analisis iv.1 pendekatan perancangan behavior...

40
1 BAB IV ANALISIS IV.1 Pendekatan Perancangan Behavior Architecture (Arsitektur perilaku) ialah suatu konsep yang dalam selalu menyertakan pertimbangan-pertimbangan perilaku dalam perancangannya, yakni kaitan perilaku dengan desain arsitektur (sebagai lingkungan fisik). Sejauh mana penerapan Arsitektur perilaku pada bangunan Hotel kapsul dapat dilihat dari penerapan faktor-faktor yang mempengaruhi prinsip-prinsip dalam perilaku Wisatawan menengah kebawah yang menjadi target pasar dalam rancangan Hotel kapsul dimana perilaku pengguna akan mempengaruhi bagaimana desain suatu bangunan Hotel kapsul yang akan dirancang. Untuk mendapatkan rancangan Hotel kapsul yang baik, selain menerapkan pendekatan perancangan arsitektural berdasarkan perilaku transit Wisatawan menengah kebawah tentunya juga perlu memperhatikan beberapa aspek fisik maupun non fisik yang akan memberikan kesesuaian bangunan terhadap tapak dan lingkungan sekitar serta kenyamanan terhadap pengguna. IV.2 Analisa IV.2.1 Analisis Kondisi dan Potensi Lingkungan Tapak terletak di tepi jalan utama, yakni Jalan Fachrudin, Jakarta Pusat dengan lebar jalan 25 m yang berbatasan dengan Bank swasta.

Upload: hoangkiet

Post on 08-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS IV.1 Pendekatan Perancangan Behavior Architecturethesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01116-AR Bab4001.pdf · Unsur pengarah, yaitu tanaman ... Skema kegiatan pengunjung fasilitas

1

BAB IV

ANALISIS

IV.1 Pendekatan Perancangan

Behavior Architecture (Arsitektur perilaku) ialah suatu konsep yang

dalam selalu menyertakan pertimbangan-pertimbangan perilaku dalam

perancangannya, yakni kaitan perilaku dengan desain arsitektur (sebagai

lingkungan fisik). Sejauh mana penerapan Arsitektur perilaku pada bangunan

Hotel kapsul dapat dilihat dari penerapan faktor-faktor yang mempengaruhi

prinsip-prinsip dalam perilaku Wisatawan menengah kebawah yang menjadi

target pasar dalam rancangan Hotel kapsul dimana perilaku pengguna akan

mempengaruhi bagaimana desain suatu bangunan Hotel kapsul yang akan

dirancang.

Untuk mendapatkan rancangan Hotel kapsul yang baik, selain menerapkan

pendekatan perancangan arsitektural berdasarkan perilaku transit Wisatawan

menengah kebawah tentunya juga perlu memperhatikan beberapa aspek fisik

maupun non fisik yang akan memberikan kesesuaian bangunan terhadap tapak

dan lingkungan sekitar serta kenyamanan terhadap pengguna.

IV.2 Analisa

IV.2.1 Analisis Kondisi dan Potensi Lingkungan

Tapak terletak di tepi jalan utama, yakni Jalan Fachrudin, Jakarta

Pusat dengan lebar jalan 25 m yang berbatasan dengan Bank swasta.

Page 2: ANALISIS IV.1 Pendekatan Perancangan Behavior Architecturethesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01116-AR Bab4001.pdf · Unsur pengarah, yaitu tanaman ... Skema kegiatan pengunjung fasilitas

2

Lingkungan sekitar merupakan kawasan peruntukan kantor komersil,

perdagangan maupun wisma, ditambah dengan lalu lintas yang cukup

ramai.

Perilaku transit Wisatawan Menengah kebawah secara garis besar

terbagi menjadi wisata belanja maupun perjalanan. Berikut merupakan

analisa gambaran kondisi dan potensi lingkungan sekitar tapak:

Peta 4.1 Gambaran kondisi arus kedatangan wisatawan belanja maupun

perjalanan (Sumber: Survey literature)

Keterangan:

Tapak Kawasan wisata perjalanan

Kawasan wisata belanja

Page 3: ANALISIS IV.1 Pendekatan Perancangan Behavior Architecturethesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01116-AR Bab4001.pdf · Unsur pengarah, yaitu tanaman ... Skema kegiatan pengunjung fasilitas

3

Kesimpulan :

Lokasi tapak yang ada harus dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin

oleh wisatawan menengah kebawah, sedangkan untuk keberadaan

bangunan hotel kapsul diupayakan tidak memberi pengaruh minus pada

lingkungan sekitar.

Foto 4.1 Kondisi lingkungan sekitar tapak (Sumber: Survey lapangan)

Kondisi dan Ketinggian Bangunan Sekitar

Bangunan-bangunan yang berada di sekitar tapak antara lain :

• sebelah Utara tapak merupakan bangunan komersil yakni Bank swasta

dengan ketinggian 8 lantai

• bangunan dengan fungsi perdangangan yakni Pasar Tanah abang bukit

4 lantai di sebelah Selatan tapak

• sebelah Barat tapak merupakan kawasan kantor komersil dan

perdagangan

• bangunan fasilitas umum, bank swasta 1 lantai berlokasi di seberang

jalan sebelah Timur tapak

Page 4: ANALISIS IV.1 Pendekatan Perancangan Behavior Architecturethesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01116-AR Bab4001.pdf · Unsur pengarah, yaitu tanaman ... Skema kegiatan pengunjung fasilitas

4

Foto 4.2 Kondisi ketinggian bangunan sekitar tapak (Sumber: Survey

lapangan)

Kesimpulan :

dengan diperolehnya data analisa kondisi dan ketinggian bangunan

sekitar, maka diperoleh kesimpulan dimana ketinggian bangunan hotel

kapsul yang ideal sesuai dengan peraruran RUTRK ialah maksimal 8

lantai, sedangkan bangunan yang dirancang ialah 5-7 lantai agar tidak

terlalu mencolok namun tetap menyatu dengan bangunan sekitar.

Bangunan-bangunan disekitar tapak juga akan bisa bermafaat bagi

pengguna hotel kapsul yang akan dirancang, seperti; adanya bangunan

komersil yakni bank swasta maupun pasar tanah abang bukit sebagai

fasilitas wisata belanja.

Page 5: ANALISIS IV.1 Pendekatan Perancangan Behavior Architecturethesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01116-AR Bab4001.pdf · Unsur pengarah, yaitu tanaman ... Skema kegiatan pengunjung fasilitas

5

Potensi Lingkungan

• adanya persamaan aktivitas karena berdekatan/ tidak jauh dengan

kawasan hunian (masyarakat menengah ke bawah)

• radius ±500 meter dengan Stasiun kereta api Tanah Abang, serta

dilewati jalur angkutan umum seperti mikrolet, bus, maupun taxi

sehingga memudahkan pencapaian dari dan ke bangunan hotel kapsul

yang akan dirancang

• Keberadaan letak tapak mudah terlihat dari stasiun

• terdapat beberapa fasilitas umum / komersial yang cukup bermanfaat

bagi penghuni bangunan hotel kapsul seperti bank, pusat grosir Pasar

tanah abang sebagai fasilitas bagi wisatawan belanja dan lainnya.

IV.2.1.1 Analisa Pencapaian dan Sirkulasi Tapak

Pertimbangan pencapaian dari dan ke tapak yang

diperhatikan, antara lain informatif, kemudahan, kenyamanan

dan keamanan. Pencapaian tersebut terbagi menjadi dua yaitu

kendaraan dan manusia. Akses keduanya perlu diperhatikan agar

tercipta sirkulasi yang sesuai seperti berikut:

• tidak terjadi penyilangan

• kejelasan alur sirkulasi

• efisiensi dan efektivitas lahan

Beberapa pola sirkulasi dalam tapak, antara lain:

1. Pola jalan masuk tunggal

• Semua masuk melalui satu jalur

Page 6: ANALISIS IV.1 Pendekatan Perancangan Behavior Architecturethesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01116-AR Bab4001.pdf · Unsur pengarah, yaitu tanaman ... Skema kegiatan pengunjung fasilitas

6

• Pejalan kaki dan pengguna kendaraan menggunakan jalur

yang sama

2. Pola jalan masuk ganda

• Terdapat dua jalur masuk untuk umum dan yang lebih

privat atau antara kedua

• hal yang berbeda

• Sirkulasi kendaraan dan pengguna jalan terpisah

3. Pola jalan masuk triple

• Terdapat tiga jalur masuk, masing-masing untuk

penghuni, pengunjung, dan pengelola/ karyawan/ servis

• Sirkulasi kendaraan dan pengguna jalan terpisah, dapat

ditambah jalur sepeda dan pintu servis

Kesimpulan :

Dari beberapa alternatif di atas, pola sirkulasi yang digunakan

dalam rancangan hotel kapsul ialah pola jalan masuk ganda

yang mana terdapat dua jalur masuk yaitu Terdapat dua jalur

masuk untuk umum dan yang lebih privat atau antara kedua

IV.2.1.2Analisa Orientasi Massa Bangunan

Orientasi massa bangunan dipengaruhi oleh beberapa

faktor, diantaranya:

1. Jalan

Jalan utama sekitar tapak yaitu Jalan Fachrudin yang mana

sebagai sebagai pertimbangan arah orientasi bangunan. Oleh

Page 7: ANALISIS IV.1 Pendekatan Perancangan Behavior Architecturethesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01116-AR Bab4001.pdf · Unsur pengarah, yaitu tanaman ... Skema kegiatan pengunjung fasilitas

7

karena itu, timbul beberapa alternatif orientasi bangunan

terhadap jalan, antara lain:

Tabel 4.1 Tabel perbandingan alternatif orientasi rancangan hotel kapsul

berdasarkan faktor jalan

(Sumber: Survey lapangan)

Alternatif Kelebihan Kekurangan

Alternatif 1

� Sesuai terhadap bentuk tapak

� View

� Sesuai dengan arah kedatangan kendaraan dan manusia

� Kurang informatif bagi wisatawan yang ingin transit dengan kedatangan dari arah Stasiun Tanah abang kurang

Alternatif 2

� Sesuai terhadap bentuk tapak

� View

� Sesuai dengan arah kedatangan sasaran pengunjung

� Hanya sesuai dengan arah kedatangan yang searah dengan datangnya arus lalu lintas kendaraan

Alternatif 3

� Sesuai terhadap bentuk tapak

� Sesuai dengan arah kedatangan kendaraan dan manusia

� Informatif baik untuk wisatawan yang datang dari arah Stasiun Tanah Abang, Pasar tanah abang, maupun Jalan Kebon sirih, Jalan Jati baru serta Jalan

� Terlalu banyak cakupan view yang tidak menentu

Orientasi

bangunan

Orientasi

bangunan

Orientasi

bangunan

Page 8: ANALISIS IV.1 Pendekatan Perancangan Behavior Architecturethesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01116-AR Bab4001.pdf · Unsur pengarah, yaitu tanaman ... Skema kegiatan pengunjung fasilitas

8

Dari ketiga perbandingan kelebihan dan kekurangan alternatif

orientasi terhadap jalan diatas, dilakukan penilaian

berdasarkan aspek yang diamati, sebagai berikut:

Tabel 4.2 Tabel penilaian perbandingan alternatif rancangan hotel

kapsul berdasarkan faktor jalan

Aspek Yang Diamati Al ternatif I

Alternatif II

Alternatif III

Informatif � ��� �� Kesesuaian terhadap bentuk tapak

��� �� ���

View �� ��� �� Kesesuaian terhadap arah kedatangan wisatawan menengah kebawah

�� ��� ���

Total Nilai 8 11 10

(Sumber: Survey lapangan)

Keterangan:

� : Kurang

�� : Cukup

��� : Baik

Kesimpulan :

Dari ketiga alternatif di atas, Orientasi bangunan yang tepat

sesuai dengan beberapa aspek yang diamati ialah Alternatif 2

karena memenuhi kriteria sebagai berikut:

� sesuai terhadap bentuk tapak

� view yang baik

� sesuai dengan arah kedatangan kendaraan dan manusia

Page 9: ANALISIS IV.1 Pendekatan Perancangan Behavior Architecturethesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01116-AR Bab4001.pdf · Unsur pengarah, yaitu tanaman ... Skema kegiatan pengunjung fasilitas

9

� informatif, baik untuk wisatawan yang datang dari arah

Stasiun Tanah Abang, Pasar tanah abang, maupun dari

Jalan Kebon sirih, Jalan Jati baru serta Jalan Abdul Muis

2. Matahari

Unit pada hunian hotel kapsul semaksimal mungkin harus

mendapatkan cahaya matahari.

Berikut beberapa alternatif yang muncul, antara lain:

Tabel 4.3 Tabel analisa matahari terhadap masing- masing alternatif rancangan

hotel kapsul

Analisa matahari

NO 08:00 10:00 14:00 16:00

1

2

3

(Sumber: Survey lapangan)

Berikut perbandingan alternatif orientasi bangunan yang

timbul berdasarkan analisa matahari, antara lain:

Page 10: ANALISIS IV.1 Pendekatan Perancangan Behavior Architecturethesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01116-AR Bab4001.pdf · Unsur pengarah, yaitu tanaman ... Skema kegiatan pengunjung fasilitas

10

Tabel 4.4 Tabel perbandinganalternatif rancangan hotel kapsul

berdasarkan faktor matahari

Alternatif Kelebihan Kekurangan

1

• Pada sisi terpanjang bangunan tidak mendapat cahaya dan panas matahari sore secara maksimal

• Pada sisi terpanjang bangunan tidak mendapat cahaya matahari pagi secara

2

• Seluruh sisi bangunan masih mendapat cahaya alami dari segala arah

• Sisi terpanjang bangunan di bagian depan tapak juga mendapatkan cahaya dan panas matahari sore

• Bentuk massa kurang memanfaatkan lahan yang ada

3

• Orientasi bangunan ke arah Utara dan Selatan yang meminimalkan cahaya dan panas matahari sore

• Bentuk massa tidak mengikuti tapak

• Pada sisi terpanjang bangunan tidak mendapat cahaya matahari pagi secara maksimal.

(Sumber: Survey lapangan)

Berdasarkan perbandingan alternatif orientasi terhadap

bentuk tapak diatas, dilakukan penilaian berdasarkan aspek

yang diamati, sebagai berikut:

Tabel 4.5 Tabel penilaian perbandingan alternatif rancangan hotel

kapsul berdasarkan faktor matahari

Aspek Yang Diamati Alternatif I

Alternatif II

Alternatif III

Presentase bangunan yang banyak mendapat matahari sore

��� � ���

Presentase bukaan yang efektif

�� �� ���

Suhu bangunan ��� �� ��� Efektifitas pencahayaan alami

��� � ���

Total Nilai 11 6 12

(Sumber: Survey lapangan)

Page 11: ANALISIS IV.1 Pendekatan Perancangan Behavior Architecturethesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01116-AR Bab4001.pdf · Unsur pengarah, yaitu tanaman ... Skema kegiatan pengunjung fasilitas

11

Keterangan:

� : Kurang

�� : Cukup

��� : Baik

Kesimpulan:

Dari ketiga alternatif di atas, dipilih alternatif 3 karena selain

dari hasil analisa orientasi berdasarkan potensi dan

lingkungan sekitar sebelumnya juga memenuhi kriteria

terkait dalam hal sebagai berikut:

� Sedikit mendapatkan cahaya dan panas matahari sore

� Bukaan yang efektif

� Suhu bangunan

� Efektifitas pencahayaan alami

3. Angin

Pengaruh angin secara menyeluruh tidak menentu karena

bangunan di sekitar tapak yang begitu padat, sehingga perlu

diperhatikan gerakan angin secara menyeluruh pada sekitar

bangunan. Umumnya di wilayah Jakarta angin bergerak dari

arah Timur ke Barat begitu juga sebaliknya.

penilaian berdasarkan aspek yang diamati, sebagai berikut:

Page 12: ANALISIS IV.1 Pendekatan Perancangan Behavior Architecturethesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01116-AR Bab4001.pdf · Unsur pengarah, yaitu tanaman ... Skema kegiatan pengunjung fasilitas

12

Tabel 4.6 Tabel penilaian perbandingan alternatif rancangan hotel kapsul berdasarkan

faktor angin

Aspek Yang Diamati

Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

Kualitas angin 3 2 4

Efektifitas pengudaraan alami

3 2 3

Suhu bangunan 3 1 3 Total Nilai 9 5 10

Sumber: Survey lapangan)

Kesimpulan:

Dari ketiga alternatif di atas, dipilih alternatif 3 dari hasil

analisa orientasi berdasarkan faktor angin karena angin akan

lebih leluasa untuk bergerak.

IV.2.1.3Analisa Polusi Udara dan Suara

Tingkat kebisingan paling tinggi berasal dari arah Timur

yaitu berasal dari Jalan raya Fachrudin. Selain kebisingan,

tingkat polusi udara yang terdiri dari asap kendaraan bermotor

dan suara yang mengganggu.

Berikutperbandingandua alternatif sebagai acuan menentukan

yang terbaik sesuai analisa terhadap polusi suara dan udara:

Page 13: ANALISIS IV.1 Pendekatan Perancangan Behavior Architecturethesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01116-AR Bab4001.pdf · Unsur pengarah, yaitu tanaman ... Skema kegiatan pengunjung fasilitas

13

Tabel 4.7Tabel penilaian perbandingan alternatif rancangan hotel kapsul

berdasarkan faktor polusi suara dan udara

Aspek Yang Diamati

Alternatif

I

Alternatif

II

kebisingan yang terjadi dalam bangunan

�� ���

Tingkat sumber bising yang bisa

�� ���

Total Nilai 4 6

(Sumber: Survey lapangan)

Keterangan

Sound barrier

Polusi udara Polusi suara

Kesimpulan :

Dari beberapa alternatif di atas, orientasi bangunan terhadap

permasalahan polusi udara dan suara terbaik ialah pada alternatif

dua, karena selain selain dilakukan penanggulangan polusi suara

dan udara dengan adanya vegetasi disisi-sisi yang memiliki

tingkat kebisingan tertinggi juga diatasi dengan set back/

pemunduran pada massa bangunan yang bisa meredam

kebisingan dengan lebih baik.

Page 14: ANALISIS IV.1 Pendekatan Perancangan Behavior Architecturethesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01116-AR Bab4001.pdf · Unsur pengarah, yaitu tanaman ... Skema kegiatan pengunjung fasilitas

14

IV.2.1.4Analisa Tata Ruang Luar

Penataan ruang luar pada bangunan dilakukan sebagai

kontribusi ruang terbuka hijau diharapkan akan bisa memberi

kontribusi ruang bernafas bagi lingkungan. Pemanfaatan ruang

luar direncanakan dalam fungsi-fungsi sebagai berikut :

• Ruang luar aktif meliputi parkir kendaraan, pedestrian, fasilitas

penunjang, plaza

• Ruang luar pasif meliputi taman dan daerah resapan.

Sedangkan fungsi ruang luar yang menjadi pertimbangan

dalam penataan pada tapak antara lain:

• Sebagai tempat beraktifitas bagi Wisatawan menengah

kebawah seperti berkeliling untuk menghilangkan rasa penat

• Sebagai lahan parkir

• Sebagai transisi/ ruang penghubung dari luar bangunan ke

dalam bangunan

• Membantu penataan sirkulasi yang baik bagi pemakai

bangunan berkendaraan dan pejalan kaki

• Sebagai buffer untuk mengurangi bising dan polusi udara

Elemen Ruang Luar, terbagi atas:

1. Elemen Lunak, yaitu elemen hidup (vegetasi) yang mengisi

lahan pada tapak, dengan kriteria sebagai berikut:

Page 15: ANALISIS IV.1 Pendekatan Perancangan Behavior Architecturethesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01116-AR Bab4001.pdf · Unsur pengarah, yaitu tanaman ... Skema kegiatan pengunjung fasilitas

15

a. Unsur pengarah, yaitu tanaman yang berfungsi untuk

mengarahkan penghuni/ pengunjung menuju ke arah

tertentu/ bangunan/ fasilitas sebagai perjalanan arsitektur.

b. Unsur estetis, yaitu tanaman yang berfungsi untuk

memberikan nilai tambah secara estetis pada bangunan,

seperti pembuatan pola taman

c. Unsur peneduh, yaitu tanaman yang berfungsi melindungi

pejelan kaki dari panas matahari, dan sebatgai filter dari

gangguan bising dan udara kotor

d. Unsur buffer, yaitu tanaman yang berfungsi untuk

menyerap bising dan mengurangi polusi dari jalan utama

2. Elemen keras, yaitu elemen tidak hidup pada ruang luar

seperti jenis pengerasan jalan kendaraan dan jalan manusia

yang memungkinkan air hujan untuk meresap ke tanah, juga

seperti lampu taman, pagar, tempat duduk, tong sampah dan

lainnya.

Kesimpulan :

1. Menciptakan ruang terbuka hijau sesuai dengan fungsinya

2. Pengaturan jalur sirkulasi yang baik antar kendaraan dan

manusia

Page 16: ANALISIS IV.1 Pendekatan Perancangan Behavior Architecturethesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01116-AR Bab4001.pdf · Unsur pengarah, yaitu tanaman ... Skema kegiatan pengunjung fasilitas

16

IV.2.2 Analisa Kegiatan dan Sistem Ruang

IV.2.2.1 Analisa Pelaku Kegiatan

Kegiatan dan sistem ruang dalam rancangan hotel kapsul

berhubungan dengan aspek manusia sebagai pelaku utama

kegiatan dalam bangunan hotel kapsul, antara lain:

a) Penghuni

Merupakan Wisatawan menengah kebawah yang melakukan

aktifitas transit dalam bangunan hotel kapsul.

b) Pengunjung

Pengunjung yang dimaksud ialah tamu pengunjung yang

datang hanya untuk menggunakan fasilitas pada hotel kapsul

c) Pengelola

Yaitu pihak yang mengelola manajemen hotel kapsul terbagi

atas bagian administrasi, maintenance, dan petugas

kebersihan lingkungan hotel kapsul.

d) Pelaku bisnis

Merupakan orang yang datang ke hotel kapsul untuk

menjalankan usahanya seperti retail, laundry, salon dan

fasilitas penunjang hotel kapsul lainnya.

Page 17: ANALISIS IV.1 Pendekatan Perancangan Behavior Architecturethesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01116-AR Bab4001.pdf · Unsur pengarah, yaitu tanaman ... Skema kegiatan pengunjung fasilitas

17

IV.2.2.2 Analisa Kegiatan Pelaku

Berikut beberapa skema perihal kegiatan pelaku pada

bangunan hotel kapsul, skema kegiatan penghuni hotel kapsul,

antara lain:

a) Skema kegiatan penghuni hotel kapsul

b) Skema kegiatan pengunjung fasilitas hotel kapsul

melanjutkan kegiatan

pariwisata

Datang Parkir

Masuk ke

Bangunan

Registrasi

Masuk ke

Kamar

Menggunakan

Fasilitas penunjang

Menunggu

di Lobby

Pulang

Datang Parkir

Masuk ke Bangunan

Resepsionis

Pulang Menunggu

di Lobby

Menggunakan

Fasilitas penunjang

Page 18: ANALISIS IV.1 Pendekatan Perancangan Behavior Architecturethesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01116-AR Bab4001.pdf · Unsur pengarah, yaitu tanaman ... Skema kegiatan pengunjung fasilitas

18

c) Skema kegiatan pengelola hotel kapsul

d) Skema kegiatan pelaku bisnis hotel kapsul

Datang Parkir

Masuk ke

Bangunan

Istirahat / makan minum

Pulang

Masuk ke tempat kerja

Melakukan aktivitas :

- pekerjaan administrasi

- pekerjaan pengawasan

- pekerjaan perawatan

Menerima

tamu

Datang Parkir

Masuk ke

Bangunan

Istirahat / makan minum

Pulang

Masuk ke tempat kerja (mini

market, laundry, Travel Agent,

Money Changer, salon, dan

lainnya) untuk melakukan aktifitas

Menerima

tamu

Page 19: ANALISIS IV.1 Pendekatan Perancangan Behavior Architecturethesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01116-AR Bab4001.pdf · Unsur pengarah, yaitu tanaman ... Skema kegiatan pengunjung fasilitas

19

IV.2.2.3 Analisa Kebutuhan Ruang

Kebutuhan ruang ditinjau dari aspek pelaku beserta jenis

kegiatannya:

Tabel 4.8 Tabel analisa kebutuhan ruang

PELAKU JENIS KEGIATAN KEBUTUHAN RUANG

SIFAT RUANG

Pengguna unit kapsul

- Tidur/ Istirahat -Mck -Makan - Menyimpan barang - Rekreasional - Beribadah - Relaksasi

Unit kapsul Toilet Café/ Restaurant/ Kantin Loker Ruang bersosialisasi Retail Tempat Ibadah Ruang refleksi

Private Service Semi private Public Public Semi private Public

Pelaku bisnis - Berjualan barang kebutuhan/ Merchandise - Mencuci -Jasa travel -Relaksasi -Mck

Retail Merchandise/ Perniagaan Laundry Travel Agent Refleksi Toilet

Service Service Public Service

Umum - Sirkulasi - Bersosialisasi - Mck

Lobby Ruang bercengkrama/ bersosialisasi Toilet

Public Public Service

Pengelola - Mengelola Hotel kapsul - Pendataan penghuni baru - Membantu pengelolaan Hotel kapsul -Mck

Ruang pengelola Hotel kapsul Ruang Administrasi Ruang Staff pengelola Toilet

Private Public Semi private Service

Service - Mengontrol M&E - Mengontrol genset - Mengatur listrik - Penampungan sampah - Penyediaan air - Penerimaan dan - penyimpangan barang -Kebersihan

Ruang M&E Ruang genset Ruang panel Bak sampah Reservoir, Ruang pompa Loading dock, Gudang Janitor

Service Service Service Service Service Service Service Service

(Sumber: Survey lapangan)

Page 20: ANALISIS IV.1 Pendekatan Perancangan Behavior Architecturethesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01116-AR Bab4001.pdf · Unsur pengarah, yaitu tanaman ... Skema kegiatan pengunjung fasilitas

20

IV2.2.4 Analisa Persyaratan dan Dimensi Ruang

Kebutuhan ruang dan luasannya dianalisa berdasarkan

kegiatan pelakunya. Hal-hal yang menjadi pertimbangan utama

dalam menentukan kebutuhan luas ruang suatu Hotel kapsul,

antara lain:

• Kapasitas dan fasilitas

Merupakan daya tampung terhadap calon penghuni dan alat

kegiatan yang meliputi :

1. Jumlah ukuran persyaratan, melalui proporsi atas peraturan

bangunan, standar luasan.

2. Anggapan yang menimbulkan asumsi didasarkan pada studi

banding, survey, dan pertimbangan bentuk penggunaan.

• Aktivitas dalam ruang.

Berdasarkan alat dan dimensi alat yang digunakan. Dimensi

dasar yang dipakai adalah atas dasar ruang gerak kegiatan.

• Flow gerak

Keleluasaan gerak penghuni atas dasar dari tuntutan dan

karakter kebutuhan untuk kelancaran kegiatan (efisiensi dan

efektifitas).

Berikut analisa kebutuhan ruang dan luasannya dianalisa

berdasarkan kegiatan pelakunya:

Page 21: ANALISIS IV.1 Pendekatan Perancangan Behavior Architecturethesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01116-AR Bab4001.pdf · Unsur pengarah, yaitu tanaman ... Skema kegiatan pengunjung fasilitas

21

A. Kantor Pengelola

Tabel 4.9 Tabel analisa besaran ruang kantor pengelola

B. Unit hunian hotel kapsul

Dalam rancangan hotel kapsul diamati beberapa

faktor yang mempengaruhi rancangan unit hotel kapsul,

baik dari type unit maupun jumlah tamu yang menginap,

data yang diperoleh berdasarkan hasil survey maupun studi

banding. Berikut hasil survey dari beberapa responden

terkait wisatawan menengah kebawah di kawasan Tanah

abang:

1. Type unit Hotel kapsul

Terkait perilaku wisatawan menengah kebawah,

berikut hasil survey dari responden yang ada terkait type

unit kapsul, antara lain:

Kebutuhan Ruang

Kapasitas Standar Sumber Luas

R.Tunggu 3 orang 2-3 m²/org DA 9 m²

Ruang Pimpinan 1 orang 6-8 m²/org DA 6 m²

Ruang staf& Administrasi

4 orang 6-9 m²/org DA 24 m²

Toilet 2,5 m²/org DA 2,5 m²

Sirkulasi 20 % 10,9 m²

Total 65,4 m²

Page 22: ANALISIS IV.1 Pendekatan Perancangan Behavior Architecturethesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01116-AR Bab4001.pdf · Unsur pengarah, yaitu tanaman ... Skema kegiatan pengunjung fasilitas

22

Gambar 4.1 Grafik peminatan jenis unit kapsul (Sumber: responden di

kawasan stasiun tanah abang)

Hasil survey menyatakan:

• Peminat type kapsul sebanyak 11 responden dari 30

responden (35%)

• Peminattype mikro sebanyak 19 responden dari 30

responden (65%)

2. Type unit berdasarkan letak kamar mandi

Gambar 4.2 Grafik peminatan jenis unit kapsul berdasarkan

peletakan kamar mandi (Sumber: responden di kawasan stasiun

tanah abang)

Hasil survey menyatakan:

• Peminat type kapsul dengan kamar mandi dalam

sebanyak 8 dari 30 responden (25%)

• Peminattype mikrokamar mandi luar sebanyak 22 dari

30 responden (75%)

Page 23: ANALISIS IV.1 Pendekatan Perancangan Behavior Architecturethesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01116-AR Bab4001.pdf · Unsur pengarah, yaitu tanaman ... Skema kegiatan pengunjung fasilitas

23

3. Type unit berdasarkan teman perjalanan

Gambar 4.3 Grafik peminatan jenis unit kapsul berdasarkan teman

perjalanan (Sumber: responden di kawasan stasiun tanah abang)

Hasil survey menyatakan:

• Berwisata sendiri sebanyak 4 dari 30 responden (10%)

• Berwisatadengan teman sebanyak 9 dari 30 responden

(30%)

• Berwisata dengan keluarga sebanyak 17 dari 30

responden (60%)

4. Dimensi unit Hotel kapsul

Dalam rancangan Hotel kapsul ini ada yang

memiliki prinsip desain kapsul pada umunya, namun ada

juga yang memiliki skala yang manusiawi sesuai dengan

standar manusia, hal tersebut didapat dari data hasil

studi banding dan literatur serta peminatan responden.

Berikut data yang diperoleh, antara lain:

Page 24: ANALISIS IV.1 Pendekatan Perancangan Behavior Architecturethesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01116-AR Bab4001.pdf · Unsur pengarah, yaitu tanaman ... Skema kegiatan pengunjung fasilitas

24

Tabel 4.10 Tabel analisa besaran unit kapsul

Jenis type

Sumber Luas

Type kapsul

SB Shinjuku green plaza = 2x 1x 1,25

Nakagin = 2,3x 3,8x 2,1 m²

Type mikro

SB 1st kabin hotel Osaka =

2,5m2 dan

4,2m2(2,25x2)

Sleepbox Moscow

2,6x 1,6x 2,5-3

Sleepbox Dubai

2x 1,4x 2,30

Sumber: survey literature

Untuk memenuhi standar ruang manusia perlu

dianalisa bagaimana ruang gerak manusia tersebut.

Berikut data yang diperoleh berdasarakan studi literature

(Data Arsitek, Ernest Neufert ), antara lain:

1. Ukuran tubuh

Gambar 4.4 Standar ukuran tubuh manusia (Sumber: Data arsitek)

Page 25: ANALISIS IV.1 Pendekatan Perancangan Behavior Architecturethesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01116-AR Bab4001.pdf · Unsur pengarah, yaitu tanaman ... Skema kegiatan pengunjung fasilitas

25

Gambar 4.5 Standar ukuran kebutuhan posisi tubuh manusia (Sumber:

Data arsitek)

2. Kebutuhan tempat dengan tas

Gambar 4.6 Standar ukuran kebutuhan tempat dengan tas

(Sumber: Data arsitek)

3. Kebutuhan ruang tidur

Gambar 4.7 Standar ukuran kebutuhan tidur

(Sumber: Data arsitek)

4. Kamar mandi

Gambar 4.8 Standar ukuran toilet (Sumber: Data arsitek)

Page 26: ANALISIS IV.1 Pendekatan Perancangan Behavior Architecturethesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01116-AR Bab4001.pdf · Unsur pengarah, yaitu tanaman ... Skema kegiatan pengunjung fasilitas

26

IV.2.2.5 Analisa Skema Hubungan Ruang

Kesimpulan:

• Berdasarkan data-data yang diperoleh diatas serta

kesesuaian terhadap perilaku transit wisatawan

menengah kebawah maka dapat disimpulkan besaran

unit kapsul antara lain:

Tabel 4.11 Tabel analisa besaran per-unit kapsulkamar mandi luar

Jenis type Sumber Luas

Type single A (2x 3x 2,7)x 70

Sirkulasi 226,8 m2

Total 1360,8 m2

Sumber: study literature dan study banding

Tabel 4.12 Tabel analisa besaran type mikro kamar mandi dalam

Jenis type Sumber Luas

Type standar mikro

A (3,5x3,25)x 42

Type twin mikro A (3x6)x 70

Sirkulasi 20% 343m2

Total 2058 m2

Sumber: study literature dan study banding

• Unit hunian Hotel kapsul:

1. Type single kapsul = 46% dari total penghuni

(1orang per unitkapsul)

2. Type twin mikro = 26% dari total penghuni

(2orang per unit kapsul)

3. Type standar mikro = 28% dari total penghuni

(2orang per unit kapsul)

Page 27: ANALISIS IV.1 Pendekatan Perancangan Behavior Architecturethesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01116-AR Bab4001.pdf · Unsur pengarah, yaitu tanaman ... Skema kegiatan pengunjung fasilitas

27

C. Dimensi fasilitas penunjang

Dalam rancangan hotel kapsul perlu diamati beberapa faktor

Tabel 4.13 Tabel dimensi ruang fasilitas Restaurant

Kebutuhan Ruang

Kapasitas Standar Sumber Luas

Kasir 6-8 orang 2,5 m²/org TSS 15 m²

Dapur 20 m² DA 20 m² Ruang pelayanan

20 orang 1,5 m² DA 30 m²

Ruang duduk 60 orang 2 m² / org DA 120 m² Ruang pengelola

4 orang 6-8 m² / org TSS 24 m²

Gudang Peyimpanan

20 m²/ org DA 20 m²

Toilet 4 unit 1 orang 2,5 m2/ org DA 10 m² Wastafel 2 unit

2 orang 0,5 m2/ org DA 1 m²

Sirkulasi 20% 48 m² Total 288 m²

Sumber: study literature

Tabel 4.14 Tabel dimensi ruang penunjang lainnya

Sumber: study literature

Kebutuhan Ruang Kapasitas Standar Sumber Luas Loker 100 loker 1,2 x 6 m² DA 720 m²

Loker tamu 150 loker 1,2 x 6 m2 DA 1080m2

Toilet 56 unit 56 x 2,5 m2/ org DA 140 m2

Wastafel 28 unit 28 x 0,5 m2/ org DA 14 m2

Mushola 20 orang 20 x 2,5 m2/ org DA 50 m2

Laundry 6-8 orang 43,2 m2

Refleksi 20 orang 43,2 m2

ATM 2 orang 2 x 2,5 m2/ org 5 m2

Jasa travel 4-6 orang 6 x 2,5 m2/ org 15 m2

Area sosialisasi 4-8 orang A 608 m2

Lift DA 60 m2

Tangga DA 598,5m2

Sirkulasi 20% 675,38m²

Total 4052,3 m²

Page 28: ANALISIS IV.1 Pendekatan Perancangan Behavior Architecturethesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01116-AR Bab4001.pdf · Unsur pengarah, yaitu tanaman ... Skema kegiatan pengunjung fasilitas

28

Tabel 4.15 Tabel dimensi ruang kebutuhan service

Sumber: study literature

Keterangan Sumber:

DA: Data Arsitek

TSS: Time Saver Standar

A: Asumsi / Studi Banding

IV.2.2.6 Analisa Terhadap Topik Tema

Unit kapsul didesain sedemikian rupa sesuai dengan

perilaku transit wisatawan menengah kebawah, dengan

mendesain unit kapsul yang fleksibel bagi para wisatawan

menengah kebawah/ Backpacker.

Kebutuhan Ruang Kapasitas Standar Sumber Luas

Ruang Generator 1 unit 35 m²/ unit A 35 m²

Ruang Panel 1 unit 9 m²/ unit A 9 m²

Gudang peralatan 1 unit 35 m²/ unit A 35 m²

Ruang M&E 1 unit 35 m²/ unit A 35 m²

Ruang Keamanan 2 orang 2,5 m² / org A 5 m²

Ruang Pompa 2 unit 30 m²/ unit A 60 m²

Reservoir Bawah 1 unit 50 m²/ unit SB 50 m²

STP 1 unit 50 m²/ unit A 50 m²

TPS 12 m² 12 m²

Sirkulasi 20% 58,2 m²

Total 349,2 m²

Page 29: ANALISIS IV.1 Pendekatan Perancangan Behavior Architecturethesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01116-AR Bab4001.pdf · Unsur pengarah, yaitu tanaman ... Skema kegiatan pengunjung fasilitas

29

Gambar 4.9 Murphy bed (Sumber: Studi literatur)

Berinteraksi social merupakan bagian dari perilaku dari

wisatawan menengah kebawah/ backpacker yang saling berbagi

cerita pengalaman, sehingga dibuat ruang-ruang terbuka dimana

pengunjung dapat bersosialisasi dan berinteraksi dengan

pengunjung lainnya.

Gambar 4.10 Taman (Sumber: Studi literatur)

Mencari petualangan, keaslian dan pengalaman juga

merupakan bagian dari perilaku transit wisatawan menengah

kebawah/ Backpacker sehingga dalam bangunan akan

menyediakan retail yang akan menjual barang-barang yang

memiliki ciri khas daerah terkait. Serta bangunan didesain

sedemikian rupa sehingga menjadi suatu pengalaman menarik

Page 30: ANALISIS IV.1 Pendekatan Perancangan Behavior Architecturethesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01116-AR Bab4001.pdf · Unsur pengarah, yaitu tanaman ... Skema kegiatan pengunjung fasilitas

30

bagi para wisatawan menengah kebawah.

Gambar 4.11 Retail (Sumber: Studi literatur)

IV.3 ASPEK BANGUNAN

IV.3.1 Bentuk Dasar Bangunan

Dalam pemilihan terhadap bentuk massa bangunan Hotel kapsul

menggunakan bentuk dasar persegi agar mudah dalam pengaturan ruangan

per modul nya. Bentuk dapat ditinjau dan dipertimbangkan dari:

� Penyesuaian terhadap bentuk tapak dan lingkungan sekitar.

� Efisiensi, fleksibilitas dan kesan ruang yang tinggi.

� Karakter bangunan yang mencerminkan sifat kegiatan bangunan.

� Dominasi bentuk di lingkungan sekitar.

� Kegiatan utama di dalam bangunan

Pola Massa Tunggal

Massa hanya terdiri dari satu gubahan massa yang menampung seluruh

program ruang di atas tapak

Pertimbangan:

- Sifat bangunan terpusat

- Sirkulasi pencapaian yang cepat dan relatif lebih pendek

Page 31: ANALISIS IV.1 Pendekatan Perancangan Behavior Architecturethesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01116-AR Bab4001.pdf · Unsur pengarah, yaitu tanaman ... Skema kegiatan pengunjung fasilitas

31

- Efisiensi penyediaan fasilitas dan maintenance

- Efisiensi penggunaan lahan yang terbatas

Pola Massa Majemuk

Massa yang terdiri dari beberapa gubahan massa yang masing-masing

menampung program ruang yang terpisah di atas tapak

Pertimbangan:

- Sifat bangunan yang menyebar dan memusat pada satu massa utama

- Adanya pemisahan kelompok aktivitas manusia

- Adanya rongga sirkulasi antar massa

- Pola perletakan massa yang lebih dinamis

Kesimpulan:

Berdasarkan pertimbangan Pola Massa bangunan yang dipilih ialah pola

massa majemuk karena sebagai kesuaian terhadap fungsi, penzoningan,

dan kesesuaian terhadap perilaku transit wisatawan menengah kebawah.

IV.3.2 Sirkulasi dalam Bangunan

Analisa Sirkulasi Vertikal

Sirkulasi horizontal dapat dibedakan mejadi 2 tipe yaitu

sirkulasi linier dan sikulasi radial. Masing-masing jenis sirkulasi

memiliki kelebihan dan kekurangan, yaitu:

Page 32: ANALISIS IV.1 Pendekatan Perancangan Behavior Architecturethesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01116-AR Bab4001.pdf · Unsur pengarah, yaitu tanaman ... Skema kegiatan pengunjung fasilitas

32

Tabel 4.16 Jenis Sirkulasi Horizontal

No Jenis Sirkulasi Keterangan 1

2

Linier

• Linier Menerus

• Linier Bertekuk

• Linier Berpotongan

• Linier Bercabang

• Linier Berbelok

Radial

- Jelas dan terarah.

- Mudah dalam pencapaian ke bangunan.

- Mudah dalam pengklasifikasian fungsi di dalam bangunan.

- Memusatkan kegiatan / orientasi

- Efisiensi tinggi

- Mudah untuk mencapai ke titik tertentu.

- Penyesuaian terhadap kontur cukup baik.

Sumber : Ching, F. Architecture Form, Space and Order

Kesimpulan:

Kedua sirkulasi baik sirkulasi linier dan radial akan diaplikasikan pada

bangunan. Sirkulasi linier yang akan digunakan yaitu sirkulasi linier

bercabang yakni pada daerah dalam bangunan (dari satu ruang ke ruang

Page 33: ANALISIS IV.1 Pendekatan Perancangan Behavior Architecturethesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01116-AR Bab4001.pdf · Unsur pengarah, yaitu tanaman ... Skema kegiatan pengunjung fasilitas

33

lainnya). Sedangkan, sirkulasi radial digunakan untuk sirkulasi di luar

bangunan (dari satu massa ke massa bangunan lainnya).

Analisa Sirkulasi Vertikal

Tabel 4.17 Sirkulasi vertikal bangunan

Sumber : Ching, F. Architecture Form, Space and Order

IV. 3. 3 Analisa Struktur Bangunan

• Struktur Bawah (Sub-Structure)

Sub-structure berperan sebagai pemikul keseluruhan beban

bangunan yaitu pondasi. Maka dalam menentukan jenis pondasi yang

digunakan, hal-hal yang dipertimbangkan adalah:

• Daya dukung tanah

• Beban bangunan

• Pertimbangan nilai ekonomi (bahan, waktu, dan tenaga kerja).

Keuntungan Kerugian

Tangga Tidak menggunakan listrik,

fleksibel, murah, dapat dipakai

setiap saat, berguna saat kebakaran

Disabled dengan tangga

khusus

Ramp Bernilai estetika, dapat diakses

oleh disable, efisien bagi trolley.

Butuh space besar.

Lift Memudahkan pengguna, efisiensi

waktu

Menggunakan listrik

Page 34: ANALISIS IV.1 Pendekatan Perancangan Behavior Architecturethesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01116-AR Bab4001.pdf · Unsur pengarah, yaitu tanaman ... Skema kegiatan pengunjung fasilitas

34

Tabel 4.18 Keuntungan dan Kerugian Jenis Pondasi

JENIS PONDASI

KEUNTUNGAN KERUGIAN

Pondasi Tiang Pancang

� relatif cepat � Kualitas lebih terjamin. � Persediaan cukup banyak,

kecuali dalam ukuran-ukuran khusus.

� Dapat digunakan sebagai pondasi air.

� Pelaksanaan mudah

� menimbulkan getaran, sehingga menganggu lingkungan sekitar.

� Untuk tiang yang tidak cukup panjang perlu peyambungan, dan hasilnya kurang baik.

� Memerlukan tempat penampungan di lokasi.

� Untuk tiang berdiameter besar, perlu alat pemancang yang besar.

Pondasi Bored Pile

� Getaran yang ditimbulkan pada saat pelaksanaan cukup kecil, cocok digunakan pada daerah yang padat, sehingga tidak menganggu lingkungan sekitar

� Tidak berisik � Tiang cukup panjang, tidak

memerlukan sambungan � Ukuran diameter biasanya lebih

besar dari ukuran pracetak, sehingga daya dukung tiap tiang lebih besar.

� memerlukan biaya besar.

� relatif lama.

Sumber : Ching, F. Architecture Form, Space and Order

Kesimpulan:

Dari beberapa pertimbangan di atas, maka diputuskan untuk

memilih penggunaan bored pile sebagai pondasi utama. Karena

mampu menahan gaya vertikal.

• Struktur Atas (Upper-Structure)

Struktur utama pada bangunan Hotel kapsul menggunakan

sistem struktur rangka beton bertulang dengan unit kapsul yang

menggunakan rangka baja, berdasarkan pertimbangan:

Page 35: ANALISIS IV.1 Pendekatan Perancangan Behavior Architecturethesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01116-AR Bab4001.pdf · Unsur pengarah, yaitu tanaman ... Skema kegiatan pengunjung fasilitas

35

a. Cukup fleksibel dalam pembagian ruang karena dinding-dindingnya

merupakan elemen non-struktural.

b. Memungkinkan untuk membuat bukaan sebanyak mungkin, sehingga

memudahkan pencahayaan dan penghawaan alami.

c. Menggunakan rangka baja pada unit kapsul karena lebih ringan

dengan finishing material FRP dan Alucobond

Konstruksi prefabrikasi merupakan proses pembangunan di

mana elemen atau modul struktur yang prefabrikasi di pabrik,

kemudian diangkut ke lokasi pembangunan untuk instalasi.

Menggunakan metode ini dapat mengurangi waktu juga menghemat

biaya konstruksi.

IV. 3. 4 Analisa Utilitas Bangunan

Utilitas bangunan merupakan salah satu faktor keamanan dan

kenyamanan dalam kelangsungan kegiatan di dalam bangunan sesuai

dengan beberapa pertimbangan seperti; adanya kenyamanan pada

pengguna atas temperatur suhu, cahaya, kebisingan, dan keamanan akan

bahaya kebakaran serta kriminalitas serta kemudahan pemasangan dan

pemeliharaan utilitas tersebut. Berikut ini adalah alternatif jalur sirkulasi

utilitas bangunan:

Sistem Plumbing

• Sistem Air Bersih, digunakan untuk :

Page 36: ANALISIS IV.1 Pendekatan Perancangan Behavior Architecturethesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01116-AR Bab4001.pdf · Unsur pengarah, yaitu tanaman ... Skema kegiatan pengunjung fasilitas

36

Digunakan untuk tempat wudhu, kamar mandi, toilet, pantry,

menyiram tanaman dan antisipasi kebakaran. Adapun sistem

pendistribusian air bersih adalah seperti gambar berikut.

Gambar 4.12 Pendistribusian air bersih (Sumber: Juwana, J.S,Struktur bangunan

tinggi)

• Sistem Air Kotor, terdiri atas :

- Air Kotor Padat

Kotoran padat dari kloset dibuang melalui saluran air kotor

dan kemudian disalurkan ke STP.

Gambar 4.13 Sistem air kotor (Sumber: Juwana, J.S, Struktur bangunan tinggi)

Kotoran dari

pemipaan

Tangki aerasi Tangki pengendapan

Tangki klorinasi

Septic Tank

Page 37: ANALISIS IV.1 Pendekatan Perancangan Behavior Architecturethesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01116-AR Bab4001.pdf · Unsur pengarah, yaitu tanaman ... Skema kegiatan pengunjung fasilitas

37

- Air Kotor Cair

Air kotor yang berasal dari limbah kamar mandi atau limbah

dapur, cucian, dan air hujan.

Gambar 4.14 Pendistribusian air kotor (Sumber: Juwana, J.S Struktur

bangunan tinggi)

� Sistem Air Hujan

Gambar 4.15 Pendistribusian air hujan (Sumber: Juwana, J.S Struktur bangunan

tinggi)

Kesimpulan :

Ada 4 buah sistem pendistribusian air yaitu air bersih, air kotor

padat, air kotor cair, dan air hujan. Adapun sistem air kotor padat

tidak digunakan kembali, sedangkan sistem air kotor cair dan air

hujan masih dapat digunakan kembali untuk keperluan bangunan.

Air

hujan Filter Penam-

pungan

Reservoir

Atas

wastafel

Page 38: ANALISIS IV.1 Pendekatan Perancangan Behavior Architecturethesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01116-AR Bab4001.pdf · Unsur pengarah, yaitu tanaman ... Skema kegiatan pengunjung fasilitas

38

Sistem Jaringan Listrik

• Distribusi Listrik

- PLN

Merupakan sumber listrik utama dari pemakaian listrik sehari-hari.

- Genset

Sebagai sumber listrik cadangan sewaktu sumber aliran listrik dari

PLN terputus. Sumber daya ini melayani hampir seluruh keperluan

bangunan.

Gambar 4.16 Sistem jaringan listrik (Sumber: Juwana, J.S, Struktur bangunan

tinggi)

Proteksi kebakaran

� Fire hydrant

Penempatan pada koridor atau tempat yang mudah dicapai,

dengan jarak maksimum 30 m.

� Sprinkler

Penanggulangan kebakaran tingkat awal yang bekerja secara

otomatis.

� Detector

PLN Gardu Panel

Automatic switch

Panel Genset

Unit

Unit

Unit

Page 39: ANALISIS IV.1 Pendekatan Perancangan Behavior Architecturethesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01116-AR Bab4001.pdf · Unsur pengarah, yaitu tanaman ... Skema kegiatan pengunjung fasilitas

39

Detektor, untuk mendeteksi bila ada asap maupun suhu yang

terlalu tinggi di dalam ruangan.

� Tangga darurat

Pada setiap bangunan wajib memiliki tangga darurat minimal

duah buah pada ujung-ujung bangunan dan berjarak ± 30 m.

Lebar tangga darurat ± 1,2 m, dengan pintu ± 90cm, dan tahan

api selam ± 2 jam serta dilengkapi dengan shaf.

Tangga darurat, jarak maksimal yang harus bisa dicapai oleh

pengguna bangunan adalah 30 m dari semua sisi. Standard lebar

tangga minimum untuk tangga kebakaran adalah 1.20 m. Untuk

bangunan dengan ketinggian kurang dari 8 lantai ( < 25 m ),

tangga sirkulasi dapat digunakan sebagai tangga kebakaran

sedangkan untuk bangunan dengan ketinggian lebih dari 8 lantai (

> 25 m ), harus dilengkapi dengan tangga kebakaran dan

persyaratan evakuasi darurat lainnya.

� Petunjuk arah keluar

Dipasang di sepanjang jalur sirkulasi, koridor pintu darurat, dan

pintu keluar.

� Pengamanan terhadap bahaya petir.

Sistem penangkal petir :

a. Sistem Faraday

Sistem tiang penangkap petir (lighting rods) yang

menggunakan sistem kurungan Faraday, yaitu tiang

Page 40: ANALISIS IV.1 Pendekatan Perancangan Behavior Architecturethesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-01116-AR Bab4001.pdf · Unsur pengarah, yaitu tanaman ... Skema kegiatan pengunjung fasilitas

40

berada di daerah bangunan yang paling tinggi, dan

dihubungkan dengan kabel yang melewati sisi gedung

yang kemudian berakhir ke dalam tanah.

b. Sistem Franklin

Batang yang runcing dari bahan copper spit di pasang

paling atas dan di hubungkan dengan batang tembaga

menuju elektroda tang di tanahkan. Batang elektroda

tersebut di buat bak kontrol untuk memudahkan

pemeriksaan dan pengetesan.

Kesimpulan:

Sistem penangkal petir yang akan diterapkan pada bangunan Hotel

kapsul adalah sistem tiang penangkap petir (lighting rods) yang

menggunakan sistem kurungan Faraday, yaitu tiang berada di daerah

bangunan yang paling tinggi, dan dihubungkan dengan kabel yang

melewati sisi gedung yang kemudian berakhir ke dalam tanah.