pariwisata merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut

kegiatan sosial dan ekonomi.1 Wardiyanta (2006) juga menegaskan bahwa dalam

dekade terakhir, pariwisata menjadi sangat popular di hampir seluruh kalangan

masyarakat. Pendapat ini juga diperkuat oleh Brau et al. (2008) yang

menyebutkan bahwa jumlah perjalanan wisata internasional mengalami

pertumbuhan yang pesat dari 25 juta perjalanan wisata di tahun 1950 menjadi 842

juta perjalanan wisata di tahun 2006.

Indonesia merupakan salah satu negara tujuan wisata dunia dan memiliki

sektor pariwisata yang mempunyai potensi dan prospek yang cerah untuk

dikembangkan. Potensi tersebut didukung oleh kekayaan sumberdaya alam, seni

budaya, dan adat istiadat yang dimiliki Indonesia. Pada perkembangannya,

Indonesia selalu diramaikan oleh kunjungan wisatawan mancanegara. Jumlah

kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia mengalami peningkatan pada

periode 2006-2009 (Gambar 1).

0

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

6000000

7000000

2004 2005 2006 2007 2008 2009

Tahun

Jumlah Wisatawan

Mancanegara (Orang)

Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun 2004-2009.

Sumber : Badan Pusat Statistik (2010)

1 http://www.kolom.pacific.net/kondisi pariwisata internasional [11 Maret 2010]

Page 19: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

2

Sektor pariwisata juga mempunyai peranan penting dalam menunjang

perekonomian nasional. Peranan tersebut ditunjukkan oleh perolehan devisa yang

dihasilkan oleh wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia (Gambar

2).

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

2004 2005 2006 2007 2008 2009

Tahun

Penerimaan Devisa (Juta USD)

Gambar 2. Perkembangan Jumlah Devisa yang Dihasilkan Sektor Pariwisata

Tahun 2004-2009.

Sumber : Badan Pusat Statistik (2010)

Kontribusi pariwisata terhadap perekonomian Indonesia lewat devisa yang

dihasilkannya cenderung fluktuatif. Tahun 2004 – 2006 devisa yang dihasilkan

sektor pariwisata mengalami penurunan yang disebabkan penurunan jumlah

wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia. Penurunan tersebut

disebabkan oleh adanya isu terorisme, sehingga terjadi penurunan minat

wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata ke Indonesia.

Devisa yang dihasilkan sektor pariwisata kembali meningkat di tahun

2006. Seiring dengan gencarnya pemerintah Indonesia dalam melestarikan budaya

nasional dan pariwisata melalui program pemerintah yaitu Visit Indonesia 2008,

jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia mulai mengalami

peningkatan. Devisa yang dihasilkan sektor pariwisata juga kembali meningkat

sampai tahun 2008 dengan jumlah USD 7.377,39 juta. Pada tahun 2009 jumlah

wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia kembali meningkat,

namun penurunan rata-rata lama tinggal dari 8,58 hari di tahun 2008 menjadi 7,69

hari di tahun 2009 menyebabkan perolehan devisa kembali menurun menjadi

USD 6.297,27 juta (BPS 2010).

Page 20: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

3

Peranan sektor pariwisata dalam membangun perekonomian nasional juga

dapat dilihat pada nilai Produk Domestik Bruto (PDB) yang dihasilkannya serta

kontribusinya dalam pembentukan PDB Nasional. Dalam dekade terakhir

pembangunan pariwisata Indonesia menunjukkan kecenderungan yang terus

meningkat (Tabel 1). Dengan perolehan PDB pariwisata dan kontribusinya

terhadap PDB Nasional yang terus mengalami peningkatan tiap tahunnya, sektor

pariwisata mempunyai peranan yang penting dalam perekonomian Indonesia.

Tabel 1. Produk Domestik Bruto (PDB) Pariwisata dan Kontribusinya Terhadap

PDB Nasional Tahun 2001-2008

Tahun

PDB Pariwisata

Atas Dasar Harga Berlaku (triliun Rp)

Kontribusi terhadap

PDB Nasional (%)

2001 49,10 3,53

2002 75,25 5,41

2003 81,34 5,85

2004 88,61 6,38

2005 101,69 7,32

2006 118,67 8,54

2007 134,89 9,71

2008 153,25 11,03

Sumber : Biro Pusat Statistik (2009)

Laporan yang dikeluarkan WTO tahun 1990 menunjukkan adanya

kecenderungan dan perkembangan baru dalam dunia kepariwisataan yang mulai

muncul pada tahun 1990-an.2 Kecenderungan ini ditandai oleh berkembangnya

gaya hidup dan kesadaran baru akan penghargaan yang lebih terhadap nilai-nilai

hubungan antar manusia dengan lingkungan alamnya. Perkembangan baru

tersebut secara khusus ditunjukkan melalui bentuk- bentuk keterlibatan wisatawan

dalam kegiatan-kegiatan di luar lapangan (out-door), kepedulian akan

permasalahan ekologi dan kelestarian alam, kemajuan ilmu pengetahuan dan

pendidikan, serta penekanan dan penghargaan akan nilai-nilai masyarakat.

Perubahan kecenderungan wisatawan asing untuk mengunjungi obyek daya tarik

wisata alam ini sesuai dengan The International Ecotourism Society yang

2 http://www.geocities.com/ariyanto eks79/home.htm [11 Maret 2010]

Page 21: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

4

memprediksikan bahwa pertumbuhan dari wisatawan yang berkunjung ke obyek

ekowisata berkisar antara 10-30 persen tiap tahunnya di seluruh dunia.3

Sektor pertanian merupakan sektor penting dalam perekonomian

Indonesia, namun kinerja sektor pertanian masih under value (Kusnadi dan Jahroh

2009). Untuk itu, Departemen Pertanian Indonesia menilai perlu adanya suatu

usaha diversifikasi yang harus dilaksanakan secara terpadu, serasi, dan merata

disesuaikan dengan kondisi tanah, air dan iklim, dengan tetap memelihara

kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta memperhatikan pola

kehidupan masyarakat setempat. Sejalan dengan kebijaksanaan umum tersebut,

terlihat bahwa antara pariwisata dan pertanian dapat saling mengisi dan

menunjang dalam meningkatkan daya saing produk pariwisata dan pertanian

Indonesia. Salah satu jalan untuk menghubungkan potensi pariwisata dan

pertanian adalah dengan mengembangkan agrowisata.

Agrowisata merupakan suatu diversifikasi produk agribisnis yang

menggabungkan konsep kepariwisataaan bernuansa alam (ekowisata) dengan

pertanian. Agrowisata tidak hanya merupakan usaha di bidang jasa yang

menawarkan jasa pemenuhan kebutuhan konsumen terhadap pemandangan indah

dan segar, tetapi juga dapat menjadi media promosi produk pertanian,

memberikan sinyal bagi peluang pengembangan diversifikasi produk agribisnis,

media pendidikan masyarakat, serta dapat menjadi andalan pada sektor pertanian

dan pariwisata.4 Posisi agrowisata dalam agribisnis terdapat di dalam processing

subsystem (Nainggolan 2005).

Indonesia memiliki berbagai provinsi dengan potensi agrowisata yang

sangat besar, salah satunya adalah Jawa Barat. Kabupaten Bogor merupakan salah

satu daerah tujuan wisata primadona di Jawa Barat. Dilihat dari kondisi

geografisnya, Kabupaten Bogor merupakan daerah potensi penyebaran wisatawan

karena letaknya yang berdekatan dengan ibukota negara Indonesia, DKI Jakarta.

Kondisi ini menyebabkan Kabupaten Bogor tiap tahunnya selalu ramai dikunjungi

wisatawan mancanegara maupun nusantara (Tabel 2).

3 http://www.ecotourism.org [11 Maret 2010]

4 http://www.database.deptan.go.id/../viewfitur.asp [5 Juli 2010]

Page 22: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

5

Tabel 2. Perkembangan Wisatawan yang Berkunjung ke Obyek Wisata di

Kabupaten Bogor Tahun 2002 – 2009

Tahun

Wisatawan

Mancanegara (orang)

Wisatawan

Nusantara (orang)

Jumlah

Wisatawan (orang)

2002 42.515 1.793.720 1.836.235

2003 1.504 1.788.774 1.790.278

2004 18.028 1.498.321 1.516.349

2005 23.397 1.747.584 1.770.981

2006 122.100 1.688.861 1.810.961

2007 24.055 2.009.371 2.033.426

2008 25.263 2.077.039 2.102.302

2009 22.007 2.339.148 2.361.155

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor (2010)

Kondisi pariwisata Kabupaten Bogor yang semakin positif menyebabkan

bertumbuhnya obyek wisata yang ada di Kabupaten Bogor. Hingga saat ini ada 43

obyek wisata yang tersebar di empat bagian zona wisata Kabupaten Bogor.

Beberapa obyek wisata yang terkenal diantaranya adalah Taman Safari Indonesia,

Wisata Agro Gunung Mas, Taman Wisata Mekarsari dan Curug Nangka. Jumlah

wisatawan yang berkunjung ke empat obyek wisata tersebut merupakan yang

terbesar di Kabupaten Bogor. Dengan potensi sumberdaya alam dan pertanian

yang melimpah serta kondisi alam yang mendukung, di masa yang akan datang

obyek wisata di Kabupaten Bogor termasuk agrowisata diprediksi akan terus

bertambah seiring dengan pengembangan potensi pariwisata yang direncanakan

oleh Pemerintah Kabupaten Bogor di tahun 2010.5 Kecenderungan positif

terhadap iklim pariwisata dan rencana pengembangan pariwisata yang

dicanangkan oleh Pemerintah Kabupaten Bogor menjadikan daya tarik bagi

investor dalam berusaha di bidang pariwisata khususnya agrowisata.

Kampung Budaya Sindangbarang merupakan salah satu usaha agrowisata

yang terletak di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor.

Kampung Budaya Sindangbarang menawarkan fasilitas penginapan dan

kunjungan sehari dengan nuansa pedesaan, keindahan alam, kesejukan udara,

edukasi pertanian, kebudayaan sunda, serta peninggalan sejarah. Wisatawan yang

5 http://www.kompas.com/pemkab bogor serius garap pariwisata [11 Maret 2009]

Page 23: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

6

berkunjung ke Kampung Budaya Sindangbarang dapat menikmati sajian kesenian

gamelan khas sunda, mendapatkan pendidikan pertanian dengan fasilitas belajar

menanam padi, menumbuk padi dan menangkap ikan, serta pengenalan situs-situs

sejarah yang terletak di sekitar lokasi usaha. Di luar kegiatan usahanya, Kampung

Budaya Sindangbarang juga dikenal masyarakat luas karena setiap satu tahun

sekali mengadakan upacara Serentaun, yaitu upacara musim panen raya yang

diperingati sebagai bentuk rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas hasil

panen yang diperoleh masyarakat Kecamatan Tamansari. Upacara Serentaun ini

melibatkan masyarakat sekitar dan menimbulkan daya tarik dan apresiasi dari

berbagai pihak baik wisatawan maupun pemerintah yang diwakili oleh Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor. Semua daya tarik tersebut

membuat Kampung Budaya Sindangbarang dari sejak berdirinya pada September

2007, selalu diramaikan oleh wisatawan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Perkembangan Wisatawan yang Berkunjung ke Kampung Budaya

Sindangbarang Tahun 2007-2009

Tahun

Jumlah Wisatawan

Nusantara (orang)

Jumlah Wisatawan

Mancanegara (orang)

Jumlah wisatawan

(orang)

2007 496 10 506

2008 5.429 52 5.481

2009 5.135 144 5.279

2010* 2.909 34 2.943

*) sampai bulan Juli 2010

Sumber : Manajemen Kampung Budaya Sindangbarang 2010 (diolah)

Mayoritas wisatawan yang datang adalah rombongan anak sekolah dan

karyawan perusahaan yang berasal dari Jabodetabek. Hal ini dikarenakan

kebutuhan wisatawan yang ingin menikmati suasana pedesaan dan alam yang

indah setelah lelah dengan rutinitas di daerah perkotaan. Selain itu, wisatawan

mancanegara juga kerap mengadakan kunjungan ke Kampung Budaya

Sindangbarang dengan tujuan berwisata dan mengenal kebudayaan dan kehidupan

masyarakat pedesaan Indonesia.

Page 24: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

7

1.2. Perumusan Masalah

Kampung Budaya Sindangbarang merupakan badan usaha perseorangan,

dan pendiriannya berasal dari modal pemilik dan dana bantuan (grants) dari

Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor.

Pemerintah kemudian melepas sepenuhnya tanggung jawab kelangsungan usaha

kepada pemilik. Setiap keputusan usaha, diserahkan sepenuhnya kepada pihak

manajemen agar usaha Kampung Budaya Sindangbarang dapat berjalan mandiri.

Kampung Budaya Sindangbarang melakukan suatu keputusan usaha

dengan membangun toko cinderamata di tahun 2010. Sebenarnya toko

cinderamata telah ada dari tahun kedua usaha, namun toko cinderamata yang ada

masih bersifat non-permanen. Besarnya potensi toko cinderamata yang ada pada

masa lalu menyebabkan manajemen Kampung Budaya Sindangbarang menilai

perlu untuk membangun toko cinderamata secara permanen. Manajemen

Kampung Budaya Sindangbarang menilai ada beberapa manfaat yang dihasilkan

dengan dibangunnya toko cinderamata yaitu meningkatkan pendapatan,

memberdayakan potensi masyarakat sekitar, memberikan alternatif kepada

wisatawan, dan meningkatkan citra perusahaan di mata wisatawan.

Keputusan usaha manajemen Kampung Budaya Sindangbarang yang telah

memasuki tahap kemandirian memerlukan penilaian terhadap aspek usaha baik

aspek pasar, teknis, manajemen, hukum, sosial ekonomi lingkungan, maupun

finansial. Studi kelayakan usaha digunakan untuk menganalisis kelayakan pada

usaha yang baru dibentuk atau apabila terjadi pengembangan usaha yang

membutuhkan investasi baru (Kasmir dan Jakfar 2003). Studi kelayakan usaha

juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil suatu

keputusan usaha, baik menolak atau menerima rencana usaha, dan

mempertahankan atau menghentikan usaha yang sudah ada (Nurmalina et al.

2009). Oleh karena itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan

kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

menghadapi ketidakpastian risiko dunia bisnis.

Usaha agrowisata Kampung Budaya Sindangbarang dapat dibagi menjadi

dua skenario usaha yaitu, skenario I berupa usaha yang sedang dijalankan tanpa

membangun toko cinderamata dan skenario II berupa pengembangan usaha

Page 25: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

8

dengan membangun toko cinderamata. Penilaian terhadap dua skenario usaha,

baik dari aspek non-finansial maupun finansial, ditujukan untuk melihat manfaat

tambahan yang dihasilkan dengan dibangunnya toko cinderamata.

Jumlah kunjungan wisatawan dan harga paket wisata merupakan dua

faktor yang dapat mempengaruhi kelayakan usaha Kampung Budaya

Sindangbarang. Berdasarkan wawancara dengan pihak manajemen Kampung

Budaya Sindangbarang, penurunan kunjungan wisatawan dapat mempengaruhi

pendapatan usaha. Kampung Budaya Sindangbarang juga beberapa kali

menurunkan harga paket wisata untuk meningkatkan jumlah kunjungan

wisatawan. Untuk itu, analisis sensitivitas diperlukan untuk mengakomodasi unsur

ketidakpastian kondisi usaha di masa yang akan datang terhadap penurunan

jumlah wisatawan dan harga paket wisata.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan permasalahan yang

akan dikaji dalam penelitian sebagai berikut :

1) Bagaimana kelayakan usaha Kampung Budaya Sindangbarang dilihat dari

aspek non-finansial yang mencakup aspek pasar, aspek teknis, aspek

manajemen, aspek hukum, dan aspek sosial ekonomi lingkungan?

2) Bagaimana kelayakan aspek finansial usaha Kampung Budaya Sindangbarang

dalam dua skenario usaha, yaitu skenario I dengan menjalankan usaha yang

sudah ada tanpa melakukan pengembangan usaha dan skenario II yaitu

melakukan pengembangan usaha dengan membangun toko cinderamata?

3) Bagaimana sensitivitas usaha Kampung Budaya Sindangbarang apabila

terjadi penurunan jumlah wisatawan dan harga paket wisata?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah :

1) Menganalisis kelayakan usaha Kampung Budaya Sindangbarang dilihat dari

aspek non-finansial yang mencakup aspek pasar, aspek teknis, aspek

manajemen, aspek hukum, dan aspek sosial ekonomi lingkungan.

2) Menganalisis kelayakan aspek finansial usaha Kampung Budaya

Sindangbarang dalam dua skenario, yaitu skenario I dengan menjalankan

Page 26: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

9

usaha yang sudah ada tanpa melakukan pengembangan usaha dan skenario II

yaitu melakukan pengembangan usaha dengan membangun toko cinderamata.

3) Menganalisis sensitivitas usaha Kampung Budaya Sindangbarang apabila

terjadi penurunan jumlah wisatawan dan harga paket wisata.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1) Sebagai bahan informasi bagi perusahaan untuk meningkatkan daya saing

guna mempertahankan posisi perusahaan pada tempat yang kompetitif dalam

industri pariwisata.

2) Sebagai bahan informasi bagi pelaku bisnis dan pemerintah dalam

mengembangkan usaha sejenis.

3) Sebagai bahan referensi atau informasi untuk penelitian selanjutnya mengenai

studi kelayakan usaha khususnya di bidang agrowisata.

1.5. Ruang Lingkup

Penelitian ini terbatas hanya mengkaji tentang kelayakan usaha Kampung

Budaya Sindangbarang dengan menganalisis aspek non-finansial dan finansial.

Aspek non-finansial yang akan dianalisis yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek

manajemen, aspek hukum, dan aspek sosial ekonomi lingkungan. Analisis aspek

finansial menggunakan kriteria kelayakan usaha yaitu Net Present Value, Net B/C,

Internal Rate of Return, Payback Period, dan analisis sensitivitas dengan

menggunakan metode switching value pada penurunan jumlah wisatawan dan

harga paket wisata.

Page 27: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pariwisata

2.1.1. Definisi Pariwisata

WTO mendefinisikan pariwisata sebagai aktifitas seseorang untuk

melakukan perjalanan dan menetap di suatu tempat di luar dari lingkungan

biasanya dalam waktu tidak lebih dari satu tahun berturut-turut dengan tujuan

untuk kesenangan, bisnis, dan tujuan lainnya.8 Arti luas pariwisata didefinisikan

Damanik dan Weber (2006) sebagai kegiatan rekreasi di luar domisili untuk

melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain.

Pariwisata juga dapat diartikan sebagai perpindahan temporer dari orang-

orang di luar tempat mereka bekerja dan menetap, kegiatan-kegiatan yang

dilaksanakan selama mereka berada di tempat tujuan, dan kemudahan yang

diberikan dalam melayani kebutuhan mereka (Wall 1982, diacu dalam

Mahaputriana 2006). Pengertian yang hampir serupa juga dikemukakan oleh

Schneider (1993) bahwa pariwisata adalah perpindahan sementara yang dilakukan

oleh seseorang menuju suatu tempat di luar lokasi pekerjaan dan tempat

tinggalnya, dengan tujuan menikmati aktivitas dan fasilitas yang diperoleh dari

tempat tujuannya tersebut. Sedangkan Suwantoro (1997), diacu dalam Islamiarani

(2008) mendefinisikan wisata adalah suatu proses berpergian sementara dari

seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya dengan

berbagai kepentingan antara lain untuk berlibur dan rekreasi, pendidikan dan

penelitian, keagamaan, kesehatan, minat terhadap kebutuhan dan kesenangan

ataupun keputusan publik.

Dalam Undang-Undang No.10 Tahun 2010 tentang kepariwisataan

dijelaskan hal-hal sebagai berikut :

1) Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau

sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,

pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang

dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

2) Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.

8 http://www.budpar.go.id [11 Maret 2010]

Page 28: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

11

3) Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai

fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,

Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.

4) Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata

dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud

kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan

masyarakat setempat, sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah, dan

pengusaha.

5) Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan,

dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil

buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.

2.1.2. Penggolongan Pariwisata

Menurut Bruun (1995), diacu dalam Islamiarani (2008), jenis wisata dapat

dibagi menjadi 3 kategori yaitu :

1) Ecotourism, green tourism atau alternative tourism, merupakan wisata yang

berorientasi pada lingkungan untuk menjembatani jurang antara kepentingan

wisata bagi industri komersial dan perlindungan alam. Salah satu jenis wisata

ini adalah agrowisata.

2) Wisata budaya, menggambarkan wisata yang berhubungan dengan monumen-

monumen budaya atau tempat-tempat bersejarah dengan penekanan tertentu

pada aspek pendidikan atau pengamatan spiritual.

3) Wisata alam, merupakan aktivitas wisata yang ditujukan pada pengalaman

terhadap kondisi alam atau bukan pada kondisi urban.

Penggolongan jenis pariwisata menurut motif tujuan perjalanan dapat

digolongkan menjadi enam kategori (Spillane 1991, diacu dalam Mudana 2007),

yaitu :

1) Pariwisata untuk menikmati perjalanan (pleasure tourism).

Tujuan perjalanan ini adalah untuk berlibur, mencari udara segar,

mengendorkan ketegangan syarafnya, melihat sesuatu yang baru, menikmati

keindahan alam, mengetahui hikayat rakyat setempat, mendapatkan

ketenangan dan kedamaian di luar kota maupun menikmati hiburan di kota-

kota besar.

Page 29: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

12

2) Pariwisata untuk rekreasi (recreation tourism).

Dilakukan oleh orang dengan tujuan untuk beristirahat, memulihkan

kesegaran jasmani dan rohaninya, yang biasanya mereka tinggal di daerah

pantai, pegunungan, dan pusat-pusat peristirahatan atau kesehatan dan tinggal

lebih lama.

3) Pariwisata untuk kebudayaan (cultural tourism).

Tujuannya untuk belajar di pusat-pusat pengajaran dan riset, mempelajari

adat-istiadat dan cara hidup negara lain, mengunjungi monumen dan

peninggalan bersejarah, pusat-pusat kesenian, keagamaan, serta ikut dalam

festival-festival seni musik, teater, tarian rakyat.

4) Pariwisata untuk olahraga (sports tourism).

Jenis ini dibagi dua, yaitu big sports events (peristiwa olah raga besar seperti

Olympiade Game dan kejuaraan dunia lainnya) dan sporting tourism of the

practitioners (berupa latihan olah raga, berburu, memancing, dan mendaki

gunung).

5) Pariwisata untuk urusan usaha dagang (business tourism).

Jenis ini sering disebut sebagai professional travel atau perjalanan yang ada

kaiatannya dengan pekerjaan atau usaha dagang.

6) Pariwisata untuk berkonvensi (convention tourism).

Tujuannya untuk mengikuti berbagai konvensi atau konferensi baik bersifat

nasional maupun bertaraf internasional.

Suwantoro (1997), diacu dalam Agustina (2009) mengungkapkan bahwa

daya tarik wisata atau obyek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong

kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata. Daerah tujuan wisata

merupakan suatu daerah yang memiliki daerah-daerah wisata yang ditunjang oleh

sarana dan prasarana pariwisata serta masyarakat. Pengusahaan obyek wisata

dapat dikelompokan menjadi :

1) Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata alam, merupakan bentuk kegiatan

wisata yang memanfaatkan potensi sumberdaya alam dan lingkungan, seperti

air terjun, air panas, kawah, dan gejala alam lainnya.

Page 30: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

13

2) Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata budaya, merupakan salah satu

bentuk kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi budaya daerah setempat,

seperti peninggalan sejarah, tari-tarian, perkampungan adat dan lain-lain.

3) Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata minat khusus, meupakan bentuk

perjalanan wisata yang aktif, dimana wisatawan terlibat secara fisik dan

emosional dalam suatu kegiatan tertentu, bukan sekedar perjalan pasif. Jenis

perjalan wisata ini juga bertujuan untuk memperkaya wawasan pengetahuan.

2.1.3. Manfaat Pariwisata

Damanik dan Weber (2006) mengungkapkan bahwa bisnis pariwisata

melibatkan banyak pelaku pariwisata. Meskipun peran mereka berbeda-beda

tetapi mutlak harus diperhitungkan dalam perencanaan dan pengembangan

pariwisata. Pelaku pariwisata tersebut adalah wisatawan, industri penyedia jasa

pariwisata, pendukung jasa wisata, pemerintah, masyarakat lokal, dan lembaga

swadaya masyarakat. Kepariwisataan dapat memberikan manfaat bagi pelaku

pariwisata baik secara langsung maupun tidak langsung. Manfaat pengembangan

pariwisata menurut Windiyarti et al. (1993) adalah :

1) Makin luasnya kesempatan usaha.

2) Makin luasnya lapangan kerja.

3) Meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintah.

4) Mendorong pelestarian budaya dan peninggalan sejarah.

5) Mendorong terpeliharanya lingkungan hidup.

6) Terpeliharanya keamanan dan ketertiban.

7) Mendorong peningkatan dan pertumbuhan pada sektor lain.

8) Memperluas wawasan nusantara, memperkokoh persatuan dan kesatuan

bangsa serta menumbuhkan rasa cinta tanah air.

Hal yang serupa juga dikemukakan oleh Schneider (1993) bahwa

pengembangan pariwisata dapat memberikan manfaat. Secara lebih spesifik,

manfaat tersebut dibagi menjadi tiga kelompok yaitu :

1) Manfaat ekonomi. Pengembangan pariwisata dapat memberikan manfaat

ekonomi yaitu profit yang dinikmati oleh pelaku usaha, terbukanya lapangan

pekerjaan, dan meningkatnya devisa negara.

Page 31: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

14

2) Manfaat sosial. Pengembangan pariwisata dapat memberikan manfaat sosial

yaitu terjadinya pertukaran kebudayaan dan ide untuk memajukan kondisi

sosial daerah tujuan wisata, memberikan rasa bangga terhadap kebudayaan

yang dimiliki, dan menambah pengetahuan baik bagi wisatawan maupun

pelaku usaha wisata.

3) Manfaat lingkungan. Pengembangan pariwisata dapat memberikan manfaat

bagi lingkungan yaitu menjaga kelestarian alam, hewan, kebudayaan, dan

sejarah.

2.2. Agrowisata

2.2.1. Definisi Agrowisata

Agrowisata merupakan gabungan dari dua kata yaitu agro dan wisata. Kata

agro berasal dari kata agriculture yang berarti pertanian, sedangkan wisata adalah

suatu kegiatan perjalanan singkat yang dilakukan dengan sukarela untuk

menikmati objek wisata.9 Berdasarkan definisi tersebut, agrowisata dapat

didefinisikan sebagai suatu kegiatan perjalanan singkat yang dilakukan dengan

sukarela untuk menikmati objek wisata yang berbasis pada pertanian.

Agrowisata juga dapat didefinisikan sebagai perpaduan antara pariwisata

dan pertanian dimana pengunjung dapat mengunjungi kebun atau peternakan

untuk membeli produk, menikmati pertunjukan, melakukan berbagai kegiatan,

makan dan melewatkan malam bersama di suatu daerah perkebunan atau taman.

Sementara definisi lain mengatakan agrowisata adalah sebuah alternatif untuk

meningkatkan pendapatan dan kelangsungan hidup, menggali potensi ekonomi

petani kecil dan masyarakat pedesaan. 10

Departemen Pertanian Indonesia mendefinisikan agrowisata sebagai

sebuah bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro (agribisnis)

sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman,

rekreasi, dan hubungan usaha di bidang pertanian. Melalui pengembangan

agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan,

diharapkan bisa meningkatkan pendapatan petani sambil melestarikan sumber

9 http://www.pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/ [1 Agustus 2010]

10 http://www.farmstop.com [25 Mei 2010]

Page 32: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

15

daya lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi lokal (indigenous

knowledge) yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya. 11

Lobo (2001), diacu dalam Che et al. (2003) mendefinisikan agrowisata

sebagai suatu kunjungan ke berbagai kegiatan pertanian, hortikultur, ataupun

agribisnis dengan tujuan kesenangan, menambah pengetahuan, atau terlibat secara

aktif di dalam kegiatan tersebut. Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Maetzold

(2002), diacu dalam Che et al. (2003) yang mendefinisikan agowisata sebagai

suatu bentuk kegiatan alternatif yang menghubungkan nilai tambah, produksi

pertanian modern, atau pemasaran dengan berwisata ke lahan pertanian. Brandth

dan Haugen (2007) menegaskan hal serupa bahwa agrowisata merupakan sebuah

kegiatan yang dapat mentransformasikan budaya bertani dari produksi pertanian

primer menjadi industri jasa melalui kepariwisataan. Secara umum, agrowisata

dapat didefinisikan sebagai setiap kegiatan pertanian yang dapat menyediakan

produksi pertanian secara langsung kepada masyarakat melalui sistem penjualan

eceran dan penyediaan jasa terhadap berbagai produk pertanian yang secara

langsung didapatkan di lokasi produksinya (Che et al. 2003).

2.2.2. Tujuan, Asas, dan Manfaat Agrowisata

Menurut Indriawati (1997), diacu dalam Mahaputriana (2006), agrowisata

memiliki beberapa tujuan. Tujuan pokok agrowisata adalah meningkatkan devisa

bagi negara Indonesia. Sedangkan tujuan-tujuan lainnya adalah sebagai berikut :

1) Mengamankan dan melestarikan keberadaan citra produk pertanian Indonesia

sebagai salah satu diversifikasi produk wisata Indonesia.

2) Menciptakan iklim berusaha yang baik kepada para pengusaha atau pemilik

di bidang pariwisata dalam penyelenggaraan dan pelayanan agrowisata.

Lebih lanjut Ferdiansyah (1999), diacu dalam Mahaputriana (2006)

mengungkapkan bahwa pemanfaatan agrowisata sebagai sektor yang dapat

menghasilkan devisa yang cukup bagi negara, perlu mempunyai koridor yang

dapat menjadi asas dalam pengusahaan agrowisata tersebut. Asas-asas tersebut

adalah :

11

http://database.deptan.go.id/Agrowisata Meningkatkan Pendapatan Petani/ [25 Mei 2010]

Page 33: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

16

1) Asas manfaat, artinya penyelenggaraan program agrowisata diarahkan agar

dapat saling memberikan manfaat dan dampak positif baik bagi ekonomi,

politik, sosial, budaya, maupun lingkungan.

2) Asas pelestarian, artinya dalam penyelenggaraan program agrowisata

diarahkan agar berperan dalam peningkatan pelestarian plasma nutfah sebagai

sumberdaya utama bagi kelestarian alam dan lingkungan.

Melalui penerapan asas-asas tersebut diharapkan agrowisata dapat

memberikan manfaat secara luas yang dapat dirasakan tidak hanya bagi

pengusaha tetapi juga masyarakat sekitar. Secara spesifik, Tirtawinata dan

Fachruddin (1999) menjelaskan bahwa agrowisata dapat memberikan manfaat

sebagai berikut :

1) Meningkatkan konservasi lingkungan.

2) Meningkatkan nilai estetika.

3) Memberikan nilai rekreasi

4) Meningkatkan kegiatan ilmiahdan pengembangan ilmu pengetahuan.

5) Mendapatkan keuntungan ekonomi.

2.2.3. Unsur dan Potensi Agrowisata

Pengembangan agrowisata di setiap lokasi selalu merupakan

pengembangan yang terpadu antara pengembangan masyarakat desa, alam terbuka

yang khas, pemukiman desa, budaya dan kegiatan pertaniannya serta sarana

pendukung wisata seperti transportasi, akomodasi dan komunikasi (Betrianis

1996). Spillane (1991), diacu dalam Mudana (2007) menyebutkan bahwa untuk

dapat mengembangkan suatu kawasan menjadi kawasan pariwisata termasuk

agrowisata, ada lima unsur yang harus dipenuhi yaitu :

1) Attractions atau atraksi. Dalam konteks pengembangan agrowisata, atraksi

yang dimaksud adalah, hamparan kebun atau lahan pertanian, keindahan

alam, keindahan taman, budaya petani tersebut serta segala sesuatu yang

berhubungan dengan aktivitas pertanian tersebut.

2) Facilities atau fasilitas. Fasilitas yang diperlukan seperti penambahan sarana

umum, telekomunikasi, hotel dan restoran pada sentra-sentra pasar.

3) Infrastructure atau infrastruktur. Infrastruktur yang dimaksud dalam bentuk

sistem pengairan, jaringan komunikasi, fasilitas kesehatan, terminal

Page 34: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

17

pengangkutan, sumber listrik dan energi, sistem pembuangan kotoran atau

pembuangan air, jalan raya dan sistem keamanan.

4) Transportation atau transportasi. Transportasi yang dimaksud dalam bentuk

transportasi umum, terminal bis, sistem keamanan penumpang, sistem

informasi perjalanan, tenaga kerja, kepastian tarif, peta kota atau objek

wisata.

5) Hospitality atau keramah-tamahan. Keramah-tamahan masyarakat dan akan

menjadi cerminan keberhasilan sebuah sistem pariwisata yang baik.

Syamsu (2001) menyebutkan bahwa terdapat faktor-faktor yang

berhubungan dengan keberhasilan suatu agrowisata dalam kaitannya dengan

atraksi yang ditawarkan sebagai objek wisata. Faktor-faktor tersebut adalah

sebagai berikut :

1) Kelangkaan. Jika wisatawan melakukan wisata di suatu kawasan agrowisata,

wisatawan mengharapkan suguhan hamparan perkebunan atau taman yang

mengandung unsur kelangkaan karena tanaman tersebut sangat jarang

ditemukan pada saat ini.

2) Kealamiahan. Kealamiahan atraksi agrowisata, juga akan sangat menentukan

keberlanjutan dari agrowisata yang dikembangkan. Jika objek wisata tersebut

telah tercemar atau penuh dengan kepalsuan, pastilah wisatawan akan merasa

sangat tertipu dan tidak mungkin berkunjung kembali.

3) Keunikan. Keunikan dalam hal ini adalah sesuatu yang benar-benar berbeda

dengan objek wisata yang ada. Keunikan dapat saja berupa budaya, tradisi,

dan teknologi lokal dimana objek wisata tersebut dikembangkan.

4) Pelibatan tenaga kerja. Pengembangan agrowisata diharapkan dapat

melibatkan tenaga kerja setempat, setidak-tidaknya meminimalkan

tergusurnya masyarakat lokal akibat pengembangan objek wisata tersebut.

5) Optimalisasi penggunaan lahan. Lahan-lahan pertanian atau perkebunan

diharapkan dapat dimanfaatkan secara optimal, jika objek agrowisata ini

dapat berfungsi dengan baik.

6) Keadilan dan pertimbangan pemerataan. Pengembangan agrowisata

diharapkan dapat menggerakkan perekonomian masyarakat secara

keseluruhan, baik masyarakat petani atau desa, penanam modal atau investor,

Page 35: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

18

regulator dengan melakukan koordinasi didalam pengembangan secara detail

dari input-input yang ada.

7) Penataan kawasan. Agrowisata pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan

yang mengintegrasikan sistem pertanian dan sistem pariwisata sehingga

membentuk objek wisata yang menarik.

Kegiatan pengembangan agrowisata diarahkan pada terciptanya

penyelenggaraan dan pelayanan yang baik sehingga sebagai salah satu produk

pariwisata Indonesia, agrowisata dapat dilestarikan dan dikembangkan dalam

upaya diversifikasi pertanian dan pariwisata (Deasy 1998, diacu dalam Masang

2006). Arah pengembangan agrowisata tersebut nantinya diharapkan dapat

menggali potensi-potensi yang ada dalam pengembangan agrowisata. Secara jelas

Alikodra (1990), diacu dalam Mahaputriana (2006) mengungkapkan bahwa

potensi tersebut dapat dilihat dari tiga aspek yaitu :

1) Potensi objek wisata. Indonesia mempunyai sumberdaya pertanian yang

melimpah.

2) Potensi pasar. Peranan agrowisata dalam pariwisata masyarakat adalah

meningkatkan keanekaragaman objek dan lamanya kunjungan (dari segi

penawaran) dan mempengaruhi peningkatan minat berwisata dengan semakin

banyak objek wisata yang ditawarkan (dari segi permintaan).

3) Kondisi dan perkembangan sarana pendukungnya. Perkembangan agrowisata

yang ditentukan oleh aspek ini, antara lain transportasi, telekomunikasi,

akomodasi, kemudahan memasuki Indonesia, dan jaminan keamanan.

2.3. Studi Kelayakan Pariwisata

Menurut Damanik dan Weber (2006) studi kelayakan penting dilakukan

untuk membantu perencana melihat dan memahami kondisi-kondisi minimal yang

dibutuhkan untuk merencanakan suatu proyek dan untuk mengetahui gambaran

awal tentang sejauh mana proyek tersebut kelak dapat memberikan hasil yang

optimal di dalam suatu perencanaan pariwisata. Tujuan umum studi kelayakan

menurut Kalahari Management Inc. (1999), diacu dalam Damanik dan Weber

(2006) adalah untuk menentukan kelayakan keanekaragaman dan perluasan

atraksi dan infrastruktur wisata. Tujuan khusus studi kelayakan pariwisata adalah :

1) Melakukan penilaian potensi pasar terhadap produk wisata

Page 36: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

19

2) Menentukan sumberdaya yang tersedia atau yang dapat dikembangkan untuk

mendukung aktivitas wisata.

3) Mengevaluasi fasilitas dan infrastruktur wisata yang tersedia dan

kesesuaiannya dengan permintaan pasar.

4) Mengidentifikasi produk wisata yang paling tepat dikembangkan sesuai

dengan basis sumberdaya dan potensi pasar terbesar.

5) Melakukan perkiraan dampak ekonomi yang potensial dari kegiatan wisata.

6) Menyusun rencana implementasi pengembangan dan pemasaran produk

wisata.

7) Mengidentifikasi masalah-masalah yang terkait dengan pengembangan

produk.

8) Mengidentifikasi sumberdaya yang potensial bagi pembiayaan proyek.

Suyitno (2001), diacu dalam Mahaputriana (2006) berpendapat bahwa

perencanaan kawasan wisata dapat memberikan berbagai manfaat. Manfaat

tersebut adalah :

1) Sebagai pedoman penyelenggaraan wisata.

2) Sebagai sarana untuk memprediksi kemungkinan timbulnya hal-hal di luar

dugaan sekaligus alternatif pemecahannya.

3) Sebagai sarana untuk mengarahkan penyelenggaraan wisata sehingga dapat

mencapai tujuannya, yaitu mewujudkan wisata secara efektif dan efisien.

4) Sebagai alat ukur tingkat keberhasilan wisata sebagai upaya pengawasan atau

evaluasi dalam rangka memberikan umpan balik bagi penyelenggaraan wisata

selanjutnya.

Menurut Damanik dan Weber (2006), inti dari perencanaan wisata adalah

kelayakan. Kelayakan menunjuk pada kepatutan secara ekonomi, sosial, budaya,

dan teknologi. Proyek wisata hanya dapat dikatakan layak dikerjakan apabila

mampu memberikan hasil yang diharapkan dan menguntungkan.

2.4. Penelitian Terdahulu

Buana (2009) meneliti tentang analisis kelayakan pengembangan usaha

pemancingan Tirta Salak. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa kelayakan

usaha pemancingan sangat peka terhadap kenaikan harga input dan penurunan

jumlah volume penjualan. Kenaikan harga input dan penurunan volume penjualan

Page 37: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

20

dalam batas tertentu dapat menyebabkan usaha pemancingan tidak layak untuk

dikerjakan dan mengancam keberlangsungan usaha. Berdasarkan hal ini maka

pihak manajemen usaha pemancingan disarankan agar melakukan efisiensi biaya

jika ingin melakukan pengembangan terhadap usahanya.

Penelitian Buana (2009) menghasilkan kesimpulan bahwa kelayakan usaha

pemancingan sangat dipengaruhi oleh kenaikan harga input dan penurunan jumlah

wisatawan. Menarik untuk diteliti apakah kelayakan usaha agrowisata Kampung

Budaya Sindangbarang juga dipengaruhi oleh penurunan jumlah wisatawan.

Penelitian tentang studi kelayakan dilakukan oleh Setyadi (2009) dengan

judul Analisis Kelayakan Usaha dan Kontribusi Pengelolaan Hutan Rakyat

Koperasi Hutan Jaya Lestari. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui kelayakan usaha pada pengelolaan hutan rakyat dan kontribusi

pendapatan petani terhadap pendapatan total di Konawe Selatan, Sulawesi. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa secara finansial pengusahaan hutan rakyat tidak

layak dijalankan. Usaha pengelolaan hutan rakyat dapat menjadi layak apabila

terjadi kenaikan harga kayu. Kontribusi pendatan petani terhadap pendapatan total

secara umum dinilai tidak signifikan.

Penelitian Setyadi (2009) menghasilkan kesimpulan bahwa usaha hutan

rakyat tidak layak dijalankan. Kampung Budaya Sindangbarang merupakan usaha

agrowisata yang kegiatan operasionalnya juga dilaksanakan oleh masyarakat

sekitar. Menarik untuk diteliti apakah usaha yang dijalankan oleh masyarakat

sekitar usaha dapat layak untuk dijalankan dalam kasus usaha agrowisata

Kampung Budaya Sindangbarang.

Penelitian tentang studi kelayakan agrowisata juga dilakukan oleh

Mahaputriana (2006). Mahaputriana (2006) meneliti tentang kelayakan finansial

Taman Agrowisata Bukit Ganjau Riau. Secara umum penelitian ini bertujuan

untuk menganilisis secara finansial kelayakan usaha Taman Agrowisata Bukit

Ganjau Riau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha Taman Agrowisata

Bukit Ganjau Riau layak untuk dijalankan. Analisis sensitivitas menunjukkan

bahwa kelayakan usaha Taman Agrowisata Bukit Ganjau Riau cenderung tidak

terpengaruh terhadap penurunan jumlah wisatawan.

Page 38: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

21

Penelitian Mahaputriana (2006) menghasilkan kesimpulan bahwa

kelayakan usaha agrowisata relatif tidak terpengaruh dengan penurunan jumlah

wisatawan. Menarik untuk diteliti apakah kelayakan usaha agrowisata Kampung

Budaya Sindangbarang dipengaruhi oleh penurunan jumlah wisatawan.

Perbandingan penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.

Tabel 4. Perbandingan Penelitian Terdahulu

No. Nama

Peneliti

Judul

Penelitian

Tujuan Penelitian Alat

Analisis

Hasil Penelitian

1. Buana Analisis

Kelayakan

Pengembangan

Usaha

Pemancingan

Tirta Salak

Menganalisis

kelayakan usaha

pemancingan

Tirta Salak pada

aspek finansial

dan non-finansial

serta

menganalisis

sensitivitas

usaha.

Analisis

Kelayakan

Investasi

(NPV,

IRR, Net

B/C) dan

Analisis Pendapatan

Usaha pemancingan layak

dijalankan.

Kenaikan harga input dan

penurunan jumlah wisatawan

mempengaruhi kelayakan

usaha pemancingan.

2. L.

Bintang

Setyadi

Analisis

Kelayakan

Usaha dan

Kontribusi

Pengelolaan

Hutan Rakyat

Koperasi

Hutan Jaya

Lestari

Mengetahui

kelayakan usaha,

mempelajari

sistem

pengelolaan

hutan rakyat, dan

melihat

kontribusi petani

terhadap

pendapatan total.

Analisis

Kelayakan

Investasi

(NPV,

IRR, Net

B/C) dan

Analisis Pendapatan

Usaha pengelolaan hutan

rakyat tidak layak dijalankan.

Kontribusi pendapatan petani

terhadap pendapatan total

tidak signifikan.

3. Mahapu

triana

Analisis

Kelayakan

Finansial

Taman

Agrowisata

Bukit Ganjau,

Kabupaten

Kampar,

Propinsi Riau

Menganalis

kelayakan usaha

secara finansial

Analisis

Kelayakan

Investasi

dan

Analisis Sensitivitas

Taman Agrowisata Bukit

Ganjau secara finansial layak

untuk dijalankan. Penurunan

jumlah pengunjung tidak

mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap kelayakan

usaha.

Page 39: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

22

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis

Gittinger (1986) menyebutkan bahwa proyek pertanian adalah kegiatan

usaha yang rumit karena menggunakan sumber-sumber daya untuk memperoleh

keuntungan atau manfaat. Proyek pertanian biasanya diartikan sebagai kegiatan

investasi yang mengubah sumber-sumber finansial menjadi barang-barang kapital

yang dapat menghasilkan keuntungan atau manfaat-manfaat setelah beberapa

periode waktu.

Soeharto (1997) berpendapat bahwa kegiatan proyek dapat diartikan

sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas,

dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas

yang sasarannya telah digariskan dengan jelas. Tugas tersebut dapat berupa

membangun pabrik, membuat produk baru atau melakukan penelitian dan

pengembangan. Sementara itu, bisnis merupakan usaha yang berkesinambungan

sehingga tidak mempunyai batasan waktu untuk berakhir.

Studi kelayakan adalah penelitian yang mendalam terhadap suatu ide

bisnis tentang layak atau tidaknya ide tersebut untuk dilaksanakan. Studi

kelayakan bila diletakkan pada objek pendirian sebuah usaha baru disebut studi

kelayakan proyek. Namun, jika objeknya adalah pengembangan usaha (usaha

sudah berjalan, namun direncanakan ada pengembangan) maka disebut studi

kelayakan bisnis (Subagyo 2007).

Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang

tidak hanya menganalisis layak atau tidaknya bisnis dibangun, tetapi juga saat

dioperasikan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal

untuk waktu yang ditentukan (Herlianto dan Pujiastuti 2009). Pendapat yang sama

dikemukakan oleh Jumingan (2009), bahwa studi kelayakan bisnis merupakan

penelitian tentang dapat atau tidaknya suatu proyek dilaksanakan dengan berhasil.

Sedangkan Kasmir dan Jakfar (2003) berpendapat bahwa studi kelayakan bisnis

adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha

Page 40: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

23

atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidaknya

usaha tersebut dijalankan.

Menurut Nurmalina et al. (2009) tujuan dilakukannya studi kelayakan

bisnis adalah :

1) Mengetahui secara pasti tingkat manfaat yang dicapai dalam suatu bisnis.

2) Memilih alternatif bisnis yang paling menguntungkan.

3) Menentukan prioritas investasi dari berbagai alternatif bisnis yang paling

menguntungkan.

4) Mengurangi pemborosan sumberdaya.

Tujuan dari studi kelayakan bisnis adalah untuk menilai apakah suatu

proyek dapat memberikan manfaat bagi pihak yang akan melaksanakan proyek

tersebut (Jumingan 2009). Hal yang hampir serupa dikemukakan oleh Damanik

dan Weber (2006) bahwa studi kelayakan memuat analisis tentang masalah yang

mungkin terjadi jika suatu proyek akan dijalankan dan kemungkinan untuk

mengatasinya secara efektif.

Warnell (1999), diacu dalam Damanik dan Weber (2006) mengemukakan

bahwa studi kelayakan dilakukan untuk maksud berikut ini :

1) Mengevaluasi kondisi nyata suatu produk atau layanan.

2) Mengevaluasi peluang pengembangan produk dan jasa.

3) Mengevaluasi peluang penciptaan produk dan jasa baru.

4) Mengidentifikasi penyandang dana yang potensial bagi proyek.

Subagyo (2007) berpendapat bahwa tujuan dari studi kelayakan adalah

untuk mengetahui apakah suatu proyek akan mendatangkan keuntungan atau

kerugian. Dengan kata lain, untuk memperkecil tingkat risiko kerugian dan

memastikan bahwa investasi yang akan dilakukan memang menguntungkan.

3.1.2. Aspek Kelayakan Bisnis

Aspek-aspek yang diteliti dalam studi kelayakan bisnis secara umum

meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, aspek sosial

ekonomi lingkungan, dan aspek finansial. Masing-masing aspek ini tidak berdiri

sendiri tapi saling berkaitan. Bila salah satu aspek bisnis kurang memenuhi

kriteria kelayakan, maka perlu dilakukan perbaikan atau tambahan yang

diperlukan (Nurmalina et al. 2009).

Page 41: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

24

3.1.2.1. Aspek Pasar

Pasar adalah titik pertemuan antara permintaan dan penawaran barang dan

jasa, sehingga tercapai kesepakatan dalam transaksi. Pengkajian aspek pasar

penting untuk dilakukan karena tidak ada proyek yang berhasil tanpa adanya

permintaan atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh proyek tersebut (Subagyo

2007). Aspek pasar mempelajari tentang :

1) Permintaan.

Permintaan adalah kegiatan yang didukung oleh daya beli atau akses untuk

membeli. Artinya, permintaan akan terjadi apabila didukung oleh daya

kemampuan yang dimiliki konsumen untuk membeli serta adanya akses untuk

memperoleh barang atau jasa yang ditawarkan. Hal ini pula yang sangat

menentukan permintaan itu sendiri. Secara umum, faktor-faktor yang

mempengaruhi permintaan suatu barang dan jasa antara lain, harga barang itu

sendiri, harga barang lain yang memiliki hubungan substitusi atau

komplementer, pendapatan, selera, jumlah penduduk, dan akses untuk

memperoleh barang atau jasa yang ditawarkan (Kasmir dan Jakfar 2003).

2) Penawaran.

Penawaran adalah junlah barang atau jasa yang ditawarkan produsen pada

berbagai tingkat harga pada suatu waktu tertentu. Faktor yang mempengaruhi

penawaran suatu barang dan jasa antara lain, harga komoditi itu sendiri, harga

komoditi lain yang memiliki hubungan substitusi atau komplementer,

teknologi, harga input, tujuan perusahaan, atau akses (Kasmir dan Jakfar

2003).

3) Penjualan industri dan penjualan perusahaan (market share).

Penjualan industri merupakan permintaan konsumen yang dapat dipenuhi

oleh kelompok industri. Sedangkan penjualan perusahaan adalah bagian dari

potensi pasar yang dapat diraih oleh salah satu perusahaan dalam kelompok

industri atau disebut dengan market share perusahaan (Suratman 2002).

4) Segmenting, targeting, dan positioning

Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi pasar menjadi beberapa

kelompok pembeli yang berbeda yang mungkin memerlukan produk atau

bauran pemasaran yang berbeda pula. Targeting adalah kegiatan

Page 42: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

25

mengevaluasi keaktifan setiap segmen, kemudian memilih salah satu dari

segmen pasar atau lebih untuk dilayani. Sedangkan positioning adalah

kegiatan menentukan posisi yang kompetitif untuk produk atau suatu pasar

(Kasmir dan Jakfar 2003).

5) Bauran pemasaran.

Bauran pemasaran dalam produk yang merupakan gabungan barang dan jasa

meliputi tujuh aspek bauran pemasaran (marketing mix) yaitu, produk

(product), harga (price), distribusi (place), dan promosi (promotion), personil

(people), bukti fisik (physical evidence), proses (process) (Umar 2001).

3.1.2.2. Aspek Teknis

Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses

pembangunan bisnis secara teknis dan pengoperasiannya setelah bisnis tersebut

selesai dibangun (Nurmalina et al. 2009). Penentuan kelayakan teknis atau operasi

perusahaan menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan teknis atau operasi,

sehingga jika tidak dianalisis dengan baik, maka akan berakibat fatal bagi

perusahaan di kemudian hari (Kasmir dan Jakfar 2003). Aspek ini mengkaji hal-

hal yang berkaitan dengan teknis atau operasi yaitu lokasi bisnis, skala

operasional dan luas produksi, layout dan tata letak alur produksi, serta pemilihan

jenis teknologi dan peralatan (Nurmalina et al. 2009).

3.1.2.3. Aspek Manajemen

Konsep dasar manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan, dan pengendalian suatu aktiviyas yang bertujuan untuk

mengalokasikan sumber daya, sehingga mempunyai nilai tambah (Suratman

2002). Aspek manajemen dalam studi kelayakan bisnis memfokuskan diri pada

analisis organisasi dan sumberdaya manusia (Subagyo 2007). Aspek manajemen

mempelajari tentang bentuk organisasi atau badan usaha yang dipilih, struktur

organisasi, deskripsi masing-masing jabatan, jumlah tenaga kerja yang digunakan,

dan penentuan anggota direksi dan tenaga-tenaga inti (Nurmalina et al. 2009).

3.1.2.4. Aspek Hukum

Menurut Kasmir dan Jakfar (2003), aspek hukum membahas masalah

kelengkapan dokumen perusahaan, mulai dari bentuk badan usaha sampai izin-

Page 43: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

26

izin yang dimiliki. Kelengkapan dokumen usaha sangat penting, karena

merupakan dasar hukum yang harus dipegang apabila di kemudian hari timbul

masalah.

3.1.2.5. Aspek Sosial Ekonomi Lingkungan

Analisis aspek sosial digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh

yang ditimbulkan jika proyek tersebut berjalan. Pengaruh tersebut terutama

terhadap ekonomi secara luas serta dampak sosialnya terhadap masyarakat secara

keseluruhan. Analisis aspek lingkungan akan melihat dampak proyek yang

dijalankan terhadap lingkungan sekitar, baik terhadap air, darat, udara, yang pada

akhirnya akan berdampak terhadap kehidupan manusia, binatang, dan tumbuhan

(Kasmir dan Jakfar 2003).

3.1.2.6. Aspek Finansial

Subagyo (2007) menyebutkan bahwa analisis aspek finansial adalah suatu

analisis yang menentukan layak atau tidaknya suatu usaha berdasarkan data biaya

dan manfaat setelah dilakukan kajian terhadap aspek non-finansial. Penelitian

dalam aspek finansial dilakukan untuk menilai biaya-biaya yang akan dikeluarkan

dan meneliti seberapa besar pendapatan yang akan diterima jika usaha dijalankan

(Kasmir dan Jakfar 2003). Hal-hal yang diteliti dalam aspek ini adalah :

1) Biaya kebutuhan investasi.

Investasi dilakukan dalam berbagai bentuk yang dugunakan untuk membeli

aset-aset yang dibutuhkan usaha tersebut. Aset-aset ini biasanya berupa aset

tetap yang dibutuhkan perusahaan mulai dari pendirian hingga dapat

dioperasikan. Karena itu, dalam melakukan investasi dibutuhkan biaya

investasi yang digunakan untuk membeli berbagai kebutuhan yang berkaitan

dengan investasi tersebut. Biaya kebutuhan investasi biasanya disesuaikan

dengan jenis usaha yang akan dijalankan. Secara umum, komponen biaya

terdiri atas biaya prainvestasi, biaya pembelian aktiva, dan biaya operasional

(Kasmir dan Jakfar 2003).

2) Sumber-sumber dana.

Dana yang dibutuhkan dapat diperoleh dari berbagai sumber dana yang ada

seperti, dari modal sendiri, modal pinjaman, atau gabungan keduanya.

Page 44: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

27

Pemilihan apakah menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman atau

gabungan keduanya tergantung dari jumlah modal yang dibutuhkan dan

kebijakan pemilik usaha. Sumber-sumber dana yang utama terdiri dari modal

sendiri yang diperoleh dari pemilik perusahaan atau penerbitan saham, dan

modal pinjaman yang berasal dari kredit bank, pinjaman dari lembaga

keuangan, dan pinjaman dari perusahaan non-bank (Kasmir dan Jakfar 2003).

3) Arus kas (cash flow).

Cash flow merupakan arus kas atau aliran kas yang ada di perusahaan dalam

suatu periode tertentu. Cash flow menggambarkan berapa uang yang masuk

ke perusahaan dan jenis pemasukan tersebut. Cash flow juga menggambarkan

berapa uang yang keluar serta jenis-jenis biaya yang dikeluarkan (Kasmir dan

Jakfar 2003). Aliran kas yang berhubungan dengan suatu usaha dapat

dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu, aliran kas permulaan (initial cash

flow), aliran kas operasional (operational cash flow), dan aliran kas terminal

(terminal cash flow). Pengeluaran-pengeluaran untuk investasi pada awal

periode merupakan aliran kas permulaan. Aliran kas yang timbul selama

operasi usaha disebut aliran kas operasional, sedangkan aliran kas terminal

adalah aliran kas yang diperoleh ketika usaha berakhir (Kasmir dan Jakfar

2003).

3.1.3. Teori Biaya dan Manfaat

Tujuan-tujuan analisis dalam analisis usaha harus disertai dengan definisi

biaya-biaya dan manfaat-manfaat. Biaya dapat diartikan sebagai segala sesuatu

yang mengurangi suatu tujuan. Manfaat dapat diartikan sebagai segala sesuatu

yang membantu tujuan (Gittinger 1986). Definisi lain dari biaya adalah

pengeluaran atau korbanan yang dapat menimbulkan pengurangan terhadap

manfaat yang diterima. Gittinger (1986) berpendapat bahwa biaya yang

diperlukan suatu usaha dapat dikategorikan sebagai berikut :

1) Biaya modal. Biaya modal merupakan dana untuk investasi yang

penggunaannya bersifat jangka panjang, seperti tanah, bangunan, pabrik,

mesin.

Page 45: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

28

2) Biaya operasional. Biaya operasional merupakan kebutuhan dana yang

diperlukan pada saat usaha mulai dilaksanakan, seperti biaya bahan baku dan

biaya tenaga kerja.

3) Biaya lainnya, seperti pajak bunga, dan pinjaman.

Manfaat juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat menimbulkan

kontribusi terhadap suatu usaha. Menurut Gittinger (1986), manfaat usaha dapat

dibedakan menjadi :

1) Manfaat langsung. Manfaat langsung adalah manfaat yang secara langsung

dapat diukur dan dirasakan sebagai akibat dari investasi, seperti peningkatan

pendapatan dan kesempatan kerja.

2) Manfaat tidak langsung. Manfaat tidak langsung adalah manfaat yang secara

nyata diperoleh dengan tidak langsung dari usaha dan bukan merupakan

tujuan utama dari suatu usaha. Contoh manfaat tidak langsung adalah manfaat

yang didapatkan dari kegiatan rekreasi.

Kriteria yang biasa digunakan sebagai dasar dari persetujuan atau

penolakan suatu usaha yang dilaksanakan adalah kriteria investasi. Dasar

penilaian investasi adalah perbandingan antara jumlah nilai yang diterima sebagai

manfaat dari investasi tersebut dengan manfaat-manfaat dalam situasi tanpa usaha.

Nilai perbedaannya adalah berupa tambahan manfaat bersih yang akan muncul

dari investasi dengan adanya usaha (Gittinger 1986).

3.1.4. Analisis Kelayakan Investasi

Analisis kelayakan investasi diukur berdasarkan ukuran kriteria-kriteria

investasi. Kriteria investasi digunakan untuk mengukur manfaat yang diperoleh

dan biaya yang dikeluarkan dari suatu proyek (Gittinger 1986). Menurut Kasmir

dan Jakfar (2003), kriteria investasi sangat bergantung pada kebutuhan masing-

masing usaha dan metode yang digunakan. Setiap metode yang digunakan

mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Dalam penilaian kelayakan

suatu usaha hendaknya digunakan beberapa metode sekaligus agar dapat

memberikan hasil yang lebih sempurna.

Gittinger (1986) menyebutkan bahwa pengukuran manfaat suatu usaha

dapat dilakukan dengan dua cara yaitu, dengan menggunakan perhitungan

berdiskonto dan tidak berdiskonto. Perbedaannya terletak pada konsep time value

Page 46: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

29

of money yang diterapkan pada perhitungan berdiskonto. Perhitungan diskonto

merupakan suatu teknik yang dapat menurunkan manfaat yang diperoleh pada

masa yang akan datang dan arus biaya menjadi nilai biaya pada masa sekarang.

Perhitungan tidak berdiskonto memiliki kelemahan umum, yaitu ukuran-ukuran

tersebut belum mempertimbangkan secara lengkap mengenai lamanya arus

manfaat yang diterima.

Firdaus (2008) menyebutkan bahwa konsep time value of money

menyatakan bahwa nilai sekarang (present value) adalah lebih baik dari nilai yang

sama pada masa yang akan datang (future value). Konsep tersebut didasari oleh

tiga alasan. Pertama adanya tingkat inflasi yang dapat menurunkan nilai uang.

Kedua adalah konsumsi yang menyatakan bahwa sejumah uang yang sama

apabila dikonsumsi sekarang akan memberi tingkat kepuasan yang lebih besar

daripada jika dikonsumsi di masa yang akan datang. Ketiga adalah risiko

penyimpanan yang membutuhkan kompensasi jumlah uang yang lebih besar di

masa yang akan datang. Nurmalina et al. (2009) menambahkan alasan keempat

yaitu produktivitas yang menyatakan bahwa uang yang diinvestasikan (baik

deposito maupun bisnis) memiliki kemungkinan untuk berlipat ganda

dibandingkan dengan bila uang tersebut disimpan saja.

Nurmalina et al. (2009) juga menambahkan bahwa besarnya perbedaan

nilai uang yang sekarang dengan nilai uang di masa yang akan datang tergantung

dari biaya yang timbul pada waktu menentukan keputusan investasi dengan

meninggalkan investasi lain yang menjadi alternatif pilihan (opportunity cost).

Opportunity cost of capital atau biaya imbangan dari modal yang akan

diinvestasikan dalam bisnis merupakan dasar dalam penentuan tingkat bunga.

Kasmir dan Jakfar (2003) mengungkapkan bahwa, analisis finansial dapat

menentukan apakah suatu usaha akan menguntungkan selama umur usaha dengan

membandingkan antara biaya dan manfaat. Analisis finansial terdiri dari Net

Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio), Internal Rate of

Return (IRR), Payback Period (PP), dan analisis sensitivitas.

3.1.4.1. Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) menunjukkan manfaat bersih yang diterima

proyek selama umur proyek pada tingkat suku bunga tertentu. NPV juga dapat

Page 47: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

30

diartikan sebagai nilai sekarang dari arus kas yang ditimbulkan oleh investasi

(Kasmir dan Jakfar 2003). Dalam menghitung NPV perlu ditentukan tingkat suku

bunga yang relevan. Kriteria investasi berdasarkan NPV yaitu :

1) NPV > 0, artinya suatu proyek sudah dinyatakan menguntungkan dan dapat

dilaksanakan

2) NPV < 0, artinya proyek tersebut tidak menghasilkan nilai biaya yang

digunakan. Dengan kata lain, proyek tersebut merugikan dan sebaiknya tidak

dilaksanakan.

3) NPV = 0, artinya proyek tersebut mampu mengembalikan persis sebesar

modal sosial oppurtunity cost faktor produksi normal. Dengan kata lain

proyek tersebut tidak untung maupun tidak rugi.

3.1.4.2. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) menyatakan besarnya pengembalian

terhadap setiap satu satuan biaya yang telah dikeluarkan selama umur proyek. Net

B/C merupakan angka perbandingan antara present value dari net benefit yang

positif dengan present value yang negatif (Kasmir dan Jakfar 2003). Kriteria

investasi berdasarkan Net B/C adalah :

1) Net B/C > 0, maka proyek dikatakan menguntungkan.

2) Net B/C < 0, maka proyek dikatakan merugikan.

3) Net B/C = 0, maka proyek dikatakan tidak untung maupun tidak rugi.

3.1.4.3. Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat bunga yang menyamakan

present value kas keluar yang diharapkan dengan present value aliran kas masuk

yang diharapkan, atau dapat juga didefinisikan sebagai tingkat bunga yang

menyebabkan Net Present Value (NPV) sama dengan nol (Kasmir dan Jakfar

2003). Gittinger (1986) berpendapat bahwa IRR adalah tingkat rata-rata

keuntungan intern tahunan bagi perusahaan yang melakukan investasi dan

dinyatakan dalam satuan persen. Tingkat IRR mencerminkan tingkat suku bunga

maksimal yang dapat dibayar oleh proyek untuk sumberdaya yang digunakan.

Suatu investasi dianggap layak apabila nilai IRR lebih besar dari tingkat suku

Page 48: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

31

bunga yang berlaku. Sebaliknya jika nilai IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga

yang berlaku, maka proyek tidak layak untuk dijalankan.

3.1.4.4. Payback Period (PP)

Payback Period (PP) atau tingkat pengembalian investasi adalah salah satu

metode dalam menilai kelayakan suatu usaha yang digunakan untuk mengukur

periode jangka waktu pengembalian modal. Bila nilai PP lebih kecil dibandingkan

dengan jangka waktu umur ekonomi proyek maka investasi yang ditanamkan

layak, begitu juga sebaliknya (Suratman 2002).

3.1.4.5. Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas dilakukan untuk meneliti kembali analisis kelayakan

proyek yang telah dilakukan. Tujuannya adalah untuk melihat pengaruh yang akan

terjadi apabila keadaan berubah. Hal ini merupakan suatu cara untuk menarik

perhatian pada masalah utama proyek yaitu, proyek selalu menghadapi

ketidakpastian yang dapat terjadi pada suatu keadaan yang telah diramalkan

(Gittinger 1986).

Gittinger (1986) lebih lanjut mengungkapkan bahwa suatu variasi dari

analisis sensitivitas adalah analisis nilai pengganti (switching value). Analisis nilai

pengganti mencoba melihat kondisi kelayakan yang terjadi apabila dilakukan

perubahan-perubahan dalam biaya dan manfaat. Analisis nilai pengganti

dilakukan untuk melihat sampai sejauh mana perubahan yang terjadi dapat

ditoleransi untuk dilaksanakan.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya aktivitas pariwisata

dunia. Indonesia sebagai salah satu negara tujuan wisata juga mengalami efek

positif tersebut. Aktifitas pariwisata yang meningkat diiringi dengan selera

wisatawan yang juga meningkat. Wisatawan tidak hanya ingin memuaskan

kebutuhan berekreasi, namun juga mempertimbangkan aspek pendidikan, alam,

dan kebudayaan dari obyek wisata yang menjadi tempat tujuan. Peningkatan

aktivitas pariwisata dan selera wisatawan tersebut menyebabkan semakin

bervariasinya obyek wisata dalam memenuhi kebutuhan wisatawan. Salah satu

obyek wisata yang menjadi tren dewasa ini adalah agrowisata.

Page 49: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

32

Kampung Budaya Sindangbarang merupakan salah satu jenis usaha

agrowisata yang memiliki nuansa sejarah dan kebudayaan sunda. Dalam

perkembangannya, usaha Kampung Budaya Sindangbarang telah memasuki tahap

kemandirian setelah pendiriannya dibantu oleh pemerintah. Selain itu, ada suatu

keputusan usaha manajemen Kampung Budaya Sindangbarang yang telah

memasuki tahap mandiri di tahun 2010, yaitu keputusan untuk melakukan

pengembangan usaha dengan membangun toko cinderamata.

Studi kelayakan usaha digunakan untuk menganalisis kelayakan pada

usaha yang baru dibentuk atau apabila terjadi pengembangan usaha yang

membutuhkan investasi baru. Studi kelayakan juga dapat digunakan sebagai

bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan usaha, baik menolak atau

menerima rencana usaha, dan mempertahankan atau menghentikan usaha yang

sudah ada. Oleh karena itu studi kelayakan sangat diperlukan dalam menilai

kelayakan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri, baik usaha

yang sedang dijalankan saat ini, maupun pengembangan usaha yang direncanakan.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan usaha, baik usaha

yang sudah ada maupun rencana pendirian toko cinderamata, dari aspek non-

finansial dan finansial. Aspek non-finansial terdiri dari aspek pasar, teknis,

manajemen, hukum, dan sosial ekonomi lingkungan. Aspek finansial

menggunakan kriteria kelayakan investasi dalam penilaian kelayakannya. Kriteria

kelayakan investasi yang digunakan adalah NPV, IRR, Net B/C, Payback Period,

dan analisis sensitivitas menggunakan metode switching value. Melalui penelitian

ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi bagi Kampung Budaya

Sindangbarang dan menilai tambahan manfaat yang dihasilkan dengan pendirian

toko cinderamata. Diagram alir kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada

Gambar 3.

Page 50: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

33

Gambar 3. Diagram Alir Kerangka Pemikiran Operasional

Skenario I :

Melakukan usaha yang sudah ada

tanpa membangun toko cinderamata

Skenario II :

Membangun toko cinderamata

pada usaha yang sudah ada.

Layak Tidak Layak

Rekomendasi dan penilaian

tambahan manfaat yang dihasilkan

Rekomendasi perbaikan usaha

Kampung Budaya yang telah

memasuki tahap kemandirian

dalam usahanya.

Analisis aspek non-finansial (pasar, teknis, hukum,

manajemen, dan sosial ekonomi lingkungan) dan

finansial (NPV, Net B/C, IRR, PP, dan sensitivitas)

Rencana pengembangan usaha

dengan membangun toko

cinderamata

Analisis Kelayakan Usaha

Kampung Budaya Sindangbarang

sebagai salah satu agrowisata yang

memiliki nuansa sejarah dan

kebudayaan sunda

Meningkatnya aktivitas pariwisata

dan selera wisatawan dalam

melakukan perjalanan wisata

Obyek wisata semakin bervariasi

dalam memenuhi permintaan

wisatawan

Page 51: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

34

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu

Penelitian dilakukan di Kampung Budaya Sindangbarang, Desa Pasir

Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian

dilakukan secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan usaha Kampung

Budaya Sindangbarang yang telah memasuki tahap kemandirian, serta adanya

rencana manajemen Kampung Budaya Sindangbarang untuk melakukan

pengembangan usaha. Analisis kelayakan usaha diperlukan dalam memberikan

rekomendasi dan menilai tambahan manfaat yang dihasilkan dengan pendirian

toko cinderamata. Penelitian di lapangan dilakukan pada bulan Mei – Juli 2010.

4.2. Desain Penelitian

Desain penelitian menggunakan metode studi kasus. Subyek yang akan

diteliti yaitu Kampung Budaya Sindangbarang dengan tujuan untuk memperoleh

gambaran kelayakan usahanya melalui aspek non-finansial dan finansial. Analisis

aspek finansial dilakukan dalam dua skenario usaha yaitu, skenario I adalah usaha

yang sedang dilakukan saat ini tanpa melakukan pengembangan usaha. Skenario

II adalah pengembangan usaha dengan membangun toko cinderamata. Analisis

finansial kemudian dilanjutkan dengan analisis sensitivitas (metode switching

value) apabila usaha dikategorikan layak.

4.3. Data dan Instrumentasi

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan manajemen

Kampung Budaya Sindangbarang. Data primer yang didapat mencakup biaya-

biaya yang dikeluarkan selama umur usaha, terdiri dari biaya investasi, biaya

operasional dan biaya pajak, serta penerimaan dari kunjungan wisatawan,

sumbangan dana pemerintah, konsumsi wisatawan, dan penjualan produk toko

cinderamata. Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dari

studi literatur berbagai buku, skripsi, tesis, jurnal, internet, laporan keuangan dan

jumlah kunjungan dari manajemen Kampung Budaya Sindangbarang, serta

Page 52: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

35

instansi terkait yaitu Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor,

Biro Pusat Statistik, dan Badan Pusat Statistik (BPS).

Instrumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar

pertanyaan bagi manajemen Kampung Budaya Sindangbarang, pemerintah Desa

Pasir Eurih, pemerintah Kecamatan Tamansari, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Kabupaten Bogor, dan masyarakat di sekitar lokasi usaha Kampung Budaya

Sindangbarang guna mendapatkan informasi yang relevan. Instrumentasi

pendukung lainnya adalah komputer sebagai alat pencarian literatur dari internet

serta pencatat dan perekam data yang didapatkan.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dari tahap penyusunan proposal sampai

tersusunnya skripsi selama bulan Januari - Juli 2010. Lokasi kegiatan

pengumpulan data yaitu lokasi usaha Kampung Budaya Sindangbarang.

Narasumber yang diperlukan dalam pengumpulan data untuk analisis aspek pasar,

teknis, manajemen, hukum, sosial ekonomi lingkungan, dan finansial yaitu

manajemen Kampung Budaya Sindangbarang, pemerintah Desa Pasir Eurih,

pemerintah Kecamatan Tamansari, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten

Bogor, dan masyarakat di sekitar lokasi usaha Kampung Budaya Sindangbarang.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara langsung dengan

instrumentasi daftar pertanyaan.

4.5. Metode Pengolahan Data

Data kuantitatif dan informasi yang telah dikumpulkan diolah dengan

menggunakan program komputer Microsoft Excel 2003 dan disajikan dalam

bentuk tabulasi. Data kuantitatif meliputi biaya-biaya yang dikeluarkan Kampung

Budaya Sindang Barang mencakup biaya investasi, biaya operasional, dan biaya

pajak serta penerimaan dari kunjungan wisatawan, penjualan produk toko

cinderamata, dana sumbangan, konsumsi wisatawan, dan nilai sisa investasi.

Sedangkan data kualitatif disajikan dalam bentuk intrepetasi deskriptif.

Analisis kualitatif digunakan untuk menilai kelayakan usaha Kampung

Budaya Sindangbarang berdasarkan aspek non-finansial yaitu aspek pasar, aspek

teknis, aspek manajemen, aspek hukum, dan aspek sosial ekonomi lingkungan.

Page 53: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

36

Sedangkan analisis kuantitatif digunakan dalam menganalisis kelayakan usaha

Kampung Budaya Sindangbarang dari sisi finansial. Metode yang digunakan

dalam analisis kuantitatif adalah kriteria kelayakan investasi dan analisis

sensitivitas dengan metode switching value.

4.5.1. Analisis Kelayakan Aspek Non-Finansial

Analisis kelayakan aspek non-finansial akan mengkaji kelayakan usaha

dari berbagai aspek yaitu aspek pasar, teknis, manajemen, hukum dan sosial

ekonomi lingkungan. Pada aspek pasar, variabel-variabel yang akan dianalisis

meliputi potensi pasar, permintaan dan penawaran, penerapan segmenting,

targeting, dan positioning, serta bauran pemasaran. Pada aspek teknis, variabel-

variabel yang dianalisis meliputi lokasi usaha, fasilitas, skala usaha, layout usaha,

alur kegiatan operasional usaha, serta penggunaan teknologi. Pada aspek

manajemen, variabel-variabel yang akan dianalisis adalah struktur organisasi,

wewenang dan tanggung jawab, perolehan tenaga kerja, serta sistem penggajian

tenaga kerja. Dalam aspek hukum, hal yang akan dianalisis adalah bentuk badan

usaha dan izin usaha. Sedangkan untuk analisis aspek sosial ekonomi lingkungan

digunakan untuk mengkaji dampak yang ditimbulkan usaha Kampung Budaya

Sindangbarang terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan.

4.5.2. Analisis Kelayakan Aspek Finansial

Analisis kelayakan aspek finansial Kampung Budaya Sindangbarang

menggunakan analisis laporan laba rugi dan arus kas. Dasar penilaian kriteria

kelayakan finansial menggunakan metode kriteria kelayakan investasi yaitu Net

Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), dan Net Benefit Cost Ratio

(Net B/C) dan Payback Period (PP). Selain itu analisis sensitivitas dengan metode

switching value juga digunakan untuk melihat kondisi kelayakan finansial usaha

jika terjadi penurunan jumlah pengunjung dan harga paket wisata.

4.5.2.1. Laporan Laba Rugi

Jumingan (2009) mendefinisikan laporan laba rugi sebagai daftar laba rugi

yang diproyeksi berdasarkan seluruh perkiraan pengeluaran dan penerimaan dari

suatu usaha. Adanya proyeksi laba rugi akan memudahkan dalam menentukan

besarnya aliran kas tahunan. Selain itu laporan laba rugi juga dapat dijadikan

Page 54: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

37

dasar untuk penyusunan anggaran kas dari suatu usaha. Dari laporan laba rugi

dapat dilihat kondisi keuangan perusahaan apakah terdapat keuntungan atau

kerugian di dalam suatu periode usaha. Format laporan laba rugi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah marginal contribution format. Dalam format ini

komponen biaya dipisahkan ke dalam biaya variabel dan biaya tetap (Jumingan

2006). Penyusunan laporan laba rugi laba rugi dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Perhitungan Laporan Laba Rugi

No. Uraian Keterangan

1 Pendapatan A = B + C

Pendapatan Usaha B

Pendapatan dari Luar Usaha C

2 Biaya Variabel D

3 Kontribusi Marjinal E = A - D

4 Biaya Tetap F

5 Pendapatan Usaha G = E- F

5 Bunga H

6 Laba Bersih Sebelum Pajak I = G – H

7 Pajak J

8 Laba Bersih K = I – J

Keterangan : A = total pendapatan yang didapatkan usaha, berasal dari dalam dan luar usaha

B = pendapatan yang berasal dari dalam usaha

C = pendapatan yang berasal dari luar usaha

D = biaya yang secara totalitas berubah-ubah secara proporsional dengan perubahan volume

produksi atau penjualan.

E = perbedaan antara total penghasilan dengan biaya variabel. Jumlah laba yang disediakan

untuk menutupi biaya tetap, bunga, dan pajak.

F = biaya yang secara totalitas tidak berubah meskipun ada perubahan volume produksi atau

penjualan.

G = perolehan sebelum dikurangi bunga dan pajak.

H = beban bunga dari dana yang dipinjam

I = perolehan setelah dikurangi dengan bunga

J = biaya yang dikeluarkan untuk membayar pajak

K = perolehan bersih usaha

Sumber : Jumingan (2006)

4.5.2.2. Arus Kas

Kasmir dan Jakfar (2003) mendefinisikan arus kas sebagai jumlah uang

yang masuk dan keluar dalam suatu usaha mulai dari investasi dilakukan sampai

Page 55: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

38

dengan berakhirnya investasi tersebut. Dalam arus kas, semua data pendapatan

yang akan diperoleh dan biaya yang akan dikeluarkan baik jenis, maupun

jumlahnya diestimasi sedemikian rupa. Hal ini ditujukan agar arus kas dapat

menggambarkan kondisi pemasukan dan pengeluaran di masa yang akan datang.

Penyusunan arus kas dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Penyusunan Arus Kas

No. Uraian Keterangan

1 Arus Kas Masuk : A = B + C + D

- Penerimaan Usaha B

- Penerimaan Lainnya C

- Nilai Sisa D

2 Arus Kas Keluar : E = F + G + H + I + J

- Biaya Pra Operasi F

- Biaya Investasi G

- Biaya Operasional H

- Tambahan Biaya I

- Pajak J

3 Arus Kas Bersih K = A – E

Keterangan :

A = arus kas masuk

B = penerimaan dari kegiatan usaha

C = penerimaan yang bukan dari kegiatan usaha

D = nilai sisa dari aset investasi

E = arus kas keluar

F = biaya yang dikeluarkan selama persiapan usaha

G = biaya yang digunakan untuk mendapatkan aset investasi

H = biaya yang digunakan untuk kegiatan operasional usaha, terdiri dari biaya tetap dan variabel

I = tambahan biaya lainnya di luar biaya pra operasi, investasi, dan operasional

J = biaya pajak yang dibayarkan usaha

K = hasil pengurangan arus kas masuk dengan arus kas keluar

Sumber : Kasmir dan Jakfar (2003)

4.5.2.3. Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) suatu proyek atau usaha adalah selisih antara

nilai sekarang (present value) manfaat dengan arus biaya. NPV juga dapat

diartikan sebagai nilai sekarang dari arus kas yang ditimbulkan oleh investasi.

Dalam menghitung NPV perlu ditentukan tingkat suku bunga yang relevan

(Kasmir dan Jakfar 2003). Rumus menghitung NPV adalah sebagai berikut :

Page 56: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

39

Keterangan :

Bt = manfaat yang diperoleh tiap tahun

Ct = biaya yang dikeluarkan tiap tahun

n = jumlah tahun

i = tingkat bunga (diskonto)

Kriteria investasi berdasarkan NPV yaitu:

1) NPV = 0, artinya proyek tersebut mampu mengembalikan persis sebesar

modal sosial opportunities cost faktor produksi normal. Dengan kata lain,

proyek tersebut tidak untung dan tidak rugi.

2) NPV > 0, artinya suatu proyek sudah dinyatakan menguntungkan dan dapat

dilaksanakan.

3) NPV < 0, artinya proyek tersebut tidak menghasilkan nilai biaya yang

dipergunakan. Dengan kata lain, proyek tersebut merugikan dan sebaiknya

tidak dilaksanakan.

4.5.2.4. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) merupakan angka perbandingan antara

jumlah nilai sekarang yang bernilai positif dengan jumlah nilai sekarang yang

bernilai negatif (Kasmir dan Jakfar 2003). Rumus untuk menghitung Net B/C

adalah :

Keterangan :

Bt = manfaat yang diperoleh tiap tahun

Ct = biaya yang dikeluarkan tiap tahun

N = jumlah tahun

I = tingkat bunga (diskonto)

Kriteria investasi berdasarkan Net B/C adalah:

1) Net B/C = 1, maka NPV = 0, proyek tidak untung dan tidak rugi.

2) Net B/C > 0, maka NPV > 0, proyek menguntungkan.

3) Net B/C < 0, maka NPV < 0, proyek merugikan.

Page 57: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

40

4.5.2.5. Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat rata-rata keuntungan intern

tahunan bagi perusahaan yang melakukan investasi dan dinyatakan dalam satuan

persen (Gittinger 1986). Tingkat IRR mencerminkan tingkat suku bunga

maksimal yang dapat dibayar oleh proyek untuk sumberdaya yang digunakan.

Suatu investasi dianggap layak apabila nilai IRR lebih besar dari tingkat suku

bunga yang berlaku dan sebaliknya jika nilai IRR lebih kecil dari tingkat suku

bunga yang berlaku, maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan. Rumus untuk

menghitung IRR adalah:

Keterangan :

i = Discount rate yang menghasilkan NPV positif

i’ = Discount rate yang menghasilkan NPV negatif

NPV = NPV yang bernilai positif

NPV’ = NPV yang bernilai negatif

4.5.2.6. Payback Period (PP)

Payback Period (PP) atau tingkat pengembalian investasi adalah salah satu

metode dalam menilai kelayakan suatu usaha yang digunakan untuk mengukur

periode jangka waktu pengembalian modal. Bila nilai PP lebih kecil dibandingkan

dengan jangka waktu umur ekonomi proyek maka investasi yang ditanamkan

layak, begitu juga sebaliknya (Suratman 2002). Rumus yang digunakan untuk

menghitung jangka pengembalian investasi adalah :

Keterangan :

I = besarnya investasi yang dibutuhkan

Ab = benefit bersih yang dapat diperoleh pada setiap tahunnya

4.5.2.7. Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat dampak dari suatu keadaan

yang berubah-ubah terhadap hasil suatu analisis. Tujuan analisis ini adalah untuk

Page 58: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

41

melihat kembali hasil analisis suatu kegiatan investasi atau aktivitas ekonomi,

apakah ada perubahan dan apabila terjadi kesalahan atau adanya perubahan di

dalam perhitungan biaya atau manfaat. Analisis sensitivitas ini perlu dilakukan

karena dalam kegiatan investasi, perhitungan didasarkan pada proyeksi yang

mengandung ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi di waktu yang akan

datang (Gittinger 1986).

Gittinger (1986) mengatakan bahwa suatu variasi pada analisis sensitivitas

adalah nilai pengganti (switching value). Pada analisis sensitivitas secara langsung

memilih sejumlah nilai yang dengan nilai tersebut dapat dilakukan perubahan

terhadap masalah yang dianggap penting pada analisis proyek dan kemudian dapat

menentukan pengaruh perubahan tersebut terhadap daya tarik proyek. Dalam

penelitian ini, digunakan analisis sensitivitas apabila terjadi perubahan pada

penurunan jumlah wisatawan dan harga paket wisata.

4.6. Asumsi Dasar yang Digunakan

Asumsi dasar yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

1) Modal usaha berasal dari modal sendiri dan grants (dana sumbangan)

pemerintah.

2) Tingkat diskonto yang digunakan merupakan tingkat suku bunga deposito

Bank Indonesia pada saat penelitian yaitu tingkat suku bunga deposito Bank

Indonesia bulan Mei 2010 sebesar 6,5 persen.

3) Penilaian present value menggunakan dua metode. Metode compounding

untuk tahun pertama hingga ketiga, dan metode discounting pada tahun

keempat hingga ke-10.

4) Umur proyek adalah 10 tahun, didasarkan pada umur investasi terlama.

5) Dalam satu bulan terhitung 30 hari kerja sehingga dalam satu tahun adalah

360 hari (12 bulan).

6) Harga yang diberikan konstan setiap tahunnya.

7) Harga paket wisata terdiri dari tiga paket, yaitu:

a) Paket Mulih ka Lembur (paket kunjungan sehari) dengan harga :

i) Pelajar / Mahasiswa : Rp 55.000 per orang.

ii) Umum / Domestik : Rp 60.000 per orang.

iii) Wisatawan Asing : Rp 90.000 per orang.

Page 59: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

42

iv) Anak-anak dibawah 5 tahun : Rp 35.000 per orang.

b) Paket Saweungi di Kampung Budaya (paket menginap) dengan harga :

i) Menginap di Rumah Panengen : Rp 800.000 per rumah (menginap

saja) atau Rp 1.600.000 per rumah (menginap dan menikmati

kegiatan).

ii) Menginap di Rumah Pangiwa : Rp 800.000 per rumah (menginap

saja) atau Rp 1.600.000 per rumah (menginap dan menikmati

kegiatan).

iii) Menginap di Rumah Pasangrahan : Rp 1.250.000 per rumah

(menginap saja) atau Rp 2.500.000 per rumah (menginap dan

menikmati kegiatan).

c) Paket kunjungan sehari dengan berbagai pilihan kegiatan, dengan harga

Rp 75.000 per orang.

7) Harga produk cinderamata diperoleh dari harga beli ditambah dengan nilai

tambah yang diharapkan oleh manajemen Kampung Budaya Sindangbarang.

8) Proyeksi jumlah wisatawan tahun 2010 berdasarkan jumlah kunjungan yang

diharapkan oleh Kampung Budaya Sindangbarang. Kampung Budaya

Sindangbarang mengharapkan akan terjadi peningkatan sebesar 14.91 persen

dibandingkan tahun sebelumnya.

9) Proyeksi jumlah wisatawan digunakan untuk bulan Agustus-Desember 2010.

Agar tidak terjadi estimasi jumlah wisatawan yang berlebihan, jumlah

wisatawan tahun berikutnya hingga tahun berakhirnya usaha diasumsikan

sama dengan tahun 2010.

10) Nilai total pendapatan kunjungan wisata merupakan jumlah paket wisata yang

diambil oleh wisatawan selama satu tahun dikalikan dengan harga jualnya.

11) Pendapatan toko cinderamata didapatkan dari harga jual produk cinderamata

dikalikan dengan kuantitasnya.

12) Diasumsikan setiap wisatawan yang berkunjung ke Kampung Budaya

Sindangbarang membeli satu paket makanan tradisional.

13) Nilai total pendapatan konsumsi wisatawan adalah harga paket makanan

dikalikan dengan jumlah wisatawan.

Page 60: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

43

14) Biaya yang dikeluarkan untuk usaha terdiri dari biaya investasi dan biaya

operasional. Biaya investasi dikeluarkan pada tahun pertama dan biaya

reinvestasi dikeluarkan untuk peralatan-peralatan yang telah habis umur

ekonomisnya. Biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.

15) Nilai sisa dihitung dengan menggunakan metode garis lurus dimana harga

beli dibagi dengan umur ekonomis. Sedangkan untuk harga tanah

diasumsikan harga beli sama dengan harga jual pada akhir umur proyek.

16) Dalam analisis sensitivitas, penurunan jumlah wisatawan akan menyebabkan

penurunan jumlah paket wisata yang diambil oleh wisatawan, pendapatan

konsumsi wisatawan, biaya konsumsi wisatawan, gaji tenaga kerja tidak

tetap, pembelian bibit padi, padi dan ikan secara proporsional. Penurunan

harga paket wisata tidak menyebabkan perubahan terhadap jumlah wisatawan

yang berkunjung.

17) Terdapat dua pajak yang dibebankan, yaitu ajak daerah dan pajak

penghasilan. Pajak daerah dibebankan selama umur usaha, sedangkan pajak

penghasilan dibebankan dimulai pada tahun keempat usaha. Hal ini

dikarenakan Kampung Budaya Sindangbarang yang telah memasuki tahap

kemandirian pada tahun keempat usaha.

18) Pajak yang dibebankan adalah pajak daerah yang tertera dalam surat tagihan

pajak daerah Kampung Budaya Sindangbarang dengan Nomor Pokok Wajib

Pajak Daerah (NPWPD) P/2000/3740/34/411 sebesar Rp 100.000,- setiap

bulannya.

19) Pajak penghasilan yang digunakan berdasarkan Undang-Undang Republik

Indonesia No. 36 tahun 2008, pasal 17 ayat 2 a, yang merupakan perubahan

keempat atas undang-undang nomor 7 tahun 1983 tentang pajak penghasilan,

yaitu :

a) Pasal 17 ayat 1 b.

Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap adalah sebesar

28% (dua puluh delapan persen).

b) Pasal 17 ayat 2 a.

Tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b menjadi 25% (dua

puluh lima persen) yang mulai berlaku sejak tahun pajak 2010.

Page 61: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

44

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1. Kondisi Geografis

Kampung Budaya Sindangbarang terletak di Desa Pasir Eurih, Kecamatan

Taman Sari, Kabupaten Bogor. Desa Pasir Eurih berada pada ketinggian 500

meter di atas permukaan laut dan merupakan kawasan yang berbukit di kaki

Gunung Salak. Kondisi ini menyebabkan udara yang sejuk dengan suhu rata-rata

230C – 300C. Desa Pasir Eurih terdiri dari 14 Rukun Warga (RW) dan 52 Rukun

Tetangga (RT) dengan jumlah penduduk mencapai kurang lebih 12.000 jiwa.

Letak Desa Pasir Eurih berjarak lima kilometer dari Kota Bogor serta 60

kilometer dari Ibukota Jakarta. Mata pencaharian sebagian besar penduduk adalah

pengrajin sepatu dan sendal serta petani. Penduduknya mayoritas beragama Islam

dan masih memegang sistem kekeluargaan yang sangat tinggi dalam kehidupan

sehari-harinya.

Kecamatan Tamansari merupakan kawasan resapan air dan kawasan hijau

dengan melestarikan tanaman tahunan dan mengadakan rehabilitasi lahan kritis

dengan penanaman pohon. Komoditas pertanian yang dihasilkan Kecamatan

Tamansari adalah jagung, talas, singkong, kacang-kacangan, pepaya, durian,

rambutan sirsak, dan mentimun. Kecamatan Tamansari juga dikenal sebagai

sentra tanaman hias karena pemasarannya telah memasuki pangsa lokal, regional,

dan mancanegara.

Kecamatan Tamansari memiliki batas wilayah sebagai berikut :

1) Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Ciomas dan Bogor Selatan.

2) Sebelah selatan berbatasan dengan Gunung Salak.

3) Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Tenjolaya dan Dramaga.

4) Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Cijeruk.

Jaringan transportasi di Kecamatan Tamansari cukup baik, kondisi jalan

relatif baik, sebagian besar telah beraspal dan seluruh wilayah dapat dilalui oleh

kendaraan roda empat sepanjang tahun. Pelayanan jaringan listrik dari Perusahaan

Listrik Negara (PLN) telah menjangkau seluruh wilayah yang dimanfaatkan untuk

pemukiman, perkantoran, industri, perdagangan, dan jasa. Penerangan Jalan

Umum (PJU) cukup baik dan setiap tahunnya dilakukan penambahan PJU demi

meningkatkan sarana umum listrik. Sarana komunikasi masyarakat dilayani oleh

Page 62: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

45

PT. Telkom dan telepon selular yang dimiliki masyarakat. Akses internet yang

dinikmati oleh masyarakat Kecamatan Tamansari umumnya berasal dari warnet.

5.2. Keragaan Umum Perusahaan

5.2.1. Sejarah dan Perkembangan Usaha

Kampung Budaya Sindangbarang didirikan oleh H. Achmad Mikami

Sumawijaya pada bulan Maret 2007 dan diresmikan pada bulan September 2007

oleh Gubernur Jawa Barat H. Danny Setiawan. Achmad Mikami yang lebih

dikenal dengan panggilan Bapak Maki sendiri adalah tokoh masyarakat sekaligus

ketua kelompok kesenian sunda setempat yang bernama Sundagiripura. Ide awal

untuk mendirikan Kampung Budaya Sindangbarang bermula dari acara Serentaun

di tahun 2006 yang dipelopori oleh Bapak Maki sendiri. Serentaun merupakan

acara panen tahunan dalam kebudayaan sunda yang dilakukan untuk

mengapresiasikan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen

yang diperoleh. Serentaun 2006 sukses mendapatkan apresiasi baik dari

masyarakat maupun pemerintah. Upacara Serentaun 2006 merupakan upacara

Serentaun yang pertama diadakan sejak 32 tahun yang lalu.

Kesuksesan tersebut membuat Bapak Maki dikenal sebagai pelopor

sekaligus pelestari kebudayaan sunda baik oleh masyarakat setempat maupun

pemerintah. Keberhasilannya dalam menghidupkan lagi budaya sunda setempat

membuat beliau diundang dalam acara seminar kebudayaan nasional tahun 2006

yang diadakan oleh pemerintah Jawa Barat dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Jawa Barat. Dalam acara tersebut Bapak Maki bertemu dengan tokoh kebudayaan

sunda H. Anis Djatisunda. Mereka kemudian melakukan diskusi dan kemudian

menghasilkan ide untuk membentuk Kampung Budaya Sindangbarang.

Ide tersebut didukung baik oleh pemerintah. Dukungan tersebut

direalisasikan dengan bantuan modal yang diberikan untuk pendirian Kampung

Budaya Sindangbarang baik dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat maupun

Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor. Konsep obyek wisata yang dibentuk adalah

agrowisata yang memiliki unsur dan nilai kebudayaan dan kehidupan masyarakat

sunda. Konsep tersebut akhirnya direalisasikan dengan pendirian Kampung

Budaya Sindangbarang di lahan seluas 8600 m2

milik Bapak Maki sendiri. Bapak

Page 63: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

46

Maki berpendapat bahwa usaha Kampung Budaya Sindangbarang ini tidak hanya

untuk mencari keuntungan semata namun juga ikut berpartisipasi dalam

memelihara kebudayaan sunda dan melibatkan masyarakat setempat dalam

kegiatan usahanya.

Kampung Budaya Sindangbarang merupakan agrowisata yang unik karena

memadukan konsep edukasi pertanian dengan kebudayaan sunda. Wisatawan

yang berkunjung tidak hanya dapat menikmati fasilitas edukasi pertanian beserta

keindahan alamnya, tetapi juga dapat menikmati pertunjukkan kesenian sunda

serta melihat situs purbakala. Nuansa kebudayaan sunda sangat terlihat dan

direfleksikan oleh seluruh bangunannya yang memiliki arsitektur khas sunda.

Kampung Budaya Sindangbarang memiliki tenaga kerja yang ahli dalam

menceritakan, mempertunjukan, dan memainkan kesenian dan sejarah sunda.

Kegiatan pertunjukan kesenian sunda yang menjadi salah satu daya tarik

Kampung Budaya Sindangbarang dipentaskan oleh tenaga kerja Kampung

Budaya Sindangbarang dan kelompok kesenian Sundagiripura.

Lokasi Kampung Budaya Sindangbarang yang berada di kaki Gunung

Salak memberikan udara yang sejuk dan pemandangan alam yang indah serta

menciptakan suasana pedesaan yang asri. Hamparan sawah yang dapat dilihat di

sekitar lokasi usaha juga semakin menambah suasana yang nyaman, indah, dan

asri.

Keunikan yang lain dari Kampung Budaya Sindangbarang adalah

tersebarnya situs sejarah di sekitar lokasi usaha. Fasilitas unik yang ditawarkan

oleh Kampung Budaya Sindangbarang kepada wisatawan adalah pengenalan situs

sejarah. Situs sejarah ini berupa menhir, dolmen, punden berundak, ataupun lokasi

bersejarah peninggalan dari Kerajaan Pajajaran. Salah satu situs sejarah yang

terkenal adalah Sumur Jalatunda dan Taman Sri Baginda. Kampung Budaya

Sindangbarang terlibat aktif di dalam melestarikan keberadaan situs sejarah ini

dan bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia dalam

melakukan penelitian, dokumentasi dan menyelenggarakan seminar sejarah.

Sejak awal didirikannya, mayoritas wisatawan Kampung Budaya

Sindangbarang adalah rombongan pelajar TK sampai dengan SMA baik dari

Bogor maupun luar Bogor seperti Jakarta. Pada umumnya wisatawan ini ingin

Page 64: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

47

menikmati suasana pedesaan yang masih asri sekaligus terlibat aktif di dalam

kegiatannya seperti menanam padi, menangkap ikan, dan menumbuk padi. Hal ini

tidak bisa mereka temukan pada daerah asalnya. Tidak sedikit juga wisatawan

yang datang merupakan rombongan keluarga inti dan rombongan karyawan dari

suatu perusahaan. Biasanya mereka ingin menikmati suasana pedesaan yang

masih asri dengan melakukan kegiatan gathering di Kampung Budaya Sindang

Barang.

Kampung Budaya Sindangbarang juga mengadakan acara dan kegiatan

yang lain di luar kegiatan bisnisnya. Acara yang paling terkenal adalah Upacara

Serentaun yang diadakan satu tahun sekali oleh Kampung Budaya Sindangbarang.

Sebagian pendapatan usaha yang diterima oleh Kampung Budaya Sindangbarang

disisihkan untuk mengadakan kegiatan ini. Upacara Serentaun telah menjadi

kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh Kampung Budaya Sindangbarang

dan masyarakat Kecamatan Tamansari. Upacara ini merupakan rangkaian

kegiatan, dimulai dari iring-iringan penduduk setempat yang membawa hasil

panennya untuk kemudian dikumpulkan di alun-alun Kampung Budaya

Sindangbarang dan dilanjutkan dengan pertunjukan berbagai kesenian tradisional.

Upacara Serentaun mendapatkan apresiasi yang tinggi, tidak hanya dari

masyarakat Bogor namun juga daerah di luar Bogor. Banyak wartawan yang

meliput acara ini dan memberitakannya, baik di media massa maupun internet.

Dampaknya dirasakan oleh Kampung Budaya Sindangbarang yang semakin

terkenal di mata wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Lokasi usaha

Kampung Budaya Sindangbarang juga beberapa kali dijadikan lokasi shooting

acara televisi diantaranya adalah Good Morning in the Weekend dan Jelajah dari

salah satu stasiun televisi swasta Trans TV.

5.2.2. Organisasi

Kampung Budaya Sindangbarang merupakan obyek wisata berkonsep

agrowisata dengan bentuk badan usaha perseorangan. Kampung Budaya

Sindangbarang mempunyai struktur organisasi yang terdiri dari ketua (pemilik

usaha), wakil ketua, divisi hubungan masyarakat dan pemasaran, divisi

kesejarahan, divisi kesenian, divisi keagamaan, dan divisi keamanan. Dalam

Page 65: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

48

melaksanakan kegiatannya, ketua dibantu wakil ketua yang membawahi setiap

divisi.

Kampung Budaya Sindangbarang memiliki motto dengan menggunakan

bahasa Sunda yaitu “Budaya Urang Sadayana” yang berarti “budaya kita semua”.

Sesuai dengan motto yang dimiliki, Kampung Budaya Sindangbarang

menawarkan suatu konsep agrowisata yang unik dengan memasukkan nuansa

kebudayaan Sunda dalam usahanya dan dapat dinikmati oleh semua kalangan.

Konsep agrowisata yang memiliki unsur kebudayaan sunda juga tergambar

dalam logo perusahaan. Gambar bangunan tradisional sunda pada logo perusahaan

menunjukkan arsitektur bangunan yang ada di Kampung Budaya Sindangbarang

yang seluruhnya bernuansa tradisional sunda. Warna hijau dalam tulisan

“Kampung” menunjukkan unsur pertanian sesuai dengan konsep agrowisata yang

dijalankan. Warna merah dalam tulisan “Budaya” menggambarkan unsur

keterlibatan masyarakat dalam kegiatan usaha. Logo perusahaan dapat dilihat

pada Gambar 4.

Gambar 4. Logo Kampung Budaya Sindangbarang Sumber : Manajemen Kampung Budaya Sindangbarang (2010)

5.2.3. Fasilitas dan Kegiatan

Kampung Budaya Sindangbarang memiliki berbagai fasilitas yang dapat

dibagi menjadi bangunan, fasilitas lainnya, dan kegiatan. Untuk bangunan,

Kampung Budaya Sindangbarang memiliki 28 bangunan bernuansa tradisional

sunda. Bangunan tersebut adalah sebagai berikut :

Page 66: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

49

1) Rumah pangiwa, merupakan rumah dengan arsitektur tradisional sunda yang

memiliki dua kamar tidur dengan kapasitas delapan orang (Gambar 5).

Rumah pangiwa berjumlah tiga unit dan digunakan untuk tempat tinggal

wisatawan yang menginap di Kampung Budaya Sindangbarang.

Gambar 5. Rumah Pangiwa

2) Rumah panengen, merupakan rumah dengan arsitektur tradisional sunda yang

memiliki dua kamar tidur dengan kapasitas delapan orang. Rumah panengen

berjumlah empat unit dan digunakan untuk tempat tinggal wisatawan yang

menginap di Kampung Budaya Sindangbarang.

3) Rumah pasangrahan, merupakan rumah dengan arsitektur tradisional sunda

yang memiliki empat kamar tidur dan satu kamar mandi dengan kapasitas 15

orang (Gambar 6). Rumah pasangrahan berjumlah satu unit dan digunakan

untuk tempat tinggal wisatawan yang menginap di Kampung Budaya

Sindangbarang.

Gambar 6. Rumah Pasangrahan

Page 67: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

50

4) Rumah girang serat, merupakan rumah dengan arsitektur tradisional sunda

yang memiliki dua kamar tidur dan satu kamar mandi dengan kapasitas

delapan orang. Rumah girang serat berjumlah satu unit dan digunakan untuk

kegiatan administrasi. Rumah girang serat juga dapat berfungsi sebagai

tempat tinggal wisatawan yang menginap di Kampung Budaya

Sindangbarang apabila rumah yang lainnya sedang digunakan.

5) Rumah besar, merupakan rumah dengan arsitektur tradisional sunda yang

memiliki tiga kamar tidur dan satu kamar mandi dengan kapasitas delapan

orang. Rumah besar berjumlah satu unit dan digunakan untuk tempat tinggal

ketua (pemilik usaha) Kampung Budaya Sindangbarang (Gambar 7). Rumah

besar juga dapat berfungsi sebagai tempat tinggal wisatawan yang menginap

di Kampung Budaya Sindangbarang apabila rumah yang lain sedang

digunakan.

Gambar 7. Rumah Besar

6) Toilet, merupakan toilet dengan arsitektur tradisional sunda. Toilet berjumlah

enam unit.

7) Bale pangriungan, merupakan aula besar dengan arsitektur tradisional sunda.

Bale pangriungan berjumlah satu unit dengan kapasitas 150 orang. Bale

pangriungan digunakan sebagai tempat berkumpulnya rombongan wisatawan

yang berjumlah besar. Wisatawan dapat melakukan kegiatan yang

membutuhkan tempat luas seperti rapat, mendengarkan penuturan cerita

sejarah sunda, ataupun berlatih tari tradisonal sunda.

Page 68: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

51

8) Musholla, merupakan bangunan yang digunakan sebagai tempat ibadah

muslim. Musholla berjumlah satu unit dengan kapasitas 60 orang.

9) Saung lisung, merupakan bangunan yang digunakan untuk kegiatan

menumbuk padi. Saung lisung berjumlah satu unit.

10) Leuit, merupakan bengunan yang digunakan sebagai tempat menyimpan padi

yang telah dipanen. Leuit berjumlah delapan unit.

11) Saung talu, merupakan aula kecil yang digunakan sebagai tempat

pertunjukkan kesenian sunda. Saung talu berjumlah satu unit dengan

kapasitas 50 orang.

Selain bangunan, Kampung Budaya Sindangbarang juga memiliki

beberapa fasilitas yang digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang lain. Fasilitas

tersebut adalah :

1) Sawah, merupakan lahan yang digunakan wisatawan untuk belajar menanam

padi.

2) Kolam menangkap ikan, merupakan lahan yang digunakan wisatawan untuk

belajar menangkap ikan.

3) Tempat penyimpanan alat masak tradisonal, merupakan tempat yang

digunakan wisatawan untuk mengenal dan mempelajari penggunaan alat

masak tradisional sunda.

4) Alun-alun, merupakan lapangan besar yang digunakan sebagai tempat

berkumpulnya wisatawan dengan jumlah besar dan lahan bermain.

5) Free Wi-fi, Kampung Budaya Sindangbarang memiliki koneksi internet yang

terhubung dengan wi-fi. Wisatawan dapat menikmati internet gratis di dalam

area Kampung Budaya Sindangbarang.

Kampung Budaya Sindangbarang menawarkan berbagai kegiatan yang

dapat dinikmati oleh wisatawan. Kegiatan-kegiatan tersebut adalah :

1) Belajar menanam padi. Wisatawan dapat menikmati sarana edukasi pertanian

dengan belajar menanam padi yang dipandu oleh tenaga kerja Kampung

Budaya Sindangbarang. Bibit padi yang digunakan diperoleh dari petani

sekitar. Cara tanam padi yang digunakan biasanya disebut dengan nandur

yaitu menanam padi dengan tangan dan dilakukan sambil melangkah ke

Page 69: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

52

belakang. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh rombongan wisatawan dari

kalangan pelajar dan anak-anak.

2) Belajar menangkap ikan. Wisatawan dapat menikmati sarana edukasi

pertanian dengan belajar menangkap ikan yang dipandu oleh tenaga kerja

Kampung Budaya Sindangbarang. Jenis ikan yang digunakan adalah ikan mas

yang diperoleh dari petani ikan sekitar. Ikan mas disebar ke dalam kolam ikan

dan wisatawan belajar menangkap ikan dengan tangan. Kegiatan ini biasanya

dilakukan oleh rombongan wisatawan dari kalangan pelajar dan anak-anak.

3) Belajar menumbuk padi. Wisatawan dapat menikmati sarana edukasi

pertanian dengan belajar menumbuk padi yang dipandu oleh tenaga kerja

Kampung Budaya Sindangbarang. Padi yang digunakan diperoleh dari petani

sekitar yang kemudian disimpan di leuit. Kegiatan yang dilakukan di Saung

Lisung ini dilakukan dengan cara menumbuk padi hasil panen agar beras

yang masih menempel di padi terlepas. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh

rombongan wisatawan kalangan pelajar dan anak-anak.

4) Belajar kesenian tradisional sunda. Wisatawan dapat mempelajari kesenian

tradisional Sunda seperti tari tradisional sunda dan memainkan alat musik

tradisional Sunda. Kegiatan belajar tari tradisional dilakukan di Bale

Pangriungan, sedangkan kegiatan belajar memainkan alat musik tradisional

dilakukan di Saung Talu. Kegiatan ini dipandu oleh tenaga kerja Kampung

Budaya Sindangbarang.

5) Pertunjukan kesenian tradisional sunda. Wisatawan dapat menikmati

pertunjukan kesenian tradisional sunda seperti drama tradisional dan

pertunjukan musik tradisional. Kegiatan ini dilakukan di Saung talu.

6) Pengenalan alat masak tradisional. Wisatawan dapat mengenal alat masak

tradisional sunda yang dipandu oleh tenaga kerja Kampung Budaya

Sindangbarang. Biasanya, pengenalan alat masak tradisional ini dipandu

langsung oleh wakil ketua karena pengetahuannya terhadap budaya sunda

setempat. Alat masak yang dikenalkan adalah hawu yang menggunakan kayu

bakar sebagai bahan bakarnya.

7) Penuturan sejarah Kampung Budaya Sindangbarang. Wisatawan dapat

mengetahui sejarah Kampung Budaya Sindangbarang dan adat kebudayaan

Page 70: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

53

sunda setempat. Kegiatan ini dipandu langsung oleh wakil ketua karena

pengetahuannya terhadap budaya Sunda setempat. Kegiatan ini biasanya

dilakukan di Bale Pangriungan dan menjadi acara pembuka bagi wisatawan

yang datang.

8) Mandi di sungai. Wisatawan dapat menikmati kegiatan mandi di sungai

seperti kebanyakan masyarakat pedesaan. Sungai yang digunakan adalah

sungai Ciapus yang terletak tidak jauh dari area Kampung Budaya

Sindangbarang. Tenaga kerja Kampung Budaya Sindangbarang membimbing

wisatawan dalam melakukan tracking dari Kampung Budaya melewati

hamparan sawah dan perumahan penduduk desa sekitar sampai ke sungai

Ciapus untuk melakukan kegiatan mandi di sungai..

9) Pengenalan dan pendampingan ke situs sejarah. Di sekitar Kampung Budaya

Sindangbarang tersebar berbagai situs sejarah. Situs sejarah tersebut berasal

dari peninggalan kerajaan sunda Padjajaran berupa menhir, dolmen, punden

berundak, ataupun lokasi bersejarah. Wisatawan dapat didampingi untuk

menuju lokasi dan melihat secara langsung situs-situs sejarah tersebut.

5.2.4. Paket Wisata

Seluruh kegiatan dikemas ke dalam paket wisata. Wisatawan dapat

memilih paket yang sesuai dengan keinginannya dalam kunjungannya ke

Kampung Budaya Sindangbarang. Paket tersebut adalah sebagai berikut :

1) Paket Mulih ka Lembur (paket kunjungan sehari)

Merupakan paket kunjungan sehari tanpa menginap. Dalam paket ini

wisatawan dapat menikmati kegiatan penuturan sejarah Kampung Budaya

Sindangbarang, belajar menanam padi, belajar menangkap ikan, belajar

menumbuk padi, belajar kesenian tradisional, pengenalan alat masak

tradisional, mandi di sungai, pengenalan dan pendampingan ke situs sejarah,

dan menikmati pertunjukan kesenian. Harga yang ditawarkan pada paket ini

adalah sebagai berikut :

a) Pelajar / Mahasiswa : Rp 55.000 per orang dengan jumlah minimal 40

orang.

b) Umum / Domestik : Rp 60.000 per orang dengan jumlah minimal 30

orang.

Page 71: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

54

c) Wisatawan asing : Rp 90.000 per orang dengan jumlah minimal 30

orang.

d) Anak-anak usia dibawah lima tahun : Rp 35.000 per orang dengan jumlah

minimal 30 orang.

2) Paket Saweungi di Kampung Budaya (Paket Menginap)

Merupakan paket kunjungan menginap. Dalam paket ini wisatawan dapat

memilih antara menginap saja atau menginap dengan menikmati kegiatan

penuturan sejarah Kampung Budaya Sindangbarang, belajar menanam padi,

belajar menangkap ikan, belajar menumbuk padi, belajar kesenian tradisional,

pengenalan alat masak tradisional, mandi di sungai, pengenalan dan

pendampingan ke situs sejarah, dan menikmati pertunjukan kesenian Sunda.

Khusus untuk paket menginap, disediakan konsumsi makanan sebanyak 3

kali dengan menu makanan tradisional sunda. Harga yang ditawarkan dalam

paket ini adalah sebagai berikut :

a) Menginap di Rumah Panengen : Rp 800.000 per rumah (menginap saja)

atau Rp 1.600.000 per rumah (menginap dan menikmati kegiatan).

b) Menginap di Rumah Pangiwa : Rp 800.000 per rumah (menginap saja)

atau Rp 1.600.000 per rumah (menginap dan menikmati kegiatan).

c) Menginap di Rumah Pasangrahan : Rp 1.250.000 per rumah (menginap

saja) atau Rp 2.500.000 per rumah (menginap dan menikmati kegiatan).

3) Paket Tentatif

Kampung Budaya Sindangbarang juga menyediakan paket tentatif bagi

wisatawan yang ingin menikmati kegiatan di luar paket yang ditawarkan.

Harga paket dinegosiasikan dengan manajemen Kampung Budaya

Sindangbarang berdasarkan pemilihan kegiatan wisata. Paket tentatif yang

pernah diambil oleh wisatawan sampai tahun 2010 adalah paket dengan

beberapa kegiatan pilihan yaitu belajar menanam padi, berlatih kesenian, dan

makan bersama di malam hari dengan harga Rp 75.000,- per orang.

Page 72: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

55

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1. Aspek Non-Finansial

Aspek non-finansial merupakan aspek studi kelayakan tanpa

memperhitungkan sisi finansial suatu usaha. Aspek finansial yang dibahas dalam

penelitian ini mencakup aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek

hukum, dan aspek sosial ekonomi lingkungan.

6.1.1. Aspek Pasar

Aspek pasar digunakan untuk mengkaji potensi pasar usaha agrowisata

baik dari sisi permintaan, penawaran, pangsa pasar, penerapan segmenting,

targetting, dan positioning, serta strategi pemasaran yang diterapkan oleh

perusahaan menyangkut bauran pemasaran (marketing mix) yaitu produk, harga,

tempat, promosi, personil, bukti fisik, dan proses.

6.1.1.1. Potensi Pasar

Potensi pasar dari usaha agrowisata sangat tinggi. Hal ini didasarkan pada

kecenderungan wisatawan dewasa ini yang semakin peduli terhadap

lingkungannya. Dalam melakukan perjalanan wisata, wisatawan tidak hanya

sekedar ingin memuaskan kebutuhan berekreasi, tetapi juga mempertimbangkan

aspek pendidikan, alam, dan kebudayaan yang dimiliki obyek wisata tujuan.

Agrowisata dipandang sebagai bentuk alternatif obyek wisata yang ramah

lingkungan serta menyediakan fasilitas edukasi pertanian, dimana hal ini sesuai

dengan perubahan pola konsumsi wisatawan dewasa ini.

Sebagai salah satu daerah tujuan wisata, Kabupaten Bogor hingga tahun

2009 tercatat memiliki 11 obyek wisata agrowisata. Obyek wisata tersebut adalah

Wisata Agro Gunung Mas, Taman Wisata Riung Gunung, Wisata Agro Kapol,

Taman Wisata Matahari, Wisata Desa Kampung Bambu, Kampung Wisata

Cinangneng, Kebun Wisata Pasir Mukti, Taman Wisata Mekarsari, Taman Bunga

Melrimba, Kampung Budaya Sindangbarang, dan Warso Farm. Permintaan

terhadap agrowisata dapat dilihat dari jumlah wisatawan yang berkunjung ke

obyek wisata agrowisata tersebut. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke obyek

wisata agrowisata mengalami peningkatan hingga 37,57 persen dengan jumlah

Page 73: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

56

total 905.604 wisatawan di tahun 2009. Hal ini menggambarkan bahwa

permintaan terhadap obyek wisata agrowisata mengalami peningkatan. Data

perkembangan jumlah wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata agrowisata di

Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Perkembangan Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Agrowisata

Kabupaten Bogor Tahun 2008-2009 (orang)

No Nama Agrowisata

Tahun Persentase

Peningkatan (%) 2008 2009

1 Wisata Agro Gunung Mas 313.446 275.222 -12,19

2 Taman Wisata Riung Gunung 19.388 12.990 -33,00

3 Wisata Agro Kapol 1.489 5.985 301,95

4 Taman Wisata Matahari 12.900 113.819 782,32

5 Wisata Desa Kampung Bambu 2.256 10.010 343,71

6 Kampung Wisata Cinangneng 3.260 5.830 78,83

7 Kebun Wisata Pasir Mukti 73.474 31.518 -57,10

8 Taman Wisata Mekarsari 166.720 306.734 83,98

9 Taman Bunga Melrimba 59.850 60.810 1,60

10 Kampung Budaya Sindangbarang 5.481 5.279 -3,69

11 Warso Farm 0 77.407

Jumlah Total 658.264 905.604 37,57

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Bogor (2010), diolah

Penawaran usaha agrowisata dapat digambarkan dengan perkembangan

jumlah usaha agrowisata. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor

mencatat bahwa jumlah usaha agrowisata yang berada di Kabupaten Bogor

mengalami peningkatan. Tahun 2002 tercatat hanya 5 agrowisata yang ada di

Kabupaten Bogor yaitu Wisata Agro Gunung Mas, Taman Wisata Riung Gunung,

Taman Bunga Melrimba, Taman Buah Mekarsari, dan Wisata Inagro. Jumlah ini

terus mengalami peningkatan. Hingga tahun 2009, jumlah agrowisata yang ada di

Kabupaten Bogor meningkat menjadi 11 obyek wisata. Hal ini menggambarkan

bahwa penawaran usaha agrowisata mengalami peningkatan.

Permintaan dan penawaran usaha agrowisata mengalami peningkatan. Hal

ini menyebabkan terjadinya persaingan yang ketat antar para pelaku usaha

Page 74: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

57

agrowisata untuk memenuhi kebutuhan wisatawan yang semakin meningkat.

Pelaku usaha agrowisata dituntut untuk memiliki ciri khas dan inovatif terhadap

kebijakan pengembangan usaha agrowisatanya.

Dewasa ini usaha agrowisata semakin bervariatif. Perkembangan

agrowisata di Kabupaten Bogor bermula dari Wisata Agro Gunung Mas yang

mengandalkan kebun teh sebagai daya tarik wisata, Taman Wisata Mekarsari yang

mengandalkan kebun buah sebagai daya tarik wisatanya, ataupun Taman Bunga

Melrimba yang mengandalkan kebun bunga sebagai daya tarik wisatanya. Usaha

agrowisata kemudian berkembang ditandai dengan menjamurnya usaha

agrowisata yang tidak hanya mengandalkan komoditas pertanian primer sebagai

daya tarik wisatanya, tetapi juga suasana pedesaan, keindahan alam, dan edukasi

pertanian di dalamnya. Kampung Wisata Cinangneng dan Wisata Desa Kampung

Bambu merupakan salah satu usaha agrowisata yang mengandalkan hal tersebut.

Kampung Budaya Sindangbarang merupakan usaha agrowisata yang

memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri. Kampung Budaya Sindangbarang

selain menawarkan edukasi pertanian, juga menawarkan suasana alam pedesaan

yang indah dan kebudayaan sunda. Hal tersebut dapat dimanfaatkan oleh

Kampung Budaya Sindangbarang sebagai daya tarik wisatanya sehingga dapat

menghadapi persaingan usaha agrowisata yang semakin ketat dan meningkatkan

pangsa pasar yang didapatkan. Ketatnya persaingan usaha agrowisata dapat

dipetakan pada pangsa pasar yang diperoleh.

Pada tahun 2008, Kampung Budaya Sindangbarang mendapatkan pangsa

pasar sebesar 0.83 persen dari total wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata

agrowisata di Kabupaten Bogor. Seiring dengan menurunnya jumlah wisatawan

pada tahun selanjutnya, pangsa pasar yang diperoleh di tahun 2009 juga

mengalami penurunan menjadi 0.58 persen dari total wisatawan yang berkunjung

ke obyek wisata agrowisata di Kabupaten Bogor. Penurunan jumlah wisatawan

tersebut merupakan hal yang wajar dialami suatu usaha pada tahun-tahun awal

usaha. Pangsa pasar dari usaha agrowisata yang ada di Kabupaten Bogor dapat

dilihat pada Gambar 8.

Page 75: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

58

Gambar 8. Pangsa Pasar Usaha Agrowisata di Kabupaten Bogor Tahun 2008-

2009 Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Bogor (2010), diolah

Kampung Budaya Sindangbarang menargetkan akan terjadi peningkatan

jumlah wisatawan di tahun 2010. Seiring dengan mulai stabilnya usaha dan

meningkatnya kemampuan manajemen dalam mengoperasionalkan usaha, serta

adanya rencana membangun toko cinderamata, jumlah wisatawan diprediksi akan

mengalami peningkatan sebesar 14.91 persen dibanding tahun sebelumnya dengan

total sebesar 6.066 wisatawan. Target ini juga didasarkan pada kecenderungan

permintaan terhadap agrowisata yang meningkat. Proyeksi jumlah kunjungan

wisatawan bulan Agustus-Desember 2010 dapat dilihat pada Tabel 8 berikut.

Tahun 2008

313,446, 47%

166,720, 25%

59,850, 9%

19,388, 3%

12,900, 2%

73,474, 11%

5,481, 0.83% 10,481, 2%

Wisata Agro Gunung Mas Taman Wisata Mekarsari Taman Bunga Melrimba Taman Wisata Riung Gunung Taman Wisata Matahari Kebun Wisata Pasir Mukti Kampung Budaya Sindangbarang

Lainnya

Tahun 2009

275,222; 30%

306,734; 33%

113,819; 13%

31,518; 3%

60,810; 7%

77,407; 9%

5,279; 0.58% 34,815; 4%

Wisata Agro Gunung Mas

Taman Wisata Mekarsari

Taman Wisata Matahari

Kebun Wisata Pasir Mukti

Taman Bunga Melrimba

Warso Farm

Kampung Budaya Sindangbarang

Lainnya

Page 76: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

59

Tabel 8. Proyeksi Jumlah Wisatawan Tahun 2010 Berdasarkan Bulan

No. Bulan Proyeksi Jumlah Wisatawan (Orang)

1 Agustus 2010 615

2 September 2010 678

3 Oktober 2010 445

4 November 2010 675

5 Desember 2010 710

Sumber : Manajemen Kampung Budaya Sindangbarang (2010)

Pasar produk toko cinderamata merupakan wisatawan yang berkunjung ke

Kampung Budaya Sindangbarang. Dengan adanya toko cinderamata, Kampung

Budaya Sindangbarang dapat memenuhi kebutuhan wisatawan yang ingin

memiliki produk cinderamata khas Kampung Budaya Sindangbarang sebagai

kenang-kenangan. Pada tahun sebelumnya, wisatawan yang berkunjung ke

Kampung Budaya Sindangbarang seringkali meminta Kampung Budaya

Sindangbarang untuk menyediakan produk-produk cinderamata seperti kerajinan

kayu dan kulit khas Kecamatan Tamansari. Dengan tingginya permintaan

wisatawan di masa lalu, maka produk cinderamata yang nantinya dijual melalui

toko cinderamata sangat potensial untuk dipasarkan.

6.1.1.2. Segmenting, Targeting, dan Positioning

Inti dari konsep pemasaran adalah menempatkan kebutuhan pelanggan di

dalam kebijakan pemasaran dari suatu perusahaan. Berdasarkan konsep tersebut,

Kampung Budaya Sindangbarang harus melakukan identifikasi terhadap segmen

pasar yang diinginkan, target pasar yang diinginkan, serta positioning produk

yang dihasilkan di pasar agar kebijakan pemasaran perusahaan berjalan efektif.

1) Segmenting

Segmentasi pasar dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu,

segmentasi geografis, segmentasi demografis, segmentasi psikografis, serta

segmentasi perilaku. Penerapan segmentasi geografis yang dilakukan

Kampung Budaya Sindangbarang adalah wilayah Jabodetabek (Jakarta,

Bogor, Tangerang, Depok dan Bekasi) dan wisatawan mancanegara.

Segmentasi dengan wilayah Jabodetabek dilakukan karena lokasi usaha

Page 77: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

60

Kampung Budaya Sindangbarang terletak di Kabupaten Bogor, dekat dengan

kawasan Jabodetabek. Selain itu, wilayah Jabodetabek merupakan wilayah

perkotaan sehingga cocok dengan konsep agrowisata yang menawarkan

keindahan alam, udara yang segar, serta edukasi pertanian yang tidak bisa

didapatkan di wilayah perkotaan. Sedangkan untuk segmentasi wisatawan

mancanegara dilakukan karena Kabupaten Bogor merupakan salah satu

daerah tujuan wisata di Indonesia yang banyak dikunjungi wisatawan

mancanegara. Nilai unik yang dimilki Kampung Budaya Sindangbarang yaitu

ciri khas kebudayaan sunda juga diharapkan menjadi daya tarik tersendiri

bagi wisatawan mancanegara.

Penerapan segmentasi demografis yang dilakukan Kampung Budaya

Sindangbarang adalah pelajar, keluarga, dan karyawan. Sejak didirikannya,

wisatawan yang berkunjung ke Kampung Budaya Sindangbarang kebanyakan

berasal dari kalangan pelajar mulai dari TK sampai dengan SMA. Biasanya,

kalangan ini berkunjung karena ingin mendapatkan edukasi pertanian dan

bermain di dalam suasana alam pedesaan, serta mempelajari kehidupan sosial

masyarakat pedesaan. Kalangan keluarga melakukan kunjungan karena ingin

menghabiskan waktu liburan bersama keluarga, sedangkan kalangan

karyawan biasanya berkunjung karena acara gathering yang diadakan oleh

suatu perusahaan.

Penerapan segmentasi psikografis yang dilakukan oleh Kampung Budaya

Sindangbarang adalah wisatawan yang memiliki gaya hidup peduli dengan

lingkungan dan kekayaan budaya. Sebagai salah satu usaha agrowisata,

Kampung Budaya Sindangbarang mengetahui perubahaan pola konsumsi

masyarakat dewasa ini. Seiring dengan meningkatnya isu pemanasan global,

konsumen semakin peduli terhadap alam dan lingkungannya. Agrowisata

yang ditawarkan oleh Kampung Budaya Sindangbarang merupakan obyek

wisata yang ramah lingkungan sehingga cocok dengan wisatawan yang

memiliki kondisi psikografis tersebut. Sedangkan untuk segmentasi perilaku,

Kampung Budaya Sindangbarang tidak menerapkannya. Hal ini dikarenakan

Kampung Budaya Sindangbarang ingin mendapatkan pasar luas yang tidak

Page 78: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

61

terbatasi oleh manfaat, status konsumen, loyalitas, kesempatan, pemakaian

dan sikap konsumen terhadap produk.

2) Targeting

Target pasar yang diinginkan oleh Kampung Budaya Sindangbarang adalah

wisatawan domestik dan mancanegara. Untuk wisatawan domestik,

Kampung Budaya Sindangbarang memiliki target khusus yaitu kalangan

pelajar, keluarga, dan karyawan yang tinggal di daerah perkotaan seperti

kawasan Jabodetabek. Walupun tidak menjadi prioritas utama, wisatawan

mancanegara juga menjadi target pasar bagi Kampung Budaya

Sindangbarang. Hal ini ditunjukkan dengan adanya paket wisata bagi

wisatawan mancanegara. Kampung Budaya Sindangbarang dapat dikenal

oleh wisatawan mancanegara karena sering mengadakan acara dan seminar

yang diadakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Dalam rangka

memelihara kebudayaan Indonesia, Kampung Budaya Sindangbarang lewat

sanggar seninya Sundagiripura seringkali mengisi acara yang diadakan Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata. Acara tersebut diantaranya adalah penampilan

tari jaipong dan drama adu jaten. Acara ini seringkali dikunjungi oleh

wisatawan manacanegara sehingga dalam kesempatan tersebut, Kampung

Budaya Sindangbarang dapat mempromosikan usahanya.

3) Positioning

Produk yang dihasilkan oleh Kampung Budaya Sindangbarang adalah

gabungan barang dan jasa yang menitikberatkan pada jasa. Produk tersebut

terdiri dari berbagai kegiatan yang ditawarkan dalam paket wisata yang

dimiliki Kampung Budaya Sindangbarang. Penempatan produk yang

ditawarkan oleh Kampung Budaya Sindangbarang adalah sebagai usaha

agrowisata yang tidak hanya menawarkan fasilitas edukasi pertanian tetapi

juga memiliki nuansa kebudayaan dan kehidupan masyarakat sunda di

dalamnya.

6.1.1.3. Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran merupakan bagian dari strategi pemasaran yang

dijalankan oleh suatu usaha atau pemasaran. Dalam bidang jasa, bauran

pemasaran dikenal dengan strategi “7P”, yaitu Product (produk), Price (harga),

Page 79: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

62

Place (distribusi), Promotion (promosi), People (personil), Physical Evidence

(bukti fisik), dan Process (proses).

1) Produk

Produk yang dihasilkan oleh Kampung Budaya Sindangbarang berupa

gabungan antara barang dan jasa yang menitikberatkan pada jasa. Produk

tersebut terdiri dari :

a) Belajar menanam padi. Wisatawan dapat menikmati edukasi pertanian

dengan belajar menanam padi yang dipandu oleh tenaga kerja Kampung

Budaya Sindangbarang. Bibit padi yang digunakan diperoleh dari petani

sekitar. Cara tanam padi yang digunakan biasanya disebut dengan nandur

yaitu menanam padi dengan tangan dan dilakukan sambil melangkah ke

belakang.

b) Belajar menangkap ikan. Wisatawan dapat menikmati edukasi pertanian

dengan belajar menangkap ikan yang dipandu oleh tenaga kerja

Kampung Budaya Sindangbarang. Jenis ikan yang digunakan adalah ikan

mas yang diperoleh dari petani ikan sekitar. Ikan mas disebar ke dalam

kolam ikan, kemudian wisatawan belajar menangkap ikan dengan tangan.

c) Belajar menumbuk padi. Wisatawan dapat menikmati edukasi pertanian

dengan belajar menumbuk padi yang dipandu oleh tenaga kerja Kampung

Budaya Sindangbarang. Padi yang digunakan diperoleh dari petani

sekitar yang kemudian disimpan di leuit. Kegiatan yang dilakukan di

Saung Lisung ini dilakukan dengan cara menumbuk padi hasil panen

agar beras yang masih menempel di padi terlepas.

d) Belajar kesenian tradisional sunda. Wisatawan dapat mempelajari

kesenian tradisional sunda seperti tari tradisional sunda dan memainkan

alat musik tradisional sunda. Kegiatan belajar tari tradisional dilakukan

di Bale Pangriungan, sedangkan kegiatan belajar memainkan alat musik

tradisional dilakukan di Saung Talu. Kegiatan ini dipandu oleh tenaga

kerja Kampung Budaya Sindangbarang.

e) Pertunjukan kesenian tradisional sunda. Wisatawan dapat menikmati

pertunjukan kesenian tradisional sunda seperti drama tradisional dan

pertunjukan musik tradisional. Kegiatan ini dilakukan di Saung Talu.

Page 80: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

63

f) Pengenalan alat masak tradisional. Wisatawan dapat mengenal alat

masak tradisional sunda dengan dipandu oleh tenaga kerja Kampung

Budaya Sindangbarang. Biasanya, pengenalan alat masak tradisional ini

dipandu langsung oleh wakil ketua karena pengetahuannya terhadap

budaya sunda setempat. Alat masak yang dikenalkan adalah hawu yang

menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakarnya.

g) Penuturan sejarah Kampung Budaya Sindangbarang. Wisatawan dapat

mengetahui sejarah Kampung Budaya Sindangbarang dan adat

kebudayaan sunda setempat. Kegiatan ini dipandu langsung oleh wakil

ketua karena pengetahuannya terhadap budaya sunda setempat. Kegiatan

ini biasanya dilakukan di Bale Pangriungan dan menjadi acara pembuka

bagi wisatawan yang datang.

h) Mandi di sungai. Wisatawan dapat menikmati kegiatan mandi di sungai

seperti kebanyakan masyarakat pedesaan. Sungai yang digunakan adalah

sungai Ciapus yang terletak tidak jauh dari area Kampung Budaya

Sindangbarang. Tenaga kerja Kampung Budaya Sindangbarang

membimbing wisatawan dalam melakukan tracking dari Kampung

Budaya melewati hamparan sawah dan perumahan penduduk desa sekitar

sampai ke sungai Ciapus untuk melakukan kegiatan mandi di sungai.

i) Pengenalan dan pendampingan ke situs sejarah. Di sekitar Kampung

Budaya Sindangbarang tersebar berbagai situs sejarah. Situs sejarah

tersebut berasal dari peninggalan kerajaan sunda Padjajaran berupa

menhir, dolmen, punden berundak, ataupun lokasi bersejarah. Wisatawan

dapat didampingi untuk menuju lokasi dan melihat secara langsung situs-

situs sejarah tersebut.

j) Makanan tradisional sunda. Kampung Budaya Sindangbarang juga

menyediakan paket makanan tradisional sunda kepada wisatawan. Menu

paket makanannya adalah nasi putih, ayam goreng, sayur asam, tahu dan

tempe goreng, serta ikan asin.

k) Free wi-fi. Kampung Budaya Sindangbarang memiliki koneksi internet

yang terhubung dengan wi-fi. Wisatawan dapat menikmati internet gratis

di dalam area Kampung Budaya Sindangbarang.

Page 81: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

64

l) Toko cinderamata. Kampung Budaya Sindangbarang berencana untuk

membangun toko cinderamata pada tahun 2010, dan mengoperasikannya

pada tahun berikutnya. Produk yang akan dijual pada toko cinderamata

adalah tas bulu domba, kujang, sandal Kampung Budaya Sindangbarang,

kaos dan baju pangsi, gantungan kunci kujang, gantungan kunci biasa,

gelang, majalah Balebat, ikat kepala, dan wadah korek api.

2) Harga

Seluruh produk wisata tersebut dikemas ke dalam paket kunjungan.

Wisatawan dapat memilih paket yang sesuai dengan keinginannya dalam

kunjungannya ke Kampung Budaya Sindangbarang. Paket tersebut adalah

sebagai berikut :

a) Paket Mulih ka Lembur (Paket Kunjungan Sehari). Paket ini merupakan

paket kunjungan sehari tanpa menginap. Dalam paket ini wisatawan

dapat menikmati kegiatan penuturan sejarah Kampung Budaya

Sindangbarang, belajar menanam padi, belajar menangkap ikan, belajar

menumbuk padi, belajar kesenian tradisional, pengenalan alat masak

tradisional, mandi di sungai, pengenalan dan pendampingan ke situs

sejarah, dan menikmati pertunjukan kesenian sunda. Selain itu,

wisatawan juga dapat memperoleh paket makanan tradisional sunda

dengan harga Rp 20.000,- per paket. Harga yang ditawarkan pada paket

Mulih ka Lembur adalah sebagai berikut :

i) Pelajar / Mahasiswa : Rp55.000 per orang dengan jumlah minimal 40

orang.

ii) Umum / Domestik : Rp 60.000 per orang dengan jumlah minimal

30 orang.

iii) Wisatawan asing : Rp 90.000 per orang dengan jumlah minimal

30 orang.

iv) Anak-anak usia dibawah 5 tahun : Rp 35.000 per orang dengan

jumlah minimal 30 orang.

b) Paket Saweungi di Kampung Budaya (Paket Menginap). Paket ini

merupakan paket kunjungan menginap. Dalam paket ini wisatawan dapat

memilih antara menginap saja atau menginap dengan menikmati kegiatan

Page 82: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

65

penuturan sejarah Kampung Budaya Sindangbarang, belajar menanam

padi, belajar menangkap ikan, belajar menumbuk padi, belajar kesenian

tradisional, pengenalan alat masak tradisional, mandi di sungai,

pengenalan dan pendampingan ke situs sejarah, dan menikmati

pertunjukan kesenian. Khusus untuk paket menginap, disediakan

konsumsi makanan sebanyak 3 kali dengan menu makanan tradisional

Sunda. Harga yang ditawarkan dalam paket ini adalah sebagai berikut :

i) Menginap di Rumah Panengen : Rp 800.000 per rumah (menginap

saja) atau Rp 1.600.000 per rumah (menginap dan menikmati

kegiatan).

ii) Menginap di Rumah Pangiwa : Rp 800.000 per rumah (menginap

saja) atau Rp 1.600.000 per rumah (menginap dan menikmati

kegiatan).

iii) Menginap di Rumah Pasangrahan : Rp 1.250.000 per rumah

(menginap saja) atau Rp 2.500.000 per rumah (menginap dan

menikmati kegiatan).

c) Paket Tentatif. Kampung Budaya Sindangbarang juga menyediakan

paket tentatif bagi wisatawan yang ingin menikmati kegiatan di luar

paket yang ditawarkan. Harga paket dinegosiasikan dengan manajemen

Kampung Budaya Sindangbarang berdasarkan pemilihan kegiatan wisata.

Paket tentatif yang pernah diambil oleh wisatawan sampai tahun 2010

adalah paket dengan beberapa kegiatan pilihan yaitu belajar menanam

padi, berlatih kesenian, dan makan bersama di malam hari dengan harga

Rp 75.000,- per orang.

Harga produk toko cinderamata memiliki nilai yang berbeda-beda pada setiap

jenis produknya. Harga produk toko cinderamata dapat dilihat pada Tabel 9

berikut.

Page 83: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

66

Tabel 9. Harga Produk berdasarkan Jenis Produk Toko Cinderamata

No. Jenis Produk Toko Cinderamata Harga Produk Satuan (Rp)

1 Tas Bulu Domba 150.000,00

2 Kujang 75.000,00

3 Sendal KBS 10.000,00

4 Kaos dan Baju Pangsi 150.000,00

5 Gantungan Kunci Kujang 12.500,00

6 Gantungan Kunci Biasa 7.000,00

7 Gelang 2.000,00

8 Majalah Balebat 10.000,00

9 Ikat Kepala 25.000,00

10 Wadah Korek Api 5.000,00

Sumber : Manajemen Kampung Budaya Sindangbarang (2010)

3) Distribusi

Kampung Budaya Sindangbarang merupakan usaha agrowisata yang

menawarkan produk jasa. Dalam melakukan kegiatan usahanya, setiap

produk jasa yang ditawarkan dinikmati oleh konsumen langsung di lokasi

usaha. Oleh karena itu distribusi yang digunakan oleh Kampung Budaya

Sindangbarang adalah distribusi langsung, yaitu proses distribusi produk dari

produsen ke konsumen tanpa distributor, dimana konsumen melakukan

kegiatan konsumsinya di lokasi usaha produsen berada.

4) Promosi

Kampung Budaya Sindangbarang melakukan berbagai kegiatan promosi

dalam kegiatan usahanya. Kegiatan promosi dilakukan dengan tujuan agar

calon wisatawan dapat mengetahui keberadaan usaha agrowisata Kampung

Budaya Sindangbarang. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh Kampung

Budaya Sindangbarang adalah :

a) Promosi ke sekolah-sekolah. Sesuai dengan target pasar yang ditetapkan,

kegiatan promosi Kampung Budaya Sindangbarang adalah melakukan

kegiatan presentasi dan penyebaran brosur ke berbagai sekolah di Bogor

dan Jakarta.

b) Promosi melalui berbagai acara dan kegiatan. Kampung Budaya

Sindangbarang seringkali diundang di berbagai acara kepariwisataan dan

Page 84: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

67

kebudayaan yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata seperti seminar pariwisata, pertunjukan kesenian, dan lain-

lain. Dalam kesempatan ini Kampung Budaya Sindangbarang melakukan

kegiatan promosinya dengan cara mempresentasikan dan menyebarkan

brosur.

c) Promosi melalui teknologi e-commerce. Teknologi e-commerce

merupakan kegiatan promosi produk berbasis internet. Kampung Budaya

Sindangbarang memilki website yaitu www.kp-sindangbarang.com.

Website tersebut secara umum berisi tentang profil perusahaan, kegiatan

dan fasilitas yang ditawarkan, acara yang diadakan, serta pemesanan

paket wisata.

d) Promosi melalui pemasangan iklan di media cetak. Kampung Budaya

Sindangbarang melakukan kegiatan promosinya salah satunya melalui

melalui media cetak. Media cetak yang pernah memuat iklan Kampung

Budaya Sindangbarang adalah Radar Bogor dan Jurnal Bogor.

e) Promosi melalui papan jalan. Terdapat dua papan jalan yang digunakan

selain sebagai papan penunjuk jalan, juga sebagai media promosi. Papan

jalan tersebut terletak di Jalan Raya Ciapus dan jalan masuk Kampung

Budaya Sindangbarang. Orang-orang yang melihat papan tersebut dapat

mengetahui usaha Kampung Budaya Sindangbarang.

5) Personil

Personil didefinisikan sebagai penggunaan sumberdaya manusia dalam

melakukan dan menunjang kegiatan pemasaran. Tenaga kerja yang ada di

Kampung Budaya Sindangbarang merupakan orang-orang yang mempunyai

pengetahuan di dalam mengoperasikan kegiatan yang ditawarkan Kampung

Budaya Sindangbarang. Kegiatan edukasi pertanian yaitu belajar menanam

padi, belajar menangkap ikan, dan belajar menumbuk padi dipandu oleh

tenaga kerja yang mengerti tentang cara melakukan kegiatan tersebut. Tenaga

kerja Kampung Budaya juga memahami cara menampilkan kesenian Sunda

serta mengetahui sejarah Sunda dan situs-situs sejarah. Tenaga kerja yang ada

di Kampung Budaya Sindangbarang juga diwajibkan untuk memakai pakaian

adat Sunda dalam menyambut dan melayani wisatawan. Hal tersebut

Page 85: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

68

dilakukan agar wisatawan tidak hanya mendapatkan kepuasan dari produk

jasa yang ditawarkan, tetapi juga dari personil yang menyampaikannya.

6) Bukti Fisik

Kampung Budaya Sindangbarang memiliki 28 bangunan dengan arsitektur

tradisional sunda. Bangunan tersebut ditata sedimikian rupa menyerupai suatu

pedesaan sehingga memberikan suasana layaknya pedesaan yang asri, indah,

dan nyaman. Selain itu, lokasi usaha langsung berbatasan dengan alam

terbuka dengan pemandangan sawah dan pegunungan yang semakin

menambah kesan pedesaan yang nyata bagi wisatawan yang datang.

7) Proses

Kampung Budaya Sindangbarang mengatur urutan produk jasanya agar dapat

dinikmati oleh wisatawan secara maksimal. Urutan kegiatan yang akan

dilakukan oleh wisatawan dimulai dari penuturan sejarah Kampung Budaya

Sindangbarang, menanam padi, menumbuk padi, pengenalan alat masak

tradisional, menangkap ikan, pengenalan situs sejarah, mandi di sungai, dan

yang terakhir adalah pengenalan dan pertunjukan kesenian sunda. Kegiatan

tersebut dilakukan secara berurutan satu demi satu agar setiap alur kegiatan

dapat diikuti, dinikmati dan dipahami secara nyaman oleh wisatawan.

6.1.1.4. Hasil Analisis Aspek Pasar

Penentuan kelayakan usaha dari aspek pasar dapat dilihat dari indikator

kelayakan aspek pasar. Indikator kelayakan aspek pasar adalah tingginya

permintaan terhadap usaha agrowisata yang berarti peluang untuk mendapatkan

pangsa pasar yang lebih besar. Walaupun penawaran usaha agrowisata juga

meningkat dan pangsa pasar yang didapat mengalami penurunan, Kampung

Budaya Sindangbarang mampu untuk bersaing dengan usaha agrowisata yang

lainnya karena mampu menetapkan segmentasi pasar dan pangsa pasar, serta

menempatkan produknya dalam persaingan usaha dengan baik. Rencana pendirian

toko cinderamata juga layak untuk dijalankan karena tingginya permintaan

terhadap produk cinderamata oleh wisatawan.

Page 86: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

69

6.1.2. Aspek Teknis

Aspek teknis digunakan untuk menganalisis hal-hal yang berkaitan dengan

teknis atau operasi yaitu lokasi usaha, fasilitas, skala usaha, layout usaha, alur

kegiatan operasional usaha, serta penggunaan teknologi. Tujuan analisis aspek

teknis adalah menilai ketepatan teknis dari Kampung Budaya Sindangbarang

dalam menciptakan produk jasa yang sesuai dengan pasar sasaran.

6.1.2.1. Lokasi Usaha

Kampung Budaya Sindangbarang terletak di Desa Pasir Eurih, Kecamatan

Taman Sari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas lahan mencapai 8600 m2.

Beberapa pertimbangan dalam pemilihan lokasi usaha adalah :

1) Kondisi geografis

Lokasi usaha Kampung Budaya Sindangbarang terletak pada kawasan

berbukit di kaki Gunung Salak dengan ketinggian 500 meter di atas

permukaan laut. Kondisi ini didukung oleh udara udara yang sejuk dengan

suhu rata-rata 230C – 300C. Di sekitar lokasi usaha terdapat hamparan sawah

yang luas serta pemukiman penduduk desa. Letak lokasi usaha Kampung

Budaya Sindangbarang cukup strategis karena dekat dengan Kota Bogor dan

Jakarta dengan jarak lima kilometer dari Kota Bogor serta 60 kilometer dari

Kota Jakarta. Kondisi geografis tersebut mendukung usaha agrowisata yang

dijalankan oleh Kampung Budaya Sindangbarang.

2) Fasilitas jalan dengan kondisi cukup baik

Kondisi jalan di Kecamatan Tamansari cukup baik. Sebagian besar telah

beraspal dan seluruh wilayah dapat dilalui oleh kendaraan roda empat

sepanjang tahun. Dengan kondisi seperti ini, akses wisatawan yang ingin

berwisata ke Kampung Budaya Sindangbarang relatif mudah.

3) Ketersediaan bahan baku

Dalam usaha agrowisata Kampung Budaya Sindangbarang yang sebagian

besar produknya berupa jasa, bahan baku yang digunakan dalam usaha ini

relatif mudah untuk didapatkan. Bahan baku yang digunakan adalah bibit padi

untuk keperluan belajar menanam padi, padi untuk keperluan belajar

menumbuk padi, dan ikan mas untuk keperluan belajar menangkap ikan. Bibit

Page 87: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

70

padi, padi, dan ikan mas dapat diperoleh dengan mudah di sekitar lokasi

usaha, karena kebanyakan penduduk sekitar berprofesi sebagai petani.

4) Dukungan dari pemerintah

Pendirian usaha agrowisata Kampung Budaya Sindangbarang didukung oleh

Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor.

Kampung Budaya Sindangbarang memperoleh bantuan modal untuk

pendirian usaha. Selain itu, Kampung Budaya Sindangbarang juga diresmikan

oleh Gubernur Jawa Barat H. Danny Setiawan.

5) Ketersediaan listrik dan air

Kampung Budaya Sindangbarang tidak memiliki kesulitan dalam

mendapatkan listrik dan air. Di lokasi usaha, instalasi listrik PLN sudah ada

sehingga Kampung Budaya Sindangbarang tidak perlu menyediakan listrik

sendiri. Untuk kebutuhan air, lokasi usaha yang berada di kaki gunung

membuat air mudah untuk diperoleh.

6) Supply tenaga kerja

Kampung Budaya Sindangbarang tidak memiliki kesulitan dalam

memperoleh tenaga kerja. Tenaga kerja dapat diperoleh dari penduduk

sekitar. Alasan Kampung Budaya Sindangbarang untuk menggunakan tenaga

kerja dari penduduk sekitar agar usaha yang ada dapat mensejahterakan

penduduk sekitar. Selain itu, jasa yang ditawarkan oleh Kampung Budaya

Sindangbarang sebagian besar sangat berhubungan dengan kebudayaan

masyarakat setempat, sehingga tenaga kerja yang digunakan untuk

penyampaian jasa wisata akan lebih baik jika menggunakan penduduk sekitar

yang paham tentang kebudayaan setempat.

7) Hukum dan peraturan yang berlaku

Usaha yang dilakukan oleh Kampung Budaya Sindangbarang masih berada

dalam koridor hukum dan peraturan yang berlaku sehingga tidak ada

hambatan hukum dan peraturan lokal yang melarang kegiatan usaha ini.

Kondisi sosial budaya masyarakat sekitar juga tidak ada yang menentang

kegiatan usaha ini.

Page 88: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

71

8) Rencana untuk pengembangan usaha

Kampung Budaya Sindangbarang berencana untuk melakukan pengembangan

usaha dengan membangun toko cinderamata. Toko cinderamata ini

direncanakan akan menjual berbagai macam produk kerajinan tangan.

Pasokan produk kerajinan tangan ini sebagian diperoleh dari usaha kerajinan

masyarakat sekitar yang sebagian besar berprofesi sebagai pengrajin. Hal ini

memudahkan Kampung Budaya Sindangbarang dalam merealisasikan

rencana pengembangan usahanya.

6.1.2.2. Fasilitas, Skala, dan Operasional Usaha

Kampung Budaya Sindangbarang memiliki berbagai fasilitas yang dapat

dibagi menjadi bangunan dan fasilitas lainnya. Untuk bangunan, Kampung

Budaya Sindangbarang memiliki 28 bangunan bernuansa tradisional sunda.

Bangunan tersebut adalah sebagai berikut :

1) Rumah pangiwa, merupakan rumah dengan arsitektur tradisional sunda yang

memiliki dua kamar tidur dengan kapasitas delapan orang. Rumah pangiwa

berjumlah tiga unit dan digunakan untuk tempat tinggal wisatawan yang

menginap di Kampung Budaya Sindangbarang. Rumah pangiwa berbentuk

persegi panjang dengan ukuran 8 x 10 meter.

2) Rumah panengen, merupakan rumah dengan arsitektur tradisional sunda yang

memiliki dua kamar tidur dengan kapasitas delapan orang. Rumah panengen

berjumlah empat unit dan digunakan untuk tempat tinggal wisatawan yang

menginap di Kampung Budaya Sindangbarang. Rumah panengen berbentuk

persegi panjang dengan ukuran 8 x 10 meter.

3) Rumah pasangrahan, merupakan rumah dengan arsitektur tradisional sunda

yang memiliki empat kamar tidur dan satu kamar mandi dengan kapasitas 15

orang. Rumah pasangrahan berjumlah satu unit dan digunakan untuk tempat

tinggal wisatawan yang menginap di Kampung Budaya Sindangbarang.

Rumah pasangrahan berbentuk persegi panjang dengan ukuran 10 x 12 meter.

4) Rumah girang serat, merupakan rumah dengan arsitektur tradisional sunda

yang memiliki dua kamar tidur dan satu kamar mandi dengan kapasitas

delapan orang. Rumah girang serat berjumlah satu unit dan digunakan untuk

kegiatan administrasi usaha. Rumah Girang Serat juga dapat berfungsi

Page 89: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

72

sebagai tempat tinggal wisatawan yang menginap di Kampung Budaya

Sindangbarang apabila rumah yang lainnya sedang digunakan. Rumah girang

serat berbentuk persegi panjang dengan ukuran 8 x 12 meter.

5) Rumah besar, merupakan rumah dengan arsitektur tradisional sunda yang

memiliki tiga kamar tidur dengan kapasitas delapan orang. Rumah Besar

berjumlah satu unit dan digunakan untuk tempat tinggal ketua (pemilik usaha)

Kampung Budaya Sindangbarang. Rumah besar juga dapat berfungsi sebagai

tempat tinggal wisatawan yang menginap di Kampung Budaya

Sindangbarang apabila rumah yang lain sedang digunakan. Rumah besar

berbentuk persegi panjang dengan ukuran 10 x 15 meter.

6) Toilet, merupakan toilet dengan arsitektur tradisional sunda. Toilet berjumlah

enam unit. Toilet berbentuk persegi dengan ukuran 1 x 1 meter.

7) Bale pangriungan, merupakan aula besar dengan arsitektur tradisional sunda.

Bale pangriungan berjumlah satu unit dengan kapasitas 150 orang. Bale

pangriungan digunakan sebagai tempat berkumpulnya wisatawan yang

berjumlah besar. Wisatawan dapat melakukan kegiatan yang membutuhkan

tempat luas seperti rapat, mendengarkan penuturan cerita sejarah sunda,

ataupun berlatih tari tradisional sunda. Bale pangriungan berbentuk persegi

panjang dengan ukuran 15 x 17 meter.

8) Musholla, merupakan bangunan yang digunakan sebagai tempat ibadah umat

muslim. Musholla berjumlah satu unit dengan kapasitas 60 orang. Musholla

berbentuk persegi panjang dengan ukuran 8 x 10 meter.

9) Saung Lisung, merupakan bangunan yang digunakan untuk kegiatan

menumbuk padi. Saung Lisung berjumlah satu unit dengan ukuran 1 x 2

meter.

10) Leuit, merupakan bengunan yang digunakan sebagai tempat menyimpan padi

yang telah dipanen. Leuit berjumlah delapan unit. Leuit berbentuk persegi

panjang dengan ukuran 1 x 4 meter.

11) Saung talu, merupakan aula kecil yang digunakan sebagai tempat

pertunjukkan kesenian sunda. Saung talu berjumlah satu unit dengan

kapasitas 50 orang. Saung talu berbentuk persegi panjang dengan ukuran 8 x

10 meter.

Page 90: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

73

12) Toko cinderamata, merupakan bangunan untuk menjual produk cinderamata.

Bangunan toko cinderamata menyerupai saung terbuka dengan ukuran 2 x 3

meter.

Kampung Budaya Sindangbarang juga memiliki beberapa fasilitas yang

digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang lain. Fasilitas tersebut adalah :

1) Sawah, merupakan lahan seluas 150m2 yang digunakan wisatawan untuk

belajar menanam padi.

2) Kolam menangkap ikan, merupakan lahan seluas 150m2 yang digunakan

wisatawan untuk belajar menangkap ikan.

3) Tempat penyimpanan alat masak tradisional, merupakan tempat yang

digunakan wisatawan untuk mengenal dan mempelajari penggunaan alat

masak tradisional Sunda. Tempat penyimpanan alat masak tradisional terletak

di sebelah rumah besar dengan ukuran 2 x 5 meter. Alat masak yang

diperkenalkan kepada wisatawan adalah hawu yang berjumlah tiga unit.

4) Alun-alun, merupakan lapangan besar yang digunakan sebagai tempat

berkumpulnya wisatawan dengan jumlah besar dan lahan bermain.

Wisatawan yang merupakan pelajar dan anak-anak dapat bermain permainan

tradisional Sunda seperti enggrang dan bakiak di alun-alun. Alun-alun

berbentuk persegi dengan ukuran 20 x 20 meter.

5) Menara pemancar Wi-fi, merupakan alat untuk memancarkan sinyal wi-fi

dengan koneksi internet. Wisatawan dapat mengakses internet secara gratis di

Kampung Budaya Sindangbarang.

6) Genset, merupakan alat penghasil listrik dengan bahan bakar solar. Untuk

menjaga kenyamanan wisatawan saat listrik padam, Kampung Budaya

Sindang Barang memiliki genset.

7) Alat permainan tradisional. Kampung Budaya Sindangbarang memiliki alat

permainan tradisional berupa enggrang dan bakiak yang digunakan

wisatawan untuk bermain. Enggrang berjumlah lima unit dan bakiak

berjumlah lima unit.

Berdasarkan bangunan dan fasilitas yang dimiliki oleh Kampung Budaya

Sindangbarang, skala usaha selanjutnya dapat ditentukan. Untuk wisatawan yang

menginap, maksimal wisatawan adalah sebanyak 87 orang per hari, dengan

Page 91: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

74

alokasi 24 orang menginap di empat unit Rumah Pangiwa, 32 orang menginap di

tiga unit Rumah Panengen, 15 orang menginap di satu unit Rumah Pasangrahan, 8

orang menginap di satu unit rumah Girang Serat, dan 8 orang menginap di satu

unit Rumah Besar. Sedangkan untuk wisatawan yang hanya menikmati kegiatan

tanpa menginap, jumlah maksimal wisatawan adalah 150 orang per hari. Layout

Kampung Budaya Sindangbarang dapat dilihat pada Lampiran 1.

Kampung Budaya Sindangbarang mengemas produk jasanya dengan alur

kegiatan yang dirancang. Perancangan alur kegiatan ini dilakukan dengan tujuan

agar wisatawan dapat menikmati kegiatan dengan lengkap dan menyeluruh serta

dapat memahami makna setiap kegiatan yang ditawarkan. Alur operasional

kegiatan dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Alur Operasional Kegiatan Usaha Sumber : Data Primer (2010)

Penyambutan Pengunjung

Penuturan Sejarah Kampung

Budaya dan Penjelasan Bangunan

Belajar Menanam Padi

Belajar Menumbuk Padi

Pengenalan Alat Masak Tradisional

Belajar Menangkap Ikan

Pengenalan Situs Sejarah

Mandi di Sungai

Pengenalan dan Pertunjukan

Kesenian Sunda

Reservasi Kunjungan Sehari Menginap

Kegiatan Hari Pertama

Penuturan Sejarah Kampung

Budaya dan Penjelasan

Bangunan

Pengenalan dan Pertunjukan

Kesenian Sunda

Belajar Menanam Padi

Kegiatan Hari

Kedua

Pengenalan Alat Masak Tradisional

Belajar Menangkap Ikan

Pengenalan Situs Sejarah

Mandi di Sungai

Belajar Menumbuk Padi

Page 92: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

75

Wisatawan yang ingin mengadakan kunjungan ke Kampung Budaya

Sindangbarang melakukan kegiatan reservasi terlebih dahulu lewat telepon,

datang langsung, atau website. Setelah menentukan hari kunjungan, wisatawan

dapat berkunjung ke Kampung Budaya Sindangbarang. Wisatawan yang datang

akan disambut oleh tenaga kerja Kampung Budaya Sindangbarang di alun-alun.

Kegiatan dipandu oleh wakil ketua Kampung Budaya Sindangbarang. Kemudian

kegiatan dilanjutkan dengan penuturan sejarah Kampung Budaya Sindangbarang

dan penjelasan bangunan yang ada di Kampung Budaya Sindangbarang. Setelah

kegiatan ini selesai, wisatawan akan dibagi dalam beberapa kelompok

berdasarkan jumlah wisatawan. Hal ini dilakukan agar menghemat waktu

kunjungan. Setiap kelompok akan didampingi oleh satu orang tenaga kerja

Kampung Budaya Sindangbarang. Setelah dibagi kelompok, masing-masing

kelompok akan melakukan kegiatan terpisah yaitu belajar menanam padi, belajar

menumbuk padi, belajar menangkap ikan, dan pengenalan alat masak tradisional.

Kegiatan dilanjutkan dengan menikmati fasilitas edukasi pertanian yaitu

belajar menanam padi. Kegiatan ini akan dipandu oleh satu orang tenaga kerja

Kampung Budaya Sindangbarang. Untuk keperluan belajar menanam padi, bibit

padi disiapkan sebanyak 2-3 kilogram. Bibit padi didapatkan dari petani sekitar

dengan harga Rp 3.000 – 4.000 per kilogram. Bibit yang sudah digunakan

kemudian disimpan kembali untuk persiapan kunjungan berikutnya. Setelah

belajar menanam padi, kegiatan selanjutnya adalah belajar menumbuk padi. Padi

yang digunakan didapatkan dari petani sekitar dengan harga Rp 1.500 – 2.000 per

kilogram. Jumlah padi yang dibutuhkan adalah 1-2 kilogram padi. Kegiatan

belajar menumbuk padi didampingi oleh satu orang tenaga kerja Kampung

Budaya Sindangbarang.

Kegiatan selanjutnya adalah pengenalan alat masak tradisional. Kegiatan

ini dipandu oleh wakil ketua Kampung Budaya Sindangbarang. Alat masak yang

dikenalkan adalah hawu yaitu alat masak dengan bahan bakar kayu bakar. Setelah

itu, kegiatan selanjutnya adalah belajar menangkap ikan. Jenis ikan yang

digunakan adalah ikan mas yang diperoleh dari pasar atau petani ikan sekitar. Ikan

yang digunakan sebanyak 5-12 kilogram, tergantung jumlah wisatawan yang

Page 93: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

76

datang, dengan harga Rp 20.000 per kilogram. Kegiatan ini dipandu oleh satu

orang tenaga kerja Kampung Budaya Sindangbarang.

Kelompok wisatawan kemudian disatukan kembali dan dikumpulkan di

alun-alun untuk persiapan kegiatan pengenalan situs sejarah, setelah mengikuti

kegiatan belajar menangkap ikan. Wisatawan akan diberi pengarahan terlebih

dahulu sebelum melakukan perjalan ke situs sejarah. Kegaiatan pengenalan situs

sejarah dipandu oleh 4-5 orang tenaga kerja Kampung Budaya Sindangbarang.

Lokasi situs sejarah terdekat adalah sekitar satu jam perjalanan. Di lokasi situs

sejarah, tenaga kerja Kampung Budaya Sindangbarang akan menjelaskan sejarah

situs sejarah tersebut. Setelah melihat situs sejarah, sebelum kembali ke lokasi

Kampung Budaya Sindangbarang wisatawan akan dipandu menuju Sungai Ciapus

untuk melakukan kegiatan mandi di kali. Setelah mandi di kali, wisatawan

kemudian kembali ke Kampung Budaya Sindangbarang.

Wisatawan akan diberi kesempatan untuk mengganti pakaian yang basah

setelah melakukan kegiatan mandi di kali. Setelah mengganti pakaian, wisatawan

kemudian berkumpul di saung talu untuk belajar kesenian tradisional sunda dan

menikmati pertunjukan kesenian Sunda. Pertunjukan kesenian sunda ini

dipentaskan oleh 5-6 orang tenaga kerja Kampung Budaya Sindangbarang.

Pertunjukan kesenian ini terdiri dari drama cerita tradisional sunda dan tari

jaipong. Rangkaian kegiatan kemudian diakhiri dengan pengucapan terima kasih

kepada wisatawan yang sudah berkunjung ke Kampung Budaya Sindangbarang.

Rangkaian kegiatan tersebut merupakan rangkaian kegiatan yang dapat

dinikmati wisatawan melakukan kunjungan sehari. Untuk wisatawan yang

menginap, kegiatan dibagi menjadi dua hari. Hari pertama, wisatawan akan

menikmati kegiatan penuturan sejarah dan bangunan Kampung Budaya

Sindangbarang, belajar kesenian tradisional Sunda, dan pertunjukan kesenian

Sunda. Hari kedua, wisatawan akan menikmati kegiatan belajar menanam padi,

menumbuk padi, menangkap ikan, pengenalan alat masak tradisional, pengenalan

situs sejarah, dan mandi di sungai.

6.1.2.3. Penggunaan Teknologi

Teknologi yang digunakan di Kampung Budaya Sindangbarang adalah

kombinasi teknologi sederhana dan modern. Teknologi yang sederhana dapat

Page 94: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

77

dilihat dari bangunan dan kegiatan yang ada di Kampung Budaya Sindangbarang.

Semua bangunan bernuansa tradisional sunda. Kegiatan seperti belajar menanam

padi, menumbuk padi, menangkap ikan, pengenalan alat masak tradisional

dilakukan dengan menggunakan teknologi yang sederhana. Sedangkan kegiatan

pengenalan situs sejarah dan mandi di sungai Ciapus tidak menggunakan

teknologi karena kegiatan ini merupakan kegiatan pendampingan saja.

Kegiatan yang berhubungan dengan kesenian yaitu belajar kesenian dan

pertunjukan kesenian sunda menggunakan alat-alat kesenian tradisional yang

terdiri dari seperangkat gamelan. Alat tambahan untuk menunjang kegiatan ini

adalah satu set sound system yang terdiri dari microphone dan speaker. Sound

system ini selain digunakan untuk pertunjukan kesenian Sunda, juga digunakan

untuk kegiatan penuturan sejarah dan bangunan Kampung Budaya Sindangbarang.

Kampung Budaya Sindangbarang juga menggunakan teknologi modern

untuk mendukung kegiatan usahanya. Kampung Budaya Sindangbarang

membangun satu unit alat pemancar wi-fi dengan tujuan agar wisatawan dapat

mengakses internet secara gratis. Selain itu, Kampung Budaya Sindangbarang

memiliki satu unit netbook yang digunakan untuk mendokumentasikan kegiatan

operasional dan melakukan controlling terhadap website yang dimiliki. Kampung

Budaya Sindangbarang juga memiliki satu unit genset untuk pasokan listrik saat

terjadi pemadaman listrik. Hal ini dilakukan agar wisatawan tetap nyaman

walaupun terjadi pemadaman listrik oleh PLN.

6.1.2.4. Hasil Analisis Aspek Teknis

Penentuan kelayakan usaha dari aspek teknis dapat dilihat dari indikator

kelayakan aspek teknis. Indikator kelayakan aspek teknis adalah lokasi usaha yang

mendukung untuk melanjutkan usaha yang sedang dijalankan. Bangunan dan

fasilitas Kampung Budaya Sindangbarang dibangun dan ditata sesuai dengan

konsep usaha yaitu agrowisata yang memiliki nuansa kebudayaan dan kehidupan

masyarakat sunda. Teknologi yang digunakan merupakan teknologi yang tepat

guna, yaitu gabungan antara teknologi sederhana dan modern Dalam

pengoperasiannya tidak terdapat kesulitan yang berarti sehingga penggunaan

teknologi tersebut mampu dimaksimalkan. Dari keseluruhan aspek teknis yang

Page 95: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

78

dianalisis, Kampung Budaya Sindangbarang mampu menciptakan produk jasa

sesuai dengan target pasar yang diinginkan.

6.1.3. Aspek Manajemen

Aspek manajemen digunakan untuk menganalisis hal-hal yang berkaitan

dengan manajemen yaitu struktur organisasi, wewenang dan tanggung jawab,

perolehan tenaga kerja, serta sistem penggajian tenaga kerja yang digunakan oleh

suatu usaha. Aspek manajemen perlu dianalisis untuk melihat apakah sistem

manajemen yang digunakan dalam Kampung Budaya Sindangbarang sudah cukup

baik, sehingga sistem manajemen yang ada layak untuk terus digunakan.

6.1.3.1. Struktur Organisasi

Kampung Budaya Sindangbarang mempunyai struktur organisasi yang

terdiri dari ketua (pemilik usaha), wakil ketua, divisi hubungan masyarakat dan

pemasaran, divisi kesejarahan, divisi kesenian, divisi keagamaan, dan divisi

keamanan. Secara lengkap bagan struktur organisasi Kampung Budaya

Sindangbarang dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Bagan Struktur Organisasi Kampung Budaya Sindangbarang Sumber : Manajemen Kampung Budaya Sindangbarang (2010)

Berdasarkan struktur organisasi tersebut, setiap divisi memiliki wewenang

dan tanggung jawab masing-masing. Wewenang dan tanggung jawab dapat

diuraikan sebagai berikut :

1) Ketua (pemilik usaha), terdiri dari satu orang yaitu Bapak Maki. Wewenang

dan tanggung jawab seorang pemilik usaha adalah :

Ketua

(pemilik usaha)

Divisi

Kesejarahan

Wakil Ketua

Divisi

Kesenian

Divisi

Keamanan

Divisi

Humas dan

Pemasaran

Divisi

Keagamaan

Page 96: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

79

a) Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan dan mengkoordinir semua

bagian.

b) Merumuskan kebijakan bisnis perusahaan.

c) Mengkoordinasi manajemen untuk pengembangan dan kebijakan bisnis.

d) Melakukan monitoring dan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja

perusahaan secara berkala.

2) Wakil ketua, terdiri dari dua orang tenaga kerja. Wewenang dan tanggung

jawab seorang wakil ketua adalah :

a) Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan harian perusahaan.

b) Mengimplementasikan kebijakan bisnis yang dirumuskan oleh pemilik

dan mensosialisasikannya kepada manajemen.

c) Melakukan monitoring dan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja harian

perusahaan.

3) Divisi hubungan masyarakat dan pemasaran, terdiri dari satu orang tenaga

kerja. Wewenang dan tanggung jawab seorang tenaga kerja divisi hubungan

masyarakat dan pemasaran adalah :

a) Melayani wisatawan dalam reservasi kunjungan.

b) Bertanggung jawab terhadap kegiatan promosi perusahaan.

c) Bertanggung jawab terhadap kegiatan rekruitmen pekerja baru.

d) Bertanggung jawab terhadap keuangan perusahaan.

e) Menjadi operator website Kampung Budaya Sindangbarang.

4) Divisi kesejarahan, terdiri dari dua orang tenaga kerja. Wewenang dan

tanggung jawab seorang tenaga kerja divisi kesejarahan adalah :

a) Bertanggung jawab terhadap informasi dan pelayanan di bidang sejarah.

b) Bertanggung jawab terhadap fasilitas yang berkaitan dengan kesejarahan

seperti situs sejarah dan cerita sejarah sunda.

5) Divisi kesenian, terdiri dari dua orang tenaga kerja. Wewenang dan tanggung

jawab seorang tenaga kerja divisi kesenian adalah :

a) Bertanggung jawab terhadap informasi dan pelayanan di bidang

kesenian.

b) Bertanggung jawab terhadap fasilitas yang berkaitan dengan kesenian

seperti penampilan pertunjukan kesenian.

Page 97: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

80

6) Divisi keagamaan, terdiri dari satu orang tenaga kerja. Wewenang dan

tanggung jawab seorang tenaga kerja divisi keagamaan adalah :

a) Bertanggung jawab terhadap informasi dan pelayanan di bidang agama

Islam.

b) Bertanggung jawab terhadap fasilitas yang berkaitan dengan agama Islam

seperti mengadakan sholat berjamaah di mushola.

7) Divisi keamanan, terdiri dari satu orang tenaga kerja. Wewenang dan

tanggung jawab seorang tenaga kerja divisi keamanan adalah :

a) Bertanggung jawab terhadap informasi dan pelayanan di bidang

keamanan.

b) Bertanggung jawab terhadap fasilitas yang berkaitan dengan keamanan

seperti penjagaan kendaraan di tempat parkir.

6.1.3.2. Tenaga Kerja

Kegiatan operasional harian Kampung Budaya Sindangbarang dilakukan

oleh wakil ketua, divisi hubungan masyarakat dan pemasaran, divisi kesejarahan,

divisi kesenian, divisi keagamaan, dan divisi keamanan. Pemilik usaha biasanya

berkunjung satu atau dua minggu sekali untuk mengontrol kelangsungan

usahanya. Divisi hubungan masyarakat dan pemasaran kemudian bertanggung

jawab terhadap kegiatan dan pembiayaan operasional serta melaporkannya kepada

pemilik usaha baik secara lisan maupun tulisan dengan menggunakan e-mail.

Berdasarkan sistem manajemen yang digunakan, pemilik usaha bertanggung

jawab sepenuhnya terhadap keuntungan maupun kerugian yang ditanggung oleh

usaha.

Tenaga kerja yang digunakan oleh Kampung Budaya Sindangbarang

dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja tetap dan tenaga kerja tidak tetap. Tenaga

kerja tetap berjumlah sembilan orang yang terdiri dari dua orang wakil ketua, satu

orang tenaga kerja divisi hubungan masyarakat dan pemasaran, dua orang tenaga

kerja divisi kesenian, dua orang tenaga kerja divisi kesejarahan, satu orang tenaga

kerja divisi keagamaan, dan satu orang divisi keamanan. Semua tenaga kerja

merupakan penduduk sekitar dan memiliki tingkat pendidikan terakhir SD,

kecuali tenaga kerja divisi humas dan pemasaran dengan tingkat pendidikan

terakhir SMA. Pemilik usaha sendiri memiliki tingkat pendidikan terakhir Sarjana.

Page 98: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

81

Setiap tenaga kerja tetap memiliki gaji pokok yang telah ditentukan. Gaji

per bulan tenaga kerja tetap Kampung Budaya Sindangbarang dapat dilihat pada

Tabel 10.

Tabel 10. Gaji per Bulan Tenaga Kerja Tetap Kampung Budaya Sindangbarang

No. Divisi Jumlah Satuan

Gaji

(rupiah)

Total Gaji

(rupiah)

1 Wakil Ketua 2 Orang 700.000 1.400.000

2 Humas dan Pemasaran 1 Orang 1.000.000 1.000.000

3 Kesenian 2 Orang 500.000 1.000.000

4 Kesejarahan 2 Orang 500.000 1.000.000

5 Keagamaan 1 Orang 300.000 300.000

6 Keamanan 1 Orang 300.000 300.000

Sumber : Data Primer (2010)

Setiap divisi yang ada di Kampung Budaya Sindangbarang dibantu oleh

tenaga kerja tidak tetap yang sifatnya hanya diperlukan jika ada kunjungan

wisatawan. Kebutuhan tenaga kerja biasanya disesuaikan dengan banyaknya

wisatawan yang datang. Upah harian yang diperoleh oleh tenaga kerja tidak tetap

bervariasi tergantung dari spesialisasi dan keahlian yang dimiliki. Gaji per hari

tenaga kerja tidak tetap Kampung Budaya Sindangbarang dapat dilihat pada Tabel

11.

Tabel 11. Gaji per Hari Tenaga Kerja Tidak Tetap Kampung Budaya

Sindangbarang

No. Jenis Pekerjaan Gaji

(rupiah)

1 Pemandu belajar menanam padi 15.000

2 Pemandu belajar menumbuk padi 15.000

3 Pemandu belajar menangkap ikan 15.000

4 Penari pertunjukan kesenian 30.000

5 Pemain alat kesenian 30.000

6 Pemandu pengenalan situs sejarah dan mandi di sungai 30.000

7 Penjaga Toko Cinderamata 30.000

Sumber : Data Primer 2010

6.1.3.3. Hasil Analisis Aspek Manajemen

Penentuan kelayakan usaha dari aspek manajemen dapat dilihat dari

indikator kelayakan aspek manajemen. Indikator kelayakan aspek manajemen

adalah adanya pembagian tugas yang jelas dalam struktur organisasi. Peran dari

masing-masing divisi juga jelas dan mampu dijalankan secara maksimal.

Page 99: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

82

Klasifikasi tenaga kerja dilakukan berdasarkan keahlian merupakan metode yang

tepat dalam menjalankan kegiatan operasional usaha. Berdasarkan hasil analisis

manajemen, maka dapat disimpulkan bahwa usaha agrowisata Kampung Budaya

Sindangbarang layak untuk dijalankan.

Meskipun sistem manajemen yang digunakan Kampung Budaya

Sindangbarang layak dan mampu mengoperasikan setiap kegiatan dengan baik,

namun terdapat beberapa kekurangan. Sistem pelatihan dan pengembangan

sumberdaya manusia tidak ada dalam sistem manajemen yang digunakan. Dalam

jangka pendek, sumberdaya manusia yang ada mampu mengoperasikan setiap

kegiatan dengan baik, namun dalam jangka panjang atau apabila terjadi

pengembangan usaha secara massive, mutlak diperlukan suatu sistem pelatihan

dan pengembangan sumberdaya manusia dengan tujuan meningkatkan kualitas

sumberdaya manusia yang ada.

6.1.4. Aspek Hukum

Aspek hukum digunakan untuk mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan

legalitas perusahaan. Hal yang akan dianalisis di dalam aspek hukum adalah

bentuk badan usaha dan izin usaha.

6.1.4.1. Bentuk dan Izin Badan Usaha

Bentuk badan usaha yang digunakan oleh Kampung Budaya

Sindangbarang adalah badan usaha perseorangan. Sesuai dengan ciri-ciri badan

usaha perseorangan, modal usaha yang digunakan berasal dari satu orang yaitu

pemilik perusahaan. Modal yang digunakan untuk membangun usaha adalah

modal sendiri dengan tambahan grants dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan

Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor. Grants tersebut merupakan bentuk

dukungan pemerintah terhadap usaha agrowisata Kampung Budaya

Sindangbarang. Pada usaha perseorangan, keuntungan dan kerugian perusahaan

menjadi tanggungan oleh pemilik sepenuhnya.

Kampung Budaya Sindangbarang memiliki surat kepemilikan tanah dan

izin mendirikan bangunan serta keberadaannya sudah terdaftar sebagai objek

wisata di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor. Namun, bentuk

badan usaha perseorangan Kampung Budaya Sindangbarang tidak memiliki surat

Page 100: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

83

ataupun izin tertulis berbentuk sertifikat usaha sehingga dalam menjalankan

usahanya, Kampung Budaya Sindangbarang tidak dikenai pajak penghasilan

badan usaha tetap. Kampung Budaya Sindangbarang hanya dikenai pajak daerah

(nomor NPWPD/2000/3740/34/411) dengan jumlah sebesar Rp 100.000 per

bulan.

Kampung Budaya Sindangbarang memiliki rencana untuk mengubah

bentuk badan usaha yang sekarang digunakan menjadi persekutuan komanditer

(CV). Kampung Budaya Sindangbarang menilai ada beberapa keuntungan yang

akan didapatkan dalam perubahan bentuk badan usaha selain mendapatkan

keabsahan secara hukum. Pemilik perusahaan dapat dibagi menjadi dua yaitu

sekutu aktif dan sekutu pasif. Melihat kenyataan yang ada sekarang, pemilik

perusahaan sangat jarang terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan,

sehingga perusahaan menilai akan lebih baik jika pemilik yang ada sekarang ini

menjadi sekutu pasif sementara sekutu aktif yang nantinya akan memimpin

kegiatan operasional perusahaan.

Manajemen Kampung Budaya Sindangbarang berpendapat bahwa dengan

tidak adanya izin usaha tertulis, kegiatan promosi perusahaan juga dapat

terhambat. Biasanya, suatu objek wisata yang terdaftar dan mempunyai sertifikat

usaha akan dipromosikan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten

Bogor. Oleh karena itu, perubahan bentuk badan usaha Kampung Budaya

Sindangbarang dinilai perlu oleh perusahaan agar kegiatan promosi dapat

dimaksimalkan.

6.1.4.2. Hasil Analisis Aspek Hukum

Penentuan kelayakan usaha dari aspek hukum dapat dilihat dari indikator

kelayakan aspek hukum. Indikator kelayakan aspek hukum adalah adanya bentuk

badan usaha yang jelas serta keberadaan usahanya diketahui dan diakui oleh

pemerintah setempat. Kampung Budaya Sindangbarang memiliki bentuk badan

usaha yaitu badan usaha perseorangan dan keberadaannya telah terdaftar dan

diakui oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor, Pemerintah

Provinsi Jawa Barat, dan Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor. Namun Kampung

Budaya Sindangbarang belum memiliki izin usaha yang tertulis, sehingga dengan

Page 101: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

84

kapasitas usahanya yang tergolong besar, maka usaha Kampung Budaya

Sindangbarang belum dapat dikategorikan layak secara hukum.

Rencana Kampung Budaya Sindangbarang untuk mengubah bentuk usaha

menjadi CV merupakan keputusan yang baik dari segi hukum. Dengan

berubahnya bentuk badan usaha menjadi CV, maka Kampung Budaya

Sindangbarang mendapatkan izin usaha tertulis. Selain itu, kegiatan promosi juga

dapat meningkat lewat kegiatan promosi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kabupaten Bogor terhadap objek wisata yang terdaftar dan memiliki izin usaha

tertulis. Keputusan manajemen Kampung Budaya Sindangbarang mampu

menjadikan usaha agrowisata yang dijalankan layak secara hukum jika

direalisasikan.

6.1.5. Aspek Sosial Ekonomi Lingkungan

Aspek sosial ekonomi lingkungan digunakan untuk mengkaji dampak

yang ditimbulkan oleh usaha terhadap sosial, ekonomi, dan lingkungan. Aspek

sosial membahas mengenai dampak berdirinya usaha terhadap kehidupan sosial

masyarakat secara umum. Aspek ekonomi membahas mengenai dampak

berdirinya usaha terhadap kondisi ekonomi baik masyarakat maupun pemerintah.

Sedangkan aspek lingkungan membahas mengenai dampak berdirinya usaha

terhadap lingkungan sekitar.

6.1.5.1. Analisis Aspek Sosial

Pendirian usaha Kampung Budaya Sindangbarang secara umum

menimbulkan dampak positif terhadap kehidupan sosial masyarakat, terutama

masyarakat setempat. Berdirinya usaha Kampung Budaya Sindangbarang tidak

menganggu kehidupan sosial masyarakat setempat. Sebaliknya dengan adanya

usaha Kampung Budaya Sindangbarang, sebagian masyarakat setempat

mendapatkan pekerjaan dengan menjadi tenaga kerja di Kampung Budaya

Sindangbarang. Kampung Budaya Sindangbarang juga ikut berpartisipasi aktif

dalam memelihara dan menjaga kebudayaan masyarakat setempat. Hal ini dapat

dilihat dari konsep pembangunan Kampung Budaya Sindangbarang yang

memiliki nuansa kebudayaan sunda dan terlibat aktif dalam melestarikan situs

sejarah.

Page 102: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

85

Kampung Budaya Sindangbarang mengadakan kegiatan Upacara

Serentaun yang dilakukan satu tahun sekali dengan melibatkan masyarakat

setempat, di luar kegiatan usahanya. Selain menjaga nilai budaya dan sosial,

kegiatan ini juga bermanfaat dalam menambah rasa harmonis masyarakat

Kecamatan Tamansari dan menambah rasa kebanggaan terhadap kebudayaan dan

potensi wisata daerahnya. Selain Upacara Serentaun, Kampung Budaya

Sindangbarang juga merencanakan untuk menyisihkan sebagian pendapatannya

untuk memfasilitasi beberapa sekolah dasar di Desa Pasir Eurih dalam mengakses

internet gratis lewat pemancar wi-fi yang dimiliki. Hal ini akan menimbulkan

dampak yang positif terhadap kehidupan sosial masyarakat setempat.

6.1.5.2. Analisis Aspek Ekonomi

Kampung Budaya Sindangbarang memiliki tenaga kerja yang seluruhnya

berasal dari masyarakat setempat. Dengan menggunakan tenaga kerja masyarakat

setempat, Kampung Budaya Sindangbarang memberi dampak positif terhadap

kehidupan ekonomi masyarakat setempat. Masyarakat setempat memiliki peluang

untuk dapat bekerja di Kampung Budaya Sindangbarang guna meningkatkan

kesejahteraan ekonomi dan kehidupannya.

Dampak positif adanya usaha Kampung Budaya Sindangbarang tidak

hanya dirasakan oleh masyarakat setempat, namun juga pemerintah daerah. Lewat

pajak daerah yang dibebankan kepada Kampung Budaya Sidangbarang setiap

bulannya, Kampung Budaya Sindangbarang turut serta dalam membangun

perekonomian daerah. Dapat diambil kesimpulan bahwa secara ekonomi, adanya

usaha Kampung Budaya Sindangbarang memiliki dampak positif terhadap

kesejahteraan ekonomi masyarakat dan meningkatkan perekonomian daerah.

6.1.5.3. Analisis Aspek Lingkungan

Kampung Budaya Sindangbarang merupakan usaha di bidang agrowisata

yang ramah lingkungan. Lahan yang digunakan ditata namun dibiarkan alami

sesuai dengan konsep agrowisatanya. Penggunaan teknologi yang ada juga tidak

menimbulkan dampak yang berbahaya bagi lingkungan. Usaha Kampung Budaya

Sindangbarang tidak menimbulkan limbah yang berbahaya bagi lingkungan

sehingga masyarakat setempat tidak terganggu dengan keberadaan usaha ini.

Page 103: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

86

Sebaliknya dengan adanya usaha ini, Kampung Budaya Sindangbarang mampu

memanfaatkan lahan yang tadinya tidak terpakai menjadi lahan produktif namun

tetap menjaga kelestarian lingkungan.

6.1.5.4. Hasil Analisis Aspek Sosial Ekonomi Lingkungan

Penentuan kelayakan usaha dari aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan

dapat dilihat dari indikator kelayakan aspek tersebut. Indikator kelayakan aspek

sosial adalah pendirian Kampung Budaya Sindangbarang memiliki dampak positif

terhadap kehidupan sosial masyarakat. Dari segi ekonomi, adanya Kampung

Budaya Sindangbarang mampu meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat

sekitar dan meningkatkan pendapatan daerah. Sedangkan dari segi lingkungan,

usaha Kampung Budaya Sindangbarang mampu memanfaatkan lahan yang tidak

terpakai menjadi lahan yang produktif dengan tetap melestarikan lingkungan. Dari

hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa usaha agrowisata Kampung

Budaya Sindangbarang layak untuk dijalankan.

6.2. Aspek Finansial

Aspek finansial digunakan untuk menganalisis kelayakan usaha agrowisata

Kampung Budaya Sindangbarang dari sisi finansial yang terbagi menjadi dua

skenario usaha. Analisis kelayakan finansial dilakukan dengan menggunakan

prinsip time value of money dimana nilai uang saat ini tidak sama dengan nilai

uang di masa yang akan datang. Tujuan analisis kelayakan finansial adalah untuk

melihat apakah usaha agrowisata Kampung Budaya Sindangbarang

menguntungkan secara finansial untuk dijalankan dan menjadi sumber informasi

bagi perusahaan dalam memilih skenario usaha yang tepat untuk dijalankan.

Analisis kelayakan finansial dilakukan menggunakan kriteria-kriteria penilaian

investasi, yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net

Benefit Cost Rasio (Net B/C) dan Payback Period (PP).

6.2.1. Analisis Aspek Finansial Skenario I

Analisis aspek finansial skenario I merupakan analisis finansial usaha

agrowisata Kampung Budaya Sindangbarang yang sedang dijalankan saat ini

tanpa adanya pengembangan usaha. Analisis ini digunakan untuk menilai kembali

usaha yang telah dijalankan oleh Kampung Budaya Sindangbarang.

Page 104: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

87

6.2.1.1. Arus Penerimaan (Inflow)

Arus penerimaan dalam analisis aspek finansial skenario I dibagi menjadi

empat bagian yaitu pendapatan kunjungan wisatawan, pendapatan konsumsi

wisatawan, dana sumbangan, dan nilai sisa. Pendapatan kunjungan wisatawan

adalah pendapatan yang diperoleh dari kunjungan wisatawan. Perhitungan

pendapatan kunjungan wisatawan tahun pertama hingga tahun ketiga usaha

merupakan pendapatan yang diperoleh berdasarkan data jumlah kunjungan

wisatawan di tahun 2007-2009 dikalikan dengan harga paket wisatanya.

Perhitungan pendapatan kunjungan wisatawan pada tahun keempat

menggunakan data jumlah kunjungan wisatawan bulan Januari-Juli 2010.

Sedangkan untuk bulan Agustus-Desember menggunakan proyeksi berdasarkan

tingkat kunjungan yang diharapkan oleh manajemen Kampung Budaya

Sindangbarang. Pendapatan kunjungan wisatawan tahun kelima hingga ke-10

diasumsikan sama dengan tahun keempat.

Perhitungan pendapatan untuk paket Saweungi di Kampung Budaya dan

paket tentatif diperoleh dari jumlah wisatawan yang mengambil paket tersebut

dikalikan dengan harga paket. Sedangkan perhitungan untuk paket Mulih ka

Lembur diperoleh dari jumlah rombongan wisatawan yang mengambil paket

tersebut dikalikan dengan harga paket. Perhitungan pendapatan kunjungan

wisatawan dapat dilihat pada Lampiran 2, sedangkan jumlah pendapatan

kunjungan wisatawan dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Pendapatan Kunjungan Wisatawan Kampung Budaya Sindangbarang

Tahun

Jumlah Wisatawan

(orang)

Pendapatan Kunjungan Wisatawan

(rupiah)

1 506 32.300.000,00

2 5.481 331.780.000,00

3 5.279 313.605.000,00

4-10* 6.066* 376.160.000,00*

*) Rata-rata, dengan jumlah yang konstan.

Sumber : Data Primer (2010)

Komponen arus penerimaan selanjutnya adalah pendapatan konsumsi

wisatawan. Pendapatan konsumsi wisatawan adalah pendapatan yang diterima

dari hasil penjualan paket makanan tradisional sunda kepada wisatawan yang

Page 105: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

88

berkunjung. Perhitungan pendapatan konsumsi wisatawan adalah jumlah

wisatawan yang berkunjung dikalikan dengan harga paket makanan. Berdasarkan

hasil wawancara dengan manajemen Kampung Budaya Sindangbarang, mayoritas

rombongan wisatawan memesan paket makanan sesuai dengan jumlah anggota

yang dibawanya saat melakukan reservasi, sehingga asumsi dasar yang digunakan

adalah setiap wisatawan membeli satu paket makanan. Pendapatan konsumsi

wisatawan dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Pendapatan Konsumsi Wisatawan Kampung Budaya Sindangbarang

Tahun

Jumlah Wisatawan

(orang)

Harga Paket

Makanan (rupiah)

Pendapatan Konsumsi

Wisatawan (rupiah)

1 506 20.000,00 10.120.000,00

2 5.481 20.000,00 109.620.000,00

3 5.279 20.000,00 105.580.000,00

4-10* 6.066* 20.000,00* 121.320.000,00*

*) Rata-rata, dengan jumlah yang konstan.

Sumber : Data Primer (2010)

Komponen arus penerimaan yang ketiga adalah dana sumbangan. Dana

sumbangan adalah sejumlah dana yang diperoleh dari pihak luar secara hibah dan

tidak ada kewajiban untuk mengembalikannya. Dana sumbangan yang diperoleh

Kampung Budaya Sindangbarang berasal dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat

dan Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor pada saat pendirian usaha di tahun

pertama. Rincian dana sumbangan Kampung Budaya Sindangbarang dapat dilihat

pada Tabel 14.

Tabel 14. Dana Sumbangan Usaha Kampung Budaya Sindangbarang

No. Komponen Dana Sumbangan Jumlah (rupiah)

1 Sumbangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat 750.000.000,00

2 Sumbangan Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor 75.000.000,00

Total 825.000.000,00

Sumber : Data Primer (2010)

Komponen arus penerimaan yang terakhir adalah nilai sisa. Nilai sisa

adalah penerimaan yang diperoleh dari komponen investasi yang belum habis

umur ekonomisnya di tahun berakhirnya suatu usaha. Seluruh penyusutan

komponen investasi menggunakan metode garis lurus, kecuali lahan yang

diasumsikan nilai pada awal tahun sama dengan nilai di tahun berakhirnya usaha.

Page 106: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

89

Nilai sisa investasi dalam usaha Kampung Budaya Sindangbarang dapat dilihat

pada Tabel 15.

Tabel 15. Nilai Sisa Investasi Usaha Kampung Budaya Sindangbarang

No Uraian Nilai Awal

(Rp)

Umur

Ekonomis

(tahun)

Penyusutan per

tahun (Rp)

Nilai Sisa (Rp)

1 Lahan 860.000.000 0 0 860.000.000

2 Bangunan 637.000.000 10 42.466,666.67 0

3 Sawah 300.000 10 20.000 0

4 Kolam Ikan 300.000 10 20.000 0

5 Alat Kesenian 15.000.000 10 1.500.000 0

6 Plang Penunjuk

Jalan

1.000.000 5 200.000 0

7 Pompa Air 2.000.000 5 400.000 0

8 Peralatan

Pertanian

155.000 1 155.000 0

9 Peralatan

Kebersihan

100.000 1 100.000 0

10 Genset 12.000.000 5 2.400.000 0

11 Kincir Angin 100.000 1 100.000 0

12 Mesin Pemotong

Rumput 3.000.000

5 600.000 0

13 Peralatan Tukang 150.000 1 150.000 0

14 Menara Wireless 15.000.000 10 1.000.000 0

15 Motor 11.000.000 5 2.200.000 0

16 Netbook 5.000.000 3 1.666.666,67 3.333.333.33

17 Televisi 4.800.000 3 1.200.000 3.200.000

18 Perabotan Rumah 12.000.000 5 2.400.000 0

19 Kasur 11.200.000 3 3.733.333,33 7.466.666,67

20 Sound System 9.000.000 3 3.000.000 6.000.000

21 Pagar Kayu 300.000 1 300.000 0

22 Tape Player 500.000 3 166.666 333.333,33

23 Baju Adat Tenaga

Kerja 2.000.000

1 2.000.000 0

24 Alat Masak dan

Permainan

Tradisional 425.000

1

425.000

0

Total Nilai Sisa 880,333,333.33

Sumber : Data Primer (2010)

6.2.1.2. Arus Pengeluaran (Outflow)

Arus pengeluaran pada analisis finansial skenario I terdiri dari tiga macam

biaya yaitu biaya investasi, biaya operasional, dan biaya pajak. Biaya investasi

merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan pada tahun pertama proyek. Biaya

investasi dalam usaha agrowisata Kampung Budaya Sindangbarang dapat dilihat

pada Tabel 16. Perincian biaya investasi bangunan dapat dilihat pada Lampiran 3.

Page 107: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

90

Sedangkan Perhitungan biaya investasi terhadap komponen alat masak dan

permainan tradisional, perabotan rumah, peralatan tukang, peralatan kebersihan,

peralatan pertanian, pembuatan jalan masuk, biaya penataan lahan, alat kesenian,

pembuatan kolam ikan, dan pembuatan sawah dapat dilihat pada Lampiran 4.

Tabel 16. Biaya Investasi Usaha Kampung Budaya Sindangbarang

No Uraian Jumlah Satuan Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)

1 Lahan 8,600 meter 100.000 860.000.000

2 Biaya Penataan Lahan 1 proyek 10.000.000 10.000.000

3 Bangunan 1 kompleks 637.000.000 637.000.000

4 Pembuatan Sawah 1 unit 300.000 300.000

5 Pembuatan Kolam Ikan 1 unit 300.000 300.000

6 Alat Kesenian 1 set 15.000.000 15.000.000

7 Pagar Kayu 1 set 300.000 300.000

8 Pembuatan Jalan Masuk 1 proyek 100.000 100.000

9 Plang Penunjuk Jalan 2 unit 500.000 1.000.000

10 Pemasangan Listrik,

Air, dan Telepon

1 proyek 5.000.000 5.000.000

11 Pompa Air 1 set 2.000.000 2.000.000

12 Peralatan Pertanian 1 set 155.000 155.000

13 Peralatan Kebersihan 1 set 100.000 100.000

14 Genset 1 unit 12.000.000 12.000.000

15 Kincir angin 1 unit 100.000 100.000

16 Mesin Pemotong

Rumput 1 unit 3.000.000

3.000.000

17 Peralatan Tukang 1 set 150.000 150.000

18 Pemasangan Wireless 1 unit 15.000.000 15.000.000

19 Motor 1 unit 11.000.000 11.000.000

20 Netbook 1 unit 5.000.000 5.000.000

21 Televisi 4 unit 1.200.000 4.800.000

22 Perabotan Rumah 10 set 1.200.000 12.000.000

23 Kasur 28 unit 400.000 11.200.000

24 Sound System 1 set 9.000.000 9.000.000

25 Tape Player 1 unit 500.000 500.000

26 Baju Adat Tenaga Kerja 20 unit 100.000 2.000.000

27 Alat Masak dan

Permainan Tradisional 1 set 425.000

425.000

Total Biaya 1,617,430,000

Sumber : Data Primer (2010)

Biaya reinvestasi dikeluarkan oleh Kampung Budaya Sindangbarang

apabila terdapat komponen pada biaya investasi yang dikeluarkan telah habis

umur ekonomisnya. Tidak semua biaya investasi mengalami reinvestasi, hanya

beberapa biaya saja yang umur ekonomisnya tidak selama umur usaha. Biaya

Page 108: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

91

reinvestasi yang dikeluarkan oleh Kampung Budaya Sindangbarang dapat dilihat

pada Tabel 17.

Tabel 17. Biaya Reinvestasi Usaha Kampung Budaya Sindangbarang

No Uraian Biaya

(Rp)

Umur Ekonomis

(tahun)

Tahun ke-

1 Plang Penunjuk Jalan 1,000,000 5 6

2 Pompa Air 2,000,000 5 6

3 Peralatan Pertanian 155.000 1 Setiap tahun

4 Peralatan Kebersihan 100.000 1 Setiap tahun

5 Genset 12.000.000 5 6

6 Kincir Angin 100.000 1 Setiap tahun

7 Mesin Pemotong Rumput 3.000.000 5 6

8 Peralatan Tukang 150.000 1 Setiap tahun

9 Motor 11.000.000 5 6

10 Netbook 5.000.000 3 4,7,dan 10

11 Televisi 4.800.000 3 4,7,dan 10

12 Perabotan Rumah 12.000.000 5 6

13 Kasur 11.200.000 3 4,7,dan 10

14 Sound System 9.000.000 3 4,7,dan 10

15 Tape Player 500.000 3 4,7,dan 10

16 Pagar Kayu 300.000 1 Setiap tahun

17 Baju Adat Tenaga Kerja 2.000.000 1 Setiap tahun

18 Alat Masak dan Permainan

Tradisional 425.000

1 Setiap tahun

Sumber : Data Primer (2010)

Kampung Budaya Sindangbarang membutuhkan dana untuk membiayai

kegiatan operasional yang dinamakan dengan biaya operasional. Biaya

operasional dapat dibagi dua yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap

merupakan biaya yang dibayarkan setiap tahunnya dan jumlahnya tidak

tergantung terhadap variabel lain. Biaya tetap yang dikeluarkan pada analisis

finansial skenario I adalah gaji tenaga kerja tetap, transportasi, promosi, listrik dan

telepon, pupuk kompos, pemeliharaan bangunan, pemeliharaan sawah,

pemeliharaan alat kesenian, pemeliharaan situs sejarah, pemeliharaan kolam ikan,

wireless internet, perlengkapan kantor dan administrasi, komunikasi, perawatan

kendaraan, perawatan genset dan mesin pemotong rumput. Perincian biaya tetap

usaha Kampung Budaya Sindangbarang dapat dilihat pada Tabel 18. Perhitungan

biaya transportasi, promosi, listrik dan telepon, pemeliharaan bangunan,

pemeliharaan alat kesenian, pemeliharaan situs sejarah, pemeliharaan kolam ikan,

Page 109: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

92

wireless internet, perlengkapan kantor dan administrasi, komunikasi, perawatan

kendaraan, dan perawatan mesin pemotong rumput dan genset dapat dilihat pada

Lampiran 5.

Tabel 18. Rincian Biaya Tetap Usaha Kampung Budaya Sindangbarang

No Uraian Biaya per

Bulan (Rp)

Biaya per Tahun

(Rp)

1 Gaji Tenaga Kerja Tetap 5.000.000 60.000.000

2 Transportasi 300.000 3.600.000

3 Promosi 2.000.000 24.000.000

4 Listrik dan Telepon 850.000 10.200.000

5 Pupuk Kompos 10.000 120.000

6 Pemeliharaan Bangunan 3.500.000 42.000.000

7 Pemeliharaan Sawah 83.333,33 1.000.000

8 Pemeliharaan Alat Kesenian 416.666,67 5.000.000

9 Pemeliharaan Situs Sejarah 400.000 4.800.000

10 Pemeliharaan Kolam Ikan 83.333,33 1.000.000

11 Wireless Internet 1.500.000 18.000.000

12 Perlengkapan Kantor dan Administrasi 500.000 6.000.000

13 Komunikasi 200.000 2.400.000

14 Perawatan Kendaraan 60.000 720.000

15

Perawatan Genset dan Mesin

Pemotong Rumput 41.666,67

500.000

Total 14.945.000 179.340.000

Sumber : Data Primer (2010)

Selain biaya tetap, biaya operasional juga terdiri dari biaya variabel. Biaya

variabel merupakan biaya yang jumlahnya tergantung dari variabel lain. Variabel

yang dapat mempengaruhi biaya variabel adalah kunjungan wisatawan. Biaya

variabel dalam usaha agrowisata Kampung Budaya Sindangbarang adalah gaji

tenaga kerja tidak tetap, bahan bakar genset, biaya konsumsi wisatawan,

pembelian ikan, dan pembelian bibit padi dan padi.

Gaji tenaga kerja tidak tetap adalah gaji yang harus dibayarkan Kampung

Budaya Sindangbarang kepada tenaga kerja tidak tetap. Gaji ini dibayarkan saat

adanya kunjungan wisatawan. Setiap kunjungan wisatawan, Kampung Budaya

Sindangbarang mempekerjakan sembilan orang tenaga kerja tidak tetap yaitu satu

orang pemandu belajar menanam padi, satu orang pemandu belajar menangkap

ikan, satu orang pemandu belajar menumbuk padi, tiga orang penari pertunjukan

kesenian, dua orang pemain alat kesenian, dan satu orang pemandu kunjungan ke

Page 110: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

93

situs sejarah. Perhitungan gaji tenaga kerja tidak tetap adalah jumlah kunjungan

dikalikan dengan total gaji tenaga kerja tidak tetap per kunjungan wisatawan.

Rincian gaji tenaga kerja tidak tetap per tahun dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19. Gaji per Tahun Tenaga Kerja Tidak Tetap

Tahun

Gaji per Kunjungan

(Rp)

Jumlah

Kunjungan

Total Gaji per Tahun

(Rp)

1 225.000 15 3.375.000

2 225.000 125 28.125.000

3 225.000 88 19.800.000

4-10* 225.000* 118* 26.550.000*

*) Rata-rata, dengan jumlah yang konstan.

Sumber : Data Primer (2010)

Komponen biaya variabel selanjutnya adalah bahan bakar genset.

Kampung Budaya Sindangbarang memiliki genset untuk menjaga kenyamanan

wisatawan saat terjadi pemadaman listrik oleh PLN. Konsumsi bahan bakar genset

adalah diesel dengan harga Rp 4.500,- per liter. Jumlah konsumsi bahan bakar per

bulan adalah 22,22 liter. Jumlah ini cukup untuk memenuhi pasokan listrik jika

terjadi pemadaman listrik oleh PLN. Dengan asumsi bahwa setiap bulannya selalu

ada kunjungan wisatawan, maka perhitungan total biaya bahan bakar genset per

tahun adalah konsumsi bahan bakar per bulan dikalikan dengan harga bahan bakar

dan dikalikan lagi dengan jumlah bulan dalam satu tahun. Rincian biaya bahan

bakar genset per tahun dapat dilihat pada Tabel 20.

Tabel 20. Biaya Bahan Bakar Genset per Tahun

Tahun

Konsumsi per

Bulan (liter)

Jumlah

Bulan Harga (Rp)

Total Biaya per tahun

(Rp)

1 22,22 4 4.500 400.000

2 22,22 12 4.500 1.200.000

3 22,22 12 4.500 1.200.000

4-10* 22,22* 12* 4.500* 1.200.000*

*) Rata-rata, dengan jumlah yang konstan.

Sumber : Data Primer (2010)

Komponen biaya variabel ketiga adalah biaya konsumsi wisatawan. Biaya

konsumsi wisatawan adalah biaya yang diperlukan dalam pembuatan paket

makanan. Untuk menciptakan satu paket makanan diperlukan biaya sebesar

Rp15.000, sehingga perhitungan total biaya konsumsi wisatawan per tahun adalah

Page 111: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

94

biaya untuk menciptakan satu paket makanan dikalikan dengan jumlah wisatawan

yang berkunjung. Rincian biaya konsumsi wisatawan per tahun dapat dilihat pada

Tabel 21.

Tabel 21. Biaya Konsumsi Wisatawan per Tahun

Tahun

Biaya per Paket

Makanan (Rp)

Jumlah Wisatawan

yang Berkunjung

(orang)

Total Biaya Konsumsi

Wisatawan per Tahun (Rp)

1 15.000 506 7.590.000

2 15.000 5.481 82.215.000

3 15.000 5.279 79.185.000

4-10* 15.000* 6.066* 90.990.000*

*) Rata-rata, dengan jumlah yang konstan.

Sumber : Data Primer (2010)

Komponen biaya variabel yang keempat adalah biaya pembelian ikan.

Biaya pembelian ikan adalah biaya yang dibayarkan untuk mempersiapkan

kebutuhan ikan dalam kegiatan belajar menangkap ikan. Jenis ikan yang

digunakan adalah ikan mas dengan harga Rp 20.000 per kilogram. Jumlah rata-

rata ikan yang digunakan dalam setiap kunjungan adalah 10 kilogram, sehingga

perhitungan biaya pembelian ikan adalah biaya pembelian ikan per kunjungan

wisatawan dikalikan dengan jumlah kunjungan wisatawan. Rincian biaya

pembelian ikan dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Biaya Pembelian Ikan per Tahun

Tahun

Biaya Pembelian Ikan per

Kunjungan Wisatawan (Rp)

Jumlah

Kunjungan

Wisatawan

Total Biaya

Pembelian Ikan per

Tahun (Rp)

1 200.000 15 3.000.000

2 200.000 125 25.000.000

3 200.000 88 17.600.000

4-10* 200.000* 118* 23.600.000*

*) Rata-rata, dengan jumlah yang konstan.

Sumber : Data Primer (2010)

Komponen biaya variabel yang terakhir adalah biaya pembelian bibit padi

dan padi. Biaya pembelian bibit padi dan padi adalah biaya yang dibayarkan untuk

mendapatkan bibit padi dan padi dalam kegiatan belajar menanam padi dan

menumbuk padi. Kebutuhan bibit padi per kunjungan wisatawan adalah dua

Page 112: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

95

kilogram bibit dengan harga Rp 3.000 per kilogram. Sedangkan kebutuhan padi

uuntuk kegiatan belajar menumbuk padi adalah dua kilogram padi dengan harga

Rp 2.000 per kilogram. Dengan asumsi harga konstan selama umur usaha, maka

perhitungan biayanya adalah biaya kebutuhan padi dan bibit padi per kunjungan

dikalikan dengan jumlah kunjungan wisatawan. Rincian biaya pembelian bibit

padi dan padi per tahun dapat dilihat pada Tabel 23.

Tabel 23. Biaya Pembelian Padi dan Bibit Padi per Tahun

Tahun

Biaya Pembelian Bibit

Padi dan Padi per

Kunjungan Wisatawan

(Rp)

Jumlah Kunjungan

Wisatawan

Total Biaya Pembelian

Bibit Padi dan Padi per

Tahun (Rp)

1 10.000 15 150.000

2 10.000 125 1.250.000

3 10.000 88 880.000

4-10* 10.000* 118* 1.180.000*

*) Rata-rata, dengan jumlah yang konstan.

Sumber : Data Primer (2010)

Jenis biaya yang terakhir adalah pajak. Jenis pajak yang dibebankan

kepada usaha Kampung Budaya Sindangbarang adalah pajak daerah. Sesuai

dengan surat tagihan pajak dengan Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD)

P/2000/3740/34/411, besarnya pajak yang harus dibayar per bulannya adalah Rp

100.000,-. Perhitungan biaya pajak adalah besarnya pajak yang harus dibayar per

bulan dikalikan dengan jumlah bulan dalam satu tahun usaha. Rincian biaya pajak

dapat dilihat pada Tabel 24.

Tabel 24. Biaya Pajak per Tahun

Tahun

Pajak Daerah per

Bulan (Rp)

Jumlah

Bulan

Biaya Pajak per Tahun

(Rp)

1 100.000 4 400.000

2-10* 100.000 12 1.200.000

*) Rata-rata, dengan jumlah yang konstan.

Sumber : Data Primer (2010)

6.2.1.3. Analisis Kelayakan Finansial

Analisis kelayakan finansial suatu usaha dapat dilihat berdasarkan

proyeksi laba-rugi usaha. Berdasarkan proyeksi laba-rugi usaha (Lampiran 6)

Page 113: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

96

dapat dilihat bahwa usaha Kampung Budaya Sindangbarang memperoleh laba

positif setiap tahunnya selama berlangsungnya usaha. Hal ini menunjukkan bahwa

Kampung Budaya Sindangbarang mampu mempertahankan nilai komponen

pengeluaran selalu lebih kecil daripada nilai komponen penerimaan. Dana

sumbangan mampu menutupi komponen biaya variabel dan tetap di tahun pertama

usaha. Tahun berikutnya Kampung Budaya Sindangbarang mampu

mempertahankan laba positif yang diterimanya sehingga pada akhir tahun usaha,

total laba bersih yang didapatkan adalah sebesar Rp 579.552.500,00. Rekapitulasi

laba-rugi usaha Kampung Budaya Sindangbarang dapat dilihat pada Tabel 25.

Tabel 25. Rekapitulasi Laba-Rugi Usaha Skenario I

Tahun Laba Bersih Usaha (Rp)

1 -97.678.333,33

2 57.666.666,67

3 54.576.666,67

4-10* 80.712.500,00*

Total 579.552.500,00

*) Rata-rata, dengan jumlah yang konstan.

Sumber : Data Primer (2010)

Selain proyeksi laba-rugi, analisis kelayakan finansial dapat dinilai

berdasarkan nilai kriteria analisis kelayakan finansial yaitu NPV, Net B/C, IRR,

dan Payback Period. Arus kas (cashflow) sebagai dasar perhitungan nilai kriteria

kelayakan finansial dapat dilihat pada Lampiran 7, sedangkan hasil kelayakan

finansial skenario I dapat dilihat pada Tabel 26.

Tabel 26. Hasil Analisis Kelayakan Finansial Skenario I

No. Kriteria Kelayakan Finansial Nilai

1 Net Present Value Rp 597,264,637.59

2 Net Benefit Cost Ratio 1,60

3 Internal Rate of Return 15.13 %

4 Payback Period 9.12 tahun

Sumber : Data Primer (2010)

Hasil analisis kelayakan finansial menunjukkan nilai NPV sebesar Rp

597.264.637,59, artinya selama usaha Kampung Budaya Sindangbarang mampu

Page 114: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

97

menghasilkan nilai manfaat bersih sebesar Rp 597.264.637,59. Nilai NPV yang

bernilai lebih dari nol mencerminkan bahwa usaha yang ada dapat memberikan

manfaat bersih positif sehingga usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang

sudah ada layak untuk dijalankan.

Komponen penilaian kelayakan finansial selanjutnya adalah Net B/C. Nilai

Net B/C yang dihasilkan sebesar 1,60 yang artinya setiap Rp 1,- yang dikeluarkan

untuk usaha, maka akan menghasilkan manfaat sebesar Rp 1,60. Nilai Net B/C

yang bernilai lebih besar dari satu menunjukkan bahwa usaha Kampung Budaya

Sindangbarang yang sudah ada layak untuk dijalankan.

Kriteria kelayakan finansial yang ketiga adalah IRR. Nilai IRR sebesar

15,13 persen, menunjukkan bahwa tingkat pengembalian internal investasi yang

ditanamkan usaha Kampung Budaya Sindangbarang adalah 15,13 persen. Jumlah

ini lebih besar dibandingkan dengan tingkat discount rate yang digunakan (6,50

persen) sehingga sesuai dengan kriteria kelayakan IRR, nilai kelayakan IRR yang

lebih besar dari tingkat discount rate yang digunakan menunjukkan bahwa usaha

Kampung Budaya Sindangbarang layak untuk dijalankan.

Kriteria kelayakan finansial yang terakhir adalah PP. Nilai PP sebesar 9,12

tahun menunjukkan bahwa modal usaha Kampung Budaya Sindangbarang akan

kembali dalam waktu sembilan tahun satu bulan 13 hari. Waktu ini lebih cepat

daripada umur usaha yang diproyeksikan (10 tahun) sehingga usaha Kampung

Budaya Sindangbarang yang sudah ada layak untuk dijalankan.

6.2.1.4. Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas dilakukan dengan menggunakan nilai pengganti

(switching value) sampai memperoleh nilai NPV yang mendekati nol. Ada dua hal

yang akan dianalisis yaitu penurunan jumlah wisatawan dan penurunan harga

paket wisata. Hal ini didasarkan pada kondisi usaha agrowisata yang sangat

dipengaruhi oleh jumlah wisatawan dan harga paket wisatanya. Arus kas yang

digunakan untuk menghitung sensitivitas usaha skenario I dapat dilihat pada

Lampiran 8 dan 9, sedangkan hasil switching value dapat dilihat pada Tabel 27.

Page 115: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

98

Tabel 27. Hasil Analisis Switching Value Skenario I

No. Analisis Switching Value Nilai

1 Penurunan Jumlah Wisatawan 28.25 %

2 Penurunan Harga Paket Wisata 30.44 %

Sumber : Data Primer (2010)

Berdasarkan analisis sensitivitas dengan menggunakan switching value,

nilai pengganti untuk penurunan jumlah wisatawan adalah sebesar 28,25 persen.

Artinya jumlah maksimal penurunan wisatawan yang dapat ditoleransi adalah

sebesar 28,25 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa Kampung Budaya

Sindangbarang harus mempertahankan jumlah wisatawan yang datang, minimal

sebanyak 4.353 orang dari tahun keempat hingga ke-10. Jumlah wisatawan

dibawah 4.353 orang per tahun akan menyebabkan usaha agrowisata Kampung

Budaya Sindangbarang tidak layak untuk dijalankan.

Analisis switching value selanjutnya adalah penurunan harga paket wisata.

Nilai switching value menunjukkan angka sebesar 30,44 persen, artinya Kampung

Budaya Sindangbarang mampu menurunkan harga paket wisatanya sampai 30,44

persen. Penurunan harga paket wisata di atas jumlah ini akan menyebabkan usaha

agrowisata yang dijalankan Kampung Budaya Sindangbarang menjadi tidak layak.

6.2.2. Analisis Aspek Finansial Skenario II

Analisis aspek finansial skenario II merupakan analisis finansial rencana

pengembangan usaha agrowisata Kampung Budaya Sindangbarang dengan

mendirikan toko cinderamata. Toko cinderamata ini direncanakan akan

dioperasikan pada tahun 2011 dan saat ini bangunannya telah didirikan di lokasi

usaha Kampung Budaya Sindangbarang. Tujuan analisis aspek finansial skenario

II adalah untuk mengetahui apakah dengan didirikannya toko cinderamata dapat

menambah manfaat yang diterima oleh Kampung Budaya Sindangbarang secara

keseluruhan.

6.2.2.1. Arus Penerimaan (Inflow)

Arus penerimaan pada skenario II terdiri dari lima komponen yaitu

pendapatan kunjungan wisatawan, dana sumbangan, pendapatan konsumsi

wisatawan, nilai sisa, dan pendapatan toko cinderamata. Pendapatan kunjungan

Page 116: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

99

wisatawan, dana sumbangan, pendapatan konsumsi wisatawan, dan nilai sisa

jumlahnya sama dengan hasil perhitungan pada skenario I.

Pendapatan toko cinderamata merupakan pendapatan yang diperoleh dari

penjualan produk toko cinderamata kepada wisatawan. Kampung Budaya

Sindangbarang memperoleh produk cinderamata melalui pembelian produk dalam

jumlah yang besar dari pengrajin dan toko grosir untuk kemudian dijual lagi

secara eceran kepada wisatawan. Pembelian ini direncanakan akan dilakukan

dalam waktu satu bulan sekali. Dengan asumsi bahwa jumlah persediaan sebulan

seluruhnya terjual habis dalam satu bulan usaha, maka perhitungan pendapatannya

adalah harga jual produk cinderamata dikalikan dengan jumlah persediaan selama

satu bulan. Rincian pendapatan toko cinderamata dapat dilihat pada Tabel 28.

Tabel 28. Pendapatan Toko Cinderamata

No.

Jenis Produk

Toko

Cinderamata

Jumlah

Persediaan

Satu Bulan

(unit)

Harga Jual

Satuan (Rp)

Pendapatan

per Bulan

(Rp)

Pendapatan

per Tahun

(Rp)

1 Tas Bulu Domba 20 150.000 3.000.000 36.000.000

2 Kujang 15 75.000 1.125.000 13.500.000

3 Sendal KBS 40 10.000 400.000 4.800.000

4

Kaos dan Baju

Pangsi 5 150.000 750.000 9.000.000

5

Gantungan

Kunci Kujang 30 12.500 375.000 4.500.000

6

Gantungan

Kunci Biasa 30 7.000 210.000 2.520.000

7 Gelang 150 2.000 300.000 3.600.000

8 Majalah Balebat 15 10.000 150.000 1.800.000

9 Ikat Kepala 30 25.000 750.000 9.000.000

10

Wadah Korek

Api 15 5.000 75.000 900.000

Total 7.135.000 85.620.000

Sumber : Data Primer (2010)

6.2.2.2. Arus Pengeluaran (Outflow)

Arus pengeluaran pada analisis finansial skenario II terdiri dari tiga

macam biaya yaitu biaya investasi, biaya operasional, dan biaya pajak. Besarnya

biaya pajak tidak berbeda dengan skenario I. Biaya investasi yang akan

ditambahkan dalam analisis finansial skenario II adalah bangunan toko

cinderamata. Bangunan toko cinderamata berupa saung terbuka dengan arsitektur

tradisional sunda. Bangunan toko cinderamata bernilai Rp 1.000.000,- dengan

Page 117: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

100

umur ekonomis selama enam tahun sehingga bangunan toko cinderamata tidak

memerlukan biaya reinvestasi dan tidak memiliki nilai sisa saat berakhirnya umur

usaha. Penyusutan per tahun bangunan toko cinderamata adalah sebesar Rp

166.666,67 per tahun. Bangunan toko cinderamata dibangun pada tahun keempat

usaha dan dioperasikan pada tahun kelima usaha..

Tambahan biaya operasional dalam skenario II adalah biaya pemeliharaan

bangunan toko cinderamata, biaya angkut, dan biaya administrasi dan pencatatan

pada komponen biaya tetap serta biaya modal toko cinderamata dan gaji tenaga

kerja toko cinderamata pada komponen biaya variabel. Biaya pemeliharaan toko

cinderamata dalam satu bulan adalah Rp 50.000,- sehingga biaya per tahunnya

adalah Rp 600.000,-. Biaya angkut dan biaya administrasi per bulannya

diproyeksikan secara berturut-turut sebesar Rp 100.000,- dan Rp 20.000, sehingga

biaya per tahunnya sebesar Rp 1.200.000,- dan Rp 240.000,-.

Tambahan komponen biaya operasional selanjutnya adalah biaya modal

toko cinderamata. Biaya modal toko cinderamata adalah biaya yang dikeluarkan

untuk membeli produk cinderamata. Rincian biaya modal toko cinderamata dapat

dilihat pada Tabel 29.

Tabel 29. Biaya Modal Toko Cinderamata

No.

Jenis Produk

Toko

Cinderamata

Jumlah

Persediaan Satu

Bulan (unit)

Harga Beli

Satuan (Rp)

Biaya Modal

per Bulan (Rp)

Biaya Modal

per Tahun (Rp)

1 Tas Bulu Domba 20 125.000 2.500.000 30.000.000

2 Kujang 15 65.000 975.000 11.700.000

3 Sendal KBS 40 5.000 200.000 2.400.000

4

Kaos dan Baju

Pangsi 5 135.000 675.000 8.100.000

5

Gantungan

Kunci Kujang 30 10.000 300.000 3.600.000

6

Gantungan

Kunci Biasa 30 5.000 150.000 1.800.000

7 Gelang 150 500 75.000 900.000

8 Majalah Balebat 15 8.000 120.000 1.440.000

9 Ikat Kepala 30 15.000 450.000 5.400.000

10

Wadah Korek

Api 15 3.000 45.000 540.000

Total 5.490.000 65.880.000

Sumber : Data Primer (2010)

Toko cinderamata direncanakan akan dijaga oleh satu orang tenaga kerja

tidak tetap dengan gaji per hari adalah Rp 30.000,-. Toko cinderamata hanya

Page 118: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

101

beroperasi apabila ada kunjungan wisatawan ke Kampung Budaya Sindangbarang,

sehingga perhitungan gaji tenaga kerja toko cinderamata per tahun adalah gaji per

hari dikalikan dengan jumlah kunjungan wisatawan per tahun. Proyeksi jumlah

kunjungan tahun keempat sampai dengan tahun ke-15 adalah 118 kunjungan,

sehingga didapatkan gaji per tahun tenaga kerja toko cinderamata adalah Rp

3.540.000,-. Keseluruhan tambahan arus pengeluaran analisis finansial skenario II

dapat dilihat pada Tabel 30.

Tabel 30. Tambahan Arus Pengeluaran (Outflow) Analisis Finansial Skenario II

Tambahan Biaya Pada Skenario II

Tahun

4 5-10*

Biaya Investasi Bangunan (Rp) 1.000.000 0*

Biaya

Operasional

Gaji Tenaga Kerja (Rp) 3.540.000*

Biaya Modal (Rp) 85.620.000*

Biaya Angkut (Rp) 1.200.000*

Biaya Administrasi

dan Pencatatan (Rp) 240.000*

*) Rata-rata, dengan jumlah yang konstan.

Sumber : Data Primer (2010)

6.2.2.3. Analisis Kelayakan Finansial

Analisis kelayakan finansial skenario II usaha Kampung Budaya

Sindangbarang dapat dilihat berdasarkan proyeksi laba rugi usaha. Proyeksi laba

rugi usaha dapat dilihat pada Lampiran 10. Berdasarkan proyeksi laba-rugi usaha,

dengan dioperasikannya toko cinderamata, maka keseluruhan usaha mampu

menghasilkan laba bersih sebesar Rp 642.863.409,09. Jumlah ini lebih besar Rp

63.310.909,09 dibandingkan dengan skenario I tanpa membangun toko

cinderamata. Rekapitulasi proyeksi laba-rugi dalam skenario II dapat dilihat pada

Tabel 31.

Tabel 31. Rekapitulasi Proyeksi Laba-Rugi Usaha Skenario II

Tahun Laba Bersih Usaha (Rp)

1 -97.678.333,33

2 57.666.666,67

3 54.576.666,67

4 80.712.500,00

5-10* 91.264.318,18*

Total 642.863.409,09

*) Rata-rata, dengan jumlah yang konstan.

Sumber : Data Primer (2010)

Page 119: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

102

Analisis kelayakan finansial skenario II juga menggunakan kriteria nilai

NPV, Net B/C, IRR, dan Payback Period sebagai penentu kelayakan finansialnya.

Arus kas (cash flow) sebagai dasar perhitungan nilai kriteria kelayakan usaha

dapat dilihat pada Lampiran 11, sedangkan hasil kelayakan finansial skenario II

dapat dilihat pada Tabel 32.

Tabel 32. Hasil Analisis Kelayakan Finansial Skenario II

No. Kriteria Kelayakan Finansial Nilai

1 Net Present Value Rp 639.704.205,85

2 Net Benefit Cost Ratio 1,64

3 Investment Rate of Return 15,76 %

4 Payback Period 9,06 tahun

Sumber : Data Primer (2010)

Hasil analisis kelayakan finansial skenario II menunjukkan nilai NPV

sebesar Rp 639.704.205,85 artinya, usaha Kampung Budaya Sindangbarang

mampu menghasilkan nilai manfaat bersih sebesar Rp 639.704.205,85 dengan

melakukan pengembangan usaha yaitu membangun toko cinderamata. Nilai NPV

yang bernilai lebih dari nol menunjukkan bahwa skenario II layak untuk

dijalankan.

Komponen penilaian kelayakan finansial selanjutnya adalah Net B/C. Nilai

Net B/C yang dihasilkan sebesar 1,64 yang artinya setiap Rp 1,- yang dikeluarkan

untuk usaha, maka akan menghasilkan manfaat sebesar Rp 1,64. Nilai Net B/C

yang lebih besar dari satu menunjukkan bahwa usaha tersebut layak untuk

dijalankan sehingga rencana Kampung Budaya Sindangbarang membangun toko

cinderamata adalah tepat.

Kriteria kelayakan finansial yang ketiga adalah IRR. Nilai IRR sebesar

15,76 persen menunjukkan bahwa tingkat pengembalian internal investasi yang

ditanamkan usaha Kampung Budaya Sindangbarang adalah 15,76 persen. Jumlah

ini lebih besar dibandingkan dengan tingkat discount rate yang digunakan (6,50

persen). Sesuai dengan kriteria kelayakan IRR, nilai kelayakan IRR yang lebih

besar dari tingkat discount rate yang digunakan menunjukkan bahwa usaha

skenario II yang direncanakan Kampung Budaya Sindangbarang layak untuk

dijalankan.

Page 120: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

103

Kriteria kelayakan finansial yang terakhir adalah PP. Nilai PP sebesar 9,06

tahun menunjukkan bahwa modal usaha Kampung Budaya Sindangbarang akan

kembali dalam waktu sembilan tahun 22 hari. Waktu ini lebih cepat daripada

umur usaha yang diproyeksikan (10 tahun), sehingga rencana mengembangkan

usaha dengan membangun toko cinderamata layak untuk dijalankan.

6.2.2.4. Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas dilakukan dengan menggunakan nilai pengganti

(switching value) sampai memperoleh nilai NPV yang mendekati nol. Sama

dengan skenario I, hal yang akan dianalisis dalam analisis sensitivitas ada dua hal

yaitu penurunan jumlah wisatawan dan penurunan harga paket wisata. Arus kas

yang digunakan untuk menghitung sensitivitas usaha skenario II dapat dilihat pada

Lampiran 12 dan 13, sedangkan hasil switching value dapat dilihat pada Tabel 33.

Tabel 33. Hasil Analisis Switching Value Skenario II

No. Analisis Switching Value Nilai

1 Penurunan Jumlah Wisatawan 31,75 %

2 Penurunan Harga Paket Wisata 33,50 %

Sumber : Data Primer (2010)

Berdasarkan analisis sensitivitas dengan menggunakan switching value,

nilai pengganti untuk penurunan jumlah wisatawan adalah sebesar 31,75 persen.

Artinya jumlah maksimal penurunan wisatawan yang dapat ditoleransi adalah

sebesar 31,75 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa dengan dibangunnya toko

cinderamata, Kampung Budaya Sindangbarang harus mempertahankan jumlah

wisatawan yang datang, minimal sebanyak 4.140 orang dari tahun keempat hingga

ke-10. Jumlah wisatawan dibawah 4.140 orang akan menyebabkan skenario usaha

II agrowisata Kampung Budaya Sindangbarang tidak layak untuk dijalankan.

Analisis switching value selanjutnya adalah penurunan harga paket wisata.

Nilai switching value menunjukkan angka sebesar 33,50 persen, artinya Kampung

Budaya Sindangbarang mampu menurunkan harga paket wisatanya sampai 33,50

persen. Penurunan harga paket wisata di atas jumlah ini akan menyebabkan

rencana pengembangan usaha Kampung Budaya Sindangbarang menjadi tidak

layak untuk dijalankan.

Page 121: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

104

6.2.3. Manfaat Tambahan dengan Skenario II

Perbandingan terhadap dua skenario finansial bertujuan untuk mengetahui

manfaat tambahan dengan dijalankannya skenario II. Kedua skenario ini dapat

dibandingkan dengan membandingkan nilai kriteria kelayakan finansial dan

sensitivitas. Perbandingan nilai kriteria kelayakan finansial dan sensitivitas dapat

dilihat pada Tabel 34.

Tabel 34. Perbandingan Nilai Kriteria Kelayakan Finansial dan Sensitivitas

Skenario I dan II

Uraian Skenario I Skenario II

Kriteria

Kelayakan

Finansial

NPV Rp 597,264,637.59 Rp 639.704.205,85

Net B/C 1,60 1,64

IRR 15.13 % 15,76 %

PP 9.12 tahun 9,06 tahun

Switching

Value

Penurunan Jumlah

Wisatawan 28,25 % 31,75 % Penurunan Harga

Paket Wisata 30,44 % 33,50 %

Sumber : Data Primer (2010)

Hasil perbandingan kelayakan finansial kedua skenario usaha

menunjukkan bahwa nilai tambahan manfaat bersih dengan dibangunnya toko

cinderamata adalah Rp 42.439.568,26 (NPV skenario II dikurangkan dengan NPV

skenario I). Net B/C yang diperoleh usaha dengan membangun toko cinderamata

meningkat dari 1,60 menjadi 1,62. Peningkatan juga dialami oleh nilai IRR yang

meningkat dari 15,13 persen menjadi 15,76 persen. Nilai PP yang menurun dari

9,12 tahun menjadi 9,06 tahun menunjukkan bahwa dengan didirikannya toko

cinderamata, maka pengembalian modal usaha menjadi lebih cepat. Nilai

switching value menunjukkan bahwa dengan dibangunnya toko cinderamata,

maka toleransi kelayakan usaha terhadap penurunan jumlah wisatawan dan harga

paket wisata lebih meningkat.

Page 122: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

105

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab

sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat ditarik demi menjawab tujuan

penilitian adalah :

1) Usaha agrowisata Kampung Budaya Sindangbarang layak untuk dijalankan

dilihat dari aspek pasar, teknis, manajemen, dan sosial ekonomi lingkungan.

Usaha agrowisata Kampung Budaya Sindangbarang belum dapat dikatakan

layak secara hukum. Dalam aspek pasar, selama dua tahun terakhir Kampung

Budaya Sindangbarang mampu mendapatkan pangsa pasar ditengah

meningkatnya permintaan dan penawaran usaha agrowisata di Kabupaten

Bogor. Hal ini menunjukkan jasa wisata yang ditawarkan marketable.

Kampung Budaya Sindangbarang juga mampu menetapkan segmenting,

targeting, dan positioning serta bauran pemasaran dengan baik. Pada aspek

teknis, lokasi dan fasilitas yang digunakan mampu mendukung kegiatan

usaha. Kampung Budaya Sindangbarang juga menggunakan teknologi yang

tepat guna. Pada aspek manajemen, wewenang dan tanggung jawab yang

berasal dari struktur organisasi mampu diimplementasikan dengan baik oleh

setiap divisi, namun diperlukan sistem pelatihan dan pengembangan

sumberdaya manusia dalam jangka panjang. Pada aspek hukum, Kampung

Budaya Sindangbarang memiliki surat kepemilikan tanah dan izin mendirikan

bangunan serta mampu mematuhi aturan dengan membayar pajak daerah

setiap bulannya. Meskipun keberadaan usahanya telah diakui oleh

pemerintah, namun Kampung Budaya Sindangbarang belum memiliki izin

usaha tertulis. Pada aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan secara umum

keberadaan usaha Kampung Budaya Sindangbarang mampu memberikan

manfaat bagi masyarakat, pemerintah, dan lingkungan.

2) Skenario I dan II usaha Kampung Budaya Sindangbarang layak untuk

dijalankan secara finansial. Berdasarkan analisis kelayakan finansial dengan

melihat nilai NPV, Net B/C, IRR, dan PP, manfaat yang dihasilkan usaha

agrowisata Kampung Budaya Sindangbarang bertambah dengan adanya

skenario II.

Page 123: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

106

3) Analisis sensitivitas dengan menggunakan switching value menunjukkan

bahwa usaha agrowisata Kampung Budaya Sindangbarang lebih sensitif

dalam menghadapi penurunan jumlah wisatawan dibandingkan dengan

penurunan harga paket wisata. Dengan dibangunnya toko cinderamata, maka

kondisi usaha lebih menoleransi penurunan jumlah wisatawan dan harga

paket wisata.

7.2. Saran

Saran yang dapat diajukan demi perbaikan dan kemajuan usaha Kampung

Budaya Sindangbarang adalah :

1) Rencana manajemen Kampung Budaya Sindangbarang untuk merubah bentuk

usahanya mejadi CV disarankan agar segera direalisasikan. Hal ini bertujuan

agar Kampung Budaya Sindangbarang dapat memiliki izin usaha tertulis

sehingga layak secara hukum.

2) Keputusan pihak manajemen dalam mengembangkan usaha dengan

membangun toko cinderamata sudah tepat berdasarkan hasil analisis

kelayakan finansial, namun perlu strategi yang tepat untuk mempromosikan

produk cinderamata yang dijual. Kampung Budaya Sindangbarang dapat

melakukan survei terhadap wisatawan yang berkunjung untuk dapat

memahami keinginan wisatawan, agar nantinya dapat diketahui produk

seperti apa dan bagaimana yang diminati oleh wisatawan.

3) Hasil analisis kelayakan finansial didasarkan dari proyeksi, untuk itu

Kampung Budaya Sindangbarang perlu melakukan usaha yang tepat guna

mempertahankan jumlah wisatawan yang berkunjung. Hal ini dapat dilakukan

dengan upaya seperti menambah kegiatan yang ditawarkan dalam paket

wisata agar lebih bervariasi, meningkatkan promosi usaha, menambah

fasilitas yang dimilki, dan membangun image usaha yang baik.

4) Kunjungan wisatawan merupakan faktor terpenting dalam usaha wisata

termasuk usaha agrowisata Kampung Budaya Sindangbarang. Salah satu cara

untuk menarik minat wisatawan untuk berkunjung adalah dengan kegiatan

promosi yang efektif. Salah satu kegiatan promosi yang efektif dalam usaha

wisata adalah menjalin kerja sama dengan agen perjalanan wisata. Di masa

Page 124: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

107

yang akan datang, Kampung Budaya Sindangbarang sebaiknya

mempertimbangkan hal ini demi kelanjutan usaha yang lebih baik.

5) Disarankan agar membentuk sistem pelatihan dan pengembangan sumberdaya

manusia dalam sistem manajemen yang digunakan. Hal ini bertujuan agar

kualitas sumberdaya manusia dapat ditingkatkan.

6) Penelitian yang disarankan untuk dilanjutkan di Kampung Budaya

Sindangbarang adalah perilaku konsumen. Hal ini ditujukan agar Kampung

Budaya Sindangbarang dapat memahami karakteristik serta preferensi

wisatawan, sehingga nantinya Kampung Budaya Sindangbarang dapat

merumuskan strategi pemasaran yang baik demi mempertahankan

konsumennya.

Page 125: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

108

DAFTAR PUSTAKA

Agustina VS. 2009. Analisis Persepsi dan Preferensi Pengunjung serta Dampak

Ekonomi Kegiatan Wisata Gunung Salak Endah [skripsi]. Bogor : Fakultas

Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Betrianis. 1996. Kajian Strategi Pengembangan Kawasan Agrowisata di Kantor

Sukabumi [tesis]. Bogor : Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian

Bogor.

Biro Pusat Statistik. 2009. Perkembangan Pariwisata Indonesia.

www.bps.go.id/pariwisata indonesia [11 Maret 2010]

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Berita Resmi Statistik : Perkembangan

Pariwisata dan Transportasi Nasional. www.bps.go.id. [11 Maret 2010]

Brandth B, Haugen MS. 2007. Gendered Work in Family Farm Tourism. Journal

of Comparative Family Studies Vol. 38 : 379-397.

Brau R, Lanza A, Usai S. 2008. Tourism and Sustainable Economic Development

: Macroeconomics Models and Empirical Methods. Cheltenham UK :

Edward Elgar Publishing Limited

Buana GG. 2009. Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Pemancingan Tirta

Salak Ciomas, Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor : Fakultas Ekonomi dan

Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Che D, Veeck A, Veeck G. 2003. Sustaining Production and Strengthening the

Agritourism Product : Linkages among Michigan Agritourism

Destinations. Jurnal Ilmiah Proquest e-journal.

Damanik J, Weber HF. 2006. Perencanaan Ekowisata : dari Teori ke Aplikasi.

Yogyakarta : Andi.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor. 2010. Perkembangan

Pariwisata Kabupaten Bogor. Bogor : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kabupaten Bogor.

Firdaus M. 2008. Manajemen Agribisnis. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Page 126: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

109

Gittinger JP. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Jakarta : UI Press.

Herlianto D, Pujiastuti T. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Islamiarani. 2008. Analisis Kinerja Agrowisata dengan Pendekatan Balanced

Score Card di Kampung Wisata Cinangneng Kec. Ciampea Kabupaten

Bogor Propinsi Jawa Barat [skripsi]. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut

Pertanian Bogor.

Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT Bumi Aksara

Jumingan. 2009. Studi Kelayakan Bisnis : Teori dan Pembuatan Proposal

Kelayakan. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Kasmir, Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Ed ke-2. Jakarta : Kencana.

Kusnadi N, Jahroh S. 2009. Mencari Alternatif Pembiayaan Pertanian. Di dalam

Oktavianti R et al, editor. Orange Book : Pembangunan Ekonomi

Berkelanjutan dalam Menghadapi Krisis Ekonomi Global. Bogor : IPB

Press. Hlm 263-271.

Mahaputriana. 2006. Analisis Kelayakan Finansial Taman Agrowisata Bukit

Ganjau, Kabupaten Kampar Propinsi Riau [skripsi]. Bogor : Fakultas

Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Masang L. 2006. Strategi Pengembangan Agrowisata Obat Tradisional Taman

Sringanis, Bogor [skripsi]. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian

Bogor.

Mudana IW. 2007. Dampak Pariwisata Terhadap Seni Patung Tradisional di Desa

Silakarang. Jurnal Seni Budaya Mudra Edisi September 2007 : 31-40

Nainggolan. 2005. Pertanian Indonesia Kini dan Esok. Jakarta : Pustaka Sinar

Harapan

Nurmalina R, Sarianti T, Karyadi A. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Bogor :

Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut

Pertanian Bogor.

Page 127: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

110

Purnama H. 2009. Strategi Pemasaran Agrowisata Kebun Buah Plantera Fruit

Paradise, Kabupaten Kendal Jawa Tengah [skripsi]. Bogor : Fakultas

Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Rohman M. 2008. Analisis Strategi Promosi Agrowisata Kebun Wisata

Pasirmukti Citeureup, Bogor [skripsi]. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut

Pertanian Bogor.

Schneider SS. 1993. Advantages and Disadvantages of Tourism to an Agricultural

Community. Journal of Economic Development Review Vol. 11 : 76-79.

Setyadi LB. 2009. Analisis Kelayakan Usaha dan Kontribusi Pengelolaan Hutan

Rakyat Koperasi Hutan Jaya Lestari [skripsi]. Bogor : Fakultas Kehutanan,

Institut Pertanian Bogor.

Soeharto I. 1997. Manajemen Proyek : Dari Konseptual sampai Operasional.

Jakarta : Erlangga.

Subagyo A. 2007. Studi Kelayakan : Teori dan Aplikasi. Jakarta : Gramedia

Pustaka Utama.

Suratman. 2002. Studi Kelayakan Proyek. Madyopuro : Proyek Peningkatan

Penelitian Pendidikan Tinggi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Departemen Pendidikan Nasional.

Syamsu. 2001. Penerapan Etika Perencanaan Pada Kawasan Wisata, Studi Kasus

di Kawasan Agrowisata Salak Pondoh, Kabupaten Sleman, Daerah

Istimewa Yogyakarta. Jurnal Ilmiah LP3M STP Tri Sakti Vol 5. No. 3

Maret 2001.

Tirtawinata R, Fachruddin LD. 1999. Daya Tarik dan Pengelolaan Agrowisata.

Bogor : Penebar Swadaya.

Umar H. 2001. Studi Kelayakan Bisnis : Teknik Menganalisis Kelayakan Rencana

Bisnis Secara Komprehensif. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Wardiyanta. 2006. Metode Penelitian Pariwisata. Yogyakarta : Andi.

Page 128: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

111

Windiyarti D, Gusman P, Da Costa E. 1993. Dampak Pengembangan Pariwisata

terhadap Kehidupan Sosial di Daerah Timor Timur. Timor Timur :

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan.

Page 129: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

LAMPIRAN

Page 130: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

113

Lampiran 1. Layout Kampung Budaya Sindangbarang

Keterangan Warna :

Merah : Rumah Pasangrahan

Kuning : Rumah Pangiwa

Hijau Muda : Rumah Panengen

Biru Tua : Tempat Pengenalan Alat Masak Tradisional

Abu-abu : Leuit

Oranye : Saung Lisung

Merah Jambu : Toilet

Biru Muda (Lingkaran) : Kolam dan Taman

Biru Muda (Persegi Panjang) : Menara Wireless

Ungu : Toko Cinderamata

Hitam : Tangga

Coklat : Bale-bale

Sumber : Data Primer (2010)

Imah Gede Girang

Serat

Saung

Talu

Bale

Pangriungan

Mus

holla

Sawah Belajar

Menanam Padi

Kolam Ikan Belajar

Menangkap Ikan

Alun-alun

Page 131: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

114

Lampiran 2. Perhitungan Pendapatan Kunjungan Wisatawan

Tahun 2007

No.

Paket

Wisata Sub Paket Wisata

Harga

(Rp)

Jumlah

Wisatawan

(orang)

Jumlah

Rombongan Pendapatan

(Rp)

1

Mulih ka

Lembur

Pelajar / Mahasiswa 55,000 255 5 14,025,000

Umum / Domestik 60,000 95 2 5,700,000

Wisatawan Mancanegara 90,000 10 1 900,000

Anak usia dibawah 5

tahun 35,000 105 2 3,675,000

2

Saweungi

di

Kampung

Budaya

Menginap di Rumah

Pangiwa / Panengen 800,000 0 0 0

Menginap di Rumah

Pasangrahan 1,250,000 0 0 0

Menginap dan Kegiatan

di Rumah Pangiwa /

Panengen 1,600,000 41 5 8,000,000

Menginap dan Kegiatan

di Rumah Pasangrahan 2,500,000 0 0 0

3

Paket

Tentatif 0 0 0

Total 506 15 32,300,000

Tahun 2008

No.

Paket

Wisata Sub Paket Wisata

Harga

(Rp)

Jumlah

Wisatawan

(orang)

Jumlah

Rombongan

Pendapatan

(Rp)

1

Mulih ka

Lembur

Pelajar / Mahasiswa 55,000 2567 48 141,185,000

Umum / Domestik 60,000 1326 17 79,560,000

Wisatawan Mancanegara 90,000 52 2 4,680,000

Anak usia dibawah 5

tahun 35,000 1233 20 43,155,000

2

Saweungi

di

Kampung

Budaya

Menginap di Rumah

Pangiwa / Panengen 800,000 0 0 0

Menginap di Rumah

Pasangrahan 1,250,000 47 6 7,500,000

Menginap dan Kegiatan

di Rumah Pangiwa /

Panengen 1,600,000 180 27 43,200,000

Menginap dan Kegiatan

di Rumah Pasangrahan 2,500,000 76 5 12,500,000

3

Paket

Tentatif 0 0 0

Total 5481 125 331780000

Page 132: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

115

Lampiran 2. (Lanjutan)

Tahun 2009

No. Paket Wisata Sub Paket Wisata

Harga

(Rp)

Jumlah

Wisatawan

(orang)

Jumlah

Rombongan

Pendapatan

(Rp)

1

Mulih ka

Lembur

Pelajar / Mahasiswa 55,000 2,720 31 149,600,000

Umum / Domestik 60,000 1,431 16 85,860,000

Wisatawan

Mancanegara 90,000 144 5 12,960,000

Anak usia dibawah 5

tahun 35,000 741 11 25,935,000

2

Saweungi di

Kampung

Budaya

Menginap di Rumah

Pangiwa / Panengen 800,000 5 1 800,000

Menginap di Rumah

Pasangrahan 1,250,000 40 5 6,250,000

Menginap dan

Kegiatan di Rumah

Pangiwa / Panengen 1,600,000 173 17 27,200,000

Menginap dan

Kegiatan di Rumah

Pasangrahan 2,500,000 25 2 5,000,000

3 Paket Tentatif 0 0 0

Total 5,279 88 313,605,000

Tahun 2010-2021

No. Paket Wisata Sub Paket Wisata

Harga

(Rp) Jumlah

Wisatawan

Jumlah

Rombongan

(orang)

Pendapatan

(Rp)

1

Mulih ka

Lembur

Pelajar / Mahasiswa 55,000 3,131 34 172,205,000

Umum / Domestik 60,000 1,265 20 75,900,000

Wisatawan

Mancanegara 90,000 104 6 9,360,000

Anak usia dibawah 5

tahun 35,000 1,137 14 39,795,000

2

Saweungi di

Kampung

Budaya

Menginap di Rumah

Pangiwa / Panengen 800,000 0 0 0

Menginap di Rumah

Pasangrahan 1,250,000 45 5 6,250,000

Menginap dan

Kegiatan di Rumah

Pangiwa / Panengen 1,600,000 234 25 40,000,000

Menginap dan

Kegiatan di Rumah

Pasangrahan 2,500,000 148 13 32,500,000

3 Paket Tentatif

Menginap dengan

Kegiatan Pilihan 75,000 2 1 150,000

Total 6,066 118 376,160,000

Sumber : Manajemen Kampung Budaya Sindangbarang dan Data Primer (2010)

Page 133: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

116

Lampiran 3. Rincian Biaya Investasi Bangunan

No Uraian Jumlah Satuan Harga Satuan

(Rp)

Nilai (Rp) Umur

Ekonomis

(tahun)

1 Imah Gede 1 unit 77,000,000.00 77,000,000.00 15

2 Girang Serat 1 unit 52,000,000.00 52,000,000.00 15

3 Saung Talu 1 unit 10,000,000.00 10,000,000.00 15

4 Saung

Lisung

1 unit 1,000,000.00 1,000,000.00 15

5 Leuit 8 unit 1,500,000.00 12,000,000.00 15

6 Imah

Pasangrahan

1 unit 55,000,000.00 55,000,000.00 15

7 Imah

Panengen

4 unit 40,000,000.00 160,000,000.00 15

8 Musholla 1 unit 75,000,000.00 75,000,000.00 15

9 Imah

Pangiwa

3 unit 40,000,000.00 120,000,000.00 15

10 Toilet 6 unit 5,000,000.00 30,000,000.00 15

11 Bale

Pangriungan

1 unit 45,000,000.00 45,000,000.00 15

Total Biaya 637,000,000.00

Sumber : Data Primer (2010)

Page 134: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

117

Lampiran 4. Perhitungan Beberapa Komponen Biaya Investasi

1) Alat masak dan permainan tradisional.

Alat masak berupa hawu. Estimasi nilai satu unit hawu adalah Rp. 25.000,-. Jumlah

hawu ada tiga unit sehingga nilai totalnya adalah Rp.75.000,-.

Alat permainan tradisional terdiri dari lima unit enggrang dan lima unit bakiak.

Estimasi nilai satu unit enggrang adalah Rp. 35.000,-. Estimasi nilai satu unit bakiak

adalah Rp. 35.000,-. Total nilai enggrang adalah Rp. 175.000,-. Total nilai bakiak

adalah Rp. 175.000,-. Nilai total alat permainan tradisional adalah Rp. 350.000,-

2) Perabotan rumah.

Satu set perabotan rumah terdiri dari dua buah kursi, satu buah meja, satu buah

dudukan televisi, satu buah cermin. Setiap rumah memiliki satu set perabotan rumah.

Jumlah rumah adalah 10 unit. Nilai satu set perabotan rumah adalah Rp. 1.200.000,-.

Total nilai perabotan rumah adalah Rp. 12.000.000,-

3) Peralatan tukang.

Satu set peralatan tukang terdiri dari seperangkat martil, obeng, sekrup, paku, dan

peralatan tukang lainnya. Estimasi nilai peralatan tukang adalah sebesar Rp. 150.000,-

4) Peralatan kebersihan.

Satu set peralatan kebersihan terdiri dari seperangkat sapu rumah, sapu lidi, dan

kemoceng. Estimasi nilai peralatan kebersihan adalah Rp.100.000,-.

5) Peralatan pertanian

Satu set peralatan pertanian terdiri dari dua unit cangkul, satu unit arit, dan tiga unit

kored. Cangkul bernilai Rp.35.000,-, arit bernilai Rp. 25.000,-, dan kored bernilai Rp

20.000,-. Total nilai peralatan pertanian adalah Rp. 155.000,-.

6) Pembuatan jalan masuk

Satu proyek pembuatan jalan masuk dinilai berdasarkan biaya pengerjaan proyek.

Satu proyek membutuhkan tiga pekerja harian. Upah tenaga kerja harian sebesar Rp.

30.000,- ditambah dengan biaya tambahan Rp. 10.000,-. Total biaya pembuatan jalan

masuk sebesar Rp. 100.000,-

7) Biaya penataan lahan.

Satu proyek penataan lahan membutuhkan sepuluh orang tenaga kerja harian. Proyek

membutuhkan waktu 20 hari. Upah tenaga kerja harian per orang adalah Rp. 50.000,-

sehingga total biaya penataan lahan sebesar Rp. 10.000.000,-

8) Alat kesenian.

Rincian nilai alat kesenian dapat dilihat pada tabel berikut.

No Jenis Nilai (Rp) Jumlah (Unit) Total (Rp)

1 kendang 100,000.00 10 1,000,000.00

2 bonang 200,000.00 15 3,000,000.00

3 angklung kecil 50,000.00 20 1,000,000.00

4 angklung sedang 100,000.00 15 1,500,000.00

5 angklung besar 200,000.00 17 3,400,000.00

6 kecapi 200,000.00 8 1,600,000.00

7 baju tradisional 250,000.00 10 2,500,000.00

8 Gong 500,000.00 2 1,000,000.00

Total Nilai Alat Kesenian (Rp) 15,000,000.00

Page 135: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

118

Lampiran 4. (Lanjutan)

9) Pembuatan kolam ikan.

Pembuatan kolam ikan merupakan kegiatan mengubah lahan menjadi kolam ikan.

Kegiatan ini membutuhkan tiga orang tenaga kerja harian. Dibutuhkan waktu dua hari

pengerjaan. Upah per hari satu orang tenaga kerja harian adalah Rp. 50.000,-

sehingga total pembuatan kolam ikan adalah Rp. 300.000,-

10) Pembuatan sawah.

Pembuatan sawah merupakan kegiatan mengubah lahan menjadi sawah. Kegiatan ini

membutuhkan tiga orang tenaga kerja harian. Dibutuhkan waktu dua hari pengerjaan.

Upah per hari satu orang tenaga kerja harian adalah Rp. 50.000,- sehingga total

pembuatan kolam ikan adalah Rp. 300.000,-.

Page 136: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

119

Lampiran 5. Perhitungan Beberapa Komponen Biaya Tetap

1) Transportasi.

Perhitungan biaya transportasi dinilai berdasarkan kebutuhan bensin untuk kendaraan

motor. Rata-rata dalam sebulan kebutuhan bensin mencapai Rp. 300.000,-.

2) Promosi.

Perhitungan biaya promosi terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu :

Brosur. Biaya per satu kali cetak sebesar Rp. 3.000.000,-. Pencetakan brosur

dilakukan selama enam bulan sekali, sehingga dalam satu tahun biaya

percetakan brosur sebesar Rp. 6.000.000,-.

Biaya transportasi promosi. Biaya transportasi promosi mencakup biaya

bensin motor untuk kebutuhan promosi dan tiket perjalanan. Dalam sebulan

biaya transportasi mencapai Rp. 500.000,- sehingga dalam setahun mencapai

Rp. 6.000.000,-.

Biaya pemasangan iklan di internet dan surat kabar. Biaya ini membutuhkan

Rp. 1.000.000,- dalam setiap bulannya, sehingga dalam satu tahun kebutuhan

biaya ini mencapai Rp. 12.000.000,-.

3) Listrik dan telepon.

Rata-rata biaya listrik per bulan adalah Rp. 750.000,-. Rata-rata biaya telepon per

bulan adalah Rp. 100.000,-. Total biaya listrik dan telepon per tahun adalah Rp.

10.200.000,-.

4) Pemeliharaan bangunan.

Rata-rata biaya pemeliharaan bangunan adalah sebesar Rp. 3.500.000,- per bulan.

Biaya ini dikeluarkan untuk memperbaiki komponen bangunan yang rusak. Dalam

setahun biaya pemeliharaan bangunan mencapai Rp. 42.000.000,-

5) Pemeliharaan sawah.

Biaya pemeliharaan sawah dihitung berdasarkan biaya tenaga kerja harian pengurus

sawah. Dalam satu bulan, ada satu kali kegiatan pemeliharaan sawah. Upah tenaga

kerja harian pengurus sawah sebesar Rp. 75.000 dalam satu kali kerja. Dalam satu

tahun biaya pemeliharaan mencapai Rp. 900.000,-. Ditambah dengan biaya tambahan

Rp. 100.000,- per tahun sehingga total mencapai Rp. 1000.000,-.

6) Pemeliharaan alat kesenian.

Pemeliharaan alat kesenian mencakup biaya penggantian senar kecapi, penggantian

kulit kendang, penggosokan gong, penyeteman ulang kecapi dan bonang, dan

perawatan baju kesenian. Biaya pemeliharaan mencapai Rp. 2.500.000,- per enam

bulan. Dalam setahun, biaya pemeliharaan alat kesenian mencapai Rp. 5.000.000,-.

7) Pemeliharaan situs sejarah.

Biaya pemeliharaan situs sejarah dinilai dari upah tenaga kerja perawat situs sejarah.

Kampung Budaya Sindangbarang bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kabupaten Bogor dalam merawat situs sejarah. Biaya untuk menyumbang

pemeliharaan situs sejarah adalah sebesar Rp. 1.200.000,- per tiga bulan. Dalam

setahun biaya pemeliharaan situs sejarah mencapai Rp. 4.800.000,-.

Page 137: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

120

Lampiran 5. (Lanjutan)

8) Pemeliharaan kolam ikan.

Biaya pemeliharaan kolam ikan dihitung berdasarkan biaya tenaga kerja harian

pengurus kolam ikan. Dalam satu bulan, ada satu kali kegiatan pemeliharaan kolam

ikan. Upah tenaga kerja harian pengurus kolam ikan sebesar Rp. 75.000 dalam satu

kali kerja. Dalam satu tahun biaya pemeliharaan mencapai Rp. 900.000,-. Ditambah

dengan biaya tambahan Rp. 100.000,- per tahun sehingga total mencapai Rp.

1000.000,-.

9) Wireless internet.

Kampung Budaya Sindangbarang bekerja sama dengan PT. Jetcomm dalam

pengadaan wireless internet. Biaya wireless internet per bulan mencapai Rp.

1.500.000,-. Jumlah tersebut sudah termasuk servis dari PT. Jetcomm apabila terjadi

kerusakan atau gangguan.

10) Perlengkapan kantor dan administrasi.

Biaya perlengkapan kantor dan administrasi terdiri beberapa komponen, yaitu :

Biaya administrasi, berupa pembelian buku, nota, pulpen, spidol, dan tinta.

Jumlah biaya administrasi mencapai Rp. 150.000,- per bulan.

Perlengkapan tambahan, berupa penyemprot anti rayap sebesar Rp 100.000,-

per bulan.

Biaya penggantian lampu rumah dan pigura rumah adat sebesar Rp

1.500.000,- per enam bulan.

11) Komunikasi.

Biaya komunikasi dinilai dari biaya pulsa yang digunakan untuk divisi humas

pemasaran. Biaya ini mencapai Rp 200.000,- per bulan.

12) Perawatan kendaraan.

Biaya perawatan kendaraan dinilai berdasarkan biaya servis motor per bulan. Rata-

rata biaya servis per bulan adalah Rp. 60.000,-.

13) Perawatan genset dan mesin pemotong rumput.

Perawatan genset dan mesin pemotong rumput mencakup :

Biaya penggantian pisau pemotong rumput. Dalam satu tahun, terdapat satu

kali penggantian dengan biaya Rp 300.000,-.

Biaya perawatan, mencakup pelumasan motor genset dan mesin pemotong

rumput. Dalam satu tahun memerlukan biaya sebesar Rp. 200.000,- .

Page 138: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

121

Lampiran 6. Proyeksi Laba-Rugi Usaha Skenario I

Uraian Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A. Total Penghasilan

Pendapatan Kunjungan 32,300,000.00 331,780,000.00 313,605,000.00 376,160,000.00 376,160,000.00 376,160,000.00 376,160,000.00 376,160,000.00 376,160,000.00 376,160,000.00

Pendapatan Konsumsi 10,120,000.00 109,620,000.00 105,580,000.00 121,320,000.00 121,320,000.00 121,320,000.00 121,320,000.00 121,320,000.00 121,320,000.00 121,320,000.00

Total Pendapatan 42,420,000.00 441,400,000.00 419,185,000.00 497,480,000.00 497,480,000.00 497,480,000.00 497,480,000.00 497,480,000.00 497,480,000.00 497,480,000.00

B. Biaya Variabel

Gaji Tenaga Kerja Tidak Tetap 3,375,000.00 28,125,000.00 19,800,000.00 26,550,000.00 26,550,000.00 26,550,000.00 26,550,000.00 26,550,000.00 26,550,000.00 26,550,000.00

Bahan Bakar Genset 400,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00

Biaya Konsumsi Wisatawan 7,590,000.00 82,215,000.00 79,185,000.00 90,990,000.00 90,990,000.00 90,990,000.00 90,990,000.00 90,990,000.00 90,990,000.00 90,990,000.00

Pembelian Ikan 3,000,000.00 25,000,000.00 17,600,000.00 23,600,000.00 23,600,000.00 23,600,000.00 23,600,000.00 23,600,000.00 23,600,000.00 23,600,000.00

Pembelian Bibit Padi dan Padi 150,000.00 1,250,000.00 880,000.00 1,180,000.00 1,180,000.00 1,180,000.00 1,180,000.00 1,180,000.00 1,180,000.00 1,180,000.00

Total Biaya Variabel 14,515,000.00 137,790,000.00 118,665,000.00 143,520,000.00 143,520,000.00 143,520,000.00 143,520,000.00 143,520,000.00 143,520,000.00 143,520,000.00

C. Kontribusi Marjinal 27,905,000.00 303,610,000.00 300,520,000.00 353,960,000.00 353,960,000.00 353,960,000.00 353,960,000.00 353,960,000.00 353,960,000.00 353,960,000.00

D. Biaya Tetap

Gaji Tenaga Kerja Tetap 20,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00

Transportasi 1,200,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00

Promosi 8,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00

Listrik dan Telepon 3,400,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00

Pupuk Kompos 40,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00

Pemeliharaan Bangunan 14,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00

Pemeliharaan Sawah 333,333.33 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00

Pemeliharaan Alat Kesenian 1,666,666.67 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00

Pemeliharaan Situs Sejarah 1,600,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00

Pemeliharaan Kolam Ikan 333,333.33 1,000,000.00

1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00

Wireless Internet 6,000,000.00 18,000,000.00

18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00

Perlengkapan Kantor dan

Administrasi 2,000,000.00

6,000,000.00

6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00

Komunikasi 800,000.00 2,400,000.00

2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00

Perawatan Kendaraan 240,000.00 720,000.00

720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00

Perawatan Genset dan Mesin

Pemotong Rumput 166,666.67

500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00

Penyusutan 65,403,333.33 65,403,333.33 65,403,333.33 65,403,333.33 65,403,333.33 65,403,333.33 65,403,333.33 65,403,333.33 65,403,333.33 65,403,333.33

Page 139: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

122

Lampiran 6. (Lanjutan)

Uraian Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Total Biaya Tetap 125,183,333.33 244,743,333.33 244,743,333.33 244,743,333.33 244,743,333.33 244,743,333.33 244,743,333.33 244,743,333.33 244,743,333.33 244,743,333.33

E. Pendapatan Usaha -97,278,333.33 58,866,666.67 55,776,666.67 109,216,666.67 109,216,666.67 109,216,666.67 109,216,666.67 109,216,666.67 109,216,666.67 109,216,666.67

D. Bunga 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

E. Laba Bersih Sebelum Pajak -97,278,333.33 58,866,666.67 55,776,666.67 109,216,666.67 109,216,666.67 109,216,666.67 109,216,666.67 109,216,666.67 109,216,666.67 109,216,666.67

F. Pajak Daerah 400,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00

G. Pajak Penghasilan 0.00 0.00 0.00 27,304,166.67 27,304,166.67 27,304,166.67 27,304,166.67 27,304,166.67 27,304,166.67 27,304,166.67

H. Laba Bersih -97,678,333.33 57,666,666.67 54,576,666.67 80,712,500.00 80,712,500.00 80,712,500.00 80,712,500.00 80,712,500.00 80,712,500.00 80,712,500.00

Sumber : Data Primer (2010)

Page 140: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

123

Lampiran 7. Arus Kas Usaha Skenario I

Uraian Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Inflow

1. Pendapatan Kunjungan 32,300,000.00 331,780,000.00 313,605,000.00 376,160,000.00 376,160,000.00 376,160,000.00 376,160,000.00 376,160,000.00 376,160,000.00 376,160,000.00

2. Nilai Sisa 880,333,333.33

3. Sumbangan Dana 825,000,000.00

4. Pendapatan Konsumsi 10,120,000.00 109,620,000.00 105,580,000.00 121,320,000.00 121,320,000.00 121,320,000.00 121,320,000.00 121,320,000.00 121,320,000.00 121,320,000.00

Total Inflow 867,420,000.00 441,400,000.00 419,185,000.00 497,480,000.00 497,480,000.00 497,480,000.00 497,480,000.00 497,480,000.00 497,480,000.00 1,377,813,333.33

Outflow

1. Biaya Investasi

Lahan 860,000,000.00

Biaya Penataan Lahan 10,000,000.00

Bangunan 637,000,000.00

Pembuatan Sawah 300,000.00

Pembuatan Kolam Ikan 300,000.00

Alat Kesenian 15,000,000.00

Pagar Kayu 300,000.00 300,000.00 300,000.00 300,000.00 300,000.00 300,000.00 300,000.00 300,000.00 300,000.00 300,000.00

Pembuatan Jalan Masuk 100,000.00

Plang Penunjuk Jalan 1,000,000.00 1,000,000.00

Pemasangan Listrik, Air, dan Telepon 5,000,000.00

Pompa Air 2,000,000.00 2,000,000.00

Peralatan Pertanian 155,000.00 155,000.00 155,000.00 155,000.00 155,000.00 155,000.00 155,000.00 155,000.00 155,000.00 155,000.00

Peralatan Kebersihan 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00

Genset 12,000,000.00 12,000,000.00

Kincir angin 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00

Mesin Pemotong Rumput 3,000,000.00 3,000,000.00

Peralatan Tukang 150,000.00 150,000.00 150,000.00 150,000.00 150,000.00 150,000.00 150,000.00 150,000.00 150,000.00 150,000.00

Pemasangan Wireless 15,000,000.00

Motor 11,000,000.00 11,000,000.00

Netbook 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00

Page 141: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

124

Lampiran 7. (Lanjutan)

Uraian Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Televisi 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00

Perabotan Rumah 12,000,000.00 12,000,000.00

Kasur 11,200,000.00 11,200,000.00 11,200,000.00 11,200,000.00

Sound System 9,000,000.00 9,000,000.00 9,000,000.00 9,000,000.00

Tape Player 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00

Baju Adat Tenaga Kerja 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00

Alat Masak dan Permainan Tradisional 425,000.00 425,000.00 425,000.00 425,000.00 425,000.00 425,000.00 425,000.00 425,000.00 425,000.00 425,000.00

Total Biaya Investasi

1,617,430,000.0

0 3,230,000.00 3,230,000.00 33,730,000.00 3,230,000.00 44,230,000.00 33,730,000.00 3,230,000.00 3,230,000.00 33,730,000.00

2. Biaya Operasional

2.1 Biaya Tetap

Gaji Tenaga Kerja Tetap 20,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00

Transportasi 1,200,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00

Promosi 8,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00

Listrik dan Telepon 3,400,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00

Pupuk Kompos 40,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00

Pemeliharaan Bangunan 14,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00

Pemeliharaan Sawah 333,333.33 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00

Pemeliharaan Alat Kesenian 1,666,666.67 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00

Pemeliharaan Situs Sejarah 1,600,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00

Pemeliharaan Kolam Ikan 333,333.33 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00

Wireless Internet 6,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00

Perlengkapan Kantor dan Administrasi 2,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00

Komunikasi 800,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00

Perawatan Kendaraan 240,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00

Perawatan Genset dan Mesin Pemotong

Rumput 166,666.67 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00

Total Biaya Tetap 59,780,000.00

179,340,000.0

0

179,340,000.0

0

179,340,000.0

0

179,340,000.0

0

179,340,000.0

0

179,340,000.0

0

179,340,000.0

0

179,340,000.0

0

179,340,000.0

0

2.2. Biaya Variabel

Gaji Tenaga Kerja Tidak Tetap 3,375,000.00 28,125,000.00 19,800,000.00 26,550,000.00 26,550,000.00 26,550,000.00 26,550,000.00 26,550,000.00 26,550,000.00 26,550,000.00

Page 142: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

125

Lampiran 7. (Lanjutan)

Uraian Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Bahan Bakar Genset 400,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00

Biaya Konsumsi Wisatawan 7,590,000.00 82,215,000.00 79,185,000.00 90,990,000.00 90,990,000.00 90,990,000.00 90,990,000.00 90,990,000.00 90,990,000.00 90,990,000.00

Pembelian Ikan 3,000,000.00 25,000,000.00 17,600,000.00 23,600,000.00 23,600,000.00 23,600,000.00 23,600,000.00 23,600,000.00 23,600,000.00 23,600,000.00

Pembelian Bibit Padi dan Padi 150,000.00 1,250,000.00 880,000.00 1,180,000.00 1,180,000.00 1,180,000.00 1,180,000.00 1,180,000.00 1,180,000.00 1,180,000.00

Total Biaya Variabel 14,515,000.00 137,790,000.00 118,665,000.00 143,520,000.00 143,520,000.00 143,520,000.00 143,520,000.00 143,520,000.00 143,520,000.00 143,520,000.00

Total Biaya Operasional 74,295,000.00 317,130,000.00 298,005,000.00 322,860,000.00 322,860,000.00 322,860,000.00 322,860,000.00 322,860,000.00 322,860,000.00 322,860,000.00

3. Biaya Lain-lain

Pajak 400,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 28,504,166.67 28,504,166.67 28,504,166.67 28,504,166.67 28,504,166.67 28,504,166.67 28,504,166.67

Total Biaya Lain-lain 400,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 28,504,166.67 28,504,166.67 28,504,166.67 28,504,166.67 28,504,166.67 28,504,166.67 28,504,166.67

Total Outflow 1,692,125,000.00 321,560,000.00 302,435,000.00 385,094,166.67 354,594,166.67 395,594,166.67 385,094,166.67 354,594,166.67 354,594,166.67 385,094,166.67

Net Benefit -824,705,000.00 119,840,000.00 116,750,000.00 112,385,833.33 142,885,833.33 101,885,833.33 112,385,833.33 142,885,833.33 142,885,833.33 992,719,166.67

CF 6.5% 1.21 1.13 1.13

DF 6.5% 1.00 0.94 0.88 0.83 0.78 0.73 0.69

Present Value -996,202,095.49 135,925,524.00 132,420,768.75 112,385,833.33 134,165,101.72 89,828,590.74 93,038,510.06 111,068,457.61 104,289,631.56 680,344,315.30

PV Negatif (996,202,095)

PV Positif 1,593,466,733

NPV 597,264,637.59

Net B/C 1.5995

IRR 15.13%

Payback Period 9.1221

Sumber : Data Primer (2010)

Page 143: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

126

Lampiran 8. Arus Kas Analisis Sensitivitas dengan Menggunakan Switching Value (Penurunan Jumlah Wisatawan 28,25%)

pada Skenario I

Uraian Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Inflow

1. Pendapatan Kunjungan 32,300,000.00 331,780,000.00 313,605,000.00 267,252,008.33 267,252,008.33 267,252,008.33 267,252,008.33 267,252,008.33 267,252,008.33 267,252,008.33

2. Nilai Sisa 880,333,333.33

3. Sumbangan Dana 825,000,000.00

4. Pendapatan Konsumsi 10,120,000.00 109,620,000.00 105,580,000.00 87,047,100.00 87,047,100.00 87,047,100.00 87,047,100.00 87,047,100.00 87,047,100.00 87,047,100.00

Total Inflow 867,420,000.00 441,400,000.00 419,185,000.00 354,299,108.33 354,299,108.33 354,299,108.33 354,299,108.33 354,299,108.33 354,299,108.33 1,234,632,441.67

Outflow

1. Biaya Investasi

Lahan 860,000,000.00

Biaya Penataan Lahan 10,000,000.00

Bangunan 637,000,000.00

Pembuatan Sawah 300,000.00

Pembuatan Kolam Ikan 300,000.00

Alat Kesenian 15,000,000.00

Pagar Kayu 300,000.00 300,000.00 300,000.00 300,000.00 300,000.00 300,000.00 300,000.00 300,000.00 300,000.00 300,000.00

Pembuatan Jalan Masuk 100,000.00

Plang Penunjuk Jalan 1,000,000.00 1,000,000.00

Pemasangan Listrik, Air, dan

Telepon 5,000,000.00

Pompa Air 2,000,000.00 2,000,000.00

Peralatan Pertanian 155,000.00 155,000.00 155,000.00 155,000.00 155,000.00 155,000.00 155,000.00 155,000.00 155,000.00 155,000.00

Peralatan Kebersihan 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00

Genset 12,000,000.00 12,000,000.00

Kincir angin 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00

Mesin Pemotong Rumput 3,000,000.00 3,000,000.00

Peralatan Tukang 150,000.00 150,000.00 150,000.00 150,000.00 150,000.00 150,000.00 150,000.00 150,000.00 150,000.00 150,000.00

Pemasangan Wireless 15,000,000.00

Motor 11,000,000.00 11,000,000.00

Page 144: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

127

Lampiran 8. (Lanjutan)

Uraian Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Netbook 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00

Televisi 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00

Perabotan Rumah 12,000,000.00 12,000,000.00

Kasur 11,200,000.00 11,200,000.00 11,200,000.00 11,200,000.00

Sound System 9,000,000.00 9,000,000.00 9,000,000.00 9,000,000.00

Tape Player 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00

Baju Adat Tenaga Kerja 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00

Alat Masak dan Permainan Tradisional 425,000.00 425,000.00 425,000.00 425,000.00 425,000.00 425,000.00 425,000.00 425,000.00 425,000.00 425,000.00

Total Biaya Investasi

1,617,430,000.0

0 3,230,000.00 3,230,000.00 33,730,000.00 3,230,000.00 44,230,000.00 33,730,000.00 3,230,000.00 3,230,000.00 33,730,000.00

2. Biaya Operasional

2.1 Biaya Tetap

Gaji Tenaga Kerja Tetap 20,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00

Transportasi 1,200,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00

Promosi 8,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00

Listrik dan Telepon 3,400,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00

Pupuk Kompos 40,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00

Pemeliharaan Bangunan 14,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00

Pemeliharaan Sawah 333,333.33 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00

Pemeliharaan Alat Kesenian 1,666,666.67 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00

Pemeliharaan Situs Sejarah 1,600,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00

Pemeliharaan Kolam Ikan 333,333.33 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00

Wireless Internet 6,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00

Perlengkapan Kantor dan Administrasi 2,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00

Komunikasi 800,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00

Perawatan Kendaraan 240,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00

Perawatan Genset dan Mesin Pemotong

Rumput 166,666.67 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00

Total Biaya Tetap 59,780,000.00

179,340,000.0

0

179,340,000.0

0

179,340,000.0

0

179,340,000.0

0

179,340,000.0

0

179,340,000.0

0

179,340,000.0

0

179,340,000.0

0

179,340,000.0

0

2.2. Biaya Variabel

Page 145: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

128

Lampiran 8. (Lanjutan)

Uraian Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Gaji Tenaga Kerja Tidak Tetap 3,375,000.00 28,125,000.00 19,800,000.00 24,999,673.13 24,999,673.13 24,999,673.13 24,999,673.13 24,999,673.13 24,999,673.13 24,999,673.13

Bahan Bakar Genset 400,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00

Biaya Konsumsi Wisatawan 7,590,000.00 82,215,000.00 79,185,000.00 65,285,325.00 65,285,325.00 65,285,325.00 65,285,325.00 65,285,325.00 65,285,325.00 65,285,325.00

Pembelian Ikan 3,000,000.00 25,000,000.00 17,600,000.00 22,221,931.67 22,221,931.67 22,221,931.67 22,221,931.67 22,221,931.67 22,221,931.67 22,221,931.67

Pembelian Bibit Padi dan Padi 150,000.00 1,250,000.00 880,000.00 1,111,096.58 1,111,096.58 1,111,096.58 1,111,096.58 1,111,096.58 1,111,096.58 1,111,096.58

Total Biaya Variabel 14,515,000.00 137,790,000.00 118,665,000.00 114,818,026.38 114,818,026.38 114,818,026.38 114,818,026.38 114,818,026.38 114,818,026.38 114,818,026.38

Total Biaya Operasional 74,295,000.00 317,130,000.00 298,005,000.00 294,158,026.38 294,158,026.38 294,158,026.38 294,158,026.38 294,158,026.38 294,158,026.38 294,158,026.38

3. Biaya Lain-lain

Pajak 400,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 16,235,270.49 16,235,270.49 16,235,270.49 16,235,270.49 16,235,270.49 16,235,270.49 16,235,270.49

Total Biaya Lain-lain 400,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 16,235,270.49 16,235,270.49 16,235,270.49 16,235,270.49 16,235,270.49 16,235,270.49 16,235,270.49

Total Outflow 1,692,125,000.00 321,560,000.00 302,435,000.00 344,123,296.86 313,623,296.86 354,623,296.86 344,123,296.86 313,623,296.86 313,623,296.86 344,123,296.86

Net Benefit -824,705,000.00 119,840,000.00 116,750,000.00 10,175,811.47 40,675,811.47 -324,188.53 10,175,811.47 40,675,811.47 40,675,811.47 890,509,144.80

CF 6.5% 1.21 1.13 1.13

DF 6.5% 1.00 0.94 0.88 0.83 0.78 0.73 0.69

Present Value -996,202,095.49 135,925,524.00 132,420,768.75 10,175,811.47 38,193,250.21 -285,823.83 8,424,036.28 31,618,247.50 29,688,495.30 610,296,300.04

PV Negatif (996,487,919)

PV Positif 996,742,434

NPV 254,514

Net B/C 1.0003

IRR 6.37%

Payback Period 9.9996

Sumber : Data Primer (2010)

Page 146: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

129

Lampiran 9. Arus Kas Analisis Sensitivitas dengan Menggunakan Switching Value (Penurunan Harga Paket Wisata 30,44%)

pada Skenario I

Uraian Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Inflow

1. Pendapatan Kunjungan 32,300,000.00 331,780,000.00 313,605,000.00 261,656,896.00 261,656,896.00 261,656,896.00 261,656,896.00 261,656,896.00 261,656,896.00 261,656,896.00

2. Nilai Sisa 880,333,333.33

3. Sumbangan Dana 825,000,000.00

4. Pendapatan Konsumsi 10,120,000.00 109,620,000.00 105,580,000.00 121,320,000.00 121,320,000.00 121,320,000.00 121,320,000.00 121,320,000.00 121,320,000.00 121,320,000.00

Total Inflow 867,420,000.00 441,400,000.00 419,185,000.00 382,976,896.00 382,976,896.00 382,976,896.00 382,976,896.00 382,976,896.00 382,976,896.00 1,263,310,229.33

Outflow

1. Biaya Investasi

Lahan 860,000,000.00

Biaya Penataan Lahan 10,000,000.00

Bangunan 637,000,000.00

Pembuatan Sawah 300,000.00

Pembuatan Kolam Ikan 300,000.00

Alat Kesenian 15,000,000.00

Pagar Kayu 300,000.00 300,000.00 300,000.00 300,000.00 300,000.00 300,000.00 300,000.00 300,000.00 300,000.00 300,000.00

Pembuatan Jalan Masuk 100,000.00

Plang Penunjuk Jalan 1,000,000.00 1,000,000.00

Pemasangan Listrik, Air, dan Telepon 5,000,000.00

Pompa Air 2,000,000.00 2,000,000.00

Peralatan Pertanian 155,000.00 155,000.00 155,000.00 155,000.00 155,000.00 155,000.00 155,000.00 155,000.00 155,000.00 155,000.00

Peralatan Kebersihan 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00

Genset 12,000,000.00 12,000,000.00

Kincir angin 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00

Mesin Pemotong Rumput 3,000,000.00 3,000,000.00

Peralatan Tukang 150,000.00 150,000.00 150,000.00 150,000.00 150,000.00 150,000.00 150,000.00 150,000.00 150,000.00 150,000.00

Pemasangan Wireless 15,000,000.00

Motor 11,000,000.00 11,000,000.00

Page 147: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

130

Lampiran 9. (Lanjutan)

Uraian Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Netbook 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00

Televisi 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00

Perabotan Rumah 12,000,000.00 12,000,000.00

Kasur 11,200,000.00 11,200,000.00 11,200,000.00 11,200,000.00

Sound System 9,000,000.00 9,000,000.00 9,000,000.00 9,000,000.00

Alat Masak dan Permainan Tradisional 425,000.00 425,000.00 425,000.00 425,000.00 425,000.00 425,000.00 425,000.00 425,000.00 425,000.00 425,000.00

Baju Adat Tenaga Kerja 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00

Tape Player 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00

Total Biaya Investasi

1,617,430,000.0

0 3,230,000.00 3,230,000.00 33,730,000.00 3,230,000.00 44,230,000.00 33,730,000.00 3,230,000.00 3,230,000.00 33,730,000.00

2. Biaya Operasional

2.1 Biaya Tetap

Gaji Tenaga Kerja Tetap 20,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00

Transportasi 1,200,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00

Promosi 8,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00

Listrik dan Telepon 3,400,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00

Pupuk Kompos 40,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00

Pemeliharaan Bangunan 14,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00

Pemeliharaan Sawah 333,333.33 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00

Pemeliharaan Alat Kesenian 1,666,666.67 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00

Pemeliharaan Situs Sejarah 1,600,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00

Pemeliharaan Kolam Ikan 333,333.33 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00

Wireless Internet 6,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00

Perlengkapan Kantor dan Administrasi 2,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00

Komunikasi 800,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00

Perawatan Kendaraan 240,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00

Perawatan Genset dan Mesin Pemotong

Rumput 166,666.67 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00

Total Biaya Tetap 59,780,000.00

179,340,000.0

0

179,340,000.0

0

179,340,000.0

0

179,340,000.0

0

179,340,000.0

0

179,340,000.0

0

179,340,000.0

0

179,340,000.0

0

179,340,000.0

0

2.2. Biaya Variabel

Page 148: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

131

Lampiran 9. (Lanjutan)

Uraian Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Gaji Tenaga Kerja Tidak Tetap 3,375,000.00 28,125,000.00 19,800,000.00 26,550,000.00 26,550,000.00 26,550,000.00 26,550,000.00 26,550,000.00 26,550,000.00 26,550,000.00

Bahan Bakar Genset 400,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00

Biaya Konsumsi Wisatawan 7,590,000.00 82,215,000.00 79,185,000.00 90,990,000.00 90,990,000.00 90,990,000.00 90,990,000.00 90,990,000.00 90,990,000.00 90,990,000.00

Pembelian Ikan 3,000,000.00 25,000,000.00 17,600,000.00 23,600,000.00 23,600,000.00 23,600,000.00 23,600,000.00 23,600,000.00 23,600,000.00 23,600,000.00

Pembelian Bibit Padi dan Padi 150,000.00 1,250,000.00 880,000.00 1,180,000.00 1,180,000.00 1,180,000.00 1,180,000.00 1,180,000.00 1,180,000.00 1,180,000.00

Total Biaya Variabel 14,515,000.00 137,790,000.00 118,665,000.00 143,520,000.00 143,520,000.00 143,520,000.00 143,520,000.00 143,520,000.00 143,520,000.00 143,520,000.00

Total Biaya Operasional 74,295,000.00 317,130,000.00 298,005,000.00 322,860,000.00 322,860,000.00 322,860,000.00 322,860,000.00 322,860,000.00 322,860,000.00 322,860,000.00

3. Biaya Lain-lain

Pajak 400,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 16,229,224.00 16,229,224.00 16,229,224.00 16,229,224.00 16,229,224.00 16,229,224.00 16,229,224.00

Total Biaya Lain-lain 400,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 16,229,224.00 16,229,224.00 16,229,224.00 16,229,224.00 16,229,224.00 16,229,224.00 16,229,224.00

Total Outflow 1,692,125,000.00 321,560,000.00 302,435,000.00 372,819,224.00 342,319,224.00 383,319,224.00 372,819,224.00 342,319,224.00 342,319,224.00 372,819,224.00

Net Benefit -824,705,000.00 119,840,000.00 116,750,000.00 10,157,672.00 40,657,672.00 -342,328.00 10,157,672.00 40,657,672.00 40,657,672.00 890,491,005.33

CF 6.5% 1.21 1.13 1.13

DF 6.5% 1.00 0.94 0.88 0.83 0.78 0.73 0.69

Present Value -996,202,095.49 135,925,524.00 132,420,768.75 10,157,672.00 38,176,217.84 -301,816.66 8,409,019.54 31,604,147.27 29,675,255.65 610,283,868.44

PV Negatif (996,202,095)

PV Positif 996,350,657

NPV 148,561

Net B/C 1.0001

IRR 6.37%

Payback Period 9.9998

Sumber : Data Primer (2010)

Page 149: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

132

Lampiran 10. Proyeksi Laba-Rugi Usaha Skenario II

Uraian Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A. Pendapatan

Pendapatan Kunjungan 32,300,000.00 331,780,000.00 313,605,000.00 376,160,000.00 376,160,000.00 376,160,000.00 376,160,000.00 376,160,000.00 376,160,000.00 376,160,000.00

Pendapatan Konsumsi 10,120,000.00 109,620,000.00 105,580,000.00 121,320,000.00 121,320,000.00 121,320,000.00 121,320,000.00 121,320,000.00 121,320,000.00 121,320,000.00

Pendapatan Toko Cinderamata 85,620,000.00 85,620,000.00 85,620,000.00 85,620,000.00 85,620,000.00 85,620,000.00

Total Pendapatan 42,420,000.00 441,400,000.00 419,185,000.00 497,480,000.00 583,100,000.00 583,100,000.00 583,100,000.00 583,100,000.00 583,100,000.00 583,100,000.00

B. Biaya Variabel

Gaji Tenaga Kerja Tidak Tetap 3,375,000.00 28,125,000.00 19,800,000.00 26,550,000.00 26,550,000.00 26,550,000.00 26,550,000.00 26,550,000.00 26,550,000.00 26,550,000.00

Bahan Bakar Genset 400,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00

Biaya Konsumsi Wisatawan 7,590,000.00 82,215,000.00 79,185,000.00 90,990,000.00 90,990,000.00 90,990,000.00 90,990,000.00 90,990,000.00 90,990,000.00 90,990,000.00

Pembelian Ikan 3,000,000.00 25,000,000.00 17,600,000.00 23,600,000.00 23,600,000.00 23,600,000.00 23,600,000.00 23,600,000.00 23,600,000.00 23,600,000.00

Pembelian Bibit Padi dan Padi 150,000.00 1,250,000.00 880,000.00 1,180,000.00 1,180,000.00 1,180,000.00 1,180,000.00 1,180,000.00 1,180,000.00 1,180,000.00

Biaya Modal Toko Cinderamata 65,880,000.00 65,880,000.00 65,880,000.00 65,880,000.00 65,880,000.00 65,880,000.00

Gaji Tenaga Kerja Toko Cinderamata 3,540,000.00 3,540,000.00 3,540,000.00 3,540,000.00 3,540,000.00 3,540,000.00

Biaya Angkut 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00

Total Biaya Variabel 14,515,000.00 137,790,000.00 118,665,000.00 143,520,000.00 214,140,000.00 214,140,000.00 214,140,000.00 214,140,000.00 214,140,000.00 214,140,000.00

C. Kontribusi Marjinal 27,905,000.00 303,610,000.00 300,520,000.00 353,960,000.00 368,960,000.00 368,960,000.00 368,960,000.00 368,960,000.00 368,960,000.00 368,960,000.00

D. Biaya Tetap

Gaji Tenaga Kerja Tetap 20,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00

Transportasi 1,200,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00

Promosi 8,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00

Listrik dan Telepon 3,400,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00

Pupuk Kompos 40,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00

Pemeliharaan Bangunan 14,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00

Pemeliharaan Sawah 333,333.33 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00

Pemeliharaan Alat Kesenian 1,666,666.67 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00

Pemeliharaan Situs Sejarah 1,600,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00

Pemeliharaan Kolam Ikan 333,333.33 1,000,000.00

1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00

Wireless Internet 6,000,000.00 18,000,000.00

18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00

Perlengkapan Kantor dan Administrasi 2,000,000.00 6,000,000.00

6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00

Page 150: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

133

Lampiran 10. (Lanjutan)

Uraian Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Komunikasi 800,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00

Perawatan Kendaraan 240,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00

Perawatan Genset dan Mesin Pemotong Rumput 166,666.67 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00

Biaya Penyusutan 65,403,333.33 65,403,333.33 65,403,333.33 65,403,333.33 65,494,242.42 65,494,242.42 65,494,242.42 65,494,242.42 65,494,242.42 65,494,242.42

Pemeliharaan Toko Cinderamata 600,000.00 600,000.00 600,000.00 600,000.00 600,000.00 600,000.00

Administrasi Toko Cinderamata 240,000.00 240,000.00 240,000.00 240,000.00 240,000.00 240,000.00

Total Biaya Tetap 125,183,333.33 244,743,333.33 244,743,333.33 244,743,333.33 245,674,242.42 245,674,242.42 245,674,242.42 245,674,242.42 245,674,242.42 245,674,242.42

E. Pendapatan Usaha -97,278,333.33 58,866,666.67 55,776,666.67 109,216,666.67 123,285,757.58 123,285,757.58 123,285,757.58 123,285,757.58 123,285,757.58 123,285,757.58

D. Bunga 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

E. Laba Bersih Sebelum Pajak -97,278,333.33 58,866,666.67 55,776,666.67 109,216,666.67 123,285,757.58 123,285,757.58 123,285,757.58 123,285,757.58 123,285,757.58 123,285,757.58

F. Pajak Daerah 400,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00

G. Pajak Penghasilan 0.00 0.00 0.00 27,304,166.67 30,821,439.39 30,821,439.39 30,821,439.39 30,821,439.39 30,821,439.39 30,821,439.39

H. Laba Bersih -97,678,333.33 57,666,666.67 54,576,666.67 80,712,500.00 91,264,318.18 91,264,318.18 91,264,318.18 91,264,318.18 91,264,318.18 91,264,318.18

Sumber : Data Primer (2010)

Page 151: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

134

Lampiran 11. Arus Kas Usaha Skenario II

Uraian Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Inflow

1. Pendapatan Kunjungan 32,300,000.00 331,780,000.00 313,605,000.00 376,160,000.00 376,160,000.00 376,160,000.00 376,160,000.00 376,160,000.00 376,160,000.00 376,160,000.00

2. Nilai Sisa 880,333,333.33

3. Sumbangan Dana 825,000,000.00

4. Pendapatan Konsumsi 10,120,000.00 109,620,000.00 105,580,000.00 121,320,000.00 121,320,000.00 121,320,000.00 121,320,000.00 121,320,000.00 121,320,000.00 121,320,000.00

5. Pendapatan Toko Cinderamata 85,620,000.00 85,620,000.00 85,620,000.00 85,620,000.00 85,620,000.00 85,620,000.00

Total Inflow 867,420,000.00 441,400,000.00 419,185,000.00 497,480,000.00 583,100,000.00 583,100,000.00 583,100,000.00 583,100,000.00 583,100,000.00 1,463,433,333.33

Outflow

1. Biaya Investasi

Lahan 860,000,000.00

Biaya Penataan Lahan 10,000,000.00

Bangunan 637,000,000.00

Pembuatan Sawah 300,000.00

Pembuatan Kolam Ikan 300,000.00

Alat Kesenian 15,000,000.00

Pagar Kayu 300,000.00 300,000.00 300,000.00 300,000.00 300,000.00 300,000.00 300,000.00 300,000.00 300,000.00 300,000.00

Pembuatan Jalan Masuk 100,000.00

Plang Penunjuk Jalan 1,000,000.00 1,000,000.00

Pemasangan Listrik, Air, dan Telepon 5,000,000.00

Pompa Air 2,000,000.00 2,000,000.00

Peralatan Pertanian 155,000.00 155,000.00 155,000.00 155,000.00 155,000.00 155,000.00 155,000.00 155,000.00 155,000.00 155,000.00

Peralatan Kebersihan 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00

Genset 12,000,000.00 12,000,000.00

Kincir angin 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00

Mesin Pemotong Rumput 3,000,000.00 3,000,000.00

Peralatan Tukang 150,000.00 150,000.00 150,000.00 150,000.00 150,000.00 150,000.00 150,000.00 150,000.00 150,000.00 150,000.00

Pemasangan Wireless 15,000,000.00

Motor 11,000,000.00 11,000,000.00

Page 152: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

135

Lampiran 11. (Lanjutan)

Uraian Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Netbook 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00

Televisi 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00

Perabotan Rumah 12,000,000.00 12,000,000.00

Kasur 11,200,000.00 11,200,000.00 11,200,000.00 11,200,000.00

Sound System 9,000,000.00 9,000,000.00 9,000,000.00 9,000,000.00

Tape Player 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00

Baju Adat Tenaga Kerja 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00

Alat Masak dan Permainan Tradisional 425,000.00 425,000.00 425,000.00 425,000.00 425,000.00 425,000.00 425,000.00 425,000.00 425,000.00 425,000.00

Bangunan Toko Cinderamata 1,000,000.00

Total Biaya Investasi 1,617,430,000.00 3,230,000.00 3,230,000.00 34,730,000.00 3,230,000.00 44,230,000.00 33,730,000.00 3,230,000.00 3,230,000.00 33,730,000.00

2. Biaya Operasional

2.1 Biaya Tetap

Gaji Tenaga Kerja Tetap 20,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00

Transportasi 1,200,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00

Promosi 8,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00

Listrik dan Telepon 3,400,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00

Pupuk Kompos 40,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00

Pemeliharaan Bangunan 14,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00

Pemeliharaan Sawah 333,333.33 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00

Pemeliharaan Alat Kesenian 1,666,666.67 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00

Pemeliharaan Situs Sejarah 1,600,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00

Pemeliharaan Kolam Ikan 333,333.33 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00

Wireless Internet 6,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00

Perlengkapan Kantor dan Administrasi 2,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00

Komunikasi 800,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00

Perawatan Kendaraan 240,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00

Perawatan Genset dan Mesin Pemotong Rumput 166,666.67 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00

Pemeliharaan Toko Cinderamata 600,000.00 600,000.00 600,000.00 600,000.00 600,000.00 600,000.00

Page 153: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

136

Lampiran 11. (Lanjutan)

Uraian Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Administrasi Toko Cinderamata 240,000.00 240,000.00 240,000.00 240,000.00 240,000.00 240,000.00

Total Biaya Tetap 59,780,000.00 179,340,000.00 179,340,000.00 179,340,000.00 180,180,000.00 180,180,000.00 180,180,000.00 180,180,000.00 180,180,000.00 180,180,000.00

2.2. Biaya Variabel

Gaji Tenaga Kerja Tidak Tetap 3,375,000.00 28,125,000.00 19,800,000.00 26,550,000.00 26,550,000.00 26,550,000.00 26,550,000.00 26,550,000.00 26,550,000.00 26,550,000.00

Bahan Bakar Genset 400,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00

Biaya Konsumsi Wisatawan 7,590,000.00 82,215,000.00 79,185,000.00 90,990,000.00 90,990,000.00 90,990,000.00 90,990,000.00 90,990,000.00 90,990,000.00 90,990,000.00

Pembelian Ikan 3,000,000.00 25,000,000.00 17,600,000.00 23,600,000.00 23,600,000.00 23,600,000.00 23,600,000.00 23,600,000.00 23,600,000.00 23,600,000.00

Pembelian Bibit Padi dan Padi 150,000.00 1,250,000.00 880,000.00 1,180,000.00 1,180,000.00 1,180,000.00 1,180,000.00 1,180,000.00 1,180,000.00 1,180,000.00

Biaya Modal Toko Cinderamata 65,880,000.00 65,880,000.00 65,880,000.00 65,880,000.00 65,880,000.00 65,880,000.00

Gaji Tenaga Kerja Toko Cinderamata 3,540,000.00 3,540,000.00 3,540,000.00 3,540,000.00 3,540,000.00 3,540,000.00

Biaya Angkut 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00

Total Biaya Variabel 14,515,000.00 137,790,000.00 118,665,000.00 143,520,000.00 214,140,000.00 214,140,000.00 214,140,000.00 214,140,000.00 214,140,000.00 214,140,000.00

Total Biaya Operasional 74,295,000.00 317,130,000.00 298,005,000.00 322,860,000.00 394,320,000.00 394,320,000.00 394,320,000.00 394,320,000.00 394,320,000.00 394,320,000.00

3. Biaya Lain-lain

Pajak 400,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 28,504,166.67 32,021,439.39 32,021,439.39 32,021,439.39 32,021,439.39 32,021,439.39 32,021,439.39

Total Biaya Lain-lain 400,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 28,504,166.67 32,021,439.39 32,021,439.39 32,021,439.39 32,021,439.39 32,021,439.39 32,021,439.39

Total Outflow 1,692,125,000.00 321,560,000.00 302,435,000.00 386,094,166.67 429,571,439.39 470,571,439.39 460,071,439.39 429,571,439.39 429,571,439.39 460,071,439.39

Net Benefit -824,705,000.00 119,840,000.00 116,750,000.00 111,385,833.33 153,528,560.61 112,528,560.61 123,028,560.61 153,528,560.61 153,528,560.61 1,003,361,893.94

CF 6.5% 1.21 1.13 1.07

DF 6.5% 1.00 0.94 0.88 0.83 0.78 0.73 0.69

Present Value -996,202,095.49 135,925,524.00 124,338,750.00 111,385,833.33 144,158,272.87 99,211,850.04 101,849,082.16 119,341,295.27 112,057,554.25 687,638,139.42

PV Negatif (996,202,095)

PV Positif 1,635,906,301

NPV 639,704,205.85

Net B/C 1.6421

IRR 15.76%

Payback Period 9.0697

Sumber : Data Primer (2010)

Page 154: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

137

Lampiran 12. Arus Kas Analisis Sensitivitas dengan Menggunakan Switching Value (Penurunan Jumlah Wisatawan 31,75%)

pada Skenario II

Uraian Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Inflow

1. Pendapatan Kunjungan 32,300,000.00 331,780,000.00 313,605,000.00 254,215,325.00 254,215,325.00 254,215,325.00 254,215,325.00 254,215,325.00 254,215,325.00 254,215,325.00

2. Nilai Sisa 880,333,333.33

3. Sumbangan Dana 825,000,000.00

4. Pendapatan Konsumsi 10,120,000.00 109,620,000.00 105,580,000.00 82,800,900.00 82,800,900.00 82,800,900.00 82,800,900.00 82,800,900.00 82,800,900.00 82,800,900.00

5. Pendapatan Toko Cinderamata 85,620,000.00 85,620,000.00 85,620,000.00 85,620,000.00 85,620,000.00 85,620,000.00

Total Inflow 867,420,000.00 441,400,000.00 419,185,000.00 337,016,225.00 422,636,225.00 422,636,225.00 422,636,225.00 422,636,225.00 422,636,225.00 1,302,969,558.33

Outflow

1. Biaya Investasi

Lahan 860,000,000.00

Biaya Penataan Lahan 10,000,000.00

Bangunan 637,000,000.00

Pembuatan Sawah 300,000.00

Pembuatan Kolam Ikan 300,000.00

Alat Kesenian 15,000,000.00

Pagar Kayu 300,000.00 300,000.00 300,000.00 300,000.00 300,000.00 300,000.00 300,000.00 300,000.00 300,000.00 300,000.00

Pembuatan Jalan Masuk 100,000.00

Plang Penunjuk Jalan 1,000,000.00 1,000,000.00

Pemasangan Listrik, Air, dan Telepon 5,000,000.00

Pompa Air 2,000,000.00 2,000,000.00

Peralatan Pertanian 155,000.00 155,000.00 155,000.00 155,000.00 155,000.00 155,000.00 155,000.00 155,000.00 155,000.00 155,000.00

Peralatan Kebersihan 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00

Genset 12,000,000.00 12,000,000.00

Kincir angin 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00

Mesin Pemotong Rumput 3,000,000.00 3,000,000.00

Peralatan Tukang 150,000.00 150,000.00 150,000.00 150,000.00 150,000.00 150,000.00 150,000.00 150,000.00 150,000.00 150,000.00

Pemasangan Wireless 15,000,000.00

Page 155: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

138

Lampiran 12. (Lanjutan)

Uraian Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Motor 11,000,000.00 11,000,000.00

Netbook 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00

Televisi 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00

Perabotan Rumah 12,000,000.00 12,000,000.00

Kasur 11,200,000.00 11,200,000.00 11,200,000.00 11,200,000.00

Sound System 9,000,000.00 9,000,000.00 9,000,000.00 9,000,000.00

Tape Player 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00

Baju Adat Tenaga Kerja 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00

Alat Masak dan Permainan Tradisional 425,000.00 425,000.00 425,000.00 425,000.00 425,000.00 425,000.00 425,000.00 425,000.00 425,000.00 425,000.00

Bangunan Toko Cinderamata 1,000,000.00

Total Biaya Investasi 1,617,430,000.00 3,230,000.00 3,230,000.00 34,730,000.00 3,230,000.00 44,230,000.00 33,730,000.00 3,230,000.00 3,230,000.00 33,730,000.00

2. Biaya Operasional

2.1 Biaya Tetap

Gaji Tenaga Kerja Tetap 20,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00

Transportasi 1,200,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00

Promosi 8,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00

Listrik dan Telepon 3,400,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00

Pupuk Kompos 40,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00

Pemeliharaan Bangunan 14,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00

Pemeliharaan Sawah 333,333.33 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00

Pemeliharaan Alat Kesenian 1,666,666.67 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00

Pemeliharaan Situs Sejarah 1,600,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00

Pemeliharaan Kolam Ikan 333,333.33 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00

Wireless Internet 6,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00

Perlengkapan Kantor dan Administrasi 2,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00

Komunikasi 800,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00

Perawatan Kendaraan 240,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00

Perawatan Genset dan Mesin Pemotong Rumput 166,666.67 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00

Page 156: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

139

Lampiran 12. (Lanjutan)

Uraian Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Pemeliharaan Toko Cinderamata 600,000.00 600,000.00 600,000.00 600,000.00 600,000.00 600,000.00

Administrasi Toko Cinderamata 240,000.00 240,000.00 240,000.00 240,000.00 240,000.00 240,000.00

Total Biaya Tetap 59,780,000.00 179,340,000.00 179,340,000.00 179,340,000.00 180,180,000.00 180,180,000.00 180,180,000.00 180,180,000.00 180,180,000.00 180,180,000.00

2.2. Biaya Variabel

Gaji Tenaga Kerja Tidak Tetap 3,375,000.00 28,125,000.00 19,800,000.00 23,780,176.88 23,780,176.88 23,780,176.88 23,780,176.88 23,780,176.88 23,780,176.88 23,780,176.88

Bahan Bakar Genset 400,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00

Biaya Konsumsi Wisatawan 7,590,000.00 82,215,000.00 79,185,000.00 62,100,675.00 62,100,675.00 62,100,675.00 62,100,675.00 62,100,675.00 62,100,675.00 62,100,675.00

Pembelian Ikan 3,000,000.00 25,000,000.00 17,600,000.00 21,137,935.00 21,137,935.00 21,137,935.00 21,137,935.00 21,137,935.00 21,137,935.00 21,137,935.00

Pembelian Bibit Padi dan Padi 150,000.00 1,250,000.00 880,000.00 1,056,896.75 1,056,896.75 1,056,896.75 1,056,896.75 1,056,896.75 1,056,896.75 1,056,896.75

Biaya Modal Toko Cinderamata 65,880,000.00 65,880,000.00 65,880,000.00 65,880,000.00 65,880,000.00 65,880,000.00

Gaji Tenaga Kerja Toko Cinderamata 3,170,690.25 3,170,690.25 3,170,690.25 3,170,690.25 3,170,690.25 3,170,690.25

Biaya Angkut 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00

Total Biaya Variabel 14,515,000.00 137,790,000.00 118,665,000.00 109,275,683.63 179,526,373.88 179,526,373.88 179,526,373.88 179,526,373.88 179,526,373.88 179,526,373.88

Total Biaya Operasional 74,295,000.00 317,130,000.00 298,005,000.00 288,615,683.63 359,706,373.88 359,706,373.88 359,706,373.88 359,706,373.88 359,706,373.88 359,706,373.88

3. Biaya Lain-lain

Pajak 400,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 13,300,135.34 16,932,462.78 16,932,462.78 16,932,462.78 16,932,462.78 16,932,462.78 16,932,462.78

Total Biaya Lain-lain 400,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 13,300,135.34 16,932,462.78 16,932,462.78 16,932,462.78 16,932,462.78 16,932,462.78 16,932,462.78

Total Outflow 1,692,125,000.00 321,560,000.00 302,435,000.00 336,645,818.97 379,868,836.66 420,868,836.66 410,368,836.66 379,868,836.66 379,868,836.66 410,368,836.66

Net Benefit -824,705,000.00 119,840,000.00 116,750,000.00 370,406.03 42,767,388.34 1,767,388.34 12,267,388.34 42,767,388.34 42,767,388.34 892,600,721.68

CF 6.5% 1.21 1.13 1.13

DF 6.5% 1.00 0.94 0.88 0.83 0.78 0.73 0.69

Present Value -996,202,095.49 135,925,524.00 132,420,768.75 370,406.03 40,157,172.15 1,558,234.34 10,155,546.30 33,244,078.50 31,215,097.18 611,729,729.03

PV Negatif (996,202,095)

PV Positif 996,776,556

NPV 574,461

Net B/C 1.0006

IRR 6.38%

Payback Period 9.9991

Sumber : Data Primer (2010)

Page 157: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

140

Lampiran 13. Arus Kas Analisis Sensitivitas dengan Menggunakan Switching Value (Penurunan Harga Paket Wisata 33,50%)

pada Skenario II

Uraian Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Inflow

1. Pendapatan Kunjungan 32,300,000.00 331,780,000.00 313,605,000.00 250,146,400.00 250,146,400.00 250,146,400.00 250,146,400.00 250,146,400.00 250,146,400.00 250,146,400.00

2. Nilai Sisa 880,333,333.33

3. Sumbangan Dana 825,000,000.00

4. Pendapatan Konsumsi 10,120,000.00 109,620,000.00 105,580,000.00 121,320,000.00 121,320,000.00 121,320,000.00 121,320,000.00 121,320,000.00 121,320,000.00 121,320,000.00

5. Pendapatan Toko Cinderamata 85,620,000.00 85,620,000.00 85,620,000.00 85,620,000.00 85,620,000.00 85,620,000.00

Total Inflow 867,420,000.00 441,400,000.00 419,185,000.00 371,466,400.00 457,086,400.00 457,086,400.00 457,086,400.00 457,086,400.00 457,086,400.00 1,337,419,733.33

Outflow

1. Biaya Investasi

Lahan 860,000,000.00

Biaya Penataan Lahan 10,000,000.00

Bangunan 637,000,000.00

Pembuatan Sawah 300,000.00

Pembuatan Kolam Ikan 300,000.00

Alat Kesenian 15,000,000.00

Pagar Kayu 300,000.00 300,000.00 300,000.00 300,000.00 300,000.00 300,000.00 300,000.00 300,000.00 300,000.00 300,000.00

Pembuatan Jalan Masuk 100,000.00

Plang Penunjuk Jalan 1,000,000.00 1,000,000.00

Pemasangan Listrik, Air, dan Telepon 5,000,000.00

Pompa Air 2,000,000.00 2,000,000.00

Peralatan Pertanian 155,000.00 155,000.00 155,000.00 155,000.00 155,000.00 155,000.00 155,000.00 155,000.00 155,000.00 155,000.00

Peralatan Kebersihan 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00

Genset 12,000,000.00 12,000,000.00

Kincir angin 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00 100,000.00

Mesin Pemotong Rumput 3,000,000.00 3,000,000.00

Peralatan Tukang 150,000.00 150,000.00 150,000.00 150,000.00 150,000.00 150,000.00 150,000.00 150,000.00 150,000.00 150,000.00

Page 158: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

141

Lampiran 13. (Lanjutan)

Uraian Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Pemasangan Wireless 15,000,000.00

Motor 11,000,000.00 11,000,000.00

Netbook 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00

Televisi 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00

Perabotan Rumah 12,000,000.00 12,000,000.00

Kasur 11,200,000.00 11,200,000.00 11,200,000.00 11,200,000.00

Sound System 9,000,000.00 9,000,000.00 9,000,000.00 9,000,000.00

Tape Player 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00

Alat Masak dan Permainan Tradisional 425,000.00 425,000.00 425,000.00 425,000.00 425,000.00 425,000.00 425,000.00 425,000.00 425,000.00 425,000.00

Baju Adat Tenaga Kerja 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00

Bangunan Toko Cinderamata 1,000,000.00

Total Biaya Investasi 1,617,430,000.00 3,230,000.00 3,230,000.00 34,730,000.00 3,230,000.00 44,230,000.00 33,730,000.00 3,230,000.00 3,230,000.00 33,730,000.00

2. Biaya Operasional

2.1 Biaya Tetap

Gaji Tenaga Kerja Tetap 20,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00 60,000,000.00

Transportasi 1,200,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00

Promosi 8,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00

Listrik dan Telepon 3,400,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00 10,200,000.00

Pupuk Kompos 40,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00 120,000.00

Pemeliharaan Bangunan 14,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00 42,000,000.00

Pemeliharaan Sawah 333,333.33 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00

Pemeliharaan Alat Kesenian 1,666,666.67 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00

Pemeliharaan Situs Sejarah 1,600,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00

Pemeliharaan Kolam Ikan 333,333.33 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00

Wireless Internet 6,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00 18,000,000.00

Perlengkapan Kantor dan Administrasi 2,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00

Komunikasi 800,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00

Perawatan Kendaraan 240,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00

Perawatan Genset dan Mesin Pemotong Rumput 166,666.67 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00

Page 159: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

142

Lampiran 13. (Lanjutan)

Uraian Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Pemeliharaan Toko Cinderamata 600,000.00 600,000.00 600,000.00 600,000.00 600,000.00 600,000.00

Administrasi Toko Cinderamata 240,000.00 240,000.00 240,000.00 240,000.00 240,000.00 240,000.00

Total Biaya Tetap 59,780,000.00 179,340,000.00 179,340,000.00 179,340,000.00 180,180,000.00 180,180,000.00 180,180,000.00 180,180,000.00 180,180,000.00 180,180,000.00

2.2. Biaya Variabel

Gaji Tenaga Kerja Tidak Tetap 3,375,000.00 28,125,000.00 19,800,000.00 26,550,000.00 26,550,000.00 26,550,000.00 26,550,000.00 26,550,000.00 26,550,000.00 26,550,000.00

Bahan Bakar Genset 400,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00

Biaya Konsumsi Wisatawan 7,590,000.00 82,215,000.00 79,185,000.00 90,990,000.00 90,990,000.00 90,990,000.00 90,990,000.00 90,990,000.00 90,990,000.00 90,990,000.00

Pembelian Ikan 3,000,000.00 25,000,000.00 17,600,000.00 23,600,000.00 23,600,000.00 23,600,000.00 23,600,000.00 23,600,000.00 23,600,000.00 23,600,000.00

Pembelian Bibit Padi dan Padi 150,000.00 1,250,000.00 880,000.00 1,180,000.00 1,180,000.00 1,180,000.00 1,180,000.00 1,180,000.00 1,180,000.00 1,180,000.00

Biaya Modal Toko Cinderamata 65,880,000.00 65,880,000.00 65,880,000.00 65,880,000.00 65,880,000.00 65,880,000.00

Gaji Tenaga Kerja Toko Cinderamata 3,540,000.00 3,540,000.00 3,540,000.00 3,540,000.00 3,540,000.00 3,540,000.00

Biaya Angkut 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00

Total Biaya Variabel 14,515,000.00 137,790,000.00 118,665,000.00 143,520,000.00 214,140,000.00 214,140,000.00 214,140,000.00 214,140,000.00 214,140,000.00 214,140,000.00

Total Biaya Operasional 74,295,000.00 317,130,000.00 298,005,000.00 322,860,000.00 394,320,000.00 394,320,000.00 394,320,000.00 394,320,000.00 394,320,000.00 394,320,000.00

3. Biaya Lain-lain

Pajak 400,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 13,351,600.00 16,891,600.00 16,891,600.00 16,891,600.00 16,891,600.00 16,891,600.00 16,891,600.00

Total Biaya Lain-lain 400,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 13,351,600.00 16,891,600.00 16,891,600.00 16,891,600.00 16,891,600.00 16,891,600.00 16,891,600.00

Total Outflow 1,692,125,000.00 321,560,000.00 302,435,000.00 370,941,600.00 414,441,600.00 455,441,600.00 444,941,600.00 414,441,600.00 414,441,600.00 444,941,600.00

Net Benefit -824,705,000.00 119,840,000.00 116,750,000.00 524,800.00 42,644,800.00 1,644,800.00 12,144,800.00 42,644,800.00 42,644,800.00 892,478,133.33

CF 6.5% 1.21 1.13 1.13

DF 6.5% 1.00 0.94 0.88 0.83 0.78 0.73 0.69

Present Value -996,202,095.49 135,925,524.00 132,420,768.75 524,800.00 40,042,065.73 1,450,153.19 10,054,061.65 33,148,787.75 31,125,622.30 611,645,715.06

PV Negatif (996,202,095)

PV Positif 996,337,498

NPV 135,403

Net B/C 1.0001

IRR 6.37%

Payback Period 9.9998

Sumber : Data Primer (2010)

Page 160: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

DOKUMENTASI

Page 161: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

144

Dokumentasi 1. Kegiatan Belajar Menanam Padi

Dokumentasi 2. Kegiatan Belajar Menangkap Ikan

Dokumentasi 3. Kegiatan Bermain Alat Permainan Tradisional

Page 162: ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROWISATA KAMPUNG … · itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam

145

Dokumentasi 4. Kegiatan Mandi di Sungai

Dokumentasi 5. Pertunjukan Kesenian Tradisional Sunda

Dokumentasi 6. Bangunan Rumah dengan Arsitektur Tradisional Sunda