analisis kadmium (cd) pada air, sedimen dan kerang …repository.ub.ac.id/5775/1/puspita, monita...

73
ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH (Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA SKRIPSI Oleh: MONITA KRIDHA PUSPITA NIM. 135080100111047 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017 ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH (Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA SKRIPSI Oleh: MONITA KRIDHA PUSPITA NIM. 135080100111047 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Upload: others

Post on 11-Dec-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 2: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Sebagai salah satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Perikanan

Di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Brawijaya

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

AGUSTUS, 2017

Page 3: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 4: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

IDENTITAS TIM PENGUJI

Judul : ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN

KERANG DARAH (Anadara granosa) DARI PERAIRAN

KENJERAN, SURABAYA

Nama Mahasiswa : MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM : 135080100111047

Program Studi : Manajemen Sumber Daya Perairan

PENGUJI PEMBIMBING

Pembimbing 1 : IR. HERWATI UMI SUBARIJANTI, MS

Pembimbing 2 : NANIK RETNO BUWONO, S.Pi, MP

PENGUJI BUKAN PEMBIMBING

Dosen Penguji 1 : DR. YUNI KILAWATI, S.Pi., M.Si

Dosen Penguji 2 : DR. IR. UMI ZAKIYAH, M.Si

Tanggal Ujian : 28 Juli 2017

Page 5: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

iv

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berperan serta dalam membantu kelancaran hingga penulisan Laporan Skripsi ini

dapat terselesaikan. Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan

kepada:

1. Allah SWT atas karunia dan kesehatan yang diberikan selama ini sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

2. Ibu (Sri Marjuni) dan Ayah (Tri Haryono) atas dorongan yang kuat, memberi

semangat, restunya serta doa yang tiada hentinya.

3. Ibu Ir. Herwati Umi Subarijanti, MS selaku dosen pembimbing I yang sudah

bersedia memberikan bimbingan, nasehat dan saran yang berharga sejak

awal penelitian hingga akhir penulisan laporan Skripsi ini

4. Ibu Nanik Retno Buwono, S.Pi., MP selaku dosen pembimbing II yang dalam

kesibukannya senantiasa meluangkan waktu dan perhatian untuk

memberikan masukan selama proses pengerjaan Skripsi ini berlangsung.

5. Ibu Dr. Yuni Kilawati, S.Pi., M.Si selaku dosen Penguji I yang telah

memberikan masukan demi kesempurnaan laporan Skripsi ini.

6. Ibu Dr. Ir. Umi Zakiyah, M.Si selaku dosen Penguji II yang telah memberikan

kritik dan saran demi kesempurnaan laporan Skripsi ini.

7. Hilyatun Niswah yang membantu saat di lapang dan teman-teman di

Program Studi MSP’13 serta program studi lain atas bantuannya selama ini.

8. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung dan baik

sengaja maupun tidak sengaja telah berperan dalam terselesaikannya

laporan ini.

Malang, Agustus 2017

Penulis

Page 6: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

v

RINGKASAN

MONITA KRIDHA PUSPITA. Analisis Kadmium (Cd) pada Air, Sedimen dan Kerang Darah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya. (Dibawah bimbingan Ir. Herwati Umi S., MS dan Nanik Retno Buwono S.Pi., MP.)

Logam berat merupakan salah satu bahan pencemar di perairan yang sifatnya dapat berubah menjadi toksik jika kadarnya melebihi ambang batas yang ditentukan. Hal tersebut dapat mempengaruhi berbagai aspek dalam perairan baik aspek ekologis maupun aspek biologis. Logam berat Cd yang melewati ambang batas optimum akan terakumulasi oleh organisme di sekitarnya terutama organisme yang menetap di dasar perairan seperti kerang darah. Kerang darah memiliki cara makan “filter feeder” yang menyebabkan berbagai macam substansi tersaring oleh insang, termasuk logam berat. Hal ini menyebabkan peningkatan akumulasi logam berat Cd di dalam tubuhnya.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari – Maret 2017 di Perairan Kenjeran Surabaya, Laboratorium Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam serta Laboratorium Hidrobiologi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi logam berat Cd di perairan, sedimen dan kerang darah. Selain itu juga untuk mengetahui hubungan konsentrasi Cd pada air dan sedimen terhadap kerang darah, serta mengetahui kemampuan akumulasi kerang darah terhadap logam berat Cd.

Metode yang digunakan adalah survei dengan penjelasan deskriptif melalui penentuan beberapa titik sampling yaitu stasiun 1 di daerah pemukiman nelayan, stasiun 2 di daerah hutan mangrove dan stasiun 3 di daerah laut Kenjeran. Sampel air, sedimen dan kerang darah diambil sebanyak 10 ekor tiap stasiun dengan 2 kali ulangan. Kemudian dianalisa menggunakan metode Atomic Absorption Spektrofotometry (AAS). Selain itu, dilakukan juga pengamatan kualitas air meliputi suhu, pH, salinitas, DO, TOM dan TSS.

Rata-rata konsentrasi logam berat Cd di Perairan Kenjeran, Surabaya pada stasiun 1 yaitu sebesar 0,0087 ppm, stasiun 2 sebesar 0,0075 ppm, dan stasiun 3 sebesar 0,0065 ppm. Sedangkan konsentrasi Cd di dalam sedimen pada stasiun 1 sebesar 0,9009 ppm, stasiun 2 sebesar 0,7992 ppm dan stasiun 3 sebesar 0,7427 ppm. Konsentrasi Cd di dalam daging kerang darah pada stasiun 1 sebesar 0,1462 ppm, stasiun 2 sebesar 0,1285, dan stasiun 3 sebesar 0,1195 ppm. Berdasarkan data tersebut didapatkan persamaan regresi berganda Y = -0,8 + 14,36X1 + 0,12X2, dimana konsentrasi Cd di air dan sedimen memiliki hubungan yang kuat terhadap peningkatan konsentrasi Cd di dalam daging kerang darah. Rata-rata perhitungan BAF sebesar 0,1613 dan BCF sebesar 17,45, menunjukkan bahwa kerang darah bersifat akumulatif rendah terhadap logam berat Cd. Hasil analisis kualitas air di Perairan Kenjeran seperti suhu, pH, salinitas dan DO berturut-turut yaitu 29,750C, 8,3, 25,61‰, dan 6,11 mg/L. Dibandingkan dengan baku mutu yang sudah ditetapkan (suhu: 28-320C, pH: 7-8,5, salinitas: 33-34‰, DO: 20-80 mg/L), maka kualitas air di Perairan Kenjeran masih berada dalam kisaran normal untuk kehidupan kerang darah. Sedangkan nilai untuk TOM dan TSS yaitu 25,49 mg/L dan 735,11 mg/L. Nilai tersebut sudah melebihi baku mutu yang ditetapkan yaitu untuk TOM kurang dari 20 mg/L dan TSS 20-80 mg/L, sehingga bisa membahayakan bagi kehidupan kerang darah.

Page 7: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

vi

Kondisi Perairan Kenjeran Surabaya mengandung logam berat Cd melebihi ambang batas yang ditentukan oleh KepMen LH No. 51 tahun 2004. Namun, untuk kandungan logam berat Cd di sedimen dan kerang darah (Anadara granosa) masih dalam kisaran yang diperbolehkan, sehingga kerang darah (Anadara granosa) masih layak untuk dikonsumsi. Meskipun masih dalam kisaran optimal, disarankan kepada masyarakat yang mengkonsumsi kerang darah (Anadara granosa) untuk melakukan treatment terlebih dahulu sebelum mengkonsumsi agar kandungan logam berat yang terdapat dalam daging kerang darah (Anadara granosa) dapat berkurang.

Page 8: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta

karuniaNya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan Laporan

SKRIPSI yang berjudul “Analisis Kadmium (Cd) pada Air, Sedimen dan Kerang

Darah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

Laporan SKRIPSI ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang.

Di bawah bimbingan :

1. Ir. Herwati Umi Subarijanti, MS

2. Nanik Retno Buwono, S.Pi., MP

Laporan SKRIPSI ini disajikan pokok-pokok bahasan yang meliputi

konsentrasi logam berat Cd pada air, sedimen, dan daging kerang darah serta

pengukuran kualitas air meliputi, suhu, pH, salinitas, DO, TOM dan TSS yang

bertujuan untuk mengetahui kondisi kualitas air di Perairan Kenjeran, Surabaya.

Diharapkan Laporan SKRIPSI ini dapat memberikan informasi kepada kita

semua.

Penulis menyadari bahwa Laporan SKRIPSI ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua

pihak yang bersifat membangun agar tulisan ini dapat bermanfaat bagi pihak

yang membutuhkan.

Malang, Agustus 2017

Penulis

Page 9: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

viii

DAFTAR ISI

RINGKASAN ..................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii

1. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 3 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ............................................................... 5 1.4 Kegunaan ............................................................................................... 5 1.5 Tempat dan Waktu ................................................................................. 6

2. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 7

2.1 Logam Berat .......................................................................................... 7 2.2 Logam Berat Kamium (Cd) ..................................................................... 9

2.2.1 Kandungan Logam Berat Cd di Perairan ..................................... 11 2.2.2 Kandungan Logam Berat Cd di Sedimen ..................................... 11 2.2.3 Kandungan Logam Berat Cd di Organisme ................................. 12

2.3 Efek Logam Berat Kadmium pada Manusia ......................................... 14 2.4 Kerang Darah (Anadara granosa) ........................................................ 16

2.4.1 Taksonomi ................................................................................... 16 2.4.2 Morfologi dan Anatomi ................................................................. 16 2.4.3 Habitat dan Kebiasaan Makan ..................................................... 18

2.5 Kualitas Air ........................................................................................... 19 2.5.1 Suhu ............................................................................................ 20 2.5.2 Salinitas ....................................................................................... 20 2.5.3 Poison of Hydrogen (pH) ............................................................. 21 2.5.4 Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen) .......................................... 21 2.5.5 Total Organic Matter (TOM) ......................................................... 22 2.5.6 Total Suspended Solid (TSS) ...................................................... 23

3. MATERI DAN METODE ............................................................................. 24

3.1 Materi Penelitian .................................................................................. 24 3.2 Alat dan Bahan ..................................................................................... 24 3.3 Metode Penelitian ................................................................................ 24

3.3.1 Survei .......................................................................................... 26 3.3.2 Penentuan Lokasi Pengambilan Sampel ..................................... 26

3.4 Teknik Pengambilan Data ..................................................................... 27 3.4.1 Data Primer ................................................................................. 27 3.4.2 Data Sekunder ............................................................................ 28 3.4.3 Pengumpulan Data secara Insitu ................................................. 29 3.4.4 Pengumpulan Data secara Ekssitu .............................................. 31

Page 10: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

ix

3.5 Analisis Data ........................................................................................ 36 3.5.1 Analisis Data Regresi .................................................................. 36 3.5.2 Faktor Bioakumulasi dan Faktor Biokonsentrasi .......................... 37

4. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 39

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................................... 39 4.1.1 Stasiun 1 ..................................................................................... 39 4.1.2 Stasiun 2 ..................................................................................... 40 4.1.3 Stasiun 3 ..................................................................................... 41

4.2. Hasil Analisis Kadmium (Cd) pada Air, Sedimen dan Kerang Darah (Anadara granosa) ..................................................................... 41

4.3. Analisis Data ........................................................................................ 46 4.3.1 Analisis Hubungan Logam Berat Cd pada Air, Sedimen dan

Kerang Darah .............................................................................. 46 4.3.2 Faktor Bioakumulasi (BAF) dan Faktor Biokonsentrasi (BCF) ...... 48

4.4. Analisis Parameter Kualitas Air ........................................................... 51 4.4.1 Suhu ............................................................................................ 51 4.4.2 Salinitas ....................................................................................... 52 4.4.3 Poison of Hydrogen (pH) ............................................................. 53 4.4.4 Dissolved Oxygen (DO) ............................................................... 55 4.4.5 Total Organic Matter (TOM) ......................................................... 56 4.4.6 Total Suspended Solid (TSS) ...................................................... 57

5. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 59

5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 59 5.2 Saran ................................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 61

LAMPIRAN ....................................................................................................... 68

Page 11: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Nilai Faktor Bioakumulasi dan Faktor Biokonsentrasi Logam Berat Cd ....... 49

2. Data Parameter Kualitas Air ........................................................................ 51

Page 12: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Rumusan Masalah ........................................................................ 4

2. Dinamika Logam Berat di Lingkungan ........................................................... 9

3. Kerang darah (Anadara granosa) ................................................................ 16

4. Karakter morfologi kerang darah (Anadara granosa) .................................. 17

5. Anatomi Kerang Darah ............................................................................... 18

6. Skema Tahapan Penelitian ......................................................................... 25

7. Stasiun Pengambilan Sampel ..................................................................... 27

8. Stasiun 1 ..................................................................................................... 40

9. Stasiun 2 ..................................................................................................... 40

10. Stasiun 3 .................................................................................................... 41

11. Grafik Rata-rata Logam Berat Kadmium (Cd) pada Air, Sedimen dan Kerang Darah (Anadara granosa) ............................................................. 42

Page 13: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Alat dan Bahan yang Digunakan dalam Penelitian ....................................... 68

2. Peta Lokasi Penelitian ................................................................................. 69

3. Hasil Pengukuran Konsentrasi Logam Berat ................................................ 70

4. Hasil Analisis Regresi Berganda .................................................................. 73

5. Grafik Analisis Regresi Berganda Konsentrasi Cd di Air dan Sedimen terhadap Konsentrasi Cd di Kerang Darah ................................................. 74

6. Perhitungan Nilai Faktor Bioakumulasi (BAF) dan Faktor

Biokonsentrasi (BCF) .................................................................................. 75 7. Baku Mutu Air Menurut Kepmen LH Tahun 2004 No. 51 ............................. 76

8. Dokumentasi ................................................................................................ 78

Page 14: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

1

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ekosistem pesisir merupakan ekosistem yang dinamis dan memiliki

kekayaan sumberdaya hayati yang berlimpah di darat maupun di laut serta saling

berinteraksi antara sumberdaya hayati tersebut. Pantai kenjeran merupakan

salah satu ekosistem pesisir yang berada di sebelah Timur Kota Surabaya.

Kenjeran merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Bulak, Surabaya.

Terletak diantara kawasan kampung nelayan di kawasan Tambak Deres.

Beragam kegiatan ekonomis telah dijalankan di daerah Pantai Kenjeran,

diantaranya kegiatan perikanan, pertambangan, transportasi, pariwisata,

agroindustri maupun penelitian. Disamping itu kawasan Kenjeran juga menjadi

pemukiman penduduk dan tempat pembuangan limbah domestik maupun

industri yang dibuang ke laut sehingga menyebabkan kerusakan ekosistem (Putri

et al., 2012).

Salah satu zat pencemar yang ditemukan di Perairan Kenjeran adalah

logam berat. Logam berat terdapat di seluruh lapisan alam, namun dalam

konsentrasi yang sangat rendah. Pada tingkat kadar yang rendah beberapa

logam berat umumnya dibutuhkan oleh organisme untuk pertumbuhan dan

perkembangan hidupnya. Namun sebaliknya bila kadarnya meningkat, logam

berat berubah sifat menjadi racun (Philips, 1980 dalam Maslukah, 2013).

Menurut hasil penelitian Taftazani et al. (2001), air pantai Kenjeran telah

tercemar logam berat Hg dan Cr. Sedangkan cuplikan kerang dan sedimen telah

tercemar logam berat Hg, Cr, Cd dan Co. Pada ikan telah tercemar unsur Hg dan

Cr.

Pencemaran logam berat yang terjadi di Perairan Kenjeran Surabaya

terutama disebabkan oleh pembuangan limbah dari industri yang menggunakan

Page 15: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

2

logam berat dalam proses produksinya seperti industri pengolahan logam, cat

dan pewarna, baterai, percetakan, kertas, tekstil, peralatan listrik dan

sebagainya. Menurut Lestari (2015), perairan Kenjeran Surabaya merupakan

perairan di daerah Timur Surabaya yang merupakan muara Sungai Brantas,

dimana sungai ini menjadi muara anak sungai yang melintasi banyak kota besar,

seperti Malang, Blitar, Kediri, Mojokerto dan Surabaya. Sepanjang daerah aliran

sungai ini telah tumbuh berbagai industri dengan pesatnya. Beberapa dari

industri tersebut membuang limbahnya ke perairan dan menyebabkan

pencemaran di Perairan Kenjeran. Berdasarkan hasil penelitian Taftazani (2007),

jumlah logam berat yang berada dalam perairan Kenjeran lebih banyak di dalam

sedimen dibandingkan dalam air. Hal ini dikarenakan kebanyakan logam berat

memiliki berat jenis lebih besar dibandingkan air sehingga akan mengendap di

dasar perairan.

Logam berat Cd merupakan salah satu logam berat yang terkandung

dalam limbah industri. Selain limbah industri, logam berat Cd juga berasal dari

kegiatan lain di sekitar Perairan Kenjeran. Menurut Clark (1966) dalam

Sidabutar (2016), sumber kontaminasi logam berat kadmium di perairan berasal

dari uap, debu dan limbah dari pertambangan timah dan seng, air bilasan dari

elektroplating, besi, tembaga dan industri logam non-ferrous yang menghasilkan

abu dari uap serta air limbah dan endapan yang mengandung kadmium, seng

yang digunakan untuk melapisi logam dimana mengandung 0,2% Cd, serta

pupuk fosfat dan endapan sampah.

Logam kadmium dalam perairan akan mengalami proses biokonsentrasi

dan bioakumulasi dalam tubuh organisme hidup (tumbuhan, hewan dan

manusia). Salah satu organisme yang dapat mengakumulasi logam berat Cd

adalah Kerang Darah (Anadara granosa). Menurut Muhajir (2009), kerang darah

dapat mengakumulasi Cd sampai 352 kali lebih tinggi daripada kadar Cd yang

Page 16: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

3

terdapat dalam airnya. Tingginya akumulasi ini berhubungan erat dengan sifat

hidupnya sebagai binatang dasar yang mengambil makanan dengan cara

menyaring air (filter feeder). Selain itu, kerang darah juga memiliki habitat yang

menetap dan lambat dalam pergerakan, sehingga jenis kerang ini dapat dijadikan

sebagai indikator yang sangat baik dalam memonitor suatu pencemaran

lingkungan.

Peningkatan kadar logam berat dalam air laut akan diikuti peningkatan

kadar logam berat dalam biota laut yang pada gilirannya melalui rantai makanan

akan menimbulkan keracunan akut dan kronis, bahkan bersifat karsogenik pada

manusia konsumen hasil laut. Menurut Imron (2006), kadar logam berat Cd di

daerah Kenjeran meliputi kadar Cd di air laut sebesar 0,0327 ppm, sedimen

sebesar 0,481 ppm dan pada kerang sebesar 0,208 ppm. Kandungan tersebut

melewati ambang batas kandungan logam berat, dimana kadar maksimum

dalam air laut sebesar 0,01 ppm dan dalam biota akuatik menurut Kepmen LH

Th. 2004 maksimum sebesar 0,001 ppm. Sedangkan kandungan Cd dalam

sedimen menururt RNO maksimum sebesar 2 ppm.

Berdasarkan pembahasan di atas, maka penelitian ini akan membahas

tentang konsentrasi logam berat Cd pada air, sedimen dan kerang darah

(Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya. Kemudian hasil tersebut

akan digunakan untuk mengetahui kemampuan kerang darah dalam

mengakumulasi logam berat Cd serta korelasi logam berat Cd di air, sedimen

dan kerang darah.

1.2 Rumusan Masalah

Surabaya sebagai salah satu kota besar di Indonesia memiliki

perkembangan industri yang sangat pesat sehingga menyebabkan jumlah limbah

yang terbuang juga meningkat. Selain itu berbagai aktivitas manusia seperti

Page 17: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

4

kegiatan rumah tangga, pertanian dan peternakan juga memberikan buangan

limbah yang cukup besar. Limbah-limbah tersebut menjadi sumber pencemar di

lingkungan sekitar terutama pada lingkungan perairan. Lingkungan perairan yang

tercemar limbah tersebut akan mengalami penurunan kualitas air yang

selanjutnya dapat mengganggu keseimbangan ekologi di dalam perairan. Logam

berat Cd merupakan salah satu bahan yang terkandung dalam limbah tersebut.

Bahan ini termasuk dalam golongan bahan beracun berbahaya (B3) karena efek

samping yang ditimbulkannya berbahaya bagi organisme ataupun manusia yang

mengkonsumsinya.

Perairan Kenjeran merupakan salah satu lokasi yang terkena dampak dari

pembuangan limbah di perairan. Selain itu, banyaknya aktivitas nelayan maupun

pariwisata di sekitarnya menyebabkan terdapat berbagai macam limbah yang

terbuang di perairan Kenjeran. Hal ini menyebabkan organisme yang tinggal di

dalam perairan juga terkena dampak dari limbah tersebut. Untuk lebih jelasnya,

kerangka rumusan masalah dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka Rumusan Masalah

Keterangan:

: berpengaruh secara langsung

: berpengaruh secara tidak langsung

Page 18: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

5

Rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain:

1. Berapa konsentrasi logam berat Cd pada air, sedimen dan daging kerang

darah (Anadara granosa) di Perairan Kenjeran, Surabaya?

2. Bagaimana kemampuan kerang darah (Anadara granosa) dalam

mengakumulasi logam berat Cd di dalam dagingnya?

3. Bagaimanakah hubungan konsentrasi logam berat Cd pada air, sedimen dan

daging kerang darah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dilakukan penelitian Skripsi ini adalah untuk mendapatkan

pengetahuan, pengalaman, informasi dan keterampilan mengenai logam berat

Cd pada kerang darah (Anadara granosa), perairan dan sedimen yang diambil

dari perairan Kenjeran, Surabaya, Jawa Timur.

Tujuan dari penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Mengetahui konsentrasi logam berat Cd pada air, sedimen dan kerang darah

(Anadara granosa) di Perairan Kenjeran Surabaya.

2. Mengetahui kemampuan kerang darah (Anadara granosa) dalam

mengakumulasi logam berat Cd di dalam tubuhnya.

3. Mengetahui hubungan konsentrasi logam berat Cd pada air, sedimen dan

kerang darah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya.

1.4 Kegunaan

Kegunaan dari penelitian Skripsi ini antara lain sebagai berikut:

1. Mahasiswa

Kegunaan bagi mahasiswa yaitu dapat menambah pengetahuan ataupun

wawasan yang lebih tentang logam berat terutama Cd dan Kerang Darah

(Anadara granosa) di Perairan Kenjeran, Surabaya.

Page 19: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

6

2. Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan

Dapat dijadikan sebagai sumber informasi keilmuan tentang logam berat

Cd dari kerang darah (Anadara granosa) di perairan Kenjeran, Surabaya

sehingga dapat digunakan untuk pengelolaan ekosistem perairan dengan tujuan

konservasi serta dapat menjadi dasar untuk penulisan dan penelitian lebih lanjut.

3. Masyarakat dan Pemerintah

Dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi masyarakat dalam

mengkonsumsi kerang darah dan berguna sebagai rujukan untuk menentukan

kebijakan guna pengelolaan ekosistem perairan yang berkelanjutan serta

peningkatan dan kelestarian di Perairan Kenjeran, Jawa Timur.

1.5 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Perairan Kenjeran, Surabaya, Jawa Timur

pada Bulan Februari 2017. Analisis kandungan logam berat Cd dilakukan di

Laboratorium Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan (FMIPA),

Universitas Brawijaya, Malang dan analisa kualitas air dilakukan di Laboratorium

Hidrobiologi divisi Lingkungan dan Bioteknologi Perairan, Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang.

Page 20: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

7

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Logam Berat

Logam berat adalah unsur dengan nomor atom 22-92 terletak pada

periode 3-7 dalam susunan berkala. Logam berat merupakan unsur logam

dengan berat molekul tinggi dan memiliki densitas lebih dari 5 gr/cm3. Selain itu,

memiliki karakter yang lunak, berkilau, mempunyai daya hantar panas dan listrik

yang tinggi serta berfungsi sebagai dasar pembentukan reaksi dengan asam

(Connel dan Miller, 2006). Logam berat secara umum dibagi menjadi dua yaitu

logam berat esensial dan logam berat tidak esensial. Logam berat yang sering

mencemari lingkungan atau non esensial adalah Hg, Zn, Cd, As dan Pb.

Sedangkan logam berat esensial yaitu Cr, Ni, Cu dan Zn. Logam berat esensial

dibutuhkan organisme dalam pembentukan haemosianin dalam darah dan

sistem enzimatik, namun jumlah yang dibutuhkan hanya sedikit. Sehingga jika

logam berat esensial yang masuk ke dalam tubuh organisme berlebihan, maka

dapat menjadi racun bagi organisme tersebut (Sanusi, 2006).

Logam berat memiliki tingkat atau daya racun yang berbeda tergantung

pada jenis, sifat kimia dan fisik logam berat. Kementrian Negara Kependudukan

Lingkungan Hidup tahun 1990 dalam Sarjono (2009), membagi kelompok logam

berat berdasarkan sifat toksisitas dalam tiga kelompok, yaitu:

1. Bersifat toksik tinggi, terdiri atas unsur-unsur Hg, Cd, Pb, Cu dan Zn;

2. Bersifat toksik sedang, terdiri atas unsur-unsur Cr, Ni dan Co; dan

3. Bersifat toksik rendah terdiri atas unsur Mn dan Fe.

Tingkat atau daya racun logam berat terhadap organisme berbeda-beda

tergantung dengan sifat fisik dan kimianya. Menurut Sutamihardja et al. (1982),

daya racun logam berat berdasarkan sifat fisik dan kimianya dari tinggi ke rendah

terhadap hewan air yaitu merkuri (Hg), kadmium (Cd), seng (Zn), timah hitam

Page 21: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

8

(Pb), krom (Cr), nikel (Ni) dan kobalt (Co). Sedangkan menurut Darmono (1995),

urutan toksisitas logam berat paling tinggi ke rendah terhadap manusia yang

mengkonsumsi organisme laut yaitu Hg2+ > Cd2+ > Ag2+ > Ni2+ > Pb2+ > As2+ >

Cr2+ > Sn2+ > Zn2+.

Logam berat di lingkungan berasal dari sumber antropogenik maupun

alami. Kegiatan antropogenik memberikan kontribusi yang lebih besar dibanding

sumber alami. Proses alamiah seperti erosi bebatuan dan aktivitas gunung

berapi dapat menghasilkan logam berat. Batuan dan tanah di air permukaan

merupakan sumber alamiah terbesar dari logam dalam lingkungan perairan.

Sumber alami logam yang lain adalah pengendapan atmosferik, jatuhan

atmosferik, perubahan geologi dan vegetasi mati atau busuk. Sedangkan sumber

logam antropogenik adalah sampah domestik, limbah cair tambang dan buangan

industri bahan kimia pertanian, pembakaran bahan bakar fosil, industri metalurgi

dan elektronik (Hidayati, 2006).

Kandungan logam berat dalam perairan meningkat apabila limbah

perkotaan, pertambangan, pertanian dan industri yang banyak mengandung

logam berat masuk ke perairan. Dari berbagai limbah tersebut, umumnya yang

paling banyak mengandung logam berat adalah limbah perindustrian (Darmono,

2001). Pencemaran logam berat tersebut menyebabkan kerusakan lingkungan

yang signifikan dan permanen. Peningkatan logam berat dalam air juga akan

meningkatkan kadar logam berat dalam biota. Hal ini dikarenakan logam berat

masuk ke dalam tubuh biota laut melalui rantai makanan dan difusi melalui kulit

serta insang sehingga mengakibatkan bioakumulasi logam berat dalam tubuh

organisme laut (Kusumadewi, 2015). Dinamika logam berat di lingkungan dapat

dilihat pada Gambar 2.

Page 22: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

9

Perkotaan

Pengolahan limbah

Industri

Pertanian

Pertambangan

Penguapan

Penyerapan oleh organisme

Penyimpanan di sedimen

Transformasi biologi dan kimia

Pelepasan dari sedimen

Pengendapan dan pengembalian

dalam suspensi

Erosi pemupukan

Gambar 2. Dinamika Logam Berat di Lingkungan

Keterangan:

: logam berat

: sedimen

2.2 Logam Berat Kadmium (Cd)

Kadmium adalah salah satu logam berat dengan penyebaran yang sangat

luas di alam. Kadmium memiliki densitas sebesar 8,65 g/cm3. Logam ini

bernomor atom 48, berat atom 112,40 dengan titik cair 3210C dan titik didih

7650C. Cd di alam bersenyawa dengan belerang (S) sebagai greenocckite (CdS)

yang ditemui bersama dengan senyawa spalerite (ZnS). Kadmium merupakan

logam lunak (ductile) berwarna putih perak dan mudah teroksidasi oleh udara

bebas dan gas amonia (NH3) (Palar, 2004).

Berdasarkan sifat-sifat fisiknya, logam berwarna putih perak ini akan

kehilangan kilapnya bila berada dalam udara yang basah atau lembab serta akan

cepat mengalami kerusakan bila dikenai uap amoniak dan sulfur hidroksida.

Sedangkan berdasarkan sifat kimianya, logam berat Cd di dalam persenyawaan

Page 23: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

10

yang dibentuknya umumnya mempunyai bilangan valensi 2+. Sangat sedikit

yang mempunyai bilangan valensi 1+. Bila dimasukkan ke dalam larutan yang

mengandung ion OH, ion-ion Cd2+ akan mengalami proses pengendapan.

Endapan yang terbentuk dari ion-ion Cd2+ dalam larutan OH biasanya dalam

bentuk senyawa terhidrasi yang berwarna putih (Palar, 1994).

Kadmium bervalensi dua (Cd2+) adalah bentuk terlarut stabil dalam

lingkungan perairan laut pada pH di bawah 8. Kadar Cd di perairan alami

berkisar antara 0,29-0,55 ppb dengan rata-rata 0,42 ppb. Pada perairan yang

bersifat basa, kadmium mengalami hidrolisis, teradsorpsi oleh padatan

tersuspensi dan membentuk ikatan kompleks dengan bahan organik. Di perairan

alami, kadmium membentuk ikatan kompleks dengan ligan baik organik maupun

anorganik, yaitu Cd2+, Cd(OH)+, CdCl+, CdSO4, CdCO3 dan Cd organik. Ikatan

kompleks tersebut memiliki tingkat kelarutan yang berbeda (bila diurutkan dari

yang tertinggi ke yang rendah, yaitu Cd2+ > CdSO4 > CdCl+ > CdCO3 > Cd(OH)+)

(Sanusi, 2006).

Kadmium merupakan logam yang bersumber dari aktivitas alamiah dan

antropogenik. Secara alamiah Cd berasal dari letusan gunung berapi, jatuhan

atmosferik, pelapukan bebatuan dan jasad organik yang membusuk. Logam Cd

juga didapat dari kegiatan manusia, yaitu industri kimia, pabrik tekstil, pabrik

semen, tumpahan minyak, pertambangan, pengolahan logam, pembakaran

bahan bakar, dan pembuatan serta penggunaan pupuk fosfat. Dalam kehidupan

sehari-hari, mainan anak-anak, fotografi, tas dari vinil, dan mantel merupakan

sumber Cd (Darmono, 1995 dalam Hidayati, 2006).

Kadmium banyak digunakan dalam industri pelapisan logam, salah

satunya yaitu pabrik yang membuat Ni-Cd baterai. Bentuk garam Cd digunakan

dalam proses fotografi, gelas dan campuran perak, produksi elektrik, foto

Page 24: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

11

konduktor, dan fosforus. Kadmium asetat banyak digunakan pada proses industri

porselen dan keramik (Darmono, 2001).

2.2.1 Kandungan Logam Berat Cd di Perairan

Kadmium masuk ke dalam perairan melalui beberapa cara yaitu

dekomposisi atmosfer yang berasal dari kegiatan industri, erosi tanah dan

bebatuan, air hujan, kebocoran tanah pada tempat-tempat tertentu dan

penggunaan pupuk di lahan pertanian (Marganof, 2003). Angin menggerakkan

Cd di udara ke tanah dan air dalam bentuk partikulat. Pada manusia Cd masuk

ke dalam tubuh melalui rokok, makanan dan minuman yang mengandung Cd,

udara yang dihirup, perhiasan dan tempat kerja yang memaparkan Cd. Partikel

Cd yang sangat kecil dapat langsung masuk ke dalam paru-paru dan tubuh untuk

kemudian di transfer ke tulang, liver dan ginjal (Hidayati, 2006).

Perairan dengan pH tinggi akan menyebabkan kadmium mengalami

presipitasi atau pengendapan. Derajad keasaman (pH) dan kesadahan

merupakan faktor yang mempengaruhi toksisitas kadmium. Selain itu,

keberadaan seng dan timbal di perairan juga dapat meningkatkan toksisitas Cd.

Sifat racun Cd terhadap ikan yang hidup dalam air laut berkisar antara 10 – 100

kali lebih rendah daripada dalam air tawar yang memiliki tingkat kesadahan lebih

rendah. Toksisitas Cd meningkat dengan menurunnya kadar oksigen dan

kesadahan, serta meningkatnya pH dan suhu. Sedangkan toksisitas Cd turun

pada salinitas dengan kondisi isotonis dengan cairan tubuh hewan (Laws, 1993).

2.2.2 Kandungan Logam Berat Cd di Sedimen

Pencemaran Cd dalam sedimen atau tanah berasal dari penggunaan

pupuk yang mengandung Cd atau tercemar bahan industri. Tanah yang tercemar

Cd apabila ditanami atau didiami oleh organisme secara berkala akan

menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia yang mengkonsumsi

Page 25: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

12

tanaman pangan maupun organisme yang mendiami tempat tersebut (Soesanto,

1998).

Menurut Rudiyanti (2009), kandungan Cd dalam sedimen dipengaruhi

oleh jarak dan waktu. Pada lokasi yang semakin jauh dari sumber pencemar

maka kandungan logam berat Cd di sedimen juga akan semakin mengecil.

Kandungan logam berat Cd di dalam sedimen lebih tinggi dibandingkan

kandungannya di perairan atasnya. Hal ini dikarenakan sedimen mampu

mengikat senyawa organik dan anorganik dalam konsentrasi tinggi. Logam berat

dalam sedimen juga lebih banyak berada dalam bentuk endapan sehingga sulit

untuk lepas kembali ke perairan.

2.2.3 Kandungan Logam Berat Cd di Organisme

Logam berat yang ada di perairan suatu saat akan turun dan mengendap

pada dasar perairan dan membentuk sedimentasi. Hal ini akan menyebabkan

organisme yang mencari makan di dasar perairan (udang, rajungan dan kerang)

akan memiliki peluang yang besar untuk terpapar logam berat yang telah terikat

di dasar perairan dan membentuk sedimen (Rahman, 2006). Logam berat masuk

ke dalam jaringan tubuh biota menurut Simkiss dan Mason (1983) dalam

Afriansyah (2009), secara umum melalui tiga cara, yaitu:

1. Endositas

Endositas adalah pengambilan partikel-partikel permukaan sel dengan

membentuk saluran perpindahan oleh membran plasma. Proses endositas

berperan dalam pengambilan logam berat dalam bentuk tidak terlarut.

2. Diserap dari air

Kandungan logam berat dalam jaringan tubuh biota 90% berasal dari

penyerapan oleh sel epitel insang. Insang berperan sebagai organ yang

menyerap logam berat dalam air.

Page 26: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

13

3. Diserap dari makanan dan sedimen

Penyerapan logam berat dari makanan dan sedimen oleh biota

tergantung pada strategi makanan dan life histories dari biota yang diamati. Pada

jenis filter feeder seperti kerang darah, penyerapan logam berat berasal dari

makanan dan partikel yang tersaring.

Logam berat Cd logam berat kelas B, yaitu logam-logam yang terlibat

dalam proses enzimatik dan dapat menimbulkan polusi. Logam kelas B masuk

melalui ikatan protein (ligand binding). Logam kelas B lebih reaktif terhadap

ikatan ligan dengan sulfur dan nitrogen, sehingga hal ini sangat penting dalam

sistem fungsi metaloenzim yang bersifat racun terhadap metabolisme sel itu

sendiri. Apabila sitoplasma sel mengikat logam nonesensial atau sitoplasma

mengikat logam yang tidak semestinya maka akan menyebabkan rusaknya

kemampuan katalitik (detoksikasi) dari sel tersebut. Hal ini sering terjadi pada

sel-sel respirasi yaitu epitel insang yang menjadi rusak karena beberapa logam,

termasuk Cd yang termasuk kelas B terikat sebagai ligan. Pada kondisi perairan

terkontaminasi Cd merupakan salah satu logam yang tidak diregulasi oleh

organisme air. Logam tersebut terus-menerus terakumulasi oleh jaringan

organisme tersebut sehingga kandungannya dalam jaringan naik terus sesuai

dengan kenaikan konsentrasi logam dalam air, dan logam ini hanya diekskresi

oleh organisme air dalam jumlah yang sedikit (Darmono, 1995). Cd diekskresikan

sangat lamban dengan waktu paruh sekitar 30 tahun (Lu, 1995 dalam Hidayati,

2006).

Logam berat Cd juga masuk melalui sistem pencernaan. Makanan utama

kerang darah adalah detritus, fitoplankton dan mikroalga (FAO, 2009 dalam

Anggraeny, 2010). Makanan masuk melalui mulut kemudian ke kerongkongan

lalu masuk ke dalam lambung untuk diproses secara fisik dan kimiawi.

Selanjutnya makanan akan masuk ke dalam usus halus. Di sini sari-sari

Page 27: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

14

makanan akan diserap dan disebarkan ke seluruh tubuh. Logam berat Cd yang

tidak bisa diserap tubuh akan berikatan dengan salah satu protein yaitu thionein,

yang berperan dalam proses pengikatan atau penyekapan logam berat. Setelah

logam Cd terikat oleh protein (thionein), maka logam berat tersebut akan

menginduksi sintesis/terbentuknya Metallothionein (MT) (Binz, 2000).

Metallothionein memiliki dua fungsi utama yaitu sebagai pembersih radikal bebas

yang terdapat dalam tubuh organisme dan juga sebagai detoksifikasi logam

untuk mencapai homeostatis (Carpene et al., 2007). Kemampuan detoksifikasi

tersebut relative terbatas, sehingga logam berat yang berlebihan dalam tubuh,

akan didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh melalui pembuluh darah

(Soemirat, 2002 dalam Sunarsih, 2008). Setelah melalui tahap penyerapan sari-

sari makanan, bahan-bahan yang tidak diperlukan tubuh akan dibuang melewati

usus besar kemudian keluar melalui anus. Logam berat Cd yang tidak

dibutuhkan tubuh juga diekskresikan ginjal melaui urine dalam waktu yang cukup

lama.

2.3 Efek Logam Berat Kadmium pada Manusia

Logam berat di perairan banyak diakumulasi oleh biota di dalamnya

hingga berbagai tingkatan. Konsentrasinya semakin meningkat (biomagnifikasi)

mencapai kadar subletal hingga letal seiring dengan meningkatnya tingkatan

trofik dalam rantai makanan (Connel, 1995). Biomagnifikasi berhubungan

langsung dengan manusia yang menempati posisi top level dalam rantai

makanan pesisir, karena konsentrasi logam berat yang dikandung dalam

makanan kita telah mengalami peningkatan mulai dari komponen di tingkat

rendah (Wilson, 1988 dalam Muhajir, 2009).

Logam berat Cd yang terakumulasi di tubuh manusia dapat menyebabkan

penyakit tulang yang menimbulkan rasa nyeri yang dikenal dengan “itai-itai kyo”.

Page 28: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

15

Keracunan logam berat Cd dalam waktu lama dapat membahayakan kesehatan

paru-paru, tulang, hati, ginjal, kelenjar reproduksi, berefek pada otak dan

menyebabkan tekanan darah tinggi. Logam berat Cd juga bersifat neurotoksin

yang menimbulkan dampak kerusakan pada indera penciuman (Darmono, 1995).

Toksisitas kronis Cd pada manusia dapat menyebabkan kerusakan saraf

penciuman, kerusakan ginjal, emfisema dan kanker paru-paru. Keracunan Cd

juga menyebabkan produksi arteriosklerosis, hipertensi dan penyakit

kardiovaskular. Sedangkan pada toksisitas akut, logam berat Cd pada manusia

menyebabkan muntah, diare dan pneumonia yang parah. Selain itu, Cd

mempengaruhi aktivitas beberapa enzim. Adanya kandungan logam berat Cd

dalam tubuh mengakibatkan peningkatan aktivitas dari asam δ-aminolevulinic,

piruvat-dehidrogenase, dan piruvat dekarboksilase. Sementara itu, aktivitas

sintesis asam δ-aminolevulinic, alkohol dehidrogenase, arysulfatase dan

lipoamide terhambat karena keracunan Cd (Rana, 2007).

Beberapa gejala yang ditimbulkan akibat keracunan Cd yaitu iritasi perut,

diare dan muntah-muntah setelah mengkonsumsi makanan dan minuman yang

mengandung Cd. Selain itu juga menyebabkan iritasi paru-paru, merusak sistem

organ paru-paru (emfisema dan bronkitis), sistem imun menurun dan batu ginjal.

Bagi ibu hamil yang terpapar Cd di luar ambang batas akan melahirkan bayi

yang memiliki berat badan rendah (Hidayati, 2006).

Menurut Tarigan et al. (2003), kelarutan Cd dalam kondisi tertentu dapat

membunuh biota perairan. Biota yang tergolong bangsa udang-udangan

(crustacea) akan mengalami kematian dalam selang waktu 24 - 504 jam bila

terlarut logam atau persenyawaan Cd sebesar 0,005 – 0,15 mg/L. Untuk biota

yang tergolong ke dalam bangsa serangga (insecta) akan mengalami kematian

dalam selang waktu 24 – 672 jam bila terlarut logam Cd atau persenyawaan Cd

sebesar 0,003 – 18 mg/L. Sedangkan untuk biota-biota perairan yang tergolong

Page 29: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

16

dalam keluarga oligochaeta akan mengalami kematian dalam selang waktu 24 –

96 jam bila terlarut logam Cd atau persenyawaannya sebesar 0,0028 – 4,6 mg/L.

2.4 Kerang Darah (Anadara granosa)

2.4.1 Taksonomi

Kerang darah merupakan salah satu jenis kerang yang biasa ditemukan

pada sedimen lumpur maupun lumpur berpasir. Menurut Souji dan

Radhakrishnan (2015), taksonomi kerang darah adalah sebagai berikut:

Phylum : Moluska

Kelas : Bivalvia

Ordo : Arcoida

Famili : Arcidae

Genus : Anadara

Spesies : Anadara granosa

Gambar 3. Kerang darah (Anadara granosa) (Dokumentasi pribadi, 2017)

2.4.2 Morfologi dan Anatomi

Kerang darah merupakan kerang yang memiliki warna merah beragam.

Menurut Ambarwati dan Trijoko (2010), tubuh kerang darah memiliki warna

merah yang beragam. Beberapa diantaranya berwarna merha muda, merah

muda kecoklatan, hingga jingga kemerahan. Khusus pada kerang darah

(Anadara granosa) warna tubuhnya berwarna merah karena kandungan

Page 30: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

17

hemoglobin dalam darah kerang darah lebih banyak. Hal tersebut

memungkinkan kerang darah mendiami lingkungan dengan kandungan oksigen

yang rendah. Menurut Nurjanah et al. (2005), kerang darah memiliki 2 keping

cangkang yang tebal, kedua sisi sama, cangkang berwarna putih ditutupi

periostrakum yang berwarna kuning kecoklatan sampai coklat kehitaman. Kerang

dalam keadaan hidup memiliki ciri cangkang tertutup rapat bila terkena sentuhan.

Sedangkan kerang yang sudah mati cangkangnya sedikit terbuka dan menganga

yang diikuti oleh bau busuk (amoniak).

Gambar 4. Karakter morfologi kerang darah (Anadara granosa), TIC: tinggi cangkang, PC: panjang cangkang, TU: tinggi umbo, TEC: tebal cangkang (Butet, 2013)

Menurut Moment (1967), cangkang kerang dapat dibagi menjadi tiga

bagian. Lapisan terluar (periostracum) merupakan lapisan memiliki warna gelap

dan kecoklatan yang tersusun atas zat tanduk yang berfungsi melindungi lapisan

di dalamnya dari gangguan luar. Lapisan selanjutnya adalah lapisan prismatik

yang merupakan lapisan tengah yang tebal dan terdiri atas kalsium karbonat.

Lapisan terakhir, yakni lapisan nakre (nacreous) atau biasa disebut mother-of-

pearl karena pada lapisan ini terlihat seperti kilauan mutiara dan mengandung

material organik yang lebih besar dari lapisan prismatik.

Menurut Ekawati (2010), kerang darah yang masih berumur kecil memiliki

ukuran kurang dari 3 cm. Sedangkan kerang darah remaja memiliki ukuran 3 - 5

cm dan ukuran kerang dewasa berkisar antara 5-9 cm. Kerang darah memiliki

Page 31: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

18

tingkat akumulasi yang berbeda-beda sesuai tingkat umurnya. Kerang darah

yang berukuran <3 cm meiliki kemampuan akumulasi Cd antara 0,0070 – 0,0140

ppm. Sedangkan menurut Anggraeny (2010), kerang darah berukuran 3 - 5 cm

memiliki kemampuan akumulasi Cd antara 0,3625 - 0,4125 ppm.

Sistem pencernaan kerang darah dimulai dari mulut, kerongkongan,

lambung, usus dan akhirnya bermuara pada anus. Anus ini terdapat di saluran

yang sama dengan saluran untuk keluarnya air. Sedangkan makanan golongan

hewan kerang adalah hewan-hewan kecil yang terdapat dalam perairan berupa

protozoa, diatom dan lain-lain. Makanan ini dicerna di lambung dengan bantuan

getah pencernaan dan hati. Sisa-sisa makanan yang tidak digunakan oleh tubuh

dikeluarkan melalui anus (Muhajir, 2009).

Gambar 5. Anatomi Kerang Darah (Anggraeny, 2010)

2.4.3 Habitat dan Kebiasaan Makan

Kerang darah merupakan hewan air yang hidup di daerah pasang surut,

umumnya ditemukan di lahan pantai yang berada di antara daerah rataan

pasang dan rataan surut. Namun hampir tidak ditemukan di atas daerah pasang.

Kerang darah juga ditemukan pada daerah tropik dengan substrat lumpur halus

dan kadang-kadang berpasir. Namun, jumlah populasi tertinggi dapat ditemukan

Page 32: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

19

di lumpur halus yang ditumbuhi hutan bakau atau mangrove (Broom, 1985).

Selain itu, kerang darah juga ditemukan di daerah estuari dan padang lamun

dengan substrat berlumpur dan salinitas yang relatif rendah. Pada umumnya

kerang ini hidup hingga kedalaman ± 4-6 m di dalam substrat (WWF, 2015).

Kerang darah hidup mengelompok dan umumnya banyak ditemukan

pada substrat yang kaya kadar organik. Kerang darah merupakan makhluk “filter

feeder” yang mengakumulasi bahan-bahan yang tersaring di dalam insangnya.

Dalam prosesnya bakteri dan mikroorganisme lain yang ada di sekelilingnya

dapat terakumulasi dan mencapai jumlah yang membahayakan untuk

dikonsumsi (Muhajir, 2009).

Distribusi kerang darah meliputi Australia, Tropical Indo-West Pacific, Red

Sea, South China Sea, Vietnam, China, Hongkong (Xianggang), Thailand,

Philippines, New Caledonia, Jepang dan Indonesia yang tersebar di kawasan

pesisir pantai. Di Inonesia daerah persebaran kerang darah hampir di seluruh

pantai Indonesia, hidup di dasar daerah pasir berlumpur pada kedalaman hingga

4 meter dan perairan yang relatif tenang (Linnaeus, 1758 dalam Sidabutar,

2016). Sesuai dengan habitatnya, kerang darah makan dengan cara filter feeder.

Kerang darah memiliki cangkang yang lebih banyak terbuka di bawah air

sehingga partikel yang berada di bawah air akan masuk. Partikel-partikel air

maupun sedimen yang masuk akan disaring di insang kemudian akan masuk ke

dalam sistem pencernaannya (Rudiyanti, 2009).

2.5 Kualitas Air

Kualitas air merupakan karakteristik suatu perairan yang terdiri dari

parameter fisika, kimia dan biologi. Pengukuran kualitas air bertujuan untuk

mengetahui seberapa baik kondisi lingkungan bagi suatu organisme di

sekitarnya. Kualitas perairan juga mempengaruhi toksisitas logam berat dan

Page 33: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

20

pengendapannya ke dalam sedimen. Parameter kualitas air yang diukur pada

penelitian ini antara lain yaitu suhu, salinitas, Total Suspended Solid, pH, oksigen

terlarut dan Total Organic Matter.

2.5.1 Suhu

Suhu merupakan salah satu parameter fisika yang sangat penting di

perairan. Menurut Kordi dan Tancung (2007), suhu mempengaruhi aktivitas

metabolisme organisme, karena penyebaran organisme di dalam suatu perairan

ditentukan oleh suhu perairan tersebut. Perubahan suhu air yang drastis dapat

mematikan biota air karena terjadi perubahan daya angkut darah. Kenaikan suhu

tidak hanya meningkatkan metabolisme biota perairan, tetapi juga meningkatkan

toksisitas logam berat. Suhu air yang rendah akan meningkatkan adsorpsi logam

ke partikulat untuk mengendap, sedangkan saat suhu naik, senyawa logam berat

akan melarut ke dalam air karena penurunan tingkat adsorpsi ke dalam partikulat

(Palar, 2012).

Menurut Bangun (2005), adanya masukan limbah air panas dapat

meningkatkan suhu perairan. Peningkatan suhu menyebabkan perubahan

keadaan redoks yang mempengaruhi pelepasan logam berat dari sedimen. Hal

ini menyebabkan peraian yang memiliki suhu lebih panas, konsentrasi logam

berat di sedimen lebih rendah dibandingkan dengan perairan yang suhunya lebih

dingin.

2.5.2 Salinitas

Salinitas merupakan suatu ukuran konsentrasi ion-ion yang terlarut dalam

air yang diekspresikan dalam gram per liter (g/L) atau part per thousand (ppt).

Komponen utama ion-ion tersebut adalah sodium (Na+) dan klorida (Cl-). Selain

itu juga terdapat ion magnesium (Mg2+), kalsium (Ca2+), potasium (K+), sulfat

(SO4-) dan bikarbonat (HCO3). Kadar salinitas air laut berkisar antara 33 -37 ‰

Page 34: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

21

dengan rata-rata 34 ‰. Sedangkan daerah estuari memiliki salinitas antara 5

sampai 30 ‰ (Rusydi, 2012).

Kadar salinitas di setiap lokasi bisa berbeda-beda. Menurut Prasetyo

(2009), kadar salinitas dipengaruhi oleh jaraknya terhadap laut. Salinitas di

daerah muara lebih rendah dibandingkan dengan salinitas di daerah laut.

Salinitas berpengaruh terhadap keberadaan konsentrasi logam berat di perairan.

Penurunan salinitas di perairan akan menimbulkan peningkatan toksisitas logam

berat dan tingkat akumulasinya semakin besar (Rompas, 2010).

2.5.3 Poison of Hydrogen (pH)

Derajat keasaman atau pH dalam lingkungan perairan merupakan faktor

yang sangat penting karena dapat mempengaruhi konsentrasi logam berat di

perairan. Penurunan konsentrasi pH dapat meningkatkan toksisitas logam berat.

Pada pH yang tinggi logam berat akan mengalami pengendapan. Biota akuatik

biasanya menyukai pH 7-8,5 (Maslukah, 2006). Efek yang akan ditimbulkan jika

pH air laut tergolong asam antara lain penurunan nilai keanekaragaman plankton

dan benthos, bertambahnya jenis algae hijau yang berfilamen, proses nitrifikasi

terhambat, dan penurunan kelimpahan total dan biomassa zooplankton dan

benthos. Perairan yang bersifat asam tergolong tidak sehat (Irawan et al., 2009).

Bentuk logam di lingkungan perairan antara lain berupa ion bebas,

pasangan ion organik dan ion kompleks. Kelarutan logam berat dikontrol oleh

pH. Kenaikan pH menurunkan kelarutan logam berat dan mengubah kestabilan,

sehingga pH sangat mempengaruhi keberadaan logam berat dan demikian juga

sebaliknya (Palar, 2012).

2.5.4 Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen)

Oksigen terlarut merupakan salah satu unsur yang digunakan untuk

proses metabolisme organisme terutama pada saat respirasi. Selain itu juga

Page 35: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

22

dapat dijadikan sebagai petunjuk kualitas perairan. Sebagai salah satu indikator

dalam kualitas perairan, oksigen sangat penting dalam proses oksidasi dan

reduksi. Proses oksidasi dan reduksi inilah yang membantu dalam mengurangi

beban pencemaran seperti bahan organik maupun non organik pada perairan

secara alami. Oksigen terlarut berbanding lurus dengan nilai pH suatu perairan.

Rendahnya kadar oksigen terlarut dalam suatu perairan akan menyebabkan pH

perairan menjadi rendah. Begitu juga sebaliknya (Salmin, 2005).

Kelarutan logam berat sangat dipengaruhi oleh kandungan oksigen

terlarut. Pada daerah dengan kandungan oksigen yang rendah, daya larutnya

lebih rendah sehingga mudah mengendap. Logam berat seperti Zn, Cu, Cd, Pb,

Hg dan Ag akan sulit terlarut dalam kondisi perairan yang anoksik (Darmono,

1995). Biasanya, oksigen terlarut rendah ketika malam hari dan akan tinggi di

siang hari. Kadar oksigen terlarut dipengaruhi oleh waktu, musim, kekayaan

tumbuhan dan organisme akuatik (Arief, 2003).

2.5.5 Total Organic Matter (TOM)

Total Organic Matter menggambarkan kandungan bahan organik total

dalam suatu perairan yang terdiri dari bahan organik terlarut, tersuspensi dan

koloid. Bahan organik digunakan oleh biota perairan sebagai nutrien.

Kekurangan bahan organik dapat menghambat pertumbuhan organisme

tersebut. Namun, kandungan bahan organik yang berlebihan dapat

menyebabkan blooming algae yang berbahaya bagi kehidupan organisme

perairan (Perdana et al., 2013).

Menurut Maslukah (2013), kandungan bahan organik akan

mempengaruhi daya larut logam berat pada suatu perairan. Bahan organik

mempengaruhi proses adsorpsi, absorpsi dan desorpsi logam berat. Kandungan

logam berat akan semakin bertambah dengan bertambahnya bahan organik

Page 36: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

23

dalam sedimen. Hal ini dikarenakan logam berat di perairan biasanya

membentuk ikatan kompleks dengan ligan organik seperti asam humus.

Adsorpsi merupakan fenomena fisik yang terjadi antara molekul-molekul

fluida (gas atau cair) yang dikontakkan dengan suatu permukaan padatan.

Proses adsorpsi ini terjadi secara fisika yaitu proses penyerapan dengan

menggunkan adsorben seperti karbon aktif, silika gel, zeolit dan sebagainya.

Ketika permukaan padatan bereaksi dengan molekul gas atau cair, konsentrasi

atau cairan tersebut di permukaan lebih tinggi daripada fase gas atau cair,

disebut dengan absorpsi. Molekul tersebut akan terlepas dan berubah fase

kembali menjadi gas, disebut dengan fenomena desorpsi (Husina, 2012).

2.5.6 Total Suspended Solid (TSS)

TSS adalah residu dari padatan total yang tertahan oleh saringan dengan

ukuran partikel 2 µm atau lebih besar dari ukuran koloid. Golongan yang

termasuk TSS adalah lumpur, tanah liat, logam oksida, sulfida, ganggang, bakteri

dan jamur. TSS umumnya dihilangkan dengan flokulasi dan penyaringan. TSS

memberikan kontribusi untuk kekeruhan (turbidity) dengan membatasi penetrasi

cahaya untuk fotosintesis dan visibilitas di perairan. Total padatan tersuspensi

merupakan total padatan halus yang sukar larut dan sukar mengendap, sehingga

sangat berpengaruh terhadap kehidupan biota akuatik (Eryati, 2008).

Menurut Yusuf (2010), kandungan TSS dalam suatu perairan bisa

dijadikan indikator adanya pencemaran logam berat. Kandungan TSS yang

melebihi ambang batas disebabkan oleh beberapa macam faktor, dimana faktor

yang memberi pengaruh besar yaitu masukan pencemaran logam berat di

perairan. TSS bersumber dari erosi tanah yang terbawa ke badan air, limbah

industri cold storage, penyamakan kulit, garment dan sebagainya.

Page 37: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

24

3. MATERI DAN METODE

3.1 Materi Penelitian

Materi yang diteliti dalam penelitian ini berupa kadar Cd dalam daging

kerang darah, air dan sedimen dari Perairan Kenjeran. Parameter kualitas air

yang diukur antara lain parameter fisika dan kimia. Parameter kimia terdiri dari

salinitas, oksigen terlarut, pH, Total Suspended Solid (TSS) dan Total Organic

Matter (TOM). Sedangkan parameter fisika yang diukur yaitu suhu.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini terdapat pada

berbagai prosedur antara lain: pengukuran kandungan logam berat Cd di air,

sedimen dan daging kerang darah, pengukuran paramater kualitas air dan

pembedahan daging kerang darah. Alat dan bahan yang digunakan dalam

penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1.

3.3 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei yang

dijelaskan secara deskriptif dengan menggambarkan keadaan lokasi penelitian

secara nyata dan sesuai dengan kondisi di lapang. Menurut Narbuko dan

Achmadi (2003), penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk

menuturkan pemecahan masalah yang ada secara sistematis dan faktual

mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi. Jadi penelitian ini juga sekaligus

menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasi. Penelitian ini juga bisa

bersifat komperatif dan korelatif.

Penelitian ini terdiri dari beberapa tahap yaitu, survei, penentuan stasiun

pengamatan, pengumpulan data serta analisis statistik. Tahapan survei

dilakukan untuk mengetahui kondisi daerah penelitian sehingga dapat

Page 38: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

25

menentukan titik pengambilan sampel. Pengumpulan data dilakukan di lapangan

dan di laboratorium. Pengambilan data dilapangan berupa pengukuran kualitas

perairan, pengambilan sampel kerang darah, air dan sedimen. Pengumpulan

data di laboratorium bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi logam berat Cd

pada kerang darah, air dan sedimen, serta parameter kimia perairan (DO, TOM,

dan TSS). Pengumpulan data tersebut dilakukan di Laboratorium Kimia, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Universitas Brawijaya, Malang. Selain itu

analisis statistik di lakukan untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan

penelitian. Skema tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Skema Tahapan Penelitian

Page 39: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

26

3.3.1 Survei

Tahap pertama pada penelitian ini adalah survei lokasi. Menurut Sarwono

(2006), survei dilakukan untuk mengetahui informasi tentang objek penelitian dan

kondisi lokasi penelitian. Informasi tersebut bisa didapatkan secara langsung

melalui pengambilan sampel ataupun melalui wawancara dengan masyarakat di

sekitar lokasi penelitian. Hal ini dilakukan sebagai sarana penelitian lebih lanjut

dan mendalam.

Survei ini dilakukan pada bulan Desember minggu kedua dan ketiga. Hal

ini dilakukan untuk memahami kondisi lingkungan dan karakterisik perairan

Kenjeran, Surabaya sehingga memudahkan peneliti untuk menentukan stasiun-

stasiun pengambilan sampel. Selain itu, survei juga bertujuan untuk

mengumpulkan informasi tentang status pencemaran dan sumber pencemar di

Perairan Kenjeran, Surabaya.

3.3.2 Penentuan Lokasi Pengambilan Sampel

Stasiun pengambilan sampel dilakukan di perairan Kenjeran, Surabaya

secara purposive sampling menggunakan GPS sebanyak 3 stasiun. Teknik

purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel yang didasarkan pada

ciri-ciri atau sifat tertentu yang diperkirakan mempunyai sangkut paut erat

dengan ciri-ciri atau sifat yang terdapat dalam populasi yang sudah diketahui

sebelumnya (Narbuko dan Achmadi, 2003). Jadi, pengambilan sampel kerang

darah ditentukan berdasarkan sifat atau kondisi di sekitar stasiun tersebut. Lokasi

Perairan Kenjeran (Gambar 7) yang digunakan dalam penelitian ini antara lain

sebagai berikut:

1. Stasiun 1, merupakan daerah Pantai Kenjeran yang dipengaruhi oleh

aktivitas antropogenik seperti pemancingan, budidaya karamba, aktivitas

kapal dan pemukiman penduduk.

Page 40: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

27

2. Stasiun 2, merupakan daerah Perairan Kenjeran yang jauh dari daratan dan

berada di tengah laut dan dipengerahu oleh aktivitas budidaya bagan

tancap.

3. Stasiun 3 berada di dekat hutan mangrove dan Pantai Kenjeran Ria.

Gambar 7. Stasiun Pengambilan Sampel

3.4 Teknik Pengambilan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi

dua macam, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dari

hasil observasi dan dokumentasi. Sedangkan data sekunder dikumpulkan dari

literatur penunjang. Berikut data yang diambil dari penelitian ini:

3.4.1 Data Primer

Menurut Irawan (2011), data primer adalah data yang diperoleh peneliti

secara langsung (dari tangan pertama). Contoh data primer adalah data yang

diperoleh dari responden melalui kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau

juga data hasil wawancara peneliti dengan narasumber. Pada penelitian ini data

primer terdiri dari kandungan logam berat Cd pada kerang darah, air, dan

sedimen serta kualitas perairan (suhu, salinitas, TSS, pH, DO dan TOM).

Page 41: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

28

Sampel yang diambil pada penelitian ini yaitu air, sedimen dan kerang

darah. Pengambilan sampel dilakukan selama tiga minggu, setiap minggu satu

kali pengambilan sampel. Sampel air dan sedimen diambil di sekitar tempat

pengambilan kerang darah pada masing-masing stasiun. Setiap stasiun sampel

diambil pada 2 titik lokasi agar didapatkan hasil yang lebih akurat serta dapat

memberikan informasi terkait kandungan logam berat Cd di kerang darah, air dan

sedimen pada setiap minggunya.

Pada penelitian ini juga menggunakan dokumentasi berupa foto,

pengambilan dokumentasi dalam penelitian berupa pengambilan gambar

kegiatan penlitian. Menurut Sugiyono (2010), dokumentasi dapat diartikan

sebagai catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi sangat penting

dalam pemberian bukti dan keterangan pada penelitian.

3.4.2 Data Sekunder

Menurut Irawan (2011), data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti

dari instansi atau lembaga. Beberapa contoh data sekunder yaitu catatan atau

dokumentasi perusahaan berupa absensi, gaji, laporan keuangan publikasi

perusahaan, laporan pemerintah, data yang diperoleh dari majalah, jurnal-jurnal

ilmiah, buku-buku dan lain sebagainya. Hal ini lebih efektif dan efisien bila

dibandingkan dengan peneliti melakukan penelitian awal lagi.

Data sekunder dalam penelitian ini didapat dari studi literatur buku-buku

mengenai logam berat Cd, jurnal-jurnal tentang hubungan logam berat di kerang

darah, air dan sedimen, pembuatan laporan seperti karya ilmiah, tesis, skripsi,

disertasi maupun informasi yang diambil dari internet. Selain itu penelitian

terdahulu mengenai logam berat Cd yang digunakan sebagi acuan dalam

penelitian ini.

Page 42: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

29

3.4.3 Pengumpulan Data secara Insitu

1. Pengambilan Sampel Air dan Sedimen

Menurut Ramli (2015), pengambilan sampel air diambil langsung

menggunakan botol air mineral berukuran 330 ml. Sampel air yang diambil yaitu

air permukaan di sekitar lokasi pengambilan sampel kerang darah. Kemudian

diberi pengawet HNO3 pekat sebanyak 1 ml. Setelah itu sampel air dimasukkan

ke coolbox untuk kemudian dianalisis di laboratorium.

Pengambilan sedimen disesuaikan dengan jenis sedimen di daerah

tersebut. Daerah Pantai Kenjeran memiliki sedimen dengan struktur cenderung

lunak dan berlumpur, sehingga pengambilan sampel sedimen menggunakan alat

Ekman Grab. Sedimen diambil sebanyak ±200 gram dari tiap titik masing-masing

stasiun. Ekman grab berbentuk seperti kotak dengan sepasang rahang

meneyerupai sekop yang mampu menembus substrat tanpa merusak permukaan

lapisan atasnya. Prinsip kerja dari ekman grab yaitu, setelah alat dimasukkan ke

sedimen, maka rahang akan menutup segera setelah memperoleh substrat pada

posisi yang tepat. Ekman grab memiliki pintu berengsel di bagian atas yang

berfungsi untuk menjaga agar sedimen yang diperoleh tidak tercuci atau tersapu

oleh air (Putro, 2014).

2. Pengambilan Sampel Kerang Darah (Anadara granosa)

Menurut Chusein dan Ibrahim (2012), pengambilan sampel kerang darah

menggunakan bantuan alat tangkap garuk yang ditarik oleh perahu nelayan

secara melingkar pada setiap stasiun dari 3 stasiun yang sudah terpilih. Kerang

darah diambil sebanyak 10 ekor dari tiap stasiun. Selanjutnya kerang yang

ditangkap dari ke 3 stasiun tersebut dibersihkan dari kotoran-kotoran dan dipilih

yang masih hidup. Kerang darah kemudian dimasukan kedalam coolbox dan

diberi hancuran es batu, selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk di analisis.

Page 43: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

30

Berikutnya dilakukan sortasi kerang yang berukuran diameter 2 - 5 cm yang

masih hidup. Pengambilan kerang dengan ukuran tersebut dikarenakan ukuran

kerang darah yang lebih dari 2 cm memiliki kemamupuan lebih tinggi dalam

mengakumulasi logam berat dibandingkan dengan kerang darah yang berukuran

kecil (Putri, 2010).

3. Pengukuran Kualitas Perairan

Pengukuran parameter kualitas air bertujuan untuk mengetahui seberapa

baik kondisi lingkungan dalam suatu penelitian. Parameter kualitas perairan juga

mempengaruhi toksisitas logam berat dan pengendapannya ke sedimen

sehingga perlu untuk dilakukan pengukuran sebagai parameter dasar.

Pengukuran kualitas perairan secara insitu meliputi parameter yang terdiri

dari suhu, salinitas, dan pH. Pengukuran dilakukan dengan 2 kali pengulangan

pada setiap stasiun agar didapatkan hasil yang sesuai dengan kondisi aslinya.

a. Suhu

Pengukuran suhu di lapang menggunakan alat termometer. Prosedur

pengukuran suhu menurut Wibowo (2009), yaitu termometer terlebih dahulu

dikalibrasi dengan aquades, lalu dikeringkan. Setelah itu termometer

ditenggelamkan ke dalam perairan selama kurang lebih 3 menit. Hal ini dilakukan

agar pengukuran suhu memiliki tingkat akurasi yang baik. Pengukuran dilakukan

dengan membelakangi matahari agar suhu tidak terpengaruh oleh sinar

matahari.

b. Salinitas

Pengukuran salinitas di lapang menggunakan refraktometer. Prosedur

pengukuran salinitas menurut Wibowo (2009), yaitu mengkalibrasi refraktometer

terlebih dahulu menggunakan aquades. Kemudian dikeringkan dengan tisu

Page 44: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

31

secara searah. Selanjutnya air sampel diambil menggunakan pipet tetes dan

diteteskan pada prisma refraktometer. Nilai salinitas akan terbaca dari air yang

memiliki kandungan garam melalui prinsip pembiasan cahaya. Tingginya salinitas

bergantung kepada banyaknya kandungan garam dalam air sampel.

c. Poison of Hydrogen (pH)

Pengukuran pH di lapang menggunakan pH paper. Prosedur penggunaan

pH paper menurut Kordi dan Tancung (2007), yaitu memasukkan pH paper ke

dalam air sekitar 0,5 menit. Lalu dikibaskan sampai setengah kering kemudian

dicocokkan perubahan warna pada pH paper dengan kotak standart pH.

3.4.4 Pengumpulan Data Secara Ekssitu

Pengumpulan data secara ekssitu dilakukan di Laboratorium Kimia,

Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya, Malang. Parameter yang di analisis di

laboratorium meliputi pengukuran kualitas air (DO, TOM, TSS) dan analisis

logam berat Cd pada kerang darah, air dan sedimen.

1. Oksigen Terlarut (DO)

Oksigen terlarut diukur menggunakan metode titrasi di laboratorium.

Menurut Salmin (2005), pengukuran kadar DO dengan metode titrasi WINKLER

antara lain sebagi berikut:

Sampel air diambil menggunakan botol DO.

Ditambahkan larutan 2 ml MnSO4 dan 2 ml NaOH+KI, lalu dihomogenkan.

Ditunggu selama ± 30 menit hingga terbentuk endapan MnO2.

Larutan bening di bagian atas botol DO dibuang dan ditambahkan 1-2 mL

H2SO4 pekat. Kemudian dihomogenkan. Hal ini untuk melarutkan endapan.

Selanjutnya ditambahkan 3-4 tetes amylum.

Page 45: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

32

Dititrasi dengan Na-thiosulfat (Na2S2O3) 0,025 N sampai jernih pertama kali.

Volume Na2S2O3 yang terpakai dicatat.

Kemudian dihitung dengan rumus:

Keterangan: v titran : volume Na-thiosulfat N titran : normalitas Na-thiosulfat 8 : nilai ½ MR oksigen 1000 : konversi liter ke mililiter 4 : asumsi volume air yang tumpah saat botol DO ditutup (2 ml dari

2 mL MnSO4 dan 2 mL NaOH+KI)

2. Total Organic Matter (TOM)

Analisis Total Organic Matter dilakukan di laboratorium menggunakan

metode titrasi. Menurut Indriyastuti et al. (2014), prosedur pengukuran TOM

antara lain sebagai berikut:

Air sampel diambil menggunakan sebanyak 50 mL lalu dimasukkan ke

dalam erlenmeyer 100 mL.

Kemudian ditambahkan KMnO4 0,01 N 9,5 mL ke dalam sampel hingga

terjadi warna merah muda.

Selanjutnya ditambahkan 10 mL H2SO4.

Setelah itu dipanaskan di atas hot plate sampai suhu 700-800C, setelah itu

diangkat dan didinginkan hingga suhu 600-700C.

Ditambahkan larutan Na-oxalate 0,01 N perlahan sampai tidak berwarna.

Titrasi dengan kalium permanganat 0,01 N hingga warna merah muda. Catat

volume pemakaian KMnO4.

Apabila pemakaian larutan baku KMnO4 0,01 N lebih dari 7 mL, ulangi

pengujian dengan cara mengencerkan contoh uji.

Page 46: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

33

Hitung kandungan TOM dengan rumus di bawah ini:

Keterangan: x : mL titran untuk air sampel y : mL titran untuk aquades 31,6 : 1/5 dari BM KMnO4 (1 mol KMnO4 melepas 5 oksigen dalam

reaksi ini) 0,01 : molaritas KMnO4 1000 : konversi dari liter ke mililiter

3. Total Suspended Solid (TSS)

Penentuan konsentrasi TSS pada penelitian ini dilakukan di laboratorium.

Metode pengukuran TSS menurut Irmanto et al. (2012), antara lain sebagai

berikut:

Kertas saring terlebih dahulu dipanaskan dalam oven pada suhu 1050C

selama ±1 jam dan dimasukkan ke dalam desikator selama ±15 menit.

Kemudian kertas saring ditimbang untuk mengetahui berat bersihnya.

Sampel air sebanyak 100 mL dari masing-masing stasiun disaring (filtrasi)

dengan menggunakan kertas saring.

Kertas saring yang telah digunakan untuk filtrasi di atas kemudian

dimasukkan ke dalam oven yang dipanaskan pada suhu 1050C selama ±1

jam.

Setelah kering kemudian kertas saring dimasukkan ke dalam desikator

selama 15 menit.

Kertas saring dan residu yang sudah dioven dan didesikator lalu ditimbang

kembali bobotnya.

Page 47: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

34

Kemudian dihitung menggunakan rumus di bawah ini:

Keterangan: a : berat kertas saring sesudah pemanasan (g) b : berat kertas saring dan residu sesudah pemanasan (g) c : volume sampel air (mL) 1000 : konversi dari liter ke mililiter

4. Analisis Kadar Logam Berat Cd pada Air

Prosedur pengukuran logam berat Cd dalam air laut dilakukan di

Laboratorium Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya dengan metode

Atomic Absorption Spektrofotometry (AAS). Berikut ini adalah prosedur

pengukurannya:

a. Air sampel diambil menggunakan pipet volume sebanyak 25 mL, kemudian

dimasukkan ke dalam erlenmeyer 50 mL.

b. Menambahkan 2,5 mL aquades, dipanaskan di atas kompor listrik sampai

kering lalu didingankan.

c. Menambahkan 10 mL HNO3 2,5 N. Kemudian dipanaskan hingga volume

larutan tersisa menjadi ⅔ bagian, lalu didinginkan.

d. Menyaring sampel yang sudah didinginkan ke labu ukur 25 mL, kemudian

ditambahkan aquades sampai tanda batas, diaduk sampai homogen.

e. Membaca sampel dengan menggunakan Atomic Absorption

Spektrofotometry (AAS) memakai lampu Katoda yang sesuai dengan logam

yang akan diuji dan mencatat absorbansinya (misal: jika ingin menentukan

kadar logam Cd maka menggunakan lampu Cd).

Page 48: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

35

5. Analisis Kadar Logam Berat Cd pada Sedimen

Prosedur pengukuran logam berat Cd pada sedimen dilakukan di

Laboratorium Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya dengan metode

Atomic Absorption Spektrofotometry (AAS). Berikut ini adalah prosedur

pengukurannya:

a. Menimbang 2 gram sampel kering kemudian dimasukkan ke dalam

erlenmeyer 25 mL.

b. Menambahkan 10 mL larutan aquaregia (3HCl; 1HNO3), kemudian

dipanaskan di atas kompor listrik hingga kering, lalu didinginkan.

c. Menambahkan larutan HNO3 encer (2,5 N) sebanyak 10 mL dan

memanaskan kembali di atas kompor listrik perlahan-lahan selama ±5 menit

sambil diaduk dengan pengaduk kaca.

d. Menyaring ke dalam labu 100 mL dan menambahkan aquades hingga batas

kemudian diaduk sampai homogen.

e. Membaca sampel dengan menggunakan Atomic Absorption

Spektrofotometry (AAS) memakai lampu Katoda yang sesuai dengan logam

yang akan diuji dan mencatat absorbansinya (misal: jika ingin menentukan

kadar logam Cd maka menggunakan lampu Cd).

6. Analisis Kadar Logam Berat Cd pada Kerang Darah

Prosedur pengukuran logam berat Cd pada kerang darah dilakukan di

Laboratorium Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya dengan metode

Atomic Absorption Spektrofotometry (AAS). Berikut ini adalah prosedur

pengukurannya:

a. Menimbang 2 gram sampel kering kemudian dimasukkan ke dalam cawan

porselen.

Page 49: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

36

b. Memasukkan ke dalam temur dan dipanaskan pada suhu ±7000C selama ±2

jam sehingga menjadi abu.

c. Mendinginkan dan ditambahkan 5 mL larutan aquaregia (3HCl; 1HNO3),

setelah itu dipanaskan di atas kompor listrik hingga kering dan didinginkan

kembali.

d. Menambahkan larutan HNO3 encer (2,5 N) sebanyak 10 mL dan

memanaskan kembali di atas kompor listrik perlahan-lahan selama ±5 menit

sambil diaduk dengan pengaduk kaca.

e. Menyaring ke dalam labu 100 mL dan menambahkan aquades hingga batas

kemudian diaduk sampai homogen.

f. Membaca sampel dengan menggunakan Atomic Absorption

Spektrofotometry (AAS) memakai lampu Katoda yang sesuai dengan logam

yang akan diuji dan mencatat absorbansinya (misal: jika ingin menentukan

kadar logam Cd maka menggunakan lampu Cd).

3.5 Analisis Data

3.5.1 Analisis Data Regresi

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi korelasi

dengan model regresi linier berganda pada software SPSS versi 16.0. Analisis

regresi linear berganda merupakan analisis yang menjelaskan hubungan antara

logam berat Cd di sedimen yang merupakan variabel bebas (X1), logam berat Cd

di air yang merupakan variabel bebas (X2), dengan logam berat Cd di daging

kerang darah yang merupakan variabel terikat (Y). Hal ini digunakan untuk

mengetahui hubungan antara logam berat Cd di air dan sedimen dengan

kandungan logam berat Cd di daging kerang darah yang diambil dari Perairan

Kenjeran, Surabaya. Persamaan model regresi linier berganda menurut Walpole

(1990) yaitu:

Page 50: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

37

Keterangan: Y : variabel terikat (kadar logam berat Cd pada tubuh kerang darah) a : intersep atau perpotongan dengan sumbu tegak (y) b1 : kemiringan atau gradien variabel bebas ke-1 b2 : kemiringan atau gradien variabel bebas ke-2 X1 : variabel bebas ke-1 (kadar logam berat Cd sedimen) X2 : variabel bebas (kadar logam berat Cd di air)

3.5.2 Faktor Bioakumulasi dan Faktor Biokonsentrasi

Analisis akumulasi logam berat Cd oleh kerang darah menggunakan

rumus Faktor Bioakumulasi (BAF) dan Faktor Biokonsentrasi (BCF). Faktor

Bioakumluasi digunakan untuk melihat akumulasi kandungan logam berat Cd di

daging kerang darah dengan sumber makanannya detritus yang berada di

sedimen, kemudian dianalisis dengan menghitung nilai BAF. Perhitungan Faktor

Bioakumulasi menurut Szefer et al. (1999) dalam Liu et al. (2017), menggunakan

rumus:

Keterangan: BAF : Faktor Bioakumulasi Corg : konsentrasi logam berat pada makhluk hidup (ppm) Csed : konsentrasi logam berat pada sumber makanan (sedimen) (ppm)

Analisis data menggunakan Faktor Biokonsentrasi bertujuan untuk

mengetahui kemampuan kerang darah dalam mengakumulasi logam berat Cd

melalui biokonsentrasi. Menurut Connel (1995), perhitungan Faktor

Biokonsentrasi (BCF) menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan: BCF : Faktor Biokonsentrasi CB : konsentrasi logam berat pada makhluk hidup (ppm) CW : konsentrasi logam berat pada air (ppm)

Y = a + b1X1 + b2X2

Page 51: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

38

Menurut Van Esch (1977) dalam Amriani et al. (2011), terdapat tiga

kategori nilai BCF, antara lain sebagai berikut:

1. Nilai lebih besar dari 1000 masuk dalam kategori sifat akumulatif tinggi.

2. Nilai BCF 100 sampai 1000 disebut sifat akumulatif sedang.

3. BCF kurang dari 100 dikategorikan dalam kelompok sifat akumulatif rendah.

Page 52: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

39

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Letak geografis Pantai Kenjeran Surabaya yaitu antara 7˚15’19,60” LS -

7˚17’13,25” LS dan 112˚48’35,69” BT - 112˚48’40,72” BT (BLH Kota Surabaya,

2012). Pantai Kenjeran Surabaya terletak di bagian Timur Kota Surabaya dan

berbatasan langsung dengan Selat Madura. Batas-batas Pantai Kenjeran

terbentang pada 4 wilayah yaitu sebelah Utara Kelurahan Kedungcowek,

sebelah Timur Pulau Madura, sebelah Selatan komplek Perumahan Mentari dan

sebelah Barat Kelurahan Bulak. Peta Kota Surabaya dapat dilihat pada

Lampiran 2.

Topografi Pantai Kenjeran merupakan dataran rendah dengan ketinggian

tanah berkisar antara 2-3 meter dpl dan kemiringan 0-2%. Karakteristik air

lautnya relatif tenang dan saat terjadi pasang, ketinggian air laut mencapai 1,5

sampai 3 meter, sedangkan saat surut mencapai 0,1 sampai 1,5 meter

(Khomenie dan Umilia, 2013). Pantai Kenjeran merupakan daerah yang padat

penduduk dan sebagian besar berprofesi sebagai nelayan. Aktivitas penduduk

tersebut turut menyumbang adanya limbah logam berat di perairan. Lokasi

penelitian terletak pada 3 lokasi di sekitar Pantai Kenjeran dengan karakteristik

yang berbeda-beda.

4.1.1 Stasiun 1

Stasiun 1 terletak di kawasan pemukiman nelayan Kenjeran pada

koordinat 7014’28,17” LS dan 112047’59,36” BT. Stasiun 1 memiliki jenis substrat

yaitu lumpur liat berpasir dan gelombang laut yang tidak terlalu besar.

Kedalaman perairan berkisar antara 1 -2 meter. Sumber pencemar pada stasiun

1 berasal dari kegiatan rumah tangga ataupun kegiatan perikanan di sekitarnya.

Page 53: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

40

Diperkirakan limbah logam berat Cd masuk ke perairan melalui tumpahan bahan

bakar kapal dan buangan sampah dari kegiatan rumah tangga. Limbah tersebut

semakin lama akan bertambah jumlahnya di perairan dan sebagian akan

mengendap di dasar perairan sehingga bisa mempengaruhi habitat dari kerang

darah.

Gambar 8. Stasiun 1

4.1.2 Stasiun 2

Stasiun 2 berada di daerah laut Kenjeran pada koordinat 7014’13,88” LS

112048’23,75” BT. Stasiun ini memiliki kedalaman 4 meter. Jenis substrat pada

lokasi ini yaitu lumpur berpasir. Disekitar stasiun 2 terdapat bagan tancap yang

digunakan nelayan untuk budidaya kerang dan perikanan tangkap lainnya.

Diperkirakan adanya limbah logam berat berasal dari kapal nelayan yang

melewati kawasan ini untuk menangkap hasil tangkapan di laut maupun di bagan

tancap.

Gambar 9. Stasiun 2

Page 54: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

41

4.1.3 Stasiun 3

Stasiun 3 berada di kawasan hutan mangrove Kenjeran pada koordinat -

7014’56,97” LS dan 112048’25,51” BT. Kedalaman di lokasi ini berkisar antara 2-

3 meter dengan jenis substrat lumpur liat berpasir. Stasiun 3 berada di dekat

hiburan Pantai Kenjeran Ria, Surabaya. Selain itu, di daerah hutan mangrove

Kenjeran, Surabaya terdapat muara sungai yang menjadi aliran pembuangan

limbah dari berbagai macam kegiatan industri seperti industri cat, kertas,

peralatan listrik, baterai, maupun limbah rumah sakit dan obat-obatan. Limbah-

limbah tersebut diduga sebagai penyumbang limbah logam berat Cd terbanyak di

Perairan Kenjeran, Surabaya terutama dari industri baterai yang menggunakan

logam Cd sebagai salah satu bahan utamanya.

Gambar 10. Stasiun 3

4.2. Hasil Analisis Kadmium (Cd) pada Air, Sedimen dan Kerang Darah

(Anadara granosa)

Berdasarkan hasil pengukuran yang telah di lakukan di Laboratorium

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan (FMIPA), Universitas Brawijaya

Malang, rata-rata konsentrasi kadmium (Cd) pada air, sedimen dan daging

kerang darah dari Perairan Kenjeran, Surabaya dapat dilihat pada Gambar 11.

Sedangkan untuk seluruh data ulangan pada tiap stasiun dapat dilihat pada

Lampiran 3.

Page 55: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

42

Gambar 11. Grafik Rata-rata Logam Berat Kadmium (Cd) pada Air, Sedimen dan Kerang darah (Anadara granosa)

Berdasarkan Gambar 11, konsentrasi Cd dalam air dari Perairan

Kenjeran pada stasiun 1 berkisar antara 0,0057-0,0115 ppm dengan rata-rata

0,0087 ppm. Pada stasiun 2 konsentrasi Cd di air berkisar antara 0,005-0,0108

ppm dengan rata-rata 0,0075 ppm dan pada stasiun 3 berkisar antara 0,0043-

0,0079 ppm dengan rata-rata 0,0065 ppm. Nilai tertinggi didapat pada stasiun 1

dikarenakan lokasinya yang berada di dekat pemukiman nelayan dan Pasar

Bulak, dimana di daerah tersebut mendapat masukan dari berbagai limbah

seperti limbah rumah tangga, limbah perikanan, limbah pariwisata, dan buangan

sampah yang berasal dari kegiatan di Pasar Bulak. Logam berat Cd banyak

ditemui di daerah pembuangan sampah, aliran air hujan dan buangan limbah

rumah tangga serta limbah pengolahan ikan (Palar, 2012). Selain itu, lokasinya

yang berdekatan dengan daratan menyebabkan daerah ini mendapatkan

masukan berbagai limbah industri seperti industri pelapisan logam, industri

pembuatan baterai, industri tekstil dan sebagainya, dimana limbah tersebut akan

mengalir dari sungai menuju ke pantai. Hal ini didukung oleh pendapat Arisandi

(2001), yang menyatakan bahwa pencemaran logam berat Cd yang terjadi di

daerah Perairan Kenjeran terutama disebabkan oleh pembuangan limbah dari

Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3

Air 0,0087 0,0075 0,0065

Sedimen 0,9009 0,7992 0,7427

Kerang Darah 0,1462 0,1285 0,1195

0,00

0,20

0,40

0,60

0,80

1,00

Ko

nse

ntr

asi K

adm

ium

(m

g/L)

Page 56: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

43

industri yang menggunankan logam berat Cd dalam proses produksinya, seperti

industri pengolahan logam, cat dan pewarna baterai, percetakan, kertas, tekstil,

peralatan listrik dan sebagainya.

Rata-rata keseluruhan kandungan Cd di Perairan Kenjeran, Surabaya

yaitu sebesar 0,0076 ppm. Jika dibandingkan dengan baku mutu yang telah

ditetapkan oleh pemerintah RI (Kementrian Lingkungan Hidup No. 51 tahun 2004

tentang baku mutu air laut untuk biota laut), maka sudah melewati ambang batas

yang ditentukan yaitu sebesar 0,001 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa perairan

tersebut membahayakan bagi kelangsungan hidup biota laut yang ada di

dalamnya. Selain itu, konsentrasi logam berat Cd yang tinggi dalam perairan

biasanya akan diikuti oleh tingginya logam berat Cd di sedimen.

Berdasarkan Gambar 11, konsentrasi Cd dalam sedimen dari Perairan

Kenjeran pada stasiun 1 berkisar antara 0,6552 - 1,1363 ppm dengan rata-rata

0,9009 ppm. Pada stasiun 2 konsentrasi Cd dalam sedimen berkisar antara

0,005 - 0,9278 ppm dengan rata-rata 0,7992 ppm dan pada stasiun 3 berkisar

antara 0,5637 - 0,9121 ppm dengan rata-rata 0,7427 ppm. Perbedaan

konsentrasi kadmium tersebut tergantung pada kondisi lingkungan saat

pengamatan. Jumlah masukan logam berat ke perairan, arus dan laju

pengendapan diduga dapat mempengaruhi peningkatan konsentrasi Cd pada

sedimen (Sanusi, 2006). Adapun konsentrasi Cd tertinggi dalam sedimen didapat

pada stasiun 1 dan terendah pada stasiun 2. Hal ini dikarenakan pada stasiun 1

mendapat masukan logam berat yang lebih banyak dibandingkan stasiun

lainnya, sedangkan stasiun 2 berada di tengah laut dimana masukan limbah

logam berat sangat kecil.

Stasiun 1 dan stasiun 3 berada di dekat daratan yang juga mendapatkan

masukan limbah logam berat cukup tinggi dari berbagai limbah industri, namun

konsentrasi Cd di stasiun 3 lebih kecil. Hal ini dikarenakan stasiun 3 berlokasi di

Page 57: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

44

sekitar hutan mangrove, dimana pohon magrove dapat mengeliminasi

pencemaran logam berat (fitoremediasi). Menurut Hidayati (2006), ekosistem

mangrove merupakan barier biogeokimia terhadap bahan pencemar logam berat

dalam sedimen. Logam berat dieliminasi dengan beberapa cara, seperti 1)

fitostabilitasi, tumbuhan menstabilkan limbah dalam tanah; 2) fitostimulati, akar

tanaman menstimulasi penghancuran limbah dengan bantuan bakteri rhizosfer;

3) fitodegradasi, tanaman mendegradasi limbah; 4) fitoekstraksi, jaringan

tanaman, terutama daun mengakumulasi limbah; 5) fitovolatasi, limbah diubah

menjadi senyawa yang mudah menguap; serta 6) rhizofiltrasi, akar menyerap

limbah dari air. Tumbuhan mangrove dapat menyerap logam berat dan

menyimpannya dalam jaringan tubuh seperti daun, batang, dan akar, sehingga

dapat mengurangi tingkat pencemaran di air dan sedimen. Di samping itu, sistem

perakaran tumbuhan mangrove yang besar dan luas dapat menahan dan

memantapkan sedimen tanah, sehingga mencegah tersebarnya bahan

pencemar ke area yang lebih luas.

Secara keseluruhan rata-rata konsentrasi Cd dalam sedimen yaitu 0,81

ppm. Berdasarkan Dutch Quality Standart for Sediment (IADC/CDEA) (1997)

dalam Putri (2010), baku mutu logam berat dalam sedimen yang diperbolehkan

yaitu 0,8 ppm. Berdasarkan pernyataan tersebut maka konsentrasi Cd dalam

sedimen di Perairan Kenjeran, Surabaya masih dalam kisaran yang

diperbolehkan, sehingga tidak terlalu berbahaya bagi lingkungan.

Berdasarkan Gambar 11, konsentrasi Cd dalam kerang darah dari

Perairan Kenjeran pada stasiun 1 berkisar antara 0,101 - 0,2372 ppm dengan

rata-rata 0,1462 ppm. Pada stasiun 2 konsentrasi Cd dalam kerang darah

berkisar antara 0,0874 - 0,1904 ppm dengan rata-rata 0,1285 ppm dan pada

stasiun 3 berkisar antara 0,0721 - 0,2083 ppm dengan rata-rata 0,1195 ppm.

Nilai konsentrasi tertinggi didapat pada stasiun 1 sebesar 0,1462 ppm dan

Page 58: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

45

terendah pada stasiun 2 yaitu sebesar 0,1285 ppm. Perbedaan konsentrasi Cd

dalam kerang darah dipengaruhi oleh kondisi lingkungan di sekitar tempat

hidupnya. Logam berat yang terdapat di perairan akan mengendap di dasar

perairan dalam waktu tertentu, hal inilah yang menyebabkan logam berat bisa

berpindah ke dalam tubuh kerang darah. Logam berat masuk ke dalam tubuh

kerang darah melalui proses absorpsi. Absorpsi merupakan proses perpindahan

racun dari lingkungan ke dalam sirkulasi darah dengan melalui insang. Absorpsi,

distribusi dan ekskresi logam berat tidak dapat terjadi tanpa transpor melintasi

membran (Hutagalung et al., 1997). Logam berat merupakan logam yang

berperan dalam proses enzimatik. Jenis logam ini masuk ke dalam jaringan

melalui proses transportasi aktif, yaitu dengan membentuk ikatan protein (ligand

binding). Pasangan ion logam dalam air laut akan berbentuk (LCl)0, (LCO3)0,

(LSO4)0, (LCl2)

0, dan (LCl3)- yang ikatan ionnya bergantung pada pH air

(Darmono, 1995). Proses transportasi aktif dapat terjadi sejalan dengan

konsumsi ion logam untuk pertumbuhan dan akumulasi intraseluler ion logam

(Sunardi, 2011).

Perbedaan konsentrasi logam berat juga dipengaruhi oleh umur dan

ukuran dari kerang darah. Menurut Darmono (2001), kerang darah memiliki

habitat yang menetap, pergerakan lambat, serta memiliki cara makan yaitu

dengan cara menyaring air (filter feeder). Tubuhnya akan mengolah atau

mentransformasi setiap bahan racun (logam) yang masuk, sehingga akan

mempengaruhi daya racun atau toksisitas logam tersebut. Logam yang telah

mengalami biotransformasi dan tidak dapat diekskresikan atau dikeluarkan oleh

tubuh umumnya akan tersimpan dalam organ tertentu. Hal ini menunjukkan

bahwa semakin besar ukuran kerang maka akan semakin banyak kadar logam

berat yang terkandung di dalamnya (Prasetyo, 2009). Berdasarkan hasil

penelitian Putri (2010), kerang darah dengan ukuran kecil (<2,5 cm) dapat

Page 59: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

46

mengakumulasi logam berat Cd berkisar antara 0,1780-0,3000 ppm dengan rata-

rata 0,2101 ppm. Sedangkan kerang darah berukuran besar (>2,5 cm) dapat

mengakumulasi logam berat Cd berkisar antara 0,2125-0,4250 ppm dengan rata-

rata 0,2565 ppm.

Secara keseleruhan, rata-rata konsentrasi Cd dalam kerang darah yaitu

sebesar 0,13 ppm. Menurut The National Food Authory (NFA) (1995) dalam Putri

(2010), menyatakan bahwa kandungan kadmium pada kerang yang

diperbolehkan adalah sebesar 1 ppm. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka

konsentrasi Cd dalam kerang darah dari Perairan Kenjeran, Surabaya masih

layak untuk dikonsumsi.

4.3. Analisis Data

4.3.1 Analisis Hubungan Logam Berat Cd pada Air, Sedimen dan Kerang

Darah

Hasil analisis regresi berganda antara Cd pada air (X1) dan Cd pada

sedimen (X2) dengan kerang darah (Anadara granosa) (Y) mempunyai koefisien

korelasi (r) sebesar 0,969. Perhitungan regresi berganda dapat dilihat pada

Lampiran 4. Hal ini menandakan hubungan variabel X1 (air) dan X2 (sedimen)

pada Y (kerang darah) mempunyai korelasi yang sangat kuat. Koefisien

determinasi (R2) sebesar 0,939 yang artinya kontribusi variabel X1 dan X2

mempengaruhi variabel Y sebesar 93%. Persamaan regresi yang terbentuk yaitu

Y = -0,8 + 14,36X1 + 0,12X2. Persamaan tersebut menjelaskan bahwa setiap

kenaikan Cd pada air dapat meningkatkan konsentrasi Cd pada kerang darah

sebesar 14,36 dan setiap kenaikan Cd pada sedimen dapat meningkatkan

konsentrasi Cd pada kerang darah sebesar 0,12. Grafik regresi berganda

konsentrasi Cd di air dan sedimen terhadap Cd di kerang darah dapat dilihat

pada Lampiran 5.

Page 60: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

47

Kandungan logam berat Cd dalam air yang tinggi akan meningkatkan

kandungan logam berat Cd dalam kerang darah. Hal ini dikarenakan kerang

darah bersifat filter feeder, dimana kerang darah mencari makan dengan

menyaring air di sekitarnya. Menurut Hidayati (2006), kadmium akan

terakumulasi dalam jumlah cukup banyak pada invertebrata terutama bivalvia

(kerang). Logam berat akan membentuk ikatan protein-logam (metalotionin)

dalam proses metabolisme organisme tersebut. Darah terutama eritrosit akan

mendistribusikan Cd yang terserap ke seluruh organ tubuh. Organ tubuh yang

banyak mengakumulasi logam Cd adalah saluran pencernaan. Kerang kemudian

akan mengekskresikan Cd dalam jumlah sedikit melalui urine.

Secara umum, proses masuknya logam berat berawal dari masuknya

bahan pencemar dari limbah industri, kegiatan rumah tangga, limbah pariwisata,

dan kegiatan manusia lainnya ke badan perairan. Menurut Arisandi (2001),

sumber pencemar di daerah Pantai Timur Surabaya berasal dari 7 buah sungai

besar diantaranya Sungai Wonorejo dan Sungai Wonokromo. Kemudian limbah

dari sungai tersebut akan terbawa arus hingga ke muara lalu ke laut.

Selanjutnya, logam berat yang terdapat di perairan akan mengalami proses

sedimentasi ke dasar perairan. Hal ini akan memberikan pengaruh yang besar

bagi organisme yang hidup didasar perairan karena logam berat Cd akan mudah

masuk dalam tubuh organisme tersebut melalui proses respirasi ataupun saat

kerang darah mengambil makanan (plankton) dari lingkungan di sekitarnya.

Menurut Leslie dan Lee (1984) dalam Muhajir (2009), kerang darah merupakan

organisme yang dapat mengakumulasi bahan-bahan yang tersaring di dalam

insangnya. Dalam prosesnya, bakteri dan mikroorganisme lain yang ada di

sekelilingnya dapat terakumulasi dan mencapai jumlah yang membahayakan

untuk dikonsumsi.

Page 61: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

48

Konsentrasi Cd dalam kerang darah juga dipengaruhi oleh konsentrasi Cd

dalam sedimen. Umumnya konsentrasi Cd dalam sedimen lebih tinggi

dibandingkan dengan konsentrasi Cd dalam air. Hal ini dikarenakan logam berat

mempunyai sifat mengikat bahan organik dan mengendap di dasar perairan

kemudian bersatu dengan sedimen sehingga meningkatkan kandungan logam

berat dalam sedimen (Harahap, 1991 dalam Bangun, 2005). Tingginya

kandungan Cd dalam sedimen di Perairan Kenjeran menunjukkan bahwa Cd

yang terlarut dalam air laut mengalami pengendapan (sedimentasi) dalam jangka

waktu yang cukup lama. Logam berat yang tersuspensi dalam sedimen perairan

akan lebih lama bertahan sehingga sedimen memiliki kandungan logam berat

yang lebih tinggi dibandingkan kandungannya di kolom air (Rudiyanti, 2009).

Organisme yang hidup menetap di dasar perairan dan pergerakannya

lambat seperti kerang darah (Anadara granosa) tidak bisa menghindar dari

adanya kontaminasi logam berat Cd di sedimen. Selain itu toleransinya yang

tinggi terhadap adanya logam berat menyebabkan kerang darah mengakumulasi

logam berat Cd dalam tubuh lebih besar daripada hewan lainnya di perairan

(Darmono, 1995). Konsentrasi Cd yang terdapat dalam kerang darah akan

mengalami peningkatan (biomagnifikasi) dalam tingkatan trofik yang lebih tinggi

pada rantai makanan. Biomagnifikasi berhubungan langsung dengan manusia

yang menempati posisi top level dalam rantai makanan pesisir. Hal ini akan

membahayakan bagi manusia yang mengkonsumsi kerang darah dalam jangka

waktu yang panjang.

4.3.2 Faktor Bioakumulasi (BAF) dan Faktor Biokonsentrasi (BCF)

Nilai BAF dan BCF pada kerang darah dianalisis untuk mengetahui

kemampuan kerang darah dalam mengakumulasi logam berat yang terdapat di

Page 62: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

49

lingkungan hidupnya maupun di dalam makanannya. Nilai BAF dan BCF pada

kerang darah dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Nilai Faktor Bioakumulasi dan Faktor Bikonsentrasi Logam Berat Cd

Stasiun BAF (ppm) BCF (ppm)

1 0,1623 16,77

2 0,1607 17,05

3 0,1609 18,53

Rata-rata 0,1613 17,45

Keterangan: BAF : Bioaccumulation Factor yaitu perbandingan antara kandungan logam

berat pada biota dengan kandungan logam berat di sedimen BCF : Bioconcertation Factor yaitu perbandingan antara kandungan logam

berat pada biota dengan kandungan logam berat di air

Berdasarkan hasil perhitungan nilai BAF dan BCF yang terdapat pada

Lampiran 6, kerang darah merupakan organisme yang memiliki kemampuan

mengakumulasi logam berat Cd dari perairan ataupun sedimen. Nilai akumulasi

dan konsentrasi logam berat Cd yang ada di dalam tubuh kerang darah berbeda-

beda. Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan kerang darah dalam mengabsorpsi

dan mengekresikan logam yang ada di perairan dan dipengaruhi oleh ikatan-

ikatan kimia dari setiap logam yang terlarut di dalam perairan. Menurut Hidayah

et al. (2014), akumulasi logam berat dalam tubuh organisme tergantung pada

konsentrasi logam berat dalam air/lingkungan, suhu, pH, dan oksigen terlarut.

Logam berat dapat masuk ke dalam jaringan tubuh biota dengan beberapa cara

yaitu melalui saluran pernafasan, pencernaan dan penetrasi melalui kulit

(Darmono, 2001). Adanya kontaminasi dengan logam berat secara terus

menerus dapat meningkatkan akumulasi dalam tubuh biota, baik biota yang

hidup mencari makan di kolom perairan maupun di dalam sedimen (Ahmad,

2009).

Berdasarkan Tabel 1, nilai Faktor Bioakumulasi (BAF) berkisar antara

0,1607 – 0,1623 dengan nilai tertinggi pada stasiun 1 dan terendah pada stasiun

2. Menurut Jansen et al. (1997) dalam Kadir (2013), apabila nilai BAF > 1 berarti

Page 63: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

50

organisme tersebut memiliki kemampuan yang tinggi mengakumulasi logam

berat dalam tubuhnya, sebaliknya BAF < 1 berarti organisme tersebut memiliki

kemampuan rendah dalam mengakumulasi logam berat di dalam tubuhnya.

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka kerang darah termasuk organisme

perairan yang memiliki kemampuan rendah dalam mengakumulasi logam berat

Cd yang berasal dari sedimen.

Selain Faktor Bioakumulasi (BAF), dianalisis pula Faktor Biokonsentrasi

(BCF) untuk mengetahui kemampuan kerang darah dalam mengakumulasi

logam berat yang terlarut dalam air. Berdasarkan Tabel 1, nilai BCF berkisar

antara 16,77 – 17,45 dengan nilai tertinggi berada pada stasiun 3 dan terendah

pada stasiun 1. Hal ini menunjukkan rata-rata kerang darah pada stasiun 3

memiliki kemampuan lebih baik dalam mengakumulasi Cd di dalam tubuhnya

dibandingkan dengan kerang darah yang berlokasi di stasiun lainnya. Menurut

Van Esch (1977) dalam Amriani et al. (2011), terdapat tiga kategori nilai BCF

yaitu, kategori sifat akumulatif tinggi (BCF>1000), sifat akumulatif sedang

(BCF:100-1000), dan sifat akumulatif rendah (BCF<100). Berdasarkan

pernyataan tersebut, maka kerang darah bersifat akumulatif rendah terhadap

logam berat Cd. Meskipun bersifat akumulatif rendah, keberadaan logam berat

Cd pada kerang darah tetap harus diwaspadai karena sifat logam berat itu

sendiri yang akumulatif jika dikonsumsi terus menerus dalam jangka waktu yang

lama sehingga menimbulkan keracunan yang bersifat kronis. Menurut Darmono

(2001), keracunan Cd kronis dapat menyebabkan gangguan kardiovaskular dan

hipertensi, hal tersebut dikarenakan tingginya afinitas jaringan ginjal terhadap

kadmium. Selain itu, kadmium juga dapat menyebabkan terjadinya gejala

osteomalasea karena terjadi interferensi daya keseimbangan kandungan kalsium

dan fosfat dalam ginjal.

Page 64: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

51

4.4. Analisis Parameter Kualitas Air

Data kualitas air yang diukur selama penelitian di Perairan Kenjeran,

Surabaya terdiri dari suhu, salinitas, pH, DO, TOM dan TSS. Pengukuran

dilakukan selama 3 kali dengan 2 kali ulangan. Hasil pengukuran kualitas air

dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Data Parameter Kualitas Air

Stasiun Minggu

ke-

Data Kualitas Air

Suhu (0C)

pH Salinitas

(‰) DO

(mg/L) TOM

(mg/L) TSS

(mg/L)

1

1 28,5 8,3 24,5 4,62 37,92 898

2 29 9 25 4,43 24,02 608

3 32 8,3 25 5,98 52,46 614

Rata-rata 29.83 8,48 24,83 5,01 38,13 706,67

2

1 29 8,30 27 6,16 7,58 774

2 30 9 26,5 7,04 5,69 549

3 31 9 26 8,66 37,29 431

Rata-rata 30 8,78 26,5 7,29 16,85 584,67

3

1 28.5 8 25 5,70 12,01 985

2 29 8 26 6,37 8,22 811

3 30.75 8 25,5 6,17 44,24 946

Rata-rata 29.42 8 25,5 6,08 21,49 914

Standar Baku Mutu

28 - 32** 7 – 8,5** 33 – 34** 4 – 8* <20* 20 - 80**

Keterangan: * : Ghufran dan Kordi, 2010 ** : Kementrian Lingkungan Hidup Indonesia No. 51 Thn 2004 (Lampiran 7)

4.4.1 Suhu

Suhu merupakan parameter lingkungan yang digunakan untuk

mempelajari proses fisika, kimia dan biologi. Peningkatan suhu akan

mempengaruhi aktivitas organisme dan berpengaruh pada toksisitas logam berat

(Hutagalung, 1984). Menurut Palar (2004), kenaikan suhu akan mengurangi

adsorpsi senyawa logam berat pada partikel. Suhu air yang lebih dingin akan

meningkatkan adsorpsi logam berat ke partikel untuk mengendap di dasar.

Hasil pengukuran suhu yang dilakukan di Perairan Kenjeran Surabaya

pada bulan Februari 2017 di 3 lokasi diperoleh kisaran suhu di stasiun 1 antara

28-32OC dengan rata-rata 29,83OC. Pada stasiun 2 diperoleh kisaran suhu antara

Page 65: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

52

28,5-32OC dengan rata-rata 30OC dan pada stasiun 3 diperoleh suhu berkisar

antara 28,5-31OC dengan rata-rata 29,42OC. Berdasarkan data tersebut, rata-rata

suhu tertinggi diperoleh pada stasiun 2 sebesar 30OC. Hal ini dikarenakan

lokasinya yang berada di tengah laut sehingga menerima pancaran sinar

matahari yang lebih banyak dibandingkan lokasi lainnya. Sedangkan nilai suhu

terendah berada pada stasiun 3 yang berada di sekitar hutan mangrove. Adanya

hutan mangrove tersebut memberikan keteduhan di perairan sekitarnya sehingga

suhu menjadi lebih rendah. Menurut Massinai et al (2013), suhu permukaan

bersifat dinamis dan sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur cuaca seperti

intensitas radiasi matahari, tekanan udara, curah hujan dan kelembaban udara.

Unsur-unsur tersebut dapat menentukan derajat panas suatu perairan.

Secara keseluruhan nilai suhu di Perairan Kenjeran berkisar antara 28 -

32 OC. Menurut baku mutu yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup

Indonesia Nomor 51 Tahun 2004 tentang baku mutu air laut dan biota laut, nilai

suhu yang diperkenankan yaitu berkisar antara 28-320 C. Berdasarkan data

tersebut maka suhu Perairan Kenjeran masih dalam kisaran optimum untuk

kehidupan biota laut di dalamnya.

4.4.2 Salinitas

Salinitas merupakan kandungan garam terlarut dari suatu perairan dalam

1 kilogram air laut dan dinyatakan dalam permil (‰). Biasanya kisaran salinitas

air laur berkisar antara 0-40‰ yang berarti kandungan garam dalam perairan

adalah 0-40 per kilogram air laut (Romimohtarto dan Juwana, 2005). Salinitas

perairan sangat berpengaruh terhadap logam berat. Bila terjadi penurunan

salinitas karena adanya proses desalinasi (pemisahan kandungan garam secara

alami) maka akan menyebabkan peningkatan daya toksik dan bioakumulasi

logam berat (Erlangga, 2007).

Page 66: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

53

Hasil pengukuran salinitas di lapang didapatkan nilai salinitas pada

stasiun 1 berkisar antara 24-26‰ dengan rata-rata 24,83‰. Pada stasiun 2 nilai

salinitas berkisar antara 26-28‰ dengan rata-rata 26,5‰ dan pada stasiun 3

berkisar antara 25-26‰ dengan rata-rata 25,5‰. Perbedaan tinggi rendahnya

salinitas tersebut dipengaruhi oleh lokasi pengambilan sampel. Nilai salinitas

tertinggi berada pada stasiun 2 yang berlokasi di tengah laut Kenjeran dengan

kedalaman 4 meter dan nilai salinitas terendah diperoleh stasiun 1 yang

berlokasi di sekitar pemukiman nelayan dengan kedalaman air 1 meter. Menurut

Maslukah (2006), lapisan perairan pada permukaan cenderung memiliki salinitas

rendah dibandingkan dengan salinitas dasar perairan. Stratifikasi salinitas ini

juga terjadi secara horizontal dimana stasiun yang berada jauh dari muara

mempunyai salinitas lebih tinggi daripada stasiun yang berada di dekat muara.

Secara keseluruhan nilai salinitas di Perairan Kenjeran berkisar antara

24–28 ‰. Menurut baku mutu yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan

Hidup Indonesia Nomor 51 Tahun 2004 tentang baku mutu air laut dan biota laut,

nilai salinitas alami yang diperbolehkan yaitu berkisar antara 33-34 ‰.

Berdasarkan data tersebut maka salinitas Perairan Kenjeran masih berada di

bawah nilai baku mutu dan tergolong pada kondisi baik untuk kehidupan biota.

4.4.3 Poison of Hydrogen (pH)

Poison of Hydrogen (pH) adalah suatu ukuran dari konsentrasi ion

hidrogen dan menunjukkan sifat asam atau basa suatu perairan. Perubahan pH

suatu perairan dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain: hujan asam, polusi

dan kadar karbondioksida sebagai akibat dari respirasi (Rusydi, 2012). Poison of

Hydrogen (pH) merupakan indikator lingkungan yang juga digunakan sebagai

indikator logam berat dimana semakin tinggi kadar pH maka semakin rendah

toksisitasnya (Soemirat, 2009).

Page 67: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

54

Kenaikan pH dapat menurunkan logam yang ada di perairan. Hal ini

dikarenakan pH dapat mengubah kestabilan dan bentuk karbonat menjadi

hidroksida yang akan membentuk ikatan dengan partikel air. Ikatan tersebut akan

membentuk lumpur (Palar, 2012). Nilai pH yang tinggi dapat mengurangi

toksisitas pada logam berat karena nilai pH yang tinggi di dalam air dapat

membentuk suatu senyawa kompleks yang dapat mengendap di dasar perairan.

Namun apabila pH perairan rendah, maka dapat menyebabkan logam berat di

perairan semakin meningkat (Hutagalung, 1984).

Hasil pengkuran pH di Perairan Kenjeran didapatkan bahwa nilai rata-rata

pH pada stasiun 1 sebesar 8,48. Pada stasiun 2 memiliki nilai rata-rata sebesar

8,78 dan pada stasiun 3 sebesar 8. Berdasarkan Tabel 2, hasil pengukuran pH di

setiap stasiun tidak berbeda jauh. Nilai pH tertinggi berada pada stasiun 2

dengan nilai rata-rata pH 8,78 Hal ini dikarenakan lokasi stasiun 2 berada di

tengah laut sehingga menyebabkan nilai pH menjadi lebih tinggi dibandingkan

dengan dua lokasi lainnya yang berada di dekat daratan. Menurut Kordi dan

Gufron (2011), air laut mempunyai daya penyangga (buffer) yang besar terhadap

perubahan pH. Hal ini menyebabkan air laut bisa mengendalikan sifat asam atau

basa yang masuk ke dalam perairan. Umumnya pH air laut berkisar antara 7,6–

8,7. Menurut Wardhana (2004), salah satu faktor yang mempengaruhi pH di

suatu perairan adalah masukan air tawar atau air sungai. Faktor-faktor lain yang

mempengaruhi pH di suatu perairan antara lain suhu, oksigen terlarut, CO2 dan

alkalinitas. Penurunan pH biasanya di pengaruhi oleh peningkatan kadar CO2

(Nontji, 2005).

Poison of Hydrogen (pH) merupakan faktor yang paling berpengaruh

terhadap adanya logam berat dalam perairan,sedimen maupun kerang darah.

Hal ini dikarenakan pH sangat penting dalam perubahan fisik dan kimia logam

berat, kelarutan dari mineral, transport dan kemampuan logam berat dapat

Page 68: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

55

diserap oleh organisme. Poison of Hydrogen (pH) mempengaruhi proses

adsorpsi-desorpsi logam berat dalam tubuh kerang darah. Logam berat akan

memiliki kelarutan yang sangat rendah pada kondisi pH perairan alami,

sedangkan pada pH rendah kelarutan logam berat di perairan akan semakin

meningkat (Afriansyah, 2009). Menurut baku mutu yang dikeluarkan oleh

Kementrian Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004, pH air yang baik untuk

biota laut adalah berkisar antara 7–8,5. Berdasarkan hal tersebut, maka nilai pH

di Perairan Kenjeran masih tergolong baik untuk kehidupan biota laut.

4.4.4 Dissolved Oxygen (DO)

Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen) dibutuhkan oleh semua jasad hidup

untuk pernafasan, proses metabolisme, pertukaran zat dan kemudian

menghasilkan energi untuk pertumbuhan. Selain itu, oksigen terlarut juga

dibutuhkan untuk oksidasi bahan organik dan anorganik (Salmin, 2005). Oksigen

terlarut dapat mempengaruhi toksisitas logam berat dalam suatu perairan.

Menurut Wahyuni et al (2013), konsentrasi oksigen terlarut berbanding terbalik

dengan kadar logam berat di perairan, dimana semakin rendah kadar oksigen

maka semakin tinggi toksisitas logam berat begitu juga sebaliknya.

Hasil pengukuran DO di lapang didapatkan nilai DO pada stasiun 1

berkisar antara 4,38–6,01 mg/L dengan rata-rata 5,01 mg/L. Pada stasiun 2 nilai

DO berkisar antara 6,07–8,81 mg/L dengan rata-rata 7,29 mg/L dan pada stasiun

3 berkisar antara 5,3–6,69 mg/L dengan rata-rata 6,08 mg/L. Berdasarkan data

tersebut, maka rata-rata DO tertinggi berada pada stasiun 2 yaitu sebesar 7,29

mg/L yang berlokasi di tengah Laut Kenjeran. Secara umum nilai konsentrasi

oksigen terlarut di perairan menunjukkan nilai yang semakin tinggi ke arah laut

lepas. Hal ini disebabkan oleh pengaruh massa air baik arus maupun gelombang

yang menyebabkan konsentrasi limbah tersebar, sehingga kosentrasinya lebih

Page 69: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

56

kecil dibandingkan dengan stasiun yang berada di dekat muara. Pergerakan arus

maupun gelombang juga meningkatkan difusi oksigen dari udara ke kolom

perairan (Sarjono, 2009).

Perbedaan kandungan DO antar stasiun tidak terlalu signifikan dan masih

tergolong dalam nilai yang baik untuk kehidupan organisme perairan. Secara

keseluruhan kandungan DO di Perairan Kenjeran yaitu berkisar antara 4,38 –

8,81 mg/L. Menurut Gufran dan Kordi (2010), kandungan DO optimum untuk

kehidupan biota laut yaitu berkisar antara 4–8 mg/L.

4.4.5 Total Organic Matter (TOM)

Total Organic Matter (TOM) atau bahan organik total menggambarkan

kandungan bahan organik total suatu perairan yang terdiri dari bahan organik

terlarut tersuspensi (partikulat) dan koloid (Hariyadi et al., 1992). Proses

dekomposisi bahan organik di perairan membutuhkan kandungan oksigen

terlarut yang cukup, apabila kandungan oksigen terlarut tidak mencukupi maka

akan terjadi kondisi anaerob yang akan membahayakan biota perairan. Hal ini

dikarenakan pada kondisi anaerob akan menghasilkan amoniak (NH3), nitrit dan

H2S yang berdampak buruk bagi kualitas perairan, kelangsungan hidup dan

kesehatan biota perairan (Kordi dan Tancung, 2005).

Hasil pengukuran TOM di Perairan Kenjeran didapatkan nilai TOM pada

stasiun 1 berkisar antara 15,17–53,09 mg/L dengan rata-rata 38,13 mg/L. Pada

stasiun 2 nilai TOM berkisar antara 3,79–37,92 mg/L dengan rata-rata 16,85

mg/L dan pada stasiun 3 berkisar antara 7,58–45,50 mg/L dengan rata-rata

21,49 mg/L. Berdasarkan Tabel 2, nilai TOM pada minggu ke-3 pada tiap stasiun

mengalami kenaikan yang tinggi. Hal ini disebabkan pada minggu ke-3 cuaca

sedikit mendung dengan kecepatan angin yang cukup besar sehingga

menyebabkan arus dan gelombang yang tinggi di lokasi pengamatan. Adanya

Page 70: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

57

gelombang tinggi tersebut menyebabkan pengadukan di badan perairan

sehingga kandungan bahan organik di dasar ikut terangkat ke atas dan

menyebabkan nilai tinggi pada TOM. Menurut Satriadi dan Widada (2004),

kecepatan angin akan menimbulkan tegangan pada permukaan laut, sehingga

permukaan air yang semula tenang akan terganggu dan timbul riak gelombang

kecil di permukaan. Gelombang berpengaruh terhadap transpor sedimen dan

bahan organik dari laut ke daerah pantai hingga bergerak masuk ke muara

sungai. Semakin besar gelombang semakin besar pula pengadukan yang terjadi

di kolom perairan dan semakin besar pula sedimen dan bahan organik yang

terbawa ke arah pantai maupun muara sungai.

Menurut Ghufron dan Kordi (2010), kandungan TOM yang baik untuk

kehidupan organisme perairan yaitu tidak lebih dari 20 mg/L. Berdasarkan

pernyataan tersebut stasiun 1 dan stasiun 3 melebihi ambang batas optimum,

sedangkan pada stasiun 2 masih dalam kisaran optimum. Hal ini dikarenakan

lokasi stasiun 1 dan stasiun 3 yang berada di daerah pemukiman nelayan dan di

sekitar hutan mangrove kenjeran. Intensitas suplai bahan organik yang masuk ke

perairan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain debit sungai, curah

hujan dan luas daerah aliran sungai (DAS), intensitas penduduk pada daerah

aliran sungai dan kondisi musim. Pada musim penghujan jumlah suplai nutrien

besar dan pada musim kemarau jumlah suplai nutrien kecil (Faizal et al., 2012).

4.4.6 Total Suspended Solid (TSS)

Total Suspended Solid (TSS) adalah bahan-bahan tersuspensi (diameter

lebih dari 1 µm) yang tertahan pada kertas saring dengan diameter pori 0,45 µm.

TSS terdiri dari lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad renik terutama yang

disebabkan oleh kikisan tanah atau erosi yang terbawa ke dalam badan air

(Afriansyah, 2009). Hasil pengukuran TSS di Perairan Kenjeran didapatkan nilai

Page 71: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

58

TSS pada stasiun 1 berkisar antara 480-988 mg/L dengan rata-rata 706,67 mg/L.

Pada stasiun 2 nilai TSS berkisar antara 426-872 mg/L dengan rata-rata 584,67

mg/L dan pada stasiun 3 berkisar antara 736-1000 mg/L dengan rata-rata 914

mg/L.

Berdasarkan data di atas, nilai rata-rata TSS tertinggi berada pada

stasiun 3 dengan nilai 914 mg/L. Hal ini dikarenakan stasiun 3 berdekatan

dengan muara sungai yang mengalirkan berbagai macam limbah ke dalam

perairan seperti limbah rumah tangga, limbah pertanian, limbah industri dan

sebagainya. Konsentrasi TSS dalam perairan dapat mempengaruhi kandungan

logam berat, nilai TSS yang tinggi atau yang mengalami kenaikan

mengakibatkan nilai konsentrasi logam berat menurun. TSS dapat

mempengaruhi proses adsorpsi logam berat terlarut. Logam berat yang

diadsorpsi oleh partikel tersuspensi akan menuju dasar perairan yang

menyebabkan kandungan logam berat di air menjadi lebih rendah (Rachmawati,

2009 dalam Rachmaningrum et al., 2015).

Secara keseluruhan nilai TSS Perairan Kenjeran berkisar antara 426 –

1000 mg/L. Menurut baku mutu yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan

Hidup Indonesia Nomor 51 Tahun 2004 tentang baku mutu air laut dan biota laut,

nilai TSS yang diperbolehkan yaitu berkisar antara 20–80 mg/L. Berdasarkan

pernyataan tersebut, maka kandungan TSS di Perairan Kenjeran Surabaya

melebihi baku mutu yang telah ditetapkan. Menurut Sari dan Harlyan (2014), nilai

TSS yang terlalu tinggi akan memberikan dampak buruk terhadap kualitas air

karena akan mengurangi penetrasi cahaya matahari ke dalam badan air dan

menyebabkan nilai kekeruhan yang sangat tinggi sehingga dapat mengganggu

metabolisme biota perairan.

Page 72: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

59

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Rata-rata konsentrasi logam berat Cd di Perairan Kenjeran, Surabaya yaitu

0,0076 ppm. Sedangkan konsentrasi Cd di dalam sedimen dan daging

kerang darah (Anadara granosa) yaitu sebesar 0,81 ppm dan 0,13 ppm.

Konsentrasi Cd tertinggi berada pada sedimen dan terendah terdapat pada

air. Berdasarkan baku mutu yang sudah ditetapkan, kandungan Cd di

Perairan Kenjeran sudah melebihi ambang batas (0,001 ppm), sedangkan

untuk sedimen dan daging kerang darah masih dalam kisaran yang

diperbolehkan (sedimen: ≤ 0,8 ppm, kerang darah: ≤ 1 ppm).

2. Kerang darah memiliki nilai BAF kurang dari 1 yang menunjukkan bahwa

kemampuan kerang darah mengakumulasi logam berat Cd di sedimen

rendah. Sedangkan nilai BCF kerang darah berkisar antara 16,77 – 18,53

yang menunjukkan bahwa kemampuan kerang darah dalam mengakumulasi

logam berat Cd terlarut di air rendah.

3. Konsentrasi logam berat Cd pada air dan sedimen terhadap konsentrasi

logam berat Cd di kerang darah memiliki hubungan korelasi yang sangat

kuat. Konsentrasi Cd dalam air dan sedimen mempengaruhi konsentrasi Cd

dalam kerang darah sebesar 93%. Persamaan yang didapat dari analisis

regresi berganda yaitu Y = -0,8 + 14,36X1 + 0,12X2. Berdasarkan persamaan

tersebut maka setiap kenaikan konsentrasi logam berat pada air akan

meningkatkan konsentrasi logam berat pada sedimen sehingga pada

akhirnya bisa meningkatkan konsentrasi logam berat di dalam kerang darah.

Page 73: ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG …repository.ub.ac.id/5775/1/Puspita, Monita Kridha.pdfDarah (Anadara granosa) dari Perairan Kenjeran, Surabaya”. Tujuan dibuatnya

ANALISIS KADMIUM (Cd) PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH

(Anadara granosa) DARI PERAIRAN KENJERAN, SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

MONITA KRIDHA PUSPITA

NIM. 135080100111047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

60

5.2 Saran

Saran yang diajukan untuk penelitian selanjutnya adalah sebaiknya

dilakukan pengambilan data dengan pengulangan yang lebih banyak untuk

melihat gambaran korelasi logam berat Cd di air dan sedimen terhadap kerang

darah serta penentuan jarak stasiun yang lebih jauh agar dapat mencakup

kondisi sebenarnya Perairan Kenjeran, Surabaya. Selain itu dapat dilakukan

penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh Cd terhadap beberapa organ

kerang darah seperti ginjal, hati dan insang.