analisis kelayakan finansial usaha keramba jaring...

156
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA (KJA-G) DI DANAU CIRATA KABUPATEN BANDUNG BARAT SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : MAKSUM SUTISNO 1112081000033 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2019 M

Upload: others

Post on 04-Nov-2019

52 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA

JARING APUNG GANDA (KJA-G) DI DANAU CIRATA

KABUPATEN BANDUNG BARAT

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

MAKSUM SUTISNO

1112081000033

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H / 2019 M

Page 2: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

i

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA

JARING APUNG GANDA (KJA-G) DI DANAU CIRATA

KABUPATEN BANDUNG BARAT

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dn Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh : Maksum Sutisno

1112081000033

Dibawah Bimbingan

Pembimbing

Dr. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si

NIP. 197312212005012002

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULAH

JAKARTA

1440 H / 2019 M

Page 3: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Pada hari Selasa Tanggal 10 April 2019 telah dilakukan Ujian

Komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Maksum Sutisno

2. NIM : 1112081000033

3. Jurusan : Manajemen (Keuangan)

4. Judul Skripsi : “Analisis Kelayakan Finansial Usaha Keramba Jaring

Apung Ganda (KJA-G) di Danau Cirata Kabupaten Bandung Barat”

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk

melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 10 April 2019

1. Dr. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si (____________________)

NIP. 197312212005012002 Penguji I

2. Rio Trisasmita, SE., M.E (_____________________)

NIDN. 2021128801 Penguji II

Page 4: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Selasa Tanggal 25 Bulan Juni Tahun 2019 telah dilakukan Ujian Skripsi

atas mahasiswa:

1. Nama : Maksum Sutisno

2. NIM : 1112081000033

3. Jurusan : Manajemen (Keuangan)

4. Judul Skripsi : “Analisis Kelayakan Finansial Keramba Jaring Apung

Ganda (KJA-G) di Danau Cirata Kabupaten Bandung Barat”

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 25 Juni 2019

1. Murdiyah Hayati, S.Kom., MM (____________________)

NIP. 197410032003122001 Ketua

2. Dr. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si (____________________)

NIP. 197312212005012002 Sekertaris

3. Dr. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si (____________________)

NIP. 197312212005012002 Pembimbing

4. Faizul Mubarok, MM (____________________)

NIDN. 2014058801 Penguji Ahli

Page 5: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Maksum Sutisno

NIM : 1112081000033

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Manajemen/Keuangan

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli

atau tanpa izin pemilik.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya dan mampu bertanggung jawab atas karya

ini.

Apabila dikemudian hari terdapat tuntutan dari pihak lain atas karya saya,

dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata

memang ditemukan bukti bahwa telah melanggar pernyataan diatas, maka saya

siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi

dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, Juli 2019

Maksum Sutisno

Page 6: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

Nama : Maksum Sutisno

TTL : Bandung, 03 Juli 1994

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Alamat : Kp. Cibogo Rt/Rw 03/08 Desa Nyenang Kec.Cipeundeuy

Bandung Barat

Ayah : Ade Sunarya

Ibu : Iin S

No. Telepon : 083804093678/081313489951

Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN FORMAL

a. 2000-2006 : SDN Banjarsari

b. 2006-2009 : SMPN 1 Cipeundeuy

c. 2009-2012 : SMAN 1 Cikalong Wetan

d. 2012-2019 : S1 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayahtullah Jakarta

III. SEMINAR DAN WORKSHOP

a. Seminar Sosialisasi Hemat Energi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Seminar “ASEAN 2015 Threat or Opportunity”.

c. Peserta Company Visit to Bank Indonesia.

d. Peserta Company Visit to OJK (Otoritas Jasa Keuangan)

e. Participant of National Business Talkshow “Youth Role as Entrepreneur

for Better Indonesia”.

f. Peserta “ASEAN 2015, Threat or Opportunity dan Peran Indonesia dalam

Forum APEC dan Kebijakannya”.

Page 7: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

vi

g. Seminar Internasional “Toward ASEAN Economic Community 2015; Fair

Governments Policies in Islamic Finance Sectors Among ASEAN

Countries”.

IV. PENGALAMAN ORGANISASI

a. Anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) cabang Ciputat.

b. HMJ Manajemen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

c. Anggota Karang Taruna Desa Nyenang.

Page 8: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

vii

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisa kelayakan bisnis usaha

dengan skala menengah kecil dan mikro pada jenis usaha budidaya ikan. Dalam

menganalisa kelayakan bisnis usaha tersebut digunakan parameter-parameter

kelayakan di dalam Capital Budgeting dan Analisa Sensitivitas. Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Usaha Keramba Jaring Apung Ganda yang

ada di Waduk Cirata Kabupaten Bandung Barat dan usaha ini dipilih melalui

metode purposive sampling.

Hasil analisis kelayakan menunjukkan bahwa hasil dari masing-masing

parameter adalah positif dengan asumsi 100% modal sendiri maupun 30% modal

pinjaman yang berarti perusahaan ini layak untuk dijalankan. Kemudian, hasil

analisa sensitivitas menunjukkan bahwa jika usaha ini mengalami penurunan

pendapatan sebesar 5% dan peningkatan biaya operasional sebesar 10% dengan

asumsi 100% modal sendiri ataupun 30% modal pinjaman maka dapat dinyatakan

bahwa usaha ini tidak memenuhi kriteria kelayakan usaha, yang artinya usaha ini

cukup rentan terhadap penurunan pendapatan dan peningkatan biaya operasional

secara bersamaan.

Kata kunci : Waduk Cirata, Usaha Menengah, Kecil dan Mikro, Studi Kelayakan

Bisnis, Capital Budgeting, Analisa Sensitivitas.

Page 9: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

viii

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze a business feasibility on Micro

and SMEs (Small and Medium Entreprises) in fishery. In the process to analyze a

business feasibility on the object, this research use parameters of Business

Feasibility in capital budgeting and Sensitivity Analysis. The sample in this

research are double floating cages fishery business in Cirata reservoir, West

Bandung District which is selected using purposive sampling technique.

The result of feasibility study showed that the result of each parameters are

positive with an assumption of 100% owner equity also 30% equity loan which

mean this business feasible to be run. Then, the results of the sensitivity analysis

show that if this business experiences a 5% decline in income and an increase in

operating costs of 10% by assuming 100% from its own capital or 30% of loan

capital, it can be stated that this business does not meet business feasibility

criteria, which means this business is quite a range of decreasing income and

increasing operational costs simultaneously.

Keyword: Cirata reservoir, Micro and SMEs, Feasibility Study, Capital

Budgeting, Sensitivity Analysis.

Page 10: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Segala puji bagi Allah Subhanahu wata’alaa atas segala nikmat, rahmat,

karunia, hidayah dan inayah-Nya yang diberikan kepada kita semua. Shalawat

serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW

beserta keluarga, sahabat, dan seluruh saudara saudara kita sesama muslim.

Alhamdulilahi rabbil’alamin tak lupa penulisa mengucapkan dan dengan

Rahmat dan Ridho-Nya akhirnya skripsi dengan judul “Analisis Kelayakan

Finansial Usaha Keramba Jaring Apung Ganda (KJA-G) di Danau Cirata

Kabupaten Bandung Barat” dapat diselesaikan.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, tidak terlepas dari dukungan,

bantuan, bimbingan, dan doa dari berbagai pihak sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin

mengcucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang diberikan, nikmat sehat

wal’fiyat, sehingga bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini.

2. Untuk kedua orang tua tercinta terimakasih atas seluruh kasih sayang dan

cintanya. Dukungan luar biasa dari awal perkuliahan dan telah sabar

menunggu terselesaikannya skripsi ini. Semoga Allah membalas semua

kebaikan Ayah dan Ibu. Aamiin.

3. Ibu Dr. Titi Dewi Warninda, S.E, M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi

yang selaku meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan juga

masukan-masukan yang positif dan membantu menyempurnakan skripsi ini.

4. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si., CA, QIA., BKP., CRMP selaku

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan izin dalam

penulisan skripsi ini.

Page 11: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

x

5. Ibu Murdiyah Hayati, MM selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis dan ibu Amalia, SE., MSM selaku Sekretaris Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

6. Bapak Hemmy Fauzan, S.E, M.M. selaku Dosen Pembimbing Akademik

yang senantiasa memberikan saran dan dorongan di setiap semester yang

dilalui oleh penulis.

7. Seluruh jajaran dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan

yang telah memberikan ilmu mulai dari semester awal sampai dengan

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Seluruh Staff dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syrif

Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulisa mengurus keperluan

administrasi skripsi.

9. Kakak Penulis, Itang Sunandar yang selalu mendukung dan memberikan

motivasi kepada penulis.

10. Terimakasih untuk teman-teman Manajemen 2012 atas dukungan dan

kebersamaannya selama ini.

11. Teman-teman Manajemen Keuangan 2012, terimakasih atas semua

pelajaran dan kenangan yang telah diberikan.

12. Sahabatku yang paling hebat, M. Reza Palevi, Ahmad Mansyur Pane,

Rangga Permana, Ehan Asbiannur, Putri Hasibuan, Eka Setifani, Dwi

Aryani, Ibnu Kamal Aldin, dan Zahra Afifah. Terimakasih atas segala

pengalaman, canda tawa, motivasi dan juga arahan yang selalu kalian

berikan. Terimakasih telah menerimaku menjadi sahabat kalian. Waktu yang

kuhabiskan serta berbagi cerita bersama kalian akan selalu menjadi

kenangan terindah.

13. Teman-teman kosan, Dinul Wahid, Jumadi, Yanwar, Abong, Silmi, Fadli,

Menos, dan Hapizd. Terimakasih atas pengalaman, canda tawa, pelajaran,

motivasi, dan juga arahan yang kalian berikan pada penulis. Semoga kita

akan menjadi orang sukses di masa depan nanti. Kalian yang terbaik.

14. Untuk semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu, semoga

Allah SWT membalas kebaikan yang telah diberikan.

Page 12: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

xi

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki kekurangan karena

terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena

itu, penulis berharap adanya saran dan kritik yang membangun dari barbagai

pihak untuk menyempurnakan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat

bermanfaat dan semoga Allah SWT melimpahkan rahmat-Nya kepada kita.

Aamiin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, Juli 2019

Maksum Sutisno

Page 13: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

xii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .......................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... v

ABSTRAK ........................................................................................................ vii

ABSTRACT...................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... xi

DAFTAR ISI .................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................... 11

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ................................................. 12

1. Tujuan Penelitian ................................................................. 12

2. Manfaat Penelitian ............................................................... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 14

A. Landasan Teori ......................................................................... 14

1. Industri Kecil atau Usaha Kecil ............................................ 14

a. Pengertian Usaha Kecil .................................................... 14

b. Karakteristik Usaha Kecil ................................................ 15

2. Analisis Finansial ................................................................. 16

3. Studi Kelayakan Bisnis......................................................... 17

a. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis ................................... 17

b. Aspek-Aspek dalam Studi Kelayakan Bisnis .................... 17

Page 14: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

xiii

1). Aspek Teknis dan Produksi ....................................... 17

2). Aspek Manajemen Dan SDM .................................... 18

3). Aspek Hukum ........................................................... 19

4). Aspek Ekonomi dan Sosial........................................ 19

5). Aspek Dampak Lingkungan ...................................... 20

6). Aspek Pemasaran ...................................................... 20

a). Produk (product) ................................................ 21

b). Harga (price) ...................................................... 21

c). Promosi (promotion) .......................................... 22

d). Tempat (place) ................................................... 23

7). Aspek Finansial ........................................................ 23

a). Cashflow (Arus Kas) .......................................... 24

4. Kriteria Kelayakan Usaha ..................................................... 25

a. Net Present Value (NPV) ................................................. 25

b. Internal Rate Return (IRR) .............................................. 25

c. Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) ......................................... 25

d. Payback Period (PP) ........................................................ 25

e. Profitability Index (PI) ..................................................... 26

f. Break Event Point (BEP) ................................................. 26

5. Analisis Sensitivitas ............................................................. 27

B. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) .................................... 28

C. Waduk ...................................................................................... 29

D. Keramba Jaring Apung ............................................................. 34

E. Hasil Penelitian Terdahulu ........................................................ 35

F. Kerangka Berfikir ..................................................................... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.................................................... 41

A. Lokasi Dan Waktu .................................................................... 41

B. Metode Penentuan Sampel ........................................................ 42

1. Populasi ............................................................................... 42

2. Sampel ................................................................................. 42

Page 15: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

xiv

C. Jenis dan Sumber Data .............................................................. 43

D. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 44

E. Metode Pengolahan Dan Analisis Data ..................................... 44

1. Net Present Value ................................................................. 46

2. Internal Rate of Return ......................................................... 47

3. Net Benefit/Cost Ratio .......................................................... 47

4. Payback Period .................................................................... 48

5. Profitability Index ................................................................ 49

6. Analisa Sensitivitas .............................................................. 49

F. Definisi Operasional ................................................................. 50

G. Penentuan Jumlah Responden ................................................... 51

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................ 56

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................... 56

1. Sejarah Singkat Waduk Cirata dan Keramba Jaring Apung ... 56

a. Waduk Cirata ................................................................... 56

b. Keramba Jaring Apung .................................................... 57

c. Karakteristik Petani ......................................................... 58

B. Tinjauan Usaha Keramba Jaring Apung ................................... 62

1. Aspek Teknis ....................................................................... 62

a. Kontruksi Usaha Jaring Apung ........................................ 62

b. Benih Ikan ....................................................................... 64

c. Pakan Ikan ....................................................................... 66

d. Tenaga Kerja ................................................................... 67

e. Panen dan Penanganan Pasca Panen ................................. 69

2. Aspek Manajemen ............................................................... 70

3. Aspek Ekonomi .................................................................... 71

4. Aspek Pasar.......................................................................... 72

a. Permintaan ....................................................................... 72

b. Penawaran ....................................................................... 72

5. Aspek Pemasaran ................................................................. 73

Page 16: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

xv

a. Produk ............................................................................. 73

b. Harga ............................................................................... 73

c. Lokasi dan Distribusi ....................................................... 74

d. Promosi ........................................................................... 75

6. Aspek Sosial ........................................................................ 75

7. Analisis Aspek Dampak Lingkungan .................................... 76

8. Aspek Finansial .................................................................... 77

a. Komponen Biaya ............................................................. 77

b. pendapatan ....................................................................... 82

c. Laba/Rugi ........................................................................ 83

d. Hasil Analisis Kelayakan Usaha ...................................... 84

1). Net Present Value ........................................................ 84

2). Internal Rate Of Return ............................................... 86

3). Net Benefit/Cost Ratio ................................................. 89

4). Profitability Index ....................................................... 91

5). Payback Period ........................................................... 92

e. Analisa Sensitivitas .......................................................... 93

1). Penurunan Pendapatan ................................................ 93

2). Peningkatan Biaya Operasional ................................... 97

3). Penurunan Pendapatan dan Peningkatan Biaya

Operasional ............................................................... 100

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 103

A. Kesimpulan ............................................................................. 103

B. Implikasi ................................................................................. 107

C. Saran ...................................................................................... 107

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 109

LAMPIRAN ................................................................................................... 113

Page 17: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kapasitas Pembangkit Listrik PLN Per Jenis Pembangkit .................. 5

Tabel 1.2 Perkembangan Jumlah KJA di Waduk Saguling, Cirata, dan

Jatiluhur ............................................................................................. 7

Tabel 1.3 Perkiraan Beban Limbah KJA di Waduk Saguling, Cirata, dan

Jatiluhur ............................................................................................. 8

Tabel 2.1 Pengelompokan Industri Menurut Jumlah Tenaga Kerja .................. 15

Tabel 3.1 Hasil Penelitian Terdahulu ............................................................... 52

Tabel 4.1 Karakteristik Petani Keramba Jaring Apung Ganda (KJA-G) ........... 59

Tabel 4.2 Harga dan Jumlah Unit Pakan dan Benih Ikan Mas Maupun Ikan

Nila ................................................................................................. 65

Tabel 4.3 Biaya Investasi Usaha Keramba Jaring Apung Ganda (KJA-G) ....... 78

Tabel 4.4 Biaya Operasional KJA-G Permusim Tanam ................................... 79

Tabel 4.5 Biaya Operasional KJA-G Per Tahun ............................................... 80

Tabel 4.6 Biaya Tetap Keramba Jaring Apung Ganda (KJA-G) ....................... 81

Tabel 4.7 Biaya Reinvestasi Keramba Jaring Apung Ganda (KJA-G) .............. 82

Tabel 4.8 Pendapatan Usaha Keramba Jaring Apung Ganda (KJA-G) Dengan

Target Produktivitas 60%................................................................. 83

Tabel 4.9 Ikhtisar Laba Rugi Usaha Keramba Jaring Apung Ganda (KJA-G) .. 84

Tabel 4.10 Net Present Value Usaha Keramba Jaring Apung Ganda (KJA-G)

100% Modal Sendiri ........................................................................ 85

Tabel 4.11 Net Present Value Usaha Keramba Jaring Apung Ganda (KJA-G)

30% Modal Pinjaman ...................................................................... 85

Tabel 4.12 Tabel Perhitungan NPV (100% Modal Sendiri) ............................... 87

Tabel 4.13 Tabel Perhitungan NPV (100% Modal Sendiri) ............................... 87

Tabel 4.14 Tabel Perhitungan NPV (30% Modal Pinjaman) .............................. 88

Tabel 4.15 Tabel Perhitungan NPV (30% Modal Pinjaman) .............................. 89

Tabel 4.16 Tabel Perhitungan Net B/C Ratio (100% Modal Sendiri) ................. 90

Tabel 4.17 Tabel Perhitungan Net B/C Ratio (30% Modal Pinjaman ................. 90

Tabel 4.18 Tabel Hasil Perhitungan Profitability Index ..................................... 91

Page 18: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

xvii

Tabel 4.19 Analisa Sensitivitas Terhadap Penurunan Pendapatan 5% (100%

Modal Sendiri) ................................................................................. 94

Tabel 4.20 Analisa Sensitivitas Terhadap Penurunan Pendapatan 8% (100%

Modal Sendiri) ................................................................................. 94

Tabel 4.21 Analisa Sensitivitas Terhadap Penurunan Pendapatan 9% (100%

Modal Sendiri) ................................................................................. 95

Tabel 4.22 Analisa Sensitivitas Terhadap Penurunan Pendapatan 5% (30%

Modal Pinjaman) ............................................................................. 96

Tabel 4.23 Analisa Sensitivitas Terhadap Penurunan Pendapatan 8% (30%

Modal Pinjaman) ............................................................................. 96

Tabel 4.24 Analisa Sensitivitas Terhadap Peningkatan Biaya Operasional

10%(100% Modal Sendiri) .............................................................. 98

Tabel 4.25 Analisa Sensitivitas Terhadap Peningkatan Biaya Operasional

17%(100% Modal Sendiri) .............................................................. 99

Tabel 4.26 Analisa Sensitivitas Terhadap Peningkatan Biaya Operasional

10%(30% Modal Pinjaman) ............................................................. 99

Tabel 4.27 Analisa Sensitivitas Terhadap Peningkatan Biaya Operasional 17%

(30% Modal Pinjaman) .................................................................. 100

Tabel 4.28 Analisa Sensitivitas Terhadap Penurunan Pendapatan 5% dan

Peningkatan Biaya Operasional 10%(100% Modal Sendiri) ........... 101

Tabel 4.29 Analisa Sensitivitas Terhadap Penurunan Pendapatan 5% dan

Peningkatan Biaya Operasional 10%(30% Modal Pinjaman) ......... 102

Page 19: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Operasional .................................................... 40

Gambar 3.1 Keramba Jaring Apung (KJA) ..................................................... 41

Gambar 3.2 Bendungan Waduk Cirata............................................................ 41

Gambar 3.3 Peta Waduk Cirata ...................................................................... 42

Gambar 4.1 Kerangka Jaring Apung Ganda .................................................... 64

Gambar 4.2 Benih Ikan Mas dan Ikan Nila ..................................................... 65

Gambar 4.3 Pakan Ikan Mas ........................................................................... 67

Gambar 4.4 Saluran Distribusi Penjualan Ikan Mas dan Ikan Nila .................. 74

Page 20: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Rata-rata Inflasi Indonesia Periode 2010-2015 .................. 119

Lampiran 2 Data Rata-rata Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia Periode

2010- 2015 ................................................................................ 119

Lampiran 2 Kuisioner Research Questionnaire (Kuesioner Penelitian) ......... 120

Lampiran 4 Karakteristik Petani KJA-G ....................................................... 122

Lampiran 5 Biaya Investasi Usaha Keramba Jaring Apung Ganda (KJA-G) . 123

Lampiran 6 Biaya Operasional Per Musim dan Per Tahun Usaha Keramba

Jaring Apung Ganda (KJA-G) ................................................... 123

Lampiran 7 Biaya Tetap dan Biaya Reinvestasi Usaha Keramba Jaring

Apung Ganda (KJA-G) ............................................................. 124

Lampiran 9 Pendapatan Ikan Mas dan Ikan Nila Usaha KJA-G Dengan

Target Produktivitas 60% .......................................................... 125

Lampiran 10 Pendapatan Ikan Mas dan Ikan Nila Usaha KJA-G dengan

Target Produktivitas 55% .......................................................... 125

Lampiran 11 Pendapatan Ikan Mas dan Ikan Nila Usaha KJA-G Dengan

Target Produktivitas 52% .......................................................... 126

Lampiran 12 Pendapatan Ikan Mas dan Ikan Nila Usaha KJA-G Dengan

Target Produktivitas 51% .......................................................... 127

Lampiran 13 Pendapatan Ikan Mas dan Ikan Nila Usaha KJA-G Dengan

Target Produktivitas 50% .......................................................... 127

Lampiran 14 Arus Kas dan Analisis Kelayakan (100% Modal Sendiri)

dengan Target Produktivitas 60% .............................................. 129

Lampiran 15 Arus Kas dan Analisis Kelayakan (30% Modal Pinjaman)

dengan Target Produktivitas 60% .............................................. 130

Lampiran 16 Arus Kas dan Analisis Kelayakan (100% Modal Sendiri)

dengan Target Produktivitas 55% .............................................. 131

Lampiran 17 Arus Kas dan Analisis Kelayakan (30% Modal Pinjaman)

dengan Target Produktivitas 55% .............................................. 132

Page 21: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

xx

Lampiran 18 Arus Kas dan Analisis Kelayakan (100% Modal Sendiri)

dengan Target Produktivitas 52% .............................................. 133

Lampiran 19 Arus Kas dan Analisis Kelayakan (30% Modal Pinjaman)

dengan Target Produktivitas 52% .............................................. 134

Lampiran 20 Arus Kas dan Analisis Kelayakan (100% Modal Sendiri)

dengan Target Produktivitas 51% .............................................. 135

Lampiran 21 Arus Kas dan Analisis Kelayakan (100% Modal Sendiri)

dengan Target Produktivitas 60% Peningkatan Biaya

Operasional 10% ....................................................................... 136

Lampiran 22 Arus Kas dan Analisis Kelayakan (30% Modal Pinjaman)

dengan Target Produktivitas 60% Peningkatan Biaya

Operasional 10% ....................................................................... 137

Lampiran 23 Arus Kas dan Analisis Kelayakan (100% Modal Sendiri)

dengan Target Produktivitas 60% Peningkatan Biaya

Operasional 17% ....................................................................... 138

Lampiran 24 Arus Kas dan Analisis Kelayakan (30% Modal Pinjaman)

dengan Target Produktivitas 60% Peningkatan Biaya

Operasional 17% ....................................................................... 139

Lampiran 25 Arus Kas dan Analisis Kelayakan (100% Modal Sendiri)

dengan Target Produktivitas 55% Peningkatan Biaya

Operasional 10% ....................................................................... 140

Lampiran 26 Arus Kas dan Analisis Kelayakan (30% Modal Pinjaman)

dengan Target Produktivitas 55% Peningkatan Biaya

Operasional 10% ....................................................................... 141

Page 22: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara agraris terbesar di dunia.

Dengan potensi sumber daya dan daya dukung ekosistem yang sangat besar,

Indonesia dapat menghasilkan produk dan jasa pertanian, perkebunan dan

perikanan yang mutlak diperlukan bagi kehidupan manusia. Sektor

pertanian dan industri merupakan sektor yang terkait dimana sektor

pertanian sebagai penyedia bahan baku, sedangkan industri mengolah hasil

pertanian untuk memperoleh nilai tambah.

Pemanfaatan sumberdaya perairan umum yang salah satunya berupa

waduk atau danau buatan memiliki potensi besar di berbagai aspek

kehidupan. Waduk dibangun untuk beberapa tujuan penting, seperti

pembangkit listrik tenaga air, irigasi, dan pengendali banjir. Salah satu

waduk yang berpotensi adalah Waduk Cirata yang terletak di Provinsi Jawa

Barat. Waduk ini memiliki luas sebesar 6.334 ha dan terbagi ke dalam 3

zona, yaitu zona 1 (Kabupaten Bandung), zona 2 (Kabupaten Purwakarta),

dan Zona 3 (Kabupaten Cianjur). Fungsi utama waduk sebagai pembangkit

tenaga listrik, ternyata menimbulkan berbagai kegiatan ikutan yang

berkembang di kawasan Cirata termasuk irigasi pertanian, pengendali banjir,

konservasi air, pariwisata dan kegiatan perikanan keramba Jaring apung

(KJA). Banyaknya potensi yang dimiliki waduk memerlukan perhatian dari

Page 23: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

2

pemerintah untuk pembangunan dan pengelolaannya, karena dapat

menunjang peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, terutama

kegiatan perikanan. Sejalan dengan tujuan tersebut, kegiatan perikanan

yang dilakukan mengorbankan fungsi utama dan fungsi ekosistem dari

waduk berupa eksploitasi berlebihan dan limbah kegiatan yang berpengaruh

terhadap kualitas dan keadaan lingkungan waduk.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan usaha perikanan

KJA. Bertambahnya jumlah penduduk dan kesadaran masyarakat tentang

pentingnya makan ikan mengakibatkan permintaan terhadap ikan terus

meningkat dari tahun ke tahun. Di Propinsi Jawa Barat ikan mas dan nila

merupakan ikan budidaya yang banyak diproduksi karena merupakan ikan

air tawar yang disukai konsumen. Akibatnya perkembangan usaha

pembesaran ikan mas dan ikan nila pun berlangsung dengan cepat.

Budidaya ikan dalam Keramba Jaring Apung (KJA) merupakan salah satu

teknologi budidaya yang handal dalam rangka optimasi pemanfaatan

perairan danau dan waduk.

Usaha budidaya ikan mas dan nila dalam Keramba Jaring Apung di

Danau Cirata telah berkembang dengan pesat, namun perkembangannya

tidak terkendali, dan dimana terlalu banyak menyita areal perairan danau.

Keadaan ini berdampak negatif terhadap lingkungan perairan yang pada

gilirannya dapat menimbulkan konflik diantara pengguna perairan, serta

kematian massal ikan akibat gas beracun (NH3 dan H2S) yang dihasilkan

Page 24: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

3

dari pembusukan akumulasi sisa-sisa pakan yang tidak termanfaatkan oleh

ikan.

Dimasa datang teknologi yang diperlukan adalah teknologi Keramba

Jaring Apung yang ramah lingkungan, teknologi efisien dan

produktivitasnya tinggi serta dampak negatifnya diupayakan seminimal

mungkin terhadap lingkungan perairan. Salah satu teknologi budidaya

Keramba Jaring Apung yang dianggap efisien dan produktivitasnya tinggi

adalah teknologi budidaya ikan dalam Keramba Jaring Apung Ganda

(Kartamihardja, 1997).

Pada prinsipnya karena KJA Ganda ini lebih menghemat tempat/lokasi

pemeliharaan dibanding KJA tunggal dan minimnya pakan ikan mas yang

terbuang karena dimanfaatkan oleh ikan nila maka dapat dikatakan bahwa

KJA Ganda ini lebih efisien dan lebih ramah lingkungan dibanding KJA

tunggal. Demikian pula hasil ekskresi ikan mas dapat pula dimanfaatkan

sebagai makanan oleh ikan nila sebab secara morfologis ikan nila bersifat

omnivora cenderung herbivora (Suyanto, 1994).

Pengelolaan usaha budidaya yang kurang baik juga memberikan umpan

balik yang merugikan terhadap operasional budidaya, seperti membatasi

jumlah unit Karamba Jaring Apung (KJA) dan menurunnya produksi ikan.

Terlepas dari semuanya itu, masalah utama yang sering dihadapi petani KJA

di Danau Cirata adalah masih terus meruginya usaha budidaya ikan mereka

karena rendahnya produktivitas dan masalah kualitas air, dimana

meningkatnya produksi gas-gas beracun (amoniak, H2S, dll) pada awal

musim hujan. Selain itu masalah lainnya adalah pendangkalan Danau Cirata,

Page 25: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

4

sehingga penempatan KJA lama-kelamaan semakin ke tengah perairan.

Pada dasarnya penempatan KJA harus pada kedalaman air minimal berkisar

antara 2 - 3 m dan kedalaman optimal 5 - 7 m dengan kecerahan air 1 - 2 m

(Mantau, et.al, 2004).

Masalah klasik yang umumnya ditemui pada danau-danau atau waduk-

waduk tempat dikembangkannya budidaya ikan dalam jaring adalah

masalah daya dukung perairan (carrying capacity). Demikian halnya yang

terjadi di Danau Cirata, Waduk Cirata yang memiliki luas 6.334 hektar

tersebut sangat potensial untuk budidaya ikan dengan sistem keramba jaring

apung (KJA). Adanya faktor penarik berupa keuntungan yang besar dari

kegiatan budidaya ikan dengan sistem KJA di Waduk Cirata memicu

terjadinya peningkatan jumlah KJA yang setiap tahunnya semakin tidak

terkendali. Tercatat pada tahun 2011 terdapat 53.031 unit KJA di Waduk

Cirata yang telah melebihi batas normal sebesar 12.000 unit KJA. Jumlah

KJA di Waduk Cirata yang kini tak terkendali serta pemberian pakan yang

intensif pada KJA kurang tepat karena akan menyebabkan banyaknya pakan

yang tidak termakan oleh ikan sehingga mengakibatkan sedimentasi pada

Waduk Cirata.

Tujuan utama dibangunnya Waduk Cirata adalah sebagai Pembangkit

Listrik Tenaga Air (PLTA) untuk kesediaan listrik di Jawa dan Bali.

Kebutuhan energi listrik di Indonesia sangatlah besar karena itu PT. PJB UP

membuat bendungan untuk dijadikan PLTA. Selain itu energi listrik di

Indonesia sebagian besar dihasilkan oleh perusahaan pembangkit listrik

Page 26: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

5

yang diberikan hak untuk mengelola sumberdaya, sehingga menghasilkan

listrik untuk memenuhi kebutuhan listrik penduduk. Pembangkit listrik yang

saat ini digunakan di Indonesia salah satunya adalah Pembangkit Listrik

Tenaga Air (PLTA). Tenaga air merupakan sumberdaya terpenting setelah

tenaga uap atau panas. Hampir 30 persen dari seluruh kebutuhan tenaga di

dunia dipenuhi oleh pusat-pusat listrik tenaga air (Dandekar, 1991). Besar

Listrik yang dihasilkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Air di Indonesia

dapat dilihat dalam Tabel 1.1.

Tabel 1.1

Kapasitas Pembangkit Listrik PLN Per Jenis Pembangkit (2011)

No Jenis Pembangkit Kapasitas (MWh)

1 PLTA 3 522,57

2 PLTU 9 451,50

3 PLTG 3 223,68

4 PLTGU 6 951,32

5 PLTP 438,75

6 PLTD 3 267,79

7 PLT Minyak dan Gas 38,84

8 PLT Angin 0,19

9 PLT Bayu 0,34

Total 26 894,98

Sumber: Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan (2011)

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan pada tahun

2011, dapat dilihat bahwa jenis Pembangkit Listrik Tenaga Air merupakan

salah satu pemasok listrik ke tiga terbesar dengan kapasitas 3.522,57 MWh

setelah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang mempunyai kapasitas

9.451,50 MWh dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) yang

berkapasitas 6.951,32 MWh. Keberadaan PLTA harus dipelihara sebaik-

baiknya serta kualitas sumberdaya air sebagai komponen utama suatu

Page 27: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

6

PLTA harus dapat dijaga agar mampu mendukung kinerja PLTA dalam

menghasilkan listrik.

PLTA Cirata merupakan salah satu pembangkit listrik di Jawa Barat

yang menggunakan energi air dari Waduk Cirata yang bersumber dari aliran

sungai Citarum, terletak di Desa Cadas Sari, Kecamatan Tegal Waru,

Plered, Purwakarta, Jawa Barat. UP Cirata memiliki 8 unit pembangkit

listrik dengan total daya terpasang 1.008 MWh dengan produksi energi

listrik rata-rata 1.428 GWh pertahun. PLTA Cirata dikelola oleh PT. PLN

Pembangkit Tenaga Listrik Jawa-Bali Unit Pembangkit Cirata ( PT. PJB

UP Cirata ).

Waduk Cirata merupakan sumber yang penting bagi PLTA Cirata

untuk menghasilkan energi. Selain berfungsi sebagai sumber penyimpanan

air bagi PLTA Cirata untuk pembangkit listrik tenaga air, Waduk Cirata

yang memiliki luas 6.334 hektar tersebut juga memiliki potensi yang sangat

besar untuk usaha budidaya ikan dengan sistem keramba jaring apung

(KJA). Seiring bertambahnya waktu dan adanya faktor penarik berupa

keuntungan yang besar dari kegiatan usaha budidaya ikan dengan sistem

keramba jaring apung (KJA) di Waduk Cirata memicu terjadinya

peningkatan jumlah KJA yang setiap tahunnya semakin tidak terkendali.

Jumlah keramba jaring apung (KJA) di Waduk Cirata yang kini tidak

terkendali menimbulkan dampak negatif yaitu pencemaran dan sedimentasi

yang tinggi. Perkembangan jumlah KJA di Waduk Cirata periode tahun

1986 hingga tahun 2018 dapat dilihat pada Tabel 1.2.

Page 28: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

7

Tabel 1.2

Perkembangan Jumlah KJA diwaduk Saguling, Cirata, dan Jatiluhur

Periode 1986 – 2018

No Tahun Saguling Cirata Jatiluhur

1 1986 200 0 0

2 1988 1 236 74 15

3 1999 4 425 17 477 2 537

4 2000 4 425 28 738 2 537

5 2011 19 630 53 031 21 579

6 2018 35 842 98 400 27 000

Berdasarkan Tabel 1.2, jumlah KJA di Waduk Cirata mengalami peningkatan

yang sangat signifikan seiring pertambahan tahun. Pada tahun 1988 jumlah KJA

sebanyak 74 unit, kemudian jumlah KJA terus meningkat hingga pada tahun 1999

jumlah KJA di Waduk Cirata sebanyak 17.477 unit, dan terus meningkat hingga

pada awal tahun 2000 sebanyak 28.738 unit,dan pada tahun 2011 jumlahnya

semakin meningkat sebanyak 53.031 unit. Jumlah KJA di Waduk Cirata tersebut

merupakan yang terbanyak diantara jumlah KJA di Waduk Saguling dan Jatiluhur.

Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.2 dimana pada awal tahun 2000

perkembangan jumlah KJA di Waduk Saguling belum mengalami peningkatan

dibandingkan tahun sebelumnya yakni masih sekitar 4.425 unit. Begitu pula

dengan Waduk Juanda pada tahun 2000 perkembangan jumlah KJA di Waduk

Jatiluhur belum mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya yakni

masih sekitar 2.537 unit. Hal yang berbeda dialami oleh Waduk Cirata dimana

perkembangan KJA pada awal tahun 2000 berkembang sangat pesat dibandingkan

dengan tahun sebelumnya dari 17.477 unit menjadi 28.738 unit dalam jangka

waktu yang tergolong singkat,dan pada tahun 2018 KJA di Waduk Cirata tercatat

ada 98.400 unit. Dintara ketiga waduk tersebut, Waduk Cirata merupakan waduk

dengan jumlah KJA yang paling besar dan perkembangannya sangat cepat.

Page 29: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

8

Pemberian pakan yang intensif pada KJA merupakan hal yang kurang

tepat, karena akan menyebabkan banyaknya pakan yang tidak termakan oleh

ikan. Hal tersebut menjadikan rasio konversi pakan (RKP) yang diberikan

menjadi cukup tinggi. RKP tersebut jika dikalikan dengan jumlah produksi

ikan dalam KJA di Waduk Cirata per tahun, maka akan diperoleh perkiraan

limbah KJA di Waduk Cirata. Perkiraan beban limbah KJA di Waduk

Cirata, Saguling, dan Jatiluhur dapat dilihat pada Tabel 1.3.

Tabel 1.3

Perkiraan Beban Limbah KJA di Waduk Saguling,Cirata,dan

Jatiluhur Tahun 2000 - 2018

No Limbah Metabolik Saguling Cirata Jatiluhur

1 Organik 29 868 750 145 334 000 14 492 250

2 Kadar N 1 359 028 6 611 787 659 397

3 Kadar P 214 059 1 041 417 103 661

Pada Tabel 1.3 menunjukkan bahwa pada periode tahun 2000 hingga

tahun 2018 untuk setiap tahunnya Waduk Cirata menerima buangan organik

dari KJA sebanyak 145.334.000 kg yang mengandung 6.611.787 kg

nitrogen dan 1.041.417 kg fosfor. Kadar nitrogen dan fosfor yang berlebihan

dapat menyebabkan eutofikasi perairan serta menyebabkan terjadinya

ledakan populasi fitoplankton yang akhirnya dapat menyebabkan kematian

ikan secara massal.

Limbah KJA tersusun oleh karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen,

fosforus, sulfur, dan mineral lainnya. Padatan limbah terendap akan

langsung mengendap menuju dasar waduk. Selain itu, berdasarkan data di

atas dapat dilihat bahwa Waduk Cirata menerima limbah lima kali lebih

besar dari limbah yang diterima Waduk Saguling dan sepuluh kali lebih

Page 30: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

9

besar dari yang diterima Waduk Juanda (Jatiluhur). Hal tersebut dapat

disebabkan oleh jumlah KJA di Waduk Cirata jauh lebih banyak jumlahnya

dibandingkan pada kedua waduk tersebut.

Jumlah KJA sebesar 98.400 unit yang telah melebihi kapasitas normal

KJA di Waduk Cirata sebesar 12.000 unit dengan pola pemberian pakan

yang intensif menyebabkan banyaknya pakan yang tidak termakan oleh ikan

dan mengendap di dasar waduk yang menyebabkan terjadi sedimentasi

limbah KJA di dasar waduk. Pihak pengelola Waduk Cirata harus

mengeluarkan sedimen limbah KJA agar tidak terus menumpuk di dasar

waduk. Badan Pengelola Waduk Cirata (BPWC) dan PT. PJB UP Cirata

harus mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk mengeluarkan sedimen

limbah tersebut.

Biaya yang akan dikeluarkan oleh pihak PT. PJB UP Cirata dan BPWC

untuk mengeluarkan sedimen limbah KJA bukan merupakan jumlah biaya

yang tidak kecil bagi pihak PT. PJB UP Cirata dan BPWC. Petani pemilik

usaha KJA seharusnya melakukan pembayaran terhadap kerugian yang

dialami pihak PT. PJB UP Cirata dan BPWC untuk melakukan pengeluaran

sedimen limbah budidaya ikan KJA tersebut.

Jumlah biaya yang harus dikeluarkan petani pemilik KJA kepada pihak

PT. PJB UP Cirata dan BPWC tentunya akan menambah pengeluaran yang

harus dikeluarkan oleh pihak petani pemilik usaha KJA. Oleh sebab itu

perlu diketahui seberapa besar pengaruh adanya penambahan biaya yang

harus dikeluarkan petani pemilik KJA untuk mengganti biaya pengeluaran

Page 31: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

10

sedimen limbah budidaya ikan KJA, terhadap kelayakan usaha KJA

berikutnya. Metode yang dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar

kelayakan usaha keramba jaring apung KJA yakni dengan menggunakan

metode Analisis Biaya dan Manfaat (Cost and Benefit Analysis Method).

Menurut Gittinger (1986), metode analisis biaya dan manfaat proyek

pertanian adalah untuk membandingkan biaya-biaya dengan manfaatnya dan

menentukan usaha-usaha yang memiliki keuntungan yang layak.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka BPWC melakukan

introduksi penggunaan KJA Ganda untuk budidaya ikan mas dan nila,

dimana prinsipnya dengan penerapan konstruksi ini maka daya dukung

danau dapat teroptimalkan, pencemaran air danau terminimalisasi, biaya

operasional khususnya pakan ikan (pellet) dapat ditekan karena hanya ikan

mas yang diberi makan, produksi ikan meningkat yang berpengaruh pada

tingkat pendapatan petani.

Sehingga dari kegiatan proyek usaha budidaya Keramba Jaring Apung

Ganda (KJA-G) ini diharapkan bukan saja layak diterapkan petani secara

finansial maupun ekonomi, namun juga mendatangkan keuntungan dari

aspek lingkungan dimana akan mereduksi akumulasi bahan-bahan organik

yang berasal dari sisa pellet dan kotoran ikan yang akan mengurangi

kualitas air danau.

Berdasarkan hal tersebut peneliti melakukan penelitian untuk

menganalisa kelayakan finansial usaha Keramba Jaring Apung Ganda (KJA-

G) apakah usaha tersebut bisa dikataka layak atau tidak untuk dijalankan,

Page 32: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

11

sehingga penulis memilih judul penelitian tentang “Analisis Kelayakan

Finansial Usaha Keramba Jaring Apung Ganda (KJA-G) di Danau

Cirata Kabupaten Bandung Barat”.

B. Rumusan Masalah

Waduk Cirata memiliki luas sebesar 6.334 ha dan terbagi ke dalam 3

zona, yaitu zona 1 (Kabupaten Bandung),zona 2 (Kabupaten Purwakarta),

dan Zona 3 (Kabupaten Cianjur). Fungsi utama waduk sebagai pembangkit

tenaga listrik, ternyata menimbulkan berbagai kegiatan ikutan yang

berkembang di kawasan Cirata termasuk irigasi pertanian,pengendali banjir,

konservasi air, pariwisata dan kegiatan perikanan Keramba Jaring Apung

Ganda (KJA-G). Banyaknya potensi yang dimiliki waduk memerlukan

perhatian dari pemerintah untuk pembangunan dan pengelolaannya, karena

dapat menunjang peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,

terutama kegiatan perikanan. Sejalan dengan tujuan tersebut, kegiatan

perikanan yang dilakukan mengorbankan fungsi utama dan fungsi ekosistem

dari waduk berupa eksploitasi berlebihan dan limbah kegiatan yang

berpengaruh terhadap kualitas dan keadaan lingkungan waduk.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan usaha perikanan

Keramba Jaring Apung Ganda (KJA-G). Bertambahnya jumlah penduduk

dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya makan ikan mengakibatkan

permintaan terhadap ikan terus meningkat dari tahun ke tahun. Di Propinsi

Jawa Barat ikan mas dan nila merupakan ikan budidaya yang banyak

Page 33: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

12

diproduksi karena merupakan ikan air tawar yang disukai konsumen.

Akibatnya perkembangan usaha pembesaran ikan mas dan ikan nila pun

berlangsung dengan cepat. Budidaya ikan dalam Keramba Jaring Apung

Ganda (KJA-G) merupakan salah satu teknologi budidaya yang handal

dalam rangka optimasi pemanfaatan perairan danau dan waduk.

Berdasarkan kondisi yang dijelaskan di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana potensi pengembangan proyek usaha budidaya ikan dalam

Keramba Jaring Apung Ganda (KJA-G) dilihat dari segi finansial dan

ekonomi.

2. Bagaimana tingkat kelayakan finansial usaha Keramba Jaring Apung

Ganda (KJA-G) di Danau Cirata Kabupaten Bandung Barat.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuannya adalah

sebagai berikut:

a. Menganalisis potensi pengembangan proyek usaha budidaya ikan

dalam Keramba Jaring Apung Ganda (KJA-G) dilihat dari segi

finansial dan ekonomi.

b. Mengetahui kelayakan finansial usaha Keramba Jaring Apung

Ganda (KJA-G) di Danau Cirata Kabupaten Bandung Barat.

Page 34: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

13

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka hasil penelitian ini

diharapkan dapat bermanfaat bagi:

a. Pengusaha, menjadi bahan pertimbangan atau masukan mengenai

kelayakan finansial sehingga mempermudah dalam mengambil

keputusan.

b. Penulis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan

wawasan dan pengetahuan dalam bidang kelayakan bisnis.

c. Investor dan lembaga keuangan, penelitian ini dapat dijadikan

sebagai bahan atau dasar pertimbangan dalam penanaman modal

pada usaha “Keramba Jaring Apung Ganda”.

d. Kalangan akademik, sebagai data dasar bagi para peneliti dalam

bidangnya, dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Page 35: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Landasan teori ini menjabarkan teori-teori yang mendukung penelitian

serta berguna dalam analisis hasil penelitian. Landasan teori berisi pemaparan

teori serta argumentasi yang disusun sebagai tuntunan dalam memecahkan

masalah penelitian.

1. Industri Kecil atau Usaha Kecil.

a. Pengertian Usaha Kecil.

Usaha kecil merupakan sebutan yang disingkat dari usaha skala

kecil (USK) sebagai terjemahan dari istilah small scale enterprise

(SSE) yang mempunyai banyak pengertian, baik dalam makna

konsep teoritis, maupun konsep strategis kebijakan pembangunan

(Anoraga dan Sudantoko, 2002: 244). Usaha kecil sebagai konsep

mengacu kepada dua aspek yaitu pertama, aspek perusahaan, barang

dan jasa, memasarkan dan mencetak keuntungan, dan kedua, aspek

pengusaha, yaitu, orang dibalik usaha atau perusahaan yang biasanya

adalah pemilik, pengelola sekaligus administrator dari perusahaan.

Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik (2001), di Indonesia

industri pengolahan dibedakan atas empat kelompok berdasarkan

jumlah tenaga kerja yaitu:

Page 36: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

15

Tabel 2.1

Pengelompokan Industri Menurut Jumlah Tenaga Kerja.

Sumber : BPS Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga (IKKR),

2001

b. Karakteristik Usaha Kecil

Menurut Anoraga dan Sudantoko (2002: 225-226), secara umum

sektor usaha kecil memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Sistem pembukuan yang relatif sederhana dan cenderung tidak

mengikuti kaedah administrasi pembukuan standar. Kadang

kala pembukuan tidak diperbarui, sehingga sulit menilai

kinerja usahanya.

2. Marjin usaha yang cenderung tipis mengingat persaingan yang

sangat tinggi.

3. Modal terbatas.

4. Pengalaman manajerial dalam mengelola perusahaan masih

terbatas.

5. Skala ekonomi yang terlalu kecil sehingga sulit mengharapkan

untuk mampu menekan biaya mencapai titik efisiensi jangka

panjang.

6. Kemampuan pemasaran serta deversifikasi pasar sangat

terbatas.

No. Kelompok Tenaga Kerja

1. Industri Besar 100 orang lebih

2. Industri Sedang 20-99 orang

3. Industri Kecil 5-19 orang

4. Industri Rumah Tangga 1-4 orang

Page 37: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

16

7. Kemampuan untuk memperoleh sumber dana dari pasar modal

rendah, mengingat keterbatasan dalam sistem administrasinya.

Untuk mendapatkan dana di pasar modal, sebuah perusahaan

harus mengikuti sistem administrasi standar dan harus

transparan.

Berdasarkan beberapa pernyataan diatas karakteristik usaha

kecil menyiratkan adanya kelemahan-kelemahan yang sifatnya

potensial terhadap timbulnya masalah. Hal ini menyebabkan

berbagai masalah internal terutama yang berkaitan dengan

pendanaan tampaknya sulit untuk mendapatkan solusi yang jelas.

2. Analisis Finansial

Analisis finansial adalah analisis kelayakan yang melihat dari sudut

pandang petani sebagai pemilik. Analisis finansial diperhatikan

didalamnya adalah dari segi cash-flow yaitu perbandingan antara hasil

penerimaan atau penjualan kotor (gross-sales) dengan jumlah biaya-

biaya (total cost) yang dinyatakan dalam nilai sekarang untuk

mengetahui kriteria kelayakan atau keuntungan suatu proyek. Hasil

finansial sering juga disebut “private returns”. Beberapa hal lain yang

harus diperhatikan dalam analisis finansial ialah waktu didapatkannya

returns sebelum pihak-pihak yang berkepentingan dalam pembangunan

proyek kehabisan modal. Soetriono (2006).

Page 38: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

17

3. Studi Kelayakan Bisnis

a. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis

Menurut Subagyo (2008:7), studi kelayakan bisnis adalah

penelitian yang mendalam terhadap suatu ide bisnis tentang layak

atau tidaknya ide tersebut untuk dilaksanakan.

Menurut Husein Umar (2005:8), studi kelayakan bisnis

merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya

menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga pada

saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian

keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan.

Menurut Kasmir dan Jakfar (2008), studi kelayakan bisnis

adalah suatu kegiatan penelitian yang dilakukan secara mendalam

tentang rencana bisnis, dalam rangka menentukan layak atau

tidaknya rencana bisnis tersebut dijalankan. Layak dalam arti akan

memberikan keuntungan tidak hanya bagi perusahaan yang

menjalankanya, tetapi juga bagi investor, kreditor, pemerintah dan

masyarakat luas.

Menurut Sofyan (2003), studi kelayakan bisnis merupakan

suatu konsep yang dikembangkan dari konsep manajemen keuangan,

terutama ditunjukan dalam rangka mencari atau menemukan inovasi

baru dalam perusahaan.

Tujuan dilakukannya studi kelayakan bisnis adalah untuk

menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar

Page 39: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

18

untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan (Husnan dan

Suwarsono, 2000).

b. Aspek-Aspek Dalam Studi Kelayakan Bisnis

1). Aspek Teknis dan Produksi

Aspek teknis produksi adalah aspek yang berhubungan

dengan pembangunan dari proyek yang direncanakan, baik

dilihat dari faktor lokasi, luas produksi, proses produksi,

penggunaan teknologi (mesin), maupun keadaan lingkungan

yang berhubungan dengan proses produksi (Ibrahim, 2003: 118).

2). Aspek Manajemen dan SDM

Menurut Umar (2003: 115), aspek manajemen dalam

pembangunan proyek bisnis maupun manajemen dalam

implementasi rutin bisnis adalah sama saja dengan manajemen

lainnya. Manajemen berfungsi sebagai aktivitas-aktivitas

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian.

Aspek SDM bertujuan untuk mengetahui apakah dalam

pembangunan dan implementasi bisnis diperkirakan layak atau

sebaliknya dilihat dari ketersediaan SDM. Kesuksesan suatu

perencanaan dan pelaksanaan pembangunan sebuah proyek

bisnis sangat tergantung pada SDM yang solid, yaitu manajer,

dan tim-nya (Umar, 2003: 157-158)

Page 40: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

19

Menurut Umar (2003: 164), aspek SDM menyangkut

produktivitas dari suatu tenaga kerja yang secara umum,

mengandung arti sebagai perbandingan antara hasil yang dicapai

(output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan

(input). Produktivitas memiliki dua (2) dimensi, yaitu:

a). Suatu efektivitas yang mengarah pada pencapaian untuk

kerja yang maksimal, yaitu pencapaian target yang

berkaitan dengan kualitas, kuantitas, dan waktu.

b). Efisiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan

masukan dengan realisasi penggunaannya atau bagaimana

pekerjaan tersebut dilaksanakan.

3). Aspek Hukum

Aspek ini mempelajari tentang bentuk badan usaha yang

akan digunakan, jaminan-jaminan yang bisa disediakan kalau

akan menggunakan sumber dana yang berupa pinjaman,

berbagai akta, sertifikat, izin yang diperlukan dan sebagainya

(Husnan dan Suwarsono, 2000: 20).

4). Aspek Ekonomi dan Sosial

Aspek ekonomi dan sosial meliputi gambaran mengenai

pengaruh usaha terhadap peningkatan penghasilan negara,

pengaruh usaha ini terhadap devisa yang akan dihemat atau

diperoleh, penambahan kesempatan tenaga kerja, pemerataan

Page 41: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

20

kesempatan kerja, dampak pada kehidupan sosial masyarakat,

serta pengaruh industri terhadap industri lain.

5). Aspek Dampak Lingkungan

Menurut Soeharto (2002: 97), aspek lingkungan adalah

suatu pengkajian yang dikenal sebagai analisis mengenai

dampak lingkungan (AMDAL) yang merupakan suatu

mekanisme untuk mencapai kelestarian lingkungan, aspek

lingkungan meliputi limbah yang dihasilkan proses produksi.

Dampak lingkungan harus dianalisis sehingga dampak ini

dapat diatasi dengan cara atau metode yang ada jika dapat

berapa besar biaya yang diperlukan, jika masih dapat diatasi

berarti usaha tersebut layak untuk dijalankan dari sudut analisis

AMDAL-nya (Sofyan, 2002: 98-99).

6). Aspek Pemasaran

Menurut Sofyan (2002: 169), bahwa lingkup aspek

pemasaran meliputi posisi permintaan berupa perkembangan

permintaan terhadap produk atau jasa yang akan ditawarkan di

masa yang akan datang, posisi penawaran selama ini serta

prospeknya dimasa yang akan datang. Analisis aspek pemasaran

akan dilakukan dengan menggunakan bauran pemasaran, yaitu

seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk

mencapai tujuan pemasarannya dalam sasaran. Menurut

McCarthy dalam (Kotler, 2002: 18), mengklasifikasikan alat-

Page 42: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

21

alat itu menjadi empat kelompok yang luas yang disebut empat

P (4P) dalam pemasaran yaitu:

a). Produk (product)

Produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan

kepada sebuah pasar agar diperhatikan, diminta, dipakai,

atau dikonsumsi sehingga mungkin memuaskan keinginan

atau kebutuhan (Kotler dan Susanto, 1999: 41). Produk bisa

berupa benda fisik, jasa, orang, organisasi, dan gagasan.

Unit produk bisa dibedakan menurut ukuran, harga,

penampilan atau beberapa atribut lainnya. Mutu produk

menunjukkan kemampuan suatu produk untuk menjalankan

fungsinya dan ciri produk merupakan sarana kompetitif

untuk membedakan produk perusahaan dengan produk

pesaing. Klasifikasi produk/ jasa merupakan suatu kegiatan

yang penting dalam menentukan produk/ jasa apa yang akan

ditawarkan karena dari klasifikasi ini akan lebih mudah

untuk mengetahui apa yang menjadi keinginan, minat,

model, atau kecenderungan dari orang-orang di pasar

sasaran.

b). Harga (price)

Harga (price) adalah sejumlah uang yang dibayar oleh

konsumen untuk mendapatkan suatu produk. Menurut

Ichsan (2003: 66), harga juga merupakan titik temu antara

Page 43: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

22

pembeli dan penjual didalam proses terjadinya transaksi jual

beli. Perubahan harga akan mempengaruhi perubahan

barang yang dibeli. Penetapan harga suatu produk

ditentukan oleh jenis pasar yang ada. Menurut Rewold dan

Warshaw (1987), bahwa penentuan harga adalah suatu alat

untuk mencapai tujuan dan bukan tujuan itu sendiri. Tujuan

penetapan harga adalah:

(a). Memaksimumkan laba dalam jangka panjang (tujuan

pokok) seperti: pertumbuhan, kontrol atas pasar dan

bebas dari persaingan yang berlebihan.

(b). Memaksimumkan laba dalam jangka pendek yaitu

sasaran dari asumsi-asumsi yang mendasari model-

model ekonomi.

c). Promosi (promotion)

Promosi merupakan kegiatan yang sangat

menentukan dalam meningkatkan nilai penjualan dan

pertumbuhan suatu produk. Menurut Kotler (1997: 25)

bahwa promosi menunjukan dari berbagai kegiatan yang

dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan kebaikan

produknya, membujuk dan meningkatkan para pelanggan

dan konsumen sasaran untuk membeli produk tersebut.

Konsumen sekarang lebih kritis dan mereka mulai

membandingkan antara produk satu dengan yang lainnya.

Page 44: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

23

Harga murah belum jaminan bahwa produk akan diterima

konsumen, karena mereka memperhatikan faktor lainnya

seperti mutu dan manfaat. Konsep promosi dilakukan untuk

memperkenalkan produk yang dihasilkan ke khalayak, baik

dengan menggunakan periklanan maupun dengan

melakukan adaptasi komunikasi.

d). Tempat (place)

Tempat merupakan sarana untuk menjual barang dan

jasa agar dapat dijangkau oleh konsumen. Untuk mencapai

hal itu, diperlukan saluran distribusi. Menurut Kotler (1997:

279) pengertian dari saluran distribusi adalah sekelompok

perusahaan dan perorangan yang memiliki hak pemilikan

atas produk atau membantu memindahkan hak pemilikan

produk atau jasa ketika dipindahkan dari produsen ke

konsumen.

7). Aspek Finansial

Analisa aspek keuangan sangat diperlukan dalam

menjalankan suatu usaha yaitu untuk mengetahui kelayakan

usaha dari sisi keuangan, terutama kemampuan dari suatu usaha

untuk mengembalikan pinjaman atau kredit yang diperoleh dari

Bank. Analisa keuangan ini juga dapat dimanfaatkan pengusaha

dalam perencanaan dan pengelolaan usaha. Dalam analisis

keuangan meliputi beberapa komponen, yaitu:

Page 45: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

24

a). Cashflow (Arus kas)

Cashflow merupakan aliran kas dari suatu usaha yang

terdiri dari penerimaan usaha (inflow) dan pengeluaran

usaha (outflow). Aliran kas disusun untuk menunjukan

perubahan kas selama satu periode tertentu serta

memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut

dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan

penggunaan-penggunaannya (Umar, 2003: 179).

Berdasarkan jenis transaksiya menurut Haming dan

Basamalah (2003: 67), kas dalam cash flow dibagi menjadi

dua macam, yaitu:

(1). Arus kas masuk (cash Inflow), yaitu arus kas menurut

jenis transaksinya yang mengakibatkan terjadinya arus

penerimaan kas. Inflow yang ada pada industri kecil

terdiri dari penerimaan penjualan, manfaat tambahan,

dan nilai sisa. Ketiga penerimaan tersebut yang paling

utama adalah penerimaan penjualan karena penerimaan

ini bersifat rutin.

(2). Arus kas keluar (cash outflow) adalah arus kas menurut

jenis transaksinya yang mengakibatkan terjadinya

pengeluaran dana kas. Outflow usaha dapat

dikelompokkan menjadi tiga yaitu biaya investasi,

biaya tetap, dan biaya tidak tetap (biaya variabel).

Page 46: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

25

4. Kriteria Kelayakan Usaha

a. Net Present value (NPV)

Menurut Kasmir (2012:182) Net Present Value (NPV) atau

nilai bersih sekarang merupakan perbandingan antara PV kas bersih

dengan PV Investasi selama umur investasi.

NPV adalah selisih antara Present Value dari investasi nilai

sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan

datang (Umar, 2003: 200)

b. Internal Rate Return (IRR)

IRR merupakan metode yang digunakan untuk mencari tingkat

bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang

diharapkan di masa yang akan datang atau penerimaan kas, dengan

mengeluarkan investasi awal (Umar, 2003: 198).

c. Benefit Cost Ratio (B/C Ratio)

B/C Ratio merupakan metode yang dilakukan untuk melihat

beberapa manfaat yang diterima oleh proyek untuk satu rupiah

pengeluaran proyek. Menurut Sofyan (2003: 177), Net B/C Ratio

adalah suatu rasio yang membandingkan antara benefit atau

penerimaan dari suatu usaha dengan biaya yang dikeluarkan untuk

merealisasikan rencana pendirian dan pengoperasian usaha tersebut.

d. Payback period (PP)

Menurut Kasmir dan Jakfar (2007:98), metode Payback Period

merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu pengembalian

Page 47: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

26

investasi suatu proyek atau usaha. Perhitungan ini dapat dilihat dari

perhitungan kas bersih (proceed) yang diperoleh setiap tahun. Nilai

kas bersih merupakan penjumlahan laba setelah pajak ditambah

dengan penyusutan (dengan catatan jika investasi 100 %

menggunakan modal sendiri).

PP adalah masa pengembalian modal, artinya lama periode

waktu untuk mengembalikan modal investasi. Cepat atau lambatnya

sangat tergantung pada sifat aliran kas masuknya. Jika aliran kas

masuknya besar atau lancar maka proses pengembalian modal akan

lebih cepat dengan asumsi modal yang digunakan tetap atau tidak

ada penambahan modal selama umur proyek (Sofyan, 2003: 181).

e. Profitability Index (PI)

Menurut Siswanto Sutojo (2002:122), Profitability Index

merupakan cara lain lagi untuk mengukur profitibilitas rencana

investasi proyek. Dalam metode ini, profitibilitas dicari dengan jalan

memperbandingkan jumlah seluruh present value net cash flows dan

salvage value dengan nilai investasi proyek. Dengan kata lain,

Profitability Index merupakan perbandingan antara nilai cash flow

investasi dengan biaya investasi yang dikeluarkan.

f. Break Event Point (BEP)

BEP merupakan suatu keadaan atau penjualan usaha dimana

jumlah manfaat (pendapatan) sama besarnya dengan pengeluaran

(biaya) dengan kata lain keadaan dimana perusahaan tidak

Page 48: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

27

mendapatkan keuntungan dan tidak menderita kerugian (Fatah,

1994: 45).

5. Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas dilakukan untuk meneliti kembali analisa

kelayakan proyek yang telah dilakukan. Tujuan analisis sensitivitas

adalah adalah untuk mengkaji sejauh mana perubahan unsur-unsur dalam

aspek finansial terhadap apa yang dipilih (Fatah, 1994: 96). Semua

proyek harus diamati melalui analisis sensitivitas. Pada bidang proyek

industri dapat berubah-ubah akibat empat masalah utama yaitu :

a. Perubahan pada harga jual produk.

b. Keterlambatan pelaksanaan proyek.

c. Kenaikan biaya.

d. Perubahan volume produksi.

Teknik melakukan analisis sensitivitas adalah dengan mengukur

ulang ukuran kemanfaatan proyek menggunakan perkiraan baru dari satu

atau lebih komponen biaya atau hasil. Tiap analisa sensitivitas harus

dilakukan secara terpisah untuk dapat mengestimasi pengaruh yang

terjadi terhadap asumsi-asumsi yang digunakan untuk mengukur

kemanfaatan proyek, dan setelah itu dapat ditarik kesimpulan bagaimana

perubahan tersebut mempengaruhi proyek. Jadi analisis sensitivitas

dilakukan untuk mengetahui pengaruh perubahan harga produk,

keterlambatan pelaksanaan proyek, kenaikan biaya dan perubahan

Page 49: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

28

volume produksi terhadap suatu proyek. Seberapa besarkah perubahan

yang terjadi pada empat hal diatas dapat mengubah penilaian suatu

investasi, yaitu dari layak menjadi tidak layak dilaksanakan.

B. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

Menurut Zuhal (1995), pembangkitan yaitu kegiatan produksi tenaga

listrik yang dilakukan dalam pusat-pusat tenaga listrik (PTL) dengan

menggunakan generator listrik, yang digerakkan oleh sebuah penggerak mula.

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) diartikan sebagai seluruh instalasi

yang dibangun untuk memanfaatkan energi potensial air menjadi energi

listrik.

Menurut Dandekar (1991), PLTA dapat diklasifisikasikan berdasarkan:

1. Klasifikasi Dasar Lokasi dan Topografi

Instalasi pembangkit listrik tenaga air dapat berlokasi di daerah

pegunungan atau dataran. Biasanya pembangkit listrik di daerah

pegunungan bangunan utamanya merupakan bendungan, sedang

pembangkit listrik di daerah yang datar bangunan utamanya berupa

tanggul.

2. Klasifikasi Dasar Kapasitas PLTA

Klasifikasi dasar kapasitas PLTA sebagai berikut:

a. Pembangkit listrik yang terkecil (kurang dari 5 MWh)

b. Pembangkit listrik kapasitas menengah (5MWh - 100 MWh)

c. Pembangkit lisrik kapasitas tinggi (101 MWh – 1000 MW)

Page 50: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

29

d. Pembangkit listrik kapasitas tertinggi (di atas 1000 MWh)

3. Klasifikasi Dasar Ketinggian Tekanan Air

Klasifikasi atas dasar ketinggian tekanan air:

a. PLTA dengan tekanan air rendah (kurang dari 15 m)

b. PLTA dengan tekanan air menengah (15 m – 70 m)

c. PLTA dengan tekanan air tinggi (71 m – 250 m)

d. PLTA dengan tekanan air yang sangat tinggi (lebih dari 250 m).

Berdasarkan klasifikasi PLTA Cirata termasuk ke dalam klasifikasi

pembangkit listrik dengan bangunan utamanya yang berupa bendungan

dengan elevansi puncak sebesar 225 meter dan tinggi terhadap dasar sungai

sebesar 125 meter (Pusat Penelitian dan Pengembangan SDA, 2006). Selain

itu, jika dilihat berdasarkan klasifikasi dasar kapasitas PLTA, PLTA Cirata

termasuk dalam klasifikasi PLTA dengan kapasitas tertinggi yakni dengan

daya terpasang sebesar 1008 MWh.

C. Waduk

Menurut Dandekar (1991) Waduk mempunyai dua fungsi yakni

merupakan sebuah kolam penampung air yang memiliki kesanggupan untuk

menyediakan air, dan juga berfungsi untuk menaikkan ketinggian tekanan air

yang merupakan potensi dari air sungai. Waduk atau bendungan memiliki

bermacam-macam jenis dan berbagai manfaat.

Page 51: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

30

1. Tipe Waduk

Pembagian tipe waduk atau bendungan dapat dibagi menjadi

beberapa tipe yaitu:

a. Tipe bendungan berdasarkan ukurannya, ada dua tipe yaitu:

1). Bendungan besar (Large Dams)

Berdasarkan klasifikasi:

a). Ketinggian bendungan.

b). Panjang puncak bendungan tidak kurang dari 500 meter.

c). Kapasitas waduk yang terbentuk tidak kurang dari 1 juta

m3.

d). Debit banjir maksimum yang diperhitungkan tidak kurang

dari 2000 m3 per detik.

2). Bendungan kecil (Small Dams)

Semua bendungan yang tidak termasuk sebagai bendungan

besar.

b. Tipe bendungan berdasarkan tujuan pembangunannya.

Ada dua jenis tipe yaitu:

1). Bendungan dengan tujuan tunggal (single purpose dam) yaitu

bendungan yang dibangun untuk memenuhi satu tujuan saja,

misal untuk PLTA, irigasi, pengendalian banjir dan kebutuhan

lain.

Page 52: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

31

2). Bendungan serba guna (multi purpose) adalah bendungan yang

dibangun untuk memenuhi beberapa tujuan, misal PLTA dan

irigasi, irigasi dan pengendalian banjir, dan lain-lain.

c. Tipe bendungan berdasarkan pembangunannya.

Ada tiga tipe yaitu:

1). Bendungan untuk membentuk waduk (storage dam) yaitu

bendungan yang dibangun untuk membentuk waduk guna

menyimpan air ketika kelebihan agar dapat dipakai pada waktu

yang diperlukan.

2). Bendungan penangkap/pembelok air (diversion dam) yaitu

bendungan yang dibangun agar permukaan airnya lebih tinggi

sehingga dapat mengalir masuk ke dalam saluran air atau

terowongan air.

3). Bendungan untuk memperlambat jalannya air (detention dam)

adalah bendungan yang dibangun untuk memperlambat jalannya

air, sehingga dapat mencegah banjir besar.

d. Tipe bendungan berdasarkan jalannya air.

Terdapat dua tipe yaitu:

1). Bendungan untuk dilewati air (overflow dams) yaitu bendungan

yang dibangun untuk dilewati air misalnya pada bangunan

pelimpah.

2). Bendungan untuk menahan air (non overflow dam) adalah

bendungan yang sama sekali tidak boleh dilewati air.

Page 53: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

32

2. Manfaat Waduk

Beberapa manfaat yang mampu diberikan sebuah waduk atau

bendungan adalah:

a. Irigasi

Pada saat musim hujan, air hujan yang turun di daerah

tangkapan air sebagian besar akan mengalir ke sungai-sungai, air itu

dapat ditampung sehingga pada musim kemarau air yang tertampung

tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, antara lain

untuk irigasi lahan pertanian.

b. Penyediaan Air Baku

Waduk selain sebagai sumber untuk pengairan persawahan juga

dimanfaatkan sebagai bahan baku air minum dimana di perkotaan

sangat langka dengan air bersih.

c. PLTA ( Pembangkit Listrik Tenaga Air )

Dalam menjalankan fungsinya sebagai PLTA, waduk dikelola

untuk mendapatkan kapasitas listrik yang dibutuhkan. Pembangkit

listrik tenaga air (PLTA) adalah suatu sistem pembangkit listrik yang

biasanya terintegrasi dalam bendungan dengan memanfaatkan energi

mekanis aliran air untuk memutar turbin, diubah menjadi energi

listrik melalui generator.

d. Pengendali Banjir

Sungai dengan debit air yang besar jika tidak dikendalikan

dengan cermat maka akan membahayakan masyarakat sekitar sungai

Page 54: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

33

itu sendiri, maka permasalahan itu dapat dijadikan sebagai latar

belakang dari pendirian waduk. Dengan dibangunnya bendungan-

bendungan di bagian hulu sungai maka kemungkinan terjadinya

banjir pada musim hujan dapat dikurangi dan pada musim kemarau

air yang tertampung tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai

keperluan, antara lain pembangkit listrik tenaga air, untuk irigasi

lahan pertanian, untuk perikanan, untuk pariwisata dan lain

sebagainya.

e. Perikanan

Untuk mengganti mata pencaharian para penduduk desa yang

desanya ditenggelamkan untuk pembuatan waduk yang dulu bermata

pencaharian sebagai petani kini beralih ke ranah perikanan dengan

memenfaatkan waduk ini. Para penduduk dapat membuat rumah

apung yang digunakan untuk peternakan ikan air tawar yang

dibesarkan dalam keramba-keramba.

f. Pariwisata dan Olahraga Air

Dengan pemandangan yang indah waduk juga dapat

dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi dan selain tempat rekreasi juga

dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi maupun olahraga air.

Berdasarkan ukurannya Waduk Cirata termasuk ke dalam

bendungan besar dengan kapasitas waduk 3,9 juta m3. Sementara itu

berdasarkan tujuan pembangunannya Waduk Cirata termasuk ke

dalam bendungan multi purpose dimana terdapat banyak kegunaan

Page 55: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

34

dari Waduk Cirata yaitu untuk PLTA, irigasi, perikanan, dan

pariwisata air.

D. Keramba Jaring Apung

Keramba jaring apung (KJA) merupakan sistem budidaya ikan dalam

wadah berupa jaring yang mengapung dengan bantuan pelampung dan

ditempatkan di perairan, seperti danau dan waduk. Sistem budidaya di KJA

ini terdiri dari beberapa komponen, seperti kerangka, kantong jaring

pelampung, jangkar, jalan inspeksi, rumah jaga, gudang, sampan/perahu dan

alat perikanan, Mahyudin (2008). Menurut Supriyadi (2004), pola budidaya

yang dilaksanakan di KJA biasanya pola budidaya yang intensif, dengan

kepadatan ikan yang sangat tinggi tanpa mempertimbangkan daya dukung

lingkungan. Budidaya ikan dalam KJA merupakan sistem budidaya secara

intensif dengan padat tebar tinggi dengan keharusan pemberian pakan sebagai

input energi untuk pertumbuhan ikan (Azwar et all, 2004).

Adanya sistem budidaya ikan dengan KJA di waduk, tentunya

memberikan dampak yang positif dan negatif. Dampak yang positif salah

satunya yaitu meningkatkan taraf hidup baik bagi penduduk setempat maupun

di luar lingkungan waduk, juga berperan dalam mengurangi tingkat

pengangguran. Selain itu dengan adanya kegiatan KJA dapat meningkatkan

pendapatan daerah, hal ini dapat dilihat dari banyaknya sumberdaya manusia

yang terlibat dalam sistem budidaya ikan KJA, mulai dari pemilik, pekerja,

pembuat perahu, pedagang pakan, pabrik pakan yang memperkerjakan

Page 56: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

35

banyak karyawan, dan lain-lain. Selain dampak yang positif, KJA juga

mempunyai dampak negatif yang dapat dilihat secara langsung yaitu

penurunan kualitas air yang secara fisik terjadi perubahan warna air dari

bening menjadi hijau (Misbah, 2004).

Dalam Husen (2004), usaha pembesaran ikan dengan menggunakan KJA

dapat menimbulkan dampak negatif jika tidak sesuai dengan daya dukung

(carrying capacity) waduk maupun karena limbah organik yang menumpuk

di dasar perairan akibat ketidakefisienan pakan yang diberikan. Jika

penertiban KJA tidak dilakukan, bukan mustahil akan terjadi ledakan

pertumbuhan fitoplankton, jika hal itu terjadi selain tidak dapat dimanfaatkan

untuk budidaya ikan, badan air waduk juga tidak akan diminati, juga akan

meningkatkan biaya perawatan turbin bagi pengelola PLTA.

Berdasarkan pengertian di atas menunjukkan bahwa usaha KJA

merupakan sistem budidaya yang intensif dengan pemberian pakan yang

padat tebar, sehingga akan menimbulkan pakan yang tidak termakan oleh

ikan menjadi tidak terkontrol dan lama kelamaan dapat mengakibatkan

sedimentasi limbah budidaya ikan di dasar waduk.

E. Hasil Penelitian Terdahulu

Hendayana (2002) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Usaha

Perikanan Budidaya Perairan Waduk Dengan Jaring Apung (Studi Kasus

Waduk Cirata, Kabupaten Cianjur Jawa Barat)”. Tujuan penelitian tersebut

adalah menganalisis keragaan usaha akibat pengaruh krisis ekonomi, dengan

Page 57: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

36

menggunakan analisis finansial Benefit Cost Analysis yang meliputi NPV

(Net Present Value), BCR (Benefit Cost Ratio), IRR (Internal Rate of

Return), dan BEP (Break Event Point), serta Payback Periods, dan

menjelaskan status usaha jaring apung Waduk Cirata dengan melihat kondisi

krisis ekonomi yang terjadi berdasarkan hasil analisis finansial usaha.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan melihat pengaruh krisis

terhadap kegiatan produksi kolam jaring apung, secara finansial tidak

menunjukkan gejala usaha yang merugikan. Pengaruh langsung akibat krisis

yang terjadi terhadap kegiatan produksi, terjadi pada perubahan nilai nominal

biaya, penerimaan, dan keuntungan, jumlah input produksi, serta jumlah

produksi secara fisik. Akibat krisis, perubahan nilai biaya terjadi pada

kenaikan biaya invetasi sebesar 189,88 persen, peningkatan pengeluaran

pakan sebesar 61,9 persen, dan peningkatan biaya total sebesar 77,73 persen

sedangkan perubahan pendapatan ikan mas 71,15 persen, ikan nila 31,94

persen, dan nilai keuntungan sebesar 62,44 persen. Pada kondisi krisis, nilai

NPV dengan diskon faktor 20 persen adalah Rp 5.040.370,00, BC rasio

sebesar 1,770408 serta IRR sebesar 88 persen. Dengan demikian selama

kondisi krisis, keragaan usaha secara finansial tidak terpengaruh oleh

perubahan harga yang terjadi, meskipun secara fisik terjadi perubahan dalam

komposisi jumlah input dan hasil produksi.

Perdana (2008) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Kelayakan

Finansial Usaha Pembesaran Ikan Mas dan Nila pada Keramba Jaring Apung

(KJA) Sistem Jaring Kolor di Waduk Cikoncang, Kecamatan Wanasalam,

Page 58: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

37

Kabupaten Lebak, Banten”. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk membuat

desain kelayakan usaha melalui analisis aspek pasar, teknis, manajemen,

hukum, dan lingkungan. Selanjutnya dilakukan analisis kelayakan finansial

dengan menggunakan beberapa kriteria investasi untuk memperoleh

gambaran kelayakan usaha pembesaran ikan mas dan nila pada KJA sistem

jaring kolor di Waduk Cikoncang.

Berdasarkan hasil analisis kelayakan finansial usaha dengan

menggunakan tingkat suku bunga sebesar 13 persen menunjukkan bahwa

kegiatan usaha peembesaran ikan mas dan nila pada KJA sistem kolor di

Waduk Cikoncang layak untuk diusahakan. Hal tersebut dilihat dari nilai hasil

perhitungan NPV yang bernilai positif yaitu sebesar Rp 15.578.956,00. Hasil

perhitungan nilai BC Rasio menunjukkan angka lebih besar dari satu yaitu

1,206. Nilai IRR yang diperoleh lebih besar dari tingkat suku bunga yang

ditetapkan yaitu sebesar 37,14 persen dari modal yang diinvestasikan. Jangka

waktu yang diperlukan untuk pengembalian biaya investasi usaha selama satu

tahun tujuh bulan.

Atmoko (2006) melakukan peneltian yane berjudul “Analisis Kelayakan

Usahatani Pembesaran Ikan Mas (Cyprinus carpio) Budidaya Keramba Jaring

Apung (Kasus di Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat)”.

Penelitian tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi keragaan dan kelayakan

usahatani pembesaran ikan mas, menganalisis sensitivitas dari usahatani

pembesaran ikan mas, dan melihat saluran, fungsi, dan lembaga pemsaran

Page 59: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

38

yang terkait dalam kegiatan pemasaran produk ikan mas serta

mengidentifikasi marjin pemasaran.

Berdasarkan hasil analisis finansial nilai NPV dengan discounr rate

11,25 persen, masing-masing pola usahatani menghasilkan NPV yang positif,

usahatani secara monokultur dalam 1 unit KJA, usahatani secara sistem kolor

untuk 1 unit KJA dan untuk 3 unit KJA masing-masing yaitu sebesar Rp

86.011.049,67 dan Rp 120.972.566,30, dan Rp 405.004.473,96. Sedangkan

indeks nilai Gross B/C yang dihasilkan oleh masing-masing usahatani 1,195 ,

1,261, dan 1,29. Nilai IRR yang dihasilkan masing-masing usahatani lebih

besar dari tingkat suku bunga yang berlaku yaitu masing-masing usahatani

sebesar 162 persen, 195 persen, dan 211 persen. Sedangkan lama

pengembalian modal masing-maisng usahatani yaitu sebesar 1 tahun 9,84

bulan, dan 9 bulan. Berdasarkan criteria kelayakan finansial dihasilkan nilai

criteria investasi yang masih layak untuk diusahakan baik bagi usahatani pola

monokultur, sistem kolor 1 unit KJA, dan 3 unit KJA.

F. Kerangka Berfikir

Keramba Jaring Apung Ganda (KJA-G) merupakan system budidaya

ikan dalam wadah berupa jaring yang mengapung dengan bantuan pelampung

dan ditempatkan diperairan, seperti danau dan waduk. System budidaya KJA-

G ini terdiri dari beberapa komponen, seperti kerangka, kantong jarring

pelampung, jangkar, jalan inspeksi, rumah jaga,gudang,sampan atau perahu

dan alat perikanan.

Page 60: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

39

Usaha ini perlu informasi dan penanganan yang tepat agar berkembang

dan mampu bersaing dengan mengkaji pada aspek studi kelayakan usaha.

Dalam penelitian ini akan menganalisis usaha keramba jarring apung

ganda KJA-G dalam pengembangan usaha yang dapat memberikan

informasi-informasi dengan menganalisis pada aspek-aspek studi kelayakan

usahanya. Hasil analisis tersebut menunjukkan apakah usaha keramba jaring

apung ganda KJA-G layak atau tidak untuk dilaksanakan.

Langkah pertama adalah menganalisis dengan mencari data kualitatif,

yang menilai dari aspek teknik dan produksi, aspek manajemen dan SDM,

aspek hukum, aspek ekonomi dan sosial, aspek dampak lingkungan dan aspek

pemasaran. Langkah kedua adalah menganalisis data kuantitatif dengan

menghitung aspek finansial yang mempunyai beberapa kriteria yaitu NPV,

IRR, B/C Ratio, Payback Periods (PP), Break Event Point (BEP). Dan

mencari perhitungan analisis sensitivitas untuk melihat sampai berapa persen

peningkatan atau penurunan faktor-faktor pemasukan atau biaya tersebut

dapat mengakibatkan perubahan dalam kriteria investasi pada aspek keuangan

yaitu dari layak atau menjadi tidak layak untuk dilaksanakan. Kemudian dari

hasil analisis kualitatif dan analisis kuantitatif dimasukkan kedalam analisis

usaha keramba jaring apung ganda KJA-G yang diterapkan. Langkah terakhir

adalah interpretasi hasil analisis kelayakan, apakah layak atau tidak. Bila

hasilnya menyatakan layak maka diteruskan dengan pelaksanaan. Bila

hasilnya menyatakan tidak layak maka perlu dilakukan evaluasi.

Page 61: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

40

Gambar 2.1

Kerangka Berfikir Operasional

Rekomendasi

Tidak Layak

Usaha

Layak Usaha

Aspek

Manajemen

n

Aspek

Teknis

Aspek

Pemasaran

Aspek

Pasar

Aspek

Ekonomi

Aspek

Sosial

Konsep Analisis Biaya

dan Manfaat Proyek

Aspek dalam Analisis dan

Persiapan Proyek

Keramba Jaring Apung

(KJA) di Waduk Cirata

Kelayakan Finansial

Page 62: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu

Lokasi penelitian dilakukan di Waduk Cirata yang terletak di kampung

Cibogo, Desa Nyenang, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung

Barat, Jawa Barat.

Gambar 3.1 Keramba Jaring Apung(KJA).

Gambar 3.2 Bendungan Waduk Cirata.

Page 63: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

42

Gambar 3.3 Peta Waduk Cirata.

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2009), populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Dengan kata lain populasi adalah

keseluruhan dari objek penelitian. Dalam penelitian ini, yang menjadi

populasi adalah seluruh usaha Keramba Jaring Apung Ganda yang ada

di Indonesia.

2. Sampel

Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki populasi. Tujuan mengapa dalam penelitian ini dilakukan

sampling karena jumlah atau populasi yang sangat besar sehingga

keterbatasan peneliti untuk dapat meneliti populasi. Teknik sampling

yang diambil adalah teknik purposive sampling. Yaitu teknik

pengambilan sampel dengan pertimbangan atau karakteristik tertentu

Page 64: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

43

yang ditentukan oleh peneliti. Penelitian dilaksanakan pada keramba-

keramba jaring apung ganda yang ada diwaduk Cirata. Lokasi

penelitian dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan

karena daerah ini merupakan salah satu daerah yang memiliki usaha

Keramba Jaring Apung Ganda (KJA-G) sebagai target penelitian.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan yakni data primer dan data sekunder. Data

primer adalah data yang pertama kali diambil langsung dari sumbernya atau

belum melalui proses pengumpulan dari lain pihak (Machdhoero A.M,

1993). Data primer akan digunakan untuk mengetahui arus penerimaan dan

pengeluaran (cashflow) yang dimliki oleh pemilik usaha keramba jaring

apung ganda (KJA-G) di Waduk Cirata. Data primer dikumpulkan dengan

cara wawancara kepada responden yakni para pemilik usaha keramba jaring

apung di Waduk Cirata.

Data sekunder merupakan data yang diperoleh tidak dari sumbernya

langsung melainkan sudah dikumpulkan oleh pihak lain dan sudah diolah

(Machdhoero A.M, 1993). Sumber data sekunder dalam penelitian ini

berupa data dari Badan Pengelola Waduk Cirata, internet dan hasil

penelitian sebelumnya, dan juga data sekunder yang dikumpulkan dalam

penelitian bersumber dari laporan keuangan sederhana pengusaha keramba

jaring apung yang terdiri dari laporan pembelian bibit ikan mas maupun

ikan nila, pembelian pakan ikan dan penjualan atau panen ikan. Kedua jenis

Page 65: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

44

sumber data yang diperoleh dan dikumpulkan merupakan data yang

kualitatif dan kuantitatif yang selanjutnya ditampilkan dalam bentuk uraian

dan tabel.

D. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Jenis data primer diperoleh adalah harga jual, harga input,

komponen biaya investasi, biaya operasional, dan biaya tetap. Data ini

diperoleh melalui pengamatan langsung di lapangan serta wawancara

dengan pihak yang terkait, dengan kata lain menggunakan metode

purposive.

Pendekatan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kuantitatif atau penelitian yang tidak terstruktur dengan

pendekatan purposive sampling.

Sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumen pengusaha, instansi

pemerintah, dan beberapa pustaka yang terkait dalam penelitian ini.

Metode pengumpulan data yang dilakukan yaitu :

1. Observasi

2. Wawancara

3. Studi pendahuluan

4. Media internet

E. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan metode Analisis

Biaya dan Manfaat (Cost and Benefit Analysis) dengan menggunakan

Page 66: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

45

komputer melalui program Microsoft Excel. Metode Analisis data meliputi

metode kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif dilakukan dengan cara

mengumpulkan dan mengolah data yang diperoleh, sedangkan metode

kualitatif berupa penyajian data dengan menginterpretasikan dan

mendeskripsikan data kuantitatif.

Data yang diperoleh berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data

kualitatif dilakukan untuk mengetahui karakteristik usaha keramba jaring

apung ganda (KJA-G) tersebut yang disajikan pada aspek-aspek non

finansial seperti aspek teknis, aspek manajemen, aspek ekonomi, aspek

pasar, aspek pemasaran, aspek sosial dan aspek dampak lingkungan dalam

bentuk uraian deskriptif, tabel, bagan, atau gambar untuk mempermudah

pemahaman. Sedangkan data kuantitatif disajikan untuk mengetahui keadaan

perusahaan secara finansial seperti Payback Period (PP), Net Present Value

(NPV), Internal Rate Return (IRR), Net B/C Ratio, Profitability Index, serta

Analisis Sensitivitas.

Untuk mengetahui apakah pelaksanaan proyek pada keramaba jaring

apung ganda (KJA-G) tersebut menguntungkan atau tidak, maka perlu

dilakukan evaluasi proyek dengan cara menghitung manfaat dan biaya yang

diperlukan sepanjang umur proyek. Setelah dilakukan identifikasi terhadap

semua manfaat dan biaya, maka baru dapat dilakukan perhitungan untuk

mendapatkan nilai dari kriteria investasi. Adapun metode yang digunakan

dalam analisis kelayakan finansial pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Page 67: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

46

1. Net Present Value (NPV)

Menurut Sofyan (2002: 180), NPV adalah nilai neto sekarang dari

dana yang diinvestasikan selama umur proyek. NPV mencerminkan

besarnya tingkat pengembalian dari usulan usaha atau proyek, oleh

karena itu usulan proyek yang layak diterima haruslah memiliki nilai

NPV > 0, jika tidak maka proyek itu akan merugi. Rumus yang

digunakan dalam NPV adalah sebagai berikut:

n

1tt

t Ior1

CFNPV

Dimana:

NPV = Net Present Value atau Nilai Sekarang

Σ = Simbol untuk penjumlahan

t = Periode waktu atau tahun ke-t

n = Umur usaha

CFt = Aliran kas pada tahun t

r = Tingkat suku bunga atau biaya modal

Io = Modal investasi awal

Kriteria untuk menerima atau menerima rencana investasi dengan

metode NPV adalah sebagai berikut:

a. Jika NPV > 0, maka rencana investasi diterima.

b. Jika NPV < 0, maka rencana investasi ditolak.

c. Jika NPV = 0, maka rencana investasi dapat diterima atau nilai

perusahaan akan tetap jika rencana investasi diterima atau ditolak.

Page 68: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

47

2. Internal Rate of Return (IRR)

IRR dapat menggambarkan besarnya suku bunga tingkat

pengembalian atas modal yang diinvestasikan. Dalam kriteria investasi

IRR harus lebih besar dari opportunity cost of capital agar rencana atau

usulan investasi dapat layak dilaksanakan (Sofyan, 2002:178). Rumus

yang digunakan untuk IRR adalah sebagai berikut:

NPV NPV'

NPVi'iiIRR

Dimana:

IRR = Internal rate of return atau tingkat pengembalian internal

i = Bunga diskonto yang menghasilkan NPV positif

i’ = Bunga diskonto yang menghasilkan NPV negative

NPV = Nilai sekarang yang positif

NPV’ = Nilai sekarang yang negative

3. Net B/C Ratio

Merupakan perbandingan antara NPV total dari benefit bersih

terhadap total dari biaya bersih. B/C menunjukan manfaat bersih yang

diperoleh setiap penambahan satu rupiah pengeluaran bersih.

Perhitungan dengan menggunakan rumus (Gray dkk, 1997:86):

n

1tt

n

1t

i1

Ct

i1

Bt

B/CNet t

Dimana:

Net B/C = Rasio manfaat bersih terhadap biaya bersih

Σ = Simbol untuk penjumlahan

Bt = Manfaat pada tahun t

Ct = Biaya pada tahun t

i = tingkat bunga

Page 69: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

48

Kriteria penilaian kelayakan recana investasi dengan metode Net

B/C Ratio adalah sebagai berikut:

a. Jika Net B/C > 0, maka rencana investasi layak untuk dilaksanakan

b. Jika Net B/C = 0, maka rencana investasi akan mengalami impas,

diterima atau ditolaknya rencana investasi akan menjadi kebebasan

pengambil keputusan.

c. Jika Net B/C < 0, maka rencana investasi tidak layak untuk

dilaksanakan

4. Payback Period (PP)

Menurut Husein Umar (2007:197), Payback Period adalah

suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran

investasi awal dengan menggunakan aliran kas, dengan kata

lain Payback Period merupakan rasio antara investasi awal dengan cash

aliran kas masuknya yang hasilnya merupakan satuan waktu.

Selanjutnya nilai rasio ini dibandingkan dengan maksimum Payback

Period yang dapat diterima. Rumus yang digunakan dalam menghitung

Payback Period adalah sebagai berikut :

Payback Period = Investasi = xxx

Proceeds tahun 1 = xxx -

Sisa = xxx

Proceeds tahun 2 = xxx -

Sisa = xxx

Proceeds tahun 2 = xxx -

Sisa = xxx

Dst.

Page 70: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

49

5. Profitability Index (PI)

Menurut Siswanto Sutojo (2002:122), Profitability Index

merupakan cara lain untuk mengukur profitibilitas rencana

investasi proyek. Dalam metode ini, profitibilitas dicari dengan jalan

memperbandingkan jumlah seluruh present value net cash flows

dan salvage value dengan nilai investasi proyek.

Profitability Index merupakan perbandingan antara nilai cash

flow investasi dengan biaya investasi yang dikeluarkan. Suatu investasi

dikatakan layak jika nilai Profitability Index lebih dari satu, sebaliknya

jika kurang maka investasi ditolak. Rumus yang digunakan dalam

metode Profitability Index adalah sebagai berikut:

Profitability Index =

6. Analisa Sensitivitas

Untuk mengkaji sejauh mana perubahan unsur-unsur dalam aspek

finansial kegiatan usaha yang akan dijalankan atau diusahakan. Analisis

sensitivitas akan melihat apa yang akan terjadi dengan hasil kegiatan

usaha jika terjadi perubahan-perubahan dalam dasar-dasar perhitungan

biaya dan pendapatan.

Dalam penelitian, analisis sensitivitas dilakukan pada arus

penerimaan (manfaat) dan pengeluaran (biaya) pada analisis kelayakan

usaha, yaitu perubahan biaya operasional dan perubahan penerimaan.

Page 71: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

50

Perubahan yang diamati adalah bagaimana nilai NPV, IRR, Net

B/C, PI dan PP jika terjadi perubahan pada variabel alat analisis.

Variabel-variabel yang digunakan sebagai alat analisis sensitivitas pada

penelitian diantaranya adalah:

a). Peningkatan biaya operasional sebesar 10%

b). Penurunan penerimaan usaha Keramba Jaring Apung Ganda (KJA-

G) sebesar 5%, 8%, dan 9%.

Peningkatan variabel analisis sensitivitas untuk kenaikkan biaya

operasional sebesar 10% didasarkan pada hasil perhitungan rata-rata

inflasi nasional periode 2011-2016 (lampiran 1). Sedangkan penurunan

penerimaan sebesar 5%, 8%, dan 9% didasarkan kemungkinan

banyaknya factor yang mempengaruhi tingkat produktivitas panen ikan

mas dan ikan nila.

Tingkat suku bunga yang digunakan dalam analisis sensitivitas ini

adalaha sebesar 6% yang merupakan rata-rata tingkat suku bunga Bank

Indonesia periode 2010-2015 (lampiran 2).

F. Definisi Operasional

1. Ikan mas dan nila adalah jenis ikan untuk konsumsi dan hidup di air

tawar. Ikan ini cenderung sangat mudah dikembangbiakan serta sangat

mudah dipasarkan karena merupakan salah satu jenis ikan yang paling

sering dikonsumsi sehari-hari oleh masyarakat.

Page 72: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

51

2. Usaha kecil adalah usaha perseorangan yang berdiri sendiri, dimiliki

warga negara Indonesia (WNI) yang memiliki tenaga kerja antara 5

sampai 19 orang, mempunyai kekayaan bersih tidak lebih besar dari

200 juta rupiah dan menghasilkan tidak lebih dari satu milyar rupiah.

3. Cash Flow adalah aliran kas pada suatu usaha yang terdiri dari inflow

(penerimaan usaha) dan outflow (pengeluaran usaha).

4. Inflow yang berada dalam cash flow adalah suatu aliran kas masuk atau

penerimaan bagi suatu usaha.

5. Outflow adalah aliran kas yang dikeluarkan oleh suatu usaha, yang

terdiri dari biaya investasi, biaya tetap, dan biaya operasional.

6. Biaya Investasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk memulai suatu

usaha.

7. Biaya Tetap adalah biaya yang konstan secara total sekalipun terjadi

perubahan aktivitas dalam suatu kisaran relevan tertentu.

8. Total biaya adalah jumlah biaya yang dikeluarkan selama proses

produksi.

9. Produk adalah segala jenis ikan yang dapat ditawarkan ke dalam pasar

untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi sehingga dapat

memuaskan keinginan atau kebutuhan.

G. Penentuan Jumlah Responden

Penentuan jumlah responden untuk mengetahui arus penerimaan dan

pengeluaran (cashflow) dari pemilik usaha keramba jaring apung ganda

Page 73: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

52

(KJA-G) di Waduk Cirata adalah dengan menggunakan metode purposive

sampling, dengan pertimbangan kriteria responden terpilih adalah pemilik

usaha keramba jaring apung yang mengurus langsung usahanya sehingga

benar-benar mengetahui komponen penerimaan dan pengeluaran atas

usahanya.

Menurut Soeratno (1999), metode purposive sampling dapat dilakukan

dengan mengambil orang-orang yang terpilih betul oleh peneliti menurut

ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh responden itu.

Tabel 3.1

Penelitian Terdahulu

No Nama dan Judul

Penelitian Sampel

Alat

Statistik Hasil

1 Hendayana

(2002)” Analisis

Usaha Perikanan

Budidaya

Perairan Waduk

Dengan Jaring

Apung (Studi

Kasus Waduk

Cirata, Kabupaten

Cianjur Jawa

Barat)”.

Petani jaring

apung di

Waduk Cirata

Kabupaten

Cianjur Jawa

Barat.

NPV,BC

Ratio,IRR

Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa dengan melihat pengaruh krisis

terhadap kegiatan produksi kolam jaring

apung, secara finansial tidak

menunjukkan gejala usaha yang

merugikan. Pada kondisi krisis, nilai

NPV dengan diskon faktor 20 persen

adalah Rp 5.040.370,00, BC rasio

sebesar 1,770408 serta IRR sebesar 88

persen. Dengan demikian selama

kondisi krisis, keragaan usaha secara

finansial tidak terpengaruh oleh

perubahan harga yang terjadi, meskipun

secara fisik terjadi perubahan dalam

komposisi jumlah input dan hasil

produksi.

2 Haris Perdana

(2008) “Analisis

Kelayakan

Finansial Usaha

Petani KJA

dengan

sistem jaring

kolor di

NPV,BC

Ratio, dan

IRR

Berdasarkan hasil analisis

kelayakan finansial usaha dengan

menggunakan tingkat suku bunga

sebesar 13 persen menunjukkan bahwa

Page 74: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

53

Pembesaran Ikan

Mas dan Nila

pada Keramba

Jaring Apung

(KJA) Sistem

Jaring Kolor di

Waduk

Cikoncang,

Kecamatan

Wanasalam,

Kabupaten Lebak,

Banten”.

Waduk

Cikoncang

kegiatan usaha peembesaran ikan mas

dan nila pada KJA sistem kolor di

Waduk Cikoncang layak untuk

diusahakan. Hal tersebut dilihat dari

nilai hasil perhitungan NPV yang

bernilai positif , BC Rasio menunjukkan

angka lebih besar dari satu, IRR yang

diperoleh lebih besar dari tingkat suku

bunga yang ditetapkan, dan jangka

waktu yang diperlukan untuk

pengembalian biaya investasi usaha

selama satu tahun tujuh bulan.

3 Atmoko (2006)

“Analisis

Kelayakan

Usahatani

Pembesaran Ikan

Mas (Cyprinus

carpio) Budidaya

Keramba Jaring

Apung (Kasus di

Kecamatan

Mande,

Kabupaten

Cianjur, Jawa

Barat)”.

Petani

pembesaran

ikan mas

dengan

budidaya

KJA di

Kecamatan

Mande

NPV, Gross

B/C, dan

IRR

Berdasarkan hasil analisis

finansial nilai NPV dengan discounr

rate 11,25 persen, masing-masing pola

usahatani menghasilkan NPV yang

positif. Sedangkan indeks nilai Gross

B/C yang dihasilkan oleh masing-

masing usahatani 1,195 , 1,261 , dan

1,29. Nilai IRR yang dihasilkan masing-

masing usahatani lebih besar dari

tingkat suku bunga yang berlaku.

Sedangkan lama pengembalian modal

masing-maisng usahatani yaitu sebesar 1

tahun 9,84 bulan, dan 9 bulan.

Berdasarkan criteria kelayakan finansial

dihasilkan nilai criteria investasi yang

masih layak untuk diusahakan baik bagi

usahatani pola monokultur, sistem kolor

1 unit KJA, dan 3 unit KJA.

4 Mulyadi MY,et

all (2015).

“Analisis

Finansial

Budidaya Ikan

Dalam Karamba

Jaring Apung di

Sungai Melawi

Kec. Pinoh

Petani

budidaya

ikan dalam

KJA di

Sungai

Melawi Kec.

Pinoh Utara.

NPV, Net

Benefit Cost

Ratio (B/C

Ratio), IRR,

Payback

Period (PP),

dan Analisis

Sensitivitas.

Berdasarkan hasil analisis usaha

budidaya ikan nila dan ikan mas dalam

KJA di Sungai Melawi secara finansial

layak untuk dilaksanakan dengan nilai

NPV Rp. 227.246.760,84, Net Benefit

Cost Ratio (B/C Ratio) 4,34, IRR

(Internal Rate of Return) 190,97%,

Payback Periods (PP) diperoleh selama

0,53 tahun (6 bulan 10 hari), serta

Page 75: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

54

Utara”. Analisis Sensitivitas usaha ini apabila

terjadi kenaikan biaya harus tidak boleh

melebihi 304,19%. Usaha ini akan

menjadi tidak layak jika penurunan

benefit mencapai 44,11%.

5 Bank Indonesia

(2008).

“Budidaya

Pembesaran Ikan

Mas di Jaring

Terapung”.

Petani

budidaya

pembesaran

ikan mas di

jaring

terapung.

NPV, IRR,

dan Payback

Period (PP)

Dari hasil analisis kelayakan usaha

dapat disimpulkan bahwa usaha ini

layak dijalankan, hal ini dapat dilihat

dari nilai NPV dari usaha ini adalah

positif, dan bernilai sebesari Rp.

72,204,984. Nilai IRR dari usaha ini

adalah sebesar 93% dengan tingkat suku

bunga bank yang diasumsikan sebesar

16%, Payback period usaha ini adalah

selama 1.55 tahun,

6 K.Varalakshmi

(2015),

Feasibility

Analysis of Meat

processing plant -

Case of medium

scale plant for

Restructured

chicken products

Pabrik

pengolahan

produk

daging ayam

skala

menengah di

India

NPV, IRR,

B/C Ratio,

dan Analisa

Sensitivitas

Studi analisis kelayakan pada pabrik

pengolahan produk daging ayam

menunjukkan bahwa pabrik pengolahan

(skala menengah) secara ekonomis

layak dengan NPV dari Rs. 44.74 lakhs

dan IRR 31% dan B-C ratio 1,78.

Proyek akan membayar kembali

investasi dalam waktu kurang dari 3

tahun (2.72). Kesimpulan dari analisis

sensitivitas bahwa dalam kasus ini harga

jual tidak bisa dikurangi lebih dari 5%

atas dasar skenario NPV menjadi negatif

jika pengurangan lebih dari 5% dari

harga jual. Demikian pula biaya variabel

tidak boleh meningkat melebihi 10%

karena akan menghasilkan NPV yang

negatif (Rs.-13,2 lakh).

7 Tereza

Svatoňová, et all

(2015), Financial

Profitability

and Sensitivity

Analysis of PALM

Oil Plantation In

Indonesia

Perusahaan

perkebunan

minyak

kelapa sawit

di Sumatra

Utara,

Indonesia.

(PT

NPV, ROI,

IRR, PP, dan

Analisa

Sensitivitas.

Dengan menghitung nilai NPV dalam

jangka waktu analisis selama 25 tahun

pada produksi perkebunan Indonesia.

Hasilnya adalah NPV bernilai positif

sebesar USD 10,670 yang menandakan

bahwa investasi ini baik dan

menguntungkan. Nilai ROI sebesar

73.50%/ hektar lahan perkebunan. IRR

Page 76: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

55

Perkebunan

Nusantara

IV)

sebesar 14.83% diperkirakan akan

menghasilkan pengembalian yang tinggi

dan PP adalah selama 6.75 tahun.

Sensitivitas terhadap perubahan tingkat

diskonto menunjukan peluang investasi

yang positif hingga 26%.

8 Soe Thi (2015),

Assessment of

Economic

Feasibility on

Promising Wind

Energy Sites in

Myanmar

Proyek

pembangunan

PLTA di

Rakan,

Pathein,

Yangon dan

Ye

NPV, IRR,

Simple

Payback

Period, dan

Analisa

Sensitivitas

NPV yang dihasilkan dari proyek ini

adalah sebesar $251.753, $247.688,

$248.252 dan $251.699. Nilai minimum

IRR yang diperlukan adalah 19% untuk

setiap situs PLTA. Dan Simple Payback

Perioad adalah 10 tahun untuk setiap

PLTA. Dari hasil analisis sensitivitas,

tingkat parameter kunci seperti rasio

hutang,tingkat diskonto, tingkat bunga

kredit adalah optimal untuk listrik

pedesaan. Harga energi yang tidak

terlalu tinggi dan NPV yang positif,

yang berarti proyek ini layak untuk

diajukan di setiap situs.

Page 77: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

56

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Waduk Cirata dan Keramba Jaring Apung

a. Waduk Cirata

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Cirata merupakan

salah satu pembangkit listrik di Jawa Barat yang memanfaatkan air

untuk menghasilkan energi listrik. Beberapa bangunan utama yang

dimilki PLTA Cirata yaitu bendungan, bangunan pengambil air,

pusat pengendali, saluran tekan, tangki pendata air, pipa pesat, dan

gedung pusat pembangkit. PLTA Cirata memilki 8 unit

pembangkit, dengan kapasitas daya terpasang sebesar 1.008 MWh

dan produksi energi rata-rata 1.426 GWh per tahun.

Waduk Cirata merupakan sumber yang penting bagi PLTA

Cirata sebagai salah satu bangunan utama untuk menghasilkan

energi listrik. Secara fisik Waduk Cirata selesai dibangun pada

tahun 1987, dengan luas genangan perairan sekitar 6.334 ha.

Tujuan utama pembangunan waduk ini diperuntukkan sebagai

pembangkit listrik tenaga air. Saat ini selain berfungsi sebagai

pembangkit energi listrik, Waduk Cirata memiliki fungsi tambahan

diantaranya untuk usaha budidaya perikanan jaring apung,

pariwisata air, pertanian, dan cadangan air.

Page 78: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

57

Lokasi geografis Waduk Cirata berada di tiga daerah

kabupaten yaitu Kabupaten Bandung, Cianjur, dan Purwakarta.

Waduk Cirata berada pada ketinggian 250 m di atas permukaan

laut dan memiliki kedalaman perairan maksimum 106 m dengan

kedalaman rata-rata 24 m. Waduk Cirata memiliki ketinggian 125

m dengan elevansi puncak lebih dari 225 m dan panjang puncak

453,5 m. Waduk Cirata memiliki volume atau isi tubuh bendungan

sebesar 3,9 juta m3. Waduk cirata merupakan waduk terdalam

dibandingkan dua waduk lainnya yang ada di Jawa Barat yaitu

Waduk Jatiluhur dan Saguling. Sungai utama yang dibendung oleh

Waduk Cirata yaitu Sungai Citarum, selain itu Waduk Cirata

memiliki 8 sungai yang bermuara pada badan waduk.

b. Keramba Jaring Apung

Dalam Mahyudin (2008), keramba jaring apung (KJA)

merupakan sistem budidaya ikan dalam wadah berupa jaring yang

mengapung dengan bantuan pelampung dan ditempatkan di

perairan, seperti danau dan waduk. Sistem budidaya di KJA ini

terdiri dari beberapa komponen, seperti kerangka, kantong jaring

pelampung, jangkar, jalan inspeksi, rumah jaga, gudang,

sampan/perahu dan alat perikanan. Menurut Supriyadi (2004), pola

budidaya yang dilaksanakan di KJA biasanya pola budidaya yang

intensif, dengan kepadatan ikan yang sangat tinggi tanpa

mempertimbangkan daya dukung lingkungan. Budidaya ikan dalam

Page 79: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

58

KJA merupakan sistem budidaya secara intensif dengan padat tebar

tinggi dengan keharusan pemberian pakan sebagai input energi

untuk pertumbuhan ikan (Azwar et all, 2004).

Adanya sistem budidaya ikan dengan KJA di waduk, tentunya

memberikan dampak yang positif dan negatif. Dampak yang positif

salah satunya yaitu meningkatkan taraf hidup baik bagi penduduk

setempat maupun di luar lingkungan waduk, juga berperan dalam

mengurangi tingkat pengangguran. Selain itu dengan adanya

kegiatan KJA dapat meningkatkan pendapatan daerah, hal ini dapat

dilihat dari banyaknya sumberdaya manusia yang terlibat dalam

sistem budidaya ikan KJA, mulai dari pemilik, pekerja, pembuat

perahu, pedagang pakan, pabrik pakan yang memperkerjakan

banyak karyawan, dan lain-lain. Selain dampak yang positif, KJA

juga mempunyai dampak negatif yang dapat dilihat secara langsung

yaitu penurunan kualitas air yang secara fisik terjadi perubahan

warna air dari bening menjadi hijau (Misbah, 2004).

c. Karakteristik Petani

Karakteristik yang dimiliki petani sangat berperan penting

dalam keberlangsungan usaha keramba jaring apung. Petani yang

berpengalaman akan lebih pandai dalam mengambil keputusan

yang terbaik untuk menjalankan usahanya sedangkan petani yang

belum berpengalaman akan sebaliknya.

Page 80: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

59

Pada table-tabel dibawah menunjukkan sebaran responden

petani jaring apung ganda KJA-G Waduk Cirata (Kabupaten

Bandung Barat) berdasarkan kelompok usia, pendidikan,

pengalaman usaha, KJA-G yang dimiliki, dan penghasilan

perbulan.

Tabel 4.1

Karakteristik Petani Keramba Jaring Apung Ganda (KJA-G)

Sumber : Data diolah

15 - 25 tahun 9 9

26 - 35 tahun 32 32

36 - 45 tahun 21 21

46 - 55 tahun 8 8

> 66 tahun 0 0

Jumlah 100 100

SD 38 38

SMP 33 33

SMA 25 25

Sarjana 4 4

Jumlah 100 100

4 - 5 tahun 30 30

6 -7 tahun 14 14

8 - 9 tahun 9 9

10 - 11 tahun 16 16

12 - 13 tahun 6 6

> 14 tahun 25 25

Jumlah 100 100

2 - 4 unit 36 36

5 - 7 unit 25 25

8 - 10 unit 23 23

11 - 13 unit 6 6

14 - 16 unit 0 0

> 16 unit 9 9

Jumlah 100 100

Pengalaman Usaha

KJA-G yang dimiliki (unit)

Jumlah

Responden (N)Kategori Persentase (%)Karakteristik Petani

Usia

Pendidikan

Page 81: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

60

Pada tabel 4.1 diatas dapat dilihat karakteristik petani jaring

apung yang meliputi Usia, Pendidikan, Pengalaman Usaha, dan

jumlah KJA-G yang dimiliki petani. Tabel 4.1 menunjukan bahwa

usia responden berada pada kisaran 15 tahun sampai 65 tahun.

Kelompok usia 26 – 35 tahun merupakan jumlah terbanyak yaitu

32%. Kelompok usia terbanyak kedua yaitu kelompok 46 – 55

tahun dengan jumlah 30%, selanjutnya kelompok usia 36 – 45

tahun sebesar 21%, kelompok usia 15 – 25 tahun 9% dan kelompok

usia 56 – 65 sebanyak 8%, sedangkan kelompok usia yang lebih

dari 66 tahun adalah nol. Dengan demikian berdasarkan usia petani

jaring apung ganda KJA-G di Waduk Cirata Kabupaten Bandung

Barat berada pada golongan usia yang produktif.

Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap cara dan pola

berpikir petani. Pendidikan formal responden bervariasi mulai dari

Sekolah Dasar (SD) hingga Perguruan Tinggi. Responden yang

tingkat pendidikannya hanya sampai SD merupakan jumlah

terbanyak yaitu 38%, responden dengan tingkat pendidikan SMP

sebanyak 33%, sedangkan responden yang tingkat pendidikannya

setara SMA sebanyak 25%, dan responden dengan tingkat

pendidikan Sarjana sebanyak 4%. Dengan demikian tingkat

pendidikan responden yang mendominasi yaitu pendidikan SD dan

SMP. Dapat disimpulkan bahwa kesadaran akan pentingnya

pendidikan masih rendah, dikarenakan masyarakat lebih tertarik

Page 82: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

61

berwirausaha yang ditanamkan pada anak-anaknya. Para responden

mendapat ilmu dari pengalaman bukan dari bangku sekolah.

Pengalaman usaha yang dimiliki petani jaring apung berkisar 4

sampai 17 tahun. Petani dengan pengalaman usaha 4 sampai 5

tahun merupakan yang terbanyak yaitu sebesar 30%, pengalaman

usaha 6 sampai 7 tahun yaitu sebesar 14%, pengalaman 8 sampai 9

tahun sebesar 9%,pengalaman usaha 10 sampai 11 tahun dan 12

sampai 13 yaitu sebesar 16% dan 6%, dan pengalaman usaha yang

lebih dari 14 tahun yaitu sebesar 25% merupakan terbanyak kedua.

Pengalaman usaha bagi petani jarring apung merupakan hal yang

penting, petani yang berpengalaman akan tahu kapan akan terjadi

arus balik (Up Whelling ) yang dapat menyebabkan kematian masal

ikan yang ada dikeramba dan akan merugikan para petani yang

kehilangan hasil panennya.

Keramba yang dimiliki oleh petani jaring apung yaitu yang

paling banyak adalah 2 sampai 4 unit yaitu sebesar 36%, sedangkan

yang memiliki 5 sampai 7 unit dan 8 sampai 10 unit merupakan

terbesar kedua dan ketiga yaitu 25% dan 23%, selanjutnya yang

memiliki 11 sampai 13 unit hanya sebesar 6%, dan yang memiliki

lebih dari 16 unit sebesar 9%.

Page 83: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

62

B. Tinjauan Usaha Keramba Jaring Apung

Dalam meninjau usaha keramba jaring apung sebagai salah satu usaha

dalam bidang agribisnis, aspek-aspek yang berkaitan dengan usaha keramba

jaring apung perlu untuk dilakukan pembahasan. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui efektifitas suatu usaha dengan mempertimbangkan aspek-aspek

yang secara bersamaan menentukan bagaimana keuntungan yang diperoleh

dari usaha ini. Aspek-aspek yang dilakukan pembahasan diantaranya yaitu

aspek teknis, manajemen, sosial, pasar, finansial, dan ekonomi.

1. Aspek Teknis

Analisis secara teknis meliputi analisis tentang input dan output

berupa barang dan jasa yang diperlukan dan dihasilkan dalam suatu

usaha. Usaha keramba jaring apung memerlukan ketersediaan input

berupa alat-alat konstruksi untuk membuat rangka jaring apung, benih

ikan yang akan dibudidayakan, pakan ikan, tenaga kerja dan panen

ikan.

a. Konstruksi Rangka Jaring Apung

Konstruksi rangka jaring apung merupakan bagian yang

penting sebagai sarana produksi dalam usaha keramba jaring

apung. Adapun standar yang harus dipenuhi pemilik usaha dalam

membuat konstruksi rangka jaring apung yakni konstruksi terdiri

dari pelampung atau drum plastik, bahan jaring yang digunakan

biasanya terbuat dari net nylon yang kuat dan tahan lama, jaring

yang digunakan terdiri dari jaring lapis atas (kolam jaring atas

Page 84: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

63

untuk ikan mas) berukuran 7x7x2,5 m dengan lebar mata jaring

1,25-1,50 cm dan jaring lapis bawah (kolam jaring bawah atau

jaring kolor untuk ikan nila) berukuran 16x16x3 m dengan lebar

mata jaring 3,0-3,5 cm. Kerangka jaring apung terbuat dari besi

siku L, ukuran petak 7 x 7 m, landasan atau tempat pijakan kaki

menggunakan bambu dan kaso yang dapat tahan dari cuaca hingga

dua tahun.

Setiap unit jaring apung mempunyai saung supa untuk

menyimpan pakan dan sebagai tempat untuk memberi pakan ikan.

Sehingga pekerja yang memberi pakan ikan tidak berada dibawah

terik matahari dan pakan ikan juga terjaga dari cuaca.

Berdasarkan bahan-bahan dan komponen yang dibutuhkan

untuk membuat konstruksi rangka jaring apung tersebut, dapat

dilihat bahwa bahan dan komponen yang dibutuhkan merupakan

barang yang mudah didapatkan sehingga dapat mempermudah

petani untuk memulai usaha ini. Selain itu jasa pembuatan

konstruksi rangka jaring apung telah tersedia. Jasa tersebut turut

mempekerjakan para penduduk setempat. Namun dibutuhkan

modal yang tidak sedikit untuk membuat konstruksi ini. Pembuatan

satu unit rangka jaring apung membutuhkan modal senilai Rp.

34,321,000 per unit. Umur ekonomis konstruksi rangka jaring

apung mencapai 5 tahun.

Page 85: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

64

Gambar 4.1 Kerangka Jaring Apung Ganda

b. Benih Ikan

Bagian yang sangat penting dalam sarana produksi usaha

keramba jaring apung ini yaitu benih ikan. Dalam pemanfaatan

perairan Waduk Cirata terutama untuk usaha keramba jaring

apung, terdapat beberapa spesies ikan yang dibudidayakan yang

sebagian besar berupa ikan mas (Cyprinus carpio) dan nila

(Oreochromis nilaticus) dengan sistem keramba jaring apung ganda

(KJA-G).

Benih yang digunakan pada saat pertama kali dimasukkan ke

dalam kolam adalah benih yang berukuran 80 ekor per kg yang

seringkali disebut sebagai benih sangkal. Benih tersebut berasal

dari berbagai daerah diantaranya Bandung dan Subang. Benih yang

Page 86: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

65

No Komponen Satuan Jumlah unit Harga (Rp/unit)

1 Pakan ikan Kg 8,000 8,750

2 Benih ikan

a. ikan mas Kg 400 33,000

b. ikan nila Kg 300 24,500

berasal dari daerah Bandung berbeda dengan benih yang berasal

dari Subang dalam ukuran benih yang dipasarkan. Benih dari

Subang berjumlah 80 ekor per kg, sedangkan benih dari Bandung

berjumlah 150 ekor per kilogram atau berukuran batang korek api.

Petani lebih gemar membeli benih yang berasal dari Subang

dikarenakan daya tahan benih yang cenderung lebih kuat terhadap

penyakit dibandingkan dengan benih dari daerah Bandung. Benih

diperoleh petani melalui petani pendeder yang disalurkan bandar

yang datang ke lokasi kolam.

Gambar 4.2 Benih Ikan Mas dan Ikan Nila

Tabel 4.2

Harga dan Jumlah Unit Pakan dan Benih Ikan Mas

Maupun Ikan Nila

Sumber : Data diolah

Page 87: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

66

Harga benih yang diperoleh petani untuk satu kilogram benih

ikan mas sebesar Rp 33.000,00 per kg sedangkan untuk ikan nila

sebesar Rp 24.500,00 per kg. Setiap petak kolam dimasukkan

benih sebanyak 100 kg untuk jenis ikan mas, sehingga dalam satu

musim tanam petani memerlukan 400 kg benih ikan mas untuk

setiap unit keramba. Untuk ikan nila, jumlah benih yang

dimasukkan ke dalam jaring bawah atau kolor adalah 300 kg per

unit keramba. Petani mengaku seringkali mengalami kesulitan

untuk memperoleh benih dikarenakan jumlah pedagang atau

bandar benih yang terbatas dalam memenuhi permintaan terhadap

benih yang kian lama semakin meningkat. Ketersediaan jumlah

pedagang benih terbatas menyebabkan harga benih kian mengalami

peningkatan.

c. Pakan Ikan

Jenis pakan yang digunakan untuk memberi makan ikan yang

dibudidayakan dalam perairan waduk ini adalah jenis pakan

konsentrat buatan. Ukuran pakan yang diberikan kepada ikan

beragam disesuaikan dengan umur ikan. Saat benih dimasukkan ke

kolam atau pada awal musim tanam hingga berumur satu bulan,

pakan yang diberikan adalah pakan dengan ukuran 2mm. Setelah

ikan berumur lebih dari satu bulan pakan yang diberikan diganti

dengan pakan yang berukuran 3 mm.

Page 88: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

67

Ikan diberi makan dengan frekuensi pemberian pakan 3 hingga

4 kali sehari. Ketika benih masih berukuran kecil yaitu berukuran

batang korek api, benih diberikan pakan kecil yang berukuran 2

mm. Setelah ikan mencapai ukuran 80 ekor per kilogram, pakan

yang diberikan yaitu pakan yang berukuran 3 mm. Terdapat dua

jenis merk pakan berukuran 3 mm yang digunakan oleh petani,

yaitu pakan merk Laju, Turbo dan Jatra. Pakan tersebut dapat

diperoleh petani dengan kisaran harga Rp 8.750,00 per kilogram

dapat dilihat di tabel 4.2.

Gambar 4.3 Pakan Ikan Mas

d. Tenaga Kerja

Pemberian pakan yang teratur dan penjagaan kolam dalam

usaha keramba jaring apung menjadi kegiatan yang penting untuk

memperlancar produksi. Oleh karena itu dibutuhkan tenaga kerja

yang bertugas untuk memberi pakan dan menjaga kolam agar

terhindar dari resiko kematian ikan. Tenaga kerja tersebut dapat

Page 89: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

68

berasal dari luar maupun tenaga kerja yang masih ada ikatan

keluarga dari petani pemilik usaha ini.

Dibutuhkan satu orang tenaga kerja untuk mengelola 5 sampai

10 unit kolam dengan upah sebesar Rp 2.500.000,00 per bulan,

dengan masa kerja selama 120 hari dalam satu musim tanam.

Pekerja mengaku tidak mengalami kelelahan untuk menjalankan

pekerjaan ini, karena tugas mereka hanya memberi pakan sesuai

jadwal dan menjaga kolam saat malam hari, selebihnya waktu

dipergunakan untuk istirahat dan bersantai.

Jadwal pemberian pakan dilakukan pada pagi hari pukul 07.00

– 09.00, siang hari pukul 11.00 – 13.00, sore hari pukul 14.00 –

16.00, dan terakhir pada pukul 16.30 sampai selesai. Pemberian

pakan pada siang hari sampai sore hari memiliki rentang waktu

yang cukup singkat dikarenakan pada waktu tersebut adalah masa

produktifnya pemberian pakan ikan, kondisi tersebut dapat dilihat

dari ciri-ciri ikan yang lapar akan berkumpul dipermukaan air. Lain

halnya ketika ikan tidak berkumpul di permukaan atas air maka

pekerja tidak perlu memberikan pakan. Hal tersebut dikarenakan

ketika ikan tidak dalam kondisi lapar, ikan berada di permukaan

bawah kolam, sehingga pemberian pakan justru akan menjadi tidak

bermanfaat karena pakan akan tidak termakan dan mengendap di

perairan.

Page 90: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

69

Kegiatan penjagaan kolam dilakukan ketika malam hari.

Penjagaan kolam dilakukan dengan cara mengawasi kolam, untuk

menghindari hal-hal yang tidak diinginkan karena banyaknya

orang-orang yang tidak bertanggung jawab, seperti mengambil

ikan yang sudah siap panen atau merobek jaring dengan tujuan

ikan-ikan pada keluar atau kabur dari jaring.

e. Panen dan Penanganan Pasca Panen

Panen ikan mas dilakukan sampai usia pemeliharaan selama

tiga bulan dan ikan nila selama enam bulan. Panen ikan dilakukan

pada pagi hari dan ikan akan diangkat atau ditimbang pada malam

hari, dan ikan yang akan dipanen dipuasakan selama satu hari

dengan tujuan agar pada saat pendistribusian ikan tidak banyak

mengeluarkan kotoran yang dapat menyebabkan racun. Panen ikan

dilakukan dengan cara mengangkat jaring sehingga dapat

mempermudah penangkapan ikan, kemudian dilakukan

penimbangan. Ikan mas didistribusikan dengan cara memasukan

ikan kedalam plastik yang diberi air bersih dan oksigen, sedangkan

ikan nila memiliki kondisi fisik lebih kuat dimasukan ke dalam

drum plastik yang diberi air tanpa oksigen. Penimbangan dan

pendistribusian ikan mas dilakukan pada malah hari karena

meminimalkan resiko ikan mati pada saat perjalanan jauh dan

cuaca yang panas jika pada siang hari.

Page 91: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

70

2. Aspek Manajemen

Aspek manajemen pada usaha keramba jaring apung ganda (KJA-

G) di Waduk Cirata ini terdiri dari struktur organisasi, tanggung jawab

dan wewenang pada kegiatan usaha. Struktur organisasi pada usaha ini

terdiri atas petani pemilik keramba jaring apung sebagai ketua dan

tenaga kerja sebagai anggota. Petani pemilik keramba jaring apung

memiliki wewenang sebagai pemilik modal dalam usaha ini dan

bertanggung jawab menyediakan fasilitas yang dibutuhkan untuk

kegiatan budidaya. Tenaga kerja sebagai anggota memiliki tanggung

jawab dalam kegiatan pemeliharaan dan pembesaran ikan dalam

keramba jaring apung untuk setiap musim tanamnya dengan

mendapatkan imbalan berupa upah per bulan.

Kegiatan yang harus dilakukan pekerja adalah memberikan pakan

dan menjaga kolam. Pakan diberikan pada jadwal yang telah ditentukan

yaitu dilakukan pada pagi hari pukul 07.00 – 09.00, siang hari pukul

11.00 – 13.00, sore hari pukul 14.00 – 16.00, dan terakhir pada pukul

16.30 sampai selesai. Kegiatan penjagaan kolam dilakukan ketika

malam hari. Penjagaan kolam dilakukan dengan cara mengawasi kolam,

untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan karena banyaknya

orang-orang yang tidak bertanggung jawab, seperti mengambil ikan

yang sudah siap panen atau merobek jaring dengan tujuan ikan-ikan

pada keluar atau kabur dari jaring.

Page 92: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

71

3. Aspek Ekonomi

Analisis usaha keramba jaring apung ganda (KJA-G) di Waduk

Cirata dari segi aspek ekonomi dilihat berdasarkan peranan usaha

tersebut dalam pembangunan ekonomi masyarakat sekitar Waduk

Cirata. Usaha keramba jaring apung ganda (KJA-G) di Waduk Cirata

mampu memberikan manfaat ekonomi kepada warga sekitar waduk.

Kegiatan produksi usaha keramba jaring apung ganda (KJA-G) di

Waduk Cirata membutuhkan tenaga kerja yang berpengalaman dalam

bidang budidaya perikanan.

Usaha ini mampu membuka lapangan pekerjaan baru bagi warga

sekitar waduk dengan menjadikan mereka sebagai tenaga kerja untuk

melakukan kegiatan produksi seperti pembesaran ikan dan penjagaan

kolam.

Selain sebagai pekerja yang turun langsung dalam pemberian pakan

dan penjagaan kolam, warga sekitar waduk yang memiliki keterampilan

dalam membuat rangka kontruksi jaring apung dan pembuatan perahu

dapat memanfaatkan keterampilannya dengan membuka jasa

pembuatan rangka konstruksi keramba jaring apung dan perahu yang

digunakan untuk memperlancar kegiatan produksi dalam usaha ini.

Kegiatan usaha keramba jaring apung di Waduk Cirata ini memiliki

manfaat ekonomi bagi masyarakat sehingga mampu meningkatkan

pendapatan mereka.

Page 93: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

72

4. Aspek Pasar

Aspek pasar menganalisis permintaan dan penawaran terhadap

usaha keramba jaring apung ganda (KJA-G) di Waduk Cirata. Kegiatan

usaha keramba jaring apung ganda (KJA-G) di Waduk Cirata mampu

berperan dalam memenuhi kebutuhan permintaan ikan di Indonesia

khususnya Jawa Barat.

a. Permintaan

Permintaan ikan di Indonesia tergolong cukup besar, hal

tersebut dapat dilihat dari jumlah konsumsi ikan oleh masyarakat

Jawa Barat yang mencapai 24,09 kg per kapita per tahun. Ikan mas

dan nila merupakan salah satu ikan yang banyak digemari oleh

masyarakat sehingga permintaan akan ikan tersebut tergolong

cukup tinggi. Namun seiring dengan tingginya permintaan akan

ikan mas, masih belum diimbangi dengan produksi ikan mas yang

masih sulit. Oleh sebab itu, dengan adanya usaha keramba jaring

apung ganda (KJA-G) ini sangat membantu pemerintah dalam

memenuhi kebutuhan ikan di masyarakat.

b. Penawaran

Jumlah penawaran ikan hasil produksi usaha keramba jaring

apung ganda (KJA-G) di Waduk Cirata dapat diperoleh

berdasarkan data jumlah produksi ikan dari usaha ini. Hasil

produksi ikan dari usaha keramba jaring apung ini mencapai 5.200

kg per unit untuk setiap musim tanamnya.

Page 94: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

73

5. Aspek Pemasaran

Menurut Philip Kotler pemasaran adalah suatu proses sosial dan

manajerial dengan mana individu dan kelompok memperoleh apa yang

mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan serta

mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain.

Menurut McCarthy dalam (Kotler, 2002: 18), mengklasifikasikan

alat-alat itu menjadi empat kelompok yang luas yang disebut empat P

(4P) dalam pemasaran yaitu produk (product), harga (price), lokasi dan

distribusi (place) dan promosi (promotion).

a. Produk

Produk ikan mas dan ikan nila yang dijual disesuaikan dengan

kebutuhan pasar baik dalam ukuran, bentuk dan kualitas atau mutu.

Ukuran ikan mas yang dijual berkisar antara 125-250 gram per

ekor, sedangkan untuk ikan nila sekitar 320-500 gram per ekor.

Kesinambungan penjualan ikan mas dan nila perlu ditingkatkan

untuk memenuhi permintaaan pasar dengan cara mengatur pola

tanam. Bentuk ikan mas dan nila yang dijual berupa ikan hidup

atau ikan segar sesuai dengan permintaan pasar, sehingga mutu

ikan dapat dipertahankan.

b. Harga

Harga produk merupakan salah satu komponen yang perlu

diperhatikan dalam pemasaran agar dapat bersaing dengan produk

yang sama. Harga ikan mas pada tingkat petani yang berasal dari

Page 95: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

74

daerah penelitian dijual lebih rendah dari harga ikan yang berasal

dari luar daerah, sehingga memiliki daya saing yang cukup tinggi.

c. Lokasi dan Distribusi

Distribusi ikan mas dan ikan nila di Waduk Cirata

menggunakan transportasi darat yaitu mobil dengan cara

menggunakan plasti bag yang dilengkapi dengan pemberian

oksigen dengan tujuan ikan akan tetap dalam keadaan hidup

sampai kepada distributor atau pedagang pengumpul. Saluran

distribusi penjualan ikan mas dan ikan nila di daerah penelitian

dapat dilihat pada Gambar. Pola penjualan ikan mas dan ikan nila

dimulai dari petani kemudian kepada distributor atau pedagang

pengumpul yang akan didistribusikan lagi kepada pedagang

pengecer lalu dari pedagang pengecer kepada konsumen akhir,

ataupun bisa langsung dari distributor atau pedagang pengumpul

kepada konsumen akhir. Konsumen akhir disini seperti restoran,

pemancingan, rumah makan dan rumah tangga.

Gambar 4.4

Saluran Distribusi Penjualan Ikan Mas

dan Ikan Nila di Waduk Cirata

Page 96: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

75

d. Promosi

Pemerintah Daerah telah berupaya membantu promosi produk

perikanan dengan tujuan untuk meningkatkan konsumsi ikan

masyarakat yaitu melalui program Gerakan Makan Ikan

(Gemarikan) dan pameran pembangunan. Beberapa kegiatan

promosi yang dilakukan dengan cara menyebarluaskan poster dan

leaflet berisi tentang manfaat ikan dan cara memilih ikan yang

aman (food safety).

6. Aspek Sosial

Aspek sosial menganalisis implikasi sosial dari usaha keramba

jaring apung. Usaha keramba jaring apung di Waduk Cirata memiliki

dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positif dari usaha ini

adalah membuka lapangan kerja bagi masyarakat yang tinggal di sekitar

Waduk Cirata. Usaha ini membutuhkan tenaga kerja yang ditugaskan

dalam pemberian pakan ikan dan penjagaan kolam. Selain memiliki

dampak positif bagi masyarakat setempat, usaha keramba jaring apung

di Waduk Cirata memiliki dampak negatif terhadap lingkungan perairan

waduk. Sisa pakan yang tidak termakan oleh ikan dan sisa hasil

metabolisme ikan akan mengendap di dasar waduk dan menjadi

sedimen. Hal tersebut akan mempengaruhi umur waduk dan

mengurangi daya tampung waduk.

Page 97: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

76

7. Analisis Aspek Dampak Lingkungan

Pemeliharaan ikan mas dan nila pada KJA di waduk memiliki

dampak positif dan negatif terhadap lingkungan perairan dan

masyarakat sekitar waduk. Dampak positif terhadap masyarakat yaitu

dapat terserapnya tenaga kerja baru dan ekonomi masyarakat dapat

diberdayakan mulai dari tingkat petani pembenih, pembesaran dan

penjual serta pemilik sarana transportasi. Dampak positif terhadap

lingkungan yaitu terpeliharanya kelestarian sumber daya ikan di

perairan waduk karena kegiatan perikanan tidak bergantung pada

penangkapan ikan. Sisa-sisa pakan dari KJA dapat dimanfaatkan

sebagai makanan bagi ikan-ikan yang hidup bebas di luar area KJA.

Dampak negatif dari adanya kegiatan usaha pembesaran ikan mas

dan nila pada KJA-G di Waduk Cirata yaitu terlalu banyaknya KJA

yang mengakibatkan sedimentasi atau pedangkalan pada waduk

dikarenakan oleh sisa-sisa pakan yang tidak termakan dan kotoran ikan

yang kemudian menumpuk didasar danau, serta pembuangan sisa-sisa

material yang sudah rusak secara sembarangan sehingga mengakibatkan

pedangkalan dan mengurangi daya tamping air pada waduk. Selain itu

juga dampak dari sedimentasi akan mengakibatkan kematian masal

pada ikan pada saat musim penghujan tiba, disebabkan racun-racun

yang ada didasar naik kepermukaan.

Page 98: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

77

8. Aspek Finansial

Untuk menganalisis aspek finansial diperlukan analisis komponen

biaya dan komponen manfaat dari usaha keramba jaring apung di

Waduk Cirata.

Komponen biaya dan manfaat ini dipergunakan untuk

memperkirakan nilai Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return

(IRR), Benefit Cost Ratio (BC Rasio), Profitability Index (PI), dan

Payback Period. Analisis finansial usaha keramba jaring apung di

Waduk Cirata ini menggunakan beberapa asumsi, yaitu :

1. Umur ekonomis adalah lima tahun dihitung berdasarkan kegunaan

ekonomis konstruksi jaring apung.

2. Sumber modal investasi yang digunakan adalah 100% modal

sendiri dan 30% modal pinjaman.

3. Tingkat suku bunga yang digunakan sebesar 6.0 % berdasarkan

nilai bunga simpanan di Bank Umum.

4. Masa pemeliharaan ikan mas selama tiga bulan dan ikan nila

selama enam bulan. Musim tanam ikan mas sebanyak empat kali

musim tanam per tahun dan ikan nila dua musim tanam per tahun.

a. Komponen Biaya

Biaya pada kegiatan usaha keramba jaring apung di Waduk Cirata

meliputi biaya investasi, biaya operasional, dan biaya tetap. Komponen

biaya investasi (Tabel 4.3) berasal dari biaya-biaya yang dibutuhkan

untuk membangun konstruksi rangka jaring apung. Biaya investasi yang

dibutuhkan untuk membangun konstruksi rangka jaring apung adalah

Page 99: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

78

No Komponen Satuan Jumlah unit Harga(Rp/unit) Jumlah biaya (Rp)

1 Drum plastik buah 25 185,000 4,625,000

2 Besi lente 40 96,000 3,840,000

3 Baut 2cm dus 2 140,000 210,000

4 Paku 10cm kg 12 13,000 156,000

5 Kayu kaso meter 60 6,000 360,000

6 Bambu atas batang 60 12,000 720,000

7 Bambu gombong batang 12 110,000 1,320,000

8 Saung supa unit 1 1,200,000 1,200,000

9 Jaring kg 140 120,000 16,800,000

10 Jangkar

a. pemberat sudut unit 4 150,000 600,000

b. pemberat bandul unit 41 10,000 410,000

11 Tambang

a. ukuran 5mm kg 6 40,000 240,000

b. ukuran 6mm kg 6 40,000 240,000

c. ukuran 10mm kg 30 40,000 1,200,000

12 Ongkos kerja

a. jahit jaring paket 1 900,000 900,000

b. kontruksi paket 1 1,500,000 1,500,000

13 Perahu unit 1 7,000,000 7,000,000

14 Rumah Apung unit 1 15,000,000 15,000,000

15 Biaya modal kerja awal 90,550,000

Total Biaya 146,871,000

sebesar Rp 34.321.000,00. Pada komponen biaya investasi, biaya

pembuatan rumah apung sebesar Rp 15.000.000,00 atau sekitar 30,8

persen, sedangkan pembelian bahan jaring sebesar Rp 16.800.000,00

atau sekitar 26,15 persen yang merupakan komponen biaya investasi

terbesar dari total biaya kontruksi kerangka jaring apung, sedangkan

biaya yang paling besar yaitu pada biaya modal kerja awal sebesar Rp.

90.550.000,00 atau sekitar 61,3 persen dari total biaya investasi, jadi total

biaya investasi sebesar Rp. 146.871.000,00 dari jumlah biaya kontruksi

jaring apung dan biaya modal kerja awal.

Tabel 4.3

Biaya Investasi Usaha Keramba Jaring

Apung Ganda(KJA-G)

Sumber : Data diolah

Sementara itu komponen biaya operasional per musim tanam

(Tabel 4.4) terdiri dari biaya pembelian pakan ikan, dan benih ikan.

Berdasarkan perhitungan terhadap biaya operasional menunjukkan

bahwa komponen terbesar biaya operasional berasal dari pembelian

Page 100: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

79

No Komponen Satuan Jumlah unit Harga (Rp/unit) Jumlah biaya

1 Pakan ikan Kg 8,000 8,750 70,000,000

2 Benih ikan

a. ikan mas Kg 400 33,000 13,200,000

b. ikan nila Kg 300 24,500 7,350,000

Jumlah 90,550,000

pakan ikan mencapai Rp 70.000.000,00 per musim tanamnya.

Biaya pakan menyumbang 78,75 persen terhadap total biaya

operasional dikarenakan pembesaran ikan di keramba jaring apung

memerlukan pemberian pakan buatan secara intensif. Komponen

biaya operasional selanjutnya yaitu biaya pengadaan benih ikan

jenis ikan mas maupun ikan nila yaitu mencapai 21,24 persen dari

total biaya operasional atau sebesar Rp. 20.550.000,00 per musim

tanam. Total biaya operasional keramba jaring apung yaitu sebesar

Rp. 90.550.000,00 per musim tanam.

Tabel 4.4

Biaya Operasional KJA-G Permusim Tanam

Sumber : Data diolah

Sementara itu pada tabel biaya operasional tanam per tahun

(Tabel 4.5) dapat dilihat bahwa biaya operasional ikan mas per

tahun yaitu sebesar Rp. 332.800.000,00 atau sekitar 96 persen dari

total biaya operasional per tahun. Komponen-komponen biaya

operasional per tahun meliputi biaya pakan ikan sebesar Rp.

70.000.000,00, dan biaya benih ikan mas sebesar Rp.

13.200.000,00. Hasil dari penjumlahan biaya pakan ikan dan biaya

benih ikan mas yaitu sebesar Rp. 83.200.000,00, dan hasil tersebut

Page 101: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

80

Pakan ikan 70,000,000

Benih ikan mas 13,200,000

Jumlah 83,200,000

Musim tanam ikan 4

Total 332,800,000

Benih ikan nila 7,350,000

Musim tanam ikan 2

Total 14,700,000

Total biaya operasional per tahun 347,500,000

Biaya operasional ikan mas per tahun

Biaya operasional ikan nila per tahun

di kali empat untuk musim tanam ikan mas yang berarti total biaya

operasional musim tanam ikan mas per tahun yaitu sebesar Rp.

332.800.000,00. Hasil tersebut dikarenakan ikan mas

membutuhkan pemberian pakan yang berkala untuk hasil yang

maksimal. Sedangkan pada biaya operasional musim tanam ikan

nila per tahun sebesar Rp. 14.700.000,00 atau sekitar 4,0 persen

dari total biaya operasional per tahun. Komponen pada biaya

operasional ikan nila per tahun yaitu pembelian benih ikan nila

sebesar Rp. 7.350.000,00 dan biaya tersebut di kali dua musim

tanam ikan nila. Hasil tersebut dikarenakan biaya operasional ikan

nila tidak membutuhkan pemberian pakan secara intensif, ikan nila

hanya memakan sisa-sisa atau debu dari pemberian pakan pada

ikan mas untuk berkembang karena itu waktu sampai ikan nila siap

panen menjadi lebih lama yaitu sekitar enam bulan. Jadi total biaya

operasional musim tanam ikan mas dan ikan nila yaitu sebesar Rp.

347.500.000,00 per tahun.

Tabel 4.5

Biaya Operasional KJA-G per Tahun

Sumber : Data diolah

Page 102: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

81

No Komponen Jumlah biaya (Rp) Total per tahun (Rp)

1 Gaji pegawai (per bulan) 2,500,000 30,000,000

2 Perawatan

a. pemeriksaan jaring setelah masa panen (per tahun) 1,500,000 1,500,000

3 Tagihan listrik (per bulan) 100,000 1,200,000

4 Retribusi pada PT.PJB dan BPWC (per tahun) 200,000 200,000

Jumlah biaya tetap 32,900,000

Komponen biaya tetap dapat dilihat pada tabel 4.6. ,komponen

biaya yang harus dikeluarkan terdiri dari gaji pegawai, perawatan

yaitu pemeriksaan jaring setelah masa panen, tagihan listrik, dan

retribusi pada PT. PJB dan BPWC.

Jumlah biaya tetap Keramba Jaring Apung Ganda (KJA-G)

yaitu sebesar Rp. 32.900.000,00 terdiri dari biaya gaji pegawai

sebesar Rp. 2.500.000,00 per bulan, yang berarti jika per tahun

sebesar Rp. 30.000.000,00. Selanjutnya ada biaya perawatan yaitu

meliputi pemeriksaan jaring setelah masa panen sebesar Rp.

1.500.000,00 per tahun. Selanjutnya ada biaya tagihan listrik

sebesar Rp. 100.000,00 per bulan, jumlah tersebut ditentukan oleh

jumlah gantungan lampu yang terpasang, yaitu tiga gantungan

yang terletak di rumah jaga dua buah, dan di saung supa atau

tempat pemberian pakan ikan satu buah. Selanjutnya ada biaya

retribusi pada PT.PJB dan BPWC yaitu sebesar Rp. 200.000,00 per

tahun.

Tabel 4.6

Biaya Tetap Keramba Jaring Apung Ganda KJA-G

Sumber : Data diolah

Page 103: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

82

No Komponen Jumlah biaya (Rp)

1 Penggantian bambu dan balok kayu (Kaso) pada tahun ke dua 2,800,000

Komponen biaya reinvestasi dapat dilihat pada tabel 4.7,

komponen biaya yang harus dikeluarkan yaitu untuk penggantian

bambu dan balok kayu (Kaso) yang dilakukan pada tahun ke dua

yaitu sebesar Rp. 2.800.000,00. Penggantian bambu dan balok

kayu (Kaso) yang dilakukan pada tahun ke dua dikarenakan

komponen tersebut sudah lapuk jadi harus segera diganti.

Tabel 4.7

Biaya Reinvestasi Keramba Jaring Apung Ganda

(KJA-G)

Sumber : Data diolah

b. Pendapatan

Pendapatan yang diperoleh dari usaha Keramba Jaring Apung

Ganda (KJA-G) adalah berasal dari hasil panen ikan mas dan ikan

nila. Dalam satu tahun masa panen ikan mas dilakukan empat kali,

sedangkan ikan nila hanya dua kali.

Dapat dilihat pada (tabel 4.8). Bahwa pendapatan usaha

Keramba Jaring Apung Ganda (KJA-G) yaitu sebesar

Rp.483.040.000,00. Jumlah tersebut dihasilkan dari panen ikan

mas yaitu sebesar Rp.439.400.000,00 dan panen ikan nila sebesar

Rp.43.640.000,00.

Page 104: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

83

No Jenis Produk Tahun Ke-1 Tahun Ke-2 Tahun Ke-3 Tahun Ke-4 Tahun Ke-5

1 Ikan Mas

a. Panen Ke-1 114,400,000 114,400,000 114,400,000 114,400,000 114,400,000

b. Panen Ke-2 111,800,000 111,800,000 111,800,000 111,800,000 111,800,000

c. Panen Ke-3 109,200,000 109,200,000 109,200,000 109,200,000 109,200,000

d. Panen Ke-4 104,000,000 104,000,000 104,000,000 104,000,000 104,000,000

jumlah 439,400,000 439,400,000 439,400,000 439,400,000 439,400,000

2 Ikan Nila

a. Panen Ke-1 22,040,000 22,040,000 22,040,000 22,040,000 22,040,000

b. Panen Ke-2 21,600,000 21,600,000 21,600,000 21,600,000 21,600,000

jumlah 43,640,000 43,640,000 43,640,000 43,640,000 43,640,000

Total pendapatan 483,040,000 483,040,000 483,040,000 483,040,000 483,040,000

Tabel 4.8

Pendapatan Usaha Keramba Jaring Apung Ganda (KJA-G)

Dengan Target Produktivitas 60%

Sumber : Data diolah

c. Laba/Rugi

Pada tahun pertama, usaha Keramba Jaring Apung Ganda

(KJA-G) memperoleh keuntungan bersih sebesar Rp.

88.021.457,00. Kemudian, pada tahun kedua usaha Keramba Jaring

Apung Ganda (KJA-G) memperoleh keuntungan sebesar Rp.

85.221.457,00. Setelah itu, pada tahun ketiga keuntungan usaha

Keramba Jaring Apung Ganda (KJA-G) sebesar Rp. 88.021.457,00

dan seterusnya keuntungan usaha Keramba Jaring Apung Ganda

(KJA-G) dapat dilihat di tabel 4.7. Berikut adalah ikhtisar laba/rugi

usaha Keramba Jaring Apung Ganda (KJA-G) dapat dilihat pada

tabel 4.9.

Page 105: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

84

No Uraian Tahun 1 (Rp) Tahun 2 (Rp) Tahun 3 (Rp) Tahun 4 (Rp) Tahun 5 (Rp)

1 Pendapatan 483,040,000 483,040,000 483,040,000 483,040,000 483,040,000

2 Biaya-biaya

a. Biaya Tetap 32,900,000 32,900,000 32,900,000 32,900,000 32,900,000

b. Biaya Penyusutan 9,788,143 9,788,143 9,788,143 9,788,143 9,788,143

c. Biaya Operasional 347,500,000 347,500,000 347,500,000 347,500,000 347,500,000

d. Biaya Reinvestasi 0 2,800,000 0 2,800,000 0

3 Laba Kotor 92,851,857 90,051,857 92,851,857 90,051,857 92,851,857

4 Pajak 1% 4830400 4830400 4830400 4830400 4830400

5 Laba Bersih 88,021,457 85,221,457 88,021,457 85,221,457 88,021,457

Tabel 4.9

Ikhtisar Laba/Rugi Usaha Keramba Jaring Apung Ganda

(KJA-G)

Sumber : Data diolah

d. Hasil Analisis Kelayakan Usaha

Analisis kelayakan usaha Keramba Jaring Apung Ganda (KJA-

G) menggunakan beberapa kriteria kelayakan investasi yaitu, Net

Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net

Benefit/Cost Ratio (Net B/C), dan Profitability Index (PI).

Sedangkan Payback Period (PP) digunakan untuk menghitung

jangka waktu pengembalian investasi pada usaha Keramba Jaring

Apung Ganda (KJA-G).Semua hasil analisis kelayakan usaha

menggunakan asumsi 100% modal sendiri dan 30% modal

pinjaman. Berikut adalah hasil analisis kelayakan usaha Keramba

Jaring Apung Ganda (KJA-G) di Waduk Cirata.

1). Net Present Value (NPV)

NPV merupakan nilai sekarang dari proyek yang sedang

dijalankan. NPV diperoleh dengan mendiskontokan selisih

antara jumlah kas yang masuk dengan jumlah kas yang keluar

Page 106: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

85

Tahun Net Cash Flow DF 6% Present Value

1 124,409,457 0.94 117,367,412

2 121,609,457 0.89 108,231,984

3 124,409,457 0.84 104,456,579

4 121,609,457 0.79 96,326,080

5 129,801,557 0.75 96,995,274

523,377,330

146,871,000

376,506,330

Total Present Value

Investasi

Net Present Value

Tahun Net Cash Flow DF 6% Present Value

1 112,953,519 0.94 106,559,924

2 110,153,519 0.89 98,036,240

3 112,953,519 0.84 94,837,953

4 110,153,519 0.79 87,251,904

5 118,345,619 0.75 88,434,731

475,120,752

146,871,000

328,249,752

Total Present Value

Investasi

Net Present Value

tiap tiap tahun dengan tingkat bunga yang telah ditentukan

sebelumnya. Berikut adalah hasil perhitungan NPV pada usaha

Keramba Jaring Apung Ganda (KJA-G) dengan asumsi 100%

modal sendiri dan 30% modal pinjaman.

Tabel 4.10

Net Present Value Usaha Keramba Jaring Apung

Ganda (KJA-G) 100% Modal Sendiri

Sumber : Data diolah

Tabel 4.11

Net Present Value Usaha Keramba Jaring Apung Ganda

(KJA-G) 30% Modal Pinjaman

Sumber : Data diolah

Berdasarkan hasil perhitungan Net Present Value dengan

Discount Factor (DF) 6% pada tabel 4.10, dapat dilihat bahwa

usaha Keramba Jaring Apung Ganda (KJA-G) dengan 100%

Page 107: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

86

modal sendiri dapat menghasilkan NPV positif sebesar Rp.

376.506.330,00, yang berarti bahwa usaha Keramaba Jaring

Apung Ganda (KJA-G) dengan 100% modal sendiri akan

memberikan keuntungan sebesar Rp. 376.506.330,00 selama 5

tahun umur proyek menurut nilai waktu sekarang.

Kemudian berdasarkan hasil perhitungan Net Present

Value dengan Discount Factor (DF) 6% pada tabel 4.11, dapat

dilihat bahwa usaha Keramba Jaring Apung Ganda (KJA-G)

dengan 30% modal pinjaman dapat menghasilkan NPV positif

sebesar Rp. 328.249.752,00, yang berarti bahwa usaha

Keramba Jaring Apung Ganda (KJA-G) dengan 30% modal

pinjaman akan memberikan keuntungan sebesar Rp.

328.249.752,00 selama 5 tahun umur proyek menurut nilai

waktu sekarang.

Dengan demikian, berdasarkan kritertia kelayakan NPV

lebih besar dari 0, maka dapat dikatakan usaha ini layak

dengan asumsi 100% modal sendiri maupun 30% modal

pinjaman

2). Internal Rate of Return (IRR)

IRR adalah tingkat bunga yang apabila dipergunakan

untuk mendiskonto seluruh selisih kas masuk pada tahun-tahun

proyek akan menghasilkan jumlah kas yang sama dengan

jumlah investasi proyek. Untuk mendapatkan nilai IRR, maka

Page 108: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

87

Tahun Net Cash Flow DF 83% Present Value

1 124,409,457 0.55 67,983,310

2 121,609,457 0.30 36,313,254

3 124,409,457 0.16 20,300,191

4 121,609,457 0.09 10,843,338

5 129,801,557 0.05 6,324,475

141,764,568

146,871,000

-5,106,432

Total Present Value

Investasi

Net Present Value

Tahun Net Cash Flow DF 6% Present Value

1 124,409,457 0.94 117,367,412

2 121,609,457 0.89 108,231,984

3 124,409,457 0.84 104,456,579

4 121,609,457 0.79 96,326,080

5 129,801,557 0.75 96,995,274

523,377,330

146,871,000

376,506,330

Total Present Value

Investasi

Net Present Value

ditentukan rate bunga saat NPV = 0. IRR dapat

menggambarkan besarnya suku bunga tingkat pengembalian

atas modal yang diinvestasikan. Dalam kriteria investasi IRR

harus lebih besar dari opportunity cost of capital agar rencana

atau usulan investasi dapat layak dilaksanakan. Berikut adalah

hasil perhitungan IRR pada usaha Keramba Jaring Apung

Ganda (KJA-G) dengan asumsi 100% modal sendiri dan 30%

modal pinjaman.

Tabel 4.12

Perhitungan NPV (100% Modal Sendiri)

Sumber : Data diolah

Tabel 4.13

Perhitungan NPV (100% Modal Sendiri)

Sumber : Data diolah

Page 109: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

88

Dengan menggunakan rumus maka hasil IRR (100%

modal sendiri) adalah :

[ ]

Berdasarkan hasil IRR sebesar 81,97% yang berarti bahwa

usaha Keramba Jaring Apung Ganda (KJA-G) dengan 100%

modal sendiri akan memberikan laju keuntungan sebesar

81,97% per tahun, nilainya juga lebih besar dari tingkat bunga

yang dipersyaratkan yaitu 6%. Maka, dapat dikatakan usaha

Keramba Jaring Apung Ganda (KJA-G) layak untuk dilakukan.

Tabel 4.14

Tabel Perhitungan NPV (30% Modal Pinjaman)

Sumber : Data diolah

Page 110: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

89

Tahun Net Cash Flow DF 72% Present Value

1 112,953,519 0.58 65,670,651

2 110,153,519 0.34 37,234,153

3 112,953,519 0.20 22,198,030

4 110,153,519 0.11 12,585,909

5 118,345,619 0.07 7,861,582

145,550,325

146,871,000

-1,320,675

Total Present Value

Investasi

Net Present Value

Tabel 4.15

Tabel Perhitungan NPV (30% Modal Pinjaman)

Sumber : Data diolah

Dengan menggunakan rumus maka hasil IRR (30% modal

pinjaman) adalah:

[ ]

Berdasarkan hasil IRR sebesar 71,74% yang berarti bahwa

usaha Keramba Jaring Apung Ganda (KJA-G) dengan 30%

modal pinjaman akan memberikan laju keuntungan sebesar

71,74% per tahun, nilainya juga lebih besar dari tingkat bunga

yang dipersyaratkan yaitu 6%. Maka, dapat dikatakan usaha

Keramba Jaring Apung Ganda (KJA-G) layak.

3). Net Benefit/Cost Ratio (Net B/C)

Net Benefit/Cost Ratio diperoleh dari perbadingan total

aliran manfaat dengan total aliran biaya selama umur usaha

Keramba Jaring Apung Ganda (KJA-G), semua total aliran

manfaat dan biaya tersebut didiskontokan dengan nilai

Page 111: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

90

DF PV Benefit PV Cost

455,698,113 368,102,022

429,903,880 349,758,048

405,569,698 327,609,489

382,612,923 311,283,418

364,984,879 291,571,279

Investasi 146,871,000

Total 3,401,403,024 1,795,195,255

Net B/C Ratio

0.06

1.89

DF PV Benefit PV Cost

455,698,113 378,909,510

429,903,880 359,953,792

405,569,698 337,228,115

382,612,923 320,357,594

364,984,879 300,131,822

Investasi 146,871,000

Total 3,401,403,024 1,843,451,833

Net B/C Ratio

0.06

1.85

discount factor yaitu 6%. Dengan demikian, nilai yang

didapatkan adalah:

Tabel 4.16

Tabel Perhitungan Net B/C Ratio (100% Modal Sendiri)

Sumber : Data diolah

Pada tabel 4.16 dapat dilihat bahwa hasil Net B/C adalah

sebesar 1,89. Hal ini menunjukan bahwa setiap Rp. 1,00 biaya

yang dikeluarkan akan menghasilkan manfaat sebesar Rp.

1,89. Sehingga, menurut kriteria kelayakan Net B/C usaha

Keramba Jaring Apung Ganda (KJA-G) dengan 100% modal

sendiri adalah layak untuk dijalankan.

Tabel 4.17

Tabel Perhitungan Net B/C Ratio (30% Modal Pinjaman)

Sumber : Data diolah

Page 112: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

91

NPV 376,506,330 328,249,752

Biaya Investasi 146,871,000 146,871,000

PI 2.56 2.23

100% Modal

Sendiri

30% Modal

Pinjaman

Sedangkan pada tabel 4.17 dengan asumsi 30% modal

pinjaman, hasil Net B/C pada usaha Keramba Jaring Apung

Ganda (KJA-G) adalah sebesar 1,85, turun sebesar 0,04

dibandingkan dengan hasil sebelumnya. Namun, hasil ini

masih dalam kriteria layak, karena setiap pengeluaran biaya

sebesar Rp. 1,00 akan menghasilkan manfaat sebesar Rp. 1,85.

4). Profitability Index (PI)

Profitability Index digunakan untuk mengukur seberapa

baiknya usaha Keramba Jaring Apung Ganda (KJA-G) dalam

menghasilkan keuntungan. PI dapat dihitung dengan

membandingkan Net Present Value usaha Keramba Jaring

Apung Ganda (KJA-G) dengan biaya investasinya. Berikut

adaah hasil perhitungan PI usaha Keramba Jaring Apung

Ganda (KJA-G) pada tabel 4.18.

Tabel 4.18

Hasil Perhitungan Profitability Index

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel 4.18 diatas, dapat dilihat bahwa usaha

Keramba Jaring Apung Ganda (KJA-G) memiliki nilai PI

sebesar 2,56 dengan asumsi 100% modal sendiri dan nilai PI

sebesar 2,23 dengan asumsi 30% modal pinjaman. Hasil ini

Page 113: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

92

menyatakan bahwa usaha Keramba Jaring Apung Ganda

(KJA-G) adalah layak untuk dijalankan karena memiliki nilai

PI lebih besar dari 1.

5). Payback Period (PP)

Payback Period digunakan untuk mengukur jangka waktu

yang dibutuhkan untuk mengembalikan biaya investasi awal

yang telah dikeluarkan oleh pemilik usaha Keramba Jaring

Apung Ganda (KJA-G). Periode pengembalian untuk investasi

antara lain:

Investasi (100% modal sendiri) : Rp. 146.871.000

Proceeds tahun 1 : Rp. 124.409.457 -

Sisa : Rp. 22.461.543

Proceeds tahun 2 : Rp. 121.609.457 :

: 0,18470

Payback Period = 1 + (22.461.543/121.609.457) = 1 + (0,18470 tahun x12bulan)

= 2 bulan + (0.21642 x 30 hari)

= 6 hari

PP = 1 tahun 2 bulan 6 hari

Investasi (30% modal pinjaman) : Rp. 146.871.000

Proceeds tahun 1 : Rp. 112.953.519 -

Sisa : Rp. 33.917.481

Proceeds tahun 2 : Rp. 110.153.519 :

: 0,30791

Payback Period = 1+ (33.917.481/110.153.519) = 1 + (0,30791 tahun x12bulan)

= 3 bulan + (0.69493 x 30 hari)

= 20 hari

PP = 1 tahun 3 bulan 20 hari

Berdasarkan investasi dengan modal 100% milik sendiri

pada usaha Keramba Jaring Apung Ganda (KJA-G) maka

Page 114: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

93

periode waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan biaya

investasi awal adalah selama 1 tahun 2 bulan 6 hari.

Sedangkan untuk investasi dengan modal 30% berasal dari

pinjaman, maka periode waktu yang dibutuhkan untuk

mengembalikan biaya investasi awal adalah selama 1 tahun 3

bulan 20 hari.

e. Analisa Sensitivitas

1). Penurunan Pendapatan.

Analisa sensitivitas ini akan mengukur seberapa besar

pengaruh yang ditimbulkan dari penurunan pendapatan atau

penurunan target produktivitas sebesar 5%,penurunan target

produktivitas sebesar 8%, dan penurunan target produktivitas

sebesar 9% terhadap kelayakan usaha Keramba Jaring Apung

Ganda (KJA-G). Penurunan pendapatan sebesar 5%, 8%, dan

9% ini dapat terjadi disebabkan oleh berbagai faktor seperti,

factor cuaca dan factor penyakit sehingga pemberian pakan

akan dikurangin dari yang biasanya empat kali sampai lima

kali dalam satu hari bisa menjadi cuma satu atau dua kali saja

dalam satu hari, hal ini dikarenakan untuk meminimalisir

jumlah kematian ikan. Analisis ini menggunakan asumsi usaha

Keramba Jaring Apung Ganda (KJA-G) menggunakan 100%

modal sendiri dan asumsi 30% modal pinjaman. Sehingga

didapatkan hasil analisis sebagai berikut.

Page 115: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

94

No. Parameter Kelayakan Hasil Analisis Keterangan

1 Net Present Value 150,979,743 Layak

2 Internal Rate of Return 39.17 Layak

3 Net Benefit/Cost ratio 1.01 Layak

4 Profitability Index 1.03 Layak

5 Payback Period 2 tahun 1 bulan 10 hari

No. Parameter Kelayakan Hasil Analisis Keterangan

1 Net Present Value 235,552,213 Layak

2 Internal Rate of Return 56.50 Layak

3 Net Benefit/Cost ratio 1.06 Layak

4 Profitability Index 1.60 Layak

5 Payback Period 1 tahun 7 bulan 18 hari

Tabel 4.19

Analisis Sensitivitas Terhadap Penurunan Pendapatan 5%

(100% Modal Sendiri)

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel 4.19 dapat dilihat bahwa usaha

Keramba Jaring Apung Ganda (KJA-G) dapat menyesuaikan

dengan perubahan penurunan pendapatan sebesar 5%. Usaha

ini dikatakan layak karena memiliki nilai NPV yang positif,

tingkat IRR yang lebih besar dari tingkat bunga yang

disyaratkan yaitu 6 %, dan memiliki nilai Net B/C serta PI

yang lebih besar dari 1. Selain itu, waktu pengembalian

investasi usaha ini adalah selama 1 tahun 7 bulan 18 hari.

Tabel 4.20

Analisis Sensitivitas Terhadap Penurunan Pendapatan 8%

(100% Modal Sendiri)

Sumber : Data diolah

Sedangkan berdasarkan tabel 4.20 dapat dilihat bahwa

usaha Keramba Jaring Apung Ganda (KJA-G) dengan

Page 116: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

95

No. Parameter Kelayakan Hasil Analisis Keterangan

1 Net Present Value 122,788,920 Layak

2 Internal Rate of Return 33.74 Layak

3 Net Benefit/Cost ratio 0.99 Tidak Layak

4 Profitability Index 0.84 Tidak Layak

5 Payback Period 2 tahun 3 bulan 29 hari

perubahan penurunan pendapatan sebesar 8% usaha ini masih

dikatakan layak karena memiliki nilai NPV yang positif,

tingkat IRR yang lebih besar dari tingkat bunga yang

disyaratkan yaitu 6%, dan memiliki nilai Net B/C serta PI lebih

besar dari 1. Selain itu waktu pengembalian investasi usaha

Keramba Jaring Apung Ganda (KJA-G) ini adalah selama 2

tahun 1 bulan 10 hari.

Tabel 4.21

Analisis Sensitivitas Terhadap Penurunan Pendapatan 9%

(100% Modal Sendiri)

Sumber : Data diolah

Sedangkan pada tabel 4.21 Dapat dilihat apabila

penurunan pendapatan mencapai 9% atau lebih maka usaha ini

dianggap tidak layak, karena meskipun memiliki NPV yang

positif dan tingkat IRR yang lebih besar dari tingkat bunga

yang disyaratkan, tetapi usaha ini memiliki Net B/C dan PI

yang lebih kecil dari 1, dan selain itu waktu pengembalian

usaha KJA-G ini adalah 2 tahun 3 bulan 29 hari.

Hasil analisis berikutnya adalah penurunan pendapatan 5%

dengan asumsi usaha Keramba Jaring Apung Ganda (KJA-G)

Page 117: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

96

No. Parameter Kelayakan Hasil Analisis Keterangan

1 Net Present Value 187,295,635 Layak

2 Internal Rate of Return 47.79 Layak

3 Net Benefit/Cost ratio 1.03 Layak

4 Profitability Index 1.28 Layak

5 Payback Period 1 tahun 10 bulan 16 hari

No. Parameter Kelayakan Hasil Analisis Keterangan

1 Net Present Value 102,723,165 Layak

2 Internal Rate of Return 29.24 Layak

3 Net Benefit/Cost ratio 0.98 Tidak Layak

4 Profitability Index 0.70 Tidak Layak

5 Payback Period 2 tahun 6 bulan 6 hari

menggunakan 30% modal pinjaman. Hasil analisis terdapat

pada tabel 4.22

Tabel 4.22

Analisis Sensitivitas Terhadap Penurunan Pendapatan 5%

(30% Modal Pinjaman)

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel 4.22 dapat dilihat bahwa usaha

Keramba Jaring Apung Ganda (KJA-G) dapat menyesuaikan

dengan perubahan penurunan pendapatan sebesar 5% pada saat

menggunakan 30% modal pinjaman. Usaha ini dikatakan layak

karena memiliki nilai NPV yang positif, tingkat IRR yang

lebih besar dari tingkat bunga yang disyaratkan yaitu 6 %, dan

memiliki nilai Net B/C serta PI yang lebih besar dari 1. Selain

itu, waktu pengembalian investasi usaha ini adalah selama 1

tahun 10 bulan 16 hari.

Tabel 4.23

Analisis Sensitivitas Terhadap Penurunan Pendapatan 8%

(30% Modal Pinjaman)

Sumber : Data diolah

Page 118: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

97

Sedangkan pada tabel 4.23 Dapat dilihat apabila

penurunan pendapatan mencapai 8% atau lebih pada saat

menggunakan 30% modal pinjaman. Maka usaha ini dianggap

tidak layak, karena meskipun memiliki NPV yang positif dan

tingkat IRR yang lebih besar dari tingkat bunga yang

disyaratkan, usaha ini memiliki Net B/C dan PI yang lebih

kecil dari 1 yaitu 0,98 dan 0,70. Selain itu, waktu

pengembalian investasi usaha ini adalah selama 2 tahun 6

bulan 6 hari.

2). Peningkatan Biaya Operasional.

Analisa sensitivitas ini akan mengukur seberapa besar

pengaruh yang ditimbulkan dari peningkatan biaya operasional

sebesar 10% terhadap kelayakan usaha Keramba Jaring Apung

Ganda (KJA-G). Peningkatan variabel analisis sensitivitas

untuk kenaikkan biaya operasional sebesar 10% didasarkan

pada hasil perhitungan rata-rata inflasi nasional periode 2011-

2016. Analisis ini menggunakan asumsi usahaKeramba Jaring

Apung Ganda (KJA-G) menggunakan 100% modal sendiri dan

asumsi 30% modal pinjaman. Sehingga didapatkan hasil

analisis sebagai berikut.

Page 119: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

98

No. Parameter Kelayakan Hasil Analisis Keterangan

1 Net Present Value 230,126,689 Layak

2 Internal Rate of Return 56.04 Layak

3 Net Benefit/Cost ratio 1.05 Layak

4 Profitability Index 1.57 Layak

5 Payback Period 1 tahun 7 bulan 27 hari

Tabel 4.24

Analisis Sensitivitas Terhadap Peningkatan Biaya

Operasional 10% (100% Modal Sendiri)

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel 4.24 dapat dilihat bahwa usaha

Keramba Jaring Apung Ganda (KJA-G) dapat menyesuaikan

dengan perubahan peningkatan biaya operasional 10%. Usaha

ini dikatakan layak karena memiliki nilai NPV yang positif,

tingkat IRR yang lebih besar dari tingkat bunga yang

disyaratkan yaitu 6%, dan memiliki nilai Net B/C serta PI yang

lebih besar dari 1. Kemudian, waktu pengembalian investasi

usaha ini adalah selama 1 tahun 7 bulan 27 hari.

Sedangkan apabila peningkatan biaya operasional

mencapai 17% atau lebih maka usaha ini dianggap tidak layak,

karena meskipun memiliki NPV yang positif dan tingkat IRR

yang lebih besar dari tingkat bunga yang disyaratkan, serta

memiliki nilai Net B/C 1, akan tetapi usaha ini memiliki nilai

PI yang lebih kecil dari 1 yaitu sebesar 0,87. Kemudian jangka

waktu pengembalian investasi yang dikeluarkan adalah selama

2 tahun 3 bulan 14 hari. Hasil analisis ini dapat dilihat pada

tabel 4.25.

Page 120: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

99

No. Parameter Kelayakan Hasil Analisis Keterangan

1 Net Present Value 181,870,110 Layak

2 Internal Rate of Return 46.23 Layak

3 Net Benefit/Cost ratio 1.02 Layak

4 Profitability Index 1.24 Layak

5 Payback Period 1 tahun 10 bulan 27 hari

No. Parameter Kelayakan Hasil Analisis Keterangan

1 Net Present Value 127,660,940 Layak

2 Internal Rate of Return 40.64 Layak

3 Net Benefit/Cost ratio 1.00 Layak

4 Profitability Index 0.87 Tidak Layak

5 Payback Period 2 tahun 3 bulan 14 hari

Tabel 4.25

Analisis Sensitivitas Terhadap Peningkatan Biaya

Operasional 17% (100% Modal Sendiri)

Sumber : Data diolah

Hasil analisis berikutnya adalah peningkatan biaya

operasional 10% dengan asumsi usaha Keramba Jaring Apung

Ganda (KJA-G) menggunakan 30% modal pinjaman. Hasilnya

dapat dilihat pada tabel 4.26.

Tabel 4.26

Analisis Sensitivitas Terhadap Peningkatan Biaya

Operasional 10% (30% Modal Pinjaman)

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel 4.26 dapat dilihat bahwa usaha

Keramba Jaring Apung Ganda (KJA-G) dapat menyesuaikan

dengan perubahan peningkatan biaya operasional 10%. Usaha

ini dikatakan layak karena memiliki nilai NPV yang positif,

tingkat IRR yang lebih besar dari tingkat bunga yang

disyaratkan yaitu 6%, dan memiliki nilai Net B/C serta PI yang

Page 121: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

100

No. Parameter Kelayakan Hasil Analisis Keterangan

1 Net Present Value 79,404,361 Layak

2 Internal Rate of Return 28.92 Layak

3 Net Benefit/Cost ratio 0.97 Tidak Layak

4 Profitability Index 0.54 Tidak Layak

5 Payback Period 2 tahun 9 bulan 10 hari

lebih besar dari 1. Kemudian, waktu pengembalian investasi

usaha ini adalah selama 1 tahun 10 bulan 27 hari.

Sedangkan apabila peningkatan biaya operasional

mencapai 17% atau lebih maka usaha ini dianggap tidak layak,

karena meskipun memiliki NPV yang positif dan tingkat IRR

yang lebih besar dari tingkat bunga, tetapi usaha ini memiliki

nilai Net B/C dan PI yang lebih kecil dari 1, yaitu 0,97 dan

0,54. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel 4.27.

Tabel 4.27

Analisis Sensitivitas Terhadap Peningkatan Biaya

Operasional 17% (30% Modal Pinjaman)

Sumber : Data diolah

3). Penurunan Pendapatan dan Peningkatan Biaya

Operasional.

Analisa sensitivitas ini akan mengukur seberapa besar

pengaruh yang ditimbulkan dari penurunan pendapatan 5% dan

peningkatan biaya operasional sebesar 10% secara bersamaan

terhadap kelayakan usaha Keramba Jaring Apung Ganda

(KJA-G). Analisis ini akan menguji apakah usaha Keramba

Jaring Apung Ganda (KJA-G) dengan asumsi 100% modal

sendiri dan asumsi 30% modal pinjaman mampu

Page 122: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

101

No. Parameter Kelayakan Hasil Analisis Keterangan

1 Net Present Value 89,172,572 Layak

2 Internal Rate of Return 30.68 Layak

3 Net Benefit/Cost ratio 0.98 Tidak Layak

4 Profitability Index 0.61 Tidak Layak

5 Payback Period 2 tahun 7 bulan 28 hari

menyesuaikan terhadap 2 perubahan variabel secara

bersamaan. Sehingga didapatkan hasil analisis sebagai berikut.

Tabel 4.28

Analisa Sensitivitas Terhadap Penurunan Pendapatan 5%

dan Peningkatan Biaya Operasional 10%

(100% Modal Sendiri)

Sumber : Data diolah

Dapat dilihat pada tabel 4.28, bahwa usaha Keramba

Jaring Apung Ganda (KJA-G) tidak dapat menyesuaikan

perubahan penurunan pendapatan 5% dan peningkatan biaya

operasional 10% secara bersamaan. Usaha ini dianggap tidak

layak karena meskipun memiliki NPV yang positif, tingkat

IRR yang lebih besar dari tingkat bunga yang disyaratkan yaitu

6%, tetapi usaha ini memiliki nilai Net B/C dan nilai PI yang

lebih kecil dari 1. Kemudian, waktu pengembalian investasi

usaha ini adalah selama 2 tahun 7 bulan 28 hari.

Hasil analisis berikutnya adalah penurunan pendapatan 5%

peningkatan biaya operasional 10% dengan asumsi usaha

Keramba Jaring Apung Ganda (KJA-G) menggunakan 30%

modal pinjaman. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.29.

Page 123: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

102

No. Parameter Kelayakan Hasil Analisis Keterangan

1 Net Present Value 40,915,993 Layak

2 Internal Rate of Return 20.21 Layak

3 Net Benefit/Cost ratio 0.95 Tidak Layak

4 Profitability Index 0.28 Tidak Layak

5 Payback Period 3 tahun 4 bulan 12 hari

Tabel 4.29

Analisa Sensitivitas Terhadap Penurunan Pendapatan 5%

dan Peningkatan Biaya Operasional 10%

(30% Modal Pinjaman)

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel 4.29, bahwa jika dengan asumsi

menggunakan 30% modal pinjaman usaha Keramba Jaring

Apung Ganda (KJA-G) tidak dapat menyesuaikan perubahan-

perubahan yang terjadi pada penurunan pendapatan 5% dan

peningkatan biaya operasional 10% secara bersamaan.

Meskipun memiliki nilai NPV yang positif dan tingkat IRR

yang lebih besar dari tingkat bunga yang disyaratkan. Tetapi

nilai Net B/C yang lebih kecil dari 1 yaitu 0,95, dan juga nilai

PI lebih kecil dari 1 yaitu sebesar 0,28. Ini menunjukkan

bahwa jika usaha ini menggunakan 30% modal pinjaman,

maka usaha ini akan sangat rentan terhadap perubahan-

perubahan pendapatan dan biaya secara bersamaan. Selain itu,

waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan investasi awal

juga cukup lama yaitu selama 3 tahun 4 bulan dan 12 hari.

Page 124: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

103

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini menganalisa kelayakan bisnis usaha Keramba Jaring

Apung Ganda (KJA-G) yang ditinjau dari berbagai aspek, terutama yang

paling penting adalah kelayakan aspek finansial yang menggunakan laporan

keuangan tahunan perusahaan selama 5 tahun. Dari hasil Analisa tersebut

maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil analisis kelayakan finansial usaha dengan 100% modal sendiri

dinyatakan telah memenuhi kriteria kelayakan usaha. Hal ini dapat

dilihat dari nilai Net Present Value yang memiliki nilai positif, tingkat

Internal Rate of Return yang lebih besar dari tingkat bunga yang

disyaratkan, dan memiliki nilai Net Benefit/Cost Ratio serta

Profitability Index yang lebih besar dari 1. Kemudian, Payback Period

menunjukkan bahwa butuh waktu selama 1 tahun 2 bulan 6 hari untuk

mengembalikan biaya investasi pada usaha ini.

2. Hasil analisis kelayakan finansial usaha dengan asumsi 30% modal

pinjaman dinyatakan telah memenuhi kriteria kelayakan usaha. Hal ini

dapat dilihat dari nilai Net Present Value yang memiliki nilai positif,

tingkat Internal Rate of Return yang lebih besar dari tingkat bunga yang

disyaratkan, dan memiliki nilai Net Benefit/Cost Ratio serta

Profitability Index yang lebih besar dari 1. Kemudian, Payback Period

Page 125: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

104

menunjukkan bahwa butuh waktu selama 1 tahun 3 bulan 20 hari untuk

mengembalikan biaya investasi pada usaha ini.

3. Hasil Analisa sensitivitas dengan skenario penurunan pendapatan

sebesar 5% dengan asumsi 100% modal sendiri dinyatakan telah

memenuhi kriteria kelayakan usaha. Hal ini dapat dilihat dari nilai Net

Present Value yang memiliki nilai positif, tingkat Internal Rate of

Return yang lebih besar dari tingkat bunga yang disyaratkan, dan

memiliki nilai Net Benefit/Cost Ratio serta Profitability Index yang

lebih besar dari 1. Kemudian, Payback Period menunjukkan bahwa

butuh waktu selama 1 tahun 7 bulan 18 hari untuk mengembalikan

biaya investasi pada usaha ini. Usaha ini akan menjadi tidak layak jika

usaha ini mengalami penurunan pendapatan sebesar 9% atau lebih.

4. Hasil Analisa sensitivitas dengan skenario penurunan pendapatan

sebesar 5% dengan asumsi 30% modal pinjaman dinyatakan telah

memenuhi kriteria kelayakan usaha. Hal ini dapat dilihat dari nilai Net

Present Value yang memiliki nilai positif, tingkat Internal Rate of

Return yang lebih besar dari tingkat bunga yang disyaratkan, dan

memiliki nilai Net Benefit/Cost Ratio serta Profitability Index yang

lebih besar dari 1. Kemudian, Payback Period menunjukkan bahwa

butuh waktu selama 1 tahun 10 bulan 16 hari untuk mengembalikan

biaya investasi pada usaha ini. Usaha ini akan menjadi tidak layak jika

usaha ini mengalami penurunan pendapatan sebesar 8% atau lebih.

Page 126: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

105

5. Hasil Analisa sensitivitas dengan skenario peningkatan biaya

operasional sebesar 10% dengan asumsi 100% modal sendiri

dinyatakan telah memenuhi kriteria kelayakan usaha. Hal ini dapat

dilihat dari nilai Net Present Value yang memiliki nilai positif, tingkat

Internal Rate of Return yang lebih besar dari tingkat bunga yang

disyaratkan, dan memiliki nilai Net Benefit/Cost Ratio serta

Profitability Index yang lebih besar dari 1. Kemudian, Payback Period

menunjukkan bahwa butuh waktu selama 1 tahun 7 bulan 27 hari untuk

mengembalikan biaya investasi pada usaha ini. Usaha ini akan menjadi

tidak layak jika usaha ini mengalami peningkatan biaya operasional

sebesar 17% atau lebih.

6. Hasil Analisa sensitivitas dengan skenario peningkatan biaya

operasional sebesar 10% dengan asumsi 30% modal pinjaman

dinyatakan telah memenuhi kriteria kelayakan usaha. Hal ini dapat

dilihat dari nilai Net Present Value yang memiliki nilai positif, tingkat

Internal Rate of Return yang lebih besar dari tingkat bunga yang

disyaratkan, dan memiliki nilai Net Benefit/Cost Ratio serta

Profitability Index yang lebih besar dari 1. Kemudian, Payback Period

menunjukkan bahwa butuh waktu selama 1 tahun 10 bulan 27 hari

untuk mengembalikan biaya investasi pada usaha ini. Usaha ini akan

menjadi tidak layak jika usaha ini mengalami peningkatan biaya

operasional sebesar 17% atau lebih.

Page 127: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

106

7. Hasil Analisa sensitivitas dengan skenario penurunan pendapatan

sebesar 5% dan peningkatan biaya operasional 10% dengan asumsi

100% modal sendiri dinyatakan tidak memenuhi kriteria kelayakan

usaha. Hal ini dapat dilihat dari nilai Net Present Value yang memiliki

nilai positif, tingkat Internal Rate of Return yang lebih besar dari

tingkat bunga yang disyaratkan. Namun memiliki nilai Net

Benefit/Cost Ratio dan Profitability Index yang lebih kecil dari 1.

Kemudian, Payback Period menunjukkan bahwa butuh waktu selama 2

tahun 7 bulan 28 hari untuk mengembalikan biaya investasi pada usaha

ini

8. Hasil Analisa sensitivitas dengan skenario penurunan pendapatan

sebesar 5% dan peningkatan biaya operasional 10% dengan asumsi

30% modal pinjaman dinyatakan tidak memenuhi kriteria kelayakan

usaha. Hal ini dapat dilihat dari Net Benefit/Cost Ratio dan Profitability

Index yang kurang dari 1. Ini menunjukkan bahwa jika usaha ini

menggunakan 30% modal pinjaman, maka usaha ini akan cukup rentan

terhadap perubahan-perubahan pendapatan dan biaya secara bersamaan.

Kemudian, Payback Period menunjukkan bahwa butuh waktu selama 3

tahun 4 bulan 12 hari untuk mengembalikan biaya investasi pada usaha

ini.

Page 128: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

107

B. Implikasi

1. Bagi perusahaan/owner.

Penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam mengevaluasi dan

menilai kelayakan investasi yang tepat untuk menambah nilai

perusahaan, memaksimalkan laba dan meminimalkan risiko investasi.

2. Bagi investor

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang

bermanfaat bagi para investor yang ingin menanamkan modalnya

perusahaan ini ataupun pada jenis usaha bimbingan belajar.

3. Bagi akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan dan rujukan

pengembangan penelitian dengan metode capital budgeting di dalam

studi kelayakan bisnis, tidak hanya pada bidang usaha Keramba Jaring

Apung Ganda (KJA-G) saja, tapi pada bidang usaha yang lainnya.

C. Saran

Berdasarkan hasil Analisa yang telah dilakukan oleh peneliti, maka

untuk usaha Keramba Jaring Apung Ganda (KJA-G), peneliti dapat

memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Usaha pembesaran ikan mas dan ikan nila pada Keramba Jaring Apung

Ganda (KJA-G) perlu ditingkatkan karena adanya efisiensi dalam

penggunaan pakan.

Page 129: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

108

2. Pemerintah daerah dapat membantu dalam penyediaan modal untuk

para petani kecil yang ingin mengembangkan usaha perikanan karena

usaha ini membutuhkan biaya investasi yang cukup besar serta berperan

sebagai fasilitator antara pihak petani ikan dengan pihak perbankan.

3. Mengantisipasi perubahan-perubahan dalam biaya produksi dan harga

jual, disarankan agar petani ikan bergabung dengan petani lainnya

untuk membentuk organisasi atau koperasi yang bertujuan agar para

petani mempunyai posisi tawar menawar yang tinggi.

4. Sebaiknya usaha ini dijalankan dengan 100% modal sendiri, karena jika

menggunakan modal pinjaman akan sangat beresiko terhadap

penurunan pendapatan dan peningkatan biaya secara bersamaan

Page 130: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

109

DAFTAR PUSTAKA

Anoragan, dan Sudantoko. “Koperasi, Kewirausahaan, dan Usaha Kecil”, Rineka

Cipta, Jakarta, 2002.

Atmoko. “Analisis Kelayakan Usaha Tani Pembesaran Ikan Mas (Cyprinus

Carpio) Budidaya Keramba Jaring Apung (Kasus di Kecamatan Mande,

Kabupaten Cianjur,Jawa Barat))”, Skripsi Institut Pertanian Bogor, Bogor,

2006.

Azwar, Zafri I, et all. “Manajemen Pakan Pada Usaha Budidaya Ikan di Keramba

Jaring Apung, Pemecahan Masalah Budidaya Ikan dalam Keramba Jaring

Apung”, Departemen Kelautan dan Perikanan, Pusat Riset Perikanan

Budidaya, Jakarta, 2004.

Bank Indonesia, “Budidaya Pembesaran Ikan Mas di Jaring Terapung”, 2008.

Brigham, Eugene F, Joel F. Houston, “Fundamentals Of Financial Management”,

South-Western, 2004.

Brigham, Houston. “Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Essentials of Financial

Management”, Edisi 11, Salemba Empat, Jakarta, 2007.

Clifton, David S. “Project Feasibility Analysis”, John Wiley And Sons LTD,

New York, 1997.

Dandekar, M.M. “Pembangkit Listrik Tenaga Air”. Universitas Indonesia,

Jakarta, 1991.

Djamin, Zulkarnain. “Perencanaan Dan Analisa Proyek”, Edisi ketiga, Fakultas

Ekonomi Unversitas Indonesia, Jakarta, 1993.

Fatah, N. “Evaluasi Proyek Finansial Pada Proyek Mikro”, CV. Asona, Jakarta,

1994.

Gittinger, J.P. “Analisa Kelayakan Proyek Pertanian”. UI Press, Jakarta, 1986.

Gray, Clive, et all. “Pengantar Evaluasi Proyek”, PT. Gramedia Pustaka Utama,

2002.

Havard, Tim. “Financial Feasibility Studies For Property Development, Theory

And Practice”, Routledge, 2014.

Hendayana, Dandan. “Analisis Usaha Perikanan Budidaya Perairan Waduk

Dengan Jaring Apung (Kasus Waduk Cirata, Kabupaten Cianjur Jawa

Barat)”. Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Bogor, 2002.

Husen, M. ”Perlunya Legislasi dan Tata Ruang Waduk Cirata‟ . Pengembangan

Budidaya Perikanan di Perairan Waduk : Suatu Upaya Pemecahan Masalah

Budidaya Ikan Dalam Keramba Jaring Apung”. Departemen Kelautan dan

Perikanan. Pusat Riset Perikanan Budidaya, Jakarta, 2004.

Husnan, Suad, dan Suwarsono. “Studi Kelayakan Proyek Bisnis”, UPP STIM

YPKN, Yogyakarta, 2000.

Ichsan, M, dkk. “Studi Kelayakan Proyek Bisnis”, UNIBRAW, Malang, 2003.

Karis, Christie. “Feasibility Study For A Small Business”, Christie Karis Business

Plan Services, 2015.

Kartamihardja, E. S. “Pengembangan dan Pengelolaan Budidaya Ikan dalam

Keramba Jaring Tancap Ramah Lingkungan di Perairan Waduk dan Danau

Serbaguna”, Prosiding Simposium Perikanan Indonesia II, 1997.

Page 131: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

110

Kasmir, dan Jakfar. “Studi Kelayakan Bisnis”, Edisi Revisi, Kencana, Jakarta,

2007.

Kotler, Philip. “Manajemen Pemasaran : Analisis Perencanaan, Implementasi,

dan Kontrol”, Ed rev Jilid 1, Prenhallindo, Jakarta, 1997.

Kotler, Philip, dan A. B, Susanto. “Manajemen Pemasaran di Indonesia, Analisis

Perencanaan, Implikasi dan Pengendalian”, Buku Satu, Salemba, Jakarta,

1999.

Kotler, Kevin L. Keller. “Manajemen Pemasaran”, Jilid 2 Edisi 13, Erlangga,

2010

Machdhoero, Mohyi. “Metode Penelitian”, UMM Prss, Malang, 1993.

Mahyudin, Kholish. “Panduan Lengkap Agribisnis Lele. Penebar Swadaya”,

Jakarta, 2008.

Mantau, Z, Tutud, V, Rawung, J. B. M, Latulola, M. T, dan Sudarty. “Budidaya

Ikan Mas dan Nila dalam Keramba Jaring Apung Ganda di Desa Telap pada

Pesisir Danau Tondano”, Badan Litbang Pertanian, Jakarta, 2004.

Mantau, Zulkifli. “Analisis Kelayakan Investasi Usaha Budidaya Ikan Mas dan

Nila Dalam Keramba Jaring Apung Ganda di Pesisir Danau Tondano

Propinsi Sulawesi Utara”. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Propinsi

Sulawesi Utara, Jl. Kampus Pertanian Kalasey, 2010.

Misbah, A. “Kondisi, Permasalahan, dan Prospek Usaha Budidaya Ikan di

Perairan Waduk, Pengembangan Budidaya Perikanan di Perairan Waduk :

Suatu Usaha Pemecahan Masalah Budidaya Ikan dalam Keramba Jaring

Apung”, Departemen Kelautan dan Perikanan, Pusat Riset Perikanan

Budidaya, Jakarta, 2004.

M.Y, Mulyadi, Isytar, Ibrahim, dan Dolorosa, Eva. “Analisis Finansial Budidaya

Ikan dalam Karamba Jaring Apung di Sungai Melawi Kecamatan Pinoh

Utara”, Jurnal Social Economic of Agriculture, 2015.

Nasarudin, Indo Yama. “Analisis Kelayakan Ekonomi Dan Finansial Usaha

Ternak Ayam Potong Di Wilayah Parung Hijau”, UIN, Jakarta.

Nasarudin, Indo Yama. “Analisis Kelayakan Ekonomi Dan Finansial Usaha Ikan

Lele Asap Di Wilayah Pekanbaru”, Jurnal Etikonomi Volume 11 No.2,

2012.

Novom, Martin L. “The Fundraising Feasibility Study , It’s Not About The

Money”, John Wiley And Sons LTD, 2007.

Nurfadilla, Nanda Yunisa. ” Analisis Kelayakan Finansial Usaha Keramba Jaring

Apung di Waduk Cirata dengan Internalisasi Biaya Flushing”.Skripsi.

Institut Pertanian Bogor, Bogor, 2013.

Perdana, Haris. “Analisis Kelayakan Finansial Usaha Pembesaran Ikan Mas dan

Nila pada Keramba Jaring Apung (KJA) Sistem Jaring Kolor di Waduk

Cikoncang, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, Banten”, Skripsi

Institut Pertanian Bogor, Bogor, 2008.

Rangkuti, Freedy, ”Business Plan, Teknik Membuat Perencanaan Bisnis dan

Analisis Kasus”, PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006.

Rewold, J. D, Scott, dan M. R, Warshaw, “Strategi Harga dalam Pemasaran”,

PT. Bima Aksara, Jakarta, 1987.

Page 132: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

111

Sharma, Mohit, et all. “Economic Feasibility Analysis Of Major Flower Crops In

Himachal Pradesh State Of India”, International Journal Of Advanced

Research In Management And Social Sciences.

Sofyan, Iban. “Studi Kelayakan Bisnis”, Ed Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta,

2003.

Soeharto, Imam. “Studi Kelayakan Proyek Industri”, Erlangga, Jakarta, 2002.

Soetriono. “Perbedaan Analisis Finansial dan Ekonomi”, Ps. Agribisnis Unej,

2006.

Soeratno, Arsyad L. “Metode Penelitian Untuk Ekonomi dan Bisnis”, Unit

Penerbit dan Percetakan AMP YKPN, Yogyakarta, 1999.

Subagyo, Ahmad. “Studi Kelayakan, Teori dan Aplikasi”, PT. Elex Media

Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta, 2008.

Sudgen, R, and Williams, A. “The Principles Of Practical Cost-Benefit

Analysis”, 1st Edition, Oxford: Oxford Univesity Press, 1990.

Sufriyadi, H. “Manajemen Kesehatan Pada Usaha Budidaya Ikan dalam

Keramba Jaring Apung, Pengembangan Budidaya Perikanan di Perairan

Waduk : Suatu Usaha Pemecahan Masalah Budidaya Ikan dalam Keramba

Jaring Apung”, Departemen Kelautan dan Perikanan, Pusat Riset Perikanan

dan Budidaya, Jakarta, 2004.

Sugiono. “Metode Penelitian Bisnis”, Alfabeta, Bandung, 2009.

Sutojo, Siswanto. “Studi Kelayakan Proyek, Teori dan Praktek, Seri Manajemen

No.66”, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta, 2002.

Suyanto, S. R. “NILA”, PT. Penebar Swadaya, Jakarta, 1994.

Tamba, Sudiarno, Ramli, Muhammad and Hendrik. “Analisis Kelayakan

Budidaya Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Dalam Keramba Jaring Apung

di Desa Silalahi III Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi Provinsi

Sumatera Utara”, 2013.

Tangvitoontham, Nantarat, and Papusson, Chaiwat. “Economic Feasibility Of

Government Investment Project By Using Cost Benefit Analysis: A Case

Study Of Domestic Port (Port A), Laem-Chabang Port, Chonburi Province”,

Procedia Economics and Finance, 2012.

Tereza, David, and Abraham K. “Financial Profitability And Sensitivity Of Palm

Oil Plantation In Indonesia”, Acta Universitatis Agriculturae Et Silviculturae

Mendelianae Brunensis Vol. 3 No. 4, Prague.

Thi Thi Soe, et all. “Assesment Of Economic Feasibility On Promising Wind

Energy Sites In Myanmar”, International Journal of Renewable Energy

Research Vol.5 No.2, 2015.

Umar, Husein. “Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis”, PT. Raja

Grafindo Persada, Jakarta, 2005.

Umar, Husein. “Studi Kelayakan Bisnis, Teknik Menganalisis Kelayakan Rencana

Bisnis Secara Komperhensif”, Ed ke-2, PT. Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta, 2003.

Varalakshmi, K. “Feasiblity Analysis of Meat Processing Plant- Case of Medium

Scale Plant for Restructured Chicken Products”, International Journal of

Advanced Research Vol.3 Issue 8, 2015.

Page 133: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

112

Yacob, Ibrahim. “Studi Kelayakan Bisnis”, Edisi Revisi, Rineka Cipta, 2003.

Zuhal. “Ketenagalistrikan Indonesia”, PT. Gameka Prima, Jakarta, 1995.

https://www.academia.edu/6270281/ANALISIS_KELAYAKAN_USAHA_DAN

_ANALISIS_SWOT

http://evietos.blogspot.com/2010/06/studi-kelayakan-usaha.html

www.bi.go.id

www.bps.go.id

Page 134: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

113

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Data Rata-rata Inflasi Indonesia Periode 2010-2015

Sumber: Laporan Tahunan Bank Indonesia (2010-2015)

(http://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/data/Default.aspx ,diakses 20 Oktober 2016)

Lampiran 2 : Data Rata-rata Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia Periode 2010- 2015

Sumber: Laporan Tahunan Bank Indonesia (2010-2015)

(http://www.bi.go.id/en/moneter/bi-rate/data/Default.aspx ,diakses 20 Oktober 2016)

Tahun Tingkat Inflasi Indonesia

2010 5.1

2011 5.4

2012 4.3

2013 8.4

2014 8.4

2015 3.4

Rata-rata 5.83

Tahun BI Rate (%)

2010 6.50

2011 6.50

2012 5.75

2013 7.50

2014 7.50

2015 7.50

Rata-rata 6.88

Page 135: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

114

Lampiran 3 : Kuisioner Research Questionnaire (Kuesioner Penelitian)

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Program Penelitian Mahasiswa UIN

Yth, Bapak/Ibu

Penelitian ini memiliki judul sebagai berikut :

“ANALISIS KELAYAKAN FINNANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG

GANDA DI DANAU CIRATA KABUPATEN BANDUNG BARAT”

Penelitian ini bertujuan untuk menilai kelayakan usaha keramba jaring apung ganda (KJA-G)

yang ada didanau Cirata. Ditinjau dari aspek finansial,aspek ekonomi,aspek pemasaran,aspek

teknis,dll. Kami berharap bahwa Anda bisa bekerja sama dengan kami, sehingga kami dapat

menyelesaikan penelitian ini, mengingat bahwa semua informasi yang diberikan akan

digunakan hanya untuk tujuan penelitian & pada tingkat kerahasiaan yang tinggi. Terima

Kasih.

Salam Hangat

Peneliti

Maksum Sutisno

Page 136: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

115

Nama :

Alamat :

TTL :

*ISILAH DENGAN MEMBERIKAN TANDA CEKLIS PADA KOTAK.

Usia (tahun) : 15-25 36-45 56-65

26-35 46-55 >66

Pendidikan terakhir : SD SMA

SMP Sarjana

Pengalaman usaha : 4-5 8-9 12-13

6-7 10-11 >14

KJA yang dimiliki (unit): 2-4 8-10 14-16

5-7 11-13 >16

Penghasilan (juta) : 2-3 6-7 10-11

4-5 8-9 >11

Permasalahan yang

dihadapi :

Page 137: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

116

Lampiran 4 : Karakteristik Petani KJA-G

15 - 25 tahun 9 9

26 - 35 tahun 32 32

36 - 45 tahun 21 21

46 - 55 tahun 8 8

> 66 tahun 0 0

Jumlah 100 100

SD 38 38

SMP 33 33

SMA 25 25

Sarjana 4 4

Jumlah 100 100

4 - 5 tahun 30 30

6 -7 tahun 14 14

8 - 9 tahun 9 9

10 - 11 tahun 16 16

12 - 13 tahun 6 6

> 14 tahun 25 25

Jumlah 100 100

2 - 4 unit 36 36

5 - 7 unit 25 25

8 - 10 unit 23 23

11 - 13 unit 6 6

14 - 16 unit 0 0

> 16 unit 9 9

Jumlah 100 100

Pengalaman Usaha

KJA-G yang dimiliki (unit)

Jumlah

Responden (N)Kategori Persentase (%)Karakteristik Petani

Usia

Pendidikan

Page 138: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

117

Lampiran 5 : Biaya Investasi Usaha Keramba Jaring Apung Ganda (KJA-G)

Lampiran 6 : Biaya Operasional Per Musim dan Per Tahun Usaha Keramba Jaring

Apung Ganda (KJA-G)

No Komponen Satuan Jumlah unit Harga(Rp/unit) Jumlah biaya (Rp)

1 Drum plastik buah 25 185,000 4,625,000

2 Besi lente 40 96,000 3,840,000

3 Baut 2cm dus 2 140,000 210,000

4 Paku 10cm kg 12 13,000 156,000

5 Kayu kaso meter 60 6,000 360,000

6 Bambu atas batang 60 12,000 720,000

7 Bambu gombong batang 12 110,000 1,320,000

8 Saung supa unit 1 1,200,000 1,200,000

9 Jaring kg 140 120,000 16,800,000

10 Jangkar

a. pemberat sudut unit 4 150,000 600,000

b. pemberat bandul unit 41 10,000 410,000

11 Tambang

a. ukuran 5mm kg 6 40,000 240,000

b. ukuran 6mm kg 6 40,000 240,000

c. ukuran 10mm kg 30 40,000 1,200,000

12 Ongkos kerja

a. jahit jaring paket 1 900,000 900,000

b. kontruksi paket 1 1,500,000 1,500,000

13 Perahu unit 1 7,000,000 7,000,000

14 Rumah Apung unit 1 15,000,000 15,000,000

15 Biaya modal kerja awal 90,550,000

Total Biaya 146,871,000

No Komponen Satuan Jumlah unit Harga (Rp/unit) Jumlah biaya

1 Pakan ikan Kg 8,000 8,750 70,000,000

2 Benih ikan

a. ikan mas Kg 400 33,000 13,200,000

b. ikan nila Kg 300 24,500 7,350,000

Jumlah 90,550,000

Page 139: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

118

Lampiran 7 : Biaya Tetap dan Biaya Reinvestasi Usaha Keramba Jaring Apung Ganda

(KJA-G)

Biaya Reinvestasi Usaha KJA-G

Lampiran 8 : Tabel Harga Jual Ikan Mas dan Ikan Nila

Pakan ikan 70,000,000

Benih ikan mas 13,200,000

Jumlah 83,200,000

Musim tanam ikan 4

Total 332,800,000

Benih ikan nila 7,350,000

Musim tanam ikan 2

Total 14,700,000

Total biaya operasional per tahun 347,500,000

Biaya operasional ikan mas per tahun

Biaya operasional ikan nila per tahun

No Komponen Jumlah biaya (Rp) Total per tahun (Rp)

1 Gaji pegawai (per bulan) 2,500,000 30,000,000

2 Perawatan

a. pemeriksaan jaring setelah masa panen (per tahun) 1,500,000 1,500,000

3 Tagihan listrik (per bulan) 100,000 1,200,000

4 Retribusi pada PT.PJB dan BPWC (per tahun) 200,000 200,000

Jumlah biaya tetap 32,900,000

No Komponen Jumlah biaya (Rp)

1 Penggantian bambu dan balok kayu (Kaso) pada tahun ke dua 2,800,000

No Jenis Produk Harga Tahun Ke-1 Harga Tahun Ke-2 Harga Tahun Ke-3 Harga Tahun Ke-4Harga Tahun Ke-5

1 Ikan Mas

a. Panen Ke-1 22,000 22,000 22,000 22,000 22,000

b. Panen Ke-2 21,500 21,500 21,500 21,500 21,500

c. Panen Ke-3 21,000 21,000 21,000 21,000 21,000

d. Panen Ke-4 20,000 20,000 20,000 20,000 20,000

2 Ikan Nila

a. Panen Ke-1 19,000 19,000 19,000 19,000 19,000

b. Panen Ke-2 18,000 18,000 18,000 18,000 18,000

Page 140: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

119

Lampiran 9 : Pendapatan Ikan Mas dan Ikan Nila Usaha KJA-G Dengan Target

Produktivitas 60%

Target Produktivitas 60%

Lampiran 10 : Pendapatan Ikan Mas dan Ikan Nila Usaha KJA-G dengan Target

Produktivitas 55%

No Jenis Produk Tahun Ke-1 Tahun Ke-2 Tahun Ke-3 Tahun Ke-4 Tahun Ke-5

1 Ikan Mas

a. Panen Ke-1 114,400,000 114,400,000 114,400,000 114,400,000 114,400,000

b. Panen Ke-2 111,800,000 111,800,000 111,800,000 111,800,000 111,800,000

c. Panen Ke-3 109,200,000 109,200,000 109,200,000 109,200,000 109,200,000

d. Panen Ke-4 104,000,000 104,000,000 104,000,000 104,000,000 104,000,000

jumlah 439,400,000 439,400,000 439,400,000 439,400,000 439,400,000

2 Ikan Nila

a. Panen Ke-1 22,040,000 22,040,000 22,040,000 22,040,000 22,040,000

b. Panen Ke-2 21,600,000 21,600,000 21,600,000 21,600,000 21,600,000

jumlah 43,640,000 43,640,000 43,640,000 43,640,000 43,640,000

Total pendapatan 483,040,000 483,040,000 483,040,000 483,040,000 483,040,000

Jenis Produk Tahun Ke-1 Tahun Ke-2 Tahun Ke-3 Tahun Ke-4 Tahun Ke-5

1 Ikan Mas

a. Panen Ke-1 5,200 5,200 5,200 5,200 5,200

b. Panen Ke-2 5,200 5,200 5,200 5,200 5,200

c. Panen Ke-3 5,200 5,200 5,200 5,200 5,200

d. Panen Ke-4 5,200 5,200 5,200 5,200 5,200

2 Ikan Nila

a. Panen Ke-1 1,160 1,160 1,160 1,160 1,160

b. Panen Ke-2 1,200 1,200 1,200 1,200 1,200

No Jenis Produk Tahun Ke-1 Tahun Ke-2 Tahun Ke-3 Tahun Ke-4 Tahun Ke-5

1 Ikan Mas

a. Panen Ke-1 105,600,000 105,600,000 105,600,000 105,600,000 105,600,000

b. Panen Ke-2 103,200,000 103,200,000 103,200,000 103,200,000 103,200,000

c. Panen Ke-3 100,800,000 100,800,000 100,800,000 100,800,000 100,800,000

d. Panen Ke-4 96,000,000 96,000,000 96,000,000 96,000,000 96,000,000

jumlah 405,600,000 405,600,000 405,600,000 405,600,000 405,600,000

2 Ikan Nila

a. Panen Ke-1 22,040,000 22,040,000 22,040,000 22,040,000 22,040,000

b. Panen Ke-2 21,600,000 21,600,000 21,600,000 21,600,000 21,600,000

jumlah 43,640,000 43,640,000 43,640,000 43,640,000 43,640,000

total pendapatan 449,240,000 449,240,000 449,240,000 449,240,000 449,240,000

Page 141: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

120

Target Produktivitas 55%

Lampiran 11 : Pendapatan Ikan Mas dan Ikan Nila Usaha KJA-G Dengan Target

Produktivitas 52%

Target Produktivitas 52%

No Jenis Produk Tahun Ke-1 Tahun Ke-2 Tahun Ke-3 Tahun Ke-4 Tahun Ke-5

1 Ikan Mas

a. Panen Ke-1 4,800 4,800 4,800 4,800 4,800

b. Panen Ke-2 4,800 4,800 4,800 4,800 4,800

c. Panen Ke-3 4,800 4,800 4,800 4,800 4,800

d. Panen Ke-4 4,800 4,800 4,800 4,800 4,800

2 Ikan Nila

a. Panen Ke-1 1,160 1,160 1,160 1,160 1,160

b. Panen Ke-2 1,200 1,200 1,200 1,200 1,200

No Jenis Produk Tahun Ke-1 Tahun Ke-2 Tahun Ke-3 Tahun Ke-4 Tahun Ke-5

1 Ikan Mas

a. Panen Ke-1 100,320,000 100,320,000 100,320,000 100,320,000 100,320,000

b. Panen Ke-2 98,040,000 98,040,000 98,040,000 98,040,000 98,040,000

c. Panen Ke-3 95,760,000 95,760,000 95,760,000 95,760,000 95,760,000

d. Panen Ke-4 91,200,000 91,200,000 91,200,000 91,200,000 91,200,000

jumlah 385,320,000 385,320,000 385,320,000 385,320,000 385,320,000

2 Ikan Nila

a. Panen Ke-1 22,040,000 22,040,000 22,040,000 22,040,000 22,040,000

b. Panen Ke-2 21,600,000 21,600,000 21,600,000 21,600,000 21,600,000

jumlah 43,640,000 43,640,000 43,640,000 43,640,000 43,640,000

total pendapatan 428,960,000 428,960,000 428,960,000 428,960,000 428,960,000

No Jenis Produk Tahun Ke-1 Tahun Ke-2 Tahun Ke-3 Tahun Ke-4 Tahun Ke-5

1 Ikan Mas

a. Panen Ke-1 4,560 4,560 4,560 4,560 4,560

b. Panen Ke-2 4,560 4,560 4,560 4,560 4,560

c. Panen Ke-3 4,560 4,560 4,560 4,560 4,560

d. Panen Ke-4 4,560 4,560 4,560 4,560 4,560

2 Ikan Nila

a. Panen Ke-1 1,160 1,160 1,160 1,160 1,160

b. Panen Ke-2 1,200 1,200 1,200 1,200 1,200

Page 142: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

121

Lampiran 12 : Pendapatan Ikan Mas dan Ikan Nila Usaha KJA-G Dengan Target

Produktivitas 51%

Target Produktivitas 51%

Lampiran 13 : Pendapatan Ikan Mas dan Ikan Nila Usaha KJA-G Dengan Target

Produktivitas 50%

No Jenis Produk Tahun Ke-1 Tahun Ke-2 Tahun Ke-3 Tahun Ke-4 Tahun Ke-5

1 Ikan Mas

a. Panen Ke-1 98,560,000 98,560,000 98,560,000 98,560,000 98,560,000

b. Panen Ke-2 96,320,000 96,320,000 96,320,000 96,320,000 96,320,000

c. Panen Ke-3 94,080,000 94,080,000 94,080,000 94,080,000 94,080,000

d. Panen Ke-4 89,600,000 89,600,000 89,600,000 89,600,000 89,600,000

jumlah 378,560,000 378,560,000 378,560,000 378,560,000 378,560,000

2 Ikan Nila

a. Panen Ke-1 22,040,000 22,040,000 22,040,000 22,040,000 22,040,000

b. Panen Ke-2 21,600,000 21,600,000 21,600,000 21,600,000 21,600,000

jumlah 43,640,000 43,640,000 43,640,000 43,640,000 43,640,000

total pendapatan 422,200,000 422,200,000 422,200,000 422,200,000 422,200,000

No Jenis Produk Tahun Ke-1 Tahun Ke-2 Tahun Ke-3 Tahun Ke-4 Tahun Ke-5

1 Ikan Mas

a. Panen Ke-1 4,480 4,480 4,480 4,480 4,480

b. Panen Ke-2 4,480 4,480 4,480 4,480 4,480

c. Panen Ke-3 4,480 4,480 4,480 4,480 4,480

d. Panen Ke-4 4,480 4,480 4,480 4,480 4,480

2 Ikan Nila

a. Panen Ke-1 1,160 1,160 1,160 1,160 1,160

b. Panen Ke-2 1,200 1,200 1,200 1,200 1,200

No Jenis Produk Tahun Ke-1 Tahun Ke-2 Tahun Ke-3 Tahun Ke-4 Tahun Ke-5

1 Ikan Mas

a. Panen Ke-1 96,800,000 96,800,000 96,800,000 96,800,000 96,800,000

b. Panen Ke-2 94,600,000 94,600,000 94,600,000 94,600,000 94,600,000

c. Panen Ke-3 92,400,000 92,400,000 92,400,000 92,400,000 92,400,000

d. Panen Ke-4 88,000,000 88,000,000 88,000,000 88,000,000 88,000,000

jumlah 371,800,000 371,800,000 371,800,000 371,800,000 371,800,000

2 Ikan Nila

a. Panen Ke-1 22,040,000 22,040,000 22,040,000 22,040,000 22,040,000

b. Panen Ke-2 21,600,000 21,600,000 21,600,000 21,600,000 21,600,000

jumlah 43,640,000 43,640,000 43,640,000 43,640,000 43,640,000

total pendapatan 415,440,000 415,440,000 415,440,000 415,440,000 415,440,000

Page 143: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

122

Target Produktivitas 50%

No Jenis Produk Tahun Ke-1 Tahun Ke-2 Tahun Ke-3 Tahun Ke-4 Tahun Ke-5

1 Ikan Mas

a. Panen Ke-1 4,400 4,400 4,400 4,400 4,400

b. Panen Ke-2 4,400 4,400 4,400 4,400 4,400

c. Panen Ke-3 4,400 4,400 4,400 4,400 4,400

d. Panen Ke-4 4,400 4,400 4,400 4,400 4,400

2 Ikan Nila

a. Panen Ke-1 1,160 1,160 1,160 1,160 1,160

b. Panen Ke-2 1,200 1,200 1,200 1,200 1,200

Page 144: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

123

Lampiran 14 : Arus Kas dan Analisis Kelayakan (100% Modal Sendiri) dengan Target

Produktivitas 60%

0 1 2 3 4 5

Aliran Kas Manfaat

a. Pendapatan Ikan Mas dan Nila 483,040,000 483,040,000 483,040,000 483,040,000 483,040,000

b. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 5,392,100

Total Aliran Kas Manfaat 483,040,000 483,040,000 483,040,000 483,040,000 488,432,100

Aliran Kas Biaya

a. Biaya Investasi 146,871,000

b. Biaya tetap 0 32,900,000 32,900,000 32,900,000 32,900,000 32,900,000

c. Biaya operasional 0 347,500,000 347,500,000 347,500,000 347,500,000 347,500,000

d. Biaya Reinvestasi 0 0 2,800,000 0 2,800,000 0

e. Penyusutan 0 9,788,143 9,788,143 9,788,143 9,788,143 9,788,143

Total Aliran Kas Biaya 146,871,000 390,188,143 392,988,143 390,188,143 392,988,143 390,188,143

Aliran Kas Manfaat Kotor -125,916,000 92,851,857 90,051,857 92,851,857 90,051,857 98,243,957

Pajak 1% 0 4,830,400 4,830,400 4,830,400 4,830,400 4,830,400

Aliran Kas Manfaat Bersih -125,916,000 88,021,457 85,221,457 88,021,457 85,221,457 93,413,557

Penyusutan 0 36,388,000 36,388,000 36,388,000 36,388,000 36,388,000

Total Aliran Kas Akhir -125,916,000 124,409,457 121,609,457 124,409,457 121,609,457 129,801,557

DF 6% 1 0.94 0.89 0.84 0.79 0.75

PV Pada DF 6% -125,916,000 117,367,412 108,231,984 104,456,579 96,326,080 96,995,274

DF 83% 1 0.55 0.30 0.16 0.09 0.05

NPV Pada DF 83% -125,916,000 67,983,310 36,313,254 20,300,191 10,843,338 6,324,475

NPV Pada DF 6% 376,506,330

NPV Pada DF 83% -5,106,432

IRR (%) 81.97

Net B/C Ratio 1.14

Profitability Index 2.56

Payback Period 1 tahun 2 bulan 6 hari

UraianTahun

investasi 146,871,000

proceed 1 124,409,457

sisa 22,461,543

proceed 2 121,609,457

0.18470

0.1847 12 2.21642725

0.2164 30 6.49281

PV Benefit PV Cost

455,698,113 368,102,022

429,903,880 349,758,048

405,569,698 327,609,489

382,612,923 311,283,418

364,984,879 291,571,279

2,038,769,494 1,648,324,255

Net B/C Ratio 1.14

Page 145: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

124

investasi 146,871,000

proceed 1 112,953,519

sisa 33,917,481

proceed 2 110,153,519

0.30791

0.30791 12 3.69493

0.69493 30 20.8479

Lampiran 15 : Arus Kas dan Analisis Kelayakan (30% Modal Pinjaman) dengan

Target Produktivitas 60%

0 1 2 3 4 5

Aliran Kas Manfaat

a. Pendapatan Ikan Mas dan Nila 483,040,000 483,040,000 483,040,000 483,040,000 483,040,000

b. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 5,392,100

Total Aliran Kas Manfaat 483,040,000 483,040,000 483,040,000 483,040,000 488,432,100

Aliran Kas Biaya

a. Biaya Investasi 146,871,000

b. Biaya tetap 0 32,900,000 32,900,000 32,900,000 32,900,000 32,900,000

c. Biaya operasional 0 347,500,000 347,500,000 347,500,000 347,500,000 347,500,000

d. Biaya Reinvestasi 0 0 2,800,000 0 2,800,000 0

e. Penyusutan 0 9,788,143 9,788,143 9,788,143 9,788,143 9,788,143

f. Angsuran Pokok 8,812,260 8,812,260 8,812,260 8,812,260 8,812,260

g. Beban Bunga 2,643,678 2,643,678 2,643,678 2,643,678 2,643,678

Total Aliran Kas Biaya 146,871,000 401,644,081 404,444,081 401,644,081 404,444,081 401,644,081

Aliran Kas Manfaat Kotor -125,916,000 81,395,919 78,595,919 81,395,919 78,595,919 86,788,019

Pajak 1% 0 4,830,400 4,830,400 4,830,400 4,830,400 4,830,400

Aliran Kas Manfaat Bersih -125,916,000 76,565,519 73,765,519 76,565,519 73,765,519 81,957,619

Penyusutan 0 36,388,000 36,388,000 36,388,000 36,388,000 36,388,000

Total Aliran Kas Akhir -125,916,000 112,953,519 110,153,519 112,953,519 110,153,519 118,345,619

DF 6% 1 0.94 0.89 0.84 0.79 0.75

PV Pada DF 6% -125,916,000 106,559,924 98,036,240 94,837,953 87,251,904 88,434,731

DF 72% 1 0.58 0.34 0.20 0.11 0.07

NPV Pada DF 72% -125,916,000 65,670,651 37,234,153 22,198,030 12,585,909 7,861,582

NPV Pada DF 6% 328,249,752

NPV Pada DF 72% -1,320,675

IRR (%) 71.74

Net B/C Ratio 1.11

Profitability Index 2.23

Payback Period 1 tahun 3 bulan 20 hari

UraianTahun

44,061,300 8,812,260 2,643,678

PV Benefit PV Cost

455,698,113 378,909,510

429,903,880 359,953,792

405,569,698 337,228,115

382,612,923 320,357,594

364,984,879 300,131,822

2,038,769,494 1,696,580,833

Net B/C Ratio 1.11

Angsuran pokok

selama 5 tahunPinjaman 30% Beban Bunga

Page 146: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

125

0 1 2 3 4 5

Aliran Kas Manfaat

a. Pendapatan Ikan Mas dan Nila 449,240,000 449,240,000 449,240,000 449,240,000 449,240,000

b. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 5,392,100

Total Aliran Kas Manfaat 449,240,000 449,240,000 449,240,000 449,240,000 454,632,100

Aliran Kas Biaya

a. Biaya Investasi 146,871,000

b. Biaya tetap 0 32,900,000 32,900,000 32,900,000 32,900,000 32,900,000

c. Biaya operasional 0 347,500,000 347,500,000 347,500,000 347,500,000 347,500,000

d. Biaya Reinvestasi 0 0 2,800,000 0 2,800,000 0

e. Penyusutan 0 9,788,143 9,788,143 9,788,143 9,788,143 9,788,143

Total Aliran Kas Biaya 146,871,000 390,188,143 392,988,143 390,188,143 392,988,143 390,188,143

Aliran Kas Manfaat Kotor -125,916,000 59,051,857 56,251,857 59,051,857 56,251,857 64,443,957

Pajak 1% 0 4,492,400 4,492,400 4,492,400 4,492,400 4,492,400

Aliran Kas Manfaat Bersih -125,916,000 54,559,457 51,759,457 54,559,457 51,759,457 59,951,557

Penyusutan 0 36,388,000 36,388,000 36,388,000 36,388,000 36,388,000

Total Aliran Kas Akhir -125,916,000 90,947,457 88,147,457 90,947,457 88,147,457 96,339,557

DF 6% 1 0.94 0.89 0.84 0.79 0.75

PV Pada DF 6% -125,916,000 85,799,488 78,450,923 76,361,239 69,821,042 71,990,521

DF 58% 1 0.63 0.40 0.25 0.16 0.10

NPV Pada DF 58% -125,916,000 57,561,682 35,309,829 23,057,876 14,144,299 9,784,062

NPV Pada DF 6% 235,552,213

NPV Pada DF 58% -7,013,251

IRR (%) 56.50

Net B/C Ratio 1.06

Profitability Index 1.60

Payback Period 1 tahun 7 bulan 18 hari

Uraian

Tahun

Lampiran 16 : Arus Kas dan Analisis Kelayakan (100% Modal Sendiri) dengan Target

Produktivitas 55%

investasi 146871000

proceed 1 90,947,457

sisa 55,923,543

proceed 2 88,147,457

0.63443

0.63443 12 7.61318

0.61318 30 18.39543

PV Benefit PV Cost

423,811,321 368,102,022

399,822,001 349,758,048

377,190,567 327,609,489

355,840,157 311,283,418

339,727,552 291,571,279

1,896,391,598 1,648,324,255

Net B/C Ratio 1.06

Page 147: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

126

0 1 2 3 4 5

Aliran Kas Manfaat

a. Pendapatan Ikan Mas dan Nila 449,240,000 449,240,000 449,240,000 449,240,000 449,240,000

b. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 5,392,100

Total Aliran Kas Manfaat 449,240,000 449,240,000 449,240,000 449,240,000 454,632,100

Aliran Kas Biaya

a. Biaya Investasi 146,871,000

b. Biaya tetap 0 32,900,000 32,900,000 32,900,000 32,900,000 32,900,000

c. Biaya operasional 0 347,500,000 347,500,000 347,500,000 347,500,000 347,500,000

d. Biaya Reinvestasi 0 0 2,800,000 0 2,800,000 0

e. Penyusutan 0 9,788,143 9,788,143 9,788,143 9,788,143 9,788,143

f. Angsuran Pokok 8,812,260 8,812,260 8,812,260 8,812,260 8,812,260

g. Beban Bunga 2,643,678 2,643,678 2,643,678 2,643,678 2,643,678

Total Aliran Kas Biaya 146,871,000 401,644,081 404,444,081 401,644,081 404,444,081 401,644,081

Aliran Kas Manfaat Kotor -125,916,000 47,595,919 44,795,919 47,595,919 44,795,919 52,988,019

Pajak 1% 0 4,492,400 4,492,400 4,492,400 4,492,400 4,492,400

Aliran Kas Manfaat Bersih -125,916,000 43,103,519 40,303,519 43,103,519 40,303,519 48,495,619

Penyusutan 0 36,388,000 36,388,000 36,388,000 36,388,000 36,388,000

Total Aliran Kas Akhir -125,916,000 79,491,519 76,691,519 79,491,519 76,691,519 84,883,619

DF 6% 1 0.94 0.89 0.84 0.79 0.75

PV Pada DF 6% -125,916,000 74,991,999 68,255,179 66,742,612 60,746,866 63,429,978

DF 50% 1 0.67 0.44 0.30 0.20 0.13

NPV Pada DF 50% -125,916,000 52,994,346 34,085,120 23,553,043 15,148,942 11,178,090

NPV Pada DF 6% 187,295,635

NPV Pada DF 50% -9,911,460

IRR (%) 47.79

Net B/C Ratio 1.03

Profitability Index 1.28

Payback Period 1 tahun 10 bulan 16 hari

UraianTahun

44,061,300 8,812,260 2,643,678

PV Benefit PV Cost

423,811,321 378,909,510

399,822,001 359,953,792

377,190,567 337,228,115

355,840,157 320,357,594

339,727,552 300,131,822

1,896,391,598 1,696,580,833

Net B/C Ratio 1.03

Angsuran Pokok

Selama 5 TahunBeban BungaPinjaman 30% investasi 146,871,000

proceed 1 79,491,519

sisa 67,379,481

proceed 2 76,691,519

0.87858

0.87858 12 10.54294

0.54295 30 16.2885

Lampiran 17 : Arus Kas dan Analisis Kelayakan (30% Modal Pinjaman) dengan

Target Produktivitas 55%

Page 148: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

127

0 1 2 3 4 5

Aliran Kas Manfaat

a. Pendapatan Ikan Mas dan Nila 428,960,000 428,960,000 428,960,000 428,960,000 428,960,000

b. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 5,392,100

Total Aliran Kas Manfaat 428,960,000 428,960,000 428,960,000 428,960,000 434,352,100

Aliran Kas Biaya

a. Biaya Investasi 146,871,000

b. Biaya tetap 0 32,900,000 32,900,000 32,900,000 32,900,000 32,900,000

c. Biaya operasional 0 347,500,000 347,500,000 347,500,000 347,500,000 347,500,000

d. Biaya Reinvestasi 0 0 2,800,000 0 2,800,000 0

e. Penyusutan 0 9,788,143 9,788,143 9,788,143 9,788,143 9,788,143

Total Aliran Kas Biaya 146,871,000 390,188,143 392,988,143 390,188,143 392,988,143 390,188,143

Aliran Kas Manfaat Kotor -125,916,000 38,771,857 35,971,857 38,771,857 35,971,857 44,163,957

Pajak 1% 0 4,289,600 4,289,600 4,289,600 4,289,600 4,289,600

Aliran Kas Manfaat Bersih -125,916,000 34,482,257 31,682,257 34,482,257 31,682,257 39,874,357

Penyusutan 0 36,388,000 36,388,000 36,388,000 36,388,000 36,388,000

Total Aliran Kas Akhir -125,916,000 70,870,257 68,070,257 70,870,257 68,070,257 76,262,357

DF 6% 1 0.94 0.89 0.84 0.79 0.75

PV Pada DF 6% -125,916,000 66,858,733 60,582,287 59,504,034 53,918,019 56,987,670

DF 40% 1 0.71 0.51 0.36 0.26 0.19

NPV Pada DF 40% -125,916,000 50,621,612 34,729,723 25,827,353 17,719,246 14,179,798

NPV Pada DF 6% 150,979,743

NPV Pada DF 40% -3,793,267

IRR (%) 39.17

Net B/C Ratio 1.01

Profitability Index 1.03

Payback Period 2 tahun 1 bulan 10 hari

UraianTahun

investasi 146871000

proceed 1 70,870,257

sisa 76,000,743

proceed 2 68,070,257

sisa 7,930,486

proceed 3 70,870,257

0.11190

0.11190 12 1.34282

0.34282 30 10.2846

Lampiran 18 : Arus Kas dan Analisis Kelayakan (100% Modal Sendiri) dengan Target

Produktivitas 52%

PV Benefit PV Cost

404,679,245 368,102,022

381,772,873 349,758,048

360,163,088 327,609,489

339,776,498 311,283,418

324,573,157 291,571,279

1,810,964,860 1,648,324,255

Net B/C Ratio 1.01

Page 149: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

128

0 1 2 3 4 5

Aliran Kas Manfaat

a. Pendapatan Ikan Mas dan Nila 428,960,000 428,960,000 428,960,000 428,960,000 428,960,000

b. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 5,392,100

Total Aliran Kas Manfaat 428,960,000 428,960,000 428,960,000 428,960,000 434,352,100

Aliran Kas Biaya

a. Biaya Investasi 146,871,000

b. Biaya tetap 0 32,900,000 32,900,000 32,900,000 32,900,000 32,900,000

c. Biaya operasional 0 347,500,000 347,500,000 347,500,000 347,500,000 347,500,000

d. Biaya Reinvestasi 0 0 2,800,000 0 2,800,000 0

e. Penyusutan 0 9,788,143 9,788,143 9,788,143 9,788,143 9,788,143

f. Angsuran Pokok 8,812,260 8,812,260 8,812,260 8,812,260 8,812,260

g. Beban Bunga 2,643,678 2,643,678 2,643,678 2,643,678 2,643,678

Total Aliran Kas Biaya 146,871,000 401,644,081 404,444,081 401,644,081 404,444,081 401,644,081

Aliran Kas Manfaat Kotor -125,916,000 27,315,919 24,515,919 27,315,919 24,515,919 32,708,019

Pajak 1% 0 4,289,600 4,289,600 4,289,600 4,289,600 4,289,600

Aliran Kas Manfaat Bersih -125,916,000 23,026,319 20,226,319 23,026,319 20,226,319 28,418,419

Penyusutan 0 36,388,000 36,388,000 36,388,000 36,388,000 36,388,000

Total Aliran Kas Akhir -125,916,000 59,414,319 56,614,319 59,414,319 56,614,319 64,806,419

DF 6% 1 0.94 0.89 0.84 0.79 0.75

PV Pada DF 6% -125,916,000 56,051,244 50,386,542 49,885,408 44,843,843 48,427,126

DF 30% 1 0.77 0.59 0.46 0.35 0.27

NPV Pada DF 30% -125,916,000 45,703,322 33,499,597 27,043,386 19,822,247 17,454,253

NPV Pada DF 6% 102,723,165

NPV Pada DF 30% -3,348,195

IRR (%) 29.24

Net B/C Ratio 0.98

Profitability Index 0.70

Payback Period 2 tahun 6 bulan 6 hari

UraianTahun

investasi 146,871,000

proceed 1 59,414,319

sisa 87,456,681

proceed 2 56,614,319

sisa 30,842,362

proceed 3 59,414,319

0.51911

0.51911 12 6.22928

0.22928 30 6.8784

Lampiran 19 : Arus Kas dan Analisis Kelayakan (30% Modal Pinjaman) dengan

Target Produktivitas 52%

44,061,300 8,812,260 2,643,678

PV Benefit PV Cost

404,679,245 378,909,510

381,772,873 359,953,792

360,163,088 337,228,115

339,776,498 320,357,594

324,573,157 300,131,822

1,810,964,860 1,696,580,833

Net B/C Ratio 0.98

Pinjaman 30%Angsuran Pokok

Selama 5 TahunBeban Bunga

Page 150: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

129

0 1 2 3 4 5

Aliran Kas Manfaat

a. Pendapatan Ikan Mas dan Nila 422,200,000 422,200,000 422,200,000 422,200,000 422,200,000

b. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 5,392,100

Total Aliran Kas Manfaat 422,200,000 422,200,000 422,200,000 422,200,000 427,592,100

Aliran Kas Biaya

a. Biaya Investasi 146,871,000

b. Biaya tetap 0 32,900,000 32,900,000 32,900,000 32,900,000 32,900,000

c. Biaya operasional 0 347,500,000 347,500,000 347,500,000 347,500,000 347,500,000

d. Biaya Reinvestasi 0 0 2,800,000 0 2,800,000 0

e. Penyusutan 0 9,788,143 9,788,143 9,788,143 9,788,143 9,788,143

Total Aliran Kas Biaya 146,871,000 390,188,143 392,988,143 390,188,143 392,988,143 390,188,143

Aliran Kas Manfaat Kotor -125,916,000 32,011,857 29,211,857 32,011,857 29,211,857 37,403,957

Pajak 1% 0 4,222,000 4,222,000 4,222,000 4,222,000 4,222,000

Aliran Kas Manfaat Bersih -125,916,000 27,789,857 24,989,857 27,789,857 24,989,857 33,181,957

Penyusutan 0 36,388,000 36,388,000 36,388,000 36,388,000 36,388,000

Total Aliran Kas Akhir -125,916,000 64,177,857 61,377,857 64,177,857 61,377,857 69,569,957

DF 6% 1 0.94 0.89 0.84 0.79 0.75

PV Pada DF 6% -125,916,000 60,545,148 54,626,074 53,884,966 48,617,012 51,986,719

DF 35% 1 0.74 0.55 0.41 0.30 0.22

NPV Pada DF 35% -125,916,000 47,539,153 33,677,837 26,084,584 18,478,923 15,515,040

NPV Pada DF 6% 122,788,920

NPV Pada DF 35% -5,575,464

IRR (%) 33.74

Net B/C Ratio 0.99

Profitability Index 0.84

Payback Period 2 tahun 3 bulan 29 hari

UraianTahun

investasi 146871000

proceed 1 64,177,857

sisa 82,693,143

proceed 2 61,377,857

sisa 21,315,286

proceed 3 64,177,857

0.33213

0.33213 12 3.98554018

0.98554 30 29.5662

Lampiran 20 : Arus Kas dan Analisis Kelayakan (100% Modal Sendiri) dengan Target

Produktivitas 51%

PV Benefit PV Cost

398,301,887 368,102,022

375,756,497 349,758,048

354,487,261 327,609,489

334,421,945 311,283,418

319,521,691 291,571,279

1,782,489,281 1,648,324,255

Net B/C Ratio 0.99

Page 151: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

130

0 1 2 3 4 5

Aliran Kas Manfaat

a. Pendapatan Ikan Mas dan Nila 483,040,000 483,040,000 483,040,000 483,040,000 483,040,000

b. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 5,392,100

Total Aliran Kas Manfaat 483,040,000 483,040,000 483,040,000 483,040,000 488,432,100

Aliran Kas Biaya

a. Biaya Investasi 146,871,000

b. Biaya tetap 0 32,900,000 32,900,000 32,900,000 32,900,000 32,900,000

c. Biaya operasional 0 382,250,000 382,250,000 382,250,000 382,250,000 382,250,000

d. Biaya Reinvestasi 0 0 2,800,000 0 2,800,000 0

e. Penyusutan 0 9,788,143 9,788,143 9,788,143 9,788,143 9,788,143

Total Aliran Kas Biaya 146,871,000 424,938,143 427,738,143 424,938,143 427,738,143 424,938,143

Aliran Kas Manfaat Kotor -125,916,000 58,101,857 55,301,857 58,101,857 55,301,857 63,493,957

Pajak 1% 0 4,830,400 4,830,400 4,830,400 4,830,400 4,830,400

Aliran Kas Manfaat Bersih -125,916,000 53,271,457 50,471,457 53,271,457 50,471,457 58,663,557

Penyusutan 0 36,388,000 36,388,000 36,388,000 36,388,000 36,388,000

Total Aliran Kas Akhir -125916000 89,659,457 86,859,457 89,659,457 86,859,457 95,051,557

DF 6% 1 0.94 0.89 0.84 0.79 0.75

PV Pada DF 6% -125,916,000 84,584,394 77,304,608 75,279,809 68,800,826 71,028,053

DF 58% 1 0.63 0.40 0.25 0.16 0.10

NPV Pada DF 58% -125,916,000 56,746,492 34,793,886 22,731,330 13,937,625 9,653,255

NPV Pada DF 6% 230,126,689

NPV Pada DF 58% -9,008,412

IRR (%) 56.04

Net B/C Ratio 1.05

Profitability Index 1.57

Payback Period 1 tahun 7 bulan 27 hari

UraianTahun

investasi 146,871,000

proceed 1 89,659,457

sisa 57,211,543

proceed 2 86,859,457

0.65867

0.65867 12 7.90402

0.90402 30 27.12060

Lampiran 21 : Arus Kas dan Analisis Kelayakan (100% Modal Sendiri) dengan Target

Produktivitas 60% Peningkatan Biaya Operasional 10%

PV Benefit PV Cost

455,698,113 400,885,040

429,903,880 380,685,424

405,569,698 356,786,259

382,612,923 338,808,672

364,984,879 317,538,500

2,038,769,494 1,794,703,896

Net B/C Ratio 1.05

Page 152: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

131

0 1 2 3 4 5

Aliran Kas Manfaat

a. Pendapatan Ikan Mas dan Nila 483,040,000 483,040,000 483,040,000 483,040,000 483,040,000

b. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 5,392,100

Total Aliran Kas Manfaat 483,040,000 483,040,000 483,040,000 483,040,000 488,432,100

Aliran Kas Biaya

a. Biaya Investasi 146,871,000

b. Biaya tetap 0 32,900,000 32,900,000 32,900,000 32,900,000 32,900,000

c. Biaya operasional 0 382,250,000 382,250,000 382,250,000 382,250,000 382,250,000

d. Biaya Reinvestasi 0 0 2,800,000 0 2,800,000 0

e. Penyusutan 0 9,788,143 9,788,143 9,788,143 9,788,143 9,788,143

f. Angsuran Pokok 8,812,260 8,812,260 8,812,260 8,812,260 8,812,260

g. Beban Bunga 2,643,678 2,643,678 2,643,678 2,643,678 2,643,678

Total Aliran Kas Biaya 146,871,000 436,394,081 439,194,081 436,394,081 439,194,081 436,394,081

Aliran Kas Manfaat Kotor -125,916,000 46,645,919 43,845,919 46,645,919 43,845,919 52,038,019

Pajak 1% 0 4,830,400 4,830,400 4,830,400 4,830,400 4,830,400

Aliran Kas Manfaat Bersih -125,916,000 41,815,519 39,015,519 41,815,519 39,015,519 47,207,619

Penyusutan 0 36,388,000 36,388,000 36,388,000 36,388,000 36,388,000

Total Aliran Kas Akhir -125,916,000 78,203,519 75,403,519 78,203,519 75,403,519 83,595,619

DF 6% 1 0.94 0.89 0.84 0.79 0.75

PV Pada DF 6% -125,916,000 73,776,905 67,108,864 65,661,183 59,726,650 62,467,510

DF 48% 1 0.68 0.46 0.31 0.21 0.14

NPV Pada DF 48% -125,916,000 52,840,216 34,424,543 24,123,546 15,716,099 11,772,669

NPV Pada DF 6% 181,870,110

NPV Pada DF 48% -7,993,927

IRR (%) 46.23

Net B/C Ratio 1.02

Profitability Index 1.24

Payback Period 1 tahun 10 bulan 27 hari

UraianTahun

investasi 146,871,000

proceed 1 78,203,519

sisa 68,667,481

proceed 2 75,403,519

0.91067

0.91067 12 10.92800

0.92800 30 27.84

Lampiran 22 : Arus Kas dan Analisis Kelayakan (30% Modal Pinjaman) dengan

Target Produktivitas 60% Peningkatan Biaya Operasional 10%

44,061,300 8,812,260 2,643,678

PV Benefit PV Cost

455,698,113 411,692,529

429,903,880 390,881,168

405,569,698 366,404,885

382,612,923 347,882,848

364,984,879 326,099,044

2,038,769,494 1,842,960,475

Net B/C Ratio 1.02

Pinjaman 30%Angsuran pokok

selama 5 tahunBeban Bunga

Page 153: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

132

0 1 2 3 4 5

Aliran Kas Manfaat

a. Pendapatan Ikan Mas dan Nila 483,040,000 483,040,000 483,040,000 483,040,000 483,040,000

b. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 5,392,100

Total Aliran Kas Manfaat 483,040,000 483,040,000 483,040,000 483,040,000 488,432,100

Aliran Kas Biaya

a. Biaya Investasi 146,871,000

b. Biaya tetap 0 32,900,000 32,900,000 32,900,000 32,900,000 32,900,000

c. Biaya operasional 0 406,575,000 406,575,000 406,575,000 406,575,000 406,575,000

d. Biaya Reinvestasi 0 0 2,800,000 0 2,800,000 0

e. Penyusutan 0 9,788,143 9,788,143 9,788,143 9,788,143 9,788,143

Total Aliran Kas Biaya 146,871,000 449,263,143 452,063,143 449,263,143 452,063,143 449,263,143

Aliran Kas Manfaat Kotor -125,916,000 33,776,857 30,976,857 33,776,857 30,976,857 39,168,957

Pajak 1% 0 4,830,400 4,830,400 4,830,400 4,830,400 4,830,400

Aliran Kas Manfaat Bersih -125,916,000 28,946,457 26,146,457 28,946,457 26,146,457 34,338,557

Penyusutan 0 36,388,000 36,388,000 36,388,000 36,388,000 36,388,000

Total Aliran Kas Akhir -125,916,000 65,334,457 62,534,457 65,334,457 62,534,457 70,726,557

DF 6% 1 0.94 0.89 0.84 0.79 0.75

PV Pada DF 6% -125916000 61,636,280 55,655,444 54,856,070 49,533,147 52,850,998

DF 58% 1 0.67 0.44 0.30 0.20 0.13

NPV Pada DF 58% -125,916,000 43,556,305 27,793,092 19,358,358 12,352,485 9,313,785

NPV Pada DF 6% 127,660,940

NPV Pada DF 58% -34,496,975

IRR (%) 40.64

Net B/C Ratio 1.00

Profitability Index 0.87

Payback Period 2 tahun 3 bulan 14 hari

UraianTahun

investasi 146,871,000

proceed 1 65,334,457

sisa 81,536,543

proceed 2 62,534,457

sisa 19,002,086

proceed 3 65,334,457

0.29084

0.29084 12 3.49012

0.49012 30 14.7036

Lampiran 23 : Arus Kas dan Analisis Kelayakan (100% Modal Sendiri) dengan Target

Produktivitas 60% Peningkatan Biaya Operasional 17%

PV Benefit PV Cost

455,698,113 423,833,154

429,903,880 402,334,588

405,569,698 377,209,998

382,612,923 358,076,351

364,984,879 335,715,555

2,038,769,494 1,897,169,645

Net B/C Ratio 1.00

Page 154: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

133

0 1 2 3 4 5

Aliran Kas Manfaat

a. Pendapatan Ikan Mas dan Nila 483,040,000 483,040,000 483,040,000 483,040,000 483,040,000

b. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 5,392,100

Total Aliran Kas Manfaat 483,040,000 483,040,000 483,040,000 483,040,000 488,432,100

Aliran Kas Biaya

a. Biaya Investasi 146,871,000

b. Biaya tetap 0 32,900,000 32,900,000 32,900,000 32,900,000 32,900,000

c. Biaya operasional 0 406,575,000 406,575,000 406,575,000 406,575,000 406,575,000

d. Biaya Reinvestasi 0 0 2,800,000 0 2,800,000 0

e. Penyusutan 0 9,788,143 9,788,143 9,788,143 9,788,143 9,788,143

f. Angsuran Pokok 8,812,260 8,812,260 8,812,260 8,812,260 8,812,260

g. Beban Bunga 2,643,678 2,643,678 2,643,678 2,643,678 2,643,678

Total Aliran Kas Biaya 146,871,000 460,719,081 463,519,081 460,719,081 463,519,081 460,719,081

Aliran Kas Manfaat Kotor -125,916,000 22,320,919 19,520,919 22,320,919 19,520,919 27,713,019

Pajak 1% 0 4,830,400 4,830,400 4,830,400 4,830,400 4,830,400

Aliran Kas Manfaat Bersih -125,916,000 17,490,519 14,690,519 17,490,519 14,690,519 22,882,619

Penyusutan 0 36,388,000 36,388,000 36,388,000 36,388,000 36,388,000

Total Aliran Kas Akhir -125,916,000 53,878,519 51,078,519 53,878,519 51,078,519 59,270,619

DF 6% 1 0.94 0.89 0.84 0.79 0.75

PV Pada DF 6% -125,916,000 50,828,792 45,459,700 45,237,444 40,458,971 44,290,455

DF 40% 1 0.71 0.51 0.36 0.26 0.19

NPV Pada DF 40% -125,916,000 38,484,657 26,060,469 19,635,029 13,296,158 11,020,449

NPV Pada DF 6% 79,404,361

NPV Pada DF 40% -38,374,239

IRR (%) 28.92

Net B/C Ratio 0.97

Profitability Index 0.54

Payback Period 2 tahun 9 bulan 10 hari

UraianTahun

investasi 146,871,000

proceed 1 53,878,519

sisa 92,992,481

proceed 2 51,078,519

sisa 41,913,962

procced 3 53,878,519

0.77793

0.77793 12 9.33521

0.33521 30 10.0563

Lampiran 24 : Arus Kas dan Analisis Kelayakan (30% Modal Pinjaman) dengan

Target Produktivitas 60% Peningkatan Biaya Operasional 17%

44,061,300 8,812,260 2,643,678

PV Benefit PV Cost

455,698,113 434,640,642

429,903,880 412,530,332

405,569,698 386,828,624

382,612,923 367,150,527

364,984,879 344,276,099

2,038,769,494 1,945,426,224

Net B/C Ratio 0.97

Pinjaman 30%Angsuran pokok

selama 5 tahunBeban Bunga

Page 155: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

134

0 1 2 3 4 5

Aliran Kas Manfaat

a. Pendapatan Ikan Mas dan Nila 449,240,000 449,240,000 449,240,000 449,240,000 449,240,000

b. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 5,392,100

Total Aliran Kas Manfaat 449,240,000 449,240,000 449,240,000 449,240,000 454,632,100

Aliran Kas Biaya

a. Biaya Investasi 146,871,000

b. Biaya tetap 0 32,900,000 32,900,000 32,900,000 32,900,000 32,900,000

c. Biaya operasional 0 382,250,000 382,250,000 382,250,000 382,250,000 382,250,000

d. Biaya Reinvestasi 0 0 2,800,000 0 2,800,000 0

e. Penyusutan 0 9,788,143 9,788,143 9,788,143 9,788,143 9,788,143

Total Aliran Kas Biaya 146,871,000 424,938,143 427,738,143 424,938,143 427,738,143 424,938,143

Aliran Kas Manfaat Kotor -125,916,000 24,301,857 21,501,857 24,301,857 21,501,857 29,693,957

Pajak 1% 0 4,492,400 4,492,400 4,492,400 4,492,400 4,492,400

Aliran Kas Manfaat Bersih -125,916,000 19,809,457 17,009,457 19,809,457 17,009,457 25,201,557

Penyusutan 0 36,388,000 36,388,000 36,388,000 36,388,000 36,388,000

Total Aliran Kas Akhir -125,916,000 56,197,457 53,397,457 56,197,457 53,397,457 61,589,557

DF 6% 1 0.94 0.89 0.84 0.79 0.75

PV Pada DF 6% -125,916,000 53,016,469 47,523,547 47,184,469 42,295,787 46,023,300

DF 40% 1 0.71 0.51 0.36 0.26 0.19

NPV Pada DF 40% -125,916,000 40,141,041 27,243,601 20,480,123 13,899,796 11,451,619

NPV Pada DF 6% 89,172,572

NPV Pada DF 40% -33,654,820

IRR (%) 30.68

Net B/C Ratio 0.98

Profitability Index 0.61

Payback Period 2 tahun 7 bulan 28 hari

UraianTahun

investasi 146,871,000

proceed 1 56,197,457

sisa 90,673,543

proceed 2 53,397,457

sisa 37,276,086

proceed 3 56,197,457

0.66331

0.66331 12 7.95967

0.95967 30 28.7901

Lampiran 25 : Arus Kas dan Analisis Kelayakan (100% Modal Sendiri) dengan Target

Produktivitas 55% Peningkatan Biaya Operasional 10%

PV Benefit PV Cost

423,811,321 400,885,040

399,822,001 380,685,424

377,190,567 356,786,259

355,840,157 338,808,672

339,727,552 317,538,500

1,896,391,598 1,794,703,896

Net B/C Ratio 0.98

Page 156: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46798/1/MAKSUM...ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA KERAMBA JARING APUNG GANDA

135

0 1 2 3 4 5

Aliran Kas Manfaat

a. Pendapatan Ikan Mas dan Nila 449,240,000 449,240,000 449,240,000 449,240,000 449,240,000

b. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 5,392,100

Total Aliran Kas Manfaat 449,240,000 449,240,000 449,240,000 449,240,000 454,632,100

Aliran Kas Biaya

a. Biaya Investasi 146,871,000

b. Biaya tetap 0 32,900,000 32,900,000 32,900,000 32,900,000 32,900,000

c. Biaya operasional 0 382,250,000 382,250,000 382,250,000 382,250,000 382,250,000

d. Biaya Reinvestasi 0 0 2,800,000 0 2,800,000 0

e. Penyusutan 0 9,788,143 9,788,143 9,788,143 9,788,143 9,788,143

f. Angsuran Pokok 8,812,260 8,812,260 8,812,260 8,812,260 8,812,260

g. Beban Bunga 2,643,678 2,643,678 2,643,678 2,643,678 2,643,678

Total Aliran Kas Biaya 146,871,000 436,394,081 439,194,081 436,394,081 439,194,081 436,394,081

Aliran Kas Manfaat Kotor -125,916,000 12,845,919 10,045,919 12,845,919 10,045,919 18,238,019

Pajak 1% 0 4,492,400 4,492,400 4,492,400 4,492,400 4,492,400

Aliran Kas Manfaat Bersih -125,916,000 8,353,519 5,553,519 8,353,519 5,553,519 13,745,619

Penyusutan 0 36,388,000 36,388,000 36,388,000 36,388,000 36,388,000

Total Aliran Kas Akhir -125,916,000 44,741,519 41,941,519 44,741,519 41,941,519 50,133,619

DF 6% 1 0.94 0.89 0.84 0.79 0.75

PV Pada DF 6% -125,916,000 42,208,980 37,327,803 37,565,842 33,221,612 37,462,757

DF 40% 1 0.71 0.51 0.36 0.26 0.19

NPV Pada DF 40% -125,916,000 31,958,228 21,398,734 16,305,218 10,917,722 9,321,566

NPV Pada DF 6% 40,915,993

NPV Pada DF 40% -56,969,532

IRR (%) 20.21

Net B/C Ratio 0.95

Profitability Index 0.28

Payback Period 3 tahun 4 bulan 12 hari

UraianTahun

investasi 146,871,000

proceed 1 44,741,519

sisa 102,129,481

proceed 2 41,941,519

sisa 60,187,962

proceed 3 44,741,519

sisa 15,446,443

proceed 4 41,941,519

0.36829

0.36829 12 4.41942

0.41942 30 12.58260

Lampiran 26 : Arus Kas dan Analisis Kelayakan (30% Modal Pinjaman) dengan

Target Produktivitas 55% Peningkatan Biaya Operasional 10%

44,061,300 8,812,260 2,643,678

PV Benefit PV Cost

423,811,321 411,692,529

399,822,001 390,881,168

377,190,567 366,404,885

355,840,157 347,882,848

339,727,552 326,099,044

1,896,391,598 1,842,960,475

Net B/C Ratio 0.95

Pinjaman 30%Angsuran Pokok

Selama 5 TahunBeban Bunga