analisis hubungan tingkat suku bunga dengan penawaran pinjaman perbankan konvensional dan ...

31
Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang menerima deposito serta menawarkan pinjaman 1 . Bank memperoleh keuntungan dari spread positif 2 yang terjadi, sehingga hal yang paling penting adalah bagaimana cara bank beroperasi agar dapat menghasilkan keuntungan sebanyak mungkin : bagaimana dan mengapa bank memberikan pinjaman, bagaimana bank mendapatkan dana dan mengatur aset serta hutangnya, dan bagaimana bank menghasilkan pendapatan 3 . Cara operasional seperti ini lazim terjadi dalam sistem perbankan konvensional. 1 Mishkin, Frederic S. The economics of Money, Banking, and Financial Institution. Addison Wesley : 1998. hlm. 8 2 Spread positif adalah bunga pinjaman melebihi bunga tabungan 3 Mishkin, Frederic S. id. hlm 226 1

Upload: contoh-makalah-skripsi-dan-tesis

Post on 28-Jul-2015

1.447 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Analisis Hubungan Tingkat Suku Bunga Dengan Penawaran Pinjaman Perbankan Konvensional dan Penawaran Pembiayaan Perbankan Syariah Periode 2001.1 – 2004.12Baca selengkapnya di http://www.contohmakalah77.com

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Hubungan Tingkat Suku Bunga Dengan  Penawaran Pinjaman Perbankan Konvensional dan  Penawaran Pembiayaan Perbankan Syariah Periode 2001.1 – 2004.12

Bab I Pendahuluan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang menerima deposito serta

menawarkan pinjaman1. Bank memperoleh keuntungan dari spread positif2 yang

terjadi, sehingga hal yang paling penting adalah bagaimana cara bank beroperasi

agar dapat menghasilkan keuntungan sebanyak mungkin : bagaimana dan

mengapa bank memberikan pinjaman, bagaimana bank mendapatkan dana dan

mengatur aset serta hutangnya, dan bagaimana bank menghasilkan pendapatan3.

Cara operasional seperti ini lazim terjadi dalam sistem perbankan konvensional.

Selain sistem perbankan konvensional, Indonesia juga menganut sistem

perbankan Islam, yang sering disebut sistem perbankan syariah. Berbeda dengan

cara mendapatkan keuntungan dalam perbankan konvensional, perbankan syariah

berprinsip bagi hasil serta margin jual beli dalam mendapatkan keuntungan.

Kedua sistem perbankan tersebut di atas mempunyai prinsip yang berbeda. Untuk

lebih jelasnya perbedaan dari keduanya disajikan dalam tabel berikut.

1 Mishkin, Frederic S. The economics of Money, Banking, and Financial Institution. Addison Wesley : 1998. hlm. 8

2 Spread positif adalah bunga pinjaman melebihi bunga tabungan3 Mishkin, Frederic S. id. hlm 226

1

Page 2: Analisis Hubungan Tingkat Suku Bunga Dengan  Penawaran Pinjaman Perbankan Konvensional dan  Penawaran Pembiayaan Perbankan Syariah Periode 2001.1 – 2004.12

Bab I Pendahuluan

Bank Konvensional Bank Syariah

1. Investasi halal dan haram 1. Melakukan investasi yang halal saja

2. Memakai perangkat bunga 2. Berdasarkan prinsip bagi hasil, jual

beli atau sewa

3. Profit oriented 3. Profit dan falah oriented*

4. Hubungan dengan nasabah dalam

bentuk hubungan debitor – kreditor

4. Hubungan dengan nasabah dalam

bentuk hubungan kemitraan

5. Tidak terdapat dewan sejenis 5. Penghimpunan dan penyaluran dana

harus sesuai dengan fatwa dewan

pengawas syariah

*: Falah berarti mencari kemakmuran di dunia dan kebahagiaan di akhirat

Tabel 1.1 Perbedaan Perbankan Syariah dan Perbankan Konvensional4

Keuntungan yang diperoleh bank akan menjadi sumber pendapatan utama

operasional, sehingga aktivitas usaha yang sekiranya mendatangkan keuntungan

tersebut akan terus dilakukan oleh bank. Seperti telah dijelaskan di atas bahwa

bank mendapatkan keuntungan dari kelebihan tingkat suku bunga pinjaman

dibandingkan dengan tingkat suku bunga tabungan, maka bank akan senantiasa

menawarkan pinjaman. Hal ini sesuai dengan teori saluran mekanisme transmisi

4 Syafi`i Antonio. Bank Syariah Dari Teori ke Praktik. Gema Insani Press : 2001. hlm. 34

2

Page 3: Analisis Hubungan Tingkat Suku Bunga Dengan  Penawaran Pinjaman Perbankan Konvensional dan  Penawaran Pembiayaan Perbankan Syariah Periode 2001.1 – 2004.12

Bab I Pendahuluan

moneter melalui jalur kredit, bahwa banyaknya penawaran pinjaman yang

dilakukan perbankan akan berdampak terhadap suku bunga pinjaman. Saat bank

sentral membeli surat-surat berharga pemerintah dari publik, maka akun cadangan

bank-bank umum dikredit oleh bank sentral. Jika cadangan yang ada jauh di atas

cadangan minimum yang dilegalkan bank sentral, maka perbankan secara

keseluruhan harus menambah deposito yang dipunyainya, sehingga penawaran

pinjaman perbankan pun harus ditambah. Hal ini akan menurunkan tingkat suku

bunga pinjaman yang artinya biaya untuk meminjam dari bank juga akan

menurun. Begitu pula sebaliknya bila bank mempunyai cadangan berlebih, maka

bank akan mengurangi penawaran pinjamannya, sehingga tingkat suku bunga

pinjaman pun meningkat5.

Dari penjelasan di atas, penulis tertarik untuk melihat apakah tingkat suku

bunga yang dalam hal ini diproksi dengan JIBOR (Jakarta Interbank Offered

Rate) mempunyai hubungan dengan penawaran pinjaman perbankan yang ada di

Indonesia, baik perbankan konvensional maupun perbankan syariah. Dan sistem

perbankan manakah yang sekiranya lebih sensitif terhadap pergerakan tingkat

suku bunga tersebut. Penelitian yang akan diajukan penulis berjudul :

“ Analisis Hubungan Tingkat Suku Bunga Dengan Penawaran

Pinjaman Perbankan Konvensional dan Penawaran Pembiayaan

Perbankan Syariah Periode 2001.1 – 2004.12 ”

5

3

Page 4: Analisis Hubungan Tingkat Suku Bunga Dengan  Penawaran Pinjaman Perbankan Konvensional dan  Penawaran Pembiayaan Perbankan Syariah Periode 2001.1 – 2004.12

Bab I Pendahuluan

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan yang telah penulis paparkan dalam latar belakang, maka

penulis menyimpulkan beberapa masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini :

1.2.1 Apakah perubahan pada tingkat suku bunga berpengaruh terhadap

perubahan penawaran pinjaman perbankan konvensional atau tidak, ataukah

sebaliknya ?

1.2.2 Apakah perubahan pada tingkat suku bunga berpengaruh terhadap

perubahan penawaran pembiayaan perbankan syariah atau tidak, ataukah

sebaliknya ?

1.2.3 Sistem perbankan manakah yang sekiranya lebih sensitif terhadap

pergerakan tingkat suku bunga ini ?

1.3 Tujuan Penelitian

Mengacu pada identifikasi masalah, maka penulis mencoba mencari

jawaban atas hal tersebut di atas yaitu :

1.3.1 Mengetahui apakah perubahan pada tingkat suku bunga berpengaruh

terhadap perubahan penawaran pinjaman perbankan konvensional atau tidak, atau

sebaliknya.

1.3.2 Mengetahui apakah perubahan pada tingkat suku bunga berpengaruh

terhadap perubahan penawaran pembiayaan perbankan syariah atau tidak, atau

sebaliknya.

4

Page 5: Analisis Hubungan Tingkat Suku Bunga Dengan  Penawaran Pinjaman Perbankan Konvensional dan  Penawaran Pembiayaan Perbankan Syariah Periode 2001.1 – 2004.12

Bab I Pendahuluan

1.3.3 Mengetahui sistem perbankan manakah yang sekiranya lebih sensitif

terhadap pergerakan tingkat suku bunga ini.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi pembuat kebijakan, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat

memberikan informasi yang dapat digunakan untuk memahami lebih mendalam

tentang pengaruh tingkat suku bunga terhadap penawaran pinjaman di bank

syariah maupun konvensional. Yang pada akhirnya dapat dimanfaatkan sebagai

salah satu bahan rujukan dalam mengevaluasi kebijakan yang telah diterapkan dan

atau untuk merumuskan kebijakan baru

1.4.2 Bagi kalangan akademisi, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

bahan acuan dalam penelitian lebih lanjut di kemudian hari, serta dapat memacu

motivasi kepada peneliti lainnya untuk melakukan penelitian sejenis dengan

menggunakan metode yang lain ataupun menambah jumlah yang diteliti.

1.5 Kerangka Pemikiran

1.5.1 Teori Tingkat Bunga

1.5.1.1 Teori Klasik tentang Tingkat Bunga: Loanable Funds

Bunga adalah ”harga” dari (penggunaan) loanable funds, atau bisa

diartikan sebagai dana yang tersedia untuk dipinjamkan atau dana investasi,

karena menurut teori klasik bunga adalah ”harga” yang terjadi di pasar investasi.

Investasi juga merupakan fungsi dari tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat bunga

(tingkat bunga kredit), maka keinginan untuk melakukan investasi juga semakin

5

Page 6: Analisis Hubungan Tingkat Suku Bunga Dengan  Penawaran Pinjaman Perbankan Konvensional dan  Penawaran Pembiayaan Perbankan Syariah Periode 2001.1 – 2004.12

Bab I Pendahuluan

kecil. Alasannya, seorang pengusaha akan menambah pengeluaran investasinya

apabila keuntungan yang diharapkan dari investasi tersebut lebih besar dari

tingkat bunga yang harus dibayarkan untuk dana investasi tersebut sebagai ongkos

untuk penggunaan dana (cost of capital). Makin rendah tingkat bunga, maka

pengusaha akan terdorong untuk melakukan investasi, sebab biaya penggunaan

dana juga makin kecil.

1.5.1.2 Teori Keynes (Liquidity Preference)

Keynes dalam teorinya menyebutkan bahwa tingkat suku bunga ditentukan

oleh permintaan dan penawaran uang. Menurut teori ini, ada tiga motif mengapa

seseorang bersedia untuk memegang uang tunai, yaitu motif transaksi, berjaga-

jaga, dan spekulasi (Budiono,1982). Tiga motif inilah yang merupakan sumber

timbulnya permintaan uang yang diberi istilah liquidity preference, artinya

permintaan akan uang menurut teori Keynes berlandaskan pada konsepsi bahwa

umumnya orang menginginkan dirinya tetap liquid untuk memenuhi tiga motif

tersebut.

Keynes ragu-ragu terhadap kemanjuran suku bunga dalam mempengaruhi

volume tabungan. Dengan tegas dikemukakannya bahwa sebenarnya volume

tabungan tergantung pada volume investasi yang dilakukan oleh masyarakat

bisnis. Suku bunga yang tinggi cenderung mengurangi volume investasi dari

masyarakat bisnis.

6

Page 7: Analisis Hubungan Tingkat Suku Bunga Dengan  Penawaran Pinjaman Perbankan Konvensional dan  Penawaran Pembiayaan Perbankan Syariah Periode 2001.1 – 2004.12

Bab I Pendahuluan

1.5.2 Kredit Perbankan

Perbankan mempunyai fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana serta

menyalurkannya. Bank mendapatkan dana dari penerbitan surat hutang kepada

public (savings deposits, savings and loan shares), kemudian menggunakan dana

ini untuk membeli surat-surat berharga primer (stocks, bonds, mortgages).

Karena hadirnya institusi ini, bagi para penabung yang tidak ingin menyimpan

dananya “di bawah kasur” ataupun tidak ingin membeli saham atau obligasi

perusahaan karena mereka merasa bahwa aset ini terlalu berisiko besar atau terlalu

likuid, maka mereka diberikan alternative ketiga. Mereka para penabung dapat

“membeli” savings deposits atau savings and loan shares. Dengan cara ini mereka

dapat memegang aset keuangan yang cukup likuid dan relatif aman, sementara

masih mendapatkan pendapatan bunga. Pada saat yang sama, para pemilik surat-

surat berharga dapat menjualnya ke lembaga intermediasi bukan langsung kepada

para penabung. Disinilah fungsi perbankan dijalankan, yaitu menengahi para

penabung serta peminjam6.

Mekanisme penghimpunan serta penyaluran dana dalam perbankan

konvensional berdasarkan mekanisme bunga, sedangkan dalam perbankan syariah

berdasarkan prinsip bagi hasil, jual beli, serta sewa. Keduanya ini mempunyai

prinsip yang amat berbeda. Tapi bisa dikatakan keduanya amatlah rentan terhadap

pergerakan tingkat suku bunga, baik tingkat suku bunga tabungan maupun

6 Silber, William L. & Ritter, Lawrence S. Principles of Money, Banking, and Financial Markets. Basic Books, Inc., Publisher : 1980. hlm. 59

7

Page 8: Analisis Hubungan Tingkat Suku Bunga Dengan  Penawaran Pinjaman Perbankan Konvensional dan  Penawaran Pembiayaan Perbankan Syariah Periode 2001.1 – 2004.12

Bab I Pendahuluan

pinjaman, dalam penetapan besarnya bunga / bagi hasil yang akan dikenakan oleh

peminjam, serta bunga yang akan diberikan untuk penabung.

Istilah kredit berasal dari kata credere yang berarti kepercayaan. Menurut

undang-undang perbankan nomor 7 tahun 1992 tentang pokok-pokok perbankan,

arti kredit adalah : “ Penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan

itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank

dengan pihak lain yang mewajibkan peminjam untuk melunasi hutangnya setelah

jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil

keuntungan. Unsur-unsur kredit menurut Thomas Suyatno adalah kepercayaan,

waktu, degree of risk, dan prestasi.

Kredit yang diberikan perbankan umum kepada masyarakat dilihat dari

berbagai sudut, yaitu7 :

- Menurut tujuannya, dibagi menjadi kredit konsumtif, produktif, dan

perdagangan

- Menurut jangka waktunya, kredit jangka pendek, menengah, dan jangka

panjang

- Menurut segi jaminan, kredit tanpa jaminan dan dengan jaminan

- Menurut penggunaannya, kredit modal kerja dan kredit investasi.

Berdasarkan kebijaksanaan di bidang ekonomi dan pembangunan yang berlaku di

Indonesia, maka kebijaksanaan pemberian kredit perbankan adalah sebagai

berikut8 :

7 Thomas Suyatno. Dasar-dasar Perkreditan. PT Gramedia : 1993. hlm. 19 8 Thomas Suyatno.id. hlm. 15

8

Page 9: Analisis Hubungan Tingkat Suku Bunga Dengan  Penawaran Pinjaman Perbankan Konvensional dan  Penawaran Pembiayaan Perbankan Syariah Periode 2001.1 – 2004.12

Bab I Pendahuluan

- Pemberian kredit harus sesuai dan seirama dengan kebijaksanaan

moneter dan ekonomi

- Pemberian kredit harus selektif dan diarahkan kepada sektor-sektor yang

diprioritaskan

- Bank dilarang memberikan kredit kepada usaha-usaha yang diragukan

bank ability-nya

- Setiap kredit harus diikat dengan perjanjian kredit

- Penarikan uang yang melebihi saldo giro atau plafon kredit dilarang

- Kredit tanpa jaminan dilarang

Dalam perbankan syariah, kredit atau biasa disebut pembiayaan dapat

dibagi menjadi dua hal sebagai berikut9 :

- Menurut sifat penggunaannya; dibagi menjadi pembiayaan produktif, dan

konsumtif

- Menurut keperluannya; dibagi menjadi pembiayaan modal kerja, dan

pembiayaan investasi.

1.5.3 Keterkaitan Antara Tingkat Suku Bunga Dengan Penawaran Kredit

Perbankan10

Teori yang menyatakan hubungan antara tingkat suku bunga dan

penawaran kredit melihat bahwa ketika bank sentral menjual sekuritas pemerintah

kepada publik melalui bank umum, cadangan bank sebenarnya telah di debet oleh

bank sentral, apanila cadangan bank berada di bawah cadangan minimum yang

9 Syafi`i Antonio. op. cit. hlm. 16110 Mishkin, Frederic S. ibid. hlm. 232

9

Page 10: Analisis Hubungan Tingkat Suku Bunga Dengan  Penawaran Pinjaman Perbankan Konvensional dan  Penawaran Pembiayaan Perbankan Syariah Periode 2001.1 – 2004.12

Bab I Pendahuluan

disyaratkan oleh bank sentral, maka sistem perbankan secara keseluruhan harus

mengurangi deposit yang ia pegang. Berikut disajikan gambar ilustrasi

Assets LiabilitiesReserves Rp 10 juta Deposits Rp 10 juta

Gambar 1.1 Ilustrasi T-Account Bank Umum

Assets LiabilitiesReserves Rp 1 juta

Loans Rp 9 juta

Deposits Rp 10 juta

Gambar 1.2 T-Account Bank Umum dengan Penyaluran Kredit

Assets LiabilitiesReserves Rp 9 juta

Loans Rp 90 juta

Securities Rp 10 juta

Deposits Rp 90 juta

Discount Loans From Central Banks Rp 9 juta

Bank Capital Rp 10 jutaGambar 1.3 T-Account Bank Umum dengan Bantuan Likuiditas Bank Sentral

Dari gambar di atas dengan menggunakan konsep akuntansi, aset harus

selalu sama dengan liabilitas di tambah ekuitas. Sehingga berdampak pada

pengurangan penawaran pinjaman. Hal ini akan meningkatkan nilai pinjaman

yang berarti biaya untuk meminjam ke bank semakin mahal, yang kemudian akan

berpengaruh terhadap pembelanjaan dalam perekonomian.

10

Page 11: Analisis Hubungan Tingkat Suku Bunga Dengan  Penawaran Pinjaman Perbankan Konvensional dan  Penawaran Pembiayaan Perbankan Syariah Periode 2001.1 – 2004.12

Bab I Pendahuluan

1.5.3 Saluran Mekanisme Transmisi Moneter (Jalur Kredit)

Dengan asumsi tidak adanya substitusi sempurna antara deposito retail

bank dengan sumber dana lainnya, saat adanya kebijakan moneter yang ekspansif,

meningkatkan cadangan serta deposito perbankan, akan meningkatkan jumlah

persediaan pinjaman perbankan. Dikarenakan banyaknya peminjam yang

tergantung pada pinjaman bank ini dalam pembiayaan aktivitas usaha mereka,

peningkatan pada pinjaman perbankan ini akan meningkatkan investasi yang

kemudian berdampak pada perekonomian. Saluran mekanisme moneter melalui

jalur kredit ini muncul karena adanya masalah dalam pasar kredit, sehingga

berdampak terhadap kebijakan moneter melalui efeknya dalam pinjaman

perbankan. Akses untuk memasuki pasar keuangan tidak mudah dijangkau oleh

semua kalangan terutama kalangan usaha mikro, menengah dan kecil akibat

adanya asymmetric information. Sehingga para pengusaha mikro, menengah dan

kecil tersebut dalam membiayai kegiatan usahanya meminjam dari perbankan.

Notasi dari laur di atas adalah sebagai berikut :

M meningkat Deposito Bank meningkat Pinjaman Bank meningkat Y meningkat

Saat bank sentral menjual surat-surat berharga pemerintah kepada publik,

maka akun cadangan bank-bank umum didebit oleh bank sentral. Jika cadangan

yang ada jauh di bawah minimum cadangan yang dilegalkan bank sentral, maka

perbankan secara keseluruhan harus mengurangi deposito yang dipunyainya,

sehingga penawaran pinjaman perbankan pun harus dikurangi. Hal ini akan

meningkatkan tingkat suku bunga pinjaman yang artinya biaya untuk meminjam

dari bank juga akan meningkat.

11

Page 12: Analisis Hubungan Tingkat Suku Bunga Dengan  Penawaran Pinjaman Perbankan Konvensional dan  Penawaran Pembiayaan Perbankan Syariah Periode 2001.1 – 2004.12

Bab I Pendahuluan

1.6 Metode Penelitian

1.6.1 Ruang Lingkup Penelitian

Penulis membatasi ruang lingkup pembahasan penelitian ini dengan

menggunakan data kuartalan yang berada dalam rentang waktu 2001.1 – 2004.12

1.6.2 Analisis Penelitian

Analisis berupa analisis deskriptif dan kuantitatif. Untuk analisis deskriptif

disusun berdasarkan data sekunder, jurnal, buku serta artikel-artikel. Untuk

analisis kuantitatif penulis menggunakan metode error correction model. Dengan

menggunakan alat Bantu ekonometrika E-Views 4.1 dan Microsoft excel.

1.6.3 Model Ekonometrik

ΔPinjt = αt-k + β(ΔJIBOR) + ECT + μt

1.6.4 Spesifikasi Data Dan Variabel

ΔPinjt : Pertumbuhan pinjaman / pembiayaan pada waktu t

Dalam perbankan konvensional disebut sebagai penawaran pinjaman,

sedangkan dalam perbankan syariah dikenal sebagai penawaran

pembiayaan. Akan digunakan dua variabel dependen secara terpisah yaitu

pinjaman perbankan konvensional serta pembiayaan perbankan syariah.

ΔJIBOR : Pertumbuhan Jakarta Interbank Offered Rate

Sebagai proksi dari tingkat suku bunga pinjaman. JIBOR itu sendiri

bermakna interbank rates for short term financing (overnight to 12

12

Page 13: Analisis Hubungan Tingkat Suku Bunga Dengan  Penawaran Pinjaman Perbankan Konvensional dan  Penawaran Pembiayaan Perbankan Syariah Periode 2001.1 – 2004.12

Bab I Pendahuluan

month), fixed by taking the weighted average of quotes contributed by 18

bank members (4 state banks, 7 local private bonds, and 7 foreign banks)

operating in Indonesia11. Akan digunakan dua variabel independent secara

terpisah yaitu JIBOR jangka waktu 1 (satu) dan 3 (tiga) bulan.

ECT : Koreksi kesalahan

1.6.5 Pengujian Statistik12

1.6.5.1 Uji akar-akar unit (Unit Root Test)

Uji akar unit dilakukan melalui uji Augmented Dickey Fuller (ADF test)

untuk mengetahui apakah data time series yang digunakan memiliki masalah akar

unit atau data tidak stasioner.

Jika suatu data tidak stasioner pada order nol, I(0), maka stasionaritas data

tersebut bisa dicari melalui berbagai order sehingga diperoleh tingkat stasionaritas

pada order ke n, I(n). Uji ini perlu dilakukan agar uji t dan F statistik tidak salah

persepsi.

(ADF test)

H0 : ρ = 0 (terdapat unit root test, variabel Y tidak stasioner)

H1 : ρ ≠ 0 (tidak terdapat unit root test, variabel Y stasioner)

1.6.5.2 Uji t-statistik

11 www.asianbondsonline.adb.org12 Gujarati, Damodar N.Basic Econometrics. Mc Graw Hill : 2003.

13

Page 14: Analisis Hubungan Tingkat Suku Bunga Dengan  Penawaran Pinjaman Perbankan Konvensional dan  Penawaran Pembiayaan Perbankan Syariah Periode 2001.1 – 2004.12

Bab I Pendahuluan

Uji t- statistik digunakan untuk menguji pengaruh parsial dari variabel –

variabel independen terhadap variabel dependennya. Pengujian ini dilakukan

dengan hipotesis:

H0 : βi = 0, variabel bebas tidak mempengaruhi variabel tidak bebas

H1 : βi ≠ 0, variabel bebas mempengaruhi variabel tidak bebasnya

Dengan menguji dua arah dalam signifikansi ½ , dan derajat kebebasan

(degree of freedom, df ) = n – k (n = jumlah observasi dan k = jumlah parameter

termasuk konstanta), maka hasil pengujian akan menunjukkan :

H0 : diterima bila t-stat < t-tabel

H1 : ditolak bila t-stat > t-tabel

1.6.5.3 Uji F-statistik

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah secara keseluruhan koefisien

regresi signifikan dalam menentukan nilai variabel dependen. Hipotesis untuk uji

F statistik :

H0 : semua variabel independen secara bersama-sama tidak mempengaruhi

variabel dependen

H1 : semua variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi

variabel dependen

Degree of freedomnya : Df untuk pembilang, N1 = k – 1. Df untuk penyebut, N2

= n – k, dengan k adalah banyaknya parameter, dan n adalah banyaknya observasi.

Jika nilai dari F tabel > F hitung, maka H0 diterima yang berarti bahwa variabel

14

Page 15: Analisis Hubungan Tingkat Suku Bunga Dengan  Penawaran Pinjaman Perbankan Konvensional dan  Penawaran Pembiayaan Perbankan Syariah Periode 2001.1 – 2004.12

Bab I Pendahuluan

independen secara bersama-sama tidak mempengaruhi variabel dependen, dan jika

F tabel < F hitung, yang berlaku adalah sebaliknya.

1.6.5.4 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji ini digunakan untuk mengukur kedekatan hubungan dari model yang

dipakai. Koefisien determinasi (R2) yaitu angka yang menunjukkan besarnya

kemampuan varians atau penyebaran dari variabel-variabel bebas yang

menerangkan variabel tidak bebas atau angka yang menunjukkan seberapa besar

variabel tidak bebas dipengaruhi oleh variabel-variabel bebasnya. Besarnya nilai

koefisien determinasi adalah antara 0 hingga 1 (0 < R <1), dimana nilai koefisien

mendekati 1, maka model tersebut dikatakan baik karena semakin dekat hubungan

antara variabel bebas dengan variabel tidak bebasnya

1.6.5.5 Pairwise Granger Causality test

Pengujian dengan menggunakan metode granger adalah untuk mengetahui

hubungan antara dua variabel yang secara teori memiliki hubungan. Dengan tes

ini akan diketahui variabel mana yang menjadi variabel independent atau bebas

dan variabel mana yang menjadi variabel tidak bebas atau dependent.

Model dasar yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada model

kausalitas granger yang digunakan oleh Liza Marwati, Aisyah Abdul rahman, dan

Norazlan Alias (2001) dalam penelitiannya mengenai hubungan kausalitas antara

tingkat suku bunga (diproksi dengan KLIBOR-Kuala Lumpur Interbank Offered

15

Page 16: Analisis Hubungan Tingkat Suku Bunga Dengan  Penawaran Pinjaman Perbankan Konvensional dan  Penawaran Pembiayaan Perbankan Syariah Periode 2001.1 – 2004.12

Bab I Pendahuluan

Rate-) dengan penawaran pinjaman perbankan syariah dan perbankan

konvensional.

Jika dalam suatu penelitian ada dua variabel yang akan diteliti

hubungannya yaitu Yt dan Xt, maka dengan menggunakan tes kausalitas sederhana

Granger akan diketahui apakah variabel Xt yang ditentukan oleh variabel Yt atau

sebaliknya, atau bahkan kedua variabel tersebut saling menentukan atau saling

mempengaruhi.

1.6.5.6 Uji Kointegrasi

Uji ini dikembangkan berdasarkan adanya persepsi model data yang tidak

stasioner dapat terjadi kointegrasi jangka panjang antara tiap variabel yang diuji.

Uji ini disebut Engle-Granger Test dengan langkah :

Langkah Pertama :

Estimasi tiap parameter dari persamaan regresi dengan menggunakan model

Ordinary Least Square (OLS) dari X terhadapY dan peroleh nilai residualnya.

Yt = α0 + α1 Xt1 + ut

Langkah Kedua :

Lakukan uji stasionaritas (Unit Root Test) pada residual menggunakan ADF

critical value.

Apabila hipotesis Unit Root ditolak maka disimpulkan bahwa Y dan X

terkointegrasi dan apabila hipotesis unit root tidak ditolak, maka kointegrasi tidak

terjadi.

16

Page 17: Analisis Hubungan Tingkat Suku Bunga Dengan  Penawaran Pinjaman Perbankan Konvensional dan  Penawaran Pembiayaan Perbankan Syariah Periode 2001.1 – 2004.12

Bab I Pendahuluan

1.6.5.7 Error Correction Model

Apabila kita melakukan uji kointegrasi, kita perlu suatu model untuk

proses penyesuaian yang dinamis terhadap variabel-variabel dalam model, yang

disebut mekanisme koreksi error (Error Correction Mechanism/ ECM), dapat

diuraikan dalam langkah sebagai berikut :

Fungsi diestimasi menggunakan Ordinary Least Square menurut

persamaan sebagai berikut :

Pinjt = αt + β(JIBOR) + μt

Kemudian dari persamaan tersebut diperoleh nilai residual. Lalu dihitung ECT,

dan didapatkan persamaan sebagai berikut :

ΔPinjt = αt-k + β(ΔJIBOR) + ECT + μt

1.6.5.7 Pengujian Alternatif Lag dengan Schwartz Information Criterion (SIC)

Dari beberapa model lag yang menjadi alternatif, harus diketahui lag mana

yang memberikan hasil estimasi terbaik. Dalam penelitian ini digunakan Schwartz

Information Criterion (SIC) sebagai dasar pemilihan. Kriteria Informasi ini telah

telah umum digunakan dalam data time series untuk menentukan lag yang tepat.

SIC dirumuskan sebagai :

Dimana :

n = Total jumlah observasi sampel

k = jumlah variabel dalam model, termasuk intercept

17

Page 18: Analisis Hubungan Tingkat Suku Bunga Dengan  Penawaran Pinjaman Perbankan Konvensional dan  Penawaran Pembiayaan Perbankan Syariah Periode 2001.1 – 2004.12

Bab I Pendahuluan

= sample Residual Sum of Square (RSS)

Dari beberapa model alternatif lag, masing-masing dihitung nilai SIC nya.

Semakin rendah angka perhitungan SIC semakin baik performance dari model

tersebut.

1.6.6 Pengujian Masalah Dalam Regresi Linear

1.6.6.1 Masalah Multikolinier

Multikolinear menunjukkan gejala adanya hubungan linear atau hubungan

yang pasti diantara explanatory variabel (variabel penjelas) dalam model regresi.

Gejala ditunjukkan oleh beberapa faktor, namun yang paling mendukung

penjelasan adanya multikolinier dalam model yaitu apabila nilai R2 dari hasil

regresi sangat tinggi namun sebagian besar explanatory variabel tidak

menjelaskan hubungan yang signifikan terhadap variabel yang dijelaskan, melalui

perbandingan antara nilai t-stat dan F-stat dengan t-tabel dan F-tabel .

Karena pengukuran besarnya R2 dan jumlah t-stat signifikan bersifat

relatif, maka dilakukan pengujian tambahan dengan memperhatikan korelasi

parsial diantara regresor dalam bentuk matriks. Rule of Thumb dari pengukuran ini

adalah semakin tingginya nilai korelasi parsial sepasang regresor, maka terdapat

multikolinearitas .

1.6.6.2 Masalah Autokorelasi

18

Page 19: Analisis Hubungan Tingkat Suku Bunga Dengan  Penawaran Pinjaman Perbankan Konvensional dan  Penawaran Pembiayaan Perbankan Syariah Periode 2001.1 – 2004.12

Bab I Pendahuluan

Autokorelasi adalah korelasi diantara anggota observasi. Masalah

autokorelasi dalam model menunjukkan adanya hubungan korelasi antara variabel

gangguan (error term) dalam suatu model yang terjadi karena beberapa faktor :

1. Inersia, data observasi dipengaruhi oleh data sebelumnya. Misalnya data

observasi saat terjadi kelesuan ekonomi sehingga data time series berikutnya

dipengaruhi data sebelumnya walaupun perekonomian sudah membaik.

2. Bias spesifikasi dengan mengeluarkan atau tidak memasukan variabel bebas

tertentu yang sebenarnya turut mempengaruhi variabel tidak bebasnya

menurut teori ekonomi, walaupun hasil perhitungan kuantitas tidak

mendukung.

3. Bias spesifikasi berupa bentuk model yang tidak tepat

4. Manipulasi data akibat data secara sistematis tidak tersedia untuk periode yang

diharapkan, seperti penggunaan interpolasi, ekstrapolasi, dan transformasi

data.

5. Non stasioneritas pada data time series yang digunakan.

Gejala ini dapat terdeteksi melalui graphical method dengan mem-plot

waktu dan residual. Sedangkan Uji formal yang dapat dilakukan adalah uji The

Breusch-Godfrey (BG) test13. ………………

1.7 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah melalui data

sekunder dengan jenis data time series. Sumber data yang diperlukan

dalam penelitian ini berasal dari :

1. Statistik Perbankan Syariah

13 Gujarati, Damodar. Hlm. 472

19

Page 20: Analisis Hubungan Tingkat Suku Bunga Dengan  Penawaran Pinjaman Perbankan Konvensional dan  Penawaran Pembiayaan Perbankan Syariah Periode 2001.1 – 2004.12

Bab I Pendahuluan

2. Web Site Bank Indonesia : www.bi.go.id

20

Page 21: Analisis Hubungan Tingkat Suku Bunga Dengan  Penawaran Pinjaman Perbankan Konvensional dan  Penawaran Pembiayaan Perbankan Syariah Periode 2001.1 – 2004.12

Bab I Pendahuluan

21