analisis hukum tentang pembagian harta waris...
TRANSCRIPT
i
ANALISIS HUKUM TENTANG PEMBAGIAN HARTA WARIS
TERHADAP AHLI WARIS YANG HILANG (MAFQUD)
DITINJAU DARI HUKUM ISLAM
SKRIPSI
OLEH :
TRI NUR SULISTIANA
502015198
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2019
ii
iii
iv
ABSTRAK
ANALISIS HUKUM TENTANG PEMBAGIAN HARTA WARIS
TERHADAP AHLI WARIS YANG HILANG (MAFQUD) DITINJAU DARI
HUKUM ISLAM
Oleh :
TRI NUR SULISTIANA
Hukum waris Islam adalah proses pemindahan harta peninggalan
seseorang yang telah meninggal dunia, baik berupa hak-hak kebendaan maupun
hak-hak lainnya kepada ahli warisnya yang dinyatakan berhak oleh hukum.
Sumber hukum waris islam diatur dalam Al-Quran, Sunnah/Hadist dan Ijmak atau
Ijtihad.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan menjelaskan
terhadap ahli waris agar dalam pembagian harta waris dapat selalu menerapkan
prinsip hukum Islam serta dapat member masukan pengetahuan terhadap ahli
waris yang salah satunya tidak diketahui keberadaannya atau hilang (mafqud)
sehingga akan timbul rasa keadilan bagi ahli waris lainnya mengenai berapa
jumlah yang harus diterima. Adapun permasalahan dalam skripsi ini adalah
bagaimana proses pembagian harta warisan apabila ahli waris yang hilang
(mafqud) ditinjau dari hukum Islam serta bagaimana penyelesaian atas batas
waktu pewarisan terhadap ahli waris yang hilang (mafqud) ditinjau dari hukum
islam.
Dalam penulisan skripsi ini, metode penelitian yang digunakan bersifat
deskriktif , metode ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang dianalisis
secara kulitatif dari teori-teori hukum, doktrin-doktrin hukum dan pendapat-
pendapat para pakar Islam dengan pendekatan normatif. Penelitian bertujuan
untuk memperoleh data sekunder melalui penelitian kepustakaan (library
research).
Berdasarkan hasil analisa data diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
proses pembagian harta waris harus sesuai dengan penetapan hakim mengenai
status mafqud dan batas waktu pewarisan terhadap ahli waris yang mafqud hakim
memiliki dua pertimbangan dalam memutus perkara ahli waris mafqud
berdasarkan bukti-bukti otentik atau persaksian dalam persidangan dan
berdasarkan pada batas waktu lamanya kepergian (hilangnya) si mafqud, dengan
melihat teman-teman segenerasinya serta menurut KUHPerdata seseorang dapat
dikatakan mafqud setelah seseorang tersebut pergi selama 30 tahun.
Kata Kunci : Hukum Waris Islam,Ahli Waris, Orang Hilang (Mafqud)
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr.Wb.
Alhamdulillah Segala puji dan syukur bagi Allah, Tuhan semesta alam,
Rabb yang wajib dan berhak disembah. Di tangan-Nya-lah terletak segala daya
dan upaya. Tidak ada kekuatan selain kekuatan-Nya. Berkat rahmat dan kasih
sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Salam
dan salawat kepada pemimpin dan teladan umat manusia, Nabi Muhammad Saw
beserta keluarga dan para sahabatnya yang mulia. Juga kepada orang-orang saleh
dan para mujahid yang selalu setia memperjuangkan risalahnya.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Hukum pada Fakultas Hukum di Universitas Muhammadiyah Palembang, dengan
judul : ANALISIS HUKUM TENTANG PEMBAGIAN HARTA WARIS
TERHADAP AHLI WARIS YANG HILANG (MAFQUD) DITINJAU DARI
HUKUM ISLAM
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa begitu banyak pihak yang telah
turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini. melalui kesempatan yang baik
ini, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Abid Djazuli, S.E.,M.M., Rektor Universitas Muhammadiyah
Palembang beserta jajarannya.
2. Ibu Dr. Hj. Sri Suatmiati, S.H.,M.Hum., Dekan Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Palembang.
vi
3. Bapak/Ibu Wakil Dekan, Bapak Nur Husni Emilson, S.H.,SpN.,M.H
Selaku Wakil Dekan I, Ibu Dr. Khalisah Hayatuddin, S.H.,M.Hum Selaku
Wakil Dekan II, Bapak Zulfikri Nawawi, S.H.,M.H Selaku Wakil Dekan
III, dan Ibu Dr. Ani Aryati, S.Ag.,M.Pd.i Selaku Wakil Dekan IV Fakultas
Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang.
4. Bapak Mulyadi Tanzili, S.H., M.H. Selaku Ketua Prodi Ilmu Hukum
Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang.
5. Bapak H. Saifullah Basri, S.H., M.H. Selaku Pembimbing Skripsi dan
pembimbing Akademik yang telah banyak meluangkan dan
mengorbankan waktunya untuk mengajari, membimbing dan memberi
arahan-arahan dalam penulisan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan
tepat pada waktunya.
6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas
Muhammadiyah Palembang yang tidak pernah lelah mendidik dan
mengajari kami semoga Allah membalas semua kebaikan dan mencatat
sebagai amal jariyah dan penulis memohon keridhoan dari bapak dan ibu
dosen, agar ilmu yang penulis dapatkan bermanfaat bagi Umat, Agama,
Bangsa dan Negara.
7. Alm Ayahku (Supardi) dan Ibuku (Tri Umi Nurjanah) tercinta, terima
kasih banyak yang tak terhingga atas do’a, semangat, kasih sayang,
pengorbanan, nasihat dan ketulusannya dalam mendidik dan
mendampingi penulis. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat
dan ridho-Nya.
vii
8. Mbakku Marmianti, S.Pd dan kakakku Ahmad Murdani serta Adiku
Asma Lailatul Mufida terima kasih atas semangat, nasihat dan
bimbingannya.
9. Kakak iparku Mukhlis, S.Pd dan ayuk iparku Marlini serta keponakanku
Mumtaz Yazid Al-Zharif, Malika Hilya Az-Zharifa, Nadira Azmi Falisa
dan Wildan Syaraheil.
10. IMMawan dan IMMawati seperjuangan di Organisasi Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah terkhusus PC IMM UMP, PK IMM FH dan CABISYU
Jazakumullah khoir atas begitu banyak hal berharga yang sudah sama-
sama kita lewati selama ini. Semoga ukhuwah ini akan selalu kokoh
hingga pertemuan kita kelak di surga-Nya, teruslah berdakwah.
11. Teman-teman seperjuangan KKNMU angkatan V di Purbalingga Jawa
Tengah, terutama Posko 33 Desa Timbang Kecamatan Kejobong
Alhamdulillah bersama kalian banyak sekali pengalaman.
12. Teman-teman seperjuangan angkatan 2015 seluruh fakultas di UMP
terkhusus FH UMP terima kasih atas kebersamaanya. Apa yang terjadi
selama kurang lebih 3.5 tahun perkuliahan akan selalu menjadi
pengalaman yang dikenang.
13. Seluruh pihak yang tidak dapat di sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis menyelesaikan skripsi baik secara moril maupun
materil.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan berkah dan rahmat-Nya bagi
kita semua, terima kasih untuk bantuannya selama ini, semoga juga dapat menjadi
viii
amal ibadah di hadapan-Nya, sesungguhnya Allah mengetahui niat baik hamba-
hambanya Aamiin.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kesalahan dalam
penyusunan skrpsi ini, oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan guna perbaikan dikemudian hari.
Akhir kata,semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua perkembangan
ilmu pengetahuan khususnya di bidang hukum.
Billahi Fii Sabililhaq Fastabiqul Khairat
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Palembang, 06 Februari 2019
Penulis,
Tri Nur Sulistiana
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ................................ ii
HALAMAN PENDAFTARAN UJIAN SKRIPSI ....................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ........................ iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 7
C. Ruang Lingkup dan Tujuan ........................................................ 7
D. Kerangka Konseptual........................................................... ....... 8
E. Metode Penelitian................................................................. ...... 9
F. Sistematika Penulisan........................................................... ...... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Hukum Waris Islam
1. Pengertian Hukum Waris Islam .......................................... 14
2. Pengertian Ahli Waris . ........................................................ 17
3. Macam-macam Ahli Waris .................................................. 17
x
4. Sebab-sebab Ahli Waris ...................................................... 27
5. Syarat-syarat Ahli Waris ...................................................... 37
B. Dasar Hukum Kewarisan Islam
1. Al-Qur’an........................................... .................................. 40
2. Hadist atau Sunnah ............. ................................................ 43
3. Ijtihad atau Ijma’.......... ........................................................ 44
C. Tinjauan Umum Tentang Orang Hilang
1. Pengertian Orang Hilang ..................................................... 45
2. Jenis-jenis Orang Hilang ...................................................... 47
3. Perlindungan Hukum bagi Mafqud ..... ................................ 50
BAB III PEMBAHASAN
1. Proses Pembagian Harta Waris terhadap Ahli Waris yang Hilang
(Mafqud) Ditinjau Dari Hukum Islam ........................................ 52
2. Solusi dan Penyelesaian Atas Batas Waktu Pewarisan Terhadap
Ahli Waris yang Hilang (Mafqud) Ditinjau Dari Hukum Islam ... 64
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 69
B. Saran ........................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang mayoritas warga negaranya beragama
Islam. Hukum Islam sendiri dipahami sebagai sebuah hukum yang bersumber
dari ajaran syariat islam yaitu Al-Qur’an dan Hadits, yang mengatur
kehidupan manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia maupun akhirat.
Hukum islam ialah hubungan hukum antara manusia dengan manusia atau
hubungan manusia dengan benda dan juga hubungan hukum antara manusia
dengan tuhan.1
Hukum Islam mencakup berbagai aspek yaitu waris, wakaf, hibah dan
wasiat. Hukum islam merupakan salah satu bagian dari hukum perdata secara
keseluruhan dan merupakan bagian terkecil dari hukum kekeluargaan. Waris
merupakan hal yang sensitif didalam kehidupan masyarakat dan bahkan
cenderung menjadi penyebab keluarga bertikai. Tak jarang sebuah keluarga
hancur dan saling bermusuhan dikarenakan persoalan waris yang
pembagiannya tidak adil. Bagi umat islam pembagian waris menggunakan
ilmu faraid adalah sebuah keharusan sebagai konsekensi ketaatan dalam
menjalankan syariat islam.
Hukum waris juga sangat erat kaitannya dengan ruang lingkup kehidupan
manusia, sebab semua manusia akan mengalami peristiwa hukum yang
dinamakan kematian. Hukum waris merupakan harta kekayaan dan hutang
1 R. Saija dan Iqbal Taufik, 2016,Dinamika Hukum Islam, Yogyakarta:Deepublish, hlm. 1
2
yang ditinggalkan pewaris karena adanya peristiwa kematian, akibat hukum
yang selanjutnya timbul dengan terjadinya peristiwa hukum seseorang
diantaranya ialah masalah bagaimana pengurusan dan kelanjutan harta
maupun hak-hak kebendaan yang menyangkut segala sesuatu yang
ditinggalkan oleh seseorang yang telah meninggal dunia (pewaris).2
Pengertian hukum waris sampai saat ini baik para ahli hukum indonesia ,
belum terdapat gambaran pengertian sehingga istilah hukum waris masih
beraneka ragam misalnya pendapat Wirjono Prodjokoro menggunakan istilah
“hukum warisan adalah soal apa dan bagaimana pelbagai hak - hak dan
kewajiban – kewajiban tentang kekayaan seseorang pada waktu ia meninggal
dunia akan beralih kepada orang lain yang masih hidup”. Wahbah al zuhaili
menyebutnya dengan “ilmu waris adalah kaidah-kaidah fikih dan perhitungan
- perhitungan yang dengannya dapat diketahui bagian masing-masing setiap
ahli waris dari harta peninggalan”.
Berdasarkan pasal 171 Kompilasi Hukum Islam menjelaskan bahwa “
hukum kewarisan ialah hukum yang mengatur tentang pemindahan hak
pemilikan harta peninggalan (tirkah) pewaris, menentukan siapa-siapa yang
berhak menjadi ahli waris dan beberapa bagian masing-masing”.
Sumber hukum yang dijadikan landasan dalam urusan waris ialah Al-
Qur’an yaitu surah An-Nisa ayat 33 :
2Wirjono Prodjodikoro, 1988, Hukum Warisan di Indonesia, Bandung : Sumur
Bandung, hlm. 13
3
Artinya : Dan untuk masing-masing (laki-laki dan perempuan). Kami
telah menetapkan ahli waris atas harta peninggalan dari harta yang
ditinggalkan ibu bapak dan karib kerabat, kami jadikan pewaris-pewarisnya.
Dan (jika ada) orang-orang yang kamu telah bersumpah setia dengan
mereka, maka kepada mereka bagiannya. Sesungguhnya Allah menyaksikan
segala sesuatu.3
Sumber berikutnya adalah Hadits Seperti Hadits Riwayat Muslim
“Bagilah harta warisan kepada ahli waris (ashabul furudh) sesuai dengan
ketetapan kitabullah, sedang sisanya ke pihak keluarga laki-laki yang
terdekat” (HR.Muslim) dan Sumber terakhir adalah ijma’ atau Ijtihad para
ulama yaitu Kompilasi Hukum Islam (KHI) yang sudah menjadi hukum
positif berdasarkan Intruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 didalam Buku II
Pasal 171 s/d 214 termuat hukum kewarisan yang berdasarkan Al-Qur’an dan
As-Sunnah atau Hadits.
Berdasarkan sumber hukum tersebut waris dapat terjadi jika terpenuhi
rukun waris yang diantaranya pewaris (Al-Muwarits), ahli waris (Al-Warits)
dan harta warisan (Al-Muruts), apabila salah satu rukun waris tidak terpenuhi
maka pewarisan tidak dapat dilakukan. pembagian warisan dapat
dilaksanakan apabila terpenuhinya syarat mutlak yaitu meninggalnya pewaris,
hidupnya ahli waris dan status atau kedudukan dalam pembagian harta
peninggalan.
3 Departemen Agama, 2007, Syamil Al-Qur’an dan Terjemah, Bandung : PPPA Darul
Qur’an.
4
Pembagian warisan dalam agama Islam merupakan suatu keharusan pada
saat seseorang meninggal dunia maka saat itulah harta warisan terbuka,
pembagian harta yang ditinggalkan oleh orang yang meninggal dunia
merupakan manifestasi pengakuan Islam terhadap adanya hak milik per
orangan hak milik perorangan akan berakhir saat orang meninggal dunia dan
berpindah ke ahli waris.
Meninggalnya pewaris harus dapat dibuktikan dengan adanya surat
kematian. Apabila tidak ada kematian maka tidak ada pewarisan. Hidupnya
ahli waris artinya orang yang akan menerima warisan harus jelas masih hidup
pada saat kematian pewaris dan dapat dibuktikan secara hukum. Kedudukan
dalam pembagian harta peninggalan ialah apakah memiliki hubungan nasab,
perkawinan, perbudakan, atau hubungan agama Islam, di samping itu ahli
waris tidak ada penghalang untuk mewarisi dan ia benar-benar berhak
mewarisi. Pewaris wafat meninggalkan beberapa orang ahli waris, dan dari
beberapa ahli waris tersebut ada yang tidak diketahui keberadaannya, atau
hilang (mafqud). Matinya pewaris dan hidupnya ahli waris terkadang
menimbulkan permasalahan karena ada kasus-kasus yang bisa saja terjadi
dalam kehidupan masyarakat, misalnya status ahli waris yang masih
diragukan, pada saat harta warisan terbuka status hukumnya sebagai subjek
hukum atau sebagai pendukung hak dan kewajiban. 4
Seperti kasus hilangnya orang-orang yang terkena musibah pada
waktu bencana gempa dan tsunami di Aceh pada desember 2004 serta
4Suhrawardi K. Lubis dan Komis Simanjutak, 2013, Hukum Waris Islam, Jakarta: Sinar
Grafika,hlm. 63.
5
bencana alam di Dongala Palu yang terjadi pada akhir september 2018 yang
mengakibatkan banyak korban hilang dan meninggal dunia atau pun kasus
TKI yang hilang di luar negeri, mereka pergi bekerja tanpa terdaftar
sebagai tenaga kerja resmi, terkadang ditemukan adanya informasi yang
terputus bahkan puluhan tahun tidak ada kabar beritanya, hidup atau
matinya, membuat pemerintah Indonesia sulit melacak keberadaan warga
negaranya.
Seperti halnya dengan perkara di Pengadilan Agama Kediri Nomor
0098/Pdt.P/2014/PA.Kdr, dalam persidangan Majelis hakim telah
menjatuhkan penetapan dalam perkara permohonan “Penetapan Orang Hilang
(Mafqud)”, yang diajukan oleh pemohon menetapkan SAUDARA PARA
PEMOHON dianggap secara hukum telah meninggal dunia. Melalui
pertimbang bahwa selama bepergian SAUDARA PARA PEMOHON dalam
kurun waktu yang cukup lama yaitu 34 tahun 10 bulan tersebut telah banyak
kejadian-kejadian yang luar biasa yang menimbulkan banyak korban jiwa
misalnya karena bencana alam (peristiwa tsunami, gempa bumi, gunung
meletus, banjir bandang dll) karena pertikaian etnis (peristiwa sampit,
sampang dll) wabah penyakit dan masih banyak lainnya, hal mana merupakan
indikasi akan terjadinya kemungkinan-kemungkinan bagi seseorang termasuk
SAUDARA PARA PEMOHON yang pergi yang tidak diketahui alamatnya
apalagi diera global sekarang ini dengan tehnologi yang serba canggih (alat
trnsportasi, handphone dll.) sangat mudah untuk berkomunikasi dengan orang
lain/ keluarga, disamping itu dalam masalah ini juga agar tidak merugikan
6
orang/ahli waris yang lain, maka dengan demikian telah terpenuhi syarat-
syarat menurut syari’ bagi seseorang yang dianggap telah meninggal dunia
secara hukum
Dapat di lihat dari beberapa kasus diatas ada permasalahan yang timbul
mengenai harta warisan yang di tinggalkan oleh korban baik sebagai pewaris
maupun ahli waris.
Harta warisan orang hilang dalam Islam mempunyai beberapa aturan
yang harus di taati sebelumnya, sehingga menjadi jelas pembagiannya, belum
terdapatnya Unifikasi Hukum Islam yang berkenaan dengan batas waktu
orang hilang yang dipersangkakan meninggal.
Orang hilang menurut istilah fiqih disebut dengan“mafqud”, ialah orang
yang pergi, tidak ada kabar beritanya, tidak diketahui tempat tinggalnya dan
tidak diketahui apakah orang itu masih hidup atau sudah meninggal dunia.5
Hal ini menjadi sangat penting untuk dibahas terutama terkait
permasalahan seseorang ahli waris yang hilang menjadi kendala dalam proses
pembagian harta waris pada mafqud tersebut menyangkut beberapa hak dan
kewajiban dari mafqud serta hak dan kewajiban keluarga sendiri. Pada
keadaan yang serba tidak jelas ini sudah tentu perlu diambil langkah-langkah
untuk mengetahui atau paling tidak menetapkan status hukum si mafqud.6
5 Amir Husein Nasution, 2014, Hukum Kewarisan suatu analisiaKompraratif Pemikiran
Mujtahid dan Kompilasi Hukum Islam, Jakarta : PT Raja Grafindo, hlm. 52
6Ahmad Rofiq,2012, Fiqh Muwaris, Jakarta: PT Raja Grafindo, hlm. 16
7
Berdasarkan uraian di atas, maka menjadi hal yang menarik bagi penulis
untuk meneliti lebih lanjut yang diangkat dalam sebuah karya ilmiah dalam
bentuk skripsi dengan judul :
“ANALISIS HUKUM TENTANG PEMBAGIAN HARTA WARIS
TERHADAP AHLI WARIS YANG HILANG (MAFQUD) DITINJAU
DARI HUKUM ISLAM”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang diajukan adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana proses pembagian harta waris terhadap ahli waris yang hilang
(mafqud) ditinjau dari hukum Islam ?
2. Bagaimana solusi dan penyelesaian atas batas waktu pewarisan terhadap
ahli waris yang hilang (mafqud) ditinjau dari hukum Islam ?
C. Ruang Lingkup dan Tujuan
1. Ruang lingkup
Agar pembahasan skripsi tidak menyimpang dari pokok
permasalahan yang telah dijabarkan, maka ruang lingkup dari penelitian
skripsi ini adalah bidang hukum Islam yang dititik beratkan pada analisis
hukum tentang pembagian harta waris terhadap orang hilang (mafqud)
ditinjau dari hukum Islam, selain itu tidak menutup kemungkinan
menyinggung hal lain yang ada hubungannya dengan permasalahan yang
dibahas dalam skripsi ini.
8
Tujuan penelitian skripsi ini yaitu :
1. Untuk menganalisis dan menjelaskan serta sebagai bahan
pertimbangan bagi pihak terkait atas proses pembagian harta waris
apabila ahli waris yang hilang (mafqud) ditinjau dari hukum Islam
agar selalu dapat menerapkan prinsip hukum islam.
2. Guna memberikan masukan dan pengetahuan atas solusi dan
penyelesaian batas waktu pewarisan terhadap ahli waris yang hilang
(mafqud) ditinjau dari hukum Islam sehingga timbul rasa keadilan
bagi para ahli warisnya.
D. Kerangka Konseptual
Guna memahami dan memperjelas uraian pembahasan serta kandungan
judul ini terhadap ruang lingkup penelitian , maka diperlukan penjelasan dan
pengertian kata, beberapa yang harus diuraikan yaitu :
1. Analisis adalah proses pemecahan masalah yang dimulai dengan
hipoteses (dugaan) berdasarkan metode yang konsisten sampai terbukti
kebenarannya melalui beberapa kepastian.
2. Hukum adalah peraturan atau kaidah serta seperangkat norma yang
mengatur tingkah laku manusia dalam suatu masyarakat, baik peraturan
itu berupa kenyataan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat
maupun peraturan yang dibuat dengan cara tertentu dan ditegakan oleh
penguasa.7
7 Muhammad Daud Ali, 2015, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam Diindonesia,
Jakarta : Rajawali Pers. hlm. 43
9
3. Harta waris merupakan harta kekayaan dan hutang yang ditinggalkan
pewaris karena adanya peristiwa kematian.
4. Orang hilang menurut istilah fiqih disebut (mafqud) ialah orang yang
pergi, tidak ada kabar beritanya, tidak diketahui tempat tinggalnya dan
tidak diketahui apakah orang itu masih hidup atau sudah menginggal
dunia.
Apabila orang yang mafqud berkedudukan sebagai pewaris maka
hartanya tetap menjadi miliknya dan belum dapat dibagikan kepada ahli
warisnya sampai adanya keyakinan tentang kematiannya. Apabila orang
yang mafqud berkedudukan ahli waris harta warisan yang menjadi
bagiannya harus disimpankan pada saat sesudah ditetapkan kematiannya,
jika ahli waris yang lain atau berhak itulah yang diberikan.8
5. Hukum islam adalah hukum yang bersumber dari dan menjadi bagian
agama Islam dasar dan kerangka hukumnya ditetapkan oleh Allah tidak
hanya mengatur hubungan manusia dengan manusia lain dan benda
dalam masyarakat, tetapi hubungan lainnya karena manusia yang hidup
dalam masyarakat itu mempunyai berbagai hubungan.9
E. Metode Penelitian
Metode penelitian berperan penting untuk mendapatkan data yang
akurat dan terpercaya. Metode penelitian ini juga digunakan sebagai alat
atau cara untuk pedoman dalam melakukan penelitian.
8Syamsulbahri Salihima, 2015, Perkembangan Pemikiran Pembagian Warisan Dalam
Hukum Islam Dan Implementasinya Pada Pengadilan Agama,Jakarta : Prenamedia Group, hlm. 98
9Muhammad Daud Ali, Op.Cit., hlm. 42
10
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penyusunan penelitian ini
adalah metode normatif karena penelitian ini dilakukan dengan cara
mengkaji dan menganalisis dari bahan-bahan pustaka yang berupa
literatur dan perundang-undangan yang berkaitan dengan permasalahan
yang akan dibahas, dalam hal ini berkaitan dengan status waris orang
hilang dan menetapkan bagian waris orang hilang (mafqud).
2. Sifat Penelitian
Penelitian yang dilakukan bersifat Deskriptif. Menurut Abdul Kadir
Muhammad penelitian hukum Deskriptif bersifat pemaparan dan
bertujuan untuk memperoleh gambaran (Deskripsi) lengkap tentang
keadaan hukum yang berlaku ditempat tertentu dan pada saat tertentu
yang terjadi dalam masyarakat. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi secara jelas dan rinci dalam memaparkan
peraturan dan penyelesaian waris bagi ahli waris (mafqud) menurut
hukum Islam.
3. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan diperoleh dengan menggunakan metode
penggumpulan data yaitu :
a. Penelitian kepustakaan
Dilakukan untuk memperoleh data sekunder dengan cara
membaca, menelaah, dan mengutip peraturan perundang-undangan,
11
buku-buku dan literatur yang berkaitan dengan masalah yang akan
dibahas. Penelitian kepustakaan ini terdiri dari beberapa bahan yaitu :
1) Bahan Hukum Primer
Bahan hukum yang digunakan dalam penelitian mempunyai
kekuatan mengikat meliputi peraturan perundang-undangan dan
peraturan lain yang berkenaan dengan masalah yang dibahas dalam
penelitian ini antara lain :
1) Al-quran
2) Hadits Rasul
3) Ijma’ atau Ijtihad
4) Intruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi
Hukum Islam.
5) UU Nomor 50 tahun 2009 perubahan atas UU Nomor 3 tahun
2006 perubahan atas UU Nomor 7 tahun 1989 tentang
Peradilan Agama
6) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
2) Bahan Hukum Sekunder
Bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum
primer dan implementasinya, seperti hasil-hasil penelitian, hasil
karya ilmiah dari kalangan hukum,makalah-makalah seminar, dan
lain-lain. Dalam penelitian dan penulisan skripsi ini meliputi
12
bahan-bahan bacaan yang ada hubungannya dengan masalah
kewarisan Islam, dan pewarisan orang hilang (mafqud). 10
3) Bahan Hukum Tersier
Bahan hukum yang memberikan penjelasan lebih lanjut dari
bahan hukum primer dan sekunder yaitu kamus hukum, majalah,
bulletin dan internet (virtual research)
4. Analisi Data
Sesuai dengan permasalahan yang menjadi pokok pembahasan
penelitian penulis maka penelitian dianalisis seacara kualitatif kemudian
dilakukan pembahasan dengan cara menafsirkan data secara bermutu
dalam bentuk kalimat yang teratur, logis dan efektif sehingga
memudahkan interprestasi data dan pembahasan hasil penelitian guna
menjawab permasalahan yang ada dalam perumusan permasalahan
kemudian ditarik kesimpulan dari penelitian skripsi ini.
F. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini terdiri dari empat bab, dimana masing-masing bab
memiliki keterkaitan antara bab yang satu dengan yang lainnya meliputi :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini terdiri dari Latar Belakang,permasalahan, Ruang
Lingkup dan Tujuan Penelitian, Kerangka Konseptual, Metode
Penelitian dan Sistematika Penulisan.
10 Fakultas Hukum Muhammadiyah Palembang, 2018, Buku Pedoman Skripsi, Fakultas
Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang
13
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini merupakan tinjauan pustaka berisikan teori yang
erat kaitannya dengan obyek penelitian yaitu mengenai pengertian
hukum Islam, pengertian ahli waris, pengertian orang hilang dan
dasar hukum hukum waris.
BAB III : PEMBAHASAN
Dalam bab ini merupakan hasil penelitian dan pembahasan yaitu
mengenai :
1. Proses pembagian harta waris terhadap ahli waris yang hilang
(mafqud) ditinjau dari hukum Islam.
2. Solusi dan penyelesaian atas batas waktu pewarisan terhadap
ahli waris yang hilang (mafqud) ditinjau dari hukum Islam.
BAB IV : PENUTUP
Dalam bab empat ini berisi kesimpulan dan Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
AL-QUR’AN & BUKU
Departemen Agama, 2007, Syamil Al-Qur’an dan Terjemah, Bandung : PPPA
Darul Qur’an.
Abdul Aziz, 1997, Ensiklopedia Hukum Islam 1, Jakarta: Ichtiar Baru.
Abdul Manaf,2009,Yurisdiksi Peradilan Agama dalam Kewarisan Mafqud,
Medan : PTA Medan
Abdurahman. 1992, Kompilasi Hukum islam di indonesia, Jakarta : Akademika
Pressindo.
Ahmad Rofiq, 1995, Fiqh Mawaris, Jakarta: Raja Grafindo.
, 2015, Hukum Perdata Islam Diindonesia, jakarta: rajawali pers.
Annur Rahim Faqih, 2017, Mawaris Hukum Waris Islam, Yogyakarta; UII Press.
Amir Syarifuddin, 2015, Hukum Kewarisan Islam, jakarta : Kencana.
Amin Husein Nasution,2014,Hukum Kewarisan;Suatu Analisis Komparatif
Pemikiran Mujtahid dan Kompilasi Hukum Islam, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Beni Ahmad Saebani, 2009, fiqh Mawaris, Bandung : CV Pusaka Setia.
Fatchur Rahman, 1975, Ilmu Waris, Bandung: PT Alma’arif Bandung.
Habiburrahman,2011,Rekontruksi Hukum Kewarisan Islam di indonesia, Jakarta :
Kencana-prenadamedia group,
Idris djakfar dan Taufiq Yahya, 1995, Kompilasi Hukum Kewarisan Islam, Jakarta
: Pustaka Jaya.
Mardani, 2014, Hukum Kewarisan Islam Di Indonesia, Jakarta ; Rajawali Pers.
Mahmud Marzuki, 2010, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta.
Muhammad Ali Ash Shabuniy, 1995, Hukum Waris Islam, Surabaya : Al-Ikhlas.
Muhammad Muhyidin Abdul Hamidi, 2006, Panduan Waris Empat Mazhab,
terjemahan, Wahyudi Abdurrahim, Jakarta : Pustaka Al-Kautsar.
Muhammad Daud Ali, 2015, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam
Diindonesia, Jakarta : Rajawali Pers.
Rachmadi Usman, 2006, Hukum Kewarisan Islam, Bandung : Mandar Maju.
Roihan A. Rasyid, 2016, Hukum Acara Peradilan Agama, Jakarta : Raja Grafindo
Persada.
R. Saija dan Iqbal Taufik, 2016, Dinamika Hukum Islam, Yogyakarta :Deepublish
Sajuti Thalib,2004, Hukum Kewarisan Islam di Indonesia, Jakarta : Sinar Grafika.
Suhrawardi K. Lubis dan Komis Simanjutak, 2013, Hukum Waris Islam, Jakarta:
Sinar Grafika.
Soedaryo Soiman, 2015, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Jakarta : Sinar
Grafika,
Syuhada syarkun,2014,Menguasai Ilmu Fara’idh, Jakarta : Pustaka Syarkun.
Syamsulbahri Salihima, 2015, Perkembangan Pemikiran Pembagian Warisan
Islam Dalam Hukum Islam Dan Implementasinya Pada Pengadilan
Agama, Jakarta: Prenadamedia Group.
Wirjono Prodjodikoro, 1986, Hukum Warisan di Indonesia, Bandung : Sumur
Bandung.
Yaswirman, 2011, Hukum Keluarga Karakteristik dan Prospek Doktrin Islam dan
Adat Dalam Masyarakat Matrilineal Minangkabau, Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada.
UNDANG-UNDANG
Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Kompilasi Hukum Islam
Undang-Undang Nomor 50 tahun 2009 perubahan kedua atas UU Nomor 3 tahun
2006 perubahan atas UU Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama
Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan
SUMBER LAINNYA
Akhmad Faqih Mursid, 2015, Penyelesaian Perkara Mafqud Di Pengadilan
Agama, Makasar : (Skripsi) Universitas Hasanudin
Endang Heriyani, 2008, Perlindungan Hukum Bagi Mafqud Dalam Pembagian
Harta Warisan Di Kabupaten Bantul, Jurnal Media Hukum, Vol. 15
No. 1.
Fikri dan Wahidin, 2016, Konsepsi Hukum Waris Islam Dan Hukum Waris Adat,
Al-Ahkam Jurnal Ilmu Syari‟ah Dan Hukum, Vol. 1, No. 2
M Dhamrah Khair, 2011, Hukum Kewarisan Islam menurut Ajaran Suni, Bandar
Lampung: (skripsi) Fakultas Syariah IAIN Raden Intan Lampung.
Nur Adeela Binti Zulkipli, 2018, Penetapan Masa Orang Hilang (Mafqūd)
(Analisa Perbandingan Mazhab Imam Syafi’i dan Enakmen 54
Undang-undang Keluarga Islam Negeri Selangor Tahun 2004,
(Skripsi) program studi perbandingan mahdzab, Fakultas Syari’ah Dan
Hukum Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam-Banda Aceh.
Saidul Iskandar, 2017, Dasar Hukum Penetapan Status Mafqud Dalam Kewarisan
Di Pengadilan Agama Yogyakarta dan Kediri, (Skripsi) Program
Studi Hukum Keluarga, Fakultas Syariah Dan Hukum, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah.