analisis kasus keracunan di makassar

5
TUGAS MIKROBIOLOGI PANGAN DAN PENGOLAHAN ANALISIS KASUS KERACUNAN DI MAKASSAR DISUSUN OLEH: ANDY NOVIANTO 13/348567/TP/10714 RAYMOND TOMMY T 13/348580/TP/10706 DYAH A. PUSPITASARI 13/348582/TP/10708 MAHARDHIKA DHARMAYOGA 13/348588/TP/10710 DINDA DARMA!AN 13/3485"4/TP/1071# $URUSAN TEKNOLOGI PANGAN DAN HASIL PERTANIAN %AKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS GAD$AH MADA #014&#015

Upload: dinda-darmawan

Post on 04-Nov-2015

22 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Analisis kasus keracunan yang terjadi di Makassar

TRANSCRIPT

TUGAS MIKROBIOLOGI PANGAN DAN PENGOLAHANANALISIS KASUS KERACUNAN DI MAKASSAR

DISUSUN OLEH:ANDY NOVIANTO 13/348567/TP/10714RAYMOND TOMMY T. 13/348580/TP/10706DYAH A. PUSPITASARI 13/348582/TP/10708MAHARDHIKA DHARMAYOGA 13/348588/TP/10710DINDA DARMAWAN 13/348594/TP/10712

JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN DAN HASIL PERTANIANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIANUNIVERSITAS GADJAH MADA2014-2015

Polisi Usut Kasus Keracunan Masal Anak Panti

Penulis:Kontributor Makassar, Hendra Cipto|Senin, 30 Juli 2012|20.14 WIBMAKASSAR, KOMPAS.com-- Penyidik Kepolisian Sektor Kota (Polsekta) Rappocini memeriksa pemesan makanan dan pengurus masjid Babul Iman terkait kasus keracunan yang menimpa 91 anak yatim-piatu dari dua panti berbeda saat berbuka puasa.Setelah pemeriksaan terhadap pemesan makanan dan pengurus masjid Babul Iman, penyidik juga akan memeriksa katering Glori yang memasok makanan berbuka puasa. Sedangkan makanan beracun diambil sampelnya untuk dikirim Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polda Sulsel untuk diteliti. "Kami sementara periksa para saksi dari pemesan makanan atau yang memanggil anak-anak panti asuhan, dan memeriksa kedua pengurus panti serta pengurus mesjid. Kalau semuanya sudah dimintai keterangannya, baru kita akan memanggil pihak catering Glory untuk dimintai keterangan lebih lanjut," kata Kepala Polsekta Rappocini, Komisaris Polisi (Kompol) Ahmad Mariyadi, Senin (30/7/2012).Ahmad menambahkan, total anak panti yang keracunan sebanyak 45 orang, dan kini kondisinya mulai membaik. Sebelumnya, terhitung anak yang keracunan sebanyak 31 orang, tapi korban keracunan terus bertambah. Setelah mendapat pertolongan tim medis, satu per satu anak yatim-piatu tersebut telah dipulangkan ke panti asuhannya masing-masing setelah kondisi tubuh mereka pulih dan kadar racun dalam tubuhnya sudah hilang. Sebelumnya telah diberitakanKompas.com, puluhan anak panti asuhan keracunan massal saat berbuka puasa di Masjid Babul Iman, Jalan Hertasning, Kecamatan Tamalate, Makassar, Sabtu (28/7/2012) sekitar pukul 18.30 Wita.Anak-anak yatim piatu itu berasal panti asuhan Fitri di Jalan Syehk Yusuf, Kelurahan Katangka dan panti asuhan Rahma Azisa, Jalan Abdul Kadir Dg Narang, Kelurahan Tombolo, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa. Sebanyak 95 anak yatim piatu dari dua panti asuhan itu menghadiri undangan pengurus masjid Babul Iman untuk berbuka puasa bersama. Adapun menu yang disajikan pengurus masjid melalui katering Glori Makassar berupa nasi putih, nasi goreng, daging, telur, dan mie goreng. Berselang beberapa menit setelah menyantap makanan berbuka puasa tersebut, tiba-tiba perut anak panti mulas dan muntah-muntah. Ditambah lagi, kondisi anak panti sebanyak 31 orang lemas dan pusing sehingga segera dilarikan ke Rumah Sakit Kallontala. Tidak menutup kemungkinan, jumlah korban terus bertambah seiring menu berbuka puasa disantap bersama.Analisis Kasus Keracunan pada Berita di AtasTanggal Kejadian Sabtu, 28 Juli 2012 pukul 18.30 WITA

Lokasi KejadianMasjid Babul Iman, Jalan Hertasning, Kecamatan Tamalate, Makassar

Jenis Makanannasi putih, nasi goreng, daging, telur, dan mie goreng

Jumlah Korban45 orang anak

Waktu Gejala Mulai MunculBeberapa menit setelah menyantap makanan

Bentuk Gejala Sakitsakit perut, muntah-muntah, lemas, pusing

Urutan Kronologis KejadianSebanyak 95 orang anak yang berasal dari panti asuhan Fitri dan panti asuhan Rahma Azisa menghadiri undangan berbuka puasa bersama. Berselang beberapa menit setelah menyantap hidangan yang diberikan, tiba-tiba perut anak panti mules dan muntah-muntah. Ditambah lagi, kondisi anak panti sebanyak 31 orang lemas dan pusing sehingga segera dilarikan ke Rumah Sakit Kallontala. Total anak panti yang keracunan sebanyak 45 orang dan kini kondisinya mulai membaik. Sebelumnya, terhitung anak yang keracunan sebanyak 31 orang, tapi korban keracunan terus bertambah. Setelah mendapat pertolongan tim medis, para korban diperbolehkan untuk pulang ke panti.

Dugaan Penyebab Keracunan

Toksin yang dihasilkan Bacillus cereus. Keracunan ini termasuk tipe keracunan intoksikasi. Dugaan ini didasarkan dari beberapa faktor. a. Faktor mikrobiaPada berita di atas dijelaskan bahwa korban mengalami muntah dan mual tidak disertai dengan diare tidak lama setelah mengkonsumsi makanan. Dilihat dari singkatnya waktu munculnya gejala keracunan dan gejala keracunan yang dialami korban, kami menduga bahwa bakteri yang menjadi sebab keracunan adalah B. cereus tipe penghasil toksin yang menyebabkan muntah dan mual (emesis). Toksin ini berupa peptida tahan panas dengan berat molekul rendah. Toksin ini dapat memberikan gejala keracunan 1-6 jam setelah mengkonsumsi.b. Faktor makananMakanan penyebab keracunan merupakan makanan dengan kandungan karbohidrat yang cukup tinggi (nasi dan mie) dan daging. Bakteri B. cereus umumnya terdapat pada daging mentah. Cara pengolahan daging yang kurang tepat (suhu kurang tinggi dan waktu yang kurang lama) menyebabkan panas tidak sampai pada bagian tengah bahan sehingga masih cukup banyak bakteri yang bertahan. Dugaan lain yaitu pemanasan dengan suhu hangat juga memungkinkan terbentuknya sel vegetative dari spora yang masih tertinggal di daging. Daging merupakan bahan makanan yang mengandung lemak sehingga ada kemungkinan bakteri berlindung dalam struktur koloid daging. B. cereus yang masih bertahan mampu memproduksi toksin selama jeda waktu sebelum makanan dikonsumsi. Selain itu ada makanan yang mengandung karbohidrat yang mana B. cereus juga menghasilkan enzim beta haemolitik yang dapat mendegradasi amilum yang terkandung dalam nasi.c. Faktor manusiaYang menjadi korban dalam kasus keracunan di atas adalah anak-anak dari panti asuhan. Dilihat dari faktor manusia, semua bakteri masih mungkin untuk menjadi penyebab terjadinya keracunan karena korban dari kasus keracunan di atas adalah anak-anak yang relatif masih rentan atau sensitif terhadap gangguan dari luar. Tetapi dilihat dari cepatnya waktu gejala keracunan muncul (sakit perut dan muntah) sejak mengkonsumsi makanan, bakteri yang memungkinkan menjadi dugaan kami adalah B. cereus.d. Faktor eksposureSumber makanan yang menjadi penyebab keracunan adalah makanan yang dimasak di katering. Makanan tersebut dihidangkan saat berbuka puasa sehingga mungkin saja jika makanan tersebut dimasak beberapa jam yang lalu (long exposure time). Selisih waktu yang lama antara waktu memasak dan mengkonsumsi memungkinkan terjadinya peningkatan jumlah mikrobia, apalagi jika cara memasak yang kurang tepat (panas tidak merata ke seluruh bahan).