analisis kelayakan pengembangan...

86
ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK, KABUPATEN BOGOR RIEZKY SIDIK FAKHRUDDIN DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Upload: phamhuong

Post on 17-Sep-2018

250 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG

UDIK, KABUPATEN BOGOR

RIEZKY SIDIK FAKHRUDDIN

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2013

Page 2: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

ii

ABSTRAK

RIEZKY SIDIK FAKHRUDDIN. Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Peternakan Ayam Broiler di Desa Cihideung Udik, Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh JUNIAR ATMAKUSUMA.

Usaha peternakan yang banyak diminati adalah peternakan ayam broiler karena memiliki permintaan yang tinggi. Kabupaten Bogor merupakan salah satu daerah di Jawa Barat yang memiliki permintaan ayam broiler tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis kelayakan pengembangan usaha ternak ayam broiler ditinjau dari aspek non finansial seperti aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial dan budaya serta aspek lingkungan (2) Menganalisis kelayakan pengembangan usaha ternak ayam broiler ditinjau dari aspek finansial (3) Menganalisis tingkat kepekaan (switching value) kelayakan pengembangan usaha ternak ayam broiler. Berdasarkan hasil analisis aspek non finansial dan finansial usaha peternakan ayam broiler layak untuk dikembangkan, karena dilihat dari nilai NPV sebesar Rp6 058 082 368, Net B/C sebesar 2.84%, IRR sebesar 39.26% dan PP sebesar 3.2 tahun, dengan discount rate 6%. Hasil analisis switching value menunjukkan usaha peternakan ayam broiler rentan terhadap kenaikan harga pakan di atas 10.11% dan penurunan harga jual ayam diatas 6.31%. Peternakan ayam broiler ini lebih sensitif terhadap penurunan harga jual ayam.

Kata kunci : Analisis Kepekaan, IRR, Net B/C, NPV, PP.

ABSTRACT RIEZKY SIDIK FAKHRUDDIN. Analysis feasibility enterprise development of chicken farmer broiler in the village Cihideung Udik, Bogor Sub-District. Supervised by JUNIAR ATMAKUSUMA.

Broiler chicken husbandry is the most favorited kind of husbandry because it has high level of demand of its product. Bogor is one of regions in West Java that has high demand of chicken husbandry product. The study aims to ( 1 ) analyze feasibility enterprise development of chicken farmer broiler look from non financial aspects as aspects market, the technical aspects, aspect management and legal, aspect social and cultural and environmental aspects ( 2 ) analyze feasibility enterprise development of chicken farmer broiler look from financial aspects ( 3 ) analyzed levels of sensibility (switching value) feasibility enterprise development of chicken farmer broiler. Based on the analysis aspect financial and non financial, business of chicken broiler has worthy to be developed. Because it seen from Net Present Value (NPV) was IDR6 058 082 368, net B/C 2.84%, IRR 39.26%, and Payback Period 3.2 years. The Discount Rate was 6%. Switching Value analysis showed that the increasing price of feed price by 10.11% and decreasing price of selling chicken by 6.31% were still feasible. Chicken broiler farm more sensitive to decrease price of selling chicken than increasing price of feed.

Keywords : NPV, Net B/C, IRR, PP, Switching Value .

Page 3: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Peternakan Ayam Broiler Di Desa Cihideung Udik, Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, September 2013

Riezky Sidik Fakhruddin NIM H34114083

*Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait.

Page 4: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

iv

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG

UDIK, KABUPATEN BOGOR

RIEZKY SIDIK FAKHRUDDIN

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2013

Page 5: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

v

Judul Skripsi : Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Peternakan Ayam Broiler Di Desa Cihideung Udik, Kabupaten Bogor

Nama : Riezky Sidik Fakhruddin NIM : H34114083

Disetujui oleh

Ir Juniar Atmakusuma, MS Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Nunung Kusnadi, MS Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 6: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

vi

PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala,

karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2013 ini ialah kelayakan usaha, dengan judul Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Peternakan Ayam Broiler Di Desa Cihideung Udik, Kabupaten Bogor.

Penyelesaian penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih secara tertulis sebagai bentuk penghargaan kepada kedua orang tua, kakak, dan ketiga adik tercinta yang telah memberikan dukungan, doa, dan materi yang mengantarkan penulis pada satu titik menuju masa depan. Ibu Ir Juniar Atmakusuma, MS sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan, dan mendukung sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Bapak Dr Ir Wahyu Budi Priatna, MS dan Bapak Ir Joko Purwono, MS selaku dosen penguji utama dan dosen penguji akademik yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis untuk perbaikan skripsi ini. Ir Popong Nurhayati, MM sebagai dosen evaluator kolokium yang telah memberikan banyak saran, keluarga besar Bapak Jono yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan kegiatan penelitian dan telah membantu selama pengumpulan data, serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2013

Riezky Sidik Fakhruddin

Page 7: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

vii

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ix DAFTAR GAMBAR ix DAFTAR LAMPIRAN ix PENDAHULUAN 1

Latar Belakang .............................................................................................. 1 Perumusan Masalah ...................................................................................... 4 Tujuan .......................................................................................................... 6 Manfaat......................................................................................................... 7 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................. 7

TINJAUAN PUSTAKA 7 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu ............................................ 9

KERANGKA PEMIKIRAN 9 Kerangka Pemikiran Teoritis ......................................................................... 9

Pengertian Analisis Kelayakan Bisnis ................................................... 10 Aspek Non Finansial ............................................................................ 10 Aspek Finansial .................................................................................... 14

Kerangka Pemikiran Konseptual ................................................................. 16 METODE PENELITIAN 18

Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................................... 18 Jenis dan Sumber Data ................................................................................ 19 Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 19 Metode Pengolahan dan Analisis Data ........................................................ 19 Analisis Kelayakan Aspek Non Finansial .................................................... 20

Aspek Pasar ......................................................................................... 20 Aspek Teknis ....................................................................................... 20 Analisis Manajemen dan Hukum .......................................................... 21 Analisis Aspek Sosial dan Ekonomi .................................................... 21 Aspek Lingkungan ............................................................................... 21 Analisis Aspek Finansial ...................................................................... 22 Analisis Switching Value ...................................................................... 24

Asumsi Dasar Penelitian ............................................................................. 24 HASIL DAN PEMBAHASAN 25

Gambaran Umum Usaha ............................................................................. 25 Lokasi dan Tata Letak .......................................................................... 25 Sejarah Singkat Peternakan .................................................................. 26 Fasilitas Usaha Peternakan Ayam Broiler ............................................. 27 Fasilitas Pendukung.............................................................................. 28

Analisis Aspek-Aspek Non Finansial .......................................................... 29 Aspek Pasar ......................................................................................... 29

Page 8: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

viii

Aspek Teknis ....................................................................................... 33 Aspek Manajemen dan Organisasi ........................................................ 37 Aspek Hukum ...................................................................................... 38 Aspek Ekonomi dan Sosial ................................................................... 38

Analisis Finansial ........................................................................................ 39 Proyeksi arus kas (Cashflow) ................................................................ 40 Arus penerimaan (Inflow) ..................................................................... 40 Arus Biaya (Outflow) ........................................................................... 43 Analisis laba rugi.................................................................................. 46

Analisis Kelayakan Finansial ...................................................................... 46 Analisis Switching Value Usaha .................................................................. 47

SIMPULAN DAN SARAN 48 DAFTAR PUSTAKA 50 LAMPIRAN 51

Page 9: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

ix

DAFTAR TABEL 1 Total produksi nasional daging, susu, dan telur tahun 2001-2012 1 2 Kontribusi populasi ayam broiler Jawa Barat terhadap nasional

pada tahun 2001-2011 2 3 Populasi ayam broiler yang menjadi sentra peternakan di

Provinsi Jawa Barat tahun 2011 (ekor) 2 4 Kontribusi total kuantitas daging ayam broiler terhadap produksi daging

di Jawa Barat (dalam satuan ton) 3 5 Perkembangan populasi dan kontribusi ayam broiler (ekor)

tahun 2005- 2011 di Kabupaten Bogor dan Jawa Barat 3 6 Kesepakatan harga ayam broiler berdasarkan kontrak 31 7 Penerimaan penjualan ayam broiler hidup 41 8 Penerimaan penjualan kotoran ayam 42 9 Biaya tetap yang dikeluarkan pada usaha peternakan ayam broiler 44 10 Harga dan biaya variabel pada peternakan ayam broiler 45 11 Hasil analisis kelayakan finansial peternakan ayam broiler 46 12 Analisis switching value kelayakan usaha ayam broiler 48

DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran operasional analisis pengembangan usaha

ternak ayam broiler di Kecamatan Ciampea 18 2 Struktur organisasi peternakan ayam broiler di Desa Cihideung Udik 37

DAFTAR LAMPIRAN 1 Nilai FCR standar dan aktual di peternakan 51 2 Biaya investasi peternakan ayam broiler sebelum pengembangan 52 3 Biaya investasi peternakan ayam broiler setelah pengembangan 53 4 Biaya operasional peternakan ayam broiler sebelum pengembangan 54 5 Biaya operasional peternakan ayam broiler setelah pengembangan 55 6 Proyeksi penerimaan di peternakan ayam broiler sebelum pengembangan 56 7 Proyeksi penerimaan di peternakan ayam broiler setelah pengembangan 56 8 Proyeksi laba rugi di peternakan ayam broiler sebelum pengembangan 57 9 Proyeksi laba rugi di peternakan ayam broiler setelah pengembangan 58 10 Cashflow di peternakan ayam broiler sebelum pengembangan 59 11 Cashflow di peternakan ayam broiler setelah pengembangan 61

Page 10: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

x

12 Analisis switching value penurunan maksimum harga jual ayam di peternakan ayam broiler sebesar 6.31 persen 64

13 Analisis switching value kenaikan maksimum harga pakan di peternakan ayam broiler sebesar 10.11 persen 67

14 Layout peternakan ayam broiler 70 15 Dokumentasi di lokasi penelitian 71 16 Kuisioner penelitian analisis kelayakan pengembangan usaha

peternakan ayam broiler Di Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor 73

Page 11: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Subsektor peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian yang sangat potensial untuk dikembangkan. Subsektor peternakan perlu dikembangkan karena subsektor ini dapat memberikan kontribusi besar untuk kesejahteraan masyarakat. Salah satu peranan yang cukup penting dalam kegiatan ekonomi pada bidang peternakan adalah terjadinya pertumbuhan populasi ternak. Adanya pertumbuhan populasi ternak akan meningkatkan produksi daging, susu, dan telur sebagai sumber pendapatan utamanya. Daging, susu, dan telur merupakan produk utama dari subsektor peternakan yang memegang peranan penting dalam kontribusinya terhadap perekonomian. Produksi daging, susu, dan telur dapat dilihat pada Tabel 1 berikut : Tabel 1 Total produksi nasional daging, susu, dan telur tahun 2001-2012

Tahun Daging (000 Ton)

Telur (000 Ton)

Susu (000 Ton)

2001 1.561 850 480 2002 1.770 946 493 2003 1.872 973 553 2004 2.020 1.107 550 2005 1.817 1.051 536 2006 2.063 1.204 616 2007 2.068 1.382 568 2008 2.137 1.324 647 2009 2.205 1.307 827 2010 2.366 1.366 910 2011 2.522 1.466 975 2012 2.689 1.548 1.018

Total pertumbuhan (%) 5.26 5.83 7.48 Sumber : Direktorat Jendral Peternakan, 2013

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa tingkat kelajuan produksi susu menduduki peringkat tertinggi yaitu sebesar 7.48%, dan kelajuan pertumbuhan daging jika dibandingkan ketiga komoditas susu dan telur paling rendah pertumbuhannya hanya 5.26%. Tetapi daging merupakan produk yang berkontribusi tinggi dalam pengadaan hasil peternakan, bila dibandingkan dengan ketiga produk hasil peternakan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Direktorat Jenderal Peternakan, pada tingkat nasional daging merupakan satu-satunya produk unggulan subsektor peternakan yang jumlah produksi pertahunnya paling besar dan cenderung meningkat jika dibandingkan dengan produksi telur dan susu. Berdasarkan data yang diperoleh dari Direktorat Jenderal Peternakan, pada tahun 2012 jumlah produksi daging di Indonesia sebesar 2 689 000 ton lebih besar dari jumlah produksi telur yang hanya 1 548 000 ton dan produksi susu sebesar 1 018

Page 12: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

2

000 ton. Jawa Barat merupakan salah satu sentra peternakan ayam broiler di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari informasi yang disajikan pada Tabel 2 yang menunjukan kontribusi populasi ayam broiler di Jawa Barat terhadap populasi ayam broiler nasional.

Tabel 2 Kontribusi populasi ayam broiler Jawa Barat terhadap nasional pada

tahun 2001-2011

Sumber : Direktorat Jenderal Peternakan, 2013

Berdasarkan Tabel 2, dapat disimpulkan bahwa populasi ayam broiler mengalami tren meningkat dengan rata-rata kontribusi populasi ayam di Jawa Barat terhadap populasi nasional sebesar 42.10%, dalam kurun waktu sepuluh tahun dari tahun 2001 hingga tahun 2011. Tingkat kontribusi populasi ayam broiler Propinsi Jawa Barat terhadap populasi nasional sangat tinggi, lebih dari 30% kontribusi populasi ayam broiler terhadap populasi nasional. Data Direktorat Jenderal Peternakan tahun 2013 ini mengindikasi tingginya potensi pengembangan usaha ayam broiler di Jawa Barat.

Provinsi Jawa Barat memiliki beberapa kabupaten yang menjadi sentra produksi dan salah satunya adalah Kabupaten Bogor, pemilihan Kabupaten Bogor didasarkan pada tren pertumbuhan populasi di daerah ini yang semakin tinggi. Kabupaten Bogor merupakan salah satu kawasan yang memiliki jumlah populasi ayam broiler terbesar dibandingkan dengan kawasan lainnya di Jawa Barat dengan jumlah ternak sebanyak 17 175 302 ekor ayam broiler pada tahun 2011. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3 berikut :

Tabel 3 Populasi ayam broiler yang menjadi sentra peternakan di Provinsi Jawa

Barat tahun 2011 (ekor) No Kabupaten/Kota Jumlah

1 Kab Bogor 17 175 302 2 Kab Sukabumi 9 752 590 3 Kab Cianjur 5 994 491 4 Kab Bandung 4 407 675 5 Kab Ciamis 14 028 739 6 Kab Karawang 11 057 927

Sumber : BPS, 2012 (diolah)

Tahun Jawa Barat (Ekor) Nasional (Ekor) Kontribusi (%) 2001 238.050.365 621.870.428 38,28 2002 269.778.372 865.074.785 31,18 2003 296.160.072 847.743.895 34,93 2004 328.015.536 778.969.843 42,10 2005 352.434.300 811.188.684 43,45 2006 343.954.090 797.527.446 43,13 2007 377.549.055 891.659.346 42,34 2008 417.373.596 902.052.418 46,27 2009 455.258.895 1.026.378.580 40,36 2010 497.814.154 986.871.711 50,44 2011 526.931.620 1.041.968.244 50,57

Page 13: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

3

Daging ayam broiler merupakan produk subsektor peternakan yang produksinya semakin meningkat dikarenakan untuk mengimbangi jumlah permintaan daging ayam broiler yang kian meningkat. Hampir seluruh kalangan masyarakat menyukai daging ayam yang kaya akan protein mulai dari anak-anak hingga dewasa. Tidak hanya karena rasa dagingnya yang enak daging ayam juga memberikan kontribusi positif bagi kesehatan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4 berikut :

Tabel 4 Kontribusi total kuantitas daging ayam broiler terhadap produksi daging

di Jawa Barat (dalam satuan ton) No Tahun Daging Ayam Broiler Produksi Daging Persentase 1 2008 335 151 478 717 70.01 2 2009 365 573 524 163 69.74 3 2010 399 745 550 717 72.59 4 2011 492 413 646 796 76.13 5 2012 565 973 725 844 77.97

Sumber : Direktorat Jendral Peternakan, 2013 (diolah)

Berdasarkan Tabel 4, daging ayam broiler memberikan kontribusi sangat besar bagi produksi daging di Jawa Barat. Pada tahun 2008 kontribusi daging ayam broiler mencapai angka 70.01%, pada tahun 2009 mencapai angka 69.74%, pada tahun 2010 mencapai angka 72.59%, pada tahun 2011 mencapai angka 76.13%, dan tahun 2012 mencapai 77.97%. Hal ini mengindikasikan bahwa ayam broiler merupakan jenis ternak yang sangat penting untuk dikembangkan karena dapat membantu perekonomian masyarakat. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari dinas peternakan dan perikanan Kabupaten Bogor, secara statistik populasi ayam broiler sejak tahun 2005 hingga 2011 mengalami peningkatan. Tren pertumbuhan populasi ayam broiler juga selalu positif sejak tahun 2005 hingga 2011. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 5 berikut :

Tabel 5 Perkembangan populasi dan kontribusi ayam broiler (ekor) tahun 2005-

2011 di Kabupaten Bogor dan Jawa Barat

Tahun Kabupaten Bogor Jawa Barat Kontribusi (%)

2005 8 257 900 352 434 300 2.34 2006 11 864 000 343 954 090 3.45 2007 12 756 300 377 549 055 3.38 2008 13 775 475 417 373 596 3.30 2009 14 363 496 455 258 895 3.16 2010 15 771 780 497 814 154 3.17 2011 17 175 032 526 931 620 3.26

Total perkembangan (%) 7.47 6.40 3.15 Sumber : Dinas peternakan dan perikanan Kabupaten Bogor, 2013

Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat bahwa Kabupaten Bogor memiliki perkembangan populasi yang baik pada peternakan ayam broiler. Hal ini ditunjang dengan rata-rata kelajuan peningkatan populasi sebesar 7.47% dari

Page 14: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

4

tahun 2005 hingga tahun 2011. Kabupaten Bogor juga termasuk salah satu kabupaten yang cukup memiliki kontribusi dalam penambahan jumlah populasi di provinsi Jawa Barat. Dengan rata-rata sebesar 3.15% dalam kurun waktu enam tahun, mulai dari tahun 2005 hingga 2011. Jumlah tersebut mengindikasikan bahwa Kabupaten Bogor cukup berperan baik bagi Provinsi Jawa Barat, dengan adanya kontribusi dari berbagai Kabupaten di Jawa Barat, populasi di Provinsi Jawa Barat mengalami kenaikan populasi yang cukup baik dengan rata-rata 6.40% pertahun dari tahun 2005 hingga 2011. Peningkatan populasi tersebut berhasil karena ditunjang dengan pengelolaan manajemen yang baik, mulai dari manajemen produksi, keuangan, sumber daya manusia, dan manajemen pemasaran. Peternak sebagai pengambil keputusan bisnis harus memilki kompetensi yang baik untuk mengelola seluruh perusahaan, yang akan berpengaruh besar terhadap keberhasilan usahanya. Kemampuan manajemen yang baik harus ditunjang dengan infrastruktur peternakan yang memadai. Infrastruktur yang memadai dapat ditunjukan dengan kemudahan akses keluar dan masuk peternakan, jaringan listrik dan telepon, sumber air, tersedianya peralatan dan lain-lain.

Peternakan ayam broiler ini terletak di Desa Cihideung Udik Kabupaten Bogor yang membudidayakan ayam broiler. Peternakan ini melakukan investasi usaha ayam broiler sejak tahun 2003 sebanyak 100 ekor ayam. Usaha ini didirikan karena permintaan ayam broiler cukup tinggi. Permintaan tersebut didominasi oleh perusahaan TJ Farm yang merupakan konsumen tetap peternakan ini. Kendati sudah memiliki konsumen yang tetap yaitu TJ Farm sebagai mitranya, akan tetapi ketentuan-ketentuan yang diberikan oleh TJ Farm seperti kesepakatan besama itu menjadi tolak ukur peternakan ini untuk menjalankan usahanya dengan mitra tersebut. Mengingat dalam kerjasama kemitraan terdapat aturan-aturan yang harus dipatuhi kedua belah pihak. Contohnya, harga kontrak tetap penjualan ayam yang menyebabkan penerimaan menjadi tetap, sementara harus menutupi biaya yang meningkat akibat harga input yang meningkat. Seiring bertambahnya jumlah permintaan ayam broiler dari pihak mitra ke peternakan ini juga menyebabkan perlu adanya pengembangan pada usaha peternakan ayam broiler tersebut demi tercapainya target yang sudah ditentukan oleh kesepakatan bersama antara kedua belah pihak, untuk itu perlu dilakukan penelitian mengenai kelayakan usaha suatu peternakan yang bekerja sama dengan perusahaan kemitraan untuk melihat apakah kerjasama kemitraan yang dilakukan usaha peternakan layak dilanjutkan kerjasamanya atau harus dilakukan evaluasi kontrak.

Perumusan Masalah

Peternakan ayam broiler ini dikelolah oleh pemilik dan dibantu oleh beberapa orang tenaga kerjanya yang masing-masing memiliki tugas untuk mengurus setiap kandang yang ada di peternakan. Jumlah ayam yang dimiliki oleh pada saat ini sebanyak 67 500 ekor ayam. Peternakan ayam broiler ini memiliki lahan seluas kurang lebih 5 000 meter2 yang terdiri dari tujuh zona kandang dimana masing-masing zona memliki jumlah kandang yang berbeda.

Page 15: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

5

Zona pertama terdiri dari tiga kandang dengan kapasitas masing-masing kandang yaitu 5 000 ekor dan dua kandang lainnya berkapasitas 2 500 ekor ayam. Zona kedua terdiri dari dua kandang dengan kapasitas 4 500 dan 2 500 ekor ayam. Zona ketiga terdiri dari dua kandang dengan kapasitas 4 300 dan 3 700 ekor ayam. Zona keempat terdiri dari lima kandang dengan kapasitas 2 000 ekor ayam dan empat kandang lainnya masing-masing berkapasitas 3 500 ekor ayam. Zona kelima terdiri dari satu kandang dengan kapasitas 3 500 ekor ayam. Zona keenam terdiri dari satu kandang dengan kapasitas 3 000 ekor ayam. Zona ketujuh terdiri dari lima kandang dengan kapasitas masing-masing kandang 4 000 ekor ayam, sehingga peternakan ini memiliki jumlah kandang sebanyak 19 kandang.

Usaha ini sudah berjalan sekitar sepuluh tahun yang lalu tepatnya pada Tahun 2003 sampai dengan sekarang. Pada awal usahanya, peternakan ini berdiri sendiri dan menjual hasil ternaknya langsung kapada konsumen akhir yaitu ke pasar, setelah beberapa periode, di tahun yang sama dengan berdirinya usaha, peternakan mengalami permasalahan persaingan pemasaran. Peternakan ini belum memiliki tujuan pasar sasaran yang tetap. Modalnya yang terbatas menyebabkan pemilik kesulitan dalam memasarkan produknya, beliau tidak memiliki tujuan pasar tetap dan tidak memiliki alokasi dana untuk mendistribusikan produknya ke pasar yang jauh dari area peternakan.

Setelah berjalan setahun menjalin kemitraan dengan perusahaan yaitu PT Sierrad. Kontrak berakhir pada tahun 2008 dan awal 2009 peternak menjalin kemitraan dengan perusahaan TJ Farm hingga saat ini. Kemitraan yang dijalani yaitu mulai dari penyediaan DOC, pakan, obat, sampai pada penjualan ayam broiler. Terdapat beberapa aturan yang telah ditentukan oleh pihak mitra yaitu ketetapan harga yang telah disepakati oleh kedua belah pihak seperti harga DOC, pakan, obat vaksin, dan harga jual. Harga jual ditentukan berdasarkan bobot ayam pada saat panen, sehingga peternakan tidak perlu mengkhawatirkan penurunan harga jual di pasar. Biaya terbesar yang dikeluarkan pada usaha peternakan ayam broiller adalah biaya pakan, untuk itu manajemen pakan yang baik sangat dibutuhkan supaya dapat menekan biaya yang dikeluarkan sehingga margin keuntungan yang didapat bisa lebih besar.

TJ Farm menetapkan Feed Convertion Rate (FCR) standar bagi setiap plasmanya, kemudian melakukan kontrol melalui PPL secara rutin, memberikan bimbingan agar tingkat FCR bisa sesuai dengan standar. Kontrol dilakukan dengan mengecek jumlah pakan yang telah terpakai dengan bobot ayam saat dilakukan pengecekan. Jika FCR kurang dari standar yang telah ditentukan oleh perusahaan, maka plasma akan mendapatkan insentif dari perusahaan, karena peternakan dapat menghemat penggunaan pakan. Permintaan penambahan produksi ayam dari TJ Farm sebagai konsumen tetap adalah sebanyak 67 500 ekor ayam per periode produksi. Saat ini TJ Farm meminta tambahan pasokan ayam sebanyak 10 000 ekor ayam per periode sehingga permintaan perusahaan saat ini sebanyak 77 500 ekor ayam. Melihat kondisi kandang pada saat ini tidak memungkinkan jika penambahan produksi tidak diimbangi dengan penambahan kandang.

Peternakan ini berencana mengembangkan usaha dan menambah investasi dengan membuat dua kandang baru yang berkapasitas masing-masing kandang yaitu 5 000 ekor ayam, maka produksi akan bertambah menjadi 77 500, sehingga peternakan dapat memenuhi seluruh permintaan dari TJ Farm yang merupakan perusahaan mitranya. Penambahan investasi berupa pembangunan dua unit kandang ini tentu saja akan mengeluarkan dana dalam jumlah besar, sehingga

Page 16: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

6

diperlukan analisis kelayakan pengembangan usaha yang dilakukan. Dengan hasil analisis ini nantinya akan diketahui seberapa layak usaha tersebut untuk tetap dijalankan dengan kemitraannya, mengingat besarnya biaya investasi yang dikeluarkan sehingga dapat menjadi pertimbangan bagi pihak peternak dalam rangka mengevaluasi kembali kegiatan pengembangan usaha tersebut.

Terdapat beberapa ketidakpastian dalam kegiatan usaha yang dijalankan oleh peternakan ini yang memungkinkan terjadinya perubahan-perubahan yang tentu saja mempengaruhi kelayakan pengembangan usaha ternak ayam ini. Perubahan-perubahan tersebut antara lain penurunan harga jual ayam, dan peningkatan harga pakan. Perubahan-perubahan tersebut tentu dapat mempengaruhi kelayakan pengembangan usaha ternak ayam broiler dari segi finansial sehingga perlu dilakukan analisis switching value karena adanya perubahan-perubahan tersebut.

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu : 1. Bagaimana kelayakan pengembangan usaha ternak ayam broiler sistem

kemitraan pola inti plasma ditinjau dari aspek non finansial seperti aspek pasar aspek teknis aspek manajemen dan hukum aspek sosial dan ekonomi serta aspek lingkungan?

2. Bagaimana kelayakan pengembangan usaha ternak ayam broiler ditinjau dari aspek finansial?

3. Bagaimana tingkat kepekaan (switching value) kelayakan pengembangan usaha ternak ayam broiler terhadap kemungkinan terjadinya kenaikan harga pakan dan penurunan harga jual ayam ?

Tujuan

Adapun tujuan dari adanya penelitian ini adalah : 1. Menganalisis kelayakan pengembangan usaha ternak ayam broiler ditinjau

dari aspek non finansial seperti aspek pasar aspek teknis aspek manajemen dan hukum aspek sosial dan ekonomi serta aspek lingkungan.

2. Menganalisis kelayakan pengembangan usaha ternak ayam broiler ditinjau dari aspek finansial.

3. Menganalisis tingkat kepekaan (switching value) kelayakan pengembangan usaha ternak ayam broiler terhadap kemungkinan terjadinya kenaikan harga pakan dan penurunan harga jual ayam.

Page 17: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

7

Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak : 1. Bagi penulis meningkatkan kemampuan penulis dalam mengaplikasikan ilmu

studi kelayakan bisnis yang diperoleh dalam perkuliahan sekaligus sebagai referensi bisnis yang dapat dilakukan di sektor peternakan.

2. Bagi perusahaan sebagai referensi bisnis dan pertimbangan dalam pengembangan usaha ternak yang akan dijalankan sehingga dapat dijadikan bahan evaluasi bagi kelangsungan usaha.

3. Bagi pihak lain hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau bahan rujukan bagi pembaca dalam melakukan penelitian lebih lanjut.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian mengenai analisis kelayakan pengembangan usaha ayam broiler yang dilakukan adalah :

1. Komoditas yang dikaji dan diteliti pada penelitian ini adalah ayam broiler yang diusahakan di peternakan ayam broiler.

2. Data yang digunakan merupakan data primer berupa hasil wawancara dan diskusi langsung dengan pihak peternak ayam broiler dan data sekunder berupa data mengenai harga pada Juni 2013.

3. Kajian masalah yang diteliti difokuskan pada analisis kelayakan pengembangan usaha ayam broiler serta alat analisis switching value.

4. Penelitian ini hanya dilakukan sampai pada kelayakan usaha saja, jika tidak layak maka tidak dilakukan pengkajian ulang oleh peneliti.

TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian mengenai analisis kelayakan pengembangan usaha dalam suatu usaha telah dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti. Hal ini menandakan bahwa kelayakan usaha merupakan hal yang penting untuk diperhitungkan dalam menjalankan suatu usaha, sehingga penting untuk dikaji, ditelusuri, dan dianalisis berdasarkan aspek non finansial dan finansial yang ada pada usaha tersebut, kemudian melakukan analisis kepekaan usaha tersebut terhadap perubahan variabel-variabel tertentu.

Penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan adalah berbagai penelitian yang berhubungan dengan analisis kelayakan usaha. Penelitian mengenai analisis kelayakan terutama pada subsektor peternakan telah dilakukan oleh peneliti terdahulu namun dengan objek kajian atau komoditas yang berbeda. Salah satunya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Irfansyah pada tahun 2009. Penelitian ini berjudul Analisis Pengembangan dan Optimalisasi Produksi Usaha Ternak Sapi

Page 18: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

8

Perah (Studi Kasus : Peternakan Barokah Kebon Pedes Kota Bogor). Hasil dari penelitian ini antara lain : berdasarkan hasil perhitungan kriteria kelayakan finansial peternakan barokah pada skala usaha 80 ekor induk lepas diperoleh nilai NPV sebesar Rp1 835 849 468 IRR diperoleh sebesar 37% dengan tingkat dicount rate sebesar 16% nilai Net B/C sebesar 2.04 PP diperoleh selama 3.81 tahun dan BEP diperoleh selama 49 tahun Selain itu dalam penelitian ini juga dilakukan analisis sensitivitas. Variabel-variabel yang dirubah adalah kenaikan tingkat inflasi per tahun kenaikan biaya pakan per tahun rata-rata produksi susu per ekor induk harga jual susu per liter dan tingkat kenaikan gaji karyawan tiap tahun. Sedangkan berdasarkan hasil penelitian pada aspek pasar teknis manajemen dampak usaha analisis terhadap aspek finansial dapat disimpulkan bahwa gagasan pengembangan usaha layak untuk dilaksanakan yaitu pengembangan skala usaha dari 60 ekor menjadi 80 ekor induk laktasi membuat peternakan beroperasi secara lebih efisien dan mencapai skala ekonomi yang baik.

Hasil penelitian Sugiarti (2008), menganalisis ushaa peternakan ayam broiler Abdul Djawad Farm yang terletak di Desa Banyu Resmi Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif analisis kelatakan finansial seperti : NPV IRR BCR PBP serta analisis sensitivitas terhadap perubahan tingkat harga baik tingkat harga input maupun output. Hasil analisis finansial selama sepuluh tahun kedepan dengan modal sendiri (tingkat suku bunga 6.25%) maka diperoleh NPV Rp 931 398 142 05 BCR 1.04 dan PP tiga tahun enam bulan. Jika menggunakan modal pinjaman (tingkat suku bunga 14.5%) maka didapat NPV 438 192 975 74 BCR 1.03 dan PP empat tahun empat bulan. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa usaha peternakan Abdul Djawad Farm layak untuk dijalankan.

Hasil analisis sensitivitas menunjukan bahwa usaha peternakan Abdul Djawad Farm rentan terhadap peerubahan harga. Peningkatan harga DOC ceteris paribus lebih dari 19.50% (modal sendiri) dan lebih dari 13.04% (modal pinjaman), peningkatan harga pakan ceteris paribus lebih dari 7.00% (modal sendiri) dan lebih dari 4.68% (modal pinjaman) serta penurunan harga jual ayam broiler ceteris paribus lebih dari 4.34% (modal sendiri) dan lebih dari 2.90% (modal pinjaman) akan menyebabkan peternakan Abdul Djawad Farm mengalami kerugian.

Perdana (2008), memiliki analisis kelayakan finansial usaha pembesaran ikan mas dan nila di keramba jaring apung dengan menggunakan kriteria investasi yaitu NPV Net B/C IRR dan PP Hasil perhitungan NPV positif sebesar Rp17 578 956 Net B/C sebesar 1.206 nilai IRR sebesar 37.14% dan PP selama 1.7 tahun. Berdasarkan kriteria kelayakan finansial tersebut maka pengusahaan pembesaran ikan mas ini layak untuk dijalankan. Peneliti melakukan analisis sensitivitas untuk mengetahui kepekaan usaha terhadap perubahan-perubahan dalam biaya pakan dan benih harga jual ikan dan jumlah produksi yang akan memmperngaruhi kelayakan usaha dengan tingkat diskonto 13% berdasarkan hasil perhitungna switching value menunjukan bahwa kenaikan harga ikan mas dan nila maksimum sebesar 7.43% dan harga pakan maksimum 2.82% penurunan produksi maksimum sebesar 1.77%.

Menurut Setiawan (2010) dalam penelitiannya Analisis Kelayakan Finansial Peternak Plasma Ayam Broiler Pola Kemitraan Inti Plasma Cikahuripan PS

Page 19: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

9

menyimpulkan bahwa mekanisme pola kemitraan yang dijalankan oleh perusahaan kemitraan Cikahuripan PS dengan peternak plasma berjalan dengan baik. Kemitraan yang dijalankan berhasil khususnya bagi peternak plasma Hasil menunjukan bahwa keuntungan peternak yang berproduksi pada bulan September-Oktober diperoleh dari usaha ternaknya Rp3 111 920 per ekor atau Rp1 618 32 per kilogram. Analisis yang dilakukan menggunakan analisis pendapatan analisis kelayakan finansial tidak dapat dikatakan layak apabila menggunakan kriteria B/C rasio karena hal ini kurang mendukung aspek-aspek lainnya. Beberapa hal yang tidak dapat diketahui adalah tingkat pengembalian investasi dan apakah lebih menguntungkan daripada bisnis lain.

Menurut Saputra (2011), dalam penelitiannya mengenai Analisis Kelayakan Investasi Peternakan Ayam Broiler pada Kondisi Risiko di Wilayah Bogor Penelitian yang mengedepankan aspek finansial dan mendeskripsikan aspek non finansial serta analisis risiko menunjukan dari segi aspek non finansial. Analisis aspek finansial dengan asumsi total produksi 4519 ekor tingka kematian 3.8% rata-rata bobot 1.68 kilogram dan harga Rp14 450 per kilogram sehingga memeperoleh hasil NPV Rp147 928 117 Net B/C 2.124 IRR 27 84% dan PP dalam jangka waktu tiga tahun tiga bulan.

Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian terdahulu merupakan acuan bagi penelitian dalam menganalisis kelayakan pengembangan usaha. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Irfansyah (2009), Sugiarti (2008), Perdana (2008), Setiawan (2010), dan Saputra (2011) yaitu mengenai lokasi perusahaan dan komoditas yang dikaji dalam penelitian. Sedangkan persamaannya dengan penelitian terdahulu yaitu penelitian ini mengkaji tentang analisis kelayakan usaha dimana kriteria alat analisis yang digunakan yaitu analisis finansial analisis non finansial dan analisis sensitivitas. Hasil penelitian terdahulu dapat memberikan masukan bagi penulis mengenai sejauh mana penelitian sebelumnya mengkaji studi kelayakan usaha. Selain itu penelitian ini dapat dijadikan penulis sebagai referensi dalam melakukan penelitian dengan topik analisis kelayakan usaha peternakan ayam broiler.

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Bisnis atau proyek merupakan suatu kegiatan investasi yang menggunakan sejumlah sumber daya untuk memperoleh keuntungan atau manfaat dalam periode

Page 20: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

10

waktu tertentu. Investasi adalah suatu kegiatan pengadaan barang modal dengan nilai yang besar ataupun memiliki umur pakai ekonomis lebih dari satu tahun. Perhitungan dalam analisis sebuah kegiatan investasi tidak dapat menggunakan analisis laba rugi saja namun perlu dilakukan perhitungan yang memasukkan komponen nilai uang terhadap waktu yang biasa disebut dengan studi kelayakan bisnis.

Studi kelayakan bisnis merupakan salah satu langkah awal yang dapat digunakan untuk menilai tingkat kelayakan bisnis yang akan dikerjakan. Selain itu perhitungan ini juga dapat dipakai pada bisnis yang sedang berjalan jika perhitungan kelayakannya belum pernah dilakukan selama bisnis berjalan. Dari perhitungan analisis kelayakan finansial akan diperoleh informasi megenai kelayakan bisnis dari sisi finansial.

Pengertian Analisis Kelayakan Bisnis

Definisi proyek pertanian secara luas adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumber-sumber daya untuk memperoleh keuntungan atau manfaat msedangkan definisi proyek pertanian secara sempit adalah suatu kegiatan investasi yang mengubah sumber-sumber finansial menjadi barang-barang kapital yang dapat menghasilkan keuntungan-keuntungan atau manfaat-manfaat setelah beberapa periode waktu (Gittinger 1986). Menurut Soeharto 1995, mengkaji kelayakan suatu usulan proyek bertujuan mempelajari usaha tersebut dari segala segi secara profesional agar nantinya setelah diterima dan dilaksankan betul-betul dapat mencapai hasil sesuai dengan yang direncanakan. Jika kedua definisi ini digabungkan maka kajian kelayakan suatu proyek pertanian ditujukan untuk mempelajari penggunaan sumberdaya khususnya sumberdaya alam utuk memperoleh manfaat dari berbagai aspek sehingga ketika proyek tersebut dilaksanakan dapat memperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan.

Analisis suatu kelayakan bisnis perlu mempertimbangkan berbagai aspek yang mungkin terlibat dan satu sama lain saling berkaitan. Aspek yang perlu diperhatikan dalam studi kelayakan terbagi dalam dua kelompok yaitu aspek finansial dan aspek non finansial. Banyaknya aspek yang perlu diperhatikan dalam suatu studi kelayakan sangat tergantung kepada karakteristik dari masing-masing bisnis. (Nurmalina et al 2009)

Aspek Non Finansial

Aspek non finansial pada umumnya dianalisis secara kualitatif dan tidak terkait dengan biaya dan manfaat yang bersifat kuantitatif. Terdapat enam aspek non finansial yang dibahas pada penelitian ini.

1) Aspek pasar

Menurut Umar (2007) pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli atau saling bertemunya antara kekuatan permintaan dan penawaran untuk membentuk suatu harga. Pendapat ahli yang lain mengatakan bahwa pasar merupakan suatu kelompok orang yang diorganisasikan untuk melakukan tawar

Page 21: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

11

menawar sehingga dengan demikian terbentuk harga. Menurut Rangkuti (2006) pemasaran merupakan suatu kegiatan yang dipengaruhi oleh faktor sosial budaya politik ekonomi dan manajerial. Akibat dari pengaruh berbagai faktor tersebut masing-masing individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan menawarkan dan menukarkan produk yang memiliki nilai komoditi. Terdapat unsur-unsur pemasaran seperti : 1. Unsur Strategi Persaingan

Unsur strategi persaingan dalam aspek pemasaran dapat dikelompokan menjadi tiga yaitu : a) Segmentasi Pasar merupakan tindakan mengidentifikasikan dan membentuk

kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah. Masing-masing segmen konsumen ini memiliki karakteristik kebutuhan produk dan bauran pemasaran tersendiri.

b) Targeting merupakan suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki.

c) Positioning merupakan penetapan posisi pasar dengan tujuan untuk membangun dan mengkomunikasikan keunggulan bersaing produk yang ada di pasar ke dalam benak konsumen.

2. Unsur Taktik Pemasaran Unsur taktik pemasaran dalam aspek pemasaran dapat dikelompokan

menjadi dua yaitu : a) Diferensiasi berkaitan dengan cara membangun strategi pemasaran dalam

berbagai aspek di perusahaan. Kegiatan membangun strategi pemasaran inilah yang membedakan diferensiasi yang dilakukan suatu perusahaan dengan dilakukan oleh perusahaan lain.

b) Bauran Pemasaran (marketing mix) adalah kelompok kiat pemasaran yang digunakan untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam pasar sasaran. Konsep marketing mix merupakan segala usaha yang dapat perusahaan lakukan untuk mempengaruhi permintaan produknya. Komponen-komponen pokok marketing mix yaitu produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion). Produk (product) merupakan kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan pada pasar sasaran. Harga (price) merupakan jumlah uang yang harus dibayar konsumen untuk mendapatkan produk. Tempat (place) menunjukan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dan tersedia bagi konsumen. Promosi (promotion) merupakan bagian kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengkombinasikan manfaat dari produk dan untuk meyakinkan konsumen sasaran agar membelinya.

2) Aspek Teknis dan Teknologi Studi aspek teknis dan teknologi mengungkapkan kebutuhan apa yang

diperlukan dan bagaimana secara teknis proses produksi akan dilaksanakan. Berdasarkan kajian teknologi perlu dipahami bahwa perkembangan teknologi adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari. Antisipasi perkembangan teknologi perlu dikaji agar teknologi yang akan digunakan nantinya dapat meningkatkan efektivitas efisiensi dan ekonomi sehingga akhirnya produk yang dihasilkan mampu bersaing di pasar.

Menurut Umar (2007), tujuan studi aspek teknik dan teknologi adalah untuk meyakini apakah secara teknis dan pilihan teknologi rencana bisnis dapat

Page 22: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

12

dilaksanakan secara layak atau tidak layak baik pada saat pembangunan proyek atau operasional secara rutin. Aspek teknis merupakan berbagai aspek yang berkaitan dengan pembagunan unit usaha secara teknis. Dalam aspek teknis ini akan dikaji mengenai perencanaan kapasitas produksi ketersediaan bahan baku dan bahan penunjang serta penentuan lokasi produksi atau lokasi usaha. Sedangkan pada aspek teknologi akan dikaji mengenai teknologi yang digunakan dalam proses produksi. Aspek teknis juga membahas tentang lokasi bisnis, luas produksi, proses produksi, layout, pemilihan jenis teknologi dan equipment. (Nurmalina et al. 2009) a. Lokasi Bisnis

Beberapa variabel yang perlu diperhatikan untuk pemilihan lokasi bisnis dibedakan dalam dua golongan besar, yakni variabel utama dan variabel bukan utama. Penggolongan ke dalam kedua kelompok tersebut tidak mengandung kekakuan, artinya dimungkinkan untuk berubah golongan sesuai dengan ciri utama output dan bisnis yang bersangkutan. Variabel utama antara lain ketersediaan bahan baku, letak pasar yang dituju, tenaga listrik dan air, supply tenaga kerja, dan fasilitas transportasi. Sedangkan varibel bukan utama yaitu hukum dan peraturan yang berlaku, iklim dan keadaan tanah, sikap dari masyarakat setempat, dan rencana masa depan perusahaan. b. Luas Produksi

Luas produksi adalah jumlah produk yang seharusnya diproduksi untuk mencapai keuntungan yang optimal. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam penentuan luas produksi yaitu batasan permintaan, tersedianya kapasitas mesin-mesin, jumlah dan kemampuan tenaga kerja pengelola proses produksi, kemampuan finansial dan manajemen perusahaan, kemampuan adanya perubahan teknologi produksi dimasa yang akan datang. c. Proses Produksi

Proses produksi adalah tahapan-tahapan kegiatan produksi dalam menghasilkan suatu output yang siap jual atau dipasarkan. Proses produksi dikenal adanya tiga jenis proses yaitu proses produksi yang terputus-putus (intermiten), kontinu, dan kombinasi. Dalam hal ini sistem kontinu akan lebih baik digunakan karena lebih mampu menekan risiko kerugian akibat fluktuasi harga dan efektivitas tenaga kerja yang lebih baik dibandingkan dengan sistem terputus. Kecuali untuk kegiatan budidaya tanaman semusim yang umumnya mengacu kepada proses produksi yang terputus-putus. d. Layout

Layout merupakan keseluruhan proses penentuan bentuk dan penempatan fasilitas-fasilitas yang dimiliki perusahaan. Kriteria yang dapat digunakan untuk evaluasi layout khususnya pabrik antara lain adanya konsentrasi dengan teknologi produksi, adanya arus produk dalam proses yang lancar dari proses satu ke proses yang lain, penggunaan ruangan yang optimal, kemudahan dalam melakukan penyesuaian maupun untuk ekspansi, minimisasi biaya produksi dan memberikan jaminan yang cukup untuk keselamatan tenaga kerja. e. Pemilihan Jenis Teknologi dan Equipment

Patokan umum yang dapat digunakan dalam pemilihan jenis teknologi adalah seberapa jauh derajat mekanisasi yang diinginkan dan manfaat ekonomi yang diharapkan, disamping kriteria-kriteria yang lain sperti ketepatan jenis teknologi, keberhasilan penggunaan jenis teknologi tersebut di tempat lain yang

Page 23: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

13

memiliki ciri-ciri yang mendekati lokasi dengan lokasi bisnis, kemampuan pengetahuan penduduk (masyarakat) setempat dan kemungkinan pengembangannya, pertimbangan kemungkinan adanya teknologi lanjutan. Selain itu, perlu diperhatikan penggunaan teknologi yang tepat baik dalam penggunaan potensi ekonomi lokal dan kesesuaian dengan kondisi sosial budaya setempat. Pemilihan mesin dan peralatan serta jenis teknologi mempunyai hubungan yang erat sekali. Apabila pengadaan teknologi tidak terpisah dari mesin yang ditawarkan, maka praktis jenis teknologi, mesin dan peralatan yang akan dipergunakan telah menjadi satu.

3) Aspek Organisasi dan Manajemen

Menurut Umar (2007), tujuan aspek manajemen adalah untuk mengetahui apakah pembangunan dan implementasi bisnis dapat direncanakan dilaksanakan dan dikendalikan sehingga rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau sebaliknya. Perencanaan organisasi dan manajemen dalam pembangunan proyek dan implementasi berdasarkan perencanaan pengorganisasian actuating dan pengendalian. Aspek organisasi dan manajemen mempelajari tentang manajemen dalam masa pembangunan bisnis dan manajemen dalam masa operasi. Apabila bentuk dan sistem pengelolaan telah dapat ditentukan secara teknis dan berdasarkan pada kegiatan usaha disusun bentuk struktur organisasi yang cocok dan sesuai untuk menjalankan kegiatan tersebut. Berdasarkan struktur organisasi yang ditetapkan kemudian ditentukan jumlah tenaga kerja serta keahlian yang diperlukan. 4) Aspek Hukum

Aspek hukum mempelajari tentang bentuk badan usaha yang akan digunakan, dan mempelajari jaminan-jaminan yang bisa disediakan bila akan menggunakan sumber dana yang berupa pinjaman, berbagai akta, sertifikat dan izin. Aspek hukum dari suatu usaha diperlukan dalam hal mempermudah dan memperlancar kegiatan bisnis pada saat menjalin jaringan kerja sama (networking) dengan pihak lain (Nurmalina et al., 2009). 5) Aspek Sosial dan Ekonomi

Dalam aspek sosial dan ekonomi yang dinilai adalah seberapa besar bisnis mempunyai dampak sosial, ekonomi, dan budaya terhadap masyarakat keseluruhan. Pada aspek sosial yang dipelajari adalah penambahan kesempatan kerja atau pengurangan pengangguran, serta adanya pemerataan kesempatan kerja dan pengaruh bisnis terhadap lingkungan sekitar lokasi bisnis. Dari aspek ekonomi, suatu bisnis dapat memberikan peluang peningkatan pendapatan masyarakat, pendapatan asli daerah (PAD), pendapatan dari pajak dan dapat menambah aktivitas ekonomi. Suatu bisnis tidak akan ditolak oleh masyarakat sekitar bila secara sosial budaya diterima dan secara ekonomi memberikan kesejahteraan. (Nurmalina et al. 2009)

6) Aspek Lingkungan

Lingkungan hidup merupakan salah satu aspek yang sangat penting diperhatikan sebelum suatu investasi atau usaha dijalankan. Hal itu dilakukan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan jika suatu investasi jadi dilakukan,

Page 24: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

14

baik dampak negatif maupun yang berdampak positif. Dampak yang timbul ada yang langsung memengaruhi pada saat kegiatan usaha/proyek dilakukan sekarang atau baru terlihat beberapa waktu kemudian dimasa yang akan datang (Kasmir dan Jakfar, 2010). Aspek lingkungan mempelajari bagaimana pengaruh bisnis tersebut terhadap lingkungan. Pertimbangan tentang sistem alami dan kualitas lingkungan dalam analisis suatu bisnis justru akan menunjang kelangsungan suatu bisnis itu sendiri, sebab tidak ada bisnis yang akan bertahan lama apabila tidak bersahabat dengan lingkungan. (Nurmalina et al. 2009)

Aspek Finansial

Menurut Umar (2007), tujuan menganalisis aspek keuangan dari suatu studi kelayakan proyek bisnis adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Hasil pengolahan data kuantitatif yang digunakan untuk aspek finansial yang disajikan dalam bentuk tabulasi yang dilakukan secara manual. Metode analisis yang dianggap relevan untuk menjawab tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan kajian pengembangan bisnis ini adalah :

A. Analisis Kelayakan Investasi

Analisis kelayakan investasi yang akan digunakan adalah menggunakan analisis cashflow yang disusun untuk menunjukan perubahan kas selama satu periode tertentu serta memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukan dari mana sumber-sumber kas dan penggunaan-penggunaannya (Umar 2007). Analisis kelayakan investasi terdiri dari :

Net Present Value (NPV)

Suatu bisnis dapat dikatakan layak jika jumlah seluruh manfaat yang diterimanya melebihi biaya yang dikeluarkan. Selisih antara manfaat dan biaya disebut dengan manfaat bersih atau arus kas bersih NPV atau nilai kini manfaat bersih adalah selisih antara total present value biaya atau jumlah present value dari manfaat bersih tambahan selama umur bisnis. (Nurmalina et al. 2009) Tiga kriteria ukuran kelayakan investasi menurut metode NPV yaitu : a) NPV lebih besar dari nol (NPV > 0) artinya, usaha yang dijalankan

menguntungkan atau memberikan manfaat. b) NPV sama dengan nol (NPV = 0) artinya, usaha yang dijalankan tidak

menguntungkan atau tidak merugikan. c) NPV lebih kecil dari no (NPV < 0) artinya, usaha tersbut tidak layak untuk

dijalankan atau memberikan kerugian. Manfaat biaya bersih atau Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C)

Net B/C adalah ratio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan manfaat bersih yang bernilai negatif. Terdapat tiga kriteria ukuran kelayakan investasi menurut metode Net B/C yaitu: a) Net B/C Ratio lebih dari satu (Net B/C > 1) artinya, usaha tersebut

menguntungkan atau layak untuk dijalankan.

Page 25: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

15

b) Net B/C Ratio sama dengan satu (Net B/C = 1) artinya, usaha tersebut tidak menguntungkan atau tidak merugikan.

c) Net B/C Ratio kurang dari satu (Net B/C < 1) artinya, usaha tersebut tidak menguntungkan atau tidak layak dijalankan. (Nurmalina et al. 2009)

Internal Rate of Return (IRR)

Kelayakan bisnis juga dinilai dari seberapa besar pengembalian bisnis terhadap investasi yang ditanamkan. Hal ini dapat ditunjukan dengan mengukur besaran IRR. IRR adalah tingkat discount rate yang menghasilkan NPV sama dengan 0. Besaran yang dihasilkan dari perhitungan ini adalah dalam satuan persentase (%). Sebuah bisnis dikatakan layak apabila IRR-nya lebih besar dari Opportunity Cost of Capital-nya.

Perhitungan IRR umumnya dilakukan dengan menggunakan metode interpolasi di antara tingkat discount rate yang lebih rendah (yang menghasilkan NPV positif) dengan tingkat discount yang lebih tinggi (yang menghasilkan NPV negatif) (Nurmalina et al 2009).

Payback Period (PP)

Menurut Umar (2007), Payback Period (PP) adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash investment) dengan menggunakan aliran kas dengan kata lain payback period merupakan rasio initial cash investment dengan cash inflow-nya yang hasilnya merupakan satuan waktu. Selanjutnya nilai rasio ini dibandingkan dengan maximum payback period yang dapat diterima. Jika payback period lebih pendek dari umur proyek maka proyek dikatakan menguntungkan jika payback period lebih panjang dari umur proyek maka proyek tersebut tidak menguntungkan.

Proyeksi Laba/Rugi

Proyeksi laba/rugi digunakan untuk menghitung besarnya pajak penghasilan dari laba operasional yang digunakan untuk penentuan Net B/C NPV dan IRR. Laba bersih dapat diperoleh dari selisih laba operasional dan pajak penghasilan. (Umar 2007)

Analisis Nilai Pengganti (Sensitivity Analysis)

Analisis nilai pengganti merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh yang terjadi akibat peningkatan dan penurunan suatu variabel sehingga menghasilkan suatu perubahan kriteria investasi yaitu layak atau tidak layak. Analisis sensitivitas dilakukan karena adanya perubahan-perubahan harga output dan biaya operasional.

Suatu variasi pada analisis sensitivitas adalah nilai pengganti (switching value). Switching value ini merupakan perhitungan untuk mengukur “perubahan maximum’ dari perubahan suatu komponen inflow (penurunan harga output penurunan produksi) atau perubahan komponen outflow (peningkatan harga input/peningkatan biaya produksi) yang masih dapat ditoleransi agar bisnis masih tetap layak. Oleh karena itu perubahan tidak boleh melebihi nilai tersebut. Bila melebihi nilai tersebut maka bisnis dinyatakan tidak layak untuk dijalankan. Perhitungan ini mengacu kepada berapa besar perubahan terjadi sampai dengan NPV sama dengan nol (NPV=0).

Page 26: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

16

Perbedaan yang mendasar antara analisis sensitivitas yang biasa dilakukan dengan switching value adalah pada analisis sensitivitas besarnya perubahan sudah diketahui secara empirik (misal penurunan harga output 20 %) bagaimana dampaknya terhadap hasil kelayakan. Sedangkan pada perhitungan switching value perubahan tersebut harus dicari misalnya berapa perubahan maksimum dari penurunan harga output yang masih dapat ditoleransi agar bisnis masih tetap layak. Hal ini menunjukan bahwa harga output tidak boleh turun melebihi nilai pengganti tersebut. Bila melebihi nilai pengganti (switching value) tersebut maka bisnis tersebut tidak layak atau NPV<0.

Analisis switching value dapat dilakukan dengan menghitung secara coba-coba perubahan maksimum yang boleh terjadi akibat perubahan di dalam komponen inflow atau outflow misal kenaikan biaya produksi penurunan volume produksi dan penurunan harga output (Nurmalina et al. 2009). Switching Value bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh proyek akan dinilai tidak menguntungkan jika terjadi penyimpangan dari yang diperkirakan sebelumnya. Komponen yang umum digunakan dalam perhitungan switching value adalah kenaikan harga bahan baku dan penurunan harga jual atau penurunan jumlah penerimaan sehingga didapat batas minimum kelayakan usaha yang disebabkan terjadinya penurunan harga produk yang sering berubah dan disesuaikan.

Dalam analisis switching value secara langsung dapat dipilih sejumlah nilai yang dapat melakukan perubahan terhadap masalah yang dianggap penting. Nilai switching value diperoleh dengan cara trial and error yaitu melakukan perubahan pada variabel switching yang besar pengaruhnya pada tingkat kelayakan usaha dan sangat mungkin mengalami perubahan diwaktu yang akan datang selama umur usaha. Perubahan dilakukan dengan cara menurunkan atau meningkatkan variabel switching sehingga nilai NPV menjadi sama dengan nol IRR sama dengan nilai discount rate dan Net B/C sama dengan satu.

Kerangka Pemikiran Konseptual

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan serta peningkatan pendapatan masyarakat, maka semakin meningkat pula tuntutan masyarakat dalam pemenuhan gizi, khususnya protein hewani. Peristiwa ini tak diimbangi dengan usaha pengembangan ternak potong lainnya, sehingga populasi ternak besar seperti sapi, kerbau ataupun ternak kecil sebagai ternak potong akan sangat menurun. Oleh karena itu berkembanglah usaha ternak ayam broiler untuk mengimbangi kebutuhan protein hewani masyarakat. Usaha ternak ayam broiler dipandang dapat memberikan keuntungan yang besar dalam kurun waktu yang singkat, karena ayam broiler memiliki siklus hidup yang pendek.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan tahun 2012, Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu sentra penghasil ayam broiler yang cukup besar di Indonesia. Kabupaten Bogor adalah salah satu penghasil ayam broiler terbesar kedua setelah Kabupaten Ciamis. Dalam penelitian ini, peternakan ayam broiler yang berada di Kabupaten Bogor bermaksud untuk memenuhi seluruh permintaan perusahaan dengan menambah

Page 27: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

17

jumlah kandang demi tercapainya target yang sudah disepakati sebelumnya oleh perusahaan mitra, karena dengan adanya harga sapronak yang berfluktuatif dari pihak perusahaan, maka Pak jono harus dapat mengefisiensikan pengguanaan pakan agar dapat menekan biaya operasional, karena pemakaian pakan dapat mempengaruhi FCR yang sudah ada dalam standar dari perusahaan. Semakin baik peternak menggunakan pakan dan kurang dari standar FCR yang telah ditentukan perusahaan, maka Pak Jono akan mendapatkan insentif dari pihak perusahaan tersebut.

Melihat potensi peternakan ayam broiler yang begitu besar, peternakan ini akan melakukan pengembangan usaha berupa penambahan kandang dengan kapasitas10 000 ekor ayam, dengan adanya penambahan kandang tersebut maka untuk DOC nya pun akan terjadi penambahan yang signifikan. Modal untuk investasi pengembangan usaha tersebut dibiayai oleh pemilik usaha itu sendiri tanpa meminta bantuan dari lembaga keuangan lain. Analisis kelayakan pengembangan usaha ayam broiler ini dilakukan dengan studi kelayakan bisnis. Penelitian ini menggunakan studi kelayakan bisnis dengan analisis finansial berupa penilaian NPV (net present value), IRR (internal rate of return), Net B/C (net benefit cost ratio) dan PP (payback period). Sedangkan analisis non finansial yang digunakan yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek social dan ekonomi, aspek manajemen dan hukum serta aspek lingkungan.

Hasil penelitian kemudian akan dianalisis kembali dengan analisis switching value untuk menghitung tingkat kepekaan usaha terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam usaha. Komponen perubahan yang digunakan merupakan komponen input dan output utama yang dapat mempengaruhi hasil produksi sehingga berpengaruh pada penerimaan usaha. Komponen seperti kenaikan harga pakan dan penurunan harga jual ayam menjadi fokus pada analisis switching value, ini berdasarkan pengalaman dilapangan dimana penurunan harga jual ayam dan kenaikan harga pakan dapat mempengaruhi jalannya usaha dengan kesepakatan yang sudah ditetapkan, pada kondisi-kondisi tertentu yang menyebabkan peternak harus lebih bertindak secara efisien agar keuntungan peternak tetap tinggi. Hasil dari analisis ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan tentang keberlanjutan usaha yang akan dilakukan.

Penelitian ini dapat dijadikan pedoman bagi peternakan ayam broiler untuk menjalankan pengembangkan usaha. Apabila hasil analisis kelayakan menunjukan bahwa pengembangan usaha ini layak, maka pengembangan usaha ini dilanjutkan, dan apabila tidak layak, maka tidak dilakukan pengkajian ulang oleh peneliti. Adapun kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 1.

Page 28: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

18

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di peternakan ayam broiler milik Bapak Jono yang terletak di Desa Cihideung Udik Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa peternakan ayam broiler ini merupakan salah satu peternakan ayam yang besar di Kabupaten Bogor, dimana Kabupaten Bogor merupakan sentra peternakan terbesar kedua setelah Kabupaten Ciamis. Peternakan ayam broiler ini juga dipilih berdasarkan pertimbangan adanya potensi untuk pengembangan usaha karena bertambahnya

Gambar 1 Kerangka pemikiran operasional analisis pengembangan usaha ternak ayam broiler di Kecamatan Ciampea

Aspek Non Finansial Aspek Pasar Aspek Teknis dan Teknologi Aspek Organisasi dan Manajemen Aspek Hukum Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya Aspek Lingkungan

Adanya permintaan yang tinggi tidak diimbangi dengan produksi ayam broiler.

Analisis Kelayakan Usaha

Tidak Layak

Aspek Finansial NPV IRR Net B/C PP Laba-Rugi

Layak

Pengembangan usaha ternak dilanjutkan

Adanya rencana pengembangan usaha di peternakan ayam broiler sebagai upaya untuk memenuhi permintaan.

Analisis Switching value

Page 29: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

19

permintaan dari pihak perusahaan mitra. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2013 sampai dengan bulan Mei 2013.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung di lokasi penelitian dan wawancara langsung dengan pemilik, tenaga kerja, dan masyarakat di sekitar lingkungan usaha peternakan. Kegiatan wawancara dilakukan untuk mengetahui kondisi dan kegiatan usaha yang dilakukan di peternakan baik dari aspek non finansial maupun dari aspek finansial.

Data sekunder diperoleh melalui penelusuran studi pustaka dari berbagai literatur baik dari buku internet hasil publikasi dinas atau instansi pemerintah terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, Perpustakaan LSI IPB dan berbagai pustaka lainnya seperti majalah jurnal dan skripsi terdahulu yang relevan dengan topik penelitian.

Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data primer yaitu dengan cara pengamatan langsung atau observasi di lapangan serta melakukan wawancara langsung dan mendalam dengan menggunakan daftar pertanyaan berupa kuesioner kepada pihak pengelola peternakan yang terdiri dari pemilik dan karyawan serta instansi yang terkait seperti Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor. Metode pengumpulan data sekunder dilakukan melalui pencarian di internet dan studi literatur yang relevan. Alat pengumpul data yang digunakan yaitu daftar pertanyaan (kuesioner), alat pencatat, dan alat dokumentasi elektronik (foto digital, dan foto handphone).

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Penelitian yang dilakukan adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif merupakan analisis yang dilakukan dengan cara deskriptif untuk menggambarkan sistem usaha dan aspek non finansial yang terdiri dari aspek pasar, aspek teknis, manajemen dan hukum dari usaha budidaya ayam broiler skala menengah di Desa Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Analisis secara kuantitatif digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan invetasi. Metode kuantitatif yang akan digunakan adalah analisis kelayakan finansial berdasarkan kriteria NPV, Net B/C, PP, dan IRR serta analisis switching

Page 30: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

20

value. Data kuantitatif diolah menggunakan kalkulator dan komputer dengan microsoft excel 2007.

Analisis Kelayakan Aspek Non Finansial

Analisis yang akan dilakukan terhadap aspek non finansial disesuaikan dengan skala usaha proyek, semakin besar skala usaha yang dilakukan maka analisis kelayakan non finansial juga akan semakin kompleks. Pada penelitian ini aspek yang akan dikaji adalah aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan aspek hukum, aspek sosial dan ekonomi, serta aspek lingkungan.

Aspek Pasar

Aspek pasar menempati urutan yang pertama dalam studi kelayakan pengembangan usaha ternak ayam broiler dikatakan layak apabila tidak terdapat masalah pemasaran yang dapat menghambat jalannya pengembangan usaha peternakan ayam broiler sehingga seluruh hasil produksi ayam broiler yang dihasilkan dapat diterima oleh pasar. Selain itu produk yang dihasilkan sesuai dengan permintaan pasar dan dapat bersaing atau memiliki keunggulan dibandingkan produk serupa yang dihasilkan oleh pesaing. Pendekatan yang dilakukan dalam analisis aspek pasar menggunakan bauran pemasaran yang terdiri dari produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion). Menurut Nurmalina et al. (2009) aspek pasar dan pemasaran dikatakan layak apabila strategi yang digunakan efektif dan efisien dalam mengatasi permasalahan terhadap komponen tersebut, sehingga dapat meningkatkan pangsa pasar yang dimiliki perusahaan.

Aspek Teknis Aspek teknis meliputi proses pembangunan bisnis secara teknis dan

pengoperasiannya setelah bisnis tersebut selesai dibangun sehingga pada pengembangan usaha peternakan ayam broiler ini dapat dikatakan layak dalam aspek teknis bila lokasi peternakan mampu menunjang pengembangan usaha tersebut luas produksi sudah optimal, layout peternakan seseuai sehingga mampu memperlancar proses produksi, pemilihan teknologi sedah tepat, kondisi kandang, pemberian pakan dan air, penanganan penyakit pada ayam broiler, serta penanganan pasca panen telah tepat sehingga tidak menghambat jalannya pengembangan usaha.

Page 31: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

21

Analisis Manajemen dan Hukum Aspek manajemen pada penelitian ini lebih difokuskan pada sumber daya

manusia yang akan mengelola usaha pengembangan ayam broiler. Aspek manajemen yang dikaji terkait empat fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian) bentuk struktur organisasi, deskripsi jabatan, dan jumlah tenaga kerja yang digunakan. Sedangkan aspek hukum yang dikaji dalam penelitian ini terkait dengan izin dalam menjalankan usaha bentuk badan usaha maupun sertifikat-sertifikat yang dimiliki oleh pihak peternak. Menurut Nurmalina et al (2009), aspek manajemen dikatakan layak apabila alokasi pengorganisasian sumber daya dapat berjalan dengan baik sesuai dengan kebutuhan serta implementasi pekerjaan yang dapat mendukung pencapaian tujuan dan target perusahaan. Aspek hukum dari suatu usaha sangat diperlukan dalam hal mempermudah dan memperlancar kegiatan usaha pada saat menjalin jaringan kerjasama dengan pihak lain.

Analisis Aspek Sosial dan Ekonomi Aspek sosial yang dikaji dalam penelitian ini terkait dengan dampak yang

ditimbulkan terhadap lingkungan sosial sekitar kegiatan usaha seperti perbaikan mutu hidup masyarakat, ketersediaan lapangan kerja baru, peningkatan keahlian masayarakat dalam budidaya ayam broiler, serta dapat mengurangi pengangguran. Menurut Nurmalina et al (2009) dalam aspek sosial, ekonomi, dan budaya yang akan dinilai adalah seberapa besar bisnis mempunyai dampak sosial, ekonomi, dan budaya terhadap masyarakat keseluruhan. Suatu bisnis dapat diterima oleh masyarakat sekitar apabila secara sosial, budaya, dan ekonomi memberikan kesejahteraan.

Aspek Lingkungan Perlunya analisis dampak lingkungan dilakukan karena dapat memberikan

gambaran kepada pelaku usaha tentang dampak yang dapat ditimbulkan suatu usaha terhadap lingkungan jika dijalankan. Menurut Nurmalina et al (2009), aspek ini mempelajari bagaimana pengaruh bisnis terhadap lingkungan apakah dengan adanya bisnis menciptakan lingkungan yang semakin baik atau semakin buruk. Aspek ini menunjang keberlangsungan suatu bisnis suatu pengembangan usaha dikatakan layak apabila usaha yang didirikan tidak memberikan dampak yang merugikan misalnya dengan pengelolaan limbah peternakan yang kurang baik sehingga dapat mengganggu kehidupan masyarakat sekitar.

Page 32: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

22

Analisis Aspek Finansial

Aspek finansial mengkaji tentang perhitungan berapa jumlah dana yang dibutuhkan untuk membangun dan kemudian mengoperasikan kegiatan bisnis. Aspek finansial bertujuan untuk mengetahui apakah usaha yang dijalankan memiliki manfaat. Keadaan tersebut membuat pelaku usaha perlu mengkaji rencana investasi secara tepat agar modal yang ada dikeluarkan sesuai dengan rencana. Analisis aspek finansial pada pengembangan usaha peternakan ayam broiler ini menggunakan kriteria kelayakan investasi yang meliputi Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Payback Period (PP), dan analisis switching value untuk melihat kepekaannya terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam mempengaruhi kelayakan investasi.

Net Present Value (NPV) Net Present Value (NPV) merupakan manfaat bersih yang diterima perusahaan selama umur usaha pada tingkat diskonto tertentu. Suatu usaha dikatakan layak jika jumlah seluruh manfaat biaya yang diterima melebihi biaya yang dikeluarkan, atau jika NPV lebih besar dari pada nol. Nilai yang dihasilkan oleh perhitungan NPV adalah dalam satuan mata uang rupiah. Menurut Nurmalina et al. (2009), secara sistematis rumus yang digunakan dalam perhitungan NPV adalah sebagai berikut :

n

tttt

iCB

NPV1 1

Keterangan : Bt = Manfaat pada tahun ke-t Ct = Biaya (cost) pada tahun ke-t n = Umur proyek (tahun) t = Periode (1 2 3 … ) i = Discount rate (%) Kriteria Penilaian : NPV > 0 Proyek layak secara finansial dan menguntungkan sehingga dapat

dilaksanakan NPV = 0 Proyek tidak untung tetapi tidak rugi oleh karena itu keputusan

diserahkan kepada pihak manajemen NPV < 0 Proyek ini tidak layak secara finansial karena keuntungan lebih kecil

dari biaya yang dikeluarkan

Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C)

Net B/C adalah ratio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan manfaat bersih yang bernilai negatif (Nurmalina et al 2009) Secara matematis Net B/C dapat dinyatakan sebagai berikut :

Page 33: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

23

Net B/C =

ttt

n

1t

ttt

n

1t

i)(1CBi)(1CB

dimana

0

0

tt

tt

CBCB

Keterangan : Bt = Manfaat pada tahun t Ct = Biaya pada tahun t i = Discount rate (%) t = Tahun n = Umur Bisnis Kriteria penilaian : Net B/C > 1 Proyek layak secara finansial dan menguntungkan sehingga dapat

dilaksanakan Net B/C < 1 Proyek ini tidak layak secara finansial karena tambahan biaya yang

dikeluarkan lebih besar dari manfaat bersih yang diterima

Internal Rate of Return (IRR) Kelayakan bisnis juga dinilai dari seberapa besar pengembalian bisnis

terhadap investasi yang ditanamkan. Hal ini dapat ditunjukan dengan mengukur besaran IRR IRR adalah tingkat discount rate yang menghasilkan NPV sama dengan 0. Besaran yang dihasilkan dari perhitungan ini adalah dalam satuan persentase (%). Sebuah bisnis dikatakan layak apabila IRR-nya lebih besar dari Opportunity Cost of Capital-nya. Perhitungan IRR umumnya dilakukan dengan menggunakan metode interpolasi di antara tingkat discount rate yang lebih rendah (yang menghasilkan NPV positif) dengan tingkat discount yang lebih tinggi (yang menghasilkan NPV negatif) (Nurmalina et al 2009) Berikut rumus IRR :

)( 1221

11 iix

NPVNPVNPViIRR

Keterangan : i1 = Discount rate yang menghasilkan NPV positif i2 = Discount rate yang menghasilkan NPV negatif NPV1 = Nilai NPV positif NPV2 = Nilai NPV negatif

Payback Period (PP) Payback period (PP) atau analisis waktu pengembalian investasi merupakan

perhitungan terhadap lamanya periode waktu yang diperlukan oleh suatu usaha untuk dapat mengembalikan biaya invesatasi. Perhitungan dilakukan dengan cara nilai manfaat bersih yang terdapat pada cashflow didiskontokan dan dikomulatifkan. Semakin kecil angka yang dihasilkan, semakin cepat tingkat pengembalian suatu investasi, sehingga usaha yang dijalankan semakin baik untuk

Page 34: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

24

dikembangkan. Menurut Nurmalina et al. (2009) secara matematis rumus yang digunakan dalam perhitungan PP adalah sebagai berikut :

ݎ ݕ =ܫ ܣ

Keterangan : I = Besarnya biaya investasi yang diperlukan Ab = Manfaat bersih yang dapat diperoleh pada setiap tahunnya Kriteria penilaian : Lamanya periode waktu pengembalian biaya investasi harus lebih cepat dibandingkan umur usaha yang diproyeksikan dalam cashflow, semakin cepat pengembalian biaya investasi maka semakin baik usaha tersebut untuk dijalankan.

Analisis Switching Value Setelah analisis kelayakan, perlu dilakukan analisis switching value untuk mengukur perubahan maksimum dari perubahan suatu kopmponen inflow atau perubahan komponen outflow yang masih dapat ditoleransi agar bisnis masih tetap layak untuk dijalankan. Oleh karena itu, perubahan hendaknya tidak melebihi nilai tersebut. Jika melebihi nilai tersebut maka nilai bisnis tidak layak untuk dijalankan. Perhitungan switching value ini mengacu kepada berapa besar perubahan terjadi sampai dengan NPV sama dengan nol (NPV=0). Tujuan analisis ini adalah untuk melihat kembali hasil analisis suatu kegiatan investasi usaha. Variabel-variabel yang digunakan untuk analisis ini adalah perubahan penurunan harga jual ayam dan kenaikan harga pakan. Variabel-variabel tersebut berpengaruh besar terhadap pendapatan atau keuntungan karena keduanya merupakan output dan input utama dalam kegiatan produksi ayam broiler.

Asumsi Dasar Penelitian

Analisis kelayakan pengembangan usaha ternak ayam broiler ini secara finansial perlu digunakan beberapa asumsi seperti : 1) Lahan yang digunakan adalah lahan milik sendiri seluas 2 000 meter2 dan

lahan sewa seluas 4 000 meter2. 2) Umur bisnis ditentukan selama 10 tahun berdasarkan umur ekonomis kandang

terbuat dari bambu yang digunakan selama usaha, penentuan ini berdasarkan nilai investasi terbesar dalam usaha. Selain itu kandang juga merupakan aset penting dalam usaha peternakan ayam broiler ini.

3) Harga yang digunakan diasumsikan konstan, baik harga input maupun harga output dari kegiatan usaha peternakan ayam broiler ini.

4) Peternakan ayam broiler ini berproduksi sebanyak enam periode dalam satu tahun dan pada tahun pertama hanya terjadi lima kali periode produksi karena pada tahun pertama dilakukan kegiatan-kegiatan untuk mempersiapkan infrastruktur peternakan.

Page 35: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

25

5) Tingkat mortalitas setiap periode produksi berdasarkan rata-rata mortalitas yang terjadi di lokasi penelitian yaitu sebesar 6.15%.

6) Kandang yang akan dibangun yaitu dua buah dengan kapasitas masing-masing kandang 5 000 ekor ayam.

7) Harga jual ayam broiler yaitu sebesar Rp16 980 per kilogram. 8) Sumber modal yang dikeluarkan berasal dari modal sendiri. 9) Setiap ayam hidup yang dihasilkan terjual habis setiap periodenya, hal ini

dikarenakan PT TJ Farm menampung seluruh ayam yang dihasilkan. 10) Tingkat suku bunga yang ditetapkan adalah enam% berdasarkan tingkat

bunga deposito pada Bank BNI karena pemilik menggunakan modal sendiri. 11) Besarnya pajak pendapatan yang digunakan berdasarkan UU RI tentang

Perpajakan No. 36 Tahun 2008 yaitu penetapan pajak 25%. 12) Sumber penerimaan yang diperoleh dalam usaha ini berasal dari penjualan

ayam hidup, insentif FCR dan kotoran ayam. FCR standar perusahaan diasumsikan sama setiap periodenya, berdasarkan pada rata-rata FCR yaitu 1.6835.

13) Rata-rata hasil panen ayam broiler adalah 72 734 ekor. Angka ini didasarkan pada jumlah DOC yang dipelihara dikurangi angka mortalitas 6.15%.

14) Ayam dipanen pada saat umur enam minggu dengan asumsi bobot rata-ratanya adalah 1.8 kilogram per ekor.

15) Biaya yang dikeluarkan untuk usaha peternakan ayam broiler terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi yang dikeluarkan yaitu biaya pembangunan kandang, pembelian peralatan, instalasi listrik dan air, sedangkan biaya operasional per periode seperti pembelian DOC, pakan, obat-obatan dan vitamin, pembayaran gaji, listrik, BBM, serta pembelian pulsa.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Usaha

Lokasi dan Tata Letak Peternakan ayam broiler ini memiliki lokasi unit usaha yaitu di desa

Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara topografi Kecamatan Ciampea berada di ketinggian 300-700 meter di atas permukaan laut, sehingga Kecamatan Ciampea merupakan daerah yang cukup panas karena letaknya di dataran rendah. Meskipun demikian usaha peternakan ayam broiler di daerah panas seperti ini dapat berjalan dengan cukup baik. Bentuk wilayah Kecamatan Ciampea yaitu 55% berombak sampai berbukit, sedangkan sisanya memiliki bentuk wilayah berbukit sampai bergunung. Administrasi pemerintahan di Kecamatan Ciampea terdiri dari 13 desa, 22 dusun, 100 rukun warga, dan 429 ruku tetangga dengan luas wilayah sebesar 3062.5 kilometer2.

Kecamatan Ciampea terdiri dari 13 desa yaitu Desa Ciampea Udik, Cinangka,

Page 36: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

26

Cibuntu, Cicadas, Tegalwaru, Bojong Jengkol, Cihideung Udik, Cihideung Ilir, Cibanteng, Bojong Rangkas, Cibadak, Benteng, Ciampea. Desa Cihideung Udik merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor tepatnya masuk sejauh 700 meter dari jalan raya Bogor-Lewiliang dipertigaan Babengket. Jarak lokasi dari kota Bogor sejauh 11 kilometer kearah Barat dan dari kota Jakarta dapat ditempuh dengan jarak 70 kilometer. Desa Cihideung Udik berada di kaki gunung salak dan dibelah dengan aliran sungai Cinangneng, Desa Cihideung Udik berada di ketinggian 600 sampai 900 meter dari permukaan laut dan suhu rata-rata sebesar 24.3 oC.

Peternakan sendiri memliki lahan yang terpisah-pisah, yaitu apabila dijumlahkan semua sekitar 5 000 meter2, dimana seluas 2 000 meter2 merupakan lahan milik sendiri dan sisanya adalah lahan sewa. Peternak memiliki 19 kandang dengan kapasitas yang berbeda-beda, kandang tersebut tersebar di tujuh lokasi (zona) yaitu zona pertama terdapat di Benteng Sawah, zona kedua di Cinangneng dua, zona ketiga di Sinagar gang Asem, zona keempat di Bojong Jengkol, zona kelima di Cinangneng satu, zona keenam di gang Abot, dan zona ketujuh di Sukabetah. Adanya tempat kegiatan usaha di lokasi tersebut sangat menguntungkan, karena memiliki akses yang mudah dijangkau oleh perusahaan yang bermitranya baik dalam hal pendistribusian DOC, pakan, obat-obatan, dan pada saat pengambilan hasil panen. Selain itu peternakan ini mendapatkan kemudahan dalam persediaan air untuk setiap lokasi kandangnya, masing-masing lokasi kandang dibuat sumur untuk kebutuhan produksinya.

Sejarah Singkat Peternakan Peternakan ayam Broiler ini merupakan perusahaan perorangan yang

didirikan pada tahun tahun 2003 sampai dengan sekarang. Pada awal usahanya peternak menjual hasil ternaknya langsung kapada konsumen akhir yaitu ke pasar, setelah berjalan setahun peternakan ini menjalin kemitraan dengan perusahaan yaitu PT Sierrad. Kontrak berakhir pada tahun 2008 dan awal 2009 peternak menjalin kemitraan dengan perusahaan TJ Farm hingga saat ini. Kemitraan yang dijalani oleh peternak yaitu mulai dari penyediaan DOC, pakan, obat, sampai pada penjualan ayam broiler.

Pada awal pendirian usaha peternak menggunakan lahan usaha milik sendiri, namun seiring bertambahnya permintaan dari pihak perusahaan mitranya, maka peternak menambah kandang dengan melakukan penyewaan lahan karena lahan yang dimilikinya sudah tidak cukup untuk pembangunan kandang lainnya. Penyewaan lahan yang dilakukan oleh peternak untuk kegiatan peternakan ayam broilernya yaitu selama sepuluh tahun untuk menghindari kenaikan biaya sewa setiap tahunnya, sehingga dapat menghemat biaya penyewaan lahan tersebut.

Page 37: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

27

Fasilitas Usaha Peternakan Ayam Broiler Fasilitas budidaya yang digunakan dalam usaha ayam broiler ini bermacam-macam mulai dari DOC datang sampai dengan ayam broiler tersebut siap untuk dijual. Adapun fasilitas yang digunakan yaitu : 1. Kandang Tipe kandang yang digunakan oleh peternakan ayam broiler ini adalah bentuk panggung yang terbuat dari bambu, dengan atap dari bilik, pondasi kandang terbuat dari semen beton sehingga umur ekonomis kandang ini bisa mencapai 10 tahun, bagian samping kandang menggunakan terpal untuk mengatur sirkulasi udara maupun suhu di dalam kandang tersebut. Setiap kandang memiliki kapasitas ayam yang berbeda-beda, jumlah kandang yang dimiliki yaitu 19 kandang dengan ukuran beragam berdasarkan luas lokasi kandang tersebut. 2. Tempat pakan

Tempat pakan yang tersedia pada setiap kandang idelanya berjumlah sebanyak 30 unit untuk ssetiap 1 000 ekor ayam. Satu unit tempat pakan dapat menampung sepuluh kilogram pakan ayam dengan harga Rp27 000 per unit, dan berumur ekonomis selama tiga tahun. 3. Tempat minum

Tempat minum yang digunakan merupakan tempat minum otomatis dan terdapat pada setiap kandang, sebanyak dua unit untuk setiap 1 000 ekor ayam dengan harga Rp63 000 per unit dengan umur ekonomis selama tiga tahun. 4. Drum air

Drum ini digunakan untuk menampung persediaan air minum yang diambil dari sumur yang nantinya akan disalurkan ke setiap tempat minum pada masing-masing kandang, Harga untuk drum plastik yang berkapasitas 200 liter ini yaitu Rp117 000 dengan umur ekonomis selama lima tahun. 5. Mesin diesel

Mesin diesel merupakan sumber energi yang digunakan untuk menyalakan alat pemanas pada setiap kandang. Setiap lokasi kandang memiliki satu unit diesel dengan biaya pemasangan sebesar Rp1 000 000 sampai Rp1 500 0000, Bapak Jono memiliki tujuh unit mesin diesel, diantaranya empat unit mesin diesel berukuran kecil 850 watt dan tiga unit mesin diesel berukuran besar 1 400 watt dan umur ekonomis lima tahun. 6. Pompa air

Pompa air digunakan untuk mengalirkan air dari dalam sumur ke drum yang berada di dalam kandang. Dalam usaha peternakan ini menggunakan air sumur untuk pemberian minuman pada ternaknya. Pompa air yang dimiliki yaitu satu buah pompa sanyo dengan harga Rp450 000 dan umur ekonomis selama lima tahun. 7. Terpal

Terpal digunakan selain untuk alas sekam digunakan juga sebagai tirai pada setiap kandang yang berguna untuk mengatur angin yang masuk ke dalam kandang dan mengatur suhu di dalam kandang. Terpal yang digunakan sebanyak 3 800 meter untuk 19 kandang, jadi per kandang menghabiskan 200 meter. Terpal tersebut dibeli dengan harga Rp11 500 per meter dan umur ekonomis tiga tahun.

Page 38: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

28

8. Sumur Sumur digunakan untuk mendapatkan air tanah dan di alirkan ke dalam

drum yang ada di dalam kandang. Sumur ada pada setiap lokasi kandang, sehingga memudahkan persediaan airnya. Biaya untuk pembangunan sumur sebesar Rp2 000 000 per lokasi kandang dan umur ekonomis selama 10 tahun. 9. Instalasi listrik

Instalasi listrik yang digunakan pada setiap lokasi kandang mengeluarkan biaya pemasangan sebesar Rp350 000. Instalasi listrik ini sangat berguna untuk keberlangsungan usaha, yaitu sebagai sumber energi untuk menyalakan lampu dan menyalakan pompa air dengan umur ekonomis sepuluh tahun. 10. Tabung gas

Tabung gas lpg ukuran tiga kilogram digunakan sebagai bahan bakar diesel yang nantinya akan digunakan untuk menyalakan alat pemanas ruangan pada setiap kandang. Jumlah tabung gas LPG yang dimiliki peternak sebanyak 100 unit untuk semua kandang. Harga tabung gas lpg per unitnya sebesar Rp120 000 dengan ukuran ekonomis selama lima tahun. 11. Timbangan

Timbangan berfungsi untuk menimbang hasil panen ayam, jumlah timbangan yang dimiliki peternak sebanyak dua unit dengan ukuran 50 kilogram, harga per unit timbangan yaitu Rp600 000 dan umur ekonomis selama lima tahun. 12. Pipa paralon

Paralon digunakan untuk mengalirkan air dari sumur kedalam drum dan bak air yang ada pada setiap kandang. Pipa paralon yang digunakan sebanyak 90 meter per kandang dengan harga Rp10 000 per meter. Umur ekonomis tiga tahun. 13. Alat pemanas (Brooder)

Alat pemanas buatan ini memiliki fungsi untuk memberikan kehangatan bagi DOC sebagai pengganti indukan alami. Pemanas ini menggunakan bahan bakar gas ke pemancar panas berbentuk persegi empat dan dilengkapi kanopi yang terbuat dari seng. alat pemanas yang dimiliki sebanyak 67 unit, dengan harga per unitnya yaitu sebesar Rp320 000. Kelebihan dari pemanas ini adalah dapat menghasilkan panas yang merata, stabil dan tidak terpengaruh oleh angin serta dapat diatur besar kecilnya dengan menggunakan regulator dan tidak menimbulkan asap, umur ekonomis dari alat ini adalah lima tahun. 14. Lampu

Lampu digunakan sebagai penerangan serta pengaturan suhu di dalam kandang jika pada malam hari. Lampu yang digunakan sebanyak 190 buah dengan harga Rp23 000 per buah. Umur ekonomis lampu ini selama satu tahun.

Fasilitas Pendukung Fasilitas pendukung yang terdapat di peternakan ayam broiler ini diantaranya adalah : 1. Rumah untuk petugas kandang

Di dalam lokasi kandang dilengkapi dengan bangunan untuk tempat istirahat tenaga kerja. Bangunannya dibuat dengan sederhana, namun memenuhi syarat kesehatan.

Page 39: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

29

2. Motor Digunakan untuk membantu kegiatan operasional peternakan seperti pengawasan kinerja tenaga kerja, pengontrolan kandang, dan lain lain.

3. Ponsel Digunakan untuk kelancaran komunikasi dengan berbagai pihak yang terkait dengan jalannya usaha.

Analisis Aspek-Aspek Non Finansial

Analisis aspek kelayakan non finansial dilakukan untuk melihat kondisi lingkungan berpengaruh pada proses alternatif pengambilan keputusan terbaik dan untuk mengetahui sampai sejauh mana usaha pengembangan peternakan ayam broiler ini layak jika dilihat dari aspek-aspek non finansial. Setiap aspek saling berhubungan satu dengan yang lain, sehingga penting untuk dikaji hal yang akan menjadi dasar pengambilan keputusan sebagai gambaran prosepek usaha yang akan dikembangkan. Dalam penelitian ini dikaji beberapa aspek non finansial seperti aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Aspek Pasar Aspek pasar mengkaji tentang permintaan, penawaran, harga jual dan

strategi pemasaran serta perkiraan penjualan yang dilakukan oleh peternakan. Usaha peternakan ayam broiler ini ditinjau dari aspek pasar layak untuk dilakukan, hal ini terkait dengan peluang pasar komoditas ayam broiler yang masih tinggi. Permintaan ayam broiler saat ini dari pihak mitra sebesar 77 500 per periode, sedangkan jumlah produksi ayam Broiler peternak hanya mencapai 67 500. Informasi ini menunjukan bahwa peternakan ayam broiler tersebut memiliki peluang untuk meningkatkan jumlah produksi ayamnya agar kekurangan permintaan sebesar 10 000 ekor ayam dapat terpenuhi. Ayam broiler yang dimiliki peternak ditujukan untuk perusahaan mitra yaitu TJ Farm. Permintaan Peluang pasar ayam broiler hanya untuk perusahaan mitranya saja, karena peternak sudah terikat kontrak dengan perusahaan tersebut yang pemintaannya selalu stabil setiap periodenya, bahkan saat ini perusahaan meminta tambahan pasokan ayam sebanyak 10 000 ekor ayam setiap periodenya. Permintaan ini seluruhnya belum mampu dipenuhi oleh peternak karena kapasitas kandang yang dimiliki peternak hanya mampu menampung ayam sebanyak 67 500 ekor saja. Kegiatan produksi yang dilakukan di peternakan ayam broiler ini tidak pernah terputus atau tidak pernah terhenti untuk memenuhi permintaan dari perusahaan mitranya, walaupun demikian peternak masih belum dapat memenuhi seluruh permintaan dari perusahaan.

Page 40: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

30

Penawaran Kapasitas produksi ayam boiler yaitu sebesar 67 500 ekor per periode,

dimana produksi tersebut memang sudah permintaan tetap dari pihak perusahaan yang bermitra dengan beliau. Peternakan ini merupakan salah satu peternak ayam broiler yang cukup besar dan produktif di kecamatan Ciampea tersebut. Bahkan di desa Cihideung Udik pun nama peternak termasuk kedalam peternak yang paling maju dan sudah cukup dikenal oleh masyarakat sampai pada para supplier daerah lain. Sehingga pihak perusahaan yang bermitra dengan beliau pun sudah mengenal kualitas dari hasil peternakan yang di produksi oleh beliau.

Terdapat beberapa usaha ayam broiler di desa Cihideung Udik, dimana sebagian besar dari mereka menjual ayam broiler dan dapat dibilang peternak mandiri atau peternak kelas kecil dan menengah. Walaupun begitu, peternakan ini sudah memiliki pelanggan tetap yaitu perusahaan TJ Farm yang bermitra dengan beliau sehingga tidak takut akan kehilangan pasar, salah satu cara bersaing yang dilakukan yaitu dengan mengedepankan penguasaan teknik budidaya untuk terus meningkatkan kualitas ayam broiler serta selalu tanggap akan keinginan perusahaan mitra dan jenis ayam broiler yang dibutuhkan oleh konsumen akhir nanti. Dengan sumber daya yang ada seperti jumlah kandang 19 buah dan alat pendukung lainnya yang mendukung keberlangsungan usaha, peternakan ayam broiler ini mampu menjual hasil produksi ternak ayam per periode sebesar 67 500 ekor dan adanya tambahan permintaan dari perusahaan mitra sebesar 10 000 ekor ayam. Harga

Harga ayam broiler yang ditawarkan cukup stabil karena sudah sesuai kesepakatan dari pihak perusahaan mitranya yang tidak berubah setiap periodenya, akan tetapi harga sewaktu-waktu juga dapat berubah jika kondisi dari perusahaan yang menjadi mitra peternakan ini menaikkan harga kontraknya. Harga ayam broiler untuk ukuran 1.8 kilogram atau telah mencapai umur panen enam minggu yaitu Rp16 980, Harga cenderung tetap dan jarang berubah. Penentuan harga ini berdasarkan pada kesepakatan antara pihak perusahaan dan peternakan ayam broiler sendiri selaku peternak ayam broiler sehingga transaksi penjualan mendapatkan harga yang saling menguntungkan oleh kedua belah pihak.

Strategi pemasaran Strategi pemasaran usaha ayam broiler untuk mencapai target pendapatan usahanya yaitu dengan cara menganalisis bauran pemasaran (4P) yaitu product (produk), price (harga), place (tempat/saluran distribusi), dan Promotion (promosi). Strategi pemasaran merupakan salah satu langkah yang dilakukan peternakan untuk memperoleh keuntungan dan pasar yang potensial. 1. Bauran produk

Produk yang dihasilkan oleh usaha peternakan ini adalah produk ayam hidup dan kotoran ayam. Ayam broiler hidup yang dipanen pada peternakan ayam broiler ini biasanya memiliki bobot panen rata-rata 1.8 kilogram per ekor dengan umur enam minggu. Ayam broiler hidup langsung diambil oleh pihak perusahaan

Page 41: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

31

mitra ke lokasi peternakan. Perusahaan mitra datang ke lokasi peternakan ketika ayam broiler sudah siap dipanen sesuai dengan bobot hidup dan umur yang sesuai dengan kesepakatan dan ikut serta dalam pengawasan proses panen. Peternak senantiasa menjaga kualitas ayam broiler hidup yang dihasilkannya untuk menjaga kepercayaan pihak perusahaan mitra.

Produk lain yang dihasilkan oleh peternakan ayam broiler ini adalah kotoran ayam yang diambil langsung oleh pembeli ketika panen telah selesai. Pembelinya adalah orang yang membutuhkan kotoran tersebut untuk digunakan sebagai pupuk kandang, biasanya para petani baik penduduk sekitar itu sendiri maupun dari kota lain. Dengan adanya penambahan kapasitas volume produksi maka otomatis akan menambah jumlah kotoran ayam yang dihasilkan.

2. Bauran harga

Produk ayam broiler dijual oleh peternak dengan kisaran harga antara Rp10 000 sampai Rp18 715 per kilogram. Harga ini termasuk harga yang sudah disepakati oleh kedua belah pihak. Harga cenderung tetap dan biasanya berubah setiap dua sampai tiga bulan sekali. Harga kontrak ini membantu peternak menghindari kerugian ketika terjadi penurunan harga ayam di pasaran, walaupun demikian dari pihak perusahaan sudah memberikan ketentuan harga yang sesuai dengan bobot ayam. Berdasarkan kesepakatan kisaran harga jual ayam dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Kesepakatan harga ayam broiler berdasarkan kontrak

No Berat Badan (kilogram/ekor) Harga (Rp/kilogram) 1 0.91-1.00 18 715 2 1.01-1.10 18 300 3 1.11-1.20 18 155 4 1.21-1.30 17 640 5 1.31-1.40 17 380 6 1.41-1.50 17 108 7 1.51-1.60 17 120 8 1.61-1.70 17 100 9 1.71-180 16 980

10 1.81-1.90 16 900 11 1.91-2.00 16 940 12 >2.01 16 895 13 Afkir 10 000

Sumber: Peternakan ayam broiler di Desa Cihideung Udik, 2013

Peternak dapat menutupi biaya operasional dan tetap mendapatkan keuntungan dari harga kontrak tersebut. Kotoran ayam dijual dengan harga Rp4 000 per karung, dalam satu periode produksi peternakan akan menghasilkan 800 karung.

3. Bauran distribusi

Kegiatan distribusi ayam broiler di peternakan ini dilakukan perusahaan mitra dengan mengambil langsung barang di lokasi usaha. Konsumen peternak sendiri adalah perusahaan mitra yang sudah bekerja sama dengan beliau. Saluran

Page 42: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

32

distribusi ayam broiler peternak masih cukup sederhana atau bisa dibilang salurannya pendek yaitu perusahaan mitra langsung mengambil dari peternakan dan kemudian dijual kepada konsumen akhir maupun di ekspor ke luar negeri.

4. Bauran promosi

Pada awal usaha yang dijalankan oleh peternak untuk pemasarannya adalah word of mouth, artinya peternak tidak melakukan promosi tertentu untuk memperkenalkan produknya ke pasar, hanya berdasarkan informasi dari perusahaan mitra sebelumnya. Walaupun begitu seluruh produk yang dihasilkan oleh peternakan ini dapat terjual sepenuhnya setiap periode dengan harga yang tetap.

Berdasarkan dari hasil analisis aspek pasar yang teridiri dari permintaan, penawaran, harga, dan strategi pemasaran, pengembangan usaha peternakan ayam broiler ini layak untuk dijalanakan karena peternakan mampu menghasilkan produk yang berkualitas dengan harga yang menguntungkan, memiliki pasar yang pasti, dan tidak menghadapi permasalahan dalam proses pendistribusian produk.

Produk

Produk yang dihasilkan usaha peternakan ini berupa ayam broiler hidup dan kotoran ayam. Ayam broiler hidup langsung diambil oleh perusahaan mitra ke peternakan. Perusahaan mitra datang saat ayam sudah siap dipanen sesuai dengan bobot hidup dan umur yang mereka tentukan. Ayam broiler hidup yang dipanen pada peternakan ini biasanya memiliki bobot panen rata-rata 1.8 kilogram per ekornya, dengan umur panen enam minggu. Waktu panen ditentukan oleh TJ Farm sesuai dengan permintaan pembeli dan harga ayam broiler di pasar. Untuk menjaga kepercayaan pembeli TJ Farm senantiasa menjaga kualitas ayam broiler hidup yang dihasilkan oleh peternak yang bermitra dengannya. TJ Farm selalu memastikan ayam broiler hidup yang dijual adalah ayam broiler yang berkualitas baik. Setiap waktu panen, perwakilan langsung dari TJ Farm atau PPL akan datang dan ikut mengawasi proses panen. Berikut adalah ciri-ciri fisik ayam broiler yang disyaratkan TJ Farm : (1) Bebas dari penyakit; (2) Mata cerah; (3) Terlihat aktif; (4) Bulu cerah dan penuh.

Sementara itu, produk sampingan peternakan yaitu kotoran ayam, diambil oleh pembeli sendiri ketika panen telah usai. Pembeli kotoran ayam adalah penduduk sekitar yang berprofesi sebagai petani, maupun pembeli dari luar kota seperti Sukabumi dan Cianjur. Kotoran ayam ini merupakan salah satu bahan untuk pembuatan pupuk kandang yang mudah didapat.

Berdasarkan hasil dari analisis aspek pasar yang terdiri permintaan dan penawaran pasar, harga dan produk ayam broiler hidup, usaha peternakan yang dilakukan peternakan ayam broiler ini layak untuk dijalankan, karena sebagai plasma sebuah perusahaan kemitraan yang memiliki kinerja dan manajemen yang baik seperti TJ Farm, peternakan ini aman dari kerugian akibat jatuhnya harga, memiliki pasar, tidak menghadapi permasalahan distribusi produk, dan menghasilkan produk yang berkualitas.

Page 43: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

33

Aspek Teknis Aspek Teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan bisnis dan pengoperasiannya setelah bisnis tesebut selesai dibangun. Berdasarkan analisis ini pula dapat diketahui rancangan awal penaksiran biaya investasi termasuk biaya eksploitasinya.

Sebelum mendirikan usaha peternakan, peternak telah meminta izin dari RT/RW setempat secara informal, dan beberapa penduduk sekitar yang letaknya terdekat dengan areal peternakan. Dengan pendekatan dan penjelasan yang informatif, peternak berhasil mendapatkan izin dari RT/RW setempat dan penduduk terdekat areal peternakan. Untuk menjaga peternakan dari gangguan kriminal dan keamanan lainnya peternak memerintahkan anak kandang untuk bergantian menjaga kandang. Untuk menghalau binatang seperti kucing atau anjing memasuki areal peternakan. 1. Lokasi usaha

Lokasi usaha peternakaan ini tidak berada di lokasi yang sama dikarenakan keterbatasan lahan kepemilikan sehingga lokasi kandang terbagi menjadi tujuh lokasi yaitu. Penentuan lokasi berdasarkan kondisi iklim di daerah tersebut cukup untuk sesuai dengan teknis budidaya ayam broiler. Lokasi kandang telah memenuhi unsur suhu, cahaya, oksigen, dan air yang baik. Hal tersebut sangat dibuthkan selama proses pemeliharaan ayam broiler sehingga pertumbuhannya optmial dan menghasilkan ayam yang berkualitas. Lokasi kandang berada di tanah lapang terbuka dengan sekeliling kandang yang kosong dan terdapat sirkulasi angin yang baik, jarak kandang yaitu 200 meter dari pemukiman penduduk. Di lokasi usaha juga terdapat saluran listrik dan sumber air yang mencukupi. Sumber air yang berasal dari sumur yang tidak tercemar limbah air industri maupun limbah air sampah. Sampai saat ini tidak ada masyarakat sekitar yang melakukan protes terhadap usaha yang dijalankan oleh peternak akibat polusi udara yang ditimbulkan, karena lokasinya tidak berdekatan dengan kandang. Penetuan lokasi ini memenuhi kriteria ketersediaan bahan baku produksi, infrastruktur jalan yang memadai untuk proses distribusi dari perusahaan mitra, tenaga listrik dan air, ketersediaan tenaga kerja dan transportasi, serta tenaga kerja terdidik dan terlatih. Dilihat dari segi lahan dan perkandangan, kandang yang dimiliki oleh peternak telah sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan sehingga layak untuk menjalankan usaha peternakan ayam broiler.

2. Luas produksi Produksi peternakan ayam broiler ini mencapai 67 500 ekor per periode namun karena adanya tambahan permitaan dari pihak perusahaan yang bermitra sebesar 10 000 ekor maka peternakan ayam broiler ini berupaya untuk menambah kapasitas produksinya demi mencapai permintaan dari pihak perusahaan mitranya itu sendiri. Kandang yang sudah tersedia yaitu sebanyak 19 buah masih belum dapat mencukupi kapasitas produksi yang diminta oleh perusahaan mitra, oleh karena itu peternak melakukan penambahan investasi berupa pembuatan dua kandang dengan masing-masing kapasitas 5 000 ekor.

Page 44: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

34

Bibit (DOC) Usaha peternakan ayam broiler menggunakan bibit ayam berumur satu hari

atau DOC (Day Old Chick). DOC yang digunakan pada peternakan ayam broiler ini adalah Strain Hobb. Strain tersebut dipilih berdasarkan kualitas yang dinilai dari sejarah penggunaan strain Hobb pada periode sebelumnya baik di peternakan ini maupun plasma-plasma yang lain. Berdasarkan pengalaman pemeliharaan sebelumnya, strain Hobb memiliki tingkat mortalitas yang baik, jarang melebihi 6.15% dan FCR ± 1.683, yang artinya strain tersebut cukup baik, memenuhi standar target yang ditetapkan TJ Farm yaitu mortalitas maksimal 6.15% dari seluruh jumlah bibit dan FCR di bawah 1.6835. Suplai Hobb didapat dari pihak perusahaan TJ Farm.

Pakan

Pakan adalah asupan atau makanan bergizi yang diberikan kepada hewan ternak. Pakan merupakan biaya terbesar yang dikeluarkan pada usaha peternakan ayam broiler, yaitu 70% dari pengeluaran. Untuk itu manajemen pakan yang baik sangat dibutuhkan supaya dapat menekan biaya yang dikeluarkan sehingga margin keuntungan yang didapat bisa lebih besar.

TJ Farm menetapkan FCR standar bagi setiap plasmanya, kemudian melakukan kontrol melalui PPL secara rutin, memberikan bimbingan agar tingkat FCR bisa sesuai dengan standar (Lampiran 1). Kontrol dilakukan dengan mengecek jumlah pakan yang telah terpakai dengan bobot ayam saat dilakukan pengecekan. Jika terjadi pemberian pakan berlebihan namun bobot tidak sesuai maka peternak tidak mendapatkan insentif dari perusahaan. Pakan yang digunakan di peternakan ini diperoleh dari PT TJ Farm yang terdiri dari jenis pakan 510 (boster) untuk umur 1-10 hari dan 511 L untuk umur 10-21 hari dan 512 L (jenis pelet) yang diberikan umur 22 hari sampai panen. Obat-obatan, Vitamin dan Vaksin

Obat-obatan dan vaksin merupakan bagian dari pencegahan dan penanggulangan penyakit yang terjadi pada suatu peternakan ayam. Sementara vitamin digunakan untuk membantu meningkatkan kekebalan tubuh ayam dari penyakit, mengurangi tingkat stress pada ayam, dan meningkatkan performa ayam. Pemberian vaksin pada peternakan ini terdiri dari dua macam vaksin yaitu ND (new castle disease) dan gumboro. Pelaksanaan vaksinasi di peternakan menggunakan aturan yang berlaku sesuai dengan kebutuhan. Vaksinasi sudah dimulai sejak ayam berumur empat hari, DOC diberikan vaksin ND dengan cara tetes mata dan suntik bawah kulit (subcutaneous) pada sore hari dengan suhu ruang 27 oC. Tujuannya agar vaksin yang digunakan tetap hidup karena tidak terkena matahari langsung dan fase ini adalah fase yang menjadi awal dalam keberhasilan terhadap kesehatan ternak dan persentase ayam terkena penyakit relatif rendah.

Vaksinasi dilanjutkan pemberian vaksin gumboro pada ayam berumur 14 hari dengan cara memberikannya melalui air minum. Vaksinasi diberikan melalui air minum pada waktu sore hari yaitu pukul 18.00 WIB. Untuk pengendalian terhadap hama dan ekstoparasit seperti kutu ataupun lalat dilakukan penyemprotan dengan desinfektan setiap harinya.

Page 45: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

35

Pemberian vitamin dilakukan secara terus menerus mulai dari ayam berumur satu hari sampai panen yang disesuaikan dengan berat badan ayam dan standar pakan. Vitamin yang digunakan di peternakan ini bermacam-macam, salah satunya yaitu vitamin elektrolit. Vitamin ini berbentuk serbuk halus berwarna kuning kemerahan. Cara pemberian vitamin ini pada pagi hari bersamaan dengan pakan. 3. Proses produksi Proses produksi dalam usaha budidaya ayam broiler dilakukan secara kontinyu, dimana ayam broiler yang diproduksi setiap periode dan tidak mengenal musim kawin pada bulan-bulan tertentu. Sehingga ayam broiler ini tersedia setiap bulannya sepanjang tahun. Proses produksi ayam broiler mulai dari DOC hingga ayam broiler siap dipanen (siap dijual) membutuhkan waktu selama enam minggu. Berikut adalah proses produksi ayam broiler di Peternakan : a. Persiapan kandang

Persiapan kandang merupakan kegiatan paling awal dari usaha budidaya ayam broiler dalam setiap periode produksi. Persiapan untuk kandang baru lebih mudah untuk dilakukan dibandingkan dengan kandang yang telah dipakai pada periode produksi sebelumnya. Persiapan kandang yang dilakukan di peternakan ayam broiler ini dimulai dengan membuang segala kotoran dari kandang, mengeluarkan seluruh peralatan, menyapu bersih semua bagian kandang, lalu menyemprot seluruh bagian kandang dengan mesin penyemprot bertekanan tinggi sehingga tidak ada kotoran yang tertinggal, dilanjutkan dengan menyikat lantai menggunakan cairan detergen. Hal ini dilakukan untuk membersihkan kandang dari kuman penyakit. Terlebih lagi untuk kandang yang telah digunakan dalam periode sebelumnya. Seluruh peralatan kandang dicuci dengan desinfektan kemudian dikeringkan. Kandang yang telah bersih, kemudian disemprot dengan formalin dan setelah kering seluruh permukaan kandang ditaburi kapur. Kegiatan selanjutnya adalah memasang lingkar pembatas, alat pemanas, menaburkan sekam setebal lima centimeter. Penyemprotan desinfektan dilakukan sekali lagi, kemudian meletakkan alas koran di atas sekam dan memasang peralatan kembali. Kandang diistirahatkan selama 10-14 hari.

b. Proses pemeliharaan

Proses pemeliharaan ayam dimulai sejak DOC yang baru berumur satu hari diantarkan ke lokasi peternakan. DOC yang digunakan oleh peternakan ini yaitu strain Hobb. Menurut peternak, setelah empat belas hari kandang diistirahatkan, DOC didatangkan dari perusahaan mitra. Hal pertama yang dilakukan oleh pihak peternakan ketika DOC datang adalah dengan memberikan air minum yang dicampur dengan air gula, kemudian jenis pakan yang diberikan yaitu 510 (Boster). Hal ini dilakukan selama satu minggu untuk meningkatkan daya tahan tubuh ayam agar terhindar dari penyakit, selain itu juga sebagai upaya untuk mengurangi tingkat stres DOC ketika dalam perjalanan menuju peternakan.

Pemeliharaan DOC pada minggu pertama atau biasa disebut dengan periode pemanasan adalah periode paling penting dalam siklus kehidupan ayam, karena DOC mengalami proses adaptasi dengan lingkungan baru. Periode ini juga merupakan masa pembentukan kekebalan tubuh dan masa awal pertumbuhan

Page 46: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

36

semua organ tubuh. Pemanas dipasang baik siang dan malam, tirai penutup tidak dibuka untuk mencapai suhu yang diinginkan.

Pada umur empat sampai enam hari dilakukan vaksinasi ND, kemudian terpal sebagai lapisan di atas sekam diangkat dengan maksud untuk mengganti sekam. Sekam diganti secara rutin jika dirasa bau amoniak menyengat dan mulai basah serta luas brooder disesuaikan dengan pertambahan berat badan dan kepadatan. Sekam sudah mulai diangkat sedikit demi sedikit agar ayam tidak stres dan bau amoniak dapat berkurang. Sekam sudah mulai diangkat sedikit demi sedikit agar ayam tidak stres dan bau amoniak dapat berkurang. Pada minggu kedua tirai dibuka sepertiga bagian bawahnya, pemanas hanya digunakan pada malam hari saja atau pada saat udara dingin, dan dilakukan vaksin Gumboro pada umur 13-14 hari. Pemberian pakan mulai diberikan langusng pada tempat pakan, jenis pakan yang digunakan pada minggu kedua adalah 511 L (propan). Pada minggu ini dilakukan penimbangan berat badan ayam dengan mengambil beberapa sampel ayam broiler.

Pemeliharaan minggu ketiga, pada saat cuaca panas di siang hari bagian bawah tirai dibuka 2/3 bagian, pemberiaan pakan yang digunakan pada minggu ketiga dan seterusnya adalah 512 L (pelet), pakan diletakkan pada tempat pakan yang digantung setinggi jangkauan ayam untuk memudahkan ayam makan. Setelah itu dilakukan penyemprotan desinfektan dan antiseptik. Penggunaan pemanas sudah dapat diberhentikan pada saat minggu keempat dan minggu kelima, begitupun tirai sudah dapat dibuka seluruhnya, dan hanya digunakan apabila suhu udara dingin atau pada saat hujan. Menjelang panen, penimbangan berat badan dilakukan setiap minggunya demi mengetahui perkembangan pertumbuhan pada ayam. Kegiatan umum yang dilakukan setiap hari mulai dari minggu pertama hingga minggu kelima adalah mengamati tingkat laku ayam, tinja, keseragaman pertumbuhan, mendengar suara ayam, memisahkan ayam yang kerdil dan yang sakit, membuang ayam jauh dari kandang dan menghitung mortalitas dan penggunaan pakan.

c. Proses pemanenan

Proses pemanenan merupakan proses akhir dari pemeliharaan ayam untuk sampai kepada perusahaan yang terkait mitra dengan plasma yaitu peternak ayamnya. Proses pemanenan harus dilakukan dengan hati-hati dan dengan tenaga kerja yang ahli di bagiannya, Hal yang harus dilakukan pada saat akan panen adalah mempersiapkan peralatan (timbangan dan sekat bambu) dan tenaga kerja panen. Biasanya perusahaan mengambil sendiri ke peternakan, dan pemilik peternakan hanya mengawasi atau mengontrol prosesnya saja, tenaga kerja pada saat pemanenan pun sudah disediakan langsung dari perusahaan walaupun ada sedikit bantuan dari tenaga kerja peternakan juga. Peralatan yang dibutuhkan pada saat pemanenan sudah disediakan dan pada saaat penimbangan dilakukan sedikit demi sedikit dengan menggunakan sekat bambu sebagai pembatas sesuai dengan jumlah tenaga kerja pada saat panen dan jenis kendaraan.

Waktu pemanenan sudah direncanakan sebelumnya pada saat awal pemeliharaan, karena biasanya pada waktu ayam berumur enam minggu sampel ayam yang sudah ditimbang dengan rata-rata 1.8 kilogram per ekor adalah sebagai patokan peternak sesuai dengan permintaan perusahaan mitranya. Waktu panen yang sudah direncanakan dapat berubah karena situasi dan kondisi saat sebelum

Page 47: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

37

pemanenan dimulai, seperti karena pengaruh cuaca yang dapat membuat ayam rentan terkena penyakit dan akhirnya ayam memiliki bobot yang tidak sesuai dengan permintaan perusahan mitra tersebut. Harga hasil produksi ayam broiler bagi peternak ditentukan oleh harga kontrak atau sesuai kesepakatan perusahaan mitra dengan peternak.

Berdasarkan analisis aspek teknis dan produksi, lahan dan kandang produksi yang memenuhi kriteria, pengadaan bibit dan pakan yang tepat waktu dan berkualitas dari TJ Farm, pengadaan dan manajemen kesehatan yang disiplin dan teratur, pengadaan bahan-bahan penunjang tanpa mengesampingkan kegunaannya tetap mengutamakan bahan yang terbaik dan tepat waktu, memiliki tenaga kerja yang cekatan dan berpengalaman dalam bidangnya, jujur dan pekerja keras, dan proses produksi yang sistematis dapat disimpulkan usaha peternakan ayam broiler ini layak untuk dijalankan.

Aspek Manajemen dan Organisasi Aspek manajemen berkaitan dengan manajemen dan tata kelola usaha

peternakan ayam broiler. Usaha peternakan ayam broiler ini merupakan usaha milik perorangan berdasarkan kepemilikan modalnya, namun dalam menjalankan seluruh kegiatan operasional peternakan, pemilik peternakan dibantu oleh 12 orang tenaga kerja. Kekuasaan dan wewenang dalam mengambil keputusan serta pengarahan mengenai tugas-tugas yang harus dilakukan oleh tenaga kerja menyangkut seluruh kegiatan di peternakan, dikoordinir langsung oleh Bapak Jono pemilik peternakan. Meskipun masih sederhana, struktur organisasi di peternakan ayam broiler ini sudah mampu memisahkan jenis pekerjaan dan pembagian tugas dengan cukup jelas. Struktur organisasi peternakan dapat dilihat pada Gambar 2.

Sumber: Peternakan ayam broiler, 2013

Pemilik hanya bertindak sebagai pengawas dan pengambil keputusan, datang seminggu sekali atau dua kali untuk mengecek kondisi dan jalannya usaha peternakan. Selain sebagai pemilik modal, pemilik juga melakukan komunikasi dengan pihak TJ Farm. Beliau menyerahkan pelaksanaan pekerjaan lapangan pada salah satu penanggung jawab lapangan yang tinggal di kandang, dan tenaga kerja lainnya masing-masing sudah mendapatkan tugas untuk menjaga tiap kandang.

Pemilik Peternakan

Tenaga Kerja

Penanggung Jawab Lapang

Gambar 2 Struktur organisasi peternakan ayam broiler di Desa Cihideung Udik

Page 48: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

38

Penanggung jawab lapangan bertugas mengontrol manajemen pemeliharaan yang terjadi di peternakan ayam broiler, memastikan karyawan menjalankan seluruh proses produksi sesuai dengan jadwal kegiatan yang ditetapkan oleh pemilik peternakan itu sendiri. Penanggung jawab lapangan harus segera melapor ke pemilik apabila terjadi permasalahan pada kandang jika terjadi permasalahan seperti kondisi ayam yang terkena penyakit dan menyebabkan kematian. Angka mortalitas di atas yang ditetapkan (6.15%). TJ Farm biasanya akan mendatangkan petugas penyuluh lapangan dokter hewan (PPL) untuk mengecek atau mengontrol keadaan ayam di peterakan. penanggung jawab lapang juga diwajibkan mencatat seluruh kegiatan produksi dan pada saat panen.

Tenaga kerja merupakan bagian paling penting dari usaha peternakan ayam broiler, karena merekalah yang mengetahui kondisi dan melakukan seluruh proses produksi. Tenaga kerja bertugas mengerjakan semua manajemen pemeliharaan sesuai dengan ketentuan dan jadwal yang dibuat dan juga melaksanakan perintah dari pemilik, dengan adanya penambahan dua kandang baru yang atau menambah produksi 10 000 ekor ayam maka pemilik akan membutuhkan penambahan tenaga kerja sebanyak dua orang untuk mengurus kandang baru tersebut. Dilihat dari aspek manajemen dan organisasi, usaha peternakan ayam broiler ini layak untuk dijalankan, karena memiliki pembagian tugas yang jelas kepada penanggung jawab lapang dan tenaga kerja lainnya, terperinci dan tertulis, sehingga organisasi dan manajemen usaha berjalan dengan baik.

Aspek Hukum

Peternakan ayam broiler ini adalah plasma dari sebuah perusahaan kemitraan yang bernama PT TJ Farm sebagai inti. Dalam hubungan kemitraan, inti dan plasma terdapat ketentuan-ketentuan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak sebelumnya yaitu ada bukti hitam di atas putih dalam bentuk kontrak bermaterai Rp6 000 yang ditandatangani kedua belah pihak. Apabila terjadi permasalahan atau perselisihan selama hubungan berlangsung maka akan diselesaikan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak tersebut dengan jalan bermusyawarah. Jika tidak terjadi kesepakatan dalam penyelesaian sengketa secara bermusyawarah, pihak yang merasa tidak puas diperkenankan untuk melapor ke pihak yang berwajib. Mengenai perizinan peternakan sendiri, menurut manajer TJ Farm, peternakan ayam broiler ini telah mendapatkan izin dari RT/RW setempat dan penduduk sekitar. Dilihat dari aspek hukum, usaha peternakan ayam broiler ini layak untuk dijalankan karena memiliki ketentuan kerjasama tertulis yang jelas dan saling memuaskan kedua belah pihak, dan mendapatkan izin pendirian dari RT/RW maupun penduduk sekitar, sehingga meminimalisir kemungkinan terjadi konflik akibat limbah usaha.

Aspek Ekonomi dan Sosial

Usaha peternakan ayam broiler pasti memiliki dampak bagi lingkungan sekitar baik secara ekonomi maupun sosial. Peternakan ayam broiler ini terletak di Desa Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor berdiri di atas lahan seluas 2 000 meter² yang merupakan lahan milik sendiri dan sebagian lahan

Page 49: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

39

lainnya seluas 3 000 meter2 adalah lahan sewa kemudian dijadikan usaha peternakan ayam broiler. Peternakan ayam broiler ini memiliki satu penanggung jawab lapang dan beberapa tenaga kerja lainnya yang berasal dari penduduk sekitar tersebut membuktikan bahwa peternakan ayam broiler ini memiliki dampak secara ekonomi pada daerah sekitar dalam hal pengurangan jumlah pengangguran walaupun hanya 12 orang ditambah lagi jika pengembangan usaha ini dilakukan maka akan menambah kesempatan kerja untuk masyarakat sekitar. Selain itu, pemilik juga berkontribusi terhadap masyarakat sekitar dengan memberikan sumbangan kepada masyarakat sekitar yang dikelola oleh pihak RT/RW maupun pengelola masjid pada setiap periode produksinya.

Dampak negatif dari peternakan ayam broiler ini adalah limbah kotoran ayam dan sekam padi. Pada peternakan ayam broiler ini, limbah-limbah kotoran ayam dan sekam padi tersebut dijual ke petani-petani yang memiliki sawah dan kebun di daerah sekitar maupun keluar kota seperti cianjur dan sukabumi, biasanya pembeli dari luar kota seperti cianjur dan Sukabumi langsung mengambil sendiri ke peternakan untuk membeli kotoran ayam tersebut. Dari hasil penjualan kotoran ayam tersebut maka pemilik peternakan dapat menambah penghasilan selain dari hasil penjualan produksi ayamnya itu sendiri. walaupun peternakan ayam berdiri di radius 200 meter² dari rumah warga, peternakan tetap menimbulkan polusi udara yang membuat perumahan warga di sekitar mencium bau tidak sedap karena limbah udara yang dihasilkan dari peternakan dan kotoran ayam tersebut, tetapi karena sebelumnya pemilik sudah mendapatkan izin dari seluruh warga yang rumahnya dekat maupun jauh dengan peternakan dan memberikan bantuan kepada warga sekitar melalui RT/RW sehingga warga tidak protes. Selain itu peternakan ini juga dapat dijadikan sebagai sarana pembelajaran dan penelitian bagi pihak-pihak yang ingin mengetahui lebih dalam mengenai usaha peternakan ayam broiler. Hasil dari analisis aspek ekonomi dan sosial dapat dikatakan bahwa usaha peternakan ayam broiler yang dilakukan oleh peternakan ini tidak merugikan lingkungan sekitar, sehingga dapat dikatakan layak untuk dijalankan.

Analisis Finansial

Peternakan ini merupakan usaha dalam bidang agribisnis ayam broiler yang menggunakan modal sendiri dalam menjalankan usahanya. Skala usaha peternakan ayam broiler ini adalah skala usaha peternakan menengah dengan jumlah ayam yang diternakan sebanyak 67 500 ekor per periode. Pada penelitian ini analisis kelayakan dilakukan untuk mengetahui kelayakan pengembangan usaha peternakan yang akan dilakukan. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan dua skenario. Skenario I merupakan kondisi usaha peternakan ayam broiler tanpa pengembangan usaha atau dengan kata lain tidak ada penambahan jumlah DOC sebanyak 10 000 ekor ayam. Sedangkan skenario II merupakan kondisi usaha ternak dengan pengembangan usaha atau dengan kata lain dilakukan penambahan jumlah DOC sebanyak 10 000 ekor. Pengaruh pakan (FCR) yang digunakan untuk menghasilkan bobot ayam yang sudah ada dalam

Page 50: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

40

kesepakatan bersama (kontrak) juga menjadi acuan kelayakan usaha yang dijalankan oleh peternakan ini dengan perusahaan mitranya yaitu TJ Farm, agar tercapainya target standar FCR sesuai dengan perjanjian dengan perusahaan. Index Perfoma (IP) peternakan ayam broiler ini dinilai langsung oleh pihak perusahaan inti berdasarkan nilai IP yang diperoleh pada setiap periode produksi.

Kemudian dilakukan perbandingan pada dua skenario tersebut, selanjutnya dilakukan analisis switching value pada skenario II setelah pengembangan usaha. Berdasarkan informasi yang diperoleh di lokasi penelitian, umur proyek adalah 10 tahun disesuaikan dengan umur ekonomis kandang. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini meliputi NPV, Net B/C, IRR, payback period dan analisis switching value. Selain itu juga dilakukan analisis laba-rugi yang berisi tentang total penerimaan, pengeluaran dan kondisi keuntungan yang diperoleh oleh peternakan dalam satu tahun produksi. Laporan laba-rugi ini nantinya akan menggambarkan kinerja perusahaan dalam upaya mencapai keuntungan yang optimal. Pada studi kelayakan usaha ini hasil hasil analisis cashflow akan menjadi bagian terpenting yang harus diperhatikan oleh pemilik peternakan ayam broiler tersebut.

Proyeksi arus kas (Cashflow) Proyeksi arus kas merupakan laporan aliran kas yang memperlihatkan

gambaran penerimaan (inflow) dan pengeluaran (outflow). Dalam penelitian ini arus kas pada skenario I dan skenario II diproyeksikan selama 10 tahun sesuai dengan umur ekonomis kandang.

Arus penerimaan (Inflow)

Arus penerimaan (Inflow) pada usaha peternakan ayam broiler ini terdiri dari tiga sumber yaitu penerimaan dari penjualan ayam broiler hidup, penjualan kotoran ayam, dan nilai sisa. Inflow merupakan segala sesuatu yang dapat meningkatkan pendapatan sebuah proyek.

Penerimaan penjualan

Penerimaan penjualan yang diperoleh peternakan berasal dari penjualan ayam broiler, penjualan kotoran ayam, dan perolehan insentif FCR. Penjualan ayam dihitung dari 67 500 DOC yang dipelihara dikurangi dengan angka mortalitas 6.15%, dikalikan dengan harga kontrak rata-rata yaitu Rp16 980 per kilogram. Harga kontrak Rp16 980 per kilogram merupakan harga kontrak yang paling banyak digunakan pada usaha peternakan ini. Kapasitas pemeliharaan ayam broiler per periodenya adalah 67 500 ekor. Menggunakan batas angka mortalitas, dan riwayat kematian ayam di peternakan ini maka angka mortalitas setiap periode adalah 6.15%, sehingga ayam broiler yang dihasilkan adalah 63 349 ekor, dengan harga tetap Rp16 980 per kilogram yang diambil dari harga rata-rata kontrak yang paling sering digunakan TJ Farm dan peternakan ini dalam perhitungan penjualan ayam broiler hidup. Pemanenan dilakukan saat ayam berumur enam minggu, diasumsikan bobot rata-rata telah mencapai 1.8 kilogram per ekornya. Dalam satu tahun terjadi enam kali masa panen. Pembeli langsung datang ke kandang untuk memanen ayamnya, diawasi oleh PPL dan dibantu oleh

Page 51: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

41

penanggung jawab lapang. Adapun penerimaan penjualan ayam broiler hidup di peternakan ayam broiler ini pada skenario I dan skenario II dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Penerimaan penjualan ayam broiler hidup

Skenario I Tahun Panen

per periode (ekor)

Bobot panen

(kg/ekor)

Harga (Rp/kg)

Jumlah periode produksi

Penerimaan per periode

(Rp)

Penerimaan per tahun (Rp)

1 64 349 1.8 16 980 5 1 936 191 195 9 680 955 975 2 64 349 1.8 16 980 6 1 936 191 195 11 617 147 170 3 64 349 1.8 16 980 6 1 936 191 195 11 617 147 170 4 64 349 1.8 16 980 6 1 936 191 195 11 617 147 170 5 64 349 1.8 16 980 6 1 936 191 195 11 617 147 170 6 64 349 1.8 16 980 6 1 936 191 195 11 617 147 170 7 64 349 1.8 16 980 6 1 936 191 195 11 617 147 170 8 64 349 1.8 16 980 6 1 936 191 195 11 617 147 170 9 64 349 1.8 16 980 6 1 936 191 195 11 617 147 170 10 64 349 1.8 16 980 6 1 936 191 195 11 617 147 170

Total penerimaan ayam broiler hidup 114 235 280 505

Skenario II Tahun Panen

per periode (ekor)

Bobot panen

(kg/ekor)

Harga (Rp/kg)

Jumlah periode produksi

Penerimaan per periode

(Rp)

Penerimaan per tahun (Rp)

1 72 734 1.8 16 980 5 2 223 034 335 11 115 171 675 2 72 734 1.8 16 980 6 2 223 034 335 13 338 206 010 3 72 734 1.8 16 980 6 2 223 034 335 13 338 206 010 4 72 734 1.8 16 980 6 2 223 034 335 13 338 206 010 5 72 734 1.8 16 980 6 2 223 034 335 13 338 206 010 6 72 734 1.8 16 980 6 2 223 034 335 13 338 206 010 7 72 734 1.8 16 980 6 2 223 034 335 13 338 206 010 8 72 734 1.8 16 980 6 2 223 034 335 13 338 206 010 9 72 734 1.8 16 980 6 2 223 034 335 13 338 206 010 10 72 734 1.8 16 980 6 2 223 034 335 13 338 206 010

Total penerimaan ayam broiler hidup 131 159 025 765 Berdasarkan perhitungan penerimaan pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa

penerimaan yang berasal dari penjualan ayam hidup adalah sebesar Rp13 338 206 010 per tahun. Hasil tersebut didapat dari perkalian antara jumlah ayam broiler yang dipanen per periode setelah dikurangi angka mortalitas 6.15% yaitu 72 734 ekor dengan bobot panen sebesar 1.8 kilogram per ekor dengan harga jual tetap Rp16 980 per kilogram dengan jumlah periode yang dilakukan dalam satu tahun yaitu enam periode. Total penerimaan ayam broiler selama 10 tahun adalah sebesar Rp131 159 025 765. Penerimaan penjualan kotoran ayam

Penerimaan peternakan ayam broiler ini juga bersumber dari hasil penjualan kotoran ayam yang dijual dengan harga Rp4 000 per karung atau per 50 kilogram. Setiap periode rata-rata menghasilkan 800 karung kotoran ayam. Pembeli datang

Page 52: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

42

dan mengambil sendiri kotoran ayam yang akan dibelinya. Penerimaan peternakan yang berasal dari penjualan kotoran ayam dapat dilihat pada Tabel 8 berikut : Tabel 8 Penerimaan penjualan kotoran ayam

Skenario I Tahun Kotoran per

periode (Karung)

Harga (Rp/karung)

Jumlah periode

Penerimaan per periode

(Rp)

Penerimaan per tahun

(Rp) 1 800 4 000 5 3 200 000 16 000 000 2 800 4 000 6 3 200 000 19 200 000 3 800 4 000 6 3 200 000 19 200 000 4 800 4 000 6 3 200 000 19 200 000 5 800 4 000 6 3 200 000 19 200 000 6 800 4 000 6 3 200 000 19 200 000 7 800 4 000 6 3 200 000 19 200 000 8 800 4 000 6 3 200 000 19 200 000 9 800 4 000 6 3 200 000 19 200 000

10 800 4 000 6 3 200 000 19 200 000 Total penerimaan penjualan kotoran ayam 188 800 000

Skenario II Tahun Kotoran per

periode (Karung)

Harga (Rp/50kg)

Jumlah periode

Penerimaan per periode

(Rp)

Penerimaan per tahun

(Rp) 1 900 4 000 5 3 600 000 18 000 000 2 900 4 000 6 3 600 000 21 600 000 3 900 4 000 6 3 600 000 21 600 000 4 900 4 000 6 3 600 000 21 600 000 5 900 4 000 6 3 600 000 21 600 000 6 900 4 000 6 3 600 000 21 600 000 7 900 4 000 6 3 600 000 21 600 000 8 900 4 000 6 3 600 000 21 600 000 9 900 4 000 6 3 600 000 21 600 000

10 900 4 000 6 3 600 000 21 600 000 Total penerimaan penjualan kotoran ayam 212 400 000

Nilai sisa Nilai sisa adalah nilai barang atau peralatan yang tidak habis selama umur usaha. Nilai sisa dihitung di akhir proyek dan dimasukkan ke dalam komponen inflow. Nilai sisa ini digolongkan menjadi salah satu komponen penerimaan usaha yang diperoleh dari sisa biaya modal investasi yang tidak terpakai setelah umur ekonomis habis pada saat akhir umur usaha. Penentuan umur ekonomis alat investasi berdasarkan pengalaman pemilik peternakan dalam pemakaian alat investasi tersebut. Perkiraan nilai sisa didasarkan pada harga jual pada tingkat penjual barang bekas (tukang loak). Perhitungan nilai sisa ini dilakukan dengan metode garis lurus dimana penentuan nilainya berdasarkan nilai beli barang investasi dibagi dengan umur ekonomisnya kemudian dikalikan tahun sisanya. Total nilai sisa pada usaha peternakan ayam broiler ini adalah sebesar Rp428 876 667 yang perhitungannya dapat dilihat pada lampiran.

Page 53: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

43

Arus Biaya (Outflow) Outflow adalah aliran kas yang dikeluarkan usaha. Outflow usaha peternakan ayam broiler dibagi menjadi dua yaitu biaya investasi dan biaya operasional. Outflow menunjukkan pengeluaran biaya-biaya yang mengakibatkan pengurangan kas pada aliran cashflow. Pengurangan ini diakibatkan biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk membiayai kegiatan usaha seperti kegiatan investasi dan kegiatan operasional usaha. Biaya investai dikeluarkan pada saat awal pendirian usaha dan kemudian dilakukan re-investasi jika umur ekonomis telah habis sementara usaha masih terus berjalan. Sedangkan biaya operasional usaha adalah biaya yang dikeluarkan selama proses produksi berlangsung yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya Investasi

Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengadakan barang modal ketika memulai suatu usaha. Biaya investasi yang dikeluarkan pada usaha peternakan ayam broiler meliputi biaya pembangunan kandang, rumah untuk penjaga kandang, gudang, tempat pakan, tempat minum otomatis, terpal, gasolec, diesel, drum air, ember, garpu pembalik sekam, sprayer, termometer, timbangan, tabung gas, alat pemanas, motor, ponsel.

Total biaya investasi yang dikeluarkan dalam menjalankan usaha peternakan ayam broiler yaitu Rp3 127 174 000 dimana keseluruhan biaya investasi dikeluarkan dari modal sendiri tanpa bantuan pinjaman dari pihak bank atau lembaga keuangan lain. Reinvestasi juga dilakukan untuk mengganti peralatan atau komponen invesatasi yang umur ekonomisnya sudah habis dalam paruh perjalanan usaha dimana umur usaha pada analisis cashflow belum berakhir. Kegiatan reinvestasi pada usaha peternakan ayam broiler ini terjadi pada tahun keempat, keenam, ketujuh, kesepuluh, dan untuk barang-barang tertentu reinvestasi setiap tahun. Biaya Operasional

Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan selama usaha berjalan. Biaya operasional usaha peternakan ayam broiler dibagi menjadi dua jenis yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap

Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan yang besarnya tidak dipengaruhi langsung oleh jumlah produksi. Ada atau tidaknya produksi, biaya tetap akan terus dikeluarkan. Biaya tetap yang dikeluarkan oleh usaha peternakan ayam broiler ini terdiri dari gaji penanggung jawab lapang, gaji penjaga kandang, biaya listrik, tunjangan hari raya, pajak motor, PBB, biaya pulsa, biaya pemeliharaan kandang, dan biaya penyusutan. Rincian untuk biaya tetap yang dikeluarkan pada usaha peternakan ayam broiler dapat dilihat pada Tabel 9.

Page 54: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

44

Tabel 9 Biaya tetap yang dikeluarkan pada usaha peternakan ayam broiler

No Jenis biaya tetap Satuan Jumlah Nilai per periode produksi

Nilai total per periode

produksi

Nilai total per tahun

1 Upah tenaga kerja : a. Penanggung jawab lapang orang 1 1 200 000 1 200 000 7 200 000 b. Penjaga kandang orang 13 900 000 11 700 000 70 200 000 2 Biaya listrik 21 100 000 2 100 000 12 600 000 3 Biaya sosial

8 1 200 000 9 600 000 57 600 000

4 Tunjangan hari raya orang 14 7 000 000

5 Pajak : a. Motor 200 000

b. PBB 210 000

6 Biaya pulsa 1 200 000 200 000 1 200 000 7 Biaya pemeliharan kandang unit 21 250 000 5 250 000 31 500 000 8 Biaya penyusutan

294 735 244

Total biaya tetap 482 445 244 Upah tenaga kerja Biaya tetap terbesar pada usaha peternakan ayam broiler ini adalah untuk upah tenaga kerja. Upah tenaga kerja Rp900 000 per periode. Tenaga kerja pada peternakan ayam broiler ini terdiri dari 14 orang, sehingga biaya tetap upah tenaga kerja yang harus dikeluarkan per periodenya adalah Rp900 000 dikali 14 yaitu sebesar Rp11 700 000. Dalam setahun terjadi enam kali periode, maka biaya upah karyawan dalam setahun Rp11 700 000 dikali dengan enam yaitu sebesar Rp70 200 000. Upah untuk penanggung jawab lapang adalah sebesar Rp1 200 000 per periode. Dalam setahun karena terjadi enam kali periode, maka upah untuk penanggung jawab lapang Rp1 200 000 dikali enam, yaitu sebesar Rp7 200 000. Biaya listrik Biaya listrik yang dikeluarkan per periode kurang lebih Rp100 000 per kandang sehingga dalam satu periode biaya listriknya mencapai Rp2 100 000 untuk 21 kandang setahun biaya listrik yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 12 600.000. Biaya sosial Biaya sosial ini merupakan biaya yang dikeluarkan oleh peternakan ayam broiler ini sebagai kontribusi untuk masyarakat sekitar kandang. Setiap periode produksi, pemilik mengeluarkan Rp1 200 000 untuk setiap zona. Tunjangan Hari Raya Biaya tunjangan hari raya yang dikeluarkan per periode kurang lebih Rp7 000 000 per tahun untuk 14 orang tenaga kerja. Pajak Biaya pajak yang dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp410 000 untuk pajak motor dan pajak bumi dan bangunan.

Page 55: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

45

Biaya pulsa Biaya pulsa yang dikeluarkan per periode produksi adalah sebesar Rp200 000, maka dalam setahun pemilik peternakan ayam broiler ini mengeluarkan biaya pulsa sebesar Rp1 200 000. Biaya pemeliharaan kandang Biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan kandang per periode dan per kandang adalah sebesar Rp250 000, sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk 21 kandang yang dimiliki adalah sebesar Rp5 250 000, maka biaya yang dikeluarkan dalam setahun adalah sebesar Rp31 500 000. Biaya penyusutan Biaya penyusutan yang dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp294 735 244. Maka total biaya tetap yang harus dikeluarkan oleh pemilik peternakan ayam broiler ini sebesar Rp482 445 244. Biaya variabel Biaya variabel adalah biaya yang besarnya dipengaruhi oleh jumlah produksi. Biaya variabel yang dikeluarkan pada usaha peternakan ayam broiler ini terdiri dari biaya pakan, DOC, obat-obatan, sekam, isi ulang LPG dan BBM. Rincian harga dan biaya variabel dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Harga dan biaya variabel pada peternakan ayam broiler

No Jenis Biaya Variabel Satuan Jumlah Nilai Persatuan

Nilai total / tahun

1 pembelian DOC ekor 77 500 6 500 3 022 500 000 2 pembelian pakan Kg 193 750 7 000 8 137 500 000 3 pembelian obat-obatan ekor 77 500 300 139 500 000 4 Pembelian sekam karung 1 658 3 000 29 844 000

5 Pembelian Lpg (isi ulang 3 kg) unit 110 14 000 9 240 000

6 BBM liter 20 6 500 780 000 Total biaya variabel 11 399 364 000

Day Old Chick (DOC) Harga DOC diasumsikan sama pada setiap tahunnya yaitu sebesar Rp6 500 per ekor, yang merupakan harga rata-rata DOC yang sering digunakan oleh peternakan sesuai dengan kesepakatan perusahaan mitra. Pakan Harga pakan diasumsikan sama yaitu sebesar Rp7 000 per kilogram, untuk menghasilkan 1.8 kilogram ayam maka dibutuhkan 2.5 kilogram pakan per periode, maka biaya pakan untuk satu ekor DOC adalah kebutuhan pakan per ekor 2.5 kilogram per ekor dikalikan harga pakan Rp 7 000 yaitu sebesar Rp17 500.

Page 56: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

46

Obat-obatan Harga obat-obatan diasumsikan sama tiap periodenya untuk jumlah DOC sebanyak 77 500. Setiap DOC menghabiskan biaya sebesar Rp300. Maka biaya obat-obatan yang dikeluarkan pak Jono per tahun yaitu sebesar Rp139 500 000. Biaya sekam Kebutuhan sekam untuk satu kali produksi sebanyak 1 658 karung. Biaya yang dikeluarkan untuk pembelian sekam adalah Rp3 000 per karung, sehingga total biatya yang dikeluarkan untuk sekam per tahun adalah sebesar Rp29 844 000. Biaya pemanas Kebutuhan biaya untuk 110 unit isi ulang gas LPG yang digunakan untuk pemanas tiap kandang adalah Rp14 000, sehingga biaya yang dikeluarkan per periode adalah sebesar Rp1 540 000.

Analisis laba rugi

Analisis laba rugi digunakan untuk mengetahui perkembangan usaha dalam kurun waktu tertentu. Komponen laba rugi terdiri dari penerimaan, biaya operasional, penyusutan, dan biaya lain di luar usaha dan pajak penghasilan. Perhitungan laba rugi akan berpengaruh pada pajak penghasilan usaha. Perhitungan laba rugi setiap tahun digunakan untuk melihat pendapatan bersih setelah dikurangi nilai bunga dan pajak. Rincian perhitungan laba rugi akan berpengaruh terhadap pajak penghasilan usaha yang akan mempengaruhi hasil perhitungan cashflow. Tarif pajak ditentukan pemerintah yaitu sebesar 25 persen. Hasil perhitungan laba-rugi usaha peternakan ayam broiler ini diperoleh proyeksi laba bersih sebesar Rp1 182 954 743 per tahun. Perhitungan analisis laba-rugi dapat dilihat pada lampiran.

Analisis Kelayakan Finansial

Analisis kelayakan finansial usaha digunakan untuk mengukur kelayakan suatu usaha yang dijalankan dari sisi finansial. Metode yang digunakan untuk mengukur kelayakan usaha peternakan ayam broiler ini yaitu dengan metode penilaian investasi yang meliputi Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan Payback Period (PP). Hasil analisis kelayakan finansial peternakan ayam broiler ini dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Hasil analisis kelayakan finansial peternakan ayam broiler

Kriteria Hasil Keterangan NPV (net present value) Rp6 058 082 368 Layak Net B/C (net benefit cost ratio) 2.84 Layak IRR (internal rate of return) 39.26 % Layak Payback period 3.2 Layak

Page 57: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

47

Hasil dari analisis finansial usaha peternakan ayam broiler ini diperoleh bahwa nilai NPV yang di dapat yaitu sebesar Rp6 058 082 368 artinya usaha ini memberikan maanfaat yang postif pada tingkat suku bunga 6%. Hal ini dapat dilihat dari nilai NPV usaha yang lebih dari nol selama 10 tahun berjalannya usaha. Jika usaha tersebut terus dijalankan hingga 10 tahun maka keuntungan yang akan diperoleh yaitu sebesar Rp6 058 082 368. Nilai Net B/C yang diperoleh yaitu sebesar 2.84 yang mana nilai lebih besar dari satu. Hal tersebut menjelaskan bahwa dari setiap satu rupiah yang dikeluarkan selama umur proyek mampu menghasilkan manfaat sebesar Rp2.84 sehingga usaha ini layak untuk dilanjutkan. Nilai IRR yang diperoleh yaitu sebesar 39.26%, lebih besar dari tingkat suku bunga sebesar 6%. Artinya investasi pada usaha peternakan ayam broiler ini lebih menguntungkan dari pada menabung di sebuah bank dengan tingkat suku bunga deposito %. Payback Period menunjukkan kemampuan tingkat pengembalian usaha atau modal. Payback Period peternakan ayam broiler ini adalah 3.2 yang artinya tingkat pengembalian modal investasi adalah tiga tahun dua bulan empat hari. Umur proyek usaha peternakan adalah 10 tahun dan tingkat pengembalian modal masih dalam umur proyek yaitu tiga tahun dua bulan maka usaha dapat dikatakan layak. Angka FCR yang diperoleh peternakan ini terhadap standar yang diberikan oleh perusahaan TJ Farm sebagai acuan untuk menjalankan usahanya dengan bermitra yaitu sebesar 1.6024 dapat dikatakan layak untuk tetap bermitra dengan TJ Farm, karena tidak jarang peternakan mampu mendapatkan angka yang kurang dari standar yang sudah ditetapkan oleh TJ Farm yaitu sebesar 1.6835. Berdasarkan empat kriteria analisis kelayakan finansial NPV, Net B/C, IRR, dan payback period serta angka FCR yang kurang dari standar ketetapan perusahaan, maka peternakan ayam broiler milik ini layak unutk dijalankan.

Analisis Switching Value Usaha

Analisis Switching value digunakan untuk mengukur perubahan maksimum dari perubahan suatu komponen inflow ataupun outflow yang masih dapat ditoleransi agar usaha masih tetap layak untuk dijalankan. Perubahan ini ditentukan dengan menguji secara coba-coba sampai berapa % perubahan yang bisa terjadi dengan masih memenuhi kriteria minimum kelayakan investasi seperti NPV sama dengan nol, IRR sama dengan umur usaha, dan Net B/C sama dengan satu.

Nilai peubah dalam analisis ini adalah kenaikan harga pakan dan penurunan harga jual ayam. Pertimbangan penggunaan nilai pengganti kenaikan harga pakan dikarenakan pakan merupakan komponen biaya terbesar dari keseluruhan biaya yang dikeluarkan peternakan. Selain itu harga pakan dari perusahaan yang fluktuasi ini membuat pihak peternakan perlu memperhatikan komponen ini, dikarenakan input pakan merupakan komponen utama dalam kegiatan operasional produksi ayam broiler, karena ayam broiler sangat membutuhkan pakan untuk tumbuh dan berkembang biak. Penurunan harga jual ayam dilakukan untuk

Page 58: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

48

melihat berapa penurunan harga jual ayam yang dapat ditoleransi. Hasil analisis switching value pada usaha peternakan ayam broiler ini pada Tabel 12.

Tabel 12 Analisis switching value kelayakan usaha ayam broiler No Parameter Besaran (%) 1 Penurunan harga jual ayam 6.31 2 Kenaikan harga pakan 10.11

Berdasarkan Tabel 12, hasil analisis switching value menunjukkan bahwa

batasan terhadap penurunan harga jual ayam broiler yaitu sebesar 6.31% dan peningkatan harga pakan adalah sebesar 10.11%. Analisis switching value tersebut menunjukan bahwa penurunan harga jual ayam dan kenaikan harga pakan sangat sensitif, akan tetapi penurunan harga jual ayam broiler lebih berpengaruh terhadap proses bisnis yang dijalankan. Jika usaha menghadapi kondisi perubahan melebihi batas tersebut maka usaha tidak layak untuk terus dijalankan secara finansial.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1) Analisis kelayakan non finansial usaha peternakan ayam broiler dengan sistem kemitraan pola inti plasma bersama PT TJ Farm layak dijalankan. Analisis non finansial ditinjau dari aspek pasar, aspek teknis dan produksi, aspek manajemen dan organisasi, aspek hukum, dan aspek ekonomi sosial. Aspek pasar dikatakan layak karena peternakan ayam broiler ini aman dari kerugian akibat jatuhnya harga, memiliki pasar, tidak menghadapi permasalahan distribusi produk, dan menghasilkan produk yang berkualitas. Aspek teknis dan produksi layak dijalankan karena peternakan ayam broiler ini memiliki lahan dan kandang yang memenuhi kualifikasi, pengadaan bibit dan pakan yang tepat waktu dan berkualitas, pengadaan dan manajemen kesehatan yang disiplin dan teratur, ketersediaan bahan-bahan penunjang yang terbaik dan tepat waktu, memiliki tenaga kerja yang berpengalaman, jujur dan pekerja keras, dan proses produksi yang sistematis. Aspek manajemen dan organisasi dikatakan layak karena memiliki pembagian tugas yang jelas, terperinci dan tertulis, sehingga manajemen usaha berjalan dengan baik. Aspek hukum dikatakan layak karena memiliki ketentuan kerjasama tertulis yang jelas dan saling memuaskan kedua belah pihak, dan mendapatkan izin pendirian dari RT/RW. Aspek ekonomi dan sosial dikatakan layak karena tidak

Page 59: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

49

merugikan lingkungan sekitar dan dapat berkontribusi terhadap masyarakat.

2) Harga sapronak dari perusahaan mitra yang berfluktuatif seperti penggunaan pakan yang dapat mempengaruhi tingkat FCR yang dihasilkan.

3) Hasil analisis kelayakan finansial usaha peternakan ayam broiler dengan sistem kemitraan pola inti plasma bersama PT TJ Farm layak dijalankan. Nilai NPV positif yaitu sebesar Rp6 058 082 368, IRR lebih besar dari discount rate (6 %) yaitu sebesar 39.26%, Net B/C lebih besar dari 1 yaitu 2.84, dan payback period 3.2 atau tiga tahun dua bulan.

4) Hasil analisis switching value menunjukkan usaha peternakan ayam broiler ini rentan terhadap kenaikan harga pakan di atas 10.11% dan penurunan harga jual ayam diatas 6.31%. Peternakan ayam broiler ini lebih sensitif terhadap penurunan harga jual ayam.

Saran

1) Peternakan ayam broiler ini sebaiknya meningkatkan manajemen pakan, agar FCR yang dihasilkan selalu tetap dibawah standar dari perusahaan mitranya.

2) Berdasarkan hasil analisis switching value peternakan ayam broiler ini cukup sensitif terhadap perubahan harga pakan, sehingga untuk mengantisipasi perubahan harga pakan, pihak peternak harus bisa mendapatkan perubahan harga tetap khususnya pada pakan dari perusahaan.

Page 60: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

50

DAFTAR PUSTAKA

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2012. Populasi ayam broiler yang menjadi sentra peternakan di Provinsi Jawa Barat: Jakarta.

Dinas Peternakan Propinsi Jawa Barat. 2013. Kontribusi produk daging tahun 2012. Jawa Barat: Dinas Peternakan propinsi Jawa Barat.

Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor 2013. Perkembangan populasi Ternak. Bogor: Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor.

Direktorat Jendral Peternakan. 2013. Statistik peternakan. Jakarta: Direktorat Jendral Peternakan.

Gittinger, JP. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Penerjemah Slamet Utomo dan Komel Mangiri. Jakarta (ID): Universitas Indonesia-Press.

Irfansyah. 2009. Analisis Pengembangan dan Optimalisasi Produksi Usaha Ternak Sapi Perah ( Studi kasus : Peternakan Barokah, Kebon Pedes, Kota Bogor) [Skripsi]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.

Nurmalina R, Sarianti T, Karyadi A. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Bogor (ID): Departemen Agribisnis FEM-IPB

Perdana, H. 2008. Analisis kelayakan finansial usaha pembesaran ikan mas dan ikan nila pada keramba jaring apung sistem jaring kolor di KJA Waduk Cikoncang, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, Banten [Skrpsi]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.

Rangkuti, F. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama

Rasyaf M. 2008. Beternak Ayam Pedaging. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. Saputra EE. 2011. Analisis kelayakan investasi peterakan ayam broiler pada

kodisi risiko (Studi kasus : Peternakan rakyat milik Bapak Marhaya Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor, Jawa Barat) [Skripsi]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.

Setiawan P. 2010. Analisis kelayakan finansial peternak plasma ayam broiler pola kemitraan inti plasma Cikahuripan PS, Kabupaten Ciamis [Skripsi]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.

Sugiarti, Sri. 2008. Analisis kelayakan finansial usaha peternakan ayam broiler Abdul Djawal Farm di Desa Banyu Resmi Kecamatan Gudeg [Skripsi]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.

Umar, Husein. 2007. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Ketiga. Jakarta (ID): PT. Gramedia Pustaka Utama.

Page 61: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

51

LAMPIRAN Lampiran 1 Nilai FCR standar dan aktual di peternakan

Periode produksi FCR aktual FCR standar Deplesi (%) IP 1 1.500 1.766 5.73 330 2 1.577 1.835 4.79 333 3 1.500 1.509 6.48 249 4 1.641 1.727 5.08 274 5 1.572 1.731 2.05 317 6 1.602 1.761 4.00 306 7 1.583 1.776 7.20 293 8 1.555 1.655 4.22 291 9 1.570 1.580 13.77 200 10 1.924 1.495 8.17 174

Rata-rata 1.6024 1.6835 6.149 276.7

Page 62: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

52

Lampiran 2 Biaya investasi peternakan ayam broiler sebelum pengembangan (skenario I)

No Alat investasi Satuan Jumlah Harga persatuan Nilai total Umur ekonomis

Tahun sisa Nilai sisa Penyusutan per

tahun 1 Lahan :

a. Lahan milik sendiri meter2 2000 150.000 300.000.000 - - 330.000.000 0 b. Lahan sewa meter2 3000 60.000.000 10 0 0 6.000.000

2 Kandang :

a. Kandang untuk kapasitas lebih dari 2500 ekor unit 15 120.000.000 1.800.000.000 10 0 0 180.000.000

b. Kandang untuk kapasitas kurang dari 2500 ekor unit 4 100.000.000 400.000.000 10 0 0 40.000.000

3 Rumah penjaga kandang unit 7 7.500.000 52.500.000 10 0 0 5.250.000 4 Motor unit 1 15.000.000 15.000.000 10 0 0 1.500.000 5 Ponsel unit 1 2.500.000 2.500.000 3 2 1.666.667 277.778 6 Tempat pakan unit 2250 27.000 60.750.000 3 2 40.500.000 6.750.000 7 Tempat minum unit 135 63.000 8.505.000 3 2 5.670.000 945.000 8 Drum air unit 38 117.000 4.446.000 5 0 0 889.200 9 Mesin diesel unit 7 1.500.000 10.500.000 5 0 0 2.100.000

10 Pompa air unit 7 450.000 3.150.000 5 0 0 630.000 11 Terpal meter 3800 11.500 43.700.000 3 2 29.133.333 4.855.556 12 Sumur unit 7 1.000.000 7.000.000 10 0 0 700.000 13 Instalasi listrik unit 7 350.000 2.450.000 10 0 0 245.000 14 Tabung gas unit 100 120.000 12.000.000 5 0 0 2.400.000 15 Timbangan unit 2 600.000 1.200.000 5 0 0 240.000 16 Pipa paralon meter 1710 10.000 17.100.000 3 2 11.400.000 1.900.000 17 Alat pemanas unit 67 320.000 21.440.000 5 0 0 4.288.000 18 Lampu unit 190 23.000 4.370.000 1 0 0 4.370.000 19 Garpu pembalik sekam unit 7 75.000 525.000 5 0 0 105.000

Total 2.827.136.000 418.370.000 263.445.533

Page 63: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

53

Lampiran 3 Biaya investasi peternakan ayam broiler setelah pengembangan (skenario II)

No Alat investasi Satuan Jumlah Harga persatuan Nilai total Umur ekonomis

Tahun sisa Nilai sisa Penyusutan per

tahun 1 Lahan :

a. Lahan milik sendiri meter2 2000 150.000 300.000.000 - - 330.000.000 0 b. Lahan sewa meter2 4000 80.000.000 10 0 0 8.000.000

2 Kandang :

a. Kandang untuk kapasitas lebih dari 2500 ekor unit 17 120.000.000 2.040.000.000 10 0 0 204.000.000

b. Kandang untuk kapasitas kurang dari 2500 ekor unit 4 100.000.000 400.000.000 10 0 0 40.000.000

3 Rumah penjaga kandang unit 8 7.500.000 60.000.000 10 0 0 6.000.000 4 Motor unit 1 15.000.000 15.000.000 10 0 0 1.500.000 5 Ponsel unit 1 2.500.000 2.500.000 3 2 1.666.667 277.778 6 Tempat pakan unit 2550 27.000 68.850.000 3 2 45.900.000 7.650.000 7 Tempat minum unit 155 63.000 9.765.000 3 2 6.510.000 1.085.000 8 Drum air unit 42 117.000 4.914.000 5 0 0 982.800 9 Mesin diesel unit 8 1.500.000 12.000.000 5 0 0 2.400.000

10 Pompa air unit 8 450.000 3.600.000 5 0 0 720.000 11 Terpal meter 4200 11.500 48.300.000 3 2 32.200.000 5.366.667 12 Sumur unit 8 2.000.000 16.000.000 10 0 0 1.600.000 13 Instalasi listrik unit 8 350.000 2.800.000 10 0 0 280.000 14 Tabung gas unit 110 120.000 13.200.000 5 0 0 2.640.000 15 Timbangan unit 2 600.000 1.200.000 5 0 0 240.000 16 Pipa paralon meter 1890 10.000 18.900.000 3 2 12.600.000 2.100.000 17 Alat pemanas unit 77 320.000 24.640.000 5 0 0 4.928.000 18 Lampu unit 210 23.000 4.830.000 1 0 0 4.830.000 19 Garpu pembalik sekam unit 9 75.000 675.000 5 0 0 135.000

Total 3.127.174.000 428.876.667 294.735.244

Page 64: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

54

Lampiran 4 Biaya operasional peternakan ayam broiler sebelum pengembangan (skenario I)

No Jenis biaya tetap Satuan Jumlah Nilai per periode produksi Nilai total per periode produksi Nilai total per tahun

1 Upah tenaga kerja : a. Penanggung jawab lapang orang 1 1.200.000 1.200.000 7.200.000 b. Penjaga kandang orang 11 900.000 9.900.000 59.400.000 2 Biaya listrik 19 100.000 1.900.000 11.400.000 3 Biaya sosial 8 1.200.000 9.600.000 57.600.000 4 Tunjangan hari raya orang 12 6.000.000 5 Pajak : a. Motor 200.000 b. PBB 210.000 6 Biaya pulsa 1 200.000 200.000 1.200.000 7 Biaya pemeliharan kandang unit 19 250.000 4.750.000 28.500.000 8 Biaya penyusutan 263.445.533

Total biaya tetap 435.155.533

No Jenis Biaya Variabel Satuan Jumlah Nilai Persatuan Nilai total / tahun

1 pembelian DOC ekor 67.500 6.500 2.632.500.000 2 pembelian pakan Kg 168.750 7.000 7.087.500.000 3 pembelian obat-obatan ekor 67.500 300 121.500.000 4 Pembelian sekam karung 1.500 3.000 27.000.000 5 Pembelian LPG (isi ulang 3 kg) unit 100 14.000 8.400.000 6 BBM liter 20 6.500 780.000

Total biaya variabel 9.877.680.000

Page 65: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

55

Lampiran 5 Biaya operasional peternakan ayam broiler setelah pengembangan (skenario II)

No Jenis biaya tetap Satuan Jumlah Nilai per periode produksi Nilai total per periode produksi Nilai total per tahun

1 Gaji tenaga kerja : a. Penanggung jawab lapang orang 1 1.200.000 1.200.000 7.200.000 b. Penjaga kandang orang 13 900.000 11.700.000 70.200.000 2 Biaya listrik 21 100.000 2.100.000 12.600.000 3 Biaya sosial 8 1.200.000 9.600.000 57.600.000 4 Tunjangan hari raya orang 14 7.000.000 5 Pajak : a. Motor 200.000 b. PBB 210.000 6 Biaya pulsa 1 200.000 200.000 1.200.000 7 Biaya pemeliharan kandang unit 21 250.000 5.250.000 31.500.000 8 Biaya penyusutan 294.735.244

Total biaya tetap 482.445.244

No Jenis Biaya Variabel Satuan Jumlah Nilai Persatuan Nilai total / tahun

1 pembelian DOC ekor 77.500 6.500 3.022.500.000 2 pembelian pakan Kg 193.750 7.000 8.137.500.000 3 pembelian obat-obatan ekor 77.500 300 139.500.000 4 Pembelian sekam karung 1.658 3.000 29.844.000 5 Pembelian LPG (isi ulang 3 kg) unit 110 14.000 9.240.000 6 BBM liter 20 6.500 780.000

Total biaya variabel 11.339.364.000

Page 66: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

56

Lampiran 6 Proyeksi penerimaan di peternakan ayam broiler sebelum pengembangan (skenario I) Jumlah DOC Mortalitas Jumlah panen Harga jual/ekor Penerimaan/periode Penerimaan/tahun Tahun 1 67.500 4.151 63.349 30.564 1.936.191.195 9.680.955.975 Tahun 2-10 67.500 4.151 63.349 30.564 1.936.191.195 11.617.147.170

Penjualan kotoran(karung) Harga jual Penerimaan /periode Penerimaan /tahun Tahun 1 800 4.000 3.200.000 16.000.000 Tahun 2-10 800 4.000 3.200.000 19.200.000

Insentif FCR Bobot badan Tonase Insentif /periode Insentif/Tahun

1,8 114.028 5.701.388 28.506.938 1,8 114.028 5.701.388 34.208.325

Lampiran 7 Proyeksi penerimaan di peternakan ayam broiler setelah pengembangan (skenario II) Jumlah DOC Mortalitas Jumlah panen Harga jual/ekor Penerimaan/periode Penerimaan/tahun Tahun 1 77.500 4.766 72.734 30.564 2.223.034.335 11.115.171.675 Tahun 2-10 77.500 4.766 72.734 30.564 2.223.034.335 13.338.206.010

Penjualan kotoran (karung) Harga jual Penerimaan /periode Penerimaan /tahun Tahun 1 900 4.000 3.600.000 18.000.000 Tahun 2-10 900 4.000 3.600.000 21.600.000

Insentif FCR Bobot badan Tonase Insentif/periode Insentif/tahun

1,8 130.921 6.546.038 32.730.188 1,8 130.921 6.546.038 39.276.225

Page 67: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

57

Lampiran 8 Proyeksi laba rugi di peternakan ayam broiler sebelum pengembangan (skenario I) Uraian Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Penerimaan 1. Penjualan ayam 9.680.955.975 11.617.147.170 11.617.147.170 11.617.147.170 11.617.147.170 11.617.147.170 11.617.147.170 11.617.147.170 11.617.147.170 11.617.147.170 2. Penjualan kotoran 16.000.000 19.200.000 19.200.000 19.200.000 19.200.000 19.200.000 19.200.000 19.200.000 19.200.000 19.200.000 3. Insentif FCR 28.506.938 34.208.325 34.208.325 34.208.325 34.208.325 34.208.325 34.208.325 34.208.325 34.208.325 34.208.325 Total penerimaan 9.725.462.913 11.670.555.495 11.670.555.495 11.670.555.495 11.670.555.495 11.670.555.495 11.670.555.495 11.670.555.495 11.670.555.495 11.670.555.495 Biaya operasional Biaya variabel Pembelian doc 2.632.500.000 2.632.500.000 2.632.500.000 2.632.500.000 2.632.500.000 2.632.500.000 2.632.500.000 2.632.500.000 2.632.500.000 2.632.500.000 Pembelian pakan 7.087.500.000 7.087.500.000 7.087.500.000 7.087.500.000 7.087.500.000 7.087.500.000 7.087.500.000 7.087.500.000 7.087.500.000 7.087.500.000 Pembelian obat-obatan 121.500.000 121.500.000 121.500.000 121.500.000 121.500.000 121.500.000 121.500.000 121.500.000 121.500.000 121.500.000 Pembelian sekam 27.000.000 27.000.000 27.000.000 27.000.000 27.000.000 27.000.000 27.000.000 27.000.000 27.000.000 27.000.000 Pembelian lpg (isi ulang 3 kg) 8.400.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000 Bbm 780.000 780.000 780.000 780.000 780.000 780.000 780.000 780.000 780.000 780.000 Total biaya variabel 9.877.680.000 9.877.680.000 9.877.680.000 9.877.680.000 9.877.680.000 9.877.680.000 9.877.680.000 9.877.680.000 9.877.680.000 9.877.680.000 Biaya tetap Upah tenaga kerja : A. Penanggung jawab lapang 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 B. Penjaga kandang 59.400.000 59.400.000 59.400.000 59.400.000 59.400.000 59.400.000 59.400.000 59.400.000 59.400.000 59.400.000 Biaya listrik 11.400.000 11.400.000 11.400.000 11.400.000 11.400.000 11.400.000 11.400.000 11.400.000 11.400.000 11.400.000 Biaya sosial 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 Tunjangan hari raya 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 Pajak : A. Motor 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 B. Pbb 210.000 210.000 210.000 210.000 210.000 210.000 210.000 210.000 210.000 210.000 Biaya pulsa 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 Biaya pemeliharan kandang 28.500.000 28.500.000 28.500.000 28.500.000 28.500.000 28.500.000 28.500.000 28.500.000 28.500.000 28.500.000 Biaya penyusutan 263.445.533 263.445.533 263.445.533 263.445.533 263.445.533 263.445.533 263.445.533 263.445.533 263.445.533 263.445.533 Total biaya tetap 435.155.533 435.155.533 435.155.533 435.155.533 435.155.533 435.155.533 435.155.533 435.155.533 435.155.533 435.155.533 Total biaya operasional 10.312.835.533 10.312.835.533 10.312.835.533 10.312.835.533 10.312.835.533 10.312.835.533 10.312.835.533 10.312.835.533 10.312.835.533 10.312.835.533 Laba kotor (587.372.621) 1.357.719.962 1.357.719.962 1.357.719.962 1.357.719.962 1.357.719.962 1.357.719.962 1.357.719.962 1.357.719.962 1.357.719.962 Bunga (0%) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Laba operasional (587.372.621) 1.357.719.962 1.357.719.962 1.357.719.962 1.357.719.962 1.357.719.962 1.357.719.962 1.357.719.962 1.357.719.962 1.357.719.962 Pajak penghasilan (25%) 339.429.990 339.429.990 339.429.990 339.429.990 339.429.990 339.429.990 339.429.990 339.429.990 339.429.990 Laba bersih (587.372.621) 1.018.289.971 1.018.289.971 1.018.289.971 1.018.289.971 1.018.289.971 1.018.289.971 1.018.289.971 1.018.289.971 1.018.289.971

Page 68: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

58

Lampiran 9 Proyeksi laba rugi di peternakan ayam broiler setelah pengembangan (skenario II) Uraian Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Penerimaan 1. Penjualan ayam 11.115.171.675 13.338.206.010 13.338.206.010 13.338.206.010 13.338.206.010 13.338.206.010 13.338.206.010 13.338.206.010 13.338.206.010 13.338.206.010 2. Penjualan kotoran 18.000.000 21.600.000 21.600.000 21.600.000 21.600.000 21.600.000 21.600.000 21.600.000 21.600.000 21.600.000 3. Insentif FCR 32.730.188 39.276.225 39.276.225 39.276.225 39.276.225 39.276.225 39.276.225 39.276.225 39.276.225 39.276.225 Total penerimaan 11.165.901.863 13.399.082.235 13.399.082.235 13.399.082.235 13.399.082.235 13.399.082.235 13.399.082.235 13.399.082.235 13.399.082.235 13.399.082.235 Biaya operasional Biaya variabel Pembelian doc 3.022.500.000 3.022.500.000 3.022.500.000 3.022.500.000 3.022.500.000 3.022.500.000 3.022.500.000 3.022.500.000 3.022.500.000 3.022.500.000 Pembelian pakan 8.137.500.000 8.137.500.000 8.137.500.000 8.137.500.000 8.137.500.000 8.137.500.000 8.137.500.000 8.137.500.000 8.137.500.000 8.137.500.000 Pembelian obat-obatan 139.500.000 139.500.000 139.500.000 139.500.000 139.500.000 139.500.000 139.500.000 139.500.000 139.500.000 139.500.000 Pembelian sekam 29.844.000 29.844.000 29.844.000 29.844.000 29.844.000 29.844.000 29.844.000 29.844.000 29.844.000 29.844.000 Pembelian lpg (isi ulang 3 kg) 9.240.000 9.240.000 9.240.000 9.240.000 9.240.000 9.240.000 9.240.000 9.240.000 9.240.000 9.240.000 Bbm 780.000 780.000 780.000 780.000 780.000 780.000 780.000 780.000 780.000 780.000 Total biaya variabel 11.339.364.000 11.339.364.000 11.339.364.000 11.339.364.000 11.339.364.000 11.339.364.000 11.339.364.000 11.339.364.000 11.339.364.000 11.339.364.000 Biaya tetap Gaji tenaga kerja : A. Penanggung jawab lapang 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 B. Penjaga kandang 70.200.000 70.200.000 70.200.000 70.200.000 70.200.000 70.200.000 70.200.000 70.200.000 70.200.000 70.200.000 Biaya listrik 12.600.000 12.600.000 12.600.000 12.600.000 12.600.000 12.600.000 12.600.000 12.600.000 12.600.000 12.600.000 Biaya sosial 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 Tunjangan hari raya 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000 Pajak : A. Motor 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 B. Pbb 210.000 210.000 210.000 210.000 210.000 210.000 210.000 210.000 210.000 210.000 Biaya pulsa 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 Biaya pemeliharan kandang 31.500.000 31.500.000 31.500.000 31.500.000 31.500.000 31.500.000 31.500.000 31.500.000 31.500.000 31.500.000 Biaya penyusutan 294.735.244 294.735.244 294.735.244 294.735.244 294.735.244 294.735.244 294.735.244 294.735.244 294.735.244 294.735.244 Total biaya tetap 482.445.244 482.445.244 482.445.244 482.445.244 482.445.244 482.445.244 482.445.244 482.445.244 482.445.244 482.445.244 Total biaya operasional 11.821.809.244 11.821.809.244 11.821.809.244 11.821.809.244 11.821.809.244 11.821.809.244 11.821.809.244 11.821.809.244 11.821.809.244 11.821.809.244 Laba kotor (655.907.382) 1.577.272.991 1.577.272.991 1.577.272.991 1.577.272.991 1.577.272.991 1.577.272.991 1.577.272.991 1.577.272.991 1.577.272.991 Bunga (0%) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Laba operasional (655.907.382) 1.577.272.991 1.577.272.991 1.577.272.991 1.577.272.991 1.577.272.991 1.577.272.991 1.577.272.991 1.577.272.991 1.577.272.991 Pajak penghasilan (25%) 0 394.318.248 394.318.248 394.318.248 394.318.248 394.318.248 394.318.248 394.318.248 394.318.248 394.318.248 Laba bersih (655.907.382) 1.182.954.743 1.182.954.743 1.182.954.743 1.182.954.743 1.182.954.743 1.182.954.743 1.182.954.743 1.182.954.743 1.182.954.743

Page 69: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

59

Lampiran 10 Cashflow di peternakan ayam broiler sebelum pengembangan (skenario I) Uraian Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Inflow 1. Penjualan ayam 9.680.955.975 11.617.147.170 11.617.147.170 11.617.147.170 11.617.147.170 11.617.147.170 11.617.147.170 11.617.147.170 11.617.147.170 11.617.147.170 2. Penjualan kotoran 16.000.000 19.200.000 19.200.000 19.200.000 19.200.000 19.200.000 19.200.000 19.200.000 19.200.000 19.200.000 3. Insentif FCR 28.506.938 34.208.325 34.208.325 34.208.325 34.208.325 34.208.325 34.208.325 34.208.325 34.208.325 34.208.325 4. Nilai sisa 418.370.000 Total inflow 9.696.955.975 11.636.347.170 11.636.347.170 11.636.347.170 11.636.347.170 11.636.347.170 11.636.347.170 11.636.347.170 11.636.347.170 12.088.925.495 Outflow Biaya investasi Lahan : A. Lahan milik sendiri 300.000.000 B. Lahan sewa 60.000.000 Kandang : A. Kandang untuk kapasitas lebih dari 2500 ekor 1.800.000.000 B. Kandang untuk kapasitas kurang dari 2500 ekor 400.000.000 Rumah penjaga kandang 52.500.000 Motor 15.000.000 Ponsel 2.500.000 2.500.000 2.500.000 2.500.000 Tempat pakan 60.750.000 60.750.000 60.750.000 60.750.000 Tempat minum 8.505.000 8.505.000 8.505.000 8.505.000 Drum air 4.446.000 4.446.000 Mesin diesel 10.500.000 10.500.000 Pompa air 3.150.000 3.150.000 Terpal 43.700.000 43.700.000 43.700.000 43.700.000 Sumur 7.000.000 Instalasi listrik 2.450.000 Tabung gas 12.000.000 12.000.000 Timbangan 1.200.000 1.200.000 Pipa paralon 17.100.000 17.100.000 17.100.000 17.100.000 Alat pemanas 21.440.000 21.440.000 Lampu 4.370.000 4.370.000 4.370.000 4.370.000 4.370.000 4.370.000 4.370.000 4.370.000 4.370.000 4.370.000 Garpu pembalik sekam 525.000 525.000 Total investasi 2.827.136.000 4.370.000 4.370.000 136.925.000 4.370.000 57.631.000 136.925.000 4.370.000 4.370.000 136.925.000 Biaya operasional Biaya variabel Pembelian doc 2.632.500.000 2.632.500.000 2.632.500.000 2.632.500.000 2.632.500.000 2.632.500.000 2.632.500.000 2.632.500.000 2.632.500.000 2.632.500.000 Pembelian pakan 7.087.500.000 7.087.500.000 7.087.500.000 7.087.500.000 7.087.500.000 7.087.500.000 7.087.500.000 7.087.500.000 7.087.500.000 7.087.500.000 Pembelian obat-obatan 121.500.000 121.500.000 121.500.000 121.500.000 121.500.000 121.500.000 121.500.000 121.500.000 121.500.000 121.500.000

Page 70: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

60

Pembelian sekam 27.000.000 27.000.000 27.000.000 27.000.000 27.000.000 27.000.000 27.000.000 27.000.000 27.000.000 27.000.000 Pembelian lpg (isi ulang 3 kg) 8.400.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000 Bbm 780.000 780.000 780.000 780.000 780.000 780.000 780.000 780.000 780.000 780.000 Total biaya variabel 9.877.680.000 9.877.680.000 9.877.680.000 9.877.680.000 9.877.680.000 9.877.680.000 9.877.680.000 9.877.680.000 9.877.680.000 9.877.680.000 Biaya tetap Upah tenaga kerja : A. Penanggung jawab lapang 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 B. Penjaga kandang 59.400.000 59.400.000 59.400.000 59.400.000 59.400.000 59.400.000 59.400.000 59.400.000 59.400.000 59.400.000 Biaya listrik 11.400.000 11.400.000 11.400.000 11.400.000 11.400.000 11.400.000 11.400.000 11.400.000 11.400.000 11.400.000 Biaya sosial 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 Tunjangan hari raya 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 Pajak : A. Motor 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 B. Pbb 210.000 210.000 210.000 210.000 210.000 210.000 210.000 210.000 210.000 210.000 Biaya pulsa 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 Biaya pemeliharan kandang 28.500.000 28.500.000 28.500.000 28.500.000 28.500.000 28.500.000 28.500.000 28.500.000 28.500.000 28.500.000 Total biaya tetap 171.710.000 171.710.000 171.710.000 171.710.000 171.710.000 171.710.000 171.710.000 171.710.000 171.710.000 171.710.000 Pajak penghasilan (25%) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Total outflow 12.876.526.000 10.053.760.000 10.053.760.000 10.186.315.000 10.053.760.000 10.107.021.000 10.186.315.000 10.053.760.000 10.053.760.000 10.186.315.000 Net benefit (infllow-outflow) (3.179.570.025) 1.582.587.170 1.582.587.170 1.450.032.170 1.582.587.170 1.529.326.170 1.450.032.170 1.582.587.170 1.582.587.170 1.902.610.495 Discount factor 6% 0,943 0,890 0,840 0,792 0,747 0,705 0,665 0,627 0,592 0,558 Pv per tahun (2.999.594.363) 1.408.496.947 1.328.770.705 1.148.561.293 1.182.601.197 1.078.114.603 964.354.210 992.934.769 936.730.914 1.062.407.763 Pv b 9.148.071.675 10.356.307.556 9.770.101.468 9.217.076.857 8.695.355.525 8.203.165.590 7.738.835.462 7.300.788.172 6.887.536.011 6.750.392.855 Pv c 12.147.666.038 8.947.810.609 8.441.330.763 8.068.515.563 7.512.754.328 7.125.050.986 6.774.481.252 6.307.853.403 5.950.805.097 5.687.985.092 Pv (+) 10.102.972.402 Pv(-) (2.999.594.363) Npv 7.103.378.039 Net b/c 3,37 Irr 47,49% Rata-rata net benefit 1.106.536.683 Total investasi 2.827.136.000 Pp 2,6

Page 71: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

61

Lampiran 11 Cashflow di peternakan ayam broiler setelah pengembangan (skenario II)

Uraian Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Inflow

1. Penjualan ayam 11.115.171.675 13.338.206.010 13.338.206.010 13.338.206.010 13.338.206.010 13.338.206.010 13.338.206.010 13.338.206.010 13.338.206.010 13.338.206.010

2. Penjualan kotoran 18.000.000 21.600.000 21.600.000 21.600.000 21.600.000 21.600.000 21.600.000 21.600.000 21.600.000 21.600.000

3. Insentif FCR 32.730.188 39.276.225 39.276.225 39.276.225 39.276.225 39.276.225 39.276.225 39.276.225 39.276.225 39.276.225

4. Nilai sisa 428.876.667

Total inflow 11.165.901.863 13.399.082.235 13.399.082.235 13.399.082.235 13.399.082.235 13.399.082.235 13.399.082.235 13.399.082.235 13.399.082.235 13.827.958.902

Outflow

Biaya investasi

Lahan :

A. Lahan milik sendiri 300.000.000

B. Lahan sewa 80.000.000

Kandang : A. Kandang untuk kapasitas lebih dari 2500 ekor 2.040.000.000 B. Kandang untuk kapasitas kurang dari 2500 ekor 400.000.000

Rumah penjaga kandang 60.000.000

Motor 15.000.000

Ponsel 2.500.000 2.500.000 2.500.000 2.500.000

Tempat pakan 68.850.000 68.850.000 68.850.000 68.850.000

Tempat minum 9.765.000 9.765.000 9.765.000 9.765.000

Drum air 4.914.000 4.914.000

Mesin diesel 12.000.000 12.000.000

Pompa air 3.600.000 3.600.000

Terpal 48.300.000 48.300.000 48.300.000 48.300.000

Sumur 16.000.000

Instalasi listrik 2.800.000

Tabung gas 13.200.000 13.200.000

Page 72: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

62

Timbangan 1.200.000 1.200.000

Pipa paralon 18.900.000 18.900.000 18.900.000 18.900.000

Alat pemanas 24.640.000 24.640.000

Lampu 4.830.000 4.830.000 4.830.000 4.830.000 4.830.000 4.830.000 4.830.000 4.830.000 4.830.000 4.830.000

Garpu pembalik sekam 675.000 675.000

Total investasi 3.127.174.000 4.830.000 4.830.000 153.145.000 4.830.000 65.059.000 153.145.000 4.830.000 4.830.000 153.145.000

Biaya operasional

Biaya variabel

Pembelian doc 3.022.500.000 3.022.500.000 3.022.500.000 3.022.500.000 3.022.500.000 3.022.500.000 3.022.500.000 3.022.500.000 3.022.500.000 3.022.500.000

Pembelian pakan 8.137.500.000 8.137.500.000 8.137.500.000 8.137.500.000 8.137.500.000 8.137.500.000 8.137.500.000 8.137.500.000 8.137.500.000 8.137.500.000

Pembelian obat-obatan 139.500.000 139.500.000 139.500.000 139.500.000 139.500.000 139.500.000 139.500.000 139.500.000 139.500.000 139.500.000

Pembelian sekam 29.844.000 29.844.000 29.844.000 29.844.000 29.844.000 29.844.000 29.844.000 29.844.000 29.844.000 29.844.000

Pembelian lpg (isi ulang 3 kg) 9.240.000 9.240.000 9.240.000 9.240.000 9.240.000 9.240.000 9.240.000 9.240.000 9.240.000 9.240.000

Bbm 780.000 780.000 780.000 780.000 780.000 780.000 780.000 780.000 780.000 780.000

Total biaya variabel 11.339.364.000 11.339.364.000 11.339.364.000 11.339.364.000 11.339.364.000 11.339.364.000 11.339.364.000 11.339.364.000 11.339.364.000 11.339.364.000

Biaya tetap

Gaji tenaga kerja :

A. Penanggung jawab lapang 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000

B. Penjaga kandang 70.200.000 70.200.000 70.200.000 70.200.000 70.200.000 70.200.000 70.200.000 70.200.000 70.200.000 70.200.000

Biaya listrik 12.600.000 12.600.000 12.600.000 12.600.000 12.600.000 12.600.000 12.600.000 12.600.000 12.600.000 12.600.000

Biaya sosial 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000

Tunjangan hari raya 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000

Pajak :

A. Motor 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000

B. Pbb 210.000 210.000 210.000 210.000 210.000 210.000 210.000 210.000 210.000 210.000

Biaya pulsa 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000

Biaya pemeliharan kandang 31.500.000 31.500.000 31.500.000 31.500.000 31.500.000 31.500.000 31.500.000 31.500.000 31.500.000 31.500.000

Total biaya tetap 187.710.000 187.710.000 187.710.000 187.710.000 187.710.000 187.710.000 187.710.000 187.710.000 187.710.000 187.710.000

Pajak penghasilan (25%) 0 394.318.248 394.318.248 394.318.248 394.318.248 394.318.248 394.318.248 394.318.248 394.318.248 394.318.248

Total outflow 14.654.248.000 11.926.222.248 11.926.222.248 12.074.537.248 11.926.222.248 11.986.451.248 12.074.537.248 11.926.222.248 11.926.222.248 12.074.537.248

Page 73: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

63

Net benefit (infllow-outflow) (3.488.346.138) 1.472.859.987 1.472.859.987 1.324.544.987 1.472.859.987 1.412.630.987 1.324.544.987 1.472.859.987 1.472.859.987 1.753.421.654

Discount factor 6% 0,943

0,890

0,840

0,792

0,747

0,705

0,665

0,627

0,592

0,558

Pv per tahun (3.290.892.583)

1.310.840.145

1.236.641.647

1.049.163.691

1.100.606.663

995.849.104

880.898.066

924.090.577

871.783.564

979.101.493

Pv b 10.533.869.682

11.925.135.489

11.250.127.819

10.613.328.132

10.012.573.709

9.445.824.254

8.911.154.956

8.406.749.959

7.930.896.188

7.721.460.026

Pv c 13.824.762.264

10.614.295.343

10.013.486.173

9.564.164.440

8.911.967.046

8.449.975.149

8.030.256.890

7.482.659.382

7.059.112.624

6.742.358.533

Pv (+) 9.348.974.951

Pv(-) (3.290.892.583)

Npv 6.058.082.368

Net b/c 2,84

Irr 39,26%

Rata-rata net benefit 969.109.642

Total investasi 3.127.174.000

Pp 3,2

Page 74: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

64

Lampiran 12 Analisis switching value penurunan maksimum harga jual ayam di peternakan ayam broiler sebesar 6.31 persen

Uraian Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Inflow

1. Penjualan ayam 10.414.282.593 12.497.139.111 12.497.139.111 12.497.139.111 12.497.139.111 12.497.139.111 12.497.139.111 12.497.139.111 12.497.139.111 12.497.139.111

2. Penjualan kotoran 18.000.000 21.600.000 21.600.000 21.600.000 21.600.000 21.600.000 21.600.000 21.600.000 21.600.000 21.600.000

3. Insentif FCR 32.730.188 39.276.225 39.276.225 39.276.225 39.276.225 39.276.225 39.276.225 39.276.225 39.276.225 39.276.225

4. Nilai sisa 428.876.667

Total inflow 10.465.012.780 12.558.015.336 12.558.015.336 12.558.015.336 12.558.015.336 12.558.015.336 12.558.015.336 12.558.015.336 12.558.015.336 12.986.892.003

Outflow

Biaya investasi

Lahan :

A. Lahan milik sendiri 300.000.000

B. Lahan sewa 80.000.000

Kandang : A. Kandang untuk kapasitas lebih dari 2500 ekor 2.040.000.000 B. Kandang untuk kapasitas kurang dari 2500 ekor 400.000.000

Rumah penjaga kandang 60.000.000

Motor 15.000.000

Ponsel 2.500.000 2.500.000 2.500.000 2.500.000

Tempat pakan 68.850.000 68.850.000 68.850.000 68.850.000

Tempat minum 9.765.000 9.765.000 9.765.000 9.765.000

Drum air 4.914.000 4.914.000

Mesin diesel 12.000.000 12.000.000

Pompa air 3.600.000 3.600.000

Terpal 48.300.000 48.300.000 48.300.000 48.300.000

Sumur 16.000.000

Instalasi listrik 2.800.000

Tabung gas 13.200.000 13.200.000

Page 75: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

65

Timbangan 1.200.000 1.200.000

Pipa paralon 18.900.000 18.900.000 18.900.000 18.900.000

Alat pemanas 24.640.000 24.640.000

Lampu 4.830.000 4.830.000 4.830.000 4.830.000 4.830.000 4.830.000 4.830.000 4.830.000 4.830.000 4.830.000

Garpu pembalik sekam 675.000 675.000

Total investasi 3.127.174.000 4.830.000 4.830.000 153.145.000 4.830.000 65.059.000 153.145.000 4.830.000 4.830.000 153.145.000

Biaya operasional

Biaya variabel

Pembelian doc 3.022.500.000 3.022.500.000 3.022.500.000 3.022.500.000 3.022.500.000 3.022.500.000 3.022.500.000 3.022.500.000 3.022.500.000 3.022.500.000

Pembelian pakan 8.137.500.000 8.137.500.000 8.137.500.000 8.137.500.000 8.137.500.000 8.137.500.000 8.137.500.000 8.137.500.000 8.137.500.000 8.137.500.000

Pembelian obat-obatan 139.500.000 139.500.000 139.500.000 139.500.000 139.500.000 139.500.000 139.500.000 139.500.000 139.500.000 139.500.000

Pembelian sekam 29.844.000 29.844.000 29.844.000 29.844.000 29.844.000 29.844.000 29.844.000 29.844.000 29.844.000 29.844.000

Pembelian lpg (isi ulang 3 kg) 9.240.000 9.240.000 9.240.000 9.240.000 9.240.000 9.240.000 9.240.000 9.240.000 9.240.000 9.240.000

Bbm 780.000 780.000 780.000 780.000 780.000 780.000 780.000 780.000 780.000 780.000

Total biaya variabel 11.339.364.000 11.339.364.000 11.339.364.000 11.339.364.000 11.339.364.000 11.339.364.000 11.339.364.000 11.339.364.000 11.339.364.000 11.339.364.000

Biaya tetap

Gaji tenaga kerja :

A. Penanggung jawab lapang 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000

B. Penjaga kandang 70.200.000 70.200.000 70.200.000 70.200.000 70.200.000 70.200.000 70.200.000 70.200.000 70.200.000 70.200.000

Biaya listrik 12.600.000 12.600.000 12.600.000 12.600.000 12.600.000 12.600.000 12.600.000 12.600.000 12.600.000 12.600.000

Biaya sosial 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000

Tunjangan hari raya 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000

Pajak :

A. Motor 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000

B. Pbb 210.000 210.000 210.000 210.000 210.000 210.000 210.000 210.000 210.000 210.000

Biaya pulsa 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000

Biaya pemeliharan kandang 31.500.000 31.500.000 31.500.000 31.500.000 31.500.000 31.500.000 31.500.000 31.500.000 31.500.000 31.500.000

Total biaya tetap 187.710.000 187.710.000 187.710.000 187.710.000 187.710.000 187.710.000 187.710.000 187.710.000 187.710.000 187.710.000

Pajak penghasilan (25%) 0 394.318.248 394.318.248 394.318.248 394.318.248 394.318.248 394.318.248 394.318.248 394.318.248 394.318.248

Total outflow 14.654.248.000 11.926.222.248 11.926.222.248 12.074.537.248 11.926.222.248 11.986.451.248 12.074.537.248 11.926.222.248 11.926.222.248 12.074.537.248

Page 76: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

66

Net benefit (infllow-outflow) (4.189.235.220) 631.793.089 631.793.089 483.478.089 631.793.089 571.564.089 483.478.089 631.793.089 631.793.089 912.354.755

Discount factor 6% 0,943

0,890

0,840

0,792

0,747

0,705

0,665

0,627

0,592

0,558

Pv per tahun (3.952.108.698)

562.293.600

530.465.660

382.959.930

472.112.549

402.930.129

321.540.542

396.394.800

373.957.358

509.454.130

Pv b 9.872.653.566

11.176.588.943

10.543.951.833

9.947.124.371

9.384.079.595

8.852.905.278

8.351.797.432

7.879.054.181

7.433.069.982

7.251.812.663

Pv c 13.824.762.264

10.614.295.343

10.013.486.173

9.564.164.440

8.911.967.046

8.449.975.149

8.030.256.890

7.482.659.382

7.059.112.624

6.742.358.533

Pv (+) 3.952.108.698

Pv(-) (3.952.108.698)

Npv 0,00

Net b/c 1,00

Irr 6,00%

Page 77: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

67

Lampiran 13 Analisis switching value kenaikan maksimum harga pakan di peternakan ayam broiler sebesar 10.11 persen

Uraian Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Inflow

1. Penjualan ayam 11.115.171.675 13.338.206.010 13.338.206.010 13.338.206.010 13.338.206.010 13.338.206.010 13.338.206.010 13.338.206.010 13.338.206.010 13.338.206.010

2. Penjualan kotoran 18.000.000 21.600.000 21.600.000 21.600.000 21.600.000 21.600.000 21.600.000 21.600.000 21.600.000 21.600.000

3. Insentif FCR 32.730.188 39.276.225 39.276.225 39.276.225 39.276.225 39.276.225 39.276.225 39.276.225 39.276.225 39.276.225

4. Nilai sisa 428.876.667

Total inflow 11.165.901.863 13.399.082.235 13.399.082.235 13.399.082.235 13.399.082.235 13.399.082.235 13.399.082.235 13.399.082.235 13.399.082.235 13.827.958.902

Outflow

Biaya investasi

Lahan :

A. Lahan milik sendiri 300.000.000

B. Lahan sewa 80.000.000

Kandang : A. Kandang untuk kapasitas lebih dari 2500 ekor 2.040.000.000 B. Kandang untuk kapasitas kurang dari 2500 ekor 400.000.000

Rumah penjaga kandang 60.000.000

Motor 15.000.000

Ponsel 2.500.000 2.500.000 2.500.000 2.500.000

Tempat pakan 68.850.000 68.850.000 68.850.000 68.850.000

Tempat minum 9.765.000 9.765.000 9.765.000 9.765.000

Drum air 4.914.000 4.914.000

Mesin diesel 12.000.000 12.000.000

Pompa air 3.600.000 3.600.000

Terpal 48.300.000 48.300.000 48.300.000 48.300.000

Sumur 16.000.000

Instalasi listrik 2.800.000

Tabung gas 13.200.000 13.200.000

Page 78: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

68

Timbangan 1.200.000 1.200.000

Pipa paralon 18.900.000 18.900.000 18.900.000 18.900.000

Alat pemanas 24.640.000 24.640.000

Lampu 4.830.000 4.830.000 4.830.000 4.830.000 4.830.000 4.830.000 4.830.000 4.830.000 4.830.000 4.830.000

Garpu pembalik sekam 675.000 675.000

Total investasi 3.127.174.000 4.830.000 4.830.000 153.145.000 4.830.000 65.059.000 153.145.000 4.830.000 4.830.000 153.145.000

Biaya operasional

Biaya variabel

Pembelian doc 3.022.500.000 3.022.500.000 3.022.500.000 3.022.500.000 3.022.500.000 3.022.500.000 3.022.500.000 3.022.500.000 3.022.500.000 3.022.500.000

Pembelian pakan 8.960.599.282 8.960.599.282 8.960.599.282 8.960.599.282 8.960.599.282 8.960.599.282 8.960.599.282 8.960.599.282 8.960.599.282 8.960.599.282

Pembelian obat-obatan 139.500.000 139.500.000 139.500.000 139.500.000 139.500.000 139.500.000 139.500.000 139.500.000 139.500.000 139.500.000

Pembelian sekam 29.844.000 29.844.000 29.844.000 29.844.000 29.844.000 29.844.000 29.844.000 29.844.000 29.844.000 29.844.000

Pembelian lpg (isi ulang 3 kg) 9.240.000 9.240.000 9.240.000 9.240.000 9.240.000 9.240.000 9.240.000 9.240.000 9.240.000 9.240.000

Bbm 780.000 780.000 780.000 780.000 780.000 780.000 780.000 780.000 780.000 780.000

Total biaya variabel 12.162.463.282 12.162.463.282 12.162.463.282 12.162.463.282 12.162.463.282 12.162.463.282 12.162.463.282 12.162.463.282 12.162.463.282 12.162.463.282

Biaya tetap

Gaji tenaga kerja :

A. Penanggung jawab lapang 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000

B. Penjaga kandang 70.200.000 70.200.000 70.200.000 70.200.000 70.200.000 70.200.000 70.200.000 70.200.000 70.200.000 70.200.000

Biaya listrik 12.600.000 12.600.000 12.600.000 12.600.000 12.600.000 12.600.000 12.600.000 12.600.000 12.600.000 12.600.000

Biaya sosial 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000

Tunjangan hari raya 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000

Pajak :

A. Motor 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000

B. Pbb 210.000 210.000 210.000 210.000 210.000 210.000 210.000 210.000 210.000 210.000

Biaya pulsa 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000

Biaya pemeliharan kandang 31.500.000 31.500.000 31.500.000 31.500.000 31.500.000 31.500.000 31.500.000 31.500.000 31.500.000 31.500.000

Total biaya tetap 187.710.000 187.710.000 187.710.000 187.710.000 187.710.000 187.710.000 187.710.000 187.710.000 187.710.000 187.710.000

Pajak penghasilan (25%) 0 394.318.248 394.318.248 394.318.248 394.318.248 394.318.248 394.318.248 394.318.248 394.318.248 394.318.248

Total outflow 15.477.347.282 12.749.321.530 12.749.321.530 12.897.636.530 12.749.321.530 12.809.550.530 12.897.636.530 12.749.321.530 12.749.321.530 12.897.636.530

Page 79: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

69

Net benefit (infllow-outflow) (4.311.445.420) 649.760.705 649.760.705 501.445.705 649.760.705 589.531.705 501.445.705 649.760.705 649.760.705 930.322.372

Discount factor 6% 0,943

0,890

0,840

0,792

0,747

0,705

0,665

0,627

0,592

0,558

Pv per tahun (4.067.401.339)

578.284.715

545.551.617

397.191.966

485.538.997

415.596.590

333.490.033

407.667.905

384.592.363

519.487.153

Pv b 10.533.869.682

11.925.135.489

11.250.127.819

10.613.328.132

10.012.573.709

9.445.824.254

8.911.154.956

8.406.749.959

7.930.896.188

7.721.460.026

Pv c 14.601.271.021

11.346.850.774

10.704.576.202

10.216.136.166

9.527.034.712

9.030.227.664

8.577.664.923

7.999.082.054

7.546.303.825

7.201.972.873

Pv (+) 4.067.401.339

(3.489.116.625)

(2.943.565.007)

Pv(-) (4.067.401.339)

(245.297.084)

Npv 0 12,0

Net b/c 1,00

Irr 6,00%

\

Page 80: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

70

Lampiran 14 Layout peternakan ayam broiler

Keterengan : A = Rumah Pak Jono H1 = Kandang kapasitas 5 000 di zona 1 I1 = Kandang kapasitas 2 500 di zona 1 J2 = Kandang kapasitas 4 500 di zona 2 K2 = Kandang kapasitas 2 500 di zona 2 B3 = Kandang kapasitas 4 300 di zona 3 C3 = Kandang kapasitas 3 700 di zona 3

F4 = Kandang kapasitas 3 500 di zona 4 G4 = Kandang kapasitas 2 000 di zona 4 E5 = Kandang kapasitas 3 500 di zona 5 D6 = Kandang kapasitas 3 000 di zona 6 J7 = Kandang kapasitas 4 000 di zona 7 K8 = Kandang kapasitas 5 000 di zona 8

Desa Cihideung Udik

A

B3 C3 D6

E5

F4

F4

F4 F4

G4

H1

H1

I1

J2

K2

J7

J7

J7

J7

K8

J7

K8

Page 81: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

Lampiran 15 Dokumentasi di lokasi penelitian

Kandang ayam broiler dengan kapasitas 5 000 ekor

Pemberian pakan dan minum ayam broiler

Alat pemanas (Brooder)

Page 82: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

72

Tabung gas LPG Mesin diesel

Instalasi listrik Pakan ayam 511 L

Drum air Tempat pakan

Page 83: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

73

Lampiran 16 Kuisioner penelitian analisis kelayakan pengembangan usaha peternakan ayam broiler Di Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor

KUISIONER PENELITIAN

Kuisioner ini digunakan sebagai bahan penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Peternakan Ayam Broiler Di Desa Cihideung Udik, Kabupaten Bogor” oleh Riezky Sidik Fakhruddin (H34114083), Mahasiswa Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor Ditujukan untuk pemilik peternakan I. Identitas Responden 1. Nama : .............................................................................................. 2. Tempat tinggal : .............................................................................................. 3. Usia : ............................................................................................ tahun 4. Status : [ ] Menikah [ ] Belum Menikah 5. Jumlah anggota keluarga : .................................................................................. 6. Pendidikan Terakhir : .................................................................................. II. Gambaran Umum Usaha 1. Nama usaha : ..................................................................................

.................................................................................. 2. Bentuk usaha : ..................................................................................

.................................................................................. 3. Lokasi usaha : ..................................................................................

.................................................................................. 4. Tanggal berdirinya usaha : .................................................................................. 5. Kegiatan usaha : ..................................................................................

.................................................................................. .................................................................................. ..................................................................................

6. Sejarah singkat usaha : .................................................................................. .................................................................................. .................................................................................. .................................................................................. ..................................................................................

7. Kendala usaha : ................................................................................. ................................................................................. .................................................................................

III. Aspek Kelayakan Usaha No Uraian Keterangan 1 Aspek Pasar dan Pemasaran :

a. Permintaan b. Penawaran c. Strategi 4P

- Product - Place

Page 84: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

74

- Price - Promotion

d. Konsumen e. Pesaing Perusahaan f. Market share

2 Aspek Teknis : a. Luas produksi (kapasitas produksi) b. Jumlah kandang c. Proses produksi d. Perlengkapan produksi e. Peralatan produksi f. Pakan dan obat-obatan

- Jenis - Harga - Jumlah yang digunakan - Tempat membeli

g. Listrik dan air h. Tenaga kerja i. Fasilitas transportasi j. Teknologi yang digunakan

3 Aspek Manajemen dan Hukum : a. Bentuk badan usaha b. Job Description ( Jenis-jenis pekerjaan) c. Struktur organisasi d. Penyediaan tenaga kerja e. Sistem kompensasi f. Sistem pembagian kerja g. Izin usaha h. Jaminan – jaminan

4 Aspek Sosial Ekonomi dan Budaya : a. Dampak usaha terhadap masyarakat b. Reaksi masyarakat terhadap usaha c. Kontribusi terhadap pendapatan daerah

5 Aspek Lingkungan : a. Dampak usaha tehadap lingkungan b. Penanganan limbah hasil usaha

6 Aspek Finansial : a. Sumber modal b. Biaya peralatan c. Biaya perlengkapan d. Biaya tenaga kerja e. Produksi total f. Sumber penerimaan

IV. Biya Investasi No Uraian Umur

Ekonomis Jumlah Harga/Unit

(Rp) Total (Rp)

Page 85: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

75

1 Biaya Pembelian Lahan/sewa

2 Biaya Pembuatan Kandang

3 Biaya bangunan 4 Pembelian mobil 5 Biaya pembelian

Peralatan

6 Biaya pembelian perlengkapan

7 Biaya instalasi air, listrik

Total Biaya V. Biaya Tetap No Uraian Umur

Ekonomis Jumlah Harga

Unit (Rp) Total

1 Gaji karyawan 2 Telepon, listrik dan

air

3 Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

4 Pajak mobil Total Biaya

VI. Biaya Variabel No Uraian Umur

Ekonomis Jumlah Harga

Unit (Rp) Total

1 Pakan 2 DOC 3 Obat-Obatan 4 Insentif 5 BBM

Total Biaya VII. Nilai Penyusutan

No

Uraian Umur Ekonomis

Jumlah Harga Unit (RP)

Total

1 Kandang 2 Kantor 3 Mobil pick up 4 Peralatan 5 Perlengkapan 6 Instalasi Listrik

Total Biaya

Page 86: ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/67130/1/H...ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA CIHIDEUNG UDIK,

76

RIWAYAT HIDUP

Riezky Sidik Fakhruddin dilahirkan di Tasikmalaya, Jawa Barat pada tanggal 1 Juli 1990. Penulis merupakan anak kedua dari lima bersaudara pasangan Bapak H. Dede kosasih dan Ibu Hj. Atih Rohayati Penulis memiliki satu orang kakak perempuan bernama Suci Rahmawati dan seorang adik perempuan bernama Amelia Muliawati Firdaus serta dua orang adik laki-laki yang bernama Rahman Akbar Amiruddin dan Rahim Ali Akbar. Penulis menyelesaikan pendidikan di SD Negeri Silih Asuh 3 pada tahun 1996 dan lulus pada tahun 2002. Penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 10 Cirebon pada tahun 2002 dan lulus pada tahun 2005. Kemudian pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMA Islam Al-Azhar 5 Cirebon dan lulus pada tahun 2008.

Pada tahun 2008 penulis diterima menjadi mahasiswa pada Program Keahlian Manajemen Agribisnis Program Diploma Universitas Padjadjaran. Tahun 2011 penulis melanjutkan studi ke jenjang strata satu dan diterima sebagai mahasiswa Alih Jenis dua Agribisnis IPB.

Beberapa prestasi yang diraih oleh penulis antara lain ialah juara 1 Jalan Cepat 3000 meter Pekan Olahraga dan Seni Cirebon 2002, juara 1 Lari Marathon 3000 meter Pekan Olahraga dan Seni Cirebon 2003, juara 1 Lari Marathon 1500 meter Pekan Olahraga dan Seni Cirebon 2004, juara 2 Lari Marathon 5000 meter Pekan Olahraga dan Seni Cirebon 2004, juara 1 Bulutangkis Tunggal Putra Pekan Olahraga dan Seni Cirebon 2004, juara 1 Bulutangkis Tunggal Putra Pekan Olahraga dan Seni Cirebon 2005, juara 2 Bulutangkis Tunggal Putra Pekan Olahraga dan Seni Cirebon 2006, juara 1 Bulutangkis Tunggal Putra Pekan Olahraga dan Seni Cirebon 2007, juara 3 Bulutangkis Tunggal Putra Seleksi POPWILDA Cirebon 2007, juara 1 Bulutangkis Tunggal putra HUT Nasional 94 Cirebon ke 12 2006, juara 1 Bulutangkis Tunggal putra Sanssivierra Fakultas Pertanian UNPAD 2009, juara 1 Bulutangkis Beregu PERBATAN CUP UNPAD 2010, juara 1 Bulutangkis Beregu SPORTAKULER Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor 2011, juara 1 Bulutangkis Beregu SPORTAKULER Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor 2012, juara 2 Lompat Jauh Putra SPORTAKULER Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor 2012, serta juara 2 Bulutangkis Beregu OLIMPIADE MAHASISWA IPB 2013.