analisis kadar glukosa darah pada penderita malaria...

76
i ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA ANNISA SALEH N121 09 562 PROGRAM KONSENTRASI TEKNOLOGI LABORATORIUM KESEHATAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

Upload: others

Post on 13-Dec-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

i

ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA

MALARIA

ANNISA SALEH

N121 09 562

PROGRAM KONSENTRASI

TEKNOLOGI LABORATORIUM KESEHATAN

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

Page 2: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

ii

ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA

MALARIA

SKRIPSI

Untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat

untuk mencapai gelar sarjana

ANNISA SALEH

N121 09 562

PROGRAM KONSENTRASI

TEKNOLOGI LABORATORIUM KESEHATAN FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2013

Page 3: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

iii

ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA

MALARIA

ANNISA SALEH

N121 09 562

Disetujui oleh :

Pembimbing Utama, Pembimbing pertama,

Dra. Christiana Lethe, M.Si., Apt. Prof. Dr. H. Faisal Attamimi, M.S

NIP. 19481002 198203 2 001 NIP.19440428 197110 1 001

Pada Tanggal, 25 November 2013

Page 4: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

iv

PENGESAHAN

ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA

MALARIA

Oleh

ANNISA SALEH

N121 09 562

Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi

Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Pada Tanggal 25 November 2013

Panitia Penguji Skripsi :

1. Ketua : Prof. Dr. Hj. Asnah Marzuki, M.Si., Apt ……………..

2. Sekretaris : Dra. Rosany Tayeb, M.Si., Apt .....………….

3. Anggota (Ex.Off) : Dra. Christiana Lethe, M.Si., Apt. .…...…..……

4. Anggota (Ex.Off) : Prof. Dr. H. Faisal Attamimi, MS .…...…..……

5. Anggota : Dr. Risfah Yulianty, S.Si., M.Si, Apt ……...…...…

Mengetahui :

Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Hasanuddin

Prof. Dr. Elly Wahyudin, DEA., Apt

NIP. 19560114 198601 2 001

Page 5: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

v

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini adalah karya

saya sendiri, tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh

gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan

saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti bahwa pernyataan saya ini tidak

benar, maka skripsi dan gelar yang diperoleh, batal demi hukum.

Makassar, 25 November 2013

Penyusun,

ANNISA SALEH

Page 6: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT atas berkat rahmat

dan dan HidayahNya maka skripsi ini berhasil diselesaikan.

Proses sebuah pencapaian tidak akan hadir begitu saja, dan juga

tidak pernah hadir tanpa dukungan dan doa orang-orang disekitarnya.

Selama penyusun skripsi ini begitu banyak halangan dan masalah,

namun berkat bantuan yang sudah diberikan oleh orang-orang yang

mendukung penulis selama ini. Penulis dengan tulus menghaturkan

banyak terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Ibu

Dra. Christiana Lethe, M.Si., Apt selaku pembimbing utama dan kepada

Bapak Prof. Dr. H. Faisal Attamimi, MS selaku pembimbing pertama, yang

senantiasa meluangkan waktu dan memberi arahan dalam penelitian dan

penyusunan tugas akhir ini.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof.Dr.Hj. Asnah Marzuki,

M.Si., Apt. dan Dra. Rosany Tayeb, M.Si., Apt., Dr Risfah Yulianty,

S.Si.,M.Si., Apt. selaku tim penguji yang telah banyak memberikan

bantuan dan saran kepada penulis sampai selesainya skripsi ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin, Ibu Prof. Dr. Elly

Wahyudin, DEA beserta seluruh staf pegawai.

Page 7: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

vii

2. Bapak Subehan,S.Si, M.Pharm.Sc, Ph.D,Apt selaku ketua Program

Konsentarsi Teknologi Laboratorium Kesehatan dan beserta para staf

pegawai yang telah banyak membantu.

3. Bapak Drs. A. Ilham Makhmud, Dip.Sc., Apt. selaku penasehat akademik

yang senantiasa memberikan dorongan semangat dan nasehat kepada

penulis.

4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Farmasi, khususnya staf pengajar pada

program studi Teknologi Laboratorium Kesehatan atas segala ilmu yang

telah diajarkan dengan penuh kesabaran dan kerja keras, semoga Allah

membalasnya dengan yang lebih baik.

5. Kepada kepala, staf Laboratorium Rumah Sakit Rumah Sakit Umum

Daerah Karel Sadsuitubun Langgur Kab. Maluku Tenggara yang telah

memberikan arahan dan bimbingan selama proses penelitian.

6. Kepada teman-teman seperjuangan Ulfa, Sany,buat kakak-kakakku kak

Hajrah, kak Yayok Zairen, ka Fitra Diana D, ka Nurul Annisa terima kasih

atas bimbingan dukungan dan nasehatnya dan juga buat sahabat-

sahabatku Nurma A Fernatubun, A.Sri Gusnita, Sari Elfitrina, , Sharaswaty

Djohar, Nurul Inayah Naili.

7. Terima kasih buat, Ebit (Rabiayatul Adawiyah), Vivi Suamole yang kos-

kosannya menjadi tempat membuang stres dan mencari inspirasi dan

terima kasih atas dukungan yang selalu diberikan, terima kasih juga buat

kak Ana atas bimbingan dan bantuannya dan buat sodaraku sekaligus

teman seperjuangan Nur Jannah Renvaan terima kasih atas dukungan

Page 8: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

viii

dan nasehatnya, to my brothers Abdul Kadir Jailani,Hasrullah, Bayu putra

Alam terima kasih atas dukungan dan bantuanya.

8. Sahabat seperjuangan mahasiswa Teknologi Laboratorium Kesehatan

angkatan 07, 08, dan 09 yang tidak bisa disebutkan satu persatu terima

kasih atas berbagai pertolongan, semangat, dan kebersamaannya.

Terima kasih yang sangat tulus dan terkhusus penulis ucapkan

Ayahanda tercinta Saleh Hamud Alkatiri dan Ibunda tercinta Nirwana Arief

atas segala kasih sayang yang tercurah tiada henti, cinta, doa, bimbingan,

didikan dan dukungan yang begitu besar yang telah diberikan kepada

ananda hingga sampai saat ini. Kepada adik-adikku tersayang Fauziah

Saleh, Hamzani Saleh, Fauzan Saleh, Fauzi Saleh Dan Rahmagfira Saleh

terima kasih atas segala doa, kasih sayangnya dan dukungannya. Serta

seluruh keluarga besar dari Hamud Bin Azan Alkatiri dan keluarga besar

Muhammad Arief atas do’a restu semangat dan dukungannya yang

diberikan dalam menuntut ilmu.

Page 9: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

ix

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang analisis kadar glukosa darah pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel Sadsuitubun Langgur, Kabupaten Maluku tenggara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kadar glukosa darah pada penderita malaria. Manfaat penelitian ini yaitu untuk menambah informasi ilmiah tentang kadar glukosa darah pada penderita malaria dan dapat dijadikan acuan dalam pengembangan diagnostik malaria. Penelitian ini dilakukan secara cross sectional dan jumlah sampel yang digunakan sebanyak 30 sampel. Populasi penelitian adalah pasien yang positif terinfeksi Plasmodium malaria yang memeriksakan diri di Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Karel Sadsuitubun Langgur. Diagnosis malaria ditentukan dengan pemeriksaan mikroskopik sediaan darah apusan dan darah tebal dan kadar glukosa darah ditentukan dengan prinsip enzimatik mengunakan alat Humalyzer 3500. Hasil penelitian dari 30 penderita malaria ditemukan 17 pasien (56.7%) yang mengalami hipoglikemia sedangkan yang GDS normal sebanyak 13 (43.3%) pasien, uji statistik dengan korelasi Spearman untuk melihat hubungan kadar GDS dengan densitas parasit diperoleh nilai ρ=0,052 lebih dari nilai α=0,05, koefisien korelasi nilai 0,357. Kesimpulan: bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan antara penurunan kadar glukosa darah dengan penderita malaria yang dilihat dari densitas parasitnya. Kata kunci : Malaria , kadar Glukosa Darah

Page 10: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

x

ABSTRACT

The study has been conducted about the analysis of blood glucose levels in patients with malaria at the General Hospital Karel Sadsuitubun Langgur , southeast Maluku . This study aims to analyze the blood glucose levels in patients with malaria . The benefits of this research is to increase scientific information on blood glucose levels in patients with malaria and can be used as a reference in the development of malaria diagnostics . The research was done by cross -sectional and the number of samples used by 30 samples . The study population was positive patients infected with Plasmodium malaria checked out at the Laboratory of General Hospital of Karel Sadsuitubun Langgur . The diagnosis of malaria was determined by microscopic examination of blood clots and thick blood smear and blood glucose levels were determined by used enzymatic principle tool Humalyzer 3500 . The results of the study of 30 patients with malaria found 17 patients ( 56.7 % ) who experienced hypoglycemia while normal GDS were 13 ( 43.3 % ) patients , with a Spearman correlation statistical test to see the levels of GDS relationship with parasite density ρ = 0.052 values obtained over the value of α = 0.05 , the correlation coefficient value of 0.357 . Conclusion : that there was no significant correlation between the decrease in blood glucose levels in people with malaria parasites were seen from the density . Keywords : Malaria , Blood Glucose levels

Page 11: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

xi

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENUNJUK SKRIPSI ........................................................ ii

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ................................................. iv

PERNYATAAN .................................................................................. v

UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................ vi

ABSTRAK ........................................................................................ x

ABSTRACT......... .............................................................................. xi

DAFTAR ISI ..................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xviii

DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN ................................. xix

BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................ 4

II.1 Tinjauan Umum Malaria ................................................ 4

II.1.1 Epidemiologi Malaria ............................................... 5

II.1.2 Etiologi Malaria .......................................................... 10

II.1.3 Penyebaran Malaria .................................................. 12

II.2 Patogenesis dan Patologi ............................................ 13

II.3 Manifestasi Klinis Malaria ............................................. 16

Page 12: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

xii

a. Stadium Dingin (Cold Stage) ......................................... 16

b. Stadium Panas (Hot Stage) ........................................... 16

c. Stadium Berkeringat (Sweating Stage) .......................... 17

II.4 Diagnosis ....................................................................... 17

II.5 Faktor Risiko .................................................................. 18

II.6 Penularan Malaria ........................................................ 20

1. Penularan secara Alamiah (Natural Infection) ............... 20

2. Penularan yang tidak alamiah ....................................... 20

II.7 Plasmodium ................................................................... 21

II.7.1 Plasmodium falcifarum ............................................... 22

II.7.2 Plasmodium vivax ....................................................... 23

II.7.3 Siklus HIdup dan Morfologi ......................................... 24

a. Fase aseksual ............................................................... 25

b. Fase seksual ................................................................ 27

II.8 Hiperparasitemia .......................................................... 27

II.9 Hipoglikemia ................................................................. 27

II.9.1 Hipoglikemia Berat……………………………………... 28

II.9.2 Glukosa Darah .......................................................... 29

II.9.3 Metabolisme Glukosa ................................................ 31

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ........................................... 32

III.1 Desain Penelitian ......................................................... 32

III.2 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................... 32

III.3 Populasi Penelitian ...................................................... 32

Page 13: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

xiii

III.4 Sampel dan Bahan Penelitian ...................................... 33

III.5 Kriteria Sampel ............................................................ 33

III.6 Kerangka Konsep ......................................................... 34

III.7 Defenisi Operasional .................................................... 34

III.8 Alat Dan Bahan Penelitian ........................................... 35

III.8.1. Alat Penelitian ........................................................... 35

III.8.2 Bahan Penelitian ........................................................ 35

III.9. Prosedur Kerja ............................................................ . 35

III.9.1 Larutan Giemsa Untuk Pewarnaan……………………… 35

III.9.2 Prosedur pembuatan sediaan darah tebal dan tipis…. 35

III.9.3 Prosedur pewarnaan ……………………………………. 36

III.9.4 Pemeriksaan dengan Mikroskop................................... 37

a. Pembacaan Sediaan Darah Tipis ...................................... 36

b. Pembacaan Sedian Darah Tebal....................................... 38

III.9.5 Prosedur pengambilan darah untuk pemeriksaan

glukosa……………………………………………………………. 38

III.9.5 Prosedur pemeriksaan glukosa darah ………………… 39

III.10 Interpretasi Hasil ………………………………………… 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ 40

IV.1 Hasil Penelitian .............................................................. 40

IV.2 Pembahasan .................................................................. 42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………….. 48

V.1 Kesimpulan .................................................................. 48

Page 14: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

xiv

V.2 Saran ........................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 49

Page 15: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

xv

DAFTAR TABEL

Tabel

1. Karakteristik sampel Malaria berdasarkan umur dan pemeriksaan kadar GDS ……….…………………………….

2. Frekuensi pasien malaria berdasarkan karakteristik umur dan kadar GDS………………………….................................

3. Uji Statistik Sperman Rank...................................................

4. hasil dari pemeriksaan jenis Plasmodium............................. 5. Hasil Pemeriksaan Laboratorium ……………………….........

Halaman

40

41

42

44

57

Page 16: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1. Lingkaran Hidup Plasmodium falcifarum……………………....... 2. Siklus Hidup Plasmodium ………………………………………… 3. Diagram batang frekuensi kadar GDS pada penderita malaria..

4. Pemeriksaan mikroskopik malaria hapusan darah tebal………..

5. Alat sentrifus………………………………………………………... 6. Pemeriksaan glukosa darah dengan Humalyzer 3500…………

Halaman

23

25

45

54

55

55

Page 17: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Skema alur penelitian………………………....………………..

2. Skema kerja pemeriksaan mikroskopik sedian darah tebal

dan tipis………………………………………………………..…

3. Pemeriksaan glukosa darah……………………………………

4. Foto-foto Penelitian ……………………………………………..

5. Komposisi Reagen Glukosa……………………………………

6. Tabel Hasil Pemeriksaan Laboratorium………………………

7. Surat Pernyataan Responden ………………………………..

Halaman

51

52

53

54

56 57 58

Page 18: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

xviii

DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN

Lambang/singkatan Arti

P. falcifarum Plasmodium falcifarum

P. vivax Plasmodium vivax

P. malariae Plasmodium malariae

P. ovale Plasmodium ovale

GDS Glukosa Darah Sewaktu

AMI Annual Parasite Incidence

OR Odd Rasio

Page 19: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

1

BAB I

PENDAHULUAN

Penyakit malaria merupakan salah satu yang paling banyak

mengakibatkan penderitaan dan kematian pada saat ini. Penyakit malaria

merupakan penyakit akut atau sering kronis yang disebabkan oleh parasit

jenis Plasmodium (class Sporozoa) yang memiliki empat jenis dan

masing-masing disebabkan oleh spesies parasit yang berbeda

yaitu Plasmodium falciparum yang menyebabkan malaria tropika,

Plasmodium vivax yang menyebabkan malaria tertiana, Plasmodium

malariae yang menyebabkan malaria quartana dan Plasmodium

ovale yang menyebabkan malaria ovale. (1,2,3).

Penyakit malaria ditemukan hampir di seluruh belahan dunia,

terutama di negara-negara beriklim tropis dan subtropis. Penduduk yang

beresiko terkenal malaria berjumlah sekitar 2,3 miliar atau 41% dari

populasi dunia. Menurut data, Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2011

memperkirkan insiden malaria di dunia mencapai 215 juta kasus dan di

antaranya yang terinfeksi parasit Plasmodium sekitar 655.000 (1).

Di Indonesia, malaria ditemukan tersebar luas pada semua pulau

dengan derajat dan berat infeksi yang bervariasi. Menurut data yang

berkembang, hampir separuh dari penduduk Indonesia bertempat tinggal

di daerah endemik malaria dan diperkirakan ada 30 juta kasus malaria

setiap tahunnya. Kejadian tersebut disebabkan adanya permasalahan

Page 20: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

2

teknis, seperti pembangunan yang tidak berwawasan kesehatan

lingkungan, mobilitas penduduk dari daerah endemis malaria, adanya

resistensi nyamuk vektor terhadap insektisida yang digunakan dan juga

resistensi obat malaria makin meluas.(1,3)

Keluhan dan tanda klinis merupakan petunjuk yang penting dalam

diagnosa malaria. Gejala klinis ini dipengaruhi oleh jenis atau strain

Plasmodium, imunitas tubuh dan jumlah parasit yang menginfeksi (1).

Perjalanan penyakit (patogenesis) malaria sangat kompleks, dan seperti

pada umumnya melibatkan faktor parasit, faktor pejamu, faktor sosial, dan

lingkungan. Ketiga faktor tersebut saling terkait satu sama lain, dan

menentukan manifestasi klinis malaria yang bervariasi mulai dari yang

paling berat, yaitu malaria dengan komplikasi gagal organ (malaria berat),

dan malaria ringan tanpa komplikasi. Salah satu patogensis malaria berat

pada organ yaitu hipoglikemia (2).

Hipoglikemia adalah suatu keadaan kadar glukosa darah kurang

dari nilai normal. Glukosa adalah sumber energi yang dihasilkan melalui

aktifitas metabolik dari eritrosit. (1,2).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Mozambiqu tahun 2009

dilaporkan hipoglikemia terjadi pada 7% anak dengan malaria berat.

Hipoglikemia berhubungan dengan kejang, asidosis laktat dan TNF yang

meningkat. Gejala hipoglikemia sering tidak terdeteksi dan gula darah

dapat sampai di bawah 5 mg% bahkan 0 mg%. pada penderita dengan

gangguan kesadaran jika kesadaran lebih menurun atau terjadi kejang (2).

Page 21: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

3

Untuk menilai adanya hipoglikemia pada penderita malaria maka

dapat dilakukan pengukuran kadar glukosa darah dalam menentukan

manifestasi klinis malaria berat pada seorang penderita malaria (1,2).

Dari permasalahan di atas maka rumusan masalahnya adalah

bagaimana analisis antara kadar glukosa darah terhadap penderita

malaria?

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kadar glukosa

darah pada penderita malaria dan untuk menentukan berat dan tidaknya

penyakit malaria tersebut.

Manfaat penelitian ini yaitu untuk menambah informasi ilmiah

tentang bagamana kadar glukosa darah pada penderita malaria dan dapat

dijadikan acuan dalam pengembangan diagnostik malaria.

Page 22: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Tinjauan Umum Malaria

Menurut sejarah kata “malaria” berasal dari bahas itali yang terdiri

dari dua suku kata, “mal” dan “aria” yang berarti udara yang jelek. Mungkin

orang itali pada masa dulu mengira bahwa penyebab penyakit ini adalah

musim dan udara yang jelek. Penyakit malaria ini sudah dikenal sejak

4000 tahun yang lalu dan mungkin sudah mempengaruhi populasi dan

sejarah manusia (1).

Penyakit malaria adalah salah satu penyakit yang penularannya

melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Penyebab penyakit malaria

adalah genus plasmodium family plasmodiidae. Malaria adalah salah satu

masalah kesehatan penting di dunia. Secara umum ada 4 jenis maria,

yaitu tropika, tertian, ovale dan quartana. Di dunia ada lebih dari 1 juta

orang meninggal setiap tahun akibat penyakit malaria (1).

Malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa

obligat intraseluler dari genus Plasmodium. Penyakit malaria ini dapat

menyerang siapa saja terutama penduduk yang tinggal di daerah di mana

tempat yang sesuai dengan kebutuhan nyamuk untuk berkembang.(1)

Penularan ini terjadi melalui gigitan nyamuk Anopheles. Nyamuk ini

jumlahnya kurang lebih ada 80 jenis dan dari 80 jenis itu, hanya kurang

lebih 18 jenis yang potensial menjadi vektor penyebar malaria di Indonesia

(4).

Page 23: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

5

Dari ke empat spesies yang biasanya menginfeksi manusia, 95%

disebabkan oleh. plasmodium vivax dan Plasmodium falciparum.

Beberapa pengamatan menunjukan bahwa P. vivax dapat mencapai

80%. Distribusinya juga paling luas, tersebar di daerah tropis, subtropics,

dan beriklim sedang. P.falcifarun umumnya terbatas didaerah tropis;

distribusi plasmodium malariae sporadis; dan plasmodium ovale terbatas

terutama di bagian afrika barat dan beberapa pulau di pasifik selatan (4).

Malaria biasanya dihubungkan dengan pasien yang pernah

melawat ke daerah endemis. Keadaan lain yang memungkinkan terjadinya

infeksi adalah transfuse darah, pengunaan jarum suntik bekas yang

terkontaminasi (mis. Penderita ketagihan obat) kemungkinan infeksi

kongenital, dan penularan di Amerika Serikat oleh nyamuk setempat yang

mendapatkan infeksi melalui kasus infeksi iimport (4).

II.1.1 Epidemiologi Malaria

Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang yang masih

menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia.

Separuh penduduk dunia beresika tertular malaria karena hidup di lebih

dari 100 negara yang masih endemis dengan penyakit malaria. Penyakit

ini mempengaruhi tinggi angka kematian bayi, balita dan ibu hamil. Setiap

tahun lebih dari 500 juta penduduk dunia terinfeksi malaria dan lebih dari

1.000.000 orang meninggal dunia. Kasus terbanyak terdapat di Afrika dan

di beberapa Negara Asia, Amerika Latin, Timur Tengah, dan beberapa

bagian negara Eropa (3).

Page 24: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

6

Di Indonesia, malaria ditemukan tersebar luas pada semua pulau

dengan derajat dan berat infeksi yang bervariasi. Menurut data yang

berkembang, hampir separuh dari populasi Indonesia bertempat tinggal di

daerah endemik malaria dan diperkirakan ada 30 juta kasus malaria setiap

tahunnya. Kejadian tersebut disebabkan adanya permasalahan-

permasalahan teknis, seperti pembangunan yang tidak berwawasan

kesehatan lingkungan, mobilitas penduduk dari daerah endemis malaria,

adanya resistensi nyamuk vector terhadap insektisida yang digunakan dan

juga resistensi obat malaria makin meluas (1).

Malaria di suatu daerah dapat ditemukan secara autokton, impor,

induksi, introduksi, atau reintroduksi. Di daerah yang autokton, siklus

hidup malaria dapat berlangsung karena adanya manusia yang rentan,

nyamuk dapat menjadi vector da nada parasitnya. Introduksi malaria

timbul karenaadanya kasus kedua yang berasal dari kasus impor. Malaria

reintroduksi bila kasus malaria muncul kembali yang sebelumnya sudah

dilakukan eradikasi malaria. Malaria impor terjadi bila infeksi berasal dari

luar daerah (dareah endemis malaria). Malaria transduksi bila kasus

berasal dari transfuse darah, suntikan, atau kongenital yang tercemar

malaria (1).

Keadaan malaria di daerah endemik tidak sama. Derajat

endemisitas dapat diukur dengan berbagai cara seperti angka limpa,

angka parasite, dan angka sporozit. Yang disebut angka malariometri.

Sifat malaria juga dapat berbeda dari satu daerah ke daerah lain, yang

Page 25: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

7

tergantung pada beberapa faktor, yaitu parasite yang terdapat pada orang

pengandung parasit, manusia yang rentan, nyamuk yang dapat menjadi

vector, dan lingkungan yang dapat menunjang kelangsungan hidup

masing-masing (1).

P. vivax mempunyai wilayah penebaran paling luas, dari wilayah

beriklim dingin, subtropik, sampai wilayah beriklim tropis. P. falciparum

jarang ditemukan di wilayah beriklim dingin, tetapi paling sering ditemukan

pada wiayah beriklim tropis. Wilayah penyebaran P. malariae mirip

dengan penyebaran P. falciparum, tetapi P. malaria jauh lebih jarang

ditemukan, dengan distribusi yang sporadic. Dari semua spesies

Plasmodium manusia, P. ovale paling jarang ditemukan di wilayah-wilayah

Afrika beriklim tropis, dan sekali-sekali ditemukan di kawasan Pasifik Barat

(1).

Di Indonesia, secara umum spesies yang paling sering ditemukan

adalah P.falciparum dan P.vivax, P.malariae jarang ditemukan di

Indonesia bagian timur, sedangkan P.ovale lebih jarang lagi.

Penemuannya pernah dilaporkan dari Flores, Timor dan Irian Jaya (1).

Untuk mengatasi masalah malaria, dalam pertemuan WH0 60

tanggal 18 mei 2007 telah di hasilkan komitmen global tentang eliminasi

malaria bagi setiap negara. Penunjuk pelaksanaan eliminasi malaria

tersebut telah dirumuskan oleh WHO dalam Global Malaria Programme.

Indonesia merupakan salah satu negara yang masih berisiko terhadap

malaria. Pada tahun 2007 di Indonesia terdapat 396 kabupaten endemis

Page 26: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

8

dari 495 Kabupaten yang ada, dengan perkiraaan sekitar 45% penduduk

berdomisilidi daerah yang berisiko tertular malaria.jumlah kasus pada

tahun 2006 sebanyak 2.000.000 dan pada tahun 2007 menurun menjadi

1.774.845. menurut perhitungan para ahli berdasarkan teori ekonomi

kesehatan dengan jumlah kasus malaria sebesar tersebut di atas dapat

menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat besar mencapai sekitar 3

triliun rupiah lebih. Kerugian tersebut sangat berpengaruh terhadap

pendapatan daerah endemis malaria (3).

Malaria termasuk penyakit tropik yang paling penting yang sampai

sekarang tersebar luas di daerah tropis maupun subtropis. Penyakt ini kini

telah menjadi masalah kesehatan dunia dan endemic si 105 negara.

Menurut WHO setiap tahunnya sebanyak 600 juta penderita baru malaria

dilaporkan dari seluruh dunia, terutam anak-anak dan peremuan hamil,

dengan angka kematian lebih dari 3 juta jiwa, sebagian besar adalah

anak-anak balita yang berumur di bawah lima tahun. Penyakit ini

merupakan bahaya untuk imigran dan para pelancong, yang

menyebabkan meningkatkan kasus-kasus malaria import di daerah non

endemis. Afrika sub-Sahara merupakan daerah endemis malaria yang

paling menderita. Hampir 30% dari angka kematian di daerah ini

disebabkan oleh malaria (3).

Pada kurun waktu antara tahun 1950 dan tahun 1960-an melalui

kampanye besar-beasaran malaria dapat dikendalikan dan beberapa

negara sudah dapat diberantas. Akan tetapi beberapa decade

Page 27: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

9

sesudahnya keadaan memburuk dengan mulai meningkatnya malaria.

Pengendalian dan pengobatan malaria menjadi lebih sulit dengan

menyebarnya galur-galur nyamuk anopheles vector malaria mulai banyak

yang tidak mempan lagi terhadap insektisida yang digunakan untuk

memberantasnya. Diperlukan peningkatan pendidikan kesehatan,

manajemen penanganan penderita yang lebih baik, cara pengendalian

vector yang lebih efisien dan terpadu untuk mengatasi penebaran malaria

(3).

Malaria menyebabkan kematian hampir 2500 penderita perharinya,

lebih dari 90% di antaranya hidup di Sub-Sahara Afrika. Penyakit ini

menimbulkan kerugian ekonomi yang besar dan memperlambat

pertumbuhan ekonomi sampai 1,3% setahunya di daerah endemis.

Ekonomi global kehilangan 33,06 juta DALY akibat malaria, sedangkan

wilayah Asia Tenggara kehilangan 1,34 juta DALY (Satu Daly setara

kehilangan kesehatan satu tahun,WHO 2004). Malaria terutama berakar

dalam pada kelompok penduduk miskin dan menghambat pertumbuhan

nasional serta tinggianyabiaya untuk menangani kesehatan masyarakat.

Situasi malaria di berbagai wilayah dunia berubah-ubah secara dinamis

dan tampaknya diperburuk oleh perubahan iklim global. Pemanasan

global (global warming) mempercapat pematangan parasit di dalam tubuh

nyamuk, meningkatkan frekwensi gigitan nyamuk dan membarikan kondisi

yang lebih sesuai untuk perkembang hidup nyamuk. Perubahan iklim

global tampaknya akan memperburuk keadaan kesehatan di masa depan.

Page 28: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

10

Malaria pada manusia disebabkan oleh empat protozoa genus

plasmodium yaitu Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax,

Plasmodium malariae, merupakan plasmodium yang banyak dijumpai

tetapi Plasmodium falciparum merupakan merupakan spesies yang

banyak menimbulkan kematian penderita. Terdapat sekitar 50-60 spesies

nyamuk Anopheles yang dapat menularkan malaria pada manusia (5).

II.1.2 Etiologi Malaria

Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit

(protozoa) dari genus plasmodium, yang dapat ditularkan melalui gigitan

nyamuk anopheles (16).

Penyebab malaria adalah plasmodium; termasuk dalam famili

plasmodiae. Parasit ini menyerang eritrosit dan ditandai dengan

ditemukannya bentuk aseksual di dalam darah. Pembiakan seksual

plasmodium terjadi dalam tubuh nyamuk, yaitu anopheles betina. Selain

menginfeksi manusia plasmodium juga menginfeksi binatang seperti

golongan burung, reptil dan mamalia. Pada manusia, plasmodium

menginfeksi sel darah merah dan mengalami pembiakan aseksual di

jaringan hati dan eritrosit (16).

Di seluruh dunia terdapat sekitar 2.000 spesies anopheles, 60

spesies diantaranya diketahui sebagai penular malaria. Di Indonesia ada

sekitar 80 jenis anopheles, 24 spesies di antaranya telah terbukti penular

malaria. Sifat masing-masing spesies berbeda-beda tergantung banyak

faktor, seperti penyebaran geografis, iklim, dan tempat perindukannya.

Page 29: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

11

Semua nyamuk malaria hidup sesuai dengan kondisi ekologi setempat,

contohnya nyamuk malaria yang hidup di air payau (Anopheles sundaicus

dan Anopheles subpictus), di sawah (Anopheles aconitus), atau air bersih

di pegunungan (Anopheles maculatus) (16).

Nyamuk anopheles hidup di daerah iklim tropis dan subtropis, tetapi

juga bisa hidup di daerah yang beriklim sedang. Nyamuk ini jarang

ditemukan pada daerah dengan ketinggian lebih dari 2.000-2.500 meter.

Tempat perindukannya bervariasi tergantung spesies, dan dapat dibagi

menjadi tiga kawasan, yaitu pantai, pedalaman dan kaki gunung.

Biasanya, nyamuk anopheles betina menggigit manusia pada malam hari

atau sejak senja hingga subuh. Jarak terbangnya tidak lebih dari 0,5-3 km

dari tempat perindukannya, kecuali jika ada tiupan angin kencang bisa

terbawa sejauh 20-30 km. Nyamuk anopheles juga dapat terbawa mobil,

pesawat terbang atau kapal laut, dan menyebarkan malaria ke daerah

non-endemis. Umur nyamuk anopheles dewasa di alam bebas belum

banyak diketahui, tetapi di laboratorium dapat mencapai 3-5 minggu (16).

Ada empat spesies plasmodium penyebab malaria pada manusia,

yaitu :

1. Plasmodium vivax menyebabkan malaria vivax/tertiana,

2. Plasmodium falciparum menyebabkan malaria falciparum/tropika,

3. Plasmodium malariae menyebabkan malaria malariae/quartana dan

4. Plasmodium ovale menyebabkan malaria ovale.

Page 30: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

12

P.falciparum dan P.Malariae umumnya terdapat pada hampir

semua negara dengan malaria; P.Falciparum terdapat di Afrika, Haiti,

dan Papua Nugini, sedangkan P.vivax banyak di Amerika Latin. Di

Amerika Selatan, Asia Tenggara, negara Oceania dan India umumnya

P.falciparum dan P.vivax. Dan P.ovale biasanya hanya terdapat di Afrika.

Di Indonesia timur : Kalimantan, Sulawesi Tengah sampai Utara, Maluku,

Papua dan Lombok sampai Nusa Tenggara Timur merupakan daerah

endemis malaria dengan P.falciparum dan P.vivax (16).

Seorang penderita dapat dihinggapi lebih dari satu jenis

Plasmodium. Infeksi demikian disebut infeksi campuran (mixed infection).

Biasanya, penderita paling banyak dihinggapi dua jenis parasit malaria,

yakni campuran antara P.falciparum dan P.vivax atau P.ovale (16).

Ciri utama genus Plasmodium adalah adanya dua siklus hidup,

yaitu siklus hidup aseksual dan siklus seksual (16).

II.1.3 Penyebaran Malaria

Banyak faktor epidemic dan ekologi berperan penting dalam

menimbulkan dan menyebabkan malaria pada manusia. Penyebaran

malaria disebabkan oleh berbagai faktor antara lain :

1. Perubahan lingkungan yang tidak dikendali dapat menimbulkan tempat

perindukan nyamuk malaria.

2. Banyak nyamuk anopheles sp yang telah dikonfirmasi sebagai vector

malaria (17 spesies), dari berbagai macam habitat.

Page 31: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

13

3. Mobilitas penduduk yang yang relatif tinggi dari dan daerah endemic

malaria.

4. Perilaku masyarakat yang memungkinkan terjadinya penularan.

5. Semakin meluasnya penyebaran parasite malaria yang telah resisten

terhadap obat anti malaria.

6. Terbatasnya akses pelayanan kesehatan untuk untuk menjangkau

seluruh desa yang bermasalah malaria, karena hambatan geografis,

ekonomi, dan sumber daya.

Faktor kekebalan tubuh atau imunitas juga menetukan beratnya

penyakit yang ditimbulkanya.

II.2 Patogenesis dan Patologi

Selama skizogoni sirkulasi perifer menerima pigmen malaria dan

produk samping parasit, seperti membran dan isi sel-sel eritrosit. Pigmen

malaria tidak toksik, tetapi menyebabkan tubuh mengeluarkan produk-

produk asing dan respon fagosit yang intensif. Makrofag dalam sistim

retikuloendotelial dan dalam sirkulasi menangkap pigmen dan

menyebabkan warna agak kelabu pada sebagian jaringan dan organ

tubuh. Pirogen dan racun yang lain masuk ke dalam sirkulasi saat

skizogoni, diduga bertanggung jawab mengaktifkan kinin vasoaktif dan

kaskade pembekuan darah (2).

Patogenesis malaria menekankan pada terjadinya peningkatan

permeabiliatas pembuluh darah pada koagulasi intravascular. Skizogoni

menyebabkan kerusakan eritrosit. Sehingga dapat meninmbulkan anemia.

Page 32: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

14

Beratnya malaria yang tidak sebanding dengan parasitemia menunjukan

ada kelainan eritrosit selain yang mengandung parasit. Pada percobaan

dengan binatang dibuktikan adanya gangguan transportasi natrium

sehingga keluar dari ertrosit yang mengandung parasit dan tanpa parasit

malaria. Diduga terdapat toksin malaria yang menyebabkan gangguan

fungsi eutrosit dan sebagian eritrosit pecah saat melalui limpa dan

keluarlah parasit. Selain itu, kasus meninggalnya yang disebabkan malaria

selalu menunjukan adanya perubahan yang menonjolkan dari system

retikuleondotial dan juga melibatkan berbagai system organ (2).

Limpa membesar, mengalami pembendungan dan pigmentasi

sehinggah mudah pecah. Dalam limpah dijumpai banyak parasit dalam

makrofag dan sering terjadi fagositosis, baik pada eritrosit yang terinfeksi

maupun tidak terinfeksi. Pada malaria kronis terjadi hiperplapasi retikulum

disertai peningkatan makrofag. Pada sindrom pembesaran limpa di daerah

tropis atau penyakit pembesaran limpa pada malaria kronis biasanya

dijumpai bersama dengan peningkatan kadar IgM. Peningkatan antibody

pada malaria ini mungkin menimbulkan respon imunologi yang tidak lazim

pada malaria kronis. Pada malaria juga terjadi pembesaran hepar. Sel

kupfferseperti sel dalam system retikuloendotelial terlibat dalam respon

fagositosis. Sebagai akibatnya hati berwarna kecoklatan agak kelabu atau

kehitaman. Pada malaria kronis terjadi infiltrasi difus oleh sel mononukleus

di poriportal yang meningkat sejalan dengan berulangnya serangan

malaria. Hepatogemali dengan infitrasi sel mononukleus merupakan

Page 33: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

15

bagian dari sindrom pembesaran hati di daerah tropis. Nekrosis

sentrilobular dapat menyebabkan syok.

Organ yang sering diserang oleh malaria adalah otak dan ginjal.

Pada malaria selebral otak berwarna kelabu karena pigmen malaria,

sering disertai edema hiperimis. Perdarahan berbentuk petekie tersebar

pada substansia alba otak dan dapat menyebar sampai ke sumsum tulang

belakang. Pada pemeriksaan mikroskopik, sebagian pembuluh darah kecil

dan menengah dapat terisi eritrosit yang telah mengandung parasit dan

dapat dijumpai pembekuan fibrin, dan terdapat reaksi selular pada ruang

perivaskularyang luas. Terserangnya pembuluh darah oleh malaria tidak

terbatas pada otak tetapi juga dapat dijumpai pada jantung atau saluran

cerna ditempat lain dari tubuh yang menimbulkan bebagai menifestasi

klinis. Pada ginjal, selain terjadi pewarnaan oleh pigmen malaria juga

dijumpai salah satu ataudua proses patologis, yaitu nekrosis tubulus akut

membranoproliferative glomerulonephritis. Nekrosis tubulus akut dapat

terjadi bersamaan dengan hemolisis masif dan hemoglobinuria dapat

black water fever, tetapi dapat juga terjadi tanpa hemolysis, sebagai akibat

berkurangnya aliran darah karena hipovolemia dan hiperviskositas darah.

Plasmodium falcifarum menyebabkan nefritis sementara, sedangkan

Plasmodium malariae dapat menyebabkan glomerulonephritis kronik dan

sindrom nefrotik (2).

Page 34: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

16

II.3 Manifestasi Klinis Malaria

Keluhan dan tanda klinis, merupakan petunjuk yang penting

dalam diagnosa malaria. Gejala klinis ini dipengaruhi oleh jenis/ strain

Plasmodium ,imunitas tubuh dan jumlah parasit yang menginfeksi. Waktu

mulai terjadinya infeksi sampai timbulnya gejala klinis dikenal sebagai

waktu inkubasi, sedangkan waktu antara terjadinya infeksi sampai

ditemukannya parasit dalam darah disebut periode prepaten (2.3)

Gejala klinis malaria yang umum terdiri dari tiga stadium (trias

malaria), yaitu:

a. Stadium dingin

Mulai dari menggigil, kulit dingin dan kering, penderita sering

membungkus diri dengan selimut dan pada saat menggigil sering seluruh

badan bergetar dan gigi saling terantuk, pucat sampai sianosis seperti

orang kedinginan. Periode ini berlangsung 15 menit sampai 1 jam diikuti

dengan meningkatnya temperatur.

b. Stadium panas

Penderita berwajah merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan

panas badan tetap tinggi dapat mencapai 400º C atau lebih, respirasi

meningkat, nyeri kepala, terkadang muntah-muntah, dan syok. Periode ini

lebih lama dari fase dingin, dapat sampai dua jam atau lebih diikuti dengan

keadaan berkeringat.

Page 35: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

17

c. Stadium berkeringat

Mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh, sampai basah,

temperatur turun, lelah, dan sering tertidur. Bila penderita bangun akan

merasa sehat dan dapat melaksanakan pekerjaan seperti biasa. Di

daerah dengan tingkat endemisitas malaria tinggi, sering kali orang

dewasa tidak menunjukkan gejala klinis meskipun darahnya mengandung

parasit malaria. Hal ini merupakan imunitas yang terjadi akibat infeksi

yang berulang-ulang. Limpa penderita biasanya membesar pada serangan

pertama yang berat/ setelah beberapa kali serangan dalam waktu yang

lama. Bila dilakukan pengobatan secara baik maka limpa akan berangsur-

berangsur mengecil.

Keluhan pertama malaria adalah demam, menggigil, dan dapat

disertai sakit kepala, mual, muntah, diare dan nyeri otot atau pegal-pegal.

Untuk penderita tersangka malaria berat, dapat disertai satu atau lebih

gejala berikut: gangguan kesadaran dalam berbagai derajat, kejang-

kejang, panas sangat tinggi, mata atau tubuh kuning, perdarahan di

hidung, gusi atau saluran pencernaan, nafas cepat, muntah terus-

menerus, tidak dapat makan minum, warna air seni seperti the tua sampai

kehitaman serta jumlah air seni kurang sampai tidak ada (1,13).

II.4 Diagnosa

Sebagaimana penyakit pada umumnya, diagnosis malaria

didasarkan pada manifestasi klinis (termasuk anamnesis), uji

imunoserologis dan ditemukannya parasit (Plasmodium) di dalam darah

Page 36: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

18

penderita. Manifestasi klinis demam seringkali tidak khas dan menyerupai

penyakit infeksi lain (demam dengue, demam tifoid) sehingga menyulitkan

para klinisi untuk mendiagnosis malaria dengan mengandalkan

pengamatan manifestasi klinis saja, untuk itu diperlukan pemeriksaan

laboratorium sebagai penunjang diagnosis sedini mungkin. Secara garis

besar pemeriksaan laboratorium malaria digolongkan menjadi dua

kelompok yaitu pemeriksaan mikroskopis dan uji imunoserologis untuk

mendeteksi adanya antigen spesifik atau antibody spesifik terhadap

Plasmodium. Namun yang dijadikan gold standard pemeriksaan

laboratorium malaria adalah metode mikroskopis untuk menemukan

parasit Plasmodium di dalam darah tepi. Uji imunoserologis dianjurkan

sebagai pelengkap pemeriksaan mikroskopis dalam menunjang diagnosis

malaria atau ditujukan untuk survey epidemiologi dimana pemeriksaan

mikroskopis tidak dapat dilakukan (13).

Sebagai diagnosa banding penyakit malaria ini adalah demam

tifoid, demam dengue, ISPA. Demam tinggi, atau infeksi virus akut lainnya

(13).

II.5 Faktor Resiko

Secara umum, setiap orang dapat terinfeksi malaria, tetapi ada juga

orang yang memiliki kekebalan terhadap parasit malaria, baik yang

bersifat bawaan atau alamiah maupun didapat.

Page 37: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

19

Orang yang paling berisiko terinfeksi malaria adalah anak balita,

wanita hamil serta penduduk non-imun yang mengunjungi daerah endemis

malaria, seperti para pengungsi, transmigran dan wisatawan.

Perpindahan penduduk dari dan ke daerah endemis malaria hingga

kini masih menimbulkan masalah. Sejak dulu telah diketahui bahwa

wabah penyakit ini sering terjadi di daerah-daerah pemukiman baru,

seperti daerah perkebunan dan transmigrasi. Hal ini terjadi karena pekerja

yang datang dari daerah lain belum mempunyai kekebalan sehingga

rentan terinfeksi.

Keadaan lingkungan berpengaruh besar terhadap ada tidaknya

malaria di suatu daerah. Adanya danau air payau, genangan air di hutan,

persawahan, pembukaan hutan, tambak ikan, dan pertambangan di suatu

daerah akan meningkatkan kemungkinan timbulnya penyakit malaria,

karena tempat-tempat tersebut merupakan tempat perindukan nyamuk

malaria.

Suhu dan curah hujan juga berperan penting dalam penularan

penyakit malaria. Biasanya, penularan malaria lebih tinggi pada musim

hujan dibandingkan kemarau. Air hujan yang menimbulkan genangan air,

merupakan tempat yang ideal untuk perindukan nyamuk malaria. Dengan

bertambahnya tempat perindukan, populasi nyamuk malaria juga

bertambah sehingga bertambah pula jumlah penularannya.

Page 38: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

20

II.6 Penularan Malaria

1. Penularan Secara Alamiah (Natural Infection)

Penularan ini terjadi melalui gigitan nyamuk Anopheles. Nyamuk ini

jumlahnya kurang lebih ada 80 jenis dan dari 80 jenis itu, hanya kuarang

lebih 18 jenis yang potensial menjadi vector penyebar malaria d Indonesia.

Penularan secara alamia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang

telah terinfeksi oleh Plasmodium. sebagian besar spesies ini menggigit

pada senja dan menjelang malam hari. Beberap vector mempunyai waktu

puncak memnggigit pada tengah malam dan menjelang fajar. Setelah

nyamuk Anopheles. Setelah nyamuk Anopheles betina mengisap darah

yang mengandung parasit pada stadium seksual (gametosit), gamet

jantan dan betina bersatu membentuk ookinet di perut nyamuk yang

kemudian menembus di dinding perut nyamuk dan membentuk kista pada

lapisan luar di mana ribuan sprozoit dibentuk. Sprozoit- sprozoit tersebut

siap untuk ditularkan. Pada saat menggigit manusia, parasit malaria yang

ada dalam tubuh nyamuk masuk ke dalam darah manusia sehingga

manusia tersebut terinfeksi lalu menjadi sakit.

2. Penularan yang tidak Alamiah

Penularan penyakit malaria berlangsung dalam tiga cara, yaitu

bawaan, mekanik dan oral. Ketiga cara penularan ini dibicarakan dengan

ringkas, sebagai berikut :

Page 39: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

21

a. Malaria bawaan (congenital)

Terjadi pada bayi yang baru dilahirkan karena ibunya menderita

malaria. Penularan terjadi melalui tali pusat atau plasenta

b. Secara mekanik

Penularan terjadi melalui transfusi darah melalui jarum suntik

banyak terjadi pada para morfinis yang mengunakan jarum suntik yang

tidak steril.

c. Secara oral melalui mulut

Cara penularan ini pernah dibuktikan pada burung, ayam (P.

gallinasium), burung dara (P.relectum) dan monyet (P.knolesi). Pada

umumnya sumber infeksi bagi malaria pada manusia adalah manusia

lain yang sakit malaria, baik dengan gejala maupun tanpa gejala klinis

(1,16).

II.7. Jenis Plasmodium Malaria dan Morfologinya

Penyakit malaria sudah dilaporkan sejak tahun 1753 sedangkan

Plasmodium penyebab malaria ditemukan oleh Laveran pada tahun 1880.

Morfologi Plasmodium mulai dipelajari sejak Marchiafava pada tahun 1883

sudah berhasil mengunakan metilen biru untuk mewarnai parasit ini. Pada

tahun 1885. Golgi menjelaskan daur hidup Plasmodium, yaitu siklus

skizoni eritrositik yang disebut sebagai siklus Golgi. Siklus parasit ini di

dalam tubuh nyamuk dipelajari oleh Ross dan Binami pada tahun 1989

dan pada tahun 1900 Patrick Manson membuktikan bahwa nyamuk

adalah vector penularan penyakit malaria. Antara tahun 1948 sampai

Page 40: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

22

tahun 1954, siklus skizoni preeritrositik parasit Plasmodium dipelajari

dengan lebih mendalam (15).

Malaria pada manusia disebabkan oleh enpat jenis spesies yaitu

Plasmodium falciparum, Pl. vivas, Pl. malariae dan Pl. ovale (15).

II.7.1 Plasmodium falciparum

Taksonomi Plasmodium (Brian E.KEAS,1999)

Kingdom : Protista

Subkingdom : Protozoa

Phylum : Apicomplexa

Class : Sporozoa

Order : Eucoccidiorida

Family : Plasmodidae

Genus : Plasmodium

Spesies : Plasmodium falciparum

Stadium pra-eritrositer berlangsung 6 hari skizon di hati basarnya

60 mikron mengandung kurang lebih 40.000 merazoit. Siklus dalam

eritrosit berlangsung 36-48 jam dan tidak sinkron.eritrosit yang di hingapi

parasit tidak membesar, warna biru lembayang, dalam eritrosit tanpak titik-

titik meϋrer. Pada daerah perifer biasanya hanya terdapat bentuk cicin dan

gametosit. Jika tropozoit membesar, eritrosit yang dihinggapi menjadi

lekat: akibatnya terbentuk sumbatan di dalam kapiler alat-alat dalam aliran

darahnya lambat, biasanya skizon matang mengisi 2/3 eritrositnya dan

Page 41: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

23

mengandung 8-24 buah merazoit. Gametogoni, gametosit berbentuk

pisang, makrogametosit lebih langsing dari pada mikrogametosit.

Gambar 1. Lingkaran Hidup Plasmodium falciparum

Sumber : Philip, J, Rosenthal, MD., Artesunate for The Treatment of Severe

Malaria. N. Engl J.Med., hal. 2008

II.7.2 Plasmodium vivax

Taksonomi Plasmodium (Brian E.KEAS,1999)

Kingdom : Protista

Subkingdom : Protozoa

Phylum : Apicomplexa

Class : Sporozoa

Order : Eucoccidiorida

Family : Plasmodidae

Genus : Plasmodium

Page 42: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

24

Spesies : Plasmodium vivax

Stadium pra-eritrositer berlangsung kurang lebih 8 hari, skizon di

hati berukuran 45 mikron. Membentuk lebih dari 10.000 merozoit;

sporozoit ada yang mengalami istirahat dalam 1 sel (hipnozoit). Siklus

eritrositer, merazoit masusk eritrosit mudah muda (retikulosit),

meneruskan siklus dalam eritrosit yang barlangsung 48 jam yang terjadi

secara sinkron. Parasit pada permukaan berbentuk cincin besarnya

kurang lebih 1/3 erirosit. Eritrosit yang dihinggapi menjadi besar dan di

dalamnya timbul titik-titik schϋffner. Skizon matang matang mengandung

12-24 merazoit. Gametogoni merazoit setelah tumbuh menjadi tropozoit

kemudian dapat membentuk makrogametosit dan mikrogametosit

berbentuk bulat lonjong.

II.7.3 Siklus HIdup dan Morfologi

Vector malaria yaitu nyamuk anophelin betina. Apabila vector

mengisap darah, sporozoit yang terdapat dalam kelenjar ludah nyamuk

akan dimasukkan melalui lika tusuk. Dalam satu jam, bentuk infektif ini

terbawa oleh darah menuju hati, kemudian masuk ke dalam sel parenkim

hati dan memulai perkembangan siklus pre-eritrositik atau ekso-eritrositik

primer. Sporozoit akan menjadi bulat atau lonjong dan mulai membelah

dengan cepat. Hasil skisogoni tersebut adalah merozoit ekso-eritrositik

dalam jumlah yang besar. Setelah meninggalkan hati, merazoit akan

melakukan invasi ke dalam sel darah merah, untuk mulai dengan siklus

eritrositik (4).

Page 43: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

25

Gambar 2. Siklus Hidup Plasmodium

Sumber : Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan

Departemen Kesehatan RI., Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di

Indonesia. Jakarta. 2008

c. Fase aseksual

Dimulai ketika anopheles betina menggigit manusia dan

memasukkan sporozoit yang terdapat dalam air liurnya ke dalam sirkulasi

darah manusia. Dalam waktu 30 menit -1 jam, sporozoit masuk kedalam

sel parenkhim hati dan berkembang biak membentuk skizon hati yang

mengandung ribuan merozoit. Proses ini disebut intrahepatic schizogony

atau pre-erythrocyte schizogony atau skizogoni eksoeritrosit, karena

parasit belum masuk kedalm eritrosit (sel darah merah). Lamanya fase ini

berbeda-beda untuk tiap spesies plasmodium; butuh waktu 5,5 hari untuk

Page 44: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

26

P.falciparum dan 15 hari untuk P.malariae. Pada akhir fase terjadi

sporulasi, dimana skizon hati pecah dan banyak mengeluarkan merozoit

ke dalam sirkulasi darah. Pada P.vivax dan P.ovale, sebagian sporozoit

membentuk hipnozoit dalam hati yang dapat bertahan sampai bertahun-

tahun, atau dikenal sebagai sporozoit “tidur” yang dapat mengakibatkan

relaps pada malaria, yaitu kambuhnya penyakit setelah tampak mereda

selama periode tertentu.

Fase eritrosit dimulai saat merozoit dalam sirkulasi menyerang sel

darah merah melalui reseptor permukaan eritrosit dan membentuk

trofozoit.

Reseptor pada P.vivax berhubungan dengan faktor antigen Duffy

Fya dan Fyb. Oleh karena itu individu dengan golongan darah Duffy

negatif tidak terinfeksi malaria vivax. Reseptor P.falciparum diduga

merupakan suatu glikoforin, sedangkan pada P.malariae dan P.ovale

belum diketahui. Dalam kurang dari 12 jam parasit berubah menjadi

bentuk cincin; pada P.falciparum berubah menjadi bentuk stereo-

headphones didalam sitoplasma yang intinya mengandung kromatin.

Parasit malaria tumbuh dengan mengonsumsi hemoglobin. Bentuk eritrosit

yang mengandung parasit menjadi lebih elastis dan berbentuk lonjong.

Setelah 36 jam menginvasi eritrosit, parasit berubah menjadi skizon.

Setiap skizon yang pecah akan mengeluarkan 6-36 merozoit yang siap

menginfeksi eritrosit lain. Siklus aseksual P.falciparum, P.vivax, dan

P.ovale adalah 48 jam dan P.malariae adalah 72 jam. Dengan kata lain,

Page 45: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

27

proses menjadi trofozoit-skizon-merozoit. Setelah dua sampai tiga

generasi merozoit terbentuk, sebagian berubah menjadi bentuk seksual,

gamet jantan dan gamet betina (16).

d. Fase seksual

Jika nyamuk anopheles betina mengisap darah manusia yang

mengandung parasit malaria, parasit bentuk seksual masuk ke dalam

perut nyamuk. Bentuk ini mengalami pematangan menjadi mikrogametosit

dan makrogametosit, yang kemudian terjadi pembuahan membentuk

zygote (ookinet). Selanjutnya, ookinet menembus dinding lambung

nyamuk dan menjadi ookista. Jika ookista pecah, ribuan sporozoit

dilepaskan dan bermigrasi mencapai kelenjar air liur nyamuk. Pada saat

itu sporozoit siap menginfeksi jika nyamuk menggigit manusia (16).

II.8 Hiperparasitemia

Hiperparasitemia umumnya diderita penderita malaria non-imun,

dengan densitas parasit >5% dan ditemukan stadium skizon. Penderita

hiperparasitemia beresiko mengalami gagal multi organ. Di daerah

endemik dengan penularan tinggi, anak-anak yang imun dengan densitas

parasit 20-30%, tidak menunjukan gejala klinis karena sudah

menyesuaikan diri terhadap keadaan tersebut (3).

II.9 Hipoglikemia

Arti hipoglikemia adalah kadar glukosa darah kurang dari 40 mg%.

hipoglikemia sering terjadi pada malaria berat. Malaria berat yang diobati

Page 46: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

28

dengan kina sering mengalami hipoglikemia karena kina menyebabkan

hiperinsulinemia yang menyebabkan terjadinya hipoglikemia (3).

II.9.1 Hipoglikemia Berat

Hipoglikemia dapat terjadi pada malaria berat, terutama terjadi

pada anak kecil (usia kurang dari 3 tahun) dengan gejala kejang,

hiperparasitemia, penurunan kesadaran (profound coma) atau dengan

gejala yang lebih ringan, seperti berkeringat kulit teraba dingin dan

lembap, serta napas yang tidak teratur. Hipoglikemia berhubungan

dengan hiperinsunemia yang diinduksi oleh malaria dan kina. Gejala

hipoglikemia ini serupa dengan malaria selebral. Hipoglikemia pada anak

adalah keadaan penurunan kadar glukosa darah menjadi 40 mg/dl atau

lebih rendah (2).

Pada penderita yang sadar dapat timbul hipoglikemia dengan

gejala klasik rasa cemas, berkeringat, dilatasi pupil, sesak napas,

pernapasan sulit dan berbunyi, oliguria, rasa kedinginan, takikardia dan

pening. Gambaran klinis ini dapat bekembang menjadi penurunan

kesadaran dan kejang umum, sikap tubuh ekstensi, syok dan koma.

Diagnosis mudah terabaikan. Penurunan kesadaran dapat menjadi satu-

satunya tanda. Jika memungkinkan pastikan melalui pemeriksaan glukosa

darah (2).

Kasus hipoglikemia pada patogenesis malaria berat disebabkan

oleh hiperinsulinemia karena kina atau kinidin, peningkatan konsumsi

Page 47: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

29

glukosa oleh sel Inang maupun parasit yang menginfeksi eritrosit dan

gangguan akibat pengaruh sitokin dan aktifasi iNOS (2).

II.9.2 Glukosa Darah

Glukosa darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang

terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai

glikogen di hati dan otot rangka (11).

Glukosa adalah sumber energi yang dihasilkan melalui aktivitas

metabolik dari eritrosit. Glukosa mengalami fosforilasi oleh enzim glukosa

6 fosfat dehydrogenase melalui reaksi heksokinase. Jalur metabolisme

glukosa-6-fosfat melalui Emboden Meyerhoff Glycolic Pathway yang

berasal dari piruvat atau laktat dan membutuhkan ATP. Di dalam eritrosit

glukosa-6-fosfat dimetabolisme melalui melalui jalur pentose fosfat

(Pentose Shunt) (1).

Glucose-6-phosphate dehydrogenase (G6PD) adalah enzim yang

biasanya melindungi dari pengaruh stress oksidatif dalam sel darah

merah. Namun, kekurangan genetik dalam hasil enzim dalam peningkatan

perlindungan terhadap malaria yang parah.

G6PD adalah x-linked dan banyak terdapat 10 – 20% papulasi di

daerah endemik malaria seperti Sardinia dan Afrika Tropis. Gen yang

bertanggung jawab dalam mengatur produksi glukosa-6-fosfatase terdapat

pada kromosom x. pada orang Nigeria terdapat 3 bentuk varian dari G6PD

yaitu GdA, GdB dan GdA- (1).

Page 48: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

30

Pada orang dengan defisiensi G6PD terdapat kekurangan NADPH

di dalam eritrosit. NADPH adalah kofaktor bagi glutation, di mana eritrosit

dapat mensintesisi glutation di dalam bentuk tereduksi (GSH). Pada orang

dengan defisiensi G6PD produksi NADPH berkurang sehingga

pembentukan GSH terganggu (1).

Pada orang dengan defisiensi G6PD dapat resisitensi terhadap

infeksi malaria terutama P.falcifarum. Salah satu teori mengatakan

kekuranagn enzim G6PD yang membutuhkan GSH yang menyebabkan

kekurangan ribose, sehingga merazoit menjadi terganggu dalam produksi

DNA dan RNA dan terjadi penurunan multiplikasi pada sel hospes (1).

Energi untuk sebagian besar fungsi sel dan jaringan berasal

dari glukosa. Pembentukan energi alternatif juga dapat berasal dari

metabolism asam lemak, tetapi jalur ini kurang efisien dibandingkan

dengan pembakaran langsung glukosa, dan proses ini juga menghasilkan

metabolit-metabolit asam yang berbahaya apabila dibiarkan menumpuk,

sehingga kadar glukosa di dalam darah dikendalikan oleh beberapa

mekanisme homeostatik yang dalam keadaan sehat dapat

mempertahankan kadar dalam rentang 70 sampai 110 mg/dl dalam

keadaan puasa (17).

Setelah pencernaan makanan yang mengandung banyak

glukosa, secara normal kadar glukosa darah akan meningkat, namun

tidak melebihi 170 mg/dl. Banyak hormon ikut serta dalam

mempertahankan kadar glukosa darah yang adekuat baik dalam

Page 49: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

31

keadaan normal maupun sebagai respon terhadap stres. Pengukuran

glukosa darah sering dilakukan untuk memantau keberhasilan

mekanisme regulatorik ini. Penyimpangan yang berlebihan dari normal,

baik terlalu tinggi atau terlalu rendah, menandakan terjadinya

gangguan homeostatis dan sudah semestinya mendorong tenaga

analis kesehatan melakukan pemeriksaan untuk mencari etiologinya

(17).

II.9.3 Metabolisme Glukosa

Glukosa, fruktosa dan galaktosa masuk melalui dinding usus halus

kedalam aliran darah. Fruktosa dan galaktosa akan diubah dalam tubuh

menjadi glukosa. Glukosa merupakan hasil akhir dari pencernaan dan

diabsorbsi secara keseluruhan sebagai karbohidrat. Kadar glukosa dalam

darah bervariasi dengan daya penyerapan, akan menjadi lebih tinggi

setelah makan dan akan menjadi turun bila tidak ada makanan yang

masuk selama beberapa jam. Glikogen dapat lewat dengan bebas keluar

dan masuk ke dalam sel dimana glukosa dapat digunakan semata-mata

sebagai sumber energi. Glukosa disimpan sebagai glikogen di dalam sel

hati oleh insulin (suatu hormon yang disekresi oleh pankreas). Glikogen

akan diubah kembali menjadi glukosa oleh aksi dariglukogen (hormon lain

yang disekresi oleh pankreas) dan adrenalin yaitu suatu hormon yang

disekresi oleh kelenjar adrenalin (11).

Page 50: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

32

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

III.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross-

sectional untuk menganalisa hasil pemeriksaan kadar glukosa darah pada

penderita malaria.

III.2 Waktu dan Tempat penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah

Karel Sadsuitubun Langgur, Kabupaten Maluku Tenggara pada bulan

Agustus - September 2013

III.3 Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah pasien yang positif terinfeksi

Plasmodium malaria yang memeriksakan diri di Laboratorium Rumah

Sakit Umum Daerah Karel Sadsuitubun Langgur Kabupaten Maluku

Tenggara.

Teknik pengambilan sampel dilakukan secara aksidental

(Accidental Sampling) yaitu, pengambilan sampel dengan kriteria bersedia

untuk diperiksa dan sesuai dengan kriteria sampel yang ditemukan di

tempat penelitian. Untuk menentukan besar sampel digunakan estimasi

rumus formula sederhana sebagai berikut :

N

n = --------------

1 + N (d2)

Page 51: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

33

Keterangan :

n = Besar sampel

N = Besar Populasi (Nilainya = 32)

d = Tingkat kepercayaan yang diinginkan (Nilainya (ρ) = 0,05)

Untuk mencari besar sampel yang diperlukan, maka dihitung

sebagai berikut :

N 32 32 n = --------------- = ---------------------- = ------------------------- = 29,6 1 + N (d2) 1 + 32 (0,052) 1 + 32 (0,0025)

Berdasarkan rumus diatas maka didapatkan 30 sampel.

III.4 Sampel dan Bahan Penelitian

Sampel penderita malaria berupa darah kapiler dan vena yang

diambil dari penderita yang memenuhi kriteria sampel penelitian yang

digunakan untuk pemeriksaan malaria dan kadar glukosa darah.

III.5 Kriteria Sampel

Penderita malaria dengan demam ≥ 38°C disertai atau tidak

disertai menggigil, demam berkala (intermiten), atau riwayat demam

dalam kurun waktu satu minggu terakhir, Penderita yang tidak dengan

dalam pengobatan malaria, penderita malaria yang tidak dengan

komplikasi penyakit diabetes mellitus dan dilihat dari hasil pemeriksaan

Densitas parasit.

Page 52: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

34

III.6 Kerangka Konsep

Keterangan :

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

III.7 Defenisi Operasional

1. Plasmodium : Genus Sporozoa bersifat parasitik yang invasi eritrosit

manusia

2. Glukosa : Sumber energi yang dihasilkan melalui aktivitas metabolik dari

eritrosit

3. Hipoglikemia : Kadar glukosa darah yang berada d bawah angka normal (70 -

110)mg/dl atau 3.9-6.1 mmol/L)

4. Hipoglikemia berat : Kadar glukosa darah berada di bawah 40 mg/dl.

Parasit Plasmodium

Malaria

P.falcifarum P.

vivax

Obat malaria

Defisiensi Enzim

G6PD

Hipoglike

mia

Page 53: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

35

III.8 Alat dan Bahan Penelitian

III.8.1 Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan yaitu lanset steril, kaca objek, mikroskop,

spoit, rak tabung, tourniquet, tabung reaksi, sentrifugasi, mikropipet,

reagen, kuvet, label.

III.8.2 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan yaitu: darah, kapas alcohol 70%,

serum plasma, plester, larutan giemsa, aquades, metanol, reagen

glukosa, tissu.

III.9 Prosedur Kerja

III.9.1 Larutan Giemsa Untuk Pewarnaan

Pewarnaan preparat malaria digunakan larutan Giemsa dengan

konsentrasi 10%. Untuk membuat larutan Giemsa 10% diperlukan larutan

Giemsa stok dan larutan buffer dengan pH atau derajat keasaman 7,2.

Cara pembuatan pembuatan larutan Giemsa 10% sebanyak 10 ml

dilakukan dengan mencampur 1 ml larutan Giemsa stok dengan 9 ml

larutan buffer kemudian diaduk dengan pengaduk batang kaca. Larutan

Giemsa 10% sebanyak 10 ml ini dapat digunakan untuk mewarnai 2 buah

sediaan darah. Larutan Giemsa hanya dibuat sesuai kebutuhan.

III.9.2 Prosedur pembuatan sediaan darah tebal dan tipis

Ujung jari atau anak telinga dibersihkan dengan kapas alkohol 70%

dibiarkan mengering. Kulit ditusuk dengan lanset secara cepat cukup

dalam 3 mm sehingga darah dapat mengalir secara bebas tanpa diperas.

Page 54: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

36

Tetesan darah pertama dibuang (7). Menekan kembali ujung jari sampai

darah keluar, ambil kaca objek (pegang kaca sediaan di bagian tepinya).

Posisi kaca sediaan berada di bawah jari tersebut (5).

1. Darah tebal : meneteskan 2-3 tetes darah pada kaca sediaan, darah dibuat

homogen dgn cara memutar ujung kaca sediaan searah jarum jam, sehingga

membentuk bulatan diameter 1 cm pada kaca sediaan (5).

2. Darah tipis : meneteskan 1 tetes darah pada kaca sediaan di atas

meja yang rata. Kemudian mengambil kaca sediaan baru, dan

tempelkan ujungnya pada tetes darah kecil dengan membentuk sudut

450 geser kaca sediaan dengan cepat ke arah yang berlawanan

dengan tetes darah tebal, sehingga di dapatkan sediaan hapus (bentuk

lidah) (5).

Sediaan darah ditempatkan di kotak atau letakkan horizontal agar

mengering dan terlindungi dari pengotoran, debu atau gangguan lalat

serta kecoa. Membersihkan sisa darah di ujung jari dengan kapas.

Pemberian etiket (label) pada sediaan darah (5,7)

III.9.3 Prosedur pewarnaan

Setelah kering apusan darah tipis yang sudah kering,difiksasi

dengan metanol dengan cara diteteskan atau di celupkan selama 2 - 3

detik kedalam metanol. Waktu diteteskan methanol atau dicelup, jangan

samapai mengenai sediaan darah tebal yang ada di sisi lain dari kaca

sediaan. Kemudian kaca sediaan dikeringkan dengan posisi vertical dan

letak sediaan darah tipis berada di bawah. Setelah kering diletakan kaca

sediaan di atas dua batang kaca pada posisi horizontal lalu tuangkan

Page 55: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

37

larutan giemsa dan dibiarkan selama 20 – 30 menit. Jangan membuang

langsung larutan giemsa untuk menghindari adanya endapan atau kotoran

pada permukaan sediaan. Setelah itu dialirkan air perlahan – lahan pada

larutan giemsa hingga bersih dan tidak ada lagi endapan yang melengket

di permukaannya. Apabila mengdunakan tabung khusus untuk pewarnaan

dapat dituangkan air bersih ke dalam tabung, agar kotoran di permukaan

cairan mengalir, lalu cairan yang ada dalam tabung dibuang. Apabila

larutan giemsa dalam tabung akan digunakan lagi, sediaan dapat diangkat

dengan pinset pada pada bagian ujung kaca sediaan. Sediaan kemudian

dicelup ke dalam air bersih d dalam beker. Sediaan kemudian dikeringkan

dengan posisi vertikal agar cairan mengalir (6).

III.9.4 Pemeriksaan dengan Mikroskop

c. Pembacaan Sediaan Darah Tipis

Sediaan darah tipis biasanya digunakan untuk konfirmasi diagnosa

spesies atau untuk mendapat gambaran lebih jelas mengenai morfologi

parasit. Langkah – langkah pembacaan sediaan darah tipis sebagai

berikut, diletakkan preparat yang sudah kering pada meja benda

mikroskop binokuler, naikkan kondesor setinggi mungkin, lalu buka

diafragma. Objektif lemah diputar, pada preparat diteteskan oil emersi.

Diputar lensa objektif 100 x dan difokus kembali dengan mengatur

mikrometer mikroskop. Tentukan lokasi pada sediaan darah tipis dimana

sel darah merah saling berdekatan tetapi tidak saling betindihan. Periksa

Page 56: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

38

dengan metode sistematik (gunakan kontrol fase mikroskop untuk

memeriksa satu lapang pandang pemeriksaan) (5).

d. Pembacaan Sedian Darah Tebal

Dibaca slide secara “zig-zag” menggunakan mikroskop lengkap

dengan pembesaran obyek 100 x dan okular 10 x menggunakan minyak

imersi. Catat hasil pemeriksaan (5).

III.9.5 Prosedur pengambilan darah untuk pemeriksaan glukosa.

Setiap subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dicatat

identitasnya, diberikan informasi dan penjelasan secara rinci mengenai

apa yang akan dilakukan, dan menandatangani informed consent jika

setuju. Kemudian tabung vacutainer diberi label dan pengambilan darah

vena dilakukan pada posisi vena fossa cubiti/ mediana cubiti.

Pasien di posisikan (duduk atau baring) agar lebih mudah

mendapatkan fossa antekubiti, alat dan bahan di persiapkan, pasien

disarankan menggenggam agar vena lebih mudah teraba, dipilih vena

difossa antekubiti yang besar, tempat penusukan di bersihkan dengan

kapas alkohol 70%, torniquet di pasang di atas tempat penusukan dan

dilakukan penusukan vena, torniquet dilepas ketika darah mulai mengalir,

setelah spesimen darah yang diperlukan cukup, kepalan tangan dilepas,

kapas steril diletakkan di tempat penusukan, jarum ditarik lalu kapas

ditekan, plester dipasang di atas kapas untuk menghentikan perdarahan

(8).

III.9.5 Prosedur pemeriksaan glukosa darah

Page 57: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

39

Sampel darah yang telah diambil sebanyak 3 cc di masukan ke

dalam tabung reaksi dan disentrifus selama 15 menit pada 3000 rpm. Alat

humalyzer dinyalakan dan diset untuk pemeriksaan glukosa. Sampel

serum dari hasil sentrifugasi dipipet sebanyank 10 µl dan di tambah

reagen sebanyak 1000 µl reagen. Reagen dari refrigerator dibiarkan pada

suhu 370C. Masing-masing larutan Diinkubasi selama 5 menit pada 370C.

Selanjutnya alat humalyzer dijalankan sesuai prosedur. Dibaca dan

dicatat hasil pengukurannya (8).

III.10 Interpretasi Hasil

a. Interpretasi hasil pemeriksaan mikroskopis sediaan malaria yaitu :

1. Positif (+) : bila di dalam sediaan darah ditemukan Plasmodium malaria.

2. Negatif (-) : bila di dalam sediaan darah tidak ditemukan Plasmodium malaria

(5).

b. Metode Semi-kuantitatif Untuk Hitung Parasit

Pada sediaan darah tebal adalah sebagai berikut :

(+) Positif : ditemukan 1-10 parasit per 100 LPB

(++) Positif : ditemukan 11- 100 parasit per 100 LPB

(+++) Positif : ditemukan 1-10 parasit per 1 LPB

(++++) Positif : ditemukan lebih dari 10 parasit per 1 LPB (3).

c. Nilai Rujukan pemeriksaan glukosa darah adalah :

Glukosa darah sewaktu : 75 -115 mg/dl.

Page 58: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

40

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil Penelitian

Telah dilakukan penelitian analitik dengan desain cross-sectional

untuk menganalisa hasil pemeriksaan kadar glukosa darah pada penderita

malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel Sadsuitubun Langgur pada

bulan Agustus - September 2013 dengan jumah sebanyak 30 sampel,

populasi penelitian adalah pasien yang positif terinfeksi Plasmodium

malaria yang memeriksakan diri di Laboratorium Rumah Sakit Umum

Daerah Karel Sadsuitubun Langgur.

Penelitian ini dilakukan pemeriksaan laboratorium malaria untuk

melihat positif dan tidaknya malaria serta melihat jenis parasit yang

mengingfeksi pasien dan dilanjutkan dengan pengambilan darah vena

untuk pemeriksaan glukosa darah untuk mengetahui adanya hubungan

antara kadar glukosa darah pada penderita malaria.

Tabel 1. Deskripsi berdasarkan karakteristik sampel Malaria berdasarkan umur dan kadar glukosa darah sewaktu.

Karakteristik Minimum Maksimum Rata – rata

Umur (Tahun) 4 61 23,16

GDS (mg/dl) 42 111 71,63

Berdasarkan tabel di atas yaitu nilai maksimum, minimum dan rata-

rata yang diperoleh berdasarkan karakteristik umur dan kadar glukosa

darah sewaktu dari sampel malaria. Berdasarkan umur tertinggi yaitu 61

tahun dan terendah 4 tahun. Berdasarkan kadar glukosa darah sewaktu

tertinggi 111 mg/dl dan terendah 42 mg/dl.

Page 59: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

41

Table 2. Frekuensi pasien malaria berdasarkan karakteristik umur, GDS

Berdasarkan tabel 2 karakteristik umur terbagi atas 7 kategori,

dimulai dari umur 1-10 tahun sebanyak 11 pasien (36,7%), antara 11-20

ada 5 pasien (16,7%), dari 21-30 ada 5 pasien (16,7%), 31-40 ada 4

pasien (13,3 %), 41-50 ada 1 pasien (3,3%), 51-60 ada 3 pasien (10%),

61-70 ada 1 pasien (3,3%).

Berdasarkan tabel 2 menunjukan bahwa karakteristik berdasarkan

kadar Glukosa Darah Sewaktu (GDS) terbagi atas 4 kelompok yaitu

jumlah GDS dari 41 sampai 60 sebanyak 14 pasien (46,7%), jumlah GDS

antara 61 sampai 80 sebanyak 5 pasien (16,7%), GDS antara 81 sampai

100 sebanyak 6 pasien (20,0%), jumlah GDS 101 sampai 120 sebanyak 5

pasien (16,7%).

Berdasarkan karakteristik kadar Glukosa Darah Sewaktu (GDS)

pada tabel 2 yang menjelaskan antara GDS yang kategori hipoglikemia

Karakteristik N %

Kelompok umur 1-10 tahun 11-20 tahun 21-30 tahun 30-40 tahun 41-50 tahun 51-60 tahun 61-80 tahun

GDS (mg/dl) 41-60 61-80 81-100 101-120

GDS

Hipoglikemia Normal

11 5 5 4 1 3 1

14 5 6 5

17 13

36,7 16,7 16,7 13,3 3,3 10 3,3

46,7 16,7 20,0 16,7

56,7 43,3

Jumlah 30 100

Page 60: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

42

sebanyak 17 pasien (56,7%) dan yang GDS dengan nilai normal sebanyak

13 pasien (43,3%).

Tabel 3: Uji Statistik Sperman Rank

Tabal 3. Berdasarkan uji hubungan yang dilakukan dengan

menggunakan uji Spearman-Rank didapatkan nilai kemaknaan 0,052 >

0,05 atau Hipotesis ditolak, yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan

bermakna antara GDS dengan densitas parasit pada penderita malaria di

Rumah Sakit Umum Daerah Karel Sadsuitubun Langgur. Selanjutnya

bedasarkan koefisien korelasi Spearman didapatkan nilai 0,357 yang

berarti bahwa hubungan yang dibentuk antara GDS dengan densitas

parasit adalah lemah.

IV. 2 Pembahasan

Berdasarkan pada tabel 1 yaitu tabel deskripsi yang dilihat mulai

dari nilai maksimum, minimum, dan rata-rata dari data pasien yang

memeriksakan diri di Rumah Sakit Umum Daerah Karel Sadsuitubun

Langgur yang mana berdasarkan jenis kelamin, umur dan Kadar GDS

pada pasien yang menderita malaria. Berdasarkan umur, yang tertinggi

adalah 61 tahun dan yang terendah adalah 4 tahun. Berdasarkan jumlah

yang tertinggi adalah 111 mg/dl dan dan yang terendah adalah 42 mg/dl.

Correlations

1.000 .357

. .052

30 30

.357 1.000

.052 .

30 30

Correlation Coef f icient

Sig. (2-tailed)

N

Correlation Coef f icient

Sig. (2-tailed)

N

GDS

Densitas

Spearman's rho

GDS Densitas

Page 61: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

43

Di Indonesia, malaria merupakan masalah kesehatan yang penting,

oleh karena penyakit ini endemik di sebagian besar wilayah Indonesia

terutama di luar Jawa dan Bali. Epidemi malaria seringkali dilaporkan dari

berbagai wilayah dengan angka kematian yang lebih tinggi pada anak-

anak di bawah 5 tahun dibanding orang dewasa (1).

Dilihat dari umur dan jenis kelamin dengan tingkat kejadian malaria,

dalam penelitian ini berdasarkan karakteristik umur jumlah tertinggi yang

terinfeksi malaria adalah umur 1 samapai 10 tahun dengan jumlah 11

pasien (53,3%). Perbedaan angka kesakitan malaria pada laki-laki dan

wanita atau pada berbagai kelompok umur sebenarnya disebabkan oleh

faktor-faktor lain seperti pekerjaan, pendidikan, perumahan, migrasi

penduduk, kekebalan dan lain-lain. Hal ini juga disebutkan dalam

penelitian Askling, dkk tahun 1997-2003 di Swedia dengan desain

penelitian kasus kontrol menunjukkan bahwa wisatawan penderita malaria

kemungkinan 1,7 dan 4,8 kali adalah pria dan umur <1-6 tahun

dibandingkan dengan wisatawan yang tidak menderita malaria dengan

nilai OR 1,7 (95% CI:1,3-2,3) dan OR 4,8 (95% CI:1,5-14,8).

Adanya infeksi malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium yang

ditularkan pada manusia melalui gigitan nyamuk. Pada penelitian ini

penyebab terjadinya penyakit malaria yang terbanyak dari 30 sampel

adalah P.vivax sebanyak 24 sampel, P.falcifarum sebanyak 4 sampel dan

yang mix (P.vivax dan P.falcifarum) ada 2, seperti penjelasa pada tabel 4

berikut ini :

Page 62: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

44

Tabel 4 : hasil dari pemeriksaan jenis Plasmodium

Tes untuk mendeteksi adanya infeksi malaria adalah dengan

melakukan diagnostik berdasaran pemeriksaan laboratorium dengan

pemeriksaan mikroskopis terhadap sedian darah tebal dan tipis dilakukan

pemeriksaan mikroskopis untuk menetukan adanya parasit malaria, jenis

dan stadium parasit malaria serta kepadatan parasit, dari pemeriksaan

mikroskopik, P.falciparum ditemukan pada stadium makrogametosit, ring muda

dan P.vivax ditemukan pada stadium mikrogametosit, tropozoit muda, gametosit.

Setelah diketahui pasien tersebut terinfeksi malaria dari hasil pemeriksaan

mikroskopik dilanjutkan dengan pemeriksaan penunjang malaria, untuk

menunjang diagnostik terjadinya malaria berat salah satunya adalah

pemeriksaan kimia darah, ada beberapa pemeriksaan penunjang kimia

darah yang dilihat dalam penelitian ini adalah pemeriksaan glukosa darah,

yaitu pemeriksaan glukosa darah sewaktu dengan mengunakan alat

Humalyzer 3500. Pada penderita malaria akan terdapat hipoglikemia di

mana kadar glukosa darah yang berada di bawah angka normal (70-110

mg/dl atau 3,9 – 6,1 mmol/L) (3). Pada malaria berat kadar glukosa

berada di bawah 40 mg/dl hal ini juga disebut hipoglikemia berat (3).

Dalam penelitian ini analisis glukosa darah sewaktu dari 30 pasien

Plasmodium

24 80.0 80.0 80.0

4 13.3 13.3 93.3

2 6.7 6.7 100.0

30 100.0 100.0

P.v ivax

P.falcifarum

P.v ivax, P.falcifarum

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulativ e

Percent

Page 63: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

45

penderita malaria terdapat 17 pasien yang mengalami hipoglikemia yang

mana kadar glukosa darah kurang dari normal dan 13 pasien dengan nilai

GDS normal, seperti yang digambarkan dalam diagram batang di bawah

ini :

Gambar 3. Diagram batang frekuensi kadar GDS pada penderita malaria.

Gambar 4. Menunjukan bahwa antara GDS yang kategori

hipoglikemia sebanyak 17 pasien (56,7%) dan yang GDS dengan nilai

normal sebanyak 13 pasien (43,3%) dari jumlah kasus yang ditemukan.

Dilihat dari 17 pasien yang terinfeksi malaria. Hal ini di karenakan

eritrosit yang terinfeksi malaria, parasit malaria yang membutuhkan

glukosa 75 kali lebih cepat dibanding eritrosit yang tidak terinfeksi parasit

(3). Penelitian yang telah dilakukan sebelumya pada kasus malaria berat

pernah dilaporkan oleh Hoffman di Irian jaya 18,6% dan Harianto di

Sulawesi Utara 6,9%, sedangkan di Thailand 8% dan dilanjutkan dengan

penelitian oleh P.N Harianto dan E. Alwi Datau dengan judul penelitian

Page 64: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

46

hipoglikemia pada penderita malaria yaitu kasus terjadinya hipoglikemia

akibat pemberian kinin maupun karena penyakit malarianya sendiri

dikerenakan glukosa diperlukan untuk metabolisme parasit (19).

Perbedaan dari penelitian ini hanya pada 30 pasien yang diperiksa

glukosa darahnya belum mengkonsumsi obat malaria dan penelitian ini

tidak melakukan pantauan khusus untuk pengobatan kinin seperti jurnal

sebelumnya, hanya dilihat dari penyakit malaria itu sendiri.

Salah satu alasannya juga dilihat dari gejala umum pada malaria

yaitu gangguan fungsi hati karena infeksi malaria, salah satunya yaitu

dapat menyebabkan hipoglikemia, di mana hati berfungsi dalam

mempertahankan kadar gula dalam darah melalui proses glikogenolisis

maupun glukoneogenesis.

Selanjutnya Dilihat dari uji statistik dengan korelasi Spearman

diperoleh nilai ρ=0,052 lebih dari nilai α=0,05 maka Ho ditolak, yang

berarti bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara GDS dengan

densitas parasit pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah

Karel Sadsuitubun Langgur. Selanjutnya bedasarkan koefisien korelasi

Spearman didapatkan nilai 0,357 yang berarti bahwa hubungan yang

dibentuk antara GDS dengan densitas parasit adalah lemah. Dari data

statistik dengan tingkat densitas parasit yang rendah yaitu hanya

ditemukan pasitif (+) sampai (++) berarti tingkat keparahan penyakit juga

ringan. Kemungkinan hal ini dikarenakan dari 30 pasien kebanyakan

terinfeksi P.vivax 24 dan P.falciparum hanya 2 dan mix ada 2 sampel,

Page 65: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

47

dimana lama demam dan infeksi P.vivax yang relatif singkat berkisar 1-8

hari. Perbedaan lainnya karena P.falciparum dapat membentuk merazoit

hati sebanyak 40.000 sedangkan P.vivax hanya 10.000 merazoit hati dan

juga pada P.vivax dan P.ovale yang terutama menginfeksi eritrosit muda

sehingga membatasi derajat parasitemia, berbeda dengan P.falciparum

dan P.malariae yang menginfeksi sel-sel dewasa sehingga tingkat

penyakitnya lebih berat.

Page 66: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

48

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

Pada penelitian tentang analisis kadar glukosa darah sewaktu pada

penderita malaria, berdasarkan hasil uji analisis statistik dapat diambil

kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan antara

penurunan kadar glukosa darah dengan penderita malaria yang dilihat dari

densitas parasitnya.

V.2 Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang

lebih banyak dengan mengunakan parameter pemeriksaan kadar glukosa

darah yang lebih banyak agar dapat meningkatkan diagnosis.

.

Page 67: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

49

DAFTAR PUSTAKA

1. Arsin, A, Arsunan., Malaria di Indonesia: Tinjauan Aspek Epidemiologi.

Maagena Press, Makasar, 2012, hal. 14, 37, 48, 52, 59, 61-64, 88,174.

2. Harijanto, PN, Gunawan CA., Malaria molekuler ke klinis, EGC,

Jakarta, 2009, hal. 50,51, 55, 58, 59, 64, 123, 226, 234

3. Soedarto.,Malaria , Sagung Seto, Jakarta, 2011, hal. 22-25, 188, 194.

4. Gracia, Lynne, S.,Diagnostik Parasitology Kedokteran., EGC, Jakarta, 1996, hal.81-83

5. Direktorat Jenderal P2PL., Pedoman Pemeriksaan Mikroskopis malaria. Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2008, hal : 65 – 66.

6. Rahmat, Ayda. Purnoma. Atlas Diagnostic Malaria. EGC, Jakarta,

2011, hal. 7-12

7. Entjang, I. Mikrobiologi Dan Parasitology: Untuk Akademi Keperawatan

Dan Sekolah Tenaga Kesehatan Yang Sederajat. Bandung, 2003, hal.

317-318

8. Gandasoebrata. R, Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat.

Jakarta, 2009, hal. 7-9

9. Hardjoeno, Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diagnostik, LEPHAS

Universitas Hasanuddin, Makassar, 2003, hal. 8, 169

10. Philip, J, Rosenthal, MD., Artesunate for The Treatment of Severe

Malaria. N. Engl J.Med., hal. 2008 ;358:1829-1836.

11. Kee, Joyce LeFever, Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik. EGC, Jakarta. 2007, hal. 213,214

12. Ronald A. Sacher, Richard A. McPherson, Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan, Laboratorium. EGC, Jakarta. 2004, hal. 288

13. Direktorat Jenderal PPM-PL., Epidemiologi Malaria, , Departemen Kesehatan RI, Jakarta 2003

Page 68: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

50

14. Harijanto, PN, Gunawan CA., Malaria: Epidemologi, Patogenesis

Manifestasi Klinis dan Penanganan. EGC, Jakarta, 2000

15. Soedarto., Buku Ajar Parasitology Kedokteran. Sagung Seto, Jakarta 2011, hal. 80-84

16. Direktorat Jenderal., Pelayanan Kefarmasian untuk Penyakit Malaria. Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan, Departemen Kesehatan RI, Jakarta 2008

17. Ronald A. Sacher, Richard A. McPherson, Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan, Laboratorium. EGC, Jakarta. 2004, hal. 288

18. Harijanto. P.N, Alwi Datau.E. , Jurnal Hipoglikemia pada seorang penderita malaria. Laboratorium Ilmu Penyakit dalam FK Universitas Sam Ratulangi, Manodo, 1991, hal. 28-31

19. Direktorat Jendera., Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan. Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2008

20. Departemen parasitology, Buku Ajar : Parasitologi Kedokteran. FKUI, Jakarta, 2008, hal. 199

21. Sutisna Putu. Malaria Secara Ringkas dari Pentahuan Dasar Sampai Terapan, Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2004, hal. 8 , 56-57

Page 69: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

51

Darah kapiler

Pemeriksaan

mikroskopik malaria

Pemeriksaan glukosa

darah

Analisis Data

Pembahasan

Kesimpulan

Penderita malaria

LAMPIRAN I

ALUR PENELITIAN

Sediaan darah tebal Sediaan darah tipis

Page 70: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

52

LAMPIRAN II

SKEMA KERJA PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK

SEDIAN DARAH TEBAL DAN TIPIS

Darah kapiler

Sediaan darah tebal Sediaan darah tipis

Pewarnaan Giemsa

Hasil

1 tetes darah (kaca sediaan )

Dibentuk dgn sudut

450

Didapatkan sediaan hapus

Pemeriksaan Mikroskop

Difiksasi dengan metanol

Dibiarkan 2 – 3 menit

Sediaan darah tebal & tipis Diwarnai giemsa selama 20 menit

Dicuci dgn aquadest Dibiarkan kering

Page 71: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

53

LAMPIRAN III

SKEMA PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH

Darah vena penderita Malaria

Disentrifus selama 5 menit pada kec. 3000 rpm

sampel serum

Dipipet sebanyak 10 µl serum dan di tambahkan reagen Glukosa sebanyak 1000 µl

Inkubasi selama 5 menit pd suhu 370

C

Humalyzer 3500

Pembacaan Hasil pengukurannya

Page 72: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

54

LAMPIRAN IV

FOTO PENELITIAN

Gambar 4. Pemeriksaan mikroskopik malaria hapusan darah tebal dengan

pembesaran obyek 100 x

Keterangan :

1. Plasmodium vivax skizon tua 2. Plasmodium falciparum stadium makrogametosit 3. Sel darah putih 4. Plasmodium vivax stadium mikrogametosit muda

1

2

4

3

Page 73: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

55

Gambar 5. Alat sentrifugasi

Gambar 6. Pemeriksaan glukosa darah dengan Humalyzer 3500

Ket :

1. Alat Humalyzer 3500 2. Reagen glukosa

2

1

Page 74: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

56

LAMPIRAN V

Komposisi Reagen

1. Komposisi reagen glukosa Phosphate buffer pH 7.5 250 mmol/L

Phenol 5 mmol/L

4-Aminoantipyrinne 0.5 mmol/L

Glucose oxidase (GOD) >10 kU/L

Peroxidase (POD) > 1 k U/L

Page 75: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

57

Tabel 5. Hasil Pemeriksaan Laboratorium

No Kode

Sampel Sex

Umur (tahun)

Hasil Pemeriksaan

Ket GDS

(mg/dl) Malaria densitas

1 A1 L 32 58 Positif +

P.vivax

2 A2 P 8 53 Positif ++ P.vivax

3 A3 P 26 105 Positif + P.vivax

4 A4 P 37 70 Positif + P.vivax

5 A5 L 30 83 Positif ++ P.vivax

6 A6 L 16 111 Positif + P.vivax

7 A7 L 17 57 Positif ++ P.falcifarum

8 A8 P 40 96 Positif ++ P.vivax,

P.falcifarum

9 A9 L 30 68 Positif ++ P.vivax,

P.falcifarum

10 A10 L 28 101 Positif ++ P.vivax

11 B1 L 4 48 Positif ++ P.vivax

12 B2 L 11 76 Positif + P.vivax

13 B3 L 10 51 Positif ++ P.vivax

14 B4 L 10 46 Positif + P.vivax

15 B5 L 10 50 Positif + P.vivax

16 B6 L 6 60 Positif + P.vivax

17 B7 L 7 43 Positif ++ P.vivax

18 B8 L 7 53 Positif + P.vivax

19 B9 L 51 59 Positif ++ P.vivax

20 B10 P 6 105 Positif + P.vivax

21 C1 P 10 43 Positif ++ P.vivax

22 C2 L 6 61 Positif + P.vivax

23 C3 L 56 90 Positif + P.vivax

24 C4 L 16 42 Positif ++ P.vivax

25 C5 L 17 77 Positif + P.vivax

26 C6 P 61 59 Positif ++ P.vivax

27 C7 P 32 86 Positif + P.vivax

28 C8 L 43 93 Positif + P.falcifarum

29 C9 P 54 110 Positif + P.falcifarum

30 C10 P 30 95 Positif + P.falcifarum

Page 76: ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA MALARIA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · pada penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Karel

58