analisis kegiatan gotong royong dalam …repository.utu.ac.id/728/1/i-v.pdf · sesuai dengan uraian...

62
ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN GAMPONG ALUE RAYA KECAMATAN SAMA TIGA KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Sosial OLEH AGUSTINA PUTRA NIM : 07C20201008 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH ACEH BARAT 2013

Upload: others

Post on 12-Aug-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM

MENINGKATKAN PEMBANGUNAN GAMPONG

ALUE RAYA KECAMATAN SAMA TIGA

KABUPATEN ACEH BARAT

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan

memenuhi syarat-syarat guna memperoleh

Gelar Sarjana Sosial

OLEH

AGUSTINA PUTRA

NIM : 07C20201008

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH – ACEH BARAT

2013

Page 2: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

iii

ABSTRAK

Agustina Putra 2012. Analisis Kegiatan Gotong royong dalam Meningkatkan

pembangunan Gampong Alue Raya Kecamatan Sama Tiga Kabupaten Aceh

Barat, di bawah bimbingan Sudarman dan Nelis Mardhiah.

Gotong-royong merupakan bentuk solidaritas sosial, untuk kepentingan

pribadi ataupun kepentingan kelompok, yang di setiap periode tertentu selalu

terjadi perubahan-perubahan di sebabkan pola fikir inividu dalam masyarakat

yang terus berkembang serta adanya pengaruh baik dari dalam maupun dari luar

akan melahirkan perubahan nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat salah

satunya adalah gotong royong. Yang menjadi fokus penelitian ini yaitu mengenai

keberadaan, fungsi juga manfaat gotong royong dalam meningkatkan

pembangunan, serta faktor yang menjadi pendorong serta penghambat terjadinya

gotong royong dalam Gampong Alue Raya kecamatan Sama Tiga Aceh Barat.

Penelitian ini menggunakan jenis metode penelitian kualitatif deskriptif. Data

dikumpulkan melalui observasi, wawancara dokumentasi. Wawancara dilakukan

secara mendalam dengan Keuchik Alue Raya, serta beberapa tokoh masyarakat,

berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa kegiatan gotong royong yang

dijalani oleh masyarakat Alue Raya terbagi dua, gotong royong dengan sistem

tolong menolong, yaitu penambahan tenaga kerja sebagai bantuan yang dilakukan

oleh suatu keluarga atau kelompok, dan gotong royong sistem kerjabakti, yang

merupakan kerja bersama baik itu ide, fikiran maupun kerja fisik yang dilakukan

bersama oleh masyarakat untuk tujuan menyelesaikan proyek yang berguna bagi

kepentingan umum. Kegiatan gotong royong dilakukan oleh masyarakat Alue

Raya bentuk pembangunan yang terlihat di alue raya masih pada pembangunan

fisik Gampong dan semua itu dilaksanakan dalam bentuk gotong royong.

Kata Kunci : Gotong royong, pembangunan Gampong

Page 3: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kehidupan manusia dalam masyarakat tidak terlepas dengan adanya

interaksi sosial antar sesamanya. Pada dasarnya manusia sesuai dengan fitrahnya

merupakan makhluk sosial yang tidak biasa hidup sendiri melainkan

membutuhkan pertolongan orang lain. Oleh sebab itu didalam kehidupan

masyarakat di perlukan adanya kerjasama dan sikap gotong royong dalam

menyelesaikan segala permasalahan.

Kerjasama yang dilakukan secara bersama-sama disebut sebagai gotong-

royong, akhirnya menjadi strategi dalam pola hidup bersama yang saling

meringankan beban masing-masing pekerjaan. Adanya kerjasama semacam ini

merupakan suatu bukti adanya keselarasan hidup antar sesama bagi komunitas,

terutama yang masih menghormati dan menjalankan nilai-nilai kehidupan, yang

biasanya dilakukan oleh komunitas perdesaan atau komunitas tradisional.

Tetapi tidak menuntup kemungkinan bahwa komunitas masyarakat yang

berada di perkotaan juga dalam beberapa hal tertentu memerlukan semangat

gotong-royong sebagai bentuk solidaritas sosial, terjadinya gotong royong karena

adanya bantuan dari pihak lain, untuk kepentingan pribadi ataupun kepentingan

kelompok, sehingga di dalamnya terdapat sikap loyal dari setiap warga sebagai

satu kesatuan.

Sikap gotong royong yang dilakukan masyarakat dalam kehidupannya

memiliki peranan dan manfaat yang sangat penting. Dengan adanya gotong

royong, segala permasalahan dan pekerjaan yang rumit akan cepat terselesaikan

Page 4: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

2

jika dilakukan secara bergotong royong diantara sesama di dalam masyarakat,

Pembangunan akan cepat terlaksana apabila masyarakat didalamnya bergotong

royong dan berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan tersebut.

Perilaku gotong royong sebenamya merupakan kewajiban setiap individu

didalam masyarakat. Pada dasarnya sikap gotong royong ini merupakan hal yang

positif asalkan jangan bergotong royong atau kerjasama dalam hal keburukan

karena itu merupakan sebuah dosa.

Kegiatan gotong royong perlu kita dilestarikan, karena sikap ini sangat

positif sekali dan menunjang bagi keselarasan dan kenyamanan masyarakat dalam

kehidupannya. Sikap gotong royong merupakan ciri dari kehidupan masyarakat

kita yang perlu dilestarikan, terdapat banyak faktor penghambat maupun

pendukung terhadap gotong royong ini.

Pada hakekatnya pengertian gotong royong tidak hanya terbatas pada

membersihkan lingkungan semata, gotong royong bisa diartikan bekerja sama

dalam segala bidang, termasuk mencari solusi berbagai masalah yang dihadapi

masyarakat. Ditinjau dari bentuk yang dikerjakan secara bersama-sama gotong

royong bisa mencangkup material, tenaga, uang dan sumbangan fikiran/ide yang

berasal dari donatur, masyarakat maupun anggaran pemerintah.

Gampong Alue Raya merupakan salah satu Gampong yang terdapat di

Provinsi Aceh tepatnya pada Kecamatan Sama Tiga Kabupaten Aceh Barat.

Dulunya berbagai aktivitas masyarakat yang membutuhkan banyak curahan

tenaga di Gampong Alue Raya ini lebih banyak dikerjakankan dengan bergotong

royong.

Page 5: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

3

Namun dewasa ini hal-hal demikian pada Gampong Alue Raya makin

jarang di jumpai. Terkait dengan hal ini kegiatan gotong royong khususnya

Gampong Alue Raya Kecamatan Sama Tiga, cenderung berkurang, Dahulu

banyak kegiatan yang dilakukan dengan cara bergotong royong, misalnya

masyarakat kompak dan aktif ikut berpartisipasi mendistribusikan ide serta

pemikiran pada setiap musyawarah Gampong (Musrenbang Desa) yang rutin

dilaksanakan setahun sekali dalam Gampong guna dalam peningkatan

pembangunan dalam Gampong.

Banyak hal lainnya yang dilakukan oleh masyarakat Alue Raya melalui

gotong royong seperti ikut berpartisipasi pada kegiatan gotong royong dalam

memenuhi kebutuhan bersama, membangun tempat ibadah, menghidupkan masjid

dengan berjamaah, menyusuri jalan-jalan dan membersihkannya dari sampah,

gotong royong dalam hal pertanian seperti menanam dan memanen padi yang

dilakukan oleh masyarakat secara bergiliran yang dalam bahasa Acehnya

Meuseuraya.

Bergotong royong dalam bentuk ikut berpartisipasi pada kegiatan

pemberdayaan masyarakat yang di selenggarakan oleh pihak pemerintah

Gampong dengan mendatangkan para ahli kerajinan kasap, masyarakat

membentuk kelompok-kelompok kerja menjahit kasap, setelah kasap selesai akan

di tampung oleh pemerintah Gampong untuk selanjutnya dijual dan hasil

penjualan nantinya akan di ambil sepuluh persen sebagai dana Gampong

selebihnya diserahkan kembali kepada kelompok masyarakat yang kasapnya yang

telah terjual, sehingga nanti pada ujungnya perubahan pada peningkatan taraf

Page 6: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

4

hidup masyarakat khususnya perempuan dalam membantu perekonomian

keluarga.

Bagi masyarakat Alue Raya kegiatan gotong royong yang dilakukan dalam

berbagai macam kegiatan sudah tidak asing lagi, fungsi serta manfaatnya juga

dirasakan oleh masyarakat dengan bergotong royong terlebih dalam

menyelesaikan pekerjaan yang membutuhkan tenaga lebih banyak. Namun terkait

dengan bergotong royong dewasa ini sudah jarang ditemui, hal ini disebabkan

banyak faktor yang menjadi pendorong serta penghambat kegiatan gotong royong

ini terlaksana di Gampong Alue Raya.

Berdasarkan uraian di atas yang menjadi latar belakang masalah maka

penulis terdorong untuk mengungkap/mengetahui lebih jauh fakta-fakta tersebut,

untuk itu penulis mengangkat penelitian dengan judul “Analisis kegiatan Gotong

Royong dalam meningkatkan pembangunan Gampong Alue Raya,

Kecamatan Sama Tiga Kabupaten Aceh Barat”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka yang menjadi

pertanyaan dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan dan bentuk

kegiatan gotong royong dengan pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana keberadaan kegiatan gotong royong di Gampong Alue

Raya?

2. Apakah kegiatan gotong royong dapat meningkatkan pembangunan di

Gampong Alue Raya?

3. Faktor-faktor apasaja yang menjadi pendorong serta penghambat

terjadinya kegiatan gotong royong di Gampong Alue Raya?

Page 7: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

5

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi

tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui keberdaan kegiatan gotong royong di Gampong Alue

Raya.

2. Untuk mengetahui fungsi serta manfaat kegiatan gotong royong dalam

meningkatkan pembangunan di Gampong Alue Raya Kecamatan Sama

Tiga, Kabupaten Aceh Barat.

3. Untuk mengetahui faktor-faktor apasaja yang menjadi pendorong serta

penghambat terjadinya kegiatan gotong royong di Gampong Alue Raya.

1.4 Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini selesai, peneliti berharap dapat mengambil beberapa

manfaat yaitu sebagai berikut :

1.4.1 Manfaat Teoritis

Sebagai sarana untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berfikir

ilmiah dengan sistematis dan metodologis sebagai wacana baru guna memperkaya

aspek kognitif, akdemisnya, Agar menjadi masukan secara langsung maupun tidak

bagi perpustakaan depatemen ilmu administrasi negara mengingat minimnya

wacana sepert ini, dan juga sebagai referensi bagi penulis dan bagi pihak-pihak

lain yang ingin melakukan penelitian ini lebih lanjut.

1.4.2 Manfaat Praktis

Dapat memberikan konstribusi mengenai data dan imformasi yang dapat

membantu peneliatan labih lanjut dari peneliti-peneliti lainnya terutama mengenai

Page 8: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

6

analisis kegiatan gotong royong dalam meningkatkan pembangunan Gampong

Alue Raya, Kecamatan Sama Tiga Kabupaten Aceh Barat.

1.5 Sistematika Pembahasan

Bab I : Pendahuluan.

Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika

pembahasan.

Bab II : Tinjauan Pustaka

Bab ini membahas mengenai landasan teori sebagai pijakan

dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan acuan

teori teori yang relevansi dengan hal yang diteliti.

Bab III : Metodologi Penelitian

Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi

dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik analisis data serta

jadwal penelitian.

Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini membahas mengenai hasil penelitian yang ditemui

dilapangan, yang menyangkut dengan penelitian serta relevansi

dengan landasan teori sebagai pijakan serta pembahasan

mengenai hasil penelitian keseluruhan.

Bab V : Kesimpulan dan Saran

Bab ini membahas mengenai kesimpulan dari hasil penelitian

secara keseluruhan dan berisi saran-saran untuk kedepan.

Page 9: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan

beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti yang pernah penulis

baca di antaranya :

Pandangan hasil kajian Zulkarnaini, et.all (2010), menyebutkan Pasca

Tsunami, sebagian masyarakat di Gampong Keub lebih mementingkan

kepentingan individu daripada kepentingan bersama, hal ini sebagai imbas dari

keterpurukan masyarakat yang harus berusaha menghimpun kekuatan untuk

kembali mencari nafkah bagi diri dan keluarganya.

Selanjutnya Helmi Aliza et.all (2011) menyebutkan selama ini pasca konflik

dan tsunami di Aceh, khususnya Kecamatan Kawai XVI masyarakat telah

mengalami pergeseran nilai secara kultural. Multi kultur yang di bawa oleh

berbagai pihak dalam membantu masyarakat telah menimbulkan pergeseran nilai-

nilai adat yang ada di Aceh khususnya masalah kebersamaan (gotong royong).

masyarakat Kecamatan Kaway XVI, terlalu sibuk untuk mengurus masalah cash for work

sehingga telah melupakan budaya gotong royong untuk kepentingan bersama.

2.2 Pengertian Gotong - Royong

Abdillah (2006, h. 4) mengemukakan”Gotong royong adalah suatu

kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama dan bersifat suka rela agar kegiatan

yang dilakukan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan”.

Page 10: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

8

Prinsip kekeluargaan dan kegotongroyongan dalam kegiatan usaha

ekonomi digunakan prinsip kerjasama, saling membantu dalam suasana demokrasi

ekonomi untuk mencapai kesejahteraan bersama secara adil (adil dalam

kemakmuran dalam bidang ekonomi, prinsip kegotongroyongan dan kekeluargaan

terlihat dalam pasal 33 UUD 1945).

Pasal 33 UUD 1945 terdiri dari 3 ayat:

(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas

kekeluargaan.

(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai

hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.

(3) Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh

negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Dalam pasal 33 UUD 1945 tersebut tercantum dasar demokrasi ekonomi

produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua di bawah pimpinan atau pemilikan

anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakat yang diutamakan, bukan

orang-seorang. Sebab itu perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas azas

kekeluargaan.

Gotong royong adalah bekerja bersama-sama dalam menyelesaikan

pekerjaan dan secara bersama-sama menikmati hasil pekerjaan tersebut secara

adil. Atau suatu usaha atau pekerjaan yang dilakukan tanpa pamrih dan secara

sukarela oleh semua warga menurut batas kemampuannya masing-masing

Kerjasama saling membantu atau bergotong royong dalam masyarakat demi

kepentingan bersama sudah terlaksana sejak jaman dahulu kala, karena dengan

Page 11: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

9

bergotong royong kegiatan menjadi lancar dalam mencapai tujuannya. Dalam

prinsip gotong royong masyarakat, terkandung nilai moral antara lain:

1. Keikhlasan berpartisipasi dan kebersamaan/persatuan.

2. Saling membantu dan mengutamakan kepentingan bersama/umum.

3. Usaha peningkatan/pemenuhan kesejahteraan

4. Usaha penyesuaian dan integrasi/penyatuan kepentingan sendiri dengan

kepentingan bersama.

Gotong royong dapat dimaknai sebagai sebagai saling tolong menolong

untuk mengerjakan sesuatu, khususnya sesuatu yang bermakna sosial. Lebih jauh

lagi, gotong royong ini didasari oleh semangat kekeluargaan, sukarela dan tanpa

pamrih. Mulyawati et. al, dalam (Rasaki, http://bahas.multiply.com/ diakses 17

oktober 2012).

Pada dasarnya sikap gotong royong ini merupakan hal yang positif asalkan

jangan bergotong royong atau kerjasama dalam hal keburukan karena itu

merupakan sebuah dosa.

Gotong royong sendiri tidak terlepas dari gagasan hubungan antar

individu mungkin ditentukan. Ada empat tipologi untuk membedakan

dimensi atau aspek : Sosial, Normatif, Interaksional dan kesempatan.

Hubungan sosial adalah sesuatu yang menghubungkan individu,

masing-masing individu mempunyai gagasan pemikiran dan

keyakinan yang mungkin serupa atau berlainan atau mempunyai

aturan yang membimbing perilaku mereka yang mungkin saling

mendukung atau saling bertentangan; atau perhatian mereka yang

serupa atau pertentangan. Empat jenis ikatan yang muncul pada

masyarakat yang sering berkaitan bergantung pada jenis kesatuan

yang dipersatukan oleh jaringan hubungan yakni: gagasan, normatif,

tindakan dan perhatian. Sztomka (2007, h.10)

Hal ini senada dengan pendapatnya Azinar Sayuti sebagai berikut:

“Segi lain yang dapat diperoleh faedahnya dari gotong royong ini

adafah rasa keikutsertaan dan tanggung jawab bersama warga

masyarakat bersangkutan dalam usaha pembangunan baik dalam

bentuk fisik maupun nonfisik atau menurut bidang-bidang kehidupan

Page 12: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

10

yang terdapat dilingkungan masayarakat setempat”. (Azinar Sayuti,

1983, h.18 7).

Terdapat banyak faktor penghambat maupun pendukung terhadap gotong

royong ini. Hal ini juga diungkapkan oleh Syamsudin Hichalid sebagai berikut:

“Dengan kedua kekuatan medan, yaitu faktor penghambat dan faktor

pendukung yang saling bertentangan, kita dapat meiestarikan nilai-

nilai budaya yang merupakan jiwa gotong royong masyarakat desa,

termasuk sistem pengerahan lenaga dalam kegiatan masyarakat desa,

kerja bakti dan kegiatan tolong-menolong. Strategi yang paling

mendasar ialah sistem pendekatan kepemimpinan yang bijaksana atau

pendekatan kebijakan, bagaimana menghilangkan atau memperkecil

faktor penghambat itu, serta memperkuat faktor pendukung dalam

suatu proses perkembangan gotong royong dalam pembangunan”

(Syamsudin Hicham, 1983, h.148).

Dari definisi di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan gotong

merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama berawal dari

hubungan sosial antara individu yang terjalin dalam masyarakat, karena dalam

teori spesies manusia merupakan komponen utama dalam masyarakat, dengan

tanpa mengenal status sosial, bersifat suka rela sehingga gotong royong dapat

dilakukan serta dapat berjalan lancar untuk mencapai suatu hasil yang diidamkan

bersama.

2.2.1 Tolong Menolong

Gotong-royong dalam bentuk tolong menolong dan dalam bentuk

kerjabakti keduanya berbeda dalam hal kepentingan, bahwa tolong-menolong

dilakukan untuk kepentingan perseorangan dalam hal kesusahan ataupun

memerlukan curahan tenaga dalam menyelesaikan pekerjaannya, sehingga yang

bersangkutan mendapat keuntungan dengan adanya bantuan sukarela. Sedangkan

kerja-bakti dilakukan untuk kepentingan bersama, sehingga keuntungan untuk

Page 13: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

11

merasakannya didapat secara bersama-sama, baik bagi warga bersangkutan

maupun orang lain walaupun tidak turut serta dalam kerjabakti.

Gotong-royong dalam bentuk tolong menolong dilakukan secara sukarela

untuk membantu orang lain, tetapi ada suatu kewajiban sosial yang memaksa

secara moral bagi seseorang yang telah mendapat pertolongan tersebut untuk

kembali menolong orang yang pernah menolongnya, sehingga saling tolong

menolong ini menjadi meluas tanpa melihat orang yang pernah menolongnya atau

tidak.

Dengan demikian, bahwa tolong menolong ini merupakan suatu usaha

untuk menanam budi baik terhadap orang lain tanpa adanya imbalan jasa atau

kompensasi secara langsung atas pekerjaan itu yang bersifat kebendaan,

begitupula yang ditolong akan merasa berhutang budi terhadap orang yang pernah

menolongnya, sehingga terjadilah keseimbangan berupa bantuan tenaga yang

diperoleh bila suatu saat akan melakukan pekerjaan yang sama.

Tashadi et. al. (1982, h.78) mengemukakan, Konpensasi atau balas jasa

dalam hal tolong menolong itu tidak diwujudkan dengan sejumlah nilai uang,

tetapi jasa yang telah diberikan itu akan lebih menjamin hubungan kekeluargaan

yang baik di antara mereka yang bersangkutan atau berhubungan karena adanya

suatu peristiwa.

Apabila kompensasi atau jasa itu diwujudkan dengan sejumlah nilai uang,

maka jarak sosial akan terjadi yang mengakibatkan nilai-nilai batin menjadi

renggang yang akhirnya mendesak nilai itu sendiri. Demikian peristiwa ini banyak

kita lihat dewasa ini di berbagai tempat di daerah pedesaan.

Dengan demikian, bahwa tolong menolong merupakan gotong-royong

yang memiliki azas timbal balik secara moral antar warga komunitas yang

berpedoman pada kesamaan wilayah dan kekeluargaan yang erat. Bersamaan

Page 14: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

12

dengan tumbuhnya penduduk, maka kegiatan tolong menolong mulai

memunculkan adanya pamrih, walaupun tidak secara langsung dalam bentuk

imbalan nyata, tetapi imbalan yang sama seperti telah diberikan, Hal ini senada

yang dikemukakan oleh Kayam, Yaitu:

“... bahwa kebersamaan atau kolektivitas dari masyarakat pertanian

sederhana akan segera berubah begitu manusia pertanian menyadari hal

milik pribadi. Begitu dia membuat klaim terhadap sebidang lahan, ...

agaknya, dia menjadi sadar bahwa permintaan tolong kepada

tetangganya untuk menggarap lahan akan harus memperhatikan tolong

menolong yang lain. Apabila sebelumnya dia kerja bersama-sama,

beramai-ramai dengan tetangganya, "tanpa suatu pamrih", sekarang dia

masih bekerja bersama-sama tetapi dengan "pamrih". Pamrih adalah

harapan terhadap suatu imbalan. ... apakah itu imbalan berupa ganti

pertolongan pada waktu dia nanti memerlukannya. ... Tolong menolong

dengan pamrih atau ganti pertolongan di masa datang sebagai tanggung

jawab moral untuk ganti menolong”. Kayam, (1987, h. 67)

Kegiatan gotong-royong dilakukan secara serentak untuk menyelesaikan

suatu pekerjaan yang hasilnya dimanfaatkan bersama. Kadangkala gotong royong

semacam ini menjadi pengertiannya menjadi tidak jelas dengan adanya gotong

royong secara sukarela dan secara paksaan, seperti yang dikemukakan

Koentjaraningrat (dalam Sajogyo dan Sajogyo, 1992: h.38), mengenai gotong-

royong juga harus membedakan antara (1) kerjasama untuk proyek-proyek yang

timbul dari inisiatif atau swadaya warga para warga desa sendiri dan (2)

kerjasama untuk proyek-proyek yang dipaksakan dari atas.

2.3 Pengertian Pembangunan

Teori pembangunan dalam ilmu sosial dapat dibagi ke dalam dua

paradigma besar, modernisasi dan ketergantungan. Lewwellen 1995, Larrin

1994, Kiely 1995 dalam (Tikson, 2005). Paradigma modernisasi mencakup

teori-teori makro tentang pertumbuhan ekonomi dan perubahan sosial dan

Page 15: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

13

teori-teori mikro tentang nilai-nilai individu yang menunjang proses

perubahan. Paradigma ketergantungan mencakup teori-teori keterbelakangan

(under-development) ketergantungan (dependent development) dan sistem

dunia (world system theory) sesuai dengan klassifikasi Larrain (1994, h. 45).

Sedangkan Tikson (2005, h. 56) membaginya kedalam tiga klassifikasi teori

pembangunan, yaitu modernisasi, keterbelakangan dan ketergantungan. Dari

berbagai paradigma tersebut itulah kemudian muncul berbagai versi tentang

pengertian pembangunan.

Pengertian pembangunan menjadi hal yang paling menarik untuk

diperdebatkan. Mungkin saja tidak ada satu disiplin ilmu yang paling tepat

mengartikan kata pembangunan. Sejauh ini serangkaian pemikiran tentang

pembangunan telah berkembang, mulai dari perspektif sosiologi klasik

(Durkheim, Weber, dan Marx), pandangan Marxis, modernisasi oleh Rostow,

strukturalisme bersama modernisasi memperkaya ulasan pendahuluan

pembangunan sosial, hingga pembangunan berkelanjutan. Namun, ada tema-

tema pokok yang menjadi pesan di dalamnya. Dalam hal

ini, pembangunan dapat diartikan sebagai `suatu upaya terkoordinasi untuk

menciptakan alternatif yang lebih banyak secara sah kepada setiap warga

negara untuk memenuhi dan mencapai aspirasinya yang paling manusiawi

(Nugroho dan Rochmin Dahuri, 2004, h. 67). Tema pertama adalah

koordinasi, yang berimplikasi pada perlunya suatu kegiatan perencanaan

seperti yang telah dibahas sebelumnya. Tema kedua adalah terciptanya

alternatif yang lebih banyak secara sah. Hal ini dapat diartikan bahwa

pembangunan hendaknya berorientasi kepada keberagaman dalam seluruh

Page 16: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

14

aspek kehidupan. Ada pun mekanismenya menuntut kepada terciptanya

kelembagaan dan hukum yang terpercaya yang mampu berperan secara

efisien, transparan, dan adil. Tema ketiga mencapai aspirasi yang paling

manusiawi, yang berarti pembangunan harus berorientasi kepada pemecahan

masalah dan pembinaan nilai-nilai moral dan etika umat.

Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi

yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan bisa

saja diartikan berbeda oleh satu orang dengan orang lain, daerah yang satu

dengan daerah lainnya, Negara satu dengan Negara lain. Namun secara umum

ada suatu kesepakatan bahwa pembangunan merupakan proses untuk

melakukan perubahan (Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah, 2005, h.

23).

Siagian (1994, h. 11) memberikan pengertian tentang pembangunan

sebagai “Suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang

berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan

pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation

building)”. Pengertian yang lebih sederhana, yaitu sebagai suatu proses

perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara

terencana. Ginanjar Kartasasmita (1994, h. 22)

Pada awal pemikiran tentang pembangunan sering ditemukan adanya

pemikiran yang mengidentikan pembangunan dengan perkembangan,

pembangunan dengan modernisasi dan industrialisasi, bahkan pembangunan

dengan westernisasi. Seluruh pemikiran tersebut didasarkan pada aspek

perubahan, di mana pembangunan, perkembangan, dan modernisasi serta

Page 17: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

15

industrialisasi, secara keseluruhan mengandung unsur perubahan. Namun

begitu, keempat hal tersebut mempunyai perbedaan yang cukup prinsipil,

karena masing-masing mempunyai latar belakang, azas dan hakikat yang

berbeda serta prinsip kontinuitas yang berbeda pula, meskipun semuanya

merupakan bentuk yang merefleksikan perubahan (Riyadi dan Deddy

Supriyadi Bratakusumah, 2005, 55).

Pembangunan (development) adalah proses perubahan yang mencakup

seluruh system sosial, seperti politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan,

pendidikan dan teknologi, kelembagaan, dan budaya (Alexander 1994, h. 12).

Portes (1976, h. 89) mendefenisiskan pembangunan sebagai transformasi

ekonomi, sosial dan budaya. Pembangunan adalah proses perubahan yang

direncanakan untuk memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat.

Menurut Deddy T. Tikson (2005, h. 110) bahwa pembangunan nasional

dapat pula diartikan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya secara

sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan.

Transformasi dalam struktur ekonomi, misalnya, dapat dilihat melalui

peningkatan atau pertumbuhan produksi yang cepat di sektor industri dan jasa,

sehingga kontribusinya terhadap pendapatan nasional semakin besar.

Sebaliknya, kontribusi sektor pertanian akan menjadi semakin kecil dan

berbanding terbalik dengan pertumbuhan industrialisasi dan modernisasi

ekonomi. Transformasi sosial dapat dilihat melalui pendistribusian

kemakmuran melalui pemerataan memperoleh akses terhadap sumber daya

sosial-ekonomi, seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, air bersih,fasilitas

rekreasi, dan partisipasi dalam proses pembuatan keputusan politik. Sedangkan

Page 18: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

16

transformasi budaya sering dikaitkan, antara lain, dengan bangkitnya

semangat kebangsaan dan nasionalisme, disamping adanya perubahan nilai dan

norma yang dianut masyarakat, seperti perubahan dan spiritualisme ke

materialisme/sekularisme. Pergeseran dari penilaian yang tinggi kepada

penguasaan materi, dari kelembagaan tradisional menjadi organisasi modern

dan rasional.

Dengan demikian, proses pembangunan terjadi di semua aspek

kehidupan masyarakat, ekonomi, sosial, budaya, politik, yang berlangsung

pada level makro (nasional) dan mikro (commuinity/group). Makna penting

dari pembangunan adalah adanya kemajuan/perbaikan (progress),

pertumbuhan dan diversifikasi.

Sebagaimana dikemukakan oleh para para ahli di

atas, pembangunan adalah sumua proses perubahan yang dilakukan melalui

upaya-upaya secara sadar dan terencana. Sedangkan perkembangan adalah

proses perubahan yang terjadi secara alami sebagai dampak dari adanya pem-

bangunan (Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah, 2005, h. 20).

Dengan semakin meningkatnya kompleksitas kehidupan masyarakat

yang menyangkut berbagai aspek, pemikiran tentang modernisasi pun tidak

lagi hanya mencakup bidang ekonomi dan industri, melainkan telah merambah

ke seluruh aspek yang dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat. Oleh

karena itu, modernisasi diartikan sebagai proses trasformasi dan perubahan

dalam masyarakat yang meliputi segala aspeknya, baik ekonomi, industri, sosial,

budaya, dan sebagainya

Page 19: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

17

Oleh karena dalam proses modernisasi itu terjadi suatu proses

perubahan yang mengarah pada perbaikan, para ahli manajemen pembangunan

menganggapnya sebagai suatu proses pembangunan di mana terjadi proses

perubahan dari kehidupan tradisional menjadi modern, yang pada awal

mulanya ditandai dengan adanya penggunaan alat-alat modern, menggantikan

alat-alat yang tradisional.

Selanjutnya seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, termasuk

ilmu-ilmu sosial, para Ahli manajemen pembangunan terus berupaya untuk

menggali konsep-konsep pembangunan secara ilmiah. Secara sederhana

pembangunan sering diartikan sebagai suatu upaya untuk melakukan

perubahan menjadi lebih baik. Karena perubahan yang dimaksud adalah

menuju arah peningkatan dari keadaan semula, tidak jarang pula ada yang

mengasumsikan bahwa pembangunan adalah juga pertumbuhan. Seiring de-

ngan perkembangannya hingga saat ini belum ditemukan adanya suatu

kesepakatan yang dapat menolak asumsi tersebut. Akan tetapi untuk dapat

membedakan keduanya tanpa harus memisahkan secara tegas batasannya, Siagian

(1983, h. 21) dalam bukunya Administrasi Pembangunan mengemukakan,

“Pembangunan sebagai suatu perubahan, mewujudkan suatu kondisi kehidupan

bernegara dan bermasyarakat yang lebih baik dari kondisi sekarang, sedangkan

pembangunan sebagai suatu pertumbuhan menunjukkan kemampuan suatu

kelompok untuk terus berkembang, baik secara kualitatif maupun kuantitatif dan

merupakan sesuatu yang mutlak harus terjadi dalam pembangunan.”

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada dasarnya pembangunan

tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan, dalam arti bahwa pembangunan dapat

Page 20: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

18

menyebabkan terjadinya pertumbuhan dan pertumbuhan akan terjadi sebagai

akibat adanya pembangunan. Dalam hal ini pertumbuhan dapat berupa

pengembangan/perluasan (expansion) atau peningkatan (improvement) dari

aktivitas yang dilakukan oleh suatu komunitas masyarakat.

Page 21: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

19

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Sesuai dengan masalah yang penulis ajukan, maka penulis menggunakan

metode penelitian kualitatif yaitu suatu proses penelitian dan pemahaman yang

berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan

masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran

kompleks, meneliti kata-kata, laporan terperinci dari pandangan informan, dan

melakukan studi pada situasi alami. Adapun metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode deskriptif.

Penelitian kualitatif adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk

membantu menjelaskan karakteristik objek dan subjek penelitian” (Arikunto 1998,

h. 88)

Maka dapat disimpulkan bahwa metode penelitian kualitatif adalah

metode penelitian yang nantinya data yang ditemukan, diolah sehingga

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati pada obyek penelitian dan subyek penelitian.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Gampong Alue Raya Kecamatan Sama Tiga,

Kabupaten Aceh Barat. Peneliti memilih lokasi ini sebagai tempat penelitian

karena melihat ketimpangan mengenai gotong royong yang pada awalnya oleh

masyarakat sering melakoninya, tetapi dewasa ini telah mulai memudar, serta

berganti berasakan materi.

Page 22: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

20

3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

3.3.1 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah dari data primer yang didapat dari

hasil observasi, wawancara. Sumber primer adalah sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data. Sedangkan data sekunder yaitu sumber

yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat

orang lain atau lewat dokumen. (Sugiyono 2011, h. 225). Dalam penelitian ini

pengambilan sumber data menggunakan teknik Purposive sampling.

Purposive sampling yaitu Teknik pengambilan sampel sumber data dengan

pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini atas dasar orang tersebut di

anggap paling mengetahui dan berhubungan atau orang tersebut sebagai penguasa

sehingga memudahkan peneliti menjeljah obyek/situasi sosial yang diteliti.

Sugiyono (2011, h. 218).

3.3.2 Teknik Penentuan Informan

Dalam penelitian ini jumlah informan ditentukan oleh pertimbangan

informasi, jika informan dianggap telah memadai dan data yang diperoleh telah

jenuh dan ditambah informan lagi tidak memberikan informasi yang baru, artinya

dengan menggunakan informan selanjutnya boleh dikatakan tidak lagi diperoleh

tambahan informasi baru yang berarti.

Pemilihan informan bedasarkan pertimbangan atas jawaban-jawaban

informan yang mengarah pada jawaban yang sama dengan kata lain mencapai

pada titik jenuh sehingga peneliti memadai sampai lima belas informan biasa dan

sepuluh informan kunci, dengan total keseluruhan jumlah informan 22 (dua puluh

Page 23: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

21

dua orang) kemudian dilakukan penarikan kesimpulan. Dalam penelitian ini

menempatkan peneliti sebagai instrumen penelitian.

Untuk informan biasa diambil dari masyarakat Alue Raya, dan untuk

kelengkapan data yang menjadi informan kunci pada penelitian ini adalah:

1. Keuchik Alue Raya

2. Beberapa tokoh masyarakat, yaitu terdiri dari kepala Dusun, Imum

Meunasah, Anggota Tuha Peut serta beberapa orang tokoh pemuda dan

tokoh perempuan yang ada di Gampong Alue Raya.

3.3.3 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis

menggunakan beberapa tehnik pengumpulan data yaitu :

a. Observasi

Observasi adalah suatu proses yang komplek, suatu proses yang tersusun

dari berbagai proses biologis dan psikologis, dua diantara yang terpenting

adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Sutrisno dalam (Sugiyono

2009, h.203).

Dalam penelitian ini peneliti melakukan partisipan observation

participation (observasi partisipan) yaitu peneliti ikut terlibat dalam

kegiatan obyek yang diteliti yang digunakan sebagai sumber data

penelitian, agar peneliti lebih memahami secara keseluruhan dengan

melakukan pengamatan sehingga dapat melihat dengan jelas hal-hal yang

tidak atau kurang diamati oleh orang lain dan juga dapat mengetahui

secara keseluruhan yang tidak terungkap lewat wawancara.

Page 24: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

22

b. Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan

ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam

suatu topik tertentu. Esterberg dalam (Sugiyono 2009, h. 317)

Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara semi terstrukrur

Wawancara semi terstruktur merupakan jenis wawancara yang termasuk

dalam katagori in depth interview di mana pelaksanaannya lebih bebas

dibandingkan dengan wawancara terstruktur.

Tujuan dari wawancara jenis ini dilakukan yaitu untuk menemukan

permasalahan secara lebih mendalam dimana pihak yang diajak

wawancara diminta pendapat dan ide-idenya, dalam melakukan

wawancara peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa

yang dikemukakan oleh informan yang merupakan bagian kecil dari

populasi yang dimaksudkan untuk memperoleh data tentang permasalahan

yang berhubungan dengan penelitian. (Sugiyono 2011, h.233)

c. Dokumentasi.

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah lalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan misal, catatan harian, Sejarah kehidupan, biografi, cerita,

peraturan dan kebijakan. Berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup,

sketsa dan lain-lain. Atau karya-karya monumental dari seseorang

misalnya film, patung, gambar dan lain-lain. Sugiyono (2011, h.240).

Dokumentasi digunakan sebagai pelengkap dari penggunaan oservasi dan

wawancara dalam penelitian ini

Page 25: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

23

3.4 Instrumen Penelitian

Penelitian yang menggunakan metode kualitatif, adalah suatu metode

penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alami, maka

peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Moleong (2002, h.4).

Penggunaan peneliti sebagai instrumen penelitian guna mendapatkan data

yang valid dan realible. Namun untuk membantu kelancaran dalam

pelaksanaannya, peneliti juga didukung oleh instrumen pembantu seperti panduan

wawancara.

Lincoln dan Guba dalam Sugiyono (2011, h.235) Ada tujuh langkah dalam

penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif,

Adapun langkah-langkah penggunaan wawancara yaitu, sebagai berikut:

Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan

Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan jadi pembicaraan

Mengawali atau membuka alur wawancara

Melangsungkan alur wawancara

Mengkonfirmasikan intisari dari hasil wawancara dan mengakhirinya

Menuliskan wawancara ke dalam catatan lapangan

Mengindentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.

3.5 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode analisis data

menurut Miles dan Huberman dalam Emzir (2010, h.21-23), yang terdapat tiga

macam kegiatan dalam analisis data kualitatif, yaitu:

Page 26: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

24

3.5.1 Reduksi Data

Reduksi data berujuk pada proses pemilihan, pemokusan, penyederhanaan,

abstraksi dan pentranformasian” data mentah” yang terjadi dalam catatan-catatan

tertulis. Reduksi data terjadi secara kontinu melalui kehidupan suatu proyek yang

diorientasikan secara kualitatif. (Emzir 2010, h.129)

3.5.2 Model Data (Data Display)

Setelah data direduksi, selanjutnya melakukan kegiatan analisis data yaitu

model data. Model sebagai suatu kumpulan informasi yang tersusun ysng

memperbolehkan pendeskrepsian kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Sedangkan model dalam kehidupan sehari-hari berbeda-beda, dari pengukur

bensin, surat kabar, sampai layar komputer. Melihat sebuah tayangan membantu

kita memahami apa yang terjadi dan melakukan sesautu analisis lanjutan atau

tindakan didasarkan pada pemahaman tersebut. Penyajian data melalui uraian

singkat dalam bentuk teks naratif sehingga memudahkan peneliti untuk

memahami yang sedang terjadi saat ini. (Emzir, 2010, h.131).

3.5.3 Penarikan dan Verifikasi Kesimpulan

Peneliti melakukan perumusan pada kesimpulan-kesimpulan sebagai

temuan sementara yang dilakukan dengan cara mensintesiskan semua data yang

terkumpul. Dan data akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya, tetapi apabila bukti-bukti

data serta temuan di lapangan yang peneliti temukan pada tahap awal konsisten

serta valid maka kesimpulan yang didapat adalah kredibel. (Emzir 2010, h.133),

dan kesimpulan itu berupa temuan yang bersifat deskripsi atau gambaran

Page 27: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

25

mengenai analisis kegiatan gotong-royong dalam meningkatkan pembangunan

Gampong Alue Raya yang masih remang-remang sehingga setelah diteliti menjadi

jelas.

3.6 Pengujian Kredibilitas Data

Uji kredibilitas data atau kepercayaan data hasil penelitian kualitatif antara

lain dilakukan dengan, perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam

penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif serta

membercheck. Digunakan uji ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang lebih

mendalam mengenai subyek penelitian. Sugiyono (2008, h.270).

3.6.1 Perpanjangan Pengamatan

Perpanjangan pengamatan perlu dilakukan, dengan perpanjangan

pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan,

wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru. Ini

berarti hubungan peneliti dengan nara sumber semakin terbentuk raport, semakin

akrap (tidak ada jarak lagi), semakin terbuka saling mempercayai sehingga tidak

ada informasi yang disembunyikan lagi.

Dengan perpanjangan pengamatan ini peneliti mengecek kembali apakah

data yang telah diberikan selama ini merupakan data yang sudah benar atau tidak.

Setelah di cek kembali ke nara sumber asli atau sumber data yang lain ternyata

tidak benar, maka peneliti melakukan pengamatan lagi yang lebih luas dan

mendalam sehingga diperoleh data yang pasti kebenarannya. Lama perpanjangan

pengamatan dilakukan sangat tergantung pada kedalaman, keluasan dan kepastian

data. Sugiyono (2011, h. 271). Perpanjangan pengamatan berarti peneliti tinggal

Page 28: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

26

di lapangan penelitian sampai titik kejenuhan pengumpulan data tercapai.

Menurut Moleong (2001, h.327).

3.6.2 Peningkatan Ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih

cermat dan berkesinambungan, dengan cara tersebut maka kepastian data dan

urutan peristiwa dapat direkam secara pasti dan sistematis. Sugiyono (2011,

h.272). Yaitu peneliti membaca referensi baik dari buku atau hasil penelitian yang

lain serta dokumentasi-dokumentasi terkait dengan hal yang diteliti, sehingga

dengan pengetahuan yang peneliti dapat nantinya dari hasil membaca tersebut

berguna untuk memeriksa data yang ditemukan itu benar atau salah.

3.7 Jadwal Penelitian

Adapun Jadwal penelitian untuk pengumpulan data mengenai Analisis

kegiatan Gotong royong dalam meningkatkan pembangunan Gampong Alue

Raya, Kecamatan Sama Tiga Kabupaten Aceh Barat, selama enam bulan atau satu

semester.

Page 29: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

27

JADWAL PENELITIAN

No Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5 6

1

Persiapan Kebutuhan untuk proses di

lapangan

Perizinan √

Pemilihan beberapa orang sebagai

informan √

Pemilihan instrumen yang digunakan

dalam penelitian

2 Penelitian

Mengamati bentuk-bentuk kegiatan gotong

royong dalam meningkatkan pembangunan

di Gampong Alue Raya, Kecamatan Sama Tiga Kabupaten Aceh Barat √

Mengamati Faktor Pendorong/penghambat

terjadinya kegiatan gotong royong dalam meningkatkan pembangunan gampong di

Gampong Alue Raya, Kecamatan Sama

Tiga Kabupaten Aceh Barat √

3

Pengolahan data, uji krebilitas data dan

pembuatan laporan hasil penelitian √

4 Persiapan Ujian √

Page 30: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

28

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Letak Geografis

Gampong Alue Raya adalah salah satu Gampong yang terdapat di

Kabupaten Aceh Barat tepatnya di Kecamatan Sama Tiga. Luas Gampong Alue

Raya kurang lebih 20KM/segi, dan terbagi beberapa Dusun yaitu Dusun Cot

Buloeh, Dusun Ujong Serdang dan Dusun Rimba Langgeh. Adapun bahasa yang

mereka pergunakan sehari-hari adalah bahasa Aceh, selain itu mereka juga dapat

berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia apabila mereka

berhadapan dengan etnis lain.

Tabel I. Data luas wilayah Gampong Alue Raya.

Gampong Luas wilayah Kebun Sawah Pemukiman

Alue Raya 20Km/segi 50Ha 37Ha 37Ha

Sumber: Profil Gampong Alue Raya 2012

4.1.2 Penduduk

Gampong Alue Raya memiliki kepadatan penduduk sebanyak 549 jiwa,

dengan banyak jumlah kepala keluarga 165 KK. Dengan perincian dapat dilihat

dalam tabel berikut ini :

Page 31: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

29

Tabel 2. Klasifikasi penduduk Gampong Alue Raya Berdasarkan Jurong/Dusun

No Jurong/Dusun Jumlah

KK Laki-laki Perempuan

Jumlah

(jiwa)

1 Rimba Langgeh 78 128 123 251

2 Cot Buloh 35 63 56 119

3 Ujong Serdang 52 91 88 179

Total 165 282 267 549

Sumber: Profil Gampong Alue Raya, 2012

Untuk jumlah penduduk berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel berikut

ini.

Tabel 3. Jumlah Penduduk berdasarkan Golongan Usia

No Uraian Laki-laki Perempuan Jumlah

(jiwa)

1 0 Bulan – 12 Bulan 5 1 6

2 13 Bulan – 04 Tahun 15 11 26

3 05 Tahun – 06 Tahun 10 8 18

4 07 Tahun – 12 Tahun 24 15 39

5 13 Tahun – 15 Tahun 24 8 32

6 16 Tahun – 18 Tahun 13 17 30

7 19 Tahun – 25 Tahun 28 34 62

8 26 Tahun – 35 Tahun 42 51 93

9 36 Tahun – 45 Tahun 34 48 82

10 46 Tahun – 50 Tahun 18 20 38

11 51 Tahun – 60 Tahun 34 25 59

12 61 Tahun – 75 Tahun 32 23 55

13 Diatas 75 Tahun 3 6 9

TOTAL 282 267 549

Sumber: Profil Gampong Alue Raya, 2012

Jika di tilik dari segi pendidikan, masyarakat Gampong Alue Raya sekarang

ini secara keseluruhan tampak adanya perkembangan dalam bidang pendidikan,

terlebih lagi dengan adanya sarana pendidikan seperti SD/sederajat,

SLTP/sederajat, SLTA/sederajat, naiknya antusias masyarakat di bidang

pendidikan terlihat dari keinginanan untuk melanjutkan menimba ilmu sampai

pada jenjang Perguruan Tinggi, ini satu hal yang sangat patut diberi apresiasi

Page 32: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

30

positif bagi kelangsungan pembangunan pendidikan di Aceh, khususnya

masyarakat Gampong Alue Raya.

4.1.3 Karakteristik Informan

Dalam karakteristik informan akan diklasifikasi berdasarkan umur, jenis

kelamin, pendidikan dan pekerjaan.

Tabel 4. Data Klasifikasi informan berdasarkan jenis kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah

1 Laki-laki 15

2 Perempuan 10

Total 25

Sumber: survei penelitian 2012

Data jumlah informan berdasarkan jenis kelamin, laki-laki sebanyak 15

(lima belas) orang sedangkan perempuan sebanyak 10 (sepuluh) orang, tampak

ada perbandingan jumlah, namun hal tersebut tidak menjadi kendala dalam peran

serta dalam kegiatan gotong royong pembangunan Gampong.

Tabel 5. Data Klasifikasi Informan berdasarkan Usia

No Usia Jumlah

1 17 – 20 Tahun 10

2 21 – 25 Tahun 9

3 26 – 30 Tahun 2

4 31 – 40 Tahun 2

5 45 -50 Tahun dan seterusnya 2

Total 25

Sumber: survei penelitian 2012

Data usia untuk informan diambil mulai usia 17 tahun sampai 50 tahun.

Peneliti menetapkan Usia informan dimulai dari usia 17 (tujuh belas) tahun

sampai 20 (dua puluh) tahun sebanyak 10 (sepuluh) informan. 21 (dua puluh satu)

tahun sampai 25 (dua puluh lima) tahun sebanyak 9 (sembilan) informan, 26 (dua

puluh enam) sampai 30 (tiga puluh) sebanyak 2 (dua) informan, 31 (tiga puluh

Page 33: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

31

satu) sampai 40 (empat puluh) tahun sebanyak 2 (dua) informan, dan 41 (empat

puluh satu) sampai 50 (lima puluh) tahun dan seterusnya sebanyak 2 (dua)

informan. Karena dianggap pada usia ini adalah masa produktif, diusia 17 masa

dimana seseorang bisa memberikan konstribusi yang besar dalam pembangunan

Gampong serta di usia ini semangat dan kekuatan fisik masih sangat mapan

dalam melakukan kegiatan gotong royong.

Data yang diperoleh peneliti tingkat pendidikan informan beragam, Tamat

SD/SR sebanyak 2 (dua) orang, Tamat SLTP sebanyak 4 (empat) orang, Tamat

SLTA sebanyak 10 (sepuluh) orang, serta Sarjana/S1 sebanyak 3 (tiga) orang.

Sumber: Survei Penelitian 2012

Adapun data mengenai pekerjaan partisipan dapat di lihat klasifikasi

informan berdasarkan pekerjaan dan diperoleh data bahwa informan yang bekerja

sebagai PNS sebanyak 4 (empat) orang, sebagai wiraswasta sebanyak 2 (dua)

orang, petani sebanyak 8 (delapan) orang, buruh 1(satu) orang, guru 2 (dua)

orang dan pekerjaan lainnya sebanyak 8 (delapan) orang. Yang mana semua

lapisan masyarakat Gampong Alue Raya melakukan gotong royong tidak

berpatokan pada pekerjaan yang mereka lakoni.

Sumber: Survei Penelitian 2012

4.2 Data Hasil Lapangan

4.2.1 Keberadaan Kegiatan Gotong Royong di Gampong Alue Raya

Data ini diambil untuk dapat mengetahui mengenai pemahaman informan

dalam memahami kegiatan gotong royong di Daerah tersebut. Berikut jawaban

tentang pemahaman informan mengenai kegiatan gotong royong di Gampong

Alue Raya Kabupaten Aceh Barat.

Page 34: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

32

Pada umumnya masyarakat Alue Raya mengerti dan paham mengenai nilai

gotong royong yang ada dalam masyarakat, hal senada juga di ungkapkan oleh

salah seorang tokoh masyarakat Alue Raya, saat peneliti mengajukan pertanyaan,

Apa yang ibu ketahui mengenai kegiatan gotong royong?

“Gotong royong merupakan pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama

secara suka rela tanpa paksaan, dan pekerjaan pun akan berjalan lancar, mudah

dan ringan nantinya jika dikerjakan bersama-sama” (Ibu Khairiah, Tokoh

masyarakat Alue Raya)

Wawancara: 9 Juni 2012

Hal senada juga diungkapkan oleh salah seorang tokoh masyarakat

lainnya,

“Di Alue Raya memang ada kegiatan gotong royong dan saya pribadi sudah

melakukan kegiatan ini, Masyarakat menyadari keberadaan kegiatan gotong

royong yang ada selama ini tidak lepas dari keseharian dari aktifitas dari

masyarakat Alue Raya sendiri”. (Bapak Safuan, Tokoh masyarakat Alue Raya)

Wawancara: 9 Juni 2012

Gotong royong juga dapat dilihat dari beberapa kegiatan yang dilakukan

oleh masyarakat baik dari segi peningkatan ekonomi melalui pemberdayaan

masyarakat, di bidang pertanian misalnya dengan saling gotong royong saling

bantu membantu menggarap lahan pertanian, di bidang sosial lainnya di acara-

acara adat yang diselenggarakan dalam Gampong juga pembangunan bangunan

fisik dalam Gampong. Sehingga nantinya berimbas pada pembangunan Gampong

secara menyeluruh, Karena pembangunan tidak hanya di artikan sebatas

pembangunan fisik maupun infrastruktur Gampong, akan tetapi membangun

Page 35: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

33

semangat, mentalitas gotong royong juga merupakan salah satu misi

pembangunan.

Berikut ini gambar bentuk kegiatan gotong royong yang dilakukan oleh

masyarakat Alue Raya.

Gambar 4.1

Gambar 4.1 Gotong royong mengerjakan bangunan masjid Gampong.

(sumber: Gampong Alue Raya)

(foto: Agus, 2012)

Berikut beberapa foto partisipasi masyarakat dalam kegiatan gotong

royong pembangunan masjid Gampong Alue Raya.

Gambar 4.2

Page 36: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

34

Gambar 4.2 partisipasi masyarakat mengerjakan bangunan

Masjid Gampong.

(sumber: Gampong Alue Raya)

(foto: Agus, 2012)

Gambar 4.3

Page 37: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

35

Gambar 4.3 Pembangunan Masjid Gampong.

(sumber: Masjid Gampong Alue Raya)

(foto: Agus, 2012

Berikut ini data mengenai frekuensi kegiatan gotong royong yang

dilakukan di Gampong Alue Raya.

Dari data yang didapat diketahui bahwa masyarakat mengetahui ada dan

sering melakukan kegiatan gotong royong di Gampong Alue Raya, hal ini

didukung oleh pernyataan salah satu tokoh masyarakat di Alue Raya, saat peneliti

mengajukan pertanyaan, Apa yang bapak/ibu ketahui mengenai kegiatan gotong

royong dan Kapan Gampong Alue Raya ini pernah melakukan kegiatan gotong

royong?

“Di Alue Raya ini pernah melakukan kegiatan gotong royong, ya kerja sama-sama

semua warga dan dulunya kami sering melakukan kegiatan ini, tetapi beberapa

tahun terakhir kegiatan ini sudah jarang”. (Bapak Umar Bakrie, masyarakat Alue

Raya)

Wawancara: 15 Juni 2012

Page 38: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

36

Pada umumnya masyarakat Gampong Alue Raya mengerti dan paham

mengenai kegiatan gotong royong hal ini didukung oleh bapak Edwar.D, selaku

kepala keuchik Alue Raya yang menyatakan,

“Sebahagian besar masyarakat Gampong Alue Raya ini sudah mengerti dan

memahami mengenai kegiatan gotong royong yang ada di Gampong”.(Bapak

Edwar. D keuchik Alue Raya)

Wawancara: 20 Juni 2012

Gotong royong pada dasarnya berarti mengusung atau mengangkat

sedangkan kata royong, bersama-sama tolong menolong yang arti keseluruhannya

melakukan suatu kegiatan berat dan ringan dipikul dan dikerjakan bersama-sama

untuk mencapai hasil yang diinginkan bersama.

4.2.2 Kegiatan Gotong Royong dalam Meningkatkan Pembangunan di

Gampong Alue Raya

Jika dilihat dari program pembangunan nasional, terdapat beberapa

program pembangunan, yaitu wilayah, Desa/Gampong. Sasaran dari program

pembangunan Gampong adalah meningkatkan kehidupan sosial dan kehidupan

ekonomi masyarakat Gampong, sehingga mereka memperoleh tingkat kepuasan

dalam pemenuhan kebutuhan material dan spiritual.

Pembangunan Gampong secara konkret harus memperhatikan berbagai

faktor, diantaranya adalah terkait dengan pembangunan ekonomi, pembangunan

atau pelayanan pendidikan, pengembangan kapasitas pemerintahan dan

penyediaan berbagai infrastruktur Gampong, semua faktor tersebut diperlukan

guna mengimplementasikan dan mengintegrasikan pembangunan Gampong ke

dalam suatu rencana yang terstruktur. Gampong Alue Raya dalam menetapkan

Page 39: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

37

program pembangunan Gampong yang terdapat dalam Musyawarah perencanaan

pembangunan (Musrenbangdes), dimana ajang tersebut sebagai ajang perencanaan

pembangunan desa, selama ini dirasakan tidak optimal dan hanya bersifat

formalitas semata, tidak maksimal untuk menyerap aspirasi masyarakat dalam

pembangunan karena hasil musrenbang dalam kenyataannya tidak

diimplementasikan dilapangan secara utuh. Sehingga pembangunan yang sesuai

dengan yang diharapkan oleh pemerintah tidak diperoleh.

Hal senada diungkapkan oleh Keuchik Alue Raya bahwa, “Program

pembangunan pemerintah melalui musrenbangdes yang digelar

setiap tahunnya di Alue Raya bersifat formalitas saja menurut saya

bukan sebuah wadah yang menampung aspirasi masyarakat, karena

program tersebut tidak berdasarkan pada potensi dan kekhasan

Gampong Alue Raya, dalam artian yang menjadi prioritas kebutuhan

Gampong tidak kunjung terealisasikan”.(Bapak Edwar. D keuchik

Alue Raya)

Wawancara: 20 Juni 2012

Minimnya peran pemerintah Provinsi terkait dengan pembangunan

Gampong, kebijakan pemerintah terkait pembangunan Gampong selama ini tidak

memperhatikan kondisi faktual infrastruktur yang ada di Gampong, ketersediaan

prasarana ekonomi dan aktivitas ekonomi, pelayanan pendidikan, kesehatan,

kesempatan kerja sehingga diversifikasi usaha di Gampong sangat terbatas, lebih

lanjut, Gampong menjadi tidak mandiri dan hanya menggantungkan usaha atau

pencaharian nafkah kepada sektor pertanian semata. Akibat program program

pemerintah yang tidak berdasarkan pada potensi dan kekhasan daerah tersebut

telah menyebabkan banyak potensi yang berada di Gampong menjadi tidak

berkembang, seperti halnya gotong royong yang ada di Alue Raya belum mampu

meningkatkan pembangunan, pada dasarnya kegiatan gotong royong ini adalah

salah satu penggerak berjalannya pembangunan dalam Gampong, sebagai suatu

Page 40: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

38

perubahan mewujudkan suatu kondisi kehidupan bermasyarakat yang lebih baik,

karena pembangunan bukan hanya terpaku pada pada fisik infrastruktur Gampong

tetapi juga pada membangun sumber daya masyarakat, ekonomi, pertanian dan

juga industri kecil dan kerajinan, juga pembangunan bidang agama dalam

Gampong akan tetapi pemerintah kurang jeli dalam melihat apa yang dapat

dilakukan untuk pembangunan dengan menggunakan jasa gotong royong dalam

masyarakat Alue Raya.

Hal ini didukung oleh pernyataan salah satu tokoh masyarakat di Alue

Raya, saat peneliti mengajukan pertanyaan, bagaimana menurut bapak/ibu, apakah

dengan adanya gotong royong dapat meningkatkan pembangunan dalam

Gampong?

“Jika dilihat dari segi arti pembangunan menurut saya pribadi

pembangunan melalui gotong royong yang ada di Alue Raya hanya

masih sebatas pembangunan pada fisik Gampong, walaupun adanya

rapat Gampong yang digelar masyarakat secara tidak langsung telah

bergotong royong menyumbangkan ide serta gagasannya demi

kemajuan Gampong, menurut saya hal ini patut diberi apresiasi

positif tetapi pada kenyataannya keputusan rapat tersebut tidak

kunjung terealisasikan” (Umar Bakrie, masyarakat Alue Raya)

Wawancara: 15 Juni 2012

Kerjasama saling membantu atau bergotong royong dalam masyarakat

Gampong Alue Raya demi kepentingan bersama sudah terlaksana sebelumnya,

karena dengan bergotong royong kegiatan menjadi lancar dalam mencapai

tujuannya. Sesuai dengan prinsip gotong royong dalam masyarakat Gampong

pada umunya, terkandung nilai moral, Keikhlasan berpartisipasi dan

kebersamaan/persatuan, saling membantu dan mengutamakan kepentingan

bersama/umum, usaha peningkatan/pemenuhan kesejahteraandan usaha

Page 41: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

39

penyesuaian dan integrasi/penyatuan kepentingan sendiri dengan kepentingan

bersama.

pendapat salah seorang informan laki-laki di Alue Raya yang mengatakan.

“Menurut saya pembangunan Gampong selama ini dikerjakan oleh

masyarakat Alue Raya secara bergotong royong seperti yang terlihat

sekarang terdapat beberapa seperti, pembangunan gedung serba guna

yang digunakan oleh masyarakat sebagai pasar, masjid, Sekolah,

pengairan air (got), WC umum dan lain sebagainya, tetapi masih

pada taraf pembangunan pada fisik Gampong semata” (Bapak

Safuan, Tokoh masyarakat Alue Raya)

Wawancara: 9 Juni 2012

Adanya upaya pemerintah Gampong dalam meningkatkan pembangunan

yang peneliti temukan melalui gotong royong yang pernah dilakukan di Alue

Raya, yakni terlihat adanya pembangunan di bidang fisik yang pada umumnya

pembangunan fisik Gampong ini dimulai sekitar tahun 2008, dengan tujuan guna

mendukung sarana dan prasarana Gampong, diantaranya Pembangunan gedung

serba guna pada tahun 2008, pembangunan Masjid Alue Raya dilakukan secara

swadaya masyarakat pada tahun 2008, berdirinya sekolah sebagai sarana

pendidikan seperti SD/sederajat, SLTP/sederajat, SLTA/sederajat, merupakan

bantuan dari pemerintah pusat serta LSM pasca Tsunami sekitar tahun 2008.

Pengairan air (got) pemerintah Gampong membangun pengairan (got) dengan

biaya dari alokasi dana Gampong sertaWC umum dan lain sebagainya. Oleh

pemerintah Gampong membangun dengan biaya juga dari alokasi dana

Gampong.

Hal senada juga di ungkap oleh Bapak Keuchik Alue Raya, bahwa

”Pembangunan yang terlihat sekarang ini di Alue Raya merupakan

hasil dari gotong royong masyarakat, pembangunan masih

berorientasi pada fisik Gampong seperti pembangunan gedung serba

guna, Got dan WC umum, masjid dan juga sekolah, pemerintah juga

berupaya dalam pembangunan dibidang lainnya namun upaya

tersebut belum maksimal, karena hasilnya dari pembangunannya

Page 42: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

40

belum dirasakan manfaatnya secara marata”. (Bapak Edwar. D

keuchik Alue Raya)

Wawancara: 20 Juni 2012

Faedah dari gotong royong dalam masyarakat Alue Raya memiliki peranan

dan manfaat yang sangat penting. Senada dengan yang diungkapkan oleh para

ahli, faedahnya dari gotong royong ini adalah rasa keikutsertaan dan tanggung

jawab bersama warga masyarakat bersangkutan dalam usaha pembangunan baik

dalam bentuk fisik yang terdapat dilingkungan masayarakat setempat.

Hal senada juga diungkapkan oleh beberapa masyarakat Alue Raya yang

lainnya,

“Masyarakat di Alue Raya bergotong royong dalam banyak hal,

misalnya saja di bidang pertanian, pemilik sawah meuseuraya, yaitu

bergotong royong bersama-sama menolong menanam atau memanen

padi, bergotong royong dalam sebuah hajatan baik itu perkawinan

atau hajatan-hajatan lain, menggelar acara Maulid Nabi dalam

Gampong, membangun masjid, selokan dan bangunan pasar juga

bergotong royong dalam menyumbang ide dan gagasan mereka demi

kemajuan Gampong pada rapat-rapat Gampong”. (Bapak Bashrizal,

masyarakat Alue Raya)

Wawancara: 19 Juni 2012

Pemerintah Gampong dalam upaya peningkatan taraf hidup masyarakat

dengan juga mengadakan pelatihan-pelatihan kerajinan menjahit kasap,

pengadaan benih padi, serta bibit lainnya bagi masyarakat sebagai modal yang

nantinya akan diganti dengan hasil panen, yang semuanya berujung agar

kemakmuran masyarakat, hanya saja upaya ini belum maksimal dan belum

mampu meningkatkan pembangunan yang merata seperti yang di amanatkan

dalam tujuan pembangunan nasional.

Page 43: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

41

4.2.3 Faktor-faktor Pendorong serta Penghambat Terjadinya Kegiatan

Gotong Royong di Gampong Alue Raya

Hambatan yang terjadi hampir pada umumnya disebabkan oleh individu

dari masyarakatnya, bukan pada teknis pelaksanaan kegiatan gotong royong yang

dilakukan. Berikut ini data mengenai adanya faktor yang menghambat

pelaksanaan kegiatan gotong royong. Dari jawaban informan bahwa adanya

hambatan dalam kegiatan gotong royong pembangunan Gampong, ini terlihat dari

jawaban informan saat peneliti mengajukan pertanyaan Menurut Ibu apa saja yang

menjadi hambatan dan dorongan terjadi dalam kegiatan gotong royong?

”Banyak sebabnya, gotong royong di Gampong ini kurang berjalan, salah satunya

masing masing masyarakatnya sibuk dengan urusan sendiri, ya macam-macamlah,

terkesan sudah kurang nilai untuk bekerjasama dalam kegiatan di dalam

Gampong”. (Ibu Samsinar, Masyarakat Alue Raya).

Wawancara: 25 Juni 2012

Hal senada juga diungkapkan oleh salah seorang informan lainnya, bawa

”Selama ini masyarakat terlalu sibuk untuk mengurus masalah bekerja untuk

mendapatkan uang sehingga telah melupakan budaya gotong royong untuk

kepentingan bersama”. (Ibu Syarifah, anggota Tuha Peut Alue Raya).

Wawancara: 23 Juni 2012

Hal senada juga diungkapkan oleh salah seorang informan laki-laki

lainnya, “Kegiatan gotong royong dulunya sering dilakukan di

Gampong kita, tapi sekarang sudah jarang, menurut saya yang

membuat kegiatan gotong royong itu berkurang karena ada

perubahan dari individu masyarakat disini, rasa kebersamaan sudah

mulai hilang, menurut saya perlu ada orang yang mengkoordinir

yang bisa membuat semangat itu ada lagi, seperti Keuchik sebagai

orang yang memimpin harus mampu mengarahkan kegiatan ini agar

tidak hilang begitu saja karena merupakan salah satu sarana yang

mengikat warga dengan persaudaraan” (Rieski, Masyarakat

Gampong Alue Raya)

Page 44: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

42

Wawancara 17 juni 2012

Pentingnya keberadaan pemimpin dalam hal ini Keuchik sebagai pimpinan

dalam Gampong yang menjadi salah satu faktor pendorong dalam kegiatan gotong

royong. Pada data jawaban dari informan bahwa peran Keuchik dalam kegiatan

gotong royong pembangunan pada Gampong Alue Raya belum optimal, data

menunjukkan bahwa peran seorang pemimpin dalam hal ini Keuchik dalam

kegiatan gotong royong sangat dibutuhkan, karena dengan adanya pimpinan yang

mengarahkan anggota akan mudah terkordinir. Hal senada dikemukakan oleh

salah seorang tokoh masyarakat Alue Raya yang menyatakan, saat peneliti

mengajukan pertanyaan, bagaimana peran Keuchik selaku pimpinan dalam dalam

Gampong selama ini, menurut Bapak/ibu dan apakah dalam gotong royong di

butuhkan Keuchik ? Bagaimana menurut Bapak/Ibu?

“Pelaksanaan kegiatan gotong royong sekarang ini makin jarang

dilakukan, namun walaupun demikian kegiatan ini tetap ada, dimana

dalam pelaksanaannya sangat dibutuhkan peran keuchik dalam

mengkoordinir masyarakat dan ikut bahu membahu bergotong

royong bersama masyarakat membuat semangat gotong royong

menjadi bertambah”. (Ibu Zainab, Ketua PKK Gampong Alue Raya).

Wawancara: 25 Juni 2012

Dalam hal ini perlu adanya kerjasama antar elemen masyarakat dan

aparatur Gampong dalam hubungan fungsionalnya melakukan sosialisasi kegiatan

gotong royong serta ikut berpartisipasi di dalamnya. Salah satu pendorong

terjadinya suatu kegiatan gotong royong adalah karena partisipasi masyarakat

Gampong yang ikut berperan serta bersama-sama dalam setiap pelaksanaan

kegiatan gotong royong guna meningkatkan pembangunan dalam Gampong, tanpa

partisipasi dari masyarakat gotong royong tidak dapat terlaksanakan sebgaimana

mestinya.

Page 45: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

43

Hal senada juga di ungkapkan oleh salah seorang informan lainnya.

“Pemerintah masih kurang sosialisasi gotong royong pada masyarakat, kadang-

kadang ada masyarakat di sini, kalau gotong royong harus dengar ada perintah

dulu dari pak keuchik atau orang dinas lainnya baru mau gotong royong”

(Jamalrifad, Anggota Tuha Peut Gampong Alue Raya)

Wawancara: 25 Juni 2012.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Keberadaan Gotong Royong di Gampong Alue Raya

Umumnya masyarakat Alue Raya mengerti dan paham mengenai nilai

gotong royong yang ada dalam masyarakat. Keberadaan Gotong royong di

Gampong Alue Raya dapat dilihat dari beberapa aktifitas keseharian yang

dilakukan oleh masyarakat hampir pada umumnya dilakukan dengan bergotong

royong dalam menyelesaikan pekerjaan.

Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat baik dari segi

peningkatan ekonomi melalui pemberdayaan masyarakat, dari segi pertanian

misalnya dengan saling gotong royong saling bantu membantu menggarap lahan

pertanian, di bidang sosial lainnya di acara-acara adat yang diselenggarakan dalam

Gampong namun yang sudah terlihat adanya pembangunan yaitu pada

pembangunan infrastruktur dalam Gampong. Sehingga nantinya berimbas pada

pembangunan Gampong. Salah satu hal terpenting dalam pembangunan adalah

membangun masyarakatnya terlebih dahulu, karena sebuah daerah jika sumber

daya manusianya telah terwujud maka pembangunan juga akan terealisasikan

dalam bentuk kerja nyata dari masyarakat dan pemerintahnya. Namun hal ini

Page 46: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

44

belum relevan dengan yang di harapkan oleh pemerintah mengenai kebijakan

dasar pembangunan Gampong

Adapun kebijakan-kebijakan dasar pembangunan Gampong yaitu:

a. Undang- Undang Dasar 1945 menetapkan, bahwa Indonesia dibagi dalam

Propinsi, dan Propinsi dibagi pula dalam Daerah yang lebih kecil. Daerah- daerah

itu bersifat otonom atau bersifat administratif belaka. Pelaksanaan pasal tersebut

diatur dalam Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1975 Tentang Pokok- pokok

Pemerintah di Daerah (UU No. 5/74), yang menetapkan bahwa pemerintah di

daerah diselenggarakan berlandaskan azas desentralisasi, azas dekonsentrasi dan

azas pembantuan. Dalam rangka pelaksanaan azas desentralisasi dibentuk dan

disusun daerah tingkat I dan daerah tingkat II sebagai daerah otonom.

Daerah otonom tersebut merupakan satu kesatuan masyarakat hukum yang

mempunyai batas wilayah tertentu yang berhak, berwenang dan berkewajiban

mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dalam ikatan negara kesatuan

Republik Indonesia. Tujuan pemberian otonomi kepada daerah adalah untuk

memungkinkan daerah yang bersangkutan mengatur dan mengurus rumah

tangganya sendiri untuk meningkatkan efesiensi dan efektivitas penyelenggaraan

pemerintah dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan

pembangunan.

Dalam rangka pelaksanaan azas dekonsentrasi, wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia di bagi dalam wilayah- wilayah Propinsi dan Ibu Kota

Negara. Wilayah Propinsi di bagi dalam wilayah- wilayah Kabupaten dan Kota.

Wilayah Kabupaten dan Kota di bagi dalam Kecamatan. Agar

penyelenggaraannya dapat lebih efesien dan efektif, maka pemerintah daerah

Page 47: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

45

dapat melaksanakan urusan pemerintahan pusat di daerah berdasarkan atas tugas

pembantuan.

b. Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintah Gampong

menyatakan bahwa di bawah Kecamatan terdapat Kelurahan dan Gampong.

Gampong merupakan suatu wilayah yang di tempati oleh sejumlah penduduk

sebagai kesatuan masyarakat, termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum

yang mempunyai organisasi pemerintah terendah langsung dibawah Camat dan

berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara

Kesatuan RI. Kelurahan, suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk

yang mempunyai organisasi terendah langsung di bawah Camat yang tidak berhak

menyelenggarakan rumah tangganya sendiri. Perbedaannya dengan kota,

Gampong mempunyai tingkat kepadatan yang tidak terlalu tinggi dan biasanya

kegiatan utamanya adalah sektor pertanian.

c. Pembangunan Gampong disiapkan dalam rangka upaya untuk mencapai

tujuan dan cita- cita perjuangan nasional dengan mengkaji dan memperhitungkan

implikasinya dalam berbagai aspek kehidupan nasional baik di bidang ekonomi,

politik, dan pemerintahan, sosial budaya maupun pertahanan keamanan.

d. Pembangunan Gampong dilaksanakan selaras dengan pembangunan

nasional. Karena itu pembangunan Gampong merupakan penjabaran dari

pembangunan daerah dan pembangunan nasional dalam rangka pencapaian

sasaran pembangunan yang disesuaikan dengan potensi, aspirasi dan

permasalahan pembangunan di daerah. Kunci keberhasilan pembangunan

Gampong dalam pencapaian sasaran pembangunan daerah secara efektif dan

efisien, termasuk hasilnya secara merata di seluruh Indonesia, adalah koordinasi

Page 48: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

46

dan keterpaduan antar sektor, antar sektor dan daerah, antar daerah tingkat I, antar

daerah tingkat II, serta antar tingkat I dan daerah tingkat II.

e. Pembangunan Gampong dapat dilihat dari beberapa segi: Pertama, dari

segi pembangunan sektoral. Pencapaian sasaran pembangunan Gampong

dilakukan melalui berbagai kegiatan pembangunan sektoral yang dilaksanakan di

daerah. Pembangunan sektoral yang dilakukan di daerah disesuaikan dengan

kondisi dan potensinya. Kedua, dari segi pengembangan wilayah yang meliputi

antar perGampongan sebagai pusat dan lokasi kegiatan sosial ekonomi dari

wilayah tersebut. Gampong dan pergampongan saling terkait dan membentuk

suatu sistem.

Sasaran dari program pembangunan Gampong adalah meningkatkan

kehidupan sosial dan kehidupan ekonomi masyarakat Gampong, sehingga mereka

memperoleh tingkat kepuasan dalam pemenuhan kebutuhan material dan spiritual.

Keberadaan kegiatan gotong royong yang tumbuh ditengah masyarakat

Alue Raya di perlukan kesempatan dan tata cara berpikir baru, perencanaan

terhadap kerjasama atau gotong royong untuk memecahkan berbagai macam

problema. Dengan itu masyarakat akan memperoleh pengalaman bahwa dengan

bergotong royong akan dapat melakukan hal-hal yang lebih banyak dan lebih

efektif dari pada cara perseorangan sehingga keberadaan gotong royong tetap

tumbuh dan berkembang dalam kehidupan bermasyarakat guna menunjang

pembangunan Gampong di Alue Raya.

Page 49: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

47

4.3.2 Kegiatan Gotong Royong dalam Meningkatkan Pembangunan di

Gampong Alue Raya

Terkait dengan pembangunan Gampong, secara tradisional Mosher dalam

Bratakasuma (2004:91) menyebutkan bahwa pembangunan desa mempunyai

tujuan untuk pertumbuhan sektor pertanian, dan integrasi Nasional, yaitu

membawa seluruh penduduk suatu negara ke dalam pola utama kehidupan yang

sesuai, serta menciptakan keadilan ekonomi berupa bagaimana pendapatan itu

didistribusikan kepada seluruh penduduk.

Menurut Fellman & Getis dalam Bratakasuma (2004:357), pembangunan

desa diarahkan kepada bagaimana mengubah sumber daya alam dan sumber daya

manusia suatu wilayah atau Negara, sehingga berguna dalam produksi barang dan

melaksanakan pertumbuhan ekonomi, modernisasi dan perbaikan dalam tingkat

produksi barang ( materi) dan konsumsi. Dengan demikian, pembangunan desa

diarahkan untuk menghilangkan atau mengurangi berbagai hambatan dalam

kehidupan sosial ekonomi, seperti kurang pengetahuan dan keterampilan, kurang

kesempatan kerja, dan sebagainya. Akibat berbagai hambatan tersebut, penduduk

wilayah pedesaan umumnya miskin

Kegiatan gotong royong ini adalah salah satu penggerak berjalannya

pembangunan dalam Gampong, pembangunan tidak hanya pada fisik infrastruktur

Gampong tetapi juga pada membangun sikap, ide, gagasan serta masyarakat

berperan serta dalam kegiatan yang ada di Gampong, dalam upaya meningkatkan

pembangunan dalam Gampong, karena pembangunan tidak hanya di artikan

sebatas pembangunan fisik maupun infrastruktur Gampong, akan tetapi

membangun semangat, mentalitas gotong royong juga merupakan salah satu misi

pembangunan.

Page 50: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

48

Hal senada dikemukakan oleh Tadora (2008: h.56), bahwa “berbicara

mengenai pembangunan artinya kita berbicara mengenai perubahan, kemajuan

masyarakat, kemajuan teknologi, perluasan wawasan dan pola pikir masyarakat,

perilaku dan gaya hidup masyarakat. Pembangunan mengandung pengertian yang

sangat luas dapat meliputi segala aspek kehidupan, seperti: Sumber Daya

Manusia, infrastuktur, ekonomi, sosial dan budaya yang ada dalam masyarakat

berbagai sudut pandang dapat digunakan dalam perspektif pembangunan.

Jika dilihat dari program pembangunan nasional, terdapat beberapa

program pembangunan, yaitu wilayah, Desa/Gampong. Sasaran dari program

pembangunan Gampong adalah meningkatkan kehidupan sosial dan kehidupan

ekonomi masyarakat Gampong, sehingga mereka memperoleh tingkat kepuasan

dalam pemenuhan kebutuhan material dan spiritual. pembangunan Gampong

secara konkret harus memperhatikan berbagai faktor, diantaranya adalah terkait

dengan pembangunan ekonomi, pembangunan atau pelayanan pendidikan,

pengembangan kapasitas pemerintahan dan penyediaan berbagai infrastruktur

Gampong, semua faktor tersebut diperlukan guna mengimplementasikan dan

mengintegrasikan pembangunan Gampong ke dalam suatu rencana yang

terstruktur.

Gampong Alue Raya dalam menetapkan program pembangunan Gampong

yang terdapat dalam Musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbangdes),

dimana ajang tersebut sebagai ajang perencanaan pembangunan desa, selama ini

dirasakan tidak optimal dan hanya bersifat formalitas semata, tidak maksimal

untuk menyerap aspirasi masyarakat dalam pembangunan karena hasil

musrenbang dalam kenyataannya tidak pernah diaplikasikan dan

Page 51: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

49

diimplementasikan dilapangan secara utuh. Sehingga pembangunan yang sesuai

dengan yang diharapkan oleh pemerintah tidak diperoleh.

Minimnya peran pemerintah Provinsi terkait dengan pembangunan

Gampong, kebijakan pemerintah terkait pembangunan Gampong selama ini tidak

memperhatikan kondisi faktual infrastruktur yang ada di Gampong, ketersediaan

prasarana ekonomi dan aktivitas ekonomi, pelayanan pendidikan, kesehatan,

kesempatan kerja sehingga diversifikasi usaha di Gampong sangat terbatas, lebih

lanjut, Gampong menjadi tidak mandiri dan hanya menggantungkan usaha atau

pencaharian nafkah kepada sektor pertanian semata. Akibat program program

pemerintah yang tidak berdasarkan pada potensi dan kekhasan daerah tersebut

telah menyebabkan banyak potensi yang berada di Gampong menjadi tidak

berkembang, seperti halnya gotong royong yang ada di Alue Raya belum mampu

meningkatkan pembangunan.

Pada dasarnya kegiatan gotong royong ini adalah salah satu penggerak

berjalannya pembangunan dalam Gampong, sebagai suatu perubahan

mewujudkan suatu kondisi kehidupan bermasyarakat yang lebih baik, karena

pembangunan bukan hanya terpaku pada pada fisik infrastruktur Gampong tetapi

juga pada membangun sumber daya masyarakat, ekonomi, pertanian dan juga

industri kecil dan kerajinan, juga pembangunan bidang agama dalam Gampong

akan tetapi pemerintah kurang jeli tidak melihat apa yang dapat dilakukan untuk

pembangunan dengan mengunakan asas gotong royong dalam masyarakat Alue

Raya.

Upaya Pemerintah Gampong dalam peningkatan taraf hidup masyarakat

dengan mengadakan pelatihan-pelatihan kerajinan menjahit kasap, juga

Page 52: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

50

pengadaan benih padi, serta bibit lainnya bagi masyarakat sebagai modal yang

nantinya akan diganti dengan hasil panen, yang semuanya berujung agar

kemakmuran bagi masyarakat, hanya saja upaya ini belum maksimal dan belum

mampu meningkatkan pembangunan yang merata seperti yang di amanatkan

dalam tujuan pembangunan nasional.

Kegiatan gotong royong yang hidup, tumbuh dan berkembang dalam

kehidupan masyarakat Gampong Alue Raya selama ini, walaupun dewasa ini

sudah jarang dilakukan, sehingga perlu diarahkan dan dibina kembali sedemikian

rupa sehingga dapat menunjang pembangunan yang sedang dilaksanakan.

Berikut ini merupakan upaya pemerintah Gampong dalam meningkatkan

pembangunan yang peneliti temukan melalui gotong royong yang pernah

dilakukan di Alue Raya, yakni terlihat adanya pembangunan di bidang fisik guna

mendukung sarana dan prasarana Gampong. Diantaranya:

Berikut ini merupakan upaya pemerintah Gampong dalam meningkatkan

pembangunan yang peneliti temukan melalui gotong royong yang pernah

dilakukan di Alue Raya, yakni terlihat adanya pembangunan di bidang fisik guna

mendukung sarana dan prasarana Gampong. Diantaranya:

1. Pembangunan gedung serba guna yang digunakan oleh masyarakat sebagai

pasar, pemerintah Gampong membangun gedung serba guna pada tahun

2008, didirikannya bangunan ini agar dapat dipakai oleh masyarakat untuk

berjualan dengan membayar sewa sebagai pemasukan pada kas Gampong.

2. Masjid, Pembangunan Masjid Alue Raya dilakukan secara swadaya

masyarakat. Pada awalnya masjid ini sudah didirikan oleh masyarakat

Alue Raya pada tahun 1954 berupa bangunan dari papan, oleh masyarakat

Page 53: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

51

kemudian membangun masjid yang baru pada tahun 2008, ketika masjid

yang lama tidak lagi mampu menampung jamaahnya ketika shalat hari

raya. Ini merupakan inisiatif dari masyarakat.

3. Sekolah, Berdirinya sekolah sebagai sarana pendidikan seperti

SD/sederajat, SLTP/sederajat, SLTA/sederajat, merupakan bantuan dari

pemerintah pusat serta LSM pasca Tsunami sekitar tahun 2008.

4. Pengairan air (got) pemerintah Gampong membangun pengairan (got)

dengan biaya dari alokasi dana Gampong.

5. WC umum dan lain sebagainya. Oleh pemerintah Gampong membangun

dengan biaya juga dari alokasi dana Gampong.

4.3.3 Faktor- Faktor Pendorong Dan Penghambat Terjadinya Kegiatan

Gotong Royong

Memupuk kembali nilai-nilai gotong royong yang mulai memudar pada

kehidupan masyarakat tidak berarti harus mempertahankan faktor pendorong

adanya gotong royong tersebut. Gotong royong akan tetap hidup di kalangan

masyarakat, tetapi berbeda latar belakangnya, bentuk dan sifat dari gotong royong

itu sendiri, perbedaan ini biasanya ditimbulkan oleh lingkungan, jadi sikap gotong

royong dalam masyarakat yang melaksanakan pembangunan mengalami

perubahan bersamaan dengan terjadinya perubahan perubahan sosial yang

berlangsung secara berkesinambungan dengan hasil-hasil penemuan manusia itu

sendiri.

Mengenai adanya faktor pendorong serta penghambat kegiatan gotong

royong dalam pembangunan Gampong Alue Raya umumnya disebabkan oleh

individu dari masyarakatnya, seperti:

Page 54: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

52

1. Masyarakat terlalu sibuk untuk mengurus masalah bekerja untuk

mendapatkan uang sehingga telah melupakan budaya gotong royong untuk

kepentingan bersama.

2. Kegiatan gotong royong berkurang dilakukan karena ada perubahan dari

individu masyarakat, rasa kebersamaan sudah mulai hilang

Dua hal yang menghambat kegiatan gotong royong pada masyarakat Alue

Raya dilatarbelakangi oleh perbedaan dari individu masyarakatnya, sehingga ada

yang seide dan tidak, hal ini relevan dengan pendapat ahli bahwa,

“Gotong royong sendiri tidak terlepas dari gagasan hubungan antar

individu mungkin ditentukan. Ada empat tipologi untuk membedakan

dimensi atau aspek : Sosial, Normatif, Interaksional dan kesempatan.

Hubungan sosial adalah sesuatu yang menghubungkan individu,

masing-masing individu mempunyai gagasan pemikiran dan

keyakinan yang mungkin serupa atau berlainan atau mempunyai

aturan yang membimbing perilaku mereka yang mungkin saling

mendukung atau saling bertentangan; atau perhatian mereka yang

serupa atau pertentangan. Empat jenis ikatan yang muncul pada

masyarakat yang sering berkaitan bergantung pada jenis kesatuan

yang dipersatukan oleh jaringan hubungan yakni: gagasan, normatif,

tindakan dan perhatian“ Sztomka (2007: h.10)

Berdasarkan hasil temuan lapangan diketahui bahwa perubahan nilai-nilai

gotong royong dipengaruhi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari

masyarakat pendukungnya. Setiap periode tertentu dimana terjadi perubahan-

perubahan pemikiran serta pola fikir yang terus berkembang seiring dengan

perkembangan zaman dan teknologi serta adanya pengaruh baik dari dalam

maupun dari luar selalu akan melahirkan perubahan nilai-nilai gotong royong.

Sehingga dalam hal ini gotong royong akan tetap ada. Yang berubah adalah

bentuk dan sifat dari gotong royong itu sendiri.

Pembangunan dari hasil gotong royong di Gampong Alue Raya meliputi

lima jenis pembangunan, yaitu:

Page 55: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

53

1. Pembangunan gedung serba guna yang digunakan oleh masyarakat sebagai

pasar pada tahun 2008, didirikannya bangunan ini agar dapat dipakai oleh

masyarakat untuk berjualan dengan membayar sewa sebagai pemasukan

pada kas Gampong.

2. Pembangunan Masjid Alue Raya dilakukan secara swadaya masyarakat.

pada tahun 2008, Ini merupakan inisiatif dari masyarakat.

3. Berdirinya sekolah sebagai sarana pendidikan seperti SD/sederajat,

SLTP/sederajat, SLTA/sederajat, merupakan bantuan dari pemerintah pusat

serta LSM pasca Tsunami sekitar tahun 2008.

4. Pemerintah Gampong membangun pengairan (got) dengan biaya dari

alokasi dana Gampong.

5. WC umum dan lain sebagainya. Oleh pemerintah Gampong membangun

dengan biaya juga dari alokasi dana Gampong.

Kegiatan ini dilakukan oleh masyarakat ataas dasar suka rela tetapi dari

pihak pemerintah gampong berinisiatif memberikan insentif berupa uang

untukmasyarakat yang bergotong royong. Bentuk dan sifat kegiatan gotong

royong yang masih dikategorikan pembangunan pada fisik Gampong ditentukan

oleh faktor-faktor yang melatar belakangi gotong royong itu, ekonomi, sosial,

budaya dan politik, serta agama yang ada di Gampong Alue Raya.

Dalam Hal ini sangat dibutuhkan peran seorang pemimpin dalam

mengkoordinir agar pelaksanaan kegiatan gotong royong tetap terus berjalan.

Peran Keuchik serta aparatur Gampong dalam menciptakan iklim yang

mendorong tumbuhnya prakarsa dan partisipasi masyarakat dalam kegiatan

gotong royong melalui komunikasi, informasi dan edukasi, sehingga masyarakat

Page 56: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

54

tahu, mau dan mampu berpartisipasi dalam proses kegiatan gotong royong guna

menunjang pembangunan di setiap sasaran pembangunan dalam Gampong. Hal

inilah yang belum sepenuhnya terealisasi oleh Pemerintah Gampong Alue Raya

sehingga terjadinya pasang surut dalam pelaksanaan kegiatan gotong royong

dalam pembangunan ini.

Page 57: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

55

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Keberadaan Gotong Royong di Gampong Alue Raya.

Keberadaan Gotong royong di Gampong Alue Raya dapat dilihat dari

beberapa aktifitas keseharian yang dilakukan oleh masyarakat pada umumnya

dilakukan dengan bergotong royong dalam menyelesaikan pekerjaan. ekonomi

melalui pemberdayaan masyarakat, dari segi pertanian saling bantu membantu

menggarap lahan pertanian, di segi sosial lainnya seperti acara-acara adat yang

diselenggarakan dalam Gampong juga pembangunan bangunan fisik dalam

Gampong.

5.1.2 Kegiatan Gotong Royong dalam Meningkatkan Pembangunan di

Gampong Alue Raya

Pembangunan dalam meningkatkan pembangunan Gampong Alue Raya

pada umumnya pembangunan masih sebatas pada fisik Gampong, diantaranya:

Pembangunan gedung serba guna yang digunakan oleh masyarakat

sebagai pasar, pemerintah Gampong membangun gedung serba

guna pada tahun 2008.

Masjid, Pembangunan Masjid Alue Raya dilakukan secara swadaya

masyarakat, pada tahun 2008.

Sekolah, Berdirinya sekolah sebagai sarana pendidikan seperti

SD/sederajat, SLTP/sederajat, SLTA/sederajat, merupakan bantuan

dari pemerintah pusat serta LSM pasca Tsunami sekitar tahun

2008.

Page 58: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

56

Pengairan air (got). Pemerintah Gampong membangun pengairan

(got) dengan biaya dari alokasi dana Gampong pada tahun 2010.

WC umum dan lain sebagainya. Oleh pemerintah Gampong

membangun dengan biaya juga dari alokasi dana Gampong pada

tahun 2010.

Hal lainnya yaitu belum tampak adanya pembangunan di bidang lain di

Alue Raya seperti membangun mentalitas masyarakat, sumber daya masyarakat,

membangun ekonomi, sosial dan budaya.

5.1.3 Faktor-Faktor Yang Menjadi Pendorong Serta Penghambat

Terjadinya Kegiatan Gotong Royong Di Gampong Alue Raya.

Mengenai adanya faktor pendorong serta penghambat kegiatan gotong

royong pembangunan Gampong umumnya disebabkan oleh:

Faktor Penghambat:

1. Masyarakat terlalu sibuk untuk mengurus masalah bekerja untuk

mendapatkan uang sehingga telah melupakan budaya gotong royong

untuk kepentingan bersama.

2. Kegiatan gotong royong berkurang dilakukan karena ada perubahan

dari individu masyarakat, rasa kebersamaan sudah mulai hilang

Faktor Pendorong

1. Pada pribadi masyarakat Alue Raya masih terdapat adanya nilai

kegotong royongan, namun jika tidak dibudayakan lambat laut akan

memudar dan hilang.

2. Peran pemerintah Gampong dalam pengadaan, lahan, bibit dan pupuk di

bidang pertanian, bantuan di datangkannya tenaga ahli di bidang

Page 59: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

57

menjahit kasap, terbangunnya sarana sekolah dan gedung serba guna

serta tempat ibadah ini semua merupakan kebutuhan dalam masyarakat

yang menjadikannya sebagai faktor pendorong gotong royong

terlaksana. Sehingga secara sadar atau tidak Gampong Alue Raya

melakukan pembangunan Gampong melalui kegiatan gotong royong.

5.2 Saran

Apabila nantinya ada pihak lain yang ingin melakukan penelitian ini lebih

lanjut diharapkan dapat mengkaji lebih dalam lagi serta dapat membuat

perbandingan dengan Gampong lainnya mengenai analisis kegiatan gotong

royong dalam meningkatkan pembangunan dalam Gampong.

Di harapkan perhatian pemerintah maupun pihak terkait lainnya dalam

memupuk serta membina semangat gotong royong yang juga merupakan

falsafah Negara agar tidak terkikis oleh arus modernisasi yang semua

mengedepankan materi.

Gotong-royong akan memudar apabila rasa kebersamaan mulai menurun

dan setiap pekerjaan tidak lagi terdapat bantuan sukarela, bahkan telah

dinilai dengan materi atau uang. Sehingga jasa selalu di perhitungkan dalam

bentuk keuntungan materi, yang akibatnya rasa kebersamaan makin lama

akan semakin menipis dan penghargaan hanya dapat dinilai bagi mereka

yang memiliki dan membayar dengan uang. Tampaknya untuk kondisi yang

serba materi seperti ini jangan sampai terjadi, karena nilai-nilai kebersamaan

yang selama ini di junjung tinggi menjadi tidak ada artinya lagi.

Kegiatan gotong royong ini ditumbuh kembangkan dalam kehidupan

masyarakat Alue Raya karena selain memupuk nilai-nilai moral, serta rasa

Page 60: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

58

persaudaraan walaupun belum mampu meningkatkan pembangunan

Gampong secara merata.

Page 61: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

59

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Baikuni.2006. Gotong royong sebagai budaya bangsa. Humaniora

utama, Bandung.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.

Edisi. Revisi V. Rineka Cipta. Jakarta.

Azinar Sayuti, 1983. Sistem gotong royong dalam masyarakat pedesaan Daerah

Sumatra. Pustaka Utama. Jakarta.

Bratakasuma. D.S. 2004. Perencanaan Pembangunan Daerah. Gramedia, Jakarta.

Ginanjar Kartasasmita, 1994, Teori pembangunan, dipresentasikan pada 25

Februari 2011, Jurusan Manejemen dan kebijakan Publik, Fakultas

Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

.(http://arifcintaselvia.wordpress.com/kuliah/teoripembangunan/pemban

gunan-itu-apa/)

Helmi, Riki 2011. Mengembalikan budaya gotong royong pasca tsunami di Aceh.

Program Kreativitas Mahasiswa Universitas Teuku Umar dalam Bidang

kegiatan : PKM- GT

Hanafiah, T. 1982. Pendekatan Wilayah dan Pembangunan Perdesaan. Kumpulan

bahan Kuliah dan Kursus-kursus Pembangunan Wilayah dan

Pembangunan Perdesaan. Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

Kartodirjo. 2006. Gotong royong sebagai kearifan warga. Gramedia Pustaka

Utama. Jakarta

Koentjaraningrat. 1983. Ciri-Ciri Kehidupan Masyarakat Pedesaan di Indonesia.

dalam Sajogyo dan Sajogyo, Pudjiwati. Sosiologi Pedesaan. Jilid 1.

Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Kayam, Umar. Prisma No.3 Th XVI 1987. Keselarasan dan Kebersamaan : Suatu

Penjelajahan Awal. Jakarta : LP3ES.

Moloeng, lexy J. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Penerbit

Remaja Rosdakarya.

M. Nasroen. 1967. Falsafah Indonesia. Penerbit Bulan Bintang. Jakarta

Pedoman Panduan Penulisan Tugas Akhir Universitas Teuku Umar, 2010.

Universitas Teuku Umar Meulaboh Aceh Barat

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung:

Alfabeta .

Page 62: ANALISIS KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM …repository.utu.ac.id/728/1/I-V.pdf · Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

60

Siagian,p.2003. Administrasi pembangunan. Remaja rosda karya. Bandung

Qanun nomor 5 tahun 2003, pasal 4 mengenai pembangunan gampong Nanggroe

Aceh Darussalam.

Tadora, Nungki. 2008. Pembangunan desa. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Jakarta.

Tashadi; Muniatmo, Gatot; Supanto; dan Sukirman. 1982. Sistem Gotong Royong

dalam Masyarakat Pedesaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Jakarta :

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Zulkarnaini; Triyanto, Neillis. 2010. Perubahan Sikap dan Perilaku Gotong

Royong pada Masyarakat Gampong Keub Pasca Tsunami Aceh 2004.

Meulaboh: Universitas Teuku Umar.

Undang - undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Nasional.

Undang - undang Nomor 32 Tahun 2004. Tentang Pemerintahan Daerah