analisis kandungan logam berat pada sedimen dan …repository.ub.ac.id/12953/1/effendy surya...

74
ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN KERANG HIJAU (Perna viridis) DI KABUPATEN GRESIK, JAWA TIMUR SKRIPSI Oleh : EFFENDY SURYA SAPUTRA NIM. 135080601111095 PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2018

Upload: trinhtram

Post on 05-Apr-2019

248 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN KERANG HIJAU (Perna viridis) DI KABUPATEN GRESIK, JAWA TIMUR

SKRIPSI

Oleh : EFFENDY SURYA SAPUTRA

NIM. 135080601111095

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2018

Page 2: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN KERANG HIJAU (Perna viridis) DI KABUPATEN GRESIK, JAWA TIMUR

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Kelautan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Brawijaya

Oleh : EFFENDY SURYA SAPUTRA

135080601111095

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2018

Page 3: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)
Page 4: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

i

IDENTITAS TIM PENGUJI

Judul : ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN KERANG HIJAU (Perna viridis) DI KABUPATEN GRESIK, JAWA TIMUR

Nama : Effendy Surya Saputra

NIM : 135080601111095

Prodi : Ilmu Kelautan

PENGUJI PEMBIMBING :

Pembimbing 1 : Defri Yona, S.Pi, M.Sc.Stud.,D.Sc

Pembimbing 2 : Dwi Candra Pratiwi, S.Pi, M.Sc

PENGUJI BUKAN PEMBIMBING :

Penguji 1 : Oktiyas Muzaky Luthfi, ST., M.Sc

Penguji 2 : Muliawati Handayani S.Pi., M.Si

Tanggal Ujian : 27 April 2018

Page 5: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

ii

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Effendy Surya Saputra

Nim : 135080601111095

Prodi : Ilmu Kelautan

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam laporan skripsi yang saya tulis

ini benar- benar merupakan hasil karya saya sendiri dan sepanjang pengetahuan

saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan

oleh orang lain kecuali yang tertulis dalam naskah ini dan disebutkan dalam

daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan laporan skripsi ini

merupakan hasil penjiplakan atau plagiasi, maka saya bersedia untuk menerima

sanksi atas perbuatan tersebut sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.

Malang, 30 Mei 2018 Penulis

Effendy Surya Saputra NIM. 135080601111062

Page 6: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Effendy Surya Saputra

NIM : 135080601111095

Tempat/Tgl Lahir : Gresik / 16 Maret 1995

No. Tes Masuk P.T. : 4130153413

Jurusan : Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan

Program Studi : Ilmu Kelautan

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Alamat : Jl. Veteran Vc No. 10 Gresik

Email : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN

No Jenis Pendidikan

Tahun

Keterangan

Masuk Lulus

1 SD 2001 2007 SDN Singosari 2

Kebomas

2 S.L.T.P 2007 2010 SMPN 3 Gresik

3 S.L.T.A 2010 2013 SMA Semen Gresik

4 Perguruan Tinggi (Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan)

2013 2018 Universitas Brawijaya

Page 7: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

iv

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT, yang telah memberikan nikmat dan karunia luar biasa berupa

akal pikiran, kesehatan, dan materi sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik.

2. Bapak Suharto dan Ibu Munifah serta segenap keluarga besar, yang telah

memberikan dukungan dan semangat yang tidak pernah berhenti, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini hingga akhirnya dapat meraih gelar

sarjana.

3. Ibu Defri Yona, S.Pi., M.Sc.Stud., D.Sc. selaku Pembimbing I, yang

senantiasa membimbing hingga selesai dan meraih gelar sarjana.

4. Ibu Dwi Candra Pratiwi., S.Pi., M.Sc. selaku Pembimbing II, yang senantiasa

membimbing higga selesai dan meraih gelar sarjana.

5. Keluarga Besar Ilmu Kelautan, FPIK-UB mulai dari jajaran dosen, senior dan

junior (Magelhaens, Poseidon, Kraken, dan Polaris) yang telah memberikan

dukungan dan semangat dalam pengerjaan skripsi ini.

6. Teman seangkatan dan seperjuangan ATLANTIK 2013 yang tidak cukup

apabila disebutkan satu-persatu yang telah berjuang bersama-sama untuk

meraih impian, dan memberikan dukungan sehingga dapat menyelesaikan

skripsi hingga dapat meraih gelar sarjana.

Page 8: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

v

RINGKASAN

Effendy Surya Saputra. Analisis Kandungan Logam Berat pada Sedimen dan Kerang Hijau (Perna viridis) di Kabupaten Gresik, Jawa Timur (dibawah bimbingan dari Defri Yona dan Dwi Candra Pratiwi)

Pelepasan logam berat dari limbah industri dan antropogenik atau dari

sumber lainnya yang terjadi di kolom air kemudian akan mengendap di sedimen.

Kandungan logam berat yang berada di sedimen secara bertahap akan

mempengaruhi ekosistem di perairan. Salah satu organisme laut yang hidupnya

bergantung pada sedimen adalah kerang hijau (Perna viridis). Kerang hijau

(Perna viridis) sering dijadikan sebagai indikator pencemaran dalam program

monitoring lingkungan perairan laut. Penelitian ini fokus membahas akumulasi

kandungan logam berat yang terdapat pada sedimen dan kerang hijau di

perairan Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli - Agustus 2017. Pengambilan

sampel berupa sedimen dan kerang hijau yang dilakukan di 4 stasiun dengan 3

kali pengulangan di setiap stasiun. Logam berat pada penelitian ini terdapat 3

jenis yaitu logam berat Pb, Zn, dan Ni. Pengambilan sampel sedimen dilakukan

menggunakan pipa pvc dengan pengambilan sedimen sedalam 0 - 10 cm

dibawah permukaan sedimen. Pengambilan sampel kerang hijau sebanyak 5 -

10 kerang di setiap titik pengambilan.

Hasil pengukuran konsentrasi logam berat pada penelitian ini menunjukan

konsentrasi logam berat Pb dan Ni pada sedimen lebih tinggi daripada

konsentrasi di kerang hijau, sedangkan logam berat Zn lebih tinggi di kerang

hijau dibanding yang terdapat pada sedimen. Konsentrasi Pb pada sedimen

memiliki rata-rata sebesar 38.63 ± 1.17 mg/kg dan pada kerang hijau memiliki

rata-rata sebesar 4.54 ± 0.72 mg/kg. Konsentrasi logam berat Zn pada sedimen

memiliki rata-rata sebesar 8.67 ± 1.28 mg/kg dan pada kerang hijau memiliki

rata-rata sebesar 14.19 ± 1.78. Konsentrasi logam berat Ni pada sedimen

memiliki rata-rata sebesar 8.82 ± 1.19 mg/kg dan pada kerang hijau memiliki

rata-rata sebesar 1.13 ± 0.73 mg/kg. 2. Berdasarkan nilai BAF akumulasi logam

berat Pb dan Ni memiliki nilai < 1 yang memiliki arti kerang hijau cenderung

menghindari akumulasi logam berat Pb dan Ni yang terdapat pada sedimen,

sedangkan untuk logam berat Zn memiliki nilai > 1 yang memiliki arti kerang hijau

cenderung mengakumulasi logam berat Zn yang terdapat pada sedimen.

Menurut perhitungan EDI konsumsi kerang hijau pada daerah penelitian ini perlu

diperhatikan karena kandungan logam berat Pb sudah mendekati batas tidak

aman untuk dikonsumsi.

Page 9: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada allah SWT, karena berkat dan

rahmatnya, skripsi tentang Analisis Kandungan Logam Berat Pb, Zn dan Ni ini

dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Skripsi ini di susun sebagai persyratan

untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Kelautan dari Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan Universitas Brawijaya, Malang.

Penulis menyadari bahwa pada laporan skripsi ini masih terdapat banyak

kekuranagan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun sehingga dapat menyempurnakan penelitian skripsi ini dan

melaksanakan perbaikan di masa yang akan datang.

Malang, 5 Mei 2017

Penulis

Page 10: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

vii

DAFTAR ISI

RINGKASAN ............................................................................................................ v

KATA PENGANTAR ................................................................................................. vi

DAFTAR ISI ............................................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 3

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................ 4

1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................................. 4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 6

2.1 Kerang Hijau ....................................................................................................... 6

2.1.1 Habitat ............................................................................................................. 7

2.1.2 Peran Kerang Hijau dalam Lingkungan ............................................................ 8

2.2 Parameter Lingkungan ...................................................................................... 10

2.2.1 Suhu .............................................................................................................. 10

2.2.2 Derajat Keasaman (pH) ................................................................................. 11

2.2.3 Oksigen Terlarut (DO) .................................................................................... 11

2.2.4 Salinitas ......................................................................................................... 12

2.3 Logam Berat ..................................................................................................... 13

2.1.1 Timbal (Pb) .................................................................................................... 14

2.1.2 Seng (Zn) ....................................................................................................... 15

2.1.3 Nikel (Ni) ........................................................................................................ 16

2.4 Akumulasi Logam Berat .................................................................................... 17

2.5 Pendekatan Analisis Kandungan Logam Berat ................................................. 19

2.5.1 Faktor Bioakumulasi (BAF) ............................................................................ 19

Page 11: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

viii

2.5.2 The Estimated Daily Intake (EDI) ................................................................... 19

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN ...................................................................... 21

3.1 Tempat dan Waktu............................................................................................ 21

3.2 Alat dan Bahan ................................................................................................. 22

3.2.1 Alat ................................................................................................................ 23

3.2.2 Bahan ............................................................................................................ 23

3.3 Alur Penelitian ................................................................................................... 24

3.3.1 Survei lapangan ............................................................................................. 25

3.3.2 Penentuan Stasiun ......................................................................................... 26

3.4 Pengukuran Parameter Fisika dan Kimia .......................................................... 27

3.5 Metode Pengambilan Sampel ........................................................................... 28

3.5.2 Sampel Sedimen............................................................................................ 28

3.5.1 Sampel Kerang Hijau ..................................................................................... 28

3.6 Metode Analisis Sampel ................................................................................... 29

3.6.2 Sampel Sedimen............................................................................................ 29

3.6.1 Sampel Kerang Hijau ..................................................................................... 29

3.7 Analisis Data ..................................................................................................... 30

3.7.1 Analisis Deskriptif........................................................................................... 30

3.7.2 Perhitungan Faktor Bioakumulasi (BAF) ........................................................ 31

3.7.3 Penilaian Estimasi Konsumsi Harian yang Diperbolehkan ............................. 31

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 33

4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian .................................................................... 33

4.2 Data Hasil Pengukuran Parameter Fisika dan Kimia ......................................... 34

4.2.1 Suhu .............................................................................................................. 34

4.2.2 Derajat Keasaman (pH) ................................................................................. 35

4.2.3 Oksigen Terlarut (DO) .................................................................................... 36

4.2.4 Salinitas ......................................................................................................... 37

4.3 Akumulasi Logam Berat pada Sedimen ............................................................ 38

Page 12: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

ix

4.4 Akumulasi Logam Berat pada Kerang Hijau ...................................................... 41

4.5 Hubungan Konsentrasi Logam Berat antara Sedimen dengan Kerang Hijau .... 47

4.6 Konsumsi Harian yang Diperbolehkan .............................................................. 49

BAB 5 PENUTUP ................................................................................................... 51

5.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 51

5.2 Saran ................................................................................................................ 51

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 53

LAMPIRAN ............................................................................................................. 59

Page 13: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerang hijau (Perna viridis) (Fernanda, 2012). ................................... 6

Gambar 2. Peta pengambilan sampel ................................................................ 22

Gambar 3. Bagan alur penelitian ....................................................................... 25

Gambar 4. Konsentrasi logam berat Pb, Zn, dan Ni pada sedimen ................... 38

Gambar 5. Konsentrasi logam berat Pb, Zn, dan Ni pada kerang hijau .............. 42

Page 14: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil pengukuran letak geografis dengan menggunakan GPS .................. 22

Tabel 2. Alat yang digunakan dalam penelitian. ...................................................... 23

Tabel 3. Bahan yang digunakan dalam penelitian ................................................... 24

Tabel 4. Hasil pengukuran parameter fisika dan kimia ............................................ 34

Tabel 5. Nilai BAF logam berat Pb, Zn dan Ni ......................................................... 47

Tabel 6. Hasil perhitungan EDI ............................................................................... 49

Page 15: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Konsentrasi Logam Berat pada Sedimen dan Kerang Hijau ................ 59

Lampiran 2. Hasil Analisis AAS ............................................................................... 61

Lampiran 3. Hasil perhitungan BAF ........................................................................ 67

Lampiran 4. Dokumentasi ....................................................................................... 68

Lampiran 5. Pengukuran Morfometri Kerang Kijau .................................................. 70

Page 16: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Logam berat merupakan salah satu unsur kimia beracun yang dapat

memasuki perairan. Pencemaran logam berat terhadap lingkungan merupakan suatu

proses yang erat hubungannya dengan penggunaan logam tersebut oleh manusia.

Keberadaan logam berat di perairan laut dapat berasal dari berbagai sumber, antara

lain dari kegiatan pertambangan, rumah tangga, limbah pertanian dan buangan

industri. Dari keempat jenis limbah tersebut, limbah yang umumnya paling banyak

mengandung logam berat adalah limbah industri. Hal ini disebabkan senyawa logam

berat sering digunakan dalam industri, baik sebagai bahan baku, bahan tambahan

maupun katalis (Rochyatun dan Rozak, 2010).

Pelepasan logam berat dari limbah industri dan antropogenik atau dari sumber

lainnya yang terjadi di kolom air kemudian akan mengendap di sedimen. Logam berat

terakumulasi dalam sedimen melalui penyerapan kimia dan fisika yang kompleks

tergantung pada jenis sedimen yang ada di alam dan sifat dari senyawa yang diserap.

Sedimen merupakan bagian penting dari ekosistem di perairan karena menyediakan

substrat untuk organisme oleh sebab itu dapat menjadi suatu indikator yang bagus

untuk pencemaran (Rochyatun et al., 2010). Kandungan logam berat yang berada di

sedimen secara bertahap akan mempengaruhi ekosistem di perairan yang awalnya

sedimen yang menjadi penyedia substrat untuk tempat hidup dan mencari makan

organisme laut dapat berubah menjadi sumber racun bagi organisme laut (Al Obaidy

et al., 2014). Salah satu organisme laut yang hidupnya bergantung pada sedimen

adalah kerang hijau (Perna viridis).

Page 17: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

2

Kerang hijau (Perna viridis) adalah kerang dari Famili Mytilidae yang sering

dijadikan sebagai indikator pencemaran dalam program monitoring lingkungan

perairan laut (Dandy, 2005; Rahayu, 2014; Yaqin et al., 2015). Hal ini karena kerang

hijau hidup sebagai filter feeder yang memfilter partikel - partikel yang ada di perairan

tempat mereka hidup. Di samping itu kerang hijau adalah organisme yang memunyai

pergerakan yang minimal di perairan atau yang dikenal dengan sedentary animal,

sehingga tidak dimungkinkan menghindari bahan pencemar yang mencemari

lingkungan hidupnya. Kerang hijau ini memiliki siklus hidup yang kebanyakan berada

pada sedimen dimana secara tidak langsung sedimen juga dapat digunakan sebagai

indikator tingat pencemaran logam berat pada lingkungan.

Penelitian ini fokus membahas akumulasi kandungan logam berat yang

terdapat pada sedimen dan kerang hijau di perairan Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Tidak adanya pengambilan sampel air laut pada penelitian ini dikarenakan air laut

memiliki sifat yang dinamis sehingga partikel - partikel logam berat yang berada di air

laut dapat cepat berpindah. Selain itu, siklus hidup kerang hijau sebagian besar

berada di sedimen oleh sebab itu pengambilan sampel hanya dilakukan di kerang

hijau dan sedimen. Kabupaten Gresik merupakan daerah yang terdapat organisme

kerang hijau. Masyarakat sekitar juga menjadikan kerang hijau sebagai olahan

makanan. Hal ini tentunya sangat berbahaya bagi kesehatan bagi masyarakat Gresik

dan sekitarnya dilihat Kabupaten Gresik merupakan daerah kawasan industri yang

padat. Kerang hijau yang berada di Gresik diindikasikan terakumulasi logam berat

mengingat banyaknya kegiatan industri yang bahan dasarnya, hasil produksinya

maupun hasil buangannya mengandung logam berat. Pemilihan logam berat Timbal

(Pb), Seng (Zn), dan Nikel (Ni) pada penelitian ini dikarenakan adanya konsentrasi

logam berat pada sedimen dan kerang hijau, hal ini dibuktikan dengan penelitian yang

Page 18: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

3

dilakukan oleh Eshmat et al. (2014) menemukan adanya konsentrasi logam berat Pb

pada sedimen dan kerang hijau di perairan Kabupaten Gresik. Penambahan logam

berat Zn dan Ni pada penelitian ini dikarenakan adanya perbedaan sifat antara logam

berat Pb yang non essensial bagi kerang hijau sedangkan logam berat Zn dan Ni

merupakan logam yang essensial. Selain itu, industri yang terdapat di Kabupaten

Gresik ini diindikasikan banyak menyumbang logam berat Pb, Zn, dan Ni. Industri

yang terdapat diperairan Kabupaten Gresik antara lain industri baja, kayu, percetakan,

semen, LPG, pengolahan aspal, minyak dan sabun, PLTU, docking kapal dan industri

penghasil pupuk fosfat. Pada wilayah pesisir Kabupaten Gresik telah difasilitasi juga

dengan pelabuhan umum dan pelabuhan/dermaga khusus, sehingga Kabupaten

Gresik memiliki akses perdagangan regional dan nasional. Keunggulan geografis ini

menjadikan Gresik sebagai daerah kawasan industri yang sangat baik (Pemerintah

Kabupaten Gresik, 2013). Banyaknya kegiatan industri di Gresik mengakibatkan juga

semakin banyaknya aktifitas masyarakat atau rumah tangga yang juga turut

menghasilkan limbah antropogenik yang diindiksikan mengandung logam berat

(Rahayu, 2014). Oleh karena itu penelitian ini digunakan untuk mengetahui tingkat

kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau di daerah Kawasan Industri

Terpadu Kabupaten Gresik.

1.2 Rumusan Masalah

Pesisir Kabupaten Gresik merupakan daerah yang terdapat sangat banyak

industri. Jenis - jenis industri di kawasan pesisir Kabupaten Gresik ini juga bermacam

- macam antara lain industri baja, industri kayu, industri minyak, industri alat elektronik,

docking kapal dan industri pupuk. Industri tersebut dapat diindikasikan menjadi

sumber pencemar logam berat. Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah

yang dapat diambil adalah :

Page 19: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

4

1. Bagaimana kandungan logam berat Timbal (Pb), Seng (Zn), dan Ni (Ni) pada

sedimen dan kerang hijau (Perna viridis) di perairan laut Kawasan Industri

Terpadu Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

2. Bagaimana hubungan antara kandungan logam berat Timbal (Pb), Seng (Zn),

dan Nikel (Ni) pada sedimen dengan kerang hijau (Perna viridis) di perairan

laut Kawasan Industri Terpadu Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

3. Bagaimana batas aman konsumsi kerang hijau (Perna viridis) yang

terakumulasi logam berat Timbal (Pb), Seng (Zn), dan Nikel (Ni) yang

diperbolehkan.

1.3 Tujuan Penelitian

Dilihat dari permasalahan yang terjadi diatas penelitian ini memiliki beberapa

tujuan antara lain adalah :

1. Mengetahui kandungan logam berat Timbal (Pb), Seng (Zn), dan Nikel (Ni)

pada sedimen dan kerang hijau (Perna viridis) di perairan laut Kawasan

Industri Terpadu Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

2. Mengetahui hubungan antara kandungan logam berat Timbal (Pb), Seng (Zn),

dan Nikel (Ni) pada sedimen dengan kerang hijau (Perna viridis) di perairan

laut Kawasan Industri Terpadu Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

3. Mengetahui batas aman konsumsi kerang hijau (Perna viridis) yang

terakumulasi logam berat Timbal (Pb), Seng (Zn), dan Nikel (Ni) yang

diperbolehkan.

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan

pengetahuan tentang tingkat pencemaran logam berat Pb, Zn, dan As yang ada pada

Page 20: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

5

kerang hijau dan sedimen di perairan laut Kawasan Industri Terpadu Kabupaten

Gresik, Jawa Timur. Kemampuan untuk menganalisis data serta memahami

permasalahan yang ada dan menemukan solusinya dengan cara memadukan teori

yang diperoleh di bangku kuliah dengan kenyataan yang ada di lapangan.

Page 21: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

6

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerang Hijau

Kerang termasuk dalam Kelas Bivalvia, yang termasuk dalam Kelas ini adalah

tiram, kerang, remis dan sebagainya. Cangkang yang terdiri dari dua belah ini

merupakan ciri khas dari Bivalvia. Kedua cangkang tersebut dapat membuka ataupun

menutup ikarenakan adanya otot pengikat dan terdapat dua otot pengikat satu pada

bagian depan dan satunya lagi pada bagian belakang. Kerang Hijau (Pena viridis)

memiliki ciri - ciri seperti diatas maka dari itulah Kerang Hijau termasuk dalam Kelas

Bivalvia.

Gambar 1. Kerang hijau (Perna viridis) (Fernanda, 2012).

Menurut Indrawati (2015) kerang hijau (Green Mussels) diklasifikasikan

sebagai berikut :

Filum : Moluska

Kelas : Bivalvia

Subkelas : Lamellibranchia

Ordo : Anisomyria

Famili : Mytilidae

Genus : Perna

Page 22: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

7

Spesies : Perna viridis L.

Kerang bernafas dengan dua buah insang dalam mantel. Insang ini berbentuk

lembaran - lembaran (lamela) yang banyak mengandung batang insang. Mantel pada

kerang hijau meyelubungi organ - organ bagian dalam. Kaki kerang hijau tergolong

panjang dan dilengkapi kelenjar byssal yang menghasilkan benang - benang byssus

untuk menempel pada substrat. Sementara itu antara tubuh dan mantel terdapat

rongga mantel yaang berfungsi sebagai jalan masuk atau keluarnya air. Kerang tidak

memiliki kepala ataupun tentakel yang nyata tetapi mereka memperoleh makanan dari

cara meyaring pada insang dengan sistem sifon. Sistem pencernaan dimulai dari

mulut, kerongkongan, lambung, usus dan akhirnya bermuara di anus. Anus ini

terdapat di saluran yang sama dengan saluran keluarnya air. Peredaran darah pada

kerang adalah peredaran darah terbuka dimana darah dari jantung ke sinus organ,

ginjal, insang dan kembali ke jantung. Darah kerng biasanya tidak berwaarna, kecuali

pada kerang jenis Anadara, famili Arcidae yang memiliki hemoglobin (Fernanda,

2012).

Kerang hijau (Perna viridis) dewasa dapat menghasilkan telur lebih kurang 1,2

juta. Pemijahan ini terjadi akibat adanya rangsangan alami seperti perubahan suhu

dan salinitas. Sel telur yang telah dibuahi akan berkembang dan menetas menjadi

larva. Larva kerang hijau bersifat planktonik, yaitu melayang di air dan terbawa arus

selama dua minggu. Larva akan mengalami beberapa kali perubahan bentuk

(metamorphosa). Pada akhir stadia larva, kerang hijau akan mengalami perubahan

cara hidup dari planktonik menjadi sessil (tinggal diam dan menempel). Pada saat itu

apabila larva tidak mendapatkan substrat maka akan segera mati. Kecepatan tumbuh

kerang hijau berkisar antara 0.7-1.0 cm per bulan (Eshmat et al., 2014).

Page 23: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

8

2.1.1 Habitat

Kerang hijau adalah organisme yang dominan pada ekosistem litoral (wilayah

pasang surut) dan sublitoral yang dangkal. Kerang hijau dapat hidup dengan subur

pada perairan teluk, estuari, perairan sekitar area mangrove dan muara, dengan

kondisi lingkungan yang dasar perairannya berlumpur campur pasir, dengan cahaya

dan pergerakan air yang cukup, serta kadar garam yang tidak terlalu tinggi. Kerang

hijau ini sendiri umumnya hidup menempel dan bergerombol pada dasar substrat,

yaitu dapat berupa batu karang, kayu, bambu atau lumpur. Kerang hijau tergolong

dalam organisme sesil yang hidup bergantung pada ketersediaan zooplankton,

fitoplankton dan material yang kaya akan kandungan organik (Yaqin et al., 2015).

Kerang hijau tersebar luas di perairan Indonesia dan ditemukan melimpah

pada perairan pesisir, daerah mangrove dan muara sungai. Di Indonesia jenis ini

ditemukan melimpah pada bulan Maret hingga Juli pada areal pasang surut dan

subtidal, hidup bergerombol dan menempel kuat dengan menggunakan benang

byssusnya pada benda-benda keras seperti kayu, bambu, batu ataupun substrat yang

keras. Benih kerang hijau akan menempel pada kedalam 1 sampai 11 meter di bawah

permukaan air pada saat pasang tertinggi. Kedalaman ideal untuk penempelan

kerang hijau dewasa adalah 2 sampai 4 meter (Cappenberg, 2008).

2.1.2 Peran Kerang Hijau dalam Lingkungan

Kerang hijau (Perna viridis) adalah kerang dari Famili Mytilidae yang sering

dijadikan sebagai bioindikator dalam program monitoring lingkungan perairan laut.

Hal ini karena kerang hijau hidup sebagai filter feeder yang memfilter partikel -

partikel yang ada di perairan tempat mereka hidup. Kerang hijau juga merupakan

organisme yang memunyai pergerakan yang minimal di perairan atau yang

dikenal dengan sedentary animal sehingga tidak dimungkinkan menghindari bahan

Page 24: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

9

pencemar yang mencemari lingkungan hidupnya. Kerang hijau memunyai enzim

detoksifikasi yang kurang sehingga memungkinkan untuk mengakumulasi bahan

pencemar persisten seperti logam lebih bagus daripada hewan vertebrata lainnya.

Tiga faktor di atas yaitu filter feeder, sedentary animal dan kurangnya enzim

detoksifikasi menjadikan kerang mudah untuk dianalisis bioavalabititas kandungan

logamnya, sehingga terdapat hubungan yang rasional antara kandungan polutan

di dalam tubuh dan lingkungan yang sekitarnya. (Yaqin et al., 2015).

Kerang hijau merupakan organisme yang dapat mengakumulasi logam berat

dalam jumlah yang tinggi sehingga disebut sebagai bioakumulator pada perairan yang

tercemar logam berat. Logam berat dapat dengan mudah dan cepat masuk ke dalam

tubuh mahluk hidup sehingga dapat terakumulasi dalam tubuh kerang hijau (Cordova

et al., 2011). Walaupun kerang hijau mudah menyerap logam berat namun kerang

hijau masih memiliki kemampuan menentukan toleransi dalam menyerap logam berat

yang berguna sebagai penyelamatan diri. Kerang hijau mampu mengeluarkan banyak

logam yang terserap secara tidak normal. Hal ini umumnya lebih sering terjadi pada

logam non essensial yang relative banyak jumlahnya seperti Pb, Hg dan Cd.

Mekanisme pengeluaran logam berat yang terjadi di dalam tubuh kerang hijau melalui

sistem ekskresi sepasang ginjal dan kelenjar-kelenjar pericardial. Logam berat yang

ada dalam badan perairan akan mengalami proses pengendapan dan terakumulasi

dalam sedimen, kemudian terakumulasi dalam tubuh kerang yang ada dalam perairan

baik melalui insang maupun melalui rantai makanan dan akhirnya akan sampai pada

manusia. Fenomena ini dikenal sebagai bioakumulasi atau biomagnifikasi (Amriarni

et al., 2011).

Kerang hijau (Perna viridis) telah menjadi kandidat yang cocok untuk studi

biomonitoring di perairan pesisir Asia-Pasifik. Banyak dari penelitian mengusulkan

Page 25: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

10

penggunaan kerang hijau sebagai agen biomonitoring potensial untuk logam berat di

lingkungan perairan (Putri et al., 2012). Peningkatan kadar logam berat dalam air laut

dan diikuti peningkatan kadar logam berat dalam biota laut melalui rantai makanan

akan menimbulkan keracunan akut dan kronik, bahkan bersifat karsinogenik pada

manusia yang mengkonsumsi hasil laut. Salah satu biota laut yang dapat Kerang hijau

efektif untuk digunakan sebagai biofilter pada perairan laut yang tercemar terutama

logam berat yang terjadi di perairan. Hal tersebut dikarenakan kemampuan kerang

hijau dalam mengakumulasi logam berat. Konsentrasi logam berat di tiap wilayah

berbeda dikarenakan adanya perbedaan faktor sumber pencemar yang bervariasi.

Kehadiran logam berat di laut tidak hanya disumbangkan dari sumber alami dan

athropogenik melainkan pembangunan perkotaan dan industri di sepanjang daerah

pesisir, sungai dan muara juga berkontribusi menyumbang kandungan logam berat di

laut. (Pratiwi et al., 2017; Zamani et al., 2011).

2.2 Parameter Lingkungan

2.2.1 Suhu

Parameter kelautan yang menentukan kualitas perairan salah satunya adalah

Suhu. Suhu juga merupakan salah satu parameter yang berperan penting dalam

proses - proses fisika, kimia, maupun biologi di laut. Hal tersebut seperti contohnya

proses pencampuran partikel - partikel di laut ataupun penyebaran organisme laut.

Metabolisme dan perkembangbiakan organisme laut juga sangat ditentukan oleh

pengaruh suhu sehingga dapat dimanfaatkan untuk penentuan layak atau tidaknya

perairan tersebut untuk kehidupan biota. Nilai suhu dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor yaitu antara lain kedalaman, posisi matahari, letak geografis, musim dan kondisi

atmoser (Kalangi et al., 2013). Menurut Emiyati et al. (2014) perairan laut jawa bagian

utara cenderung lebih hangat sepanjang tahun dikarenakan kondisi perairan yang

Page 26: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

11

lebih dangkal dan cukup tertutup oleh pulau-pulau besar. Suhu juga dapat

mempengaruhi konsentrasi logam berat di laut. Suhu yang tinggi akan meningkatkan

pembentukan ion logam berat, sehingga meningkatkan proses pengendapan yang

berakibat pada penyerapan logam berat pada sedimen (Wulandari et al., 2012).

2.2.2 Derajat Keasaman (pH)

Derajat keasaman merupakan jumlah atau aktifitas ion hidrogen dalam

perairan. Secara umum nilai pH menggambarkan seberapa besar tingkat keasaman

atau kebasaan suatu perairan. Kondisi pH berkaitan erat dengan karbondioksida

(CO2) dan alkalinitas. Alkalinitas secara umum menunjukkan konsentrasi basa atau

bahan yang dapat menetralisir keasamaan dalam air. Semakin tinggi nilai pH, maka

semakin tinggi pula nilai alkalinitas dan semakin rendah kadar karbondioksida (CO2)

yang bebas. Nilai pH yang optimal untuk kehidupan kerang berkisar antara pH 6

sampai 9 (Fauziah et al., 2012). Nilai pH dapat mempenggaruhi kelarutan logam berat

di laut. Menurut Wulandari et al. (2012) nilai pH yang rendah akan menyebabkan

logam lebih terlarut. Selain itu berdasarkan Sijabat et al. (2014) bahwa nilai pH

perairan mempengaruhi besarnya daya larut logam berat, jika nilai pH semakin basa

maka logam berat akan larut dalam perairan dan organisme akan lebih mudah

mengabsorbsi logam berat kedalam tubuhnya, sedangkan jika nilai pH rendah (asam)

maka logam berat sukar larut dalam perairan dan akhirnya mengenda dalam sedimen.

2.2.3 Oksigen Terlarut (DO)

Oksigen terlarut (dissolved oxygen), biasa disingkat DO merupakan salah satu

parameter penting dalam analisis kualitas air. Konsentrasi mineral dan parameter

kualitas air di perairan pada umumnya berada pada kisaran tertentu. Faktor yang

mempengaruhi adanya perubahan parameter kualitas air bisa dari akibat fenomena

alam atau akibat perbuatan manusia seperti pembuangan limbah ke perairan dapat

Page 27: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

12

mempengaruhi konsentrasi terlarut salah satunya oksigen terlarut. Kadar oksigen

terlarut dalam perairan di perlukan oleh organisme untuk pernafasan dan oksidasi

bahan organik. Tersedianya oksigen terlarut di laut dipengaruhi oleh masukan air

tawar, dangkalnya perairan, pengadukan, pencampuran partikel - partikel organik, dan

proses fotosintesis tumbuhan sekitar. Nilai DO optimal untuk pertumbuhan kerang

hijau yaitu > 5 mg/L (Parawita et al., 2009). Oksigen terlarut ini juga dapat

mempengaruhi konsentrasi logam berat di laut. Menurut Mutiara et al., (2015) oksigen

terlarut yang rendah akan menyebabkan daya larut logam lebih rendah dan kemudian

mengendap di sedimen. Pada daerah yang kekurangan oksigen, misalnya akibat

kontaminasi bahan-bahan organik, daya larut logam berat akan menjadi lebih rendah

dan mudah mengendap. Penurunan kadar oksigen terlarut di perairan merupakan

indikasi kuat adanya pencemaran. Hal ini dapat berakibat sulitnya biota perairan hidup

pada perairan tersebut (Masyamsir et al., 2012).

2.2.4 Salinitas

Salah satu besaran dasar dalam bidang ilmu kelautan adalah salinitas air laut.

Salinitas dapat didefinisikan banyaknya kadar garam alam yang terdapat pada satu

liter air laut. Nilai salinitas dinyatakan dalam g/kg yang umumnya dituliskan dalam ‰

atau ppt yaitu singkatan dari part per thousand. Salinitas sangat berperan penting bagi

kehidupan ekologi laut dikarenakan sistem kehidupan di laut merupakan sistem yang

saling bergantung satu sama lain baik antara organisme dengan lingkunganya.

Beberapa jenis organisme ada yang dapat menyesuaikan dengan perubahan nilai

salinitas yang besar atau hanya dapat bertahan dengan perubahan nilai salinitas yang

kecil (Arief, 1984). Menurut WWF Indonesia (2015) kerang hijau merupakan

organisme yang memiliki toleransi salinitas yang luas dapat hidup di salinitas 27 - 34

‰. Salinitas juga dapat mempengaruh keberadaan logam berat di perairan, bila terjadi

Page 28: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

13

penurunan salinitas akan menyebabkan peningkatan daya toksik logam berat dan

tingkat bioakumulasi logam berat semakin besar (Yudiati et al., 2012)

2.3 Logam Berat

Logam sering dicirikan dan dibedakan dari non logam dikarenakan oleh sifat

fisiknya. Logam memiliki kemampuan untuk menjadi konduktor panas dan penghantar

listrik yang baik. Secara umum logam memiliki ciri - ciri yaitu mempunyai sifat

mengkilat, mempunyai sifat penghantar listrik yang baik, mempunyai sifat penghantar

panas yang baik, dapat dibentuk menjadi lempengan atau lembaran, pada umumnya

berwujud padat kecuali raksa (merkuri). Sifat - sifat ini yang membedakan logam

dengan non logam, terutama kemampuan menghantarkan panas yang paling

membedakan dengan non logam. Namun seperti yang disebutkan di atas, semua sifat

fisik ini dapat hilang setelah logam diubah menjadi senyawa kimia dengan proses

kimiawi yang dapat dilakukan oleh biota (Amriarni et al., 2011).

Logam berat adalah suatu logam yang memiliki berat jenis lebih besar dari 5

gr/cm3. Logam ini memiliki karakter seperti berkilau, lunak atau dapat ditempa,

mempunyai daya hantar panas dan listrik yang tinggi dan bersifat kimiawi, yaitu

sebagai dasar pembentukan reaksi dengan asam. Logam berat secara alami

ditemukan pada batu-batuan dan mineral lainnya, maka dari itu logam berat secara

normal merupakan unsur dari tanah, sedimen, air dan organisme hidup serta akan

menyebabkan pencemaran bila konsentrasinya telah melebihi batas. Sumber logam

berat banyak berasal dari pertambangan, peleburan logam dan jenis industri lainnya,

dan juga dapat berasal dari lahan pertanian yang menggunakan pupuk atau anti hama

yang mengandung logam (Al Obaidy et al., 2014).

Senyawa logam berat biasanya banyak terdapat dalam limbah industri.

Keberadaan logam berat di perairan laut dapat berasal dari berbagai sumber, antara

Page 29: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

14

lain dari kegiatan pertambangan, rumah tangga, limbah pertanian dan buangan

industri. Dari keempat jenis limbah tersebut, limbah yang umumnya paling banyak

mengandung logam berat adalah limbah industri. Hal ini disebabkan senyawa logam

berat sering digunakan dalam industri, baik sebagai bahan baku, bahan tambahan

maupun katalis. Peningkatan kadar logam berat pada air laut akan mengakibatkan

logam berat yang semula dibutuhkan untuk berbagai proses metabolisme dapat

berubah menjadi racun bagi organisme laut. Selain bersifat racun, logam berat juga

akan terakumulasi dalam sedimen dan biota melalui proses gravitasi (Rochyatun et

al., 2010).

2.1.1 Timbal (Pb)

Herman (2006) menyatakan timbal adalah jenis logam berat atau sebuah

unsur yang biasanya ditemukan di dalam batu - batuan, tanah, tumbuhan dan hewan.

Timbal 95% bersifat anorganik dan pada umumnya dalam bentuk garam anorganik

yang umumnya kurang larut dalam air. Selebihnya berbentuk timbal organik. Timbal

organik ditemukan dalam bentuk senyawa Tetra Ethyl Lead (TEL) dan Tetra Methyl

Lead (TML). Jenis senyawa ini hampir tidak larut dalam air, namun dapat dengan

mudah larut dalam pelarut organik misalnya dalam lipid. Waktu keberadaan timbal

dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti arus angin dan curah hujan. Timbal tidak

mengalami penguapan namun dapat ditemukan di udara sebagai partikel. Karena

timbal merupakan sebuah unsur maka tidak mengalami degradasi (penguraian) dan

tidak dapat dihancurkan.

Timbal (Pb) merupakan salah satu jenis logam berat yang sering juga disebut

dengan istilah timah hitam. Timbal memiliki titik lebur yang rendah, mudah dibentuk,

memiliki sifat kimia yang aktif sehingga biasa digunakan untuk melapisi logam agar

tidak timbul perkaratan. Timbal adalah logam yang lunak berwarna abu-abu kebiruan

Page 30: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

15

mengkilat dan memiliki bilangan oksidasi +2. Timbal merupakan salah satu logam

berat yang sangat berbahaya bagi makhluk hidup karena bersifat karsinogenik, dapat

menyebabkan mutasi, terurai dalam jangka waktu lama dan toksisistasnya tidak

berubah (Priatna et al., 2016).

Logam Pb banyak digunakan sebagai bahan pengemas, saluran air, alat-alat

rumah tangga dan hiasan. Dalam bentuk oksida timbal digunakan sebagai pigmen/zat

warna dalam industri kosmetik dan glace serta indusri keramik yang sebagian

diantaranya digunakan dalam peralatan rumah tangga. Dalam bentuk aerosol

anorganik dapat masuk ke dalam tubuh melalui udara yang dihirup atau makanan

seperti sayuran dan buah-buahan. Logam Pb tersebut dalam jangka waktu panjang

dapat terakumulasi dalam tubuh karena proses degradasi yang lambat (Yulaipi and

Aunurohim, 2013).

2.1.2 Seng (Zn)

Seng merupakan unsur yang berguna dalam tubuh manusia, binatang maupun

tumbuh-tumbuhan. Karena kegunaannya tersebut maka Zn ditemukan dalam air,

tanaman maupun binatang. Menurut Permenkes standar dalam air minum maksimum

yang diperbolehkan adalah 15 mg/l. Efek racun Zn pada manusia adalah pada

konsentrasi yang tinggi antara 300-360 ppm, yaitu menyebabkan gangguan fisik

seperti diare yang berat, keram perut dan muntah. Suatu sumber air minum yang

mengandung Zn 26,6 mg/l tidak berbahaya bagi manusia, tetapi untuk air minum

dengan kadar Zn 30,8 mg/l sudah mual dan mabuk. Dari segi estetika air yang

mengandung ZI. 30 mg/l akan tampak seperti susu dan bila direbus timbul suatu

lapisan seperti minyak pada permukaan airnya (Arifin and Fadhlina, 2010).

Sumber cemaran logam berat Zn dapat berasal dari berbagai aktivitas

manusia yang menghasilkan limbah berupa pencemar. Bahan-bahan pencemar

Page 31: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

16

tersebut diangkut oleh air hujan dan gerakan air dari laut dan perairan tawar menuju

muara sungai yang merupakan tempat bertemunya perairan laut dan perairan tawar.

Logam Zn dalam perairan dipekatkan melalui proses biologi dan kimia-fisika.

Bioakumulasi dan biomagnifikasi merupakan proses biologi yang mampu

mengendapkan logam pada tubuh organisme melalui rantai makanan. Pada proses

kimia fisika, logam berat terlarut dan terendap pada sedimen dan dapat pula

teradsorbsi pada zat tersuspensi. Apabila diketahui kadar logam Zn yang telah

melebihi baku mutu, maka perlu dilakukan tindak lanjut dalam mencegah gangguan

yang dapat disebabkan logam Zn (Siregar and Edward, 2014).

Kandungan logam Zn bisa menjadi paling tinggi dibanding dengan logam lain

apabila terdapat di dalam organisme. Ini disebabkan oleh sifat logam Zn yang

essensial bagi organisme ditambah lagi dengan banyaknya limbah yang mengandung

Zn baik yang berasal dari rumah tangga maupun industri yang masuk ke perairan.

Logam Zn memiliki batasan kadar maksimum lebih tinggi dari logam Cu dan Pb karena

logam berat Zn banyak terdapat di dalam enzim yang digunakan dlam proses

metabolisme dan membantu pertumbuhan (Tarigan et al., 2010).

2.1.3 Nikel (Ni)

Nikel merupakan salah satu logam yang sering di aplikasikan dalam proses

industri. Terdapat banyak jenis produk nikel seperti logam halus, bubuk, spons, dan

lain-lain. Logam nikel digunakan dalam baja tahan karat, selain itu juga dapat

dijadikan sebagai superalloy dan campuran pembuatan nir besi karena sifatnya yang

tahan korosi dan tahan suhu tinggi. Nikel juga merupakan unsur kimia metalik

termasuk dalam tabel periodik kelompok VIIIB. Nikel memiliki kepadatan spesifik 8,90

gr/cm yang juga memilki titik leleh pada 1555°C dan titik didih pada 2837°C. Nikel

memiliki beberapa bentuk diantaranya ion nikel, nike karbonat, sulfida nikel dan nikel

Page 32: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

17

oksida yang tidak dapat terlarut di dalam air, sedangkan yang dapat larut dalam air

diantaranya yaitu nikel klorida dan nikel nitrat. Nikel terlart dalam sistem biologi dapat

membentuk komponen yang kompleks dengan berbagai ligan dan berikatan dengan

bahan organik (Asiah and Prajanti, 2014).

Logam di dalam air biasanya berikatan menjadi senyawa kimia atau dalam

bentuk logam ion, bergantung pada tempat logam tersebut berada. Pada keadaan

yang murni nikel bersifat lembek, tetapi jika dicampurkan dengan besi, krom, dan

logam lainnya dapat membentuk baja tahan karat yang sangat kuat. Sebagian besar

dari nikel yang digunakan untuk produksi stainless steeel dan bentuk campuran nikel

lainnya dengan korosi tinggi dan tahan suhu. Nikel juga dapat ditemui pada

penggunaan kendaraan bermotor, mesin industri, persenjataan, peralatan listrik,

peralatan rumah tangga dan dapat juga ditemukan pada pembuatan uang logam.

Selain itu senyawa nikel juga digunakan sebagai katalis, campuran pewarna dan juga

pembuatan baterai. Tingkat kandungan logam pada setiap tempat sangat bervariasi

bergantung pada lokasi dan tingkat pencemarannya (Fernanda, 2012).

Nikel juga diperlukan oleh tubuh manusia namun hanya dalam jumlah yang

sangat kecil, tetapi bila terdapat dalam jumlah yang melebihi kapasitas yang dapat

ditoleransi tubuh dapat berbahaya untuk kesehatan manusia, yaitu menyebabkan

kanker paru-paru, kanker hidung, kanker pangkal tenggorokan, kanker prostat,

merusak fungsi ginjal, meyebabkan kehilangan keseimbangan, menyebabkan

kegagalan respirasi, kelahiran cacat, menyebabkan penyakit asma dan bronkitis

kronis serta merusak hati. Selain itu dampak nikel yang berlebih untuk lingkungan

dapat menyebabkan pencemaran. Dampak yang akan terjadi pada lingkungan pesisir

dan laut antara lain akan mempengaruhi kondisi terumbu karang, larva ikan, moluska,

dan hewan bentos lainnya (Sari et al., 2016).

Page 33: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

18

2.4 Akumulasi Logam Berat

Logam sebenarnya sudah terdapat dalam air laut secara alami akan tetapi

dalam jumlah yang sangat kecil. Tingginya konsentrasi logam berat di laut disebabkan

oleh masukan dari daratan. Masukan dari daratan mempunyai peranan terbesar

dalam meningkatkan konsentrasi logam berat di perairan, salah satu akibat buangan

limbah cair dari industri (Puspasari, 2017). Logam berat pada lingkungan perairan

akan diserap oleh partikel dan kemudian terakumulasi di dalam sedimen. Logam berat

memiliki sifat mengikat partikel lain dan bahan organik kemudian mengendap didasar

perairan dan bersatu dengan sedimen lainnya. Hal ini menyebabkan konsentrasi

logam berat di dalam sedimen biasanya lebih tinggi daripada di perairan (Susantoro

et al., 2015).

Logam masuk ke dalam jaringan tubuh makhluk hidup melalui beberapa

proses. Proses masuknya logam berat ke jaringan tubuh makhluk hidup antara lain

melalui saluran pernafasan, pencernaan dan penetrasi melalui kulit. Adsorbsi logam

berat paling besar ialah melaui saluran pernafasan. Pada hewan air terutama mereka

melakukan pernafasan melalui insang yang menyaring oksigen di dalam air. Pada

proses bernafas inilah logam berat yang terdapat dalam air masuk ke tubuh dari

hewan air tersebut. Logam berat yang telah terdapat di dalam tubuh hewan nantinya

akan diadsorbsi oleh darah. Darah merupakan jaringan yang mendistribusikan segala

bentuk unsur yang diperlukan oleh tubuh. Pada darah inilah nantinya logam akan

berikatan dengan protein yang kemudian didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh.

Akumulasi logam yang tertinggi biasanya ditemukan pada organ hati dan ginjal. Di

dalam kedua jaringan inilah yang biasanya logam akan berkaitan dengan berbagai

jenis protein baik enzim maupun protein lain yang disebut metaloenzim. Metaloenzim

adalah enzim yang mengandung sejumlah tertentu ion-logam yang berfungsi yang

Page 34: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

19

dipertahankan selama aktiftas pengendapan, filtrasi membran, kromatografi adsorbsi,

kromatografi afinitas dan filtrasi gel (Mamon et al., 2016).

2.5 Pendekatan Analisis Kandungan Logam Berat

2.5.1 Faktor Bioakumulasi (BAF)

Bioakumulasi merupakan proses yang penting dimana bahan kimia salah

satunya logam berat dapat mempengaruhi organisme hidup. Kemampuan suatu

organisme untuk mengakumulasi tingkat polutan di lingkungannya merupakan salah

satu kriteria penting untuk dijadikan sebagai biomonitor. Untuk mengetahui

kemampuan organisme dalam mengakumulasi logam berat dapat diketahui melalui

analisis dengan faktor bioakumulasi (BAF). Menurut Rosioru et al. (2016) BAF adalah

parameter yang menjelaskan tentang bioakumulasi senyawa organik atau logam yang

terkandung di dalam sedimen ke dalam jaringan reseptor ekologis. Klasifikasi untuk

BAF ini sendiri dibagi menjadi tiga yaitu macroconcentrator apabila nilai BAF > 2,

microconcentrator apabila nilai BAF 1 < BAF < 2, dan deconcentrator dengan nilai

BAF < 1. Suatu organisme yang dapat mengakumulasi logam didalam organ atau

jaringan tubuhnya dengan konsentrasi yang tinggi dapat dilatakan macroconcentrator.

Microconcentrator yaitu suatu organisme yang dapat mengakumulasi logam di dalam

organ atau jaringan tubuhnya dengan konsentrasi yang rendah. Sedangkan apabila

suatu organisme cenderung menghindari akumulasi logam di dalam tubuhnya dapat

dikatakan deconcentrator (Dallinger, 1993).

2.5.2 The Estimated Daily Intake (EDI)

Logam berat yang masuk pada manusia akan terakumulasi pada tubuh

manusia, sehingga dapat menyebabkan terganggunya kesehatan manusia dan akan

bersifat toksik. Perlu adanya batasan konsumsi kerang hijau per harinya agar tubuh

manusia tidak terlalu banyak mengakumulasi logam berat yang berasal dari kerang

Page 35: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

20

hijau. Perhitungan batasan konsumsi kerang hijau yang diperbolehkan pada penelitian

ini menggunakan perhitungan The Estimated Daily Intake (EDI). Menurut Yap et al.

(2016) Perhitungan EDI untuk mengevaluasi efek kesehatan yang merugikan

disebabkan oleh logam berat di dalam kerang hijau secara jangka panjang.

Perhitungan EDI ini didasari dari perhitungan konsentrasi logam berat yang terdapat

dalam biota dengan rata - rata konsumsi harian yang dilakukan oleh manusia (Ullah

et al., 2017)

Page 36: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

21

Page 37: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

20

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di dua tempat yaitu di lapang dan di laboraturium.

Tempat yang pertama yaitu pengambilan sampel langsung berupa kerang hijau dan

sedimen berlokasi di perairan Kawasan Industri Terpadu Kabupaten Gresik pada

tanggal 18 Juli 2017. Setelah pengambilan sampel di lapang kemudian dilanjutkan

dengan analisa laboraturium untuk peparasi sampel yang dilakukan di Laboraturium

Hidrobiologi FPIK UB Malang, setelah itu dilakukan pengukuran kandungan logam

berat pada sampel pada alat AAS di Laboraturium Kimia Instrument UIN MALIKI

Malang, Malang pada bulan Agustus 2017.

Daerah yang termasuk dalam pengambilan sampel langsung di lapang pada

penelitian ini dibagi menjadi 4 stasiun pengambilan sampel. Metode penelitian ini

adalah metode deskriptif yang memiliki tujuan memberikan suatu gambaran tentang

suatu permasalahan yang sedang terjadi, sehingga dapat melihat kondisi pencemaran

logam berat pada daerah penelitian ini. Untuk lebih jelasnya daerah penelitian dapat

diihat pada Gambar 2.

Stasiun yang ditentukan untuk mewakili beberapa jenis industri yang terdapat

pada daerah penelitian. Industri tersebut antara lain adalah industri kayu, industri

docking kapal, industri pupuk, dan industri elektronik. Industri tersebut apakah

berpengaruh terhadap kandungan logam berat di perairan. Hasil pengkuran letak

geografis dilakukan secara langsung di lapang dengan menggunakan GPS dapat

dilihat pada Tabel 1.

Page 38: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

21

Gambar 1. Peta pengambilan sampel

Tabel 1. Hasil pengukuran letak geografis dengan menggunakan GPS

Nama Stasiun Stasiun Posisi Geografis

Latitude Longtitude

Indsutri Kayu 1 112°40' 4.14"E 7°11'9.55"S

Industri Docking Kapal 2 112°40'3.68"E 7°10'13.00"S

Indsutri Pupuk Kimia 3 112°39'25.58"E 7° 8'40.38"S

Industri Elektronik 4 112°37'25.64"E 7° 6'51.71"S

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan saat penelitian ada dua yaitu alat bahan di

lapang dan alat bahan di laboratorium. Alat bahan di lapang digunakan pada saat

pengukuran kualitas air serta pengambilan sampel sedimen dan pengambilan sampel

kerang hijau, sedangkan alat bahan dilaboratorium digunakan pada saat analisis

kandungan logam berat Pb, Zn, dan Ni pada sampel sedimen dan kerang hijau.

Page 39: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

22

3.2.1 Alat

Alat – alat yang digunakan saat dalam penelitian lapang maupun laboraturium

dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Alat yang digunakan dalam penelitian.

No. Nama Alat Spesifikasi Fungsi Alat

1. GPS Garmin GPSmap 64S

Menentukan titik lokasi

2. Pipa PVC Pipa PVC Wavin standar 2 inci

Mengambil sampel di dasar perairan

3. Kamera Handphone

Oppo A37 Mendokumentasi kegiatan penelitian

4. Cool box Marina 35S Lion Star 35 Liter

Penyimpanan sampel agar tidak terkena kontaminasi

5. pH Meter Semlos 0.01 Mengukur pH perairan

6. Termometer Digital

Lutron DO - 5510 Mengukur suhu

7. Salinometer Atago PAL 06S Mengukur salinitas perairan

8. Do Meter Lutron DO - 5510 Mengukur kadar oksigen terlarut dalam air

9. Hot Plate Corning 6795-400D PC-400D Hot Plate

Menghomogenkan larutan

10. Oven redLINE by Binder Drying Oven

Mengeringkan sampel sedimen

11. Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)

Spectrometer Varian AA240

Mengukur kandungan logam berat Pb, Zn, dan As pada sampel

12. Pipet Tetes Pipet tetes kaca borosilikat 10.5 cm

Mengambil larutan dalam volume yang kecil

13. Timbangan digital CAS SW-1A Mengukur berat massa sedimen

14. Mortal dan Alu Mortar dan Alu Stamper diameter 10 cm Porselin

Menghaluskan sampel

15. Erlenmeyer Pyrex 250 ml Wadah larutan

16. Botol vial Botol kaca vial 5

ml

Wadah penyimpanan sampel

Page 40: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

23

3.2.2 Bahan

Bahan - bahan digunakan saat dalam penelitian lapang maupun laboraturium

dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Bahan yang digunakan dalam penelitian

No. Nama Alat Fungsi Alat

1. Sedimen Sampel yang akan diuji

2. Kerang Hijau (Perna viridis) Sampel yang akan diuji

3. Plastik ukuran 1 kg Wadah sampel

4. Karet Mengikat sampel

5. Aquades Mengkalibrasi alat sebelum digunakan

6 Tisu Membersihkan alat

7. Spidol Penanda sampel sedimen

8. HNO3 Larutan destruksi

3.3 Alur Penelitian

Penelitian ini memiliki prosedur yang terdiri dari beberapa tahap yaitu survei

lokasi, penentuan stasiun penelitian, pengumpulan data, dan analisis data. Survei

lokasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana permasalahan yang terjadi di lapang.

Setelah survei penelitian dan didapatkan masalah yang terjadi di lapang kemudian

dilakukan penentuan stasiun yang yang membagi titik - titik pengambilan sampel yang

lebih spesifik agar didapatkan data yang lebih bervariasi di daerah penelitian.

Pengumpulan data dilakukan secara in-situ dan ex-situ. Pengambilan data secara in-

situ dilakukan di lapang dengan pengambilan sampel secara langsung berupa

sedimen dan kerang hijau dengan metode yang hampir sama. Pengukuran parameter

fisika dan kimia yang berupa suhu, pH, DO, dan salinitas dengan menggunakan alat

yang sudah ditentukan. Pengambilan data secara ex-situ yaitu pengukuran sampel

dilakukan di laboratorium untuk mendapatkan kandungan logam Pb, Zn dan Ni

Page 41: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

24

dengan menggunakan AAS. Data yang dihasilkan dari pengukuran kandungan logam

berat tersebut kemudian dianalisis secara deskriptif daan statistik. Adapun bagan

prosedur pada penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 2. Bagan alur penelitian

Page 42: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

25

3.3.1 Survei lapangan

Survei lapangan dilakukan untuk mengetahui kondisi sekitar sebelum

dilakukannya peneitian. Survei lapangan ini juga berguna untuk menentukan stasiun

pengambilan sampel. Pemilihan lokasi di wilayah perairan laut Kabupaten Gresik

karena perairan ini merupakan perairan yang sangat dekat dengan berbagai industri.

Perairan ini diduga banyak mengadung polutan yang berasal dari industri di

sekitarnya. Industri ini juga kebanyakan menghasilkan logam berat yang berasal dari

hasil produksi maupun dari limbah dari industri tersebut sehingga diindikasikan terjadi

penurunan kualitas air di perairan Kabupaten Gresik ini sendiri.

3.3.2 Penentuan Stasiun

Pengambilan sampel dilakukan diperairan Kawasn Industri Terpadu

Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Penentuan sampel ditentukan berdasarkan

keberadaan sumber bahan pencemar. Penentuan 4 stasiun yang berbeda jenis

industri dalam penelitian bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari

masing - masing jenis industri. Pengambilan sampel dilakukan di sekitar lokasi industri

kayu, industri docking kapal, industri pupuk, dan industri elektroik. Dilakukan secara

purposive sampling yaitu penentuan lokasi stasiun penelitian sesuai tujuan dengan

menggunakan GPS (Global Positioning System) sebanyak 4 stasiun pengambilan

sampel dengan 3 kali pengulangan. Stasiun - stasiun tersebut yaitu :

1. Stasiun 1

Stasiun 1 terletak dekat dengan industri kayu, letak dari beberapa industi kayu

tersebut bebatasan langsung dengan laut. Industri kayu menggunakan bahan

pengawet kayu dan cat yang diindikasikan mengandung logam berat. Selain itu pada

stasiun juga dekat dengan muara sungai dan pemukiman warga. Muara dan

Page 43: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

26

pemukiman warga ini juga menghasilkan limbah antropogenik yang diindikasikan juga

mengandung logam berat.

2. Stasiun 2

Industri docking kapal adalah karakteristik utama pada stasiun 2. Industri ini

dapat dibilang cukup besar karena banyaknya aktifitas produksi maupun konsumsi

barang ataupun jasa yang menggunakan bahan dasar logam, hal tersebut dapat

diindikasikan industri ini juga menyumbang logam berat yang terdapat di perairan laut

Kabupaten Gresik. Stasiun 2 ini juga dekat dengan pemukiman warga yang juga

menghasilkan limbah antropogenik yang diindikasikan mengandung logam berat.

3. Stasiun 3

Stasiun 3 ini terletak dekat dengan industri pupuk yang merupakan salah satu

industri terbesar di Indonesia. Industri ini banyak menggunakan bahan dasar kimia

sebagai bahan produksinya. Kandungan bahan kimia ini yang digunaakan untuk

produksi diindikasikan mengandung kandungan logam berat. Industri ini terletak

bebatasan langsung dengan laut dan juga mempunyai pelabuhan khusus. Pelabuhan

ini digunakan sebagai pusat pengiriman bahan baku maupun hasil produksi industri

ini. Kegiatan pelabuhan ini juga diindikasikan dapat menyumbang kandungan logam

berat di perairan.

4. Stasiun 4

Stasiun ini hampir sama seperti stasiun 3 yang membedakan adalah jenis

produksinya. Stasiun 4 ini memiliki pelabuhan khusus yang digunakan untuk kegiatan

mendatangkan bahan produksi maupun mengirim hasil produksi. Elektronik yang

dihasilkan dari industri ini tentunya mengguakan material yang bermacam - macam

termasuk menggunakan material logam sebagai bahan dasar produksinya. Hal

Page 44: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

27

tersebut sehingga adanya indikasi industri ini mempengaruhi kandungan logam berat

di perairan laut Kabupaten Gresik.

3.4 Pengukuran Parameter Fisika dan Kimia

Pengukuran parameter fisika dan kimia pada penelitian ini digunakan untuk

mengetahui kualitas perairan. Pengukuran parameter kualitas perairan ini dilakukan

untuk kelengkapan data pendukung sebagai gambaran umum keadaan perairan

Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Parameter fisika yang diukur adalah suhu sedangkan

parameter kimia yang diukur antara lain derajat keasaman (pH), salinitas, dan oksigen

terlarut (DO), Pengukuran parameter - parameter tersebut dimulai dari Pengukuran

suhu perairan dilakukan dengan menggunakan alat termometer digital. Selanjutnya

adalah pengukuran derajat keasaman (pH) pada penelitian kali ini dilakukan dengan

menggunakan pH meter. Pengukuran DO perairan laut dengan menggunakan DO

meter digital. Pengukuran salinitas bertujuan untuk mengetahui kadar garam yang ada

di perairan laut, pengukuran menggunakan salinometer.

3.5 Metode Pengambilan Sampel

3.5.2 Sampel Sedimen

. Pengambilan sampel dilakukan pada tiga titik yang berbeda dalam satu

stasiun. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan menggunakan pipa pvc dan

kantong plastik. Sebelum digunakan, pipa dicuci dan dibilas menggunakan aquades

agar pada saat digunakan bebas dari kontaminasi (Siaka, 2008). Pada saat

pengambilan sampel sedimen pipa pvc dimasukan ke dalam air sedalam 0 - 10 cm

dibawah permukaan sedimen setelah sedimen didapatkan kemudian pipa pvc

diangkat secara perlahan kemudian dimasukkan ke dalam kantong pastik diikat

kemudian diberi label sesuai titik pengambilan. Pada pengambilan sedimen ini

dilakukan 3 kali pengulangan tiap stasiun. Setelah pengambilan selesai sampel yang

Page 45: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

28

diperoleh dimasukkan ke dalam kantong plastik, didinginkan dengan es dalam cool

box dan segera dibawa ke laboratorium untuk dianalisis logam berat menggunakan

AAS (Yaqin et al., 2015).

3.5.1 Sampel Kerang Hijau

Pengambilan sampel biota air berupa kerang hijau yang dilakukan tiga kali

pengulangan dalam satu stasiun. Kerang hijau yang diambil memiliki ukuran 9 - 12 cm

dikarenakan kerang dengan ukuran tersebut diasumsikan sudah dapat

mengakumulasi logam berat. Pengambilan sampel kerang hijau di setiap titik ini

menggunakan metode komposit. Metode komposit ini digunakan untuk memenuhi

syarat berat minimal untuk analisis kandungan logam berat dengan AAS. Cara

pengambilan sampel kerang hijau di lapang dimulai dari diambil sampel kerang hijau

sebanyak 5 - 10 kerang hijau (Yaqin et al., 2015). Setelah selesai pengambilan

sampel langsung dimasukkan ke dalam kantong plastik diikat kemudian diberi label

tiap titik pengambilan. Setelah itu, sampel dimasukan ke dalam cool box yang sudah

berisi es agar sampel tidak rusak. Setelah itu sampel dibawa ke laboraturium untuk di

prepasi untuk pengujian logam berat dengan AAS.

3.6 Metode Analisis Sampel

3.6.2 Sampel Sedimen

Analisis konsentrasi logam berat Pb, Zn dan Ni pada sedimen menggunakan

AAS (Atomic Adsorption Spectrofotometer). Tahap analisis kandungan logam berat

dengan menggnakan AAS ini dimulai dengan preparasi sampel terlebih dahulu.

Tahapan pertama adalah pengeringan sedimen dengan menggunakan oven dengan

suhu 105°C selama 24 jam. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan kadar air dalam

sedimen dan didapatkan berat yang konstan. Setelah sampel kering ditimbang

dengan teliti sebanyak 2,5 gram dan dimasukkan ke dalam elenmeyer 250 ml,

Page 46: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

29

kemudian ditambahkan 12 ml larutan HNO3 kemudian didiamkan selama 1 x 24 jam.

Setelah itu, sampel dipanaskan dengan hot plate hingga mendidih dan tambahkan

aquades sebanyak 40 ml kemudian diendapkan selama 2 - 3 jam Tahapan

selanjutnya adalah sampel disaring dengan mengggunakan kertas saring whatman.

Hasil ini kemudian diukur dengan AAS untuk mengetahui kandungan logam berat Pb,

Zn dan Ni (Sijabat et al., 2014).

3.6.1 Sampel Kerang Hijau

Hal pertama dilakukan dalam menganalisis sampel kerang hijau adalah

tahapan preparasi sampel kerang hijau. Menurut Sijabat et al. (2014) pertama - tama

sampel kerang di bersihkan dari kotoran yang menempel, kemudian dibilas secara

menyeluruh dengan aquades. Setelah sampel bersih kemudian dipisahan daging

kerang hijau dari cangkangnya. Setelah pemisahan daging selesai ambil 2.5 gr daging

kerang hijau tersebut. Sampel kerang hijau di panaskan pada oven dengan suhu

105°C selama 12 jam untuk menghilangkan kadar air pada daging kerang hijau dan

didapatkan berat yang konstan. Proses pengovenan selesai dilakukan langkah

selanjutnya yaitu sampel dihaluskan mengunakan mortar dan alu hingga halus.

Sampel yang sudah dihaluskan kemudian ditambahkan 12 ml larutan HNO3 pekat dan

dimasukan ke dalam gelas elenmeyer dengan volume 250 ml dan diamkan selama

24 jam. Langkah selanjutnya adalah sampel dipanaskan dengan hotplate selama

kurang lebih 15 menit hingga mendidih dan volume larutan menjadi berkurang.

Setelah itu ditambahkan aquades hingga 40 ml lalu diendapkan selama 2 - 3 jam.

Setelah endapan didapatkan kemudian disaring menggunakan kertas Whatman

hingga didapatkan sampel jernih kemudian siap dianalisa kandungan logam berat Pb,

Zn dan Ni dengan menggunakan AAS.

Page 47: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

30

3.7 Analisis Data

3.7.1 Analisis Deskriptif

Hasil data dari pengukuran logam berat yang terdapat pada sampel maupun

data dari pengukuran parameter fisika dan kimia akan dianalisa secara deskriptif.

Metode deskriptif bertujuan untuk memberikan suatu gambaran tentang

permasalahan yang terjadi atau mendiskripsikan kondisi di lapang. Hasil pengukuran

dari penelitian ini akan dibandingkan dengan jurnal aatau buku penelitian terdahulu

untuk dianalisa tingkat kandungan logam berat yang terdapat dalam sampel. Hasil

perbandingan akan dijelaskan secara deskriptif.

3.7.2 Perhitungan Faktor Bioakumulasi (BAF)

Hasil data yang diperoleh dari laboratorium yaitu konsentrasi logam berat Pb,

Zn dan Ni di sedimen dan kerang hijau kemudian akan di analisis seberapa besar

mengakumulasi logam berat Pb, Zn dan Ni dengan membandingkan konsentrasi di

biota dengan sedimen disebut dengan Faktor Bioakumulasi (BAF). Berikut adalah

rumus BAF :

BAF = Cbiota

Csedimen

Keterangan :

BAF : Faktor Bioakumulasi

Cbiota : Konsentrasi logam berat pada biota (mg/kg)

Csedimen : Konsentrasi logam berat pada sedimen (media) (mg/kg)

Suatu biota dalam dalam mengakumulasi logam berat BAF dapat dibedakan

menjadi 3 bagian yaitu:

Dimana, jika nilai BAF > 2 = Macroconcentration

1 < BAF > 2 = Microconcentration

Page 48: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

31

BAF < 1 = Deconcentration

3.7.3 Penilaian Estimasi Konsumsi Harian yang Diperbolehkan

Penilaian estimasi konsumsi harian ini didapatkan dari perhitungan

konsentrasi logam berat Pb, Zn dan Ni pada kerang hijau dengan konsumsi rarata -

rata harian yang dilakukan oleh manusia. Penilaian ini menggunakan perhitungan The

Estimated Daily Intake (EDI). Rumus yang digunakan untuk perhitungan EDI adalah :

EDI = Mc x Cr BW

Dimana :

EDI : The Estimated Daily Intake (µg/kg/hari)

Mc : Konsentrasi logam berat pada kerang hijau (mg/kg)

Cr : Rata -rata tingkat konsumsi kerang harian masyarakat Indonesia menurut

FAO (37 g/hari) (Edward, 2017)

BW : Berat badan dewasa (50 kg) (Kemenkes RI, 2010)

Page 49: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

31

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kawasan Industri terpadu Kabupaten Gresik,

Jawa Timur dilakukan pada tanggal 18 Juli 2017. Secara Geografis Kabupaten Gresik

memiliki ketinggian 2 sampai 12 meter diatas permukaan laut. Wilayah Kabupaten

Gresik sebagian besar adalah daerah peisisir dengan jenis tanah batuan kapur dan

tergolong wilayah yang relatif tandus. Lokasi penelitian ini berada di wilayah yang

terdapat berbagai macam industri mulai dari industri kayu, industri docking kapal,

industri pupuk kimia, industri elektronik dan masih banyak lagi jenis industri yang

lainya. Kabupaten Gresik ini juga terdapat beberapa pelabuhan besar yang digunakan

untuk memenuhi kebutuhan transportasi maupun kebutuhan industri seperti

contohnya Pelabuhan Umum Kabupaten Gresik, Pelabuhan Wilmar, Pelabuhan

Semen Gresik, Pelabuhan Petrokimia, dan Pelabuhan Maspion.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dimulai dari stasiun 4 kemudian ke

stasiun 3,2, dan 1 titik pengambilan sampel dapat dilihat pada Gambar 2. Hal tersebut

dilakukan untuk efisiensi waktu karena pengambilan sampel menggunakan perahu

nelayan dimana posisi perahu tersebut dekat dengan stasiun 4. Pelaksanakan

pengambilan samel dimulai pukul 17.00 WIB dan selesai pada pukul 20.30 WIB.

Pengambilan sampel dilaksanakan pada sore hari karena menunggu waktu air laut

dalam keadaan surut untuk memudahkan saat pengambilan sampel sedimen maupun

sampel kerang hijau. Pada saat pengambilan sampel terjadi hujan gerimis yang terjadi

di semua stasiun. Pengambilan sampel sedimen dan kerang hijau dengan melihat

terdapat atau tidaknya organisme Kerang Hijau yang menjadi indikator penelitian ini.

Page 50: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

32

Kerang Hijau di lokasi ini dapat ditemui menempel pada dermaga dan daerah yang

dekat dengan tanggul laut.

4.2 Data Hasil Pengukuran Parameter Fisika dan Kimia

Pengukuran parameter kualitas perairan ini dilakukan untuk kelengkapan data

pendukung sebagai gambaran umum keadaan perairan Kabupaten Gresik, Jawa

Timur. Data hasil pengukuran parameter fisika dan kimia yang terdaat pada Kawasan

Industri Terpadu Kabupaten Gresik didapatkan nilai konsentrasi yang tidak jauh

berbeda disetiap stasiun. Setiap stasiun dilakukan tiga kali pengukuran untuk

didapatkan standar deviasi. Parameter fisika yang diukur adalah suhu, sedangkan

parameter kimia yang diukur meliputi pH, DO, dan salinitas. Hasil pengkuran setiap

stasiun disajikan pada Tabel 4.

Tabel 1. Hasil pengukuran parameter fisika dan kimia

Stasiun

Parameter Fisika

Parameter Kimia

Suhu (°C)

pH DO

(mg/l) Salinitas

(‰)

1 30,33 ± 0,15 7,63 ± 0,11 5,83 ± 0,11 28,3 ± 0,57 2 30,13 ± 0,06 7,93 ± 0,06 6,73 ± 0,11 30,67 ± 0,57 3 30,07 ± 0,06 7,93 ± 0,06 5,53 ± 0,11 30,67 ± 0,57 4 30,6 ± 0,10 7,56 ± 0,06 5,63 ± 0,06 31 ± 0

rata-rata 30,28 ± 0,23 7,76 ± 0,19 5,93 ± 0,55 30,17 ± 1,23 *Eshmat et al.,

2014 29 - 30 °C 7 - 8 6 29 - 31

Keterangan : * Koreksi kualtias perairan untuk pertumbuhan kerang dari penelitian sebelumnya ** ± Standar deviasi.

4.2.1 Suhu

Hasil pengukuran suhu pada penelitian ini memiliki nilai yang relatif sama di

setiap stasiun dengan kisaran suhu yaitu 30,07 – 30,6 °C. Nilai suhu pada Stasiun 1

sebesar 30,33 ± 0,15 °C, Stasiun 2 sebesar 30,13 ± 0,06 °C, Stasiun 3 sebesar 30,07

± 0,06 °C dan pada Stasiun 4 sebesar 30,6 ± 0,10 °C. Secara umum nilai suhu

Page 51: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

33

perairan rata – rata sebesar 30,13 ± 1,080 °C. Hasil nilai sebaran suhu perairan di

setiap stasiun dapat dilihat pada grafik yang di tunjukkan pada Tabel 4.

Suhu hasil pengukuran di daerah penelitian ini berada di kisaran 30 °C yang

tergolong di tiap titik relatif sama. Suhu tertinggi didapat di stasiun 4 dikarenakan

waktu pengukuran dilaksanakan sekitar pukul 17.00 WIB dimana lokasi tersebut

masih terpapar sinar matahari meskipun cuaca pada saat pengukuran terjadi hujan.

Pada stasiun 2 dan 3 paling rendah dikarenakan pada saat pengukuran terjadi hujan

deras. Menurut Patty (2013), sebaran suhu di suatu perairan dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu penetrasi cahaya matahari yang masuk kelaut, sirkulasi arus,

kondisi atmosfer dan cuaca. Hasil pegukuran suhu pada lokasi penelitian ini tidak jauh

berbeda dengan penelitian sebelumnya. Penelitian dari Eshmat et al., (2014)

menunjukkan suhu di daerah Gresik ini berada pada kisaran 29 - 30 °C.

4.2.2 Derajat Keasaman (pH)

Derajat keasaman atau yang biasa disebut pH merupakan salah satu

parameter perairan yang paling penting maka dari itu dilakukan pengukuran dalam

penelitian ini. Hasil dari pengukuran pH di Kawasan industri Kabupaten Gresik

berkisar antara 7,63 - 7.93 dengan rata - rata 7,76 ± 0,194. Pada stasiun 1 memiliki

rata - rata pH sebesar 7,63 ± 0,11, stasiun 2 sebesar 7,93 ± 0,06, stasiun 3 sebesar

7,93 ± 0,06, dan stasiun 4 sebesar 7,56 ± 0.06.

Hasil pengukuran pH di daerah penelitian tidak menujukan perbedaan nilai

yang signifikan dengan nilai dikisaran pH 7. Menurut Rukminasari et al. (2016) air laut

mempunyai kemampuan menyangga yang sangat besar untuk mencegah perubahan

pH. Nilai pH pada penelitian tida jauh berbeda dengan penelitian sebelumnya.

Penelitian dari Eshmat et al., (2014) menunjukkan nilai pH pada perairan Gresik

berkisar antara pH 7 - 8. Nilai pH pada lokasi ini tergolong dalam pH netral dimana

Page 52: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

34

pada umumnya air laut mempunyai nilai pH lebih besar dari 7 yang cenderung bersifat

basa. Angka pH suatu perairan dapat dijadikan indikator dari adanya keseimbangan

unsur-unsur kimia dan dapat mempengaruhi ketersediaan unsur-unsur kimia dan

unsur-unsur hara yang sangat bermanfaat bagi kehidupan perairan, tidak semua

mahluk bisa bertahan terhadap perubahan nilai pH. Menurut Simanjuntak

(2009),Tinggi rendahnya pH dipengaruhi oleh fluktuasi kandungan O2 maupun CO2.

Tingkat pH lebih kecil dari 4,8 dan lebih besar dari 9,2 sudah dapat dianggap tercemar.

4.2.3 Oksigen Terlarut (DO)

Nilai pengukuran oksigen terlarut atau yang biasa disebut DO pada penelitian

memiliki nilai antara 5,5 sampai 6,7 mg/L. Pada stasiun 1 memiliki nilai 5,83 ± 0,11

mg/l, stasiun 2 memiliki nilai 6,73 ± 0,11 mg/L, stasiun 3 memiliki nilai 5,53 ± 0,11 mg/l,

dan stasiun 4 memiliki nilai 5,63 ± 0,058 mg/l apabila dirata-rata nilai DO pada

penelitian memiliki nilai 5,93 ± 0,55 mg/l.

Nilai DO di stasiun 2 lebih tinggi jika dibandingkan stasiun lainnya. DO di

stasiun 2 diduga lebih tinggi dibadingkan stasiun lainnya mungkin dikarenakan

pengambilan sampel pada stasiun 2 ini yang tidak begitu jauh dengan vegetasi

tumbuhan yang berada di pinggir laut. Vegetasi tersebut berupa semai yang tumbuh

di pinggir laut. Namun berebeda dengan pengambilan sampel pada stasiun 1,3, dan

4 pengambilan sampelnya jauh dr vegetasi pinggir laut. Menurut Simanjuntak (2012)

adanya penambahan oksigen melalui proses fotosintetis dan pertukaran gas antara

air dan udara menyebabkan kadar oksigen terlarut relatif lebih tinggi di lapisan

permukaan. Semai yang terdapat pada stasiun 2 ini diindikasikan menjadi faktor yang

mempengaruhi kenapa DO di sasiun 2 ini tinggi. Stasiun 2 ini juga terdapat banyak

sekali kapal-kapal besar yang mungkin juga dapat mempengaruhi pertugaran gas dan

udara di daerah pengambilan sampel. Nilai DO pada penelitian ini juga tidak berbeda

Page 53: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

35

dengan penelitian sebelumnya. Pengukuran DO yang dilakukan Eshmat et al., (2014)

pada perairan Kabupaten Gresik memiliki nilai DO sebesar 6 mg/L

4.2.4 Salinitas

Hasil pengukuran salinitas di daerah penelitian ini memiliki nilai yang berkisar

antara 28,3 ‰ sampai 31 ‰. Pada stasiun 1 memiliki nilai sebesar 28,3 ± 0,57 ‰,

stasiun 2 memiliki nilai sebesar 30,67 ± 0,57 ‰, stasiun 3 memiliki nilai yang sama

dengan stasiun 2 yaitu sebesar 30,67 ± 0,57 ‰, dan stasiun 4 memiliki nilai sebesar

31 ± 0 ‰. Perbedaan nilai salinitas sangat terlihat antara stasiun 1 dengan stasiun

lainnya dimana salinitas pada stasiun 1 terlihat jauh lebih rendah apabila dibanding

dengan stasiun lain. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor

yang mungkin paling mempengaruhi perbedaan nilai tersebut adalah dekatnya lokasi

pengambilan sampel pada stasiun dengan sungai. Stasiun 1 memiliki letak yang tidak

jauh dari daerah aliran sunga dimana aliran sungai dapat mempengaruhi rendahnya

salinitas di perairan. Lokasi pada stasiun 2,3, dan 4 semakin jauh dengan aliran sungai

sehingga nilai salinitasnya lebih tingg dibanding pada stasiun 1. Menurut Patty (2013)

rendahnya nilai salinitas di perairan menunjukkan adanya pengaruh dari daratan

seperti percampuran dengan air tawar yang terbawa aliran sungai. Hal tersebut yang

mempengaruhi kenapa nilai salinitas pada stasiun 1 berbeda dengan lainnya.

Hasil pengukuran salinitas di daerah penelitian ini menunjukkan nilai yang

layak bagi kehidupan biota. Salinitas yang merupakan salah satu parameter kualitas

air juga dapat mempengaruhi kehidupan kerang hijau, karena salinitas dapat

berpengaruh terhadap laju filtrasi sehingga mempengaruhi pertumbuhan kerang hijau.

Salinitas pada penelitian ini tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh

Eshmat et al., (2014) yang melakukan pengukuran salinitas di Kabupaten Gresik

dengan nilai salinitas 29 - 31 ‰.

Page 54: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

36

4.3 Akumulasi Logam Berat pada Sedimen

Konsentrasi logam berat Pb, Zn, dan Ni pada sedimen yang berada di

Kawasan Industri Terpadu Kabupaten Gresik memiliki konsentrasi yang berbeda di

setiap stasiun. Konsentrasi logam berat Pb pada sedimen jauh lebih besar apabila

dibandingkan degan konsentrasi logam berat Zn dan Ni pada sedimen (Pb>Ni>Zn).

Konsentrasi Pb pada penelitian ini memiliki kisaran nilai rata-rata nilai antara 22,05

mg/kg sampai dengan 68,71 mg/kg, sedangkan untuk konsentrasi Zn memiliki nilai

antara 6,96 mg/kg sampai dengan 13,32 mg/kg dan konsentrasi Ni memiliki nilai

antara 13,07 mg/kg sampai dengan 6,39 mg/kg. Konsentrasi logam berat pada

sedimen dalam penelitian ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik yang

disajikan pada Gambar 4.

Gambar 1. Konsentrasi logam berat Pb, Zn, dan Ni pada sedimen

Konsentrasi logam berat Pb pada sedimen di lokasi penelitian ini tergolong

memiliki konsentrasi yg tinggi jika dibandingkan dengan beberapa penelitian lain

seperti penelitian yang dilakukan Alim (2014) di Kepulauan Seribu dengan konsentrasi

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4

mg

/kg

Pb Zn Ni

Page 55: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

37

logam berat Pb tertinggi memiliki nilai 50.01 mg/kg, kemudian penelitian dari Fitriani

dan Iwan (2015) yang melakukan penelitian di Kabupaten Pangkep yang memiliki

lokasi penelitian dekat dengan daerah industri dan pelabuhan memiliki nilai konsetrasi

logam berat Pb tertinggi 60.21 mg/kg, dan juga penelitian yang dilakukan oleh Siregar

dan Edward (2014) yang melakukan di Kota Dumai yang merupakan kota pelabuhan

yang berdekatan dengan berbagai industri memiliki konsentrasi logam berat

Pbtertinggi hanya sebesar 1.69 mg/kg. Tingginya logam berat Pb dalam penelitian ini

menujukkan banyaknya aktifitas masyarakat pada daerah penelitian ini banyak

menggunakan logam berat Pb untuk berbagai kebutuhan hidupnya. Sumber Pb

berasal dari beberapa faktor antara lain berasal dari alam dan industri. Masuknya Pb

yang berasal dari alam ke perairan melalui proses pengkristalan Pb di udara yang

terbawa turun bersamaan dengan turunnya air hujan, tidak hanya proses turunnya air

hujan, proses korosifikasi dari batuan mineral yang diakibatkan oleh hempasan

gelombang pun dapat membawa logam Pb masuk ke suatu perairan (Nugraha, 2009).

Selain dari alam industri juga dapat menyumbang Pb yang berasal dari penggunaan

batu bara sebagai bahan bakar untuk proses produksi yang dilakukan industri tersebut

(Fiyanto et al., 2010). Masih ditemukan Industri di Kabupaten Gresik yang

menggunakan batu bara sebagai bahan bakar untuk produksinya (Ghozali et al.,

2017; Laila dan Risdianto, 2018).

Konsentrasi Logam berat Zn dan Ni pada sedimen dalam penelitian ini

tergolong memiliki nilai yang rendah. Hal tersebut dibuktikan dari perbandingan

beberapa penelitian logam berat Zn pada sedimen yang dilakukan antara lain oleh

(Maslukah, 2013) yang melaukan penelitian konsetrasi logam berat Zn pada sedimen

di semarang memiliki konsentrasi sebesar 138 mg/kg, kemudian penelitian dari

Siregar dan Edward (2014) yang melakukan penelitian konsentrasi logam berat Zn

Page 56: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

38

pada sedimen di Kota Dumai yang memiliki karakteristik lokasi dekat dengan

pelabuhan dan industri memiliki konsentrasi sebesar 53,09 mg/kg, dan juga penelitian

dari Susantoro et al. (2015) yang melakukan penelitian tentang konsentrasi logam

berat Zn pada sedimen di Perairan Laut Jambi dengan konsentrasi sebesar 32,18

mg/kg. Konsentrasi logam berat Ni juga termasuk memiliki nilai yang rendah apabila

dibanding dengan penelitian lain. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa penelitian

seperti yang dilakukan oleh Fernanda, (2012) yang melakukan penelitian di teluk

jakarta menunjukkan konsentrasi Ni pada sedimen tertinggi sebesar 14,93 mg/kg,

kemudian penelitian dari Edward (2014) yang melakukan peneitian di Teluk

Wawobatu Kendari memiliki konsentrasi logam berat Ni pada sedimen tertinggi

sebesar 72,33 mg/kg, dan juga penelitian dari Siregar dan Edward (2014) yang

melakukan penelitian konsentrasi logam berat Ni di Kota Dumai dengan konsentrasi

sebesar 223,32 mg/kg. Rendahnya konsentrasi logam berat Zn dan Ni dalam

penelitian ini diduga karena rendahnya aktifitas masyarakat sekitar dalam

penggunaan logam berat Zn ataupun di lokasi penelitian. Menurut Maslukah (2013),

Pencemaran logam berat terhadap lingkungan laut berhubungan erat dengan

penggunaan logam oleh manusia.

Pola distribusi konsentrasi logam berat Pb, Zn, dan Ni pada sedimen di lokasi

penelitian ini menunjukkan pola yang hampir sama dimana konsentrasi Pb tertinggi

terdapat di stasiun 1 dengan rata-rata konsentrasi sebesar 68,71 ± 6,43 mg/kg,

sedangkan pada stasiun 2 memiliki konsentrasi sebesar 37,99 ± 4,79 mg/kg, stasiun

3 memiliki konsentrasi sebesar 25,79 ± 3,97 mg/kg, dan stasiun 4 sebesar 22,05 ±

3,89 mg/kg. Hal tersebut tidak jauh berbeda dengan hasil pada logam berat Zn dan

Ni yang memiliki konsentrasi tertinggi di stasiun 1. Logam berat Zn pada sedimen

memiliki konsentrasi pada stasiun 1 sebesar 13,3 ± 1,86 mg/kg, stasiun 2 sebesar

Page 57: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

39

8,33 ± 0,92 mg/kg, stasiun 3 sebesar 6,06 ± 6,05 mg/kg, dan stasiun 4 sebesar 6,96

± 3,96 mg/kg. Logam berat Ni pada sedimen memiliki konsentrasi pada stasiun 1

sebesar 13,07 ± 2,70 mg/kg, stasiun 2 sebesar 6,42 ± 0,48 mg/kg, stasiun 3 sebesar

6,42 ± 0,24 mg/kg, dan stasiun 4 sebesar 6,39 ± 0,27 mg/kg. Perbedaan konsentrasi

logam berat di setiap stasiun dalam penelitian ini ditentukan oleh beberapa faktor.

Menurut Maslukah (2013), adanya perbedaan konsentrasi logam berat antar stasiun

dapat dipengaruhi oleh faktor kecepatan arus dan kedalaman perairan yang dapat

menyebabkan adanya proses pengadukan dan pengendapan logam berat. Hal

tersebut merupakan bagian dari proses fisika, biologi maupun kimia. Tingginya

konsentrasi logam berat pada sedimen di stasiun 1 ini diduga karena memiliki

karakteristik lokasi yang berbeda dengan stasiun lain. Stasiun 1 ini memiliki letak yang

berdekatan dengan muara Sungai Kali Lamong. Muara sungai tersebut dapat

mempengaruhi sebaran logam berat di laut dikarenakan adanya arus sungai yang

diduga mengangkut kandugan logam berat menuju ke laut. Penelitian ini menunjukan

bahwa konsentrasi logam berat tertinggi berada di lokasi pengambilan sampel yang

berdekatan dengan muara sungai. Semakin jauh lokasi pengambilan sampel dari

muara sungai semakin rendah juga konsentrasi logam beratnya. Hal ini hampir sama

dengan penelitian yang dilakukan oleh Rochyatun et al. (2004) dimana kadar logam

berat dalam sedimen yang cukup tinggi pada umumnya ditemukan di stasiun dekat

dengan muara sungai. Hal ini kemungkinan karena logam tersebut mengalami proses

pengenceran yang masih cukup rendah oleh pengaruh pola pasang surut

dibandingkan di laut lepas.

4.4 Akumulasi Logam Berat pada Kerang Hijau

Kerang hijau yang merupakan bioindikator dalam penelitian ini mampu

mengadsorbsi logam berat di daerah penelitian. Kerang hijau yang ditemukan untuk

Page 58: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

40

digunakan sampel pada penelitian ini memiliki ukuran yang bervariasi. Sampel kerang

hijau yang ditemukan memiliki ukuran panjang kerang 5 - 11 cm, Ukuran kerang hijau

terbesar didapat di stasiun 4 dan ukuran terkecil didapat pada stasiun 1. Kerang hijau

yang ditemukan dalam penelitian ini juga memiliki warna hijau pekat. Hasil dari

penelitian dapat diihat pada grafik yang disajikan dalam Gambar 5.

Gambar 2. Konsentrasi logam berat Pb, Zn, dan Ni pada kerang hijau

Konsentrasi logam berat pada kerang hijau tertinggi terdapat pada logam berat

Zn berbeda dengan sedimen yang memiliki konsentrasi logam berat tertinggi pada

logam berat Pb (Zn>Pb>Ni). Grafik pada Gambar 5 menunjukkan bahwa konsentrasi

logam berat yang terdapat dalam sampel kerang hijau tertinggi pada logam berat jenis

Zn dengan konsentrasi sebesar 17,118 mg/kg sampai 10,178 mg/kg. Konsentrasi

tersebut tergolong rendah apabila dibandingkan dengan penelitian konsentrasi logam

berat Zn pada kerang hijau yang dilakukan oleh beberapa penelitian lain seperti

(Pratiwi et al., 2017) yang melakukan penelitian konsentrasi logam berat Zn pada

0

5

10

15

20

25

Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4

mg

/kg

Pb Zn Ni

Page 59: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

41

kerang hijau di Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar memiliki konsentrasi sebesar

138,84 mg/kg, kemudian penelitian dari Kamaruzzaman et al. (2011) yang melakukan

penelitian konsetrasi logam berat Zn pada kerang hijau di beberapa tempat di

Malasyia antara lain di Senggarang dengan konsentrasi sebesar 79,92 mg/kg, di

Gelang Patah dengan konsentrasi sebesar 57,55 mg/kg, di Senibong dengan

konsentrasi sebesar 70,72 mg/kg, di Telok Jawa dengan konsentrasi sebesar 87,64

mg/kg, dan di Kampung Masai dengan konsentrasi sebesar 76,82 mg/kg. Meskipun

rendah dibanding penelitian lain logam berat jenis Zn memiliki nilai tertinggi diantara

logam berat Pb dan Ni dalam penelitian ini. Hal tersebut diduga karena logam berat

Zn ini masih dibutuhkan oleh biota seperti kerang hijau untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya. Menurut Tarigan et al. (2010), Kandungan logam Zn pada organisme paling

tinggi dibanding dengan logam lain disebabkan oleh sifat logam Zn yang essensial

bagi organisme ditambah lagi dengan banyaknya limbah yang mengandung Zn baik

yang berasal dari rumah tangga maupun industri yang masuk ke perairan. Proses

yang paling mempengaruhi tingginya konsetrasi logam berat Zn pada kerang hijau

dikarenakan kerang hijau memiliki kemampuan dalam bioakumulasi di dalam

tubuhnya. Menurut Siregar dan Edward (2014), logam Zn dalam perairan dipekatkan

melalui proses biologi dan kimia-fisika, bioakumulasi dan biomagnifikasi merupakan

proses biologi yang mampu mengendapkan logam pada tubuh organisme melalui

rantai makanan. Selain itu logam Zn ini juga masih diperlukan oleh kerang hijau

sebagai mikronutrien yang berperan dalam berbagai aktivitas enzim, pertumbuhan

dan diferensiasi sel, serta berperan penting dalam mengoptimalkan fungsi sistem

tanggap kebal (Widhyari, 2012). Faktor-faktor tersebutlah yang menyebabkan

konsentrasi logam berat Zn memiliki nilai tertinggi dibanding logam berat lainnya.

Page 60: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

42

Konsentrasi logam berat Pb dan Ni pada kerang hijau dalam penelitian ini lebih

rendah dibandingkan konsentrasi logam berat Zn. Konsentrasi logam berat Pb pada

kerang hijau dalam penelitian ini memiliki konsentrasi rata-rata sebesar 4,54 mg/kg.

Konsentrasi tersebut tergolong rendah jika dibandingan dengan penelitian konsentrasi

logam berat Pb pada kerang hijau yang dilakukan oleh Pratiwi et al., (2017) yang

melakukan penelitian konsentrasi logam berat Pb pada kerang Hijau di Makassar

dengan karakteristik wilayah yang dekat dengan industri memiliki konsentrasi sebesar

22,8 mg/kg, kemudian penelitian dari Fernanda (2012) yang melakukan penelitian

konsentrasi logam berat Pb pada kerang hijau di Teluk Jakarta dengan nilai

konsentrasi yang sedikit lebih besar yaitu 5,78 mg/kg. Konsentrasi Pb pada kerang

hijau ini memiliki perbedaan konsentrasi yang jauh dengan konsentrasi Pb pada

sedimen. Rendahnya konsentrasi logam berat Pb pada kerang hijau ini diduga karena

kerang hijau cenderung menghindari akumulasi logam berat Pb karena tidak

dibutuhkan untuk proses metabolismenya. Menurut Arifin dan Fadhlina (2010), logam

Pb merupakan logam yang tidak diperlukan (non essential) dalam proses

metabolisme biota laut. Sedangkan untuk konsentrasi logam berat Ni pada kerang

hijau yang memiliki konsentrasi rata-rata sebesar 1,13 mg/kg. Konsentrasi terebut

tergolong rendah jika dibandingkan dengan penelitian konsentrasi logam berat Ni

pada kerang hijau yang dilakukan oleh (Fernanda, 2012) yang melakukan penelitian

konsentrasi logam berat Ni pada kerang hijau di Teluk jakarta yang memiliki

konsentrasi sebesar 2,59 mg/kg, kemudian penelitian dari Harsono et al. (2017) yang

melakukan penelitian konsentrasi logam erat Ni pada kerang hijau di Sabah Malasyia

14,74 mg/kg. Meskipun logam Ni merupakan logam essensial bagi organisme namun

tidak terakumulasi oleh kerang hijau di daerah penelitian ini. Hal tersebut diindikasikan

karena logam nikel yang terdapat pada daerah penelitian ini bersifat sangat toksik.

Page 61: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

43

Menurut Darmono (1995) dalam Octarianita (2017), tingkat toksisitas nikel bervariasi

dipengaruhi oleh tingkat kelarutan senyawa Ni, senyawa larut seperti nikel asetat lebih

toksik dibandingkan senyawa Ni yang tidak larut, seperti nickel powder. Konsentrasi

logam berat pada kerang hijau di logam berat Pb maupun Ni yang lebih rendah

dibandingkan dengan konsentrasi logam berat Zn ini memiliki hasil yang sama dengan

penelitian yang dilakukan Amriarni et al. (2011), Sasikumar et al. (2006) Yap et al.

(2005) dimana konsetrasi logam Zn pada biota lebih tinggi apabila dibanding logam

jenis lain.

Pola konsentrasi logam berat yang terdapat pada kerang hijau ini berbeda

dengan pola konsentrasi logam berat yang berada di sedimen dimana konsentrasi

logam berat pada kerang hijau memiliki pola yang bervariasi. Variasi tersebut terlihat

dengan perbedaan tinggi atau rendahya konsentrasi logam berat di setiap stasiun.

Konsentrasi logam berat Pb memiliki hasil yang tidak terlalu berbeda di seluruh

stasiun. Logam berat Pb pada kerang hijau ini memiliki konsentrasi pada stasiun 1

sebesar 4,36 ± 1,98 mg/l, stasiun 2 sebesar 4,71 ± 0,63 mg/kg, stasiun 3 sebesar 4,29

± 0,48 mg/kg, dan stasiun 4 sebesar 4,78 ± 0,55 mg/kg. Hal ini diduga karena

dipengaruhi oleh faktor ukuran kerang yang didapat dan konsentrasi logam berat di

sedimen. Konsentrasi logam berat Pb di sedimen sangat tinggi di stasiun 1 namun di

stasiun 1 ditemukan kerang hijau yang memiliki ukuran yang lebih kecil dari ukuran

kerang hijau di stasiun lainnya dan sebaliknya yang terjadi pada stasiun 4 yang

memiliki ukuran kerang hijau tertinggi namun konsentrasi logam berat Pb pada

sedimen memiliki konsentrasi yang terendah. Hal tersebut menyebabkan kerang hijau

di stasiun 1 tidak mengakumulasi logam berat Pb secara maksimal dan sebaliknya

pada stasiun 4 sehingga pola distribusi konsentrasi logam berat Pb pada kerang hijau

ini memiliki hasil yang berbeda dengan pola distribusi logam berat Pb pada sedimen.

Page 62: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

44

Menurut Supriyantini and Endrawat (2015) akumulasi logam berat pada kerang sangat

dipengaruhi oleh ukuran kerang dan fase hidupnya.

Konsentrasi logam berat Zn pada kerang hijau menunjukkan adanya

perbedaan konsentrasi di lokasi pengambilan sampel. Konsentrasi logam berat Zn

pada kerang hijau tertinggi dimiliki oleh stasiun 2 dan stasiun 4. Konsentrasi logam

berat Zn pada kerang hijau memiliki konsentrasi pada stasiun 1 sebesar 12,89 ± 4,39

mg/kg, stasiun 2 sebesar 16,60 ± 3,46 mg/kg, stasiun 3 sebesar 10,17 ± 1,61 mg/kg,

dan stasiun 4 sebesar 17,11 ± 0,45 mg/kg. Tinggi rendahnya konsentrasi logam berat

Zn pada kerang hijau diduga dikarenakan pengaruh dari ukuran sampel kerang hijau.

Konsentrasi tertinggi didapatkan pada stasiun 2 dan 4 diduga dipengaruhi karena

sampel kerang hijau di stasiun 2 dan 4 memiliki ukuran yang lebih besar dibanding

stasiun 1 dan 3. Menurut Supriyantini dan Endrawati (2015), salah satu yang

mempengaruhi akumulasi logam berat pada organisme laut termasuk kerang adalah

ukuran dan fase hidupnya. Semakin besar ukuran dari kerang tersebut maka semakin

banyak pula logam berat yang terakumulasi. Hal tersebut diduga mempengaruhi

kenapa logam berat pada stasiun 2 dan 4 lebih tinggi dibanding dengan stasiun

lainnya. Sedangkan, di stasiun 1 yang memiliki konsentrasi logam berat pada sedimen

yang tinggi lebih rendah diduga diarenakan sampel kerang hijau di stasiun 1 memiliki

ukuran yang lebih kecil sehingga rendahya akumulasi logam berat Zn pada kerang

hijau di stasiun 1.

Akumulasi logam berat Ni pada kerang hijau memiliki perbedaan hasil yang

signifikan. Perbedaan tersebut terlihat pada perbedaan konsentrasi logam berat Ni

yang terakumulasi oleh kerang hijau pada stasiun 1 memiliki nilai paling rendah jika

dibandingkan dengan stasiun lainnya. Konsentrasi logam berat Ni pada stasiun 1

memiliki nilai sebesar 0,22 ± 0,32 mg/kg, stasiun 2 sebesar 1,30 ± 1,05 mg/kg, stasiun

Page 63: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

45

3 sebesar 1,63 ± 1,64 mg/kg, dan stasiun 4 sebesar 1,38 ± 1,5 mg/kg. Rendahnya

konsentrasi logam berat Ni pada kerang hijau di stasiun 1 ini disebabkan oleh

beberapa faktor. Ukuran sampel kerang hijau dan nilai salinitas diduga menjadi faktor

utama perbedaan tersebut. Pertama faktor ukuran kerang yang ditemukan, kerang

hijau yang ditemukan di stasiun 1 memiliki ukuran yang lebih kecil apabila dibanding

stasiun lainnya. Menurut Supriyantini dan Endrawati (2015), salah satu faktor yang

mempengaruhi konsentrasi logam berat pada organisme laut termasuk kerang adalah

ukuran dan fase hidupnya. Kecilnya ukuran kerang hijau di stasiun 1 diduga

menyebabkan tidak terakumulasinya logam berat Ni secara maksimal. Faktor ke dua

yang diduga mempengaruhi rendahnya konsentrasi logam berat Ni di stasiun 1 adalah

salinitas. Stasiun 1 memiliki nilai sanitas yang rendah dibandingkan dengan stasiun

lainnya. Menurut Eshmat et al. (2014), salinitas juga dapat mempengaruhi

keberadaan logam berati di perairan, bila terjadi penurunan salinitas maka akan

menyebabkan peningkatan daya toksik logam berat dan tingkat akumulasi alogam

berat semakin besar. Rendahya salinitas di stasiun 1 ini diduga menjadi penyebab

mengapa akumulasi logam berat Ni di stasiun 1 menjadi rendah. Ukuran kerang dan

salinitas diduga menjadi faktor utama rendahnya konsentrasi logam berat Ni pada

kerang hijau di stasiun 1.

4.5 Hubungan Konsentrasi Logam Berat antara Sedimen dengan Kerang Hijau

Faktor bioakumulasi digunakan untuk mengetahui kemampuan suatu

organisme dalam mengakumulasi logam berat yang berada pada sedimen. Melalui

hasil konsentrasi logam berat Pb, Zn, dan Ni pada sedimen dan kerang hijau dari 4

stasiun di daerah penelitian digunakan untuk mengetahui akumulasi logam berat

sampel penelitian. Hasil perhitungan BAF yang dilakukan pada penelitian ini

menujukkan nilai BAF < 1 untuk logam berat Pb dan Ni di semua stasiun sedangkan

Page 64: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

46

untuk logam berat Zn hanya pada stasiun 1 yang memiliki nilai BAF dibawah 1. Untuk

hasil lngkapnya dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 2. Nilai BAF logam berat Pb, Zn dan Ni

Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4

Pb 0.06 0.12 0.17 0.22 Zn 0.97 1.99 1.68 2.46 Ni 0.02 0.14 0.25 0.21

Nilai perhitungan BAF untuk logam berat Pb dan Ni di semua stasiun

menunjukan nilai dibawah 1 yang memiliki arti rendahnya akumulasi logam berat yang

terdapat pada kerang hijau. Konsentrasi logam berat Pb pada sedimen yang tinggi

tidak diikuti oleh konsentrasi logam berat pada kerang hijau dikarenakan logam berat

Pb yang memiliki sifat non essensial bagi biota, sehingga kerang hijau pada daerah

penelitian ini cenderung membatasi serapan logam berat Pb yang ada di sedimen.

Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Arifin dan Fadhlina, (2010), bahwa logam berat

Pb tidak diperlukan biota dalm proses metabolisme hidupnya. Sedangkan untuk

logam berat Ni yang juga memiliki hasil yang sama dengan logam berat Pb meskipun

logam berat Ni termasuk bersifat essensial. Logam berat Ni yang terdapat pada

sedimen memiliki hasil yang tidak jauh berbeda dengan logam berat Zn namun kerang

hijau cenderung membatasi serapan logam berat Ni. Hal tersebut dapat

mengindikasikan logam berat Ni yang terdapat di daerah penelitian ini bersifat toksik.

Menurut Darmono (1995) dalam Octarianita (2017), tingkat toksisitas nikel bervariasi

dipengaruhi oleh tingkat kelarutan senyawa Ni, senyawa larut seperti nikel asetat lebih

toksik dibandingkan senyawa Ni yang tidak larut seperti nickel powder.

Logam berat Zn memiliki nilai perhitungan BAF yang berbeda antar stasiun.

Pada stasiun 1 yang memiliki nilai BAF < 1 dikatakan deconcentrator, pada stasiun 2

dan 3 kerang hijau ini bersifat microconcentrator, sedangkan untuk di stasiun 4 kerang

Page 65: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

47

hijau bersifat macroconcentrator. Perbedaan ini diindikasikan karena adanya faktor

ukuran kerang yang mempengaruhi dimana kerang yang terdapat pada stasiun 1

memiliki ukuran lebih kecil dibandingkan pada stasiun lain sehingga kurang

mengakumulasi logam berat secara maksimal, sedangkan pada stasiun 4 memiliki

ukuran yang paling besar diantara stasiun lainnya sehingga dapat mengakumulasi

logam berat lebih banyak dari kerang di satasiun lainnya. Hal tersebut diduga dapat

mempengaruhi kerang dalam mengakumulasi logam berat yang terdapat pada

sedimen. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Amriarni et al., (2011) rendahnya

kerang menyerap logam berat di pengaruhi beberapa faktor yaitu jenis logam berat,

ukuran kerang dan lama pemaparan.

4.6 Konsumsi Harian yang Diperbolehkan

Akumulasi logam berat Pb, Zn dan Ni pada kerang hijau di penelitian ini perlu

di ketahui batas aman konsumsi untuk meminimalisir kerugian bagi kesehatan

manusia. Selain itu, Keberadaan logam berat dapat bersifat racun pada manusia

bahkan dapat mengalami kematian. Perhitungan EDI digunakan untuk mengetahui

batas aman konsumsi yang diperbolehkan sehingga dapat meminimalisir kerugian

kesehatan manusia. Hasil perhitungan EDI dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 3. Hasil perhitungan EDI Pb Zn Ni

Mc (mg/kg) 4.54 14.20 1.14

EDI (µg/kg/hari) 3.36 10.51 0.84

PTDI (µg/kg/hari) 3.57* 300** 20**

Keterangan : * JECFA (2010) dalam Mok et al. (2014) ** USEPA (2015) dalam Yap et al. (2016) : The Oral Reference Dose (ORB) (referensi dosis yang diperbolehkan) Hasil perhitungan EDI untuk logam berat Pb memiliki nilai 3.36 µg/kg/hari,

logam berat Zn memiliki nilai 10,51 µg/kg/hari, logam berat Ni ,84 µg/kg/hari. Hasil

Page 66: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

48

tersebut menunjukkan bahwa perhitungan EDI masih memiliki nilai dibawah batas

yang dianjurkan untuk ketiga jenis logam berat. Nilai perhitungan EDI untuk logam

berat Zn dan Ni masih memiliki nilai EDI jauh berada dibawah batas tidak aman

dikonsumsi. Namun, untuk nilai EDI dari logam berat Pb sangat mendekati batas yang

tidak aman untuk dikonsumsi. Hal tersebut perlu diperhatikan karena apabila sedikit

saja adanya peningkatan konsentrasi logam berat Pb yang terdapat pada kerang hijau

di lokasi penelitian ini dapat menyebabkan kerang hijau sangat berbahaya untuk

dikonsumsi manusia. Dampak negatif dari logam berat Pb ini sangat membahayakan

bagi kesehatan manusia. Menurut Yuyun et al. (2017) efek dari logam berat Pb adalah

mengurangi fungsi kognitif, kemampuan belajar, menghambat pertumbuhan,

penurunan fungsi ginjal, system saraf, reproduksi, dan meningkatkan tekanan darah.

Oleh sebab itu untuk lebih baiknya konsumsi kerang hijau pada daerah penelitian ini

perlu diperhatikan karena kandungan logam berat Pb yang terdapat pada kerang hijau

sudah sangat mendekati batas tidak aman untuk dikonsumsi.

Page 67: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

49

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian tentang Analisis Kandungan Logam Berat pada

Sedimen dan kerang hijau (Perna viridis) di Kabupaten Gresik, Jawa Timur sebagai

berikut:

1. Konsentrasi logam berat Pb dan Ni pada sedimen lebih tinggi daripada

konsentrasi di kerang hijau karena sifat Pb yang non esensial bagi kerang hijau

dan juga karena sifat Ni yang dapat bersifat sangat toksik bagi kerang hijau.

Sedangkan, Konsentrasi logam berat Zn pada kerang hijau lebih tinggi dari

sedimen dikarenakan logam berat Zn yang essensial bagi kerang hijau.

2. Menurut perhitungan BAF kerang hijau pada penelitian ini untuk logam berat Pb

dan Ni cenderung menghindari akumulasi logam berat yang terdapat pada

sedimen. Sedangkan kerang hijau cenderung mengakumlasi logam berat Zn

pada sedimen namun dengan klasifikasi yang berbeda disebabkan oleh ukuran

kerang hijau yang berbeda.

3. Menurut perhitungan EDI pada penelitian ini ketiga logam berat masih dibawah

standar aman konsumsi yang dianjurkan. Konsentrasi logam berat Zn dan Ni

pada kerang hijau masih jauh dari batas tidak aman untuk dikonsumsi. Namun

nilai logam berat Pb yang terdapat pada kerang hijau sangat mendekati dari batas

tidak aman untuk dikonsumsi oleh sebab itu konsumsi kerang hijau pada

penelitian ini sangat perlu diperhatikan.

Page 68: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

50

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian tentang konsentrasi logam berat di Kabupaten Gresik,

Jawa Timur ini adapun saran yang diberikan adalah perlu dilakukan penelitian

lanjutan mengenai pengukuran konsentrasi Pb, Zn dan Ni pada sedimen maupun

pada kerang hijau agar dapat di pantau tingkat pencemaran logam berat yang terjadi.

Selain itu, adanya penambahan jenis logam berat yang lain dan dapat juga dengan

penambahan biota lain seperti mangrove atau kerang jenis lain untuk informasi yang

lebih lengkap tentang konsentrasi logam berat di daerah penelitian

Page 69: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

51

DAFTAR PUSTAKA

Al Obaidy, A.H.M., Talib, A.H., Zaki, S.R., 2014. Environmental Assessment of Heavy

Metal Distribution in Sediments of Tigris River within Baghdad City. Int. J. 2, 947–952.

Alim, D.H., 2014. Konsentrasi Logam Berat Timbal (Pb) pada Air, Sedimen, dan Rumput Laut Sargassum polycystum di Perairan Pulau Pari, Kepulauan Seribu. Inst. Pertan. Bogor.

Amriarni, A., Hendrarto, B., Hadiyarto, A., 2011. Bioakumulasi logam berat timbal (Pb) dan seng (Zn) pada kerang darah (Anadara granosa L.) dan kerang bakau (Polymesoda bengalensis L.) di Perairan Teluk Kendari. J. Ilmu Lingkung. 9, 45–50.

Arief, D., 1984. Pengukuran Salinitas Air Laut dan Peranannya dalam Ilmu Kelautan. J. Kelaut. 9, 3–10.

Arifin, Z.A., Fadhlina, D., 2010. Fraksinasi Logam Berat Pb, Cd, Cu dan Zn dalam Sedimen dan Bioavailabilitasnya bagi Biota di Perairan Teluk Jakarta. Ilmu Kelaut. Indones. J. Mar. Sci. 14, 27–32.

Asiah, A., Prajanti, A., 2014. Pemantauan Kualitas Air Laut Akibat Tumpahan Pasir Nikel di Perairan Teluk Buli, Halmahera. J. Ecolab 8, 69–77.

Cappenberg, H.A., 2008. Beberapa aspek biologi kerang hijau Perna viridis Linnaeus 1758. J. Bid. Sumberd. Laut Pus. Penelit. Oseanologi-LIPI 33, 33–40.

Cordova, M.R., Zamani, N.P., Yulianda, F., 2011. Akumulasi logam berat pada kerang hijau (Perna viridis) di Perairan Teluk Jakarta.

Dallinger, R., 1993. Strategies of Metal Detoxification in Terestrial Invertebrates, In : Ecotoxicology of Metals in Invertebrates. Lewis Publisher, Boca Raton.

Dandy, A., 2005. Kandungan Logam Berat Hg, Pb dan Cr pada air, Sedimen dan Kerang Hijau (perna viridis l.) di Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta. Bogor Agricultural University.

Edward, 2014. Kandungan Logam Berat dalam Sedimen di Perairan Teluk Wawobatu, Kendari, Sulawesi Tenggara. P2O-LIPI 3(2), 157–165.

Edward, E., 2017. Kajian Awal Kadar Merkuri (Hg) dalam Ikan dan Kerang di Teluk Kao, Pulau Halmahera. Depik 6, 188–198. https://doi.org/10.13170/depik.6.3.7748

Page 70: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

52

Emiyati, Setiawan, K.T., Manopo, A.K., Budhiman, S., Hasyim, B., 2014. Analisis Multitemporal Sebaran Suhu Permukaan Laut di Perairan Lombok Menggunakan Data Penginderaan Jauh Modis. Pus. Pemanfaat. Penginderaan Jauh - LAPAN Deteksi Parameter Geobiofisik dan Diseminasi Penginderaan Jauh.

Eshmat, M.E., Mahasri, G., Rahardja, B.S., 2014. Analisis Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) dan Cadmium (Cd) Pada Kerang Hijau (Perna viridis L.) di Perairan Ngemboh Kabupaten Gresik Jawa Timur. J. Ilm. Perikan. Dan Kelaut. 6.

Fauziah, A.R., Rahardja, B.S., Cahyoko, Y., 2012. Korelasi Ukuran Kerang Darah (Anadara granosa) dengan Konsentrasi Logam Berat Merkuri (Hg) Di Muara Sungai Ketingan, Sidoarjo, Jawa Timur. J. Mar. Coast. Sci. 1, 34–44.

Fernanda, L., 2012. Studi Kandungan Logam Berat (Pb), Nikel (Ni), Kromium (Cr) dan Kadmium (Cd) pada Kerang Hijau (Perna viridis) dan Sifat Fraksionasinya Pada Sedimen Laut. Universitas Indonesia, Depok.

Fitriani, A., Iwan, D., 2015. Analisis Kandungan Logam Timbal (Pb) pada Sedimen dan Udang Windu (Penaeus monodon) di Pantai Biringkassi Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep. Sainsmat 3.

Fiyanto, A., Mulaika, H., Hidayati, N., Shahab, N., Guererro, L., 2010. Batubara Mematikan : Bagaimana Rakyat Indonesia Membayar Mahal untuk Bahan Bakar Terkotor di Dunia. Greenpeace Asia Tenggara, Jakarta Selatan.

Ghozali, A., Pamungkas, A., Santoso, E.B., 2017. Faktor Keseimbangan Lingkungan Terhadap Emisi Gas CO2 Di Wilayah Perkotaan Gresik. Pros. SENATEK 2015 1, 978–987.

Harsono, N.D.B.D., Ransangan, J., Denil, D.J., Tan, K.S., 2017. Heavy metals in marsh clam (Polymesoda expansa) and green mussel (Perna viridis) along the northwest coast of Sabah, Malaysia. Borneo J. Mar. Sci. Aquac. BJoMSA 1.

Herman, D.Z., 2006. Tinjauan terhadap tailing mengandung unsur pencemar Arsen (As), Merkuri (Hg), Timbal (Pb), dan Kadmium (Cd) dari sisa pengolahan bijih logam. Indones. J. Geosci. 1, 31–36.

Indrawati, S., 2015. Studi Pengaruh Penambahan Kerang Hijau (Perna Viridis) sebagai Material Akustik pada Kemampuan Absorbsi Bunyi. J. Fis. Dan Apl. 11, 127–130.

Kalangi, P.N., Mandagi, A., Luasunaung, A., Iwata, M., 2013. Sebaran Suhu dan Salinitas di Teluk Manado. J. Perikan. Dan Kelaut. Trop. IX-2.

Kamaruzzaman, B.Y., Zahir, M.S.M., John, A., Jalal, K.C.A., Shahbudin, S., Goddard, J.S., Al-Barwani, S.M., 2011. Bioaccumulation of Some Metals by Green Mussel (Perna viridis) (Linnaeus 1758) from Pekan, Pahang, Malasyia. Acad.

Page 71: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

53

J. Inc International Journal of Biological Chemistry 5(1), 54–60. https://doi.org/10.3923/ijbc.2011.54.60

Kemenkes RI, 2010. Filariasis di Indonesia. Bul. Jendela Epidemiol. 1.

Laila, F., Risdianto, Y., 2018. Pengaruh Pengunaan Bottom Ash Sebagai Subtitusi Sebgian Pasir Paving Block. Rekayasa Tek. Sipil 1.

Mamon, M.A.C., Añano, J.A.P., Abanador, L.C., Agcaoili, G.J.T., Sagum, C.B., Pagliawan, R.L.H., Tapere, J.M.B., Agravante, J.B.M., Arevalo, J.H.G., Minalang, A.J.A., 2016. Pollutant Exposure in Manila Bay: Effects on The Allometry and Histological Structures of Perna viridis (Linn.). Asian Pac. J. Reprod. 5, 240–246. https://doi.org/10.1016/j.apjr.2016.03.002

Maslukah, L., 2013. Hubungan antara konsentrasi logam berat Pb, Cd, Cu, Zn dengan bahan organik dan ukuran butir dalam sedimen di Estuari Banjir Kanal Barat, Semarang. Bul. Oseanografi Mar. 2, 55–62.

Masyamsir, Dhahiyat, Y., Happy, A., 2012. Distribusi Kandungan Logam Berat Pb dan Cd pada Kolom Air dan Sedimen Daerah Aliran Sungai Citarum Hulu. J. Perikan. Dan Kelaut., 3 3, 175–182.

Mok, J.S., Yoo, H.D., Kim, P.H., Yoon, H.D., Park, Y.C., Kim, J.H., Kwon, J.Y., Son, K.T., Lee, H.J., Ha, K.S., Shim, K.B., Jo, M.R., Lee, T.S., 2014. Bioaccumulation of Heavy Metals in the Mussel Mytilus galloprovincialis in the Changseon area, Korea, and Assessment of Potential Risk to Human Health. Fish. Aquat. Sci. 17, 313–318. https://doi.org/10.5657/FAS.2014.0313

Mutiara, R., Wardhani, E., Pharmawati, K., 2015. Konsentrasi Logam Berat Cadmium (Cd) pada Perairan Sungai Citarum Hulu Segmen Dayeuhkolot - Nanjung. J. Rekayasa Lingkung., 1 3.

Nugraha, W.A., 2009. Kandungan logam berat pada air dan sedimen di perairan socah dan kwanyar kabupaten bangkalan. J. Kelaut. Indones. J. Mar. Sci. Technol. 2, 158–164.

Octarianita, E., 2017. Analisis Kandungan Logam Berat Pada Keang di Pasar Gudang Lelang dan PPI dengan Metode ICP-OES. Universitas Lampung, Lampung.

Parawita, D., Insafitri, Nugraha, W.A., 2009. Analisis Konsentrasi Logam Berat Timbal (Pb) di Muara Sungai Porong. J. Kelaut. Indones. J. Mar. Sci. Technol. 2, 117–124.

Patty, S.I., 2013. Distribution Temperature, Salinity And Dissolved Oxygen In Waters Kema, North Sulawesi. J. Ilm. PLATAX 1, 148–157.

Pemerintah Kabupaten Gresik, 2013. Profil Geografi. 2013 http//:gresikkab.go.id/ diakses pada 20 April 2017.

Page 72: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

54

Pratiwi, J.S.M., Ramang, L.M., Liong, S., 2017. Analisis Logam Pb dan Zn dalam Kerang Hijau (Perna viridis L.) di Pesisir Pantai Makassar. J. Perikan. Dan Kelaut. Trop.

Priatna, D.E., Purnomo, T., Kuswanti, N., 2016. Kadar Logam Berat Timbal (Pb) pada Air dan Ikan Bader (Barbonymus gonionotus di Sungai Brantas Wilayah Mojokerto. LenteraBio 5, 48–53.

Puspasari, R., 2017. LOGAM DALAM EKOSISTEM PERAIRAN. BAWAL Widya Ris. Perikan. Tangkap 1, 43. https://doi.org/10.15578/bawal.1.2.2006.43-47

Putri, L.S.E., Prasetyo, A.D., Arifin, Z., 2012. Green mussel (Perna viridis L.) as bioindicator of heavy metals pollution at Kamal estuary, Jakarta Bay, Indonesia. J. Environ. Res. Dev. Vol 6, 389–396.

Rahayu, A., 2014. Distribusi Logam Berat pada Kerang Hijau (Perna viridis) dari Perairan Kamal Muara, Tangerang-Jakarta.

Rochyatun, E., Kaisupy, M.T., Rozak, A., 2010. Distribusi Logam Berat dalam Air dan Sedimen di Perairan Muara Sungai Cisadane. Makara J. Sci.

Rochyatun, E., Lestari, Razak, A., 2004. Kondisi Perairan Muara Sungai Digul dan Perairan Laut Arafura Dilihat dari Kandungan Logam Berat. Bid. Din. Laut Pus. Penelit. Oseanografi LIPI Oseanologi dan Limnologi di Indonesia, No. 36:15-31.

Rochyatun, E., Rozak, A., 2010. Pemantauan kadar logam berat dalam sedimen di perairan Teluk Jakarta. Makara J. Sci.

Rosioru, D.M., Oros, A., Lazar, L., 2016. Assessment of The Heavy Metals Contamination in Bivalve Mytilus galloprovincialis Using Accumulation Factors. J. Environ. Prot. Ecol. 17, 874–884.

Rukminasari, N., Nadiarti, N., Awaluddin, K., 2016. Pengaruh Derajat Keasaman (pH) Air Laut Terhadap Konsentrasi Kalsium dan Laju Pertumbuhan HALIMEDA SP. TORANI J. Ilmu Kelaut. Dan Perikan. 24.

Sari, F.G.T., Hidayat, D., Septiani, D., 2016. Kajian Kandungan Logam Berat Mangan (Mn) dan Nikel (Ni) Pada Sedimen di Pesisir Teluk Lampung. Anal. Anal. Environ. Chem. 1 No. 1.

Sasikumar, G., Krishnakumar, P.K., Bhat, G.S., 2006. Monitoring Trace Metal Contaminants in Green Mussel, Perna viridis from the Coastal Waters of Karnataka, Southwest Coast of India. Arch. Environ. Contam. Toxicol. 51, 206–214. https://doi.org/10.1007/s00244-005-0055-2

Sijabat, E., Trinuraini, R.A., Supriyantini, E., 2014. Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) pada Air, sedimen dan Kerang Hijau (Perna viridis) di Perairan Tanjung Mas Semarang Journal of Marine Research 3 Nomor 4, 475–482.

Page 73: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

55

Simanjuntak, M., 2012. Oksigen Terlarut dan Apparent Oxygen Utilizationdi Perairan Teluk Klabat, Pulau Bangka. ILMU Kelaut. Indones. J. Mar. Sci. 12, 59–66.

Simanjuntak, M., 2009. Hubungan Faktor Lingkungan Kimia, Fisika Terhadap Distribusi Plankton di Perairan Belitung Timur, Bangka Belitung. Pus. Penelit. Oseanografi -LIPI Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.) XI (1), 31–45.

Siregar, Y.I., Edward, J., 2014. Faktor konsentrasi Pb, Cd, Cu, Ni, Zn dalam sedimen perairan pesisir Kota Dumai. Maspari J. 1, 1–10.

Supriyantini, E., Endrawati, H., 2015. Kandungan Logam Berat Besi (Fe) Pada Air, Sedimen, Dan Kerang Hijau (Perna viridis) Di Perairan Tanjung Emas Semarang. J. Kelaut. Trop. 18.

Susantoro, T.M., Sunarjanto, D., Andayani, A., 2015. Distribusi Logam Berat Pada Sedimen di Perairan Muara dan Laut Propinsi jambi. J. Kelaut. Nas. 10, 1–11.

Tarigan, Z., Rozak, A., others, 2010. Kandungan logam berat Pb, Cd, Cu, Zn Dan Ni dalam air laut dan sedimen di muara Sungai Membramo, Papua dalam kaitannya dengan kepentingan budidaya perikanan. Makara J. Sci.

Ullah, A.K.M.A., Maksud, M.A., Khan, S.R., Lutfa, L.N., Quraishi, S.B., 2017. Dietary intake of heavy metals from eight highly consumed species of cultured fish and possible human health risk implications in Bangladesh. Toxicol. Rep. 4, 574–579. https://doi.org/10.1016/j.toxrep.2017.10.002

Widhyari, S.D., 2012. Peran dan Dampak Defisiensi Zinc (Zn) Terhadap Sistem Tanggap Kebal. Wartazoa 22, 141–148.

Wulandari, S.Y., Yulianto, B., Santosa, G.W., Suwartimah, K., 2012. Kandungan Logam Berat Hg dan Cd dalam Air, Sedimen dan Kerang Darah (Anadara granossa) dengan Menggunakan Metode Analisis Pengaktifan Neutron (APN). ILMU Kelaut. Indones. J. Mar. Sci. 14, 170–175.

WWF Indonesia, 2015. Seri Panduan Perikanan Kecil "Budidaya Kerang Hijau (Perna viridis), Better Management Practices. WWF Indonesia.

Yap, C.K., Cheng, W.H., Karami, A., Ismail, A., 2016. Health Risk Assessments of Heavy Metal Exposure via Consumption of Marine Mussels Collected from Anthropogenic Sites. Sci. Total Environ. 553, 285–296. https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2016.02.092

Yap, C.K., Ismail, A., Tan, S.G., 2005. Cadmium, Copper, Lead and Zinc Levels in the Green-Lipped Mussel Perna viridis (L.) from the West Coast of Peninsular Malaysia: Safe as Food? Pertanika J. Trop. Agric. Sci. 28, 41.

Yaqin, K., Fachruddin, L., Rahim, N.F., 2015. Studi Kandungan Logam Timbal (Pb) Kerang Hijau, Perna viridis Terhadap Indeks Kondisinya. J. Lingkung. Indones. Vol III No 6 309, 317.

Page 74: ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA SEDIMEN DAN …repository.ub.ac.id/12953/1/Effendy Surya Saputra.pdfanalisis kandungan logam berat pada sedimen dan kerang hijau (perna viridis)

56

Yudiati, E., Sedjati, S., Enggar, I., Hasibuan, I., 2012. Dampak Pemaparan Logam Berat Kadmium pada Salinitas yang Berbeda Terhadap Mortalitas dan Kerusakan Jaringan Insang Juvenile Udang Vaname (Litopeneus vannamei). ILMU Kelaut. Indones. J. Mar. Sci. 14, 29–35.

Yulaipi, S., Aunurohim, A., 2013. Bioakumulasi Logam Berat Timbal (Pb) dan Hubungannya dengan Laju Pertumbuhan Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus). J. Sains Dan Seni ITS 2, E166–E170.

Yuyun, Y., Peuru, A.R.A., Ibrahim, N., 2017. Analisis Kandungan Logam Berat Timbal dan Kadmium pada Pengolahan Ikan Asin di Kabupaten Banggai Kepulauan. J. Farm. Galen. Galen. J. Pharm. 3, 71–76.

Zamani, N.P., Cordova, M.R., Yulianda, F., 2011. Akumulasi logam berat pada kerang hijau (Perna viridis) di Perairan Teluk Jakarta.